4.4.1.4 Fasilitas Peribadatan
Fasilitas peribadatan adalah fasilitas pelayanan peribadatan yang dapat digunakan
dalam rangka melalukan aktifitas beribadah masyarakat. Sebuah tempat yang digunakan oleh
umat beragama untuk beribadah menurut ajaran agama atau kepercayaan mereka masing-
masing. Fasilitas peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani
yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang direncanakan selain sesuai peraturan
yang ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang bersangkutan.
Sama seperti fasilitas lainnya, fasilitas peribadatan ini juga melihat radius
pelayanannya, sehingga dapat diketahui wilayah yang terlayani dan belum terlayani oleh
fasilitas ini. Kebutuhan radius pelayanan dapat dilihat pada tabel berikut.
Gambar 4.26 Kebutuhan fasilitas Peribadatan
Sumber: SNI 03-1733-2004
Gambar diatas menunjukkan bahwa kebutuhan radius pelayanan fasilitas
peribadatan berdasarkan SNI. Sedangkan radius pelayanan fasilitas peribadatan di Desa
Tawangagro dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.20 Radius Fasilitas Peribadatan
Jenis Fasilitas Jumlah Radius
Musholla 27 100 m
Masjid 9 1000 m
Sumber : Hasil Analisa Kelompok 1A
Dari tabel di atas radius fasilitas peribadatan di Desa Tawangargo berdasarkan
SNI, Fasilitas dengan radius 100 m merupakan musholla sejumlah 27 unit dan fasilitas dengan
radius 1000 m merupakan masjid sebanyak 9 unit. Dengan musholla dan masjid yang cukup
banyak, maka kebutuhan akan fasilitas peribadatan di Desa Tawangargo dapat terpenuhi
dengan baik.
LAPORAN AKHR STUDIO | 150
Musholla mendominasi Dari fasilitas peribadatan yang
pada sarana peribadatan di ada di Desa Tawangargo Sebagian besar
Desa Tawangargo dengan sebarannya berupa musholla yang berada
di setiap dusun yang ada seperti Dusun
radius 100 m Boro, Dusun Lasah, Dusun Leban, Dusun
Kalimalang, Dusun Ngudi dan Dusun
Suwaluhan. Yang pertama sarana
peribadatan yang ada di Dusun Boro
terdapat masjid dan Sebagian besar
musholla yang ada di tengah tengah
masyarakat dan di sekitarnya yang
mencapai radius pelayanan hingga 100 m2
dengan jumlah penduduk terlayani
sebanyak 1571 jiwa. Adapun Dusun Lasah
terdapat sarana peribadatan yang berupa
masjid dan Sebagian besar musholla yang
ada di tengah tengah masyarakat dan di
sekitarnya yang mencapai radius pelayanan
hingga 100 m2 dengan jumlah penduduk
terlayani sebanyak 2019 jiwa. Berikutnya
yakni Dusun Kalimalang yang sebarannya
didominasi musholla yang berdekatan
dengan tetangga di sekitarnya yang
mencapai radius pelayanan hingga 100 m2
dengan jumlah penduduk terlayani
sebanyak 2444 jiwa. Adapun Dusun Ngudi
yang sebarannya didominasi oleh masjid
yang berdekatan dengan tetangga di
sekitarnya yang mencapai radius pelayanan
hingga 100 m2 dengan jumlah penduduk
terlayani sebanyak 1431 jiwa.
Gambar 4.27Peta Radius Pelayanan
Fasilitas Peribadatan
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
Adapun Dusun Suwaluhan yang sebarannya oleh musholla yang berdekatan
dengan tetangga di sekitarnya yang mencapai radius pelayanan hingga 100 m2 dengan jumlah
penduduk terlayani sebanyak 951 jiwa. Yang terakhir yakni Dusun Leban yang sebarannya
didominasi oleh musholla yang berdekatan dengan tetangga di sekitarnya yang mencapai
radius pelayanan hingga 100 m2 dengan jumlah penduduk terlayani sebanyak 1787 jiwa. Jika
dikaitkan dengan kriteria kebutuhan fasilitas perdagangan dan jasa yang berdasarkan jumlah
penduduk pendukung terdapat 250 jiwa maka dusun dusun yang ada di Desa Tawangargo
telah mendekati kriteria yang ada.
LAPORAN AKHR STUDIO | 151
Peta 4.7 Peta Radius Pelayanan Fasilitas Peribadatan
LAPORAN AKHR STUDIO | 152
4.4.2 Analisis Kebutuhan Utilitas
4.4.2.1 Jaringan Listrik
Jaringan SUTR Persebaran jaringan listrik
yang melayani sudah ada di seluruh dusun di Desa
Tawangargo dimana jaringan listrik ini
kawasan sudah melayani kebutuhan masyarakat
permukman setempat. Persebaran titik Trafo berada
di beberapa dusun seperti Dusun Lasah,
Ngudi, Leban, dan Suwaluhan. Untuk
persebaran jaringan SUTM sebagian
besar tersebar di jalan utama yang
melewati Dusun Leban dan Dusun
Ngudi. Sedangkan untuk persebaran
SUTR atau saluran udara tegangan
rendah sebagian besar di jalan
lingkungan dimana jalan ini merupakan
kawasan permukiman di Desa
Tawangargo.
Dari segi pelayanan, jaringan
listrik ini sudah cukup melayani hampir
semua dusun, termasuk Dusun Boro
yang lokasinya cenderung di dataran
tinggi. Namun, untuk permukiman
Dusun Boro Atas yang lokasinya di
dekat UB Forest, maish belum terlayani
oleh jaringan listrik.
Gambar 4.28 Peta Jaringan Listrik
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 153
Peta 4.8 Peta Analisa Jaringan Listrik Desa Tawangargo
Jaringan Listrik di Desa
Tawangargo tersebar
hampir di seluruh dusun,
namun untuk Dusun Boro
atas yang berada di dataran
tinggi masih belum terlayani
listrik secara maksimal. Hal
ini dikarenakan jaringan
listrik terputus di
pertengahan jalan.
LAPORAN AKHR STUDIO | 154
4.4.2.2 Jaringan Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi di Desa
Tawangargo tersebar di seluruh dusun yang
ada.. jika melihat dari pelayanannya, jaringan
telekomunikasi sudah melayani hampir
semua dusun, termasuk dusun kalimalang,
dusun suwaluhan, dusun ngudi, dusun leban,
dusun ngudi, dan dusun lasah. Namun untuk
dusun boro, masih belum tersedianya
jaringan telekomunikasi meskipun
wilayahnya depat dengan dusun lasah yang
sudah tersedia jaringan telekomunikasi.
BTS
Gambar 4.29 Peta Jaringan Telekmunikasi
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 155
Peta 4.9 Peta Analisa Jaringan Telekomunikasi Desa Tawangargo
Pada kondisi eksisting,
Dusun Boro belum
memiliki jaringan
telekomunikasi sehingga
masih belum terlayani
secara menyeluruh.
LAPORAN AKHR STUDIO | 156
4.4.2.3 Jaringan Drainase
Desa Tawangargo memiliki tiga jenis drainase, yaitu drainase primer, drainase
sekunder, dan drainase tersier. Berikut tabel jenis drainase yang ada di Desa Tawangargo.
Arah aliran drainase Arah aliran
tersier dari rumah warga drainase
langsung ke sungai sekunder
Gambar 4.30 .4.31 Peta Jaringan Drainase
Sumber: Hasil Survey Kelomnpok 1A
Aliran drainase merupakan jalan menuju ke sungai dimana ada yang berasal dari
rumah warga yang disebut drainase tersier ini berada di sepajang jalan lingkungan . Adapun
LAPORAN AKHR STUDIO | 157
aliran yang menuju sungai atau disebut drainase sekunder . Drainase primer merupakan
muara dari ke dua drainase sebelumnya. Saluran drainase tersier di Desa Tawangargo
memiliki arah aliran yang mengalir dari rumah-rumah warga yang kemudian mengalir ke
saluran drainase primer. Tetapi saluran tersebut ada yang mengarah langsung ke drainase
sekunder dan aja juga yang tersumbat karena beberapa faktor seperti sampah, dan saluran
drainase yang rusak. Kemudian saluran drainase sekunder di Desa Tawangargo memiliki
arah aliran yang langsung menuju ke sungai. Arah aliran drainase sekunder di Desa
Tawangargo umumnya memiliki aliran lancar dan mengalir dari utara sampai ke sungai yang
dekat dengan jalan kolektor yang melewati Kecamatan Karangploso. Selain itu arah aliran
drainase primer di Desa Tawangargo berupa sungai atau kali yang memiliki aliran lancar.
LAPORAN AKHR STUDIO | 158
Peta 4.10 Peta Jaringan Drainase
Aliran drainase
merupakan jalan
menuju ke sungai
dimana ada yang
berasal dari rumah
warga yang disebut
drainase tersier ini
berada di sepajang
jalan lingkungan .
Adapun aliran yang
menuju sungai atau
disebut drainase
sekunder . Drainase
primer merupakan
muara dari ke dua
drainase sebelumnya
LAPORAN AKHR STUDIO | 159
4.4.2.4 Jaringan Jalan
Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 38 Tahun 2004
disebutkan bahwa jalan adalah suatu
prasarana transportasi yang meliputi
segala bagian jalan termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di
atas permukaan air, kecuali jalan kereta
api, jalan lori dan jalan kabel. Jalan
mempunyai peranan penting terutama
yang menyangkut perwujudan
perkembangan antar wilayah yang
seimbang, pemerataan hasil
pembangunan serta pemantapan
pertahanan dan keamanan nasional dalam
rangka mewujudkan pembangunan
nasional.
Jalan Lingkungan Klasifikasi Jalan di Desa
Tawangargo terdiri dari 4 klasifikasi, yaitu
Jalan Lokal jalan kolektor, jalan lokal, jalan linkungan,
dan jalan setapak. Jalan kolektor yang
berada di Jalan Raya Tawangargo
melewati tiga dusun, yaitu Dusun
Kalimalang, Dusun Leban, dan Dusun
Ngudi. Arah jalan ini langsung menuju
Kota Batu dikarenakan Desa Tawangargo
berbatasan langsung dengan Kota Batu.
Sedangkan Jalan Lokal berada di Jl. Brak,
Dusun Leban dimana arah jalan ini
menuju Dusun Boro.
Jalan Kolektor
Gambar 4.32 Peta Jaringan Jalan
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 160
Di desa Tawangargo terdiri dari beberapa jenis jalan dengan berbagai kondisi.
Jalan lokal memiliki kondisi jalan yang cukup baik dengan aspal yang masih baru walau tidak
terlalu luas namun juga terdapat di beberapa titik jalan yang rusak cukup parah dan perlu
untuk diperbaiki. Untuk jalan lain lain dan jalan setapak merupakan jalan masuk gang antar
kawasan perumahan atau jalan alternative penghubung antar desa dengan kondisi yang cukup
baik, mayoritas sudah terlapis paving / cor walau terdapat jalan yang masih berupa tanah,
makadam ( batu ) dan jalan yang rusak. Berikut merupakan keterangan lebar jalan dan
bagiannya pada penampang melintang di beberapa lokasi dengan masing-masing jenis jalan
di Desa Tawangargo :
Tabel 4.21 Ukuran Jalan
Dusun No Nama Jalan Klasifikasi Jalan Lebar Perkerasan Kondisi Bahu Perkerasan
Jalan Jalan Jalan Bahu Jalan
(m)
1 (cm) 2 (cm) 2 (cm)
Boro 1 Jl. Brak Jalan Lokal 3 Aspal Sedang
2 Jl. Brak Gg 1 Jalan Lingkungan 150 150 Tanah
3 Jl. Brak Gg 5 Jalan Setapak 3 Aspal Sedang 160 160 Tanah
150 Tanah
2.2 Semen Cor Sedang -
Kalimalang 1 Jl. Masjid Jalan Lingkungan 3.5 Aspal Sedang 80 Semen
2 Jl. Kalimalang 80 Cor
Jalan Setapak 2.5 Batu Kali Makadam 50 50 Tanah
Suwaluhan 1 Jl. Raya Sekarputih Jalan Lingkungan 4.5 Paving Sedang 150 150 Tanah
2.5
Jl. Raya Sekarputih Semen
2 Gg Masjid Jalan Setapak Paving Sedang 40 35 Cor
3 Jl. Krapyak Jalan Setapak 2.5 Semen Cor Sedang 40 80 Tanah
Lasah 1 Jl. Lasah Jalan Lingkungan 3 Aspal Berlubang 80 80 Tanah
2 Jl. Keramat Jalan Setapak - --
3 Jl. Lasah Gg 6 Jalan Setapak 2 Aspal Sedang - --
2 Paving Baik 40 Semen
- 90 Cor
Ngudi 1 Jl. Ngudi Jalan Lingkungan 4.3 Aspal Baik --
2 Gang Jl. Ngudi Jalan Setapak 2.5 Paving Baik 1
- Semen
3 Jl. Ngudi Jalan Lingkungan 3.15 Aspal Baik 1 1 Cor
4 Jl. Ngudi Gg 1 Jalan Setapak --
5 Jl. Ngudi Jalan Lingkungan 2.5 Aspal Berlubang 90 1 Tanah
3 Semen Cor Sedang 1 Semen
- - Cor
Leban 1 Jl. Leban Gg Masjid Jalan Lingkungan 3 Aspal Berlubang
2 Semen
2 Jl. Leban Jalan Lingkungan 3 Aspal Sedang 2 1 Cor
--
3 Jl. Gang Makam Jalan Setapak 2.5 Aspal Berlubang
Jalan Kolektor 2 Tanah
Jl. Raya 6 Aspal Sedang 1 Tanah
4 Tawangargo
5 Jl. Leban Jalan Lingkungan 3.5 Semen Cor Sedang
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 161
Dari sampel titik jalan diatas, maka dapat diperoleh penampang melintang
sebagai berikut.
1. Jalan kolektor
2m 2m
6m
Jalan raya tawangargo,
Dusun Leban
Gambar 4.33 Penampang Melintang Jalan Kolektor
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Jalan kolektor berada di jalan raya Tawangargo yang melewati beberapa
dusun seperti dusun Kalimalang, dusun leban, dan dusun Ngudi. Lebar dari jalan
ini berkisar 6 meter dengan bahu jalan masing masing 2 meter dengan
perkerasan aspal. jika dilihat dari arah jalan, jalan ini merupakan penghubung
antara kecamatan Karangploso dengan Kota Batu yang mana dusun Ngudi, desa
Tawangargo berbatasan langsung dengan Kota Batu.
LAPORAN AKHR STUDIO | 162
2. Jalan Lokal
1,5 m 3m 1,5 m
Jalan Brak, Dusun
Boro
Gambar 4.34 Penampang Melintang Jalan Lokal
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Jalan lokal di Jl. Brak Dusun Boro memiliki lebar jalan 3 meter dengan bahu
jalan kanan kiri masing-masing 1,5 meter. Jl. Brak memiliki perkerasan aspal yang
memanjang sampai Dusun Boro bagian utara. Jalan lokal di Desa Tawangargo
menghubungkan antar wilayah di Desa Tawangargo. Kondisi jalannya cenderung
baik, tidak berlubang, dan masih terawat.
LAPORAN AKHR STUDIO | 163
3. Jalan Lingkungan
1m 1m
3,15 m
Jalan Leban, Dusun
Leban
Gambar 4.35 Penampang Melintang Jalan Lingkungan
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Jalan lingkungan yang berada di Jl Leban, Dusun Leban ini memiliki fungsi
menghubungkan antarpusat kegiatan di kecamatan karangploso dalam kawasan
desa Tawangargo dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan Tawangargo
. Untuk ukurannya sendiri selebar 3,15 meter dengan bahu jalan masing masing
sebelah kanan dan kiri selebar 1 m. Kondisinya baik dengan perkerasan berupa
aspal.
LAPORAN AKHR STUDIO | 164
Peta 4.11 Peta Analisa Jaringan Jalan
Jaringan jalan
didominasi oleh jalan
lingkungan, hal ini
dikarenakan jalan
lingkungan merupakan
jalan nyang menuju
lingpemukiman warga.
Untuk jalan kolektor ini
berada di jalan utama.
Sementara itu, jalan
lokal menuju ke Dusun
Boro Atas dan UB Forest
LAPORAN AKHR STUDIO | 165
4.4.2.5 Air Bersih
Air bersih merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat Desa Tawangargo untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Tak hanya itu, masyarkat Desa Tawangargo juga
membutuhkan air guna pertumbuhan tanaman pertanian mereka. Sehingga air bersih sangat
diperlukan keberadaanya. Di Desa Tawangargo memiliki beberapa sumber air yang tersebar
di semua dusun seperti sumber tlebung, sumber sari, dan sebagainya. berikut merupakan
tabel yang menunjukkan beberapa sumber air yang ada di Desa Tawangargo.
Tabel 4.22 Sumber Air Desa Tawangargo
Sumber Air Lokasi
Tandon Dusun Boro
Sumber Tlebung Dusun Lasah
Sumber Suko Dusun Lasah
Sumber Sari Dusun Ngudi
Sumur Mayoritas di Dusun Leban
PDAM Dusun Ngudi
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Dari segi pelayanan, sumber air yang ada di
Desa Tawangargo sudah melayani hampir seluruh desa.
mata air yang ada terdapat di 2 dusun, yaitu sumber
tlebung dan sumber suko yang berada di Dusun Lasah.
Berbeda dengan Leban yang mayoritas memiliki sumur
di rumahmereka masing-masing sehingga mereka
memanfaatkan air dari sumur yang telah mereka buat.
Untuk Dusun Boro, dikarenakan tidak tersedianya
sumber, sehingga mereka menggunakan tandon untuk
memenuhi kebutuhan air bersih. Selain itu, juga
memanfaatkan aliran sungai yang dekat dengan rumah
mereka. Sedangkan untuk pertanian di Dusun Boro
menggunakan sistem tadah hujan yang mana sistem ini
berarti mereka menanam lahannya pada saat musim
hujan saja, karena tidak tersedianya air. Semua aliran
yang berasa dari mata air ini digunakan untuk mengairi
area pertanian warga setempat dan digunakan untuk
mencuci baju , mandi, dan lain sebagainya.
.
Gambar 4.36 Sumber Air Desa
Tawangargo
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 166
Peta 4.12 Peta Analisa Sumber Air
LAPORAN AKHR STUDIO | 167
4.4.2.6 Persampahan
Pengelolaan sampah yang baik dapat mengurangi dampak pencemaran yang
disebabkan baik sampah rumah tangga, sampah industri, sampah medis, dan lain sebagainya.
berdasarkan metode pengolahan, maka skala pengolahan dapat dibedakan diatas beberapa
skala yaitu sebagai berikut:
1. Skala individu, yaitu pengolahan yang dilakukan oleh penghasil sampah secara
langsung dari sumbernya seperti rumah tangga, kantor, rumah sakit, dan
sebagainya.. contoh pengolahan sampah pada skala ini adalah pemilahan sampah
skala individu.
Gambar 4.37 Pengelolaan Sampah Individu
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
2. Skala kawasan, yaitu pengolahan yang dilakukan untuk melayani suatu
lingkungan/kawasan bisa juga skala desa. lokasi pengolahan skala kawasan dapat
berupa TPS atau Tempat Pengolahan Sampah atau TPS yang melayani beberapa
dusun.
Gambar 4.38 Tempat Pembuangan Sampah
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 168
Sebelum berada di TPS, sampah-sampah warga diangkut menggunakan gerobak
atau kendaraan motor berupa tosa pick up. Biasanya sampah diangkut oelh satua tau dua
orang kemudian di letakkan di TPS dusun masing-masing yaitu Dusun Lasah, Leban,
Kalimalang, dan Ngudi. Pengelolaan sampah ecara keseluruhan dapat dilihat pada gambar
dibawah ini
Gambar 4.39 Alur Pengelolaan Sampah Desa Tawangargo
Sumber: Agroimulyo.bantulkab.go.id
Pengelolaan sampah di Desa Tawangargo dimulai dari pengangkutan sampah di
masing-masing rumah warga, setiap rumah sudha difasilitasi tempat sampah masing-masing
sehingga petugas pengangkut sampah mudah saat mengambil sampah. Kemudian setelah
sampah diangkut, petugaas sampah akan membawa ke TPS masing-masing dusun, seperti jika
petugas sampah mengambil di Dusun Kalimalang dan SSuwaluhan, maka petugas sampah
akan mengumpulkannya di TPS Kalimalang. Begitupula dengan dusun lainnya. Sesampainya di
TPS, sampah yang sudah terkumpul akan segera dibakar dengan tungku api yang sudah
disediakan.
Dari segi pelayanan, sarana yang digunakan untuk pengelolaan sampah ini sudah
cukup melayani hampir seluruh desa, kecuali Dusun Boro. Dusun Boro tidak memiliki TPS,
sehingga masyarakat disana mengelola sampah meraka dengan cara dibakar atau ditimbun
jika smapahnya berupa sampah organic. Hal tersebut dilakukan oleh setiap rumah secara
individu.
LAPORAN AKHR STUDIO | 169
Peta 4.13 Peta Persebaran TPS
TPS Dusun Kalimalang
melayani dua dusun, yaitu
Dusun Kalimalang dan
Suwaluhan
TPS Dusun Leban
melayani Dusun leban saja
TPS Dusun ngudi
melayani Dusun Ngudi
saja
TPS Dusun Lasa melayani
Dusun Lasah saja
LAPORAN AKHR STUDIO | 170
4.5 Analisis Prekonomian
4.5.1 Mata Pencaharian
Mata pencaharian merupakan suatu pekerjaan yang menjadi pokok penghidupan.
Mata pencaharian diartikan pula sebagai segala aktivitas manusia dalam emberdayakan
potensi sumber daya alam. Umumnya masyarakat mencari pekerjaan yang sesuai dengan
tempat tinggalnya. Sama halnya dengan Desa Tawangargo yang sebagian besar mata
pencaharian penduduknya dipengaruhi oleh kondisi tempat tinggalnya.
Wilayah Desa Tawangargo sebagian bear merupakan lahan pertanian dan
kawasan hutan produksi. Luas lahan dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut.
Tabel 4.23 Luas Guna Lahan Desa Tawangargo
Penggunaan Lahan Luas (Ha)
Fasilitas Perdagangan dan Jasa 1.73
Fasilitas Kesehatan 0.1
Fasilitas Pendidikan 0.03
Fasilitas Peribadatan 0.66
Fasilitas Persampahan 0.12
Pariwisata 2.81
Perlindungan Setempat 23.04
Pertahanan dan Keamanan 0.27
Permukiman 98
Sawah 2.87
Ladang 609.5
Ruang Terbuka Hijau 4.16
Hutan Lindung 544.66
Hutan Produksi 426.54
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
700 609,5 544,66
600
500 426,54
400
300
200 98
100 1,73 0,1 0,03 0,66 0,12 2,81 23,04 0,27
2,87 4,16
0
Luas
Gambar 4.40 Penggunaan Lahan Desa Tawangargo
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 171
Dari tabel dan diagram di atas, dapat dilihat bahwa kondisi eksisting
menunjukkan jika lahan pertanian mendominasi dan diikuti kawasan hutan produksi UB
Forest. Lahan pertanian memiliki luas sekitar 693 Ha dengan presentasi 70% per 100%.
Lahan pertanian ini menjadi sumber penghasilan warga setempat dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari mereka. Selain itu juga UB Forest juga dimanfaatkan oleh warga
dengan ditanami tanaman kopi di sekitar pohon pinus dan mahoni.
Dengan adanya lahan pertanian yang mendominasi, maka dapat berpengaruh
pada mata pencaharian masyarakat Desa Tawangargo. Berikut merupakan jumlah penduduk
menurut mata pencaharian Desa Tawanargo.
Tabel 4.24 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Total
1 Petani 631 400 1031
2 Buruh Tani 452 347 799
3 Pegawai Negeri Sipil 16 5 21
4 Peternak 7 07
5 Montir 1 01
6 Perawat Swasta 1 12
7 Ahli Pengobatan Alternatif 0 1 1
8 TNI 4 04
9 POLRI 1 01
10 Guru Swasta 4 10 14
11 Pedagang Keliling 21 21 42
12 Tukang Kayu 4 04
13 Tukang Batu 24 0 24
14 Pembantu Rumah Tangga 0 55
15 Arsitektur/Desainer 0 11
Sumber: monografi desa
LAPORAN AKHR STUDIO | 172
Jumlah Penduduk Menurut Mata
Pencaharian
Jumlah Penduduk
1031
799
Petani 21 7 4 14 42 4 24
Peternak TNI
Buruh Tani Pegawai Guru Pedagang Tukang Tukang
Negeri Swasta Keliling Kayu Batu
Sipil
Gambar 4.41 Diagram Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Sumber: Monografi Desa
Dari data diatas, maka dapat diketahui bahwa pekerjaan petani dan buruh tani
mendominasi dibandingkan dengan pekerjaan yang lain yaitu berjumlah 1.051 jiwa dan 799
jiwa. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi tempat tinggal mereka yang mana sebagian besar
merupakan lahan pertanian, sehingga mereka memanfaatkan lahan tersebut untuk mendapat
penghasilan.
LAPORAN AKHR STUDIO | 173
4.5.2 Sumber Perekonomian
Ekonomi desa merupakan aktivitas masyarakat desa dalam mengembangkan
sistem perekonomian desa dengan tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada umumnya,
wilayah pedesaan didominasi oleh lahan pertanian, baik sayuran maupun buah-buahan. Sama
halnya dengan Desa Tawangargo pada kondisi eksistingnya sekitar 70% didominasi oleh
lahan pertanian sehingga tak heran jika mata pencaharian masyarakat Desa Tawnagargo
merupakan petani atau buruh tani. Selain itu, Desa Tawangargo juga sedang mengembangkan
Desa Wisata dan UMKM supaya bisa membantu mendongkrak perekonomian desa.
1. Komoditas Unggulan
Berdasarkan Badan Litbang Pertanian, komoditas unggulan merupakan
komoditas andalan yang memiliki posisi strategis untuk dikembangkan di suatu
wilayah yang penetapannya didasarkan pada berbagai pertimbangan baik secara
teknis maupun sosial ekonomi dan kelembagaan. Penetapan suatu komoditas
sebagai komoditas unggulan daerah harus disesuaikan dengan potensi
sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang dimiliki oleh daerah. Selain itu,
komoditas unggulan juga memiliki produktifitas yang tinggi dan dapat
memberikan nilai tambah sehingga berdampak positif bagi kesejahteraan
masyarakat.
Setiap daerah memiliki komoditas atau sektor unggulan masing-masing yang
dikembangkan, sama halnya dengan Desa Tawangargo. Menurut Kepala Desa
Tawangargo, beberapa tahun terakhir ini, Desa Tawangargo mempunyai
komitmen mengolah potensi pada sektor pertanian. Selain itu, Kepala Urusan
Tata Usaha dan Umum Desa Tawangargo juga mengatakan bahwa potensi
terbesar di Desa Tawangargo adalah pertanian, baik berupa bahan pangan,
holtikultura, maupun tanaman perkebunan.
Luas lahan pertanian di Desa Tawangargo sekitar 693 Ha dan Hutan Produksi
sekitar 430 Ha, maka tak heran jika komoditas unggulan Desa Tawangargo
terletak pada sektor pertanian. Lahan pertanian ini terbagi menjadi dua, yaitu
lahan pertanian kering dan lahan pertanian basah dimana memiliki karakteristik
masing-masing. Hasil Komoditas Unggulan
Desa Tawangargo sebagian besar wilayahnya merupakan lahan pertanian dan
perkebunan, maka masyarakat setempat sangat bergantung pada hasil pertanian
mereka. Lahan pertanian sebagian besar ditanami berbagai macam tanaman
sayur mayur, seperti terong, sawi, seledri, buncis, jagung, dan lain sebagainya.
Hal ini juga didukung oleh tanah yang ada di desa tawangargo, yang memiliki
tanah hitam dimana tanah tersebut sangat cocok sebagai lahan pertanian dan
perkebunan.
Dari keenam dusun yang ada di Desa Tawangargo, masing-masing berada di
ketinggian yang berbeda, sehingga komoditas pertaniannya berbeda pula. Berikut
komoditas pertanian berdasarkan dusun yang ada di Desa Tawangargo:
LAPORAN AKHR STUDIO | 174
Tabel 4.25 Tabel komoditas unggulan Desa Tawangargo
No Dusun Letak Komoditas
1 Suwaluhan Dataran Rendah Pertanian pangan seperti padi
2 Kalimalang Dataran Rendah dan jagung
3 Leban Sedang Holtikultura/sayur-sayuran
4 Ngudi Sedang Kopi dan buah buahan seperti
Dataran Tinggi jeruk, apel, jambu
5 Lasah Dataran Tinggi
6 Boro
Sumber: FGD UB
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa di setiap ketinggian memiliki
komoditas yang berbeda. Dataran rendah seperti Dusun Suwaluhan dan Kalimalang memiliki
fokus pada komoditas pertanian pangan seperti padi dan jagung. Kepala Dusun Kalimalang
mengungkapkan bahwa komoditas jagung memiliki prospek untuk diolah lagi, baik sebagai
bahan makanan maupun jajanan. Dusun Leban dan Ngudi yang berada di Dataran Sedang
memiliki fokus pada komoditas holtikultura/sayur-sayuran. Selama ini Dusun Ngudi juga
dikenal sebagai salah satu penghasil sayur mayur terbesar di Malang.
Gambar 4.42 Foto Mapping Komoditas per dusun
Sumber: FGD UB
Sedangkan Dusun Leban menjadi sentra dari banyak aktivitas maupun usaha
masyarakat seperti industri kuliner, wisata edukasi sayuran, dan lain sebagainya. Dusun Lasah
LAPORAN AKHR STUDIO | 175
dan Dusun Boro yang berada di Dataran tinggi memiliki fokus pada komoditas Kopi dan
buah-buahan seperti jeruk, apel, jambu dan lain sebagainya. Dikarenakan dusun Boro ini
terdapat hutan produksi UB Forest yang berupa hutan pinus, maka lahan tersebut juga
dimanfaatkan masyarakat Dusun Boro untuk ditanami Kopi.
Selain itu, menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, hasil
pertanian yang ada di Desa Tawangargo sebagian besar merupakan sayur mayur berupa
sawi. Hasil pertanian tersebut dapat dilihat di tabel di bawah ini. Tabel hasil pertanian Desa
Tawangargo tahun 2017.
Tabel 4.26 Hasil Pertanian Desa Tawangargo tahun 2017
No Komoditi Produksi (Ton)
1 Tanaman Pangan
Padi 50
Jagung Lokal 10
2 Tanaman Buah
Jeruk 55
Apel -
Jambu 10
3 Tanaman Sayur
Tomat 230
Cabe Besar 23
Terong 5
Timun 6
Jagung Manis 123
Brongkol 134
Buncis 25
Andewi 350
Letus 400
Sawi 750
4 Tanaman Kebun
Kopi 7
Sumber: RPJM Desa Tawangargo
LAPORAN AKHR STUDIO | 176
Gambar 4.43 Kebun Sawi yang ada di Desa Tawangargo
Sumber: Hasil Survey 2021
Dari tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pertanian
merujuk pada tanaman sayur dengan produksi yang paling besar yaitu sawi
sejumlah 750 ton pada tahun 2017. Hasil pertanian tersebut biasanya akan dijual
langsung ke pasar karangploso atau dijajakan di warung milik mereka sendiri.
Selain itu, sayur mayur yang dihasilkan Desa Tawangargo juga merupakan desa
terbesar pemasok sayuran di Pasar Karangploso dan Kota Batu
2. Hasil Hutan Produksi
Gambar 4.44 Hutan UB Forest
Sumber: Hasil Survey
Hutan merupakan sebuah wilayah daratan yang ditumbuhi tanaman dan
pepohonan yang lebat. Fungsi dan manfaat hutan bagi makhluk hidup adalah
menghasilkan oksigen dan menyerap karbondioksida. Hutan yang ada di desa
tawangargo berada di Dusun Boro. hutan ini merupakan hutan milik Universitas
Brawijaya yang dikenal dengan sebutan “UB Forest”. Hutan Pendidikan
Universitas Brawijaya(UB) diresmikan pada senin, 19 September 2016. Visi dari
UB Forest adalah menjadikan UB Forest sebagai laboratorium hidup di dalam
pelayanan akademik penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat. Status
tanah dari UB Forest adalah tanah hibah yang diberikan oleh Kementrian
LAPORAN AKHR STUDIO | 177
Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada Universitas Brawisaja untuk nantinya
dikelola dengan baik.
3. Jenis Tanaman UB Forest
Luas UB Forest sekitar 554 Ha yang berada di kawasan lereng Gunung Arjuno
dengan ditanami dua jenis tanaman tegakan, yaitu Pohon Mahoni dan Pohon
Pinus. Selain itu, terdapat pula jenis tanaman lain yang dibudidayakan atau
ditanam oleh masyarakat dibawah tegakan. Tanaman tersebut adalah jenis
tanaman tahunan dan semusim seperti, kopi, mbothe, jahe, kunir, wortel, dan
lain sebagainya(Oktadiani, 2019).
a. Dampak UB Forest
Dengan adanya UB Forest sendiri sangat membantu masyarakat untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Tawangargo. Menigngat
masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan UB Forest dominan bekerja
sebagai petani yang menggantungkan sumber perekonomian pada hasil
hutan di sekitarnya. Sebelum menjadi kawasan UB Forest yang merupakan
kawasan hutan yang dikelola oleh Perhutani, masyarakat sekitar melakukan
penyadapan pada pohon pinus di kawasan hutan milik Perhutani. Hasil dari
penyadapan pohon pinus disetorkan kepada Perhutani sehingga dapat
menambah penghasilan dan mengisi kekosongan petani sambil menunggu
tanaman yang ditanam panen. Namun, saat ini masyarakat diminta untuk
tidak lagi melakukan penyadapan dan fokus pada tanaman kopi, sehingga
tanaman kopi menjadi tanaman yang diharapkan dapat dikelola secara terus
menerus dan dapat dipasarkan supaya nantinya dapat menambah
penghasilan bagi masyarakat setempat.
Gambar 4.45 Tanaman Kopi
Sumber: travel.kompas.com
Jenis kopi yang menjadi komoditas unggulan di UB Forest yaitu Kopi Arabika
dan Kopi Robusta. Tanaman kopi dikelola oleh petani di masyarakat sekitar
kawasan UB Forest. Petani diarahkan untuk lebih fokus membudidayakan
kopi terutama budidaya petik merah yang berarti memanen kopi biji merah
supaya nilai jual menjadi lebih tinggi. Kopi dengan warna merah menandakan
bahwa masak penuh sehingga akan menghasilkan nilai jual yang lebih tinggi
dibandingkan kopi berwarna hijau atau kuning.
LAPORAN AKHR STUDIO | 178
Gambar 4.46 Petani Kopi
Sumber: Hasil Survey 2021
Pengelolaan kopi pasca panen yaitu akan dilakukan di Pusat Kopi UB Forest
yang terletak di tengah hutan UB Forest dengan tujuan memberi manfaat
untuk masyarakat sekitar. Setelah melewati tahap pengelolaan, kopi akan
diolah menjadi kopi bubuk yang nantinya akan dijual dan dipasarkan secara
luas. Untuk pendapatan, UB Forest menetapkan kebijakan baru pada
budidaya kopi yaitu adanya bagi hasil 70% : 30% untuk petani dan
UB.(Anggraini, 2018)
4. Objek Wisata
Objek Wisata merupakan sebuah tempat rekreasi/tempat berwisata yang dapat
berupa objek wisata alam seperti gunung, danau, pantai, laut, atau berupa objek
wisata bangunan seperti museum dan benteng. Desa Tawangargo terletak di
dataran tinggi sekitar Gunung Arjuno dengan ketinggian sekitar 777 meter di
atas permukaan laut yang memiliki bentangan lahan pertanian yang luas yang bisa
dimanfaatkan sebagai obyek wisata alam seperti petik buah dan sayur, edukasi
pertanian, dan lain sebagainya.
Objek wisata ini dapat dikembangkan secara maksimal supaya dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan
mereka sehari-hari. Pengelolaan atau pengembangan kegiatan wisata sangat
diperlukan dalam rangka untuk menarik minat wisatawan di daerah tujuan
wisata.
Dengan keberadaan objek wisata di Desa Tawangargo ini sejalan dengan arah
kebijakan pembangunan desa yang menyebutkan bahwa pemerintah desa ingin
mewujudkan desa wisata dan mengikutsertakan semua masyarakat untuk
berpartisipasi dalam mewujudkan desa wisata. Desa wisata ini diwujudkan dalam
bentuk objek wisata alam yang berupa Dusun Sahabat Alam, Tango Karlos
Garden, wisata lintas arjuno, dan lain sebagainya. Namun, meskipun begitu, perlu
LAPORAN AKHR STUDIO | 179
adanya pengembangan lebih lanjut terkait masing-masing objek wisata supaya
dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Tawangargo.
a. Dusun Sahabat Alam,
Gambar 4.47 Dusun Sahabat Alam
Sumber: dusunsahabatalam.com
Objek wisata di desa tawangargo yaitu Dusun Sahabat Alam(d’sa). Wisata
ini merupakan wisata alam dan edukasi pelestarian lingkungan yang terletak
di Dusun Lasah, Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso(7 km dari kota
wisata Batu dan 18 km dari kota Malang). Dengan motto “Peduli Alam
Lestari”, d’sa ingin mengajak pangunjung/masyarakat untuk menikmati
keindahan alam sekaligus menumbuhkan kepedulian untuk melestarikannya
melalui program edukasi berwawasan lingkungan. Adapun kegiatan dan
fasilitas yang ada di wisata ini yaitu:
1) Camping untuk berbagai kegiatan sekolah, universitas, organisasi dan lain
lain.
2) Family camping untuk keluarga
3) Penginapan pondok kayu
4) Outbound untuk anak-anak dan dewasa
5) Character building game
6) Trekking melintasi sungai, tebing, sawah dan lading
7) Edukasi lingkungan:
8) Pengelolaan sampah
9) Pertanian(sayur dan tanaman buah)
10) Peternakan kecil (unggas, ikan, cacing)
11) Edukasi astronomi(pengamatan dan pembelajaran benda langit di malam
hari) dengan teropong bintang.
12) Acara keluarga bertema pesta kebun seperti ulang tahun, arisa,
pernikahan, dan lain sebagainya.
13) Acara untuk organisasi/instansi seperti seminar, rapat, dan lain
sebagainya.
LAPORAN AKHR STUDIO | 180
Pengembangan promosi Dusun Sahabat Alam ini memanfaatkan media online
seperti website, media sosial, dan media cetak seperti brosur terkait fasilitas dan
kegiatan di Dusun Sahabat Alam.
Gambar 4.48 Brosur Dusun Sahabat Alam
Sumber: Hasil Survey 2021
b. Wisata lintas arjuno
Gambar 4.49 Lintas arjuno
Sumber: tawangargo.sideka.id
Wisata lintas arjuno di gagas dan di mulai pembangunannya oleh salah satu tokoh
masyarakat Desa Tawangargo, yaitu Bpk. Agus Susano, SE. tempat wisata ini
pembangunannya hamppir rampung ini dilengkapi dengan fasilitas 10 kamar
mandi, gedung serba guna dan lesehan yang memiliki daya tampung lebih dari
500 ruang. Nama lintas arjuno sendiri diambil arena memiliki arti yang luas selain
sebagai tempat wisata nama lintas arjuno bisa diartikan sebagai kegiatan yang
multi fungsi seperti trail, jeep, wisata alam dan wisata kuliner serta kopi yang
akan terus dikembangkan di tempat wisata ini.
LAPORAN AKHR STUDIO | 181
c. Tango Karlos Garden
Gambar 4.50 Taman yang masih dalam proses pembangunan
Sumber: Hasil Survey 2021
Desa Tawangargo kini sedang mengembangkan wahana wisata baru, tepat
disamping Kantor Desa Tawangargo. Wisata ini nantinya akan dibuat taman yang
bisa digunakan berselfie dan menikmati pemandangan desa tawangargo.
Mengingat minat masyarakat saat ini yang natural dan berbasis alam. Selain itu,
wisata ini juga ditambah dengan danau buatan dikelilingnya serta terlihat
pemandangan pegunungan dan beberapa perkebunan juga menambah keindahan
taman. Pengelolaan ini dibiayai oleh salah satu investor dari Surabaya dan proses
pengerjaannya dilakukan oleh warga setempat. Wisata ini diharapkan dapat
membuka lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat Desa Tawangargo. Desa
5. UMKM
UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang
berarti usaha produktif milik perorangan ataupun badan usaha kecil. Peran
UMKM sangatlah penting dalam meningkatkan perekonomian dimana UMKM
mampu berkontribusi dalam penyediaan laapngan pekerjaan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Banyak masyarakat Desa Tawangargo yang
mendirikan industri kecil baik skala rumahan maupun kelompok. UMKM ini
seringkali berupa Toko Kelontong yang menjual kebutuhan masyarkat sehari-
hari. Selain itu, terdapat badan usaha berupa pengolahan sayur pasca panen
dimana sebelum dipasarkan, dibersihkan dan ditata terlebih dahulu.
LAPORAN AKHR STUDIO | 182
a. Toko Kelontong/Sembako
Gambar 4.51 Toko Bu Tuti
Sumber: Hasil Survey 2021
Toko kelontong merupakan toko yang menyediakan kebutuhan sehari-hari
seperti sabun, sikat gigi, beras, minyak goreng, gula, dan lain sebagainya.
Usaha seperti ini dapat menambah penghasilan pemilik toko dan dapat
mempermudah masyarakat sekitar dalam memenuhi kebutuhan mereka
sehari-hari. Di Desa Tawangargo, jumlah toko kelontong/sembako ini
tergolong sering dijumpai di hampir setiap ruas jalan, baik di jalan kolektor
maupun lingkungan.
b. Restoran
Gambar 4.52 Restoran Bebek Kerto
Sumber: Hasil Survey 2021
Restoran merupakan suatu tempat yang menyediakan pelayanan terkait
kebutuhan makanan dan minuman konsumennya. Di Desa Tawangargo, jumlah
restoran tergolong jarang ditemui karena didominasi oleh warung makan kecil.
Restoran yang ada di Desa Tawangargo yaitu restoran Bebek Kerto, Restoran
LAPORAN AKHR STUDIO | 183
Warung Luwe, Restoran Prasmanan, RM Padang, dan lain sebagainya. Hampir
semua restoran terletak di sepanjang jalan kolektor di Dusun Leban. Hal ini
dikarenakan jalan ini sering dilewati dibandingkan dengan jalan lain di Desa
Tawangargo. Selain itu, jalan ini juga menghubungkan Kota Batu dengan
Kabupaten Malang sehingga seringkali dilewati pengguna jalan.
c. Industri Rumahan Pengelolaan Sayuran
Gambar 4.53Jagung manis mbak arni
Sumber: hasil survery 2021
Selanjutnya yaitu usaha rumahan pengolahan sayuran. Usaha ini dilakukan
pasca panen yaitu sayuran-sayuran yang sudah dipanen maka dibersihkan,
ditata, dan diolah sedemikian rupa sebelum nantinya dipasarkan. Sebagai
contoh yaitu jagung mbak arni yang terletak di Dusun Ngudi yang
berbatasan langsung dengan Kota Batu. Setelah jagung dipanen, ada yang
dibersihkan kulitnya dan ditata dengan rapi sebelum dikirim ke pasar.
Selain ketiga UMKM diatas, terdapat juga beberapa produk yang sedang
dikembangkan oleh masyarakat, diantaranya
a. Dusun Suwaluhan
Gambar 4.54 Produk yang ada di Dusun Suwaluhan
Sumber: Tawangargo.sideka.id
Masyarakat Dusun Suwaluhan memiliki banyak produk usaha salah satunya
yang terkenal yaitu produk makanan ringan bernama endessnack yang
memproduksi makaroni, fusili, usus dll, dan ada juga produk HAPP dessert
LAPORAN AKHR STUDIO | 184
and cake dengan produk andalan mereka seperti aneka Brownis dan olahan
cake pisang, serta produk lainnya yaitu Jamu.
b. Dusun Boro
Gambar 4.55 Produk yang ada di Dusun Boro
Sumber: Tawangargo.sideka.id
Dusun Boro memiliki produk unggulan yaitu Kopi Arabika dan Robusta
dengan merk “GUNUNG MUJUR KARLOS TANGGO”.
c. Dusun Ngudi
Gambar 4.56 Produk yang ada di Dusun Boro
Sumber: Tawangargo.sideka.id
Dusun Ngudi memiliki produk unggulan berupa olahan Jamu, seperti Jamu
Beras Kencur, Jamu Sirih, dan Jamu Kunyit Asem.
d. Dusun Leban
Gambar 4.57 Produk yang ada di Dusun Leban
Sumber: Tawangargo.sideka.id
LAPORAN AKHR STUDIO | 185
Di Dusun Leban terdapat olahan jagung dari Ibu yang menjadi produk
unggulan desa saat ini, tetapi tidak hanya olahan jagung saja yang dikenal di
Leban melainkan ada produk makanan tradisional yaitu Rengginang.
e. Dusun Lasah
Gambar 4.58 Produk yang ada di Dusun Lasah
Sumber: Tawangargo.sideka.id
Dusun Lasah mempunyai produk unggulan yang terbuat dari Pepaya dan
daun luntas. Yang pertama mereka mempunyai produk dari olahan pepaya
yaitu “PENAK” (stik pepaya enak).
f. Dusun Kalimalang
Gambar 4.59Produk yang ada di Dusun Boro
Sumber: Tawangargo.sideka.id
Dusun Kalimalang mempunyai produk unggulan berupa Jamu Instant.
Produk jamu ini tersedia dalam bentuk bubuk dan botolan. Untuk komposisi
produk jamu tersebut terdiri dari gula, dan bahan lain, bahan lain itu seperti
Kunyit asam, jahe, temulawak tergantung jenis jamu yang di produksi.
LAPORAN AKHR STUDIO | 186
4.6 Analisis Arah Pergerakan
4.6.1 Arah Pergerakan Pendidikan
Tabel 4.27 Fasilitas Pendidikan Desa Tawangargo
Fasilitas Nama Sekolah Persebaran
Pendidikan
PAUD PAUD Al Ma'unah Dusun Kalimalang
PAUD Bimbel Bintang Insani Dusun Leban
PAUD Plus Alfiyah Dusun Lasah
TK/RA RA Miftahul Abror Dusun Kalimalang
TK Dharma Wanita Persatuan Dusun Leban
TK PKK 1 Tunas Harapan Dusun Lasah
MI/SD MI Miftahul Abror Dusun Kalimalang
SDN Tawangargo 1 Dusun Leban
SDN Tawangargo 2 Dusun Lasah
SMP SMP PGRI 3 Karangploso Lasah
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Fasilitas pendidikan yang ada di Desa Tawangargo sudah cukup memadai.
Dimulai dari tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) dengan jumlah tiga sekolah yang
berada di tiga dusun yaitu dusun Leban, Lasah, dan Kalimalang. Sedangkan Fasilitas
Pendidikan PAUD yang ada di desa Tawangargo berjumlah 3 yang berada di Dusun
Kalimalang, Leban, dan Lasah. Masyarakat Desa Tawangargo yang berada di dusun
Kalimalang, Leban dan Lasah menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah yang terdekat di
sekitar tempat mereka tinggal. Berbeda dengan masyarakat di 3 Dusun lainnya yaitu
masyarakat di dusun Boro, Ngudi dan Suwaluhan yang harus menyekolahkan anaknya ke
Paud dan TK yang berada di Dusun terdekat yang beray di Desa Tawangargo.
Sekolah Dasar (SD) di Desa Tawangargo berjumlah tiga sekolah, dua SD
berstatus sekolah negeri yaitu SDM Tawangargo 1 dan SDN Tawangargo 2 dan satunya lagi
berstatus swasta yaitu MI Miftahul Abror. Kedua SD Negeri berada di Dusun Leban dan
Lasah, sedangkan MI berada di Dusun Kalimalang. Pergerakan pendidikan anak-anak yang
masih SD terpusat pada tiga dusun tersebut, sedangkan untuk anak-anak SD yang berada di
Dusun Ngudi, Suwaluhan, dan Boro bersekolah di SD/MI yang berada di Dusun Lasah, Leban,
dan Kalimalang.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Desa Tawangargo berjumlah 1 sekolah
yang berada di Dusun Lasah dengan status sekolah swasta yaitu SMP PGRI 3 Karangploso.
Karena sekolah SMP di Desa Tawangargo hanya satu, kebanyakan siswa yang telah lulus
Sekolah Dasar di beberapa dusun dan ingin melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama,
mereka akan bersekutu di SMP PGRI 3 Karangploso yang ada di Dusun Lasah.
Sekolah Menengah Atas atau sederajatnya, di Desa Tawangargo masih belum
memiliki fasilitasnya. Sehingga, siswa yang telah lulus Sekolah Menengah Pertama akan
bersekolah diluar Desa Tawangargo. Berdasarkan hasil wawancara dan radius Fasilitas
Pendidikan SMA/SMK terdekat dari Desa Tawangargo adalah SMK Negeri 2 Batu yang
berada di Desa Giripurno dan beberapa SMA/SMK yang ada di Kecamatan Karangploso.
LAPORAN AKHR STUDIO | 187
Tabel 4.28 Arah Pergerakan Pendidikan Desa Tawangargo
No Dusun Nama Arah Pendidikan
1 Boro Narni Tawangargo
2 Dusun Lasah Astutik Tawangargo
Mariono Tawangargo
Sutrisno Karangjuwet, Donowarih
Yuli Karangjuwet, Donowarih
Miskanah Kota Batu
Sianisah Tawangargo
Susarni Tawangargo
Ita Tawangargo
Matsulian Tawangargo
3 Dusun Suwaluhan dan Dusun Mujiati Tawangargo
Kalimalang Triana Tawangargo
Sumanto Karangjuwet, Donowarih
4 Dusun Leban dan Dusun Ngudi Sutaji Kota Batu
Rusmini Karangjuwet, Donowarih
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A Sumiati Karangjuwet, Donowarih
Painem Pendem, Kota Batu
Kasiati Karangjuwet, Donowarih
Luluk Batu
Yati Tawangargo
Siami Tawangargo
Berdasarkan hasil wawancara pergerakan penduduk untuk tujuan pendidikan
dapat dilihat dari jumlah penduduk usia 5-19 tahun yaitu mulai dari Paud, TK, SD, SMP, dan
SMA. Berdasarkan usia pendidikan terdapat 1042 jiwa yang masih dalam usia pendidikan dan
arah pergerakan penduduk untuk tujuan pendidikan ini tergantung letak tempat tinggalnya.
Untuk penduduk yang tinggal di Dusun Lasah dan Ngudi sebagian besar bersekolah di
wilayah Tawangargo sendiri untuk pendidikan TK dan SD, lalu untuk sekolah menengah
sebagian bergerak menuju Desa Karang Duwet dan sebagian ke arah Batu dan sebagian lagi
di Tawangargo sendiri. Untuk Dusun Suwaluhan, pendidikan TK dan SD sebagian besar
bergerak ke arah Desa Pendem, Batu dan sekolah menengah ke arah Desa Karang Duwet.
Untuk Dusun Kalimalang dan Boro sebagai besar pendidikan TK dan SD bergerak ke arah
Desa Tawngargo sendiri dan untuk sekolah menengah ke arah Desa Karang Duwet.
LAPORAN AKHR STUDIO | 188
Peta 4.14 Peta Pergerakan Pendidikan
Pendidikan dasar di Untuk pendidikan dasar di
Dusun Leban, Ngudi, Dusun Boro cenderung memilih
dan Lasah cenderung di Desa Tawangargo, sedangkan
ke Desa Tawangargo pendidikan menengah,
sendiri, namun cenderung memilih di Desa
pendidikan Donowarih.
meneengah
cenderung ek Kota Desa Donowarih
Batu
Kota Batu
Desa Pendem Dari beberapa responden
di Dusun Suwaluhan dan
Dusun Kalimalang untuk
pendidikan TK dan SD
sebagian besar menuju
Desa Pendem, Batu.
sedangkan untuk
Pendidikan sekolah
menengah ke arah
Dusun Donowarih.
LAPORAN AKHR STUDIO | 189
4.6.2 Arah Pergerakan Ekonomi
Pergerakan atau pola pergerakan ekonomi merupakan pergerakan dimana
masyarakat suatu wilayah cenderung ke suatu tempat dalam memenuhi kebutuhan mereka
sehari-harinya. Dalam analisis ini, penelitian ini menggunakan metode wawancara kepada
masyarakat desa Tawangargo dengan alat berupa kuesioner. Kuesioner ini dibagikan di
masing-masing dusun dengan total respnden 21 orang. Data yang diperoleh diharapkan dapat
mengetahui pergerakan perekonomian di Desa Tawangargo. Berikut merupakan hasil
kuesioner dari beberapa dusun:
Tabel 4.29 Hasil Wawancara Pergerakan Ekonomi
No Dusun Nama Pasar Arah Pekerjaan
1 Boro
Arah Keterangan Pertanian Sendiri
2 Dusun Lasah Rumah Tangga
Narni Pasar Karangploso Tidak Menentu Ladang pribadi
Ladang pribadi
Astutik Pasar Karangploso Tidak menentu Pedagang
Timur
Mariono Pasar Karangploso Tidak menentu
Selatan
Sutrisno Pasar Karangploso Tidak menentu Selatan
Selatan
Yuli Pasar Karangploso Jika bahan toko habis Selatan
Miskanah Pasar Karangploso Tidak menentu (kadang 2-3
kali saja setiap bulan kadang
tidak pernah satu bulan)
Sianisah Pasar Karangploso Tidak menentu
Susarni Pasar Karangploso Tidak menentu
Ita Pasar Karangploso Tidak menentu
Matsulian Pasar Karangploso Tidak menentu
Mujiati Pasar Karangploso Tidak menentu Selatan
Selatan
Triana Pasar Karangploso Tidak menentu Buruh Tani
Petani
3 Dusun Suwaluhan Sumanto Pedagang Keliling Hampir setiap hari Ibu Rumah Tangga
dan Dusun Sutaji Pasar Batu Tidak menentu Pedagang Rumahan
Kalimalang Rusmini Petani
Pedagang Keliling/Pasar Tidak menentu Pedagang Kelontong
Rumahan
Karangploso Pedagang Rumah Makan
Sumiati Pasar Karangploso Tidak menentu Petani
Ibu Rumah Tangga
Painem Pasar Karangploso Tidak menentu
4 Dusun Leban dan Kasiati Pasar Batu Jika kebutuhan toko dan
Dusun Ngudi rumah habis
Luluk Pasar Batu Jika kebutuhan toko dan
rumah habis
Yati Pedagang Keliling Hampir setiap hari
Siami Pasar Karangploso Tidak menentu
Sumber: Hasil Wawancara Kelompok 1A
Dari tabel diatas maka dapat diperoleh informasi bahwa masyarakat Desa
Tawangargo dalam memenuhi kebutuhannya sebagian besar merujuk ke pasar karangploso,
karena dirasa lebih lengkap daripada toko rumahan. Namun, masyarakat Desa Tawangargo
tidak setiap hari pergi ke pasar karangploso, mereka pergi ke pasar karangploso saat
kebutuhan mereka mulai menipis. Selain itu, para pedagang kelontong maupun pedagang
rumah makan lebih memilih membeli kebutuhan toko mereka ke pasar batu. Hal ini
kemungkinan karena pasar batu lebih lengkap dan murah jika membeli secara grosir.
LAPORAN AKHR STUDIO | 190
Peta 4.15 Peta Pergerakan Ekoomi
Pasar Batu Pasar Karangploso
LAPORAN AKHR STUDIO | 191
4.6.3 Arah Pergerakan Mata Pencaharian
Tabel 4.30 Hasil Wawancara Pergerakan Mata Pencaharian
No Dusun Nama Arah Pekerjaan
1 Boro Narni Pertanian Sendiri
2 Dusun Lasah Astutik
Mariono Rumah Tangga
Sutrisno
Yuli Ladang pribadi
Miskanah
Sianisah Ladang pribadi
Susarni
Ita Pedagang
Matsulian
Timur
Selatan
Selatan
Selatan
Selatan
Mujiati Selatan
Selatan
Triana Buruh Tani
Petani
3 Dusun Sumanto Ibu Rumah Tangga
Pedagang Rumahan
Suwaluhan dan Sutaji Petani
Dusun Rusmini Pedagang Kelontong
Kalimalang Sumiati Rumahan
Pedagang Rumah
Painem Makan
Petani
4 Dusun Leban Kasiati Ibu Rumah Tangga
dan Dusun
Ngudi Luluk
Yati
Siami
Sumber: Hasil Wawancara 2021
Sedangkan pekerjaan masyarakat Desa Tawangargo sebagian besar merupakan
petani dan buruh tani, sesuai dengan data jumlah penduduk di profil desa. Dari hasil
kuesioner diatas, pekerjaan responden bermacam-macam, yaitu petani, buruh tani,
pedagang, dan ibu rumah tangga. Menurut informasi yang didapat, pedagang
rumah/kelontong juga memiliki lahan yang dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan
mereka.
LAPORAN AKHR STUDIO | 192
Peta 4.16 Peta Pergerakan Mata Pencaharian
UB Forest
Karena sebagian
besar masyarakat
Desa Tawangargo
bekerja sebagai
petani, maka arah
pergerakan mata
pencaharian
mereka menuju ke
ladang, baik milik
mereka pribadi
maupun orang lain
LAPORAN AKHR STUDIO | 193
4.7 Analisis Kelembagaan
4.7.1 Jenis Kelembagaan
Analisis Kelembagaan digunakan untuk memfasilitasi bagi terciptanya integrasi
dan sinergi kebijakan antar sector dan daerah meliputi:
1. Identifikasi peningkatan peran dan kapasitas dari Pemerintah (Pusat/daerah)
berdasarkanperaturan perundangan yang berlaku
2. Identifikasi dan peningkatn peran dan kapasitas dari forum berdasarkan
peraturan perundangan yang berlaku
3. Identifikasi keterlibatan peran stakeholder diluar Pemerintah dalam penyusunan
strategi pengembangan
Setiap desa pasti memiliki lembaga kemasyarakatan untuk melakukan
pemberdayaan masyarakat desa, ikut serta merencanakan dan melaksanakan pembangunan,
serta meningkatkan pelayanan masyarakat desa. Lembaga kemasyarakatan desa mencakup
seperti Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Pemusyawaratan Desa, dan lain sebagainya.
Desa tawangargo memiliki beberapa lembaga kemasyarakatan desa, seperti sebagai berikut:
1. Pemerintah Desa
2. BPD ( Badan Permusyawaratan Desa )
3. LPMD ( Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa )
4. PKK ( Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga )
5. Karangtaruna
6. BUMDes ( Badan Usaha Milik Desa )
7. Gapoktan ( Gabungan Kelompok Tani )
Masing-masing lembaga Desa tersebut memiliki kedudukan, tugas dan fungsi
tertentu dalam konstruksi penyelenggaraan pemerintah desa yakni:
1. Kedudukan suatu lembaga desa mencerminkan peran yang diemban oleh
lembaga desa tersebut
2. Tugas dan kedudukan lembaga desa merupakan derivasi atau uraian lebih lanjut
dari kewenangan desa, sehingga seluruh kewenangan desa dapat diselenggarakan
secara efektif oleh lembaga- lembaga desa tersebut.
LAPORAN AKHR STUDIO | 194
4.7.1.1 Pemerintahan Desa
4.7.1.1.1 Struktur organisasi
Gambar 4.60 Struktur Pemerintahan Desa Tawagargo
Sumber: Profil Desa
4.7.1.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi
1. Kepala Desa
Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas Kepala Desa memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan Pemerintahan Desa, seperti tata praja Pemerintahan,
penetapan peraturan di desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan
ketentraman dan ketertiban, melakukan upaya perlindungan masyarakat,
administrasi kependudukan, dan penataan dan pengelolaan wilayah.
b. Melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana prasarana
perdesaan, dan pembangunan bidang pendidikan, kesehatan.
c. Pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan kewajiban
masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya masyarakat, keagamaan,
dan ketenagakerjaan.
d. Pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi masyarakat
di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan
keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna.
e. Menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan
Serta Membina kehidupan masyarakat dan perekonomian Desa;
f. Dalam melaksanakan tugas, kepala desa mempunyai wewenang Memimpin
penyelenggaraan pemerintah desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan
bersama BPD;
g. Mengajukan rancangan peraturan Desa
h. Menetapkan PERDES yang telah mendapat persetujuan bersama BPD;
i. Menetapkan peraturan-peraturan yang telah mendapatkan persetujuan
bersama BPD
j. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengnenai APB Desa
untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD
2. Sekretaris Desa
LAPORAN AKHR STUDIO | 195
Sekertaris Desa berkedudukan sebagai unsur pimpinan Sekretariat Desa.
Sekretaris Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam bidang administrasi
pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas, Sekretaris Desa mempunyai fungsi:
a. Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat
menyurat, arsip, dan ekspedisi.
b. Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat desa,
penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,
pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan
umum.
c. Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan,
administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi
administrasi keuangan, dan admnistrasi penghasilan Kepala Desa, Perangkat
Desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.
d. Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran
pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka
pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta
penyusunan laporan.
e. Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur staf pembantu Kepala Desa
dan memimpin Sekretariat Desa yang mempunyai tugas menjalankan
administrasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Desa
serta memberikan pelayanan administrasi kepada Kepala Desa;
f. Membantu Kepala Desa dalam mempersiapkan dan melaksanakan
pengelolaan administrasi Desa, mempersiapkan bahan penyusunan laporan
penyelenggaraan Pemerintah Desa;
3. Kepala Urusan
Kepala urusan berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat. Kepala urusan
bertugas membantu Sekretaris Desa dalam urusan pelayanan administrasi
pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas
kepala urusan mempunyai fungsi:
4. Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum
Kepala urusan tata usaha dan umum secara umum memiliki fungsi seperti
melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat
menyurat, arsip, dan ekspedisi, dan penataan administrasi perangkat desa,
penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,
pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan umum.
Tugas Pokok : Membantu Sekretaris Desa dalam melaksanakan administrasi
umum, tata usaha dan kearsipan, pengelolaan inventaris kekayaan desa, serta
mempersiapkan bahan rapat dan laporan.
Fungsi :
a. Pelaksanaan, pengendalian dan pengelolaan surat masuk dan surat keluar
serta pengendalian tata kearsipan;
b. Mengatur dan menata surat-surat yang dimintakan tanda tangan Kepala
Desa/Sekretaris Desa;
c. Menyelenggarakan penyusunan, pengetikan/ penggandaan dan proses surat
menyurat beserta pengirimannya;
LAPORAN AKHR STUDIO | 196
d. Mengatur rumah tangga Sekretariat Desa, tamu-tamu, kebutuhan kantor,
penyimpanan dan pemeliharaannya;
e. Pelaksanaan pencatatan inventarisasi kekayaan Desa;
f. Pelaksanaan penyediaan, penyimpanan dan pendistribusian alat tulis kantor
serta pemeliharaan dan perbaikan peralatan kantor;
g. Menyimpan, memelihara dan mengamankan arsip, mensistematisasikan
buku-buku inventaris, dokumen-dokumen, absensi Perangkat Desa dan
memberikan pelayanan/ Pengelolaan administrasi kepada semua perangkat
Desa;
5. Kepala Urusan Keuangan
Tugas Pokok : Membantu Sekretaris Desa dalam melaksanakan pengelolaan
sumber pendapatan Desa, pengelolaan administrasi keuangan Desa dan
mempersiapkan bahan penyusunan APB Desa.
Fungsi :
a. Mengelola administrasi keuangan Desa, mempersiapkan data guna
menyusun rancangan anggaran, perubahan dan perhitungan, penerimaan
dan pengeluaran keuangan Desa, melaksanakan tata pembukuan secara
teratur;
b. Menyelesaikan administrasi pelaksanaan pembayaran, upah dan gaji
Perangkat Desa ;
c. Membantu kelancaran pemasukan pendapatan Daerah, menginventarisir
kekayaan Desa, bondo Desa (luas, status, penggunaan dan lain-lain) ;
d. Persiapan bahan penyusunan APB Desa;
e. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Carik; dan
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.
6. Kepala Urusan Pemerintahan
Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan
administrasi kependudukan, administrasi pertanahan, pembinaan, ketentraman
dan ketertiban masyarakat Desa, mempersiapkan bahan perumusan kebijakan
penataan, Kebijakan dalam Penyusunan produk hukum Desa.
Fungsi :
a. Pelaksanaan kegiatan administrasi kependudukan;
b. Persiapan bahan-bahan penyusunan rancangan peraturan Desa dan
keputusan Kepala Desa;
c. Pelaksanaan kegiatan administrasi pertanahan;
d. Pelaksanaan Kegiatan pencatatan monografi Desa;
e. Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan penataan kelembagaan
masyarakat untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan Desa;
f. Membantu meningkatkan urusan-urusan RT/RW dan meningkatkan
kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK);
g. Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan kemasyarakatan yang
berhubungan dengan upaya menciptakan ketentraman dan ketertiban
masyarakat dan pertahanan sipil;
h. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Carik dalam bidang
pemerintahan; dan
i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Oleh Kepala Desa.
LAPORAN AKHR STUDIO | 197
7. Kepala Urusan Kesra ( Modin )
Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis Penyusunan Program Keagamaan serta
melaksanakan Program pemberdayaan masyarakat dan sosial kemasyarakatan.
Fungsi :
a. Mengadakan pencatatan pengurusan kematian serta segala sesuatu yang
berhubungan dengan kematian, pendataan tentang Nikah Talak Rujuk;
b. Penyiapan bahan untuk pelaksanaan program kegiatan keagamaan;
c. Penyiapan dan pelaksanaan program perkembangan kehidupan beragama;
d. Membantu mengatur pemberian bantuan pada korban bencana alam serta
mengamati pelaksanaannya;
e. Mengadakan usaha-usaha untuk menghimpun dana sosial untuk penderita
cacat, panti asuhan, badan-badan sosial lain serta mengkoordinir
pelaksanaannya;
f. Menyiapkan saran dan pertimbangan dalam penyusunan kegiatan generasi
muda dan olah raga;
g. Membantu mengusahakan pengawasan/ penanggulangan tindak perjudian,
tindakan-tindakan lain yang bersifat judi, gelandangan, tuna social;
h. Melaksanakan pembinaan di bidang pendidikan, kebudayaan, tempat-tempat
bersejarah, peningkatan kegiatan Keluarga Berencana, kesehatan masyarakat
dan kesehatan tempat umum, aliran kepercayaan, memelihara tempat-
tempat ibadah, pembinaan badan-badan sosial dan izin usaha sosial;
i. Penyiapan bahan dan pelaksanaan program, pemberdayaan masyarakat dan
sosial kemasyarakatan;
j. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Carik dalam bidang
kesejahteraan rakyat; dan
k. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Desa.
8. Kepala Urusan Perencanaan
Kepala urusan perencanaan memiliki fungsi mengoordinasikan urusan
perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja desa,
menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring
dan evaluasi program, serta penyusunan laporan.
LAPORAN AKHR STUDIO | 198
4.7.1.2 BPD ( Badan Permusyawaratan Desa )
4.7.1.2.1 Struktur organisasi
Gambar 4.61 Struktur Organisasi BPD
Sumber: Monografi Desa
Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD atau yang disebut
dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan
wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
Dalam Permendagri No.110/2016 Badan Permusyawaratan Desa mempunyai
fungsi, membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala
Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa, dan melakukan
pengawasan kinerja Kepala Desa.
Selain melaksanakan fungsi diatas, Badan Permusyawaratan Desa juga
mempunyai tugas sebagai berikut.
4.7.1.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi
BPD mempunyai tugas:
9. Menggali aspirasi masyarakat;
10. Menampung aspirasi masyarakat;
11. Mengelola aspirasi masyarakat;
12. Menyalurkan aspirasi masyarakat;
13. Menyelenggarakan musyawarah BPD;
14. Menyelenggarakan musyawarah Desa;
15. Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;
16. Menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk pemilihan Kepala Desa
antarwaktu;
17. Membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;
18. Melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa;
19. Melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
20. Menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan Pemerintah Desa dan
lembaga Desa lainnya
LAPORAN AKHR STUDIO | 199