The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by rachmanta.triatmaja01, 2021-08-28 12:32:26

laporan kinerja deputi IPH 2020

LKJ tahun 2020_IPH

Keywords: LKj,Laporan kinerja,Deputi IPH,LIPI

DEPUTI BIDANG
ILMU PENGETAHUAN HAYATI

www.lipi.go.id

+62 21 522 5711
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati

LaporGanedKuningeSrjaasaDnaepWuitdiyaBSidaarwngonoIlmLauntPaei n3getahuan Hayati 2020

iii Jl. Jend. Gatot Subroto No. 10, Jakarta 12710

© LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
Katalog dalam Terbitan (KDT)
Laporan Kinerja (LKj)
Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Tahun 2020

Pelindung : Dr. Yan Rianto, M.Eng

Penasehat : Dr. Atit Kanti, M.Sc.
Dr. Puspita Lisdiyanti, M.Agr,Chem.
Dr. Iman Hidayat
Dr. R. Hendrian, M.Sc.

Penyusun : Rachmanta Tri Atmaja, S.T.
Ahmad Fathoni, Ph.D
Desain Isi
dan Sampul : Rachmanta Tri Atmaja, S.T.

Data Support : Hery Syafari, S.Sos. Dr. Anang S Achmadi, M.Sc
Taswin, S.E.,M.M. Dr. Sukma Surya K, M.Si
Rahmat Hidayat, S.E. Dr. Ratih Asmana Ningrum
Ananto Noegroho P., S.E. Dr. Masteria Y Putra
Anna K Tampubolon, M.A.B Arief Hidayat, S.Si, M.Si
Nanang Masruchin, Ph.D Dr. Andri F Martin
Dr. Cahyo Rahmadi Dr. Izu Andry Fijridiyanto
Dr. Widya Fatriasari Dr. Iwan Saskiawan
Dr. Himmah Rustiami, M.Sc.

Diterbitkan oleh:
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,

Laporan Kinerja DKeedpeuptui tBiaindBaindganIglmIlumPuePnegngeettaahhuuaann HHaayyaatiti 2020

iv Gedung Sasana Widya Sarwono Lantai 3
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 10, Jakarta 12710

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2020 Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati adalah

bentuk pertanggungjawaban kinerja Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati
sebagai salah satu Kedeputian di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati Tahun 2020 menguraikan
capaian dari target yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja (PK) 2020 yang telah
direvisi per tanggal 4 Mei 2020 menyesuaikan refokusing kegiatan dan anggaran pada
penanganan Covid-19.

Penetapan Kinerja yang tertuang dalam dokumen kinerja lembaga memiliki 3 arah
kebijakan sesuai dengan arah kebijakan LIPI dalam kerangka bagian dari Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati-LIPI Tahun
2020 yang memiliki tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang penelitian ilmu pengetahuan hayati.

Dalam perjalanan kegiatan sampai dengan akhir tahun 2020 telah dilaksanakan
beberapa kegiatan terkait pencapaian keluaran dari output utama dalam kerangka
penyerapan anggaran. Pada akhir tahun 2020 telah tercapai realisasi kinerja rara-rata
dari semua indikator kinerja sebesar 157,51% atau sudah tercapai melebihi target
dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 16.033.667.251,- atau 83,6% dari total pagu Rp.
19.178.420.000,.

Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI senantiasa berusaha untuk
menyampaikan laporan dari setiap kegiatan yang dilakukan sebaik-baiknya, namun
demikian kritik dan saran dari para stakeholder yang berkepentingan terhadap laporan
ini kami harapkan untuk perbaikan laporan pada tahun-tahun selanjutnya.

Cibinong, Januari 2021
Plt. Deputi Bidang
Ilmu Pengetahuan Hayati - LIPI

Dr. Yan Rianto, M.Eng.
NIP. 196801181987011001

v Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan HaeDyloeakkuttrmion2eink0imn2ie0ndgitgaunndaaktaanngsaenritisfiekcaat rdaari

v BSrE, silahkan lakukan verfikasi pada
dokumen elektronik yang dapat diunduh
dengan melakukan scan QR Code

Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI merupakan Kedeputian yang berada
di bawah LIPI. Pada tahun 2019 LIPI melakukan reorganisasi melalui Peraturan Kepala
LIPI Nomor 1 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja LIPI.
Berdasarkan Peraturan Kepala LIPI tersebut pada pasal 99 Peraturan Kepala LIPI Nomor
1 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja LIPI, menyebutkan bahwa Deputi
Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang penelitian ilmu pengetahuan hayati. LIPI
menyelenggarakan fungsi sebagaimana tercantum pada pasal 100 sebagai berikut:

1. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penelitian ilmu
pengetahuan hayati;

2. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penelitian ilmu pengetahuan
hayati;

3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penelitian ilmu pengetahuan hayati;
4. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala.

Arah kebijakan dan strategi Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI sesuai
dengan Perjanjian Kinerja tahun 2020 Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI
adalah (1) Peningkatan Kontribusi Deputi Bidang llmu Pengetahuan Hayati LIPI terhadap
daya saing bangsa, peningkatan kualitas lingkungan hidup dan ketahanan bencana,
serta iklim berbasis hasil riset dan inovasi, melalui strategi (1) Meningkatkan keunggulan
riset dan inovasi bidang ilmu pengetahuan hayati yang selaras dengan arah
pembangunan berkelanjutan, strategi (2) Meningkatkan kolaborasi dalam
pengembangan dan pemanfaatan produk ilmu pengetahuan hayati berdasarkan prioritas
pembangunan berkelanjutan, strategi (3) Meningkatkan penerapan teknologi di bidang
ilmu pengetahuan hayati untuk mendukung kualitas lingkungan hidup, ketahanan
bencana, dan kerentanan iklim. Arah kebijakan yang selanjutnya adalah (2) Penguatan
dan peningkatan sumber daya riset dan inovasi yang unggul dan kompetitif dari bidang
Ilmu Pengetahuan Hayati, menggunakan strategi : Meningkatkan produktivitas dan daya

vvii Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

saing sumber daya riset dan inovasi bidang ilmu pengetahuan hayati. Arah kebijakan
yang ketiga (3) Implementasi reformasi birokrasi pada Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan
Hayati menuju Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan bersih, menggunakan strategi :
Mengoptimalkan pelaksanaan tata kelola pada Deputi Bidang ilmu pengetahuan Hayati
yang efektif, efisien dan akuntabel.
Nilai Persentase capaian output tahun 2020 dari semua indikator kinerja memiliki nilai
rata-rata sebesar 157,51%. Beberapa capaian dari target yang ditetapkan melalui
Perjanjian Kinerja Tahun 2020 Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI yang telah
terealisasi sampai dengan akhir tahun 2020 antara lain 482 publikasi internasional
Bidang llmu Pengetahuan Hayati; 4.290 sitasi atas publikasi internasional Bidang Ilmu
Pengetahuan Hayati; 9 naskah kebijakan atau rekomendasi / keputusan yang
dimanfaatkan oleh pemerintah; 11 Teknologi di bidang ilmu pengetahuan hayati yang
dimanfaatkan oleh pemerintah/pemda/stakeholder; 5 Penerapan teknologi
dari bidang llmu Pengetahuan Hayati untuk mendukung kualitas lingkungan hidup;
1 Jenis TSL yang berhasil ditingkatkan populasinya; 5 Jumlah jenis tumbuhan terancam
punah yang dikonservasi di Kebun Raya; 144,35% Rasio perolehan dana eksternal
terhadap anggaran yang bersumber dari pemerintah pada Deputi Bidang llmu
Pengetahuan Hayati. Serta 28,03% Persentase SDM iptek berkualifikasi Doktor (S3) pada
Bidang llmu Pengetahuan Hayati. Adapun anggaran yang telah terserap sebanyak 83,6%
atau sebesar Rp. 16.033.667.251,- dari total anggaran Rp. 19.178.420.000,-.

vivi ii Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... v
RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI............................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................. xvi
DAFTAR ISTILAH ................................................................................................... xvii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................................xx
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................................. 2

1.1. Gambaran Umum................................................................................... 2
1.1.1. Kedudukan dan Tugas Fungsi ........................................................... 2
1.1.2. Struktur dan Sumber Daya Organisasi ............................................... 3

1.2. Permasalahan Utama (isu strategis)....................................................... 13
PERENCANAAN KINERJA ......................................................................................... 15
BAB II. PERENCANAAN KINERJA .............................................................................. 16

2.1. Rencana Strategis 2020-2024 ..................................................................... 16
2.1.1. Rencana Strategis LIPI tahun 2020-2024............................................ 16
2.1.1. Sasaran Strategis Deputi Bidang IPH 2020-2024 ................................. 17

2.2. Program Prioritas Nasional dan Perjanjian Kinerja tahun 2020 ....................... 22
2.2.1. Program Prioritas Nasional Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati ................ 22
2.2.2. Program Kerja dan Perjanjian Kinerja tahun 2020 ............................... 27

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................... 34
3.1. Capaian Kinerja Tahun 2020 ....................................................................... 34
3.2. Evaluasi Capaian Kinerja 2020 .................................................................... 41
3.2.1. Peningkatan kontibusi Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI terhadap
daya saing bangsa, peningkatan kualitas lingkungan hidup, dan ketahanan
bencana, serta iklim berbasis hasil riset dan inovasi (Arah Kebijakan-1)...... 41
3.2.2. Penguatan dan peningkatan sumber daya riset dan inovasi yang unggul dan
kompetitif dari Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (Arah Kebijakan 2)........... 88

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

viii

3.2.3. Implementasi Reformasi Birokrasi pada Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati
menuju Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan bersih (Arah Kebijakan 3).. 95

3.3. Capaian Penting..................................................................................106
3.3.1. Capaian Realisasi Kegiatan Prioritas Nasional .....................................106
3.2.2. Capaian Penting Lainnya ..................................................................112

3.4. Realisasi Anggaran ..............................................................................115
3.4.1. Realisasi Anggaran DIPA ................................................................115
3.4.2. Realisasi Anggaran Non DIPA .........................................................121
BAB IV. PENUTUP .....................................................................................131
...............................................................................................................133
LAMPIRAN................................................................................................133

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi Pegawai Deputi Bidang IPH berdasarkan Jenis Kelamin ............. 4

Tabel 2. SDM Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI berdasarkan jenjang
pendidikan .................................................................................................. 5

Tabel 3. Jumlah SDM Deputi Bidang IPH berdasarkan Pangkat/Golongan ................ 6

Tabel 4. SDM Iptek Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI berdasarkan
fungsional ................................................................................................... 7

Tabel 5. Jumlah SDM Deputi Bidang IPH berdasarkan Usia .................................... 9

Tabel 6. Rincian Neraca BMN Deputi Bidang IPH per 31 Desember 2020 ............... 10

Tabel 7. Daftar kegiatan Prioritas Nasional pada Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati . 23

Tabel 8. Target Kinerja : Meningkatkan keunggulan riset dan inovasi bidang ilmu
pengetahuan hayati yang selaras dengan arah pembangunan berkelanjutan
................................................................................................................ 27

Tabel 9. Target Kinerja : Meningkatkan kolaborasi dalam pengembangan dan
pemanfaatan produk ilmu pengetahuan hayati berdasarkan prioritas
pembangunan berkelanjutan ..................................................................... 28

Table 10. Target Kinerja : Meningkatkan penerapan teknologi di bidang ilmu
pengetahuan hayati untuk mendukung kualitas lingkungan hidup, ketahanan
bencana, dan kerentanan iklim ................................................................. 28

Tabel 11. Target Kinerja : Meningkatkan produktivitas dan daya saing sumber
daya riset dan inovasi bidang ilmu pengetahuan hayati.............................. 29

Tabel 12. Target Kinerja : Mengoptimalkan pelaksanaan tata kelola pada Deputi
Bidang llmu Pengetahuan Hayati yang efektif, efisien, dan akuntabel ....... 29

Tabel 13. Catatan revisi Informasi Kinerja Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan
Hayati....................................................................................................... 30

Tabel 14. Realisasi pencapaian indikator kinerja utama Kedeputian Bidang Ilmu
Pengetahuan Hayati di triwulan 4 sesuai yang tercantum di e-pelaporan. ....... 34

Tabel 15. Jumlah Publikasi Internasional pada satker Ilmu Pengetahuan Hayati..... 42

Tabel 16. Daftar Naskah Kebiajkan /Rekomendasi termanfaatkan di bidang ilmu
pengetahuan hayati ................................................................................... 53

Tabel 17. Daftar Capaian inovasi di bidang ilmu penegtahuan hayati yang
termanfaatkan oleh pemerintah .................................................................. 59

Tabel 18. Teknologi di bidang ilmu pengetahuan hayati yang termanfaatkan......... 65

Tabel. 19. Jumlah SDM Iptek Kualifikasi S3......................................................... 89

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

x

Tabel 20. Jumlah Dana Eksternal yang diperoleh Tahun 2020 .............................. 93
Tabel 21. Rincian penilaian indikator kinerja pelaksanaan anggaran.....................102
Tabel 22. Capaian Indikator Keluaran Kegiatan Prioritas Nasional Deputi Bidang IPH

...............................................................................................................107
Tabel 23. Realisasi Anggaran DIPA untuk setiap jenis belanja .............................116
Tabel 24. Realisasi output dan anggaran Kedeputian Bidang ilmu Pengetahuan

Hayati......................................................................................................117
Tabel 25. Realisasi Anggaran DIPA per jenis belanja pada masing-masing output .118
Tabel 26. Pagu dan Realisasi Anggaran berdasarkan jenis sumber dana...............120
Tabel 27. Revisi PAGU anggaran DIPA Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati

dalam rangka penanganan Covid-19...........................................................121
Tabel 28. Rekapitulasi Program Penelitian Pendanaan Non DIPA .........................122
Tabel 29. Rincian kegiatan dan realisasi non DIPA program Insinas ....................123
Tabel 30. Rincian kegiatan dan realisasi anggaran non DIPA program PPTI ..........124
Tabel 31. Rincian kegiatan dan realisasi anggaran non DIPA program Rispro

Komersial .................................................................................................124
Tabel 32. Rincian kegiatan dan realisasi anggaran non DIPA program Rispro Covid

...............................................................................................................125
Tabel 33. Rincian kegiatan dan realisasi anggaran non DIPA program PRN LPDP ..126
Table 34. Rincian kegiatan dan realisasi anggaran non DIPA program Difusi kepada

masyarakat ..............................................................................................129

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI........... 3
Gambar 2. SDM Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI berdasarkan gender

(sumber: simpeg.lipi.go.id) ........................................................................... 4
Gambar 3. SDM Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI berdasarkan jenjang

pendidikan (sumber: simpeg.lipi.go.id) .......................................................... 5
Gambar 4. Grafik SDM Deputi Bidang IPH berdasarkan Pangkat/Golongan .............. 7
Gambar 5. SDM Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI berdasarkan fungsional

(sumber: simpeg.lipi.go.id) ........................................................................... 8
Gambar 6. Jumlah SDM Deputi Bidang IPH berdasarkan rentang usia

(sumber:simpeg.lipi.go.id) ............................................................................ 9
Gambar 7. Persentase Pagu Anggaran Deputi Bidang IPH berdasarkan Jenis Belanja

(sumber:spanint.kemenkeu.go.id) ............................................................... 12
Gambar 8. Persentase Pagu Anggaran Deputi Bidang IPH berdasarkan Sumber Dana

(Sumber: spanint.kemenkeu.go.id).............................................................. 13
Gambar 9. Arah Kebijakan penetapan Perjanjian Kinerja Deputi Bidang IPH .......... 18
Gambar 10. Skema Arah Kebijakan dan strategi program Deputi Bidang IPH ......... 19
Gambar 11. Capaian indikator kinerja pada Arah Kebijakan-1............................... 37
Gambar 12. Capaian indikator kinerja pada sasaran strategis pertama .................. 38
Gambar 13. Capaian pada indikator kinerja sasaran strategis dua......................... 39
Gambar 14. Capaian pada indikator kinerja Arah Kebijakan kedua ........................ 39
Gambar 15. Capaian pada indikator kinerja Arah Kebijakan Ketiga........................ 40
Gambar 16. Diagram jumlah publikasi internasional pada deputi ilmu pengetahuan

hayati ....................................................................................................... 42
Gambar 17. Grafik Jumlah Publikasi internasional yang dihasilkan di bidang ilmu

pengetahuan hayati ................................................................................... 45
Gambar 18. Capaian publikasi dan sitasi internasional Deputi Bidang IPH tahun 2020

................................................................................................................ 46
Gambar 19. Daftar lisensi teknologi di bidang ilmu pengetahuan hayati tahun 202049
Gambar 20. Produk riset dan inovasi yang dilisensikan berupa rangka sepeda kayu 50
Gambar 21. Produk riset dan inovasi yang dilisensikan berupa Probiotik Ruminansia

................................................................................................................ 51

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

xii

Gambar 22. Produk riset dan inovasi yang dilisensikan berupa fermentasi biji kakao
............................................................................................................ 51

Gambar 23. Contoh Surat Penyampaian Naskah Rekomendasi yang termanfaatkan
oleh instansi.............................................................................................. 57

Gambar 24. Diagram inovasi di bidang ilmu penegtahuan hayati yang termanfaatkan
oleh pemerintah ........................................................................................ 58

Gambar 25. Produk inovasi termanfaatkan (Hand sanitizer “Biomatis’, “Hikari”, dan
“Biomatan”................................................................................................ 62

Gambar 26. Pelaksanaan diseminasi produk inovasi pelengkungan kayu &
biokomposit di Pemda Sukabumi ................................................................. 62

Gambar 27. Inovasi Produk Probiomix Plus untuk Sapi Perah dan Probiommix T-10
serta Penyarahan Produk ke Peternak.......................................................... 63

Gambar 28. Inovasi Produk Probiomix Plus untuk Sapi Potong dan Penyarahan
Produk ke PT Modza .................................................................................. 63

Gambar 29. Produk inovasi pelengkungan kayu pada industri kursi kayu di Sukabumi
................................................................................................................ 64

Gambar 30. Pengrajin Kayu di Sukabumi sedang menerapkan inovasi produk
pelengkungan kayu dalam membuat produk kursi kayu lengkung .................. 64

Gambar 31. Daftar Teknologi dari bidang llmu Pengetahuan Hayati untuk
mendukung kualitas lingkungan hidup ...................................................... 67

Gambar 32. Produk penerapan teknologi yang diimplementasi (a) Lem kayu
Biomattex ................................................................................................. 70

Gambar 33. Teknologi pembuatan Biopelet di fasilitas Workshop Gedung I-Lab ..... 71

Gambar 34. Teknologi yang dimanfaatkan di fasilitas Lab BSL-3 ........................... 72

Gambar 35. Uji coba Teknologi Miko-gidron di pabrik batik Cap di Kota Pekalongan73

Gambar 36. Pelaksanaan Uji Klinis Prototipe Obat Herbal di RS Wisma Atlit Jakarta 74

Gambar 37. Penyiapan serah terima sampling uji klinis tahap akhir prototype obat
herbal....................................................................................................... 74

Gambar 38. pelaksanaan kegiatan pemeliharaan bibit dan perbanyakan koleksi
langka ...................................................................................................... 77

Gambar 39. Pemeliharaan tanaman koleksi berupa penamaan label dan penegakan
tanaman runtuh......................................................................................... 77

Gambar 40. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan tanaman yang diaklimatisasi ....... 78

Gambar 41. Pelaksanaan kegiatan penanaman bibit baru dan penataan sarana ..... 78

Gambar 42. Kegiatan inventarisasi koleksi dan pemeliharaan tanaman koleksi ....... 79

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

xiii

Gambar 43. Landak masuk dalam kategori Least Concern IUCN dari Redlist of
Threatened Species ............................................................................... 80

Gambar 44. Proses pelaksanaan pelepasan liar Landak Jawa di Taman Nasional
Gunung Merbabu, Jawa Tengah. ................................................................. 81

Gambar 45. (a) Saurauia cauliflora ; (b) Pelaksanaan konservasi salah satu jenis
tanaman terancam punah di PKT Kebun Raya Cibodas, yaitu Saurauia cauliflora
................................................................................................................ 83

Gambar 46. Indeks IUCN Red List Tumbuhan Saurauia cauliflora.......................... 83

Gambar 47. (a) Perbanyakan Bibit Pterocarpus indicus; (b) Indeks IUCN tanaman
Pterocarpus indicus.................................................................................... 84

Gambar 48. Penyerahan bibit tumbuhan langka yang berhasil dikonservasi ke
sekolah-sekolah. ........................................................................................ 84

Gambar 49. Jenis tanaman Dipterocarpus retusus ............................................... 85

Gambar 50. Indeks IUCN tanaman terancam punah Dipterocarpus retusus .......... 85

Gambar 51. Tanaman Dipterocarpus alatus ........................................................ 86

Gambar 52. Tanaman Dipterocarpus alatus yang masuk kategori VU pada IUCN
Redlist ...................................................................................................... 86

Gambar 53. Pembibitan Tumbuhan Joannesia princeps di konservasi di Kebun Raya
Bali........................................................................................................... 87

Gambar 54. Pelaksanaan Pelatihan SDM terampil Biosavety dan Biosecurity SARS-
CoV-2 Indonesia memanggil ......................................................................108

Gambar 55. Pelaksanaan penelitian Konservasi Plasma Nutfah Satwa Liar : Kukang
...............................................................................................................109

Gambar 56. Pelaksanaan Penelitian Pembenihan Ikan Mata Merah ......................109

Gambar 57. Pelaksanaan Penelitian Perbanyakan S. frugiperda ...........................110

Gambar 58. Riset Pengembangbiakan S. frugiperda bersama Pemprov Jawa Barat110

Gambar 59. Pelaksanaan Riset Venom milking pada spesies ular T. puniceus .......110

Gambar 60. Ekstrak herbal imunomodulator yang sudah terstandar.....................111

Gambar 61. Pelaksanaan Uji Klinis Obat Herbal Imunomodulator di RS Wisma Atlit
...............................................................................................................111

Gambar 62. Dr. Puspita Lisdiyanti,M.Agr.Chem menerima penghargaan “habibi
prize”dari menteri riset dan teknologi .........................................................112

Gambar 63. Dede Heri Yuli Yanto dan Ajeng Arum sebagai tim pemenang Best
Innovation pada Hitachi Global Innovation Award........................................114

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

xiv

Gambar 64. Dr. Anggia Prasetyoputri M.Sc dari pusat penelitian Bioteknologi .......115
Gambar 65. Grafik Pagu dan Realisasi Anggaran DIPA IPH per jenis belanja.........116
Gambar 66. Grafik Pagu dan Realisasi per Output kegiatan .................................117
Gambar 67. Grafik Pagu dan Realisasi Anggaran per Jenis Belanja pada tiap output

kegiatan...................................................................................................119
Gambar 68. Grafik pagu dan realisasi anggaran berdasarkan sumber dana...........120

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. PERJANJIAN KINERJA DEPUTI BIDANG IPH LIPI............................135
LAMPIRAN 2. PERJANJIAN KINERJA PUSLIT BIOLOGI ........................................137
LAMPIRAN 3. REVISI PERJANJIAN KINERJA (PK) PUSLIT BIOMATERIAL TAHUN 2020

...............................................................................................................140
LAMPIRAN 4. PERJANJIAN KINERJA PUSLIT BIOTEKNOLOGI ..............................144
LAMPIRAN 5. RERJANJIAN KINERJA PKT KEBUN RAYA LIPI TAHUN 2020 ............147
LAMPIRAN 6. REALISASI CAPAIAN PERJANJIAN KINERJA PUSAT PENELITIAN

BIOLOGI LIPI ...........................................................................................151
LAMPIRAN 7. REALISASI CAPAIAN PERJANJIAN KINERJA PUSAT PENELITIAN

BIOTEKNOLOGI LIPI .................................................................................153
LAMPIRAN 8. REALISASI PERJANJIAN KINERJA PUSAT PENELITIAN BIOMATERIAL

LIPI .........................................................................................................155
LAMPIRAN 9. TARGET DAN CAPAIAN PERJANJIAN KINERJA PKT KR TA 2020......157
LAMPIRAN 10. DAFTAR PUBLIKASI ILMIAH INTERNASIONAL BIDANG ILMU

PENGETAHUAN HAYATI ............................................................................159
LAMPIRAN 11. DAFTAR SITASI ATAS PUBLIKAIS INTERNASIONAL DI BIDANG ILMU

PENGETAHUAN HAYATI ............................................................................222
LAMPIRAN 12. DAFTAR SDM IPTEK KUALIFIKASI DOKTOR (S3)..........................237

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

xvi

DAFTAR ISTILAH

Akuntabilitas Kinerja
Perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para
pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan
sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah
yang disusun secara periodik.

Google Scholar
Layanan Google yang memberikan kemudahan bagi pengguna untuk melakukan pencarian
literatur dan publikasi ilmiah.

Good Governance
Tata kelola pemerintahan yang baik

Hirsch Index (H-Index)
Indeks yang mengukur baik produktivitas maupun dampak dari karya yang diterbitkan
seorang akademisi atau peneliti, didasarkan pada jumlah karya ilmiah yang dihasilkan oleh
seorang peneliti dan jumlah sitasi (kutipan) yang diterima dari publikasi lain.

Indikator Kinerja Utama
Ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan merupakan ikhtisar hasil
berbagai Program dan Kegiatan sebagai penjabaran tugas dan fungsi organisasi

Kekayaan Intelektual
Hak yang berasal dari hasil olah pikir otak yang menghasilkan suatu produk atau proses
yang berguna untuk manusia.

Laporan Kinerja (LKj)
Ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian Kinerja yang
disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN/APBD)

Lisensi
Suatu bentuk pemberian izin untuk menggunakan hak atas kekayaan intelektual, dimana
dapat diberikan pemberi lisensi kepada penerima lisensi dengan maksud supaya penerima

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

xvii

lisensi dapat melakukan aktivitas usaha atau memproduksi produk tertentu dengan
memanfaatkan hak atas kekayaan intelektual yang dilisensikan.

Paten
Hak eksklusif inventor atas invensi di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk
melaksanakan invensinya.

Perjanjian Kinerja (PK)
Lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi
kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan Program/Kegiatan yang
disertai dengan Indikator Kinerja.

Rencana Strategis
Dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga jangka menengah (5 tahun) yang memuat
visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan
tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga, yang disusun dengan menyesuaikan kepada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM– Nasional) dan bersifat indikatif.

Rencana Koordinatif
Dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memuat program serta kegiatan
unit kerja Eselon I di suatu Kementerian/Lembaga.

Rencana Implementatif
Dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memuat program serta kegiatan
unit kerja Eselon II di suatu Kementerian/Lembaga.

Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Dokumen perencanaan nasional untuk periode 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran
dari RPJM Nasional, memuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro
yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan
fiskal, serta program Kementerian/Lembaga, lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan
dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Dokumen perencanaan nasional untuk periode 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran
dari visi, misi, dan program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP
Nasional.

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

xviii

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
Dokumen perencanaan nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun yang merupakan
penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dalam
bentuk visi, misi, dan arah pembangunan Nasional.

Sasaran Strategis
Hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu
Kegiatan
Sitasi
Referensi yang ditulis pada suatu karya tertentu (buku, artikel, disertasi, laporan dll) yang
dihasilkan oleh pengarang, editor dan lain-lain yang secara jelas menunjukkan dokumen
karya tersebut ditemukan
Science and Techno Park (STP)
Kawasan yang berfungsi sebagai pusat pengembangan sains dan teknologi maju, pusat
penumbuhan wirausaha baru di bidang teknologi maju, dan pusat layanan teknologi maju
ke dunia usaha dan industri
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah sistem pengendalian intern yang
diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

xix

DAFTAR SINGKATAN

APBN LPDP
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Lembaga Pengelola Dana Pendidikan
APIP PHLN
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
BSL-3 PN
Bio Savety Level-3 Prioritas Nasional
BPK RI PRN
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Prioritas Riset Nasional
Indonesia
BKT PKT
Balai Konservasi Tumbuhan Pusat Konservasi Tumbuhan
CSC-BG
Cibinong Science Center – Botanical Garden RKA K/L Anggaran
Rencana Kerja dan
HLLN Kementerian / Lembaga
Hibah Langsung Luar Negeri
HLDN RB
Hibah Langsung Dalam Negeri Reformasi Birokrasi
HKI
Hak Kekayaan Intelektual SPM
Surat Perintah Membayar
IPH
Ilmu Pengetahuan Hayati SPIP Pengendalian
KR Sistem Intern
Kebun Raya Pemerintah

SP2D
Surat Perintah Pencairan Dana

TSL
Tumbuhan dan Satwa Liar

LPJ
Laporan Pertanggungjawaban

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

xx

N

INTEGRITAS
ILMIAH
UNGGUL

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

ii

BAB I
PENDAHULUAN

Epilachna admirabilis

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum

Dalam upaya mewujudkan peningkatan kontribusi hasil-hasil penelitian bagi
pembangunan ekonomi dan daya saing bangsa, LIPI sebagai lembaga penelitian
pemerintah yang pertama dan terbesar di Indonesia memiliki peran strategis baik
secara nasional maupun global. Dalam menjalankan perannya tersebut, LIPI terdiri
dari unit-unit kerja yang menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan peraturan
yang telah ditetapkan. Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) LIPI
merupakan salah satu unit kerja Eselon I di lingkungan LIPI yang bertanggungjawab
kepada Kepala LIPI.

Pada tahun 2019 sampai dengan triwulan 1 tahun 2020, LIPI melakukan
restrukturisasi yang semula tertuang dalam Peraturan Kepala LIPI No. 1 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja LIPI, menjadi Peraturan LIPI Nomor 1 Tahun
2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja LIPI. Perubahan struktur ini bertujuan
untuk merevitalisasi Satuan Kerja dan sebagai bagian dari pelaksanaan Reformasi
Birokrasi. Perubahan yang dilakukan secara bertahap, di antaranya yaitu
perampingan jumlah Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Teknis (UPT), serta
deeselonisasi pada masing-masing Satuan Kerja. Dengan demikian, LIPI diharapkan
dapat menjadi organisasi yang lebih efisien, dan lebih efektif dalam mencapai visi
yang telah ditetapkan.

Perubahan yang terjadi di lingkungan Kedeputian bidang Ilmu Pengetahuan Hayati
LIPI diantaranya yaitu sentralisasi layanan anggaran dan operasional di lingkungan
LIPI yang semula menjadi bagian di Satuan Kerja Eselon II, kemudian digabung
menjadi tanggung jawab dari Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati. Perubahan
ini tercermin di antaranya dalam struktur pada empat satuan kerja yang
bertanggung jawab langsung kepada Deputi Bidang Ilmu Penegtahuan Hayati,
fungsi koordinasi dengan empat satuan kerja yang bertanggung jawab kepada
Kepala LIPI melalui Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati.

1.1.1. Kedudukan dan Tugas Fungsi

Berdasarkan Peraturan LIPI No. 1 tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
LIPI, Bab VI Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Bagian Kesatu Tugas dan
Fungsi Pasal 99 disebutkan bahwa Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati memiliki

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

2

tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penelitian ilmu pengetahuan hayati.

Sedangkan pasal 100 mencantumkan bahwa dalam melaksanakan tugas, Deputi
Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati menyelenggarakan fungsi:
1. penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penelitian ilmu

pengetahuan hayati ;
2. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penelitian ilmu

pengetahuan hayati ;
3. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penelitian ilmu pengetahuan

hayati ; dan
4. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala.

1.1.2. Struktur dan Sumber Daya Organisasi

1.1.2.1 Struktur Organisasi

Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati adalah Eselon I yang dipimpin oleh
seorang Deputi yang membawahi satuan kerja Eselon II di bidang penelitian ilmu
pengetahuan hayati. Adapun satuan kerja di bawah Deputi Ilmu Pengetahuan
Hayati antara lain Pusat Penelitian Biologi yang dippimpin oleh seorang Kepala Pusat
Penelitian Biologi, Pusat Penelitian Bioteknologi yang dipimpin oleh seorang Kepala
Pusat Penelitian Bioteknologi, Pusat Penelitian Biomaterial dipimpin oleh Kepala
Pusat Penelitian Biomaterial dan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya yang
dipimpin oleh Kepala Pusat. Berikut bagan struktur organisasi Deputi Bidang Ilmu
Pengetahuan Hayati LIPI:

Deputi Bidang
Ilmu Pengetahuan

Hayati

Pusat Penelitian Pusat Penelitian Pusat Penelitian Pusat Penelitian
Biologi Bioteknologi Konservasi Tumbuhan Biomaterial

dan Kebun Raya

Gambar 1. Struktur Organisasi Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI

Bagian kedua tentang Susunan Organisasi Pasal 101, menyebutkan bahwa susunan
organisasi Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI terdiri atas :

1. Pusat Penelitian Biologi;

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

3

2. Pusat Penelitian Bioteknologi;
3. Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya;
4. Pusat Penelitian Biomaterial.

1.1.2.2. Sumber Daya Manusia

Sumber daya organisasi di Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan hayati terdiri dari
sumber daya manusia, sumber daya asset sarana dan prasarana, dan sumber daya
anggaran. Dalam pemetaan sumber daya manusia dapat dipetakan berdasarkan
jenis kelamin, usia, pangkat/golongan, serta jabatan fungsional SDM iptek yang
ada. Sumber daya manusia di Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati pada tahun
2020 berjumlah 930 pegawai yang terdiri dari 141 pegawai Puslit Biologi, 104
pegawai Puslit Bioteknologi, 36 pegawai Puslit Biomaterial, 327 pegawai PKT
Kebun Raya, 77 pegawai BKT Kebun Raya Cibodas, 52 pegawai BKT Kebun Raya
Purwodadi, dan 50 pegawai BKT Kebun Raya Eka Karya Bali.

Pemetaan Sumber Daya Manusia di Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati
berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Komposisi Pegawai Deputi Bidang IPH berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Jumlah

Kelamin

1 Laki-laki 543

2 Perempuan 387

Total 930

42% Laki-laki
58% Perempuan

Gambar 2. SDM Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI berdasarkan gender (sumber:
simpeg.lipi.go.id)

Kompetensi SDM merupakan aset dari sebuah institusi. Sampai dengan akhir tahun

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

4

2020, LIPI terus menyupayakan agar SDM di LIPI memiliki jabatan fungsional dan
meningkatkan kompetensinya baik melalui pendidikan dan pelatihan maupun
melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Pemetaan Sumber Daya
Manusia di Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati berdasarkan jenjang
pendidikan dengan jumlah paling besar adalah lulusan SLTA sebanyak 305
pegawai kemudian disusul jenjang S2 sebanyak 242 pegawai dan pegawai dengan
kualifikasi S3 yang cukup tinggi yaitu 171 pegawai dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2. SDM Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI berdasarkan jenjang pendidikan

No Jenjang Jumlah
Pendidikan

1 S-3 171

2 S-2 242

3 S-1 160

4 D-IV 7

5 D-III 22

6 D-II 2

7 D-I 0

8 SLTA 305

9 SLTP 10

10 SD 11

Sumber: simpeg.lipi.go.id

Jumlah

305

242
171 160

7 22 2 0 10 11

S-3 S-2 S-1 D-IV D-III D-II D-I SLTA SLTP SD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 3. SDM Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI berdasarkan jenjang pendidikan
(sumber: simpeg.lipi.go.id)

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

5

Kemudian untuk Pemetaan Sumber Daya Manusia di Kedeputian Bidang Ilmu
Pengetahuan Hayati berdasarkan Jenjang Pangkat/ Golongan adalah dengan
jumlah yang paling besar adalah penata muda III/b sebanyak 208 pegawai,
kemudian disusul pangkat penata III/c sejumlah 158 pegawai dengan rincian
sebagai berikut:

Tabel 3. Jumlah SDM Deputi Bidang IPH berdasarkan Pangkat/Golongan

No Pangkat Golongan Jumlah
1 Juru Muda I/a 0
2 Juru Muda Tingkat I I/b 0
3 Juru I/c 4
4 Juru Tingkat I I/d 16
5 Pengatur Muda II/a 22
6 Pengatur Muda Tingkat I II/b 29
7 Pengatur II/c 46
8 Pengatur Tingkat I II/d 84
9 Penata Muda III/a 76
10 Penata Muda Tingkat I III/b 208
11 Penata III/c 158
12 Penata Tingkat I III/d 107
13 Pembina IV/a 52
14 Pembina Tingkat I IV/b 26
15 Pembina Utama Muda IV/c 27
16 Pembina Utama Madya IV/d 26
17 Pembina Utama IV/e 49
Total 930

Sumber: simpeg.lipi.go.id

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

6

Pembina Utama IV/e 49 107 158 208
Pembina Utama Madya IV/d 26 76 150 200
27
Pembina Utama Muda IV/c 26 84
Pembina Tingkat I IV/b
Pembina IV/a 52 100
Penata Tingkat I III/d
Penata III/c 46
29
Penata Muda Tingkat I III/b 22
Penata Muda III/a 16
4
Pengatur Tingkat I II/d 0
Pengatur II/c 0

Pengatur Muda Tingkat I II/b
Pengatur Muda II/a
Juru Tingkat I I/d
Juru I/c

Juru Muda Tingkat I I/b
Juru Muda I/a

0 50 250

Gambar 4. Grafik SDM Deputi Bidang IPH berdasarkan Pangkat/Golongan

Kemudian Pemetaan Sumber Daya Manusia Iptek di Kedeputian Bidang Ilmu
Pengetahuan Hayati berdasarkan jabatan fungsional tertentu adalah sebagai berikut
yang terdiri dari jabatan fungsional peneliti dan perekayasa. Jumlah jabatan fungsional
SDM Iptek yang paling besar adalah Peneliti ahli muda-III/c sebanyak 112 pegawai dan
Peneliti ahli pertama III/b sebanyak 87 pegawai.

Tabel 4. SDM Iptek Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI berdasarkan fungsional

No. Fungsional Jumlah
1 Peneliti Ahli Pertama-III/a 44

2 Peneliti Ahli Pertama-III/b 87

3 Peneliti Ahli Muda-III/c 112

4 Peneliti Ahli Muda-III/d 49

5 Peneliti Ahli Madya-IV/a 49

6 Peneliti Ahli Madya-IV/b 24

7 Peneliti Ahli Madya-IV/c 21

8 Peneliti Ahli Utama-IV/d 26

9 Peneliti Ahli Utama-IV/e 52

10 Perekayasa Ahli Pertama-III/a 5

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

7

11 Perekayasa Ahli Pertama-III/b 2
12 Perekayasa Ahli Muda-III/c 3
13 Perekayasa Ahli Muda-III/d 1
14 Teknisi Litkayasa Terampil-II/b 5
15 Teknisi Litkayasa Terampil-II/c 9
16 Teknisi Litkayasa Terampil-II/d 11
17 Teknisi Litkayasa Mahir-III/a 26
18 Teknisi Litkayasa Mahir-III/b 19
19 Teknisi Litkayasa Penyelia-III/c 40
20 Teknisi Litkayasa Penyelia-III/d 25
sumber: simpeg.lipi.go.id

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Teknisi Litkayasa Penyelia-III/d 25 40
Teknisi Litkayasa Penyelia-III/c
19 52
Teknisi Litkayasa Mahir-III/b 26 49
Teknisi Litkayasa Mahir-III/a 49
Teknisi Litkayasa Terampil-II/d 11 44
Teknisi Litkayasa Terampil-II/c 9
Teknisi Litkayasa Terampil-II/b 5
Perekayasa Ahli Muda-III/d 1
Perekayasa Ahli Muda-III/c 3
Perekayasa Ahli Pertama-III/b 2
Perekayasa Ahli Pertama-III/a 5

Peneliti Ahli Utama-IV/e 26
Peneliti Ahli Utama-IV/d 21
Peneliti Ahli Madya-IV/c
Peneliti Ahli Madya-IV/b 24
Peneliti Ahli Madya-IV/a
Peneliti Ahli Muda-III/d 112
87
Peneliti Ahli Muda-III/c
Peneliti Ahli Pertama-III/b
Peneliti Ahli Pertama-III/a

Gambar 5. SDM Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI berdasarkan fungsional (sumber:
simpeg.lipi.go.id)

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

8

Selanjutnya, pemetaan Sumber Daya Manusia pada Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan
Hayati berdasarkan rentang usia mempunyai jumlah rentang usai yang paling besar adalah
usia 36-40 dengan jumlah 188 pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa Deputi Bidang IPH
memiliki pegawai usia produktif dengan jumlah yang besar untuk mendukung pencapaian
kinerja lembaga. Berikut rincian pemetaan pegawai berdasarkan rentang usia sebagai
berikut:

Tabel 5. Jumlah SDM Deputi Bidang IPH berdasarkan Usia

No Umur/Usia Jumlah

1 <=25 2

2 26-30 56

3 31-35 113

4 36-40 188

5 41-45 149

6 46-50 121

7 51-55 136

8 56-60 121

9 61-65 44

Total 930

200 188

180 149
136
160

140 113 121 121
120

100

80 56 44
60

40

20 2

0
<=25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 56-60 61-65

Jumlah

Gambar 6. Jumlah SDM Deputi Bidang IPH berdasarkan rentang usia (sumber:simpeg.lipi.go.id)

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

9

1.1.2.3. Sumber Daya Aset dan Sarana Prasarana

Selama berjalannya tahun 2020, terdapat transaksi masuk belanja modal yang menjadi
asset Deputi Bidang IPH, namun disisi lain terjadi sentralisasi pengelolaan BMN di LIPI yang
sebelumnya dikelola oleh masing-masing Satuan Kerja kemudian dikelola oleh Biro Umum
LIPI. Hal ini berdasarkan pada Peraturan LIPI No. 25 Tahun 2019 tentang Pengelolaan BMN
di Lingkungan LIPI, bahwa pengelolaan teknis dan administrasi BMN dilaksanakan oleh Biro
Umum (BU). Rincian neraca aset Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI per 31 Desember
2020, sebagai sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi di
Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 6. Rincian Neraca BMN Deputi Bidang IPH per 31 Desember 2020

NAMA PERKIRAAN JUMLAH Kenaikan/ (Penurunan)

2020 2019 Jumlah %

ASET 1.468.303.473 0 1.468.303.473 0,00
ASET LANCAR 0,00
10.100.273.785 0 10.100.273.785 0,00
Kas di Bendahara 5.399.979.486 0 5.399.979.486 0,00
Pengeluaran 912.138.100 0 912.138.100
0,00
Kas Lainnya dan Setara Kas 17.880.694.844 0 17.880.694.844 0,00
0,00
Persediaan 1.060.151.965 0 1.060.151.965
732.691.100 0 732.691.100
Persediaan yang Belum
Diregister (9.638.861) 0 (9.638.861)
1.783.204.204 0 1.783.204.204
JUMLAH ASET LANCAR 19.663.899.048 0 19.663.899.048

ASET TETAP

Peralatan dan Mesin

Peralatan dan Mesin Belum
Diregister

AKUMULASI PENYUSUTAN

JUMLAH ASET TETAP

JUMLAH ASET

Sumber: Olah Data SAI, BPK LIPI

Kemudian sarana prasarana pendukung penelitian yang ada di Kedeputian Ilmu
Pengetahuan Hayati antara lain yang terdapat di Pusat Penelitian Biologi terdiri dari 25 (dua
puluh lima) laboratorium pada 3 (tiga) bidang penelitian. Sarana prasarana laboratorium
pada Pusat Penelitian Bioteknologi terdapat 13 (tiga belas) laboratorium atau kelompok
penelitian dan 9 (Sembilan) kelompok penelitian pada Pusat Penelitian Biomaterial. Berikut
rinciannya

Bidang Botani terdiri atas:

1. Laboratorium Sistematika Tumbuhan
2. Laboratorium Molekuler Sistematika Tumbuhan

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

10

3. Laboratorium Morfologi, Anatomi dan Sitologi
4. Laboratorium Etnobotani
5. Laboratorium Ekologi Tanah, Serasah dan Tumbuhan
6. Laboratorium Fisiologi Tumbuhan
7. Laboratorium Biak Sel dan Jaringan Tumbuhan
8. Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Tumbuhan

Bidang Zoologi terdiri atas:
1. Laboratorium Biosistematika Mamalia
2. Laboratorium Biosistematika Serangga dan Arthropoda Lain
3. Laboratorium Biosistematika Burung
4. Laboratorium Biosistematika Amfibia dan Reptilia
5. Laboratorium Biosistematika Ikan
6. Laboratorium Biosistematika Krustasea
7. Laboratorium Biosistematika Moluska dan Invertebrata Lain
8. Laboratorium Ekologi Hewan
9. Laboratorium Nutrisi dan Penangkaran Satwa Liar
10. Laboratorium Genetika Hewan
11. Laboratorium Pengelolaan dan Reproduksi Satwa Liar

Bidang Mikrobiologi terdiri atas:
1. Laboratorium Mikrobiologi Pangan
2. Laboratorium Mikrobiologi Industri
3. Laboratorium Mikrobiologi Kesehatan
4. Laboratorium Mikrobiologi Pertanian
5. Laboratorium Mikrobiologi Lingkungan
6. Laboratorium Biosistematika Mikroba

Laboratorium/ Kelompok Penelitian Bidang Bioteknologi terdiri atas:

1. Genomik dan Perbaikan Mutu Tanaman
2. Genetika Molekuler dan Modifikasi Jalur Biosintesis Tanaman
3. Agronomi untuk Evaluasi Bioteknologi
4. Biak Sel dan Jaringan Tanaman
5. Mikroba Simbiotik Tanaman
6. Reproduksi, Pemuliaan dan Kultur Sel Hewan
7. Genetika Molekuler Hewan
8. Mikrobiologi Terapan
9. Kimia Bahan Alam

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

11

10. Rekayasa Genetika Terapan dan Disain Protein 1
11. Rekayasa Protein dan Pengembangan Sistem
12. Terapeutik Protein dan Vaksin
13. BSL-3

1.1.2.4. Sumber Daya Anggaran

Pagu anggaran Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI tahun 2020 pada periode awal
tahun sebelum ada revisi adalah Rp. 28.463.295.000,- Kemudian pada bulan Juni terdapat
pemotongan anggaran untuk refokusing Covid-19 sehingga pagu berkurang menjadi Rp.
19.017.470.000,- dan pada bulan Desember terdapat revisi tambahan pagu pada output
003 yang berasal dari hibah sehingga nilai pagu akhir menjadi Rp. 19.178.420.000,-.
Struktur Anggaran Kedeputin IPH terdiri dari belanja modal (akun 53) sebesar Rp.
3.478.549.000 dan belanja barang (akun 52) sebesar Rp. 15.538.921.000,- Kemudian
berdasarkan sumber dana terdapat anggaran Rupiah Murni senilai Rp. 17.718.650.000,-
dan anggaran yang bersumber dari PNBP sebesar Rp.1.298.820.000,- serta Hibah
Langsung Luar Negeri (HLLN) sebesar Rp. 160.950.000,-.

Belanja Modal

18%

82% PAGU ANGGARAN BERDASARKAN JENIS BELANJA

Belanja Barang

Gambar 7. Persentase Pagu Anggaran Deputi Bidang IPH berdasarkan Jenis Belanja
(sumber:spanint.kemenkeu.go.id)

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

12

Hibah PNBP

1% 7%

Rupiah Murni 92%

PAGU ANGGARAN BERDASARKAN SUMBER DANA

Gambar 8. Persentase Pagu Anggaran Deputi Bidang IPH berdasarkan Sumber Dana (Sumber:
spanint.kemenkeu.go.id)

1.2. Permasalahan Utama (isu strategis)

Beberapa kendala yang dihadapi oleh Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati dalam
melaksanakan program dan kegiatannya adalah adanya refokusing dan realokasi anggaran
terkait penanganan wabah COVID-19. Terdapat beberapa perubahan kegiatan dan pagu
anggaran menyesuaikan dengan hasil refokusing. PK Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan
Hayati juga dirubah menyesuaikan dengan turunnya pagu anggaran, serta perubahan
kegiatan. Beberapa kegiatan yang mengharuskan dilaksanakan di laboratorium harus
dibatasi dikarenakan diterapkannya PSBB di kabupaten Bogor. Pada bulan April dan Mei
kegiatan dilaksanakan melalui WFH, sedangkan pada bulan Juni kegiatan dapat WFO tetapi
dengan menerapkan protokol kesehatan yang berlaku dan dibatasi maksimal 25%
kapasitas kantor. Selain itu pengiriman barang, alat dan bahan baku mengalami kendala
karena diterapkannya PSBB di beberapa daerah sehingga pengiriman menjadi terlambat
dan semakin menghambat pelaksanaan kegiatan. Selain itu juga, di beberapa pabrik
produsen sedang tidak produksi atau dikurangi jumlah tenaga kerjanya. Hal-hal ini yang
mempengaruhi pelaksanaan kegiatan di tingkat satuan kerja dan akhirnya berdampak pada
pelaksanaan kegiatan dan capaian output di tingkat kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan
Hayati.

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

13

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

14

BAB II
PERENCANAAN KINERJA

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

15

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis 2020-2024

2.1.1. Rencana Strategis LIPI tahun 2020-2024

LIPI memandang penting dan berkomitmen untuk melakukan pembangunan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berbasis pada penelitian mendasar dan strategis
yang dapat menghasilkan ilmu pengetahuan baru maupun pendalaman atas
pengetahuan yang sudah ada, dan tidak diragukan lagi akan diperlukan untuk
pembangunan di masa depan. Penelitian mendasar ini merupakan pilar penting dalam
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di tanah air.

Dalam dokumen Rencana Strategis LIPI tahun 2020-2024 disebutkan bahwa Sasaran
Strategis LIPI periode tahun 2020-2024 dengan menjabarkan Visi dan Misi LIPI adalah
sebagai berikut:
1. Terwujudnya temuan, terobosan dan pembaharuan ilmu pengetahuan dari hasil

penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
berkontribusi dalam peningkatan produktivitas dan daya saing, peningkatan kualitas
lingkungan hidup dan ketahanan bencana, serta iklim. (T1)
2. Terwujudnya sumber daya manusia dan infrastruktur riset dan inovasi yang unggul
dan kompetitif. (T2)
3. Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
yang baik dan bersih. (T3)
Untuk mencapai tujuan pertama, arah kebijakan yang diambil LIPI yaitu
Peningkatan Kontribusi LIPI terhadap daya saing bangsa, peningkatan kualitas
lingkungan hidup dan ketahanan bencana, serta iklim berbasis hasil riset dan
inovasi. Adapun sasaran strategis LIPI :
a. Meningkatkan keunggulan riset dan inovasi ilmu pengetahuan yang selaras

dengan arah pembangunan berkelanjutan (SS-1), dengan Indikator Kinerja: 1)
Jumlah publikasi ilmiah dan sitasi di jurnal internasional terindeks global dan 2)
Produk Riset dan Inovasi yang dilisensikan.
b. Meningkatkan kolaborasi dalam pengembangan dan pemanfaatan produk ilmu
pengetahuan berdasarkan prioritas pembangunan berkelanjutan (SS-2),
dengan Indikator Kinerja: 1) Jumlah naskah kebijakan/ rekomendasi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

16

kebijakan/keputusan yang dimanfaatkan, 2) Jumlah inovasi yang dimanfaatkan
pemerintah/pemerintah daerah/masyarakat, dan 3) Jumlah produk inovasi dari
tenant Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) yang dibina, dan
c. Meningkatkan penerapan teknologi dan model sosial untuk mendukung kualitas
lingkungan hidup, ketahanan bencana, dan kerentanan iklim (SS-3), dengan
Indikator Kinerja: 1) Penerapan teknologi dan model sosial untuk pencegahan
dan mitigasi pasca bencana, 2) Kawasan konservasi (Kebun Raya) yang dikelola
oleh LIPI dan/atau pemerintah daerah, dan 3) Jumlah spesies TSL terancam
punah yang ditingkatkan populasinya (jenis).
Pencapaian tujuan kedua (T2) level LIPI, dilakukan dengan kebijakan Penguatan
dan Peningkatan sumber daya riset dan inovasi yang unggul dan kompetitif. Adapun
sasaran strategisnya: Meningkatkan produktivitas dan daya saing sumber daya riset
dan inovasi LIPI (SS-4), dengan Indikator Kinerja: 1) Persentase SDM Iptek
Berkualifikasi S3, 2) Jumlah infrastruktur Iptek strategis yang dikembangkan, dan
3) Rasio perolehan dana eksternal terhadap anggaran rupiah murni (RM) yang
bersumber dari DIPA LIPI.
Sementara, untuk mencapai tujuan ketiga (T3), dilakukan kebijakan Implementasi
Reformasi Birokrasi LIPI sesuai Roadmap Reformasi Birokrasi Nasional menuju Tata
Kelola Pemerintahan yang baik dan bersih. Adapun sasaran strategisnya: dengan
Indikator Kinerja: 1) Indeks Reformasi Birokrasi LIPI, 2) Nilai Akuntabilitas Kinerja,
3) Opini atas Laporan Keuangan LIPI, 4) Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran LIPI,
dan 5) Level Maturitas SPIP LIPI (Level).

2.1.1. Sasaran Strategis Deputi Bidang IPH 2020-2024

Kemudian untuk mencapai tujuan LIPI yang pertama, berdasarkan arah kebijakan
yang pertama pada level LIPI, selanjutnya Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati
menetapkan arah kebijakan yang pertama yaitu Peningkatan kontibusi Deputi
Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI terhadap daya saing bangsa, peningkatan
kualitas lingkungan hidup, dan ketahanan bencana, serta iklim berbasis hasil riset
dan inovasi. Adapun sasaran strategis Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati
untuk mencapai tujuan LIPI yang pertama (T1) adalah sebagai berikut:

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

17

Gambar 9. Arah Kebijakan penetapan Perjanjian Kinerja Deputi Bidang IPH

a. Meningkatkan keunggulan riset dan inovasi ilmu pengetahuan yang selaras
dengan arah pembangunan berkelanjutan (Strategi-1), dengan Indikator
Kinerja: 1) Jumlah publikasi ilmiah dan sitasi internasional Bidang Ilmu
Pengetahuan Hayati terindeks global dan 2) Produk Riset dan Inovasi Bidang
Ilmu Pengetahuan Hayati yang dilisensikan.

b. Meningkatkan kolaborasi dalam pengembangan dan pemanfaatan produk
ilmu pengetahuan hayati berdasarkan prioritas pembangunan berkelanjutan
(Strategi-2), dengan Indikator Kinerja: 1) Jumlah naskah kebijakan/
rekomendasi kebijakan/keputusan di Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati yang
dimanfaatkan, 2) Jumlah inovasi yang dimanfaatkan
pemerintah/pemerintah daerah/masyarakat dari Bidang Ilmu Pengetahuan
Hayati,

c. Meningkatkan penerapan teknologi dan model sosial untuk mendukung
kualitas lingkungan hidup, ketahanan bencana, dan kerentanan iklim
(Strategi-3), dengan Indikator Kinerja: 1) Penerapan teknologi dari Bidang

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

18

Ilmu Pengetahuan Hayati untuk pencegahan dan mitigasi pasca bencana, 2)
Kawasan konservasi (Kebun Raya) yang dikelola oleh LIPI dan/atau
pemerintah daerah, dan 3) Jumlah spesies TSL terancam punah yang
ditingkatkan populasinya (jenis).
Kemudian berdasarkan sasaran strategis level LIPI untuk mencapai tujuan kedua
(T2), maka Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati menetapkan arah kebijakan
Deputi yang kedua yaitu “Penguatan dan peningkatan sumber daya riset dan inovasi
yang unggul dan kompetitif dari Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati. Adapun sasaran
strategisnya” dan kemudian menetapkan strategi: Meningkatkan produktivitas dan
daya saing sumber daya riset dan inovasi bidang Ilmu Pengetahuan Hayati
(Strategi-4), dengan Indikator Kinerja: 1) Persentase SDM Iptek Di Bidang Ilmu
Pengetahuan Hayati Berkualifikasi S3 dan 2) Rasio perolehan dana eksternal Bidang
Ilmu Pengetahuan Hayati terhadap anggaran rupiah murni (RM) yang bersumber
dari DIPA Deputi Bidang IPH LIPI.
Selanjutnya untuk mencapai tujuan ketiga (T3), dilakukan “Kebijakan Implementasi
Reformasi Birokrasi pada Deputi BIdang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI sesuai

Gambar 10. Skema Arah Kebijakan dan Strategi program Deputi Bidang IPH

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

19

Roadmap Reformasi Birokrasi Nasional menuju Tata Kelola Pemerintahan yang baik
dan bersih”.

Adapun sasaran strategisnya: Mengoptimalkan pelaksanaan tata kelola pada Deputi
Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati yang efektif, efisien, dan akuntabel (Strategi-5)
dengan Indikator Kinerja: 1) Indeks Reformasi Birokrasi LIPI, 2) Nilai Akuntabilitas
Kinerja, 3) Opini atas Laporan Keuangan LIPI, 4) Nilai Kinerja Pelaksanaan
Anggaran LIPI, dan 5) Level Maturitas SPIP LIPI (Level).

Untuk membangun kemampuan ini, LIPI menetapkan kegiatan penelitian yang
ditujukan untuk membangun kompetensi lembaga di bidang yang sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi satker Eselon II guna peningkatan kualitas peneliti dan fungsional agar
memiliki keahlian di bidang ilmu yang dibutuhkan. Selain pengembangan pangan dan
obat yang merupakan program unggulan LIPI dan pengembangan bioresources yang
menjadi prioritas Kedeputian IPH, upaya untuk meningkatkan penguasaan dan
pemanfaatan IPTEK bidang ilmu pengetahuan hayati dilakukan melalui empat fokus
kegiatan, sebagaimana diuraikan berikut.

1. Penelitian Biologi, program dan kegiatannya difokuskan pada:

1) Inventarisasi dan karakterisasi/identifikasi keanekaragaman hayati;
2) Dokumentasi/pengelolaan koleksi ilmiah sebagai National

Depository/Reference Collection melalui penambahan koleksi spesimen
flora, fauna, dan mikroba;
3) Penelitian lingkungan dan konservasi;
4) Kajian potensi keanekaragaman hayati yang bermanfaat untuk
pengembangan ekonomi, kebudayaan dan ekologi dan juga untuk
mengungkap potensi energi, pangan dan obat yang terkandung di
dalamnya;
5) Penguatan kelembagaan dan kemampuan sebagai otoritas keilmuan
(Scientific Authority) sesuai peraturan perundangan-perundangan dan
focal point;
6) Inventarisasi, monitoring, dan pemanfaatan bioresources Indonesia;
7) Pemuliaan flora, fauna, dan mikroba baik yang dapat digunakan untuk
mewujudkan ketahanan pangan, energi, obat, dan material.

2. Penelitian Bioteknologi, program dan kegiatannya diarahkan pada peningkatan
nilai tambah dan penyelamatan SDA hayati melalui penguasaan biologi molekuler,

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

20

sel dan jaringan serta bioproses. Kegiatan ini mencakup peningkatan kapasitas
produksi dan mutu genetik ternak, peningkatan mutu genetik tanaman pangan
dan tanaman industri, pengembangan obat-obatan dari bahan alam, serta
pengembangan bioproses.
1) Kegiatan riset di bidang pangan antara lain penyediaan bibit padi LIPI GO

dengan sifat tahan lahan kering, tahan salin, tahan penggerek batang, dan
tahan tungro, yang teruji di multi lokasi; penyediaan bibit ternak ruminansia
sapi dan kambing melalui teknik modern serta teknologi pendukungnya
(pakan, pengolahan daging dan susu); eksplorasi sumber pangan alternatif,
seperti umbi-umbian, pengolahannya serta teknologi perbanyakannya; koleksi
plasma nutfah, baik flora maupun fauna yang bermanfaat untuk pangan dan
obat.
2) Kegiatan riset di bidang obat-obatan antara lain pengembangan obat
saintifikasi jamu herbal Indonesia, pencarian ekstrak dan molekul aktif, vaksin,
terapeutik, diagnostik untuk penyakit degeneratif dan infektif, dan produksi
EPO. Untuk pengujian hasil temuan pada tataran pra klinis, dibutuhkan sarana
dan prasarana yang lebih baik.
3) Kegiatan riset di bidang energi difokuskan pada pemanfaatan koleksi mikroba
InaCC untuk biofuel, baik bioetanol, biogas, maupun biodisel berbahan dasar
biomassa limbah dan alga

3. Penelitian Biomaterial, kegiatan dan programnya difokuskan pada pemanfaatan
hasil hutan kayu dan non-kayu, limbah perkebunan/pertanian, serat alam,
lignoselulosa, dan biomassa lainnya untuk menghasilkan produk material maju, bio-
nano material, energi, biorefineri, bio proses dan produk lain.

4. Pengembangan Konservasi Tumbuhan Indonesia-Kebun Raya. Kebun Raya
merupakan pusat konservasi ex-situ flora yang fokus pada kegiatan riset
perkebunrayaan, seperti kegiatan fenologi untuk mendukung konservasi
tumbuhan, perbanyakan tumbuhan, sitologi, fisiologi, dan kegiatan lainnya yang
berkaitan dengan proses-proses terkonservasinya tumbuhan. LIPI mengelola 4
Kebun Raya dengan ciri khas tumbuhan yang berbeda. Kebun Raya Bogor
mengkonservasi tumbuhan dataran rendah basah. Kebun Raya Cibodas merupakan
tempat konservasi tumbuhan dataran tinggi basah, teristimewa kawasan Indonesia
bagian barat. Kebun Raya Eka Karya Bali merupakan tempat konservasi tumbuhan
hidup dataran tinggi kering, khususnya dari kawasan Indonesia bagian timur.

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

21

Kebun Raya Purwodadi mengkhususkan pada konservasi tumbuhan daratan rendah
kering. Kebun raya tidak sekadar pusat konservasi tumbuhan, namun juga
berkembang menjadi pusat rekreasi masyarakat, pusat edukasi, bahkan sarana
peningkatan ekonomi masyarakat. Kegiatan REDD dan antisipasi perubahan iklim
juga menjadi fokus riset lingkungan. Selain itu, dalam kurun waktu tahun 2015-
2019 ini, Kedeputian Bidang IPH berencana untuk membangun Museum “Natural
History” atau “Science Discovery” di Gedung Herbarium Bogor.

2.2. Program Prioritas Nasional dan Perjanjian Kinerja tahun 2020

2.2.1. Program Prioritas Nasional Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati
Dalam mendukung pencapaian tujuan prioritas nasional Presiden dan sesuai dalam Arah
Kebijakan dan Strategi Nasional yang termuat dalam RPJMN 2020-2024, Pemerintah telah
menetapkan arah kebijakan dan strategi nasional bidang Riset dan Inovasi yang
mendukung 3 (tiga) Prioritas Nasional, yaitu Meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya
saing (PN 3), Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan (PN 4), dan Membangun
Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim (PN 6).
Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI mendapatkan amanat untuk melaksanakan kegiatan
Prioritas Nasional dengan jumlah 3 (tiga) kegiatan. Adapun output kegiatan Prioritas
Nasional yang dilaksanakan pada Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati tahun 2020 yang
mendukung kegiatan PN 01 Pemberantasan Kemiskinan adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Prioritas Nasional Vaksin Rekombinan HPV dan Insulin yang direvisi
menjadi Virus SARS-CoV-2;

2. Kegiatan Prioritas Nasional Hasil Pengungkapan dan Pemanfaatan Biodiversitas
Nusantara;

3. Kegiatan Prioritas Nasional Obat Berbasis OHT dan Fitofarmaka di revisi menjadi
Herbal Imunomodulator untuk Penanganan Covid-19;

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

22

Tabel 7. Daftar kegiatan Prioritas Nasional pada Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati

Kode Nomenklatur Kegiatan/Output Target Keluaran Alokasi Anggaran (Rp)
Kegiatan/

Output

Awal Revisi Awal Revisi Awal Revisi

5938 Penelitian Ilmu Pengetahuan Hayati

5938.002 Vaksin Rekombinan HPV Virus SARS-CoV-2 2 Prototipe 2 Protokol Rp6.000.000.000 Rp5.274.258.000

dan Insulin (Protokol)

5938.003 Hasil Pengungkapan dan Hasil Pengungkapan dan 21 11 Rp7.500.000.000 Rp3.649.347.000
Pemanfaatan Pemanfaatan Kekayaan Kekayaan
Biodiversitas Nusantara Biodiversitas Nusantara Intelektual Intelektual

5938.004 Obat Berbasis OHT dan Herbal Imunomodulator 4 Bahan 2 Rp4.000.000.000 Rp3.724.926.000
Fitofarmaka Baku Obat Prototipe
untuk Penanganan Obat
Herbal
Covid-19 (Prototipe Obat

Herbal)

Pada awal semester II tahun 2020 ini terdapat refokusing anggaran untuk dialihkan pada
fokus penanganan Covid-19 di Indonesia, sehingga terdapat pemotongan anggaran di
instansi pemerintah termasuk di LIPI. Dampak adanya refokusing anggaran tersebut maka
pagu alokasi anggaran untuk output kegiatan Prioritas Nasional juga berkurang, untuk
menyelaraskan hal tersebut maka dilakukan revisi nomenklatur dan target pada indikator
keluaran kegiatan Prioritas Nasional. Kegiatan Prioritas Nasional 002 yang semula
diperuntukkan untuk kegiatan penelitian vaksin rekombinan HPV dan insulin kemudian
diubah untuk difokuskan pada penelitian terkait virus SARS-CoV-2 dengan perubahan
indikator target jumlah protokol biosavety dan biosecurity SARS-CoV-2 yang dihasilkan dan
pelaksanaan pelatihan SDM terampil dan terlatih. Kemudian untuk kegiatan 003 Hasil
Pengungkapan dan Pemanfaatan Biodiversitas Nusantara mengalami pengurangan
anggaran sekitar 50% dari alokasi anggaran awal, dan mengingat kondisi pandemic tidak
kondusif untuk melakukan kegiatan eksplorasi sehingga untuk menyelaraskannya dilakukan
revisi pengurangan target dari 21 menjadi 11 Kekayaan Intelektual dengan nomenklatur
yang tetap. Pada kegiatan 004 juga dilakukan penyelarasan dengan perubahan
nomenklatur dari Obat Berbasis OHT dan Fitofarmaka yang bersifat generic menjadi lebih
difokuskan pada penelitian dan pengembangan Herbal Imunomodulator untuk Penanganan
Covid-19 (Prototipe Obat Herbal). Berikut rincian 3 (tiga) kegiatan Prioritas Nasional di
Kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati:

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

23

a. Kegiatan Prioritas Nasional: Hasil Pengungkapan dan Pemanfaatan Biodiversitas
Nusantara (5938.003)

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati (kehati) flora, fauna dan
mikroorganisme yang tinggi. Pemerintah Indonesia melalui Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam pengungkapan
keanekaragaman hayati Indonesia. Pengungkapan keanekaragaman hayati Indonesia
membutuhkan strategi tersendiri yang melibatkan kegiatan penelitian sistematik mulai
dari kegiatan eksplorasi, inventarisasi hingga pengungkapan manfaat yang masih belum
diketahui.

Pengungkapan keanekaragaman hayati tersebut masih berbeda untuk setiap wilayah di
Indonesia, baik dari sisi taksa flora, fauna dan mikroorganisme maupun potensinya.
Perbedaan jumlah jenis flora, fauna maupun mikroorganisme di berbagai pulau dan
wilayah Indonesia salah satunya disebabkan oleh banyak atau sedikitnya kegiatan
penelitian yang sudah dilakukan. Oleh karena itu kegiatan-kegiatan eksplorasi yang
intensif masih perlu untuk dilakukan dengan mempertimbangkan lokasi sesuai dengan
gap data yang ada dan data-data kekinian kehati Indonesia. Kegiatan eksplorasi yang
dilakukan juga perlu disertai dengan kegiatan penelitian yang terfokus pada
pengungkapan status dan potensi dari jenis-jenis untuk pemanfaatan dalam berbagai
bidang, tidak terbatas pada sumber pangan alternatif, kesehatan maupun energi
terbarukan. Pengungkapan status kehati tersebut dapat digunakan sebagai basis
manajemen, pelestarian dan pemanfaatan yang berkelanjutan.

Pada tataran global penelitian ini berkontribusi dalam pencapaian setidaknya 4 dari 17
target Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu tidak adanya kemiskinan (no
poverty) dengan menciptakan peluang pengembangan usaha atas teknologi
suplementasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat luas; tidak adanya kelaparan (zero
hunger) dengan tersedianya sumber pangan berasal dari tumbuhan, mikroorganisme
dan hewan yang baik berkualitas; tercapainya kesehatan dan kesejahteraan yang baik
(good health and wellbeing) dengan tereduksinya bahan berbahaya pada sumber
pangan seperti residu antibiotic growth promoter; dan ekosistem yang baik dengan
terjaganya cemaran lahan melalui model restorasi yang terserap efektif dan efisien.

Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah:

1. Mengungkapkan data dasar keanekaragaman hayati serta persebarannya dan
pemantauan dinamika perubahan komposisi keanekaragaman hayati;

2. Mengungkap dan menginventarisasi kehati di lokasi ekosistem esensial;

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

24

3. Mengidentifikasi dan mengembangkan keanekaragaman hayati yang mempunyai
potensi obat dan produk kesehatan lainnya;

4. Mengungkap dan mengembangkan potensi fauna untuk domestikasi/penangkaran
dan budidayanya yang berbasis pada pemanfaatan;

5. Mengembangkan bibit unggul tanaman;

6. Mengembangkan metode identifikasi jenis kayu dan standarisasi kualitasnya untuk
konservasi tumbuhan dan sumber daya genetik berkelanjutan;

7. Mengolah potensi kekayaan hayati.

b. Kegiatan Prioritas Nasional : Virus SARS-CoV-2 (5938.002)
Pendekatan berbasis biologi molekuler merupakan pendekatan yang tepat dalam
penanganan virus SARS-CoV-2. Pendekatan meliputi upaya pencegahan dan deteksi
melalui pengembangan kandidat vaksin rekombinan protein fusi, pemetaan genom virus
dan pengembangan alat kesehatan kit deteksi secara mandiri. Selain itu kegiatan juga
ditekankan pada pemahaman dasar mengenai biosafety dan biosecurity untuk
penanganan virus SARS-CoV-2. Pemahaman ini menjadi dasar untuk pelaksanaan
kegiatan deteksi dan riset selanjutnya.
Vaksin COVID-19 dikembangkan dengan platform protein rekombinan. Protein target
merupakan fusi antara bagian Research Binding Domain (RBD) protein spike dengan
GFP. Tahun 2020 difokuskan pada pembuatan klon sel mamalia penyandi protein fusi.
Deteksi SARS-CoV-2 didasarkan pada pengembangan kit berbasis RT LAMP dimana
deteksi tidak memerlukan instrument real time PCR dan waktu deteksi lebih cepat.
Whole genome sequencing dilakukan dengan menggunakan platform oxford nanopore
technology yang merupakan platform pertama yang digunakan untuk pemetaan genom
SARS-CoV-2 di Indonesia. Pelatihan penanganan SARS-CoV-2 dilakukan dengan
memberikan pemahaman biosafety dan biosecurity melalui pengetahuan tentang
pathogenesis virus, penggunaan APD, spesifikasi laboratorium, dan cara deteksi secara
molekuler.

Kegiatan vaksin sudah memperoleh klon penghasil protein fusi. RT LAMP sudah
menghasilkan data optimasi gen N dan ORF1ab sebagai target. Kegiatan WGS telah
menghasilkan 2 urutan genom SARS-CoV-2 yang sudah di submit ke GSAID. Selain itu
dihasilkan 26 buah data genom tambahan. Pelatihan telah menghasilkan 895 orang
tenaga terampil yang memahami aspek biosafety dan biosecurity mengenai penanganan
SARS-CoV-2.

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

25

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melakukan penanganan virus SARS-CoV-2 melalui
deteksi berbasis biologi molekuler dan pelaksanaan biosafety serta biosecurity terhadap
virus SARS-CoV-2. Manfaat dari kegiatan ini adalah pencegahan infeksi SARS-CoV-2
melalui peningkatan kompetensi SDM laboratorium pemeriksa, deteksi berbasis biologi
molekuler sesuai kaidah biosafety dan biosecurity serta penguasaan teknologi pemetaan
genom, modifikasi deteksi dan teknologi vaksin rekombinan.

c. Kegiatan Prioritas Nasional: Herbal Imunomodulator Covid-19 (5938.004)

Sebagai salah satu negara yang memiliki megabiodiversitas terbesar di dunia, dengan
hampir 80 % tanaman herbal di dunia tumbuh dan ditemukan di Indonesia, Indonesia
mempunyai potensi besar dalam pengembangan obat yang berasal dari biota darat dan
laut. Tanaman obat, minyak atsiri dan rempah merupakan komoditas pertanian yang
memiliki tren permintaan yang terus naik setiap tahunnya, hal ini disebabkan komoditas
tersebut dapat dimanfaatkan baik sebagai bahan baku obat, kosmetik maupun
makanan. Kanker merupakan dua penyakit utama penyebab kematian tertinggi di dunia,
terutama kanker payudara pada wanita. Selain itu, wabah penyakit Coronavirus Disease
2019 (Covid-19) merupakan kondisi darurat di seluruh dunia.

Kekebalan tubuh sangat erat kaitannya dengan perkembangan penyakit pasien yang
terinfeksi virus ini. Virus SARS-CoV-2 mengganggu respon kekebalan tubuh manusia
yang menyebabkan adanya gangguan pada sistem imun. Respon awal tubuh manusia
terhadap infeksi diatur oleh sistem imun bawaan. Sistem imun bawaan merupakan
suatu sistem yang kompleks yang diregulasi oleh jaringan sitokin, kemokin, protein
komplemen, makrofag, dan sel dendritik. Secara umum, SARS-CoV-2 menyebabkan
disregulasi sitokin.

Untuk mengatasi wabah Covid-19, diperlukan suatu bentuk penanganan yang cepat
untuk mengimbangi penyebaran yang rapid dari virus ini. Indonesia memiliki
biodiversitas tanaman herbal yang sangat beragam dan erpotensi tinggi untuk
dimanfaatkan dalam penanganan Covid-19 sebagai peningkat daya tahan tubuh atau
imunomodulator. Tanaman herbal Indonesia sebagai peningkat daya tahan tubuh telah
digunakan secara turun temurun oleh nenek moyang bangsa, sehingga faktor keamanan
penggunaannya tidak lagi diragukan.

Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu upaya penanggulangan wabah penyakit Covid-
19 melalui pemanfaatan herbal asal Indonesia sebagai imunomodulator. Adapun,
kegiatan yang dilakukan terdiri atas; 1) uji klinik beberapa produk herbal untuk
penanganan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran,

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

26

Jakarta, dan 2) riset yang bertujuan untuk mengungkap nilai saintifik mengenai potensi
bioaktivitas tanaman herbal asal Indonesia. Hasil kegiatan ini diharapkan dapat menjadi
salah satu strategi dalam percepatan penanggulangan wabah penyakit Covid-19 dan
terutama pengembangan obat modern asal Indonesia berbasis sumber daya hayati
Indonesia.

2.2.2. Program Kerja dan Perjanjian Kinerja tahun 2020

Penetapan Kinerja Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI tahun 2020
disusun dengan berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2020-2024 dan hasil
evaluasi capaian tahun 2019.
Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI telah membuat Perjanjian Kinerja
tahun 2020 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang ada.
Untuk mengukur kinerja telah ditetapkan Perjanjian Kinerja yang mencakup tiga arah
kebijakan dengan strategi yang telah ditetapkan oleh Kedeputian Bidang Ilmu
Pengetahuan Hayati - LIPI dengan berbagai macam indikator kegiatannya. Terdapat
revisi Perjanjian Kinerja di triwulan 4 menyesuaikan refokusing kegiatan dan anggaran
untuk penanganan Covid-19 terhitung mulai tanggal 4 Mei 2020. Perubahan tersebut
meliputi jumlah target capaian seperti yang ditampilkan pada tabel 4 hingga 7 seperti
berikut :

Tabel 8. Target Kinerja : Meningkatkan keunggulan riset dan inovasi bidang ilmu pengetahuan
hayati yang selaras dengan arah pembangunan berkelanjutan

Strategl 1: 1.1.1 Jumlah publikasi Semula : Menjadi :
Meningkatkan ilmiah dan sitasi 375 250 Publikasi/
keunggulan riset publikasi internasional Publikasi / 1250 Sitasi
dan inovasi bidang Bidang llmu 1.250
ilmu pengetahuan Pengetahuan Sitasi Menjadi :
hayati yang Hayati 3 Lisensi
selaras dengan Semula :
arah pembangunan 1.1.2 Produk Riset dan 5 Lisensi
berkelanjutan lnovasi yang
dilisensikan dari
Bidang llmu
Pengetahuan Hayati

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

27

Tabel 9. Target Kinerja : Meningkatkan kolaborasi dalam pengembangan dan pemanfaatan
produk ilmu pengetahuan hayati berdasarkan prioritas pembangunan berkelanjutan

Strategi 2: 1.2.1 Jumlah naskah Semula : Menjadi :
Meningkatkan kebijakan/ 12 Naskah 8 Naskah
kolaborasi dalam rekomendasi Kebijakan/ Kebijakan/
pengembangan dan kebijakan/ rekomendasi rekomendasi
pemanfaatan keputusan dari yang yang
produk ilmu dSiemmaunlfaaa: tkan dMiemnajandfai a:tkan
pengetahuan hayati 1.2.2 JBuimdalanhg llminuovasi 8 lnovasi yang 5 lnovasi yang
berdasarkan yPaennggedtiamhaunafnaatkan dimanfaatkan dimanfaatkan
prioritas pHeamyaetriinytaanhg/
pembangunan pdeimmaenrfinataathkadnaerah
berkelanjutan I masyarakat dari
Bidang llmu
Pengetahuan
Hayati

Table 10. Target Kinerja : Meningkatkan penerapan teknologi di bidang ilmu pengetahuan hayati
untuk mendukung kualitas lingkungan hidup, ketahanan bencana, dan kerentanan iklim

Strategi 3: 1.3.1 Penerapan teknologi Semula : Menjadi :
Meningkatkan dari bidang llmu 4 Teknologi 2 Teknologi
penerapan Pengetahuan Hayati diimplementasi diimplementasi
teknologi di bidang untuk mendukung
ilmu pengetahuan kualitas lingkungan Semula : Menjadi :
hayati untuk hidup 4 Kebun Raya 4 Kebun Raya
mendukung kualitas
lingkungan hldup, 1.3.2 Kawasan konservasi ex Semula : Menjadi :
ketahanan bencana, situ (Kebun Raya) yang 1 Spesies TSL 1 Spesies TSL
dan kerentanan dikelola oleh UPI
iklim Semula : Menjadi :
1.3.3 Jumlah spesies TSL 25 Jenis 5 Jenis
terancam punah yang
ditingkatkan populasinya
(jenis)

1.3.4 Jumlah jenis tumbuhan
terancam punah yang
dikonservasi di Kebun
Raya

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

28

1.3.5 Jumlah Kebun Raya Semula : Menjadi :
Daerah yang di- 1 Kebun Raya 0 Kebun Raya
launching
Semula : Menjadi :
1.3.6 Jumlah Kebun Raya 1 Kebun Raya 0 Kebun Raya
Daerah yang diinisiasi

Tabel 11. Target Kinerja : Meningkatkan produktivitas dan daya saing sumber daya riset dan
inovasi bidang ilmu pengetahuan hayati

Strategl 1: 2.1.1 Persentase SDM lptek Semula : Menjadi :
Meningkatkan Berkualifikasi 53 pada 50% SDM lptek 30% SDM lptek
produktivitas Deputi Bidang llmu Berkualifikasi Berkualifikasi
dan daya saing Pengetahuan Hayati Strata-3 Strata-3
sumber daya
riset dan 2.1.2 Rasio perolehan dana Semula : Menjadi :
inovasi bidang eksternal terhadap 30% 20%
ilmu anggaran yang bersumber
pengetahuan dari pemerintah pada
hayati Deputi Bidang llmu
Pengetahuan Hayati

Tabel 12.Target Kinerja : Mengoptimalkan pelaksanaan tata kelola pada Deputi Bidang llmu
Pengetahuan Hayati yang efektif, efisien, dan akuntabel

Strategi 2 : 3.1.1 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi pada 80,00
Mengoptimalkan Deputi Bidang llmu 74,00
pelaksanaan tata Pengetahuan Hayati 100%
kelola pada Deputi
Bidang llmu 3.1.2 Nilai Akuntabiltas Kinerja pada Deputi
Pengetahuan Hayati Bidang llmu Pengetahuan Hayati
yang efektif, efisien,
dan akuntabel 3.1.3 Persentase jumlah rekomendasi yang

telah ditindak lanjuti dan telah sesuai

dengan rekomendasi LHP BPK RI

pada Deputi Bidang llmu

Pengetahuan Hayati

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

29

3.1.4 Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran 90,00
3
pada Deputi Bidang llmu

Pengetahuan Hayati

3.1.5 Level Maturitas SPIP pada Deputi

Bidang llmu Pengetahuan

Hayati (Level)

Terdapat perubahan output kegiatan RKAKL Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan
Hayati seperti yang ditampilkan di tabel diatas. Kegiatan yang ditiadakan di semester 2
dan secara otomatis outputnya akan dinolkan adalah Vaksin Rekombinan HPV dan
Insulin dan Obat Berbasis OHT dan Fitofarmaka. Sedangkan kegiatan baru yang
ditambahkan di triwulan 4 adalah Virus SARS-CoV-2 dengan output RKAKL (1) Jumlah
Protokol Yang dihasilkan sebanyak 2 protokol, dan (2) Jumlah SDM Terampil Biosafety
dan Biosecurity SARS-CoV-2 sebanyak 200 SDM Terampil. Kegiatan kedua yang
ditambahkan adalah Herbal Imunomodulator Penanganan Covid-19 dengan output
kegiatan Jumlah Obat herbal yang dihasilkan sebanyak 2 Prototipe Obat Herbal.

Tabel 13. Catatan revisi Informasi Kinerja Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati

Catatan Revisi Informasi Kinerja - Output RKAKL Semula Menjadi

5938.001 Jumlah Kekayaan 30 12
Hasil Penelitian Ilmu Intelektual Kekayaan Kekayaan
Pengetahuan Hayati Intelektual Intelektual
5938.002 Jumlah Purwarupa -
Vaksin Rekombinan HPV 2
dan Insulin (dihapus) Purwarupa 2
Protokol
5938.002 Jumlah Protokol - 200
Virus SARS-CoV-2 Yang dihasilkan SDM Terampil

5938.003 Jumlah SDM - 11
Hasil Pengungkapan dan Terampil Biosafety Kekayaan
Pemanfaatan dan Biosecurity 21 Intelektual
Biodiversitas Nusantara SARS-CoV-2 Kekayaan
Intelektual
Jumlah Kekayaan
Intelektual

Laporan Kinerja Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati 2020

30


Click to View FlipBook Version