101 berkata sambil menangis “Ana tidak mau masuk neraka karena 500 rupiah.” Ibu Rizka yang mendengar kisahnya pun berdecak kagum, “Subhanallah, rasanya ingin ikut menangis mendengar ketulusan hati Ananda”. Alhamdulillah pesan kejujuran sudah bisa sampai ke anak, sebagai cara mencontoh cara dagang Rasulullah saw. [RNF] (https://insantama.sch.id/kisah-kejujuran-pedagang-andra/ ) 1. Andra sangat menyesal sekali karena ia berfikir bahwa… 2. Kenapa kasus itu menimpa Andra, apa akar masalahnya dan bagaimana solusinya? 3. Seandainya ada 10 kasus serupa Andra, dan dana itu dikumpulkan di baitul mal sebagai modal syirkah inan, maka masing-masing ibuibu di atas akan mendapatkan modal… A. Rp. 500,- B. Rp. 750,- C. Rp. 800,- D. Rp. 1000,- E. Rp. 1250,- D. Rangkuman 1. Soal HOTS: soal yang mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi, yang tidak sekadar mengingat (remember), memahami (understand), atau menerapkan (apply). 2. Soal-soal HOTS mengukur kemampuan: (a) transfer satu konsep ke konsep lainnya; (b) memproses dan menerapkan informasi; (c) mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda; (d) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah; dan (e) menelaah ide dan informasi secara kritis. 3. Karakteristik soal HOTS meliputi: (a) Mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi (C4, C5, atau C6), dengan ciri-ciri berpikir tingkat tinggi, kemampuan: menganalisis, merefleksi, berargumen, memprediksi, menyimpulkan, mengambil keputusan yang tepat, menemukan, dan menciptakan strategi baru. (b) Berbasis permasalahan kontekstual dan ngetrend; dan (c) Tidak rutin. 4. Soal-soal HOTS bukan berarti soal yang sulit, soal sulit belum tentu HOTS, redaksinya panjang dan berbelit-belit sehingga banyak membuang banyak waktu membacanya dan sekaligus memusingkan peserta didik, tetapi soal tersebut disusun secara proporsional dan sistematis untuk mengukur Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) secara efektif serta memiliki kedalaman sehingga peserta didik pun terangsang untuk menjawab.
102 5. Peran soal HOTS dalam penilaian hasil belajar: (a) mempersiapkan kompetensi siswa menyongsong abad ke-21; (b) memupuk rasa cinta dan peduli terhadap kemajuan daerah; (c) meningkatkan motivasi belajar siswa; dan (d) meningkatkan mutu dan akuntabilitas penilaian hasil belajar. 6. Langkah-langkah penyusunan soal HOTS: (a) menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS; (b) merumuskan spesifikasi stimulus yang menarik dan kontekstual; (c) menyusun kisi-kisi soal; (d) menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal; dan (e) membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban. E. Tugas 1. Jelaskan pengertian soal HOTS? 2. Kemampuan apa saja yang diukur dalam soal HOTS? 3. Jelaskan karakteristik soal HOTS! 4. Soal sulit belum tentu HOTS, jelaskan statemen tersebut! 5. Jelaskan peran soal HOTS dalam penilaian hasil belajar! 6. Jelaskan langkah-langkah penyusunan soal HOTS! Mengerjakan LK 6.3: Format spesifikasi stimulus soal HOTS; LK 6.4: Format kisikisi soal HOTS; LK 6.5: Format kartu soal HOTS; dan LK 6.6: Format telaah soal HOTS. F. Umpan balik dan tindak lanjut Pelatih dan seluruh peserta secara bersama-sama membuat komitmen untuk menerapkan pengembangan dan penusunan soal HOTS mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sesuai jenjang masing-masing berdasarkan konsep, karakteristik soal HOTS, peran soal HOTS dalam penilaian hasil belajar, mekanisme pengembangan soal HOTS, serta contoh-contoh implementatif soal HOTS secara benar.
103 I. Materi 9: Analisis Butir Soal A. Capaian Pembelajaran 1. Tujuan Sesi ini bertujuan: a. Meningkatkan pemahaman GPAI terhadap substansi analisis butir soal. b. Meningkatkan keterampilan GPAI untuk melakukan analisis butir soal. c. Meningkatkan motivasi GPAI untuk melakukan analisis butir soal. 2. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan sesi ini adalah: a. Meningkatnya pemahaman GPAI sebagai peserta terhadap substansi analisis butir soal. b. Meningkatnya keterampilan GPAI sebagai peserta untuk melakukan analisis butir soal. c. Meningkatnya motivasi GPAI sebagai peserta untuk melakukan analisis butir soal. B. Ruang Lingkup Materi 1. Materi Pokok 1: Konsep Analisis Butir Soal 1. Materi Pokok 2: Analisis Kualitatif Soal Pilihan Ganda 2. Materi Pokok 3: Analisis Butir Soal Uraian C. Uraian Materi 1. Konsep Analisis Butir Soal Analisis butir soal digunakan untuk: (1) meningkatkan mutu soal ditinjau dari aspek materi, konstruksi dan bahasa; (2) mengetahui karakteristik butir soal meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda, berfungsi tidaknya pengecoh; dan (3) meningkatkan akurasi hasil pengukuran. Hasil pengukuran memiliki reliabilitas (tingkat kepercayaan tinggi) bila hasil pengukuran dapat memberikan informasi yang akurat terhadap sasaran pengukuran. Analisis butir soal dilakukan dengan dua cara yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif adalah analisis butir soal sebelum soal tersebut diujicbakan dan/atau diujikan pada peserta tes. Sedangkan analisis kuantitatif adalah analisis butur soal setelah soat tersebut diujicobakan dan/atau diujikan pada peserta tes. Kedua analisis butir tersebut sangatlah penting untuk dilakukan agar kualitas butir soal secara konten, konstruk, dan kebahasaan serta akurasi hasil pengukuran.
104 Pada prinsipnya analisis butir soal secara kualitatif dilaksanakan berdasarkan kaidah penulisan butir soal. Penelaahan ini biasanya dilakukan sebelum soal digunakan/diujikan. Komponen yang diperhatikan dalam analisis kualitatif adalah aspek materi, konstruksi, dan bahasa. Agar dapat dilakukan analisis kualitatif harus disiapkan dua hal penting yaitu: (1) kartu soal yang berisi kompetensi dasar, materi pokok, indikator soal, level kognitif, rumusan butir soal, dan kunci jawaban; dan (2) format analisis butir soal sesuai dengan kaidah penulisan butir soal. Sebelum melakukan analisis soal secara kualitatif terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, ialah sebagai berikut. (a) Penelaah bukan penulis soal yang akan dianalisis. (b) Penelaah adalah guru mata pelajaran sejenis atau memiliki latar belakang pendidikan yang sama dengan mata pelajaran yang akan dianalisis. (c) Penelaah memiliki wawasan yang memadai tentang pengukuran, kebahasaan, dan kurikulum. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam analisis kualitatif adalah sebagai berikut. a. Membuat kartu soal dengan cara mengisi format kartu soal yang tersedia dari identitas sampai dengan kunci jawaban. Berikut contoh format kartu soal untuk bahan analisis butir soal! Tabel 7.1: Format Kartu Soal b. Lakukan analisis kualitatif soal, dengan instrumen telaah butir soal, baik secara manual maupun dengan aplikasi yang diterbitkan oleh Direktorat PSMA Kemendikbud yang terbaru tahun 2018. c. Isilah keputusan soal, yang meliputi diterima tanpa perbaikan, diterima dengan perbaikan atau ditolak.
105 d. Jika soal diterima tanpa perbaikan, soal langsung dapat digunakan, jika soal diterima dengan perbaikan, maka soal harus direvisi sebelum digunakan, dengan memperhatikan aspek-aspek yang perlu direvisi, jika soal ditolak, maka soal harus diganti. e. Jika soal diterima tanpa perbaikan, soal diujikan. f. Setelah soal diujikan, lakukan analisis kuantitatif g. Tuliskan hasil analisis kuantitatif pada kolom yang tersedia di kartu soal. Level Kognitif Level 1 C1- C2 Level 2 C3 Level 3 C4-6 2. Analisis Kualitatif Soal Pilihan Ganda Untuk memudahkan pemahaman, berikut disajikan contoh format kartu soal, format analisis butir soal, dan format bentuk tes pilihan ganda. Tabel 7.2. Contoh Kartu Soal Pilihan Ganda Keputusan*: Statistik Butir Soal DP TK Pengecoh
106 Diterima tanpa perbaikan Diterima dengan perbaikan Ditolak Level Kognitif Level 1 C1- C2 Level 2 C3 Level 3 C4-6 Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif pada soal bentuk tes pilihan ganda yang telah dibuat dengan menggunakan aplikasi PSMA. Untuk memudahkan pemahaman, berikut disajikan contoh hasil analisis butir soal bentuk tes pilihan ganda dan revisi kartu soal tes pilihan ganda berdasarkan hasil analisis kualitatif dengan menggunakan aplikasi PSMA (lihat tabel 7.3). Tabel 7.3: Format Analisis Butir Soal Pilihan Ganda FORMAT ANALISIS BUTIR SOAL BENTUK TES PILIHAN GANDA Nama Sekolah : ...................... Mata Pelajaran : ...................... Kelas/Peminatan : ...................... Penelaah : ……………… Statistik Butir Soal DP TK Pengecoh No Aspek yang Dinilai Respon MATERI 1 Soal sesuai dengan indikator (materi dan kemampuan berpikir) (1) soal sesuai indikator (0) soal tidak sesuai indicator 2 Soal dan pilihan jawaban tidak mengandung SARAPPPK (Suku, Agama, ras, Antar golongan, Pornografi, Politik, Propaganda, dan Kekerasan) (1) Soal dan pilihan jawaban tidak mengandung SARAPPPK (Suku, Agama, ras, Antar golongan, Pornografi, Politik, Propaganda, dan Kekerasan) (0) Soal dan pilihan jawaban mengandung SARAPPPK (Suku, Agama, ras, Antar golongan, Pornografi, Politik, Propaganda, dan Kekerasan) 3 Pilihan jawaban homogen dan (2) pilihan jawaban homogen dan logis
107 logis (1) pilihan jawaban homogen atau logis (0) pilihan jawaban tidak homogen dan tidak logis 4 Hanya ada satu kunci jawaban (1) kunci jawaban hanya satu (0) kunci jawaban lebih dari satu atau tidak ada atau salah KONSTRUKSI 5 Pokok soal jelas dan tegas (2) pokok soal jelas dan tegas (1) pokok soal jelas atau tegas (0) pokok soal tidak jelas dan tidak tegas 6 Pokok soal merupakan pernyataan yang diperlukan (1) pokok soal merupakan pernyataan yang diperlukan (0) pokok soal bukan merupakan pernyataan yang diperlukan 7 Pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan (1) pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan (0) pilihan jawaban bukan merupakan pernyataan yang diperlukan 8 Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar (1) tidak memberi petunjuk (0) memberi petunjuk 9 Pokok soal tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda (1) tidak mengandung pernyataan negatif ganda (0) mengandung pernyataan negatif ganda 10 Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama (1) rumusan pilihan relatif sama (0) salah satu rumusan pilihan jawaban panjang 11 Pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan, "Semua pilihan jawaban di atas salah", atau "Semua pilihan jawaban di atas benar". (1) Pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan, "Semua pilihan jawaban di atas salah", atau "Semua pilihan jawaban di atas benar". (0) Pilihan jawaban mengandung pernyataan, "Semua pilihan jawaban di atas salah", atau "Semua pilihan jawaban di atas benar". 12 Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologisnya. (*) pilihan jawaban tidak berbentuk urutan angka atau urutan waktu (1) pilihan jawaban yang berbentuk angka disusun berdasarkan urusan kecil ke besar atau sebaliknya dan pilihan jawaban waktu berdasarkan kronologisnya (0) pilihan jawaban yang berbentuk angka tidak disusun berdasarkan urusan kecil ke besar atau sebaliknya dan pilihan jawaban waktu
108 3. Analisis Butir Soal Uraian Berdasarkan cara penskorannya, bentuk tes uraian diklasifikasikan atas uraian objektif dan uraian non-objektif. Pada bentuk tes uraian, penskoran dapat dilakukan dengan pasti (objektif) karena langkah-langkah kunci yang diskor jelas. Sedangkan pada tes uraian non-objektif skornya dinyatakan dalam bentuk interval, karena ide-ide pokok yang diskor hanya diuraikan secara garis besar atau berupa kriteria tertentu. Hal tersebut membuka tidak berdasarkan kronologisnya 13 Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal jelas dan berfungsi. (*) tidak terdapat Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya (2) gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya pada soal jelas dan berfungsi (1) gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya pada soal jelas atau berfungsi (0) gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya pada soal tidak jelas dan tidak berfungsi 14 Butir soal tidak bergantung pada pilihan jawaban soal lainnya (1) butir soal tidak tergantung pada pilihan jawaban soal lainnya (0) butir soal bergantung pada pilihan jawaban soal lainnya BAHASA 15 Soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, untuk bahasa daerah dan bahasa asing sesuai kaidahnya (1) bahasa sesuai kaidah bahasa Indonesia, untuk bahasa daerah dan bahasa asing sesuai kaidahnya (0) tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia atau bahasa daerah dan bahasa asing sesuai kaidahnya 16 Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat (*) khusus Mulok Bahasa Daerah/Sejenisnya pilih opsi ini (1) tidak menggunakan bahasa setempat (0) menggunakan bahasa setempat 17 Soal menggunakan bahasa yang komunikatif. (1) menggunakan bahasa komunikatif (0) tidak menggunakan bahasa komunikatif 18 Pilihan jawaban tidak mengulang kata atau frasa yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. (1) tidak mengulang kata atau frasa (0) mengulang kata atau frasa
109 peluang kemungkinan adanya unsur subjektivitas pada waktu melakukan scoring. Pada dasarnya langkah-langkah melakukan analisis kualitatif untuk tes bentuk uraian sama dengan analisis kualitatif tes bentuk pilihan ganda. Perbedaannya hanya pada bentuk format kartu soal dan pedoman penskorannya, serta format analisis butir soal kualitatif. Bila pada tes bentuk pilihan ganda ada kunci jawaban, maka dalam tes bentuk uraian terdapat alternatif jawaban (kata kunci) yang dituangkan dalam pedoman penskorannya. Format-format yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan analisis juga sama, yaitu: kartu soal, pedoman penskoran, dan format analisis butir soal kualitatif. Oleh karena langkah-langkah analisis butir soal bentuk tes uraian sama dengan tes pilihan ganda, maka langkah-langkah tersebut tidak dipaparkan secara tersendiri. Untuk melihat perbedaan bentuk format kartu soal dan pedoman penskorannya, serta format analisis butir soal kualitatif, berikut ini diberikan contoh format kartu soal bentuk tes uraian dan pedoman penskoran, format analisis butir soal uraian, serta format bentuk soal uraian. Tabel 7.4 Format Kartu Soal Uraian Pedoman Penskoran K e p No. Uraian Jawaban/Kata Kunci Skor Total Skor
110 utusan*: Diterima tanpa perbaikan Diterima dengan perbaikan Ditolak Level Kognitif Level 1 C1- C2 Level 2 C3 Level 3 C4-6 Tabel 7.5. Format Analisis Butir Soal Bentuk Tes Uraian FORMAT ANALISIS BUTIR SOAL BENTUK TES URAIAN Nama Sekolah : ...................... Mata Pelajaran : ...................... Kelas/Peminatan : ...................... No. Aspek yang dianalisis Nomor Soal 41 42 43 44 45 A. 1. Materi Soal sesuai dengan indikator (materi dan kemampuan berpikir). 2. Soal tidak mengandung unsur SARAPPPK (Suku, Agama, Ras, Antargolongan, Pornografi, Politik, Propaganda, dan Kekerasan). 3. Ruang lingkup jawaban harus jelas. B. 4. Konstruksi Soal yang digunakan menggunakan kata tanya atau perintah. 5. Ada pedoman penskoran (rubrik). 6. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan berfungsi. C. 7. Bahasa Soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, untuk bahasa daerah Statistik Butir Soal DP TK
111 No. Aspek yang dianalisis Nomor Soal 41 42 43 44 45 dan bahasa asing sesuai kaidahnya. 8. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat. 9. Soal menggunakan bahasa yang komunikatif. 10. Soal tidak menggunakan kata/ungkapan dengan penafsiran ganda. *) Diisi tanda centang (√) jika memenuhi, atau tanda silang (X) jika tidak memenuhi. Tabel 7.5: Contoh Format Kartu Soal Uraian Tabel 7.6: Pedoman Penskoran/Rubrik Penilaian
112 Keputusan*: Diterima tanpa perbaikan Diterima dengan perbaikan Ditolak Level Kognitif Level 1 C1- C2 Level 2 C3 Level 3 C4-6 Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif pada soal bentuk tes uraian yang telah dibuat dengan menggunakan aplikasi PSMA. Untuk memudahkan pemahaman, berikut disajikan contoh hasil analisis butir soal bentuk tes uraian dan revisi kartu soal tes uraian berdasarkan hasil analisis kualitatif dengan menggunakan aplikasi PSMA. Tabel 7.8: Contoh Hasil Analisis Butir Soal Bentuk Tes Uraian (dengan menggunakan aplikasi PSMA) Statistik Butir Soal DP TK
113 HASIL ANALISIS BUTIR SOAL BENTUK TES URAIAN Nama Sekolah : SMA ................................ Mata Pelajaran : PAI Kls/Peminatan : X IPS-1 No. Aspek yang dianalisis Nomor Soal 41 42 43 44 45 A. 1. Materi Soal sesuai dengan indikator (materi dan kemampuan berpikir). 2. Soal tidak mengandung unsur SARAPPPK (Suku, Agama, Ras, Antargolongan, Pornografi, Politik, Propaganda, dan Kekerasan). 3. Ruang lingkup jawaban harus jelas. B. 4. Konstruksi Soal yang digunakan menggunakan kata tanya atau perintah. 5. Ada pedoman penskoran (rubrik). 6. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan berfungsi. C. 7. Bahasa Soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, untuk bahasa daerah dan bahasa asing sesuai kaidahnya. 8. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat. 9. Soal menggunakan bahasa yang komunikatif. 10. Soal tidak menggunakan kata/ungkapan dengan penafsiran ganda. Dari hasil analisis kualitatif butir soal bentuk tes uraian pada contoh soal di atas diperoleh hasil bahwa seluruh kaidah penulisan soal telah terpenuhi dan tidak ada yang harus diperbaiki, sehingga soal diterima tanpa perbaikan. D. Rangkuman 1. Analisis butir soal merupakan salah satu tahapan penting yang harus dilakukan guru dalam pengembangan butir soal. Tahapan analisis butir soal terlebih dahulu melakukan analisis butir soal kualitatif (menelaah kesesuaian butir soal dengan kaidah penulisan butir soal). Butir-butir soal yang dinyatakan sesuai dengan kaidah penulisan butir soal, selanjutnya
114 diujicobakan untuk mengetahui karakteristik butir soal meliputi daya pembeda, tingkat kesukaran, dan berfungsi atau tidaknya pengecoh (untuk butir soal pilihan ganda). 2. Kegiatan analisis butir soal wajib dilakukan oleh guru, sebelum diujikan kepada peserta didik sebagaimana amanat Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 pasal 13 ayat 2. Melalui kegiatan analisis butir soal dapat diketahui kualitas butir soal. Butir soal yang berkualitas baik, dapat menghasilkan data pengukuran yang akurat dan akuntabel. Hanya butir-butir soal yang berkualitas baik dapat digunakan untuk mengukur kompetensi peserta didik. Dengan melakukan analisis butir soal, satuan pendidikan telah melakukan pengembangan instrumen penilaian sesuai dengan prosedur. E. Tugas Mengerjakan LK 7.3 Format analisis butir soal bentuk pilihan ganda dengan berbasis kartu soal pilihan ganda Mengerjakan LK 7.5 Format analisis butir soal bentuk uraian dengan berbasis kartu soal uraian. F. Umpan balik dan tindak lanjut Pelatih dan seluruh peserta secara bersama-sama membuat komitmen untuk mengimplementasikan analisis butir soal kualitatif dan kuantitatif secara benar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sesuai jenjang masing-masing baik secara manual maupun menggunakan aplikasi. Semoga dengan analisis butir soal ini, soal-soal yang disusun sesuai dengan kaidah penulisan soal, dan hasilnya menunjukkan akurasi pengukuran yang tepat.
115 J. Materi 10: Pengolahan dan Pelaporan Penilaian A. Capaian Pembelajaran 1. Tujuan Tujuan sesi ini adalah agan peserta dapat memahami dan mengimplementasikan: a. Pengolahan penilaian b. Pelaporan penilaian 2. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan sesi ini adalah: a. Meningjkatnya pemahaman peserta dalam pengolahan penilaian b. Meningkatnya pemahaman peserta dalam pelaporan penilaian B. Ruang Lingkup Materi (Lingkup materi 9) 1. Pengertian pengolahan dan peloporan penilaian 2. Pengolahan dan pelaporan penilaian sikap/karakter 3. Pengolahan dan pelaporan penilaian pengetahuan 4. Pengolahan dan pelaporan penilaian keterampilan C. Uraian Materi 1. Pengertian pengolahan dan pelaporan penilaian Pengolahan penilaian hasil belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik dengan cara menghitung perolehan nilai akhir, baik aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan pada setiap mata pelajaran, yang selanjutya digunakan dalam membuat laporan hasil belajar untuk disampaikan kepada pihak-pihak terkait. Pelaporan hasil belajar adalah bentuk laporan hasil pengolahan nilai proses dan hasil belajar peserta didik pada kurun waktu tertentu yang dilakukan oleh pendidik, selanjutnya digunakan oleh satuan pendidikan untuk mengisi rapor. Rapor adalah laporan capaian hasil belajar peserta didik dalam bentuk angka dan deskripsi. Pelaporan hasil penilaian karakter peserta didik adalah bentuk laporan hasil pengolahan kelebihan dan keunikan setiap peserta didik pada kurun waktu 1 (satu) semester, dilakukan oleh wali kelas dalam bentuk deskripsi berdasarkan laporan dari guru mata pelajaran, didudkung hasil penilaian dari guru Bimbingan Konseling (BK), pembina ekstrakurikuler, informasi dari masyarakat (jika ada) sebagai laporan perkembangan karakter peserta didik.
116 Hasil penilaian yang diperoleh harus diinformasikan langsung kepada peserta didik sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan peserta didik, pendidik, dan satuan pendidikan. 2. Pengolahan dan Pelaporan Nilai Karakter Penilaian sikap spiritual diwujudkan dalam karakter religiositas. Penilaian sikap sosial diwujudkan dalam karakter nasionalis, mandiri, gotong-royong, dan integritas. Berikut langkah-langkah menyusun rekapitulasi penilaian karakter untuk satu semester. a. Menetapkan perilaku yang akan diamati dari karakter yang dibina/dikuatkan di sekolah. b. Guru kelas atau wali kelas dan semua guru mata pelajaran melakukan pengamatan dan pembinaan terhadap siswa berkaitan dengan karakter yang ditetapkan sekolah. c. Semua guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru BK memberikan informasi mengenai karakter peserta didik berdasarkan hasil pengamatan dan pembinaan yang telah dilakukan dalam bentuk lembar pengamatan karakter. Kategori penilaian karakter digradasi sebagai berikut: memerlukan bimbingan (MB), mulai berkembang (MBK), berkembang (B), dan membudaya (M), dan deskripsi sikap ditulis dengan kalimat positif. d. Wali kelas merangkum hasil penilaian karakter dari semua guru mata pelajaran untuk dijadikan nilai karakter dan dimasukkan ke dalam Rapor Karakter setiap siswa dalam satu kelas. Berikut skema pengolahan nilai karakter. Gambar 9.1. Skema Pengolahan Nilai Karakter Rambu-rambu deskripsi pencapaian karakter: 1) Nilai religiositas merupakan perwujudan dari nilai sikap spiritual yang tertuang dalam KI-1. Penilaian Karakter melalui lembar pengamatan & pembinaan karakter Deskripsi Nilai karakter (RAPOR)
117 2) Nilai karakter nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas merupakan perwujudan dari nilai sikap sosial yang tertuang dalam KI-2 3) Substansi sikap spiritual adalah hal-hal yang berkaitan dengan menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 4) Substansi sikap sosial adalah hal-hal yang berkaitan dengan menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, responsif dan pro-aktif. Sikap tersebut menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 5) Hasil penilaian pencapaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi, dituliskan dalam format penilaian karakter yang memuat karakter yang dibangun, perilaku yang diamati, dan gradasi kategori ketercapaian karakter. 6) Kategori dalam penilaian sikap bersifat kualitatif, yakni: memerlukan bimbingan (MB), mulai berkembang (MBK), berkembang (B), dan membudaya (M). 7) Kategori tersebut ditentukan berdasarkan judgement isi deskripsi oleh pendidik. 8) Apabila peserta didik tidak ada catatan apapun dalam jurnal, sikap peserta didik tersebut dikelompokkan kedalam kategori yang sesuai. 9) Catatan merupakan deskripsi rangkuman karakter atas sikap perilaku yang membudaya dan/atau karakter yang memerlukan pembinaan dan pembimbingan. 10) Deskripsi karakter menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang bermakna kontras, misalnya: ... tetapi masih perlu peningkatan dalam ... atau ... namun masih perlu bimbingan dalam hal .... 11) Deskripsi karakter menyebutkan perkembangan sikap/perilaku peserta didik yang sudah membudaya (sangat baik) dan/atau yang perlu bimbingan. 12) Deskripsi sikap spiritual “dijiwai” oleh deskripsi pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, sedangkan deskripsi mata pelajaran lainnya menjadi penguat. 13) Deskripsi sikap sosial “dijiwai” oleh deskripsi pada mata pelajaran PPKn, sedangkan deskripsi mata pelajaran lainnya menjadi penguat. 14) Karakter dikembangkan selama satu semester, deskripsi nilai/perkembangan karakter peserta didik didasarkan pada sikap dan
118 perilaku peserta didik pada masa akhir semester. Oleh karena itu, sebelum deskripsi karakter akhir semester dirumuskan, guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas harus memeriksa jurnal secara keseluruhan hingga akhir semester untuk melihat apakah telah ada catatan yang menunjukkan bahwa karakter peserta didik tersebut telah membudaya, berkembang, mulai berkembang, atau perlu pembimbinan. 15) Apabila dalam jurnal peserta didik memiliki catatan karakter memerlukan bimbingan (MB) dan peserta didik tersebut belum menunjukkan adanya perkembangan positif, deskripsi karakter peserta didik tersebut didiskusikan dalam rapat dewan guru pada akhir semester. Rapat dewan guru menentukan kesepakatan tentang predikat dan deskripsi karakter memerlukan bimbingan (MB) yang harus dituliskan dalam rapor dan kesepakatan tindak lanjut pembinaan peserta didik tersebut. 16) Tindak lanjut pembinaan karakter -memerlukan bimbingan (MB) pada peserta didik sangat bergantung pada kondisi sekolah, guru dan keterlibatan orang tua/wali murid. 3. Pengolahan dan Pelaporan Nilai Pengetahuan Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian dan penilaian akhir selama satu semester untuk mengetahui pencapaian kompetensi pada setiap KD pada KI-3. Penilaian harian dapat dilakukan melalui tes tertulis dan/atau penugasan, tes lisan sesuai dengan karakteristik masing-masing KD. Pelaksanaan penilaian harian dapat dilakukan setelah pembelajaran satu KD atau lebih. Penilaian harian dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk KD dengan cakupan materi luas dan komplek sehingga penilaian harian tidak perlu menunggu pembelajaran KD tersebut selesai. Hasil penilaian pengetahuan yang dilakukan oleh pendidik dengan berbagai teknik penilaian dalam satu semester direkap dan didokumentasikan pada tabel pengolahan nilai sesuai dengan KD yang dinilai. Jika dalam satu KD dilakukan penilaian lebih dari satu kali maka nilai akhir KD tersebut merupakan nilai rata-rata. Nilai akhir pencapaian pengetahuan mata pelajaran tersebut diperoleh dengan cara merata-ratakan hasil pencapaian kompetensi setiap KD selama satu semester. Nilai akhir selama satu semester pada rapor ditulis dalam bentuk angka bulat pada skala 0 – 100 dan rata-rata, serta dilengkapi dengan deskripsi capaian penguasaan lingkup materi pencapaian KD selama satu semester. Contoh:
119 Pengolahan nilai pengetahuan mata pelajaran Matematika Wajib kelas X semester I. Tabel 7.1. Pengolahan Nilai Pengetahuan Tanpa Pembobotan No. Nama KD Hasil Penilaian Harian Penilaian Akhir Semester Rerata 1 2 3 4 (dibulatkan) ... 1. Ani 3.1 75 68 70 71 3.2 60 66 70 65 3.3 86 74 90 80 83 3.4 80 95 88 3.5 88 80 84 2. .... Nilai Rapor 78 Keterangan: 1. Jumlah KD dalam satu semester pada tabel tersebut sebanyak 5 KD 2. KKM/SKM MP tersebut adalah 65 3. Satu KD dapat dilakukan beberapa kali penilaian jika KD tersebut memiliki cakupan materi yang luas serta memiliki kompleksitas yang tinggi, atau satu KD hanya dinilai satu kali jika cakupan materi tidak luas serta kompleksitas rendah, dan satu atau lebih KD dapat satu kali penilaian jika antar KD tersebut memiliki keterkaitan, ruang lingkup yang rendah serta kompleksitas rendah. 4. Pada contoh tabel diatas, penilaian KD 3.1 dan KD 3.2 masingmasing dilakukan sebanyak 3 kali, penilaian KD 3.3 sebanyak 4 kali, penilaian KD 3.4 dan KD 3.5 masing-masing dilakukan sebanyak 2 kali. 5. Penilaian setiap KD dapat dilakukan berbagai cara. Pada contoh diatas, penilaian harian kesatu pada KD 3.1 dilakukan melalui tes tertulis, penilaian kedua dilakukan melalui penugasan, dan penilaian ketiga dilakukan melalui tes tertulis pada Penilaian Akhir Semester. 6. Cakupan materi yang diuji pada Penilaian Akhir Semester terdiri sejumlah indikator yang merepresentasikan KD pada semester pertama pada tahun pelajaran berjalan. Hal ini sangat memungkinkan cakupan materi dalam satu semester tidak semua KD. 7. Pada contoh tabel diatas, cakupan materi yang diuji pada penilaian akhir Semester terdiri atas KD 3.1, KD 3.2, KD 3.3, KD 3.4, dan KD 3.5.
120 8. Laporan hasil belajar pada pada penilaian akhir semester berdasarkan KD yang diuji. 9. Nilai akhir setiap KD diperoleh dengan cara merata-ratakan nilai dari KD yang sama, contoh: 71 3 75 68 70 NilaiakhirKD3.1 r 83 4 86 74 90 80 3.3 NilaiAkhirKD 10. Nilai rapor menggunakan rata-rata dari seluruh nilai KD dalam satu semester dengan perhitungan sebagai berikut 78 5 71 65 83 88 84 11. Nilai pengetahuan= 78 kemudian diberikan predikat (D, C, B, atau A) sesuai dengan interval predikat yang ditetapkan satuan pendidikan. Nilai pengetahuan 78 merupakan nilai lingkup materi yang diajarkan selama satu semester. 12. Berdasarkan pada tabel interval predikat, nilai pengetahuan 78 memiliki predikat C, dengan deskripsi siswa menunjukkan penguasaan yang cukup pada semua materi. 13. Pengolahan penilaian pengetahuan sesuai dengan konsep tujuan penilaian yaitu untuk mengetahui tingkat kompetensi hasil belajar yang merujuk pada KD, sehingga ketercapaian KD dalam satu semester tergambar dengan jelas. Laporan hasil belajar melalui penilaian akhir semester secara administratif menjadi tantangan dalam pelaporannya karena harus dipilah berdasarkan hasil setiap KD. 4. Pengolahan dan Pelaporan Nilai Keterampilan Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik, proyek, produk, portofolio, dan bentuk lain sesuai karakteristik KD mata pelajaran. Hasil penilaian setiap KD pada KI-4 berdasarkan nilai optimal jika penilaian dilakukan dengan teknik yang sama pada KD yang sama yang dilakukan beberapa kali penilaian. Jika penilaian KD yang sama dilakukan dengan teknik yang berbeda, misalnya proyek dan produk atau praktik dan produk, maka hasil akhir penilaian KD tersebut dirata-ratakan. Untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran adalah dengan cara merata-ratakan dari semua nilai KD pada KI-4 dalam satu semester. Selanjutnya, penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka bulat pada skala 0 – 100 dan predikat, serta dilengkapi deskripsi singkat capaian kompetensi. Contoh 1: Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
121 Kelas : X / 1 Tabel 9.2. Pengolahan Nilai Keterampilan KD Praktik Produk Proyek Portofolio Nilai Akhir (dibulatkan) 4.1.1 87 87 4.1.2 66 75 75 4.2 92 92 4.3 75 82 79 4.4 80 83 83 Nilai Rapor 83 Keterangan: 1. Praktik pada KD 4.1.1 sebanyak 1 kali dan KD 4.1.2 sebanyak 2 kali. KD 4.2 dan KD 4.3. dinilai melalui satu proyek. Selain itu KD 4.4 juga dinilai melalui dua kali portofolio 2. Pada KD 4.1.1., 4.1.2, 4.2, dan 4.4 nilai akhir KD diperoleh berdasarkan nilai optimum, karena materi dan teknik penilaian yang digunakan sama serta dilakukan beberapa kali. Sedangkan untuk 4.3 diperoleh berdasarkan rata-rata karena menggunakan proyek dan produk. 3. Nilai akhir semester (Rapor) didapat dengan cara merata-ratakan nilai akhir setiap KD pada KI-4. 4. Nilai rapor keterampilan dihitung berdasarkan rerata dari seluruh nilai KD dalam satu semester dengan perhitungan sebagai berikut. 83,2 87 75 92 79 83 Nilai Rapor 5 dibulatkan menjadi 83. 5. Nilai keterampilan = 83 kemudian diberikan predikat (D, C, B, atau A) sesuai dengan interval predikat yang ditetapkan satuan pendidikan. 6. Berdasarkan pada tabel interval predikat, nilai keterampilan 83 memiliki predikat B, dengan deskripsi siswa menunjukkan penguasaan yang mendalam pada sebagian besar materi. 7. Nilai rapor keterampilan dilengkapi deskripsi singkat kompetensi yang sangat baik dan kurang baik berdasarkan pencapaian KD pada KI-4 selama satu semester. D. Rangkuman Pengolahan dan pelaporan penilaian hasil belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar peserta didik dengan cara menghitung perolehan nilai akhir, baik aspek sikap, pengetahuan,
122 maupun keterampilan pada setiap mata pelajaran, yang selanjutya digunakan dalam membuat laporan hasil belajar untuk disampaikan kepada pihak-pihak terkait, baik aspek sikap (karakter), pengetahuan, dan keterampilan. E. Tugas 1. Bagaimana mengolah dan melaporkan penilaian sikap (karakter)? 2. Bagaimana mengolah dan melaporkan penilaian pengetahuan? 3. Bagaimana mengolah dan melaporkan penilaian keterampilan? F. Umpan balik dan tindak lanjut Pelatih dan seluruh peserta secara bersama-sama membuat komitmen untuk mengimplementasikan bagaimana pengolahan dan pelaporan penilaian hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sesuai jenjang masing-masing. Pengolahan dan pelaporan dalam dimensi sikap (karakter), pengetahuan, maupun keterampilannya secara utuh dan akuntabel.
123 K. Materi 11: Analisis Hasil Penilaian dan Tindak Lanjut A. Capaian Pembelajaran 1. Tujuan Tujuan sesi ini adalah agar peserta dapat memahami dan mengimplementasikan: a. Analisis hasil penilaian dan Tindak Lanjut b. Mendesain program remedial c. Mendesain program pengayaan 2. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan sesi ini adalah: a. Meningkatnya pemahaman peserta dalam menganalisis hasil penilaian b. Meningkatnya pemahaman peserta dalam mendesain program remedial c. Meningkatnya pemahaman peserta dalam mendesain program pemhayaam B. Ruang Lingkup Materi 1. Materi Pokok 1: Pemanfaatan dan Analisis Hasil Penilaian 2. Materi Pokok 2: Program Remedial 3. Materi Pokok 3: Program Pengayaan C. Uraian Materi 1. Pemanfaatan dan Analisis Hasil Penilaian Hasil penilaian dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan dan perkembangan peserta didik, baik perkembangan aspek sikap, kemampuan pengetahuan maupun kemampuan keterampilan sesuai tuntutan yang tersurat dalam kurikulum. Perilaku sikap spiritual dan sosial yang teramati dan tercatat dalam jurnal guru, wali kelas maupun guru BK harus menjadi dasar untuk tindak lanjut oleh pihak sekolah. Bila perilaku sikap yang kurang termasuk dalam sikap spiritual maupun sikap sosial, maka tindak lanjut berupa pembinaan terhadap peserta didik dapat dilakukan oleh semua pendidik di sekolah. Hasil penilaian sikap sebaiknya segera ditindak lanjuti, baik saat pembelajaran maupun setelah pembelajaran. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi bentuk penguatan bagi peserta didik yang telah menunjukkan sikap baik, dan dapat memotivasi peserta didik untuk memperbaiki sikap yang kurang baik. Di samping itu hasil penilaian dapat juga memberi gambaran tingkat keberhasilan pendidikan pada satuan pendidikan. Berdasarkan hasil penilaian, kita dapat menentukan langkah atau upaya yang harus dilakukan
124 dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan, orang tua, peserta didik, maupun pemerintah. Hasil penilaian yang diperoleh harus diinformasikan langsung kepada peserta didik sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan peserta didik (assessment as learning), pendidik (assessment for learning), dan satuan pendidikan selama proses pembelajaran berlangsung maupun setelah beberapa kali program pembelajaran, atau setelah selesai program pembelajaran selama satu semester. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui hasil akhir dari pembelajaran, maka penilaian ini merupakan assessment of learning. Konsekuensi dari pembelajaran tuntas adalah tuntas atau belum tuntas. Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM/SKM maka dilakukan tindakan remedial dan bagi peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar diberikan pengayaan. Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan, sedangkan sikap tidak ada remedial atau pengayaan namun merupakan penumbuh- kembangan sikap, perilaku, dan pembinaan karakter setiap peserta didik. Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial dan pengayaan akan dijelaskan pada bagian tersendiri. 2. Program Remedial Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta didik yang belum mencapai KKM/SKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran remedial diberikan segera setelah peserta didik diketahui belum mencapai KKM/SKM. Pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak peserta didik. Dalam pembelajaran remedial, pendidik membantu peserta didik untuk memahami kesulitan belajar yang dihadapi secara mandiri, mengatasi kesulitan dengan memperbaiki sendiri cara belajar dan sikap belajarnya yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini, penilaian merupakan assessment as learning. Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial juga dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Tujuan pembelajaran remedial juga dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta didik. Pada pelaksanaan pembelajaran remedial, media pembelajaran juga harus betul-betul disiapkan pendidik agar dapat mempermudah peserta didik dalam memahami KD yang dirasa sulit. Dalam hal ini, penilaian tersebut
125 merupakan assessment for learning. Jadi remedial bukan kegiatan tes ulang atau mengulang tes bagi peserta didik yang belum mencapai KKM/SKM namun berbentuk pembelajaran remedial ketika peserta didik teridentifikasi oleh pendidik mengalami kesulitan terhadap penguasaan materi pada KD tertentu yang sedang berlangsung. Tahapan pelaksanaan pembelajaran remedial serta strateginya digambarkan dalam skema sebagai berikut. Gambar 6.1. Alur Pembelajaran Remedial Hasil penilaian dilakukan analisis kemudian diklasifikasi mana siswa yang sudah tuntas dan mana yang belum tuntas. Hasil klasifikasi siswa yang belum tuntas, selanjutnya diidentifikasi kesulitannya dalam menjawab soal dan diberikan remedial sesuai dengan kesulitan tersebut. Pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan analisa baik jenis maupun tingkat kesulitan, diantaranya bimbingan secara individu, bimbingan secara berkelompok, pembelajaran ulang, pemberian tugas, atau pemanfaatan tutor sebaya. Pembelajaran remedi diberikan langsung setelah suatu penilaian (harian). Berikut penjelasan strategi pelaksanaan pembelajaran remedial yang dapat disesuaikan dengan jenis dan tingkat kesulitan. a. Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan bimbingan secara individual. Bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dialami oleh peserta didik. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik tertentu mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual/perorangan. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran guru sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa orang peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan
126 b. Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan sama. c. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan variasi cara penyajian dan penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Guru perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat. d. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka pelaksanaan remedial, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes ulang. Peserta didik perlu diberi bimtek intensif untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan. e. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas atau kakak kelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekan atau adik kelas yang mengalami kesulitan belajar. Melalui tutor sebaya diharapkan hubungan antar peserta didik akan lebih akrab dan terbuka, sehingga peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih mudah memahami materi atau kompetensi yang harus dicapai. Pelaksanaan pembelajaran remedial dilakukan di luar jam pelajaran. Hal ini dilakukan agar hak peserta didik yang sudah tuntas untuk mengikuti pembelajaran tidak terganggu. Oleh karena itu pembelajaran remedial dapat dilakukan sebelum pembelajaran pertama dimulai, setelah pembelajaran selesai, atau pada selang waktu tertentu yang tidak menggangu kegiatan pembelajaran peserta didik yang lain disesuaikan dengan kondisi sekolah. Selanjutnya setelah melakukan pembelajaran remedial diakhiri dengan penilaian untuk melihat pencapaian peserta didik pada KD yang diremedial. Pembelajaran remedial pada dasarnya difokuskan pada KD yang belum tuntas dan dapat diberikan berulang-ulang sampai mencapai KKM/SKM dengan waktu hingga batas akhir semester. Apabila hingga akhir semester pembelajaran remedial belum bisa membantu peserta didik mencapai KKM/SKM, pembelajaran remedial bagi peserta didik tersebut dapat dihentikan. Pendidik tidak dianjurkan memaksakan untuk memberi nilai tuntas (sesuai KKM/SKM) kepada peserta didik yang belum mencapai KKM/SKM. Pemberian nilai KD bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial yang dimasukkan sebagai hasil penilaian harian sebagai berikut. Peserta didik diberi nilai sesuai capaian yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti remedial pembelajaran. Misalnya, suatu matapelajaran (Fisika)
127 memiliki KKM/SKM 70. Seorang peserta didik bernama Iwan memperoleh nilai harian-1 (KD 3.1) sebesar 50, karena ada beberapa butir soal yang tidak dapat dijawab dengan benar. Karena Iwan belum mencapai KKM/SKM, maka Iwan mengikuti remedial untuk KD 3.1. Setelah Iwan mengikuti remedial dan diakhiri dengan penilaian, Iwan memperoleh hasil penilaian 80. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka nilai harian-1 (KD 3.1) yang diperoleh Iwan adalah 80. Manfaat dari ketentuan di atas adalah: a) Meningkatkan motivasi peserta didik selama mengikuti pembelajaran remedial karena peserta didik mempunyai kesempatan untuk memperoleh nilai yang maksimal. b) Sesuai dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning), sehingga setiap peserta didik berhak untuk mendapatkan capaian kompetensi terbaiknya. 3. Program Pengayaan Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai dan/atau melampaui KKM/SKM. Fokus pengayaan adalah pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang dipelajari. Pengayaan biasanya diberikan segera setelah peserta didik diketahui telah mencapai KKM/SKM berdasarkan hasil penilaian harian. Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan satu kali, tidak berulangkali sebagaimana pembelajaran remedial. Pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan penilaian. Jadi dalam hal ini berbeda perlakuannya dengan remedial. Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui: a Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberi tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di perpustakaan terkait dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah atau di luar jam pelajaran sekolah. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik berupa pemecahan masalah nyata. Selain itu, secara kelompok peserta didik dapat diminta untuk menyelesaikan sebuah proyek atau penelitian ilmiah. b Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Kegiatan pemecahan masalah nyata, tugas proyek, ataupun penelitian ilmiah juga dapat dilakukan oleh peserta didik secara mandiri jika kegiatan tersebut diminati secara individu. c Pembelajaran berbasis tema, yaitu pembelajatan terpadu yang memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu. Melalui pembelajaran tematik dapat mengaitkan beberapa mata pelajaran
128 sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. D. Rangkuman 1. Konsekuensi dari pembelajaran tuntas adalah tuntas atau belum tuntas. Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM/SKM maka dilakukan tindakan remedial dan bagi peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar diberikan pengayaan. Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan, sedangkan sikap tidak ada remedial atau pengayaan namun merupakan penumbuh- kembangan sikap, perilaku, dan pembinaan karakter setiap peserta didik. 2. Hasil analisis dan setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial, karena belum tuntas. Sedangkan bagi yang telag tuntas dan tidak mengalami kesulitan belajar diberikan pengayaan (enrichment). E. Tugas 1. Mengapa hasil penilaian harus dianalisis? Jelaskan! 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan remedial dan prosedurnya! 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengayaan dan prosedurnya! F. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut Pelatih dan seluruh peserta secara bersama-sama membuat komitmen untuk mengimplementasikan analisis hasil penilaian secara benar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sesuai jenjang masing-masing. Hasil penialian yang telah dilakukan konsekuensinya pasti akan peserta didik ada yang tuntas dan belum tuntas, sehingga perkakuannya tepat apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran, pengayaan atau remedial.
129 BAGIAN 4 Daftar Pustaka Ayu, Sovia Mas (2012); Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Vol 4, No 1 (2012) Widoyoko,S. Eko Putra (2009); Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Didik, Yogyakarta: Pustaka Belajar Andi Praswoto, S.Pd.I, M.Pd.I, (2015); Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 Untuk SD/MI, Jakarta, Kencana. St. Marwiyah, dkk, (2013); Perencanaan Pembelajaran Kontemporer Berbasi Penerapan Kurikulum 2013, Yogyakarta, 2018, DeePublish. Dr. Ibadullah Malawi, M.Pd., Endang Sri Maruti, M.Pd; (2016); Evaluasi Pendidikan, CV Ae Media Grafika, Magetan. Yessy Nur Endah Sary, (2015); Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta, DeePublish Ana Ratna Wulan (2013). Penilaian Proses dan Hasil Belajar Kurikulum 2013. Bahan Paparan: Disajikan dalam workshop pembahasan dan finalisasi naskah pendukung pembelajaran, Direktorat Pembinaan SMA. Penilaian Autentik Pada Proses dan Hasil Belajar (2013). Hand out 2.3.1 Bimtek Instruktur Nasional Implementasi Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2018 tentang KI dan KD jenjang SMK. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2018 tentang KI dan KD jenjang jenjang SD, SMP, dan SMA.
130 Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (Covid-19) Petunjuk Teknis Pengembangan Perangkat Penilaian (2010). Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA. Petunjuk Teknis Rancangan Penilaian Hasil Belajar (2010). Panduan Penyusunan Soal HOTS, Kemendikbud, 2017 Panduan Pengembangan IPK, Kemendikbud, 2015 Panduan Penilaian SMK, Kemendikbud, 2018 Panduan Penilaian SMA, Kemendikbud, 2017 Pedoman Penilaian PAI, Direktorat PAI Kemenag RI, 2015 Panduan ToT PKB-GPAI Dit.PAI, Kemenag RI, 2018
131 Lampiran 1 Pemetaan Kompetensi Inti dan Gradasi Setiap Tingkat Aspek SD SMP Sikap Spiritual Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. Sikap Sosial Menunjukkan perilaku: a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. percaya diri, e. peduli, dan f. bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara Menghargai dan menghayati perilaku: a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. percaya diri, e. peduli, dan f. bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional. Pengetahuan Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
SMA SMK Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung jawab, f. responsif, dan g. pro-aktif, Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif melalui keteladanan, pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuanfaktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
132 Aspek SD SMP dasar dengan cara : a. mengamati, b. menanya, dan c. mencoba Berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang: a. ilmu pengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Keterampilan Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak: a. kreatif b. produktif, c. kritis, d. mandiri, e. kolaboratif, dan f. komunikatif Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. kreatif b. produktif, c. kritis, d. mandiri, e. kolaboratif, dan f. komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
SMA SMK prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang a. ilmu pengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya, dan e. humaniora Dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian pada bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif, c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f. kolaboratif, g. komunikatif, dan h. solutif, Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif, c. produktif, d. kritis, e. mandiri, f. kolaboratif, g. komunikatif, dan h. solutif, Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
133 Aspek SD SMP dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya. pandang teori
SMA SMK dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan. serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.