Manajemen Investasi Syariah 41 melakukan investasi. Jumlah investor atau Single Investor Identification (SID) di pasar modal domestik meningkat 56% dari tahun sebelumnya, menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hingga akhir 2020. Hampir separuh dari mereka berusia di bawah 30 tahun, dan rentang usia 31 hingga 40 tahun menempati 25% dari investor domestik tahun itu. Dengan kata lain, 70 persen investor pasar modal Indonesia masih muda. (Widianita et al., 2023) Pasar modal, menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, adalah kegiatan yang melibatkan penjualan dan perdagangan efek umum, perusahaan publik, atau lembaga profesi yang terkait dengan efek yang diterbitkannya. Secara umum, pasar modal juga dapat diartikan sebagai tempat di mana orang memperdagangkan saham, obligasi, dan jenis surat berharga lainnya. Pasar modal juga dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan seberapa besar cakupannya. (Pantas, 2017) Pasar modal memiliki peran penting dalam ekonomi negara karena menjalankan dua fungsi sekaligus: ekonomi dan keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal terdiri dari penyediaan sarana untuk dua kepentingan: investor (orang yang punya surplus dana) dan penerbit (orang yang membutuhkan dana). Pasar modal hadir sebagai wadah anatara pemilik dana dan penerbit kemungkinan dan kesempatan untuk memperoleh imbalan (return) berdasarkan karakteristik investasi yang mereka pilih.
42 Manajemen Investasi Syariah Pasar modal pada hakikatnya terbagi menjadi dua bagian utama, pertama, pasar perdana, kemudian kedua ialah pasar sekunder berdasarkan waktu transaksinya. B. Pasar Perdana Pasar perdana merupakan saat saham ataupun surat berharga lainnya pertama kali dijual kepada investor (pemodal) oleh Penjamin Emisi (Underwriter) lewat Agen atau Pedagang Efek (Broker-Dealer) yang menjalakan sebagai Agen Penjual saham. Penawaran Umum Perdana atau biasa kita sebut dengan IPO adalah istilah umum untuk proses ini. (Rosihana et al., 2024) Oleh karena perusahaan selesai menentukan harga dan kemudian jumlah saham yang akan dijual sebelum menawarkannya di pasar perdana, harga saham tetap pada pasar perdana. Beberapa investor mungkin tidak mendapatkan semua saham yang mereka inginkan karena total saham yang dapat ditawarkan perusahaan terbatas. Perlu diingat bahwa ketika ada kelebihan permintaan saham untuk perusahaan yang terdaftar di pasar perdana, keinginan investor untuk saham tersebut tidak dapat dipenuhi sepenuhnya. Sebuah contoh adalah saham yang dijual ke masyarakat di pasar perdana sebanyak 110 juta lembar saham, namun banyaknya permintaan semua investor sebanyak 160 juta lembar saham. Oleh sebab itu terjadi kelebihan permintaan, investor masih bisa mendapatkan saham tersebut dengan cara mendapatkan saham itu dengan cara membeli pada pasar sekunder. Jika investor mendapatkan jumlah saham yang lebih besar daripada yang dipesan, atau oversubscribed, perusahaan
Manajemen Investasi Syariah 43 akan mengembalikan dana yang lebih besar atau mengembalikannya. Ada daya tarik tersendiri untuk membeli saham di pasar perdana karena ada kemungkinan capital gain didapat setelah saham tersebut melantai di bursa. (Shonia Az Zahra et al., 2023) Contoh skema transaksi di pasar perdana: 1. Investor mendaftar dengan cara mengisi Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) kemudian menyetor uang ke Rekening Dana Nasabah (RDN) perusahaan efek. Setelah itu, mereka menyerahkan FPPS, bukti setor, dan identitas diri. 2. Selanjutnya Perusahaan efek menyerahkan FPPS pada penjamin emisi, yang kemudian akan dikirim ke Biro Administrasi Efek (BAE) untuk penjatahan saham. Informasi akan diberikan segera kepada investor setelah BAE mengkonfirmasi penjatahan saham. BAE akan mengumpulkan formulir pemesanan saham secara kolektif. Bagaimana kita bisa mengetahui transaksi yang
44 Manajemen Investasi Syariah akan terjadi di pasar perdana? Perusahaan yang berencana melakukan IPO di pasar perdana harus mempublikasikan informasi penting seperti harga penawaran, jumlah saham yang ditawarkan, tanggal penawaran, dan lainnya di surat kabar nasional. Mereka juga harus mengirimkan prospektus kepada publik.(Basyirah et al., 2023) C. Pasar Sekunder Pasar sekunder, yang ialah turunan dari pasar perdana, memberi peluang pada investor untuk mengambil tindakan apakah membeli ataupun menjual efek yang tercatat di Bursa setelah terjadi penawaran di pasar perdana. Pada pasar ini, transaksi pembelian dan penjualan efek sudah terjadi antara investor yang satu dengan investor yang lain daripada antara perusahaan dan investor. Setelah perusahaan terdaftar di bursa saham, sahamnya dapat ditransaksikan secara bebas oleh masyarakat umum. Misalnya, investor yang memiliki saham hasil transaksi di pasar perdana biasanya akan menjualnya di pasar sekunder untuk memperoleh keuntungan kapital. Misal transaksi pada pasar sekunder ialah transaksi saham yang berulangkali kita lakukan menggunakan software perdagangan saham online ini. Ini adalah transaksi pasar sekunder atau aktivitas perdagangan saham sehari-hari. Pada dasarnya pasar sekunder, harga saham berubah antara permintaan dan penawaran, tidak sama dengan pasar perdana, yang mana harganya tetap (Hidayat, 2023).
Manajemen Investasi Syariah 45 Ada beberapa faktor yang memengaruhi penawaran dan permintaan, termasuk yang terkait dengan saham secara khusus, seperti kinerja perusahaan dalam industri dan tingkat suku bunga, inflasi, dan nilai tukar, serta faktor makro, seperti tingkat suku bunga, dan inflasi, serta faktor nonekonomi, seperti kondisi sosial dan politik, dan lainnya (Hidayat, 2023; Oktivany et al., 2023). Dalam dunia keuangan, kinerja fundamental perusahaan sebanding dengan kenaikan dan penurunan harga saham. Pelaksanaan yang terjadi di pasar sekunder, sejumlah dana yang diperjual-belikan oleh beberapa investor pindah kepemilikan dari investor ke investor lainnya daripada masuk ke perusahaan yang mengeluarkan efek. Investor dibebankan biaya pajak setiap melaksanakan transaksi yaitu sebesar nol koma satu persen (0.1%) untuk transaksi penjualan saham jika mereka melakukan transaksi di pasar sekunder. Biaya komisi transaksi akan dikenakan PPN sebesar sepuluh persen dari nilai transaksi yang dibebankan kepada investor (Angraini & Yasyak, 2023). Skema transaksi pada pasar sekunder:
46 Manajemen Investasi Syariah Keterangan: 1. Transaksi kegiatan lainnya dapat dilakukan pada pasar sekunder memalui Bursa melalui perantara yang dimiliki oleh perusahaan efek yang terdaftar di Bursa. 2. Calon Investor ingin memiliki atau membeli saham akan meminta pembelian saham melalui Perusahaan Efek dengan menyebutkan nama saham, jumlah lot, dan harga pembelian. 3. Investor yang mau melaksanakan penjualan saham semestinya menghubungi Perusahaan Efek untuk melakukan perintah penjualan, atau perintah jual, dengan menyebutkan nama saham, nominal penjualan dalam lot, dan harga penjualan. 4. Kegiatan Order yang masuk selanjutnya akan ditampilkan di sistem Bursa dan di sistem Perusahaan Efek. 5. Transaksi terjadi jika order beli dan jual bertemu di sistem perdagangan bursa. Selain itu, Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) akan bertanggung jawab untuk memfasilitasi transfer aset dan pembayaran. 6. Investor semestinya menyetor sesuai dengan nominal yang tertera pembelian setidaknya dua hari kerja (T+2) setelah transaksi untuk pembelian. 7. Normalnya Investor akan menerima pembayaran paling lambat dua hari kerja (T+2) setelah kegiatan transaksi untuk penjualan.
Manajemen Investasi Syariah 47 8. Hari bursa kerja diperhitungkan jika ada libur. Tips Investasi di Pasar Modal 1. Waktu, dalam berinvestasi, faktor waktu sangat penting. Semakin muda Anda saat mulai berinvestasi, semakin mudah untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan masa depan. 2. Tujuan, Tiap investasi mesti diperjelas untuk tujuan apa? Diantara tujuan investasi pada umumnya adalah untuk mempersiapkan dana pendidikan, rencana pensiun, membeli rumah atau apartemen, membeli kendaraan, renovasi properti, pergi ke luar negeri, mempercepat bebas hutang KPR atau KPA, bisa juga menyiapkan dana pensiun. Kamu bisa berkonsultasi dengan rencana-rencana ini jika Anda memiliki perencana atau penasihat keuangan untuk membahas waktu dan instrumen investasinya. Pilih satu tujuan atau impian yang menurutmu penting dan ajak mereka untuk berinvestasi, bahkan jika Anda tidak memiliki penasihat keuangan. 3. Pilih Jenis Investasi, Tujuan investasi pasti berbedabeda, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Namun, sebagai investor pemula, sangat disarankan untuk membangun portofolio dengan berbagai jenis investasi yang aman dan rendah risiko sebelum mencoba lebih agresif untuk meningkatkan daya tahan risiko Anda. Apa jenis investasi yang tepat untuk investor pemula? beberapa rekomendasi untuk pilihan instrumen untuk berbagai jenis investasi,
48 Manajemen Investasi Syariah diantaranya ialah : Deposito, Rekening Valas, Obligasi, kemudian Reksadana 4. Alokasi Dana Ideal, yang harus diketahui bahsawanya Investasi tidak saja menyuguhkan keuntungan, tetapi punya risiko. Sebaiknya pada saat risiko terjadi, kelangsungan hidup Anda terganggu. Untuk para investor yang baru memulai, mulai dengan mengalokasikan 11% sampai 29% dari hasil pemasukkan bulanan untuk investasi. Diperhatikan bahwasanya dana yang dipakai untuk berinvestasi pada pasar modal tak mengganggu kebutuhan harian tanggungan lainnya atau dana darurat. 5. Disiplin, Menjalankan investasi harus punya nyali dan tekat yang kuat, selain itu perlu memiliki strategi yang tepat. Strategi ini membantu memudahkan kita untuk bisa mengoptomalkan modal yang kita miliki agar dapat tujuan tercapai. Jangan lupa juga bahwa Anda harus disiplin dalam melakukan investasi agar tujuan tersebut dapat tercapai.(OJK, 2022)
Manajemen Investasi Syariah 49 Rita Meiriyanti, S.E., M.M.
50 Manajemen Investasi Syariah A. Gambaran Umum Obligasi Perkembangan investasi dalam aset keuangan telah mengalami kemajuan pesat terutama di Indonesia yang ditandai dengan peningkatan jumlah transaksi, perusahaan yang go public, investor, dan pelaku pasar modal lainnya (Ahmad, 2004). Salah satu instrumen investasi keuangan adalah obligasi. Obligasi dikenal sebagai instrumen pendapatan tetap yang digunakan oleh pemerintah atau perusahaan untuk mengumpulkan uang dengan meminjam dari para investor. Obligasi biasanya diterbitkan untuk mengumpulkan dana untuk proyekproyek tertentu. Sebagai imbalannya, penerbit obligasi berjanji untuk mengembalikan investasi, dengan bunga, dalam jangka waktu tertentu (Husnan, 2009). Beberapa jenis obligasi yaitu obligasi perusahaan dan obligasi pemerintah dinilai oleh lembaga pemeringkat kredit untuk membantu menentukan kualitas obligasi tersebut. Peringkat ini digunakan untuk membantu menilai kemungkinan investor akan dibayar kembali. Biasanya, peringkat obligasi dikelompokkan menjadi dua kategori utama yaitu: investment grade (peringkat lebih tinggi) dan high yield (peringkat lebih rendah) (Fabozzi, 2004). B. Jenis-Jenis Obligasi Tiga jenis obligasi adalah corporate bonds, municipal bonds, dan treasury bonds dapat dijelaskan sebagai berikut (Tandelilin, 2017):
Manajemen Investasi Syariah 51 1. Corporate bonds (obligasi korporasi) adalah instrumen utang yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan untuk mengumpulkan modal dengan tujuan inisiatif seperti ekspansi, riset, dan pengembangan. Bunga yang didapatkan dari corporate bonds dikenakan pajak. Namun, biasanya corporate bonds menawarkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada obligasi pemerintah atau municipal bonds untuk mengatasi perbedaan tersebut. 2. Municipal bonds (obligasi pemerintah) diterbitkan oleh sebuah kota, kabupaten, atau negara bagian untuk mengumpulkan uang untuk proyek-proyek publik seperti sekolah, jalan, dan rumah sakit. Berbeda dengan corporate bonds, bunga yang didapatkan dari municipal bonds tidak dikenakan pajak. Ada dua jenis municipal bonds yaitu: general obligation bonds dan revenue bonds. a. Pemerintah daerah menggunakan general obligation bonds (obligasi jaminan umum) untuk mendanai proyek-proyek yang tidak menghasilkan pendapatan, seperti taman bermain dan taman. Obligasi jaminan umum didukung oleh kepercayaan dan kredit penuh dari pemerintah daerah yang menerbitkannya, penerbit dapat mengambil langkah-langkah apa yang diperlukan untuk menjamin pembayaran obligasi, seperti menaikkan pajak. b. Revenue bonds (obligasi pendapatan) adalah kategori obligasi daerah yang didukung oleh pendapatan dari proyek tertentu, seperti
52 Manajemen Investasi Syariah jembatan tol, jalan raya, atau stadion lokal. Obligasi pendapatan yang membiayai proyekproyek yang menghasilkan pendapatan dijamin dengan sumber pendapatan tertentu. Obligasi pendapatan membayar kreditor dari pendapatan yang dihasilkan oleh proyek yang didanai oleh obligasi itu sendiri. Biasanya, obligasi pendapatan dapat diterbitkan oleh lembaga atau dana pemerintah yang dikelola dalam bentuk bisnis, seperti entitas yang memiliki pendapatan dan beban operasional. Sebagai contoh, jika sebuah negara bagian menerbitkan obligasi pendapatan untuk membiayai sebuah jalan raya baru, maka akan menggunakan dana yang dihasilkan oleh tol untuk membayar para pemegang obligasi. Baik obligasi jaminan umum maupun obligasi pendapatan terbebas dari pajak federal, dan municipal bonds sering kali terbebas dari pajak negara bagian dan lokal. Obligasi pendapatan adalah cara yang baik untuk berinvestasi di dalam suatu komunitas dan mendapatkan pembayaran bunga secara teratur. 3. Obligasi Surat Utang Negara (juga dikenal sebagai Tbonds) diterbitkan oleh pemerintah Amerika Serikat. Karena didukung oleh kepercayaan dan kredit penuh dari pemerintah AS, obligasi Surat Utang Negara dianggap bebas risiko. Namun, obligasi Surat Utang Negara tidak memberikan tingkat bunga setinggi obligasi korporasi. Meskipun obligasi Surat Utang Negara dikenakan pajak federal, obligasi ini tidak dikenakan pajak negara bagian dan lokal.
Manajemen Investasi Syariah 53 C. Tips Untuk Berinvestasi Dalam Obligasi Berikut beberapa tips untuk berinvestasi dalam obligasi (Ang, 1997): 1. Mengetahui kapan obligasi jatuh tempo. Tanggal jatuh tempo adalah tanggal ketika investasi akan dikembalikan kepada investor. Sebelum mengalokasikan dana, perlu diketahui berapa lama investasi akan terikat dalam obligasi. 2. Mengetahui peringkat obligasi. Peringkat suatu obligasi merupakan indikasi seberapa layak kreditnya. Semakin rendah peringkatnya, semakin besar risiko bahwa obligasi akan gagal bayar. AAA adalah peringkat tertinggi (menggunakan sistem peringkat Standard & Piil’m). O\fca[mc ^_ha[h j_lchae[n C [n[o di bawahnya dianggap sebagai obligasi berkualitas rendah dan memiliki risiko gagal bayar tertinggi. 3. Meneliti rekam jejak penerbit obligasi. Mengetahui latar belakang sebuah perusahaan dapat membantu ketika memutuskan apakah akan berinvestasi dalam obligasi. 4. Pahami toleransi Anda terhadap risiko. Obligasi dengan peringkat kredit lebih rendah biasanya menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi untuk mengimbangi tingkat risiko yang lebih tinggi. Pikirkan baik-baik tentang toleransi risiko dan hindari berinvestasi hanya berdasarkan hasil. 5. Pertimbangkan risiko makro ekonomi. Ketika suku bunga naik, obligasi kehilangan nilainya. Risiko suku bunga adalah risiko perubahan suku bunga sebelum obligasi mencapai tanggal jatuh tempo. Hindari
54 Manajemen Investasi Syariah mencoba mengatur waktu pasar karena sulit untuk memprediksi pergerakan suku bunga. Sebaliknya, lebih baik fokus pada tujuan investasi jangka panjang. Meningkatnya inflasi juga menimbulkan risiko bagi obligasi. 6. Dukunglah tujuan investasi Anda secara lebih luas. Obligasi membantu mendiversifikasi portofolio dan menyeimbangkan investasi dalam saham dan kelas aset lainnya. 7. Membaca prospektus dengan cermat. Jika berinvestasi dalam dana obligasi, pastikan untuk mempelajari biaya-biaya dan menganalisis dengan tepat jenis obligasi apa yang ada dalam dana tersebut. 8. Gunakan broker yang berspesialisasi dalam obligasi. Jika Anda membeli obligasi individual, pilihlah perusahaan yang mengetahui pasar obligasi. 9. Pelajari tentang biaya dan komisi. Broker dapat membantu memerinci biaya yang terkait dengan investasi. D. Keuntungan Berinvestasi Obligasi Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dari berinvestasi dalam obligasi, antara lain (Hartono, 2014): 1. Perlindungan modal: Perlindungan modal berarti melindungi nilai absolut dari investasi melalui aset yang menjanjikan pengembalian modal. Karena obligasi biasanya memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan saham, aset ini dapat menjadi pilihan yang baik bagi investor yang memiliki waktu lebih sedikit untuk menutup kerugian.
Manajemen Investasi Syariah 55 2. Penghasilan: Obligasi menyediakan jumlah penghasilan tetap pada interval reguler dalam bentuk pembayaran kupon. Pembayaran kupon dalam obligasi mengacu pada pembayaran bunga periodik yang diterima oleh pemegang obligasi dari penerbit obligasi. 3. Diversifikasi: Berinvestasi dalam saham, obligasi, dan jenis aset lainnya dapat membantu membangun portofolio yang mencari keuntungan tetapi juga memiliki ketahanan dalam berbagai kondisi pasar. Umumnya, saham dan obligasi memiliki hubungan yang berlawanan, yang berarti bahwa ketika pasar saham sedang lesu, obligasi menjadi lebih menarik. 4. Manajemen risiko: Pendapatan tetap secara umum dianggap memiliki risiko lebih rendah daripada saham. Hal ini karena aset pendapatan tetap umumnya kurang sensitif terhadap risiko makro ekonomi, seperti perlambatan ekonomi dan peristiwa geopolitik. 5. Berinvestasi dalam masyarakat: Municipal bonds memungkinkan investor untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat. Meskipun obligasi ini tidak memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dari obligasi korporasi, municipal bonds sering digunakan untuk membantu membangun rumah sakit atau sekolah yang dapat meningkatkan standar hidup bagi banyak orang.
56 Manajemen Investasi Syariah E. Risiko Yang Terkait Dengan Investasi Obligasi Seperti halnya investasi apa pun, membeli obligasi juga memiliki risiko, yaitu: 1. Risiko suku bunga: Ketika suku bunga naik, harga obligasi turun. Pergerakan suku bunga adalah penyebab utama volatilitas harga di pasar obligasi. 2. Risiko inflasi: Inflasi adalah tingkat kenaikan harga barang dan jasa dari waktu ke waktu. Jika tingkat inflasi melebihi jumlah pendapatan tetap yang diberikan obligasi, investor kehilangan daya beli. 3. Risiko kredit: Risiko kredit (juga dikenal sebagai risiko bisnis atau risiko keuangan) adalah kemungkinan penerbit gagal memenuhi kewajiban utangnya. 4. Risiko Likuiditas: Risiko likuiditas adalah kemungkinan investor ingin menjual obligasi tetapi tidak dapat menemukan pembeli. 5. Obligasi membekukan investasi untuk jangka waktu tertentu. Misalnya, jika membeli obligasi 10 tahun, maka tidak dapat menebusnya selama 10 tahun. Hal ini menciptakan potensi kehilangan nilai investasi awal. Sebaliknya, saham bisa dijual kapan saja. Dengan mendiversifikasi investasi dalam portofolio merupakan salah satu cara untuk mengelola risiko. F. Pembelian Obligasi Saham diperdagangkan di pasar terpusat, artinya semua perdagangan diarahkan ke satu bursa dan dibeli serta dijual dengan satu harga. Berbeda dengan saham,
Manajemen Investasi Syariah 57 obligasi tidak diperdagangkan secara publik di bursa. Sebaliknya, obligasi diperdagangkan secara bebas, artinya harus membelinya dari broker. Namun, jika membeli obligasi Treasury AS langsung dari pemerintah (Halim, 2013). Karena obligasi tidak diperdagangkan di pasar terpusat, sulit bagi investor untuk mengetahui apakah mereka membayar harga yang wajar. Meskipun satu broker mungkin menjual obligasi dengan harga premium (di atas nilai nominal, untuk mendapatkan keuntungan), premi broker lain mungkin lebih tinggi. FINRA (Financial Industry Regulatory Authority) adalah suatu lembaga pengatur independen yang berada di bawah pengawasan SEC (Securities and Exchange Commission). Bertujuan untuk memastikan bahwa semua penjual produk efek telah melewati uji, memiliki kualifikasi, dan berlisensi. FINRA (Otoritas Pengatur Industri Keuangan) mengatur pasar obligasi yaitu memposting harga transaksi saat data tersedia. G. Penilaian Obligasi Penilaian obligasi adalah proses menentukan harga wajar, atau nilai, suatu obligasi. Biasanya, hal ini melibatkan penghitungan arus kas obligasi atau nilai sekarang dari pembayaran bunga obligasi di masa depan serta nilai nominalnya (dikenal sebagai nilai par), yang mengacu pada nilai obligasi setelah jatuh tempo. Pembayaran bunga dan nilai nominal obligasi adalah tetap. Hal ini memungkinkan investor untuk menentukan
58 Manajemen Investasi Syariah tingkat pengembalian yang perlu diberikan suatu obligasi agar dianggap sebagai investasi yang berharga. Beberapa istilah yang dapat membantu dalam memahami penilaian obligasi meliputi (Tandelilin, 2017): 1. Tanggal jatuh tempo: Jangka waktu hingga pokok obligasi dijadwalkan untuk dilunasi kepada pemegang obligasi. Tanggal jatuh temponya bisa jangka pendek atau panjang. Setelah tanggal tersebut tercapai, penerbit obligasi baik korporasi maupun pemerintah harus membayar kembali kepada pemegang obligasi seluruh nilai nominal obligasi tersebut. 2. Tingkat kupon/tingkat diskon: Pembayaran bunga yang diterima pemegang obligasi. Biasanya direpresentasikan sebagai persentase tetap dari nilai nominal obligasi. Pembayaran dapat dilakukan setiap tahun atau setengah tahunan, tergantung pada spesifikasi obligasi. 3. Harga saat ini: Nilai obligasi saat ini, dipengaruhi oleh beberapa faktor berbeda, termasuk kondisi pasar. Harga obligasi saat ini mungkin berada pada posisi di atas atau di bawah nilai par. H. Harga Obligasi Harga obligasi dapat ditentukan dengan mengikuti beberapa langkah dan memasukkan angka ke dalam persamaan. 1. Menentukan Nilai Nominal, Kupon Tahunan, dan Tanggal Jatuh Tempo. Tentukan nilai nominal obligasi, atau nilai par, yang merupakan nilai obligasi pada saat jatuh tempo.
Manajemen Investasi Syariah 59 Perlu juga mengetahui tingkat kupon tahunan obligasi, yaitu pendapatan tahunan yang dapat diharapkan dari obligasi tersebut. Terakhir, tentukan tanggal jatuh tempo obligasi. 2. Hitung Arus Kas yang Diharapkan. Hitung arus kas menggunakan nilai nominal obligasi, kupon tahunan, dan tanggal jatuh tempo. 3. Diskon Arus Kas yang Diharapkan Hingga Saat Ini. Setelah menghitung arus kas, diskonkan arus kas yang diharapkan ke saat ini. D[f[g logom ^c [n[m, ‚l‛ g_q[ecfc nchae[n \oha[, ^[h ‚n‛ g_q[ecfc dogf[b n[boh untuk setiap arus kas. 4. Nilai Berbagai Arus Kas. Untuk menilai arus kas, gunakan rumus berikut untuk setiap tahun: Selanjutnya, nilai pembayaran yaitu nilai nominal akhir yang akan diterima pada saat jatuh tempo obligasi dengan menggunakan rumus berikut:
60 Manajemen Investasi Syariah Perhitungan nilai obligasi dengan menambahkan nilai arus kas dan penempatan nilai nominal akhir. I. Contoh Penilaian Obligasi Sebuah obligasi imajiner, nilai nominalnya $1.000, kupon tahunan sebesar 3%, dan tanggal jatuh tempo dalam 30 tahun. Artinya, perusahaan atau negara yang berutang obligasi akan membayar pemegang obligasi 3% dari nilai nominal $1.000 yaitu ($30) setiap tahun selama 30 tahun, dan pada saat itu perusahaan akan membayar pemegang obligasi seluruh nilai nominal sebesar $1.000. Pemegang obligasi akan memiliki serangkaian arus kas, yaitu arus kas setiap tahun sebesar $30 dan arus kas 30 tahun dari sekarang sebesar $1.000. Kemudian akan menerapkan formula diskon sebagai berikut: Arus kas dan jumlah tahun untuk masing-masing (disebut "t" dalam persamaan di atas). Kemudian menghitung "r", yang merupakan tingkat bunga. Gunakan tingkat bunga saat ini untuk obligasi serupa dengan jangka waktu 30 tahun, dalam contoh ini, masukkan tingkat suku bunga 5%.
Manajemen Investasi Syariah 61 Dan kemudian didapatkan pembayaran nilai nominal akhir, dalam 30 tahun sebagai berikut: Jika digabungkan, total harganya adalah $692,55. Harga ini akan memastikan bahwa pemegang obligasi menerima pengembalian tahunan sebesar 5% selama umur obligasi. Sekarang setelah mengetahui harga obligasi, bagaimana jika tingkat bunga pasar yang berlaku adalah 4% bukan 5%? Dalam hal ini, harga obligasi akan menjadi $827,08. Jika 6% bukan 5%, harganya akan menjadi $587,06. Satu hal yang perlu diingat adalah harga obligasi berbanding terbalik dengan tingkat bunga. Ketika suku bunga naik, harga obligasi turun, dan sebaliknya. Ketika harga obligasi berada di bawah nilai nominalnya, obligasi tersebut "diperdagangkan dengan harga diskon". Ketika harga obligasi berada di atas nilai nominalnya, obligasi tersebut "diperdagangkan dengan harga premium". Perlu di perhatikan jika pemegang obligasi tidak ingin memiliki obligasi tersebut selama 30 tahun dan ingin memegang obligasi tersebut selama 5 tahun, maka akan menerima $30 per tahun selama 5 tahun, dan kemudian menerima harga obligasi tersebut pada saat itu, yang akan bergantung pada tingkat suku bunga saat ini. Hal ini yang menyebabkan beberapa obligasi jangka panjang (seperti obligasi Treasury pemerintah) dapat dianggap "bebas risiko" sepanjang masa berlakunya, seringkali nilainya sangat bervariasi dari tahun ke tahun.
62 Manajemen Investasi Syariah J. Strategi Untuk Mengelola Portofolio Obligasi Sejumlah opsi tersedia untuk menyusun portofolio obligasi, dan setiap strategi memiliki risiko dan imbalan tersendiri. Empat strategi utama yang digunakan untuk mengelola portofolio obligasi adalah (Tandelilin, 2017): 1. Strategi Pengelolaan Obligasi Pasif Strategi pasif didasarkan pada keyakinan bahwa pasar beroperasi secara efisien, sehingga harga sekuritas di pasar sudah tercermin dengan tepat sesuai dengan nilai intrinsiknya. Tingkat pengembalian dan risiko yang dihasilkan oleh strategi pasif cenderung lebih rendah dibandingkan dengan strategi aktif. Pendekatan strategi pasif dalam pengelolaan portofolio obligasi meliputi pendekatan beli dan simpan, serta pendekatan mengikuti indeks pasar. 2. Strategi Imunisasi Strategi ini bertujuan untuk melindungi portofolio dari risiko suku bunga dengan mengimbangi dua komponen risiko suku bunga, yaitu risiko harga dan risiko reinvestasi. Investasi dalam obligasi dapat diimunisasi dengan menyamakan durasi obligasi dengan horizon investasi (jangka waktu investasi). Horison investasi adalah periode waktu yang diinginkan oleh investor untuk mempertahankan investasi obligasinya.
Manajemen Investasi Syariah 63 3. Strategi Pengelolaan Obligasi Aktif Tujuan dari manajemen aktif adalah memaksimalkan keuntungan total. Seiring dengan meningkatnya peluang untuk mendapatkan keuntungan, muncul juga peningkatan risiko. Beberapa contoh strategi aktif mencakup antisipasi suku bunga, penentuan waktu, penilaian, eksploitasi spread, dan berbagai skenario suku bunga. Premis dasar dari semua strategi aktif adalah bahwa investor bersedia bertaruh di masa depan daripada menerima potensi keuntungan yang lebih rendah yang ditawarkan oleh strategi pasif. Ada banyak strategi investasi obligasi yang bisa diterapkan investor. Pendekatan beli dan tahan menarik bagi investor yang mencari pendapatan dan tidak ingin membuat prediksi. Strategi tengahnya mencakup indeksasi dan imunisasi, yang keduanya menawarkan keamanan dan prediktabilitas. Ada pula strategi aktif, yang tidak cocok bagi sebagian investor. Tiap strategi memiliki kegunaannya sendiri, dan jika diterapkan dengan tepat, dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
64 Manajemen Investasi Syariah
Manajemen Investasi Syariah 65 Bramantyo Suryo Nugroho, M.H
66 Manajemen Investasi Syariah A. Pengertian Obligasi Pengertian obligasi atau bond yaitu surat hutang berjangka panjang yang dikeluarkan oleh peminjam dengan kewajiban membayar kepada pemegang obligasi (bond holder) dengan sejumlah bunga tetap yang telah ditetapkan sebelumnya. Obligasi atau bond adalah istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan yang artinya suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok hutang beserta kupon bunganya nanti pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Obligasi atau bond diterbitkan untuk jangka waktu tetap di atas 10 tahun (Neneng Sudaryanti, 2011). Emisi obligasi dapat ditinjau dari dua (2) sisi: 1. Dari sisi emiten Emisi obligasi merupakan salah satu altenatif pendanaan selain pinjaman atau kredit bank. Tujuan utama perusahaan emiten menerbitkan obligasi yaitu untuk memperbesar nilai perusahaan, karena biaya relatif murah dibandingkan dengan emisi saham baru, dengan konsekuensi risiko keuangan (financial risk) yang semakin besar. 2. Dari sisi investor Emisi obligasi merupakan salah satu alternatif investasi yang aman. Obligasi memberikan pendapatan tetap berupa kupon bunga yang dibayar secara reguler dengan tingkat bunga yang kompetitif dan pokok hutang yang dibayar secara tepat waktu pada
Manajemen Investasi Syariah 67 saat jatuh tempo yang telah ditentukan (Anikagustin et al., 2023). B. Pengertian Obligasi Syariah/Sukuk Dalam islam, istilah obligasi lebih dikenal dengan sukuk. Sukuk merupakan salah satu instrumen in-vestasi jangka panjang yang memberikan peluang bagi investor Muslim dan non Muslim untuk ber-investasi di Indonesia (Abdul Manab dan Agus Eko Sujianto, 2016). Sedangkan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor: 41/DSN-MUI/III/2004 memapar-kan tentang obligasi syariah/sukuk, yaitu suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang dikeluarkan oleh emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mana emiten diwajibkan untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah yaitu berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi syariah pada saat jatuh tempo kelak (Karima Tamara, 2013). Obligasi syariah merupakan obligasi yang ditawarkan dengan ketentuan yang mewajibkan emiten untuk membayar kepada pemegang obligasi syariah sejumlah pendapatan bagi hasil dan membayar kembali dana obligasi syariah pada tanggal pembayaran kembali dana obligasi syariah. Pendapatan bagi hasil dibayar-kan setiap periode tertentu (3 bulan, 6 bulan atau setiap tahun). Besarnya pendapatan bagi hasil dihitung berdasarkan perkalian antara nisbah pemegang obligasi syariah dengan pendapatan yang dibagi hasilkan. Pembayaran bagi hasil pada masing-masing pemegang
68 Manajemen Investasi Syariah obligasi syariah dilakukan secara proporsional sesuai dengan porsi kepemilikan obligasi syariah yang belum dibayar kembali. Berbeda halnya dengan obligasi konvensional, yaitu obligasi yang bersifat hutang dengan kewajiban membayar berdasarkan asas bunga (Fatah, 2017). Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 memaparkan tentang Penerbitan Efek Syariah memberikan pengertian obligasi syariah/sukuk yaitu efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama serta mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu’/ undivided share)) terdiri atas : 1. Aset berwujud tertentu (ayyan maujudat) 2. Nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul ayyan) baik yang sudah ada maupun yang akan ada 3. Jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada 4. Aset proyek tertentu (maujudat masyro’ muayyan) 5. Kegiatan investasi yang sudah ditentukan (nasyath ististmarin khashah) (Karima Tamara, 2013) C. Dasar Hukum Obligasi Syariah/Sukuk Obligasi Syariah/Sukuk merupakan investasi yang dianjurkan selain menjadi tabungan saat berada dalam kondisi mendesak, investasi juga akan dapat membuat harta yang dimiliki menjadi lebih produktif serta mendatangkan manfaat bagi orang banyak,
Manajemen Investasi Syariah 69 sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al Qol’an surat Al Baqarah ayat 261: َ ن ْ ِ ُ ِفق ْ ٌ ُ ي َ ن ْ ِذي َّ ال ُ ل َ ث َ و ِ ّ ل ُ ْي ك ِ ف َ ِل اب َ ٌ سَ َ ع ْ ب سَ ت ْ َ ت َ ب ْۢ ْ ً َ ٍة ا َّ ب َ ِ ح ل َ ث َ ى َ ِ ك ه اّٰلل ِ ل ْ ي ِ ب ْي سَ ِ ف ْ ه ُ ُ َ ام َ ِ ْ و َ ا ٌ ه ْ ِي ن َ ع ٌ ِسع ا َ و ُ ه اّٰلل َ و ۗ ُ اۤء َ ش َّ ي ْ ي َ ِى م ُ ِعف ضٰ ُ ي ُ ه اّٰلل َ و ۗ ٍة َّ ب َ ح ُ ة َ ِ ائ ّ ٍة و َ ل ُ ب ْۢ ْ ن سُ ‚<P_logj[g[[h il[ha-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Aff[b M[b[fo[m f[ac M[b[ M_ha_n[boc<‛ Ayat tersebut menjelaskan bahwa investasi itu penting yaitu dengan memanfaatkan hartanya di jalan Allah SWT, serta kebaikan yang terdapat dalam investasi diibaratkan seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, dan pada setiap butir mempunyai seratus biji yang akan terus bertambah. Kebaikan akan meningkat sampai di akhirat kelak. Bentuk investasi di jalan Allah SWT, yaitu menginvestasikan hartanya ke dalam instrumen pasar modal syariah yang sesuai dengan syariah Islam yang mana di dalam instrument pasar modal syarah terhindar dari hal-hal yang dilarang Islam yaitu gharar, maysir, riba dan lain-lain (ZA et al., 2023). D. Karakteristik Obligasi Syariah/Sukuk Obligasi Syariah/Sukuk memiliki karakteristik, yaitu: 1. Obligasi syariah menekankan pendapatan investasi bukan berdasarkan kepada tingkat bunga/kupon yang
70 Manajemen Investasi Syariah telah ditentukan sebelumnya. Tingkat pendapatan obligasi syariah berdasar kepada tingkat rasio bagi hasil/nisbah yang besarnya telah disepakati oleh pihak emiten dan investor. 2. Mengenai sistem pengawasan diawasi oleh pihak wali amanat, mekanisme obligasi syariah juga diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) (di bawah Majelis Ulama Indonesia) sejak penerbitan obligasi sampai akhir penerbitan obligasi. Dengan adanya sistem ini maka prinsip kehati-hatian dan perlindungan kepada investor obligasi syariah diharapkan bisa lebih aman dan terjamin. 3. Jenis industri yang dikelola oleh emiten serta hasil pendapatan perusahaan penerbit obligasi harus terhindar dari unsur non halal (Neneng Sudaryanti, 2011). Ada beberapa kriteria persyaratan yang harus dipenuhi oleh emiten, yaitu: 1. Aktivitas utama yang halal serta tidak bertentangan dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No.20/DSNMUI/IV/2001. Fatwa tersebut memaparkan jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariah diantaranya adalah: a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang, usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional b. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman haram
Manajemen Investasi Syariah 71 c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat. 2. Peringkat Investment Grade: a. Memiliki fundamental usaha yang kuat b. Memiliki fundamental keuangan yang kuat c. Memiliki citra yang baik di publik d. Keuntungan tambahan jika termasuk korporasi atau institusi syariah yang terdaftar dalam komponen Jakarta Islamic Index (Neneng Sudaryanti, 2011). Perbandingan karakteristik sukuk dan obligasi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 1.1. Perbandingan Karakteristik Sukuk dan Obligasi No Deskripsi Sukuk Obligasi 1 Sifat instrumen Pemerintah, Koorporasi Pemerintah, Koorporasi 2 Penerbit Sertifikat Instrumen Pengakuan Utang 3 Penghasilan Imbalan, bagi hasil, margin, fee Bunga/kupon, capital gain 4 Jangka Waktu PendekMenengah MenengahPanjang 5 Underlying asset Diperlukan Tidak diperlukan 6 Pihak-pihak Obligor, SPV, Obligor/Issuer,
72 Manajemen Investasi Syariah terkait Trustee, investor, syariah advisor investor 7 Harga/Price Market Price Market Place 8 Investor Islam, Konvensional Konvensional 9 Pembayaran pokok Bullet atau Amortisasi Bullet atau Amortisasi 10 Penggunaan hasil penerbitan Sesuai Syariah Bebas Obligasi diterbitkan dengan menjanjikan hasil dengan kupon tetap (fixed), mengambang (floating) atau dapat dengan diskonto (zero coupon bond), sedangkan sukuk diterbitkan dengan akad-akad antara lain akad ijarah memperoleh hasil tetap (fixed), akad mudharabah/ musyarakah dengan tingkat hasil yang mengambang (floating), atau dengan akad istishna’ yang dapat disamakan dengan zero coupon bond (Aryka,+04+Sunarsih, n.d.). E. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Penerbitan Obligasi Syariah/Sukuk Pihak-pihak yang terlibat dalam penerbitan obligasi syariah/sukuk, yaitu: 1. Obligor. Obligor adalah pihak yang bertanggung jawab atas pembayaran imbalan dan nilai nominal sukuk yang diterbitkan sampai dengan sukuk/obligasi
Manajemen Investasi Syariah 73 syariah jatuh tempo. Dalam hal sovereign sukuk, obligor-nya adalah pemerintah 2. Investor. Investor merupakan pemegang obligasi syariah/sukuk yang memiliki hak atas imbalan, marjin, serta nilai nominal obligasi syariah/sukuk sesuai dengan partisipasi masing-masing. Investor yang dimaksud bisa islamic investor ataupun investor konvensional 3. Special Purpose Vehicle (SPV). Special Purpose Vehicle (SPV) merupakan badan hukum yang didirikan untuk menerbitkan obligasi syariah/sukuk. Special Purpose Vehicle (SPV) memiliki fungsi yaitu: (1) sebagai penerbit obligasi syariah/sukuk, (2) menjadi counterpart pemerintah atau corporate dalam transaksi pengalihan aset, (3) bertindak sebagai wali amanat (trustee) untuk mewakili kepentingan investor 4. Trustee, Principle Trustee atau Co Trustee. Trustee mewakili kepentingan pembeli obligasi, trustee melakukan semacam penilaian terhadap perusahaan yang akan menerbitkan obligasi, untuk meminimalkan resiko yang akan ditanggung obligor 5. Appraiser. Appraiser adalah perusahaan yang melakukan penelaian terhadap aktiva tetap perusahaan yang akan melakukan emisi, untuk memperoleh nilai yang dipandang wajar 6. Custody. Custody menyelenggarakan kegiatan penitipan, bertanggung jawab untuk menyimpan efek milik pemegang rekening dan memenuhi kewajiban lain sesuai dengan kontrak antara kustodian dan pemegang rekening. Kustodian bisa berupa Lembaga
74 Manajemen Investasi Syariah Penyimpanan dan Penyelesaiaan, Perusahaan Efek, dan Bank Umum yang telah memperoleh persetujuaan Bapepam 7. Shariah Advisor. Penerbitan sukuk (obligasi syariah) harus terlebih dahulu mendapatkan pernyataan kesesuaian prinsip syariah (syariah compliance endorsement) untuk meyakinkan investor bahwa sukuk (obligasi syariah) telah distruktur sesuai syariah 8. Arranger atau manajer investasi. Manajer investasi merupakan pihak yang mengelola dana yang dititipkan investor untuk diinvestasikan di pasar modal (Hanapi, n.d.). F. Mekanisme Obligasi Syariah/Sukuk Secara umum, ketentuan mekanisme mengenai obligasi syariah/sukuk sebagai berikut: 1. Obligasi syariah/sukuk haruslah berdasarkan konsep syariah yang hanya memberikan pendapatan kepada pemegang obligasi dalam bentuk bagi hasil atau revenue sharing serta pembayaran utang pokok pada saat jatuh tempo. 2. Obligasi syariah/sukuk mudharabah diterbitkan harus berdasarkan pada bagi hasil keuntungan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak sebelumnya serta pendapatan yang diterima harus bersih dari non halal/hal-hal yang haram. 3. Nisbah (rasio bagi hasil) harus ditentukan sesuai kesepakatan sebelum penerbitan obligasi tersebut. 4. Pembagian pendapatan dilakukan secara periodik atau sesuai ketentuan bersama, pada saat jatuh
Manajemen Investasi Syariah 75 tempo hal tersebut diperhitungkan secara menyeluruh. 5. Sistem pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau oleh Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. 6. Apabila perusahaan penerbit obligasi melakukan kelalaian atau melanggar syarat perjanjian, wajib dilakukan pengembalian dana investor dan harus dibuat surat pengakuan utang. 7. Apabila emiten berbuat kelalaian atau cedera janji maka pihak investor dapat menarik dananya. 8. Hak kepemilikan obligasi syariah mudharabah dapat dipindah tangan kepada pihak lain sesuai kesepakatan akad perjanjian (Nasrifah, n.d.). G. Jenis Obligasi Syariah/Sukuk Jenis sukuk berdasarkan Standar Syariah Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) yang sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional tentang obligasi syariah/sukuk. Berdasarkan jenisnya, obligasi syariah/sukuk dilakukan berdasarkan akad, yaitu: 1. Obligasi syariah/sukuk Ijarah, merupakan sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad ijarah yang mana salah satu pihak sebagai sendiri/melalui wakilnya menjual atau menyewakan hak manfaat atas suatu aset ke pihak lain berdasarkan harga dan periode/waktu yang telah disepakati, tanpa
76 Manajemen Investasi Syariah diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu sendiri. 2. Obligasi syariah/sukuk Mudharabah. Mudharabah merupakan kerja sama dengan skema bagi hasil pendapatan/keuntungan. Obligasi syariah mudharabah ini akan memberikan return/pengembalian dengan penggunaan expected return karena sifatnya floating dan tergantung pada kinerja pendapatan yang dibagi hasilkan (Hanapi, n.d.). Sukuk mudharabah merupakan obligasi syariah/sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian/akad mudharabah dimana salah satu pihak menyediakan modal (shahibul maal) dan pihak lain sebagai tenaga dan keahlian atau pelaku usaha (mudharib), keuntungan dari kerjasama dibagi berdasarkan perbandingan/porsi yang telah disetujui sebelumnya. 3. Obligasi syariah/sukuk Musyarakah, merupakan sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad musyarakah dimana dua pihak atau lebih melakukan kerjasama dengan cara menggabungkan modal untuk membangun proyek usaha yang telah ada, atau membiayai kegiatan usaha. 4. Obligasi syariah/sukuk Istisna’, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad istisna’ dimana para pihak menyepakati jual beli dalam rangka pembiayaan suatu proyek/barang. Adapun harga, waktu penyerahan, dan spesifikasi barang/proyek ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan. 5. Obligasi syariah/sukuk Salam merupakan kontrak jual beli barang dengan cara pemesanan dan
Manajemen Investasi Syariah 77 pembayaran harga terlebih dahulu dengan syaratsyarat tertentu (Dewi, 2011). Mekanisme hal-hal pokok mengenai sukuk mudharabah, yaitu sebagai berikut: 1. Kontrak atau akad mudharabah dituangkan dalam perjanjian perwali amanatan. 2. Rasio/persentase bagi hasil/nisbah ditetapkan berdasarkan komponen pendapatan (revenue) atau keuntungan (profit,operating profit, EBIT, atau EBITDA). Fatwa No. 15/DSN-MUI/IX/2000 memberikan pertimbangan dari segi kemaslahatan pembagian usaha sebaiknya menggunakan prinsip revenue sharing. 3. Nisbah ditetapkan konstan, meningkat, ataupun menurun dengan mempertimbangkan proyeksi pendapatan emiten, akan tetapi sudah ditetapkan di awal kontrak. 4. Pendapatan bagi hasil berarti jumlah pendapatan yang dibagi hasilkan menjadi hak dan harus dibayarkan oleh emiten kepada pemegang sukuk yang dihitung berdasarkan perkalian antara nisbah pemegang sukuk dengan pendapatan/keuntungan yang dibagi hasilkan yang jumlahnya tercantum dalam laporan keuangan konsolidasi emiten. 5. Pembagian hasil pendapatan atau keuntungan dapat dilakukan secara periodik (tahunan, semesteran, kuartalan, bulanan). 6. Besarnya pendapatan bagi hasil akan ditentukan oleh kinerja aktual emiten, maka sukuk memberikan
78 Manajemen Investasi Syariah indicative return tertentu (OBLIGASI SYARIAH; Antara Konsep Dan Implementasinya Fadllan, n.d.). H. Kelebihan Berinvestasi Sukuk Pakar Keuangan telah mengakui obligasi syariah/sukuk dengan sistem syariah jauh lebih baik daripada obligasi konvensional. Hal tersebut didasari oleh ketentuan yang harus dipenuhi dalam emisi obligasi syariah/sukuk, yaitu : Penggunaan dana sukuk sejak awal jelas untuk membangun proyek tertentu. Resiko Obligasi syariah/sukuk terdefinisi sejak awal oleh proyek yang dibiayainya. Tuntutan kedisiplinan penggunaan dana sukuk karena sifat peruntukan penggunaan dana yang didefinisi secara jelas berkaitan dengan proyek tertentu. Terdapat beberapa kelebihannya yaitu: 1. Pembayaran imbalan dan nilai nominal sampai dengan sukuk jatuh tempo dijamin oleh pemerintah 2. Memungkinkan diperolehnya tambahan penghasilan berupa margin (capital gain) 3. Aman dan terbatas dari gharar (uncertainty), maysir, dan riba (usury) 4. Memberikan penghasilan berupa imbalan atau nisbah bagi hasil yang kompetitif dibandingkan dengan instrumen keuangan lain 5. Berinvestasi sambil mengikuti dan melaksanakan syariah (Nasrifah, 2019).
Manajemen Investasi Syariah 79 Dr. H. Muhammad Fakhri Amir, Lc., M.E
80 Manajemen Investasi Syariah A. Pengertian Reksadana Syariah Reksadana terdiri ^[lc ^o[ e[n[ s[cno ‚l_em[‛ dan ‚^[h[‛ s[ha [q[fhs[ \_l[m[f ^[lc cmncf[b [mcha, ^cg[h[ reksadana di beberapa negara dikenal dengan istilah yang berbeda seperti di Amerika dikenal dengan istilah Mutual, Fund. Mutual berarti saling menguntungkan, dan Fund berarti dana. Sedangkan di Inggris disebut unit trust yang berarti unit kepercayaan, dan di Jepang lebih dikenal investment fund yang berarti pengelolaan dana untuk keperluan investasi berdasarkan kepercayaan. Oleh karena itu, Reksadana adalah wadah yang digunakan dalam kegiatan perhimpunan dana masyarakat pemilik modal yang selanjutnya akan diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi sebagai pengelola. Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi dalam bidang financial Investment. Reksadana hadir sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal dan mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, tetapi hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Perkembangan produk reksadana sangat dinamis hal ini ditandai dengan semakin banyak jenis reksadana yang dikeluarkan oleh satu manajer investasi, salah satunya adalah jenis reksadana syariah. Reksadana Syariah merupakan reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam dimana pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Sehingga reksadana syariah hanya berinvestasi pada perusahaan
Manajemen Investasi Syariah 81 dengan kategori halal, baik dalam akad antara pemodal sebagai pemilik harta (sahib al-mal) dengan manajer investasi sebagai wakil sahib al-mal, maupun antara manajer investasi sebagai wakil sahib al-mal dengan pengguna investasi. Dengan demikian reksadana syariah adalah reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu kepada syariat. Reksadana tidak akan menginvestasikan dananya dan obligasi dari perusahaan yang pengolaannya [n[o jli^oehs[ \_ln_hn[ha[h ^_ha[h ms[lc’[n Imf[g, misalnya industri peternakan babi, jasa keuangan yang melibatkan riba dalam operasionalnya dan bisnis yang mengandung maksiat. Selanjutnya, reksadana syariah merupakan Lembaga intermediasi yang membantu surplus unit melakukan penempatan dana untuk di investasikan. Salah satu tujuan dari reksadana syariah adalah memenuhi kebutuhan kelompok investor yang ingin memperoleh pendapatan investasi dari sumber dan cara yang bersih dan dapat dipertanggungjawabakan secara agama yang sejalan dengan prinsip prinsip syariah. B. Prinsip-Prinsip Investasi pada Reksadana Syariah Kehidupan ekonomi syariah, termasuk investasi, tidak lepas dari aturan-aturan syariah. Dalam pasar modal syariah, pencapaian kekayaan senantiasa disertai dengan penghormatan kepada Allah SWT, yang juga mencakup praktik berinvestasi. Investasi menjadi suatu kebutuhan penting untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dengan tujuan untuk meraih keuntungan maksimal. Namun,
82 Manajemen Investasi Syariah dalam berinvestasi, seseorang harus tunduk pada pedoman yang dijelaskan dalam Al-Qur'an, hadis, ijma, dan qiyas. Dalam konteks berinvestasi, Allah SWT dan ajaran Rasul-Nya memberikan pedoman dan prinsiprinsip dasar yang sangat penting dalam menjalankan transaksi khususnya pada reksadana. Sebagaimana dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya bahwa reksadana syariah merupakan lembaga atau badan intermediasi yang berperan untuk membantu masyarakat surplus unit agar melakukan penempatan dana untuk diinvestasikan di lantai bursa melalui manajer investasi, Oleh karena itu, hadirnya Reksadana Syariah bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Adapun prinsip prinsip Islam dalam investasi reksadana syariah yang harus dipatuhi oleh setiap investor adalah : 1. Tidak mencari rezeki pada hal hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun cara mendapakannya, serta tidak menggunakannya untuk hal-hal yang haram 2. Tidak menzalimi dan tidak dizalimi 3. Keadilan pendistribusian dan kemakmuran 4. Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha 5. Tidak ada unsur riba, maysir, (perjudian/spekulasi) dan gharar. Prinsip-prinsip syariah diterapkan dalam investasi pada reksadana untuk memberikan kesempatan berinvestasi sesuai dengan nilai-nilai Islam, dan dengan menerapkan prinsip syariah dalaminvestasi, diharapkan
Manajemen Investasi Syariah 83 masyarakat Muslim dapat berinvestasi sesuai dengan keyakinan agama mereka. C. Jenis-Jenis Reksadana Syariah Investasi dalam reksadana syariah memberikan kesempatan bagi investor untuk berpartisipasi dalam pasar modal dengan tetap mematuhi prinsip-prinsip syariah. Reksadana syariah menawarkan berbagai pilihan sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi investor. Mulai dari reksadana pasar uang dengan risiko rendah hingga reksadana saham dengan potensi imbal hasil tinggi, investor dapat memilih jenis reksadana yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka sambil memastikan bahwa investasi mereka sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Adapun jenis-jenis reksadana syariah yang umum ditemui adalah sebagai berikut: 1. Reksadana pasar uang syariah (Money Market Fund) Reksadana ini menginvestasikan dananya dalam instrumen pasar uang yang sesuai dengan prinsip syariah, seperti deposito syariah dan sertifikat investasi syariah. Reksadana ini cenderung memiliki risiko yang rendah dan likuiditas yang tinggi, sehingga cocok untuk investor yang mencari keamanan dan fleksibilitas. Tujuan dari jenis investasi ini tidak lebih hanya untuk perlindungan modal dan untuk menyediakan likuiditas yang tinggi, sehingga ketika dibutuhkan dapat dicairkan setiap hari kerja dengan resiko penurunan nilai investasi yang hampir tidak ada.
84 Manajemen Investasi Syariah 2. Reksadana pendapatan tetap syariah (Fixed Income Fund) Reksadana pendapatan tetap syariah mengalokasikan sebagian besar dana dalam sukuk (obligasi syariah) atau instrumen pendapatan tetap lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah. Tujuannya adalah untuk memberikan penghasilan tetap yang stabil bagi investor. Jenis reksadana ini memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan reksadana pasar uang, tetapi menawarkan potensi imbal hasil yang lebih baik. Reksadana Pendapatan Tetap merupakan salah satu upaya melakukan investasi yang paling baik dalam jangka waktu menengah atau jangka panjang dengan resiko menengah. Juga diartikan sebagai reksadana yang melakukan investasi se-kurang-kurangnya 80% dari dana yang berhasil dikelola dalam bentuk efek yang bersifat utang. 3. Reksadana saham syariah (Equity Fund) Reksadana saham syariah menginvestasikan dananya dalam saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. Saham-saham ini biasanya terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang disusun oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Reksadana ini cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi karena fluktuasi harga saham, namun juga menawarkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi dalam jangka panjang. Jenis investasi ini menurut anggapan sebagian orang bahwa melakukan investasi saham lebih cenderung spekulatif atau berjudi, akan tetapi dari segi
Manajemen Investasi Syariah 85 pengalaman dan teori di lapangan mengatakan bahwa investasi saham merupakan satu bagian investasi jangka panjang yang cukup menggiurkan. 4. Reksadana campuran syariah (Siscretionary Fund) Reksadana campuran syariah mengalokasikan dana pada kombinasi saham syariah, sukuk, dan instrumen pasar uang syariah. Reksadana ini memberikan diversifikasi yang lebih baik dan potensi imbal hasil yang moderat, karena menggabungkan elemen-elemen dari berbagai jenis reksadana syariah lainnya. Risiko dan imbal hasilnya berada di antara reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap. Reksadana campuran ini secara orientasi lebih fleksibel dalam menjalankan investasinya, fleksibel ini diartikan sebagai pengelolaan investasi yang dapat digunakan secara random/ berpindah-pindah dari saham ke obligasi maupun ke deposit. D. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Investasi Reksadana Syariah Reksadana syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang dapat dijadikan alternati berinvestasi bagi masyarakat yang menginginkn return dari sumber usaha yang bersih dan dapat dan dapat dipertanggungjawabkan secara syariah. Tujuan utama reksadana syariah bukan semata mata mencari keuntungan. Tetapi juga memiliki tanggungjawab sosila terhadap lingkungan, komitmen pada nilai jila religiusitas, meskipun tanpa harus mengabaikan kepentingan para investor, untuk mewujudkan investasi melalui reksadana syariah. Adapun pihak-pihak
86 Manajemen Investasi Syariah yang terlibat dalam investasi reksadana syariah adalah sebagai berikut: 1. Investor Investor adalah individu atau entitas yang menginvestasikan dana mereka dalam reksadana yang dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam atau dapat dikatakan sebagai pihak yang menggunakan perusahaan reksadana sebagai instrumen melakukan investasi. 2. Reksadana syariah Reksadana merupakan wadah yang menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor) untuk kemudian diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi yang telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah. 3. Perusahaan dan manajer investasi Perusahaan merupakan tempat yang dijadikan lembaga reksadana syariah untuk berinvestasi. Reksadana syariah memiliki banyak pilihan untuk menginvestasikan modal yang diperoleh, baik melalui industri sektor rill maupun lembaga keuangan lainnnya. Sedangkan manajer investasi adalah pihak melakukan pengelolaan harian portofolio investasi. 4. Dewan pengawas syariah Dewan pengawas syariah bertugas melakukan pengawasan dan memberikan persetujuan terhadap keputusan investasi yang dibuat oleh manajer investasi. Setiap reksadana syariah memiliki DPS yang
Manajemen Investasi Syariah 87 terdiri dari ahli-ahli syariah yang bertugas memastikan bahwa seluruh kegiatan investasi dan pengelolaan dana sesuai dengan prinsip syariah. Selain pihak-pihak di atas, terdapat pula pihak yang memiliki peranan penting dalam investasi reksadana yaitu bank custodian. Bank kustodian adalah: bank yang berkewajiban menyimpan, menjaga, mengawasi dana pemodal dan menghitung nilai aktiva bersih per unit penyertaan dalam reksadana syariah untuk setiap hari bursa. Dalam reksadana bank kustodian berkewajiban untuk memberikan pelayanan penitipan kolektif sehubungan dengan kekayaan reksadana. Kemudian, bank kustodian juga menjaga Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari unit penyertaan setiap hari bursa. Membayar biaya biaya yang berkaitan dengan reksadana atas perintah menajer investasi dan menyipan catatan secara terpisah yang menunjukkan semua perubahan dalam julah unit penyertaan serta nama, kewarganegaraan, alamat, identitas lainnya dari para investor, kewajiban bank kustodian juga mengurus dan menertbitkan unit penyertaan sesuai dengan kontrak, serta memastikan bahwaunit penyertaan diterbitkan hanya atas penerimaan dana dari calon pemodal.
88 Manajemen Investasi Syariah E. Manfaat dan Risiko Investasi pada Reksadana Syariah Dalam setiap investasi pasti akan mengalami keuntungan dan risiko, tidak terkecuali investasi pada reksadana syariah. 1. Likuiditas Investi yang membeli reksadana open-end dapat menjual Kembali kepada penerbitnya setiap saat dan penerbit secara hukum wajib membelinya sesuai dengan harga pasar yang berlaku saat itu. Dengan demikian reksadana jauh likuid dibandingkan dengan saham dan obligasi. Yang diperdagangkan di bursa efek karena menjual saham harus menemukan pembeli yang berminat sesuai dengan jumlah dan harga yang disepakati terlebih dahulu. 2. Diversifikasi Investasi reksadana di back up dengen sekelompok instrument di pasar modal. Dimana kelompok instrument tersebut selalu berubah setiap saat agar dicapai nilai maksimal dari portofolio yang bersangkutan. dimana anda tidak menempatkan seluruh dana anda didalam suatu satu peluang investasi, dengan maksud membagi resiko. Manajer investas memilih berbagi macam saham, sehingga kinerja satu saham tidak akan memengaruhi keseluruhan kinerja reksadana.
Manajemen Investasi Syariah 89 3. Manajemen profesional Pada umumnya reksadana dikelola oleh orangorang handal yang memiliki pengalaman dan keahlian di bidang pasar modal. Pada prinsipnya manager investasi bekerja keras untuk meneliti ribuan peluang investasi bagi pemegang saham/unit reksadana yang bertujuan untuk mencari peluang invesasi yang paling baik untuk reksadana tersebut. 4. Biaya rendah Reksadana adalah Kumpulan dana dari pemodal yang dikelola secara professional, maka dengan besaran kemampuannya untuk melakukan transaksi secara kolektif tersebut akan dihasilkan efesiensi biaya transaksi. Rendahnya biaya tersebut disebabkan karena Perusahaan reksadana biasanya mengelola dana dalam jumlah besar. 5. Pelayanan bagi pemegang saham Reksadana biasanya menawarkan daya Tarik kepada pemegang sahamnya misalnya dengan menjanjikan untuk melakukan re-investasi terhadap deviden dan capital gain secara otomatis yang sebenarnya diterima oleh nasabah. 6. Transparansi informasi Reksadana wajib memberikan informasi atas perkembangan portofolio investasi dan pembiayaan secera berkesinambungan. Manajer investasi wajib mengumumkan NAB setiap hari serta menerbitkan laporan keuangan tahunan melalui pembaharuan prospectus setiap tahunnya.
90 Manajemen Investasi Syariah Selain keuntungan, reksadana juga mengandung risiko. Risiko naik turunnya harga yang mungkin juga dihadapi dalam melakukan investasi di reksadana syariah, akan tetapi risiko investasi yang dihadapi pada reksadana relative lebih rendah disbanding risiko-risko yang ada pada saham. Adapuan beberapa risiko yang ada pada investasi reksdana syariah adalah sebagai berikut: 1. Risiko likuiditas Penjualan kembali (pelunasan) tergantung kepada likuiditas dari portofolio atau kemampuan dari manajer investasi untuk membeli kembali (melunasi) dengan menyediakan uang tunai. 2. Risiko wanprestasi Risiko ini dapat terjadi apabila rekan usaha manajer investasi gagal memenuhi kewajibanya. Rekan usaha dapat termasuk tetapi tidak terbatas pada emiten, pialang, bank kustodian, dan agen penjual. 3. Risiko perubahan kondisi ekonomi dan politik Sistem ekonomi terbuka yang di anut oleh Indonesia sangat rentan terhadap perubahan ekonomi internasional. Perubahan kondisi perekonomian dan politik di dalam maupun luar negeri atau peraturan khususnya di bidang pasar uang dan pasar modal merupakan faktor yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia, termasuk perusahan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia, yang secara tidak langsung akan memengaruhi kinerja portofolio reksadana.