Gambar 3.1 KEK Pariwisata
Sumber: jatimtimes.com
Dari gambar diatas, dapat diperoleh informasi bahwa karangploso terletak pada
posisi yang strategis dimana penghubung beberapa kota. Dengan Kecamatan Karangploso
memiliki fasilitas yang cukup untuk memfasilitasi kebutuhan para wisatawan yang melintas,
salah satunya adanya Rest Area. Di tingkat Kecamatan Karangploso sendiri, Sembilan desa
yang ada terus tumbuh secara cepat, seperti desa Ngijo, Bocek, dan Tawangargo. Kemudian
disusul embrio pertumbuhan cepat di Desa Ampeldento, Tegalgondo dan Girimoyo.
LAPORAN AKHR STUDIO | 50
Peta 3.1 Peta Orientasi Wilayah Kabupaten
LAPORAN AKHR STUDIO | 51
Peta 3.2 Peta Administrasi Kecamatan
LAPORAN AKHR STUDIO | 52
3.2 Letak Geografis Wilayah Perencanaan
Desa Tawangargo terletak di wilayah perbatasan Kabupaten Malang dan Kota
Batu. Secara administrative, Desa Tawangargo terletak di wilayah Kecamatan Karangploso
Kabupaten Malang dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa dan hutan. Di sebelah utara
berbatasan dengan Perhutani, sebelah barat berbatasan dengan Desa Giripurno, Kecamatan
Bumiaji, Kota Batu, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pendem, Kecamatan Junrejo,
Kota Batu, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Desa Donowarih.
Secara geografis, Desa Tawangargo terletak pada posisi 7° 52' 16.6' Lintang
Selatan dan 112° 34' 15.9' Bujur Timur serta memiliki topografi ketinggian desa ini berupa
dataran tinggi yaitu sekitar 700 – 1000 m di atas permukaan laut. Berdasarkan hasil
pemantauan Stasiun Klimatologi Karangploso-Malang, pada tahun 2020 suhu udara rata-rata
relative sedang, berkisar antara 18oC hingga 32,5oC. Kelembapan udara rata-rata berkisar
24-100% dan curah hujan rata-rata berkisar antara 3,2 mm hingga 742 mm.
Desa Tawangargo memiliki luas sekitar 1154,4 Hektar yang peruntukannya
terdiri dari pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, hutan UB Forest, dan permukiman.
Dimana pertanian menjadi penggunaan lahan yang paling luas, yaitu seluas 693,6 Hektar,
hutan UB Forest seluas 430,7 Hektar dan permukiman seluas 30,1 Hektar.
Wilayah Desa Tawangargo secara umum mempunyai ciri geologis berupa lahan
tanah hitam yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Selain itu, jenis
tanah seperti ini juga bagus dibangun sebagai lahan permukiman dan jalan, karena cenderung
stabil.
LAPORAN AKHR STUDIO | 53
Peta 3.3 Peta Administrasi Desa
LAPORAN AKHR STUDIO | 54
3.3 Aspek Fisik Wilayah Perencanaan
Kondisi fisik dasar Desa Tawangargo pada penelitian ini akan dibahas dalam 3
pembahasan antara lain klimatologi, kelerengan, dan jenis tanah. Berikut merupakan
pembahasan dari ketiga kondisi fisik dasar tersebut.
3.3.1 Fisik Dasar
3.3.1.1 Klimatologi
Iklim merupakan rata-rata cuaca suatu daerah dalam jangka waktu yang relative
lama, sedangkan cuaca merupakan keadaan atmosfer pada waktu dan tempat tertentu.
kondisi iklim biasanya tidak dinyatajkan dengan melihat semua unsur iklim, namun hanya
menggunakan dua atau tiga unsur yang dapat mewakilinya, seperti suhu dan curah hujan.
Kedua unsur ini merupakan parameter yang sering digunakan untuk menentukan iklim,
seperti daerah dengan bentuk lahan pegunungan akan mempunyai karakter suhu dan curah
hujan yang berbeda dengan daerah bentuk lahan berupa dataran rendah. Sebagai akibat dari
perbedaan tersebut, jenis tanaman yang ditanam tidak seragam, karena kondisi fisik (tanah,
air, dan iklim) dan keadaan penduduk daerah satu dengan daerah lainnya berbeda.
Curah hujan yang ada di Desa Tawangargo juga berbeda dengan daerah lainnya.
Menurut data Peta Rupa Bumi Indonesia, Desa Tawangargo memiliki curah hujan sekitar
1600 hingga 1800 mm. hal ini memungkinkan wilayah tersebut mampu ditanami tanaman
tahunan maupun semusim, seperti pohon pinus, pohon mahoni, tanaman perkebunan dan
pertanian.
Berdasarkan hasil pemantauan Stasiun Klimatologi Karangploso-Malang, pada
tahun 2020 suhu udara rata-rata relative sedang, berkisar antara 18oC hingga 32,5oC.
Kelembapan udara rata-rata berkisar 24-100%.
Berdasarkan
gambar disamping, dapat
disimpulkan bahwa provinsi
Jawa Timur memiliki suhu rata-
rata harian 4o hingga 27oC. jika
melihat pada lokasi Desa
Tawangargo, temperature atau
suhu udara yang ada yaitu
berkisar 16oC karena letak
Desa Tawangargo yang berada
di lereng Gunung Arjuno
menjadikan udara lebih sejuk
dan bertemperatur rendah.
Gambar 3.2 Temperatur Udara
Sumber : The Weather Channel
Dengan kondisi suhu yang cukup dingin maka dapat ditumbuhi oleh tanaman
sayur sayuran, buah buahan ataupun hutan produksi.
LAPORAN AKHR STUDIO | 55
Peta 3.4 Peta Curah Hujan
LAPORAN AKHR STUDIO | 56
3.3.1.2 Jenis tanah
Tanah merupakan lapisan teratas bumi dan sebagai elemen dari Bumi yang
keberadaannya sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Oleh
karena itulah tanah merupakan elemen yang sangat pokok. Tanah memiliki ciri khas dan
sifat-sifat yang berbeda di wilayah satu dengan wilayah lainnya. Adapun fungsi tanah tidak
hanya sebagai pijakan dalam menjalani aktivitas kehidupan sehari- hari saja, namun masih
banyak lagi fungsi atau manfaat dari tanah. Salah satu manfaat dari tanah adalah untuk
bercocok tanam. Agar tumbuh- tumbuhan hidup subur dengan menancapkan akar mereka
di dalam tanah, maka tanah harus mempunyai kandungan- kandungan yang dapat
menyuburkan tanaman. Semua jenis tanah mempunyai kandungan yang berbeda- beda antara
satu dengan yang lainnya
Jenis tanah di Kabupaten Malang terdiri dari beberapa jenis tanah, yaitu tanah
alluvial, brown forest, andosol, latosol, mediteran dan litosol. Berikut tabel yang
menunjukkan luas kabupaten malang berdasarkan jenis tanah dan sifat-sifatnya:
Tabel 3.1 Luas Kabupaten Malang Berdasarkan Jenis Tanah Dan Sifat-Sifatnya
Luas
NO Jenis Tanah Ha % Sifat Sifat Tanah
1 Andosol 43.783 13 Subur, mudah erosi
2 Latosol 86.260 25 Tanah subur, tanah erosi potensi
untuk tanaman perkebunan
3 Mediteran 55.881 17 Mudah kena erosi, umumnya
daerah hutan
4 Litosol 69.133 21 Mudah kena erosi umumnya daerah
5 Alluvial 28.003 hutan
8 Potensi untuk pertanian umumnya
daerah hutan
6 Regosol 45.654 14 Daerah subur dan potensi untuk
pertanian tinggal
7 6.142 2 Potensi pertanian rendah kurang
Brown Forest 100,00 dapat menyerap air
Jumlah 334.787,00
Sumber : RTRW Kabupaten Malang Tahun 2010-2030
LAPORAN AKHR STUDIO | 57
Perbandingan Luas Jenis Tanah di
Kabupaten Malang
2%
13% 13% Andosol
8% 26% Latosol
Mediteran
21% Litosol
Alluvial
Regosol
Brown Forest
17%
Gambar 3.3 Perbandingan luas jenis tanah di kabupaten malang
Sumber : RTRW Kabupaten Malang Tahun 2010-2030
Dari tabel dan diagram diatas maka dapat disimpulkan bahwa tanah di kabupaten
malang seagian besar berjenis tanah andosol. Sama halnya dengan Desa Tawangargo,
kecamatan Karangploso. Berdasarkan data yang telah didapat, Desa Tawangargo memiliki
tanah beberapa jenis tanah diantaranya, andosol coklat, latosol coklat, regosol kelabu, dan
glei humus.
LAPORAN AKHR STUDIO | 58
Identifikasi masing-masing jenis tanah yang ada di Desa Tawangargo dapat dilihat
pada uraian berikut:
1. Andosol coklat
Gambar 3.4 Tanah Andosol
Sumber: (Sukarman & Dariah, 2014)
Dalam sistem klasifikasi Dudal dan Soepraptohardjo(1957, 1961) adalah tanah
berwarna hitam atau coklat tua, struktur remah, kadar bahan organic tinggi, licin jka dipirid.
Andosol hanya dijumpai pada bahan vulkanik pada ketinggian 750 sampai 3.000 meter diatas
permukaan laut. Selain itu tanah jenis andosol dapat dijumpaio pada daerah beriklim tropika
basah dengan curah uhujan antara 2.500.7.000 mm. Jenis tanah ini berupa tanah mineral
yang telah mengalami perkembangan karakteristik, solum agak tebal, warga agak coklat
kekelabuan hingga hitam, kandungan organic tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah
dan konsistensi gembur. Tanah andosol berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian. Dengan
pembagian untuk wilayah dengan bentuk tanah yang bergelombang lebih cocok untuk
ditanami sayuran, palawija dan holtikultura, sementara untuk lahan dengan kemiringan cukup
tinggi lebih bagus ditanami tanaman perkebunan seperti kopi, the, dan tanaman perkebunan
lainnya.
Sama halnya dengan tanah yang ada di Desa Tawangargo, tanah jenis andosol ini
terletak di Dusun Boro dan sebagian Dusun Ngudi dimana kedua dusun ini sebagian besar
masih berupa lahan pertanian. Masyarakat Dusun Boro menanami dengan tanaman
perkebunan seperti buah jeruk, buah apel, buah jambu dan lain sebagainya. Selain itu, banyak
juga yang menanami sayur-sayuran seperti sawi, lobak, terong, cabai dan lain sebagainya.
Dengan kondisi kemiringan yang cukup tinggi yang dimiliki Dusun Boro, tanah andosol yang
ada di sana dapat ditumbuhi tanaman kopi dan beberapa jenis pepohona, seperti pohon
mahoni dan pohon pinus.
LAPORAN AKHR STUDIO | 59
2. Latosol coklat
Gambar 3.5 Tanah Latosol
Sumber: (N, 2019)
Tanah latosol atau tanah insepticol merupakan tanah yang mempunyai lapisan
solum dimana lapisan ini cenderung tebal dan bahkan sangat tebal yang berkisar 130 cm
hingga 5 meter. Adapun ciri-ciri dari tanah latosol atau inceptisol diantaranya sebagai
berikut:(Fatma, 2016)
a. Tanahnya berwarna merah, coklat, hingga kekuning-kuningan
b. Tekstur tanah pada umumnya adalah liat
c. Struktur tanah remah dengan konsistensi gembur
d. Mengandung unsur hara yang sedang hingga tinggi. Semakin merah warna
tanah maka unsur hara yang terkandung semakin sedikit
e. Mempunyai infiltrasi agak cepat hingga agak lambat
f. Daya tanah air cukup baik
Di Desa Tawangargo, jenis tanah latosol coklat ini berada di Dusun Kalimalang,
Leban, Ngudi, dan Lasah. Jenis tanaman yang banyak dijumpai di ketiga dusun ini adalah sawi,
seledri, selada, sawi pakcoy, dan berbagai jenis sayuran lainnya.
3. Regosol kelabu
Gambar 3.6 Tanah Regosol
Sumber: duniapendidikan.co.id
Tanah regosol adalah jenis tanah yang berupa butiran kasar yang berasal dari
material erupsi gunung berapi. Bentuk wilayahnya berombak sampai bergunung, mempunyai
sifat subur, mempunyai tekstur tanah yang kasar, butiran-butiran kasar, berwarna keabuan,
LAPORAN AKHR STUDIO | 60
serta mudah erosi. Beberapa ciri fisik tanah regosol lainnya antara lain yaitu(Desy Fatma,
2017):
a. Mempunyai butiran-butiran kasar
b. Belum menampakkan adanya lapisan horizontal
c. Mempunyai variasi warna, yakni merah, kuning, coklat kemerahan, coklat,
serta coklat kekuningan
d. Peka terhadap erosi
e. Kaya unsur hara
f. Cenderung gembur
Tidak semua tanaman cocok ditanam di tanah regosol, namun terkadang untuk
urusan pertanian, tanah regosol banyak digunakan. Hal ini dikarenakan tanah regosol
terbentuk oleh material-material endapan letusan gunung berapi, sehingga memiliki
kandungan unsur hara yang sangat tinggi.
Di Desa Tawangargo, tanah regosol kelabu ini terletak di Dusun Boro bagian
atas dimana bagian ini merupakan puncak dari Gunung Arjuno. Wilayah ini kemungkinan
masih termasuk kawasan UB Forest yang mana tanaman yang tumbuh disana sebagian besar
pohon berkayu seperti pohon pinus dan pohon mahoni.
LAPORAN AKHR STUDIO | 61
Peta 3.5 Peta Jenis Tanah
LAPORAN AKHR STUDIO | 62
3.3.1.3 Kelerengan
Kelerengan merupakan aspek yang menunjukkan kemiringan suatu lahan yang
pada umumnya disajikan dalam bentuk peta, yaitu peta kelerengan. Berdasarkan data yang
didapat, kelerengan memiliki 5 kelas, yaitu:
Tabel 3.2 Kelas Kelerengan
No Kelerengan Kemiringan (%)
1 Datar 0–8
2 Landai 8 - 15
3 Agak Curam 15 - 25
4 Curam 25 – 45
5 Sangat Curam >45
Sumber: Peta Rupa Bumi Indonesia
Dikarenakan wilayah Desa Tawangargo terletak dataran tinggi, maka Desa
Tawangargo memiliki kelima kelas kelerengan tersebut. Mulai dari 0-15% yang merupakan
dataran yang datar dan landai ditunjukkan pada Dusun Suwaluhan, Dusun Kalimalang, Dusun
Leban, Dusun Ngudi dan sebagian Dusun Lasah dan Dusun Boro. Dataran datar dan landai
ini sebagian besar diperuntukkan untuk kawasan permukiman dan jaringan jalan. Untuk
kelerengan 15-45% sebagian besar berada di Dusun Boro. Pada kondisi eksisting, wilayah
Dusun Boro ini berupa dataran tinggi dengan akses jalan yang naik karena merupakan lereng
dari Gunung Arjuno.
LAPORAN AKHR STUDIO | 63
Peta 3.6 Peta Kelerengan
LAPORAN AKHR STUDIO | 64
3.3.2 Fisik Binaan
3.3.2.1 Penggunaan Lahan
Penggunaan Lahan yang ada di desa biasanya sebagian besar berupa lahan
pertanian ataupun lahan sawah. Hal ini dikarenakan desa identik dengan pertanian,
perkebunan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan alam. Selain itu, penggunaan lahan
juga dapat berupa fasilitas yang ada di wilayah terkait.
Di desa tawangargo, penggunaan lahan cukup beragam yaitu seperti fasilitas
kesehatan, perdagangan dan jasa, pendidikan, peribadatan, hutan lindung, pertanian, dan lain
sebagainya. Luas dari penggunaan lahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Penggunaan lahan
Jenis Kegiatan Luas (Ha)
Fasilitas Perdagangan Dan Jasa Toko 1.73
Jasa
Warung
Fasilitas Kesehatan Posyandu 0.1
Klinik
Dokter Umum
Puskesmas Pembantu
Praktik Dokter
Fasilitas Pendidikan Paud 0.03
TK
SD
SMP
TAMAN BACAAN
Fasilitas Peribadatan Masjid 0.66
Musholla
Fasilitas Persampahan TPS 0.12
Fasilitas Perkantoran Dan Kantor Desa 0.27
Pelayanan Umum
Pariwisata Pariwisata 2.81
Hutan Lindung Hutan Lindung 544.66
Perlindungan Setempat Mata Air
Pertahanan Dan Keamanan Kantor Desa 23.04
Permukiman Pemukiman 0.27
Pertanian Lahan Basah Sawah
Pertanian Lahan Kering Ladang 98
Ruang Terbuka Hijau Makam 2.87
Hutan Produksi Hutan Produksi 609.5
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A 4.16
426.54
LAPORAN AKHR STUDIO | 65
Penggunaan Lahan
Fasilitas Perdagangan dan Jasa Fasilitas Kesehatan Fasilitas Pendidikan Fasilitas Peribadatan
Perlindungan Setempat Pertahanan dan Keamanan
Fasilitas Persampahan Pariwisata Ladang Ruang Terbuka Hijau
Permukiman Sawah
Hutan Lindung Hutan Produksi
Gambar 3.7 Penggunaan Lahan Desa Tawangargo
Sumber: Hasil Analisa 2022
Dari diagram diatas, dapat diketahui bahwa jika Desa Tawangargo sebagian besar
merupakan lahan pertanian yang berupa Ladang, Hutan Produksi, dan Hutan Lindung.
Dengan lahan pertanian yang luas, akan berpengaruh pada mata pencaharian masyarkaat
setempat serta keadaaan sosial dan budaya nya.
Lahan disekitar permukiman warga dimanfaatkan sebagai lokasi budidaya juga
karena tanahnya lebih subur, beragam aktivitas dilakukan disini seperti berladang, berkebun,
dan bertani. Selain itu, Penggunaan lahan di desa Tawangargo juga digunakan untuk
kepentingan masyarakat, seperti Fasilitas Peribadatan, Pendidikan, Perdagangan dan jasa, dan
persampahan yang tersebar di beberapa lokasi di Desa Tawangargo. Sumber air yang ada di
desa Tawangargo merupakan lahan perlindungan setempat yang digunakan warga untuk
kehidupan sehari-harinya, tidak hanya itu Tawangargo juga memiliki Lahan yang digunakan
sebagai lokasi pariwisata yang juga sebagai penambah perekonomian warga dan desa.
LAPORAN AKHR STUDIO | 66
Hutan
Produksi
Pemukiman
RTH
Sawah
Ladang
Gambar 3.8 Foto Mapping Penggunaan Lahan
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Berikut uraian mengenai penggunaan lahan di Desa Tawangargo:
1. Fasilitas Perdagangan dan jasa, Fasilitas perdagangan dan Jasa di Desa
Tawangargo terdiri dari Toko, warung, dan usaha jasa sebagai salah satu bentuk
usaha masyarakat. Fasilitas tersebut banyak tersebar di desa Tawangargo.
2. Fasilitas Kesehatan, Fasilitas Kesehatan yang ada di Desa Tawangargo terdiri dari
posyandu, klinik, dokter umum, praktek dokter, puskemas, dan apotek.
Beberapa fasilitas tersebut sudah tersebar di beberapa dusun yang ada di Desa
Tawangargo.
3. Fasilitas Pendidikan, Desa Tawangargo memiliki beberapa fasilitas pendidikan,
mulai dari Paud, SD, SMP, dan Taman Bacaan. Beberapa fasilitas pendidikan
tersebut juga sudah tersebar di beberapa dusun.
4. Fasilitas Peribadatan, Desa Tawangargo memiliki banyak sekali fasilitas
peribadatan yang tersebar di semua dusun seperti Masjid dan Musholla. Masjid
dan Musholla sudah cukup terpenuhi untuk aktivitas keagamaan masyarakat
desa.
5. Fasiltas Persampahan, TPS ( Tempat Pembuangan Sampah ) merupakan salah
satu fasilitas penunjang di Desa Tawangargo. Seperti TPS di Dusun Lasah, Leban,
LAPORAN AKHR STUDIO | 67
Ngudi, dan Kalimalang. Beberapa fasilitas persampahan tersebut perlu dikelola
dengan baik dan kembangkan lagi.
6. Pariwisata, Desa Tawangargo memiliki beberapa lokasi pariwisata yang dikelola
seperti UB Forest dan wisata edukasi yang dikelola oleh warga desa.
7. Perlindungan Setempat, Perlindungan setempat merupakan sumber air dan
sarana air bersih yang digunakan masyarakat desa Tawangargo dan dikelola oleh
pemerintah Desa.
8. Pertahanan dan Keamanan, Merupakan salah satu penggunaan lahan yang jarang
di temui di desa seperti halnya Desa Tawangargo.
9. Permukiman, Permukiman merupakan salah satu kawasan budidaya yang
digunakan masyarakat untuk bertempat tinggal sebagai perumahan. Dan juga
digunakan sebagai tempat beraktivitas dan berkumpul sehari-hari.
10. Sawah, Desa Tawangargo memiliki kawasan budidaya berupa sawa, yang
terdapat di beberapa lokasi seperti di Dusun Suwaluhan dan Kalimalang. Sawah
tersebut digunakan oleh masyarakat untuk menanam padi.
11. Ladang, Sebagaian besar wilayah desa Tawangargo berupa ladang yang memiliki
area paling luas. Ladang dan perkebunan ini digunakan masyarakat untuk
bercocok tanam seperti sayuran, jeruk, dan juga jagung.
12. Ruang Terbuka Hijau, Ruang terbuka hijau yang ada di Desa Tawangargo
memiliki luasan sedikit, karena hanya berupa area pemakaman.
13. Hutan Lindung, Selain memiliki lahan ladang yang luas, Desa Tawangargo
memiliki Lahan berupa hutan lindung yang berada di lereng Gunung Arjuno.
14. Hutan Produksi, Tidak hanya sebagai hutan lindung, hutan yang berada di bawah
lereng Gunung Arjuno juga merupakan Lahan Hutan Produksi yaitu UB Forest.
Hutan ini dikelola oleh perhutani dan juga oleh Universitas Brawijaya Malang.
Selain itu hutan ini jiga di gunakan warga desa untuk berkebun seperti kopi dan
sayur-sayuran.
LAPORAN AKHR STUDIO | 68
Peta 3.7 Penggunaan Lahan Desa Tawangargo
LAPORAN AKHR STUDIO | 69
3.3.2.2 Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Kesehatan yang ada di Desa Tawangargo ini menjadi tempat pelayanan
Kesehatan bagi warga Tawangargo pada khusunya dan warga di Kecamatan Karangploso
pada umumnya . Berikut Merupakan data jumlah fasilitas Kesehatan yang berada di Desa
Tawangargo.
Tabel 3.4 Fasilitas Kesehatan Di Desa Tawangargo
Nama Dusun Posyandu Klinik Dokter Praktik Pustu Apotik
Rehabilitas Umum Dokter (Puskesmas
Pembantu)
Mental
Dusun Suwaluhan 0 000 00
Dusun Kalimalang 1 101 00
Dusun Leban 1 010 11
Dusun Lasah 0 000 00
Dusun Ngudi 0 000 00
Dusun Boro 2 000 00
Total 4 111 11
Sumber : Hasil survey Kelompok 1A
Dapat dilihat dari tabel Fasilitas Kesehatan yang ada di Desa Tawangargo lebih
dominan ke posyandu yang berada di Dusun Leban dan Dusun Boro. Letaknya yang cukup
berjarak yakni di dataran tinggi dan dataran rendah, sehingga untuk warga yang bermukim
di bawah lebih menjangkau posyandu yang berada di Dusun Leban dan Posyandu di Dusun
Boro yang menjangkau area pemukiman diatas.
LAPORAN AKHR STUDIO | 70
Posyandu
Borogondang
Posyandu
Leban
Praktek Dokter Puskesmas
pembantu
Apotek
Gambar 3.9 Foto Mapping Sarana Kesehatan
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Dapat dilihat dari Fasilitas Kesehatan yang ada di Desa Tawangargo lebih
dominan ke posyandu yang berada di Dusun Leban dan Dusun Boro . Letaknya yang cukup
berjarak yakni di dataran tinggi dan dataran rendah, sehingga untuk warga yang bermukim
di bawah lebih menjangkau posyandu yang berada di Dusun Leban dan Posyandu di Dusun
Boro yang menjangkau area pemukiman diatas.
LAPORAN AKHR STUDIO | 71
Peta 3.8 Peta Persebaran Sarana Kesehatan
LAPORAN AKHR STUDIO | 72
3.3.2.3 Fasilitas Perdagangan dan Jasa
fasilitas perdagangan dan jasa yang ada di Desa Tawangargo juga berdampak pada
roda perekonomian warga yang Sebagian besar banyak membuka usaha pertokoan di
rumahnya . Berikut merupakan data fasilitas perdagangan dan jasa yang ada
Tabel 3.5 Perdagangan dan jasa Di Desa Tawangargo
Nama Dusun Toko Warung Jasa
Dusun Suwaluhan 73 2
Dusun Kalimalang 18 8 6
Dusun Leban 25 20 4
Dusun Lasah 10 1 2
Dusun Ngudi 15 6 4
Dusun Boro 743
Total 82 42 21
Sumber : Hasil survey Kelompok 1A
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana perdagangan dan jasa cukup padat
mengingat di Desa Tawangargo sendiri padat akan pemukiman yang berada di tepi jalan .
Sehingga mereka memanfaatkan kemudahan tempat tersebut untuk membuka berbagai
usaha seperti toko sembako dan barang jasa lainnya . Hal ini di tambah lagi pada masa
pandemic sejak tahun 2020 yang membuat masyarakat banyak di PHK dari pekerjaan dan
membuka peluang dengan berjualan.
LAPORAN AKHR STUDIO | 73
Berikut merupakan gambaran perdagangan dan jasa yang ada di Desa
Tawangargo
JASA PRINT TOKO
SEMBAKO
WARUNG
PADANG
JASA
LAS
TOKO
SEMBAKO
Gambar 3.10 Foto Mapping Perdagangan dan Jasa
Sumber : Hasil survei Kelompok 1A
Dari banyaknya sebaran fasilitas perdagangan dan jasa yang ada di Desa
Tawangargo Toko sembako yang mendominasi di setiap dusun yang ada di Desa
Tawangargo. Dapat dilihat pada kondisi eksisting bahwa di setiap deret rumah pasti terdapat
3 – 5 Toko Sembako yang berjejer di satu deret pemukiman warga . Hal ini memudahkan
masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhannya di sisi lain juga mendatangkan persaingan
yang cukup ketat diantara para penjual.
LAPORAN AKHR STUDIO | 74
Peta 3.9 Peta Persebaran Perdagangan dan Jasa
LAPORAN AKHR STUDIO | 75
3.3.2.4 Fasilitas Pendidikan
Di Desa Tawangargo sendiri dengan jumlah penduduk yang berusia masih
mengenyam Pendidikan terbilang cukup besar dengan jumlah penduduk usia 4-9 tahun
sejumlah 589 jiwa. Berikut merupakan data fasilitas Pendidikan yang ada di Desa
Tawangargo.
Tabel 3.6 fasilitas Pendidikan di Desa Tawangargo
Nama Dusun Paud Tk Sd Smp Taman
Bacaan
Dusun Suwaluhan 100 0 0
2
Dusun Kalimalang 000 0 0
0
Dusun Leban 111 1 0
1
Dusun Lasah 011 0 3
Dusun Ngudi 000 0
Dusun Boro 101 0
Total 323 1
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Fasilitas Pendidikan Desa Tawangargo
18% 28% PAUD
9% 18% TK
SD
27% SMP
TAMAN BACAAN
Gambar 3.11 Diagram Jumlah Fasilitas Pendidikan
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 76
Tabel 3.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Laki- Perempuan Total
laki 1443
2685
Tidak/Belum Sekolah 688 755 2822
1659
Tidak Tamat SD/Sederajat 1328 1357 1483
Taman SD/Sederajat 1441 1381 16
15
SLTP/Sederajat 898 761 75
SLTA/Sederajat 752 731 6
-
Diploma I/II 5 11 10204
Akademi/Diploma III/S.Muda 10 5
Diploma IV/Strata I 39 36
Strata II 42
Strata III --
Jumlah 5165 5039
Sumber: Monografi Desa
Tabel 3.8 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Usia Laki- Perempuan Total
(Tahun) laki
0-4 75 94 169
5-9 292 289 581
10-14 365 375 740
15-19 387 378 765
20-24 372 376 748
25-29 383 352 735
30-34 397 417 814
35-39 486 485 971
40-44 481 409 890
45-49 376 381 757
50-54 358 348 706
55-59 291 253 544
>58 901 882 1783
Sumber: Monografi Desa
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sarana Pendidikan yang mendominasi
di sejumlah dusun yang ada di desa tawangargo adalah Pendidikan TK dengan jumlah
presentase 34% hal ini sejalan dengan jumlah penduduk usia 0-4 sebanyak 169 jiwa dan usia
5-9 th sebnayak 581 jiwa usia balita.
LAPORAN AKHR STUDIO | 77
TK DAN SD
TAWAGARGO 02
TAMAN BACA
OMDOBARA
MI MIFTAHUL SD DAN SMP
JANNAH
PGRI 03
KARANGPLOSO
Gambar 3.12 Foto Mapping Sarana Pendidikan
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Gambar diatas merupakan letak fasilitas Pendidikan yang ada di Desa
Tawangargo . Letaknya yang cukup strategis dikarenakan Kawasan Pendidikan ini berada di
samping jalan sehingga memudahkan akses menuju ke tempat Pendidikan tersebut.
LAPORAN AKHR STUDIO | 78
Peta 3.10 Peta Persebaran Fasiltas Pendidikan
LAPORAN AKHR STUDIO | 79
3.3.2.5 Fasilitas Peribadatan
Jenis sarana peribadatan sangat tergantung pada kondisi setempat dengan
memperhatikan struktur penduduk menurut agama yang dianut, dan tata cara atau pola
masyarakat setempat dalam menjalankan ibadah agamanya. Berikut merupakan tabel yang
menunjukkan fasilitas peribadatan di Desa Tawangargo.
Tabel 3.9 Sarana Peribadatan di Desa Tawangargo
Nama Dusun Masjid Musholla
Dusun Suwaluhan 11
Dusun Kalimalang 17
Dusun Leban 13
Dusun Lasah 2 14
Dusun Ngudi 22
Dusun Boro 15
Total 8 32
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Tabel 3.10 Jumlah Pemeluk Agama
Agama Total
Islam 10140
Nonmuslim 61
Sumber: Monografi Desa
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
1%
islam
nonmuslim
99%
Gambar 3.13 Diagram Sarana Peribadatan
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Dari data diatas dapat dilihat bahwa sarana peribadatan yang dominan di Desa
Tawangargo yakni Mushola dengan presentase 75% dan Masjid berada di angka 25% yang
berada di pinggiran dusun yang ada di Desa Tawangargo . Hal ini wajar dikarenakan sebagian
besar warga di Desa Tawangargo ini merupakan penganut agama islam dengan jumlah 10140
jiwa dibandingkan dengan non muslim yang berjumlah 61 jiwa . Jika kita lihat pada SNI
kelompok penduduk 2.500 jiwa disediakan masjid maka di Desa Tawangargo ini dengan
jumlah penduduk muslim sebanyak 10140 telah tersedia 9 masjid .
LAPORAN AKHR STUDIO | 80
Dalam hal menjangkau keberadaan fasilitas peribadatan diperlukan radius
pencapaian pada fasilitas peribadatan untuk memudahkan warga dalam menjalankan aktivitas
peribadatannya . Berikut merupakan radius fasilitas peribadatan yang ada di Desa
Tawangargo.
MUSHOLA
DUSUN LASAH
MASJID LASAH
MASJID MUSHOLA
NGUDI DUSUN
KALIMALANG
\
MUSHOLA MUSHOLA
KALIMALANG DUSUN
SUWALUHAN
Gambar 3.14 Foto Mapping Sarana Peribadatan
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Gambar diatas merupakan lokasi tempat peribadatan yang ada di Desa
Tawangargo . Terdapat mushola, dn masjid . Mengapa gereja dan tempat peribadatan non
muslim jarang ditemukan, karena mayoritas penduduknya beragama muslim .
LAPORAN AKHR STUDIO | 81
Peta 3.11 Peta Persebaran Fasilitas Peribadatan
LAPORAN AKHR STUDIO | 82
3.3.2.6 Jaringan Listrik
Jaringan listrik tersebar di seluruh dusun di Desa Tawangargo. Hal ini bertujuan
guna memfasilitasi warga setempat untuk kegiatan sehari-hari mereka. Berikut merupakan
titik jaringan listrik yang ada di Desa Tawangargo.
Trafo SUTR
SUTM
Gambar 3.15 Foto Mapping Jaringan Listrik Desa Tawangargo
Sumber: Hasil Survey 2021
LAPORAN AKHR STUDIO | 83
Berdasarkan data jumlah jaringan listrik di Desa Tawangargo di atas, terdapat
141Auah jaringan yang tersebar di seluruh wilayah desa Tawangargo. Dari seluruh jaringan
listrik tersebut terbagi menjadi jaringan SUTR, SUTM, dan Trafo. Dari foto mapping diatas,
dapat diperoleh informasi bahwa jaringan listrik Trafo tersebar di beberapa dusun di desa
tawangargo., yaitu dudun lasah, dusun leban, dan dusun ngudi. Trafo ini sering dijumpai di
sekitar jalan lokal dan utama, namun ada beberapa juga berada di dekat permukiman warga.
Berdasarkan persebarannya, jaringan SUTM banyak ditemui di sepanjang jalan
utama dan jalan lokal. Jaringan SUTM digunakan untuk mendistribusikan listrik antar kawasan
oleh karena itu jaringan SUTM ada setiap dusun Desa Tawangargo. Sedangkan untuk jaringan
SUTR merupakan jaringan yanglain banyak ditemu hampir di setiap ruas jalan menuju
permukiman. Jaringan SUTR ini menghubungkan listrik antar permukiman.
LAPORAN AKHR STUDIO | 84
Peta 3.12 Peta Jaringan Listrik Desa Tawangargo
LAPORAN AKHR STUDIO | 85
3.3.2.7 Jaringan Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi di Desa Tawangargo tersebar di seluruh dusun yang ada.
Untuk memfasilitasi jaringan telekomunikasi, terdapat BTS atau Base Transceiver Station
yaitu guna memfasilitasi jaringan komunikasi nirkabel antara perangkat komunikasi dengan
jaringan operator. BTS ini berada di Dusun Leban, tepatnya di sebelah kantor desa
Tawangargo.
Dengan letak BTS yang berada
di kantor desa tawangargo, dapat
memungkinkan jaringan tersebar di hampir
seluruh dusun seperti Dusun Kalimalang,
Dusun Leban, Dusun Ngudi, dan Dusun
Lasah.
Gambar peta disamping, dapat
diketahui bahwa jaringan telekomunikasi
tersebar pada hampir seluruh dusun,
kecuali Dusun Boro. Dusun Boro masih
belum memiliki jaringan telekomunikasi
sehingga masih belum melayani satu desa
secara keseluruhan.
BTS
Gambar 3.16 Foto Mapping Jaringan
Telekomunikasi Desa Tawangargo
Sumber: Hasil Survey 2021
.
LAPORAN AKHR STUDIO | 86
Peta 3.13 Peta Jaringan Telekomunikasi
LAPORAN AKHR STUDIO | 87
3.3.2.8 Jaringan Drainase
Desa Tawangargo memiliki tiga jenis drainase, yaitu drainase primer, drainase
sekunder, dan drainase tersier. Berikut tabel jenis drainase yang ada di Desa Tawangargo
Tabel 3.11 Jenis drainase Desa Tawangargo
Jenis Drainase Lokasi Kondisi
Drainase Primer Sungai Aliran lancar
Drainase Sekunder Drainase menuju sungai Sedang (lancar/tidak ada air/sampah)
Drainase Tersier Sekitar rumah warga Sedang (lancar/tidak ada air/sampah)
Sumber: Haisl Survey Kelompok 1A
Saluran primer di Desa Tawangargo menghubungkan saluran sekunder dengan
sungai kecil maupun besar yang mengalir di sana. Saluran ini ditemui di jalan depan
permukiman dan jalan utama. Saluran sekunder dan saluran tersier di Desa Tawangargo
ditemui di lingkungan permukiman..
Tabel 3.12 Jenis Drainase
Drainase Panjang (km)
Sekunder 25
Tersier 13
Primer 25
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Jenis Drainase
40% 40% Sekunder
20% Tersier
Primer
Gambar 3.17 Jenis Drainase Desa Tawangargo
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Jaringan drainase di Desa Tawangargo terdiri dari jaringan drainase primer,
sekunder, dan tersier dengan kondisi yang berbeda-beda. Drainase primer merupakan aliran
utama yaitu sungai. Panjang jaringan drainase primer mencapai 25 Km. Sedangkan drainase
sekunder merupakan drainase yang mengalir dari drainase tersier yang mengalir langsung
ke sungai sebagai drainase primer. Panjang jaringan drainase sekunder di Desa Tawangargo
sendiri mencapai 25 Km yang banyak di temukan disekitar jalan lokal dan permukiman yang
dekat dengan sungai di Tawangargo.
Selain itu, Desa Tawangargo juga memiliki aliran drainase tersier dengan panjang
aliran 13 Km. Drainase ini umumnya berada di sekitar permukiman warga dan mengalir
langsung ke drainase sekunder. Drainase tersier banyak di temukan di sekitar permukiman
warga di Desa Tawangargo.
LAPORAN AKHR STUDIO | 88
Gambar diatas
merupakan foto mapping jenis
drainase yang ada di Desa
Tawangargo. Peneliti mengambil
sampel acak dari ketiga jenis
drainase, diantaranya drainase
primer, drainase sekunder, dan
drainase tersier. Sebagai contoh
drainase primer berlokasi di Jalan
Raya Tawangargo, Dusun Ngudi,
Desa Tawangargo, tepatnya di
depan Masjid Darus Salam.
Drainase primer ini berupa sungai
yang mengalir dari pertemuan dua
sumber, yaitu sumber suko dan
sumber tlebung. Drainase primer
ini memiliki kondisi aliran yang
lancar, hampir tidak ada sampah
didalamnya.
Sedangkan untuk
drainase sekunder berlokasi di jalan
lingkungan Dusun Ngudi tepatnya
jalan menuju Dusun Lasah.
Tersier Drainase sekunder ini berupa
saluran dari beberapa rumah dan
Sekunder alirannya menuju sungai yang
letaknya tak jauh dari titik
pengambilan gambar drainase
sekunder. Aliran drainase sekunder
ini juga lancar dan minim sampah.
Primer Untuk drainase tersier
berlokasi di jalan lingkungan Dusun
Gambar 3.18 Foto Mapping Jenis Drainase di Lasah, tepatnya di permukiman
Desa Tawangaro Dusun Lasah. Drainase primer ini
berupa saluran yang berasal dari
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A rumah warga, biasanya terletak di
sekitar rumah warga. Aliran
drainase tersier ini cukup baik, ada
beberapa sampah, namun biasanya
warga setempat membersihkan
saluran ini untuk menjaga
kebersihan sekitar rumah mereka.
LAPORAN AKHR STUDIO | 89
Peta 3.14 Peta Jaringan Drainase
LAPORAN AKHR STUDIO | 90
3.3.2.9 Air bersih
Air bersih merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, sehingga
ketersediaan air bersih sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Pengaruh dari
ketersediaan air bersih tidak hanya pada kebutuhan rumah tangga, tetapi berpengaruh pada
sektor sosial, ekonomi, maupun fasilitas umum, seiring dengan tingkat pertumbuhan
penduduk.
Peningkatan pertumbuhan penduduk, berkaitan erat dengan terjadinya
kepadatan penduduk yang mempengaruhi aktifitas, perkembangan dalam segi ekonomi,
sosial, dan pengembangan fasilitas umum, sehingga tingkat kebutuhan air bersih akan
meningkat pula. Namun pada kenyataannya kualitas dan kuantitas sumber air berbanding
terbalik dengan peningkatan pertumbuhan penduduk, khususnya di daerah pedesaan.
Sumber air bersih di Desa Tawangargo sendiri berasal dari sumber mata air dan
juga sumur . Untuk sumber mata airnya sendiri terdapat 4 sumber diantaranya : Sumber
Tlebung, Sumber Suko, Sumber Jambe dan Sumber Sari . Untuk titik sumurnya berada di
area rumah warga yang ada di Dusun Leban.
LAPORAN AKHR STUDIO | 91
Sumber Tlebung
Sumber
Suko
Sumber Sari
Sumur
Gambar 3.19 Foto Mapping Sumber Air Bersih
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Pada foto mapping disamping bisa dijelaskan bahwa di desa tawangargo terdapat
4 sumber antara lain sumber jambe berada di sesa leban ada sumber suko berada di dusun
lasah ada sumber tlebung berada di perbatasan antara tawangargo dan bumiaji semua
sumber air tersebeut dimanfaatakn buat irigasi dan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari
warga. Untuk masyarakat yang menggunakan sumur berada di dusun leban dengan jumlah
36 sumur dengan kedalaman -+ 15 meter digunakan pribadi.
LAPORAN AKHR STUDIO | 92
Peta 3.15 Peta Persebaran Sumber Air
LAPORAN AKHR STUDIO | 93
3.3.2.10 Persampahan
Sampah merupakan sesuatu yang tidak digunakan atau tidak dipakai dan berasal
dari kegiatan manusia, hewan dan tidak bersifat berbahaya atau beracun. Jenis sampah yang
ada di lingkungan cukup beraneka ragam seperti, sampah rumah tangga, sampah industry,
sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah pertanian, dan lain sebagainya. di Desa
Tawangargo, sampah yang mendominasi berasal dari permukiman yang mana sampah
tersebut merupakan sampah rumah tangga. Selain itu juga berasal dari sampah sisa sisa
sayuran yang tidak terpakai.
TPS Leban
TPS Lasah
TPS Ngudi
TPS Kalimalang
Gambar 3.20 Persebaran TPS
Sumber : Hasil Survey Kelompok 1A
TPS di Desa Tawangargo terdapat 4 lokasi, yaitu TPS Dusun Lasah, TPS Dusun
Kalimalanng, TPS Dusun Leban, dan TPS Dusun Ngudi. Masing-masing dari TPS ini
pengelolaan sampahnya dengan cara dibakar dengan dua tungku api. Sementara itu, residu
dari sampah-sampah tadi diletakkan di sekirtar TPS.
LAPORAN AKHR STUDIO | 94
Peta 3.16 Peta Persebaran TPS
LAPORAN AKHR STUDIO | 95
3.3.2.11 Jaringan jalan
Klasifikasi Jalan di Desa Tawangargo terdiri dari 4 klasifikasi, yaitu jalan kolektor,
jalan lokal, jalan linkungan, dan jalan setapak. Jalan kolektor yang berada di Jalan Raya
Tawangargo melewati tiga dusun, yaitu Dusun Kalimalang, Dusun Leban, dan Dusun Ngudi.
Arah jalan ini langsung menuju Kota Batu dikarenakan Desa Tawangargo berbatasan
langsung dengan Kota Batu. Sedangkan Jalan Lokal berada di Jl. Brak, Dusun Leban dimana
arah jalan ini menuju Dusun Boro.
Klasifikasi Jalan
1%
12%
87%
Jalan Lokal Jalan Kolektor
Jalan Kolektor
Jalan Lingkungan
Jalan
Lingkungan Jalan Lokal
Gambar 3.21 Klasifikasi Jalan
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Dari diagram
tersebut, sebagian besar
merupakan jalan lingkungan
karena jalan ini tersebar di
kawasan permukiman warga.
Untuk jalan lingkungan berada di
sekitar permukiman warga,
sebagai contoh dapat dilihat di
foto mapping diatas yaitu berada
di Dusun Ngudi. Kemudian untuk
jalan setapak berada di
penghubung antar rumah warga
atau jalan yang menuju
perkebunan seperti yang ada di
foto mapping di atas, yang berada
di Dusun Boro.
Gambar 3.22 Klasifikasi Jalan Desa Tawangargo
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 96
Sedangkan untuk kondisi jalan di desa tawangargo juga bermacam-macam, mulai
dari baik, sedang, hingga buruk. Berikut merupakan tabel jumlah ruas jalan dilihat dari kondisi
jalan.
Tabel 3.13 Kondisi Jalan di Desa Tawangargo
Kondisi Jalan
Baik Buruk Sedang
56 6 56
Sumber : Hasil Analisa Kelompok 1A
Perbandingan Kondisi Jalan Desa Tawangargo
47% 48%
Baik
Buruk
Sedang
5%
Gambar 3.23 Diagram Kondisi Jalan
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi jalan yang ada di Desa
Tawangargo dalam kondisi sedang dengan presentase sebanyak 49% dan kondisi buruk
berpa jalanan terjal, berlubang dan tidak merata sebagian kecil saja yakni ada 3%.
LAPORAN AKHR STUDIO | 97
Sedang 2 3 Buruk
1 Baik
4 Sedang
Gambar 3.24 Foto Mapping Kondisi Jalan
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Kondisi jalan di desa tawangargo dibagi menjadi 3 kategori baik buruk dan
sedang untuk kategori buruk berada di jalan menuju tps ngudi dan di dusun boro karena
kondisinya berlubang seperti yang ada pada gambar di atas. Jalan ini merupakan jalan yang
sering dilalui pengangkut hasil perkebunan warga setempat, baik mobil maupun sepeda
motor.
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang
digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai anatara lain batu
pecah, batu kali, dan hasil samping peleburan baja. Bahan ikat yang dipakai antara lain adalah
LAPORAN AKHR STUDIO | 98
aspal, semen, dan tanah liat.Menurut Sukirman (1992). Di Desa Tawangargo sendiri
perkerasan jalan di stiap ruas jalan ada yang beraspal, semen cor, tanah dan paving . Adapun
data rincian perkerasannya ada pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.14Tabel Jenis perkerasan jalan
Perkerasan Jalan
Tanah Paving Aspal Semen Cor
30 11 66 8
Sumber : Hasil survei Kelompok 1A
Perbandingan Perkerasan Jalan
7% 26% Tanah
57% 10% Paving
Aspal
Semen Cor
Gambar 3.25 Diagram Jenis Perkerasan Jalan
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
Dari data diatas dapat dikatakan bahwa sebagian besar jalan yang ada di Desa
Tawangargo ini sudah beraspal . Dari hasil survei kami dapatkan sebanyak 57% perkerasanya
berupa aspal, 26% berupa tanah , 7% memakai semen cor dan 10% lainnya berupa paving.
LAPORAN AKHR STUDIO | 99