The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

paket 01 Keanekaragan Hayati dan Ekosistem

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by 12lindayu, 2020-09-06 09:12:36

paket 01 Keanekaragan Hayati dan Ekosistem

paket 01 Keanekaragan Hayati dan Ekosistem

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Contoh faunanya diantaranya Anoa, Babirusa, Burung Maleo, Komodo, dan
lain-lain.

Gambar 7. Pola sebaran keanekaragaman hayati di Indonesia
(sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Wallace_Line)

Menurut Saudara, apa yang menyebabkan keunikan pola sebaran
keanekaragaman hayati di Indonesia? Apakah Saudara pernah mendengar
pergerakan lempeng bumi? Ya, ternyata pola sebaran keanekaragaman hayati
di Indonesia berkaitan erat dengan fenomena geologis pergerakan lempeng
bumi. Jika Saudara perhatikan warna lautan pada Gambar 7, ada yang
berwarna biru muda, ada yang biru tua. Hal itu menandakan perbedaan
kedalaman lautan. Pada zaman dahulu kawasan Indonesia bagian barat masih
menyatu dengan Benua Asia, yang disebut dengan istilah Paparan Sunda
(Sundaland). Begitu pula kawasan Indonesia bagian timur masih menyatu
dengan Benua Australia, yang disebut dengan Paparan Sahul (Sahulland). Pada
masa itu makhluk hidup bebas menjelajah di masing-masing paparan tersebut,
hingga pada zaman es di kutub mencair, permukaan air laut bertambah tinggi
sehingga menjadikan daratan yang rendah tertutup oleh lautan. Setelah itu
terbentuklah kepulauan- kepulauan yang terpisah-pisah dengan menyisakan
jenis-jenis flora dan fauna yang tertinggal di kawasan tersebut. Hal ini lah yang
menyebabkan karakter flora fauna di daerah Orientalis serupa dengan flora
dan fauna di Benua Asia. Demikian juga karakter flora fauna di daerah
Australis serupa dengan flora dan fauna di Benua Australia. Lalu bagaimana

40

Unit Pembelajaran
Keanekaragaman hayati

halnya dengan Daerah Wallacea yang diapit oleh daerah Orientalis dan
Australis? Ternyata daerah Wallacea atau peralihan tersebut dari zaman
dahulu memang sudah terpisah dari kedua paparan, sehingga memiliki
karakter flora dan fauna yang tidak sama dengan Orientalis maupun Australis.

5. Manfaat Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati mempunyai peranan yang sangat penting bagi
stabilitas ekosistem, termasuk manusia di dalamnya sebagai salah satu
komponen di dalam ekosistem. Oleh karena itu pemanfaatan sumber daya
hayati harus dilakukan secara bijaksana. Semakin tinggi tingkat
keanekaragaman hayati, maka akan semakin mantap dan stabil suatu
ekosistem. Apakah Saudara masih ingat tentang rantai makanan dan jaring-
jaring makanan? Coba Saudara perhatikan contoh rantai makanan dan jaring-
jaring makanan pada Gambar 8.

ab

Gambar 8. Rantai Makanan (a); Jaring-jaring makanan (b)
(sumber: https://www.tes.com)

Apa yang akan terjadi jika pada rantai makanan tersebut populasi belalang
dihilangkan? Ya tepat sekali. Jika populasi belalang berkurang atau sampai
tidak ada, maka populasi rumput akan bertambah, sedangkan tikus semakin

41

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

berkurang karena kehabisan makanan. Jika populasi tikus berkurang, maka
populasi burung elang pun akan ikut terancam. Hal itu terjadi jika dalam satu
ekosistem komunitas penghuninya tidak beragam. Namun jika kita
menghilangkan populasi belalang yang ada pada gambar jaring-jaring
makanan, maka akan sedikit organisme yang akan terganggu populasinya
karena masih ada alternatif sumber makanan yang lain. Dengan kata lain,
semakin tinggi keanekaragaman hayati, maka semakin stabil ekosistem yang
ada.

Jika kestabilan ekosistem terjaga, maka manusia sebagai salah satu komponen
dalam ekosistem akan ikut terjaga pula keberadaannya. Saudara tentu
seringkali mendengar peristiwa perusakan perkebunan atau perumahan oleh
kawanan gajah, harimau yang memangsa hewan ternak, bahkan kelaparan
manusia di suatu daerah, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Tentunya Saudara
pasti sudah memiliki jawabannya.

Keanekaragaman hayati memiliki banyak manfaat baik yang langsung dapat
kita rasakan maupun yang tidak. Secara umum manfaatnya terbagi ke dalam
tiga kelompok, yaitu (FAO 2013):

a. Jasa ekosistem seperti: air minum yang bersih, pembentukan dan
perlindungan tanah, penyimpanan dan daur hara, mengurangi dan
menerap polusi, berkontribusi terhadap stabilitas iklim, pemeliharaan
ekosistem, dan penyerbukan tanaman.

b. Sumber daya hayati, seperti: makanan, obat-obatan, bahan baku industri,
tanaman hias, stok untuk pemuliaan dan penyimpanan populasi.

c. Manfaat sosial, seperti: pendidikan, rekreasi dan penelitian, serta budaya.

Berikut ini adalah contoh-contoh nyata dari manfaat keanekaragaman hayati
untuk manusia:

42

Unit Pembelajaran
Keanekaragaman hayati

a. Sumber daya alam penghasil kebutuhan primer atau sekunder
Kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan dapat terpenuhi dari berbagai
macam sumber daya hayati. Misalnya untuk keperluan sandang, sumber daya
hayati yang dapat dimanfaatkan diantaranya wol, kapas, serat kepompong ulat
sutra, serat rami, serat nanas, dan masih banyak lagi. Sumber daya hayati yang
dapat memenuhi pangan sangat melimpah, diantaranya ada tumbuhan
sumber karbohidrat seperti padi, singkong, dan sagu, tumbuhan sumber
protein seperti kacang-kacangan, atau berbagai jenis ikan dan daging ternak
Termasuk di dalamnya kebutuhan manusia akan obat-obatan dapat dipenuhi
pula oleh berbagai macam tumbuhan ataupun hewan. Kebutuhan papan
diantaranya diperoleh dari pohon jati, mahoni, meranti, ataupun kelapa.

b. Sumber plasma nutfah

Keanekaragaman hayati yang ada akan menyimpan berbagai macam kode-
kode genetik yang tersimpan dalam setiap organisme. Keragaman genetik
tersebut akan menjadi sumber bagi manusia untuk pemuliaan berbagai jenis
tumbuhan ataupun hewan demi pemenuhan berbagai jenis kebutuhan
manusia.

c. Manfaat keilmuan

Keanekaragaman hayati dapat menyediakan berbagai objek penelitian yang
sangat berguna bagi kehidupan manusia.

d. Estetika

Dari segi kebutuhan estetika, banyak sekali berbagai jenis tumbuhan dan
hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai penghias rumah, gedung (hotel, mall,
atau perkantoran), taman kota, atau trotoar dan jalan.

43

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

6. Faktor Penyebab Penurunan Keanekaragaman Hayati

Beberapa fenomena alam tak dapat dipungkiri dapat mempengaruhi stabilitas
suatu ekosistem, seperti adanya bencana alam berupa erupsi gunung berapi,
kebakaran hutan, tsunami, dan sebagainya. Secara alami, komponen-
komponen penyusun ekosistem akan selalu berusaha menuju kesetimbangan.
Ekosistem yang rusak dapat melakukan suksesi untuk menuju kesetimbangan
lagi. Namun terlepas dari hal tersebut, faktor utama yang dapat mengganggu
kesetimbangan tersebut adalah aktivitas manusia. Mengapa hal tersebut dapat
terjadi? Penyebab utamanya adalah peningkatan populasi manusia di muka
bumi. Semakin tinggi populasi maka semakin tinggi pula tingkat penggunaan
sumber daya alam yang tersedia. Jika penggunaan tersebut dilakukan secara
terus menerus dan tidak bijaksana, maka pada akhirnya akan berpotensi
terhadap kepunahan dari organisme tertentu.

Beberapa hal yang dapat menyebabkan kepunahan diantaranya:

1. Perusakan Habitat

Habitat merupakan tempat tinggal berbagai jenis organisme yang
menyediakan semua kebutuhan bagi seluruh penghuninya melalui proses
interaksi antar semua komponen. Apa yang akan terjadi jika habitat tersebut
rusak? Tentu saja, jika habitat rusak, maka daya dukungnya terhadap semua
organisme penghuninya akan berkurang bahkan sama sekali hilang.
Dampaknya organisme yang ada tidak akan mampu memenuhi semua
kebutuhan hidupnya.

Perusakan habitat yang menjadi sorotan utama di Indonesia adalah perusakan
hutan alam (deforestasi) untuk berbagai macam alasan. Beberapa penyebab
dari kerusakan hutan dan deforestasi di Indonesia adalah:

1) Konversi hutan alam menjadi lahan tanaman tahunan.

44

Unit Pembelajaran
Keanekaragaman hayati

2) Konversi hutan alam menjadi lahan pertanian dan perkebunan.

3) Eksplorasi dan eksploitasi industri ekstraktif pada kawasan hutan (batu
bara, migas, geothermal).

4) Pembakaran hutan dan lahan.

5) Konversi hutan alam untuk transmigrasi dan infrastruktur lainnya.

6) Pemekaran wilayah menjadi daerah otonomi baru (terjadi di beberapa
daerah).

Akibat deforestasi tersebut banyak sekali flora maupun fauna yang terancam
eksistensinya. Selain itu menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara
penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di dunia.

Kerusakan alam dan hilangnya habitat telah menyebabkan puluhan ribu
spesies terancam punah. Dari 20 negara di dunia yang jenis-jenis alamiahnya
terancam, maka Indonesia menduduki posisi ke-5, dimana terdapat 1126
spesies yang terancam punah, terdiri dari mamalia, burung, reptil, amfibia,
ikan dan moluska (Darlington, 2010)

2. Fragmentasi Habitat

Fragmentasi habitat merupakan suatu peristiwa yang menyebabkan habitat
terbagi menjadi dua daerah atau lebih. Aktivitas manusia yang dapat
mengakibatkan fragmentasi ini diantaranya pembuatan jalan, pembukaan
areal pertanian, dan perkotaan atau kegiatan lainnya.

Dengan adanya fragmentasi habitat, maka akan mengganggu stabilitas
ekosistem. Mengapa demikian? Pada suatu habitat dikenal ada istilah daerah
tepi, dimana pada umumnya jenis-jenis makhluk hidup tidak akan bisa
menempati daerah tersebut karena daerah tersebut cenderung kurang
mampu untuk memberikan perlindungan (edge effect). Jika suatu habitat

45

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

terfragmentasi, maka luas daerah tepi akan bertambah, dengan kata lain luas
zona habitat yang aman bagi jenis-jenis makhluk hidup akan semakin
berkurang.
Fragmentasi habitat juga dapat mengancam kelestarian suatu organisme,
karena dapat memperkecil potensi suatu spesies untuk menyebar dan
berkolonisasi. Banyak jenis-jenis burung, mamalia, dan serangga di
pedalaman hutan menjadi tidak mampu untuk menjelajah ke tempat lain
karena koridornya terputus oleh jalan raya, perkotaan, dan lain-lain.
Penurunan kemampuan jelajah hewan ini dapat berakibat pula pada
penurunan penyebaran tumbuhan yang mekanisme dispersalnya bergantung
pada hewan tersebut.
Di beberapa negara, proses fragmentasi habitat yang memang tidak dapat
terelakkan diimbangi dengan upaya yang dapat memfasilitasi jenis-jenis
hewan untuk dapat melintasi daerah terbuka secara aman. Upaya tersebut
diantaranya dengan membangun koridor yang aman bagi hewan untuk
melintas (Gambar 9).

Gambar 9. Koridor untuk mengatasi fragmentasi habitat
(sumber: https://firstforwildlife.wordpress.com)

46

Unit Pembelajaran
Keanekaragaman hayati

3. Degradasi Habitat

Komunitas di suatu habitat dapat mengalami degradasi walaupun habitat
tersebut tidak langsung terlihat kerusakannya. Faktor eksternal tersebut
dapat dengan bebas masuk ke dalam suatu habitat. Salah satu contohnya
adalah pencemaran air atau udara. Limbah atau bahan kimia berbahaya baik
dalam bentuk gas, cair, maupun padat akan mengancam komunitas pada suatu
habitat yang dilaluinya.

Beberapa contoh kasus berdampak langsung terhadap hidupan liar. Misalnya,
4 jenis amfibia sering terjebak dalam botol dan sampah, 18 jenis reptil terjebah
dalam perangkap udang, jaring atau kantung plastik; 49 jenis burung sering
terkena tali pancing atau jaring ikan, 49 mamalia laut terperangkap pada tali,
jaring dan sesampahan; 97 jenis invertebrata laut terkena pancing, terjebak
dalam kantung plastik, botol minuman dan sesampahan lainnya; 46 jenis ikan
terjebak dalam tali pancing, jaring atau kantung plastik; dan 4 jenis coral dan
spons terkena pancing atau sampah (Ocean Conservacy, 2012).

4. Penggunaan spesies yang berlebih untuk kepentingan manusia

Pemanfaatan suatu jenis hewan atau tumbuhan di alam akan berakibat
menurunnya jumlah populasi jenis tersebut bahkan punah. Oleh karena itu
pemanfaatan suatu jenis tersebut harus dilakukan dengan berdasarkan prinsip
penggunaan yang berkelanjutan, yaitu pemanenan dari suatu jenis di alam
pada periode tertentu dilakukan berdasarkan keberadaan dan tingkat
pembaharuan oleh proses pertumbuhan secara alami.

5. Introduksi spesies-spesies eksotik

Pertumbuhan populasi manusia yang sangat tinggi telah mengubah cara
pandang manusia secara ekonomi untuk pemenuhan segala kebutuhannya.
Dari segi pertanian misalnya, dampak yang ditimbulkan adalah adanya
perubahan sebaran spesies, terutama spesies yang mempunyai nilai ekonomi.

47

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Manusia dengan sengaja membawa atau mendatangkan jenis-jenis hewan
peliharaan dan tumbuhan budidaya dari suatu tempat ke tempat lain untuk
dibudidayakan (introduksi). Akibatnya banyak jenis hewan maupun
tumbuhan yang berkembang biak bukan di habitat aslinya. Banyak jenis-jenis
introduksi ini yang kemudian menjadi liar di komunitas lokal. Selain itu proses
introduksi dapat pula terjadi secara alami atau tidak disengaja. Misalnya tikus
dan serangga yang terbawa kapal laut atau kapal udara, atau biji tanaman
terbawa oleh manusia.

Dua kemungkinan yang akan berlaku untuk jenis-jenis introduksi tersebut
yaitu tidak dapat bertahan hidup di daerah barunya karena lingkungan baru
tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan hidupnya, atau dapat bertahan hidup
bahkan membentuk koloni di tempat barunya yang akan bertambah besar
jumlah populasinya. Biasanya koloni ini akan berkompetisi dengan organisme
lokal untuk mendapatkan bahan makanan yang jumlahnya terbatas.
Akibatnya hewan atau tumbuhan introduksi dapat mengubah habitat lokal,
sehingga organisme asli tidak dapat hidup lagi di tempat itu.

6. Kerentanan spesies terhadap kepunahan

Secara alamiah, semua spesies mempunyai potensi yang berbeda-beda untuk
menjadi punah. Kerentanan suatu jenis terhadap kepunahan umumnya
ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:

1) Spesies yang mempunyai sebaran geografis sempit, umumnya rentan
terhadap kerusakan habitat oleh kegiatan manusia.

2) Spesies yang terdiri dari satu atau sedikit populasi akan sangat rentan
terhadap kerusakan habitat dibandingkan dengan spesies yang terdiri dari
banyak populasi

3) Spesies yang memiliki ukuran populasi yang kecil akan mudah punah
akibat pengaruh variasi demografi dan lingkungan serta hilangnya

48

Unit Pembelajaran
Keanekaragaman hayati

keanekaragaman genetik bila dibandingkan dengan spesies yang
berukuran populasinya yang besar.
4) Spesies yang ukuran populasinya cenderung menurun akan mudah punah
bilamana penyebab penurunan tidak dapat diketahui dan diperbaiki.
5) Spesies yang memiliki densitas rendah per satuan luas, terutama pada
kawasan yang terfragmentasi akan mudah mengalami kepunahan.
6) Spesies yang memerlukan jelajah yang luas akan sangat rentan terhadap
kepunahan bilamana wilayah jelajahnya dirusak atau mengalami
fragmentasi.
7) Hewan yang mempunyai ukuran tubuh yang besar akan memiliki wilayah
jelajah yang luas serta makanan yang lebih banyak secara individu, serta
rentan untuk diburu maupun dirusak wilayah jelajahnya maupun habitat
untuk mencari makan dan minumnya.
8) Spesies yang tidak memiliki kemampuan menyebar yang baik di alam akan
sangat rentan terhadap perubahan dan perusakan habitat, karena spesies
tersebut tidak mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
9) Spesies yang bermigrasi musiman akan sangat rentan terhadap kepunahan
karena ketidakmampuan bertahan di habitatnya.
10) Spesies yang mempunyai keanekaragaman genetik yang rendah akan
lebih banyak kemungkinan punah karena penyakit, atau perubahan
lingkungan.
11) Spesies yang memiliki relung tertentu akan rentan terhadap
kepunahan apabila relung tempat hidupnya rusak.

49

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

7. Upaya Konservasi Keanekaragaman Hayati

Walaupun Indonesia termasuk ke dalam negara megabiodiversitas, namun
karena pemanfaatan sumber daya alamnya yang belum dikelola secara
bijaksana membuat Indonesia termasuk ke dalam salah satu kawasan yang
tingkat kepunahan biodiversitasnya sangat tinggi di dunia (Sutarno, 2015).

Dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati global, para konservasionis
telah menetapkan kawasan-kawasan yang menjadi prioritas utama konservasi
yang diistilahkan dengan biodiversity hotspot. Penetapan hotspot tersebut
dilakukan dengan mengidentifikasi kawasan yang memiliki konsentrasi yang
sangat tinggi dari jenis-jenis hewan endemik yang terancam oleh hilangnya
habitat secara luar biasa.

Secara spesifik, suatu daerah hotspot biodiversitas dunia secara ketat harus
memenuhi dua kriteria, yaitu:

a. Harus memiliki minimal 1.500 tumbuhan vaskular endemik yang tidak
tergantikan

b. Harus memiliki 30% atau kurang dari vegetasi alami asli, sehingga cukup
terancam.

Kawasan Indonesia termasuk ke dalam salahsatu “hotspot” prioritas
konservasi dunia, yaitu kawasan Sundaland (Nusantara Barat) atau kita kenal
dengan Kawasan Asiatis/Orientalis dan kawasan Wallace. Sedangkan sebagian
wilayah Indonesia lainnya termasuk ke dalam salah satu katagori kawasan
kawasan alami dengan biodiversitas yang tinggi, yaitu Sahulland (Nusantara
Timur) atau kita kenal dengan Kawasan Australis (Mittermeier, 2000). Lautan
Indonesia juga memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi karena
menjadi pusat segitiga karang dunia.

50

Unit Pembelajaran
Keanekaragaman hayati

Sebagai contoh kasus dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati,
adanya ancaman deforestrasi yang begitu tinggi di pulau Kalimantan seiring
dengan meningkatnya permintaan dunia terhadap minyak sawit, maka
ditetapkanlah kawasan Heart of Borneo (HoB) sebagai kawasan konservasi
internasional. Luas kawasan HoB tersebut yaitu 30% dari luas Pulau Borneo,
yang mencakup lebih dari 22 juta hektar hutan hujan tropis dari tiga negara,
yaitu Indonesia (Kalimantan), Malaysia (Sabah dan Sarawak), dan Brunei
Darussalam. Kawasan ini adalah hamparan terbesar yang tersisa dari hutan
tropis yang melintas batas negara di Asia Tenggara (Van Paddenburg et al.
2012).

Gambar 10. Kawasan Heart of Borneo
(sumber: http://www.wwf.org.au)

Adanya ancaman deforestasi yang begitu tinggi di pulau Kalimantan seiring
dengan meningkatnya permintaan dunia terhadap minyak sawit, maka
ditetapkanlah kawasan Heart of Borneo (HoB) sebagai kawasan konservasi
internasional (Gambar 10). Luas kawasan HoB tersebut yaitu 30% dari luas
Pulau Borneo, yang mencakup lebih dari 22 juta hektar hutan hujan tropis dari
tiga negara, yaitu Indonesia (Kalimantan), Malaysia (Sabah dan Sarawak), dan
Brunei Darussalam. Kawasan ini adalah hamparan terbesar yang tersisa dari
hutan tropis yang melintas batas negara di Asia Tenggara (Van Paddenburg et
al. 2012).

51

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Visi yang ingin dicapai melalui inisiatif Heart of Borneo adalah terwujudnya
pengelolaan dan konservasi yang efektif di kawasan hutan hujan ekuator
Heart of Borneo yang meliputi 23 juta hektar melalui jejaring kawasan lindung,
hutan produksi dan penggunaan lahan yang berkelanjutan, yang memberi
manfaat bagi masyarakat dan alam, melalui kerjasama internasional yang
dipimpin oleh masing-masing pemerintah negara di Borneo (Indonesia,
Malaysia, dan Brunei Darussalam), yang didukung oleh industri dan upaya
global yang berkelanjutan.

Misi pengelolaan kawasan Heart of Borneo adalah pada tahun 2020:

a. Duapuluh tiga juta hektar jejaring kawasan lindung, cadangan lintas batas,
dan koridor dikelola secara berkelanjutan dan zona penyangga berfungsi
untuk menjamin masa depan semua spesies prioritas dan kawasan HoB
endemik didirikan.

b. Tidak ada konversi hutan yang bernilai konservasi tinggi untuk
penggunaan lahan lain di kawasan HoB.

c. Mekanisme pembiayaan jangka panjang memberikan manfaat diversifikasi
dan adil bagi masyarakat lokal dan pemerintah, dan meningkatkan barang
dan jasa ekosistem.

Program atau inisiatif Heart of Borneo dikembangkan tidak hanya untuk
tujuan-tujuan konservasi semata, namun lebih penting lagi bertujuan untuk
pembangunan berkelanjutan di kawasan HoB. Lingkungan dan
keanekaragaman hayati merupakan pilar-pilar program HoB selain sosial
ekonomi dan pengembangan institusi. Oleh karena itu, khusus di wilayah
Indonesia, kerjasama lintas sektoral dan peran serta aktif pemerintah
propinsi dan kabupaten di sumber daya alam di kawasan HoB, harus
menjadi bagian pokok dalam pembangunan di kawasan HoB.

52

Unit Pembelajaran
Keanekaragaman hayati

Secara terperinci, tujuan pengelolaan kawasan Heart of Borneo adalah sebagai
berikut:

a. Mendorong pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan di jejaring
kawasan konservasi, kawasan lindung serta hutan produksi dan
penggunaan lahan lainnya;

b. Terwujudnya implementasi kebijakan dan penegakan hukum yang
mendukung pengelolaan kawasan HoB secara berkelanjutan dengan
memperhatikan perjanjian multilateral dan bilateral yang ada.

c. Terwujudnya pembangunan berkelanjutan berbasis kaidah-kaidah ilmiah
dan kearifan lokal bagi peningkatan kesejahteraaan masyarakat melalui
penerapan pengelolaan berkelanjutan, perlindungan, pendidikan dan
pelatihan, maupun kegiatan lainnya yang relevan dengan pengelolaan
lintas batas, konservasi dan pengembangan wilayah di kawasan HoB.

Sebagai tindaklanjut deklarasi Heart of Borneo, pemerintah ketiga negara
menyusun rencana aksi yang disebut sebagai Heart of Borneo Strategic Plan of
Action (HoB SPA). Beberapa program yang disepakati bersama dalam
dokumen ini adalah:

a. Pengelolaan kawasan lintas batas negara

Ketiga negara memahami adanya perbedaaan pemanfaatan lahan di kawasan
perbatasan, sehingga penting untuk meningkatkan kerjasama lintas batas
dalam kegiatan pengelolaan hutan dan pemanfaatan lahan secara
berkelanjutan. Tujuan program pengelolaan kawasan lintas batas negara
adalah untuk mengatasi isu-isu pengelolaan sumberdaya alam dan
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat lokal di kawasan perbatasan.

b. Pengelolaan kawasan lindung

53

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Peran kawasan lindung sangat penting dalam upaya mempertahankan fungsi
dan potensinya, sehingga pengelolaan secara efektif menjadi penting melalui
konservasi kekayaan keanekaragaman hayati. Tujuan program
pengelolaan kawasan lindung adalah untuk meningkatkan dan
mempromosikan pengelolaan yang efektif kawasan lindung di kawasan HoB,
dengan penekanan pada perbatasan, dalam upaya untuk menglestarikan dan
memelihara keanekaragaman hayati hutan serta keterkaitan ekologisnya.

c. Pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan;

Kegiatan industri kehutanan, pertanian dan industri lainnya perlu dilakukan
dengan mengikuti kaidah-kaidah konservasi dan pembangunan
berkelanjutan. Hal ini untuk menjaga keberadaan tutupan hutan, kekayaan
keanekaragaman hayati dan fungsi sebagai menara air bagi kawasan di
bawahnya. Tujuan program pengelolaan sumberdaya alam secara
berkelanjutan adalah untuk mengelola sumberdaya alam di luar jejaring
kawasan lindung melalui pengembangan dan implementasi pemanfaatan
lahan yang berkelanjutan.

d. Pengembangan ekowisata;

Pengembangan Ekowisata merupakan salah satu pilar pengembangan sosial
ekonomi, sehingga kerjasama antar negara HoB sangat penting dengan
mempertimbangkan perencanaan ekowisata di masing-masing negara. Tujuan
program pengembangan ekowisata adalah untuk mengenal dan melindungi
nilai alam yang khusus dan tempat-tempat budaya di kawasan HoB.

e. Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia.

Pengembangan kapasitas bagi sebagian besar masyarakat di kawasan HoB
diperlukan untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan produk hutan dan
pertanian dalam upaya menuju kelestarian hasil. Tujuan program peningkatan
kapasitas sumberdaya manusia adalah untuk memastikan implementasi

54

Unit Pembelajaran
Keanekaragaman hayati

inisiatif Heart of Borneo yang efektif di semua tingkat, baik di publik dan sektor
swasta dan di tingkat masyarakat lokal.
Peningkatan kapasitas SDM dalam implementasi program HoB akan lebih
terbantu apabila program pendidikan di jenjang sekolah menengah bisa
menghasilkan lulusan-lulusan yang berintegritas tinggi, disiplin, bertanggung
jawab, dan cinta pada lingkungan. Karakter-karakter tersebut menjadi
tanggung jawab yang dipikirkan dan dipikul oleh guru.

55

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Pembahasan Soal-soal

Berikut adalah soal-soal UN topik Keanekaragaman Hayati yang muncul di 3
tahun terakhir beserta pembahasannya.
Soal UN Tahun 2016 Paket 2
Komodo adalah jenis kadal raksasa yang hidup endemik dan dilindungi. Pulau
komodo merupakan tempat hidup komodo yang sekarang dijadikan Taman
Nasional untuk melindungi keberadaan komodo dari perburuan liar. Dampak
dari perburuan liar adalah...
a. Populasi komodo semakin adaptif dengan fertilitas yang tinggi
b. Populasi komodo semakin stabil dan kesempatan kawin tinggi
c. Populasi komodo semakin meningkat dan kompetisi antar spesies tinggi
d. Komodo semakin langka dan peluang untuk kawin rendah
e. Komodo semakin banyak fertilitas dan mortalitas meningkat
Kunci Jawaban: d
Pembahasan: Perburuan yang bertujuan untuk membunuh atau mengambil
untuk dijadikan koleksi, sehingga terpisah dari habitat dan populasinya maka
akan menyebabkan kelangkaan. Dengan sedikitnya populasi (akibat
kelangkaan), makan peluang untuk kawinpun akan menjadi rendah.

56

Unit Pembelajaran
Keanekaragaman hayati

Soal UN Tahun 2016 Paket 3
Eksploitasi kawasan hutan Papua berpengaruh terhadap habitat asli burung
cendrawasih. Dampak yang akan terjadi jika pembukaan lahan terus dilakukan
adalah...
a. Sumber protein hewani meningkat
b. Populasi burung cendrawasih berkurang
c. Pupuk dari kotoran burung cendrawasih berkurang
d. Alam semakin asri dengan kicauan burung cendrawasih yang merdu
e. Produksi buah menurun karena penyerbukan berkurang

Kunci Jawaban: b
Pembahasan: Pembukaan lahan melalui eksploitasi kawasan hutan yang
merupakan habitat burung cendrawasih tentu berakibat pada menyempitnya
habitat burung cendrawasih. Habitat sebagai tempat yang menyediakan
makan, perlindungan, dan melakukan reproduksi apabila berkurang akan
berimbas pada berkurangnya populasi burung cendrawasih. Ini disebabkan
karena daya dukung habitatnya yang mengecil untuk menopang kehidupan
burung cendrawasih.

Soal USBN Tahun 2017
Pengelompokkan organisme dapat didasarkan atas keanekaragaman tingkat
gen, spesies, dan ekosistem. Makhluk hidup berikut yang menunjukkan
keanekaragaman tingkat spesies adalah...

a. Harimau malaya, harimau sumatera, harimau jawa
b. Kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri
c. Kucing hutan, kucing rumah, kucing kapal
d. Padi rokan, padi segara anak, padi sebada
e. Kelapa hibrid, kelapa hijau, kelapa gading

Kunci Jawaban: b

57

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pembahasan: Keanekaragaman tingkat spesies merupakan keanekaragaman
yang dapat diamati mulai dari tingkat marga. Dari pilihan jawaban yang ada,
keanekaragaman spesies ditunjukkan oleh Kacang tanah, kacang buncis, dan
kacang kapri.

B. Pengembangan Soal HOTS

Di bagian ini akan disajikan contoh pengembangan soal HOTS yang diawali
dengan membuat kisi-kisi soal. Melalui kisi-kisi soal tersebut saudara dapat
melihat kesesuaian antara kompetensi yang diuji, lingkup materi, dan
indikator soal. Penyusunan soal dilakukan di format kartu soal yang sudah
disediakan.

Dalam mengembangkan soal HOTS pertama kali dilakukan analisis lingkup
materi yang disusun berdasarkan analisis KD. Pada mata pelajaran IPA topik
Keanekaragaman Hayati ini diambil dari KD 3.2 Menganalisis berbagai tingkat
keanekaragaman hayati di Indonesia beserta ancaman dan pelestariannya.

Soal HOTS dikembangkan dari indikator soal yang berada pada level kognitif
C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta). Level kognitif C4
mengukur kemampuan menganalisis, mengurai suatu masalah menjadi
bagian-bagian lebih kecil, mengelompokkan, membandingkan, menentukan
hubungan. Level kognitif C5 mengukur kemampuan mengevaluasi,
menyimpulkan berdasarkan suatu kriteria, memutuskan, memprediksi. Level
kognitif C6 mengukur kemampuan membuat sesuatu yang baru dari yang
sudah ada.

Dalam merumuskan kalimat indikator soal, perlu diperhatikan bahwa
indikator soal memuat 3 komponen. Komponen tersebut adalah subjek,
perilaku yang diukur, dan stimulus/konteks/kondisi. Subjek yang dimaksud
adalah peserta didik. Perilaku yang akan diukur diambil dari kata kerja
operasional seperti menganalisis, membandingkan, memutuskan,

58

Unit Pembelajaran
Keanekaragaman hayati

menginterpretasi, dan sebagainya. Stimulus/konteks/kondisi yang disajikan
bisa berupa gambar, diagram, grafik, tabel, teks, dan sebagainya.

1. Mata Pelajaran Biologi

Jenis Sekolah : SMA

Kelas :X

Mata Pelajaran : Biologi

No. Kompetensi Lingkup Materi Indikator Soal Nomor Level Bentuk
Dasar Materi Soal Soal

12 34 5 67 8

1 3.2 Menganalisis Keanekarag Keanekaraga Disajikan gambar 1 L3 Pilihan

berbagai tingkat aman man Hayati peta 2 kondisi Ganda

keanekaragaman Hayati dan hutan Kalimantan,

hayati di Ekologi peserta didik dapat

Indonesia menganalisis

beserta ancaman faktor penyebab

dan penurunan

pelestariannya keanekaragaman

hayati.

59

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kartu Soal

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KARTU SOAL

Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013
Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : Biologi Nama Penyusun :

KOMPETENSI Buku Sumber : Pengetahuan/ Aplikasi √ Penalaran
DASAR Pemahaman

3.2 Menganalisis RUMUSAN BUTIR SOAL
berbagai tingkat Perhatikanlah kedua gambar di bawah ini.
keanekaragaman
hayati di Indonesia Nomor
beserta ancaman Soal
dan pelestariannya
1
LINGKUP MATERI

Keanekaragaman
Hayati dan Ekologi

MATERI

Keanekaragaman
Hayati

INDIKATOR SOAL Kunci Analisis yang tepat untuk mendeskripsikan faktor penyebab
Jawaban penurunan keanekaragaman hayati pada di pulau Kalimantan
Disajikan gambar adalah sebagai berikut...
peta 2 kondisi b a. Habitat fauna endemik Kalimantan mengalami degradasi
hutan Kalimantan,
peserta didik dapat karena pencemaran yang diakibatkan oleh perkebunan
menganalisis industri yang dijalankan secara masif.
faktor penyebab b. Penebangan hutan untuk pembukaan lahan dapat
penurunan mengkibatkan fragmentasi habitat yang berujung pada luas
keanekaragaman zona habitat yang aman bagi jenis-jenis makhluk hidup akan
hayati. berkurang.
c. Meluasnya lahan tanaman industri memberikan daya
dukung yang sedikit berkurang dibanding hutan asli kepada
spesies-spesies endemik.
d. Terjadi introduksi spesies eksotik di hutan Kalimantan yang
berdampak pada meluasnya lahan perkebunan industri,
mengakibatkan banyak habitat asli spesies-spesies endemik
rusak.

60

Unit Pembelajaran
Keanekaragaman hayati

KESIMPULAN

Sub unit ini dikembangkan dari pasangan kompetensi dasar kelas X, yaitu 3.2.
Menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia beserta
ancaman dan pelestariannya; dan 4.2. Menyajikan hasil observasi berbagai
tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia dan usulan upaya pelestariannya.
Dari pasangan kompetensi dasar tersebut diturunkan 8 indikator pencapaian
kompetensi dimensi pengetahuan dan 2 indikator pencapaian kompetensi
dimensi keterampilan.

Keanekaragaman Hayati berisi sajian materi yang kontekstual dengan
kehidupan sehari-hari yang dicontohkan dengan mudahnya pengamatan
terhadap sifat fisik makluk hidup di sekitar kita. Ditambah dengan isu kekinian
seperti isu perusakan lingkungan yang berdampak pada penurunan
biodivertitas yang sangat relevan dengan tema Keanekaragaman Hayati.
Keberadaan muatan konteks yang erat dengan kehidupan sehari-hari dapat
memotivasi guru dan peserta didik untuk belajar dan cepat memahami.

Pembelajaran di awal sangat menekankan kontekstualitas, berangkat dari
pengamatan morfologi teman sebangku untuk mudah memahami bahwa
keanekaragaman hayati itu mudah dipahami. Tapi tahap demi tahap
berikutnya guru akan cepat memahamkan peserta didik akan konsep-konsep
yang lebih dalam dan impementasi yang luas. Oleh sebab itu guru perlu
seksama menerapkan model Inkuiri dan Discovery Learning agar tahap demi
tahap penemuan konsep dapat berlangsung baik pada kognisi dan afeksi
peserta didik.

Pembelajaran untuk mencapai target kompetensi dilaksanakan dalam 2 kali
pertemuan. Model pembelajaran yang digunakan adalah Inkuiri dan Discovery
learning, yang keduanya adalah model pembelajaran yang mendorong

61

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

keterampilan berpikir tingkat tinggi apabila diterapkan dengan benar. Baik
pertamuan pertama maupuan pertemuan kedua terdiri dari 3 kegiatan
pembelajaran. Kegiatan belajar juga didukung oleh aktivitas mengunakan
lembar kerja peserta didik yang dirancang untuk mengembangkan konsep
secara mandiri dan melatih keterampilan peserta didik untuk menelusuri
informasi dalam rangka memecahkan masalah.
Di sub unit ini disediakan soal-soal UN terkait pewarisan sifat yang muncul di
ujian nasional tahun 2016 dan 2017 (tidak ada soal terkait di tahun 2018).
Disediakan pula pembahasan soalnya sehingga memudahkan guru dan
peserta didik untuk memahami pemecahan soal tersebut dan memprediksi
jenis soal yang rutin muncul di UN. Soal belum terkategori HOTS tapi model
soal serupa setiap tahunnya, maka guru perlu membuat soal HOTS dan
melatihkan soal tersebut agar peserta didik memahami secara mendalam dan
dapat menyiapkan diri andaikata soal jenis lain keluar.

62

Unit Pembelajaran
Keanekaragaman hayati

UMPAN BALIK

Untuk mengukur pemahaman saudara terhadap subunit ini, silakan mengisi
lembar persepsi pemahaman di format yang tersedia. Berdasarkan hasil
pengisian instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman
beserta umpan baliknya. Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan
objektif dan jujur dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria yang
menurut saudara tepat.

Lembar Persepsi Pemahaman Subunit

No Aspek 1 Kriteria 4
23
1. Memahami indikator yang telah dikembangkan
berdasarkan Kompetensi Dasar.

2 Mampu menghubungkan konten dengan fenomena
kehidupan sehari-hari.

3 Merasa bahwa tahapan aktivitas pembelajaran dapat
mengembangkan HOTS peserta didik.

4 Memahami tahapan aktivitas yang disajikan dengan
baik.

5 Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas
pembelajaran di dalam kelas.

6 Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik
yang dikembangkan.

7 Mampu melaksanakan dengan baik lembar kerja
peserta didik yang dikembangkan.

8 Memahami konten secara menyuluh dengan baik.
9 Memami prosedur penyusunan soal HOTS dengan

baik.
10 Mampu membahas soal HOTS yang disajikan dengan

tepat.
Jumlah

Jumlah Total

63

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Keterangan Pedoman Penskoran
1=tidak menguasai
2 = cukup menguasai Skor = Jumlah Total X 100
3 = menguasai 40
4 = Sangat Menguasai

Keterangan Umpan Balik

Skor Umpan Balik

< 70 : Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara
membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan melaksanakan

penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu membaca ulang subunit ini
dan mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di MGMP sampai

Saudara memahaminya.

70-79 : Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten, cara

membelajarkan, mengembangkan penilian dan melaksanakan
penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian

yang belum dipahami dengan fasilitator atau teman lain di MGMP.

80-89 : Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian

dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik.

> 90 : Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian
dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan sangat baik.
Saudara dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP

untuk membelajarkan subunit ini.

Keterangan Pedoman Penskoran
1=tidak menguasai Skor = Jumlah Total X 100
2 = cukup menguasai
3 = menguasai 40
4 = Sangat Menguasai

Keterangan Umpan Balik

Skor Umpan Balik

< 70 : Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara
membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan melaksanakan

penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu membaca ulang subunit ini
dan mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di MGMP sampai

Saudara memahaminya.

70-79 : Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten, cara

membelajarkan, mengembangkan penilian dan melaksanakan
penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian

yang belum dipahami dengan fasilitator atau teman lain di MGMP.

80-89 : Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian

dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik.

> 90 : Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian
dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan sangat baik.

Saudara dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP
untuk membelajarkan subunit ini.

64







Unit Pembelajaran

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN BIOLOGI
SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)

Dasar-Dasar
Pengelompokkan Makhluk
Hidup

Penulis:
Apon Purnamasari, S.Pd., M. Pd

Penyunting:
Drs. M. Syarief, M. Si

Desainer Grafis dan Ilustrator:
TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Unit Pembelajaran
Dasar – dasar Pengelompokkan Makhluk Hidup

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI __________________________________ 67
DAFTAR GAMBAR______________________________ 69
DAFTAR TABEL _______________________________ 70
PENDAHULUAN _______________________________ 71
KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK _________ 73

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi ______________________________ 73
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 73
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 75
A. Klasifikasi Makhluk Hidup ________________________________________________ 75
B. Contoh Penerapan Klasifikasi _____________________________________________ 76
SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 78
A. Sub Heading ________________________________________________________________ 78
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 84
A. Aktivitas Pembelajaran____________________________________________________ 84

Aktivitas 1 _________________________________________________________________________ 87
Aktivitas 2 _________________________________________________________________________ 89
Aktifitas ke 2 pada pertemuan kedua____________________________________________ 92
B. Lembar Kerja Peserta Didik _______________________________________________ 94
C. Klasifikasi Makhluk Hidup _______________________________________________ 104
Dasar dan Tujuan Klasifikasi ___________________________________________________ 104
Prinsip Klasifikasi Makhluk Hidup______________________________________________ 105
Kunci Determinasi dan Kladogram _____________________________________________ 112
PENGEMBANGAN PENILAIAN ___________________ 118
A. Pembahasan Soal-soal __________________________________________________ 118
B. Mengembangkan Soal HOTs _____________________________________________ 123
C. Refleksi Pembelajaran ____________________________________________________ 126

67

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
KESIMPULAN ________________________________ 129
UMPAN BALIK _______________________________ 131

68

Unit Pembelajaran
Dasar – dasar Pengelompokkan Makhluk Hidup

DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 1. Keranjang Belanjaan_________________________________________________ 75
Gambar 2. Lemari ES _____________________________________________________________ 76
Gambar 3. Kaldogram ___________________________________________________________ 117

69

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1. Tabel Kompetensi Dasar _______________________________________________ 73
Tabel 2. Tabel Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)_______________________ 73
Tabel 3. Desain Aktivitas Pembelajaran ________________________________________ 85
Tabel 4. Kisi-Kisi Soal HOTS ______________________________________________________ 123

70

Unit Pembelajaran
Dasar – dasar Pengelompokkan Makhluk Hidup

PENDAHULUAN

Unit ini disusun sebagai salah satu alternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami topik Dasar-dasar Pengelompokkan Makhluk Hidup.
Melalui pembahasan materi yang terdapat pada unit ini, guru dapat memiliki
dasar pengetahuan untuk mengajarkan materi yang sama ke peserta
didiknya yang disesuaikan dengan indikator yang telah disusun, dan
terutama dalam memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik. Selain itu,
materi ini juga aplikatif untuk guru sendiri sehingga mereka dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara
mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar terkait yang
memuat target kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, bahan
bacaan tentang aplikasi topik Dasar-dasar Pengelompokkan Makhluk Hidup
dalam kehidupan sehari-hari, soal-soal tes UN topik ini di tiga tahun terakhir
sebagai acuan dalam menyusun soal sejenis, deskripsi alternatif aktivitas
pembelajaran, Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang dapat digunakan
guru untuk memfasilitasi pembelajaran, bahan bacaan yang dapat dipelajari
oleh guru, maupun peserta didik, dan deskripsi prosedur mengembangkan
soal HOTS. Komponen-komponen di dalam unit ini dikembangkan dengan
tujuan agar guru dapat dengan mudah memfasilitasi peserta didik
menjelaskan dasar-dasar dan prinsip klasifikasi, melakukan aktivitas praktik
mengidentifikasi dan mengklasifikasikan makhluk hidup, menyusun
kladogram sekaligus mendorong peserta didik mencapai kemampuan
berpikir tingkat tinggi.

Topik memahami dasar-dasar pengelompokkan makhluk hidup ini,
dikembangkan pada bahan bacaan, yang terdiri atas subtopik Dasar-dasar
Pengelompokkan Makhluk Hidup, Prinsip-prinsip Klasifikasi Makhluk Hidup

71

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
dan Kunci Determinasi, dan Menyusun Kladogram. Selain itu, unit ini
dilengkapi dengan 3 buah LKPD, yaitu 1) Keanekaragaman Jenis Tumbuhan
2) Kunci determinasi dan 3) Menyusun kladogram. LKPD dikembangkan
secara aplikatif agar guru mudah mengimplementasikannya di kelas.

72

Unit Pembelajaran
Dasar – dasar Pengelompokkan Makhluk Hidup

KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar
kelas X :

Tabel 1. Tabel Kompetensi Dasar

KOMPETENSI DASAR
KD PENGETAHUAN
3.3 Menjelaskan prinsip-prinsip klasifikasi makhluk hidup dalam lima

kingdom

KD KETERAMPILAN
4.3 Menyusun kladogram berdasarkan prinsip-prinsip klasifikasi

makhluk hidup

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Tabel 2. Tabel Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan

Indikator Pendukung

3.3.1 Menjelaskan dasar-dasar 4.3.1 Melengkapi data ciri-ciri
klasifikasi makhluk hidup makhluk hidup

3.3.2 Menjelaskan tujuan dan 4.3.2 Merumuskan ciri-ciri makhluk
manfaat klasifikasi makhluk hidup berdasarkan banyaknya
hidup persamaan dan perbedaan

3.3.3 Menentukan ciri-ciri makhluk
hidup sebagai acuan dalam
pengelompokkan makhluk
hidup

73

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

IPK Pengetahuan IPK Keterampilan

3.3.4 Menentukan jumlah kelompok
3.3.5
makhluk hidup

Indikator Kunci

Menjelaskan prinsip klasifikasi 4.3.3 Merancang bagan kladogram

makhluk hidup berdasarkan

ciri-ciri yang diperoleh

3.3.6 Mempolakan bagan dikotom 4.3.4 Melengkapi bagan
berdasarkan ciri-ciri yang kladogram klasifikasi
teramati makhluk hidup berdasarkan
tingkat kekerabatan

3.3.7 Menjalin kunci determinasi dari
bagan dikotom yang telah
dilengkapi

3.3.8 Menjelaskan prinsip-prinsip
penulisan nama ilmiah

3.3.9 Menentukan urutan tingkatan
takson dari tingkat rendah
sampai tingkat tinggi

3.3.10 Menjelaskan sistem klasifikasi
makhluk hidup 5 kingdom

Indikator Pengayaan

3.3.11 Menyusun kladogram 4.3.5 Mengembangkan kladogram,

jika diberikan satu makhluk

hidup baru dengan ciri-ciri

tertentu

74

Unit Pembelajaran
Dasar – dasar Pengelompokkan Makhluk Hidup

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Klasifikasi Makhluk Hidup

Suatu hari ibu pulang dari pasar, membawa sekeranjang bahan-bahan
makanan, bagaimana caranya agar kita mudah mengambil apa yang kita
inginkan?

Gambar 1Keranjang Belanjaan
Sumber: www.google.co.id

Ya, benar dengan cara memilih dan kemudian mengelompokkanya sesuai
dengan kriteria yang kita buat. Pengelompokkan atau klasifikasi biasa kita
lakukan dengan tujuan untuk memudahkan kita mengambil suatu barang
atau objek di suatu tempat. Pengelompokkan dapat pula dilakukan dengan
melihat persamaan dan perbedaan suatu benda, pengelompokkan
berdasarkan warna, bentuk, kandungan, juga manfaat dari makanan tersebut.

75

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Contoh Penerapan Klasifikasi

Perhatikanlah gambar makanan dalam lemari es di bawah ini, bagaimana
menurutmu? Apa perbedaanya? Bagaimana jika kamu ingin mengambil
sesuatu, lebih mudah pada lemari es yang manakah?

Gambar 2.Lemari ES
Sumber: www.qupas.id

Penyimpanan yang teratur memudahkan kita mengambil sesuatu yang kita
inginkan. Pengelompokkan diperlukan untuk memudahkan pengenalan,
memudahkan pencarian, membuat lebih rapih dan teratur.
Pada konteks keanekaragaman makhluk hidup, pengelompokan pun sangat
perlu untuk dilakukan. Untuk mengklasifikasikan keanekaragaman tersebut,
prinsip yang digunakan adalah menemukan persamaan dan perbedaan ciri
kemudian mengelompokkan sejumlah mahluk hidup berdasarkan kriteria
tertentu.
Makhluk hidup dipermukaan bumi beranekaragam. Diperkirakan sekitar 100
juta jenis keanekaragaman makhluk hidup yang ada saat ini.
Keanekaragaman makhluk hidup terlihat dari bentuk tubuh, ukuran tubuh,

76

Unit Pembelajaran
Dasar – dasar Pengelompokkan Makhluk Hidup

makanan, cara berkembang biak, cara beradaptasi, tingkah laku, penampilan,
habitat dan sebagainya.
Untuk mempermudah dalam mempelajari dan mengenal keanekaragaman
makhluk hidup, ahli ilmu pengetahuan menggunakan suatu system yang
disebut klasifikasi. Cabang Ilmu biologi yang mempelajari tentang cara-cara
pengelompokkan makhluk hidup disebut Taksonomi.

77

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

SOAL-SOAL UN/USBN

A. Sub Heading

Berikut ini contoh soal-soal UN topik Dasar-dasar Pengelompokkan Makhluk
Hidup pada Kompetensi Dasar 3.3 Menjelaskan prinsip-prinsip klasifikasi
makhluk hidup dalam lima kingdom (Permendikbud Nomor 37, 2018). Soal-
soal ini disajikan agar dapat dijadikan sebagai sarana berlatih bagi peserta
didik untuk menyelesaikannya. Selain itu, soal-soal ini juga dapat menjadi
acuan ketika Saudara akan mengembangkan soal yang setipe pada topik
Dsar-dasar Pengelompokkan Makhluk Hidup.

1. Soal UN tahun 2016

No. Soal
1 Perhatikan gambar tumbuhan berikut !

Nama kelas dan ciri yang sama dari kedua tanaman tersebut adalah…
A. Dikotil, batang beruas-ruas dan bunga bermahkota
B. Dikotil, batang berkayu dan bunga tak bermahkota
C. Monokotil, batang beruas-ruas dan bunga bermahkota
D. Monokotil, batang berkayu dan bunga tak bermahkota
E. Monokotil, batang beruas-ruas dan bunga tak bermahkota

78

Unit Pembelajaran
Dasar – dasar Pengelompokkan Makhluk Hidup

Identifikasi : Aplikasi (Menganalisis/C4)
Level Kognitif
: 3.3.2 Menentukan urutan tingkatan takson dari
Indikator yang tingkat rendah sampai tingkat tinggi
bersesuaian
Diketahui : Gambar tumbuhan monokotil
Ditanyakan : Nama kelas dan ciri yang sama dari kedua tanaman
Materi yang
dibutuhkan : Urutan takson makhluk hidup dan ciri monokotil

2. Soal UN tahun 2016

No. Soal
2 Perhatikan kelompok hewan pada gambar berikut !

Hewan-hewan pada gambar mempunyai kekerabatan yang dekat
sehingga dikelompokkan kedalam ordo yang sama berdasarkan…

A. Adanya telinga
B. Penutup tubuh
C. Cara berkembang biak
D. Jumlah anggota gerak
E. Jenis makanan

Identifikasi

79

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Level Kognitif : Aplikasi (Menganalisis/C4)
Indikator yang
bersesuaian : 3.3.9 Menentukan ciri-ciri makhluk hidup sebagai
Diketahui acuan dalam pengelompokkan makhluk hidup

Ditanyakan : Gambar kelompok hewan carnivora
Dasar pengelompokkan hewan-hewan pada gambar
Materi yang
dibutuhkan : yang ditampilkan dan mempunyai kekerabatan
dekat sehingga dikelompokkan kedalam ordo yang
sama

: Urutan takson makhluk hidup dan ciri carnivora

3. Soal UN tahun 2017

No. Soal
3 Siswa SMA kelas 10 melakukan studi lapangan dan menemukan

tumbuhan dengan karakteristik sebagai berikut ….
(1). Daun tersusun roset seperti palem
(2). tulang daun menyirip
(3). Strobilus jantan dan strobilus betina berada dalam tumbuhan yang

berbeda
(4). Tinggi batang kurang dari 1,5 meter
(5). Tumbuh tegak, batang berwarna gelap
Setelah didiskusikan, tumbuhan tersebut dimasukkan kedalam kelas
Cycadinae. Dasar pengelompokkan yang dilakukan siswa tersebut
adalah…..

A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (3) dan (5)

80

Unit Pembelajaran
Dasar – dasar Pengelompokkan Makhluk Hidup

E. (4) dan (5)

Identifikasi : Pengetahuan dan pemahaman (Menentukan/C3)
Level Kognitif : 3Ah.ip3dl.ui1kpasMi (eMnejenlagsaknaanlisdiass/aCr4-)dasar klasifikasi makhluk
Indikator yang
bersesuaian : Ciri beberapa jenis tumbuhan dari kelompok
gymnospermae
Diketahui
: Dasar pengelompokkan yang digunakan
Ditanyakan

Materi yang : Dasar pengelompokkan makhluk hidup
dibutuhkan

4. Soal UN tahun 2017

No. Soal Gambar kelompok hewan molusca

4 Siswa SMA kelas 10 ditugaskan untuk menemukan beberapa jenis
tumbuhan dari kelompok monokotil di halaman sekolah

Dasar yang digunakan siswa tersebut adalah ….

A. Sifat hidup dan keping biji

B. Sifat hidup, dan jumlah mahkota bunga

C. Jumlah Keping biji dan letak bunga

D. Jumlah keping biji dan jumlah mahkota bunga

E. Jumlah keping biji dan tinggi tanaman

Identifikasi : Pengetahuan dan pemahaman (Menentukan/C3)
Level Kognitif
: 3A.p3l.i1kasMi (eMnejenlgaasknaanlisdisa/sCar4-)dasar klasifikasi makhluk
Indikator yang hidup
bersesuaian

Diketahui : beberapa jenis tumbuhan dari kelompok monokotil
Ditanyakan : Dasar pengelompokkan yang digunakan

Materi yang : Dasar pengelompokkan makhluk hidup
dibutuhkan

Gambar kelompok hewan molusca 81

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

5. Soal UN tahun 2018

No. Soal
5 Perhatikan gambar kelompok hewan berikut !

Apakah takson terendah dan dasar pengelompokkan dari kelompok
hewan tersebut?

A. Invertebrata, tidak bertulang belakang

B. Insecta, kaki beruas-ruas

C. Insecta, kaki beruas-ruas

D. Arthropoda, kaki beruas-ruas

E. Arthropoda, tubuh simetri bilateral

Identifikasi : Aplikasi (Menganalisis/C4)
Level Kognitif

Indikator yang : 3.3.9 Menentukan urutan tingkatan takson dari
bersesuaian tingkat rendah sampai tingkat tinggi
Diketahui
Ditanyakan : Gambar kelompok hewan Arthropoda
: Takson terendah dan dasar pengelompokkan dari
Materi yang
dibutuhkan kelompok hewan tersebut

: Urutan takson makhluk hidup dan ciri Arthropoda

82

Unit Pembelajaran
Dasar – dasar Pengelompokkan Makhluk Hidup

6. Soal UN tahun 2018

No. Soal
6 Perhatikan gambar kelompok tumbuhan berikut !

Pohon singkong pohon jarak pohon karet

Tingkatan takson dan dasar pengelompokkan dari kelompok
tumbuhan tersebut adalah….

A. gymnospermae, bentuk biji terbuka

B. angiospermae, bentuk biji terbuka

C. monokotil, letak bakal biji

D. monokotil, jumlah keping biji satu

E. dikotil, jumlah keping biji dua

Identifikasi : Aplikasi (Menganalisis/C4)
Level Kognitif
Indikator yang : 3.3.9 Menentukan tingkatan takson dari tingkat
bersesuaian rendah sampai tingkat tinggi

Diketahui : Gambar kelompok tumbuhan angiospermae
Ditanyakan
: Tingkatan takson dan dasar pengelompokkan
Materi yang tumbuhan tersebut
dibutuhkan
: Klasifikasi makhluk hidup dan ciri tumbuhan
angiospermae

83

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

BAHAN PEMBELAJARAN

A. Aktivitas Pembelajaran

Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan
pembelajaran yang dapat dimplementasikan oleh Saudara ketika akan
membelajarkan topik Dasar-dasar Pengelompokkan Makhluk Hidup. Bahan
pembelajaran dikembangkan dengan prinsip berpusat pada peserta didik
dan berusaha memfasilitasi kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bahan
pembelajaran ini berisikan rincian aktivitas pembelajaran, lembar kegiatan
peserta didik yang digunakan, dan bahan bacaannya.
Aktivitas pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru dan peserta untuk mencapai kompetensi pada topik
klasifikasi makhluk hidup. Sebelum menguraikan aktivitas pembelajaran,
terlebih dahulu disusun desain aktivitas pembelajaran yang dapat dilihat
pada Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 3, dapat terlihat aktivitas pembelajaran untuk mencapai
masing-masing indikator yang telah ditetapkan, yang dapat dicapai dalam
dua kali pertemuan. Aktivitas pembelajaran akan diuraikan lebih rinci,
menjadi dua skenario pembelajaran. Pengembangan skenario pembelajaran
mengacu pada kriteria yang ditetapkan pada Standar Proses (Permendikbud
nomor 22 tahun 2016). Berikut ini rincian aktivitas pembelajaran untuk
masing-masing pertemuan.

84

Unit Pembelajaran
Dasar – dasar Pengelompokkan Makhluk Hidup

Tabel 3. Desain Aktivitas Pembelajaran

Indikator Materi/ Aktivitas Bentuk dan Media Alokasi
Pencapaian Submateri Pembelajaran Jenis Penilaian Waktu
Kompetensi 1. Lembar
 Dasar-dasar 1. Observasi 1. Tes Kerja 7 x 40’
3.3.1. pengelompokan karakteristik Pengetahuan Peserta
Menjelaskan makhluk hidup makhluk hidup Didik Dlaksanak
dasar-dasar a. Tes tulis PG an dengan
klasifikasi  Tujuan dan 2. Diskusi tentang b. Tes tulis 2. Sampel 2
makhluk hidup manfaat tujuan dan manfaat tumbuh pertemuan
klsifikasi klasifikasi dalam Uraian an masing-
3.3.2 kehidupan Terbuka masing 3
Menjelaskan  Prinsip 2. Observasi JP,
tujuan dan klasifikasi 3. Mengidentifikasi kegiatan praktik
manfaat makhluk hidup ciri-ciri 3. Observasi
klasifikasi karakteristik keterampilan
makhluk hidup  Kunci makhluk hidup presentasi
3.3.3 determinasi 4. Penilaian
Menentukan ciri- 4. Praktik produk
ciri makhluk  Pemberian mengklasifikasi
hidup sebagai nama makhluk hidup
acuan dalam berdasarkan
pengelompokka  Penyusunan prinsip klasifikasi
n makhluk hidup kladogram
3.3.4 5. Presentasi hasil
Menentukan mengklasifikasi
jumlah makhluk hidup
kelompok berdasarkan
makhluk hidup prinsip klasifikasi

Indikator 6. Membuat bagan
Kunci dikotom dari ciri-
ciri makhluk hidup
3.3.5 yang disajikan
Menjelaskan
prinsip klasifikasi 7. Praktik membuat
3.3.6 kunci determinasi
Mempolakan
bagan dikhotom 8. Presentasi hasil
berdasarkan ciri- pembuatan kunci
ciri yang determinasi
teramati
9. Menyusun
kladogram

3.3.7
Menjalin kunci
determinasi
dari bagan
dikotom yang
telah dilengkapi

85

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Indikator Materi/ Aktivitas Bentuk dan Media Alokasi
Pencapaian Submateri Pembelajaran Jenis Penilaian Waktu
Kompetensi

3.3.8
Menjelaskan
prinsip-prinsip
penulisan nama
ilmiah

3.3.9
Menentukan
urutan tingkatan
takson dari
tingkat rendah
sampai tingkat
tinggi

3.3.10
Menjelaskan
sistem klasifikasi
makhluk hidup 5
kingdom

Indikator
Pengayaan

3.3.12
Menyusun
kladogram

86

Unit Pembelajaran
Dasar – dasar Pengelompokkan Makhluk Hidup

Aktivitas 1

Pengelompokkan makhluk hidup dapat dilakukan dengan beberapa cara,
mulai dari pengelompokkan dengan secara alami (artifisial), buatan sampai
dengan melihat kekerabatan dari masing-masing makhluk hidup tersebut.
Tahapan Klasifikasi dimulai dengan kita mengidentifikasi (mencandra) ciri-
ciri makhluk hidup yang akan kita amati, kemudian kita mulai
mengelompokkan berdasarkan banyaknya persamaan dan perbedaan dari
ciri makhluk hidup tersebut, langkah terakhir adalah memberikan nama pada
setiap kelompok yang telah kita tetapkan. Uraian materi dasar
pengelompokkan ini agar lebih jelasnya, ada dalam aktivitas pembelajaran,
yang akan diuraikan di bawah ini.

Indikator yang akan dicapai pada aktivitas pembelajaran ini yaitu 3.3.1.,
3.3.2., 3.3.3., 3.3.4.,3.3.8., 4.3.1, dan 4.3.2 dilakukan dengan menggunakan
pendekatan saintifik yang meliputi aktivitas 1) mengamati; 2) menanya; 3)
mengumpulkan informasi; 4) mengasosiasi; dan 5) mengomunikasikan.
Sedangkan model pembelajarannya adalah Discovery Learning dengan sintak
1) Pemberian rangsangan (Stimulation); 2) Pernyataan/Identifikasi masalah
(Problem Statement); 3) Pengumpulan data (Data Collection); 4) Pengolahan
data (Data Processing); 5) Pembuktian (Verification), dan 6) Menarik
simpulan/generalisasi (Generalization) (Aryana, dkk, 2018).

Mengidentifikasi karakteristik makhluk hidup

Tujuan Aktivitas Pembelajaran:

Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta mampu:

a. Mendeskripsikan karakter morfologi tumbuhan

b. Mengidentifikasi keanekaragaman jenis tumbuhan berdasarkan
karakter morfologi

87


Click to View FlipBook Version