Bab 12 Dampak Pertanian Organik Terhadap Kualitas Lingkungan 187
12.2.2 Dampak Terhadap Kualitas Sosial dan Budaya
Kondisi sosial budaya yang sudah dilakukan petani selama bertahun-tahun
merupakan kebiasaan yang sulit untuk diubah, petani konvensional yang sudah
puluhan tahun mengandalkan pupuk buatan pabrik dan pestisida diarahkan
untuk bertani organik merupakan tantangan tersendiri. Hal ini membutuhkan
pendekatan yang menekankan pada aspek kesadaran untuk beralih ke model
pertanian organik yang tidak mengandalkan pupuk buatan pabrik dan
pestisida. Oleh karenanya, mereka harus diyakinkan terlebih dahulu dan
ditunjukkan hasilnya, bahwa bertani secara organik mempunyai sejumlah
kelebihan dan keuntungan, baik sosial, ekonomi maupun ekologi.
Keberlanjutan Sosial (Social sustainability) menurut Dewan Guru Besar IPB
(2016) terdiri dari beberapa aspek penting diantaranya:
1. Produksi yang cukup untuk subsisten dan pendapatan
2. Unsur gizi yang aman untuk keluarga dengan makanan yang sehat
3. Kondisi kerja yang baik untuk laki-laki dan perempuan
4. Membentuk pengetahuan dan tradisi lokal
Menurut (Zamroni, 2010), studi kasus di Dusun Serut, Yogyakarta awal mula
mengenalkan pertanian organik kepada warga mendapatkan tanggapan yang
sinis bahkan terkesan menyepelekan. Akan tetapi, setelah mereka mengetahui
hasilnya dan memahami tujuan diterapkannya pertanian organik, berangsur-
angsur warga mulai sadar dan beralih ke sistem pertanian tersebut. Perubahan
dari model pertanian konvensional ke model pertanian organik di Dusun Serut
tidak terjadi secara tiba-tiba, namun memerlukan kerja keras, komitmen yang
tinggi dan kemauan yang kuat untuk mengembalikan kondisi tanah yang sudah
‘sakit’ menjadi lebih baik.
Dampak pertanian organik terhadap kualitas sosial budaya diantaranya:
1. Dapat menggalakkan kemandirian dalam memanfaatkan masukan
saprodi lokal.
2. Melestarikan produktivitas lahan secara optimal.
3. Menyediakan produk pertanian organik dengan harga yang memadai.
4. Memantapkan sikap gotong royong.
5. Melestarikan dan mengembangkan teknik budi daya lokal spesifik
yang telah teruji kehandalannya.
188 Budi daya Tanaman Sehat Secara Organik
6. Mensejahterakan petani dan meningkatkan ketahanan pangan
(Agustina, 2011).
Jika dibandingkan dengan pertanian konvensional, dampak secara sosialnya,
akan bermunculan industri yang mengakibatkan banyaknya tenaga buruh yang
meninggalkan lahan pertaniannya karena lebih tertarik untuk menjadi buruh
pabrik di kota. Menurut Zamroni (2010), Salah satu penyebab menurunnya
produktivitas lahan pertanian adalah penggunaan pestisida dan pupuk kimia
yang berlebihan. Hampir seluruh petani di kepulauan Jawa terus berusaha
untuk meningkatkan hasil produksi tanpa memikirkan jangka panjang
‘kesehatan tanah’. Hal inilah yang nantinya akan mengancam kelangsungan
kehidupan petani dan dapat mengabaikan mutasi hama dan patogen. Lahan
pertanian yang terus dipupuk kimia secara berlebihan hanya menunjukkan
respon seketika, tetapi berdampak cepat habisnya bahan organik tanah dan
meracuni tanah, sehingga tanah menjadi ‘sakit’. Kondisinya akan diperburuk
apabila kemampuan ekosistem atau masyarakat untuk beradaptasi dengan
perubahan iklim rendah. Daerah tropis atau lintang rendah akan terpengaruh
dalam hal produktivitas tanaman, distribusi hama, penyakit tanaman dan
penyakit manusia (Mudiyarso, 2003).
Tabel 12.1: Perubahan Sosial Budaya Petani Organik (Zamroni, 2010)
Petani Konvensional Petani Organik
Adanya ketergantungan para petani
terhadap pupuk pabrik (kimia) Terciptanya kemandirian para petani
Tidak adanya pemanfaatan sampah dan bahan dalam pembuatan pupuk organik
lainnya untuk bahan pembuatan pupuk Adanya pemanfaatan sampah maupun aneka
Budaya menjaga kebersihan dan melestarikan bahan alam untuk pembuatan pupuk organik
lingkungan rendah Budaya menjaga kebersihan dan kelestarian
Budaya berternak di kalangan petani tidak terlalu lingkungan tinggi
tinggi Budaya berternak dikalangan petani tinggi
Pemanfaatan dan pengolahan kotoran ternak sebagai
pupuk organik tidak ada Pemanfaatan dan pengolahan kotoran ternak
Kesejahteraan sosial petani tidak mengalami sebagai bahan pupuk organik cukup tinggi
peningkatan yang signifikan Kesejahteraan sosial petani mengalami
peningkatan yang signifikan karena produk
Kesadaran masyarakat untuk mengembalikan yang dihasilkan dari pertanian organik lebih
kesuburan tanah rendah mahal harganya
Terbentuk pola pikir pragmatis di kalangan petani Kesadaran masyarakat untuk mengembalikan
untuk maksimalisasi produksi tetapi mengabaikan kesuburan tanah tinggi
aspek sustainabilitas dalam bertani Terbentuk pola pikir jangka panjang di
kalangan para petani, meskipun mereka juga
berusaha untuk memaksimalkan hasil produksi
Melalui model pertanian organik, ketergantungan para petani terhadap pupuk
kimia dan pestisida yang sudah membudaya digantikan dengan budaya
Bab 12 Dampak Pertanian Organik Terhadap Kualitas Lingkungan 189
mandiri, yakni mencoba untuk memenuhi kebutuhan aktivitas pertanian secara
mandiri, mulai dari ketersediaan pupuk, pestisida sampai dengan bibit yang
akan ditanam petani. Petani mulai mengenali dan menanamkan tanaman yang
dapat digunakan sebagai bahan membuat pestisida yang ramah lingkungan di
sekitar tempat tinggal mereka. Bahkan tanaman di sekitar tempat tinggal
tersebut juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan
juga untuk obat-obatan. Ini adalah satu bentuk pertanian terintegrasi yang
membentuk pola hidup organik, sehat dan mulia.
Selain itu, model pertanian terintegrasi mampu membentuk kerekatan sosial
dan solidaritas sosial dalam masyarakat yang semakin kuat, karena antara satu
individu dengan individu yang lain bersifat saling membutuhkan untuk
menciptakan model pertanian organik. Sejak diterapkannya sistem pertanian
organik, berdasarkan kapasitas pengetahuan dan pengalamannya, para petani
melakukan identifikasi bahan-bahan yang dapat digunakan untuk
memproduksi pupuk organik. Mereka tidak hanya tergantung pada kotoran
hewan ternak yang dimilikinya, namun juga ditemukan sejumlah bahan baku
pupuk organik yang sudah digunakan oleh masyarakat setempat, di antaranya
adalah: dedak, sekam, tetes tebu, mikroorganisma, azolla, sampah desa, cacing
lumbri krobelus, pohon pisang, daun bambu, kacang-kacangan, jagung,
serabut kelapa, dan abu dapur.
Model pertanian organik bersifat saling berkaitan antara satu sektor dengan
sektor lainnya. Sifat hubungan timbal-balik terlihat pada sektor peternakan,
kelestarian lingkungan, pengelolaan air untuk irigasi dan pola hidup petani
yang juga mendukung model pertanian ini. Akibatnya pola relasi tersebut,
terdapat perubahan perilaku sosial dan budaya masyarakat yang mengarah
pada pembentukan hidup organik (Zamroni, 2010)
12.2.3 Dampak Terhadap Kualitas Ekonomi
Dilihat dari segi ekonomi, petani yang berbudi daya secara organik dari awal
memang produktivitas dan keuntungannya menurun, namun dengan seiring
bertambahnya waktu kualitas lingkungan membaik maka akan semakin
meningkatkan produktivitas pertanian. Pertanian organik dalam jangka
panjang dapat menjamin keberlanjutan ekonomi yang terlihat dari produksi
yang lebih efisien dan menguntungkan dihasilkan melalui peningkatan
produktivitas, penurunan biaya namun keuntungan yang dihasilkan lebih tinggi
serta dapat meningkatkan ketahanan pangan dan baik juga untuk kesehatan.
Pendapatan secara ekonomi dari penerapan pertanian organik dalam jangka
190 Budi daya Tanaman Sehat Secara Organik
panjang menurut Sulaeman (2008) antara lain: (1) meningkatnya pendapatan
petani; 2) terciptanya lapangan kerja baru di pedesaan; 3) meningkatnya daya
saing dan nilai tambah produk agribisnis secara berkelanjutan. (Ho, W dan
Ching, 2006)
Keberlanjutan Ekonomi (Economic Sustainability) menurut Dewan Guru
Besar IPB (2016) terdiri dari beberapa aspek penting di antaranya:
1. Hasil panen yang memuaskan dan dapat diandalkan.
2. Biaya yang rendah untuk input eksternal dan investasi.
3. Diversifikasi tanaman untuk memperbaiki pendapatan dengan aman.
4. Penambahan nilai melalui perbaikan mutu dan processing on-farm.
5. Efisiensi yang tinggi untuk memperbaiki daya saing.
Pertanian Organik Dalam Kajian Sosial-Ekonomi Pengembangan pertanian
organik juga berpotensi meningkatkan pendapatan petani terutama karena: (1)
penerapan pertanian organik memungkinkan petani menghemat biaya
operasional karena petani mampu mencukupi dan mengolahnya sendiri sarana
produksi pertanian yang digunakan, dan (2) karena sifat premium pertanian
organik, harga dari hasil pertanian yang dihasilkan lebih mahal sehingga
pendapatan yang diterima petani lebih besar.
Keberlanjutan Ekonomi Menurut Ho dan Ching (2006), pertanian organik
menjamin keberlanjutan ekonomi yang terlihat dari: 1) Produksi yang lebih
efisien dan menguntungkan dihasilkan dari pertanian organik melalui
peningkatan produktivitas, biaya rendah namun keuntungan tinggi. 2)
Pertanian organik dapat meningkatkan ketahanan pangan dan keuntungan bagi
masyarakat lokal selain baik juga untuk kesehatan.
Menurut (Mayrowani, 2016) secara bisnis pertanian organik di Indonesia
masih memiliki peluang yang besar. Jumlah penduduk yang demikian besar
menjadi potensi yang besar sebagai konsumen produk organik. Walaupun
tidak semua kalangan masyarakat Indonesia mampu membeli hasil pertanian
organik, karena harga hasil produk pertanian organik biasanya tergolong cukup
mahal. Peluang bisnis produk pertanian organik ini sudah mulai banyak
dimanfaatkan terbukti ada peningkatan jumlah lahan pertanian organik
Indonesia berdasarkan data Statistik Pertanian Organik Indonesia (Ariesusanty
(2010) dalam (Mayrowani, 2016).
Bab 12 Dampak Pertanian Organik Terhadap Kualitas Lingkungan 191
Tren bahan organik juga mulai merambah ke rumah makan, hotel, restoran,
catering yang menyediakan menu organik sehat. Dari sejumlah pengguna hasil
pertanian organik, ternyata tidak hanya pengguna langsung melainkan pelaku
bisnis lain pun mulai melirik hasil pertanian organik untuk mereka jadikan
bahan baku makanan. Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk
bersaing di pasar internasional walaupun secara bertahap. Hal ini karena
berbagai keunggulan komparatif antara lain: 1) masih banyak sumberdaya
lahan yang dapat dibuka untuk mengembangkan sistem pertanian organik, 2)
teknologi untuk mendukung pertanian organik sudah cukup tersedia seperti
pembuatan kompos, tanam tanpa olah tanah, pestisida hayati dan lain-lain.
Pengembangan pertanian organik di Indonesia belum memerlukan struktur
kelembagaan baru, karena sistem ini hampir sama halnya dengan pertanian
intensif seperti saat ini. Kelembagaan petani seperti kelompok tani koperasi,
asosiasi atau korporasi masih sangat relevan. Namun yang paling penting
lembaga tani tersebut harus dapat memperkuat posisi tawar petani.
Seiring dengan perubahan pada tingkat petani, kesadaran akan bahaya atau
residu bahan kimia yang terkandung dalam bahan pangan yang dihasilkan
dengan menggunakan asupan kimia pada tingkat konsumen juga mulai
meningkat. Produk organik mulai dicari dan telah menciptakan tren baru
dalam pola konsumsi dan menjadi gaya hidup khususnya bagi konsumen kelas
menengah keatas. Adanya tren tersebut akan menambah penghasilan dari
petani. Perbedaan label atas pangan organik dan non organik pun dilakukan.
Inilah yang kemudian membuat produk pangan organik harganya sedikit lebih
mahal dibandingkan non organik. Pangan organik mahal, salah satu alasan
mengapa petani pindah ke pertanian organik.
Menurut (Mayrowani, 2016) Pada umumnya petani berharap mendapat harga
yang tinggi untuk produk-produk organis mereka setelah lahan mereka
organik. Tetapi, bila harga tertinggi tidak terpenuhi, sebenarnya petani organik
sudah mendapatkan keuntungan karena biaya produksi organik lebih rendah
dibandingkan non organik. Beberapa keuntungan membudi dayakan padi
secara organik adalah: (1) kesehatan konsumen; (2) penggunaan pupuk
organik yang mengembalikan kesuburan tanah dan kelestarian lingkungan;
dan (3) meningkatkan pendapatan petani, karena harga jualnya lebih tinggi dari
beras konvensional. Sayangnya pangsa pasar produk organik di Indonesia
belum termonitor. Karena itu dengan tingkat harga yang menarik tersebut,
petani akan tergerak dan termotivasi untuk mengembangkan pertanian
192 Budi daya Tanaman Sehat Secara Organik
organik. Hasil/ keuntungan tidak hanya bergantung pada produktivitas tetapi
juga harga yang diberikan oleh pasar.
Beberapa hasil penelitian mengatakan bahwa pertanian organik memberikan
keuntungan yang lebih besar dan berpengaruh nyata terhadap pendapatan
petani. Hasil penelitian di beberapa daerah di Indonesia mengenai padi organik
menunjukkan hal yang sama, Harga produksi sayuran organik di Jawa Barat
dua kali lipat dari harga produk konvensional, sedangkan biaya bahan produksi
organik adalah setengah dari produksi konvensional, namun biaya tenaga kerja
adalah 5,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan usahatani konvensional.
Secara total keuntungan bersih produk organik hanya 1,2 kali dari produk
konvensional. Zamroni (2010). Namun, mengingat pertanian organik
terintegrasi antara produksi dan pemasaran sehingga keuntungan lain didapat
dari marjin pemasaran. Dapat disimpulkan bahwa keuntungan dari pertanian
organik lebih baik daripada pertanian konvensional, terutama jika antara
produksi dan pemasaran terintegrasi.
Keberlanjutan pertanian organik, tidak dapat dipisahkan dengan dimensi
ekonomi, selain dimensi lingkungan dan dimensi sosial. Pertanian organik
tidak hanya sebatas meniadakan penggunaan input sintetis, tetapi juga
pemanfaatan sumber-sumber daya alam secara berkelanjutan, produksi
makanan sehat dan menghemat energi. Aspek ekonomi dapat berkelanjutan
bila produksi pertaniannya mampu mencukupi kebutuhan dan memberikan
pendapatan yang cukup bagi petani. Tetapi, sering motivasi ekonomi menjadi
kemudi yang menyetir arah pengembangan pertanian organik. Kesadaran akan
bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian
menjadikan pertanian organik menarik perhatian baik di tingkat produsen
maupun konsumen. Kebanyakan konsumen akan memilih bahan pangan yang
aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan, sehingga mendorong
meningkatnya permintaan produk organik. Pola hidup sehat yang akrab
lingkungan telah menjadi trend baru meninggalkan pola hidup lama yang
menggunakan bahan kimia non alami, seperti pupuk, pestisida kimia sintetis
dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian. Pola hidup sehat ini telah
melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk
pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes),
kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-
labelling attributes). Pangan yang sehat dan bergizi tinggi ini dapat diproduksi
dengan metode pertanian organik (Yanti, 2005).
Bab 12 Dampak Pertanian Organik Terhadap Kualitas Lingkungan 193
Menurut Subroto dalam Khorniawati (2014), harga komoditas organik relatif
mahal dibandingkan yang non organik, dikarenakan:
1. Biaya produksi mahal karena volume produksi rendah. Apabila
permintaan meningkat, volume produksinya akan meningkat
sehingga biaya produksi dapat turun dan bersaing dengan produk non
organik.
2. Sebagian produk organik merupakan produk impor sehingga
harganya relatif mahal dikarenakan adanya biaya impor dan
transportasi. Namun apabila produk dihasilkan secara lokal, harganya
juga dapat ditekan dan mampu bersaing. Semakin banyaknya
permintaan terhadap produk organik, maka akan semakin banyak
produsen lokal yang berminat memproduksi produk organik.
Secara umum, dampak pertanian organik terhadap kualitas lingkungan secara
ekonomi adalah:
1. Menjamin keberlanjutan ekonomi yang terlihat dari produksi yang
lebih efisien karena kualitas lingkungan membaik
2. Penurunan biaya produksi karena lebih banyak menggunakan sarana
produksi yang dibuat secara mandiri dari bahan alami.
3. Meningkatnya pendapatan petani karena produk organik bersifat
premium dan harganya lebih mahal (biaya rendah namun keuntungan
tinggi)
4. Menciptakan lapangan pekerjaan baru di pedesaan
5. Meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk agribisnis
pertanian secara berkelanjutan
6. Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat lokal dan baik untuk
kesehatan.
194 Budi daya Tanaman Sehat Secara Organik
Daftar Pustaka
Agus (2001) Memanfaatkan Lahan Pekarangan Sebagai Apotik Hidup, Penebar
Swadaya; Jakarta.
Andriani, R. et al. (2018) ‘Kapasitas Petani Dalam Agribisnis Sayuran Organik
Di Kabupaten Bandung Barat Capacity of Farmers in Organik Vegetable
Farming in Bandung Barat Regency’, Ilmu Pertanian dan Peternakan, 6,
pp. 123–130.
Andriani, R., Kusumo, B. and Charina, A. (2017) ‘Analisis Keberlanjutan
Praktik Pertanian Sayuran Organik Di Kecamatan Parongpong
Kabupaten Bandung Barat’, Jurnal Agribisnis Terpadu, 10(2), p. 129.
doi: 10.33512/jat.v10i2.5064.
Anggiasari, N. M. (2016) ‘Sikap dan Pengambilan Keputusan Pembelian
Sayuran Organik Oleh Konsumen di Kota Bandar Lampung’.
FAKULTAS PERTANIAN.
Anggita, T. (2013) ‘Dukungan Modal Sosial dalam Kolektivitas Usaha Tani
untuk Mendukung Kinerja Produksi Pertanian Studi Kasus: Kabupaten
Karawang dan Subang’, Journal of Regional and City Planning, 24(3),
pp. 203–226. doi: 10.5614/jpwk.2013.24.3.4.
AOI (2020) Statistik Pertanian Organik Indonesia, Aliansi Organis Indonesia.
Arofi, F. and Wahyudi, S. (2017) ‘Budidaya Sayuran Organik Dipekarangan’,
Jurnal perbal, 5(3), pp. 1–9.
Artini, W. (2016) ‘Kebutuhan Petani untuk Pengembangan Usahatani Padi
Organik, (Studi Kasus Terhadap Kelompok Petani Padi Organik di
Kabupaten Kediri)’, Agrinika, 1(1), pp. 12–26.
Ashari, N., Saptana, N. and Purwantini, T. B. (2016) ‘Potensi dan Prospek
Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk Mendukung Ketahanan Pangan’,
196 Budi daya Tanaman Sehat Secara Organik
Forum penelitian Agro Ekonomi, 30(1), p. 13. doi:
10.21082/fae.v30n1.2012.13-30.
Astiko, W. et al. (2020) ‘Aplikasi Sistem Pertanian Organik Pada Budidaya
Tanaman Sawi Umur Genjah di Kawasan Taman Udayana’, Jurnal
PEPADU, 1(1), pp. 55–63.
Astuti, S. and Yana, Y. M. (2019) ‘Pengaruh Media Tanam Dan Nutrisi
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada Kepala Renyah
(Lactuca sativa Var. Capitata) Secara Hidroponik’, Konservasi Hayati,
15(2), pp. 11–17. doi: 10.33369/hayati.v1i2.10948.
Badan Litbang Pertanian, (2002). Prospek Pertanian Organik di Indonesia
IAARD. Kementerian Pertanian.
Bande, La Ode Santiaji, K. Andi, Saefuddin, dkk, (2020), Pelatihan pembuatan
pupuk hayati, agens hayati dan pestisida nabati, Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, Universitas Halu Oleo.
BSN, (2002). Standar Nasional Indonesia 01-6729-2002, Sistem Pangan
Organik, Badan Standarisasi Nasional.
BSN, (2016). Standar Nasional Indonesia 6729:2016, Sistem Pertanian
Organik, Badan Standarisasi Nasional.
Budi Kusumo, R. A. et al. (2020) ‘Budidaya Sayuran Dengan Teknik
Vertikultur Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Di
Perkotaan’, Dharmakarya, 9(2), pp. 89–92. doi:
10.24198/dharmakarya.v9i2.23470.
Damayanti, N. S., Widjajanto, D. W. and Sutarno, S. (2019) ‘Pertumbuhan dan
produksi tanaman sawi Pakcoy (Brassica rapa l.) akibat dibudidayakan
pada berbagai media tanam dan dosis pupuk organik’, Journal of Agro
Complex, 3(3), p. 142. doi: 10.14710/joac.3.3.142-150.
Dardirjo, E. (2020) Manfaat Cocok Tanam dengan Pemanfaatan Pekarangan
Saat Pandemi Covid-19 - Kompasiana.com, Kompasiana.com.
Devi, S. R. M. and Hartono, G. (2015) ‘Faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan konsumen dalam membeli sayuran organik’, Agric, 27(1), pp.
60–67.
Edi Surya, Asmadi, Muhammad Ridhwan, dan A. (2018) ‘Tingkat Kelimpahan
Parasitoid Terhadap Hama Serangga Di Lahan Jagung Gampong Lam
Daftar Pustaka 197
Lumpu Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar’, Prosiding
Seminar Nasional Biotik 2018, pp. 367–377.
Edi, Syafri, dan Bobihoe, Julistia, (2019). Budidaya Tanaman Sayuran, Journal
of Chemical Information and Modeling, Buklet, Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jambi.
Eso Solihin, Apong Sandrawati, dan W. K. (2018) ‘Pemanfaatan Pekarangan
Rumah untuk Budidaya Sayuran Sebagai Penyedia Gizi Sehat Keluarga’,
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), p. 287.
Eviyati, R. (2017) ‘Pertanian organik dalam berbagai perspektif’, Agrijati Jurnal
Ilmiah Ilmu-Ilmu Pertanian, 4(1), pp. 18–21. Available at:
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/agrijati/article/download/51/49.
Eviyati, R. (2017) ‘Pertanian organik dalam berbagai perspektif’, Agrijati Jurnal
Ilmiah Ilmu-Ilmu Pertanian, 4(1), pp. 18–21. Available at:
http://jurnal.unswagati.ac.id/index.php/agrijati/article/download/51/49.
FAO (1998) ‘Evaluating the Potential Contribution of Organic Agriculture to
Sustainability Goals’, Technical Contribution to IFOAMs Scientific
Conference Mar de Plata Argentina 1619, (November), p. 28. Available
at: http://www.fao.org/DOCREP/003/AC116E/AC116E00.HTM.
Fatmawaty, A. A., Astuti, C. A. and Hermita, N. (2017) ‘Partisipasi M
Asyarakat Lokal untuk Pengembangan Potensi Pertanian Organik dan
Agribisnis Guna Mewujudkan Kampung Organik di Pertanian organik
adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan- bahan
alami tanpa menggunakan bahan-baha’, Prosiding SNaPP2017Sains dan
Teknologi, 7(1), pp. 18–23.
Fauziah, Z. (2020) ‘Optimalisasi lahan pekarangan sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan pangan keluarga’, Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat,
1(1), pp. 28–34.
Fiona, F. (2010) ‘Pemanfaatan Arang Sekam untuk Memperbaiki Pertumbuhan
Semai Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq) pada Media
Subsoil’.
Gani, M. A., Rustam, R. and Herman, H. (2019) ‘Uji Kemampuan Pemangsaan
Predator Eocanthecona furcellata Asal Riau pada Mangsa Ulat Api
Setora nitens di Laboratorium’, Jurnal Agroteknologi, 10(1), p. 1. doi:
10.24014/ja.v10i1.4309.
198 Budi daya Tanaman Sehat Secara Organik
Gustia, H. (2013) ‘Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Sawi’, E-Journal WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan, 1(1),
pp. 12–17.
Gustia, H., Rosdiana and Junaidi (2019) ‘Budidaya Tanaman Sayuran pada
Lahan Pekarangan dengan Teknik Vertikultur dan Hidroponik’,
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ,
1(September 2019), pp. 1–6.
Hadi, M. S., Himawan, T. and Hiola, I. R. (2016) ‘Efektivitas Jamur Beauveria
bassiana (BALS.) VUILL. dan Metarhizium anisopliae untuk
Mengendalikan Hama Phyllotreta spp. (Coleoptera: Chrysomelidae)
pada Tanaman Sawi (Brassica sinensis L.) DI TRAWAS,
MOJOKERTO’, Jurnal HPT, 4(2), pp. 102–108.
Hadi, S., Akhmadi, A. N. and Prayuginingsih, H. (2019) ‘Peran Kelompok Tani
dan Persepsi Petani terhadap Penerapan Budidaya Padi Organik di
Kabupaten Jember’, Jurnal Penyuluhan, 15(2), pp. 154–168.
Hamka, E. et al. (2018) ‘Sistem Organik Untuk Pengembangan Pertanian
Organik Di Desa Lamomea Kabupaten Konawe Selatan’, Jurnal
Dedikasi, 15(1), pp. 62–70.
Hanson J, Dismukes R, Chambers W, Greene C, and Kremen A. (2004). Risk
and Risk Management in Organic Agriculture: Views of Organic
Farmers Renewable Agriculture and Food Systems, CAB International.
Department of Agricultural and Resource Economics, The University of
Maryland, College Park.
Hasfita, F., ZA, N. and Lafyati, L. (2019) ‘Pemanfaatan Daun Pepaya (Carica
papaya) untuk Pembuatan Pestisida Nabati’, Jurnal Teknologi Kimia
Unimal, 8(1), p. 36. doi: 10.29103/jtku.v8i1.1914.
Herijanto, P. and Fiernaningsih, N. (2013) ‘Kelayakan Usaha Warung Hidup
Dalam Ruangan Untuk Ibu Rumah Tangga Perkotaan’, Jurnal Bisnis dan
Manajemen Volume 6 No. 1 Agustus, 13(1), pp. 43–51.
Herlinda, S. et al. (2013) ‘Bioesai bioinsektisida Beauveria bassiana dari
Sumatera Selatan terhadap kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus
Williams & Granara De Willink (Hemiptera: Pseudococcidae)’, Jurnal
Entomologi Indonesia, 9(2), pp. 81–87. doi: 10.5994/jei.9.2.81.
Daftar Pustaka 199
Himawan, T. and Mudjiono, G. (2016) ‘Uji Patogenisitas Jamur
Entomopatogen Metarhizium anisopliae (Moniliales: Moniliaceae)
Terhadap Hama Uret Lepidiota Stigma F. (Coleoptera: Scarabaeidae)’,
4, Pp. 24–31.
Hisani, W. and Herman, H. (2019) ‘Pemanfaatan Pupuk Organik Dan Arang
Sekam Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Terong (Selanum Melogena L.)’, Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan,
7(2), pp. 147–155.
Imani, F., Charina, A., Karyani, T., Mukti, G.W. (2018). Penerapan Sistem
Pertanian Organik Di Kelompok Tani Mekar Tani Jaya Desa Cibodas
Kabupaten Bandung Barat. Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran
Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 4(2):139-152.
Indra Garusu, M., Anshary, A. and Wahid, A. (2019) ‘Identifikasi Predator Dan
Parasitoid Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum) Identification of
Natural Enemy Predator and Parasitoid on Chilli Plant (Capsicum
annum)’, Agrotekbis, 7(2), pp. 186–192.
Irawan (2018) Sistim Budi Daya Sayur Organik, Jakarta : IAARD PRESS.
J. Handoyo dan Tim, (2015). Master plant Pengembangan Pertanian Organik
Tanaman Sayuran Umur Pendek di DI. Yogyakarta. Dinas Pertanian DI.
Yogyakarta.
JPNN (2020) KWT Binama Manfaatkan Lahan Pekarangan Tanam Sayuran
Berkualitas, jpnn.com.
Kardinan, Agus, (2011). Penggunaan pestisida nabati sebagai kearifan lokal
dalam pengendalian hama tanaman menuju sistem pertanian organik,
Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Obat
dan Aromatik Bogor.
Khastini, R. O. and Wahyuni, I. (2017) ‘Eksplorasi Keragaman Fungi
Entomopatogen Di Desa Cikeusik-’, Scientium, 6(1), pp. 1–10.
Khorniawati, M. (2014) ‘Produk Pertanian Organik Di Indonesia: Tinjauan Atas
Preferensi Konsumen Indonesia Terhadap Produk Pertanian Organik
Lokal’, Journal of Chemical Information and Modeling, 8(2), pp. 171–
182.
200 Budi daya Tanaman Sehat Secara Organik
Khorniawati, M. (2014) ‘Produk Pertanian Organik Di Indonesia: Tinjauan Atas
Preferensi Konsumen Indonesia Terhadap Produk Pertanian Organik
Lokal’, Journal of Chemical Information and Modeling, 8(2), pp. 171–
182.
Lam J. (2003). Enterprise Risk Management: from Incentives to Controls. John
Whiley and Sons Inc.
Latifah, E., Boga, K. and Maryono, J. (2014) ‘Pengenalan Model Kebun Sayur
Sekolah untuk Peningkatan Konsumsi Sayuran Bagi Para Siswa Di
Kediri Jawa Timur’, Agriekonomika, 3(1), pp. 34–44.
Lesmana, T.and Hidayat, A. S. (2008) ‘National Study on Organic Agriculture’.
LIPI.
Liu. (2010). Global Supply Chain Network Competition under Exchange Rate
Uncertainty. Department of Business and Economics. Pennsylvania State
University Hazleton, USA.
Ma’ruf, Amar (2017). Agrosilvopastura sebagai sistem pertanian terencana
menuju pertanian berkelanjutan, Jurnal Penelitian Pertanian Bernas,
Universitas Asahan.
Makruf, Eddy dan Heryan, Iswadi, (2019). Kumpulan Informasi Teknologi
(KIT) Budidaya tanaman sayuran Journal of Chemical Information and
Modeling, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu.
Marsudi, M. (2012) ‘Produksi Biogas Dari Limbah Rumah Tangga Sebagai
Upaya Mengatasi Krisis Energi Dan Pencemaran Lingkungan’, Turbo :
Jurnal Program Studi Teknik Mesin, 1(2), pp. 77–85. doi:
10.24127/trb.v1i2.650.
Marzuki, I. (2019) Aplikasi Mikrosimbion Spons dalam Bioremediasi
Lingkungan. Edited by A. Noor, L. Daris;, and Erniati. Makassar: Tohar
Media.
Marzuki, I. et al. (2020) Pengembangan Desa Cerdas Berorientasi Organik dan
Teknologi Informasi. Makassar: Tohar Media.
Mayrowani, H. (2012) ‘Pengembangan Pertanian Organik Di Indonesia The
Development Of Organic Agriculture In Indonesia’, Forum Penelitian
Agro Ekonomi.
Daftar Pustaka 201
Mayrowani, H. (2012) ‘Pengembangan Pertanian Organik Di Indonesia The
Development Of Organic Agriculture In Indonesia’, Forum Penelitian
Agro Ekonomi, 30(2), pp. 91–108.
Mayrowani, Henny, (2012). Pengembangan pertanian organik di Indonesia,
Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonom, Pusat Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian Bogor.
Moncada, KM and Seaffer, CC (Editors). (2010). Risk Management Guide for
Organic Producers. University of Minnesota.
Nur, S. (2008) ‘Pertanian Organik Menuju Peningkatan Keamanan dan
Ketahanan Pangan Masyarakat’, MEDIAGRO Jurnal, 4(2), pp. 13–24.
Nurbaity, A., Setiawan, A. and Mulyani, O. (2011) ‘Efektivitas Arang Sekam
Sebagai Bahan Pembawa Pupuk Hayati Mikoriza Arbuskula Pada
Produksi Sorgum the Effectivity of Rice Charcoal As a Carrier of
Arbuscular’, Agrimal, 1(1), pp. 1–6.
Nurhayati, Ali Jamil, dan Rizqi Sari Anggraini. (2015). Potensi limbah pertanian
sebagai pupuk organik lokal di lahan kering dataran rendah iklim basah,
Jurnal Iptek Tanaman Pangan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Riau.
Nurlina, Adnan and SafrIzal (2019) ‘Pemanfaatan Lahan Pekarangan Dalam
Meningkatkan Pendapatan Keluarga Pada Desa Blang Batee Kabupaten
Aceh Timur’, Global Science Society : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(1), pp. 97–107. Available at:
https://ejurnalunsam.id/index.php/.
Pane, M. D. C. (2020) Ini Fakta Tentang Sayur Organik yang Perlu Anda
Ketahui, Alodokter.com.
Pattola, P. et al. (2020) Gizi, Kesehatan dan Penyakit. Edited by Alex Rikki.
Medan: Yayasan Kita Menulis. Available at:
https://kitamenulis.id/2020/11/19/gizi-kesehatan-dan-penyakit/.
Pemerintah Daerah Provinsi Jambi, (2008). Laporan Hasil Pelaksanaan
Sertifikasi Produk Prima 3 Tahun 2008. Badan Bimas Ketahanan Pangan
Provinsi Jambi.
Peraturan Menteri Pertanian No. 64/Permentan/OT.140/5/2013, (2013). Sistem
Pertanian Organik. Kementerian Pertanian RI.
202 Budi daya Tanaman Sehat Secara Organik
Pracaya dan Gema Kartika (2016) Bertanam 8 Sayuran Organik. Edited by
Syarifa Rizki Annisa. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pracaya, S. (2005) ‘Bertanam sayur organik di Kebun, Pot dan Polibag’.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Pracaya. (2002). Bertanam Sayuran Organik di Kebun. Pot dan Polybag.
Penebarar Swadaya, Jakarta.
Prayogo, Y. (2017) ‘Perbandingan Metode Aplikasi Jamur Entomopatogen
Beauveria Bassiana Untuk Pengendalian Cylas Formicarius (Coleoptera:
Curculionidae)’, Jurnal Hama Dan Penyakit Tumbuhan Tropika, 17(1),
p. 84. doi: 10.23960/j.hptt.11784-95.
Prihatini, T., A. Kentjanasari dan J. Sri Adiningsih, (1996). Peningkatan
Kesuburan Tanah Melalui Pemanfaatan Biofertilizer dan Bahan Organik.
Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Pengelolaan Tanah
Masam secara Biologi. Universitas Brawijaya, malang.
Prima Tani. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Holtikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.
Priyadi, S. (2015) Sistem Penjaminan Mutu Pertanian Organik. Surakarta: Fak.
Pertanian Univ. Tunas Pembangunan.
Purba, B., Marzuki, I., et al. (2020) Dasar-Dasar Agribisnis. Edited by A. Karim.
Meda: Yayasan Kita Menulis. Available at:
https://kitamenulis.id/2020/12/23/dasar-dasar-agribisnis/.
Purba, B., Nainggolan, L. E., et al. (2020) Ekonomu Sumber Daya Alam. Edited
by J. Simarmata. Medan: Yayasan Kita Menulis. Available at:
https://kitamenulis.id/2020/10/08/ekonomi-sumber-daya-alam-sebuah-
konsep-fakta-dan-gagasan/.
Putra, Endi, (2018). Teknik Membenihkan Sayuran, Buku, Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jambi.
Putro, B. E. and Sopyan, N. A. (2020) ‘Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Untuk Pemberdayaan Pangan Mandiri Berbasis Teknologi Hidroponik’,
IKRAITH-ABDIMAS, 3(3), pp. 137–146.
Qiao, Y. et al. (2018) ‘Certified Organic Agriculture as an Alternative
Livelihood Strategy for Small-scale Farmers in China: A Case Study in
Daftar Pustaka 203
Wanzai County, Jiangxi Province’, Ecological Economics,
145(November 2017), pp. 301–307. doi:
10.1016/j.ecolecon.2017.10.025.
Rais, M. R. and Darwanto, D. (2016) ‘Analisis Pengalaman Petani Organik:
Eksplorasi Pengalaman Petani Organik Dengan Interpretative
Phenomenological Analysis’, Jurnal Penelitan Ekonomi dan Bisnis, 1(2),
pp. 86–99. doi: 10.33633/jpeb.v1i2.1998.
Reddy, G. V. P. et al. (2016) ‘Evaluation of toxicity of biorational insecticides
against larvae of the alfalfa weevil’, Toxicology Reports. Elsevier Ireland
Ltd, 3, pp. 473–480. doi: 10.1016/j.toxrep.2016.05.003.
Reynaldi, M. C., Muljono and Wardhana, I. W. (2016) ‘Studi Kelayakan
Pemanfaatan Limbah Organik Dari Rumah Makan Sebagai Produksi
Energi Dengan Menggunakan Reaktor Biogas Skala Rumah Tangga’,
Teknik Lingkungan, 5(4), pp. 1–10.
Riah (2005) ‘Pemanfaatan Lahan Pekarangan’, Penebar Swadaya; Jakarta.
Jakarta.
Robika et al. (2019) ‘Identifikasi jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai
pestisida nabati di desa Sukamulia , Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh
Tamiang’, Pros. SemNas.Peningkatan Mutu Pendidikan, 1, pp. 153–156.
Roidah, Ida Syamsu, (2013). Manfaat penggunaan pupuk organik untuk
kesuburan tanah, Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo.
Rosmayuningsih, A., Rahardjo, B. T. and Rachmawati, R. (2014) ‘Patogenisitas
Jamur Metarhizium anisopliae Terhadap Hama Kepinding Tanah
(Stibaropus molginus) ( Hemiptera : Cydnidae ) dari Beberapa
Formulasi’, Jurnal HPT, 2(2), pp. 28–37.
Safitri, A., Herlinda, S. and Setiawan, A. (2018) ‘Entomopathogenic fungi of
soils of freshwater swamps, tidal lowlands, peatlands, and highlands of
south sumatra, Indonesia’, Biodiversitas, 19(6), pp. 2365–2373. doi:
10.13057/biodiv/d190647.
Salaki, Christina L, dan Sherlij, Dumalang, (2017). IbM pengendalian hama
terpadu (PHT) pada tanaman sayuran di Kota Tomohon, Jurnal
Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado.
204 Budi daya Tanaman Sehat Secara Organik
Satriawan, R. (2011) ‘Kelimpahan populasi ulat api (lepidoptera : limacodidae)
dan ulat kantung ( lepidoptera : psychidae ) serta predator pada
perkebunan kelapa sawit ( elaeis guineensis jacq .) Cikidang plantation
estate , sukabumi redi satriawan’.
Sebayang, H. T. et al. (2020) ‘Penerapan Teknologi Budidaya Tanaman Jahe di
Pekarangan Berbasis Pertanian Sehat di Desa Bokor, Kabupaten Malang
Husni’, Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 5(1), pp. 45–50.
Septariani, D. N., Herawati, A. and Mujiyo, M. (2019) ‘Pemanfaatan Berbagai
Tanaman Refugia Sebagai Pengendali Hama Alami Pada Tanaman
Cabai (Capsicum annum L.)’, PRIMA: Journal of Community
Empowering and Services, 3(1), p. 1. doi: 10.20961/prima.v3i1.36106.
Setiawati, T. S, dan B. Udiarto, (2019). Pemanfaatan musuh alami dalam
pengendalian hayati hama pada tanaman sayuran, Journal of Chemical
Information and Modeling, Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Seto, B. and Purnomo, H. (2020) ‘Patogenisitas Jamur Entomopatogen
Aschersonia sp . Sebagai Pengendalian Hama Kutu Sisik Citricola
Coccus pseudomagnoliarium (Kuw.) (Homoptera : Coccidae ) Pada
Tanaman Jeruk’, Jurnal Pengendalian Hayati, 2(2019), pp. 17–22.
Sopiah, P. (2006) ‘Menghijaukan Pekarangan Dengan Tanaman yang
Bermanfaat’, Jakarta (ID): PT Sinergi Pustaka.
Sotanto R, (2002). Pertanian Organik. Menuju Pertanian Alternatif dan
Berkelanjutan. Kanisius, Yogyakarta.
Sumarniasih, M. S. (2011) ‘Organic Farming and Healthy Lifestyle’, Jurnal
Agrotropika, 1(1), pp. 1–10.
Surdianto, Y. and Sutrisna, N. (2015) Petunjuk Teknis Budidaya Padi Organik,
Journal of Chemical Information and Modeling. Bandung: Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat.
Susanti, S. and Afrila, A. (2016) ‘Pemberdayaan lahan pekarangan untuk
budidaya tanaman organik di prodosumbul desa klampok kecamatan
singosari kabupaten malang’, Jurnal Akses Pengabdian Indonesia, 1(1),
pp. 18–33.
Susanti, S. and Afrila, A. (2016) ‘Pemberdayaan lahan pekarangan untuk
budidaya tanaman organik di prodosumbul desa klampok kecamatan
Daftar Pustaka 205
singosari kabupaten malang’, Jurnal Akses Pengabdian Indonesia, 1(1),
pp. 18–33.
Sutariati, G. A. K. et al. (2019) ‘Pengembangan Sayuran Organik Pada Lahan
Pekarangan Untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Di Kota
Kendari’, Jurnal Abdimas, 22(2), pp. 161–166.
Sutarni, S., Trisnanto, T. B. and Unteawati, B. (2018) ‘Preferensi Konsumen
Terhadap Atribut Produk Sayuran Organik di Kota Bandar Lampung’,
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 17(3), p. 203. doi:
10.25181/jppt.v17i3.337.
Suwantoro, A. A. (2008) ‘Analisis pengembangan pertanian organik di
Kabupaten Magelang (studi kasus di Kecamatan Sawangan)’, UNDIP -
Tesis, pp. 1–155. Available at:
http://eprints.undip.ac.id/16429/1/Andreas_Avelinus_Suwantoro.pdf.
Suwatanti, EPS, dan P Widiyaningrum, (2017). Pemanfaatan MOL limbah
sayur pada proses pembuatan kompos, Jurnal MIPA, Universitas Negeri
Semarang.
Swardana, A. (2020) ‘Optimalisasi Lahan Pekarangan Sebagai Salah Satu
Upaya Pencegahan Krisis Pangan di Masa Pandemi Covid-19’, Jagros,
4(2), pp. 246–258.
Syahbuddin, H. and Setyorini, D. (2005) ‘Mungkinkah Pertanian Organik di
Indonesia? Peluang dan Tantangan’, Majalah INOVASI, p. 8.
Syamsi, F., Anggraini, D. and Ramses, R. (2019) ‘Pemanfaatan Pekarangan
Rumah Untuk Bertanam Sayuran Organik Dalam Rangka Mewujudkan
Kemandirian Pangan Keluarga’, Minda Baharu, 3(1), p. 9. doi:
10.33373/jmb.v3i1.1877.
Syukur, M. and Melati, M. (2015) ‘Pengembangan Sayuran Organik’,
Pembangunan Pertanian Organik Indonesia, 4, pp. 175–192.
TAMBA, A. N. (2017) ‘Analisis Resiko Produksi Dan Ekonomi Sayuran
Organik Pada Kelompok Tani Vigur Organik Kota Malang Jawa Timur’,
Вестник Росздравнадзора, 4, pp. 9–15.
Tenea, A. G. et al. (2020) ‘Behavior of Cd accumulation in sinapis alba L. In the
presence of essential elements (Ca, Mg, Fe, Zn, Mn, Cu, Ni)’, Revista de
Chimie, 71(6), pp. 378–389. doi: 10.37358/RC.20.6.8204.
206 Budi daya Tanaman Sehat Secara Organik
Tri Puji Priyatno1, I Made Samudra1, Ifa Manzila1, D. N. S. dan Y. S. (2016)
‘Eksplorasi Dan Karakterisasi Entomopatogen Asal Berbagai Inang Dan
Lokasi’, Jurnal Ilmu-ilmu Hayati, 15(1), pp. 69–79.
Triasih, U. et al. (2019) ‘Test of Various Carrier Materials Against Viability and
Conidia Density in Some Liquid Biopesticides of Entomopathogenic
Fungi’, Jurnal Agronida, 5(1), pp. 12–20. doi: 10.30997/jag.v5i1.1851.
Triwidyastuti, K., Suparjana and Arifin, A. Y. (2018) ‘Peran Tokoh Masyarakat
Dalam Pengembangan Kawasan Rumah Pangan lestari (KRPL) Di
Daerah Stunting Kulon Progo (Studi Di KWT Progo).’, Prosiding
Seminar Nasional Kesiapan Sumber Daya Pertanian Dan Inorasi Spesifik
Lokasi Memasuki Era Industri 4.0, pp. 577–584.
USDA. (2012). USDA Organic Resource Guide 2012. Your Guide to Organic
and Organic-Related USDA Programs.
Utami, R. S. and Ambarwati, R. (2014) ‘Eksplorasi dan Karakterisasi Cendawan
Entomopatogen Beauveria bassiana dari Kabupaten Malang dan
Magetan Exploration and Characterization of Entomopathogenic Fungi
Beauveria bassiana from Malang and Magetan Regency’, Lentera Bio,
3(1), pp. 59–66. Available at:
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio.
W. Astiko, A. Rohyadi, M. Windarningsih, dan I. Muthahanas, (2020). Aplikasi
sistem pertanian organik pada budidaya tanaman sawi umur genjah di
kawasan taman udayana, Jurnal PEPADU, Universitas Mataram.
Widowati, R. ladiyani et al. (2018) ‘Buku Sistem Budidaya Sayuran
Organik2018.Pdf’, Sayuran Organik, p. 9.
Widyastuti, P. (2018) ‘Kualitas dan Harga sebagai Variabel Terpenting pada
Keputusan Pembelian Sayuran Organik’, Ekspektra: Jurnal Bisnis dan
Manajemen, 2(1), pp. 17–28.
Willer, H. and Lernoud, J. (2019) The world of organic agriculture. Statistics
and emerging trends 2019. Research Institute of Organic Agriculture
FiBL and IFOAM Organics International.
Winangun, W. Y. (2005) Membangun Karakter Petani Organik Sukses dalam
Era Globalisasi. 1st edn. Edited by winangun. Yogyakarta: Kanisius.
Daftar Pustaka 207
Wulandari, S. and Wahyudi, A. (2014) ‘Manajemen resiko dalam
pengembangan pertanian organik di Indonesia’, Prosiding Seminar
Nasional Pertanian Organik, (18-19 Juni 2014), pp. 51–60.
Yagi, S. et al. (2016) ‘Chemical composition, antiproliferative, antioxidant and
antibacterial activities of essential oils from aromatic plants growing in
Sudan’, Asian Pacific Journal of Tropical Medicine. Elsevier Ltd, 9(8),
pp. 763–770. doi: 10.1016/j.apjtm.2016.06.009.
Yanti, R. (2005) ‘Aplikasi teknologi pertanian organik: penerapan pertanian
organik oleh petani padi sawah Desa Sukorejo Kabupaten Sragen, Jawa
Tengah’, Jakarta: Pascasarjana-UI.
Yanti, Y. et al. (2017) ‘Pengembangan Pertanian Organik Melalui Budidaya
Tanaman Palawija dengan Aplikasi Teknologi Rizobakteri Indegenos di
Nagari Sungai Durian Kabupaten Solok’, Jurnal Logista (Jurnal Ilmiah
Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), pp. 88–94.
Yayasan Pengembangan Sinar Tani (2001) ‘Membangun Pertanian Modern’, in
Dudung Abdul Adjid (ed.) Depertamen Pertanian. 3rd edn. Jakarta:
Yayasan Sinar Tani.
Yenti, N., Juniarti and Efendi, S. (2020) ‘Pengaruh Penggunaan Lahan Kakao
Yang Diintegrasikan Dengan Kelapa Sawit Terhadap Keanekaragaman
Serangga Predator Dan Parasitoid’, Journal of Socio Economics on
Tropical Agriculture, 2(1), pp. 44–53. doi: 10.25077/joseta.v2i1.
Yuhono, J. T. (2007) ‘Sistem Agribisnis Lada dan Strategi Pengembangannya’,
Jurnal Litbang Pertanian, 26(3), pp. 76–81.
Yulida, R. (2012) ‘Kontribusi usahatani lahan pekarangan terhadap ekonomi
rumah tangga petani di kecamatan Kerinci kabupaten Pelalawan’, IJAE
(Jurnal Ilmu Ekonomi Pertanian Indonesia), 3(2), pp. 135–154.
Yuriansyah et al. (2020) Pertanian Organik sebagai Salah Satu Konsep
Pertanian Berkelanjutan, PengabdianMu.
Yusuf, D. N. et al. (2020) ‘Pengembangan Teknologi Budidaya Aquaponik -
Vertikultur Berbasis Pupuk Organik Cair Untuk Pengelolaan
Lingkungan Dan Budidaya Pertanian Lahan Sempit’, Jurnal Pengabdian
Masyarakat Ilmu Terapan, 2(2), pp. 180–185.
208 Budi daya Tanaman Sehat Secara Organik
Zaman, N. et al. (2020) Ilmu Usahatani. 1st edn. Edited by R. Watriantho.
Medan: Yayasan Kita Menulis. Available at:
https://kitamenulis.id/2020/11/30/ilmu-usahatani/.
Biodata Penulis
Dr. Ismail Marzuki, M.Si, lahir di Kabere, 03 Juli
1973. Pendidikan formal yang telah diikuti SD
Negeri 19 Kabere Tahun 1980-1986, SMP Negeri
Kabere Tahun 1986-1989, dan SMA Negeri 1
Enrekang 1989-1992. Gelar sarjana Sains (kimia)
disandang tahun 1999, di Jurusan Kimia F.MIPA
UNHAS, dan gelar Magister Sains (M.Si) Tahun
2003. Menyelesaikan program Doktor tahun 2016,
Program Pascasarjana UNHAS.
Karir sebagai akademisi dimulai tahun 2000 hingga
sekarang. Status PNS (Dosen) diperoleh pada Tahun 2005, pada unit kerja
Kopertis (L2dikti) wil. IX Sulawesi. Jabatan struktural yang pernah di sandang,
yakni: Direktur Akademi Analis Kimia Yapika Makassar, (Tahun 2002-2008),
Ketua I Bidang Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Yapika
Makassar (Tahun 2008-2012). Ketua Stikes Bina Mandiri Gorontalo (Tahun
2014-2015), Dimutasi ke Universitas Fajar (UNIFA), Tahun 2015, pada Prodi
home base Teknik Kimia. Tugas tambahan yang diamanahkan oleh UNIFA
adalah Pimred Jurnal Techno Entrepreneur Acta (2016-sekarang), Ketua Unit
Pusat Karir UNIFA (Tahun 2016-2018) dan Ketua Lembaga Penjaminan Mutu
Internal UNIFA, (2019-2020), serta Dekan Fak. Pascasarjana Univ. Fajar,
(2020-sekarang). Sejak pandemic coviv-19 dan masa pemulihan dengan
kebiasaan hidup baru bergabungan dalam komunitas Yayasan Kita Menulis,
yang hingga saat ini telah menulis 9 chapter pada 9 judul buku yang berbeda
210 Budi daya Tanaman Sehat Secara Organik
Noverita Sprinse Vinolina lahir di Padang Halaban
dan besar di Medan. Staf Pengajar di Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia sejak 1993 sampai sekarang. Saat ini
bertugas di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara. Gelar Insinyur Pertanian (S1) diperoleh dari
Fakultas Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian
Universitas Sumatera Utara (1992). Gelar Magister
Pertanian (S2) diperoleh dari Program Studi
Agronomi pada Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara (1997), Gelar Doktor (S3) diperoleh
dari Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
(2014). Pendidikan S1, S2, dan S3 telah selesai dilaksanakan dengan didanai
oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Tahun 2011
memperoleh kesempatan untuk mengikuti Sandwich-like Program yang didanai
oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Republik Indonesia di Departemen
Biologi / Biologi Molekuler dan Farmasi di Auburn University, USA. Tahun
2006, 2014 dan 2015 memperoleh pencapaian sebagai Dosen Berprestasi, di
Kopertis Wilayah I. Penulis tertarik untuk menulis tentang Budidaya Tanaman
Sehat Secara Organik karena pentingnya menjaga keseimbangan di alam
dengan pemanfaatan bahan-bahan alam secara alami. Dalam kesempatan ini,
tak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-
tingginya terhadap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, atas kesempatan yang diberikan untuk membangun dan memotivasi
generasi muda Bangsa. Salam sehat.
Rahmatia Harahap, S.Si, lahir di kota
Padangsisimpuan, Provinsi Sumatera Utara pada
tanggal 23 Juli 1986. Lulus pendidikan S1 dari
Universitas Sumatera Utara (USU) dengan jurusan
Kimia-MIPA. Penulis berdomisili di Medan dan
merupakan salah satu tenaga kependidikan sebagai
laboran di Politeknik Pembangunan Pertanian
(Polbangtan) Medan yang berada di bawah Badan
Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian,
Kementerian Pertanian.
Biodata Penulis 211
Arsi, SP, M.Si, Lahir di Jungkal, Kecamatan
Pampangan OKI, 17 Oktober 1985. Lulus dari
Pendidikan S-1 Jurusan Hama dan Penyakit
Tumbuhan Universitas Sriwijaya (UNSRI) Sumatera
Selatan tahun 2008, S-2 Ilmu Tanaman Bidang
Kajian Umum Proteksi Tanaman Universitas
Sriwijaya (UNSRI) Sumatera Selatan tahun 2014.
Penulis Sebagai Tenaga Pengajar S-1 Program Studi
Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas
Sriwijaya (UNSRI) Sumatera Selatan dari tahun 2015
sampai sekarang.
Evan Purnama Ramdan lahir di Garut, 14 Mei 1988 dari pasangan Bapak
Engkoh dan Ibu Heni Nurjanah. Pendidikan S1 diperoleh dari Program Studi
Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal
Soedirman. Kemudian melanjutkan progam magister di Program Studi
Fitopatologi, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Riwayat pekerjaan
dimulai dari tugas sebagai planting material staff, Research and Agronomi
Departement, PT Pilar Wanapersada pada tahun 2014-2016. Selanjutnya
bergabung sebagai staff pengajar di Program Studi Agroteknologi, Fakultas
Teknologi Industri, Universitas Gunadarma. Penulis saat ini banyak menekuni
bidang proteksi tanaman, terutama pengendalian penyakit tumbuhan dengan
agens hayati.
Marulam MT Simarmata lahir di Pematangsiantar
pada 04 Desember 1971, menyelesaikan pendidikan
Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Program
Studi Kehutanan Universitas Simalungun tahun 1997
dan selanjutnya mengabdi sebagai dosen Kehutanan
di Fakultas Pertanian USI sampai dengan sekarang.
Menyelesaikan pendidikan Strata Dua di institusi
yang sama tahun 2011. Sejak Tahun 2019 diberikan
kepercayaan sebagai Ketua Lembaga Pengabdian
kepada Masyarakat Universitas Simalungun (LPM-
USI). Sejak Tahun 1990 terdaftar sebagai Relawan dan Pengurus PMI Kota
212 Budi daya Tanaman Sehat Secara Organik
Pematangsiantar sampai dengan sekarang. Aktif bergabung dalam penulisan
buku kolaborasi sejak tahun 2000 dan telah menghasilkan 5 buku.
Yogi Nirwanto, S.Hut., M.P. Lahir di Kab.
Sumedang Jawa Barat Pada tanggal 13 Oktober 1988,
NIP. 198810132019031012. Menyelesaikan
Pendidikan SD, SLTP dan SMA di
KabupatenSumedang. Melanjutkan kuliah di
Fakultas Kehutanan Jurusan Manajemen Hutan
Universitas Winaya Mukti dan mendapatkan gelas
Sarjana Kehutanan pada tahun 2010, kemudian
bekerja di Pontianak Kalimantan Barat pada Grup
Sumitomo Forestry bergerak dalam bidang Hutan
Tanaman Industri sampai dengan tahun 2014.
Melanjutkan Kuliah pada Program Studi Magister Agroteknologi dan
mendapatkan gelar Magister Pertanian tahun 2016. Tahun 2016-2018 bekerja
sebagai guru produktif Teknik Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan pada SMK
Kehutanan Sumedang serta aktif pada kegiatan RHL DAS. Tahun 2019 sampai
sekarang bertugas sebagai Dosen pada Jurusan Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Siliwangi, Kota Tasikmalaya Jawa Barat.
Dr. Tili Karenina, SP., M.Si. Lahir di Palembang
Sumatera Selatan pada tanggal 29 Agustus 1985.
Lulus dari pendidikan S-1 Jurusan Hama dan Penyakit
Tumbuhan di Universitas Sriwijaya (UNSRI)
Sumatera Selatan Tahun 2007, S-2 Universitas
Sriwijaya Jurusan Proteksi Tanaman Tahun 2010, S-3
Universitas Sriwijaya Program Studi Doktor Ilmu
Pertanian. Penulis berdomisili di Palembang dan
merupakan salah satu peneliti di Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
Biodata Penulis 213
Astrina Nur Inayah Lahir di Bila Utara, 16 Agustus
1987. Pendidikan Program Sarjana ditempuh di
Universitas Hasanuddin Fakultas Pertanian, Program
Studi Teknik Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian
di Makassar Sulawesi Selatan, lulus tahun 2010.
Penulis pernah magang di Bidang Sistem Informasi
dan Geografis pada Kantor BPDASHL Jeneberang
Saddang terhitung semenjak tahun 2009 sampai
tahun 2011. Kemudian penulis pada tahun 2011
sudah menjadi staf pengajar tetap
di Program Studi Teknologi Hasil Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Ichsan Gorontalo. Penulis melanjutkan
pendidikan magister di Insititut Pertanian Bogor.Fakultas Pertanian, Program
Studi Ilmu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan. Penulis aktif melakukan penelitian dengan judul
Penggunaan Model DEM untuk Menentukan Aspek Kemiringan pada Model
USLE Sub DAS Minraleng, DAS Walanae, Simulasi retensi Air Permukaan
Menggunakan Model HEC-GeoHMS (Studi Kasus : DAS Ciliwung Hulu).
Pengaruh lama pendiaman air kelapa sebelum fermentasi terhadap pembuatan
Nata de coco, Studi Pembuatan Nata De Coco dengan Berbagai Penambahan
Starter, Karakterisasi Manisan Kolang-Kaling dengan Berbagai Konsentrasi
Gula.
Cheppy Wati, SP., M.Si. Lahir di Ogan Komering
Ilir Sumatera Selatan pada tanggal 20 Januari 1985.
Lulus dari pendidikan S-1 Jurusan Hama dan
Penyakit Tumbuhan di Universitas Sriwijaya
(UNSRI) Sumatera Selatan Tahun 2007, S-2
Universitas Sriwijaya Jurusan Proteksi Tanaman
Tahun 2010, saat ini penulis menempuh pendidikan
tugas belajar Program Doktor pada Program Studi
Fitopatologi Departemen Proteksi Tanaman IPB
University di Bogor Jawa Barat sejak tahun 2019.
Penulis berdomisili di Bogor Jawa Barat dan
merupakan salah satu tenaga pengajar di Politeknik Pembangunan Pertanian
(POLBANGTAN) Bogor di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan
SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian. Buku yang telah
214 Budi daya Tanaman Sehat Secara Organik
dihasilkan secara kolaborasi ada 4 buku, antaralain: (1). Buku berjudul
Bioteknologi Pertanian tahun 2019; (2) Penuntun Praktikum Bioteknologi
Pertanian tahun 2019; (3) Pengantar Ilmu Pertanian tahun 2020; dan; (4)
Kesehatan lingkungan perumahan tahun 2020.
Bayu Adirianto dilahirkan di Bogor tahun 1989.
Menyelesaikan Sekolah Dasar hingga SMA.
Menyelesaikan S1 bidang Manajemen Kehutanan di
Institut Pertanian Bogor pada Tahun 2012.
Menyelesaikan S2 bidang Bioteknologi Tanah dan
Lingkungan di Institut Pertanian Bogor pada Tahun
2017. Penulis sudah melakukan penelitian dalam
bidang pertanian ramah lingkungan dan
bioteknologi lingkungan khususnya.
Wasissa Titi Ilhami, SP., M.Si. Lahir di Nganjuk,
Jawa Timur pada tanggal 4 Desember 1984. Lulus
dari pendidikan S-1 (2007) dan S-2 (2010) Jurusan
Arsitektur Lanskap di Institut Pertanian Bogor
(IPB), saat ini penulis menempuh pendidikan tugas
belajar Program Doktor pada Program Studi Ilmu
Pengelolaan Alam dan Lingkungan Sekolah Pasca
Sarjana IPB University di Bogor Jawa Barat sejak
tahun 2019 dari beasiswa Kementerian Pertanian.
Penulis berdomisili di Bogor Jawa Barat dan merupakan salah satu tenaga
pengajar di Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Bogor di
bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP)
Kementerian Pertanian. Penulis menjadi Asesor Pertanian Organik sejak tahun
2015. Beberapa mata kuliah yang diampu adalah Manajemen Lahan
Berkelanjutan, Sistem Pertanian Organik, Pertanian Perkotaan, Lanskap dan
Agrowisata. Buku yang telah dihasilkan secara kolaborasi ada 2 buku, antaralain
: (1). Buku berjudul Pertanian Perkotaan (Bahan Ajar) dan Penuntun Praktikum
Pertanian Perkotaan tahun 2018.
View publication stats