The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by kkgpaipaguyangan, 2023-04-27 09:33:14

MODUL PEDAGOGIK 3

PPKB

1 BIMTEK PEDAGOGIK 3 (PENILAIAN PEMBELAJARAN) PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PKB-GPAI) DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA 2021


2 BIMTEK PEDAGOGIK 3 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PKB-GPAI) Hak Cipta dilindungi Undang-Undang All Rights Reserved Pengarah: Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.T. Penanggung Jawab: Dr. H. Rohmat Mulyana Sapdi, M.Pd Tim Penulis: 1. Mukhtar, S.Ag., M.Si | [email protected] 2. Sudarjat, M.Pd | [email protected] Diterbitkan oleh: Kementerian Agama republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta Pusat


3 SAMBUTAN Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.T Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Pendidikan memiliki peran penting bagi penyiapan generasi bangsa. Sebagai ujung tombak transformasi nilai dan pengetahuan, guru mempunyai peran, fungsi, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Dalam hal ini, peningkatan profesionalitas guru termasuk Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) menjadi sebuah keharusan. Profesi guru harus dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. GPAI seharusnya juga mampu menjadikan pendidikan agama sebagai instrumen transformasi sosial. Tanggung jawab GPAI tidak hanya berhenti dalam aspek kognitif akan tetapi lebih jauh dari itu, yaitu membentuk karakter peserta didik. Karena itu GPAI tidak boleh berhenti belajar dan mencukupkan pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya GPAI harus terus memperkuat dan meningkatkan kompetensi serta kualitasnya. GPAI juga dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuan mengajarnya, hal ini agar pembelajaran yang ia bawakan dapat sesuai dengan perkembangan peserta didik, baik secara psikologis, teknologis, maupun sosiologis. Untuk itu, diperlukan sistem pembinaan dan pengembangan terhadap profesi guru secara terprogram dan berkelanjutan. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama terus berkomitmen meningkatkan kualitas GPAI. Hal ini diperlukan agar Pendidikan Agama Islam (PAI) tidak mengalami stagnasi baik dari sisi kualitas guru, kurikulum, ataupun metode pembelajaran. Sebaliknya penyelenggaraan PAI perlu terus disempurnakan dengan metode dan


4 pengetahuan terbaru. Komitmen ini diwujudkan dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Pendidikan Agama Islam (PKB-GPAI). PKB-GPAI merupakan salah satu program yang dirancang untuk mewujudkan terbentuknya GPAI yang profesional dalam melaksanakan tugasnya sebagai ujung tombak keberhasilan pembelajaran. PKB-GPAI merupakan inisiasi yang baik untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas GPAI di sekolah. Melalui PKB-GPAI ini diharapkan menjadi sarana bagi terwujudnya GPAI yang kompeten dan profesional. Kami mengapresiasi terbitnya modul Bimtek PKB-GPAI ini. Semoga buku ini dapat digunakan dengan baik sebagai panduan dalam rangkaian Bimtek PKB-GPAI dan pada akhirnya secara keseluruhan dapat meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam di Indonesia. Jakarta, September 2021


5 KATA PENGANTAR Dr. H. Rohmat Mulyana Sapdi, M.Pd Plt. Direktur Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama RI Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah (SD, SMP, SMA, dan SMK) memiliki peran penting bagi penumbuhan perilaku beragama di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara yang majemuk. Oleh karena itu, Ikhtiar untuk meningkatkan kualitas Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) di sekolah terus dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama. Hal ini diwujudkan dengan berbagai inovasi agar penyelenggaraan PAI di sekolah mengalami kemajuan secara berkelanjutan sesuai dengan tantangan dan perkembangan dunia pendidikan. Salah satunya adalah melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Pendidikan Agama Islam (PKB-GPAI). PKB-GPAI diproyeksikan sebagai bentuk peningkatan kualitas penyelenggaraan PAI, utamanya dari sisi kompetensi dan profesionalitas GPAI. Program yang dikembangkan oleh Direktorat


6 Pendidikan Agama Islam ini merupakan wujud penguatan layanan standar kompetensi GPAI agar kualitas, kompetensi, dan karir mereka semakin meningkat. Secara umum tujuan PKB-GPAI adalah untuk meningkatkan kualitas layanan PAI di sekolah dalam rangka peningkatan mutu PAI. Program ini difokuskan untuk pengembangan keprofesian GPAI yang mencakup 6 (enam) kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional, kompetensi spiritual, dan kompetensi leadership. Proses dan kegiatan dalam program ini dirancang untuk meningkatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan profesional GPAI di sekolah yang dilaksanakan secara berjenjang dan berkesinambungan dalam rangka peningkatan kinerja dan pemenuhan kompetensi profesional GPAI di sekolah. Dalam implementasinya, PKB-GPAI membutuhkan desain bimtek yang sesuai dengan standar kompetensi dan profesionalitas. Untuk itu diperlukan suatu modul bimtek yang dapat memandu proses bimtek PKB-GPAI, sekaligus mengatur pelaksanaan bimtek secara tertib dan tersistem. Atas dasar itu, Direktorat Pendidikan Agama Islam menerbitkan buku Modul Bimtek PKB-GPAI. Buku modul kali ini merupakan penyempurnaan (revisi) dari modul yang sebelumnya telah dipakai pada tahun 2018. Pada modul kali ini dijabarkan tentang integrasi moderasi beragama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah sebagai salah satu isu sentral yang diarusutamakan oleh Kementerian Agama. Selayaknya sebuah modul, buku ini berisi dua bagian yaitu bagian desain bimtek dan bagian materi bimtek. Modul ini merupakan pegangan bagi pelatih dan peserta bimtek PKB-GPAI. Dalam modul ini diuraikan secara terperinci tentang metode, bahan, dan konten penyelenggaraan bimtek PKB-GPAI bagi Pelatih Nasional (PN), Pelatih Provinsi (PP), maupun Pelatih Daerah (PD) tingkat kabupaten/kota. Buku ini selain mempermudah proses bimtek, juga diharapkan dapat menjadi standar kualitas penyelenggaraan bimtek PKB-GPAI, sehingga dapat berlangsung dengan baik dan lancar. Atas terselesaikannya modul ini, kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


7 membantu terwujudnya modul ini. Semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan nantinya dapat meningkatkan mutu PAI. Amin. Jakarta, September 2021


8 DAFTAR ISI Sambutan Direktur Jenderal Pendidikan Islam ........................................................................ i Kata Pengantar Plt. Direktur PAI ..................................................................................................iii Daftar Isi ............................................................................................................................................... v DESAIN BIMTEK PEDAGOGIK 1 PERENCANAAN PEMBELAJARAN Bagian 1 Petunjuk Penggunaan ......................................................................................................................1 Bagian 2 Tujuan dan Sasaran ...........................................................................................................................3 Bagian 3 Struktur Program ...............................................................................................................................4 Bagian 4 Pendekatan dan Alur Bimtek .........................................................................................................5 Bagian 5 Deskripsi Setiap Sesi .........................................................................................................................7 A. Sesi 1 : Kebijakan Kementerian Agama................................................................................... B. Sesi 2 : Konsep Penilaian Pembelajaran ................................................................................ C. Sesi 3 : Analisis SKL, Capaian Pembelajaran, dan kaitannya dengan Penilaian Pembelajaran .................................................................................................................... D. Sesi 4 : Pengembangan Penilaian Sikap ................................................................................. E. Sesi 5 : Pengembangan Penilaian Pengetahuan.................................................................. F. Sesi 6 : Pengembangan Penilaian Keterampilan ................................................................ G. Sesi 7 : Pengembangan AKM dan IPK HOTS ....................................................................... H. Sesi 8 : Penyusunan Soal HOTS Berbasis Literasi dan Numerasi ................................. I. Sesi 9 : Analisis Butir Soal ............................................................................................................ J. Sesi 10 : Pengolahan dan Pelaporan Penilaian ...................................................................... K. Sesi 11 : Analisis Hasil Penilaian dan Tindak Lanjut ............................................................ Bagian 6 Bahan dan Alat Bimtek .................................................................................................................. 51


9 BAGIAN 1 Petunjuk Penggunaan Modul Modul ini adalah buku pegangan pelatih dan peserta bimtek pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru Pendidikan Agama Islam (PKB-GPAI). Pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru PAI merupakan program yang dirancang oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama RI dalam rangka meningkatkan kompetensi dan profesionalitas guru Pendidikan Agama Islam. Modul ini disusun dengan sistematika yang terdiri dari: 1. Petunjuk Penggunaan Modul 2. Pendahuluan dengan ruang lingkup latar belakang, tujuan, sasaran dan target 3. Materi Bimtek Pedagogik 3 (Penilaian Pembelajaran) yang meliputi: a. Materi 1 : Konsep Penilaian Pembelajaran b. Materi 2 : Analisis Keterkaitan SKL, Capaian Pembelajaran, IPK dengan Penilaian c. Materi 3 : Pengembangan Penilaian Sikap d. Materi 4 : Pengembangan Penilaian Pengetahuan e. Materi 5 : Pengembangan Penilaian Keterampilan f. Materi 6 : Pengembangan AKM dan IPK HOTS g. Materi 7 : Penyusunan Soal HOTS Berbasis Literasi dan Numerasi h. Materi 8 : Analisis Butir Soal i. Materi 9 : Pengolahan dan Pelaporan Penilaian j. Materi 10 : Analisis Hasil Penilaian dan Tindak Lanjut Setiap materi memiliki sistematika pembahasan sebagai berikut: 1. Capaian Pembelajaran yang terdiri dari Tujuan dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran 2. Ruang Lingkup Materi melingkupi ruang lingkup pembahasan materi 3. Uraian materi yang merupakan pembahasan konsep, teori, prosedur terkait materi pembahasan 4. Aktivitas Pembelajaran yang menjelaskan tentang aktifitas peserta 5. Rangkuman 6. Tugas 7. Umpan balik dan tindak lanjut.


10 BAGIAN 2 Pendahuluan A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 2 mengamanatkan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional. Hal ini dikuatkan kembali dalam undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1 yang selanjutnya diatur dalam PP Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru pasal 3 ayat 2, bahwa guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi guru PAI profesional lebih lanjut mengacu pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dan KMA Nomor 211 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah. Dengan demikian, kompetensi GPAI terdiri dari kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, profesional, spiritual dan leadership. Keenam kompetensi tersebut harus terus dikembangkan secara berkelanjutan agar GPAI dapat menjalankan tugas keprofesiannya dengan baik dan maksimal, bermutu dan berdaya saing. Untuk meningkatkan kompetensi keprofesionalannya tersebut, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi guru PAI hadir. PKB-GPAI menata ulang bimtek guru PAI dengan mengarahkan bimtek secara terstruktur dari tingkat pusat sampai KKG/MGMP sebagai komunitas belajar. Konten bimtek yang menjadi fokus PKB-GPAI meliputi: 1) Bimtek Pedagogik 1 (Perencanaan Pembelajaran), 2) Bimtek Pedagogik 2 (Model Pembelajaran), 3) Bimtek Pedagogik 3 (Penilaian Pembelajaran), 4) Bimtek Profesional 1 (Pendalaman Materi Esensial PAI), 5) Bimtek Profesional 2 (Publikasi Ilmiah), 6) Bimtek Profesional 3 (Karya Inovatif). Bimtek Pedagogik 3 (Penilaian Pembelajaran) fokus pada Penilaian. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Kompetensi Penilaian pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru PAI. Modul ini membahas penilaian hasil belajar oleh guru PAI. Penilaian hasil belajar oleh guru PAI bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penilaian hasil belajar peserta didik meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian pada aspek sikap dilakukan dengan observasi/pengamatan dan teknik penilaian lain yang relevan. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan


11 melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan. Dalam praktiknya guru PAI masih banyak yang mengalami kesulitan dalam proses penilaian pembelajaran. Melalui bimtek Pengembangan Keprofesian berkelanjutan bagi guru PAI (PKB-GPAI) bidang Pedagogik 3 (Penilaian Pembelajaran) diharapkan guru PAI meningkat kompetensinya dalam melaksanakan penilaian Pembelajaran. Untuk memberikan arah yang lebih terstruktur dan supaya tidak terjadi distorsi pemahaman selama bimtek, dibutuhkan modul materi bimtek pedagogik 3 (Penilaian Pembelajaran) bagi guru PAI di sekolah. B. Tujuan dan Sasaran Modul ini bertujuan untuk: 1. Menjadi acuan bimtek pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru PAI (PKB-GPAI) bidang Pedagogik 3 (Penilaian Pembelajaran) pada sekolah 2. Menjadi referensi guru PAI dalam mengembangkan keprofesinalannya pada bidang penilaian pembelajaran; 3. Menjadi referensi pelatih dalam memberikan bimtek pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru PAI pada bidang pedagogik 3 (Penilaian Pembelajaran); 4. Menjadi panduan KKG/MGMP PAI dalam melaksanakan bimtek PKB-GPAI pada bidang pedagogik 3 (Penilaian Pembelajaran). Sasaran modul ini adalah: 1. Pelatih PKB-GPAI bidang Pedagogik 3 (Penilaian Pembelajaran); 2. Guru PAI di sekolah; 3. Pengurus KKG SD dan MGMP PAI tingkat SD, SMP, SMA dan SMK; 4. Bidang/Seksi PAIS/PAKIS Kementerian Agama Wilayah dan Kabupaten/Kota. C. Target Target dari modul ini adalah: 1. Memberikan pemahaman yang komprehensif tentang penilaian pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi guru PAI. 2. Meningkatkan kualitas penilaian pembelajaran pendidikan Agama Islam 3. Meningkatkan kualitas bimtek pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru PAI bidang Penilaian Pembelajaran.


12 BAGIAN 3 Materi Bimtek A. Materi 1: Kebijakan Kementerian Agama 1. Capaian Pembelajaran 1) Tujuan Tujuan mengikuti materi kebijakan Kementerian Agama ini adalah peserta bimtek dapat memahami secara utuh kebijakan Kementerian Agama serta mampu mengimplementasikan kebijakan tersebut. 2) Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti bimtek, peserta dapat: - Memahami esensi kebijakan Kementerian Agama - Termotivasi untuk mengimplementasikan kebijakan Kementerian Agama - Mengimbaskan kepada seluruh GPAI tentang kebijakan Kementerian Agama. 2. Materi Materi pada sesi Kebijakan Kementerian Agama ini adalah: 1) Penguatan PKB bagi Guru Pendidikan Agama Islam (PPKB-GPAI) 2) Pentingnya menjadi guru professional 3) Penguatan Moderasi Beragama (MB) 3. Uraian Materi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru adalah pengembangan kompetensi bagi guru sesuai dengan kebutuhan dan dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional guru dalam mengemban tugas sebagai pendidikan. Arah Pendidikan Nasional ditujukan untuk menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang memiliki karakter yaitu: 1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Masa Esa, 2) berakhlak mulia, 3) sehat, 4) berilmu, 5) cakap, 6) kreatif, 7) mandiri, 8) menjadi warga negara yang demokratis, dan 9) bertanggungjawab.


13 Dalam rangka mewujudkan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional tersebut, Pendidikan Agama Islam (PAI) pada PAUD-TK, SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan SMK yang selanjutnya di sebut PAI pada Sekolah, merupakan sub sistem dari Sistem Pendidikan Nasional memberikan penguatan pengetahuan dan keterampilan serta membentuk sikap, dan kepribadian peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam. PAI pada sekolah merupakan program pendidikan yang berlandaskan pada aqidah yang berisi keyakinan tentang keesaan Allah Swt. sebagai sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi manusia dan alam semesta. Nilai-nilai tersebut dapat dimanifestasikan melalui akhlak yang sekaligus merupakan landasan pengembangan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Pendidikan Agama Islam (PKB-GPAI) pada sekolah merupakan suatu keharusan bagi guru sebagai tenaga pendidik profesional sebagiamana diamanatkan perundangundangan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah No 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017, Peraturan Menteri Agama No. 38 tahun 2018 dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kinerja guru, Permendikbud No. 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020- 204. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Tahun 2020- 2024. Keputusan Menteri Agama Nomor 529 Tahun 2021 Tentang Kelompok Kerja Penguatan Program Moderasi Beragama Pada Kementerian Agama. B. Materi 2: Konsep Penilaian Pembelajaran 1. Capaian Pembelajaran a. Tujuan Sesi Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan dapat: 1) Memahami definisi penilaian pembelajaran; 2) Memahami pendekatan penilaian pembelajaran; 3) Memahami prinsip-prinsip penilaian pembelajaran; 4) Memahami bentuk-bentuk penilaian pembelajaran; 5) Memahami konsep kriteria ketuntasan minimal; 6) Memahami teknik dan istrumen penilaian.


14 b. Indikator Keberhasilan Pembelajaran Indikator keberhasilan pembelajaran pada sesi ini adalah peserta dapat: 1) Menjelaskan dan mendiseminasikan definisi penilaian pembelajaran; 2) Menjelaskan dan mendiseminasikan pendekatan penilaian pembelajaran; 3) Menjelaskan dan mendiseminasikan prinsip-prinsip penilaian pembelajaran; 4) Menjelaskan dan mendiseminasikan bentuk-bentuk penilaian pembelajaran; 5) Menjelaskan dan mendiseminasikan konsep kriteria ketuntasan minimal; 6) Menjelaskan dan mendiseminasikan teknik dan istrumen penilaian. 2. Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi penilaian pembelajaran meliputi: a. Definisi penilaian pembelajaran; b. Pendekatan penilaian pembelajaran; c. Prinsip-prinsip penilaian pembelajaran; d. Bentuk-bentuk penilaian pembelajaran; e. Konsep kriteria ketuntasan minimal; f. Teknik dan istrumen penilaian. 3. Uraian Materi a. Definisi Penilaian Pembelajaran Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. (Sovia, 2012). Penilaian memiliki tiga kegiatan penting dalam prosesnya, yaitu: memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data. Langkah pertama yang dilakukan seseorang dalam proses penilaian adalah memperoleh data. Cara memperoleh data dilakukan dengan teknik penilaian dan menggunakan instrumen penilaian. Setelah data diperoleh, langkah selanjutnya dalam proses penilaian adalah menganalisis data. Analisis data dilakukan untuk melihat dan membandingkan data dengan standar yang ingin diperoleh dari tujuan


15 penilaian. Tujuan penilaian Pembelajaran adalah mengukur sejauh mana ketersesuaian proses dan hasil belajar peserta didik dengan tujuan pembelajaran. Langkah selanjutnya setelah menganalisis data adalah menafsirkan data dengan cara membuat kesimpulan terhadap kondisi kemampuan peserta didik dibandingkan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Berdasar kepada definisi penilaian pembelajaran maka penentuan tolok ukur pembelajaran dalam bentuk indikator pencapaian menjadi sangat penting dan menentukan keberhasilan penilaian. Indikator pencapaian kompetensi yang akurat, akan memunculkan hasil penilaian yang akurat. Demikian pula jika indikator pencapaian kompetensinya kabur, tidak menggambarkan ketercapaian kompetensi, maka hasil penilaian tidak akan menggambarkan ketercapaian kompetensi. Hal ini senada dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 23 Tahun 2016 tentang standar penilaian, Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Lingkup Penilaian pada pendidikan dasar dan menengah dapat dibedakan berdasar pelaksana dan aspek penilaian. Ditinjau dari pelaksana, penilaian meliputi; penilaian oleh pendidik, penilaian oleh satuan pendidikan, dan penilaian oleh pemerintah. Sementara berdasar aspek penilaian, penilaian meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penilaian oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran. Penilaian oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu. b. Pendekatan Penilaian Pembelajaran Agar Penilaian dapat berfungsi sebagaimana fungsi penilaian, penilaian harus dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut: 1) Penilaian atas pembelajaran (Assesment of learning) Penilaian atas pembelajaran adalah pendekatan penilaian dimana penilaian dilakukan untuk mengukur capaian peserta didik terhadap kompetensi yang ditentukan. Sederhananya penilaian atas


16 pembelajaran adalah pengukuran terhadap ketercapaian kompetensi oleh peserta didik. 2) Penilaian untuk pembelajaran (Assesment for learning) Pendekatan Assesment for learning menuntut penilaian harus berfungsi sebagai refleksi terhadap proses pembelajaran. Pendekatan ini menuntut guru untuk melakukan perbaikan pembelajaran. Dalam praktisnya, hasil penilaian digunakan guru dan peserta didik untuk menganalisis dan mengevaluasi proses pembelajaran sehingga penilaian berguna untuk pembelajaran. 3) Penilaian sebagai pembelajaran (Assesment as learning) Assesment as learning adalah pendekatan penilaian, dimana penilaian harus menjadi sebuah proses pembelajaran. Pendekatan ini menuntut peserta didik dan guru untuk melakukan proses penilaian secara jujur. Peserta didik harus menjadikan proses penilaian sebagai sebuah pembelajaran. Dalam hal ini, peserta didik harus terlibat dalam penyusunan target, prodesur, kriteria dan pedoman penilaian. Dengan demikian, penilaian dapat berfungsi sebagai pembelajaran. c. Prinsip-prinsip Penilaian Pembelajaran Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Agar penilaian dapat berfungsi secara baik, penilaian harus memenuhi beberapa prinsip berikut: 1) Sahih Penilaian harus didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. Dalam implementasinya penilaian harus mengacu kepada kompetensi yang mau diukur. 2) Objektif Penilaian harus bersifat objektif, artinya penilaian tidak boleh dipengaruhi oleh subjektifitas penilai. Oleh sebab itu penilaian harus berdasar pada prosedur dan kriteria yang jelas. Sehingga siapapun yang menilai, akan menghasilkan hasil penilaian yang relatif sama. 3) Adil Penilaian harus bersifat adil, artinya tidak menguntungkan atau merugikan salah seorang disebabkan faktor-faktor lain. Agar penilaian dapat bersifat adil, maka penilaian harus memiliki acuan dan target penilaian yang jelas. Penilaian harus benar-benar menggambarkan kualitas kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik tanpa


17 mempertimbangkan kondisi personal peserta didik seperti kebutuhan khusus, agama, gender, sosial budaya, suku, dan lain-lain. 4) Terpadu Penilaian harus bersifat terpadu, artinya kegiatan penilaian harus terpadu dengan pembelajaran. Penilaian tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan pembelajaran. 5) Terbuka Penilaian harus bersifat terbuka, artinya kriteria, prosedur, proses dan hasil penilaian harus dapat diketahui oleh yang berkepentingan. 6) Menyeluruh dan berkesinambungan Penilaian harus bersifat menyeluruh dan berkesinambungan, artinya penilaian harus menilai seluruh kompetensi dan dilaksanakan secara berkesinambungan. 7) Sistematis Pelaksanaan penilaian harus bersifat sistematis, artinya melalui prosedur perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. Penilaian sebaiknya diawali dengan perencanaan/pemetaan, mengenai apa yang akan diukur, instrumen yang akan digunakan serta kualitas instrumen. Dilakukan identifikasi dan analisis KD (kompetensi dasar), dan indikator ketercapaian KD (dalam paradigma baru pendidikan sekarang dikenal dengan Capaian Pembelajaran (CP) akan disesuaikan lebih lanjut dalam menganilsis KI dan KD). Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis tersebut dipetakan teknik penilaian, bentuk instrumen, dan waktu penilaian yang sesuai. 8) Beracuan kriteria Agar penilaian berfungsi secara baik, maka penilaian harus beracuan pada kriteria penilaian yang jelas. 9) Akuntabel Penilaian bersifat akuntabel artinya harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara mekanisme, prosedur ataupun hasilnya. d. Bentuk Penilaian Secara umum, bentuk penilaian terbagi menjadi dua jenis, yaitu: (1) Bentuk Tes dan (2) Bentuk non tes. Bentuk tes adalah bentuk penilaian dimana penilai menyiapkan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab, atau pernyataan-pernyataan yang harus dipilih, ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang yang diuji untuk waktu tertentu, dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari orang yang diuji tersebut.


18 Bentuk non Tes adalah bentuk penilaian yang tidak menggunakan tes. Sehingga teknik ini dilakukan lewat pengamatan secara teliti dan tanpa menguji peserta didik. Non tes biasanya dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik dari apa yang diketahui atau dipahaminya. Dengan kata lain, instrument ini berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati dari pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan panca indra (Widiyoko, 2009). Penilaian hasil belajar PAI oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan, pengamatan (observasi), penugasan, proyek, produk, dan fortopolio. Penilaian hasil belajar PAI oleh pendidik digunakan untuk: (1) mengukur ketercapaian kompetensi, (2) memperbaiki proses pembelajaran dan (3) menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah semester, akhir semester, akhir tahun dan/atau kenaikan kelas. Penilaian hasil belajar PAI oleh satuan pendidikan dan pemerintah dilakukan dalam bentuk ujian sekolah (US). Mekanisme Penilaian Pembelajaran dimulai dengan melakukan perencanaan penilaian. Hal itu dilakukan pada awal tahun pelajaran dan dibuat dalam silabus kemudian diturunkan ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Perencanaan Penilaian pembelajaran PAI meliputi: a) Identifikasi Kompetensi Dasar; b) Pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi; c) Merancang Teknik Penilaian; dan d) Merancang Instrumen Penilaian e. Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM PAI di sekolah ditentukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik dengan mengacu kepada Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Dalam menentukan KKM satuan pendidikan perlu mempertimbangkan tiga aspek yaitu: karakteristik peserta didik (intake), karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan. Aspek Karakteristik Peserta didik (intake) yaitu memperhatikan kualitas peserta didik yang dapat diidentifikasi antara lain berdasarkan hasil ujian nasional pada jenjang pendidikan sebelumnya, hasil tes awal yang dilakukan oleh sekolah, atau nilai rapor sebelumnya. Semakin tinggi aspek intake, semakin tinggi pula nilai KKMnya. Aspek karakteristik mata pelajaran adalah kompleksitas materi/kompetensi yang dianalisis kompleksitas KD dengan mencermati kata kerja yang terdapat pada KD tersebut dan berdasarkan data empiris


19 dari pengalaman guru dalam membelajarkan KD tersebut pada waktu sebelumnya. Semakin tinggi aspek kompleksitas materi/kompetensi, semakin kecil standar KKMnya. Aspek Kondisi Satuan Pendidikan meliputi guru dan daya dukung lain/sarana pendukung. Aspek Kondisi Satua Pendidikan memperhatikan ketersediaan guru, kesesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diampu, kompetensi guru (misalnya hasil Uji Kompetensi Guru), rasio jumlah peserta didik dalam satu kelas, sarana prasarana pembelajaran, dukungan dana, dan kebijakan sekolah. Semakin tinggi aspek guru dan daya dukung, semakin tinggi pula nilai KKMnya. Alur penentuan KKM secara berurutan dimulai dari menentukan KKM tingkat KD, disusul menentukan KKM tingkat mata pelajaran, lalu menentukan KKM tingkat kelas, dan terakhir menentukan KKM tingkat sekolah, sebagaimana skema berikut: Dalam menentukan KKM sebagaimana skema di atas, terdapat rumus-rumus tertentu yang dapat digunakan, seperti dijelaskan di bawah ini: 1) Rumus penentuan KKM/SKM KD


20 Contoh penentuan KKM/SKM KD: 3.1 Mengeanalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Ali Imran: 190-191 dan hadits terkait tentang berfikir kritis. Menggunakan pola 1 Kompleksitas : 70 Daya Dukung : 75 Intake : 75 Maka KKM/SKM KD 3.1 adalah: KKM/SKM KD 3.1 = 70 + 75 + 75 = 73,333 3 KKM/SKM KD dapat dibulatkan menjadi 73 Menggunakan Pola 2 Kompleksitas: 2 Daya Dukung: 2 Intake: 2 Maka KKM/SKM KD 3.1 adalah: KKM/SKM KD 3.1 = 2 + 2 + 2 X 100 = 66,666 9 KKM/SKM KD dapat dibulatkan menjadi 67 2) Rumus Penentuan KKM/SKM Mata Pelajaran KKM/SKM Mata Pelajaran = Jumlah KKM/SKM KD Jumlah KD Atau: KKM/SKM Mata Pelajaran = KD 1 + KD 2 + KD 3 + KD ... Jumlah KD 3) Rumus penentuan KKM/SKM Kelas KKM/SKM Kelas = Jumlah KKM/SKM MP dalam satu Kelas Jumlah MP Atau: KKM/SKM Kelas = KKM/SKM MP 1 + KKM/SKM MP 2 + KKM/SKM MP ... Jumlah MP


21 4) Rumus penentuan KKM/SKM satuan pendidikan KKM/SKM Satuan pendidikan = Jumlah KKM/SKM Kelas Jumlah Tingkat Kelas Atau: KKM/SKM Satuan Pendidikan = KKM/SKM Kelas 1 + KKM/SKM Kelas 2 + KKM/SKM Kelas 3 3 Kriteria dan skala penentuan KKM PAI dapat menggunakan skala berikut: Setelah menentukan nilai KKM, satuan pendidikan harus menetapkan predikat untuk menggambarkan kategori kualitas sekolah. Kategori kualitas dalam bentuk predikat D, C, B, A. Nilai KKM merupakan nilai minimal untuk predikat C dan secara bertahap satuan pendidikan meningkatkan kategorinya sesuai dengan peningkatan mutu satuan pendidikan. Predikat untuk pengetahuan dan keterampilan ditentukan berdasarkan interval angka pada skala 0-100 yang disusun dan ditetapkan oleh satuan pendidikan. Penetapan tabel interval predikat untuk KKM dibuat seperti contoh pada tabel berikut. Misalnya KKM satuan pendidikan = N (besar nilai N adalah bilangan asli < 100). Tabel Penetapan Interval Predikat


22 Rumus untuk menentukan interval adalah: Jarak Interval = 100 – KKM/SKM 3 Contoh jika satuan pendidikan menentukan KKM/SKM nya pada angka 75, maka interval predikat dapat di pola sebagai berikut: Jarak Interval = 100 – 75 = 8,33 3 Maka dapat dibuat interval sebagai berikut: Interval Predikat 92 – 100 A 84 – 92 B 75 – 84 C < 75 D f. Teknik dan Instrumen Penilaian Teknik Penilaian Pembelajaran PAI adalah cara untuk melakukan penilaian PAI. Instrumen penilaian adalah alat yang digunakan dalam proses penilaian. Teknik dan Instrumen Penilaian pembelajaran PAI dapat digambarkan pada tabel berikut: Aspek Teknik Penilaian Instrumen Penilaian Keterangan/ Kata Kerja pada KD Sikap Observasi Lembar Observasi (Daftar Ceklis, Skala Likert, Skala Thurstone, Beda Semantik) atau jurnal Menunjukkan perilaku, terbiasa, memiliki sikap, menunjukkan sikap, menjalankan, meneladani Penilaian Diri Lembar Penilaian Diri (Daftar Ceklis, Skala Likert, Skala Thurstone, Beda Semantik) Meyakini, menerima


23 Penilaian Antar Teman Lembar Penilaian Antar Teman (Daftar Ceklis, Skala Likert, Skala Thurstone, Beda Semantik) Menunjukkan perilaku, terbiasa, memiliki sikap, menunjukkan sikap, menjalankan Jurnal guru Catatan Guru Alat Pencatatan Utama Observasi Pengetahuan Tes Tulis Benar-salah, Pilihan Ganda, Menjodohkan, Isian dan Uraian Pertanyaan - pertanyaan yang dijawab secara tertulis Tes Lisan Kuis dan tanya jawab Pertanyaan – pertanyaan yang dijawab secara lisan Penugasan Tugas yang dilakukan secara individu atau kelompok Penugasan yang diberikan untuk mengukur pengetahuan Keterampilan Unjuk Kerja/ Praktik/Kinerja Daftar Ceklis, Rubrik Penilaian Mempraktikkan, membaca, melafalkan, mencontohkan perilaku, menulis, menceritakan Proyek Form Penilaian Proyek Melakukan pengamatan, menjalankan Produk Form Penilaian Produk Menceritakan, menyajikan Portofolio Form Penilaian Portofolio Menunjukkan perilaku/Mengumpulkan dokumen 4. Rangkuman Rangkuman materi pada sesi ini meliputi: 1. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik 2. Pendekatan Penilaian Pembelajaran meliputi penilaian sebagai pembelajaran (assesment as learning), penilaian untuk pembelajaran


24 (assesment for learning) dan penilaian atas pembelajaran (assesment of learning). 3. Penilaian memiliki prinsip-prinsip yang harus dipenuhi antara lain: sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria dan akuntable 4. Penilaian dilakukan melalui tes dan non tes. Bentuk penilaian tes dilakukan dengan menyiapkan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab. Sedangkan penilaian yang berbentuk non-tes dilakukan dengan cara mengamati secara teliti dan tanpa menguji peserta didik. 5. KKM adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan. 6. Teknik dan Istrumen Penilaian Pembelajaran PAI meliputi: (a) Aspek Sikap: Observasi, Penilaian Diri, Penilaian Antar Teman dan Jurnal Guru; (b) Aspek Pengetahuan: Tes Tulis, tes lisan, dan penugasan; (c) Aspek Keterampilan: Unjuk Kerja/Praktek/kinerja, proyek, produk, dan portofolio. 5. Tugas Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas! 1. Jelaskan definisi Penilaian Pembelajaran! 2. Jelaskan Pendekatan Penilaian Pembelajaran! 3. Jelaskan Prinsip-prinsip Penilaian! 4. Jelaskan definisi KKM/SKM dan cara menentukannya! 5. Jelaskan jenis-jenis Teknik dan Istrumen Penilaian! 6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Bacalah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2016 dan Panduan Penilaian Pembelajaran masing-masing jenjang. Jika penguasaan anda telah mencapai 80% silakan lanjutkan ke materi 2. Jika belum sampai 80%, baca kembali materi 1. C. Materi 3: Analisis Keterkaitan SKL, Capaian Pembelajaran, IPK dengan Penilaian 1. Capaian Pembelajaran (CP) a. Tujuan Sesi Setelah mengikuti sesi ini, paserta dapat: 1) memahami inti SKL pada masing-masing jenjang; 2) memahami inti KI pada masing-masing jenjang;


25 3) memahami inti masing-masing kompetensi dasar; 4) mengembangkan IPK dari kompetensi dasar; 5) menunjukkan keterkaitan antara SKL, Capaian Pembelajaran, IPK dengan Penilaian. b. Indikator Keberhasilan Pembelajaran Indikator keberhasilan pembelajaran pada sesi ini digambarkan dengan kemampuan peserta setelah mengikuti sesi untuk dapat: 1) mengidentifikasi inti SKL pada masing-masing jenjang; 2) mengidentifikasi inti KI pada masing-masing jenjang; 3) mengidentifikasi inti masing-masing kompetensi dasar; 4) merumuskan IPK dari kompetensi dasar; 5) menunjukkan keterkaitan antara SKL, Capaian Pembelajaran, IPK dengan Penilaian. 2. Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi pada sub bab ini meliputi: Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi, Keterkaitan SKL, Capaian Pembelajaran, IPK dengan Penilaian. 3. Uraian Materi a. Standar Kompetensi Lulusan Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan pendidikan lainnya. Standar kompetensi lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria/ kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Rumusan Standar Kompetensi lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan SMA/MA/SMALB/Paket C yang meliputi dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan adalah sebagai berikut:


26 Dimensi Sikap SD/MI/SDLB/ Paket A SMP/MTs/SMPLB/ Paket B SMA/MA/SMALB/ Paket C Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 2. berkarakter, jujur, dan peduli, 3. bertanggungjawab, 4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 5. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 2. berkarakter, jujur, dan peduli, 3. bertanggungjawab, 4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 5. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 2. berkarakter, jujur, dan peduli, 3. bertanggungjawab, 4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan 5. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan internasional. Dimensi Pengetahuan SD/MI/SDLB/ SD/MI/SDLB/ SD/MI/SDLB/ Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar berkenaan dengan: 1. ilmu pengetahuan, 2. teknologi, 3. seni, dan 4. budaya. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara. Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berkenaan dengan: 1. ilmu pengetahuan, 2. teknologi, 3. seni, dan 4. budaya. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional. Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan: 1. ilmu pengetahuan, 2. teknologi, 3. seni, 4. budaya, dan 5. humaniora. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta


27 kawasan regional dan internasional. Dimensi Keterampilan SD/MI/SDLB/ Paket A SMP/MTs/SMPLB/ Paket B SMA/MA/SMALB/ Paket C Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 1. kreatif, 2. produktif, 3. kritis, 4. mandiri, 5. kolaboratif, dan 6. komunikatif melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan tahap perkembangan anak yang relevan dengan tugas yang diberikan Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: 1. kreatif, 2. produktif, 3. kritis, 4. mandiri, 5. kolaboratif, dan 6. komunikatif melalui pendekatan lmiah sesuai dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumbeain secara mandiri Memiliki keterampilberpikir dan bertindak: 1. kreatif, 2. produktif, 3. kritis, 4. mandiri, 5. kolaboratif, dan 6. komunikatif melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri b. Kompetensi Inti Kompetensi Inti adalah kompetensi generik yang harus dimiliki oleh peserta didik terdiri dari kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Rumusan kompetensi inti yang harus dimiliki peserta didik termaktub dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan No. 21 Tahun 2016. Kompetensi Inti terdiri dari: 1) Kompetensi Inti Sikap Spiritual; 2) Komeptensi Inti Sikap Sosial; 3) Kompetensi Pengetahuan; dan 4) Kompetensi Keterampilan. Rincian dan gradasi kompetensi inti untuk masing-masing aspek kompetensi dapat dilihat pada lampiran 1. c. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 37 Tahun 2018 tentang KI dan KD untuk jenjang SD, SMP, dan


28 SMA; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 34 Tahun 2018 tentang KI dan KD untuk jenjang SMK. Contoh Kompetensi Dasar pada tingkat SMA/SMK adalah sebagai berikut: Ranah Kompetensi Dasar Sikap Spiritual 1.9 meyakini bahwa haji, zakat dan wakaf adalah perintah Allah dapat memberi kemaslahatan bagi individu dan masyarakat Sikap Sosial 2.9 menunjukkan kepedulian sosial sebagai hikmah dari perintah haji, zakat, dan wakaf Pengetahuan 3.9 menganalisis hikmah ibadah haji, zakat, dan wakaf bagi individu dan masyarakat Keterampilan 4.9 menyimulasikan ibadah haji, zakat, dan wakaf d. Indikator Pencapaian Kompetensi Abdul Majid mengemukakan bahwa indikator merupakan kompetensi dasar yang spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat instrumen penilaiannya. Indikator pencapaian hasil belajar berfungsi sebagai penanda yang menunjukkan perubahan perilaku peserta didik (Andi, Prastowo, 2015). Sementara menurut St Marwiyah dkk, Indikator Pencapaian Kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur/diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. (St. Marwiyah, dkk: 2018, 88). Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu: 1) Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator; 2) Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang dikenal sebagai indikator soal. Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. Indikator pencapaian Kompetensi berfungsi sebagai berikut: 1) Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran; 2) Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran; 3) Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar; 4) Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.


29 Berdasar pada paparan diatas, agar IPK dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya, maka dapat dirumuskan beberapa ciri dari Indikator Pencapaian Kompetensi. Ciri dari IPK yang baik adalah: 1) Spesifik (khas, tidak mengandung penafsiran ganda atau membingungkan); 2) Konkret (tidak abstrak dan dapat diamati); 3) Terukur (dapat ditentukan alat ukurnya); 4) Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KI dan KD; 5) Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hierarki kompetensi; 6) Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran. Contoh IPK: Kompetensi Dasar: 3.9 menganalisis hikmah ibadah haji, zakat, dan wakaf bagi individu dan masyarakat. Indikator Pencapaian Kompetensi: Menguraikan hikmah ibadah haji bagi individu secara rinci. Menguraikan hikmah ibadah haji bagi masyarakat secara rinci. Menguraikan hikmah ibadah zakat bagi individu secara rinci. Menguraikan hikmah ibadah zakat bagi masyarakat secara rinci. Menguraikan hikmah ibadah wakaf bagi individu secara rinci. Menguraikan hikmah ibadah wakaf bagi masyarakat secara rinci. Contoh Indikator Penilaian Pembelajaran berdasar Indikator Pencapaian kompetensi di atas. IPK Indikator Soal Soal 3.9.1 Menguraikan hikmah ibadah haji bagi individu secara rinci Disajikan narasi tentang wukuf, peserta dapat menguraikan hikmah wukuf bagi individu Salah satu rukun haji adalah wukuf di Arafah. Uraikan dengan rinci hikmah wukuf untuk kehidupan individu! e. Keterkaitan SKL, Capaian Pembelajaran, IPK dengan Penilaian. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Hal ini menjadikan penilaian merupakan pintu terakhir dalam sebuah proses pembelajaran. Penilaian yang baik akan membantu guru PAI dalam menganalisis dan


30 merefleksi proses pembelajaran. Selain itu, penilaian adalah Salah satu fungsi Indikator Pencapaian Kompetensi adalah menjadi pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar. Oleh sebab itu terjadi keterkaitan yang saling berkesinambungan antara tujuan pembelajaran (SKL, Capaian Pembelajaran, IPK), materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Skema keterkaitan antara keempatnya dapat digambarkan pada skema berikut: 4. Rangkuman Ringkasan materi pada sesi ini meliputi: a. Standar Kompetensi Lulusan adalah kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik sebagai syarat kelulusan. b. Kompetensi Inti adalah kompetensi generik yang harus dicapai oleh peserta didik terdiri dari kompetensi inti sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. c. Kompetensi Inti mengacu kepada Standar Kompetensi lulusan. d. Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan. e. Kompetensi Dasar mengacu kepada kompetensi Inti. f. Kompetensi Dasar memuat tingkat kompetensi dan lingkup materi. g. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. h. Indikator Pencapaian Kompetensi yang baik memiliki ciri berikut: spesifik, konkret, terukur, memenuhi tuntutan kompetensi Dasar, menggambarkan hierarki kompetensi, sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran. i. Antara SKL, Capaian Pembelajaran, IPK dengan Penilaian harus saling berhubungan secara berkesinambungan. Artinya penilaian harus mengacu kepada Indikator Pencapaian Kompetensi, IPK harus mengindikasikan/mengacu kepada kompetensi dasar, kompetensi dasar


31 harus mengacu kepasa kompetensi inti, dan kompetensi inti haru mengacu kepada Standar Kompetensi Lulusan. 5. Tugas a. Uraikan tingkat kompetensi dan lingkup materi yang terdapat pada SKL! b. Uraikan tingkat kompetensi dan lingkup materi yang terdapat pada KI! c. Uraikan tingkat kompetensi dan lingkup materi yang terdapat pada salah satu Kompetensi Dasar pada tingkat sesuai tugas kerja anda! d. Buatlah IPK untuk satu kompetensi dasar! e. Buatlah Indikator Soal dan butir soal sesuai IPK yang dibuat sesuai no 4! 6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut a. Sejauh mana penguasaan anda terhadap materi ini? Jika penguasaan anda telah mencapai 80% silakan lanjutkan ke materi 3. Jika belum sampai 80%, baca kembali materi 2. b. Bacalah Permendikbud No. 20, 21, 22, 23 Tahun 2016 serta Permendikbud 37 Tahun 2018!


32 D. Materi 4: Pengembangan Penilaian Sikap 1. Capaian Pembelajaran a. Tujuan sesi Setelah mempelajari materi ini, peserta diharapkan dapat: 1) Mengidentifikasi jenis-jenis penilaian sikap; 2) Mendesain rencana penilaian sikap; 3) Membuat instrumen penilaian diri; 4) Membuat instrumen penilaian antar teman; 5) Membuat instrumen penilaian observasi. b. Indikator Keberhasilan Pembelajaran Indikator keberhasilan pembelajaran pada materi ini, peserta dapat: 1) mengidentifikasi dan menguraikan jenis-jenis teknik penilaian sikap; 2) menyusun desain perencanaan penilaian sikap; 3) menyusun instrumen penilaian diri; 4) menyusun instrumen penilaian antar teman; 5) menyusun instrumen penilaian observasi. 2. Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi pada sub bab ini meliputi: Perencanaan Penilaian Sikap, Teknik penilaian sikap dan instrumen penilaian sikap. 3. Uraian Materi a. Perencanaan Penilaian Sikap Langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru dalam penilaian adalah membuat perencanaan penilaian. Perencanaan penilaian dilakukan pada awal semester/awal tahun pelajaran pada saat menyusun silabus satuan pendidikan. Langkah perencanaan penilaian sikap adalah sebagai berikut: 1) Analisis Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Dalam menganalisis Kompetensi dasar dan IPK, yang perlu dilihat adalah tingkat kompetensi atau kata kerja sikap yang terdapat pada Kompetensi Dasar. Contoh pada KD. 1.1 terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa Allah Swt. akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu, terdapat kata terbiasa.


33 2) Menentukan Teknik Penilaian. Untuk menentukan teknik penilaian, kita harus mengetahui dulu teknik penilaian yang digunakan dalam penilaian sikap apa saja. Teknik penilaian yang digunakan dalam penilaian sikap terdiri dari: a) Observasi dengan catatan jurnal b) Penilaian Diri c) Penilaian Antar teman Kita ambil contoh, KD di atas. KD. 1.1 terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa Allah Swt. akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu. Kata kuncinya adalah kata terbiasa. Untuk mengukur kompetensi terbiasa, tentu yang paling tepat adalah observasi. Untuk menjadi panduan silahkan baca kembali Materi 1 Konsep Penilaian pada sub materi Teknik dan Instrumen Penilaian PAI pada SD, SMP, SMA, dan SMK. 3) Menentukan Instrumen Penilaian. Instrumen penilaian adalah alat untuk mengumpulkan data dan mengolah data penilaian. Dalam merencanakan Instrumen penilaian yang digunakan, dapat melihat kembali Materi 1 Konsep Penilaian pada sub materi Teknik dan Instrumen Penilaian PAI. Contoh instrumen yang digunakan dalam menilai KD. KD. 1.1 terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa Allah Swt. akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu adalah Catatan Observasi dan jurnal. 4) Memasukkan rencana pada silabus satuan pendidikan. Langkah selanjutnya adalah memasukkan rencana penilaian tersebut ke dalam silabus satuan pendidikan. Contoh: Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Metode Pembel ajaran Media Pembel ajaran Penilaian A W Sumber Belajar 3) Terbiasa membaca alQur’an dengan meyakini bahwa control diri (mujahadah annafs), prasangka baik (husnuzzan), dan Menunjukkan kebiasaan membaca AlQur’an setiap hari di rumah dan di sekolah Menunjukkan perilaku control diri (mujahadah an-nafs), Observasi Penilaian Diri


34 persaudaraan (ukhuwah) adalah perintah agama 4) Menunjukkan perilaku control diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi perintah Q.S. alHujurat/49:10 dan 12 serta Hadis terkait prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) dalam kehidupan sehari-hari Menahan emosi Berwudhu ketika marah Tidak berpacaran Berpikir positif dalam menghadapi masalah Memaafkan teman yang bersalah Mudah meminta maaf ketika salah Tidak menghina orang lain Membantu orang yang membutuhka n b. Teknik Penilaian Sikap Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku peserta didik sebagai hasil pendidikan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui capaian dan membina perilaku serta budi pekerti peserta didik. Pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, KD pada KI-1 dan KD pada KI-2 disusun secara koheren dan linier dengan KD pada KI-3 dan KD pada KI-4. Dengan demikian aspek sikap untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dibelajarkan secara langsung (direct teaching) maupun tidak langsung (indirect teaching) yang memiliki dampak instruksional (instructional effect) dan memiliki dampak pengiring (nurturant effect).


35 Dalam melakukan penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa teknik, antara lain: 1) Observasi dengan Jurnal Guru Observasi dalam penilaian sikap peserta didik merupakan teknik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku. Asumsinya setiap peserta didik pada dasarnya berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat hanya perilaku yang sangat baik (positif) atau kurang baik (negatif) yang muncul dari peserta didik. Catatan halhal sangat baik (positif) digunakan untuk menguatkan perilaku positif, sedangkan perilaku kurang baik (negatif) digunakan untuk pembinaan. Hasil observasi dicatat dalam jurnal yang dibuat selama satu semester oleh guru mata pelajaran. Jurnal memuat catatan sikap atau perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik, dilengkapi dengan waktu terjadinya perilaku tersebut, dan butir-butir sikap. Catatan jurnal menjadi rujukan guru Pendidikan Agama Islam dalam melihat daftar nilai sikap. Rekap nilai sikap yang merupakan rata-rata nilai sikap setiap Kompetensi Dasar. Teknik Observasi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan penilaian sikap utama. Teknik Observasi dapat digunakan untuk menilai kompetensi-kompetensi dasar dengan kata kerja kompetensi sebagai berikut: Menunjukkan perilaku, terbiasa, memiliki sikap, menunjukkan sikap, menjalankan, meneladani. Contoh model dan pengisian Jurnal Guru


36 Catatan Jurnal Guru dicatat dalam rekap observasi sikap seperti contoh berikut: Pemberian nilai awal yang diasumsikan baik, misalnya 80. Ketika peserta didik melakukan sikap yang negatif, maka pada minggu dimana ditemukan kejadian tersebut, nilainya diturunkan menjadi 70. Sebaliknya jika menunjukkan sikap positif, nilainya dinaikkan menjadi 90. Nilai Akhir Observasi Sikap KD, kemudian di akhir semester dimasukkan ke dalam buku daftar nilai. Contoh daftar nilai sikap sebagai berikut: 2) Penilaian Diri Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku. Penilaian diri dapat dilakukan untuk menilai sikap spiritual. Beberapa


37 kata kerja dalam kompetensi dasar yang dapat menggunakan penilaian diri antara lain: meyakini, menerima. Instrumen yang digunakan untuk penilaian diri berupa lembar penilaian diri yang dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak bermakna ganda, dengan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik, dan menggunakan format sederhana yang mudah diisi peserta didik. Lembar penilaian diri dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata/sebenarnya, bermakna, dan mengarahkan peserta didik mengidentifikasi kekuatan atau kelemahannya. Hal ini untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai dirinya secara subjektif. Penilaian diri oleh peserta didik dilakukan melalui langkahlangkah sebagai berikut: 2. Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri. 3. Menentukan indikator yang akan dinilai. 4. Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan. 5. Merumuskan format penilaian, berupa daftar cek (checklist) atau skala penilaian (rating scale), atau dalam bentuk esai untuk mendorong peserta didik mengenali diri dan potensinya. Contoh Lembar Penilaian Diri dapat dilihat pada sub Instrumen Penilaian Sikap. 3) Penilaian Antar Teman Penilaian antarteman adalah penilaian dengan cara peserta didik saling menilai perilaku temannya. Penilaian antarteman dapat mendorong: (a) objektifitas peserta didik, (b) empati, (c) mengapresiasi keragaman/perbedaan, dan (d) refleksi diri. Di samping itu penilaian antarteman dapat memberi informasi bagi guru mengenai peserta didik yang berdasarkan hasil penilaian temannya, suka menyendiri dan kurang bergaul. Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antarteman dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarteman. Kriteria penyusunan instrumen penilaian antarteman sebagai berikut. a) Sesuai dengan indikator yang akan diukur. b) Indikator dapat diukur melalui pengamatan peserta didik. c) Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda. d) Menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik. e) Menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik.


38 f) Indikator menunjukkan sikap/perilaku peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya dan dapat diukur. Penilaian antar teman dapat dilaksanakan untuk kompetensikompetensi dasar yang mengandung kata kerja sebagai berikut: Menunjukkan perilaku, terbiasa, memiliki sikap, menunjukkan sikap, menjalankan, meneladani. Untuk meningkatkan validitas data, dalam pelaksanaan penilaian antar teman dapat dilakukan triangulasi sumber, yakni satu anak dinilai oleh tiga orang yang berbeda. Nilai akhirnya adalah rata-rata dari ketiga penilai. c. Instrumen dan Pengolahan nilai Sikap Dalam melakukan penilaian sikap, instrumen yang diperlukan antara lain: 1) Buku Nilai (Rekap Nilai) Buku Nilai (Rekap Nilai) berfungsi mencatat rekap nilai sikap yang telah diambil. Contoh model buku rekap nilai sikap adalah sebagai berikut: REKAPITULASI NILAI NAMA SEKOLAH : SMAN 1 Cijeruk MATA PELAJARAN : PAI dan Budi Pekerti KELAS/SEMESTER : X. MIA 1 / Ganjil TAHUN PELAJARAN : 2017/2018 2) Catatan jurnal Guru Catatan/jurnal guru adalah catatan pengamatan/kejadian yang dilakukan guru Contohnya:


39 3) Catatan Hasil Observasi Catatan Hasil Observasi adalah catatan penilaian sikap pada setiap minggu dalam satu semester. Contohnya: 4) Lembar Penilaian Diri Lembar penilaian Diri adalah instrumen penilaian diri terhadap kompetensi Dasar. Berisi indikator kompetensi dasar. Model lembar penilaian diri dapat berbentuk Daftar Ceklis, Skala Likert, Skala Thurstone atau Beda Semantik. Contohnya:


40 5) Lembar Penilaian Antar Teman Lembar penilaian Antar adalah instrumen penilaian antar terhadap kompetensi Dasar. Berisi indikator kompetensi dasar. Model lembar penilaian diri dapat berbentuk Daftar Ceklis, Skala Likert, Skala Thurstone atau Beda Semantik. Contohnya:


41 4. Rangkuman Ringkasan materi pada sesi materi ini meliputi: a. Teknik penilaian sikap terdiri dari Observasi dengan catatan jurnal, penilaian diri dan penilaian antar teman. b. Observasi adalah teknik penilaian dengan cara mengamati sikap peserta didik.


42 c. Kompetensi dasar yang didahului dengan kata kerja menunjukkan perilaku, terbiasa, memiliki sikap, menunjukkan sikap, menjalankan, meneladani sebaiknya dinilai dengan teknik observasi. d. Penilaian diri adalah teknik penilaian dimana peserta didik menilai dirinya sendiri dalam mengetahui pemenuhan kompetensi dasar. e. Kompetensi dasar yang didahului kata menerima, meyakini, menghayati sebaiknya dinilai dengan teknik penilaian diri. f. Penilaian antarteman adalah penilaian dengan cara peserta didik saling menilai perilaku temannya. g. Kompetensi dasar yang didahului dengan kata kerja menunjukkan perilaku, terbiasa, memiliki sikap, menunjukkan sikap, menjalankan, meneladani dapat dinilai dengan teknik penilaian antar teman. h. Untuk meningkatkan validitas data hasil penelitian antar teman, dapat dilakukan metode triangulasi sumber. 5. Tugas a. Jelaskan teknik-teknik penilaian sikap! b. Jelaskan apa yang dimaksud teknik penilaian observasi! c. Jelaskan apa yang dimaksud teknik penilaian diri! d. Jelaskan apa yang dimaksud teknik penilaian antar teman! e. Uraikanlah KD. 2.1. Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah annafs), prasangka baik (husnuz-zan), dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi perintah Q.S. al- Hujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis terkait ke dalam indikator-indikator kemudian buatlah lembar Penilaian Antar Teman untuk KD tersebut! 6. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Jika penguasaan anda telah mencapai 80% silakan lanjutkan ke materi 4. Jika belum sampai 80%, baca kembali materi 3.


43 E. Materi 5: Pengembangan Penilaian Pengetahuan 1. Capaian Pembelajaran a. Tujuan Sesi Setelah mengikuti sesi materi ini, peserta diharapkan dapat: 1. mengidentifikasi jenis-jenis teknik penilaian pengetahuan; 2. menyusun kisi-kisi soal; 3. menyusun instrumen penilaian pengetahuan. b. Indikator Keberhasilan Pembelajaran Indikator Keberhasilan Pembelajaran pada materi ini, peserta dapat: 1. mengidentifikasi jenis-jenis teknik penilaian pengetahuan; 2. menyusun kisi-kisi soal; 3. menyusun naskah soal pilihan ganda; 4. menyusun naskah soal uraian; 5. menyusun naskah soal pengetahuan bentuk lain. 2. Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi pada sub bab ini meliputi: Teknik Penilaian Pengetahuan, Instrumen Penilaian Pengetahuan, Kisi-kisi soal. 3. Uraian Materi a. Teknik Penilaian Pengetahuan Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan peserta didik berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, serta kecakapan berpikir tingkat rendah sampai tinggi. Penilaian ini berkaitan dengan ketercapaian KD pada KI-3 yang dilakukan oleh guru mata pelajaran. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Guru mata pelajaran menetapkan teknik penilaian sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai. Penilaian dimulai dengan perencanaan pada saat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada silabus. Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar, juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran (diagnostic). Oleh karena itu, pemberian umpan balik (feedback) kepada peserta didik oleh pendidik merupakan hal yang sangat penting, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk


44 perbaikan mutu pembelajaran. Ketuntasan belajar untuk pengetahuan ditentukan oleh satuan pendidikan. Secara bertahap satuan pendidikan terus meningkatkan kriteria ketuntasan belajar dengan mempertimbangkan potensi dan karakteristik masing-masing satuan pendidikan sebagai bentuk peningkatan kualitas hasil belajar. Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan karakteristik masing masing KD. Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Skema penilaian pengetahuan dapat dilihat pada gambar berikut: 1) Tes tertulis Tes tertulis adalah tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes tertulis menuntut respons dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimiliki. Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Pengembangan instrumen tes tertulis mengikuti langkah langkah sebagai berikut. a) Menyusun kisi-kisi, yaitu spesifikasi yang digunakan sebagai acuan menulis soal. Kisi-kisi memuat rambu-rambu tentang kriteria soal yang akan ditulis, meliputi KD yang akan diukur, materi, indikator soal, level kognitif, bentuk soal, dan nomor soal. Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah sesuai dengan tujuan tes dan proporsi soal per KD atau materi yang hendak diukur lebih tepat. Format kisi-kisi Satuan Pendidikan: ........................ Kelas/Semester : ........................ Tahun Pelajaran : ........................ Mata Pelajaran : ........................


45 No Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Level Kognitif No. Soal Bentuk Soal (a) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan butir soal. a) Tes Tulis bentuk pilihan ganda Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda sebagai berikut. Substansi/Materi Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk PG). Tidak bersifat SARA dan PPPK (suku/agama/ras/ antargolongan/pornografi/politik/propaganda/kekerasan) Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: urgensi, keberlanjutan, relevansi, dan keterpakaian). Pilihan jawaban homogen dan logis. Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat. Konstruksi Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja. Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda. Gambar/grafik/tabel/diagram dan sebagainya jelas dan berfungsi. Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua pilihan jawaban benar” atau “semua pilihan jawaban salah”. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan besar kecilnya angka atau kronologis kejadian. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Bahasa Menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia, kecuali untuk mata pelajaran bahasa asing dan/atau bahasa daerah. Menggunakan bahasa yang komunikatif. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.


46 b) Tes Tulis bentuk uraian Kaidah penulisan soal bentuk uraian sebagai berikut. Substansi/materi Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk uraian). Tidak bersifat SARA dan PPPK (Suku/Agama/Ras/ Antargolongan/Pornografi/Politik/Propaganda/Kekerasan). Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai. Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan tingkat kelas (X, XI, atau XII). Konstruksi Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal. Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai. Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi. Ada pedoman penskoran atau rubrik. Bahasa Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku, kecuali untuk mata pelajaran bahasa asing dan/atau bahasa daerah. Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian. Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat. (b) Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang digunakan. Pada soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan kunci jawaban karena jawaban dapat diskor dengan objektif. Sedangkan untuk soal uraian disediakan pedoman penskoran yang berisi alternatif jawaban, kata-kata kunci (key words), dan rubrik dengan skornya. Contoh dan pejelasan lebih detil tentang penyusunan dapat dipelajari pada materi Penyusunan soal HOTS. c) Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum soal diujikan, yaitu analisis tentang validitas meliputi substansi (materi), konstruksi, dan bahasa. 2) Tes lisan Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara


47 klasikal ketika pembelajaran. Jawaban peserta didik dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf. Tes lisan menumbuhkan sikap peserta didik untuk berani berpendapat. Rambu-rambu pelaksanaan tes lisan sebagai berikut. (a) Tes lisan dapat digunakan untuk mengambil nilai (assessment of learning) dan dapat juga digunakan sebagai fungsi diagnostik untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap kompetensi dan materi pembelajaran (assessment for learning). (b) Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan lingkup materi pada kompetensi dasar yang dinilai. (c) Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didik dalam mengonstruksi jawaban sendiri. (d) Pertanyaan disusun dari sederhana ke lebih komplek. 3) Penugasan Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur dan/atau meningkatkan pengetahuan. Penugasan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan (assessment of learning) dapat dilakukan setelah proses pembelajaran sedangkan penugasan yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan (assessment for learning) diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran. Penugasan dapat dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Penugasan lebih ditekankan pada pemecahan masalah dan tugas produktif lainnya Rambu-rambu penugasan. (a) Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar. (b) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik, selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri. (c) Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik. (d) Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum. (e) Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok. (f) Pada tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok. (g) Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas. (h) Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.


48 b. Instrumen Penilaian Pengetahuan Instrumen Penilaian pengetahuan adalah alat pengumpulan data yang digunakan untuk melakukan penilaian kompetensi pengetahuan. Instrumen penilaian pengetahuan terdiri dari soal pilihan ganda, soal uraian, soal benar-salah, soal menjodohkan, soal isian. Contoh Soal Pilihan Ganda Hari akhir adalah hari hancurnya segala kehidupan alam semesta sekaligus menjadi awal kehidupan akhirat. Iman kepada hari akhir menjadi salah satu rukun iman. Contoh perilaku yang menggambarkan keimanan rukun iman di atas adalah .... 1) menggunakan kesempatan dan menggunakan semua harta selama hidup 2) berusaha untuk berbuat baik dan beribadah kepada Allah dengan ikhlas 3) mengarahkan sesama umat untuk melakukan tindakan demi harta 4) menjalani hidup dengan pesimis karena adanya perhitungan semua amal 5) berani menegakkan kebenaran untuk kepentingan diri dan kelompok Contoh Soal Uraian Pak Muhammad Anwar meninggal dunia. Ia meninggalkan sejumlah harta warisan. Setelah dikeluarkan untuk biaya perawatan jenazah dan membayar hutang, harta waris yang tersisa Rp 75.000.000,00. Sementara ahli warisnya terdiri dari seorang bapak, isteri, dua orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan. Hitunglah bagian masing-masing ahli waris! Contoh Soal Benar-Salah Jawablah pernyataan berikut dengan melingkari benar (B) atau salah (S) 1. Salah satu hikmah tawaf bagi individu adalah bahwa kita harus terus bergerak dan fokus pada tujuan tanpa memperdulikan sekitar (B – S) 2. Salah satu hikmah zakat untuk masyarakat adalah mengurangi tindak kriminal (B – S) Contoh soal Menjodohkan Jodohkanlah dengan memberi tanda panah/garis!


49 1. Kitab yang diturunkan kepada nabi Musa a.s Wudhu 2. Salah satu rukun shalat Membaca fatihah 3. Merupakan syarat sah shalat Zabur 4. Salah satu syarat wajib shalat Membaca ayat alquran 5. Kitab yang diturunkan kepada nabi Daud as Taurat Contoh soal Isian Isilah titik-titik sehingga menjadi pernyataan yang benar! 1. Ayah nabi Ibrahim bernama ..... 2. ... adalah perbuatan yang ingin dilihat/dinilai orang lain. c. Kisi-kisi Soal Kisi-kisi soal adalah panduan penyusunan soal. Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah sesuai dengan tujuan tes dan proporsi soal per KD atau materi yang hendak diukur lebih tepat. Langkah-langkah penyusunan kisi-kisi soal adalah melalui tahapan berikut: 1) Tuliskan Identitas terdiri dari Satuan Pendidikan, Tahun Pelajaran, Kelas/Semester, Mata Pelajaran. 2) Tuliskan Kompetensi Dasar yang hendak dinilai. Kompetensi dasar yang dinilai adalah kompetensi yang menjadi beban belajar peserta didik yang menjadi objek penilaian. Untuk mata pelajaran PAI dan Budi pekerti lihat di Peraturan Menteri Pendiidkan dan Kebudayaan Nomor 40. 3) Tuliskan Materi Pokok. Materi pokok adalah materi utama yang menggambarkan kompetensi dasar. Untuk menentukan materi apa saja yang akan diujikan, menggunakan prinsip UKRK (Urgensi, Kontiunitas, Relevansi, Keterpakaian): a) Urgensi (materi penting yang harus dikuasai peserta didik untuk menguasai kompetensi) b) Kontinuitas (materi sebagai pendalaman dari materi selanjutnya/berkelanjutan) c) Relevansi (materi yang penting untuk memahami materi lain) d) Keterpakaian (materi yang memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan sehari-hari) 4) Tuliskan Indikator Soal. Indikator soal adalah panduan penyusunan butir soal. Konstruksi Indikator soal sekurang-kurangnya meliputi stimulus dan tingkat


50 kompetensi. Rumusan indikator soal yang lengkap memenuhi 4 komponen, yaitu: Audience (peserta didik), behaviour (kemampuan/kompetensi), condition (kondisi), degree (ketepatan). Contoh Indikator Soal: Disajikan bagan Ahli Waris, peserta didik dapat menentukan bagian waris masing-masing secara tepat. 5) Tentukan Level Kognitif Level koginitif adalah level berfikir dengan pendekatan anderson. Level kognitif dapat digambarkan sebagai berikut: Level Kognitif Level Kognitif C1 Mengetahui Pengetahuan dan Pemahaman C2 Memahami C3 Mengaplikasi/menerapkan Aplikasi C4 Menganalisis Penalaran C5 Mengevaluasi C6 Mengkreasi 6) Tentukan No. Soal No. Soal adalah no. Soal berapa yang mau menanyakan tentang indikator soal tersebut. 7) Tentukan bentuk soal Bentuk soal dapat berbentuk pilihan ganda, menjodohkan, isian, benar-salah, uraian. Contoh kisi-kisi soal


Click to View FlipBook Version