Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
kehidupan proses makan-dimakan seperti yang diuraikan di atas disebut
jaring-jaring kehidupan.
Gambar 5. Jaring-jaring makanan
Interaksi Antar Komponen Ekosistem
Komponen-komponen berinteraksi satu sama lain. Misalnya, tanaman
menggunakan energi dari matahari, beberapa hewan memakan tanaman, dan
beberapa hewan memakan hewan lain. Melalui hubungan makan dan
dimakan, energi mengalir melalui ekosistem dan berbagai unsur yang
membentuk materi dapat didaur ulang.
Interaksi antar komponen biotik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu interaksi
intraspesifik dan interaksi interspesifik. interaksi intraspesifik merupakan
interaksi yang dilakukan antar individu dalam satu spesies, misalnya dua ekor
ayam jantan bersaing memperebutkan makana. Interaksi interspesifik adalah
interaksi yang terjadi antara individu yang bukan dari spesies yang sama
dalam satu ekosistem. Bentuk interaksi interspesifik bermacam-macam,
diantaranya sebagai berikut:
186
Unit Pembelajaran
Ekosistem
1. Predasi dan herbivori
Predasi adalah hubungan antara predator dan mangsanya. Misalnya
hubungan hewan mamalia singa (predator) dengan rusa (mangsa).
Herbivori merujuk pada interaksi antara herbivora dengan tumbuhan.
2. Kompetisi
Hubungan yang terjadi dalam bentuk persaingan. Misalnya adalah
persaingan antara singa dan cheetah di ekosistem padang rumput.
3. Netral
hubungan antara populasi dalam satu daerah dan masing masing populasi
tidak saling mengganggu. Contohnya adalah populasi belalang dan semut di
ekosistem sawah.
4. Simbiosis
Interaksi antara dua individu yang berbeda spesies yang hidup bersama.
Simbiosis dapat dibedakan menjadi:
• simbiosis mutualisme – hubungan yang menguntungkan pada kedua
spesies disebut mutualisme. Lumut kerak merupakan alga dan jamur
yang tumbuh bersama. Jamur menyediakan air dan perlindungan bagi
alga, sedangkan alga menyediakan makanan untuk jamur..
• simbiosis komensalisme – hubungan yang menguntungkan satu pihak
namun tidak merugikan pihak lain. Contoh Ikan hias, mendapat makanan
dan perlindungan dari anemon laut.
Gambar 6. Simbiosis mutualisme ikan hias dengan anemon laut
187
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
• simbiosis parasitisme – hubungan yang menguntungkan salah satu
pihak, sedangkan yang lain dirugikan. Misalnya adalah cacing pita
dengan inangnya.
Pengelolaan Ekosistem Berkelanjutan
Pengelolaan Ekosistem Berkelanjutan merupakan proses pengelolaan
ekosistem yang secara berkelanjutan mampu memberikan kombinasi optimal
jasa ekosistem baik pada saat ini maupun di masa depan, dengan ketahanan
terhadap perubahan lingkungan dan sosial. Peningkatan pengakuan tentang
cara spesies saling berinteraksi satu sama lain dan dengan lingkungan
sekitarnya mengarah pada konsep pengelolaan ekosistem, yang berasal dari
empat prinsip yang ditetapkan oleh Ecological Society of America yaitu
melindungi seluruh habitat serta spesies tertentu; memelihara beragam tipe
ekosistem asli di setiap wilayah; mengelola ketahanan ekosistem terhadap
gangguan; dan membangun zona penyangga di sekitar zona inti wilayah
konservasi (Grumbine, 1994).
Gagasan-gagasan ini terkenal selama tahun 1970-an dan 80-an, dipicu oleh
perdebatan tentang masa depan spesies seperti beruang grizzly. Hal ini
menyebabkan pengakuan yang lebih luas tentang perlunya menyediakan area
habitat primer yang cukup luas untuk mempertahankan karnivora terbesar di
suatu wilayah, bahkan jika wilayah tersebut melintasi batas administrasi
(seperti taman nasional atau bahkan batas nasional), sehingga membutuhkan
peningkatan kerjasama dan koordinasi antar lembaga. Ada juga kesadaran
yang berkembang bahwa ekstraksi sumber daya mengarah pada percepatan
hilangnya keanekaragaman hayati dan degradasi ekosistem, tetapi ini
ditambah dengan peningkatan penerimaan bahwa konservasi harus
memperhitungkan kebutuhan sosial dan ekonomi manusia (Grumbine, 1994;
Szaro et al., 1998).
188
Unit Pembelajaran
Ekosistem
Pada akhir tahun 1980-an, istilah 'Pengelolaan Ekosistem' banyak digunakan
untuk menggambarkan suatu pendekatan yang mencoba menangani semua
masalah ini. Salah satu definisi yang paling diterima secara luas adalah:
Pengelolaan ekosistem adalah penerapan ilmu ekologi untuk mengelola
sumber daya alam untuk memningkatkan keberlanjutan jangka panjang
ekosistem dalam menghasilkan barang dan jasa ekosistem yang penting untuk
masyarakat (Chapin dkk. 2002).
Konsep keberlanjutan adalah inti dari definisi di atas, dengan penekanan pada
menyeimbangkan kebutuhan manusia dengan keberlanjutan ekosistem dalam
jangka panjang. Ini konsisten dengan definisi keberlanjutan yang terkenal
sebagai 'memenuhi kebutuhan populasi saat ini dan lokal tanpa mengurangi
kemampuan generasi mendatang atau populasi di lokasi lain untuk memenuhi
kebutuhan mereka'. Selama dua dekade terakhir, konsep ini telah diperkuat
oleh konsep 'sistem sosio-ekologis', yang mengakui bahwa manusia dan
sistem sosial dan politik mereka merupakan bagian integral dari ekosistem,
dan oleh karena itu pengelolaan ekosistem yang sukses memerlukan tata
kelola yang berkelanjutan dan adil.
Karakteristik kunci Pengelolaan Ekosistem berkelanjutan (Brussard dkk.,
1998; Slocombe, 1998; Szaro dkk., 1998; McLeod dan Leslie, 2009; Chapin
dkk., 2011) meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Mempertimbangkan seluruh ekosistem, dengan koneksi mereka yang
kompleks, daripada situs individu atau spesies;
2. Bertujuan untuk menyeimbangkan kebutuhan sosial, ekonomi, dan
budaya manusia (dalam penyampaian jasa ekosistem esensial) dengan
keberlanjutan ekosistem yaitu mempertahankan ekosistem yang sehat,
produktif, dan tangguh dalam jangka panjang;
3. Melibatkan semua pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan
kolaboratif, termasuk ilmuwan, pemerintah nasional dan lokal, LSM,
pelaku bisnis, penduduk lokal dan masyarakat;
189
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
4. Konflik akan timbul karena kebutuhan pemangku kepentingan yang
berbeda: ini harus diselesaikan melalui negosiasi;
5. Menggunakan pendekatan interdisipliner yang menyatukan ilmu
pengetahuan, manajemen sumber daya, perencanaan, ekonomi, sosiologi,
hukum dan politik;
6. Melibatkan kerjasama antara berbagai lembaga.
7. Berbasis tempat, tetapi juga mempertimbangkan tujuan yang lebih luas
seperti dampak lingkungan kumulatif, sosial atau ekonomi pada skala
regional, nasional atau global;
8. Menggunakan pendekatan manajemen adaptif yang fleksibel, dengan
pemantauan terus-menerus, pembelajaran, umpan balik, dan penyesuaian
tujuan dan strategi untuk memenuhi perubahan kebutuhan dan
memasukkan informasi baru.
190
Unit Pembelajaran
Ekosistem
PENGEMBANGAN PENILAIAN
Bagian ini memuat contoh soal-soal topik ekosistem yang muncul di UN tiga
tahun terakhir dan kurang berhasil dijawab oleh peserta didik. Selain itu,
bagian ini memuat pembahasan tentang cara mengembangkan soal HOTS yang
disajikan dalam bentuk pemodelan agar dapat dijadikan acuan oleh Saudara
ketika mengembangkan soal untuk topik ini. Saudara perlu mencermati
dengan baik bagian ini, sehingga Saudara dapat terampil mengembangkan soal
yang mengacu pada indikator pencapaian kompetensi yang termasuk HOTS.
A. Pembahasan Soal-soal
Topik Ekosistem merupakan topik yang muncul pada soal UN di tiga tahun
terakhir. Berdasarkan hasil analisis PAMER UN, topik ini termasuk yang
kurang berhasil dijawab oleh peserta didik di lingkup nasional. Berikut ini
pembahasan soal-soalnya.
Soal UN tahun 2016
1. Suatu ekosistem darat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Hampir semua wilayah tertutup oleh salju atau es
Curah hujan sangat rendah
Usia tumbuh tanaman pendek
Vegetasi yang dominan adalah lumut kerak, lumut, dan semak-semak
pendek
Ekosistem yang memiliki ciri-ciri tersebut adalah….
A. Taiga
B. Tundra
191
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
C. Hutan Gugur
D. Savana
E. Hutan Hujan Tropis
Kunci Jawaban: B
Pembahasan:
Setiap jenis ekosistem memiliki karakteristik tertentu, Ekosistem Tundra
memiliki ciri sebagai berikut:
a. Hampir semua wilayahnya tertutup oleh salju/es.
b. Memiliki musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas
yang panjang dan terang. Permafrost, yaitu dimana tanah dibawah
permukaan beku secara permanen.
c. Kecepatan angin yang tinggi dan suhu yang dingin menciptakan
komunitas tumbuhan yang sama, yang disebut tundra alpine.
d. Keanekaragaman biotik rendah, struktur vegetasi yang sederhana,
dan Usia tumbuh tanaman yang sangat pendek, hanya berkisar 30-
120 hari (1-4 bulan).
e. Curah hujan tahunan, termasuk saat salju mencair adalah 15 – 25 cm.
f. Vegetasi tundra alpin didominasi oleh rumput alang-alang, perdu,
lumut daun, dan lichen.
192
Unit Pembelajaran
Ekosistem
2. Perhatikan skema daur karbon berikut:
Proses X dan Y pada skema tersebut adalah….
A. Fotosintesis, penguraian
B. Respirasi, penguraian
C. Evaporasi, pembakaran
D. Transpirasi, pembakaran
E. Penguapan, dekomposisi
Kunci Jawaban: A
Pembahasan:
Pada daur karbon, CO2 yang ada di udara akan digunakan tumbuhan untuk
proses fotosintesis. Selanjutnya hasil fotosintesis akan digunakan tumbuhan
untuk berbagai proses metabolisme tubuhnya atau disimpan sebagai
cadangan makanan yang mungkin dimanfaatkan oleh organisma lain. Jika
tumbuhan tersebut mati maka tubuhnya akan diuraikan menjadi senyawa C
oleh bakteri dan jamur pengurai
Soal UN tahun 2017
1. Perhatikan daur fosfor berikut:
193
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Proses yang terjadi pada bagian X adalah….
A. fosfor diserap dalam bentuk fosfat anorganik
B. fosfor organik diubah menjadi fosfat anorganik
C. fosfor organik diurai menjadi fosfor
D. fosfor anorganik diurai menjadi fosfor
E. ion fosfat dibentuk menjadi senyawa fosfat anorganik
Kunci Jawaban: B
Pembahasan:
Fosfor didalam tubuh makhluk hidup ada dalam bentuk fosfor organik,
ketika makhluk hidup itu mati, maka fosfor organik diubah oleh bakteri
pengurai menjadi fosfat anorganik
194
Unit Pembelajaran
Ekosistem
2. Burung cendrawasih di Papua mulai langka karena adanya perburuan liar
dan terjadi penebangan hutan. Dampak yang ditimbulkan dari kelangkaan
burung cendrawasih adalah….
A. meningkatnya hewan pemakan serangga
B. menurunnya populasi makanan burung
C. hilangnya suara burung di hutan
D. meningkatnya populasi serangga
E. menurunnya populasi serangga
Kunci: D
Pembahasan:
Makanan burung cendrawasih ini terdiri atas buah-buahan, biji dan
serangga kecil. Jadi ketika burung cendrawasih langka maka yang akan
terjadi adalah meningkatnya populasi serangga.
Soal UN Tahun 2018
1. Perhatikan jaring-jaring makanan pada ekosistem di bawah ini:
Jika terjadi pencemaran pestisida di perairan, konsentrasi zat pencemar
terbanyak dalam jaringan terdapat pada….
A. fitoplankton
195
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
B. zooplankton
C. hiu
D. lumba-lumba
E. Paus pemakan lumba-lumba
Kunci: E
Pembahasan:
proses perpindahan polutan yang tidak dapat diuraikan oleh lingkungan,
biasanya berupa pestisida, yang mengikuti arah rantai makanan dimulai dari
produsen dan akhirnya akan terakumulasi pada karnivora tingkat trofik paling
atas. Pada jaring-jaring makanan di atas organisma yang memiliki tingkatan
trofik paling tinggi adalah Paus pemakan lumba-lumba.
Pada suatu ekosistem air laut, jumlah ganggang atau fitoplankton adalah 5000,
ikan kecil 300 ekor, ikan sedang sebanyak 50ekor, dan ikan besar sebanyak 5
ekor. Bentuk piramida jumlah yang sesuai adalah….
Kunci: A
Pembahasan:
196
Unit Pembelajaran
Ekosistem
Setiap bagian dari piramida jumlah menyatakan jumlah organisme untuk
tingkat trofik tersebut. Bagian piramida paling dasar ditempati oleh organisma
tingkat trofik ke-1 yaitu produsen. Bagian piramida berikutnya diisi organisma
dengan tingkatan trofik ke-2 yaitu konsumen ke-1. Bagian piramida diatasnya
lagi diiisi dengan organisma dengan tingkatan trofik ke-3, demikian
seterusnya sampai organisma dengan tingkatan tropik tertinggi. Biasanya
makin tinggi tingkat trofik makin kecil jumlah individu. Pada soal diatas
piramida jumlah yang terbentuk seperti di bawah ini.
K3=5
K 2= 50
K 1=300
Fitoplankton = 5.000
B. Mengembangkan Soal HOTS
Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar pengetahuan.
Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar Saudara dapat
melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan indikator soal.
Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal berdasarkan kisi-kisi
yang telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang disajikan terutama untuk
mengukur indikator kunci pada level kognitif yang tergolong HOTS.
197
198 Tabel 3. Kisi-Kisi Soal HOTS
NO Kompetensi yang Lingkup Materi
Diuji Materi aliran energi
dalam rantai
1 Menganalisis Interaksi makanan
antar
komponen- komponen Interaksi
komponen ekosistem antara
ekosistem dan komponen
interaksi antar ekosistem
komponen tersebut Jaring-jaring
maanan
Indikator Soal No Level Bentuk Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Kognitif Soal Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Disajikan bagan rantai PG
makanan dan tabel aliran 1 C4 PG
energi pada suatu ekosistem, PG
peserta didik menganalisis 2 C4
jumlah total energi untuk satu
spesies. 3 C5
Disajikan suatu kasus, peserta
didik dapat menganalisis
interaksi antar komponen
ekosistem
Disajikan bagan jaring-jaring
makanan, peserta didik dapat
memprediksi apa yang akan
terjadi pada ekosistem jika
komponen ekosistemnya
berubah
Unit Pembelajaran
Ekosistem
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019
Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013
Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : BIOLOGI Nama Penyusun :
Buku
KOMPETENSI Sumber : Pengetahuan/ Aplikasi √ Penalaran
DASAR Pemahaman
Menganalisis Nomor RUMUSAN BUTIR SOAL
komponen- Soal
komponen 1 4. Perhatikan diagram dan tabel di bawah ini. Berapa
ekosistem dan total jumlah energi yang tersedia untuk burung?
interaksi antar Kunci
komponen Jawaban Pohon Ulat Kumbang Insektivor Burung
tersebut Predator
LINGKUP B
MATERI Respirasi
Interaksi antar
komponen Spesies Jumlah Rata-rata Rata-rata net
ekosistem rata- respirasi per produksi per
Burung rata/m2 tahun/J m2 tahun/J m2
MATERI predator 1,6 x 105 21 x 102 12,5
Kumbang
Aliran energi predator 60 12,5 x 106 12,5 x 102
dalam rantai Pohon
makanan Insectivor 3 x 103 - 50 x 106
INDIKATOR Ulat 4 x 104 12,5 x 103 125
SOAL 102 30 x 104 35 x 102
Disajikan bagan
rantai makanan Berapa jumlah total energy yang tersedia untuk
dan tabel aliran burung?
energi pada suatu A. 12,5 J m2
ekosistem , peserta B. 125 J m2
didik menganalisis C. 125 + 12,5 J m2
jumlah total energi D. 12,5 x 103 J m2
untuksuatu spesies E. 125 (16 x 105) J m2
199
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019
Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013
Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : BIOLOGI Nama Penyusun :
Buku
KOMPETENSI Sumber : Pengetahuan/ Aplikasi √ Penalaran
DASAR Pemahaman
Menganalisis Nomor RUMUSAN BUTIR SOAL
komponen- Soal Anjing laut dapat menyelam selama sekitar satu jam
komponen 2 tanpa muncul ke permukaan laut. Manakah dari
ekosistem dan pernyataan berikut yang salah dalam menjelaskan
interaksi antar Kunci bagaimana anjing laut melakukan ini?
komponen Jawaban A. Anjing laut memiliki oksigen yang cukup karena
tersebut
B mereka memiliki volume darah yang relatif tinggi
LINGKUP dibandingkan dengan hewan lainnya.
MATERI B. Anjing laut meningkatkan transportasi oksigen ke
jaringan dengan meningkatkan frekuensi detak
Interaksi antar jantung.
komponen C. Anjing laut memiliki penyempitan pembuluh darah
ekosistem yang menuju ke semua jaringan kecuali sistem saraf,
jantung, dan mata.
MATERI D. Anjing laut mengurangi laju metabolisme dalam otot
mereka
Interaksi antar E. Memiliki protein khusus yang tidak menyatu dalam
komponen jaringan otot sehingga dapat menyimpan banyak
oksigen.
ekosistem
INDIKATOR
SOAL
Disajikan suatu
kasus, peserta
didik dapat
menganalisisi
interaksi antar
komponen
ekosistem
200
Unit Pembelajaran
Ekosistem
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019
Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013
Kelas :X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : BIOLOGI Nama Penyusun :
Buku
KOMPETENSI Sumber : Pengetahuan/ Aplikasi √ Penalaran
DASAR Pemahaman
Menganalisis Nomor RUMUSAN BUTIR SOAL
komponen- Soal
komponen 3 Diagram di bawah menunjukkan jaring makanan khas dari
ekosistem dan sawah.
interaksi antar Kunci
komponen Jawaban Hama Kumbang
tersebut Padi
D Kodok Burung
LINGKUP Elang
MATERI
Belalang Laba-laba
Interaksi antar
komponen
ekosistem
MATERI Berdasarkan jaring-jaring makanan tersebut,
pernyataan manakah di bawah ini yang benar?
Jaring-jaring
makanan (a) Burung elang memiliki dampak paling besar
pada ekosistem ini.
INDIKATOR
SOAL (b) Biomassa akan berkurang jika Anda dimasukan
ke tingkat trofik dalam jaring-jaring makanan
Disajikan bagan ini.
jaring-jaring (c) Jika jumlah laba-laba menurun, jumlah wereng
makanan, peserta coklat akan meningkat.
didik dapat (d) Jika jumlah burung elang meningkat, jumlah
memprediksi apa padi akan meningkat.
yang akan terjadi (e) Jika jumlah belalang meningkat, jumlah padi
pada ekosistem akan menurun.
jika komponen A. a & e
ekosistem B. b & c
berubah. C. a & d
D.b & e
E. c & d
201
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
C. Mengembangkan Refleksi Pembelajaran
Pada bagian ini Saudara akan melaksanakan refleksi proses pembelajaran
materi ekosistem. Refleksi pembelajaran dilakukan dengan melihat
kesesuaian antara indicator pencapaian kompetensi, proses pembelajaran,
peserta didik, penilaian, dan ketercapaian KD.
1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang dirancang dapat mengarahkan
dan mempersiapkan peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik ?
2. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap materi/bahan ajar yang disajikan?
Apakah sesuai dengan yang diharapkan? (Apakah materi terlalu tinggi,
terlalu rendah, atau sudah sesuai dengan kemampuan awal peserta didik?)
3. Bagaimana respons Saudara terhadap media pembelajaran yang
digunakan? (Apakah media sesuai dan mempermudah peserta didik
menguasai kompetensi/materi yang diajarkan?)
4. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap aktivitas pembelajaran yang telah
dirancang ? Apakah aktivitas pembelajaran tersebut dapat melatih siswa
berpikir tingkat tinggi (HOTs)?
5. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap pendekatan, model pembelajaran,
metode, dan teknik pembelajaran yang digunakan ?
6. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap teknik pengelolaan kelas yang
akan dilakukan (perlakuan guru terhadap peserta didik dalam mengatasi
masalah dan memotivasi peserta didik)?
7. Apakah Saudara dapat menangkap penjelasan/instruksi yang diberikan
pada bagian aktivitas pembelajaran?
8. Bagaimanakah tanggapan Saudara terhadap latihan atau penilaian yang
dikembangkan?
9. Apakah Saudara telah mencapai penguasaan kemampuan pembelajaran
yang telah dikembangkan ?
10. Apakah kegiatan menutup pelajaran yang dikembangkan dapat
meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran?
202
Unit Pembelajaran
Ekosistem
11. Apakah Aktivitas pembelajaran yang dirancang dapat mencapai
kompetensi dasar (KD) pada materi terpilih sebagaimana mestinya? (Jika
tidak seluruhnya, apakah Saudara akan melakukan penyesuaian aktivitas
pembelajaran dalam rencana pembelajaran?)
12. Apa kelemahan yang akan Saudara temukan dalam melaksanakan
aktivitas pembelajaran yang telah dirancang?
13. Apa kekuatan atau hal-hal baik yang Saudara capai setelah mempelajari
aktivitas pembelajaran?
203
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
KESIMPULAN
Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.10. Menganalisis
komponen-komponen ekosistem dan interaksi antar komponen tersebut serta
KD 4.10 Menyajikan karya yang menunjukkan interaksi antar komponen
ekosistem (jaring-jaring makanan, siklus Biogeokimia) di kelas X. Berdasarkan
KD pengetahuan dapat diketahui bahwa indikator yang dikembangkan perlu
mencapai level analisis (C4). Artinya, KD ini sudah menuntut Saudara
melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik. Adapun
KD keterampilan menuntut Saudara memfasilitasi peserta didik berkreasi. Hal
ini berarti Saudara perlu memberikan ruang dan waktu kepada peserta didik
untuk mengembangkan kreativitasnya untuk menghasilkan produk berupa
karya interaksi antar komponen ekosistem (jaring-jaring makanan atau siklus
Biogeokimia) dan laporan hasil proses pembuatan karya tersebut.
Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik
memerlukan proses pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu, aktivitas
pembelajaran pada topik ekosistem menggunakan pendekatan pembelajaran
Inkuiri dari Wenning. Learning sequence atau tahapan pembelajaran yang
digunakan yaitu 6 level pembelajaran, mulai dari 1) Discovery learning, 2)
Interactive demonstrations, 3) Inquiry lessons, 4) Inquiry labs, 5) Real-world
applications, dan 6) Hypothetical inquiry. Metode pembelajaran yang
digunakan yaitu tanya jawab, diskusi, praktik dan penugasan. Untuk
menyelesaikan pasangan KD ini diperlukan waktu sebanyak tiga kali
pertemuan. Seperti telah diketahui, Pendekatan inkuiri Wenning merupakan
pendekatan yang melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada
peserta didik. Ketika implementasi, pembelajaran juga dipandu dengan
menggunakan LKPD yang dirancang untuk memudahkan penguasaan konsep
sesuai tingkat kognitifnya dan penguasaan keterampilan yang
mengedepankan konstruktivisme. Artinya, peserta didik membangun
204
Unit Pembelajaran
Ekosistem
pengetahuannya dengan menemukan konsep dan merumuskannya terlebih
dahulu.
Adapun konten yang dikembangkan pada topik Ekosistem terdiri atas: 1)
Ekosistem dan Komponen Penyusunnya; 2) Aliran Energi dan Siklus Materi; 3)
Interaksi Antar Komponen Ekosistem; dan 4) Pengelolaan Ekosistem
Berkelanjutan.
Subtopik ini merupakan konten yang kaya akan pengetahuan kontekstual bagi
peserta didik. Artinya, Saudara dapat mendorong serta memfasilitasi peserta
didik untuk menemukan fenomena di kehidupan sehari-hari yang berkaitan
subtopik ini. Sebagai contoh untuk aplikasi dunia nyata, unit ini menyajikan
aplikasi konsep ekosistem dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta
didik dapat memahami komponen ekosistem dan interaksinya.
Berkaitan dengan penilaian, topik ini muncul dalam instrumen tes UN selama
tiga tahun terakhir. Jenis pertanyaan yang diajukan sudah didominasi pada
taraf level kognitif L3 penalaran (dari C4 dan C5), namun ada 1 soal yang taraf
level kognitifnya masih L2 atau aplikasi (C3). Oleh karena itu, Saudara perlu
meyakinkan bahwa peserta didik memahami topik ini dengan baik agar siap
mengahadapi UN. Lebih dari itu, Saudara perlu mengembangkan soal-soal
pengetahuan topik ini pada tingkat level berpikir yang lebih tinggi lagi.
Artinya, Saudara dituntut dapat memfasilitasi peserta didik agar dapat
memecahkan soal-soal yang mengedapankan kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Oleh karena itu, Saudara perlu terus menyusun bank soal yang relevan
dengan indikator yang telah dikembangkan.
205
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
UMPAN BALIK
Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu
mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian instrumen
ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan baliknya.
Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan jujur
dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria yang menurut Saudara
tepat.
Lembar Persepsi Pemahaman Unit
No Aspek 1 Kriteria 4
23
1. Memahami dengan baik semua indikator yang telah
dikembangkan di unit ini.
2 Mampu menghubungkan konten dengan fenomena
kehidupan sehari-hari.
3 Memahami dengan baik bahwa aktivitas pembelajaran
yang disusun dapat mengembangkan HOTS peserta
didik.
4 Memahami dengan baik tahapan urutan aktivitas
pembelajaran yang disajikan.
5 Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas
pembelajaran di dalam kelas.
6 Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik
yang dikembangkan.
7 Mampu melaksanakan dengan baik lembar kerja
peserta didik yang dikembangkan.
8 Memahami konten secara menyeluruh dengan baik.
9 Memahami prosedur penyusunan soal HOTS dengan
baik.
10 Mampu membahas soal HOTS yang disajikan dengan
tepat.
Jumlah
Jumlah Total
206
Unit Pembelajaran
Ekosistem
Keterangan Pedoman Penskoran
1=tidak menguasai
2 = cukup menguasai Skor = Jumlah Total X 100
3 = menguasai 40
4 = Sangat Menguasai
Keterangan Umpan Balik
Skor Umpan Balik
< 70 : Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara
membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan melaksanakan
70-79 penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu membaca ulang unit ini
80-89 dan mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di MGMP sampai
> 90 Saudara memahaminya.
: Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten, cara
membelajarkan, mengembangkan penilian dan melaksanakan
penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian
yang belum dipahami dengan fasilitator atau teman lain di MGMP.
: Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian
dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik.
: Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian
dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan sangat baik.
Saudara dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP
untuk membelajarkan unit ini.
207
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
208
Unit Pembelajaran
Ekosistem
209
Paket Unit Pembelajaran
Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem
PENUTUP
Besar harapan kami, Unit-unit pembelajaran yang telah dikembangkan ini
dapat menjadi acuan Saudara dalam mengembangkan desain pembelajaran
dan penilaian yang berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang
terintegrasi dengan 5 (lima) unsur utama Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) dan literasi dalam rangka mencapai kecakapan Abad ke-21. Selanjutnya,
saudara dapat menerapkan desain yang telah disusun dalam pembelajaran
kepada peserta didik di kelas masing-masing.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Saudara perlu memahami unit-unit
ini dengan baik. Oleh karena itu, unit-unit perlu dipelajari dan dikaji lebih
lanjut oleh Saudara bersama guru-guru IPA lainnya dalam Program
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) di MGMP di Zona masing-
masing. Saudara bersama guru-guru lainnya perlu mengkaji dengan baik
semua komponen unit pembelajaran yang disajikan sehingga dapat
memudahkan Saudara mengimplementasikannya di kelas. Selain itu, saudara
dapat mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi.
Unit-unit pembelajaran dikembangkan agar memudahkan Saudara dalam
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini karena aktivitas
pembelajaran yang disajikan merupakan acuan umum langkah pembelajaran
untuk mencapai masing-masing KD. Saudara perlu memerinci aktivitas
pembelajaran menjadi skenario di dalam RPP agar lebih mudah
diimplementasikan. Selain itu, Saudara masih perlu mengembangkan soal-soal
tes dan instumen penilaian lainnya yang berorientasi HOTS dengan mengacu
pada contoh yang disajikan.
Dalam melaksanakan kegiatan praktikum sesuai LKPD, Saudara dapat
memenuhi kebutuhan alat dan bahan yang digunakan dengan bahan-bahan
yang terdapat di lingkungan masing-masing (kontekstual). Begitu pula dalam
209
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
mengalokasikan waktu pembelajaran, saudara dapat menyesuaikannya.
Selain itu, Saudara dapat mengadaptasi langkah-langkah pembelajaran yang
disajikan di unit pembelajaran untuk mengembangkan RPP topik-topik
lainnya.
Selama mengimplementasikan unit-unit ini, Saudara perlu terus
merefleksikan dan mengevaluasi keefektifan, keberhasilan serta
permasalahannya. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dapat
langsung didiskusikan bersama guru lainnya, instruktur, kepala sekolah, atau
pengawas agar dapat dengan segera menemukan solusinya. Setiap
keberhasilan, permasalahan, dan solusi yang ditemukan selama pembelajaran
perlu Saudara tuliskan dalam bentuk karya tulis best practice atau lainnya.
Pada akhirnya, Saudara dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik,
peserta didik mencapai hasil belajar yang optimal, sekaligus Saudara dapat
menghasilkan karya tulis yang berguna bagi pengembangan keprofesian.
Dalam rangka perbaikan dan pengembangan unit-unit lainnya, Kami
mengaharapkan saran, masukan, dan usulan penyempurnaan yang dapat
disampaikan kepada tim penulis melalui surat elektronik (e-mail).
210
Paket Unit Pembelajaran
Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem
DAFTAR PUSTAKA
Ariyana, Y., Pudjiastuti, A., Bestary, R., & Zamroni. (2018). Buku Pegangan
Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.
Jakarta. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2018). Surat Keputusan BSNP Npmpr
0296/SKEP/BSNP/XI/2018 tentang Kisi-Kisi Ujian Nasional untuk Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Badan Standar Nasional
Pendidikan
Bagod Sudjadi, dkk. (2005). Biologi Sains dalam Kehidupan 1A. Jakarta:
Yudhistira.
Belk, C. & Borden, V.. (2003). Biology for Science. New York: Prentice Hall.
Biggs, Alton., etc. 2008. Biology. New York: Mc Graw Hill Companies
Campbell, N. A., & Reece, J. B. 2011. Biology. San Francisco, California:
Benjamin Cummings.
Campbell. 1994. Biology. New: The Benjamin Cummings Puplishing Co.Inc.
Chan, WK et al. 1999. Biology, A Modern Approach 3, 4th ed. Hong Kong: Aristo
Educational press Ltd.
D.A. Pratiwi, dkk. (2005). Buku Penuntun Biologi SMA 1, Jakarta : Erlangga.
Dahar, R. W. 1986. Pendekatan inquiri dalam pendidikan IPA. Buku ajar.
Jakarta: Erlangga.
Hendriani Yeni,. dkk, 2017, Klasifikasi Makhluk Hidup (Unit Pembelajaran
Biologi SMA Berbasis Inkuiri), P4TK IPA: Bandung
Kee, L.H. (2002). The Living Science. Singapore: Pearson Education Asia Pte.
Ltd.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Permendikbud Nomor 37
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
211
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Permendikbud Nomor 37
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Maulani, A.H., Nuraeni, R., Arifin, Z., Puspitaningsih, Y., Herliani, E. (2018).
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Biologi SMA Kelompok
Kompetensi A. Jakarta. Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar,
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Reece, J. B., Urry, L.A., Cain, M. L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., & Jackson, R.
B. (2017). Campbell Biology 11th Edition. Lake Ave. Poerson Education,
Inc.
Sutarno, & Setyawan, Ahmad D. 2015. Makalah Utama: Biodiversitas Indonesia:
Penurunan dan upaya pengelolaan untuk menjamin kemandirian bangsa.
Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Indonesia Vol. 1, Nomor 1, Hal:
1-13
Sylvia S Mader. 2010. Biology 10th edition. New York : The McGraw-Hill
Companies
Sumber Artikel dan Gambar
https://www.perpusku.com/2015/12/tiga-tipe-fauna-di-indonesia.html,
tanggal akses 23 Mei 2019
http://www.championbayaquatics.com/ChampionkoiVarieties.html, tanggal
akses 24 Mei 2019
http://aquariumprosmn.com, tanggal akses 24 Mei 2019
https://en.wikipedia.org/wiki/Wallace_Line, tanggal akses 24 Mei 2019.
https://pak.pandani.web.id/2016/09/manfaat-keanekaragaman-
hayati.html, tanggal akses 25 Mei 2019
http://www.home-designing.com/2012/01/nature-aquariums-and-
aquascaping-inspiration/takashi-amano-house, tanggal akses 25 Mei 2019
212
Paket Unit Pembelajaran
Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem
213
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
214