The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by vivoindahpuz, 2021-07-02 04:57:01

policy brief

draf buku

KUMPULAN POLICY BRIEF

Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
PJJ Angkatan 2020

Tim Editor Tim Humas

Tim Desain

1. dr.Indah Pusvitasari
2. dr. Brenda Carolinsia
3. Farid Fauzan Maubessy, Amk.An.S.Kep
4. dr.Suci Kirana Yulius
5. dr. Aria Pratama Surya Anggara
6. dr. Jevon Agustinus Dwi Putra
7. dr. Erie Faillenggo
8. dr. Hendro

Copyright © 2021 i ISBN-xxxxxxxxx

KUMPULAN POLICY BRIEF

Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
PJJ Angkatan 2020

Tim Editor Tim Humas

1. dr. Genoveva Maditias Dwi Pertiwi 1. dr. Saza Fitria
2. dr. Viana Villamanda Jatnika, S.KM 2. dr. Julius Parlin, Sp.OG
3. dr. Yuni Fitriani 3. Ernita Sari, S.KM
4. dr. Naharti Siwi Handayani 4. dr. Fanny Rifaldhy Sinyo
5. dr. Ferawati Simbolon 5. dr. Nurani Purnama Sari
6. dr. David Reiner Irianto Hutajulu 6. Naufal Hilmi Marzuq, S.E
7. dr. Elina Waiman, Sp.A
8. dr. Afrimelda Syafarudin Tim Desain
9. dr. Marlina
10. dr. Fransisren 1. dr.Indah Pusvitasari
11. dr. Ketut Ratna Dewi, Sp.OG(K)-KFM 2. dr. Brenda Carolinsia
12. dr. Firdinand, Sp.A., M.Kes 3. Farid Fauzan Maubessy, Amk.An.S.Kep
13. dr. Henri Azis, Sp.A(K)., M.Kes 4. dr.Suci Kirana Yulius
14. dr. Kevin Chrisanta Budiyatno 5. dr. Aria Pratama Surya Anggara
15. dr. Muhammad Azwar 6. dr. Jevon Agustinus Dwi Putra
16. dr. Muhammad Ridho 7. dr. Erie Faillenggo
17. dr. Mutia Muliawati 8. dr. Hendro
18. dr. Nico Aurelius Tarigan
19. dr. Suci Widya Primadhani

Copyright © 2021 i ISBN-xxxxxxxxx

SAMBUTAN KAPRODI S2 KARS

Dr. Ede Surya Darmawan, SKM, MDM

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua

Pembangunan kesehatan membutuhkan dukungan kebijakan yang memadai dan terus
diperbaiki pada tiap tahapannya. Perubahan kebijakan yang baik menuntut dukungan dan
kajian akademis memadai. Karena itulah diperlukan kajian-kajian kebijakan termasuk
penyusunan policy brief adalah sebuah dokumen yang menguraikan dasar rasional dalam
pemilihan sebuah alternatif kebijakan khusus atau rangkaian tindakan dalam sebuah
kebijakan saat ini. Semakin beragamnya masalah kesehatan yang terjadi di indonesia
mendorong tututan menganalisa isu-isu yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan seluruh
Indonesia. Melalui Policy brief yang telah di susun diharapkan mampu memberikan
masukan bagi pembuat kebijakan dalam menginisiasi kebijakan yang lebih efektif dan tepat.
Policy brief di susun sangat singkat namun mempunyai kemampuan menjelaskan dengan
sangat tajam.
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNYA sehingga sivitas akademika
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dapat menyusun serta
menerbitkan E-book Policy Brief dari mata kuliah kebijakan Kesehatan. E-book ini digagas
oleh Dr. Dumilah Ayuningtyas, MARS pengajar Kajian Administrasi Rumah Sakit FKM UI, yang
melibatkan 33 orang mahasiswa Program Studi Magister Kajian Administrasi Rumah Sakit
FKM UI. Dalam penyusunannya, tim penulis miiei lakukan analisa kebijakan di tiap tiap wilayah
kerja, instansi dari latar belakang 33 mahsiswa yang berbeda.

ii

SAMBUTAN KAPRODI S2 KARS

Penelaahan terhadap konsep-konsep terkini Ilmu Kesehatan Masyarakat terkait kebijakan
kesehatan berikut aplikasi dan perkembangannya di rumah sakit di Indonesia. Kajian ini
kemudian diperkaya dengan pengalaman mereka selama bekerja di rumah sakit dari
beragam latar belakang instansi dan wilayah kerja ke-33 mahasiswa yang berbeda membuat
karya ini menjadi penuh warna, unik dan menarik ras ingin tahu pembaca.
E-book ini diharapkan menjadi tambahan bahan bacaan bagi siapa saja yang ingin
mempelajari Ilmu Kesehatan Masyarakat terkait kebijakan Kesehatan, khususnya tentang
perkembangan dan aplikasinya di seluruh rumah sakit di Indonesia. Terbitnya e-book juga
bertujuan untuk mempermudah mahasiswa dalam memahami Ilmu Kesehatan Masyarakat
terkait dengan kebijakan kesehatan di rumah sakit dan kedepannya untuk perkembangan
kebijakan Kesehatan di Indonesia.
FKM UI mengucapkan terima kasih kepada Dr. Dumilah Ayuningtyas, MARS yang memiliki
semangat tinggi dalam memajukan Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Apresiasi diberikan
pula kepada seluruh mahasiswa yang terlibat. Diharapkan kehadiran e-book ini akan
memotivasi tidak hanya seluruh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, namun juga
kepada seluruh mahasiswa dan akademisi untuk dapat terus memajukan perkembangan
Kebijakan Kesehatan di Indonesia.
Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, senantiasa memberikan kemudahan
bagi kita semua untuk dapat menghasilkan karya-karya terbaik bagi perkembangan
Kesehatan Masyarakat di negara tercinta kita Indonesia.
Salam veritas, probitas, iustisia.
(Dr. Ede Surya Darmawan, SKM., M.DM- Kepala Program Studi Kajian Administrasi Rumah
Sakit- Universitas Indonesia)

iii

SAMBUTAN DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH

Dr. Dumilah Ayuningtyas, Dra. M.A.R.S

“Diperlukan strategi komunikasi politik yang tepat dan kuat melalui advokasi dan
dimplomasi, sehingga sebuah rekomendasi kebijakan dapat diterima dan
direalisasikan oleh pembuat kebijakan. Salah satu media untuk melakukan
advokasi kepada pembuat kebijakan adalah policy brief yang dibuat tidak hanya
berdasarkan data lapangan, namun dengan pula melibatkan stakeholders pembuat
dan pelaku kebijakan untuk melahirkan rekomendasi yang sesuai dengn tuntutan
sasaran kebijakan. Melalui policy brief, pembuat kebijakan dapat memahami
secara cepat dan tepat ajuan rekomendasi kebijakan untuk menjadi pertimbangan
dalam pengambilan keputusan”.
(Ayuningtyas, D 2021. Analisis Kebijakan Kesehatan: Prinsip dan Aplikasi.)

iv

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, KARS PJJ FKM UI
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Depok 3 Juli 2021
kan penyusunan buku Health Policy brief 2021. Buku yang berisi
kumpulan Policy Brief ini merupakan hasil karya mahasiswa pasca Tim Penyusun
sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Kajian
Administrasi Rumah Sakit (KARS) Kelas Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ)
sebagai tugas akhir dalam Mata Kuliah Kebijakan Kesehatan.

Sejumlah 33 Mahasiswa dipertemukan dalam proses perkuliahan di
masa pandemi COVID-19 dimana semua kegiatan dan proses harus
berlangsung melalui teknologi jarak jauh. Dalam penyusunan buku ini,
tidak sedikit kendala dan kesulitan yang dihadapi namun berkat kerja
keras, partisipasi aktif, dan kerjasama yang luar biasa dari teman-
teman KARS PJJ 2020 permasalahan tersebut dapat teratasi.
Penyusunan policy brief ini akan menjadi suatu proses pembelajaran
yang sangat berharga bagi kami sebagai modal how to be a good
future leader, a good policy influencer, and a good policy maker.

Terima kasih sebesar-besarnya kami sampaikan kepada ibu Dr. dra.
Dumilah Ayuningtyas MARS selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Kebijakan Kesehatan Kelas Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ), atas ilmu dan
bimbingan yang telah diberikan selama proses pembelajaran ini.
Semoga kami dapat menjadi manusia yang berguna serta mampu
memberikan perubahan yang lebih baik bagi masyarakat luas.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang kami miliki, oleh karena itu kami mengharapkan saran serta
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga buku kumpulan
Policy Brief 2021 ini dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan dan kesehatan di Indonesia.

Akhir kata, semoga pandemi COVID-19 segera berakhir. Semoga kita
semua dapat saling menjaga dan bekerja sama dalam membangun
Indonesia yang lebih baik. Pandemi COVID-19 bukan akhir dari
segalanya namun awal dari sebuah kebaikan baru bila kita dapat
memaknai secara cermat.

v

DAFTAR ISI

PENYUSUN i
ii
Sambutan Kaprodi S2 KARS FKM UI iv
v
Sambutan Dosen Pengampu Mata Kuliah vi

Kata Pengantar 1
11
Daftar Isi 16
24
Bab 1 PERUMAHSAKITAN DI ERA PANDEMI COVID-19 29
34
1.1 LAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT DI ERA PANDEMI COVID-19 38
43
Trend Kasus COVID-19 Meningkat: Relevankah Layanan Telemedicine di Rumah
Sakit Tersier? (Afrimelda Syafarudin) 48
Jam Kunjungan/Besuk Pasien di Rumah Sakit Masa Pandemi COVID-19 Sebaiknya 53
ditiadakan (Aria Pratama Surya Anggara)
Siapkah Rumah Sakit Mmenghadapi Lonjakan COVID-19 Gelombang Kedua?
(Ernita Sari)
Mari Tingkatkan Mutu Pelayanan COVID-19 di RS. Mitra Husada
(Genoveva Maditias Dwi Pertiwi)
Peningkatan Layanan Tuberkulosis (TBC) Anak di RSUD HM Rabain Pada Masa
Pandemi (Henri Azis)
Pasien COVID-19 Rumah Sakit St. Elisabeth Lekop Batam Meningkat : Butuh ICU?
(Jevon Agustinus Dwi Putra)
Peran RSUD Di Tengah Masyarakat Lubuk Linggau Pada Masa Pandemic COVID-19,
Apa Kabar Visi RS? (Julius Parlin)
Antenatal Care (ANC) yang Berkualitas Bagi Ibu Hamil Risiko Tinggi Di Tengah
Pandemi COVID-19 yang Mengancam Angka Kematian Ibu Di Indonesia
(Ketut Ratna Dewi Wijayanti)
Penanganan Kasus HIV/AIDS Di Tengah Pandemi COVID-19, Terabaikan?
(Maharti Siwi Handayani)
Sulitnya Menerapkan Alur Penerimaan Pasien COVID-19 yang Benar di IGD
(Mutia Muliawati)

vi

DAFTAR ISI

1.2 LAYANAN RUJUKAN DI ERA PANDEMI COVID-19 57
67
Pemerataan Kesempatan bagi Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) 74
untuk Memberikan Layanan Kateterisasi Jantung Peserta BPJS Kesehatan di Era
Pandemi COVID-19 (Elina Waiman) 77
Meningkatnya Kasus Ibu Hamil Terkonfirmasi COVID – 19 Dan Tidak Dapat 81
Dirujuk, Rumah Sakit Harus Bagaimana? (Indah Pusvitasari) 83
Sistem Rujukan Maternal Di Era Pandemi COVID-19 : Antara Harapan dan 89
Lapangan (Nurani Purnama Sari)
96
1.3 SKRINING DAN DIAGNOSIS COVID-19 98

Efektifkah Ppenggunan PCR Sebagai Alat Diagnosis COVID-19 Pada Wilayah
Perbatasan? (Fanny Rifaldhy Sinyo)
Upaya Menekan Kasus Konfirmasi COVID-19 Di Kota Palangka Raya Melalui
Pembatasan Pemeriksaan RT-PCR, Sudah Tepatkah Sasaran?
(Kevin Chrisanta Budiyatno)
Screening Rutin COVID-19 Pada Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit, Dilema
Ketenagaan dan Nosokomial Infeksi (Marlina)
Meningkat nya Covid-19 : Sudah Tepatkah Tracing & Testing Kita ?
(Muhammad Ridho)

1.4 PEMBIAYAAN KESEHATAN PASIEN COVID-19

Pembayaran Klaim COVID-19 Terlambat, Operasioal RS Terancam (Hendro)

Klaim COVID Macet, Bagaimana Implementasi Pembayaran oleh Kemenkes?
(Yuni Fitriani)

vii

DAFTAR ISI

1.5 TENAGA KESEHATAN RS DALAM PENANGANAN COVID-19 104
111
Wajah Baru IGD Di Era Pandemi COVID-19: Mampukah Melindungi Mereka di 113
Garda Terdepan? (Brenda Carolinsia) 118
Prokes Tenaga Medis Di Lingkungan Rumah Sakit (David Rainer Irianto Hutajulu) 124

Absensi Online : Tangkal COVID-19 Dengan Teknologi Terkini (Firdinand)

Perlindungan Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit Selama Masa Pandemi: Cita-cita
VS Realita (Saza Fitria)
Tingginya COVID-19 Pada Tenaga Kesehatan : Salah Siapa?
(Viana Villamanda Jatnika)

1.6 INSENTIF TENAGA KESEHATAN 130
134
Remunerasi Sesuaikah Dengan Target Kebijakan? (Farid Fauzan Mahubessy)
144
Pertolongan Persalinan Di Rumah Sakit Non Rujukan COVID-19 Dengan Ibu Hamil
Terkonfirmasi Positif COVID-19, Apakah Ada Harapan Nakes Mendapay Insentif
Juga? (Ferawati Simbolon)
Zona Merah Anggaran Belanja Kabupaten Muara Enim Tersendat : “Insentif Nakes
Diabaikan, Dimana Pemerintahku?” (Suci Widya Primadhani )

Bab 2 LAIN – LAIN 149
159
Senjata Rahasia Melawan COVID-19! Kelembagaan Masyarakat (Erie Faillenggo)
Sejauh Mana Peran Pemerintah Daerah Mendukung Pencapaian Universal Health
Coverage Di Maluku Utara Hingga Tahun 2020 (Fransisren)

viii

DAFTAR ISI

Tarif Layanan Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost, Melindungi Ekonomi 164
Masyarakat atau Kepentingan Rumah Sakit? (Muhammad Azwar) 171
175
Kurangnya Optimalisasi Pelaksanaan JKN Bagi Pasien BPJS Rawat Inap: Merugikah 178
Rumah Sakit? (Naufal Hilmi Marzuq)

Penguatan Tim TPK JKN RSU Yoshua (Nico Aurelius Tarigan)

Rendahnya Angka Keberhasilan Inisisasi Menyusui Dini (IMD) Pada Bayi Baru
Lahir: Sebuah Seruan Uuntuk Para Pakar (Suci Kirana Yulius)

ix

BAB

1

PERUMAHSAKITAN DI ERA PANDEMI
COVID-19

1.1

LAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT
DI ERA PANDEMI COVID-19

❖ Trend Kasus COVID-19 Meningkat: Relevankah Layanan Telemedicine di Rumah Sakit Tersier?
(Afrimelda Syafarudin)

❖ Jam Kunjungan/Besuk Pasien di Rumah Sakit Masa Pandemi COVID-19 Sebaiknya ditiadakan
(Aria Pratama Surya Anggara)

❖ Siapkah Rumah Sakit Mmenghadapi Lonjakan COVID-19 Gelombang Kedua? (Ernita Sari)

❖ Mari Tingkatkan Mutu Pelayanan COVID-19 di RS. Mitra Husada
(Genoveva Maditias Dwi Pertiwi)

❖ Peningkatan Layanan Tuberkulosis (TBC) Anak di RSUD HM Rabain Pada Masa Pandemi
(Henri Azis)

❖ Pasien COVID-19 Rumah Sakit St. Elisabeth Lekop Batam Meningkat : Butuh ICU?
(Jevon Agustinus Dwi Putra)

❖ Peran RSUD Di Tengah Masyarakat Lubuk Linggau Pada Masa Pandemic COVID-19, Apa Kabar Visi RS?
(Julius Parlin)

❖ Antenatal Care (ANC) yang Berkualitas Bagi Ibu Hamil Risiko Tinggi Di Tengah Pandemi COVID-19 yang
Mengancam Angka Kematian Ibu Di Indonesia
(Ketut Ratna Dewi Wijayanti)

❖ Penanganan Kasus HIV/AIDS Di Tengah Pandemi COVID-19, Terabaikan?
(Maharti Siwi Handayani)

❖ Sulitnya Menerapkan Alur Penerimaan Pasien COVID-19 yang Benar di IGD
(Mutia Muliawati)

POLICY BRIEF 1

Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

TREND KASUS COVID-19 TERUS MENINGKAT :

RELEVANKAH LAYANAN

TELEMEDICINE

DI RUMAH SAKIT TERSIER?

KORESPONDEN

Afrimelda Syafarudin

2006506483

Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

TREND KASUS COVID-19 TERUS MENINGKAT :
RELEVANKAH LAYANAN TELEMEDICINE DI RUMAH SAKIT TERSIER?

POLICY BRIEF 2

Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

RIRNINGGKKAASASNAENKSKEUKTISFEKUTIF

Di Indonesia kasus positif pertama terkonfirmasi pada
2 Maret 2020 dan terus meningkat hingga sekarang.
Tingginya kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19,

hasil survei yang dilakukan Inventure dan Alvara terhadap

1.121 responden mengungkapkan, 80% responden masih
takut berobat ke rumah sakit karena khawatir terpapar
virus COVID-19.(7) ,karena rumah sakit dianggap sebagai

episentrum penyebaran Covid-19. Oleh sebab itu,

telemedicine menjadi pilihan utama konsumen dalam

mengakses layanan. kesehatan.(7)

TREND KASUS COVID-19 TERUS MENINGKAT : 1
RELEVANKAH LAYANAN TELEMEDICINE DI RUMAH SAKIT TERSIER?

POLICY BRIEF 3

Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

PENDAHULUAN

Dari data update pasien COVID-19 tanggal 25 Juni 2021 yang
terkonfirmasi, Kasus Aktif, Sembuh, dan meninggal baik angka Nasional,
Sumatera Selatan, sampai angka khusus yang di rawat di RSMH sebagai

Rumah Sakit Rujukan Tersier (terakhir) trendnya cukup tinggi.

Meskipun COVID-19 sangat berdampak pandemic COVID-19 saat ini.(1)
secara multisektoral dan memperlebar Kementerian kesehatan memaparkan
kesenjangan multidimensional di roadmap pengembangan pelayanan
Indonesia, faktor – faktor yang kesehatan berbasis digital (digital health)
menyebabkan disparitas ini telah di Indonesia. Telemedicine atau konsultasi
teridentifikasi dan upaya penanggulangan online didefinisikan oleh American
kekurangan – kekurangan tersebut sedang Academy of Family Physicians sebagai
diusahakan secara terarah. Harapannya, praktik penggunaan teknologi untuk
pandemi ini dapat menjadi kesempatan memberikan pelayanan kesehatan secara
untuk membangun sistem kesehatan yang jarak jauh.(2) Strategi yang ditempuh
lebih kokoh dan inovatif bagi masyarakat merupakan model pelayanan kesehatan
Indonesia.(10) Kebijakan untuk mencegah yang tidak biasa yakni antara dokter dan
peningkatan kasus COVID-19 terus pasien tidak bertemu secara langsung
dilakukan pemerintah salah satunya melainkan dihubungkan dengan teknologi
penggunaan layanan telemedicine. informasi dan komunikasi yang disebut
Presiden mendukung dengan penuh dengan telemedicine.
terkait penggumaam telemedicine di era

TREND KASUS COVID-19 TERUS MENINGKAT : 2
RELEVANKAH LAYANAN TELEMEDICINE DI RUMAH SAKIT TERSIER?

POLICY BRIEF 4

Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

Dalam Surat Edaran HK.02.01/MENKES/303/2020 bahwa pelayanan telemedicine
merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Dokter dengan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi untuk mendiagnosis, mengobati, mencegah,
dan/atau mengevaluasi kondisi kesehatan pasien sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya, yang dibuktikan dengan surat tanda registrasi (STR) dengan tetap
memperhatikan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
Selama masa pandemic covid-19 masyarakat yang memiliki keluhan penyakit selain
gejala Covid-19 ragu untuk mendatangi fasilitas kesehatan karena khawatir terinfeksi
virus ini.(4) Berdasarkan hasil survei cepat yang dilakukan terhadap 110 responden yang
tidak pernah mengunjungi rumah sakit sebesar 65% , memulihkan kesehatan secara
mandiri sebesar 55%, memilih berobat secara digital 60% dan memilih pembelian obat
secara online 38%.

80.00%
60.00%
40.00%
20.00%

0.00%

Tidak pernah Memulihkan Memilih Memilih
mengunjungi kesehatnnya berobat pembelian
obat secara
RS secara mandiri secara digital
Online

Melalui Katadata.co.id hasil survei yang dilakukan Inventure dan Alvara terhadap 1.121
responden mengungkapkan masyarakat lebih pilih layanan Telemedicine Rumah Sakit(7)

120% 80% 95.30% 71%
100%
Takut Berobat karena Masyarakat memilih Lebih percaya
80% khawatir terpapar COVID- layanan telemedicine telemedicine dibanding
60%
40% 19 layanan langsung
20%

0%

TREND KASUS COVID-19 TERUS MENINGKAT : 3
RELEVANKAH LAYANAN TELEMEDICINE DI RUMAH SAKIT TERSIER?

POLICY BRIEF 5

Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

Melalui layanan Telemedicine, memerlukan pengetahuan dan
masyarakat tidak perlu bepergian peningkatan keterampilan untuk
datang ke rumah sakit untuk sekadar dapat menggunakan teknologi dan
melakukan konsultasi ke dokter atau peralatan virtual, beberapa diagnosis
membeli obat.(21). Telemedicine mungkin sulit dilakukan secara virtual.
mampu mengurangi antrean di
Rumah Sakit (RS) yang pasalnya akan
menimbulkan resiko potensi terpapar
COVID-19. Penggunaan telemedicine
tidak lepas dari beberapa tantangann
seperti kerahasiaan data pasien yang
harus dibangun, kualitas gambar dan
video, praktisi medis mungkin

Hasil pelayanan telemedicine dicatatkan dalam termasuk pembelian obat dan pemeriksaan
catatan digital atau manual yang dipergunakan penunjang lainnya.(6)Namun di wilayah
oleh Dokter sebagai dokumen rekam medik masyarakat sekitar, layanan telemedisine sering
dan menjadi tanggung jawab dokter, harus menjadi kesalahpahaman bagi masyarakat yang
dijaga kerahasiaannya, serta dipergunakan menganggap bahwa telemedicine merupakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- akses untuk mendaftar saja, dan masyarakat
undangan.(3) tetap datang ke rumah sakit untuk berobat.
Dirut RSMH Palembang telah membuka Karena mempunyai stigma “berobat harus
layanan telemedicine tanggal 20 Mei 2020 bertemu dengan dokter” yang mengakibatkan
sebagai solusi konsultasi dokter di masa kurangnya peminat masyarakat menggunakan
pandemic COVID-19 yang dilayani diantaranya telemedicine sebagai akses berobat. Kendala
dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi berikutnya ialah kurangnya minat masyarakat
spesialis, dan dokter subspesialis. Untuk akan adanya program online. Disamping
mendapatkan layanan Telemedicine, manfaat yang diperoleh dari penggunaan
masyarakat bisa mendaftar di alamat telemedicine perlu pula disadari bahwa
www.rsmh.co.id/konsultasionline. Pendaftaran penggunaan telemedicine juga berpotensi
online saat ini hanya berlaku bagi pasien yang menimbulkan berbagai problema seperti
telah memiliki nomor rekam medis RSMH diatas.
(pasien lama).(5)Wajib membayar biaya
konsultasi dan administrasi belum biaya

TREND KASUS COVID-19 TERUS MENINGKAT : 4
RELEVANKAH LAYANAN TELEMEDICINE DI RUMAH SAKIT TERSIER?

POLICY BRIEF 6

Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

Melalui data yang telah dilaporkan oleh tim telemedicine hanya sebagian kecil
masyarakat yang berminat untuk menggunakan telemedicine. Pada bulan Maret
hanya ada 1 pasien telemedicine, bulan Juni terdapat 3 pasien, bulan Juli tidak ada
satu pun pasien, bulan Agustus 2 pasien, September, Oktober dan November tidak
ada pasien dan bulan Desember hanya ada 1 pasien. Untuk tahun 2021 bulan
Januari 2021 terdapat 1 pasien, bulan Februari sampai bulan Mei tidak terdapat
pasien yang menggunakan layanan telemedicine.

Data kunjungan 2020 KUNJUNGAN PASIEN TELEMEDICINE 2021

3 1
0000
2
1 0 0001

Januari Februari Maret April Mei

Telemedicine adalah health support Aplikasi telemedicine juga harus
system yang tidak dapat berdiri sendiri. diintegrasikan baik dengan pemerintah,
Integritas Telemedicine dapat intansi kesehatan lain, perkumpulan
digambarkan sebagai pilar-pilar yang dokter spesialis, produsen obat,
tidakdapat berdiri sendiri tanpa yang produsen perangkat rumah sakit,
lain. Sehebat apapun teknologi jaringan maupun system pengembangan(13).
dan informasi yang digunakan tanpa
manusia yang dapat menjalankan
aplikasi tersebut dengan baik , maka
tidak ada gunanya aplikasi tersebut.
Begitupun tanpa adanya kebijakan yang
menjadi payung implementasi
telemedicine, akan membuka peluang–
peluang perusakan system, apakah itu
manipulasi data, keabsahan data,
pemeriksaan illegal, maupun kesal;ahan
dalam pengambilan keputusan.

TREND KASUS COVID-19 TERUS MENINGKAT : 5
RELEVANKAH LAYANAN TELEMEDICINE DI RUMAH SAKIT TERSIER?

POLICY BRIEF 7

Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemerintah telah mengeluarkan beberapa regulasi untuk mendukung operasional
telemedicine seperti Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun 2020 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Telemedicine Antar fasilitas Pelayanan Kesehatan, Surat
Edaran Menkes Nomor 303 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan dengan Teknologi Informasi selama Pandemi Covid-19.(14)(15) KEPUTUSAN
MENTERI KESEHATAN RI Nomor NOMOR HK.01.07/MENKES/650/2017 Tentang
Rumah Sakit Dan Puskesmas Penyelenggara Uji Coba Program Pelayanan
Telemedicine menetapkan rumah sakit dan puskesmas sebagai penyelenggara uji
coba program pelayanan telemedicine terdiri atas rumah sakit pengampu
telemedicine nasional, Rumah Sakit pengampu telemedicine regional, Rumah Sakit
yang diampu dan Puskesmas yang diampu. Salah satu rumah sakit pengampu yaitu
RSUP X diatas. Dari beberapa refrensi mengatakan selain ada dampak
menguntungkan ternyata juga memiliki hambtan dan tantangan sebagai berikut;

1. Kesulitan yang dialami pasien dalam melakukan akses telehealth dengan
sistem komputerisasi. (19)

2. Kerahasiaan pasien atau rekam medis pasien tidak terjaga dengan baik.(18) (20)
3. Penggunaan telemedicine bergantung pada kondisi geografis dari penerapan

teknologi , infrakstruktur, finasial tersebut yang membatasi penggunaan
telemedicine di daerah perkotaan karena kemudahan akses ke fasilitas layanan
kesehatan dibandingkan di daerah terpencil.(20)
4. ketersediaan jaringan internet di kecamatan-kecamatan dan desa yang masih
terbatas, khususnya daerah terpecil, kepulauan, dan pelosok yang tidak
terjangkau sinyal.(15)
5. Pada praktik dokter online dalam proses diagnosa tidak bertatap muka seperti
pada umumnya yang mana akan sangat riskan dalam mendiagnosa terjadi
kesalahan. Pada rumah sakit tipe A yang merupakan rumah sakit rujukan
ternyata pasien pasien yang berkunjungan adalah termasuk leverity level 2
keatas yang artinya pasien dengan kasus sedang sampai berat atau khusus.

TREND KASUS COVID-19 TERUS MENINGKAT : 6
RELEVANKAH LAYANAN TELEMEDICINE DI RUMAH SAKIT TERSIER?

POLICY BRIEF 8

Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

KESIMPULAN

Berdasarkan laporan data layanan telemedicine di RSUP X dari
bulan Mei 2020 sampai bulan Desember 2020 sebanyak 7 pasien
dan tahun 2021 terdapat 1 pasien. Kriteria pasien yang dapat
mengakses layanan telemedicine adalah kasus – kasus lama dan
atau kontrol ulang yang bukan kasus – kasus sedang sampai berat
dan khusus, kondisi ini menyebabkan adanya kesulitan pasien
lama yang berasal dari Rumah Sakit rujukan tersier (tingkat tiga)
untuk mendapatkan layanan kesehatannya karena pasien-pasien
tersebut menginginkan adanya tatap muka dengan dokternya
untuk mengetahui bagaimana progress penyembuhan
penyakitnya. Agar masyarakat dapat memanfaatkan layanan
telemedicine di rumah sakit rujukan tersier diperlukan strategi
yang tepat dan rasional.

REEKKOOMMEENNDDASAISI

Pentingnya membuat strategi dan langkah-langkah taktis untuk
meningkatan minat pasien menggunakan layanan telemedicine
pada Rumah Sakit rujukan baik sekunder dan tersier. Selain itu,
keberhasilan dalam pelaksanaa strategi tidak bisa berdiri sendiri,
dan harus melibatkan stakeholder dengan cara advokasi,
koordinasi, persuasi, dan edukasi.

TREND KASUS COVID-19 TERUS MENINGKAT : 7
RELEVANKAH LAYANAN TELEMEDICINE DI RUMAH SAKIT TERSIER?

POLICY BRIEF 9

Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

REKOMENDASI

Untuk mencegah peningkatan kasus COVID-19 salah satunya menggunakan layanan
telemedicine agar terjadi peningkatan minat pasien mengunakan layanan
telemedicine pada Rumah Sakit rujukan baik sekunder maupun tersier diperlukan
strategi dan langkah taktis. Strateginya melibatkan stakeholder kunci utama melalui
persuasive, promosi, edukasi dan advokasi. Langkah –langkah tersebut dapat
ditujukan pada masing-masing stakeholder yang akan menjadi faktor kunci terhadap
penggunaan layanan telemedicine yaitu Direktur Rumah Sakit, instalasi promosi
kesehatan, Organisasi Profesi (IDI, PDGI), pimpinan redaksi media cetak dan
elektronik serta tokoh masyarakat. Beberapa strategi dan langkah-langkah yang
dilaksanakan terkait dengan peningkatan minat pasien terhadap layanan
telemedicine Rumah Sakit rujukan tersier adalah sebagai berikut:

1. Advokasi kepada Direktur Rumah Sakit untuk menerbitkan surat edaran dari
direktur rumah sakit kepada seluruh kepada instalasi layanan gawat darurat,
rawat jalan, dan rawat inap untuk meningatkatkan sosialisasi kepada pasien
untuk kontrol ulang lewat layanan telemedicine setelah berobat di instalasi
gawat darurat (IGD), rawat jalan dan rawat inap.

2. Koordinasi dan persuasi kepada organisasi profesi melalui surat untuk
menghimbau para dokter spesialis dan sub-spesialis serta dokter gigi agar
pasien dengan kasus ringan atau dalam proses penyembuhan tidak harus dating
ke rumah sakit untuk control, bias melalui telemedicine yang ada di Rumah
Sakit dimana dia berobat.

3. Menjalin Kerjasama dan Koordinasi dengan media cetak maupun elektronik
yang berisi kerja sama kegiatan talkshow dan rubik kesehatan tentang manfaat
layanan telemedicine di Rumah Sakit rujukan tersier.

4. Melakukan koordinasi dengan kepala instalasi promosi kesehatan Rumah Sakit
untuk kesiatan sosialisasi edukasi ke masyarakat yang sedang berobat di taman
edukasi Rumah Sakit tentang pentingnya kontrol ulang bisa melalui layanan
telemedicine dan tidak perlu dating ke rumah sakit. Selain itu menyiapkan
sarana untuk melakukan promosi telemedicine dan koordinasi dengan bidang IT.

TREND KASUS COVID-19 TERUS MENINGKAT : 8
RELEVANKAH LAYANAN TELEMEDICINE DI RUMAH SAKIT TERSIER?

POLICY BRIEF 10

Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

1. Yuliati A. Pendekatan Telemedicine Dalam Rangka Menekan Penyebaran COVID-19. Divisi Mutu
Pelayanan Kesehatan FK UGM [Internet]. 2020; Available from:
https://www.mutupelayanankesehatan.net/3500-pendekatan-telemedicine-dalam-rangka-
menekan-penyebaran-covid-19

2. Fitrianti. Telenursing, Solusi Pelayanan Keperawatan di Masa Pandemi. Kompas.com [Internet].
2021 Jan 8; Available from:
https://www.kompas.com/sains/read/2021/01/08/150334123/telenursing-solusi-pelayanan-
keperawatan-di-masa-pandemi?page=all

3. Netina. RSMH Palembang Layani Konsultasi Telemedicine. Wongkkito.com [Internet]. 2020;
Available from: https://wongkito.co/read/rsmh-palembang-layani-konsultasi-telemedicine

4. Irwanto. Cegah Penularan Covid-19 di Rumah Sakit, RSMH Palembang Luncurkan Telemedicine.
merdeka.com [Internet]. 2020; Available from: https://www.merdeka.com/peristiwa/cegah-
penularan-covid-19-di-rumah-sakit-rsmh-palembang-luncurkan-telemedicine.html

5. Ekarina. Pasien lebih Pilih Layanan Telemedicine Rumah Sakit Ketimbang Startup. Katadata.com
[Internet]. 2020 Nov 5; Available from:
https://katadata.co.id/ekarina/brand/5fa2d9897fb9b/pasien-lebih-pilih-layanan-telemedicine-
rumah-sakit-ketimbang-startup

6. Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan koperasi. PERATURAN MENTRI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 20 THAUN 2019 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEMEDICINE ANTAR
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN. 2019.

7. Puspa A. RENCANA PEMBIAYAAN JKN UNTUK TELEKIMUNIKASI DISIAPKAN. Media Indoensia
[Internet]. 2021; Available from: https://mediaindonesia.com/fokus/364639/rencana-
pembiayaan-jkn-untuk-telemedicine-disiapkan

8. 12. Dharma AAGSS. Pengaturan Pelayanan Kesehatan yang di lakukan oleh Dokter Melalui
Telemedicine. J Magister Huk Udayana (Udayana Master Law Journal). 2020;Vol. 9 No.

9. Istifada RSS. PEMANFAATAN TEKNOLOGI TELEHEALTH PADA PERAWAT DI LAYANAN HOMECARE.
Nurs Curr [Internet]. 2017;Nursing Cu. Available from:
https://www.researchgate.net/publication/332638810_PEMANFAATAN_TEKNOLOGI_TELEHEAL
TH_PADA_PERAWAT_DI_LAYANAN_HOMECARE_THE_UTILIZATION_OF_TELEHEALTH_TECHNOL
OGY_BY_NURSES_AT_HOMECARE_SETTING

10. Istifada RSS. PEMANFAATAN TEKNOLOGI TELEHEALTH PADA PERAWAT DI LAYANAN HOMECARE.
Nurs Curr [Internet]. 2017;Nursing Cu. Available from:
https://www.researchgate.net/publication/332638810_PEMANFAATAN_TEKNOLOGI_TELEHEAL
TH_PADA_PERAWAT_DI_LAYANAN_HOMECARE_THE_UTILIZATION_OF_TELEHEALTH_TECHNOL
OGY_BY_NURSES_AT_HOMECARE_SETTING

TREND KASUS COVID-19 TERUS MENINGKAT :
RELEVANKAH LAYANAN TELEMEDICINE DI RUMAH SAKIT TERSIER?

11

Policy Brief

23 Juni 2021
Oleh : Aria Pratama Surya Anggara

Jam Kunjungan/Besuk Pasien di Rumah Sakit
Masa Pandemi COVID-19 Sebaiknya Ditiadakan.

Ringkasan Eksektuif

Pandemi COVID-19 masih terus berjalan. Kasus COVID-19 di Indonesia menembus rekor baru. Pada
tanggal 23 Juni 2021, lebih dari 15.000 kasus harian terkonfirmasi. Saat awal pandemi terjadi, semua
fasilitas kesehatan termasuk Rumah Sakit membuat aturan-aturan pembatasan di lingkungan Rumah
Sakit mengikuti panduan pencegahan penyebaran coronavirus yang sudah dibuat Pemerintah melalui
Satuan Tugas. Salah satu penerapan aturan tersebut, sejumlah rumah sakit di beberapa daerah di
Indonesia memutuskan untuk meniadakan jam besuk dan membatasi penunggu pasien.

Tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama. Rata-rata Rumah Sakit menerapkan peniadaan jam besuk
hanya diawal-awal pandemi sampai 10-12 bulan saja. Selanjutnya mulai dibuka kembali jam besuk
pasien Rumah Sakit. Hal ini perlu menjadi perhatian kembali disaat kasus COVID-19 meningkat
kembali. Sejumah Rumah Sakit yang sudah membuat aturan jam besuk diperbolehkan, harus
menghentikan kembali guna mengurangi atau membatasi diri terlibat dalam pertemuan dan kontak
dengan pasien non-COVID-19 sebagai salah satu upaya mengantisipasi penularan dan penyebaran
virus COVID-19.

PENDAHULUAN

Pandemi COVID-19 di Indonesia juga merupakan bagian dari pandemi penyakit coronavirus
2019 (COVID-19) yang sedang berlangsung di seluruh dunia sampai dengan saat ini, dan status pandemi
belum dicabut. Penyakit ini disebabkan oleh coronavirus dengan sindrom pernapasan akut berat (SARS-
CoV-2). Kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020, ketika
dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang.[1][2]
________________

1. Ratcliffe, Rebecca (2 Maret 2020). "First coronavirus cases confirmed in Indonesia amid fears nation is ill-prepared for an
outbreak". The Guardian (dalam bahasa Inggris).

2. "Indonesia confirms first cases of coronavirus". Bangkok Post (dalam bahasa Inggris). Reuters. 2 Maret 2020.

12

Sumber: covid19.go.id (KPCPEN)

Sampai tanggal 23 Juni 2021, Indonesia telah melaporkan 2.033.421 kasus positif menempati peringkat
pertama terbanyak di Asia Tenggara. Dalam hal angka kematian, Indonesia menempati peringkat ketiga
terbanyak di Asia dengan 55.594 kematian.[3] Namun, angka kematian diperkirakan jauh lebih tinggi dari
data yang dilaporkan lantaran tidak dihitungnya kasus kematian dengan gejala COVID-19 akut yang belum
dikonfirmasi atau dites.[4][5] Virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 ini juga mengalami mutasi dan
menimbulkan berbagai varian baru. Dengan mengenali varian virus COVID-19, baik yang baru maupun
lama dan memahami gejala serta cara mencegah penularannya masyarakat bisa menekan lonjakan kasus
yang terjadi akhir-akhir ini di tanah air.
Sebagai antisipasi terhadap pandemi, beberapa wilayah telah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) pada tahun 2020, kemudian diganti dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) pada tahun 2021.
Mengurangi atau membatasi diri terlibat dalam pertemuan dan perkumpulan orang banyak (social
distancing) mulai diterapkan beberapa pihak sebagai salah satu upaya mengantisipasi penularan
dan penyebaran virus corona Covid-19. Salah satu resiko kerumunan di Rumah Sakit adalah adanya
jam besuk / kunjungan di Rumah Sakit. Dalam menerapkan hal tersebut, sejumlah rumah sakit di
beberapa daerah di Indonesia memutuskan untuk meniadakan jam besuk dan membatasi penunggu
pasien.
________________

3. "Coronavirus Update Worldwide" (dalam bahasa Inggris). Worldometer
4. Allard, Tom; Lamb, Kate (28 April 2020). "Exclusive: More than 2,200 Indonesians have died with coronavirus symptoms, data

shows" (dalam bahasa Inggris). Reuters.
5. "Kematian Akibat Covid-19 Bisa Jauh Lebih Tinggi". Kompas.id. 30 April 2020.

13

PEMBAHASAN

Beberapa Rumah Sakit di Indonesia menerapkan beberapa aturan internal Rumah Sakit terhadap kebijakan
jam kunjungan/besuk.[6]

RSUP Fatmawati Jakarta Selatan meniadakan jam besuk dan menerapkan akses terbatas kepada
penunggu pasien yang memiliki Kartu Penunggu Pasien dan wajib mengenakan identitas penunggu
pasien.

RSUI Depok menerapkan aturan bahwa untuk sementara pasien rawat inap hanya boleh dikunjungi
oleh keluarga inti dengan pengaturan yang berbeda untuk pasien intensif dan non -intensif.
Penunggu pasien juga maksimal satu orang dalam kondisi sehat dan mengenakan kartu penunggu
pasien. Sementara seluruh pasien, penunggu, dan pengunjung yang akan memasuki gedung RSUI
berkenan untuk dilakukan skrining awal, pengisian formulir, dan mencuci tangan menggunakn
hand sanitizer. Pembesuk juga diimbau untuk membawa dan menggunakan masker sendiri saat
masuk ke area gedung RSUI.

Jam besuk di RS Borromeus Bandung ditiadakan mulai tanggal 17 Maret 2020 sampai batas waktu
yang akan ditentukan kembali. Sementara untuk penunggu pasien hanya diperbolehkan maksimal
dua orang dan pengantar pasien rawat jalan dibatasi hanya satu orang saja.

Jam kunjungan atau besuk di RS Pelni Jakarta Pusat ditiadakan mulai 16 Maret 2020. Akses kepada
pasien hanya dapat diberikan kepada penunggu pasien yang telah diberikan surat penunggu oleh
manajemen RS dan wajib mengenakan Kartu Penunggu Pasien.

RS JIH Yogyakarta meniadakan jam kunjung pasien rawat inap dan penunggu pasien rawat inap
maksimal dua orang. Apabila pada keadaan yang mendesak dan mengharuskan bertemu dengan pasien,
maka pengunjung harus menunjukan hasil PCR negatif dan masih berlaku. Dengan jam besuk 10.00 –
12.00 WIB setiap hari.

RS Siloam Bekasi meniadakan jam besuk sesuai dengan imbauan pemerintah untuk membatasi
aktivitas sebagai langkah pencegahan penyebaran Covid-19. Masih belum diketahui sampai kapan
peniadaan jam besuk ini akan diterapkan. RS Siloam juga menerapkan penunggu pasien maksimal
satu orang dengan mengenakan kartu penunggu pasien yang diberikan pihak rumah sakit.

Jam kunjungan pasien rawat inap di RS Awal Bros Bekasi Timur ditiadakan dan pasien tidak
diperbolehkan dikunjungi oleh siapapun, dan hanya diperbolehkan ditunggu oleh satu orang dan
memakai tanda pengenal dari Security. Peraturan ini diterapkan mulai 16 Maret 2020.

_____________

6. “Antisipasi Penularan Corona Sejumlah Rumah Sakit Tiadakan Jam Besuk”. suara.com. 17 Maret 2020.

14

RS Husada Utama (RSHU) Surabaya sudah memperbolehkan membesuk pasien umum. RSHU sendiri
sudah memetakan ruang khusus isolasi pasien COVID-19 dan non COVID-19. Maka, pasien umum
maupun pembesuk tidak lagi khawatir, namun tetap menerapkan protokol kesehatan. Jumlah kapasitas
pembesuk pasien umum pun kini dibatasi. Jika sebelum adanya pandemi COVID-19 bisa hingga enam
orang kini hanya dua orang.
Rumah Sakit Anugerah Bunda Khatulistiwa sebelumnya menerapakan peniadaan jam besuk. Tapi
saat ini jam besuk dibuka kembali selama 2 jam yaitu jam 10.00 – 12.00 dengan maksimal sekali
kunjungan pasien sebanyak 2 (dua) orang.

REKOMENDASI

Jam besuk/kunjungan pasien di Rumah Sakit masa pandemi COVID-19 saat ini sebaiknya ditiadakan tanpa
toleransi. Karena kasus sedang meningkat dan dengan penerapan meniadakan jam besuk merupakan bagian
dari pencegahan penyebaran dan penularan virus COVID-19 diruang publik.

KESIMPULAN

Untuk meningkatkan kewaspadaan penyebaran virus corona (COVID-19), Rumah Sakit seharusnya
meniadakan jam besuk/kunjung pasien. Kebijakan ini ambil untuk mengurangi penyebaran virus dari
dalam ke luar maupun sebaiknya.
Walaupun sudah era new normal, Rumah Sakit merupakan tempat layanan publik resiko tinggi, jadi tetap
harus dijaga tanpa ada toleransi penyesuaian.

15

DAFTAR PUSTAKA

1. Ratcliffe, Rebecca (2 Maret 2020). "First coronavirus cases confirmed in Indonesia amid fears nation
is ill-prepared for an outbreak". The Guardian (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli
tanggal 2020-03-02. Diakses tanggal 26 Juni 2021.

2. "Indonesia confirms first cases of coronavirus". Bangkok Post (dalam bahasa Inggris). Reuters. 2
Maret 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-29. Diakses tanggal 26 Juni 2021.

3. "Coronavirus Update Worldwide" (dalam bahasa Inggris). Worldometer. Diarsipkan dari versi asli
tanggal 2021-06-26. Diakses tanggal 26 Juni 2021.

4. Allard, Tom; Lamb, Kate (28 April 2020). "Exclusive: More than 2,200 Indonesians have died with
coronavirus symptoms, data shows" (dalam bahasa Inggris). Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2020-07-28. Diakses tanggal 26 Juni 2021.

5. "Kematian Akibat Covid-19 Bisa Jauh Lebih Tinggi". Kompas.id. 30 April 2020. Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2020-06-07. Diakses tanggal 26 Juni 2021.

6. “Antisipasi Penularan Corona Sejumlah Rumah Sakit Tiadakan Jam Besuk”. suara.com. 17 Maret
2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-07. Diakses tanggal 26 Juni 2021.

Korespondensi

dr. Aria Pratama Surya Anggara
Mahasiswa S2 KARS FKM UI
email korespondensi : [email protected]

16

KARS PJJ ● KEBIJAKAN KESEHATAN

SIAPKAH RUMAH SAKIT
MENGHADAPI LONJAKAN

COVID – 19

?GELOMBANG KEDUA

ERNITA SARI

2006506653

Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia

17

KARS PJJ ● KEBIJAKAN KESEHATAN

COVID – 19 ??SIAPKAH RUMAH SAKIT “Sistem Kesehatan Indonesia
dapat colaps jika pihak yang
MENGHADAPI LONJAKAN berwenang dan terlibat tidak
GELOMBANG KEDUA segera melakukan upaya!!”

RINGKASAN EKSEKUTIF
Lonjakan COVID-19 disebabkan
adanya peningkatan mobilitas warga
usai libur lebaran baik mobilitas lokal
maupun mobalitas orang ke luar
daerah. Angak penambahan kasus
COVID-19 di Sumatera Selatan saat
ini mencapai 100 orang dalam
sehari. Provinsi Sumatera Selatan
pada pekan kedua Juni 2021 tercatat
sebagai Zona Merah dengan
bertambah menjadi dua yaitu kota
Palembang dan Kabupaten Muara
Enim dari sebelumnya hanya
Palembang saja. Peta zonasi COVID-
19 Dinas Kesehatan Sumsel 19 Juni
2021 mencatat 14 Kabupaten/Kota
lainnya berstatus zona oranye. Total
kasus terkonfirmasi COVID-19 di Kota
Palembang per 19 Juni tercatat
berjumlah 14.382. Dengan
bertamhanya pasien terkomfirmasi
COVID-19 yang tersebar di 19 rumah
sakit rujukan COVID-19 Kota
Palembang diperlukan langka
strategis agar pasien dapat di layani
dan diberikan pengobatan dan
perawatan sesuai dengan indikasi
medis.

POLICY BRIEF I SIAPKAH RUMAH SAKIT MENGHADAPI LONJAKAN COVID – 19 GELOMBANG KEDUA? 1

18

KARS PJJ ● KEBIJAKAN KESEHATAN

PENDAHULUAN saat ini sudah hampir penuh. Data dari
tanggal 31 Mei 2021 tercatat sekitar
Kasus COVID-19 melonjak ruang Isolasi 1107 tempat tidur isolasi yang tersedia
Rumah Sakit penuh pasien tidak bisa di sudah terisi 710 tempat tidur. Di
rawat Berdasarkan data kasus harian dari perkirakan sampai tiga bulan kedepan
Satgas Covid-19 pada 5 Mei 2021 angka peningkatan kasus akan terus bertambah
penambahan kasus yang terkonfirmasi 19 Rumah Sakit harus siap mengahdapi
sebanyak: 10.685 sedangkan pada 19 lonjakan tersebut baik dari ketersedia
Juni 14.382 kasus. Adapun data dari tempat isolasi pemenuhan kebutuhan
Dinas kesehatan Kota Palembang obat obatan.
Bed Occupation Rate (BOR)
untuk ruang isolasi COVID-19

DATA KETERSEDIAAN TEMPAT TIDUR ISOLASI & INTENSIF COVID -19 DI 18 RS PENYELENGGARA
PELAYANAN COVID-19 KOTA PALEMBANG & RUMAH SEHAT WISMA ATLET JAKABARING
PEMPROV SUMSEL
UPDATE PER TANGGAL 21 JUNI 2021

Jumlah ketersediaan TT Isolasi di 18 RS Rujukan dan 1179 TT
Rumah Sehat Wisma Atlet Jakabaring
1084 TT (91,94%)
Ruang Isolasi RS + Rumah Sehat Wisma Atlit utk COVID
19 95 TT (8,06%)
239 TT
Ruang Intensif RS COVID 19
539 TT (45,72%)
TT Persiapan RS 640 TT (54,28%)

Jumlah TT Isolasi yang terisi

Jumlah TT Isolasi yang kosong

POLICY BRIEF I SIAPKAH RUMAH SAKIT MENGHADAPI LONJAKAN COVID – 19 GELOMBANG KEDUA? 2

19

KARS PJJ ● KEBIJAKAN KESEHATAN

RINGKASAN KEBIJAKAN

Dikhawatirkan jika pemerintah daerah tidak membutuhkan pertolongan segera

mengambil langkah strategi atas terus (emergency). Pemerintah Daerah dalam hal

pan rbuemrtaamhbashankyiatkmaseusntgehrkaodnfairpmialsoi CnOjaVkIDa-1n9kainsiuDsinCaOs VKeIsDeh-1at9anhKaortua sPaslieampbabnagikdadna1r9i

aosbilaittaartpeusanrmsskiemeaednhisaaenusmayhpkaeaiuntrtaunamranuntpjeguudknnieasgaonnlgagpaCsaaiOsknCVieeOItnDsVe-eI1Drkh9s-a1aer9ettdinad(iraaanuknaytnyisagdaiaaannpkrgubaRksaeenumsmrgedahaiiahsntomaanSlesaankdsdyieitiianurpgRnuakuantmjnuutkakearhknspeebsadCuaisaOtkiuneViyhItnaDa.n-CMr1u9OaepnVebnglIeagDirysasao-ant1lmaaa9snasi,i
i terspeebnuuht).p“eSimsteemrinKetsaehhadtaanlaInmdohneasliaindiaDpaitnaCsOKVeIDs-e19hadtaanntKeropteanuPhainlyeamSbDaMnglainnya.
instrctuiodklaaskpiskseajigknearkapiehmpaekalaydkauankgabnbeeurbpweaeyrnaaa!!pn”gaUdrnautnumkteiratluihbadsti akDstiutrakytueanggniaygnanmdgaemrinejlpaibedamtikeraruinnjtsuathakkaenhdoapldeaerarshibeensreurptaa
D-19 paegrlaurkamn esunaatumbkeabhijaakatnaudamlamenmgaelnighaftuurngasdikvoaknastiepmospitaift tteirdhuadramp ikneibmijaaklan30su%atu

ruanlognjiaskoanlasCiOpVIaDs-1ie9nagCaOr VtiaIDp --19tiadparnum2a0h, %dauenrathudkaprautamnegngIuCrUan.gi lonjakan penularan
g isolsdaaaskniit pruajuskieamnneCrCaOwOVaIVDt I-D1-919psaidasipieRn ummenaehyriamSnaag kiCtOBVuIDn-1d9a. Palembang pada bulan
021 tersedia hanya 35 tempat tidur yang berada di gedung lantai 7 dan

6. SePmEeMnBtaAraHbAeSdAyaNng terisi pasien sebanyak 30 bed dan yang belum

ada 5Kebsiaepdan. Treumrjaahdisakkeitnmaeiknaghnadkaupinljounnjagkaann pyaansgiebneluimsotlearissii aCdOa V5 IbDed-.1T9erjpadaidkaenaikan
Junika2s0us21C,ObVIaDn-1y9akhapruassiseianp bbeairkgedajarilase, gkiomkuonjrubngitanyapnagsiemn eimsolbasui tuCOhVkIaDn-19 pada

Dng-1a9namifpsanosaeliulanilptsaaiuunsnhugkn.etstesDuunekahnagalpgataaatmsnkiaeedspnmeeihnCtaegOitadraVnunIaDtjkyeu-1arbk9sne,gipdsoiabaabensadrytidae-iionlnrbaauaskamtanudngeikamklbnaoaunmrlkgaasonauwrnnbJagiutwnttaiyaipna2kina0ttgi2pud1am,kkyaeabbmrainsenabgynuadtcakiuulharpkkkuaauusankipeannnpglearbanimsweaornagagtleaa.ijnnasaaliapn,
lah tridumaakhsasmakipt.aiMdeinsgitautassi ajsaitutaesinatgerasekbeutsehkaaretnaanruyaannggisotelarsibCaOtVaIDs-d19epnegnaunh. Dalam
at kerKpjoeamtayeraPinnatlagehmtbidnaanglaggmimmheanel gmiinnisbtrDuuiknasatiksapnKeenskegehpaaattadunaralmnamejraau.djuwkMpaaaslsadileainhnmatesidmtaaikdkaasnkamwkapokatniudyduaisnsitgiufcuskaujpa
dapabtembereanpagarukmibahatskakaitnypanegnmuernujandai nrujpuekalnayatennaagna kekesseehhaatatnany.aDngalatemrbatas dengan

rimapnassieanmpCOeVlIPD-C19R mageamr bmuetnuamhbkaahn wataauktutinygakantg ckuekrjaup lyaamnga steinhggini ggmaembuat
perlamumnetnaugkahrluiahafrnuignrgiassoiwklaasani ttpeaimnsiepanaptCtOuidVnuIrDtum-1ki9nidpmaaansl 23i0e0,n%% isopdealapnagstaitmCurOeannVgjaIakDdibw-a1atl9kad.ninPapCseRntiudmrauknakasoninhdpueslaifyaynaanng

akanunotluekhrupanihg IaCkU.ke dua, rumah sakit belkuemsehamtaenm. Dpaulanmyapienagliaritmsaennsdamirpi eul nPtCuRk
membutuhkan waktu yang cukup lama
riksaRaunanPg CisRo.lasi pasien COVID-19 di Rumah sehingga memperlama hari rawat inap untuk
pasien isolasi COVID-19. PCR masih
Sakit Bunda Palembang pada bulan Mei 2021 dikerjakan oleh pihak ke dua, rumah sakit
tersedia hanya 35 tempat tidur yang berada belum mempunyai alat sendiri untuk
di gedung lantai 7 dan lantai 6. Sementara pemeriksaan PCR.
bed yang terisi pasien sebanyak 30 bed dan

POLICY BRIEF I SIAPKAH RUMAH SAKIT MENGHADAPI LONJAKAN COVID – 19 GELOMBANG KEDUA? 3

20

KARS PJJ ● KEBIJAKAN KESEHATAN

REKOMENDASI KEBIJAKAN

Untuk mencegah potensi lonjakan kasis COVID-19 di Kota Palembang diperlukan
Langkah taktis dan strategi secara bersama sama. Langkah terebut terdiri dari tiga

unsur yaitu penerapan protokol kesehtan yang ketat, pengendalian mobilitas
penduduk, Sosialisasi dan edukasi ke Masyarakat tentang informasi pencegahan

dan pengendalian COVID-19.
Berikut ini adalah point rekomendasi kebijakan untuk meningkatan mutu
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dalam mengadapi lonjakan COVID-19 yang

terus bertambah sebagai berikut:

1. Meningatkatkan system penyaringan pasien di instalasi gawat darurat (IGD), rawat jalan dan
rawat inap terhadap COVID-19 dengan metode penapisan sesuai ketentuan. Untuk pasien
yang tidak bergejala dapat dilakukan pengobatan selanjutnaya di puskesmas dan
melakukan isolasi mandiri (Dengan pemantauan Faskses terdekat)

2. Membuka/menambah ruang isolasi COVID-19
Ruang isolasi pasien COVID-19 di Rumah Sakit pada bulan Mei 2021 tersedia hanya 35
tempat tidur yang berada di gedung lantai 7 dan lantai 6. Sementara bed yang terisi
pasien sebanyak 30 bed dan yang belum terisi ada 5 bed. Diperkirakan 3 bulan kedepan
kasus COVID-19 terus bertambah maka dari itu rumah sakit membuka/ menambah ruang
isolasi yang berada di lantai 5 sebanyak 15 tempat tidur.

3. Merujuk pasien dengan system rujukan terintegrasi (Sisrute)
Melakukan kordinasi antara RS terutama melalui system rujukan terintegrasi (sisrutre)
dan kordinasi lintas sectoral

4. Menyiagakan SDM RS dan tenaga cadangan/ relawan
Pengaturan jam kerja bagi tenaga kesehatan

POLICY BRIEF I SIAPKAH RUMAH SAKIT MENGHADAPI LONJAKAN COVID – 19 GELOMBANG KEDUA? 4

21

KARS PJJ ● KEBIJAKAN KESEHATAN

REKOMENDASI KEBIJAKAN

5. Mempertegas Kembali kepatuhan dalam menerapkan protokol kesehatan di area Rumah
Sakit baik untuk pasien, pengunjung Rumah Sakit maupun Karyawan Rumah Sakit

6. Pengadaan Fasilitas PCR
Membeli/penyewaan KSO sehingga rumah sakit dapat mengolah sendiri untuk
pemeriksaan PCR agar tidak terlalu lama hasil yang diinginkan.

7. Koordinasi pemerintah setempat (Dinas Kesehatan) dan satakeholder yang terkait
Koordinasi dengan Dinas Kesehatan dengan Dinas Kesehatan Kota Palembang tentang
pedoman dan tata laksana kassus terbaru. Koordinasi dengan pihak kepolisian dan
Satgas Covid-10 tentang informasi terbaru dan situasi penting

8. Menjalin Kerjasama dan Koordinasi dengan media
Rumah Sakit berperan aktif mengisi rubrik kesehatan pada media cetak maupun
elektronik, memberikan informasi dan edukasi dan menjadi influenzer bagi basyarakat
untuk berprilaku hidup sehat sesuai dengan protokol kesehatan guna menurunkan
angka penyebaran COVID-19 di kota Palembang

POLICY BRIEF I SIAPKAH RUMAH SAKIT MENGHADAPI LONJAKAN COVID – 19 GELOMBANG KEDUA? 5

22

KARS PJJ ● KEBIJAKAN KESEHATAN

“ KESIMPULAN
Sumatera Selatan masih bergelut melawan virus corona
hingga saat ini sama dengan kota-kota lainnya di seluruh
Indonesia. Jumlah kasus Virus Corona terus bertambah usaha
penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan
COVID-19 dengan gejala mirip flu. Kasus Virus Corona
diketahui lewat penyakit misterius yang melumpuhkan Kota
Wuhan, China. Tragedi tahun 2019 tersebut berlanjut
mewabah ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia
hanya dalam beberapa bulan menyebar di seluruh kota-kota
yang ada di Indonesia salah satunya kota Palembang.
Pemerintah Daerah dan 19 Rumah Sakit rujukan COVID-19 di
Kota Palembang khususnya RS bekerjasama dan
berkoordinasi dalam menghadapi lonjakan COVID-19 guna
memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien - pasien
yang datang ke rumah sakit yang membutuhkan pertolongan
segara (emergency). Upaya mengajak masyarakat berprilaku
hidup sehat dengan menerapkan protokol kesehatan terus
dilakukan dengan melibatkan media dalam sarana preventif
dan promotif menuju Indonesia sehat.

POLICY BRIEF I SIAPKAH RUMAH SAKIT MENGHADAPI LONJAKAN COVID – 19 GELOMBANG KEDUA? 6

23

KARS PJJ ● KEBIJAKAN KESEHATAN

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020.Pedoman Pencegahan Pengendalian
Corona Virus Disease (COVID 19): Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kementeria Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Panduan Teknik Pelayanan Rumah Sakit
Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Walikota Palembang Provensi Sumatera Selatan Peraturan Walikota. 2020. Sosial Berskala
BesarDalam Penanganan Corona Virus Disease (COVID 19) di Kota Palembang.
Palembang: Walikota Palembang

Fadli, A. (2020). Mengenal Covid-19 Dan Cegah Penyebarannya Dengan “Peduli Lindungi”
Aplikasi Berbasis Andorid. Artikel Pengabdian Kepada Masyarakat Jurusan Teknik
Elektro.

Republika.2021. Kota Palembang Berstatus Zona Merah
https://www.republika.co.id/berita/qusac8463/kota-palembang-berstatus-zona-
merah-covid19. Diakses pada 23 Juni 2021

Hallo Palembang, 2019. Palembang Tanggap COVID

19.http://dinkes.sumselprov.go.id/.Diunduh pada 23 Juni 2021

Kompas. 2021. Usai Lebaran Keterisian Ruang Isolasi Pasien COVID-19 di Palembang Naik
Jadi 59 Persen. https://regional.kompas.com/read/2021/05/19/174140278/usai-
lebaran-keterisian-ruang-isolasi-pasien-covid-19-di-palembang-naik. Diakses pada

21 Juni 2021

Tirto.2021. Pentingnya Peran Media Dalam Penanganan Pandemi COVID-19.
https://tirto.id/pentingnya-peran-media-dalam-penanganan-pandemi-covid-19-
f9wy. Diakses 25 Juni 2021

Sehat Negeriku. 2021. Kemenkes: Antisipasi Lonjakan COVID-19 Pada Masa Libur Natal dan

TahunBaru.https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20201225/3036050/ke

me nkes-antisipasi-lonjakan-kasus-covid-19-masa-libur-natal-dan-tahun-baru/

Diakses pada 25 Juni 2021

POLICY BRIEF I SIAPKAH RUMAH SAKIT MENGHADAPI LONJAKAN COVID – 19 GELOMBANG KEDUA? 7

24

25

26

27

28

29

POLICY BRIEF

PENINGKATAN LAYANAN TUBERKULOSIS (TBC)
ANAK DI RSUD HM RABAIN PADA MASA PANDEMI

RINGKASAN EKSEKUTIF

Pandemi COVID19 di Indonesia masih menunjukkan angka peningkatan dan
tersebar ke seluruh penjuru daerah. Angka yang semakin tinggi dan
penyebaran yang sudah merata mengharuskan kita lebih menguatkan protokol
Kesehatan di semua kalangan. Penanganan pandemi ini juga harus diikuti
dengan penyesuaian dengan pelayanan Kesehatan lainya termasuk pelayanan
TBC. Indonesia termasuk lima besar negara penyumbang kasus TBC di dunia
selain India, China, Filipina, dan Pakistan. di tahun 2018 angka kasus TBC di
Indonesia menembus 254 pasien per 100.000 penduduk. Provinsi Sumatera
Selatan pada tahun 2017 menempati peringkat ke-7 terbanyak kasus TBC di
Indonesia yaitu terdapat 11.107 kasus TBC.1 Pada bulan Januari 2020
Kunjungan Tim Joint Eexternal Tuberculous Monitoring Mission (JEMM) dan
perwakilan WHO dari negara Jepang ke kabupaten Muara Enim mendorong
tercapainya penghapusan TBC pada 2035 serta terwujudnya Indonesia bebas
TBC tahun 2050.2 Tahun 2019 jumlah kasus TBC di Kabupaten Muara Enim
sebanyak 1.737 orang. Kasus tersebut bertambah dalam kurun waktu setahun
dimana tahun 2018 sejumlah 1.435 orang dan tahun 2017 sebesar 1.194
orang. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan masih terdapat di wilayah
kecamatan Muara Enim.2, 3, 4

1

30

POLICY BRIEF

PENINGKATAN LAYANAN TUBERKULOSIS (TBC)
ANAK DI RSUD HM RABAIN PADA MASA PANDEMI

PENDAHULUAN

Kasus TBC anak layaknya seperti gunung es Sejak tahun 2005 sistem skoring TBC anak
yang hanya kelihatan puncaknya saja. Data disosialisasikan dan direkomendasikan
Kementerian Kesehatan pada 2020 sebagai pendekatan diagnosis TBC anak.
mencatat 349.549 kasus TBC di Indonesia Permasalahannya, tidak semua fasilitas
dan sejumlah 32.251 kasus di antaranya pelayanan kesehatan di Indonesia
diderita anak-anak atau sekitar 10,62% mempunyai fasilitas uji tuberkulin dan
kasus dari total keseluruhan kasus.1 Anak pemeriksaan foto thorax yang merupakan
merupakan kelompok risiko tinggi karena dua parameter yang ada di sistem
kekebalan tubuh anak belum berkembang skoring. Akibatnya di fayankes dengan akses
sempurna. Mayoritas anak tertular TBC dan fasilitas terbatas banyak dijumpai
dari pasien TBC dewasa. World Health underdiagnosis TBC anak. Sedangkan
Organization (WHO) memperkirakan setiap pemberian pengobatan pencegahan pada
tahun terdapat 1,3 juta kasus baru TBC anak yang kontak erat dengan pasien TB
anak di dunia. Menurut WHO, dari tiga dewasa masih belum berjalan dengan baik.
ratus empat anak yang kontak dengan Dari informasi tersebut dibutuhkan Kerja
penderita dewasa, 48% diantaranya sama dari berbagai sektor agar diagnosa,
positif.5, 6 pengobatan dan pencegahan TBC anak
Permasalahan TBC anak di Indonesia berjalan efektif dan optimal. Pelacakan
adalah penegakan diagnosis dan kasus TBC anak mulai dari hulu hingga
pencegahan penularan dari TBC dewasa. penegakan diagnose, pegobatan dan
pemberian pencegahan di hilir.5, 6, 7

2

31

POLICY BRIEF

PENINGKATAN LAYANAN TUBERKULOSIS (TBC)
ANAK DI RSUD HM RABAIN PADA MASA PANDEMI

Sistem Skoring Diagnosis TBC Anak

HASIL TEMUAN

Pandemi COVID-19 di tahun 2020 memberikan dampak besar pada penyakit
tuberkulosis secara global. Tantangan dalam penanggulangan TBC diantaranya
kesulitan akses ke layanan kesehatan, pengalihan 296 RS PMDT untuk pasien
TBC resistan obat menjadi layanan COVID-19, pasien enggan ke layanan
kesehatan karena takut tertular COVID-19, penemuan kasus terhambat, sulit
melakukan pendampingan pasien secara jarak jauh, informasi masalah TBC
yang menurun di masyarakat dan masalah sistematik lainnya. Hal ini
mengakibatkan menurunkan angka penemuan kasus TBC.6, 7 Kasus penemuan
TBC di Kabupaten Muara enim pada tahun 2020 hanya sebanyak 818 kasus.
Sedangkan kasus TB anak hanya ditemukan 113 kasus.4

3

32

POLICY BRIEF

PENINGKATAN LAYANAN TUBERKULOSIS (TBC)
ANAK DI RSUD HM RABAIN PADA MASA PANDEMI

REKOMENDASI

q Penguatan puskesmas sebagai fasilitas Kesehatan primer dan komponennya
(dokter dan pemegang program TBC) dalam mendiagnosis kasus TBC anak
dengan cara meningkatkan kompetensi dan penyegaran teori diagnosa TBC anak
dalam bentuk focus group discussion secara online dengan narasumber dokter
paru dan dokter anak.

q Pelacakan, penemuan kasus dan pelayan TBC anak dengan inovasi selama
pandemi baik di puskesmas maupun di Rumah sakit.

q Meningkatkan informasi dan sosialisasi TBC anak di masyarakat dengan tujuan
meningkatkan kesadaran masyarakat akan kasus TBC anak.

q Melengkapi reagen uji tuberkulin baik di puskesmas maupun rumah sakit
sebagai fasilitas utama penegakan diagnosa TBC anak.

q Membuat kebijakan terintegrasi dengan kasus TBC dewasa agar mengkonsulkan
pasien yang mempunyai kontak erat dengan anak usia resiko tinggi agar dapat
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan pemberian profilaksis.

q Meningkatkan cakupan pemberian imunisasi BCG sebagai upaya preventif
terjadinya kasus TB berat yang dapat dilakukan di posyandu, puskesmas maupun
rumah sakit.

4

33

POLICY BRIEF

PENINGKATAN LAYANAN TUBERKULOSIS (TBC)
ANAK DI RSUD HM RABAIN PADA MASA PANDEMI

DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes. Laporan Nasional Riskesdas 2019. 2019
2. Faradillah. Analisis Kebijakan Program Penanggulangan Tuberkulosis pada

Puskesmas di Kabupaten Muara Enim. Jurnal Kesehatan masyarakat.
2021;5(1).
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten
Muara Enim tahun 2019. 2019.
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten
Muara Enim tahun 2020. 2020.
5. Musenge E, Vounatsou P, Collison M, Tollman S, Kahn K. The Contribution of
Spatial Analysis to understanding HIV/TB Mortality in Children : a structural
equation modeling approach. Glob Health Action. 2013; 6:38-48.5.
6. Angelia A, Diana V, Aaltje M. Prevalensi Tuberkulosisi Laten dan Evaluasi
Kebijakan Rumah Sakit Berdasarkan Persepsi Tenaga Kesehatan Terhadap
Pencegahan Tuberkulosis. Jurnal Biomedik. 2020;12(03):192-199.
7. Klinton, J. S., Oga-Omenka, C. & Heitkamp, P. (2020). TB and COVID – Public and
private health sectors adapt to a new reality. Journal of Clinical Tuberculosis and
Other Mycobacterial Diseases, Volume 21, p. 100199.

KORESPONDEN
HENRI AZIS
[email protected]

5

34

PASIEN COVID-19 RUMAH SAKIT
ST ELISABETH SEI LEKOP BATAM

z

From: Jevon Agustinus Dwi Putra 2006560604
To: Pemilik RS Santa Elisabeth Sei Lekop Batam

Kajian Administrasi Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat | Universitas Indonesia

35

Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop Batam merupakan rumah sakit tipe D dengan
kapasitas 54 tempat tidur yang berdiri sejak lebih kurang 2 tahun yang lalu. Sejak adanya
kasus pertama covid-19 di Indonesia, pemerintah sangat serius dalam mengambil tindakan
supaya pandemic covid-19 ini dapat segera berlalu. Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop
merupakan salah satu rumah sakit di Provinsi Kepulauan Riau yang menjadi rujukan Covid-
19. Dalam menghadapi kasus covid-19, rumah sakit harus mempersiapkan diri untuk
menghadapinya dengan mempersiapkan sarana dan prasarana sehingga pelayanan yang
diberikan dapat optimal dan aman bagi pengunjung, karyawan, tenaga medis bahkan seluruh
karyawan ruah sakit. Dalam pelaksanaannya sangat dibutuhkan kerjasama yang baik dari staf
sampai pimpinan serta pengembangan fasilitas yang dibutuhkan agar tercipta keamanan dan
kenyamanan bagi setiap orang yang ada di rumah sakit.

Sejak ditetapkannya covid-19 menjadi pandemic pada tanggal 9 Maret 2020 oleh WHO2,
sampai saat ini pandemic belum kunjung berakhir bahkan menjadi sangat merisaukan. Per
tanggal 20 Juni 2021 kasus konfirmasi covid-19 di Indonesia mencapai angka 1,98 juta kasus
dengan angka kematian 54.662.1 Angka ini makin hari makin menanjak dikarenakan masih
rendahnya kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Hal ini menjadi tantangan
besar bagi rumah sakit dalam mempersiapkan diri menghadapi kasus covid-19.

Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop Melalui Surat Keputusan Direktur no :
024/DIR-RSESL/SEILEKOP-
merupakan salah satu rumah sakit rujukan BTM/SK/X/2020 tentang Penunjukan
Fasilitas Dan Ruangan Isolasi Covid-19
covid-19 melalui “KEPUTUSAN Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop
Batam Sebagai Ruang Perawatan Dan
GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR Penanggulangan Penyakit Pandemik
Corona Virus (Covid-19) telah
314 TAHUN 2020” tentang “RUMAH SAKIT dialokasikan ruang rawatan sebagai ruang
isolasi covid-19 sejumlah 22 tempat tidur.
RUJUKAN NOVEL CORONA VIRUS DI Dengan ditetapkannya ruangan isolasi
covid-19 rumah sakit berbenah diri dalam
PROVINSI KEPULAUAN RIAU” yang mana melengkapi kebutuhan standar ruangan
isolasi serta kelengkapan APD dan
berisi penunjukan seluruh rumah sakit se mengatur ketenagaan. Tidak kalah penting
rumah sakit juga membekali seluruh staf
KEPRI sebagai rumah sakit rujukan covid-19. dengan pengetahuan tentang covid-19.
Hal ini berdampak positif dalam
Dalam upaya ikut serta mempersiapkan diri penanganan kasus covid-19 di kota
Batam.
dalam menghadapi pandemic covid-19, Rumah

Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop Batam

melakukan penyesuaian-penyesuaian dari segi

kebijakan-kebijakan, desain ruangan isolasi,

prosedur-prosedur APD, prosedur-prosedur

penerimaan pasien yang mana diambil dari

pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Seiring berjalannya waktu pandemic covid-19

semakin meningkat di kota Batam yang

mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan

ruang rawatan isolasi covid-19. Hal ini

menyebabkan diambilnya kebijakan tentang

penambahan ruang isolasi covid-19 di Rumah

Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop Batam.

36

Dari peningkatan jumlah pasien covid-19 di kota
Batam, juga berdampak peningkatan jumlah pasien
covid-19 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop.
Dari data yang diambil dari rekam medis Rumah
Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop terlihat bahwa terjadi
peningkatan yang sangat besar dari tahun 2020
sampai 2021.

GRAFIK DATA COVID RAJAL - RANAP
BULAN JAN 2020 - MEI TAHUN 2021

90
80
70
60
50
40
30
20
10

0

Rawat Jalan Rawat Inap

Seiring berjalannya pelayanan covid-19 di rumah sakit, masalah baru muncul
dengan tidak adanya fasilitas ICU khusus covid-19 dengan vasilitas ventilator.
Pada awalnya hal ini masih dapat ditanggulangi dengan merujuk pasien ke
rumah sakit rekanan yang memiliki ICU isolasi covid-19, tetapi tidak semuanya
berjalan lancar. Beberapa pasien yang dengan kondisi perburukan dan harus
segera dirujuk tidak mendapatkan tempat yang mengakibatkan kondisi semakin
memburuk dan bahkan ada yang meninggal dunia.
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2021
2021
2021
2021
2021

JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUNI
AGJUUSLIT
SEPT
OKT
NOV
DES
JAN
FEB
MAR
APR
MEI

37

Dari permasalahan yang muncul ini serta data-data yang dijabarkan, maka pihak
manajemen memikirkan jalan keluar yang dapat disampaikan ke pihak owner agar
dapat diterapkan untuk kelancaran pelayanan :
1. Dengan meningkatnya jumlah pasien kondisi berat di ruangan isolasi covid-19

maka dibutuhkan perawatan ICU dengan fasilitas ventilator.
2. Perlu dilakukan kerja sama antar seluruh rumah sakit rujukan di kota batam

untuk pasien-pasien covid-19.
3. Perlu pelatihan bagi tenaga-tenaga kesehatan supaya lebih handal dalam

menangani pasien-pasien dengan kedaruratan covid-19.

Dalam mempersiapkan pelayanan yang DAFTAR PUSTAKA
optimal di Rumah Sakit St Elisabeth Sei Kementerian Kesehatan Indonesia. 2020.
Lekop Batam seiring meningkatnya jumlah https://covid19.kemkes.go.id/category/situasi-
pasien covid-19, serta meningkatnya infeksi-emerging/info-
kebutuhan ICU dengan fasilitas ventilator, coronavirus/#.X75VvWgzbIU (diakses 20 Juni
maka pihak direksi harus melakukan 2021)
pendekatan kepada owner dalam
pembuatan ICU covid-19 serta pengadaan Satuan Tugas Penanganan COVID-19. 2020.
alat ventilator. Diharapkan rumah sakit “Apa yang dimaksud dengan pandemic”.
dapat lebih siap dalam pelayanan sehingga https://covid19.go.id/tanya-
dapat menurunkan angka kematian akibat jawab?search=Apa%20yang%20dimaksud%20de
covid-19. ngan%20pandemi. (diakses 24 Juli 2021)

Data Rekam Medik Jumlah Pasien Covid-19 RS
St Elisabeth Sei Lekop Batam 2020-2021

38

POLICY BRIEF

PERAN RSUD DI TENGAH
MASYARAKAT LUBUKLINGGAU
PADA MASA PANDEMIC COVID-19,

APA KABAR VISI RS?

RINGKASAN EKSEKUTIF

RSUD SITI AISYAH LUBUK LINGGAU MERUPAKAN

METAMORFOSIS RUMAH SAKIT PEMERINTAH YANG

.B E R K E M B A N G P E S A T S E R I I N G D E N G A N K E M A J U A N J A M A N

PERAN SENTRAL DALAM MEMAJUKAN KESEHATAN

MASYARAKAT KOTA LUBUKLINGGAU TERGAMBAR DALAM VISI

.R U M A H S A K I T P E R U B A H A N V I S I R S U D S I T I A I S Y A H D A R I R S U D

MENJADI RUJUKAN TUJUAN UTAMA MASYARAKAT

LUBUKLINGGAU YANG BERMUTU DAN BERKUALITAS MENJADI

RUJUKAN REGIONAL YANG PROFESIONAL DENGAN

” ,M E N G U T A M A K A N K E P U A S A N D A N K E S E L A M A T A N P A S I E N

SEAKAN TETAP BERDIRI TEGAK TANPA INTERNALISASI DALAM

IMPLEMENTASI MISI BAGI CIVITAS RSUD SITI AISYAH SEJAK

.R U M A H S A K I T I N I B E R D I R I L E M A H N Y A C I T R A R S U D S E B A G A I

GARDA DEPAN KESEHATAN KOTA LUBUKLINGGAU BERDAMPAK

BESAR PADA KELANGSUNGAN RSUD TERUTAMA DALAM

- 1 9 ,S I T U A S I P A N D E M I C O V I D SEAKAN DIPERTANYAKAN

. ,K E M B A L I V I S I R S Y A N G T E L A H D I B U A T D E N G A N D E M I K I A N

RSUD SITI AISYAH LUBUKLINGGAU MEMERLUKAN PERHATIAN

PENUH DAN MENDALAM OLEH WALIKOTA KOTA

, .L U B U K L I N G G A U D I R E K T U R R S U D D A N S T A K E H O L D E R L A I N N Y A

julius Parlin, KARS 2020


Click to View FlipBook Version