The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by matericlarabiologi, 2021-10-15 06:42:35

Modul Diklat Kepala Lab IPA

Modul Diklat Kepala Lab IPA

2. Self Contained
- Seluruh materi disajikan dalam satu modul (lengkap) agar siswa
mempelajarinya secara tuntas
- Pembagian materi harus dilakukan secara hati-hati atas pertimbangan
kompetensi yang akan dicapai

3. Stand Alone
- tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama
dengan
media pembelajaran lain, seperti: Lembar Kegiatan/Worksheet, Buku ajar,
karena
modul harus komplit.

4. Adaptive
- Menyesuaikan perkembangan iptek
- Fleksibel
- Up to date
- Isi/materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu
tertentu

5. User Friendly
- modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya
- Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan
bersahabat
dengan pemakainya,
- Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan
istilah
yang umum

Prinsip Penulisan Modul

 Rancang strategi untuk menarik perhatian sehingga pebelajar dapat memahami
informasi yang disajikan

 Informasikan tujuan dengan jelas
 Hubungkan dengan informasi actual
 Beri kesempatan pada siswa untuk mengembangkan materi

Prosedur Penulisan Modul

1. Analisis kebutuhan modul
- Tetapkan kompetensi yang terdapat di dalam garis-garis besar program
pembelajaran
yang akan disusun modulnya;
- Identifikasi dan tentukan ruang lingkup unit kompetensi tersebut;
- Identifikasi dan tentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
dipersyaratkan;
- Tentukan judul modul yang akan ditulis;
- Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada periode awal
pengembangan modul

151

2. Penyusunan draft
- Tetapkan judul modul
- Tetapkan tujuan akhir yang hendak dicapai yaitu kemampuan yang harus
dicapai oleh siswa setelah mempelajari satu modul.
- Tetapkan tujuan antara yaitu kemampuan spesifik yang menunjang tujuan
akhir
- Tetapkan garis-garis besar atau outline modul
- Kembangkan materi pada garis-garis besar
- Periksa ulang draft yang telah dihasilkan

3. Uji coba
- Mengetahui keterlaksanaan dan manfaat modul dalam pembelajaran
sebelum modul
tersebut digunakan secara umum

4. Validasi
- memperoleh pengakuan atau pengesahan kesesuaian modul dengan
kebutuhan
sehingga modul tersebut layak dan cocok digunakan dalam pembelajaran
- Validasi modul meliputi: isi materi atau substansi modul; penggunaan
bahasa; serta
penggunaan metode instruksional.
- Bisa digunakan validasi teman sejawat.

5. Revisi
- Revisi atau perbaikan merupakan proses penyempurnaan modul setelah
memperoleh
masukan dari kegiatan uji coba dan validasi.
- Revisi dapat dilakukan pada aspek:
 Pengorganisasian materi pembelajaran
 Penggunaan metode instruksional
 Penggunaan bahasa, dan:
 Pengorganisasian tata tulis dan perwajahan

Komponen minimal buku petunjuk praktikum

1. Judul,
2. Tujuan,
3. Dasar teori
4. Alat dan bahan
5. Cara kerja
6. Data pengamatan
7. Daftar bustaka

Beberapa hal lain:

1. Penulisan dan organisasi buku,
2. Kejelasan kalimat
3. Tingkat keterbacaan,
4. Tingkat kejelasan kegiatan,
5. Penampilan fisik buku.

152

Petunjuk percobaan yang baik:

- Tujuan percobaan
- Dasar teori
- Alat dan bahan percobaan
- Prosedur kerja
- Lembar pengamatan, dan lembar evaluasi yang terdiri dari soal-soal yang

mampu mengantarkan siswa pada konsep dan kesimpulan yang akan
dicapai.

Kriteria kualitas petunjuk percobaan

- Penulisan dan organisasi buku petunjuk percobaan
- Kebenaran konsep
- Kedalaman materi
- Kejelasan kalimat dan tingkat keterbacaan
- Muatan KBK
- Tingkat keterlaksanaan kegiatan percobaan
- Evaluasi belajar
- Tampilan fisik buku petunjuk percobaan

Struktur Penulisan Modul Praktikum
I. BAGIAN PEMBUKA

 Judul
 Kata Pengantar
 Daftar Isi
 Petunjuk Penggunaan Modul
 Petunjuk Bekerja di Laboratorium atau Tata Tertib
 Daftar Alat Praktikum
 Simbol Tanda Bahaya
 Daftar Tujuan Kompetensi (Tujuan Praktikum)

II. BAGIAN INTI
 Kajian Teori/Tinjauan Umum Materi
 Alat dan Bahan
 Langkah Kerja
 Data Pengamatan
 Penugasan

III. BAGIAN PENUTUP
 Glossary atau daftar istilah
 Tes Akhir
 Indeks

 Daftar Pustaka

153

Bagian 14
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium

Runtut Prih Utami, M.Pd
Drs. Nur Untoro, M.Si

A. Tujuan pembelajaran:
Memberikan pemahaman kepada peserta mengenai kesehatan dan keselamatan
kerja di laboratorium IPA

B. Pengertian Kesehatan Kerja (WHO – 1995)
Kesehatan kerja meliputi kesehatan fisik maupun psikis pekerja sehubungan
dengan pekerjaannya yang mencakup metode kerja, kondisi kerja dan lingkungan
kerja yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit maupun perubahan
kesehatan pekerja. Selain kesehatan fisik, psikis dan keselamatan pekerja juga
kesejahteraan sosial dan kemampuan untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.

C. Tujuan Kesehatan Kerja (Joint WHO-ILO th. 1995)
1) Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di
semua lapangan pekerjaan.
2) Mencegah timbulnya gangguan kesehatan kerja yang disebabkan oleh
lingkungan kerja.
3) Memberikan perlindungan bagi pekerja dari bahaya yang dapat
membahayakan kesehatan.
4) Menempatkan dan memelihara kesehatan pekerja di suatu lingkungan kerja
yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerja.
5) Penyesuaian setiap orang kepada pekerjaanya.

D. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kesehatan Kerja
1) Beban kerja fisik, maupun mental. Beban kerja yang berat akan menimbulkan
kelelahan yang cepat. Kondisti fisik maupun mental yang lelah harus
beristirahat/refresing untuk memulihkan kesegaran fisik dan jiwa. Bekerja dengan
beban kerja berlebih, seperti kerja lembur berturut adalah cara kerja yang tidak
sehat.

154

2) Kapasitas kerja: kesehatan umum, status gizi pekerja, pendidikan, pelatihan.
Pekerja yang sehat akan mampu bekerja dengan baik. Status gizi pekerja yang
baik memiliki stamina kerja yang bagus dan tidak mudah sakit. Pendidikan dan
pelatihan menjamin penguasaan kerja secara profesional, paham akan masalah
kesehatan dan keselamatan kerja dilingkup pekerjaannya.

3) Beban tambahan lingkungan kerja misal : bangunan, alat, kebisingan, panas,
debu, parasit, dan lain-lain. Bangunan yang tidak sesuia dengan pekerjaan yang
dilakukan di dalamnya akan menambah beban bagi pekerja, seperti ruang yang
sempit dan panas. Alat yang sering macet atau rusak serta polusi di ruang kerja
seperi suara bising, debu asap, parasit dan lain-lain akan sangat mengganggu atau
menambah beban kerja.

E. Dasar hukum keselamatan dan kesehatan kerja
Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: PER.05/MEN/1996 tentang Sistem

Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, dinyatakan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut Sistem Manajemen K3
adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efesien dan produktif. Untuk mencapai menejemen kesehatan dan
keselamatan kerja yang tepat harus mengacu pada undang-undang dan peraturan yang
berlaku, diantaranya:

1. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja
2. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: PER.05/MEN/1996 tentang Sistem

Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
4. KEPMEN No.1405/MENKES/SK/XI/2002, tentang persyaratan kesehatan

lingkungan kerja perkantoran dan industri.
Dalam undang-undang No. 1 tahun 1970 mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja,
bab III disebutkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:

1) mencegah dan mengurangi kecelakaan;
2) mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
3) mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

155

4) kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya;

5) memberi pertolongan pada kecelakaan;
6) memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
7) mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,

kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran;
8) mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik
maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan;
9) penerangan yang cukup dan sesuai;
10) menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
11) menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
12) memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
13) memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya;
14) mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang;
15) mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
16) mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
17) mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
18) menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
F. Keselamatan dan kesehatan kerja Laboratorium IPA
Laboratorium IPA sekolah merupakan tempat melakukan praktikum dan
penelitian. Di laboratorium bekerja laboran atau Pranata Laboratorium Lendidikan
(PLP), guru, dan siswa. Laboratorium sebagai tempat belajar yaitu melakukan
eksperimen dan penelitian yang aman dan nyaman harus memenuhi berbagai
syarat. Sayarat tersebut meliputi: ketentuan keselamatan dan kesehatan, dan syarat
akademis. Syarat keselamatan dan kesehatan merujuk undang-undang kesehatan
dan keselamatan kerja. Oleh karena itu laboratorium harus dirancang, dan dikelola
sesuai ketentuan undang-undang tersebut.

156

1) Perancangan bangunan laboratorium
Rancangan laboratorium sekolah dibedakan menjadi laboratorium Fisika, Lab.
Kimia, lab Biologi dan Lab Komputer. Semua lab memiki persyaratan umum dan
persyaratan khusus terkait K3.

Persyaratan umum :

(1) Bangunan lab memiliki ukuran yang cukup untuk menyimpan alat dan bahan
serta tempat kerja.

(2) Ruang laboratorium mesti diatur dengan rapi agar mempermudah untuk
mencarinya.

(3) Alat keselamatan kerja, kotak P3K dan alat pemadam api, senantiasa dalam
keadaan yang baik.

(4) Memiliki ventilasi udara yang cukup, sehingga sirkulasi udara berlansung
lancar, untuk ruangan tidak ber AC, ventilasi minimal 15% dari luas lantai.

(5) Memiliki pintu utama dan pintu darurat, sehingga paling sedikit dua pintu
yang jaraknya berjauhan.

(6) Memiliki intensitas pencahayaan yang sesuai, minimal 100lux.
(7) Memiliki detektor asap dan fire suppession system/spingkler kebakaran.
(8) Memiliki kotak P3K.
(9) Memiliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
Persyaratan khusus:

(1) Setiap jenis lab dirancang khusus dengan mengingat efektifitas praktikum dan
kesehatan dan keselamatan kerja.

(2) Lab Kimia, dengan rancangan khusus terutama, air bersih dan bak sink, meja
beton porselin, lemari asam, exhaust fan, savety sower, tersedia Alat
Pelindung Diri (APD), serta memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

(3) Lab Fisika, dengan rancangan khusus diantaranya: meja praktek terbuat dari
kayu yang kuat dilengkapi beberapa stop kontak, memiliki ruang gelap untuk
percobaan optik.

(4) Lab Biologi, dengan rancangan khusus diantaranya: air bersih-bak sink, meja
beton porselin/melamin, lemari asam, savety sower, exhaust fan, ruang khusus
pembiakan bakteri dan lain-lain, tersedia Alat Pelindung Diri (APD),
incinerator serta memiliki IPAL (instalasi pengolahan Air Limbah)

157

(5) Lab komputer, ruang ber AC, instalasi listrik dengan penstabil dan UPS.

2) Sasaran kesehatan kerja di Laboratorium
Keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium memiliki sasaran:

(1) Menjamin keselamatan praktikan, guru dan laboran.
(2) Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan.
(3) Menjamin proses praktikum berlangsung aman dan lancar.
Menjamin keselamatan praktikan/siswa, guru dan laboran dari bahaya bahan-bahan
kimia berbahaya, bahan-bahan biologi berbahaya, dan bahaya dari alat-alat listrik.

Untuk mencegah dan menghindari resiko, maka kita harus tahu potensi bahaya dari
bahan-bahan yang digunkan di laboratorium, peralatan keselamatan kesehatan dan
keaman maupun perilaku kerja di laboratorium.

3) Potensi bahaya:
Dalam laboratorium IPA tersimpanaalat-alat dan bahan-bahan yang memiliki
potensi bahaya bagi penggunanya maupun orang disekitarnya. Potensi bahaya
tersebut dapat dikelompokkan berasal dari: bahan kimia, bahan biologi, listrik.

(1) Penggunaan bahan kimia yang dapat menimbulkan bahaya fisik atau kesehatan
− Bahaya fisik: menggunakan bahan kimia yang berpotensi menimbulkan
ledakan, kebakaran atau reaksi yang berbahaya dengan bahan kimia lain
− Bahaya kesehatan: bahan kimia yang terbukti menimbulkan gangguan
kesehatan jika pekerja terpapar bahan kimia tersebut secara berlebih,
baik melalui saluran pernafasan, absorpsi kulit, maupun saluran
pencernaan

(2) Penggunaan bahan biologis yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan,
contoh: mikroorganisme patogen.

(3) Bahaya sengatan listrik, medan listrik, medan magnet, radiasi radioaktif, dan
sinar laser.

(4) Bahaya mekanik, kebisingan, getaran, debu, aerosol, dan lain-lain.
(5) Perilaku berbahaya dalam bekerja: tidak mengetahui bahaya dari pekerjaan atau

benda yang digunakan, meremehkan bahaya, bekerja sambil bercanda/main-
main, tidak konsentrasi,bekerja dalam keadaan lelah, mengantuk, mabuk dan
bekerja tergesa-gesa.

158

a. Identifikasi Potensi Bahaya Bahan Kimia
Informasi keselamatan terhadap bahan-bahan kimia yang digunakan di laboratorium
digunakan Label informasi bahan kimia MSDS (Material Safety Data Sheet). Semua
container bahan berbahaya harus diberi label. Label yang baik harus dapat memberikan
informasi sebagai berikut :

(1) Identitas dari bahan berbahaya (nama produk, nama kimia, UN Number)
(2) Kata-kata peringatan seperti hazardous, poison, warning, atau dangerous poison.
(3) Informasi risiko seperti flammable, causes burns dan sebagainya.
(4) Informasi keselamatan seperti Selalu ditutup; Jangan dihirup
(5) Petunjuk penggunaan
(6) Pertolongan pertama dan tindakan darurat yang diambil.
(7) Nama pabrik atau supplier.
(8) Informasi toksisitas seperti, very toxic, toxic dan harmful.
Bila ada container yang tidak berlabel, jangan digunakan.

1) MSDS merupakan sumber informasi dasar untuk semua bahan-bahan berbahaya,
didalamnya terkandung informasi kesehatan dan keselamatan untuk pengelolaan
bahan berbahaya. Informasi ini sangat penting untuk pengembangan program
penggunaan bahan berbahaya secara aman di tempat kerja.
Informasi minimal yang terkandung dalam MSDS mencakup :

(1) detail pabrik pembuat / supplier.
(2) informasi identifikasi produk / bahan
(3) informasi bahaya terhadap kesehatan
(4) tindakan pertolongan pertama
(5) tindakan pencegahan
(6) informasi penanganan yang aman
2) Bahan Kimia Berbahaya
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan
atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhlukhidup lainnya (PP No.74 Tahun 2001).

159

Bahan kimia ini dapat menyebabkan iritasi kulit, alergi, kanker, cacat lahir, mutasi
genetik dan efek kesehatan lainnya. Bahan kimia berbahaya dapat berbentuk murni atau
campuran dari senyawa kimia.

Berdasarkan PP No.74 Tahun 200, B3 dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

(1) mudah meledak (explosive);
(2) berbahaya (harmful);
(3) pengoksidasi (oxidizing);
(4) korosif (corrosive);
(5) sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
(6) bersifat iritasi (irritant);
(7) mudah menyala (flammable);
(8) sangat mudah menyala (highly flammable);
(9) berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
(10) amat sangat beracun (extremely toxic);
(11) sangat beracun (highly toxic);
(12) beracun (moderately toxic);
(13) karsinogenik (carcinogenic);
(14) teratogenik (teratogenic);
(15) mutagenik (mutagenic).
Karsinogenik

Bahan karsinogenik adalah bahan yang dapat menyebabkan kanker (menurut
Occupational Safety and Health Administration atau OSHA).

Kontak dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan berbagai jenis kanker. Contoh
bahan karsinogenik: Chloroform, Benzene, Formaldehyde, dan lain-lain.

Mutagenik

Bahan mutagenik adalah bahan kimia atau agen fisik yang menginduksi mutasi DNA
dan sel hidup. Bahan ini berefek pada siste genetika dalam beberapa mekanisme, seperti
menyebabkan kanker atau perubahan hereditas dalam kromosom.

Contoh : Ethidium Bromida, Ionizing Radiation (gamma, x-rays), bahan teralkilasi
(contoh: dimetil sulfat), dan lain-lain.

160

Teratogenik
Bahan teratogenik adalah bahan kimia atau agen fisik yang dapat mengganggu
perkembangan normal embrio.
Umumnya bahan berpengaruh kuat terhadap kehamilan 8 - 10 minggu pertama.
Teratogen dapat berakibat cacat bentuk atau kematian janin tanpa mempengaruhi
kesehatan ibu hamil. Contoh: Pb, Etilen oksida, Carbon disulfide, Nitrogen oksida,
Formaldehid.
Jalan Masuk Bahan Berbahaya
Jalan utama masuknya bahan kimia berbahaya ke dalam tubuh dapat melalui :

1) mulut
2) pernafasan
3) kulit atau mata
Perbedaan cara masuk bahan kimia ke dalam tubuh menentukan bagaimana bahan
kimia tersebut mempengaruhi kesehatan manusia.
Sebagai contoh : solvent/pelarut dapat mempengaruhi kulit menyebabkan
dermatitis/peradangan kulit, tetapi bila uapnya terhirup masuk saluran pernafasan, efek
narkosis dapat terjadi.
a) Pengaruh Bahan Kimia Berbahaya Terhadap Kesehatan
Bahan kimia berbahaya yang digunakan di tempat kerja tanpa dikontrol dengan baik
dapat membahayakan semua orang yang terpajan. Pengaruh terhadap kesehatan bisa
tampak segera atau beberapa hari / bulan / tahun setelah terpajan.
Beberapa bahan kimia dapat mempunyai efek jangka pendek ataupun jangka panjang.
Sebagai contoh beberapa solvent menyebabkan sakit kepala, mual dan muntah.
1) Efek kesehatan jangka pendek (akut)
Efek akut terjadi dengan segera, biasanya disebabkan oleh paparan tunggal
dengan dosis tinggi. Iritasi mata, kulit, saluran pernafasan, sakit kepala, mual,
muntah, hilang koordinasi, lemah bahkan narkosis atau koma. Efek akut dalam
beberapa kasus dapat menyebabkan kematian.
2) Efek kesehatan jangka panjang (kronis)
Efek kronis dapat terjadi setelah paparan berulang-ulang selama berbulan-bulan
atau bertahun-tahun. Keterpajanan bisa oleh dosis tinggi maupun rendah yang
terjadi berulang dan jangka panjang. efek kronis dari metanol, setelah jangka
panjang adalah dermatitis, kebutaan dan kerusakan hati.

161

3) Efek lokal
Efek lokal disebabkan oleh bahan berbahaya yang kontak dengan sebagian tubuh.
Sebagai contoh, kontak dengan asam kuat dapat menimbulkan rasa terbakar pada
kulit.

4) Efek sistemik
Efek sistemik adalah kerusakan atau gangguan yang dialami oleh bagian tubuh
tertentu yang terletak jauh dari tempat kontaknya bahan berbahaya. Hal ini terjadi
karena bahan-bahan kimia terbawa oleh aliran darah menuju organ target tertentu.
Contoh, sakit kepala karena menghirup uap solvent adalah
merupakan efek sistemik yang akut.

b. Simbol Bahaya

162

Kode bahaya
Kode bahaya menekankan pada standar keselamatan dan protokol. Warna dan kode
spesifik pada label mengindikasikan bahaya yang mungkin timbul.
Ada beberapa macam label:

− label National Fire Protection Association (NFPA)
− Label pada wadah zat kimia
Label menjelaskan tingkat proteksi yang diperlukan untuk zat kimia atau larutan
spesifik. Informasi label mencakup:
− Health (H)
− Fire (F)
− Reactivity (R)
− Personal protective equipment (PE)
− Original Container Label

Hazard Categories
Semua kategori bahaya mencakup level health, flammability, dan reactivity. Tingkat
bahaya berkisar dari skala 0 – 4 (tidak berbahaya – sangat berbahaya). Protective
equipment (PE) memiliki simbol tersendiri.

163

Hazard Rating Index Chart

Sistem Pengelompokan dan Pelabelan Bahan Berdasarkan NFPA
(National Fire Protection Agency)

BIRU : INFORMASI BAHAYA KESEHATAN
4 Kontak dengan bahan sangat cepat menimbulkan bahaya serius dan dapat

meninggalkan cacat selamanya jika tidak langsung diberikan perawatan medis.
3 Kontak dengan bahan cepat menimbulkan bahaya serius dan dapat menimbulkan

cacat sementara atau selamanya jika tidak langsung diberikan perawatan medis.
164

2 Kontak dengan bahan secara intensif dan kontinu dapat menimbulkan bahaya
kematian sebagian atau cacat tubuh sebagian jika tidak langsung diberikan
perawatan medis

1 Kontak dengan bahan dapat menyebakan iritasi namun hanya sebagian kecil cacat
yang dapat ditimbulkan jika tidak diberikan perawatan langsung

0 Kontak dengan bahan bersama api dapat menimbulkan bahaya tidak lebih dari
bahaya yang ditimbulkan oleh bahan mudah terbakar biasa

MERAH: KEMUDAHAN BAHAN UNTUK TERBAKAR

4 Akan cepat mendidih atau teruapkan pada tekanan dan temperatur normal, atau akan
menyala jika terdispersi langsung dalam udara.

3 Cairan atau bahan padatan dapat menyala hingga hampir di bawah kondisi batas
ambang

2 Nyala membutuhkan panas sedang atau suhu tinggi

1 Harus dipanaskan terlebih dahulu untuk menyalakan bahan.

0 Bahan tidak dapat terbakar

Contoh: aseton, hidrogen, etil eter, Na dan etil alkohol

KUNING: KETIDAKSTABILAN/REAKTIVITAS

4 Sangat cepat meledak atau mengalami dekomposisi secara eksplosif pada tekanan dan
temperatur normal

3 Dapat meledak atau bereaksi eksplosif tetapi memerlukan sumber inisiasi atau harus
dipanaskan di bawah kondisi tertentu atau eksplosif jika terkena air

2 Secara normal tidak stabil dan dapat dengan cepat mengalami dekomposisi namun
tidak menimbulkan ledakan . Juga dapat bereaksi mendadak dengan air dan
berpotensial membentuk bahan eksplosif dengan air

1 Normalnya stabil,tetapi dapat menjadi tidak stabil pada kenaikan tekanan dan
temperatur atau jika bereaksi dengan air mengeluarkan panas tetapi tidak mendadak

0 Normalnya stabil meskipun berada di bawah api dan tidak dapat bereaksi dengan
air

165

PUTIH : INFORMASI BAHAYA KHUSUS

Simbol :

OX menunjukkan bahwa bahan merupakan oksidator, bahan yang dapat menaikkan
laju pembakaran atau dapat menimbulkan api

W Reaktivitas khusus dengan air. Mengindikasikan potensial bahaya dengan air

c. Bekerja Aman Dengan Bahan Kimia
1) Chek label bahan sebelum menggunakannya (nama/jenis bahan, masa
kadaluwarsa)
2) Mengetahui MSDS bahan kimia yang akan digunakan.
3) Mengetahui bagaimana bahan harus disimpan dan ditempatkan (sesuaikan
dengan sifat bahan kimia)
4) Mengikuti aturan dan prosedur bekerja dengan bahan yang berpotensi
bahaya. (Hindari mencicipi, mencium, mengisap langsung bahan
Kimia)
5) Hindari kontak langsung dengan bahan Kimia (Menggunakan perlengkapan
proteksi)
6) Selalu buka botol bahan kimia atau larutan dengan mulut botol jauh dari tubuh.
Tutup kembali botol setelah mengambil bahan kimia untuk mencegah
tumpahan dan penguapan
7) Jangan menempatkan botol bahan kimia/larutan di tepi meja kerja/meja
praktikum, untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
8) Berhati-hati saat memindahkan bahan dari satu wadah ke wadah lainnya.
9) Letakkan kembali bahan kimia yang telah diambil pada tempatnya semula
10) Berhati-hati saat memindahkan bahan kimia, gunakan kereta dorong/troli untuk
memindahkan beberapa botol sekaligus. Dibawa satu persatu dengan
menggunakan kedua tangan. Posisikan satu tangan di bagian bawah dan tangan
lainnya pada leher botol. Jangan memegang botol pada tutupnya
11) Jangan sekali-kali menangani bahan kimia sebelum kita mengetahui sifat
bahannya..
d. Pembuangan Limbah (Disposal)
1) Ikuti intruksi pembuangan dan gunakan label pembuangan (UW-RF hazardous
waste label)

166

2) Setiap botol berlabel sampah berbahaya harus ditempatkan pada wadah
terpisah yang diberi penutup rapat.

3) Jangan menuang apapun ke saluran pembuangan jika tidak tahu status
bahaya dari bahan tersebut

b. Identifikasi Bahaya Bahan Biologi
1) Bahan Mikrobiologis
 Mikroorganisme adalah materi berbahaya karena dapat menyebabkan efek
bahaya bagi tubuh maupun lingkungan.
 Mikroba patogen adalah mikroba yang dapat menimbulkan penyakit pada
manusia seperti bakteri tbc, tifus, disentri, kolera dan sebagainya.
 Bakteri-bakteri tertentu dapat juga menghasilkan racun yang jika termakan
akan menimbulkan bahaya kesehatan bagi manusia..
 Bahan Hewan Uji Darah, Bulu/rambut, kotoran/feses

2) Pencegahan & Penanganan
(1) Mengetahui Karakteristik Bahan
(2) Lengkapi diri dengan APD (glove, masker, jas)
(3) Selalu perlakukan kultur mikroba seolah-olah itu adalah bahan yang bisa

menginfeksi atau patogen.
(4) Alat-alat yang telah digunakan HARUS disterilkan terlebih dahulu dalam

autoclave sebelum dicuci, khususnya alat-alat yang kontak langsung dengan
mikroba.
(5) Selalu cuci tangan dengan sabun/deterjen setelah bekerja
Tumpahan Mikroba

(1) Tuangkan segera ke atas tumpahan, 5% Lysol ®, dan biarkan selama 10 menit
untuk desinfektan

(2) Lap tumpahan dan buang ke kantung Microbiology Discard Cart.
(3) Untuk tumpahan yang besar, tuangkan ke atas area tumpahan, 20% pemutih

(bleach) dan biarkan selama 10 menit
(4) Bersihkan dengan menggunakan Lap, hingga area tumpahan benar-benar kering.
(5) Buang bahan yang terkontaminasi ke dalam kantung Discard Cart.

167

Pembuangan

(1) Semua Kultur mikroba HARUS dihancurkan atau di destruct terlebih dahulu
(2) Hewan uji yang sudah tidak digunakan dikubur dengan kedalaman tertentu.
c. Bahaya Listrik
1) Pengertian
 Instalasi listrik adalah jaringan yang tersusun secara terkordinasi dari sumber

pembangkit atau titik sambungan suplai daya listrik sampai titik beban akhir
sesuai maksud dan tujuan penggunaannya.
 Perlengkapan Listrik adalah sarana yang diperlukan dalam rangkaian instalasi
listrik antara lain stop kontak, fiting, sakelar, sekring, MCB, kabel, pralon, dan
lain-lain.
 Peralatan listrik adalah Semua jenis alat, pesawat, mesin, dan sejenisnya yang
digerakkan dengan tenaga listrik atau sebagai pengguna listrik: Water-bath,
Centrifuse, Hot plate, AAS, Timbangan Listrik, Mixer, Oven, Furnace,
Mikroskop, Laminar Air Flow, dll
2) Hubungan Pendek / Korsleting
Terjadinya hubungan pendek antar kabel yang berbeda tegangan, hubungan
pendek juga sering disebut hubungan singkat (short circuit) atau sering disebut
“hubungan pendek arus listrik”

Penyebab :

(1) Kerusakan pada instalasi.
(2) Salah dalam pemasangan
(3) Kerusakan bangunan
(4) Kerusakan peralatan / mesin
Pencegahan : Pemeriksaan secara berkala, perbaikan, pemeliharaan.

3) Beban Lebih,
berdampak

(1) Pemanasan setempat
(2) Kerusakan instalasi
(3) Hubungan pendek

168

Penyebab

(1) Instalasi tidak sesuai dengan besarnya arus
(2) Jenis kabel yang digunakan tidak memenuhi syarat
4) Faktor Penyebab Kecelakaan Listrik
(1) Arus mengalir ke tubuh manusia/tersetrum.
(2) Hubungan pendek
(3) Beban lebih
(4) Medan listrik
Menghindari Bahaya Listrik

(1) Yakinkan semua peralatan listrik baik (kabel,isolator,dan grounding)
(2) Jangan mengganti sekring melebihi batas aman
(3) Jangan menggunakan stop kontak untuk beberapa peralatan
(4) Jangan menhubungkan arus listrik apabila tangan anda basah
(5) Matikan arus listrik jika akan memperbaiki atau mengganti komponen alat

listrik.
(6) Potong ranting pohon bila menyentuh kabel listrik disekitar

laboatorium/sekolah.
(7) Periksa dan gantilah instalasi listrik jika telah berumur lama (+ 15 tahun)

4. Peralatan Keselamatan Kerja Laboratorium
1) Alat Pelindung Diri(APD),
alat yang berfungsi melindungi pemakainya dari potensi bahaya sesuai yang ada
dilingkungan kerja dengan mencegah adanya kontak antara pemakai dengan potensi
bahaya tersebut.

APD harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

• Enak dan nyaman dipakai
• Tidak mengganggu pekerjaan
• Memberi perlindungan yang efektif terhadap potensi bahaya
• Memenuhi syarat yang ditetapkan
• Harus selalu terpelihara dan diperiksa setiap akan dipakai, terutama

terhadap Alat Pelindung Diri yang :
− Sangat sensitive terhadap perubahan kondisi lingkungan

169

− Mempunyai masa pemakaian tertentu
− Dapat menularkan penyakit bila dipakai berganti-ganti
Untuk menjamin keselamatan kerja, praktikan harus menggunakan alat pelindung diri
(APD) sesuai dengan pekerjaan /praktikum yang dilakukan. Alat pelindung diri antara
lain:
(1) Jas Laboratorium

Jas laboratorium berfungsi untuk melindungi pakaian yang kita kenakan
dari kontak fisik zat-zat dan senyawa kimia.
(2) Masker
Masker berfungsi memfilter debu dan menghindari dari menghirup gas-gas
yang berbahaa secara langsung/konsentarsi tinggi.
(3) Sarung tangan
Sarung tangan digunakan saat akan melakukan berbagai reaksi kimia.
Tujuannya agar tangan tidak berkontak langsung dengan bahan kimia atau
benda temperature tinggi, benda temperatur sangat rendah.
(4) Kaca Mata keselamatan
Kaca mata yang dimaksud di sini adalah kaca mata yang dapat melindungi
mata dari debu dan reaksi-reaksi dan bahan kimia.

(5) Penutup telinga
Berfungsi melindungi pendengaran dari suara bising.

(6) Sepatu
Sepatu berfungsi untuk melindungi kaki dari tumpahan bahan-bahan kimia,
kejatuhan benda-benda atau tersandung benda tajam.

170

2) Kotak P3K

Kotak P3K berisi pelatan dan obat untuk pertolongan pertama pada kecelakaan:

 Perban (lebar, kecil)  Plester
 Kain kasa steril  Plester cepat
 Kapas  Kain segitiga/Mitella
 Gunting  Masker
 Povidon Iodine  Alkohol 70%
 Panduan P3K  Daftar Isi Kotak P3K

3) Alat Pemadam Kebakaran

Ada beberapa alat pemadam kebakaran, antara lain:

(1) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
(2) Hydrant
(3) Fire Sprinkle
(4) Fire blanket
(5) Sistem Pemadam Khusus
Klasifikasi jenis api menurut NFPA :

Kelas A untuk api biasa : kertas, kayu, kardus, atau plastik yang terbakar

Kelas B untuk api yang ditimbulkan oleh zat mudah terbakar dan mudah menyala :
bensin, kerosin, dan pelarut organik umum yang digunakan di
laboratorium

Kelas C untuk api yang timbul dari peralatan listrik

Kelas D untuk api yang timbul dari logam mudah menyala ; Magnesium, Kalium,
Natrium

APAR

Penempatan APAR

a) Mudah diambil, dicapai/diambil, diberi tanda jelas
b) Pada jalur arah reflek keluar
c) Perhatikan suhu sekitar
d) Tidak terkunci

171

e) Jenis harus sesuai dengan potensi bahaya kebakaran yang ada.
Water & Watermist Extinguishers
Air (water extinguisher) sangat cocok untuk api kelas A tetapi tidak untuk api kelas
B, C dan D. Kabut air (watermist extinguisher) sangat cocok untuk api kelas A dan C
Dry Chemichal Extinguishers (Bubuk Kering)
Sangat berguna untuk api kelas A, B, C atau kelas B, C dan merupakan pilihan terbaik
untuk semua jenis kebakaran
Dua jenis dry chemichal extinguishers :

− Pemadam api tipe BC mengandung sodium atau potassium bicarbonate
− Pemadam api tipe ABC mengandung ammonium phosphate
CO2 Extinguishers
− Untuk api kelas B dan C
− CO2 extinguishers lebih baik dari dry chemichal karena tidak

meninggalkan zat berbahaya sesudahnya
− Paling baik digunakan untuk api yang berasal dari listrik

Pencegahan Kebakaran
(1) Bangunan harus terbuat dari bahan tahan api, dengan pintu double untuk
memisahkan setiap ruangan.
(2) Harus dipasang sistem fire detector dan fire sprinkle yg secara berkala harus
dicek ulang.
(3) Fire alarm manual untuk sewaktu-waktu setiap orang dapat memberitahu
tentang adanya sumber bahaya kebakaran secara dini.
(4) Disediakan APAR dng jumlah yg memadai,serta hidran beserta perangkatnya.
Letaknya mudah terlihat dan terjangkau oleh setiap orang dan tidak dipindah-
pindah.

172

(5) Setiap orang harus tahu cara menggunakan alat pemadam api.
c) Prosedur Penanganan Kebakaran Dan Kejadian Darurat
Jika anda mendengar bunyi sirine tanda kebakaran atau teriakan ‘’API……..” dan
tanda
bahaya lainnya, maka jangan panik, tetapi ikuti instruksi dibawah ini :

(1) Hentikan semua pekerjaan, matikan semua peralatan yang menggunakan arus
listrik, kompor masak atau sumber api lainnya.

(2) Selamatkan barang-barang berharga anda termasuk dokumen-dokumen penting
lainnya, jangan membawa barang yang berat selama evakuasi.

(3) Pada saat anda keluar, tutup pintu kantor dan mess anda agar asap tidak
menyebar “ Tetapi jangan dikunci ” dan segera tinggalkan, serta cari jalan
keluar.

(4) Berjalan dengan tenang, jangan berlari dan panik saat meninggalkan kantor atau
mess, jika pandangan terasa gelap, mendekatlah ke dinding, sambil bergerak
maju mencari jalan keluar yang terdekat.

(5) Karyawan yang ditugaskan sebagai Team, Evakuasi jangan meninggalkan
kantor atau mess sebelum memastikan bahwa tidak seseorang pun tertinggal
dikantor, toilet, gudang dan kamar.

(6) Semua karyawan diminta untuk ikut membantu menanggulangi semua
kemungkinan yang dapat merugikan penghuni mess serta perusahaan.

(7) Tetap berkumpul di Evacuation Point sampai situasi aman.

173

e) Evakuasi
1. Penyelematan

manusia Emergency
Exit :

- Jalur mudah dilewati, dilihat, diketahui, jelas.
- Pintu tidak dikunci, cukup lebar, tahan api
- Diketahui tenaga kerja
- Perlu latihan / simulasi
2. Penyelamatan barang berharga / dokumen penting

5. Regulasi / Peraturan/Tatatertib
 Dibuat oleh pihak yang berwenang (kepala laboratorium/guru/laboran) Dibuat
untuk DIKETAHUI dan DILAKSANAKAN.
 Dibuat untuk menjamin keselamatan bekerja di Laboratorium
 Dibuat untuk mencegah kecelakaan atau hal-hal yang membahayakan bagi
pengguna lab.
 Dibuat untuk memberikan kenyamanan bekerja di Laboratorium. HARUS ada
kontrol dan sanksi jika ada yang melanggar.

Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
(1) Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan dalam
laboratorium tanpa seizin petugas laboratorium.
(2) Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium.
(3) Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
174

(4) Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai
bahaya bahan kimia, alat-alat, dan cara pemakaiannya.

(5) Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan
percobaan.

(6) Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.

(7) Pakailah APD saat bekerja di laboratorium.
(8) Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran.

Apa Yang harus dilakukan saat di laboratorium?

Audit Keselamatan

(1) Memantau & mengarahkan secara berkala praktek di laboratorium
(2) Memastikan semua petugas laboratorium memahami cara menghindari risiko

bahaya di laboratorium
(3) Melakukan penyelidikan segala kecelakaan
(4) Mengembangkan sistem pencatatan & pelaporan ttg keamanan kerja lab.
(5) Melakukan tindakan darurat
IMPORTANT SAFETY MESSAGES

(1) Think safety first. Be prepared for lab. Tentukan peralatan pelindung yang
akan digunakan. Pencegahan lebih mudah dilakukan daripada penanganan
kecelakaan.

(2) Kenali dengan alat dan bahan apa Anda bekerja. Baca label, referensi untuk
hazard rating index chart atau MSDS.

(3) Ikuti semua prosedur safety.
(4) Jaga kebersihan diri dan area tempat bekerja.
(5) Laporkan aktivitas dan situasi yang membahayakan. Waspadalah terhadap

keadaan di sekitar Anda.
(6) Pelajari cara penganganan keadaan darurat, kenali rute keluar gedung,

perhatikan letak alat pemadam kebakaran, eyewash stations & shower, serta
kotak P3K. Laporkan semua kecelakaan atau luka pada petugas lab atau
asisten.
(7) Jangan bercanda di lab. Gunakan perlengkapan pelindung sesuai keperluan.

175

(8) Beritahu petugas lab tentang alergi atau kondisi kesehatan Anda khususnya
jika anda sedang hamil atau sedang sakit

(9) Jika tidak tahu....BERTANYALAH
Referensi :
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada Laboratorium; Balai Hiperkes dan

Keselamatan Kerja Yogyakarta; Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Prov.DIY
Pengenalan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3); Anti Damayanti H.,
S,Si.,MMolBio;Fakultas Saintek UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Undang-Undang No. 1 tahun 1970 mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
KEPMEN No.1405/MENKES/SK/XI/2002, tentang persyaratan kesehatan
lingkungan kerja perkantoran dan industri.

176

Bagian 15
Administrasi Laboratorium (berbasis ISO 17025)

A. Wijayanto

Tujuan

Membekali peserta agar mampu mendokumentasikan semua sarana dan prasarana serta
aktivitas yang ada di laboratorium.

Pendahuluan

Kegiatan administrasi tanpa kita sadari telah melekat pada kehidupan sehari-hari.
Misalnya aktivitas prabrik konveksi yang memproduksi pakaian jadi, melibatkan
administrasi di dalamnya. Aktivitas keagamaan juga tidak terlepas dari administrasi di
dalamnya, begitu juga dengan institusi pendidikan seperti sekolah/madrasah. Ketiga
aktivitas tersebut dilakukan sekelompok manusia, bekerjasama dan mempunyai tujuan
bersama, maka disitu ada administrasi.

Berapa waktu yang kita butuhkan untuk mencari sebuah arsip? Atau berapa hari
surat pindah sekolah dapat terbit dan diterima wali murid dari pihak sekolah? Kedua
hal tersebut dapat menjawab seberapa baik administrasi yang diterapkan.

Administrasi yang dilakukan dengan baik maka kegiatan/aktivitas akan berjalan
lancar dan tanpa kendala. Sebaliknya administrasi amburadul, kegiatan/aktivitas
berjalan kacau dan seringkali administrasi menjadi salah satu penyebabnya. Ada
ungkapan administrasi laksana garam, ketika menu makanan disajikan dengan tingkat
keasinan yang tepat, penikmat hidangan sangat mungkin atau hampir pasti tidak
mengingat keberadaan garam, begitu sebaliknya. Ketika administrasi dilakukan dengan
baik dan terencana, aktivitas/kegiatan lancar dan administrasi tidak terlihat
keberadaannya atau administrasi dipandang tidak penting.

Definisi Administrasi

1. Herbert A. Simon dalam buku Administrative Behaviour
Administrasi sebagai kegiatan dari sekelompok manusia yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama.

2. Leonald D. White
Administrasi sebagai suatu proses yang umum dalam semua usaha-usaha kelompok
baik usaha umum atau pribadi, usaha pemerintah atau swasta, sipil atau militer
dalam skala besar maupun kecil.

3. Liang Gie
Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan-
pekerjaan induk dan sumber-sumber kegiatan lainnya yang bermaksud mencapai
tujuan apapun dalam usaha bersama dari sekelompok orang.

4. Sondang P. Siagian

177

Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau
lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.

Jadi administrasi dapat didefinisikan rangkaian kegiatan bersama sekelompok manusia
secara sistematis untuk menjalankan roda suatu usaha atau organisasi yang didasarkan
suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.

Definisi Laboratorium

1. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Laboratorium adalah tempat atau kamar tertentu yang dilengkapi dengan peralatan
untuk mengadakan percobaan.

2. Oxford English Dictionary
Laboratorium adalah ruang atau bangunan yang dilengkapi dengan peralatan untuk
melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, atau pembuatan
obat-obatan dan bahan-bahan kimia.

3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Negara & Reformasi Birokrasi No. 3 Tahun
2010
Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa
ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara
sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan atau produksi dalam skala
terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan
tertentu , dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian dan atau pengabdian
masyarakat.

Jadi laboratorium adalah suatu bangunan yang didalamnya dilengkapi dengan peralatan
dan bahan-bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan
pendidikan, penelitian dan atau pengabdian masyarakat.

Tipe Laboratorium, berdasarkan PERMENPAN RB No. 3 Tahun 2010

1. Tipe I, Laboratorium ilmu dasar yang terdapat di sekolah pada jenjang pendidikan
menengah untuk melayani kegiatan pendidikan siswa.

2. Tipe II, Laboratorium ilmu dasar yang terdapat di Perguruan Tinggi tingkat
persiapan (semester I, II) untuk melayani kegiatan pendidikan mahasiswa.

3. Tipe III, Laboratorium bidang keilmuan yang terdapat di jurusan atau program studi
untuk melayani kegiatan pendidikan, dan penelitian mahasiswa dan dosen.

4. Tipe IV, Laboratorium Terpadu yang terdapat di pusat studi fakultas atau
universitas untuk melayani kegiatan penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat, mahasiswa dan dosen.

Administrasi Laboratorium

Administrasi laboratorium adalah suatu proses bersama untuk menyelenggarakan
kegiatan laboratorium baik berupa pendidikan, penelitian maupun pengabdian

178

masyarakat secara kelembagaan untuk mencapai tujuan pengelolaan laboratorium
secara terencana dan sistematis.

Administrasi laboratorium mencakup fungsi:

1. Perencanaan
 Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana
mencapainya, berapa lama waktu yang dibutuhkan, berapa orang yang
diperlukan dan berapa banyak biayanya.
 Perencanaan dapat diimplementasikan dalam bentuk penentuan kebijakan,
strategi, program, prosedur, anggaran dan standar yang dibutuhkan.
 Langkah-langkah dalam penyusunan perencanaan yaitu menentukan visi dan
misi, mengembangkan profil dan analisis lingkungan eksternal.

2. Pengorganisasian
 Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas pada orang yang
terlibat dalam kerjasama.
 Prinsip pengorganisasian mencakup adanya struktur organisasi, pembagian
tugas dan hubungan kerja.

3. Penggerakkan
 Penggerakkan merupakan tugas pemimpin untuk merangsang anggota
kelompok mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.
 Penggerakkan mencakup aspek direction/arahan, delegation/delegasi,
collaboration/kolaborasi.

4. Pengkoordinasian
 Pengkoordinasian mengandung makna menjaga tugas-tugas yang telah dibagi
dikerjakan menurut aturan bukan kehendak pribadi sehingga menyumbang
terhadap pencapaian tujuan.
 Pengkoordinasian mencakup aspek aktivitas menghubungkan,
menyatupadukan dan menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya.

5. Pengarahan
 Pengarahan dilakukan agar kegiatan yang dilakukan bersama tetap melalui dan
sesuai jalur yang telah ditetapkan.
 Pengarahan mencakup aspek memberikan dan menjelaskan perintah,
memberikan petunjuk pelaksanaan, memberikan koreksi agar tugas berjalan
efisien.

6. Pengawasan
 Pengawasan sebagai upaya pengendalian mutu.
 Pengawasan mencakup aspek mengukur perbuatan, membandingkan
perbuatan dengan standar yang ditetapkan dan memperbaiki penyimpangan.

Definisi Administrasi Laboratorium yaitu proses pendataan/pencatatan atau
inventarisasi fasilitas dan aktifitas laboratorium.

179

Tujuan Administrasi Laboratorium agar semua fasilitas dan aktifitas laboratorium
dapat terorganisir dengan sistematis.
Manfaat Administrasi Laboratorium

1. Meningkatkan mutu pengelolaan laboratorium.
2. Memberikan informasi yang cepat, tepat dan akurat mengenai kondisi laboratorium

secara keseluruhan.
3. Merencanakan kebutuhan personil, alat dan bahan dengan tepat.
4. Mengendalikan efisiensi penggunaan anggaran.
5. Memudahkan pengawasan dan melindungi aset-aset laboratorium.
6. Menyusun laporan pengelolaan laboratorium dengan obyektif.
7. Menunjang peningkatan kerjasama dengan laboratorium lain.
8. Memperlancar kegiatan praktikum.

Obyek Administrasi Laboratorium

1. Personil
a. Data personil.
b. Program pendidikan, pelatihan dan ketrampilan personil.
c. Evaluasi program pendidikan, pelatihan dan ketrampilan personil.

2. Ruang
a. Data ruang.
b. Inventaris ruang.
c. Jadwal penggunaan ruang.
d. Pemantauan kondisi lingkungan laboratorium.

3. Alat
a. Daftar alat.
b. Penggunaan alat
c. Peminjaman dan pengembalian alat.
d. Jadwal perawatan alat.
e. Perawatan alat.

4. Bahan
a. Daftar bahan .
b. Pengambilan bahan.
c. Pemusnahan bahan.

5. Jasa dan Perbekalan
a. Usulan pembelian bahan habis pakai, barang dan jasa.
b. Verifikasi pembelian bahan habis pakai, barang dan jasa.
c. Evaluasi pemasok bahan habis pakai, barang dan jasa.

6. Kegiatan
a. Program kegiatan laboratorium.
b. Evaluasi kinerja laboratorium tahunan.

180

Kendala Administrasi Laboratorium

1. Kebijakan institusi/sekolah yang tidak pro-laboratorium.
2. SDM yang kurang mencukupi sehingga terjadi overlapping tugas.
3. Jobdesc yang tidak jelas antar personil laboratorium.

Struktur Dokumentasi Sistem Mutu SNI ISO/IEC 17025:2008

Dokumentasi sistem mutu adalah proses pengumpulan, pemilihan, pengolahan,
dan penyimpanan informasi yang berhubungan dengan sistem mutu, yang mencakup:

1. Panduan Mutu, memuat kebijakan mutu dan sasaran mutu.
2. Prosedur Mutu, memuat cara yang telah ditentukan untuk melaksanakan proses

mutu.
3. Instruksi Kerja, memuat petunjuk rinci yang menjelaskan bagaimana suatu

prosedur mutu diikuti/dilaksanakan.
4. Formulir dan Rekaman

• Formulir yaitu dokumen yang digunakan untuk merekam data atau
menunjukkan bukti suatu kegiatan yang akan dilaksanakan.

• Rekaman yaitu dokumen yang memuat hasil-hasil yang dicapai atau
menunjukkan bukti bahwa suatu kegiatan telah dilaksanakan.

Formulir Yang Baik

1. Sesederhana mungkin (keep it simple).
2. Mudah digunakan dalam organisasi, diterima dan mudah dimengerti.
3. Informasi yang diminta segera dapat ditemukan.
4. Rujuk silang (cross-reference) sesedikit mungkin yang akan memudahkan

pemeliharaan dan melakukan revisi jika diperlukan.

Contoh Formulir

1. Formulir data personil (F.1.1).
2. Formulir program pendidikan, pelatihan dan ketrampilan personil (F.1.2).
3. Formulir evaluasi program pendidikan, pelatihan dan ketrampilan personil (F.1.3).
4. Formulir data ruang (F.2.1).
5. Formulir inventaris ruang (F.2.2).
6. Formulir jadwal penggunaan ruang (F.2.3).
7. Formulir pemantauan kondisi lingkungan laboratorium (F.2.4).
8. Formulir daftar alat (F.3.1).
9. Formulir penggunaan alat (F.3.2).
10. Formulir peminjaman & pengembalian alat (F.3.3).
11. Formulir jadwal perawatan alat (F.3.4).
12. Formulir perawatan alat (F.3.5).
13. Formulir daftar bahan (F.4.1).
14. Formulir pengambilan bahan (F.4.2).
15. Formulir pemusnahan bahan (F.4.3).

181

16. Formulir usulan pembelian bahan habis pakai, barang dan jasa (F.5.1).
17. Formulir verifikasi pembelian bahan habis pakai, barang dan jasa (F.5.2).
18. Formulir evaluasi pemasok barang habis pakai, barang dan jasa (F.5.3).
19. Formulir program kerja laboratorium (F.6.1).
20. Formulir evaluasi kinerja tahunan laboratorium (F.6.2).

Contoh Rekaman

1. Rekaman data personil (R.1.1).
2. Rekaman program pendidikan, pelatihan dan ketrampilan personil (R.1.2).
3. Rekaman evaluasi program pendidikan, pelatihan dan ketrampilan personil (R.1.3).
4. Rekaman data ruang (R.2.1).
5. Rekaman inventaris ruang (R.2.2).
6. Rekaman jadwal penggunaan ruang (R.2.3).
7. Rekaman pemantauan kondisi lingkungan laboratorium (R.2.4).
8. Rekaman daftar alat (R.3.1).
9. Rekaman penggunaan alat (R.3.2).
10. Rekaman peminjaman & pengembalian alat (R.3.3).
11. Rekaman jadwal perawatan alat (R.3.4).
12. Rekaman perawatan alat (R.3.5).
13. Rekaman daftar bahan (R.4.1).
14. Rekaman pengambilan bahan (R.4.2).
15. Rekaman pemusnahan bahan (R.4.3).
16. Rekaman usulan pembelian bahan habis pakai, barang dan jasa (R.5.1).
17. Rekaman verifikasi pembelian bahan habis pakai, barang dan jasa (R.5.2).
18. Rekaman evaluasi pemasok barang habis pakai, barang dan jasa (R.5.3).
19. Rekaman program kerja laboratorium (R.6.1).
20. Rekaman evaluasi kinerja tahunan laboratorium (R.6.2).

Filosofi Sistem Mutu Laboratorium

• Say what you do : Tulis apa yang anda kerjakan.

• Do what you say : Kerjakan apa yang anda tulis.

• Record for all your activity : Rekam semua kegiatan anda.

• Continous improvement : Perbaikan terus menerus.

Referensi
Danim, Sudarman dan Danim, Yunan. 2011. Administrasi Sekolah dan Manajemen

Kelas. Bandung: Pustaka Setia.
Decaprio, Richard. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Yogyakarta: Diva.
Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontenporer. Bandung: Alfabeta.
______. 2012. Penataan dan Pengadministrasian Alat Laboratorium. Jakarta: Diktat

Bimtek Tenaga Laboratorium.
______. 2008. SNI ISO/IEC 17025:2008 Persyaratan Umum Kompetensi

Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi. Jakarta: BSN.

182

FORMULIR

LABORATORIUM IPA

DOKUMEN LEVEL IV

MADRASAH ALIYAH NEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2017

183

KEMENTERIAN AGAMA
MAN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

LABORATORIUM IPA

JL. MarsdaAdisucipto, Telp. (0274) 123456 Fax (0274) 678910Yogyakarta

FORMULIR

FORMULIR

LABORATORIUM IPA

Tgl Kepala Tanda Tgl Kalab Tanda Tgl Laboran Tanda
Madrasah tangan tangan tangan
Andri Anton
Agung 4-10-2017 Wijayanto, 2-10-2017 Wijayanto,

9-10-2017 Wijayanto, S.Pd A.Md

M.Si. DIPERIKSA DISIAPKAN

DISAHKAN

MADRASAH ALIYAHNEGERI
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2017

184

KEMENTERIAN AGAMA
MAN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

LABORATORIUM IPA

JL. MarsdaAdisucipto, Telp. (0274) 123456 Fax (0274) 678910Yogyakarta

FORMULIR

LEMBAR DISTRIBUSI DOKUMEN FORMULIR

No. DokumenFormulir Penerima Keterangan
1 Master FormulirMutu KepalaLaboratorium Terkendali
Terkendali
2 Copy No. 1 Kepala Tata Usaha Terkendali

3 Copy No. 2 Wakil Kepala Madrasah Terkendali
4 Copy No. 3 BidangSaranadanPrasana
Kepala Madrasah

185

KEMENTERIAN AGAMA
MAN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

LABORATORIUM IPA

JL. MarsdaAdisucipto, Telp. (0274) 123456 Fax (0274) 678910Yogyakarta

FORMULIR

AMANDEMEN DOKUMEN

No Tanggal DICABUT DIGANTI Keterangan

Bagian Halaman Revisi Bagian Halaman Revisi

186

KEMENTERIAN AGAMA
MAN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

LABORATORIUM IPA

JL. MarsdaAdisucipto, Telp. (0274) 123456 Fax (0274) 678910Yogyakarta

FORMULIR

Bagian Judul Halaman
i HALAMAN PENGESAHAN ii
ii LEMBAR DISTRIBUSI iii
iii AMANDEMEN DOKUMEN iv
iv DAFTAR ISI vi
F.1.1 Formulir data personil 1
F.1.2 Formulir program pendidikan, pelatihan dan ketrampilan 2
personil
F.1.3 Formulir evaluasi program pendidikan, pelatihan dan 3
ketrampilan personil
F.2.1 Formulir data ruang 4
F.2.2 Formulir inventaris ruang 5
F.2.3 Formulir jadwal penggunaan ruang 6
F.2.4 Formulir pemantauan kondisi lingkungan laboratorium 7
F.3.1 Formulir daftar alat 8
F.3.2 Formulir penggunaan alat 9
F.3.3 Formulir peminjaman dan pengembalian alat 10
F.3.4 Formulir jadwal perawatan alat 11
F.3.5 Formulir perawatan alat 12
F.4.1 Formulir daftar bahan 13
F.4.2 Formulir pengambilan bahan 14
F.4.3 Formulir pemusnahan bahan 15
F.5.1 Formulir pembelian bahan habis pakai, barang dan jasa 16
F.5.2 Formulir verifikasi pembelian bahan habis pakai, barang dan 17
jasa
F.5.3 Formulir evaluasi pemasok bahan habis pakai, barang dan 18
jasa
F.6.1 Formulir program kerja laboratorium 19
F.6.2 Formulir evaluasi kinerja tahunan laboratorium 20

187

No. Dok. : F.1.2

KEMENTERIAN AGAMA
MAN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

LABORATORIUM IPA

JL. MarsdaAdisucipto, Telp. (0274) 123456 Fax (0274) 678910Yogyakarta

FORMULIR

FORMULIR DATA PERSONIL

1. Data pribadi : …………………………………………………………
Nama : …………………………………………………………
NIP : …………………………………………………………
Pangkat / Golongan Ruang : …………………………………………………………
Jabatan / pekerjaan : …………………………………………………………
Satuan Organisasi : …………………………………………………………
Instansi : …………………………………………………………
Alamat Instansi : …………………………………………………………
Tempat, Tanggal Lahir : …………………………………………………………
Jenis Kelamin : …………………………………………………………
Status Perkawinan : …………………………………………………………
Agama : …………………………………………………………
Alamat : …………………………………………………………
No. Telp. / HP

2. Pendidikan : …………………………………………………………
Diploma : …………………………………………………………
Sarjana : …………………………………………………………
Magister : …………………………………………………………
Doktoral

3. Pelatihan TempatPelatihan WaktuPelatihan Keterangan
No. Nama Pelatihan

Yogyakarta,…………………………
( NamaPersonil )
NIP.

188

KEMENTERIAN AGAMA
MAN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

LABORATORIUM IPA

JL. MarsdaAdisucipto, Telp. (0274) 123456 Fax (0274) 678910Yogyakarta

FORMULIR

FORMULIR PROGRA
PELATIHAN DAN KETR

No. Nama Personil JenisPendidikan,
PelatihandanKetramp

Kepala Madrasah Yogyakarta,…………
189
AgungWijayanto, M.Si.
NIP.

No. Dok. : F.1.2

AM PENDIDIKAN,
RAMPILAN PERSONIL

pilan WaktuPendidikan, Tempat
PelatihandanKetrampilan

…………………

KepalaLaboratorium IPA

AndriWijayanto, S.Pd.
NIP.

9

KEMENTERIAN AGAMA
MAN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

LABORATORIUM IPA

JL. MarsdaAdisucipto, Telp. (0274) 123456 Fax (0274) 678910Yogyakarta

FORMULIR

FORMULIR EVALUASI PR
PELATIHAN DAN KETR

No. Nama Personil JenisPendidikan, Pe
PelatihandanKetrampilan

Kepala Madrasah Yogyakarta,…………
190
AgungWijayanto, M.Si.
NIP.

No. Dok. : F.1.3

ROGRAM PENDIDIKAN, Tempat Evaluasi
RAMPILAN PERSONIL

WaktuPendidikan,
elatihandanKetrampilan

…………………

KepalaLaboratorium IPA

AndriWijayanto, S.Pd.
NIP.

0

No. Dok. : F.2.1

KEMENTERIAN AGAMA
MAN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

LABORATORIUM IPA

JL. MarsdaAdisucipto, Telp. (0274) 123456 Fax (0274) 678910Yogyakarta

FORMULIR

FORMULIR DATA RUANG

No. Nama RuangPraktikum RuangAdministrasi RuangAlat RuangBahan
Laboratorium (m2) (m2) (m2) (m2)

Yogyakarta,…………………………
KepalaLaboratorium IPA

AndriWijayanto, S.Pd.
NIP.

191

No. Dok. : F.2.2

KEMENTERIAN AGAMA
MAN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

LABORATORIUM IPA

JL. MarsdaAdisucipto, Telp. (0274) 123456 Fax (0274) 678910Yogyakarta

FORMULIR

FORMULIR INVENTARIS RUANG
Nama Laboratorium : ……………………………………………..

No. NomerInventaris Nama Merk Jumlah Kondisi
Barang
Keterangan
Baik Rusak

Yogyakarta, ……………… Laboran
KepalaLaboratorium IPA

AndriWijayanto, S.Pd. Anton Wijayanto, A.Md.
NIP. NIP.

192

KEMENTERIAN AGAMA
MAN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

LABORATORIUM IPA

JL. MarsdaAdisucipto, Telp. (0274) 123456 Fax (0274) 678910Yogyakarta

FORMULIR

FORMULIR JADWAL PE

Nama Laboratorium : ………………………………………..

Mingguke- : ……………………………………….. Bulan :

No. Jam ke- Senin Selasa Rabu

1
2
3
4
5
6
7

Yogyakarta,…………

KepalaLaboratorium IPA

AndriWijayanto, S.Pd.
NIP.

193

No. Dok. : F.2.3

ENGGUNAAN RUANG

………………………… Tahun : ………………………………..

Kamis Jum’at Sabtu Keterangan

…………………

Laboran

Anton Wijayanto, A.Md.
NIP.

3

No. Dok. : F.2.4

KEMENTERIAN AGAMA
MAN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

LABORATORIUM IPA

JL. MarsdaAdisucipto, Telp. (0274) 123456 Fax (0274) 678910Yogyakarta

FORMULIR

FORMULIR PEMANTAUAN KONDISI LINGKUNGAN LABORATORIUM

Nama Laboratorium : ………………………… Bulan : …………………….……

No. Tanggal SuhuRuangan KelembabanRuangan Keterangan ParafLaboran

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Yogyakarta, ………………

KepalaLaboratorium IPA Laboran

AndriWijayanto, S.Pd. Anton Wijayanto, A.Md.
NIP. NIP.

194

No. Dok. : F.3.1

KEMENTERIAN AGAMA
MAN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

LABORATORIUM IPA

JL. MarsdaAdisucipto, Telp. (0274) 123456 Fax (0274) 678910Yogyakarta

FORMULIR

FORMULIR DATA ALAT
Nama Laboratorium : ………………………….

No. No. Inventaris Nama Alat Spesifikasi Jumlah Keterangan

Ukuran Merek Baik Rusak

Yogyakarta, ………………

KepalaLaboratorium IPA Laboran

AndriWijayanto, S.Pd. Anton Wijayanto, A.Md.
NIP. NIP.

195

KEMENTERIAN AGAMA
MAN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

LABORATORIUM IPA

JL. MarsdaAdisucipto, Telp. (0274) 123456 Fax (0274) 678910Yogyakarta

FORMULIR

FORMULIR PENGG

Ruangan : ………………………………..
Alat : ………………………………..

No. Hari/Tanggal WaktuPenggunaan Lama

1 Mulai Selesai Penggunaan
2
3
4
5

Yogyakarta,…………

KepalaLaboratorium IPA

AndriWijayanto, S.Pd.
NIP.

196

No. Dok. : F.3.2

GUNAAN ALAT

Bulan : ….................................
Hal. : ….. dari …..

KondisiAlat

(Baik/Gangguan/Rusak) Paraf Keterangan

Mulai Selesai

…………………

Laboran

Anton Wijayanto, A.Md.
NIP.

6


Click to View FlipBook Version