KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 29 berikutnya, ia mendapat order cetakan senilai Rp50.000.000! Sebuah angka yang sangat besar untuk ukuran seorang Riyadin yang waktu itu masih berusia 20-an tahun. Di kemudian hari, Riyadin baru memahami bahwa apa yang ia lakukan dengan mengubah makna Rp250 ribu menjadi seperempat juta adalah teknik reframing. Dalam ilmu Neuro Linguistic Programming (NLP), reframing adalah kemampuan untuk membingkai ulang makna dari suatu peristiwa dengan bingkai lain yang lebih baik, tanpa mengubah kejadian itu sendiri. Keterampilan reframing ini dapat dilatih menjadi kebiasaan yang positif. Ada dua jenis reframing, yaitu meaning reframing dan context reframing. Meaning reframing atau sering juga disebut sebagai content reframing adalah membingkai ulang makna dari suatu peristiwa dengan memberikan arti baru yang lebih positif dan bermanfaat atas sebuah peristiwa. Contohnya, Riyadin yang memaknai Rp250 ribu menjadi seperempat juta rupiah sehingga menjadi lebih bersemangat. Contoh lain, saat melihat jalan macet, Anda bisa memaknai jalan yang penuh mobil berarti banyak orang kaya dan banyak peluang usaha yang bisa Anda ambil. Context reframing adalah membingkai ulang suatu keadaan dengan memindahkan atau mencari konteks baru yang lebih sesuai. Dalam teori NLP, ada istilah yang menyatakan bahwa “ada satu konteks yang tepat untuk setiap perilaku”. Contoh, daripada merasa minder karena badannya terlalu tinggi, seorang remaja putri (dengan tinggi badan 175 cm) dapat melakukan reframing dengan memindahkan konteksnya ke dalam konteks lain. Misalnya, tinggi badan di atas rata-rata adalah modal yang bagus untuk menjadi model, artis, pramugari, polisi wanita, atau konteks-konteks lainnya. Tentunya, bidang yang membutuhkan syarat tinggi badan tertentu dalam profesi tersebut. Dengan memandang masalah melalui teknik reframing inilah, Riyadin menjadi lebih tenang menghadapi berbagai tantangan usaha. Hingga ia pun merintis usaha sebagai produsen sari kedelai bermerek Sale, dengan jumlah karyawan lebih dari 100 orang. Manusia akan lebih tenang dan bahagia jika mampu membingkai ulang apapun peristiwa yang terjadi dalam hidupnya dengan makna yang lebih positif dan bermanfaat. Begitu pula dalam menyikapi situasi politik di suatu negara, relatif sama.***
30 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 31 Menjadi Pendengar 8 yang Baik ”Kebanyakan orang mendengarkan orang lain bicara bukan dengan niat memahami apa yang disampaikan, melainkan dengan niat untuk segera menangggapi”~ Steven R. Covey Demikian seorang rekan membuat status di Facebook, mengutip katakata penulis terkenal, Stephen Covey. Saya merasa diberi peringatan oleh kalimat tersebut. Beberapa waktu yang lalu, ketika seseorang bicara di sebuah forum, saya langsung berkonsentrasi menyusun tanggapan terhadapnya. Saya langsung menyimpulkan bahwa dia akan mengatakan pendapat tertentu yang berbeda dengan pandangan saya. Padahal, dia belum selesai menyampaikan pendapatnya. Saya menyadari, ini langkah yang kurang baik. Peringatan dari Stephen R. Covey di atas membuat saya harus lebih banyak mendengar dan berusaha memahami apa yang disampaikan orang lain, sebagaimana saya mendengarkan seorang guru senior di sebuah pertemuan penting. Saya harus menyimak kata demi kata, sebagaimana saya menyimak alur cerita sebuah film favorit.
32 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Di sebuah pertemuan lain, saya juga mengalami hal serupa. Kali ini saya yang bicara, sedangkan orang lain sudah mempersiapkan perbedaan pandangannya tepat sebelum saya bicara. Bahkan sangat mungkin, ia sudah menyiapkan sanggahannya sebelum pertemuan itu berlangsung. Mereka sudah tahu saya berada di posisi mana. Dua kejadian ini membuat pertemuan menjadi kurang produktif. Bukan hanya saya, diskusi di tempat lain pun kurang lebih sama. Acara talkshow dan diskusi di televisi menjadi lebih terasa sebagai upaya mempertontonkan perbedaan pendapat, dari pada sebagai tempat untuk mendapatkan solusi produktif. Mendengar kian menjadi pekerjaan sulit bagi sebagian orang. Tenaga marketing merasa lebih hebat jika lebih banyak berbicara dari pada mendengar. Mungkin karena mereka sudah berlatih menjelaskan produk yang ditawarkan. Mereka sudah memiliki bermacam trik untuk menjawab berbagai pertanyaan calon pembeli. Mereka sangat hafal bakal pertanyaan dari pelanggan kelompok A, kelompok B, dan seterusnya. Faktanya, mereka yang berhasil di dunia marketing adalah yang memiliki kemampuan mendengarkan dengan baik. Mereka bukan si penjual kecap nomor satu. Tenaga sales yang memaksa calon konsumen untuk mencoba produknya tidak lebih berhasil dibanding tenaga sales yang rajin silaturahmi dan melayani konsultasi. Lantas, bagaimana cara menjadi pendengar yang berhasil? Pertama: mulai pertemuan dengan hati dan pikiran positif. Menjadi pendengar yang baik adalah pertanda bahwa Anda memiliki pikiran yang positif (positive thinking). Jika lawan bicara belum mulai bicara, sedangkan Anda sudah menyimpulkan bahwa dia pasti membicarakan sesuatu yang kurang baik, Anda sudah berada pada area negative thinking. Kedua: buang beban di kepala. Sebagaimana ditulis di situs JobsDb. com, tidak banyak orang yang mau mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Hal yang sering dilakukan adalah menunggu orang berhenti berbicara. Buang pola pikir seperti itu dan mulailah mendengarkan dengan seksama. Perhatikan gerak tubuh, bahasa, dan suara si pembicara. Dengan demikian, Anda pun secara tidak langsung bisa mempelajari karakter si pembicara. Ketiga: sesuaikan sikap dan cara Anda berpikir. Perhatikan setiap
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 33 kata dengan seksama dan jangan langsung mengambil kesimpulan atau memotong pembicaraan orang lain. Belajarlah untuk menghargai dan memberi kesempatan orang lain untuk mengemukakan pendapatnya. Keempat: reflection. Ketika giliran Anda untuk berbicara, cobalah untuk mengulangi apa yang dikatakan oleh pembicara sebelumnya. Dengan begitu, Anda akan mengetahui apakah Anda telah menyimak dengan baik atau sebaliknya. Kelima: hilangkan ego. Seorang pebisnis berkata, “Do you want to fill your ego or your bank account?” Mementingkan ego sudah pasti akan sangat membawa kerugian. Oleh karena itu, hilangkan ego Anda untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Keenam: make yourself win. Sekali Anda bisa menjadi pendengar yang baik, orang lain akan menaruh kepercayaan kepada Anda. Pada saat itulah komunikasi dimulai dan Anda dapat mengutarakan tujuan Anda. Jaga komunikasi yang sudah terjalin dengan terus menjadi pendengar yang baik agar terjalin hubungan yang saling menguntungkan. Menjadi pendengar yang baik akan mempermudah kita dalam mencari solusi yang tepat dan akurat. Telinga dapat mendengar dengan baik jika pikiran terfokus pada apa yang akan didengar. Menjadi pendengar yang baik bukan pertanda pasif. Justru sebaliknya, kita menjadi aktif dengan kualitas respon yang baik. Menjadi pendengar yang baik juga pertanda bahwa Anda ikhlas menghadapi masalah apapun. Dengan sikap ikhlas, energi pikiran menjadi lebih hemat karena tidak digunakan untuk membuat sesuatu menjadi berat dan rumit. Jadilah pendengar dengan sepenuh hati agar energi Anda lebih produktif. ***
34 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 35 Menetapkan Sudut 9 Pandang Dengan pikiran, Anda dapat membuat dunia menjadi berbunga-bunga dan dengan pikiran pula dunia dapat menjadi berduri-duri ~Socrates Dalam sebuah kisah nyata yang ditulisnya, Lutfi S. Fauza bercerita tentang seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan, dan kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu rapih, bersih, dan teratur. Suami serta anakanaknya sangat menghargai pengabdiannya itu. Hanya saja, ibu yang satu ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet. Jika sudah begitu, suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi dan tentu saja menyiksanya. Atas saran keluarga, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita sang ibu
36 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum dan berkata kepada sang ibu, “Ibu harap tutup mata dan bayangkan apa yang akan saya katakan.” Ibu itu kemudian menutup matanya.”Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?” Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah dan mukanya berubah cerah. Virginia Satir melanjutkan, “Itu artinya tidak ada seorang pun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak-anak, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong, tanpa orang-orang yang ibu kasihi.” Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya. “Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu disana. Artinya, suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu.” Ibu itu mulai tersenyum kembali. Ia merasa nyaman dengan visualisasi tersebut. “Sekarang, bukalah mata ibu. Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi masalah buat ibu?” Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Aku tahu maksud Anda,” ujar sang ibu, “Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif.” Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming). Teknik yang dipakainya di atas disebut reframing, yaitu bagaimana kita ‘membingkai ulang’ sudut pandang. Dengan mengubah sudut pandang, sesuatu yang tadinya negatif bisa berubah menjadi positif. Kebanyakan, sudut pandang manusia terhadap apa yang dilihat dan dialaminya adalah sudut pandang negatif, yang membuat banyak orang diliputi keluhan berkepanjangan setiap hari. Padahal, jika sudut pandang dirubah, banyak hal berubah menjadi positif dalam seketika.
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 37 Saya pernah mencoba melihat ke mesin pencari google dengan mengklik kata “keluhan”, kemudian kata “berpikir positif”. Tersedia 15 juta halaman informasi mengenai keluhan. Sebaliknya, hanya 1,5 juta halaman mengenai berpikir positif. Manusia lebih senang mencari informasi mengenai keluhan dibandingkan dengan berpikir positif. Dalam Aladin Factor karya Jack Canfield dan Victor Mark Hansen, manusia mengalami 60 ribu pikiran setiap hari. Sedemikian banyaknya pikiran yang melintas di otak sehingga manusia harus mampu mengarahkan ke mana pikiran akan dibawa. Jika kita mengarahkan setiap lintasan pikiran ini ke arah negatif, yang terjadi adalah hal-hal negatif. Dalam buku Terapi Berpikir Positif, Dr. Ibrahim Alfiky mengatakan bahwa pada tahun 1986 diadakan sebuah penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas San Francisco. Penelitian tersebut menemukan bahwa 80% pikiran manusia adalah negatif. Maknanya, 80% respon manusia terhadap kejadian adalah dengan sudut pandang pikiran yang negatif. Tentu saja, kondisi ini akan berpengaruh terhadap perasaan, perilaku, dan tingkat kesehatan yang kita alami. Para tokoh hebat dalam berbagai bidang kehidupan bukanlah orang yang menggunakan 80% pikirannya untuk negatif. Setiap kejadian dilihat dari sudut pandang positif sehingga mereka dapat mengambil langkah positif. Tak heran jika dalam situasi negara krisis, atau lingkungan pekerjaan yang dipandang umum sebagai lingkungan buruk, mereka yang hebat dapat memposisikan pikirannya ke arah positif. Nah, mari kita berlatih berpikir dengan sudut pandang positif. Jika Anda menerima tagihan pajak yang cukup besar, pikiran positif Anda adalah berkarya dengan baik sehingga penghasilan Anda menjadi tinggi. Untuk rasa lelah, capai, dan penat di akhir pekan, pikiran positifnya adalah saya masih mampu bekerja keras. Jika bosan dengan bermacam perdebatan di media elektronik yang sering berlebihan, itu menandakan masih ada kebebasan berpendapat. Untuk setiap permasalahan hidup yang kita hadapi, Tuhan sedang membentuk dan menempa kita untuk menjadi lebih baik lagi.
38 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Pikiran berani membuat kita berani. Pikiran takut membuat kita takut. Pikiran bahagia membuat kita bahagia. Pikiran sengsara membuat kita sengsara. Pikiran optimis membuat kita optimis, Sementara pikiran pesimis membuat kita pesimis. Seperti kata Socrates, “Dengan pikiran, Anda dapat membuat dunia menjadi berbunga-bunga dan dengan pikiran pula dunia dapat menjadi berduri-duri.” Selamat berpikir. ***
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 39 10 Dramatisasi Masalah Jangan larut dalam jebakan-jebakan sikap yang mempersulit diri sendiri ~Aa’ Gym Kerap kali, permasalahan yang kita anggap berat merupakan hasil dari dramatisasi yang kita lakukan sendiri. Awalnya terjadi karena cara pandang terhadap masalah yang kita hadapi. Misalnya kita menerima berita tentang kondisi ekonomi negara yang semakin buruk. Setidaknya, ada dua pandangan yang berbeda terhadap kondisi ini. Bagi mereka yang berada di barisan pendukung pemerintah, kejadian ini dijadikan sebagai batu loncatan untuk perbaikan ke depan. Sebaliknya, barisan oposisi akan melihat bahwa pemerintah tidak becus dalam mengelola negara. Disebabkan tidak becus mengelola negara, ada yang mendramatisir masalah menjadi semakin parah. Mulai persepsi fisik presiden yang tidak meyakinkan hingga soal orang di sekeliling presiden yang dinilai menyetir kepala negara.
40 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Mental mendramatisir masalah bisa menjebak diri kita pada perilaku yang negatif. Kita lebih banyak merasakan penderitaan sebagai akibat dari buatan kita sendiri, kekhawatiran kita sendiri, dan kepanikan kita sendiri. Orang yang gemar meminta tolong biasanya menjual penderitaan. Ia menceritakan kondisi kehidupannya yang seolah-olah paling menyedihkan di dunia, selalu sial. Ibaratnya, sudah bekerja keras siang-malam, tetapi selalu sial. Ketika menghasilkan, uangnya dicuri atau ditipu orang. Justru, inilah yang akan membuatnya menjadi merasa tertekan dan terbebani. Jika semua masalah disikapi dengan kepala dingin, pikiran jernih, dan hati yang lapang, kita tidak akan merasa kerepotan menghadapi segala kenyataan yang terjadi dalam hidup. Sebagai contoh, seseorang yang merasakan sakit pinggang. Kemudian, dia memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter. Sebelum berangkat, ia bercerita pada temannya tentang apa yang sedang dirasakannya. Disampaikannya pula segala kekhawatiran jika seandainya yang ia derita adalah penyakit ginjal, ia akan menghadapi risiko pengobatan dan perawatan yang tidak sederhana dan mahal. Semakin banyak ia menceritakan ketakutan dan kekhawatirannya, semakin terbebani dan semakin stres pula dirinya. Beban yang datang disebabkan ketakutan-ketakutan yang ia hadirkan sendiri, dari perkiraan atau dugaannya sendiri. Padahal, ia sama sekali belum menjalani pemeriksaan kesehatan oleh dokter. Inilah yang banyak terjadi pada diri manusia, yang kemudian menimbulkan penderitaan jiwa di dalam diri mereka sendiri. Agar terhindar dari sikap mendramatisasi masalah yang sedang terjadi, kendalikanlah diri sebisa mungkin. Jangan larut dalam jebakan-jebakan sikap yang mempersulit diri sendiri. Pasalnya, sikap-sikap seperti itulah yang akan semakin memperbesar kesulitan dan penderitaan di dalam diri. Seperti dikatakan oleh KH. Abdullah Gymnastiar atau Aa’ Gym, tidak jarang babak kehidupan yang menimpa diri kita terasa berat dan getir. Namun, itu sama sekali bukan alasan bagi kita untuk mendramatisasi keadaan, lalu beralasan untuk tenggelam dalam kesedihan. Seolah kemalangan adalah nasibnya. Saat mendapat cacian, kita tentu akan bersedih dan bersusah hati. Namun, jika tahu ilmunya, kita bisa bersikap tenang dan mendengarkan cacian tersebut. Bisa jadi, cacian itu adalah pesan agar kita mau mengevaluasi dan memperbaiki
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 41 diri. Bayangkan, manusia yang paling mulia saja—Nabi Muhammad Saw.— mendapat hinaan dan cacian. Apalagi kita, bukan? Jika benar dalam menyikapi hinaan orang lain, hinaan itu justru akan mempertinggi derajat kita. Begitu pula saat sakit, kita perlu menyadari bahwa orang yang sakit adalah ladang rezeki bagi para dokter dan perawat. Kita juga akan menyadari bahwa sakit adalah satu episode di dalam hidup yang harus kita nikmati. Dalam hadits Rasulullah SAW. Disebutkan bahwa Allah SWT akan menggugurkan dosa ketika kita sakit, bagaikan daun-daun kering yang berguguran. “Apa yang menimpa seseorang muslim dari penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, dan kesempitan, sampai duri yang menusuknya, maka Allah akan mengampuni karenanya dosa-dosanya.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi). Di balik penderitaan dan kesengsaraan hidup yang kita alami, ternyata ada kabar gembira dari Tuhan yaitu digugurkannya dosa-dosa. Oleh karena itu, tak perlu mempersulit diri dengan mendramatisir kenyataan yang terjadi. Hadapilah masalah dan kesengsaraan hidup dengan tenang, sebab rasa nelangsa (sensara) itu sendiri adalah hasil rekaan atau akibat dari sikap kita sendiri, yang keliru menyikapi kehidupan dunia ini. Yakin saja, bahwa kesengsaraan hidup adalah paket ujian yang dikirim Tuhan, lengkap dengan kemudahan atau jalan keluarnya. Bagi Anda yang muslim, tentu tak lupa dengan ayat dalam Al Quran yang berbunyi, “...Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah [94]: 5- 6). Nah, jangan lagi mendramatisasi ujian dan mari mencoba untuk menikmati kesengsaran dengan ikhlas.***
42 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 43 11 Seribu Cermin Pikiran baik menghasilkan tindakan yang baik dan memantulkan kebaikan pada lingkungannya, seakan ada seribu cermin di depannya. Sambil cemberut, seekor anjing kecil yang selalu bermuka muram sedang berjalan-jalan. Tiba-tiba ia tertarik untuk masuk ke sebuah rumah yang pintunya terbuka. Ia tidak tahu bahwa di dalam rumah itu terpasang 100 cermin. Begitu kagetnya si anjing saat masuk ke dalam rumah. Ternyata, ada 100 anjing dengan ekspresi terkejut sedang memandang ke arahnya. Merasa terancam, ia pun menyalak ke arah 100 anjing tersebut. Rupanya, salakan tersebut dibalas pula dengan salakan oleh 100 anjing, yang tidak lain adalah pantulan dirinya sendiri. Merasa takut, anjing kecil itu pun segera berlari keluar dari rumah tersebut. Dalam hati kecilnya, ia berkata, “Rumah itu sungguh mengerikan!”
44 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Selang beberapa lama, seekor anjing yang selalu berhati riang berjalan-jalan di sekitar tempat itu. Ia melihat rumah 100 cermin yang pintunya terbuka. Sambil tersenyum kecil, ia pun mengendap masuk. Betapa senangnya ia, begitu masuk, ia melihat ada 100 anjing yang juga sedang tersenyum kecil menatap dirinya. Sang anjing pun mengibas-ngibaskan ekornya dan melompat dengan riang. Rupanya, 100 anjing di hadapannya juga ikut-ikutan mengibaskan ekornya dan melompat. Ketika ia mencoba berjoget, di depannya terlihat 100 ekor anjing yang ikut berjoget riang gembira. Dalam hatinya ia berkata, “Wah..., menyenangkan sekali rumah ini .....” Begitulah, apa yang tampak dalam kehidupan ini adalah cermin dari apa yang ada di dalam pikiran kita. Apakah Anda saat ini sedang mengeluh terhadap situasi ekonomi yang bergejolak? Atau sebaliknya, Anda tengah melihat peluang-peluang baru untuk berkembang lebih baik karena para pesaing sedang tiarap? Keduanya benar, karena itulah cermin yang Anda lihat. Apakah Anda sedang melihat situasi politik nasional sebagai kelanjutan dari situasi negara yang makin terpuruk atau—sebaliknya—Anda melihat sebagai situasi untuk menuju perbaikan? Dua-duanya benar. Jika sebagian masyarakat Indonesia berpikir Indonesia akan semakin terpuruk karena skandal korupsi dan hukum yang bisa dibeli, sebagian masyarakat akan tidak peduli lagi akan perbaikan taat hukum. Sebagian besar akan menganggap percuma melakukan perbaikan, sebagian akan menganggap menyogok pejabat adalah hal lumrah, dan begitu seterusnya. Dengan pola pikir seperti itu, persepsi bahwa negara semakin terpuruk akan menjadi kenyataan. Satu pikiran buruk akan memantulkan situasi buruk pada seratus atau seribu cermin. Begitu pun sebaliknya. Jika masyarakat berpikir bahwa semua yang terjadi adalah proses menuju sesuatu yang lebih baik, sebagian masyarakat akan berupaya melakukan perbaikan. Pemimpin birokrasi yang memberi teladan dalam melayani masyarakat akan muncul dan terus bertambah. Muncul pula cara-cara baru untuk mengontrol pelanggaran yang dilakukan pejabat maupun masyarakat. Begitu pula perbaikan yang akan menular ke masyarakat lainnya. Pikiran baik menghasilkan tindakan yang baik dan memantulkan kebaikan pada lingkungannya, seakan ada seribu cermin di depannya. Jika berpikir bahwa kehidupan ini sulit, bertambah susahlah kita. Kita akan melihat orang jahat menjadi semakin banyak. Realitas seperti itulah yang akan ditemukan.
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 45 Berkali-kali Indonesia mengalami ujian ekonomi yang berat dengan melemahnya nilai tukar rupiah. Di suatu saat, terjadi anomali cuaca akibat El Nino berupa musim kemarau yang lebih lama dari biasanya. Di beberapa daerah terjadi bencana asap yang ternyata tidak mudah penanganannya. Di bidang perunggasan terjadi kelebihan pasokan DOC (Day Old Chick), yang menyebabkan kelebihan pasokan ayam. Sementara melemahnya nilai tukar rupiah membuat barang impor menjadi lebih mahal, bahan baku pakan impor lebih mahal, dan harga pakan mengalami kenaikan, tepat di saat peternak belum mendapat keuntungan. Di usaha peternakan sapi, terjadi kisruh harga daging sapi yang melambung tinggi dan berujung pada pemeriksaan Bareskrim terhadap beberapa pengusaha penggemukan sapi. Para pengusaha penggemukan dituduh “menimbun” sapi, yang sejatinya sedang dalam proses penggemukan. Pemeriksaan Bareskrim yang sangat menyita waktu dan tenaga menimbulkan frustasi para pelaku penggemukan sapi yang selama ini telah menjalankan usaha secara normal. Di era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), mungkin bisnis semakin sulit. Namun tidaklah tepat jika situasi ini menjadikan kita murung, cemberut, sering komplain, mengeluh, dan pesimis. Pasalnya, di depan kita ada seribu cermin yang siap memantulkan wajah kita. Paling bagus adalah memasang wajah optimis, berusaha memperbaiki mental dan sikap, berpikir positif, bersyukur, dan selalu menebar kebaikan. Seribu cermin siap memantulkan sikap optimis kita. Dengan begitu, hidup menjadi lebih dinamis dan indah.***
46 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 47 Memancarkan 12 Keyakinan Banyaknya para penjual yang tidak berhasil melakukan transaksi penjualan bukan karena barangnya tidak punya keunggulan, melainkan caranya dalam menawarkan produk yang kurang meyakinkan. Keyakinan diri dapat memancar ke lingkungan sehingga akan mendapat respon positif dari orang-orang di dekat kita. “Seorang dokter yang pintar bisa gagal menangani pasien karena kurangnya keyakinan diri sendiri,” kata James K. van Fleet. Dalam sebuah bukunya, ia menceritakan kisah tentang Bill Lewis. Suatu hari, Lewis berkonsultasi kepada seorang dokter yang lulus dengan nilai terbaik di kampusnya. Dokter tersebut juga mengikuti sejumlah pendidikan profesi dengan hasil terbaik. Ijazahnya—yang berpredikat cum laude—dipigura dan dipasang di dinding, menunjukkan bahwa ia bukan dokter sembarangan. Suatu saat, Lewis merasa kecewa sekali dengan dokter cum laude ini. Ketika ia berkonsultasi mengenai penyakitnya yang aneh, dokter itu berkata,
48 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI ”Wah saya belum tahu persis, semua tergantung situasi. Mungkin beberapa kali pengobatan bisa sembuh. Tapi sekali lagi, mungkin juga tidak. Saya tidak begitu yakin dengan penyakit ini.” Lewis meninggalkan klinik dengan rasa sebal. Untunglah beberapa hari kemudian Lewis mendapat rekomenasi dari seorang kawan untuk berkonsultasi dengan Dr. Mildred Donovan. Dalam menghadapi pasien, dokter ini menggunakan cara yang sangat berbeda. Pasiennya selalu antri setiap hari. Ketika tiba giliran konsultasi, Lewis menceritakan riwayat sakit yang dialaminya. Kemudian ia mengakhiri ceritanya dan bertanya, “Apakah Dokter bisa menolong saya?” Dokter Mildred menatapnya dan berkata dengan tersenyum, ” Menolong Anda? Ya, tentu saja. Saya bisa menolong Anda. Lagi pula menurut Anda, mengapa saya ada di sini?” Tatapan dokter serta kalimat yang demikian meyakinkan membuat badan Lewis terasa bertambah sehat. Dokter ini seperti memancarkan aura kesembuhan. Ia paham betul apa yang sedang dirasakan oleh pasiennya. Pasien tidak butuh penjelasan “jujur” tentang diagnosa penyakit, melainkan motivasi untuk sehat. Itulah yang membuat banyak dokter mampu “mengobati” ketika ia baru tersenyum dan belum melakukan tindakan apapun kepada pasien. Sebaliknya, tak sedikit dokter yang membuat pasiennya justru merasakan penyakitnya bertambah parah karena mengucapkan kata-kata yang membuat si pasien tidak bisa tidur. Kisah di atas bukan hanya pelajaran bagi para dokter, tetapi untuk kita semua, baik kaum profesional, pengusaha, pegawai, pimpinan organisasi sosial, maupun ibu rumah tangga. Banyak para penjual yang tidak berhasil melakukan transaksi penjualan. Bukan karena barangnya tidak punya keunggulan, melainkan caranya dalam menawarkan produk yang kurang meyakinkan. Lantas, bagaimana cara memancarkan keyakinan agar orang lain percaya terhadap kemampuan kita?
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 49 Antusiasme diri adalah salah satu jawaban yang sangat penting. Jika bekerja dengan penuh antusias, orang lain akan menilai Anda bersungguhsungguh dan mampu menghasilkan karya yang baik. Selain antusias, Anda perlu punya aksesoris yang tepat. Misalnya, Anda seorang pilot dengan jam terbang puluhan ribu kilometer. Apakah penumpang akan percaya bahwa Anda seorang pilot jika masuk ke pesawat dengan pakaian jeans dan T-shirt kumal? Sangat mungkin, penumpang akan turun semua karena tak mau mengambil risiko kecelakaan akibat sang pilot berpakaian sembarangan. Meskipun hanya soal pakaian, tetapi aksesoris yang tepat sangat berarti bagi para dokter, polisi, tentara, dan profesional lainnya. James K. van Fleet menyarankan satu hal lagi, yaitu bertindaklah seakanakan mustahil gagal. Jika Anda meletakan “gagasan sukses” di tempat yang paling tinggi di dalam pikiran, Anda akan jauh lebih mudah mendapatkan pemecahan masalah dan menghadapi rintangan. Sebaliknya, jika Anda melakukan tindakan penting disertai keraguan dalam pikiran, “jangan-jangan nanti gagal”, “jangan-jangan nanti ada yang mendahului”, dan sejumlah pikiran negatif lainnya, Anda telah meletakkan gagasan “gagal” di atas gagasan sukses. Tentu saja, gagal akan lebih mudah menghampiri Anda. Rezeki datang dari keyakinan atas usaha kita sendiri. Jika Anda memulai usaha tanpa keyakinan bahwa usaha akan berhasil, usaha itu pun menjadi sulit berhasil. Pertolongan Tuhan hadir sesuai prasangka hambanya. ***
50 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 51 13 Bisa Diandalkan Salah satu sifat yang membuat Anda lebih mudah meraih pengaruh adalah bisa diandalkan. Dalam bukunya, Cara Meraih Pengaruh dan Kekuasaan Tak Terbatas, James K. van Fleet mengatakan bahwa sifat bisa diandalkan merupakan salah satu kualitas pribadi yang harus dikembangkan untuk dapat meraih kepercayaan dari siapa pun. Sifat ini mengandung makna bisa dipercaya oleh orang lain dan orang lain dengan senang hati bergantung kepada Anda. Orang yang bisa diandalkan selalu melakukan tugas dengan sebaikbaiknya, meskipun dengan pengawasan minimum atau tanpa pengawasan. Jika atasan memberi perintah dan harus mengawasi serta mengingatkan Anda setiap saat, itu menandakan Anda belum bisa diandalkan. Cobalah perhatikan, begitu banyak orang mengeluh atas situasi pekerjaannya yang berat dan penuh pengawasan dari bos. Sangat mungkin mereka termasuk orang-orang yang kurang bisa diandalkan dalam pekerjaannya. Mereka bekerja karena perintah dan kontrol yang ketat.
52 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Kata James, jika ingin dipandang sebagai orang yang bisa diandalkan, bos Anda harus bisa menggantungkan kepada Anda segala perintah dan pengarahannya. Anda pun melaksanakan perintah tersebut secara aktif, sukarela, cerdik, dan seketika. Perhatikan empat kata ini: aktif, sukarela, cerdik, dan seketika. Ya, Anda harus menjalankan tugas secara aktif dan sukarela, tidak sambil menggerutu. Ini tidak berarti bahwa Anda hanya sebagai “yes man” saja. Anda juga harus cerdik menjalankan perintah. Jika Anda melakukan tugas karena perintah lengkap kata demi kata, hasilnya tidak akan mendapat acungan jempol. Bagaimana cara mengembangkan kualitas pribadi agar bisa diandalkan? Berikut enam petuah James K. van Fleet yang perlu Anda lakukan. Pertama, jangan sekali-kali membuat dalih. Setiap ada kekeliruan, ketidaksesuaian, atau pun kegagalan pekerjaan, pasti ada alasan logisnya. Namun, mencari-cari alasan pembenaran atas kekeliruan yang sudah terjadi akan membuat Anda semakin dinilai tidak bisa diandalkan. Jika ingin menjadi manusia yang bisa diandalkan, terimalah kesalahan dan bertanggungjawablah untuk melakukan perbaikan. Kedua, jangan menghindari kewajiban dengan mengalihkan tanggung jawab. Semakin sering mencari kambing hitam atas ketidakberesan menunjukkan Anda semakin tidak bisa diandalkan. Hal ini disebabkan Anda terlihat melepas tanggung jawab. Padahal, satu sifat utama seorang pemimpin adalah menerima tanggung jawab. Ketiga, lakukanlah tugas dengan kemampuan yang terbaik. Berusahalah mengejar keunggulan, tidak peduli bagaimana perasaan pribadi Anda. Banyak karyawan yang tidak berkembang karena selalu melaksanakan tugas seperlunya saja, tidak ingin mencetak prestasi yang bisa membuat orang lain terkagum-kagum. Keempat, bersikaplah serba tepat dan cermat dalam melakukan pekerjaan. Lakukan hal-hal yang kecil, monoton, dan mungkin membosankan dengan sukarela demi suksesnya sebuah kegiatan. Jika Anda menilai ada halhal kecil yang tidak penting, komunikasikan dengan atasan agar hal kecil itu bisa diabaikan. Kelima, selalu tepat waktu. Kembangkanlah kebiasaan menepati waktu. Keterlambatan menunjukan kurangnya disiplin pribadi dan pengendalian diri. Sering terlambat dalam menjalankan tugas menunjukkan Anda tidak
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 53 dapat diandalkan. Di lingkungan kita, keterlambatan kerap dianggap biasa karena alasan macet atau alasan lainnya. Secara psikologis, “jam karet” membuat psikologis kita mudah memaklumi keterlambatan hasil kerja. Dalam lingkungan seperti ini, Anda yang terbiasa tepat waktu akan mudah menjadi manusia unggul dan bisa diandalkan. Keenam, laksanakan perintah dengan memperhatikan makna yang tersurat maupun yang tersirat. Katakanlah, Anda diminta membeli gunting ukuran kecil di toko. Sebaiknya Anda bertanya dan paham untuk apa gunting yang akan dibeli. Dengan begitu, seandainya di toko yang dituju tidak ada gunting, Anda bisa dicari alternatifnya. Dengan begitu, maksud atau tujuan membeli gunting bisa tercapai. Dengan memahami makna tersurat dan tersirat, Anda akan lebih mudah diandalkan oleh pimpinan. Hal yang tak kalah pentingnya adalah mengambil sikap saat ada perintah yang membingungkan. Jika menghadapi situasi ini, segeralah bertanya agar Anda menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Jika setelah mendapat penjelasan ternyata perintah tersebut bertentangan dengan pandangan Anda, terimalah keputusan itu dan berhentilah menggerutu. Pasalnya, sekali lagi, menggerutu menunjukkan Anda tidak bisa diandalkan. ***
54 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 55 Kekuatan Daya 14 Imajinasi Pekerjaan Anda tidak akan pernah lebih besar daripada imajinasi yang Anda buat ~Napoleon Hill Edgar Riza Boroughs (1875-1950) adalah penulis terkenal dengan karya emasnya yang berjudul Tarzan of The Ape (1914). Inilah kisah tentang petualangan Tarzan, yang terkenal hingga sekarang, baik di layar lebar maupun layar televisi. Sebelum menjadi penulis terkenal, Edgar pernah bekerja sebagai buruh tambang, penggembala sapi, penjaga toko, bahkan pernah menjadi tentara dan polisi. Sampai akhir hayatnya, ia menulis 60 novel fiksi dan 20 di antaranya cerita petualangan Tarzan. Pada cerita petualangan Tarzan, Edgar dengan lancar menceritakan tentang hutan serta berbagai peristiwa dan keadaan di benua Afrika. Tahukah Anda bahwa Edgar sama sekali belum pernah ke Afrika?
56 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Cerita tentang Afrika ia dapatkan dari teman-temannya yang pernah ke Afrika serta dari sumber-sumber bacaan. Hebatnya, kisah tentang Afrika dapat diceritakannya secara detil dan terasa sangat hidup. Edgar memang memiliki daya imajinasi yang luar biasa. Ia mampu menguraikan alam afrika dalam bukunya hingga dapat membawa pembaca ke dalam imajinasinya. Tak ada yang menyangka bahwa sang penulis tak pernah menginjakkan kaki di benua Afrika. Daya imajinasi telah lama menjadi bahan kajian para ahli. Bukan hanya untuk membuat karya tulis fiksi sebagaimana Edgar, melainkan juga dalam bisnis dan kehidupan sehari-hari. Cobalah bertanya kepada anak kecil, “Kelak kalau sudah besar mau jadi apa?” Mereka akan dengan lantang menjawab mau jadi tentara, polisi, dokter, atau insinyur. Jawaban anak-anak tersebut merupakan hasil imajinasi setelah mengetahui berbagai macam profesi. Anak-anak yang ingin jadi jenderal akan senang melihat gambar atau foto seorang jenderal, mobil tentara, atau pun tayangan TV dan film tentang pimpinan angkatan perang. Sayangnya, jarang anak-anak yang terus memelihara daya imajinasinya hingga dewasa. Kebanyakan, daya imajinasi manusia mengalami penurunan setelah memasuki dunia sekolah. Mereka lebih banyak dilatih untuk berpikir logis, yang pada akhirnya segala hal disyaratkan untuk logis. Ketika menemukan kenyataan bahwa syarat menjadi jenderal sangat berat, mereka mulai berlogika untuk mencari profesi lain yang lebih realistis. Padahal, para pemimpin hebat memiliki daya imajinasi besar. Mereka tidak mau imajinasinya hanya menjadi catatan yang tersimpan tanpa diketahui orang lain. Meskipun banyak cemoohan yang datang, mereka tetap menyampaikan imajinasinya. Visi para pemimpin dunia adalah hasil dari imajinasinya. Pernyataan Presiden AS John F. Kennedy berikut bisa dijadikan contoh. “Kita menentukan sebuah pelayaran di lautan yang baru (perjalanan menuju bulan), sebab ada ilmu pengetahuan baru yang bisa diraih (teknologi Apollo) serta hak-hak baru untuk dimenangkan (peradaban di bidang teknologi), dan semuanya itu harus dimenangkan untuk digunakan bagi kemajuan umat manusia di seluruh dunia,” kata Kennedy.
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 57 Sepintas, pernyataan tersebut tampak sederhana dan biasa saja. Namun, jika memperhatikan konteks lahirnya pernyataan tersebut, kita bisa merinding. Pernyataan Kennedy muncul sebagai perwujudan visinya meluncurkan Apollo 11 dan mendaratkan manusia di bulan, tepatnya pada saat ia berpidato pada 25 Mei 1961. Ia mencanangkan visi tersebut dalam tenggang waktu sepuluh tahun. Jadi, ia mempertegas vision statement-nya, yaitu mendaratkan manusia di bulan sebelum tahun 1970! Menurut Kennedy, bangsa Amerika harus memiliki komitmen untuk meraih goal mendaratkan manusia di bulan dan kembali ke bumi dengan selamat sebelum akhir dekade itu. Pada masa itu, proyek angkasa luar yang digagas Kennedy disikapi sinis oleh mayoritas masyarakat dunia, bahkan banyak yang memberinya label sinting. Namun, imajinasi besar itu tetap membuat Kennedy terus melaju dengan penuh percaya diri. Ia mendorong NASA dan menyemangati seluruh rakyat Amerika untuk mendukungnya. Hasilnya, dunia menyaksikan Neil Amstrong—astronot yang dikirim NASA untuk menjalankan misi—berhasil menginjakkan kakinya di bulan pada 20 Juli 1969. Cita-cita besar Kennedy tercapai, persis sebelum 1970. Kennedy sendiri tak sempat melihat astronotnya mendarat di bulan karena setahun sebelumnya dia terbunuh. Contoh lain, Jeff Bezos, pendiri Amazon. Ia mengatakan bahwa kelak setiap buku dalam berbagai bahasa dapat disediakan dalam waktu kurang dari 60 detik. Dari imajinasi ini, lahirlah toko buku online terbesar di dunia, Amazon.com. Sementara itu, pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin bermimpi bisa mengelola informasi dunia yang dapat diakses gratis oleh setiap orang di mana pun mereka berada. Dua puluh tahun lalu, tak terbayang ada berbagai informasi dapat diakses dengan begitu mudah dan gratis. Itulah hasil imajinasi pendiri Google. Begitulah, kehebatan Anda di masa depan tergantung seberapa besar daya imajinasi Anda. Berimajinasilah! ***
58 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 59 Rahasia Kekuatan 15 Keyakinan Keyakinan yang hebat dapat membuat orang biasa melakukan halhal luar biasa menakjubkan. Sebaliknya, keyakinan yang salah bisa melumpuhkan potensi orang berbakat ~Adam Khoo Ada sebuah riset menarik mengenai keyakinan yang dilakukan oleh Robert Merton, seorang professor Sosiologi dari Columbia University pada tahun 1957. Penelitian ini melibatkan seorang guru yang diinstruksikan oleh profesor untuk mengajar di sebuah kelas yang terdiri dari murid-murid berbakat. Guru itu tidak tahu bahwa sebenarnya murid-murid yang ada di kelas tersebut bukanlah murid-murid berbakat melainkan murid ber-IQ rendah serta berperilaku nakal, malas, dan tidak sopan. Saat sang guru mulai mengajar, para murid mulai berperilaku buruk, tidak mau belajar, dan memberi respon kurang baik terhadap guru. Namun, karena yakin bahwa murid-murid yang sedang diajarnya adalah murid berbakat, ia berusaha melakukan koreksi diri terhadap metode mengajarnya. “Perilaku murid berbakat memang aneh, tidak mau belajar jika gurunya kelihatan bodoh.
60 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Saya harus melakukan sesuatu agar mereka tertarik terhadap materi pelajaran saya,” pikirnya. Dengan berbekal ilmunya, ia mencoba melakukan inovasi teknik mengajar agar murid-murid tertarik, mulai dari teknik games, tugas kelompok, membuat diskusi, dan berbagai metode lainnya yang ia tahu. Dengan keyakinan bahwa ia sedang berhadapan dengan murid berbakat, sang guru sama sekali tidak memperlakukan murid sebagai anak malas atau anak nakal. Jadi, apa yang terjadi di kelas selalu dianggap sebagai hal yang wajar. Bukannya marah, Guru tersebut justru lebih banyak tersenyum melihat aneka perilaku aneh muridnya. Disebabkan terus memperlakukan para murid sebagai murid berbakat, lambat laun sang guru mulai mampu mengendalikan situasi. Suasana kelas yang tadinya berantakan tidak karuan berubah menjadi kelas yang riang dan penuh gairah. Pada akhir tahun ajaran, nilai rapor rata-rata murid di kelas tersebut melonjak sangat tinggi. IQ rata-rata mereka meningkat 20 sampai 30 poin. Mengapa hal itu bisa terjadi? Prof. Robert Merton menyebut kejadian ini sebagai Efek Pygmalion. Ini adalah efek psikologis yang dapat merubah keyakinan menjadi kenyataan. Hasil riset ini menjadi sangat berguna untuk banyak hal. Bagi para orang tua, pesan dari hasil riset ini adalah jangan memperlakukan anak sebagai anak yang malas dan bodoh. Jika Anda memperlakukan mereka seperti itu, anak Anda bisa benar-benar menjadi bodoh. Sebaliknya, jika Anda yakin bahwa anak Anda adalah anak yang hebat, mereka kelak akan menjadi orang hebat. Banyak orang yang mengira bahwa para tokoh dunia yang dipandang hebat memiliki kemampuan berlipat ganda dibandingkan orang biasa. Pendapat tersebut tidak benar. Hal yang membuat mereka sangat hebat adalah keyakinannya yang mampu mengalahkan keyakinan kebanyakan orang. Wright bersaudara, penemu pesawat terbang, sama sekali tidak memiliki keahlian luar biasa di bidang aerodinamis. Mereka hanya tukang memperbaiki sepeda. Namun, keyakinannya dalam membuat pesawat, membuat keluarga Wright terkenal di seantero dunia sebagai penemu pesawat terbang. Demikian pula dengan Mahatma Gandhi. Ia tidak berasal dari keluarga berpengaruh, yang memungkinkan dirinya membangun basis kekuatan untuk memerdekaan India. Ia hanya seorang pengacara, yang dengan keyakinan
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 61 kuatnya mampu meyakinkan masyarakat India untuk membebaskan diri dari penjajahan. Begitu pula dengan Bung Karno, Moh Hatta, dan para pejuang kemerdekaan lainnya. Apakah mereka memiliki kemampuan finansial yang memadai untuk menyatukan para pemuda Indonesia yang menyebar di seluruh pesolok negeri? Tidak sama sekali. Apakah mereka memiliki kekuatan angkatan perang? Juga tidak. Sejak era kebangkitan nasional 1908, yang disusul Sumpah Pemuda 1928, mereka meyakini bahwa Indonesia harus bebas dari penjajahan. Dengan keyakinan itu, mereka yang berasal dari berbagai penjuru nusantara dengan ratusan ragam bahasa dapat menyatukan diri dalam berkomunikasi, yaitu dengan menggunakan satu bahasa, Bahasa Indonesia. Mereka menyatakan diri satu tanah air dan satu bangsa yang bernama Indonesia. Nah, seberapa kuat keyakinan Anda dalam melakukan perubahan? ***
62 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 63 Solidaritas dan 16 Pengorbanan Untuk membantu orang lain atau menjunjung solidaritas, kita tidak perlu berkorban, melainkan cukup dengan berbagi. Hari itu istri saya sedang kerepotan membujuk Sindu—anak perempuan kami satu-satunya—untuk makan siang. “Pa, tolong ke sini dan bantu anak perempuan tersayang untuk makan,” pinta istri saya. Tak menunggu lama, saya pun meletakkan koran dan segera menuju Sindu yang tampak ketakutan. Air matanya membasahi muka dan di depannya ada semangkuk nasi berisi nasi yoghurt (nasi khas India, curd rice). Sindu anak yang manis dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun. Dia sangat tidak suka makan nasi yoghurt ini. Sementara keluarga kami sangat percaya bahwa makan nasi yoghurt sangat bagus untuk kesehatan Saya mengambil mangkok dan berkata kepada Sindu, setengah berbisik, ”Sindu sayang, demi ayah, maukah kamu makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak, nanti ibumu akan teriak-teriak sama ayah, lho.”
64 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Tangis Sindu mulai mereda. Ia menghapus air matanya dan berkata, “Boleh ayah, aku akan makan nasi ini semuanya, tapi saya akan minta sesuatu bila habis. Apakah ayah mau berjanji memenuhi permintaanku?” Saya menjawab, “Oh, pasti, sayang.” Sindu bertanya sekali lagi, “Betul nih, Yah?” “So pasti,” jawab saya sambil menggenggam tangan Sindu sebagai tanda setuju. Kemudian Sindu dengan perlahan-lahan bertekad menghabiskan semua nasi susu asam itu. Dalam hati, saya marah kepada istri dan ibu yang memaksa Sindu memakan sesuatu yang tidak disukainya. Setelah tuntas, Sindu mendekati dengan mata penuh harap. Ternyata Sindu mau kepalanya dicukur gundul alias botak pada hari Minggu. Kami pun kaget setengah mati. “Ini permintaan gila. Mana ada perempuan dibotakin? Tidak bisa!” kata istriku keras. Saya pun mencoba membujuk Sindu, “Kenapa kamu tidak minta hal yang lain? Kami semua akan sedih jika melihatmu botak.” “Tidak Ayah! Ayah sudah melihat bagaimana menderitanya saya menghabiskan nasi susu asam itu. Ayah juga sudah berjanji untuk memenuhi permintaan saya. Kenapa ayah sekarang mau menjilat ludah sendiri? Bukankah Ayah mengajarkan bahwa kita harus memenuhi janji terhadap seseorang, apapun yang terjadi. Seperti Raja Harishchandra (raja India jaman dahulu kala) yang rela memenuhi janjinya dengan memberikan tahta, harta, kekuasaan, bahkan nyawa anaknya sendiri?” Saya pun menyerah mendengar pernyataan Sindu yang sangat dewasa. Sekarang saatnya memutuskan untuk memenuhi permintaannya. Janji kita harus ditepati. Pada hari minggu, saya pun mengantarnya potong rambut hingga benar-benar gundul. Keesokan harinya, Senin, saya pun mengantar Sindu sampai ke halaman sekolah. Sindu terlihat percaya diri berjalan ke kelasnya sambil melambaikan tangannya. Sambil tersenyum, saya pun membalas lambaian tangannya. Tiba-tiba, seorang anak laki-laki keluar dari mobil sambil berteriak, ” Sindu, tolong tunggu saya!”
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 65 Saya terkejut saat melihat kepala anak laki-laki itu, yang ternyata botak seperti Sindu. “Wah, mungkin ”botak” sudah jadi model jaman sekarang,” pikir saya. Beberapa saat kemudian, tanpa memperkenalkan diri, seorang wanita keluar dari mobil dan berkata, “Sindu, benar-benar hebat. Anak saya, Harish, menderita kanker leukemia.” Wanita itu berhenti sejenak, berusaha membendung air matanya, “Bulan lalu Harish tidak masuk sekolah karena sakit dan harus melalui pengobatan kemoterapi. Akibatnya, kepalanya menjadi botak dan dia tidak mau pergi ke sekolah karena takut diejek teman-teman sekelasnya. Minggu lalu, Sindu datang ke rumah dan berjanji kepada Harish untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi. Hanya saya betul-betul tidak menyangka jika Sindu mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku Harish. Bapak dan istri Bapak sungguh diberkati Tuhan, mempunyai anak perempuan yang berhati mulia.” Aku berdiri terpaku dan hampir saja menangis. Sambil memandang ke ruang kelas yang sudah tertutup, saya berkata dalam hati, “Ya Tuhan, terima kasih, anakku hari ini memberikan pelajaran hidup yang sangat berharga.” Pembaca yang budiman, banyak makna yang bisa diambil dari kisah menyentuh hati asal India tersebut, tentang janji yang harus ditepati, kasih sayang, solidaritas, dan pengorbanan. Terkadang kita memang harus belajar kepada anak-anak yang tidak terbelenggu oleh pertimbanganpertimbangan logis ketika hendak melakukan sesuatu. Sementara bagi anakanak, pengorbanan yang mereka lakukan sama sekali tidak menjadi beban sebagaimana orang dewasa. Pengorbanan itu sedemikian ringan hingga mereka tidak merasa berkorban. Ini hanya soal memberi. Benar kata Rhonda Byrne, kita tidak perlu pakai istilah berkorban, tetapi memberi atau berbagi. Istilah “berkorban” membuat perasaan kita menjadi berat. Semestinya, untuk membantu orang lain atau menjunjung solidaritas, kita tidak perlu “berkorban”, melainkan cukup dengan “berbagi”. Toh, hasilnya sama saja. Dalam proses belajar, anak-anak tidak mudah menyerah. Coba lihat ketika mereka belajar berjalan. Ketika berulang kali jatuh dan kepalanya terbentur dinding, mereka tidak berkata “Saya menyerah, saya tidak berbakat berjalan”.
66 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Meskipun menangis, ia tetap mencoba. Pada akhirnya, ia bisa berjalan dan kemudian berlari. Sebagai orang tua, kita merasa harus mendidik anak. Padahal, kita juga harus belajar kepada mereka. ***
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 67 17 Pohon Setan Niat baik bisa mengalahkan tipu daya setan, niat buruk justru ditemani setan Alkisah, terdapatlah sebuah pohon tua dan besar di suatu desa, yang dikenal angker. Penduduk menyebutnya Pohon Setan. Orang-orang yang beteduh di bawah pohon rindang tersebut sering mendapat gangguan. Ada yang pingsan, ada yang jatuh sakit, ada yang kesurupan, ada pula yang kehilangan dompet beserta isinya. Melihat situasi ini, seorang pemuda desa tergerak untuk berbuat sesuatu. Ia berpikir, daripada membuat warga resah, lebih baik pohon besar itu ditebang saja. Mendengar gagasan tersebut, banyak warga lain yang menentang, termasuk orang tuanya. Mereka khawatir, jika pohon itu ditebang, pemuda itu akan celaka akibat ulah Setan di balik pohon itu. Bahkan ada yang khawatir seluruh warga desa akan ikut diganggu oleh Setan jika pohon itu ditebang.
68 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Setelah mempertimbangkan masak-masak, ia memutuskan untuk bertindak menebang pohon daripada keresahan warga terus berlanjut. Dengan tekad bulat ia berangkat membawa kampak menuju ujung desa untuk menebang Pohon Setan. Sesampainya di depan pohon, ia langsung mengayunkan kampaknya. Melihat ada pemuda yang gagah berani, Setan mulai khawatir. Untuk itu, setelah beberapa ayunan, Setan penunggu pohon segera menampakkan diri. “Tolonglah pemuda, ini tempat tinggal saya. Jangan diganggu,” kata si Setan. “Tidak bisa! Justru kamu yang telah membuat warga di sini resah. Kamu harus mencari tempat baru, bukan di desa ini tempatmu!” tegas pemuda. Melihat pemuda tidak bisa dibujuk, akhirnya Setan berkata, “Baiklah, saya akan memberikan penawaran terbaik. Saya akan kasih kamu uang 500 juta, yang bisa kamu pakai untuk keperluan masa depanmu. Saya berjanji tidak akan menggangu warga desa ini lagi.” Pemuda itu berpikir sejenak. Setelah menimbang janji Setan penunggu pohon untuk tidak menggangu warga, plus bonus uang 500 juta, ia pun menerima penawaran si setan disertai syarat agar kejadian ini tidak diketahui oleh warga desa. Dengan senyum kemenangan, Si Pemuda pulang membawa segepok uang. Sesampainya di rumah, ia membuka tas berisi uang pemberian Setan penunggu pohon. Ternyata uang tadi sudah berubah menjadi lembaran daun dan kertas koran. “Dasar setan penipu!” umpatnya dengan nada yang sangat marah. Kali ini, senyum kemenangannya sudah sirna berganti menjadi amarah. Tanpa banyak kata, pemuda desa ini segera kembali ke Pohon Setan sambil membawa kampak untuk menebangnya. Singkat cerita, sesampainya di pohon besar itu, si Setan ternyata sudah siap menyambutnya. Pemuda langsung mengayunkan kampak, tapi badannya langsung loyo, terjatuh tanpa daya. Setan pun berkata, ”Hai pemuda, kamu tadi ke sini membawa niat baik untuk melindungi warga desa sehingga saya kalah. Tapi kali ini, kamu membawa amarah karena urusan uang. Untuk niat kamu sekarang ini, saya mudah menaklukanmu, hahahahaha!”
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 69 Si Pemuda pun tersenyum kecut. Ia baru menyadari, bukan Setan yang salah, melainkan dirinya yang mudah dibujuk setan. Apa yang dikhawatirkan warga bahwa ia tidak mampu melawan setan menjadi kenyataan. “Ya, Tuhan, ampunilah hamba,” bisiknya dalam hati. Begitulah pelajaran tentang niat, yang saya sadur kisahnya dari Dr Soehadji. Pekerjaan yang sama akan membuahkan hasil yang berbeda, jika niatnya berbeda. Niat baik bisa mengalahkan aksi tipu daya setan. Sebaliknya, niat buruk akan ditemani setan. Niat baik juga perlu disertai tekad yang kuat. Cobalah berniat merubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik. Misalkan menghentikan kebiasaan merokok. Jika tidak disertai tekad yang kuat, sangat sulit menjadikannya kenyataan. Meskipun berniat naik, naik ke puncak gunung saja memiliki tingkatan mental yang berbeda-beda. Ada yang masuk dalam kategori mental quitter, belum memulai sudah menyerah dengan mencari seribu alasan untuk tidak naik ke puncak. Ada mental camper atau pekemah, yang di tengah jalan sudah berhenti dan memilih berkemah di tangah jalan sebelum sampai puncak, dengan alasan “di sini sudah cukup nyaman”. Ada mental climber (pendaki), yang berniatan kuat dalam meraih impian. Mereka akan menjadi pendaki sejati hingga mencapai puncak gunung. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat dengan mudah menemukan 3 jenis tipe manusia dalam meraih cita-cita sebagaimana tipe pendaki gunung tersebut. Niat baik dapat berubah menjadi keburukan jika yang bersangkutan tidak tahan goncangan. Contohnya pemuda desa tadi. Jika sejak awal dia meyakini bahwa setan mempunyai seribu satu cara untuk menjerumuskan manusia, tentunya pemuda desa tersebut tidak terpengaruh oleh janji setan untuk memberi hadiah jutaan rupiah. Sayangnya, pemuda desa tergelincir oleh iming-iming harta. Saat ini, kita bisa melihat, banyak aktivis pembela kejujuran dan kebenaran bisa tergoda oleh miliaran uang sehingga harus berurusan dengan KPK. Jadi, jika ingin memperjuangkan sesuatu, luruskan niat dan sempurnakan ikhtiar. ***
70 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 71 Belajar dari 18 Sang Nelayan Membuat usaha yang menciptakan lapangan kerja untuk orang banyak adalah sebuah kemuliaan. Alkisah, seorang turis kaya asal Amerika Serikat berlibur di sebuah dusun nelayan yang terletak di pantai Meksiko. Waktu makan siang, turis ini melihat para nelayan pulang dan menurunkan hasil tangkapan ikan mereka, lalu segera bersiap untuk pulang. Merasa penasaran, turis ini menghampiri nelayan dan bertanya, “Tuan, kalau tidak keberatan, bolehkah saya bertanya apa yang sedang kalian lakukan?” Salah satu nelayan menjawab, ”Saya baru pulang dari melaut dan akan pulang ke rumah untuk makan siang dengan keluarga. “Lalu, apa kegiatan Anda selanjutnya?” tanya sang turis lagi. “Setelah itu saya akan tidur siang, kemudian bermain dengan anak-anak.
72 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Malamnya, saya akan ke warung, ngobrol santai bersama beberapa teman,” ucap sang nelayan. Mendengar penjelasan nelayan, sang turis merasa heran. “Betapa malasnya nelayan ini,” pikirnya. Ia pun berkata, “Tuan, apabila tidak keberatan saya mau memberikan beberapa saran. Saya adalah profesor ahli bisnis di sebuah Universitas di Amerika. Saya bisa membantumu agar usaha berkembang lebih maju. Bagaimana kalau tuan pergi melaut lagi sehabis makan siang?” Turis itu melanjutkan, “Dengan melaut lagi, Tuan bisa mendapat ikan lebih banyak. Mungkin dua kali lipat dari biasanya dan bisa mendapat lebih banyak uang. Dengan uang itu, Tuan bisa menggaji pegawai beberapa bulan ke depan dan bisa menambah sebuah perahu lagi. Dengan begitu, jumlah ikan yang tuan tangkap bisa menjadi berkali-kali lipat.” Si turis berusaha meyakinkan bahwa jika sang nelayan melakukannya, dia akan menjadi juragan pemilik armada berpuluh-puluh perahu nelayan hanya dalam kurun waktu 5 sampai 6 tahun. “Setelah itu, tuan bisa memindahkan lokasi perusahaan ke sebuah kota besar dan mengembangkan usaha ke bidangbidang bisnis lainnya. Tuan bisa menjadi pengusaha yang punya banyak uang. Setelah itu, Tuan bisa pensiun dengan nyaman,” terangnya. Si turis yang profesor itu meyakinkan bahwa berdasarkan analisanya sang nelayan akan bisa jadi kaya raya dalam tempo waktu beberapa tahun ke depan. Nelayan itu mendengarkan penjelasan sang profesor dengan penuh perhatian. Di akhir percakapan, ia bertanya, “Tapi Tuan, apa yang akan saya lakukan dengan uang yang sangat banyak itu?” Profesor berpikir sejenak. Dia belum bisa menemukan jawaban yang tepat untuk pertanyaan itu. Satu-satunya yang terlintas dalam pikirannya adalah bagaimana caranya bisa menghasilkan banyak uang. Lantas profesor itu menjawab, “Dengan uang itu nanti tuan bisa pensiun dan bisa menikmati hidup dengan santai. Mungkin bisa liburan ke kampung nelayan yang tenang dan nyaman, seperti kampung ini. Bisa membeli perahu kecil dan pergi menangkap ikan untuk bersenang-senang di pagi hari dan pulang siang hari untuk makan siang bersama istri. Kemudian Tuan bisa tidur siang dan bermalas-malasan atau bermain dengan anak-anak. Petang
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 73 harinya,Tuan bisa bebas menikmati hidup, pergi ke warung dan menghabiskan waktu dengan teman-teman,” jelasnya. Tapi sang nelayan itu dengan cepat menjawab, “Bukankah semua momen menyenangkan yang Tuan ceritakan itu sama seperti yang sudah aku jalani saat ini?” Sang profesor pun terdiam dan tak mampu berkata-kata lagi. Begitulah jika tujuan hidup sukses semata-mata untuk mendapatkan harta berlimpah. Ujung-ujungnya, ketika semua kemewahan didapatkan, yang dicari kemudian adalah kesederhanaan hidup. Cerita di atas oleh beberapa penulis dipakai untuk memberikan saran bahwa hidup itu tidak perlu muluk-muluk karena pada akhirnya yang dicari adalah hidup damai dengan kesederhanaan. Nikmatilah hidup dengan sederhana. Kali ini, saya mencoba mengambil hikmah dari persepektif yang berbeda. Mengembangkan usaha skala kecil menjadi besar adalah sebuah cita-cita yang baik. Membuat usaha yang menciptakan lapangan kerja untuk orang banyak adalah sebuah kemuliaan. Kesibukan menjalankan bisnis untuk mengembangkan ekonomi keluarga dan masyarakat sekitar adalah sebuah ibadah. Jadi, bukan sebuah kesalahan jika Anda memiliki harta berlimpah. Hal yang perlu dicermati adalah untuk apa semua itu. Kalau bekerja keras hanya untuk terlihat keren dengan mobil dan rumah mewah, ketahuilah, Anda akan terjerat pada keinginan untuk tetap terlihat mewah hingga hidup selalu dikejar-kejar urusan dunia semata. Ibarat semut yang ingin menikmati lebih banyak madu, ia mati karena menceburkan diri ke dalam cairan madu. Padahal yang dibutuhkan hanyalah menikmati sedikit madu, sedangkan madu lainnya bisa digunakan untuk semut yang lain. Jika pendapatan dari usaha kecil Anda sudah stabil, di mana Anda sudah bisa bersantai bersama keluarga setiap hari, pikirkan pula kemungkinan untuk membuat usaha Anda berperan lebih banyak bagi lingkungan. Pikirkanlah kemungkinan untuk menambah jumlah karyawan setiap tahun dengan memperbesar skala usaha atau membuat cabang baru. Pikirkanlah untuk menerapkan teknologi yang lebih efisien dan sejumlah kemungkinan lain yang berpotensi memajukan usaha.
74 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Semuanya tentu memerlukan pengorbanan waktu untuk belajar mengelola usaha dengan skala yang lebih besar, mencari tambahan modal, bahkan mungkin—pada tahap tertentu—perlu mengencangkan ikat pinggang. Lebih mendahulukan usaha dibandingkan merenovasi rumah. Manakala sang nelayan yang punya banyak waktu luang kemudian mengembangkan usaha sebagaimana saran profesor dalam cerita sebelumnya, kehidupannya akan penuh dengan tantangan. Mungkin di tengah jalan terbelit hutang, ada kasus kredit macet, ditinggalkan karyawan, dan segudang risiko lainnya. Namun, jika diniatkan untuk ibadah, semuanya akan terasa indah. Ketika sampai pada titik kesuksesan dunia, ia tetap dapat menikmati hidup, tanpa rasa sesal karena telah menghabiskan banyak energi hanya untuk bisa kembali menjalani hidup dengan sederhana di pinggir pantai. ***
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 75 Menggali Berlian 19 di Kebun Sendiri Berharap burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan ~Pepatah Alkisah, seorang petani di Afrika mendengar kabar tentang beberapa orang yang kaya mendadak setelah menemukan tambang berlian. Berita itu sangat menginspirasi dirinya untuk ikut berkelana mencari tambang berlian. Setelah menimbang, ia putuskan untuk menjual lahan pertaniannya dengan harga yang cukup murah. Dalam hatinya, ia berharap akan mendapatkan hasil yang lebih banyak dari berlian yang akan ditemukan. Begitu ladangnya laku, sang petani segera pergi mengembara untuk meraih impiannya, menjadi orang kaya karena tambang berlian. Sementara itu, suasana gembira melanda si membeli lahan milik petani. Ia merasa sangat senang karena mendapatkan harga lahan pertanian subur yang cukup murah. Tak hanya itu, rejeki nomplok yang datang ternyata belum berhenti.
76 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Suatu hari, ia menemukan sebongkah batu besar di salah satu sudut sungai yang mengalir di lahan yang sudah ia miliki itu. Ternyata, di dalam batu itu ditemukan berlian yang berharga sangat mahal. Dengan penasaran, ia pun berkeliling lahan pertanian dan menemukan lebih banyak sekali batu besar yang serupa, mengandung berlian. Dari lahan pertanian yang dibelinya dengan harga murah itu, ia menjadi kaya raya. Ternyata, di sanalah salah satu tambang berlian terbesar di dunia berada. Lalu, bagaimana dengan nasib si petani? Dalam pengembaraannya, ia menyadari bahwa mendapatkan berlian tidak mudah. Apalagi ia sama sekali belum berpengalaman menggali tambang berlian. Bekal persediaan dari hasil menjual lahan pertanian semakin menipis. Hingga puncaknya, ia merasa sangat sedih dan putus asa, lalu memutuskan melompat ke sebuah sungai yang dalam dan berarus deras. Hasrat dan citacita sang petani pun tenggelam bersama tubuhnya. Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kisah ini? Earl Nightingale— yang mempopulerkan kisah ini—mengatakan bahwa sang petani sebenarnya sudah memiliki lahan tambang berlian berhektar-hektar. Namun sayangnya, ia mengira bahwa tambang berlian harus dicari nun jauh di sana. Seandainya ia mau meluangkan waktu untuk belajar mengenal ciri-ciri tambang berlian, ia tentu bisa menambang kekayaan dengan menambang berlian dari ladangnya sendiri. Earl Nightingale menambahkan bahwa—sejatinya—kita saat ini sedang berdiri di atas berhektar-hektar tambang berlian milik kita masing-masing. Jika saja kita memiliki kesadaran dan kebijaksanaan untuk mengeksplorasi pekerjaan yang sedang kita lakukan masing-masing, niscaya kita dapat menemukan kekayaan yang kita cari, baik berupa kekayaan finansial, kekayaan non finansial, atau pun kedua-duanya. “Sungguh menyedihkan, melihat orang yang menyia-nyiakan hidupnya. Berlari dari satu hal ke hal lain hanya untuk melakukan sesuatu yang ternyata tidak bermanfaat untuk mengembangkan dirinya,” ujar Earl Nightingale. Melihat peluang emas tidaklah dengan cara langsung melihat ke luar. Langkah yang harus dilakukan di awal justru meneliti di dalam diri kita, lingkungan kerja, atau bisnis kita sendiri. Banyak orang yang membuka bengkel mengira bahwa untung dari jualan bakso lebih besar. Sebaliknya, tukang bakso mengira membuka bengkel lebih besar untungnya. Padahal yang menjadi pokok masalah adalah cara mengembangkan bisnis agar lebih menghasilkan.
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 77 Mereka yang tak fokus pada satu kegiatan akan kehilangan banyak waktu untuk berprestasi. Mereka tidak memahami bahwa untuk menampilkan prestasi terbaik dalam bidang apapun membutuhkan waktu, yaitu untuk mengasah keahlian hingga tajam selayaknya mengasah pisau. “Apa yang Anda impikan sangat mungkin berada di tempat Anda bekerja saat ini. Namun, karena tidak sabar, Anda memutuskan untuk mengembara dan ternyata tidak mendapatkan apa-apa,” kata Earl mengingatkan para karyawan yang sering bosan dan mengira harus segera ke pekerjaan lain demi meraih yang lebih baik. Apapun tujuan Anda, jalan kesuksesannya mungkin berada di tempat yang sedang Anda kerjakan saat ini. Apapun pekerjaan atau bisnis kita saat ini, kitalah manajernya. Jika tampak tak ada peluang masa depan yang gemilang, mungkin karena kita belum melihat letak peluangnya. Perlu dipahami, peluang besar ibarat tambang berlian yang tidak tampak seperti berlian di pasaran. Sama halnya jika kita mencari bijih besi, bentuknya tidak berupa batangan besi. Begitu juga peluang yang kita cari. Ia bisa saja bersembungi dalam bentuk yang berbeda dan baru akan menjadi peluang besar ketika sudah digali, diolah, dan dikemas. Oleh karenanya, mulai saat ini, lihatlah lebih jeli ke dalam diri Anda sendiri. Bisa jadi, jalan untuk meraih impian Anda selama ini akan ditemukan lewat bakat yang selama ini Anda abaikan. Bisa jadi pula lewat pekerjaan Anda yang terasa membosankan. Luangkan waktu untuk merenung dan berimajinasi. Lantas, cobalah bertanya kepada orang yang lebih paham dan berpengalaman agar mendapatkan informasi yang lebih akurat dan independen. Pelajaran dari sang petani Afrika, “Jangan menjual lahan sendiri demi mendapatkan berlian di tempat lain, padahal tambang berlian itu ‘sudah ada’ di lahan milik kita sendiri”.***
78 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI