Peta 3.17 Peta Klasifikasi Jalan
LAPORAN AKHR STUDIO | 100
Peta 3.18 Peta Kondisi Jalan
LAPORAN AKHR STUDIO | 101
Peta 3.19 Peta Perkerasan Jalan
LAPORAN AKHR STUDIO | 102
3.4 Aspek Kependudukan Wilayah Perencanaan
3.4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Dusun
Jumlah penduduk berdasarkan dusun dilihat dari persebaran penduduk yang ada
di desa Tawangaro. Data tersebut dapat dilihat dari tabel dan diagram berikut.
Tabel 3.15 Persebaran dan kepadatan penduduk Desa Tawangargo.
Nama Dusun Luas Dusun Jumlah
Penduduk
Boro 711.54 1571
Kalimalang 112.9 2444
Lasah 2019
Leban 147.86 1787
Ngudi 83.11 1431
Suwaluhan 60.84 951
Jumlah Penduduk 35.1 10204
Sumber: Profil Desa Tawangargo 2020 1151.35
Jumlah Penduduk Berdasarkan
Nama Dusun
2445
2019
1787
1571 1431
951
Boro Kalimalang Lasah Leban Ngudi Suwaluhan
Gambar 3.26 Jumlah Penduduk Berdasarkan Nama Dusun
Sumber: Profil Desa Tawangargo 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dusun kalimalang memiliki
jumlah penduduk yang paling banyak dari dusun lainnya dan dusun suwaluhan memiliki
jumlah penduduk paling sedikit dari semua dusun yang ada di Desa Tawangargo.
LAPORAN AKHR STUDIO | 103
3.4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin
Tabel 3.16 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Usia Laki-laki Perempuan Total
(Tahun)
0-4 75 94 169
5-9 292 289 581
10-14 365 375 740
15-19 387 378 765
20-24 372 376 748
25-29 383 352 735
30-34 397 417 814
35-39 486 485 971
40-44 481 409 890
45-49 376 381 757
50-54 358 348 706
55-58 291 253 544
>58 901 882 1783
Sumber: Monografi Desa
Sesuai dengan namanya, data ini merupakan jumlah penduduk jika dilihat dari
kelompok umur dan jenis kelamin. Dapat dilihat pada tabel bahwa Desa Tawangargo
didominasi masyarakat yang berumur lebih dari 58 tahun dengan penduduk laki laki
berjumlah 901 jiwa dan perempuan berjumlah 882 jiwa sehingga total dari jumlah penduduk
yang berumur lebih dari 58 tahun berjumlah 1783 jiwa.
3.4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Tabel 3.17 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Agama Laki-laki Perempuan Total
Islam 5131 5009 10140
Kristen 28 25 53
Katholik 4 26
Hindu 0 00
Budha 1 12
Khong Hu 0 00
Cu 0 00
Kepercayaan
Lainnya 0 00
Sumber: Monografi Desa
LAPORAN AKHR STUDIO | 104
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Desa Tawangargo
1%
Islam
Nonmuslim
99%
Gambar 3.27 Diagram Perbandingan Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
Sumber: Monografi Desa
Data diatas merupakan perbandingan jumlah penduduk berdasarkan agama yang
ada di Desa Tawangargo . Persebaran penduduk yang memeluk agama islam hampir
mendominasi di Desa ini dengan presentase sebanyak 99% . Tak heran bila tempat
peribadatan pun kebanyakan mushola dan masjid . Hal ini berbanding terbalik dengan
penduduk yang non muslim dimana persebarannya hanya 1% saja di Desa Tawangargo . Hal
inilah yang menjadikan tempat peribadatan seperti gereja, pura, Vihara dan Kelenteng jarang
ditemui di Desa Tawangargo ini.
3.4.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Tabel 3.18 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Laki-laki Perempuan Total
Tidak/Belum Sekolah 688 755 1443
Tidak Tamat 1328 1357 2685
SD/Sederajat 1441 1381 2822
Taman SD/Sederajat
SLTP/Sederajat 898 761 1659
SLTA/Sederajat 752 731 1483
Diploma I/II 5 11 16
Akademi/Diploma 10 5 15
III/S.Muda 39 36 75
Diploma IV/Strata I
Strata II 4 26
Strata III - --
Jumlah 5165 5039 10204
Sumber: Monografi Desa
LAPORAN AKHR STUDIO | 105
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Total
2685 2822
1443 1659 1483
16 15 75 6
Gambar 3.28 Diagram Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Sumber: Monografi Desa
Pendidikan masyarakat Desa Tawangargo terdiri dari 11 latar belakang
pendidikan, diantaranya yaitu masyarakat yang tidak/belum sekolah, tidak tamat SD, Tamat
SD, SMP, SMA, Diploma I/II, Diploma III/S.Muda, Diploma IV/S.Muda, Diploma IV/Strata I,
Strata II. Dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa Tawangargo
memiliki latar belakang pendidikan Tamat Sekolah Dasar yang berjumlah 2822 orang.
LAPORAN AKHR STUDIO | 106
3.4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Tabel 3.19 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Total
1 Petani 631 400 1031
2 Buruh Tani 452 347 799
3 Pegawai Negeri Sipil 16 5 21
4 Peternak 7 07
5 Montir 1 01
6 Perawat Swasta 1 12
7 Ahli Pengobatan Alternatif 0 1 1
8 TNI 4 04
9 POLRI 1 01
10 Guru Swasta 4 10 14
11 Pedagang Keliling 21 21 42
12 Tukang Kayu 4 04
13 Tukang Batu 24 0 24
14 Pembantu Rumah Tangga 0 55
15 Arsitektur/Desainer 0 11
Sumber: monografi desa
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
1200
1000
800
600
400
200
0 Guru Pedagang Tukang Tukang
Petani Buruh Pegawai Peternak TNI Swasta Keliling Kayu Batu
Tani Negeri
Sipil
Total
Gambar 3.29 Diagram Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Sumber: Monografi Desa
Wilayah Desa Tawangargo yang sebagian besar didominasi oleh lahan pertanian
. Hal ini dibuktikan dengan sebagian besar mata pencaharian masyarakat setempat banyak
yang menjadi petani dan buruh tani. Perbedaan dari kedua mata pencaharian ini terletak
pada status kepemilikan lahan. Jika petani merupakan seseorang yang mempunyai lahan dan
digarap, sedangkan buruh tani merupakan seseorang yang tidak mempunyai lahan pertanian,
LAPORAN AKHR STUDIO | 107
akan tetapi mereka bekerja di lahan orang lain. Dengan wilayah yang cukup subur inilah
lahannya dimanfaatkan masyarakat setempat untuk ditanami sayur sawi, seledri, brokoli,
buah jeruk, dan lain sebagainya.
3.5 Aspek Perekonomian Wilayah Perencanaan
Ekonomi merupakan suatu aktivitas manusia yang berhubungan dengan
produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa sehingga kebutuhan materi
masyarakat dapat terpenuhi dengan baik. Ekonomi masyarakat sendiri merupakan kegiatan
ekonomi atau usaha yang dilakukan kebanyakan dengan cara mengelola sumber daya
ekonomi apa saja yang dapat diusahakan, seperti sektor pertanian, perkebunan, peternakan,
kerajinan, makanan dan sebagainya. Tujuan dari perekonomian ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat. Dengan terpenuhinya kebutuhan masyarakat maka akan
tercipta kesejahteraan kelangsungan hidup yang produktif.
Perekonomian di Desa Tawangargo sebagian besar bertumpu pada sektor
pertanian. Maka tak heran jika sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya bekerja
sebagai petani dan buruh tani. Hasil pertanian yang dikelola nantinya akan dipasarkan untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Ekonomi desa merupakan aktivitas masyarakat desa dalam
mengembangkan Sistem perekonomian desa dengan tujuan memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Pada umumnya, wilayah pedesaan didominasi oleh lahan pertanian, baik sayuran
maupun buah-buahan. Sama halnya dengan Desa Tawangargo didominasi oleh lahan
pertanian sehingga tak heran jika mata pencaharian masyarakat Desa Tawangargo
merupakan petani atau buruh tani. Selain itu, Desa Tawangargo juga sedang mengembangkan
Desa Wisata dan UMKM supaya bisa membantu mendongkrak prekonomian desa.
Selain itu, desa Tawangargo juga memiliki BUMDes, Badan Usaha Milik Desa di
Desa Tawangargo didirikan pada bulan agustus 2018, tepatnya setelah pemerintah
memberikan bantuan berupa sembako kepada desa. BUMDes di desa tawangargo memiliki
3 unit usaha, yaitu toserba, wisata, pengelolaan sampah. Toserba ini dinamakan Toko
“Tanggo Mart” yang menjual berbagai macam kebutuhan pokok masyarakat seperti sembako
dan kebutuhan yang lainnya. Dilansir dari website tawangargo.sideka.id, pada tanggal 18
agustus 2019, Kepala Desa H. Sukar meresmikan pembukaan toko “Tanggo Mart”. Selama
tahun 2018 hingga September 2019 badan usaha ini tempatnya didalam kantor balai desa
tawangargo. Namun pada agustus 2019, pemerintah desa mendirikan bumdes unit toserba
dan meresmikannya.
Sedangkan unit usaha wisata, pengurus BUMDes sudah merencanakan beberapa
tempat yang akan digunakan untuk tempat wisata. Salah satunya yaitu yang ada di sebelah
kantor balai desa, dimana rencananya akan dibuat taman dengan pemandangan pegunungan
dan danau buatan di area tersebut. Saat ini, wisata tersebut dalam proses pembangunan
walaupun beberapa waktu lalu sempat diberhentikan karena masih pandemi.
Untuk unit pengelolaan sampah saat ini masih belum berjalan dan dikembalikan
ke dusun masing-masing. Sampah masyarakat akan dikelola oleh dusun tersebut. Berikut
daftar tempat pembuangan sampah(TPS) di beberapa dusun:
1. TPS Dusun Kalimalang
2. TPS Dusun Leban
3. TPS Dusun Boro
LAPORAN AKHR STUDIO | 108
Dari ketiga unit usaha ini, yang menjadi prioritas bagi pemerintahan desa
yaitu unit usaha toserba “Tanggo Mart”. Hal ini dikarenakan unit usaha ini merupakan
unit usaha yang berjalan dan memiliki pendapatan lebih besar daripada unit usaha
lainnya. Selain itu, unit usaha toserba ini juga terus berkembang meskipun pada saat
pandemi.
3.6 Aspek Kelembagaan Wilayah Perencanaan
Setiap desa pasti memiliki lembaga kemasyarakatan untuk melakukan
pemberdayaan masyarakat desa, ikut serta m erencanakan dan melaksanakan pembangunan,
serta meningkatkan pelayanan masyarakat desa. Lembaga kemasyarakatan desa mencakup
seperti Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Pemusyawaratan Desa, dan lain sebagainya.
Desa tawangargo memiliki beberapa lembaga kemasyarakatan desa, seperti sebagai berikut:
1. Pemerintah Desa
2. BPD ( Badan Permusyawaratan Desa )
3. LPMD ( Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa )
4. PKK ( Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga )
5. Karangtaruna
6. BUMDes ( Badan Usaha Milik Desa )
7. Gapoktan ( Gabungan Kelompok Tani )
Masing-masing lembaga Desa tersebut memiliki kedudukan, tugas dan fungsi
tertentu dalam konstruksi penyelenggaraan pemerintah desa yakni:
1. Kedudukan suatu lembaga desa mencerminkan peran yang diemban oleh
lembaga desa tersebut
2. Tugas dan kedudukan lembaga desa merupakan derivasi atau uraian lebih lanjut
dari kewenangan desa, sehingga seluruh kewenangan desa dapat diselenggarakan
secara efektif oleh lembaga- lembaga desa tersebut.
3.7 Aspek Sosial Budaya Wilayah Perencanaan
Kondisi sosial di Desa Tawangargo masih termasuk ke dalam karakteristik
masyarakat perdesaan. Dimana pada dasarnya bersifat homogeny, hampir semua penduduk
mempunyai kesamaan dalam pekerjaan, bahasa, adat istiadat. Masyarakat Desa Tawangargo
juga masih memiliki ikatanagn erat, karena struktur masyarakatnya sedemikian rupa sehingga
membuat perbedaan di antara mereka tidak begitu besar. Namun, walaupun begitu, adapun
beberapa permukiman yang memiliki individualitas seperti halnya masyarakat perkotaan.
Masyarakat Desa Tawangargo memiliki control sosial yang masih sangat kuat
dengan tingkah laku yang berupa norma dan nilai yang berlaku. Seperti misalnya, solidaritas
yang kuat di kalangan keluarga petani, yang mana tempat tinggal nya berdekatan satu sama
lain karena kuatnya kekerabatan keluarga petani.
Selain itu, masyarakat Desa Tawangargo juga masih memegang teguh tradisi,
nilai, norma adat yang telah berkembang secara turun temurun. Berikut merupakan
kebudayaan yang terdapat di Desa Tawangargo.
LAPORAN AKHR STUDIO | 109
Tabel 3.20 Kebudayaan Desa Tawangargo
No Kebudayaan Jumlah Satuan
1 Terbang Jidor 4 kelompok
2 Pencak Silat 6 kelompok
3 Kuda Lumping 4 kelompok
4 Bantengan 6 kelompok
5 Campur Sari 1 kelompok
6 Selamatan dusun/Bersih Dusun 6 dusun
7 Bersih Dusun 1 desa
8 Gotong Royong 6 dusun
Sumber: RPJM Desa Tawangargo
Setiap daerah pasti memiliki kebudayaan yang masih dilestarikan, sama halnya
dengan Desa Tawangargo. Tabel diatas merupakan daftar budaya yang masih diadakan di
Desa Tawangargo dengan organisasi yang mulai dari kelompok, dusun maupun desa.
Menurut kamituwo setempat, semenjak pandemi covid-19 ada beberapa budaya yang jarang
diadakan, seperti kuda lumping, bantengan, dan campur sari. Hal ini dikarenakan untuk
menghindari kerumunan massal selama pandemi covid-19 berlangsung.
Kependudukan merupakan hal yang berhubungan dengan jumlah, struktur,
umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran,
mobilitas dan kualitas yang terdapat dalam suatu desa. Selain itu, Kependudukan juga akan
berpengaruh pada sosial budaya, adat serta kebiasaan yang ada di dalam lingkup masyarakat.
Kondisi sosial di Desa Tawangargo masih termasuk ke dalam karakteristik masyarakat
perdesaan. Mayoritas penduduk Desa Tawangargo bekerja sebagai petani atau berkebun,
karyawan swasta dan sebagai buruh tani. Berikut merupakan daftar pekerjaan penduduk
desa Tawangargo ;
Tabel 3.21 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Total
1 Petani 631 400 1031
2 Buruh Tani 452 347 799
3 Pegawai Negeri Sipil 16 5 21
4 Peternak 7 07
5 Montir 1 01
6 Perawat Swasta 1 12
7 Ahli Pengobatan Alternatif 0 11
8 TNI 4 04
9 POLRI 1 01
10 Guru Swasta 4 10 14
11 Pedagang Keliling 21 21 42
12 Tukang Kayu 4 04
13 Tukang Batu 24 0 24
14 Pembantu Rumah Tangga 0 55
15 Arsitektur/Desainer 0 11
Sumber: monografi desa
LAPORAN AKHR STUDIO | 110
Desa Tawangargo merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangploso.
Tawangargo merupakan daerah yang memilki potensi alam yang sangat menganggumkan.
Desa ini adalah desa yang sangat subur dan mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian
sebagai petani dan Pekebun. Selain usaha dari pertanian, ada industri rumah tangga (home
industry) seperti pengolahan Jamu dll. Semua itu menunjukkan bahwa Desa Tawangargo
memilki potensi hasil produksi yang dikhususkan untuk pertanian dan perkebunan. Berbagai
macam buah, sayur, dan hasil pertanian yang dihasilkan desa ini akan dipasarkan di wialayah
desa desa wilayah yang jangkauannya di luar desa maupun kecamatan. Selain memilki hasil
pertanian dan perkebunan yang mencukupi, Desa Tawangargo juga memilki wisata alam dan
adat istiadat yang beragam seperti UB Forest, Tradisi Dawet dan Wisata Edukasi Pertanian
yang menarik minat wisatawan agar berkunjung ke Desa Tawangargo.
Selain itu, desa ini terdiri dari 6 dengan banyaknya penduduk di 6 dusun ini
memungkinkan memilki SDM (Sumber Daya Manusia) yang cukup memadai untuk
mengembangkan desa. Dalam hal ini berbagai cara sudah diterapkan masyarakat Desa
Tawangargo dalam memanfaatkan SDM yang ada diantaranya dengan membuat sebuah
kelompok tani, kelompok sadar wisata, kelompok industri rumahan. Namun dari seluruh
total jumlah penduduk tersebut yang di dominasi oleh kelompok umur produktif tidak
banyak berpartisipasi dalam kegiatan kegiatan tersebut sehingga pengembangan desa menjadi
kurang optimal.
Selain itu, masyarakat Desa Tawangargo juga masih memegang teguh tradisi,
nilai, norma adat yang telah berkembang secara turun temurun. Berikut merupakan
kebudayaan yang terdapat di Desa Tawangargo. Desa Tawangargo sama seperti desa – desa
lainnya yang memilki berbagai macam tradisi yang masih berlaku hingga saat ini diantaranya
adalah :
1. Gotong royong / Kerja Bakti dll, yang masih sering dilakukan oleh masyarakat
desa dalam berbagai kegiatan baik berupa kegiatan keagamaan maupun kegiatan
sosial desa, seperti yang telah diketahui sejak zaman modern ini tradisi gotong
royong masyarakat sudah mulai pudar akibat berkembang pesatnya globalisasi,
namun Desa Tawangargo masih membudayakan tradisi ini dalam kehidupan
bermasyarakatnya tradisi ini biasanya diadakan setiap minggu atau saat ada acara
keagamaan, masyarakat bahu membahu membantu untuk membersihkan desa,
pembangunan masjid dll.
2. Perayaan 17 Agustus yang masih dilakukan masyarakat Desa Tawang Argo
hingga saat ini, biasannya pemerintah desa akan mengadakan lomba yang
ditujukan untuk semua masyarakat desa dimulai dari anak – anak hingga orang
dewasa. Namun semenjak adanya pandemi kegiatan ini sementara di hentikan
karena untuk menjaga baik desa maupun kesehatan masyarakat dengan
mengikuti peraturan pemerintah.
3. Tradisi Budaya dawet, tradisi ini merupakan tradisi tahunan Desa Tawangargo
dengan membuat “dawet” secara bersama sama yang berbahan dasar beras.
4. Budaya Bersih Desa, acara ini merupakan tradisi turun temurun dalam
kebudayaan masyarakat . Di jawa khususnya, ritual bersih desa telah dilakukan
berabad-abad lamanya. Ritual bersih desa di jawa merupakan wujud bersatunya
manusia dengan alam. Ritual Bersih Desa ( Selamatan Desa ) dapat didefinisikan
sebagai wujud rasa syukur warga sebuah desa atas berkat yang diberikan Tuhan
kepada masyarakat desa, baik dari hasil panen, kesehatan, dan kesejahteraan
LAPORAN AKHR STUDIO | 111
yang telah diperoleh selama setahun dan juga sebagai permohonan akan
keselamatan dan kesejahteraan warga desa untuk satu tahun mendatang.
Selain itu berikut daftar kebudayaan yang ada ada di desa Tawangargo :
Tabel 3.22 Kebudayaan di Desa Tawngargo
No Uraian Sumber Daya Sosial Jumlah Satuan
Budaya
1 Terbang Jidor 4 Kelompok
2 Pencak Silat 6 Kelompok
3 Kuda Lumping 4 Kelompok
4 Bantengan 6 Kelompok
5 Campur Sari 1 Kelompok
6 Selamatan Dusun/Bersih Dusun 6 Dusun
7 Bersih Dusun 1 Desa
8 Gotong Royong 6 Dusun
Sumber: RPJMDes
Setiap daerah pasti memiliki kebudayaan yang masih dilestarikan, sama halnya
dengan Desa Tawangargo. Tabel diatas merupakan daftar budaya yang masih diadakan di
Desa Tawangargo dengan organisasi yang mulai dari kelompok, dusun maupun desa.
Menurut kamituwo setempat, semenjak pandemi covid-19 ada beberapa budaya yang jarang
diadakan, seperti kuda lumping, bantengan, dan campur sari. Hal ini dikarenakan untuk
menghindari kerumunan massal selama pandemi covid-19 berlangsung
LAPORAN AKHR STUDIO | 112
4.1 Analisis Fungsi Kawasan
Menurut Permen Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No.
683/Kpts/Um/8/1981 tentang Kriteria dan Tata Penetapan Hutan Lindung dan Hutan
Produksi, Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penetapan perlunya hutan lindung
yang merujuk pada fungsi kawasan adalah sebagai berikut.
1. Kelerengan
Faktor kelerengan memiliki kriteria datar,landai,agak curam,curam, dan sangat
curam. Berikut nilai skor untuk masing-masing kriteria kelerengan.
Tabel 4.1 Skoring Kelerengan
Kelas Kelerengan Keterangan Nilai Skor
lereng
1 0% - 8% Datar 20
2 8% - 15% Landai 40
3 15% - 25% Agak curam 60
4 25% - 45% Curam 80
5 45% atau lebih Sangat curam 100
Sumber: Permen Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No. 683/Kpts/Um/8/1981
Desa tawangargo memiliki kelerengan lahan 0% sampai dengan lebih dari 45%,
sehingga memilki nilai skor yang berbeda-beda. Namun, Desa Tawangargo didominasi oleh
kelerengan 8 – 15% yang merupakan kelerengan landai dengan nilai skor 40.
2. Kepekaan terhadap erosi
Faktor kepekaan terhadap erosi menggunakan data jenis tanah. Setiap jenis tanah
memiliki tingakt kepekaan terhadap erosi yang berbeda-beda. Berikut klasifikasi dan skoring
jenis tanah.
Tabel 4.2 Skoring Jenis Tanah
Kelas Jenis tanah Keterangan Nilai
tanah Skor
1 Aluvial, tanah glei planosol Tidak peka 15
hidromorf kelabu, literita air
tanah
2 Latosol Agak peka 30
3 Brown forest soil, non calcis Kurang peka 45
brown, mediteran
4 Andosol, laterit, grumosol, Peka 60
podsol, podsolik
5 Regosol,litosol,organosol, Sangat peka 75
renzina
Sumber: Permen Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No. 683/Kpts/Um/8/1981
Jenis tanah di Desa Tawangargo sebagian besar peka terhadap erosi karena
didominasi oleh jenis tanah andosol dengan campuran litosol. Namun, ada jenis tanah
lainnya, yaitu jenis tanah glei,latoso dan regosol. Kepekaan terhadap erosi di Desa
Tawangargo sebagian besar mendapatkan nilai skor 60.
LAPORAN AKHR STUDIO | 113
3. Intensitas hujan
Faktor intensitas hujan memiliki klasifikasi mulai dari sangat rendah, rendah,
sedang, tinggi, dan sangat tinggi dengan penilaian skor sebagai berikut.
Tabel 4.3 Skoring Intensitas Hujan
Kelas Intensitas Intensitas Hujan Keterangan Nilai Skor
Hujan (mm/hari hujan)
1 0 – 13.6 Sangat rendah 10
2 13.6 – 20.7 Rendah 20
3 20.7 -27.7 Sedang 30
4 27.7 – 34.8 Tinggi 40
5 34.8 ke atas Sangat tinggi 50
Sumber: Permen Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No. 683/Kpts/Um/8/1981
Faktor intensitas hujan ini berhubungan dengan kemampuan lahan untuk
menyerap jumlah air. Oleh karena itu, semakin tinggi intensitas hujan sedangkan wilayah
tersebut memiliki jenis tanah yang kurang baik menyerap air, maka akan semakin rendah
kemampuan suatu lahan. Di Desa Tawanngargo memiliki curah hujan atau intensitas hujan
yang sedang sehingga mendapatkan nilai skor 30.
Dari faktor-faktor di atas dan hasil penjumlahan nilai skor yang didapatkan,
kemampuan lahan diklasifikasikan menjadi 4 jenis kawasan. Berikut ketentuannya.
Tabel 4.4 Kriteria Kemampuan Lahan dan Cirinya
No. Total Skor Kemampuan Lahan Ciri-Ciri
1. Lebih dari sama Kawasan fungsi lindung • Mempunyai kemiringan lahan lebih dari
dengan 175
40%
• Jenistanah sangat peka terhadap erosi
• Merupakan jalur pengamanan air/sungai
• Merupakan perlindungan mata air
• Merupakan perlindungan danau/waduk
• Mempunyai ketinggian 2.000 meter
diatas permukaan laut
• Merupakan kawasan Taman Nasional
• Guna keperluan/kepentingan khusus
dan di tetapkan sebagaikawasan lindung.
2. 125-174 Kawasan fungsi • Biasanya berupa hutan produksi
penyangga terbatas, perkebunan, kebun campur
dan sejenisnya.
• Keadaan fisik lahan memungkinkan
untuk dilakukan budidaya secara
ekonomis
3. 124 Kawasan fungsi • Mempunyai tingkat kemiringan lahan 15
budidaya tanaman – 40%
tahunan
• Digunakan untuk usaha tanaman
tahunan seperti hutan produksi tetap,
hutan rakyat, perkebunan, dan buah-
buahan.
4. Kurang dari sama Kawasan fungsi • Untuk budidaya tanaman pangan atau
dengan 124 budidaya tanaman permukiman
musiman • Mempunyai kemirigan lahan 8%
Sumber: Permen Pertanian No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan No. 683/Kpts/Um/8/1981
LAPORAN AKHR STUDIO | 114
Dari data-data di atas dan hasil jumlah dari nilai skor kemampuan lahan,
didapatakan kemampuan lahan sebagai berikut.
Luas Fungsi Kawasan
5% 32% Budidaya Musiman
63% Penyangga
Lindung
Gambar 4.1Gambar 4.2 Luas
Fungsi Kawasan
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
Tabel 4.5 Luas Fungsi Kawasan
Fungsi Kawasan Luas
Budidaya Musiman 368
Penyangga 717
Lindung 60
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
Dari peta tersebut diketahui
bahwa wilayah Desa Tawangargo memiliki 3
jenis fungsi kawasan yaitu kawasanfungsi
budidaya musiman dengan persentase 32%,
kawasan fungsi penyangga dengan persentase
63%, dan kawasan fungsi lindung dengan
persentase 5% dimana sebagian besar
merupakan kawasan fungsi penyangga dengan.
Di keadaan eksisting wilayah kawasan fungsi
penyangga Desa Tawangargo sebagai besar
digunakan sebagai ladang dan kebun. Kawasan
fungsi lindung di Desa Tawangargo hampir
tidak pernah digunakan oleh warga sekitar
dan kawasan fungsi budidaya musiman
digunakan sebagai permukiman, ladang, dan
sawah.
Gambar 4.3 Peta Fungsi Kawasan
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 115
Peta 4.1 Peta Klasifikasi Kawasan Desa Tawangargo
LAPORAN AKHR STUDIO | 116
4.2 Analisis Lahan Sawah Di Lindungi(LSD)
Lahan Sawah Dilindungi merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui
lahan sawah yang akan dilindungi dalam rangka memenuhi dan menjaga ketersediaan lahan
sawah untuk mendukung kebutuhan pangan wilayah terkait. Selain itu, analisis ini juga
berguna untuk mengendalikan alih fungsi lahan sawah yang semakin pesat, memberdayakan
petani agar tidak mengalih fungsikan lahan sawah dan menyediakan data dan informasi lahan
sawah untuk bahan penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B). Penetapan
Lahan sawah dilindungi terdapat pada Perpres Nomor 59 Tahun 2019 dan faktor pengunci
dan pengurang yang akan menjadi indikasi suatu lahan sawah tersebut dapat dikatakan
sebagai LSD atau tidak disusun berdasarkan dokumen yang dibentuk oleh Kementerian
Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Sawah merupakan sebuah lahan yang ditanami padi dengan kondisi tergenang
air, namun lahan tersebut dapat mengalami kondisi kering karena tergantung pada
ketersediaan air yang ada. Ketersediaan air diperlukan tumbuhan apdi untuk periode
tertentu dalam pertumbuhannya. Biasanya air yang digunakan untuk mengairi sawah berasal
dari sistem irigasi dari mata air, sungai, dan air hujan.
Desa Tawangargo memiliki beberapa lahan sawah dengan luas 2,87 Ha. Sawah
di Desa Tawangargo banyak ditemukan di beberapa dusun yaitu Dusun Suwaluhan, Leban,
Ngudi dan Dusun Kalimalang. Sawah di Desa Tawangargo sangat minim, menurut kepala
dusun suwaluhan hal ini dikarenakan lahan yang awalnya sawah berganti menjadi lahan
perkebunan sayur dan buah. Kebun dan sayur dirasa memiliki keuntungan yang lebih jika
dibandingkan dengan penanaman padi. Dengan berkurangnya penanaman padi, menjadikan
hama yang tadinya menyerang semua petak sawah, kini hanya menyerang satu petak yang
mananam padi saja yang nantinya akan berdampak pada hasil panen yang sedikit dan kurang
baik. Oleh karena itu, masyarakat Desa Tawangargo beralih menanam tanaman sayuran yang
minim hama.
Luas sawah yang ada di Desa Tawangargo dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6 Luas sawah
Dusun Luas Ha
Dusun Ngudi 0.05
Dusun Kalimalang 0.19
Dusun Leban 0.09
Dusun Suwaluhan 2.52
Total 2,87
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 117
Luas Sawah di Desa Tawangargo
2% 3%
7%
88% Dusun Ngudi
Dusun Kalimalang
Dusun Leban
Dusun Suwaluhan
Gambar 4.4 Luas Sawah di Desa Tawangargo
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Dari tabel dan diagram diatas, maka dapat diperoleh infromasi bahwa sawah di
desa tawangargo tersebar di 4 dusun yaitu, Dusun ngudi, kalimalang, leban, dan suwaluhan.
Masing masing sawah memiliki luas kurang dari 1 hektare kecuali di dusun suwaluhan.
Menurut keterangan kepala dusun suwaluhan, yang memiiki lahan sawah terbesar dii desa
tawangargo memang dusun suwaluhan. Di dusun ssuwaluhan memiliki luas sawah 2,52
Hektar dengan persentase 88% dari total luas keseluruhan. Dengan sawah yang demikian
minim, persebarannya pun.
LAPORAN AKHR STUDIO | 118
Jika dilihat dari peta, karena luas sawah kurang dari 3 hektare, persebaran sawah
yang ada di desa tawangargo sangat minim jika dibandingkan dengan luas desa. Berikut
merupakan gambar peta keberadaan sawah di Desa Tawangargo.
Gambar 4.5 Lahan Sawah Desa Tawangargo
Sumber : Hasil Survey Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 119
4.2.1 Penetapan Faktor LSD
Pada penetapan LSD, diperlukan beberapa faktor yang digunakan sebagai
penentu lahan tersebut dipertahankan menjadi LSD atau dikeluarkan. Faktor tersebut
diantaranya faktor kunci dan faktor pengurang. Uraian kedua faktor tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Faktor kunci
a. Sawah tidak terkurung,
b. Produksi padi lebih dari 60 Kw/Ha,
c. Luas sawah lebih dari 1 Ha,
d. Sawah beririgasi teknis atau masuk pada daerah irigasi.
2. Faktor pengurang
a. Sawah terdapat bangunan urugan tanah
b. Sawah terkurung bangunan,
c. Luasan sawah kurang dari 1 ha
d. Produksi padi kurang dari 60 kw/ha
Faktor diatas dibuat berdasarkan dokumen yang telah disusun oleh kementrian
agraria dan tata ruang/badan pertanahan nasional dengan beberapa penyesuaian terhadap
wilayah perencanaan
Faktor pengunci dan faktor pengurang tersebut tidak bersifat mutlak dan butuh
dikaji ulang dengan melakukan validasi melalui survey lapangan. Faktor-faktor tersebut
digunakan sebagai acuan pertimbangan dan tidak menjadi acuan mutlak. Hal ini dikarenakan
wilayah perencanaan yang memiliki luasan lebih kecil dari kota sehingga dilakukan
penyesuaian agar di Desa Sananrejo lahan sawah yang ada tidak habis dikurangi dengan faktor
pengurang.
Dalam menetapkan LSD, faktor pengunci digunakan sebagai acuan dalam
penetapan suatu lahan tersebut sebagai LSD. Sesuai pembahasan sebelumnya, faktor
penentuan Lahan Sawah Dilindungi adalah Sawah tidak terkurung, Produksi padi lebih dari
60 Kw/Ha, Luas sawah lebih dari 1 Ha, dan Sawah beririgasi teknis atau masuk pada daerah
irigasi. berikut merupakan uraian dari masing-masing faktor pengunci tersebut:
4.2.1.1 Sawah tidak terkurung bangunan
Sesuai dengan namanya, sawah tidak terkurung bangunan berarti lahan sawah
yang terbebas dari bangunan, atau lahan sawah yang bebas dari bangunan sekitarnya. Di Desa
Tawangargo, klasifikasi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
LAPORAN AKHR STUDIO | 120
Gambar 4.6 Faktor pengunci pertama
Sumber : Hasil Survey 2022
Pada gambar disamping, terlihat bahwa sawah yang berwarna merah merupakan
sawah yang terkurung bangunan. Faktor tersebut dapat menjadi faktor pengurang dari lahan
sawah yang terkurung oleh bangunan. Sedangkan sawah yang tidak terkurung bangunan
ditunjukkan pada warna hijau yang berarti bebas dari bangunan.
LAPORAN AKHR STUDIO | 121
Faktor ini dapat menjadikan lahan sawah tersebut termasuk ke dalam lahan
sawah dilindungi. Namun, untuk menetapkan lahan sawah dilindungi, perlu melihat faktor
pengunci lain yang akan dibahas pada sub bab selanjutnya.
Tabel 4.7 Luas Faktor Pengunci Pertama
Kategori Faktor Pengunci Luas (Ha)
Sawah Terkurung Bangunan 2,82
Sawah Tidak Terkurung 0,05
Bangunan 2,87
Total
Sumber: hasil survey 2022
Faktor Pengunci
2%
Sawah Terkurung
Bangunan
Sawah Tidak Terkurung
98% Bangunan
Gambar 4.7 Faktor pengunci pertama
Sumber: hasil survey 2022
Dari tabel dan diagram diatas, dapat diketahui bahwa sawah yang terkurung lebih
mendominasi dengan prosentase 98% dan luas 2,82 Ha. sedangkan sisanya merupakan sawah
yang tidak terkurung bangunan. untuk penetapan lsd, perlu melihat faktor-faktor lain seperti
luas sawah dan hasil panen.
LAPORAN AKHR STUDIO | 122
4.2.1.2 Produksi padi lebih dari 60 Kw/Ha
Hasil produksi panen padi yang dijadikan faktor pengunci dari Lahan Sawah
Dilindungi adalah berjumlah lebih dari 60 Kw/Ha. dengan hasil panen yang lebih dari 60
Kw/Ha dianggap dapat mencukupi kebutuhan pangan di wilayah tersebut.
Produksi padi di Desa
Tawangargo dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.8 Hasil Produksi padi
Warna Luas Hasil Panen
Merah 2,32 40 - 70 Kw/Ha
Hijau 0,55 40 - 50 Kw/Ha
Sumber : Litbang
Hasil Panen Padi
19% 40 - 70 Kw/Ha
81% 40 - 50 Kw/Ha
Gambar 4.8 Hasil Panen Padi
Sumber: :Litbang
Dilihat dari tabel dan diagram diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
sawah di Desa Tawangargo memiliki jumlah hasil
panen yang cukup banyak yaitu berkisar 40
hingga 70 Kw/Ha dengan luas 2,32 Ha dan
prosentase 81%. jika dilihat pada peta, maka
lahan sawah ini ditunjukkan pada warna merah.
Faktor ini dijadikan faktor pengunci
dalam penetapan lahan sawah dilindungi
dikarenakan hasil panen yang lebih dari 60
Kw/Ha.
Gambar 4.9 Faktor Pengunci Kedua
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 123
4.2.1.3 Luas sawah lebih dari 1 Ha
Faktor pengunci ketiga yaitu luas sawah lebih dari 1 Ha. jika sawah memiliki luas
lebih dari 1 ha, hal ini dapat menjadikan lahan tersebut berpotensi termasuk lahan sawah
dilindungi. Sawah di Desa Tawangargo hampir keseluruhan lebih dari 1 Ha yaitu berkisar
antara 0,6 Ha, hingga 144 Ha. untuk sawah dengan luas 0,6 ha, sawah ini terletak jauh dari
permukiman warga Desa Tawangargo.
Gambar 4.10 Faktor Pengunci Ketiga
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 124
4.2.1.4 Sawah beririgasi teknis atau masuk pada daerah irigasi
Salah satu sumber pengairan sawah yang sering dijumpai di Indonesia adalah
dengan sistem irigasi. irigasi merupakan sebuah upaya untuk mengambil air dari sumber air
kemudian dialirkan ke dalam saluran, membagikan ke petak-petak sawah untuk pengairan.
Di Desa Tawangargo sendiri, lahan sawah yang ada tidak dialiri dengan irigasi. daerah irigasi
berada di Dusun Boro dan Dusun Lasah dimana dusun ini terletak di dataran tinggi.
Dikarenakan tidak dialiri dengan irigasi, maka pengairan sawah setempat menggunakanaliran
air sungiai yang ada di Desa Tawangargo.
Gambar 4.11 Faktor Pengunci Ke empat
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 125
4.2.2 Penetapan Lahan Sawah Dilindungi (LSD)
Berdasarkan hasil analisis faktor pengunci dan faktor pengurang diatas, maka
dapat hasil berikut lahan sawah yang dipertahankan.
Tabel 4.9 Penetapan LSD
Keterangan Luas
Sawah di pertahankan 1,83
Sawah di keluarkan 1,04
Total 2,87
Sumber: Hasil Analisa 2022
Penetapan LSD di Desa Tawangargo
36%
64% Sawah di Pertahankan
Sawah dIi Keluarkan
Gambar 4.12 Diagram Luas Penetapan LSD
Sumber: Hasil Analisa Kelomok 1A
Dari tabel dan diagram diatas serta analisis yang telah dilakukan sebelumnya,
maka dapat diperoleh informasi bahwa dari total luas lahan sawah 2,87 ha, sebanyak 1,04
termasuk sawah yang dikeluarkan. Hasil penetapan ini dilihat dari beberapa faktor pengunci
dan pengurang yang telah diidentifikasi sebelumnya. Lahan sawah tersebut memiliki hasil
panen yang kurang dari 60 Kw/Ha dan sudah terkurung bangunan yang mana dapat
berpotensi terjadi alih fungsi lahan ke permukiman.
Sedangkan Lahan sawah yang dipertahankan sebagai Lahan sawah diliindungi
yaitu seluas 1,83 Ha dengan prosentase 64% dari luas keseluruhan. Lahan sawah ini
dipertahankan karena beberapa faktor pengunci, seperti lahan yang memiliki hasil panen
lebih dari 60 kw/ha, terbebas dari bangunan yang mana tidak dekat dengan area terbangunan,
walaupun ada beberapa petak sawah yang kurang dari 1 ha dan hampir seluruh sawah yang
ada tidak dialiri daerah irigasi..
LAPORAN AKHR STUDIO | 126
Gambar 4.13 Penetapan LSD Desa Tawangargo
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
Gambar peta diatas merupakan hasil akhir dari penetapan lahan sawah
dilindungi(LSD). Lahan yang di pertahankan ditunjukkan pada warna hijau sedangkan sawah
yang di keluarkan ditunjukkan pada warna orange tua.
LAPORAN AKHR STUDIO | 127
Peta 4.2 Peta Lahan Sawah Di Lindungi
LAPORAN AKHR STUDIO | 128
4.3 Analisis Kependudukan
4.3.1 Trend Penduduk
Trend penduduk dilihat dari jumlah penduduk lima tahun terakhir.
Perkembangan penduduk terjadi karena adanya pertambahan atau pengurangan jumlah
penduduk akibat adanya kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan
penduduk (migrasi). Kelahiran dan kematian merupakan faktor pertumbuhan alami, adapun
perpindahan penduduk merupakan faktor pertumbuhan non alami. Berikut merupakan data
jumlah penduduk 5 tahun terakhir di Desa Tawangargo.
Tabel 4.10 Jumlah Penduduk 5 Tahun Terakhir
No Tahun laki-laki Perempuan Total
1 2016 4934 4745 9679
2 2017 5002 4798 9800
3 2018 5053 4681 9914
4 2019 5163 4980 10143
5 2020 5178 5043 10221
Sumber: Hasil Analisa 2022
Perkembangan Jumlah Penduduk
Desa Tawangargo
Jumlah 10300 Jumlah
10200
10100
10000
9900
9800
9700
9600
9500
9400
2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
Gambar 4.14 Diagram Perkembangan Jumlah Penduduk 5 Tahun Terakhir
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
Dari data perkembangan penduduk diatas dapat dilihat bahwa di tahun 2016
hingga 2020 terjadi pertumbuhan jumlah penduduk dengan kondisi kenaikan yang cukup
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk yang setiap tahunnya meningkat hingga
±100 jiwa dan di tahun 2020 mencapai angka kependudukan sejumlah 10221 jiwa. Jika dilihat
dari tahun 2016 hingga 2019, penduduk meningkat cukup banyak, namun pada tahun 2020,
peningkatan jumlah penduduk tidak sesignifikan tahun-tahun sebelumnya. Kemungkinan hal
ini terjadi karena adanya pandemic covid-19 melonjak pada tahun tersebut sehingga
menghambat peningkatan jumlah penduduk.
LAPORAN AKHR STUDIO | 129
4.3.2 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan hasil bagi anatara jumlah penududuk dengan
luas wilayahnya. fungsinya untuk mengetahui konsentrasi jumlah penduduk di suatu wilayah.
Analisis kepadatan penduduk penting untuk mengetahui persebaran penduduk suatu wilayah
dan penataan ruang khususnya distribusi penduduk. Kepadatan penduduk merupakan
indikator awal untuk mendeteksi tingkat perkembangan wilayah.
Kepadatan penduduk yang ada di desa Tawangargo pada masing-masing dusun
ditunjukkan dengan persebaran dan kepadatan penduduk desa Tawangargo berikut.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Nama
Dusun
2445
2019 1787
1571 1431
951
Boro Kalimalang Lasah Leban Ngudi Suwaluhan
Gambar 4.15 Jumlah Penduduk Berdasarkan Nama Dusun
Sumber: Profil Desa Tawangargo 2020
Tabel 4.11 Persebaran dan kepadatan penduduk Desa Tawangargo.
Nama Dusun Luas Dusun Jumlah
Penduduk
Boro 711.54 1571
2444
Kalimalang 112.9 2019
1787
Lasah 147.86 1431
951
Leban 83.11 10204
Ngudi 60.84
Suwaluhan 35.1
Jumlah Penduduk 1151.35
Sumber: Profil Desa Tawangargo 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dusun kalimalang memiliki
jumlah penduduk yang paling banyak dari dusun lainnya dan dusun suwaluhan memiliki
jumlah penduduk paling sedikit dari semua dusun yang ada di Desa Tawangargo.
Tabel 4.12 Perhitungan Kepadatan Penduduk
Nama Luas Jumlah Kepadatan Kepadatan Penduduk
Dusun Dusun Penduduk (jiwa/km2)
Penduduk
Boro (jiwa/ha)
711.54 1571 2 221
LAPORAN AKHR STUDIO | 130
Nama Luas Jumlah Kepadatan Kepadatan Penduduk
Dusun Dusun Penduduk Penduduk (jiwa/km2)
(jiwa/ha)
Kalimalang 112.9 2444 2169
22 1368
Lasah 147.86 2019 2155
14 2359
Leban 83.11 1787 2718
22 888
Ngudi 60.84 1431
24
Suwaluhan 35.1 951
27
Jumlah 1151.35 10204
9
Penduduk
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
Dari jumlah penduduk dan luas wilayah masing-masing dusun di Desa
Tawangargo dapat diketahui kepadatan penduduk di tiap dusun. Dusun suwaluhan memiliki
kepadatan penduduk yang paling besar meskipun memiliki jumlah penduduk yang paling
sedikit dibandingkan dusun lainnya, yaitu dengan kepadatan penduduk 2718 jiwa/km2 atau
27 jiwa/ha. Hal ini dikarenakan luas wilayah dusun Suwaluhan yang sempit menyebabkan
Dusun Suwaluhan memiliki kepadatan penduduk yang paling besar. Sedangkan Dusun Boro
yang memiliki luas wilayah yang paling luas memiliki kepadatan terendah, yaitu 221 jiwa/km2
dan kepadatan Desa Tawangargo secara keseluruhan adalah 888 jiwa/km2 atau 9 jiwa/ha.
Menurut Standar NasionalIndonesia (SNI)-03-1733-2004 tentang Tata Cara Perecanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan, kepadatan penduduk di Dsa Tawangargo masuk ke
dalam kawasan dendan kepadatan penduduk rendah, yaitu kurang daro 150 jiwa/ha.
LAPORAN AKHR STUDIO | 131
Peta 4.3 Peta Kepadatan Penduduk Desa Tawangargo
LAPORAN AKHR STUDIO | 132
4.3.3 Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk merupakan data kependudukan yang dibagi menjadi jumlah
penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin. Komposisi penduduk ini biasanya dibentuk
menggunakan piramida penduduk. Piramida penduduk merupakan suatu grafik mengenai
susunan penduduk berdasarkan usia pada saat tertentu yang berbentuk piramida. Piramida
penduduk bisa dikatakan sebagai dua buah diagram batang dimana satu sisi menunjukan
jumlah penduduk perempuan dan sisi lainnya adalah jumlah penduduk laki – laki, dimana
kedua diagram tersebut berada pada interval usia penduduk lima tahunan. Piramida
penduduk terbagi menjadi tiga, yaitu piramida penduduk muda, piramida penduduk tua, dan
piramida penduduk stasioner. Berdasarkan data jumlah penduduk berdasarkan umur dan
jenis kelamin, maka didapat piramida berikut ini.
Piramida Penduduk Desa Tawangargo
>58 Laki-laki
55-58 Perempuan
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
Gambar 4.16 Piramida Penduduk Desa Tawangargo
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
Berdasarkan piramida penduduk di atas jumlah penduduk Desa Tawangargo
didominasi oleh penduduk tua. Rendahnya tingkat kelahiran yang membuat jenis piramida
penduduk di Desa Tawangargo piramida penduduk Stationer. Dari data yang di atas, kita
juga dapat mengetahui apabila jenis piramida penduduk merupakan jenis piramida stationer
(granat) dimana piramida stationer ini merata, pada piramida ini tingkat kelahiran dan
kematian seimbang atau tetap (stationer). Ciri pada piramida penduduk stationer adalah
sebagai berikut penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama, tingkat kelahiran rendah,
tingkat kematian rendah, dan pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat.
Desa Tawangargo memiliki bentuk piramida penduduk tua/konstruktif yaitu
bentuk piramida penduduk yang menggambarkan angka kelahiran yang rendah dan angka
kematian yang rendah pula. Hal ini membuat angka harapan hidup menjadi lebih tinggi.
Bentuk piramida penduduk konstruktif terjadi dikarenakan penduduk usia dewesa lebih
banyak dari pada penduduk usia muda yang akan berpengaruh terhadap angka rasio
ketergantungan yang lebih rendah. Dampak yang dapat timbul dari angka rasio
ketergantungan yang rendah adalah pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraakan semakin
meningkat. Di Desa Tawangargo penduduk di dominasi oleh penduduk usia produktif
dengan jumlah penduduk mencapai 6.386 jiwa sedangkan penduduk usia muda/anak-anak
LAPORAN AKHR STUDIO | 133
sejumlah 1.490 jiwa dan penduduk usia tua sebanyak 2.328 jiwa. Untuk prediksi kedepannya,
akan terjadi penurunan penduduk usia produktif karena angka kelahiran yang rendah
sedangkan penduduk usia tua akan bertambah dan rasio ketergantungan akan semakin besar.
4.3.4 Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk merupakan ramalan penduduk di masa mendatang. Tetapi
merupakan suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi tertentu dari variabel
pertumbuhan penduduk yakni kelahiran, kematian, dan migrasi. Ketiga komponen variabel
inilah yang menentukan besarnya penduduk dan karakteristinya di masa mendatang (Mantra,
2000). Untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk perlu mengetahui jumlah penduduk
lima tahun terakhir.
Untuk mengatahui proyeksi penduduk di Desa Tawangargo serta mengetahui
pertumbuhan di masa mendatang , apakah di desa tersebut terjadi peningkatan penduduk
atau sebabnya, hal ini bertujuan untuk mengetahui dan menciptakan pertumbuhan dan
penyebaran penduduk yang merata dan seimbang dari tahun ke tahun. proyeksi penduduk
ini dihitung dengan menggunakan metode Minitab. Berikut Hasil proyeksi Pertumbuhan
Penduduk Desa Tawangargo 20 tahun kedepan dalam jangka waktu 5 Tahunan dengan
metode Linier.
Tabel 4.13 Perkembangan jumlah penduduk tahun 2025-2040
Tahun Luas
2020 10.204
2025 10.923
2030 11.619
2035 12.316
2040 13.012
2042 13.291
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 134
Proyeksi Penduduk
14000 Jumlah Penduduk
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
2020 2025 2030 2035 2040
Gambar 4.17 Proyeksi penduduk tahun 2025-2040
Sumber: Hasil Analisa Kelompok IB
Berdasarkan data tersebut jumlah penduduk tahun mendatang dengan
menggunakan metode Linier dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Desa Tawangargo
mencapai 13.012 jiwa pada tahun 2040. Pada tahun eksisting 2020 jumlah Penduduk desa
Tawangargo di angka 10.204 jiwa. Sedangkan untuk proyeksi 20 tahun kedepan dengan
rentang 5 tahunan menunjukkan Proyeksi Jumlah Penduduk tahun 2025 sebanyak 10.923,
tahun 2030 sebanyak 11.619, tahun 2035 12.316, dan pada tahun 2040 sebesar 13.012.
Meningkatnya jumlah Penduduk merupakan suatu hal yang wajar dalam suatu daerah khusus
di desa Tawangargo. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa pertumbuhan Penduduk
cenderung meningkat. Dan dengan proyeksi Tersebut kita dapat mengetahui laju
pertumbuhan penduduk di desa Tawangargo 20 tahun kedepan.
LAPORAN AKHR STUDIO | 135
4.4 Analisis Wilayah Perencanaan
4.4.1 Analisis Kebutuhan Fasilitas
Analisis ikebutuhan fasilitas diperlukan guna mengetahui fasilitas yang dibutuhkan
pada suatu wilayah. Kebutuhan fasilitas dapat dilihat dari persebaran dan radius pelayanan
yang ada di Desa Tawangargo yang mana fasilitas ini mencakup semua fasilitas yang ada
seperti fasilitas kesehatan, fasilitas perdagangan dan jasa, fasilitas peribadatan, dan fasilitas
pendidikan. Radius pelayanan digunakan untuk mengetahui wilayah mana saja yang terlayani
oleh fasilitas tersebut. Radius pelayanan ini dilihat dari Standar Nasional Indonesia(SNI 03-
1733-2004)
4.4.1.1 Fasilitas Kesehatan
Berdasarkan acuan SNI 03-1733-2004, tentang tata cara perencanaan lingkungan
kawasan perkotaan, radius pelayanan fasilitas kesehatan bermacam-macam, mulai dari 500
m hingga 1.500 m tergantung dari jenis fasilitas kesehatan yang ada. Kebutuhan fasilitas
kesehatan menurut SNI dapat dilihat pada gambar tabel berikut.
Tabel 4.14 Kebutuhan Sarana Kesehatan
Sumber: SNI 03-1733-2004
Adapun radius yang dapat di jangkau pada masing-masing fasilitas Kesehatan yang
ada di Desa Twangargo di tampilkan dalam tabel di bawah ini .
LAPORAN AKHR STUDIO | 136
Tabel 4.15 Kebutuhan Radius Fasilitas Kesehatan
No Fasilitas Kesehatan Alamat Radius Pencapaian
1 Posyandu Borogondang Dusun Boro 500 m
2 Klinik Rehabilitasi Mental Dusun Kalimalang 1.500 m
3 Praktek Dokter Dusun Kalimalang 1.500 m
4 Posyandu Leban Dusun Leban 500 m
5 Pustu (Puskesmas Pembantu) Dusun Leban 1.500 m
6 Dokter Umum Dusun Leban 1.500 m
Sumber : Hasil Analisa Kelompok 1A
Dari tabel di atas radius pencapaian pelayanan fasilitas kesehatan berdasarkan
SNI, Posyandu Borogondang dan Posyandu Leban dengan radius 500 meter. Sedangkan
fasilitas kesehatan dengan radius pencapaian pelayanan 1.500 meter terdiri dari Klinik
Rehabilitasi dan Praktek Dokter di dusun Kalimalang, dan Pustu dan Dokter umum di dusun
Leban.
Posyandu mendominasi Dari peta buffer fasilitas
pada sarana kesehatan di Kesehatan yang ada dapat kita simpulkan
Desa Tawangargo dengan bahwa fasilitas klinik dengan radius 4000 m2
mampu menjangkau 3 Dusun yakni Lasah
radius5 300 m dengan jumlah penduduk terlayani sebanyak
2019 jiwa , Ngudi dengan jumlah penduduk
terlayani sebanyak 1431 jiwa kalimalang
dengan jumlah penduduk terlayani sebanyak
2444 jiwa dan suwaluhan dengan jumlah
penduduk terlayani sebanyak 951 jiwa .
Adapun posyandu dengan radius 500 m2 yang
berada di Dusun Boro dapat melayani
penduduk sejumlah 1571 jiwa, Dusun
kalimalang dapat melayani penduduk
sejumlah 2444 jiwa dan Dusun Leban dengan
jumlah penduduk terlayani sebanyak 1787
jiwa . Selanjutnya yakni puskesmas
pembantu dengan radius 1.500 m2 dapat
menjangkau dusun Ngudi sebanyak 1431
jiwa , Leban dengan jumlah penduduk
terlayani 1787 jiwa , Suwaluhan dengan 951
jiwa penduduk yang terlayani , lasah dengan
jumlah 2019 jiwa penduduk dan kalimalang
dengan 2444 jiwa penduduk yang terlayani .
Gambar 4.18 Peta Radius Pelayanan
Fasilitas Kesehatan
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 137
Yang selanjutnya yakni Prakter Dokter dengan radius 1.500 m2 yag dapat
menjangkau dusun suwaluhan sebanyak 951 jiwa penduduk terlayani , dusun kalimalang
dengan jumlah penduduk 2444 jiwa terlayani serta dusun ngudi dengan penduduk terlayani
sejumlah 2444 jiwa . Hal ini jika dikaitkan dengan prosedur SNI telah mendekati dikarenakan
lokasinya yang dapat di akses oleh kendaraan umum yang berada di jalan local untuk
puskesmas pembantu, praktek dokter dan Klinik . Adapun posyandu berlokasi di tengah
tengah kelompok masyarakat yang tidak menyeberang jalan raya dikarenakan berada di
dalam dusun
LAPORAN AKHR STUDIO | 138
Peta 4.4 Peta Radius Pelayanan Fasilitas Kesehatan
LAPORAN AKHR STUDIO | 139
4.4.1.2 Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Fasilitas perdagangan dan jasa yang ada di Desa Tawangargo terdiri dari, toko,
warung, dan jasa. Fasilitas ini sudah tersebar di seluruh dusun di Desa Tawangargo. Untuk
melihat terlayani tidaknya suatu wilayah, maka dapat melihat radius pelayanan dari fasilitas
tersebut. Kebutuhan setiap jenis fasilitas berbeda-beda, tergantung lingkup penduduk yang
akan dilayani. Kebutuhan radius pelayanan fasilitas perdagangan dan jasa dapat dilihat pada
tabel berikut.
Gambar 4.19 Kebutuhan Sarana Perdagangan dan Jasa
Sumber: SNI 03-1733-2004
Kemudahan dalam menjangkau fasilitas perdagangan ini didukung oleh radius
pelayanan yang ditampilkan dalam tabel di bawah ini.
Radius Fasilitas Perdagangan dan Jasa
No Jenis Fasilitas Jumlah Radius
1 Toko/Warung 127 300 m
2 Jasa 24 300 m
Sumber : Hasil Analisa Kelompok 1A
Dari tabel di atas radius fasilitas perdagangan dan jasa, jenis fasilitas ini terbagi
menjadi tiga yaitu toko, warung dan jasa. Ketiga jenis fasilitas ini memiliki radius pelayanan
yang sama karena masih satu jenis jika melihat Standar Nasional Indonesia. Radius pelayanan
fasilitas perdagangan dan jasa ini yaitu 300 m. hal ini berarti fasilitas tersebut dapat melayani
wilayah sekitarnya dengan jarak 300 m dari lokasi fasilitas terkait. Dengan lebih dari 100 unit
fasilitas perdagangan dan jasa, maka fasiliitas ini sudah dapat memenuhi kebutuhan akan
fasilitas perdagangan dan jasa.
LAPORAN AKHR STUDIO | 140
Toko dan Warung Dari peta buffer yang ada
mendominasi pada sarana dapat kita ketahui bahwa sarana
perdagangan dan jasa di perdagangan dan jasa yang ada di Desa
Desa Tawangargo dengan Tawangargo tersebar di sejumlah
dusun seperti Dusun Boro, Dusun
radius 300 m Lasah, Dusun Kalimalang, Dusun
Ngudi , Dusun Suwaluhan dan Dusun
Leban . Sarana perdagangan dan jasa
yang ada di Dusun Boro didominasi
oleh toko dan warung yang dekat
dengan tetangga di sekitarnya yang
mencapai radius pelayanan hingga 300
m2 dengan jumlah penduduk terlayani
sebanyak 1571 jiwa. Adapun Dusun
Lasah didominasi oleh toko, warung
dan jasa yang berdekatan dengan
tetangga di sekitarnya yang mencapai
radius pelayanan hingga 300 m2 dengan
jumlah penduduk terlayani sebanyak
2019 jiwa. Berikutnya yakni Dusun
Kalimalang yang sebarannya
didominasi warung dan toko yang
berdekatan dengan tetangga di
sekitarnya yang mencapai radius
pelayanan hingga 300 m2 dengan
jumlah penduduk terlayani sebanyak
2444 jiwa. Adapun Dusun Ngudi yang
sebarannya didominasi jasa , warung
dan toko yang berdekatan dengan
tetangga di sekitarnya yang mencapai
radius pelayanan hingga 300 m2 dengan
jumlah penduduk terlayani sebanyak
1431 jiwa.
Gambar 4.20 Peta Radius Pelayanan Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
Adapun Dusun Suwaluhan yang sebarannya didominasi jasa , warung dan toko
yang berdekatan dengan tetangga di sekitarnya yang mencapai radius pelayanan hingga 300
m2 dengan jumlah penduduk terlayani sebanyak 951 jiwa. Yang terakhir yakni Dusun Leban
yang sebarannya didominasi jasa , warung dan toko yang berdekatan dengan tetangga di
sekitarnya yang mencapai radius pelayanan hingga 300 m2 dengan jumlah penduduk terlayani
sebanyak 1787 jiwa. Jika dikaitkan dengan kriteria kebutuhan fasilitas perdagangan dan jasa
yang berdasarkan jumlah penduduk pendukung terdapat 250 jiwa maka dusun dusun yang
ada di Desa Tawangargo telah mendekati kriteria yang ada .
LAPORAN AKHR STUDIO | 141
Peta 4.5 Peta Radius Pelayanan Fasilitas Perdagangan dan Jasa
LAPORAN AKHR STUDIO | 142
4.4.1.3 Fasilitas Pendidikan
Fasilitas Pendidikan merupakan fasilitas yang digunakan untuk menunjang proses
pendidikan dasar, menengah hingga atas, seperti, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi. Selain itu juga
ada pendidikan non formal seperti Pondok Pesantren, Tempat Pendidikan Al-Quran, dan
lain sebagainya. Sama seperti fasilitas lainnya, fasilitas pendidikan ini juga melihat radius
pelayanannya, sehingga dapat diketahui wilayah yang terlayani dan belum terlayani oleh
fasilitas ini. Kebutuhan radius pelayanan dapat dilihat pada tabel berikut.
Gambar 4.21 Kebutuhan fasilitas Pendidikan
Sumber: SNI 03-1733-2004
Dari sini terlihat bahwa fasilitas Pendidikan begitu kompleks, di Desa
Tawangargo sendiri dengan jumlah penduduk yang berusia masih mengenyam Pendidikan
terbilang cukup besar dengan jumlah penduduk usia 4-9 tahun sejumlah 589 jiwa . Berikut
merupakan data fasilitas Pendidikan yang ada di Desa Tawangargo.
LAPORAN AKHR STUDIO | 143
Tabel 4.16 Tabel fasilitas Pendidikan di Desa Tawangargo
Nama Dusun Paud Tk Sd Smp Taman
Bacaan
Dusun Suwaluhan 100 0 0
Dusun Kalimalang 000 0 2
Dusun Leban 111 1 0
Dusun Lasah 011 0 0
Dusun Ngudi 000 0 0
Dusun Boro 101 0 1
Total 323 1 3
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
Perbandingan Fasilitas Pendidikan
18% TK
9% 46% SD/MI
27% SMP
NON AKADEMIK
Gambar 4.22 Diagram Jumlah Fasilitas Pendidikan
Sumber: Hasil Analisa Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 144
Tabel 4.17Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Laki-laki Perempuan Total
Tidak/Belum Sekolah 688 755 1443
Tidak Tamat 1328 1357 2685
SD/Sederajat 1441 1381 2822
Taman SD/Sederajat
SLTP/Sederajat 898 761 1659
SLTA/Sederajat 752 731 1483
Diploma I/II 5 11 16
Akademi/Diploma 10 5 15
III/S.Muda 39 36 75
Diploma IV/Strata I
Strata II 42 6
Strata III -- -
Jumlah 5165 5039 10204
Sumber: Monografi Desa
Gambar 4.23 Diagram Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Sumber: Monografi Desa
Tabel 4.18Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Usia Laki-laki Perempuan Total
(Tahun)
0-4 75 94 169
5-9 292 289 581
10-14 365 375 740
15-19 387 378 765
20-24 372 376 748
25-29 383 352 735
30-34 397 417 814
LAPORAN AKHR STUDIO | 145
Usia Laki-laki Perempuan Total
(Tahun) 486
485 971
35-39 409 890
381 757
40-44 481 348 706
253 544
45-49 376 882 1783
50-54 358
55-59 291
>58 901
Sumber: Monografi Desa
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sarana Pendidikan yang mendominasi di sejumlah
dusun yang ada di desa tawangargo adalah Pendidikan TK dengan jumlah presentase 34% hal ini
sejalan dengan jumlah penduduk usia 0-4 sebanyak 169 jiwa dan usia 5-9 th sebnayak 581 jiwa
usia balita.
TK DAN SD
TAWAGARGO 02
TAMAN BACA
OMDOBARA
MI MIFTAHUL
JANNAH
SD DAN SMP PGRI
03
KARANGPLOSO
Gambar 4.24 Foto Mapping Sarana Pendidikan
Sumber: Hasil Survey Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 146
Gambar diatas merupakan letak fasilitas Pendidikan yang ada di Desa
Tawangargo. Letaknya yang cukup strategis dikarenakan Kawasan Pendidikan ini berada di
samping jalan sehingga memudahkan akses menuju ke tempat Pendidikan tersebut.
Tingkat efisiensi diperlukan dalam menjangkau sarana fasilitas Pendidikan .
Termasuk radius yang dapat dijangkau oleh masyarakat untuk sampai pada sarana fasilitas
pendidikan yang ada di Desa Tawangargo . Adapun data radius fasilitas pendidikan terdapat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.19 Radius Fasilitas Pendidikan
Nama Dusun Paud Tk Sd Smp Taman
Bacaan
Dusun 10 0 0 0
Suwaluhan
Dusun 00 0 0 2
Kalimalang
Dusun Leban 1 1 1 1 0
Dusun Lasah 01 1 0 0
Dusun Ngudi 0 0 0 0 0
Dusun Boro 10 1 0 1
Radius 500 m 500 m 1.000 m 1.000 m 1.000 m
Pelayanan
Sumber : Hasil Analisa 2022
Dari tabel di atas radius fasilitas pendidikan berdasarkan SNI, Fasilitas dengan
radius 1000 m yaitu MI/RA Miftahul abror , Ponpes Dhuafa Subhanallah, dan RTQ Darul
Haq yang berada di Dusun Kalimalang dan SMP PGRI 03 Karangploso dan SD Tawangargo
01 di Dusun Leban. Sedangkan fasilitas pendidikan dengan radius 500 m yaitu PAUD Al
Ma'unah dan TK Darma Wanita Persatuan yang berada di Dusun Kalimalang dan PAUD
Bimbel Bintang insani, TK PKK 1 Tunas Harapan, dan Paud Plus Alfiyah .
LAPORAN AKHR STUDIO | 147
TK mendominasi pada Dari peta Radius Pelayanan
sarana pendidikan di Desa sarana pendidikan yang ada di Desa
Tawangargo dengan radius Tawangargo, Jenis pendidikan Taman
bacaan yang berada di Dusun Boro dan
500 m Dusun Kalimalang dapat kita identifikasi
bahwa radius jangkauan pelayanan taman
bacaan yang ada di Dusun boro dapat
mencapai 1000 m2 dengan jumlah
penduduk terlayani sebanyak 1571 jiwa.
Jarak tersebut menyangkut dusun boro dan
sekitarnya hingga ke dusun lasah .
Sedangkan taman bacaan yang ada di
Dusun Kalimalang brada di radius 1000 m2
dengan jumlah penduduk terlayani
sebanyak 2444 jiwa dapat menjangkau
daerah di sekitar dusun Kalimalang dan
dusun suwaluhan . Jarak radius pencapaian
ini dirasa sudah memenuhi kriteria yang
ada di SNI mengenai kebutuhan fasilitas
Pendidikan untuk taman bacaan berada di
radius 1000 m2 dengan kriteria tidak
menyeberang jalan lingkungan dan berada
di tengah kelompok masyarakat . Untuk
jumlah penduduk pendukungnya sendiri
yang mendekati kriteria SNI yakni dusun
kalimalang dengan jumlah 2444 jiwa jika
dibandingkan dengan SNI sebanyak 2.500
jiwa penduduk pendukungnya
Gambar 4.25 Peta Radius Pelayanan
Sarana Pendidikan
Sumber: Hasil Identifikasi Kelompok 1A
LAPORAN AKHR STUDIO | 148
Peta 4.6 Peta Radius Pelayanan Fasilitas Kesehatan
LAPORAN AKHR STUDIO | 149