The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku motivasi best seller karya Bambang Suharno. mendapat endorsement dari Motivator no 1 Indonesia Andrie Wongso

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by gallusindonesiautama, 2023-05-05 04:57:44

MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI

Buku motivasi best seller karya Bambang Suharno. mendapat endorsement dari Motivator no 1 Indonesia Andrie Wongso

Keywords: bambang suharno,buku menggali berlian

KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 127 Lingkaran Setan 1 dan Lingkaran Malaikat Yang menentukan bukan apa yang sudah diambil dari dirimu, tetapi apa yang kamu lakukan dengan apa yang tertinggal ~Hubert Humphrey Di sebuah forum, Wawan (bukan nama sebenarnya) mengisahkan masalah berat yang dihadapinya saat puluhan toko mainan anak-anaknya mengalami kerugian. Hutang ke pemasok mainan menumpuk hingga miliaran rupiah. Tokonya tidak mampu membayar akibat stok barang di toko sudah tidak diminati pelanggan. Kesalahan memprediksi kebutuhan pelanggan menjadi penyebab utamanya. Ia menghadapi pilihan yang sangat sulit. Jika puluhan toko ditutup dan semua barang dijual, ia tetap tidak dapat membayar hutang karena harga jual barang sudah turun drastis. Jika tetap buka, biaya operasional terus meningkat, tidak sebanding dengan penjualan yang mengalami penurunan. Jika stok barang dagangan ditambah dengan produk baru yang sedang ngetrend, ia


128 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI pun tak punya modal. Pinjam ke bank sudah tidak bisa, apalagi meminjam ke perusahaan pemasok yang sudah mulai hilang kepercayaan pada dirinya. “Saya menghadapi lingkaran setan,” kenangnya. Untunglah, Wawan berpikir kreatif. “Karena ini lingkaran setan, saya harus mengakhirinya dengan menemukan lingkaran malaikat,” tekadnya. Ungkapan itu disambut senyum dan tawa hadirin yang mendengar istilah barunya, lingkaran malaikat. Tampaknya, hadirin mulai penasaran dan ingin tahu, seperti apa lingkaran malaikat Wawan hingga ia dapat kembali pulih dari kebangkrutan dan bisnisnya menjadi lebih maju pesat? Wawan pun melanjutkan kisahnya. Berhari-hari ia mencari solusi untuk menemukan lingkaran malaikatnya. Namun pikirannya buntu. Tak ada yang dapat diajak diskusi. Bertanya ke orang lain tak mendapat jawaban konkret. Paling hanya disuruh tawakal atau malah disalahkan karena tidak mampu memprediksi trend perubahan pasar mainan anak yang berubah sangat cepat. Akhirnya, ia pun melakukan hal yang akan dilakukan semua orang ketika terbentur kebuntuan, yaitu berdoa, memohon petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Sementara itu, berkali-kali pemasok barang terus menagih hutang dengan gigih. Meskipun mereka tahu pasti, jawaban yang akan diterima tentu tidak memuaskan, hanya janji-janji belaka. Kondisi toko semakin sepi pembeli. Motivasi kerja karyawan pun semakin merosot. Tak ada jalan lain, kecuali langsung menghadapi pemasok barang. Saat itu, kondisi keuangan sudah sangat parah. Semua mobil sudah dijual sehingga ia naik angkutan umum dari rumahnya di Bekasi ke daerah Cawang, Jakarta Timur. Dari Cawang, ia berjalan kaki ke daerah Tebet, Jakarta Selatan, tempat kantor perusahaan pemasok itu berada. Jalan kaki sejauh 5 km dalam panas terik pasti bukan peristiwa biasa baginya. Begitu pula bagi kebanyakan orang di Jakarta. Sepanjang perjalanan menuju Tebet, ia berdoa agar diberikan jalan keluar dari kemelut bisnis yang tengah dihadapinya. “Ya Allah, hanya Engkau yang bisa menolongku,” ucapnya berulang-ulang. Sampai di lokasi, ia belum juga punya ide yang akan ditawarkan ke perusahaan pemasok untuk menyelesaikan semua hutangnya. Manajer perusahaan pemasok menerima kehadirannya. Pembicaraan diawali dengan pernyataan manajer yang menohok dirinya. “Pak, saya diminta


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 129 oleh bos saya agar kami tidak memasok barang lagi ke toko Bapak, sebelum Bapak menyelesaikan persoalan hutang,” kata manajer tersebut. Kalimat pembuka ini terasa membuat situasi bertambah buntu. Namun, entah mengapa, justru inilah yang menjadi titik awal Wawan menemukan lingkaran malaikatnya. “Begini Pak, saya mengalami kejadian ini bukan karena korupsi. Ini semata-mata masalah kesalahan manajemen. Bapak tahu, kami belum bisa membayar hutang. Saat ini saya tidak dapat berjualan karena tidak ada produk yang diminati pasar. Jika Bapak dapat memberi pinjaman lagi, niscaya ada harapan saya bisa menyicil hutang. Sebaliknya, jika tidak dipasok barang, perusahaan Anda juga rugi karena saya sangat sulit membayar hutang,” urai Wawan. Penjelasan demi penjelasan pun ia sampaikan. Intinya, dengan memasok produk baru yang sedang diminati pelanggan, toko akan dapat kembali memutar uang dan cicilan hutang sudah dapat dimulai. Dengan alasan logis itulah sang manajer kembali menyampaikan, “Pak, saya tadi dipesan oleh Bos saya agar tidak memasok barang lagi sebelum Pak Wawan membayar hutang. Tapi penjelasan tadi akan saya coba sampaikan ke Bos saya”. Sungguh di luar dugaan, ternyata manajer tersebut langsung menelpon bosnya dan segera menyampaikan beberapa alasan agar bisa segera membantu memasok barang agar ada harapan piutang dapat ditagih secara bertahap. Ajaibnya lagi, sang bos menyetujui usulan manajer. Mulai saat itulah ditemukan lingkaran malaikat yang mampu menyelamatkan bisnisnya. Lingkaran malaikat itu adalah pemasok yang kembali mengirimkan barang. Selanjutnya, toko sudah mulai menjual produk yang sedang ditunggu para pelanggan. Dengan penjualan yang berkembang ini, karyawan semakin termotivasi untuk bekerja lebih baik dan hutang sudah mulai bisa dicicil. Satu langkah itu ternyata merubah semuanya, bagai langit dan bumi. Jika Anda tengah menghadapi lingkaran setan, segeralah cari satu langkah yang dapat menghadirkan lingkaran malaikat. Jangan abaikan pertolongan dari Yang Maha Kuasa. Mohonlah bersungguh-sungguh dan Ia akan memberikan jalan-Nya.***


130 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 131 Arah Sebaliknya, 2 Ramai Lancar Persaingan tidaklah penting karena yang penting adalah inovasi. Gemar menyimak siaran radio di Jakarta pagi hari? Anda akan mendengar laporan dari sang penyiar, kurang-lebih seperti ini, “Lalu lintas dari arah Bekasi dan Bogor menuju Semanggi terpantau padat. Kemacetan terjadi di daerah Cawang, tepatnya di persimpangan jalan dari arah Bogor dan Bekasi. Sementara itu, arah sebaliknya ramai lancar.” “Lalu lintas dari arah Pasar Minggu menuju Pancoran terpantau padat merayap dan terjadi kemacetan di lampu merah Tugu Pancoran. Arah sebaliknya ramai lancar. Demikian pula dari arah Tangerang dan Grogol menuju Sudirman padat merayap, arah sebaliknya ramai lancar.” Bagi Anda yang tinggal di sekitar Jabodetabek pasti paham betul informasi ini. Mayoritas pusat bisnis dan perkantoran Jakarta berada di sekitar Jalan Sudirman, Thamrin, dan Rasuna Said. Di pagi hari, kaum pekerja yang mayoritas tinggal di pinggiran Jakarta berbondong-bondong menuju lokasi


132 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI ‘segitiga emas’ itu. Sementara sebagian kecil berjalan ke arah sebaliknya. Tak heran jika lalu-lintas yang menuju arah sebaliknya ramai dan lancar. Pada sore hari, ketika mereka pulang kerja, terjadi peristiwa sebaliknya. Dari arah pusat bisnis menuju pinggiran Jakarta padat dan macet. Sementara arah sebaliknya, ramai dan lancar. Orang yang tinggal di Jakarta dan mendapat pekerjaan di sebuah pabrik di pinggiran Jakarta merasa senang karena hampir setiap hari mengalami perjalanan yang ramai lancar. Pasalnya, ia melawan arus umum. Setiap hari, Ia berjalan ke “arah sebaliknya”, bukan? Dalam dunia bisnis, ada istilah bisnis kerumunan, yaitu peluang bisnis yang mudah ditiru dan bisa dilakukan siapa saja. Ketika ada info harga tanaman hias tertentu melangit, orang berbondong-bondong menanam tanaman tersebut. Terjadilah over supply dan harga pun jatuh. Disebabkan saluran pasar mampet, terjadilah persaingan berat, diikuti modus banting harga. Saat itulah terjadi kemacetan pasar. Demikian pula dalam dunia kerja. Info lowongan kerja menjadi santapan wajib bagi lulusan perguruan tinggi dan sekolah menengah. Disebabkan jumlah lowongan tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja, acara bursa kerja menjadi ramai pengunjung. Saat itu, pengunjung begitu padat untuk berebut formulir lamaran kerja. Padahal, untuk masuk ke lokasi pameran bursa kerja, setiap pengunjung harus membayar sejumlah uang sebagai tanda masuk. Akibat supply pekerjaan jauh melampaui permintaan, terjadilah kepadatan lalu lintas pelamar kerja. Dalam dunia kerja maupun dunia bisnis pun ada “arah sebaliknya” yang ramai lancar. Dalam dunia bisnis dikenal konsep strategi blue ocean (samudera biru), yang digagas oleh W. Chan Kim dan Renee Mauborgne. Dalam konsep ini, persaingan tidaklah penting karena yang penting adalah inovasi. Orang-orang yang ingin memenangkan persaingan adalah orang yang masuk ke samudera merah (red ocean). Sementara yang mau keluar dari persaingan adalah mereka yang masuk ke samudera biru. Jatuhnya harga komoditas pertanian, termasuk harga ayam sewaktuwaktu disebabkan para pemain bisnis ayam berada di samudra merah. Wajar jika di saat tertentu, para peternak menikmati harga yang bagus. Sementara di saat lain, mereka harus rela menerima harga yang rendah, bahkan merugi. Jika ingin keluar dari samudra merah, Anda membutuhkan inovasi pemasaran yang berbeda dengan arus umum. Arus itu bisa berupa inovasi produk, merubah


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 133 jalur distribusi, membentuk jaringan penyimpanan, atau strategi lain yang unik, baru, segar, dan bisa diterima target pasar. Contoh konsep blue ocean strategy adalah gerai roti Bread Talk. Bread Talk mengusung strategi yang berbeda dari kebanyakan toko roti konvensional yang pernah ada. Mereka menawarkan roti yang fresh dan juga fashionable. Disebut fashionable karena kebanyakan isi roti mereka berada di luar. Dengan begitu, tampilan roti mereka menjadi jauh lebih menarik dan sedap dipandang. Antrian di Bread Talk adalah seni yang disenangi para pelanggan. Aneh juga, orang bisa bangga jika antri beli roti di Bread Talk! Dalam dunia kerja, kita tahu bahwa semakin hari persaingan semakin sengit. Ini jelas samudra merah yang berdarah-darah. Untunglah, masih banyak yang secara berani mengambil langkah keluar dari persaingan kerja. Mereka adalah lulusan yang mencoba merintis bisnis sendiri atau bergabung mendirikan sebuah institusi yang dapat dikembangkan secara mandiri. Mereka yang melakukan langkah ini memiliki keyakinan kuat bahwa rejeki akan dapat diraih secara terhormat melalui entrepreneurship. Mungkin pada awalnya mereka harus hidup dengan pendapatan seadanya. Namun kelak, jika mampu melakukan pengembangan bisnis, merekalah yang akan menjadi pencetak lapangan kerja yang sangat hebat. Konsep blue ocean maupun red ocean adalah sebuah pilihan. Semua ada risikonya. Di dalam red ocean, kita harus memiliki tim yang tangguh untuk bersaing dan mereka memang dididik untuk menjadi petarung. Sementara di area blue ocean, yang berkumpul adalah para kreator dan inovator. Sama seperti perjalanan lalu-lintas di kota besar. Kita tinggal memilih, mau ikut arus kepadatan dan kemacetan atau arah sebaliknya yang ramai lancar. Kepadatan dan kemacetan terjadi karena lalu-lintas menuju arah area emas. Sementara di arah sebaliknya, yang ramai lancar, kita harus menemukan atau bahkan menciptakan area emas terlebih dahulu. ***


134 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 135 Membangun Rumah 3 Masa Depan Kehidupan yang kita terima adalah akibat dari perbuatan kita sendiri. Alkisah, seorang tukang bangunan tua berniat untuk pensiun dari profesi yang sudah ia geluti selama puluhan tahun. Ia ingin menikmati masa tua bersama istri dan anak-cucunya. Ia tahu, ia akan kehilangan penghasilan rutinnya. Namun bagaimana pun, tubuh tuanya butuh istirahat. Ia pun menyampaikan rencana tersebut kepada mandornya. Sang mandor merasa sedih, sebab ia akan kehilangan salah satu tukang kayu terbaiknya, seorang ahli bangunan handal yang ia miliki dalam timnya. Namun, ia juga tidak bisa memaksa. Sebagai permintaan terakhir sebelum tukang kayu tua ini berhenti, Sang mandor memintanya untuk sekali lagi membangun sebuah rumah untuk terakhir kalinya. Sebenarnya, si tukang kayu sudah ingin menikmati masa pensiunnya dengan segera. Namun, demi kebaikan, ia menyanggupi permintaan terakhir atasannya meskipun dengan berat hati.


136 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Sang mandor hanya tersenyum dan berkata, “Kerjakanlah. Berikan karya terbaik yang kamu bisa. Kamu bebas membangun dengan semua bahan terbaik yang ada.” Tukang kayu lalu memulai pekerjaan terakhirnya dengan rasa malas. Dengan asal-asalan ia membuat rangka bangunan. Ia merasa malas untuk mencari bahan yang terbaik baik dan ia hanya gunakan bahan-bahan berkualitas rendah. Saat rumah itu selesai dibuat, sang mandor pun datang memeriksa. Saat memegang daun pintu depan, sang mandor berbalik dan berkata, “Ini adalah rumahmu, hadiah dariku untukmu!” Betapa terkejutnya si tukang kayu. Ia sangat menyesal. Kalau saja sejak awal ia tahu bahwa ia sedang membangun rumahnya, ia akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Sekarang akibatnya, ia mendapatkan hadiah rumah tapi hasil dari karya terakhirnya yang asal-asalan. Sayang sekali, ia memilih cara yang buruk untuk mengakhiri karirnya. (dirangkum dari newsletter Anne Ahira). Kisah di atas saya rangkum dari newsletter Anne Ahira. Sekarang, mari kita pikirkan kisah si tukang kayu tersebut. Anggaplah rumah itu sama dengan kehidupan kita. Di akhir tahun, kita akan mendapatkan hadiah yang semua orang pun menerima, yaitu datangnya tahun baru. Memasuki tahun baru hingga akhir tahun depan diibaratkan sebuah bangunan rumah kehidupan. Hal yang akan kita lakukan di akhir tahun adalah merancang bangunan rumah megah tahun berikutnya. Dalam bahasa bisnis, agenda ini dikenal dengan nama ‘menyusun anggaran (budget)’. Kita mempunyai pilihan, ingin membangun rumah sekokoh dan semegah apa? Ingat, “ini adalah rumah kita, hadiah yang diberikan-Nya untuk kita”. Jika kita tahu bahwa rumah ini adalah rumah kita, apapun yang terjadi tahun ini tidak boleh membuat kita bermalas-malasan. Pakar manajemen mengatakan bahwa untuk membuat “rumah masa depan” yang baik, kita perlu mempertajam pengamatan dan intuisi. Dengan begitu, kita bisa menyusun asumsi tentang apa yang akan terjadi di tahun yang akan datang. Jika mampu membuat asumsi dengan tajam, Anda juga punya bekal untuk menyusun target yang tajam. Jika target sudah disusun, Anda dapat menyusun strategi yang baik untuk meraih target. Jika sudah dimantapkan strateginya, Anda tinggal menyusun agenda aksi selama setahun.


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 137 Setidaknya, itulah yang bisa kita optimalkan untuk membangun rumah kehidupan di tahun depan. Namun semua adalah pilihan. Kita boleh membangun dengan cara “mengalir” begitu saja tanpa rancangan budget, boleh juga merancang bangunan dengan budget sebaik-baiknya. Kehidupan yang kita terima adalah akibat dari perbuatan kita sendiri. Masa depan kita adalah hasil dari keputusan kita saat ini. Kekuatan dan kemegahan bangunan rumah kehidupan kita dalam setahun tergantung pada pilihan kita sendiri. Berikan ikhtiar terbaik. Adapun hasilnya, serahkan pada Yang Maha Berkehendak. ***


138 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 139 Mencari Gagasan 4 di Saat Tidur Bukan hanya untuk istirahat, waktu tidur ternyata bisa digunakan untuk menemukan ide yang brilian. Dr. Drh. Soehadji (Dirjen Peternakan 1988-1996) dikenal sebagai pribadi yang sangat kreatif dan inovatif. Suatu saat, saya bertanya kepadanya, “Bagaimana cara melahirkan gagasan-gagasan brilian untuk memformulasikan masalah dan menemukan solusinya?” Tak disangka, ia memberikan jawaban yang menarik dan tak terduga. “Saya tinggal tidur dan ketika bangun tidur saya menemukan gagasan solusinya,” jawabnya. Rupanya, orang hebat seperti Soehadji dan juga mungkin banyak orang hebat lainnya dapat memanfaatkan waktu tidurnya. Bukan hanya untuk istirahat, waktu tidur ternyata bisa digunakan untuk menemukan ide yang brilian. Sangat mungkin bahwa tidur yang dimaksud oleh Dr. Soehadji adalah istirahat dalam gelombang otak yang disebut gelombang theta. Tentang hal


140 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI ini, saya menemukan uraian mengenai gelombang otak dalam buku Piece of Mind karya Sandy Mac Gregor. Menurut Sandy, gelombang otak orang tidur bisa delta, bisa juga tetha. Untuk mengukur gelombang otak digunakan alat pengukur yang disebut elektro-ensefalograf. Gelombang delta dimiliki orang yang tidur sangat nyenyak tanpa mimpi. Ukuran kecepatan gelombangnya 0,5-3,5 putaran per detik. Gelombang otak milik orang yang sedang dalam keadaan koma sangat kecil 0,5, seperti tidur yang amat sangat nyenyak. Keadaan delta adalah kondisi saat terjadi proses penyembuhan dan peremajaan sel tubuh. Dokter sering menyarankan pasien untuk banyak beristirahat, salah satunya adalah tidur nyenyak dalam gelombang delta ini. Berbeda dengan gelombang delta, keadaan gelombang theta berlangsung di atas delta yaitu 3,5-7 putaran per detik. Keadaan theta adalah kondisi saat pikiran dalam keadaan bisa kreatif dan inspiratif. Keadaan theta juga terjadi pada saat tidur disertai mimpi. Orang yang melakukan meditasi juga dalam keadaan theta. Banyak pencipta lagu terkenal, artis, musisi, para penemu teknologi, dan pemimpin hebat yang—secara sadar atau pun tidak—sering bekerja dalam keadaan theta sehingga menghasilkan karya mengagumkan. Keadaan theta adalah keadaan lepas tanpa beban. Seorang penulis bisa merasakan pekerjaan menulisnya terasa mengalir begitu lancar. Seolah-olah ide tulisan itu datang susul-menyusul meskipun tidak menyusun kerangka terlebih dahulu. Itulah hebatnya kondisi otak dalam keadaan theta. Tidur dalam keadaan theta dapat membuat bangun tidur lebih segar dan dapat menemukan gagasan yang menarik. Tidur dalam keadaan theta bukanlah tidur dengan gelisah. Dalam keadaan tetha, tidur justru berada dalam keadaan tenang. Meskipun dalam keadaan tidur, otak manusia tetap bekerja, yang terlihat dari adanya gelombang otak. Tidak usah heran, Anda pun dapat memprogram otak untuk bangun pagi sesuai keinginan. Pernah menyetel alarm untuk bangun pukul 3 atau 4 pagi? Apa yang terjadi? Jika tidur dalam keadaan theta, Anda dapat bangun pada pukul 4 kurang satu detik. Dengan begitu, alarm berbunyi sesaat setelah Anda bangun terlebih dulu. Namun, jika tidur dalam keadaan delta, Anda akan bangun karena mendengar alarm. Padahal, para ahli mengatakan bahwa bangun karena alarm justru akan meningkatkan stres.


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 141 Sandy mengatakan bahwa mimpi di pagi hari dapat menghilangkan stres. Jika bangun pagi karena bunyi alarm, Anda dipaksa bangun dalam keadaan sedang bermimpi. Akibatnya, tingkat stres justru bertambah ketika bangun tidur. Lantas, bagaimana cara agar kita bisa bangun pagi tanpa alarm? Sandy mengatakan bahwa menggunakan sedikit emosi adalah cara yang dapat membuat Anda bangun sesuai harapan. Misalkan, Anda mau berlibur ke luar kota esok hari. Anda harus bangun pukul 04.00 pagi. Dengan kekuatan emosi yang sangat menginginkan bangun pagi untuk berangkat liburan, secara otomatis Anda akan memprogram pikiran bawah sadar untuk bangun pukul 04.00 pagi. Bagi Anda yang menjalankan ibadah puasa, hal yang sama tentu sering dialami, bukan? Bangun dini hari untuk makan sahur dengan menggunakan alarm. Ternyata, emosi yang sudah terlatih untuk bangun sahur selama beberapa hari membuat kita juga bisa bangun tanpa alarm. Jika ini dilakukan, berarti Anda sudah mampu mengelola pikiran bawah sadar. Bagaimana memanfaatkan cara ini untuk mendapatkan gagasan-gagasan segar? Secara prinsipnya sama saja. Mereka yang sudah terlatih emosi positifnya untuk menyelesaikan sesuatu dapat tidur dengan nyenyak dan mendapatkan ide baru setelah bangun tidur. Sebelum tidur, lihatlah masalah yang sedang dihadapi dan gunakan emosi positif untuk meyakinkan diri bahwa besok pagi Anda sudah menemukan solusi atas masalah yang ada. Serahkan semua pada Yang Maha Kuasa dan tidurlah dengan melepas semua beban pikiran. Esok pagi, Anda bangun lebih segar dan dapat menemukan gagasan bagus untuk solusi yang dicari. Jangan paksakan diri untuk menuntaskan semua permasalahan di tengah malam karena Anda justru akan gelisah dan sulit tidur. Dengan melepas semua beban dan bersikap positif terhadap penyelesaian masalah, Anda bisa tidur dan tetap produktif. Dengan kata lain, Anda bisa menyelesaikan masalah pada saat tidur. Silakan mencoba. ***


142 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 143 Menyelesaikan 5 Pertandingan Sembilan puluh sembilan persen kegagalan datang dari orang yang mempunyai kebiasaan membuat alasan. ~George Washington Carver Dalam dunia kompetisi, termasuk di dunia olah raga, sang pemenang adalah bintang yang senantiasa dijadikan teladan dan idola bagi masyarakat. Mereka adalah simbol kerja keras, simbol pantang menyerah, dan simbol kesuksesan. Itu adalah hal yang lumrah. Namun, hal yang berbeda terjadi di arena olimpiade pada bulan oktober 1968. Seorang pelari yang kalah, bahkan menjadi pelari “paling lambat” di kelasnya, justru menjadi inspirator keberhasilan bagi dunia. Begini ceritanya. Saat itu berlangsung lomba lari maraton di stadion olimpiade Mexico City. Lebih dari satu jam sebelumnya, pelari Ethiopia Mamo Wolde sudah mencapai garis finish dan sudah disahkan sebagai juara. Namun, sebagian penonton masih setia menunggu pelari terakhir asal Tanzania bernama John Stephen Akhwari. Sementara hari mulai gelap dan dingin.


144 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Saat yang dinanti-nanti penonton olimpiade itu akhirnya tiba. John lari terhuyung-huyung mencapai garis finish dalam kondisi kaki berdarah akibat luka. Orang bersorak-sorai dan bertepuk tangan melihat semangat John untuk tetap menyelesaikan pertandingan itu. Sebagian penonton bahkan tak kuasa menitikan air mata. Di arena ini, meski sang juara olimpiade adalah Mamo Wolde, tetapi John Stephen Akhwari tak kalah populer. Bukan karena ia berada di paling belakang, kepopuleran Akhwari justru karena kegigihannya untuk mencapai garis finish dengan keadaan berdarah-darah. Ia disanjung seperti pahlawan perang yang tetap maju melawan musuh sampai titik darah penghabisan. Wartawan mengerubuti Akhwari dan sudah pasti pertanyaannya adalah, “Mengapa ia yang sudah pasti kalah dan dalam keadaan berdarah-darah tetap menyelesaikan larinya hingga garis finish?” Dengan peluh di sekujur tubuh dan luka yang berdarah, Akhwari menjawab, “Negara saya tidak mengirim saya untuk mendapat medali, melainkan untuk menyelesaikan pertandingan.” Inspirasi kesuksesan bukan hanya datang dari kemenangan, begitulah kesimpulan saya setelah membaca cerita di atas. Memang benar, kemenangan adalah tujuan dan untuk itulah ada “sejuta teknik” meraih kemenangan. Tatkala dilaksanakan, sejuta teknik ini ternyata tidak selalu berjalan mulus. Seperti saat kita mau melakukan perjalanan jauh. Meskipun sudah dipersiapkan segala sesuatunya, kita tidak dapat memastikan semuanya dapat berjalan dengan lancar. Bisa saja terjadi ban kempes di jalan sepi di tengah malam. Bisa pula kehilangan barang ketika istirahat. Kondisi itu tentu harus disikapi dengan sikap terbaik. Rintangan dalam perjalanan hidup ini juga begitu beraneka rupa dan tidak mudah untuk ditebak. Dalam berbisnis, kita berupaya menggali bermacam ilmu agar produk yang kita jual laku di pasaran. Itu juga tidak menjamin barang tersebut langsung laris manis. Terkadang ada proses benturan dinding yang memusingkan kepala, entah penolakan dari agen, distribusi tidak lancar, atau penyebab lainnya. Untunglah, lingkungan kita tidak melupakan orang-orang yang bekerja keras dan tuntas meski belum menghasilkan medali juara. Tak sedikit seorang tokoh organisasi yang kalah dalam pemilihan ketua umum justru mendapat pujian hebat lantaran ia segera mengakui kekalahan dan mendukung program-


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 145 program pesaingnya yang kini jadi pemenang. Pimpinan yang kalah ini justru membuat masyarakat sangat menghargainya. Demikian pula halnya dengan John Stephen Akhwari, yang tidak memenangkan nomor lari maraton, tetapi menunjukan kegigihan untuk menyelesaikan pertandingan. Ia menjadi simbol kegigihan menjalankan tugas hingga tuntas. John C. Maxwell dalam bukunya The Success Journey mengatakan bahwa tujuan hidup kita adalah menyelesaikan pertandingan, dengan melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan. Maxwell mengatakan, John Stephen Akhwari adalah orang yang tetap konsisten dalam memandang tujuan. Ia menggunakan istilah “berfokus pada gambar besarnya”. Gambar besar di sini adalah menyelesaikan pertandingan, bukan “meraih medali”. Jika pelari Tanzania ini hanya fokus pada perolehan medali, dengan kondisi kaki terluka dan berdarah, ia akan memilih untuk berhenti di tengah jalan. Buat apa meneruskan, bukankah sudah jelas ia tak mungkin dapat medali di kejuaraan? Pelari ini juga tidak mencari-cari alasan untuk berhenti di tengah jalan meskipun ia berhak untuk melakukannya. “Sembilan puluh sembilan persen kegagalan datang dari orang yang mempunyai kebiasaan membuat alasan,” demikian kata George Washington Carver. Umumnya, orang-orang yang sulit meraih sukses adalah mereka yang pintar membuat alasan atas ketidakberhasilan yang mereka peroleh. Sebaliknya, orang sukses tidak suka mencari-cari alasan atas kegagalannya meskipun ia berhak untuk melakukannya. Dari kisah John Stephen Akhwari, saya lebih paham arti sebuah kegigihan dalam menyelesaikan kompetisi hidup. Kegagalan bukanlah peristiwa yang memalukan. Buktinya, John menjadi simbol orang sukses di dalam peristiwa “kegagalannya”. ***


146 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 147 6 Pelajaran dari Doraemon Jika kamu tidak bisa menaklukkan dirimu, kamu akan ditaklukkan oleh dirimu ~Napoleon Hill Aku ingin begini, aku ingin begitu, Ingin ini-itu banyak sekali...... Semua semua semua dapat dikabulkan, Dapat dikabulkan dengan kantong ajaib, Aku ingin terbang bebas......di angkasa..... Bagi Anda yang sering nonton televisi, bait lagu di atas tentu tidak asing lagi. Tayangan serial anak-anak produksi Jepang berjudul Doraemon ini sangat populer di berbagai negara, termasuk Indonesia. Doraemon adalah judul sebuah komik Jepang—manga—populer yang dikarang oleh Fujiko F. Fujio sejak tahun 1969. Komik ini berkisah tentang kehidupan seorang anak pemalas kelas 5 SD bernama Nobi Nobita, yang suatu hari didatangi oleh robot kucing bernama Doraemon. Doraemon datang dari abad ke-22 dan dikirim untuk menolong Nobita agar keturunan Nobita kelak dapat menikmati kesuksesannya, bukan


148 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI menderita akibat terbebani hutang finansial karena kebodohan Nobita. Setiap kali Nobita gagal dalam ulangan sekolahnya atau setelah diganggu oleh Giant dan Suneo, Nobita mendatangi Doraemon untuk meminta bantuannya. Doraemon biasa membantu Nobita dengan berbagai peralatan canggih dari kantong ajaibnya. Contoh peralatan Doraemon yang sering digunakan adalah “baling-baling bambu” dan “pintu ke mana saja”. Sayangnya, Nobita justru sering berbuat terlalu jauh saat menggunakan peralatan dari Doraemon dan terjerumus ke dalam masalah yang lebih besar. Kita sering menginginkan banyak hal. Sementara saat Tuhan memberinya, kita dengan mudah menyalahgunakannya sehingga terjerumus ke masalah yang lebih besar. Itulah kira-kira pesan yang hendak disampaikan oleh Fuiko F. Fujio, sang pengarang Doraemon. Dalam bahasa ekonomi, keinginan dibedakan dengan kebutuhan. Contohnya, kita “membutuhkan (need)” kendaraan untuk transportasi dari rumah ke kantor. Namun, kita “menginginkan (want)” mobil yang bagus seharga satu miliar lebih, meskipun kantong masih cekak. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Dengan cerdas, Abraham Maslow membuat hierarki kebutuhan, yang dikenal sebagai Teori Maslow. Menurutnya, kebutuhan terbagi menjadi 4, yaitu kebutuhan fisik/ dasar, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Teori ini digambarkan dalam bentuk piramida, di mana bagian dasarnya kebutuhan fisik dan bagian puncaknya kebutuhan aktualisasi diri. Umumnya, semakin mapan ekonomi seseorang, kebutuhannya bukan lagi berupa fisik, melainkan kebutuhan aktualisasi diri. Demikian masyarakat menerjemahkan Teori Maslow. Banyak orang yang merasa lelah seumur hidup, bekerja keras sekadar memenuhi kebutuhan fisik. Seorang kawan yang jeli melihat situasi ini menyampaikan Teori Piramida Terbalik. Melalui teori ini, kawan tadi menyarankan agar kita jangan bersikeras memenuhi kebutuhan fisik saja. Pasalnya, Tuhan sudah dengan otomatis menyediakannya. Menurutnya, pemenuhan kebutuhan perlu dimulai dari kebutuhan aktualisasi diri dalam arti positif. Dengan mengembangkan kemampuan dan minat, mengabdi kepada masyarakat dengan tulus ikhlas, atau menyisihkan sebagian pendapatan untuk bersedekah, kebutuhan fisik secara otomatis akan terpenuhi. Dengan memberi maka kita akan menerima, demikian pesan bijaknya.


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 149 Kembali pada soal keinginan. Keinginan berlebihan membuat banyak orang rela menyisihkan sebagian penghasilan untuk membayar cicilan hutang yang melampaui batas kemampuan. Sebuah survei yang dilakukan Citibank pada tahun 2007 menyebutkan bahwa rata-rata para eksekutif yang bergaji sekira Rp20 juta/bulan bisa terancam jatuh miskin. Mengapa? Hal itu disebabkan cara mereka mengelola uang, yang lebih mementingkan keinginan. Mereka harus mengeluarkan 60% dari gajinya untuk membayar cicilan hutang konsumtif. Pada awal karirnya, mereka bergaji satu-dua jutaan. Ketika gaji meningkat menjadi tiga juta, mereka mulai berhutang ke bank untuk membeli sepeda motor. Tatkala gajinya naik lagi, hutangnya kembali bertambah untuk mencicil rumah dan mobil. Naik gaji lagi, digunakan untuk membayar cicilan peralatan rumah tangga, demikian seterusnya. Semakin tinggi gaji, semakin menginginkan ini-itu banyak sekali dan semuanya keinginan konsumtif. Apakah keinginan selaku buruk? Tidak juga. “Pada hakikaktnya, Tuhan menciptakan ‘keinginan’ untuk menguji kita,” kata Pak Ustad. Apakah keinginan itu akan membuat kita bertambah jauh atau bertambah dekat pada-Nya? Di sinilah letak pentingnya kepandaian mengatur keinginan. “Milikilah keinginan yang membuat kita lebih dekat pada-Nya,” tambah Pak Ustad. Keinginan telah membuat orang menjadi lebih kreatif. Anda ingin terbang di angkasa? Ingin ke bulan? Ingin ke planet lain? Saat ini, semua keinginan yang pada jaman dulu dianggap dongeng sudah menjadi kenyataan. Tentu saja bukan atas bantuan robot kucing dari Abad ke-22, melainkan karya manusia itu sendiri. Semakin banyak ahli yang mampu memenuhi keinginan manusia dan semua keinginan yang menjadi kenyataan senantiasa disertai pesan “Jangan menyalahgunakannya, karena kelak engkau akan menemui masalah yang lebih besar”. Yuk, kita bernyanyi lagi. “Aku ingin begini, aku ingin begitu.......ingin ini, ingin itu, banyak sekali...” ***


150 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 151 7 Kehilangan Koin Penyok “Bila kita sadar bahwa kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?” ~G. W. Burns Suatu saat, seorang kawan yang “pernah sukses” beternak ayam di Jawa Tengah bertemu saya untuk menyatakan “kapok” menjadi peternak ayam. Pasalnya, mobil dan rumahnya ludes gara-gara ayam. Kok bisa? Ia memulai usahanya dari nol. Kemudian, selama beberapa tahun, usaha ayam broilernya berkembang pesat hingga ia dapat membeli rumah dan kendaraan. Sebuah prestasi yang membanggakan keluarga. Suatu saat, gejolak harga ayam terjadi. Selama beberapa bulan, harga jual ayam di bawah biaya produksi. Cadangan “devisanya” tak sanggup menutupi kerugian. Hutang ke pemasok sarana produksi semakin membengkak hingga ia tak sanggup lagi melanjutkan. Ia memilih berhenti dan segera melunasi hutangnya dengan menjual rumah dan mobil. Ia kembali ke nol, bahkan minus.


152 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Setelah itu, ia memutuskan untuk merintis usaha baru yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan peternakan. “Dulu saya nggak punya rumah, sekarang kembali seperti semula. Tidak apa-apa. Semua harta kan titipan saja. Saya harus bangkit lagi,” ceritanya dengan nada bijak. Ada lagi cerita dari sahabat lain, yang tinggal di Jakarta. Rumahnya kemalingan dua hari berturut-turut. Hari pertama di waktu magrib. Sepeda motornya lenyap dibawa maling, yang menyelinap ke halaman rumah ketika satu keluarga sedang salat berjamaah di rumah. Malam berikutnya, mobil yang diparkir di garasi—yang tertutup dan terkunci—juga dibawa maling, entah dengan teknik apa. “Untungnya”, kedua kendaraan itu full asuransi. Meskipun prosedur asuransi sangat berbelit-belit, akhirnya ia mendapatkan klaim asuransi sesuai perjanjian. Sebuah pengalaman kehilangan yang pasti sulit dilupakan. Bicara soal kehilangan, saya menyukai kisah tentang kehilangan koin penyok. Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya. Ia berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan bagaimana cara memenuhi kebutuhan pokok untuk keluarganya. Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, sedangkan istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini dan ia tidak yakin bahwa perjalanan kali ini akan membawa keberuntungan. Ia membutuhkan pekerjaan. Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Merasa penasaran, ia membungkuk dan mengambilnya. “Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok,” gerutunya kecewa. Meskipun begitu, ia membawa koin itu ke sebuah bank. “Sebaiknya koin ini Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller bank memberikan saran. Lelaki itu pun mengikuti anjuran si teller, yaitu membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dolar. Begitu senangnya, ia mulai memikirkan apa yang akan dilakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, ia melihat beberapa lembar kayu sedang diobral. Dengan kayu itu, ia bisa membuatkan beberapa


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 153 rak untuk keluarganya. Sesudah membeli kayu seharga 30 dolar, ia memanggul tumpukan kayu tersebut dan beranjak pulang. Di tengah perjalanan, dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pembuat mebel yang sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya tinggi. Kebetulan, pada waktu itu ada pesanan mebel yang harus diselesaikan. Dengan segera, pembuat mebel menawarkan uang sejumlah 100 dolar kepada lelaki itu. Terlihat keraguan di mata laki-laki itu. Dengan antusias, pembuat mebel meyakinkannya dan menawarkannya pilihan mebel yang sudah jadi untuk dibawa pulang. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dengan hati bahagia, ia segera membawanya pulang. “Pasti istriku bahagia sekali hari ini,” pikirnya. Di tengah perjalanan, dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela. Tak diduga, ia melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dolar. Ketika lelaki itu tampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dolar. Lelaki itu pun setuju. Sang lelaki mengembalikan gerobak ke pembuat mebel dan beranjak pulang dengan mengantongi uang 250 dolar. “Uang ini bisa dipakai untuk membeli lemari dan beberapa keperluan lainnya. Istriku pasti senang sekali,” batin lelaki itu dalam hati. Di pintu desa dekat rumah, dia berhenti sejenak dan ingin memastikan jumlah uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran uang bernilai 250 dolar. “Terima kasih Tuhan, Engkau memberikan keberuntungan yang luar biasa hari ini,” ujar lelaki itu sambil mengamati rejeki nomplok, 250 dolar! Pada saat itu, seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur. Istri si lelaki yang kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baikbaik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?” Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.


154 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Dalam satu hari, lelaki ini mengalami peristiwa dari nol kembali ke nol. Ia sadar, semula ia tak memiliki apa-apa. Jika berpikir telah kehilangan 250 dolar, ia pasti merasa sangat sedih. Namun, ia hanya berpikir tentang hilangnya koin penyok, perasaannya pun menjadi lebih ikhlas. “Bila kita sadar bahwa kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?” kata GW Burns dalam bukunya The Healing Stories. Salam sukses.***


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 155 Resiko Sebuah 8 Keputusan Apa yang kita alami hari ini adalah hasil keputusan masa lalu, sedangkan keputusan Anda hari ini akan menentukan masa depan Anda Kenapa Anda sekarang menjadi dokter hewan? Kenapa Anda bisa menjadi sarjana peternakan? Kenapa Anda kini menjadi pengusaha? Kenapa Anda jadi eksekutif perusahaan? Kenapa Anda jadi birokrat? Semua pertanyaan itu dapat Anda jawab, “Itulah keputusan saya di masa lalu.” Hidup adalah tentang bagaimana kita mengambil keputusan. Apa yang Anda nikmati hari ini adalah hasil keputusan pada masa lalu. Jika saat ini Anda dipusingkan untuk mengambil keputusan-keputusan besar setiap hari, besar kemungkinan posisi Anda hari ini adalah seorang pemimpin yang penting. Umumnya, semakin tinggi level kepemimpinan, semakin berat keputusan yang diambil dan semakin besar pula dampaknya. Setiap keputusan yang kita ambil memiliki konsekuensi masing-masing. Itulah ujian kehidupan. Seorang lulusan SMA akan berhadapan dengan berbagai pilihan untuk melanjutkan kuliah. Mau di fakultas apa? Di perguruan tinggi mana? Banyak


156 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI aspek yang harus dipertimbangkan ketika akan melanjutkan pendidikan tinggi. Itulah saat yang sangat baik untuk belajar mengambil keputusan. Lalu, bagaimana cara para pemimpin mengambil keputusan yang cepat dan akurat? Berikut beberapa tips untuk Anda. Pertama: gunakan aturan deadline. Di kalangan wartawan, deadline adalah “makanan sehari-hari”. Di balik kecepatan wartawan menulis hasil liputan, terdapat pekerjaan berat dan menantang, yaitu mengambil keputusan tentang siapa yang harus dihubungi, bagaimana jika target narasumber menolak diwawancarai, bagaimana jika berita ini ternyata kurang menarik publik, dan berbagai aspek lainnya. Saat itu, wartawan harus dapat mengambil keputusan, bagian mana yang akan diangkat menjadi tulisan dan mana yang dibuang dengan segala konsekuensinya. Dengan menetapkan deadline dalam mengambil keputusan, Anda akan dipaksa untuk cepat berpikir. Deadline akan memaksa Anda untuk cepat menilai kelebihan dan kekurangan suatu keputusan. Dengan begitu, Anda bisa dengan cepat mengambil keputusan. Penetapan deadline memerlukan waktu yang pas—satu bulan, satu minggu, satu hari, atau cukup beberapa menit. Menetapkan deadline juga sebuah keputusan! Kedua: berpikir hitam dan putih. Ada beberapa saat, ketika Anda memiliki pilihan lebih banyak daripada yang Anda butuhkan. Berlebihan dalam semua hal akan membingungkan Anda dan pada akhirnya bisa menyebabkan kelumpuhan analisis (analysis paralysis). Dalam kasus ini, cobalah untuk menilai opsi dengan sederhana, antara opsi yang baik dan opsi yang buruk. Hal tersebut akan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan yang optimal. Ketiga: letakkan alternatif ke dalam tas. Jika semua opsi memiliki nilai yang sama, tulislah beberapa alternatif terbaik pada beberapa potong kertas, lalu letakkan kertas tersebut di dalam tas. Keputusan Anda akan ditentukan dengan kertas yang akan Anda ambil secara acak dari tas tersebut. Keempat: fokus pada “saat ini”. Suatu saat—bisa jadi—kita bingung untuk mencoba melihat sejauh mana pengaruh keputusan kita saat ini di masa yang akan datang. Hal ini dapat menguras pikiran karena kita berusaha melihat setiap langkah dan akibat dari langkah tersebut. Jika mengalami kerumitan seperti ini, buatlah keputusan berdasarkan apa yang akan membuat langkah selanjutnya menjadi lebih mudah. Tidak usah berpikir terlalu jauh. Kelima: tidak perlu takut gagal. Ketakutan terhadap hasil yang buruk


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 157 membuat Anda mengambil keputusan dalam waktu lama. Akhirnya, Anda berisiko tidak mengambil keputusan sama sekali karena telah menghabiskan waktu dan tenaga untuk pertanyaan yang tidak perlu. Cara berpikir seperti ini harus diubah. Kita perlu menyadari bahwa menunda keputusan sama buruknya dengan membuat keputusan yang buruk. Tidak mengambil keputusan sama sekali berarti tidak dapat menentukan bagaimana hidup Anda akan berjalan. Meskipun terlanjur, Anda bisa memperbaiki kembali keputusan yang buruk dan belajar dari keputusan tersebut. Langkah yang tak kalah penting setiap akan mengambil keputusan adalah berdoa. Mintalah kepada Yang Maha Kuasa untuk memberikan petunjuk agar dapat mengambil keputusan terbaik. Brain Tracy mengatakan bahwa masa depan dimiliki oleh para pengambil risiko, bukan pencari aman. Semakin mencari aman, semakin sedikit keamanan yang Anda miliki. Sebaliknya, semakin gigih mengejar peluang, semakin banyak keamanan yang akan Anda raih. ***


158 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 159 9 Menciptakan Keunggulan Dengan memiliki keunggulan yang sangat tajam, kelemahan akan tertutupi. Pada tahun 1980-an, Indonesia menjadi raja bulu tangkis dunia yang nyaris tak terkalahkan di arena mana pun. Jika sudah bicara bulu tangkis, negara mana pun akan iri melihat kehebatan Indonesia. Namun, China tak kurang akal. Untuk dapat mengalahkan Indonesia, negara ini mengundang pelatih Indonesia untuk mengajari pemain bulu tangkisnya. Tim China sudah mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan para pemainnya. Informasi ini disampaikan kepada pelatih yang khusus didatangkan dari Indonesia. Pemain A ahli smash, tapi lemah dalam menerima umpan. Pemain B ahli menerima umpan, tetapi lemah di smash. Pemain C unggul di teknik tertentu dan lemah di teknik lainnya. Begitu seterusnya. Para pemain China meminta cara mengatasi kelemahan para pemain agar bisa mengalahkan pemain bulu tangkis Indonesia dan negara lainnya.


160 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Rupanya pelatih asal Indonesia berpikir sebaliknya. Bukan mengatasi kelemahan, ia justru meningkatkan fokus untuk meningkatkan keunggulan yang sudah dimiliki para pemain. Konon, dari sinilah awal pemain China sanggup mendunia. Karena sangat bagus dalam melakukan smash, latihan si A difokuskan pada cara melakukan smash yang membuat lawan terkaget-kaget setiap hari. Jenis smash diperkaya dan dibuat lebih inovatif agar lawan semain kewalahan. Bagaimana dengan kelemahan menerima smash dari lawan main? Tidak jadi soal. Latihan tidak difokuskan menerima hantaman dari lawan main. Namun, hal yang penting adalah kemampuan melakukan smash, yang bisa membuat lawan tanding gelagapan. Dengan memiliki keunggulan yang sangat tajam, kelemahan akan tertutupi. Tak hanya itu, kelemahan akan berkurang dengan sendirinya karena sudah percaya diri dengan keunggulannya. Strategi ini terbukti sukses membawa tim China memenangkan pertandingan di tingkat dunia dan China memiliki pemain yang sangat tangguh untuk mengalahkan Indonesia. Terkadang kita sibuk memikirkan bagaimana mengatasi kelemahan. Padahal dengan cara itu banyak waktu yang terbuang. Cobalah berpikir sebaliknya, yaitu meningkatkan satu keunggulan yang membuat orang lain mengakui kehebatan kita. Dengan begitu, kekurangan kita di bidang lain akan dilupakan orang. Coba perhatikan orang-orang hebat di sekitar kita. Pada umumnya, mereka bukan orang yang serba bisa. Mereka hebat dalam pidato, hebat dalam menulis, hebat dalam merancang kegiatan, hebat dalam merumuskan masalah, hebat menyanyi, menari, melukis dan sebagainya. Bidang-bidang itu pun bahkan dipecah lagi, misalnya penyanyi khusus lagu rock, pelukis wajah, penulis novel, dan sebagainya. Dalam bisnis pun sama. Saat hendak mendirikan bisnis, banyak orang yang ingin menjalankan bisnis apa saja, yang penting dapat untung. Ini adalah level awal kewirausahaan. Kelak ketika masuk ke dalam persaingan, Anda akan mengetahui letak kekuatan yang dimiliki dan akhirnya fokus pada bidang tertentu. Anda boleh memilih, mau menjadi hebat seperti Jacob Utama (Kompas-Gramedia), hebat seperti Mark Zuckerberg (pencipta jejaring sosial Facebook), atau menciptakan kategori sendiri. Anda tidak perlu menguasai semua bisnis untuk menjadi pebisnis sukses. Hal yang sama bisa kita lihat dalam hal keilmuan. Ilmu pengetahuan


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 161 demikian luasnya sehingga sangat sulit bagi seseorang untuk menguasai semuanya. Tampaknya, Tuhan memang menciptakan manusia untuk memiliki peran masing-masing dengan sebaik-baiknya. Menciptakan keunggulan dalam berbagai bidang tidaklah mudah. Suatu hari, saya bertanya kepada seorang pengusaha tentang bagaimana cara meraih keunggulan dalam persaingan. “ Jadilah yang pionir,” katanya. “Saya belum tentu bisa menjadi pionir,” kilah saya. “Kalau tidak bisa jadi yang pionir, jadilah yang terbaik”. “Itu juga sangat sulit,” kilah saya lagi. “Ini yang terakhir, jadilah yang berbeda,” tegasnya. Dengan menjadi berbeda, otomatis kita menjadi pihak yang pertama dan terbaik di dalam “perbedaannya”. Ilmu marketing mengajarkan diferensiasi. Anda atau produk Anda akan dilihat calon konsumen jika memiliki direfensiasi yang baik dang menguntungkan bagi mereka. Kesimpulannya, jika sudah memiliki keunggulan, jadikan keunggulan itu benar-benar unggul. Jika belum mampu menciptakan keunggulan, buatlah perbedaan sehingga Anda terlihat unggul dalam kategori baru yang berbeda. ***


162 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 163 10 Roti dan Komedi Perlu sebuah komedi agar semua orang dengan bangga memakai produk dalam negeri Saat menyampaikan pandangan di depan peserta acara peluncuran buku “Berjuang Untuk Mencapai Puncak” karya Dr. drh. Soehadji dan Seminar Nasional Perunggasan yang diselenggarakan Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), Soehadji menyampaikan sebuah pepatah, “Dalam hidup ini, selain roti, kita juga butuh komedi”. Jika tak salah, pepatah tersebut berasal dari seorang tokoh Rusia. Komedi di sini bukan lawak, sedangkan roti yang dimaksud juga bukan sekadar makanan pokok. Ini adalah petuah bahwa dalam meraih tujuan hendaknya tidak “to the point”. Harus ada kemasan yang menarik agar sebuah ide menjadi lebih cemerlang. Setiap tahun ASOHI menyelenggarakan Seminar Nasional Perunggasan yang menyajikan topik kinerja perunggasan tahunan dan prediksi di tahun yang akan datang. Topik itu adalah “roti” dari seminar tersebut. Apakah cukup dengan itu?


164 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Ternyata tidak. Dibutuhkan komedi agar khalayak di luar sana bisa ikut merasakan pentingnya seminar tersebut. Oleh karena itu, setiap tahun, ASOHI mengundang pembicara tamu yang diutamakan tokoh dari luar perunggasan. Beberapa tokoh yang pernah hadir antara lain pakar ekonomi Faisal Basri, Direktur Bogasari Fransiscus Wellirang, tokoh nasional Siswono Yudho Husodo, Wakil Ketua Kadin Bambang Sujagad, pakar internasional Gordon Burtland dan tokoh lainnya. Dengan mengundang tokoh ini, perunggasan tidak hanya dipotret dari sisi orang dalam, melainkan juga dari luar. Fanciscus Wellirang, misalnya, menyorot perkembangan kulinologi perunggasan yang berkembang lambat. Olahan ayam baru sebatas ayam goreng, ayam bakar, nugget, dan sejenisnya. Itu pun dengan pasar yang masih kecil dibandingkan penjualan ayam hidup. Jauh ketinggalan dibandingkan susu dengan aneka ragam olahannya. Siswono menyoroti kaitan kebijakan nasional dengan dunia pertanian dan peternakan. Faisal Basri menyorot trend ekonomi nasional, Sementara Gordon Burtland menyoroti perunggasan Indonesia dalam perspektif global. Namun, itu pun komedi yang baru berputar di sekitar dunia unggas. Kita perlu mengemas permasalahan komoditas unggas menjadi lebih atraktif. Soehadji mengusulkan perlunya usaha perunggasan dikaitkan dengan sistem logistik nasional. Diketahui bahwa sistem logistik indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga. Hal ini menyebabkan harga jual ayam di tingkat peternak (farm gate price) terpaut jauh dibandingkan harga di konsumen. Kondisi ini disebabkan pergerakan barang di Indonesia memakan biaya lebih dari 20%, sedangkan di negara lain hanya sekitar 5%. Menurut Soehadji, jika kalangan perunggasan bisa mengemas isu sistem logistik perunggasan menjadi isu nasional, hal ini akan menjadi ‘komedi’ yang sangat bermakna bagi kalangan perunggasan itu sendiri. Bagi para praktisi Public Relation (PR) dan marketing, komedi dapat ditafsirkan sebagai bentuk kreativitas memunculkan gagasan agar mendapat perhatian publik. Ketika peluncuran buku Marketing Revolution, Tung Desem Waringin—penulis buku—menunggangi kuda di sepanjang Jalan Sudirman, Jakarta, untuk mendapat perhatian publik dan wartawan. Sebelumnya, Tung melakukan promosi di media elektronik dengan penawaran harga diskon 50% bagi pembaca yang melakukan pemesanan buku terlebih dahulu dan membayar di muka, buku bisa diambil setelah terbit.


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 165 Cara ini memunculkan daya tarik calon pembaca dan akhirnya penerbitan buku tersebut dapat memecahkan rekor Muri sebagai buku marketing terlaris dengan penjualan 11 ribu eksemplar di hari pertama penjualan. Demikian pula dengan novel Harry Potter karya JK Rowling. Pada saat peluncuran, penjualan pertama di seluruh dunia dilakukan tengah malam dan semua penggemarnya harus antri untuk membeli buku tersebut. Jika selama ini produk dalam negeri kurang diminati bangsa sendiri, hal ini bukan semata-mata kurangnya keberpihakan pemerintah, melainkan juga soal ‘komedi’-nya yang belum dikemas secara atraktif. Apakah sepatu Cibaduyut dibiarkan sebagai sepatu murahan? Kenapa tidak mendatangkan ahli desain sepatu dunia mengulas persoalan sepatu di Cibaduyut agar semua orang bangga memakai sepatu buatan saudara sebangsa? Perlu sebuah komedi agar semua orang bangga memakai produk dalam negeri. Kenapa produk pertanian lokal semakin ditinggalkan? Nah, kita bisa membuat ‘komedi’-nya. Carilah ide agar semua orang ingin membantu petani agar lebih efisien. Buatlah isu yang bisa membuat petani menjadi pusat perhatian. Belum ada sebuah ‘komedi’ yang benar-benar membuat masyarakat bangga mengonsumsi produk petani Indonesia. Justru yang terjadi adalah komedi tentang produk impor yang lebih menarik dan murah. Bukankah kita telah berhasil membuat masyarakat bangga dengan baju batik? Bukankah sepuluh tahun lalu, pakaian batik hanya tampil saat ada hajatan saja? Dalam kehidupan modern, di mana arus informasi sedemikian banyak dan deras, ‘komedi’ menjadi begitu penting, agar kelak bisa mendapatkan roti.***


166 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 167 Mengelola Beban 11 Masalah Saya tidak menghadapi krisis. Saya menerima krisis. ~Bob Sadino Saat berselancar di jejaring sosial, saya sering menemukan status berisi keluhan yang beraneka ragam. “Habis kena macet parah, sampai di kantor dimarahin bos pula. Nggak cuma itu, banyak kerjaan yang tertunda, padahal di rumah lagi nggak ada pembantu. Uh, mimpi aku semalam?” Ada juga yang membuat status, “Wah, mampus gua. Tugas satu belum selesai, tugas lain sudah menumpuk. Hari ini harus meeting seharian. Ya Tuhan, apakah waktu bisa ditambah lebih dari 24 jam sehari?” Kini, jejaring sosial semacam Facebook telah menjadi salah satu tempat untuk mengeluh. Pastinya, keluhan tentang beban hidup dan beban pekerjaan yang semakin berat. Bicara soal munculnya keluhan akibat beban hidup, bukan hanya terjadi saat ini, ketika internet sudah menjadi sarana untuk berkomunikasi. Sejak keberadaan manusia di bumi, keberadaan beban hidup muncul beriringan.


168 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Setiap jaman, beban hidup bisa berbeda-beda. Keluhan di jaman perang kemerdekaan berbeda dengan keluhan di jaman modern saat ini. Berbagai macam teknologi diciptakan untuk mengurangi beban hidup, tetapi faktanya, beban hidup terasa semakin bertambah berat. Tengok saja contoh berikut. Ketika manusia ingin berjalan cepat, diciptakanlah kendaraan. Agar kendaraan berjalan nyaman dan lancar, dibuatlah jalan beraspal. Setelah semua jalan diaspal mulus, kendaraan semakin banyak, perjalanan menjadi tersendat akibat macet. Perjalanan yang sebelumnya nyaman berubah menjadi menyebalkan. Begitulah kehidupan, satu solusi datang, masalah lainnya berdatangan. Lalu, apa yang harus kita lakukan saat beban pekerjaan datang bertubitubi? Ilmu manajemen klasik menyarankan agar kita menyusun prioritas kegiatan, melakukan penjadwalan ulang, menghemat waktu untuk beberapa pekerjaan, mendelegasikan sebagian pekerjaan, berani menolak tugas yang bukan semestinya, dan mampu melakukan negosiasi. Saran-saran dari pakar manajemen tersebut tidak salah. Namun, hal yang perlu disempurnakan adalah mengondisikan agar otak tidak ‘meledak’ akibat beban yang terlalu berat. Erbe Sentanu, seorang penulis, memberikan tips sederhana tetapi ampuh. Menurutnya, hal serius yang menjadi beban otak tidak perlu dilawan. Jika beban yang berat itu dipikirkan, beban yang dirasakan akan bertambah berat. Kita harus bisa mengubah pola perasaan dari “menahan beban” menjadi “menikmati beban” dengan “perasaan ikhlas”. Menikmati, itulah kuncinya. Kunci tersebut bukan ada di dalam “pikiran”, melainkan ada dalam“perasaan”. Sekali lagi, ada dalam perasaan. Jadi, untuk sementara, jangan langsung berpikir terlebih dahulu saat menghadapi beban pikiran yang terlampau berat. Rasakan dan nikmati saja. Selanjutnya, pikiran akan bergerak positif menuju ketenangan. Disertai doa yang tulus, Anda akan menemukan solusi terbaik. Laksana ombak bergelombang, lalu berubah menjadi lautan yang tenang. “Dulu, ketika masih menjalankan hidup dengan kepala yang penuh dengan hal-hal serius, segala sesuatu menjadi begitu sulit saya dapatkan. Ketika saya mulai menggeser “keseriusan di kepala” menjadi “keasyikan di hati”, perlahan tapi pasti, segala urusan hidup menjadi lebih lancar dan penuh kemudahan dengan “kemantapan rasa” yang dibimbing oleh Tuhan. Hal yang saya kerjakan


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 169 mungkin sama, tetapi yang membedakan adalah tingkat “kesengajaan hidup”. Saya lebih sengaja untuk mengoperasikan pikiran dan perasaan saya untuk menikmati dan mengikhlaskan apa yang terjadi,” kisah Erbe Sentanu dalam bukunya, Quantum Ikhlas. Ia melanjutkan, “Sekarang, ketika saya menginginkan sesuatu, misalnya ingin menemui seseorang atau bahkan membatalkan pertemuan dengan seseorang, yang saya lakukan adalah “mengaktivasi niat” itu dengan berdoa kepada Tuhan dan kemudian menimang-nimang keinginan saya itu di dalam hati sampai perasaan saya berubah, dari tidak enak menjadi enak, dari tidak ikhlas menjadi ikhlas. Setelah keikhlasan terjadi di dalam hati, biasanya tanpa terlalu banyak ngotot, keinginan-keinginan saya itu seperti diam-diam menelusup ke dalam hidup saya. Dan yang terjadi kemudian adalah yang terbaik bagi saya.” Jika beban terasa sangat berat, mungkin Anda belum menemukan teknik untuk meringankan beban masalah tersebut. Oleh karena itu, ikhlaskanlah masalah itu. Rasakan dan arahkan pikiran Anda yang berombak masalah menjadi lautan perasaan yang tenang. Ingat, Tuhan tidak memberi beban melebihi kemampuan. Saat krisis ekonomi dahsyat melanda tahun 1998, saya pernah bertanya pada Bob Sadino, “Bagaimana Om Bob menghadapi krisis ekonomi sekarang ini?” Ia pun menjawab dengan santai, “Saya tidak menghadapi krisis. Saya menerima krisis.” ***


170 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 171 12 Daya Ungkit Berilah saya tempat berpijak dan pengungkit yang cukup panjang, maka akan saya pindahkan seluruh bumi. ~Archimedes Tahukah Anda bahwa Campina adalah sebuah usaha berbadan hukum koperasi? Ya, Campina adalah salah satu koperasi terbesar di Eropa. Tahun 2009 lalu, jumlah anggotanya sudah lebih dari 7.700 orang. Penyebaran anggotanya meliputi 3 negara yaitu Belanda, Belgia, dan Jerman. Koperasi ini berdiri tahun 1979 dengan produk susu segar, yoghurt, mentega, keju, kue krim, dan berbagai makanan berbahan dasar susu. Volume usaha Campina pada tahun 2005 sebesar USD 4,2 miliar dan termasuk koperasi terbesar peringkat ke-53 menurut ICA (International Cooperative Aliance). Di Indonesia, Campina terkenal dengan produk es krimnya. Sementara di Jepang, ada koperasi Zen-Noh, yang merupakan koperasi terbesar di dunia. Data tahun 2009, koperasi ini beranggotakan 10 koperasi pertanian tingkat sekunder, 43 koperasi sekunder khusus, 66 koperasi berbagai jenis, 1.010 koperasi primer, serta 4,4 juta anggota perorangan. Dengan


172 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Jumlah karyawan 12.500 orang lebih, Koperasi Zen-Noh menyediakan barang kebutuhan petani seperti alat dan mesin pertanian, bahan baku serta barang konsumsi yang dibutuhkan anggota. Volume usaha koperasi ini mencapai USD 63,4 miliar dan masuk dalam peringkat pertama dari 300 koperasi terbaik dunia versi ICA. Sayang sekali, dari 300 koperasi terbaik dunia tersebut, tak ada satu pun nama koperasi Indonesia. Dari Negara tetangga, yang termasuk dalam daftar yaitu Koperasi Bank Kerjasama Rakyat (Malaysia) dan Koperasi jasa keuangan NTUC Income (Singapura). Bukan berarti tidak ada koperasi sukses di Indonesia. Kita mengenal KPBS (Koperasi Peternakan Bandung Selatan), Koperasi SAE Pujon, Koperasi Batik, dan sebagainya. Bahkan ada sebuah kegiatan arisan para ibu yang kini menjelma menjadi koperasi besar, yaitu Koperasi Setia Bhakti Wanita, Surabaya. Bermula dari arisan yang hanya Rp2.000 per anggota, kini omset koperasi wanita tersebut mencapai lebih dari Rp200 miliar per tahun dengan jumlah anggota lebih dari 10 ribu orang. Hal yang menakjubkan dari koperasi yang berkembang adalah banyak di antaranya yang dimulai dengan modal seadanya, yaitu hanya simpanan pokok dan simpanan wajib yang besarnya tidak seberapa. Setelah dikelola dengan menggali potensi dari anggotanya, koperasi berkembang dengan pesat. Dengan baiknya manajemen, koperasi bisa berkembang dengan baik. Menurut Mark Victor Hansen dan Robert G., sebuah organisasi bisnis dapat berkembang pesat karena memiliki alat ungkit yang baik. Kedua penulis buku sukses ini menyatakan bahwa menggunakan pengungkit sama dengan meningkatkan kecepatan tumbuh. Jika ingin menciptakan kesuksesan, Anda perlu menggunakan pengungkit. Pengungkit sukses terdiri dari 3 bagian. Pertama, tujuan atau impian para pendiri. Kedua, penopang pengungkit, yaitu manajemen. Ketiga adalah pengungkit itu sendiri. Agar impian besar dapat dicapai, alat ungkit harus panjang. Daya ungkit akan semakin baik jika alat ungkitnya semakin panjang. Apa saja pengungkit yang diperlukan? Pertama, pembimbing. Organisasi-organisasi yang sukses, termasuk koperasi memiliki pembimbing yang baik, yang berpengalaman dan yang bisa melihat banyak hal yang perlu diperbaiki.


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 173 Kedua, tim yang baik. Jika bekerja sendiri bisa menghasilkan 1 miliar, bekerja bersama 4 orang lain seharusnya bisa mendapatkan lebih dari 5 miliar. Itulah tim. Ketiga, jaringan (network). Nilai sebuah jaringan adalah kuadrat dari jumlah personalnya. Jika koperasi beranggotakan 100 orang, masing-masing memiliki relasi 100 orang lagi sehingga nilai jaringannya adalah 10.000 orang. Keempat, jaringan tak terhingga, yaitu hubungan jiwa atau rohani yang menghubungkan sesama anggota. Semangat kebersamaan adalah jaringan yang bernilai tak terhingga. Kelima, peralatan dan keterampilan. Ketika organisasi semakin besar, manajemen perlu memanfaatkan teknologi yang tepat. Jika tidak, mereka akan mudah tenggelam dalam hiruk-pikuk persaingan bisnis. ***


174 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI


KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 175 13 Pengait Sukses Pakaian dinas bukan hanya sekadar identitas, melainkan sebuah energi yang mampu mempengaruhi publik, bahkan bagi orang yang memakainya sendiri Bayangkan sebuah pesawat terbang akan segera berangkat. Seseorang yang mengaku pilot siap menerbangkan pesawat, tetapi tidak menggunakan pakaian seragam pilot. Bagaimanakah reaksi penumpang? Sangat mungkin penumpang tidak akan percaya bahwa orang tersebut adalah pilot. Saya mengalami peristiwa senada ketika mengunjungi sebuah klinik yang tak jauh dari rumah di mana saya kenal dengan dokter pemilik klinik. Barangkali karena saya dianggap sudah kenal secara pribadi, sang dokter tidak menggunakan baju praktik saat melayani saya. Meskipun saya tahu dia seorang dokter, penampilannya dengan pakaian santai membuat saya merasa tidak sedang berhadapan dengan seorang dokter. Cerita di atas menjelaskan bahwa “pakaian dinas” bukan hanya sekadar identitas, melainkan sebuah energi yang mampu mempengaruhi publik, bahkan


176 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI bagi orang yang memakainya sendiri. Seorang panglima TNI tentu akan lebih mantap ketika mengambil keputusan penting dan memberi perintah ketika mengenakan pakaian dinas militer. Saat mengenakan seragam, fisiologi seseorang berubah. Sikap tubuh mereka lebih tegak, cara mereka menarik napas berbeda, dan tarikan otot wajah pun menjadi berbeda. Mereka menjadi lebih percaya diri dan semua itu terjadi di bawah sadar. Jika dipikir-pikir itu sekedar pakaian. Namun, pakaian seragam telah menjadi ‘pengait’ dengan pangkat dan kekuasaan. Produsen sepatu merek Nike bersedia membayar 100 juta USD kepada pegolf Tiger Woods agar mengenakan topi dan pakaian berlogo Nike. Mengapa? Hal itu disebabkan pimpinan Nike memahami kekuatan ‘pengait’. Mereka tahu bahwa orang yang melihat Tiger Woods akan termotivasi dan terinspirasi. Mereka akan melihat logo Nike sebagai merek top dan berwibawa. Dengan memasang logo pada pakaian Tiger Woods, terjadi asosiasi logo dan produk Nike pada perasaan hebat yang dibangkitkan oleh bintang olah raga kelas dunia tersebut. Ketika Nike membayar jutaan dolar untuk bintang olah raga, para pesaing mengganggap pimpinan Nike gila karena menghamburkan uang. Namun, pada akhirnya, Nike-lah yang berbahagia karena meraup keuntungan besar. Istilah “pengaitan” sebagaimana dikemukakan Adam Khoo, pertama kali ditemukan oleh Ivan Pavlov, seorang psikolog Rusia. Dalam percobaannya, Pavlov membuat sekumpulan anjing mengalami keadaan lapar yang sangat kuat dengan menempatkan makanan di depan mereka. Ketika air liur keluar, Pavlov membunyikan bel selama beberapa menit. Demikian seterusnya, setiap anjing lapar, bel dibunyikan. Setelah sekian lama, bel coba dibunyikan di saat anjing belum lapar. Apa yang terjadi? Saat bel berbunyi, ternyata air liur anjing keluar dari mulut mereka, meskipun belum saatnya makan. Ini terjadi karena anjing telah mengaitkan bunyi bel dengan sajian makanan. Sejak penemuan ini, banyak orang memanfaatkan ‘pengait’ untuk banyak tujuan. Bagi Anda yang grogi ketika hendak tampil di depan publik, cobalah mengurangi demam panggung dengan cara mengaitkan diri dengan masa lalu Anda yang pernah hebat di suatu tempat. Anda bisa berteriak “Yes, saya pasti bisa!”, lalu tampil dengan senyum mengembang tanpa grogi lagi. Jika menghadapi masalah besar, kaitkan diri Anda dengan kesuksesan di masa lalu, kehebatan kakak Anda, ayah Anda, keluarga Anda, atau idola Anda.


Click to View FlipBook Version