The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

ENSIKLOPEDI AL-QURAN Q-Z (Pro. Dr. M Quraish Shihab) (z-lib.org)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by masjiddarussalam18, 2022-09-26 22:04:19

ENSIKLOPEDI AL-QURAN Q-Z (Pro. Dr. M Quraish Shihab) (z-lib.org)

ENSIKLOPEDI AL-QURAN Q-Z (Pro. Dr. M Quraish Shihab) (z-lib.org)

S_yams Syini'

bagi Ibrahim untuk mengetahui Tuhan yang juga yang diartikan sebagai Tuhan karena ada
sebenarnya. Penelitiannya diawali dengan
memerhatikan bintang, bulan dan matahari. orang yang menyembah matahari. HaI itu terjadi
pada masa Nabi Sulaiman yang terungkap
Karena perubahan yang terjadi pada tiga benda
langit tersebut, Ibrahim akhirnya sampai pada melalui percakapannya dengan burung hud-hud.

kesimpulan bahwa semua itu bukan Tuhan (QS. Peristiwa ini terjadi di sebuah kerajaan yang
bernama Saba' dengan yang diperintah oleh
Al-An'Am 16l:78 dan 79). Setelah Ibrahim seorang ratu. Mereka menyembah matahari
mengetahui bahwa Tuhan adalah pencipta
disebabkan setan telah menyesatkan sehingga
segala sesuatu, matahari dijadikan-Nya sebagai
bukti keberadaan dan kekuasaan-Nya. Orang negeri itu tertutup dari petunjuk Allah (QS. An-

kafir mendebat Ibrahim tentang Allah yang Naml 127| 2\. Menurut Al-Qur'an matahari,

kuasa menghidupkan orang mati. Orang-orang bulan dan benda-benda lainnya yang berjalan

itu mengatakan bahwa mereka bisa menghidup- pada garis edarnya adalah kekuasaan Allah dan

kan dan mematikan. Oleh sebab itu, Ibrahim semua itu tidak boleh disembah. Yang patut

menjelaskan bahwa Tuhan mengatur perjalanan disembah adalah Allah, pencipta semua benda
itu (QS. Fushshilat p7l:37).
matahari dari timur ke barat, lalu Ibrahim
Selain itu, matahari juga dijadikan tanda
menyuruh mereka membalikkan perjalanan kedahsyatan peristiwa Hari Kiamat. Di sini
matahari dari barat ke timur (QS. Al-Baqarah Tuhan memperlihatkan bagaimana keadaan

[2]: 258). alam ini kalau matahari digulung, bintang-
Di sisi lain, matahari jugaberfungsi sebagai
bintang berjatuhan, dan gunung-gunung di-
pengukur waktu atau perjalanan masa. Per- hancurkan (QS. At-Takwir [81]: 1), atau matahari
jalanan masa terkait dengan matahari karena dikumpulkan (QS. Al-QiyAmah l75l: 9).
dengan peredaran matahari itulah terjadinya
tc Afraniati Affan e:
malam dan siang (QS. Al-An'Am [6]:96 dan QS.
Yfinus [10]: 5). Perjalanan matahari juga me- SYANI' ( &iL3 )
nentukan waktu shalat. Salah satu perintah
shalat ialah pada waktu matahari telah miring Katasydni'( UU, ) dalam Al-Qur'an disebut satu
ke barat sampai ke penghujung malam dan kali, yaitu dalam QS. Al-Kautsar [108]: 3. Kata
waktu shubuh (QS. Al-Isrd' 117):78 dan 79).
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa lain yang seasal dengan sykni' (gt:i ) disebut 3
kali dalam Al-Qur'an, yaitu dalam QS. Al-
seluruh waktu yang ada ini dapat dipergunakan
untuk ibadah, tetapi ada masa-masa tertentu Ma'idah [5]:2 dan 8.
Katasydni' ( gG ) terdiri atas huruf syin,nftn
yang lebih baik untuk beribadah, yaitu di
penghujung malam (QS. Al-IsrA' [17]:78). Di -ddLmy-r-a-hs,aKy-mnaza,ota-a'lu-hi,s(.--y"a/\so'nyJaa'na)ab('de'Gnra,s,sayl)adnba'e6rirnkaar(tta-i'kmeker:lma; sb-ye"anGnac' ai

samping ibadah shalat, Tuhan juga menyuruh sesuatu karena permusuhan yang terjadi
supaya Nabi Muhammad saw. dan para pe-
ngikutnya atau umatnya bertasbih sebelum sebelumnya'. Rasa benci yang telah melekat pada

terbit dan terbenamnya matahari serta bersabar. hati seseorang terhadap orang lain, memicunya

Maksudnya agar mengingat Tuhan setiap saat untuk mengemukakan kejelekan dan kekurangan

(QS. Thaha [20]:30). lawannya. Oleh karena itu, kata sydni' ( Uu3 )
Perjalanan waktu itu kemudian diukur dan bermakna'ingin melumuri dan mengemukakan

dipelajari sedemikian rupa sehingga timbullah kelemahan lawan secara subjektif '. Ungkapan ar-

perhitungan masa dari waktu yang pendek rajul al-masyna' ( i-Ujt..plr ) berarti 'seorang

sampai pada waktu yang panjang. laki-laki yang dibenci oleh semua orang'.
Berbeda dengan uraian di atas, syams ada
Allah melarang seseorang berlaku tidak

Kajian Kosakata s42

SyarAb SyarAb

adil, tidakfir karena adanya Permusuhan yang dipersiapkan untuk manusia, disebutkan-Nya,
air ini tersimpan dalam perut binatanS, yang
terjadi sebelumnya (QS. Al-Ma'idah [5]: 8). Di sisi letaknya di antara darah dan kotoran (QS' An-

lain, Allah memerintahkan agar faktor per- Nahl [16]: 55). Madu dengan berbagai jenisnya,
musuhan yang telah terjadi tidak membuat adalah minuman yang mengandungsyifi' ( ,v4=
seseorang bersikap aniaya terhadap yang obat) bagi kesembuhan manusia (QS. An-Nahl
dibenci (QS. Al-Ma'idah [5]: 2). Dalam QS. Al- 11,61: 69). Minuman jenis ini sangat steril untuk
dikonsumsi langsung tanpa harus dipanaskan.
Kautsar [108] : 3 dikemukakan bahwa orang yang
membenci Nabi Muhammad, mengansSaPnya Berbeda dengan syardb atau minuman
bodoh, serta menjelekkan keturunan adalah dunia pada minuman di akhirat terdapat dua
disebabkan oleh kematian putranya sehingga jenis yang sangat kontras. Pertama adalah
beliau tidak akan memperoleh kebajikan' Mereka minuman dari surga. Minuman dari surga
yang beranggapan demikian, karena kebencian
mereka, adalah orang-orang yang terputus berarti minuman kenikmatan atau kelezatan,

(asing) dari segala macarn kebajikan. sebagai anugerah dari Allah swt. untukmanusia

* Ahmad Husein Ritonga:: yang melakukan kebajikan ketikaberada di alam

SYARAB (qtfi) dunia. Yang dapat meminum air ini adalah

Terdapat 38 ayat Al-Qur'an yang menyebut dan semua orang yang dekat dengan Allah swt. atau

berkaitan dengan kata sy arib. menjalankan syariat-Nya (QS. Shad [38]:51, QS.
Ash-ShAffAt l37l: 45, dan QS. Muhammad [47]:
-Kata syardb berasal dari kata keria syariba
yasyrabu (t|5-- j;, ), yang secara bahasa 15). Minuman yang bermacam-macam ini
diperoleh manusia tanpa proses apa pun dan
berarti 'minuman'. Kata ini juga dipakai dalam didapatinya setiap saat jika diinginkan. Kedua
adalah syardb atau minuman dari neraka.
arti 'minuman yang memabukkan'. Secara ter- Minuman dari neraka adalah minuman ke-
minologis, kata syardb berarti 'sesuatu yang sengsaraan atau siksaan terhadap manusia
diminum', baik berupa air biasa maupun air karena amal perbuatan di dunia menyalahi
yang sudah melalui proses pengolahan, yang syariat-Ny+ seperti oranS-orang kafir, zhalim,
sudah berubah warna dan rasanya. musyrik, munafik, dan murtad. Minuman-
minuman yang disuguhkan di sini, disebutkan,
Dalam Al-Qur'an, kata syardb digunakan
berasal d,ari al-hamim ( rir,,st ) atau air yang
dengan makna yang sam4 baik dalam konteks
dunia maupun akhirat. Dalam kedua konteks ini mendidih,yangdipanaskan(al-mahmfim,V';i\l)
dipahami bahwa pada dasarnya maksud syardb
atau minuman adalah makna lafzhi (makmart pada api neraka (QS. Al-An'Am 16l:70, QS. Yffnus
sebenarnyai yakni benar-benar minuman. Akan [10]: a, QS. Al-WAqi'ah [56]: 54). Dalam per-
tetapi, di antara ayat-ayat di atas ada ayat yang cakapan bahasa Arab sehari-hari kata al-hamim

memberikan arti lain, seperti kata z syribtt ( f;;rt ) ( c+.Jr ) disinonimkan dengan al-hirr, yang
pada QS. Al-Baqarah l2l: 93, bukan berarti
menggambarkan keadaan atau situasi sangat
'diminumkan, tetapi'diresapkan' (ke dalam hati
panas. Minuman jenis ini pada ayat lain disebut
mereka).
dengan predikat bi'sasy-syardb (ia(}t &) utuu
Secara fisik, air merupakan salah satu
kebutuhan vital bagi manusia, hewan, dan sejelek-jeleknya minuman (QS. Al-Kahfi [18] : 29).
tumbuh-tumbuhan (QS. An-Nahl [L6]: 10). Bagi Syarkb atau minuman yangboleh diminum,
manusia Allah swt. seczua tegas memerintahkan
makan dan minum dari potensi alam yang sebagaimana makanan, adalah yang halal dan
dianugerahkan-Nya (QS. Al-Baqarah [2]: 60).
Tentang sumber minuman dari susu, yang iuga yang thayyib ( r$t = baik). Yang halal, artinya

yang dibolehkan menurut aturan syara', se-

dangkan yang thayyib, artinya yang suci, bersih,

dan memenuhi persyaratan sesuai kebutuhan

ENsixlopr,nra Al Qun'nN

Syarah Svarah

fisik serta tidak membahayakan terhadap Qur'an yang merangkaikan kata syarahn dengan

kesehatan badan. Mengenai batas-batas atau shadr ( }* = dada), misalnya, syaraha All1hu
takaran yang harus diminum, Allah swt. tidak shadrahu (,LtL'7i ai ). Al-Ashfahani meng-

memberikan aturan yang terinci, kecuali dengan artikannya, Allah melapangkan dadanya untuk

isyarat wa 16 tusrifit (f;; V i = aan janganlah menerima cahaya ketuhanan serta ketenangan

berlebih-lebihan). Ungkapan ini dimaksudkan dan ruh dariNya. Adapun firman Allah yang

agar jangan melampaui batas yang dibutuhkan menggunakan lafal syarhush-shadr, antara lau,n

tubuh dan jangan melampaui batas-batas yang ntearsdyaraphatatkndashlaamdrakQaS(.:sAts|y*-SAya"rChF[9j4i ]: 1., Alam
dihalalkan (QS. Al-A'r?n l7l: 31). Dalam hal ini, = Bukan-
Nabi saw. dalam sebuah hadits riwayat At-
Turmudzi dan Ibnu Majah memberi penjelasan kah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?).
bahwa yang dibutuhkan fisik manusia adalah
1/3 berupa makanan, 1/3 berupa minuman, dan Para mufasir sepakat mengartikan syarh
U3 udara. Komposisi ini menunjukkan perlunya
keseimbangan antara makanan, minuman, dan dalam ayat di atas dengan 'melapangkan',

udara. Dalam puasa, di samping batas-batas 'membeberkan', dan' meluaskan' ; narnun, dalam
tersebut, juga terdapat pembatasan waktu perincian maknanya mereka menjelaskannya

(kapan seseorang boleh makan atau minum), secara bervariasi. Ath-Thabari mengatakan,

seperti disebutkan dalam QS. Al-Baqarah l2l:L87. bahwa Allah melapangkannya untuk menerima
t Utang Ranuwijaya tc
petunjuk dan keimanan kepada-Nya, dan
mengetahui kebenaran; untuk itu, Allah men-
jadikan dada Nabi Muhammad saw. sebagai

wadah bagi kebijakan (al-Hikmah). Adapun Az-

Zamakhsyari mengatakan, "Kami melapangkan

SYARAH l7,P I dadamu dan meluaskannya sehingga dapat
fSyarah ( C? ) adalah il mhdhi (verba lampau)
menampung semua ujian bagi kenabian, atau
yang tersusun dari huruf-huruf syin, 16', danhd.
mampu menanggung kebencian yang dilontar-

Bentuk mudhdri'(kini dan lampau)-nya adalah kan oleh orang-orang kafir dari kaummu mau-

yasyrabu ( i);- ); 4* mashdar-nya adalah syarh pun kaum laini atau Kami luaskan dadamu untuk
( C'; ).Kata ini memunyai arti asal 'mem- menerima titipanku berupa ilmu dan hikmah,

bentangkan' atau 'membeberkan', bisa pula dan Kami hilangkan kesempitan dan kesulitan
yang terjadi karena ketidaktahuan dan ke-
berarti 'membuka'. Misalnya, syaraha fulinun
bodohan."
'amrah (,;iltl,l, C" = Si Anu membeberkan Muhammad Abduh mengelaborasi lebih

masalahnya). Yang dimaksud membeberkan di lanjut dengan mengatakan, bahwa Allah telah

sini ialah menjelaskan atau menerangkan agar

dapat dipahami. Dengandemikian, sy araha ( g.r" ) melapangkan dada Nabi-Nya dengan mem-
atau
berarti awdhaha ('Cb')i : menjelaskan) bebaskannya dari kebingungan dan ketidak-
bayyana ('# : menerangkan); dan bisa pula pastian (tentang kenabiannya) yang membuat
berarti fassara ('; = menafsirkan). Misalnya dadanya merasa sempit, karena mendapati
syarahtu al-ghimidha ( AEJt e}, = saya me- kekerasan hati kaumnya dan perlawanan

nafsirkan sesuatu yang tidak jelas). Ibnu Al- mereka.

Arabi, lebih jauh, mengatakan bahwa kata Penjelasan di atas relevan dengan pendapat

sy ar ah"a jugabisaber arti fufizln ( b;L = menghafal, Muhammad Abduh yang mengatakan bahwa
QS. Asy-Syarh ini merupakan kelanjutan dan
('rimenjaga), fat aha ( g! = membuka), danfahima penyempurnaan dari QS. Adh-Dhuh6, yang
turun sebelumnya. QS. Adh-DhuhA bercerita
= memahami). tentang kebingungan dan kegalauan hati Nabi

Namun, kata syaraba yang banyak dipakai Muhammad saw. karena terhentinya wahyu

dalam Al-Qur'an memiliki arti'melapangkan'.

Dengan makna ini ditemukan beberapa ayat Al-

Kajian Kosaka,u 944

Syarah Svarah

beberapa saat lamany4 sehingga orang-orang ., 'Jrt3 ,rG J- fr ol Jti = Musa
kafir menuduh, bahwa Muhammad saw. telah
dilupakan dan ditinggalkan oleh Tuhannya. amri (4;.,.1

Namun, dengan turunnya surah itu Nabi berkata,- "ya funaniu, lapingkanlah untukku

Muhammad saw. merasa senang dan lapang dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku,
hatinya. Karena itulah, maka syarh ash-shadr
(pelapangan dada) yang tersebut dalam surah dan hilangkanlah kekakuan dari lidahku, supaya
Asy-Syarh diartikan sebagai kelapangan dada
Nabi Muhammad saw. karena turunnya wahyu mereka mengerti perkataanku"; QS. Az-Zumar
kembali, dan hal itu menunjukkan kepastian
kenabian beliau. t,o-2. $- 4,/.)1t - _: -:l
Cr t*t
Semua pendapat ulama tafsir di atas
#,w aaii'i'i ir; e;i,;,at:.',t:;
menunjuk pada makna immaterial darilafal sy arh
(Afaman syarahalldhu shadrahfr lil isldm fa huaw 'al6
ash-shadr y altu pelapangan dada unfuk menerima nitrin min rabbilfifa wailun lil qdsiyati qulitbuhum min

keimanan dan petunjuk. Antara satu penafsiran dzikr ill dhi ul 6' ika fi dhal 6l in muffi n )
"Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah
dan yang lainnya tidak terdapat perbedaan yang
berarti. Tetapi, ada sebagian mufasir, seperti An- hntiny a untuk [mmerimal agmna lslmn lalu ia mendapat

Naisaburi dan Abu Hayyan, mengutip pendapat cahaya dari TuhannAa [sama dengan orang yang

Ibnu Abbas, menambahkan makna material pada membatu hntiny al? Makn kecelaknan y mg besarlah bagi

penafsiran lafal di atas. Mereka membawa mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat

penafsiran lafal syarh tersebut ke dalam makna Allah. Mereka itu di dalam kesesatan yang nyata" .

hakikinya yaitu 'membedah'. Hal itu mereka Dilihat dari makna yang dikandung oleh
kaitkan dengan sebuah riwayat yang me-
ngatakan, bahwa Malaikat |ibril pernah datang ayat-ayat di atas, semuanya menunjuk pada
makna immaterial dan tidak ada sedikit pun
kepada Nabi Muhammad saw. ketika masih kecil
petunjuk yang mengarah pada makna material.
(ketika diasuh di Bani Sa'd), kemudian mem-
Selain itu, masih ada dua ayat lain yang
bedah dadanya dan mengeluarkan hatinya untuk juga memperkuat argumentasi kebanyakan
mufasir, yakni QS. An-Nahl [15]: 106:
dicuci dan dibersihkan dari segala macam
maksiat, lalu dikembalikan lagi ke tempat ;i J; +;,t 4r 6b .6:. c- ,i ,;ti

semula, setelah diisi dengan ilmu dan keimanan. )+i ,rn -iii
Namun, menurut Bint Asy-Syathl', ta'wil
(Wa ldkin man syaraha bil kufri shadran fa 'alaihim
semacarn ini harus ditinjau lebih jauh dengan
melihat ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang ment- ghadhabun minall 6hi w a I ahum' adzhbun' azlfim)
gunakan lrtal syarhush-shadr agar bisa diketahui
" Akan tetapi orang y ang melapangkan dndany a untuk
apakah penggunaan lafal tersebut khusus kepada
kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan
Nabi Muhammad sehingga bisa dikaitkan dengan
riwayat pembedahan dada beliau ketika masih b aginy a azab y ang besar " ;
kecil, ataukah juga digunakan untuk yang lain;
sehingga membawanya ke makna immaterial, QS. Al-An'Am [6]:125:

sebagaimana pendapat kebanyakan mufasir. +* ,i.,i* tA-,L-*- oi'fi ,;,*

Al-Ashfahani lebih cenderung kepada (F a man yuridill1hu an y ahdiy ahu y asy rah shndralru lil
pendapat kebanyakan mufasir. Hal itu terlihat
pada upayanya untuk mengaitkan ayat dalam islAm)
QS. Asy-Syarh [94], ayat t itu dengan QS. ThAha B ar an gsiap a y an g All alt m an ghendaki akmr memb er ikmt

l20l:25-26yartu:qfilarabbisyrahlishadriwayassirli kep adany a petunj uk, niscay a Dia mel apm gkm dadnny a
untuk (memeluk agama) lslam.

Bintu Syati' menjelaskan lebih lanjut bahwa

kelima ayat Al-Qur'an yang menggunakan lafal

syarh dilurunkan di Mekah dan semuanya

ENsxlopsorn Ar- Qun nN

Syari'ah Syari'ah

digunakan dengan lafal shadr serta diartikan (is^tir'rdt'ra) hat(apuinj'aamgaamn)a,' merupakan aplikasi dari
sebagai kelapangan dada. Dua ayat dalam QS. yakni penggunaan sebuah
Az-Zumar [39] dan Al-An'Am [6] dikaitkan
dengan terpilihnya Islam sebagai agama yang kata yang bukan pada tempatnya karena adanya
berarti diterimanya 'cahaya Tuhan'; dan dua
lainnya dalam QS. Thaha [20] dan Asy-Syarh keserupaan dan qarinah. Hal tersebut lebih jelas
[94] dikaitkan dengan didapatkannya ke- terlihat pada penjelasan yang diberikan oleh Al-
mudahan. Kemudahan dalam QS. Thaha beruPa
hilangnya kekakuan lidah untuk berbicar4 dan Ashfahani bahwa perkembangan makna syaii'ah

dalam QS. Asy-Syarh berupa hilangnya beban. /@- )dari'sumber/mata air' meniadi asy-sy afi' alt

Selain itu, lafal syarh ash shadr di dalatn QS. An- dengan arti'agama' atau'aturan-aturan Allah'
Nahl [16] dikontradiksikan pada kelalaian
orang-orang yang hati, pendengaran, dan disebabkan adanya keserupaan di antara kedua-
penglihatannya ditutup oleh Allah; dalam QS'
Az-Zumar dengan mengerasnya hati dan ke- nya. Agama dapat memberi kepuasan batin
sesatan yang nyata; dan dalam QS. Al-An'Am
sekaligus menjaga kesucian penganutnya dari
dengan sesak dan sempitnya dada serta siksaan perbuatan-perbuatan yang merugikan dirinya
karena kufur. Rangkaian penjelasan seperti di
atas menjadikan pendapat An-Naisaburi dan dan orang lain sebagaimana air dapat memberi
Abu Hayyan yang membawa makna material
kepuasan bagi seseorangyffirg sedang kehausan
b agi sy arh ash- shadr semal<rn j auh dari keben ar an.
sekaligus membersihkan pemakainya dari
Sebaliknya pendapat kebanyakan mufasir yang
membawa kepada makna lapangnya dada untuk kotoran-kotoran yang bersifat lahiriah.
menerima petunjuk Allah berupa keimanan dan
Dalam Al-Qur'an, penggunaarrkata sy aii' ah
cahaya kebenaran dapat diterima sebagai
@-/ ) dan kata yang seakar dengannya terulang
pendapat yang lebih benar. E Ahmad saiful Anam c:
sampai 5 kali, yakni dalam QS. Al-Ma'idah [5]:
SYARiAH { +Ii:' 7
48, QS. Al-A'rAf [7]:1,63, QS. Asy-Sy0rd 142): 13
Kata syari'ah ( ^--; ) merupakan salah satu
dmr Zl,serta QS. Al-]Atsiyah [tt5] : 18. Penggunaan
bentukan dari kata syara'a - yasyra'u - syir'anl
syari'atan ( ,*,,tO', L')r- L7 ). SeUuah kata kala syari'ah (,;-, ) dalam ayat-ayat tersebut

kerja yang terdiri dari tiga huruf yakni syin, ra' pada umumnya mengacu pada makna yang
dan 'ain. Menurut Ibnu Faris, kata tersebut
;disebut terakhir kecuali kata sy aii' ah ( u ) y ang
menunjukkan arti dasar'sumber/mala ait',
terdapat dalam QS. Al-A'rAf [7]: 163, "Dan
sedangkan menurut Al-Ashfahani, kata tersebut
tanyakanlah kEada Bani lsrail tentang negeri (eilah)
berarti ath-thariqatul-whdhihah ( a^ i^tr)t A-P, =
y ang terletak di deknt laut ketika melrnggar di hari sabtu
siaylaanray'taunglajehlfaist)haseribqaagtaainma(n'6a -d*a'l;a'&m ';ung=kaspaayna
di waktu dntangny a ikan-ikan kepada mereka. lknn-ikan
menjelaskan jalan untuknya).
Menurut Ali At-Tahanuwi dan Asy-Syatibi, itu tuapung-apung di atas air dan sama sekali tidnk ada
y ang datang pada hari-hari y ang I ain. "
kata syafi'ah G-? ) sama artinya dengan kata ad-
ffin ( u.jtt) dm al-millah (Ut). Pendapat kedua Secara literal, makna kata syurra'an dalam

tokoh tersebut lebih dekat dengan penggunaan ayat tersebut sangat jauh dari makna syari'ah

kata syari'ah (;*-i ) sebagaimana yang kita G-i ). Adh-Dhahhak mengartikan kata tersebut

pahami. Menurut Ibnu Faris, penggunaan kata dengan makna 'terapung-apung di atas air',
zhdhiratun' alal-m6' (,r)t jL";ivrb ), sedangkan Al-
sy afi ' ah (o*,-r, ) dalam Nn ad-frn ( "rlt ) dan al -mill ah
Ofi -engartikannya dengan 'datang dari ber-
bagai arah atau tempat', j6'a min kulli makdnin

( {* ,f v.;L).Walaupun demikian, ayat ter-

sebut menurut konteksnya, berkaitan dengan

pelanggaran Bani Israil terhadap salah satu

aturan Allah yang telah ditetapkan kepada

mereka. Mereka melakukan penangkapan ikan

pada hari Sabtu; padahal, hari tersebut ditetap-

kan oleh Allah sebagai hari khusus bagi mereka

untuk melakukan ibadah.

Kajian Kosakata- 946

SYarqiYr' ah

Kemudian penggunaan kata sy ari' ah ( * ;, I hidup di dalam fase dan tempat yang berbeda.
Sebelum kedatangan Nabi Muhammad sebagai
di tempat yang lain, memunyai dua arti yang rasul terakhir, hubungan antara satu kaum
diantarai oleh nuansa yang sangat tipis. Per- dengan kaum yang lain, yang masing-masing
tama, syari'ah (re-t") berarti 'agama dalam tinggal di tempat yang berjauhan belum atau

pengertian totalitas'. Hal ini dapat dilihat hampir tidak ada. Satu negeri terisolasi dari negeri

misalnya dalam QS. Asy-Syur6.l42l: 13. Dalam yang lain. Apa yang terjadi di belahan bumi
ayat tersebut, Allah menjelaskan bahwa tidak bagian barat tidak diketahui oleh kaum yang

ada perbedaan antara ag.una yang diwasiatkan bermukim di belahan bumi bagian timur. Keadaan

kepada Nabi Nuh as., Ibrahim as., Musa as., Isa dunia yang isolatif itu menyebabkan masalah-
as., dan Muhammad saw. Menurut Wahbah Az- masalah yang muncul, ada, dan berkembang
cenderung bersifat lokal. Penyimpangan dan
Zuh arli, kata sy ari' ah ( * ;. I dalam ayat terseb ut penyakit-penyakit masyarakat yang terjadi di
setiap daerah beraneka ragam. Dalam hal ini
berarti'agama Islam dalam pengertian yang luas
yakni ketauhidan dan ketaatan kepada Allah aturan-aturan Allah (syariat) yang tujuan
swt'. Kedua, 'aturan-aturan agarna yang bersifat
utamanya adalah demi kemaslahatan manusi4
far'iy'(bersifat cabanp bukan pokok). Hal ini oleh Allah sendiri, dijadikannya bermacam-

dapat dimengerti dari penggunaan kata tersebut macam pula. Ibarat seorang dokter, Allah

di dalam QS. Al-Ma'idah [5]: 8, "Untuk tiap-tiap mengetahui persis obat yang dapat menawar
segala penyakit yang menimpa berbagai kaum.
umat diantara knnu, Knni berikan aturan dan jalm yang Dengan demikian, pernah terjadi, Allah swt.
mengutus dua orang rasul dalam kurun waktu
terang. Seandainya Allah menghendaki noscaya Allah yang sama dengan membawa aturrr-aixmrfar'iy

akan moladikan kamu umat yang satu." yang berbeda.
Hal itu berbeda dengan kondisi masyarakat
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa pada
dasarnya pokok agama hanya satu. Apa yang dunia pada masa sekarang. Sarana transportasi
dan komunikasi baik cetak maupun elektronik
dibawa oleh Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa pada yang serba canggih telah menjadikan dunia
prinsipnya sama dengan yang dibawa oleh semakin sempit. Masalah yang dihadapi tidak
berbeda karena batasan-batasan geografis.
Muhammad saw. Prinsip itu adalah mengesakan Penyakit masyarakat dan penyimpangan-pe-

Allah swt. dan mengabdi kepadanya. Hal nyimpangan yang terjadi relatif sama dan

tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah bersifat global. Apa yang menimpa manusia di
dalam sabdanya, "Kami se,nul para rasul adalah belahan bumi bagian barat sama dengan yang
menimpa manusia di belahan bumi bagian timur.
bersaudara dalam satu keluarga, agama kita sama y akni
Maka dari itu, Allah dengan sifat kemahatahuan-
agama tauhid (moryesakan Allah)." Adapun per-
bedaan misi yang mereka bawa,lanjut Ibnu Nya menciptakan syariat terakhirnya yang
Katsir, terletak pada aturan-aturan internal diemban oleh Muhammad saw. sebagai syariat
dalam tiap-tiap agama. Kadangkala satu hal yang universal. Demikian secuil hikmah yang
dinyatakan terlarang dalam satu agama sesuai
dengan aturan internal yang berlaku dalam tersimpan di balik keragaman syariat, dalam arti
agama tersebut, akan tetapi, hal yang sama
justru dibolehkan berdasarkan aturan internal aturan-aturan agama yang bersif at far'i, yang
dalam agama yang lain dan demikian sebalik-
nya. Dalam terminologi agarna yang kita kenal, diturunkan oleh Allah kepada manusia. $Aliminet
aturan-aturan seperti itu disebut aturan far'iy.
SYARQIYYAH ( z 'o=i';',)
Harus diyakini bahwa di balik perbedaan itu
Sy ar qiy y ah berasal dari sy ar aq a, y asy ru qu, sy ar q an I
tersimpan rahasia dan hikmah.

Mutawalli Asy-Sya'rawi menjelaskan

bahwa perbedaan-perbedaan aturan tersebut
terkait dengan perbedaan kondisi umat yang

ENstt<loppnr,r Al Qun',,rx

Svarqit'yah Syarr

syurfiqan. Akar katanya terdiri dari huruf syin - lindunginya dari matahari baik pada waktu pagi
rd - qdf, yang pada dasarnya mengandung arti maupun sore hari. Pohon dalam posisi demikian,
hasilnya sangat baik. Pendapat lain mengatakan
'sinar' dan'terbuka'. Matahari terbit, dikatakan
bahwa pohon itu dikelilingi oleh pohon besar
syaraqatisy-syams ( .r3r F" ) karena telah
sehingga tidak terlihat dari arah timur dan barat.
menyebarkan sinarnya dan seakan-akan alam 2) Pohon yang disebut di dalam ayat itu bukan

ini terbuka setelah malam berlalu dan muncul pohon di dunia, itu hanyasebagai perumparnaan/
karena kalau pohon yang dimaksud ada di dunia
terang. Kata itu dan turunannya dalam berbagai maka pasti berada dalam salah safu dari dua sisi,
variasi terulang 17 kali dalam Al-Qur'an. Di
timur atau barat. Ini pendapat Al-Hasan yang
antaranya dalam QS. Al-Baqarah [2]: 115 dan didukung oleh Ats-Tsa'labi. 3) Ibnu Zaid me-
142, Al-Hljr l15l:72, dan QS. Al-A'rAf l7):137. ngatakan bahwa pohon itu terdapat di Syam;
letak Syam tidak di timur dan tidak pula di barat
Al-Ashfahani menjelaskan bahwa apabila dan itu negeri yang memunyai banyak berkah.

kata masyriq dan maghrib (lawannya) disebut + Baharuddin HS. e"

dalam bentukmufrad,yang dimaksud adalah sisi

Timur dan Barat (QS. Al-Baqarah [2]: 115).
Apabila dalam bentuk mutsannd maka yang

dimaksud adalah tempat terbit dan terbenam- SYARR ( "f )

nya matahari di dua musim, kemarau dan hujan Syarr ( ;)yangberasal dari kata" syarra-yasyarru
(QS. Ar-RahmAn [55]: 17), sedangkan kalau
- syarran - syarhran - syararatan (t7 -'A-"
berbentuk jamak, y*g dimaksud adalah tempat i'r? -tj;) berarti 'jahat' atau 'tidak baik',

terbit dan terbenamnya matahari pada setiap sedangkan k ala sy arra - yasyurru - syarran - asy arra

hari di setiap musim (QS. Al-Ma'nrij [70]: O). - syarrara ('r'.i -';i -t7 -tH-';) dapatber-

*';Kata sy arqiyy an ( ) dalam QS. Maryam arti'menjemur', seperti dikatakan syarral-lahma

[19]: 16 berkaitan dengan kisah Maryam ketika ( i:Jur'; = menjemur daging), dan kadang-kadang
berarti'menjelekkan' atau'menghina', seperti
ia menjauhkan diri dari pihak keluarganya ke

arah Timur menjelang ia mengandung Isa as. Se- syarra fulhnan ('uti 7= iu menghina si Fulan). Di
('4|3mentara ltt, kata sy ar qiy y ah
) ya^g d al am dalam bentuk lain seperti syararah - syarirah
( i't} -';j; ) y angberarti'percikan' atau'bunga
QS. An-N0r l24l:35 disebut beriringan dengan
api'. Dikatakan demikian karena diyakini adanya
lawan katany+ gharbiyyah (+'; ), berkaitan

dengan rangkaian perumpamaan yang di- unsur kejahatan yang terkandung di dalamnya.

paparkan Allah dalam ayat itu. Kedua kata Sedangkan bentuk lain sep erti; syurra ( V )betarti
'aib', sydrra ( 5t.3 ) berarti 'memusuhi'. Selain
tersebut berfungsi sebagai sifat dari katazaitfinah makna di atas menurut Ibrahim Al-Abyari

(pohon zaitun) yang digambarkan sebagai pohon

yang mengandung banyak berkah dan tumbuh dalam bukunya, al-Mausfi' atul-qur' 6niy ah, masih

tidak di sebelah timur dan tidak pula di sebelah ada makna lain yaitu 'pePerangan', 'menolak',

barat. 'menampakkan','iblis','dosa','kerusakan','naik

Apa maksud rangkaian kalimat ld sy arqiyy ah darah','yang dibenci','merugikan','menyeng-

wa ld gharbiyyah (*,f 'li #r. 1) dalam ayat sarakan' dan'sepotong dendeng'.

tersebut? Para mufasir berbeda pendapat: 1) Dari makna di atas dapat dipahami bahwa

Syarqiyyah ialah yang diterpa cahaya matahari syarr memunyai banyak arti, namun makna yang

ketika terbit (pagi) dan tidak di waktu terbenam umum dipakai adalah perbuatan jahat yang

(sore); gharbiyyah, ialah yang diterpa cahaya merupakan lawan dari kebaikan, dan kalau

matahari ketika terbenam (sore) dan tidak di dilihat dari keseluruhan makna di atas semuanya
waktu terbit (pagi). Ini dikatakan oleh 'Ikrimah
menunjukkan makna yang tidak baik dan
dan Qatadah. Pohon Zattunini tumbuh di tengah
padang sahara; tidak ada sesuatu yang me- merugikan orang lain.

Kajian Kosakat 948

Syaukah

Kata syarr dengan segala bentuknya ber- berdasarkan pada sebab-sebab turunnya
ulang sebanyak 31 kali dalam Al-Qur'an dengan ayat. Ayat ini turun karena seorang Badui
makna yang berbeda sesuai dengan teks dan yang mendoakan keluarganya hartanya dan
konteks, dapat dilihat sebagai berikut.
anaknya, celaka karena tidak disenanginya.
1. Syarr yang berarti sifat buruk manusia dapat
3. Syarr dengan makna bunga api terdapat
ditemui antara lain pada QS. Al-Baqarah [2]:
21.6 yang berbunyi, dalam QS. Al-MursalAl l77l:32, innahd tarmi

Q:#?. ,. , oa i-.:-F,b'r, a;;i*tUi;* oi Wi bisyararin kal-qashr (;AK i* .rJ () = S*
€tF ii
sungguhnya neraka itu melemparkan bunga
(. . . wa 'asd 'an takrahit syai'6n wa huwa khairun api sebesar dan setinggi istana). Diartikan
dengan bunga api menurut An-Nawawi
I akum w a' as d' an tubibbtt sy ai' mr w a huw a sy ar run
karena neraka itu memang melemparkan
lakum...). bunga api, dan bunga api itu beterbangan

" . . . boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia sebesar dan setinggi istana.

amat baik b agimu, dan boleh j adi kamu menyukai 4. Selain dari ketiga makna di atas, syarr juga

sesu atu padahal ia amat buruk b agimu. " berarti malapetaka. Seperti terdapat dalam

Makna di atas dapat dipahami dengan QS. Fushshilat [41]: 5l, ...waidzk-massahusy-

didahului oleh kata-katakhair. Makna buruk syarru fadzit.du'd'in 'aridh.. 1 l:li',; r15...
,j-'".P ;G3 ti = ... apabila ia ditimpa mala-
juga dapat dilihat pada beberapa surah
seperti QS. Ali'Imran [3]: 180; Al-M6lidah [5]: petaka maka ia banyak-banyak berdoa ...).

60, demikian juga dalam QS. Y0suf l12l: 77. Dengan memerhatikan malaa mufradat dan
seperti dijelaskan oleh An-Nawawi dalam makna yang terdapat dalam Al-Qur'an maka
tafsirnya, Tafsirul - Munir, y ang menyebutkan dapat disimpulkan bahwa makna syarr pada
umumnya digunakan untuk hal-hal yang ber-
keburukan sifat-sifat saudara Yusuf tentang
pencurian sehingga Allah meng atakan " Eng- hubungan dengan kejahatan atau sesuatu yang

kau j auh lebih buruk sampai mendustai bapakmu di buruk, baik yang berkenaan dengan sifat

dalam membuang Yusuf ke dalam sumur" .Ibrr.) manusia maupun tempat burukyang disediakan
untuk manusia nanti di akhirat. ocNurnaningsih'c
Abbas menjelaskan arti'ujian dengan ke-
SYAUKAH te?'.rSl
burukan dan kebaikan'ialah kesempatan dan
kelapangan, kesakitan dan kesehatan, ke- -Lalal syaukah terbentuk dari huruf synn - wdw
!, ;kAf ( ). Kata syaukun ( .:iF ) artinya sesuatu
kayaan dan kefakiran, halal dan haram, taat
dan durhaka, petunjuk dan kesesatan. Se- menyerupai paku yang dapat memaku karena
ujungnya keras. Lafal ini juga memunyai arti alat
lanjutnya dikatakan syarr itr meliputi semua
penyengat binatang penyengat. Dari ketiga
keburukan/kesukaran dunia, seperti miskin, huruf tersebut terbentuk banyak model-model
sakit, dan susah. Sedangkan khair melip:uti kata dengan arti yang sejalan dengan sistem
semua yang nikmat, seperti sehat, gembir4 pembentukan atau wazan-nya, sehingga ter-
bentuk menjadi kata kerja (fi'il) sydka-yasyftku
dan mencapai cita-cita.
('!'fr-- 3ti = menusuk dengan duri atau me-
2. Syarr yang berarti kejahatan seperti dalam QS. runcing ujungnya). Syawwaka ('!? = tumbuh
Y0nus [10]: 11 dan Al-Isril l17l:11,. Di dalam
ayat tersebut dikatakan sekiranya Allah durinya), kemudian dari padanya terbentuklah
menyegerakan kejahatan bagi manusia
seperti permintaan mereka untuk menye- lafal syaukah di atas dan dari arti duri ber-
gerakan kebaikan, tetapi Allah tidak segera kembang menjadi makna yang lain, yaitu:
memberikan kejahatan kepada mereka.
'keberanian','kekuatan' dan'senjata'. Kata-kata:
Makna tersebut dapat dipahami oleh mufasir
"rajulun sydikus - sil6h( g>:-lt ltb ,tr, = seorang

laki-laki bersenjata tajam). Al-Qurthubi dalam

ENsrxropEor,+ Ar--Qu n aN

Sl aukah SYi'ah

tafsirnya mencatat bahwa dari contoh yang sini (Miqdad berjanji)." Sungguh kami akan
terakhir ini terbentuk kalimat dengan balikan
berperang bersama tuan sampai titik darah
katamenjadisydkiy-sildh( CD' .rlG ) kemudian
penghabisan bersama tuan-tuan."
artinya menjadi: Orang yang senang memilih
golongan yang tidak membawa senjata atau Kata asy-syaukah dalam jalinan kalimat

tidak memunyai rasa permusuhan . Dalarn Tafsir " Ghaira dzdtisy-syaukah" d( i^sLi?n1i-m?ettnkuru) dt aAlazm-

Al-Manir, istilah tersebut menggambarkan orang QS. Al-AnfAl [8]: 7
Zamakhsyari -mengandung makna'kafilah
yang malas berperang tetapi rakus harta. yang sedikit jumlahnya'. Kata syaukah (bentuk
Maksud dari kalimat yang terakhir ini sangat
plural dari syukun) dalam ayat tersebut karena
dekat dengan makna kalimat dalam QS. Al-Anf61
anggota kafilah kaum musyrikin yang ber-
[8] di bawah ini.
Dalam Al-Qur'an, hanya terdapat satu kata senjata sedikit jumlahnya, yakni hanya sekitar

saja yaitu asy-syaukah yang terletak dalam QS. 40 pasukan berkuda (pembawa duri atau
Al-AnfAl [8]: 7 dengan kandungan makna
menurut tafsir Al-Munir menjelaskan bahwa senjata). Secara lengkap rangkaian kalimat
Rasulullah saw. beserta kaum Muhajirin ber-
hijrah dari Mekah ke Madinah karena mendapat tersebut maksudnya ialah seb4gian kaum
perintah Allah di samping sudah terlalu lama
menanggung derita penindasan kaum kafir Muslim cenderung memilih berperang me-

Quraisy, sehingga kaum Muslim meninggalkan lawan kafilah pedagang dengan barang da-
tanah, rumah dan harta benda miliknya lalu
gangan yang banyak dan tidak memunyai
diambil alih menjadi milik mereka (kaum
kekuatan senjata dan perebutan harta ramPas-
musyrikin).
an dengan sangat mudah. 'c Mukhlas t:
Pada suatu hari Rasulullah saw. mendengar
sYiAH ( ry )
bahwa ada dua kesatuan musuh kaum musyrikin
Katasyi'ah(a+) dalam bahasa Arab berasal dari
Quraisy, yaitu satu kafilah terdiri dari t10 orang
kafilah Quraisy yang datang dari Syam di bawah sy-y-'a ( Ci ) berarti 'menolong', 'membantu',
komandan Abu Sufyan dengan membawa per-
'menyiarkan','menebarkan','menjadi banyak',
bekalan dan dagangan yang banyak sekali. Ketika
'kuat', dan 'menyala'. Syk'al-qaum ( iF\Lu)
Abu Sufyan mendengar tentara Islam telah
artinya'kelompok itu bertebaran', syd'al-khabar
menghadang rombongannya lalu dia mengirim
( .it te ) artinya 'berita itu tersebar luas'.
Damdam bin Amr ke Mekah untuk meminta Sy6'atin-nirubit-hatab ( -5jq 'Sit cLt:, ) artinya,

pengiriman bantuan pasukan guna mengawal 'api itu menyala dengan kayu bakar' .Katasyi'ah
rombongannya menghadapi pasukan Islam.
Maka, berangkatlah pasukan yang kuat dan (*) berarti 'kelompok yang saling membantu
Persenjataan lengkap di bawah komandan Abu
|ahl. Gabungan dari kedua kesatuan dari dua dalam memecahkan suatu problem'. Al-
pasukan ini berkekuatan 950 personel.
Ashfahani mengartikan kata tersebut sebagai
Rasulullah saw. dengan 313 personel lalu
'kelompokyang memPerkokoh manusia lain dan
mengatur strategi bersama Abu Bakar dan 'Umar.
mereka berkembang biak'.
Saat itu, Miqdad bin Amr berdiri sambil me-
Dalam Al-Qur'an, katasyi'ah disebut 4 kali,
ngatakan, "Demi Allah kami tidak akan berbuat
tersebar di dalam tiga surah (QS. Maryam [19]:
seperti kaum Bani Israil yang berkata kepada Nabi
69, QS. Al-Qashash [28]: 15, dan QS. Ash-ShaffAt
Mus4 "Berangkatlah kamu bersama Tuhan-mu
maju perang kami duduk-duduk menunggu di [37]: 83) dan digunakan untuk beberapa pe-
ngertian. Pertama, untuk menunjukkan suatu

kelompok yang saling menolong dalam me-
mecahkan suatu masalah, seperti dalam arti

kebahasaan di atas. Pengertian semacam ini

dipahami dari kata syi'ah ymg terdapat dalam

QS. Maryam llgl:69. Menurut Al-Maraghi, kata
tersebut menunjukkan suatu kelompok yang

.Kajian Kosakat 950

Syiqdq S-viqAq

saling membantu dalam urusan kebatilan dan Al-Qur'an, kata syiqaq senantiasa mengandung
satu sama lain saling mendukung. konotasi negatif yang menjurus kepada pe-
nentangan, penyimpangan, dan pengingkaran
Keduo untuk menerangkan orang yang terhadap kebenaran, keadilan, petunjuk Allah
dan rasul-Nya, serta kebaikan. Oleh karena itu,
menganut suatu agama dan berusaha membantu syiqdq senantiasa menjadi ciri orang musyrik,
orang kafir, orang munafik, orang zalim, dan
mengembangkannya. Mereka itu antara lain orang-oranB yang bersengketa karena sikap,
terdiri dari kaum Bani Israil. (QS. Al-Qashash keyakinan, dan aktivitas mereka cenderung

[28]: 15). mencerminkan hal-hal tersebut.
Syiqdq ( sry) dalam QS. Al-Baqarahl2l:737
Ketiga, untuk menerangkan suatu ke-
lompok yang mematuhi pimpinannya. Dari merupakan gambaran permusuhan oranS-
orang Nasrani, Yahudi, dan lainnya terhadap
pengertian inilah orang menyebut para pengikut
Ali bin Abi Thalib sebagai kaumsyi'ah. Menurut Nabi Muhammad saw. karena mereka berpaling

riwayat Abu Bashir dari Abu la'far, bahwa dari iman yang benar. Kata yang sama dalam
sebutan syi'ah untuk kelompok Ali tersebut QS. Al-Baqarah [2]: 176 merefleksikan sikap
orang-orang yang memperselisihkan kebenaran
dipinjam dari istilah yang ada dalam Al-Qur'an Al-Qur'an. Kemudian dalam QS. H0d [11]: 89
itu, walaupun kata syi'ah yang ada dalam Al- kataitu mencerminkan sikap kaum Madyanyang

Qur'an itu tidak ada hubungannya dengan tidak memedulikan peringatan Nabi Syuaib as.
istilah syi'ah dalam arti pengikut Ali bin Abi akan kejahatan mereka dan seruannya untuk
menyembah Allah serta kembali ke jalan yang
Thalib. * Abuddin Nata t+
benar dan berlaku adil. Selanjutnya dalam QS.
SYIQAQ ( .iti+ )
Al-Hajj l22l:53 kata tersebut dinyatakan sebagai
Di dalam Al-Qur'an kata syiqdq disebut 7 kali, cerminan sikap orang-orang zalim yang ter-
pengaruh oleh godaan setan sehingga mereka
yaitu dalam QS. Al-Baqarah [2]: 137 dan176,QS. tidak dapat menangkap kebenaran dan tidak
dapat memahami petunjuk yang disampaikan
An-NisA' [4]:35, QS. H0d [11]:89, QS. Al-Hajj
oleh Rasulullah, sedangkan dalam QS. ShAd [38]:
122): 53, QS. Shad [38]: 2, serta QS. Fushshilat 2, syiqdq merupakan cerminan permusuhanyang
$11: 52. Adapun kata yang seakar dengan kata
syiqhq dengm kelas kata yang berlainan, semua- ditampilkan oleh orang-orang kafir yang me-
nya berjumlah 22, tersebar dalam beberapa
nolak untuk menerima kebenaran. Adapun syiqdq
surah. Dari jumlah itu, yang terdekat kelas
katanya adal ah syaqqa - yasyuqqu ( tg- -'",- ).Dua dalam QS. Fushshilat l41l: 52 dinyatakan sebagai
kata ini disebut 7 kali dalam Al-Qur'an. Dengan
kedekatan konjugasinya, makna ketiga kata itu ciri orang yang mengingkari kedatangan Al-
Qur'an dari sisi Allah swt.
memunyai makna yang hampir sama.
Terakhir, kata syiqhq yang terdapat dalam
Menurut bahasa, syiqdq berarti al-khilif wal-
QS. An-NisAr' [4]:35 merujuk kepada PersenS-
mukhdlafah wal-'addwah (;jr-,a4.JCir s -.t)r'Jt = ketaan yang terjadi dalam rumah tangga antara

pertentangan, penyimpangan, persengketaan, suami istri. Syiqdq muncul karena ada hak dan
atau permusuhan). Sebenarnya, kata tersebut
kewajiban yang tidak terpenuhi, atau tidak
berasal dari kata syiqq (; ) dan berarti 'sisi'.
terjalinnya hubungan yang harmonis (husnul-
Kemudian kala syiqdq mendapat beberapa arti
lain, tetapi pada dasarnya tidak terlepas dari mu'6syarah, I{;(-Jl:i 1) antara suami-istri
kerangka makna dasar itu. Hal tersebut disebab-
sehingga menimbulkan pertikaian yang akhir-
kan pertentangan, permusuhan, penyimpangan, nya dapat menyebabkan retak dan hancurnya
dan persengketaan, senantiasa melibatkan dua rumah tangga jika tidak ada jalan untuk men-
pihak atau lebih yang masing-masing berada

pada sisi yang berbeda atau berlawanan dengan
sisi yang ditempati oleh pihak lainnya. Dalam

Ar- Qun'.rN
-ENsit<LoPEDIA

S_viqwah Syiqwah

damaikan mereka. Al-Qur'an menawarkan terjadi sekarang [di dunia]) dan syaqdwah

penunjukan dua orang baknm ( -3 ), arbitrator, ukhrawiyyah ( i-);l;jtt ) berupa sfi'ul ma'kl

juru damai. Seorang berasal dari pihak suami 1 .1ulr'"r- = keburukan yang terjadi nanti [di

dan seorang lagi berasal dari pihak istri. Namun, akhiratl).

itu tidak menutup kemungkinan penunjukan Sebagian ahli bahasa mengatakan bahwa

hakam yang tidak berasal dari keluarga mereka. lafal syaq6' ( ,t*) bisa digunakan untuk artita'ab
Pada dasarnya tugas hakam adalah ber- filelah), misalnya: "syaqaitu
( -; = payah, letih,
usaha mendamaikan dan mengembalikan me- = Aku merasa letih dalam
kadz6" (Ls A!&
reka ke dalam kehidupan rumah tangga yang
masalah ini). Akan tetapi, mereka menjelaskan
harmonis. Namun, jika pertikaian telah se-
demikian parah dan tidak ada celah untuk lebih lanjut bahwa setiap syaqfr'adalah ta'ab darr
mendamaikan mereka kemudian hakam me-
tidak sebaliknya; jadi,lafal ta'ab maknanya lebih
mandang perceraian sebagai jalan terbaik maka
umum dari pada syaqA'.
mereka dapat merekomendasikan dan me-
Bentuk ismfd'il (partisip aktif) dan kata sifat
nyarankan agar suami-istri itu mengajukan
permohonan perceraian di pengadilan. Per- ;#dmi sy aqiy a ( ) ialah asy - sy aq ty y u t'Gibt ) y ang

soalannya, apakah hakam berwenang untuk artinya 'yun9 tidak bahagia atau mendapat
menceraikan suami-istri itu atau tidak? Ter-
nyata, ada perbedaan pendapat di kalangan kesulitan', dan jamaknya adalah al-asyqiyk'
ulama. Ali, Ibnu Abbas, Malik, dan Asy-Syafi'i
satu pendapat, sementara kalangan Syi'ah ( ,E:r!r). Misalnya, dalam sebuah hadits dikata-
berpendapat bahwa hakam berwenang men-
ceraikan mereka, jika itu merupakan hal yang kan "asy-syaqiyyu man syaqiya fi bathni ummih"
terbaik bagi mereka. Adapun Al-Hasan, Abu (,'l yi F .-....,-..t ',#t ) yang menurut Ibnu
Hanifah, dan Asy-Syafi'i dalam satu riwayat
€, 4'A
berpendapat bahwa hakam hanya berwenang Manzhur, maksudnya ialah barangsiapa ditetap-

untuk mendamaikan, tidak untuk menceraikan. kan Allah pada awal ciptaannya sebagai orang

ee Ahmad Qorib ce yang tidak bahagia maka ia benar-benar menjadi

orang yang tidak bahagia di akhirat dan di dunia

ini. Adapun bentuk komparatif dan superlatif-

nya ialah al-asyqd (;:r!r).

sYrQwAH ( 6aj.".t Dari bentuk kata kerja intransitif, lafal

Lafal di atas merupakNr mashdar dari kata kerja syaqiya (1#) bisa dijadikan kata kerja transitif
(,itdrj.l4r ) dengan menambahkan prefiks
sy aqty a ( ;* ) - y rsy qA ( 6;i" ) - sy aqan (,;e ), sy aq 6'
(;'r';z), syaqwah wa berupa hamzah ( f ) sehingga menjadi asyqA ( gbi
(,t;z), syaqkwah (;ti*),
= membuat tidak bahagia), dan bentuk kata kerja
syiqwah(;b , ) ya.g artinya'celaka' atau'tidak
imperfektum/sekarangnya ialah yusyqi (,# ).
bahagia' (jelek keadaannya karena sebab-sebab
AlQur'an menggunakan lafal syaqiya ( iry \

dalam berbagai perubahan bentuknya. Yang di

dalam bentuk kata kerja lampau, dalam pola

materi atau immateri); dan sebagai lawan dari intransitif terdapat hanya dalam satu ayat, yaitu

sa'ddah ( ;if ) yang artinya'kebahagiaan'. Kata dalam QS. HOd [11]: 106. Dalam ayat ini, Allah
;tersebut berakar kata sy ( ) - q ( O) - w ( S \. menjelaskan penderitaan orang-orang yang

Ar-Raghib mengartikan sy aqiwah sebagai celaka, yaitu merekaytrt9 merusak akidahnya,

lawan dri sa' Adah. S a' 6dah ada dua macam, yaitu mengikuti orang-orang yang sesat perbuatan-

sa'6dah dunyawiyyah ( i-$";>tll = kebah.agiaan nya, dan sepanjang masa selalu bergelimang

dunia) dan sa'ddah ukhrawiyyah ( i-;;i;tt;- = dosa. Mereka dimasukkan ke dalam neraka dan

kebahagiaan di akhirat). Syaqdwah pun demikian merasakan siksaan yang amat dahsyat, hingga

pula, yaitu syaqdwah dunyawiyyah (i-;!{tt*) merintih-rintih, seperti halnya seekor keledai

yang berupa sfi'ul bil 1 St;t',';.= keburukan yang yang mengembus dan mengisap napasnya

disertai rintihan yang keras.

Kajian Kosakata 952

S.viqwah Syiqwah

Ayat ini merupakan kelanjutan dari Ayat Sementara dalam ayat 123, menurut Ibnu
Abbas, berisi jaminan dari Allah swt. bagi siapa
105 dalam surah yang sama, di mana Allah akan saja yang membaca Al-Qur'an dan mengamal-

membagi manusia di akhirat kelak menjadi dua kan isinya, niscaya ia tidak akan tersesat di dunia
dan tidak pula celaka di akhirat kelak. Adapun
kelompok, yaitu merekayang celaka dan mereka kata syaqd pada ayat 1.17, menurut Al-Farra',

yang bahagia. Al-Mawardi mengutip pendapat ialah kesulitan hidup, sebab dengan turun ke
dunia Adam harus bekerja keras menguras
beberapa ulama tafsir yang menjelaskan tentang keringat untuk menghidupi keluarganya. Me-
nurut As-Strddi, maksudnya ialah pekerjaan
dua kelompok manusia tersebut. Menurut Ibnu
Bahr, mereka adalah orang-orang yang tidak bertani, bercocok tanam, memanen, menumbuk
mendapat rezeki dan mereka yang mendapat- biji-bijian, dan membuat roti. Karena kesulitan
kannya, sedang menurut Labid, mereka adalah tersebut berkenaan dengan memberi nafkah
orang-orang yang disiksa dan orang yang
mendapat kehormatan. keluarga, maka ucapan Allah tersebut hanya
ditujukan kepada Adam seorang/ sebab ia
Yang dalam bentuk kata kerja sekarang
terdapat dalam tiga ayat dan semuanya dalam sebagai kepala keluarga yang harus bertanggung
QS. Thaha [20). PadaAyat2Allahberfirrnan, "Md jawab dalam hal ini.

anzalnd 'alaikal-qur'6na li tasyq6" (ut1iU Selain dalam bentuk kata kerja ditemukan
b:a- ft',pt UL = Kami tidak menurunkan Al- pula beberapa ayat Al-Qur'an yang mengguna-

Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah). kan lafal syaq6'dalam bentuk aktif dan kata sifat

Ayat ini diturunkan Allah sebagai jawaban "syaqiy" (g). Misalnya, dalam QS. Maryam

kepada orang-orang musyrik yang berkata l19l: 4, Nabi Zakaria as. sangat berharap agar
doanya dikabulkan Allah, sebab usianya sudah
kepada Rasulullah saw. tatkala mereka melihat semakin tua dan perlu lebih dikasihi dan di-

beliau begitu tekun dan bersungguh-sungguh sayangi; apalagi sejak muda tidak pernah
dalam beribadah, "Hai Muhammad sesungguh-
nya Al-Qur'an ini diturunkan kepadamu hanya doanya ditolak. Dan dengan terkabulnya doa ter-
untuk menyulitkanmu." Dengan turunnya ayat sebut, Nabi Zakaria as. merasa yakin bahwa hal
di atas, jelas bahwa AlQur'an diturunkan bukan
untuk menyulitkan beliau sama sekali. Makna itu akan membawa banyak kebaikan bagi agama
ayat di atas sejalan dengan ayat lain dalam QS.
Al-A'rAl l7):2. dan masyarakat.

Dalam menafsirkan lalal "li tasyq6" ( ,t^i') ) Demikian halnya dengan ayat 48 dari surah

yang terdapat dalam ayat tersebut, para ulama yang sama. Dalam ayat ini, Nabi Ibrahim

dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: memohon agar doa-doanya dikabulkan dan
ibadahnya kepada Allah diterima sehingga ia
1. Menurut Mujahid, maksudnya bersusah-
payah dengan begadang/bangun tengah tidak merasa kecewa, seperti kecewanya orang-
malam untuk melaksanakan shalat malam orang musyrik dengan ibadah mereka kepada

2. M( "e$n, uiEru)t. Al-Hasan, ia merupakan jawaban patung-patung yang ternyata apa yang mereka
bagi orang-orang musyrik ketika mereka sembah tidak dapat berbuat apa pun apalagi

berkata kepada Rasulullah saw. bahwa beliau mengabulkan doa mereka.
akan merasa kesulitan dengan turunnya Al- Adapun yang berbentuk sifat komparatif

Qur'an. dan superlatif terdapat pada 3 ayat, yaitu dalam

3. Menurut Al-Bahr, Allah melarang Muham- QS. Al-A'lA [87]: 1.1. Menurut Al-Mawardi,
mad saw. agar tidak menyulitkan dirinya peringatan itu dijauhi oleh orang kafir yang

dengan bersedih hati dan merasa kasihan atas dengan kekufurannya itu akan mendapat celaka;
menurut Al-Farra', "al-asyqi" dalam ayat di atas
kekufuran kaumnya. maksudnya orang yang tidak beruntung untuk

953 Eivsrxlopeorn Ar--Qun arv

Syirk Syirk

mengenal Allah. Al-asyqh dalam arti yang sama An'Am [6):19, dan da]am bentuk ism f6'il (kata
juga terdapat dalam QS. Al-Lail [92]: 15.
sifat pelaku) disebut 95 kali seperti di dalam QS.
Ada satu kata lagi yang terdapat dalam QS.
Al-An'Am [6]:163.
Asy-Syams 191.1: 72, "ldzinba'atsa asyqdh6"
t; /Kata syirk ( ) berasal dari syarika ( ! )
llAi {i ;1 = r"tika bangkit orang yang paling
yang berarti 'berserikat', 'bersama', atau
calaka di antara mereka). Yang disebut-sebut 'berkongsi'. Arti bahasa ini memberi kesan

sebagai orang yang paling celaka di dalam ayat bahwa kata itu memiliki makna'dua atau lebih
di atas ialah Qadar bin Salil orang yang mulia di
yang bersama-sama dalam satu urusan atau
kalangan kaumnya dan seorang bangsawan yang keadaan' (musyarikah,lA'rA l). Dalam dunia

menjadi pemimpin yang ditaati. Hal itu dijelaskan s';perdagangan , kata syirkah ( ) diartikan 'per-

oleh sebuah hadits yang diriwayatkan dari kongsian' atau'perseroan' karena di dalam jual-

Abdullah binZarrr'ah, ia berkata: "Rasulullah saw. beli ini terdapat beberapa orang yang terlibat.
Dari sejumlah ayat Al-Qur'an yang me-
berpidato, knnudian mmy ebut unta betina dnn mmy ebut
nyebut kala syirk dengan segala bentuknya itu
orang yang menyembelihnya, maka Beliau berkata:
"Idzinba'atsa asyqAhA", segera bangkit untuk itu diperoleh keterangan bahwa Al-Qur'an meng-

seorong y frng kuat, mulia, dan kokoh di antara kaumny a gunakan kata itu untuk arti berserikat atau

seperti Abu Zarn'alx" (HR. BukhAri, Muslim, Tirmidzi, bersekutu antara unsur-unsur sebagai berikut:

dan Nasfli). a. Muslim dengan sesama Muslim, seperti

Satu lagi yang dalam bentuk mashdar diterangkan dalam QS. An-NisA' $l: a2.
b. Manusia dengan setan, seperti dalam QS. Al-
"syiqwah" (lh), terdapat pada QS. Al-
Isrd'1171:64.
Mu'min0n [23]: 105. Menurut Al-Mawardi, lafal
c. Allah dengan jin ciptaan Tuhan sendiri,
syiqwah dalam ayat di atas bisa berarti hawa
seperti dalam QS. Al-An'Am [6]: 100.
nafsu, atau prasangka baik terhadap akal dan
prasangka buruk terhadap nurani, hal yang d. Allah dengan berhala-berhala atau makhluk-
mendorong dan menjadikan mereka selalu
berbuat jahat. Menurut Al-Qurthubi, artinya makhluk lain ciptaan Allah, seperti pada QS.
kenikmatan dan hawa nafsu. Dikatakan de- Y0suf [12]:105 dan QS. Ah 'tmran [3]: 36.
mikian karena keduanya bisa menyebabkan ke-
tidakbahagiaan, yaitu orang yang tidak mamPu Dari ayat-ayat tersebut, dapat pula di-
mengendalikannya akan masuk neraka dan
hidup menderita di dalamnya. ketahui bahwa yang diperserikatkan atau
dipersekutukan di antara unsur-unsur tersebut
* Ahmad Saiful Anam te
adalah:
sYrRK (:1J+ )
Katasyirk dengan berbagai bentuknya dalam Al- a. Tentang kekuasaan atau penciptaan, misal-
Qur'an disebut 227 kali, empat di antaranya
nya dalam QS. Al-A'rAf [7]:790.
disebut dalam bentuk tunggal (muft ad), misalnya
pada QS. Luqmdn [31]: 13 dan dalam bentuk b. Tentang pemilikan harta peninggalan si
jamak disebut 58 kali, seperti dalam QS. An-NisA'
mayat misalnya dalam QS. An-Nisd' l4l:12.
l4l: 12, disebut 17 kali dalam bentuk fi'l mhdhi
c. Di dalam merasakan azab di akhirat, seperti
(kata kerja masa lalu), seperti dalam QS. Al-A'rAf
l7l:173, dua kali dalam bentuk perintah, seperti QS. Az-Zukhruf [tl3]: 39.

pada QS. Al-IsrA' l17l: 64. Dalam bentuk kata kerja Dari ayat-ayat tersebut, menurut Ar-

yang sedang berlangsung atau mendatang Raghib Al-Ashfahani, dapat dipahami bahwa
(mudhdri') kata itu disebut 51 kali, seperti QS. Al-
dari segi hukum, syirik terbagi menjadi dua,
yakni syirik besar dan syirik kecil. Yang di-
maksud dengan syirik besar ialah syirik di
dalam bidang keyakinan, yaitu meyakini

bahwa ada tuhan selain Allah atau menyekutu-

kan Allah dengan makhluk ciptaan-Nya dalam

hal ketuhanan, seperti yang disebut pada

Kaiian Kosakata 954

Syirkah

(S;),Zukhruf [a3]: 39). Dalam

bentuk j amakn y a sy ur aki'
beberapa surah, antara lain QS. Y0suf ILZI:1,06. bentuk syarik teman
berarti'
Adapun yang dimaksud dengan syirik kecil ( )g -) ),
ialah mempersekutukan Allah dalam tujuan
atau sekutu'. Kata syirk ( !'1) berarti 'perbuatan
suatu perbuatan; misalnya riyk' (,[; ) yakni
syirik' atau'menyekutukan Tuhan'. Orang yang
'berbuat kebaikan karena ingin dipuji orang
lain', seperti yang diterangkan dalam QS. Al- menyekutukan Tuhan disebut musyrik, musyrikfin

Baqarah l2l:26a. -musyril1n(; F :i t'f r ,!* ).

Menurut Al-Qur'an, syirik dalam hal Kata itu digunakan dalam Al-Qur'an

keyakinan (syirik besar) mengakibatkan sanksi- dengan berbagai bentuk. Dalam bentuk kata

sanksi yang besar, baik di dunia maupun di ker)a asyraka ('!';.i ) berarti 'mempersekutukan
Tuhan' (QS. Al-A'rnf l7l: 173). Ayat ini meng-
akhirat. Sanksi-sanksi tersebut ialah sebagai
gambarkan pengakuan orang-orang musyrik
berikut.
Dosa yang disebabkan oleh syirik tidak akan bahwa perbuatan mereka menyekutukan
diampuni Allah (QS. An-Nisd' [4]: 48). Ini Tuhan adalah semata-mata mengikuti ke-

berlaku bagi yang tidak bertaubat atau biasaan nenek moyang mereka (QS. Al-An'Am

meninggal dalam dosa itu. [6], QS. Y0nus [10] : 28). Dalam bentuk kata kerja
perintah, sydrik ( JrG ) berarti 'perintah untuk
b. Tidak boleh melakukan perkawinan dengan
bersekutu'. Perintah ini ditujukan kepada Iblis
wanita atau lakilaki Muslim (QS. Al-Baqarah
agar bergabung bersama manusia dengan segala
l2l:221).
Syirik dipandang sebagai najis yang mesti kemampuan yang ada padanya. Akan tetapi,
segala tipu daya setan itu tidak akan mamPu
dijauhi (QS. At-Taubah [9]: 28).
d. Di akhirat mereka akan merasakan azab yang menghadapi orang-orang yang benar-benar

berat (QS. Al-Fath [48]: 6). Mereka dimasukkan beriman (QS. Al-IsrA' l17l:64). Sebaliknya, dalam
ke dalam neraka (QS. Al-Bayyinah [98]:6), dan bentuk katakerja yusy riku, usy riku atau nusy riku

diharamkan bagi mereka surga (QS. Al- ('!) F,'!) ?i,'! ;i- )yang artinya'mempersekutu-

Ma'idah l5l:72). kan', dimaksudkan bahwa orang-orang yang

e. Yang wafat di antara mereka tidak boleh beriman-misalnya, seruan kepada Nabi Musa
didoakan untuk mendapat PengamPunan as. dan Nabi Muhammad saw.-hanya di-

(QS. At-Taubah [9]: 113). perintahkan untukmenyembah Allah dan tidak

f. Mereka dipandang sebagai oranS-orang yang mempersekutukan sesuatu pun dengan Dia (QS.

sangat sesat (QS. An-Nisil [a]: 116). Al-Mu'min l40l:42, QS. Al-|inn [72]:20, QS. Al-
tc Fauzi Damrah *
Hajj l22l: 26, QS. Al-'Ankab0t 129): 8, QS.
SYIRKAH { it';l
LuqmAn [31]: 13 dan 15, QS. Yfrsuf [12]:38, QS.
Kata syirkah ( A"; ) adalah kata tunggal, semakna
At-Taubah [9]: 31, serta QS. An-Nahl 116l:1,3,
;dengan syarikah ( S ). Bersama dengan kata
dan 54).
derivasinya, kata itu dalam Al-Qur'an disebut
Bentuk syirk menunjuk perbuatan me-
168 kali.
nyekutukan Allah, dan disebut sebagai suatu
Secara bahasa syirkah atau syarikah berarti
kezaliman yang amat besar, (QS. LuqmAn [31]:
'jalinan erat dua pihak'. |ika dikatakanisytarakar'
13, QS. SabA' [34]: 22, QS. FAthir [35]: 14 dan 40,
rajulilni ( q5u.')t !:*,t ), berarti 'dua orang laki- serta QS. Al-AhqAf l4$: $. Karena itu, perbuatan
sylrk diklasifikasikan sebagai dosa terbesar yang
laki berteman erat'. Menurut Al-Ashfahani, kata
tidak akan diampuni oleh Allah (QS. An-NisA'
asy - sy irkah ( 6'.rt ) atau al-musy 6r akah ( ar rUJ )
[a]: 48 dan 116).
berarti 'bercampurnya sesuatu yang menjadi
Menurut Al-Ashfahani, syirk ada dua
milik dua orang' (QS. Thaha p\:32 dan QS. Az- macarn. Pertama asy-syirkul-'azhim ( rYA $$t=
syirik besar) atau asy-syirkul-jaliy ( gAt't';tt =

ENsixloppora Al Qun'aN

Svu'aib Syu'aib

syirik yang ielas), yaitu keyakinan tentang wilayah Ma'an, suatu daerah yang berbatasan

adanya sekutu bagi Allah. Inilah yang dimaksud dengan Syam (Suriah). Kaum ini mendiami
Aikah, sebidang tanah padang pasir yang
dengan kezaliman yang amat besar (QS. An-NisA'
ditumbuhi pepohonan. Masyarakatnya dikenal
[ ]: 8). Kedua asy-syirkul-ashghar ( ;b\t t]t=
zalim dan curang, terutama dalam hal timbang-
syirik kecil) atau asy-syirkul-khafiy ( u$t !t'$t =
syirik tersembunyi), yaitu memelihara sikap/ an dan sukatan.

keyakinan terhadap sesuatu bersama Allah, Syu'aib diutus sebagai nabi dan rasul
seperti perbuatan riy6' ( "Q7 ) atau nifhq ( 6r;;),
kemunafikan (QS. Al-A'rAf [7]: 190) - sesudah berlalu masa Nuh as., Hud as., Shaleh as.,

Kata syarik ( Jf"/ ) artinya 'sekutu', di- dan Luth as. atau sebelum masa Nabi Musa as.,

gunakan dalam dua konteks. Pertam4 sekutu bagi berdasarkan penjelasan QS. Al-A'rAf l7l: 59-84.
Pokok-pokok ajaran yang disampaikan
Allah yang dinyatakan dalam bentuk negatif,
maksudnya tidak ada sekutu bagi-Nya (QS. Al- Syu'aib kepada penduduk Madyan sebagai
An'Am [6]: 163 dan QS. Al-Isril [17]: 111). Kedua, berikut. Pertama, perintah menyembah Allah
konteksnya sekutu bagi manusi4 artinya mereka swt. karena tiada Tuhan yang patut disembah
bergabung seperti kedudukan saudara seibu, jika selain Allah (QS. Al-A'r6f [7]: 85 dan QS. HOd
[11]: 8 ). Kedua, perintah menyempurnakan
tidak terhalang apabila seorang menerima bagian takaran dan timbangan, (QS. Al-A'rAf [7]: 85).
Ketiga, larangan berbuat kerusakan di muka
U6, darr apabila bergabung dua orang atau lebih, bumi (QS. Al-A'rAf [7]:85 dan QS. H0d [11]:85).

mereka menerima U3. Demikian juga anak Keempat, larangan menakut-nakuti serta mem-
perempuan apabila seorang menerima U2, darr
beri ancaman kepada orang-orang yang beriman
apabila mereka bergabung dua orang atau lebih
menerima bagian Z3 (QS. An-Nisfl $l:12). dengan maksud agar mereka berpaling dari jalan
Allah swt. (QS. Al-A'rAf l7l:86).
;tDalam bentuk ism f6' il, kata musyrik ( ! )
Sebagai nabi dan rasul Allah swt., Syu'aib
itu berarti 'orang yang menyekutukan Tuhan'
(QS. Al-Baqarah [2]: 221). Adaprn dalam bentuk juga tidak habis-habisnya mendapat ejekan dan
tantangan dari kaumnya yang membangkang,
musytarikiln (:r';;* ) berarti 'bersama-sama' antara lain beliau dituduh terkena sihir dan

menggambarkan keadaan orang-orang musyrik termasuk golongan pendusta (QS. Asy-Syu'arA'

di akhirat. Mereka akan menerima azab dari 126l: 189-190). Syu'aib dan pengikut-pengikut-
Allah bersama-sama (QS. Ash-Shdffit l37l: 33 nya yang beriman diancam oleh orang-orang
dan QS. Az-Zukhrif [a3]: 39). * Ahmad Rofiq,t
kafir akan diusir jika tidak menghentikan
SYUATB ( {i3 )
dakwahnya dan kembali kepada agarna nenek
Syu'aib adalah nabi dan rasul Allah swt. yang
moyang mereka. Bahkan, Syu'aib diancam akan
diutus untuk kaum Madyan. Kata syu'aib dalam
Al-Qur'an disebut 11 kali dan tersebar di dalam dilempari batu oleh orang-orang kafir di kalang-
enam surah. Kisah Syu'aib diungkap dalam an mereka (QS. H0d [11]:91).
konteks pembicaraan tentang kesempurnaan
Karena perilaku umat Syu'aib telah me-
takaran dan timbangan di dalam jual beli. lampaui batas, Allah swt. menimpakan azab
atas diri mereka berupa gempa yang dahsyat
Pernyataan diutusnya Syu'aib sebagai nabi dan
rasul untuk penduduk Madyan dikemukakan yang membinasakan mereka semuanya, kecuali
tiga kali dalam Al-Qur'an, yakni dalam QS. Hfid
[11]:84 QS. Al-A'r6f l7l:85, danQS. Al-Ankab0t orang-orang yang beriman (QS. Al-A'rAf [7]:90-
92). Dalam Qishashul-Anbiy 6' kary a Ibnu Katsir
l29l:36. dijelaskan bahwa azab yang menimpa kaum
Dalam buku Qishashul-Anbiy 6' dijelaskan Syu'aib berupa panas terik selama tujuh hari
sehingga mereka merasa kepanasan dan ke-
bahwa Madyan adalah kaum yang mendiami
kurangan air. Kemudian, datanglah awan gelap

Kaiian Kosakata 956

Svu'ard' Syu ard

yang mereka duga hujan. Akan tetapi dugaan Dalam Al-Qur'an, di samping nama dari
tersebut salah sebab yang turun ternyata hujan
api yang menyebabkan mereka semua mati sebuah surah, asy-syu'ar6'dan kata yang seasal

terbakar di dalam rumah mereka masing- dengannya terdapat dalam 35 tempat dengan

masing kecuali orang-orang yang beriman. perinciannya. Empat ayat dalam bentuk f 'l
Al-Qur'an menjelaskan bahwa azab yang
mudhhri'untuk orang kedua banyak tasy'urin
ditimpakan pada umat Syu'aib sama dengan
azab yartg pernah ditimpakan pada umat nabi- ( o:')* ) yang berarti 'engkau sekalian me-
nabi sebelumnya, seperti umat Nabi Nuh as.,
umat Nabi Hud as., umat Nabi Shaleh as. dan ngetahui'. Duapuluh satu ayat dalam bentukf 'l
umat Nabi Luth as. (QS. Al-A'rdf l7l:89).
mudhir|untuk orang ketiga banyak yasy'urfin
c: Ahmad Thib Raya ee
( tli;- ) yang berarti'mereka semua merasakan
SYUARA', ( *ri')
atau mengetahui'. Satu ayat dalam bentuk jamak

asy'6ri ( ,*i 7 yang berarti 'bulu kambing',

sebagaimana termaktub dalam QS. An-Nahl

[16]: 80. Satu ayat dalam bentuk kata benda

tunggal asy- syi'r ( gtr) terdapat di dalam QS.

Syu'ar6' rnentpakan katabenda pelaku aktif (pria) YAsin [36]: 69. Empat ayat dalam bentuk kata

dalam bentuk jamak dari kata benda pelaku benda pelaku tunggal sy6'ir ( yC) yangke-

tunggalsyl'ir ( sC ), sedangkan jenis perempuan seluruhannya ditujukan dan diarahkan kepada

dari kata pelaku tunggal adalah sy6'irah (e"r*) Nabi Muhammad saw. termaktub di dalam QS.

dengan bentuk jamaknya syaw6'ir ( st;) atau Al-AnbiyA' [21]: 5, QS. Ash-Shilfdt 137]: 36, QS.
Ath-Th0r [52]: 30 dan QS. Al-HAqqah [69\: a1,.
sy6'irdt ( o|y1 ). Kata ini diambil dari kata kerja. Satu ayat dalam bentuk pelaku banyak asy-
('i\-
sya'ara ( t;.) yasy'uru ) dengan bentuk syu'ar6'(,r$t) tertulis di dalam QS. Asy-
) atau (ria' r an (
mashdamy a sy i' r an ( r;) sy ) y ang

berarti "qdilusy syi'r" ( .+Jt A\t = orang yang Syu'arA' [26]:224. Satu ayat di dalam bentuk kata
asy- syi'rd ( ,s)-;.:r ), yaitu nama suatu planet atau
-berbicara [dengan menggunakan] syair). Syi' r bintang yang terbit dengan mengeluarkan sinar

di dalam bahasa Indonesia sama dengan syair-

adalah ungkapan-ungkapan yang dimaksud yang sangat panas. Empat ayat dalam bentuk

dengan mengunakan al-wazn (pakem) dan at- jamak sya'6'ir ( ;.u*) yang berarti syiar, tanda

taqfiyah (sajak). atau tempat ibadah, tercantum di dalam QS. Al-

Dari sudut bahasa, menurut Ibnu Faris, Baqarah [2]:158, QS. Al-Ma'idah [5]: Z QS. Al-

hurttf syin, 'ain dan ra'menunjukkan arti "tsabdt" Hajj l22l:32 dan 36. Serta satu ayat lainnya

( .:$=tetap)dan "'ilmwa'alima" ( s!, i /e=ilmu jl{tdalam bentuk kata tempat al-masy'ar ( ) yang

pengetahuan serta mengetahui), seperti dalam berarti tempat manasikhaji, termaktub di dalam

i 6rungkapankalima-t.!" I ait a sy i' ri ful 6nan m 6 shana' a " QS. Al-Baqarah 2: 198.
= semoga saya merasakan, Sebagai nama dari sebuah surah dalam Al-
('e- t1>;
artinya mengetahui apa yang ia perbuat).
Qur'an, Asy-Syu'arA' termasuk pada golongan
Dinamakan ahli syair sebagai penyair, menurut sur ah M akkiy ah y Nrg ter diri dari 227 ay at, kecu ali

Al-Ashfahani dan Al-Abyari, adalah karena ayat 1,97 dan 224 sampai akhir surah, turun

kepintarannya dan kedalaman pengetahuannya. setelah Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah

Pada asalnya, menurut mereka, asy-syi'r me- (madaniyah). Surah ini diturunkan sesudah QS.

rupakan suatu nama ilmu yang membutuhkan Al-Wdqi'ah.

kedalaman pengetahuan, sesuai dengan contoh Surah ini dinamakan dengan Asy-Syu'ara

ungkapan di atas. Dan dalam perkembangan karena bagian akhir surah ini mengemukakan

selanjutnya, ia menjadi suatu pengantar ilmu perbandingan antara " asy -syu' ar 6' adh- dhdllfin "

yang didasarkan kepada al-wazn dan at-taqfiyah ( oJfur',r1:lt = penyair-penyair yang sesat)
dengan asy-syu'ar|' almu'minfin ( oraltlt-At =
dalam kalimat.

KLOPEDTA AL QUn"rN

Syu'ara' Svu'ar6

penyair-penyair yang beriman). Penyair- Sebagai sebuah ayat, kata syu'ard terdapat
penyair yang pertama memunyai sifat-sifat dalam ayat224 surah ini merupakan penjelasan
yang iauh berbeda dari penyair-penyair yang langsung dari Allah tentang perbedaan antara
terakhir. Mereka diikuti oleh orang-orang yang
penyair-penyair dengan Nabi Muhammad saw.
sesat dan mereka suka memutarbalikkan lidah
dan mereka tidak memunyai pendirian, serta Ayat ini juga merupakan bantahan terhadap
orang kafir yang berkata: "Kenapa tidak boleh
perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa dikatakan bahwa setan juga menurunkan Al-

yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian Qur'an kepada Nabi Muhammad, sebagaimana
tidaklah terdapat pada rasul-rasul dan penyair mereka memberikan mantera-mantera kepada

yang beriman. Oleh karena itu, surah ini para dukun dan syair-syair kepada para penyair?

dimaksudkan untuk menolak anggapan kaum Perbedaan pengikut Nabi Muhammad
musyrik yang secara nyata mengakui Nabi saw. dengan pengikut penyair adalah bagi
Muhammad sebagai seorang penyair dan Al- penyair, mereka diikuti oleh orang-orang yang
Qur'an yang dibawanya sebagai kumpulan sesat, baik dari jenis manusia maupun jin, yang
syair ciptaan manusia. selalu lari dari kebenaran dan istiqdmah (pen-

Seperti halnya surah-surah Makkiyah yang dirian). Mereka suka mempermainkan kata-kata,

lainnya, surah ini mengandung pembicaraan memuji sesuatu setelah menghinanya serta suka

tentang dasar-dasar keyakinan dan keimanan, mengatakan apa yang mereka sendiri tidak

seperti tauhid, kerasulan dan kenabian, serta hari mengerjakannya.
kebangkitan. Dengan demikian, ayat-ayatnya
Sedangkan Nabi Muhammad saw. diikuti
pendek untuk teguran dan hardikan, namun
sangat membekas dan berpengaruh. Ia dimulai oleh orang-orang yang mendapatkan hidayah,
dengan pembicaraan tentang Al-Qur'an dan
berpendirian dan selalu berdiri di atas ke-
penjelasan tentang sasaran hidayah, kegembira-
benaran, keimanan dan pengabdian hanya
an orang-orang beriman dan saleh dengan surga kepada Allah serta menjalankan perintah-Nya.

dan peringatan bagi orang-orang kafir yang tidak Bahkan, Allah memuji dan memuliakan penyair-
memercayai akhirat dengan azab yang pedih,
ketetapan Al-Qur'an sebagai wahyu yang di- penyair yang memunyai empat sifat; yaitr al-
turunkan kepada Nabi Muhammad, hiburan imhn ( ol-ry = keimanan), al-'amalush shdlih

baginya dari ketiadaan keimanan kaumnya ( 3.ti"lrpt = mengejakan amal kebajikan),

terhadap kerasulannya, serta argumentasi "ada" dzikrullilh wa tauhiduhu ( i+';i At f : = zikir dan
Allah dan esa-Nya dengan terciptanya berbagai
mengesakan Allah), serta sifat nushratul haqqi wa
tumbuhan. Ia juga mengemukakan berbagai kisah
it siahlihfr ( 9t : i = penegak kebenaran).
para nabi dengan kaum yang mendustakan
mereka, seperti kisah Nabi Musa dengan muk- Adapun sebab turun ayat ini diriwayatkan
jizatnya, perdebatannya dengan Firaun dan oleh Ibnu ]arir dan Al-Hakim dari Abi Hasan Al-
Barra4 bahwa, "Ketika turun ayat Asy-Syu'arA',
kaumnya di dalam masalah keesaan Allah. datanglah Abdullah bin Rawahah, Ka'ab bin

Kemudian diteruskan dengan kisah Nabi Ibrahim Malik, dan Hasan bin Sabit kepada Nabi
dengan bapak dan kaumnyayffig menyembah Muhammad saw. Mereka berujar, "Wahai

berhala dan ketetapannya di dalam keesaan Allah, Rasulullahl Demi Allah, sesungguh Dia telah

kisah Nabi Nuh, Hu4 Shaleh, Luth dan Syu'aib, menurunkan ayat ini, dan Dia mengetahui bahwa

yang berhubungan dengan peribadatan dan ke- sesungguhnya kami adalah para penyair,
rusakan akhlak sosial kemasyarakatan, serta binasalah kami! Maka Allah menurunkan ayat
penjelasan akibat-akibat pendustaan mereka "llla alladzina ilmanil" (1r-r; e;tr 1t = kecuali

terhadap para rasul. orang-orang yang beriman). Maka Rasulullah

menyeru dan membacakan ayat itu kepada

mereka. ee Ris' an Rusli ee

Kajian Kosakata 958

il'u'0b

SYU'OB ( +yl ) kabilah dan y ang lebih umum dnriny a. "

Kata syu' fib merupakan kata benda bentuk jamak Abu Ubaidah menceritakan bahwa se-

(banyak) dari kata tunggal sya'b ( *li ). Kata sungguhnya tingkatan keturunan/nasab yang

benda ini diambil dari kata kerja sya'aba ('.-t:t) dijadikan pegangan oleh bangsa Arab ada tujuh,

yasy'abu ('-U") sya'bun ( lji ) yang berarti yaltlr al-sya'b ( ,-i:r = bangsa), al-qabilah ( 4t =

" tafarraqa" ( a7 = berpisah/bercerai-berai), suku bangsa), al-'imkrah( ;rt-:-lr= suku/marga), al-

"ljtama'a" ('&t = bersatu), "afsada" ( T:i = bathn ( j4r= seperut), al-fakhdzu ( .i;lr= sepaha),
merusak), "ashlaha" (ibi = memperbaiki).
al-fashilah (aijt = kerabat), al-'asyirah (a',5st=
Ditinjau dari segi bahasa, menurut Ibnu
Faris, kata yang terdiri dari huruf syin, 'ain darl keluarga). Setiap kelompok masuk ke dalam
ba', memunyai arti yang berlawanan; al-iftirdq
kelompok sebelumnya. Maka, al-qaAilahmasuk ke
( orilr = berpisah) dan al-ijtimi' ( tB-yt =
dalam rumpun al-sya'b, alr imdralt mesuk ke dalam
berkumpul/bersatu), al-ishlih ( 6>u"yt = mem-
tingkatan rumpun al-qabilah, al-bathn masuk ke
perbaiki), al-ifsdd ( ,Liyr: merusak). Dalam ilmu
bahasa Arab, para pakar bahasa berbeda dalam tingkatan rumpun al-'imdrah, al-fakhdz
pendapat dalam masalah ini. Sebagian ulama,
seperti Al-Khalil, menyatakan bahwa kata ini masuk ke dalam tingkatan rumPun al-bathn, al-
termasuk ke dalam bdb al-adhddd ( rt.rlyriti )
yaitu bab yang membahas satu kata yang fashilah masuk ke dalam rumpun al-fakhdz, al-
memiliki dua arti yang saling berlawanan. 'asyirah masuk ke dalam rumpun al-fashilah.
Sementara itu, sebagian lain, seperti Ibnu
Dalam Al-Qur'an, kata syu'ftb dan yang
Duraid, melihat masalah ini bukan termasuk ke
dalam bab al-adhdkd, melainkan hanya perbedaan seasal dengannya terdapat dalam 13 ayat. Satu

logat. ayat menggunakan bentuk jamak syu'itb ( *'":)

Dari segi terminologi, Majma'ul-Lughatul- terdapat dalam QS. Al-HujarAt [49]: 13, satu ayat
lain menggunakan kata dalam bentuk jamak
'Arabiy ah mendefinisikan sy a'b ( -i3 ) dengan
syu'ab ( ;i ) terdapat dalam QS. Al-MursalAt
i.eCi;r ,rj;,s';zX'r.r-ri ,-.'J g"; oAt ai'$t'zofJ;t
l77l:30 dan L1 ayat mengunakan bentuk tashghir
(Al-j mna' atul-knbir ah minmr-nds tarj i' u li abin w 6bidin,
( # )dari kata ini, yakni syu'aib ( .. :* ), ai
wa takhdha'u li nizhfrmin ijtimk'iyyin whhidin, wa
dalam hal ini adalah nama Nabi Syu'aib as. yang
t at akall amu I is 6n an w Abi dad.
diutus kepada kaum Madyan.
" Kelompok baar manusia y ong berasal dari satu bapak,
Pakar-pakar Al-Qur'an, seperti Al-Maraghi
mematuhi satu pr anata sosial, serta menggunakan satu
dan Az-Zuhaili, sepakat menafsirkan kata syu' ib
bahasa."
dengan "bangsa atau umat" karena di dalamnya
Menurut Al-Maraghi dan Az-Zuhaili
telah tercakup berbagai suku bangsa.
bahwa kata sya'b berarti
Penciptaan berbagai bangsa dan suku oleh
'*r., lro iLj'] pL F, Jl:.-di :ui' Pr
Allah, sebagaimana termaktub dalam QS. Al-
'+"Ci't,j.ai
HujurAt 49:13:
(Al-hayyul-' azhimul-muntasibu il6 ashlin wdhidin
,:L i. ,t bl l-r;Jr tf -
lahum w athanun khhshshun w a yuj ma' ul-qab 6' il a w a Gtt ))
S"tr
a'mnmaminhfr).
" Kelompok baar masyarakat ymg buasal dari satu asal- iirc.t,-$+i

usul, memiliki negui khusus dan mmghimpun berb agai (Ya ayyuhan-nds innikhalaqnkkum min dzakarin wa
untsd wa ja' ahilkum syu'itban wa qab6'ila lita' 6rafD .
" Hai manusia, sesungguhny a Kami mmciptaknn kmnu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
m enj adik an kamu b erb an gs a-b an gs a dan b e r suku - suku
sup ay a kamu s al in g ken al m en gen al, "

adalah sarana untuk mencapai sasaran saling
berkenalan dan berkasih sayang antar sesam4
bukan untuk saling bertengkar dan berselisih.

959 ENsixlopeota Ar- Q un'rrN

S1,u'0 b Syubhah

Menurut Mujahid, tujuannya adalah agar setiaP i7';yakfma akraman-nds falyattaqillilh" ( r'fJ-Li
manusia mengenal dan mengetahui garis ke- At,* utltltl = Siapa yang suka menjadi ma-
turunannya, sehingga diketahui si Fulan bin
Fulan berasal dari suku bangsa ini atau itu. nusia paling muli4 ia harus bertakwa kepada

Adapun hikmah dari perbedaan bangsa Allah), dan hadits Nabi:
dan suku, menurut Syekh Zadah, adalah agar
sebagian manusia saling mengenal garis ke- :i)'>t. , , a.
turunan dengan sebagian lainnya, sehingga IJPUI
tidak ada yang menasabkan dirinya kepada
bukan bapaknya serta tidak pula untuk ber- a'.F

bangga-banggaan dengan keturunan bapak atau (An-ndsu rajulhni: rajulun barrun taqiyun karimun

kakeknya. Dan keturunan ini dapat diketahui 'alallhhi, wa rajulun fdjirun syaqiyyun hayyinun

melalui'urf ( -')= adat kebiasan) dan syara'. 'alall6h)

Di samping itu, menurut Az-Zuhatli, ada " Adn dua or ang lakllaki: laki-laki y ang baik, bertaktoa,
tiga pokok kandungan dari ayat syu'fib di atas. dan mulia di sisi Allah, dan laki-laki jahat, hina, dan

Pertama, dasar-dasar kesamaan ala'u al-musdwah lemah di sislNya."

( ;iflr), kedu4 komunikasi sosial kemanusiaan Sebab turun QS. Al-HujurAt [49]: 13,
atiu t a' ilruful-muj t ama' it- ins6niy ( Sr;St U't*
;LJli ), dan ketiga, kehormatan atas dasar diinformasikan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu
Abi Mulaikah, bahwa: "Ketika terjadi peristiwa
ketakwaan dan perbuatan baik atau al-fadhlu Penaklukan kota Mekah (Yaumul-fath), naiklah
Bilal bin Rabah ke atap puncak Ka'bah me-
/r.Y,H,' al at - t aqw 6 w al -' am al ish-sh 6l ih (,s ngumandangkan azan". Sebagian orang ber-
C/t,Ft ). Dari prinsip dasar kesamaan ma- ujar: "Kenapa seorang budak hitam.legam ini

nusia sama, bagaikan gerigi sisir. Merekaberasal mengumandangkan azan di atap puncak
dari satu bapak dan ibu serta memunyai hak dan
Ka'bah? Semoga Allah memurka dan meng-
kewajiban yang sama dalam hukum syariat.
gantinya". Maka, turunlah ayat ini untuk
Inilah dasar-dasar dari hakikat demokrasi dalam
Islam. Dari sudut komunikasi sosial kemanusia- membantah pernyataan orang tersebut. Ath-
Thabari berkata: "Rasulullah menyampaikan
an, penciptaan berbagai bangsa dan suku yang
berbeda dan berlainan adalah dimaksudkan khutbahnya dari atas mimbar pada hari Tasyriq di kota
unfuk terjadi saling kenal, komunikasi dan tolong
menolong, bukan untuk berbangga-banggaan Mina". Beliau bersabda: "Wahai manusia! lngatlah
dan sombong terhadap keturunan seseorang.
Adapun takwa merupakan neraca kehormatan bahwa sesungguhnya tuhanmu Esa, dan sesungguh-
diri manusia. Posisi dan kedudukan yang paling
mulia dan tinggi derajatnya adalah merekayang ny a bapakmu satu. lngatlah! Tiada keistimewaan bagi
bangsa Arab melebihibangsa asing ( ajam) dan tiada
paling baik, baik bagi dirinya maupun ma-
pula bangsa' Aj am melebihi keistimatsaan dari bangsa
syarakatnya.
Takwa merupakan unsur kebanggaan bagi Ar ab. Dan tidak pula bangsa berkulit hitam melebihi
bangsa kulit merah dan bangsa kulit merah melebihi
manusia, sekaligus pembeda antar manusia di
sisi Allah, dan bukanlah kebanggaan itu terletak bangsa kulit hitam, kecuali hanya dengan Taqwa.

pada keturunan dan asal-usul seseorang. Bagi ln gatl ah! Ap akah aku tel ah meny amp aikanny a? " .
seorangyang ingin mendapatkan kemuliaan dan
M er eka menj aw ab : " B en ar Ya Rasulull ah " . Rasulull ah
kehormatan di dunia dan memperoleh posisi
bersabda: "Hendaknya orang yang menyaksikan hal
yang baik di akhirat ditentukan oleh ketakwaan-
ini meny ampaikanny a kepada y ang tidak hadir. " (HR.
nya seperti sabda Rasulullah: "Man sarrahfi an
Thabari). cc Ris'an Rlsli r..

43SYUBHAH ( )

Kata syubhah (-# ) dan kata lain yang seasal

dengan itu di dalam AlQur'an disebut dua belas

kali tersebar dalam enam surah. Kata itu berasal

dari syabiha ( ^p ). Ibnu Faris mengatakan bahwa

Kajian Kosakat 960

Syubhah SYubhah

kata itu memunyai arti 'kesamaan' atau 'ke- (QS. Al-Baqarah [2]: 70). Di dalam konteks ini
Allah bermaksud memperlihatkan kekuasaan-
serupaan', baik dari segi warna maupun sifatnya. Nya kepada Nabi Musa beserta umatnya dan
juga kepada umat-umat sesudahnya, termasuk
Di samping itu Ar-Raghib Al-Ashfahani menjelas- umat Nabi Muhammad saw. tentang cara
menghidupkan orang mati. Kisah ini diungkap-
kan bahwa syabihn itut berarti 'kesamaan dari segi
kan melalui penyembelihan seekor sapi betina.
warna, rasa, keadilan, dan kelaliman'. Kemudian,
Sewaktu Nabi Musa menyuruh kaumnya me-
kata ini berkembang artinya, di antaranya
nyembelih sapi itu, mereka tidak langsung
'keragu-raguan karena ada dua unsur atau lebih
mengikuti perintah Nabi Musa, tetapi berkali-
yang sulit dibedakan karena kesamaannya'. Dari
syabiha itu muncul beberapa bentuk lairy seperti kali bertanya dan memohon penjelasan tentang
ciri-ciri sapi yang dimaksudkan. Dari QS. Al-
tasyabbuh, syubhdt, mutasyhbihkt, musyabbih. Kata
Baqarah l2l: 67-71 kelihatan bahwa setiap
syubhit memunyai berbagai arti. Dalam AlQur'an
pertanyaan yang diajukan selalu mempersulit
*disebut kata syubbiha ( ) yarr9Aerarti'diserupa-
kan', (QS. An-NisA' [al 157). Ayat ini isinya mereka untuk mendapatkan sapi dan akhirnya

berkaitan dengan kisah orang-orang Yahudi yang mereka terpaksa membelinya dengan harga yang

tidak mau mengakui kerasulan Nabi Isa as. mahal. Katatasydbaha('^i':; ) diungkapkan di sini
karena ada beberapa sapi yang sama atau serupa.
Bahkan, berusaha membunuhnya. Mereka juga Oleh sebab itu, pengertian kata tersebut adalah

menuduh Maryam (ibu Nabi Isa) dengan tuduhan 'serupa' yang membuat mereka ragu-ragu mana

yang tidak benar. Allah menjelaskan bahwa yang harus dipilih.
Di tempat lain kata tasyhbaha ditujukan
sebenarnya orang-orang Yahudi itu tidak
kepada orang-orang musyrik yang mengatakan
membunuh dan tidak menyalib Nabi Isa, tetapi bahwa Allah memunyai anak (QS. Al-Baqarah
membunuh dan menyalib orang yang diserupa-
kan dengan dia, (QS. An-NisA' @l: 157). Ota.g- [2]: 118). Ayat ini merupakan penjelasan ter-
orang Yahudi memercayai keberadaan sebagian hadap sifat orang kafir, walaupun Allah me-

nabi dan mendustakan sebagian. ngabulkan permintaaan mereka, mereka tetap
Menurut Ath-Thabathabai, Nabi Isa mung-
kafir. Peristiwa ini dahulu telah terjadi pada
kin saja disalib, tetapi belum tentu dia mati. Salib
merupakan siksaan bagi orang-orang berdosa masa Nabi Musa as. Dari sini dapat dikatakan
dan perlakuan ini sering terjadi pada masyarakat bahwa tasyhbbaha berarti 'sama saja'. Tidak ada
pengaruh ajaran Islam terhadap kemusyrikan
Yahudi. Mungkin juga pada saat itu ada se-
orang-orang kafir walaupun tanda-tanda
seorang yang diserupakan persoalannya dengan kekuasaan-Nya telah jelas. Di antara tanda-
persoalan Nabi Isa sehingga orang tersebut di-
anggap Nabi Isa as. Akan tetapi, bagaimana pun tanda kekuasaan-Nya itu dijumpai dalam QS.
orang Yahudi masih menganggap bahwa Nabi
Ar-Ra'd [13]: 16. Ini menunjukkan kekerasan hati
Isa yang disalib. orang-orang Yahudi.
|adi, yang diserupakan itu adalahoranglain
KatamutasyAbihAt (oVG ) menurut Ibnu
yang dibunuh dan disalib, atau yang diserupa-
kan itu adalah Nabi Isa sendiri yang dijadikan Faris berarti 'keserupaan' dan 'kesulitan'. Ar-
pingsan seperti mati. Orang Yahudi sendiri telah
ragu-ragu dan tidak dapat memastikan siapa Raghib mengatakan bahwa mutasydbihif dalam

sebenarnya yang mereka bunuh. Tentang Al-Qur'an disebabkan oleh sulitnya menafsirkan
pembunuhan terhadap Nabi Isa itu mereka
ayat karena kesarnaannya dengan yang lain, baik
hanya mengikuti prasangka saja.
dari segi lafal maupun dari segi makna. Menurut
Selain itu kata tasydbaha (;.t:; ) disebut
ahli fiqih dan Ath-Thabathabai mutasyabihht itu
empat kali dalam tiga surah. Salah satu pe- ialah sesuatu yang tidak diketahui maksudnya
ngertiannya adalah'samar-samar' atau'serupa'
secara jelas oleh pendengar kalau hanya me-

961 EN sTKLOPEDTA Ar--QUn'airr

Syubhah SYuhOd

ngandalkan pendengaran saja. Bahkan, makna tentang itu. Ath-Thabathabai memasukkan ke

itu diragu-ragukan karena banyaknya makna situ huruf potong di awal surah seperti alif,lam,
yang memungkinkan untuk itu. Di sisi lain,
dikatakan bahwa mutasyabihdt itu adalah furfi' mim. Awal pendapat ini muncul karena orang
Yahudi yang memberikan takwil terhadap
(cabang), sedangkan yang asal (pokok) adalah huruf potong itu. Mereka menakwilkan ayat-
ayat itu untuk mengetahui berapa lama umat
yangmuLtknmdt. ini bertahan hidup. Ada pula yang mengata-
kan huruf potong itu bukan mutasyibihdt.
Di dalam Al-Qur'an pembicaraan tentang
mutasyibihdt terdapat dalam QS. Ali'ImrAn [3]: 7. Kalimat sesudah itu yang mutasydbihdf, termasuk
Di sini Allah berbicara tentang sikap manusia
juga yang mujmal (ungkapan yang mencakup
dalam memahami dan menggunakan ayat-ayat
berbagai makna) dan mansfikh. Ayat itu harus
AlQur'an. Adaorangyang berpegang pada ayat- diimani, bukan diamalkan. Subhi Shalih me-
ngatakan bahwa ayat-ayat yang berkenaan
ayat yang muhkamdt dan beriman kepada ayat-
dengan sifat Allah termasuk mutasydbihdt.
ayat mutasydbihit dan ada yang lebih cenderung Kata mutasydbihdt iuga digunakan untuk

menggunakan ayat-ay at mutasy dbihdt tntuk menjelaskan nikmat Allah, terutama tentang
rezeki. Allah berbicara tentang nikmat yang
menimbulkan fitnah. Kecenderungan ini lebih banyak yang akan diterima hamba-Nya di
akhirat (QS. Al-Baqarah [2]: 25). Buah-buahan
banyak terdapat pada orang-orang sesat dan itu adalah salah satu contoh nikmat di surga.
terlepas dari konteks AlQur'an. Orang itu lebih Karena di surga itu serba lengkap tentu ada pula
banyak mengutamakan takwil. Akan tetapi, tidak nikmat Allah yang belum diketahui manusia
seperti di dunia ini. Kalau ayat sebelumnya
selamanya mutasydbihdt itu dilarang untuk berbicara tentang siksaan di neraka yang amat
ditakwilkan dan tidak selamanya membawa
pedih, ayat ini mendorong manusia beriman dan
fi tnah. Ath-Thabathabai menjelaskan bahwa ayat
mutasydbihdf boleh ditakwilkan bila tidak ber- mematuhi semua perintah-Nya dan itulah orang
yang mendapat nikmat yang banyak di akhirat.
tentangan dengan kaidah-kaidah kebahasaan.
Dalam QS. Al-An'Am 16l 99 dan 141 Allah
Yang mengetahui maksud mutasyhbihdt iltt berbicara tentang kekuasaan-Nya bagi oranS-
adalah Allah dan orang-orang yang ilmunya orang berim an. Katamutasy ilbihdi sini diikuti oleh
kala ghairu mutasyibihyang artinya banyak. Allah
mendalam, tetapi orang-orang yang ilmunya telah berbicara tentang penciptaan alam se-
mendalam cenderung beriman dan tidak me-
nakwilkan ayat mutasydbihit. Mereka hanya mesta, seperti penciptaan tumbuh-tumbuhan,
meyakini bahwa ayat itu datang dari Allah. Ada
Ay at mutasy ilbihit ymrgtidak ada petunjuk Allah penciptaan matahari yang membawa perganti-
untuk mengetahuinya, seperti waktu terjadinya
Hari Kiamat, dan ada yang dapat diketahui an malam dan siang sampai kepada penciptaan
manusia dari satu menjadi banyak. Semua itu
manusia, seperti kata-kata yang metaforis. merupakan jawaban untuk orang yang men-
Dalam QS. Az-Zumar [39]: 23 Allah ber-
dustakan Allah. Dengan demikian, nikmat yang
bicara tentang ayat-ayat Al-Qur'an sebagai
diberikan Allah itu juga menjadi salah satu
petunjuk Allah dan orang-orang yang mengikuti
petunjuk itu dilapangkan hatinya untuk Islam. tanda kekuasaan Allah. * Afriiat e

Ayat-ayat yang disebut berulang-ulang itu SYUH0D r rj! )
membuat sekujur tubuhnya gemetar dan ke- Kata syuhitd ( ;tl terambil dari kata syahida -
mudian jadi tenang sewaktu mengingat Allah. - '4--yasyhadu-syahidan( LI"C.i
Sikap orang yang dalam ilmunya berlawanan 'ra- ). Dari segi
pemakaian bahasa, kala syahida ('1.; ) berarti
' dengan sikap orang yang keras hati. Yang

disebut terakhir berada dalam kesesatan.

Hal yang termasuk kategori mutasydbihdt

banyak sekali. Para mufasir berbeda pendapat

Kajian Kosak

Sl'uh0d

'menghadiri' atau'menyaksikan sesuatu dengan di bumi. Tidak ada pula yang lebih kecil atau lebih

mata kepala atau mata hati'. Atas dasar itu, kata besar daripada dzarrah melainkan ditetapkan di
dalam Kitab yang terang. Hal ini senada dengan
syahhdah ( at$ ) dalam istilah agama adalah
firman-Nya di dalam QS. Al-An'Am 16l:59.
'persaksian dengan mata hati, pengetahuan atau Kata syuhftdd ($:_b ) berikutnya terdapat

keyakinan tentang keesaan Allah swt. dan pada QS. Al-Muddatstsir [74]: 13. M. Quraish
Shihab merumuskan dua arti dari kata syuhftdd
kenabian Muhammad saw.
di dalam ayat ini. Pertama, selalu hadir dan
Katasyuhftd( ;*l ditemukan 3 kali dalam
Al-Qur'an, yakni kata syuhitd (;*l sendiri disaksikan oleh orang tua serta keluarga putra-

hanya sekali, dalam QS. Al-Bur0j l85l:7, sedang- putra Al-Walid. Redaksi ini adalah ungkapan
kan dua lainnya adalah kata syuhitdhnlsyuhirdd
tentang kekayaan atau kecukupan yang mereka
(€ra-,), yang terdapat dalam QS. Yfinus [10]: 61
nikmati sehingga putra-putra mereka tidak
dan QS. Al-Muddatstsir [74]: 13.
perlu bersusah payah meninggalkan kampung
Kata syuhfrd yang terdapat pada QS. Al- halaman untuk memperoleh nafkah. Kedua,
putra-putra Al-Walid selalu menyaksikan atau
Bur0j [85] mengandung arti 'menyaksikan'. menghadiri upacara-upacara penting karena
mereka adalah orang-orang terpandang di
Dalam menafsirkan ayat ini, Al-Maraghi ber- tengah masyarakat. Tampaknya pakar tafsir Al-

pendapat bahwa kaum kafir yang digelari Qur'an ini mengakui kecenderungannya me-

tttsebagai ashhilbul-ukhditd ( ir.t ,\t i ), adalah mahami arti kata syuhidk (,;i* ) di dalam

mereka yang menyalakan api dengan kayu bakar pengertian kedua.

sehingga nyala apinya besar sekali; mereka di- Dalam kaitan itu, perlu dikemukakan

tumpas dan dilaknat ketika membakar hidup- bahwa Al-Walid dikaruniai oleh Allah keturunan
yang banyak, konon putranya berjumlah 10
hidup kaum Mukmin dengan nyala api yang
oran& bahkan ada yang menyebutkan 11 orang.
besar, sedangkan mereka menyaksikan pe- Salah seorang putranya yang bernama Imarah
bin Al-Walid sangat terkenal dan dikagumi oleh
nyiksaan tersebut dengan hati dingin. Orang-
masyarakatnya sehingga ia pernah ditawarkan
orang bengis yang memerintahkan pembakaran oleh kaum musyrik kepada paman Nabi, Abu

hidup-hidup kaum Mukmin seluruhnya hadir Thalib agar ia dipertukarkan dengan Nabi

di tempat penyiksaan dan menyaksikan apa Muhammad saw. Mereka berkata, "Imarah
adalah pemuda yang gagah dan pemberani,
yang dilakukan oleh para pengikut mereka. Di ambillah ia sebagai putramu, dan serahkan
kepada kami Muhammad yang telah menyim-
dalam ayat ini, di samping terkandung isyarat pang dari ajaran agamamu dan agama nenek
moyang kita". Abu Thalib menjawab, 'Alangkah
yang menyatakan tentang betapa kerasnya hati jeleknya penawaran kalian, aku harus memberi

kaum kafir terhadap kekufuran mereka, juga makan putra kalian, dan menyerahkan putraku
untuk kalian bunuh. Tidak mungkin!" Selain
sebagai isyarat yang membuktikan tentang Imarah, putra Al-Walid lainnya yang sangat
terkenal adalah Khalid bin Al-Walid. Ia me-
kesabaran, keteguhan, serta ketabahan hati kaum rupakan salah seorang di antara ketiga putra Al-

Mukmin yang tetap berpegang teguh pada agama Walid yang memeluk Islam. Sebelum memeluk

mereka. Islam, Khalid adalah seorang pemuda yang telah

Adapun katasyuhftddn(rri-l ) yang terdapat menjadi pemimpin pasukan berkuda kaum
dalam QS. Y0nus [10]: 6L, mengandung arti
'menjadi saksi', yaitu Allah menjadi saksi atas

seluruh makhluk di saat mereka melakukan

pekerjaan. Menurut Ibnu Katsir, Allah swt. mem-

beritahukan kepada Nabi Muhammad saw

bahwa Dia mengetahui segala keadaan dirinya,

keadaan umatnya dan seluruh makhluk-Nya di

setiap saat. Tidak ada yang tersembunyi dari

pengetahuan dan penglihatan Allah, meskipun

sebesar dzarrah dari apa yang ada di langit dan

ENsrr<r-opaoia Ar- Qun'nN

Syukrhr SYukur

musyrik dan yang berhasil di dalam Perangan makna terdahulu. Yakni, makna ketiga sejalan
Uhud-mengubah jalannya PertemPuran se-
hingga berakhir dengan kemenangan kaum dengan makna pertama yang menggambarkan
musyrik. Setelah memeluk Islam, jasa Khalid
tidak dapat dimungkiri sehingga Nabi saw. kepuasan dengan yang sedikit sekali pun, sedang-

menggelarinya dengan "saifull1h" ( ar;; = kan maknakeempat sejalan dengan maknakedua

pedang Allah). Tidak satu peperangan Pun yang karena dengan pernikahan atau alat kelamin
dipimpinnya kecuali dimenangkan olehnya.
dapat melahirkan anak. Dengan demikian,
Dengan demikian, dapat ditegaskan -atas
dasar kecenderungan pemahaman M. Quraish makna-makna dasar tersebut dapat diartikan

Shihab-bahwa arti kata syuhirdd (ffN") di sebagai penyebab dan dampaknya sehingga kata

dalam ayat yang dikaji terakhir ini adalah 'putra- syukfir ( ;k ) mengisyaratkan, "Siapa yang
putra terpandang di tengah masyarakatnya (Al-
Walid) sehingga mereka selalu menghadiri merasa puas dengan yang sedikit maka ia akan

upacara-upacara penting'. Penegasan ini relevan memperoleh banyak, lebat, dan subur".

dengan pendapat Al-Maraghi dan Hamkabahwa Al-Ashfahani menyatakan bahwa kata
syukfir mengandung arti 'gambaran di dalam
semua putra Al-Walid selalu hadir bersama
benak tentang nikmat dan menampakkannya ke
bapaknya di Mekah; tidak ada yang berpindah
ke tempat lain sehingga mereka tidak pernah permukaan'. Pengertian ini diambil dari asal kata

berpisah guna mencari penghidupan atau men- syyauknkiilrka(tar,s3y ak)a-rsae(p'e3riti), dikemukakan di atas-
dapatkan rezeki. Mereka kaya dan Al-Walid pun
yarrgAerarti 'membuka'
menyukai serta senang melihat "kehadiran"
sehingga ia merupakan lawan dari kata kafaral
mereka. * Muhammadiyah Amin te
kufur ( ,';trY-;s ), yang berarti 'menutup', atau
'melupakan nikmat dan menutup-nutupinya'.

|adi, membuka atau menampakkan nikmat Allah
antara lain dalam bentuk memberi sebagian dari

nikmat itu kepada orang lain, sedangkan me-

SYUKOR ((rlJ.3J'33) ua) auf, benitkmashdnr dari kata nutupinya adalah dengan bersifat kikir.

Katasyukfir Kala syukitr ( ,:-;3 ) di dalam berbagai

l,.erlasyaknra-yasykuru-syukran-wasyukfi ran-wa bentuknya ditemukan sebanyak 75 kali tersebar

syukrinan ( tt*:- -t:r';13,', fj:, - ';g - 'S:" ). dalam berbagai ayat dan surah dalam Al-
Kata kerja ini berakar hurttf. syin, kif, dan rd' , yang Qur'an. Kata syukfiran (C;;3 ) sendiri disebuta-

kan hanya dua kali, yakni dalam QS. Al-FurqAn

mengandung makna antara lain 'pujian atas [25]:62 dan QS. Al-InsAn 176l:9.

kebaikan' dan'penuhnya sesuatu'. Menurut Ibnu Kala syukitran (l'$3, ) yang pertama di-
gunakan ketika Allah swt. menggambarkan
Faris bahwa kata syukfir memiliki empat makna

dasar. Pertama pujian karena adanya kebaikan bahwa Allah yang telah menciptakan malam

yang diperoleh, yakni merasa ridha dan puas dan siang silih berganti. Keadaan silih berganti

sekalipun hanya sedikit. Dalam hal ini para pakar itu menjadi pelajaran bagi orang-orang yang

bahasa menggunakan kata syukitr untuk kuda hendak mengambil pelajaran dan ingin ber-

yang gemukniunun hanya membutuhkan sedikit syukur atas nikmat yang diberikan Allah. Di

rumput. Kedua, kepenuhan dan ketabahan, dalam menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir ber-

seperti pohon yang tumbuh subur dilukiskan pendapat bahwa Allah Yang Mahasuci menjadi-

dengan kalimat -,y*Ur ;$a (sy aknr atusy'sy aj ar ah). kan malam dan siang silih berganti dan kejar-
Ketiga sesuatu yang tumbuh di tangkai pohon
mengejar, yang kesemuanya itu adalah tanda-

(parasit). Keempaf pernikahan atau alat kelamin. tanda kekuasaan Allah yang hedaknya di-

Dari keempat makna ini, M. Quraish Shihab renungkan dan diperhatikan oleh orang-orang

menganalisis bahwa kedua makna terakhir dapat yang ingat kepada-Nya atau yang hendak

dikembalikan dasar pengertiannya kepada kedua bersyukur kepada-Nya.

Kajian Kosakata- 964

Syuk irr SYukur

Katasyukttran (fr:53 ) keduayang terdapat syukur dengan perbuatan, yakni dengan me-
dalam QS. Al-InsAn 176l:9 digunakan oleh Al-
manfaatkan anugerah yang diperoleh sesuai
Qur'an ketika Allah menggambarkan per-
dengan tujuan penganugerahannya.
nyataan orang-orang yang berbuat kebajikan
Kata syukttr ( ,'k)juga berarti'puji'; dan
serta telah memberi makan kepada orang-orang
bila dicermati makna syukur dari segi pujian,
fakir dan miskin yang tiada lain yang mereka
harapkan kecuali keridhaan Allah swt.; dan kiranya dapat disadari bahwa pujian terhadap

mereka tidak akan pernah mengharapkan dari yang terpuji baru menjadi wajar bila yang
mereka yang diberi itu balasan serta ucapan
terima kasih atas pemberian itu. M. Qrrraish terpuji melakukan sesuatu yang baik secara
Shihab menukil bahwa adalah Ali bin Abi Thalib
dan istrinya, Fathimah, putri Rasulullah saw. sadar dan tidak terpaksa. Dengan begitu, setiap

memberikan makanan yang mereka rencanakan yang baik dan lahir di alam raya ini adalah atas

menjadi makanan berbuka puasa kepada tiga izin dan perkenan Allah. Apa yang baik dari kita

orang yang membufuhkan, dan ketika itu mereka pada hakikatnya adalah dari Allah semata; jika

membaca ayat di atas. Karena itu, dari sini demikian, pujian apapun yang kita sampaikan

dipahami bahwa manusia yang meneladani kepada pihak lain, akhirnya kembali kepada

Allah dalam sifat-sifat-Nya dan mencapai Allah jua. ]adi, pada prinsipnya segala bentuk
pujian (kesyukuran) harus ditujukan kepada
peringkat terpuji adalah yang memberi tanpa
Allah swt. Di dalam hal ini, Al-Qur'an me-
menanti syukur; dalam arti, balasan dari yang
merintahkan umat Islam untuk bersyukur
diberi, atau ucapan terimakasih.
setelah menyebut beberapa nikmat-Nya (QS. Al-
Kalau kata syakara ('*,) merupakan an-
Baqarah l2l:L52 dan QS. LuqmAn [31]: 12. Itu
tonim darikatakafara ('-tS ), maka bentukan dari
sebabnya kita diajarkan oleh Allah untuk
kedua kata ini pun sering diperhadapkan di
mengucapkan "Albamdulillilh" (,! IJI) dalam
dalam Al-Qur'an, antara lain dalam QS. IbrAhim
l14l:7. ]adi, hakikat syukur adalah "menampak- arti 'segala puji (hanya) tertuju kepada Allah'.
kan nikmat", sedangkan hakikat kufur adalah
Namun, ini bukan berarti bahwa kita dilarang
"menyembunyikan nikmat". Menampakkan
nikmat antara lain berarti menggunakannya bersyukur kepada mereka yang menjadi pe-
pada tempatnya dan sesuai dengan yang
dikehendaki oleh pemberinya. Di samping itu, rantara kehadiran nikmat Allah. Misalnya Al-
berarti juga menyebut-nyebut nikmat serta
Qur'an secara tegas memerintahkan ag:rr men-
pemberinya dengan lidah (QS. Adh-DhuhA [93]: syukuri Allah dan mensyukuri kedua orang,
11), demikian pula dalam QS. Al-Baqarah [2]: 152.
Para mufasir menjelaskan bahwa ayat yang yang menjadi perantara kehadiran kita di pentas

disebut terakhir ini mengandung perintah untuk dunia ini (QS. Luqm6n [31]: 1a).
mengingat Allah tanpa melupakannya, patuh Pada sisi lain, Al-Qur'an secara tegas
kepada-Nya tanpa menodainya dengan ke-
durhakaan. Syukur yang demikian lahir dari menyatakan bahwa manfaat syukur kembali
keikhlasan kepada-Nya. Dalam kaitan ini, M.
kepada orang yang bersyukur, sedangkan Allah
Quraish Shihab menegaskan bahwa syukur
mencakup tiga sisi. Pertama syukur dengan hati, sama sekali tidak memperoleh, bahkan tidak

yakni kepuasaan batin atas anugerah. Kedua membutuhkan sedikit pun dari syukur makhluk-

syukur dengan lidah, yakni dengan mengakui Nya (QS. An-Naml l27l n). Akan tetapi, karena
anugerah dan memuji pemberinya. Ketiga, kemurahan Allah, Dia menyatakan diri-Nya

BseabqaagraaihS[2y]d:k1i5ru8nd'AmlimSy(ik*iTraCn '"Ali)mdhal(a*m QS. Al-

rTe)

dalam QS. An-Nisi' l4l:147, yang keduanya

berarti 'Maha Bersyukur lagi Maha Mengetahui';

dalam arti, Allah akan menganugerahkan

tambahan nikmat berlipat ganda kepada makh-

luk yang bersyukur. Demikian M. Quraish

Shihab.

ENsrxr-opeorn Al-Qun arl

Syukur Sy0rA

Dalam Al-Qur'an, selain kata syukfir atau'menampakkan nikmat Allah ke permukaan',

( .,'jj,) ditemukan ju1akatasyakfir( ;ft, ). Kata yang mencakup syukur dengan hati, syukur
dengan lidah, dan syukur dengan perbuatan.
yang disebut terakhir ini berulang sebanyak 10 Dalam hal ini, syukitr juga diartikan sebagai
'menggunakan anugerah Ilahi sesuai dengan
kali, tiga di antaranya merupakan sifat Allah
dan sisanya menjadi manusia. Al-Ghazali tujuan penganugerahannya'.
mengartikan syakttr sebagai sifat Allah adalah
bahwa Dia yang memberi balasan banyak * Muhammadiyah Amin oe

terhadap pelaku kebaikan atau ketaatan yang sy0nA ( tss'gt
rKata sy fir k ( rs t' ) b er as al dari sy dw ar a - y usy 6w iru
sedikiU Dia yang menganugerahkan kenikmatan
( '.,tU- t'tt3 ) yang artinya 'menjelaskan, me-
yang tidak terbatas waktunya untuk amalan-
amalan yang terhitung dengan hari-hari nyatakan, atau mengambil sesuatu'. Dari kata

tertentu yang terbatas. Dalam hal itu, M. sydwara ('r:C) ini terbentuk sekian banyak kata

Quraish Shihab menegaskan bahwa ada juga lainnya seperti tasydwur ( ,':U = perundingan),
hamba-hamba Allah yang syakfir, walau tidak asyfrra (;ai = memberi isyarat), syiwir ()2c =
meminta pendapat), tasydwara ('rj5 = saling
banyak, sebagaimana firman-Nya dalam QS. bertukar pikiran), al-masyfir ah ( ;.,';,ir : nasehat/
Saba' [34]: 13. Dari sini, tentu saja makna dan (,#saran) dNr musy tasyir
kapasitas syakfir hamba (manusia) berbeda = meminta pendapat
dengan sifat yang disandang Allah. Manusia
yang bersyukur kepada manusia/makhluk lain orang lain). Semua kata tersebut pada dasarnya

adalah dia yang memuji kebaikan serta mem- berasal dari sydra - yasyiru - syaur ( t';,, 'r'F- 're )
balasnya dengan sesuatu yang lebih baik atau yang berarti 'mengeluarkan' dan 'mengambil

lebih banyak dari apa yang telah dilakukan oleh madu dari sarang lebah'.

yang disyukurinya itu. Syukur yang demikian Dalam Al-Qur'an, kata syitrk ( sj* ) hanya
dapat juga merupakan bagian dari syukur
kepada Allah. Sebab, berdasarkan hadits Nabi tampil dengan tiga bentuk dan tersebar dalam

saw., "Wa-man lam yasykur an-nds lam yasykur tiga ayat; pertam4 dalam bentuk syirrk ( ,s'r* ),
terletak dalam QS. Asy-Sy0rdl42l:38; kedua, di
Alldh" I it f i u1t f.--. 1 ;t = Siapa yang
dalam bentuk tasydwur ( ,jU ) terdapat dalam
tidak mensyukuri manusia maka dia tidak
mensyukuri Allah). (HR. Abu Daud dan At- QS. Al-Baqarah [2]: 233; dan ketiga, dalam
Turmudzi). Hadits ini antara lain berarti bahwa bentuk kata sydwir ( ):e )terdapat dalam qS. AH

siapa yang tidak pandai berterima kasih (ber- 'ImrAn [3]:159.
syukur) atas kebaikan manusia maka dia pun Menurut Ar-Raghib Al-Ashfahani, bentuk
tidak akan pandai mensyukuri Allah karena
at-tasydwur ( ,ls il), al-masyilrah(;'.,'rl3), dan al-
kebaikan orang lain yang diterimanya itu
bersumber dari Allah juga. |adi, syukur ma- r

nusia kepada Allah dimulai dengan menyadari Melalui musyawarah (SyffrA) segala permasalahan akan

dari lubuk hatinya yang terdalam betapa besar terpecahkan
nikmat dan anugerah-Nya, disertai dengan

ketundukan dan kekaguman yang melahirkan
rasa cinta kepada-Nya serta dorongan untuk
bersyukur dengan lidah dan perbuatan.

Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa

kata syukfir ( ,';*) dan kata-kata yang seakar

dengannya dalam Al-Qur'an meliputi makna
'pujian atas kebaikan', 'ucapan terima kasih',

Kajian Kosakata- 966

Sytr6 SyfirA

musyAwarah (ej1At ) berasal dari kata syaur syawarah di antara suami-istri jelas termasuk
( .,'*) yrrg secara leksikal berarti 'sesuatu yang
dalam kategori ijtihad.
tampak jelas'. Ketiga kata tersebut mengandung Sementara itu, Rasyid Ridha menjelaskan

pengertian'menyimpulkan pendapat ber- bahwa ajaran musyawarah dalam ayat ini
mengandung nilai pendidikan. Artiny+ Tuhan
dasarkan pandangan antarkelompok'.
bermaksud menanamkan suatu pola interaksi
Kata syftrh (,sr'-n ) dalam Al-Qur'an di- bagi hubungan suami-istri yang sehat, yang
ungkap dalam berbagai konteks. Pertama, di
tercermin dari sikap keduanya dalam me-
dalam QS. Asy-Syurd l42l:38 dengan konteks
pembicaraan mengenai ciri-ciri orang beriman. ngambil keputusan. Oleh karena itu, kebiasaan
bermusyawarah yang dimulai dari keluarga
Ciri-ciriyang dimaksud adalah 1) taat dan patuh sebagai unit sosial terkecil di masyarakat akan
menjadi landasan bagi terbinanya kebiasaan
kepada Allah, 2) menunaikan shalat, 3) meng- bermusyawarah dalam unit sosial yang lebih
hidupkan musyawarah, dan 4) berjiwa der- besar dan rumit yaitu negara.

mawan. Ketiga, dalam konteks perintah Allah
kepada Nabi Muhammad saw. agar berlaku
Ar-Razi (penulis At-Tafsir Al-Kabir) rnen- lemah lembut dan senantiasa bermusyawarah
dengan sahabat-sahabatnya (QS. Ah'Imr6n [3]:
jelaskan bahwa kalimat wa amruhum syurd 159). Ayat ini diturunkan setelah Perang Uhud.

bainahum dalam QS. Asy-SyurA.l42l:38 mengan- Ketika itu, Nabi saw. kecewa atas tindakan tidak
disiplin sebagian sahabat dalam pertempuran
dung pengertian bahwa praktik musyawarah yang mengakibatkan kekalahan di pihak Nabi.
merupakan suatu tradisi yang telah ber- Melalui ayat ini Allah swt. mengingatkan Nabi
bahwa dalam posisinya sebagai pemimpin
langsung lama di kalangan umat beriman umat, ia harus tetap bersikap lemah lembut
terhadap para sahabatnya, memaafkan ke-
bangsa Arab. keliruan mereka, dan bermusyawarah dengan

Kedua, dalam QS. Al-Baqarah [2]: 233 kata mereka dalam urusan-urusan mereka.

itu diungkap dengan konteks pembicaraan Sehubungan dengan ayat di atas, Ath-

tentang menyapih anak yang masih menyusu Thabari menjelaskan bahwa sesungguhnya
Allah swt. memerintahkan Nabi saw. agar ber-
sebelum anak itu berumur dua tahun. Me-
musyawarah dengan umatnya tentang uruscrn
nyapih anak yang usianya belum sampai dua yang akan dijalankan supaya mereka tahu
tahun boleh dilakukan dengan syarat ada
hakikat urusan tersebut dan agar mereka
kerelaan dan telah dimusyawarahkan di antara
mengikuti jejak Nabi. Kewajiban melaksanakan
suami dan istri. Di dalam Tafsir Al-Mandr musyawarah bukan hanya ditujukan kepada
dijelaskan bahwa ayat di atas mengandung Nabi, melainkan juga diperintahkan kepada
ajaran bahwa orang tua memiliki tanggung
setiap Mukmin. Dengan kata lain, perintah yang
jawab bersama dalam menentukan apakah
terkandung dalam ayat tersebut berlaku umum.
penyusuan,anak dilangsungkan terus sampai
4 Musda Mulia ce
sempurna masa penyusuan, yakni dua tahun,

atau dihentikan sebelumnya.

Menurut Al-Qurthubi, lungkapanfa in ardda

fthfl*t':+ tstti bp ) dan wa tasyfruturin ( 7 :es t )

dalam QS. Al-Baqarah [2]: 233 menunjukkan
bahwa suatu persoalan keluarga yang tidak

diatur dengan dalil yang pasti, termasuk di
dalam lapangan ijtihad. Dalam hal ini mu-

ENsrxlopaora Al Qun'nN

TAAFFUF T ,.;K I ada yang mengiranya cukup kaya.

Kata ta' affuf merupakan ism mashdar dari t a' affafa Kata y asta'fif (,i, ie".:- ) terdapat dalam QS.
An-NisA' l4l: 6, memunyai makna, bahwa
- yata'affafu - ta'afufan Oik -'-rk"-'-k). seseorang yang menjadi wali atas anak yatim
hendaklah menjaga kehormatan diri; jangan
Arti aslinya ialah 'minum sisa susu yang sedikit',
sampai memakan harta anak yatim yang ada di
lalu dari arti itu berkembang maknanya menjadi
bawah perwaliannya.
'rela mendapat bagian minuman yang hanya Dalam QS. An-N0r l24l:33, lafal yasta'fif

sedikit saja' kemudian berkembang lagi dari mengandung makn4 bahwa untuk mereka yang
belum mendapatkan jodoh dalam membangun
pengertian itu menjadi 'menjaga diri dari rumah tangga hendaknya menjaga diri dengan
ketat; jangan sampai jatuh ke lembah nista,
perbuatan yang tercela yang tidak halal dan
melanggar hukum Allah, melanggar tata susila
iyang tidak bail(. Di dalam bentuk t sul 6t muj arr ad
atau melakukan perbuatan yang tercela; sambil
berbunyi: 'affa - ya'tfu -'ffin -t'i4ffa-tan"--b'aLfa).faDnar-i
'afkfatan ('lJlt;L - &- menunggu dengan sabar, kapan Allah akan
- Gv;
lafal tersebut terbentuk kata-kata lain yang memberikan anugerah jodoh yang diridhai-Nya.

banyak dan masing-masing memunyai arti Terakhir, katayasta'fifna( ;.;4;;- ) yangter-

sendiri-sendiri, antara lain yaitu: dapat dalam QS. An-N0r l2a| 60, mengandung
makna, bahwa para wanita muslimah yang
l) Al-'iffah ( alrr ) artinya ialah: meninggalkan sudah berumur senja tidak dituntut untuk
menutup tubuhnya dengan cara berlebih-
nafsu syahwat yang hina. lebihan, akan tetapi jika mereka tetap ketat
menjaga dirinya maka hal ini sangat terpuji.
2) Al-'uffah ( ;iiJr ) dm al-'uf6fah ( zt;l;1t ) artinya
ce Mukhlas te
ialah: Sisa susu di kantong susu setelah
TA'TADfi (trlrjn)
diperas, sehingga juga berarti sedikit.
Katata'tadfi adalahfi'l mudhiri' dauri i'tudA ( c:&t ),
3) AAll--''tafaffif((--;i4iJt7t artinya obat. yang men-
sedangkan i'tadiberasaldaikataadh ( rx;, ) yang
\ ) artinya orang mendapatkan imbuhan huruf. alif diawalnya dan

jauhkan diri dari perbuatan yang tidak halal fd' di tengahnya (antara huruf 'ain dan dil). Dalam

atau yang hina. ilmu sharaf (morfologi) bentuk ini dikenal dengan

Dalam Al-Qur'an, terdapat tiga lafal yang babifti'at ( Ju, ).

berasal dari kata-kata tersebut di atas, yattu: At' Musa Al-Ahmadi menjelaskan dalam
( -,-tiAt
ta'affuf, yasta'fif dan yasta'fifna
yang ter-
';ji* - J.;|t- ). Kata at-ta'affuf
cantum di dalam QS. Al-Baqarah l2l: 273

mengandung makna bahwa orang yang sangat

ketat menjaga kehormatannya tidak mau me-

nampakkan keadaan dirinya yang melarat,

hingga orang lain tidak mengetahuinya, bahkan

Kajian l(osakata 968

"[ abarruj

Mu'jam-nya bahwa kata 'adh ( ;1i), 'kdin ( >,G), terhadap perempuan-perempuan yang ditalak.

ma'duww ( j!c;), dan ma'diyy ($$r ) yang Demikian pula dengan katata'tadfi di dalam ayat

dirangkaikan dengan 'alaih ( aia ) berarti zhulm 231. dari surah yang sama.

( d! = zalim), menzalimi atau melewati batas di Di dalam QS. Al-Maidah [5]: 87,katata'tadit
dalam kezaliman l*)L eitlJr';1ra ). |ika kata
i'tadi ( a&l ) dirangkaikan dengan kata fi ( e. ) juga berarti tajkwuz dan 'udwin ( ot )3i = agresi).

dapat pula mengandung makna kharaja 'an Demikian pula dengan katata'tadft di dalam ayat

( e t; = keluar dari/menyalahi). 2 QS. Al-MAidah, berkenaan dengan larangan

Menurut Ibnu Faris, semua kata yang berlaku zalim terhadap orang-orang yang

terambil dari akar kata 'ain, dil dan waw ( 1* ) menghalangi kaum Muslim untuk mengunjungi

menunjuk pada makna dasar tajdwaza fisy syfr' Masjidil Haram di dalam kaitannya dengan

(,Pt A )tw = berlebihan dalam suatu hal). ibadah haji.
Makna yang sama juga ditemukan ketika
Sementara itu, Ar-Razi dalam Mukhtdrush ShihAh
kata tersebut berbentuk fi'l mhdhi, i'tadh ( aS*l)l
mengemukakan pula bahwa kata 'adwan (t'J3i )
berarti tajdtauzan (tjit;r = berlebihan) atau dzulm (tj&t ) seperti dalam QS. Al-Baqarah [2]: 65 dan
17; QS. Al-Ma'idah l5l:94, dan fi'l amr, seperti
( dt = zalim). Demikian pula dengan kata i'tadd
dalam QS. Al-Baqarah [2]: 194. Hanya saja, pada
( a:lst)dmta'addfr( sds ). ayat ini katafa'tadfi 1t33L6 ) itu terbatas makna-
Kata ta'tadir itu sendiri dalam Al-Qur'an nya pada pembalasan yang seimbang terhadap
kezaliman seseorang, bukan berlebihan atau
terdapat 5 kali, yaitu: (1) QS.Al-Baqarah [2]:190,
(2) QS. Al-Baqarah [2]:229, (3) QS. Al-Baqarah bermaksud zalim.
l2l:231.,14) QS.Al-Ma'idah [5]: 2, dan (5) ) QS. Al-
MA'idah [5]: 87. Timbangan kata yang sama/ Setelah memerhatikan kata ta'tadit dengan
tetapi di dalam bentukyang berbeda ditemukan
berbagai derivasinya -baik dari segi kebahasa-
pula sebanyak 15 kali yang terdiri dari: tiga kali
an(lughawi) maupun di dalam berbagai konteks
di dalam bentuk ya'tadina ('o'J:fr- ); enam kali di
-pembicaraan Al-Qur'an ternyata kata tersebut
dalam bentukfi'l midhi, i'tudA ( c:e!); dan satu
kali di dalam bentukl'l amr, i'tadfi (ti:€o\ ). Pada mengandung beberapa makna yang sedikit
umumnya kata-kata itu mengandung makna
bervariasi, tetapi masih di dalam substansi yang
yang sama. Menurut Imam Fakhruddin Ar-Razi, sama. Pada umumnya, kata ta'tadtt dan pe-
cahannya menunjuk pada makna zalim, me-
kata wal6 ta'tadfi (t')JX ); ) di dalam QS. Al-
lampaui batas, melanggar aturan atau agresi.
Baqarah l2l:190 misalnya, mengandung makna
"jangan melampaui batas-batas yang sudah tt Ahmad Kosasih tt

ditentukan" seperti membunuh atau memerangi TABARRUI (e,t.- I

orang-orang yang tidak memerangimu. Ayat ini Kala tabarruj merupakan furunan daikata baraj a
adalah ayat yang pertama turun mengenai
- yabraju - baraj - burj ( C'j. - ej - t": - t?: )
peperanSan.
tersusun dafikatab?' , 16', dan iim yang memunyai
Tafsiran serupa diungkapkan oleh Imam dua makna dasar. Pertama al-burftz wazh-zhuhitr

Rasyid Ridha di dalam Al-Mandr. menurut beliau, ( r'r<bt : -,\?t = muncul dan tampak). Makna

kata wal6 ta'tadfi itu maksudnya ialah jangan inilah yang digunakan untuk menyatakan bola
melampaui batas di dalam berperang, seperti
membunuh perempuan, orang tu4 orang sakit mata yang indah karena warna putihnya sangat

atau orang-orang yang sudah menyatakan ingin putih dan warna hitamnya sangat hitam, se-

berdamai. Makna yang sama juga dikandung hingga tampak jelas sekali. fuga sering digunakan

olehkata ta'tadfi di dalamQS. Al-Baqarah l2l:229 untuk rasi-rasi bintang di langit atau buritjus-
yang berbicara tentang larangan berlaku zalim
samd' ( rl:At L\'j. = rasi-rasi bintang langit)

karena tempatnya yang tinggi dan cahayanya

tetap jelas. Makna ini pulalah yang berlaku untuk

ENstr<lopporn Ar Qun'ni'.i

T'abzrrruj I ttlrar rrrj

kata tabarruj ( e% = wanita yang sengaja kepada mereka agar tertarik kepadanya. Ibnu
menampakkan kecantikan dan perhiasannya
Abbas menafsirkan ayat ini dengan
kepada laki-laki lain); kedua al-wazar wal malja'
mengemukakan kisah yang intinya menunjuk-
('r;*St5 jjlt= tempat berlindung). Dengan de-
kan suatu pesta yang merupakan ajang
mikian, mudah dipahami bahwa jika "benteng"
pertemuan pria dan wanita. Di dalam pesta ini,
dan "peti" masing-masing disebut al-burj dan para wanita bersolek agar pria yang melihatnya

al-burfij, mengingat keduanya sama-sama me- tertarikdan akhirnya terjadi perbuatan mesum
dan maksiat. fadi, tabarruj adalah perbuatan
lindungi. Selanjutnya di samping makna de-
wanita yang sengaja dilakukannya untuk
notatif di atas, kataburjjuga memunyai makna memancing dan merangsang birahi laki-laki

konotatif. Namun, apapun makna konotatifnya, yang melihatnya, baik melalui perhiasan yang

tetap mengacu pada makna denotatifnya. dipakainya maupun tingkah lakunya.
Dalam ayat tersebut, meskipun yang di-
Kata tabarruj ( a'i ) dan yang seturunan
larang mengikuti tabarruj ala wanita-wanita
dengannya disebutkan sebanyak tujuh kali di jahiliyah adalah istri-istri Nabi, tidak berarti
wanita-wanita Muslimah lainnya tidak di-
dalam Al-Qur'an; dalam bentuk tabarruj t CF I
sekali (QS. Al-AhzAb [33]: 33), dalam bentuk larang. Hal ini karena dalam hukum Islam
dikenal kaidah al-'ibrah bi 'umfimil-lafzhi 16
burfij ( 6;? ) empat kali (QS. An-NisA [4]: 78, QS.
Al-Hijr [1s]: 16, QS. Al-FurqAn [25]:61, QS. Al- bikhushitshis- sab ab (yang menjadi pertimbangan
(,,>V.f
Burfij [85]: 1, dalam bentukmutabarrijAt 7 adalah makna umum lafal bukan sebab [atar
belakangl khususnya).
sekali (QS. An-N0r l24l:60), dalam bentuk
Adapun katatabarruj ( ett )dalam QS. An-
tabaruajni(\LT ) sekali (QS. Al-AhzAb [33]:33).
N0r [24]: 60 berkenaan dengan wanita-wanita
Penggunaan kata tabarruj t C% )dalam QS.
Al-AhzAb [33]: 33 berkaitan dengan perintah yang tidak lagi memunyai nafsu birahi, sehingga
Allah swt. kepada para istri Nabi Muhammad tidak memiliki keinginan untuk menikah atau
karena berbagai alasan lain, seperti sudah tua,
saw. Tepatnya ketika Allah swt. mengingatkan sakit, lumpuh, menopouse, tidaklah berdosa jika

bahwa kedudukan mereka -para istri Nabi mereka menanggalkan pakain luarnya, tetapi
saw.- tidak sama dengan wanita Muslim
auratnya tetap tertutup. Hal seperti itu boleh
lainnya. Oleh sebab itu, Allah swt. mengajari
ia lakukan, tetapi tidak dengan maksud sengaja
mereka sejumlah hal yang harus diindahkan ber-tabarruj yan9 mengundang orang lain

demi mempertahankan kemuliaan martabat tertarik kepadanya. Meskipun hal itu bukan

mereka. Di antaranya melarang mereka meng- dosa di sisi Allah swt., yang terbaikbagi mereka

gunakan pakaian/perhiasan yang dapat me- adalah tetap menahan diri dan tidak melakukan
hal tersebut. Sebaiknya ia tetap mengenakan
mancing orang lain berbuat tidak senonoh,
pakaian yang laik dan sopan.
sebaliknya harus lebih banyak tinggal di
Sehubungan dengan perhiasan di atas,
rumah, kecuali ada kepentingan yang benar-
Aisyah ra. pernah ditanya mengenai hal tersebut
benar mendesak. Di antara larangan yang
dan ia menjawab bahwa Allah menghalalkan
dimaksudkan seperti disinggung di atas ialah
segala macrun bentuk perhiasan untuk dipakai,
apa yang oleh Al-Qur'an disebut tabarrujal- asalkan motivasinya bukan untuk ditonjolkan

jdhiliyyah, yakni menampakkan perhiasaan kepada orang lairu apalagi kepada laki-laki asing

apalagi kemolekan tubuh yang lazim diperbuat yang dapat merangsang mereka untuk me-
lakukan hal-hal yang tidak wajar.
oleh wanita-wanita |ahiliyah.
ee Zubair Ahmad ec
Menurut riwayat Mujahid dan Qatadah,

yang dimaksud dengan tabarruj jdhiliyyah adalah

wanita |ahiliyah yang selalu keluar rumah dan

bergaul dengan laki-laki yang bukan mah-

ramnya dengan menampakkan perhiasannya

Kajian Koszrkala 970

'l-abt ilA TAhrit

rABriLA ( ry ) firman-Nya pada QS. An-N0r l24l: 32, wa ankibul-
Kata tabtilh adalah mashdar (infinitif) dari kata
aydmd minkum ( * &i jV 16| = Dan ka-
tabattala (,y ).Kata tersebut berakar pada kata
winkanlah orang-orang yang sendirian di antara
bat al a ( ) yang ber alda " memutus " atau " memisalt" .
Al-AdzrA' disebut Al-Batul, karena kamu).
Marya"mfi
Selain diartikan dengan'ikhlas', kata tabattul
memutuskan diri dari bersuami. Memutuskan
tersebut -oleh sebagian ulama seperti Ibnu
perhatian dan menuluskan niat untuk beribadah
Abbas,- juga diartikan dengan 'berdoa dengan
kepada Allah disebtt tabattul karena si pelaku
kerendahan hati sambil mengangkat keduabelah
memutuskan perhatiannya dari segala sesuatu tangan' dan 'bertawakkal kepada Allah swt.' Oleh

yang tidak berkaitan dengan ibadah. karena itu, meskipun perintah ber-tabattul itu

Kalatabtild dengan arti demikian dijumpai ditujukan kepada Nabi saw., tetapi tidak meng-
halangi lafal tersebut untuk berlaku umum,
dalam QS. Al-Muzzammil [73]:8, dan kata yang demikian pendapat para ahli fiqitr, sebagaimana
seakar dengannya, yakni kata yang berbentuk dikutip olehAudahKhalil Abu Audah. Pengarang
ktab At-Tathnuxaur Ad-D aldli baina Lughntisy -Syi' ri
kata kerja perintah tabattal ( ,F = beribadahlah) waLughati Al-Qur'6n ini menjelaskan lebih lanjut
bahwa sikap at-tabattul itu adalah suatu derajat
mendahului kata t abtil 6 1tu.
yang tinggi, tidak dapat dicapai kecuali oleh setiap
Menurut Ar-Raghib Al-Ashfahani dalam orang yang telah menyucikan hatinya dari noda

kitabnya, Mufraddt gharib Al-Qurdn, kata tabattul dan kotoran dunia dan oleh orang yang telah
menempuh hidupnya dengan cara yang mulia
yang tersebut dalam ayat terdahulu senada dengan harapan memperoleh keridhaan Tuhan-
nya serta hidup dalam kesenangan yang lestari.
dengan firman Allah dalam QS. Al-An'Am 16l: 91.,
tr Muiahid +
qutillilh tsumma dzarhum ("rlis!'K # = Ku-
rAs0r ( c,rfti I
takanlah,'Allahlah [yang menurunkannya],
Kata tdbirt ( o jC ) yang berasal dari tabata - tdbfrt
kemudian [sesudah ifu kamu menyampaikan Al-
( o'"iG - e!), pada mulanya berarti 'tulang-
Qur'an kepada mereka] biarkanlah mereka)."
tulang rusuk' (al-adhli't 1!U;!t I ). Tulang rusuk,
Potongan ayat ini sebelumnya menjelaskan baik yang ada pada manusia maupun pada
hewan, selalu berada pada bagian kanan dan kiri
bahwa orang-orang kafir tidak menghormati lambung peruf berbentuk pegas yang tersusun
sectra teratur dan rapat, serta berpangkal pada
Allah dengan penghormatan yang semestinya tulang punggung. Pengertian ini memberi kesan
bahwa tulang rusuk itu memunyai posisi yang
dilakukan. Mereka mencemooh Nabi Muhammad kuat sehingga dapat melindungi semua isi perut
dari kemungkinan gangguan yang datang dari
saw. dengan mengatakan, 'Allah tidak me-
luar. Dari sini pengertian kata tdbfitberkembNrg.
nurunkan sesuatu pun kepada manusia." Se- Peti mayat disebut thbfit karena ia melindungi

hubungan dengan sikap orang-orang kafir mayat yang ada di dalamnya. Tdbitt juga dapat
diartikan 'peti' atau 'koper' yang dijadikan
tersebut, Nabi saw. diperintahkan untuk ikhlas tempat menyimpan barang-barang berharga.

di samping,banyak berzikir kepada Allah swt. Kata tdbttt dijumpai dua kali di dalam Al-

Pada bagian lairu Al-Ashfahani mengurai- Qur'an. Pertama, disebut di dalam QS. Al-

kan bahwa katatabattul di dalam hadits Nabi saw. Baqarah l2l: 248, yakni,

h rahbdniyyata wa m tubattula fil-lslim

(,y-.Jr e'ktt'ar)lrt = tidak ada [sistem]

kependetaan dan selibat di dalam Islam) bu-

kanlah yang dimaksudkan di dalam QS. Al-
Muzzammil [73]: 8 tersebut di atas. Yang di-

maksudkan di dalam hadits Nabi saw. itu adalah

penegasian terhadap keputusan dari orang yang

enggan menikah. Sikap seperti ini, selain tidak

sejalan dengan sunnah Nabi saw., bertentangan

pula dengan perintah Allah Yang Maha Mulia dan

Maha Agung sebagaimana tersebut dalam

ENstt<t-opEorA AL Qun'rrx

'l'a b Lr t fabrr t

)4 L;t i e. ,*tuZ, 6i -:-41 4t;'b) & 4 ,ltii nya akan mendapatkan hikmah yang banyak,
seperti ketenangan dan optimisme. Akan tetapi,
b:y Jt;i 5; tr; -t; *A;'rHj;i:4- sebagian yang lain mengatakan bahwa tabut itu

|r:iij]l'^* merupakan lambang sesuatu yang mengandung
ilmu pengetahuan, seperti hati (qalb).
("Wa qhlalahum nabiyyuhum inna Ayatu mulkihi an
Di dalam krtab Mu' jamul-AlfddziwalA'l6mil-
ta' tiy akumut-thbfitu fihi sakinatum mir-rabbikum wa
baqiyyatum mimmd taraka 6lu MfisA wa 6lu Hdrfina Qur' 6niyy ah dijelaskan bahwa t dbitt merup akarr

t ahmiluhul -m al 6' ikah " ) benda kramat yang memunyai nilai sakral di
dalam kepercayaan Bani Israil. ]ika Bani Israil
"Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka, 'Se' menghadapi perang dahsyat atau keadaan
genting, mereka segera mendatangkan atau
sungguhnya tmtda ia aknn menjadi raja, ialahkembalinya
mendatangi tdbttt tersebut. Demikian juga apabila
tabut kepadamu, di dalamnya tudnpat ketmangan dari
di kalangan mereka terjadi perselisihan dan
Tuhnnmu dan sisa dnri peninggalan keluarga Musa dan perpecahan. Dengan tabut itu mereka dapat

keluar ga Harun; tabut itu dibawa oleh Malaikat', " ; bertahan selama berabad-abad.
Setelah Nabi Musa wafat, secara pelan-
dan kedua, di dalam QS. Thdhd [20]: 39,
pelan dan berangsur-angsur mereka meninggal-
,b\ai A ,+t!i A c **:ti yj.ai a x. 9i kan ajaran yang dibawa oleh Musa sehingga
mereka terjajah dan mundur. Sedikit demi sedikit
i's'".t JilL ;Li- tanah air mereka hilang dikuasai musuh. Akhir-

ft f f(' Aniq dztfhi a ALm t i aq dzffi i fil -y ammi al -y ul qihil - nya Allah mengutus Nabi Samuel kepada mereka
yammu bis-sdhili ya'khudzhu 'aduwwun li wa untuk mempersatukan mereka kembali. Tidak
lama kemudian Samuel menunjukThalut sebagai
'aduwwunlahtt') raja dan panglima perang untuk menghadapi
lawan-lawan mereka. Karena ThAlut dianggap
"Letakkanlah ia (Musa) di dalam peti, kemudian tidak pantas menjadi pemimpin perang sebab
selama ini ia termasuk orang yang tidak dikenal,
lemparkanlah iake sungai (NiD maka pasti sungai itu
membawmy a ke tEi sapay a dinmbil oleh G iraud musah- maka Bani Israil ragu-ragu menerimanya sebagai
Ku danmusuhnya."
pemimpin (QS. Al-Baq N ah l2l: 237).
Pada surah yang pertam4 kata itu disebut Untuk membuktikan kebenaran pengang-

di dalam konteks pembuktian bahwa Thalut katan Thalut, Samuel menegaskan kepada Bani
benar-benar diangkat Allah sebagai raja Bani Israil bahwa tanda kelayakannya untuk menjadi
Israil, sedangkan pada surah kedua, kata itu raja ialah sebuah peti (tdbitt) yang didatangkan

disebut di dalam konteks usaha menyelamatkan kepada mereka, di dalamnya terdapat ketena-
bayi (Musa) dari kekejaman Firaun. Walaupun ngan hati; peti itu peninggalan keluarga Nabi
disebut di dalam konteks yangberbed4 katatdbttt Musa dan Harun. Peti tersebut akan dibawa
yang disebut pada QS. Al-Baqarah adalah juga langsung oleh malaikat. Itulah tanda-tanda
tdbfit yang disebut pada QS. Thaha juga, yaitu - kebenaranny4 iika kamu orang-orang beriman
peti.
(QS. Al-Baqarah [2]: 2a8).
Kata tdbirt di dalam Al-Qur'an digunakan
untuk pengertian'sebuah benda berbentuk peti Demikian tAbitt di dalam Al-Qur'an di-
peninggalan keluarga Nabi Musa yang di- artikan sebagai'sebuah peti peninggalan ke-
gunakan sebagai tempat penyimpanan naskah-
naskah perjanjian Bani Israil dengan Allah dan luarga Musa dan Harun yang dapat melahirkan

naskah asli Taurat'. ketenangan'.

Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa Tabut tempat penyimpanan naskah-nas-
tabut itu merupakan sebuah ukiran dari kayu kah perjanjian Bani israil dengan Allah serta
yang penuh hikmah. Orang yang memanda.g-

l(ajian Kosakata s72

I-a rlz lta I 'l'adhhai

naskah asli Taurat telah habis terbakar ketika dunia ini, sebelum tiupan sangkakala pertama.
Nabukadnezar, Raja Babilonia, menguasai Ada juga yang berpendapat, bahwa yang di-
Yerusalem dan membakar Haikal, rumah suci maksud di situ adalah saat ditiupnya sangkakala
yang didirikan oleh Nabi Sulaiman. pertama itu. Akan tetapi, sebagian besar mufasir
* A. Rahman Ritonga ct
berpendapat, bahwa yang dimaksud di situ
TADZHAL ( #fu I
Kata tadzhal ( J,1, ) adalah fi'l mudh,Ar| yang adalah hari kebangkitan atau hari akhirat karena
didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh
terambil dari akar kata yang terdiri atas tiga Muslim dan Tirmidzi yang menjelaskan menge-
nai hari yang dimaksud, di mana di dalam hadits
huruf, yaltu dzdl - hA' - hrn. Makna dasar akar itu disebutkan dialog Tuhan dengan Nabi Adam
mengenai perbandingan jumlah penghuni surga
kata tersebut adalah 'meninggalkan sesuatu
karena sengaja atau melupakannya karena dengan penghuni neraka yaitu satu banding
kesibukan yang disebabkan oleh kepanikan, sembilanratus sembilan puluh sembilan, atau di
ketakutan dan semacamnya'.
antara 1000 orang hanya satu orang yang akan
Bentuk kata yang digunakan di dalam Al- dimasukkan surga. Mengenai terjadinya pe-
Qur'an dari akar kata ini hanya bentukmudhfrri'- ristiwa melahirkan dan orang menyusui melupa-
nya tadzhalu ( JrX ) dan hanya ditemukan satu
kali, yaitu pada QS. Al-IIajj l22l:2. kan anaknya, itu bisa saja terjadi karena dapat
dikatakan bahwa orang yang mati di dalam
Penggunaan kata tadzhal ( Jrii ) di situ
keadaan hamil juga akan dibangkitkan di dalam
menunjuk pada wanitayang menyusui anaknya
lalu melupakannya. Ayat tersebut berkaitan keadaan hamil lalu saat itu dia melahirkan
dengan peristiwa besar yang akan terjadi yaitu
peristiwa zalzalatis-s|' ah ( z-erlr ;j;ii = goncangan anaknya karena ketakutan, demikian juga orang
yang menyusui. Ini juga diperkuat oleh firman
Hari Kiamat). Digambarkan mengenai ke- Allah pada ayat lain yang menyatakan bahwa
dahsyatan peristiwa itu yang membuat semua
pada hari itu anak-anak menjadi beruban karena
orang merasa takut dan ngeri sehingga orang
yang punya anakyang disusuinya akan mening- kengerian (QS. Al-Muzzammil l73l: 1,7).
galkannya, begitu pula orang yang hamil
semuanya melahirkan kandungannya meskipun ec Muhammad Wardah Akil ee
belum waktunya untuk melahirkan.
TADHHA ( e&3 )
Cinta yang paling sejati di dunia ini antara
sesama makhluk adalah cinta dan kasih ibu Kata tadhbi terambil dari akar kata yang terdiri
terhadap anaknya, terlebih-lebih anak yang atas tiga huruf y attu dhid - hi dan wdw. Para pakar
masih disusuinya. Al-Qur'an menggambarkan bahasa berbeda-beda dalam menjelaskan makna
dasar dari akar kata tersebut.
bahwa pada hari itu orang yang menyusui
Ibnu Faris berpendapat bahwa makna
anaknya akan mengabaikan anak tersebut, itu dasar kata itu menunjuk pada'yang tampak'
menunjukkan betapa dahsyatnya peristiwa atau 'yang menonjol', misalnya langit yang

tersebut. tampak di mana-mana disebfi dhibiyah ( ai-> ).

Perbuatan menyusui, mengandung, dan Dari sini kemudian apa yang tampak jelas dapat
melahirkan adalah perbuatan yang terjadi di dikatakan dhhhiyah. Seperti dhahd ath-thariq
duni4 hal ini membuat sebagian ulama menafsir-
kan bahwa yang dimaksud hari di mana orang ( d$t ;;b = jalanan itu tampak jelas atau
yang menyusui anaknya akan melupakan dan "te^ra;tn2g)l,Kfa'a=lasifufuldlannunmkealdazkdukdahnihhiyaalhset p3e>r6ti "inpi
mengabaikan orang yang paling dicintainya itu
adalah peristiwa dahsyat yang akan terjadi di secara terang-terangan). Selanjutnya waktu
pagi, setelah matahari terbit dinamai dhuhd

( & ) karena pada waktu tersebut sinar

matahari sudah tampak terang. Dari makna ini

Exsrxr-opr:orr Al Qt;H nx

'Iatlzk ilalr 'l'aclzkila [t

kemudian berkembang penggunaannya, seperti tadzkirah adalah bentuk mashdar dari kata

hidangan yang dimakan pada waktu itu disebut dzakkara - yudzakkiru - tadzkirata" ( f i -' ;t
i;i l.Kata yang berakar dzakara (yang berarti
dhuh6, dan seterusnya.
ingat) di dalam berbagai bentuknya terulang di
Ada juga yang berpendapat bahwa makna
dalam Al-Qur'an sebanyak 267 kali. Kata tadzkirah
yaasanlgkamtaendehrupha6(bu-*mli'. adalah 'cahaya matahari
Kemudian dipakai untuk sendiri terulang sebanyak 9 kali, yakni pada QS.
Thaha l20l:3, QS. Al-WAqi'ah [56]: 73, QS. Al-
menunjukkan 'waktu dhuha, ketika matahari HAqqah 169l: 12, 48, QS. Al-Muzzammil l73l: 19,
Al-Mu d dat s ts ir 17 4l: 49, 5 4, A l-Ins An 17 6l: 29, darr
terbit di pagi hari' atau menunjuk pada'waktu Abasa [80]: 11.

siang secara keseluruhan', sedangkan Ibnu Al-Ashfahani dalam Mufraddt Gharib Al-
Qur'an mengartikan kata tadzkirah dengarr "Md
Manzhur mendefinisikan kata dhuhd ( & )
yutadzakkaru bihisy-syai" 1!pt "f'ri- ti ) = Apa
sebagai waktu ketika matahari naik sepenggalan
saja yang mengingatkan kepada sesuatu). Kata
di pagi hari sehingga mendekati tengah hari.
Dengan itu pula shalat yang dilakukan pada ini lebih dari sekadar tanda (dalil) atau alamat;

waktu itu disebut shalat duha. Begitu pul4 hari ia menuntut adanya tindak lanjut sebagai

raya Idul Adha dinamai demikian karena realisasi dari apa yang diisyaratkannya. Dengan

binatang kurban pada hari itu berkumpul untuk demikian, kata tadzkirah dapat diartikan sebagai

disembelih pada waktu duha. Kurban-kurban peringatan atau pelajaran.

itu sendiri dinamai udhhiyah ( *i ) dan Di dalam Al-Qur'an, makna kata ini menun-

dhahiyyah(^b:"). juk kepada wahyu Al-Qur'an (merujuk pada
pronomina hA pada kalimat innahtt tadzkirah
Kata tadhhd dalam Al-Qur'an hanya di-
(.;:i ifg ; atau ayat-ayat (ajaran-ajaran) Al-
temukan satu kali yaitu di dalam QS. ThAhA [20]:
119. Penggunaannya didahului oleh Li nkfiyah Qur'an (merujuk padapronomina h6' padakalimal

( ..;6t V = li negasi) sehingga dikatakan 16 tadhhd ;;innahh tadzkirah I i 6t t I Kata tadzkirah y*g

( a?-L:\ ). Ath-Thabari, mengartikan ungkapan menunjuk kepada makna Al-Qur'an terdapat di
16 tadhhi dengan 'kamu tidak terkena sinar
dalam QS. Thaha l2ol:3; QS. Al-IIAqqah [69]: a8;
matahari'. Ada pula yang menambahkan bahwa dan QS. Al-Muddatstsir [74]: 54. Di dalam QS.
Thaha [20]: 3, secara tegas dinyatakan bahwa
'kamu tidak terkena sinar matahari hingga Allah swt. tidaklah menurunkan Al-Qur'an ini
agar kamu (Muhammad) menjadi susah, me-
merasa sakit karena teriknya', sedangkan Al-
lainkan sebagai peringatan (tadzkirah) bagi orang
Qurthubi mengatakan bahwa di dalam surga
tidak ada lagi matahari. Di dalam ayat itu yang takut. Di dalam QS. Al-HAqqah [69]: 48,
dinyatakan bahwa sesungguhnya Al-Qur'an
digambarkan keadaan penghuni surga yang benar-benar menjadi pelajaran bagi orang-
orang yang bertakwa. Sementara itu, di dalam
tidak pernah mengalami kesusahan dengan QS. Al-Muddatstsir l74l: 54 dinyatakan bahwa
sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah peringatan
dikatakan kepadanya bahwa "kamu tidak akan bagi orang-orang yang mau mengambil pe-

merasa haus dan tidak pula terkena sinar matahari". lajaran darinya.

Menurut sebagian ulama, rasa haus itu meng- Kata tadzkirah y*B maknanya menunjuk

gambarkan panas yang sifatnya batiniah, kepada ay at- ay at atau ajaran-ajaran Al-Qur'an,

sedangkan sinar matahari menggambarkan misalnya terdapat di dalam QS. Al-Waqi'ah [56]:
73; QS. Al-HAqqah 169l: 12; QS. Al-Muzzammil
panas yang sifatnya lahiriah. Dengan demikian,

ayat itu mengisyaratkan bahwa penghuni surga

tidak lagi merasa panas, baik panas batiniah

mauPun Panas lahiriah. $ Muhammad Wardah Aqil tt

TADZKIRAH ( 6-5JJ )
iTadzkirah (',f o J,

) terambil dari akar kata dzakara

f -'f- y adzkuru ( k- i ), y angberarti'ingat'. Kata

Kirjian Kosakata 974

^['a [i u,u t 'Iaf .sir'

[73]: 19; dan QS. Al-Muddatstsir [74]: 49. Di penciptaan langit tujuh tingkat sangat serasi,
tidak tampak adanya ketidakseimbangan, baik
dalam QS. Al-WAqi'ah, kata tadzkirah menunjuk dilihat secara langsung dengan menggunakan
kepada api sebagai peringatan dan berguna bagi mata kepala telanjang maupun dengan mata
para musafir di dalam perjalanannya. Di dalam ilmu pengetahuan. Karena itu, di dalam ayat
QS. Al-Haqqah [69]:1Z kata tadzkirah menunjuk
berikutnya, Allah menghimbau agar mengulangi
kepada air laut yang menenggelamkan para
pembangkang dan penyiksa para rasul umat- lagi pandangannya/penelitiannya, agar manusia
umat terdahulu. Di dalam QS. Al-Muzzammil
l73l:19, kata tadzkirah,menunjuk kepada gam- betul-betul dapat membuktikan bahwa ciptaan-
baran tentang kedahsyatan Hari Kiamat. Se-
lanjutnya, di dalam QS. Al-Muddatstsir [74]:49, Nya tidak ditemukan cacat, kekurangan, dan
kata tadzkirah menunjuk kepada orang-orang
yang melakukan perbuatan dosa yang menye- ketidakseimbangan.

babkan mereka masuk nerakaSaqar. Kata lain yang seturunan dengan kata

Dengan demikian, Al-Qur'an sebagai taffrwut ditemukan sebanyak empat kali, yaitu
tadzkirah merupakan sumber pelajaran dan pada QS. Ah 'Imran [3]: 153; Al-Hadid [57]:23;
peringatan yang tidak akan pernah kering dan Al-Mumtahanah [50]: 11; dan QS. SabA' [34]: 51.

habis untuk digali oleh orang-orang takwa serta te Baharuddin HS. e:
mereka yang ingin meraup petunjuk dan pe-
ringatannya. :t salahuddin tt TAFSIR ( # | bentuk mashdar dari
) yxrgmengandung
TAFAwur ( ojtj'y faKsastaarata- fysuirfa(s-sLiruJ()'#a-da-laFh
pengertian'penjelasan' dan'keterangan'. Kata
Kata t afhwut berakar pada katafdta ( Cu ), y ffitu
-#tafsir ( ) berarti 'menerangkan sesuatu yang
(b'fr), fautanlfawdtan (6il1; ), terdiri atas
masih samar' serta'menyingkap sesuatu yang
huruf-huruf f6, waw, dan t6, yang berarti 'tidak
tercapainya sesuatu yang ingin diraih'. seseorang tertutup'. Di dalam kaitannya dengan kata, tafsir
yang tidak dapat mencapai sesuatu, dikatakan
(.*.J ) berarti 'menjelaskan makna kata yang
(tfdtahusy-syai'ufautan 'ri ,;3t '^-16 ). Dua
sulit dipahami sehingga kata tersebut dapat
hal yang berjauhan, artinya tidak saling sentuh
dipahami maknanya'.
disebut tafdwatasy-syai'ilni (6t; i':Jr ,>jut ). De-
Secara etimologis, tffir ( -*.J ) digunakan
mikian di dalam Ma q iyisul -Lu ghah.
Di dalam QS. Al-Mulk[67]:3, kata tffiwut, untuk menunjukkan maksud'menjelaskan',

oleh sebagian ulama dibaca tafawwut ( ot* ). 'mengungkapkan', dan'menerangkan' suatu

Kedua kata itu sama artinya, demikian Al-Farra' masalah yang masih kabur, sarnar, dan belum

menjelaskan. Kata itu berarti 'aib (e5- = cacatl jelas. Dipahami pula bahwa dalam pengertian
kekurangan) menurut As-Suddi. Menafikan
tafdwut pada ayat tersebut, menurut sebagian tafsir ( -bf ) sebenarnya terkandung upaya
mufasir, karena adanya kesinambungan pe-
mencari jalan keluar serta pemecahan masalah
ngaturan dan keterkaitan segala sesuatu antara
satu dengan yang lainnya dari segi tujuan dan yang rumit sehingga masalahnya dapat menjadi
manfaat. Allah telah mengatur sedemikian rupa
jelas.
bagian-bagian ciptaan-Nya sehingga tercapai
tujuannya tanpa ada satu bagian yang me- Di dalam Al-Qur'an, katatafsir disebut satu
nyebabkan tertinggalnya tujuan bagian yang
kali, yakni di dalam QS. Al-FurqAn [25]: 33. Kata
lain. Di dalam ayat itu, Allah menjelaskan bahwa
tafsir di dalam ayat tersebut berkaitan dengan

Al-Qur'an yang membawa kebenaran dan

penjelasan yang paling baik. Pernyataan

tersebut pada dasarnya ditujukan kepada

orang-orang kafir yang datang kepada Nabi

Muhammad saw. dengan membawa sesuatu

yang ganjil dengan tujuan menodai risalah

kenabian yang beliau bawa. Sikap dan tingkah

975 Exsrr<L opr:orA Al Qun',lx

'fafsir Tagiriiburt

laku mereka oleh Nabi dihadapi dengan me- TAGHABUN t jtriri I
j.t,Katataghhbun(
nuniukkan keterangan dan penjelasan yang ) merupakan bentukmashdar
yCyang bertimbangan tafa'ul (
benar terhadap apa yang mereka katakan, l.Ia diambil dari
sekaligus untuk mematahkan permintaan
kata kerja taghdbana ('J.tk ), yataghibanu ( 56-)
mereka. Dengan begitu maka penafsiran yang yang merupakan penambahan dua huruf dari

terbaik adalah penafsiran yang membawa S;)kata kerja ghabana ( yal.;r1 berati "khada'a"

kebenaran. ( L36 = meniPu) dan "naqasha" ( F =
mengurangi). Di dalam pandangan kebahasaan,
Pemahaman terhadap kandungan Al-
Qur'an, di samping dinamai tafsir, oleh Al- menurut Ibnu Faris, huruf ghain, b6', dan nitn

Qurlan juga digunakan istilah larn, seperti ta'wil menunjukkan kepada arti "dha'f " ( -i2 =

E( ..}::U ) dan tabyin ( ).Kedua istilah tersebut kelemahan) dmr " ihtidhfrrn" 1 itla4t = l"hancuran).

memunyai kaitan yang sangat er at dengart t afsir. Al-Ashfahani dan Al-Abyari mengilustrasikan

Tabyin lebih dikhususkan kepada fungsi Nabi kata ini dengan:

yang mendapat tugas menjelaskan maksud ,*\i:r {e q,r i& *YU;,e'eib irti'oi
firman-firman Allah, seperti diisyaratkan di
fi(an tabkhasa shdhibaka mu'imalatin bainaka wa
dalam QS. An-Nahl[16]: Mdan64. Di samping
tabyin, Al-Qur'an juga menggunakan istilah b ain ahu bi dharbin min al - ikhfd' )

ta'uil (QS. Ali 'ImrAn t3l: 7). Yang disebutkan "Engkau melakukan perbuatan ymg dapat merugikan
terakhir ini, memunyai makna yang sangat
dekat dengan tafsir dan karena itu, sebagian temanmu di dnlmn transaksi antara Engknu doryannya

ulama tafsir menyamakan makna tafsir dengan di dalam bmtuk rahnsia atau sembunyi-sembunyi" .
makna ta'wil meskipun ada juga yang mem-
bedakannya. Kedua istilah tersebut masing- Bila kerugian terjadi pada harta benda,

masing mengacu kepada upaya mengungkap maka kata kerja yang digunakan adalah ghabana.

makna dan kandungan Al-Qur'an. Dan bila kerugian terdapat pada akal pikiran,

Upaya menafsirkan Al-Qur'an di dalam maka kata yang digunakan adalah ghabina.

kaitannya dengan penggunaan istilah tafsir di Dan dari sudut terminologi, at-taghhbun

dalam QS. Al-FurqAn [25]:33 yang disertai kata adalah " an y aghbunal- qaumu ba' dhuhum b a' dhan ai

al-Luqq ( ,FJl ) d,an ahsan ( urri ), memberikan an yatajdhala wa yatandsd ba'dhuhum ba'dhan"

petunjuk bahwa menafsirkan Al-Qur'an di- @x'e)x ;Gr.j b*.i" *i \),;|th, irlri'#:.3i

maksudkan untuk mencari kebenaran dan hal = suatu kaum ber-taghdbun, berarti saling me-
itu harus dilakukan dengan cara yang terbaik.
ngabaikan dan saling melupakan satu sama lain).
Itu berarti bahwa di dalam menafsirkan Al-
Ulama-ulama tafsir sepakat mendefinisi-
Qur'an diperlukan syarat-syarat tertentu. Di
dalam hal ini, ulama mengemukakan beberapa kan yaumut-taghdbun ( jt13l i! ) dengan Hari

syarat, khususnya bagi penafsiran yang men- Kiamat, karena pada hari itu diperlihatkan
kesalahan-kesalahan (tipu daya) kafir dan
dalam dan menyeluruh, antara lain (1) pe-
penyesalannya sebagai akibat ketiadaan ke-
ngetahuan tentang bahasa Arab di dalam imanan pada hati mereka, seperti peringatan

berbagai bidangnya; (2) pengetahuan tentang Allah pada QS. Al-TaghAbun [64]: 9 yang

ilmu-ilmu Al-Qur'an, sejarah turunny4 hadits- berbunyi " yauma yajma'ukum li yrumil-j am'i dzAhka

hadits Nabi, dan ushitl al-fiqh; (3) pengetahuan y aumut-t aghAbun" ( ii d;t"g tA5)4 1;

tentang prinsip-prinsip pokok keagamaan; dan i.gi = Ingatlah hari yang di'waktu itu Allah

(4) pengetahuan tentang disiplin ilmu yang mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan
menjadi materi bahasan ayat. , M. Galib Matola ee [untuk dihisab]. Itulah hari ditampakan ke-
salahan-kesalahan). HaI ini terjadi karena orang

kafir di dalam kehidupan duniawi menjalani

mubddalah. Artiny+ mereka mengganti kebaikan

Kaliarr l(osakata 976

i'aghalrrrir l;rglrtasilrr

dengan kejahatan, kemuliaan dengan kehinaan terdapat perintah untuk tunduk dan patuh pada-
dan kenikmatan dengan siksaan serta keimanan Nya dan Erncarnan bagi perbuatan maksiat.
dengan kekufuran, seperti digambarkan Allah di
dalam QS. Ash-Shaff [61]: 10, "hal adullukum'ala Surah ini juga menjelaskan bahwa segala
sesuatu yang terjadi di alam ini tidak terlepas
tijaratin tunjikum min 'adzdbin ali" I iJii;.i- dari iradat dan kehendak Allah, sehingga hal ini
,i -,rf J 5; irl: j,i = sukakah kamu aku memperkuat perintah untuk taat kepada-Nya
dan Rasul serta untuk selalu bertawakkal hanya
tunjukkan suatu perniagaan yang dapat me- kepada-Nya. Dan bila mereka tetap menyim-
nyelamatkan kamu dari azab yang pedih ?) pang maka tidak ada manfaat bagi Rasul atas
ketetapan mereka di dalam kekafiran.
Di dalam Al-Qur'an, kala at-taghkbun
Di samping itu, surah ini mengingatkan
merupakan salah satu dari nama surah-surah
yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad manusia bahwa isteri-isteri dan anak-anak bisa
saw. dan juga terdapat di datam ayat kesembilan menjadi musuh yang kadang-kadang akan
pada surah yang sama. Sebagai surah, Af- melarang dan memalingkannya dari berjuang
Taghdbun terdiri atas 18 ayat yang termasuk (jihad) di jalan Allah. Ia memberi wasiat agar
kepada golongan surah-surah madaniyah, surah memberi maaf dan arnpunan bagi orang jahat
yang diturunkan setelah Nabi Muhammad serta menginformasikan bahwa harta benda dan
hijrah ke Madinah. Diturunkan sesudah QS. At- anak-anak merupakan fitnah, cobaan dan ujian
Tahrim.
bagi manusia.
Dari sudut kandungan, surah At-Taghdbun
Surah ini diakhiri dengan perintah untuk
mengemukakan tentang keimanan yang dimulai bertakwa dan berinfak di dalam rangka me-
dengan penjelasan tentang sifat-sifat Allah al-
husnh yang berhubungan dengan keagungan, ninggikan agama-Nya, dan melarang perbuatan
kekuasaan, pengetahuan dan penciptaan-Nya
bakhil dan kikir, serta menjelaskan pahala
terhadap manusia yang dibagi kepada manusia
Mukmin dan manusia kafir. berlipat ganda bagi manusia yang selalu berbuat
baik dan berinfak demi tegaknya kalimat Allah.
Bagi manusia kafir, Allah mengingatkan tt Ris'an Rasli *
mereka apa yang terjadi pada umat-umat
terdahulu yang telah mendustakan utusan-Nya TAGHTASTL0 ( tl-j,ti I
disebabkan oleh perniagaan dan keingkaran Kata taghtasilit (triil ) berasal dari kata ghasl
mereka terhadap Hari Kebangkitan, serta ban- ( Jl^l, ) a!;;ru ghusl ( ;:-l 1, terdiri dari huruf-huruf
tahan bagi anggapan mereka bahwa hari itu
benar-benar akan terjadi dan balasan terhadap ghain, sin darrl6m. Kata ini dan turunannya dalam
Al-Qur'an disebut empat kali; masing-masing di
perbuatan yang telah mereka lakukan. dalamQS. An-Nisil [ala3, QS. Al-Ma'idah [5]:6,
QS. Shad l38l: 42, dan QS. Al-IIAqqah [69]:36.
Selanjutnya, mereka diseru untuk beriman Dua kali di antaranya di dalam bentuk kata kerja
kepada Allah, rasul-Ny+ dan Al-Qur'an yang
diturunkan kepada Nabi-Nya Muhammad dan (fi'l) dan dua yang lain di dalam bentuk kata
mengancam mereka dengan apa yang akan benda (lsrn). Tampaknya bentuk itu masing-
dijumpai manusia pada Hari Kiamat, hari yang
diperlihatkan padanya kesalahan orang-orang masing digunakan di dalam konteks dan sasaran
kafir atas ketiadaan keimanan dan penyesalan
orang-orang Mukmin atas sedikitnya perbuat- yang berbeda.
an baik yang mereka lakukan. Orang-orang
Sebagai terlihat di dalam berbagai literatur,
Mukmin yang berbuat amal kebaikan akan
terutama literatur fiqih, antara al-ghasl t iJi I
memasuki surga, sedangkan orang-orang kafir
akan memasuki neraka. Dengan demikian d.Nt al-ghusl ( J:-lji ), ya.g s;una-stuna kata dasar

dari ghasala - yaghsilu ( #-,F ), terdapat

perbedaan makna.

Al-ghasl ( J:-lji ) mempunyai arti asal

9 i7_ Exsixloruor^r Ar Qun',,rx

'l agirtasilu I'a glrt asilft

?t *:sembaeglaini tiamsrk6arunl-amir6'di' iaalatsays-ssyeasi'u(a:tu). "Jr'rt r) ightiskl ( JGyi - timUangan ifti' 6l)ber arn'mandi'

Ahmad Ibnu yang pada hakikatnya adalah'membasuh seluruh

Faris di dalam kllab Mu'jam Maqdyisul-Lughah- badan secara merata', contohnya kata taghtasiltt

nya merumuskan pengertian lain yang berbunyi, ltrLX ) di dalam QS. An-NisA' [4]:43).

ghasl... y adullu' al a t athhirisy -sy ai' w a t anqiy atih Kata turunan dmi al-ghast ( ]|l..1ji ) yang lain

( #j r?t # ;. J:i." J-* = membersih- yang terdapat di dalam Al-Qur'an ialah al'

kan sesuatu) yang di dalam bahasa Indonesia mughtasal ( -[-t:.ii), seperti tersebut dalam QS.

diterjemahkan dengan'membasuh' atau'men- ShAd [38]: 42 yang berarti al-maitdhi'ullladzi

cuci'. yughtasatu fih ( *. J3:. 4)t'e';i = tempat

Di dalam pemakaiannya, al-ghusl t Jiil $*mandi) dan ghislin ( ) sebagaimana tersebut

mengandun g arti t am 6mu ghaslil -i asadi kullihi di dalam QS. Al-HAqqah [69]: 36 yang mengan-

(se1c5ar*a)tsen"ipPurni6a): membasuh seluruh badan dung beberapaau.tr; di antaranya'air pembasuh-

atau di dalam rumusan Al- an darah dan nanah' serta'sangat panas' (syafrdul

Ashfahani, al-ightisdl ghaslul-badan (,j; JL+)i han).

9Ql = mencuci tubuh) yang di dalam bahasa Allah swt. menampilkan dua bentuk kata
Indonesia dikenal dengan sebutan'mandi'. Arti ketika menggunakan kata turunan dari al-ghusl

ini merupakan kelanjutan dari arti al-ghasl ( J-iji) di dalam Al-Qur'an, yaitu bentukfl'll

( }.."Iii) di atas, atau dengan kata lain-sesuai (kata kerja) dan bentuk ism (katabenda). Bentuk

dengan kedua rumusan makna tersebut-dapat kata kerja digunakan ketika berbicara tentang
kewajiban atau hal-hal yang harus dilakukan
dikatakan bahwa al-ghast ( }...l.ii ) berarti 'men-
oleh manusia ketika ingin menghadap atau
cuci' secara umum sedangfan al-ghusl t Fji I munajat kepada-Nya; sementara bentuk kata

berarti'mencuci' di dalam bentuk dan dengan

cara tertentu. benda digunakan ketika Allah swt. menjelaskan
apa yang akan diberikan-Nya kepada orang-
Di dalam Al-Qur'an kata al-ghasl ( Fji) orang yang melakukan hal-hal tertentu. Dengan
kata lain, bila dikemukakan dengan kata kerja,
yang mengandung arti'membasuh' dan al-ghusl
menunjukkan aktivitas dari bawah (manusia) ke
( l:-tji) yang mengandung arti 'mandi' tidak
atas (Allah swt.), sedangkan, apabila dengan
dilemukan; yang ada adalah kataighsiltr(f**;t ) menggunakan kata benda, menunjukkan suatu

yang merupakan bentuk amr (kataperintah) dari kebijakan dari atas (Allah swt.) ke bawah. Oleh

al-ghasl ( Ji..iii ) dan taghta-silfi yangmerupakan karena itu, timbul kesan bahwa manusia harus
aktif-yang di dalam hal ini diisyaratkan oleh
fi'l mudhdri' (verba masa kini dan akan datang) Al-Qur'an dengan kata kerja-ketika hendak
untuk orang ketiga jamak dari al-ightisdl

t Jc+yi). mendekatkan diri kepada Allah swt., sedangkan
kata benda-yang di dalam dua ayat tersebut
Taghtasilu (lt^l: ) yang menunjuk arti berupa benda mati-memberikan kesan, bahwa
Allah tidak membutuhkan bantuan dari makh-
'mandi' adalah bentuk yang sudah mengalami

perubahan dari bentuk dasarnya yang semula;

yakni, penambahan huruf hamzah padafi'l mhdli luk-Nya. Kesan lain adalah apayangditetapkan

sebelum huruf pertama dan hunfi td'di antara oleh Allah swt. sebagai media bagi hamba-Nya
huruf pertama dan huruf kedua. Di dalam
gramatika bahasa Arab penambahan huruf untuk mendekatkan diri pada-Nya telah di-

semacarn ini dimaksudkan untuk memberikan engkapi dengan seperangkat jalan keluar apabila

beberapa alternatif tambahan makna bagi suatu

kata. Di antara alternatif-alternatif tersebut ialah ternyata bahwa orang-orang tertentu pada saat-

al-mubdlagah ( Ut*,j1i = penekanan/tambahan). saat tertentu mengalami kesulitan. Hal ini

Dengan demikian, at-ghnsl ( Jl-di ) yang semula diisyaratkan dengan kebijakan memberlakukan
berarti'membasuh', setelah berubah menjadi a/-
tayamum. :t Cholidi cc

Kajian Kosakata 978

'T.ak;i t srr r

rAKArsun t j& I jXdisebutkan zr.ra l|tamnuntastaktsir ('j5(:::J t'J).

Katatakdtsur ( ;K ) berasal dari akar kata yang Menurut M. Quraish Shihab, para ulama berbeda

teridiri dari huruf-huruf kdf, ts6', rd'; katsura- pendapat mengenai huruf s?r pada kata tastaktsir

yaktsuru - katsratan I katsdratan ( - K- i ( 'Fr-r ). Pendapat pertame mengartikannya
i ru?'ti - .i,;6?),).artaatuuksaitfsautnr y(ajFada).laMhakkantasira(s$alnya), fil-katsir minh
raghiba (y.S,C qt = meminta/
kutsdr (
mengharapkan yang banyak darinya); dan

adalah "banyak", antonim "sedikit". Dari akar pendapat kedua mengartikan, ra'6hu au 'addahit

kata ini kemudian terbentuk kata kerja aktsara katsiran ( fg it''j i.i, = memandangnya/me-
-$( .Fi ), istaktsara ( $.:-r ), katstsara (
), takitsara nganggapnya berjumlah banyak). Perbedaan pe-
(;t<i ) dengan makna-makna yang akan kita
mahaman terhadap arti sin pada kata tastaktsir

jelaskan di bawah ini. F.*( membawa perbedaan pada pemahaman

Di dalam Al-Qur'an, kata yang terhimpun arti ayat tersebut. Yang pertama mengartikan,

dalam akar ini disebut 90 kali. Di dalam bentuk '|angan memberikan sesuatu dengan tujuan

kata kerja transltif , katstsara disebut dua kali, yaitu mendapatkan yang lebih banyak dari padanya',

padaQS. An-Nisil l4l:7 danQS. Al-AnfAl [8]:19; sedangkan yang kedua mengartikan, '|angan
di dalam bentuk mashdar disebut dua kali, yaitu
memberikan sesuatu dan menganggap, bahwa

pada QS. Al-Ma'idah [5]:100 dan QS. At-Taubah apa yang Engkau berikan itu banyak'.

[9]: 25; di dalam bentuk sifat atau ism fd'il, bark ;kKata takhtsur ( ) disebut dua kali, pada
mu'annats maupun mudzakkar disebut69 kali; dan
QS. Al-Hadid [57]: 20 dan QS. At-Takatsur [102]:

di dalam bentuk isz tafdhil (superlatif ) disebut 76 1.. Takdtsur ( ;t<3 ) artinya 'berlomba-lomba akan

kali. banyaknya sesuatu untuk membanggakan diri'

Kata katstsara ('F ) pada QS. Al-A'rAf [7]: karena menunjukkan adanya dua pihak atau lebih
86 diartikan yaj'aluium katsiran ($'ej;X" =
yang bersaing. Semuanya berusaha "mem-

membuat mereka menjadi banyak). Allah perbanyak" seakan-akan sama-sama mengaku

menegaskan agar kaum Nabi Syu'aib ingat ketika memiliki lebih banyak dari saingannya. Thkdtsur

dahulunya mereka berjumlah sedikit, lalu Allah ( ;K ) pada QS. Al-Hadid l57l: 20, dijelaskan

memperbanyak jumlah mereka. Di dalam Toazan secara gamblang di dalam hal harta benda dan

af'ala (;pi 1 atefut dua kali, yaitu pada QS. Hffd anak, wa takdtsur fil-amwdl wal-aul1d
( ;.{i\ij O'i$ AjKi = berbangga-banssaan
[11]: 32 dan QS. Al-Fajr l89l:12, yang bermakna
dalam banyaknya harta dan anak), sedangkan
ath bikatsir ( ;K, ;1 = mendatangkan/membawa
pada QS. At-TakAtsur 11021:1, tidak ada penjelasan
banyak); fa:aktsarta jidilana ( 6,4,tibT =
di dalam hal apa. Menurut Al-Maraghi, takitsur
engkau telah mendatangkan banyak debat kepa-

da kami ); dm fa- akt s arit fthal -fas Ad ( S;iii tV 1ot'v ( ;t* ) di sini adalah berbangga-banggaan di

= lalu mereka-kaum Firaun-berbuat banyak dalam banyaknya pendukung dan orang-orang

kerusakan di dalam negeri itu). Di dalam roazan yang menolong serta membanggakan bapak dan

istaf'ala ( )t:'Lt ) disebut tiga kati. Pada QS. Al- kawan-kawan untuk menunjukkan kekuatan. Az-

A'rdf l7l:188 dan QS. Al-An'im [6]: L28, kata Zamakhsyari menafsirkan dengan berlomba-
sisytaaki'ts(a'r';aA(t'F'br-|;\4)
mengandu ng arti aktsara fi'l*y- lomba dan berbangga-banggaan di dalam
= banyak
melakukan sesuatu); banyaknya jumlah pengikut (termasuk anak dan

la-astaktsartu minal-khai, ( *4i bAfui = keluarga). Ar-Razi menafsirkan takdtsur ( ;* )
niscaya aku akan berbuat kebajikan sebanyak-
dengan berlomba-lomba dan berbangga-bang-

b( uarn-)yraGkn;y;<a!;."dtT:u.q=adseisstuankgtgsauhrtnuyma minal-ins gaan akan banyaknya jumlah harta. Penafsiran
kamu [se-
ini didasarkan pada suatu riwayat dari Mutharrif

tan] telah banyak menyesatkan manusia). bin Abdillah bin Asy-Syikhkhir dari ayahnya,

Adapun pada QS. Al-Muddatstsir [74]: 6, bahwa Rasulullah saw. sedang membaca alhhkum

Exstnlopt ota At. Qt,n'rrx

i,ti.",rl5ill I irlilrri

( .(:{Ji) lalu bersabda, "Anak-anak Adam berkata: dan Muslim).

'Hartaku-hartahr!'. Hai manusia,' Engkau tidak memiliki Ibnu Abbas menafsirkan al-kautsar t *"t*11

( rpa-opa y ang engkau mggap hartmnu), kecuali apa y ang pada ayat ini dengan 'anugerah yang banyak'.
Said bin Iubair berkata kepada Ibnu Abbas
engkau makan lalu habis, atau yang mgkau pakai lalu bahwa banyak orang mengartikan al-kautsar

rusak, atau yang engkau sedekahkan lalu habis." (HR. (i'fJi ) dengan 'sungai di surga'. Ibnu Abbas

Muslim). menjelaskan, "Itu (sungai di surga) sebagian dari

M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa al-kautsar ( i't<1), yattg dijanjikan Allah kepada
"persaingan" yang dimaksud pada QS. At- Nabi Muhammad". Senada dengan itu, Al-

TakAtsur [102]: 1, bukan saja menunjukkan Maraghi menafsirkannya dengan suatu anuge-
persaingan dalam memperbanyak anak dan rah yang banyak yang diberikan oleh Allah

pengikut, melainkan juga persaingan dalam kepada Nabi Muhammad, yaitu berupa ke-

bentuk yang umum. Al-Qur'an sendiri menS- nabiarL agama Islam, kebenaran, petunjuk Allah,

informasikan, bahkan memberi beberapa contoh dan segala sesuatu yang membawa kepada

menyangkut sifat manusia secara umum yang kebahagiaan dunia dan akhirat.

cenderung berbangga-banggaan dalam soal harta Menurut M. Quraish Shihab bahwa al-
kautsar (,i'.Sji ldi sini mencakup dua pengertian,
dan anak (pengikut). Hal ini bisa dilihat dari dialog yaitu segi kuantitas dan segi jenisnya. )ika
ditafsirkan dengan 'sungai di surga' maka
yang diceritakan di dalam QS. Al-Kahfi [18]: 34,
yang menjelaskan bahwa seorang Mukmin pandangan ini membatasi anugerah Allah pada

mengatakan kepada Mukmin lainnya -yang satu jenis saja, yang tidak sejalan dengan
kemurahan Ilahi. Oleh karena itu, makna al-
menganiaya, "saya memunyai harta yang lebih
kautsar ( ;'fJi ) yang lebih mengena adalah
banyak daripadamu dan pengikutku pun lebih
makna sebagaimana yang dipaparkan oleh Ibnu
kuat".
Abbas dan Al-Maraghi di atas, yang tidak
Kata al-kautsar ( ;'r{Ji ) ya^B disebut dalam
QS. Al-Kautsar [108]: 1, seakar kata dengan membatasi satu jenis saja, tetapi mencakup
dari katsrah (i5 1 aan
( ;(; w)a. zKaantafainui'adlaia(mYbijl berbagai bentuk anugerah Allah yang diberikan
), huruf waw adalah kepadaNabi Muhammad saw.; dan pendapat ini
ikul
juga tidak bertentangan dengan pendapat yang
tambahan, artinya 'kebaikan yang banyak',
misalnya rajulun kautsarun (;'f yt = seorang lain. ,.. Hanun Asrohah *

laki-laki yang banyak berbuat kebaikan/der-

mawan). Pendapat yang populer menafsirkan TAKBnIR (.ioto'z'. )

bahwa al-kautsar (;'fJ1) adalah 'sungai di

surga'. Penafsiran ini merujuk kepada sebuah Kata t akbir merupakan bentuk m ashdar (infinitif )

hadits dari Anas bin Malik yang menceritakan, dari kata kabbara - yukabbiru - takbiran
(\'# -'F3" -'F ).Bentuk jamakkataituadalah
bahwa "Suatu ketika para sahabat Nabi duduk
takbirdt ( -,t';S: ). Di dalam Al-Qur'an, katatakbir
bersama Nabi, tiba-tiba beliau tersenyum.
dan yang seasal dengan kata itu disebut 161 kali.
Kemudian mereka bertanya tentang sebab

senyum itu. Nabi saw. menjawab bahwa beliau fKata itu berpangkal pada kata kabura ( )yan1

baru saja mendapat wahyu, kemudian berarti 'besar, agun& dan bertambah'.

membacakan QS. Al-Kautsar. Lalu beliau Menurut Al-Ashfahan i, kala al-kabir w a ash-

bertanya kepada sahabat-sahabatnya'Tahukah #tshaghir ( t;33r = besar dan kecil) merupakan
bagian dari kata-kata mutadhiyifah (saling
kalian apa al-kautsar ( 7'tAi ) itu?'. Para sahabat
menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih tahu'. bergantung; pengertian yang satu tidak bisa

Nabi menjelaskan, 'ia adalah sungai di surga, dipahami, kecuali dengan memahami pengertian

yang dianugerahkan Tuhanku kepadaku. Di sana yang lain). Sama halnya dengan kata "banyak"

terdapat kebajikan yang banyak'". (HR. Ahmad

l(ir jiirii Kirsak;lt,r --- - g&L)

I lri'l,ir

dan "sedikit". Kata-kata seperti ini biasa petunjuk kepada pengakuan kemahabesaran

digunakan untuk menunjuk wujud fisik atau Allah. Memerhatikan alam dapat juga membawa

bilangan. kepada pengakuan kecilnya segala yang ada,
dibanding dengan keagungan AIlah sebagai
Secara terminologis, kata takbir berarti Pencipta (QS. Al-Ghasyiyah l88l:77-22, QS. Al-
'bentuk pengagungan atau kebesaran sesuatu Baqarah l2l:76a, dan lain-lain).
dari yang lain, baik secara ucapan maupun
perilaku sehingga yang lain menjadi kecil dan Muhammad Ali Ash-Shabuni dalam buku-
nya Shafwatut-Tafdsir menafsirkan QS. Al-
bisa tidak berarti sama sekali kalau dibanding- Muddatstsir 17 4l: 1,-5, dengan mengatakan bah-
kan dengan yang diagungkan itu'. Pengagungan wa Nabi Muhammad saw. sebagai penyampai
risalah @A'i), sebelum berdakwah terlebih
terhadap benda tertentu, mengakibatkan benda dahulu diperintahkan bertakbir kepada Allah

yang lain menjadi kecil dan tidak berarti. untuk memperteguh iman, agar beliau -kata

Mengagungkan seorang raja membawa dampak Sayyid Quthub menambahkan- tidak gentar
menghadapi cobaan sebab selain Allah, adalah
pengecilan kepada selain raja tersebut.
Oleh karena ltu,katatakfrr dalam AlQur'an {Jkecil. Sebelumkatafakabbir ( ) dalam QS. Al-

ditujukan semata-mata kepada Allah swt. Muddatstsir di atas, dijumpai kalimat qum fa
Dengan mengagungkan zat dan sifat Allah di andzir ('t*L e ). Ini, kata Abdullah Yusuf Ali,
dimaksudkan sebagai tahap kontemplasi diri
dalam ucapan (pengakuan) ataupun perilaku
membawa pengaruh kepada kekecilan dan (stage of personal contemplation) untuk memasuki
ketidakberartian semua makhluk. |ika terjadi
sebaliknya, dalam arti ada yang agung selain babak baru, yakni bertablig. Ath-Thabathabai
Allah, akan membawa kepada perbuatan syirik
lebih cenderung mengartikan kalimat fa kabbir
(QS. An-NisA' lal:36, QS. Al-Baqarah [2]: 22, dan
lain-lain). Ibnu Manzhur berpendapat bahwa t,;Kl ini sebagai isyarat untuk shalat, kendati
konotasi kala takbir lebih mengarah pada sifat
tidak ada kaitannya dengan sebab turun ayat
Allah. Karena itu, kebesaran atau keagungan perintah shalat sebab ayat berikutnya yang

Allah tidak terpengaruh oleh kezaliman hamba- berisi suruhan kepada kebersihan diartikannya
Nya, sebagaimana juga tidak akan bertambah sebagai kebersihan pakaian sebelum shalat.
agung karena ketaatan hamba-Nya. Peng- Kendati demikian, Ath-Thabathabai, sebagai-
agungan atau sebaliknya yang dilakukan oleh mana juga Ash-Shabuni dan Al-Maraghi, juga
manusia hanya akan berpengaruh terhadap
pelakunya sendiri (QS. Fushshilat [41]: 46 dan mengartikannya secara metaforis sebagai
QS. Al-]Atsiyah [45]: 15). Bagi yang merasa
dirinya agun& berarti ia mendustakan ayat-ayat kebersihan jiwa dari maksiat dan dosa. Tindakan
Allah (QS. Al-An'Am [5]: 93) dan digolongkan
sebagai makhluk yang sombong (istikbdr) sama untuk bertakbir sebelum berbuat atau bertablig
dengan iblis (QS. Al-fAtsiyah [tl5]: 31 dan lain-
lain). ada kaitannya dengan ayat yang mengatakan

Pengakuan atas kemahabesaran AIlah kutukan bes ar (kaburamaqtan[t1;1 ';{ l)bagiyang
melalui ucapan dan perilaku bisa dibuktikan
melalui shalat yang dilakukan sehari-hari dan berbicara atau mengajak, tetapi tidak me-
bisa juga dengan memperhatikan alam sebagai
lakukannya (QS. Ash-Sh a6f [61]: 2-3).
ciptaan-Nya, serta memanfaatkannya untuk hal- Pengakuan akan keagungan atau kemaha-

hal yang berguna. Melalui shalat misalnya, besaran Allah sesuai dengan kamampuan,

ffpengucapan kalimat Alldhu akbar ( 'nr ) saat haruslah berkadar maksimal atau sepenuh hati.

pembukaan dan pertukaran rukun memberi QS. Al-IsrA' l17l:111. berbunyi wakabbirhu takbirk

l'nk t'F': ). Ayat ini berarti 'dan bertakbirlah

kamu sepenuh hati', di dalam arti tidak lagi

mempersekutukan Allah, baik terang-terangan

maupun sembunyi-sembunyi. Ayat ini, kata Ibnu

Katsir, oleh Rasulullah dinamakan dengan 6yat

Ersrxr.opL..nr,r Ar Qr;n,rN

'[ a li] I it !:l

al-'izz ( ="f.Jt ''4-i ayat kemuliaan) sebab kan- seakar dengannya lebih banyak dipakai oleh Al-

dungannya berisikan makna yang paling dalam Qur'an.

di bidang keimanan dan ketakwaan kepada Kata tal6 digunakan untuk membaca

Allah. Di dalam ayat lain dikemukakan oleh Allah sesuatu yang agun& suci, dan datang dari Allah,
bahwa keagungan-Nya bukan saja dirasakan serta tidak digunakan untuk membaca hasil
oleh manusia tetapi juga meliputi alam semesta.
karya manusia atau fenomena alam. Ayat-ayat
Karena itu, tidak pantas manusia mempermain- yang menggunakan kata tal6 dan kata yang
kan tanda-tanda kebesaran Allah tersebut (QS. seakar dengannya cukup memberi informasi
bahwayang dibaca itu ialah ayat-ayat Allah (QS.
Al-|Atsiyah [45]: 35-37). ssYaswirman *
Ah'Imran [3]:58), Al-Kitab, Al-Qur'an (QS. Al-
TALA($) Baqarah l2l:121),Taurat (QS. Ali'ImrAn [3]: 193),
dan lain-lain yang bersumber dari Allah seperti
Kata tal6 ( >t ) berasal dari tulA - y atlfi - tuluww an kisah Ibrahim (QS. Asy-Syu'arA' 126l:69), dan
kisah Nuh (QS. Y0nus [10]: 71). Kekecualian
( fli -'$ - X ), berarti'mengikuti','meninggal- terdapat pada QS. Al-Baqarah [2]: 102. Pada
surah ini objek tald bukan sesuatu yang agung
kan', 'menelantarkan'. Katatal6 ( yti ) juga dapat atau yang bersumber dari Allah, tetapi kitab-

diartikan sebagai 'membaca kitab suci yang kitab sihir. Kitab ini dibacakan oleh setan di masa
kerajaan Sulaiman. Akan tetapi, menurut se-
datang dari Allah swt.' Kata tah dmr kata yang bagian ahli tafsir, penggunaan kata tersebut di
dalam konteks ini tidak menyalahi kaidah yang
seakar dengan kata itu disebut 62kali di dalam
diterangkan di atas. Kata tal6 digunakan untuk
Al-Qur'an, di antaranya pada QS. Al-Baqarah membaca kitab-kitab sihir karena setan atau
[2]:702,113, 129, dan 151, QS. Al-AnfAl [8]: 2,
serta QS. Ah'Imran [3]: 108. yang dibacakan kepadanya menganggap kitab
itu adalah kitab yang agung lagi suci.
Kala tal6 ( )t ) pada mulanya berarti
'mengikuti', 'mengiringi' (ittaba'a ttjtt ). f"- Pada umumnya kata tulA digunakeur dalam

mudian, arti kata itu berkembang menjadi arti 'membaca' dan objek yang dibaca ke-
banyakannya adalah ayat-ayat Allah, kecuali
beraneka ragarn seperti'mengikuti','membaca',
ungkapan Al-Qur'an pada QS. Asy-Syams [91]:
'memindahkan','meninggalkan','menceritakan', 2, y angberbicara tentang bulan yang mengiringi

dan sebagainya. Arti-arti yang beraneka ragarn matahari dan pada QS. H0d [71]: 1.7, yang
berbicara tentang Al-Qur'an yang diiringi
itu dapat dikembalikan kepada arti asalnya.
dengan seorang saksi (Mahammad).
Orang yang menceritakan sebuah peristiwa
Kata lain yang mengandung arti'membaca'
disebut tAn ( JS ) karena ia menyampaikannya
secara bertahap, dari awal sampai akhir pe- yang terdapat dalam Al-Qur'an adalah iqra' 1lit 1

ristiwa. Dinamakan juga "yang membaca ilyang berasal dauri qara'a ( ) dengan makna asal

sebuah karangan" karena ia membacanya dari 'menghimpun', kemudian berkembang menjadi

satu kalimat ke kalimat berikutnya. berbagai macuun arti, di antaranya'membaca',

Dalam Al-Qur'an kata tersebut hanya 'mendalami','menyampaikan', dan sebagainya.

digunakan untuk dua pengertian. Pertama, Sama halnya dengan kata tal6 yang objek-

untuk arti 'mengiringi' seperti pada QS. Asy- nya adalah bacaan yang bersumber dari Tuhan,
tli ;Si'tSyams [91]: 2, w al - q am ar i i dz 6 t al dhd (
r\1' misalnya pada QS. Al-IsrA' l17l: 45, objek qara'a
1i;'S aisamping itu juga mencakup bacaan yang
= dan demi bulan apabila mengiringinya). tidakbersumber dari Allah (QS. Al-IsrA' l17l14).
Dengan demikian, terdapat perbedaan pe-
Maksudnya bulan purnama yang menerangi

malam itu sejak terbenam mata hari sampai
terbit fajar. Cahaya bulan purnama itu me-
ngiringi cahaya matahari yang terang di siang

hari. Kedu+ untuk arti'membaca' seperti pada

QS. Al-An'Am [6]: 151 dan QS. Y0nus [10]: 16.
Untuk arti terakhir inilah kata tal6 dan kata yang

K;rjiarr Kosll<iitd

'l'aIt1alir 'l iirttatsil

ngertian di antara membaca yang terkandung melemparkan tongkatnya, atas perintah Tuhan,
dan tiba-tiba tongkat tersebut berubah menjadi
dalam kata tal6 dan qara'a. Kata tal6 objeknya ular yang menyambar dan memakan tali-tali
hanya bersifat suci dan benar, yaitu bacaan yang dan tongkat-tongkat tukang sihir tersebut yang
bersumber dari Allah, sementara qara'a juga
mencakup bacaan yangbersumber dari manusia. kelihatan seperti ular. Setelah itu ular jelmaan
tongkat Nabi Musa tersebut kembali menjadi
,c Afraniati Affan ce tongkat seperti sediakala. Itu merupakan salah
satu mukjizat yang dianugerahkan Allah swt.
TALQAFU t'riiJ^, I kepada Nabi Musa als. * Muhammad wardah Aqil ee

Kala talqafu < -a: I adalah bentuk fi'it mudhiri' rAMArsiL ( JrF I
untuk orang kedua dari laqifa - yalqafu - laqfanl
Kala tamfrtiil adalah kata benda yang berbentuk
laqafdnan GuarGii - '**. - 4).Arti dasar-
plural dari kata timtsal ( JL3. ), berakar dari
nya adalah 'mengambil' atau 'menyambut apa huruf-huruf mim, tsd, danlim, menunjukkan arti

yang diarahkan kepada kita dengan cepat', baik munazharatusy-syai'i tisy-syai' ( |?- io'^:t ';'pC:

melalui mulut atau pun melalui tangan yang keserupaan sesuatu dengan sesuatu). Dari makna

biasa disebut dengan'menyambar'. Dari makna itu berkembang menjadi, antara lain, 'meng-

itu, kemudian berkembang kepada beberapa arti Mendekatkan diri dengan perantara patung yang disembah

sesuai dengan konteksnya. Orang yang lincah adalah perilaku keliru yang diluruskan oleh Al-Qur'an

dan cekatan, begitu pula orang yang cepat

memahami sesuatu pembicaraan disebut rajulun

laqifun (4 d"atpr'a,t ). Mengambil sesuatu dan

menelannya dikat akan laqiftuh ('^j't) ).
Di dalam Al-Qur'an, talqafu ('-* ) tersebut

tiga kali, yaitu pada QS. al-A'rAf l7l: 1,17; QS.

Thaha {201: 69; dan QS. asy-Syu'arA' 126l: 45.
Ada perbedaan bacaan menyangkut kata

talqafu ( lrit ) pada ketiga ayat tersebut di atas.

Hafsh dari Ashim membacanya dengan talqafu

(|b* ), yaitu fi't mudhdri' dari laqifa ( 4 ).
Sedangkan, yan9 lainnya membacanya -
mudhiri' dari
tatalaqqafu ( -'^G ) sebagai fi'l
tataqqafa - y ('-k- -'-* ). Ibnu Katsir
atalaqqafu

juga memba ca denganfathah p adahuruf I am-ny a

dmr ber-tasyfrd pada hwuf qilf nya sebagu fi'l

mudhdri' dari talaqqafa ( -1k) yaitu tatalaqqafu
( ,-13G ); namun, ta'-nya yang pertama dia lebur

ke dalam ta'-nya yang kedu4 sehingga menjadi

talaqqafu ( ,-tr* ).

Kata talaqqrf" (;k ) pada ketiga ayat

tersebut mengandung arti 'menyambar' dan

'menelan'. Ayat-ayat tersebut semuanya ber-

bicara mengenai kisah pertarungan antara Nabi

Musa dengan para tukang sihir Firaun. Setelah

tukang sihir-tukang sihir itu melemparkan tali-

tali dan tongkat-tongkat mereka, sehingga

kelihatan seperti ular, maka Nabi Musa pun

ExsrxL opi,r;t,r At. Qun'.rx

Iirrrr;i1 sr.l 'i';utxr\,,'irzit

gambarkan' atau'menjelaskan', karena sesuatu meninggal, mereka membangun masjid di atas
yang digambarkan atau dijelaskan berusaha kuburnya dan menghiasi masjid itu dengan
gambar-gambar. Namun, setelah Islam datanp
untuk menyerupai apa yang disampaikan;
'mewakili', karena yang mewakili menjadikan gambar dan semacamnya tidak dibenarkan lagi.
dirinya serupa dengan yang diwakili; 'pe-
Di dalam QS. Al-Anbiyd' l21l:52, kata
rumpamaan', karena yang demikian menyeru-
tamdtsil disebutkan berkaitan dengan Nabi
pakan sesuatu dengan yang lain, biasanya
digunakan untuk menjelasakan sesuatu agar Ibrahim as. yanB memrotes kaumnya -ter-
mudah dimengerti; 'permadani', karena yang
masuk bapaknya- yang menyembah patung.
demikian biasanya terdapat gambar-gambar Dari protesnya itu terungkap bahwa penyem-
yang menyerupai alam;'kejadian yang menjadi bahan patung adalah warisan dari nenek
moyang mereka. Tradisi kental semac;un itulah
pelajaran/i'tibar', karena yang demikian dimak-
yang dibebankan kepada Nabi Ibrahim as., untuk
sudkan agar orang yang datang kemudian tidak
melakukan perbuatan yang serupa sehingga mengubahnya menjadi tradisi tauhid dan
berakibat buruk bagi dirinya; 'patron', karena
yang demikian menyerupai aslinya; dan'wakil', menganut agama hanif. * Muhammadiyah Amin t*
karena ia dianggap sama dengan kaum yang
TAMAYYAZA ('# )
diwakilinya.
Penggunaan kata tam1tfil dan pecahannya Tamayyaza adalahf il mAdhi (kata kerja lampau)
yang berasal dari akar kata yang tersusun dari
dalam Al-Qur'an terulang 169 kali dan tamdtsil huruf mim, y6', dan zai. Makna dasarnya me-
misahan dua hal atau lebih yang agak serupa',
sendiri hanya terulang dua kali, yakni dalam QS. demikian Ibrahim Al-Anbari, Ibnu Faris, dan Al-
Ashfahani. Akar kata tersebut mengalami
Al-AnbiyA' l21l: 52 dan QS. SabA' [34]: 13. perkembangan makna sesuai dengan kon-
teksnya, antara lain 'menjauh dari yang lain'
Menurut Al-Himsi, tamdtfil adalah segala bentuk
patung yang terbuat dari semua jenis bahan karena terpisah;'membuat kelompok tersendiri'
yang dapat diolah. Menurut Al-Qurthubi, segala
karena memisahkan diri dari yang lain, seperti
bentuk benda yang diserupakan dengan makh-
dalam hadits Nabi: "lk tahliku ummati batti yakdtna
luk (hewan dan lainnya) yang terbuat dari
bainahumut tamdyulu wat tamdyuz"
bahan tembaga, kuningan, marmer, pualam, ( i.c8t::iat'& 5r<;.?,if3.!ij ) = Umatku
batu, kaca dan tanah. Adapun yang dimaksud
tamdtsil dalam Al-Qur'an adalah segala bentuk tidak akan binasa kecuali bila masing-masing
patung baik yang disembah oleh orang-orang
musyrik (QS. Al-AnbiyA' l27l:52) maupun yang memunyai keinginan tersendiri dan membuat
sengaja dibuat dengan tujuan sebagai asesoris kelompok tersendiri);'menyingkirkan' karena
terpisah dari yang lairy seperti di dalam hadits
bangunan (QS. SabA' [3a]:13).
Al-Qurthubi dalam mengomentari ayat L3 Nabi: " man mAza adzfrn fal hasffiatu bi 'asyi nntsdlihfr"

QS. SabA' [34) tersebut mengatakan bahwa pada l$ti y,,*".:JG ,s1;i'rrr. = Barangsiapa yang
masa Nabi Sulaiman, gambar dan semacamnya
masih diperbolehkan, terbukti dengan adanya menyingkirkan gangguan maka ia mendapatkan

sekelompok jin yang sengaja diperintahkan sepuluh pahala; 'berpindah-pindah dari satu
tempat ke tempat yang lain' karena selalu
membuat patung untuk memperindah istana
memisahkan diri, seperti kalau dikatakan "mkza
Nabi Sulaiman dan juga adanya gambar-gambar
rajulun" ( y; ;U,= orang itu berpindah-pindah);
yang sengaja ditempelkan pada dinding tempat
ibadah. Hal ini senada dengan hadits Nabi saw. 'istimewa' karena berbeda dan seakan terpisah
yang mengatakan bahwa pada umat-umat
terdahulu, apabila orang-orang suci mereka dari yang lain.
Katatamayyaza dan pecahannya dalam Al-

Qur'an terulang empat kali dan tamayyaza sendiri
disebutkan sekali, yaitu dalam bentuk kata kerja

Karjiarr I(osakata t)84

[;rr rlrrrl

sekarang " y at amay y azu " ('*J- = terpecah-pecah), yumayyiza berarti memisahkan banyak hal.
Perubahan kata semacam ini juga digunakan
terdapat di dalam QS. Al-Mulk [67):8. Pecahan untuk kala "faraqa" (',5'; = memisahkan/mem-

lainnya adalah "yamiza" ('H- = memisahkan) bedakan dua hal) dan "farraqa" ( ,t';= memisah-

terdapat di dalam QS. Ati'ImrAn l3l:179 dan Al- kan/ membedakan banyak hal). Namun, antara
AnfAl [8]: 37, dan "imtdzfi" (t')')tit = terpisahlah
kata "mdza" (:v) = bentuk lampau dariyamizu)
kalian!) dinyatakan di dalam QS. YAsin [36]: 59. dengan faraqa serta "mayyaza" ( f = bentuk

Penggunaan katayatamayyaza dalam QS. Al- lampau yumayyizu) dengan farraqa memunyai
kandungan makna yang berbeda. Kala mhza
Mulk [67]: 8 berkaitan dengan neraka yang menekankan adanya pemisahan dua hal atau
diibaratkan oleh Allah sebagai suatu yang lebih yang memunyai kemiripan untuk me-

hampir saja pecah-pecah lantaran marah ngetahui yang baik dan buruk (nilai), sedangkan

terhadap orang-orang kafir yang masuk di kata faraqa dan pecahannya lebih menekankan
pemisahan dua hal atau lebih karena adanya
dalamnya. perbedhan tanpa terkait dengan nilai. Karena

Pecahan lainnya yang juga berkaitan itulah, anakyang sudah dapat memisahkan atau
dengan penghuni neraka, "imtizit" (t')')V\ =
membedakan antara yang baik dan buruk
terpisahlah kalian!) terdapat di dalam QS. YAsin disebut sebagai mumayyiz dan orang yang

[36]: 59. Pada ayat tersebut dinyatakan bahwa memunyai nilai (akademis) yang terbaik disebut
orang-orang berdosa pada Hari Kiamat dipe-
sebagai mumthz
rintahkan untuk memisahkan diri atau terpisah
Kata yamizalyumayyiza di dalam QS. Ah
dari orang-orang yang beriman. Pada ayat 'ImrAn l3l: 179 digunakan berkaitan dengan
orang yang beriman. Di dalam ayat itu Allah
sebelumnya, Allah menyebutkan bahwa pada
hendak memisahkan orang-orang yang beriman
hari itu tidak seorang pun yang akan dizalimi.
dari orang-orang yang munafik. Di dalam ayat
Prinsip keadilan inilah yang memisahkan orang-
itu, secara metaforis, orang-orang yang beriman
orang kafir dari orang-orang yang beriman
diibaratkan sebagai "athlhayyib" (4)t = yang
karena perbuatan yang telah mereka lakukan.
baik) dan orang munafik sebagai "al-khabits"
Qatadah menafsirkan imtdzfi di dalam ayat itu
( 4lr = yang jelek, buruk). Penggunakan kata
dengan perintah kepada orang-orang kafir agar
itu sangat tepat karena pada lahirnya orang
menjauhi segala hal-hal yang baik di akhirat. beriman dan orang munafik sama, sehingga

Berbeda halnya dengan Adh-Dhahhak, ia me- sangat sulit untuk dibedakan. Karena itu, untuk

nafsirkan ayat tersebut dengan orang-orang membedakannya dapat dilihat dari prilaku

yang berdosa ketika itu terpisah-pisah. Ada masing-masing dalam kehidupan sehari-hari.

kelompok Yahudi, Nashara Majusi, Shabi'i, dan :: Arifuddin Ahmad :c

ada pula kelompok penyembah berhala. Setiap

kelompok memunyai pintu masing-masing dan

tidak ada kelompok lain yang bisa masuk ke
ruangan kelompok lain. Ada juga yang ber-

pendapat bahwa ayat itu menerangkan tentang TAMHID ( {# )

terpisahnya orang-orang Islam dari orang-

orang berdosa, kecuali mereka yang mem- Kata tamhid ( ":# ) adalah bentuk mashdar dari
kata
perturutkan hawa nafsunya. mahhada - yumahhidu - tamhid| ('4- -'tit
,ry
" Yamiza " ('fi:- ) y ang terdapat dalam QS. Ali #). Kata mahhada ( ) terambil dari kata

'ImrAn l3l:179 dan QS. Al-AnfAl l8):37 dapat mahada - yamhadu - mahdan ( t"i; - W-- 4),
('*pula dibaca " yumayyiza" 6yang berakar dari huruf mim ( ), h6' ( "G ), dan
) karena keduanya
dill ( J\t ). Kata mahada ( .ri; ) mengandung makna
memunyai makna memisahkan. Namun, kedua-
'sawwd' (,s? = meratakan) dan'sahhala' ('e- =
nya memunyai sisi perbedaan.Yamiza lebih
memudahkan). Dari makna ini berkembang
berarti memisahkan dua hal, sedangkan

9tJ5 ___ Erstxt,oprnt^r At Qt :n'.,r,--

'l irrniricl 'l'irttill laztt

meniadi, antara larn 'inbasatha' ( v" 3t = menS- Dari sini dipahami bahwa kata tamlfid diartikan
sebagai'berkembang' atau'perkembangan'
hamparkan atau membentangkan) karena yang karena rasa bangga dengan harta yang ber-
limpah dan dengan hadirnya anak-anak di
demikian itu membuat rata permukaannya hadapan mata serta melihat perkembangan

sehingga mudah dilewati;' sawwdhu wa ashlahahfi' mereka menurut bakat masing-masing adalah
kekayaan yang utama dalam kehidupan ma-
(',rJ*b ir;- = mengatur, menyusun, dan mem- nusia. Hal ini ditegaskan di dalam QS. Al-Kahfi

perbaikinya) karena ia dapat memudahkan pe- [18]: 46. Dengan demikian, Al-Walid telah
makaiannya;'al-mihdd' ( rk.J[ = temPat tidur)
karena terbentang rata sehingga mudah dan mencapai kedua kebanggaan atau persiapan
hidup itu, yakni harta berkembang dan anak-
nyaman untuk tempat tidur; 'mahduth-thifli'
anak pun berkembang.
(.P\ W = tempat tidur bayi; ayunan bayi)
M. Quraish Shihab, di dalam Tafsir Al-
karena yang demikian memudahkan tidur bagi
Amanalt daurr Tafsir Al-Qur' m Al-Karim menjelaskan
bayi; dan 'al-muqaddimah' ( a.*i( = pendahuluan)
karena bersifat pengenalan dan persiapan bahwa kata tamhid ( {# ) dalam ayat tersebut

sehingga memudahkan pengenalan lebih lanjut merupakan suatu ungkapan yang berarti 'ke-
lapangan dalam harta-benda dan ketinggian
tentang isi atau hakikatnya. dalam kedudukan'. Dengan kata lain, bila ayat
yang dikaji ini ingin dipahami secara bebas maka
Katatamhid( {# ) ditemukan hanya sekali
ia dapat diartikan sebagai 'segala macam
dalam Al-Qur'an, yakni pada QS. Al-
kemudahan yang diperoleh dalam kehidupan
Muddatstsir 17 4l: 1,4, Wa-mahhadtu lahu tamhidh ini'. Ayat tersebut menggambarkan, bahwa Al-
Walid di samping memiliki hartayang demikian
( ri *J 'X L-+*; = Dan Ku-lapangkan baginya berlimpah serta putra-putra yang banyak lagi
menonjol dalam masyarakatnya, ia juga telah
[rezeki dan kekuasaan] dengan selapang-lapang- dianugerahi oleh Allah dengan kemudahan-

nya). Al-Maraghi mengemukakan bahwa ayat kemudahan sehingga ia benar-benar dapat
ini bermakna Aku (Allah) lapangkan baginya
menikmati kehidupan dunia ini.
kepemimpinan dan kehormatan besar'. Tamhidd Dari keterangan di atas, dapat ditegaskan

1 t{4J ) menurut orang-orang Arab adalah bahwayang dimaksud dengan kata f amlfid( -t=4X )
'melapangkan' ; misalny a, mahhadash-shabiyy a adalah'mempersiapkan','memudahkan', dan

(',#t'+= diamelapangkan rezekibagi si anak). atau 'melapangkan'. Di dalam QS. Al-

|adi, penafsiran ayat ini adalah bahwa Allah Muddatstsir l74l:14 di atas-yang merupakan
lapangkan baginya rezeki dan Allah luaskan satu-satunya ayat yang menggunakan kata
kehormatannya. Seharusnya dia bersyukur tamhidd- mengandung makna'kelapangan di
kepada Allah atas nikmat yang diberikan
dalam harta benda dan ketinggian kedudukan
kepadanya, tetapi dia sangat ingkar kepada Allah serta berbagai macam kemudahan yang di-
peroleh dalam kehidupan ini', khususnya yang
lalu berpaling dari dakwah dan sombong;
diterima oleh Al-Walid bin Al-Mughirah.
bahkan, dia membalas nikmat dengan kekafiran,
E Muhammadiyah Amin *
serta membalas karunia dengan keingkaran dan
TANABAZU ttsi.u$ I
kedurhakaan. Kata t an 6b azt ( | ):;$ ) adalahf i' il mu dhdr i' ( verb a

Konteks pembicaraan dari kata tamhid masa kini/mendatang) untuk orang kedua jamak.
( -,;:"" 1 di sini ditujukan kepada Al-Walid bin Al-
Mughirah. Menurut Hamka sesudah harta Al- Terambil dari akar kata yang terdiri atas tiga

Walid/melimpah serta berkembang dan sesudah

putra-putra yang disaksikan mengalami per-
tumbuhan dan perkembangannya di hadapan

mata maka Al-Walid pun disegani orang,

dihormati, dan menjadi orang yang terkemuka.

Orang tidak berani memutuskan suatu hal kalau

tidak meminta buah pikirannya terlebih dahulu.

Kajian Kosakata 986

'l-artirilr'rrt

huruf, yaittnitn- bd - zai. Akar kata itu, menurut para mufasir, dikecualikan dalam hal ini, nama
Ibnu Manzhur, menunjuk pada makna pem- yang sudah populer dipakai untuk orang itu
berian laqab (juhtkan) yang tidak baik. |uga sebagai ciri khas baginya dan tidak ada maksud
untuk menghinanya, seperti gelar si bongkok
dipakai untuk mencela dalam hal keturunan dan atau si pincang kepadaorangyangbongkok dan
pincang. * Muhammad Wardah Aqil:e
bentuk fisik seperti memberi gelar kepada orang
TANHITON ( o/75 I
dengan'pendek' atau'anak Yahudi'.
Dalam Al-Qur'an, tanhbazfi (tsii.g ) hanya Katatanhitirn ( t:t:'r3 ) adalah benn;Ixf il mudhhri'

tersebut sekali, yaitu dalam QS. Al-HujurAt (49): (verba masa kini/mendatang) untuk orang kedua
11. Kata tersebut didahului oleh Li an-ndhiyah
( aat3)t \=l6pelarang), dan diiringi olehkataalqhb jamak yang berasal dari akar kata naht (.:i ).
( ."ujf = julukan-julukan). Selengkapnya dikata-
Makna kalanaht yang terangkai dari huruf nfin,
kan M tandbazi bil alqhb ( ,-,.ij'Vg irSts Se =
janganlah kalian saling memanggil dengan hd' darr fd'ini berkisar antara memahat, mengukir,
julukan-julukan yang buruk). Seruan itu
meraut, dan semacamnya. Tabiat atau
merupakan salah satu petunjuk kepada orang-
pembawaan disebut an-nabitah (a+.fi ) karena
orang beriman di dalam berhubungan antara sifat tersebut telah melekat dalam diri manusia

satu dengan lainnya di dalam rangka bagaikan ukiran dan pahatan.

menghindari kemungkinan terjadinya #Dalam AlQu r'an, tanhitfin ( i ) terdapat

ketidaksenangan antara satu dengan lainnya pada dua tempat, yaitu di dalam QS. Al-A'rAf

yang dapat membawa kepada perpecahan dan [7]:74; Asy-Syu'arA' 126l: 1.49; dan Ash-Sh6ffdt

perceraian. l37l: 95. Sedang yanhitiln ( J'H ), verba yang

Menurut Ibnu Abbas,yffiBdikutip oleh Al- sama tetapi untuk orang ketiga jamak, hanya

Qurthubi, yang dimaksud memanggil dengan tersebut sekali, yaitu pada QS. Al-Hjir [15]: 82.
julukan yangburuk adalah memanggil seseorang Kedua bentuk tersebut menunjuk pada arti
dengan julukan yang menunjuk pada dosa yang
sudah ditinggalkan oleh orang tersebut. Al- memaltat atau m en gukir ( b atu ).
Hasan dan Mujahid juga mengatakan, bahwa
yang dimaksud memanggil dengan julukanyang Penggunaan kata tanhitfin ( O;tX ) yang
tidak baik di situ, adalah memanggil seorang
Muslim dengan kafir, Yahudi, Nasrani, dan fasik terdapat pada QS. Al-A'rAf l7l:74 dan QS. asy-
sedangkan Az-Zajjaj mengatakan, bahwa
termasuk di dalamnya semua laqab yang tidak Syu' ard', 126l: 1.49 serta kata yanhitfin ( J'4 )
yang terdapat pada QS. Al-IIjir [15]: 82
disukai oleh orang yang bersangkutan. Orang
Mukmin wajib memanggil saudaranya dengan berkaitan dengan salah satu nikmat yang
n.una yang paling baik. Menurut hadis riwayat
Ahmad Ibnu Hambal dari Iubairah bin Adh- diberikan oleh Allah swt. kepada kaum Tsamud,
Dhahhak, ayat itu turun berkenaan dengan Bani
Salamah. Ia berkata, "Dulu kami semua memiliki yaitu keahlian membuat rumah yang kokoh

dua atau tiga nama. Ketika Rasulullah datang dari gunung-gunung batu dengan memahat dan

beliau memanggil salah seorang dari kami mengukirnya. Tempat yang pernah mereka
dengan salah satu nama yang tidak kami sukai.
Hal tersebut kami sampaikan kepada beliau. bangun (di Hijr) pernah dilewati oleh Nabi
Tidak lama kemudian, turunlah ayat yang
dalam perjalanan bersama sahabatnya ke
melarang memberikan nama kepada seseorErng
Tabuk. Kala itu, Nabi saw. mangingatkan ke-
dengan nama yang tidak disenangi ini." Menurut
datangan azab Allah yang pernah menimpa

mereka atas kedurhakaannya dengan bersabda

kepada sahabatnya:

il 'ot) 'r|t: rfi;: 'tt ;"'at iit -'i rfi; I
'd"Gti i v'#'0i"4 rir- r;4

0fr tadkhultt buyfital-qafimil-mu' adzdzabina itl6 an
takdtnfi bdkina fa'in lam tabkfifatabdkau khasyyata an

Exsr riL.opcora Al,Q un'.rru

l ltt1.'1 ', I,rr1rr,,

irffid mashdar darikataittaql-yattaqi ( W. - g\ ) yang

I.H';ffi;# I,I berarti 'menjaga diri dari segala yang mem-

y usnb akum m 6 ashfib ahum ) bahayakan'. Sementara pakar berpendapat
"langanlahkalian memasuki rumah atau tempat kaum
y ang pernah diazab kecuali kalian menangis dan kalau bahwa kata ini lebih tepat diterjemahkan dengan

ada yang sulit menangis maka hendaknya yang lain 'berjaga-jaga atau melindungi diri dari sesuatu'.

m embu atny a men an gis kar en a say a l&mo at ir knl i an akmt Kata takwa dengan pengertian ini dipergunakan
ditimpa musibah y ang sama dengan musibah y ang telah
menimp a mer eka. " (H R. Ahm ad) di dalam Al-Qur'an, misalnya pada QS. Al-

Dalam hadits lain yang juga diriwayatkan Mu'min [40]: a5 dan QS. Ath-Th0r {521:27.Kata
oleh Ahmad dari fabir disebutkan, bahwa ketika
melewati tempat itu Nabi juga bersabda kepada ini berasal dari kata waqfr - yaqi - wiqdyah
sahabatnya, "]anganlah kalian meminta tanda (t-6: -,t" -;ti ), yang berarti 'menjaga diri',
keku as aan Allah (mu' j iz at) seb agaim an a mereka
meminta agar dikeluarkan unta dari batu lalu 'menghindari', dan 'menjauhi', yaitu menjaga
mereka tetap tidak percaya setelah permintaan
mereka dikabulkan sehingga mereka dibina- sesuatu dari segala yang dapat menyakiti dan
sakan".
mencelakakan. Penggunaan bentuk kata kerja
Kemudian penggunaan kata tanhitttna
waqd ( ;'1) dapat dilihat antara lain dalam QS.
( t# ) yang terdapat pada QS. Ash-ShAffAt Al-Ins6n 176l:77, QS. Ad-DukhAn [ ]: 56, dan

l37l:95 menunjuk pada perkataan Nabi Ibrahim QS. Ath-Th0r [52] : 28. Penggunaan bentuk itt aq d
as. kepada kaumnya yang marah karena Nabi 1,r;i1) dapat dilihat, antara lain, dalam QS. Al-
Ibrahim telah menghancurkan patung-patung
berhala yang mereka sembah. Ketika ditanya A'rdf 17] 95. Kata taqwi ( dy 1 irya sinonim
oleh mereka "Siapa yang berbuat begini ter- dengan kala khauf ( u'f ) dan khasyyah ('^;:^, )

hadap Tuhan-Tuhan kami?" Nabi Ibrahim yang berarti'takut'. Bahkan, kata ini memunyai
berkata, 'Apakah kamu menyembah patung-
patung yang kalian pahat sendiri?" Hal itu pengertian yang hampir sama dengan kata taat.
sebagai celaan terhadap mereka sekaligus
mengajaknya berpikir secara sehat. Kata taqw 6 yang dihubungkan dengan kata th6' ah

* Muhammad Wardah Aqil e: ( zoG ) dan khasyy ah ( r?., ) digunakan Al-Qur'an
di dalam QS. An-N0r l24l:52.
TAQWA ( AF )
Secara terminologi sy ar' i (agama) kata taqwd
Secara etimologi kata ini merupakan bentuk
mengandung pengertian 'menjaga diri dari

segala perbuatan dosa dengan meninggalkan

segala yang dilarang Allah swt. dan melaksana-

kan segala yang diperintahkan-Nya'.
Dalam Al-Qur'an kata ini disebut 258 kali

dalam berbagai bentuk dan dalam konteks yang

bermacam-macam. Kata taqwd yang dinyatakan

dalam bentuk kata kerja lampau (fi'il mddhi)
ditemukan sebanyak 27 kali, yaitu dengan
bentuk ittuq| (,ri! ) sebanfak 7 kali, antara lain,

dalam QS. Al-Baqarah [2]: 189; dalam bentuk

ittaqau (t'it-) sebanyak 19 kali, seperti dalam QS.

Al-Ma'idah [5]:93; dan dalam bentuk ittaqaitunna

( l#y) hanya satu kali, ditemukan di dalam QS.

Al-AhzAb [33]: 32. Dalam bentuk-bentuk seperti

di atas, kata taqwd pada umumnya memberi

gambaran mengenai keadaan dan sifat-sifat serta

ganj aran bagi orang-orang bertak w a. Kata t aqw 6

yang diungkapkan dalam bentuk kata kerjayang

menunjukkan masa sekarang (fi'I mudhdri')

l(a.jiarr I(osakata ____ {)fi$.

I r'1".t

ditemukan sebanyak 54 kali. Dalam bentuk ini, mashdar, ditemukan dalam Al-Qur'an sebanyak

AI-Qur'an menggunakan kata itu untuk: (1) 19 kali. Diungkapkan dalam bentuk tuqih (;w )

menerangkan berbagai ganjaran, kemenangan, sebanyak 2 kali dan dalam bentuk taqwd ( 6tf )

dan pahala yang diberikan kepada orang yang sebanyak 17 kali. Dalam bentuk ini kata taqwh
pada umumnya digunakan Al-Qur'an untuk: (1)
bertakwa, seperti di dalam QS. Ath-ThalAq [65]:
5; (2) menerangkan keadaan atau sifat-sifat yang menggambarkan bahwa suatu pekerjaan yang

harus dimiliki oleh seseorang sehingga ia dilakukan harus didasarkan atas ketakwaan
kepada Allah swt., seperti dalam QS. Al-Hajj
diharapkan dapat mencapai tingkat takwa, yang l22l:37; dan (2) menggambarkan bahwa takwa
merupakan modal utama dan terbaik untuk
diungkapkan bentuk la'allakum tattaqAn
menuju kehidupan akhirat.
($tfi'& = semoga Engkau bertakwa), seperti Takwa kepada Allah merupakan sesuatu

dalam QS. Al-Baqarah [2]: 183; dan (3) me- yang harus dilaksanakan. Takwa kepada Allah,

nerangkan anciunan dan peringatan bagi orang- menurut Muhammad Abduh, adalah meng-
hindari siksaan Allah dengan jalan meng-
orang yang tidak bertakwa, seperti dalam QS. hindarkan diri dari segala yang dilarang-Nya
Al-Mu'min0nl23l:32. serta mengerjakan segala yang diperintahkan-
Nya. Hal ini, lanjutnya, hanya dapat terlaksana
Kata taqwd yang dinyatakan dalam kalimat melalui rasa takut dari siksaan yang menimpa
perintah ditemukan sebanyak 86 kali, 78 kali di dan rasa takut kepada yang menjatuhkan
antaranya mengenai perintah untuk bertakwa
siksaan, yaitu Allah. Rasa takut itu pada
yang ditujukan kepada manusia secara umum.
mulanya timbul dari keyakinan tentang adanya
Objek takwa dalam ayat-ayat yang menyatakan siksaan. Perintah dan larangan Allah dapat
perintah takwa tersebut bervariasi, yaitu: (1)
dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu (1)
Allah sebagai objek ditemukan sebanyak 56 kali,
perintah dan larangan yang berkaitan dengan
misalnya pada QS. Al-Baqarah [2]: 231dan QS. alam raya yang disebut hukum-hukum alam,

Asy-Syu'arA' 126l: 13"1.; (2) Neraka sebagai seperti dinyatakan di dalam QS. Fushshilat [41]:
objeknya dijumpai sebanyak 2 kali, yaitu pada 11, misalnya, api membakar atau bulan berputar
QS. Al-Baqarah [2]: 24 dan QS. Ali'ImrAn [3]:
131; (3) Fitnah/siksaan sebagai objek takwa mengelilingi bumi; dan (2) perintah dan larangan
didapati satu kali, yaitu pada QS. Al-AnfAl [8]:
yang berkaitan dengan pelaksanaan ajaran
25; $) Objeknya berupa kata-kata rabbakum ag;una yang ditujukan kepada manusia, seperti
( 6-t), alladzikhataqakum$e iejr ), dan kata-
perintah melakukan shalat yang dinyatakan di
kata lain yang semakna berulang sebanyak 15 dalam QS. Al-IsrA' [-1.7]:78. Kumpulan dari
kali, misalnya di dalam QS. Al-Hayj [22]:1.
perintah dan larangan ini dinamakan hukum-
Dari 86 ayat yang menyatakan perintah hukum syariat. Sanksi pelanggaran terhadap
bertakwa pada umumnya (sebanyak 82 kali) hukum-hukum alam akan diperoleh di dunia,
objeknya adalah Allah, dan hanya 4 kali yang
objeknya bukan Allah melainkan neraka, Hari sedangkan sanksi pelanggaran terhadap hukum-

Kemudian, dan siksaan. Dengan demikian, dapat hukum syariat akan diperoleh di akhirat. Dengan

disimpulkan bahwa ayat-ayat yang berbicara demikian, ketakwaan memunyai dua sisi, yaitu
mengenai takwa dalam Al-Qur'an pada dasar-
nya yang dimaksudkan adalah ketakwaan sisi duniawi dan sisi ukhrawi. Sisi duniawi, yaitu
kepada Allah swt. Perintah itu pada dasarnya memperhatikan dan menyesuaikan diri dengan
menunjukkan bahwa orang-orang yang akan
terhindar dari api neraka dan siksaan Hari hukum-hukum alam, sedangkan sisi ukhrawi,
Kemudian nanti adalah orang-orang yang yakni memperhatikan dan melaksanakan hu-
bertakwa kepada Allah swt. kum-hukum syariat.

Kata taqwi yang dinyatakan dalam bentuk Takwa dalam arti melaksanakan perintah

"['arpvir ['asbih

Allah dan meniauhi larangan-Nya hanya dapat suatu kepribadian yang benar-benar utuh dan

terwujud oleh dorongan harapan memperoleh integral, sebagaimana dinyatakan dalam QS. Al-

kenikmatan surgawi serta rasa takut terjerumus [IujurAt [a9]: 13. Penggunaan kata atqhkum

ke dalam neraka. Karenanya, sebagian ulama (€di ) dalam ayat ini sekaligus menunjukkan

menggambarkan takwa sebagai gabungan di bahwa taqwd memunyai tingkatan-tingkatan.

antara harapan dan rasa takut. Perbedaan tingkatan tersebut sangat ditentukan

Ketakwaan yang dinyatakan di dalam oleh kualitas keimanan dan ketaatan seseorang

bentuk amal perbuatan jasmaniah yang dapat dalam melaksanakan perintah dan meninggal-
kan larangan Allah swt.
disaksikan secara lahiriah merupakan perwuju-
Orang-orang yang bertakwa diberi ber-
dan keimanan seseor:rng kepada Allah svvt. Iman bagai kelebihan oleh Allah swt., tidak hanya

yang terdapat di dalam dada diwujudkan dalam ketika mereka di akhirat nanti, tetapi juga ketika

bentuk amal perbuatan jasmaniah. Oleh sebab mereka berada di dunia ini. Beberapa kelebihan

itu, kata taqwi di dalam Al-Qur'an sering mereka disebutkan di dalam Al-Qur'an, antara
lain: (1) dibukakan jalan keluar pada setiap
dihubungkan dengan kataimdn (,rW;t), seperti
kesulitan yang dihadapinya (QS. Ath-ThalAq
di dalam QS. Al-Baqarah [2]: 103, QS. Al-A'rAf
165l:2); (2) dimudahkan segala urusannya (QS.
[7):96, QS. Ali'ImrAn l3l 179, QS. Al-AnfAl [8]: Ath-ThalAq [65]: 4); (3) dilimpahkan kepadanya

29, dmr QS. Muhammad l47l: 36. berkah dari langit dan bumi, misalnya di-
nyatakan dalam QS. Al-A'rdf l7l: 96; @) di-
Al-Qur'an menyebut orang yang bertakwa
anugerahi furqdn ( of! ) yakni petunjuk untuk
&,dengan al-muttaqi ( ), jamaknya al-muttaqin
('o;*3), yang berarti 'orang yang bertakwa'. membedakan yang hak dan yang batil (QS. Al-

Kata itu disebut Al-Qur'an sebanyak 50 kali, AnfAl [8]: 29; dan (5) diampuni segala kesalahan-
nya dan dihapus segala dosanya (QS. Al-Hadid
digunakan Al-Qur'an untuk (1) menggambarkan
l57l:28 dan QS. Al-AnfAl [8]: 29). $ Hasan Zaini te
bahwa orang-orang yang bertakwa dicintai oleh

Allah swt. dan di akhirat nanti akan diberi

pahala dan tempat yang paling baik, yaitu surg4 rAsBirr { g;# I

seperti yang diungkapkan di dalam QS. Ali Kata tasbih ( Cf ) adalah bentuk mashdar dari
- Fsabbaha - yusabbiht - tasffihnn ( rA)J -'C, ),
'ImrAn l3l:76, QS. Adz-DzAriyAt [51]: L5, dan QS.
Ad-Dukh6n l44l: 51.; (2) menggambarkan bahwa
orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang

yang mendapat kemenangan, seperti diungkap- yang berasal dari kata sabh( C? ). Menurut Ibnu

kan QS. An-Naba' l78l:3'1.; (3) menggambarkan Faris, asal makna kata sabh ada dua. Pertama,
bahwa Allah merupakan pelindung (wali) bagi
sejenis ibadah. Kedua sejenis perjalanan cepat.

orang-orang yang bertakwa, seperti diung- Pengertian kata tasbih ( Cf ) berasal dari

kapkan dalam QS. Al-JAtsiyah [45]: 19; dan (4) pengertian pertama, yaitu menyucikan Allah
menggambarkan bahwa beberapa kisah yang
swt. dari segala keburukan (t anzihulldhi min kulli

terjadi merupakan peringatan dan teladan bagi s(;it-(ir5) -beFrar,tti $t t; ), sedangkan kata tanzih
( +;+ = menjauhkan). ]adi,
orang-orang yang bertakwa, seperti yang tab'id

diungkapkan dalam QS. Al-Anbiyd' (211:48 dan Allah jauh dari setiap yang jelek. Sementara itu,
QS. Al-HAqqah [69]:48.
kalasubbuh(C'*) adalah sifat bagi Allah, yang
Al-Qur'an tidak menjelaskan secara rinci
berarti Allah Maha Suci dari segala sesuatu yang

siapa yang dimaksudkan dengan istilah itu. Al- tidak pantas bagi-Nya'.

Qur'an hanya menyebutkan beberapa cirinya, Ar-Raghib Al-Ashfahani mengartikan kata
antara lain dalam QS. Al-Baqarah (21: 2-5.
as-sabh( C#l ) sebagai'berlari cepat di dalam air
Selanjutnya dijelaskan dalam QS. Ah'ImrAn [3]: (berenang) atau di udara (terbang)'. Kata itu

132-135. Ciri-ciri orang bertakwa menunjukkan dapat dipergunakan untuk perjalanan bintang

Kajian Kosal<ata 990

'Iastrit-i 'f asbib

di langit, atau lari kuda yang cepat, atau gunakan lafal, yaitu suara yang diperuntukkan

kecepatan beramal. Dinamakan tasbih karcna bagi suatu pengertian. Dengan cara itu ia

segera pergi untuk beramal dalam rangka menunjukkan apa yang ada dalam hatinya.
menyembah Allah. Kata ini berlaku untuk
Sering pula orang menggunakan isyarat tangan,
melakukan kebaikan atau menjauhi kejahatan.
kepala dan lainnya untuk menyatakan maksud-
Lebih lanjut Al-Ashf ahani menambahkNr, t asbih
nya. Demikian juga halnya perbuatan yang
bisa dalam wujud perkataan, perbuatan ataupun
menggunakan tulisan atau membuat tanda-
niat. Pengertian tasbih terakhir itu mengacu
tanda. Yangbenar, demikian Husain menambah-
kepada pengertian isthilkhi yang sudah ber-
kan, tasbih semua makhluk itu adalah ucapan
kembang sampai sekarang.
fuqrqi; narnun, tidak mesti dengan lafal tertentu
Kata tasbih di dalam bentuk mashdar hanya
dan suara yang dibunyrkan. Ditambahkannya;
disebutkan dua kali di dalam Al-Qur'an, yaitu
di dalam QS. Al-Isril [17]: M dan QS. An-N0r namun, dikenal di kalangan Syi'ah dan Ahli
l2\: aL Di dalam benfikfi'l midli disebut empat
kali, yaitu di dalamQS. Al-Hadid [57]:1, QS. Al- Sunnah, semua yang ada ini ber-tasAi& kepada
Ilasyr l59l: '1., QS. Ash-Shaff [61]: 1, QS. As-
Allah.
Sajadah [32]: 15. Di dalam bentuk fi'l mudhfrri'
Al-Qurthubi mengemukakan dalam taf-
disebut 20 kali, antara lain di dalam QS. Al-
sirnya, terdapat perbedaan pendapat dalam
Baqarah [2]:30, QS. Ar-Ra'd [13]:13, QS. Al-IsrA'
l17l: M(duakali), QS. Al-AnbiyA' l2ll:20 dan79, memahami keumuman ayat ini, apakah di-
QS. An-N0r [24]:35 dan 4]., dan lainJain. Di
dalam bentukf '/ amr disebut 18 kali. Antara lain takhshish atau tidak. Satu golongan ulama

di dalam QS. Ah'ImrAn t3l:4 QS. Al-Hijr [15]: berpendapat, tidak di-t akhslish dan tetap berlaku
98, QS. Maryam l19l:1'1., QS. Thfia [20]: 130 (dua
umum, yaitu semua makhluk ciptaan Tuhan
kali), QS. Al-Furq6n [25]:58, QS. Al-AhzAb [33]:
42, dan lain-lain. Dalam bentuk Subhina, baik di- mengakui bahwa Allah 'Azza wa lalla adalah
Maha Pencipta dan Maha Kuasa. TasAih di sini
idlafah-kan atau tidak, disebut 41 kali, antara lain
d:merupakan tasbibud-dalillah (,t\'nt ), bukan
dalam QS. Y0suf [12]: 108, QS. Al-IsrA' $71:1,93,
tasbibut-haqiqah ('^;;;J d ); narnun, kita tidak
dan 108, QS. Al-AnbiyA' [21]: 22, QS. Al-
Mu'min0n l23l:91, QS. An-Naml{271:8, QS. Al- dapat mendengar dan memahami tasbihmereka.
Qashash l28l: 68, dan lainlain. Dalam bentuk
Ada lagi yang berpendapat, meskipun kata asy-
musabbihin, musabbi6n disebut dua kali, yaitu
syai' ("rr!r) di dalam ayat ini bersifat umum;
dalam QS. Ash-Sh aff?t l37l: 1,43 dan 1,66.
namun, maksudnya adalah khusus, yaitu ter-
Firman Allah dalam QS. Al-IsrA' l17l: M
tentu pada makhluk hidup dan manusia, tidak
menjelaskan bahwa langit yang tujuh, bumi dan
mencakup benda-benda mati. Ini dikuatkan
segala yang ada dalamnya ber-tasbih kepada
dengan adanya ucapan'Ikrimah bahwa pohon
Allah, meskipun kita tidak mengetahui tasbih
kayu ber-fasAib, sedangkeur benda mati tidak.
mereka. Muhammad Husain Ath-Thabathabai
Sayyid Quthub di dalam tafsirnya lebih
mengemukakan dalam tafsirnya, tasbih di sini menekankan hikmah yang bisa diambil oleh

maksudnya adalah tanzihun qauliy ( er \it = manusia daritasbihyang dilakukan oleh burung

mensucikan Allah melalui ucapan). Hakikat kalkrn dan makhluk-makhluk lainnya yang ada di

(ryf ) adalah mengungkapkan apa yang ter- langit dan di bumi. Bila makhluk lain tersebut

dapat dalam hati dengan bermacam-macam selalu ber-tasbih kepada Allah maka manusia

isyarat. Tatkala manusia tidak mendapatkan apa lebih pantas lagi untuk melakukannya dan tidak

yang ditujunya melalui isyarat maka ia meng- sewajarnya mereka lalai.

Kata tasbih yang ada di dalam Al-Qur'an

ternyata objeknya selalu nama Allah, artinya

mereka ber-tasbih memuji Allah, sedangkan

subjek atau yang melakukannya bukan hanya

manusia, tetapi juga makhluk lain, seperti

Exstnlopr,ots At. Qtrn'nN


Click to View FlipBook Version