KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 79
80 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI CONSULTANT Selamat & Sukses Atas Terbitnya Buku MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Karakter, Motivasi, Tindakan, dan Kepemimpinan
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 79 Bagian 2 Motivasi Karakter, Motivasi, Tindakan, dan Kepemimpinan
80 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 81 Bahan Bakar 1 dan Garis Orbit Hidup ini bagaikan naik pesawat luar angkasa. Ketika kita menentukan tujuan yang jelas, berarti kita menetapkan titik koordinat atau arah yang kita tuju, misalnya ke bulan atau planet Mars. Jika kita tidak punya tujuan yang jelas, maka kita dapat terombang-ambing di luar angkasa tanpa kejelasan mau kemana arah yang kita tuju. ~Adam Khoo dan Stuart Tan Memiliki tujuan saja tidak cukup. Setelah memiliki tujuan, kita membutuhkan bahan bakar yang cukup agar dapat menggerakkan pesawat luar angkasa hingga ke titik tujuan. Dalam kehidupan sehari-hari, tujuan adalah sebuah cita-cita, sedangkan bahan bakar adalah nilai-nilai dalam hidup yang kita pegang. Nilai-nilai hidup itulah yang dapat mendorong kita untuk bergerak ke arah tujuan. Ada sebuah penelitian terhadap agen asuransi paling sukses di Singapura. Salah satu pertanyaan dalam wawancara adalah, “Mengapa mereka begitu penuh energi dan gairah sehingga mencapai prestasi yang begitu hebat?
82 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Agen pertama mengatakan, ia begitu bergairah bekerja karena didorong oleh kecintaan terhadap keluarga. Setiap bangun pagi, ia merencanakan harinya dengan cermat, melakukan panggilan telepon penawaran, dan menindaklanjutinya hingga tuntas. Keluarganya selalu ada dalam pikirannya. Baginya, memikirkan keluarga sama sekali tidak mengganggu konsentrasi bekerja. Keluarga membuat ia berkonsentrasi penuh dalam bekerja. Ia dimotivasi pikiran bahwa hanya dengan bekerja keras dan penuh semangat itulah ia dapat memberikan kepada keluarganya sesuatu yang tidak pernah ia miliki. Nilai dalam hidup yang ia miliki tentang keluarganya benar-benar sejalan dengan tujuan menjadi sukses dalam berkarir. Agen berikutnya mengungkapkan alasan yang berbeda. Ia mengatakan, hal yang mendorongnya untuk meraih sukses sama sekali bukan keluarga, melainkan sensasi atau kepuasan memenangkan persaingan dan menduduki peringkat pertama. Agen ini menjunjung tinggi nilai pencapaian dan penghargaan. Itulah nilai yang ia tuju. Pada saat yang sama, emosi yang paling menyakitkan adalah menjadi nomor dua atau nomor tiga dalam sebuah persaingan. Agen asuransi selanjutnya memiliki nilai yang berbeda, bukan keluarga, bukan pula sensasi menjadi nomor satu. Ia mengatakan bahwa setiap kali menjual polis asuransi jiwa, ia merasa luar biasa senang karena ia tahu dirinya telah membuat satu keluarga terlindungi asuransi. Pada saat yang sama, ia merasa cemas jika ada klien yang tidak terlindungi dengan cukup. Sama-sama meraih sukses, tetapi faktor pendorongnya ternyata berbedabeda. Sekarang bisa dipahami bahwa jenis bahan bakar alias nilai-nilai hidup setiap orang ternyata berbeda. Jika memiliki nilai hidup, apakah nilai-nilai dalam hidup Anda itu sudah cukup mendorong Anda untuk meraih cita-cita? Jika belum, cobalah untuk merenungkan kembali nilai hidup seperti apa yang dapat menjadi bahan bakar yang cukup memadai untuk meraih cita-cita. Nilai hidup itu bisa berupa faktor keluarga, faktor persahabatan, maupun faktor lainnya. Selain tujuan dan bahan bakar, kita juga perlu memahami garis orbit di luar angkasa. Penerbangan keluar angkasa adalah penerbangan menuju sebuah garis orbit. Kita bisa melihat bahwa ketika pesawat luar angkasa melakukan start, energi yang dipakai demikian besar. Begitu pula saat kita akan melakukan sebuah perjalanan baru menuju sebuah tujuan. Misalnya kita mau memulai sebuah bisnis baru. Bisa dipastikan, memulai bisnis baru
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 83 menghabiskan energi yang besar. Namun, jika kita memiliki energi yang cukup besar, tantangan di awal bisa dilewati dengan baik. Begitu pula dalam perjalanan hidup, termasuk dalam dunia bisnis. Ketika perjalanan sudah mencapai orbit yang dituju, energi untuk perjalanan selanjutnya menjadi lebih ringan. Oleh sebab itu, berjalanlah sampai mencapai titik orbit. Sebuah riset mengungkapkan bahwa bisnis baru yang mampu bertahan dan berkembang selama 4 tahun akan mampu berkembang lebih baik lagi. Bisa dikatakan, bisnis tersebut sudah mencapai “garis orbit kesuksesannya”. Nah, apakah bisnis Anda sudah mencapai garis orbitnya? Jika belum, bertahanlah. ***
84 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 85 2 Menghadapi Masalah Masalah itu bukan masalah. Yang menjadi masalah adalah cara kita menghadapi masalah. (Abdullah Gymnastiar) Beberapa waktu lalu, Google mengumumkan restrukturisasi perusahaannya. Di antara langkah strategis Google ini, ada satu topik yang cukup menyita perhatian dunia, yaitu penunjukan Sundar Pichai sebagai CEO baru Google. Sundar lahir di Chennai, India, 12 Juli 1972, di tengah-tengah keluarga yang amat sederhana. Ia dibesarkan di apartemen dua kamar bersama orang tua dan adik lelakinya. Sehari-harinya, ia tidur di ruang tamu bersama adiknya. Sundar dikenal sebagai sosok yang kalem, pendiam dan sangat lembut sehingga disukai banyak orang. Ia berhasil menempuh pendidikan hingga lulus S1 Teknik Metalurgi dari Indian Institute of Technology di Kharagpur (IIT Kharagpur). Berkat kecemerlangannya, Sundar menerima beasiswa S2 dari Stanford University jurusan Material Sciences and Engineering. Setelahnya, ia
86 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI mengambil gelar MBA dari Wharton School of the University of Pennsylvania. Sundar bergabung dengan Google pada tahun 2004, sebagai Junior Program Manager & Product Manager di bawah pimpinan Marissa Mayer, mantan Google Vice President of Product yang kemudian menjabat CEO Yahoo. Saat itu, Sundar bertanggung jawab mengembangkan produk-produk seperti Google Toolbar, Google Gears, dan Google Chrome. Tahun 2009, Sundar diangkat menjadi Vice President of Product Management & Innovation, seiring dengan kesuksesan Google Chrome. Ia juga memegang posisi Android Chief pada tahun 2013, menggantikan Andy Rubin yang kemudian menjadi The Face of Google (icon Google). Sundar adalah tangan kanan salah satu penemu Google, Larry Page, sebelum akhirnya ia betul-betul menggantikan Larry Page dan diangkat menjadi CEO Google. Dengan diangkat sebagai CEO baru Google, Sundar bergabung dengan golongan elit eksekutif papan atas asal India yang sukses menjadi pemimpin di perusahaan-perusahaan Amerika Serikat senilai miliaran dolar, seperti Microsoft (Satya Nadella), Pepsi Cola (Indra Nooyi), Arcelor Mittal (Lakshmi Mittal), Master Card (Ajay Banga), DBS Group Holdings (Piyush Gupta), SanDisk (Sanjay Mehrotra), Adobe (Shantanu Narayen), dan banyak lainnya. Penunjukan Sundar sebagai CEO baru Google menjadi kebanggaan tersendiri bagi India. Sundar adalah CEO India pertama Google. Bahkan, saat Sundar resmi diangkat menjadi CEO, Perdana Menteri India sendiri mengucapkan selamat melalui Twitter. Penunjukan Sundar Pichai ini tentu memberi semangat baru kepada anak-anak muda India, bahkan seluruh dunia, untuk terus bekerja keras dan berani bermimpi. Sundar membuktikan bahwa kesuksesan—bahkan di luar negara asal—tidak mengenal latar belakang dan ras. Ada sebuah kisah inspiratif dari pidato oleh Sundar Pichai kepada anak buahnya, yang merupakan salah satu kunci sukses Sundar dalam berkarir. Begini kisahnya. Di sebuah restoran, seekor kecoa tiba-tiba terbang dari suatu tempat dan mendarat di baju seorang wanita. Dengan wajah panik dan suara gemetar, wanita itu melompat. Sementara kedua tangannya berusaha keras menyingkirkan kecoa tersebut. Semua orang di kelompoknya pun menjadi ikut panik.
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 87 Wanita itu akhirnya berhasil mendorong kecoa tersebut pergi. Namun, kecoa itu mendarat di pundak wanita lain. Sekarang, giliran wanita lain itu yang melanjutkan drama. Seorang pelayan wanita bergegas ke depan untuk menyelamatkan mereka. Dalam sesi saling lempar tersebut, kecoa berikutnya jatuh pada tubuh si pelayan. Ia berusaha tegar, menenangkan diri, dan mengamati perilaku kecoa di kemejanya. Ketika cukup percaya diri, si pelayn pun meraih kecoa itu dengan jarijarinya dan melemparkannya keluar dari restoran. “Apakah kecoa itu bertanggung jawab atas kejadian heboh tersebut?” tanya Sundar. Jika ya, mengapa pelayan wanita tidak terganggu, sementara wanita yang lain sedemian heboh menghadapi si kecoa? Jelas bukan karena kecoanya, tetapi respon yang diberikan dari kedua wanita sebelumnya itulah yang menentukan. Ketidakmampuan keduanya dalam menghadapi kecoa justru membuat suasana kafe menjadi kacau. Kecoa memang menjijikkan, tetapi ia akan tetap seperti itu selamanya. Kita tak bisa mengubah kecoa menjadi lucu dan menggemaskan, bukan? Si pembuat kacau bukanlah kecoa, tetapi ketidakmampuan wanita itu untuk mengatasi gangguan yang disebabkan oleh kecoa tersebut. Begitu juga dengan masalah. Jalanan macet, teman yang berkhianat, bos yang sok kuasa, bawahan yang pemalas, krisis ekonomi, atau pun kustomer yang nakal sampai kapan pun tidak akan pernah menyenangkan. Bukan itu yang membuat semuanya menjadi kacau. Ketidakmampuan kita untuk menghadapi kondisi itulah yang membuatnya demikian. Reaksi terhadap masalah itulah yang sebenarnya lebih menciptakan kekacauan dalam hidup manusia, melebihi dari masalah itu sendiri. Orang menjadi bahagia bukan karena semuanya berjalan dengan benar dalam kehidupannya. Mereka bahagia karena sikapnya dalam menanggapi segala sesuatu di kehidupannya, yaitu dengan sikap yang benar. ***
88 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 89 Produk Gagal 3 yang Laris Kegagalan menyimpan potensi kesuksesan, cermatilah! Minnesota Mining and Manufacturing Co awalnya adalah perusahaan pertambangan. Namanya dikenal dengan 3M. Perusahaan ini terkenal bukan karena bisnis pertambangannya, melainkan sebagai produsen Post It, kertas kecil dengan lem perekat yang mudah lepas. Ternyata, produk yang dihasilkannya sangat membantu para pekerja kantoran dalam memberikan catatan. Perusahaan ini didirikan tahun 1902 di “the Lake Superior Town of Two Harbors”, Minnesota, Amerika Serikat. Melalui pergulatan bisnisnya yang pasang-surut, pada tahun 1980, nama 3M tiba-tiba melejit karena produk yang—bisa dikatakan—sangat sederhana. Produk sederhana itu adalah kertas kecil untuk menulis memo, sebagai pembatas halaman buku yang sedang dibaca, atau untuk menulis catatan penting. Nama lengkapnya 3M Post-it Notes, terkenal dengan nama “Post It”. Orang kantoran pasti sering menggunakannya.
90 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Bagaimana 3M bisa menemukan ide membuat kertas warna-warni dengan lem perekat yang tidak terlalu kuat? Inilah yang menarik untuk dikaji. Secara tidak sengaja, perusahaan ini melakukan riset dan menggali ide menciptakan kertas dengan perekat. Awalnya, Spencer Silver mengembangkan sejenis lem, tetapi dianggap gagal karena lem ciptaannya tidak merekat dengan baik. Daya rekat yang kurang baik membuat produk ini dianggap sebagai produk gagal. “Lupakan saja,” kata manajemen perusahaan ketika itu. Namun, beberapa waktu kemudian ada kompetisi ide kreatif, yang diselenggarakan manajemen 3 M untuk para karyawannya dalam rangka mengembangkan produk perusahaan. Ary Fry, salah seorang karyawan, sedang menggali ide bagaimana cara membuat pembatas halaman buku yang mudah digunakan. Kebiasaannya saat itu adalah memberikan pembatas pada buku yang ia baca, tetapi pembatas tersebut berserakan, bahkan berjatuhan di lantai. Dia kemudian teringat salah satu koleganya, Spencer Silver, yang pernah gagal mengembangkan produk perekat. Fry mencoba lem tersebut pada sebuah kertas dan menjadikannya pembatas buku yang sedang ia baca. Kertas tersebut dapat menempel dengan baik, tetapi tidak merusak buku yang ia baca saat dilepas. Tidak hanya itu, selain sebagai pembatas buku, siapa pun bisa memanfaatkan kertas ini untuk menulis catatan penting, menulis pesan, dan membuangnya jika sewaktu-waktu tidak dibutuhkan. Ary Fry berhasil menggali ide dari “produk gagal”. Lem yang tidak merekat dengan kuat karya Spencer Silver menjadi menjadi lem untuk kertas yang bisa ditempel di mana saja dan bisa dilepas kapan saja. Atas ide kreatifnya, Ary Fry memenangkan hadiah besar dari kompetisi tersebut dan hasil penemuannya disebut Post It Notes. Di berbagai negara, produk 3 M ini laku keras. Dalam perkembangannya, kertas Post It mengalami banyak kemajuan, baik dari kualitas maupun jenisnya. Hingga saat ini, brand Post-it sudah memiliki lebih dari 4.000 varian produk dan telah menjadi merek yang terkenal dan sangat disukai di seluruh dunia. Pada tahun 1987, Post-It Flag hadir dan dianggap sebagai pionir dalam era baru pengorganisasian dokumen. Ada cerita menarik. Pada tahun 1989, sebuah keluarga meninggalkan rumah mereka akibat terjangan badai HUGO dan terdapat Post-It Note yang
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 91 ditempel di depan pintu. Pada saat kembali, 8 pohon Ek tumbang, tetapi Post-It Note tetap menempel di pintu. Sebuah kejadian lain menyebutkan bahwa Post-It Note tetap menempel di hidung pesawat setelah penerbangan dari Las Vegas menuju Minnepolis dengan kecepatan 800 km/jam dan bersuhu 48o C. Kisah tentang produk gagal yang menjadi sukses bukan hanya dialami Post it. Jika pernah membeli peralatan elektronik, Anda akan menemukan bungkus plastik dengan balon-balon udara berukuran kecil. Bungkus plastik itu disebut buble wrap, yang berguna untuk menghindarkan elektronik dari benturan dan guncangan saat pengiriman. Awal pembuatan buble wrap bukan untuk pembungkus elektronik. Ceritanya, dua orang insinyur bernama Marc Chacannes dan Al Fielding akan menciptakan tekstur baru untuk wallpaper atau kertas dinding. Keduanya benar-benar gagal karena hasil karyanya tidak dapat dimanfaatkan untuk pelapis dinding. Kemudian kedua insinyur tersebut mencoba menjualnya untuk digunakan sebagai penyekat rumah. Secara tak terduga, produsen komputer IBM membelinya untuk mengirimkan produk terbaru mereka. Sejak itulah produk gagal ini berubah menjadi kesuksesan luar biasa karena dipakai di berbagai industri. Banyak jalan menuju sukses, salah satunya dengan menggali gagasan baru dari sebuah produk yang dinilai gagal. Dalam kasus ini, petuah “lupakan kegagalan masa lalu” menjadi kurang relevan. Sikap yang tepat adalah cermati kegagalan tersebut, siapa tahu ada langkah lanjutan yang diperlukan untuk membuat kisah produk gagal menjadi sukses. ***
92 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 93 4 Peluang di Balik Peluang Di balik kesulitan ada kemudahan, sedangkan di balik kemudahan— mungkin saja—ada kesulitan atau kemudahan yang lain Cerita tentang krisis yang melahirkan peluang baru sudah sering kita dengar. Mereka yang sukses di tengah krisis adalah mereka yang percaya bahwa dalam situasi sulit ada lompatan yang bisa dilakukan dan tidak bisa dilakukan orang lain. Mereka punya cara berpikir sendiri, di balik kesulitan ada kemudahan. Jika bisnis terasa berat untuk tumbuh, mungkin saja Anda tengah mendaki menuju puncak kesuksesan. Sebaliknya, jika jalannya terasa ringan, berhatihatilah. Siapa tahu di depan ada jurang! Ada pula orang yang melihat bahwa di balik kemudahan ada kemudahan baru. Tatkala ada tren bisnis tertentu, yang hanya dinikmati masyarakat kelas tertentu, akan muncul orang yang mampu mengikuti perubahan dan memanfaatkannya, meskipun bukan termasuk kelas tertentu tersebut.
94 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Tahun 1800-an, di California, Amerika Serikat, banyak orang yang ingin masuk ke bisnis tambang emas karena potensinya sangat menjanjikan. Waktu itu banyak konglomerat, orang-orang pintar, dan pejabat yang menginvestasikan uangnya di bisnis tambang emas. Bisnis tambang emas sangat booming. Di banyak tempat, orang akan memilih berbisnis tambang emas jika ingin meraih potensi besar. Hanya saja, bisnis tambang emas hanya untuk mereka yang punya keahlian, modal, atau mereka yang punya kenalan bermodal. Sebagaimana bisnis pada umumnya, tidak semua orang dapat meraih sukses di bisnis tambang emas. Sekitar 90% pebisnis gagal di 5 tahun pertama. Sementara 5 tahun berikutnya, 90% yang tersisa juga mengalami kegagalan. Namun, hal tak terduga terjadi pada Sam Brannan, yang saat itu menjadi milioner pertama di California meskipun bukan penambang emas. Sam orang biasa dan bukan bukan orang kaya, yang menjual sekop dan alat-alat pertambangan emas. Usaha itu laku keras. Di era yang hampir bersamaan, Levi Strauss mencoba peruntungan dengan menjual tenda ke para penambang emas. Sayangnya, ia kurang berhasil sudah banyak yang menjual tenda. Levi Strauss tidak kehilangan akal. Ia percaya pasti ada peluang lain di tengah “kerumunan” penambang emas. Keahlian Levi dalam menjahit mendorongnya mencoba membuat celana yang nyaman dan tahan lama untuk dipakai para penambang emas. Rupanya, di sinilah kran rejeki Levi Strauss yang mulai mengalir deras. Akhirnya, Levi menjadi milioner juga dalam era pertambangan emas karena menjual banyak celana jeans ke para penambang emas saat itu. Tak hanya itu, celana jeans bermerk Levi’s itu kemudian berkembang menjadi celana untuk semua orang di mana pun di dunia. Bisnisnya berkilau melebihi kilau bisnis tambang emas. Nah, pertanyaan yang kerap muncul, bagaimana mereka bisa sukses menangkap peluang? Mengapa mereka bisa terus optimis di masa apapun, sedangkan ada yang tetap mengeluh meskipun situasi ekonomi semakin baik? Jennie S. Bev, seorang penulis Indonesia yang tinggal di AS, mengatakan bahwa hal penting yang harus diperhatikan bagi mereka yang ingin sukses dalam situasi apapun adalah mindset sukses. “Success is a mindset. It is not a journey, nor a destination. It is already within you,” katanya. Jadi, sukses itu mindset, bukan perjalanan, bukan tujuan. Sukses itu sudah ada di dalam diri kita, tinggal dibangunkan dari tidurnya
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 95 Menurut American Heritage Dictionary, mindset adalah keyakinan teguh yang menjadi dasar bagi respons-respons dan interpretasi yang dimiliki oleh seseorang terhadap sesuatu kejadian. Terhadap kejadian yang sama, seseorang ber-mindset sukses mempunyai respons dan interpretasi yang berbeda dengan seseorang yang ber-mindset pecundang. Contoh mudahnya, jika seseorang mengalami kesusahan hidup, seorang sukses selalu melihat kesulitan sebagai guru yang baik, karena ia bisa belajar bagaimana mengatasi kesusahan di masa depan. Sebaliknya, seorang pecundang akan menjadikan kesulitan hidup sebagai alasan mengapa ia bernasib malang seperti sekarang.” Ia kan mencari kambing hitam untuk menjelaskan mengapa ia mengalami kegagalan hidup dan hidupnya penuh kemalangan seperti sekarang. Levi Strauss tidak mampu menjadi investor tambang emas karena tidak memiliki modal. Namun, ia terus mencari cara agar bisa ikut bergerak meraih pendapatan besar seiring dengan booming-nya usaha tambang emas. Ia memiliki mindset sukses sehingga tidak mencari-cari alasan bahwa orang biasa tak mungkin bisa menikmati dampak booming-nya tambang emas. ***
96 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 97 5 Menjaga Keseimbangan Jika sesuatu bergerak semakin ke kanan, terjadi pergerakan ke kiri untuk menjaga titik keseimbangan. Ketika industri obat semakin modern dengan teknologi canggih, apakah obat tradisional akan kehilangan konsumen? Ketika manusia modern menemukan teknologi musik yang tidak membutuhkan pemain musik dalam jumlah banyak, apakah musik klasik kehilangan peminatnya? Bagaimana dengan rokok? Ketika rokok rendah nikotin makin gencar di pasaran, apakah rokok klasik dengan kadar nikotin tinggi akan kehilangan konsumen? Jawaban dari semua pertanyaan di atas adalah tidak. Fakta menunjukan, ketika sebuah industri mengarah ke suatu model tertentu, model yang berlawanan akan menemukan konsumen yang khas. Ketika industri obat makin canggih, konsumen obat tradisional justru semakin banyak. Ketika musik semakin modern, musik klasik juga semakin berkembang. Rokok dengan
98 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI kadar nikotin rendah tidak menghilangkan rokok klasik yang dipersepsikan penggemar rokok sebagai ‘rokok yang sebenarnya’. Musik tradisional yang “dilestarikan” dengan tidak dikembangkan ke arah modern akan cenderung punah. Seakan mati karena tidak ada pesaing. Itulah teori pendulum (bandul). Jika pendulum digerakkan ke kanan, ia bergerak ekstrim ke kiri saat dilepasakan. Gerak berlawanan terjadi untuk menjaga keseimbangan diri. Munculnya media sosial yang membuat komunikasi lebih mudah antar berbagai wilayah tanpa harus bertatap muka, tidaklah mengurangi kegiatan silaturahmi secara tradisional alias kopi darat antar kelompok. Semakin ramai komunikasi via medsos, acara kopi darat justru semakin banyak. Jika kita bicara “cukup lewat medsos saja”, faktanya, pertemuan justru semakin sering digelar. Banyaknya kegiatan reuni antar-alumi sekolah justru terjadi ketika medsos semakin banyak digunakan. Banyak orang berharap, ketika makin banyak orang bisa belanja secara online, jalanan akan sepi. Faktanya tidak demikian. Beli online adalah cara praktis. Namun, jalan-jalan ke mall tetap dibutuhkan sebagai cara untuk bersosialisasi. Lagi pula, semakin banyak belanja daring (online), semakin banyak kendaraan yang berseliweran untuk mengantar barang. Ada kisah tentang seorang ayah yang mengajak anaknya pergi ke sebuah bank. Sang anak bertanya,”Kenapa kita harus repot-repot ke Bank? Ini membutuhkan waktu berjam-jam. Bukankah kita bisa melakukannya di rumah dengan online banking?” Sang ayah tak langsung menjawab, tetapi justru balik bertanya, “Jika ayah melakukan itu, apakah ayah tidak perlu ke luar rumah?” “Tentu saja,” jawab si anak. “Semua bisa dilakukan di rumah. Bahkan barang-barang kebutuhan rumah tanggga bisa dikirim sampai di depan pintu rumah saat ini,” kata anaknya yang gemar berbelanja online. Sang ayah menghela napas dan berkata sambil tersenyum, “Sejak memasuki bank hari ini, ayah telah bertemu dengan 4 orang teman ayah. Ayah mengobrol sebentar dengan staf yang mengenalku dengan baik sekarang.” “Inilah waktu bertemu teman yang aku butuhkan. Aku bersemangat dan bersiap-siap datang ke bank. Aku menyediakan cukup waktu, itu adalah sentuhan fisik yang aku idamkan,” tambahnya.
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 99 Ia melanjutkan,”Dua tahun lalu, waktu aku sakit, pemilik toko tempat aku biasa membeli buah datang menemuiku. Ia duduk di samping tempat tidurku dan menangis. Ketika Ibumu jatuh waktu berolahraga pagi, pemilik toko sembako dekat rumah melihatnya dan segera membawa mobilnya untuk mengantar ibumu ke rumah.” “Apakah aku bisa mendapatkan sentuhan manusia seperti itu, jika semuanya dilakukan dengan online?” “Mengapa aku dipaksa menginginkan semuanya dikirimkan kepadaku dan dipaksa untuk berinteraksi hanya dengan komputer?” “Aku ingin mengenal orang yang berbincang denganku dan bukan hanya sebagai ‘penjual’. Ini akan menciptakan ikatan relasi antarmanusia. Apakah Amazon atau perusahaan jasa online lain juga bisa memberikan semua ini?” tanya sang ayah sambil menatap anaknya. Sang anak hanya diam, tak sanggup untuk menjawab pertanyaan ayahnya. Jika kita amati, saat transaksi jual-beli dilakukan serba online, toko tradisional tetap punya pengunjung. Tampaknya, Tuhan sudah mengatur agar di setiap ikhtiar manusia ada rezeki yang bisa diperoleh. Tuhan membuat semua yang ada di alam bergerak agar seimbang, seperti keseimbangan gerakan pendulum. ***
100 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 101 6 Guncangkan Tubuhmu Pada detik-detik yang menyengsarakan, jangan pernah kehilangan harapan; hujan yang lebat dihasilkan dari mendung yang gelap ~Persian Poem Ada sebuah kisah menarik, yang dituliskan Praveen Verma dalam Mr. Positive versus Mr. Negative. Ceritanya, seekor keledai tua milik petani terpeleset jatuh ke dalam sumur. Ketika hendak menolong keledainya keluar dari sumur, langkah petani itu terhenti. Ia memikirkan kerepotan yang timbul untuk menyelamatkan si keledai. Menurutnya, usaha kerasnya tentu tak sebanding dengan nilai seekor keledai tua. Petani itu pun memanggil para tetangga dan memberitahukan masalah yang terjadi. Ia meminta tolong agar mereka membantunya mengangkut tanah untuk mengubur saja keledai tua itu di dalam sumur, agar penderitaan si keledai segera berakhir. Awalnya, si keledai histeris. Namun, ketika petani dan para tetangga terus menyekop dan melemparkan tanah ke dalam sumur, tanah itu menimpa
102 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI punggungnya. Seketika si keledai sadar bahwa setiap kali satu galian tanah mendarat di punggungnya, ia mengguncangkan tubuh, dan tanah itu pun jatuh ke bawah. Dengan begitu, tanah yang dimasukkan dapat menjadi pijakannya untuk terus naik ke atas, lemparan demi lemparan. “Guncangkan, jatuh, melangkah naik … Guncangkan, jatuh, melangkah naik … Guncangkan … naik!” Demikian kata keledai berulang-ulang untuk memberi semangat pada dirinya sendiri. Tidak peduli betapa menyakitkan tekanan dan himpitan situasi, keledai tua itu terus berjuang melawan “kepanikan”. Ia terus mengguncangkan tubuh dan melangkah naik! Keledai tua yang digempur dan mengalami kelelahan itu akhirnya melangkah dengan penuh kemenangan ke atas dinding sumur. Tanah yang akan menguburnya, justru menyelamatkan jiwanya. Kisah sang keledai memiliki makna, apa yang tampak di depan kita sebagai ancaman, sesungguhnya bisa berubah menjadi peluang. Dengan sikap pantang menyerah dan sikap berpikir positif, ancaman yang berat dapat menciptakan solusi dan peluang. Berbagai forum dan media membahas tantangan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), tantangan globalisasi, ancaman produk impor yang berharga jauh lebih murah, serta sulitnya mencapai swasembada beberapa komoditas pertanian, termasuk daging sapi. Tentu kita bertanya-tanya, sudahkah para pengambil kebijakan melakukan aksi kreatif agar tantangan ini menjadi peluang untuk lolos dari jerat globalisasi? Bukankah globalisasi adalah peluang? Apakah mereka hanya sekedar menghambat produk impor saja? Atau sebaliknya, hanya berusaha memproduksi tanpa memikirkan harga jualnya? Keledai dalam kisah Praveen Verma telah memberi pesan kepada kita untuk tidak mudah menyerah dan tetap bersikap positif. Bahkan di tengah ujian seberat apapun, kita harus terus bergerak. Kehidupan modern saat ini, ketika masyarakat dimanjakan berbagai macam teknologi, bukan berarti semua masalah menjadi lebih mudah diatasi. Dengan adanya teknologi internet, komunikasi memang lebih mudah dan murah. Informasi perkembangan apapun bisa diakses setiap saat oleh publik. Dengan perkembangan tersebut, terjadilah perubahan yang sangat cepat dalam dunia bisnis.
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 103 Perubahan yang sangat cepat menjadi masalah yang harus dihadapi para pebisnis saat ini. Kurs dolar tidak stabil dan harga BBM pun berubahubah. Harga ayam di tingkat peternak naik-turun, meskipun harga di tingkat konsumen tetap mahal. Peter Drucker, seorang mentor bisnis internasional terkemuka, mengingatkan kita untuk selalu siaga menghadapi perubahan. “Musuh organisasi dalam menciptakan terobosan adalah kepuasan dan sikap menutup diri dari perubahan. Jangan terkecoh dengan kondisi yang terlihat bagus,” pesannya. “Jika kita merasa bahwa organisasi tidak pernah bermasalah, semuanya lancar, tidak pernah bermasalah dengan keuangan, indeks kepuasan karyawan bagus-bagus saja, dan hampir semua informasi lainnya menggembirakan, maka tunggu tanggal mainnya, saat giliran kita menutup lapak,” ujar Peter sebagaimana dikutip Cipto Utomo dalam buku Gold Leadership. Ada lima alasan—sebagaimana dikemukakan oleh Sloane—untuk organisasi atau bisnis harus menyiapkan diri membuat terobosan atau perubahan secara terus-menerus. Pertama, semua yang dilakukan selama ini mungkin sudah benar, tetapi perlu melakukannya lebih baik lagi. Kedua, untuk mendapatkan kepuasan lebih, diperlukan keberanian mengambil risiko. Ketiga, jika tidak melakukan terobosan baru dalam melayani konsumen, orang lain yang akan melakukannya. Keempat, berinovasi memang mengundang risiko, tetapi diam dan tidak melakukan apa-apa jauh lebih berisiko. Kelima, perubahan akan memberikan hal besar yang positif jika kita bisa mengendalikannya . Inovasi untuk melakukan kemajuan akan membuat perusahaan tidak dianggap sudah tua dan layak dikubur, sebagaimana keledai dalam cerita di atas. Jika ada yang bermaksud mengubur bisnis atau karya Anda, bergeraklah dan ‘guncangkan tubuhmu’, untuk mendapatkan jalan keluar dari himpitan yang melanda. ***
104 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 105 7 Alamat Sukses Setiap orang memiliki alamat suksesnya masing-masing. Carilah dan bergegaslah ke sana. John C Maxwell mengatakan bahwa saat kita meraih sukses tertentu, perjalanan selanjutnya telah menanti agar kita mencapai titik sukses berikutnya. Senada dengan penggal pidato seorang pimpinan perguruan tinggi dalam sebuah acara wisuda sarjana yang pernah saya dengar. “Wisuda bukanlah akhir dari sebuah perjalanan sukses, melainkan awal untuk memasuki kesuksesan baru. Universitas yang sesungguhnya bukanlah kampus, melainkan ketika Anda memasuki dunia bermasyarakat. Di sanalah Anda menghadapi ujian yang sebenar-benarnya, ujian yang tidak diumumkan kapan waktunya dan seberapa berat soal-soalnya,” katanya. Memang, akhir adalah awal bagi sesuatu kegiatan lain. Oleh sebab itu—ibarat sebuah perjalanan—ketika kita mengawali langkah baru maka kita tengah melangkah menuju sebuah alamat yang dapat kita sebut sebagai “alamat sukses”.
106 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Setiap orang memiliki alamat suksesnya masing-masing. Jadi, tak perlu meniru-niru alamat sukses orang lain. Misalnya, dalam perjalanan menuju alamat sukses, tiba-tiba Anda tertarik meniru sukses orang lain. Saat itulah Anda sedang berbelok ke jalan berliku hingga menyadari bahwa jalan yang Anda tempuh ternyata salah. Anda harus kembali ke jalan semula, jalan yang benar menuju alamat sukses milik Anda sendiri. Alkisah, ada seorang kawan yang awalnya membuka usaha warung makan. Ketika usaha sudah mulai menghasilkan, ia melihat kawannya yang sukses dalam jual—beli sepeda motor. Melihat peluang yang bagus, ia mencoba ikut-ikutan membuka usaha jual—beli sepeda motor. Sementara usaha warung makan kurang terurus, toko sepeda motornya pun belum menghasilkan. Di tengah kesulitan yang mendera, datanglah seorang kawan lain yang sukses menjalankan bisnis Multi Level Marketing (MLM) produk luar negeri. Melihat penampilan kawan yang mentereng dengan mobil bagus, ia pun tertarik untuk bergabung. Apalagi modalnya sangat terjangkau, hanya bayar iuran dan membeli sejumlah produk. Selama beberapa bulan, ia harus mengikuti banyak kegiatan MLM yang sering mengharuskan pulang tengah malam. Meskipun yang ditawarkan adalah “hidup bebas berpenghasilan banyak tanpa terikat waktu”, faktanya, ia merasakan betapa beratnya menghasilkan sesuap nasi. Ia merasa terjerat dengan kewajiban merekrut anggota dan melakukan presentasi siang—malam. Akhirnya, ia memutuskan untuk menyerah. Kembalilah ia ke dunia yang selama ini telah menjadi jalan rejekinya, usaha kuliner dengan membuka warung makan. Ia sadar, dari warung itulah ia bisa hidup dengan riang gembira, meskipun hasilnya tidak menyilaukan. Ia telah menemukan alamat suksesnya. Mulailah ia membuka mata bahwa usaha kulinernya mempunyai peluang untuk berkembang menjadi usaha yang besar, jika dikelola dengan profesional. Pesan yang penting dari cerita tersebut adalah: ketahuilah di mana alamat sukses Anda dan segeralah bergegas ke sana. Lalu, di manakah alamat sukses itu berada? Bagaimana cara memutuskan letak alamat sukses tersebut dan bagaimana cara menuju ke sana? Arvan Pradiansyah mengatakan bahwa manusia memiliki peran berbedabeda di dunia. Jika sudah menemukan jati diri untuk berperan sebagai “seseorang” di dunia, Anda akan mudah menetapkan target sukses dalam meraih kebahagiaan. Ippho Santosa membuat istilah sidik jari kemenangan
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 107 untuk menggambarkan bahwa kita semua diciptakan berbeda dalam meraih kemenangan. Jika sudah memahami sidik jari kemenangan, terjadilah penghematan waktu dan energi untuk mencapai “alamat” sukses. Pernah melihat seseorang yang sepertinya mampu meraih sukses seperti otomatis begitu saja dalam hidupnya? Ia seperti mengendarai mobil matic, tanpa energi yang banyak, ia bisa mencapai tujuan dengan kondisi badan yang tidak lelah. Jika Anda amati lebih dalam, mereka pada umumnya sudah memahami sidik jari kemenangan dan sudah tahu di mana alamat suksesnya. Mereka yang sukses dengan suka cita disebabkan mengerjakan pekerjaannya dengan suka cita pula. Tak ada kata lelah baginya, yang ada hanyalah bekerja serta beristirahat agar badan menjadi lebih fit dan pekerjaannya menjadi lebih produktif. Jika sudah tahu alamat sukses Anda, berbahagialah. Bergegaslah mencapainya dengan riang gembira. ***
108 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 109 8 Berhenti Untuk Berjuang Maju terus pantang mundur, jangan setengah-setengah! ~Panglima Besar Soedirman Alkisah, dua lelaki tegap memasuki sebuah kelas di Sekolah Rakyat Kepatihan, Cilacap, Jawa Tengah. Pelajaran Aljabar di dalam kelas langsung berhenti. Kalender saat itu menunjuk akhir 1943. Bersama wali kelas Sukarno, keduanya berdiri di depan 30-an murid kelas lima. Seorang di antaranya maju mendekati meja paling depan. Sosok itu kemudian mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kelas dan mengucap salam. “Saya mau pamit akan berjuang bersama Dai Nipon,” ujar pria itu di depan kelas. Pria berpeci hitam, berkemeja putih kusam, dan bercelana krem panjang sedikit di bawah lutut itu bernama Soedirman, yang selama ini dikenal sebagai guru kelas yang ramah dan pintar mengajar. Sementara pria di sampingnya adalah Isdiman. Soedirman melanjutkan kalimatnya. “Saya minta pangestu
110 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI (restu), mudah-mudahan berhasil. Anak-anak kalau sudah besar nanti juga harus berjuang. Membela negara.” Serentak murid-murid menjawab, “Nggih, Pak!”. Sejenak kemudian kelas menjadi gaduh, anak-anak berteriak-teriak. “Selamat berjuang, Pak! Selamat berjuang, Pak! Semoga berhasil!”. Anak-anak itu merasa sedang kehilangan seorang guru kesayangannya. Soedirman menyalami para murid sebelum meninggalkan ruangan sambil melambaikan tangan. Isdiman, yang tak berujar sepatah kata pun, mengikuti di belakangnya. Beberapa tahun setelah kejadian itu, nama kedua pria yang berpamitan tadi muncul sebagai tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia, yang dikenal di berbagai negara. Soedirman menjadi seorang Jenderal, Panglima Besar TNI, yang diangkat pada Juni 1947. Adapun Letnan Kolonel Isdiman gugur sebagai Komandan Resimen 16/II Purwokerto, dua tahun sebelumnya, dalam pertempuran melawan tentara sekutu di Ambarawa, Jawa Tengah. Soedirman mendapatkan pendidikan militer pertamanya dari Jepang. Ia direkrut pemerintah negeri matahari terbit itu pada usia 25 tahun. Soedirman kemudian masuk Peta angkatan kedua sebagai calon daidancho yang dimulai pada April 1944. Ketika Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Pemerintah Belanda tidak terima. Mereka kembali menyerang Indonesia dengan dukungan tentara sekutu. Namun, kekuatan dan kecerdasan sekutu mampu dikalahkan oleh gerilya tentara rakyat Indonesia di bawah pimpinan Jenderal Soedirman. Soedirman tidak mengeluh soal minimnya persenjataan TNI. Seandainya ia mengeluh dan berhenti berjuang, mungkin riwayat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah tamat. Dalam perundingan pemerintah Belanda dengan para diplomat Indonesia, Belanda menawarkan negara serikat di bawah kordinasi kerajaan Belanda. Untunglah Soedirman menyatakan dengan tegas, kemerdekaan haruslah 100%, tidak setengah-setengah. Singkat cerita, perang gerilya sanggup mengalahkan Belanda dengan motto “maju terus, pantang mundur”. Tentara Indonesia berhasil menduduki Jogjakarta selama 6 jam, yang membuat dunia terperangah serta percaya bahwa eksistensi negara Indonesia kuat dan nyata. Pada tahun 1949, Kerajaan Belanda pun mengakui kedaulatan NKRI. Inilah sejarah perang kemerdekaan yang menginspirasi banyak negara Asia dan Afrika untuk berani memerdekakan diri .
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 111 Pelajaran dari kisah tersebut adalah, jika Indonesia sanggup mengalahkan sekutu dengan gerilya, kenapa kini mental kita kerap merasa sudah kalah oleh dominasi ekonomi negara maju? Bisa jadi, kekuatan Indonesia bukan pada korporasi, melainkan pada ekonomi skala UKM yang dikelola secara baik dan tak perlu banyak bicara, seperti kekuatan perang gerilya. Di Eropa saja, koperasi peternak sapi perah dapat berkembang hingga memiliki industri es krim Campina yang sangat mendunia. Kenapa kita selalu berpikir kalah karena skala kecil atau modalnya terbatas? Bukankah Soedirman bergerilnya tanpa mengeluh kekurangan senjata? Soedirman telah membuktikan perubahan besar pada dirinya, dari seorang guru menjadi prajurit. Keputusan besar telah diambil di usianya yang muda, ia dipilih melalui pemungutan suara untuk menjadi Panglima Perang sebelum berumur 30 tahun dan diangkat menjadi Jenderal TNI di umur 30 tahun. “Jika mau perubahan besar, perlu mengambil keputusan besar.” Keunggulan Soerdirman adalah jujur, saleh, dan teguh pada prinsip. Ketika rakyat terombang-ambing dalam perang mempertahankan kemerdekaan, mental para pemimpin diuji. Soedirman menegaskan, maju terus pantang mundur. “Merdeka harusnya tidak setengah-setengah,” begitu pesannya. Setiap bulan Agustus, bangsa ini selalu memperingati hari Proklamasi Kemerdekaan. Sayangnya, peringatan HUT RI semakin hambar dan jauh dari pesan-pesan semangat proklamasi, yang sejatinya sangat penting untuk motivasi meraih sukses di dunia nyata. Seandainya Soedirman masih hidup, mungkin ia berbicara keras kepada mereka yang mengeluh karena persaingan semakin keras, pertumbuhan ekonomi melambat, usaha merugi, piutang tidak tertagih, atau mungkin mengeluh karena merasa sial. “Maju terus pantang mundur, jangan setengah-setengah!” pesan Soedirman, guru SD yang memutuskan berhenti mengajar dan memilih berjuang untuk menjadi panglima perang. ***
112 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 113 9 Pengabdian Total Meskipun sudah tidak menjadi pejabat, ia tetap menjadi panutan bagi generasi berikutnya. Suatu hari, di sebuah forum rektor Perguruan Tinggi Negeri, Rektor ITB Kusmayanto Kadiman PhD memaparkan konsep Academic Excellence. Selesai menyampaikan paparannya, Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Prof Rubiyanto Misman bertanya, “Pak Kus, apakah yang dimaksud konsep itu akan menghasilkan orang semacam menteri ESDM Pak Purnomo, Dirjen seperti Pak Satriyo dan sejumlah pejabat lainnya?” Ia melanjutkan, “Ada hal menarik yang saya alami belum lama ini. Saya ke Pasar Melawai, Jakarta Selatan, membeli mainan anak-anak. Ada mainan pesawat pakai remote control, mobil-mobilan formula 1, dan beberapa mainan lainnya. Ketika saya buka, semua mainan tersebut nggak ada teknologi ITB, semuanya dari China.”
114 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Mendengar cerita Rubi, semua hadirin jadi tertawa. Ia pun melanjutkan, “ITB itu jagonya teknologi, tetapi hal sederhana seperti mainan saja kenapa harus dari China?” Pertanyaan nakal ini agaknya hanya bisa disampaikan oleh seseorang yang suka menyentil, sekaligus kritis tapi penuh canda, yakni Rubiyanto Misman, rektor Unsoed saat itu. Kusmayanto tidak tersinggung. Dengan enteng, ia menjawab pertanyaan nakal tadi, “Pak Rubi, tahu nggak, ITB itu singkatan dari apa? ITB itu Institut Teori Bandung.” Rektor Unair Prof. Puruhito ikut nyelethuk, “Ooo, ternyata orang Banyumas ini ueedan. Saya kira yang bonek itu hanya orang Surabaya.” Orang Banyumas yang dimaksud adalah Prof Rubiyanto, yang asli warga Banyumas. Merasa kampus ‘besar’ mendapat kritikan, buru-buru Rektor IPB— Prof. Achmad Ansori Matjik—menyampaikan pandangannya. “Sebelum Pak Rubi mengritik, saya, lebih baik sampaikan saja, bahwa IPB itu sebenarnya singkatan Institut Pleksibel Banget (fleksibel dengan logat Sunda). Alumninya jadi menteri bisa, jadi Dirjen bisa, jadi direktur BUMN bisa. Semua bisa, kecuali satu yang belum bisa, mengurus pertanian,” ujar rektor IPB dengan nada bercanda. Suasana forum rektor pun bertambah riuh. Kisah itu disampaikan Rubiyanto Misman, Rektor Unsoed periode 1997- 2005, pada acara bedah buku biografinya yang berjudul Memenuhi Panggilan Almamater pada pertengahan November 2017 di Gedung Arsip Nasional, Jakarta Selatan. Acara dihadiri beberapa sahabat yang sebagian para tokoh nasional, di antaranya Prof. Wardiman Djojonegoro (Mendikbud 1993-1998), Subjakto Tjakrawedaya (Menteri Koperasi 1993-1998), Prof. Usman Khatib Warsa (Rektor UI 2002-2007), dan Prof. Dr. Edie Toet Hendratno (Rektor Universitas Pancasila 2004-2014). Para sahabat itu pun mengakui kehebatan Rubi, yang telah membuat Unsoed mampu mengejar ketertinggalan dari kampus lain. “Di era kepemimpinan Pak Rubi inilah, Unsoed mengalami lompatan yang hebat. Fakultas bertambah dari 6 fakultas—dengan 27 program studi—menjadi 12 fakultas—dengan 54 program studi. Bahkan, Fakultas Kedokteran yang didirikan sebelum izin keluar, kini terakreditasi A, di mana di Indonesia hanya ada kurang dari 5 FK yang memiliki akreditasi A. Saya bisa bayangkan, seandainya Pak Rubi berada di Jakarta, mungkin saya nggak
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 115 punya kesempatan menjadi rektor karena yang dipilih jadi rektor UI pasti beliau,” ujar Usman Khatib Warsa, disambut tawa dan tepuk tangan hadirin, Prof. Wardiman tampak sangat mengenal baik Prof. Rubi. “Kami menyebut pak Rubi sebagai rektor gemblung (gila, istilah Banyumas). Sering bertindak di luar pakem. Terkadang menyerempet risiko melanggar sistem birokrasi, tetapi akhirnya menemukan polanya untuk sukses. Waktu mendirikan Fakultas Kedokteran, banyak yang protes karena belum ada izin beliau sudah berani merintis proses pendiriannya. Dirjen saya, Prof. Bambang, bilang ke saya, memang pak Rubi itu rektor gemblung tapi tidak ada niat untuk melanggar. Itu untuk kemajuan kampus. Maka kami memberi kesempatan untuk terus dilanjutkan dan ternyata Fakultas Kedokteran benar-benar dikembangkan serius dan sukses,” urai Wardiman. Subijakto Tjakrawedaya yang berkawan sejak kecil di kampung halamannya, Cilacap, juga ikut menyampaikan testimoninya. Ketika mau diangkat jadi rektor, waktu itu sedang berkembang ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), sedangkan Prof. Rubi menjadi Sekjen Perhimpunan Cendekiawan Pembangunan Pancasila. Karena pak Wardiman waktu itu Sekjen ICMI, Subijakto segera telepon Prof. Wardiman. “Pak, jangan khawatir. Pak Rubi itu nasionalis sejati. Saya percaya ia akan menjadi rektor yang hebat,” ujar Subjakto. Rubiyanto Misman lahir di Banjarmasin 23 Mei 1944. Masa kecil hingga SMA ia habiskan di Cilacap bersama orang tuanya. Rubi menjadi sangat istimewa di mata alumni karena ia adalah mahasiswa angkatan pertama Unsoed, alumni pertama Unsoed, dan alumni Unsoed yang pertama kali menjadi Dekan Fakultas Biologi—selama 2 periode. Alumni Unsoed pertama yang jadi guru besar, alumni Unsoed yang pertama menjadi rektor—2 periode, Pendiri dan Ketua Pertama Keluarga Alumni Unsoed, serta sejumlah prestasi lainnya. Ia dikenal sebagai rektor yang merakyat, terkadang disebut cowboy, serta pandai bergaul dan memperluas network hingga ke manca negara. Di bawah kepemimpinannya, Unsoed semakin dikenal publik di dalam dan luar negeri. Rubi mengabdi secara total pada almamaternya. Tak peduli dengan omongan orang, ia terus melaju untuk meraih prestasi terbaik. Bahkan, meskipun banyak tawaran untuk berkarir di pusat pemerintahan maupun di luar negeri dengan iming-iming yang menggiurkan, ia memilih untuk konsisten memajukan almamaternya.
116 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Rubi dipandang sukses bukan karena kesuksesan materinya, bukan pula karena kecerdasan interlektual, melainkan karena kecerdasan spiritualnya, khususnya daya pengabdiannya yang total untuk almamater. Beberapa alumni mengatakan, Rubi benar-benar menjiwai dan mewarisi spirit Jenderal Soedirman. Tak heran, meskipun sudah tidak menjadi pejabat, ia tetap menjadi panutan bagi generasi berikutnya. ***
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 117 10 Kekuatan Doa Berdoa—sejatinya—mengondisikan pikiran, perasaan, dan tubuh secara keseluruhan agar berada dalam kondisi semestinya Stalin—tokoh atheis dari Rusia—suatu hari bersama seluruh politbiro-nya terbang dengan sebuah pesawat kenegaraan menuju ke wilayah negara bagian Republik Rusia. Waktu melewati daerah pegunungan yang terkenal dengan jurang-jurangnya yang menganga tajam, mendadak pesawat mengalami kerusakan parah. Segera pilot memberikan pengumuman mengenai kondisi pesawat yang cukup berbahaya dengan kemungkinan hidup dan mati fifty-fifty serta meminta para penumpang untuk tetap tenang dan mengikatkan tali pengaman masing-masing. Pengumuman itu menimbulkan kepanikan seluruh penumpang. Dan di tengah kepanikan itu tiba-tiba terdengar teriakan mengguntur penuh ketakutan dari salah seorang penumpang, “Tuhan, tolong aku!” Ternyata yang berteriak adalah Stalin, sang tokoh atheis itu sendiri. ~buku Gold Leadership Salah satu kegiatan yang sering disepelekan perannya dalam perjalanan hidup adalah doa. Begitu seringnya manusia berdoa sampai-sampai mereka terkadang tidak sadar akan makna doa itu sendiri.
118 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Seorang rekan yang sedang menempuh pendidikan di Amerika Serikat berkawan dengan seorang atheis. Ia sering berdebat tentang ketuhanan dan merasa menang dalam perdebatan. Namun, ketika akan berlatih terjun payung, ia bersalaman dengan rekan saya dan mengatakan, ”Doakan saya, ya.” Artinya, dalam hati kecil seorang atheis pun ada kepercayaan tentang Tuhan. Serupa dengan kisah Stalin di atas. Ketika berdoa, kita memanjatkan berbagai pengharapan dan menyampaikan keinginan dengan kata-kata positif yang dituju. Dengan berdoa, seseorang berusaha meresapkan harapan dan perkataannya ke dalam hati melalui pikiran dan perasaan. Jika otak diibaratkan sebagai komputer, otak adalah CPU komputer dan doa adalah salah satu software. Ketika kita berdoa, sebenarnya kita sedang berusaha meng-install program-program positif ke dalam benak kita. Ditinjau secara ilmiah, doa mempunyai efek yang besar terhadap jiwa. Doa yang baik akan membawa motivasi, sugesti positif, sehingga pada akhirnya akan menarik semesta untuk mewujudkan harapan tersebut. Pengaruh perkataan positif, semisal doa, telah diteliti oleh ilmuwan asal Jepang, Dr. Masaru Emoto. Dalam bukunya The True Power of Water, ia menguraikan penelitian tersebut, di mana ia menggunakan sampel air dari berbagai tempat dan meneliti pengaruh kata-kata positif serta doa terhadap molekul air tersebut. Dari beberapa sampel air yang dikaji, ia menemukan bahwa kristal air yang semula berbentuk tak teratur berubah menjadi kristal bening yang teratur dan berbentuk sangat indah setelah air tersebut diberi doa-doa atau kata-kata positif. Sebaliknya, ketika diucapkan kata-kata negatif pada air tersebut, bentuk kristalnya berubah menjadi jelek dan tak beraturan. Mengapa penemuan ini penting? Seperti diketahui umum bahwa sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air sehingga air sangat berperan terhadap tubuh manusia. Pada penelitian lain, seorang ilmuwan melakukan kajian mengenai pengaruh dan kekuatan doa terhadap kehamilan. Dalam penelitiannya, sebanyak 219 wanita tidak subur yang berusia antara 26-46 tahun melakukan pembuahan bayi tabung di Korea Selatan. Secara acak, sebagian dari wanita tersebut dipilih untuk didoakan oleh sejumlah orang secara berkelompok di negara terpisah, seperti Amerika Serikat, Australia, dan Kanada. Namun, wanita-wanita yang dipilih tersebut tidak mengetahui bahwa mereka sedang didoakan. Hasilnya, wanita yang dipilih untuk didoakan mendapat kehamilan lebih banyak, yaitu dua kali lipat daripada mereka yang tidak didoakan.
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 119 Rebecca Marina meneliti pengaruh doa terhadap perilaku sel darah merah dalam tubuh manusia. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa pada saat seseorang merasa bahagia, sel darah akan tersusun secara teratur dengan berbentuk bulat sempurna. Ketika berdoa, sel-sel tersebut akan bergerak tenang dan teratur. Muncul substansi yang berkilau. Ajaibnya, meskipun doa sudah selesai, sel-sel tersebut masih tetap bergerak. Ketika tubuh dalam kondisi cemas mereka akan bergerak cepat dan tidak teratur. Kajian neurolinguistic programming (NLP) pun tidak luput dari kajian terhadap doa dan pengaruhnya terhadap keberhasilan manusia. Metode ini lebih rinci membahas mengenai pemprograman pikiran melalui perkataan atau bahasa untuk membuat usaha yang dilakukan manusia lebih berdaya ungkit. Melalui rekayasa bahasa, kita bisa mempengaruhi susunan saraf yang terdapat di dalam otak. Dengan sendirinya, pola pikir dan pola rasa akan berubah karena adanya intervensi tersebut. Pola penguasaan serta intervensi pikiran dan perasaan ini sangat penting untuk menunjang keberhasilan hidup atau untuk meraih apa yang kita kehendaki. Melalui kajian NLP, terungkap bahwa berdoa—sejatinya— mengondisikan pikiran, perasaan, dan tubuh secara keseluruhan agar berada dalam kondisi semestinya. ***
120 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 121 7 Petinju Legendaris Aku benci setiap menit latihan, tetapi aku tidak mau berhenti. Lebih baik menderita sekarang dan kelak hidup selamanya sebagai pemenang. ~Muhammad Ali Pagi itu, di tahun 1974 pukul 10.00, ada jadwal pertandingan tinju, yaitu Muhammad Ali melawan Lary Holmes yang disiarkan langsung oleh TVRI. Kami—anak-anak SD di sebuah kampung yang jauh dari keramaian kota— hanya bisa berandai-andai bisa menonton siaran langsung di TV. Tontonan pertandingan tinju kelas berat di TVRI adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia. Tiba-tiba, guru kelas kami mengumumkan bahwa hari itu pelajaran hanya sampai pukul 10.00 dan setelah itu anak-anak boleh nonton TV di kelurahan. Kami semua bersorak kegirangan. Acara nonton bareng menjadi sangat meriah. Maklum, saat itu pesawat televisi adalah barang mewah yang hanya dimiliki segelintir orang di desa.
122 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Besar kemungkinan, inilah satu-satunya acara olah raga di televisi yang mampu menyihir masyarakat Indonesia—dan dunia—hingga sekolah terpaksa diliburkan demi menonton pertandingan. Ketika Muhammad Ali bertanding, seluruh dunia dibuat heboh. Bukan hanya sekolah kami yang libur, tetapi banyak sekolah dan kantor-kantor yang harus libur atau istirahat sejenak demi tontonan tinju dunia tersebut. Agaknya, Ali bukan sekedar petinju, tetapi selebritis dan tokoh berpengaruh yang membuat seluruh dunia mengamati segala gerak gerik dan ucapannya. Popularitas Muhammad Ali tak sebatas di era kejayaan sebagai juara tinju dunia, tetapi hingga akhir hayatnya. Popularitas Ali mengalahkan nama-nama besar tokoh dunia, baik tokoh politik maupun selebritis. Bisa dikatakan, orang di daerah paling terpencil di benua mana pun kenal dengan nama Muhammad Ali. Di tahun 1990-an, ada sebuah survey tentang merek atau nama yang paling diingat oleh warga dunia. Hasil survey menyebutkan bahwa ada dua nama yang paling popular, yaitu Muhammad Ali dan Coca-Cola. Bisa dibayangkan, betapa hebatnya Ali. Wajar jika Coca-Cola sangat populer karena perusahaan ini menggelontorkan dana triliunan rupiah untuk promosi di berbagai media. Namun, popularitas Ali jelas disebabkan ia selalu punya nilai berita bagi media internasional. Muhammad Ali lahir pada 17 Januari 1942 di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat dengan nama Cassius Marcellus Clay, Jr. Ali tiga kali menjadi Juara Dunia Tinju kelas Berat. Namanya mengikuti nama ayahnya, Cassius Marcellus Clay, Sr. Ia kemudian mengubah namanya menjadi Muhammad Ali setelah bergabung dengan Nation of Islam dan akhirnya memeluk Islam pada tahun 1975. Pada tahun 1999, Ali dianugerahi “Sportsman of the Century” oleh Sports Illustrated. Kepergian Ali menyisakan duka mendalam di dunia olahraga dan masyarakat pada umumnya. Warisan berupa spirit dan kegigihan Ali dituangkan ke dalam kata-kata yang selalu dikenang, sebagaimana kutipan di awal tulisan ini. Kutipan dari ucapan Ali telah membuat banyak orang lebih bersemangat menghadapi tantangan hidup. Dialah yang telah ikut berperan membuat orang yang dianggap kelas bawah mampu bangkit dan mengalahkan banyak hambatan sosial sehingga menjadi sejajar tanpa unsur warna kulit, ras, maupun agama.
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 123 Kata-kata bijaknya mencerminkan apa yang telah ia alami. Sebagaimana kata-kata bijak di awal tulisan ini, yang mencerminkan betapa keras perjuangan Ali hingga menjadi juara tinju sejati. Ali pernah mengatakan, “Orang yang tidak berani mengambil risiko tidak akan meraih apa-apa dalam hidup.” Petuah yang sangat penting bagi orangorang yang ragu dalam mengambil keputusan. Suatu ketika ia mengatakan, “Usia adalah apapun yang Anda pikirkan. Usia Anda adalah tergantung pikiran Anda.” Bagi Ali, meskipun sudah usia pensiun dari dunia tinju, tidaklah berarti ia harus merasa tua. Ia tetap bersinar, baik di ring maupun di luar ring. Soal umur hanya soal pikiran saja. Ia memberi contoh dirinya sendiri, yang menderita Parkinson, tetapi tetap beraktivitas dan tetap berjiwa muda. Justru saat terserang Parkinson, rasa kemanusiaannya tumbuh. Dia menyumbangkan sebagian pendapatan saat bertinju untuk penelitian parkinson yang berkontribusi positif terhadap ditemukannya terapi yang lebih baik. Bahkan Ali membuat pusat parkinson dengan nama Ali Parkinson Center. Di saat lain, ketika merasa melakukan kesalahan, Ali mengatakan, “Aku melakukan kesalahan. Namun, jika aku dapat mengubah hidup menjadi lebih baik, aku tidak akan menyesal.” ***
124 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI Karakter, Motivasi, Tindakan, dan Kepemimpinan
KARAKTER, MOTIVASI, TINDAKAN & KEPEMIMPINAN 125 Bagian 3 Tindakan Karakter, Motivasi, Tindakan, dan Kepemimpinan
126 MENGGALI BERLIAN DI KEBUN SENDIRI