Majid Majnffn
perbuatan mulia yang dapat menyebabkan MAIN0N ( ow)
Tuhan melapangkan tempat bagi mereka di
Katamajnitn(;t&; ) disebut sebelas kali di dalam
dalam surga. + M. Rusydi Khalid ee Al-Qur'an. Secara etimologis, kata ini berasal dari
MAIiD ( ri;) kata janana ('# ) yang pada mulanya berarti
Kata majid ( 4ii ) terambil dari akar kata yang 'tertutup'. Dari kata ini terbentuk berbagai kata
terdiri dari huruf-huruf mim, iim, darr dfrl, yang lain, seperti janin ( fi, ), yalfi 'anak yang masih
makna dasarnya adalah mencapai batas, tetapi ia di dalam kandungan' karena ia masih tertutup
hanya digunakan untuk hal-hal baik dan terpuji oleh perut ibunya. linn (ig ), yaitu 'makhluk
lagi mulia. Kejayaan dan kemuliaan yang halus' karena hakikatnya makhluk ini tidak
merupakan puncak kemenangan/keberhasilan diketahui atau karena wujudnya tertutup bagi
dinamai majd ( uU ). Unta yang makan hingga pandangan mata kepala manusia. Kebun yang
kenyang dinamai malitd( t|;). dipenuhi tumbuh-tumbuhan sehingga menutupi
Dalam Al-Qur'an, kata majid ditemukan pandangan mata dinamai jannah ( -:;).Surga
sebanyak empat kali, masing-masing dua kali
sebagai sifat Allah (QS. H0d l11l:73 dan al-Burffj juga dinamai jannah ( 6; ) karena hakikatnya
[85]: 15) serta dua kali pula sebagai sifat Al-
Qur'an (QS. Qaf [50]: 1 dan al-Burfrj [85]: 21). tertutup bagi pengetahuan manusia karena di
Tidak ada ayat selainnya yang menggunakan
akar kata tersebut, walau dalam bentuk lain. sana terdapat hal-hal yang tidak pernah terlihat
Agaknya penyifatan Al-Qur'an sebagai majid
mengisyaratkan bahwa jalan meraih kejayaan oleh mata, terdengar oleh telinga, serta ter-
hl-majil adalah dengan mengikuti tuntunan-
tuntunan Al-Qur'an al-Majid. jangkau oleh pemikiran manusia. Dari sinilah
Al-Qur'an yang merupakan kalam Ilahi seorang yang tidak waras/gila dinamai majnirn
telah mencapai puncak, sehinggabukan saja ada ( t'$; ) karena akalnya tertutup untuk berpikir.
kalimat-kalimat yang berlebih atau berkurang Makna yang terakhir inilah yang dimaksud oleh
tetapi juga tidak akan datang lagi petunjuk
wahyu kepada manusia, karena Al-Qur'an telah Al-Qur'an dengan katamajnttn (o$.1). Rasul-
mencapai puncak keindahan, serta batas akhir rasul yang menjadi sasaran cemoohan orang-
dari kehadiran wahyu-wahyu Ilahi.
orang kafir dengan menggunakan kata majnfin
Ar-RAzi mengemukakan bahwa sifat al-
Majid, mengandung dua hal pokok; yaitu ke- ( o'.H ) ialah [1) Nabi Nuh (QS. Al-Qamar [54]:
muliaan yang sempurna dan keluasan dalam
9), [2) Nabi Musa (QS. Asy-Syu'arA' 126l:27), darr
kebajikan.
[3) Nabi Muhammad saw. (QS. Al-Hijr [15]:6).
Imam Ghazali dalam bukunya Syarb.Asm6' Setiap Al-Qur'an menyebut kata majnitn
al-Husn6, hanya mengetengahkan tiga baris ( t'*; ) selalu digunakan sebagai ucapan ce-
penjelasan tentang sifat Allah ini. Menurutnya,
moohan terhadap rasul Allah dan cemoohan itu
al-Maiid adalah Yang mulia Dzat-Nya Yang indah
perbuatan-Nya dan Yang banyak anugerah- selalu berasal dari orang-orang yang tidak
Nya. Sifat ini menurut Al-Ghazali menghimpun membenarkan ayat-ayat Allah. Sebagai ung-
makna-makna yang terkandung pada sifat-sifat kapan cemoohan, kata tersebut digunakan tidak
al-lalit (,W), al-Wahhdb (.+rlr1t) dan at-Kaim dengan arti yang sebenarnya. + A. Rahman Ritonga +
fF,( ). Demikian, wa Allhh A'lam. MAI0S (,f,i;l
tc M. Quraish Shihab + Majfis (,jr ) adalah bentuk ja*ak dari majfi$
G'r) yang artinya 'orang-orang yang me-
nganut agama Majusi', dan agamanya disebut
majitsiah (+'r.- ). Di dalam Lis6nul-'Arab di-
jelaskan bahwa menurut satu versi, majits
,jr( ) adalah nama satu generasi yang dikenal
atau nama satu kabilah. Menurut versilarn, majfis
(;; ) di dalam bahasa Persia adalah nama
oran& yartu minj kusy yang artinya 'orang yang
Kajian Kosakata 560
Majfis MajOs
kecil kedua telinganya'. Ia adalah orang yang Menurut Ath-Thabathabai, Majusi dikenal
pertama menganut agama Majusi dan men- sebagai orang-orang yang beriman kepada
dakwahkannya kepada orang lain. Nama ini Zardasyl. dan Kitab Suci Avesta. Namun, tentang
kemudian diarabkan dan Imruul Qais pun telah
sejarah dan masa munculnya sangat tidak jelas,
menggunakannya di dalam syairnya dengan
seolah-olah beritanya terputus. Mereka ke-
ungkapan ka niri majfis ( c'H .tti = seperti api hilangan kitab itu ketika Alexander Yang Agung
menguasai Iran. Kemudian, penulisannya di-
orang-orang Majusi). Ungkapan ini menunjuk- perbarui pada masa nja-raja Sasan. Karena itu,
kan adanya praktik pemujaan api yang di-
sulit menemukan mazhab mereka yang sebenar-
lakukan oleh orang-orang Majusi. nya. Hanya saja satu hal yang dapat diterim4
Penganut Majusi meyakini kesucian api mereka mengakui adanya dua kodrat bagi
pengafuran alam ini, yaitu kodrat kebaikan dan
Di dalam Al-Qur'an kata majfts ('r)
kodrat kejahatan, yazdmt dan ahriman atau cahaya
ditemukan sekali, yaitu pada QS. Al-Hajj [22]: dan kegelapan. Mereka meyakini kesucian api
17. Ayat ini berbicara tentang pengelompokkan
manusia dari sudut keyakinan agamanya, yaitu serta mendekatkan diri kepada malaikat dengan
orang-orang Mukmin, orang-orang Yahudi dan tidak membuat berhala sesembahan. Mereka
Kristen, orang musyrik, dan orang-orang Sabi'in memunyai kuil-kuil api di Iran, Cin+ India dan
serta Majusi. Tiga kelompok pertama jelas tempat lain. Ath-Thabari menjelaskan bahwa
statusnya; orang Mukmin memercayai risalah orang-orang Majusi adalah orang-orang yang
Nabi Muhammad dan Al-Qur'an, orang Yahudi memuliakan api dan melakukan kebaktian ke-
dan Kristen sebagai ahlul-kitdb mengakui Nabi padanya. Asy-Syahrastani juga menjelaskan
keyakinan dualisme di kalangan Majusi yang
Musa dan Isa serta kitab Taurat dan Injil, mengakui adanya dua kodrat yang keduanya
sedangkan orang musyrik adalah penyembah mengatur dan qafrm ( r,I = tidak berpermulaan).
berhala. Sementara itu, orang-orang Sabi'in dan Namun, menurut di4 orang-orang Majusi asli
Majusi tidak memunyai status sejelas itu. Para
ulama berbeda pendapat tentang keduanya. meyakini bahwa kedua kodrat tersebut tidak
Mayoritas memandang keduanya tidak ter-
masuk ahli Kitab dan minoritas memasukkan/ murr.rg)<rn qaffim ( rir,i = tia* Uerpermulaan); wujud
memperlakukannya sebagai ahli Kitab.
cahaya adalah tanpa permulaan dan wujud
kegelapan diciptakan. Sementara itu, Ar-Razi
menerangkan bahwa orang-orang Majusi adalah
pen$kttt mut an abAi ( ;;A = or mg y alrrg mengklaim
kenabian), bukan nabi yang sebenarnya.
Muhammad Rasyid Ridha menyebutkan
pendapat mayoritas ulama yang memandang
orang-orang Majusi diperlakukan sebagai Ahli
Kitab dalam kewajiban membayar jizyah (;-y, =
pajakyang diambil dari non-Muslim) saja.Imam
Abu Saur (sahabat Imam Syafi'i) memandang
mereka sebagai Ahli Kitab. Di dalam kitab AI-
F ar q b ainal-F ir aq kary a Al-Baqhdadi dijelaskan
bahwa orang-orang Majusi mengklaim kenabian
Zardasyt. Sementara itu, Muhammad Rasyid
Ridha sendiri termasuk orang yang memandang
Majusi sebagai Ahli Kitab. Ia mengemukakan
alasan bahwa sebutan musyrik tidak digunakan
561 ENsrxropEote Al-Qun'eN
MakAnah MakAnah
bagi Majusi. Al-Qur'an menyebutkan orang- dalam QS. Y0suf [12]:21, dan QS. Al-Kahfi
orang musyrik satu jenis dan Ahli Kitab satu jenis [18]: 84;
yang lain dengan cara menghubungkan kedua- b. Amkana ('r$)i ) sebagaimana yang terdapat di
dalam QS. Al-AnfAl [8]: 71; dan
nya dengan (' atff = UU ). Cara ini mengakibatkan
adanya perbedaan antara keduanya. Bahkan, di c Kata makin (;lf ) seperti di dalam QS. Y0suf
dalam AlQur'an dibedakan antara Yahudi dan
$21:5a dan QS. At-Takwir [81]: 20.
Nasrani (QS. Al-Hajj [22]:17 dan QS. Al-Ma'idah Bentuk verba(f il t J4 1) dari kata makilnah
[5]: 82) sebagaimana antara Sabi'in dan Majusi
(QS. Al-Hajj l22l: 17). Pengertian yang segera ter- ( z:*) adalah makuna( ifJ)yat gAerNtrmenjadi
tangkap dari kata musyrildn ( rlr;l ) pada masa orang yang berkedudukan tinggi, seperti tersebut
turunnya Al-Qur'an adalah orang-orang dalam kalimat makuna fulan' inda an-nisi makinah
musyrik Arab sendiri. Mereka tidak memiliki ( trS, *rit t rit3 liJ = ndan menjadi orang
kitab dan tidak pula memiliki sesuatu yang
yang memunyai kedudukan tinggi di ma-
menyerupai kitab. Bahkan, mereka adalah orang- syarakat). Di dalam konteks kalimat di atas
orang yang tidak dapat menulis dan membaca. makdnah ( i;63 ) berarti kedudukan y ang tinggi.
Menurut Ridha Sabi'in dan Majusi memiliki
Arti lain dari kata makknah ( -t*) adalah
kitab yang mereka yakini sebagai kitab suci. Hanya
kehati-hatian dNr kewibawaan (at-tu'adah = ;;jAt)
sai4 masanya sudah jauh berlalu sehingga bentuk seperti dalam kalimat imsyi 'al6 makdnatik
asli kitab itu tidak diketahui lagi. Tidak jauh dari
kemungkinan pula bahwa pembawa kitab ter- &( Ai<t ,-;-y ) yang artinya berjalonlah dengmt
sebut adalah rasul. Tuhan menyatakan bahwa
penuh kehat lhati an dnn keus ib mt am.
tidak pernah ada safu umat pun tanpa seseorang
yang bertugas memberi peringatan. Pemujaan Di samping itu, Al-Ashfahani menyamakan
berhala berkembang di kalangan mereka karena
jauhnya masa mereka dari masa para nabi. Hal arti makdnah ( -AS; ) dengan arti makhn ( o(; )
yaitu, menurut ahli bahasa, tempat yang
ini bisa terjadi sebagaimana yang terjadi di
memuat sesuatu, atau, menurut ahli ilmu kalam,
kalangan Ahli Kitab (QS. Al-Hadid [57]: 16,).
Selanjubrya jika Majusi dipandang sebagai tempat untuk meletakkan sesuatu (al-hawiy =
Ahli Kitab-sebagaimana yang dikemukakan gtit ) y *rrsesuai dengan bendayang diletakkan
Ridha-maka hukum makanan dan perkawinan
di dalamnya (al-mahwiy = ept) sebagaimana
dengan perempuan-perempuan mereka sama
dengan Ahli Kitab yang lain. Menurut mayoritas malaamakdn ( .r(; ) yanB terkandung dalam QS.
ulama makanan Ahli Kitab halal dan perempuan- Thaha [20]: 58 ... makfrnan suwd ( 6a; 6t =
perempuan mereka boleh dinikahi, sedangkan
minoritas ulama tidak membolehkannya. tempat yang datar) karena-sesuai dengan
konteks ayat ini-memang tempat yang datarlah
et Ramli Abd. Wahid et yang sesuai untuk mengadakan pertunjukan
MAKANAH (;56i ) pertandingan di antara tukang sihir Firaun dan
Nabi Musa as. Adapun At-Thabathabai mem-
Kata makdnah ( z:g- ) disebut lima kali di dalam
Al-Qur'an, yaitu dalam QS. Al-An'Am [6]: 135, bedakan makinah (igJ) dengan makhn (.,(; ).
QS. HOd [11]:93, QS. An-N0r l24l:121., QS. Az-
Zumar l39l:39, dan QS. YAsin [36]: 67. Menurutnya, makAnah ( -AS:) berarti kedudukan
Kata-kata lain yang seakar dengan makdnah aiau nilai yang keduanya bersifat abstrak,
( -AK)yxr.gterdapat di dalam Al-Qur'an adalah: sedangkan makdn ( ,iK ) berarti tempat atau
ruangan yang keduanya bersifat fisik atau
a. Makkana ( 'F ) sebagaimana terdapat di
konkret.
Al-Maraghi menyebutkan, bahwa kata
makdnah (t*) di dalam ayat ... l'malir 'al6
makturatikum (e+tK. f" \;t;;i )berartrkondisi
atau cara sehingga ungkapan itu diartikan
berbuatlah knlian sesuai dengan kondisi dm cara kalisn,
Muhammad Ismail Ibrahim, pengarang
Kajian Kosakata
Makhmashah Makhmashah
ktab Mu'jam al-Awh al-Qur'dniyyah, tampalaya dikatakan oleh Al-Raghib Al-Ashfahani,
sejalan dengan Az-Zamak'hsyari dalam meng- makhmashah (-^ZX" ) berarti 'kelaparan yang
menyebabkan perut melilit akibat kosongnya
t*artikan kata makhtah ( ). Keduanya meneg.rs-
kan, bahwa makfrnah (-^:*) berarti'kemampuan
makanan yang biasa mengisinya dan dicernanya'.
maksimal' (aqshi at-mustathk' = LtA:At [i',>A Pada mulanya maldtmashnh( aZ;; ) berarti'keter-
dalam pengertian ini, makna ayat "... lmalir 'al6 sembunyian atau mengecilnya perut'. HaI ini bisa
makdnatikum fe4{, LP lrL;i )" adalah "ber- disebabkan oleh fisik yang kurus dan bisa juga
buatlah kalim semaksimal mungkin " . disebabkan oleh kelaparan. Kemudian, kata
Hal jelas yang bisa ditarik dari kelima arti tersebut diartikan sebagai'kelaparan ifu sendiri'.
makdnah (ig;) di atas, tampaknya, adalah D dalam QS. Al-Mfl idah 15) lata makhmashalt
makna sesuatu yang kokoh. Arti makhnah (-,:g-) (r;X, ) atau kelaparan dinyatakan sebagai salah
yang pertama, yaitu kedudukan yang tinggi, satu kondisi darurat yang menyebabkan muncul-
mengandung arti posisi yang kokoh. Arti makhnah nya rukhshah ("C) = keringanan hukum), yaitu
( z:g- ) yang kedua, yaitu kehati-hatian dan kebolehan memakan makanan yang selama ini
kswibawaan, mengandung afii kondisi jiwa yang
dinyatakan haram, seperti bangkai, darah, dan
kokoh. Arti ketiga, yaitu tempat, mengandung
babi. Tanpa keringanan itu, seseorang yang
makna barang yang kokoh yang mampu memuat mengalami kelaparan akan melemah dan me-
sesuatu. Arti keempat, yaitu kondisi Atau cara, nurun kondisi fisiknya sehingga keadaan itu
mengandung makna situasi dan gaya yang kokoh dapat mengancam jiwanya. Dengan demikian, ke-
pada saeorong ymtg sulit diubah karena sudah menjadi ringanan hukum itu dimaksudkan untuk me-
tradisi yang mengakar. Adapun arti kelim4 yaitu melihara dan mempertahankan nyawa yang
kemampuan maksimal, mengandun g arti sonangat merupakan salah satu aspek dNi maqilshidusy-
y ang kuatlkakah untuk melakukan y ang terbaik. *.*lsy ar' iyy ah ( +9, ). Oleh karena ihrlah maka
dari QS. Al-Milidah [5]: 3 ini muncul kaidah adh-
Di dalam AlQur'an, kata makhnah (z:*)
digunakan di dalam dua konteks, yaitu konteks rl,itdhnrfn ah tufihul -m afuhfir ht ( ot.,' U i;'t Pt =
ancaman dan konteks celaan atau kecaman. darurat memperbolehkan hal-hal yang terlarang).
Makdnah (z:g;) yang digunakan di dalam Pembolehan tersebut dipersyaratkan tanpa
konteks ancarnan, bisa dilihat di dalam QS. Al- adanya kesengajaan untuk memakan makanan
An'am [5]: 135, QS. Hffd [1L]:93, QS. An-Nffr [24]: yang haram sebagai suatu perbuatan dosa,
12L, dan QS. Az-Zumar [39]: 39 yaitu "... i'malft
misalnya ia memakannya melebihi kadar ke-
'al6 makinatikum inni 'dmil... ("e*KULltki
|-* j) = berbuatlah kalian sesuai dengan cara butuhan darurat. Sikap berlebihan dalam me-
dan kondisi kalian [syirik dan kufur], aku pun makan merupakan petunjuk kesengajaan berbuat
akan berbuat sesuai dengan kondisi dan caraku
dosa. Atas dasar itu, muncul kaidah fiqih lainnya
[iman dan tauhid])". Penjelasan tentang akan mA ubiha lidh-dharfirah yuqaddaru bi qadarihd
adanya siksaan yang terdapat di dalam lanjutan
(6t1"G-r-;:H Ct" = Sesuatu yang diper-
bolehkan karena darurat disesuaikan dengan
ayat, menambah tegasnya ancaman tersebut. kadar kebutuhan).
Penggunaan kata makdnah ( i*) di dalam Dengan demikian, tidak ada takaran yang
konteks celaan bisa dilihat di dalam QS. YAsin pasti dan konkret untuk menjadi standar umum
dalam menentukan jumlah makanan haram
136l: 67. + Ahmad Dardiri tt
MAKHMASHAH ( i2b'I yang boleh dimakan dalam kelaparan.
Kata makhmashah (z2:.;) di dalam Al-Qur'an z;XMakhmashah ( ) atau kelaparan sebagai
disebut dua kali, yaitu di dalam QS. Al-Ma'idah keadaan darurat yang menyebabkan keringanan
[5]: 3 dan QS. At-Taubah [9]: 120. Sebagaimana
hukum tidaklah menghilangkan hukum asal
sebagai hukum pokok atat'azimah (;-s).Ia
563 ENsxlopsnta Al-Qun'eN
Makhrai Makhraj
bersifat sementiua dengan kesementaraan Pe- Majma' Al-Lughah Al-Arabiyyah di dalam
nyebabnya. Oleh karena itulah, berkenaan orang
kamus Mu'jamul'Wasith dan Al-Ashfahani di
kelaparan yang terpaksa memakan sesuafu yang
dalam Mu'jam Mufraddt Alfidzil-Qur'6n, me-
haram, Allah menjanjikan ampunan kepadanya
nyebutkan m alaa kharaj a( C.F ) addan baraza min
atau meniadakan dosa atas dirinya.
maqarrihi aw hilihi ( * il :7 b';1 = keluar/
Selanjutnya m*hmashah (rZX ) di dalam
muncul dari tempat tinggalnya atau keadaan-
QS. At-Taubah [9]: L20 digambarkan sebagai
bagian dari perjuangan di jalan Allahyang diberi nya).
imbalan pahala oleh Allah karena ia tercatat
Kata kharaja ( t; ) dan turunannya di
sebagai amal saleh. + Ahmad Qorib +
dalam Al-Qur'an disebut 182 kali. Namun, hanya
MAKHRAI 1e,i6l
satu kali di dalam bentuk makhraj (CF ). Kata
Kata makhraj (a* ) adalah kata yang dapat
itu adalah katabendayang mengandung makna
termasuk ke dalam jenis mashdar ( ,1.t5= bentuk
tempal(ismul-makhn=9(it p1 ), disebut di dalam
infinitif ), jenis ismul-makhn ( 9(3t i*1 = kata benda
yang mengandung tempat), alau ism al-zamin QS. Ath-ThalAq [65]:2. Kata makhraja(a*) ai
dalam ayat itu berarti'jalan keluar', mungkin
dari keadaan (min hA$hl )e i ) dan mungkin
juga dari tempatnya (minmaqarriil:y' ,t).
( or1')t i*t = kata benda yang mengandung arti Di dalam memberikan penjelasan pada kata
waktu). Kata itu berasal darikharaja -yakhruju -
L"ts makhrajd (L'p = jalan keluar) yang akan di-
khurfijan wa makhrajan ( -L;;--t" berikan Allah swt. sebagai balasan bagi orang
e:*i). yang bertakwa seperti yang tersebut di dalam QS.
Ibnu Faris, di dalam bukunya Mu'jam Ath-ThalAq [65]: 2, timbul beberapa pendapat.
lfMaqayisil-Lughalr, menyebutkan kata khar a1 a ( ) Perbedaan pendapat itu tampaknya sebagai
sebagai kata kerja bentuk lampau yang me- kelanjutan dari perbedaan persepsi tentang
munyai dua arti denotatif. Pertama 'tembus dari pengertian yattaqi ( irt = takwa) yang muncul
*sesuatu' (an-nSadz' misy-sy ay' =,,Irt 3;1r ) atau sebelum kata makhraja (G.1* ) sesuai'dengan
'keluar'. Keduo 'perbedaan/batas di antara dua konteks pembicaraan. Demikian itu karena di
warna', ikhtilAfu hfinain ( e;'1 o*t). Titik temu Nttan y att aqi dan mal,kr aj a ( C;;i ) di dalam ayat
di antara kedua makna tersebut adalah masing- dimaksud terdapat keterkaitan yang erat (sebagai
masing memunyai batas dan melampauinya. ;'A !7 iism syarth = !
dar:. j mndb sy arth = lr ).
'Keluar', berarti melampaui batas antara ruang Iman Al-Qurthubi mengatakan bahwa
bagian di dalam dan ruang bagian di luar dan maksud man yattaqillilh (;tt & ;l adalah orang
dua warna berarti adanya batas yang jelas yang bertakwa kepada Allah svvt. dengan cara
antara warna yang satu dengan warna yang lain. menjauhkan diri dari semua yang diharamkan
Dari arti yang pertama timbul kataal-kharij Allah swt., tidak melampaui batas-batas yang
(v93 ) yang berarti 'PaiaJrJ,'upeti', atau 'cukai' telah ditetapkan Allah swt., dan menghormati
(at-itdwah = ;jr,'Jr ). Al-ithwah ( ;iUjt 1 disebut al- serta melaksanakan syariat-syariat Allah swt.
khardj (Ur;Jr ) karen a al-itdwah( ;i6!r ) merupakan Adapun maksud makhrajh (c1); ) ialah 'jalan
harta yang dikeluarkan oleh orang yang mem-
keluar dari kesulitan-kesulitan kehidupan' dan
bayar pajak. Adapun yang dimaksud dengan oleh Ath-Thabarsi ditambah dengan'lepas dari
ikhtildfulaitnfrn ( fi'! ;>*t) di dalam arti kedua kesulitan dunia dan akhirat'.
ialah, 'mempunyai dua warna' seperti warna Di dalam suatu riwayat dari Ibnu Abbas,
Asy-Syabi, dan Dahh6k, sebagai ditulis oleh Al-
hitam dan putih. Sementara itu, Ibnu Manzhur
Qurthubi, Ath-ThabarsL dan Khaziry yattaqi di
menyebutkan Nti (k)hfuttrftiWj ( e'i*r= = keluar) ialah dalam ayat tersebut berkaitan dengan talak,-
naqidhud'dukhfrl antonim persepsi ini muncul mungkin karena ayat itu
dari
masuk).
Kaiian Kosakata
Makin NIakin
terdapat di dalam QS. Ath-ThalAq [65)-se- Kaitannya dengan |ibril, Wahbah Az-Zuhaili
hingga, yattaqi diartikan 'bertakwa di dalam
rangka mentalak istri', yakni sesuai dengan menjelaskan bahwa |ibril dipercaya mengemban
kedudukan terhormat sebagai penyampai wah-
prosedur dan pefunjuksyariat. Dengan demikian yu karena ia adalah malaikat mulia dan te-
percaya di samping karena wahyu Al-Qur'an
jika terjadi penyesalan masih ada jalan ke-
luarnya (makhraja), yaitu rujuk, selama masih di itu berasal dari Allah swt.dan diturunkan
dalam masah iddahnya. kepada seorang Rasul yang tepercaya pula. (QS.
Adapun menurut pendapat lain, yattaqi
At-Takwir [81]: 19-20)
berarti 'bertakwa dalam rangka mencari rezeki' Senada dengan kedudukan terhormat
(fir-rizq = 9';)t,J) dan makhrajd (L1); ) diartikan |ibril, Nabi Yusuf juga diprofilkan Al-Qur'an
sebagai 'jalan keluar dari kesulitan dengan
sebagai seorang yang berkedudukan tinggi dan
memberikan kecukupan'. Pengertian semacam ini
tepercaya dalam sistem sosial dan politik di
didukung oleh latar belakang turunnya ayat itu,
Mesir pada masanya. Ia diangkat menjadi salah
yakni menyangkut laporan kepada Rasulullah
seorang pejabat yang tepercaya. Al-Qur'an
saw. dari orang yang mendapatkan kesusahan
menjelaskan bahwa malcin yang dipercayakan
atau kesulitan dalam hal mencari rezeki dan/atau
Raja Mesir itu karena ia seorang yang cakap
kesusahan karena anaknya ditawan musuh.
dalam mengemban tugas dan ahli dalam bidang-
ce Cholidi te
nya. (QS. Y0suf [12]:5a55).
MAKiN (,#.it Sementara itu, l<eltka mal6n disifatkan kepada
-Kata makin merupakan kata sifat dari makuna "qardr", ia berarti 'kokoh'. Penggunaan kata ini
yamkunu - makhnah ('aGJ-'P-- 6;) yag terkait dengan salah satu proses penciptaan
manusia, yaitu pembuahan dan kehamilan atau
artinya bermuara pada: 'agun6 terhormaf dan
kokoh.' Ar-Raghib Al-Ashfahani menjelaskan penempatan janin di dalam kandungan yang
bahwa makin berarti kedudukan atau posisi,
yakni posisi tinggi dan terhormat. Makin juga kokoh. (QS. Al-Mukmin0n [23]: L2-1,4).
berkonotasi makdn (.rK; ) yang berarti 'tempat Menurut pakar biologi kedokter an, " qarhrum'
yang memuat sesuatu', yaitu tempat yang kuat
;mahn" ( "#:'rt ) adalah dinding rahim, karena di
dan kokoh.
balik dinding itulah janin yang terbentuk melalui
Di dalam Al-Qur'an, kata mdkin ( #.J)
pembuahan (pertemuan sperma dan ovum) ber-
digunakan sebanyak empat kali; masing-masing
evolusi dan terpelihara dengan baik.
padaQS. Y0suf 11,21:54; QS. Al-Mukmin0n [23]:
t3; QS. Al-MursalAt l77l: 2L; dan QS. At-Takwir Sesuai dengan namanya, "rahim" yang
[81]:20. Kata lain yang seakar dengan makin, seakar dengan kata dari rahmat, yaitu kasih
seperti makkana ('&) di dalam berbagai ben- sayang memang sumber kasih sayang. Betapa
tuknya dan amkana (',Fl ) dijumpai tidak tidak! Melalui dinding rahim dan plasenta, janin
kurang dari 14 kali, tersebar di dalam 12 surat. bukan saja mendapat perlindungan paripurna,
melainkan juga mendapat saripati makanan,
Baik makkana ( ,F ) maupun amkana ('j{l ) oksigen, dan hubungan kasih sayang dengan ibu
yang mengandung. Di sinilah letak kekokohan
digunakan di dalam Al-Qur'an dengan konotasi
rahim ibu, yang menjadi tempat tepercaya dan
yang kurang lebih sama, yaitu menempatkan
paling aman bagi janin untuk tumbuh dan
atau memberikan kedudukan dan kekuasaan
berkembang selama kurang lebih sembilan bulan
tertentu. sepuluh hari. (QS. Al-Hajj l22l:5).
Dalam penggunaannya,'makin ( J:t ) di- Ayat tersebut sejalan dengan firman Allah
jadikan sebagai sifat malaikat ]ibril, sifat Nabi yang lain (QS. Al-Mur s aldt, 17 7 l: 20 -22). Menurut
Ath-Thabathabai, rahim memang merupakan
Yusuf, dan sifat tempat yang kokoh (rahim ibu).
tempat yang kokoh yang memungkinkan sPerma
565 ENsrxr-opeora Al-Qun'aN
Makr Makr
tidak hilang dan rusak/ sehingga ia dapat ('j;Jr fJt'ri 3r1;3r ts^lr ). Al-makrul-madzmitm
membuahi sel telur wanita. |ika terjadi pem- ( ii.illrj:ji ) adalah 'tipu muslihat yang di-
buahan maka selama di dalam kandungan,
lakukan untuk maksud yang jahat atau hina'.
"tempat yang kokoh" itu sangat berperan dalam
Menurut Muhammad Abdutu jenis inilah yang
pembentukan daya-daya atau potensi-potensi,
!biasa dimaksud dengan katamakr ( ) karena
seperti intelektual, spritual, sosial, fisik, dan
psikis bagi janin yang akan lahir. orang yang merencanakan sesuatu yang me-
Dengan demikian, penggunaan kata makin nyenangkan dan bermanfaat hampir tidak perlu
( J$.J ) di dalam Al-Qur'an terkait dengan menyembunyikannya. Di antara surat Al-Qur'an
kedudukan tepercaya yang diemban malaikat fJiyang memu at al-makr ( ) jenis ini adalah QS.
|ibril sebagai penyampai wahyu Al-Qur'an, FAthir [35]: tt3, QS. An-Nahl [16]: 30, dan QS. An-
kedudukan terhormat manusia (Nabi Yusuf) Naml [27]:51.
sebagai menteri di dalam sistem sosial politik
karena kemarnpuan intelektual dan profesional- Adapwr al-makrul-mahrnfid( 3r13r f:Jr ) ada-
nya, dan kedudukan mulia seorang ibu yang
penuh kasih sayang mengandung janin di lah tipu muslihat yang dilakukan untuk maksud
dalam ruang kehidupan yang terpelihara,
arnan, dan penuh rahmat dalam rentang waktu yang baik dan mulia. Di dalam kaitan ini,
tertentu (kurang lebih sembilan bulan sepuluh
hari) yang terhormat, berat, dan melelah- Muhammad Abduh berkata "Kalaulah ada tipu
payahkan. ec Muhbib ee muslihat yang bertujuan untuk kebaikan maka
klMAKR ( pelakunya adalah Allah swt." Tipu daya Tuhan
Penggunaan kata makr ( ji; ), dengan variasi untuk mengangkat Nabi Yusuf menjadi pemimpin
bentuknya di dalam Al-Qur'an, ada 43 kali. besar, mulai dari penjeblosan Yusuf ke dalam
Di dalam bahasa Arab, kata makr ( $;) surnur sampai penjeblosannya ke dalam penjar4
digunakan paling tidak dalam empat arti. Arti tampaknya bisa dijadikan contoh untuk al-makr
pertama adalah 'tipu muslihat', kedua adalah
'celupan merah', ketiga adalah 'siraman', dan ( J:ii ) jenis ini. Meskipun begitu, bukan tidak
keempat adalah 'keindahan betis karena ber- mungkin al-makrul mabmtrd ( 33:Jr f3r) ini di-
bentuk bulat'. lakukan oleh manusia bila kondisi menuntut
Hal yang dapat dikemukakan dari keempat digunakannya cara tersebut. Di antara kondisi
artr makr ( F ) ai atas adalah 'pengalihan per- yang menuntut penggunaan al-makr ( 5:11 ) jenis
ini adalah jika'orang yang menjadi sasaran tipu
hatian orang dari esensi sesuatu kepada sisi
luarnya sehingga kesadaran orang tersebut muslihat' atau al-mamkitr bih ( y'j$3t ) adalah
terhadap esensi sesuatu tadi menjadi hilang'. orang yang bodoh sehingga dikhawatirkan kalau
Adapun Ntimakr ( *)ymrgdigunakan di sampai mengetahui rencana tipuan yang di-
dalam Al-Qur'an adalah arti yang pertam4 yaitu maksudkan untuk kebaikan dirinya, ia akan
tipu muslihat atau rencana tersembunyi yang
membawa si tertipu kepada kondisi yang tidak merusak rencana tersebut karena kebodohannya.
diduga. Di dalam kondisi seperti ini, pihak yang ingin
Al-Raghib Al-Ashfahani memilah makr memberikan kebaikan kepadanya atau al-mdkir
( * ) menjadi dua macam, yaitu ,al-makrul- (tidYaikirbloldeihtudniktuettauhntntoulkehmael-mmbmutailtcittirpbuih(daa'ry'aj9ya3ntg)
madzmfim aw al-makrus-sayyi' < f-.tt\i i|,A f.:3t
sebelum ia mendapatkan kebaikan yang di-
'";1t 1 aan al-makrul-mahmild aw al-makrul-basan
maksud.
Yang dirasa ganjil dalam kaitan makr ( f;)
ini adalah penisbatan makr ( J.; ) kepada Allah
f)t(snildul-makri ilall6h=.;rr Jl !€-,1).Karena arti
aslinya adalah tipu muslihat untuk mencelaka-
kan orang, makr ( F ) tiaat bisa dinisbatkan
kepada Allah kecuali dalam bentuk penyerupaan
(al-musyikalah = tK*!Jt) yang maksudny4 apa
Kaiian Kosakata 566
Maktfib Makr0b
yang dilakukan Allah itu hanyalah menyerupai = mengga-bungkan/menyambungkan safu huruf
makr ( !: ), tetapl sebenarnya bukanlah makr dengan huruf yang lain dengan cara menulis-
( 5t).Demikian penjelasan Abus-Su'ud di
nya). Oleh karena itu, ash-shuhuful-majmit'ah
dalam tafsirnya.
( ao'l;A',;i.5t = kumPulan dari lembaran-
Di dalam menafsirkan ungkapan makrullih
lembaran) yang berisikan tulisan-tulisan yang
( et * ) timbul beberapa pendapat. Di antara-
berupa rangkaian huruf-huruf dinamakan al-
nya, pendapat Ibnu Asir yang menegaskan
bahwa makrullih itu penimpaan bencana pada krtAb (*4r) yang lazim disebut dengan kata
'musuh-musuh-Nya' (a'd6'uh = ijt.rof ) bukan
kepada'kekasih-kekasih -Ny a' (auliy d'uh ='l$\i ). 'buku' dalam bahasa Indonesia. Karena itu pul4
Pendapat lain mengatakan bahwa makrullih
maksudnya, Allah membiarkan hamba-Nya dapat dipahami, mengapa di dalam buku-buku,
meningkatkan intensitas ketaatan kepada-Nya terutama buku-buku klasik yang berbahasa
sehingga timbul dugaan bahwa ketaatan ter- Arab, ditemukan suatu judul besar kitab yang
sebut diterima oleh Allah padahal sebenarnya
di bawahnya ada pasal-pasal sebagai sub-judul.
ditolak. Di samping itu, ada pendapat yang
Sesuai dengan konteks pembicaraan, al-kitdb
mengatakan bahwa makrullilh adalah balasan
( *6ir ) dapat berarti al-fardh ( ,r'.rtt = wajib,
Allah. |adi, ayat wa makarit wa makarallih
( h'9'rfri;1'r) harus dipahami bahwa tipu berpahala jika dikerjakan dan berdosa bila
daya orang-orang kafir Bani Israil untuk mem- ditinggalkan) seperti di dalam QS. Al-Baqarah
bunuh Nabi Is+ sebagaimana yang terkandung
dalam konteks kata makarfi, adalah perbuatan [2]: 183, atau al-hukmlal-itsbdtlal-qadhd'
jahat. Adapun tipu daya Allah dengan me- ( it:;;istlL3ltl'r3A = sesuatu yang sudah di-
nimbulkan kemiripan rupa Nabi Isa pada wajah tetapkan/ditentukan/ diputuskan), seperti di
salah seorang di antara orang-orang kafir Bani dalam QS. At-Taubah [9]: 51., atau al-wa'd ( .riJt=
Israil, sebagaimana yang terkandung dalam
janji), seperti di dalam QS. Al-Ma'idah [5]: 21,
konteks kata makar Allah, btrkanlah perbuatan
QS. Al-Mujadilah [58]: 21, atau al-hatm (,"J' =
jahat karena merupakan balasan Allah atas
kejahatan mereka. Demikian Ath-Thabarsi terpatri) di dalam hal ini biasanya berkenaan
menjelaskan makna makrulldh di dalarn Majma' ul- dengan qalb (,.'tl = hati), terutama dalam
Bayin-nya. + Ahmad Dardir ee kaitannya dengan iman atau kafir), seperti di
*dalam QS. Al-Muj Adilah l58l: 22, al -' azim ah ( |:t
= ketetapan hukum asal), atau QS. Al-Baqarah
[2]: 178. Khusus untuk kala al-kitdb dan tu-
runannya yang berarti al-fardh (,r'-lt = wajib)
senantiasa diikuti oleh kata penghubung yaurtg
MAKT0B t q',&) berupa 'ah ( )c = harf jarr atau kata depan) yang
biasanya diterjemahkan dengan kata 'di-
bebankan atas' atau'dibebankan kepada', seperti
Kata maktfib ( *'FJ ) merupakan kata benda yang pada QS. Al-Baqarah [2] : 183, ...kutiba' alaikumush-
shiydm... (iWi'#ii
sudah ditetapkan kedudukannya sebagai objek ), sedangkan apabila
(ismul-maf itl = J'riilr r*l ). lU", Faris, pengarang al-kitab bermakna selain 'menulis' dan 'wajib'
Mu'jam Maqdyisil-Lughah, menyebutkan kata maka pada umumnya disertai lamlil-milk (huruf
tersebut berasal dari kataba - yaktubu - katban wa yang berarti 'milik'), seperti di dalam QS. Al-
lq kkitdban toakitAbatun (d.tK )
) - &. -'-5). Baqarah l2l: 187, . .. w ab t aghft m 6 kat ab all 6hu I akum. . .
Kata katban ( 13i ) menunjukkan pengertian
('6'Ai,;'l c l.t;s.it= dan carilah apa-apayang
jam'usy syai' il6 sylfr' ( ;,;il\ ,)) iat f = him- telah ditetapkan Allah untuk kamu...) atauf ( j )
punan/perkumpulan antara sesuatu dengan
yang berarti 'pada' atau 'di', seperti di dalam QS.
sesuatu yang lain). Di dalam Mu'jamul Wasith
Al-Mujddilah [58]: 22 yang berbunyi ...u16'ika
disebutkan kataba adalah dhammul hurfif ba' dhuhd
ka.t6ab4aifiiq=u..l.itmbiherimekuat-iitmuhanda(l'arhy.ojiraanSi-io+rang'-]-Fy.a;ng
il6ba'dhinbit-khaththi( H.\ # JtW *|lt?
567 ENsrrlopnora Al-Qun'eN
Maki0b MaiA'ikah
di dalam hatinya telah Allah patrikan ke- Tidak pula semua kata kutiba yang bermakna
imanan...). furida ( ?i = diwajibkan) harus dilaksanakan
Meskipun banyak ragam makna yang secara langsung, tetapi harus dilihat dulu kata-
mungkin terkandung di dalam kata kitdb darr
kata yang terdapat sebelum dan sesudah ayat
turunannya, di antara makna yang satu dengan
tersebut. Sebagai contoh ay at ...kutiba' alaikumul-
makna yang lain terdapat kaitan yang jelas dan
qishdsh... < ...?4t'e* *...= ...diwajibkan
erat, yaitu makna dasar yang berfungsi sebagai
pengikatnya. Makna dasar dimaksud ialah atas kamu melaksanakan kisas...) tidak dapat
dilaksanakan secara langsung karena di akhir
'berkumpul/berhimpun'. Ambil saja makna
ayat ada alternatif lain yang ditawarkan, yaitu
fardhu ( ,r'; = wajib) sebagai misal; setiap yang
membayar diyat jika dimaafkan oleh ahhli
diwajibkan Allah sudah tertulis, baik di dalam
waris korban. Di sinilah tersirat makna 'azimah
Al-Qur'an maupun di dalam hadits-hadits
Rasulullah. Yang tertulis berarti telah ter- ('i;-i ) pada kata kutiba sebagaimana yang
sambung di antara huruf ya.g satu dengan huruf dikemukakan di atas.
yang lain dan dengan tersambungnya huruf-
huruf tersebut berarti telah terhimpun atau Sepanjang penelitian ini, ditemukan tema
terkumpul. sentral dari ayat-ayat yang di dalamnya ter-
Di dalam Al-Qur'an katamaktttban (f.,'jK;)
dapat kata kataba (:3 ) di dalam berbagai
hanya disebutkan satu kali, yaitu di dalam QS.
Al-A'rAf [7]: 157, di dalam pembicaraan me- maknanya, yaitu'hubungan' dan/atau'ke-
terkaitan'. Di bawah tema sentral tersebut
ngenai narna-narna Rasul yang telah tercantum
terdapat beberapa subtema yang berbicara
(tertulis) di dalam kitab-kitab suci terdahulu,
baik Taurat maupun Injil. Sementara itu kata sekitar a) hubungan di dalam keluarga yang di
turunan dari kitdban ( (.tg ), selain maktitban dalam hal ini diwakili oleh hubungan suami-
((.'jk ), dengan berbagai arti diulang 318 kali istri (QS. Al-Baqarah [2]: 180), b) hubungan
politik, terutama mengenai persoalan wilayah
sehingga jumlah semuanya menjadi 319 kali. Di
dan peperangan (QS. An-NisA' [4]: 77 dan QS. Al-
antara jumlah pengulangan katayang sedemiki- MA'idah [5]: 2L), c) hubungan Allah dengan
manusia atau keterkaitan manusia kepada Allah
an banyaknya itu, bentuk al-kitdb ( *Ufji )
melalui iman, takwa, rahmat, dan lainJain (QS.
(berbentuk m a' rifahl dehnitif dengan huruf alif dan
Al-An'Am [6]: 12), serta d) hubungan antar-
lam) y angpaling besar jumlahnya yakni 230 kali. manusia seperti qishash, zakat, utang piutang
dan jual beli (QS. Al-Baqarah [2]: 180 dan 282,
Pada umumnya yang memiliki makna QS. Ali 'ImrAn [3]: 53). ot chotidi tc
wajib berbentuk kata kerja bentuk lampau yang MALA'IKAH ( ZSj, I
tidak disebutkan secara jelas pelakunya hl- Penggunaan kata malaikall mal 6' ikah ('^*); )
fi'lul-mddhi al-mabni lil-majhfil = kata kerja bentuk dalam bahasa Indonesia biasanya dianggap
pasif), yattu kutiba ( a.i = ditulis, diwajibkan). berbentuk tunggal, sama dengan kata ulama/
Hal ini dapat dilihat pada QS. Ali 'ImrAn [3]: ulam6' ( ,tt). Dalam bahasa Arab -dari mana
154 QS. Al-Baqarah [2]:21.6,246, dan QS. An- kata-kata itu berasal- keduanya merupakan
NisA' [4]: 77. Namun, bukan berarti setiap kata
bentuk jamak dari kata malak ('$r) untuk
kutiba di dalam Al-Qur'an harus diartikan
sebagai 'wajib' (furida); ada juga di antaranya malaikat dm'Afim ( dG ) untuk ulama. Ada ulama
yang berpendapat, bahwa kata malak terambil
yang berarti dicatat/ditulis seperti pada QS. At- darikata alaka ( 'Ul ) malakah ( -^r{, ) yang berarti
Taubah l9l:121, yang berbicara mengenai setiap mengutus atau perutusan I risalah. Malaikat adalah
amal kebaikan yang dilakukan oleh orang-orang
utusan-utusan Tuhan untuk berbagai fungsi.
yang beriman akan dicatat karena Allah akan
memberikan balasan bagi para pelakunya. Al-Qur'An menyatakan:
Kaiian Kosakata 568
MalA'ikah Maii'ikah
{ u L4" dit.iii "it *i-,$ keluar gmnu dai api ner aka y ang bahm baknrny a adalah
}i ,.o ,f iY'fi
manusia dnn batu; penj agany a malaikat-malaiknt y ang
" Segala puji bagi Allah P encipta langit dan bumi, y ang
kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
ma! adikan malaikat sebagai utusan-utusan funtuk
t uhadrp ap a y an g dip uint al*an-N y a kep ada mereka dnn
mengurus berbagai macam urusan) y ang mempunyai selalumengerjakan apayang diperintahkm. " (QS. At-
sayap, masing-masing adayang dua, tiga, dan empat. Tirhrim [66]:6).
Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Adapun malaikat tercipta dari cahaya,
dikehendaki-N y a. S esungguhny a, Allah Mahakuasa tidak ditemukan penjelasannya dari Al-Qur'An.
atas segala sesuatu." (QS. FAthir [35]: 1). Berbeda dengan jin yang secara tegas di-
Ada juga yang berpendapat bahwa kata nyatakan oleh QS. Ar-RahmAn [55]: 15 bahwa
ia diciptakan Allah dari bara api yang menyala.
malakterarrrbil dari katala'aka ( 3! ) yang berarti
Informasi tentang asal kejadian malaikat
meny ampaikan sesuatu. Malakl Malaikat adalah diriwayatkan oleh ImAm Muslim, Ahmad, At-
makhluk yang menyampaikan sesuatu dari Tirmidzi, dan Ibn MAjah melalui istri Nabi
Allah swt.
'Aisyah ra. yang menyatakan bahwa Rasul saw.
Kalangan agarnawan berbeda pandangan
dalam memberikan pengertiannya. Banyak bersabda:
ulama berpendapat, bahwa malaikat adalah
,*i /.,e b gr6;a Lr-.ir 'o*t e *>+st 4
Makhluk halus yang diciptakan Allah dari €+iQi;t
cahaya yang dapat berbentuk dengan aneka
bentuk, taat mematuhi perintah Allah, dan "Malaikat diciptaknn dari cahaya, jin dari api yang
sedikit pun tidak pernah membangkang. berkobar, dan Adam (manusia) sebagaimana telah
Mantan Mufti Mesir, yang kini menjabat dij el ask an p ada kali an. "
Pemimpin Tertinggi Al-Azhar, Muhammad Tidak diketahui dari cahaya apa ia di-
Sayyid Thanthawi, menulis dalam bukunya Al- ciptakan. Ada beberapa riwayat berbicara
tentang hal ini, tetapi riwayat-riwayat tersebut
Qishshah Fi Al-Qur' tut (Kisah-kisah dalmn Alfur' frn), tidak dapat dipertanggungjawabkan kesha-
hihannya. Ada juga beberapa ulama yang
bahwa: Malaikat adalah tentara Allah. Tuhan berkecimpung dalam bidang tasawuf yang
menganugerahkan kepada mereka akal dan
pemahaman, menciptakan bagi mereka naluri mengemukakan aneka analisa mengenai asal
untuk taat, serta memberi mereka kemampuan usul kejadian malaikat. Namun, penulis tidak
untuk berbentuk dengan berbagai bentuk yang mendapatkan dasar yang bersumber dari teks
indah dan kemampuan untuk mengerjakan keagamaan atas uraian mereka. Karena itu tidak
pekerjaan-pekerjaan yang berat.
menguraikan atau mengomentarinya akan lebih
Bahwa mereka taat dan tidak membang-
kang dapat dimengerti karena memang banyak bermanfaat.
ayat Al-Qur'an yang menyatakan demikian,
seperti firman-Nya: Malaikat Ilahi sungguh banyak, tidak
t'|'u$i s'>ri', rrs l,-j,i i-j irfit; U.;it (q terhitung jumlahnya, kecuali oleh Allah sendiri.
u '3i 'o;1:" { ir:q Ltt W W 'r'#.ti
Dalam Al-Qur'an disebutkan angka-angka
',rrri- tr blu; !;i
menyangkut malaikat-malaikat tertentu, tetapi
" Hai orwtg-ormg y rng beriman, peliharalah diimu dmt kita hanya dapat berhenti pada bilangan itu,
dan tidak mengetahui persis jumlahnya. Misal-
nya, ketika Allah menjelaskan tentang Arasy
(singgasana Tuhan) kelak di kemudian hari, di-
nyatakan-Nya: (\:ai *.r, "€i 'X; ;7 'Sr2o
= Padahari itu, delapan malaikat menjunjung 'Arasy
569 ENsrxr-oprpre Ar-Qun'eN
MalA'ikah MalA'ikah
Tuhanmu di atas (kepala) mereka). QS. Al-HAqqah bentuk pria: ( t;f A fri t-*r3 Q)WG
[69]: L7. t1-, = Xami mm gutus ruh Knni kepadany a, makn ia
Apa makna kata delapan pada ayat ini? menj elma di hadapanny a (dalam bentuk) manusia
y an g sempurna). Q3. Maryar, lL9l:17 .
Delapan orang atau delapan barisan, sebab
malaikat menyatakan dirinya sebagai makhluk- 2) Tidak berjenis kelamin
makhluk yang berbaris: ( 6rh-Lsi j;i (,g = Se- Kaum musyrikin menduga bahkan percay4
sun g guhny a, kami b en ar -b en ar b e r sh af- sh af (dal am bahwa para malaikat berjenis kelamin
menunaikmperinta]tAllah).QS.Ash-Shffi At137):165. wanita: 'r.ft1<jt::i ifu3
Kalau delapan shaf, berapa banyak anggota irig.i'w; q^')i *
oB:"A'* +?;";fu
setiap shaf? Ataukah kata delapan berarti amat
sangat banyak melebihi banyaknya kata tujuh " Merekn mmj adiksn malaiknt-malaikat yang mereka
yang digunakan menunjuk arti banyak? Demi- itu adnlah hfrmba-hmnba Allah Yang Mala Pemurah,
kian juga malaikat-malaikat yang bertugas
sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka
sebagai penjaga neraka. Allah menegaskan
bahwa: Di atasnya ada sembilan belas (malaikat meny aksikan penciptaan malaikat-malaikat itu?
penjaga). QS. Al-Muddatstsir [74]: 30. Apakah
Kelak akm dituliskm pusaksian mereka dan merekn
sembilan belas itu personilnya para komandan, akan dimintai pertanggungjawaban." (QS. Az-
atau barisannya? Tidak dapat dipastikan, hanya Zukhruf [a3]: 19).
Allah yang tahu haikatnya. Al-Qur'an menolak keyakinan tersebut
Dari Al-Qur'An dan as-Sunah ditemukan
antara lain dengan firman-Nya:
banyak keterangan tentang ciri, sifat, dan Tanyakanlah kepada mereka (orang-orang kafir
Mekah): "Apakah untuk Tuhanmu anak-anak
kemampuan malaikaL antara lain:
perempuan dan untuk mereka anak laki-laki, atau
1) Mampu berbenfuk sebagai manusia
ap aknh kmni mencipt akm mal aikat -mal aikat b mtp a
Dari Al-Qur'An ditemukan sekian ayat yang perempuan dan mmyaksikan (nya). Ketahuilah
menjelaskan bahwa malaikat mengambil
bentuk manusia. Nabi IbrAhim as. pernah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongan-
ny a benar-benar mengataknn:' Allalt beranak.' Dan
dikunjungi oleh malaikat berbentuk manusia. sesungguhnya, merekA benar-benar orang yang
Ketika itu, beliau menghidangkan makanan berdusta. Apakah tuhan memilih (mrngutmnaknn)
anak-anak perempuan daripada anak laki-laki?
buat mereka sambil berkata: Silakan makant
(QS. Adz-DzAriydt l51l:27), (tetapi mereka Apaknh y ang terj adi padamu? Bagaimana (carany a)
tidak mau makan) sehingga IbrAhim merasa
kamu menetapkan? Maka, apakah kamu tidak
* & ;;ii"axtakut terhadap mereka. Mereka berkata:
memikirknn? At au ap akah kamu mempuny ai bukt i
( $ =,, langantah kamu y ang ny ata?" (QS. Ash-Shaffat p7l: 149-156).
tint "'am merekn memberi knbar gernbira kepd*ya
dengan (kelahiran) seorang anak yang alid. QS. Demikian Allah membantah keyakinan
Adz-DzdriyAt [51]:28. mereka sekaligus membantah bahwa Allah
tidak memilih atau mengutamakan jenis
Nabi Ltth as. juga pernah dikunjungi oleh
malaikat dalam bentuk manusia. Beliau kelamin apa pun-baik wanita maupun
pria-buat para malaikat. Tentu saja kalau
sangat khawatir tamu-tamunya yang tampil
sebagai pemuda-pemuda tampan diganggu mereka tidak berjenis kelamin, mereka pun
tidak memiliki nafsu seksual dan, dengan
oleh kaumnya yang melakukan praktik demikian, mereka tidak berhubungan seks
dan tidak beranak cucu. Ini disepakati oleh
homoseksual (QS. HOd [11]:78-80). ulam4 demikian ImAm Fakhruddin ar-R6zi.
Demikian juga Maryam, ibunda 'lsA as.
pernah dikunjungi oleh malaikat |ibril dalam
Kajian Kosakata 570
MalA'ikah Mali'ikah
3) Tidak makan dan minum katakan adalah bahwa bertasbih tidak
terbatas pada ucapan, tetapi juga sikap dan
Di atas, ketika berbicara tentang kemampuan
para malaikat yang dapat mengambil bentuk perbuatan. Ada di antara mereka yang
manusia, telah dikemukakan kisah Nabi
IbrAhim as. yang menyuguhkan makanan berdiri, ada yang rukuk, ada yang sujud, ada
buat mereka, tetapi mereka tidak menjamah-
nya. Dalam hadits ditemukan penjelasan yang bertawaf mengelilingi Al-Bait Al-
bahwa jangankan makan, aroma beberapa Ma'mur, dan ada juga yang bershalawat
jenis makanan pun sangat tidak disukai oleh
para malaikat. ImAm BukhAri dan Muslim untuk Nabi Muhammad saw. (QS. Al-Ahzab
meriwayatkan bahwa Nabi saw. melarang [33]: 56). Serta ada juga yang beristighfar
mereka yang "membawa" aroma bawang
merah dan atau bawang putih untuk men- untuk orang-orang mukmin. Itu semua
dekat ke masjid. Demikian juga dengan aneka mereka lakukan tanpa jemu dan henti-
bau yang tidak menyenangkan.
heninya: Mereka selalu bertasbih malmn dan siang
4) Tidak iemu beribadah dan tidak juga
letih tiada hernti-hentiny a (QS. Al-Anbiyi' l21l: 20).
Makhluk yang tidak dianugerahi Allah
5) Tidak melakukan dosa
syahwat seksual, tidak makan dan tidak juga
minum itu, tentu saja memiliki "kecende- Agaknya kalau pun kita tidak menemukan
rungan" yang berbeda dengan kecende- satu teks keagamaan yang jelas dan tegas
rungan manusia dan jin. Kecenderungan para menyatakan bahwa para malaikat tidak
makhluk yang tercipta dari cahaya itu adalah berdos4 sifat-sifat yang dikemukakan di atas
kecenderungan ruhani. Karena itu, aktivitas cukup untuk menjadi dasar pembuktian.
Bagaimana mereka dapat melakukan dosa,
mereka kesemuanya berkisar pada pengabdi- sedangkan faktor nafsu/syahwat yang sering
kali mengantar makhluk kepada perbuatan
an dan ibadah kepada Allah. Al-Qur'An dosa tidak merekamiliki? Bagaimana mereka
melukiskan keadaan mereka antara lain
dapat durhaka kepada Allah, sedangkan siang
bahwa mereka:
malamnya, mereka hanya beribadah kepada-
abi i o*^; d;iu'ii |tF" $ Nya dan tanpa jemu? Bagaimana mereka
dapat melangkah kepada pelanggaran pe-
Tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang rintah Allah, sedangkan mereka selalu takut
kepada-Nya (QS. Ar-Ra'd 131: 13).
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan (QS. At- 5) Gagah
Tahrim 166l:6). Al-Qur'An menginformasikan bahwa
l;,"*-t^<j::sti"irpi n <jLr, L,'r,;.li 3K malaikat libfil dzir mirrah (QS. An-Najm [53]:
q"t\ A o;4 3)e'1icJ1'6) ,G 5). Kata mirrah dipahami oleh banyak ulama
Hampir sajalangit itu pecah dari sebelah atasnya dalam arti gagah- Kalau Allah Swt. Yang
(knr ou keb es ar an Tuhan) dan mal aikat -mal aikat Mahaindah itu telah menyifati sesuatu
bertasbih serta memuj i Tuhnnny a dan memohonkan dengan indah, yakinlah bahwa keindahan-
nya tidak dapat dilukiskan oleh kalimat-
($.mnpun bagi orang-orang yang ada di bumi Ary- kalimat manusia. Dalam literatur hadits juga
SyurA [42]: s). ditemukan informasi bahwa malaikat |ibril
Ketika tidak mengetahui bagaimana mereka sering kali datang kepada Rasul saw. dalam
bertasbih dan memuji Tuhan, yang dapat kita bentuk seorang sahabat beliau yang gagah,
yaitu Dihyah al-Kalby (w. asH). Ada riwayat
lain yang mengiformasikan kedatangan
malaikat )ibril dalam bentuk manusia yang
berpenampilan sangat agun& berambut rapi,
571 Eusrruopnore Ar-Qun'aN
)vIal6'ikah Malik
berpakaian putih bersih, datang bertanya masing. Walaupun nama-nama para malaikat
yang disebut dalam Al-Qur'An sangat terbatas,
kepada Rasul Saw. aneka pertanyaan dalam bahkan yang disinggung dalam as-Sunnah pun
rangka mengajar para sahabat Nabi (HR tidak banyak, dari sekian ayat para ulama
BukhAri dan Muslim). Demikian sekelumit memahami adanya malaikat yang berfungsi
sifat-sifat malaikat.
dalam berbagai hal atau persoalan. Ada malaikat
Dalam Al-Qur'An, Allah swt. mengisyarat-
untuk hujan, guntur, petir dan sebagainya.
kan macam-macarn malaikat, aneka kedudukan- Bukankah mereka dilukiskan Allah sebagai al-
nya, serta fungsi-fungsinya. Ini antara lain Mudabbirit Amra? Demiktalrl, wa All6h A'Iam.
oc M. Quraish Shihab *
ditemukan dalam QS. Al-MursalAl [77]: L-6. Di
sana Allah bersumpah dengan: Demi malaikat- MALIK (.:!; )
malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan, dan Kala Malik ( d$ ) terdiri dari huruf-httuf Mim,
Iim, dan Kif yang rangkaiannya mengandung
mal aikat -m al aiknt y m g t erb an g den gan kmcangrry a, dan
makna kekuatan dNr keshahihan. Kata itu pada
mal aikat-malaikat y ang meny ebarkan r ahmat (Tuhan)
mulanya berarti ikatan dan penguatan.
dengan seluas-luasny A, serta malaikat-malaikat y ang
Malik mengandung arti penguasaan ter-
membedaknn antara yanghaqdan batil daqm sjelas-
hadap sesuatu disebabkan oleh kekuatan pe-
j el asny a, dnn m al aikat -m al aikat y an g meny amp aikan
ngendalian dan keshahihannya. Malik yang biasa
wahyu dalam rangka menolak dalih atau memberi
peringatan. Demikian enam ayat berturut-turut diterjemahkan dengan raj a adalah y ang menguasai
menguraikan lima kelompok malaikat dengan
fungsi dan tugas yang berbeda-beda. dan menangani perintah dan larangan, anugerah dan
Pada awal QS. An-NAzl'at (79), kembali pencabutan, dan karena itu biasanya kerajaan
Allah bersumpah dengan empat kelompok
malaikat yaitu: terarah kepada manusia dan tidak kepada
t;i: ,u;;-ti5 tEA ;'i ;3i5 6* *Ais barang yang sifatnya tidak dapat menerima
r7i o;l5G G.; perintah dan larangan. Salah satu kata "malik"
" D emi (mal aikat-mal aikat ) y ang mencabut fuy awa) dalam Al-Qur'an adalah yang terdapat dalam
dmgan keras, dan (malaikat-malaikat) y ang mencabut
surah An-NAs, yakni "Malik an-nhs ( 6t\,1*
( ny aw a) den gan I em ah-l embut, dm ( m al aikat -m al aikat )
yang turun dari langit dengan cepat, dan fualaiknt- [Raja manusia])".
malaikat) yang mendahului dengan kencang, dan
( m al aiknt -m al aiknt ) y an g m en gatur urus an ( dunid. " Tanda-tanda kepemilikan kerajaan adalah
Dalam QS. FAthir (35): L dijelaskan malaikat- kehadiran banyak pihak untuk memohon
malaikat mempunyai sayapi ada yang bersayap
du4 atau tiga dan empat, bahkan adayang lebih pemenuhan kebutuhannya, dan/atau untuk
dari itu. Sebagian dari mereka ada yang disebut
n.unanya secara tegas seperti |ibril dan Mikail (QS menyampaikan persoalan-persoalan besar agar
Al-Baqarah l2l: 97-98, malaikat Malik seperti dapat tertanggulangi. Allah swt. melukiskan
dalam QS. Az-Zukhruf [43]: 77 yang disebut
sebagai pemimpin malaikat yang bertugas di betapaYang Mahakuasa itu melayani kebutuhan
neraka. Kepemimpinannya dipahami karena
dalam ayat lain disebutkan adanya sembilan makhluk-Nya. Firman-Nya: ( ?'''-3I C,y ,',i'5.
belas penjaga neraka (QS. Al-Muddatstsir [74]: 30). gU j'; tt,5'.tri\ii) " Setiop y mg di tangit dan di
Sedangkan lainnya hanya disebut fungsi masing-
bumi memohon kipada-Nya. Setiap saat Dia dalam
kesibukan (memenuhi kebutuhan mereka) (QS. Ar-
Rahman [55]: 29).
Kata malik terulang dalam Al-Qur'an
sebanyak lima kali, dua di antaranya dirangkai-
kan dengan kat a"hak" dalam arttpasti dm sanpuma
yakni firman-Nya pada QS. Thfia [20]: 114 dan
Al-Mu'min0n [23]: 122. Memang kerajaan Allah
adalah yang sempurna dan hak, sedangkan raja
Kaiian Kosakata 572
iv{alik Malik
atau kerajaan lainnya tidak demikian. Kerajaan dunia ini ) kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Dia
Allah mencakup kerajaan langit dan bumi; Mahaluas anugu ah-N y a lagi Maha Maqet ahui " (QS.
,6'ry't Y,i,{ ue rzirli5 ?'rAi irt ,:i ,sirt At6i Al-Baqarah l\: 2a\. Bukan pulakah Dia yang
3F.1AY*u:t'5, mengajarkan kita untuk berucap:
"Mahasuci All ah y an g milik-N y a ker aj aan I kekuasaan <i$i'C'r tt33 ,y -ti'Iii 6.i q$i 4n 4!1 S
langit dan bumi dm opa y mg adn di mtara kedumy a. Di
&i-vl
sislN y a pm get ahu an t ent an g ki am at dm hnry a kEp ada'
Nya kamu dikembalikan (QS. Az-Zukhruf [tt3] : 85). "Wahai Tuhan Yang memiliki kerajaan, Engkau beri
Allah juga adalah pemilik kerajaan akhirat kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau
dan dunia.
Dalam Al-Qur'an banyak ayat-ayat yang kehmdaki" (QS. Ali'ImrAn 13l:26).
menegaskan kerajaan-Nya di akhirat, antara lain Namun sekali lagi ditegaskan bahwa
QS. Al-An'Am [6]:73 dan QS. Al-Hajj l22l:56). kekuasan dan kerajaan-Nya di dunia ini, tidak
dirasakan oleh semua makhluk serta tidak
Kerajaan dan kekuasaan-Nya-ketika itu- semenonjol di hari kemudian nanti, karena itu
di dunia ini ada saja di antara mereka yang
sedemikian jelas dan menonjol sampai-sampai
jangankan bertindak atau bersikap menentang- membangkanp bahkan ada saja yang mengaku
Nya berbicara pun harus seizin-Nya:
sebagai Tuhan.
l;;'a o>f et:ka tr'6; ^ry:,:i5 141 'e* i"; Imam Ghazali menjelaskan arti Malikyang
6r* 'Jtii F')l merupakan salah satu Asm6' al-Husnd dengan
" P ada hari itu, Rith fual aiknt I ibr iD dan p ar o mal aiknt menyatakan bahwa Malik adalah Yang tidak butuh
pada zat dan sifatnya segala yang wujud, bahkm Dia
(yang lain) berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berbicara
kecuali siapa yang diizinkan ar-RahmAn dan dia adalah yang butuh kepada-Nya segala sesuatu me-
mengucapkan kata-kata y ang benar " (QS. An-Naba'
nyangkut segala sesuatu, baik pada zatnya, sifatnya,
[78]: 38).
wuj u dny a dan kes in amb un I an eks i s t en s iny a, b ahk an
Namun demikian, perlu dicatat bahwa wujud segala sesuatu, bersumber dari-Nya, atau dari
ayat-ayat di atas dan semacamnya termasuk
ayat yang diajarkan untuk dibaca setiap Muslim saaatu y ang bersumber dari-N y a. Makn segala sesuatu
dalam shalaf Malikiyaum ad-ffin( e)))l ;i,4i= xlain-Ny a menj adi milik-Ny a dalmn Dzat dnn sifut-Ny a
Raja di hari pembalasan atau mdliki yaum ad-ffinl don Dia butuh pada segala scuatu. Demikian itulah Rnja
Pemilik hari pembalasan), bukan berarti bahwa
Dia bukan raja atau pemilik hari duniawi. Ayat yangmutlak.
ini bermakna bahwa ketika itu kekuasaan dan Di sini terlihat ada kaitan yang erat antara
kerajaan Tuhan sedemikian menonjol sehingga
tidak satu makhluk pun yang tidak merasakan- kerajaan dan kekayaan.
nya dan tidak satu pun yang berani mem- Ada perbedaan antara Malikyang berarti
bangkang, lagi tidak sesaat pun terlintas dalam
Raja dan Mdlik yang diartikan pemilik. Seorang
benak mereka pengingkaran, berbeda dengan
kekuasaan dan kerajaan-Nya dalam kehidupan pemili( belum tentu seorang Raja sebaliknya
pemilikan seorang raja biasanya melebihi
ini. Allah juga Penguasa dan Raja dalam ke-
pemilikan pemilik yang bukan Raja.
hidupan dunia. Bukankah telah ditegaskan oleh- Allah adalah raja sekaligus pemilik, ini
Nya bahwa: ('Ci'5'ifr't":t5-- . a )4' altrti terbaca dengan jelas antara lain dalam QS. Ali
'ImrAn l3l:26 di atas.
ff ) "Allah y ang menganugu ahknn kn aj aan-N y a @i
Kepemilikan Allah berbeda dengan kepemi-
likan makhluk/manusia. Allah swt memunyai
wewenang penuh untuk melakukan apa saja
terhadap apa yang dimiliki-Nya berbeda dengan
manusia. Sebagai contoh, jika Anda memiliki
573 Er.isrxr-opepra Ar--Qun'eN
Malik Malik
seorang pembantu, maka walaupun Anda manusi4 bahkan sebaliknya b Nry aky ang maujud
berwewenang untuk mempekerjakannya sesuai
dengan kehendak Anda dan dia berkewajiban yang tidak butuh kepadanya. Tetapi karena
untuk melaksanakan perintah dan atau men-
jauhi larangan And4 tetapi Anda tidak me- dapat dibayangkan bahwa ia tidak butuh kepada
nguasai perasaan dan fikirannya. Anda tidak sekian banyak hal, dan dibutuhkan oleh sekian
hal, maka pada hakikatnya seorang hamba/
kuasa unfukmenghentikan peredaran darah dan
denyut jantungany4 Anda tidak memiliki dan manusia memiliki sekelumit dari kekuasaan.
Namun di sini harus diingat bahwa kekuasan
menguasainya pada saat-saat istirahat atau hari- yang dimilikinya itu adalah anugerah Allah swt.
juga. Ingat firman-Nya dalam QS. Ah'Imrdn [3]:
hari liburnya, bahkan jangankan manusia,
26 di atas, karena itu pesan orang-orang alif: lika
pemilikan terhadap makhluk tak bernyawa pun kerajaan atau kekuasan Anda mendorong Anda untuk
tidak sampai pada suatu tingkat pemilikan melakukan penganiayaan, maka ketika itu ingatlah
mutlak. Bukankah jika Anda memunyai sebuah kn aj aon dnn kekuasam Allah t erhadrp diri Anda.
cangkir, Anda tidak bebas melempar atau Raja/Penguasa hakiki-bukan mutlak atau
memecahkannya karena jika itu Anda lakukan sempurna- dari jenis manusia- menurut Imam
maka paling sedikit kecaman akan terlontar Ghazali-adalah yang tidak memiliki kecuali
Allah dan tidak membutuhkan segala sesuatu
kepada Anda karena manusia adalah makhluk kecuali Allah, dan dalam saat yang sama dia
yang bertanggung jawab atas segala aktivitas- menguasai kerajaannya karena "bala tentara
nya. Berbeda dengan Allah, Dia tidak dikecam dan rakyat" ytrrg dimilikinya tunduk dan taat
atas apa pun yang dilakukan-Nya, karena kepadanya. Kerajaannya adalah knlbu dmwadah
pertimbangan pikiran manusia tidak dapat
kalbuny a; balatentaranya adalah sy ahw at, amar ah
menjadi ukuran yang pasti terhadap perbuatan-
dan nafsuny a; rakyatnya ad alah lidalt, mata, tangrn,
perbuatan-Nyu. ( Ob!- eS tfu w ',y;-i I
dnn seluruh anggotabadannya, makabila semua itu
D i a 6ll ah) t idak dit unt ut m emp er t an ggun gj aw abknn dia kuasai dan tidak menguasainya, menaatinya
dan bukan dia taat kepadanya maka ketika itu
apa yang dilakukan-Nya sedang mereka (manusia)
dia telah mencapai tingkat kerajaan di alamnya.
dituntut (QS. Al-Anb iy A' [21]: 23). Kalau bergabung apa yang digambarkan di atas
menyangkut ketidakbutuhan kepada semua
Allah adalah raja karena Dia-seperti di- manusi4 sedang orang-orang lain membutuh-
kannya dalam kehidupan duniawi dan ukhrawi
-kemukakan di atas tidak butuh pada zat dan sifutny a mereka, maka dialah yang menyandang sifat
"malik" di alam duniawi. Ini adalah peringkat
segala yang wujud, bahkan Dia adalah yang butuh para nabi. Mereka tidak membutuhkan siapa pun
kepada-Nya segala sauatu menyangkut segala scuatu. dalam meraih hidayah untuk kebahagiaan
akhirat kecuali Allah, sebaliknya semua orang
Sementara pakar berkata bahwa Raja membutuhkan bimbingannya. Peringkat di
adalah siapa yang memiliki wewenang penga- bawah para nabi adalah ulama dan cendeki-
turan, baik terhadap dirinya melalui kemampu- awan. Kadar kerajaan mereka sesuai dengan
kadar kemampuan mereka menuntun manusia
an mengendalikan kekuatan dan mengarahkan serta sesuai pula dengan kadar ketidakbutuhan
mereka terhadap bimbingan dan petunjukorang
nafsuny4 maupun terhadap pihak lain. Seorang
hamba/manusia tidak dapat menjadi raja yang lain. Dengan sifat-sifat tersebut, seorang manusia
mutlak, atau pemilik mutlak karena dia tidak
dapat menghilangkan dari dirinya kebutuhan mendekati malaikat dalam sifat-sifatny4 ke-
akan segala sesuatu, dia selalu butuh kepada
Allah, walaupun- seandainya- dia dapat tidak mudian dia mendekatkan diri kepada Allah
butuh kepada selain-Nya. Namun, ini hanya
sekakar perandaian, karena manusia adalah
makhluksosial, yang tidakmungkin dapat hidup
tanpa bantuan orang atau pihak lain. Tidak juga
dapat dibayangkan segala sesuatu butuh kepada
Kajian Kosakata 574
MAlik Al-Mulk Milik Al-Mulk
melalui sifat-sifat itu. Kerajaan yang digambar- dan seluruh wujud yang merupakan kerajaan
Allah, tunduk kepada-Nya dan bekerjasama
kan di atas adalah anugerah Allah yang me- untuk tujuan kebajikan sesuai dengan hikmah
rupakan Raja yang mutlak yang tidak dapat
dan kemurahan Ilahi.
disentuh kekuasa-an-Nya. Wa All6h A'lam.
Kerjaaan Allah mencakup dunia dan
ec M. Quraish Shihab o akhirat, bahkan kerajaan-Nya di akhirat nanti
jauh lebih jelas. Ketika itu, semua bertekuk di
uArx AL-MULK ( efUr oU6 )
hadapan-Nya, jangankan manusi4 malaikat pun
MdlikAt-Mulk ( .:iJr c!1; ) adala]riangkaian dua
tidak berani berbicara (QS. An-Naba' [78]: 38).
kata, yaitu MAUk (c.Uti ) dan Al-Mulk ( u.rljr ),
keduanya terambil dari akar kalamim,l6m, darr Kerajaan yang dimaksud QS. Ah'Imr6n
khf, malaanya telah dijelaskan ketika menjelas- [3]: 26 di atas adalah kerajaan duniawi, ini
kan sifat Allah, Al-MAlik. terbukti dari ayat ini yang menunjukkan bahwa
kerajaan-Nya dianugerahkan kepada siapa
Kata mhlik secara berdiri sendiri hanya yang dikehendaki-Nya dan dicabut dari siapa
ditemukan tiga kali dalam Al-Qur'an; satu yang dikehendaki-Nya. Pencabutan tersebut
menunjukkan bahwa dia tidak mungkin di-
menunjuk kepada malaikat penjaga nerakayang anugerahkan di akhirat, karena anugerah Ilahi
bernama Mafik (QS. Az-Zukhruf [43]: 77); yang di sana bersifat kekal, abadi.
kedua pada QS. Al-Fatihah [1], mdliki y aum ad- frn,
yang menunjuk kepada Allah sebagai pemilik Penggalan ayat "Di tangan Engkaulah segala
segala urusan akhirat; dan ayat ketiga yang
keb aj ikan," setelah pernyataan bahwa Dia " MAUk
menggunakan kata mdlik adalah ayat yang
Al-Mulk" dengan kedua manifestasinya, yaitu
dirangkaikan dengan kata al-mulk. menganugerahkan dan mencabut kerajaan dari
Rangkaian M dlik Al'Mulk hanya ditemukan
siapa yang dikehendaki-Nya-penggalan ayat
sekali dalam Al-Qur'an, yaitu firman-Nya: pada tersebut-memberi isyarat bahwa kerajaan
QS. Ali'Imr6n t3]:26). yang dimiliki-Nya, selalu diarahkan untuk
kebajikan, hikmah, dan kemaslahatan, bukan
Mdlik Al-Mulk adalah Dia yang terlaksana untuk menganiaya atau berlaku sewenanS-
kehendaknya dalam wilayah kerajaan-Nya,
bagaimana dan dengan cara aPa pun, dalam wenanS.
bentuk mewujudkan atau meniadakan, mem-
Di sisi lain, kesempurnaan kekuasaan-Nya
pertahankan atau mencabut.
Allah adalah Mdlik Al-Mulk. Seluruh wujud dilukiskan dengan kata menganugerahkan, yang
memberi kesan pemberian yang lemah lembuL
adalah kerajaan-Nya, yang walaupun banyak
dan beraneka ragam, tetapi merupakan satu berbeda dengan kata mencabut yang mengesan-
kesatuan. kan pengambilan dengan keras, disebabkan
karena yang bersangkutan sedemikian keras
Dia Pemilik dan Pengelola-Nya yang Kuasa: mempertahankan kekuasan dan kerajaan yang
dinikmatinya, bagaikan telah berurat berakar
,i3i- *i- ;'r1!iri c,'r-:Ji 4f gri dalam dirinya narnun Allah kuasa mencabutnya.
',+ri uii Manusia yang dianugerahi Allah kerajaan
dalam kehidupan dunia ini-apa pun bentuk dan
" Kursilkekuasan Allah meliputi langit dan bumi. Dan betapapun kadarnya-harus menyadari bahwa
kerajaan tersebut adalah anugerah Allah. Kapan
Allah tidak merasa berat mernelihara keduanya " (QS.
saja dapat dicabut dan dianugerahkan kepada
Al-Baqarah [2]:255). yang lain. Kesadaran ini, mengantarnya untuk
tidak berlaku sebagaimana banyak raja karena
Kesatuan kerajaan itu diibaratkan oleh aI- raja-raja biasanya bertindak seperti diucapkan
Ghazali dengan manusia yang walau anggota
badannya banyak dan beraneka ragam, tetapi
keseluruhannya bekerja sama untuk memenuhi
kehendak pemiliknya yakni manusia. Alam raya
575 Ar-Qun'eN
Malja' Maija'
Ratu Balqis yang dibenarkan dan diabadikan Al- diri bagi orang yang dicekam ketakutan. Ibnu
Qur'an: Abbas dengan lugas dan sederhana mengartikan
al-malja' dengan al-najdt (;r;3r = keselamatan).
"'it;i-ti:Tiijri 1.k3 6r3-7i'tt ljts ri1 dr3i t,1 Menurutnya ay at mA hkum min malj a' y autmaidzin
g&-,tt|;:ii ( *';-F,U'A € C = kalian tidak mendapatkan
" Saungguhny a raj a+aj a apabila mmusuki zuatu negui, keselamatan pada hari itu).
niscay a mereka membinasakanny a, dan mmj adikan Dua dari tiga kata malja' yang disebut di
penduduknya yang mulia jadi hina" (QS. An-Naml dalam Al-Qur'an yaitu yang terdapat di dalam
QS. At-Taubah [9]: 57 dan 118, digunakan di
| 3[27 ). Demikian, w a All ah A' I am.
dalam konteks menyifati kondisi batiniah orang-
* M. Quraish Shihab + orang munafik. Adapun QS. Asy-Syurit[42]:57
MALIA' ( hk ) digunakan di dalam konteks menyifati kondisi
Hari Kiamat.
Al-Qur'an menyebutkan katamalja' di dalam tiga
Di dalam menyifati kondisi orang-orang
tempat yaitu di dalam QS. Asy-Syurd l42l: M, munafik, Al-Qur'an menggunakan kata malja'
QS. At-Taubah [9]:57, dan QS. At-Taubah [9]:
untuk menunjuk suatu tempat berlindung yang
118. Semuanya di dalam bentuk indefinit (nakirah sangat dibutuhkan oleh orang-orang munafik
guna dijadikan perlindungan dari kesempitan
=eir )'
dan ketakutan yang mencekam. Karena kerasnya
Makna laja'a, laji'a, alja'a, ikiji' (q-A
;t )\-Ljf )-yang seakar dengan katamalja'- desakan kebutuhan mereka akan tempat berlin-
dung (malja'), digambarkan bahwa seandainya
biasanya bergantung kepada preposis i (fufu\-jarr bisa menyusup ke dalam benteng atau masuk ke
= tst J';) yang mengikutinya. Apabila preposi- dalam gua di gunung atau menembus terowong-
si yang mengikuitnya ilA ( /.y) maka maknanya an di perut bumi, niscaya mereka akan lari
adalah 'menyandarkan' atau asnada ( -g;l ),
seperti di dalam kalimat alja'tu amri ilallih dengan kencang lebih kencang dari pada larinya
( It J ,sli Ll,jJi = aku menyandarkan urusanku kuda liar, untuk mencapai tempat tersebut.
Mereka rela hidup dengan menahan derita dan
kepada Allah). Akan tetapi, apabila preposisi terisolasi di tempat yang sempit tersebut demi
yangmengikutinyaadalahmin(;4 f) atau 'En( ) menyelamatkan diri dari pembalasan kaum
maka makna yang dikandungnya adalah'meng- Muslim. Demikian Al-Maraghi menjelaskan di
dalam tafsirnya.
;hindarkan diri' atau kharaja 'an ( Cf ) seperti
Di samping itu, kata malja' jugadigunakan
di dalam kalimat laja' al-musyrikitna minl'anil- untuk menyifati kondisi orang-orang Mukmin
Muslimin ( $t qla a'jri:3fa = orang- tertentu yang perbuatannya mirip dengan
orang musyrik menghindarkan diri atau me- perbuatan orang-orang munafik karena tidak
larikan diri dari orang-orang Islam). mau berangkat ke medan perang Tabuk. Di
antara mereka adalah Ka'ab bin Malik, Hilal bin
Bila digunakan secara umum, kata malja' Umayyah, dan Mararah bin Rabi'. Nabi tampak
mengandung maknayang sejalan dengan makna marah kepada mereka. Bahkan para sahabat,
laja'ayarrg diikuti oleh preposisi il6, yartu tempat
baik yang dekat maupun yang jauh, mengucilkan
bersandar diri atau tempat berlindung, se-
bagaimana dikemukakan Ibnu Faris di dalam mereka dan tidakmau berbicara dengan mereka.
Maq 6y isul - Lu ghah-ny a. Setelah hal ini berjalan empat puluh hari, mereka
Secara lebih menukik Muhammad Abduh diperintahkan untuk menjauhi istri-istri mereka
menjelaskan bahwa makna malja' adalah'ben-
dan dilarang menggaulinya. Ketika itulah
teng', 'sebuah pulau di laut', atau 'puncak
mereka dicekam kesempitan di tengah bumi yang
gunung', yang masing-masing bisa berfungsi
sebagai tempat berlindung dan menyelamatkan
Kajian Kosakata 576
Mamlfik Maml0k
luas ini karena hati mereka Penuh dengan seperti budak padahal mereka pada mulanya
kemurungan dan kesedihan. Di dalam kondisi orangmerdeka'.
seperti itulah timbul keyakinan mereka bahwa Ayat di atas menyamakan orang kafir yang
tidak dapat berbuat baik di jalan Allah, laksana
tidak ada tempat berlindung (malja') dari
seorang hamba sahaya yang tidak bisa me-
kemurkaan Tuhan dan kemarahan Nabi kecuali nafkahkan harta, sedangkan seorang Mukmin
yang selalu menafkahkan sebagian hartanya di
kepada Allah swt. juga.
jalan Allah, laksana seorang merdeka yang bebas
Tentang berlindung kepada Allah didapati
berbuat dengan miliknya. Demikian penafsiran
tiga macam cara, yaitu dengan bertaubat Ath-Thabari. Penafsiran yang berbeda di-
kemukakan oleh Abu Hatim dari Ar-Rabi'bin
kepada-Nya memohon ampun (istighfdr = tri.L1 ),
dan mengharap rahmat-Nya (raj6' rahmatihi = Anas, dengan mengatakan bahwa ayat ini
berkenaan dengan perbuatan baik dan per-
*r;e ,). buatan buruk tanpa mengaitkannya dengan
Di dalam menyifati kondisi Hari Kiamat, kafir dan Mukmin. Artiny+ perbuatan yang baik
kata malja' digunakan untuk menggambarkan akan dibalas dengan yang baik dan perbuatan
kebutuhan manusia yang sangat mendesak yang buruk akan dibalas juga dengan yang
buruk. Seorang hamba sahaya yang Mukmin,
terhadap tempat perlindungan karena mereka membaca Al-Qur'an, serta mengamalkannya
diumpamakan sebagai satu jalan lurus yang
berada di dalam situasi ketakutan dan kesulitan berada di antara pepohonan dan bukit. Se-
yang mencekam akibat goncangan bumi, ben- baliknya, perbuatan seorang kafir laksana
turan gunung-gunun& terbelahnya langit, dan
peristiwa kiamat lainnya yang sangat meng- malam yang gelap-gulita.
gentarkan. Muhammad Fakhruddin Ar-Razi, di dalam
Penggunaan bentuk indefinit (nakirah = tafsirnya At-Tafsir Al-Kabir, mengatakan bahwa
af, ) pada kata malja' di dalam Al-Qur'an yang dimaksud dengan' abdan mmnlttknn 16 y aqdiru
(tankirul-malja' = l1i)r'f3 ), tampaknya bisa
dimaksudkan untuk menunjukkan makna 'al6 syai' ( t,_? *'.,-h;-<ti{l**) adalah
'macam tertentu' (an-nau'iyyah = +';t ). |adi,
'berhala', dengan mengemukakan QS. Maryam
berdasarkan makna tersebut digunakan ung- [19]: 93 sebagai penjelasan terhadap kalimat
tersebut, serta menafsrkan wa man razaqndhu minnd
kapan ld malja'a ( '65, i, = tidak ada tempat
$i iq.,;rj ) sampai pada kata sirran wa jahrdn
perlindungan yang khusus atau tertentu [yang
(t'js':ttn ) dengan para penyembah berhala itu
bisa menyelamatkan dari murka Tuhanl). yang telah diberi rezeki oleh Allah seraya
a, Ahmad Dardiri + membelanjakannya terhadap keperluan dirinya
MAMLoK ( J]i:; ) sendiri dan para pengikutnya, baik secara
Kata mamlitk ( !'Y ) hanya dijumpai sekali di
sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.
dalam Al-Qur'an, yaitu di dalam QS. An-Nahl Keadaan ini, secara logika diterapkan kepada
keadaan orang-orang musyrik yang menyama-
116l:75. Kata ini sendiri merupakan kata jadian
kan Allah dengan berhala-berhala mereka,
di dalam bentuk ismmaf'{tl ( !* p1) dari kata padahal mereka itu lebih utama dibandingkan
dasar malakn, yamliku, malkan ( kL -'L.W.-'cll.) dengan sesembahan mereka. Dan, lebih tidak logis
sebagaimana telah dikemukakan di dalam pem- lagr, menyamakan berhala itu dengan Allah yang
bahasan tentang mdlik (.rJu ). Di dalam kamus memunyai segalakekayaan dibumi dan di langit.
Keadaan hamba sahaya yang tidak dapat
Maqhyisil-Lughah disebutkan pengertian mamlftk
membelanjakan apa-apa dengan seorang mer-
(!'F ) itu adalah 'abd ('.xs- = hamba sahaya),
!'Fseperli huwa 'abd mamlitk (
V ,i = dia adalah
seorang budak tawanan). Kemudian kata ini
berkembang pengertiannya menjadi'orang-
orang yang dikalahkan kemudian diperlakukan
ENsrxlopnoIe Al-Qun'arv
Mamnfi'ah ManAt
deka yang kaya, serta banyak menafkahkan bahwa apabila ahli surga memetik buah yang
hartanya di jalan Allah, baik secara terang- terdapat di surga maka di pohon yang dipetik
terangan maupun sembunyi-sembunyi, adalah buahnya itu muncul lagi buah yang lain, tanpa
suatu tamsil tentang keberadaan Allah di-
bandingkan dengan berhala-berhala tersebut. ada habis-habisnya.
Inilah pendapat yang mendekati kebenaran,
melihat pada konteks ayat sebelum dan se- Pendapat tersebutjuga sejalan dengan yang
sudahnya, yang membicarakan masalah dikatakan Sayyid Quthub. Ia menyatakan
bahwa ahli surga tidak dilarang (dibolehkan)
keesaan Tuhan. memanfaatkan semua kenikmatan yang ada di
Bila dilihat dari segi misi ketauhidan, ayat surga, kapan saja mereka mau dan berselera.
ini memberikan suatu jawaban kepada kaum Pendapat seperti ini juga dikemukakan oleh An-
penyembah berhal+ pepohonan, tempat-tempat Nawawi.
angker, binatang, dan lain sebagainya, yang Sedikit berbeda dengan pendapat tersebut
intinya menginformasikan bahwa tuhan-tuhan di atas, Ath-Thabarsi menjelaskan bahwa yang
mereka itu tidak sama dengan Allah yang men-
ciptakan segala yang ada di langit dan di bumi. dimaksud dengan kata 16 mamnfi'ah ( z1:rZ: \ )
te Mahmuddin Siregar *
adalah untuk menunjukkan bahwa penghuni
MAMN0AH ( z'r%l surga dibolehkan memanfaatkan segala ke-
Katamamnit'ah (ari* ) berarti 'yang terlarang', nikmatan yang ada di dalamnya terus-menerus.
Mereka tidak terhalang oleh duri yang dapat
'tercegah', 'yang tidak diberikan'. Akar kata melukai tangannya pada saat memetik buah di
etersebut adal ah mana' a ( ) y arrgberarti'lawan' SUfga. + Abuddin Nata E
atau kebalikan dari kata memberi, yaitu'tidak MANAT (;u )
memberi', dan dapat pula berarti'membela' atau Kata mandt (;6 ) mengacu ke salah satu nama
'memelihara'. berhala yang disembah bangsa Arab |ahiliyah
sebelum kedatangan Nabi Muhammad saw.,
Di dalam Al-Qur'an kala mamntt' ah ( zo'rlJ )
dengan segala derivasinya disebut L7 kali. Dua seperti halnya Al-Ldta ( a>ul ) dan Al-'Uzzi
belas kali di antaranya dalam bentuk kata kerja; ('64).Mandt disebut di dalam AlQur'anhanya
('{ ('&mana' a ), y amna' u ('#- ), mani' a sekali, yaitu di dalam QS. An-Najm [53]:20.
), t mnna' u
Manht (;6 ) berwujud patung dewi yang
( E ), aan hma kali di dalam bentuk kata benda; terbuat dari batu putih yang dijadikan se-
mfui' ( 4t1'1, manfi '6 ( G'r!, ), mmtn6' ( 1rtr ), mmnnfi 'ah sembahan Arab ]ahiliyah, khususnya suku
(';":_# ). Kata mamnfi'ah hanya disebut satu kali Huzayl dan KhuzA'ah. Patung ini diletakkan di
suatu tempat di antara Mekah dan Madinah.
dan didahului oleh lk nkfiyah ( 4U y = 16 yang
Disebut Mandt ( ;U; ) yang secara harfiah berarti
berfungsi menafikan), yaitu di dalam QS. Al- 'tumpahan/curahan' dengan tujuan memohon
berkah kepadanya. Batk Mandt, Al-LAh, dan Al-
WAqi'ah [56]: 33. Kata ini digunakan untuk
'Uzzd dianggap oleh bangsa Arab |ahiliyah
menerangkan para penghuni surga yang tidak sebagai putri-putri Tuhan yang luhur.
dilarang (dibolehkan) memanfaatkan berbagai Mereka mengaku bahwa mereka tidak
menyembah patung-patung dewi itu, tetapi
kenikmatan yang ada di dalamnya seperti buah-
sekadar mendekatkannya kepada Allah sedekat-
buahan, tempat berteduh, dan air yang jernih.
dekatnya (QS. Az-Zumar [39]: 3).
Ibnu Katsir menerangkan bahwa di dalam
Di dalam hal penyembahan terhadap
Al-Qur'an kata tersebut digunakan untuk
menjelaskan bahwa ahli surga dibolehkan patung/berhala ini, masyarakat yang dihadapi
Nabi Muhammad sama dengan masyarakat
memanfaatkan segala kenikmatan yang terdapat
di dalamnya. Menurutnya hal ini sejalan dengan
sabda Nabi Muhammad saw. yang menyatakan
Kajian Kosakata \78
ManfOsy Manffisy
yang dihadapi Nabi Ibrahim. Kalau Nabi yang berkeliaran tanpa penggembala (tidak
dijaga)'. Wahbah Az-Zuhaili misalnya, me-
Ibrahim menghancurkan patung persembahan
ayahnya dan masyarakat lainnya ketika itu, Nabi ngatakan bahwa kata nafasyaf di sini berarti
Muhammad pun melakukan hal yang sama. 'unta atau kambing yang berkeliaran pada
Seperti halnya terhadap Al-Lkta dan Al-'Uzzd malam hari tanpa penjaga'. Ar-Raghib Al-
serta sesembahan berwujud berhala yang lain, Ashfahani mengartikan dengan 'unta atau
dewi sesembahanMandt ( ;6 ) ini pun dihancur- kambing yang kesasar di padang rumput pada
kan, yaitu ketika terjadi pembebasan kota Makah malam hari tanpa penggembala'. Menurut Ibnu
(Fathu Makknh =*3'e' ), Nabi Muhammad saw. Manzhur bahwa unta atau kambing dikatakan
mengutus Ali bin Abi Thalib untuk melaksana- an-nafsyu ('Pi ) ketika ia berkeliaran atau
kannya. Berhala-berhala lain yang ada di Mekah berpencar pada malam hari tanpa sepengetahu-
dan sekitarnya pun dihancurkan- Al-Ldta di- an pemiliknya. |adi, kalanafasyat yang digunakan
hancurkan oleh orang Saqif sendiri di bawah pe- di dalam ayat tersebut menunjukkan arti
ngawasan Abu Sufyan bin Harb dan Mughirah
'kambing yang berkeliaran pada malam hari
bin Syu'bah, sedangkan Al-'Uzzh dihancurkan
oleh Khalid bin Al-Walid. Semua ini mereka sehingga merusak tanaman'. Dikatakan nafasy at
lakukan atas perintah Nabi Muhammad saw.
dalam rangka memberantas kemusyrikan. karena pada mulanya kambing-kambing itu
tc Suwito t
berkumpul pada satu tempat kemudian ber-
MANF0SY ( ;:j{, t
keliaran.
Katamanffisy adalah bentuk ism maf'ttl dari kata
Ayat yang kedua kata manfftsy ymrg ler-
kerja nafasya, yanfusyu, nafsyan, nuffisyan
dapat pada QS. Al-QAri'ah [101]: 5 berkaitan
(6'#- t*|-'&f-- r:;f ). Menurut Ibnu Faris, dengan salah satu peristiwa yang bakal terjadi
pada Hari Kiamat kelak. Di dalam hal ini Allah
kata kerja yang terbentuk dari huruf-huruf nttn
swt. berfirm an, " dan gunung-gunung seperti bulu
( o'j ), f6' (,v ), dan syin (;*1 ) tersebut me- y ang dihambur -hamburkan " . Mayorltas mufasir
nunjukkan arti'berhamburan' atau'menyebar'. mengartikannya dengan'kapas yang terbusai'.
Abu Bakar |abir menjelaskan bahwa pada hari
Ibrahim Anis mengartikan kata nafasya ( ';; )
itu gunung-gunung akan dijadikan seperti
dengan'bercerai-berai dan berhamburan setelah
kapas yang terbusai, kemudian menjadi debu
ia menyatu. Ibnu Manzhur mengartikannya de-
ngan 'bercerai-berai satu sama lain. )adi, kata yang beterbangan. Az-Zamakhsyari menge-
nafasya digunakan untuk menunjukkan sesuatu
mukakan bahwa di dalam ayat ini Allah
yang pada mulanya bersatu kemudian bercerai-
berai dan berhamburan (tidak teratur). mempersamakan gunung-Bunung itu seperti
Di dalam Al-Qur'an, kata manfftsy dan kapas yang berwarna-warni dan berhambur-
derivasinya digunakan hanya dua kali, yaitu an. Pada hari itu gunung-gunung yang pada
mulanya kokoh dan menyatu, bahkan di-
kata nafasyat ('."e ) pada QS. Al-Anbiyil l21l: nyatakan sebagai patok/penguat dari bumi ini
78 dan katamanffisy ( ;']U, ) pada QS. Al-Qari'ah akan hancur berserakan. Di dalam pada itu, Ibnu
[101]: 5. Ayat yang pertama berkaitan dengan
kisah Nabi Daud dan Nabi Sulaiman tentang Katsir menafsirkan, kal-'ihnil manfirsy
( irLli 6Jb ) dengan gunung-gunung
hukuman yang pantas diambil oleh Daud ketika
akan menjadi laksana bulu-bulu yang ber-
kambing-kambing kaumnya merusak tanaman
hamburan.
(pohon anggur). Para mufasir dan pakar bahasa
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa
sepakat bahwa kata nafasyat ('.:3 ) di dalam
di dalam terminologi Al-Qur'an, kata manfirsy
ayat ini menunjukkan arti 'kambing atau unta
( ifr ) dan derivasinya menunjukkan arti
'berhamburan setelah pada mulanya ber-
kumpul'. + Abdul Munir ce
ENsrxlopnota Ar--Qun'aN
Mann Mansak
MANN ( O, ) AlQur'an juga menggunakan kata al-mann
Kata mann (;1 ) berasal dari manna, yamunnu
(.i3t) untuk menunjuk pada perbuatan me-
(i;--U) yang secara harfiah mengandung
nyebut-nyebut pemberian kepada seseorang
pengertian 'memutus atau memotong'. Mann
sebagai kebaikan sehingga pemberian tersebut,
( J ) iraga berarti'melakukan perbuatan terpuji'.
Dari pengertian inilah mann ( .j ) dipahami yang seharusnya mendapatkan ganjaran dari
sebagai 'anugerah atau pemberian'. Kedua Allah, menjadi terputus atau terhapus, disebab-
pengertian dasar mann ( cr ) tersebut berkaitan kan perbuatan tersebut. Karena itu, Al-Qur'an
satu dengan yang lainnya. Kata al-minnah ( #r ), menggunakan kataal-mann ( ,3t ) di dalam hal ini
dalam konteks larangan berbuat al-mann ( ,i3t ) di
misalnya, berarti anugerah yang banyak karena
satu sisi (QS. Al-Baqarah [2]: 264), dan pada sisi
seakan-akan setiap ia putus, ia datang lagi.
lain, AlQur'an menjanjikan ganjaran yang besar
Di dalam Al-Qur'an, kata al-mann ( o^,r)
dengan berbagai bentuknya disebut 27 kali. bagi mereka yang membelanjakan hartanya di
Penggunaan kata al-mann (";\ ) di dalam Al- jalan Allah dengan ikhlas tanpa disertai dengan
Qur'an, cukup bervariasi, tetapi esensi yang al-mann ( ;3t ) (QS. Al-Baqarah [2]: 262).
terkandung di dalamnya dapat dikembalikan Kata mann di dalam bentuk ism maf itl
kepada pengertian kebahasaan. ( )t* e ) juga berarti terpotong atau terputus
Kataal-mmtn ( ,3t ) di dalam AlQur'anyang (mamniln). Bentuk seperti ini disebut empat kali di
mengandung pengertian pemberian atau anuge- dalam AlQur'an, yaitu di dalam QS. Fushshilat
rah yang diberikan oleh Allah swt. kepada [41]:8, QS. Al-Qalam [68]:3, QS. Al-InsyiqAq [84]:
hamba-Nya khususnya orang-orang beriman, 25, danQS. At-Tin [95]:6). Katamamnftn( 6:ri;)di
dalam Al-Qur'an semuanya merujuk pada
antara lain ialah diutusnya para nabi dan rasul
ganjaran atas amal saleh yang akan diterima
sebagai pemberi petunjuk kepada kebenaran (QS.
orang-orang beriman di hari kemudian. Ganjaran
Ah 'Imran [3]: 164). Hal tersebut menyiratkan
atas amal perbuatan salehnya di dunia ini kelak
bahwaorang-orang yang menerima seruan para
akan diterima secara terus-menerus, tidak
nabi dan rasul akan memperoleh pahala yang
tidak terputus-putus. Di samping itu, sejumlah b:#'*terputus-pu tus (gairu mamnfin = ).
anugerah yang diberikan Allah kepada hamba- + M. Galib Matola ee
Nya yang terkandung di dalam al-mann ( MANSAK ( ei; I
ialah pemberian anugerah berupa kedudu"k3a,n)
Katamansak( OA ) adalah ismmakin (keterangan
yang terhormat bagi seseorang dan dilepaskan-
g;/nama tempat) dari kata nasaka ( ) susunan
nya dari marabahaya (QS. Y0suf [12]: 90 dan QS. .fdari huruf-h uruf nfin( 6 ), sin ( ), dan kAf ( :) )
Ath-Th0r l52l:27).
yang makna asalnya adalah: (1) ibadah dan
Di samping pemberian atau anugerah ya.g
bersifat immaterial seperti tersebut di atas, Al- pendekatan diri kepada Allah Ta'AlA, yadullu'al6
Qur'an juga menggunakan kata al-manre untuk
menunjuk anugerah yang bersifat material, 'ibddatin wataqarrubin itattdhi ta'dl6 (;:>r,e f.3:.J-
seperti al-mann yang diturunkan Allah kepada trG ir 1r ,-tri), (2) sembelihan untuk mendekat-
Bani Israil, yaitu sejenis makanan yang manis kan diri kepada Allah di dalam rangka ibadah,
seperti madu (QS. Al-Baqar ah l2): 57, QS. Al-A'rAf ;r '4ilradzdzabihntul-lati tuqarribu itdllahi nafikalt(
[7]:1.60, dan QS. Thaha [20]: 80). Kata al-mann asa it 4r * y' ), (3)kata nusr2k juga mengandung
( iJt) di dalam ayat-ayat tersebut menyiratkan makna al-ghuslu (membersihkan), misalnya
bahwa makanan yang diberikan Allah kepada seseorang yang mencuci pakaian disebut juga
Bani Israil itu turun di dalam bentuk keratan,
dengan ungkapan "nasaka tsaitbahfi" (';.;:',!, ).
terpotong-potong. Mansak dalam hal ini, demikian Ibnu Faris,
adalah tempat diselenggarakannya penyem-
belihan, yaitu ibadah kurban. Penjelasan ini
Kajian Kosakata 580
Mansak Mansak
sejalan dengan apa yang dikemukakan Ar-Razi telah menyelesaikan ibadah hajimu maka
di dalam Mukhtdrush Shihhah sambil mengutip
Ayat 34 QS. Al-Haj j l22l: Wal ikull i umm at in j a' aln 6 berzikirlah [dengan menyebut] Allah); dan (7)
mansakan (gAlf;';;t.l(]j = Ou" bagi tiap-tiap QS. Al-Baqarah [2]: L28 di dalam bentuk
umat telah Kami syariatkan penyembelihan manisikand ( 6dg l: waarinh manhsikand
(t&t, uri'5 = dan tunjukkanlah kepada kami
[kurban]). cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami).
Di dalam Al-Qur'an, kata mansak ( gg ) Al-Qurthubi di dalam tafsirnya All6mi'li
dengan berbagai bentuknya terdapat sebanyak AbkAm Al-Qur'6n, memaparkan beberapa makna
tujuh kali, yaitu: (1) QS. Al-Hajj [22]:67 dalam dari kata mansak itu antara lain: (1) adz-dzabhu
( i:L-S ): Likulli alni ( g:lJr= penyembelihan), kurban; mak4 kata adz-
dzhbihalt sama dengan na$kah (tunggal) dur nusuk
ndsikihu ( j*t
benfiik nisikithu ummatin j a'
? k;mansakan hum vt+'ii
i,a-:v=Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan fiamak), sedangkan nusuk dap at pula berarti af h-
th6' ah (p a'nlh); (2) tempat melaksanakan kurban,
syariat tertentu yang mereka lakukan); (2) QS.
di dalam hal ini Al-Qurthubi lebih condong
Al-Baqarah l2l: L96 di dalam bentuk nusukin
(9t:;), kepada makna yang pertama, yaitu adz-dzabhu
ffi;/w u i;+ -vi5 6'i + ir ;:._:, (kurban) dengan mengingat kepada makna
lanjutan ayat: min baltimatil-an'ilm ( 1u'lt '^:a' n 7
karena Allah telah menganugerahkan kepada
(. . . faman kina minkum matidhan au bihi adzan min mereka berupa hewan-hewan ternak. Di dalam
ra'sihi fa fidyatun min shiydmin au shadaqatin au
nusukin) konteks ini, Allah mengingatkan mereka agar
" . . . Iika ada di antarmnu ymtg sakit atau adn ganggunn selalu mengingatnya sewaktu melaksanakan
idi kE al any a ( I alu i a b e r cuku m aka w aj ibl ah at asny a penyembelihan kurban itu. Kata mansak, menurut
berfidyah, yaitu berpuasa atau bersedekah atau pendapat para ahli qiraah dari Kufi kecuali Asim
berkurbmt." membacanyamansik (dengan kasrah pada huruf
s?r). Namury mayoritas ahli qiraah membacanya
(3) QS. Al-An'Am 16l:1,62 di dalam bentuk mans ak (dengmr fathah p adahuruf sin).
Adapun makna katammasik di dalam ayat
j.6'),#nusuld (
), qul inna shaliti wanusulci wnmalrynyl ini: wa'arind manisikand di dalam QS. Al-Baqarah
wamomAfrtiltilh($ UVi ,5^S A>;'olU l2l L28, Al-Qurthubi menjelaskan tafsiran
= Katakanlah: "Sesungguhnya sembahyangku, beberapa mufasir antara lain: (1) tata cara,
ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk pengetahuan tentang ibadah haji (mandsikulhajj)
Allah"); (4) QS. Al-Hajj l22l:34 di dalam bentuk sebagai yang dipegang oleh Qatadah dan As-
mansakan ( k): Walikulli ummatin ja'alnd Suddi; (2) tempat menyembelih kurban (mawk-
mansakan liy adzkurusm all ahi' al 6 m d r azaqahum dhi' idz-dzabhi = et; ) sebagaimana dipegang
( fiji(. ;t" {t Ci1t94't;; ct; {ij4 oleh Mujahid, A"itlar dan Juraih; (3) segala mac;un
Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan ibadah yang dipersembahkan kepada Allah (kullu
penyem-belihan [kurban], supaya mereka me- md yuta' abbadu itallfrhi ta' 616 h=aJl uinrilusat]m"akd"fenYgan).
nyebut nama Allah terhadap apa yang telah
Maka kata nksik di dalam
direzekikan Allah kepada mereka); (5) QS. Al-
'Abid ("*tr). Zubar bin Muhammad meriwayat-
Hajj l22l:67 di dalam bentuk mansakan: Likulli kan bahwa ketika Nabi Ibrahim selesai men-
ummatin ja'alnh mansakan hum nhsikirhu
( i-+.ti i k::; W "i\ ,y..1, (6) QS. Al- dirikan Baitullillt (Ka'bah) ia berdoa: "ya Tuhan,
Baqarah [2] : 200 di dalam bentlk mandsik (,1-t.): aku telah selesai (mendirikan baitul-bmfun int) maka
tunjukkanlah kepada kami manasik kami". Lalu
6i 'A<.iF aidzi qadhaitum mandsika-kum fadzkurull 6ha Allah mengutus )ibril kepada beliau maka beliau
\;h'Ji ,!"it r,t; = Apabila kamu
pun berhaji. Riwayat ini mendukung arti kata
581 ENsxloprore Ar--Qun'arv
Mansak ManO'i
mrnisikyangmenunjuk pada makna tata cara atau MANo',A ( G'.r6 )
pengetahuan tentang ibadah haji. Kata manfi'd (G'r!1) adalah kata benda dengan
Demikian pula dalam menafsirkan Ayat pola bentuk fa'fiI (;F ) aari kata kerja mana'A,
yamna'u, man'an (g ?-C, ). Atar kata yang
200 QS. Al-Baqarah [2], Al-Qurthubi cenderung
mengartikan kata mandsik sebagai sesuatu yang terdiri dari huruf-huruf mim, nun, dan ain
berkaitan dengan ibadah haji (sy a' 6irul-hajj). mengandung makna pokok'enggan','mencegah',
Sementara itu, Muhammad Rasyid Ridha 'merintangi', 'tidak memberi' atau kebalikan dari
di dalam Tafsrr Al-Mandr menjelaskan pula bahwa al-i'thd'(,'Ey = memberi). Dari situ kemudian
syasal makna n usuk ( ) adalah al-'ibadah (;iqJ1 ). berkembang, sesuatu yang kuat disebut mani'
Namury pada penggunaannya kata ini di dalam ( 6f ) karena yang kuat itu enggan atau sulit
Al-Qur'an dan Hadits lebih banyak untuk ibadah terkalahkan, kekebalan terhadap penyakit
haji dan segala bentuk penyembelihan, kurban. disebut al-man'ah ( d,ifi ), orang yang kikir atau
( efli I atau al-manna'
Makna semacam ini pula yang dipakai oleh bakhil disebut al-mani'
yang terlarang disebut
Dewan Penerjemah Yayasan Penyelenggara (Ltlt), barang-barang
*'F eUbadhd i' un mmnnfi' alr (
Penerjemah/Penafsir Al-Qur'an Departemen ), dan seterusnya.
Agama RI. di dalam menafsirkan katanusukpada Kata mana'a ( € ) dan semua kata tu-
Ayat 196 QS. Al-Baqarah. Ayat tersebut di- runannya ditemukan sebanyak 17 kdi di dalam
terjemahkan, "lika ada di antaramu yang sakit atau Al-Qur'an, 12 kali di antaranya dengan bentuk
ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur) maka kata kerja dengan wazan-xlazan, manA'A ( e),
ynmna'u(&-),tmnna'u('# ),nomna'u( p ), aan
wajiblah atasnya berfidyah, yaitu berpuasa atau
b u se dekah at au b erkurb tn" . muni'a ( e., ) aa" hma kali dengan bentuk kata
Mengenai m alaakata mansakan ( 11:f ) dan benda dengan wazan-wazan, mann6' ( LL ),
r|p €momnfi' alt (
nasikuhfi ( i'fut ) di dalam QS. Al-Hajj 122\: 67 di ), mani' ( ), dm manil' ( 7';, ),
atau manfi'd (G7).Kata manfi'i (G'r!;) sendiri
atas, kata mansak diartikan juga sebagai 'syariat' ,
hanya ditemukan pada satu tempat, yaitu di
sedangkan kata ndsik diartikan sebagai 'me-
dalam QS. Al-Ma'Arij [70]: 2L, yang berbunyi,
lakukan atau menjalani'. Hal ini tentu di-
karenakan oleh kandungan kata syariat yang ;'et'^5w aidzd massahul khairu manfi' 6 ( G tiy =
secara umum telah menampung makna ibadah. apabila ia ditimpa kebaikan maka ia mmtr'6).Kata
Pemakaian makna mansak di sini lebih umum manil' ( t':- ) berarti 'kikir terhadap orang lain
lantaran pada ayat sebelumnya Allah telah
dan enggan mengeluarkan hak Allah ketika ia
menyebutkan beberapa mac€un ibadah seperti mendapat nikmat berupa kekayaan dari Allah'.
jihad, shalat, dan zakat. Ayat ini merupakan rangkaian dari ayat
fadi, kata mansak ( Ul ) yang terbentuk sebelumnya yang menjelaskan makna halir'd
dari akar kata nasaka (11:) dengan berbagai
( C';t^ \ yang merupakan sifat pembawaan
bentuknya mengandung makna 'ibadah'. Pe-
manusia yang tidak baik, yaitu-sebagaimana
nekanannyadi dalam Al-Qur'an dan Hadits lebih disebutkan di dalam ayat ini dan ayat sebelum-
nya-apabila ia mendapat kesulitan atau hal
berat mengarah kepada ibadah-ibadah yang ada
hubungannya dengan haji dan kurban. Hal ini yang tidak menyenangkan maka ia cepat putus
bisa dipahami karena kurban adalah bagian asa dan tidak bersabar dan apabila ia mendapat
yang tak terpisahkan dari ibadah haji. Secara kebaikan atau rezeki, ia lupa diri dan kikir.
historis, kedua ibadah ini telah dipraktikkan atau E Muhammad Ward.ah Aqil oe
dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as. Namun, MANON ( o'1;' )
iKata manttn ( o ) adalah bentuk/w azmfa' fil dari
terkadang katamansak di dalam Al-Qur'an dapat
manna, y amunnu, mannan ( rt, t;;- A \. rcaa manna
pula berarti 'syariat' sebagaimana terdapat di
dalam QS. Al-Hajj [22]: 67. E Ahmad Kosasih ee
Kajian Kosakata 582
Man0n
( !/ ) menurut lbnu Faris mengandung dua dinamai al-manfin ( ,-,j3r ) karena didasarkan
pada makna kata kerja manna, yamunnu yan9
makna pokok. Pertama malaa qath'un wa inqithh' berarti mengurangi dan memotong karena
(6Wti * * J! = menuniuk pada makna me- pergantian malam dan siang mengurangi umur
mufuskan atau terputus), misalnya katamamnttn dan memotong ajal maka dinamailah ia dengan
( o'# ) dipakai di dalam arti 'terputus' se- al-manitn ( ,iri3r). Lebih lanjut Al-Asma'i me-
bagaimana di dalam Al-Qur'an dinyatakan ngatakan bahwa al-mandtn ( .r.r3r ), juga dipakai
di dalam Nh ad-dahr ( j"itr= masa). Ini didasarkan
bahwa ganjaran amal saleh yang dilakukan di
pada makna manna/ yamunnu yang berarti da'afa
dunia ini kelak akan diterima terus-menerus,
( JlA = melemahkan). Dikatakan demikian
*tidak terputus-putus -gft airu mamnfin ( ).
"'i:Dari situ juga kematian atau mati disebutmanitn karena masa (perjalanan masa) itu melelahkan
atau membuat orang lemah, makna ini mirip
( oi: ) karena ia mengurangi jumlah manusia
maknanya dengan kata manin dalam ungkapan
dan memotong waktu keberadaannya di dunia.
hablun manin (",# P ) (tali yang lemahflapuk).
Demikian pula halnya kelemahan atau lemah
Para pakar berbeda dalam menjelaskan kata al-
disebut al-munnah ( gi,) karena kelemahan itu
manttn ( .r1i3r ) tersebut. Menurut Al-Farra kata
dapat menghentikan/memutuskan orang me- al-manfin (,:ri3r) adalah bentuk muannats yang
lakukan perjalanan. Makna dasar yang kedua bisa dipakai di dalam Ntimuftad dan arti jamak;
itt LW'menunjuk pada makna lsh thin6' ul-ldwir ( menurut Al-Asma'i kataal-manitn( a::!3 ) adalah
bentuk mufrad yang tidak memunyai bentuk
= berbuat kebaikan), dari sifu kata mfinnt, yamunnu,
jamak; dan menurut Al-Akhfasy, kata al-manf,rn
mfinnan dipakai dalam arti 'anugerah' demikian
( ,lri3r ) itu adalah bentuk jamak yang tidak ada
juga kata munnah ( ,1 ) dipakai dalam arti
bentuk mufrad-nya dan kata itu merupakan
'kekuatan' karena kebaikan hanya dapat di-
benbtk muameafs sekaligus bentuk mu dzakknr, jika
lakukan dengan kekuatan.
dianggap benlukmudzakkar maka ia diarnkan ad-
Katamanna dan segala bentuk derivasinya
dahr wal-maut ( o';lts )fur= masa dan kematian)
terulang 27 kali di dalam Al-Qur'an, sedangkan dan jika dianggap bentuk muannats maka di-
dalam bentuk manfin ( o'i ) sendiri hanya kembalikan pada makna dasarnya yang juga
ditemukan satu kali, yaitu di dalam QS. Ath- menjurus pada makna al-maniyyah ('^?i3 = ke-
Th0r [52]: 30.Kataal-maniln(,l'rJt )di dalam ayat matian).
itu didahului oleh kata raib ( q-,jr ) sehingga Adapun kala raib (;-r) menunjuk pada
menjadi raibal-manfin( o'rilt -d-,ri).fiR'lannagtkaaraibabnaksahtua mal<na asy-syakk ( t S51= ragu). Menurut As-Suddi
tersebut menjadi maf'ul bih dari Abu Malik dari lbnu Abbas semua kataraib
yang mendahuluinya sehingga selengkapnya (.,.jj ) di dalam Al-Qur'an menunjuk pada arti
dikatakan natarabbashu raibal-manfin ( ;'r'i; 'ragu' kecuali pada QS. Ath-Th0r [52]: 30 tersebut.
Sebagian pakar bahasa menjelaskan bahwa
oi:lr ). Menurut Al-Akhfasy, kalimat tersebut
penggunaan kata raib (.-,ji ) yang dirangkaikan
asalnya adalah natarabbashu ila raibil manitn
dengan kata al-maniln (i:At ) yang bermakna
( o'.JJ, n-, Jl :i:; ) -kata raib majrur dengm il6
'mati', itu menunjukkan bahwa kematian itu
( J| ), t emudianharf jan tersebut dibuang.
tidak diketahui kapan terjadinya kecuali oleh
Rangkaian kata raibal-manitn (,irljr;, 1 Allah. Ketersembunyian waktu kematian atau
sudah menjadi semac;un idiom yang menunjuk- kebinasaan, itulah yang disyaratkan olehkala raib
kan pada makna 'kebinasaan', 'kesusahan ( 4-r) yang berarti'ragu' yang dirangkaikan
hidup', dan semacamnya. Secara terpisah kata dengan kata al-manfin yang berarti 'mati' di dalam
al-manfin ( ori3r ) menurut lbnu Abbas menunjuk artian kematian itu tidak bisa dipastikan.
padamakna al-maut (or-ij3jrr=) bekreamrtai taiadn-d);ahmr e(nyulrtlu=t
Mujahid, al-manitn (
masa); menurut Al-Asma'i, al-manitn ( ,iri3r )
adalah 'malam dan siang'. Malam dan siang
58i ENsrxlopsora Al-Qun'aN
IvIaq.i'id Maqditr
Ayat tersebut menjelaskan sikap kaum menyebutkan bahwa yang ditunjuk oleh ayat itu
kuffar terhadap Nabi Muhammad saw. yang adalah peristiwa ketika orang-orang beriman
sangat membencinya, mereka menuduhnya keluar dari Madinah menuju'medan Uhud'.
dengan tuduhan yang bukan-bukan; bahkan,
Di dalam QS. Al-Jinn l72l:9, kata maqd'id
sangat mengharapkan kematiannya disebutkan di dalam konteks pengakuan jin-jin
bahwa mereka dahulu menduduki beberapa
Qatadah menjelaskan bahwa ada sekelom- tempat di langit untuk mendengarkan berita-
pok orang kafir yang menyerukan bahwa tung-
gulah kematian Muhammad yang akan mem- berita dari langit, maq6'idalis-sam'i ( P+6 ).
buat kalian lengah sebagaimana yang terjadi
Lanjutan ayat itu berisi pengakuan mereka
pada penyair Bani Fulan, yakni-menurut Adh- bahwa siapa di antara mereka yang mencoba
Dhahhak-Banu Abdid-Dar. Mereka (kaum mendengar berita-berita itu sekarang, mereka
kuffar tersebut) menisbahkan Muhammad
akan dihadang oleh panah api untuk membakar
sebagai seorang penyair dengan maksud bahwa
mereka.
tidak lama lagi ia akan binasa sebagaimana
kebinasaan para penyair sebelumnya. Dan Ibnu Abbas menyebutkan bahwa kebebasan
jin untuk menyadap berita-berita gaib dari langit
mereka mengharapkan Muhammad mati muda
itu terjadi sebelum diutusnya Muhammad saw.
sebagaimana ayahnya dulu yang juga mati Akan tetapi, setelah Muhammad saw. diufus, jin-
jin itu tidak lagi dapat mendengar berita-berita
muda. 4 Muhammad Wardah Aqil ec
gaib karena langit dijaga ketat oleh para malaikat
MAQA',ID ( ,lr;u,l dengan senjata bintang-bintang bersin ar I aPi.
Kata maqd' idberasal dari akar kata qa' ada - yaq'udu t Salahuddin :c
'qu'fidan (f''rf -'rk--'{r ). Di dalam berbagai MAQD0R ( )',r:rii)
bentuknya kata ini disebut 31 kali di dalam Al-
Qur'an. Katamaqi'id( +u.) sendiri terulang dua -Maqdilr adalah bentuk maf'ftl dari kata: qadara
-yaqdiru - qkdir - maqdfir ( "r\!* - 'ri ),
kali, yaitu pada QS. Ali 'Imran [3]: 121 dan QS. ():,6),-d'mrS- 16' ( t)
berakar dari huruf qAf ( O), dAl
Al-finn l72l:9.
menunjukkan arti'batas terakhir dari sesuatu'.
Pakar bahasa Arab, Ibnu Faris, menyebut-
Dari makna denotatif itu berkembang menjadi,
#kan bahwa rangkaian huruf qdf ( 4;.), 'ain ( ),
antara lain 'kadar', maksudnya batas akhir dari
dan ddl1.1ri ), yang membentuk suatu kata,
memiliki arti 'duduk'. Dari akar kata ini lahir mutu; 'aqdar' ( ,3i =tuda yang kedua kaki
turunan kata berikut, al-qu'itd ("'r$i = duduk) belakangnya dapat mencapai tempat kedua kaki
lawan datri al - qiy 6m ( itili = beral r1); al- qi' dat (';!;it
depannya ketika berlari), karena yang demikian
= sikap [baik/buruk] seseorang ketika duduk);
itu langkah terpanjang bagi kuda; 'periuk atau
Dzfil-qa'dah ( ;.ritgi ) adalah bulan di mana orang- kuali', karena yang demikian terbatas isinya;
orang Arab bersepakat untuk duduk-duduk
dan 'kekuasaan' yang berarti batas kemampu-
+6(istirahat), tidak pergi b erper ang; Maq6' id ( ), an. Allah dinamai Qddir ( rrti ), maksudnya "Dia
Yang Mahakuasa yang mencapai batas yang
bentuk jamak dari kata maq'ad ( ,g, ) adalah
tidak mungkin dicapai selain Allah swt.,
tempat duduk manusia di pasar-pasar.
kekuasaan Allah meliputi segala sesuatu, dan
Di dalam Al-Qur'an, kata maqd'id (+u,)
digunakan di dalam arti kinayah. Pada QS. Ah dapat dianugerahkan kepada siapa yang
'ImrAn l3l:121,, maqd'id disebut di dalam konteks dikehendaki-Nya. Allah dinamai Muqtadir
seruan untuk mengingat kembali peristiwa ketika
( .rfj['), maksudnya "Dia yang memiliki ke-
orang-orang beriman keluar dari rumah mereka
kuasaan menyeluruh yang mencapai batas
meninggalkan keluarga untuk pergi ke'medan yang tidak mungkin diraih oleh selain Allah
perang, maqd'idalil-qitil ( )qt6 ). Ibnu Abbas swt." Lailatul-qadr ( ,lr;Jl'fi ) maksudnya, antara
Kajian Kosakata 584
MaqdOr Maqrabah
lain 'malam penetapan Allah bagi perialanan perolok-olok Nabi saw. atas tindakan beliau
hidup manusia'. Ada ulama yang memahami yang menikahi mantan istri anak angkatnya
bahwa tindakan Nabi saw. tersebut tidak akan
penetapan itu dalam batas setahun. Qudrah ( a_,i; mengurangi kedudukannya sebagai seorang
= kekuasaan) sebagai sifat Allah berarti yang Rasul Allah.
dengannya sesuatu wujud berdasar iradah dan
ilmu, serta wujudnya (di dalam kenyataan) Dengan demikian, penggunaan kata maqditr
sesuai dengan iradah dan ilmu itu. Tetapi Al-
Ghazali mengingatkan bahwa bukanlah syarat di dalam Al-Qur'an berkaitan dengan ketetapan
dari kekuasaan bahwa pemiliknya pasti meng-
hendaki. Allah kuasa untuk menghadirkan Allah swt. tentang nabi dan rasul, yang di-
kiamat sekarang, dan seandainya Dia meng- kemukakan dalam konteks perkawinan Nabi
hendakinya, pasti kiamat datang, tetapi karena Muhammad saw. + Arifuddin Ahmad +
kiamat belum dihadirkan-Nya maka itu karena
MAQRABAH ( e;9,1
Dia belum menghendakinya, dan Dia tidak Kata maqrabah (d.;; ) berasal dari akar kata qaf,
ra, darrba dengan wazan qaruba 1 aqrubu - qurban
menghendakinya, karena sejak semula Dia telah
menetapkan waktu kehadirannya. Allah Maha- rci ti-.;i ). Pecahan kata tersebut memiliki
kuasa adalah yang menciptakan segala wujud
penciptaan yang dilakukan-Nya sendiri dan makna yang bervariasi sesuai bentuk kata dan
tidak membutuhkan bantuan selain-Nya. Kata konteks penggunaannya. Akan tetapi, makna-
makna yang bervariasi tersebut dapat di-
qudrah (er.l), jika disifatkan kepada manusia
kembalikan kepada makna pokok yang disebut-
berarti kemampuan untuk melakukan sesuatu
dan jika disifatkan kepada Allah swt. berarti kan oleh lbnu Faris yaitu makna'dekat' sebagai
kemustahilan adanya kelemahan bagi-Nya.
antonim dari kata bu'd ( i. ) yang berarti'jauh'.
Kata muqditr ( -lsfr ) dan berbagai ben-
Sesuatu yang dijadikan sarana untuk men-
tuknya di dalam Al-Qur'an terulang 132 kali dan dekatkan diri kepada Allah seperti ibadah dan
semacamnya disebut qurbdn ( oqi ). Sarung
kata itu sendiri hanya disebutkan satu kali, yakni
pedang atau sarung pistol disebfi qirab (qS)
QS. Al-AhzAb [33]: 38, berbun1i ( fi'ti o* karena kedekatan di antara keduanya (selalu
...tlrs'G $i ) "...Dan adalah ketetapan Allah itu
bersama). Sumur yang dekat airnya disebut qarab
sesuatu ketetapan yang pasti berlaku". Ayat ini
(*'t).Malam ketika unta digiring mendekati
berkaitan dengan sunnatullah yang berlaku bagi
setiap Nabi. Al-Himsi berpendapat bahwa frasa sumber air disebut lailatul-qarab ( -,t':{j ),
t:r\!* fri berarti ketetapan yang berlaku sejak selanjutnya dari makna ini berkembang pe-
makaiannya, perjalanan di malam hari disebut
zammt azali.
al-maqrab ( *.ili ) dan orang yang mencari air
Ibnu Katsir berpendapat bahwa ayat
tersebut berkaitan dengan Nabi saw. yang pada malam hari disebut al-qdrib ( w,uJr ). Kata
mendapat olok-olokan dari orang munafik al-qhrib ini juga dipakai dengan arti 'sampan',
yaitu perahu kecil yang dipakai oleh pemilik
karena beliau menikahi Zaenab, mantan istri kapal laut untuk memindahkan barang-ba-
anak angkatnya(Zud bin Harisah). Lebih lanjut
Ibnu Katsir mengatakan bahwa tindakan Nabi rangnya, dinamai demikian, menurut lbnu Faris,
saw. tersebut merupakan ketentuan Allah yang
telah ditetapkan-Nya, tidak ada satu pun yang karena kedekatannya dari mereka.
mustahil bagi-Nya. Apabila Dia menghendaki,
maka terjadilah dan jika tidak menghendaki, Katamaqrabah (U'* ) dan semua kata yang
makatidak terjadi. Ayat ini merupakan bantahan seakar dengannya terulang sebanyak 96 kali di
terhadap tuduhan orang munafik yang mem- dalam AlQur'an, sedangkan kata maqrabah ( t;';; )
sendiri hanya ditemukan satu kali, yaitu di dalam
QS. AI-Balad [90]: 15. Kata maqrabah (t'i,) di
dalam ayat itu didahului oleh kata dza (i> ) yang
berarti'memiliki' sehingga menjadi dzd maqrabah
585 ENsrxlopEota Al-Qun'aN
Maqt Marad
(t;; i; ). Kata maqrabah (i.';;) sama maknanya serta QS. Ghffir [40]: 10 dan 35.
dengan qardbah (uts), yakni 'hubungan ke- Kata tersebut berasal dari akar katamaqata
kerabatan' atau'hubungan kekeluargaan' se- ('.:1) yang bermakna 'kebencian yang amat
hingga rangkaian kata dzh maqrabah ( i;t $ ) dalam bila melihat/mengetahui sesuatu yang
diartikan dengan 'memunyai hubungan keluar- menjijikkan'. Kata itu pada masyarakat fahiliyah
ga'. Rangkaian kata ini menjadi shifat (keterangan) juga diterapkan pada seseorang yang melakukan
dari kata yatim (,,,i = anak yatim) yang se- perkawinan dengan mantan istri ayah kan-
lengkapnya berebunyi yatiman dzd maqrabah dungnya, nikdbul-maqtl t-i:jr 66 ).
Al-Qur'an menggunakan kata maqt ( -7,)
(t;; ii q- = anak yatim yang memunyai hu-
paling tidak dengan dua makn4 yakni
bungan keluarga). Ayat itu berbicara dalam
konteks perbuatan atau amal yang baik. Allah 1.. Benci, di dalam QS. An-NisA' l4l:22. Di dalam
ayat ini Allah menyatakan sangat membenci
mengingatkan dan menegaskan bahwa Dia telah tindakan orang |ahiliyah yang mengawini
bekas istri ayah sehingga ayat ini secara tegas
menunjukkan jalan-jalan yang akan menyampai- melarang melakukan perbuatan tersebut
setelah turunnya ayat ini. Di dalam ayat lain
kan manusia kepada kebahagiaan dan yang akan dikemukakan bahwa kebencian Allah lebih
membawanya kepada kecelakaan. |alan yang besar daripada kebencian terhadap diri orang
membawa kepada kebahagiaan itu digambarkan
sebagai jalan yang mendaki lagi sukar sehingga yang melakukan tindak kekufuran (QS. GhAfir
manusia itu harus berjuang untuk meraihnya.
Salah satu dari jalan yang mendaki lagi sulit itu [ao]: 10).
ialah memberi makan pada hari kelaparan kepada 2. Kemurkaan, di dalam QS. FAthir [35]: 39. Di
dalam ayat ini Allah menggambarkan ke-
anak yatim yang ada hubungan kerabat atau
orang miskin yang sangat fakir. Secara umum, murkaan-Nya terhadap orang-orang kafir.
memberi makan itu merupakan perbuatan yang
terpuji; akan tetapi, lebih terpuji lagi kalau itu Demikian juga kemurkaan Allah terhadap
dilakukan terhadap orang yang sedang ke-
laparan. Demikian pula terhadap anak yatim, seseortrng yang mengatakan sesuatu, tetapi
tidak melakukannya.
secara umum, membantu dan memberi makan
Kedua pengertian di atas sebenarnya
mereka merupakan perbuatan afdhal; akan tetapi,
hampir sama karena baik kebencian maupun
lebih afdhal lagi kalau itu dilakukan terhadap kemurkaan merupakan sesuatu yang tidak
anak yatim dari sanak keluarga sendiri karena di disenangi. Bedanya kemurkaan mengandung
samping membantu mereka itu juga berarti siksaan, sementara kebencian hanya meng-
akibatkan tidak mendapat rahmat, walaupun
menghubungkan silaturrahmi. Sejalan dengan harus diakui bahwa ketiadaan rahmat Allah itu
pentingnya silaturrahmi ini, disebutkan di dalam sendiri sudah merupakan siksa.
sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda: as- tt Ahmad Husein Ritonga *
sadaqatu' alal mbkin shadaqah wa' al6 dzirrahim itsnatfui MARAD ( sy )
shadaqah wa shilah ( a" ,k: ftl:' j$5r S. illsr Katamarad( r,i ) dan kata lain yang seasal dcngan
*jZ* avSt r-)t = memberi sedekah kepada itu di dalam Al-Qur'an disebut lima kali, di
antaranya di dalam QS. At-Taubah [9]: 10L dan
orang miskin akan mendapat nilai sedekah dan
QS. Ash-Sh Affdt l37l: 7 .
[jika itu dilakukan] terhadap sanak saudara maka Kata tersebut terdiri dari huruf-huruf mim,
mendapat dua keuntungan, yaitu nilai sedekah
dan nilai silaturrahim). + Muhammad Wardah Aqil ce 16', dan ddl ( >-t-1), yarrrg dapat muncul dengan
MAQT ((c-i^.b) ) dalam AlQur'an disebut enam - -benn;/< mnrld, mnid, dart mar adda ("'] i y tt7i 7,
di
Kata maqt serta pada asalnya bermakna 'terkelupasnya
kali, di antaranya di dalam QS. An-Nis6t' l4l:22
Kajian Kosakata 586
Marad Marah
suatu kulit/pelapis d\ri tempatnya'. Ungkapan dan watak setan telah sirna/hilang segala sifat
kebaikannya; ytrr1 tinggal hanya sifat jahatnya.
syajarahmardau (i;'; ;:;:, ) bermakna'kayu yang Halyang sama jugaberlaku terhadap penduduk
Madinah yang keterlaluan sifat kemunafikannya
dedaunannya telah gugur semuanya sehingga sehingga hilanglah semua kebaikan yang pernah
mereka lakukan. Demikian juga dengan istana
yang tinggal hanya ranting dan dahannya saja'. Nabi Sulaiman yang indah bersih sehingga kaca
itu tidak terlihat lagi. ee Ahmad Husein Ritonga te
Di dalam bahasa Arab ada kata turunan
yang bentuknya sama, tetapi kata dasarnya MARAH { 7,i )
berbeda, seperti maradath-tha'6m ( 1t;,I,st ;'1 1 Kata marah ( C7 ) dan kata yang seasal dengan
asalnya adalah marasa (',r'; = ia merendam dan itu di dalam Al-Qur'an disebut tiga kali, yaitu di
dalam QS. Al-IsrA' [17):37, QS. LuqmAn [31]:18,
memasak makanan sehingga ia menjadi lunak), dan QS. ChAfir l4ol:75.
demikian jtrga mar adash-shabiyyu tsady a ummihi Kata tersebut terdiri dari huruf-htruf mim,
I ii U:n '#t;; = Anak kecil itu mengisap susu t;rd', dan h.A' (maraha = )yang bermakna'sikap
ibunya), atau al-marid ( i-rJ ) yang bermakna seseorang yang terlalu bergembira serta teng-
gelam di dalam kegembiraanny+ sehingga lupa
'buah tamar yang disiram dengan susu'. daratan'. Kondisi kegembiraan tersebut meng-
akibatkan seseorang merasa dirinyalah yang
Bila dihubungkan dengan konteks pem- paling gagah dan berkuasa di bumi ini sehingga
cara berjalannya congkak dan memperlihatkan
bicarannya di dalam Al-Qur'an, kata tersebut
mengandung tiga pengertian, di antaranya: rasa takabur.
1. Lenyap segala kebaikannya. Allah mem- Di dalam konteks pembicaraan Al-Qur'an
berikan salah satu sifat setan itl dengur mkrid pada kata itu ditemukan dua pengertian:
1. Bersuka ria (QS. GhAfir [a0]: 75). Ayat ini
( rrtJ ) atau marid( ri.,, ), di dalam QS. An-Nist
merupakan teguran Allah kepada orangyang
[4]: 117, QS. Al-Hajj l22l: 3, dan QS. Ash-Sh6ff At bergembira dan bersuka ria karena hal-hd
l37l 7, yakni suatu keadaan ketika segala maksiat, serta
kebaikan dan pengabdian yang dilakukan 2. Sombong dan membusungkan dada (QS. Al-
setan ifu telah sirna dan terkelupas semuanya IsrA' [17]:37). Di sini Allah memperingatkan
agar setiap kali berbicara dengan orang lain
sehingga tak satu pun kebaikannya tersisa. kita tidak memalingkan muka karena rasa
sombong dan tidak perlu berjalan dengan
2. Berlebihan/keterlaluan, di dalam QS. At- angkuh. |uga di dalam QS. LuqmAn [31]: 18
Allah memperingatkan kembali bahwa sikap
Taubah [9]: 101. Allah mengemukakan betapa sombong dan angkuh di dalam berjalan itu
tidak baik karena betapa pun kuatnya kaki,
sifat munafik ya.g keterlaluan dimiliki oleh ia tidak akan bisa menembus bumi.
orang-orang Madinah. Mereka di luar berlaku Demikian terlihat pemakaian kata marah
( 67 ) tampaknya berkonotasi negatif, berbeda
baik-baik dan simpatik terhadap Rasul; dengan pengertian farah ( C') ) yffiS juga ber-
namun, di dalam hati mereka memunyai makna 'gembira', tetapi kegembiraan yang
keinginan untuk menghancurkannya dari dimaksud tidak selalu digunakan untuk hal-hal
dalam. yang negatif . ,o Ahmad Husein Ritonga a
3. Sangat licin/bersih, di dalam QS. An-Naml
l27l: 44. Allah mengemukakan kisah Ratu
Saba' yang menyingkap kainnya sehingga
terlihat pergelangan betisnya karena ia
melihat/menduga bahwa apa yang akan
dilewatinya itu adalah air, tetapi ternyata
bangunan kaca di atas airldi dalamnya.
Karena bersihnya kaca itu maka yang kelihat-
an olehnya adalah air. Untuk itulah ia
menyingkapkan sedikit pakaiannya sehingga
betisnya tersingkap.
Ketiga makna tersebut tidak keluar dari
pengertian asal yang telah diuraikan karena sifat
547 ENsrxropsom Ar--Qun'aN
Mardhiyvah Mardhiyyah
MARDHTYYAH ( zb',r \ Penggunaan kata mardhiyyd (V';,'l ai
Kata mardhiyyah ('*'; I adalah ism maf'ttl
( JF p-) ) ar.i kata rddhiya, yardhd, ridhan, wa dalam QS. Maryam [19]: 55 berkaitan dengan
ridhwhn wa mardhdt (6*i:-t2)- &i--V|
o2'/s ). Menurut Ibnu Faris, makna asal kata cerita Ismail as. Allah menyatakan bahwa
Ismail menyuruh keluarga atau umatnya
radhiyaatauridhd adalah lawan as-sukht ( ..*5r=
mengerjakan shalat dan menunaikan zakat, dan
marah). Dengan demikian, r idhd dap at diartikan
ia adalah orang yang diridhai di sisi Tuhannya.
dengan 'sudi', 'berkenan, gemar, suka, puas
Menurut Al-Qurthubr, yang dimaksud dengan
+:,hati'. Bila dikatakan r adhiy ahfi w a r adhiy a bih (
1,*, ), maksudnya ialah'dia memilihnya dan mardhiyydialah Nabi Ismail diridhai Tuhan serta
puas terhadapnya' (ikhtdrahft wa tkbat nafsuhit bih suci dan saleh. Menurut Ath-Thabathabai, yang
= c;* Ulij irt3'1). Kata radhiya 'anhu wa 'alaih dimaksud ialah diri Ismail sendiri diridhai oleh
( *J &'rs.at), maksudnya ialah 'ia mencintai Allah dan bukan amalnya sebagaimana yang
dan menerimanya'. Ridha Allah kepada ditafsirkan oleh sebagian ulama. Sementara itu,
hamba-Nya ialah Dia menerima hamba-Nya katamardhiyyah di dalam QS. Al-Fajr [89]: 28 me-
serta memberi pahala kepadanya. Adapun rupakan rangkaian khithAb (lV ) Tuhan ter-
ridha hamba kepada Allah ialah merasa hadap jiwa orang Mukmin yang tenang dan
tenteram jiwanya menerima balasan-Nya. tenteram. Mereka kembali kepada Tuhan di
dalam keadaan ridha dan diridhai. Menurut
Demikian menurut Muhammad Ismail Ibrahim,
Ath-Thabathabai, ini terjadi tatkala jiwa
sedangkan menurut Ar-Raghib Al-Ashfahani,
dihidupkan kembali sampai masuk surga;
ridha hamba terhadap Allah ialah tidak meng-
bahkan, sejak meninggal dunia sampai masuk
gerutu menerima ketentuan Allah, dan ridha surga. Lebih lanjut dikatakanny4 menyifati diri
Allah terhadap hamba-Nya karena melihatnya dengan mardhiyyah ( +'; ) karena dengan
mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi la- ketenangannya menghadap Tuhan sudah pasti
rangan-Nya. ia merasa ridha menerima ketentuan dan
Berangkat dari pengertian di atas maka hukum Allah, tanpa benci dan durhaka. Bila
hamba telah merasa ridha terhadap Tuhan
mardhiyyah ( +7 ) dapat diartikan sebagai maka Tuhan pun ridha kepadanya. Karena
kemarahan Tuhan tidak timbul, kecuali bila
'disenangi, disukai, tidak dimarahi', atau'dipilih, seorang hamba telah keluar dari rel 'ubfidiyyah
dan diterima'. (t-,* = ibadah). Dengan demikian, wajarlah
Kata mardhiyyah (V';l atau mardhiyyi kata rhdhiyah ( e45 ) diiringi dengan kata
(t+';) di dalam AlQur'an disebut dua kali, yaitu mardhiyydt(+';).
di dalamQS.Maryar. [19]:55 danQS. AI-Fajr [89]: Penggunaan kata radhiya ( et) di dalam
28. Di dalam bentukf1 mildhi (:i6b ) kata itu benh*fi'lmhdlti didalam QS. Al-Milidah [5]: 119,
QS. At-Taubah [9]: 100, QS. Al-MujAdilah [s8]:
disebut 23 kali, antara lain di dalam QS. Al- 22, dan QS. Al-Bayyinah [98]: 8 berkaitan dengan
nikmat yang diberikan Allah kepada orang
Ma'idah [5]: 119, QS. At-Taubah [9]: 100, dan QS.
Mukmin di dalam surga. Mereka ridha terhadap
Thaha [20]: 109. Di dalam bentuk fi'l mudhhri'
lLl6.11 l t ata itu disebut 23 kali, antara tain di nikmatyang diberikan Allah dan Allah pun ridha
dalam QS. An-Nisfl [4]: 108, QS. At-Taubah [9]: terhadap amal perbuatan mereka. Kata radhiya
96, dan QS. Az-Zumar [39]: 7. Di dalam bentuk
di dalam QS. Al-Fath [48]: lFberhubungan
mashdar ( ,ri, = infinitif) disebut 20 kali, antara
dengan keridhaan Allah terhadap orang Mukmin
lain di dalam QS. Ah'Imr6n [3]: 15, L62dm174 yang mengadakan janji setia dengan Nabi di
QS. Al-Ma'idah [5] : 2, serta QS. At-Taub ah [9]: 21., bawah pohon di Hudaibiyah. Perjanjian setia ini
telah diridhai Tuhan, seperti tersebut di dalam
72, 1O9.Di dalam bentuk is,n fA'il ( ):(i,,-l ) disebut
lima kali, antara lain di dalam QS. Al-HAqqah [69] :
21, dan QS. Al-Ghasyiyah [88]:9.
Kajian Kosakata 588
Mardiid Marhamah/Rahmah
ayat L8 di atas. Demikian seterusny4 pengguna- seseorang dari keimanan kepada kekufuran yang
dianut sebelumnya' . oo Ahmad Husein Ritonga 4
an kata r idlri, m ar dhiy y ah dengan segala bentuknya
MARHAMAH/RAHMAH ( i; )li;r'r I
di dalam ayat-ayat yang lain sesuai dengan
Kata tersebut berasal dari rahima - yarhamu -
konteksnya masing-masing. + Hasan Zaini et
MARDOD ( 4i'yl rubmonlrubummt-rahmatanlrahntnatan/marhsmatan
Katamarditd (;:i,']) di dalqm AlQur'an disebut l'A;/t't*.11i*>.111e))l*)- f J- €t ), me-
dua kali, yakni di dalam QS. H0d [11]: 76,dan QS. ngandung arti dasar'anugerah','lemah lembut',
An-NAzi'At l79l:'1,0. Namun, kata yang seasal dan'kasih sayang'. Hujan, rezeki, rasa aman,
dengan itu ada enam puluh.
Eunpunan, dan surga dinamai rahmah karena
Kata tersebut berasal dri radda ("'r) yar:tg
merupakan anugerah Allah. Rahim wanita
terdiri dari huruf 16'( .1 ), dan dill ( ,) ganda. Dari
itu, berkembang menjadi beberapa bentuk, disebut rahim (,*,j) atau rihm ( i,, ), karena
merupakan tempat asal bayi yang sangat
seperti marditd ( i:i"y),mutaraddid m(a'kl.nia),karitdadiatuh disayang dan dikasihi oleh ibunya. Kemudian
( ;3, ), dan maraddn (': a ). Dari segi
dari situ berkembang kata rahim ( e t ) dan ruhm
bermakna'berbalik kembali', atau 'kembali ke
( f-] ) dipakai di dalam arti 'kerabat keluarga'
awal asal ia datang'. Oleh karenanya manusia
karena anggotanya berasal dari satu rahim.
yang selalu bersikap labil bisa disebutmutaraddid Wanita yang merasakan sakit di rahimnya
('1'? ). Bila kata m ar dfid (,'l"'a ) itu dihubungkan setelah melahirkan disebut imra' atun rahtrmun
dengan istri maka berarti 'seorang istri yang
(|;'ri\= wanita sakit rahim).
ditalak oleh suaminya dan dikembalikan kepada Ada dua makna yang terkandung di dalam
keluarganya semula'. Kata yang sama juga
kata rahmat, yaltu ar-riqqah (ti'St = rasa kasihan)
digunakan terhadap'suatu pekerjaan/usaha
dan al-ihsdn ( oGii = berbuat baik) dalam hat ini
yang tidak memberikan manfaat/kegunaan', atau Ar-Raghib Al-Ashfahani mengatakan ar-r ahmah
'perbuatan yang sia-sia karena dilakukan tidak nqqatui taqt ffi at-ihsfua ildt-marbitmi ( rai;'i., L)r
sesuai dengan tuntunan yang telah digariskan'. le';it *1 it3Jr = rahmat adalah perasaan kasih-
Pengertian tersebut di atas tampaknya mem- an yang mendorong untuk berbuat baik kepada
berikan konotasi negatif/buruk; namun, kata yang dikasihi). Akan tetapi, jika rahmat di-
yang sama bisa berkonotasi baik apabila nisbahkan kepada Allah, maka ia hanya me-
dihubungkan penggunaannya pada air. ngandung arli al-ihsiln (,:t3ii = berbuat baik)
Kata tersebut juga dapat berarti 'suatu saja sedangkan jika ia dinisbahkan pada ma-
nusia maka yang menonjol adalah ar-riqqah (:i1t
yang pasti, yang tidak dapat diingkari ke-
beradaannya/tidak bisa ditolak', (QS. An- = rasa kasihan) artinya kalau manusia me-
Nazi'at [79]: 10). Di dalam ayat tersebut Allah lakukan al-ibsdn ( o[-!ii = berbuat baik) maka itu
menggambarkan, betapa pun penyesalan dan
didasari oleh rasa kasihan. Atas dasar ini
harapan orang-orang kafir untuk kembali pada dikatakan bahwa rahmat yang bersumber dari
kehidupan tempat mereka berasal (dunia), Allah merupakan in'dm wa ifdhill ( Jt-hiti ?d) =
anugerah nikmat dan kemuliaan), sedangkan
mereka tidak akan dikembalikan. Pada ayat lain
dikemukakan, betapa pun mereka mengelak rahmat yang bersumber dari manusia me-
dari azab di hari kemudian, mereka tidak akan rupakan riqqah wa ta'aththuf ( e3i, = rasa
bisa mengelak atau menolaknya karena hal kasihan kelembutan). Senada dengan uraian
tersebut sudah merupakan suatu kepastian tersebut M. Quraish Shihab, mengutip Al-
Ghazali, menjelaskan bahwa rahmat lahir dan
yang telah ditetapkan oleh Allah swt.
Demikian juga halnya kata murtadlriddah tampak di permukaan bila ada sesuatu yang
1i"rl"f|) memberikan pengertian'kembalinya dirahmati, dan setiap yang dirahmati pastilah
Erusxloprom Ar-Qun'aN
Marhamah/Rahmah Marharnah/Rahmah
sesuatu yang butuh karena itu yang butuh tidak sebutkan "Allah adalah sebaik-baik penjaga dan dia
dapat dinamarrahim (€'t= penyayang). Di sisi adalah Maha Pmyayang di antara yang penyayang"
lain siapa yang bermaksud memenuhi kebutuhan (QS. Y0suf [Lzl: 6$. Redaksi khairur-rhhimin
pihak lain, tetapi secara faktual dia tidak (jg9i ;* = sebaik-baik pengasih), seperti
melaksanakannya maka dia juga tidak dapat
dinyatakan "Dan katakanlah ya Tuhanku, berilah
dinamai rahim ('.*ii = pengasih). Bila itu tidak
amryn dnn berilah rahmat dan Engknu adalah pemberi
terlaksana karena ketidakmampuannya maka
rahmat yang paling baik" (QS. Al-Mu'min0n [23]:
boleh jadi dia dinamai rahim ($i = pengasih) ( 1o qi
118). Redaksi kataba 'al6 nafsihir-rahmah
ditinjau dari segi kelemahlembutan, kasih dirinya
'G')i * = Dia menetapkan atas
sayang dan kehalusan yang menyentuh hatinya
rahmah) dalam arti Allah telah berjanji sebagai
tetapi yang demikian ini adalah sesuatu yang
kemurahan dari pada-Nya akan melimpahkan
tidak sempurna.
rahmat kepada makhluknya (QS. Al-An'Am [6]:
Rahmat yang menghiasi diri seseorang, 12 dan 54). Redaksi rahmatullih atat rahmatum-
tidakluput dari rasa pedihya.g dialamioleh jiwa minallah( ,nr; "*;l 4i.*:= rahmat Allah atau
pemiliknya dan dapat dikatakan bahwa saat ia rahmat yang berasal dari Allah), seperti di-
mencurahkannya, ia sedang berupaya untuk
menghilangkan rasa pedih itu dari dirinya dan sebutkan bahwa sesungguhnya rahmat Allah
ini berarti pemberiannya tidak luput dari amat dekat kepada orang-orang yang berbuat
kepentingan dirinya. Hal ini mengurangi ke-
baik (QS. Al-A'r6f l7l: 56). Dengan bent.tk rahmhn
sempurnaan makna rahmat yang seharusnya
( ot;'r= Maha Pengasih) dan rahim ( #1= Maha
tidak disertai dengan kepentingan diri, tidak pula
Penyayang). Kedua kata tersebut termasuk di
unfuk menghilangkan rasa pedrlt tetapi semata-
antara 99 nama-nama Allah. Rahmhn ( a*', =
mata demi kepentingan yang dirahmati dan
Maha Pengasih) hanya digunakan sebagai nama
demikianlah rahmat Allah Yang Maha Sempurna.
#,Allah; sedang)<arr, rahim ( = Uana Penyayang)
Di dalam AlQur'an, katarabmah dan semua
selain digunakan untuk sebutan bagi sifat Allah
bentuk derivasinya terulang sebanyak 339 kali.
juga bisa digunakan sebagai sifat makhluknya,
Di dalam bentuk fi'l 28 kali, bentuk mashdar,
rahmah ('A'r1115 kali, marhamah (;;';) darr sebagaimana di dalam QS. At-Taubah [9]: 128,
ruhman ( *l I masing-masing satu kali. Bentuk
ismfA'il,rihfufin(;ryl; ) jamak darirdhimun( fr; ) digunakan sebagai sifat Nabi Muhammad saw.
e6 kali. Bentuk rabmfrn( otJ*1 ) 57 kali, rahim ( t )
d1L4 kali. Bentuk ruhami ( "Gi ) satu kali. Bentuk yang amat belas kasihan lagi penyayang ter-
arhhn ( r6li ), iamak dari rahim ( ) 12 kali. Dan hadap orang-orang Mukmin. Demikian juga
bentuk ism tafdhil, arham (g-.i ) satu kali.
bentuk ruhnmd' (,G'., ) sebagai bentuk jamak dari
Penggunaan bentuk-bentuk kata tersebut
rahim (&i ) digunakan sebagai sifat pengikut-
umumnya digunakan sebagai sifat bagi Allah
pengikut Nabi, seperti dinyatakan bahwa
dengan menggunakan beberapa redaksi. Mi-
Muhammad itu adalan utusan Allah dan orang-
salnya, bentuk fi'|, seperli disebutkan "Allah
orang yang bersama dengan dia adalah keras
mengazab siopa y ang dikehendaki dan memberi rahmat
terhadap orang-orang kafir, tetapi bersifat kasih
siapayang dikehendakinya" (QS. Al- Ankab0t [29]:
sayang sesiuna mereka (QS. Al-Fath [a8l:29).
21). Redaksi dzur-rahmah (i3')i:! = pemilik
Rahmat Allah yang disebutkan di dalam
rahmat), seperti disebutkan " Allah itu Maha Kaya
Al-Qur'an meliputi rezeki, hujan, maghfirah,
dan Pemilik rahmat" (QS. Al-An'Am [5]: 133).
Rdaksiarbamur-rdhimin(1r*9ii;;i=f u"Snuli"S surga, nubuwwah, hidayah, dan sebagainya. Al-
penyayang di antara penyayang), seperti di-
Qur'an sendiri juga disifatkan sebagai hudan
warahmah ('iJ'ri qrii = petunjuk dan rahmat)
bagi orang-orang yang beriman (QS. Al-A'rAf [7]:
52), artinya Al-Qur'an itu mengandung ajaran
dan petunjuk yang menyebabk.rn orang men-
dapat rahmat dengan mengikutunya.
Kaiian Kosakata 590
Maridh MArii
Makna rahimwanila dapat juga ditemukan mardhfr (,r.'t jarlrr* dari maridh) maka AlQur'an
pada semua yang mempergunakan bentuk kata menggunakannya untuk pengertian'sakit yang
arhilm ( pe;f 1 j*uk dari rahim ( et) kecuali berkaitan dengan fisiK. Misalnya di dalam QS. Al-
yang terdapat pada QS. An-Nisi' l4l:1, "Dan Baqarah [2]: L84 dan 185, disebut di dalam konteks
b ert akD al alt kep ada All ah y an g dengan mernp u gunakmr pelaksanaan ibadah puasa. Sakit fisik dapat
nama-Nya kalian saling meminta dan takutlah iuga membuat orang bersangkutan tidak mamPu
dmgan arhAm" . Ulama mengartikan kataarhhn di melakukan puasa. Di dalam hal ini, ia dibolehkan
dalam ayat itu sebagai hubungan silaturrahim
sehingga di situ diartikan sebagai peringatan berbuka dan menggantinya pada hari lain.
untuk memelihara silaturrahim. Makna yang
mirip dengan makna ini dapat dilihat pada QS. Demikian juga Ayat 191 pada surah yang sama
Al-Balad ll00l 17, disebutkan sifat golongan menyebutnya dalam konteks ibadah haji. Di
kanan adalah mereka yang beriman, saling dalam ibadah itu orang diharuskan mencukur
berpesan untuk bersabar dan berkasih sayang. rambutnya, tetapi jika orang itu sakit kepal4
* Muhmnmad Wardah Aqil,.
dibolehkan tidak bercukur dengan syarat mem-
MARiDH T iiI
bayar fidya. Di dalam QS. Al-Fath [48]:17 disebut
Kata mafidh adalah kata sifat, lazim diartikan di dalam konteks peperangan. Otang yang sakit
sebagai'yang sakit'. Kata tersebut di dalam Al-
dibolehkan untuk tidak ikut berperang.
Qur'an disebut lima kali. Tiga di antaranya
terdapat di dalam QS. Al-Baqarah [2]: 184,185, ]ika Al-Qur'an menyebut kata itu dalam
dan L96. Selebihnya di dalam QS. An-NOr [24]: bentuk maradh, ( * y ) (mashdar = r15 = infinitif )
61 dan QS. Al-Fath l Sl:17. Di dalam bentuk maka arti penyakit itu berkaitan dengan jiwa/
jarnak (mardhi= ua| ) disebut lima kali, tiga kali hati. Di dalam arti terakhir lhtkalamaradhdisebut
di dalam QS. An-Nisd' l4l:43 dan 102 QS. At- tiga belas kali di dalam Al-Qur'an, semuanya
Taubah l9l:91,, dan dua kali di dalam QS. Al-
Mfl idah [5] : 6,, QS. Al-Muzammil l73l: 20. Adapun dikaitkan dengan kala qalb ( -j3 ). Kata qalb atau
di dalam bentuk maradh tiga belas kali, antara qulfib (.+rL ) kaaang-kadang diartikan dengan
lain QS. Al-Baqarah l2l:10, QS. Al-Ma'idah [5]: 'hati/jiwa' seperti di dalam QS. Al-Baqarah [2]:
52, dalrl lainJain. 10 dan kadang-kadang dengan'akal' seperti QS.
Kata mafidh berasal kata maradha ( ?;), Al-A'rAf [7]:179. Dengan demikian, penyakit
yang dimaksud adalah penyakit jiwa dan akal.
berarti'sakit'. Ibnu Faris mendefinisikan'sakit'
Penyakit kejiwaan, misalnya kikir, cemas, takut,
dengan'ketidakseimbangan'. Seseorang yang
rendah diri, munafik, dan pasifismg seperti yang
sakit mengalami ketidakseimbangan yang me-
dipahami di dalam QS. Al-An'Am 16l:25 dan 43
ngakibatkan fisik atau mentalnya terganggu.
serta QS. At-Taubah l9l: L25. Adapun yang
Ketidakseimbangan bisa karena berlebihan dan
dimaksud dengan akal yang sakit ialah akal yang
bisa karena berkekurangan dari batas kewajaran.
tidak mampu melaksanakan fungsinya. Fungsi
Ar-Raghib Al-Ashfahani membagi pe-
ngertian penyakit menjadi dua. PertamL P€' akal adalah sebagai daya penggerak untuk
nyakit yang berkaitan dengan fisik atau jasmani, berpikir. Apabila akal tersebut tidak aktif
seperti penyakit kulit, luka, dan keletihan. berpikir secara sistematis atau sama sekali tidak
Kedua penyakit yang berkaitan dengan jiwa/
berfungsi sebagaimana mestinya, akal itu
hati, seperti penakut, kikir, dan munafik.
dikatakan sakit seperti yang digambarkan Allah
Apabila kata maridh di dalam Al-Qur'an
di dalam QS. Al-A'r6f l7l:179lahum qulfibun 16
disebut di dalam bentuk maridh (kata sifat) atau \ :-#. Iyafqahttna bih6, ( ...
I +|it =
merekamemiliki akal [qulub], tetapi dengan akal
itu mereka tidak berpikir.... ). a a. Rahman Ritonga 4
ruAnIl ( 6t6 )
Katamdij (6rU 1 aan Uta lain yang seasal dengan
ENsrxloppom Al-Qun'eN
Marij MarkOm
itu disebut enam kali di dalam Al-Qur'an, di Kaidah bercampurnya sesuatu itu memperlihat-
antaranya di dalam QS. Al-FurqAn [25]: 53 dan kan suatu siklus yang secara terus-menerus
QS. Ar-RahmAn [55]: 15 dan 19. berlangsung, baik siklus itu bersifat negatif,
Kata tersebut terdiri dari huruf zim, 16', darr seperti yang disebut di dalam QS. Qaf [50]: 5,
maupun bersifat positif, seperti yang disebut di
jim (V-t -t ), yang pada dasarnya bermakna
dalam QS. Ar-RahmAn [55]: 12 dan 58. Bahkan,
'bercampur', yakni sebuah siklus yang berjalan
ada siklus yang netral: benda-benda tidak
terus-menerus, datang dan pergi silih berganti. memperlihatkan perubahan meskipun telah
bercampur dengan benda lain yang sama,
Misalnya, ungkapan Mar aj al-khdt imu fil- ashhbi' seperti yang disebut di dalam QS. Al-FurqAn
( 6.w\t A'Cdt et ) merujuk pada 'satu sisi [25]: 53. + Ahmad Husein Ritonga cc
cincin itu menyatu dengan jari', di sisi lain MARK0M t iFV t
kemana pun, dan bagaimana pun tempat kem- Katamarkfim berasal dari akar katar-k-m ( t J , ).
Bentuk kata kerjanya adalah rakama -yarkumu
bali cincin tersebut adalah jari. Ungkapan
marajtud-dibbah ( t$ll'q-;.; I bermakna'keadaan ( €;- €r), yan1 berarti 'mengumPulkan',
ternak yang dilepas di padang rumput' mereka 'menumpuk', atau'melemparkan sesuafu di atas
bercampur antara satu dengan yang lain dan
yang lainnya sehingga menjadi tumpukan' seperti
sulit dibedakan'.
Al-Qur'an menggunakan kata tersebut 1ftumpukan p asr. Kata markfim ( y ) merupakan
dengan berbagai makna: ism maffil (kata benda partisip pasif) yang dapat
L. Bercampur/membaur, seperti di dalam QS. berfungsi sebagai kata sifat (bagi suatu katabenda
Al-FurqAn [25]: 53 dan QS. Ar-RahmAn [55]: yang mendahuluinya) yang terbentuk dari kata
19. Allah membicarakan siklus dua macam kerja tersebut, yang berarti sesuatu yang ter-
air laut yang bercampur dan mengalir ber- kumpulkan atau bertumpuk-tumpuk. Demikian
dampingan. Pada hakikatnya keduanya juga kata ruk6m ( f6] ) berarti 'sesuatu yang
berbeda sifat dan keadaannya sehingga bertumpukan di atas yang lainnya', seperti
terpisah antara air yang tawar dan air yang
tumpukan awan mendung atau pasir sehingga
asin karena ada pembatasnya. Demikian juga
merupakan sesuatu yang sangat besar.
keadaan yang dialami oleh orang-orang yang
Ibnu Faris, di dalam Mu'jam Maqdyisil-
mendustakan kebenaran: merasakan ke-
hidupan yang dihadapinya merupakan Lughah, ketika menjelaskan makna kata ar-rakm
percampurbauran antara kebaikan dan
kabatilan sehingga kehidupannya kacau ( €')t ) mencontohkannya di dalam sebuah
balau. Ini disebut di dalam QS.Qaf [50]: 5. Di kalimat: r akamt asy -sy ai' a ( i j:l'c3'.) = Engkau
dalam ayat lain Allah mengemukakan bahwa
meletakkan sesuatu di atas sesuatu yang lain).
jin terbuat dari campuran butiran-butiran Ibnu Manzhur, di dalam Lisinul-'Arab, meng-
bara api (QS. Ar-RahmAn [55]: 15) artikan'Engkau mengumpulkan sesuafu di atas
2. Butiran-butiran permata, kemudian ia ber- yang lain sehingga Engkau menjadikannya
campur dengan yang lain dan membesar bertindih-tindih, seperti gundukan pasir atau
sehingga menjadi permata. Ini disebut di
awan yang bertumpang-tindih'. Sementara itu,
dalam QS. Ar-RahmAn [55]: 22 dan 58. Allah
menggambarkan betapa cantiknya para Al-AsMahani, di dalam Al-Mufradit, mengartikan
bidadari yang ada di surga. Mereka bagaikan kata ar-rukdm ( Clllt ) sebagai 'sesuatu yang salah
satu bagiannya terletak pada bagian yang lain'.
percikan butiran mutiara yang mengilap.
Di dalam Al-Qur'an kata-kata yang berasal
Dari kedua pengertian yang dikemukakan
dari akar kata tersebut hanya terdapat pada tiga
di atas dapat diketahui bahwa sebenarnya kata
tempat, yaitu di dalam QS. Al-AnfAl [8]: 37
mAnj ( 6rt1 ) itu mengandung makna'bercampur'. dengan kata Y,er1ay arkum ( €;- ), QS. An-N0r [2a] :
Kajian Kosakata 592
Mark0m Markfim
43 dengan kala rukim ( rg"), dan QS. Ath-Thffr awan tersebut dan dengan demikian, menjadi
if ;152\: Mdengan kata markilm (
). lebih berat sehingga kecepatan daya dorong
Di dalam QS. Al-Anf6I [8]:37 dinyatakan, angin terhadapnya menjadi makin berkurang.
Daya dorong yang semakin lambat itu menjadi-
,-*;* ,:.;x. i;J jii;.3.4"ti {r 4"ii ii l*1.
kan awan-awan yang datang itu bertindih-
ic a ':;!;;1t1.* 'i;L)i tindih ( rr.l] ). Dari awan yang bertindihtindih
(LiyamizallAltul-khnbishaminath-thayyibwayaj'alul- itulah kemudian terjadi hujan.
khafrtsa ba' dhahtt ' al6 ba' dh fay arkumahfi j ami' an fa Lanjutan ayat tersebut menguraikan bahwa
yaj'alahtrfi jahannam)
dari celah-celah tumpukan awan itulah hujan
" Agar Allah memisahkan Qolongad y ang buruk dnri diturunkan; selain itu, Allah juga menurunkan
(golongan) ymtgbaik, dan menjadikan Qolongan) ymg butiran-butiran es dari gumpalan-gumpalan
burukitu sebagionnyabuada di ataslainnya lalu Allah awan yang menyerupai Sunung ( Jq- ) di langit
yang terdiri dari air dingin, butir-butir es, dan di
motumpk *muwrya kernudian memasal&frl merekn lct
puncaknya kristal-kristal salju ( r; ). Dari celah-
dnlamneraka".
celah gunungan itulah Allah menurunkan hujan
Di dalam konteks ini, menurut Ar-Razi,
ke arah yang Dia kehendaki melalui angin yang
yang dimaksud dengan golongan yang buruk (al-
dikendalikan-Nya. Oleh karena itu, ada wilayah
khabits= c-7J ) itu adalah kaum kafir atau orang- (masyarakat) yang memperoleh hujan dan ada
orang yang memberi dukungan terhadap usaha-
usaha kaum kafir yang memerangi Muhammad yang tidak mendapatkannYa.
Menurut Ar-Razi, awan yang berbentuk
sedangkan yang dimaksud dengan golongan yang
gumpalan karena bertindih-tindih itu me-
baik (ath-thnyyib = elEJt ) adalah orang-orang
Mukmin atau orang-orang yang memberi du- rupakan keajaiban ciptaan Allah, sebagai salah
kungan terhadap usaha dan perjuangan mereka satu tanda kekuasaan-Nya, karena awan yang
di dalam memerangi kaum kafir. Kedua golongan bergerak di atas langit itu membawa banyak
itu dipisahkan oleh Allah. Adapun golongan yang air. Air merupakan karunia Allah yang banyak
berkait dengan kesuburan tanah dan ke-
buruk itu akan dikumpulkan hingga bertumpuk-
tumpuk karena jumlahnya yang amat banyak, makmuran di bumi.
untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam neraka. Az-Zuhaili di dalam At-Tafsir Al-Munir
Di dalam QS. An-N0t l24lt 43 dikemuka-
menjelaskan bahwa QS. An-N0r p\: a3 tersebut
kan kondisi atau keadaan yang berkait dengan
sahdb (,at1-7 = awan). Ayat tersebut berbunyi, menerangkan bagaimana Allah membentuk
hujan dan menurunkannya. Bahwa Allah
" Alam tara annallilh yuzji sahdban tsumma yu'allifu, dengan qudrah-Nya mengarak awan -yang
berasal dari uap air laut- itu sedikit demi sedikit
i rib ainahfi tsumma y aj' aluhtt rukhn|" (,-* il( Li'; sehingga terhimpun dan menjadikannya ber-
rm1{e,li,hra^tt*b'jah':w^4a 3Aiil"la'ihfum,e=ngTaidraakkkaahwaEnnglkaaluu tumpuk-tumpuk. Karena penumpukan ifu, ada
mengumpulkan di antara [bangian-bagian]-nya awan yang mencapai ketinggian di udaradingin.
kemudian menjadikannya bertindih-tindih).
Lalu, Allah mengarak lagi awan itu dengan
Sebagian ahli menyatakan bahwa ayat
tersebut memberi isyarat mengenai Proses gerakan angin ke tempat yang dikehendaki-Nya
terbentuknya awan/mendung yang membawa dan dari sela-sela awan itu Dia menurunkan
hujan. Menurut ahli meteorologi, awan mendung hujan. Awan yang bertumpuk-tumpuk dalam
jumlah sangat besar itu dapat menyerupai
bermula dari pergerakan kumpulan awan-awan gunun& demikian juga dari awan dapat turun
kecil oleh embusan angin [berdasar sunnatullihl
ke zona konvergensi. Makin banyak awan gumpalan es dan embunan (salju) sesuai dengan
terhimpun di zona konvergensi itu, makin tebal tingkat kebekuan uaP yang berada di langit itu.
Bagi manusia modern, penyeruPaan tumpukan
593 ENstruoProre Ar--Qun'aN
Markffm Mtrrshfish
awan dengan gunungitu dapat dibuktikan ketika 6;,;h:- * u.itt ;i:';\*r:. S;'&i = Biarkan-
mereka berada dalam penerbangan saat me-
lintas pada ketinggian sekitar 30.000 kaki, yang lah mereka sehingga mereka menemui hari [yang
tampak seperti gunung salju. Menurut Az- dijanjikan kepadal mereka, yang pada hari itu
Zuhaili, pengertian tersebut diperkuat oleh teori- mereka dibinasakan). 'o Aminutlah Elhady ei
teori modern bahwa pada tingkat-tingkat udara
tertentu ada awan yang menyerupai gunung MARSH0SH ( 6',p',1al
salju. Selanjutnya dari awan itu Allah menurun-
kan hujan sebagai rahmat, atau sebaliknya. Katamarshttsft merupakan bentuk ismmafitl dart
Yang tersebut di dalam QS. Ath-Thtr [52]: (tkata kerja rashsha-yarushshu (bi- - b, ) dengan
M, juga masih berkait dengan awan, hanya mashdaryarrg berbentuk rashshan ;1. Arti kata
ini adalah'membuat sesuafu menjadi kokoh dan
konteksnya berbeda dari yang tersebut di dalam menggabungkannya serta menempelkan satu
QS. An-NOr l24l: 43 di atas. Ayat itu berbunyi, bagian dengan bagian yang lain sehingga seperti
"Wa in yarau kisfnn minas-sam6'i sdqithan yaqitlit satu kesatuan'. Di dalam hadits disebutkan,
sahkbunmmldt*" ( 1;; (4C ,lai i, @ W oy .,r-i;ir r:]k,l6ji:lr'3r,*,ti :\bt ethr;
iii +c; = |ika mereka melihat ida kepingan
(Tardshshit fish-shufufi wa 16 yatakhallalakum asy-
dari langit jatuh, mereka akan mengatakan, "Itu syaithdnuka awlildil hadzf )
adalah awan yang bertindih-tindih"). Ber-
Hmdakny a kmnu mer apatkan sh$-shaf tdi dalmn shalatl
dasarkan konteksnya, ayat ini menceritakan
xhingga xtan tidak masuk di antarakmnu, laksana mak-
perihal orang-orang musyrik yang selalu ber- anak domba (yangbubaris rapi dm rapat).
sikap menantang dan sombong; ketika Allah
memperlihatkan kepada mereka suatu potongan Di dalam bahasa Arab, peluru -yang pertama
dari langit jatuh -yang sesungguhnya me- kali dimasukkan ke dunia Arab oleh Sa'labah bin
rupakan azab yang diturunkan Allah kepada Imrilqais- disebut rashdsh (,rG, ) atau rishish
mereka- dengan sombong mereka mengatakan
bahwa benda itu adalah awan yang bertumpuk- (,-ebt ) karena bagian-bagiannya terjalin kuat
tumpuk. Demikian sikap sombong orang-orang
musyrik itu, sebagaimana juga disinggung di antara satu dengan yang lain.
dalam QS. Al-Hijr [15]: 1a dan 15,
Sejalan dengan pengertian tersebut, gigi
1-;a 6;?; * llyJ ,-t-ai G C6 ,* 6 li
lr3r:,a?"; p "J; t lai -fJ t:n! yang rapat disebut rashdsh (,rW, ) dan wanita
(Wa lau fat ahn6' al aihim bdban minas-sam6' i fazhalltt yang merapatkan dan menutup kain cadarnya
sehingga yang terlihat hanya kedua matanya
fihi ya'rujitn, laqdlit innamh sukkirat abshilrunk bal
diungkapkan dengan rashshashatil-mar'ah
nahnu q aumtrn m asbfiritn )
(ii;,:r -;2r).
" Seandainyn Kami membukakan kEada mereka salah
Di dalam perkembangannya, dengan akar
satu dni pintu-pintu langit, lalu mereka naik ke atastty a,
kata tersebut terdapat kata rashrasha (,r)r)
tentulah mereka berkata, " Sesungguhnya pandangan
dengan arti 'menetap'. Kata ini biasanya di-
kamilah yang dikaburkan, bahkan kami benar-benar hubungkan dengan tempat sehingga artinya
terkenasihir" 'tetap berada di tempat'. Dari arti ini, batu-batu
Dengan kata lain, meskipun azab ada di yang melekat di sekitar mata air dinamai rashdsah
depan mata mereka tetap saja sombong. Oleh
karena itu, pada QS. At-ThOr [52]: 45, Allah (a-A, ) atau rashrdshah ('^-rn:, ) karena me-
mengingatkan Nabi Muhammad: "Fa dzarhum
lindungi mata air itu dari keambrukan.
hattd yulilqtr yaumahum al-ladzi fihi yush'aqfin"
Di dalam Al-Qur'an katamarshfish( ,r:r,t)
hanya disebut sekali. Kata tersebut terdapat di
dalam QS. Ash-Shaff [61]: 4yar g selengkapnya
adalah,
#.i,:( * -r;* o 3j,Fi. o-if # 3i Ll
tfft
Kalian Kosakata 594
Marshfrsh MAr0t
(Innallilha yuhibbu al-ladzina yuqiflfina fi sabilihi Selain itu, ada ahli tafsir yang menyatakan
shaffan kn' annahum buny anun marshfish) bahwa ayat tersebut menunjukkan arti ke-
utamaan pasukan infantri daripada pasukan
" S esungguhny a Allah muryukai or ang-or ang y ang
kavaleri. Alasannya, pasukan kavaleri tidak
berperang di j alan-Ny a di dalam barisan y ang teratur dapat berbaris teratur sebagaimana diungkap-
kan di dalam ayat tersebut. Ini dibantah oleh Al-
seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
Mahdawi. Menurutnya, pendapat itu tidak
tersusunkokoh." konsisten karena di dalam Islam sudah di-
Menurut Al-Mubarrad, arti marshftsh di sebutkan mengenai keutamaan pasukan kavaleri
dalam Al-Qur'an ini berasal dari ungkapan
di dalam hal pahala dan perolehan harta
rashashtul-bin|' (;Qt'rrr:) ) yang berNti "Saya rampasan perang. Di samping itu, pasukan
m u ap atkm dmt men dekntkan b agi an-b agi an b an gunmt kavaleri masih termasuk di dalam karakteristik
itu sehingga mmjadi sEerti satu kesatuar". Ibnu yang disebutkan di dalam ayat tersebut karena
Abbas menyatakan bahwa arti marshirsh di arti yang sebenarnya dari ayat itu menunjukkan
datam QS. As-Shaff 161l:4 ini berkaitan dengan
penggunaan kata tersebut pada penduduk keteguhan.
Mekah. Menurutnya, kata marshitsh digunakan
oleh orang Mekah untuk menyatakan susunan Terkait dengan pemahaman ini, Al-Maraghi
batu yang diletakkan di atas batu yang lain, yang
mengembangkan arti ayat tersebut pada aspek-
kemudian dilekatkan dengan batu-batu kecil dan aspek lain di luar peperangan. Ia menegaskan
diberi tanah liat sehingga menjadi kokoh. Oleh bahwa ayat tersebut memerintahkan umat Islam
unfuk meluruskan barisan di dalam shalat dan
karena itu, arti ini mengarah pada keteraturan orang yang akan bershalat hendaknya tidak
dan kekokohan. menempati tempat di bagian belakang suatu shaf,
Atas dasar arti yang menunjukkan ke- kecuali bila tempat di depannya telah penuh.
Lebih jauh, Al-Maraghi menghubungkan
teraturan dan kekokohan ini, ayat tersebut dapat
ayat tersebut dengan seluruh kehidupan umat
ditafsirkan bahwa Allah benar-benar me'
Islam. Ia meletakkan ayat tersebut dalam konteks
nyenangi orang-orang yang berperang di jalan
Allah dengan berbaris atau berderet teratur, adanya keharusan bagi umat Islam untuk me-
seakan-akan mereka itu laksana bangunan yang
melihara tatanan dan keteraturan di dalam
tersusun kokoh.
segala tindakan mereka sehingga di antara satu
Abu Ishaq menjelaskan ayat tersebut kegiatan dan kegiatan yang lain tidak terjadi
tumpang tindih. Semuanya hendaknya me-
dengan penafsiran bahwa sesungguhnya Allah rupakan satu kesatuan di dalam satu sistem yang
senang terhadap orang yang teguh dalam
berjihad dan tetap menempati posisinya seperti tertata rapi. &Abd. A'la'.
teguhnyabangunan yang disusun dengan kokoh.
Namury menurutny4 ayat tersebut dapat pula uAn0r { c:j)G't
diartikan sebagai adanya kesatuan kata di antara
Kala mhrfit ( o\lrt1 ) lazimdipahami sebagai'nama
umat Islam dan adanya saling mencintai
seorang malaikat yang diutus Tuhan untuk
sehingga mereka seperti bangunan yang ter- menguji manusia dengan ilmu sihir'. Kata ini
hanya disebut sekali di dalam Al-Qur'an, yaitu
susun kokoh.
Menafsirkan ayat tersebut, Said bin ]ubair di dalam QS. Al-Baqarah [2]: 102 dalam konteks
tuduhan orang Yahudi terhadap Nabi Sulaiman
menyatakan bahwa QS. As-Shaff [61]: 4 ini
sebagai tukang sihir.
merupakan pengajaran Allah bagi orang-orang
Kata mdrfit, berasal dri mart ( o't ), yang
Mukmin tentang cara berperang melawan
pada mulanya dari segi bahasa berarti 'halus/
musuh-musuh mereka. Sebagian ahli tafsir yang licin' . Kata rn dritt ( o'lrr7 ) dengan pengertian tadi
lain memahami ayat itu sebagai PerumParnaan
bagi keteguhan sikap.
595 ENsrxloProm Ar-Qun'aN
MAr0t Masad
bisa dipakai untuk apa saia yang bersifat masyarakat mudah tertarik dan menerima ilmu
material dan immaterial, misalny4 bumi atau sihir jahat dari mereka.
Sementara itu, hampir semua ulama salaf
tanah yang gundul/licin tidak ditumbuhi
tumbuh-tumbuhan' digambarkan dengan mengatakan bahwa keduanya betul-betul
malaikat yang dikirim Tuhan dengan rupa
ardhun martun ( L'; ;z'ri ). Kata itu dapat juga manusia ke negeri Babil guna menguji apakah
digunakan untuk yang bersifat nonmaterial; mereka dapat hidup di dunia sebagaimana
misalnya'perkataan yang lembut, halus, dan manusia hidup. Untuk itu, keduanya diberi
sopan'. Demikian juga, 'hati yang lemah syahwat, keinginan makan dan minum, ke-
lembut'. Contoh-contoh di atas menunjukkan
inginan beristri, tidur, dan sebagainya. Ternyat4
perkembangan arti katamdrttt (-j)t:) sejalan menurut mereka malaikat-malaikat ini dengan
syahwatnya melanggar perintah-peintah Allah.
dengan konteks penggunaannya. Dari sini
pulalah lahirnya kata Mhritt ( -\ir1 ) sebagai Kalau pendapat terakhir ini benar maka itu
'nama malaikat'. merupakan pengecualian dari penjelasan-
Adapun yang dimaksud dengan Mdritt
penjelasan Al-Qur'an yang mengatakan bahwa
( -':lri ) yang terdapat di dalam Al-Qur'an oleh
semua malaikat itu tunduk dan patuh terhadap
sebagian pakar ditafsirkan sebagai teman dekat perintah Allah.
HAritt (.>'r:)t7). Persoalanny4 siapa sesungguhnya Kalau memang benar, kata Mdritt ( o':ir.l.)
berasal darimart yang berarti 'halus' atau 'licin',
yang bernam a Mdritt ( -\'16 ) darr Hdritt ( .rl]f )
maka ketiga pendapat yang berbeda; bahkan,
tersebut? satu dengan yang lain bertentangan itu, masih
Oleh karena kata Mdrttt ( .>j)Y ) hanya dapat diterangkan melalui pemakaian bahasa.
ditemukan sekali di dalam Al-Qur'an dan ayat
yang menyebutnya pun tidak memberikan MArttt (-':irg ) yang dipahami sebagai manusia
informasi yang memadai untuk mengenal ke- yang jahat menjalankan aksi kejahatannya
hidupan dan keberadaannya maka sulit mem- dengan cara yang halus, seperti berpura-pura
berikan keterangan yang rinci tentang Mdritt sebagai orang saleh. Mdrfrt (,>\irt1) yang di-
(o'slri ). Agaknya informasi dari para mufasir pahami sebagai manusia saleh bersih dari
dapat membanfu memahaminya seperti yang di- perbuatan jahat. Diartikan sebagai malaikat
kemukakan oleh Ath-Thabathabai, yaitu ke-
karena pada dasarnya malaikat itu halus dan
duarry+ Mirfit ( c,'))t; ) dmHdrirt ( ojju ), adalah
suci dari dosa. Begitulah bahasa menyimpulkan-
manusia yang terkesan sangat saleh dari negari nya dari pendapat-pendapat di atas.
te A. Rahman Ritonga I Muhammadiyah Amin +
Babil. Karena salehnya merek4 dianggap sebagai
MASAD (;;)
malaikat, yaitu malaik at Mdrttt ( .>j)Y ) dm Hirfit
(o\lru ). Kedua orang ini memiliki bermacam- Kata masad ( ( ; ) merupakan bentuk mashdnr dari
macarn ilmu, termasuk di antaranya ilmu sihir.
--kata kerja masada yamsudu masdanlmasadan
Banyak orang mendatangi mereka untuk belajar ( 13; t r3J - !'*.1- -'r3) yang berarti'memintal'.
ilmu sihir. Keduanya tidak bersedia, kecuali jika
Ibnu Manzhur (pengaran g Lisdnul-Arab) dan Ibnu
mereka mau berjanji tidak mempergunakannya Faris (pengarang Mu'jam Maqdyisil-Lughah),
unfuk kejahatan. Akan tetapi, setelah orang-orang keduanya menjelaskan bahwa apabila kata ini
yang sudah berjanji itu keluar meningg alkan MArfit terambil dari kata kerja masad ( ,; ) berarti
(.>jlrY) dan Hirfit (;,'t:rtl), ilmu itu mereka menunjuk kepada sesuatu pekerjaan yang di-
pergunakan unfuk kejahatan, seperti menceraikan lakukan (memintal sabut sehingga menghasil-kan
suami dari istrinya. tali), sehingga Ibnu Saidih berpendapat bahwa
masad ( g,)bukan hanya sebatas memintal sabut,
Sebagian ahli tafsir lainnya memahaminya
sebagai manusia jahat yang berpura-pura saleh
untuk menipu masyarakat. Dengan demikian,
Kajian Kosakata 596
MashAbih Matin, Ai-
tapi juga bisa berarti 'memintal bulu onta', 'bulu mengatakan bahwa asal makna kata shabaha
domba' atau'pelepah korma' sehingga meniadi adalah al-humr ah ( ;rjJt ), artinya'watna merah'.
tali. Waktu pagi disebut shubuh karena warnanya
Az-Zajjaj pakar bahasa Arab dan Al- merah. Demikian juga halnya lampu disebut
Ashfahani (pengarang Al-Mufraddt fi Ghafibil mishbdh karena warnanya merah juga.
Qur'6n) menambahkan bahwa yang dimaksud Di dalam Al-Qur'an, katamashdbih( &,6,)
masad (g, ) di dalam AlQur'an bukan sekadar disebut dua kali, dan digunakan untuk me-
tali sabuL melainkan bermakna kiasan. Karena nunjukkan arti yang bermacam-macam. Di
pada hakikatnya yang dimaksud kata tersebut dalam QS. Fushshilat [41]: 12, kata tersebut
digunakan untuk afii al-kawdkib ( 3r:9.5t ), yaitu
adalah rantai besi yang berasal dari neraka dan
khusus diperuntukkan kepada istri Abu Lahab 'bintang-bintang'. Menurutny4 karena bintang-
(berupa azab dan siksaan). Pendapat ini sejalan bintang itu berfungsi sebagai pemberi petunjuk
dengan pandangan para mufasir seperti Al-Alusi €,6dan penerang ia disebut mashdbih( ).
dan Az-Zamakhsyari. Lebih lanjut Az- An-Nawawi menjelaskan bahwa kata
Zamakhsyari menjelaskan bahwa, kata ini mashdAih(&,U, ) digunakan untuk arti'cahaya
disebut hanya satu kali di dalam Al-Qur'an dan yang berkilauan' yang terdapat di langit.
khusus pula ditujukan kepada istri Abu Lahab Cahaya-cahaya tersebut memiliki watak dan
yang kelak akan diikat dan dirantai di dalam rahasia sendiri-sendiri dan jumlahnya hanya
neraka (sebagai gambaran azab),lebih lanjut dapat diketahui oleh Allah swt. Sementara itu,
dijelaskan bahwa paniang rantai tersebut adalah Al-Maraghi mengatakan bahwa kata tersebut
70 hasta, dan ini diperjelas di dalam QS. Al-HAqqah digunakan untuk arti al-kawdkib ( -S(:(tt ), yaitu
'bintangyangterang, danan-nujfim ( i,.$r ), yaitu
69:32, tsumma fi silsilatin dzar'uhd sab'ftna dziri'frn
belitlah/ 'bintang yang berekor' . Mashibih ( d!,6 ) di
( 6t.,:'o rl; til'ti "i& 1i = Kemudian dalam arti yang demikian itu selanjutnya
S
ikatlah dia dengan rantai yang panjangnya 70
hasta). ]adi makna masad ( t;\ disini berarti digunakan sebagai penghias langit.
'rantai besi yang berasal dari neraka', seakan-akan Selain sebagai penghias langit, mashdbih
dikatakan Fi jidihi fublun fufrdun q ad I awiy a I ayy an (&9 ) di dalam Al-Qur'an digunakan pula
syafrdan (t:i*6A;slj,.* ,Fsya = di leher- sebagai 'alat pelempar setan' (rujtrman lisy-
nya [istri Abu Lahab] terdapat rantai besi yang syayhthin= d9*n. Cril (QS. Al-Mulk167l:5).
melilit lagi kuat). Lebih lanjut ia menjelaskan
Bentuk tunggal dari kata mashdbih( &,U')
bahwa istri Abu Lahab merupakan wanita yang Lbadalah mishbdh ( ). Kata mishbdhini di dalam
paling hina dan rusak akhlaknya sehingga ia di- Al-Qur'an disebut dua kali di dalam satu surah.
juluki imra' atun mamsfidah (i!|X,"n ;l = perem- (QS. An-N0r [24]: 35). Menurut Ibnu Katsir, ada
puan yang dipintal). Maksudnya, akhlaknya sejumlah ulama yang mencoba menjelaskan kata
laksana benang kusut di samping sebagai wanita tersebut di dalam Al-Qur'an. Ubay bin Ka'ab
yang akan dililitkan kepada rantai yang ada di misalnya, menggunakan kata tersebut untuk arti
dalam neraka. 4 Murni Badru 4 Al-Qur'an' karena Al-Qur'an berfungsi sebagai
penuntun hidup dari jalan gelap ke jalan yang
MASHABiU t gi.L.., I terang benderang. Ulama lainnya mengatakan
Kata mash66h ( &,U,) berarti 'beberapa pelita',
kata tersebut digunakan untuk arti 'iman yang
'lampu',' cahayd,'sinar', dan'sumber cahaya'.
ada di dada' karena iman itu dapat mengarahkan
(*)Kata tersebut berakar pada shabaha yxrg
kita ke perbuatan bark. E dbuddin Nata q
makna asalnya adalah'salah satu warna', 'rupa
atau macam dari beberapa warna', 'rupa atau MATIN, ar ( A;3r)
macam'. Selain itu, ada pula pendapat yang Kata al-mafrn ( cc3t ) terambil dari akar kata yang
597 ENsrxroprore Al-Qun'eN
Matin. Al- Maur
terdiri dari huruf-hwltf. mim, td', dNr ntrn. Rang- kuasaan-Nya. Betapapun terdapat perbedaan,
narnun pada akhirnya kedua sifat tersebut mirip
kaian huruf-huruf itu mengandung makna dalam makna dan mirip pula dalam konteksnya.
Karena itu, rujuklah kepada uraian tentang al-
kekukuhan disertai dengan keterbentangan dan Qawiyy untuk mengetahui lebih banyak lagi.Wa
Allah A'lam. ee M. Quraish Shihab cc
kEanjangan Tanah yang keras, tinggi, dan me-
manjang dinamai matn (;i1 ). Tulang punggung
juga dinamai matn, karena "dengannya badan
menjadi kuat dan tidak goyah." Menjauhkan MAUR ( tTl
seseorang/mengasingkannya ke tempat yang Katamaur ( ,! ) adalah mashdar darimdra( ,C)-
;-y amfiru ('., ) - maur an ( (r'r, ). Menurut Ibnu Faris,
(j5sangat jauh dilukiskan dengan kata matona ).
akar kata tersebut berkisar pada makna 'ber-
Dalam Al-Qur' arr, kata maf?n hanya ditemu-
kan tiga kali. Dua ayat menyifati rencana Tuhan, ulang-ulang','berputar-putar' atau'bolak balik'
yakni firman-Nya: ( !; 6S gl" 4 yl')"Aku seperti darah yang tumpah atau mengalir ke atas
memberi tangguh kepada mereka, sesungghunya
rencanaku funtuk membinasaknn mereka) amat kukuh" bumi, susul-menyusul dikatakmr mdra ad-damu
(QS. Al-A'rAf [7]: 183) dan dalam QS. AlQalam ;'.,\r,k'alill-ardhi ( il,st .,t: ).Debu yang berputar-
[68]: 45. Sedang ayat ketiga adalah QS. Adz-
Dzdriydt [51]: 58, yang menyifati Allah: t ,:i (:t putar yang diterbangkan angin disebut al-maur
&*ii ia';ii r\ iit:;li ) " s esun gguhny a All ah, Dial atr ( ,:-fit)- Ombak yang bolak-balik dan bergulung
disebut maur ( rr1 ). Kemudian jalan yang selalu
Maha Pemberi rezeki lagi Pemilikkekuatan dan Maha dilewati bolak-balik oleh manusia disebut al-maur
Kokohlmerniliki kekuatan yang amat kukuh;' ( ,j:11 ). Lalu pengertian itu berkembang, se-
hingga digunakan di dalam arti 'cepat' seperti
Kedua ayat pertama di atas, jelas dikemu-
unta yang cepat larinya disebut mawwdrah (;rt| )
kakan dalam konteks menghadapi para pem- itr iatau m d' ir I m d' ir ah ( ; -;t t ), j amaknya lrt ftr (, )
bangkang sedang ayat QS. Adz-DzAriyAt [51]: dan seterusnya.
58 terkesan demikian juga. Perhatikan kan-
Di dalam Al-Qur'an bentuk kata yang
dungan keseluruhan ayat tersebut:
digunakan dari akar kata itu ada dua, yaitu
*Ot'r')i iti'gt ori,,L- of irt Ui q; i; i, LrlU bentukl'l mudh6ri', tamitru ('r'r, ) yang terdapat
&e'i .6'gsi ttt di dalam QS. Ath-ThAr [52]:9 dan Al-Mulkl67\:
"Aku tidakmenghendaki rezeki sedikit pun dari mereka, 16 dan bentuk mashdar, maur ( j)) yaog hanya
dan Aku tidak menghendaki atpay a mueka membri Aku ada di dalam QS. Ath-Th0r [52]: 9.
makan. Sesungguhnya Allah adalah ar-Razzdq al- Penggunaan bentuk tamfir ('j* ) dNrmaur
Mafin" QS. Adz-DzAriyAt [51]: 57-58. ( ,7 ) pada QS. Ath-Th0r [52]: 9 berkaitan dengan
terjadinya peristiwa Hari Kiamat di mana
Maksudnya janganlah manusia dan jin-
yang diperintah beribadah - enggan beribadah, disebutkan "Pada hari ketika langit benar-benar
karena ibadah itu adalah untuk kepentingan bergoncang". Kata tamftru maura (()';')';), di
mereka sendiri, bukan untuk kepentingan Allah samping ditafsirkan dengan "benar-benar
sedikit pun. Atas dasar kesan itu, dapat dime-
ngerti pandangan mufasir Ar-Razi yang berpen- bergoncang" oleh Ibnu Abbas dan Qatadah, Ibnu
dapat bahwa matin mengandung makna tidak
Abbas juga menafsirkannya dengan tasyqiquhd
t erkal a]*an dan t i dnk ditun dukkan.
(qW = terbelahnya). Sedangkan, Mujahid
Sifat Matin menurut Imam Ghazali berbeda
menafsirkannya dengan tadfiru dafran ( t:r\; '.,\:t: =
dengan sifat Qawiyy (UAt ) yang disandang
berputar dengan sangat). Kemudian Ad-Dahhak
Allah, slfat Mafrn yang disandang-Nya menunjuk
menafsirkannya dengan berputar dan bergerak
kepada kekukuhan kekuatan-Nya. Sedang sifat
Qawiyy menunjuk kepada kesempurnaan ke- sesuai perintah Allah serta yang satu meng-
gulung yang lainny+ dan penafsiran Ad-Dahhak
inilah yang dipilih oleh Ath-Thabari.
Kajian Kosakata 598
Maysir MaYsir
Kemudian penggunaan tamfir ('r*) yaos dikenal orang Arab di masa jahiliyah seperti
terdapat pada QS. Al-Mulk 167l: 16 juga berkaitan mengundi dengart azlhm( ;!;f 1, yaitu mengguna-
dengan Hari Kiamat; namun, ayat ini menunjuk
kan anak panah yang belum ada bulunya untuk
pada kehancuran bumi. memutuskan sesuatu yang penting. Umpama-
nya, untuk memutuskan bepergian atau tidak.
Penggunaan bentuk tamfir ('i* ) dm mafir Biasanya dengan menggunakan tiga anak panah,
( ,y) yarrg terdapat pada kedua ayat tersebut satu yang ditulisi "tidak", sattJ "ya", dan satu
yang tidak ditulisi apa-ap4 kemudian ketiga anak
mengingatkan kepastian akan datangnya Hari
panah itu dimasukkan ke dalam Ka'bah lalu
Kiamat dan tidak adanya lagi jalan bagi orang penjaga Ka'bah tersebut disuruh mencabut
berdosa untuk menyelamatkan diri padahari itu, salah satunya; kalau yang dicabut adalah yang
tidak ada tulisannya maka dia mencabut sekali
apalagi untuk menunjukkan keangkuhannya lagi, tetapi kalau yang dicabut adalah yang
sebagaimana waktu ia masih berada di dunia. bertuliskan "ya" maka perbuatan yang hendak
dilakukan itu diteruskan; sedangkan, kalau yang
te Muhammad Wardah Aqil + dicabut adalah yang bertuliskan "tidak" maka
perbuatan tersebut tidak dilakukan. Ada juga
MAYSTR ( ,:# | yang tidak memasukkan undian semacam ini
sebagai maysir, meskipun perbuatan tersebut juga
Katamaysir ( ;) adalah isimmakdn (,rt(i it= termasuk diharamkan sebagaimanadi dalam QS.
menunjuk pada tempat) dari yasara - yaisarul Al-Mflidah [5]: 90 dan perbuatan semacam itu
((;yaisiru - yasran -'*:'i disebut azldm saja. Sedangkan, yar:.g disebut
- ; ).Akar kata maysir menurutnya, khusus undian yang ber-
tersebut terdiri atas tiga huruf, yartu y6' ( q ), sin kaitan dengan taruhan daging hewan yang juga
(.r ), dan 16'( l)mengandungbeberapamakn4 biasanya menggunakan anak panah. Anak panah
maysir tersebut ada 11, tujuh di antaranya kalau
seperti'mudah' sebagai antonim dari'sulit'. Dari menan& akan mendapat bagian sesuai jumlah
tanda yang ada pada anak panah itu, sebaliknya
sini, lahir makna'kaya' karena kekayaan itu bisa kalau kalah ia wajib membayar sejumlah tanda
yang adapada anakpanah itu dan empat lainnya
membuat orang mudah melakukan banyak hal,
!
demikian juga tangan kiri disebut yasdr (,Ci)
atarl yaduru yusrd (6;-U- ) karena biasanya ludi (Maysir) merupakan bagian dari perbuatan dan
tangan kiri itu lebih lemah dari tangan kanan. propaganda setan yang terkutuk.
Makna dasar yang lain sebagaimana dikemuka-
kan oleh Ibnu Syumail menunjuk pada'p"--
bagian daging hewan yang telah dipotong',
tukang potongnya disebut ydsir ( r+[ ) karena
dialah yang membagi-bagi daging itu dan daging
*,hewan itu sendiri disebut maysir ( ) karena ia
yang dibagi-bagikan. Kemudian makna tersebut
berkembang sehingga orang yang mengundi dan
mempertaruhkan daging itu disebut ydsir- ( -t-
= yang bermain dan bertaruh) dan
permainan
itu sendiri disebut maysir ( # ), dari sini
berkembang kepada makna'judi secara umum'.
D dalam AlQur'an kata maysir (.-l; ) dan semua
derivasinya berulang sebanyak 44 kali; se-
dangkan kata maysir ( _* ) sendiri hanya
ditemukan pada tiga tempat, yaitu pada QS. Al-
Baqarah l2l:219 dan Al-MA'idah [5]: 90 dan 91.
Untuk memperjelas apa yang dimaksud
maysir ( ;) pada ayat tersebut, para mufasir
merujuk pada contoh-contoh maysir ( #)yar.g
ENsrruopspre Al-Qun'erv
Maysir Maysir
tidak mendapat bagian dan tidak memunyai mereka, terlebih dahulu Al-Qur'an dengan
tanda. menggunakan redaksi yang bijak dan halus
Adapun Mujahid, Muhammad bin Sirin, menyatakan bahwa walaupun pada keduanya
Al-Hasan, Ibnu Musayyab, Atha', Qatadah,
Muawiyah bin Shaleh, Tharnius, Ali, dan Ibnu terdapat manfaat yang bersifat materi, seperti
Abbas mengatakan, bahwa semuayang disertai keuntungan yang besar dalam menjual khamar
taruhan seperti permainan dadu dan catur dan mendapatkan harta secara mudah dalam
termasuk maysir. Di dalam riwayat yang lain Ali
ra. berkata bahwa catur itu termasuk maysir berjudi, sesungguhnya mafdsid (kerusakan-
orang 'ajam (orang asing). kerusakan) yang ditimbulkan dari keduanya,
Sebenarnya maysir itu, di samping memiliki
baik yang bersifat materi mauPun immateri
mudharat juga memiliki manfaat sebagaimana
kita lihat pada contoh di atas, tetapi mudharat- jauh lebih besar. Allah swt. berfirman dalam
nya itu lebih banyak daripada manfaatnya Q'*S.itA"l-B;al;qa*r,ath l2l: 219:
seperti disebutkan pada QS. Al-Baqarah l2l:219; ";;ti 4i ,; i-r'ii-r.
ayat pertama di dalam Al-Qur'an yang me- r', <il, o.'j-Li tQ:;g ntlt:.
nyinggung mengenai may sir. Dan ini juga dijadi- " Mereka bertany a kepadmnu tentang khamar dnn judi.
Kataknnlah " P ada keduarry a itu tndapat dosa besar dnn
kan sebagai salah satu llaf (unsur penyebab) oleh beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduany a
ulama untuk menentukan suatu permainan, lebihbesar dnri manfaatnya" .
apakah ia termasuk maysir atau tidak. Setelah diturunkannya ayat ini, banyak di
Dalam konteks Al-Qur'an, kata al-maysir antara masyarakat Arab saat itu yang mulai
sadar dan meninggalkan kedua tradisi buruk
selalu dikaitkan dengan kata al khamar (segala tersebut, dan selang berapa lama kemudian dan
minuman yang memabukkan), hal ini menun- pada saat yang tepat, Al-Qur'an secara tegas
mengharamkan keduanya berdasarkan be-
jukkan adanya kesamaan di antara keduanya
berapa alasan:
dalam menimbulkan banyak efek negatif dalam P ertmna, keduanya merupakan perbuatan
diri manusia, seperti membelanjakan harta kejiyang tidakmungkin bagi orang yangberakal
untuk keperluan yang tidak berguna, menafikan untuk melakukannya.
Kedua, keduanya merupakan bagian dari
fungsi otak untuk berpikir, memakan harta orang
lain secara batil dan haram, menghalangi dari perbuatan dan propaganda setan yang terkutuk.
berzikir dan beribadah kepada Allah swt., di Ketiga, apabila demikian adanya, maka
samping keduanya juga yang kerap menjadi semestinya bagi manusia untuk menjauhi dan
faktor pemicu dari timbulnya Permusuhan dan menghindari keduanya, a9ar ia termasuk ke
kebencian di antara ses;una manusia. Atas dasar dalam golongan orang-orang yang mendapatkan
keberuntungan baik di dunia mauPun di akhirat
itulah para ulama sepakat untuk mengharamkan
kelak.
keduanya bagi segenap manusia.
Dalam sejarahny+ praktik al-maysir (per- Ke emp at, sesungguhny a y mB diinginkan
oleh Setan pada keduanya, agar kerap timbul
judian) jugamemiliki kesamaan dengan praktik
permusuhan dan kebencian di antara sesama
al-khamar (meminum minuman yang memabuk- manusia, dan ini merupakan kerusakan yang
kan) dalam masyarakat Arab, di mana keduanya bersifat duniawi bagi manusia.
sudah begitu mengakar dalam tradisi merek4 Kelima, juga sesungguhnya yang diingin-
dan sulit untuk dihilangkan walaupun kedua-
kan oleh Setan pada keduanya, agar manusia
nya kerap menimbulkan banyak dampak
negatif (sebagaimana yang tersebut di atas). lalai dan lupa dari berzikir dan beribadah
Atas dasar itulah kita dapatkan Al-Qur'an ketika kepada Allah swt., dan ini merupakan kerusakan
hendak menghilangkan keduanya dari tradisi
Kajian Kosakata 600
MidrAr MidrAr
yang bersifat spiritual bagi manusia. rahkan hujan yang deras kepada mereka); QS.
H0d [11]: 52 dan N0h [71]: '1.L, yang masing-
Inilah beberapa alasan sehingga keduanya
masing berbunyi, "Yursilus-sami'a'alaikum
diharamkan bagi segenap manusia, sebagaimana
midrdran" ( r3rt+ 4 l-i-ti )-r-;- =Niscaya Dia
yang tersurat dalam QS. Al-Maidah [5]: 90-91: [Allah] akan menurunkan hujan deras kepada-
p2 {)tfii +u;'!'tii'";3ii'A v*11,!,r; 'a,ifr 4}i mu). Ayat-ayat tersebut menggambarkan bahwa
hujan deras tersebut merupakan anugerah dan
; ;S-2::' $ii j!; 4 ;uai)ri'$''A1'&'ei ui kemuliaan yang diberikan Allah kepada suatu
,t*- lri";a"6.ibi 94 fi ;> umat karena dengan melalui hujan itu sungai-
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sungai teraliri air yang kemudian menyuburkan
(merninum) khnmar, berj udi, (berkorb an untuk) berhala, bumi.
mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji Pada QS. Al-An'Am [6]:6 itu dinyatakan,
termasuk perbuatan sy aitan. Maka j auhilah perbuatan- ;t c c'& gi a4 a t:<[;i'€ r;;'dt
u
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. ,s-}Fxj{tr$ a;;i (rtr+ # it:,:i a;iie li "#
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak me-
,ry;r;6ie*:y siti5 n'i1 &thT'&
nimbulknn permusuhan dan keb enci an di ant ar a kamu
(Alam yarau kam ahlaknh min qablihim min qamin
lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingati Allah dan sem- makkanndhum fi al-ardh mi lam numakkin lakum wa
bahyang, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan arsalnd as-satn6' a 'alayhim midriran wa j a'alnal-rnhhra
pekeraan itu)." ooYusuf Baihaqi €t MuhammadWardahAqil ec
tajri min tahtihim fa ahlakndhum bidzunttbihim wa
rnsy a' n 6 min b a' dihim q am an iklurin )
"Apakah mereka tidak memperhatikan betapa banyak
MTDRAR ( rtrL ) generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka,
Kata midrdr berasal dari akar kata d-r-r ( I '1 : ). Dari padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan
akar kata tersebut terjadikatal<erja darra - yadirru mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum
dan yadurru (:ri- ,ii- -'r;), yang berarti 'meng- pernah Kami berikan kEadamu, dan Kami curahkan
hasilkan banyak dan baik'. ]ika dikatakan,
darratin-ndqatu bilabanihd (ri:;; .tlt 9il'), berarti hujan yang lebat kepada mereka, dan Kami jadikan
'unta itu banyak menghasilkan susu'. Kata ad- sungai-sangai mengalir di bawah mereka, kemudian Knni
binasakm merekaknrena dasa merekn sendiri, dmt Knmi
darr ('r1tt ) atau ad-dirrah ( eirl"st ) berarti 'susu'. j adiknn sesudah mereka generasi yang lain lagi".
Muhammad Isma'il Ibrahim di dalam Di dalam ayat tersebut diceritakan bahwa
Allah telah memberikan anugerah kepada suatu
Mu'jam, mengartikan kata ad-darr ( .,i.lr ) dengan generasi bangsa terdahulu dengan menurunkan
hujan sebagai nikmat kepada mereka. Dengan
'deras dan banyaknya air susu'. Menurut Al- hujan itu bumi tempat mereka tinggal menjadi
subur dan dengan demikian, hidup mereka
Ashfahani, dari kata ad-darr itu terjadi pe- menjadi makmur. Karena anugerah itu, mereka
minjaman kata menjadi midrir (,tr:+) untuk menjadi generasi bangsa yang kuat. Akan tetapi,
karena mereka melakukan dosa-dosa, yakni
menyatakan 'hujan deras'. Pengertian harfiah pendustaan mereka terhadap ajaran para nabi,
kata midrhr adalah /yang mengalir deras'. fika Allah menurunkan azab-Nya sehingga mereka
binasa; lalu, Allah menggantikannya dengan
dikatakan' ain midr ir ( tt t:y,* ), berarti'bercucu- generasi lain sesudah mereka.
ran air mata' , dansam6' midrdr ( ,trL ), berarti Allah menurunkan suatu azab kepada
'11-1"
'langit yang sedang mengguyurkan deras'.
hujan
Kata midrdr disebut pada tiga tempat di
dalam Al-Qur'an, yaitu pada QS. Al-An'Am [6]:
6, yang berbunyi, "Wa arsalnds-sami'a 'alaihim
midrdrd" (r3rt+ ,* ;-tAi t:L'.jS=Dan Kami cu-
501 ENsrxr-oprora Al-Qun'aN
MidrAr MidrAr
suatu kaum di suatu tempat tertentu karena mengajarkan tauhid kepada mereka, yaitu agar
mereka memohon ampun kepada Allah dari per-
perbuatan ingkar yang mereka lakukan, baik buatan syirik yang mereka lakukan, mengakui
karena ketidaktaatan mereka kepada Nabi dan dan menyesali perbuatan-perbuatan yang salah
ajarannya maupun karena tiadanya rasa syukur di masa lalu, serta bertekad tidak mau me-
mereka atas anugerah dan kemakmuran yang
dilimpahkan Allah kepada mereka. Dinyatakan ngulangi lagi kesalahan yang sama. |ika mereka
mau melakukan apa yang dinasihatkan Nabi
di dalam QS. Al-Qashash [28]: 59,
Hud itu, niscaya Allah akan melimpahkan
i* <t;: 4W\ A [;- uil LW U:'os cs
nikmat-Nya melalui hujan yang diturunkan ke
Jr# r*it $ll-.l;';l 5'i. t:b tl'tzir;'rlib bumi. Dengan adanya tambahan nikmat yang
melimpah itu mereka akan menjadi kaum yang
fi(Wa m6 khna rabbuka muhlik al-qurd hattd y ab' atsa
lebih kuat.
ummihd rasfilan yatlfi 'alaihim dydtinh wa md kunnd Para mufasir berpendapat bahwa kaum
muhlikil-quri ill6 w a ahluhd zhdlimfin) Nabi Hud itu memunyai keunggulan, di antara-
nya adalah kesuburan tanah yang mereka miliki
" D an Tuhanmu tidak menghancurkan negeri sebelum sehingga dari bidang pertanian mereka men-
Dia mengutus di ibukota negeri itu seorang rasul y ang dapatkan kemakmuran, sebagaimana tergambar
mmy mnp aikan ay at - ay at Knni kep ada mer eka. D m Knmi dari janji yang dilontarkan oleh Nabi Hud itu.
tidak ymah menghancurknn negui krcuali jika Wndudttk Keunggulan lain kaum Nabi Hud adalah ke-
negui itu adalah orang-orangyanglalim" . kuatan dan keperkasaan merek4 sebagaimana
tersebut di dalam QS. Fushshilat [41]: 15, yaitu
PadaQS. Hfrd [11]: 52 itu diceritakan bahwa ketika mereka mengatakan, "MAn asyaddu minnd
Nabi Hud memberi nasihat kepada kaumnya quwwah (2";t ti Li ; = Siapakah yang besar
agar memohon ampun kepada Allah atas segala kekuatannya daripada kami?). Selain itu, mereka
juga memunyai bangunan-bangunan yang di-
dosa dan bertaubat kepada-Nya. Ada riwayat
yang menyatakan bahwa kaum Nabi Hud itu banggakan yang berdiri di kota mereka, yaitu
adalah orang-orang yang bertubuh perkasa dan kota Iran. Kebesaran kota itu tak tertandingi oleh
kota mana pun, sebagaimana digambarkan di
sangat membanggakan keperkasaan dan ke- dalam QS. Al-Fajr [89]: 6-8,
kuatan. Sebagian besar mereka hidup sebagai {ir'f 6 ,r,;i ef; ii) 2* t*: if G i li
4ia@
petani yang memiliki sawah dan kebun, oleh
(Alam tara knifa fa' ala Rabbuka bi 'Ad, lrama dzhtil-
karena itu, air hujan menjadi sangat berarti bagi ' im kd al -l ati I am y uldtl aq m it sluhi fil -b il 6d)
"Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana
kehidupan mereka. Maka, ketika memberikan
Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Ad, y aitu penduduk
nasihatnya itu, Nabi Hud menjanjikan bahwa
kota lram yang (di dalamnya) terdapat bangunan-
jika mereka mengikuti nasihat itu, pasti Allah
bangunan tinggi, yangbelum pernah dibangun Guatu
akan menurunkan nikmat-Nyamelalui air hujan.
kota) sEerti itu di negeri-negui lain" .
Dengan air hujan itu, bumi menjadi subur dan
Seandainya kaum Ad itu mengikuti apa
kemakmuran pun meningkat sehingga ma-
yang dinasihatkan Nabi Hud, yakni meninggal-
syarakatnya menjadi kuat dan terhormat. Yang kan berhala, lalu melakukan istighfdr dan ber-
terjadi adalah bahwa kaum itu malah me- taubat, pasti Allah akan menambahkan ke-
nyombongkan diri dengan apa yang mereka
makmuran, kekuatan, dan keperkasaan mereka.
miliki. KjuegsaokmaubmongAand-kaituumdiNabaabdi ikHaunddi-dyaalnamg Karena mereka mengingkari keunggulan yang
disebut
QS. Fushshilat [41]: 15, Fa amm6'Adfa'stakbarfifil-
ardh (,piIi. 6-liia*:u\'a CG = Adapun kaum
Ad, bihwa mereka menyombongkan diri di
muka bumi ini).
Ar-Razi di dalam tafsirnya menjelaskan
bahwa seruan Nabi Hud itu ditujukan untuk
Kalian Kosakata 602
Mihal Mihal
diberikan Allah, segera diturunkan kepada dengan itu, kata tersebut berarti juga'gersang',
mereka azab di dalam beberapa hari sehingga
seperti makilnun mabil ( S"C'ok = tempat yang
hilanglah seluruh kebanggaan.
gersang).
Ada riwayat yang menyatakan bahwa Selain itu, arti lainnya adalah'memfitnah'
Allah menurunkan azab kepadakaum itu dengan dan'mencelakakan' seseoran& seperti ungkapan
p* p ;Huwa mahnla bi fulkn (
tidak menurunkan hujan selama dua tahun = Dia memfitnah
sehingga tanah-tanah mengering dan bahkan si fulan). Di dalam kaitan dengan arti ini, kata
wanita-wanita pun tidak dapat hamil. Maka tersebut juga berarti 'melakukan tipu daya' dan
Nabi Hud berkata "]ika kalian beriman kepada 'dengki'.
Allah, pasti Dia akan menyuburkan tanah ini
Menurut Ibnu Arfah, kataal-mihil ( JGJI )
dan memberi anugerah kepada kalian berupa berarti'berdebaf ,'marah','melakukan tipu daya',
'mengatur sesuatu', dan juga berarti 'berupaya
harta dan anak [kaum istri dapat hamil lagi]".
dengan upaya yang benar'. Berdasarkan arti yang
Perkataan tersebut seiring dengan pesan-pesan
yang terkandung di dalam firman Allah di dalam terakhir ini, dikatakan: Fuldnun yumdbilu' mil-lslfrm
QS. N0h [71]:10-12, ( tp)' *',b.J"-lvi = Si Fulan berupaya mem-
l& :tai ,bi. ,(rtut 3( ,:i)'54 ii,edt Jtii pertahankan agama Islam). Adapun menurut Ibn
* f,*;Gi li S*, ,f,t:i Manzhur, kata mibdl yang subjeknya Allah berarti
ti B. o'u-s ,1tv .u
'hukuman', sedangkan jika subjeknya manusi4
(Fa qultus-taghfirit rabbakitm innahfi khna ghaffird, artinya 'permusuhan'.
yursilus-sami' a' alaikum midrkran wa yumdidkum bi Di dalam Al-Qur'an, kata mihdl ( JGy )
hanya disebut satu kali yaitu di dalam QS. Ar-
amwdl wa banin wa yaj'al lakum janndtin wa yaj'al
lakumanhird) Ra'd [13]: 13 yang berbunyi, Wa huwa syaffidul'
"Makn aku (Nuh) katakan &epadakaum); Mohonlah mihil ( 44 +* g1=DanDia-lah fiuhan] yang
mnpun kepada Tuhanmu knrena sesungguhny a Dia itu maha keras siksanya) Berdasarkan artinya yang
Maha Pengampun dan niscaya Dia akan menurunkan bermacam-macam itu, para mufasir memunyai
hujan yanglebat (sebagai nikmail untukmu, Dia akan penafsiran yang berbeda mengenai arti al-mihdl
membanyakkan harta dan anak-anak bagimu serta yang disebut di dalam Al-Qur'an. Sebagian
mmj adiknn kebun-kebun untukmu dan (jugd sungai-
mufasir, seperti Al-Qasimi, mengartikannya
sungai". dengan 'tipu daya'. Dengan arti seperti itu, ayat
Dengan kata lain, jika mereka mau me- tersebut berarti Allah maha berat tipu daya-
mohon.unpun kepada Allah, niscaya Allah akan
mtaennauhrumnekraenkahumjaennjdaedrai ssudabruirlaknegmit b-saelhi-insgegrtaa Nya terhadap musuh-musuh-Nya dengan
menambahkan harta dan anak setelah mereka
mengalami ketidaksuburan tanah dan istri-istri membinasakan mereka melalui jalan yang tidak
yang mandrl,l. q Aminullah Elhady + didugaoleh mereka'.
Ahli tafsir yang lain berpendapat bahwa
kata tersebut mengungkapkan'kekuatan'.
Dengan pengertian ini, Mujahid dan Qatadah
memahami ayat tersebut dengan arti Allah
MIHAL ( J6,, ) maha dahsyat kekuatan-Nya'. Mirip dengan
Kala mihdl adalah mashdar (o erb al noun) katakerla pengertian itu, Ibnu Abbas menafsirkan arti ayat
mahala - yamhalu ('F--,W ) . Selain mihdl, tersebut sebagai 'Allah maha dahsyat ke-
Fmashdarnya adalah mahl ( ). erti dasarnya
kuasaan-Nya'.
adalah'berbuat jahat'. Arti tersebut berkembang
Adapun Al-Hasan menafsirkannya dengan
menjadi beberapa arti, di antaranya'tidak turun
arti bahwa Allah maha dahsyat balasan siksaan-
hujan hingga terjadi paceklik', misalny a mahalaz-
Nya', dan Abu'Ubaidah mengartikannya bahwa
zamdn (Lr;'1r'5; = masa peceklik). Berkaitan
Allah maha dahsyat hukuman-Nya'.
603 ENsxloppora Ar--Qun'aN
Miltal Mil'u
Di samping itu, ada sekelompok mufasir Mrru t iyt
yang mengartikan kata al-mihdl pada ayat itu
dengan'kedengkian'. Maksudnya adalah Allah Mil'u ( i"[ ) berasal dari akar katamala'a-yamla'u
berkehendak memberikan keburukan kepada
orang-orang kafir'. Namun, pendapat ini dinilai - mal'an wa mil'atan (iyr-':j;-\f- fr, ). Di
lemah oleh banyak ulama. dalam berbagai bentuknya kata ini disebut 40
Ibnu Qutaibah berpendapat bahwa asal kali di dalam Al-Qur'an. Masing-masing dalam
kata al-mihdl di dalam Al-Qur'an ini berasal dari bentukf'l midlti disebut tiga kafimul'ta, muli'at,
kata al-haul ( Jrtr ;, dan huruf rnim pada kata
tersebut hanyalah tambahan untuk menunjuk- imt al a' t ( crq, 4|,>il ), fi 'I mudii' I a' mnla' anna
kan kata tempat sehingga artinya Allah maha
dahsyat kekuatan-Nya'. Pendapat ini dibantah ( 31-:tr ) empat kali, dan di dalam bentuk isrn
oleh Al-Azhari. Menurutnya kata berbentukfi' Al disebut 33 kali,yalcnimil'u ( jJz ) satu kati, mali'ttna
( .tr+ ) yang awalnya terdiri atas huruf mimyNrg (1,!_6) dua kali, al-mala'u ( kii ) disebut 30 kali.
dib aca kasr aft maka huru f mim-ny a adalah bagian Pakar bahasa, Ibnu Faris, menyebutkan
bahwa rangkaian kata yang terdiri dari huruf
asal kata tersebut, sama sepertikatamihfld ( ,t|7 )
mim, lmn, danhamzah, memiliki arti'persamaan
ataumidid( >r.y). dan kesempurnaan sesuatu'. Dari rangkaian
huruf ini lahir ungkapan seperti, mala'tusy-syai'
Meskipun para ahli tafsir memunyai
(;:Pt L'>r, ) mengandung arti 'saya mengisi
pandangan yang berbeda mengenai arti al-mihdl,
sesuatu dengan penuh' karena sesuatu yang diisi
pada dasarnya kata tersebut menegaskan
hukuman Allah atau sejenisnya yang akan dengan penuh memiliki kesamaan bentuk antara
diterima oleh orang-orang yang mengingkari
keberadaan Allah. Kata tersebut memberikan tempat dan isi secara sempurna. Mil'u ( iS. )
isyarat bahwa Allah berkuasa untuk meng- adalah sesuatu yang dipakai untuk menakar
hukum atau menyiksa orang-orang yang ingkar. (takaran) karena kadarnya sama dengan kadar
Katayang senada dan mirip dengan al-mihdl atau bentuk bejana yang dipakai. Misalnya
di dalam Al-Qur'an adalah al-'iqdb ( -r':,tr) dan ungkapan, a'thini mil'ahtt wa mil'aihi wa tsalhtsata
al-'adzdb (.-rj;1r). Kemiripan itu sangat tampak
karena kata al-'iqdb dan al-'adzdb di dalam Al- amlk'ihi" ( ,,>ci'#ri-;,yri;'J, \FbLl = berikan
Qur'an juga sering digabungkan dengan kata
syafrd ( +r^: ) sebagaimana kata al-mihdl juga kepadaku segantang, dua gantang, dan tiga
digabungkan dengan kata tersebut. gantang). Adapun al-mala'u ( k;i ) adalah ung-
Kedahsyatan hukuman-Nya atau yang
kapan yang digunakan untuk menyebut para
seumpama dengan itu selalu dikaitkan dengan
pemuka dari suatu kaum karena mereka me-
orang-orang yang enggan patuh kepada Allah
atau orang-orang yang mengingkari adanya miliki kelebihan dibanding dengan anggota
Allah. Oleh karena itu, penyebutan tentang masyarakat lainnya.
hukuman Allah dan kekuasaan-Nya yang dah- Sementara itu, Al-Ashfahani menyebutkan
syat dipahami sebagai peringatan agar manusia bahwa al-mala'u adalah sekelompok orang yang
mau mengakui wujud Allah dan mematuhi bersepakat dalam satu pendapat. Ungkapan
perintah-Nya. Keingkaran, kesombongan, dan sydbbun mali'ul-'aini ( $r 7.C.Lt-1r ) berarti 'se-
ketidakpatuhan manusia tidak akan mampu
melawan Allah dan menghindar dari siksaan- orang pemuda yang agung dan luhur'. Al-mala'u
Nya. ,. Abd. A'la + juga berarti 'ciptaan yang sangat indah',
sedangkan kata al-mit'u (:'l:f ) berarti 'kadar
atau ukuran yang bisa diambil oleh sebuah
bejana yang penuh'.
Katamil'u ( l& ) yang hanya disebut sekali
di dalam Al-Qur'an, yaitu pada QS. Ai'Imr6n
[3]: 91, menunjuk kepada arti 'ukuran atau
timbangan', sebagaimana arti leksikalnya. Di
dalam ayat tersebut, mil'u disebut di dalam
konteks penegasan Allah svvt. bahwa Ia tidak
Kajian Kosakata 604
Mii'u Minhej
akan menerima apa pun dari orang-orang kafir MTNHAI t 6$ )
yang mati di dalam kekafirannya meskipun Kataminhdjterungkap hanya sekali di dalam Al-
Qur'an, yaitu pada QS. Al-Ma'idah [S:tE). Pada
mereka menebusnya dengan emas sepenuh bumi ayat ini kala minhdjbergandengan dengan kata
(mil'ul-ardhi). Mereka akan mendapat siksa yang syir' alt ('^L r, ). Kedua kata ini seringkali dianggap
pedih dan tidak akan memperoleh seorang sama pengertiannya. Padahal, sebagaimana akan
penolongpun. dijelaskan, antara kata minhdj dmr syir'ah me-
Bentuk lain adalah bentuk lsmf6'il, al-mhli'fina munyai pengertian yang berbeda.
Kata minhajberasal dari kata kerja intran-
G'Aai ) bentuk jamak dari al-mdli'u ( lr:lf ). rata
ini disebut dua kali di dalam Al-Qur'an, yakni sitif (kata kerja yang tidak membutuhkan objek)
padaQS. Ash-ShAffAt l37lt66 dan QS. Al-WAqi'ah nNfatnm-unh,h'k-atjaimna(hCaja-.dtap)ayt ajunggaamrtiennyjaa'djei lakast'.a
[s6]: 53. Di dalam QS. Ash-ShAffAt 137l:66, mhli'ttna
disebut berkaitan dengan orang-orang lalim yang kerja yang memerlukan objek (transitif) yang
kelak akan memenuhi perut mereka dengan artinya (seseorang)'menjelaskan sesuatu'.
hidangan buah dari pohon zakum, yakni sejenis Menurut Al-Ashfahani di dalam kitabnya
Mu'jam Mufradit li Awhil Qur'6n, kata minhdj
pohon yang tumbuh di tengah-tengah neraka
memiliki pengertian 'suatu jalan yang jelas',
jahanam. Hal yang sama disebutkan di dalam QS.
sedangkan menurut Al-Qasimi, secara spesifik
Al-WAqi'ah [56]: 53. Mhli'trna dalam ayat ini
disebut berkaitan dengan Ashhdbul-Masy'amah mengartikan kata minhij dengan'jalan yang jelas
( i:;tit .-i'i )v*resesat dan mendustakan ayat- dalam perkara agama.'
ayat Allah dan akan memakan serta memenuhi Kata syir' ah merupakan benhtk mashdar dari
pertrt mereka dengan hidangan buah zakum dan kata kerja, syara'a - yasyra'u - syar'an ( ,L*- ,L7
G; ) yang kemudian dijadikan rsfia (namabenda)
minuman yang sangat panas.
bagi pengertiNt ath-thaiiqun nahju ('|j1lj:t ,;-j,t =
Sementara itu, bentuk al-mala'u ( kji )
yang disebut 30 kali di dalam Al-Qur'an jalan yang jelas). Pengertian sejenis berlaku pula
digunakan dalam arti, 'sekelompok pemuka- bagi derivasi kataini, yaitusyir'un, syar'un, syafi'ah
pemuka termulia dari suatu kaum' yang ('ny',L';,L'; ). Ketiga kata tersebut dimak-
biasanya menjadi "juru bicara" dari suatu
sudkan untuk semua pengertian tentang jalan
kaum, atau menjadi penasihat atau pemberi
pertimbangan kepada penguasa yang meminta ilahiyah atau ath-thafiqul ililhi ( u/yr.;rjlr). Dari
nasihat dan pertimbangan. Misalnya di dalam
penegertian harfiah antara syir'ah dan minhdj
QS. Al-A'rif l7l:60, al-mala'u ( kii ) disebutkan
inilah tampaknya terkesan adanya Persamaan
dalam konteks perkataan "pemuka-pemuka pengertian antara kedua istilah Al-Qur'an ini.
kaum" Nabi Nuh as. kepada Nuh bahwa ia
Tentang perbedaan makn a minhkj dan syir' ah
(Nuh) di dalam pandangan mereka telah berada
dalam kesesatan yang nyata berkenaan dengan menurut Ar-Raghib Al-Ashfahani kedua kata
seruannya kepada kaumnya untuk menyembah pada QS. Al-MA'idah itu masing-masing me-
dan mengesakan Allah swt. ngandung dua pengertian yang berbeda. Me-
Di dalam QS. Ytsuf 11.21: 43, al-mala'u nurutnya kata syir' ah memiliki arti segala sesuafu
disebutkan berkaitan dengan seruan seorang raja yang telah Allah berikan kuasa kepada setiap
kepada "pemuka-pemuka istana" (para pem-
manusia berupa jalan yang dengannya manusia
bantunya) untuk menakwilkan mimpinya me-
lihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk mencari kemaslahatan bagi sesamanya dan bagi
dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus-kurus
dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh kemakmuran negara. Hal itu menurut Al-
bulir lainnya yang kering. * salahuddin E
Ashfahani seperti tersurat pada kandungan QS.
Az-Zukhruf [43]: 32. Adapun kata minhdj, lanjul
Al-AsMahani di dalam kitab Al-Mtuft adfit Fi Glut46l-
Qur' dn-nya itu, mengandung pengertian segala se-
605 ENstruopspm Al-Qun'au
MinhAj MinhAi
suahr di dalam agama yang telah ditetapkan bagi tauhid yang terdapat pada semua kitab yang Allalt
manusia dan memerintahkannya unfuk mencari turunknn kepada setiap Rasul " (HR. Bukhari).
secara sungguh-sungguh di dalam perbedaan Menurut Abu Hayyan, seperti dikutip
kandungan syariah dan yang tidak terkena Muhammad As-Sabuni di dalam kitabnya
Shafwatut-Tafds?L kaum Yahudi dan Nasrani
hukum nasakh atau penghapusan. Menguatkan memiliki syariat dan peraturan yang berbeda
argumennya, Al-Ashfahani mengaitkan pen- tetapi keyakinan manusia hanya satu yaitu
prinsip tauhid yakni iman kepada para rasul,
dapatnya ini dengan redaksi ayat 13 dari QS. Asy- semua kitab suci dan ajaran mereka tentang
Syirdl42l, yang artinya: "Dia telah mensyariatkan
pahala dan balasan.
bagi knnu tmtmg agama .. . ".
Tentang maksud ayat 48 QS. Al-Ma'idah itu,
Menurut Ibnu Abbas, seperti dikutip Al- menurut Al-Maraghi, setelah Allah menjelaskan
Ashfahani, syir'ah adalah segala sesuatu yang
bersumber dari Al-Qur'an, sedangkan minhilj seputar turunnya dua kitab, yakni Taurat dan
segala sesuatu yang datang dari Assunnah. Injil kepada Bani Israil pada ayat-ayat sebelum-
Tentang katasyara'a pada redaksi QS. Asy-Sy0rA nya, pada ayat 48 QS. Al-Ma'idah ini Allah
[42]:13, menurutnya, mengandung isyarat akan menerangkan tentang turunnya Al-Qur'an
adanya persamaan-persamaan ajaran pokok kepada Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir
agiilna-agama. Berdasarkan alasan kesamaan ini serta menjelaskan kedudukan Al-Qur'an di
antara kitab-kitab sebelumnya. Menurut Al-
maka tidak diperkenankan untuk me-nasakh atau
Maraghi, dari awal redaksi ayat ini dijelaskan
menghapus pengetahuan Allah dan pengetahu-
bahwa Al-Qur'an merupakan kitab yang mem-
an sejenisnya sebagaimana maksud dari redaksi benarkan dan menguatkan kandungan kedua
Al-Qur'an di dalam QS. An-Nisd' [4]:136. kitab pendahulunya. Di dalam hal ini, posisi Al-
Qur'an merupakan saksi atas keberadaan dua
Berbeda dengan penjelasan di atas, dalam pendahulunya. Karena posisinya sebagai saksi,
konteks hubungan antara dua kata tersebut, maka Rasulullah diperintahkan menjadikan Al-
menurut Hasan Ali Karimah di dalam bukunya Qur'an sebagai pedoman dalam menjelaskan
berbagai persoalan yang berhubungan dengan
Al-Mu' j amul-Muy assar fi AlfizhilQur' dnil-Karim kalangan ahli kitab, dan bukan berdasarkan
kitab-kitab mereka. Dengan kata lain, kehadiran
menydtakan bahwa Allah telah menjadikan syariat Al-Qur'an sekaligus menghapus ajaran
kitab-kitab yang ada pada waktu itu.
ajaran atau syariat dan jalan yang jelas di dalam
beragama bagi setiap umat manusia. |alan ini Menurut Ath-Thabari, kalangan ulama
berbeda pendapat dalam menafsirkan kata
harus diikuti sampai syariat baru mengganti-
syir'ah ( *';) dan minhkj ( eQ ) pada ayat
kannya.
tersebut. Sebagian mereka mengatakan ayat
Tentang tafsiran QS. Al-Ma'idah [5]: 48, tersebut ditunjukkan kepada penganut semua
menurut Ibnu Katsir seperti yang dikatakan Al-
Qasimi, ayat ini merupakan informasi Allah agama pada umumnya, yakni bahwa Allah telah
tentang keadaan umat terdahulu yang menganut menjadikan untuk setiap ag.una (millah) syariat
berbagai agama. Menurutny4 banyak utusan dan minhfrj atau jalan masing-masing. Kelompok
Allah yang diturunkan ke bumi menunjukkan yang lain mengatakan, ayat tersebut ditunjuk-
kenyataan tersebut. Namun, di balik keragaman kan hanya kepada pengikut Nabi Muhammad.
syariat yang dibawa para rasul, ternyata dalam Kelompok pertama melandaskan pendapat-
masalah pokok ajaran agama atau biasa disebut
nya atas adanya hadits Nabi yang diriwayatkan
dengan tauhid tidak terjadi perbedaan di antara oleh Qatadah yang mengaitkan riwayatnya
mereka. Kenyataan ini secara tegas dijelaskan di
dalam Al-Qur'an QS. Al-Anbiyd' l21l:25 dan QS.
An-Nahl ['1.61:36, serta sebuah hadits Nabi yang
diriwayatkan oleh Bukhari, "Kami paranabi adnlah
saudara dari satu ayah. Agama kami satu yaitu ajaran
Kaiian Kosakata 606
MirshAd Mirvah
dengan ayat 48 QS. Al-Maidah tersebut. Menurut Thubah [9]: 5, Al-Farra' menafsirkan waq'udfi lalrum
riwayat itu, Nabi berkata bahwa agatna ifu satu,
kulla marshadin ( r*r'JL'-ij\t3'srt ) dengan
sedangkan syariat banyak. Sementara itu, ri- d * dw aq' udft lahum' al 6 thariq ihim (
wayat lain dengan perawi yang sama me- Jb t tiirt'1
ngandung maksud serupa bahwa kata-katasyir'ah sehingga ungkapan itu diartikan'intailah mereka
dan minhhjpada ayat tersebut adalah ja$nlsahl
di tempat pengintaian'.
( &,*) dan tradisi/sunnah ( g ). Bahkan, masih
Katamirshdd dan yang seturunan dengan-
menurut Thabari, dijumpai lebih dari sepuluh
hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dan nya disebutkan enam kali di dalam Al-Qur'an.
Mujahid menguatkan maksud dua kata itu
Rinciannya rashadan((*r) duakali padaQS' Al-
dengan pen gerhan sa6l dan sunnah.
linn l72l: 9 dan 27, irshad ( >u.ert ) satu kali pada
Dari kedua pendapat itu, menurut Thabari, y'yQS. At-Taubah [9]: 107 , marshadin (
pendapat yang mengatakan bahwa Allah telah ) satu kali
menjadikan aturan dan jalan bagi setiap pe-
nganut agarna sebelum Islam lebih mendekati pada QS. At-Taubah l9i: 5, al-mirshhd ('w'St ) satu
kebenaran. Menurutnya, jika Tuhan menS- kali pada QS. Al-Fajr [89]: 14, dan mirshidan
hendaki kesamaan aturan dan jalan, niscaya
manusia merupakan umat yang satu dengan (6A't ) satu kali pada QS. An-Naba' l78l:21,.
syariat dan jalan yang salna. Perbedaan syariat Ibnu Anbari berkata bahwa kata al'mirshdd
merupakan cara Allah untuk mengetahui siapa ('fz'-St ) adalah 'tempat pengintaian'. Bentuk
di antara manusia yang paling taat dan yang jamaknya ialah mardshid ( ua| ). Pendapat lain
tidak mematuhi perintah Allah. cc A. tfbaidillah ee mengatakan bahwa kata mirshdd adalah tempat
mengintai musuh. Di dalam QS. An-Naba' [78]:
Zl.,katamirshhd mengandung arti bahwa neraka
jahanam adalah tempat mengintai oranS-orang
kafir. Adapun kata rashadan (fbr) pada QS. Al-
MIRSHAD ( rt4V) linn l72l: 9 adalah malaikat-malaikat penjaga,
yaitu apabila malaikat membawa wahyu maka
('G'tKata mirshkd Allah mengirim pula malaikat-malaikat untuk
) berasal dari r ashndn - y arshudu menjaganya agar tidak ada seorang pun dari jin
- r ashdanl rashadan ( $* ",'t r3b, - L';- - 12, ) dari tahu wahyu itu. Kemungkinannya dapat ia
akar 16', shdd, dan dAL yang pada dasarnya menyampaikannya kepada ahli tenung lalu ahli
mengandung arti 'mengawasi sesuatu pada tenung itu menyampaikannya kepada orang lain,
tempat yang akan dilaluinya'. Kemudian makna yang menyebabkan pemberitaan mereka sama
itu dipergunakan untuk semua perbuatan PenS- dengan apa yang diberitakan oleh para nabi.
awasan. Kalimat rashadtuhir ( Li'"r, ) atau t H. Baharuddin HS +
arshuduhil ( i:"i'.,i ) maksudnya' aku mengawasi- MIRYAH ({)r)
nya/mengin lany a . Ar-r dshidu ( iV$i ) adalah ben- Katamiryah berasal dari akar kalamar6-yamti -
maryan (q;-'rs;-- ay). Di dalam berbagai
tuk ism f6'il (pelaku) yattg berarti 'pengawas/
bentuknya kata ini disebut 20 kali di dalam Al-
pengintai'. Ular yang menunggu-nunggu orang
Qur'an. Kata miryah sendiri terulang lima kali,
lewat di jalanan untuk dipatuk atau binatang yaitu pada QS. H0d $11:17 dan 109, QS. Al-Hajj
buas yang menunggu-nuggu untuk melompati l22l: 55, QS. As-Sajadah [32]: 23, QS. Fushshilat
l41l:54, dan QS. Al-Kahfi l18l:22.
mangsanya disebut rashid ( *t, ). Ar-rdshidu
(L$i ) adalah 'tukang jaga'. Kata ini berlaku Ibnu Faris menyebutkan bahwa kata yang
untuk mufrad, jamak, dan muannats. Al-irshdd terdiri dari rangkaian huruf mim, rk', dan huruf
( .rG]yt) berarti 'menunggu', seperti firman illat, memiliki dua arti asal, yuttt mashu syai'in
Allah di dalam QS. At-Taubah [9]: 107. ('g U = mengusaP atau menghapus sesuatu)
i*'danshnlilbatun fi sy ai' in ( ;."';t;= sesuatu yang
Orang Arab mempergunakan pula kata-kata
marshad ( *';) dan mirshdd ('V7 ) untuk arti
'jalanan', seperti firman Allah di dalam QS. At-
607 ENsInopEota Ar-Qun'aN
Miryah Miryah
kasar dan keras). Arti pertama, misalnya itu adalah batil dan sesat. Mereka itu hanyalah
ungkapan maryun-nAqah (titl !,; ) yakni 'me- mengikuti sesembahan bapak-bapak mereka.
ngusap susu unta sebelum diperah'. Al-mardyd Sungguh mereka akan menerima balasan yang
setimpal, tidak kurang dari balasan azab yarrrg
(S-trJ) berarti 'air susu yang melimpah ruah'.
diperoleh bapak-bapak atau nenek moyangyang
Arti kedua, misalnya ungkapan, al-marutu ( |;J )
mereka ikuti secara buta tersebut tanpa ada
yakni 'tempat berbatu yang keras dan berkilat'.
arnpunan sedikit pun.
Dari kata ini lahir kata al-mir6'a (;(;i ), yaitu Di dalam QS. Al-Hajj l22l:55, kata miryah
'perdebatan' karena di dalam perdebatan itu disebut berkaitan dengan keadaan orang-orang
terdapat sebagian perkataan atau ucapan yang kafir yang senantiasa meragukan Al-Qur'an
kasar dan keras. Di samping itu, terdapat sampai mati atau kiamat. Ibnu Abbas menyebut-
kan bahwa ayat ini turun berkaitan dengan Al-
turunan kata lain yarlu, al-miryah (z:;t ) yang Walid bin Al-Mughirah dan kolega-koleganya
briberarti 'asy-syakk' ( = ragu); karena kerasnya yang senantiasa mendustakan Muhammad saw.
sanggahan sehingga mengakibatkan keraguan. dan Al-Qur'an.
Di dalam QS. Hud l11l: 17, kata miryah Di dalam QS. As-Sajadah [32]: 23, kala
disebut berkaitan dengan orang-orang beriman miryah disebut berkaitan dengan pemberian
Taurat kepada Musa as. dan perintah kepada
yang mengikuti Rasulullah saw. dan memiliki Muhammad saw. untuk tidak meragukannya.
Ada beberapa penafsiran yang dikemukakan
bukti yang nyata (Al-Qur'an) serta menjadikan oleh para ahli tafsir menyangkut kalimat fa 16
Al-Qur'an tersebut sebagai pedoman dan ;takun fi miryatin min liqdihi ( r{il. i2 i ;< ii ),
rahmat. Selanjutnya, ditegaskan bahwa barang- sebagai berikut.
siapayang kafir kepadaAl-Qur'an maka neraka- 1. |anganlah kamu (Muhammad) ragu terhadap
lah tempat kembalinya. Karena itu, janganlah pertemuan Musa dengan Tuhannya.
kamu ragu terhadap Al-Qur'an. Sesungguhnya 2. Pertemuanmu (Muhammad) dengan Musa
Al-Qur'an itu benar-benar dari Tuhanmu. Para pada malam Isra'.
ahli tafsir mengemukakan dua penafsiran untuk 3. |anganlah kamu (Muhammad) ragu terhadap
(,,kahmatfa 16 taku fi miryatin minhu
i"2 a.x 9o ). perlakuan buruk yang akan kamu hadapi dari
Pertama, nasib orang-orang kafir yang men- umatmu, sebagaimana yang dihadapi Musa
dustakan Al-Qur'an. Dengan demikian, ayat itu as.
berarti, 'fanganlah kamu (Muhammad) ragu 4. |anganlah kamu (Muhammad) ragu terhadap
Musa yang menerima kitab Allah (Taurat)
bahwa tempat kembali orang-orang yang
dengan ridha.
mendustakan Al-Qur'an itu adalah neraka'.
D dalam QS. Fushshilat ld[l: 5a+ kata miry ah
Kedua Al-Qur'an. Dengan demikian, ayat itu disebut dalam konteks pemberitaan tentang
adanya keraguan penduduk Mekah akan ke-
berarti, '|anganlah kamu ragu bahwa Al-Qur'an
benaran pertemuan dengan Tuhan merekakelak.
itu benar-benar dari Allah swt.'
Para mufasir menjelaskan bahwa keraguan
Di dalam QS. Hud [11]: 109, kata miryah penduduk Mekah tentang pertemuan dengan
disebut berkaitan dengan larangan untuk tidak Tuhan adalah keraguan akan datangnya Hari
Kiamat dan kebangkitan dari alam kubur.
meragukan (beradadi dalam keraguan) terhadap
Dengan demikian, kata miryah (';.,:r) di
apa yang disembah oleh mereka (orang-orang dalam Al-Qur'an digunakan di dalam au.ti syakk
(:l:t = ragu). + Salahuddin te
musyrik). Mereka itu menyembah berhala-
berhala, seperti yang dilakukan bapak-bapak
atau nenek moyang mereka sebelumnya. Mereka
sungguh akan menerima balasan yang setimpal
dari apa yang mereka perbuat tersebut; sedikit
pun tidak berkurang. Para ahli tafsir menafsir-
kan ayat ini bahwa janganlah kamu ragu bahwa
orang-orang musyrik yang menyembah berhala
Kaiian Kosakata 608
MishbAh MishbAh
MTSHBAH (cbl hidupan manusia karena tidak ada yang me-
nunjukinya di dalam menjalani kehidupan itu.
Al-Qur'an menyebut kata mishbAh ( Cb )
ladi, mishbkh ( Cb ) adalah alat pemberi
sebanyak empat kali, dua kali dalam bentuk
cahaya, yang menunjuki manusia secara ma-
tunggal, keduanya terdapat di dalam QS. An-N0r terial. Bintang-bintang yang bersinar di langit
disebut pula oleh Al-Qur'an dengan rz ishbdh(kafa
l24l: 35 dan dua lagi dalam bentuk jamak, jumak dari mishbdh) karena bintang-bintang itu
mengantarkan sinarnya, yang memberi pe-
moshkbih(dG ), yaitu di dalam QS. Fushshilat tunjuk bagi manusi4 di samping ia merupakan
perhiasan langit, seperti dikatakan Allah,
l41l:L2 dan QS. Al-Mulk [57]:5.
" saungguhny a kami telalr menghiasi langit y ong dekat
('*Pada dasarn/4 kata mishbdh ( Ckr ) Uet-
akar dari kata shab ah.a ) darr shubhah (',t+ ), tunga, bintmtg-bintmg" (QS. Al-Mulk [6Zl: 5). Allah
yang pada mulanya berarti 'bersinar' atau menjelaskan fungsi bintang-bintang itu bagi
manusia di dalam ayat, "Dan Dia (Allab yang
'bersih'. Waktu permulaan siang (waktu pagi)
menjadikan bintang-bintang bagimu agar kamu
disebut waktu'shubuh', karena pada waktu itu menjadiknnnyapetunjuk di dalnnkegelopon di darat dwt
di laut" (QS. Al-An' 6m 16l: 97).
sinar matahari mulai memancar dengan sem-
Pelita (Mishbdh) tnerupakan alat pembei cahaya, seperti Tuhan
purna. Mishbih ( Cb) adalah ism 6lat ({Jl ?t= memberikan cahaya-Nya kepada alam semesta.
kata yang menunjuk arti alat) dari kata shabaha
dalrr shubhah. Dengan demikian, arti mmishbilh
( Cb ) ialah alat yang memberi sinar, atau
sinonim den gm sirkj ( 6t7 = pelita, lampu). Inilah
pengertian mishbhh ( Cb ) yang lazim di-
gunakan di dalam tradisi bahasa Arab.
Al-Qur'an menggunakan kata ini dalam
kaitannya dengan beberapa wacana lain untuk
mengungkapkan perumpamaan cahaya Ilahi
kepada seluruh alam semesta. ]elasnya dapat
dilihat pada QS. An-NOr [24]:35. Pada ayat ini,
Al-Qur'an mengumpamakan cahaya Ilahi de-
ngan 'pelita' yang terdapat di dalam kaca yang
bercahaya, yang cahayanya laksana cahaya
bintang; kacaitu di dalam misykdh( ;(::r= ceruk).
Pengumpamaan demikian mengisyaratkan
Cbbahwa mishbdh( ) merupakan alat pemberi
cahaya seperti Tuhan memberikan cahaya-Nya
kepada alam semesta (hanya saja cahaya pelita
bersifat material, sedangkan cahaya Ilahi bersifat
immaterial). Al-Qur'an menggunakan pelita dan
beberapa materi lain yang melengkapinya
sebagai musyabbah bih ( " ?.1 = objek per-
umpamaan) dan cahaya Ilahi sebagai musyabbah
(yang diumpamakan) karena pelita meruPakan
alat pemberi cahaya yang paling sering dipakai
oleh manusia; tanpa pelita manusia akan merasa
susah di dalam beberapa pekerjaannya karena
tidak ada cahaya penerang yang dapat me-
nunjukinya. Demikian pula dengan cahaya Ilahi :
kalau tidak bersinar akan menyusahkan ke-
6ng ENsrrloruoIa Ar--Qun'eN