Modul
Praktikum Akuntansi
Jasa, Dagang dan
Manufaktur
June 2020
Presented by
Firly Fauziyah
Presented to
XII Akuntansi
A. Kompetensi Dasar
3.20. Menganalisis dokumen sumber dan dokumen pendukung pada perusahaan manufaktur
(harga pokok pesanan/harga pokok proses)..
4.20. Melakukan pengecekan dokumen sumber dan dokumen pendukung pada perusahaan
manufaktur (harga pokok pesanan/harga pokok proses).
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
- Pengetahuan
1. Menjelaskan akuntansi dan biaya yang terdapat pada perusahaan manufaktur
2. Menjelaskan akuntansi dan biaya yang terdapat pada perusahaan manu-faktur
- Keterampilan
1. Menjelaskan dokumen sumber dan pendukung perusahaan manufaktur
2. Menjelaskan kelengkapan pencatatan dalam perusahaan manufaktur
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu:
1. Mengidentifikasi pengertian perusahaan manufaktur
2. Mengidentifikasi karakteristik perusahaan manufaktur
3. Mengidentifikasi biaya-biaya pada perusahaan manufaktur
4. Mengidentifikasi dokumen sumber perusahaan manufaktur
5. Mengidentifikasi dokumen pendukung perusahaan manufaktur
6. Menyiapkan dokumen transaksi perusahaan manufaktur
Pengertian Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya membeli bahan baku untuk dioleh
menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah, dan siap untuk dijual untuk memperoleh keuntungan.
Biaya yang terjadi dalam proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang siap untuk dijual
disebut biaya produksi. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur meliputi hal-
hal berikut ini:
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 1
Karakteristik Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur (manufacturing firm) adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan
baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi tersebut. Kegiatan khusus dalam
perusahaan manufaktur adalah pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Kegiatan ini sering disebut
proses produksi. Kegiatan produksi, apabila digambarkan akan nampak seperti di bawah ini:
Bidang akuntansi yang menangani masalah produksi disebut akuntansi biaya (cost accounting).
Tujuannya, menetapkan beban pokok produksi barang jadi. Bab ini akan membahas sesuai ruang
lingkup yang telah disebutkan, yakni penetapan beban pokok produksi. Titik berat pembahasan masih
diletakkan pada pengenalan terhadap proses akuntansi dan laporan khusus untuk perusahaan
manufaktur.
Untuk membedakan perusahaan manufaktur dengan jenis perusahaan lainnya, maka dapatdilihat dari
karakteristiknya. Adapun karakteristik perusahaan manufaktur, sebagai berikut
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan baku/bahanmentah
menjadi produk jadi
Perusahaan manufaktur memiliki tiga jenis persediaan, yaitu persediaan bahan baku,
persediaan barang dalam proses (BDP) , persediaan produk jadi
Biaya dalam manufaktur meliputi Biaya Bahan Baku (BBB), Biaya Tenaga Kerja
Langsung (BTKL), Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Memiliki perhitungan Harga Pokok Produksi
Biaya Produksi = BBB + BTKL + BOP
Harga Pokok Produksi = Persediaan BDP Awal + Biaya Produksi - Persediaan BDP Akhir
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 2
Memiliki perhitungan Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan =
Persediaan Barang Jadi Awal + Biaya Produksi - Persediaan Barang Jadi Akhir
Masalah Khusus Perusahaan Manufaktur
Dibandingkan dengan perusahaan dagang, masalah khusus dalam akuntansi perusahaan manufaktur
adalah persediaan, biaya pabrikasi (manufacturing costs), biaya produksi dan beban pokok produksi.
Biaya – biaya dala Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur kegiatan utamanya yaitu mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap
untuk dijual. Berdasarkan kegiatannya, maka akuntansi yang dilakukan oleh perusahaanmanufaktur
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
Akuntansi Biaya • Meliputi pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan transaksi-transaksi
yang menyangkut biaya pembuatan produk.
• Tujuan: menyediakan laporan biaya produksi
Akuntansi Keuangan • Meliputi pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan transaksi yang
menyangkut perubahan aset, kewajiban dan ekuitas.
• Tujuan: Menyediakan laporan keuangan
1. Pengertian Biaya
Biaya mempunyai dua pengertian yaitu:
a. Biaya dalam arti sempit pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh
barang atau jasa yang secara langsung berhubungan dengan usaha memperoleh penghasilan.
b. Biaya dalam arti luas pengorbanan sumber ekonomis yang telah terjadi atau diperkirakan
akan terjadi, yang diukur dengan satuan uang untuk mencapai suatu tujuantertentu.
2. Penggolongan Biaya
a. berdasarkan objek pengeluaran
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 3
b. berdasarkan fungsi pokok perusahaan
c. berdasarkan hubungannya dengan yang dibiayai
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 4
d. berdasarkan hubungannya dengan volume kegiatan
e. berdasarkan jangka waktu manfaatnya
f. Berdasarkan hubungannya dengan produksi 5
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Dokumen Sumber dan Dokumen Pendukung
Definisi Dokumen Transaksi
Transaksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang menimbulkan perubahan terhadap
harta atau keuangan yang dimiliki baik itu bertambah ataupun berkurang atau bisa juga dapat
mempengaruhi posisi keuangan. Setiap transaksi harus dibuatkan keterangan tertulis seperti faktur
atau nota penjualan atau kwitansi yang disebut dengan Bukti Transaksi. Dalam akuntansi suatu
transaksi diukur dengan satuan mata uang. Oleh sebab itu transaksi-transaksi yang bernilai uang
saja yang dicatat dalam akuntansi. Jadi yang dimaksud transaksi dalam akuntansi dalam arti yang
spesifik yaitu transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan. Karena hal tersebut yang disebut
dengan Dokumen Transaksi.
Jenis Transaksi dan Dokumen yang Menyertainya
1. Pembelian
Transaksi pembelian barang dagang dalam perusahaan dagang yang ditujukan untuk dijual
kembali akan dicatat pada akun pembelian. Pembelian dapat dilakukan secara tunai atau kredit
dan bisa juga sebagian tunai dan sebagian sisanya secara kredit. Bukti transaksi ini biasanya
berupa faktur untuk pembelian secara kredit dan kuitansi (nota kontan) untuk pembelian yang
dilakukan secara tunai.
2. Biaya Angkut Pembelian
Sebelum memperoleh barang yang dibeli, biasanya perlu mengeluarkan ongkos angkut dari toko
atau sampai ke gudang pembeli. Sehingga harga peroleh barang tersebut terdiri dari harga beli
ditambah dengan ongkos (biaya angkutnya). Sebagai bukti transaksi adalah berupa faktur.
3. Retur Pembelian
Di waktu melakukan transaksi pembelian barang, kadang-kadang barang yang dibeli itu tidak
sesuai dengan barang yang dipesan, atau mengalami kerusakan saat dalam perjalanan. Maka
pihak pembeli berhak mengembalikan barang yang rusak tersebut kepada penjual.
Dalam hal ini apabila pembelian barang yang dikembalikan itu dilakukan secara tunai, maka
penjual akan mengembalikan uangnya tunai kepada pembeli. Sebaliknya bila pembelian
dilakukan secara kredit, maka pembeli akan membuat nota debit sebagai bukti pengurangan
utangnya.
4. Potongan Pembelian
Potongan pembelian diberikan oleh penjual dengan tujuan agar pembeli dapat melunasi
utangnya sebelum tanggal jatuh tempo, atau pelunasannya dalam jangka waktu potongan.
5. Penjualan
Transaksi penjualan barang dagang dalam perusahaan dagang dapat dilakukan baik secara tunai
maupun secara kredit, atau sebagian secara tunai dan sisanya dibayar secara kredit. Bukti
transaksi yang digunakan adalah berupa faktur atau bukti penerimaan kas.
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 6
Penjualan dalam partai kecil atau eceran umumnya dilakukan secara tunai, sedangkan penjualan
dalam partai besar atau grosir sering kali dilakukan secara kredit. Jika perusahaan melakukan
penjualan secara tunai bukti transaksi yang diperlukan umumnya adalah pita mesin register kas,
nota kontan atau rekapitulasi penjualan tunai yang dibuat oleh kasir. Apabila perusahaan
melakukan penjualan secara kredit maka perusahaan akan membuat faktur, paling tidak,
rangkap 2 (dua), faktur asli dikirimkan ke pembeli dan faktur kopi digunakan untuk internal
perusahaan.
Oleh karena itu, bukti transaksi yang diperlukan untuk mencatat transaksi penjualan kredit
adalah copy faktur dari perusahaan
6. Retur Penjualan
Setelah transaksi penjualan dilakukan di mana barang yang telah dikirimkan kepada pembeli.
Maka dapat terjadi transaksi retur penjualan. Artinya sejumlah barang yang telah
dijual/dikirimkan, dikembalikan lagi oleh pihak pembeli dengan alasan tertentu. Misalnya
karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanannya. Bagi pihak penjual pengembalian barang
tersebut akan mengurangi piutang (tagihannya).
7. Potongan Penjualan
Potongan penjualan diberikan untuk merangsang pembeli agar segera membayar utangnya,
sebelum tanggal jatuh tempo yang ditetapkan. Potongan penjualan akan mengurangi jumlah
piutang yang diterima di saat jatuh tempo. Bukti transaksi yang digunakan berupa kuitansi atau
bukti kas masuk.
8. Biaya Angkut Penjualan
Dalam perjanjian saat barang dijual, mungkin saja penjual akan menanggung biaya angkut atau
biaya pengiriman barang sampai di gudang pembeli.
9. Persediaan Barang Dagang
Persediaan barang dagang adalah jumlah persediaan barang dagang yang ada pada akhir periode
tertentu. Misalnya Persediaan barang dagang 31 Desember 2019, yaitu nilai persediaan setelah
dilakukan perhitungan secara fisik (stock opname) yang ada di dalam gudang atau toko.
Persediaan tersebut dicatat dalam akun persediaan barang dagang. Bukti yang digunakan adalah
bukti memorial.
10. Syarat Penyerahan Barang
Dalam transaksi jual beli syarat penyerahan barang berhubungan dengan berpindahnya hak
milik atas barang yang diperjualbelikan. Dalam hal ini ditentukan siapa yang akan menanggung
biaya pengangkutan. Syarat penyerahan merupakan suatu kesepakatan antara penjual dengan
pembeli tentang pemindahan hak milik disertai biaya pengiriman barang dari gudang penjual
sampai di gudang pembeli.Untuk lebih jelasnya berikut dikemukakan beberapa syarat
penyerahan barang yang umumnya terjadi dalam jual beli.
11. Franko gudang pembeli
Artinya barang yang diperjualbelikan akan menjadi hak milik pembeli pada saat barang tersebut
sampai di gudang pembeli. Sehingga segala bentuk risiko yang timbul selama dalam perjalanan
menjadi tanggung jawab penjual termasuk ongkos angkut barang tersebut.
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 7
12. Franko gudang penjual
Artinya barang yang sudah diperjualbelikan akan menjadi hak milik pembeli pada saat barang
sudah keluar dari gudang penjual, dan segala bentuk risiko yang timbul selama dalam perjalanan
menjadi tanggung jawab pembeli termasuk ongkos angkut barang tersebut.
13. Free On Board Shipping point
Syarat ini berlaku untuk pengiriman barang yang menggunakan kapal laut. Artinya barang yang
diperjualbelikan menjadi hak milik pembeli pada saat barang sudah sampai di atas kapal di
pelabuhan penjual, sehingga segala sesuatu risiko yang timbul dalam perjalanan sampai di
gudang pembeli menjadi tanggung jawab pembeli. Syarat ini dalam transaksi biasa ditulis FOB
shipping point.
14. Free On Board Destination point
Syarat ini berlaku dalam pengiriman barang menggunakan kapal laut. Artinya barang yang
sudah diperjualbelikan menjadi hak milik pembeli saat barang tersebut sudah di atas kapal di
pelabuhan pembeli. Sehingga semua risiko yang timbul dalam perjalanan dari gudang penjual
sampai di atas kapal (dalam perjalanan) menjadi tanggungan penjual. Sedangkan risiko yang
terjadi selama dari pelabuhan pembeli ke gudang pembeli menjadi tanggungan pembeli. Jadi
ongkos angkut dari gudang penjual, ongkos bongkar muat dan ongkos kapal sepenuhnya
tanggungan penjual. Dalam transaksi syarat ini biasa ditulis FOB destination point
15. Cost Insurance and Freight (CIF)
Artinya dalam perjanjian jual beli disepakati bahwa penjual menanggung semua biaya angkut
serta premi asuransi barang dalam perjalanan. Kadang-kadang syarat ini dilengkapi lagi dengan
tanggungan biaya komisi oleh penjual, sehingga syarat ini ditulis menjadi CIFIC (Cost
Insurance and Freight Inclusive Comission).
Berikut disajikan nama dokumen sumber dan dokumen pendukung yang bersangkutan :
Transaksi Dokumen Sumber Dokumen Pendukung
Penjualan Faktur
Register Kas, Surat Order
Retur Penjualan Memo / Nota Kredit Pengiriman, Laporan Pengiriman
Pembelian Bukti Kas Keluar Barang, Surat Muat
Retur Pembelian Memo / Nota Debit Laporan Penerimaan Barang
Penggajian dan Pengupahan Bukti Kas Keluar
Surat Order Pembelian, Laporan
Penerimaan Barang, Faktur dari
Pemasok
Laporan Pengiriman Barang
Daftar Gaji, Rekap Daftar gaji
Bukti Transaksi
Sebagaimana disebutkan di atas transaksi yang terjadi biasanya dibuktikan dengan adanya
dokumen. Suatu transaksi baru dikatakan sah atau benar bila didukung oleh bukti-bukti yang sah,
ada 2 macam bentuk Transaksi dalam keuangan yaitu :
1. Transaksi intern 8
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Transaksi intern, yaitu suatu transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan, seperti
pemakaian perlengkapan, penyusutan dan sebagainya.
➢ Bukti Kas Masuk
Bukti Kas Masuk adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah menerima sejumlah uang.
Penerimaan kas tersebut bersumber dari pelunasan piutang, penjualan secara tunai,
penerimaan bunga maupun modal. Berikut ini adalah contoh bukti penerimaan kas pada
kasus simulasi CV Dapur Muti.
➢ Bukti Kas Keluar
Bukti Kas Keluar adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah mengeluarkan uang tunai,
seperti pembelian tunai, pembayaran gaji, pembayaran hutang, atau pengeluaran biaya
lainnya. Berikut ini adalah contoh transaksi pengeluaran kas pada kasus simulasi CV Dapur
Muti .
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 9
➢ Bukti Pemakaian Bahan
Bukti Pemakaian Bahan adalah bukti pengeluaran bahan baik bahan baku maupun bahan
penolong yang digunakan dalam proses produksi baik pesanan maupun metode proses.
Berikut ini adalah contoh bukti pemakaian bahan pada kasus simulasi Klise Production.
➢ Bukti Memorial
Bukti Memorial adalah bukti pencatatan antar bagian atau antara manajemen dan bagian-
bagian yang ada dalam lingkungan perusahaan. Misalnya bukti pemakaian bahan baku,
bukti pemakaian bahan penolong, dan bukti memorial untuk penyesuaian akhir periode.
Berikut ini adalah contoh bukti memorial pada kasus simulasi Klise Production.
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 10
2. Transaksi ekstern
Transaksi ekstern adalah transaksi keuangan yang terjadi di perusahaan dengan pihak luar
perusahaan, seperti pembelian barang,penerimaan piutang, pembayaran utang dan sebagainya.
Bukti transaksi ada berbagai macam. Misalnya kuitansi, faktur, nota kontan, nota debet, nota
kredit, dan cek. Tergantung kepada jenis transaksinya. Contoh bukti transaksi eksternal :
➢ Faktur
Faktur adalah tanda bukti telah terjadi pembelian atau penjualan secara kredit. Faktur dibuat
oleh penjual dan diberikan kepada pihak pembeli. Bagi penjual, faktur yang diterima
disebut faktur penjualan. Sedangkan bagi pembeli disebut faktur pembelian. Biasanya
faktur dibuat rangkap sesuai dengan kebutuhan. Lembar pertama (asli) untuk pembeli,
lembar kedua (copy) untuk penjual, lembar ketiga (copy) untuk arsip.
➢ Nota Debit
Nota debit adalah bukti bahwa perusahaan telah mendebit perkiraan/akun pelanggannya
yang disebabkan oleh berbagai hal. Nota debit dikirimkan oleh perusahaan kepada
pelanggannya karena barang yang dibeli dikembalikan disebabkan rusak, cacat atau tidak
sesuai pesanan dan penjual setuju barangnya diterima Kembali atau harganya dikurangi.
➢ Nota Kredit
Nota kredit adalah bukti bahwa perusahaan telah menkredit perkiraan/akun langganannya
yang disebabkan oleh berbagai hal. Nota kredit dikirimkan oleh perusahaan kepada
langganannya karena barang yang dijual rusak, cacat atau tidak sesuai pesanan dan penjual
setuju barangnya dikembalikan.
➢ Nota Kontan
Nota Kontan adalah bukti atas pembayaran terhadap sejumlah layanan atau barang yang
telah diberikan oelh suatu perusahaan secara tunai. Nota dibuat oleh pedagang dan
diberikan kepada pembeli. Biasanya nota dibuat rangkap dua, yaitu lembar pertama untuk
pembeli dan lembar kedua untuk penjual.
Analisis Bukti Transaksi
Sasaran akuntansi adalah transaksi keuangan. Setiap transaksi keuangan harus didukung dengan
bukti transaksi sehingga tidak ada pencatatan akuntansi tanpa bukti transaksi. Bukti suatu transaksi
dicatat apabila transaksi yang bersangkutan sudah memenuhi keabsahan formal maupun materil.
Keabsahan suatu transaksi dapat diidentifikasi (ditentukan) berdasarkan analisis bukti transaksi.
Perusahaan akan melakukan pencatatan jika suatu transaksi benar-benar terjadi dan sah. Transaksi
yang sah didukung oleh adanya bukti transaksi yang sah pula. Bukti transaksi dapat dinyatakan sah
apabila telah ditandatangani oleh pihak yang berwenang. Sebelum melakukan pencatatan dalam
jurnal dan buku besar, harus diadakan analisis bukti transaksi, yaitu proses penentuan akun dan
pengaruhnya terhadp akun yang lain. Adapun tujuan dari analisis bukti transaksi adalah untuk
memeriksa kebenaran jumlah dan keabsahan bukti transaksi dan semua informasi yang tercantum
di dalamnya. Dengan adanya analisis, kita akan mengetahui kapan transaksi terjadi, jatuh tempo
pembayaran, dan berapa keuntungan yang diperoleh atas transaksi tersebut. Bukti transaksi
terkadang dapat menimbulkan berbagai masalah perusahaan dikemudian hari, hal ini dikarenakan
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 11
adanya kelalaian yang dilakukan pihak pembukuan dalam menganalisis bukti transaksi. Oleh
karena itu menganalisis bukti transaksi sangat penting dan membutuhkan ketelitian yang sangat
tinggi.
Analisis bukti transaksi pada dasarnya meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Identifikasi (penentuan) keabsahan fisik bukti transaksi, artinya menentukan pihak mana yang
mengeluarkan (intern atau ekstern) serta meneliti kebenaran identitas fisik bukti transaksi yang
bersangkutan;
2. Identifikasi transaksi (transaksi apa) dan meneliti apakah transaksi dilakukan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan yaitu dengan meneliti tanda tangan pihak-pihak yang terkait
dengan terjadinya transaksi yang bersangkutan; .
3. Menentukan kebenaran penghitungan nilai uang yaitu dengan meneliti penghitungan yang
dilakukan dan kebenaran penerapan metode yang digunakan serta peraturan perpajakan yang
berlaku (jika transaksi terkait dengan metode dan peraturan perpajakan).
Bukti transaksi yang telah dinyatakan absah baik secara formal maupun materil menjadi
sumber pencatatan akuntansi. Sementara bukti transaksi yang telah dicatat dijadikan sebagai
dokumen pencatatan.
Sumber:
• Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur untuk SMK Kelas XII, Penulis Ni Kadek Ayu
Mega Adiyani, Drs. Miftahul Munir, Ni Wayan Kartini, Penerbit Pustaka Mulia
• Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa Dagang dan Manufaktu, Penulis Ummi Chanifah,
Penerbit Putra Nugraha
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 12
A. Kompetensi Dasar
3.21 Menerapkan pencatatan transaksi kedalam buku jurnal khusus
4.21 Melakukan pencatatan transaksi kedalam buku jurnal khusus
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu:
1. Menjelaskan jurnal khusus yang digunakan pada perusahaan manufaktur
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk jurnal khusus yang digunakan pada perusahaan
manufaktur
3. Mencatat transaksi ke dalam jurnal khusus
4. Mencatat transaksi ke dalam jurnal umum
METODE HARGA POKOK PESANAN
Definisi dan Konsep Metode Harga Pokok Pesanan
Metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk menentukan
harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan. Tujuan dari
penggunaan metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk dari setiap
pesanan baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan maupun untuk per satuan.
Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi
per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah
satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.
Karakteristik Biaya Pesanan
Sifat produksinya terputus-putus tergantung pada pesanan yang diterima
Bentuk produk tergantung dari spesifikasi pemesan
Pengumpulan biaya produksi dilakukan pada kartu biaya pesanan, yang memuat rincian untuk
masing-masing pesanan.
Total biaya produksi dikalkulasi setelah pesanan selesai
Biaya produksi epr unit dihitung, dengan membagi total biaya produksi dengan total unit yang
dipesan.
Akumulasi biaya umumnya menggunakan biaya normal
Produk yang sudah selesai langsung diserahkan pada pemesan.
Kartu Biaya Pesanan
Kartu biaya pesanan adalah dokumen dasar dalam penentuan biaya pesanan yang mengakumulasi biaya-
biaya untuk setiap pesanan. Karena biaya diakumulasi setiap batch atau loy dalam sistem biaya pesanan
Praktikum Akuntansi Perushaan Manufaktur 1
menunjukkan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung serta biaya overhead pabrik yang
dibebankan untuk suatu pesanan. File kartu biaya pesanan yang belum selesai dapat berfungsi sebagai
buku besar tambahan untuk persediaan dalam proses.
Syarat penggunaan Metode Harga Pokok Pesanan:
Masing-masing pesanan, pekerjaan, atau produk dapat dipisahkan identitasnya secara jelas dan
perlu dilakukan penentuan harga pokok pesanan secara individual.
Biaya produksi harus dipisahkan ke dalam dua golongan, yaitu: biaya langsung (BBB & BTKL)
dan biaya tak langsung (selain BBB & BTKL).
BBB dan BTKL dibebankan/diperhitungkan secara langsung terhadap pesanan yang
bersangkutan, sedangkan BOP dibebankan kepada pesanan atas dasar tarif yang ditentukan di
muka.
Harga pokok setiap pesanan ditentukan pada saat pesanan selesai.
Harga pokok per satuan produk dihitung dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang
dibebankan pada pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang
bersangkutan.
PENCATATAN AKUNTANSI BIAYA
Proses akuntansi pada perusahaan manufaktur sebenarnya tidak berbeda dengan perusahaan jasa dan
dagang yaitu dimulai dari pembuatan atau penerimaan bukti transaksi, pencacatan kedalam jurnal, posting
ke buku besar, pembuatan neraca saldo, pembuatan neraca lajur dan jurnal penyesuaian pembuatan neraca
saldo setelah penyesuaian, penyusunan laporan keuangan, pembuatan jurnal penutup, pembuatan neraca
saldo setelah penutup dan pembuatan jurnal balik.
Di bawah ini akan dibahas masing-masing tahapan tersebut. Perbedaan utama pencatatan transaksi di
perusahaan manufaktur dengan dagang dan jasa adalah pada pencatatan biaya produksi. Sama halnya
di perusahaan dagang, akuntansi khususnya yang berkaitan dengan persediaan juga terbagi dalam
dua metode pencatatan yaitu metode periodik/physical dan metode perpetual.
A. Biaya Bahan Baku dan Bahan Penolong
Dibagi dua prosedur, yaitu:
Prosedur pencatatan pembelian bahan baku dan bahan penolong,
Jurnalnya:
Persediaan Bahan Baku xxx
Persediaan Bahan Penolong xxx
Utang Dagang / Kas xxx
Prosedur pencatatan pemakaian bahan baku, menggunakan metode mutasi persediaan
(perpetual). Dalam setiap pemakaian bahan baku harus diketahui pesanan mana yang
memerlukannya.
Jurnalnya:
Barang Dalam Proses (BDP) - Biaya Bahan Baku (BBB) xxx
Persediaan Bahan Baku xxx
(pemakaian bahan baku)
Praktikum Akuntansi Perushaan Manufaktur 2
BOP Sesungguhnya xxx
Persediaan Bahan Penolong xxx
(pemakaian bahan penolong)
B. Biaya Tenaga Kerja
Diperlukan pengumpulan dua macam jam kerja, yaitu :
- Jam kerja total selama periode kerja tertentu.
- Jam kerja yang digunakan untuk mengerjakan setiap pesanan.
Perusahaan harus menyelenggarakan kartu hadir/ kerja masing-masing karyawan, untuk
mengumpulkan informasi jam kerja total selama periode kerja tertentu masing-masing individu,
untuk pembuatan Daftar Upah. Disamping itu, perusahaan harus mencatat penggunaan jam kerja
masing-masing karyawan untuk mengerjakan pesanan. (masing-masing karyawan dibuatkan Kartu
Jam Kerja / Job Time Ticket)
Jurnal yang ada pada Biaya Tenaga Kerja:
- Pemakaian tenaga kerja
- Pengalokasian biaya tenaga kerja
- Pembayaran beban gaji dan upah
Jurnal untuk mencatat pemakaian tenaga kerja
Beban Gaji dan Upah xxx
Utang Gaji dan Upah xxx
xxx
Utang PPh ps. 21
Jurnal untuk mencatat pengalokasian beban gaji dan upah
BDP – BTK Langsung xxx
BOP – BTK Tidak Langsung/ Sesungguhnya xxx
Biaya Pemasaran xxx
Biaya Adm & Umum xxx
Beban Gaji & Upah xxx
Jurnal untuk mencatat pembayaran beban gaji dan upah dan PPh terutang
Utang Gaji & Upah xxx
Kas xxx
Utang PPh ps. 21 xxx
Kas xxx
Contoh, Kirana Pro menggunakan tenaga kerja untuk memproduksi kaos pesanan, dengan
perincian sebagai berikut:
1. Menggunakan tenaga kerja langsung selama 2.000 jam, dengan tarif Rp 15.000,00 per jam
2. Menggunakan tenaga kerja tidak langsung selama 200 jam, dengan tarif Rp 10.000,00 per
jam
3. Menggunakan tenaga kerja bagian pemasaran Rp 5.000.000,00 dan bagian administrasi Rp
3.000.000,00
Berdasarkan data tersebut, buatlah:
a. Jurnal pemakaian tenaga kerja
b. Jurnal pengalokasian biaya tenaga kerja
c. Jurnal pembayaran beban gaji dan upah
Praktikum Akuntansi Perushaan Manufaktur 3
Penyelesaian:
Jurnal untuk mencatat pemakaian tenaga kerja
Beban Gaji dan Upah Rp 40.000.000
Utang Gaji dan Upah Rp 40.000.000
(TK langsung + TK tidak langsung + TK Pemasaran + TK Admin
(2.000x15.000)+(200x10.000)+5.000.000+3.000.000 = 40.000.000,00)
Jurnal untuk mencatat pengalokasian beban gaji dan upah
BDP – BTK Langsung Rp 30.000.000
BOP – BTK Tidak Langsung/ sesungguhnya Rp 2.000.000
Biaya Pemasaran Rp 5.000.000
Biaya Adm & Umum Rp 3.000.000
Beban Gaji & Upah Rp 40.000.000
Jurnal untuk mencatat pembayaran beban gaji dan upah
Utang Gaji & Upah Rp 40.000.000
Kas Rp 40.000.000
C. Biaya Overhead Pabrik
Seperti diketahui biaya overhead pabrik adalah biaya produksi, selain bahan langsung dan tenaga
kerja langsung yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke barang jadi. Tingkat penggunaan
biaya overhead pabrik dapat didasarkan pada jam kerja tenaga kerja tidak langsung, atau jam
mesin atau ditentuka oleh kebijakan perusahaan.
Contoh overhead pabrik selain bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung adalah:
penyusutan, listrik, pemanasan, asuransi, pemeliharaan pabrik dan lain-lain.
Untuk seluruh biaya overhead pabrik maka biaya itu ditampung dulu dalam perkiraan biaya
overhead pabrik. Misalkan selama bulan Desember
Jurnal terkait Biaya Overhead Pabrik:
Mencatat BDP – BOP
Mencatat BOP Sesungguhnya
Menutup BOP
Menutup Selisih BOP
Jurnal Mencatat BDP – BOP
BDP – BOP xxx
BOP yang dibebankan xxx
(dihitung atas dasar tarif yg ditentukan oleh kebijakan perusahaan)
Jurnal Mencatat BOP yang sesungguhnya terjadi
BOP Sesungguhnya xxx
Berbagai rekening di Kredit xxx
Praktikum Akuntansi Perushaan Manufaktur 4
Jurnal Menutup BOP
1. Jika BOP sesungguhnya sama dengan BOP yang dibebankan (tidak terjadi selisih)
BOP yang dibebankan xxx
BOP Sesungguhnya xxx
2. Jika BOP yang sesungguhnya lebih besar dari BOP yang dibebankan (selisih rugi)
BOP yang dibebankan xxx
Selisih BOP xxx
BOP Sesungguhnya xxx
3. Jika BOP yang sesungguhnya lebih kecil dari BOP yang dibebankan (selisih laba)
BOP yang dibebankan xxx
Selisih BOP xxx
BOP Sesungguhnya xxx
Kadang dalam praktek antara BOP sesungguhnya terjadi dengan BOP yang dibebankan tidak
sama, sebab pembebanan kepada produk biasanya berdasarkan tarif yang telah ditentukan
dimuka.
Apabila BOP yang Dibebankan lebih rendah (kurang) dari BOP yang Sesungguhnya
diistilahkan underapplied sedangkan jika sebaliknya diistilahkan sebagai overapplied.
Jurnal Menutup Selisih BOP
Selisih yang terjadi dan telah dicatat dalam jurnal maka pada akhir nya harus ditutup, penutupan
dilakukan tergantung dari selisih yang terjadi , Jika selisih laba maka penutupan dilakukan
dengan cara mendebet perkiraan Harga Pokok Penjualan dan mengkredit selisih BOP Jika
selisih rugi maka penutupan dilakukan dengan cara mendebet perkiraan selisih BOP dan
mengkredit perkiraan Harga Pokok Penjualan
Contoh, Perusahaan Kaos Hits dalam memproduksi kaos pesanannya membebankan biaya
tenaga kerja langsung sebesar Rp 20.000.000,00. BOP dibebankan 110% atas dasar biaya tenaga
kerja langsung. Biaya bahan penolong Rp. 1.200.000,00 dan biaya tenaga kerja tidak langsung
Rp 1.000.000,00. BOP selain bahan penolong dan biaya tenaga kerja tidak langsung, sebagai
berikut:
Biaya penyusutan gedung pabrik Rp 6.000.000,-
Biaya penyusutan mesin Rp 5.000.000,-
Biaya pemeliharaan gedung pabrik Rp 1.000.000,-
Biaya sewa alat pabrik Rp 1.000.000,-
Biaya pemeliharaan mesin Rp 1.000.000,-
Biaya lain-lain pabrik Rp 1.000.000,- +
Jumlah Rp 15.000.000,-
Berdasarkan datar tersebut, buatlah jurnal untuk:
a. Mencatat BDP – BOP
b. Mencatat BOP yang sesungguhnya terjadi
c. Menutup BOP
d. Menutup Selisih BOP
Praktikum Akuntansi Perushaan Manufaktur 5
Penyelesaian:
a. Jurnal Mencatat BDP – BOP
BDP – BOP Rp 22.000.000
BOP yang dibebankan Rp 22.000.000
(dihitung atas dasar tarif yg ditentukan yaitu 110% x BTKL = 110% x 20.000.000)
b. Jurnal Mencatat BOP yang sesungguhnya terjadi
BOP Sesungguhnya Rp 17.200.000
Biaya bahan penolong Rp 1.200.000
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp 1.000.000
Biaya penyusutan gedung pabrik Rp 6.000.000,-
Biaya penyusutan mesin Rp 5.000.000,-
Biaya pemeliharaan gedung pabrik Rp 1.000.000,-
Biaya sewa alat pabrik Rp 1.000.000,-
Biaya pemeliharaan mesin Rp 1.000.000,-
Biaya lain-lain pabrik Rp 1.000.000
c. Jurnal Menutup BOP
1. Jika BOP sesungguhnya sama dengan BOP yang dibebankan (tidak terjadi selisih)
BOP yang dibebankan Rp 17.200.000
BOP Sesungguhnya Rp 17.200.000
2. Jika BOP yang sesungguhnya lebih besar dari BOP yang dibebankan (selisih rugi)
BOP yang dibebankan xxx
Selisih BOP xxx
BOP Sesungguhnya xxx
3. Jika BOP yang sesungguhnya lebih kecil dari BOP yang dibebankan (selisih laba)
BOP yang dibebankan Rp 22.000.000
Selisih BOP Rp 5.200.000
BOP Sesungguhnya Rp 17.200.000
d. Jurnal Menutup Selisih BOP
Selisih BOP dibebankan kembali ke dalam rekening persediaan produk dalam proses
persediaan produk selesai dan harga pokok penjualan
1. Jika BOP yang sesungguhnya lebih besar dari BOP yang dibebankan (selisih rugi)
Harga Pokok Penjualan xxx
Selisih BOP xxx
2. Jika BOP yang sesungguhnya lebih kecil dari BOP yang dibebankan (selisih laba)
Selisih BOP Rp 5.200.000
Harga Pokok Penjualan Rp 5.200.000
D. Persediaan Produk Pesanan
Pencatatan produk pesanan berdasarkan jenis produk, yaitu sebagai berikut:
Praktikum Akuntansi Perushaan Manufaktur 6
a. Barang Dalam Proses
Barang dalam proses merupakan akun yang menunjukan nilai bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang digunakan dalam proses produksi
namun belum selesai menjadi produk. Untuk mencatat persediaan barang dalam proses,
jurnal dibuat adalah:
Persediaan Barang Dalam Proses xxx
BDP – BBB xxx
BDP – BTKL xxx
BDP – BOP xxx
b. Produk Jadi
Produk jadi merupakan produk yang telah selesai melewati proses produksi dan
dipindahkan ke gudang oleh bagian produksi. Harga pokok produk jadi dihitung dari
informasi biaya yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan
dan dicatat dalam akun Persediaan Produk Jadi. Jurnal untuk mencatatnya:
Persediaan Produk Jadi xxx
BDP – BBB xxx
BDP – BTKL xxx
BDP – BOP xxx
c. Penyerahan Produk Jadi
Penyerahan produk jadi kepada pemesan dicatat dalam akun Penjualan sebesar nilai yang
dijualnya. Jurnal yang dibuat pada saat penyerahan produk jadi adalah:
Kas / Piutang Dagang xxx
Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan Produk Jadi xxx
E. Kartu Harga Pokok Pesanan
Harga pokok pesanan merupakan hal yang penting dalam perusahaan manufaktur karena
akan menentukan laba atau rugi usaha. Dalam metode harga pokok pesanan, penentuan
pengumpulan biaya didasarkan atas pesanan setiap jenis produk.
Setiap produk dibuatkan kartu harga pokok pesanan yang merupakan dokumen dasar
penentuan biaya produksi sebuah produk pesanan. Berikut adalah contoh bentuk kartu harga
pokok pesanan.
KARTU HARGA POKOK PESANAN PT. XYZ xxx
No. Pesanan:
Pemesan : Jenis Produk :
Tgl. Pesanan : Jumlah Satuan :
Tgl. Selesai : Harga Jual :
BIAYA BAHAN BAKU BIAYA TENAGA KERJA BIAYA OVERHEAD PABRIK
Tgl. Keterangan Jumlah
Tgl. Keterangan Jumlah Tgl. Keterangan Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah
Praktikum Akuntansi Perushaan Manufaktur 7
Rekapitulasi: Laba Bruto:
Biaya bahan baku Harga Jual
Biaya tenaga kerja Harga Pokok Penjualan
Biaya overhead pabrik (dibebankan Laba Bruto:
Harga Pokok Produksi
Contoh kasus:
UP. Sentosa pada tanggal 21 April 2021 memperoleh pesanan Meja Belajar sebanyak 300 unit dari
Yayasan Belajar Mandiri, dengan waktu penyelesaian direncanakan akan selesai pada tanggal 21
Mei 2021. Dengan nomor Pesanan No. AB-402 Meja Belajar tersebut disepakati dengan harga jual
Rp. 75.000.000,-. Adapun data untuk membuat pesanan tersebut sebagai berikut:
Pemakaian biaya bahan baku:
Papan kayu 20’ x 2’ x 4, 384 lbr @Rp 40.000,- Rp. 15.360.000,-
Kaso kayu 6’ x 3’ x 4, 285 btg @Rp 50.000,- Rp. 14.250.000,-
Jumlah biaya bahan baku untuk pesanan AB-402 Rp. 29.610.000,-
Pemakaian biaya tenaga kerja langsung:
3.300 jam @ Rp. 5.000,- Rp. 16.500.000,-
Pemakaian biaya overhead pabrik yang dibebankan:
40% dari BBB (40% x Rp. 29.610.000) Rp. 11.844.000,-
Dari data diatas, catatlah dalam kartu harga pokok produk pesanan No. AB-402.
KARTU HARGA POKOK PESANAN PT. SENTOSA AB-402
No. Pesanan: : Meja Belajar
: 300 unit
Pemesan : Yayasan Belajar Mandiri Jenis Produk : Rp. 75.000.000,-
Tgl. Pesanan : 21 April 2021 Jumlah Satuan
Tgl. Selesai : 21 Mei 2021 Harga Jual
BIAYA BAHAN BAKU BIAYA TENAGA KERJA BIAYA OVERHEAD PABRIK
Tgl. Keterangan Jumlah
Tgl. Keterangan Jumlah Tgl. Keterangan Jumlah
Papan kayu 15.360.000
Kaso kayu 14.250.000 3.300 jam 40% BBB
@Rp. 5.000,- 16.500.000 Rp. 29.610.000 11.844.000
Jumlah 29.610.000 Jumlah 16.500.000 Jumlah 11.844.000
Rekapitulasi: 29.610.000 Laba Bruto: 75.000.000
Biaya bahan baku 16.500.000 Harga Jual 57.954.000
Biaya tenaga kerja 11.844.000 Harga Pokok Penjualan 17.046.000
Biaya overhead pabrik (dibebankan 57.954.000 Laba Bruto:
Harga Pokok Produksi
Praktikum Akuntansi Perushaan Manufaktur 8
F. Laporan Laba / Rugi
Contoh format sederhana laporan laba rugi
PT. xxx
Laporan Laba?Rugi
Periode ….. 20xx
Penjualan xxx xxx
Harga Pokok Penjualan xxx -
Harga Pokok Produksi xxx
Selisih BOP xxx
Laba Kotor xxx +
Beban Usaha xxx + xxx
Beban Pemasaran xxx
1. Gaji bag. Pemasaran xxx
2. Beban lain-lain Pemasaran
xxx
Beban Adm. & Umum xxx +
1. Gaji bag. Adm. & Umum
2. Beban lain-lain Adm. & Umum xxx
Jumlah beban usaha
Laba Usaha
Contoh Kasus:
Anggaplah dari kegiatan usaha UP. Anugrah dalam periode yang berakhir 31 Desember
2020, diperoleh data sebagai berikut:
Data Persediaan:
Persediaan produk jadi pada awal periode Rp. 260.000.000,-
Persediaan barang dalam proses pada awal periode Rp. 45.000.000,-
Persediaan produk jadi pada akhir periode Rp. 300.000.000,-
Data biaya produksi yang dikeluarkan dalam peride berjalan:
Biaya bahan baku Rp. 225.000.000,-
Biaya tenaga kerja Rp. 270.000.000,-
Biaya overhead pabrik Rp. 360.000.000,-
Data produk yang dihasilkan:
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang Rp. 840.000.000,-
Harga pokok barang dalam proses pada akhir periode Rp. 60.000.000,-
Data penjualan dan beban usaha:
Penjualan Rp. 1.350.000.000,-
Jumlah beban penjualan Rp. 155.000.000,-
Jumlah beban adm & umum Rp. 105.000.000,-
Berikut susunan laporan laba rugi UP. Anugrah periode 31 Desember 2020
Praktikum Akuntansi Perushaan Manufaktur 9
UP. ANUGRAH
LAPORAN LABA RUGI
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2020
(dalam ribuan rupiah)
Hasil Penjualan 45.000 260.000 1.350.000
Harga pokok penjualan
Persediaan produk jadi awal periode 225.000 840.000 800.000
Harga pokok produksi 270.000 1.100.000 550.000
Harga pokok produk dalam proses awal periode 360.000 - 300.000 260.000
Biaya produksi yang dikeluarkan: 290.000
855.000
- Biaya bahan baku 900.000
- Biaya tenaga kerja - 60.000
- Biaya overhead pabrik
Biaya produksi yang dikeluarkan: 155.000
Jumlah biaya produksi 105.000
Harga pokok produk dalam proses akhir periode
Jumlah harga pokok produksi
Produk tersedia siap dijual
Persediaan produk jadi akhir periode
Harga pokok penjualan
Laba bruto
Beban usaha:
- Beban penjualan
- Beban adm & umum
Jumlah beban usaha
Laba bersih sebelum pajak
Praktikum Akuntansi Perushaan Manufaktur 10
METODE HARGA POKOK PROSES
Metode pengumpulan biaya produksi berdasarkan departemen atau pusat biaya dinamakan metode harga
pokok proses (process costing). Metode harga pokok proses biasanya digunakan oleh perusahaan yang
menghasilkan produk yang sama (homogen) dan melalui serangkaian proses yang sama.
A. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses
Dalam perusahaan yang memproduksi produknya secara massa, karakteristik produksinya antara
lainadalah produk yang dihasilkan merupakan produk standard dan sama setiap bulan.
Metode pengumpulan harga pokok proses memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Sifat produksinya terus menerus;
2. Pengumpulan harga pokok produk dilakukan periodical, biasanya setiap akhir bulan;
3. Perhitungan harga pokok per satuan dilakukan setiap akhir periode, misalnya setiap akhir bulan.
B. Perbedaan metode harga pokok proses dengan metode harga pokok
pesanan.Perbedaan kedua metode tersebut terletak pada:
1. Pengumpulan biaya produksi
2. Perhitungan harga pokok produksi per satuan
3. Penggolongan biaya produksi
4. Proses produksi
5. Produk yang dihasilkan
No Keterangan Harga pokok proses Harga pokok pesanan
1. Pengumpulan Pada akhir periode Setelah pesanan selesai
biaya
Perhitungan Total biaya produksi selama 1 periode Total biaya produksi suatu pesanan
2. harga pokok
dibagi jumlah produk yang dihasilkan pada dibagi jumlah produk yang dipesan
periode yang bersangkutan
Tidak membedakan biaya langsung dengan Membedakan biaya langsung dengan
Penggolongan biaya tidak langsung biaya tidak langsung
3. Harga pokok pesanan menggunakan
biaya langsung
Harga pokok menggunakan BOP
sesungguhnya BOP yang dibebankan
4. Proses produksi Secara terus menerus karena produk Terputus – putus, tergantung pesanan
ditujukan untuk mengisi pasar
5. Produk yang Merupakan produk standar (homogen) Beraneka ragam jenis dan ukuran
dihasilkan sesuai dengan selera pemesan
C. Manfaat informasi harga pokok proses
Informasi harga pokok produksi yang dihasilkan bermanfaat untuk:
1. Menentukan harga jual produk
Perusahaan yang berproduksi masa memproses produknya untuk memenuhi persediaan digudang
dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan
informasi biaya produksi satuan produk.dalam penetapan harga jual produk,biaya produksi
perunit,merupakan salah satu informasi,yang dipertimbangkan disamping,informasi biaya
lainnya serta informasi non biaya.
2. Memantau realisasi biaya produksi
Akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produsi yang
dikeluarkan,dalam jangka waktu tertentuuntuk memantau apakah proses mengkomsumsitotal
biaya produksi,sesui dengan yang diperhitungkan sebelumnya.
3. Menghitung laba atau rugi periodik
Informasi laba atau rugi bruto peridik,diperlukan untuk mengetahui,kontribusi produk dalam
menutup biaya nonproduksi,dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu,metode harga
pokok proses digunakanoleh manejemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksiyang
sesungguhnya dikeluarkan untuk periode, tertentu guna menghasilkan informasi laba aytau rugi
bruto tiap periode.
4. Menetukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam
neraca.
Pada saat manejemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan periodik,
manejemen harus laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi,.di dalam neraca,
manejemen menyajikan harga harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk
yang pada tanggal neraca dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manejemen perlu
menyelenggarakan, catatan biaya produksi tiap periode berdasarkan catatan biaya produksi tiap
periode tersebut manejemen dapat menetukan, biaya produksi yang melekat pada produk jadi,
yang belum laku dijual pada tanggal neraca.di samping itu, berdasar catatan tersebut,
manejemen dapat pula menentukan biaya produksi yang melekat pada periodik yang pada
tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan.biaya produksi yang melekat pada produk jadi
yang belum terjual pada tanggal neraca disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan
produk jadi. Biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam
proses pengerjaan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses
METODE HARGA POKOK PROSES- TANPA MEMPERHITUNGKAN PERSEDIAAN
PRODUK DALAMPROSES AWAL
Variasi contoh penggunaan metode harga pokok proses yang diuraikan dalam bab ini mencakup:
a. metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah hanya melalui
satu departemen produksi
b. metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih
dari satu departemen produksi
METODE HARGA POKOK PROSES-PRODUK DIOLAH MELALUI SATU DEPARTEMEN
PRODUKSI
Berikut ini diberikan satu contoh metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang
mengolah produknya melalui satu departemen produksi tanpa memperhitungkan adanya persediaan
produk dalam proses awal.
Contoh Kasus
PT M AHIR BERSAMA mengolah produknya melalui satu departemen produksi. Berikut adalah data
biaya dan data produksi yang dikeluarkan selama bulan Oktober 2020.
Data dari bagian Produksi : 1.000 unit
Pada awal periode tidak ada persediaan dalam proses 800 unit
Jumlah produk masuk proses 200 unit
Jumlah produk selesai proses
Jumlah barang dalam proses akhir periode dengan tingkat penyelesaian:
Bahan baku 100% Biaya Konversi 40%
Data dari bagian Akuntansi : (dlm Rp)
Biaya produksi yang terjadi selama bulan Oktober 2020 2.500.000
- Biaya Bahan Baku 1.600.000
- Biaya Bahan Penolong 4.230.000
- Biaya Tenaga Kerja 5.400.000
- Biaya Overhead Pabrik 13.730.000
Total Biaya Produksi
Berdasarkan data tersebut, diminta:
1. Buatlah laporan biaya produksi
2. Buatlah jurnal untuk mencatat biaya produksi, produk jadi, dan produk dalam proses akhir
Penyelesaian:
1. Laporan Biaya Produksi
Sebelum laporan disajikan, harus menghitung dulu biaya per unit dan pembebanan biaya.
Masalahnya adalah bagaimana menghitung harga pokok produk yang ditransfer ke gudang dan
harga pokok persediaan produk yang belum selesai dikerjakan.
Unit yang diproduksi tidak bisa langsung dihitung karena adanya barang dalam proses. Oleh karena
itu harus dihitung terlebih dahulu dengan menggunakan konsep “unit ekuivalensi” yaitu
penyetaraan unit barang dalam proses terhadap produk jadi sesuai dengan tingkat konsumsi masing-
masing biaya.
Unit ekuivalensi : 800 unit + (100% x 200 unit) = 1.000 unit
Biaya bahan baku : 800 unit + (100% x 200 unit) = 1.000 unit
Biaya bahan penolong : 800 unit + (70% x 200 unit) = 940 unit
Biaya tenaga kerja : 800 unit + (50% x 200 unit) = 900 unit
Biaya overhead pabrik
Perhitungan harga pokok produksi per unit
Unsur biaya Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi/unit
BBB 2.500.000,- 1.000 2.500,-
BBP 1.600.000,- 1.000 1.600,-
BTK 4.230.000,- 940 4.500,-
BOP 5.400.000,- 900 6.000,-
13.730.000,- 14,600,-
Total
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses
Harga pokok produk jadi : 800 x 14.600,- 11.680.000,-
Harga pokok persediaan produk dalam proses:
BBB : 100% x 200 x 2.500,- = 500.000,-
BBP : 100% x 200 x 1.600,- = 320.000,-
BTK : 70% x 200 x 4.500,- = 630.000,-
BOP : 50% x 200 x 6.000,- = 600.000,-
2.050.000,-
Jumlah biaya produksi bulan Oktober 2020 13.730.000,-
Perhitungan diatas kemudian disajikan dalam laporan biaya produksi seperti di bawah ini:
PT MAHIR BERSAMA
Laporan Biaya Produksi
Bulan Oktober 2020
Data Produksi 800 unit 1000 unit
Dimasukkan dalam proses 200 unit 1000 unit
Produk jadi yang ditransfer ke gudang
Produk dalam proses akhir Jumlah biaya Biaya/unit
Jumlah produk yang dihasilkan
Biaya Produksi yang Dibebankan Rp 2.500.000,- Rp 2.500,-
Rp 1.600.000,- Rp 1.600,-
Biaya bahan baku Rp 4.230.000,- Rp 4.500,-
Biaya bahan penolong Rp 5.400.000,- Rp 6.000,-
Biaya tenaga kerja Rp 13.730.000,- Rp 14.600,-
Biaya overhead pabrik
Jumlah
Perhitungan Biaya: Rp 11.680.000,-
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang:
Rp 500.000,-
800 unit @ Rp 14.600,- Rp 320.000,-
Harga pokok persediaan dalam proses akhir: Rp 630.000,-
Rp 600.000,-
Biaya bahan baku
Biaya bahan penolong Rp 2.050.000,-
Biaya tenaga kerja Rp 13.730.000,-
Biaya overhead pabrik
Jumlah biaya produksi bulan Oktober 2020
Praktikum Akuntansi Perushaan Manufaktur 15
2. Jurnal
Berdasarkan data diatas maka jurnal yang harus dibuat oleh PT MAHIR BERSAMA adalah:
1) Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Rp 2.500.000,-
Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Penolong Rp 1.600.000,-
Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Rp 4.230.000,-
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Rp 5.400.000,-
Persediaan bahan baku
Persediaan bahan penolong Rp 2.500.000,-
Beban Gaji dan upah Rp 1.600.000,-
Akun-akun BOP yang di Kredit Rp 4.230.000,-
(untuk mencatat biaya produksi) RP 5.400.000,-
2) Persediaan produk jadi Rp 11.680.000,-
Barang dalam proses – Biaya bahan baku Rp 2.000.000,-
Barang dalam proses – Biaya bahan penolong Rp 1.280.000,-
Barang dalam proses – Biaya tenaga kerja Rp 3.600.000,-
Barang dalam proses – Biaya overhead pabrik Rp 4.800.000,-
(untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang bulan Okt 2020)
3) Persediaan produk dalam proses Rp 2.050.000,-
Barang dalam proses – Biaya bahan baku Rp 500.000,-
Rp 320.000,-
Barang dalam proses – Biaya bahan penolong Rp 630.000,-
Rp 600.000,-
Barang dalam proses – Biaya tenaga kerja
Barang dalam proses – Biaya overhead pabrik
(untuk mencatat harga pokok produk dalam proses akhir bulan Okt 2020)
Praktikum Akuntansi Perushaan Manufaktur 16
A. Kompetensi Dasar
3.21 – 3.24 Menerapkan pencatatan transaksi kedalam buku jurnal khusus
4.21 – 4.24 Melakukan pencatatan transaksi kedalam buku jurnal khusus
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu:
1. Menjelaskan jurnal khusus yang digunakan pada perusahaan manufaktur
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk jurnal khusus yang digunakan pada perusahaan
manufaktur
3. Mencatat transaksi ke dalam jurnal khusus
4. Mencatat transaksi ke dalam jurnal umum
Jenis dan Manfaat Jurnal Khusus
Jurnal khusus merupakan sebuah jurnal yang lazimnya digunakan dalam pencatatan bukti
transaksi keuangan yang ditimbulkan oleh transaksi-transaksi yang serumpun atau sejenis.
Misalnya bukti transaksi faktur penjualan, bukti faktur penjualan sebagai bukti telah terjadinya
transaksi penjualan dengan kredit akan dicatat kedalam jurnal khusus penjualan, kemudian secara
berkala, misalnya setiap bulan, semua transaksi dijumlahkan dan dipindahbukukan ke buku besar.
1. Jurnal Pembelian
yaitu buku harian khusus untuk mencatat sebuah transaksi-transaksi pembelian barang
dagangan dan barang lainnya yang dilakukan secara kredit. Jurnal ini juga disebut dengan buku
pembelian. Fungsinya : berfungsi untuk mencatat sebuah transaksi pembelian barang yang
dilakukan dengan pembayaran kredit.
Pada perusahaan manufaktur transaksi pembelian biasanya terjadi untuk pembelian bahan
baku, pembeliaan bahan penolong, maupun pembelian perlengkapan. Format jurnal
pembelaian bisa disesuaikan dengan kebutuhan seperti berikut ini :
Keterangan : 1
a. Tanggal, diisi dengan tanggal terjadinya transaksi
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur
b. No. Bukti, diisi dengan nomor bukti transaksi/nomor faktur
c. Nama Akun/Ket, diisi dengan dengan nama kreditur/penjual
d. Persediaan bahan baku, diisi dengan nominal/harga pembelian persediaan bahan baku
yang tertera pada bukti transaksi/faktur pembelian
e. Persediaan bahan penolong, diisi dengan nominal/harga pembelian persediaan bahan
penolong yang tertera pada bukti transaksi/faktur pembelian
f. PPN Masukan/Piutang PPN, diisi dengan nominal/jumlah PPN yang tertera pada bukti
transaksi/faktur pembelian
g. Ongkos/Beban Angkut Pembelian, diisi dengan nominal/jumlah Ongkos/ Beban Angkut
Pembelian yang tertera pada bukti transaksi/faktur pembelian
h. Hutang Dagang, diisi dengan nominal/total harga pembelian bahan baku/bahan penolong
ditambah PPN ditambah Ongkos/Beban Angkut Pembelian yang tertera pada bukti
transaksi/faktur.
2. Jurnal Penjualan
yaitu buku harian khusus untuk mencatat sebuah transaksi penjualan barang secara kredit.
Untuk transaksi penjualan tunai tidak dilakukan pada jurnal penjualan ini. Fungsinya
: berfungsi untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan atau jasa yang dilakukan
dengan pembayaran kredit
Pada perusahaan manufaktur transaksi penjualan dilakukan untuk penjualan produk yang telah
selesai diproses. Format jurnal penjualan bisa disesuaikan dengan kebutuhan seperti berikut ini
:
Keterangan :
a. Tanggal, diisi dengan tanggal terjadinya transaksi
b. No. Bukti, diisi dengan nomor bukti transaksi/nomor faktur
c. Nama Akun/Ket, diisi dengan nama debitur/pembeli
d. Piutang Dagang, diisi dengan nominal/total harga penjualan ditambah PPN ditambah
Ongkos/Pendapatan Angkut Penjualan yang tertera pada bukti transaksi/faktur.
e. Harga pokok penjualan, diisi dengan nominal/harga Harga pokok penjualan yang tertera
pada bukti transaksi/faktur
f. Penjualan, diisi dengan nilai penjualan yang tertera pada bukti transaksi/faktur
g. PPN Keluaran/Hutang PPN, diisi dengan nominal/jumlah PPN yang tertera pada bukti
transaksi/faktur
h. Ongkos/Pendapatan Angkut Penjualan, diisi dengan nominal/jumlah Ongkos/
pendapatan Angkut penjualan yang tertera pada bukti transaksi/faktur
i. Persediaan Produk Jadi, diisi dengan nominal/harga pokok penjualan yang tertera pada
bukti transaksi/faktur
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 2
3. Jurnal Penerimaan Kas
yaitu buku harian khusus untuk mencatat semua transaksi penerimaan tunai, baik berupa cek
ataupun kas. Buku ini sering disebut juga dengan buku kas masuk. Fungsinya
: berfungsi untuk mencatat semua transaksi penerimaan kas seperti penerimaan piutang,
penerimaan uang dari penjualan tunai, pendapatan sewa, dan pendapatan yang bersifat tunai
lainnya. Format jurnal penerimaan kas bisa disesuaikan dengan kebutuhan seperti berikut ini :
Keterangan :
a. Tanggal, diisi dengan tanggal terjadinya transaksi
b. No. Bukti, diisi dengan nomor bukti transaksi/nomor faktur
c. Nama Akun/Ket, diisi dengan uraian transaksi
d. Kas, diisi dengan nominal/total uang tunai yang diterima
e. Lainnya (sisi Debit), diisi dengan no. akun, nama akun dan jumlahnya sesuai dengan akun
yang seharusnya di sisi Debit, seperti Potongan Penjuaan, Harga Pokok Penjualan
(adanya transaksi Penjualan tunai).
f. Piutang dagang, diisi dengan nilai piutang yang diterima pembayarannya
g. Penjualan, diisi dengan nilai keseluruhan penjualan yang terjadi
h. Lainnya (sisi Kredit), diisi dengan no. akun, nama akun dan jumlahnya sesuai dengan
akun yang seharusnya di sisi Kredit, seperti Persediaan Produk Jadi (adanya transaksi
Penjualan tunai).
4. Jurnal Pengeluaran Kas
yaitu buku harian khusus untuk mencatat semua transaksi pembayaran tunai, baik
menggunakan cek ataupun kas. Jurnal ini sering disebut dengan buku kas keluar. Fungsinya
: berfungsi untuk mencatat semua transaksi pengeluaran kas, misalnya pembayaran hutang,
pembelian barang, pembelian aktiva, pembayaran biaya listrik, air telepon, pembayaran biaya
gaji, dan pembayaran beban-beban lainnya. Format jurnal pengeluaran kas bisa disesuaikan
dengan kebutuhan seperti berikut ini :
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 3
Keterangan :
a. Tanggal, diisi dengan tanggal terjadinya transaksi
b. No. Bukti, diisi dengan nomor bukti transaksi/nomor faktur
c. Nama Akun/Ket, diisi dengan uraian transaksi
d. Hutang dagang, diisi dengan nilai Hutang yang dibayarkan
e. BTKL, diisi dengan pembayaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
f. BOP, diisi dengan pembayaran Biaya Overhead Pabrik
g. Lainnya (sisi Debit), diisi dengan no. akun, nama akun dan jumlahnya sesuai dengan akun
yang seharusnya di sisi Debit.
h. Kas, diisi dengan nominal/total uang tunai yang dikeluarkan
i. Lainnya (sisi Kredit), diisi dengan no. akun, nama akun dan jumlahnya sesuai dengan
akun yang seharusnya di sisi Kredit.
5. Jurnal Pemakaian Bahan
Yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat pemakaian bahan baku atau bahan
penolong. Jurnal ini yang membedakan pencatatan pada perusahaan manufaktur
dengan perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Namun adapula perusahaan yang
mencatat pemakaian bahan baku dan bahan penolong pada jurnal umum. Format jurnal
pemakaian bahan seperti berikut ini:
Keterangan :
a. Tanggal, diisi dengan tanggal terjadinya transaksi
b. No. Bukti, diisi dengan nomor bukti transaksi/nomor faktur
c. Nama Akun/Ket, diisi dengan uraian transaksi
d. Biaya Bahan Baku, digunakan untuk mencatat jumlah pemakaian bahan baku
e. Biaya Overhead Pabrik, digunakan untuk mencatat jumlah pemakaian bahan penolong
f. Persediaan Bahan Baku, digunakan untuk mencatat jumlah pemakaian bahan baku yang
berkurang karena pemakaian
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 4
g. Persediaan Bahan Penolong, digunakan untuk mencatat jumlah pemakaian bahan
penolong yang berkurang karena pemakaian
6. Jurnal Umum
Jurnal memorial atau yang disebut juga jurnal umum merupakan jurnal yang digunakan untuk
mencatat bukti transaksi yang ditimbulkan oleh beberapa transaksi yang tidak dapat
dikelompokkan dalam jurnal khusus penjualan, pembelian, pengeluaran ataupun penerimaan
kas. Misalnya transaksi retur penjualan barang atau retur pembelian barang, penyusutan,
kesalahan pencatatan, penyesuaian, dan sebagainya. Adapun format jurnal umum sebagai
berikut:
Pencatatan Transaksi Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Setelah memahami fungsi masing-masing jurnal khusus dan umum serta mengetahui formatnya,
maka tahap selanjutnya adalah melakukan pencatatan transaksi perusahaan manufaktur. Berikut
simulasi pencatatan transaksi akuntansi dengan menggunakan kasus Klise Production.
Informasi Perusahaan
Nama Perusahaan : Klise Production
Alamat : Jl. Bekasi Timur Raya
No. Telp : 4706789
No. Fax : 4706790
Email : [email protected]
Klise Production merupakan perusahaan industri pakaian dan asesoris. Kegiatannya
memproduksi kaos, baju secara masal serta melayani juga produksi secara pesanan. Jenis produk
yang dihasilkan diklasifikasikan berdasarkan bahan yang digunakan.
Kebijakan Akuntansi Perusahaan
Pemilik perusahaan mengeluarkan kebijakan akuntansi sebagai berikut:
a. Umum
- Sistem akrual basis
- Periode akuntansi tahunan (1 Januari s.d 31 Desember) dengan pelaporan bulanan (12
periode bulanan)
- Pada setiap akhir bulan disusun neraca saldo
- Dipergunakan jurnal khusus dan Jurnal Umum dalam mencatat transaksi
- Mata uang menggunkan Rupiah
b. Pembelian
- Setiap pembelian akan diperhitungkan PPN Income 10% dari nilai pembelian
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 5
- Setiap retur pembelian akan diperhitungkan pengurangan atas nilai hutang dan PPN
Income
- Termin pembayaran 2/10, n/30
c. Pengeluaran Kas
- Pengeluaran kas diatas Rp. 1.000.000,- dibayar dengan cek dan didukung dengan Bukti
Pengeluaran
Kas
- Untuk pengeluaran sebesar Rp. 1.000.000,- atau kurang dibayar dengan dana kas kecil
dengan sistem
dana tetap
d. Penjualan
- Setiap penjualan akan diperhitungkan PPN Outcome 10% dari nilai penjualan
- Setiap retur penjualan akan diperhitungkan pengurangan atas nilai piutang dan PPN
Outcome
- Termin pembayaran 2/10, n/30
e. Penerimaan Kas
- Setiap penerimaan kas akan disetorkan ke bank
- Dana perusahaan disimpan dalam rekening tabungan di Bank BNI Syariah
f. Penyusutan Aset Tetap
- Penyusutan aset tetap dihitung dengan metode garis lurus
- Perhitungan dan pencatatan beban penyusutan dilakukan setiap akhir bulan
g. Persediaan
- Terdiri dari persediaan barang jadi, persediaan bahan baku, persediaan barang dalam
proses,
persediaan bahan pembantu, persediaan perlengkapan
- Sistem pencatatannya menggunakan sistem pencatatan perpetual
- Metode yang digunakan adalah metode harga pokok rata-rata tertimbang/bergerak
h. Perusahan menggunakan metode harga pokok proses dalam pengumpulan beban produksi
Beban overhead pabrik untuk menampung pembebanan beban gaji bagian pabrik,
i. penyusutan peralatan
pabrik, penyusutan mesin pabrik dan beban overhead lainnya
DATA AWAL PERUSAHAAN
Daftar Pelanggan
Kode Nama Alamat email No. Telp
Jl. Kedoya Utara 12 A [email protected] 5678543
C-01 Fantasy Kaos Jl. Bahagia 3B [email protected] 3872298
Jl. Kepompong 7 [email protected] 8763920
C-02 Mira Fashion
Saldo
C-03 Hits Jakarta 55.000.000
40.000.000
Daftar Saldo Piutang per 30 Nop 2020 27.000.000
122.000.000
Kode Nama No. Faktur Tgl. Faktur Termin
05/11/2020 2/10. n/30 6
C-01 Fantasy Kaos KP-18 20/11/2020 2/10. n/30
27/11/2020 2/10. n/30
C-02 Mira Fashion KP-26
C-03 Hits Jakarta KP-30
Total
Daftar Pemasok
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Kode Nama Alamat email No. Telp
S-01 PT. Primisima Jl. Lintang Utara 3 [email protected] 8743592
S-02 CV. Kentaru Jl. Bintang 45E [email protected] 4536382
S-03 PT. Pioner Jl. Putaran 2, 3E [email protected] 7364992
Daftar Saldo Hutang per 30 Nop 2020
Kode Nama No. Faktur Tgl. Faktur Termin Saldo
02/11/2020 2/10. n/30 45.000.000
S-01 PT. Primisima P-089 21/11/2020 2/10. n/30 20.000.000
28/11/2020 2/10. n/30 10.000.000
S-02 CV. Kentaru K-78 75.000.000
S-03 PT. Pioner Pr-45
Total
Daftar Persediaan Barang Jadi per 30 Nop 2020
Kode Nama Brg Jadi Jumlah HP/Pcs Total Hrg H-Jual
14.025.000 190.000
J-01 Hammer Katun Cd 150 93.500 21.700.000 210.000
J-02 Hammer Katun Pq 200 108.500 19.625.000 160.000
J-03 Hammer Katun Py 250
78.500 55.350.000
Total
Daftar Persediaan Bahan Baku per 30 Nop 2020
Kode Nama Bhn Baku Satuan Kuantitas Hrg Satuan Jumlah
35.000 17.500.000
B-01 Katun Combad Meter 500 45.000 22.500.000
25.000 7.500.000
B-02 Katun Pique Meter 500
47.500.000
B-03 Katun Polyester Meter 300
Total
Daftar Persediaan Bahan Pembantu per 30 Nop 2020
Kode Nama Bhn Pembantu Satuan Kuantitas Hrg Satuan Jumlah
1.500 1.500.000
P-01 Benang Jahit Roll 1.000 2.000 2.000.000
P-02 Benang Obras Roll 1.000 2.500 2.500.000
P-03 Benang Bordir Roll 1.000 3.000 2.400.000
P-04 Label Merk Buah 800 800 1.920.000
P-05 Jarum Buah 2.400 500 750.000
P-06 Kancing Buah 1.500 1.000 1.000.000
P-07 Plastik Kaos Lembar 1.000
12.070.000
Total
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 7
1. Transaksi Penerimaan Kas
Berikut ini beberapa dokumen transaksi penerimaan kas pada Klise Production.
Contoh 1 : Pelunasan Piutang dengan Potongan
Terkait dengan faktur bulan lalu (sebelum menyelesaikan tahap penjurnalan selalu
perhatikan catatan dan kebijakan akuntansi yang berlaku pada perusahaan tersebut).
Analisa Transaksi:
Pada tanggal 03 Desember 2020 perusahaan menerima pelunasan piutang dari pelanggan Hits
Jakarta sebesar Rp. 26.460.000,-. Jumlah tersebut merupakan pelunasan piutang sebesar Rp.
27.000.000,-. Atas faktur nomor KP-30 tanggal 27 Nopember 2020, karena pelunasan tersebut
dilakukan pada masa diskon, maka mendapatkan potongan 2% dari nilai piutang yaitu sebesar
Rp.540.000,-. Transaksi ini akan dicatat pada Jurnal Penerimaan Kas. Adapun jurnal yang
dibuat adalah sebagai berikut:
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 8
Sesuai bukti transaksi KM-01 tanggal 03 Desember 2020 jumlah Kas yang diterima dicatat
pada kolom Debit sebesar Rp. 26.460.000,- dan Potongan Penjualan sebesar Rp. 540.000,-.
Sedangkan jumlah Piutang sebesar Rp. 27.000.000,- dicatat di kolom Kredit Piutang Dagang.
Catatan : Piutang Dagang dicatat sebesar nilai piutangnya dan Kas dicatat sesuai yang
tertera di bukti transaksi
Contoh 2 : Pelunasan Piutang tanpa Potongan
Terkait dengan faktur bulan lalu (sebelum menyelesaikan tahap penjurnalan selalu
perhatikan catatan dan kebijakan akuntansi yang berlaku pada perusahaan tersebut).
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 9
Analisa Transaksi:
Pada tanggal 6 Desember 2020 perusahaan menerima pelunasan piutang dari pelanggan
Fantasy Kaos sebesar Rp. 55.000.000,-. Jumlah tersebut merupakan pelunasan piutang sebesar
Rp. 55.000.000,-. Atas faktur nomor KP-18 tanggal 5 Nopember 2020. Transaksi ini akan
dicatat pada Jurnal Penerimaan Kas. Adapun jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Sesuai bukti transaksi KM-02 tanggal 6 Desember jumlah Kas yang diterima dicatat pada
kolom Debit sebesar Rp. 55.000.000,-. Sedangkan jumlah Piutang sebesar Rp. 55.000.000,-
dicatat di kolom Kredit Piutang Dagang.
Catatan : Piutang Dagang dicatat sebesar nilai piutangnya
Pencatatan yang sama dilakukan untuk faktur berikut:
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 10
Contoh 3 : Penjualan Tunai
Analisa Transaksi:
Pada tanggal 26 Desember 2020 perusahaan melakukan penjualan produk jadi kepada
pelanggannya secara tunai sebesar Rp. 29.975.000,-. Transaksi ini akan dicatat pada Jurnal
Penerimaan Kas. Adapun jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Sesuai bukti transaksi FT-01 tanggal 26 Desember 2020 jumlah Kas yang diterima dicatat
pada kolom Debit sebesar Rp. 29.975.000,- , akun Penjualan dicatat pada kolom Kredit Rp.
27.250.000,- dan akun PPN Keluaran Rp. 2.725.000,-. Untuk Harga Pokok Penjualan dicatat
pada kolom Lainnya sisi Debit sebesar Rp. 14.025.000,- dan akun Persediaan Produk Jadi di
sisi Kredit sebesar Rp. 14.025.000,- . lihat daftar persediaan barang.
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 11
Berikut Tampilan Jurnal Penerimaan Kas setelah semua bukti transaksi di jurnal:
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 12
A. Kompetensi Dasar
3.21 – 3.24 Menerapkan pencatatan transaksi kedalam buku jurnal khusus
4.21 – 4.24 Melakukan pencatatan transaksi kedalam buku jurnal khusus
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran, peserta didik mampu:
1. Menjelaskan jurnal khusus yang digunakan pada perusahaan manufaktur
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk jurnal khusus yang digunakan pada perusahaan
manufaktur
3. Mencatat transaksi ke dalam jurnal khusus
4. Mencatat transaksi ke dalam jurnal umum
1. Transaksi Pengeluaran Kas
Transaksi Pengeluaran Kas pada kasus Tempe Sejahtera, adalah sebagai berikut:
Contoh 1 : Pembayaran Iklan
Analisa Transaksi:
Pada tanggal 01 Desember 2020 perusahaan melakukan pembayaran iklan sebesar Rp.
1.200.000,-. Transaksi ini akan dicatat pada Jurnal Pengeluaran Kas. Adapun jurnal yang
dibuat adalah sebagai berikut:
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 1
Sesuai bukti transaksi KK-01 tanggal 01 Desember 2020 jumlah Kas yang dibayarkan dicatat
pada kolom Kredit sebesar Rp. 1.200.000,-. Sedangkan jumlah Iklan Dibayar Dimuka sebesar
Rp. 1.200.000,- dicatat di kolom Lainnya (sisi Debit). Pencatatan dilakukan melalui
pendekatan Neraca
Contoh 2 : Pembayaran Hutang Gaji
Analisa Transaksi:
Pada tanggal 03 Desember 2020 perusahaan melakukan pembayaran Hutang Gaji sebesar Rp.
7.200.000,-. Transaksi ini akan dicatat pada Jurnal Pengeluaran Kas. Adapun jurnal yang
dibuat adalah sebagai berikut:
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 2
Sesuai bukti transaksi KK-02 tanggal 03 Desember 2020 jumlah Kas yang dibayarkan
dicatat pada kolom Kredit sebesar Rp. 2.200.000,-. Sedangkan jumlah Hutang Gaji dan
Upah sebesar Rp. 7.200.000,- dicatat di kolom Lainnya (sisi Debit).
Contoh 3 : Pembayaran Upah Bagian Produksi
BTKL
BOP
Analisa Transaksi:
Pada tanggal 8 Desember 2020 perusahaan melakukan pembayaran atas upah buruh mingguan
dan Mandor sebesar Rp. 3.700.000,-. Transaksi ini akan dicatat pada Jurnal Pengeluaran Kas.
Adapun jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Sesuai bukti transaksi KK-03 tanggal 8 Desember 2020 jumlah Kas yang dibayarkan dicatat
pada kolom Kredit sebesar Rp. 3.700.000,-. Sedangkan jumlah Biaya Tenaga Kerja Langsung
(BTKL) sebesar Rp. 3.000.000,- (dicatat di kolom Debit BTKL) dan jumlah Biaya Overhead
Pabrik (BOP) sebesar Rp. 700.000,- (dicatat di kolom Debit BOP).
Hal yang sama akan pada transaksi 15 dan 22 dicatat seperti diatas.
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 3
Transaksi 15
BTKL
BOP
Analisa Transaksi:
Pada tanggal 15 Desember 2020 perusahaan melakukan pembayaran atas upah buruh
mingguan dan Mandor sebesar Rp. 4.450.000,-. Transaksi ini akan dicatat pada Jurnal
Pengeluaran Kas. Adapun jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Sesuai bukti transaksi KK-05 tanggal 15 Desember 2020 jumlah Kas yang dibayarkan dicatat
pada kolom Kredit sebesar Rp. 4.450.000,-. Sedangkan jumlah Biaya Tenaga Kerja Langsung
(BTKL) sebesar Rp. 3.750.000,- (dicatat di kolom Debit BTKL) dan jumlah Biaya Overhead
Pabrik (BOP) sebesar Rp. 700.000,- (dicatat di kolom Debit BOP).
Transaksi 22
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 4
BTKL
BOP
Analisa Transaksi:
Pada tanggal 22 Desember 2020 perusahaan melakukan pembayaran atas upah buruh
mingguan dan Mandor sebesar Rp. 3.400.000,-. Transaksi ini akan dicatat pada Jurnal
Pengeluaran Kas. Adapun jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Sesuai bukti transaksi KK07 tanggal 22 Desember 2020 jumlah Kas yang dibayarkan dicatat
pada kolom Kredit sebesar Rp. 3.400.000,-. Sedangkan jumlah Biaya Tenaga Kerja Langsung
(BTKL) sebesar Rp. 2.700.000,- (dicatat di kolom Debit BTKL) dan jumlah Biaya Overhead
Pabrik (BOP) sebesar Rp. 700.000,- (dicatat di kolom Debit BOP).
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 5
Contoh 4 : Pelunasan Hutang Dagang
Catatan : untuk menghitung berapa nilai Hutang Dagangnya adalah Nilai Kas yang dikeluarkan + Nilai
Potongan yang diberikan. Karena Nilai Hutang Dagang dicatat sebesar Nilai Nominalnya. Kas dicatat
sebesar nilai yang dikeluarkan (tertera di Bukti Kas Keluar). Untuk Kasus ini tidak ada potongan
penjualan.
Analisa Transaksi:
Pada tanggal 10 Desember 2020 perusahaan melakukan pembayaran atas hutang dagang
sebesar Rp. 45.000.000,-. Pembayaran tersebut untuk melunasi faktur P-089 tanggal 2
Nopember 2020, karena pembayaran hutang tersebut melewati masa perolehan diskon, maka
perusahaan tidak memperoleh potongan pembelian. Transaksi ini akan dicatat pada Jurnal
Pengeluaran Kas. Adapun jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Sesuai bukti transaksi KK-04 tanggal 10 Desember 2020 jumlah Kas yang dibayarkan dicatat
pada kolom Kredit sebesar Rp. 45.000.000,- , Sedangkan jumlah Hutang Dagang sebesar Rp.
45.000.000,- dicatat di kolom Debit Hutang Usaha.
Pencatatan ini berlaku pula pada transaksi 25
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 6
Analisa Transaksi:
Pada tanggal 24 Desember 2020 perusahaan melakukan pembayaran atas hutang dagang
sebesar Rp. 20.000.000,-. Pembayaran tersebut untuk melunasi faktur K-78 tanggal 21
Nopember 2020, karena pembayaran hutang tersebut melewati masa perolehan diskon, maka
perusahaan tidak memperoleh potongan pembelian. Transaksi ini akan dicatat pada Jurnal
Pengeluaran Kas. Adapun jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Sesuai bukti transaksi KK-08 tanggal 24 Desember 2020 jumlah Kas yang dibayarkan dicatat
pada kolom Kredit sebesar Rp. 20.000.000,- , Sedangkan jumlah Hutang Dagang sebesar Rp.
20.000.000,- dicatat di kolom Debit Hutang Usaha.
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 7
Contoh 5 : Pembayaran Listrik
BOP
ADM
Analisa Transaksi:
Pada tanggal 19 Desember 2020 perusahaan melakukan pembayaran atas tagihan listrik
sebesar Rp. 1.235.000,-. Transaksi ini akan dicatat pada Jurnal Pengeluaran Kas. Adapun
jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Sesuai bukti transaksi KK-06 tanggal 19 Desember 2020 jumlah Kas yang dibayarkan dicatat
pada kolom Kredit sebesar Rp. 1.235.000,-. Sedangkan jumlah Listrik Pabrik masuk pada
akun Biaya Overhead Pabrik (BOP) sebesar Rp. 835.000,- (dicatat di kolom Debit BOP) dan
jumlah Listrik Kantor masuk pada akun Biaya Listrik dan Telepon sebesar Rp. 400.000,-
(dicatat di kolom Debit Lainnya.
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 8
Contoh 6 : Pembayaran Angsuran Bank tanpa Bunga
Analisa Transaksi:
Pada tanggal 25 Desember 2020 perusahaan mengangsur tagihan hutang bank tanpa bunga
sebesar Rp. 11.500.000,-. Transaksi ini akan dicatat pada Jurnal Pengeluaran Kas. Adapun
jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Sesuai bukti transaksi KK-09 tanggal 25 Desember 2020 jumlah Kas yang dikeluarkan dicatat
pada kolom Kredit sebesar Rp. 11.500.000,-. Sedangkan jumlah Hutang Bank sebesar Rp.
11.500.000,- dicatat di kolom Lainnya (sisi Debit).
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 9
Berikut tampak Jurnal Pengeluaran Kas keseluruhan (Jurnal Khusus harus dijumlah pada
pagian akhir jurnalnya)
Praktikum Akuntansi Perusahaan Manufaktur 10