[ ] utsi ll srv ah
97, QS. GhAfir [40]: tlO, QS. Al-HujurAt [49]: 13, kaum musyrik menganggap para malaikat
QS. An-Najm [53]:45, dan lainnya.
sebagai perempuan (QS. Az-Zukhruf [tt3]: 19); )
Di dalam bentuk mufrad, kata itu disebut
pertanyaan Allah kepada orang musyrik,
18 kali. Ayat-ayat yang memuat kata itu apakah pantas Allah mengambil anak pe-
rempuan, sedangkan mereka dipilihkan anak
berbicara tentang 1) Allah menciptakan ma-
nusia berpasang-Pasangan, laki-laki dan pe- laki-laki (QS. Al-IsrA' l17l:40).
Berhala dan semua yang disembah selain
rempuan (QS. Al-Huiurat [49]: 13, QS. FAthir
[35]: 45, QS. Al-QiyAmah [75]: 39, dan QS. Al- Allah disebul indtskarena kata ini menggambar-
Lall l92l:3), 2) Allah mengetahui apa-apa yang
dikandung wanita (QS. Ar-Ra'd [13]: 8, QS. kan kelemahlembutan yang biasanya bertolak
FAthir [35]: 11, dan QS. Fushshilat l41l: 47),3) belakang dengan kekuatan dan keperkasaan. Itu
qisas diwajibkan berkenaan dengan orang- salah satu sebab, mengaPa Nabi Ibrahim as.
ketika menunjuk matahari menggunakan kata
orang yang dibunuh, orang merdeka dengan
orang merdeka, hamba dengan hamba, wanita hddzd ( i.l.a ) yang berarti 'inl' , hadzi rabAi (QS. Al'
An'Am [6]: 78) karena matahari disangkanya
dengan wanita (QS. Al-Baqarah l2l:178), 4)
perempuan tidak sama dengan laki-laki (QS. Ah Tuhan, sedangkan Tuhan harus memiliki kekuat-
'ImrAn [3]: 36), dia memunyai kecendrungan an dan keperkasaan. |adi, walauPun asy-syams
yang berbeda dengan laki-laki, 5) berkaitan (matahari) di dalam bahasa Arab merupakan
dengan amal saleh, laki-laki dan perempuan kata yang bergender feminin dan seharusnya
yang berbuat kebajikan akan masuk surga (QS. ditunjukkan dengan kata hhdzihi ( sf^ ) tetapi
An-NisA' $|724 dan QS. GhAfir [ O]: a0). dengan alasan di atas Nabi Ibrahim menunjuk-
Di dalam bentuk mutsannL, kata itu disebut nya dengan katahddzdrabb? (Ini Tuhan-ku) karena
6 kali, banyak membicarakan masalah binatang ta'nist tidak wajar menunjuk Tuhan Yang Maha
yang diharamkan, apakah dua yang jantan atau Kuasa itu sebagai perempuan. ec Af'raniati Affan *
dua yang betina, ataukah yang ada di dalam uswAH tavll
kandungan dua yang betina. Informasi yang lain -Kalauswah berasal dari kata asd - ya'st - asu)an
asan(Li - Qi - ;t- - ui ). Maknaharfiahnya
menyangkut masalah warisan, yaitu anak laki-
bervariasi, yaitu'mengobati','menghibur', dan
laki memperoleh dua bagian, sementara anak
'memperbaiki', tergantung dari .-bj:[ yll8
wanita satu bagian (QS. An-NisA' [4]: 11) dan mengikutinya. Misalny a: asal-jarh ( C'r.lt o,\ :
tentang kalalah, jika ahli waris terdiri dari mengobati htka); asar-rajul ( S*)t .,-f = menghi-
bur dan menolong seseorang); ash bainahum
saudara laki-laki dan saudara perempuan maka
('r* ;i = berbuat baik di antara mereka).
bagian saudara laki-laki sebanyak bagian dua
Dari makna harfiah itu berkembang makna
orang saudara perempuan (QS. An-Nis 6i $l: 17 6).
Di dalam bentuk jamak in1b ( ot31 ) disebut uswah sebagai sesuatu yang berfungsi menjadi
6 kali. Al-Qur'an memuat kata itu di dalam penghibur atau pengobat bagi yang dirundung
konteks yang berbeda-beda, di antaranya 1)
kesusahan dan kesedihan. Di dalam bahasa
Allah yang menentukan dengan anugerah-Nya
Arabnya: mfr yuta' azzi bihi, wa mA y a' tafr bihil-hnzin
melalui hukum-hukum yang ditetapkan-Nya,
taniJbetrge",se&r YmjenjaIdis's'uiir"i ti ). Maknaitukemudi-
apakah akan memberikan sesuatu kepada anak teladan', sesuatu yang
laki-laki atau kepada anak perempuan (QS. Asy- diikuti, al-qudwah ( ;]-rilr ). Pergeseran arti ini
Sy0rA [r12]: a\;2) berhala yang disembah orang dapat dipahami karena sesuatu yang dijadikan
musyrik (QS. An-NisA' [4]: 117) di dalam Al-
teladan biasanya secara psikologis dapat mem-
Qur'an dikategorikan sebagai peremPuan karena
nama-namanya adalah nama Perempuan, se- beri kepuasan dan hiburan bagi mengikutinya,
perti al-l6ta, Al-'uzz6, al-mandt, dan lainJain; 3)
sehingga cenderung untuk ditiru dan diikuti.
Kajian Kosakata 1042
lrsu alr ttsrvah
Kata uswah disebut di dalam Al-Qur'an yang bersumber dari Aisyah ra. diceritakan
sebanyak tiga kali. Masing-masing disebut sekali bahwa Nabi saw. tidak pernah memukul dengan
di dalam QS. Al-AhzAb [33]: 21., dan dua kali di
dalam QS. Al-Mumtahanah [60]: a dan 6 . Di tangan beliau, kecuali jika berjihad di jalan Allah.
]ika disuruh memilih antara dua perkar4 beliau
dalam ketiga penyebutannya itu kata uswah
selalu diikuti oleh kata hnsanah ( e-*o ) yang pasti memilih yang lebih mudah di antara
berarti baik. Dengan demikian, artinya adalah keduanya selama bukan dosa. Akan tetapi, jika
hal itu adalah suatu dosa, maka beliau adalah
suri teladan yang baik. Katauswahhasanahyang orang yang paling jauh darinya. Beliau tidak
pernah dendam karena sesuatu yang dilakukan
terdapat di dalam QS. Al-Ahzab [33]:21 maksud- pada diri beliau, kecuali bila larangan-larangan
nya adalah Nabi Muhammad saw., sedangkan Allah dilanggar.
pada dua ayat lainnya QS. Al-Mumtahanah [60]: Nabi Ibrahim pun memiliki sifat-sifat yang
4 dan 6 ditujukan kepada Nabi Ibrahim as. dan
para pengikutnya. Menurut Ibnu Zaid, yang demikian. Salah satu sikap Nabi Ibrahim as. yang
dimaksud dengan para pengikut Nabi Ibrahim perlu diteladani adalah sikap tegasnya di dalam
as. di samping orang-orang beriman bersama- menolak kekufuran dan keengganannya untuk
nya, adalah juga para nabi secara keseluruhan.
bersekutu dengan orang-orang yang tidak
Nabi Muhammad saw. dan Nabi Ibrahim menyembah hanya kepada Allah swt. Sebalik-
as. adalah dua tokoh besar sejarah umat nya, satu sikap yang tidak boleh diteladani dari
manusia, terutama bagi para pemeluk agama beliau adalah memohonkan.unpunan dari Allah
samawi. Nabi Muhammad saw. adalah rasul swt. terhadap orang yang menyekutukan-Nya
Allah terakhir yang diutus ke muka bumi. meskipun orang tersebut adalah ayahnya sendiri
Syariat yang dibawanya membenarkan, me-
(QS. Al-Mumtahanah [6,0]: ) atau anggota
lengkapi, dan menyempurnakan syariat-syariat keluarganya yang lain. Mendoakan orang
yang dibawa rasul-rasul terdahulu. Sementara
itu, Nabi Ibrahim diketahui sebagai moyangnya musyrik yang telah meninggal dunia adalah
para pengikut agama samawi: Yahudi, Nasrani,
perbuatan sia-sia karena Allah tidak akan
dan Islam bermuara kepada ajaran yang dibawa
mengarnpuninya (QS. An-NisA' l4l:49 dan117 ).
oleh Nabi Ibrahim yang inti ajarannya adalah Namun, Nabi Ibrahim as. segera mengakui
tauhid. "kesalahannya" dan karena itu ia memohon
Meneladani mereka berarti sedapat mung- arnpunan Allah swt. q gyafi e..
kin meniru dan mengikuti keseluruhan sifat dan
sikap mereka. Orang yang meneladani keduanya
dijanjikan oleh Allah dengan pahala dan ke-
selamatan di akhirat. Allah swt. memuji Nabi
Muhammad saw. sebagai seorang yang berbudi
pekerti agung (QS. Al-Qalam [58]: 4) Beliau
dilukiskan Al-Qur' an sebagai "' azizun' alaihi md
'mittum bnrisun' alaikum bil mu'mirina rafifunalfrm,
3it G"i\ AjL ,?.; * c il; 1",r
-€)
"Berat terasa olehnya pmdnitaanmu, sangat mengingin-
kan [keimanan dan keselamatanl bagimu, amat belas
kasihnn lagi peny ay mtg terhndrp orangormtg Mukmin. "
Di dalam sebuah hadits riwayat Ahmad
I 043 ENsrr<loprora Ar- Qun'nN
wABiL t J'r-ll Selain itu, kata yang berakar dari waw, b6',
Katawabil nierupakan kata sifat yang berwazan dmbm disebutkan juga tiga kali dalam QS. Al-
Baqarah l2l: 264 (satu kali) dan 265 (dua kali).
.fo,'il (ufr*r ) darl kata kerja wabala-yabilu
(',F-- 5.i7 utu" wabula-yaubutu ( S!r--'.y'tl' Pada ketiga pemakaian ini, kata yang digunakan
Mtishdar -ny a adalah w ab al (,F.3 ) dmr w ab 6l ( J Ui ) adalah whbil (rf,t1) dan menunjuk kepada arti
Pada umumnya, kata tersebut berarti'dahsyat',
'hujan yang lebat'. Ar-Razi menafsirkan'hujan
'tidak menyenangkan', 'akibat buruk' dan
yang lebat' dalam ayat 264 sebagai Perumpa-
'sangat berat'. maan bagi kekafiran, suka menyebut-nyebut
Menurut Ibnu Faris, kata ini memunyai arti pemberian, dan menyakiti orang yang diberi,
sedangkan 'tanah yang ada di atas batu yang
'sesuatu yang dahsyat dan yang terkonsentrasi'. licin' sebagai sedekah. fadi, sebagaimana hujan
lebat menghilangkan tanah yang berada di atas
Dari arti ini, hujan yang lebat disebut wabl ( [.'1) batu itu maka demikian pula kekafiran-juga
dan wdbil (,j,(l). Selanjutnya, dari pengertian
yang mengandung sifat dahsyat ini, segala suka menyebut-nyebut pemberian dan menya-
persoalan yang dikhawatirkan akan membaha- kiti orang yang diberi sedekah-akan meng-
yakan dan membawa akibat buruk disebut hilangkan pahala sedekah yang diberikan.
sebagarwabfrl ( J6.s ). Terkait dengan arti tersebut, Menurut Az-Zamakhsyari, kala whbil
dalam ayat 265 menjadi perumPamaan bagi
katawabil sebagai kata sifat memunyai arti'yang
infak atau harta yang dikeluarkan oleh orang-
berat' atau'yang sulit', misalnya kat atha'dmwaffil orang yang beriman yang mengeluarkan harta-
nya semata-mata untuk mencari kerelaan Allah.
(U)iU$ ) adalah 'makanan yang sulit atau
Dengan penafsiran ini, pengeluaran harta oleh
berat untuk dicerna'. Ar-Razi menjelaskan
bahwa arti al-wabil adalah 'berat dan keras', orang yang beriman tersebut disamakan dengan
sedangkan menurut Ibnu Zaid, sebagaimana
dikutip Ar-Razi, kata al-wab?l berarti 'sesuatu hujan, baik yang lebat maupun yang gerimis;
jika banyak disamakan dengan wdbil (rf,t1) dan
yang tidak enak atau tidak layak', rrrisalnyam6'
jika sedikit diumpamakan seperti thall ( SA ). Jadi,
wabil ( b,t;C ) berarti 'a1r yang tidak layak infak yang dikeluarkan oleh orang-orang yang
mencari kerelaan Allah, tetap memunyai nilai di
diminum'.
sisi Allah, baik sedikit mauPun banyak.
Dalam Al-Qur'an, kata yang berakar kata Selain itu, terdapat kata betbentuk wabdl
waw, bk', danldm digunakan sebanyak 8 kali. Satu ( JUi ) yang disebut sebanyak 4 kali, yaitu pada
QS. Al-Ma'idah [5]:95, QS. Al-Hasyr [59]:15, QS.
kali berbentukwatit ( h':) disebutkan dalam QS. At-TaghAbun [64]: 5, dan QS. Ath-ThalAq [65]:9,
Al-Muzzammil [73]: 16. Kata wabil ini berarti
'sesuatu yang sangat berat'. Menurut sebagian
besar mufasir, yang dimaksud dengan 'siksaan
yang berat' itu adalah tenggelamnya Firaun.
Kajian Kosakata- 1044
lVadd
masing-masing satu kali. Berdasarkan uraian tersebut, kata wabil
Dalam QS. Al-Ma'idah, kata wabdl ( J6's)
( U')) dan semua kata yang seakar dengan kata
berarti'berat' atau'tidak menyenangkan'. Men-
jelaskan kata wabdl yang berarti 'tidak menye- tersebut memunyai konotasi negatif, yaifu 'siksaan
nangkan' ini, Ar-Razi menyatakan bahwa Allah
mewajibkan orang ihram yang membunuh yang berat', 'akibat buruk'-yang juga dapat
binatang buruan salah satu dari ketiga hal diartikan 'siksaan'-dan 'beratnya suatu per-
tersebut yang masing-masing berdasarkan buatan', serta 'hujan lebat yang dijadikan
pembawaan manusia merupakan hal yang berat perumpamaan bagi kekufuran sehingga menghi-
atau tidak menyenangkan. Menyembelih bina-
tang dan mengeluarkan makanan, merupakan langkan apa yang ditimpanya'. Hanya dua kali,
hal yang berat dan tidak menyenangkan. yakni dalam QS. Al-Baqarah [2]: 265,yangmemu-
nyai arti baik dan positif. Dalam ayat ini, katawdbil
Demikian pulamelaksanakan puasa. Oleh karena
(,j,f:l berarti 'hujan lebat dijadikan perumpa-
itu, denda tersebut disebut wabdl karena mem-
maan bagi infak harta yang dikeluarkan oleh
beratkan dan tidak menyenangkan. orang yang mencari kerelaan Allah'. Hujan
Selebihnya, kata wabil dalam ayat-ayat tersebut-tidak sebagaimana perumpamaan
sebelumnya-menyirami dan menumbuhkan
yang lain berarti 'akibat buruk yang diterima tanaman yang ada. jadi, arti hujan lebat di sini
seseorang atau suatu kaum'. Dalam QS. Al-Hasyr memunyai konotasi yang positif . *Abd. A'la*
[59]: 15, Kmnatsalil-ladzinamin qablihim qariban dzaqit WADD ( !J)
Kata wadd ( i1 ) adalah nama berhala yang
wabdla amrihim ( lui\jir"(;4?.,i'u-ii Ji<
e;i = [Mereka adalah] seperti or'mg-or*rf;unf disembah dan dipuja orang-orang musyrik pada
belum lama sebelum mereka telah merasakan masa Nabi Nuh dan kemudian dipuja orang-
akibat buruk dari perbuatan mereka). Para ahli orang Arab pada masa jahiliyah, sebelum
datangnya Islam. Dalam Al-Qur'an, kata wadd
ta-fsir berbeda pendapat mengenai orang-orang ( 31 ) disebut sekali bersama dengan nama
yang menjadi perumpamaan dalam ayat terse- berhala lain, yakni suw6', yagitts, ya'fiq daurr nasr
but. Menurut Ibnu Abbas, yang dimaksud adalah dalam QS. NOh l71l:23.Wadd( 31 ) dibuat dalam
bentuk patung seorang laki-laki, dipuja oleh
orang Yahudi dari Bani Qainuqa'. Menurut
Qatadah, kaum tersebut adalah Yahudi Bani beberapa kabilah Arab di antaranya kabilah
Nadhir, sedangkan Mujahid berpendapat bahwa Kalb di Dumatul Jundal, sedangkan s uw6' berhala
berbentuk patung perempuan adalah sembahan
kaum yang dimaksud adalah orang-orang kafir
Quraisy. Menyikapi perbedaan tersebut, Ath- orang-orang Hudzail.
Thabari menyatakan bahwa perumpamaan itu
Yagftts berhala berbentuk singa disembah
bersifat umum. Oleh karena itu, penafsiran yang oleh kabilah Muzhij dan penduduklurasy;ya'fiq
paling benar dalam ada ayat tersebut adalah berhala berbentuk kuda disembah oleh kabilah
Hamadan di Yaman; dan nasr berhala bentuk
bahwa Allah membuat perumpamaan orang- rajawali disembah oleh orang-orang Himyar.
orang kafir Ahli Kitab yang mendapat bencana
Konon narna-narna berhala itu berasal dari
dengan orang-orang yang mendustakan rasul
mereka yang sebelumnya telah dibinasakan nama-nama orang saleh yang hidup di antara
Allah tanpa harus menunjuk kepada suatu kaum masa Nabi Adam dan Nabi Nuh. Setelah mereka
tertentu. meninggal, banyak orang yang ingin mengikuti
Demikian pula dalam QS. At-TaghAbun cara ibadah dan kesalehan mereka. Iblis lalu
datang menggoda dan memengaruhi orang-
[64]: 5 dan QS. Ath-ThalAq [65]:9, kata wabdl
berarti 'akibat buruk'. Menurut Al-Qurthubi, orang ini agar membuat patung-patung orang
firman ini dalam QS. At-TaghAbun [64]: 5 dituju- saleh tersebut supaya mereka lebih aktif dan
kan kepada orang-orang kafir Quraisy.
1 045 Erusrxr-opporn Ar- Qun'arv
Wadfrd \Ara cl tl d
lebih tertarik untuk beribadah. Permintaan Iblis (lnnahfi huwa yubdi'u wa yu'id wa huwa al-ghafirrul
itu mereka laksanakan dan patung-patung itu
diberi nama seperti nama orang-orang saleh wadfid)
tersebut. " S esun g guhny a D i al ah y an g m en c ip t akan ( m akhl uk )
Pemberian nama wadd pada berhala, dari permulaan, dan Dia @ula) mmghidupkannya
menurut Ar-Raghib Al-Ashfahani, mungkin ada
kembali). Dialah Yang Maha P engampun lagi Wadfid
hubungannya dengan wadd atau mawaddah, y ang
(Mahapengasih)" (QS. Al-Bur0j [85]: 13-L4).
berarti 'kecintaan', dengan alasan mereka
Imam Al-Ghazali menafsirkan kata Wadfid
mencintai berhala itu atau mereka yakini adanya
dalam arti "Dia yang menyenangi/mencintai
kecintaan di antara Tuhan dan berhala wadd. kebaikan untuk semua makhluk, sehingga
berbuat baik bagi mereka, memuji mereka."
oo Rusydi Khalid *
Makna ini mirip dengan makna Rahim (€t),
wADoDt ri3j )
hanya saja rahmat tertuju kepada yang dirah-
Katawadfid ( t:t')') terambil dari akar kata yang
terdiri dari huruf-huruf waw dan ddl bergand4 mati sedangkan yang dirahmati itu dalam
yang menga dung al.tr cinta darr hnrapan. Demikian keadaan butuh. Dengan demikian, kita dapat
Ibnu Faris dalam bukunya Maqdyis. Al-Biqa'i berkata bahwa rahmat tertuju kepada yang
lemah, sedang Al-Waditd tidak demikian. Oleh
dalam Nazhm ad-Durar berpendapat lain. Menu-
karena itu, tidaklah tepat dikatakan 'Aku
rutny4 rangkaian huruf tersebut mengandung
merahmati Allah," karena Dia tidak akan butuh,
arti kelapangan dan kekosongan. Al-waditd adalah tetapi tidak ada salahnya jika dikatakan 'Aku
mencintai-Nya". Bukankah seperti dikemukan di
kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari
atas, kata Wadttd dapat menjadi objek dan subjek
kehendak buruk. Bukankah yang sekadar men-
cintai sekali-sekali hatinya pernah dongkol sekaligus?
terhadap kekasih atau kesal kepada yang
Di sisi lain, cinta yang dilukiskan dengan
dicintainya? Memang, kata ini mengandung kata wudird atau pelakunya yang wadfrd, harus
makna cint4 tetapi ia "cinta plus." I+ tulis Al- terbukti dalam sikap dan tingkah laku, sedang
"rahmat" tidak harus demikian. Selama rasa
Biqa'i, adalah cintayang tampakbuahnya dalam sikap perih ada dalam hati terhadap objek, akibat
dan perlakuan, serupa dengan kepatuhan sebagai hasil penderitaan yang dialaminya, walau yang kasih
tidak berhasil menanggulangi atau mengurangi
rasa kngum kepada xseorang.
penderitaan objek-rasa perih-itu saja sudah
Dalam Al-Qur'an, kata wadfrd ditemukan
cukup untuk menjadikan pelakunya menyan-
sebanyak dua kali. Pertama, dalam konteks anju-
dang sifat rahim (pengasih), walau tentunya yang
ran bertobat. Dalam ayat ini, yang menamai
demikian itu dalam batas minimum.
Allahwadfid adalah Nabi Syu'aib as. Al-Qusyairi melukiskan cinta yang meru-
E)a r- r - -J)-..,to'i,),,tt9-ri).'. tJ, e er r.ir.U'..,ii.tut) pakan maqdm terakhir dari jalan mendaki menuju
>5s5 Allah sebagai "mementingkan kekasih daripada
sahabat." Maksudnya, mementingkan hal-hal
@astaghfirfi rabbakum tsumma tfibtt ilaih Inna rabffi yang diridhai kekasih-dalam hal ini-Allah,
daripada kepentingan ego, jika kepentingan
rabmunwattttd) tersebut bertentangan dengan ketentuan Allah.
"Dan mohonlah ampun kEada Tuhanmu kemudian Dalam Al-Qur'an ditemukan 18 kali Allah
menyatakan secara tegas cinta-Nya kepada
bert aubatlah kep ada-N y a. S esungguhny a Tuhanku hamba-hamba-Nya dengan redaksi "lnna Alliha
Maha P eny ay an g lagi Wadfid ( Mahn P en gasiU " (QS.
H0d [11]: e0).
Yang kedua dalam konteks penjelasan Allah
tentang sifat dan perbuatan-Nya:
3"1 :fii ii i+J:o39. ,il
Kajian Kosakata l 046
Wafd Wahaba
yuhibb" ( L-+ li,ri! ). Lima kali di antaranya unta/burung itu berlomba).
Kata wafd hanya satu kali disebutkan di
terhadap al-muhsinin ( iuJt ), tiga kali terhadap
Al-muttaqin ( *l,l danAl-muqsithin ( i4SAr ), dalam Al-Qur'an, yaitu pada QS. Maryam [19]:
85 " y auma nahsyur al-mut t aqina il ar-r ahmini wafdA"
dua kali terhadap Al -mutathahhirin ( s-r4.bl,t ) dan
1ri'ro,;li 31'af$i'ji i;i = tlngatlahl hari
Al-mutawakkilin ( #At), dan masing-masing
sekali terhadap at-tawwhbin ( ,*rlir ), shaffan [ketika] Kami mengumpulkan orang-orang yang
l;g k, lAtwdbidan (
) dan ash-shdbirin ( ;1 7. takwa kepada Tuhan Yang Maha Pemurah
Kalau rumus tentang cinla; "Siapa yang sebagai perutusan yang terhormat). Para mufasir
mencintai souatu, makn dia aknn bmy ak meny ebutny a, " memberikan pengertian yang berbeda terhadap
maka ini berarti bahwa yang paling dicintai kata wafdan tilr) dalam ayat ini: (1) Menurut
Allah adalah al-muhsinin, yakni mereka yang Ibnu Abbas dan Al-Farra', yang dimaksud
adalah rukbilnan (tig'.r= dalam keadaan berken-
berbuat baik terhadap yang berbuat jahat daraan); (2) Al-Akhfasy berpendapat bahwa
kepadanya, dan atau berbuat lebih baik terhadap yang dimaksud adalahlamd'atan (LG= secara
orang yang berbuat baik kepadanya. Adil adalah berjamaah); (3) Ibnu Bahr mengatakan bahwa
berlaku seimbang sedang ihshn adalahmemberi yang dimaksud ialah zuwwhran (t:rf:): sebagai
lebih banyak dan lebih baik dari yang diterima. tamu). Adapun yang dimaksud dengan ayat di
atas, para mufasir memberikan beberapa
Demikian wa All6h A'lam. * M. Quraish shihab * penafsiran: (1) Qatadah: yang dimaksud ialah
orang-orang yang bertakwa kepada Allah,
WAID t .ri, I
Kata wafd adalah bentuk infinitif dari kata dikumpulkan untuk dimasukkan ke dalam surg4
wafada-y afidu-wafdan wa wufudan wa wifddat an wa (2) Ar-Rabi': Mereka datang kepada Tuhan
mereka; dihormati, diberi rahmat, dihidupkan,
fi - -ifddatan (i:,tib';:u t:^ji't t;J^') ti- s', y rca- dan diberi syafaat; (3) Al-Maraghi: Pada hari itu
ta ini juga merupakan bentuk jam'ut-taksir mereka dikumpulkan dan dibawa ke tempat yang
{ .,3Jilt'1..o = **yang berubah dari bind mufr ad- mulia di dalam keadaan berkendaraan sebagai-
nya dan menunjukkan arti banyak) dari wdfid
mana para duta yang datang ke istana raja; mere.
( g\), sebagaimana jamak taksir dari katawdfid
ka dinanti dan disambut dengan penuh penghor-
( 4li ) yang lain: wufud ( t"j,)), wuffild ( ,G';, aon
matan dan penghargaan.
awfid ( rulf l. Kata w afada ( i : ) y angterdiri dari *A.Hafiz Anshary AZ +
waw, fd, dan ddl, dengan berbagai variasinya
dapat digunakan dalam beberapa pengertian,
sesuai dengan konteks kalimat dan penggunaan WAHABA ('45 )
kata tersebut, di antaranya (7) qadima wa warada Kata wahaba ( v^s ) lazim diartikan dengan
rasilIan ($'-, trj, l:.;= datang sebagai utusan) 'memberi'. Kata itu dengan segala benfuk deri-
seperti dalam kalimat wafada fuldnun il6 au 'alal- vasinya disebut 25 kali dalam AlQur'an. Duabelas
amir ( )<it dG"ti Jt"aJit't = Si Fulan datang kali di antaranya disebut dalam bentuk kata kerja
=memnegnhgaudtaups)r,asjaepseebrtaigdairul*tusakna)l,im(2a) tarwsaalfafa(d,ayw\ai masa lalu (rn 1dhi).Tigakali dalam bentuk kata kerja
aufada fulfrnan ilaih ( flFfi i'r?, i', =,tamengutus
masa kini atau akan datang (mudhhri'). Tujuh kali
si Fulan kepadanya) , (3) asra'aQ?l = bersegera/
di dalam bentuk perintah (amr).
cepat-cepat) seperti di dalam kalimat aufadar-rajul *jSecara etimologis, kata u ahaba ( ) paaa
(,y'St i"rf = taui-laki itu bersegera), dan (4) mulanya digunakan sebagai lambang terhadap
sdbaqa ( 0.V = berlomba), seperti 9aq" kalimat kegiatan memberi sesuatu kepada orang lain
9i;tawaffadatit-ibit awith-thair ('p)t )i U\i = tanpa tuntutan imbalan. Orang yang memberi
disebut whhib (.="lj ), orang yang menerima
1047 ENsixlopenra Al Qr:n'an:
Wairaba \A'atrhAb, Al-
fpemberian disebut muttahib ( ), dan sesuatu wahaba('*)) dan yang seasal dengan itu, hanya
yang diberikan disebut mauhitb (q'*'i ). ]ika sekali disebut yang tidak termasuk kepada ketiga
seseorang sering memberi sesuatu kepada orang butir di atas, yaitu dalam QS. Al-AhzAb [33]:50.
Di sini yang memberi bukan Allah, melainkan
q6jlain, ia dinamai wahhdb ( ). Oleh karena itu,
salah satu di antara n;una-narna Tuhan adalah seorang wanita mukmin yang datang menye-
Wahhdb ( q6's= Maha Pemberi). rahkan dirinya kepada Rasul untuk dikawini.
Dalam Al-Qur'an, kata tersebut digunakan Menurut riwayat Ibnu Sa'ad yang diterimanya
untuk menunjukkan arti'memberi tanpa ganti'. dari Munir bin Abdillah, wanita yang menye-
Seperti dalam pemakaian sehari-hari, pema- rahkan dirinya itu bernama Ummu Syarik
karan walnba ('?ri ) dalam Al-Qur'an juga meng- Ghazih binti ]abir bin Hakim. Ia menyerahkan
dirinya supaya dikawini oleh Rasul. Menurut
haruskan adanya subjek (yang memberi), objek riwayat ini, Rasul menerimanya. Aisyah ber-
pertama (yang menerima), dan objek kedua
(sesuatu yang diberikan). kata: tidak baik seorang wanita menawarkan
Penelitian terhadap ayat-ayat yang meng- dirinya kepada laki-laki. Maka, turun ayat yang
rnemberi julukan mukminah kepada wanita
gunakan kata wahaba (.--) ) dengan segala
tersebut.
bentuk derivasinya menunjukkan bahwa bila
Di sini terdapat perbedaan kata wahaba
kata itu digunakan untuk menunjukkan arti
('?t) ) dengan kata a'thi ( &i ) yang juga
'memberi' maka ia mengandung beberapa arti.
Pertama, yang memberi itu hanya Allah, berarti'memberi'. Akan tetapi, penggunaan kata
baik secara langsung seperti dalam QS. IbrAhim a'thd ()'Fkairen)ainai'tlhedb(ih.Plu\asI dari kata wahaba
$4\: 39, QS. Al-Anbiyd' l21l:90, QS. Al-An'Am ('?^, dapat digunakan
16l:84, yang menyatakan bahwa Allah langsung
menganugerahkan hikmah dan keturunan untuk melambangkan arti 'memberi' di mana
yang memberi itu ada kalanya Allah seperti
(Ismail dan Ishaq) kepada Ibrahim, maupun dalam QS. Adh-DhuhA [93]: 5 yang menjelaskan
bahwa Allahlah yang akan memberi karunia-
secara tidak langsung seperti di dalam QS. Al-
Nya kepada Nabi Muhammad dan ada kalanya
AnbiyA' l2ll:72, di mana Allah memberi keturu-
selain Allah, misalnya dalam QS. At-Taubah [9]:
nan kepada Maryaro melalui ]ibril. 58, disebut dalam konteks sikap orang munafik
Kedua, yang diberikan itu selalu yang
bernilai besar, misalnya dalam QS. Al-Ankab0t terhadap pemberian sedekah. |ika kepada orang
l29l:27, diberitahukan bahwa Allah memberi munafik itu diberi zakat, mereka senang tetapi
anak (Yahya) kepada ZakNia, QS. Asy-Syu'arA'
jika tidak diberi, mereka langsung marah. Di sini
126l:83, Allah memberi hikmah kepada Ibrahim,
dan lain-lain, dan QS. Shad [38]: 35, Sulaiman yang memberi dengan lambang' atn| ( $2 ) ialah
meminta agar Allah memberi kepadanya kera-
orang mukmiry yang menerima orang munafik,
dan yang diberikan adalah zakat.
jaan yang tak pernah dimiliki oleh siapa pun Dengan demikian, dari segi Ntt,katawahaba
sesudahnya dan a'thd adalah sama, tetapi dari segi penggu-
Ketiga bahwa yang menerima pemberian naannya dalam Al-Qur'an terdapat perbedaan
seperti disebut di atas. * A. Rahman Ritonga *
itu selalu orang-orang terhormat atau orang
pilihan, seperti para nabi, orang mukmin yang
saleh, dan sebagainya misalnya di dalam QS. WAHHAB, AL- ( ,-rtirt )
Al-AnbiyA' [21]: 72, bahwa yang menerima
Al-wahhdb ( *6]r ) terambil dari akar kata
pemberian itu ialah Zakariadan ayat 90 di dalam
*7jwahaba ( ) y mgber artt memberi dan memilikknn
surah yang sama, yang menerima pemberian souatu y ang Anda miliki keryda pihak lain tonpa imbalan.
Tuhan itu ialah Ibrahim. Dalam Al-Qur'an, kata al-wahhdb ditemu-
Dari semua ayat yang. menggunakan kata kan dalam tiga ayat, kesemuanya adalah sifat
Kajian Kosakata 1 048
Wahhiib, Al- \4'ahhab. AI-
Allah, dan satu yang dirangkaikan dengan sifat- Pemberi?)" (QS. Shad [38]: e).
Nya yang lain, yakni al-'Aziz yaitu dalam QS.
Bukankah Allah, juga memiliki perbenda-
ShAd [38]: e. haraan siksa? Tetapi karena yang dikemukakan
adalah rahmat-Nya, maka sifat WahhdD-Nya
Al-wahhdb adalah yang memberi-walau yang disebut.
tanpa diminta-banyak dari milik-Nya. Dia
,if;1"',,.Li &'i u ut t;i u1*; il l; qrl Li i e:
memberi berulang-ulang bahkan bersinambung +6ii.;i
tanpa mengharapkan imbalan, baik duniawi
"Wahai Tuhnn knmi, jangan Engkau sesatkan hnti kami
maupun ukhrawi. Al-Ghazali ketika menje- sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan
laskan makna kata al-wahhdb menekankan bahwa anugerahilah kami rahmat dari sisi-Mu, karena
sesungguhnya Engkaulah al-Wahhib (Yang Maha
pada hakikatnya tidak mungkin tergambar Pemberi)." (QS. Ah'ImrAn t3l:8).
dalam benak adanya yang memberi setiap yang Permohonan di sini adalah bersinambung-
butuh tanpa imbalan atau tujuan duniawi atau nya petunjukyang selama ini telah diterima, dan
ukhrawi, kecuali Allah swt. Karena siapa yang yang sekaligus merupakan bagian dari rahmat
memberi disertai tujuan duniawi atau ukhrawi, Allah swt.
baik tujuan itu berupa pujian, meraih persaha- Ayat ketiga adalah doa Nabi Sulaiman as.
batan, menghindari celaan atau guna men- yang diabadikan Al-Qur'an:
dapatkan kehormatan, maka dia sebenarnya
telah mengharapkan imbalan, dan dengan &i ;..;\a.r-t1z n p- \a &{-t- t ft/-', I,ti I *i *tl:_
demikian dia bukanlah wahhib ( *6j ), karena +6)l
yang dimaksud dengan imbalan dalam konteks " Wahai Tuhanku, ampunil ah aku dan anugerahkanl ah
makna kata ini, bukan sekadar sesuatu yang kepadaku kerajaan yang tidak patut bagi seorang pun
sesudahku. S esungguhny a En gkaul ah al-W ahhdb
bersifat material. Melakukan sesuatu, yang bila
(Maha P emberil " (QS. Shhd [38]: 3il.
dia tidak melakukannya dinilai buruk, pada
Kerajaan yang dimohonkannya itu adalah
hakikatnya adalah imbalan yang menjadikan kerajaan yang tiada taranya, sehingga terus-
pelakunya tidak berhak menyadang sifat ini. Di menerus dikenang sepanjang masa.
sisi lain, makhluk tidak mungkin akan dapat
Sekali lagi, manusia tidak dapat menjadi
memberi secara bersinambung atau terus-mene- wahhdb, dalam pengertian hakiki, karena tidak
rus dalam keadaan apa pun, karena makhluk
tidak dapat luput dari kekurangan. Bukan juga satu aktivitas pun yang luput dari tujuan,
walaupun aktivitas tersebut berupa ibadah.
wahhib narnany4 kecuali apayang diberikannya Dalam beribadah, tujuan untuk menghindar
dari neraka-Nya atau meraih surga-Nya me-
dalam bentuk yang disebut di atas, merupakan
nikmat dan bertujuan baik untuk yang diberi, rupakan dua tujuan yang sering kali menghiasi
baik masa kini maupun akan datang. Demikian jiwa setiap pelaku ibadah. Peringkat tujuan yang
Ibnu Al-Arabi. Oleh karena itu, anugerah-Nya lebih tinggi pun dari kedua tujuan di atas, yakni
yang diberikan kepada orang kafir tidak menja- bukan karena takut atau mengharap, melainkan
dikan-Nya dinamai Wahhdb, karena anugerah itu karena cinta dan syukur kepada-Nya, belum
dapat menjadi bencana untuknya baik kini
maupun akan datang. Kata al-Wahhdb yang juga menjadikan sang arif yang beribadah
ditemukan sebanyak tiga kali dalam Al-Qur'an
terlepas dari tujuan-tujuan atau harapan meraih
selalu mengisyaratkan adanya rahmat atau kesi- imbalan. Karena kemampuan manusia hanya
nambungan. Perhatikan ketiga ayat yang sampai di sana maka Allah menoleransi pem-
menggunakan kata al-wahhib berikut ini:
,t1ji ,.tsi u;+s: bi; ilt )i
"Atau apaknh ada di sisi merekn pubendaharaan raltmat
Tuhanmu Yang Mahamulia lagi Wahhib (Maha
1049 ENslt<t-opEora Al-Q un nr.,-
E-.
\,vahid WahiclA
berian yang bertujuan untuk menjalin per- arti tidak terdiri dari bagian-bagimt, dan Dia juga tidak
sahabatan atau menghindar dari cela, bahkan
bencana, selama itu diberikan dalam batas ada duanya. Matahari dalam sistem tata surya
kewajaran yang benar dalam beribadah. Allah boleh jadi dapat dikatakan tidak ada duanya,
tetapi sekali lagi dalam sistem tata surya. Di sisi
juga menoleransi mereka yang beribadah untuk
meraih surga atau menghindar dari neraka, lain, matahari terbentuk dari aneka unsur,
selama ibaduh ya.g dilakukannya karena Allah? karena itu, ia tidak dapat dinamai wdhid yang
Bukankah Allah merangsang manusia dengan
take and giae (mengambil dan memberi)? sempurna. Demikian lebih kurang Al-Ghazali.
e-slAi Lii -:>+ * lgi '[,r1 ;'ii Li \-#: ii Apalagi ternyata banyak sekali matahari-
,\).2'Si 'tt";si ;'ei
matahari lain di alam raya ini yang telah dikenal
"Ap aknlt mu ekn tidak men get ahui b altw a s esun gguhny a oleh para pakar serta jauh lebih besar dan
bercahaya dari matahari tata surya kita.
iAll ah m en er im a t aub at hamb a-hamb a- N y a ( m emb er
Allah disifati kata Wdbid seperti antara
mereknpengampunmidanmengambilsedekah?"(QS.
lain dalam firman-Nya:
At-Taubah [9]: 104).
)*)i !;'1i i Sl ^tl-'J-Jr'i"Jl lqy
Bukankah Allah sendiri dalam Al-Qur'an
"Tuhan-Mu adalah Tuhan yang Wibid, tiada Tuhan
menggunakan kata-kata tij 6r ah ( ;rQ perniagaan)
selain Dia, Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha
ba'i ( g. [jula beli]), qardh ( rri [kredit]) dan
Penyayang" (QS. Al-Baqarah [2]: 163).
sebagainya" (QS. Ash-ShAf [61]: 10). Demikian,
wa All6h A'lam. * M. Quraish Shihab * Sementara ulama berpendapat bahwa kata
wAHrD 1,szt3) WAbid dalam ayat ini menunjuk kepada keesaan
KataWdhid ( gt: ) terambil dari akar kata yang Zat-Nya disertai dengan keragaman sifat-sifat-
Nya. Bukankah Dia Maha Pengasih, Maha
terdiri dari huruf-huruf utAuJ, h6', dan ddl yang
mengandun g aurti tunggal atau ketersendirian. Penyayang Mahakuat, Mahatahu, dan sebagai-
Dalam al-Qur'an, kata wdhid ( -ut1 ), teru- nya. Sedang kata Ahad ( 1;-i ) dalam QS. Al-
lang sebanyak 30 kali, 23 kali di antaranya IkhlAsh [112] mengacu kepada keesaan Zat-Nya
saja tanpa memerhatikan keragaman sifat-sifat
menunjuk kepada Tuhan, dan 7 kali selebihnya tersebut. Demikian, wa Allkh A'lam. (Lihat juga
kepada bermacam hal, yaitu makanan, salah satu
entri Ahad). t M. Quraish Shihab *
orang tua, saudara, pintu, air, pezina, dan
wAHtDA (t:+i)
kebinasaan.
KataWdhid yang menunjuk kepada Allah, Kata wahidk (t+: ) berasal dari kata wahada-
*j - 4 -y ahidu-wahdah ( ;
kebanyakan tidak dirangkaikan dengan sifat- )- ) ). Kata wahadn
Nya yang lain. Beberapa ayat dirangkaikan ( r-i) berakar dari huruf-htruf w1w ( 1tj), hd'
secara langsung dengan slfat al-QahhA, ( ,Qat).
("1L1, dan ddl ( Jri ), yang mengandung arti
Ini sangat sesuai, bukan saja karena konteks ayat 'tidak bersilang' atau 'awal dari bilangan'. Dari
menghendaki penonjolan sifat keperkasaan-Nya
melainkan juga antara sifat Wdhid ( -t-t1 ) dan kata tersebut berbentuk k ata wabidd ( l:+ ) ) yang
diartikan sebagai 'berdiri sendiri', 'tidak ada
Qahhkr ( ,W), berhubungan erat satu sama lain.
samanya', baik di dalam arti positif maupun
Siapa yang tunggal, dengan sifat-sifat semPurna,
pastilah mampu menampakkan keperkasaan. negatif, sebagaimana ia dipahami pula dalam
Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa kata arti 'tidak ada yang terlibat dengannya'. Ahmad
Wdhidber arn " sesuatu y ang tidak terdiri dari bagian- Warson Munawwir mengartikan kata wahidh
bagian dan tidak berdua." Allah adalah Wdbid dalarr
( l:+ ) ) dengan' y ang esa',' tunggal','sendirian',
dan'tidak ada bandingnya'.
Kata wahidd (\+j ) disebutkan hanya
sekali dalam Al-Qur'an, yakni QS. Al-
Kajian Kosakata r 050
Wahicla WahidA
MuddatstsirlT4l:lL,dzamiwamankhalaqtuwahidn Al-Qalam [68]: 13, dijelaskan bahwa Al-
(d(a+k 3ter"h^aada*p1;o'traOngt = Biarkanlah Aku bertin- Walid adalah seorang yang tidak dikenal oleh
yang Aku telah mencip- masyarakat, siapa orang tuanya; dan (d)
takannya sendirian [w ah0d6l). sendirian dalam arti tidak memiliki harta,
tidak pula anak.
Para mufasir berbeda pendapat mengenai
Dari beberapa pendapat di atas, M. Quraish
maksud kata wahidd (\+) ) di atas, akibat Shihab mengakui kecenderungannya memahami
adanya berbagai kemungkinan tentang ke- maksud katawahidh (t:*: ) dengan 'sendirian',
dudukan tata bahasa bagi kata tersebut; atau khususnya dalam arti yang ditunjuk oleh butir
3 (a). Pilihan ini didasarkan pada pengamatan
dengan ungkapan lairu akibat adanya berbagai
terhadap kandungan ayat-ayat berikutny+ yang
kemungkinan kebahasaan tentang kaitan kata
kesemuanya berbicara tentang bertebarannya
wahidh dengan redaksi sebelumnya. Dalam hal
anugerah Allahyangberaneka ragam, yang telah
ini, M. Quraish Shihab dalam Taftnr Al-Qur'6n Al-
dilimpahkan kepada Al-Walid bin Al-Mughirah,
Kafim dm Tafstr Al-Amfrnalt, menghimpun berbagai tokoh yang dibicarakan oleh ayat ini. Ayat-ayat
pendapat yang ada lalu menyimpulnya sebagai berikutnya menggunakan huruf wiw ( 5t1)
berikut. berarti 'dan' sehingga hal ini menunjukkan
1,. Bila kata wahidd (\+) ) berfungsi menje- bahwa ia berkaitan dengan sebelumnya.
Dalam suatu riwayat dinyatakan bahwa
laskan keadaan "Yang menciptakan" (Allah),
pada masa turunnya ayat ini, Al-Walid digelari
yang dipahami dari kata khalaqtu ('.fu = al-wahid karena keistimewaan-keistimewaan
yang dimilikinya sehingga ayat ini merupakan
yang Aku telah ciptakan, maka ayat di atas ancarnrm sekaligus ejekan kepada Al-Walid, yang
merasa dirinya memiliki keistimewaan yang
berarti "Biarkan Aku bersama dengan dia tidak dimiliki oleh orang lain. Seakan-akan Allah
berfirman, "Biarkan Aku menghadapi dia yang
yang Aku ciptakan sendirian (tidak ada yang
menggelari dirinya dengan al-wabid atau meng-
terlibat bersama Aku dalam penciptaan- anggap dirinya memiliki keistimewaan yang
tidak dimiliki orang lain".
nya)". Katawahidd (t|S:= sendirian) di sini
Al-Maraghi mengemukakan bahwa Al-
seakan-akan menguatkan kandungan kata Walid dinamakan "al-utahid" (yang sendirian;
satu-satunya) karena dia adalah satu-satunya
khalaqtu( :- ilr ). orang di antara kaumnya yang paling banyak
Bila kata wahidd (t+J ) dijadikan sebagai
hartanya, termasuk di dalamnya tanaman,
penjelasan.tentang objek yang dibiarkan,
ternak, dan perniagaan. Dia memunyai kebun-
dzarni ( G)t = biarkan Aku)-dalam hal ini
Allah-maka ayat tersebut berarti "Biarkan kebun yang tidak berhenti mengeluarkan hasil,
ada yang berbuah hanya di musim dingin, dan
Aku sendirian menghadapi dia yang Aku
ada pula yang berbuah di musim panas sehingga
ciptakan". jadi, tidak perlu kamu, hai
tidak berhenti memetik hasil. Di antara Mekah
Muhammad, atau orang lain terlibat dalam dan Thaif, dia memiliki unt+ kuda dan ternak,
serta budak laki-laki dan perempuan. Dia
menghadapinya. memunyai sepuluh anak laki-laki yang selalu
Bila kata wahidd (t+i ) dikaitkan dengan bersamanya menghadiri upacara-upacara dan
majelis. Adapun anak perempuannya tidak
objek dari man khalaqtu ( i-.a]; ;r = yang Aku disebut karena adat zaman |ahiliyah tidak mau
telah ciptakan)-di dalam hal ini manusia
yang membangkang itu (Al-Walid)-maka
ayat itu berarti "Biarkan Aku menghadapi
dia yang Aku ciptakan sendirian". Yang
dimaksud dengan'sendirian' di sini adalah
(a) sendirian dalam keistimewaan yang
dimilikinya (tidak ada samanya); (b) sendi-
rian dalam kejahatan-kejahatan yang dilaku-
kannya; (c) sendirian di dalam arti seseorang
yang tidak dikenal siapa ayahnya. Dalam QS.
Erusirlopenrn Al-Qun',tN
\Vahid6 Wah1,
menyebut-nyebut anak peremPuan. Tiga dari ke- Allah 'sendiri' yang menguasai orang itu (Al-
sepuluh anaknya masuk Islam, yaitu Khalid, Walid).
Hisyam, dan Imarah. Allah telah melapangkan
rezeki Al-Walid dan memberinya umur yang Berbeda dengan pendapat Ar-Razi dalam
panjang serta menganugerahkan kehormatan
dan kepemimpinan. Dia juga dijuluki "raihanatu t+jMafdtihul Ghaib b ahwa wahidk ( ), dalam ayat
Quraisy" ( ,V')'uf;-.,=selasih kaum Quraisy). Oleh ini bukan disifatkan untuk Allah; sebab, tidak
karena itu, lanjut Al-Maraghi, biarkan Allah disebut pun sudah jelas bahwa Allah berdiri
menghadapi diayang Allah keluarkan dari perut sendiri. Yang dimaksudutahidi(t+j ) menurut
ibunya tanpa harta dan anak; kemudian, Allah pakar tafsir tersebut ialah Al-Walid itu sendiri,
lapangkan baginya rezeki dan kehormatan besar, yang karena pertolongan Allah menjadi kaya,
tetapi dia mengingkari (kafir) terhadap nikmat-
meskipun pada mulanya dia hanya hidup dalam
nikmat Allah swt.
Muqatil menafsirkan ayat di atas, "Biarkan kesepian dan sendirian, narnun setelah Al-Walid
Aku menghadapi dia karena Aku akan mengkhu- kaya-raya, dia lupa akan kesendiriannya dahulu.
suskan kebinasaannya". Di sini terdapat anc€unan Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa
keras terhadap kedurhakaan, keingkaran, dan ke- yang dimaksud dengan wahidd (t+i ) dalam
sombongan Al-Walid karena dia mendapat ayat tersebut, adalah bahwa Allah sendirian
kelapangan harta dan kehormatan. Al-Walid
yang akan menghadapi Al-Walid yang telah Dia
berkata 'Aku adalah orang terhormaf anakorang
terhormat. Tidak ada seorang Arab pun yang ciptakan; atau Allah yang akan menghadapi Al-
menyamai aku dan tidak pula seorang Arab yang Walid yang Dia ciptakan sendirian.
menyamai orang tuaku." Akan tetapi, Allah oo Muhammadiyah Amin ,e
menghinakannya dan menghinakan pula julukan- WAIIY { riS)
Kalawahy (;t) yang dalam bahasa Indonesia
nya sehingga Dia memalingkan julukan itu dari
tujuan yang mereka maksudkan, yaitu untuk disebut dengan 'wahyu' merupakan bentuk
menyanjung dan memujinya menjadi cacian serta mashdar yang berasal dari akar kata wdw, b6' dan
celaan terhadapnya. Mak4 Allah menjadikan Al- A6' ( -16- ,G - jt'1).Ia merupakan bentuk tung-
Walid sebagai satu-satunya orang yang berada gal, dan jamaknya adalah wtlbiyy ( Fj ); rrt,
dalam kejahatan, kekejian, dan kehinaan. pola dengan kata halyu ( its ) yr.g bentuk
jamaknya adalah huliyy I
Menurut Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, t Jr dalam
bahwa intisari dari ayat yang dikaji ini ialah Katawahy (;j) derivasinya
menyuruh Nabi Muhammad saw. agar me- dan
neruskan usahanya mengadakan seruan dan
Al-Qur'an disebut sebanyak 78 kali, dengan
dakwah, memberi peringatan kepada kaumnya.
Beliau tidak perlu turut memikirkan orang yang ;'riperincian: awhd ( ) disebut 8 kali, antara lain,
menyombongkan diri mtunpu, kaya dan terhor-
dalam QS. IbrAhim [14]: 13 dan QS. An-Najm
mat, lalu menjadi penentang seruan Nabi, seperti
Al-Walid. fadi, serahkan saja kepada Allah untuk [53]: 10; awbaitu ('-"\l ) 1 kali dalam QS. Al-
Ma'idah [5]: 111; awbaind ($\i ) disebut z4kali,
membereskan orang itu karena yang mencipta-
kan dia adalah Allah sendirian; tiada berserikat antara lain, dalam QS. An-NisA' l4l:763, QS. Al-
dengan yang lain. Allah mudah menentukan
hukum kepada makhluk-Nya yang sombong itu. Qashash l28l:7 dan QS. Asy-SyffrA l42l:13; nirhi
(,r'-i ) 4 kali, antara lain, dalam QS. An-Nahl
Dengan begitu, makna yang terkandung dalam
|iol: +e; nfihihi ( +'; ) 2 kali, dalam Qs. Ati
katawahidi (\+) ) di ujung ayat adalah bahwa 'ImrAn l3l: M dan QS. Y0suf l12l: 1.02; nitbihd
(r+'; ) 1 kali dalam QS. HOd [11]: 4e; yirhftn
( o';';- ) l kali dalam QS. Al-An'Am {61:12L;yithi
(€';- ) 4 kali, antara lain, dalam QS. Al-An'Am
q'i16] 112 dan QS. Saba' [34]:5 0; ydthiya (
) ,t
kali dalam QS. Asy-Syffrl.[42]:51; ihiya (,g':i )
lL kali, antara lain, dalam QS. Al-Kahf [l8i:27
Kalian Kosakata 1As2
Wahy' Vf al:),
dan QS. Al-|inn l72l: 1.; yitha ( C'i- l t kali dalam hanya memberikan kepada kaumnya suatu isya-
QS. Al-An'Am 16l:93;yilhd( u7'rl- ) 14kali, antara
Iain, dalam QS. Y0nus [10]: L5, 109 dan QS. rat, tanpa mengungkapkannya dengan ucaPan
Fushshilat l41l:5; wabyun (?j) disebut 2kali, yang jelas; (4) Bisikan setan (..,G.lir ,-rt;i),
yaitu dalam QS. Al-Anbiyd' l21l: rl5 dan QS. An- seperti firman-Nya dalam QS. Al-An' Am 16): 121:
[53]: 4; wahyan ( t]j ) disebut "Dan demikianlah Kami jadikanbagi tiapliap nabi itu
Najm 1 kali di musuh, yaitu syaitan-syaitan @ari jenid manusia dan
QS. Asy-Syur| l42l: 51.; wahyini
dalam (+j )2 (j eniil jin, sebagion muekn membisikkm kepada sebagtan
kali, yaitu di dalam QS. Hffd [11]: 37 dan Al- y ang lain perkataan-perkatam y ang indah-indah untuk
menipu (manusid";dan (5) Apayang disampaikan
Mu'min0n l23l:27; dan wahyuhfi ('+i ) disebut
Allah kepada para malaikat sebagai suatu
1 kali dalam QS. Thaha l20l:174.
perintah yang harus mereka kerjakan, seperti
Menurut Al-Ashfahani dalam Mufraddt
firman Allah di dalam QS. Al-AnfAl [8]: 12:
Gharib al-Qur'ffn, makna awal dari kala wahy.
" (lngatlab, ketikn Tuhanmu manalryuknn kepada para
(;t).adalah "isyarat yang cepat" ( g')t S,.i
A-/t;tu\t ); ia bisa berupa ucapan dalam malaikat: "sesungguhnya Aku bersama kamu, maka
bentuk lambang dan isyaiat ( F *'f<Mt
,rt;3\ ,lt 1, atatdalam bentuk suara yang tak (,f':)teguhknn @endiriari orang-orang y mtg telah beriman" ."
tersusun 1 ){'}t f ); ?'r4),atau_juga_beru-
pa isyarat anggoti badan (C:t'*t P Jt!t9b). Makna etimologis dari kata waW
Karena wahy ( ,,-i ) memiliki dua ciri utama,
seperti yang dijelaskan di atas memang lebih luas
yakni "samar" darr"cepat" ( eL'j)ts'rrilr ), maka
ketimbang makna terminologisnya yang dapat
secnra etimologis kata tersebut kerap diartikan diuraikan dalam tiga definisi, bergantung pada
sebagai, "permakluman secara sEIInar, cepat, dan aspek mana kata tersebut dilihat. Kendati
terbatas hanya kepada orang yang diinginkan, demikian, makna terminologis itu dapat dikem-
balikan kepada makna etimologisnya, yaitu
tanpa diketahui oleh orang lain". Dengan demi- "permakluman secara samar, cepat, dan ter-
;'))Y,ran, waby ( dengan berbagai derivasinya- batas". Ketiga definisi wa@ (,fi ) itu adalah:
dari sudut pengertian etimologisnya-mencakup (1) Dilihat dari aspek nomina abstrak
hal-hal berikut: (mashdar), yakni "pewahyuan" ( ,r!i)r '&),*rAy
(1)Ilham yang bersifat naluriah pada (;i) didefinisikan sebagai "suatu pemberita-
manusia 1oU).CPr lQyr ), seperti firman huan secara rahasia dari Allah swt. kepada para
Allah swt. dalam QS. Al-Qashash [28]: 7: "Dan nabi, baik melalui perantara mauPun tidak"; (2)
knrni w ahy ukmt flhamknd kep ada ibu Musa; " Susuil ah Dilihat dari aspek hasil dari proses pewahyuan,
dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka Mkautahawmabmy a(;dt)Ab-dsuehba-agadiamlaanha"dpieknatgaektaanhuoalenh
jatuhkanlah dia ke sungai (NiD"; (2) Ilham yang fi(' lnl,:u's ) yang ada pada diri seseorang dengan
bersifat instingtif pada hewan 1 iss-jSt pQ\t keyakinan bahwa pengetahuan tersebut bersum-
o6;n, ), seperti firman-Nya dalam QS. An-Nahl
ber dari Allah, baik melalui perantara maupun
[16]: 68: "Dan Tuhanmu manahyukan kepada lebah: tidak". Menurut Abduh seperti yang dikutip oleh
" Buatl ah sar ang-s ar ang di bukit-bukit, di pohon-pohon Rasyid Ridha dalam al-Wahyul Muhammadiy,
wahyu berbeda dengan ilham, karena yang
kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia" ; (3) disebut terakhir adalah "gejala kejiwaan (wijdhnl
Isyaratyang cepat dalam bentuk sandifiambang/ .rtGy ) yang diyakini secara naluriah dan men-
dorong kepada apa yang dicari tanpa adanya
simbol sebagai suatu permakluman, seperti suatu kesadaran dari mana datangnya gejala
firman-Nya dalam QS. Maryam [19]: 11: "Maka tersebut, seperti halnya rasa haus dan lapar, sedih
ia keluar dari mihrab mmuju knumnya, lalu ia memberi dan gembira". Dengan pemilahan seperti ini, jelas
isy arat kepada mereka; hendnklah knnu bertasbih di waktu kiranya bahwa definisi Abduh ini telah cukup
pagi dan petang" . Mengenai ayat ini, para pakar
tafsir menjelaskan bahwa Nabi Zakariya as. QS.
r 053 Ar--Qu n'aN
-ENsrt<LoPEDIA
Waby Wahy
tegas membedakan antara wahyu di satu sisi, dan semesta alam"); (3) Mimpi yang benar saat tidur,
ilham serta pengetahuan sufistik (al-kasyf al-shttfi) ' ar-ru'y k ash-shhtihah jl-*oia*' 1 ^lrijlt $\t
163l d ), seperti perintah Allah swt. kepada
di sisi lain; dan (3) dilihat dari aspek maksud dari
suatu pewahyuan, maka penyebutan wahy Nabi Ibrahim as. untuk menyembelih putranya
Ismail as., melalui mimpi (QS. Ash-Shinftt [37]:
( ;t)dalam bentuk mashdnrlrtZ (infinitif ) ini- 102). Mayoritas ulama berpendapat bahwa
wahyu melalui mimpi ini tidak dialami oleh Nabi
sebagaimana dalam Mu'jam Alfdzh al-Qur'6n-
Muhammad saw., karena seluruh wahyu beliau
dimaksudkan sebagai maftrl bihll Jil; (oblet;,
terima dalam keadaan terjaga.
yakni mfihd bihi ( * ;lllsesuatu yang diwah-
Kedua kategori turunnya wahyu kepada
yukan), sehingga kata waby ( ;t) didefinisikan nabi sebagai dikemukakan di atas, sebenarnya
telah dinyatakan dalam satu aya dalam Al-
sebagai "firman Allah swt. yang diturunkan Qur'an, yaitu dalam QS. Asy-SyurA,[42]:5'1. ("Dan
kepada para nabi-Nya". Definisi terakhir ini
hampir sama dengan makna "wahyt" dalam tidakmungkin bagt seorang manusiapun bahwa Allah
Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu "petunjuk
dari Allah yang diturunkan hanya kepada para berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan
nabi dan rasul melalui mimpi dan lain seba-
wqu atau di belakang tabir atau dengan mengutus
gatnya".
seorang utusan (malaikail lalu diwalryukan kepadnny a
Dari paparan di atas, dapat dikatakan
dengan seizin-N y a ap a y ang D ia kehendaki. S esung-
bahwa wahyu ( ;t) dalam pengertian termino-
guhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana").
loginya dapat diklasifikasi menjadi dua kategori:
Yang dimaksud dengan "kecuali melalui
Pertama, wahyu melalui perantaraan
perantaraan wahyu" -illd wahyan (Vjtl))-
malaikat yang turun kepada Nabi melalui salah
pada ayat di atas adalah dimasukkannya wahyu
satu dari tiga cara: (1) Nabi melihat secara
tersebut langsung ke dalam hati Nabi atau
langsung bentuk asli malaikat pembawa wahyu; melalui mimpi; dan maksud "dari belakang
(2) Nabi melihatnya dalam bentuk manusia, tabir" -minwari'ibijdb (.:t*r ):':'U )- adalah
seperti berwujud seorang yang mirip Dihyah Al-
Kalbi; dan (3) Nabi tidak melihat langsung Allah berbicara langsung kepada Nabi tanpa
malaikat, baik dalam bentuk aslinya maupun
penjelmaannya menjadi manusia, tetapi keda- memperlihatkan dzat-Nya. Kedua cara turunnya
tangan malaikat tersebut diketahui oleh Nabi
wahyu ini masuk dalam kategori kedu4 yaitu
dan terdengar seperti bunyi lonceng atau suara wahyu yang diturunkan tanpa perantara.
Adapun maksud dari "dengan mengutus seo-
yang sangat dahsyat.
rang utusan" - rw yursila rastilm ( \';:, 'J-';- 'ri )-
Kefuta, wahyu yang turun tidak melalui
perantaraan malaikat. Dalam hal ini, wahyu adalah turunnya wahyu melalui kategori
diturunkan melalui salah satu dari tiga cara: (1) pertama, yakni melalui perantara malaikat
Ditancapkannya wahyu tersebut langsung ke
pembawa wahyu, fibril as., yang namanya
dalam hati Nabi, dan Nabi yakin bahwa wahyu
disebut seceira eksplisit dalam QS. Al-Baqarah
tersebut berasal dari Allah; (2) Allah swt.
l2l:97, dan dijuluki sebagai Ar-Rirhul Aminl
berbicara langsung kepada Nabi tanpa memper-
lihatkan diri-Nya yang Mahasuci, seperti yang ;\t 1_'fli(QS. Asy-Syu'ard' [26]:192-193) dan
di al ami oleh Kalimull ah, N abi Mus a as., yan g dia- Rfihul Qudus lu3i)t crl (as. An-Nahl [16]: 102).
badikan dalam QS. Al-Qashash [28]: 30 (Maka Dalam tinjauan teologis, wahyu menempati
tatkala Musa sampai ke (tempail api itu, diserulah dia
posisi yang sangat penting dalam sistem
dnri (arah) pinggir lembah y wtg sebelalt kmtmfuy d pada keyakinan Islam, terutama dalam kaitannya
tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon knyu, yaitu: -didengan masalah kenabian (nubuwwah) yang
"Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan samping masalah ketuhanm(ilihiyyah) dan keya-
kinan-keyakinan yang menempatkan wahyu
-sebagai sumber primernya (sam' iyy 6t) merupa-
Kajian Kosakata 105 4
Wail
kan salah satu topik inti keimanan. Dengan kata dang kata itu diartikan sebagai 'kemiskinan (a/-
lain, wahyu-seperti halnya mukjizat-meru- wais), krena kemiskinan mengantar seseor.rng
pakan elan vital yang, tanpa keduanya, mustahil
nubuwwah dan risdlah dapat dibicarakan. kepada penderitaan dan kenistaan. Kata wailah
Karena posisi wahyu yang sedemikian I zL:-t), yang terbentuk dari kata wail, diartikan
penting dalam akidah Islam, tak aneh bila al-
Qur'an memuat tidak kurang dari 78 kali kata sebagai 'musibah/cobaan' karena orang yang
yang berasal dari akar kata wAw, hA' dan yd'
mendapat musibah selalu merasakan kesedihan
(et:-- eG - )t)).Hal ini menunjukkan bahwa
dan kepedihan.
mengimani kebenaran wahyu adalah kewajiban
Di samping itu, terdapat kata wail yang
bagi setiap mukmin, karena hal ini berkaitan
dengan salah satu rukun iman, yakni beriman dinisbahkan kepada pembicaranya, sepefti yd
kepada semua kitab suci Allah yang tidak lain
waitati ( [*:4= celaka aku) (QS. Al-MA'idah [5]:
adalah wahyu yang Allah berikan kepada para 31), yd = celaka kami) (QS.
nabi dan rasul-Nya. Allah swt. berfirman: wailatanh (6:* Al-
" Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu Kahfi [18]: a\, yd wailanh t-t*:i-= celaka kami)
kEadamu sebagaimana Kanti telah membuikan walryu (QS. Al-Anbiyd' l2ll: 14).
kepadn N uh dmr nabi-nabi y ang kemudinnny a, dnn Kfrmi Di samping itu, ada pula yang dinisbahkan
(,lfikepada orang kedua, seperti w ail ak
telah memberikm walryu Quld kepada lbrahim, lsma' il, = celaka
lshak, Ya'qub dan anak cucunya, 'Isa, Ayyub, Yunus,
enqkau) (QS. Al-AhqAf [46]: 17) dan wailakum
Harun dan Sulaiman. Dm Kami berikan Zabur kepada ( i(l3J= celaka kamu) (QS. Thaha [20]:51).
Daud." (QS. An-NisA' [4]: 163) Keseluruhan ayat yang menyebut katawail
Dengan demikian, turunnya wahyu yang
dengan segala bentuknya memberi penjelasan
tertuang dalam Kitab-kitab Suci dan Shuhuf
merupakan sesuatu yang sangat penting bagi bahwa kata itu digunakan oleh Al-Qur'an untuk
kehidupan manusia, agar risalah para rasul
tetap dapat dilestarikan dan diamalkan, teruta- menggambarkan kecelakaan besar. Kecelakaan
ma risalah penutup yang merupakan nikmat
Allah terbesar bagi umat manusia sampai akhir dimaksud bersifat umum, termasuk semua pen-
zaman. Dan, risalah penutup atau wahyu deritaan atau perasaan yang menyedihkan.
terakhir-dalam pengertian terminologis-itu
tak lain adalah al-Qur'6n al-Kafim. *lrfan Mas'ud * Kecelakaan yang digambarkan dengan kata wail
wan{ Ji-j ) menurut Al-Qur'an ada yang sedang dialami di
Dalam Al-Qur'an disebut 40 kali dalam 27 surah, dunia dan adayang akan dialami kelakdi akhirat.
di antarnya dalam QS. Al-Baqarah [2]: 79, QS.
Kecelakaan yang dialami di dunia ialah seperti
AQlS-H. Auml-Mazuarhsa[l1d0t4]l:717,l:Q1S5.,A1l-9M, 2a4'0, n27[1,3047,]3:47s,eqrta,
apa yang diterangkan dalam QS. Al-Mflidah [5]:
45,47, dan49.
31 yang berbicara dalam konteks perasaan sedih
Kata wail ( .F-j) digunakan dengan arti
yang dialami oleh Qabil yang tidak dapat me-
'kecelakaan/kebinasaan'. Pada perkembangan ngatakan bagaimana menguburkan mayat
saudaranya. QS. Htd l11l: T2berbicara mengenai
selanjutnya, kata ini memunyai arti yang perasaan istri Ibrahim yang akan melahirkan
beraneka ragam, misalnya'salah satu lembah padahal usianya sudah lanjut.
di neraka' karena setiap orang yang menghuninya Adapun kecelakaan yang akan dihadapi di
merasakan kenistaan dan kebinasaan. Terka-
akhirat antara lain diterangkan dalam QS. Al-
Humazah [104]: 1, yaitu tentang ancaman Allah
terhadap orang yang pengumpat dan pencela,
dan QS. Al-MA'0n ll07l: 4 mengenai anciunan
Allah kepada orang yang tidak sungguh-sung-
guh melaksanakan shalat, riya dan tidak mau
menolong orang lain. Bentuk kecelakaan yang
akan dialami di akhirat tidak dijelaskan di dalam
ayat-ayat yang berkaitan, tetapi menurut
kebanyakan ahli tafsir berdasarkan petunjuk
r 055 ENsir<lopnoia, Al Qun'aN
Wajabat Wajabat --rt
I
l
i
dari ayat-ayat yang menerangkan siksa yang ghhrat (,r'rG = mata cekung); (7) 'berdebar-de-
dialami orang-orang yang ingkar, yang dimaksud bar', seperti dalam kalimat wajabal-qalbu
(( 'i,i*rj,)L',r-,ri)=
adalah siksa neraka. yang berarti rajafa wa khafiqa
(8)'takut',
Menurut Al-Qur'an, kecelakaan tersebut hati berdebar-debar);
disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:
a. Mendustakan kebenaran (agama). Hal ini yseapnegrtbi edraalartmi kkdanalimjaabtdwnaajnab(a$r-+rajuJl tS( b=')ia\ ;'))
dinyatakan Allah dalam Al-Qur'an, seperti adalah
dalam QS. Al-Murs aldt l77l: 15, 19, 24, dalrr 28. laki-laki penakut); dan (9)'memerah susu sekali
b. Kafir terhadap ayat-ayat Allah seperti dalam sehari', seperti di dalam kalimat wajjabaful6nun-
QS. Maryam l19l:37 dan QS.Ibr6him [1,4]:2. ndqat a ( ai6r .r#'-L') ) yang berart i I am y ahtibhd
c. Mempersekutukan Allah dengan ciptaan- (;i\fil-uaumi wal-lailah ill6 marratan wdhidah
Nya (syirik) seperti dalam QS. Fushshilat [41]: ;7\toa, JU\ c';t eq)x" rJ = Fulan itu ti-
6. dak memerah susu unta dalam sehari semalam
d. Berbuat miayalzhalim terhadap diri sendiri kecuali sekali).
atau orang lain, seperti dalam QS. Al-AnbiyA' Kata wajabaf hanya satu kali disebutkan
l21l: e7. dalam AlQur'an, yaitu dalam QS. Al-Hajj [22]:36:
e. Mencela dan mengumpat, seperti dalam QS. \e fi I'l p G;i,;a; Ciii
Al-Humazah [104]: 1. * A. Rahman Ritonga * 1;k q* *i t\t"3i; YpL 4i 7i \$,u
WAIABAT('c.+i ) d'r $r.: a,S "1;51 e.;l,i \;Lii ui,
Kata w aj ab at adalahfi ' I m fr dhi (kata kerj a lamp au ) 'or'31!"6a
untuk orang ketiga tunggal wanita, berasal dari
kata waj aba-y ajibu-wujitban-wa wajban wa wajiban (Wal-budna j a' alndhk lakum min sy a' 6irill6lt lakum fihh
khairun fadzkurtt ismallihi 'alaihh shawkffa, faidzd
( tbti tAj - q;\ -'.i" -',;, ) yang da- waj abat junttbuhk fakultt minhi wa ath' imul-qdni' a wal-
mu' tarr*, kadzhlika sakhkharndhi hkum la' allakum
pat diartikan dengan beberapa makna sesuai
tasykurfin)
dengan konteks kalimatnya antara lain (1 )'tetap, (Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu
wajib, mesti', seperti dalam kalimat wajabasy-
sebagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan
syai' ( bt berta'*rt;i jtsaba) taatawuawlaajzaibmaal-a(mljr'u-$( ;\t'*=;itetapl
yang yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama
dan mesti sesuatu/perkara itu); (2) 'makan sekali Ahalx ketikn ksmu maty embelihrry a dnlam keadam berdii
( dm telah teriknt). Kemudian, apabila telah roboh (mati)
sehari' seperti dalam kalimat wajaba wa wajjaba
maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang
wa auj abar-rajutu ( S*')r ;'jD'-1'r; *:) y yg yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak
iltiberafii akala aklatan wdhidatan fin-nahdri (
J.fi meminta-minta) dm orang y ang meminta. Demikianlah
)qt eiyft=Lakilaki itu makan sekali dalam
Kami telah menundukkan unta-unta itu kEada kamu,
sehari); (3) 'roboh atau runtuh', seperti dalam
mu daLr-mu dnhnn kmnu b u sy ukur ).
kalimat y.q\waj abal-h6' ith ( * : )yang berarti
saqatha ilal-ardh (,r"t<!t ;\e = dinding itu Kata wajabat (+j ) dalam ayat ini me-
roboh ke tanah); (4) 'jatuh dan mati', seperti ngandung arli (1) saqathat 'alal-ardh ba'dan-nahr
dalam kalimat wajabar-rajut t,b")t **]) yang ( fit t- e:r\t ,P?-bX- = roboh ke bumi se-
berarti saqatha wa mhta ( oC:, Lit = lelaki itu
sudah disembelih) atau (2) zahaqat arutkhuhd wa
jatuh dan meninggal dunia); (5) 'terbenam',
faqadat al-harakah t r?Vr -Gj Gt :iri "c-;, =
seperti dalam kalimat wajabatisy-syams
keluar ruhnya dan hilang geraknya ).
( i.3t Qi)yangberarti ghibat( i.{tl,=mata- * A.Hafiz Anshary AZ ,o
hari itu tenggelam); (6)'cekung', seperti dalam
kalimat wajabatil-'ain ('*lt *i) yang berarti
Kajian Kosakata 1 056
Wakil
wAIrLAr( *:l (2) Wajilfin ( r"y'r), satu kali, yanq me-
ngandung arti khi'ifuna fazi'fin (;:"*y O"FG =
Kata w aj il at adalah bent uk fi' I midhi untuk orang
orang-orang yang takut), terdapat di ilalam QS.
ketiga tunggal wanita, berasal dari kata wajila-
Al-Hijr [15]:5]
yaujalu-wajalan wa maujalan (- F";-',hi
>cT ) Vj.lyang berarti khdfa waitasy' ari bil- o*i'& ('13u Ci:\;w 4iitvs\1
khauf ( /'4L, ;eb JG = takut/merasa keta-
(idz dakhalfi 'alaihi faqhlit saldm6. Qila innk minkum
kutan). Sebagian ahli bahasa mengatakan wajilfin)
bahwafi'I mudhdri' dari wajila ( ,8 s ) jugaadalah "Ketika mereka masuk ke tempatnya, mereka me-
pergantian waw menjadi
yaijalu ('H) dengan ngucapknn, "Salarn". Berkata lbrahim, " Saungguhny a
y6, ykjalu ( b6- ) dengan pergantian waw knmi m er as a t akut kep adnnu. "
menjadi alif, atau yijalu ( J*r.l dengan baris
ld (3) Ld taujal ( ];.!t ), satu kali, yang berarti
kasrah pada ya awalnya. Apabila diungkapkan takhaf :
(ilr--) jangan takut), dalam QS. Al-
dengan wazan fa'ula yaf'ulu ( fi- .F ), yaitu
wajula-yaujulu-wajdlatan ( a[e, - ,y";- - ,y,I * !rtHijr [15]:53 QAffi h taltiql.innd nuba2At!:ryyo
bigutdmin'atim(Al u)|).'; Y irti=
maka kata tersebut mengandung arti sydkha
Mereka berkata, "|anganlah kamu merasa takuU
(tV = menjadi tua). Dalam bentuk aujala
sesungguhnya kami memberi kabar gembira
(|tr'ti ) maka artinya adalah akhdfa ( -:wi =
kepadamu dengan [kelahiran seorang] anak laki-
menakutkan).
laki [yang akan menjadi] orang yang alim."). ( )
Kata wajilaf dalam berbagai bentuknya Wajilatun (U')), satu kali, yang berarti khi'ifatun
disebutkan sebanyak lima kali dalam AlQur'an, (AC = orang yang takut), dalam QS. Al-
dalam empat bentuk dengan intisari makna yang Mu'min0n [23]:60:
sama meskipun dalam konteks dan stressing yang on5 e," U) itGi &*ii;t; c o'iiAfis
berbeda: (walladzina yu' tttna mA atuu wa qulirbuhum wajilatun
(1)Wajilat ("+')) sebanyak dua kali yang
keduanya memunyai pengertian yang sam4 yaitu ann ahum il 6 Rabb ihim r aj i' itn )
Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah
bermaknafazi'at wa raqqat isti'zhhtnan wa haibatan
mereka beriknn, dengan hnti y ang takut, [karena mereka
(a;, , t1r$,:)r.U:tj */ = merasa takut dan
tahu balrwal saung-guhny a mereka aknn kembali kepada
hati menjadi lunak karena takzim dan takut). Kata
Tuhan mereka. * A.Hafz Anshary AZ *
tersebut terdapat di dalam QS. Al-Anf6l [8]:2:
wAKir ( ,F s)
"&iit4i i'r l;ttl u"iy -.. ,o:ii t:u)
Katawalil ( ,tr r) terambil dari akar katawakala,
ftnnmnal -mu' minitna all adzin a idzi dzukir all Ahu w aj il at
yang pada dasarnya bermalaapengandalan pihak
qulftbuhum...)
lain tentang urusan yang sehnrumya ditrngani oleh yang
Sesungguhny a orang-orang y ang beriman itu adalah
mengandalkare. Demikian definisi Ibnu Faris.
muekayang apabila disebut nama Allalr, gemetarlahhnti
Siapa yang diwakilkan atau diandalkan
muekn...)
peranannya dalam satu urusan, maka perwa-
dan QS. Al-Hajj l22l:35; kilan tersebut boleh jadi menyangkut hal-hal
tertentu, dan boleh jadi juga dalam segala hal.
*i3 ;+i ltLUL 'u;,.ri't
fr' l.inJ- gsdl Allah dapat diandalkan dalam segala hal- "Dia
(Allah) atas segala sesuatu moladi wakil" (QS. A-
.6Vi
An'Am [6]: 102).
(alladzina idzd dzukirall1h wajilat qulitbuhum wash- Yang diwakilkan boleh jadi pantas untuk
shdbirin a' al 6 m 6 ashib ahum... )
diandalkan karena adanya sifat-sifat dan
"orang-orang yang apabila disebut nama Allah kemampuan yang dimiliki, sehingga hati yang
gemetarlah hati mereka dan orang-orang yang sabar
terhndnp apa y ong menimpa merekn, ...).
I 057 ENstrlopuora Ar--Qun'arv
!Vakil Wakil
mengandalkannya meniadi tenang, dan boleh Kalau demikian, "perwakilan" y arrg diserahkan
kepada-Nya pun berbeda dengan perwakilan
jadi juga yang diandalkan itu tidak sepenuhnya
memiliki kemampuan, bahkan dia sendiri pada manusia kepada manusia yang lain.
dasarnya masih memerlukan kemampuan dari
pihak lain agar dapat diandalkan. Allah adalah Benar bahwa wakil diharapkan/dituntut
Wakil ( ,Ej ) yu"g paling dapat diandalkan untuk dapat memenuhi kehendak dan harapan
yang mewakilkan kepadanya. Namun, karena
karena Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Yang diwakilkan boleh jadi berhasil meme- dalam perwakilan manusia "sering kali" atau
nuhi semua harapan yang diwakilkannya, paling tidak "boleh jadl" yangmewakilkan lebih
sehingga yang mewakilkan merasa cukup dengan tinggi kedudukan dan atau pengetahuannya dari
sang wakil, maka dia dapat saja tidak menye-
yang diwakilinya itu, dan boleh jadi juga tidak
ada jaminan keberhasilan, bahkan tidak berhasil tujui/membatalkan tindakan sang wakil atau
seluruhnya, maka ketika itu yang mewakilkan menarik kembali perwakilannya bila dia mera-
mendambakan wakil lain. Allah Maha kuasa sa-berdasarkan pengetahuan dan keingi-
memenuhi semua harapan yang mewakilkan- nannya-bahwa tindakan tersebut merugikan.
Ini bentuk perwakilan manusia. Tetapi jika
Nya, karena itu Dia menegaskan bahwa,
seseorang menjadikan Allah sebagai wakil, maka
('lS-i {=1,;$ = CukupJ ah Allah s eb ag ai w aldD' (QS' hal serupa tidak akan dan tidak wajar terjadi,
karena sejak semula seseorang harus sudah
an-NisA' [ ]:81). menyadari keterbatasannya dan menyadari
Menjadikan Allah sebagai Wakil, dengan pula kemahamutlakan Allah swt. Apakah dia
makna yang digambarkan di atas, berarti tahu atau tidak hikmah satu kebijaksanaan yang
menyerahkan kepada-Nya segala persoalan' ditempuh Allah, dia akan menerimanya dengan
Dialah yang berkehendak dan bertindak sesuai
dengan "kehendak" manusia yang menyerahkan sepenuh hati, karena: ( 3>::-* i Aii '& ,&i-o =
perwakilan itu kepada-Nya.
'Allah mengetahui dan kamu sekalian tidak
Makna seperti ini dapat menimbulkan
mengetahui" ). (QS. Al-Baqarah [2]: 21'6).
kesalahpahaman jika tidak dijelaskan lebih jauh.
Dalam hal ini, pertama sekali yang harus diingat Ini salah satu segi perbedaan antara
bahwa keyakinan tentang keesaan Allah berarti
antara lain perbuatan-Nya Esa, sehingga tidak perwakilan manusia terhadap Tuhan dengan
dapat dipersamakan dengan perbuatan m;u:tu- terhadap selain-Nya.
sia, walaupun penamaannya mungkin sama. Perbedaan yang kedua adalah dalam
Sebagai contoh, Allah Maha Pengasih (Rabiml
keterlibatan yang mewakilkan. |ika Anda
;t ), Karim ( e-f MfiaPemurah). Kedua sifat
mewakilkan orang lain untuk melaksanakan
ini dapat dinisbahkan kepada manusia, n.unun sesuatu, maka Anda telah menugaskannya
hakikat dan kapasitas rahmat dan kemurahan melaksanakan hal tersebut. Anda tidak perlu
atau tidak harus lagi melibatkan diri. Dalam
Tuhan tidak dapat dipersamakan dengan apa kamus-kamus bahasa, makna ini secara jelas
yang dimiliki oleh manusia, karena mempersa-
makannya mengakibatkan gugurnya makna digarisbawahi. Dalam kamus al-Munjid, misal-
nya diuraikan makna "mewakilkan" antara lain:
keesaan itu. "menyerahkan, membiarkan, serta merasa
cukup (pekerjaan tersebut dikerjakan oleh
Allah swt., yang kepada-Nya diwakilkan
seorang wakil)."
segala persoalan, adalah Yang Maha Kuas4 Maha Dalam hal menjadikan Allah swt. sebagai
Mengetahui, Maha Bijaksana dan segala Maha Wakil, manusia masih tetap dituntut untuk
yang mengandung makna pujian yang wajar
untuk-Nya. Manusia sebalikny+ mereka memili- melakukan sesuatu yang berada dalam batas
ki keterbatasan-keterbatasan dalam segala hal. kemampuannya. Allah, jangan dibiarkan
"bekerja sendiri" selama masih ada upaya yang
Kajian Kosakata l 058
lVa latl
dapat dilakukan manusia. Al-Qur'an kadang-kadang berarti'anak laki-laki'
Dalam Al-Qur'an, kata wakil terulang seperti dalam QS. An-NisA' [4]:176 yang artinya:
sebanyak 13 kali, sembilan di antaranya meru- "Mereka meminta fatwa kedamu (tentang kal6lah).
pakan perintah tegas atau tersirat untuk Katakanlah: Allah memberi fatwa kepadamu tentang
menjadikan Allah Wakil- Di sisi lain, perlu kalilalt $aitu) jikn xormg mminggal dunia, dan ia tidak
dikemukakan bahwa perintah bertawakkal memunyai anak laki-laki dan memunyai saudara
kepada Allah, atau dengan kata lain perintah
menjadikan-Nya Wakil, kesemuanya dapat perempuan, maka bagi saudarany a yang puemptan itu
dikatakan didahului oleh perintah melakukan seperdua dari harta yang ditingalkannya,..." . Dan
sesuatu, baru disusul dengan perintah berta- kadangkala menunjukkan kepada pengertian
wakkal. Perhatikan misalnya QS. al-AnfAl [8]: 61: anak tanpa membedakan anak laki-laki dan anak
atau QS. Al-Ma'idah [5]:23:
perempuan, dan ini yang lebih banyak, seperti
Dari sini jelas bahwa agama bukannya
menganjurkan dengan perintah bertawakkal dalam QS. SabA' l34l:37.
atau menjadikan Allah sebagai Wakil agar Bentuk kedua, yaitu al-wdlid ( ltrJt = bapak/
seseorang tidak berusaha atau mengabaikan
hukum-hukum sebab dan akibat. Tidakl Islam ayah). Istilah ini terulang sebanyak tiga kali.
hanya menginginkan agar umatnya hidup
Istilah lain yang juga sering digunakan dalam
dalam realitas, yaitu realitas yang menunjukkan
pengertian bapak atau ayah adalah al-ab ( -.,<!t =
bahwa tanpa usaha tidak mungkin tercapai bapak/ayah). Meskipun demikian, ditemukan
harapan, dan tak ada gunanya berlarut dalam perbedaan-perbedaan. Menurut Al-Ashfahani,
kesedihan jika realitas tidak dapat diubah lagi.
segala sesuatu yang menyebabkan terwujudnya
Demikian, wa All6h A'lam. * M. Quraish Shihab ,o
sesuatu, memperbaiki, atau yang menampak-
wArAD t i,I
kannya disebut al-ab. Karena itu n abi disebut abul-
Waladberasal dari kata walada - yuladu - wilddatan
mu'minin (,."b"i""St2t jtt4l =bapaklayah orang-orang
(';t\ ) - -'"1;- j-1= melahirkan dan mengeluar-
yang beriman). |adi, kata al-ab berbeda dengan
kan). Kata walad dengan segala derivasinya kata alwdlid (berasal dari kata walada yang berarti
disebutkan sebanyak 102 kali dalam Al-Qur'an
dengan makna-makna yang berbeda sesuai yang melahirkan). Yang jelas, al-ab pengertiannya
dengan bentuknya. Penggunaannya sebagian
lebih luas dari al-wdlid, karena kata al-wilid cende-
besar (93 kali) dalam bentuk ism atatkata benda rung menekankan aspek jenis kelamin (seks),
misalnya kapasitas ayah dinyatakan dengan
dan hanya 9 kali dalam bentuk fi'l atau kata
istilah al-wilid seperti dalam QS. LuqmAn [31]: 33.
kerja. Dalam hal ini, 93 kali dalam bentuk kata Bentuk ketig 4yartu al-wilidhn atau al-wdlidnin
benda tersebut digolongkan ke dalam tujuh
bentuk yang tentunya dengan makna-makna ( ,jn(jt \ 9t-rltrlt= ayah ibu). Untuk kedua orang
yang berbeda. tua biologis yakni ibu dan ayah, AlQur'an lebih
sering menggunakan istilah al-wdliddn atau al-
Bentuk pertam4 yartu al-walad ( 1i Jr= anat wklidain.Istilah ini digunakan sebanyak 20 kali
dalam AlQur'an, seperti dalam QS. An-NisA' [4]:
laki-laki), jamaknya adalah auldd (rlli ) yu"g
7 dan dalam QS. Al-Baqarah [2]:83.
pengertian dan penggunaan-nya tidak banyak Dapat dibandingkan dengan penggunaan
berbeda dengNrkata al-ibn ( g.\t= anak laki-laki). mutsanna dari kata al-ab (L!r=.bapak) y.akni al-
Kata ini terulang sebanyak 56 kali, 33 kali di
antaranya dalam bentuk mufrad atau tunggal, abawaini atau al-abawhni ( Cr'titlt \ J;Yl = ibu
yaitu al-walad, daurr 23 kali di antaranya dalam
bentuk jamak, yutu aul6d. Kata al-walad dalam bapak) yang jarang digunakan untuk menyata-
kan kedua orang tua. Bahkan, bentuk tersebut
sering kali menunjuk kepada kedua nenek
moyang manusia, Adam dan Hawa, seperti
tersebut dalam QS. Al-A'rAf l7l 27. Dalam ayat
tersebut, Tuhan menggunakan istilah abaw aikum
1059 ENsixr-oprua Al Qun'aN
L
-t
Walad Waliy
( &;.i ) untuk Adam dan Hawa dan tidak selama-lamanya.
pernah menggunakan kata al-wdlidkn alalu al- Bentuk ketuiuh, y aitu maulttd ( r"j'y = y u"g
wdlidin sebagai istilah untuk Adam dan Hawa. dilahirkan/anak) terulang sebanyak tiga kali,
Bentuk keempaf yartu al-wdlidah (;nUt = yaitu dalam QS. Al-Baqarah [2]: 233 (dua kali)
dan QS. LuqmAn [31]: 33. Ketiga kata maultrd
ibu). Istilah ini terulang sebanyak empat kali, tiga tersebut memunyai arti yang berbeda, bergan-
kali di antaranya dalam bentuk mufrad atau'frngal
al-wdlidah( ;.rl_r1r ) dan sekali dalambentuk jamak tung pada kata yang menyertai di belakangnya
alwdlidilt (.:l-rJ.lrJl). Istilah al-wilidah dalam Al-
seperti maulitd yang berarti' ay ahlb ap aK karena
Qur'an diartikan dalam kapasitasnya sebagai ibu,
disertai katalahit ( .l ,r_Jl) yaitu dalam QS. Al-
seperti dalam QS. Al-Baqarah [2]: 233 yang
Baqarah l2l:233, sedangkan dalam QS. LuqmAn
artinya: "Para ibu hendaklah menyusukan anak- [31]: 33 berarti'anak' karena tidak disertai oleh
kata tersebut.
anaknya selama dua tahun pmuh, yaitu yang ingin
Sembilan ayat berikutnya dalam bantttkfi'l
mefiyelnpurnakan penyusuan... " . Adapun istilah al-
umm (iVt ) yang juga sering diartikan ibu, justru atau kata kerja lima di antaranya dalam bentuk
pengertiannya lebih luas dari pertama. Istilah
fi'il mhdffi yaitu walada dan wulida ( {: \ ,Jj :
kedua ini di samping berarti ibu, ia juga berarti melahirkan/dilahirkan) terdapat dalam QS. Ash-
inti dan pokok seperti dalam QS. Ati'ImrAn [3]: 7 Shaffat p7j 152 (Allah melahirkan. Dan sesungguh-
yang berbunyi hunna ummul-kitdb wa ikharu ny a mer eka b en ar -b enar or ang- o r an g y mr g bu dust a); QS.
|ir r,Aihutiryauinat (L-, Ar:*t $ ;L=. it,rur, Al-Balad [90]: 3; QS. Al-MujAdilah [58]: 2; QS.
inti/pokok-pokok isi Al-Qur'an dan yang lainnya Maryam [19]: 15 dan 33, sedangkan empat di
[ayat-ayat] mutasyabihat) dan tempat tinggal antaranya dalam bentukl'l mudhhri'yaltu alidu -
atau tempat kembali seperti dalam QS. Al-Qari'ah
- - ljy alidu, yfil adu ( ;- 4" = *el ahirkan l dil ahir -
[101]: 9 y,ang berbunyi fa ummuhtt hdwiyah kan). Terdapat"d.falam QS. H0d 11.11:72 (istrinya
( L-sti, ,l:lt = maka tempat kembali/tempat berkata: sungguh mengherankan, apakah aku akan
tinggalnya neraka Hawiyah). melahirkan anak padahal aku seorang peronpuan tua...);
Bentuk kelima yartuwalidan (tUs= waktu QS. Al-Ikhhsh [112]:23 (dua kali); dan QS. N0h
[71]: 27. Semua kata walad tersebut berarti
masih anak-anak) disebut hanya sekali dalam Al- 'melahirkan atau dilahirkan'. * Nasaruddin l-lmar oo
Qur'an, yaitu dalam QS. Asy-Syu'arA' [26]: 18
yang artinya : " F ir aun meni mo ab, bukankah knmi t el ah
mutgasuhmu di antar &eluarga) kami, waktu masih wALrY I Q:)
Kata waliy ( ,Ji ) b".asal dari waly (j; ) yu"g
kanak-knnak dan kamu tinggal beberapa tahun dari berarti 'dekat'. Bentuk i*uk dali waliy ( /j)
umurmu". Ini digunakan dalam kaitan perdebatan
di antara Musa as. dan Firaun yang dalam akadatalahseapuelirytidw'( a"ql|-iyi a).liD(aCri-a-kJart kata inilah kata-
), yang berarti
sejarah disebutkan bahwa Musa pernah tinggal
bersama Firaun selama 18 tahun sejak kecil. 'dekat dengan', 'mengikuti' , walli ( Jl ) yu"S
Bentuk keenam, yaitu al-wilddn ( olfu)l = berarti'menguasai','menolong',' mencintai', auli
anak-anak/anak-anak muda) disebutkan se- ( j'ri ) yang berarti 'menguasakan', 'memerca-
banyak enam kali dalam Al-Qur'an, empat kali yakan', 'berbuat', misalnya pada auld fulinan
(t\V{ni
dalam arti'anak-anak' yaitu dalam QS. An-NisA' ma'rfifan $fuila)ny',awngalabner(aJrjti'b) ebrebruaartti
kebaikan kepada si
l4\:75,98, dan 127, serta QS. Al-Muzzammil
l73l:17, sedangkan dalam QS. Al-WAqi'ah [55]: 'menolong','membantu','bersahabat', tawdli
17 dan QS. Al-InsAn 176l:19, keduanya berarti
( J; I berarti 'berturut-turtl' , tawalli ( J; I
'anak-anak muda'; yaitu pelayan-pelayan surga
berarti'menetapi','melazimi','mengurus',
dari anak-anak muda; yaitu pelayan-pelayan
'menguasai', istauli 'alaih ( ^:i? j'A ) berarti
surga dari anak-anak muda yang tetap muda
'memiliki','mengalahkan','mengu asar', al-aul6
Kajian Kosakata 1060
\Valiy \A'al i1,
( .,i]li) berarti 'yang paling berhak dan paling dan mengatur langit dan bumi serta segenap
layak', wall6'an ( ;!i ) berarti 'berpaling dari, isinya Diayang menghidupkan dan mematikan,
meninggalkan', dan auld ( S\i ) berarti 'yang Dia yang menetapkan hukum di dunia dan
memberi keputusan akhir di akhirat. Secara
menunjukk.rn anciunan dan ultimatum', seperti umum Allah adalah wali seluruh umat manusia
(QS. Asy-Syird [42]:9) dengan arti penguasa,
pada aulk lak (i1tJ Jri ) yungberarti 'kecelakaan pelindung. Namun, secara umum, Allah wali
bagimu atau bencana/kecelakaan akan mende- orang-orang yang beriman (QS. Al-Baqarah [2]:
katimu maka berhati-hatilah'. 257 danQS. Ati'ImrAn [3]: 68) yakni pelindung
dan penolong orang-orang yang beriman.
Semua kata turunan dalri waly itu menunjuk
Penunjukan Allah sebagai wali yang khusus juga
kepada adanya makna'kedekatan' kecuali bila
disebutkan dalam QS. Ali 'ImrAn l3l:722, yal<ni
diiringi kata depan 'an ( Oe ) secara tersurat dan Allah adalah wali dari dua kelompok Islam yang
ingin melakukan desersi dalam Perang Uhud
tersirat seperti pada wall6 'an ( ,f J] 1 aan melawan kaum musyrik pada tahun ketiga
tawalld 'rn ( *j; ) *ut u makna yang ditun- hijriah dan dalam QS. Al-A'rAf l7l: 196 yang
mengemukakan pengakuan Nabi Muhammad
juknya adalah 'menjauhi' atau 'berpaling'.
bahwa walinya hanyalah Allah yang menurun-
Waliy (,Ji ) dengan demikian memunyai
kan Al-Qur'an dan memberi perlindungan pada
banyak arti, yakni 'yang dekat', 'teman', 'saha- orang-orang yang saleh serta pada QS. Al-
bat','penolong','wal7','sekutu','pengikut', |6tsiyah lafl: D yang menyatakan bahwa Allah
'pelindung','penjagd,'pemimpin','yang men- adalah Wali orang-orang yang bertakwa.
Menurut Ath-Thabarsi, Allah adalah waliy
cintai', 'yang dicintai', dan juga penguasa sama
orang-orang yang beriman karena tiga hal: (1)
dengan waliy (,Jj )bieun-ututk"yaadwjeukltdivha ( ;tj l. Memberi pertolongan kepada mereka dalam
Waliy (.Jj ), waliya
dari menegakkan argumen/ hujjah, dan hidayat (2)
( Jj ) aau- Al-Qur'an disebut 44 kali, sedangkan Memenangkan mereka di atas agarna lawan, (3)
bentuk jamaknya auliy6'( "f,Jii ) disebut 42kali.
Dalam bentuk mufrad, walilf disebutkan antara Memberi pahala kepada mereka karena ketaatan
lain pada QS. Al-Baqarah [2]: 107 dan 282, QS. dan membalas amal-amal saleh mereka.
An-NisA' l4l:45, QS. Al-Ma'idah [5]: 55, QS. Al- Kata waliy, kebanyakan dalam bentuk
A'rdf l7l:155, QS. SabA' [34]:41, QS. Al-IsrA' [17]:
33, serta QS. Y0suf [12]: 101. jamak auliyd' juga menunjukkan pada selain
JarakdNiwaliy, waliya disebutkan antara lain Tuhan, seperti orang-orang yang beriman dan
plpada QS. Ah 'Imran 28, QS. An-Nisfl 14l:76, bertakwa yang disebut wali-wali Allah (QS.
QS. Al-Ahzab [33]:6, dan QS. Fushshilat [41]: 31. Y0nus l10l:62a! dengan arti orang-orang yang
dekat dengan Allah, pencipta-pencipta-Nya,
Dalam AlQur' ankata wally, bentuk ism f6' il
dariwaliya disebut satu kali, yaitu dalam QS. Ar- orang-orang yang dekat kepada-Nya, orang-
orang yang dicintai Allah. Para malaikat juga
Ra'd [13]: 11. disebut wali (QS. Fushshilat [41]: 31) yang
Penyebutan waliy (dalam bentuk mufrad) senantiasa menemani dan mendukung yang
lebih banyak menunjuk pada Allah, dan merupa- beriman lagi istiqamah dalam kehidupan dunia
kan nama dari nama-nama Allah (asm6'ull6hil- dan akhirat. Ada juga kata wali yang menunjuk
pada sembahan selain Allah seperti patung-
husnd). Penunjukan Allah sebagar waliy, antara
patung berhala orang-orang saleh, malaikat dan
lain dalam QS. Al-Baqarah l2l:107 dan 120, QS.
An-NisA' [4]: tt5 dan 75,Q5. Al-An'Am [6]:51 dan jin yang dipuja dan diminta pertolongan dan
70, QS. At-Taubah l9l:116, QS. Al-Kahf 11.81: 25, perlindunganya (QS. Al-Kahfi [18]: 50 dan QS.
QS. Al-Ankabfft [29]: 22, QS. As-Sajadah [32):4
serta QS. Asy-Sy0rA la2l:9 dan 28. Penyebutan
Allah sebagai waliy biasanya diiringi dengan
penafian wali-wali selain Allah, sebab Allah
adalah wali yang hakiki, Dia yang menguasai
106 I ENsrruopp,orn Ar-,Qun'aN
--rl
Waliy Waliy, Al
Az-Zumar [39]: 3). wali juga menunjuk Pada m
setan dan thagut, pemimpin kesesatan yakni
wali orang-orang kafir dengan arti sekutu, II i
teman, pemimpin orang-orang kafir (QS. Al-
Baqarah l2l 257 dan QS. Al-A'r6f l7l:27). Salah satu makam wali; yaitu orang yang beriman dan selalu
bertakwa
Waliy juga menunjuk pada manusia-
untuk mengambil wali di luar umat Islam baik
manusia yang kafir dan durhaka kepada Tuhan orang-orang kafir itu kafir musyrik(QS. Ah'Imran
sehingga disebut wali setan (QS. Al-An'Am [6]:
121 dan 128 serta QS. AU 'ImrAn [3]: 175) yakni [3]: 28 dan QS. An-NisA' {41 7M), kaum Yahudi
pengikut, sekutu, teman, dan yang dekat dengan dan Nasrani (QS. Al-MA'idah [5]: 1) maupun
orang-orang munafik (QS. Al-Ma'idah [5]: 7) seka-
setan. lipun orang-orang kafir itu saudara kandung dan
Waliy jluga dipergunakan dalam hubungan ayah sendiri (QS. Al-Mumtahanah 160l 1). Waliy
interaksi di antara mukmin dan mukmin yang yang dimaksud dalam ayat-ayat larangan itu
lain dan di antara orang kafir dan sesarna orang
kafir. Orang beriman adalah wali sesamanya ialah teman akrab tempat menumpahkan rahasia
orang beriman (QS. At-Taubah [9]: 71) dengan karena mereka memusuhi Islam. *Rusydi Khalid,..
arti penolong, teman, sahabat setia sesamanya
orang beriman baik lakilaki maupun perem- wALrY AL- ( \jljll )
puan dalam memerintahkan yang makruf dan Kata watiy ( Ji ) tetu-bil dari akar kata waw,
mencegah kemungkaran, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan l6m, dNryd', malaa dasarnya adalah dekat.Dari
Rasul-Nya. Demikian pula orang-orang kafir di- sini berkembang makna-makna baru, seperti
sebut wali sesamanya orang-orang kafir karena
p en dukun g, p emb el a, p elin dun g, y an g m enc int ai, I eb ih
saling menolong, bantu-membantu, saling sim- utamt, dan lain-lain, yangkesemuanya diikat oleh
pati di dalam membiarkan kemungkaran dan ke-
benang merah kedekatan.
durhakaan terhadap Allah dan mendustakan
Nabi Muhammad (QS. Al-AnfAl [8]: 73 dan QS. Dalam Al-Qur'an, kata waliy terulang
Al-]Atsiyah [,15]: 19). sebanyak 44 kali. Antara lain bermakna anak,
Waliy juga menunjuk secara khusus pada t em an, y an g b erhak m enikahkan, y an g m ew akil i, y an g
merner dekaknn, set An, keluarga deknt, Rasul saw., Allah
Nabi Muhammad saw. yang disebut di antara
Allah dan orang-orang yang beriman (QS. Al- swt., dan lainlain.
Ma'idah [5]: 55), dengan arti penolong orang-
orang beriman yang berjihad di jalan Allah.
Arti-arti lain yang dituniuk katawaliy dalam
Alquran adalah'anak','kefurunan' (QS. Maryam
[19]: 5) sehubungan dengan permohonan Nabi
Zakariakepada Tuhan agar istrinya yang mandul
dikaruniai seorang pewaris dan pelanjut risalah-
nya; arti'saudata seagama' (QS. Al-AhzAb [33]:
6); arti 'yang menguasai', /yang mengurus','yang
menjaga' (QS. Al-AnfAl [8]: 34) yakni yang
mengurus Masjid Haram; dan arti'ahli waris' (QS.
Al-IsrA' l17l:33 dan QS. An-Naml l27l a\.
Waliy jugamenunjuk pada orang-orang kafir
di dalam konteks larangan dalam umat Islam
Kajian Kosakata 1062
\A'alirv. Al- Walir,, Al,
Kedekatan Allah kepada makhluk-Nya Dukungan dan perlindungan positif dari
dapat berarti "pengetahuan-Nya tentang siapa pun, pada hakikatnya bersumber dari
mereka" dan dapat juga dalam arti "cinta,
Allah dan atas izin-Nya, karena itu dapat
pembelaan, dan bantuan-Nya". Yang pertama
berlaku terhadap segala sesuatu, ini dilukiskan dimengerti pernyataan-Nya bahwa siapa yang
terhadap manusia dengan firman-Nya: tidak menjadikan Allah Waliy, atau tidak
,5.,ti P3',o-*i -y A*i c )LtFii t:ttt irlt dilindungi dan dibantu oleh-Nya, maka yang
*4i,F b *:)
bersangkutan tidak lagi akan dapat menemukan
" Dan sesungguhny a Kami telah menciptakan manusia
dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Waliy lain, dengan perlindungan dan perto-
Kmni lebih deknt kepadany a daripada urat lehemy a" (QS.
Qaf [50]: 16). longan seperti diuraikan di atas. (QS. Al-Baqarah
l2l: 107; Asy-SyfirA l42l:8, M).
Adapun yang berarti cinta, bantuan,
Ayat-ayat di atas menjelaskan bahwa
perlindungan dan rahmat-Nya maka itu tertuju kewalian wililyah ( ail, I Allah kepada orang-
kepada orang-orang mukmin, antara lain orang Mukmin antara lain berupa petunjuk dan
anugerah-Nya kepada akal dan jiwa mereka,
diungkap oleh firman-Nya:
sehingga tidak ada kekuasaan bagi seseorang atas
tAQl/tjL- ot 3,.p- tlj -u.; *31fi 3it3a1$'5 orang lain menyangkut kepercayaannya, karena
|r*-li 3;u"j,4i*1tl) Allah telah menganugerahkan kepada setiap insan
" Sesungguhny a raltmat Allalt mnat deknt kpada or ang- potensi untuk percaya dan berkat bantuan Allah
o r an g y an g b erbu at b aik " (QS. Al-A' rAf l7l: 56). itulah orang-orang Mukmin meraih keimanan,
bahkan meningkatkan keimanannya. Berkat
Yang dapat mencakup keduamakna di atas, bantuan dan perlindungan-Nya juga,
pengetahuan dan cinta, bantuan dan perlin- \r'ht ,+:ti Gry'{. t')i'rtir O.i, ,--l
dungan-Nya adalah firman-Nya dalam QS. Al-
Baqarah l2l:186. Aiei e tiY
Penggunaan kala Waliy jika menjadi sifat " Or ang-orang y ang bertakwa bila ditimpa r ayuan dari
setan, mereka ingat (kepadn Allah) maka ketika itu juga
Allah hanya ditujukan kepada orang-orangyang
mereka melihnt kesalahan-kesalahnnny a" (QS. Al-A'r6f
beriman, karena itu kata Waliy bagi Allah
l7l:201'1.
diartikan dengan pembela, pmdukung, dan sejenis-
Ini berbeda dengan orang-orang yang
nya, tetapi pembelaan dan dukungan yang
berakibat positif, serta berkesudahan baik. menjadikan setan sebagai wali atau penunfun dan
t)l J) e;w'i G *4 i;t Zirt ',li'At pembela mereka. Setan membelokkan manusia
dari fihahnya yang suci kepada kekotoran jiwa.
u.ltir )v:ti 3; &;_h:a,i,$1 iiq:ii.,; o.d's
3tF w 7" rtli,:' :;i aPii" o,-!iri Seseorang bisa saja memperoleh perlin-
dungan dari selain Allah, bahkan yang melin-
"Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia dungi itu pun dinamai Al-Qur'an sebagai waliy,
tetapi perlindungan itu berakibat buruk terha-
mengeluarkan muekn dnri kegelapan (keknfiran) kepada dap yang dilindunginya, bila perlindungan
tersebut tidak dilakukan atas dasar apa yang
cahnya (iman). Dan orang-orang y ang kafir, pelindung- direstui Allah.
pelindung mereka adalah setan, yang mengeluarkan Memang, Al-Qur'an memperkenalkan ba-
nyak ragam Waliy, tetapi kewalian (wil6yah)
muekn dari cahay a kepada kegelapan (kekafiran). Mueka mutlak hanya milik-Nya. Di samping Allah dan
itu adnl ah p en ghuni nu aka; mereka kekal di dal amny a " Rasul-Nya orang-orang beriman pun masing-
maing dinamai Al-Qur'an sebagai waliy (QS. Al-
t(QS. Al-Baq ah l2l: 257). Ma'idah [5]:55).
1063 ENsrrlopeora Ar- Qun'nn
Wali.y, Al- Waclir
Bertolakbeluk-g dengan wali-wali di atas, wAqAR( JtiJ )
adalah orang-orang yang menjadikan setan Kata waqhr adalah bentuk infinitif dari kata
sebagai waliy (QS. al-A'rAf [7]: 30 dan an-NisA'
l4l: 7 6).Y mgdimaksud adalah orang-orang kafir aanr<ti 'j''t;e- nan-3g',,
dan semua yang mengajak kepada nilai-nilai -w aqu r a- y au qu ru -w aq dr at an w a w aq dr
yang bertentangan dengan nilai agama.
t:)t|ajU3) yang mengandung
r4 6 tj,;1i tr)'F :Wi7*; iiS u.;$i
teguh, penuh kesungguhan, tetap pendirian'
"J$\a;,-""'\
sehingga apabila dikatakan waqurar-rajul
"Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka
( ,y"St'j's) maka yang-dim_aksud adalah khna
motjadiwaliylpelindungbagisebagianyanglain"(QS. riziian- dzd waqdrin 1 ts'tti tl-;t ;:tS = lelaki itu
Al-AnfAl [8]:73).
memiliki ketenangan, kesungguhan, dan keteta-
Bukan hanya pengaktualan potensi hidayah
dan taufiq Allah yang menandai kedekatan-Nya ('rt - F -'fipan pendirian). Dalam wazan f(a'ala-ya'Jf .ilu),
kepada orang yang beriman. Kedekatan-Nya
dalam arti cinta perlindungan, dan bantuan-Nya yyaauiqtuaruw-raDqaaqrr)aa-nuyta(utqu1irfuja-''i(,laiA;----yafj'aj's)tu) atau waqira-
sangat beragam, bahkan menurut pakar tafsir, ar-
kata tersebut
Razi, kedekatan di atas tidak terbayangkan.
mengandung arti'sumbatan' sehingga apabila
Seorang wali Allah yang dekat dan mendekat
ydaiknagtadkimanakwsuudqiriaaltahudtszauqnuulaht ttu(a'^zjuifnou'niir'()'.iii1n".rki1a
kepada-Nya dengan menelusuri jalan kebenaran,
= tersumlat telinganya) atau dzahaba sam'uhft
akan mendapatkan hal-hal yang sulit, kalau
kulluh ('^)! '^X'J;= pendengarannya hilang
enggan berkata mustahil dilukiskan dengan kata-
semua); atau bisa pula berarti '."14' seperti di
kata. Karena itu dipesankan oleh para pakar
dalam kalimat waqaral-'azhma ( rbAt js) yang
bidang ini, agat pengalaman rohani yang dialami
hendaknya dirahasiakan, karena sangat mungkin ber arlt shada' allit ( ;L3i= ia meretakkan tulang itu).
bila disampaikan akan diingkari oleh yang tidak
menelusuri jalan yang ditelusuri oleh sang wali. Katawaqdr ( rv'1) dengan berbagai bentuk
Imam Al4hazali mendefinisikan makna al- dan variasinya disebutkan sebanyak sembilan
Waliy sebagai "Dia yang mencintai dan mem-
bela." Karena itu, kali dalam Al-Qur'an: [1) di dalam bentukwaqdr
( )$:J) sendiri satu kali (QS. N0h [71]: 13) yang
A,r#i ii * 3? J ii;wi:-t $f berarti' azhamatan 1'a|*bL = kebesaran/keagungan)
"lngatlah, sesungguhnyawali wali Allah itu tidak ada dalam kalimat Mh lakum 16 tarjfina lill1hi waqhri
kekhawatiran terhadnp mereka dan tidak(pula) mereka (tjv't $'o;:; ) 5J (, = Mengapa kamu tidak
bersedih hati" (QS. Y0nus [10] : 62) percaya akan kebesaran Allah?). Para mufasir
dan karena itu pula " Siapa y ang memusuhi wali'Ku memberikan beberapa penafsiran mengenai
maka Aku telah mengumumkan perang terhadapnya." maksud ayat ini. Pertama menurut Mujahid dan
Demikian firman Allah dalam sebuah hadits Ikrimah, ayat tersebut mengandtng arti Md
Qudsi. lakum 16 ta'rifrna lillilhi 'azhairn ( oi;'l'€l'-
14, it = Mengapa kamu tidak mengenal kebe-
Kata Waliy juga dapat disandang oleh
manusia beriman dan bertakwa dalam arti, dia saran Allah?). Kedua menurut Ibnu Abbas, yang
menjadi pencinta Allah, pencinta Rasul-Nya,
dan pendukung serta pembela ajaran-ajaran- dimaksud ial ah Md lakum ld takhsy auna lillilhi' iqkbd
Nya (QS. Ah'Imran t3l:31). Demikian, waAll6h
A'lam. * M. Quraish *Shihab ( t:.V $ o:rjj.J.* €r" = Mengapa kamu tidak
takut terhadap siksaan Allah?). Ketiga menurut
Al-Hasan: Mi lakum ld t a' rifuna lillihi hnqqaht w a h
t asykurfrna ni' amahit ("\')'^;; ;t'o:; ;i\'€6
',::". J\'.# = Mengapa kamu tidak mengbnaV
mengetahui hak-hak Allah dan tidak mensyukuri
nikmat-nikmat-Nya). Keempat, menurut Ibnu
Zaid: MA lakum 16 tu'addfina lilllhi thd'ah
('"*tL io J"):r:il "€r" = Mengapa kamu tidak
Kajian Kosakata I 064
\AIaqir
menunaikan kewajiban taat kepada Allah?). oi ""*i '*ji e a;+i ql F"J ei
Kelima menurut IbnuBahr: Md lakum 16 tutsbitfina ...(;r-6t;r; ojiriui"
w ibdfrnia u at all 6hi w a annahit il 1hukum all adzi I d il 6ha (Waminhum man yastami'u ilaika. Waja' alnfr 'ald
*t;*t l]$i flcta<umiianu|e\';li {', qulftbihim akinnatan an yafqahithu wa fi adzfinihim
it-r € il!Y crJt =Mengapakamutidakmene- waqr6...)
(Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan
tapkan kemahaesaan Allah dan bahwa Allah [bacaan]-mu; padahal, Kami telah meletakknn tutupan
di atas hati merekn [xhingga muekn tidakl memahmniny a
adalah Tuhanmu yang tidak ada Tuhan bagimu dan [Kamiletakkan] sumbatan di telinganya. ...).
selain-Nya?). Keenam, menurut Al-Kalbi dan Kedua, QS. Al-IsrA' ll7l:46,
Muqatil: Md lakum 16 takhdfuna lillihi 'azhamatan $'Ajt;y&i
*'irfit-tauhid ( C14t ,t rir#i ;ji'; = rra"- tjto "+j;i U iii ,i'-5 st',7i 4 O"t of5
ngapa kamu tidak takut terhadap kebesaran @aja'ali6 'ald qulitbihim akinnatan an yafqahithu wa
Allah dalam tauhid?). Ketujuh, menurut Qatadah: f adzhnihim waqrsn wa idzi dzaknrta rabbakn fll-Qur' futi
iMd takum I 6 tarj fina lill 6hi' ilqibah t o?';'l'EU, wabdahu wallau 'al6 adbdrihim nufurd)
"dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan
4G = Mengapa kamu tidak percaya terhadap sumbatan di telinga mereka agar mereka tidak dapat
siksaan Allah?); (2) Dalam bentuk waqru" ( j3 ) dr- memahaminya. Dan apabila kamu menyebut Tuhanmu
saja dalam Al-Qur'an, niscaya mereka berpaling ke
sebutkan dua kali yang keduanya mengandung b el akan g k ar en a b en ciny a. "
arti yang sama/ yaitu shamamun wa tsiqalun Ketiga QS. Al-Kahfi [1,8]:57,
yamna'us-sam'a (13t e- b1 & = Penutup 6tir -q i*i. oi'a:ai *iit ;* ,i:; t-rl.
o,'i.
dan penyumbat telinga yang menghalangi
pendengaran) atau ats-tsaqilu fil-udzun
( 91!r .'r9 S;At = sumbatan di telingal: Pertama,
dalam QS. Fushshilat [41]: 5: "+i -a C,ru iris5
i,,.. $; Qr\r; -u i)vrL
wa qkltt qulirbunif akinnatin mimmi tad'find ilaihi wa
fiadzhniniwaqrun... ( . . . inn A j a' aln A' ah qulftbihim akinn at an m y o|q on{ni
Mereka berkata, "Hati kami berada di dalam tutupan w a fi adzhnihim w aqr 6 ... )
[y ang mmutupil ap a y ang kamu seru knmi kepadany a ... SesungguhnyaKami telahmeletakkon tutupan di atas
dm di telinga knmi adn sumbatm ... " ); hati merekn [sehingga merekn tidak] memahmniny a, dan
kedua dalam surah yang sama QS. Fushshilat [Kmni letakkan pulal sumbatmt di telinga mereka; ...'
l41l: M:
ri**:ii (H, ii *Keempat, QS. LuqmAn l3Ll:7, ;y tsti
;.d; ,*s fs "6)tit; -J 3;i $ O";$i 's1( o1,< r*rt;
..'&
l,i y,*,,;*"Gi *"\i a
(. wall adzina I d yu' minitna fi adzhnihim waqrun wa
(wa idzd tutl6' alaihi ay 6tund walld mustakbiran ka' an
huwa'alaihim'am6...)
f fI am y asm a' hi kn' mn a u dzun aihi w aq r m ab asy sy irhu
I(... D an o r an g- o r an y an g t i dak b er im an p ada t el in ga
bi'adzdbinahm)
mereka adasumbatan, sedangkan Al-Qur'an itu suatu "Dan apabila dibacakankepadanya ayat-ayat Kami, dia
l<tgel ap an b agi mer eka. ... ). berpaling drngan menyombongkan diri seolah-olah dia
belum mendmgarnyq seakan-akan ada sumbatan di
rji(3) Dalam be nluk waqran( ) diseUutkan empat
kedua telinganya; makn beri kabar gembiralah dia dorymt
kali. Semuanya mengandung arti yang sama azabyangpedih."
dengan kata waqrun ( ;1) V*rsterdapat dalam
dua ayat pada QS. Fushshilat di atas: Pertama,
QS. Al-An'Am [6]:25,
ENstxr-oprorn Ar--Qun a,N
Waq0ci Waclud
(4) Dalam be ntukwiqran( r]e ) satu kali (QS. Adz- bentuk al-milqadah (;ru1r) semuanya berkaitan
DzAriyAt [51]: 2:) dengan pengertian as-suhubu dengan gambaran neraka yang dipersiapkan
(jftabmitul- mnthira hnmld rU:lr'S^X'-At = untuk orang-orang kafir dan orang-orang yang
awan yang mengandung hujan) dalam kalimat durhaka. Dalam QS. Al-Bur0j [85]: 5, disebutkan
fatbdmililti wiqrh (Gt9;)r{B = dan awan yang bahwa neraka itu dzdtil waqfid ( ;j,jr rr! ). Menu-
mengandung hujan). (5) Dalam beni:k tuwaqqirfihu rut qiraat yang umum katawaqitd ( ;;,')) dibaca
(i:ri'i ), satu kali (QS. Al-Fath [48]: e) yang dengan wfrwu maftfihah, waqfid ( t"j, 1 ) V Nr1berarti
'kayu bakar atau bahan bakar'. Kata dzdtil waqfid
mengandun g arti tu' azhzhimithu w a tub ajj iltthu
(;j';t.21r; mengandung arti bahwa api neraka
( {Hi';t}ti = engkau membesarkan dan
itu memunyai bahan bakar dan bahan bakarnya
mengagungkan-Nya), dalam kalimat
terdiri atas manusia dan batu sebagaimana
?p,;;i3 ii*i it:it -4yi: \iF.
dijelaskan pada QS. Al-Baqarah l2l: 24, QS. Ah
1u"'.rt 'ImrAn [3]: 10, dan QS. At-Tahrim 166l:6.
'>enii Qatadah, Abu Raja', dan Nash bin Asim
Oi tu'minft billihi wa Rasitlilti wa tu'azzirfihu wa membacanya dengan wdwu madhmttmah, wuqfid
tuwaqqirfihu wa tusabbihtthu bukratan wa ashfrld) ( ;;a) sebagai mashdar dari waqada ( :aj) VanS
" Supay a kmnu xkalian beriman kepada Allah dm Rasul- menunjukkan bahwa api nerakaitu menyala dan
menghanguskan. Demikian juga kata mitqadah
Ny a mmguatknn [agarnal-Ny a, membaarknn-Ny a, dan
;i'1( ) pada QS. Al-Humazah [104]: 6, menunjuk
bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang."
* A. Hafiz Anshary AZ * pada api neraka yang dinyalakan yang menjadi
wAQoD (:'j2, \ peringatan bagi orang-orang yang selalu meng-
Katawaqfi.d ( ;ri'r) adalah ismyNtgterambil dari gunjing dan mencela orang lain serta menum-
waqada ( ti';) -yaqidu ('.r;;) -waqdnn (t:,3i)lqidatan
( i4 )t w iqia"an ( rJr.lj", I w uqfidan ( t:''ji: ). Akar puk-numpuk harta tanpa dibelanjakan ke jalan
kata tersebut menunjuk pada makna'menyala' yang diridhai oleh Allah svvt.
dan api itu sendiri disebut al-waqd ( srtr 1, Penggunaan bentuk fi'l mddhi, istafiqada
(:s'*l ) yar,g terdapat pada QS. Al-Baqarah [2]:
sedangkan kayu bakar atau semua yang di-
L7 menunjuk pada makna 'menyalakan (api)'.
jadikan bahan bakar disebfiwaqfid (;rii).
Ayat itu berkaitan dengan perumpamaan
Dalam Al-Qur'an, bentuk kata yang digu-
tentang orang-orang munafiq yang menyalakan
nakan dari akar kata ini ada lima macam, yaitu
api, setelah api ifu menerangi sekelilingnya, Allah
bentukwaqttd ( ;;', ), terdapat pada 4 tempat (QS.
hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka dan
Al-Baqarah tzl r44QS. Ah'ImrAn [3]:10, QS. At-
membiarkan mereka di dalam kegelapan, tidak
Tahrim 166l: 6, dan QS. Al-Bur0j [85]: 5), bentuk
mfiqadah(;i"1), terdapat pada satu tempat (QS' melihat. Perumpamaan ini menunjukkan bahwa
Al-Humazah [104]:6), bentukf 'l mddhi, istadtqada apa yang mereka upayakan sia-sia belaka tanpa
( i"_*y) dan auqada ( 5l;!( ), masing-masing ada manfaat baginya kecuali hanya sekejap.
Sebagian mufasir mengatakan bahwa yang di-
terdapat pada satu tempat (QS. Al-Baqarah [2]: umpamakan di sini adalah sikap mereka yang
17 dan QS. Al-Mdidah [5]: 54), bentukfi'l mudhhri' , tidakpernah memiliki iman sama sekali (QS. Al-
Baqarah [2]: 8). Sebagian lagi mufasir menga-
yfiqidfina ( J')4';-\, yfiqadu ('i';), dan tfiqidfina
takan bahwa yang diumpamakan da{ mereka
( o":A"j ) masing-masing terdapat pada satu
tempat (QS. Ar-Ra'd [13]: 17, QS. An-N0r [24]: justru sikapnya yang pernah beriman lalu kafir
(QS. Al-MunAfiq0n [63]: 3). Namun, kedua
35, dan QS. YAsin [36]: 80), dan bentuk fi'l amr, penafsiran yang berbeda ini menyatakan bahwa
upaya mereka menyatakan imannya ketika
afiqid (-r;rf ), terdapat pada satu tempat (QS. Al-
mereka berada di tengah-tengah umat Islam
QashAsh [28]: 38).
Penggunaan bentuk waqitd ( ,rii ) aa"
Kajian Kosakata r066
Waqrlcl !Vat10cl
tidak ada artinya kalau pun ia memperoleh lakan'. Ayat ini merupakan gambaran perum-
manfaat, seperti hak warisan, hak atas harta pamaan cahaya Allah (berupa hidayah Al-
r.unpasan peran& hak keamanan bagi diri, anak, Qur'an dan iman yang ditanamkan dalam diri
dan keluarga serta hartanya maka itu hanya
sekejap dan bersifat duniawi karena setelah orang yang beriman), yaitu "seperti lubang yang
tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar.
meninggal, merekatidak akan mendapat cahaya
sebagaimana orang-orang yang beriman (QS. Al- Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan
bintang (yang bercahaya) seperti mutiar4 yang
Hadid [57]: 13); bahkan, mereka akan dimasukkan
ke tingkatan neraka yang paling bawah. (QS. An- dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
banyak berkahnya, yaitu pohon zaitun yang
NisA' [4]:145). tumbuh tanpa (ada sesuatu y.rng menaungi) di
sebelah timur maupun di sebelah barat." (QS.
Penggunaan fi'l mhdtti, auqadfi ( t 1;l'r( ) yang An-N0r [24]: 35). Gambaran itu merupakan
terdapat pada QS. Al-MA'idah [5]: 64 yang puncak kecemerlangan dan keindahan cahaya
dirangkaikan dengan katanhral harb ( -,"-j1rg =
yang digambarkan tersebut.
api peperangan) diartikan dengan'mengobarkan
atau menyulut api peperangan'. Ayat itu menje- Penggunaan benttk fi'l mudhdri', tfiqidfina
( l":A"j ) yang terdapat dalam QS. YAsin [36]: 80
laskan perilaku orang-orang Yahudi yang
menunjuk pada terjadinya nyala api dari pohon
kerjanya menyebarkan peperangan dan keru- yang hijau. Kenyataan itu disebutkan di antara-
sakan di tengah-tengah masyrakat. Namun, nya untuk menunjukkan kemampuan Allah
Allah senantiasa memadamkan atau meng- membangkitkan manusia kembali setelah me-
ninggal. Dalam tafsir Al-Qurthubi disebutkan
gagalkan usaha mereka dan Allah menimbulkan bahwa orang kafir menyangsikan kebangkitan
permusuhan dan kebencian di antara mereka manusia setelah meninggal dengan mengatakan
bahwa nuthfah (air mani) dapat berubah dan
sendiri sampai hari kiamat. tumbuh jadi manusia karenanuthfah itu mengan-
dung unsur panas dan basah yang merupakan
Penggunaan bantuk fi'l mudhdri', yfiqidAna
potensi hidup sehingga wajar kalau ia bakal
(;t'J\';- ) yang terdapat dalam QS. Ar-Ra'd [13]: berproses menjadi makhluk hidup, sedangkan
17 menunjuk pada pembakaran dan peleburan
logam yang akan dijadikan perhiasan. Dalam tulang manusia, setelah meninggal mengandung
ayat itu Allah mengemukakan dua perumpama-
an, yaitu hujan yang menimbulkan banjir serta unsur dingin dan kering yang tidak terkandung
peleburan logam menjadi perhiasan yang dua-
duanya menimbulkan buih, tetapi buih itu akan di dalamnya potensi hidup. fadi bagaimana bisa
timbul kehidupan darinyalMaka turunlah ayat
hilang dan hanya yang bermanfaat itu yang akan ini yang menyatakan bahwa Dialah yang menja-
tinggal. Sebagian mufasir mengatakan bahwa dikan bagi kalian api dari pohon yang hijau.
Artinya pohon hijau itu mengandung air dan air
perumpamaan itu menunjuk pada kebenaran
dan kebatilan, jika keduanya bersatu maka itu dingin dan basah dan kontradiktif dengan
kebatilan tidak akan kekal sebagaimana buih api, dan keduanya tidak bisa bertemu, tetapi
pada kedua perumpamaan itu. Ali bin Abi Allah menjadikan api dari pohon yang hijau itu
Thalhah dari Ibnu Abbas mengatakan bahwa itu
adalah perumpamaan bagi hati berdasarkan yang menunjukkan bahwa Dia mampu menja-
kadar keimanan dan keraguannya. Keraguan di dikan sesuatu dari sesuatu yang sifatnya kon-
tradiktif seperti menghidupkan kembali manusia
dalam beramal diumpamakan dengan buih yang setelah menjadi tulang-belulang; bahkan, Dia
tidak ada manfaatnya, sedangkan amal yang mampu atas segala sesuatu.
disertai keyakinan dan keikhlasan itulah yang
Adapun penggunaan bentuky''l amar, afiqid
akan bermanfaat bagi pelakunya.
( 4yf ) fang terdapat dalam QS. Al-Qashash [28]:
Kemudian penggunaan fi'l mudhdri' majhttl,
yitqadu ('i';") menunjuk pada makna 'dinya-
r 067 Exsrrlopsora Al Qun'nN
--!
Wa rits \\/zl ri ts
38 menunjuk pada ketakabburan Firaun yang disayangi. Sebab, anak bukanlah orang lain yang
mengaku sebagai Tuhan. Ketika Nabi Musa
menyebutkan Adanya Tuhan yang menciptakan terpisah dari ayah dan ibunya, kendati keduanya
alam ini maka Firaun menyuruh perdana mentri-
nya, Haman, membakar batu-bata sebanyak telah bercerai. Ungkapan, seperti "ini adalah
mungkin untuk membuat bangunan yang sangat ibunya dan itu adalah ayahnya" tetap melekat.
tinggi agar dia bisa naik menantang Tuhan yang Oleh karena itu, kewajiban kedua belah pihak
dikatakan oleh Nabi Musa atau untuk membuk-
tikan bahwa apayangdikatakan Musa itu tidak adanya menyayangi anak-anak itu. |angan
benar. * Muhammad Wardah Aqil * sampai permusuhan yang terjadi antara ayah
wARITS TO)I: ) dan ibu berakibat sengsaranya anak-anak.
Kata wdrits adalah bentuk ism f|'il ( Ji6 r-! = Mufasir lainnya, Abu As-Su'ud menjelaskan
menunjukkan pelaku) darikatawaratsa - yaritsu - bahwa dihubungkannya anak-anak kepada
wartsan, wa irtsan, wa turatsan ( - o;- -ti kedua orang tuanya dimaksudkan agar mereka
Ctli ,C".,r, ,G'.,il.Kata ini terambil dari ikar kata tetap memperoleh belaian dari kedua orang
yang terdiri dari huruf-huruf wdw ( 111), 16' ( e\1),
tuanya, sekaligus memberikan pengertian
dan tsd'( oU ), yang makna pokoknya berkisar
pada'peralihan sesuatu kepada sesuatu yang bahwa jangan sampai anak-an4k menjadi
lain'. |adi, waratsa ( o tj lberarti'mewarisi', baik korban karena orang tuanya atau orang tua
materi maupun selainnya, baik karena keturu- menjadi korban karena anaknya. ]adi, kasih
nan maupun sebab yang lain. Pakar bahasa, Az-
sayang ibu terhadap anak-anaknya yang antara
Zaijaj mengertikan kata wdrits (L* ) sebagai
lain diwujudkan dengan kewajiban menyusui
'segala sesuatu yang tinggal setelah ada yang
mereka; dan kewajiban ayah memenuhi kebu-
pergi'.
tuhan ibu serta anak-anaknya merupakan hal-
Dalam Al-Qur'an,,kala wdrits ( o)i)-
tepatnya al-whrits ( o)lrl )-disebutkan hanya hal yang juga menjadi kewajiban bagi al-whrits
sekali dalam bentuk tunggal mufrad, yakni pada (yang mewarisi).
QS. Al-Baqarah [2]: 233. Akan tetapi, dalam
bentuk jamaknya ditemukan lima kali; tiga-di Untuk kelima kata al-wiritsinl al-w dritstrn
antaranya dengan kata al-wdritsin ( -eS2ll ), <|lDi t3;r,)i I - dalam bentuk jamak-
yaitu pada QS. Al-Anbiyii l21l:89 dan QS' Al- dua di antaranya menunjuk kepada Allah swt.
Qashash [28]: 5 dan 58, sedangtan dua lainnya dan tiga lainnya menunjuk kepada manusia. Al-
dengan kataal-wdritsfin( g;1)l ), dalamQS. Al- Ghazali memahami kata al-whrifs sebagai sifat
Hijr [15]: 23 serta QS. Al-Mu'min0n [23]: 10. Allah dalam arti 'kepada-Nya kembali ke-
Untuk kata al -wdits ( 1l'ji ) -dalam bentuk pemilikan, setelah kematian para pemilik'. Allah
tunggal- yang merupakan satu-satunya di adalah al-wkrits yang mutlak karena semua akan
dalam Al-Qur'an, digunakan dalam konteks mati dan hanya Dia yang kekal abadi; Dia yang
pembicaraan tentang hal-hal yang harus dilaku- akan berseru di hari kemudian. Dalam QS. Al-
kan oleh ahli waris (yang mewarisi), sebagaimana Hijr [15]: 23 ditegaskan, "Wa innd lanahn.u nuhyi
nahnul-wdritsftn" ( -,; ,F Yli
firman Allah dalam QS. Al-Baqarah [2]: 233. wa numitu wa
= Dan,"rr.ggrlityi b"n--
Menurut Muhammad Ali Ash-Shabuni 'ujt'ii *in;i
beiar Kami-lah yang menghidupkan dan me-
bahwa dalam ayat ini, kata "anak-anak" selalu
dihubungkan dengan kedua orang tuanya, yang matikan dan Kami [pulalah] yang mewarisi). Di
mengandung maksud agar dikasihani dan sini dijelaskan bahwa Kami (Allah) benar-benar
menghidupkan siapa pun yang telah mati dan
mematikan siapa pun yang hidup, jika Kami
berkehendak. Kami mewarisi bumi dan siapa
yang ada di atasnya; Kami mematikan mereka
semua sehingga tidak ada satu pun yang hidup
selain Kami. Kemudian, Kami membangkitkan
mereka semua untuk menghadapi hari penghi-
Kajian Kosakata 1 068
WArits \{ Arits
saban maka setiap orang akan menerima balasan Qur'an selalu menggunakan bentuk jamak dan
amalnya; jika baik maka baiklah balasannya; tidak satu pun ditemukan di dalam bentuk mufrad.
dan jika buruk maka buruk pula balasannya. Agaknya hal ini untuk mengisyaratkan bahwa
Penegasan yang sama ditemukan dalam Allah akan mengembalikan ganjaran apa yang
QS. Al-Qashash [28]: 5:8, "... Wa kunnd nahnul- diwarisi-Nya itu kepada hamba-hamba-Nya
waritsin" (-jr:ii * (L, = ... Dan Kami juga, jika mereka berbuat baik; dan mengem-
adalah pewarisnya). Penggunaan kata al-wdrits balikan pula sanksi yang diwarisi yang diwarisi-
(o_)l'rl ) di sini juga menunjuk kepada Allah, Nya jika mereka berbuat jahat. , .-
sebagaimana dipahami dari awal ayat ini bahwa Untuk kata al-wdritsun ( 6;2') I ) -dalam
bentuk jamak- yang menunjuk pada manusia,
Allah telah membinasakan beberapa banyaknya
penduduk negeri, yang sudah bersenang-senang j.,'ii ;ldisebutkan di dalam QS. Al-Mu'min0n [23]: 10,
dalam kehidupannya sehingga tempat kediaman " tlldika humil-wilritsttn" ( ;t a;i;i = U"-
mereka tidak lagi didiami sesudah mereka, reka itulah orang-orang yang akan mewarisi).
kecuali sebagian kecil. Jadi, tempat itu telah
kosong dan tidak dimakmurkan lagi, hingga Dalam ayat-ayal sebelumnya (1-9) dijelaskan
siapa (orang-orang) yang mewarisi dan ayat
kembalilah ia kepada Al-Wirits (Pewaris)-nya berikutnya (11) ditegaskan apa yang akan
yang hakiki, yaitu Allah. diwarisi itu. Al-Maraghi merinci sifat yang harus
Pada sisi lain, Allah juga disifati oleh Nabi disandang oleh orang-orang yang ingin mewa-
-1,f ii'FZakariy asebagai khairul -w 6r it s;in ( = risi, yaitu (1) beriman; (2) khusyuk dalam shalat;
waris yang paling baik), seperti firman Allah di (3) berpaling dari hal-hal yang tidak berguna;
dalam QS. Al-AnbiyA' [2Ll:89, "...Wa antakhairul- (4) membersihkan diri dengan menunaikan
waritsin" ( A;r");; otii...= ... Dan Engkau zakat; (5) memelihara kemaluan; [6) memelihara
Waris Yang Paling Baik). Penyifatan Allah amanah dan janji; serta (7) memelihara salat.
tersebut dikemukakan oleh Nabi Zakariya ketika Mereka yang memiliki sifat-sifat luhur ini patut
berdoa agar dianugerahi keturunan, sebab ia mewarisi tingkat teratas dari surga Firdaus
tidak memunyai keturunan yang mewarisi. sebagai ganjaran bagi mereka dan kekal di
Andaikata Tuhan tidak mengabulkan doanya, dalamnya untuk selamaJamanya, tidak keluar
yakni memberi keturunan, Nabi Zakariya tetap darinya dan tidak pula mati. Oleh karena itu, M.
menyerahkan dirinya kepada Allah, sebab Dia Quraish Shihab menulis bahwa tidak ada
adalah sebaik-baik yang mewarisi. penjelasan menyangkut manusia,y ang wajar
M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa menyandang sifat aLw1rrtsun ( oy"t'jl = yang
betapa Allah tidak wajar menyandang sifat
mewarisi) melebihi penjelasan Ilahi dalam QS.
khairul-wdrits?rz. Bukankah sekian banyak yang Al-Mu'min0n [23]: 1-10; dan tidak ada pula
kebahagiaan yang melebihi kebahagiaan di hari
mewarisi yang menjadi penghalang bagi ahli
waris lain sehingga membuat mahlitb ( +";.tJ= kemudian -bagi yang mewarisi surga Firdaus-
tidak berhak menerima warisan), walaupun (Ayat 11).
statusnya adalah ahli waris? Memang ada yang Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa
berlaku baik, bahkan menyerahkan sebagian kata al-wkrits (,>_21)l ), baik bentuk mufrad
maupun ja*ak dipahami di dalam makna'yang
atau keseluruhan haknya kepada orang lain,
tetapi semua mewarisi milik orang lain, dalam mewarisi' sebagai perkembangan dari makna
hal ini keluarganya. Berbeda dengan Allah Al- pokoknya, 'peralihan sesuatu kepada sesuatu
Wdrits (Yang Maha Mewarisi) milik-Nya sendiri yang lain' atau 'segala sesuatu yang tinggal setelah
yang pernah dititipkan kepada orang lain. Dalam ada yang pergi'. Pemaknaan al-wdrits dengim'yang
kaitan ini, menarik dikemukakan bahwa ketika mewarisi' ini sesuai, baik yang menunjuk kepada
Allah menunjuk diri-Nya sebagai Al-Wkrits, Al- (sifat) Allah maupun yang menunjuk kepada sifat
r 069 ENsrr<lopeorn Al Qun aN
Wasacl Wasath
manusia/ termasuk penyifatan Allah sebagai makhluk agar kembali ke tempatnya masing-
khairul-wdritsin ( -art-t'ii'* ) oleh manusia. masing'.
Pendapat di atas sama dengan yang dike-
* Muhammadiyah Amin *
mukakan 'Ikrimah yang menafsirkan ayat
WASAQ (,.1-S )
tersebut dengan mengatakan "dan semua yang
Lafal ini merupakan kata kerja yang assimilasi digiring menuju ke tempatnya masing-masing
morfologisnya adalah wasaqa - yasiqu - wasq
ketika malam tiba dengan kegelapannya" , tetapi
(:*i - ,y- - ,-r-s) yffig artinya mengumpul- Abu Ubaydah berpendapat lain; ia menafsirkan
kan sesuatu yang tercerai-berai. Arti asalnya kalimat wa mA wasaq (,? ) 6 y ) dengan mengata-
ialah "mengandung", misalny+ Wasaqatil-'atdn kan bahwa'malam menghimpun dan mengum-
pulkan gunung-gunung, lautan-lautan, dan
( ,.ru!r *'t = unta betina itu mengandung/ pohon-pohonan' karena ketika ia tib+ ia merang-
kul semua tempat-tempat tersebut.
hamil). Bila dikatakan, wasaqatin-nakhlah
Adapun lafal ittasaq ( 6;t,) terdapat pada
1air.ltr *)) maka artinya 'pohon kurma itu
ay at .18, yang berbu nyi W al-qamari idzdt-t asaq
banyak buahnya'.
1 6Jt til A(, = Dan demi bulan apabila jadi
Namun, kata ini biasa digunakan orang
purnami;. Al-Farra' menafsirkan ittisaqul-qamar
Arab dalam arti sedikit, misalnya dalam
( iat br:t ) dengan 'penuhnya bulan dan
ungkapan, ld af'alu dzdlikami_wasaqat 'aini al-m6'a
istiw6'-nya ketika purnarn4 yang terjadi antara
( rut ,r;'ri-')tt d4i J-iY = Aku tidak me- tanggal 13 sampai 16 tiap bulan Qamariyah'.
Menurut Qatadah, ialah ketika bulan menjadi
lakukah itu selama mataku mengandung air. bulat yang artinya ketika cahayanya menjadi
Dari kata keqa wasaq (,?j) bisa dibentuk sempurna dan menjadi purnama. Kedua penaf-
kata kerja refleksif yakni yang merupakan hasil siran di atas, esensinya tidak berbeda sebab yang
dimaksud ialah berhimpunnya cahaya bulan
atau akibat dari terjadinya kata kerja asal; dan
yang terjadi ketika ia menjadi purnama sehingga
pembentukannya ialah dengan menambahkan
cahayanya sempurna; karena itulah, keada-
k')tprehVshamzatul-washl ( 6;.1i' ) dan sisipNrtl' annya dihadapkan pada keadaan malam yang
( ., ) di antara huruf pertama dan kedua sehingga menjadi gelap.
(,#)l6n'1 menjadt iwtasaq
) yangdiubah menjadi Selain makna di atas, lafal al-wasq (
i;tittasaq ( ) untuk memudahkan membacanya. diartikan suatu ukuran berat tertentu"ty-a)n)lg)
llka wasaq (,?j) artinya 'mengumpulkan' atau
'menghimpun', maka ittasaq (,F\ ) artinya sebanding dengan 150 kilogram dalam ukuran
Indonesia menurut Masyfuk Zuhdi. Makna ini
'berkumpul' atau'berhimpun'.
berasal dari ukuran berat yang bisa dibawa oleh
Lafal wasaq ( *: ) dan ittasaq (6;t,)
masing-masing hanya disebutkan sekali dalam seekorunta&imlul-ba1r( 4, b ), danberatnya
Al-Qur'an, dan keduanya terdapat dalam QS. Al- sama dengan 60 sh6'atau sama dengan 320 rithl
InsyiqAq [84). wasaq (,?r) disebutkan dalam ( &r ) menurut penduduk Hijaz, atau 480 rithl
ayat 17, Wallaili wa md wasaq ( pt 6 j U\ j =
menurut penduduk Iraq. * Ahmad Saiful Anam.t
Dan demi malam dan apa yang ia kumpulkan).
Lafalwasaq ( ,i- J) dalam ayat itu dapat mengan-
dung beberapa arti: L) 'mengumpulkan dan
menghimpun semua yang tersebar pada siang hriWASATH (
hari berupa manusia, binatang, maupun se- )
rarrgga' , yakni, bila malam tiba maka semua isi Kata wasath ( L-j) berarti 'posisi menengah di
bumi kembali ke tempat tinggalnya masing-
antara dua posisi yang berlawanan'. Dapat juga
masing; 2) Berarti'mengumpulkan dan meng- dipahami sebagai'segala yang baik dan terpuji
himpun semua makhluk di bawah kegelapan- sesuai dengan obyeknya'. Misalnya, keberanian
nya'; dan 3) berarti'malam itu mengusir semua adalah pertengahan di antara sifat ceroboh dan
Kajian Kosakata 1 070
\['asath Wasath
takut, kedermawanan adalah posisi menengah ulama, jumhur memilih pendapat yang me-
nyatakan bahwa shalat wusthk adalah shalat
di antara boros dan kikir.
Asar. Pendapat seperti itu didasarkan pada salah
LriKata wasath ( ) dalam berbagai bentuk- satu hadits Rasulullah saw. yang menyatakan
nya dalam Al-Qur'an disebut lima kali, masing- bahwa shalat wusthd adalah shalat Ashar.
Dengan begitu, penggunaan kata wasath
masing dalam QS. Al-Baqarah [2]: 1.43 dan238,
( Li ) dalam Al-Qur'an, walaupun dalam
QS. Al-Ma'idah [5]: 89, QS. Al-Qalam [68]:28,
serta QS. Rt-'AdiyAt [100]: 5. Pada dasarnya konteks yang berbeda, semuanya berkonotasi
penggunaan istilah wasath dalam ayat-ayat
positif. Karena itu pula, umat [slam diberi
tersebut dapat merujuk kepada pengertian
sebutan ummatan wasathan (Wjli = umat
'tengah','adil', dan'pilihan'.
pertengahan/pilihan) (QS. Al-Baqarah [2]: 1tl3),
Kata wasath ( L- ) ) dalam QS. Al-'Adiyat suatu sebutan yang menyatakan bahwa umat
Islam sebagai umat yang selalu berada pada
[100]: 5 menggambarkan pasukan berkuda yang posisi menengah, mereka harus tampil sebagai
umat pilihan yang menjadi syuhad6' dalam arti
menyerbu ke tengah-tengah musuh. Hal itu
orang-orang yang menjadi saksi atau disaksikan
memberikan gambaran bahwa pasukan yang
dan diteladani, juga tampil sebagai panutan dan
menyerbu ke tengah-tengah musuh tersebut
tolok ukur kebenaran.
adalah pasukan pilihan. Sementara itu, QS. Al-
Penggunaan katawasath( b)) dalam Al-
Qalam [68]: 28 berbicara tentang konteks
cobaan yang diberikan kepada orang-orang Qur'an memberikan pengertian bahwa Islam
tidak menghendaki kelompok yang ekstrem
kafir dan tanggapan orang-orang yang ber- karena hal tersebut melambangkan kepicikan
pikiran jernih. Mereka yang termasuk dalam dan kekakuan dalam menghadapi persoalan.
kelompok yang disebut terakhir ini, senantiasa fubaliknya, umat Islam sebagai ummatan wasathan
adalah umat yang secara ideologis menganut
mengingatkan agar bertasbih kepada Allah sistem keseimbangan, tidak sama dengan umat
yang hanyut dalam kehidupan materialisme dan
saw., sedangkan QS. Al-MA'idah [5]: 89 ber-
bicara tentang kaffdrah yang harus diberikan tidak menghiraukan sama sekali kehidupan
kepada sepuluh orang miskin. Dalam hal ini, Al- spritualisme, tidak pula seperti umat yang hanya
memerhatikan kehidupan rohani dan meng-
Qur'an menggunakan istilah wasath ( L-j )
abaikan kehidupan jasmani.
untuk menunjukkan bahwa makanan yang Posisi menengah tersebut menghimbau
harus diberikan kepada sepuluh orang fakir kepada umat Islam agar tampil mengadakan
miskin adalah makanan yang sama dengan interaksi sosial, berdialog, dan terbuka dengan
semua pihak yang memunyai latar belakang
yang dimakan oleh anggota keluarga yang agama, budaya dan peradaban yang berbeda.
Dengan cara tersebut, mereka dapat berlaku adil
bersangkutan. |adi, makanan itu seolah-olah terhadap semua pihak, sekaligus dapat bert-
diambil dari tengah-tengah makanan yang indak sebagai saksi yang adil. Dengan posisi
biasa dimakan oleh anggota keluarga. Hal itu sebagai ummatan wasathan, umat Islam juga
memberi kesan sebagai memencilkan diri dari
menunjukkan bahwa Islam menganjurkan mene-
lingkungan sosial di mana mereka berada sebab
gakkan keadilan dalam berbagai aspeknya.
cara tersebut tidak memungkinkan mereka
Penggunaan kata w asath ( L7 s ) jugadikait- dapat melaksanakan fungsinya dengan baik.
kan dengan shalat, seperti yang terdapat dalam
rt M. Galib Matola +
QS. Al-Baqarah [2]: 238. Kata wusthd (
dalam ayat tersebut berarti 'perteng"athra"n))'
sehingga salat wusthd berarti shalat pertengahan.
Meskipun begitu, belum jelas shalat mana yang
dimaksud dengan shalat wusth6. Ulamaberbeda
pendapat, tetapi semuanya mengacu kepada
pengertian wusthd sebagai'pertengahan'. Hanya
saja dari berbagai pendapat yang dikemukakan
Al107 1 ENsir<lopcnra Qun'aN
Washilalr Washilatr
WASH^ILAH ( i-lio?.o) ) lihatkan kegelisahan hati para nabi dan meng-
Katawashilah ('t i ) dan derivasinya terulang harapkan pertolongan Allah swt. Nabi Ibrahim
12 kali dalam 10 ayat pada tujuh surah Al- as. gelisah karena panganan yang disuguhkannya
Qur'an. Hanya satu kali kata tersebut dalam daging anak sapi yang dipanggang, "tidak
bentuk kata benda (ism), yaltn washilah, selebih- dijamah" oleh tamunya yang ternyata malaikat.
nya dalam bentuk kata kerja (fi'l), yaitu sekali Ibrahim kemudian merasa senang setelah malai-
kata kerja menunjuk masa telah berlalu (mddli); kat tersebut memperkenalkan dirinya dan me-
sebelas kali dalam bentuk kata kerja masa sedang nyampaikan kabar gembira bahwa pada usia
berlangsung atau masa akan datang (mudhdri'); tuany4 begitu juga istrinya Siti Sarah, Allah swt.
empat kali dari antara kata mudhdrl' ini diawali berkenan mengabulkan doanya untuk mem-
dengan penegatifan. Adapun ayat-ayat yang berikan seorang anak, Ishaq.
memuat kata tersebut adalah QS. H0d l11l:70 Adapun Nabi Luth as. gelisah karena malai-
dan 81, QS. Al-An'Am [6]:136 dua kali QS. An-
kat yang menjadi tamunya dalam rupa pemuda
NisA' [4]:90, QS. Al-Ra'd [13]:2l duakali dan25,
yang rupawan, sedangkan kaum Luth sangat
QS. Al-Qashash [28]: 35 dan 51, QS. Al-Baqarah
menyukai pemuda-pemuda semacam itu untuk
l2l:27, dan QS. Al-Ma'idah [5]: 103.
melakukan liwat (homoseksual). Kendati pun Luth
Kata washilah y *gterambil dari kata dasar
menawarkan putri-putrinya sebagai pengganti,
washala ( k'rl,artinya 'bersatu', yaitu bercam- niunun kaumnya menampik. Allah swt. meng-
purnya sesuatu kepada sesuatu, sehingga men- azab kaum Luth tersebut dengan membalikkan
jadi padu, tidak ada lagi jarak yang memisahkan tanah tempat tinggal mereka dan menghujani
yang satu dengan lainnya, seperti bertemunya dengan batu dari tanah yang terbakar. Sebelum
dua ujung sehingga membentuk lingkaran. datangnya siksa tersebut, pada waktu subuh,
Lawan katanya adalah infishkl atau hijrdn Luth telah diperintahkan untuk meninggalkan
( ,rr;.A "ti St2it = terpisah). Kata ini diperguna- kaumnya, termasuk istrinya pada waktu malam
kan b6ik mentinjukkan hal yang bersifat empirik hari dan mereka "tidak akan dapat mengganggu".
maupun yang bersifat konsepsional. Kata Demikian pula Nabi Musa as. khawatir
w aslilah itu sendiri berarti'bangunan' atau'kese- menghadapi Firaun karena ia telah membunuh
jahteraan' dan 'kesuburan'. Manusia ternyata seorang dari golongan Firaun secara tidak
tidak sama kesuburan dan kesejahteraan hidup- disengaja apalagi lidahnya pun kurang lancar
nya. Apabila interaksi di antara strata masyara- melafalkan huruf. Allah menetapkan sauda-
kat mengalami kegersangan, maka timbullah ranya, Harun, sebagai juru bicara dan membe-
rinya mukjizat sehingga golongan Firaun "tidak
perpecahan. Washilah juga dapat berarti 'bumi
yang luas', seolah-olah pada keluasannya itu dapat mengalahkannnya''.
tidak ada batas pemisah yang memutus satu Kedua Kepercayaan |ahiliyah. Kata w aslil ah
dalam hal ini dikaitkan dengan kelakuan musyrik
tempat dengan lainnya.
Kesepuluh ayat yang menyebut kalawashala Mekah yang memberikan sesembahan berupa
tersebut memunyai pengertian yang tidak sama hasil tanaman-tanaman dan binatang ternak
dan dapat dirumuskan sebagai berikut: kepada berhala. Mereka berharap sajian-sajian
Pertama, Pertolongan Allah swt. kepada tersebut dengan perantaraan berhala akan
nabi. Ada tiga ayat yang menggunakan kata sampai kepada Allah. Al-Qur'an QS. Al-An'Am
washnla dalam bentuky''l mudhhri'yang kesemu- 16l:136 menegaskan bahwa sesembahan mereka
anya diawali dengan penegatifan, yaitu QS. H0d tidak sampai kepada Allah, Lh yashilu ilal-ldh
,F)l11l:70,16tashilu( ) danQS. H0d [11]: 81.,lan y( airalnJt)er'sl.eobiu!t ). Sedemikian melekatnyakeperca-
sehingga seekor domba betina me-
(J'y-yashila( M- C ) sertaQS. AlQashash l28l:35,fa16
yashililna )c ). Ayat-ayat tersebut memer- lahirkan kembar, jantan dan betinai maka yang
Kajian Kosakata ta72
Washiyyah \\'ashil,yah
jantan disebut washilah ( +t ), tidak boleh pesan-pesan' . Washiyy ah Gr"j )berasal dari akar
disembelih dan harus diserahkan kepada berhala kata yang terdiri dari huruf-httuf toalo, shdd, yd' ,
(QS. Al Ma'idah [s]: 103). yang mengandung makna 'ittashala' ( l*t\=
Ketiga Silaturrahim dan suaka. Washilah bersambung berhubungan). Dikatakan washiya
adalah sikap mental orang-orang yang secara an-nabdt ( c>6t ,5e'1) karena pohonnya banyak
terus-menerus menjaga hubungan dengan Allah dan sambung-menyambung antara satu dan
swt. untuk melaksanakan segala apa yang lainnya. Terkadang juga dikatakan tawdshd an-
diperintahkan-Nya dan merasa takut terhadap nabat ( 4t .-t; ) jika pohon-pohon saling
siks4 serta memberikan perlindungan terhadap berdekatan. Dari akar kata tersebut terbentuk
kaum yang telah ada ikatan perjanjian. Ayat-ayat kata kerja washshd ( &(*)';) dengan ism mashdar
(partisip) taushiyyah
yang menyinggung hal tersebut adalah QS. An- ) dm aushd ( ;;\i )
NisA' [4]:90, QS.Ar-Ra'd [13]:21 dan25, sertaQS. dengan pa;tisip ish6' ( rlaal), yangberarti 'ahida
Al-Baqarah l2l: 27, menyatakan bahwa hubungan wilAas(hi.y.y.aJh)(+*.=jt
yang harus dikembangkan tersebut merupakan berpesair kepada ...).Kata al-
) dengan bentuk pluralnya a/-
ketetapan Allah dan perjanjian azali manusia. washkya (6"G:)i ) adalah kata benda dari ish6'
Keempat Al-Qur'an sebagai peringatan.
( rG\ ). Sesuatu.yang diwasiatkan disebut a/-
Turunnya Al-Qur'an secara berangsur-angsur, washiyyah ( *)t ), seperti hddzihi washiyyatuh
di samping memudahkan untuk memahaminya, ( +.s 0r-6 = ini [sesuatu] yang diwasiatkan
juga sebagai tantangan bagi kafir Mekah guna olelinyii. Wasiat berartiittashala( .-ffr = U"rsu--
mendatangkan kitab yang lebih baik jika mereka bung, berhubungan), seperti yang dijelaskan
menganggap dirinya lebih benar, atau keing- oleh M. Quraish Shihab, berarti'menyampaikan
karan mereka hanyalah sekadar menuruti hawa pesan kepada orang lain dengan perkataan yang
nafsu (QS. Al-Qashash [28]: 51). Sesuai dengan halus, agar yang bersangkutan melakukan suatu
sifat kemukjizatan, isi Al-Qur'an tidak hanya pekerjaan yang diharapkan darinya secara
banyak menyalahi kebiasaan masyarakat (al- berkesinambungan'. Dari sini dipahami bahwa
khdriqu lil-'6dah t;'r6IJ ijrtall), tetapi sekaligus isi pesan hendaknya dilakukan secara berkesi-
menantang masyirakit lrntuk menandinginya. nambungan, bahkan mungkin juga menyam-
Tantangan tersebut secara bertahap disebutkan paikannya melakukannya secara terus-menerus,
[1) mendatangkan semisal Al-Qur'an (QS. Al- dan tidak bosan-bosannya menyampaikan
lsr?i [17]:88); [2) mendatangkan sepuluh surah
kandungan pesan itu kepada yang diberi pesan.
(QS. Hffd [11]: 13 ); d* [3) mendatangkan satu
Kata washiyot (*: ) dengan berbagai
surah (QS. Y0nus [10]:38).
Dengan demikian, washilah yang sebe- bentukannya disebut sebanyak 32 kali dalam Al-
narnya adalah sikap mental yang didorong Qur'an. Semuanya mengandung arti 'pesan-
pesan yang disampaikan kepada orang lain
kerinduan yang berat untuk secara terus- untuk mengerjakan atau meninggalkan'. Dalam
menerus aktif berhubungan sesuai dengan sifat bentukfi'l mddhi (bentuk lampau) dengan wazan
fi'l mudhdri'kepada Allah swt., melakukan segala fa'ala (r[, ) diseUut dua belas ka]i. Sebelas kali
perintah-Nya, dan menciptakan hubungan yang menunjukkan bahwa Allah sebagai pelaku,
harmonis dengan sesarna manusia berdasarkan sedangkan selebihnya selain Allah . Kata washshd
petunjuk Al-Qur'an. o Hasyimsyah Nasution o ( **i)Vuogoleh Allah ditujukan lcepadadhamir
mukhdthabah (kata ganti orang kedua) sebagai
WASHIYYAH (+3 )
Menurut Al-Ashfahani, kata washiyyah (+j) objek, seperti dalam QS. Al-An'Am [6]: L51-153,
berarti'menyampaikan kepada orang lain
dengan menunjukkan arti 'berpesan kepada
manusiauntukmenjalankan perbuatanbaikdan
tentang sesuatu yang harus dia kerjakan disertai meninggalkan perbuatan yang dilarang oleh
I 073 Erusrxloprorn Ar--Qun aN
!Vashiyyah Washivvah
Allah'. Pada dasarnya, wasiat dalam ayat-ayat "bencana besar" di bumi setelah ditiupkan
tersebut adalah amr ( )\1t = suruhan) untuk sangkakala, yaitu kiamat.
menjalankan yang diperintahkan oleh Allah dan
Dalam bentuk 'aushd - yftshi - ish6'
meninggalkan yang dilarang oleh-Nya. (,G)- ,i;-- k'J ) disebut empat kali da-
Pada QS. Asy-Sy0rA l42l:13, Allah berfir- lam bentuk kata kerja seperti pada QS. Maryam
jmarr, "Syara'a lakum minad-ffin mk washshk bihi [19]: 31, wa aushdni bish-shalilh (rb-i u;tii),
yang ditafsi rkNr amarani bish-shaldh 1;'i'a!t ;')1
Nfrban" (e -t ,-l.iu u.-,ri b jJ il=oiateur'
= Allah telah memerintahkan kepadiku nienai
mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa
yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh). Menu- rikan shalat) dan pada QS. An-NisA' [4]: 11,
rut Al-Maraghi, kata washshd ( ,j.tl dalam ayat iy itshikumul -l dh fi aul k dikum ( "(L )! ti a iti S.n
ini hakikatnya sama dengan syara'a ( Lr ) se-
= Allah memerintahkan dan mewajibkan kepada
hingga ditafsirkan menjadi, Sy ar a' a lakum minad-
kamu untuk melaksanakan pembagian harta
t;rffinimdsyara'atiNih( c? Su--li G L* = pusaka bagi anak-anakmu). Kala washiyyah
Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang +i( ) adalah bend a (ism) dNikata mashdar ishi'
agarna apa yang telah disyariatkan kepada Nuh). ( rQL ). Menurut para ahli bahasa, dikatakan
Ajaran yang telah disyariatkan kepada Nuh washiyyah (+j) karena berhubungan dengan
berupa perintah untuk menegakkan agama pesan-pesan orang yang meninggal. Dalam Al-
Allah, yaitu mengesakan Allah dan pokok-pokok +iQur'an, kalawashiyyah ( ) disebut 8 kali yang
syariat yang tidak berbeda dari nabi ke nabi, semuanya berhubungan dengan orang yang
seperti beriman kepada Allah, hari akhir, dan telah meninggal. Misalnya pada QS. An-NisA' [4] :
11 dijelaskan bahwa pembagian pusaka (harta
m alaikat, serta melaksanakan akhl 6qul -karim ah
dan sifat-sifat utama. warisan) dilaksanakan sesudah washiyyah
Kata washshaind ( t$'1), seperti dalam QS. (+) dibayarkan kepada yang diberi wasiat
Al-AhqAf 146l:1,5, Wa washshaindl-insdna bi dan sesudah dibayar utangnya, min ba'di
(L:; #iiw frli daihi washiyyatinyfishi bihd au dain (,rei- *"<i * b
i-S;i U). Dalam bentuk ism f6'il mfishin ( e'y)
sudnya
ihs dn an 1 ;r'4', il aihim t:-Jo t. )-,h^anuwt - disebui sekali, yaitu dalam QS. Al-Baqardft tZl,
bil-ihsini 182, yang juga dimaksudkan bagi orang-orang
am arndhu 6 w aI i
(q'ataihimd ;Jttutalgl3i! iu;f = ntan
memerintahkan kepada manusia untuk berbuat
baik dan simpatik kepada kedua orang tuanya). yang membuat wasiat tentang harta pusaka
Dengan kata lain, Allah berpesan kepada mtrnu- (warisan).
sia berupa perintah untuk berbuat baik dan Dalam wazan taf6'ala ( ,yw ), tawdshau
(t't*,li ) terulang sebanyak lima kali, yaitu QS.
simpatik kepada kedua orang tua.
Adz-DziriyAt [51]:53, QS. Al-Balad [90]: 17 (dua
Dalam QS. Al-Baqarah [2]: 132, wasiat kali), dan QS. Al-Ashr [103]:3 (dua kali). Dalam
disampaikan oleh Nabi Ibrahim as. dan Ya'qub bentuk pola kata t awishau ( frefy ) menunjukkan
as. kepada anak-anaknya. Mereka berpesan adanya dua pihak atau lebih yang melakukan
kepada anak-anaknya dengan agarna Allah agar
berbuat kebaikan dan keutamaan, baik dalam suatu pekerjaan sehingga berarti 'saling mewa-
urusnn ukhrawi maupu.n duniawi. siati'. Dari semua kata tawdshau (t"ret; ) ya.g
disebut dalam Al-Qur'an selalu dirangkaikan
Kata taushiyah (*'; ) adalah bentuk
mashdar dari kata kerja washsh| ( &i) disebut dengan perbuatan yang bai( seperti tawhshau bil'
hanya sekali, yaitu dalam QS. Ya Sin [36]: 50. baqq ( f\lnt;i = saling mewasiati untuk
;VKata taushiy ah ( ) berarti'membuat wasiat'. melakukan kebenaran) ; tawhshau bish-shabr
Menurut Al-Maraghi, bahwa manusia tidak akan ( P|\1*t?i = saling mewasiati untuk kesa-
dapat membuat wasiat untuk membagikan baran); dan tawishau bil-marbamah ( ri7u. |-t t?i
kekayaannya kepada seseorang ketika terjadi = saling mewasiati untuk sayang-menyayangi).
Kajian Kosakata 107 4
WAsi . .Al W,isi. Al-
Terkecuali dalam QS. Adz-Dzdriydt [51]: 53, " Ya Tuhnn kmni, r ahmat dnn ilmu-Mu wdsi' at fueliputi
'saling mewasiati' pada ayat itu dilakukan oleh
orang-orang kafir untuk mengingkari kenabian segala sesuatD" (QS. Al-Mu'min [n): 7) -
Rasulullah sdw. + lskandar Ritonga *
Memerhatikan konteks ayat-ayat di atas,
o
kita dapat berkata bahwa Allah Mahaluas ilmu-
WASI', At- ( grtlt I
Nya, sehingga mencakup segala sesuatu,
Kataal-wdsi'( eYt ) terambil dari akar katayang
Mahaluas kekuasaan-Nya sehingga meliputi
menggunakan huruf-huruf u)aut, sin, dan'ain, yang
segala sesuatu, demikian jugarezeki, ganjaran dan
maknanya berkisar pada antonim kesempitan dau-l pengampunan-Nya kesemuanya luas tidak ber-
kesulitan. Dari sini lahir makna-makna seperti tepi, panjang tidak berakhir, bahkan petunjuk-
petunjuk-Nya pun beraneka rag;un tanpa batas,
kaya, mampu, luas, meliputi,langkah panjang, dan
karena itu dinyatakan-Nya bahwa,
sebagainya.
a". ii'";i 3j"iit,ii Lj1
Dalam Al-Qur'an kata wdsi' ditemukan
'sebanyak sembilan kali. Kesemuanya menjadi " Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang
sifat Allah swt. Konteks ayat-ayat yang menyi-
fati Allah dengan sifat tersebut bermacam-ma- telah mendapat petunjuk" (QS. Maryam l79l:76).
cam, yaitu izin untuk mengarah ke mana saja
dalam shalat bila dalam perjalanan (QS. Al- Yang luas dalam ilmu, tidak akan keliru,
Baqarah [2]: 115), pengangkatan Thalut sebagai tidak juga salah, bahkan memberi ilmu, melalui
rajalpenguasa Bani Isra'il (QS. Al-Baqarah [2]: pencarian atau tanpa usaha (wahyu). Yang luas
247), pelipatgandaan ganjaran melebihi 700 kali dalam kekuasaan tidak akan berlaku aniaya,
tidak juga tergesa-ges4 bahkan akan memberi
lipat (QS. Al-Baqarah l2l: 261), j anj i memperoleh kekuasaan. Yang luas dalam rahmat, tidak akan
kelapangan sebagai dampak mengeluarkan mengecarn apalagi menyiksa tanpa sebab yang
jelas, bahkan akan memaafkan dan menganuge-
zakatlsedekah (QS. Al-Baqarah [2]: 268), petun- rahkan berbagai anugerah. Yang luas dalam
petunjuk, tidak akan menyesatkan, apalagi
juk keagamaan dan kekuatan hujjah (QS. Ali menjerumuskan, tetapi membimbing dengan
amat baik menuju apayang dikehendaki, bahkan
'ImrAn l3l:73 dan QS. Al-Ma'idah [5]: 54), keka- melebihi dan lebih baik dari yang dikehendaki.
Demikian Allah Yang Mahaluas itu.
yaan materi (QS. An-Nffr l24l: 32), pengam-
Terdapat satu ayat yang juga mengguna-
punan (QS. An-Najm [53]: 32), serta perceraian kan akar kata yang sama dan menjadi sifat Allah,
suami-istri secara baik (QS. An-NisA' [a]: 130). yailu Mfis|frn ( t:'2,1) ) dalam konteks pencip-
Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa kata taan langit (QS. Adz-DziriydtlS\: a\. Ayat ini
ini sekali berkaitan dengan ilmu Ilahi, yang dipahami oleh sementara pakar bahwa Allah
meliputi segala sesuatu, di kali lain berkaitan memperluas alam raya ini atau apayang mereka
istilahkan dengan Expanding Uniaerse. Menurut
dengan limpahan karunia-Nya. teori ini, alam semesta bersifat seperti balon atau
gelembung karet yang sedang ditiup ke segala
AUah Wasi'dalam arti ilmu-Nya mencakup arah. Langit yang kita lihat dewasa ini, sebenar-
nya semakin tinggi dan semakin mengembang
segala sesuatu dan rahmat-Nya pun Wdsi'
dengan keanekaragamannya. Pendapat Al- ke segala arah dengan kecepatan yang luar biasa.
Ghazali ini sesuai dengan firman-firman-Nya
rBila tmri ini benar, maka sifat Mttsi' ( gl )
yang menggunakan akar kata yang sama dalam
bentuk kata kerj+ misalnya: Allah mencakup pengembangan dan perluasan
alam raya dan yang diungkap oleh QS. Adz-
'.,-;" ,f ,z ;r't ,-;,e)i
Dzdriydt l5\: a7.
" Rahmat-Ku wasi' at fueliputi segala sauafz). (QS. Al-
A'rN l7l:156),
juga firman-Nya:
&; i;S ..;i "JL .\i t:J1,
I 075 ENsrxr-oprnrl Ar--Qun'rrn
-1
Wasilah Wasilah
Ar4; (,y *.\ti,*.t:ei: Demikian pula, pengertian keagamaan dari i
I
" Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), kata wasilah (*il sebagai dijelaskan di atas
dan sesungguh-nya Kami benar-benar meluaskanl i
sejalan dengan firman Allah swt. dalam QS. Al-
mmgembangkmmya." l
IsrA'1171:57:
WaAllihA'laflt. .t M. Quraish Shihab + I
uji'l; tuii *; ;l -i* 3'L'i eitq_ i
wAS1LAH tb:l I
i(r, 6(,ts,,1 qt n|; ir.t jL 3, ;'tvt i;;,;, :t ijS I
Or rn g-or m g y an g mer ekn sru itu, ruereka sndii mencai l
Wasilah (*rl adalah bentuk mashdar dari fi'l wasilah $alan) kerydaflnlm merd<n siapa di rntmamer*n
mddhi (kata kerja lampau) wasala (,11) yang
y rng l&ih d*d keryda Allab dan mmghmapkan rahtnnt-
hampir mirip maknanya dengan washilah
Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab
+') pj(
), benitk mashdar washnla ( l. Keduanya Tuhnnmu adalalt zuatu y ang funrud ditakuti.
bisa diartikan sebagai "sesuatu yan g meny ambung
dan mengant arkan sesuatu dengan y ang lain " . F{any a Dari kedua ayat suci yang disebut di atas,
saja, menurut Al-Ashfahani dalam Mufraddt didapati bahwa jika dalam ayat yang pertama (QS.
Ghafib al-Qur'dn, wasilah (*il lebih spesifik Al-Mdidah [5] : 35) terbaca perintah untuk mencari
pengertiannya dibandin gkan washilah ( ilaj ), wasilah(+'r), maka dalam ayatyang kedua (QS.
karena wafrlah (*il adalah "upaya menyam-
Al-Isrd l17l: 57) dijelaskan bahwa "orang-orang
bung yang didasari oleh keinginan yang kuat" yang mereka seru"; yaitu tokoh-tokoh yang
*1',F,#.*'1,1.l-it'aadlh-awmamsuinlaihtiumaa'nkahaars-rhusghhbuahm' (inaatl;wi as^hfrilar:ht disembah dan dipertuhankan oleh manusia,
Dalam Al-Qur'an, kata yang berasal dari
seperti Isa as. yang dipertuhankan oleh umat
Kristiani, atau'Uzair oleh orang Yahudi, atau
malaikat-malaikat oleh kaum musyrik; bahwa
akar kata wdw, sin danldrn ( J -"r - : ) ini hanya merekayang disembah dan diseru itu sebenarnya
terdapat dalam bentuk mashdar-nya, wasilah * :lhamba-hamba Allah yang mencari wasilah (
(+i), yang disebut sebanyak dua kali; yaitu di untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam
dalam QS. Al-Ma'idah [5]:35 dan QS. Al-Isril [17]: literatur keislaman-terutama dalam disiplin
57. Dalam konteks keagamaan, menurut Amin al-
tasawuf-upaya mendekatkan diri kepada Allah
Khuli dalam l4u'i*:" AWh al-Qur'6n, al-wafilah
swt. dengan menggunakan wasilah ( Uii ) it"
ilallih (nl Jl al-]l ) adalah "sesuatu cara/jalan disebut dengan istilah tawassul ( ;-; ) yang
yang menyimbungkan/mengantarkan kepada memang berasal dari akar kata yang sama.
pahala dan kedekatan diri kepada Allah swt." - Berkenaan dengan tawassul ( .p,; ) atau
'm6 yuwashshilu ilk tsawdbihi waz-zulfd \adaihi' upaya mencari wasilah (^Uil untuk mendekat-
t i.i a\t: y,tj J\,y;.6 ), tentu dengan cara kan diri kepada Allah swt. itu, para ulama
dan ketentuan yang dibenarkan oleh agama. menyepakati kebolehan melakukannya karena
Dalam QS. Al-Ma'idah [5]: 35, Allah swt. secara jelas ditemukan perintah Allah dalam al-
memerintahkan orang-orang yang beriman
Qur'an untuk melakukannya, sebagaimana
untuk menc Ni wasilah yang dapat mengantarkan dipahami dari dua ayatyrrg mengandung kata
mereka memperoleh ridha-Nya: wasilah('d:-tl di atas (QS. Al-Milidah [5]: 35 dan
QS. Al-IsrA' l17l:57). Kendati demikian, para
;v1,3a43 "^!*,ii 4I i-*is'iit i$i i 3r-tt qi.q
ulama kemudian berbeda pendapat tentang cara
3,;#'4-#a.
yang dapat ditempuh dan atau apa dan siapa
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada yang dapat dijadikan wasil ah guna meraih ridha-
Allah dan carilah wasilah (j alan) y ang mendekatkan Nya dan memperoleh perkenan-Nya.
din kepadn-Ny a dan Wihadlah padn j alm-N y a, sapay a Menurut pakar tafsir M. Quraish Shihab,
kmnu madap at fub eruntun gan. "
ber-tawassul atau menjadikan amal-amal saleh
Kajian Kosakata 1076
WaslvAs Wasu is
sebagai cara mendekatkan diri kepada Allah atau sangat halus'. Kemudian, makna ini berkembang
memperoleh perkenan-Nya adalah hal yang
tidak diperselisihkan oleh ulama. Nabi saw. pun sehingga diartikan dengan'bisikan-bisikan hati',
-seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
yang biasanya digunakan untuk 'bisikan-
Muslim- pernah menyampaikan tentang tiga
bisikan negatif '. Karena itu, sebagian pakar tafsir
orang yang sedang berteduh dalam gua lalu tiba-
tiba ada batu yang jatuh menutupi mulut gua memahami kata ini dalam arti 'setan'.
sehingga mereka tidak dapat keluar. Nabi saw.
menguraikan bahwa masing-masing menyebut Kata waswds ( alr'S ) ditemukan hanya
amal salehnya yan9 terbaik seraya memohon
agar batu itu tersingkir, dan Allah mengabulkan sekali dalam Al-Qur'an. Akan tetapi, akar
permohonan mereka.
k(t?rriu/ :y?,t,-r\or-:yot.i,-r. ): . y r*ot*isul tuwaswisu
Walhasil setelah memaparkan dan mencer-
mati perbedaan pandangan para ulama tentang ) ditemukanempatkali.
beberapa car a ber-tawassul y arrg masih diperse-
lisihkan, M. Quraish Shihab sampai pada satu Unfuk kata n,as wds (al-waswr4s) dan kata y uwaswisu
kesimpulan bahwa ulama-ulama yang melarang
ber-tawassul baik dengan nama Nabi saw., lebih- disebutkan dalam surah yang sama secara
lebih dengan para wali/orang-orang yang dekat
kepada Allah, tidak lain motif larangan itu kecuali bersambung yakni QS. An-NAs ll14l: L5, Min
karena khawatir hal tersebut tidak dipahami oleh
masyarakat awam yang sering kali atau boleh jadi ftsy ar r il - w asw 6s il -kh ann 6s. Al I a dzi y u w asw i su
menduga bahwa mereka itulah yang mengabul- shudfirin-nds ( ',.tr';. Lsii o-(li d-ii
kan permohonan mereka; atau bahwa mereka = d;i kejahafan pisikanl -,y
memunyai peranan yang mengurangi peranan .-J.6i );il -:i
Jetan
Allah dalam pengabulan permohonan; atau
yang biasa bersembunyi, yang membisikkan
bahwa mereka dapat memperoleh sesuatu yang
tidak wajar mereka peroleh, karena tawassul. [kejahatan] ke dalam dada manusia). Para
Keyakinan semaciln ini jelas terlarang, bahkan mufasir memahami kata al-waswds dan kata
bisa dikategorikan sebagai salah satu bentuk
mempersekutukan Allah swt. * lrfan Mas'ud + yuwaswisu di sini dalam arti'setan', yakni dalam
konteks pembicaraan tentang setan yang membi-
sikkan kejahatan kepada manusia (pada umum-
nya). Menurut merek4 setan sering kali membi-
sikkan rayuan dan jebakannya ke dalam hati
manusia. Oleh karena itu, M. Quraish Shihab
menjelaskan bahwa ada ulama yang menyisip-
kan kata "pelaku" sebelum kata al-waswds,
sehingga menjadi "pelaku bisikan ke dalam hati"
(yfui setan); dan ada pula yang berpendapat
bahwa sisipan itu tidak perlu karena setan tidak
digambarkan sebagai pelaku, melainkan ia
sendiri merupakan wujud dari bisikan negatif
itu. Mufasir kontemporer ini mencontohkan, jika
WASWAS ( o"lt-'t ) Anda berkata, "Si A pelaku kejahatan" maka
Kakaatar wkaastawd*s*i(*aot ri ) adalah bentukmashdar dmi kalimat ini hanya menginformasikan bahwa
- yuwaswisu ( t-r i - d;i ). kejahatan telah dilakukan oleh si A, dan tidak
Menurut Al-Ashfahani, akar kaia ini terambil menutup kemungkinan adanya kebaikan yang
dari rangkaian huruf-huruf yang makna asalnya dia lakukan. Akan tetapi, jika Anda berkata, "Si
adalah 'shautul-huliy' ( "jJ-lt L'* = suara p.er- A adalah kejahatan" maka tidak ada satu segi
hiasan) dan'al-hamsut-khafiy' (.7.!l Al =
pun dalam diri dan aktifitasnya kecuali keja-
bisikan lirih). Al-Maraghi menulis bahwa arti
hatan. )adi, makna inilah yang diinginkan dari
asli dari kataal-waswr4s ialah'suara tidak nyaring kata al-waswds ketika ditafsirkan sebagai 'setan'
yang berkali-kali'. Dari sini maka 'suara per- tanpa disisipi kata "pelaku".
glrhiasan' juga disebutwaswfis ( S ). Sementara Dua kata tDaswasa (;;', ) disebutkan
itu, M. Quraish Shihab berpendapat bahwa kata dalam QS. Al-A'rAf [7]:20 dan QS. ThfiA [20]:
al-waswhs pada mulanya bermakna 'suara yang 120. Keduanya digunakan di dalam konteks
1077 Erusmloppore Ar--Qun'arv
Waswirs \,Vat r
pembicaraan tentang setan yang membisikkan pernah musnah. Akhirnl4 Adam dan Hawa pun
kejahatan kepada Adam dan istrinya, Hawa.
terpedaya atas bisikan setan. Keduanya mema-
Ayat pertama berbunyi, Fa-waswasa lahumdsy-
kan buah pohon yang Allah telah melarang
syathdn ( ji;Ai Ci a*i= Maka setan membi-
untuk memakannya. Ini berarti, mereka menuruti
sikkan pikiran jahat kepada keduanya). Menurut
bisikan setan sekaligus melanggar larangan
Al-Maraghi, uasuasa ( d;i ) setan terhadap
Allah. Akibatnya tampaklah aurat-aurat mere-
manusia ialah bisikan-bisikan buruk yang
terdapat dalam jiwa mereka, yang membuat ka padahal sebelumnya tertutup. Maka kedua-
mereka memandang baik kepada hal-hal yang nya segera meraih daun-daun tin (yang ada di
membahayakan, baik terhadap tubuh maupun
roh mereka. |adi, yang dimaksud ayat ini adalah surga) untuk menutup tubuh mereka. Dengan
setan menggoda Adam dan Hawa supaya peristiwa ini, Adam menjadi durhaka dan sesat.
memandang baik kepada sesuatu yang memba- "Durhaka" karena melanggar larangan Allah
hayakan keduanya; dan membuat sedih apabila sebab lupa, dengan tidak sengaja; dan "sesat"
keduanya melihat apa yang lebih suka ditutupi, karena mengikuti apa yang dibisikkan setan.
agar jangan terlihat dalam keadaan terbuka,
yaitu aurat mereka berdua. Pendapat lain yang (a, -r"i|l,a)tlateinrdyaapnagtmpeandgagQunSa. kQaAnfk[ast0a]: tuwaswisu
lebih kuat menjelaskan bahwabisikan ini berupa "1.6, ...m6-
munculnya setan ke hadapan Adam dan istri-
-, A*ituwaswisu bihi nafsuhtt ( 'in'*"r'. U.. = ...
nya, lalu mengajak keduanya berkata-kata.
apa yang dibisikkan oleh hatinya). Penggunaan
Dalam hal ini, setan berkata kepada Adam dan
Hawa dengan bisikannya, "Tuhanmu tidak katatuwaswisu di sini adalah dalam konteks pembi-
melarang kalian memakan pohon, kecuali karena caraan tentang kemahatahuan Allah terhadap
salah satu di antara dua alasan. Pertama, karena bisikan hati manusia; bahkan, gerak-gerik manu-
Tuhan tidak menyukai kalian menjadi seperti
sia dan perkataannya dicatat oleh dua malaikat,
malaikat; mencegah memakan buah dari pohon
yakni Malaikat Raqib yang senantiasa duduk di
tersebut berkenaan dengan sikap-sikap khusus
dan berbagai keistimewaan yang dianugerah- sebelah kanan dan Malaikat Atid yang senantiasa
kan kepada para malaikat. Kedua karena Tuhan
tidak menyukai kalian tergolong orang-orang duduk di sebelah kiri manusia.
yang langgeng dalam surga". Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa
Lanjutan kisah Adam dan Hawa di atas- kata waswks ( al-r's ) dan ak,ar,katanya-.
termasuk nama pohon yang dibisikkan setan
kepada keduanya-disebutkan dalam ayat waswasa-yulaaswisultuwaswisu ( / c-r l- - Jy )
kedua, yakni dalam QS. Thaha l20l: L20, Fa- tf i, )-yang disebutkan sebanyak lima kali
waswasa ilaihisy-syaithin (:6i l) 3-r1i = dalam Al-Qur'an, kesemuanya bermakna'bisi-
Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kan'. Empat di antaranya dipahami sebagai
kepadanya). Ayat ini menjelaskan bahwa setan 'bisikan-bisikan negatif', di dalam arti'setan',
melancarkan bujukannya seraya menawarkan yakni setan membisikkan rayuan dan jebakan-
jasa untuk menunjukkan sebuah pohon kepada nya ke dalam hati manusia baik secara umum
Adam. Pohon itu dinamai syajaratil-khuld kepada seluruh manusia maupun sec;ua khusus
( -ts;i {1;,= pohon kekekalan) karena menurut
kepada Adam dan istrinya, Hawa. Adapun
bisikan setan bahwa apabila Adam memakan sisanya-yang satu-dipahami dalam arti
buahnya, niscaya ia hidup kekal, tidak pernah
mati, dan akan menguasai kerajaan yang tidak 'manusia', yakni bisikan hati manusia itu sendiri
yang telah diciptakan dan diketahui oleh Allah
swt. + Muhammadiyah Amin +
jjwArR ( )
Kata ini hanya disebut satu kali dalam Al-Qur'an,
yakni dalam QS. Al-Fajr [89]: 3. fumhur ulama
(j!rmembacanyaal-watr
), sedangkan Hamzah,
Al-Kisai dan Khalaf membacanya al-witr ( iStl
Kajian Kosakata 1078
\A.trj0h
Kata lain yang seakar dengan kata itu disebut adalah 10 Zulhijjah dan ganjil adalah 3 hari
Mina." Al-Husain bin Al-Fadhl menyatakan
dua kali dalam Al-Qur'an yaitu kata y atiru. ('S- ), bahwa genap adalah peringkat dalam surga
yang jumlahnya 8 (delapan) tingkat, dan ganjil
bentuk mudhdri' dariwatara ('j3), diseAut dalam adalah peringkat neraka yang jumlahnya tujuh
QS. Muhammadl4Tl:35 dan katatatra((j )yang tingkatan. Muqatil mengatakan genap adalah
hari-hari biasa yang ada siang dan malam,
disebut dalam QS. Al-Mu'min0n [23]:44. sedangkan ganjil adalah hari kiamat karena ia
Menurut bahasa, al-witr ('i Sr 1 merupakan hanya terdiri dari siang saja, tanpa malam lagi.
Al-Hasan mengatakan bahwa yang dimaksud
lawan kata dari asy-syaf'( C+'= genap). Kedua- genap dan ganjil adalah keseluruhan hitungan
karena hitungan tidak terlepas dari keduanya.
nya merupakan hitungan atau sesuatu yang
Dan masih ada beberapa pendapat lain tentang
dihitung. Yang pertama merujuk pada hitungan maksud kata syaf' dan watr di dalam ayat itu.
ganjil atau sesuatu yang ganjil dan yang kedua Berkenaan dengan penafsiran-penafsiran
tersebut Asy-Syaukani (w. 1250 H) berkomentar
menunjuk hitungan genap atau sesuatu yang bahwa secara urnurn pendapat-pendapat mereka
genap. Allah berfirman dalam QS. Al-Fajr [89]: itu lemah karena penegasan maksud tersebut
8, wasy-syaf i wal-watri t ilr: *tt= demi yang semata-mata didasarkan pendapat saja. Oleh
karena itu, sebaiknya makna kedua kata tersebut
genap dan yang ganjil). Adapun katatatraberarti dikembalikan kepada maknayang berlaku dalam
'berturut-turut'. (QS. Al-Mu'min0n [23]: 4). bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, syaf'bermakna
Pengertian ini juga tidak lepas dari makna yang 'genap' dan watr bermakna 'ganjil'. Dengan
demikian, yang dimaksudkan kedua kata itu
asli di atas. Beturut-turut berarti satu persatu,
dalam ayat tersebut adalah hitungan genap dan
sedangkan satu persatu merupakan hitungan ganjil itu sendiri, atau sesuatu yang dihitung kare
na ia pasti genap atau ganjil. Ayat tersebut tidak
ganjil. menun-juk kepada pengertian-pengertian yang
lebih khusus sebagaimana dinyatakan di atas.
Kata yatiru diartikan mengurangi hak atau
menyendirikan sesuatu. Allah sruf. berfirman Secara umum, penggunaan kata syaf' dart
watr dalamsumpah Allah yang ditujukan kepada
dalam QS. Muhammad [47]: 35, walan yatirakum orang-orang yang berakal menunjukkan adanya
keistimewaan kedua lambang yang diciptakan
a'mkla-kum t ,<*i 3l- lr= dan Dia tidak akan oleh Allah itu. Keduanya terasa penting dalam
kehidupan manusia. * Ahmad Qorib ,o
mengurangi [pahala atau menyendirikan] amal-
amalmu [tanpa diberi pahala]). Penyendirian wr.rILIH t;r*jt
;;) LiKata wujtth (
amal tanpa diberi pahala merupakan bentuk ) adalah jam ak dali wajh ( ).
pengucilan dan kesendirian karena amal selalu Pengertian kebahasaannya adalah'wajah',
diimbangi dengan pahala. Ini merupakan bentuk 'muka', 'paras', 'yang merupakan salah satu
keganjilan. bagian badan'. Pengertian demikian terdapat
Dalam perkembangan pemakaian kata sy af' antara lain pada kata wujith (';i ) dalam QS.
dan watr dalam penafsiran Al-Qur'an, para Al-Ma'idah [5]:6. Al-Qur'an, di samping mema-
mufasir berbeda pendapat mengenai maksud kai kata wajh ( ol1 ) datam pengertian asli
kata itu; narnun, secara keseluruhan makna kata tersebut, juga memakainya dalam arti majazi.
itu mengacu kepada akar makna yang sama,
yaitu hitungan genap dan ganjil. Qatadah
mengatakan, bahwa keduanya bermakna kege-
napan dan keganjilan shalat karena shalat ada
yang genap dan ada yang ganjil. Mujahid dan
Athiyah Al-'Ofi mengatakan bahwa genap
berarti makhluk dan ganjil adalah Allah Yang
Maha Esa. Ar-Rabi' bin Anas dan Abul-Aliyah
mengatakan. "Ia adalah shalat maghrib karena
dalam shalat itu terdapat dua rakaat, dan
hitungan ganjil, yaitu satu rakaat." Adh-
Dhahhak berpendapat, "Yarrg dimaksud genap
Eivsir<loprora Al Qun'aiv
Wuj[ih WutsqA
Di antara pengertian majazi itu ialah yang terkemuka'. Kata tersebut terdapat dalam
'bagian depan sesuatu' atau 'bagian awal QS. Ah'ImrAn [3]: r15 dan QS. Al-AhzAb [33]:69.
* Yunasril Ali +
sesuatu' karena dianalogikan dengan wajah yang
menempati bagian depan dari tubuh. Pengertian
demikian terdapat dalam QS. Ali'ImrAn l3l:72. wursQA ( ,rsi I
. Pengertian lain dari wajh ( o*j) ialah nafs Kata wutsqh adalah bentuk tafdhil (superlatif)
( F = diri), seperti terlihat pada QS. Al-An'Am
muannats.dari autsaq ( J:\i ), bentuk jamaknya
wutsq ( il'r) berasal dari kata watsiqa-yatsiqu-
16l:79.
tsiqahlwaBilqah (atjl^i - ,?- - ;i'1), akar kata-
Wajh ( o*1 ) juga berarti qashd ( ,", i = niat,
nya terdiri atas huruf-hurui waw-tsd'-qdf, yang
maksud) dan ada pula yang mengartikannya
sebagai 'ikhlas', seperti terdapat dalam ayat pada dasarnya mengandung arti 'ikatan' dan
yang artinya, "Maka hadapkanlah wajahmu 'kokoh/kuat'. fanji yang kuat disebut mishdq
dengan lurus kepada ag.una (Allah)." (QS. Ar- ( iti),jamaknya z awitsiq (,i*.t; ).
R0m [30]:30). Kata wushqd terulang dua kali dalam Al-
Di samping pengertian di atas, pengertian
Qur'an, yakni QS. Al-Baqarah [2]:256 dan QS.
lain ialah dzdt, seperti terlihat dalam ayat yang LuqmAn l31l:22). Kata yang seakar dengannya
artinya, "Dan tetap kekal (ZaQ Tuhanmu yang dalam berbagai bentuk dijumpai sebanyak 32
memunyai kebesaran dan kemuliaan." (QS. Ar- kali, di antaranya: mitsaqahfi (t*l dalam QS.
Al-Milidah [5]: 7 ; mautsiqahum 1'ri;: y ) dalam QS.
RahmAn l5sl:27). Abu Abdillah bin Ar-Rida
membantah pengertian demikian. Menurutnya, Yl70l:s1u69f ;lmt2itls:d6q6a;kmumitsa(qE\9* 9)) dalam QS. Al-A'rAf
dalam QS. Al-Hadid
pengertian wajh ( e* t ) dalam ayat ini ialah'amal
[57]: 8); dxtmitsdqan ( ut i, ) dalam QS. Al-AhzAb
saleh yang diterima Tuhan'.
l33l:7.
Al-Qur'an juga memakai kata wajh (+S) Kedua rangkaian kata uutsqd y alrtg terdapat
dengan arti'rida', seperti terdapat dalam QS. Al- dalam QS. Al-Baqarah dan QS. Luqm6n persis
sama bunyiny4 Iaitu' F aqadistamsaka bil-' urwatil-
InsAn [76]: 9. Pemakaian katawajh ( *j) dalam
wutsqd' ( U')tt5\ i-ki * l- Departemen
arti 'rida' yang dikaitkan dengan nama Tuhan
Agama menerjemahkannya dengan'maka
bertujuan untuk mengagungkan dan memulia-
kan nama Tuhan karena wajh ( a*-1) bila diana-
logikan dengan manusia ia adalah bagian tubuh sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
manusia yang paling mulia. Oleh sebab itu, untuk tali yang kokoh'. Yang dimaksud al-'urwatul-
memuliakan nama Tuhan dipakailah kata wajh wutsqh ialah'iman' menurut Mujahid;'Islam' oleh
As-Suddi; dan 'kalimat tauhid' menurut Ibnu
( ^;i ).
Di samping kata waihlutujith, terdapat pula Abbas, Sa'id bin Iubair dan Adh-Dhahhak.
kata yang seakar dengan kata tersebut, yaitu Ketika menafsirkan QS. Al-Baqarah B\: 255,
As-Suyuthi mengutip hadits yang diriwayatkan
wijhah ('U : ) danwaith ( L-* ) ) seperti dalam QS.
oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin
Al-Baqarah l2l: 1,a8. Sebagian mufasir mengar- Salam, "Di masa Rasulullah, aku pernah ber-
mimpi, melihat diriku seakan-akan berada
t*m wijhah (+)) sebagai 'kiblat' dan mufasir
yang lain mengartikannya sebagai 'syariat'. Per-
bedaan pandangan demikian memang wajar ka- dalam suatu taman. Di tengah taman terdapat
rena kata itu hanya dipakai satu kali dalam Al- tiang besi yang bagian bawahnya tertancap di
Qur'an sehingga tidak dapat dibandingkan pema- bumi, sedangkan ujungnya menjulang ke langit,
kaiannya dengan kata yang sama di tempat lain. dan di puncaknya terdapat buhul/tali. Aku
Adapun whjih (tii ) Uer-akna 'yang disuruh menaiki puncak tiang dan menggapai
memunyai kedudukan yang tinggi,ytrrg mulia buhul itu. Aku disuruh berpegang teguh pada
Kajian Kosakata r 080
WutsqA Wutstii
buhul tersebut, dan seketika itu pula aku terba- hal yang harus dilakukan, yakni: (1) mengingkari
ngun. Mimpi ini kuceritakan kepada Rasulullah
thdgut (setan dan apa saja yang disembah selain
dan beliau menjelaskan, "Taman itu adalah
taman Islam, tiang itu adalah tiang Islam, dan Allah; (2) beriman kepadaAllah; (3) menyerahkan
buhul itu adalah al:urwatul-wutsq6, engkau akan diri sepenuhnya kepada Allah; dan ( ) berbuat
tetap dalam Islam sampai engkau meninggal". ihsan (kebajlkan). Hal tersebut tercermin di dalam
Memerhatikan kedua ayat yang terdapat rangkaian kata yang mendahului kata tersebut,
yaitu waman yakfur bith+hAguti wayu'min billih
dalam QS. Al-Baqarah [2]: 256 dan QS. Luqm6n
l3ll:22, dapat dimengerti bahwa untuk memper- ( 4'i:rii?rru-,'"<; # ) pada yang perta-
tahankan diri dalam posisi berpegang pada al- ma; dan ?t)aman yuslim wajhahit lilldhi wahuwa
'urwatul-wuts4A @uhul tali yang kuat) ada empat muhsinun (*k$i J);:Gi'*-;i ) pada
yang kedua. * Baharuddin HS. +
I 081 ENsmlopeorr Al-Qun'aN
E-
Yx;o; we ue' Nl < g.'iV, g'r:s- I |alut. Mengenai pembacaannya, ada beberapa
macam/ ada yang membaca Ydjilj wa MAjttj
Nama Ya'juj dan Ma'juj disebut dua kali dalam
(.'r'6, {r'c- ) dengan alif, danyang lain lagi
Al-Qur'an, yaitu dalam QS. Al-Kahfi [18]: 94 dan m-embacaTjfij wa Ma'jftj ( C;Y ) /y\ ). Yang
QS. Al-Anbiyi' 121l:96. Dalam QS. Al-Kahfi [18]:
masyhur adalah bacaan seperti Asim yang
94 dinyatakan:
membacanya Ya'jitj wa Ma'jfij t g'iY': /;U),
,a:. o- t t4L-t , . t?. . tl. z
dengan hamzah.
.riVt E_rus Vru- ;:)
Ada pendapat yang menyatakan bahwa
(i'rir.+J c; J;1 oi V +? di 'J:i'Ji| Ya'juj dan Ma'juj adalah nama tokoh simbolih
(QAfi yd dzal-qarnain inna Ya'jitja wa Ma'jfija menunjukkan suatu golongan yang kasar dan tak
mufsidfinafil-ardhi fa hal naj'alu laka kharjan 'ald an mengenal hukum, yang akan menghancurkan
taj' ala bainani wa bainahum saddd)
lawan maupun kawan di seluruh permukaan
" Merekn berknta: H ai Zulkarnain, sesungguhny a Ya'juj
bumi ini, sebagai salah satu tanda akan datang-
dan Ma'juj itu adalah pembuat kerusakm di mukn bumi; nya hari Kiamat. Nama itu selain tersebut dalam
Al-Qur'an juga tercantum dalam Bibel, yang
maka, dapatkah kami memberikan suatu pembayaran
dalam bahasa Inggris disebut Gog and Magog.
kepadnnu agar membuatknn dinding [pemisah] di ant ar a Adapun asal-usul penyebutan nama itu,
knnidmmerekn." ada berbagai pendapat. Ada yang mengatakan
bahwa kata tersebut dari ejaan Ibrani Kttk wa
Adapun dalam QS. Al-Anbiyd' [21]:96 di-
Makfik (yang ini tampaknya setelah diadaptasi
nyatakan:
ke dalam Bibel menjadi Gog rnd Magog). Ada yang
t t 2- e. .--:.1, ta:J c.
mengatakanberasal dari ejaan Cina, Mankuk atau
6r+L
g: 6ru:,'lL,-r'"; t t7- - Munjuk yang kemudian mengalami adaptasi
dalam ejaan asing menjadi Mughul atau Mongol.
-i-/Ye'
..- ' Ada yang berpendapat bahwa Ya'juj dan
Ma'juj adalah bangsa dari Cina dan Asia Timur
3ri4. pada umumnya. Ada juga yang berpendapat
bahwa mereka adalah bangsa-bangsa yang
(Hattd idzdfutihat Ya'jtrju wa Ma'jftju wahum min terkenal suka berperan& yang mendiami bagian
kull i badab in y ansilfrn ) utara Asia - yang membentang dari Tibet dan
"Sehingga apabila dibukakan [tembok] Ya'juj dan Cina hingga wilayah kutub utara dan Turkistan
Ma'juj, dan mereka turun dengan cEat dari seluruh
tempat yang tirggr." di sebelah barat. Sementara itu, sebagian mufasir
lain lebih tegas menyatakan bahwa Ya'juj dan
Ya'juj dan Ma'juj adalah nama asing yang
tersebut dalam Al-Qur'an. Pendapat yang
menganggap asing itu beralasan bahwa kata
tersebut tidak dapat di-tashrif, demikian juga
pendapat Al-|auhari, seperti nama Thalut dan
Kajian Kosakata 1 082
Ya'jfrj wa N'la'j0j Ya j0j rn,a Ma'jrij
Ma'juj adalah bangsa Tartar dan Mongol,yalrlg Dalam Tafsir Al-Qurthufr dikemukakan sebuah
pernah menjadi bangsa penjajah selama sekitar
tujuh abad, yang juga kemudian menghancurkan riwayat Ibnu Mas'ud y*g menyatakan bahwa
kekuasaan Islam di Bagdad. ia bertanya kepada Rasulullah mengenai Ya'juj
Abu As-Su'ud mengutip pendapat - antara dan Ma'juj itu; maka, Rasulullah menjawab:
"Ya' juj dan Ma'juj adalah dua bangsa, yang
lain sebagaimana tersebut dalam Tafsir Ibnu 'AbbAs
masing-masing [melahirkan] 400.000 umat, dan
- yang menyatakan bahwa mereka merupakan setiap umat tidak mengetahui jumlah pastinya,
keturunan Yafus, anak ketiga Nabi Nuh, dan kecuali Allah. Tidak ada di antara mereka yang
dikatakan demikian karena jumlah mereka
banyak, sedangkan Az-Zuhaili menyebutkan meninggal sebelum meninggalkan keturunan
sebanyak seribu laki-laki dan masing-masing itu
bahwa mereka adalah suku Tartar dan Mongol,
bersenjata." Lalu ada orang meminta Rasulullah
yang berasal dari satu ayah bernama "Turk",
yang kemudian mendiami bagian utara Asia, menjelaskannya maka beliau menjawab: "Me-
mulai dari Tibet dan Cina hingga kutub utara
reka itu ada tiga macarn [dengan ciri masing-
dan ke barat sampai Pakistan.
Mengenai asal-usul Ya'juj dan Ma'juj itu, masingl, yaitu satu kelompok [tinggi tubuhnya]
seperti pohon aruzz, yaitu pohon yang tumbuh
Al-Qurthubi mengutip sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi di Syam yang ketinggiannya mencapai 120
bersabda: hast4 kelompok kedua [berbadan] setinggi kira-
kira sehasta, sedangkan kelompok yang lain lagi
.rti s '* -;Jt iv -,:i L'tlv- i ?c ) it- 7A :t:
bertelinga lebar dan terlipaf memakan binatang-
,.ttln i.,.Y1,.!.i. -tt1 . ,"t,,. binatang-seperti gajah, binatang liar, dan
Cfu- ?sit s babi-yang mereka dapati, serta memakan
/4t t, ': e1> \t e. Ft :CFv). ..t12 . .. r.,',..
bangkai sesarnanya. Tempat kemunculan mere-
)
ka adalah di Syam dan bergerak menuju
') ie ') '4.6t , !'-ll
Khurasan. Allah menghalangi mereka untuk
bt:t'r\t':'i!)r memasuki kota Mekah, Madinah, dan Bait Al-
(Wulida li Nithin Skmun wa Hhm wa Ydftttsun,
Maqdis."
fawalada Skmun al-'Arab wa Fdrisa war-Rfima wal-
khairufihim. Wa walada Y 1fiitsun Ya'jirj a wa Ma' jttj a Dalam QS. Al-Kahfi [18]:94 itu dikisahkan
perihal perjalanan Zulkarnain, yang penye-
wat-Turk wash-Shaqdlibah wa 16 khaira fihim. Wa butannya dimulai dari ayat 83. Pada bagian
w al adn Hhmun al - Qibthn w al'B arb ar a w as- S A ddn a) akhir dari kisah perjalanan itu, menurut
" N abi Nuh memperanakkan Sarn, Hom, dan Yafus. Sam
Abdullah Yusuf Ali, bahwa Zulkarnain (sang
mempumtakkm Arab, Persia, dan Romrui. Kebaikan adn penakluk) telah tiba di tengah-tengah masya-
pada muaka. Yafuts memperanakkm Ya'juj dnn Ma'juj,
rakat yang berbeda bahasa dan etnis dengannya
Turki, dan Slaaia. Tidak ada kebaikan pada mereka.
sehingga ada sedikit kendala dalam ber-
Sedangkan Ham memperanakkan Koptik, Barbar, dan
komunikasi dengan mereka. Namun, mereka
Sudnn." tidak terlalu primitif sebab mereka telah me-
nguasai pekerjaan-pekerjaan logam, seperti
Pendapat lain menyatakan bahwa Ya'juj
dan Ma'juj adalah "suatu bencana" yang terjadi membuat balok-balok besi dan sebagainya.
Selain itu, mereka adalah masyarakat industri
pada Hari Kiamat. Abu As-Su'ud dalam tafsirnya yang cinta damai, yang tidak menginginkan
menyatakan bahwa ada penggambaran yang terjadi konflik dengan golongan kasar yang
berbeda mengenai keadaan fisik Ya'juj dan Ma'juj
disebut Ya' juj dan Ma'juj itu. Maka, untuk
itu. Ada yang mengatakan bertubuh pendek menghindari golongan Ya'juj dan Ma'juj itu,
dengan tinggi kurang dari sejengkal, dan ada
mereka berharap agar mendapatkan perlin-
pula yang mengatakan bahwa mereka bertubuh
besar dengan tinggi badan mencapai 20 hasta. dungan "sang penakluk" itu dan karenanya
1083 ENsircloprnra Ar--Qun'nr'i
Ya joj t.a N4a'jnj Yab'atsu
mereka mau membayar untuk dibangunkan 91, yaitu (1) bahwa mereka senantiasa membuat
suatu benteng permanert yang menutupi celah kerusakan sampai tiba Hari KiamaL dan setelah
bukit (jurang) agar tidak terjadi serangan dari ifu barulah mereka menyesal; (2) bahwa mereka
tidak mau bertaubat sampai Kiamat tiba; (3)
luar. mereka terus ingkar kepada Allah; narnun, ketika
Kiamat tiba mereka insaf, hanya saja keinsafan
Para mufasir berbeda pandangan mengenai
mereka itu menjadi sia-sia karena pada saat
bagaimana Ya'juj dan Ma'juj itu melakukan
perusakan di muka bumi. Ada pendapat yang Kiamat tiba, tidak ada sesuatu pun yang ber-
manfaat. * Aminullah Elhady *
mengatakan bahwa mereka membunuh ma-
nusia, atau memakan daging manusia. Ada juga YAB'ATSU ( e;i"l
yang mengatakan bahwa mereka muncul pada Kala yab'atsru ( L1$- ) biasa diartikan sebagai
musim semi, dan dengan kemunculan mereka 'membangkitkan'. Kata itu dan kata-kata lain-
menghabiskan apa saja hingga tidak tersisa
nyayang seasal disebut 67 kalldulu+ Al-Qur'an.
sedikit pun tetumbuhan yang hijau. Mufasir lain
Dari segibahasa, kataifuberasal dari ba'atsa
mengatakan bahwa perusakan yang dimaksud
belum terjadi saat itu sehingga kalimat tersebut ( e;. ), yang pada mulanya berarti 'meng-
ditujukan untuk berhati-hati dan mewaspadai
utamakan atau memuliakan sesuatu'. Kemudian,
mereka.
arti itu berkembang sesuai dengan perkem-
Dalam QS. Al-AnbiyA' [21]: 96, pada kalimat
bangan konteks pemakaiannya. Misalnya
battk idzd futibat Ya'jfij wa Ma'jttj ( J;4 11j
C;it tit- l digunakan kata kerja untuk ungkapan ba'atstul-ba'ir ( ,jt ijli ) diartikan
mu'annats( L-*:i ) bagi Ya'jfijdmMa'fr0f. Menurut sebagai 'aku memberangkatkan unta tung-
Ar-Razi, kareni Ya'1uj dan Ma' juj sebagai subjek gangan'. Ini agaknya karena unta-unta yang
itu dianggap kabilah, atau terdapatmudhdf yang
tersembunyi (mahdzttfl, yakni kata jihah ( aa1 = diberangkatkan itu termasuk yang terbaik
arah). Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa
Allah menghancurkan penduduk negeri yang sehingga diutamakan. Pasukan militer yang di-
zalim dan tidak mengizinkan mereka bangkit
berangkatkan ke medan peperangan dinamakan
dari kehancuran itu sampai kelak dibukanya
(yakni hancurnya) tembok Ya'juj dan Ma'juj, al-j undul-mab' frts ( o"r|lr j;iir ). Diungkapkan
yaitu pada saat Ya'juj dan Ma'juj bergerak keluar demikian karena mereka merupakan personel
dari suatu tempat yang tinggi menuju (tempat
berkumpul) semua orang. Pernyataan demikian yang terampil sehingga mereka diutamakan.
itu menurut kebanyakan mufasir diartikan Dalam tradisi kemiliteran, personel yang di-
sebagai salah satu tanda Hari Kiamat, sebagai- berangkatkan untuk menghadapi musuh berat
mana tersebut dalam QS. Al-Kahf [18]: 98
mengenai apa yang dijanjikan Allah: Faidzi j6'a merupakan suatu kehormatan. Kata itu juga
(k * Uwa'du Rab6 ja'alahit dakk6'an wa kdna wa'du rabUi diartikan sebagai 'mengutus atau mengirim'
baqqh t;ittri-i:*s,a+ .!l5;e tsv= sebab pengutusan para rasul sering diung-
Apabila telah datang janji Tuhanku, Dia akan kapkan dengan kataba'atsa ( 6J.) atau yab'atsu
menjadikan [tembok] itu hancur luluh dan janji ( dr- ). Misalnya hadits, bu' itstu bil-hanifiyatis-
Thhanku pastilah benar).
samhah (z*^lr #U +J = aku diutus dengan
Abu As-Su'ud mengemukakan beberapa
membawa agarna yang lurus dan mudah) (HR.
pendapat mengenai karakter Ya'juj dan Ma'juj
yang selalu membuat kerusakan di muka bumi, Ahmad). Kata itu kadang-kadang juga diartikan
sebagaimana tersebut dalam QS. Asy-Syams [91.]: sebagai 'dorongan'. Sesuatu yang mendorong
untuk melakukan sesuatu digambarkan dengan
ungkapan ytaebla'ahtsbue'arlaknsye-ksayaria' g(a"m,#; n' a*mun,;,"artiI-
Walaupun
arti itu tetap mengacu pada arti asalnya seperti
yang dikemukakan di atas.
Ayat-ayat yang menyebut kata yab'atsu
Kajian Kosakata I 084
Yad Yad
( 6;" - dalam b entuk mu dhdr i' ), dapat memberi mencapai 120 bilangan.
Sebagian ahli menyatakan bahwa dari kata
petunjuk bahwa jika kata itu disebut dalam
fyad terd,apat kata kerja jadian ayyada ( ). rcata
konteks hari kiamat maka digunakan untuk arti
tersebut dijumpai dalam Al-Qur'an, baik dalam
'membangkitkan'. Arti semacam itu terdapat
dalam QS. Al-An'Am [6]: 36 yang mengin- bentuk kata kerja masa lamp au ayyada ( $ )
formasikan bahwa orang-orang yang me-
maupun kata kerja kekinian yu'ayyidu (f"'i-).
matuhi dan yang tidak mematuhi seruan Allah
akan dibangkitkan oleh Allah, tetapi bila kata Kata-kata tersebut terdapat dalam QS. Al-
tersebut disebut dalam konteks keduniaan Baqarah l2l:87,253; QS. AU'Imran [3]: 13; QS.
Al-Ma'idah [5]: 110; QS. Al-AnfAl l8l:26, 62; QS.
maka digunakan untuk bermacam-macam arti, At-Taubah 191: 4O ; QS. Al-MujAdilah [s8] : 22; darr
QS. Ash-Sh aff 161l:14. Masing-masing dari ayat
di antaranya: a) 'membangunkan dari tidur', tersebut berarti dukungan, bantuan, dan perto-
longan untuk menambah dan menopang keku-
misalnya dalam QS. Al-An'Am [6]:60; b)'mengi-
rim', misalnya dalam QS. Al-An'Am [6]: 65; c) atan yang sudah ada.
'mengutus', misalnya dalam QS. Al-Qashash Kala yad, dalam ketiga benfuknya itu, ada
[28]: 59; dan d)'mengangkat' misalnya dalam
QS. Al-IsrA' [17]:79. yang bermakn ahaqiE ataupengertian harfiuh yuk-
Demikianlah dalam konteks keduniaan kata ni tangan, dan adapula yang bermakn amajdzi ata:u
yab' atsu digunakan untuk bermacam-macam pengertian kiasan sesuai dengan konteksnya. Con-
arti. Namun, arti-arti itu tidak menghilangkan
arti asalnya. q A. Rahman Ritonga * tohmaknahaqtql,QS.An-Namll27l:12,"waadkhil
YAD( -\i ) f |*y adaka j aibikn" ( )'!:i-',yii t = Masukkan-
Semula kata ini berbunyi yady ( rfI ), bentuk lah tanganmu ke dalam saku bajumu); dan QS.
mutsanni-nya yaddn ( ..,t-r; ; dan jamaknya al-ayffi Al-Mf idah l5l: 38, " was-sdriqu was-sdriqatu faqtha'ft
aidiyahum|"(q-iii-r{bt$;6rt-ui't'o1:sii=Laki-
(.5."1 ). Dalam bahasa Arab, kata ini tergolong
ism mu'annafs. Secara harhah,katayad ( .{ ) berarti laki pencuri dan perempuan pencuri, potonglah
tangan, telapak tangan, atau semua bagian tangan mereka). Contoh makna majizi: QS. At-
tangan dari ujung jari hingga bahu.
Thubah l9l: 29, " futt6 yu' thirl-j izy at a' on y adin w ahum
Dalam penggunaan sehari-hari, kata yad
tidak saja dimaksudkan untuk makna haqiqi #shdghiran" ( <)irp rt *- G d:ii ii"1:- =
tetapi juga dipergunakan untuk makna majdzi
atau kiasan. Dalam bahasa Arab dikenal seperti Sehingga mereka membayar jizyah [upeti] dengan
katayad baidh6' ( rQ ! = secara harfiah berarti tangan [patuh], sedangkan mereka itu kecil
tangan putih) maksudnya'pintar' atau 'jasa', [menyerah]); dan QS. ShAd [38]: t[5,
yadan bi yadin ( y,t:4 = tangan dengan tangan)
berarti dengan bertatap muka atau kontan, al- rt{ti 6i{t ,l)i +*; o*"ti e;lu* f;ii
yadul-'ulyd ( fijr Ur = tangan yang di atas) (wa-dzkur' ibddnnd lbr dhima wa ishiqa wa y a' qttba ulil
maksudnya pemberi, dan sebagainya. Beberapa aiffiwal-abshfrr)
pengertian larn yad,seperti: kekuasaan, kekuatan, " D mt ingatl ah hnmb a-homb a Kami, lbr ahim, lshnq, dnn
kebaikan, kedermawanan, perlindungan, jami-
Ya' qub, y ang memuny ai tangan-tangan [kary a-kary a,
nan, dan sebagainya bergantung pada konteks- jasa-jasabaarl dan pengetahuan yang tinggi."
nya dalam kalimat. Kata yad, dalam ketiga bentuknya, yang
berkait dengan zat Allah telah menjadi pemba-
Dalam Al-Qur'an, banyak sekali dise-
butkan kata yad baik dalam bentuk tunggal, hasan kal6m, baik di kalangan teolog Islam
mutsanni, maupun ja-^k, yang keseluruhannya
(mutakallim) maupun para mufasir. Mereka
berbeda pendapat, apakah kata tersebut harus
dipahami secara harfiah sebagai "tangan"
ataukah harus dicarikan pengertian yang lebih
1085 ENsrxr-opeota, Ar--Qun'aN
Yacl Yaclra'Ona
tepat di luar makna harfiahnya (ditakwil). Oleh Namun, ada pula pandangan yang mema-
karena itu, dalam wacana kal6m dikenal ada
hami kata-kata tersebut sebagaimana tersurat,
kelompok M unazzihah ('6? ) (terambil dari kata tetapi pengertiannya dibatasi dengan tidak
menganalogikannya dengan atribut-atribut
nazzaha, "mensucikan" ), y ang berpandangan makhluk. Pandangan ini meskipun mengartikan
bahwa Tuhan sama sekali suci dan terbebas dari
keserupaan dengan atribut-atribut yang ada kalayadullih(;rr ii ), misalnya, dengan "tangan
pada manusia dan makhluk lainnya. Sebaliknya, Allah", mereka tidak menganalogikan tangan
tersebut dengan tangan-tangan makhluk apa
ada kelompok Mujassimah ('{;; )(dNikata jism, pun. Mereka meyakini bahwa Allah memunyai
tangan, tetapi tidak tahu seperti apa bili kaif
"tubuh" ) dan Musy abbihnh ( z1U ) (dari kata sy ibh,
"serupa") atau antropomorfisme, yang ber- ( 8 \). Mereka disebfiMufawwidhah(z{rf )
pandangan bahwa Tuhan memunyai atribut
sebagaimana atribut-atribut yang ada pada (yang menyerahkan kepada Allah makna haki-
manusia dan makhluk lainnya. Dalam hal ini
terjadi perbedaan pandangan juga: apakah kiny4 karena Allah-lah yang paling tahu tentang
tangan itu seperti tangan makhluk, ataukah makna yang sesungguhnya).
tangan yang tak dapat dibandingkan dengan Dalam kitab-kitab tafsir yang muncul bela-
makhluk apa pun. kangan, pada umumnya para mufasir mengar-
Kelompok Munazzihah, berusaha mensuci- tikan kata yadymgberkait dengan zat Allah itu,
kan Allah dengan melakukan takwil terhadap antara lain sebagai "nikmat" dan "balasan
teks-teks Al-Qur'an dan Hadits yang terkait kebaikan" dari Allah. Seperti "yadulldhi fauqa
dengan zat dan perbuatan Allah, seperti yad
(tangan), wajh (wajah), 'ain (mata), istiw6' aiffihim( Uli G'ri ir ! 1, artinyapahalayangdi-
(bersinggasana), dan nuzitl (turun). Sebab, kata-
kata tersebut jika diartikan apa adanya dapat berikan oleh Allah melampaui kebaikan yang
membawa kepada penyerupaan Allah dengan mereka perbuat. Ada pula yang melakukan
makhluk. Oleh karena itu mereka mengartikan takwil, yaitu mengartikan yad dengan "kekua-
yad dengan kekuasaan, wajh dengan zat, 'ain
saan". Demikian juga terhadap ayat "bal yaddhu
dengan pertolongan, dan sebagainya. Mereka
adalah golongan Mu'tazilah dan yang sejalan mabsfithatdni" (o&#Lti,!. = bahkan, kedua
dengan pandangan tersebut, dan mereka disebut tangan-Nya terulur) dalam QS. al-Ma'idah [5]:
54, artinya Allah adalah "Pemurah", sebagai-
golongan Mu'awwilah ('*i) (yang melakukan
mana dijelaskan lebih lanjut, bahwa Dia mem-
takwil).
Kelompok Mujassimah dan Musyabbihah beri kecukupan kepada siapa saja yang dike-
hendaki-Nya.. * Aminullah Elhady *
adalah mereka yang berpandangan bahwa
Tuhan memunyai keserupaan atribut dengan YADRTtrNA ('t:bu-)
manusia dan makhluk lainnya. Mereka semula Yadra' fina adalah bentrk fi' il mudhdri' (kata kerja
termasuk Ahlul-Hafrts, tetapi kemudian melewati bentuk sekarang) yang jamak dari kata dara'a-
yadra'u-dar'an (\t-L+-ii ), turunan kata yang
batas dasar-dasar keiman m (ushirludffiie). Mereka
tersusun dari huruf-huruf dil ( Sti), 16' ( d"le-rn)o, dtaasni
memahami pengertian kata-kata tersebut di atas ) yang memiliki makna
dengan yang ada pada makhluk. Pandangan hamzah (;;^,
kelompok mujassimah dalrr musyabbihah ini tidak 'menolak sesuatu'. Dari kata itu lahir beberapa
dijumpai lagi dalam khazanah tafsir Al-Qur'an, kata sebagai pengembangan makn4 antara lain
dan hanya tinggal sebagai warisan sejarah
'tempat belajar memanah' karena hal itu me-
pemikiran kal6m yang pernah muncul di ka-
rupakan sarana untuk bela diri atau menolak
langan umat Islam.
bahaya dari luar. Makna seperti ini dapat
ditemukan, misalnya dalam syair Amr, zhiltu ka
anni lir-rimdhi dar'iyyatan 1t-r;r; ,Y"15. ;.9 ';b- =
saya senantiasa seolah-olah menjadi tempat
Kajian Kosakata r 086
Yadra'0na Yadra'fina
latihan bagi pemanah); 'kekuatan dalam diri yang membunuhnya adalah keluarganya sendiri
untuk menolak musuh', seperti dinyatakan karena hendak mengambil harta warisannya.
dalam syair, wa qad kuntu fil-harbi dzi tudra'in Kala yadra'u dalam QS. Al-NOr l24l: 8
( 7ti t; j'Ft ii = sungguh saya punya berarti 'mereka menghindarkan', yaitu jika
Ai-5 -e suami menuduh istrinya berbuat mesum dan
kekuatan menolak musuh dalam medan perang); tidak dapat mendatangkan empat orang saksi
'membela' karena menolak bahaya dari orang- maka ia harus bersumpah atas nama Allah. Pada
orang yang akan menipu (sesmrang); 'arus dan sumpah yang kelima dia harus mengatakan
bahwa ia akan mendapat laknat Allah jika
tanjakan' karena keduanya menjadi peng-
tuduhannya tidak benar. Untuk menghindarkan
hambat/penolak dalam perjalanan; 'unta yang diri dari hukuman zina atas tuduhan suaminya,
siap diperas susunya' karena air susunya tidak sang istri pun harus melakukan sumpah empat
kali dan pada sumpah ya.g kelima, ia menga-
tertahan lagi;'tolong-menolong' karena saling takan akan mendapat laknat Allah jika suaminya
benar. |adi, 'menghindar' juga tidak menyalahi
menolak kesulitan;'terpaksa' karena tidak dapat makna denotasi kata yadra'u karena menolak
menolak paksaan; dan 'tiba-tiba' karena tidak jatuhnya hukuman.
dapat menolak kedatangan. Kata yadra'ttna dalam QS. Ar-Ra'd [13): 22
dan Al-Qashash [28]: 54 berarti 'menolak', yaitu
Kata yadra'fina dan pecahan dalam Al- menolak kejahatan dengan melakukan kebaikan,
Qur'an terulang lima kali, semuanya dengan demikian kata Ibnu Abbas, Ibnu Zaid, dan
bentuk kata kerja, yaitu dengan bentuk lampau,
lainnya. Perbuatan tersebut merupakan salah
iddara'a, disebutkan satu kali, terdapat dalam QS.
satu ciri bagi orang yang tergolongulitl albdb dan
Al-Baqarah l2l: 72; tiga kali dengan bentuk
sekarang yadra'u, terdapat dalam QS. An-Nffr ahli kitab yang beriman. Dalam QS. Ar-Ra'd [13] :
l24l:8 danyadra'ftna, terdapat dalam QS. Ar-Ra'd 22 dinyatakan bahwa perbuatan menolak
l13l:22dan QS. Al-Qashash l28l:54; dan dengan kesalahan dengan perbuatan baik adalah bagian
bentuk perintah, idra'tt, disebutkan satu kali,
dari ciri atau sifat ulttl albib (orang yang selalu
terdapat dalam QS. Ali'ImrAn [3]: 168.
ingat kepada Allah dengan memerhatikan
Menurut Ibnu |uraij, kataiddara'a dalam QS.
Al-Baqarah l2l: 72 berarti 'kalian saling tuduh- ciptaan-Nya) lainnya, seperti memenuhi janji-
menuduh'. Makna ini tidak menyalahi makna nya dengan Allah, tetap menyambung sila-
turrahim, sabar menjalankan perintah Allah,
denotasinya (menolak) karena orang yang saling
mendirikan salat, dan membelanjakan sebagian
menuduh masing-masing menolak mengakui hartanya di jalan Allah. Adapun dalam QS. Al-
Qashash [28]:5\ sifat itu disebutkan dengan sifat
perbuatannya. Al-Bukhari meriwayatkan dari ahli kitab lainnya yaitu beriman kepada ayat-
Mujahid dengan mengatakan bahwa kata itu ayat Allah yang telah dibacakan kepada mereka,
sabar, menafkahkan sebagian hartanya di jalan
berarti 'kalian berbeda pendapat'. Sementara itu, Allah, dan meninggalkan kata-kata yang tidak
Atha' Al-Khurasani dan Adh-Dhahhak meng- bermanfaat.
artikan kata itu dengan 'kalian saling ber- Kata idra'fi dalam QS. Ah 'ImrAn [3]: 158
berarti 'tolaklah', yaitu penghinaan Allah
musuhan'. Ayat itu berkaitan dengan kisah Nabi kepada orang-orang munafik yang disuruh
menolak kematian jika datang kepada mereka.
Musa as. dan umatnya. Suatu kali umatnya
Penghinaan ini disebabkan oleh sikap penyesalan
mendatangi Nabi Musa as. dan bertanya kepada- yang disampaikan orang-orang munafik yang
nya karena mereka saling berselisih pendapat dan
saling menuduh tentang pembunuh "mayat"
yang mereka temukan. Karena perselisihan
mereka itu, turunlah perintah kepada mereka
untuk memotong seekor sapi pilihan untuk
menemukan siapa pembunuh mayat itu. Sebagian
daging sapi itu dipukulkan kepada si mayat, tiba-
tiba ia hidup kembali dan menerangkan bahwa
1 087 ENsrxlopEoia Ar- Qun'ai'.i
Yafsah Yafsah
tidak ikut berperang terhadap orang yang ikut berperang. Al-Hasan dan Yazid bin Abi Hubaib
berperang bersama Nabi saw. dan meninggal menjelaskan bahwa jika Nabi saw. bersiap untuk
dalam peperangan. Mereka beranggapan bahwa berperang melawan orang-orang musyrik, maka
para sahabat berlomba maju ke barisan yang
sekiranya mereka tidak ikut berperang dan
paling depan sehingga tampak berdesak-desakan
mengikuti ajakan Nabi saw., pastilah mereka antara satu dan lainnya supaya mereka dapat
tidak akan meninggal. ee Aifuddin Ahmad * pahala yang besar atau mati syahid. Atas
kejadian itu, turunlah ayat tersebut. Adapun
YAFSAH ( i,,ii)
Muqatil mengatakan bahwa ayat itu turun pada
Kata y afsah adalahfi 'l mudhdri' y artg terambil dari
hari |umat ketika Nabi berada di Suffah dan
akar kata yang terdiri atas tiga hurul yaitu fi - tempat itu termasuk sempit dan sudah penuh,
fin - hi yang menunjuk pada makna dasar'luas' kemudian beberapa orang sahabat, mantan
dan'lapang'. Dari situ tempat yang lapang dan pejuang di Perang Badar, datang-dan Nabi
luas disebut fasih ( U,i ) sangat memuliakan orang-orang Muhajirin dan
Anshar yang terlibat dalam Perang Badar-
Dalam AlQur'an bentuk kata yang diguna- setelah mereka memberi salam kepada Nabi dan
para sahabat, mereka lalu maju dan berdiri
kan dari akar kata ini ada tiga macam, yaitu fi'l sambil menunggu agar orang-orang yang hadir
bergeser melapangkan tempat duduk supaya
mudhdri', yafsah ( #" ) dari fasaha - yafsaful mereka juga bisa duduk, tetapi orang-orang
'(t#ia'Cs)s,;a-h'a4d,)-a,nyfai'tlafaafmis'stria,mlirfusra,-bfttraaff(aatssrLssaa;hhrlfai('(a?rr:riJTi;ia-is--'a)#,hdnar-i tersebut tidak bergeser dan memberi mereka
ya\sabu-rfsoh( L.-r' - '&-'C-).Setiap kata tempat duduk. Setelah Nabi melihat keadaan itu
maka dia kurang senang lalu menunjuk satu
tersebut disebutkan satu kali dalam Al-Qur'an persatu dari orang-orang yang tidak ikut dalam
Perang Badar dalam jumlah yang sarna dengan
dan ketiganya terdapat dalam satu ayat, yaitu jumlah sahabat yang baru datang tersebut agar
berdiri dan mundur supaya yang baru datang
dalam QS. Al-MujAdilah [58]: 11. bisa duduk. Orang-orang yang ditunjuk tersebut
Penggunaan kata tersebut berkaitan de- merasa kurang senang sebagaimana yang
ngan adab dalam suatu majlis pertemuan di tampak di wajah mereka. Lalu, orang-orang
mana diajarkan agar umat Islam memperluas munafik berkata, "Bukankah kalian menganggap
tempat duduk dengan merapat antara satu dan sahabat kalian itu (Muhammad) sebagai orang
lainny+ terutama bila ruangan sempit . Dalam yang paling adil? Demi Allah, kami tidak melihat
perlakuan adil terhadap mereka yang diambil
ayat itu disebutkan:
tempat duduknya oleh orang-orang yang senang
n k3. 1i.-6: lrj
berada di dekat Nabi mereka. Lalu, Nabi mereka
'€J'ri *ii*il menyuruh berdiri orang yang lebih dulu hadir
dan mempersilakan orang yang baru datang
" Wahai orang-orang y ang beriman, apabila dikatakan mengambil tempat duduknya." Lebih lanjut,
kepadamu "berlapang-lapanglah dalam majlis " maka
I apmgknnlah, niscay a Allah aknn memberi kelapangan sahabat mengatakan bahwa Nabi bersabda,
"Mudah-mudahan Allah memberi rahmat kepa-
untukmu.. "(QS. Al-MujAdilah [58]: 11).
da orang yang melapangkan tempat duduknya
Majelis yang dimaksud dalam ayat itu ada
untuk saudaranya". Setelah itu, ketika ada
yang mengatakan adalah majelis Rasulullah saw.
sahabat yang baru datang mereka pun cepat-
di mana Qatadah dan Mujahid mengatakan cepat berdiri dan melapangkan tempat duduk
bahwa para sahabat berlomba dalam meng-
hadiri majelis Nabi sehingga mereka diperin-
tahkan untuk berlapang tempat duduk. Kemudi-
an, Adh-Dhahhak dan Ibnu Abbas berpendapat
bahwa yang dimaksud majelis dalam ayat itu
adalah saat berkumpul dalam persiapan untuk
Kajian Kosakata r 088
Yaghtab Yaghtab
untuk saudaranya. Dan turunlah ayat tersebut dan Al-Ashfahani mengemukakan definisi ghibah
pada hari fumat. (HR. Ibnu Abi Hatim). Selanjut- sebagai berikut:
nya dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam
t';icyi ';:i'a*;,st
Ahmad dan Imam Syaff i, dari Abdullah Ibnu
:f: Ju;f
LJmal, bahwasanya Nabi saw. bersabda:
( al- ghibah an y adzkural-insinu gairahu bimh fihi min
'.flt y'H ^*t; 6- S*|t ,y'St i,3;5 'aibin min ghniri m uhwij a ilA dziknhi)
t;;i t;*i5 "Ghibah berarti seseorang menyebut cacatlaib orang
0h yuEmur-rajulu ar-rajula min majlisilfifay ajlisu fihi lain yang tidak ada keperluannya untuk menyebut-
w al 6kin t afas s ahtt w at aw assafi ' ) kannya."
" I anganlah seseorang menyuruh orang lain berdiri dari Kata ghibah pada mulanya berarti sesuatu
tempat duduknya lalu ia mengambil tempat duduk yang tersembunyt ( al-mustatir I al- ghaib, atau y arrrg
tersebut, tetapi hendnkny alah ia mempuluas dan meng- tidak kelihatan, seperti ghdbatisy-syams
( .:v = Matahari telah terbenam/tersem-
Sesernya."
bu".nl.ylJi)r. Namun, berkembang menjadi makna
Terdapat perbedaan bacaan ayat di atas gunjingan atau umpatan, berdasarkan pada
pengertian bahwa sesuatu yang seharusnya
pada ungkapan tafassahfi fil majdlis disembunyikan (tidak boleh diungkapkan) itu
( d;ai J lrJi ). As-Sulamy dan Zrxr bin
dimunculkan ke permukaan melalui memperbin-
Hubaisy serta Ashim membacanya dengan fil
cangkannya kepada orang lain dengan tujuan
Qmmaaetiamildlibsaad(ca"iJnf_Dittal:u.midr a,brjgliins),Atsb"ei-dHra;in;ngidr-uk,anrni s)ye.ratKangeAmll-aHuinadnsiaaynna
membaca tafdsahi (tt1 ), sedangkan yang tidak baik dan ketika itu, yang disebutkan
lainnya membacanya tafassahfi (ti.;: ). ef keburukannya sedang gaib (tidak hadir di
).majilis ,("fG;i ) adalah jamak dari at-majtis tempat). Oleh karena itu, mengeluarkan sesuatu
yang seharusnya tersembunyi itu adalah perbu-
( r..1iJrr
|ika dibaca al-majdlis ( ,)Pt ". ) yakni atan yang terlarang.
dengan bentuk jaroak maka berarti setiap satu Kata lain yang seakar dengannya adalah
pertemuan dianggap satu majelis dan termasuk ghayhbat (,-.V ) yang berarti dasar atau bagian
saat persiapan peran& sedangkan jika dibaca al- yang paling bawah dari lobang atau tanah,
seperti firman Allah dalam QS. Y0suf l12l:10,
majlis ( ,./;.li ), bila dimaksudkan sebagai
15, " Masukkanlah ia (Yusuf) ke dasar sumu/' .
bentuk mufrad, maka berarti menunjuk pada
Pada lahirnya makna ghayhbat dalam ayat
majelis Nabi saw. dapat juga menunjukkan arti
ini kebalikan dari makna ghibah, yakni me-
jamak jika dimaksudkan sebagai kata jenis. Lebih
nyembunyikan sejauh-jauhnya, sehingga tidak
lanjut Al-Qurthubi mengatakan bahwa ayat itu
terlihat ke permukaan. Sebagaimana Yusuf yang
berlaku umum untuk semua pertemuan umat
dimasukkan ke dasar sebuah sumur tua oleh
Islam dalam hal kebaikan, apakah itu dalam saudara-saudaranya agar tidak terlihat dari
permukaan oleh orang lain. Akan tetapi, pada
peperangan atau pengajian maupun pada hari
hakikatnya pemahaman maknanya dapat diper-
]umat dan semacamnya. e Muhammad Wardah Aqil *
temukan. Kalau ghibah berarti larangan meng-
YAGTIIAB ( *..{ t
tj[Kata y aghtab ( ungkapkan aib orang lain yang seharusnya
(+).kala ghibah ) ada]ah bentuk kata kerja dari
disembunyikan, maka gft ay 6bat berarti menyem-
Secara bahasa, ghibah berarti
bunyikan kebenaran yang harus diungkapkan.
'gunjingan atau umpatan', seperti mengungkap-
]adi, pada ghibnh, menyembunyikannya adalah
kan aib fisik atau rahasia seseorang kepada suatu kebenaran, sedangkan pada ghaydbat per-
orang lain dengan maksud jelek. Ibnu Manzhur buatan menyembunyikannya tidak mengandung
I 089 Eusrr<lopnorn Ar--Qun'eN
=-l
Yaghtab Yahbittru
kebenaran. Maka, kedua kata ini sama-sama kejelekan seseorang kepada penguasa agar
dilakukan tindakan perbaikan.
mencari hal kebenaran. Ketiga di depan pengadilan, bahwa seseorang
Dalam Al-Qur'an, kata ghibah dan yang yang mengajukan perkara kepada hakim atau
mufti benar-benar telah dianiaya oleh seseorang.
seakar dengannya terulang sebanyak 60 kali. Keempat, sebagai peringatan kepada kaum
Namun, kata yang bermakna fitnah atau umpat- Muslimin tentang suatu kejahatan atau bahaya
an, dalam arti menyebut cacat/aib orang lain yang mungkin akan menimpa seseoran& seperti
hanya ditemukan satu kali, yakni QS. Al-HujurAt memberitahukan kepada calon istri seseorang
l49l: 12 dalam bentuk larangan, dengan meng- bahwa calon suaminya memunyai penyakit
menular.
gunakm fi'l mudhdri' (kata kerja untuk masa kini
Kelima, yang digunjing itu secara terang-
atau masa yang akan datang) yang memakai
terangan melakukan perbuatan tidak baik di
hunfi h nahy ( \ larangan).
muka umum, seperti meminum minuman keras,
Apabila berprasangka dan mencari-cari judi, dan kejahatan lainnya.
kesalahan orang lain adalah tindakan sepihak Keenam, memperkenalkan biodata seseorang
(tidak memerlukan pihak kedua untuk melaku- dengan sebutan yang kurang baik, seperti cacat
kannya), maka bergunjing/mengumpat me-
merlukan pihak kedua untuk saling membicara- mata sebelah, yang tidak mungkin memperkenal-
kan aib seseorang sebagai pihak ketiga. Oleh
karena itu, Allah menambahkannya dengan kannya kecuali dengan cara seperti itu.
kalimat "satu sama lain". Kalau dipahami :e Yaswirman oe
larangan ini, pertanyaan Allah tentang apakah l#YAHBTTHU( )
ada yang suka memakan daging bangkai sauda- q- 4Kata y ahbithu (
ranya (lanjutan Ayat 12 tersebut), seakan-akan ) berasal dari kata habth ( )
Allah berkata bahwa orang yang banyak yang terambil dari kata habatha-yahbithul
yahbuthu-hubfithan ( t|'r'- W} 4{- - v; l,
prasangka, mencari-cari kesalahan orang lain
dan bergunjing satu sama lain, dianalogkan mengandung arti 'turun', baik secara fisik
dengan memakan bangkai daging mayat sauda- maupun non-fisik. Penggunaannya bisa l6zim
ranya, karena itu ia harus dijauhi. (intransitif ) bis a jluga mut a' addi (lr ansitif).
Sebagaimana juga larangan saling meng-
Apabila dirangkaikan dengan wilayah, maka
hina, mencela diri sendiri dan saling memanggil
dengan panggilan yang tidak baik (dalam ayat kata tersebut berarti 'memasuki'; jika di-
sebelumnya), larangan ini juga tertuju kepada
rangkaikan dengan keadaan, maka berarti'hina',
sesiuna orang beriman. Sebab, sebelum larang-
an-larangan ini dikemukakan oleh Allah,.terlebih seperti dalam doa, Allihumma gabthan ld habthan
dulu ditekankan bahwa pada hakikatnya sesarna ( G5, Y & dt = ya Allah berilah kebahagiaan
orang beriman itu bersaudara (QS. Al-HujurAt dan jauhkanlah dari kehinaan).
[ae]: 10). Dalam Al-Qur'an, bentuk kata yang di-
Di samping ghibah merupakan perbuatan gunakan dari akar kata tersebut adalah fi'l
yang terlarang sebagai tercamtum dalam Al-
Qur'an, namun pada saat-saat tertentu ia mudhhri', yahbithu ( ry- ), terdapat hanya pada
diperbolehkan, antara lain: satu tempat, yaitu dalam QS. Al-Baqarahl2l:74.
Pertama dalam rangka memerangi kezaliman, Fi'l amar-nya, ihbith ( 4t), terdapat pada dua
supaya dapat dibelaoleh seseorangy:rng mamPu
tempat, yaitu dalam QS. H0d [11]: t18 dan QS. Al-
menghilangkan kezaliman tersebut. A'rAf. l7l: 19, ihbith| (tbr^:), terdapat pada satu
Kedua sebagai kontrol atau kritik sosial untuk tempat, yaitu dalam QS. Thaha l20l:123, sedang-
mengubah kemungkaran dengan menyebut
kan ihbithfi ( rlj'r ), terdapat pada empat tempat,
yaitu dalam QS. Al-Baqarah [2]: 36,38, dan 6L,
serta QS. Al-A'rAf l7l:24.
Kajian Kosakata l 090
Yahbithu Yahbithu
Penggunaan yahbithu ( ry-) dalam bentuk jaminan keselamatan dari pada-Ku) maka
fi'l mudhhri'yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah hilanglah rasa takut Nabi Nuh as.
l2): 7 4berbicara tentang kekerasan hati sebagian Selanjutnya, penggunann fi'l amar yang
ditujukan pada dua objek ihbrthd (tijl = turunlah
pengikut Nabi Musa yang digambarkan seperti
kalian berdua) yang terdapat dalam QS. Thaha
batu, bahkan lebih keras darinya. Di antara batu l20l:123 bercerita tentang kisah Nabi Adam a.s.
dengan iblis. Setelah Adam melanggar perintah
itu ada yang mengalir sungai-sungai dari pada- Tuhan atas godaan iblis, dia diusir dari surga
nya dan di antaranya ada yang terbelah, lalu dengan ungkapan, IhbithA ( [.t,l = keluarlah kalian
berdua). Ungkapan ini ditujukan kepada dua
keluarlah mata air darinya. Dalam ayat itu dika- obje( sedangkan kalimat berikutnya ditujukan
takan, yahbithuminkhasyatiilAh(iit )"^t b q kepada obyek yang banyak: F aimmd y a' tiy annakum
= meluncur jatuh karena takut kepada Allah). minni huda ( 6'; 4 4.t- tlF = vtatca ltta
Penafsiran kata yahbithu (ry- ) dalam ayat datang dari pada-Ku petunjuk kepada kalian).
Secara lafzhi, kedua kalimat tersebut berten-
tersebut ada dua maciun: ada yang menafsirkan
tangan. Untuk mengompromikan dan menafsir-
bahwa batu ltuf6' il -ny a sehingga diartikan'batu
itu meluncur jatuh karena takut kepada Allah', kan kata ihbithA ( €;l I tersebut, Ar-Razi menge-
ada juga yang menaf sirkan f6'il yahbithu ( ry-) mukakan dua pendapat.
bukan batu, melainkan menunjuk pada orang Pertama, Abu Muslim Al-Khaththab me-
nafsirkan bahwa yang disuruh turun adalah
yang melihatnya dan mengambil pelajaran Adam beserta anak cucunya dan iblis beserta
darinya sehingga diartikan 'di antara batu itu
anak cucunya. Karena obyek tersebut terdiri atas
ada yang memandangnya dan mengambil dua jenis makhluk benarlah penggunaan ihbithA
pelajaran darinya, merendah diri, dan kagum ( tI4 )fanS ditujukan kepada dua obyek. Karena
karena takut pada Allah'. dua jenis makhluk tersebut masing-masing
anggotanya banyak maka tepat juga faimmd
Penggunaan fi'l amar ihbith( +!= turunlah)
y a' tiy annakum. . . y mB ditujukan untuk objek yang
dalam QS. Al-A'rdf [7]: 13 ditujukan kepada iblis
yang tidak mau melaksanakan perintah Allah banyak.
sarf. untuk bersujud kepada Nabi Adam a.s. Kedua, Az-Zamakhsyari mengatakan
bahwa yang disuruh turun adalah Adam dan
karena merasa lebih mulia daripada Adam. Atas Hawa (turunlah kalian berdua) dan karena
pembangkangannya itu dia diusir dari surga. keduanya merupakan asal segala umat manusia,
Adapun kataihbith ( #l= turunlah) dalam QS. seolah-olah keduanya merupakan gambaran
Hffd [11]: 48 berbicara tentang kisah Nabi Nuh umat manusia itu sendiri maka pada keduanya
yang pada saat dunia telah tenggelam dan air dikatakan, jika datang kepada kalian petunjuk
telah surut kembali. Tuhan berfirman kepada dari pada-Ku.
*Nabi Nuh, lhpithbi saldrnin minnd (t1; t"'^i = Selanjutnya, penggunaan fi'l amar yang
Mendaratlah dengan jaminan keselamatan dari ditujukan kepada objek yang banyak ihbithit
pada-Ku). Ar-Razi memberikan dua macam $W) = turunlah kalian), terdapat pada empat
penjelasan berkenaan dengan ungkapan ter- tempat, tiga di antaranya berkenaan dengan
sebut. Pertama, keamanan dari semua yang kisah Adam dengan iblis, yaitu dalam QS. Al-
Baqarah l2l:36 dan 38 serta QS. Al-A'rAf l7l:24.
tercela dalam hal agama. Kedua setelah dunia Setelah Adam bersama Hawa melanggar pe-
rintah Allah atas godaan iblis, maka mereka
tenggelam, tatkala Nuh hendak turun dari semua diusir, ihbithfi (r:'a;1= turunlah kalian)
perahu, ia sadar bahwa tak satu pun tumbuh-
tumbuhan di atas bumi tersisa yang bisa
dimanfaatkan sehingga seolah-olah ia khawatir
bagaimana ia dapat bertahan hidup dan me-
menuhi segala kebutuhannya seperti makan dan
minum. Setelah Tuhan berfirman, lhbith bi sal1min
minn| (q * f,:ii - mendaratlah dengan
1091 ENsrr<r-opeora Ar. Qun'nN