RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Tabel 2.20 Arahan Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Kaimana
Sumber : Revisi Rencana RTRW Kab. Kaimana Tahun 2012-2031
3) Penetapan Kawasan Strategis
a) Kriteria Kawasan Strategis
Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.16/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, telah
ditetapkan kriteria penentuan Kawasan strategis wilayah kabupaten yaitu
sebagai berikut:
(1) Memperhatikan faktor-faktor di dalam tatanan ruang wilayah kabupaten
yang memiliki kekhususan;
(2) Memperhatikan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis
wilayah provinsi yang ada di wilayah kabupaten;
(3) Dapat berhimpitan dengan kawasan strategis nasional dan/atau
provinsi, namun harus memiliki kepentingan/kekhususan yang berbeda
serta harus ada pembagian kewenangan antara pemerintah pusat,
pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota
yang jelas;
(4) Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi kabupaten yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan
ekonomi;
(5) Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan sosial budaya;
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-50
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
(6) Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan
sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi di wilayah kabupaten;
(7) Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup;
(8) Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya yang sesuai
dengan kepentingan pembangunan wilayah kabupaten;
(9) Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi
dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang; dan
(10) Mengikuti ketentuan pemetaan kawasan strategis kabupaten.
b) Rencana Pengembangan Kawasan Strategis
Melihat beberapa kriteria diatas dan disesuaikan dengan kondisi di
Kabupaten Kaimana maka kawasan strategis diarahkan sebagai berikut ini:
(1) Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi,
yaitu kawasan minapolitan di Coa, Distrik Kaimana;
(2) Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi di Karas dan
Distrik Kambrauw;
(3) Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup di Teluk Triton Distrik Kaimana, Pulau
Venu di Distrik Kaimana;
(4) Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut budaya di Danau
Kamaka di Distrik Kaimana, Danau Lumira di Distrik Arguni Bawah,
Danau Yamor di Distrik Yamor dan Danau Siviki di Distrik Teluk Arguni.
4) Potensi Sumber Daya Alam
Pada dasarnya kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Kaimana
sangat melimpah, baik yang terbarukan (hasil bumi) maupun tidak terbarukan
(pertambangan dan mineral) namun belum dikelola dengan optimal sehingga belum
bisa memberikan sumbangsi yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi daerah.
Beberapa potensi sumber daya alam di daerah yang telah dipetakan dalam kurun
waktu 10 tahun terakhir ini adalah:
a) Sumber Daya Mineral dan Bahan Galian Industri
Berdasarkan struktur batuannya, Robinson et al (1990) melaporkan
bahwa Kabupaten Kaimana tidak memiliki potensi logam dasar atau logam
mulia. Meskipun demikian, laporan hasil penelitian lainnya
mengindikasikan bahwa Kaimana memiliki potensi batubara dan minyak
bumi. Pada tahun 2006 telah dilakukan drilling untuk pertambangan
minyak bumi berskala besar oleh Korea National Oil Corporation (KNOC),
dan ditemukan cadangan minyak 671 juta barel. Selain itu juga telah
dilakukan kegiatan seismig oleh Chevron Oil di blok Kambrauw Selatan.
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-51
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Sementara itu potensi emas juga ditemukan di Distrik Teluk Etna dan
ditemukan telah dilakukan Penambangan Secara Liar (PETI) di wilayah
tersebut. Potensi batu bara juga telah ditemukan di Distrik Etna, Arguni
dan Buruway. Berdasarkan Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Energi, dan
Bahan Galian Kabupaten Kaimana kerjasama Bappeda Kabupaten Kaimana
dan PT Jasa Bumi Indonesia, potensi sumber daya mineral dan bahan
galian tiap distrik di Kaimana dapat dirinci sebagai berikut:
1) Distrik Kaimana
Distrik Kaimana memiliki potensi bahan galian industri berupa
batu gamping dengan perkiraan luas cadangan 392.100 Ha dan terletak
sepanjang pantai dan jalan kaimana – tanggaromi.
Lempung di Distrik Kaimana dijumpai di Gunung Loway dekat
Tanjung Simora, kampung Tanggaromi dan sepanjang jalur pegunungan
di Lipatan Lengguru serta memiliki luas cadangan mencapai 53.150 Ha.
Selain batu gamping dan lempung terdapat juga potensi batu
pasir yang tersebar di pantai barat gunung Loway dekat Tanjung
Simora, sekitar Kampung Tanggaromi dan daerah dataran rendah antara
jalur pegunungan di Lipatan Lengguru dengan luas sebaran 488 Ha.
2) Distrik Teluk Arguni
Sumberdaya mineral yang terdapat di Distrik Teluk Arguni dan
berpotensi sebagai bahan galian antara lain batu gamping, batu lempung
dan mineral non logam (zircon). Batu gamping tersingkap disepanjang
pantai dan sungai-sungai disekitar teluk serta di pegunungan Lipatan
Lengguru dengan potensi cadangan diperkirakan seluas 131.800 Ha.
Batu lempung dijumpai dipinggir pantai dan sungai dengan luas
cadangan berkisar 83.962 Ha. Endapan zircon terdapat di sepanjang
sungai Siviki di desa Urisa dengan luas sebaran sebesar 30 Ha.
3) Distrik Arguni Bawah
Potensi bahan galian yang terdapat di Distrik Teluk Arguni bawah
adalah batu gamping, batu pasir dan batu lempung. Luas cadangan
bahan galian disebut diatas tidak dipisahkan dengan Distrik Teluk
Arguni.
Berdasarkan proceding hasil kegiatan Pusat Sumberdaya Geologi Tahun
2011, ditemukan juga sumberdaya batubara di Kampung Jawera Distrik
Teluk Arguni Bawah dengan potensi 77.557 ton dengan klasifikasi
hipotetik untuk penyebaran singkapan terluar 500 meter.
4) Distrik Kambrau
Potensi bahan galian berupa batu gamping, batu lempung, batu
pasir dan minyak bumi. Singkapan batu lempung dan batu pasir
tersebar luas di daerah Distrik Kambrau pada umumnya ditemukan
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-52
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
hulu sungai kambrau dan perbukitan bergelombang. Luasan potensi
bahan galian tidak dipisahkan dengan jumlah luasan di distrik Kaimana.
Pemboran minyak bumi telah dilakukan oleh NNGPM di
Kampung Kooy namum belum diketahui jumlah cadangan pastinya.
5) Distrik Buruway
Potensi bahan galian batu gamping, batu lempung, batu pasir, biji
besi, gypsum dan batu bara. Batu gamping ditemukan berada
disepanjang pantai dan sungai diseluruh semenanjung Kumawa dengan
luas cadangan sebesar 152.630 Ha. Batu lempung tersebar secara luas
diseluruh wilayah distrik dan pada umumnya ditemukan sepanjang
Sungai Buruway, Sungai Kurufa hingga ke cabangnya dengan luas
cadangan 75.130 Ha. Biji besi ditemukan di hulu Sungai Buruway dan
Sungai Mandewa dan diperkirakan mempunyai luasan sebaran tidak
kurang dari 10.000 Ha.
Pemboran minyak telah dilakukan disebelah timur laut sungai
Besiri oleh perusahaan NNGPM namun belum dipastikan jumlah
cadangannya.
6) Distrik Teluk Etna
Potensi bahan galian yang terdapat di Distrik Etna antara lain batu
gamping, batu lempung, batu pasir, diorite dan batu bara. Batu gamping
ditemukan disekitar Tanjung Nariki, Telut Etna, Teluk Kayu Merah dan
pulau-pulau sekitarnya dengan jumlah luasan mencapai 239.000
Ha.Batu lempung ditemukan disekitar Sungai Omba dan sepanjang
jalan menuju Yamor dengan perkiraan luas sebaran mencapai 20.330 Ha.
Untuk batu pasir luas sebaran mencapai 12.210 dan ditemukan disekitar
Desa Waripi dan timur laut Teluk Etna, sedangkan batuan diorite
mempunyai luas sebaran sekitar 10.950 Ha dan ditemukan disepanjang
patahan Lakahia. Batu baru ditemukan disekitar pantai barat dan timur
laut Pulau Lakahia dan diperkirakan mempunyai potensi sebesar
400.000 ton.
Pemboran minyak telah dilakukan oleh KNOC dilepas pantai
dekat Desa Lakahia dan NNGPM di daerah Waripi namun belum dapat
ditentukan jumlah cadangan pasti.
7) Distrik Yamor
Potensi bahan galian yang terdapat di Distrik yamor antara lain
batu gamping, batu lempung batu pasir dan granit. Batu gamping
mempunyai luasan sebaran sekitar 239.800 Ha dan ditemukan menyebar
ke arah barat laut dan timur laut Danau Yamor dan disepanjang hulu
Sungai Omba. Batu lempung ditemukan disekitar Sungai Yamor namun
belum dapat ditentukan luasan cadangannya demikian pula dengan
batu pasir yang ditemukan disekitar Desa Waripi. Granit tersebar diarah
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-53
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
utara – timur laut Danau Yamor dan diperkirakan luas cadangan
mencapai 18.680 Ha.
b) Sumber Daya Hutan
Menurut fungsinya kawasan hutan di kaimana terdiri atas Hutan
Lindung (HL), Hutan Perlindungan dan Pengawetan Alam (PPA), Hutan
Produksi (HP), Hutan Produksi Terbatan (HPT), Hutan Produksi yang Dapat
Dikonversikan (HPK) dan Areal Peruntukan Lahan (APL) dengan luas
keseluruhan mencapai 1.831.312,15 Ha (tidak termasuk perairan laut)
Sesuai dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), diperoleh
luasan Hutan Lindung adalah seluas 379.618.458 Ha, Hutan Produksi Tetap
seluas 577.469,645 Ha, Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversikan seluas
317.910,4 Ha dan Areal Penggunaan Lahan seluas 71.713.402 Ha.
Sumberdaya hutan di Distrik Buruway di dominasi oleh hutan
produksi tetap seluas 92.880,974 Ha, Distrik Teluk Etna 148.127,713 Ha
sementara Distrik Kaimana dan Distrik Teluk Arguni Bawah di dominasi oleh
hutan lindung seluas 65.273,720 Ha dan 68.168,132 Ha. Adapun di Distrik
Kambrau di dominasi oleh hutan produksi yang dapat dikonversikan seluas
33.037,532 Ha sedangkan di Distrik Teluk Arguni Atas dan Distrik Yamor di
dominasi oleh hutan produksi terbatas seluas 134.108,827 Ha dan 149.574,253
Ha.
c) Sumber Daya Pesisir dan kelautan
Kabupaten Kaimana memiliki luas wilayah perairan/ lautan
seluas 17.500 km2 dengan potensi perikanan yang besar dengan perkiraan
total estimasi biomassa ikan karang mencapai 5936,79 ± 953,98 ton dengan
estimasi besarnya potensi lestari tiap tahun sekitar 2.374,72 ton.
Saat ini rumah tangga perikanan laut di Kabupaten Kaimana
sebanyak 3.075 rumah tangga yang tersebar ke dalam tujuh distrik dengan
jumlah terbanyak berada Distrik Kaimana yaitu sejumlah 1.220 rumah tangga
dan terkecil di Distrik Yamor yaitu 125 rumah tangga. Penggunaan peralatan
perikanan yang dominan adalah pancing dan jaring. Jumlah peralatan
terbanyak berada di Distrik Kaimana disusul oleh Distrik Buruway dan
Distrik Etna.
Tabel 2.21 Rumah Tangga Perikanan Laut Per Distrik di Kabupaten
Kaimana Tahun 2020
Distrik Rumah Tangga
Buruway 325
Teluk Arguni 495
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-54
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Arguni Bawah 350
Kaimana 1225
Kambrau 245
Teluk Etna 355
Yamor 120
Jumlah 3115
Sumber: Kaimana Dalam Angka, Tahun 2021
Tabel 2.22 Banyaknya Alat Penangkap Ikan Menurut Jenis dan Distrik
di Kabupaten Kaimana Tahun 2020
Distrik Pancing Jaring Bagan
Dasar Tonda Hiu Halang Hanyut Langsang Perahu Lainnya
Buruway 400 158 0 55 120 330 0 1.063
Teluk Arguni 250 190 0 300 290 265 0 1.295
Arguni Bawah 185 170 0 196 145 350 0 1.046
Kaimana 800 550 0 700 420 650 32 3.120
Kambrau 110 70 0 230 85 140 0 635
Teluk Etna 389 240 0 20 283 283 0 1.072
Yamor 15 5 17 0 0 4 0 41
Jumlah 2.149 1.383 17 1.501 1.343 2.022 32 8.272
Sumber: Kaimana Dalam Angka, Tahun 2021
1) Perikanan Budidaya
Menurut data Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Kaimana
tahun 2010, luas potensi lahan untuk perikanan budidaya adalah 800 Ha
yang terdiri dari lahan perairan tawar seluas 150 Ha, payau 150 Ha dan
perairan laut seluas 500 Ha (RTRW Kaimana, 2012 -2031). Data mengenai
kegiatan perikanan budidaya oleh masyarakat belum ada, termasuk
kegiatan budidaya air payau di Kabupaten Kaimana seperti udang,
kepiting dan bandeng padahal kaimana didukung dengan potensi hutan
mangrove dengan luasan sekitar 50.572,52 Ha. Lokasi yang memiliki
keanekaragaman jenis mangrove dan pantai tertinggi terdapat di
Nusaulan dan Adijaya. Penyebaran hutan mangrove hampir terdapat
disetiap distrik seperti di Distrik Buruway (3,15% dari luas hutan distrik),
Kaimana (1,3% dari luas hutan distrik), Teluk Arguni (2,38% dari luas
hutan distrik) dan Teluk Etna (3,42% dari luas hutan distrik) (Rencana
Pengelolaan KKPD Kaimana 2015-2034).
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-55
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Untuk pengembangan budidaya ke depan perlu dipertimbangkan
karena telah mengalami overfishing dan fully exploited akibat eksploitasi di
perairan terdekat Kaimana. Kegiatan budidaya lain yang perlu dilakukan
mengingat potensi pasarnya yang luas adalah budidaya Rumput laut,
terutama di Kawasan Teluk Bicari.
๏ Distrik Kaimana
Potensi pengembangan perikanan budidaya untuk
wilayah Distrik Kaimana cukup besar terutama budidaya rumput
laut, kerang mutiara dan budidaya ikan karang dengan metode
keramba jarung apung. Daerah yang potensial untuk
pengembangannya berada di wilayah perairan yang terlindung dari
gelombang seperti wilayah Teluk Bicari hingga selat namatota dan
Selat Iris.
๏ Distrik Teluk Arguni
Potensi perikanan budidaya yang dapat dikembangkan
diwilayah ini adalah pemanfaatan hutan mangrove untuk areal
budidaya tambak dengan produk berupa udang jenis ende, banana,
karasu dan tiger serta ikan komersial seperti bandeng.
๏ Distrik Arguni Bawah
Kepiting jenis rajungan dan bakau serta udang jenis dogol
dan windu merupakan produk perikanan budidaya yang dapat
dikembangkan hal ini berkaitan dengan sebaran hutan mangrove
yang cukup luas.
๏ Distrik Kambrau
Wilayah Distrik Kambrau berpotensi untuk
pengembangan budidaya perikanan udang jenis dogol dan windu
serta kepiting jenis rajungan dan bakau.
๏ Distrik Buruway
Potensi pengembangan budidaya perikanan pada wilayah
Distrik Buruway adalah jenis teripang dan ikan kerapu. Wilayah
yang berpotensi untuk pengembangan perikanan budidaya laut
adalah wilayah Nusaulan hingga Pulau Karamawi dan perairan di
Adijaya hingga Tanjung Kainara.
๏ Distrik Teluk Etna
Kerang mutiara, rumput laut dan ikan kerapu merupakan
potensi perikanan budidaya yang dapat dikembangkan dengan
wilayah pengembangan disekitar Kayu Merah dan Lakahia.
๏ Distrik Yamor
Potensi pengembangan budidaya perikanan tergolong
kecil bila dibandingkan dengan Distrik lainnya.
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-56
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
2) Perikanan Tangkap
Perikanan tangkap adalah usaha penangkapan ikan yang
dilakukan langsung di habitat aslinya (laut, danau, sungai). Kondisi ini
masih langka di daerah mengingat sebagian besar nelayan di Kaimana
masih menangkap ikan di fishing ground yang terbatas yaitu di perairan
pantai seperti Teluk Etna, Arguni, Bicari dan sebagainya. Jumlah produksi
perikanan pada tahun 2019 adalah 28.785,200 ton (Dinas Perikanan 2019)
tergolong kecil bila dibandingkan dengan potensi perikanan di Laut
Arafura yang mencapai 771,55 ribu ton/tahun (RTRW Kabupaten Kaimana
2012-2031).
Tabel 2.23 Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
di Laut Arafura
Kelompok Sumberdaya Potensi / Pemanfaatan
Ikan Pelagis Besar:
Potensi (103 ton/tahun) 50,86
Produksi (103 ton/tahun) 34,55
Pemanfaatan (%) 67,93
Kelompok Pelagis Kecil:
Potensi (103 ton/tahun) 468.66
Produksi (103 ton/tahun) 12.31
Pemanfaatan (%) 2.63
Ikan Demersal:
Potensi (103 ton/tahun) 202,34
Produksi (103 ton/tahun) 156,80
Pemanfaatan (%) 77,52
Ikan Karang Konsumsi:
Potensi (103 ton/tahun) 3,10
Produksi (103 ton/tahun) 22,58
Pemanfaatan (%) > 100
Udang Penaeid:
Potensi (103 ton/tahun) 43,10
Produksi (103 ton/tahun) 36,67
Pemanfaatan (%) 85,08
Udang Lobster:
Potensi (103 ton/tahun) 0,10
Produksi (103 ton/tahun) 0,16
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-57
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Pemanfaatan (%) > 100
Cumi-cumi:
Potensi (103 ton/tahun) 3,39
Produksi (103 ton/tahun) 0,30
Pemanfaatan (%) 8,85
Total:
Potensi (103 ton/tahun) 771,55
Produksi (103 ton/tahun) 263,37
Pemanfaatan (%) 34,14
Sumber: BRKP DKP dan LIPI Tahun 2001 dalam Master Plan Minapolitan Kaimana
Jenis sumberdaya perikanan unggulan di daerah adalah kerapu,
kakap, rumput laut, teripang, lobster dan sebagainya yang populasinya
sangat terkait dengan kondisi terumbu karang yang ada. Berdasarkan
data tata ruang wilayah Papua Selatan oleh DKP dan PU luas terumbu
karang di Kabupaten Kaimana adalah sekitar 2605.81 Ha (26.058 Km2).
Ekosistem terumbu karang di Kabupaten Kaimana umumnya
berkembang disekitar Tanjung Simora, Pulau Venu, Tanjung Mosi mosi,
Tanjung Papisoil, Nusaulan, Selat Iris dan Pulau Adi (Masterplan
Minapolitan Kabupaten Kaimana, 2011)
Kendala utama dalam pengembangan perikanan di Kaimana
adalah keterbatasan sumberdaya manusia yang handal dan sarpras serta
modal usaha. Kegiatan usaha penangkapan ikan di Kabupaten Kaimana
masih didominasi pola tangkap tradisional yang dicirikan dengan alat
transportasi yang kecil dengan tenaga penggerak dayung atau motor
tempel. Total kapal penangkap ikan terbanyak berada di Distrik Kaimana
disusul oleh Distrik Teluk Arguni Atas dan Distrik Teluk Etna.
Tabel 2.24 Banyaknya Kapal Penangkap Ikan Ikan Menurut Jenis
dan Distrik
Distrik Perahu Perahu Perahu Kapal Jumlah
Tanpa Motor Motor Motor
Motor Tempel Dalam
Buruway 880 220 18 95 1.213
Teluk Arguni 380 80 0 10 470
Arguni Bawah 200 55 1 15 271
Kaimana 280 70 0 9 359
Kambrau 190 55 0 5 250
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-58
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Teluk Etna 265 50 2 6 323
Yamor 35 10 0 0 45
Kabupaten Kaimana 2.230 540 21 140 2.931
Sumber: Kaimana Dalam Angka, Tahun 2021
d) Potensi Lahan
Penggunaan lahan di kaimana di dominasi oleh hutan rimba yang
belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat setempat. Luas
keseluruhan mencapai 20.568,30 km2. Penggunaan lahan terkecil adalah
pasir/ bukit pasir darat dengan persentase 0,01 persen dari luas wilayah
Kabupaten Kaimana. Sementara luasan lahan yang telah dimanfaatkan
untuk pemukiman seluas 7,47 km2 (0,04%). Hal ini menginsyaratkan bahwa
Kabupaten Kaimana masih memungkinkan untuk menampung kegiatan
wilayah dan penduduk yang cukup di masa mendatang.
Pada masing – masing distrik, penggunaan lahan untuk kegiatan
pemukiman rata – rata tidak lebih dari 0,60 km2 (0,02% dari seluruh wilayah
distrik). Hanya Distrik Kaimana yang tingkat pemanfaatan lahan untuk
pemukiman mencapai 0,11 persen dari seluruh luas wilayah distrik Kaimana
(3,91 km2). Sementara lahan berupa alang – alang atau semak belukar seluas
667,32 km2. Lahan tersebut masih dapat dimanfaatkan sebagai lahan yang
mampu untuk menampung kegiatan pengembangan wilayah.
Tabel 2.25 Penggunaan Lahan Eksisting di Kabupaten
Kaimana
Jenis Penggunaan Lahan Luas (Km2) %
Air Danau/ Situ 141,44 0,69
Air Rawa 49,55 0,24
Hutan Rawa 101,12 0,49
Hutan Rimba 19.189,10 98,29
Pasir/ Bukit Pasir Darat 2,99 0,01
Pasir/ Bukit Pasir Laut 41,12 0,20
Perkebunan/ Kebun 71,95 0,35
Pemukiman dan Tempat Kegiatan 7,47 0,04
Semak Belukar/ Alang – alang 762,14 3,71
Tanah Kosong/ Gundul 18,22 0,09
Tegalan/ Ladang 10,02 0,05
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-59
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Jenis Penggunaan Lahan Luas (Km2) %
Luas Total 20.568,30 100,00
Sumber: Analisis Peta Rupa Bumi Skala 1:50.000, Tahun 2011
e) Pertanian dan Perkebunan
Sistem pertanian di Kabupaten kaimana dapat dikelompokan atas
sistem pertanian menetap dan sistem pertanian ladang berpindah. Pada
sistem pertanian menetap, penduduk mengusahakan tanaman tahunan
seperti pala, kelapa, kakao, durian, mangga dan rambutan. Sedangkan
sistem pertanian lading berpindah, penduduk mengusahakan tanaman
bahan makanan seperti umbi – umbian, jagung, tanaman sayuran dan
sebagainya yang umumnya diusahakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi keluarga sendiri (corak subsistem).
Berdasarkan hasil penelitian “Masterplan Pertanian Untuk
Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Kaimana Provinsi Papua
Barat”, Tahun 2007, dikemukakan bahwa tanaman pangan potensial yang
cocok dikembangkan di Kabupaten Kaimana adalah sagu, padi (sawah dan
gogo), jagung, ubi jalar, kacang tanah, ubi kayu dan talas. Masih dari sumber
yang sama, komoditas perkebunan yang dapat dikembangkan di Kabupaten
Kaimana meliputi komoditas perkebunan rakyat dan perkebunan skala besar.
Komoditas– komoditas tersebut adalah kelapa, pala, cengkeh, vanili, kopi
robusta, kelapa sawit dan kakao.
Teridentifikasi bahwa lahan yang sesuai untuk:
Kelapa seluas 728.646 ha;
Kopi seluas 610.203 ha;
Cengkeh mencapai 653.743 ha;
Kelapa sawit, kakao, melinjo, pala dan vanili mencapai 671.547 ha.
1) Tanaman Pangan
Lahan potensial yang diperuntukan untuk sagu, sekitar 149.787
ha, komoditas padi sekitar 530.564 ha, komoditas hortikultura yang
terdiri dari tanaman sayuran (kacang, pisang, cabe, tomat dan bayam)
seluas 507,794 ha dan komoditas buah – buahan (pisang, papaya,
rambutan, durian, duku, manggis dan jeruk) seluas 637.811 ha. (Sumber:
Masterplan Pertanian Untuk Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten
Kaimana Provinsi Papua Barat). Khusus untuk tanaman sagu, meskipun
memiliki lahan potensial yang luas namun tidak ada data mengenai
produksi yang telah dihasilkan.
Sampai dengan tahun 2010, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan keladi
tersebar di semua distrik dengan perkiraan luas produksi 27 Ha untuk
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-60
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
jagung, 21 Ha untuk ubi kayu, 24 Ha untuk ubi jalar dan 19 ha untuk
keladi. (Sumber: RTRW Kaimana 2012-2031)
Dalam buku “Distrik Dalam Angka Tahun 2020” yang dirilis Badan
Pusat Statistik Kabupaten Kaimana, ditulis bahwa komoditas pertanian
tanaman pangan di Kaimana kegiatannya tersebar secara merata di
semua distrik meskipun dengan perbedaan hasil panen yang cukup
signifikan antardistrik untuk produk yang sama Sebagian besar produk
yang dihasilkan hanya untuk dikonsumsi rumah tangga dan memenuhi
kebutuhan pasar lokal.
2) Buah – buahan
Produksi buah – buahan di Kabupaten Kaimana sampai dengan
akhir tahun 2019 terdiri dari: mangga, durian, pisang, pepaya, salak,
rambutan, nangka dan sukun (sumber : Kabupaten Kaimana Dalam Angka).
Tabel 2.26 Produksi Buah-buahan Menurut Distrik dan Jenis Tanaman di Kabupaten
Kaimana (kuintal) Tahun 2020
Distrik
Jenis Buah Buruway Teluk Arguni Kaimana Kambrau Teluk Yamor Jumlah
Arguni Bawah Etna
Mangga 219 11.672 274 315 13.931
Durian 0 1.107 286 76 0 58 0 3.000
Pisang 4.388 1.222 1.702 16.571 0 10.416 233.635
Pepaya 427 27.753 34.955 135.296 106 4.256 607 3.271
Salak 14 134 400 1.305 0 292 0 3.912
Rambutan 0 3.780 0 34 0 5.248
Nangka 170 72 12 4.500 0 0 0 2.074
748 0 1.292 0
306 306
Sumber: Kabupaten Kaimana Dalam Angka, Tahun 2021
3) Sayuran
Produksi tanaman sayuran semusim di Kabupaten Kaimana
terdiri dari cabai, kubis, petsai, tomat, kangkung, bayam, ketimun,
terung, kacang panjang, petsai/sawi, buncis, kangkung dan bayam yang
merupakan 10 (sepuluh) komoditi paling sering dikonsumsi masyarakat
dan dijumpai di pasar. Produksi tanaman sayuran ini tersebar hampir di
semua distrik di Kabupaten Kaimana.
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-61
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Tabel 2.27 Produksi Tanaman Sayuran Menurut Distrik dan Jenis Tanaman di
Kabupaten Kaimana (kuintal) Tahun 2020
Jenis Sayuran Buruway Teluk Arguni Distrik Kambrau Teluk Yamor Jumlah
Arguni Bawah Etna
Cabai besar 0 Kaimana 0 0 6
Cabai 113 0 0 119 0 54 726
Kubis 0 82 90 6 0 108 0 286
Tomat 14 0 0 160 0 0 0 219
Kangkung 64 3 36 286 30 9 46 519
Bayam 12 51 42 157 27 53 22 155
0 9 233 0
85
Sumber: Kabupaten Kaimana Dalam Angka, Tahun 2021
f) Perkebunan
Komoditas yang dihasilkan oleh perkebunan adalah kelapa, kopi,
kakao, pala dan cengkeh, yang tersebar hampir di seluruh distrik. Sektor ini
cukup menjanjikan untuk dikembangkan karena memiliki potensi lahan yang
luas.
Tabel 2.28 Luas Areal Tanaman Perkebunan Menurut Distrik dan Jenis Tanaman di
Kabupaten Kaimana (Ha) Tahun 2020
Jenis Buruway Teluk Arguni Distrik Kambrau Teluk Yamor Jumlah
Tanaman Arguni Bawah Etna
224,50 130,20 Kaimana 189,70 144,20 0,00 970,00
Kelapa 0,00 4,30 0,00 0,00 0,00 28,50
Kopi 3,50 0,00 1,00 277,10 0,70 0,00 0,00 79,00
Kakao 919,70 8,70 13,70 27,50 1.181,50 625,81 10.907,17
Pala 0,00 52,40 0,00 447,70 0,00 32,00
Cengkeh 2.381,00 1.838,70 3.512,76
32,00 0,00
0,00 0,00
Sumber: Kabupaten Kaimana Dalam Angka, Tahun 2021
Tabel 2.29 Produksi Perkebunan Menurut Distrik dan Jenis Tanaman di Kabupaten
Kaimana (Ton) Tahun 2020
Jenis Tanaman Buruway Teluk Arguni Distrik Kambrau Teluk Etna Yamor Jumlah
Arguni Bawah
Kelapa 86,76 Kaimana 57,02 47,10 0,00 247,90
Kopi 0,00 0,00 19,83 0,00 0,00 0,00 0,00
37,19
0,00 0,00 0,00
Kakao 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pala 42,40 134,91 123,35 50,11 34,70 0,00 0,00 385,47
Cengkeh 0,00 0,00 0,00 0,092 0,00 0,00 0,00 0,092
Sumber: Kabupaten Kaimana Dalam Angka, Tahun 2021
g). Kawasan Konservasi
Kawasan Konservasi atau kawasan suaka yang ada di Kabupaten
Kaimana adalah:
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-62
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
a. Cagar Alam Pegunungan Kumawa;
b. Hutan Lindung di Distrik Teluk Arguni;
c. Hutan Lindung Kambrauw – Kambala;
d. Hutan Lindung Teluk Arguni – Manggai; dan
e. Suaka Margasatwa Pulau Venu.
Adapun luas keseluruhan kawasan hutan konservasi terdiri atas
kawasan hutan perlindungan dan pelestarian alam (PPA) adalah 237.187 ha,
serta luas kawasan hutan lindung (HL) adalah 540.243 ha. Dengan
ditetapkan kawasan-kawasan suaka tersebut diharapkan fungsi-fungsi
perlindungan terhadap daya dukung serta kelestarian fungsi-fungsi
lingkungan dapat dijamin, sehingga dibutuhkan perhatian serta dukungan
pemerintah dalam membantu pembiayaan berupa dana kompensasi
lingkungan atau program bantuan lainnya.
h) Kawasan Hutan
Berdasarkan Peta Kawasan hutan dan Perairan Irian Jaya (SK. Menteri
Kehutanan No. 891/KPTS–II/1999) luas kawasan hutan Kabupaten Kaimana
sebesar 2.017.933,77ha.
Tabel 2.30 Luas Kawasan Hutan Menurut Distrik di
Kabupaten Kaimana (Ha) Tahun 2020
Sumber: Kaimana Dalam Angka, Tahun 2021 II-63
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
i) Sumberdaya Mineral
Potensi kandungan mineral yang telah dieksplorasi di daerah ini seperti
minyak bumi, gas alam, dan emas hingga saat ini belum ada laporan dari pihak
Departemen Pertambangan. Potensi yang sudah dieksplorasi dan dilaporkan
adalah cadangan batu gamping yang diperkirakan sekitar 1.600 x 109 ton. Dari
jumlah tersebut lebih kurang 310 x 109 ton memenuhi syarat dijadikan bahan
baku semen, karena mempunyai kadar CaC lebih besar dari 50% dan HgO lebih
kecil dari 3%. Selain itu terdapat beberapa perusahaan seperti CHEVRON, HESS
dan NIKO Resources yang melakukan explorasi, survey dan drilling untuk
mengetahui kandungan minyak dan gas di kawasan Buruway, Teluk Kambrauw,
dan Teluk Etna. Apabila hasil explorasi menunjukan tersedia kandungan yang
ekonomis akan dilanjutkan dengan penyusunan rencana bisnis (business plan)
untuk exploitasi yang diharapkan berdampak signifikan bagi ekonomi dan
pembangunan kemasyarakatan di Kabupaten Kaimana.
Gambar 2.7 Potensi SDA Kaimana
Sumber: Bappeda Kaimana, diolah dari beberapa sumber, 2021
Tabel 2.31 Jumlah Pulau-Pulau Kecil Yang Berpenghuni dan Tidak Berpenghuni
Berdasarkan Wilayah Distrik
No. Distrik Jumlah Pulau Jumlah Pulau Yang Jumlah Pulau Yang Tidak
Berpenghuni Berpenghuni
1. Kaimana 269 1 (Namatota) 268
2. Teluk Etna 48 46
3. Yamor - 2 (Kayu Merah dan Lakahia)
-
-
II-64
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
4. Buruway 46 1 (Adijaya) 45
5. Teluk Arguni 21 1 (Partenus) 20
6. Arguni Bawah 18 18
-
7. Kambrauw 4 3
1 (Sernusu)
Sumber: Data Analisis Citra Lansat 7 ETM+, Tahun 2008 dan 2011
Tabel 2.32 Jumlah Pulau-pulau Kecil Yang Memiliki Nama dan
Tidak Memiliki Nama Berdasarkan Wilayah Distrik
No. Distrik Jumlah Pulau Jumlah Pulau Yang Jumlah Pulau Yan
Memiliki Nama Tidak Memiliki
1. Kaimana 269
2. Teluk Etna 48 20 Nama
3. Yamor - 8
4. Buruway 46 - 249
5. Teluk Arguni 21 14
6. Arguni Bawah 18 4 40
7. Kambrauw 4 2
3 -
32
17
16
1
Sumber: Data Analisis Citra Lansat 7 ETM+, Tahun 2008 dan 2011
5) Situs Sejarah dan Kepurbakalaan
Di Kaimana banyak sekali terdapat situs sejarah dan kepurbakalaan,
namun sebahagian besar masih tersembunyi bahkan keberadaannya
dirahasiakan oleh masyarakat. Setidak-tidaknya ada dua situs sejarah yang
sudah mulai diketahui dan memerlukan penelitian secara cermat, yaitu situs
sejarah keberadaan “Burung Garuda”.
Hasil inventarisasi dan pendataan yang dilakukan Kantor Kebudayaan
dan Pariwisata tentang situs dan Cagar Budaya telah diinventarisasi sebanyak 39
Cagar Budaya (sesuai Keputusan Bupati Kaimana Nomor 433/119/VI/2014
tentang Penetapan Situs pra sejarah, situs sejarah, benda, bangunan, struktur dan
kawasan sebagai Cagar Budaya Kaimana.
Sementara hasil studi teknis tentang situs pra sejarah di Kampung
Maimai Distrik Kaimana yang dilaksanakan Tahun 2013 bekerjasama dengan
Balai Pelestarian Cagar Budaya Ternate dan Balai Arkeologi Jayapura telah
terindentifikasi sebanyak 21 panel sebaran gambar cadas di Maimai dengan
jumlah gambar/lukisan cadas sebanyak 1200-san lukisan, sebagian sudah
mengalami kerusakan akibat kondisi alam dan perbuatan tangan manusia
sebanyak + 300-an gambar/lukisan cadas.
6) Senja Indah Kaimana
Keindahan alamnya yang khas disertai keindahan senjanya yang unik
membuat Kaimana telah dikenal sejak lama baik dalam negeri maupun di manca
negara, sebagaimana dilukiskan oleh “Alfian” lewat alunan tembang “Senja di
Kaimana”. Keindahan alam dan keunikan senja Kaimana tentu memberikan
peluang dan prospek yang menjanjikan untuk pengembangan sektor pariwisata.
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-65
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Salah satu kegiatan budaya yang dilakukan dalam rangka mengembalikan
potensi “Senja Indah di Kaimana” adalah Festival Senja, Sasi Nggama dengan
melaksanakan beberapa kegiatan pendukung.
2.1.3. Demografi
1) Jumlah Penduduk
Penduduk merupakan salah satu indikator yang dapat menentukan keberhasilan
pembangunan daerah dalam kedudukannya sebagai social capital dan work force. Kondisi
yang sering terjadi, terutama di negara-negara berkembang (developing countries) adalah
bahwa kelimpahan (abundance) dari Tenaga Kerja dan Penduduk Usia Produktif (PUP)
tidak diikuti dengan keterampilan (skill) maupun pengetahuan (knowledge) yang
memadai dan akibatnya berdampak pada daya saing yang lemah. Tenaga Kerja
semacam ini pada akhirnya terserap sebagai buruh kasar.
Diagram 2.1 Presentase Luas Wilayah Darat
Per Distrik Terhadap Keseluruhan Wilayah
Darat
Yamor
20,57%
Buruway
14,32%
Teluk Etna
22,68%
Kambrau Teluk Arguni
4,19% 16,16%
Kaimana Arguni Bawah
11,32% 10,76%
Sumber: Bappeda Kaimana, diolah dari beberapa sumber, 2021
Dengan memperhatikan komposisi umur penduduk dalam beberapa tahun
terakhir, serta proyeksi penduduk terlihat bahwa Kabupaten Kaimana berpotensi
menikmati Bonus Demografi, yaitu penduduk pada rentang usia 15 s.d 65 tahun (usia
produktif) merupakan jumlah terbesar dari keseluruhan populasi yang ada. Hal ini
bukan hanya di Kabupaten Kaimana tetapi juga di Kabupaten lain di Indonesia pada
umumnya data proyeksi penduduk menunjukkan bahwa Bonus Demografi akan terjadi
sampai dengan Tahun 2035.
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-66
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Namun, sebagaimana dijelaskan diawal bahwa bonus demografi secara umum dapat
dimanfaatkan ketika work force didukung dengan skill dan knowledge. Selanjutnya, Angka
Beban Tanggungan (ABT) dapat diperoleh dengan mengkomparasikan jumlah Penduduk
Usia Produktif (15-64 tahun) dengan jumlah Penduduk Usia Tidak Produktif (65-75+).
Tabel 2.33 Penduduk Kabupaten Kaimana Menurut Kelompok Umur (Usia) Tahun
2016-2020
Dari tabel 2.33 terlihat Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun) mendominasi
kelompok umur yang ada. Pada Tahun 2020 PUP mencapai 39.881 orang, lebih banyak
dibandingkan PUP Tahun 2019 yang sebesar 38.849 atau mengalami kenaikan sebesar
2,59% atau bertambah 1.032 jiwa. Pada Tahun 2020, kelompok Umur 0-4 merupakan
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-67
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Kelompok Umur dengan jumlah terbanyak mencapai 7.641 jiwa dan yang terkecil
adalah kelompok umur 75 tahun keatas yang berjumlah 154 jiwa.
2) Konsentrasi Penduduk
Selanjutnya, apabila melihat sebaran penduduk per distrik terlihat bahwa Distrik
Kaimana menempati posisi teratas konsentrasi penduduk terbesar sedangkan yang
terkecil adalah Distrik Yamor. Posisi Kaimana sebagai Ibu Kota Kabupaten menjadikan
Kaimana sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi serta fasilitas, terutama infrastruktur
dasar ikut mempengaruhi konsentrasi penduduk di Kaimana.
Diagram 2.2 Struktur Penduduk Berdasarkan kelompok Umur dan
Gender Tahun 2020
75+ 82 72
70-74
65-69 110 116
60-64
55-59 229 205
50-54
45-49 437 357
40-44
35-39 744 530
30-34
25-29 1012 843
20-24
15-19 1650 1246
10-14
2319 1856
5-9
0-4 2916 2297
5 000 3357 2842
3462 3134
2852 2543
2881 2603
3267 3.014
3663 3.540
3950 3.691
4 000 3 000 2 000 1 000 0 1 000 2 000 3 000 4 000 5 000
Laki-laki Perempuan
Sumber: BPS Kabupaten Kaimana, Tahun 2021
Tabel 2.34 Penyebaran Penduduk Menurut Distrik Tahun 2018-2020
Penduduk
Distrik Laki-Laki Perempuan Jumlah
2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020
4.490
Buruway 2.253 2.340 2.401 1.989 2.030 2.089 4.242 4.370 4.528
3.063
Teluk Arguni 2.145 2.229 2.287 2.134 2.179 2.241 4.279 4.408
Arguni Bawah 1.460 1.517 1.556 1.434 1.465 1.507 2.894 2.982
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-68
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Kaimana 20.453 21.279 21.801 18.234 18.634 19.150 38.687 39.913 40.951
Kambrauw 1.352 1.403 1.442 1.113 1.132 1.167 2.465 2.535 2.609
Teluk Etna 1.915 1.988 2.041 1.691 1.724 1.776 3.606 3.712 3.817
Yamor 1.316 1.363 1.403 915 933 959 2.231 2.296 2.362
30.894 32.119 32.931 27.510 28.097 28.889 58.404 60.216 61.820
JUMLAH
Sumber : Kabupaten Kaimana Dalam Angka, BPS Kab. Kaimana, Tahun 2021
Diagram 2.3 Penyebaran Penduduk Menurut Distrik Tahun 2020 Laki-laki
Perempuan
30.000
22.500 21.801
19.150
JUmlah 15.000
7.500
2.401 2.089 2.287 2.241 1.556 1.507 1.442 1.167 2.041 1.776 1.403 959
Teluk Etna Yamor
0
Buruway Teluk Arguni Arguni Bawah Kaimana Kambrauw
Distrik
Sumber : Kabupaten Kaimana Dalam Angka, BPS Kab. Kaimana, Tahun 2021
3) Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan Penduduk adalah rata-rata tahunan laju perubahan jumlah
penduduk di suatu daerah selama periode waktu tertentu. Laju pertumbuhan penduduk
menunjukkan persentase pertambahan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Distrik
Kaimana menjadi wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang paling tinggi di
tahun 2020 dengan jumlah penduduk mencapai 40.951 jiwa atau 66,24% dari total
jumlah penduduk Kabupaten Kaimana dan mengalami kenaikan sebesar 2,53%
dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan Distrik dengan tingkat kepadatan paling
rendah yaitu Distrik Yamor dengan jumlah 2.362 jiwa atau 3,82 % dari total penduduk
Kabupaten Kaimana Tahun 2020. Meskipun memiliki jumlah penduduk paling sedikit,
namun secara luas wilayah, Distrik Yamor menempati urutan kedua terluas setelah
Distrik Teluk Etna. Pada Tahun 2020, tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten
Kaimana mencapai 3,34 jiwa/Km2. Distrik Kaimana masih menjadi Distrik dengan
tingkat kepadatan per km2 yang paling tinggi, yaitu sebesar 19,55 jiwa/km2, serta Distrik
Yamor menjadi yang paling rendah tingkat kepadatannya dengan 0,62 jiwa/km2 atau
bahkan tidak mencapai 1 jiwa per km2.
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-69
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Table 2.35 Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun, Distribusi Persentase
Penduduk, Kepadatan Penduduk, Rasio Jenis Kelamin Penduduk Menurut
Distrik Tahun 2020
Distrik Penduduk Laju Pertumbuhan Persentase Kepadatan Luas Daerah Rasio Jenis
Tahun 2020 Penduduk per Penduduk Per Km2 Area (Km2) Kelamin
Buruway 1,69 114,94
Teluk Arguni 4.490 Tahun 2019-2020 7,26 1,51 2.650 102,05
Arguni Bawah 4.528 2,75 7,32 1,54 2.990 103,25
Kaimana 3.063 2,72 4,95 19,55 1.990 113,84
Kambrauw 40.951 66,24 3,37 2.095 123,56
Teluk Etna 2.609 2,72 4,22 0,91 775 114,92
Yamor 3.817 6,17 0,62 4.195 146,30
2.362 2,6 3,82 3,34 3.805 113,99
JUMLAH 61.820 100,00 18.500
2,92
2,83
2,87
2,66
Sumber : Kabupaten Kaimana Dalam Angka, BPS Kab. Kaimana, Tahun 2021
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1) PDRB Kabupaten Kaimana dan Perkembangannya
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator
pertumbuhan ekonomi suatu negara/wilayah/daerah. PDRB terbentuk dan
dipengaruhi oleh beragam faktor, baik infrastruktur, kebijakan, kontribusi sektoral dan
seterusnya.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah bruto yang
dihasilkan seluruh unit usaha dalam wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi yang menggambarkan
kondisi ekonomi daerah dalam rentang waktu tertentu.
Perhitungan PDRB dengan pendekatan manapun harus dilakukan dengan dua
cara, yaitu Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) dan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB).
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang
dihitung dengan menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB Atas Dasar
Harga Konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan
harga pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar penghitungannya. PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi, sedangkan
PDRB Atas Dasar Harga Konstan dapat digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi dari tahun ke tahun.
Perhitungan PDRB kabupaten Kaimana didasarkan pada 17 jenis lapangan
usaha. Besaran nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada Tahun 2020 sebesar
Rp. 2,71 triliun atau turun 0,03 % dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp. 2,74
triliun.
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-70
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Tabel 2.36 PDRB Kabupaten Kaimana 2016-2020
Tahun PDRB ADHB Menurut Lapangan PDRB ADHK 2000 Menurut Lapangan
Usaha Usaha
2016
2017 Nilai (jutaan Rp.) Nilai (jutaan Rp.)
2.153.068,4 1.557.818,6
2.366.402,1 1.647.555,9
2018 2.580.272,0 1.739.446,0
2019* 2.740.004,5 1.803.958,8
2020** 2.711.834,6 1.762.286,6
Sumber: BPS Kaimana, PDRB Kaimana 2016-2020, Tahun 2021
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Diagram 2.4 Perkembangan PDRB Kabupaten Kaimana 2016-2020
PDRB ADHB PDRB ADHK
2.800.000 2.580.272 2.740.004,5 2.711.834,6
2.100.000
1.400.000 2.366.402,1
2.153.068,4
1.647.555,9 1.739.446 1.803.958,8 1.762.286,6
1.557.818,6
700.000
0 2017 2018 2019 2020
2016
Sumber: BPS Kaimana, PDRB Kaimana 2016-2020, Tahun 2021
2) Pertumbuhan Ekonomi Agregat
Tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu daerah menggambarkan tingkat
produktifitas penduduk di dalam menghasilkan barang dan jasa di daerah tersebut pada
suatu periode atau satu tahun. Secara makro pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kaimana
dapat dilihat dari laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas
Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2010. Perubahan penggunaan Tahun Dasar ADHK
dari semula ADHK 2000 menjadi ADHK 2010 sebagai bentuk adaptasi pencatatan
statistik secara nasional terhadap perkembangan eksternal guna menjaga konsistensi
hasil penghitungan.
3) Struktur Perekonomian Kabupaten Kaimana
Dengan melihat sumbangan sektoral PDRB Kabupaten Kaimana menunjukkan
bahwa kontribusi terbesar disumbangkan oleh pertanian dalam arti luas walaupun
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-71
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
perkembangannya dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan adanya penurunan.
Setiap sektor berkontribusi terhadap pembentukan PDRB sehingga perubahan yang
terjadi baik minimum akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan PDRB secara
keseluruhan.
Tabel 2.37 Perkembangan Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Kaimana
Tahun 2016-2020
Lapangan Usaha/Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**
(3) (4) (5) (6) (6)
(1) 27,94 27,11 26,4 26,4 26,4
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/ 0,99 1,00 1,0 1,1 1,1
Agriculture, Forestry and Fishing 5,62 5,44 5,3 5,3 5,5
0,06 0,06 0,1 0,1 0,1
B Pertambangan dan Penggalian/Mining and
Quarrying 0,05 0,04 0,0 0,0 0,0
C Industri Pengolahan/Manufacturing 19,36 20,14 20,4 20,5 20,6
D Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity and Gas 9,63 9,83 10,2 10,4 11,0
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 5,23
E dan Daur Ulang/Water supply, sewerage, Waste
0,72
Management ang Remediation Activies
1,58
F Kontruksi/Contruction
1,43
Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi 2,01
G Mobil dan Sepeda Motor/Wholesale and Retail 0,08
Trade, Repair of Motor Vehicles and Motorcycle 22,54
H Transportasi Pergudangan/Transportation and 1,69 5,32 5,4 5,3 4,7
Storage 0,67
0,41 0,76 0,8 0,8 0,8
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/
Accomodation and Food Service Activities 100,00 1,60 1,6 1,7 2,0
J Informasi dan Komunikasi/Information and 1,38 1,3 1,4 1,5
Communication 2,07 1,9 1,9 1,9
0,08 0,1 0,1 0,1
K Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial and
Insurance Activies 22,40 22,7 22,2 21,5
L Real Estate/Real Estate Activities 1,69 1,7 1,7 1,7
0,67 0,7 0,7 0,8
M,N Jasa Perusahaan/Business Activities 0,41 0,4 0,4 0,4
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 100,00 100,00 100,00 100,00
O Jaminan Sosial/Public Administration and
Defence; Compulsory Social Security
P Jasa Pendidikan/Education
Q Sosial/Human Health and Social Work Activities
R,S,T, Jasa Lainnya/Other Services Activities
U
Produk Domestik Regional Bruto/Gross Regional
Domestic Product
Sumber: PDRB Kaimana 2016-2020, BPS Kaimana, Tahun 2021
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-72
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Diagram 2.5 Perkembangan Persentase Sektor Pertanian PDRB Tahun
2016-2020
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/Agriculture, Forestry and Fishing
28 27,94
27,6 27,11
27,2
26,8 26,4 26,4 26,4
26,4
26 2017 2018 2019 2020
2016
Sumber: PDRB Kaimana 2016-2020, BPS Kaimana, Tahun 2021
Tabel 2.38 Laju Pertumbuhan Rill PDRB Menurut Lapangan Usaha
(Persen) Tahun 2016-2020
Lapangan Usaha/Industry 2016 2017 2018* 2019* 2020**
(2) (3) (4) (5) (6)
(1) 0,13 3,72
4,2 4,0 (3,4)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/ 6,36 9,03
Agriculture, Forestry and Fishing 1,48 2,98
8,30 8,65
B Pertambangan dan Penggalian/Mining and 8,5 9,1 (5,2)
Quarrying 2,01 3,07
3,0 2,8 (0,5)
C Industri Pengolahan/Manufacturing 8,02 9,17 6,6 7,9 6,7
D Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity and Gas 5,59 7,17
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 5,99 7,21 2,3 2,7 1,8
E dan Daur Ulang/Water supply, sewerage, Waste
7,49 9,45
Management ang Remediation Activies
5,31 7,11
F Kontruksi/Contruction 7,6 3,6 (0,6)
3,94 3,36
Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi Mobil 6,39 8,99 8,5 8,2 2,4
G dan Sepeda Motor/Wholesale and Retail Trade, 5,81 7,91
Repair of Motor Vehicles and Motorcycle 1,16 4,87
H Transportasi dan Pergudangan/Transportation 7,69 7,74 6,8 3,2 (13,0)
and Storage 6,98 7,36
10,3 10,8 (9,0)
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/
Accomodation and Food Service Activities 7,2 7,3 8,7
J Informasi dan Komunikasi/Information and 2,5 12,1 6,2
Communication 1,2 1,2 (0,8)
7,4 7,7 (5,8)
K Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial and
Insurance Activies 4,8 (0,3) (4,7)
L Real Estate/Real Estate Activities 7,8 7,9 (2,2)
6,0 9,7 10,2
M,N Jasa Perusahaan/Business Activities
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
O Jaminan Sosial/Public Administration and
Defence; Compulsory Social Security
P Jasa Pendidikan/Education
Q Sosial/Human Health and Social Work Activities
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-73
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
R,S,T, Jasa Lainnya/Other Services Activities 7,98 7,28 6,6 8,5 (1,9)
U 3,17 5,76 5,6 3,7 (2,3)
Produk Domestik Regional Bruto/Gross
Regional Domestic Product
Sumber: PDRB Kaimana 2016-2020, BPS Kaimana, Tahun 2021
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
4) Pertumbuhan Ekonomi
Besaran laju pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari
keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan khususnya pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya
bila negatif menunjukkan terjadinya perlambatan.
Diagram 2.6 Laju Pertumbuhan Rill PDRB Menurut Lapangan
Usaha (Persen) Tahun 2016-2020
Laju Pertumbuhan Riil PDRB Trendline
7 3,7
5,76 5,6
5,25
3,5 3,17
1,75
0 (2,3)
(1,75)
(3,5) 2017 2018 2019 2020
2016
Sumber: PDRB Kaimana 2016-2020, BPS Kaimana, Tahun 2021
5) Analisis Share Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi
Analisa share bertujuan untuk mengetahui sejauh mana besaran kontribusi
sektoral terhadap pembentukan PDRB dan sumbangannya terhadap laju pertumbuhan
ekonomi secara keseluruhan.
Tabel 2.39 Sumbangan Terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten
Kaimana Tahun 2017-2020
Lapangan Usaha/Industry Peranan (Share) PDRB Laju Pertumbuhan Riil PDRB
Menurut Lapangan Usaha Menurut Lapangan Usaha
(Persen)
2017 2018 2019* 2020** 2017 2018 2019* 2020**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/ 27,11 26,4 26,4 26,4 3,72 4,2 4,0 (3,4)
Agriculture, Forestry and Fishing
B Pertambangan dan Penggalian/Mining and 1,00 1,0 1,1 1,1 9,03 8,5 9,1 (5,2)
Quarrying
C Industri Pengolahan/Manufacturing 5,44 5,3 5,3 5,5 2,98 3,0 2,8 (0,5)
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-74
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
D Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity and 0,06 0,1 0,1 0,1 8,65 6,6 7,9 6,7
Gas 0,04 0,0 0,0 0,0
20,14 20,4 20,5 20,6 3,07 2,3 2,7 1,8
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 9,83 10,2 10,4 11,0 9,17 7,6 3,6 (0,6)
Limbah dan Daur Ulang/Water supply, 7,17 8,5 8,2 2,4
E sewerage, Waste Management ang
7,21 6,8 3,2 (13,0)
Remediation Activies 9,45 10,3 10,8 (9,0)
7,11 7,2 7,3 8,7
F Kontruksi/Contruction 3,36 2,5 12,1 6,2
8,99 1,2 1,2 (0,8)
Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi 7,91 7,4 7,7 (5,8)
Mobil dan Sepeda Motor/Wholesale and
G Retail Trade, Repair of Motor Vehicles and 4,87 4,8 (0,3) (4,7)
7,74 7,8 7,9 (2,2)
Motorcycle 7,36 6,0 9,7 10,2
7,28 6,6 8,5 (1,9)
H Transportasi dan Pergudangan/ 5,32 5,4 5,3 4,7 5,76 5,6 3,7 (2,3)
Transportation and Storage 0,76 0,8 0,8 0,8
Penyediaan Akomodasi dan Makan
I Minum/Accomodation and Food Service
Activities
J Informasi dan Komunikasi/Information and 1,60 1,6 1,7 2,0
Communication
K Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial and 1,38 1,3 1,4 1,5
Insurance Activies
L Real Estate/Real Estate Activities 2,07 1,9 1,9 1,9
M, Jasa Perusahaan/Business Activities 0,08 0,1 0,1 0,1
N
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan 22,40 22,7 22,2 21,5
O dan Jaminan Sosial/Public Administration
and Defence; Compulsory Social Security
P Jasa Pendidikan/Education 1,69 1,7 1,7 1,7
0,67 0,7 0,7 0,8
Q Sosial/Human Health and Social Work 0,41 0,4 0,4 0,4
Activities
100,00 100,00100,00 100,00
R,S, Jasa Lainnya/Other Services Activities
T,U
Produk Domestik Regional Bruto/Gross
Regional Domestic Product
Sumber: BPS Kaimana, PDRB Kaimana 2016-2020, Tahun 2021
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Sumbangan terhadap laju pertumbuhan tidak hanya dipengaruhi oleh peranan
sektoral terhadap nilai PDRB, tetapi juga oleh laju pertumbuhan sektoral itu sendiri.
Sektor Pertanian merupakan penyumbang terbesar dengan kontribusi sebesar 26,4%
terhadap laju pertumbuhan Ekonomi Selanjutnya, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang terkecil dengan kontribusi laju pertumbuhan sebesar 0%.
6) PDRB Perkapita
Nilai PDRB per kapita merupakan hasil bagi antara nilai tambah yang dihasilkan
oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan jumlah penduduk. Oleh karena itu, besar
kecilnya jumlah penduduk akan mempengaruhi nilai PDRB per kapita, sedangkan besar
kecilnya nilai PDRB sangat tergantung pada potensi sumber daya alam dan faktor-faktor
produksi yang terdapat di daerah tersebut, PDRB per kapita Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. PDRB
perkapita Kabupaten Kaimana Tahun 2020 sebesar Rp. 43.87 juta atau meningkat 0,57%
dibandingkan Tahun 2019 sebesar Rp. 43,30 juta.
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-75
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Tabel 2.40 PDRB Per Kapita Menurut Lapangan Usaha (Juta Rp) Tahun
2016-2020
Lapangan Usaha/Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**
(2) (3) (4) (5) (6)
(1) 10,84
11,28
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/ 0,38 11,66 11,99 11,57
Agriculture, Forestry and Fishing 2,18
0,02
B Pertambangan dan Penggalian/Mining 0,42 0,45 0,49 0,46
and Quarrying 0,02 2,26 2,34 2,41 2,41
0,03 0,03 0,03 0,04
C Industri Pengolahan/Manufacturing 7,51
D Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity and 3,74
Gas
2,03
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
0,28
E Limbah dan Daur Ulang/Water supply, 0,02 0,02 0,02 0,02
sewerage, Waste Management ang 0,61 8,38 9,15 10,03 9,05
0,55 4,09 4,51 4,75 4,83
Remediation Activies 0,78
0,03
F Kontruksi/Contruction 8,74
0,65
Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi 0,26
0,16
G Mobil dan Sepeda Motor/Wholesale and 38,79
Retail Trade, Repair of Motor Vehicles and
Motorcycle
H Transportasi dan Pergudangan/ 2,21 2,37 2,47 2,04
Transportation and Storage
Penyediaan Akomodasi dan Makan 0,31 0,35 0,38 0,35
I Minum/Accomodation and Food Service
Activities
J Informasi dan Komunikasi/Information 0,67 0,72 0,77 0,86
and Communication
0,57 0,59 0,65 0,68
K Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial and 0,86 0,85 0,84 0,82
Insurance Activies 0,03 0,03 0,04 0,04
L Real Estate/Real Estate Activities 9,32 10,01 10,14 9,41
M,N Jasa Perusahaan/Business Activities 0,70 0,74 0,78 0,74
0,28 0,29 0,32 0,35
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
O dan Jaminan Sosial/Public Administration 0,17 0,19 0,20 0,19
and Defence; Compulsory Social Security 41,60 44,18 43,30 43,87
P Jasa Pendidikan/Education
Q Sosial/Human Health and Social Work
Activities
R,S,T, Jasa Lainnya/Other Services Activities
U
Produk Domestik Regional Bruto/Gross
Regional Domestic Product
Sumber: PDRB Kaimana 2016-2020, BPS Kaimana, Tahun 2021
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-76
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Diagram 2.7 Perkembangan PDRB Perkapita Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2016-2020
PDRB Per Kapita Menurut Lapangan Usaha (Juta Rp.)
45 44,18 43,87
43,25
43,3
41,6
41,5
39,75
38,79
38 2017 2018 2019 2020
2016
Sumber: PDRB Kaimana 2016-2020, BPS Kaimana, Tahun 2021
7) Laju Inflasi
Inflasi adalah meningkatnya harga barang secara umum dan terus menerus
dalam waktu tertentu. Sedangkan laju inflasi adalah selisih/perbedaan nilai inflasi
antara waktu tertentu dengan waktu lainnya. Semisal harga bensin pada tahun 2008
dan 2017 adalah Rp 4.000/liter dan Rp. 6.500/liter, maka inflasinya sebesar (6500-4000)/
6500*100% = 38,5%. Itu artinya, daya beli kita turun 38,5% dibandingkan ketika tahun
2008. Angka inflasi ini di Provinsi Papua Barat, hanya ada di Kota Sorong dan Kab.
Manokwari (sebagai Ibukota Prov. Papua Barat). Sehingga, untuk perhitungan inflasi
Kabupaten Kaimana ini menggunakan proxy atau pendekatan harga pedesaan.
Tabel 2.41 Laju Inflasi Menurut Kabupaten Kaimana, Kabupaten
Sorong, Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat dan
Nasional (%), 2016–2020
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Kaimana 0,17 0,10 0,44 0,62 0,55
Sorong 1,15 0,53 1,47 0,63 1,17
Manokwari 1,16 0,50 0,56 (0,57) (0,9)
Papua Barat 1,15 0,52 1,25 0,33 0,71
Nasional 3,21 3,88 3,18 3,32 1,54
Sumber: Bappeda Kaimana, diolah dari beberapa sumber, 2021
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-77
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
8) Gini Rasio
Koefisien Gini (Gini Ratio) adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan
agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna)
hingga satu (ketimpangan yang sempurna). Distribusi pendapatan makin merata jika
nilai Koefisien Gini mendekati nol (0). Sebaliknya, suatu distribusi pendapatan
dikatakan makin tidak merata jika nilai Koefisien Gininya makin mendekati satu.
Tabel 2.42 Perkembangan Gini Rasio Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua
Barat dan Nasional Tahun 2016–2020
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Kaimana 0,34 0,43 0,44 0,40 0,41
Papua Barat 0,37 0,39 0,39 0,38 0,37
Indonesia 0,39 0,39 0,39 0,38 0,38
Sumber: Bappeda Kaimana, diolah dari beberapa sumber, 2021
9) Indeks Ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional)
Indeks Williamson merupakan indikator ekonomi makro yang telah dikenal
secara luas untuk mengukur ketimpangan pendapatan atau mengetahui seberapa besar
kesenjangan antarwilayah/daerah. Dasar perhitungan indikator ini adalah dengan
menggunakan PDRB per kapita yang dikaitkan dengan jumlah penduduk per daerah.
Indeks ini bernilai antara nol sampai dengan satu. Nilai nol mengindikasikan bahwa
ketimpangan distribusi pendapatan antar Daerah di kabupaten/kota adalah rendah.
Sebaliknya jika indeks ini mendekati 1 maka dapat diartikan bahwa ketimpangan
distribusi pendapatan antar Daerah di kabupaten/kota adalah tinggi.
Tabel 2.43 Perkembangan Indeks Ketimpangan Wiiliamson
Kabupaten Kaimana Tahun 2016–2020
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Kaimana 0,91 0,90 0,89 0,86 0,85
Sumber: Bappeda Kaimana, diolah dari beberapa sumber, 2021
10)Kemisikinan
Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran
perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. (GK) merupakan penjumlahan dari Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk
yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan
dikategorikan sebagai penduduk miskin. Sedangkan Garis Kemiskinan Makanan (GKM)
merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan
2100 kilokalori perkapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-78
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu,
sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). Garis Kemiskinan
Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang,
pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh
51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan. Presentase penduduk
miskin di Kabupaten Kaimana dalam lima tahun terakhir terus mengalami penurunan
pada tahun 2016 sebesar 17,44 % dan di tahun 2020 sebesar 15,50 %. Penjelasan terkait
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.44 Garis Kemiskinan, Jumlah dan Presentase Penduduk
Miskin di Kabupaten Kaimana Tahun 2013–2020
Diagram 2.8 Presentase Penduduk Miskin Kabupaten Kaimana
(%) Tahun 2016–2020
Presentase Penduduk Miskin
18 17,22
17,44 16,65
17,5
17
16,5
16 16,11
15,5 2019 15,5
15 2017 2018 2020
2016
Sumber: BPS Kab. Kaimana, Tahun 2021
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-79
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Garis Kemiskinan (GK)
Garis Kemiskinan merupakan representasi dari jumlah rupiah minimum
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang
setara dengan 2100 kilokalori per kapita per hari dan kebutuhan pokok bukan
makanan.
Tabel 2.45 Perkembangan Garis Kemiskinan (GK) Kabupaten Kaimana
dan Provinsi Papua Barat (Rupiah/Kapita/Bulan) Tahun 2016–2020
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Kaimana 342.293 363.581 386.576 412.130 438.991
Papua Barat 474.967 499.778 516.362 573.313 610.888
Sumber: Bappeda Kaimana, diolah dari beberapa sumber, 2021
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1), merupakan
ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin
terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata
pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Penurunan nilai indeks Kedalaman
Kemiskinan mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin
cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran
penduduk miskin juga semakin menyempit.
Tabel 2.46 Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat dan Nasional Tahun 2016–
2020
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Kaimana 4,19 2,35 3,40 4,02 2,36
Papua Barat 7,21 6,74 6,29 5,60 5,79
Nasional 1,94 1,83 1,71 1,55 1,61
Sumber: BPS Kab. Kaimana, Tahun 2021
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severity Index-P2) memberikan
gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin
tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk
miskin.
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-80
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Tabel 2.47 Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten
Kaimana dan Provinsi Papua Barat Tahun 2016–2020
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Kaimana 1,38 0,48 1,04 1,42 0,59
Papua Barat 2,82 2,45 2,38 1,97 2,06
Nasional 0,53 0,48 0,44 0,37 0,38
Sumber: Sumber: BPS Kab. Kaimana, Tahun 2021
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
1) Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi indikator penting untuk
mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (penduduk).
IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam
memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. IPM dibentuk oleh 3
(tiga) dimensi dasar: (1) Umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life); (2)
Pengetahuan (knowledge); (3) Standar hidup layak (decent standard of living). Indikator
pada metode baru meliputi: Usia Harapan Hidup (UHH), Harapan Lama Sekolah (HLS),
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Pengeluaran Per kapita.
Sebagai salah satu parameter kunci dalam mengkur pembangunan manusia,
perkembangan capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Kaimana
Tahun 2020 adalah sebesar 65,00, atau meningkat 0,41 poin dibandingkan Tahun 2019
yang sebesar 64,59.
Diagram 2.9 Perkembangan IPM Kabupaten Kaimana, Papua Barat dan Nasional
Tahun 2016-2020
Kaimana Papua Barat Indonesia
100
80
Jumlah 62,15 70,18 62,74 70,81 63,67 71,39 64,59 71,92 65 71,94
65,09
60 62,21 62,99 63,74 64,7
40
20 2017 2018 2019 2020
2016 Tahun
Sumber : BPS Kab. Kaimana, Tahun 2021
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-81
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Diagram 2.10 Perkembangan Komponen IPM Kabupaten Kaimana Tahun 2016-2020
Sumber : BPS Kab. Kaimana, Tahun 2021
2) Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Kesenjangan gender ditunjukkan oleh besarnya Indeks Pembangunan Gender
atau disingkat IPG. IPG merupakan ukuran yang lazim digunakan untuk mengukur
pencapaian kemampuan pembangunan manusia dari perspektif gender. IPG
menggunakan indikator yang sama dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
namun lebih diarahkan untuk mengungkapkan ketimpangan antara laki-laki dan
perempuan. IPG dapat digunakan untuk mengetahui kesenjangan pembangunan
manusia antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan gender terjadi apabila nilai IPM
mendekati angka 100.
Indeks Pembangunan Gender dapat diartikan sama dengan IPM, tetapi
mengungkapkan ketidakadilan pencapaian laki-laki dan perempuan. Misalkan pada
tahun 2020, IPG Kab. Kaimana sebesar 83,02 ; ini dapat diartikan bahwa gender
perempuan di Kab. Kaimana hanya memperoleh bagian sebesar 83,02% dari total
pembangunan yang sebenarnya.
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-82
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Diagram 2.11 Perkembangan IPG Kabupaten Kaimana, Papua Barat
dan Nasional Tahun 2016-2020
Kaimana Papua Barat Indonesia
92 90,82 90,96 90,99 91,07 91,06
89,25
Jumlah 86,5
83,75 82,34 82,42 82,47 82,74 82,91
81 81,34 81,85 82,55 83,02
81,98
2016 2017 2019 2020
2018
Tahun
Sumber : BPS Kab. Kaimana, Tahun 2021
3) Indeks PemberDayaan Gender (IDG)
Indeks pemberDayaan Gender adalah indeks yang menunjukkan apakah
perempuan dapat memainkan peran aktif dalam kehidupan ekonomi dan politik.
Misalkan IDG di Kab. Kaimana tahun 2019 sebesar 80,13 ; ini dapat diartikan bahwa dari
total penduduk di Kaimana, kontribusi perempuan terhadap kehidupan ekonomi dan
politik daerah ini adalah sebesar 80,13% dari total seluruh kontribusi.
Tabel 2.48 Perbandingan IDG Kabupaten Kaimana, Papua Barat dan
Nasional Tahun 2016-2020
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
Kaimana 49,56 66,98 69,82 73,57 74,23
Papua Barat 71,39 47,88 51,04 61,52 62,17
Nasional 71,74 72,10 75,24 75,57
Sumber: Sumber: BPS Kab. Kaimana, Tahun 2021
4) Ketenagakerjaan
a. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Tingkat Pengangguran Terbuka adalah persentase jumlah penduduk
pengangguran terhadap jumlah penduduk yang masuk usia angkatan kerja (15
tahun atau lebih). Misalkan TPT di Kab. Kaimana pada tahun 2020 sebesar 6,90 ; ini
berarti bahwa jumlah penduduk yang menganggur di Kabupaten Kaimana ada
sebanyak 6,90% dari total penduduk yang masuk kategori usia kerja. Adapun
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-83
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Perbandingan TPT Kabupaten Kaimana, Papua Barat dan Nasional adalah sebagai
berikut:
Diagram 2.12 Perbandingan TPT Kabupaten Kaimana,
Papua Barat dan Nasional Tahun 2016-2020
Kaimana Papua Barat Nasional
8 7,46 6,9 6,8 7,07
6,667
5,333 6,49 6,45 6,36 6,43
5,61 5,54 5,5 5,3 5,23
4 2,87
2,667
1,333
0 2017 2018 2019 2020
2016
Sumber: Sumber: BPS Kab. Kaimana, Tahun 2021
*Data TPT Kabupaten Kaimana Tahun 2016 tidak tersedia
b. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah persentase penduduk
usia 15 tahun keatas yang bekerja terhadap total penduduk berusia angkatan kerja.
Misal pada tahun 2019 TPAK Kabupaten Kaimana sebesar 72,09 ; artinya hanya
72,09% penduduk Kab. Kaimana masuk usia kerja yang benar-benar mempunyai
pekerjaan (angkatan kerja) dari total penduduk usia kerja di Kab. Kaimana.
Diagram 2.13 Perbandingan TPAK Kabupaten Kaimana,
Papua Barat dan Nasional Tahun 2016-2020
Kaimana Papua Barat
80
76 77,01
72 74,68
71,27
68
64 70,05 69,55
67,47 63,91 67,3 67,71
60 2017 2018 2019 2020
2016
Sumber: Sumber: BPS Kab. Kaimana, Tahun 2021
*Data TPAK Kabupaten Kaimana Tahun 2016 tidak tersedia
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-84
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga
Kondisi fokus seni budaya dan olahraga adalah untuk melihat sejauh mana
prestasi olahraga di Kabupaten Kaimana. Atlet berprestasi Kabupaten Kaimana terus
meningkatkan prestasinya, hal ini bisa dilihat dari jumlah atlet berprestasi yang terus
bertambah setiap tahunnya.
Tabel 2.49 Kinerja Makro Urusan Seni Budaya Kabupaten Kaimana Tahun 2016 –
2020
No Uraian Satuan 2016 2017 2018 2019 2020
(4) (5) (6) (7) (8)
(1) (2) (3) 4 3 3 3 N/A
1 Jumlah pemuda yang yang dilatih Orang 25 25 25 50 N/A
pendidikan karakter
25 25 25 20 N/A
2 Atlet berprestasi tingkat provinsi dan Orang
nasional
3 Prestasi pemuda Kaimana di lingkup Orang
provinsi maupun nasional
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Tahun 2020
2.3 Aspek Pelayanan Umum
2.3.1 Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar
1) Pendidikan
Pembangunan pendidikan memiliki nilai strategis bagi penciptaan sumberdaya
manusia yang berkualitas dan berkarakter baik. Pembangunan pendidikan secara
menyeluruh pada semua jenjang pendidikan. Di dalam Sustainable Development Goals
(SDGs) pendidikan mengambil peran penting dengan target Pada tahun 2030, menjamin
bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan
menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah pada capaian
pembelajaran yang relevan dan efektif. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
pendidikan harus juga memperhatikan kualitas pendidik atau guru. Target SDGs lain
dalam bidang pendidikan pada tahun 2030, adalah secara signifikan meningkatkan
pasokan guru yang berkualitas. Pencapaian tujuan tersebut bagi Kabupaten Kaimana
harus diupayakan karena Kabupaten Kaimana merupakan bagian dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Kewenangan urusan pendidikan bagi kabupaten/kota diatur
dalam Undang-Undang No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Penyajian
capaian indikator pendidikan disajikan menurut sub urusan kewenangan. Gambaran
capaian indikator pendidikan sebagai berikut
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Capaian pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dari tahun 2016
sampai tahun 2020 cenderung menurun. Pada tahun 2016 Angka Partisipasi Kasar (APK)
PAUD sebesar 78,66% pada tahun 2020 menurun menjadi 66,62%. Meskipun terjadi
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-85
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
penurunan APK PAUD, pada aspek PAU Terakreditasi mengalmi peningkatan, ditiga
tahun terkahir. Dari semula 26,08% di Tahun 2018 menjadi 59.68% di Tahun 2020.
Tabel 2.50 Capaian Indikator PAUD Kabupaten Kaimana Tahun 2016 – 2020
No Indikator Satuan 2016 Capaian Kinerja 2020
(4) 2017 2018 2019 (8)
(1) (2) (3) 78,66 (5) (6) (7)
1 Angka Partisipasi Kasar(APK) % N/A 78,85 44,83 53,25 66,62
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
%
2 Prosentase Lembaga PAUD yang 4,34 26,08 43,47 59,68
Terakreditasi
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Tahun 2021
Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar terdiri dari dua jenjang pendidikan yaitu SD atau sederajat
dan SMP atau sederajat. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan di bidang
pendidikan dasar digunakan indikator yang menggambarkan ketersediaan,
keterjangkauan, kualitas, kesetaraan dan keterjaminan. Perkembangan ketersediaan
dapat dilihat dari indikator persentase ruang kelas SD/MI dalam kondisi baik dan
persentase ruang kelas SMP dalam kondisi baik.
Tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 perkembangan jumlah RKB SD/MI
fluktuatif namun cenderung meningkat. Pada tahun 2016 jumlah RKB SD/MI sebesar
569 dan pada tahun 2020 meningkat menjadi 633 RKB. Demikian juga perkembangan
jumlah RKB SMP/MTs selama kurun waktu 2016–2020 fluktuatif namun cenderung
meningkat. Pada tahun 2016 jumlah RKB SMP/MTs sebesar 115, pada tahun 2020
meningkat menjadi 141 RKB.
Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal menjadi penting dan strategis dalam upaya membantu
mewujudkan peningkatan rata-rata lama sekolah. Pendidikan non formal berupa
pendidikan kesetaraan memiliki peran membantu penurunan Angka Partisipasi Kasar
(APK) dan Peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) pada jenjang pendidikan
masing-masing. Selain itu dengan diselenggarakannya Kelompok Belajar Masyarakat
(KBM) akan membantu meningkatkan ketrampilan penduduk putus sekolah atau tidak
sekolah.
Secara lengkap perkembangan capaian indikator di bidang pendidikan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-86
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Tabel 2.51 Capaian Indikator Urusan Pendidikan Kabupaten Kaimana
Tahun 2016 – 2020
No Indikator Satuan 2016 Capaian Kinerja 2020
(4) 2017 2018 2019 (8)
(1) (2) (3) 11,23 (5) (6) (7)
1 Harapan Lama Sekolah (Komponen % 7,83 11,59 11,76 11,98 12,13
IPM) 1026
2 Angka Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 127,01 7,90 8,09 8,28 8,41
(komponen IPM) 94,12
64,84
3 Pendidikan Anak Usia Dini (Jumlah Orang 2447 2751 3351 2861
PUS) 26,68
22,44
4 Angka partisipasi kasar 29,59
10,36
SD/MI/Paket A % 126,08 120,67 125,45 115,97
77,54 93,99
SMP/MTs/Paket B % 53,70 78.88 70,64 71,38 69,73
54,73 65,52 78,57 N/A
SMA/SMK/MA/Paket C %
98,75
5 Angka pendidikan yang ditamatkan 95,52
68,17
SD % 16,80 17,36 15,38 15,50
0,03 13,60 14,27 12,97 12,89
SMP % 0,07 20,20 22,85 21,11 21,19
5,50 6,85 6,25 6,13
SMA % 100,00
100,00
Perguruan Tinggi % 100,00
6 Angka Partisipasi Murni (APM) 94,84
SD/MI/Paket A % 101,8 99,34 92,2 82 90,6
SMP/MTs/Paket B % 569 59,47 44,1 45,7 43,7
56,44 52,20 52,76 N/A
SMA/SMK/Paket C % 115
7 Angka Partisipasi Sekolah (APS) 115,11
SD/MI/Paket A % 181,82 99,34 99,20 82,00 90,60
SMP/MTs/Paket B % 59,47 44,10 45,70 43,70
70,51 75,96 75,86 N/A
SMA/SMK/Paket C %
8 Angka Putus Sekolah:
Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI % 0,29 0,05 0,15 0,38
0,07 0,59 1,20 0,83
Angka Putus Sekolah (APS) SMP/ %
MTs
9 Angka Kelulusan:
Angka Kelulusan (AL) SD/MI % 100,00 99,83 100,00 100,00
99,88 99,29 99,78 100,00
Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs %
98,93 N/A N/A N/A
Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/ %
MA
10 Angka Melanjutkan (AM)
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI % 103,01 103,89 102,55 109,23
ke SMP/MTs 111,02 103,78 95,53 107,25
Angka Melanjutkan (AM) dariSMP/ %
MTs ke SMA/SMK/MA
11 Fasilitas Pendidikan
Sekolah Pendidikan SD/MI kondisi RKB 543 569 571 633
bangunan baik 134 135 136 141
94,22 80,71 75,71 81,05
Sekolah Pendidikan SMP/MTs dan 181,82 263,16 181,82 181,82
SMA/SMK/MA kondisi bangunan RKB
baik
12 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk Rasio
usia sekolah pendidikan dasar
Rasio ketersediaan sekolah terhadap
13 penduduk usia sekolah pendidikan Rasio
menengah
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-87
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
14 Rasio guru/murid sekolah pendidikan Rasio 664,13 558,94 577,79 534,18 518,83
dasar
15 Rasio guru terhadap murid Rasio 909,09 714,29 714,29 714,29 625
pendidikan menengah
16 Rasio guru/murid per kelas rata-rata Rasio 0,1 0,09 0,09 0,08 0,08
sekolah dasar
17 Rasio guru terhadap murid per kelas Rasio 0,76 0,53 0,55 0,51 0,44
rata-rata sekolah menengah
18 Proporsi murid kelas 1 yang berhasil % 100,00 100,00 99,83 100,00 100,00
menamatkan sekolah dasar
19 Angka melek huruf penduduk usia % N/A N/A N/A N/A N/A
15-24 tahun, perempuan dan laki-laki
20 Penduduk yang berusia >15 Tahun % N/A 95,5 95,7 98,45 97,94
melek huruf (tidak buta aksara)
21 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/ %
D-IV
Guru SD % N/A 73,01 76,40 77,32 81,62
Guru SMP % N/A 92,63 94,40 95,15 91,59
22 Indeks Pendidikan Indeks N/A N/A N/A N/A 0,57
23 Kategori Capaian Rapor Mutu (TK-SD- Kategori N/A N/A N/A N/A 4,97-
SMP) 5,06
24 Penduduk Buta Aksara Orang N/A N/A N/A N/A 1273
Sumber: BPS, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kaimana Tahun 2021
Gambaran Penerapan SPM Bidang Pendidikan
a) Jenis Pelayanan Dasar
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2018 Penyelenggaran pembangunan bidang pendidikan di Kabupaten
Kaimana yang secara teknis dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
namun demikian dalam pelaksanaannya baru Pendidikan Dasar yang sudah memiliki
Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu:
Ø Pendidikan anak usia dini;
Ø Pendidikan dasar; dan
Ø Pendidikan kesetaraan.
b) Indikator dan Nilai SPM
Beberapa indikator tingkat pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM)
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kaimana yang telah dilaksanakan pada
tahun anggaran 2020 dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Tingkat pasrtisipasi warga negara usia 5-6 tahun yang berpartisipasi dalam PAUD
Merupakan perbandingan antara jumlah anak usia 5-6 tahun yang sudah tamat atau
sedang belajar pada disatuan PAUD dibagi seluruh jumlah anak usia 5 sampai
dengan 6 tahun pada kabupaten yang bersangkutan. Jumlah anak yang sudah tamat
atau sedang bersekolah pada jenjang tersebut pada tahun 2020 sebanyak 1906 anak,
Jumlah anak usia 5 sampai dengan 6 tahun sebanyak 2861 sehingga capaian
Indikator Kunci PAUD sebesar 66,62%.
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-88
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
2) Presentase pendidik PAUD yang memiliki ijazah diploma empat ( D – IV ) atau
sarjana (S1) bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain atau psikologi
dan sertifikat profesi guru pendidikan anak usia dini
Adalah perbandingan antara jumlah pendidik PAUD yang memiliki ijazah D IV
atau Sarjana (S1) dan sertifikat profesi guru Pendidik PAUD dibagi jumlah Pendidik
PAUD. Pada tahun 2020 jumlah jumlah Pendidik PAUD yang berijazah kualifikasi
S1/D IV berjumlah 24 sedangkan jumlah pendidik PAUD sebanyak 180 Indikator ini
dipergunakan untuk menggambarkan jumlah pendidik PAUD yang berijazah S1
atau D IV. Capaian Indikator kunci ini pada tahun 2020 sebesar 13,33%.
3) Presentasi Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Terakreditasi
Adalah perbandingan antara Jumlah Satuan Pendidikan Anak Usia Dini yang
terakreditasi dibagi jumlah satuan pendidikan Anak Usia Dini. Pada Tahun 2020
Jumlah Satuan Pendidikan Anak Usia Dini yang terakreditasi sebanyak 12
sedangkan jumlah satuan pendidikan Anak Usia Dini 76 Indikator ini dipergunakan
untuk menggambarkan jumllah Satuan Pendidikan Anak Usia Dini yang
Terakreditasi. Capaian Indikator Kunci ini pada tahun 2020 sebesar 15,78%.
4) Tingkat Pasrtispasi warga negara usia 7-12 Tahun yang berpartispasi dalam
pendidikan
Adalah perbandingan antara jumlah siswa usia 7-12 yang sudah tamat atau
sedang belajar disekolah dasar dibagi jumlah anak usia 7-12 tahun pada kabupaten
yang bersangkutan. Pada tahun 2020 jumlah siswa usia 7-12 yang sudah tamat atau
sedang belajar disekolah dasar sebanyak 7549 orang dan jumlah jumlah penduduk
kelompok usia 7-12 sebanyak 8333 orang. Indikator ini dipergunakan untuk
menggambarkan penyerapan siswa yang berumur 7-12 dalam pendidikan tingkat
dasar. Capaian Indikator kunci ini pada tahun 2020 sebesar 90,59%.
5) Tingkat Partisipasi warga negara usia 13-15 tahun yang berpasrtisipasi dalam
pendidikan menengah pertama
Adalah perbandingan antara jumlah siswa usia 13-15 yang sudah tamat atau
sedang belajar disekolah menengah pertama dibagi jumlah penduduk kelompok
usia 13-15 pada kabupaten yang bersangkutan. Pada tahun 2020, jumlah siswa usia
13-15 yang sudah tamat atau sedang belajar sebanyak 2181 orang dan jumlah jumlah
penduduk kelompokusia 13-15 sebanyak 4992 orang. Indikator ini dipergunakan
untuk menggambarkan penyerapan siswa yang berumur 13-15 dalam pendidikan
tingkat SMP. Capaian Indikator kunci ini pada tahun 2020 sebesar 43,68%.
6) Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
Adalah perbandingan antara jumlah siswa SD/MI yang putus sekolah dibagi
jumlah siswa pada jenjang SD/MI pada tahun ajaran sebelumnya. Pada tahun 2020
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-89
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
jumlah siswa SD/MI yang putus sekolah sebanyak 37 orang, sedangkan jumlah
siswa pada jenjang SD/MI pada tahun ajaran sebelumnya sebanyak 9664 orang.
Indikator ini dipergunakan untuk menggambarkan siswa SD/MI yang putus
sekolah. Capaian Indikator kunci ini pada tahun 2020 sebesar 0,38%.
7) Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTS
Adalah perbandingan antara jumlah siswa SMP/MTS yang putus sekolah dibagi
jumlah siswa pada jenjang SMP/MTS pada tahun ajaran sebelumnya. Pada tahun
2020 jumlah siswa SMP/MTS yang putus sekolah sebanyak 29 orang, sedangkan
jumlah siswa pada jenjang SMP/MTS pada tahun ajaran sebelumnya sebanyak 3481
orang. Indikator ini dipergunakan untuk menggambarkan siswa SMP/MTS yang
putus sekolah. Capaian Indikator kunci ini pada tahun 2020 sebesar 0,83%.
8) Presentase pendidik pada jenjang sekolah dasar yang memiliki ijazah diploma
empat (D-IV) atau sarjana (S1) dan sertifikat pendidik
Adalah perbandingan antara jumlah pendidik jenjang sekolah dasar yang
memiliki ijazah D IV atau Sarjana (S1), dan sertifikat Profesi guru Pendidik dibagi
jumlah Pendidik jenjang sekolah dasar. Pada tahun 2020 jumlah jumlah pendidik
jenjang sekolah dasar yang memiliki ijazah D IV atau Sarjana (S1), dan sertifikat
Profesi guru Pendidik berjumlah 152 sedangkan jumlah pendidik jenjang sekolah
dasar sebanyak 468 Indikator ini dipergunakan untuk menggambarkan jumlah
pendidik jenjang sekolah dasar yang berijazah S1 atau D IV dan bersertifikat
pendidik. Capaian Indikator kunci ini pada tahun 2020 sebesar 32,47%.
9) Presentase pendidik pada jenjang sekolah menengah pertama yang memiliki ijazah
diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dan sertifikat pendidik
Adalah perbandingan antara jumlah pendidik jenjang sekolah menengah
pertama yang memiliki ijazah D IV atau Sarjana (S1), dan sertifikat Profesi guru
Pendidik dibagi jumlah Pendidik jenjang sekolah menengah pertama. Pada tahun
2020 jumlah jumlah pendidik jenjang sekolah menengah pertama yang memiliki
ijazah D IV atau Sarjana (S1), dan sertifikat Profesi guru Pendidik berjumlah 81
sedangkan jumlah pendidik jenjang sekolah menengah pertama sebanyak 214
Indikator ini dipergunakan untuk menggambarkan jumlah pendidik jenjang sekolah
menengah pertama yang berijazah S1 atau D IV dan bersertifikat pendidik. Capaian
Indikator kunci ini pada tahun 2020 sebesar 37,85%.
10) Tingkat Partisipasi warga negara usia 7-18 tahun yang belum menyelesaikan
pendidikan dasar dan menengah yang berpartisiasi dalam pendidikan kesetaraan
Adalah perbandingan antara jumlah anak usia 7-18 tahun yang belum
menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah yang sudah tamat atau sedang
belajar di pendidikan kesetaraan dibagi jumlah anak usia 7-18 yang belum
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-90
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
menyelesaiakan pendidikan dasar dan menengah pada kabupaten yang
bersangkutan. Pada tahun 2020 jumlah anak usia 7-18 tahun yang belum
menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah yang sudat tamat atau sedang
belajar di pendidikan kesetaraansebanyak 0 sedangkan jumlah anak usia 7-18 yang
belum menyelesaiakan pendidikan dasar dan menengah pada kabupaten yang
bersangkutan sebanyak 0 Indikator ini dipergunakan untuk menggambarkan
Tingkat Partisipasi warga negara usia 7-18 tahun yang belum menyelesaikan
pendidikan dasar dan menengah yang berpartisiasi dalam pendidikan kesetaraan.
Capaian Indikator kunci ini pada tahun 2020 sebesar 0%.
c) Permasalahan dan Solusi SPM Bidang Pendidikan
Permasalahan
1. Kurang maksimalnya koordinasi pelaksanaan kegiatan sehingga pelaksanaan
kegiatan belum sepenuhnya mencapai output dan target yang diinginkan;
2. Belum sepenuhnya tercapai pemerataan prasarana dan fasilitas pendidikan dalam
rangka peningkatan sarana dan prasarana pendidikan bagi masyarakat di seluruh
Distrik;
3. Belum sepenuhnya tercapai peningkatan dan pemerataan tenaga pengajar yang
menjangkau seluruh wilayah;
4. Minimnya buku dan sarana penunjang perpustakaan yang merata dan memadai
dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Kaimana.
Solusi
1. Perlunya meningkatkan koordinasi, termasuk koordinasi dengan SKPD kewilayahan,
saat pelaksanaan program/kegiatan sehingga mampu mencapai target yang
diinginkan;
2. Perlunya meningkatkan upaya pemerataan prasarana dan fasilitas pendidikan yang
menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Kaimana untuk mewujudkan peningkatan
kualitas sumber daya manusia, dalam hal ini para peserta didik;
3. Perlunya meningkatkan upaya peningkatan dan pemerataan para tenaga pendidik di
seluruh wilayah Kabupaten Kaimana untuk mewujudkan pendidikan yang merata
dan memadai;
4. Perlunya meningkatkan buku dan sarana penunjang perpustakaan yang merata dan
memadai dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-91
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
2) Kesehatan
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang dapat dilihat dari meningkatnya Usia Harapan Hidup. Usia Harapan Hidup
(UHH) Kabupaten Kaimana mengalami peningkatan. UHH meningkat disebabkan oleh
rendahnya angka kematian.
Urusan kesehatan memiliki sumbangan dalam meningkatnya UHH yaitu dengan
menekan Angka Kematian Bayi (AKB) dan balita (AKBA), Angka Kematian Ibu (AKI)
dan angka kematian karena kesakitan. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten
Kaimana dari tahun 2016 sampai 2020 fluktuatif. AKB tahun 2016 sebesar 16,54 per 1.000
KH (Kelahiran Hidup) meningkat tahun 2020 menjadi 18,39 per 1.000 KH. Angka ini
dibandingkan dengan target nasional, telah melampaui target yang ditentukan yaitu 23
per 1.000 KH. Sedangkan kematian balita sampai tahun 2020 sebesar 5 per 1.000 KH
(Kelahiran Hidup).
Angka kematian ibu (AKI) dari tahun 2016 – 2020 cenderung mengalami
penurunan dan kenaikan fluktuatif. AKI tahun 2016 sebesar 2,17 per 1000 KH turun
tahun 2020 menjadi 0,62 per 1000 KH. Dibandingkan dengan target SDGs tahun 2030
masih dibawahnya yaitu 70 per 1000 KH. Kematian ibu disebabkan oleh kondisi dimana
ibu tidak siap mengalami kelahiran yaitu mengalami 4 T (terlalu sering, terlalu banyak,
terlalu muda dan terlalu tua) melahirkan. Penyebab langsung kematian ibu melahirkan
seperti kasus pendarahan telah mengalami penurunan namun karena infeksi penyakit
dan penyakit penyerta (jantung, hipertensi, kanker dll) mengalami peningkatan.
Tabel 2.52 Capaian AKB, AKBA dan AKI Kabupaten Kaimana Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan Capaian Kinerja
(1) (2) (3) 2016 2017 2018 2019 2020
1 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH (4) (8)
2 Angka Kematian Balita per 1000 KH 16,54 (5) (6) (7) 18,39
3 Angka Kematian Ibu per 1000 KH N/A 5
26,17 14,89 10,90
2,17 0,62
N/A N/A N/A
2,22 5,24 3,08
Sumber : Dinas Kesehatan, Tahun 2021
Status gizi masyarakat di Kabupaten Kaimana dapat dilihat dari kondisi gizi
buruk dan balita stunting. Gizi buruk di Kabupaten Kaimana mengalami peningkatan
dari tahun 2016 sebesar 0,00% menjadi 0,13% pada tahun 2020. Gizi buruk terjadi karena
asupan makan yang tidak memenuhi kebutuhan pertumbuhan. Hal ini karena mash
adanya ketidak pahaman sebagian penduduk dalam menyiapkan makanan yang
seimbang. Balita gizi buruk yang meningkat diikuti dengan meningkatnya balita
stunting. Berdasarkan data jumlah anak stunting sebanyak 693 anak.
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-92
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Tabel 2.53 Daftar Desa/kelurahan Lokasi Fokus Penurunan Stunting
Kabupaten Kaimana
No Distrik Puskesmas Kampung/ Jumlah Anak Prevelansi Stunting
Kelurahan Stunting (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Namatota 12 14,12
1 Kaimana Kaimana Murano 10 14,08
Foromajaya 16 24,24
2 Kaimana Kaimana 15 46,88
Sisir II 41 45,56
3 Kaimana Kaimana Mai-mai 45 45,45
13 54,17
4 Kaimana Kaimana Lobo 14 43,75
Oray 14 36,84
5 Kaimana Kaimana Jarati 6 30,00
Kamaka 10 25,64
6 Kaimana Lobo Saria 7 25,93
Warika 12 23,53
7 Kaimana Lobo Rafa/Sawatawera 2 16,67
Kokoroba 5 13,89
8 Kaimana Lobo Erigara 4 20,00
Afu-afu 6 19,35
9 Kaimana Lobo Wainaga 3 16,67
Maskur 4 14,29
10 Kaimana Lobo Inari 15 23,44
Seraran 9 14,52
11 Kaimana Lobo Adijaya 263 27,10
Wagoha
12 Teluk Arguni Bofuwer
13 Teluk Arguni Tugarni
14 Teluk Arguni Tugarni
15 Teluk Arguni Tugarni
16 Teluk Arguni Tugarni
17 Teluk Arguni Tugarni
18 Arguni Bawah Tanusan
19 Arguni Bawah Tanusan
20 Buruway Kambala
21 Yamor Yamor
Jumlah
Sumber: Dinas Kesehatan, Jadwal Pelaksanaan Analisis Situasi Tanggal 19-24 Juni Tahun 2020
Tabel 2.54 Capaian Status gizi masyarakat di Kabupaten Kaimana
No Indikator Satuan 2016 Capaian Kinerja 2020
(4) 2017 2018 2019 (8)
(1) (2) (3) 0,00 (5) (6) (7) 0,13
% N/A 0,07 0,23 0,19 693
1 Prevalensi balita gizi buruk Jumlah N/A N/A 263
N/A
2 Jumlah Anak Stunting Indeks
3 Indeks Khusus Penanganan N/A 50,01 51,10 51,15
Stunting (IKPS)
Sumber : Dinas Kesehatan Tahun 2021
Fasilitas Pelayanan kesehatan pertama di Kabupaten Kaimana telah tersedia
disemua Distrik. Namun demikian, dari kualitas pelayanan masih menjadi
permasalahan. Hal ini dapat dilihat dari rasio puskemas yang telah mencapai 1:6300
dari standar Nasional 1:10.000
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-93
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Tabel 2.55 Kondisi Pelayanan Kesehatan Dasar kabupaten Kaimana
No Indikator Satuan 2016 Capaian Kinerja 2020
Rasio 0,02 2017 2018 2019 0,02
1 Rasio Puskesmas terhadap Penduduk 10.000 Rasio 4,76 0,02 0,02 0,02 8,78
8,98 8,97 8,97
2 Rasio Tenaga medis per 10.000 penduduk Rasio
Rasio jumlah tempat tidur Rumah sakit terhadap % N/A N/A N/A N/A N/A
3 jumlah penduduk (jumlah atau per 10.000 %
penduduk).
4 % Puskesmas yang memiliki tenaga sesuai 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00
permenkes 75 tahun 2014 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
5 % apotek dan toko obat yang berijin
Sumber : Dinas Kesehatan Tahun 2021
Pelayanan kesehatan lanjutan/rujukan dilayani oleh RSUD Kabupaten Kaimana.
Nilai indikator Bed Occupancy Rate (BOR) yang maksimal adalah antara 60-85% (DepKes
RI, 2005). Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan
tempat tidur Rumah Sakit. Sampai Tahun 2019 BOR RSUD Kaimana baru mencapai
28%. Ini artinya masih ada kapasitas yang tersedia sebesar 72%. Masih menurut
Kemenkes RI, rerata lama rawat pasien, Average Length of Stay (AVLOS) adalah antara
6-9 hari. Indikator ini pada RSUD Kaimana adalah 4 hari, jauh dari rerata yang
ditetapkan. Sedangkan, nilai Net Death Rate (NDR) atau tingkat kematian di RSUD
Kaimana sebesar 11%. Lebih jelasnya Kondisi Pelayanan Kesehatan Rujukan Kabupaten
Kaimana sesuai tabel berikut:
Tabel 2.56 Kondisi Pelayanan Kesehatan Rujukan Kabupaten Kaimana
No Indikator Satuan 2016 Capaian Kinerja 2020
(4) 2017 2018 2019 (8)
(1) (2) (3) 28 (5) (6) (7) N/A
1 BOR (Bed Occupancy Rate) % 3 24 26 28 N/A
2 AVLOS (Average Length of Stay) % 14 N/A
3 NDR (Net Death Rate) % N/A 434 N/A
4 IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat) Rumah Sakit % 16 20 11
N/A N/A N/A
Sumber: Dinas Kesehatan, Tahun 2021
Tabel 2.57a Kondisi Standar Pelayanan Kesehatan dan Capaian Kinerja Urusan
Kesehatan Kabupaten Kaimana Tahun 2016-2020
No Indikator Satuan Capaian Kinerja
Per 1000 KH 2016 2017 2018 2019 2020
Per 1000 KH
1 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 Per 1000 KH 16,54 26,17 14,89 10,90 18,39
kelahiran hidup 975 81,61
Per 1000 KH N/A 4,84
2 Angka kelangsungan hidup bayi 974 985 989
Per 1000 KH 25 18
3 Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran ‰ N/A N/A N/A
hidup ‰ 6 1
13,48 13,82
4 Angka Kematian Neonatal per 1000 1,96 26 15 11 1,65
kelahiran hidup
5 Angka Kematian Ibu per 1000 kelahiran 2 5 4
hidup 13,29 20,39 20,39
1,78 1,70 1,68
6 Rasio posyandu per satuan balita
7 Rasio, Puskesmas, poliklinik, pustu per
satuan penduduk
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-94
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
8 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk ‰ 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
‰ 0,13 0,39 0,46 0,45 0,53
9 Rasio dokter per satuan penduduk ‰ 4,76 8,98 8,97 8,97 8,78
% 48,30 72,67 16,41 36,17 66,57
10 Rasio tenaga medis per satuan penduduk %
% 95,59 57,39 57,04 100 62
11 Cakupan komplikasi kebidanan yang %
ditangani 67,44 58,14 63,95 63,95 37,21
%
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga % 100 100 100 100 100
12 kesehatan yang memiliki kompetensi %
kebidanan N/A N/A N/A N/A N/A
%
13 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child % 81,3 66,3 57,3 102,0 98,9
Immunization (UCI) % N/A N/A N/A N/A N/A
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
14 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat % 57,00 44,08 25,09 100 100
perawatan
Orang 138 408 221 392 874
Proporsi penduduk dengan asupan kalori di %
bawah tingkat konsumsi minimum (standar % 0,00 0,00 0,00 0,8 0,8
15 yang digunakan Indonesia 2.100 Kkal/ %
% N/A N/A N/A N/A N/A
kapita/hari) %
% N/A N/A N/A N/A N/A
16 Persentase anak usia 1 tahun yang %
diimunisasi campak % 100 100 0 100 100
% 0,00 0,00 0,00 0,00 7,00
17 Non Polio AFP rate per 100.000 penduduk % 2,59 0,26 0,00 2,00 2,98
% 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
18 Cakupan balita pneumonia yang ditangani % N/A N/A N/A N/A N/A
19 Cakupan penemuan dan penanganan Tahun N/A N/A N/A N/A N/A
penderita penyakit TBC BTA Indeks
0,11 0,12 0,02 0,11 0,08
20 Tingkat prevalensi Tuberkulosis (per 100.000 %
penduduk) % N/A N/A N/A N/A N/A
21 Tingkat kematian Karena Tuberkulosis (per N/A N/A N/A N/A N/A
100.000 penduduk)
528,00 515 512 533 168,00
22 Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang 89,73 84,68 83,72 82,24 42,62
terdeteksi dalam program DOTS 142,86 142,86 142,86 143 143
103,49 103,49 103,49 117
23 Proporsi Tuberkulosis diobati dan dalam 51,3 68
program DOTS 48 41 80 44
38 57 54 100 39
24 Cakupan penemuan dan penanganan 36 73 16 41 90
penderita penyakit DBD 93 40 51 52 35
25 Penderita diare yang ditangani N/A N/A N/A N/A N/A
26 Angka kejadian Malaria N/A N/A 97 84,4 82,0
27 Tingkat kematian akibat malaria N/A N/A N/A N/A N/A
28 Proporsi anak balita yang tidur dengan 100 100 100 100 100
kelambu berinsektisida
100 100 100 100 100
29 Proporsi anak balita dengan demam yang
diobati dengan obat anti malaria yang tepat 63,79 63,99 64,25 64,64 64,81
0,67 0,68 0,68 0,69 0,57
30 Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total
populasi 100 100 100 100 100
31 Penggunaan kondom pada hubungan seks N/A N/A N/A N/A N/A
berisiko tinggi terakhir
Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun
32 yang memiliki pengetahuan komprehensif
tentang HIV/AIDS
33 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien masyarakat miskin
34 Cakupan kunjungan bayi
35 Cakupan puskesmas
36 Cakupan pembantu puskesmas
37 Cakupan kunjungan Ibu hamil K4
38 Cakupan pelayanan nifas
39 Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang
ditangani
40 Cakupan pelayanan anak balita
Cakupan pemberian makanan pendamping
41 ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga
miskin
42 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD
dan setingkat
43 Cakupan pelayanan kesehatan dasar
masyarakat miskin
44 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1
yang harus diberikan sarana kesehatan (RS)
Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB
45 yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <
24 jam
46 Usia Harapan Hidup
47 Indeks Kesehatan
48 Persentase Capaian 12 Jenis SPM
bidang kesehatan yang dilaksanakan.
49 Persentase Anak Stunting
Sumber: Dinas Kesehatan, Tahun 2021
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-95
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Fasilitas dan Sarana Kesehatan
Indikator ini dapat digunakan untuk mengukur ketersediaan dan
keterjangkauan fasilitas dan sarana kesehatan oleh masyarakat. Sampai dengan tahun
2020 fasilitas dan sarana kesehatan yang tersedia pada 84 kampung, 2 kelurahan dan 7
Distrik di Kabupaten Kaimana adalah sebagai berikut :
Tabel 2.57b Fasilitas dan Sarana Kesehatan Tahun 2016-2020-1
No Fasilitas dan Sarana 2016 2017 Tahun 2019 2020
Kesehatan 2018 1
10
1 Rumah Sakit 1111 57
33
2 - Puskesmas 10 10 10 10 10
27
3 - Puskesmas Pembantu 52 56 57 58 2
325
4 - Poskedes/Polindes 34 33 32 33 218
5 - Puskesmas Keliling 3344
6 Dokter 7 21 27 26
7 Dokter Spesialis (tetap) - 114
8 Perawat 150 307 314 330
9 Bidan 101 182 183 234
Sumber : Dinas Kesehatan, Tahun 2021
Gambaran Penerapan SPM Bidang Kesehatan
a) Jenis Pelayanan Dasar
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota Jenis pelayanan dasar yang
tertuang dalam standar pelayanan minimal bidang kesehatan sebagai berikut:
Ø Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil;
Ø Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin;
Ø Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir;
Ø Pelayanan KesehatanBa lita;
Ø Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar;
Ø Pelaynan Kesehatan pada Usia Produktif;
Ø Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut;
Ø Pelayanan Kesehatan pada Penderita Hypertensi;
Ø Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus;
Ø Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat;
Ø Pelayanan Kesehatan Orang dengan TB;
Ø Pelayanan Kesehatan Orang dengan Resiko Terinfeksi HIV.
b) Indikator dan Nilai SPM
Capaian kinerja pemerintah daerah kabupaten dalam memberikan Standar Pelayanan
Minimal bidang kesehatan dengan target capaian kinerja pemerintahan dalam pelayanan
adalah 100 persen (%).
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-96
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Standar Pelayanan Minimal Batas Waktu Satuan Kerja/ Lembaga
Pencapaian (Tahun) Penanggung Jawab
No. Indikator Nilai Dinas Kesehatan
(%) 2020 Dinas Kesehatan
2020 Dinas Kesehatan
1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 100 2020 Dinas Kesehatan
2020 Dinas Kesehatan
2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin 100 2020
Dinas Kesehatan
3 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir 100 2020
Dinas Kesehatan
4 Pelayanan Kesehatan Balita 100 2020
100 Dinas Kesehatan
5 Pelayanan Kesehatan pada Usia 100 2020
Pendidikan Dasar 100 Dinas Kesehatan
100 2020
6 Pelayanan Kesehatan pada Usia 100 Dinas Kesehatan
Produktif 100 2020
100 Dinas Kesehatan
7 Pelayanan Kesehatan pada Usia 100 2020
Lanjut Dinas Kesehatan
2020
8 Pelayanan Kesehatan pada Penderita
Hypertensi
9 Pelayanan Kesehatan Penderita
Diabetes Militus
10 Pelayanan Kesehatan Orang dengan
Gangguan Jiwa Berat
11 Pelayanan Kesehatan Orang dengan
TB
12 Pelayanan Kesehatan Orang dengan
Resiko Terinfeksi HIV
c) Realisasi
Realisasi Pencapaian SPM Pelayanan Dasar Kesehatan Kabupaten Kaimana
tahun 2020 adalah sebagai berikut:
No. Indikator Sasaran dalam Target Dalam Jumlah %
Tahun Tahun Absolut 44
100 62
1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 100 723 95
100 968 35
Jumlah Ibu hamil yang mendapatkan 977
100 82
pelayanan K4 di fasilitas pelayanan 1.647 2.463
100
kesehatan milik pemerintah dan 355
swasta
2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan
pelayanan persalinan sesuai standar di 1.569
fasilitas kesehatan
3 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
Jumlah bayi baru lahir usia 0 – 28 hari
yang mendapatkan pelayanan kesehatan 1.033
bayi baru lahir sesuai dengan standar
4 Pelayanan Kesehatan Balita
Jumlah balita 0 – 59 bulan yang
mendapatkan pelayanan kesehatan 6.947
belita sesuai standar dalam kurun waktu
satu tahun
5 Pelayanan Kesehatan pada Usia
Pendidikan Dasar
Jumlah anak usia pendidikan dasar kelas
1 dan 7 yang mendapatkan pelayanan 433
skrining kesehatan di satuan pendidikan
dasar
6 Pelayanan Kesehatan pada Usia
Produktif
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-97
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
Jumlah pengunjung usia 15-59 tahun
mendapatkan pelayanan skrining 14.837 100 9.882 67
1.320
kesehatan sesuai standar dalam kurun 3.055
107
waktu satu tahun
50
7 Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut 273
120
Jumlah pengunjung usia 60 tahun ke atas
mendapatkan skrining kesehatan sesuai 100 971 74
standar minimal 1 kali dalam kurun
waktu satu tahun
8 Pelayanan Kesehatan pada Penderita
Hypertensi
Jumlah penderita hipertensi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan 100 2.218 73
sesuai standar dalam kurun waktu
satu tahun
9 Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes
Militus
Jumlah penyandang DM yang
mendapatkan pelayanan kesehatan 100 102 95
sesuai standar dalam kurun waktu
satu tahun
10 Pelayanan Kesehatan Orang dengan
Gangguan Jiwa Berat
Jumlah ODGJ berat di kab/kota yang
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa 100 36 72
100 273 100
promotif preventif sesuai Standar dalam 100 120 100
kurun waktu satu tahun
11 Pelayanan Kesehatan Orang dengan TB
Jumlah orang yangmendapatkan
pelayanan TB sesuai standar
dalam kurun waktu satu tahun
12 Pelayanan Kesehatan Orang dengan
Resiko Terinfeksi HIV
Jumlah orang beresiko terinfeksi HIV
yang mendapatkan pemeriksaan HIV
sesuai standar di fasyankes dalam kurun
waktu satu tahun
d) Permasalahan dan Solusi SPM Bidang Urusan Kesehatan
Permasalahan
1. Ketersediaan tenaga kesehatan di tingkat Puskesmas, RSUD dan jaringannya yang
masih belum terpenuhi/tersedia;
2. Ketersediaan peralatan medis di tingkat Puskesmas, RSUD dan jaringannya yang
belum memadai/lengkap;
3. Tingkat pendidikan tenaga kesehatan ( Bidan dan Perawat ) yang masih rendah;
4. Ketersediaan sarana transportasi di Puskesmas dan jaringannya yang mendukung
pelayanan kesehatan belum memadai/kurang.
Solusi
1. Penyediaan tenaga kesehatan pada Puskesmas, RSUD dan jaringannya;
2. Penyediaan peralatan medis sesuai standar pelayanan kesehatan;
3. Meningkatkan kualitas pendidikan tenaga kesehatan melalui pendidikan formal
kesehatan;
4. Penyediaan sarana transportasi pada Puskesmas Induk dan jaringannya.
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-98
RPJMD KABUPATEN KAIMANA 2021-2026
3) Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kewenangan urusan pekerjaan umum dan penataan ruang berdasarkan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, terbagi atas 10 sub urusan
meliputi 1. Sumberdaya Air, 2. Air Minum, 3. Persampahan, 4. Air Limbah, 5. Drainase, 6.
Bangunan Gedung, 7. Penataan Bangunan dan Lingkungannya, 8. Jalan, 9. Jasa Konstruksi,
dan 10. Penataan Ruang. Infrastruktur dasar yang dibangun di Kabupaten Kaimana
diperuntukkan untuk kepentingan pelayanan masyarakat. Penyediaan infrastruktur
dasar disesuaikan dengan kebutuhan dan standar yang layak bagi sebuah kabupaten
serta sesuai dengan perkembangan dan tuntutan pembangunan. Penyediaan
infrastruktur dalam beberapa ketegori sebagai berikut:
Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan meliputi gedung kantor dan bangunan prasarana umum
termasuk rehabilitasi berat dari gedung kantor maupun prasarana umum lainnya.
Realisasi pembangunan di Tahun 2020 sebesar 22 Unit, bila dibandingkan Tahun 2019
sebesar 15 unit maka terjadi kenaikan sebesar 70%. Pembangunan gedung dan
bangunan pada dasarnya mengacu pada kebutuhan.
Diagram 2.14 Perkembangan Gedung dan Bangunan Tahun
2016-2020
Gedung dan Bangunan
22
22
16,5 15
14
11
10
5,5 6
0 2017 2018 2019 2020
2016
Sumber : Dinas PUPR Kab. Kaimana, Tahun 2021
Instalasi dan Jaringan
Instalasi dan jaringan terdiri dari Instalasi Air Bersih (IAB) dan Jaringan Listrik
(JL), adalah fasilitas primer yang merupakan kebutuhan dasar masyarakat. IAB Tahun
2020 dibangun sebanyak 8 unit naik jika dibandingkan Tahun 2019 sebesar Unit. Selain
itu, Pada Tahun 2020 juga diadakan penyediaan dan Pemasangan Solar Sel sebanyak 250
unit.
Bab II-Gambaran Umum Kondisi Daerah II-99