21. Melaksanakan tugas lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan
BPD mempunyai fungsi:
1. Membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;
2. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa; dan
3. Melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa.
4.7.1.3 LPMD ( Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa )
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), adalah lembaga atau wadah
yang dibentuk atas prakarsa masyarakat yang difasilitasi pemerintah desa melalui
musyawarah dan mufakat, dan merupakan mitra pemerintah desa dalam menampung dan
mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan.
LPMD dibentuk dengan maksud untuk membantu Pemerintah Desa dalam
memberdayakan masyarakat desa pada berbagai aspek pembangunan. Sedangkan tujuan
dibentuknya LPMD itu sendiri adalah untuk mewujudkan lembaga teknis yang merupakan
mitra Pemerintah Desa dalam hal menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang pembangunan.
LPMD berkedudukan sebagai lembaga yang bersifat lokal dan merupakan mitra
kerja Pemerintah Desa dalam bidang pembangunan. Hubungan kerja LPMD dengan pihak
lain bersifat kemitraan. Pihak lain sebagaimana dimaksud adalah Pemerintah Desa, BPD, dan
Lembaga Kemasyarakatan Desa lainnya.
4.7.1.3.1 Struktur organisasi
Gambar 4.62Struktur LPMD
Sumber: Monografi Desa
4.7.1.3.2 Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas
1. Menyusun rencana pembangunan secara partisipatif melalui musrenbang;
2. Melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan
pembangunan secara partisipatif;
3. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong dan swadaya
masyarakat.
LAPORAN AKHR STUDIO | 200
4. Menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka
pemberdayaan masyarakat.
Fungsi
1. Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan fisik dan
non fisik (pelatihan jasa/keterampilan, bantu modal);
2. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam
kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat;
4. Penyusunan rencana, pelaksanaan dan pengendalian program-program
pemberdayaan masyarakat desa;
5. Pelestarian dan pengembangan hasil – hasil pembangunan secara partisipatif;
6. Penumbuhkembangan dan penggerakan prakarsa, partisipasi serta swadaya
gotong royong masyarakat;
7. Penggalian, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya manusia
dan sumber daya alam dengan memperhatikan lingkungan hidup;
8. Pelestarian sistem mekanisme pembangunan partisipatif;
9. Pelestarian nilai-nilai sosial budaya, adat istiadat dan norma-norma yang hidup
dan berkembang di masyarakat;
10. Pemberdayaaan hak politik masyarakat; dan.
11. Pendukung media komunikasi, informasi, sosialisasi antara pemerintah desa
dengan masyarakat.
4.7.1.4 BUMDes
Menurut Undang-Undang pasal 1 angka 6 UU No.6/2014 tentang desa, badan
usaha milik desa adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan
guna mengelola asset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat desa. Badan usaha ini juga dapat memperkuat perekonomian desa
dan dapat menghasilkan pendapatan asli desa.
4.7.1.4.1 Struktur organisasi
LAPORAN AKHR STUDIO | 201
Gambar 4.63 Struktur organisasi BUMDes
Sumber: Monografi Desa
4.7.1.4.2 Unit Usaha
Badan Usaha Milik Desa di Desa Tawangargo didirikan pada bulan agustus 2018,
tepatnya setelah pemerintah memberikan bantuan berupa sembako kepada desa. BUMDes
di desa tawangargo memiliki 3 unit usaha, yaitu toserba, wisata, pengelolaan sampah.
Toserba ini dinamakan Toko “Tanggo Mart” yang menjual berbagai macam kebutuhan
pokok masyarakat seperti sembako dan kebutuhan yang lainnya. Dilansir dari website
tawangargo.sideka.id, pada tanggal 18 agustus 2019, Kepala Desa H. Sukar meresmikan
pembukaan toko “Tanggo Mart”. Selama tahun 2018 hingga September 2019 badan usaha
ini tempatnya didalam kantor balai desa tawangargo. Namun pada agustus 2019, pemerintah
desa mendirikan bumdes unit toserba dan meresmikannya.
Sedangkan unit usaha wisata, pengurus BUMDes sudah merencanakan beberapa
tempat yang akan digunakan untuk tempat wisata. Salah satunya yaitu yang ada di sebelah
kantor balai desa, dimana rencananya akan dibuat taman dengan pemandangan pegunungan
dan danau buatan di area tersebut. Saat ini, wisata tersebut dalam proses pembangunan
walaupun beberapa waktu lalu sempat diberhentikan karena masih pandemi.
Untuk unit pengelolaan sampah saat ini masih belum berjalan dan dikembalikan
ke dusun masing-masing. Sampah masyarakat akan dikelola oleh dusun tersebut. Berikut
daftar tempat pembuangan sampah(TPS) di beberapa dusun:
1. TPS Dusun Kalimalang
2. TPS Dusun Leban
3. TPS Dusun Boro
Dari ketiga unit usaha ini, yang menjadi prioritas bagi pemerintahan desa
yaitu unit usaha toserba “Tanggo Mart”. Hal ini dikarenakan unit usaha ini merupakan
unit usaha yang berjalan dan memiliki pendapatan lebih besar daripada unit usaha
lainnya. Selain itu, unit usaha toserba ini juga terus berkembang meskipun pada saat
pandemi.
4.7.1.5 PKK ( Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga )
4.7.1.5.1 Struktur Organisasi
LAPORAN AKHR STUDIO | 202
Gambar 4.64 Struktur organisasi PKK(Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga)
Sumber: Monografi Desa
4.7.1.5.2 Program pkk
Program PKK diantaranya yaitu penghayatan dan pengalaman Pancasila, gotong
royong, pangan, sandang, perumahan dan tata laksana rumah tangga, Pendidikan dan
ketrampilan, Kesehatan, pengembangan kehidupan berkoperasi, kelestarian lingkungan
hidup, dan perencanaan sehat.
4.7.1.6 Gapoktan ( Gabungan Kelompok Tani )
Gapoktan atau Gabungan kelompok tani merupakan kelembagaan pertanian
yang dibuat oleh pemerintah dengan tujuan untuk memfasilitasi kegiatan pertanian masyarkat
dari sektor permodalan hingga pengolahan hasil pertanian. Beda halnya kelompok tani yang
ada lebih dari satu kelompok dalam satu desa dan hanya sebagai tempat untuk para petani.
Gapoktan mempunyai arti lebih luas yaitu gabungan dari seluruh kelompok tani yang ada di
desa setempat.
LAPORAN AKHR STUDIO | 203
4.7.1.6.1 Struktur organisasi
Gambar 4.65 Struktur Organisasi Gapoktan
Sumber: Monografi Desa
Pada setiap dusun di desa tawangargo mempunyai kelompok tani masing-masing
dengan nama yang berbeda beda dengan sayur mayur tetap menjadi dominan di kelompok
tani masing-masing. Diketahui dusun leban, dusun boro, dusun leban, dusun ngudi, dusun
kalimalang, dusun suwaluhan menjadikan komoditas utamanya berupa sayur-mayur seperti
seledri, sawi daging, tomat, cabai, dan lain sebagainya. Selain sayur mayur, terdapat juga
perkebunan seperti kebun jeruk, kebun tebu, kebun apel dan lain sebagainya. Sedangkan
Pertemuan diadakan setiap tiga bulan sekali atau setiap hari jum’at legi untuk membahas
perkembangan dan permasalahan yang ada di kelompok tani masing-masing desa.
4.7.2 Analisis Social Network Analysis(SNA)
Jaringan sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari sekelompok aktor sosial,
individu atau organisasi, dan serangkaian hubungan antara para akto. Perspektif jaringan
sosial menyediakan metode untuk menganalisis struktur entitas sosial secara keseluruhan
serta teori yang menjelaskan pola yang diamati dalam struktur ini. Analisis jejaring sosial
adalah alat untuk menganalisis struktur hubungan sosial dalam suatu kelompok. SNA
mengungkap pola, memetakan hubungan antara individu, dan secara bersamaan
memvisualisasikan hubungan antara para aktor. SNA juga bisa digunakan dalam penyebaran
isu-isu terbaru atau trend.
Elemen-elemen dalam social network analysis (SNA) ada tiga kategori, yaitu
group yang merupakan kumpulan aktor dalam sebuah organisasi dengan ukuran kelompok
yang bervariasi antara 25 s/d 200 orang, kemudian ada interaction yang merupakan pola
hubungan atau interaksi antar aktor dalam suatu organisasi atau komunitas, dan yang
terakhir adalah atribut yang merupakan kelengkapan / fitur yang dimiliki oleh aktor, seperti
usia, gender, dan jabatan).
Untuk menguji hubungan antara individu dalam suatu kelompok dalam sebuah
organisasi maupun perusahaan, SNA memiliki beberapa metode pengukuran centrality
meliputi:
1. Degree Centrality: tingkatan (degree) yang menunjukkan popularitas aktor
dalam jaringan sosial. Tingkatan (degree) adalah jumlah link (relasi diantara
aktor) dari dan ke aktor (individu) Ukuran ini menunjukkan posisi individu dalam
LAPORAN AKHR STUDIO | 204
jaringan, dimana dalam jaringan yang directed (mempunyai arah) individu atau
aktor yang populer akan sering dihubungi (indegree) maupun menghubungi
(outdegree).
2. Closeness Centrality: sentralitas kedekatan (keperentaraan) menggambarkan
penghitungan jalur terpendek (shorted path lengths) dari satu aktor (node) ke
aktor (node) yang lain. Pengukuran closeness centrality dari berapa banyak
langkah (jalur/path) seorang aktor bisa menghubungi atau dihubungi oleh aktor
lain dalam jaringan. Aktor (node) ini dapat menyebarluaskan informasi lebih lebih
cepat serta memiliki lebih sedikit perantara.
3. Betweenness Centrality: menunjukkan posisi aktor (node) sebagai perantara
(betweenness) dari hubungan aktor (individu) satu dengan aktor lain (individu).
Aktor yang memiliki betweenness centrality paling tinggi adalah yang memiliki
kemampuan penghubung yang baik antar aktor dalam sebuah jaringan, serta
memegang kontrol manipulasi atas informasi.
4.7.3 Desa Tawangargo
Social Networking Analysis(SNA) dapat digunakan dalam mengukur sebuah
hubungan dan menggambarkan beberapa informasi antar lembaga di Desa Tawangargo. Ada
beberapa lembaga yang ada di Desa Tawangargo yang nantinya akan dijadikan analisis SNA
ini, diantaranya yaitu pemerintah desa, BPD (Badan Permusyawaratan Desa) LPMD
(Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa), PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga),
Karangtaruna, BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani).
Berikut merupakan Analisis SNA Kelembagaan di Desa Tawangargo :
1. Degree
Gambar 4.66 Degree Centrality
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
Pada gambar di atas Pemerintah Desa memiliki pengaruh besar baik dalam hal
menyampaikan informasi maupun dalam hal menerima informasi dari lembaga
lain di bawahnya. Oleh karena itu, Pemerintah Desa memiliki posisi yang sangat
LAPORAN AKHR STUDIO | 205
penting dalam kolaborasi antar aktor dalam Kelembagaan di Desa Tawangargo
dalam menjalankan pemerintahan.
2. Closeness
Gambar 4.67 Closeness Centrality
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
Pada gambar di atas LPMD dan Pemerintah Desa memiliki pengaruh besar dalam
hal menyebarluaskan Informasi dari lembaga lain. Posisi kedekatan Pemerintah
Desa dengan LPMD mampu berinteraksi dengan cepat dengan lembaga lainnya.
LAPORAN AKHR STUDIO | 206
3. Betweeness
Gambar 4.68 Betweeness Centrality
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
Pada gambar di atas LPMD memiliki berbagai jalur terpendek alternatif untuk
menjangkau Lembaga lain dalam menyampaikan informasi atau menerima
informasi. Ini terjadi karena keduaa aktor (node) menempati posisi sebagai
perantara bagi individu untuk berhubungan dengan individu lain. LPMD
menempati posisi sebagai perantara bagi lembaga lain untuk berhubungan
dengan lembaga lain dalam menjalankan tugasnya.
LAPORAN AKHR STUDIO | 207
4.8 Analisis Sosial Budaya
Kependudukan akan berpengaruh pada sosial budaya, adat serta kebiasaan yang
ada di dalam lingkup masyarakat. Kondisi sosial di Desa Tawangargo masih termasuk ke
dalam karakteristik masyarakat perdesaan. Mayoritas penduduk Desa Tawangargo bekerja
sebagai petani atau berkebun, karyawan swasta dan sebagai buruh tani. Berikut merupakan
daftar pekerjaan penduduk desa Tawangargo ;
Tabel 4.31 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Total
1 Petani 631 400 1031
2 Buruh Tani 452 347 799
3 Pegawai Negeri Sipil 16 5 21
4 Peternak 7 07
5 Montir 1 01
6 Perawat Swasta 1 12
7 Ahli Pengobatan Alternatif 0 11
8 TNI 4 04
9 POLRI 1 01
10 Guru Swasta 4 10 14
11 Pedagang Keliling 21 21 42
12 Tukang Kayu 4 04
13 Tukang Batu 24 0 24
14 Pembantu Rumah Tangga 0 55
15 Arsitektur/Desainer 0 11
Sumber: monografi desa
Desa Tawangargo merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangploso.
Tawangargo merupakan daerah yang memilki potensi alam yang sangat menganggumkan.
Desa ini adalah desa yang sangat subur dan mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian
sebagai petani dan Pekebun. Selain usaha dari pertanian, ada industri rumah tangga (home
industry) seperti pengolahan Jamu dll. Semua itu menunjukkan bahwa Desa Tawangargo
memilki potensi hasil produksi yang dikhususkan untuk pertanian dan perkebunan. Berbagai
macam buah, sayur, dan hasil pertanian yang dihasilkan desa ini akan dipasarkan di wialayah
desa desa wilayah yang jangkauannya di luar desa maupun kecamatan. Selain memilki hasil
pertanian dan perkebunan yang mencukupi, Desa Tawangargo juga memilki wisata alam dan
adat istiadat yang beragam seperti UB Forest, Tradisi Dawet dan Wisata Edukasi Pertanian
yang menarik minat wisatawan agar berkunjung ke Desa Tawangargo.
Selain itu, desa ini terdiri dari 6 dengan banyaknya penduduk di 6 dusun ini
memungkinkan memilki SDM (Sumber Daya Manusia) yang cukup memadai untuk
mengembangkan desa. Dalam hal ini berbagai cara sudah diterapkan masyarakat Desa
Tawangargo dalam memanfaatkan SDM yang ada diantaranya dengan membuat sebuah
kelompok tani, kelompok sadar wisata, kelompok industri rumahan. Namun dari seluruh
total jumlah penduduk tersebut yang di dominasi oleh kelompok umur produktif tidak
banyak berpartisipasi dalam kegiatan kegiatan tersebut sehingga pengembangan desa menjadi
kurang optimal.
LAPORAN AKHR STUDIO | 208
Selain itu, masyarakat Desa Tawangargo juga masih memegang teguh tradisi,
nilai, norma adat yang telah berkembang secara turun temurun. Berikut merupakan
kebudayaan yang terdapat di Desa Tawangargo. Desa Tawangargo sama seperti desa – desa
lainnya yang memilki berbagai macam tradisi yang masih berlaku hingga saat ini diantaranya
adalah :
Gotong royong / Kerja Bakti dll, yang
masih sering dilakukan oleh masyarakat desa dalam
berbagai kegiatan baik berupa kegiatan keagamaan
maupun kegiatan sosial desa, seperti yang telah
diketahui sejak zaman modern ini tradisi gotong
royong masyarakat sudah mulai pudar akibat
berkembang pesatnya globalisasi, namun Desa
Tawangargo masih membudayakan tradisi ini dalam
kehidupan bermasyarakatnya tradisi ini biasanya
diadakan setiap minggu atau saat ada acara
keagamaan, masyarakat bahu membahu membantu
untuk membersihkan desa, pembangunan masjid dll.
Kirab Budaya, perayaan 17 Agustus
yang masih dilakukan masyarakat Desa Tawang Argo
hingga saat ini, biasannya pemerintah desa akan
mengadakan lomba yang ditujukan untuk semua
masyarakat desa dimulai dari anak – anak hingga
orang dewasa. Namun semenjak adanya pandemi
kegiatan ini sementara di hentikan karena untuk
menjaga baik desa maupun kesehatan masyarakat
dengan mengikuti peraturan pemerintah.
Tradisi Budaya dawet, tradisi ini
merupakan tradisi tahunan Desa Tawangargo dengan
membuat “dawet” secara bersama sama yang
berbahan dasar beras.
LAPORAN AKHR STUDIO | 209
Budaya Bersih Desa, acara ini
merupakan tradisi turun temurun dalam
kebudayaan masyarakat . Di jawa
khususnya, ritual bersih desa telah
dilakukan berabad-abad lamanya. Ritual
bersih desa di jawa merupakan wujud
bersatunya manusia dengan alam. Ritual
Bersih Desa ( Selamatan Desa ) dapat
didefinisikan sebagai wujud rasa syukur
warga sebuah desa atas berkat yang
diberikan Tuhan kepada masyarakat desa,
baik dari hasil panen, kesehatan, dan
kesejahteraan yang telah diperoleh selama
setahun dan juga sebagai permohonan akan
keselamatan dan kesejahteraan warga desa
untuk satu tahun mendatang.
Gambar 4.69 Kebudayaan Desa Tawangargo
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Setiap daerah pasti memiliki kebudayaan yang masih dilestarikan, sama halnya
dengan Desa Tawangargo. Tabel diatas merupakan daftar budaya yang masih diadakan di
Desa Tawangargo dengan organisasi yang mulai dari kelompok, dusun maupun desa.
Menurut kamituwo setempat, semenjak pandemi covid-19 ada beberapa budaya yang jarang
diadakan, seperti kuda lumping, bantengan, dan campur sari. Hal ini dikarenakan untuk
menghindari kerumunan massal selama pandemi covid-19 berlangsung.
.
LAPORAN AKHR STUDIO | 210
5.1 Analisis Pengembangan Potensi Desa
Hasil rekapitulasi data komoditas, Desa Tawangargo teridentifikasi bahwa Desa
Tawangargo memiliki potensi yang sangat besar dalam suber daya alam, terutama dalam
sektor pertanian dan perkebunan. Pemasaran hasil pertanian dan perkebunan Desa
Tawangargo meliputi Malang Raya, Surabaya, dan Blitar. Selain itu, keragaman komoditas
pertanian ini dapat dijadikan modal utama untuk terwujudnya desa wisata sesuai kebijakan
yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Desa.
5.1.1 Sektor Pertanian
Hampir 75% wilayah Desa Tawangargo merupakan lahan pertanian, maka tak
heran jika sektor pertanian dijadikan sebagai potensi yang dimiliki desa. Sesuai dengan yang
disampaikan oleh Kepala Desa Tawangargo bahwa potensi terbesar yang ada di Desa
Tawangargo merupakan sektor pertanian. Oleh karena itu, lahan pertanian yang ada
haruslah dikelola dengan baik supaya dapat memiliki manfaat lebih bagi masyarakat sekitar.
Selain adanya lahan pertanian, Desa Tawangargo juga masuk ke dalam kawasan Hutan
Pendidikan UB Forest yang mana dimanfaatkan oleh warga sekitar dengan ditanami kopi dan
beragam sayuran.
1. UB Forest sebagai sumber perekonomian masyarakat setempat
UB Forest adalah
hutan pendidikan seluas 554
hektare di kawasan lereng
Gunung Arjuno, tepatnya di
Dusun Boro, Desa Tawang Argo,
Karangploso, Kabupaten Malang.
Pencanangan hutan pendidikan
UB Forest, UB Forest sebagai
UB bentuk pengabdian masyarakat
FOREST
akademika UB. Harapannya
dengan adanya UB Forest, bisa
menjadi lahan
penelitian(laboratorium lapang)
yang melahirkan produk2 yang
bersaing di tingkat internasional.
Selain itu, dengan adanya kawasan
UB Forest ini diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas dan
penghasilan masyarakat setempat.
Gambar 5.1 Foto Mapping UB Forest
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 211
2. Lahan Pertanian dan Perkebunan di Desa Tawangargo
Dusun Lasah Dusun Boro
Dusun Ngudi Dusun Leban
Dusun Kalimalang Dusun Suwaluhan
Gambar 5.2 Foto Mapping Sektor Pertanian
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi di desa
Tawangargo bertumpu pada sektor pertanian dan perkebunan. Sektor pertanian dan
perkebunan di kembangkan dan dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa sendiri.
Sektor pertanian dan perkebunan ini menjadi potensi utama yang menjadi identitas
tersendiri sebagai alat pengembangan perekonomian desa.
Tanaman yang paling banyak ditanam dan juga dibudidayakan sebuah lahan basah
adalah tanaman padi, yang selalu memiliki kandungan air tetap agar bisa tumbuh dengan baik.
LAPORAN AKHR STUDIO | 212
Di desa tawangargo, tanaman padi banyak ditanam di Dusun Suwaluhan yang mana desa ini
merupakan dataran rendah. Selain padi, terdapat sayur sayuran yang ditanam pada lahan
basah, seperti sawi, sawi kailen, tomat, seledri, selada keriting yang banyak dijumpai di dusun
kalimalang, dusun leban, dan dusun ngudi.
Selain itu, tanaman yang bisa dimanfaatkan pada sebuah pertanian lahan kering
yaitu berupa kebun jeruk, kebun apel, cabai, terong, dan lain sebagainya. Di desa tawangargo,
pertanian lahan kering biasa ditemukan Dusun Lasah dan Dusun Boro. Pertanian di wilayah
ini memanfaatkan curah hujan untuk mengairi tanaman yang ada. Tanaman yang sering
dijumpai yaitu seperti tanaman brokoli, lobak, pohon jeruk. Pohon apel, pohon pinus, kopi,
cabai besar, dan masih banyak lagi.
Dengan hasil komoditas pertanian yang cukup banyak, hal ini mengindikasikan
bahwa seluruh dusun di desa Tawangargo memiliki sektor utama di bidang pertanian dan
perkebunan. Sektor pertanian ini nantinya digunakan untuk menambah dan mengembangkan
perekonomian desa di masa mendatang.
5.1.2 Sektor Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat dikembangkan,
karena hampir setiap desa di Indonesia memiliki potensi pariwisata yang bisa dikelola dengan
baik, seperti wisata alam yang bisa dijadikan sebuah konsep bisnis yang dijalankan oleh
masyarakat desa. Selain masyarakat setempat, pemerintah desa juga harus berperan aktif
dalam mengembangkan wisata-wisata yang ada. Pemerintah desa dapat memberikan
pengetahuan serta pendampingan kepada masyarakat dalam menjaga dan melayani para
wisatawan selama berkunjung supaya memiliki kesan yang baik serta ingin kembali lagi
setelah berwisata.
Berdasarkan arah kebijakan pembangunan desa dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa, Desa Tawangargo mewujudkan dan mengikut sertakan masyarakat
setempat untuk berpartisipasi dalam mewujudkan desa wisata. Dalam mewujudkan hal
tersebut, pemerintah desa membangun beberapa wisata dengan memanfaatkan kondisi
eksisting Desa Tawangargo yang sebagian besar masih berupa lahan terbuka dan lahan
pertanian. Berikut merupakan uraian dari beberapa wisata yang sudah terbentuk di Desa
Tawangargo.
1. Wisata Lintas Arjuno
Gambar 5.3 Wisata Lintas Arjuno
Sumber: (D. Tawangargo, n.d.-a)
Taman Lintas Arjuno ini digagas dan dimulai pebangunannya oleh salah satu
tokoh masyarakat Desa Tawangargo, yaitu Bpk. Agus Susanto,SE. tempat wisata
LAPORAN AKHR STUDIO | 213
ini memiliki fasilitas 10 kamar mandi, gedung serba guna dan lesehan yang
memiliki daya tampung lebih dari 500 ruang. Nama lintas arjuno sendiri diambil
karena memiliki arti yan gluas selain sebagai tempat wisata, selain itu juga dapat
diartikan sebagai kegiatan yang multifungsi seperti, trail, jeep, wisata alam dan
wisata kuliner serta kopi yang nantinya akan teruse dikembangkan di tempat
wisata ini.(D. Tawangargo, n.d.-a)
2. Wisata Pertanian Organik
Gambar 5.4 Wisata Pertanian Organik
Sumber: (D. Tawangargo, n.d.-b)
Proses pertanian ramah lingkungan yang diterapkan oleh masyarkat Desa
Tawangargo menjadikannya salah satu wisata Pertanian Organik yang ada di
kawasan Kecamatan Karangploso. Pertama para tamu mendapatkan materi
pertanian organik, Setelah materi Para Tamu diajak beerkunjung dan langsung
melihat proses pertanian di desa Tawangargo. Tidak hanya melihat-lihat, para
tamu juga langsung melakukan petik sayur dan bisa membawanya sebagai oleh-
oleh untuk keluarga dirumah.
3. Dusun Sahabat Alam
Gambar 5.5 Dusun Sahabat Alam
Sumber: Dusun Sahabat Alam
Dusun Sahabat Alam (d'sa) merupakan obyek wisata alam dan edukasi
pelestarian lingkungan. Lokasinya terletak di Dusun Lasah, Desa Tawangargo,
Kecamatan Karangploso, sekitar 7 km dari kota Batu dan 18 km dari kota
Malang. Dengan motto "Peduli alam lestari", d'sa ingin mengajak
pengunjung/masyarakat untuk menikmati keindahan alam sekaligus
menumbuhkan kepedulian untuk melestarikannya melalui program program
edukasi/pelatihan berwawasan lingkungan yang diadakan di wisata ini.
LAPORAN AKHR STUDIO | 214
5.2 Analisis Permasalahan Desa
Terdapat beberapa permasalahan yang ditemui di Desa Tawangargo, Kecamatan
Karangploso, yaitu sebagai berikut:
1. Infrastruktur Jalan
Jaringan jalan merupakan infrastruktur vital yang berfungsi untuk
menghubungkan tempat satu dengan tempat lainnya. Kondisi jalan haruslah yang
dapat dilalui oleh pengguna jalan dengan aman dan nyaman. Di desa tawangargo
sendiri, kondisi jalan sebagian besar berupa perkerasan aspal, walaupun ada yang
berlubang di beberapa titik. Berikut merupakan beberapa titik titik kondisi jalan
yang kurang baik di Desa Tawangargo:
Tabel 5.1 Tabel Titik Kerusakan Jalan
No Nama Jalan Lokasi Perkerasan Kondisi
Berlubang
1 Jalan Lingkungan Dusun Lasah Makadam Berlubang
Berlubang
2 Jalan Setapak Tps Kalimalang Makadam Berlubang
Berlubang
3 Jalan Setapak Tps Ngudi Makadam Berlubang
4 Jalan Lingkungan Jl. Boro Sumberwangi Aspal
5 Jalan Lingkungan Dusun Leban Aspal
6 Jalan Settapak Dusun Ngudi Aspal
Sumber: Hasil Survey 2021
LAPORAN AKHR STUDIO | 215
4 Dusun Boro
1 Dusun Lasah
3 Dusun Ngudi
Dusun Ngudi 2
Dusun Leban 5
Dusun Kalimalang 6
Gambar 5.6 Kondisi Jalan yang kurang baik
Sumber: Hasil Survey 2021
Berdasarkan hasil survey, akses menuju Tempat Pembuangan Sementara masih
tidak cukup layak untuk dilalui. Hal ini dikarenakan, perkerasan jalan menuju TPS
masih berupa batu kali atau makadam. Perkerasan seperti ini cukup
membahayakan pengendara yang lewat baik itu pengangkut sampah maupun
petani lokal yang hendak pergi ke lahan yang digarapnya.
LAPORAN AKHR STUDIO | 216
Gambar 5.7 Akibat akses jalan yang tidak rata
Sumber: Hasil Survey 2021
Selain itu, akibat dari jalan macadam tersebut, banyak sampah-sampah yang
berserakan di tepi jalan yang mana tepi jalan tersebut merupakan lahan pertanian
warga setempat sehingga dapat merugikan petani. Pengelola TPS sudah
mengajukan perbaikan perkerasan jalan menuju TPS supaya pembakaran sampah
dapat dilaksanakan dengan lancara tanpa hambatan.
Sedangkan di Dusun Boro, perkerasannya aspal namun berlubang cukup parah
sehingga perlu adanya perbaikan. Perlu diketahui bahwa jalan ini sering dilalui
oleh petani lokal yang mempunyai lahan di kawasan UB Forest. Seringkali mobil
pick up lalu lalang melewati jalan ini dengan membawa berkilo-kilo hasil
pertanian. Walaupun belum ada kecelakaan yang berarti, namun jalan ini
membutuhkan perbaikan supaya masyarakat dapat berlalu lalang dengan aman
tanpa khawatir jalan yang berlubang.
LAPORAN AKHR STUDIO | 217
2. Sistem Drainase
Saluran Drainase
Sumber: Hasil Survey 2021
Gambar 5.8 Drainase yang berisi sampah
Sumber: Hasil Survey 2021
Drainase merupakan saluran yang digunakan untuk menyalurkan massa air
berlebih dari sebuah kawasan seprti perumahan, perkotaan dan jalan. Di Desa
Tawangargo rata-rata sudah memiliki saluran drainase yang cukup baik dan
berfungsi sebagai mestinya. Namun, ada beberapa drainase yang memiliki kondisi
yang kurang baik, seperti saluran drainase yang tertutup sampah sehingga
menghambat aliran air, salah satunya ada di Dusun Kalimalang. Jika hujan tiba,
saluran drainase tidak bisa menampung aliran air hujan sehingga menyebabka
banjir ringan. Walaupun banjir tersebut tidak membahayakan masyarakat,
namun alangkah lebih baik jika semua drainase dalam kondisi bersih tanpa
sampah, sehingga tidak ada sumbatan air dalam saluran drainase.
3. Sistem Persampahan
Keberadaan tempat pembuangan sementara(TPS) sangatlah penting di suatu
wilayah, supaya tidak menimbulkan pencemaran di wilayah tersebut.
Pembangunan tempat pembuangan sementara sebaiknya berjauhan dengan
permukiman warga supaya aroma tidak sedap dari sampah tersebut tidak
mengganggu warga sekitar.
LAPORAN AKHR STUDIO | 218
Gambar 5.9 Dusun Boro
Sumber: Hasil Survey 2021
Di Desa Tawangargo memiliki 4 Tempat Pembuangan Sementara untuk melayani
5 dusun yang ada di Desa Tawangargo. Namun, untuk Dusun Boro masih tidak
memiliki tempat pembuangan sampah yang terorganisir seperti kelima dusun
lainnya. Masyarakat Dusun Boro membuang sampah mereka di sekitar
lingkungan rumah mereka kemudian membakarnya sendiri. Hal ini tentu saja
akan mencemari udara di Dusun Boro itu sendiri, selain itu, tak sedikit
masyarakat membuang sampah begitu saja di sekitar rumah mereka dan
menimbunnya. Oleh karena itu, Dusun Boro sebaiknya membangun Tempat
Pembuangan Sementara dengan pengelola warga setempat juga, supaya sampah-
sampah yang dihasilkan dapat dikelola oleh TPS nanti.
4. Obyek wisata
Dengan pemerintah desa mempunyai kebijakan ingin mewujudkan desa wiata,
maka pemerintah desa seharusnya lebih gencar mempromosikan wisata-wisata
yang ada di Desa Tawangargo. Pemerintah desa bekerja sama dengan masyarakat
setempat untuk lebih mengembangkan obyek wisata yang ada supaya memiliki
identitas obyek wisata. Hal ini bertujuan supaya dapat dikenal oleh khalayak
umum baik lokal maupun nonlocal.
LAPORAN AKHR STUDIO | 219
6.1 Kesimpulan
Desa Tawangargo terletak pada posisi 7° 52’ 16. Selatan dan 112° 34’ 15.9’ Bujur
Timur serta memiliki topografi ketinggian desa ini berupa dataran tinggi yaitu sekitar 700 –
1000 m di atas permukaan laut. Desa Tawangargo memiliki luas sekitar 1154,4 Hektar yang
peruntukannya terdiri dari pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, hutan UB Forest,
dan permukiman. Wilayah Desa Tawangargo secara umum mempunyai ciri geologis berupa
lahan tanah hitam yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Curah Hujan
Desa Tawangargo berkisar antara 1600 -1800 petahun dan dengan kelerengan lahan yang
bervariasi.
Penduduk Desa Tawangargo bisa dilihat dari beberapa aspek, seperti tingkat
pendidikan, latar belakang, dan juga agama. Jika dilihat dari mata pencaharian, sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan pekebun dari total penduduk 10.204
jiwa. Sedangkan penggunaan Lahan di Desa Tawangargo sebagian besar merupakan daerah
budidaya seperti perkebunan, pertanian, dan ladang yang digunakan untuk perekonomian
mereka. Seperti halnya desa lain, desa Tawangargo juga memiliki fasilitas-fasilitas pendukung
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan untuk membangun Desa Tawangargo sendiri.
Dengan fasilitas dan utilitas yang ada, infrastuktur yang sudah disediakan desa maupun
pemerintah berguna untuk kepentingan masyarakat desa.
Perekonomian utama Desa Tawangargo bertumpu pada sektor pertanian dan
perkebunan. Selain bertumpu pada sektor tersebut, Desa juga memiliki beberapa aset yang
dikelola seperti UMKM untuk menambah perekonomian masyarakat, BUMDES yang
merupakan usaha real desa Tawangargo, dan juga ada UB Forest yang dikelola oleh desa dan
warga. Selain itu juga ada sektor pariwisata yang terus dikembangkan oleh pemerintah Desa
Tawangargo. Perekonomian warga juga tidak lepas dari sosial budaya setempat, sosial
budaya Desa Tawangargo juga sama seperti desa-desa lain. Tetapi dengan latar belakang
desa dengan sektor pertanian yang kental, desa Tawangargo memiliki sosial budaya dengan
karakteristik yang berbeda dengan desa lainnya.
Pemerintah Desa Tawangargo dalam hal ini adalah perangkat Desa dan alat-alat
pemerintah lainnya juga berperan sangat penting dan memiliki hak untuk menentukan
kebijakan yang baik dan direncanakan dengan tepat agar Desa Tawangargo dapat
berkembang baik dari segi masyarakat dan potensi yang ada. Potensi Desa Tawangargo
bertumpu pada Sektor Pertanian dan juga pariwisata yang secara terus-menerus di
kembangkan dan dikelola. Meskipun demikian, desa Tawangargo juga masih memiliki
beberapa masalah, terutama pada aspek infrastuktur desa, seperti jalan yang rusak dan
drainase yang masih belum terintegrasi. Selain kedua hal tersebut juga terdapat sarana
Persampahan yang harus terus di kelola baik dari kesadaran masyarakat desa maupun fasilitas
pendukungnya.
Dari beberapa keterangan dan informasi yang sudah di jabarkan, Desa
Tawangargo merupakan Desa yang masih berkembang dan perlu adanya dukungan dari
pemerintah dan instansi terkait. Agar Desa Tawangargo dapat berkembang dan menjadi
salah satu mandiri. Karena Desa Tawangargo juga masih belum mampu untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri baik dari segi perekonomian dan fasilitas, desa tawangargo masih
termasuk dalam Desa Swakarya. Desa Tawangargo juga merupakan desa yang
LAPORAN AKHR STUDIO | 220
perekonomiannya bertumbuh pada sektor pertanian. Selain itu sektor pariwisata juga
menjadi hal yang baru dan terus dikembangkan oleh Desa Tawangargo. Oleh karena
beberapa hal tersebut Desa Tawangargo dapat dikatakan merupakan Desa Agrowisata.
6.2 Rekomendasi
Dari hasil analisa diatas, maka dapat didapat rekomendasi terkait permasalahan
yang ada yaitu sebagai berikut:
1. Perbaikan jalan di beberapa titik, salah satunya jalan menuju TPS Kalimalang.
Selain letaknya yang jauh dari permukiman dan melewati pertanian warga,
perkerasan jalan masih berupa batu kali, sehingga prosese pengangkutan
seringkali menemui kendala saat menuju TPS.
Gambar 6.1 Perbaikan Jalan dengan Gotong Royong
Sumber: HarianTimes.org
Memperbaiki jalan yang rusak, salah satunya dengan mengecor atau mengaspal
jalan yang berlubang dan perkerasannya masih makadam sehingga dapat
memudahkan aksesibilitas warga setempat.
2. Drainase rutin dibersihkan dari sampah-sampah dan rumput liar supaya tidak
menimbulkan genangan disaat hujan.
Gambar 6.2 Pembersihan Drainase
Sumber: kumparan.com
LAPORAN AKHR STUDIO | 221
3. Dibangunnya TPS di Dusun Boro untuk mengelola sampah yang ada di Dusun
Boro sehingga pengelolaaannya sudah terstruktur dengan baik seperti dusun
lainnya.
Gambar 6.3 Pengelolaan sampah yang baik
Sumber: Agroimulyo.bantulkab.go.id
Mengelola sampah dengan baik dan teratur sehingga tercipta lingkungan yang
bersih dari sampah
4. Meningkatkan pemasaran terkait dengan objek wisata yang sudah digencarkan
oleh pemerintah desa supaya dapat dikenal oleh khalayak umum. Cara untuk
memrpomosikannya yaitu dengan memotret keindahan alam desa kemudian di
upload di sosial media. Selain itu juga dengan menyebarkan brosur dan beberapa
promo terkait dengan objek wisata yang ada.
Gambar 6.4 Strategi Marketing
Sumber: Infodigimarket.com
LAPORAN AKHR STUDIO | 222
Profil Desa Tawangargo
Anggraini, K. (2018). Perubahan Sosial Petani Kopi UB Forest di Dusun Sumberwangi Desa
Donowarih Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Computers and Industrial Engineering,
2(January), 6. http://ieeeauthorcenter.ieee.org/wp-content/uploads/IEEE-Reference-
Guide.pdf%0Ahttp://wwwlib.murdoch.edu.au/find/citation/ieee.html%0Ahttps://doi.org/10.101
6/j.cie.2019.07.022%0Ahttps://github.com/ethereum/wiki/wiki/White-
Paper%0Ahttps://tore.tuhh.de/hand
APBD. (2021). Membaca Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. In Pendamping Desa.
pendampingdesa.com
Desy Fatma. (2017). Tanah Regosol: Pengertian, Ciri Fisik, Macam dan Persebaran. In Ilmu Geografi.
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah-regosol
Fatma, D. (2016). Tanah latosol: pengertian, karakteristik, dan jenis tanaman yang hidup (pp. 1–4).
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/tanah-latosol
N, S. (2019). Tanah Latosol dilengkapi Pengertian, Proses Pembentukan, Persebaran, Karakteristik, dan
Pemanfaatannya. http://www.pengertianku.net/2019/07/tanah-latosol-dilengkapi-pengertian-
proses-pembentukan-persebaran-karakteristik-dan-pemanfaatannya.html
Oktadiani, D. (2019). Interaksi Masyarakat Yang Tinggal di Kawasan UB Forest Dalam Penggunaan
Lahan Hutan. Skripsi.
Sukarman, & Dariah, A. (2014). Tanah Andosol di Indonesia. In Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Kementerian Pertanian (Issue 12).
Suparmini, & Wijayanti, A. T. (2015). Masyarakat Desa dan Kota (Tinjauan Geografis, Sosiologis,
dan Historis). Buku Ajar, 2–5.
Tawangargo, A. D. (n.d.). Apbdes 2021.
Tawangargo, D. (n.d.-a). Wisata lintas Arjuno Tawangargo – DESA TAWANGARGO.
Tawangargo, D. (n.d.-b). Wisata Pertanian Organik – DESA TAWANGARGO.
Transmisi Energi Listrik Berdasarkan Tegangan. (2021). In Sinarmonas.Co.Id.
https://sinarmonas.co.id/blog/detail/transmisi-energi-listrik-berdasarkan-tegangan
UU No.25 Tahun 2004. (2004). UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional. Peraturan.Bpk.Go.Id, 1–32.
http://www.komnasham.go.id/sites/default/files/dokumen/UU NO 39 TAHUN 1999
HAM_0.pdf
LAPORAN AKHR STUDIO | 223
DOSEN PEMBIBING : FANITA CAHYANING ARIE, S.T, M.T
ASISTEN DOSEN
NAMA : ZULKIFLI, M.T
MATA KULIAH : YUNI AMBARWATI (042639544)
TEMA TUGAS
SHOVIATUL JANNAH (042639426)
NURUL HIDAYAH (042639609)
I’IS FEBRIANTO (042639497)
WINDY AGUS S (042639505)
: STUDIO PROSES PERENCANAAN
: ASISTENSI PPT PAPARAN
No. Hari, Tanggal Uraian Tugas Tanda Tangan / Paraf
1. Sabtu, 26 Maret 2022 Asistensi PPT Paparan
2. Selasa, 12 April 2022 Asistensi Land Use
LAPORAN AKHR STUDIO | 224
No. Hari, Tanggal Uraian Tugas Tanda Tangan / Paraf
3.
4. Kamis, 14 April 2022 Asistensi Orde Land Use
5. Sabtu, 14 April 2022 Proposal Studio Proses
6. Sabtu, 23 April 2022 Proposal Studio Proses
LAPORAN AKHR STUDIO | 225
No. Hari, Tanggal Uraian Tugas Tanda Tangan / Paraf
7. Kamis, 28 April 2022 Asistensi Proposal Pendahuluan
8. Sabtu, 14 Mei 2022 Asistensi Diagram Alir
LAPORAN AKHR STUDIO | 226
No. Hari, Tanggal Uraian Tugas Tanda Tangan / Paraf
9. 21 Mei 2022 Asistensi Legenda pada peta
10. 28 Juni 2022 Assitensi Analisa Orbitasi
11. 11 Juni 2022 Asistensi bahan paparan
LAPORAN AKHR STUDIO | 227
No. Hari, Tanggal Uraian Tugas Tanda Tangan / Paraf
12 22 Juni 2022 Asistensi Laporan Akhir
LAPORAN AKHR STUDIO | 228