The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

SMP Nasional KPS adalah salah satu sekolah swasta di Balikpapan yang letaknya sangat strategis di Jalan Sport No.1 Balikpapan, Kalimantan Timur yang berakreditasi A dengan nilai 98. Sekolah ini memiliki 12 rombongan belajar (rombel) yang terdiri dari 4 rombel untuk kelas 7, 8, dan 9 dengan jumlah peserta didik 298. Sistem penerimaan peserta didik baru berdasarkan hasil wawancara dan kesiapan peserta didik belajar di SMP Nasional KPS bukan berdasarkan nilai akademik. Kurikulum yang dikembangkan adalah Kurikulum 2013 dengan sistem pembelajarn yang berpusat kepada siswa yang memperhatikan bakat, minat, dan kemampuan siswa dalam pengembangan diri yag sesuai dengan visi sekolah.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Anazatul Naim, 2021-11-12 00:22:56

SMP NASIONAL KPS_BERKAS LOMBA SEKOLAH SIAGA KEPENDUDUKAN Tk. PARIPURNA

SMP Nasional KPS adalah salah satu sekolah swasta di Balikpapan yang letaknya sangat strategis di Jalan Sport No.1 Balikpapan, Kalimantan Timur yang berakreditasi A dengan nilai 98. Sekolah ini memiliki 12 rombongan belajar (rombel) yang terdiri dari 4 rombel untuk kelas 7, 8, dan 9 dengan jumlah peserta didik 298. Sistem penerimaan peserta didik baru berdasarkan hasil wawancara dan kesiapan peserta didik belajar di SMP Nasional KPS bukan berdasarkan nilai akademik. Kurikulum yang dikembangkan adalah Kurikulum 2013 dengan sistem pembelajarn yang berpusat kepada siswa yang memperhatikan bakat, minat, dan kemampuan siswa dalam pengembangan diri yag sesuai dengan visi sekolah.

1. Pelajaran Seni Budaya
Pada BAB 9 membuat poster







HASIL PENUGASAN SISWA
Beberapa hasil penugasan siswa

Hasil Penugasan siswa

Hasil Penugasan siswa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMP Nasional KPS Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IX / Ganjil Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (2 JP)
Materi Pokok : Teks Pidato

A. Kompetensi Dasar
3.4 Menelaah struktur dan ciri kebahasaan pidato persuasif tentang permasalahan aktual yang didengar dan
dibaca

4.4 Menuangkan gagasan, pikiran, arahan atau pesan dalam pidato (lingkungan hidup, kondisi sosial, dan/atau
keragaman budaya) secara lisan dan/atau tulis dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu:

Mengidentifikasi gagasan, pikiran, pandangan, dan arahan atau pesan dalam Teks Pidato Persuasif tentang

permasalahan aktual yang didengar atau dibaca.

C. Media Pembelajaran, Alat dan Sumber Belajar

Media : Aplikasi Ms. Teams, Power Point, Youtube, Lembar kerja di Google Classroom

Alat/Bahan : Laptop/Hp
Sumber Belajar : Internet, Buku Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII, Kemendikbud, Tahun 2016, Video

Pembelajaran Teks Pidato

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan ( 10 Menit )

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa
kehadiran
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik
dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan
menghubungkan dengan materi yang sedang dibahas hari ini.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi
Struktur Teks Pidato Persuasif.
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang
akan ditempuh.

Kegiatan Inti ( 60 Menit )

Kegiatan Peserta didik diberi motuvasi dan panduan untuk memusatkan perhatian cara
Literasi mengidentifikasi gagasan, pikiran, pandangan, dan arahan atau pesan dalam Teks Pidato
Persuasif yang disediakan guru.

Berpikir Kritis Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya cara mengidentifikasi yang
berkaitan dengan gagasan, pikiran, pandangan, dan arahan atau pesan dalam Teks Pidato
Persuasif, kemudian siswa menemukan dan mengklasifikasi informasi yang telah disajikan
melalui buku paket revisi 2018 Kemendikbud Hal 45-48

Kolaborasi Peserta didik berdiskusi secara kelompok mengumpulkan informasi dan saling bertukar
informasi sesuai dengan materi dengan temannya, mengenai gagasan, pikiran, pandangan,
Komunikasi dan arahan atau pesan dalam Teks Pidato Persuasif
Kreativitas Salah satu ketua atau anggota kelompok siswa mempresentasikan informasi yg terkumpul dari
hasil kerja kelompok secara bergantian
Peserta didik membuat video tentang hal-hal gagasan, pikiran, pandangan,dan arahan atau
pesan dalam Teks Pidato. Tema yang digunakan yang berkaitan dengan generasi muda dan
masalah terkait kependudukan. Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami.

Kegiatan Penutup ( 10 Menit )

 Peserta didik dengan bimbingan guru membuat kesimpulan pelajaran.tentang poin penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan. .

 Guru menyampaikan materi pembelajaran berikutnya.

 Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan do’a.

E. Penilaian Hasil Pembelajaran
 Penilaian Sikap berupa observasi kedisiplinan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dan
mengumpulkan tugas.

 Penilaian Pengetahuan berupa observasi saat diskusi tanya jawab materi.
 Penilaian Keterampilan berupa penilaian produk berupa teks deskripsi hasil karya peserta didik.

Mengetahui Balikpapan, Oktober 2021
Guru Mata Pelajaran

Hj. Ita Saripati, S.Pd.

HASIL TUGAS PELAJARAN BAHASA INDONESIA
MEMBUAT TEKS PIDATO

Siswa Bernama Karina Putri membacakan hasil teks pidato yang dibuat mengenai Kesehatan di masa
pendemi. Link youtube : https://www.youtube.com/watch?v=yVoc9r5f20s

Siswa Bernama Rania Shafira membacakan teks pidato persuasi mengenai bully. Link youtube :
https://www.youtube.com/watch?v=NWN_CLssicw

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Dwi Lasati, S.Pd.
SMP NASIONAL KPS BALIKPAPAN

Mata Pelajaran : Matematika Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit
Kelas/Semester : VIII / 2 Tahun Pelajaran : 2021/2022

KD :

3.10 Menganalisis data berdasarkan distribusi data, 4.10 Menyajikan dan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan distribusi data, nilai rata-rata,
nilai rata-rata, median, dan modus dari sebaran median, modus, dan sebaran data untuk
mengambil simpulan, membuat keputusan, dan
data untuk mengambil simpulan, membuat membuat prediksi

keputusan, dan membuat prediksi

Materi :
Statistika

I. TUJUAN PEMBELAJARAN:

Setelah mengikuti mempelajaran peserta didik mampu:

1.Menganalisis data dari didtribusi data yang diberikan

2 Menentukan nilai rata-rata, median, modus dari sebaran data

3.Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan rata-rata, median, modus dari sebaran data

II. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Kegiatan Pembelajaran ( Pertemuan ke 1 )

Metode : A. PENDAHULUAN ( Aktifitas Pendahuluan Kelas Daring )

- Daring SEMANGAT

- Model 6 S 1. Mengucapkan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran

- Tanya jawab melalui Google Meet yang dipimpin oleh guru /siswa
2. Memeriksa kehadiran siswa di Aktivitas Absensi Pertemuan Ke 1

Sumber Belajar : 3. Menyiapkan psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran

1 Buku Siswa K13 4. Mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan

Matematika Kelas materi selanjutnya

IX Penerbit 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kemdikbud 6. Memotivasi peserta dengan menyampaikan secara singkat manfaat

2 Buku Guru K13 mempelajari materi penyajian data statistika

Matematika Kelas B. KEGIATAN INTI

IX , Penerbit SAMPAIKAN

Kemdikbud 1. Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai,

3 Power point materi serta metode belajar yang akan ditempuh.

pembelajaran 2. Menyampaikam Materi secara runtut dan sistematis melalui Teams

Meeting atau Aktivitas Materi Pertemuan ke1

Media Pembelajaran : SEMAIKAN

1. Android Phone 1. Menanyakan kepada siswa tentang materi Statistika yaitu menyajikan data
2. Laptop statistika
SELARASKAN
3. Latihan soal 1. Memberikan contoh penyajian data statistika yaitu diagram garis, diagram

4. Kelas Daring batang dan diagram lingkaran . Data yang dibuat adalah data kelahiran dan
berbasis Web
Sekolah kematian penduduk di Kecamatan Balikpapan Utara.

SERAPKAN

1. Memberikan tugas latihan soal di google Classroom berkaitan konsep

penyajian data Statistika.
C. PENUTUP

SIMPLIFIKASI

1. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan

2. Memberikan tugas dan dikirim melalui google classroom
3. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan

berikutnya dan berpesan kepada peserta didik, agar memaksimalkan

ibadahnya dan menerapkan 4M ( Memakai masker, Mencuci Tangan,

Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan )
4. Pertemuan ditutup dengan Doa
1. Penilaian Sikap dengan : Ketepatan waktu absensi dan mengumpulkan tugas

2. Penilaian Pengetahuan : Test Online di Aktifitas Penilaian

3. Penilaian Keterampilan : Mengerjakan tugas latihan soal di google Classroom

diAktifitas Tugas Pertemuan ke 1

Mengetahui Guru Mata Pelajaran Matematika
Kepala SMP Nasional KPS

Hj. Ita Saripati, M.Pd. Dwi Lasati, S.Pd.

Identitas Siswa

Nama : Aisha Althafunnisa

Kelas : 8-4

No. Absen : 2

TUGAS MATEMATIKA (STATISTIKA)

(Buatlah diagram lingkaran dari data di bawah!)

DATA KELAS SISWA 81 YANG TELAH MELAKUKAN VAKSINASI COVID-19

Bulan Banyak Siswa

Agustus 9

September 10

Oktober 6

Total 25

JAWABAN
(Diagram Lingkaran)

BANYAK SISWA 81 YANG TELAH MELAKUKAN
VAKSINASI COVID-19

Agustus September Oktober

24%
36%

40%

Identitas Siswa

Nama : Obenk Restu Pribadi

Kelas : 8-4

No. Absen : 18

TUGAS MATEMATIKA (STATISTIKA) 700.000
680.000
(Buatlah diagram batang dari data di bawah!) 660.000
640.000
DATA JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BALIKPAPAN (2016-2020) 620.000
600.000
Tahun Jumlah Penduduk 580.000

2016 618.128

2017 633.196

2018 649.806

2019 667.188

2020 688.318

JAWABAN
(Diagram Lingkaran)

DATA JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BALIKPAPAN (2016-
2020)

2016 2017 2018 2019 2020

PENELITIAN BAWANG DAYAK ATAU BAWANG TIWAI
Link youtube : https://www.youtube.com/watch?v=B3ADHUGIoEg

Hasil survei ke masyarakat mengenai bawang dayak

LAPORAN HASIL PENELITIAN KOPSI

Strategi Gerakan Peduli Gizi sebagai Upaya Mencegah
Malagizi pada Keluarga

Tim Peneliti:
NIGELLA REANNA NOOR
CLARISSA EDELINE AVALOKITA
DEANDRA NIBRASHA AQILA

Bidang Lomba Penelitian:
IPS, SENI, dan HUMANIORA

SMP Nasional KPS Balikpapan

Jalan Sport No. 1 Kota Balikpapan
Kalimantan Timur
2021

YAYASAN SEKOLAH NASIONAL KONTRAKTOR PRODUCTION SHARING

SMP NASIONAL KPS

STATUS : “A” (UNGGUL)

Jl. Sport – Lapangan Merdeka Balikpapan Kota 76111 Kotak Pos 321 Telp./ Fax 421611

SURAT PERNYATAAN PESERTA

Kami yang bertanda tangan di bawah ini,

A. Guru Pembimbing atas nama;
Nama Lengkap : Anazatul Naim, S.Pd.
NIP : 163.01.19
NIK : 3505015812950002

B. Peserta Didik atas nama;

1. Nama Lengkap: Nigella Reanna Noor

NISN : 0071652019

Kelas : VIII

2. Nama Lengkap: Clarissa Edeline Avalokita

NISN : 0072633651

Kelas : VIII

3. Nama Lengkap: Deandra Nibrasha Aqila

NISN : 0089062211

Kelas : VII

Asal Sekolah : SMP Nasional KPS
NPSN : 30402898
Kabupaten/Kota : Balikpapan
Provinsi : Kalimantan Timur
Jenis lomba : Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia Jenjang SMP

Bidang Ilmu : Ilmu Pengetahuan Sosial, Kemanusiaan dan Seni.

Judul Penelitian : Strategi Gerakan Peduli Gizi sebagai Upaya Mencegah Malagizi pada
Keluarga

menyatakan secara sadar dan sungguh-sungguh atas hal-hal berikut:

1. Mengikuti lomba atas kemauan sendiri dan tanpa paksaan dari siapapun dan pihak
manapun serta telah mendapat persetujuan Orangtua/Wali.

2. Bersedia mengikuti lomba dengan jujur dan penuh tanggungjawab.
3. Mematuhi dan mengikuti protokol kesehatan Covid-19 selama mengikuti tes

sebagaimana diatur oleh panitia.

4. Bersedia dan patuh mengikuti segala peraturan yang telah ditentukan Panitia dan
mematuhi semua Keputusan Tim Juri atau Panitia. Apabila saya tidak mematuhi
segala ketentuan tersebut, saya dan orang tua/wali bersedia menerima
konsekwensinya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Apabila terjadi masalah teknis menyangkut komputer/smart phone, listrik, internet,
dan sarana lainnya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

6. Atas akibat dari poin tiga dan empat (3 & 4), saya tidak akan melakukan tuntutan
apapun kepada Panitia /Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

7. Tidak melakukan plagiat dalam penulisan hasil penelitian

Surat pernyataan/pakta integritas ini, saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada paksaan dari
pihak manapun, dan agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Balikpapan, 14 Juli 2021

Menyetujui,
Guru Pembimbing

Anazatul Naim, S.Pd.

Yang menyatakan

(Nigella Reanna Noor) (Clarissa Edeline Avalokita) (Deandra Nibrasha Aqila)

STRATEGI GERAKAN PEDULI GIZI SEBAGAI UPAYA
MENCEGAH MALAGIZI PADA KELUARGA

Nigella Reanna Noor, Clarissa Edeline Avalokita, Deandra Nibrasha Aqila
Jalan Sport No. 1 Kota Balikpapan, Kalimantan Timur
e-mail: [email protected]
SMP Nasional KPS Balikpapan

ABSTRAK

Malagizi adalah keadaan dimana seseorang mempunyai gizi yang buruk. Malagizi sudah menjadi
masalah sosial yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Tujuan penelitian ini adalah memberi
informasi kepada masyarakat, tentang malagizi serta mengemukakan strategi GELIGI (Gerakan
Peduli Gizi).
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pengolahan
data kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden yaitu
orangtua siswa SMP Nasional KPS Balikpapan. Analisis data meliputi menentukan persoalan yang
akan diteliti, melakukan kajian teori dan merumuskan hipotesis, menentukan subjek penelitian,
membuat dan menyebarkan angket kepada subjek penelitian, menganalisis hasil angket, dan
membuat kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden sudah mempunyai kepedulian terhadap isu
malagizi, dan sudah melakukan usaha-usaha yang benar untuk mencukupi gizi keluarganya. Namun
beberapa responden masih perlu meningkatkan kepedulian terhadap kecukupan gizi keluarga.

Kata kunci: malagizi, strategi GELIGI, kecukupan gizi, kepedulian keluarga.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecukupan gizi merupakan hal penting yang patut diperhatikan di dalam keluarga,
baik kecukupan gizi orang tua maupun anak. Namun, kasus malagizi di Indonesia sangat
sering terjadi. Masalah kekurangan gizi muncul akibat banyak faktor, seperti keadaan
ekonomi keluarga, pola asuh orang tua, pendidikan orang tua dan beberapa faktor lain
(Alamsyah, 2017). Terutama faktor ekonomi, keadaan ekonomi yang tidak mendukung
menyebabkan sulitnya keluarga untuk mengonsumsi makanan yang bergizi dan berkualitas.
Malagizi memberikan dampak yang sangat merugikan. Dari permasalahan tersebut penulis
ingin melakukan penelitian tentang malagizi serta mengemukakan strategi GELIGI (Gerakan
Peduli Gizi) sebagai upaya untuk mencegah dan mengurangi isu malagizi di lingkungan
keluarga.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas, yaitu:
a. Apa itu malagizi?
b. Mengapa malagizi bisa terjadi?
c. Apa saja faktor penyebab malagizi?
d. Apa saja dampak malagizi?
e. Bagaimana cara mencegah dan mengurangi malagizi dengan menerapkan strategi

GELIGI?

C. Tujuan

Dengan penelitian ini, penulis bertujuan memberi informasi kepada masyarakat,
tentang malagizi serta mengemukakan strategi GELIGI seperti yang disebutkan di latar
belakang penelitian. Mengapa penulis ingin memberikan informasi tentang malagizi? Bisa
disimpulkan bahwa malagizi mempunyai dampak yang berkepanjangan dan akan merugikan
diri sendiri ataupun keluarga. Karena itu, penulis berharap masyarakat dapat mengetahui
informasi tentang malagizi, agar masyarakat lebih mengerti tentang pentingnya kecukupan
gizi, dan juga untuk menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat untuk berupaya
mencegah dan mengurangi malagizi di lingkungan keluarga.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan bahwa:
1. Masyarakat lebih mengerti tentang bahayanya malagizi
2. Masyarakat lebih memperhatikan tentang pentingnya kecukupan gizi
3. Masyarakat lebih memperhatikan pola makan mereka
4. Menumbuhkan kesadaran pada masyarakat untuk mencegah dan mengurangi isu

malagizi dengan strategi GELIGI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Malagizi

Malagizi adalah penyakit yang disebabkan kekurangan gizi yang umumnya meliputi
beberapa macam zat gizi seperti protein, karbohidrat, dan vitamin (KBBI). Sementara
menurut WHO, malagizi merupakan kondisi medis yang disebabkan oleh asupan atau
pemberian nutrisi yang tidak benar maupun yang tidak mencukupi. Gizi buruk merupakan
masalah utama dalam bidang kesehatan, khususnya di berbagai negara berkembang (WHO,
2004). Penyakit malagizi tidak hanya dapat diderita oleh anak-anak, tetapi bisa juga diderita
oleh orang dewasa. Yang artinya, penyakit malagizi dapat diderita oleh semua orang.

B. Gejala Malagizi

Saat tubuh mengalami malagizi, akan timbul beberapa gejala umum. Menurut
Alodokter (2020), Beberapa gejala tersebut adalah:

1) Berat badan di bawah normal, yaitu Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari 18,5
kg/m2.

2) Lemas dan lesu.
3) Mudah merasa kedinginan.
4) Nafsu makan kurang.
5) Penyusutan otot dan lemak tubuh.
6) Perubahan sikap dan emosi, misalnya apatis, sering gelisah, mudah marah, sulit

berkonsentrasi atau sedih terus-menerus.
7) Kulit kering dan lebih pucat.
8) Sering sakit dan luka lebih lama sembuh.
9) Rambut rontok hingga botak, biasanya terjadi karena kekurangan protein, vitamin

B12, asam folat, dan zat besi.
10) Mati rasa atau kesemutan.
11) Diare kronis (diare yang berkepanjangan)
Selain gejala di atas, ada beberapa gejala malagizi protein yang timbul pada anak-anak,
yaitu:
a) Tumbuh kembang yang terlambat jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
b) Tidak aktif dan mudah lelah.
c) Rentan terkena penyakit, termasuk penyakit infeksi.
d) Ada dua jenis malagizi energi protein yang sering terjadi pada anak-anak, yaitu

kwashiorkor dan marasmus. Kwashiorkor adalah bentuk malagizi yang disebabkan
oleh kekurangan asupan gizi jangka panjang. Marasmus adalah bentuk malagizi
yang disebabkan oleh kekurangan asupan protein dan kalori. Sedangkan Marasmus-
Kwashiorkor adalah bentuk malagizi energi protein berat yang merupakan kombinasi
dari keduanya.
Gejala Marasmus adalah mengalami dehidrasi dan penyusutan usus. Sementara, salah satu
gejala Kwashiorkor adalah penumpukan cairan (edema) di bagian perut atau bagian tubuh
lain, seperti tangan dan kaki.
Bila tubuh mengalami malagizi yang berat, laju pernapasan dan denyut nadi dapat menjadi
lambat. Selain itu, dapat mengganggu fungsi organ tubuh, seperti jantung, ginjal, dan hati.

C. Faktor Penyebab Malagizi

Munculnya isu malagizi di lingkungan keluarga disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

a) Faktor Ekonomi
Menurut Arisman (2004) dalam Pamungkas (2015), malagizi disebabkan

beberapa faktor, yang pertama adalah faktor ekonomi. Keadaan ekonomi yang

kurang baik merupakan salah satu faktor yang dominan dialami oleh keluarga yang
mengalami masalah malagizi. Banyak orangtua yang merasa kesulitan dalam
mencukupi gizi anak karena keadaan ekonomi yang tidak memadai, kurang
mencukupinya penghasilan dan harga dari bahan makanan yang mahal. Pakar
kesehatan makanan terkemuka Dr. Francesco Branca (2019) berkata bahwa
makanan murah cenderung bukan makanan sehat, dan kita membutuhkan kebijakan
pemerintah yang membuat makanan sehat lebih terjangkau.

Kondisi pandemi Covid-19 mengakibatkan beberapa sektor ekonomi
mengalami penurunan baik di sektor produksi dan jasa, sehingga mengakibatkan
penurunan daya beli. Dampaknya dimulai misalnya dari ibu hamil yang tidak
mengonsumsi makanan dan nutrisi berupa protein, mineral, lemak, karbohidrat,
vitamin yang cukup dan baik sehingga menyebabkan malagizi terhadap anak yang
dilahirkan berpotensi menyebabkan pertumbuhan fisik kurang sempurna seperti
menjadi pendek, kurus (kurang karbohidrat dan lemak), kelemahan kemampuan otak
(protein dan vitamin yang kurang), dan kesehatan jasmani dan mentalnya kurang
baik.

b) Faktor Lingkungan
Menurut WHO dalam Politeknik Kesehatan Makassar (2016), kesehatan

lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin kesehatan manusia. Menurut Hendrik L. Blume
(1981) dalam Lutfiana (2013:24), derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh
empat faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan. Sanitasi yang kurang baik di
rumah dan lingkungan di sekitarnya dapat mempengaruhi kondisi kesehatan anggota
keluarga (Arisman, 2004).

Anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang tidak sehat seperti sanitasi yang
buruk, lingkungan yang kotor, pencemaran udara dan air akan semakin
memperburuk kondisi sehingga menyebabkan anak tersebut mudah sakit karena
daya tahan tubuhnya yang lemah. Lingkungan yang tidak sehat akan berpengaruh
pada kebersihan makanan dan ketersediaan air bersih yang akhirnya menyebabkan
timbulnya berbagai penyakit seperti cacingan yang ada di dalam tubuh manusia yang
akan mengambil sari-sari makanan sehingga manusia tersebut bisa kehilangan nafsu
makan, diare dan lain sebagainya yang bila tidak segera ditangani sari-sari makanan
yang ada akan terus diambil oleh cacing dan menyebabkan manusia kekurangan gizi.

c) Kurangnya Edukasi tentang Malagizi
Faktor berikutnya adalah hal yang sering disepelekan oleh masyarakat yaitu

malagizi yang disebabkan oleh ketidaktahuan atau kurangnya edukasi tentang
pentingnya kecukupan gizi. Orang tua seharusnya mempunyai pengetahuan yang
lebih tentang pentingnya asupan gizi yang cukup bagi anak. Rendahnya tingkat
pendidikan orang tua dapat menyebabkan gizi yang diterima oleh anak tidak
mencukupi. “Orang tua yang tidak tahu mengenai pentingnya asupan gizi bagi anak
akan cenderung untuk acuh dan menganggapnya tidak penting.” (Arisman, 2004).
Masyarakat sangat perlu memahami malagizi dan dampak-dampaknya. Semua
lapisan masyarakat dari orang tua sampai dengan anak-anak harus menyadari
bahwa memenuhi asupan gizi seperti protein, mineral, lemak, karbohidrat, vitamin
yang cukup itu penting. Dengan kesadaran ini maka masyarakat akan saling
mengingatkan sehingga malagizi dapat ditanggulangi. Pemberian edukasi dapat
dilakukan oleh tokoh masyarakat, tokoh adat dan juga tokoh agama yang menjadi
panutan di masyarakat tersebut.

D. Dampak Malagizi terhadap Individu

Malagizi mempunyai banyak dampak negatif terhadap individu yang mengidapnya.
Malagizi dapat mempengaruhi beberapa faktor yang dimiliki individu, antara lain:

a) Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,

ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu (Adriani, 2016). Agar suatu
individu dapat mengalami pertumbuhan fisik dengan baik, gizi yang berkualitas
sangatlah dibutuhkan. Maka dari itu, individu yang mengalami malagizi ada yang
bertubuh pendek dan kurus karena gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fisik
tidak mencukupi (Lestari, 2020). Kondisi ini bisa disebut dengan stunting.

Menurut World Health Organization (2015), Stunting adalah gangguan tumbuh
kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi
psikososial yang tidak memadai. Anak didiagnosa dengan stunting jika tinggi badan
menurut usia mereka lebih dari dua standar deviasi di bawah median Standar
Pertumbuhan Anak WHO.

Stunting menyebabkan perkembangan otak dan pertumbuhan fisik anak
terganggu. Anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan yang jauh lebih
pendek dari rata-rata tinggi badan anak-anak seusianya, berat badan rendah,
pertumbuhan gigi lambat, kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk, dan
lain-lain (Setiaputri, 2021).

Menurut Pranita (2021), jumlah kasus stunting di Indonesia cukup banyak,
bahkan Indonesia menempati urutan ke-4 di dunia terkait kasus stunting. Pada tahun
2019, jumlah kasus stunting di Indonesia mencapai 27,67%, angka ini lebih tinggi dari
angka toleransi maksimal stunting yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) yaitu kurang dari 20%.

Banyaknya jumlah kasus stunting di Indonesia, dan kekurangan gizi sebagai
penyebab utama stunting, merupakan beberapa faktor mengapa isu malagizi di
Indonesia perlu perhatian khusus dan segera ditangani.

b) Perkembangan Otak dan Pembelajaran
Perkembangan otak tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetik maupun

faktor dari individu itu sendiri, tetapi perkembangan otak juga dipengaruhi oleh faktor
eksternal salah satunya adalah gizi (Anhusadar, 2014). Kekurangan gizi dapat
mengganggu proses perkembangan otak individu, mengapa? Karena zat gizi yang
berkualitas sangat dibutuhkan untuk pembentukan sel otak terutama pada saat hamil
dan saat bayi. Kekurangan gizi pada masa pertumbuhan dapat mengakibatkan
jumlah sel otak kurang dari jumlah yang normal (Sari, 2010). Hal ini dapat
menyebabkan dampak yang berkepanjangan jika gizi seseorang yang mengalami
malagizi tidak lekas dipenuhi.

Seperti apa dampak berkepanjangannya? Karena gizi buruk menghambat
pertumbuhan sel otak yang dapat mengakibatkan kebodohan atau keterbelakangan,
orang yang kekurangan gizi akan memiliki kinerja yang buruk (Manurung, 2016).
Lebih rincinya, orang yang mengalami malagizi terkadang merasa kesulitan dalam
melakukan tugas dalam kesehariannya karena otaknya kurang mampu untuk fokus
dan berpikir keras.

Perkembangan otak yang terhambat akan mempengaruhi kecerdasan otak.
Orang yang mengalami malagizi dapat merasa kesulitan saat menerima pendidikan
dari sekolah maupun orang tua, karena tingkat kecerdasan otak mempunyai
pengaruh yang besar dalam proses pembelajaran yang dilakukan suatu orang.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar (Suardi, 2018:7). Kalimat sebelumnya
menjelaskan pengertian pembelajaran. Untuk melaksanakan pembelajaran, perlunya
proses interaksi. Hal tersebut membuktikan bahwa adanya faktor-faktor yang
diperlukan agar pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Salah satu faktor
tersebut adalah pada kecerdasan kognitif dan kecerdasan emosional peserta didik.

Menurut Said dan Affan (1990) dalam Marqiyah (2011), kecerdasan kognitif
mempunyai fungsi yaitu membantu individu dalam berpikir, mengingat, memahami,
dan sebagainya.

Lalu, kecerdasan emosional menurut Salovey dan Mayer (1990), dalam Thaib
(2013) adalah kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan orang untuk
mengendalikan emosi, pikiran, dan tindakannya.

Belajar merupakan kegiatan menyerap dan memahami informasi, yaitu
melibatkan berpikir, menganalisis, menalar, dan sebagainya, serta melibatkan emosi
agar dapat fokus dan berpikir tanpa merasa terganggu.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kekurangan gizi dapat
mengganggu perkembangan otak yang dapat memberi dampak berkepanjangan
yaitu terhadap kecerdasan otak, dimana kecerdasan otak dapat memengaruhi
aktivitas sehari-hari, seperti belajar, yang memerlukan beberapa faktor agar dapat
dilakukan secara efektif dan terorganisir, seperti kecerdasan kognitif dan kecerdasan
emosional.

c) Kesehatan Jasmani dan Mental
Kekurangan gizi juga dapat menyebabkan buruknya kebugaran jasmani dan

mental individu. Mengapa bisa begitu? Sebelum itu, penulis ingin menjelaskan
terlebih dahulu apa itu pengertian kebugaran jasmani dan kesehatan mental.

Menurut Corbin dan Masurier (2014) dalam Human Kinetics, Kebugaran
jasmani adalah kemampuan sistem tubuh untuk membantu individu dalam
melakukan aktivitas secara efisien, dan membuat tubuh individu menjadi sehat.
Sementara, kesehatan mental adalah keadaan dimana suatu individu menyadari dan
dapat memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya, tidak mudah kewalahan atau
merasa sangat tertekan saat menghadapi tekanan hidup, serta dapat bekerja secara
produktif dan mampu berkontribusi kepada lingkungannya (World Health
Organization, 2018).

Sebaliknya, kurangnya kebugaran jasmani akan menyebabkan orang merasa
kesulitan dan cepat kelelahan dalam melakukan aktivitas fisik di kesehariannya.
Serta, kesehatan mental yang kurang baik akan menyebabkan orang merasa stress
dan tidak tenang. Salah satu cara untuk memperoleh kesehatan jasmani dan mental,
diperlukan energi cukup yang berasal dari makanan. Menurut Ningsih, dkk (2016)
dalam Adi, dkk (2020), makanan merupakan sumber penghasil energi dan zat gizi
untuk bekerjanya proses metabolisme dalam tubuh. Maka jika suatu individu gizinya
tidak tercukupi, energi yang dihasilkan oleh tubuhnya juga tidak cukup untuk
melakukan kegiatan sehari-hari dan mengontrol emosi serta pikiran. Bahkan, hal ini
dapat kita rasakan sendiri, contohnya, kebanyakan orang saat baru bangun tidur di
pagi hari merasa lesu dan kurang semangat. Setelah mengonsumsi sarapan pagi,
orang itu akan merasa lebih bertenaga dari sebelumnya.

d) Imun Tubuh
Malagizi dapat mempengaruhi sistem imun tubuh individu, hal ini sangat perlu

diperhatikan terutama pada masa pandemi seperti sekarang. Sistem
imun adalah sistem daya tahan tubuh terhadap serangan substansi asing yang
masuk ke tubuh kita, yang berasal dari luar maupun dalam tubuh sendiri. Sistem
imun manusia terdiri dari sistem imun non-spesifik dan sistem imun spesifik (Farmasi
UGM, 2020). Sistem imun non-spesifik sudah berfungsi sejak lahir, sedangkan sistem
imun spesifik berkembang setelah individu melakukan kontak dengan lingkungan.
Gizi merupakan faktor penting dalam pembentukan imun tubuh, sehingga
kekurangan gizi dapat menyebabkan kurangnya kekebalan tubuh (Adib, 2015).
Terutama di masa pandemi ini, mengonsumsi makanan yang kaya vitamin, mineral,
dan protein sangatlah penting. Mengapa disebutkan 3 zat gizi tersebut? Karena
ketiganya memiliki fungsi yang penting untuk membangun imunitas tubuh. Menurut
Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB (2014), protein berfungsi untuk

pembentukan antibodi dan mengurangi resiko terkena penyakit. Mineral berfungsi
membantu pertumbuhan jaringan tubuh. Vitamin berfungsi mengatur berbagai proses
metabolisme tubuh dan mempengaruhi pertumbuhan serta pembentukan sel tubuh.

F. Cara Mencegah dan Mengurangi Malagizi dengan Strategi GELIGI

Dari poin-poin di atas, dapat diketahui bahwa malagizi mempunyai dampak yang
amat merugikan bagi diri sendiri, keluarga, dan kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu,
penulis ingin mengemukakan strategi untuk mencegah dan mengurangi isu malagizi di
lingkungan keluarga, yang disusun berdasarkan pendapat penulis dan data yang telah
dikumpulkan. Strategi itu disebut dengan strategi GELIGI (Gerakan Peduli Gizi). Strategi
GELIGI memberikan gagasan kepada keluarga tentang bagaimana cara anggota keluarga
dapat bekerja sama agar malagizi tidak memengaruhi kehidupan keluarga. Strategi GELIGI
juga memberi gagasan kepada pemerintah untuk ikutserta dalam mencegah dan
mengurangi isu malagizi di lingkungan masyarakat Indonesia. Sebelum itu, penulis akan
menjelaskan pengertian makanan bergizi agar masyarakat lebih mengerti tentang gagasan-
gagasan yang akan diajukan. Makanan bergizi adalah makanan yang memiliki kandungan
nutrisi yang penting untuk tubuh, seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin yang
takarannya sesuai dengan kebutuhan, dan juga tidak mengandung kalori yang berlebihan
(Redaksi Halodoc, 2021). Selanjutnya, berikut adalah perincian dari strategi GELIGI:

a) Strategi GELIGI untuk Keluarga
Berikut adalah kumpulan ide dan gagasan yang merupakan wujud dari

GELIGI di lingkungan keluarga:
1. Mengatur dan mengelola keuangan dalam keluarga dengan baik agar mampu

membeli dan mengonsumsi makanan yang bergizi dan berkualitas setiap harinya.
2. Seluruh anggota keluarga terutama orang tua mempelajari tentang pentingnya

kecukupan dan kualitas gizi.
3. Kurangi konsumsi makanan-makanan tidak sehat dan bergizi seperti jajan

bungkusan. Uang yang digunakan untuk membeli jajanan bisa dialihkan untuk
membeli makanan yang lebih bermanfaat.
4. Orang tua harus menerapkan pola asuh anak dengan benar. Salah satu bentuk
dari pola asuh yang baik dan benar adalah memperhatikan pola makan anak
untuk memastikan anak dapat tumbuh dengan sempurna dan terhindar dari
malagizi.
5. Keluarga dapat mengonsumsi suplemen vitamin sesuai kebutuhan masing-
masing. Menurut Makarim (2020), di masa pandemi ini kita dianjurkan untuk
mengonsumsi vitamin C yang cukup untuk menjaga sistem imun tubuh.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dengan menggunakan teknik pengolahan data kualitatif. Seperti yang dikatakan
oleh Punaji dalam Hayati (2021), bahwa penelitian deskriptif ialah metode penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan secara spesifik peristiwa sosial dan alam. Sedangkan menurut
Hidayat dalam Hayati (2021), penelitian deskriptif adalah sebuah metode penelitian dimana
data yang sudah terkumpul dianalisa secara luas dan mendalam. Dari kedua pendapat ahli
di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang
memaparkan hasil analisis secara detail dan spesifik berdasarkan data yang terkumpul.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengetahuan dan kepedulian subjek penelitian
yaitu orang tua siswa tentang kecukupan gizi dan malagizi, serta menganalisis upaya yang
dilakukan orang tua siswa untuk mencukupi gizi keluarga masing-masing.

B. Desain Penelitian

Untuk memperjelas langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan penelitian ini,
penulis membuat desain penelitian. Berikut adalah desain penelitian yang dilakukan penulis:

1. Menentukan persoalan yang akan diteliti
2. Melakukan kajian teori dan merumuskan hipotesis
3. Menentukan subjek penelitian
4. Membuat dan menyebarkan angket kepada subjek penelitian
5. Menganalisis hasil angket
6. Membuat kesimpulan

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan secara daring dengan menggunakan kuesioner Google
form. Penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan dalam jangka waktu sekitar dua bulan,
yaitu dari awal bulan Juli 2021 sampai dengan minggu ke-3 bulan Agustus 2021.

D. Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah orang tua siswa SMP Nasional KPS
Balikpapan yang telah mengisi angket penelitian, yaitu sebanyak 95 orang.

E. Cara Pengukuran Data

Berdasarkan kuesioner yang dibagikan, data diukur dengan cara menyimpulkan
jawaban mayoritas yang mendukung penelitian bahwa strategi GELIGI dapat mencegah
malagizi pada keluarga. Respon yang kurang mendukung penelitian juga ditelaah untuk
memperkuat hipotesis bahwa masih ada responden yang kurang peduli dengan isu malagizi.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian Strategi Gerakan Peduli Gizi sebagai Upaya Mencegah Malagizi
pada Keluarga, teknik pengolahan data yang digunakan adalah pengolahan data secara
kualitatif. Teknik pengolahan data kualitatif sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono dalam
Thabroni (2021) adalah teknik analisis berdasarkan data yang diperoleh, lalu dikembangkan
menjadi hipotesis, kemudian mengumpulkan data lagi secara berulang-ulang dengan tujuan
mencari apakah ada pembuktian untuk hipotesis tersebut. Jika hipotesis tersebut diterima,
maka hipotesis itu akan berkembang menjadi teori.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerimaan jawaban di kuesioner telah diakhiri pada tanggal 5 Agustus 2021. Sebelum
penulis membahas hasil kuesioner yang telah diperoleh, penulis akan menyertakan diagram
dari satu pertanyaan tertutup dari kuesioner:

Berdasarkan hasil diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa orang tua siswa
mengetahui apa itu makanan yang bergizi, serta memahami bahwa isu malagizi itu penting
untuk ditangani. Tetapi, pengetahuan orang tua siswa tentang makanan yang bergizi masih
perlu dipastikan. Maka dari itu, penulis menyajikan data berupa jawaban dari pertanyaan
dalam kuesioner, yaitu “Menurut Anda makanan yang bergizi itu seperti apa?”. Mayoritas
responden menjawab bahwa makanan bergizi adalah makanan yang mengandung nutrisi-
nutrisi yang dibutuhkan tubuh, yaitu protein, karbohidrat, mineral, dan vitamin. Banyak juga
responden yang menjawab pertanyaan tersebut dengan “Makanan yang memenuhi kriteria 4
Sehat 5 Sempurna”. Jawaban itu sudah benar, tetapi untuk memperjelas lagi, perlu diketahui
bahwa mengonsumsi hanya salah satu dari makanan yang termasuk 4 Sehat 5 Sempurna
dalam sehari itu tidak baik. Jenis makanan yang termasuk dalam kriteria 4 Sehat 5
Sempurna yaitu: makanan pokok, lauk pauk, sayur mayur, buah-buahan, dan susu. Jadi,
untuk menerapkan 4 Sehat 5 Sempurna, semua makanan tersebut perlu dikonsumsi setiap
hari dengan takaran sesuai kebutuhan masing-masing, agar nutrisi yang dibutuhkan tubuh
setiap harinya terpenuhi.

Kecukupan gizi merupakan salah satu hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam
kehidupan keluarga. Berikut adalah data tentang kepedulian orang tua siswa terhadap
kecukupan gizi:

Terlihat dari diagram di atas bahwa 93.7% dari 95 responden (89 orang), termasuk orang
yang menyadari bahwa mereka peduli dengan kecukupan gizi. Lalu, 6.3% dari 95 responden
(6 orang), termasuk orang yang kurang yakin tentang kepedulian mereka terhadap
kecukupan gizi, oleh karena itu, mereka menjawab “Mungkin”. Hal itu membuktikan salah
satu hipotesis penulis bahwa masih ada responden yang ragu-ragu dengan kepeduliannya
terhadap kecukupan gizi. Dapat disimpulkan bahwa 6 responden itu dalam kehidupan
sehari-harinya belum memperhatikan kecukupan gizi diri sendiri dan keluarga, sehingga
mereka tidak dapat memastikan apakah mereka memiliki kepedulian terhadap kecukupan
gizi atau tidak. Peristiwa ini menunjukkan bahwa walaupun jumlahnya sedikit, masih ada
orang yang belum peduli terhadap kecukupan gizi di keluarga.

Jumlah tersebut diperoleh dari lingkup yang kecil. Jika kuesioner dibuat untuk lingkup
yang jauh lebih besar, maka ada kemungkinan akan terlihat bahwa orang yang mengalami

situasi tersebut berjumlah lebih dari yang diperkirakan. Tentu, hasil kuesioner juga
dipengaruhi oleh latar belakang responden seperti pengetahuan dan pendapatan keluarga.

Untuk mengetahui bentuk kepedulian responden terhadap kecukupan gizi, maka
penulis menanyakan kepada responden tentang usaha yang mereka lakukan untuk
melengkapi gizi keluarga masing-masing. Usaha yang dilakukan responden untuk
melengkapi gizi keluarga berdasarkan jawaban mayoritas adalah menyediakan makanan
sehat, segar dan bergizi yang memenuhi kriteria 4 Sehat 5 Sempurna, melengkapi
kebutuhan sayur dan buah, dan menyediakan suplemen dan vitamin. Jawaban-jawaban
responden untuk pertanyaan tersebut telah membuktikan bahwa responden peduli dengan
kecukupan gizi keluarga, sehingga mereka melakukan berbagai usaha sebagai bentuk
kepedulian tersebut.

Untuk memperkuat bentuk kepedulian responden terhadap kecukupan gizi, penulis
menanyakan seberapa sering responden mengonsumsi sayur dan buah dalam seminggu.
Berikut adalah data yang telah diperoleh dari kuesioner:

Data di atas menunjukkan berapa kali responden mengonsumsi sayur dan buah dalam
seminggu. 3.2% (3 responden) menjawab 1-2 kali, 30.5% (29 responden) menjawab 3-5 kali,
43.2% (41 responden) menjawab 6-7 kali, dan 23.2% (22 responden) menjawab lebih dari 7
kali. Penulis akan membahas satu-persatu tentang jawaban-jawaban tersebut. Pertama,
mengonsumsi sayur dan buah hanya 1-2 kali dalam seminggu termasuk kategori kurang
baik, karena setiap harinya tubuh membutuhkan nutrisi dari sayur dan buah agar dapat
bekerja dengan baik. Kedua, mengonsumsi sayur dan buah 3-5 kali dalam seminggu
termasuk kategori cukup baik, tetapi mungkin bisa ditingkatkan lagi untuk melengkapi
kebutuhan sayur dan buah dengan sempurna. Ketiga, mengonsumsi sayur dan buah 6-7 kali
dalam seminggu termasuk kategori dianjurkan, tetapi perlu diketahui bahwa mengonsumsi
semua jenis makanan perlu dibagi rata dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, dalam jangka
waktu seminggu, seseorang mengonsumsi sayur dan buah 7 kali dalam sehari, lalu tidak
makan sayur dan buah sama sekali di 6 hari yang tersisa. Jadi, yang sebaiknya dilakukan
adalah membagi rata porsi sayur dan buah untuk seminggu agar kebutuhan sayur dan buah
dapat terpenuhi setiap harinya. Keempat, mengonsumsi sayur dan buah lebih dari 7 kali
dalam seminggu termasuk kategori baik, tetapi jangan sampai berlebihan, karena semua
jenis nutrisi jika dikonsumsi secara berlebihan juga tidak baik dan dapat mengakibatkan
beberapa efek samping yang merugikan.

Usaha lainnya yang dilakukan responden untuk mencukupi gizi keluarganya adalah
menyediakan suplemen dan vitamin. Penulis mengemukakan sebuah pertanyaan tertutup di
kuesioner tentang berapa banyak responden yang melakukan usaha tersebut. Berikut
adalah data yang telah diperoleh dari pertanyaan tersebut:

Data di atas menunjukkan bahwa 76.8% (73 responden) menyediakan suplemen gizi untuk
keluarga mereka, sedangkan 23.2% (22 responden) tidak. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas responden mempunyai perhatian yang lebih terhadap kecukupan gizi sehingga
mereka menyediakan suplemen gizi untuk keluarga. Perlu diketahui bahwa mengonsumsi
suplemen juga harus sesuai kebutuhan dan porsinya agar tidak overdosis.

Setelah membahas kecukupan gizi, selanjutnya adalah pembahasan tentang isu
malagizi. Berikut adalah diagram hasil jawaban responden dari satu pertanyaan tertutup
tentang kepedulian terhadap isu malagizi:

Terlihat dari data di atas bahwa semua responden setuju bahwa isu malagizi penting untuk
diberikan perhatian lebih. Dapat disimpulkan bahwa semua responden dapat ikut serta
menerapkan strategi GELIGI karena telah menunjukkan dukungan terhadap
penanggulangan isu malagizi.

Kepedulian terhadap suatu hal perlu disertai dengan pengetahuan untuk mendukung
kepedulian tersebut. Pengetahuan tentang malagizi diperlukan untuk mengetahui alasan
mengapa isu malagizi perlu perhatian khusus. Berdasarkan jawaban mayoritas responden
terhadap pertanyaan di kuesioner yaitu “Apa yang Anda ketahui tentang Malagizi (gizi
buruk)?”, malagizi adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi, tidak
terpenuhinya nutrisi yang dibutuhkan tubuh, dan berat serta tinggi badan orang tersebut di
bawah rata-rata. Jawaban-jawaban responden memenuhi semua ciri-ciri malagizi
berdasarkan teori yang ada. Tetapi, terdapat satu jawaban yaitu “obesitas”, obesitas
merupakan dampak dari gizi yang buruk, tetapi lebih tepatnya bukan kekurangan gizi. Hal ini
membuktikan hipotesis penulis bahwa tidak semua orang mengetahui secara spesifik apa itu
malagizi.

Berdasarkan jawaban mayoritas responden pada sebuah pertanyaan terbuka tentang
gejala malagizi yang terdapat di kuesioner, gejala-gejala malagizi antara lain badan lemah,
lesu, pusing, perut buncit, dan berat badan di bawah rata-rata. Jawaban-jawaban tersebut
sesuai dengan gejala malagizi sesuai teori-teori yang ada. Kesimpulannya, responden sudah
mengetahui gejala-gejala malagizi.

Selanjutnya, penulis mengemukakan pertanyaan kepada responden tentang upaya
yang akan mereka lakukan jika salah satu anggota keluarga mereka mengalami malagizi.
Berdasarkan hasil jawaban mayoritas responden, jika ada anggota keluarga yang
mengalami malagizi, yang sebaiknya dilakukan adalah melakukan konsultasi ke dokter, dan
merawatnya dengan memberi asupan makanan yang mengandung nutrisi sesuai kebutuhan.
Konsultasi ke dokter atau ahli gizi memang perlu dilakukan jika seseorang mengalami
malagizi, agar malagizi dapat ditanggulangi dengan benar sesuai arahan ahli. Namun,
beberapa responden masih menjawab “tidak” atau “tidak tahu”, hal ini menunjukkan bahwa
tidak semua responden mengetahui apa yang perlu dilakukan jika anggota keluarganya
mengalami malagizi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian Strategi Gerakan Peduli Gizi sebagai Upaya Mencegah Malagizi pada Keluarga
telah memunculkan beberapa hal yang peneliti dapat simpulkan. Kesimpulan-kesimpulan
tersebut adalah:

a) Orang tua siswa SMP Nasional KPS Balikpapan sudah mempunyai kepedulian
terhadap isu malagizi, artinya, orang tua siswa sudah menerapkan atau sudah siap
untuk menerapkan strategi GELIGI.

b) Kepedulian sebagian orang tua siswa terhadap kecukupan gizi masih perlu
ditingkatkan.

c) Orang tua siswa sudah melakukan usaha-usaha yang benar untuk mencukupi gizi
keluarga.

B. Saran

a) Keluarga disarankan untuk meningkatkan kepedulian terhadap isu malagizi dengan
menerapkan strategi GELIGI.

b) Pemerintah disarankan untuk mengadakan program redistribusi pendapatan
masyarakat berpendapatan tinggi, dimana dana tersebut digunakan untuk membeli
bahan makanan bergizi untuk diberikan kepada masyarakat dengan keadaan
ekonomi yang kurang.

c) Pemerintah perlu memprioritaskan bahan makanan lokal untuk dijual di pasar, karena
biaya produksi dan distribusi bahan lokal lebih murah, sehingga harga jualnya lebih
terjangkau bagi masyarakat ekonomi rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Adib, Azmier. 2015. Fungsi Zat Gizi terhadap Imunitas Tubuh.
https://foodtech.binus.ac.id/2015/10/09/fungsi-zat-gizi-terhadap-imunitas-tubuh-2/, diakses
tanggal 12 Juli 2021.

Adriani, Merryana. 2016. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Indonesia: Prenada Media.
Alamsyah, Dedi, dkk. 2017. Beberapa Faktor Risiko Gizi Kurang dan Gizi Buruk pada Balita 12-59

Bulan (Studi Kasus di Kota Pontianak).
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jekk/article/download/3994/2205, diakses tanggal 15
Juli 2021.
Alodokter. 2020. Gejala Malagizi. https://www.alodokter.com/malnutrisi-energi-protein
Anhusadar, La Ode. 2014. Perkembangan Otak Anak Usia Dini.
https://figshare.com/articles/journal_contribution/Perkembangan_Otak_Anak_Usia_Dini/62891
69, diakses tanggal 10 Juli 2021.
Corbin, Charles B. dan Guy Le Masurier dalam Human Kinetics. What is Physical Fitness?. 2014.
https://us.humankinetics.com/blogs/excerpt/what-is-physical-fitness, diakses tanggal 26 Juli
2021.
Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB (Institut Pertanian Bandung). 2014. Fungsi, Kebutuhan Zat
Gizi dan Pangan:3-4. http://gizi.fema.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/FUNGSI-DAN-
KEBUTUHAN-ZAT-GIZI_edit2-YFB.pdf, diakses tanggal 26 Juli 2021.
Farmasi Universitas Gadjah Mada. 2020. Perlunya Peningkatan Sistem Imun pada Pandemi COVID-
19. https://farmasi.ugm.ac.id/id/perlunya-peningkatan-sistem-imun-pada-pandemi-covid-19/,
diakses tanggal 12 Juli 2021.
Hayati, Rina. 2021. Pengertian Penelitian Deskriptif, Macam, Ciri, dan Cara Menulisnya.
https://penelitianilmiah.com/penelitian-deskriptif/, diakses tanggal 3 Agustus 2021.
KBBI. 2020. Arti Kata Malagizi. https://lektur.id/arti-
malagizi/#:~:text=Menurut%20Kamus%20Besar%20Bahasa%20Indonesia,seperti%20protein
%2C%20karbohidrat%20dan%20vitamin.
Lestari, Karlina. 2020. Malnutrisi. https://www.sehatq.com/penyakit/malnutrisi, diakses tanggal 19 Juli
2021.
Lutfiana, Nurlaela. 2013. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gizi Buruk pada
Lingkungan Tahan Pangan dan Gizi. http://lib.unnes.ac.id/18287/1/6450407024.pdf
Makarim, Rizal Fadhli. 2020. Ketahui Pentingnya Zinc dan Vitamin C di Masa Pandemi.
https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-pentingnya-zinc-dan-vitamin-c-di-masa-pandemi,
diakses tanggal 27 Juli 2021.
Manurung, Fidelis Boy. 2016. (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Gizi Kerja.
http://himatekkim.ulm.ac.id/id/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-gizi-kerja/, diakses tanggal
19 Juli 2021.
Adi, Jufriana Yuwono Vera, dkk. 2020. Hubungan Perilaku Makan dan Status Gizi dengan Status
Kesehatan Mental Siswa Sekolah Dasar. https://www.ejurnal.poltekkes-
tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/1926/1098, diakses tanggal 23 Juli 2021.
Pamungkas, T. Gansar. 2015. Analisis Faktor Penyebab Gizi Buruk pada Anak Kurang Mampu.
http://gizi.unimus.ac.id/?p=227
Thaib, Eva Nauli. 2013. Hubungan antara Prestasi Belajar dengan Kecerdasan Emosional.
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/didaktika/article/view/485/403, diakses tanggal 23 Juli
2021.
Pranita, Ellyvon. 2021. Urutan Keempat Dunia, Ini Penyebab Angka Stunting di Indonesia Tinggi.
https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/20/170500123/urutan-keempat-dunia-ini-
penyebab-angka-stunting-di-indonesia-tinggi, diakses tanggal 9 Juli 2021.
Redaksi Halodoc. 2021. Menu Sehat. https://www.halodoc.com/kesehatan/menu-sehat, diakses
tanggal 27 Juli 2021.
Marqiyah, Siti. 2011. Hubungan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dengan Kecerdasan
Kognitif Siswa. https://123dok.com/document/oy86v0rq-hubungan-pembelajaran-sejarah-
kebudayaan-kecerdasan-kognitif-falah-jakarta.html, diakses tanggal 22 Juli 2021.
Sari, Primadiati Nickyta. 2010. Hubungan Status Gizi dengan Tingkat Kecerdasan Intelektual
(Intellegence Quotient – IQ) pada Anak Usia Sekolah Dasar Ditinjau dari Status Sosial-
Ekonomi Orang Tua dan Tingkat Pendidikan Ibu.
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/17470/MzMzMTk=/Hubungan-Status-Gizi-Dengan-
Tingkat-Kecerdasan-Intelektual-Intelligence-Quotient-Iq-Pada-Anak-Usia-Sekolah-Dasar-

Ditinjau-Dari-Status-Sosial-Ekonomi-Orang-Tua-Dan-Tingkat-Pendidikan-Ibu-abstrak.pdf,
diakses tanggal 16 Juli 2021.
Setiaputri, Karinta Ariani. 2021. Stunting pada Anak: Ketahui Penyebab, Ciri, dan Cara Mengatasinya.
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/penyakit-pada-anak/stunting/, diakses
tanggal 9 Juli 2021.
Suardi, Moh. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish Publisher.
Thabroni, Gamal. 2021. Teknik Analisis Data Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.
https://serupa.id/teknik-analisis-data-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif/, diakses tanggal 3
Agustus 2021.
WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). 2015. Stunting in a Nutshell. https://www.who.int/news/item/19-
11-2015-stunting-in-a-nutshell, diakses tanggal 19 Juli 2021.
WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). 2020. Mental Health, Strengthening Our Response.
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response,
diakses tanggal 26 Juli 2021.
Kesehatan Lingkungan Politeknik Makassar. 2016. Pengertian Kesehatan Lingkungan Dan Menurut
Para Ahli. kesling.poltekkes-mks.ac.id/pengertian-kesehatan-lingkungan-dan-menurut-para-
ahli/, diakses tanggal 1 Agustus 2021.
WHO. 2004. Definisi Malagizi. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2134/9/KTI%20Edit%20baru.pdf
WHO. 2019. Malnutrition is A World Health Crisis. https://www.who.int/news/item/26-09-2019-
malnutrition-is-a-world-health-crisis

INOVASI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN
8. Cipta musik dan lagu dengan judul Salam Genre

Musik dan Lagu diciptakan oleh bapak Richno S.Firdaus, S.Pd
Penyanyi adalah siswi-siswi SMP Nasional KPS
Tempat pengambilan video clip adalah SMP Nasional KPS Balikpapan
Link Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=1gRNTkKqcbU

Hasil Pembelajaran Pendidikan Kependudukan Pelajaran Seni Musik

Kegiatan guru dan siswa dalam pengambilan video clip hasil cipta lagu dan musik

Hasil cuplikan video klip lagu salam genre

9.
PUBLIKASI
KEPENDUDUKAN

MUATAN PENDIDIKAN YANG DIPUBLIKASIKAN

1. MADING

Foto bersama OSIS, kepala sekolah, dan wakil kesiswaan setelah pemasangan mading

2. Buletin Sekolah : https://www.canva.com/design/DAEem3dK9Wk/W-lz0GD-
JbkzV7G0MNZklw/view?website#2:sekolahnasionalkps



3. Pameran
Link Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=ikNkWgI1o7Y









4. Facebook :

https://www.facebook.com/profile.php?id=100073975990596

5. Instagram :

https://instagram.com/ssksmpnasionalkps?utm_medium=copy_link

6. Youtube :

https://youtube.com/channel/UCWS8WhC560oqOQviz6t7dfg

7. WEBSITE SMP NASIONAL KPS

https://smp.kps.sch.id/home/
https://smp.kps.sch.id/home/rapat-eksternal-sekolah-siaga-kependudukan-smp-nasional-kps-
bersama-disdikbud-dan-dp3akb-kota-balikpapan/


Click to View FlipBook Version