Manajemen Keuangan Perusahaan ii
Manajemen Keuangan Perusahaan iii Manajemen Keuangan Perusahaan Muhammad Nur Abdi S.E., MM — Dr. Wiralestari., S.E.,M.Si., CIQnR., CMGRCP.,CAVP — Eno Casmi, SE., MBA — Yumi Sri Andriati. S.E.,M.M — Dr. Nofrivul, SE., MM., CFRM — Zulaika Putri Rokhimah, S.E., M.Si., AK — Dr. Titik Inayati, S,E., MM — Rita Meiriyanti, SE, MM — Dr. Dian Safitri Pantja Koesoemasari, SE., MSi — Linda Ayu Oktoriza, SE., MM — Hermin Sirait SE., MBA — M. Taufik Ridho, S.E., MS.C — Shenda Aprilia Christanti, S.E., MBA — Cecep Mohamad Kapi, S.Kom., MM — Devi AnggraenI, S.E., M.M. —
Manajemen Keuangan Perusahaan iv Manajemen Keuangan Perusahaan Copyright © PT Penamuda Media, 2023 Penulis: Muhammad Nur Abdi S.E., MM — Dr. Wiralestari., S.E.,M.Si., CIQnR., CMGRCP.,CAVP — Eno Casmi, SE., MBA — Yumi Sri Andriati. S.E.,M.M — Dr. Nofrivul, SE., MM., CFRM — Zulaika Putri Rokhimah, S.E., M.Si., AK — Dr. Titik Inayati, S,E., MM — Rita Meiriyanti, SE, MM — Dr. Dian Safitri Pantja Koesoemasari, SE., MSi — Linda Ayu Oktoriza, SE., MM — Hermin Sirait SE., MBA — M. Taufik Ridho, S.E., MS.C — Shenda Aprilia Christanti, S.E., MBA — Cecep Mohamad Kapi, S.Kom., MM — Devi AnggraenI, S.E., M.M. — ISBN: 97786230929687 Penyunting dan Penata Letak: Tim PT Penamuda Media Desain Sampul: Tim Desain PT Penamuda Media Penerbit: PT Penamuda Media Redaksi: Casa Sidoarum RT03 Ngentak, Sidoarum Godean Sleman Yogyakarta Web : www.penamuda.com E-mail : [email protected] Instagram : @penamudamedia WhatsApp : +6285700592256 Cetakan Pertama, Maret 2023 viii + 202 halaman; 15,5 x 23 cm Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak maupun mengedarkan buku dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit maupun penulis
Manajemen Keuangan Perusahaan v Kata Pengantar Ucapan Syukur kami panjatkan puja dan puji atas rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa tim penulis dapat menyelesaikan buku berjudul manajemen keuangan perusahaan dan berhasil diterbitkan dengan tujuan memudahkan pembaca masyarakat yang luas baik mahasiswa, praktisi maupun akademisi serta bagi pembaca lainnya dalam menambah keilmuan maupun wawasan tentang manajemen keuangan perusahaan. Penulis berusaha untuk optimal mungkin dengan saling memadukan pengetahuan atas ilmu manajemen keuangan perusahaan yang dituangkan dalam buku ini dan menyadari terdapat beberapa kekurangan serta jauh dari kata sempurna, sebagaimana pepatah menyebutkan “tak ada jalan yang tak berlubang,” tak ada pekerjaan yang tak ada cacatnya atau tak ada pekerjaan yang sempurna di dunia ini, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh sebab itu, kami dengan secara terbuka untuk menerima masukan dan saran dari pembaca demi penyempurnaan lebih lanjut. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah mendukung dalam proses penyusunan dan penerbitan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Manajemen Keuangan Perusahaan vi
Manajemen Keuangan Perusahaan vii Daftar Isi BAB 1 DASAR-DASAR MANAJEMEN KEUANGAN ........................1 Muhammad Nur Abdi S.E., MM...............................................1 BAB 2 LAPORAN KEUANGAN ......................................................9 Dr. Wiralestari., S.E.,M.Si., CIQnR., CMGRCP.,CAVP ......... .. .. .. 9 BAB 3 PASAR KEUANGAN ......................................................... 30 Eno Casmi, SE., MBA .......................................................... 30 BAB 4 TIME VALUE OF MONEY ................................................. 45 Yumi Sri Andriati. S.E.,M.M.................................................. 45 BAB 5PENILAIAN SURAT BERHARGA ........................................ 56 Dr. Nofrivul, SE., MM., CFRM .............................................. 56 BAB 6 ANALISIS PENGANGGARAN MODAL ............................... 74 Zulaika Putri Rokhimah, S.E., M.Si., AK ................................. 74 BAB 7 RETURN DAN RESIKO ..................................................... 86 Dr. Titik Inayati, S,E., MM .................................................... 86 BAB 8MODEL KESEIMBANGAN RISIKO ................................... 100 Rita Meiriyanti, SE, MM ..................................................... 100 BAB 9 ARBITRAGE PRICING THEORY ...................................... 114 Dr. Dian Safitri Pantja Koesoemasari, SE., MSi ....................... 114 BAB 10 BIAYA MODAL ............................................................ 130 Linda Ayu Oktoriza, SE., MM .............................................. 130 Bab 11 TEORI STRUKTUR MODAL ............................................ 141 Hermin Sirait SE., MBA ..................................................... 141 BAB 12 EFISIENSI PASAR KEUANGAN ..................................... 151 M. Taufik Ridho, S.E., MS.C ............................................... 151 BAB 13 SAHAM DAN MODAL VENTURA .................................. 162 Shenda Aprilia Christanti, S.E., MBA .................................... 162 BAB 14 HUTANG DAN SAHAM PREFEREN................................ 173 Cecep Mohamad Kapi, S.Kom., MM ..................................... 173 BAB 15 SUMBER PENDANAAN : LEASING, PERGADAIAN, DAN BANK SYARIAH ....................................................................... 192 Devi AnggraenI, S.E., M.M. ................................................ 192
Manajemen Keuangan Perusahaan viii
Manajemen Keuangan Perusahaan 1 BAB 1 DASAR-DASAR MANAJEMEN KEUANGAN MUHAMMAD NUR ABDI S.E., MM A. Pengertian Manajemen Keuangan Seseorang dapat menghadapi berbagai masalah seperti: bagaimana cara menyimpan pendapatan tambahan, bagaimana mengambil keputusan apakah akan berinvestasi atau tidak, bagaimana membeli saham suatu perusahaan dengan mengevaluasi perusahaan tersebut. Ada beberapa opsi untuk dipilih. Bisnis juga menghadapi masalah yang sama karena bisnis membutuhkan berbagai aset (mesin, gedung, kendaraan, dll) untuk beroperasi. Karena itu, perusahaan harus mencari sumber keuangan untuk membiayai kebutuhan operasional ini. Dalam suatu organisasi, pengaturan operasi keuangan sering disebut sebagai manajemen keuangan. Implementasi manajemen keuangan membutuhkan pemahaman teori ekonomi. Pemahaman teori keuangan tidak hanya berguna bagi mereka yang bertanggung jawab atas keuangan dalam organisasi, tetapi juga bagi individu dalam
Manajemen Keuangan Perusahaan 2 aktivitas sehari-hari. Memahami teori keuangan membantu kita untuk memahami berbagai masalah keuangan yang mungkin kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari. Itu sebabnya kami mengatakan bahwa belajar keuangan sangat menarik. B. Tujuan Manajemen Keuangan Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan, tentu memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. 1. Perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang maksimal dari usahanya. Karena setiap pemilik atau pemegang saham menginginkan pengembalian segera atas modal yang ditanamkan di perusahaan. Selain itu, perusahaan dan pemegang saham tentunya menginginkan pengembalian atas modal yang ditanamkan sehingga dapat memberikan tambahan modal dan kekayaan kepada pemilik modal dan seluruh karyawannya. Dari sisi manajemen, kemenangan merupakan tercapainya rencana target yang telah disepakati sebelumnya. Pencapaian tujuan sangat penting karena mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau bahkan melebihi tujuan yang telah ditetapkan merupakan pencapaian tersendiri bagi manajemen yang menjadi tolak ukur efektivitas manajemen dalam mengelola perusahaan. Dan sebaliknya, jika manajemen tidak mencapai tujuan yang telah ditetapkan, ini merupakan wujud dari kegagalan manajemen dalam memimpin perusahaan.
Manajemen Keuangan Perusahaan 3 2. Perusahaan menginginkan bisnis bertahan lebih dari satu siklus bisnis. Artinya, pemilik menginginkan agar perusahaan yang dipimpinnya memiliki daur hidup yang panjang bahkan perusahaan tersebut tetap eksis sampai ke anak cucu pendiri perusahaan tersebut. Demikian pula manajemen juga menginginkan kelangsungan hidup perusahaan karena bergantung pada pendapatan yang dihasilkan selama hidup perusahaan dan terlebih lagi manajemen mengharapkan karir yang lebih baik. 3. Bisnis dapat terus memproduksi atau menyediakan berbagai barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat umum. 4. Perusahaan yang dikelola mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat baik di lingkungan usaha maupun sekitarnya. Hal ini penting bagi pemerintah karena pemerintah hanya mampu menyediakan lapangan kerja yang sedikit sehingga kontribusi pemberi kerja cukup tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut, manajemen harus mampu melakukan perencanaan yang tepat dan akurat. Dalam hal ini pelaksanaan di lapangan harus dilakukan dengan benar dan sesuai dengan rencana bisnis yang disusun dengan baik. C. Pihak yang Membutuhkan Informasi Pihak yang meminta laporan keuangan antara lain Investor dan calon investor, kreditur (pemberi pinjaman), pemasok, kreditur korporasi lainnya, pelanggan, negara,
Manajemen Keuangan Perusahaan 4 pemerintah dan lembaga lainnya, karyawan dan masyarakat, serta pemegang saham (shareholders). Pihak tersebut mensyaratkan bahwa laporan keuangan memuat beberapa jenis informasi yang berbeda, seperti: 1) Investor Investor tertarik dengan risiko inheren dan hasil kinerja dari investasi yang mereka lakukan. Investor ini memerlukan informasi untuk membantu mereka memutuskan apakah akan membeli, menahan, atau menjual investasi. Mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 2) Kreditur (pemberi pinjaman) Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang akan membantu mereka memutuskan apakah pinjaman dan bunga dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 3) pemasok dan kreditur perusahaan lainnya Pemasok dan kreditur bisnis lainnya tertarik dengan informasi yang akan membantu mereka memutuskan apakah akan membayar utang saat jatuh tempo. Kreditur perusahaan tertarik pada perusahaan dalam waktu kurang dari kreditur. 4) Pemegang Saham Pemegang saham tertarik dengan informasi tentang perkembangan perusahaan, pembagian laba yang akan diperoleh dan penambahan modal untuk rencana bisnis berikutnya.
Manajemen Keuangan Perusahaan 5 5) pelanggan Pelanggan tertarik dengan informasi tentang kelangsungan perusahaan, terutama jika mereka terlibat dalam kontrak jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan. 6) pemerintah Negara dan berbagai lembaga di bawahnya memiliki kepentingan dalam alokasi sumber daya dan dengan demikian kinerja perusahaan, dan mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur kinerja perusahaan, untuk merumuskan kebijakan perpajakan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 7) karyawan Karyawan dan kelompok yang mewakili mereka tertarik dengan informasi tentang stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan untuk membayar gaji, pensiun, dan kesempatan kerja. 8) masyarakat Bisnis memengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai cara, mis. Bagaimana kontribusinya terhadap perekonomian nasional, termasuk jumlah tenaga kerja dan perlindungan investor dalam negeri. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dalam memberikan informasi tentang tren dan perkembangan terkini terkait kesejahteraan perusahaan dan berbagai aktivitasnya. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan bersifat umum sehingga tidak dapat sepenuhnya memenuhi
Manajemen Keuangan Perusahaan 6 kebutuhan informasi masing-masing pihak. Karena investor adalah pengambil risiko, kebutuhan akan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga mencerminkan kebutuhan sebagian besar pihak lainnya. Manajemen perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan perusahaan, manajemen juga mempunyai kepentingan atas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, manajemen mempunyai kesempatan untuk mengubah bentuk dan isi bentuk lain (kecuali laporan keuangan). informasi) untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. kebutuhan Dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, khususnya untuk tujuan eksternal, manajemen harus mengacu pada kerangka penyusunan dan penyajian laporan keuangan, yang meliputi tujuan laporan keuangan (termasuk asumsi dasar), karakteristik kualitatif laporan keuangan dan unsur perhitungan keuangan. (definisi, deteksi dan evaluasi) dan konsep modal dan konservasi modal.
Manajemen Keuangan Perusahaan 7 Daftar Pustaka Keon, Arthur J Dkk. "Dasar-Dasar Manajemen Keuangan" Salemba Empat. 2001. Prastowo Darminto, Dwi. "Analisis LAporan Keuangan : Konsep dan Aplikasi" Edisi Ke Empat UPP STIM YKPN. 2019. Siswandi. " Manajemen Keuangan" Lentera Ilmu Cendekia. 2010.
Manajemen Keuangan Perusahaan 8 Tentang Penulis Muhammad Nur Abdi SE., MM lahir di Ujung Pandang pada tanggal 07 Januari 1986 Dosen tetap Universitas Muhammadiyah Makassar. Menyelesaikan Pendidikan S1 pada Universitas Muhammadiyah Makassar tahun 2010. Menyelesaikan Pendidikan S2 pada Universitas Muslim Indonesia Makassar pada tahun 2013, kemudian melanjutkan Pendidikan S3 pada Universitas Islam Negeri Makassar Pada Tahun 2019- sekarang. Saat ini aktif menjadi dosen tetap Universitas Muhammadiyah Makassar dan sebagai Tuton di Universitas Terbuka sejak tahun 2018 – sekarang.
Manajemen Keuangan Perusahaan 9 BAB 2 LAPORAN KEUANGAN Dr. Wiralestari., S.E.,M.Si., CIQnR., CMGRCP.,CAVP 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Perusahaan membutuhkan sarana komunikasi yang mempermudah dan dapat dipahami oleh setiap orang. Laporan keuangan adalah alat komunikasi. Laporan keuangan muncul dari proses siklus akuntansi. Siklus akuntansi adalah langkah/tahapan operasi akuntansi yang terdiri dari dua operasional akuntansi,yakni pencatatan dan peringkasan. Kegiatan siklus ini dimulai dengan adanya transaksi dicatat dan dicatat di buku besar sampai akhirnya laporan keuangan disajikan dan dilaporkan. Tahapan pencatatan siklus akuntansi meliputi pencatatan bukti transaksi, pencatatan dan buku besar. Fase ringkasan dari siklus akuntansi mencakup kegiatan mentransfer buku besar ke neraca saldo, menyesuaikan entri (jurnal), menyiapkan laporan keuangan, dan menutup entri.
Manajemen Keuangan Perusahaan 10 Penjeasan mengenai siklus akuntansi dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 2.1 Siklus Akuntansi Dengan adanya laporan keuangan membantu berbagai pihak dalam membuat analisis atas laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan adalah jantung dari analisis neraca. Ada banyak pendapat ahli yang menyatakan pentingnya nilai, antara lain: 1. Dr. Ely Siswanto., S.Sos., M.M (2021) “Laporan keuangan dihasilkan dari proses siklus akuntansi. Siklus akuntansi sendiri terdiri dari dua tahapan akuntansi yakni tahap pencatatan (recording phase) dan tahap peringkasan (sumarizing phase). Siklus akuntansi ini dilakukan mulai dari pencatatan transaksi, jurnal, buku besar sampai laporan keuangan”.
Manajemen Keuangan Perusahaan 11 2. Atma Hayat, dkk (2021) “Laporan keuangan suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai bentuk pertanggungjawaban pimpinan perusahaan yang berupa ikhtisar keuangan”. 3. PSAK 1 (Revisi 2017) “Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yangmana proses tersebut meliputi pencatatan, penggolongan, peringkasan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan dari suatu entitas”. 4. Hery, S.E., M.Si., CRP., RSA., CFRM (2016) “Laporan keuangan merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengiktisaran data transaksi bisnis”. 5. Dewi Utari, dkk (2014) “Laporan keuangan adalah pernyataan yang disajikan oleh suatu organisasi pada umumnya dan organisasi perusahaan khususnya tentang posisi keuangan, hasil kegiatan operasi, dan arus kas”. 6. Dr. D. Agus Harjito., M.Si dan Drs. Martono, SU (2013) “Laporan keuangan merupakan iktisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu”. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut dapat disederhanakan bahwa Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari kegiatan siklus akuntansi,
Manajemen Keuangan Perusahaan 12 yang digunakan sebagai alat komunikasi bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan. 2.2 Tujuan Pelaporan Keuangan Laporan keuangan memegang peran penting dalam perusahaan untuk menjelaskan hasil-hasil yang dicapai dan memberikan informasi penting tentang kinerja keuangan perusahaan. Manajemen bertanggung jawab atas pengolahan dan pengelolaan sumber daya perusahaan, yang telah dipercayakan pengelolaan perusahaan oleh investor dan pemiliknya. Dengan kata lain laporan keuangan merupakan bagian tanggung jawab manajemen. Laporan keuangan tidak disusun untuk kepentingan tertentu pihak manapun. Secara umum, tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang suatu perusahaan, termasuk aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan biaya, serta kontribusi dan keuntungan bagi pemilik. Informasi ini dan lainnya dalam penjelasan lampiran laporan keuangan membantu pengguna memprediksi arus kas masa depan dan kinerja perusahaan. Dari penjelasan tujuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang andal tentang: a) Dana beserta kewajiban-kewajiban yang dimilikinya; b) perubahan sumber daya; c) penghasilan; d) informasi relevan lainnya.
Manajemen Keuangan Perusahaan 13 Tujuan laporan keuangan khususnya adalah agar laporan tersebut disajikan secara jujur dan sesuai dengan peraturan yang berlaku mengenai keadaan harta, keadaan keuangan dan penghasilan serta perubahan keadaan keuangan lainnya. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyarankan bahwa tujuan pelaporan keuangan harus memberikan: 1. Informasi penting tentang aset dan kewajiban perusahaan. 2. Informasi perubahan aktiva bersih perusahaan dari aktivitas operasi untuk menghasilkan laba. 3. Informasi untuk membantu pengguna laporan keuangan mengevaluasi potensi laba perusahaan. 4. Informasi penting lainnya tentang perubahan aktiva dan pasiva perusahaan, misalnya: Informasi terkait kegiatan keuangan dan investasi. 5. Menginformasikan informasi lain terkait laporan keuangan yang dapat dipercaya sesuai dengan kebutuhan pemakainya, misalnya: Informasi terkait kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan. 2.3 Pemakai Laporan Keuangan Pemakai/pengguna laporan keuangan sangat beraneka ragam dengan latar belakang serta memiliki kepentingan yang berbeda. Pemakai laporan keuangan dibedakan menjadi dua kelompok pemakai internal dan eksternal. Kedua kelompok tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut:
Manajemen Keuangan Perusahaan 14 PEMAKAI KEPENTINGAN Internal Direksi dan Manajer Keuangan Direktur Operasional (CEO) dan Manajer Pemasaran Manajer dan Pengawas Produksi Direksi dan manajer keuangan berkepentingan untuk melihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya. CEO dan Manajer Pemasaran tertarik untuk melihat tren penjualan dan menentukan efektivitas saluran penjualan produk dan upaya pemasaran perusahaan. Manajer dan pengawas produksi berkepentingan untuk menetapkan harga pokok produksi dan harga jual produk per unit. Eksternal Penanam Modal Kreditur (Pemberi Pinjaman) Pemerintah Penanam modal memiliki kepentingan dalam hal pengambilan keputusan yang penuh dengan resiko yang dihadapi mengenai keputusan membeli atau melepas saham investasinya. Kreditur seperti supplier dan bankir memiliki kepentingan untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat resiko dari pemberian kredit/pinjaman. Pemerintah memiliki kepentingan berkaitan dengan perhitungan dan
Manajemen Keuangan Perusahaan 15 Badan Regulator Lainnya Ekonom, Praktisi, dan Analisis penetapan besarnya pajak yang di harus di bayarkan oleh perusahaan kepada pemerintah. Badan regulator lainnya memiliki kepentingan dalam hal pengawasan kemampuan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk mengayomi para penanam modal serta mewajibkan perusahaan wajib melaporkan laporan keuangan secara berkala Ekonom, praktisi dan analisis memiliki kepentingan dalam hal memprediksi keadaan perekonomian, menentukan besarnya tingkat inflasi, pertumbuhan pendapatan nasional, dan lain sebagainya. 2.4 Elemen Laporan Keuangan Untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan, laporan keuangan harus disusun dan disajikan secara lengkap, dengan elemen laporan keuangan terdiri dari: 1. Laporan posisi keuangan (Neraca) pada akhir periode. 2. Laporan laba rugi komprehensif tahun buku. 3. Perhitungan perubahan ekuitas selama periode akuntansi. 4. Laporan arus kas untuk periode akuntansi.
Manajemen Keuangan Perusahaan 16 5. Lampiran laporan keuangan, berisi kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya. 6. Saldo awal suatu periode luas yang ditampilkan ketika perusahaaan menerapkan kebijakan penyusunan retrospektif atau menegaskan penyesuaian terhadap pos-pos dalam laporan keuangan, atau ketika entitas menyajikan pos-pos tersebut dalam laporan keuangannya. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Praktik akuntansi tidak mensyaratkan entitas untuk menggunakan istilah posisi keuangan, artinya jika entitas ingin tetap menggunakan istilah neraca, diperbolehkan untuk melakukannya. Neraca adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Situasi keuangan meliputi modal kerja (aset) dan klaim atas aset perusahaan. Aset bisnis berbagi pemakaian dana sebelumnya atau keputusan investasi, sebaliknya piutang bisnis memperlihatkan sumber dana tersebut atau keputusan keuangan sebelumnya. Dana dihasilkan dari pinjaman (utang) dan bagian pemegang saham (ekuitas). Berdasarkan penjelasan di atas, neraca dapat dilihat dalam bentuk persamaan berikut: Harta (Aset) = Hutang (Kewajiban) + Modal Pemilik (Ekuitas) Aset menampilkan daftar khusus aset perusahaan. Aset terdiri dari aset lancar, aset keuangan, aset berwujud dan aset tidak berwujud. Di sisi piutang adalah aset posisi keuangan (neraca). Kewajiban dan ekuitas berada di sisi kewajiban, yang
Manajemen Keuangan Perusahaan 17 menunjukkan daftar spesifik individu atau badan hukum (perusahaan) yang menyediakan dana untuk memperoleh dana tersebut. Liabilitas terdiri dari liabilitas lancar atau liabilitas jangka pendek (liabilitas lancar) dan liabilitas jangka panjang (liabilitas jangka panjang). Modal terdiri dari saham preferen, saham biasa atau saham biasa dan laba ditahan. Dengan demikian, neraca (neraca) menunjukkan keseimbangan atau trend antara keputusan investasi dengan keputusan keuangan. Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan laba rugi komprehensif merupakan dokumen yang berisikan informasi pengukuran kinerja perusahaan selama jangka waktu tertentu. Diterapkan untuk mengestimasi serta meramalkan jumlah dan waktu arus kas mendatang yang tidak pasti. Laporan laba rugi komprehensif ini berguna bagi pengguna neraca untuk menetapkan keuntungan, nilai investasi, dan kelayakan kredit. Laporan laba rugi komprehensif merupakan dokumen yang berisikan informasi terkait kegiatan perusahaan yangmana menyebabkan perubahan total aset perusahaan yang bukan merupakan hasil transaksi dengan pemilik sebagai pemiliknya. Singkatnya, laporan ini memberikan informasi tentang kemampuan manajemen dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Laporan laba rugi komprehensif terdiri dari: a. Laba rugi. b. Penghasilan komprehensif lainnya.
Manajemen Keuangan Perusahaan 18 Para pengguna yang membutuhkan informasi laporan ini adalah sebagai berikut: 1. Penanam modal Penanam modal memakai informasi tentang kinerja lampau perusahaan sebagai input kunci untuk meramalkan pengembalian dan arus kas mendatang, yangmana kemudian digunakan sebagai pedoman dalam memperkirakan harga saham dan dividen perusahaan di masa medatang. 2. Pemberi pinjaman Sebagai pemberi pinjaman, maka pihak ini menggunakan catatan laba rugi masa lampau, pemberi pinjaman lebih baik memahami kemampuan calon peminjam untuk menghasilkan arus kas mendatang yangmana akan digunakan untuk membayar beban bunga dan melunasi pokok pinjaman. Pembayaran jaminan bukanlah yang diinginkan sebagian besar kreditur, tetapi kesuksesan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dan arus kas operasi. 3. Manajemen Laporan laba rugi komprehensif dianggap penting bagi penanam modal dan pemberi pinjaman, sehingga manajemen harus tertarik dengan laporan laba rugi komprehensif. Selain itu, di banyak perusahaan, bonus yang dibayarkan kepada manajer ditentukan oleh keberhasilan mereka memenuhi target laba.
Manajemen Keuangan Perusahaan 19 Laporan/ Perhitungan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang memberikan gambaran tentang perkembangan ekuitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Ekuitas bertambah ketika ada investasi dan laba bersih, sedangkan ekuitas berkurang ketika pemilik melakukan penarikan/penarikan untuk keuntungan pribadi dan terjadi kerugian. Laporan ini disusun dengan menganalisis kumpulan rekening saham dan dokumen serta catatan-catatan yangmana berkaitan dengan modal/ekuitas, termasuk keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tentang pembayaran dividen, revisi hasil tahun sebelumnya, perubahan struktur permodalan dan ekuitas lainnya seperti: B. Kinerja lebih baik dipahami. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan dokumen berisikan informasi yang merinci arus kas dari setiap aktivitas selama periode waktu tertentu, dimulai dengan operasi, pembiayaan, dan investasi. Laporan ini menunjukkan kenaikan/penurunan kas bersih untuk semua operasi selama periode berjalan serta saldo kas perusahaan pada akhir periode. Dengan kata lain, laporan arus kas menggambarkan informasi tentang dana yang tersedia dari berbagai sumber Utang, dividen, total investasi, dan dukungan pertumbuhan masa depan penting bagi para pengambil keputusan, yaitu. investor dan kreditur. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan laporan arus kas ialah laporan yangmana berisikan informasi mengenai arus kas internal perusahaan dari aktivitas operasi, investasi dan
Manajemen Keuangan Perusahaan 20 pendanaan. Laporan arus kas biasanya dibuat untuk penganggaran dan pelaksanaan. Laporan arus kas dapat disusun dengan menggunakan metode langsung atau metode tidak langsung. Metode langsung dibuat berdasarkan jurnal kas dan voucher bank serta informasi pendukung lainnya. Metode tidak langsung dibuat dengan membandingkan neraca pembukaan dan penutupan, laporan laba rugi, dan informasi pendukung lainnya. Dengan menggunakan analisis arus kas ini, kami menemukan: 1. Kecakapan perusahaan untuk “menghasilkan” uang, meramalkan dan mengelola arus kas masa lalu dan arus kas perusahaan. 2. Potensi arus kas masuk dan arus keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen di masa depan. 3. Informasi bagi penanam modal dan pemberi pinjaman sehingga mereka dapat mengharapkan pengembalian dari sumber aset perusahaan. 4. Kecakapan perusahaan dalam mengirim uang ke perusahaan di masa depan. 5. Alasan selisih antara laba bersih dengan penerimaan dan pembayaran kas. 6. Pengaruh kas dan investasi berwujud serta transaksi lainnya pada posisi keuangan selama periode waktu tertentu.
Manajemen Keuangan Perusahaan 21 Lampiran/ Catatan atas laporan keuangan Laporan ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan bagian keuangan lainnya. Laporan ini merupakan penjelasan dari bagian keuangan lainnya, oleh karena itu tujuan dari laporan ini adalah untuk memberikan penjelasan yang lebih komprehensif mengenai informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Lampiran laporan keuangan tahunan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan rekonsiliasi pendapatan dan laba, laporan asal dan distribusi dana zakat dan laporan sumber dan penggunaan. Dana bantuan harus mengacu pada informasi dalam lampiran. 2.5 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitas laporan keuangan merupakan ukuran normatif yang harus diterapkan dalam informasi akuntansi agar memenuhi tujuannya atau menghasilkan informasi yang berkualitas. Karakteristik kualitas ini ditunjukkan dalam diagram piramida pada bagian 2.2 di bawah ini. Berdasarkan gambaran piramida ini, laporan keuangan tahunan disusun berdasarkan asumsi bahwa operasi bisnis akan terus berjalan. Dimana tujuannya sebagai pemberi informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Dalam penyusunan laporan keuangan menggunakan asumsi berbasis akrual. Selain itu, asumsi likuiditas juga digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan. Asumsi likuiditas berlaku untuk perusahaan yang tidak dalam operasi bisnis
Manajemen Keuangan Perusahaan 22 berkelanjutan atau dalam arti bahwa mereka sedang / segera bangkrut atau akan dilikuidasi. Jika asumsi likuiditas ini digunakan, laporan keuangan wajib disusun berdasarkan realisasi atau laporan keuangan tidak akan disusun berdasarkan standar laporan keuangan berbasis IFRS. Gambar 2.2 Karakterik Kualitatif Laporan Keuangan Laporan keuangan memiliki empat karakteristik utama yang harus dipenuhi agar laporan keuangan bermanfaat bagi pengguna dalam pengambilan keputusan. Keempat karakteristik tersebut adalah comprehensibility, relevance, reliability dan comparability. Dapat dimengerti Fitur yang paling penting dan penting saat menyusun laporan keuangan adalah kemudahan yang dapat langsung dimengerti oleh pemakai. Pemakai rekening tahunan ialah
Manajemen Keuangan Perusahaan 23 pemakai yang berasal dari berbagai latar belakang, latar belakang pendidikan, pekerjaan dan budaya yang berbeda. Laporan keuangan harus disajikan dengan bahasa yang lugas, ringkas, resmi serta dengan cara yang mudah dipahami. Dalam hal ini, penerima laporan keuangan harus memiliki pengetahuan yang cukup di bidang keuangan, bisnis, akuntansi dan kemauan untuk memeriksa informasi tersebut dengan cermat. Akan tetapi, informasi kompleks yang terkandung dalam laporan keuangan tidak dapat diabaikan begitu saja karena informasi tersebut terlalu sulit untuk dipahami sebagian pengguna. Relevansi Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus relevan dengan proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang menyesatkan tidak membantu pengguna mengevaluasi keuangan perusahaan. Untuk memiliki manfaat maka informasi harus memenuhi kebutuhan pemakainya dalam hal bagaimana keputusan diambil. Informasi menjadi penting dikarenakan memiliki pengaruh dalam proses pengambilan keputusan keuangan bagi pemakaianya dengan membantu mereka melakukan evaluasi peristiwa lampau, sekarang, atau mendatang, atau dengan memperbaiki hasil evaluasi mereka sebelumnya. Material atau tidaknya suatu informasi dapat dilihat dari penyajian informasi tersebut yang sesuai dengan prinsip materialitas.
Manajemen Keuangan Perusahaan 24 Dapat Dipercaya Informasi laporan keuangan sangat berguna bila disajikan dengan andal atau bisa diandalkan. Informasi memiliki kualitas yang andal dimana informasi tersebut bebas dari misrepresentasi dan kesalahan material serta bisa dipercaya oleh pemakainya untuk menyajikan representasi yang benar dan adil dari apa yang dimaksudkan untuk direpresentasikan atau secara wajar dapat diharapkan untuk direpresentasikan. Disamping itu, informasi harus didasarkan pada kebutuhan penggunanya dan tidak boleh bergantung pada kebutuhan atau keinginan pihak tertentu. Menghadapi ketidakpastian seperti itu, dia diidentifikasi dengan mengungkapkan sifat dan levelnya dengan penilaian yang baik. Untuk dapat diandalkan, informasi yang terkandung dalam laporan keuangan harus lengkap, dalam batas materialitas dan biaya (kelengkapan). Kegagalan untuk mengungkapkan kekurangan dapat mengakibatkan informasi menjadi tidak benar dan menyesatkan. Selain itu, laporan keuangan harus disajikan secara substansi atau dengan cara yang mengutamakan substansi keuangan daripada bentuk. Laporan keuangan juga harus disajikan secara lengkap dan sesuai dengan prinsip kehatihatian atau konservatif. Dapat Dibandingkan Laporan keuangan harus dapat dibandingkan oleh pemakainya secara antar periode untuk mengidentifikasi tren kondisi dan kinerja keuangan. Pemakai laporan keuangan juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar
Manajemen Keuangan Perusahaan 25 perusahaan untuk menilai kondisi keuangan, kinerja dan perubahan status keuangan relatif satu sama lain. Untuk itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa serupa lainnya harus konsisten di seluruh entitas, antara periode fiskal yang sama, dan di seluruh entitas. Laporan keuangan yang disajikan secara komprehensif/terbanding menawarkan keuntungan dalam memprediksi keuangan perusahaan. Oleh karena itu, teknik dan kriteria evaluasi juga harus digunakan secara konsisten dalam laporan keuangan. 2.6 Keterbatasan Laporan Keuangan Laporan keuangan berfungsi sebagai alat komunikasi bagi pihak internal dan eksternal lintas batas perusahaan. Keterbatasan laporan keuangan misalnya: 1. Laporan keuangan bersifat data masa lampau, yangman laporan keuangan berisikan laporan peristiwa dimasa lampau, sehingga laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satusatunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan. 2. Laporan keuangan bersifat umum dan tidak ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. 3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak menghindari penggunaan estimasi dan berbagai pertimbangan. 4. Dalam akuntansi, hanya informasi material yang dilaporkan, dan penerapan prinsip akuntansi
Manajemen Keuangan Perusahaan 26 terhadap suatu fakta atau objek tertentu tidak boleh dilakukan jika tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelayakan laporan keuangan. 5. Laporan keuangan konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Ketika penilaian suatu item melibatkan beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti, opsi yang menghasilkan pendapatan atau nilai bersih terendah biasanya dipilih. 6. Laporan keuangan menekankan signifikansi keuangan dari suatu peristiwa/transaksi atas bentuk hukumnya (formalitas). 7. Laporan keuangan disusun secara teknis dan pengguna laporan diharapkan memahami terminologi akuntansi dan sifat informasi yang akan dilaporkan. 8. Adanya perbedaan metode perhitungan alternatif yang tersedia menyebabkan adanya perbedaan antar perusahaan dalam mengukur sumber daya keuangan dan tingkat keberhasilannya. 9. Data dan fakta kualitatif yang tidak dapat diukur secara kuantitatif biasanya diabaikan.
Manajemen Keuangan Perusahaan 27 Daftar Pustaka Atma Hayat; Hamdani; Iqlima Azhar; M Nur Yahya; Cut Delsie Hasrina; Yuli Ardiany; Yessi Rinanda; Nurlaila; Arfan Ikhsan; Muhamad Yamin Noch. (2021). Manajemen Keuangan 1. Penerbit Madenatera: Medan. Dewi Utari; Ari Purwanti; dan Darsono Prawironegoro. (2014). Manajemen Keuangan Kajian Praktik dan Teori Dalam Mengelola Keuangan Organisasi Perusahaan. Penerbit Mitra Wacana Media. Dr. Wastam Wahyu Hidayat,SE.,MM. (2018). Dasar-Dasar Analisa Laporan Keuangan. Penerbit Uwais Inspirasi Indonesia. Dr. Ely Siswanto., S.Sos., M.M. (2021). Buku Ajar Manajemen Keuangan Dasar. Penerbit Universitas Negeri Malang: Malang. Dr. D. Agus Harjito., M.Si; dan Drs. Martono, SU. (2013). Manajemen Keuangan Edisi ke 2. Penerbit Ekonisia: Yogyakarta. Elisabeth Yessi Da Rato & Wahidahwati. (2021). Laporan Laba Rugi Komprehensif. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 12 No : 01 Tahun 2021. Heru Maruta. (2017). Pengertian, Kegunaan, Tujuan Dan Langkah-Langkah Penyusunan Laporan Arus Kas. Jurnal Akuntansi Syariah Vol 1 No 2 (2017). Hery, S.E., M.Si., CRP., RSA., CFRM. (2016). Akuntansi Dasar 1 & 2. Penerbit Kompas Gramedia. Jakarta.
Manajemen Keuangan Perusahaan 28 Hans Kartikahadi; Rosita Uli Sinaga; Merliyana Syamsul; Sylvia Veronica Siregar. (2012). Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS. Penerbit Salemba Empat: Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia. (2017). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat: Jakarta. Marisi P. Purba. (2010). International Financial Reporting Standards Konvergensi & Kendala Aplikasinya di Indonesia. Penerbit Graha Ilmu: Yogyakarta. Nur Laila Yuliani. (2017). Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan, Karakteristik Kualitatif, Aksesibilitas Dan Pengendalian Internal Terhadap Transparansi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Maret 2017, Hal. 1 – 14 Vol. 24, No. 1.
Manajemen Keuangan Perusahaan 29 BIODATA PENULIS Dr. Wiralestari., S.E., M.Si., CIQnR., CMGRCP., CAVP adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Jambi. Meraih gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi (2004) dan meraih gelar Magister Sains Program Studi Akuntansi dari Universitas Padjadjaran (2010). Pendidikan Doktor diselesaikan pada Program Studi Doktor Akuntansi Universitas Padjadjaran tahun 2016. Email: [email protected].
Manajemen Keuangan Perusahaan 30 BAB 3 PASAR KEUANGAN ENO CASMI, SE., MBA DEFINISI UANG Uang didefinisikan sebagai sesuatu yang umumnya digunakan sebagai alat pembayaran dalam wilayah tertentu, atau bisa juga digunakan sebagai alat pembayaran atas kewajiban tertentu seprti utang, barang, ataupun jasa. Ditilik arti yang lebih luas lagi uang juga berguna sebagai alat satuan hitung dan alat untuk mengumpulkan kekayaan. Uang dikatakan sebagai suatu alat yang digunakan sebagai alat pembayaran maupun alat tukar yang berlaku disuatu daerah karena setiap negara ataupun daerah memiliki alat tukar yang berbeda dengan nilai nominal yang berbeda pula, contoh: pada zaman dahulu sebelum mengenal adanya uang, manusia melakukan transaksi menggunakan sistem barter, yakni pertukaran barang dan atau jasa dengan barang dan/atau jasa lainnya, (OJK, 2023) misal: di Pasar Warloka di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur menggunaan sisterm barter dengan barang untuk melakukukan pembelian barang di Pasar tersebut, di Pasar Terapung Lok Baintan, Kalimantan
Manajemen Keuangan Perusahaan 31 Selatan menggunakan sistem barter pada saat seorang pedagang butuh suatu barang dan pedagang lainnya juga membutuhkan barang tertentu. Nilai barang yang dibarter akan dinggap sama dengan dengan barang lainnya ketika terjadi transaksi (genpi.co, 2019). Alat tukar barang maupun jasa yang menggunakan uang sebagai alat tukarnya kemudian dikatakan sebagai mata uang. Fabozzi dan Modigliani (1995) menjelaskan bahwa nilai tukar mata uang merupakan jumlah dari mata uang suatu negara yang ditukarkan per unit mata uang negara lain atau harga dari suatu mata uang terhadap mata uang lain. Abimanyu (2004) menjelaskan bahwa nilai tukar mata uang merupakan harga mata uang yang memiliki nilai relatif terhadap mata uang negara lain, yang digunakan untuk bertransaksi jual beli kedua negara tersebut. Sementara itu Mankiw (2007) juga menjelaskan bahwa nilai tukar mata uang antara dua negara merupakan harga dari suatu mata uang yang digunakan oleh masyarakat negara – negara di dunia untuk bertransaksi dalam perdagangan satu dengan yang lainnya. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa nilai tukar mata uang adalah suatu alat yang memiliki nilai tertentu yang digunakan dalam bertransaksi baik barang dan/atau jasa dalam sebuah perdagangan yang memiliki nilai relatif di setiap negara. Di Indonesia perkembangan uang terjadi sejak tahun 1945. Pemerintah Indonesia menetapkan mata uang yang berlaku di wilayah Republik Indonesia yakni uang De Javasche Bank, uang Hindia Belanda dan uang Jepang. Pada awal kemerdekaan khususnya pada lingkup nasional Panitia Persiapan
Manajemen Keuangan Perusahaan 32 Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengesahkan Undang – Undang Dasar Negara dan menetapkan dua keputusan penting yakni membentuk 13 kementrian termasuk salah satunya Kementrian Keuangan. Dilingkungan Kementrian Keuangan, Mentri Keuangan A.A Maramis pada 29 September 1945 mengeluarkan Dekrit tiga keputusan penting, yakni: 1) Tidak mengakui pejabat pemerintahan tentara Jepang untuk menerbitkan dan menandatangani surat – surat perintah membayar uang dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan pengeluaran negara; 2) Hak dan wewenang pejabat pemerintahan tentara Jepang diberikan kepada Pembantu Bendahara Negara yang ditunjuk dan bertanggungjawab pada Menteri Keuangan terhitung sejak 29 September 1945; 3) Kantor – kantor yang berhubungan dengan kas negara menolak pembayaran atas surat perintah membayar uang yang tidak ditandatangani oleh Pembantu Bendahara Negara. Kemudian ditahun yang sama pemerintah Indonesia menerbitkan: a. Maklumat Pemerintah Republik Indonesia bahwa uang NICA (Netherlands Indies Administration) tidak dapat digunakan di wilayan Indonesia. b. Maklumat Pemerintah Indonesia memiliki empat mata uang yang berlaku di Indonesia yakni De Javasche Bank, De Japansche Regeering, Dai Nippon Emisi, dan Dai Nippon Teikoku Seibu.
Manajemen Keuangan Perusahaan 33 Sumber: visual.kemenkeu.go.id Bersamaan dengan menerbitan maklumat diatas Pemerintah Indonesia juga memiliki rencana untuk mengeluarkan mata uang lain yang berlaku di Indonesia yakni Oeang Republik Indonesia (ORI). Menteri keuangan periode 1945 pada saat itu A.A Maramis kemudian menginisiasi panitia Panitia Penyelanggara pencetakan Uang Kertas Republik
Manajemen Keuangan Perusahaan 34 Indonesia dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Selanjutnya pertama kali Oeang Republik Indonesia (ORI) beredar pada 30 Oktober 1946 yang langsung di tandatangani oleh Menteri Keuangan yang menjabat saat itu yakni Sjafruddin Prawiranegara (pada saat itu A.A Marimis sudah tidak menjabat Menteri Keuangan). LEMBAGA KEUANGAN Lembaga keuangan adalah sarana keuangan yang sangat penting untuk menunjang keuangan perusahaan disaat perusahaan membutuhkan dana. Berdasarkan UU No.14 (1967) lembaga keuangan merupakan lembaga leuangan yang kegiatan utamnya memberikan kredit dan jasa-jasa yang berkaitan dengan pembayaran dan peredaran uang. Lembaga keuangan bertugas untuk menghimpun dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana dan kemudian di salurkan kepada pihak yang membutuhkan dana termasuk untuk aktivitas jual beli barang dan atau jasa sehingga aktivitas ekonomi dapat berkembang dan tumbuh. Oleh karena itu lembaga keuangan menjadi dasar dalam perputaran dana perusahaan dan perkembangan ekonomi. Di Indonesia terdapat dua jenis lembaga keuangan yaitu lembaga keuangan berbasis bank dan lembaga keuangan berbasis nonbank. A. Lembaga Keuangan Berbasis Bank (Perbankan) Lembaga keuangan berbasis bank merupakan lembaga keuangan yang menyediakan berbagai macam jasa berupa
Manajemen Keuangan Perusahaan 35 kredit, pinjaman, pendanaan properti, usaha, dan lain sebagainya. Berdasarkan UU No. 14 (1967) bank didefiniskan sebagai lembaga keuangan yang fokus memberikan kredit dan jasa lainnyan dalam lalu lintas dan peredaran uang. Lembaga keuangan memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam menunjang pembangunan nasional. Jeucken M (2001) menjelaskan bahwa perbankan adalah perantara antara peminjam dan pemberi pinjaman berupa uang. Oleh karena itu, lembaga keuangan berbasis bank memiliki posisi sebagai pernatara (financial intermediary) antara satu kesatuan (entities) didalam pasar. Bank memiliki empat fungsi dalam mentransformasikan uang dngan memperhatikan besaran, jangka waktu, tempat, dan risikonya. Sehingga untuk mencapai sistem perbankan yang sehat, pada gilirannya akan membantu mendorong perekonomian nasional secara berkelanjutan. Peran perbankan dalam menunjang jalannya proses pembangunan diwujudkan melalui kredit atau pemberian pembayaran pada suatu industri. Peran perbankan diwujudkan melalui alokasi pemberian kredit kepada setiap bagian dalam sektor penunjang pembangunan salah satunya perusahaan. Tahun 2014 bank umum di Indonesia menyalurkan dananya pada sektor industri perdagangan besar dan eceran sebesar 25% atau setara dengan Rp 701,9 triliun, kemudian sektor industri pengolahan sebesar 22,6% atau setara dengan Rp 632 triliun, serta sektor pertanian, perburuan dan kehutana sebesar 7,2% atau setara dengan Rp 201,8 triliun. Terdapat kecenderungan peningkatan pada alokasi kredit dan atau pemberian pembiayaan untuk lapangan usaha dibidang sosial, pendidikan,
Manajemen Keuangan Perusahaan 36 kesehatan, dan kegiatan sosial walaupun alokasinya masih bisa dikatakan relatif kecil, yakni 0,2% untuk jasa pendidikan, dan 0,42% untuk layanan kesehatan dan kegiatan sosial. Sementara itu bank BUMN mengalokasikan dananya untuk sektor perdagangan besar dan ecer sebesar 31% atau setara dengan 282,6 triliun, sektor industri pengolahan sebesar 20,2% atau setara dengan Rp184,6 triliun, sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan sebesar 13,1% atau setara dengan 120.2 triliun, sektor pelayanan jasa pendidikan sebesar 0,1%, serta 0,3% untuk layanan kesehatan dan kegiatan sosial. Perkembangan industri perbankan di Indonesia secara umum terus mengalami peningkatan. Berdasarkan indikator kinerja perbankan seperti Capital Adequacy Ratio (CAR) atau permodalan perbankan mengalami peningkatan, dan LDR > 70% menunjukkan bahwa fungsi perbankan sebagai intermediasi telah berjalan. B. Lembaga Keuangan Berbasis Nonbank Seperti halnya lembaga keuangan berbasis perbankan yang memilki peran yang sangat pending dalam perekonomian, lembaga keuangan berbasis nonbak juga memiliki peran yang sangat penting untuk perekonomian. Peran lembaga keuangan nonbank ini muncul sekitar tahun 1972. Tujuan adanya lembaga ini adalah untuk menggerakkan perkembangan pasar uang dan pasar modal serta membantu perusahaan – perusahaan dalam mendapatkan modal. Biasanya perusahaan yang menggunakan lembaga keuangan nonbank ini adalah perusahaan yang perekonomiannya lemah. Karena fungsi tersebut lembaga
Manajemen Keuangan Perusahaan 37 keuangan berbasis nonbank diberikan kewenangan untuk menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana melalui cara mengeluarkan obligasi saham, dan bentuk surat berharga lainnya yang kemudian disalurkan kepada pihak – pihak yang membutuhkan misalnya perusahaan serta melakukan kegiatan sebagai intermediaris untuk menerbitan obligasi, saham, maupun surat berharga lainnya dan sebagai penjamin penjualan surat berharga yang dikelurakan oleh lembaga keuangan nonbank. Lembaga keuangan nonbank terbagi kedalam 2 jenis, yakni: 1. Lembaga pembiayaan pembangun. Lembaga ini merupakan lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit jangka menengah dan jangka panjang. 2. Lembaga perantara penerbitan dan pedagangan surat berharga. Lembaga ini berfungsi sebagai intermdiaris dan penjamin penjualan surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan (emiten). TANTANGAN DAN RISIKO LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN Melihat peran strategi lembaga perbankan dalam perekonomian negara dan perusahaan, diharapkan lembaga keuangan perbankan ini dapat terus berkembang. Namun dalam prakteknya pasti lembaga keuangan berbasis perbankan ini menghadapi banyak sekelai risiko bisnis seperti rentan tehadap isu politik, perdagangan internasional, suku bank
Manajemen Keuangan Perusahaan 38 domestik maupun dunia. Oleh karena itu untuk menjaga keberlangsungan bisnis lembaga perbankan diperlukan manajemen risiko. Salah satu proses yang paling penting dan harus dilalui perbankan adalah adanya capacity building bagi regulator dan pelaksana peraturan lapangan. Pada pasar negara berkembang, adanya risiko yang dihadapi lebih besar, namun hal tersebut sesuai dengan peluang yang dimiliki. Contoh: ada peluang bisnis baru yang karena perkembangan teknologi yang mamacu banyak sekali inovasi dalam setiap industri bisnis seperti penanganan limbah industri, pemnafaatan sumber daya energi air dan angin, robot pelayan di resto, dan lainnya sebagainya. Cade, E (American Management Association, 1997) menyatakan bahwa risiko yang dihadapi oleh perbankan berbeda – beda, tergantung pada tujuannya. Risiko merupakan suatu kondisi ketidakpastian pendapatan. Best. P (1998) menjelaskan risiko adalah kerugian secara finansial, baik secara langsung maupun tidak langsung. Risiko perbankan ini merupakan keterbukaan terhadap kemungkinan rugi (exposure to the chance of loss). PBI (Peraturan Bank Indonesia) No. 11/25/PBI/2009 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum dijelaskan definisi risiko yakni potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa (events) tertentu. Risiko bukanlah kerugian namun risiko adalah suatu potensi terjadinya suatu peristiwa yang dapat memberikan pengaruh negatif terhadap nilai suatu portofolio aset yang dapat diukur dengan probabilitas tertentu dalam rentang waktu yang diketahui. Sementara manajemen riisiko merupakan serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk
Manajemen Keuangan Perusahaan 39 mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank. PBI No. 11/25/PBI/2009 mewajibkan lembaga keuangan berbasis bank untuk mengelola berbagai jenis risiko dibawah ini: 1. Risiko kredit 2. Risiko pasar 3. Risiko operasional 4. Risiko likuditas 5. Risiko hukum 6. Risiko reputasi 7. Risiko stratejik 8. Risiko kepatuhan Penilaian berbagai risiko diatas akan memengaruhi besaran modal yang harus disediakan oleh bank dan yang mencakup perhitungan tiga jenis risiko yakni: 1. Risiko kredit 2. Risiko pasar 3. Risiko operasional Sementara risiko lainnya yakni risiko likuditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik dan risiko kepatuhan bersifat kualitatif atau tdiak memengaruhi perhitungan modal secara langsung. Di lapangan lembaga keuangan berbasis bank mengelola risiko karena ada kewajiban perhitungan untuk kebutuhan modal yang diisyaratkan oleh regulator.
Manajemen Keuangan Perusahaan 40 PERAN DAN TANTANGAN LEMBAGA KEUANGAN BERBASIS NONBANK Berdasarkan UU No. 21 (2011) tentang Otoritas Jasa Keuangan: lembaga jasa keuangan merupakan lembaga yang melakukan kegiatan disekto perbankan, pasar modal, asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan, serta lembaga keuangan lainnya. Secara umum lembaga ini mengumpulkan dana dan penyalur dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan. Namun secara spesifik fungsi dari lembaga keuangan nonbank ini adalah: 1. Melindungi masyarakat atas dampak terjadinya risiko 2. Menyediakan program dana pensiun 3. Memberikan kredit atau pembiayaan kepada masyarakat, terutama pada masyarakat yang berpendapatan menengah kebawah agar tidak menggunakan jasa rentenir 4. Membiayai pembangunan industri atau perusahaan dan memperlancara pembangunan ekonomi melalui pasar uang dan pasar modal. Peran utama lembaga keuangan nonperbankan tidak hanya dapat berpartisipasi dalam pembiayaan pembangunan, namun juga dapat mendorong perekonomian masyarakt melalui platform yang ditawarkan seperti: 1. Pembiataan pembangunan dengan program kredit atau pembiayaan kangka menengah dan panjang, serta penyertaan saham pada suatu perusahaan
Manajemen Keuangan Perusahaan 41 2. Menerbitkan dan atau menjamin penjualan surat berharga 3. Memberikan kredit atau pembiayaan kepada masyarakat dalam bidang tertentu melalui program yang ditawarkan. Dalam meningkatkan taraf hidup dan perekonomian. Kredit atau pembiayaan diberikan kepada masyarakt berpenghasilan menengah kebawah, serta mendorong partisipasi aktif mereka untuk menggunakan layanan jasa keuangan dengan baik. Keterlibatan seluruh sektor industri keuangan sangat penting karena pembiayaan pembangunan infrastruktur sangat memerlukan dukungan lemaga keuangan nonbank dalam jangka pendek dan jangka panjang. Contoh pembiayaan yang dimaksud diantaranya sumber pembiayaan jangka panjang untuk pembangunan infrastruktur bisa didapatkan dari polis asuransi dan dana pensiun. Asuransi mendapatkan dana dari para pemegang polis sehingga dana yang terkumpul sangatlah besar (asuransi jiwa biasanya sampai meninggal dunia). Lembaga keuangan nonbank adalah bagian dari industri keuangan yang memiliki tugas dan fungsi khusus. Akan tetapi secara umum berkaitan dengan upaya mendukung program pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat. Lembaga – lembaga tersebut antara lain lembaga atau perusahaan penjamin kredit, yang keberadaannya untuk mengakses pendanaan dari perbankan dan lembaga keuangan lainnya (membantu usaha mikro, kecil, menengah (UKMKM), perusahaan penjamin insfrastruktur (Persero), Lembaga
Manajemen Keuangan Perusahaan 42 Pembiayaan Eskpor Indonesia (LPEI), perusahaan pembiayaan sekunder perumahan (PT. Sarana Multigriya Finansial-Persero), Perusahaan Pegadaian, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).