MANAJEMEN INVESTASI SYARIAH
MANAJEMEN INVESTASI SYARIAH Rizky Rosyadi, S.Ag., M.H., Budiman, M.E., M.M., Miftahurrahmah, S.E.I., M.E., Rita Meiriyanti, S.E., M.M., Bramantyo Suryo Nugroho, M.H., Dr. H. Muhammad Fakhri Amir, Lc., M.E., Deden Hidayat, S.Pd.I, M.E.Sy, CDAI., Irma Citarayani, S.E., M.Si., Junaidi Lubis, S.H., M.H., Dr. Hj. Fatmah, ST., MM., RSA.
Manajemen Investasi Syariah Copyright© PT Penerbit Penamuda Media, 2024 Penulis: Rizky Rosyadi, S.Ag., M.H., Budiman, M.E., M.M., Miftahurrahmah, S.E.I., M.E., Rita Meiriyanti, S.E., M.M., Bramantyo Suryo Nugroho, M.H., Dr. H. Muhammad Fakhri Amir, Lc., M.E., Deden Hidayat, S.Pd.I, M.E.Sy, CDAI., Irma Citarayani, S.E., M.Si., Junaidi Lubis, S.H., M.H., Dr. Hj. Fatmah, ST., MM., RSA. Editor: Faisal Hidayat, S.E., M.E. ISBN: 978-623-8586-61-5 Desain Sampul: Tim PT Penerbit Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penerbit Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, Juni 2024 x + 224, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit
v ebagai pencinta investasi yang merangkul prinsip-prinsip syariah, kami dengan senang hati mempersembahkan buku ini kepada para pembaca. Manajemen Investasi Syariah tidak hanya menawarkan panduan praktis, tetapi juga menggali secara mendalam bagaimana prinsip-prinsip syariah dapat diterapkan dalam dunia investasi modern. Semoga buku ini menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan berharga bagi Anda dalam meraih kesuksesan finansial yang berkelanjutan. S
vi Kata Pengantar ...........................................................................v Daftar Isi ......................................................................................vi Bab 1. Hakikat dan Konsep Dasar Ekonomi Islam ...................1 A. Pengertian Ekonomi Syariah .............................................. 3 B. Hakikat Ekonomi Syariah..................................................... 6 C. Konsep Dasar Ekonomi Syariah.......................................... 8 D. Karakteristik Ekonomi Syariah ........................................... 10 E. Larangan-larangan Ekonomi Syariah ............................. 14 F. Tujuan Ekonomi Syariah .................................................... 22 Bab 2. Konsep Dasar Manajemen Investasi Syariah..............25 A. Pengertian Investasi........................................................... 28 B. Dasar Keputusan Investasi................................................ 31 C. Konsep Dasar Investasi dalam ekonomi Syariah........... 33 Bab 3. Merencanakan Investasi di Pasar Modal....................39 A. Gambaran Umum Pasar Modal ...................................... 40 B. Pasar Perdana.................................................................... 42 C. Pasar Sekunder................................................................... 44
vii Bab 4. Manajemen Investasi Obligasi.....................................49 A. Gambaran Umum Obligasi...............................................50 B. Jenis-Jenis Obligasi.............................................................50 C. Tips Untuk Berinvestasi Dalam Obligasi............................53 D. Keuntungan Berinvestasi Obligasi....................................54 E. Risiko Yang Terkait Dengan Investasi Obligasi................56 F. Pembelian Obligasi ............................................................56 G. Penilaian Obligasi...............................................................57 H. Harga Obligasi ....................................................................58 I. Contoh Penilaian Obligasi ................................................60 J. Strategi Untuk Mengelola Portofolio Obligasi.................62 Bab 5. Obligasi Syariah atau Sukuk ........................................65 A. Pengertian Obligasi............................................................66 B. Pengertian Obligasi Syariah/Sukuk ..................................67 C. Dasar Hukum Obligasi Syariah/Sukuk ..............................68 D. Karakteristik Obligasi Syariah/Sukuk.................................69 E. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Penerbitan Obligasi Syariah/Sukuk......................................................................72 F. Mekanisme Obligasi Syariah/Sukuk .................................74 G. Jenis Obligasi Syariah/Sukuk .............................................75 H. Kelebihan Berinvestasi Sukuk ............................................78 Bab 6. Investasi Pada Reksadana Syariah..............................79
viii A. Pengertian Reksadana Syariah ....................................... 80 B. Prinsip-Prinsip Investasi pada Reksadana Syariah......... 81 C. Jenis-Jenis Reksadana Syariah......................................... 83 D. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Investasi Reksadana Syariah................................................................................. 85 E. Manfaat dan Risiko Investasi pada Reksadana Syariah................................................................................. 88 F. Tata Cara Berinvestasi pada Reksadana Syariah......... 92 Bab 7. Manajemen Modal........................................................95 A. Pendahuluan...................................................................... 96 B. Konsep Dasar Manajemen Modal ................................ 102 C. Pentingnya Manajemen Modal dalam Berbagai Konteks Bisnis..................................................................... 108 D. Strategi Manajemen Modal yang Efektif ..................... 117 E. Manajemen Modal dalam Investasi Syariah ............... 125 Bab 8. Peraturan DSN-MUI Tentang Investasi Syariah .........137 Bab 9. Pelanggaran dan Larangan Dalam Investasi Syariah........................................................................157 A. Gambaran Umum Pelanggaran Dan Larangan Dalam Investasi Syariah .................................................. 158 B. Pentingnya Perlindungan Dalam Investasi Syariah..... 167 C. Larangan Investasi Syariah............................................. 171
ix Bab 10. Investasi pada Saham Syariah.................................181 A. Investasi dalam Islam.......................................................184 B. Investasi Pada Saham Syariah........................................185 Daftar Pustaka.........................................................................194 Tentang Penulis .......................................................................217
x
Manajemen Investasi Syariah 1 Rizky Rosyadi, S.Ag., M.H.
2 Manajemen Investasi Syariah gama Islam meskipun telah diturunkan lebih dari 14 abad lalu, namun Islam tetap masih relevan di setiap zaman, salah satu yang menarik untuk diulas adalah terkait dengan sistem ekonomi modern. Dalam Islam konsep ekonomi diatur secara unik dan komprehensif yang telah terbukti relevan dan efektif dalam mengatur ekonomi klasik maupun modern. Sistem ekonomi Islam didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan, keseimbangan, dan kesejahteraan sosial. Salah satu elemen kunci dalam ekonomi Islam adalah larangan riba (bunga), yang mencegah eksploitasi dan menjaga keseimbangan ekonomi. Dalam ekonomi modern, prinsip ini diterapkan melalui sistem perbankan syariah, yang menggunakan konsep bagi hasil sebagai alternatif dari bunga konvensional. Hal ini tidak hanya membuat transaksi lebih adil, tetapi juga mengurangi risiko instabilitas finansial. (Nurhalizah, 2021) Prinsip-prinsip lain yang diusung oleh ekonomi Islam, seperti larangan gharar (ketidakpastian) dan maysir (perjudian), juga mendorong transaksi yang lebih transparan dan etis. Ini berarti bahwa dalam ekonomi modern, penerapan prinsip-prinsip Islam dapat mendorong praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan. Dengan mengedepankan nilai-nilai moral dan etika dalam setiap aspek ekonomi, Islam menawarkan sebuah kerangka kerja yang tidak hanya relevan tetapi juga sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan dan kompleksitas ekonomi global saat ini. A
Manajemen Investasi Syariah 3 A. Pengertian Ekonomi Syariah 1. Secara Bahasa Ekonomi syariah, secara bahasa, terdiri dari dua kata: "ekonomi" dan "syariah". "Ekonomi" berasal dari bahasa Yunani "oikonomia" yang berarti manajemen rumah tangga atau pengelolaan sumber daya. Dalam konteks yang lebih luas, ekonomi merujuk pada ilmu yang mempelajari bagaimana manusia mengatur dan memanfaatkan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan mereka yang tak terbatas. Sementara itu, "syariah" berasal dari bahasa Arab yang berarti jalan atau aturan yang ditetapkan oleh Allah SWT untuk diikuti oleh umat manusia. (Revika, 2010) Dengan demikian, ekonomi syariah secara bahasa dapat diartikan sebagai manajemen atau pengelolaan sumber daya yang didasarkan pada aturan-aturan yang ditetapkan oleh syariah Islam. Ekonomi syariah bertujuan untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan sosial dengan menghindari praktik-praktik yang dilarang dalam Islam, seperti riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maisir (perjudian). Selain itu, ekonomi syariah juga menekankan prinsip-prinsip seperti keadilan, kejujuran, dan tanggung jawab sosial dalam setiap aktivitas ekonominya. Secara keseluruhan, ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang berlandaskan pada nilai-nilai dan hukum-hukum Islam, yang mengarahkan pengelolaan sumber daya agar selaras dengan tujuan-tujuan moral dan etika yang diajarkan dalam agama Islam.
4 Manajemen Investasi Syariah Sistem ini tidak hanya berfokus pada aspek material, tetapi juga aspek spiritual dan sosial, sehingga menciptakan keseimbangan yang me-nyeluruh dalam kehidupan manusia. (Fadhillah, 2008) 2. Secara Istilah a. Pandangan Umum Ekonomi syariah, secara istilah, merujuk pada sistem ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip syariah atau hukum Islam. Ini berarti bahwa semua kegiatan ekonomi, baik itu produksi, distribusi, maupun konsumsi, harus sejalan dengan ajaran dan nilai-nilai Islam. Prinsip utama dalam ekonomi syariah adalah keadilan, kesejahteraan bersama, dan larangan terhadap riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (perjudian). (Siregar, 2009) Dalam ekonomi syariah, transaksi keuangan harus didasarkan pada kesepakatan yang adil dan transparan antara pihak-pihak yang terlibat. Salah satu konsep utama adalah mudharabah, di mana satu pihak menyediakan modal sementara pihak lainnya menyediakan keahlian dan usaha, dengan keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan awal. Selain itu, ada juga konsep musyarakah, yang merupakan bentuk kemitraan di mana semua pihak berkontribusi dengan modal dan berbagi keuntungan serta risiko. (Siregar, 2009) Ekonomi syariah juga mendorong investasi dalam sektor-sektor yang dianggap halal (diperbolehkan) dan menjauhi sektor-sektor yang haram (dilarang), seperti
Manajemen Investasi Syariah 5 industri alkohol, perjudian, dan produksi makanan yang tidak sesuai dengan syariah. Dengan demikian, ekonomi syariah tidak hanya berfokus pada pencapaian keuntungan material, tetapi juga pada pencapaian kesejahteraan spiritual dan sosial. b. Menurut para pakar Adapun secara istilah pengertian ekonomi syariah dikemukakan oleh para ahli diantaranya sebagai berikut. 1) Ekonomi Syariah adalah ranting ilmu yang mengaplikasikan kesejahteraan manusia melalui distribusi sumber daya yang beriringan dengan maqashid tanpa memenjara kebebasan seseorang dalam menjaga keseimbangan ekonomi makro dan ekologi yang berkelanjutan (M. Umer Chapra, 2001). 2) Ekonomi Syariah adalah ilmu yang menjelaskan tentang perkara ekonomi masyarakat yang dijiwai oleh nilai-nilai Islam (Muhammad Abdul Manan, 1992). 3) Ekonomi Syariah adalah timbal balik pemikiran muslim atas tantangan ekonomi zaman. Dalam lingkup chc g_l_e[ ^c\[hno if_b Af Qol’[h, Sunnah, akal (Ijtihad), dan pengalaman. (Muhammad Nejatullah al-Siddiqi, 2004). 4) Ekonomi Syariah adalah pengetahuan tentang aplikasi perintah (injuctions) dan aturan (rules) yang ditetapkan syariat Islam untuk mencegah ketidakadilan dalam enggunaan sumber daya material guna menjamin kebutuhan manusia
6 Manajemen Investasi Syariah yang membantu mereka melaksanakan kewajiban kepada Allah dan masyarakat. (S.M. Hasanuzzaman (1991) dalam M. Dawam Rahardjo, 2015). 5) Ekonomi Syariah adalah ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang diatur berlandaskan syariah Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam (Veithzal Rivai dan Antoni Nizar Usman, 2012). 6) Ekonomi Syariah adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh orang perorang, kelompok orang, badan usaha yang berbadan hukum atau tidak berbadan hukum dalam rangka memenuhi kebutuhan yang bersifat komersial dan tidak komersial menurut prinsip syariah (Peraturan Mahkamah Agung Nomor 02 tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES)). 7) Ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam (Masterplan Ekonomi Syariah di Indonesia 2019-2024). 8) Ekonomi Syariah diartikan sebagai semua sektor inti perekonomian beserta ekosistemnya yang secara struktural dipengaruhi oleh gaya hidup konsumen dan praktik bisnis sesuai dengan nilainilai Islam (Global Islamic Economy Report 2013). B. Hakikat Ekonomi Syariah Ekonomi syariah merupakan sistem ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam. Setidaknya ada lima hakikat ekonomi Syariah yang paling mendasar:
Manajemen Investasi Syariah 7 1. Keadilan Sosial dan Ekonomi Ekonomi syariah menekankan pentingnya keadilan sosial dan ekonomi. Hal ini diwujudkan melalui distribusi kekayaan yang adil dan merata, serta adanya zakat, infak, dan sedekah untuk membantu mereka yang kurang mampu. Tujuannya adalah untuk menciptakan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat dan mengurangi kesenjangan ekonomi. (Mustaqim Makki, 2018) 2. Kepemilikan Bersyarat (Property Ownership) Dalam ekonomi syariah, kepemilikan harta benda diakui namun dengan syarat bahwa pemilik harus menggunakan hartanya sesuai dengan hukum syariah. Ini berarti harta tersebut tidak boleh digunakan untuk hal-hal yang haram atau merugikan orang lain. Harta dianggap sebagai amanah dari Allah yang harus dikelola dengan baik. (Jalil, 2022) 3. Etika dan Moral dalam Bisnis Ekonomi syariah sangat menekankan etika dan moral dalam berbisnis. Praktik-praktik yang curang, penipuan, dan eksploitasi dilarang keras. Prinsip ini mendorong para pelaku bisnis untuk berperilaku jujur, adil, dan bertanggung jawab. (Annisa, Sylvia and Zahra, 2018) Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, ekonomi syariah bertujuan untuk menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil, seimbang, dan berkelanjutan, yang tidak hanya menguntungkan individu tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.
8 Manajemen Investasi Syariah C. Konsep Dasar Ekonomi Syariah Ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam. Sistem ini menekankan keseimbangan, keadilan, dan kemakmuran bagi semua pihak yang terlibat. Berikut adalah lima nilai dasar ekonomi syariah: 1. Keadilan (Al-'Adl) Keadilan adalah salah satu nilai inti dalam ekonomi syariah. Ini mencakup keadilan dalam distribusi kekayaan, perlakuan yang adil terhadap semua individu dalam transaksi ekonomi, dan penghapusan praktik-praktik yang menzalimi pihak lain, seperti riba (bunga) dan gharar (ketidakpastian). Keadilan bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada pihak yang dirugikan dan semua individu mendapatkan hak mereka secara proporsional. (Trimulato et al., 2023) 2. Keseimbangan (Al-Tawazun) Ekonomi syariah menekankan keseimbangan antara kebutuhan fisik dan spiritual, serta antara kepentingan individu dan masyarakat. Prinsip ini mendorong aktivitas ekonomi yang tidak hanya berfokus pada keuntungan materi, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan sosial dan lingkungan. Keseimbangan ini juga berarti menjaga antara konsumsi dan produksi agar tidak terjadi eksploitasi sumber daya yang berlebihan. (Cahyanti, 2020)
Manajemen Investasi Syariah 9 3. Kerjasama dan Solidaritas (Ta'awun dan Takaful) Nilai ini mendorong kerjasama dan saling membantu antara anggota masyarakat. Sistem keuangan syariah, seperti asuransi syariah (takaful) dan zakat, adalah contoh nyata dari penerapan prinsip ini. Solidaritas sosial ini bertujuan untuk menciptakan jaringan dukungan yang kuat antarindividu, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan bersama. (Efendi and Bakhri, 2018) 4. Kepemilikan dan Penggunaan Harta yang Bertanggung Jawab Dalam ekonomi syariah, harta dianggap sebagai amanah dari Allah yang harus digunakan dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Prinsip ini mencakup penggunaan harta untuk kemaslahatan umum, penghindaran dari pemborosan, dan perlindungan terhadap hak-hak orang lain. Pemilik harta diharapkan untuk menginvestasikan dan menggunakan kekayaannya dengan cara yang mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas. Konsep zuhud konsep dasar Dengan mengedepankan nilai-nilai ini, ekonomi syariah bertujuan untuk menciptakan sistem yang lebih adil, seimbang, dan berkelanjutan bagi semua pihak.
10 Manajemen Investasi Syariah D. Karakteristik Ekonomi Syariah 1. Konsep Iqtishad Ilahiyah Adalah sebuah pendekatan ekonomi yang berlandaskan pada prinsip-prinsip dan ajaran Islam. Dalam bahasa Arab, "iqtishad" berarti ekonomi, sedangkan "ilahiyah" berarti ilahi atau ketuhanan. Oleh karena itu, iqtishad ilahiyah dapat diartikan sebagai ekonomi yang diatur oleh prinsip-prinsip ketuhanan atau syariah. Konsep ini menekankan pentingnya keadilan, keseimbangan, dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya dan distribusi kekayaan. revitalisasi Iqtishad ilahiyah mencakup beberapa prinsip utama, salah satunya adalah larangan riba atau bunga yang dianggap merugikan dan tidak adil. Dalam konsep ini, transaksi keuangan harus berdasarkan kemitraan dan pembagian risiko yang adil. Selain itu, zakat, infak, dan sedekah menjadi instrumen penting untuk redistribusi kekayaan agar ketimpangan sosial dapat diminimalisir. Keberadaan lembaga keuangan syariah, seperti bank syariah dan asuransi syariah, juga merupakan bagian dari implementasi iqtishad ilahiyah. (Nikmatul Husna and Husni Thamrin, 2021) Prinsip lain yang penting dalam iqtishad ilahiyah adalah etika bisnis dan tanggung jawab sosial. Setiap individu dan perusahaan diharapkan untuk menjalankan usaha mereka dengan cara yang etis, transparan, dan bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan. Hal ini mencakup
Manajemen Investasi Syariah 11 larangan terhadap aktivitas yang merusak lingkungan dan eksploitasi sumber daya secara berlebihan. Dengan demikian, iqtishad ilahiyah tidak hanya berfokus pada keuntungan ekonomi semata, tetapi juga pada kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan. (Soehardi, 2022) 2. Iqtishad Akhlaqi Adalah konsep ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip moral dan etika dalam Islam. Istilah ini berasal dari dua kata Arab, yaitu "iqtishad" yang berarti ekonomi dan "akhlaq" yang berarti etika atau moral. Dalam konteks ini, iqtishad akhlaqi bertujuan untuk menciptakan sistem ekonomi yang tidak hanya fokus pada keuntungan materi, tetapi juga mempertimbangkan kesejahteraan sosial, keadilan, dan keseimbangan. (Mukhibad, 2014) Konsep ini menekankan pentingnya integritas, kejujuran, dan tanggung jawab dalam berbisnis dan mengelola sumber daya. Para pelaku ekonomi diharapkan untuk tidak hanya mengejar keuntungan pribadi, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Dalam iqtishad akhlaqi, kegiatan ekonomi harus dilakukan dengan cara yang adil dan transparan, menghindari praktik-praktik yang merugikan, seperti riba (bunga yang berlebihan), gharar (ketidakpastian), dan maysir (perjudian). (Sasnita, Musyahidah and Nursyamsu, 2020) Selain itu, iqtishad akhlaqi juga menekankan pentingnya distribusi kekayaan yang adil dan merata. Konsep ini mendukung upaya untuk mengurangi
12 Manajemen Investasi Syariah kesenjangan ekonomi dan sosial melalui mekanisme seperti zakat (pajak amal) dan sedekah (amal sukarela). Dengan demikian, iqtishad akhlaqi tidak hanya berfungsi sebagai panduan moral dalam kegiatan ekonomi, tetapi juga sebagai alat untuk mencapai keadilan sosial dan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi seluruh masyarakat. 3. Konsep Iqtishad Insani Merupakan sebuah pendekatan ekonomi yang berfokus pada kesejahteraan manusia secara holistik dan berkelanjutan. Dalam bahasa Arab, "iqtishad" berarti ekonomi, dan "insani" berarti kemanusiaan. Dengan demikian, iqtishad insani menekankan bahwa kegiatan ekonomi harus didasarkan pada prinsipprinsip kemanusiaan, moralitas, dan etika. Konsep ini tidak hanya memperhatikan keuntungan finansial semata, tetapi juga kesejahteraan sosial, keadilan, dan keberlanjutan lingkungan. (Suardi, 2021a) Iqtishad insani berakar pada nilai-nilai Islam yang menghargai keseimbangan antara material dan spiritual, serta antara kebutuhan individu dan masyarakat. Dalam kerangka ini, kegiatan ekonomi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, mengurangi kesenjangan sosial, dan menjaga kelestarian alam. Misalnya, dalam iqtishad insani, praktik riba (bunga yang berlebihan) dan gharar (ketidakpastian yang berlebihan) dianggap tidak etis karena dapat merugikan pihak lain dan menciptakan ketidakadilan. (Suardi, 2021b)
Manajemen Investasi Syariah 13 Salah satu implementasi dari konsep iqtishad insani adalah ekonomi syariah, yang mengatur berbagai aspek keuangan dan bisnis sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Ekonomi syariah menekankan pentingnya zakat, sedekah, dan wakaf sebagai instrumen untuk mendistribusikan kekayaan dan membantu mereka yang kurang beruntung. Selain itu, konsep ini juga mendorong investasi pada sektorsektor yang memberikan manfaat sosial dan lingkungan, seperti pendidikan, kesehatan, dan energi terbarukan. Dengan demikian, iqtishad insani berupaya menciptakan sistem ekonomi yang adil, inklusif, dan berkelanjutan bagi seluruh umat manusia. 4. Konsep Iqtishad Washathi Konsep iqtishad wasathi berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata: "iqtishad" yang berarti ekonomi atau pengelolaan sumber daya, dan "wasathi" yang berarti moderat atau seimbang. Secara keseluruhan, iqtishad wasathi mengacu pada prinsip ekonomi yang mengedepankan keseimbangan, keadilan, dan moderasi dalam pengelolaan sumber daya. Konsep ini berakar pada ajaran Islam yang menekankan pentingnya menghindari sikap berlebihan atau boros, serta menghindari kekikiran yang ekstrem. (Witro, 2021) Dalam praktiknya, iqtishad wasathi menuntut adanya keseimbangan antara kebutuhan individu dan kepentingan masyarakat. Hal ini berarti seseorang harus bijaksana dalam membelanjakan hartanya,
14 Manajemen Investasi Syariah memastikan bahwa kebutuhan dasar terpenuhi tanpa mengorbankan kesejahteraan jangka panjang. Selain itu, konsep ini juga mendorong tanggung jawab sosial, di mana individu diharapkan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, baik melalui zakat, sedekah, atau bentuk-bentuk amal lainnya. (Ernayani and Firman, 2024) Iqtishad wasathi juga mencakup prinsip keberlanjutan, di mana pengelolaan sumber daya alam dilakukan dengan cara yang tidak merusak lingkungan dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Konsep ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara produksi dan konsumsi, serta memastikan bahwa praktik ekonomi tidak merugikan ekosistem atau mengakibatkan ketidakadilan sosial. Dengan demikian, iqtishad wasathi bukan hanya panduan ekonomi, tetapi juga sebuah filosofi hidup yang berlandaskan pada keseimbangan, keadilan, dan tanggung jawab sosial. E. Larangan-larangan Ekonomi Syariah 1. Riba Riba adalah istilah dalam bahasa Arab yang secara harfiah berarti "kelebihan" atau "tambahan." Dalam konteks keuangan dan ekonomi, riba merujuk pada praktik pengambilan keuntungan tambahan atas uang yang dipinjamkan, yang dalam banyak ajaran agama, terutama Islam, dianggap sebagai tindakan yang tidak etis dan dilarang. Riba biasanya muncul dalam dua bentuk utama: riba al-nasi'ah dan riba al-fadl. Riba al-
Manajemen Investasi Syariah 15 nasi'ah adalah bunga atau tambahan yang dikenakan pada pinjaman uang yang harus dibayar pada waktu yang telah disepakati, sedangkan riba al-fadl adalah praktek pertukaran barang yang tidak seimbang atau tidak setara. (Revika, 2010) Secara umum, riba dianggap merugikan karena dapat menyebabkan ketidakadilan dan eksploitasi ekonomi. Misalnya, orang yang meminjam uang dengan bunga tinggi dapat terjebak dalam lingkaran utang yang sulit keluar, yang pada akhirnya dapat merusak kesejahteraan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, banyak sistem keuangan syariah yang berusaha untuk menghindari riba dengan menggunakan mekanisme pembiayaan alternatif seperti bagi hasil (mudharabah) atau kerjasama (musyarakah). (Abas, 2019) Dalam konteks yang lebih luas, larangan riba juga mencerminkan nilai-nilai moral dan etika dalam perdagangan dan transaksi keuangan. Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem ekonomi yang adil, transparan, dan berkelanjutan, sehingga semua pihak yang terlibat dapat merasakan manfaatnya tanpa ada yang dirugikan. Meskipun istilah riba lebih dikenal dalam ajaran Islam, prinsip-prinsip yang mendasarinya juga relevan dalam berbagai budaya dan tradisi yang mengutamakan keadilan dan kesejahteraan bersama. (Herawan and Athoillah, 2023)
16 Manajemen Investasi Syariah 2. Taghrir gharar (Ketidakjelasan) Taghyir gharar adalah konsep dalam hukum Islam yang merujuk pada perubahan dalam unsur ketidakpastian atau spekulasi dalam transaksi bisnis. Dalam perdagangan dan transaksi keuangan, gharar mengacu pada ketidakpastian atau ketidakjelasan yang dapat menyebabkan salah satu pihak tidak mengetahui dengan pasti apa yang mereka terima atau risiko yang mereka hadapi. Hal ini bisa berupa ketidakpastian dalam kualitas, kuantitas, atau waktu pengiriman barang atau jasa yang diperjualbelikan. (Rahman, 2018) Dalam Islam, transaksi yang mengandung gharar dianggap tidak sah atau haram karena dapat menyebabkan ketidakadilan dan potensi penipuan. Oleh karena itu, taghyir gharar, atau upaya untuk menghilangkan atau meminimalkan ketidakpastian ini, sangat penting dalam memastikan bahwa transaksi yang dilakukan sesuai dengan prinsipprinsip syariah. Contohnya, dalam jual beli, barang yang diperjualbelikan harus jelas spesifikasinya, harganya harus pasti, dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara jelas untuk menghindari unsur gharar. (Basyariah, 2022) Taghyir gharar bertujuan untuk menciptakan keadilan dan transparansi dalam transaksi bisnis, sehingga kedua belah pihak yang terlibat dalam transaksi dapat merasa aman dan yakin bahwa mereka tidak akan dirugikan. Dengan mengurangi atau menghilangkan ketidakpastian, transaksi
Manajemen Investasi Syariah 17 menjadi lebih adil dan dapat dipercaya, yang pada akhirnya mendukung stabilitas dan keadilan dalam pasar ekonomi yang sesuai dengan prinsip Islam. (Urif, 2023) 3. Maysir (Judi) Maysir adalah istilah dalam bahasa Arab yang merujuk pada segala bentuk perjudian atau permainan untung-untungan yang mengandung unsur spekulasi dan ketidakpastian. Dalam konteks Islam, maysir dilarang karena dianggap sebagai salah satu bentuk aktivitas yang merugikan serta menimbulkan ketidakadilan. Al-Qur'an mengutuk maysir karena dapat menyebabkan perpecahan dalam masyarakat, membuang-buang harta, dan mengalihkan perhatian seseorang dari kewajiban spiritual dan moral. (Puspa Dewi, 2023) Dalam praktiknya, maysir mencakup berbagai jenis permainan yang melibatkan taruhan, seperti lotere, taruhan olahraga, dan permainan kartu dengan taruhan uang. Aktivitas ini dianggap berbahaya karena dapat menimbulkan kecanduan, yang pada akhirnya merugikan individu dan keluarganya. Selain itu, maysir sering kali dikaitkan dengan berbagai dampak sosial negatif, seperti peningkatan angka kriminalitas dan kerusakan hubungan sosial, karena uang yang dipertaruhkan sering kali berasal dari sumber yang tidak jelas atau tidak halal. (Rizki, Abubakar and Basri, 2023b) Pandangan Islam tentang maysir didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan, keberlanjutan, dan
18 Manajemen Investasi Syariah kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera, Islam menganjurkan pengikutnya untuk menjauhi segala bentuk perjudian dan lebih fokus pada kegiatan yang produktif dan bermanfaat. Upaya ini tidak hanya menjaga integritas moral individu tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan dan harmoni sosial secara keseluruhan. (Rizki, Abubakar and Basri, 2023a) 4. Ikhtikar (Menimbun) Ikhtikar adalah praktik penimbunan barang dengan tujuan untuk mengendalikan harga di pasar. Dalam konteks ekonomi dan perdagangan, ikhtikar sering kali merujuk pada tindakan spekulatif di mana seorang pedagang atau sekelompok pedagang menyimpan barang-barang dalam jumlah besar untuk menciptakan kelangkaan buatan. Kelangkaan ini kemudian menyebabkan harga barang tersebut melonjak, sehingga pedagang yang melakukan ikhtikar dapat menjual barang-barang tersebut dengan keuntungan yang lebih besar. (Syukur, 2018) Praktik ikhtikar dianggap tidak etis dan merugikan masyarakat luas karena dapat menyebabkan lonjakan harga yang tidak wajar dan mengganggu stabilitas ekonomi. Dalam banyak sistem ekonomi dan hukum, ikhtikar dilarang atau diatur dengan ketat untuk mencegah praktik monopoli dan menjaga keseimbangan pasar. Misalnya, dalam Islam, ikhtikar dilarang keras karena dianggap sebagai
Manajemen Investasi Syariah 19 bentuk eksploitasi yang merugikan konsumen dan merusak keadilan sosial. (Muslim, 2015) Selain dampak negatif bagi konsumen, ikhtikar juga dapat merugikan produsen kecil yang tidak memiliki kemampuan untuk menimbun barang dalam skala besar. Hal ini dapat menciptakan ketidakadilan dalam distribusi keuntungan di sepanjang rantai pasokan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan otoritas terkait untuk memantau dan mengatur praktik perdagangan untuk mencegah ikhtikar dan menjaga keseimbangan serta keadilan di pasar. 5. Risywah (Suap) Risywah, atau lebih dikenal dengan istilah suap dalam bahasa Indonesia, merujuk pada praktik memberikan atau menerima sesuatu yang bernilai, baik berupa uang, barang, jasa, atau keuntungan lainnya, dengan tujuan mempengaruhi tindakan atau keputusan seseorang yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. Praktik ini umumnya dilakukan untuk memperoleh keuntungan pribadi atau kelompok secara tidak sah, merugikan pihak lain, atau mengabaikan aturan dan norma yang berlaku. (Sumayyah, 2012) Dalam konteks hukum dan etika, risywah dianggap sebagai tindakan yang melanggar hukum dan merusak tatanan sosial. Suap dapat terjadi di berbagai bidang, seperti politik, bisnis, peradilan, dan sektor publik. Misalnya, seorang pejabat publik mungkin menerima suap untuk memberikan izin usaha secara ilegal, atau seorang hakim mungkin
20 Manajemen Investasi Syariah menerima suap untuk memutuskan perkara dengan tidak adil. Tindakan semacam ini tidak hanya merugikan individu atau kelompok tertentu, tetapi juga mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap institusi dan sistem yang ada. (Zen, 2015) Mengatasi risywah memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga penegak hukum, dan masyarakat. Peningkatan transparansi, penegakan hukum yang tegas, serta pendidikan dan kampanye anti-korupsi adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk memberantas praktik ini. Dengan demikian, diharapkan tercipta lingkungan yang lebih bersih, adil, dan berintegritas tinggi. suap 6. B[c’ h[d[msc (R_e[s[m[ P[m[l) Bai najasyi adalah salah satu bentuk transaksi jual beli yang dalam hukum Islam dianggap tidak sah dan dilarang keras. Bai najasyi terjadi ketika seorang penjual atau pihak ketiga dengan sengaja menaikkan harga barang dalam lelang atau negosiasi jual beli, padahal ia tidak berniat untuk membeli barang tersebut. Tujuannya adalah untuk menipu calon pembeli lainnya agar mereka tertarik untuk membeli barang dengan harga yang lebih tinggi dari harga yang sebenarnya. (Febriyarni, 2016) Transaksi ini dianggap tidak jujur dan merugikan karena mengandung unsur penipuan dan manipulasi harga. Dalam Islam, praktik semacam ini dilarang karena bertentangan dengan prinsip keadilan, kejujuran, dan transparansi yang seharusnya
Manajemen Investasi Syariah 21 dijunjung tinggi dalam semua bentuk muamalah atau kegiatan ekonomi. Nabi Muhammad SAW dengan tegas melarang praktik bai najasyi dan menyebutnya sebagai perbuatan yang tidak bermoral dan tidak etis. (Septiani, 2019) Secara hukum, bai najasyi dapat membatalkan transaksi jual beli yang terjadi. Jika terbukti bahwa harga barang dinaikkan secara tidak wajar melalui bai najasyi, maka transaksi tersebut bisa dianggap tidak sah dan pihak yang merasa dirugikan berhak untuk menuntut ganti rugi. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak yang terlibat dalam jual beli untuk selalu menjaga integritas dan kejujuran, serta menghindari praktik-praktik yang dapat merugikan orang lain. 7. Tadlis (Penyembunyian) Tadlis dalam ekonomi adalah praktik manipulasi atau penyembunyian informasi dalam transaksi ekonomi yang bertujuan untuk menipu atau menyesatkan pihak lain. Dalam konteks ini, tadlis dapat melibatkan berbagai bentuk kecurangan seperti penyembunyian fakta penting, pemalsuan dokumen, atau penyajian informasi yang tidak akurat mengenai produk, jasa, atau kondisi keuangan. Tujuan utama dari tadlis adalah untuk memperoleh keuntungan yang tidak adil atau merugikan pihak lain secara finansial. (Anti Khusnawati et al., 2022) Salah satu contoh tadlis yang umum adalah penyembunyian kondisi sebenarnya dari suatu produk atau jasa dalam transaksi jual beli. Misalnya, seorang penjual mobil bekas yang menyembunyikan
22 Manajemen Investasi Syariah kerusakan mesin dari calon pembeli, atau perusahaan yang memberikan laporan keuangan yang tidak akurat untuk menarik investasi. Praktik semacam ini tidak hanya melanggar etika bisnis tetapi juga dapat melanggar hukum dan mengakibatkan sanksi hukum bagi pelakunya. (Purwanto, 2018) Pencegahan tadlis memerlukan integritas dan transparansi dalam setiap transaksi ekonomi. Regulasi yang ketat, audit independen, dan edukasi konsumen adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya tadlis ekonomi. Dengan demikian, kepercayaan antara pelaku ekonomi dapat terjaga dan pasar dapat berfungsi secara lebih efisien dan adil. F. Tujuan Ekonomi Syariah Tujuan ekonomi Syariah sebenarnya telah dirangkum dalam sebuah istilah pendek yang familiar yaitu maqashid Syariah. Merupakan konsep dalam hukum Islam yang merujuk kepada tujuan dan maksud dari syariah itu sendiri. Secara harfiah, "maqashid" berarti tujuan atau maksud, sedangkan "syariah" merujuk kepada hukum atau jalan yang ditetapkan oleh Allah SWT. Konsep ini menjadi penting karena memberikan panduan mengenai bagaimana hukum Islam seharusnya diterapkan dengan mempertimbangkan tujuan-tujuan utama yang ingin dicapai oleh syariah. (Permata Sari, Sri Wahyuni and Hartini, 2023) Ada lima tujuan utama dari Maqashid Syariah yang sering dikenal sebagai "al-Dharuriyat al-Khamsah" atau
Manajemen Investasi Syariah 23 lima kebutuhan pokok. Kelima kebutuhan pokok tersebut adalah: menjaga agama (hifz al-din), menjaga jiwa (hifz alnafs), menjaga akal (hifz al-aql), menjaga keturunan (hifz al-nasl), dan menjaga harta (hifz al-mal). Setiap hukum atau peraturan dalam Islam seharusnya diukur berdasarkan sejauh mana ia mendukung atau melindungi kelima tujuan ini. Misalnya, larangan terhadap minuman keras adalah untuk menjaga akal dan kesehatan jiwa, sementara zakat dan larangan riba bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekonomi dan harta. (Ghulam, 2016) Dengan memahami Maqashid Syariah, umat Islam dapat menerapkan hukum-hukum Islam dengan lebih fleksibel dan relevan sesuai dengan kondisi dan konteks zaman. Hal ini juga membantu dalam mengatasi tantangan-tantangan modern yang mungkin tidak secara eksplisit tercantum dalam teks-teks klasik. Oleh karena itu, Maqashid Syariah menjadi pilar penting dalam pengembangan hukum Islam yang dinamis dan responsif terhadap perubahan zaman. (Nst and Nurhayati, 2022)
24 Manajemen Investasi Syariah
Manajemen Investasi Syariah 25 Budiman, M.E., M.M.
26 Manajemen Investasi Syariah nvestasi merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan, kegiatan ini sudah dilakukan dalam system ekonomi sejak lama. Selain secara konvensional kegiatan investasi juga dilakukan dengan menggunakan system syariah namun dalam pelaksanaannya ada beberapa perbedaan di dalamnya, Islam melarang jenis investasi yang tidak sesuai dengan syariah atau investasi yang mengandung unsur keharaman di dalamnya baik itu secara akad maupun objek yang jadi bahan investasi tersebut, Islam hanya membolehkan sebuah investasi yang konsep dan ketentuanya sudah dinyatakan sesuai dengan aturan atau ajaran Islam. Dalam investasi syariah ini memiliki beberapa prinsip-prinsip yang harus dipahami oleh seorang investor dalam berinvestasi yang dimaksud adalah meliputi beberapa hal yang menjadi komponen penting dalam investasi seperti jenis usahanya, transaksinya serta aturan di dalamnya yang juga harus mengngacu pada norma-norma dan etika syariah Islam (Sakinah, 2014). Kemudian jika dilihat dari konsep dasarnya Investasi ini merupakan suatu konsep menempatkan sejumlah dana atau aset yang ada saat ini untuk diinvestasikan yang harapannya kedepannya dapat memberikan keuntungan bagi pemilik dana atau asset yang telah diinvetasikan di masa depan. Pengertian dari investasi itu sendiri merupakan sebuah kata yang merupakan hasil adopsi dari bahasa inggris, yang dalam Bahasa inggris memiliki arti investment. Maka daripada itu kata invesment dapat diartikan penanaman uang ataupun asset dan bisa juga penanaman sebuah modal di perusahaan ataupun sebuah proyek yang nantinya diharapkan dapat memberikan sebuah keuntungan (Syahrul Hanafi, 2016). Kemudian dilihat dari tujuannya, investasi ini memiliki tujuan yang bukan hanya untuk I
Manajemen Investasi Syariah 27 mengakumulasi suatu kekayaan pada orang yang memiliki kelebihan harta, akan tetapi juga supaya dapat dirasakan oleh mereka yang dianggap belum mampu menjalankan modalnya secara maksimal. Begitu juga dengan penyataan yang dibahas dalam system ekonomi syariah, bahwa aturan syariah berlaku juga untuk kegiatan investasi, namun aturan serta ketentuan di dalamnya harus mengacu pada Al-Qur'an serta hadits. Sebagaimana investasi yang juga telah banyak dilakukan di dunia bisnis dan perbankan misalnya investasi yang dilakukan dan diperboleh dalam ketentuan syariah ialah investasi dengan konsep Mudarabah dan musyarakah (Silvi Adiningtyas, 2022). Untuk melakukan investasi seseorang harus memilih terlebih dahulu jenis dan metode investasi diinginkannya dalam melakukan transaksi investasi, selain itu juga seseorang yang akan melakukan investasi harus memahami konsep-konsep dasar investasi yang memiliki potensi menguntungkan nantinya dan juga seorang pelaku investasi harus memiliki motivasi tersendiri dalam menjalankan operasional investasinya, dengan berasumsi bahwa pelaku investasi dimasa depan mereka mempunyai harapan keuntungan yang lebih baik, dengan adanya upaya menyisihkan sebagaian dari harta atau pendapatan yang mereka dapatkan (Haidir, 2019). Pengetahuan tentang investasi tersebut merupakan sebuah pemahaman wajib dipelajari investor bukan hanya dasarnya saja melainkan yang berkaitan dengan penilaian lnvestasi, taraf risiko, kemudian perlu dipahami juga terkiat dengan keuntungan yang nantinya akan didapatkan melalui investasi tersebut (Silvi Adiningtyas, 2022). Investasi ini memiliki banyak sekali manfaat yang diakibatkan oleh adanya investasi sehingga dapat memicu tercipta lapangan usaha dan juga lapangan pekerjaan yang dapat memberikan kontribusi besar
28 Manajemen Investasi Syariah untuk peningkatan ekonomi, kemudian dan juga dalam rangka distribusi pada harta yang telah lama mengendap misalnya, serta pertambahan pada nilai asset yang diinvestasikan. Seperti yang kita ketahui bahwa pada jaman sekarang ini banyak jenis dari investasi yang telah ditawarkan baik sektor keuangan maupun non keuangan (Iverson & Dervan, 2022). Salah satu bentuk dari investasi paling populer adalah sebuah investasi yang ada di pasar modal. Pasar modal dengan menggunakan konsep syariah merupakan suatu kegiatan operasional ekonomi dengan akad muamalah dimana di dalamnya memperjualbelikan surat berharga yang sesuai denganketentuan investasi syariah seperti misalnya saham, obligasi dan reksadana syariah (Hasibuan, 2019). A. Pengertian Investasi Investasi ini merupakan suatu konsep menempatkan sejumlah dana atau aset yang ada saat ini untuk diinvestasikan yang harapannya kedepannya dapat memberikan keuntungan bagi pemilik dana atau asset yang telah diinvetasikan di masa depan. Sedangkan dari bentuknya investasi ini memiliki dua jenis yang pertama real investment yang berkaitan dengan investasi tanah dan pabrik. Kemudian yang kedua financial investment yang berkaitan dengan saham, obligasi, kemudian surat berharga lainnya (R. E. Rahmawati, 2021) Jika dilihat dari pengertian secara umum dari kata investasi sebenarnya sangat luas sekali namun yang paling umum dari pengertian ini menyatakan bahwa sebuah Investasi merupakan kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh investor dalam proses untuk mengalokasikan dari
Manajemen Investasi Syariah 29 sejumlah modal yang dimilikinya, seperti misalnya uang, kemudian waktu, ataupun bisa juga usaha, di investasikan ke aset ataupun proyek yang nantinya dianggap dapat mendatangkan sebuah keuntungan di masa yang akan datang. Sedangkan pengertian dasar Investasi adalah ‚chp_mng_h‛ dari kata d[m[l ‚chp_mn‛ yang mempuntai pengertian menanam. sedangkan investasi dalam Bahasa [l[\ [^[f[b ‚cmncnmg[l‛ dengan mengandung makna menjadikan berbuah, berkembang serta bertambah dari jumlah sebelumnya (Sakinah, 2014) Investasi adalah tindakan menggunakan sebuah aset atau uang maupun barang milik investor dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau tujuan tertentu sesuai yang diinginkan oleh seseorang. Dengan adanya tindakan seseorang yang menggunakan sebuah aset tersebut ke dalam sebuah Tindakan investasi, maka hal tersebut sudah memberikan kemungkinan atapun potensi kesempatan bagi pihak lain untuk ikut menggunakan, kemudian mengelola, serta memanfaatkan aset tersebut sehingga asset yang ada lebih dapat memberikan sebuah manfaat yang jauh lebih luas lagi, ataupun kemanfaatan asset tersebut tidak hanya berada pada pemilik asset saja namun juga dapat memberikan manfaat bagi pihak lain (Chair, 2015) Sebuah keuntungan yang didapatkan dari proses operasional investasi dapat diwujudkan sebagai bentuk ungkapan dari rasa syukur kepada Allah SWT yang memberikan rizki kepada manusia di muka bumi dengan cara saling tolong menolong (Chair, 2015) dalam pengertian lain dikatakan Investasi jika dikaji secara luas dapat kita pahami Dimana investasi adalah sesuatu yang memiliki banyak arti yang berkitan dengan masalah keuangan serta masalah
30 Manajemen Investasi Syariah ekonomi, atau bisa juga di nyatakan dengan to use (money) make more money out of someting that expected to increase in value (Aziz & Ag, 2010). Terlepas dari arti dan penjelasan investasi itu sendiri ada hal yang tidak kalah penting yakni tujuan dari sebuah investasi yang dilakukan tentunya investasi tersebut harus terukur dan memiliki progres tepat sasaran jangan sampai pilihan Investasi yang telah dilakukan justru mendatangkan kerugian yang berpotensi merugikan investor, sebagaiman yang sudah diketahui bahwa sebuah tujuan utamanya investasi ialah menghasilkan imbal hasil yang baik atau dapat dikatakan lebih besar dari modal awalnya yang telah diinvestasikan atau pendapatan lebih dari jumlah asset yang telah dikeluarkan oleh investor atau diinvestasikan. Kemudian Investasi merupakan salah satu bentuk dari strategi yang biasanya digunakan untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang, ataupun dalam misi merencanakan masa pensiun. Namun perlu dipahami juga oleh seorang investor dalam berinvestasi semuanya sudah pasti memiliki dan melibatkan beberapa risiko yang terdapat di dalam proses investasi, kemudian hasil investasi tidak selalu dapat dijamin keberhasilannya. Dalam pembahasan lain yang sedikit berbeda adalah Investasi dengan konsep syariah, yang dinamakan juga dengan investasi syariah, tentunya berbeda degan konsep investasi konvensional meskipun secara keseluruhan sama-sama mengharapkan sebuah keuntungan yang diharpakan dengan adanya transaksi investasi. Maka dengan demikian melalukan investasi dalam operasional ekonomi syariah maka diharuskan sesuai dengan aturan dan koridor Islam atau aturan yang ada dalam ekonomi
Manajemen Investasi Syariah 31 Islam. Inilah salah satu hal yang membedakan ivestasi konvensional dengan investasi syariah (Aziz & Ag, 2010). B. Dasar Keputusan Investasi Sebagai bagian dari Proses pengambilan keputusan dalam investasi ialah investor harus dapat memahami adanya hubungan di antara return atau hasil yang diharapakan oleh investor dengan risiko yang ada di dalam investasi tersebut. Dimana hubungan yang ada diantara keduanya dalam melakukan investasi, yaitu searah dan linier. Yang berarti jika semakin besar hasil atau return yang didapatkan, maka seiringan dengan itu juga tingkat risikonya pun perlu dipertimbangkan. Maka dari pada itu seorang yang hendak berinvestasi perlu memahami resiko yang ada dalam kegiatan investasi tersebut sehingga seseorang yang berinvestasi tidak hanya berfokus pada keuntungan semata tanpa mengantisipasi kemungkinan adanya risiko yang terjadi atau yang ditimbulkan karena adanya investasi. Kemudian seorang investor perlu memahami beberapa hal yang melatarbelakangi keputusan dalam sebuah investasi. Ada beberapa factor diantaranya sebagai berikut: Pertama Melihat Keuntungan Return: Faktor mendasar dalam keputusan investasi merupakan bagaimana investor mempertimbangkan hasil atau keuntungan dari investasi atau produk. Kemudian tingkat return juga merupakan sebuah alasan yang utama investor dalam melakukan investasi. Dalam kontek ini, investor bisa mengharapkan keuntungan jika investor menyediakan dana untuk jangka waktu tertentu. Dalam konteks
32 Manajemen Investasi Syariah manajemen pengaturan investasi, ada dua jenis pengembalian. Salah satunya adalah ekspektasi return, yaitu tingkat ekspektasi investor terhadap masa yang akan datang. Pengembalian aktual atau (realisasi return), yaitu jumlah keuntungan yang diperoleh seseorang yang melakukan investasi di masa lalu. Kedua Melihat Risikonya: Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, keputusan dalam investasi merupakan sebuah hal yang tidak hanya membicarakan soal keuntungan, tetapi pelaku investasi juga harus dapat melihat potensi dan kemungkinan risikonya dalam berinvestasi. Maka dengan demikian, adanya risiko mendasar dalam keputusan sebuah investasi ialah ketika pelaku investasi atau investor mengalami sebuah kerugian, yang adanya hal itu karena disebabkan berbagai faktor yang tidak terduga. Sebagai bentuk dari beberapa contoh kesalahan dalam Keputusan investasi adalah Ketika pelaku investasi melakukan kesalahan atau keliru dalam menganalisis serta kalkulasi, atau kurangnya penyusunan strategi yang matang. Ketiga Melihat dari Hubungan Tingkat Risiko dengan Hasil investasi atau Return : Kemudian, diantara indicator keberhasilan sebuah investasi ialah dengan tepatnya menganalisa dari dasar sebuah pengambilan keputusan investasi dengan cara melihat secara cermat hubungan tingkat risiko dengan return (Act & Shari, 2012) Maka sudah tepat dipembahasan sebelumnya bahwa pelaku investasi atau investor harus memiliki kemampuan yang baik dalam memahami investasi seperti apa yang akan diambilnya saat ini sehingga mendapatkan keuntungan
Manajemen Investasi Syariah 33 dimasa mendatang. Artinya jika kaji dalam beberap hal, maka sebelum menentukan keputusan investasi, maka investor harus membuat sebuah pertimbangan secara menyeluruh kemudian pada umumnya, pertimbangan yang dilakukan itu lebih difokuskan pada bagian awal dari keputusan investasinya, kenapa demikian pentingnya dasar Keputusan pada investasi, karena Keputusan dan kesalahan yang dianggap kecil sekalipun, dapat memberikan kerugian yang cukup fatal di masa depan sehingga seorang pelaku investasi harus jeli menentukan dan membuat Keputusan Investasi agar return yang di dapatkan sesuai dengan harapan serta tidak mengalami kerugian yang tidak diharapkan di kemudia hari. C. Konsep Dasar Investasi dalam ekonomi Syariah Investasi adalah sebuah bentuk kata aktif dari system ekonomi syariah, dimana didalam system ekonomi berinvestasi merupakan sebuah konsep untuk dapat memenuhi sebuah kebutuhan ataupun keinginan di masa depan baik dalam jangka pendek ataupun dalam jangka panjang. Maka dengan demikian tujuan dilakukan investasi merupapak salah satu bentuk kegiatan untuk menghasilkan laba atau keuntungan di masa yang akan datang (Silvi Adiningtyas, 2022). Sedangkan dalam sistem ekonomi syariah dikenal dengan investasi dengan konsep muamalah dan merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan, karena ini merupakan kegiatan yang produktif maka dengan adanya kegiatan investasi ini harta yang dimiliki oleh investor menjadi lebih produktif serta dapat
34 Manajemen Investasi Syariah mendatangkan manfaat atau keuntungan juga bagi pihak lain (Hasibuan, 2019), Sebagaimana menurut Sukirno (2003), Dengan adanya kegiatan investasi maka memungkinkan suatu masyarakat dapat terus produktif sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan operasional ekonomi setempat dan juga berpotensi untuk meningkaykan kesempatan kerja bagi masyarakat yang belum memiliki pekerjaan, sehingga kegiatan investasi juga dapat pendapatan secara nasional dan juga dapat meningkatkan taraf hidup dan kemakmuran bagi masyarakat. Kegiatan ini sangat berperan yang diakibatkan oleh tiga fungsi yang sangat penting dari investasi, yakni: 1. Investasi adalah salah satu komponen penting dari adanya pengeluaran agregat, sehingga dengan adanya kenaikan investasi maka dipastikan akan dapat meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional dan juga kesempatan kerja; 2. Adanya pertambahan barang modal sebagai bentuk akibat yang ditimbulkan dari investasi dan ini akan menambah kapasitas pada produksi; 3. Investasi biasanya selalu diikuti oleh perkembangan sebuah teknologi di dunia. Sehingga proses investasi tidak mungkin mengalami kesulitan yang berarti dengan adanya perkembangan teknologi. Adanya kegiatan investasi sebagaimana dijelaskan di atas, sudah pasti mendatangkan manfaat yang besar untuk masa yang relative Panjang, investasi sengat bermanfaat dan juga memiliki dampak yang sangat luas bagi perekonomian di sebuah negara. Namun demikian,
Manajemen Investasi Syariah 35 meskipun islam memandang bahwa investasi merupakan hal yang baik untuk meningkatkan pendapatan dan distribusi pada kekayaan. Namun secara prinsip, Islam telah memberikan batasan pada investasi mengenai sektor mana saja yang boleh di masuki investasi dan juga sektor mana yang tidak boleh dimasuki investasi yang tentunya sesuai dengan aturan syariat dalam agama islam (nopirin 2000). Maka dengan adanya pernyataan ini artinya Tidak semua jenis investasi yang diakui secara hukum positif, diakui pula oleh syariat Islam (Pardiansyah, 2017). Ada beberapa aspek yang harus dipenuhi dalam berinvestasi agar sesuai dengan aturan yang ada dalam investasi syariah dalam (Chair 2015) yang juga di kutif oleh (Pardiansyah, 2017) diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Aspek material atau finansial. Artinya investasi merupakan sesuatu yang seharusnya dapat menghasilkan manfaat secara finansial yang kompetitif jika dibandingkan dengan investasi lainnya. Sesuai dengan tujuan berinvestasi bahwa Seseorang yang melakukan investasi sudah pasti memiliki sebuah harapan yang akan dicapainya (N. Rahmawati, 2015) 2. Aspek kehalalan. Artinya Aspek ini menyatakan bahwa investasi adalah suatu bentuk yang harus terhindar dan juga menghindari dari bidang maupun konsep dan prosedur yang dianggap subhat atau bahkan haram. Dalam ekonomi syariah dijelaskan bahwa investasi yang haram atau tidak halal diyakini akan membawa pelakunya kepada jalan salah bahkan pada kesesatan serta sikap dan perilaku destruktif (ḍ[lūl[b) \[ce m_][l[ ch^cpc^o [n[ojoh m_][l[ mimc[f. S_\[a[cg[h[ ^[f[g eihm_j ms[lc’[b \[bq[ nodo[h
36 Manajemen Investasi Syariah dari investasi mempunyai karakteristik tersendiri di dalamnya. Hal ini tidak terlepas dari adanya tujuan syariat yang diperuntukan bagi manusia, sebagaimana yang kita ketahui bahwa di dalam konsep Islam ada yang disebut dengan maqashid as-ms[lc’[b s[ha memiliki tujuan mulia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan seluruh umat manusia (N. Rahmawati, 2015) 3. Aspek sosial dan lingkungan. Dalam aspek ini Artinya suatu investasi seharusnya dapat memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat sekitar serta bagi lingkungan masyarkat, yang nantinya kontribusi tersebut dapat dimanfaatkan pula baik untuk generasi yang ada saat ini maupun yang ada di masa depan yang akan datang. 4. Aspek pengharapan kepada rida Allah. Artinya aspek ini merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi para pelaku investasi karena dengan mengharapkan Ridha dari sang pencipta yakni Allah SWT sudah tentu hasil yang didapatkan dari kegiatan investasi akan membawa manfaat yang sangat besar baik secara duniawi mau pun dalam rana ukhrawi. Kemudian beberapa prinsip dalam ekonomi syariah khusus terkait dengan investasi yang juga harus jadi pegangan bagi para pelaku investor dalam berinvestasi (Aziz 2010), yaitu: 1. Tidak mencari rezeki pada usaha yang haram, baik haram zatnya (objeknya) ataupun haram prosesnya (memperoleh, mengolah dan medistribusikan).
Manajemen Investasi Syariah 37 2. Tidak menzalimi dan juga tidak pula dizalimi (la taẓfcgūh q[ fā noẓf[gūh); dalam proses pelaksanaan Investasi atau usaha di dalamnya. 3. Memiliki Unsur Keadilan dalam pendistribusian pendapatan; 4. Pada Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha (‘[h-n[lāḍin) artinya tanpa ada paksaan dalam proses berinvestasi. 5. Tidak adanya unsur yang dilarang dalam Islam seperti ohmol lc\[, g[smīl, ab[l[l, n[^fīm, ḍarar dan juga tidak mengandung unsur maksiat
38 Manajemen Investasi Syariah
Manajemen Investasi Syariah 39 Miftahurrahmah, S.E.I., M.E
40 Manajemen Investasi Syariah A. Gambaran Umum Pasar Modal Secara umum investor pemula maupun yang sudah berpengalaman, suka berinvestasi di pasar modal. Suatu pasar di mana saham, obligasi, reksa dana, dan instrumen investasi lainnya diperjualbelikan disebut pasar modal. Namun, ada beberapa orang yang menganggap investasi di pasar modal masih asing dan rumit. Akibatnya, untuk membantu para pemula memulai investasi mereka. (Basyirah et al., 2023) Dengan melakukan investasi di pasar modal, para investor memiliki kesempatan untuk memiliki saham atau obligasi di perusahaan yang terdaftar di bursa saham. Di pasar modal, ada dua jenis investasi: jangka pendek dan jangka panjang (Rosihana et al., 2024). Investasi jangka pendek membeli saham dan menjualnya kembali dalam waktu yang singkat dengan harapan menghasilkan keuntungan. Investasi jangka panjang dilakukan untuk mempertahankan kepemilikan saham selama waktu yang lebih lama. (Rais et al., 2023) Meskipun melibatkan risiko yang signifikan, investasi di pasar modal dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi investor jika dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan analisis yang matang. Oleh karena itu, penting untuk memahami setiap aspek investasi sebelum memulainya. (Agit et al., 2024) Pandangan lama bahwa investasi hanya dapat dilakukan oleh orang tua, khususnya dalam hal pasar modal, sudah tidak relevan lagi (Jamaludin et al., 2023). Anak muda atau pekerja pemula sekarang lebih suka