The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Banyak kegagalan dalam suatu usaha atau bsnis bermula dari pengaturan keuangan yang buruk. Pengelolaan layaknya sebuah darah yang mengalir dalam tubuh yang membuat kesehatan dalam diri seseorang. begitu pula dalam sebuah usaha maupun organisasi, pengaturan keuangan memberikan peran penting. buku ini memberikan penjelasan secara komprehensif tentang manajemen keuangan perusahaan agar pembaca dapat memahami serta mempraktikkan dalam kehidupannya sehari hari.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2023-07-12 10:43:48

MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN

Banyak kegagalan dalam suatu usaha atau bsnis bermula dari pengaturan keuangan yang buruk. Pengelolaan layaknya sebuah darah yang mengalir dalam tubuh yang membuat kesehatan dalam diri seseorang. begitu pula dalam sebuah usaha maupun organisasi, pengaturan keuangan memberikan peran penting. buku ini memberikan penjelasan secara komprehensif tentang manajemen keuangan perusahaan agar pembaca dapat memahami serta mempraktikkan dalam kehidupannya sehari hari.

Manajemen Keuangan Perusahaan 143 untuk dilakukan penyesuaian agar memperoleh nilai perusahaan yang optimal. 2. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller Teori Modiglani dan Miller (MM) ini mengemukakan bahwa perusahaan sebaiknya menggunakan hutang dalam jumlah besar sebagai sumber dana. Namun pada praktiknya tidak ada perusahaan yang menggunakan hutang dengan jumlah tinggi karena risiko kebangkrutan. Teori MM terdiri dari beberapa proposisi penting, yaitu: a. Proposisi I Perusahaan yang memiliki hutang sama dengan perusahaan yang tidak memiliki hutang ditambah penghematan pajak yang diperoleh dari bunga hutang. Proposisi ini menyatakan bahwa struktur modal yang optimal bersumber dari hutang. Proposisi ini dinyatakan pada persamaan berikut: Vl = Vu = EBIT = EBIT WACC KsU Keterangan: Vl = Nilai perusahaan yang menggunakan hutang Vu= Nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang (Unleverage Firm) EBIT = Earning Before interest and Tax KsU= Keuntungan yang diisyaratkan pada saham


Manajemen Keuangan Perusahaan 144 V = D + S Keterangan: V = Nilai Perusahaan D = Debt / Hutang S = Modal Sendiri b. Proposisi II Proposisi ini mengemukakan bahwa semakin meningkatnya hutang, maka akan meningkatkan biaya modal saham serta semakin tinggi penghematan pajak. Hal tersebut dikarenakan biaya modal hutang lebih kecil dibandingkan biaya modal saham. KsL = KsU + (KsU-kd) (D/S) Keterangan: KsL = Keuntungan yang diisyaratkan pada modal sendiri ksU = Modal sendiri pada Unleverage firm D/S= Hutang dibagi Modal sendiri Kd = Biaya Hutang 3. Teori Trade Off Menurut Myers (2001), “ Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajjak dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (finansial distress). Untuk menentukan struktur modal yang optimal, maka dibutuhkan beberapa faktor seperti, pajak, biaya keagenan (agency costs), pajak, serta kesulitan keungan (finansial distress).


Manajemen Keuangan Perusahaan 145 4. Teori Pecking Order Teori pecking order menyatakan bahwa “Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan memiliki sumber dana internal yang melimpah”. Dalam pecking Order Theory ini tidak terdapat struktur modal yang optimal. Pada teoti ini terdapat urutan pemilihan sumber dana pada keterangan dibawah ini: • Perusahaan dapat memilih sumber dana dari dalam perusahaan daripada dana dari luar perusahaan. Dana dari dalam perusahaan seperti laba ditahan. • Pemilihan sumber dana dari luar yang diperlukan akan dipilih sekuritas yang paling aman dan risiko rendah • Kebijakan deviden bersifat konstan dengan jumlah tetap dan tidak tergantung pada laba perusahaan • Pecking order theory tidak memiliki target struktur modal namun terdapat urutan pendanaan. 5. Teori Asimetri Informasi dan Signaling Teori Asimetri Informasi dan Signaling merupakan teori yang menyatakan bahwa anggota serta pihak dalam perusahaan tidak memiliki informasi mengenai prospek dan risiko perusahaan. Teori ini terdiri dari: a. Myers dan Majluf Bahwa manajer memiliki informasi lebih lengkap tentang perusahaan daripada pihak luar. Teori ini memandang bahwa poros utama dalam perusahaan adalah manajer.


Manajemen Keuangan Perusahaan 146 b. Signaling berpandangan bahwa penambahan modal yang bersumber dari hutang merupakan sinyal yang disampaikan manajer pada pasar. Manajer berusaha untuk memastikan perusahaannya memiliki prospek yang baik dan peningkatan saham serta kesempatan investor yang terbuka luas.


Manajemen Keuangan Perusahaan 147 DAFTAR PUSTAKA Alfandia, S.N. (2018). Pajak dan Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19. Semarang; Badan Penerbit UNDIP. Hamidah, Iswara, D. & Mardiyati, U. (2016) The Effect of Probability, Liquidity, Growth Sales, Operating Leverage and Tangibility on Capital Structure (Evidence from Manufacture Firm Listed on Indonesia Stock Exchange in 2011-2014). Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI). Harjito, D.Agus (2011). Teori Pecking Order dan trade Off dalam analisis Struktur Modal di bursa Efek Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis Vo.15 No.2, juli 2011. Husnan, Suad. 2014. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang). Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE-UGM. Jaenal, Abidin dan Ilham, Hidayat, (2019). Pengaruh Stabilitas Penjualan dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal. Riset dan Jurnal Akuntansi. Vol.2. Joni dan Lina, (2010). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Juliantika, Ini dan Dewi, Made. (2016). Pengaruh Profitabilitas, ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Property dan Real Estate. E-Jurnal Manajemen unud, vol.5, No.7, 2016.


Manajemen Keuangan Perusahaan 148 Kurniasari Widuri, SE, MSi dan Wibowo Junianto B. Drs. MBM. Manajemen Pembiayaan dan Ekuitas. Unika Soegijapranata; Universitas Katolik Soegijapranata. Mustanda, I Ketut dan Angelina, K.I.D. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan dan Profitabilitas pada Struktur Modal Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Unud, vol.5, No.3, 2016. Rate, P. Van & mawikere, C.Y. (2015) Pengaruh Stabilitas Penjualan dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Perusahaan Automative and Allied Product yang terdaftar di BEI Periode 2010-2013. Jurnal Riset Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi. Riyanto, bambang. 2011. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat. Yogyakarta: BPFE Sawega, P. & Isynuwardhana, D. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal (Studi pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016). E-Proceeding of Management. Sawitri, N. P. Y. R & Lestari P. V. (2015). Pengaruh Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal. E- Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No. 5, 2015. Septiani, N. P. N & Suaryana, I. G. N. A. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Struktur Aset, Risiko Bisnis dan Likuiditas pada Struktur Modal. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 22.


Manajemen Keuangan Perusahaan 149 Sofat, Rajni & Singh, Sukhdev. (2017) Determinants of Capital Structure: an Empirical Study of Manufacturing Firms in India. International Journal of Law and Management, Vol. 59,Issue:6. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Widaryanti. (2009). Analisis Perataan Laba dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Fokus Ekonomi, Vol. 4, No. 2. Wijayati, Patri dan Dyah Nirmala, Arum Janie. (2012). FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2010. Juraksi, 2 (1). Wimelda, Linda. dan Marlinah, Aan. (2013). Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Non Keuangan. Media Bisnis, Pp: 2009- 2013. Wirjawan, Ricardo S. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 17. No. 1a. Yudhiarti, Retno dan Mahfud, M.K. (2016). Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Struktur Modal (pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2014). Diponegoro Journal of Management, Vol. 5, No. 3, 2016.


Manajemen Keuangan Perusahaan 150 Tentang Penulis Hermin Sirait SE, MBA. Lulus S1 di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma tahun 2000. Lulus S2 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Tahun 2014. Saat ini merupakan dosen tetap Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada sejak tahun 2018. Pernah menjadi dosen tetap di Universitas Pamulang sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2018. Pernah menjadi praktisi perbankan di PT. Bank DKI sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Saat ini aktif menulis jurnal ilmiah.


Manajemen Keuangan Perusahaan 151 BAB 12 EFISIENSI PASAR KEUANGAN M. TAUFIK RIDHO, S.E., MS.C Istilah pasar efisien pertama dikemukakan oleh ilmuwan peraih nobel yaitu Eugene Fama pada tahun 1960an. Tepatnya pada tahun 1970 Eugene Fama menyebutkan dalam penelitian nya bahwa “Sebuah pasar yang proses pembentukan harganya dari seluruh informasi yang tersedia di pasar maka disebut pasar yang efisien”. Maksud harga yang terbentuk dari semua informasi yang tersedia di pasar adalah setiap pelaku jual beli di dalam pasar tersebut menggunakan informasi yang tersedia untuk menentukan harga dalam transaksi barang atau jasa di pasar tersebut. Teori pasar efisien menyebutkan bahwa harga saham tidak dapat diprediksi dengan akurat. Hal ini disebabkan karena harga saham terbentuk dari permintaan dan penawaran secara terus menerus dan merefleksikan informasi yang tersedia di pasar. Contohnya, harga saham PT Adaro Energi [ADRO] dihari ini Rp 1000, lalu ada informasi bahwa emiten tersebut


Manajemen Keuangan Perusahaan 152 mengalami kenaikan laba bersih sehingga harga saham pada esok hari meningkat menjadi Rp 1500. Pada contoh kasus tersebut dapat dilihat bahwa adanya informasi menyebabkan para pelaku pasar seperti manajer investasi, investor ritel, dll, bereaksi terhadap informasi yang ada di pasar sehingga mengubah posisi permintaan dan penawaran terhadap harga saham ADRO yang pada akhirnya menyebabkan harga akan berada pada titik keseimbangan setelah adanya informasi tambahan. Secara umum, ada beberapa aset keuangan yang dijual di pasar dan harganya mengikuti mekanisme pasar. Namun, saham menjadi yang paling menarik perhatian para manajer keuangan dan investor. Bagi investor kenaikan harga saham berarti kenaikan atas aset yang ia miliki, sedangkan bagi manajer keuangan kenaikan harga saham berarti kenaikan nilai perusahaan itu sendiri. Saham dijual di pasar modal yang harganya ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar modal tersebut. Namun, ini berlaku apabila saham tersebut telah masuk ke dalam pasar sekunder. Sedangkan apabila masih di pasar primer maka harga saham akan ditentukan berdasarkan harga penawaran initial public offering (IPO) dari underwriter nya. Penilaian saham sebagai aset keuangan di pasar modal menjadi perhatian bagi banyak peneliti di seluruh dunia. Para peneliti sejak dahulu ingin memecahkan masalah tentang bagaimana menentukan harga saham di masa yang akan datang. Beberapa teori telah dikemukakan oleh para ahli seperti teori random walk oleh Bachelier, teori bahwa harga saham tidak


Manajemen Keuangan Perusahaan 153 dapat diprediksi oleh Samuelson, hingga teori efisiensi pasar oleh Fama. 1. Bentuk Pasar Efisien a. Pasar efisien bentuk lemah Konsep pasar efisien bentuk lemah menyebutkan bahwa harga saham saat ini merefleksikan secara penuh seluruh informasi yang ada di pasar termasuk di dalamnya adalah informasi mengenai data volume trading, rate of return, transaksi insider, dan sebagainya. Karena harga sudah merefleksikan seluruh informasi yang ada di masa lalu maka pada pasar bentuk lemah tidak dapat menggunakan data di masa lalu untuk memprediksi harga di masa yang akan datang. b. Pasar efisien bentuk semi kuat Pada pasar efisien berbentuk semi kuat harga sebuah saham merefleksikan secara penuh seluruh informasi publik yang tersedia. Sehingga dapat dikatakan bahwa bentuk pasar semi kuat merupakan bentuk pasar lemah ditambah dengan informasi publik lainnya yang dapat mempengaruhi harga saham. Contoh informasi publik lainnya yang dapat mempengaruhi harga saham adalah pengumuman tentang pendapatan perusahaan, pengumuman dividen, rasio P/E, PBV, informasi tentang kondisi makro ekonomi, hingga kondisi tentang politik suatu negara. c. Pasar efisien bentuk kuat Pada bentuk ini harga merefleksikan seluruh informasi yang ada di pasar baik informasi yang tersedia secara


Manajemen Keuangan Perusahaan 154 publik maupun informasi lainnya yang ada secara privat. Pasar efisien bentuk kuat merupakan gabungan dari pasar efisien bentuk lemah dan pasar efisien bentuk semi kuat yang ditambah dengan informasi lainnya yang tidak tersedia secara publik. Pada bentuk ini, tidak ada seorang investor pun yang dapat memperoleh keuntungan dengan informasi yang disimpan. Gambar 1.1. Tingkatan Pasar Efisien 2. Analisis teknikal pasar modal untuk pasar efisien bentuk lemah. Pada pasar modal dengan bentuk efisiensi lemah, harga saham mencerminkan segala informasi yang telah terjadi di pasar sehingga investor biasanya menggunakan analisis teknikal untuk menganalisis pergerakan harga saham. Berikut adalah beberapa jenis analisis teknikal yang umum digunakan oleh para investor: a. Charting Chart digunakan oleh para investor untuk melihat data historis pasar. Dengan kemajuan teknologi saat ini, para investor sangat terbantu untuk melihat secara utuh


Manajemen Keuangan Perusahaan 155 informasi yang tersedia di pasar modal dengan menggunakan chart. Chart merujuk pada grafik historis harga saham atau aset lainnya beserta dengan data-data pendukungnya. Umumnya investor menggunakan chart dengan bentuk candlestick dimana pada bentuk chart ini menunjukan 4 komponen data pergerakan harga yakni O, H, L, C (Open, High, Low, Close). Open merupakan harga pembukaan, high merupakan harga tertinggi, low merupakan harga terendah, dan close merupakan harga penutupan. Selain dari komponen harga, chart juga dapat dipadukan dengan data lainnya yang relevan seperti volume penjualan, frekuensi penjualan, time frame, dan indikator teknikal. b. Indikator teknikal Para pelaku pasar modal banyak yang menggunakan indikator teknikal sebagai alat untuk melihat kondisi pasar. Indikator pasar dibuat berdasarkan kondisi para pelaku pasar modal secara runtut waktu historis. Indikator trading yang biasanya digunakan oleh para investor diantaranya Moving average, RSI, MACD, dan Bollinger band. Masing masing indikator teknikal memberikan informasi yang berbeda-beda bagi para investor. Moving Average misalnya, indikator ini menjelaskan mengenai pergerakan rata-rata harga saham dalam kurun waktu tertentu seperti 5 hari, 10 hari, 20 hari, atau bahkan 100 hari perdagangan.


Manajemen Keuangan Perusahaan 156 Investor yang menggunakan indikator trading biasanya memadukan alat analisis teknikal lain agar hasil analisis harga sahamnya lebih akurat. 3. Analisis fundamental untuk pasar modal bentuk semi efisien Pada pasar modal dengan bentuk semi efisien investor menggunakan analisis fundamental untuk memprediksi pergerakan harga. Analisa fundamental digunakan karena mencakup informasi publik yang tersedia di pasar termasuk kondisi perusahaan. Pada analisa fundamental, investor akan melihat bagaimana kondisi perusahaan ditinjau dari laporan keuangan yang dirilis oleh perusahaan. Laporan keuangan sendiri wajib diterbitkan oleh perusahaan yang menjual sahamnya ke publik, sehingga setiap investor pasti bisa mengakses data laporan keuangan perusahaan tertentu. Berikut adalah beberapa analisis fundamental yang umumnya dilakukan oleh para investor: a. Price to earning ratio (P/E) Rasio ini menunjukan seberapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan dibandingkan dengan harga sahamnya. Investor akan melihat seberapa besar rasio yang dimiliki oleh perusahaan karena semakin besar rasio P/E nya maka menunjukan bahwa harga sahamnya mahal. b. Price to book ratio (P/B) Rasio ini menjelaskan berapa harga saham perusahaan dibandingkan dengan nilai aset perusahaan pada laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Investor akan mempertimbangkan perusahaan dengan


Manajemen Keuangan Perusahaan 157 rasio P/B nya karena menunjukan seberapa mahal harga saham perusahaan tersebut. c. Earning per share (EPS) Rasio ini menunjukan berapa keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan per lembar sahamnya. Investor menggunakan analisis ini untuk melihat seberapa prospektif sebuah saham dimasa yang akan datang. 4. Analisis makroekonomi untuk pasar modal bentuk efisien kuat. Pada pasar modal bentuk kuat semua informasi pasar direfleksikan melalui harga saham, sehingga investor dapat menggunakan semua informasi untuk menganalisis harga saham. Analisis makro ekonomi merupakan analisis yang umum digunakan oleh para investor untuk melihat kondisi perekonomian suatu negara. Kondisi perekonomian tersebut selanjutnya dapat menentukan bagaimana kondisi pasar modal. Ada beberapa analisis makro ekonomi yang umum digunakan, diantaranya adalah: a. Pertumbuhan Ekonomi Analisis pertumbuhan ekonomi merupakan analisis yang digunakan untuk melihat bagaimana kinerja perekonomian di suatu negara. Umumnya investor menggunakan indikator Pendapatan Domestik Bruto (PDB) untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pada pasar yang efisien, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi yang ditunjukan melalui


Manajemen Keuangan Perusahaan 158 pertumbuhan PDB suatu negara maka pertumbuhan pasar modal juga akan meningkat. b. Inflasi Inflasi merupakan indikator perekonomian yang sering digunakan oleh para investor untuk menganalisis pasar modal. Hal ini karena inflasi tidak saja mengindikasikan perubahan nilai mata uang atau perubahan harga barang, tetapi juga menjadi indikasi kondisi moneter yang biasanya diikuti oleh kebijakan kenaikan suku bunga. Kebijakan kenaikan suku bunga inilah yang sangat sensitif dengan kondisi pasar, karena apabila suku bunga meningkat maka orang lebih tertarik untuk menyimpan uangnya di bank dibandingkan di pasar modal. c. Kebijakan Fiskal Investor pada umumnya melihat kebijakan pajak suatu negara sebagai kebijakan fiskal yang dapat mempengaruhi kondisi pasar modal. Kebijakan menaikkan pajak tentu akan mengakibatkan industri harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membayar pajak dari kegiatan operasionalnya. Hal tersebut mengakibatkan penurunan laba bersih perusahaan yang juga mengakibatkan menurunnya kinerja perusahaan. Investor biasanya melihat kebijakan pajak yang rendah sebagai kesempatan bagi para perusahaan yang menjual sahamnya untuk berkembang dan menghasilkan pendapatan yang lebih banyak. Selain itu investor biasanya juga dapat membuat analisis


Manajemen Keuangan Perusahaan 159 dengan melihat kebijakan belanja negara. Indonesia sendiri misalnya, memiliki kebijakan paket ekonomi yang berisi kebijakan pemerintah untuk memprioritaskan ke mana belanja negara akan diarahkan. Kebijakan belanja tersebut nantinya akan memberikan arahan bagi para investor untuk memilih industri mana yang bisa memberikan prospek yang baik di masa depan. 5. Perilaku Keuangan Konsep efisiensi pasar juga mendapat kritikan khususnya dari para peneliti di bidang psikologi. Mereka mengatakan bahwa keputusan transaksi saham tidak hanya didasarkan pada aspek rasional namun juga banyak yang didasari oleh aspek non rasional/irrasional. Pada saat melakukan transaksi bisa saja investor tidak mempertimbangakan analisis teknikal, fundamental maupun analisis makroekonomi, mereka bisa saja melakukan transaksi dengan pengaruh emosi. Salah satu teori yang mengarah kepada keputusan transaksi yang tidak rasional adalah herding behaviour. Perilaku herding adalah perilaku ikut-ikutan, dalam hal ini transaksi di pasar modal, yang dilakukan oleh para investor dalam melakukan pembelian ataupun penjualan saham.


Manajemen Keuangan Perusahaan 160 Referensi Fama, E. F. (2017). The fama portfolio: selected papers of Eugene F. Fama. University of Chicago Press.


Manajemen Keuangan Perusahaan 161 Tentang Penulis M.Taufik Ridho adalah seorang dosen manajemen keuangan syariah di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Ia merupakan lulusan magister sains manajemen dengan konsentrasi manajemen keuangan syariah di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Fokus penelitian yang Ia tekuni adalah seputar pasar modal, asset pricing, dan macrofinance.


Manajemen Keuangan Perusahaan 162 BAB 13 SAHAM DAN MODAL VENTURA SHENDA APRILIA CHRISTANTI, S.E., MBA A. SAHAM Saham diartikan sebagai bukti kepemilikan nilai dari sebuah perusahaan dan dapat dijual hak kepemilikannya. Jika perusahaan hanya dapat mengeluarkan satu kelas saham, maka saham tersebut termasuk pada saham biasa (common stock). Disisi lain, apabila perusahaan ingin mengeluarkan kelas saham lain, maka disebut dengan saham preferen (preferred stock). Selain saham biasa dan saham preferen, bentuk saham milik perusahaan yang pernah dikeluarkan dan diedarkan kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan disebut dengan saham treasury (treasury stock). Dari beberapa bentuk saham yang ada, hal ini akan memengaruhi bagaimana pola investor dalam memilih saham yang diinginkan, sesuai dengan kebutuhan individu/perusahaan. (Hartono, 2017) a. Saham Biasa (Common Stock) Saham Biasa (Common Stock) dapat dikeluarkan oleh pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen


Manajemen Keuangan Perusahaan 163 supaya dapat menjalankan kegiatan perusahaan. Setiap pemegang saham, maka akan memiliki beberapa hak. 1. Hak Pemegang Saham Biasa Beberapa hak yang dimiliki oleh para pemegang saham biasa sebagai berikut : 1.1. Hak Menerima Pembagian Keuntungan Pemilik perusahaan sebagai pemegang saham biasa berhak mendapatkan pembagian keuntungan perusahaan. Laba/ keuntungan yang dibagikan ada beberapa yang ditahan disebut dengan retained earnings, sedangkan sisa laba dibagikan dalam bentuk dividen. Porsi pembagian dividen akan sama hak-nya antara pemegang saham biasa. 1.2. Hak Kontrol Pemegang saham biasa memiliki hak untuk dapat memilih direksi/pimpinan di perusahaan. Pemegang saham juga dapat menggunakan hak veto dalam memilih seorang pemimpin pada rapat tahunan pemegang saham dan memberikan persetujuan atas keputusan tersebut. 1.3. Hak Preemptif Seorang pemegang saham biasa memiliki hak preemptif yaitu mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk melindungi harga saham lama dari adanya penurunan nilai saham.


Manajemen Keuangan Perusahaan 164 b. Saham Preferen (Preferred Stock) Saham preferen dapat dipahami sebagai saham yang memiliki sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Namun yang menjadi pembeda dengan saham biasa adalah pada pemegang saham preferen akan menerima dividen terlebih dahulu daripada pemegang saham biasa. Artinya, pemegang saham preferen akan mendapatkan pembagian dividen tetap terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. 1. Karakteristik Saham Preferen Beberapa karakteristik dari saham preferen yaitu sebagai berikut : 1.1. Preferen terhadap dividen a) Pemegang saham preferen memiliki hak lebih dulu dalam menerima dividen dibandingkan dengan pemegang saham biasa. b) Pemegang saham mendapatkan hak untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima. 1.2. Preferen terhadap waktu likuidasi Pada saat kondisi likuidasi pemegang saham preferen akan mendapatkan hak terlebih dahulu dari penerimaan aktiva perusahaan dibandingkan pemegang saham biasa. 2. Bentuk Saham Preferen Ada beberapa bentuk saham preferen yang dapat menarik investor, sebagai berikut:


Manajemen Keuangan Perusahaan 165 2.1 Convertible Preferred Stock Beberapa kondisi saat investor menukar saham preferen dengan saham biasa. Bentuk saham ini lebih menarik minat investor yang menyukai saham biasa. 2.2 Callable Preferred Stock Bentuk saham yang memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk bisa membeli kembali saham dari pemegang saham di tanggal tertentu dengan nilai tertentu dan biasanya harganya akan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai nominal awal. 2.3 Floating atau Adjustable-rate Preferred Stock Bentuk saham baru yang tidak membayarkan dividen secara tetap, tetapi akan dibayarkan saat mendapatkan tingkat return tertentu dari sekuritas t-bill (treasury bill). c. Saham Treasury (Treasury Stock) Treasury Stock merupakan saham milik perusahaan yang pernah dikeluarkan dan diedarkan kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan. Kepemilikan saham ini didasari atas beberapa alasan, sebagai berikut : 1) Saham akan diberikan sebagai bonus dan kompensasi kepada karyawan atau manajer di dalam perusahaan 2) Meningkatkan nilai pasar dari meningkatkan volume perdagangan di pasar modal


Manajemen Keuangan Perusahaan 166 3) Kondisi yang menunjukkan bahwa pasar sedang lemah, maka ditunjukkan dengan adanya pembelian saham tersebut 4) Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar 5) Mengurangi adanya kemungkinan perusahaan lain dapat menguasai saham secara berlebihan d. Nilai Saham Terdapat beberapa nilai yang berhubungan dengan saham seperti nilai buku (book value) yaitu nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten, nilai pasar (market value) yaitu nilai saham di pasar dan nilai instrinsik (intrinsic value) yaitu nilai sebenarnya dari saham. Nilai saham ini akan membantu investor untuk mengetahui pertumbuhan (growth) dan nilai yang murah (undervalued) dari suatu saham. (Hartono, 2017) B. MODAL VENTURA Modal ventura menjadi salah satu jenis lembaga keuangan non-bank di Indonesia dan berbeda dengan jenis pembiayaan lainnya. Modal ventura di Indonesia/ domestik terdapat dua jenis yaitu konvensional dan syariah, juga terdapat perusahaan modal ventura yang dimiliki oleh perusahaan asing. Pada dasarnya pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura akan menyesuaikan skala dan kebutuhan peminjam. Contoh : Perusahaan modal ventura domestik akan melakukan pembiayaan pada perusahaan lokal, sedangkan perusahaan modal ventura asing akan melakukan pembiayaan pada


Manajemen Keuangan Perusahaan 167 perusahaan berbasis digital (startup) dan e-commerce (Asian Development Bank, 2020). (Kartono, 2020) Selain memberikan pembiayaan, modal ventura juga melakukan monitoring, memberikan arahan strategi kepada perusahaan yang dibiayai (Gornall, 2015). Menurut peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.18/PMK.010/2012 Perusahaan Modal Ventura (PMV) adalah suatu badan usaha yang melakukan kegiatan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, konversi obligasi dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha. (Myrna Sofia, 2021) Modal ventura menjadi satu dari sumber utama pembiayaan inovasi di bidang kewirausahaan dan umkm. Karakteristik modal ventura yaitu perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat dan beresiko tinggi dan hal ini identik dengan jenis perusahaan baru dan menggunakan teknologi. (Myrna Sofia, 2021) a. Karakteristik Modal Ventura Menurut Dipo Handoko terdapat beberapa karakteristik pada modal ventura sebagai berikut : (Kartono, 2020) 1. Modal ventura berbeda dengan lembaga pembiayaan lainnya, karena modal ventura juga ikut serta dalam kepengurusan perusahaan. Contoh : memiliki hubungan dengan manajemen perusahaan, seperti : supplier, pemasok, pemerintah, dll.


Manajemen Keuangan Perusahaan 168 2. Modal ventura menginginkan tingkat pengembalian (return) yang tinggi, sehingga risiko juga tinggi. 3. Investasi yang dilakukan pada modal ventura tidak bersifat tetap dan permanen. Tetapi investasi jenis ini termasuk dalam investasi jangka panjang. b. Karakteristik Segi Pembiayaan Pada Modal Ventura Modal ventura memiliki karakteristik tertentu dalam melakukan pembiayaan pada perusahaan yaitu : (Myrna Sofia, 2021) 1. Modal berdasarkan pendanaan 2. Menghimpun dana kemudian dihubungkan dengan bantuan manajerial pada perusahaan investee 3. Memperoleh keuntungan selisih harga saham dibandingkan dengan pembagian dividen 4. Investasi yang dilakukan rata-rata untuk perusahaan baru pada tahap awal 5. Investasi bersifat jangka panjang (long-term) c. Kegiatan Usaha Perusahaan Modal Ventura Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kegiatan usaha perusahaan modal ventura sebagai berikut : (Otoritas Jasa Keuangan) 1. Penyertaan saham (equity participation) 2. Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity participation) 3. Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (profit/revenue sharing)


Manajemen Keuangan Perusahaan 169 d. Jenis Pembiayaan Modal Ventura Terdapat beberapa jenis pembiayaan pada modal ventura yang dibagi menjadi tiga yaitu : (Lestari, 2005) 1. Pembiayaan melalui investasi langsung, dilakukan dengan penyertaan saham kedalam perusahaan investee. 2. Pembiayaan semi equity financing, yaitu pembelian obligasi konversi oleh perusahaan modal ventura kepada perusahaan investee. 3. Pembiayaan usaha produktif, yaitu pembiayaan untuk perusahaan yang belum memiliki badan hukum, sehingga perlu melengkapi persyaratan supaya pembiayaan dapat dilakukan oleh perusahaan modal ventura. e. Manfaat Modal Ventura Ketika perusahaan rintisan memutuskan untuk menggunakan dana ventura, maka akan mendapatkan beberapa manfaat dalam kegiatannya, seperti : 1. Perusahaan dapat meningkatkan aktivitas dan potensi usaha. 2. Pemasaran produk/jasa akan lebih efisien, terutama pada perusahaan kecil atau UMKM. 3. Mendapatkan kepercayaan dari Bank. Karena, menggunakan dana ventura akan terlibat dalam manajemen sehingga jika terjadi masalah maka ada pihak yang akan membantu memecahkan masalah.


Manajemen Keuangan Perusahaan 170 4. Likuiditas yang membaik, karena perusahaan rintisan tidak perlu membayar beban bunga dan angsuran hutang. 5. Rentabilitas semakin membaik. Artinya, biaya aktivitas manajemen akan lebih efisien sehingga bisa mendapatkan keuntungan atau rentabilitas akan membaik. Ringkasan 1. Investor saat memilih saham yang diharapkan adalah mendapatkan potensi capital gain dan mendapatkan dividen saham. 2. Saham merupakan cara berinvestasi secara fleksibel, artinya pengelolaan investasi jenis ini dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. 3. Pengelolaan investasi pada dana ventura dilakukan dari pihak ketiga (investor) dengan tujuan utamanya yaitu melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki risiko tinggi. Sehingga, hal ini akan memicu kondisi di mana perusahaan tidak dapat memenuhi persyaratan sebagai perusahaan terbuka atau tidak bisa mendapatkan modal pinjaman dari perbankan. 4. Modal ventura umumnya akan dibutuhkan oleh perusahaan yang baru merintis dan perusahaan berbasis teknologi (startup) atau masih dalam tahap awal pengelolaan.


Manajemen Keuangan Perusahaan 171 DAFTAR PUSTAKA Asian Development Bank. (2020). Asia Small and Medium Sized Enterprise Monitor 2018. Gornall, W. &. (2015). The Economic Impact of Venture Capital : Evidence from Public Companies, 1-22. doi:https://doi.org/10.2139/ssrn.2681841 Hartono, J. (2017). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (5th ed.). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Kartono. (2020). Kinerja Perusahaan Modal Ventura Diukur dari Sisi Rasio Beban Total Aset Return on Asset dan Non Performing Finance. pp. 122-131. Lestari, S. (2005, December). Analisis Peranan Perusahaan Modal Ventura dalam Mengembangkan UKM di Indonesia. Kajian Ekonomi dan Keuangan, pp. 58-85. Myrna Sofia, R. A. (2021, December). Modal Ventura Indonesia. Jurnal Akuntansi & Ekonomika. Otoritas Jasa Keuangan. (n.d.). Perusahaan Modal Ventura.


Manajemen Keuangan Perusahaan 172 Tentang Penulis Saya Shenda Aprilia Christanti, S.E.,MBA dengan panggilan akrab yaitu Shenda, lahir dan besar di Surakarta (Solo). Latar belakang pendidikan yang sudah saya tekuni telah lulus dengan predikat baik dari Universitas Muhammadiyah Surakarta di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Pemasaran pada tahun 2017. Pada tahun yang sama, saya melanjutkan studi jenjang S2 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan memilih Jurusan Manajemen Strategi. Setelah lulus hingga saat ini saya aktif sebagai pengajar di Universitas Darma Persada sebagai Dosen Tetap Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi. Fokus mengajar pada lingkup Manajemen Keuangan, seperti mata kuliah Investasi dan Portofolio, Manajemen Keuangan Dasar, dan Analisis Laporan Keuangan. Namun, sebagai dosen tidak menutup kemungkinan untuk dapat mengajar pada fokus mata kuliah lainnya seperti manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia, manajemen operasional dan bisnis manajemen.


Manajemen Keuangan Perusahaan 173 BAB 14 HUTANG DAN SAHAM PREFEREN CECEP MOHAMAD KAPI, S.KOM., MM Perusahaan dalam membiayai operasionalnya, dapat memanfaatkan berbagai sumber dana yang tersedia, baik berupa sumber dana eksternal ( modal asing ) atau sumber dana internal ( modal sendiri ). Modal asing bisa berupa short-term debt atau terutama longterm debt, sedangkan untuk modal sendiri biasanya dalam bentuk saham ( bisa saham biasa ataupun saham preferen ). Hutang jangka panjang (long-term debt) ini dapat diperoleh melalui pinjaman di Bank atau dengan cara menjual obligasi. Jika kita bandingkan dari dua sumber dana tersebut, dilihat dari biaya yang ditanggung perusahaan maka ada kesamaan antara Hutang Obligasi dengan Saham Preferen, yaitu merupakan jenis pendanaan dengan beban tetap atau fixed income securities. Hutang Hutang merupakan salah satu sumber pendanaan eksternal yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk mendanai


Manajemen Keuangan Perusahaan 174 kegiatan perusahaan. Menurut Fahmi (2015) : “Hutang adalah kewajiban (liabilities). Maka liabilities atau hutang merupakan kewajiban yang dimiliki oleh pihak perusahaan yang bersumber dari dana eksternal baik yang berasal dari sumber pinjaman perbankan, leasing, penjualan obligasi dan sejenisnya”. Hutang merupakan pengorbanan manfaat ekonomi masa datang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang. Dalam pengambilan keputusan penggunaan hutang perlu dipertimbangkan biaya tetap yang timbul akibat dari hutang tersebut, yaitu berupa bunga hutang yang menyebabkan semakin meningkatnya laverage keuangan. Hutang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. 1. Hutang jangka pendek Hutang jangka pendek merupakan hutang yang jangka waktu pelunasannya maksimal 1 tahun, dan pelunasannya menggunakan sumber-sumber dari aktiva lancer. Hutang jangka pendek memiliki dua manfaat, yaitu fleksibilitas dan biaya yang lebih murah. a) Fleksibilitas, hutang jangka pendek bersifat fleksibel, dapat digunakan kapan saja perusahaan membutuhkannya. Apalagi perusahaan lebih kerap dihadapkan pada kebutuhan jangka pendek. b) Biaya lebih murah, Pada umumnya suku bunga hutang jangka pendek lebih rendah daripada hutang jangka panjang, karena semakin panjang periode hutang, maka semakin besar bunganya.


Manajemen Keuangan Perusahaan 175 Selain memiliki manfaat hutang jangka pendek juga memiliki kelemahan, kelemahan hutang jangka pendek yaitu: a) Likuiditas, hutang jangka pendek memiliki likuiditas lebih buruk dibanding jangka panjang. Likuiditas hutang jangka panjang lebih terjamin, sedangkan hutang jangka pendek debitur harus sering menyediakan dana untuk melunasinya, atau membayar bunganya dan memperpanjang pinjaman pokoknya berulang-ulang. b) Ketidakpastian biaya/bunga, bunga hutang jangka panjang senantiasa mudah berubah sesuai dengan suku bunga rata-rata pasar yang berlaku dan persepsi kreditur terhadap tingkat risiko perusahaan debitur. Jenis hutang jangka pendek meliputi: a. Hutang dagang, hutang yang timbul akibat terjadi pembelian barang dagangan. b. Hutang wesel, janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal tertentu dimasa depan dan dapat berasal dari pembelian, pembiayaan, atau transaksi lainnya. c. Penghasilan diterima dimuka, penerimaan uang untuk penjualan barang atau jasa yang belum terealisasi. d. Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, sebagian hutang jangka panjang akan segera menjadi hutang jangka pendek, karena segera jatuh tempo pembayarannya.


Manajemen Keuangan Perusahaan 176 e. Biaya yang masih harus dibayar, biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya. 2. Hutang jangka panjang Hutang jangka panjang merupakan hutang yang memiliki waktu pembayaran lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca dan sumber-sumber untuk melunasi hutang jangka panjang yang bukan bersumber dari aktiva lancar. Hutang jangka panjang meliputi: a. Hutang obligasi Obligasi merupakan instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan dan dijual ke investor. Perusahaan mengeluarkan surat berharga yang menjanjikan pembayaran pada periode tertentu dan surat tersebut memuat beberapa perjanjian yang spesifik. b. Hipotek Hipotek merupakan instrumen utang dengan pemberian hak tanggungan atas properti dan pinjaman kepada pemberi pinjaman sebagai jaminan terhadap kewajibannya. c. Hutang dari lembaga keuangan Hutang bisa langsung diperoleh melalui bank atau lembaga nonbank. Pinjaman dari lembaga keuangan memiliki karakteristik adanya amortisasi dan jaminan. Pinjaman langsung dibayar dengan cara amortisasi, yaitu secara bertahap sehingga akan mengurangi beban pembayaran yang besar jika dilakukan pelunasan sekaligus.


Manajemen Keuangan Perusahaan 177 d. Modal ventura Modal ventura merupakan bentuk penyertaan modal dari perusahaan pembiayaan kepada perusahaan yang membutuhkan dana untuk jangka waktu tertentu. Disamping dua jenis hutang di atas, yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang dalam dunia usaha kita juga mengenal adanya hutang bersyarat, yaitu hutang yang harus dilunasi atau dibayar jika syarat-syaratnya tidak terpenuhi, dan hutangnya akan hapus ( tidak perlu dibayar ) jika syaratnya terpenuhi. Yang termasuk hutang bersyarat antara lain : 1. Mendiskontokan Pihutang Wesel. Dalam pendiskontoan pihutang Wesel maka pihak pendiskonto ( penjual ) Pihutang Wesel menjadi mempunyai hutang bersyarat, karena jika pada tanggal jatuh tempo pihak debitur yang tertera dalam Wesel tidak melunasinya maka pendiskonto wesel wajib membayar kepada yang membeli pihutang weselnya, tetapi jika pada tanggal jatuh tempo debitur membayar ( melunasi ) weselnya, maka hutang bersyaratnya hapus ( hangus ). 2. Sengketa Hukum Perdata. Dalam sengketa hukum perdata ini umumnya yang kalah berperkara akan menanggung semua biaya dalam sengketa hukum perdata. Jadi disini semua yang berperkara dalam hokum perdata mempunyai hutang bersyarat. Dalam operasional di dunia usaha, penggunaan hutang jangka panjang akan lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan


Manajemen Keuangan Perusahaan 178 penggunaan hutang jangka pendek, hal jinni terjadi apabila kondisi-kondisinya sebagai berikut: 1. Penjualan dan pendapatan relatif stabil, kenaikan besardalam penjualan dan pendapatan yang akan datang diharapkan memberikan keuntungan besar dari penggunaan laverage. 2. Apabila diharapkan adanya kenaikan besar dalam tingkat harga diwaktu yang akan datang, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan keuntungan berhutang yang akan dibayar kembali dengan uang yang lebih murah (karena inflasi). 3. Rasio hutang yang ada sekarang adalah relatif rendah bagi lini bisnis. Kebijakan Hutang Kebijakan hutang merupakan kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal. Kebijakan hutang menggambarkan hutang jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai operasional perusahaan. Penentuan kebijakan hutang berkaitan dengan struktur modal karena hutang merupakan salah satu komposisi dalam struktur modal. Kebijakan hutang sering diukur dengan menggunakan Debt Equity Ratio (DER), yaitu perbandingan antara total hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Semakin rendah DER maka semakin kecil tingkat hutang yang digunakan perusahaan dan kemampuan untuk membayar hutang semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya semakin tinggi DER semakin tinggi


Manajemen Keuangan Perusahaan 179 hutang yang digunakan dan semakin tinggi risiko yang dimiliki perusahaan. Keputusan pendanaan melalui hutang memiliki batas hingga seberapa besar dana dapat digali, biasanya memiliki standar rasio tertentu untuk menentukan rasio hutang tertententu yang tidak boleh dilampaui. Apabila hutang melewati standar rasio ini, maka biaya akan meningkat, dan mempengaruhi struktur modal perusahaan. Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat hutang adalah Long Term Debt Ratio (LDE) yang menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh modal perusahaan atau seberapa besar porsi hutang dibannding dengan modal perusahaan, agar aman porsi hutang harus lebih kecil dari modal perusahaan. Jika perusahaan menggunakan banyak hutang akan meningkatkan beban bunga dan pokok pinjaman yang harus dibayar, hal ini memperbesar kemungkinan perusahaan mengalami default, yaitu tidak mampu memenuhi kewajiban pembayaran hutang pada waktunya akibat dari kewajiban yang semakin besar. Teori Kebijakan Hutang Kebijakan hutang perusahaan merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pendanaa dari pihak ketiga untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan. Ada beberapa teori kebijakan hutang , diantaranya : 1. Agency Theory Agency theory secara prinsipal adalah pemegang saham dan agen yaitu manajemen yang mengelola perusahaan. Agency theory menyebutkan bahwa sebagai agen dari pemegang saham, manajer tidak selalu bertindak demi


Manajemen Keuangan Perusahaan 180 kepentingan pemegang saham. Meskipun manajer diangkat oleh pemegang saham sering terjadi konflik antara manajemen dan pemegang saham. Manajemen perusahaan lebih cenderung untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dengan biaya pihak lain, karena pihak manajer cenderung tidak menyukai resiko. Masalah keagenan ini menimbulkan agency cost yaitu biaya yang digunakan untuk mengontrol semua aktivitas yang dilakukan manajer sehingga manajer dapat bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontrak. Biaya keagenan meliputi biaya pengawasan (monitoring) terhadap aktivitas manajer, biaya ikatan (bonding) dalam menyakinkan manajer bekerja untuk kepentingan prinsipal tanpa perlu pengawasan, biaya sisa (residual loss) biaya perbedaan return yang diperoleh karena perbedaan keputusan investasi antara prinsipal dan agen. Biaya keagenan (agency cost). Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost yaitu pertama, meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen. Kedua, dengan menggunakan kebijakn hutang. Ketiga, peningkatan dividend pay out ratio atau pembayaran dividen. 2. Signaling Theory Signal atau isyarat (Brigham dan Houston, 2001) adalah tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan


Manajemen Keuangan Perusahaan 181 mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebih target struktur modal yang normal, sedangkan perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham perusahaan umumnya merupakan suatu signal/isyarat bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram. Apabila perusahaan tersebut menawarkan penjualan saham baru, maka harga saham akan menurun, karena dengan menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian akan menekan harga saham. 3. Pecking Order Theory Pecking order theory merupakan teori yang menyatakan bahwa: (1) perusahaan lebih menyukai pendanaan internal yang berupa laba ditahan, (2) apabila pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, dari penerbitan obligasi, sekuritas berkarakteristik, penerbitan saham baru (Brealey dan Myers, 2001). Sesuai dengan teori ini tidak ada suatu target ratio, karena terdapat dua jenis modal sendiri, yaitu modal internal dan eksternal. Modal sendiri yang berasal dari intern perusahaan lebih disukai daripada modal ekstern.


Manajemen Keuangan Perusahaan 182 4. Static Trade off Theory Trade off theory merupakan teori yang menganggap bahwa penggunaan hutang seratus persen sulit dijumpai, pada kenyataannya semakin tinggi hutang maka semakin tinggi beban yang harus ditanggung. Semakin tinggi hutang maka semakin tinggi juga kemungkinan kebangkrutan. Teori ini membandingkan antara manfaat dan biaya atau keseimbangan antara keuntungan dan kerugian atas pengunaan hutang. Trade off theory berasumsi bahwa modal suatu perusahaan ditentukan dengan mempertimbangkan manfaat pengurangan pajak ketika hutang meningkat di satu sisi dan meningkatnya agency cost ketika hutang meningkat pada sisi lain, ketika manfaat pengurangan pajak masih lebih tinggi dibanding dengan perkiraan agency cost maka perusahaan masi bisa meningkatkan hutangnya dan peningkatan hutang dihentikan ketika pengurangan pajak lebih rendah dibanding agency cost. Saham Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling populer dan diminati oleh investor karena memiliki tingkat keuntungan yang tinggi (high return). Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau sepihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim


Manajemen Keuangan Perusahaan 183 atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Menurut Nordiana & Budiyanto (2017) saham dapat didefinisikan sebagai “surat berharga yang mununjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.” Menurut Musdalifah (2015) pengertian saham adalah sebagai berikut: “Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan investor individual atau investor institusional atau trader atas investasi mereka atau sejumlah dana yang diinvestasikan dalam suatu perusahaan. Karakteristik saham antara lain dapat memperoleh dividen, memiliki hak suara dalam RUPS, dimungkinkan untuk memiliki Hak Memesan Efek dengan terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue, dan terdapat potensial capital gain atau capital loss.” Menurut Sudirman (2015) mengemukakan pengertian saham sebagai berikut: “Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Harga sebuah saham sangat dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran, harga suatu saham akan cenderung naik bila suatu saham mengalami kelebihan permintaan dan cenderung turun jika terjadi kelebihan penawaran. Saham adalah bukti penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas (PT).” Dari pengertian saham diatas, saham


Manajemen Keuangan Perusahaan 184 merupakan surat berharga yang dapat dibeli oleh perorangan atau lembaga sebagai tanda bukti penyertaan modal dalam 38 perusahaan. Seseorang yang memiliki saham perusahaan maka telah menjadi bagian dari perusahaan tersebut. Investor yang telah membeli saham perusahaan, tentunya mendapatkan imbalan atas investasi yang ditanamkan yaitu berupa deviden. Jenis-Jenis Saham Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan jenisjenis saham yaitu Musdalifah (2015): 1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim: a. Saham Biasa (common stock) Merupakan saham yang memiliki hak klaim berdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadi likuidasi, pemegang saham biasa yang mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian dividen dari penjualan asset perusahaan. Ciri-ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut: 1) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. 2) Memiliki hak suara (one share one vote) 3) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan paling akhir apabila bangkrut setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. b. Saham Preferen (Preferred Stock) Merupakan saham dengan bagian hasil yang tetap dan apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham preferen akan mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil


Manajemen Keuangan Perusahaan 185 atas penjualan asset. Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Adapun ciri-ciri dari saham preferen menurut Musdalifah (2015) adalah: 1) Memiliki hak paling dahulu memperoleh deviden 2) Tidak memiliki hak suara 3) Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus. 4) Memiliki hak pembayaran sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah apabila perusahaan dilikuidasi. 2. Didalam praktek pasar modal, saham preferen dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain: a. Saham preferen kumulatif (cumulative preffered stock), yaitu suatu jenis saham yang selalu memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian dividen yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentase atau jumlah tertentu untuk setiap periodenya, jika pada periode tertentu perusahaan tidak ( kurang ) dalam pembagian deviden, maka dianggap menunggak dan akan dibayarkan pada periode berikutnya.. b. Saham preferen non kumulatif (non cumulative preffered stock), pemegang saham jenis ini mendapatkan prioritas dalam pembagian dividen sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu, tetapi tidak bersifat kumulatif. Dengan demikian apabila pada suatu tahun tertentu dividen tidak dibayarkan sama sekali, maka hal


Manajemen Keuangan Perusahaan 186 ini tidak diperhitungkan pada tahun berikutnya (dianggap hangus). c. Saham preferen berpartisipasi (participating preffered stock), pemilik saham preferen jenis ini disamping memperoleh dividen tetap seperti yang telah ditentukan, juga memperoleh ekstra dividen apabila perusahaan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan (missal : jika ada kelebihan deviden yang dibagikan). d. Saham preferen non berpartisipasi (non participating preffered stock), pemilik saham preferen jenis ini hanya memperoleh dividen tetap seperti yang telah ditentukan, dan tidak memperoleh ekstra dividen walaupun perusahaan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. 3. Ditinjau dari cara peralihan: a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stock) Pada saham atas unjuk tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapapun yang memegang saham ini, maka akan diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS. b. Saham Atas Nama (Registered Stock) Saham atas nama merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu. 4. Ditinjau dari kinerja perdagangan: 1) Blue Chip Stocks


Manajemen Keuangan Perusahaan 187 Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. 2) Income Stock Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak memetingkan potensi. 3) Growth Stocks Saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. 4) Speculative Stock Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti. 5) Counter Cyclical Stock Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.


Manajemen Keuangan Perusahaan 188 Secara umum dalam operasionalnya perusahaan berbentuk PT hanya akan mengeluarkan 2 jenis saham, yaitu Saham Biasa dan Saham Preferen ( Saham Prioritas atau Saham Istimewa ), dan untuk Saham Preferennya bisa bersifat. 1. Kumulatif dan Partisipatif 2. Kumulatif dan Non Partisipatif 3. Non Kumulatif dan Partisipatif 4. Non Kumulatif dan Non Partisipatif. 5. Dan sebagainya. Dari keseluruhan sifat Saham Preferen tersebut di atas yang paling menguntungkan bagi pemiliknya atau pemegang sahamnya adalah jenis Saham Preferen Kumulatif dan Partisipatif, karena pemilik atau pemegang saham ini setiap periode akan mendapatkan bagian deviden sebesar prosentase prioritas (preferennya) atau sejumlah yang ditentukan dan juga akan mendapatkan ekstra dividen apabila ada kelebihan yang akan dibagikan. Hak-Hak yang melekat pada para Pemegang Saham : 1. Hak Suara ( The Right of the Vote ). Maksudnya adalah hak suara yang dimiliki para pemegang saham di dalam Rapat Umum Pemegang Saham, yaitu sebesar ( prosentase ) saham yang dimilikinya. 2. Hak Memperoleh Pembagian ( The Right to Share in Distributions of Earning ). Maksudnya adalah hak dimiliki para pemegang saham untuk mendapatkan bagian deviden yang dibagikan perusahaan, yaitu sesuai ketentuannya.


Manajemen Keuangan Perusahaan 189 3. Hak untuk mempertahankan bagian Modal yang dipunyai dengan jalan membeli secara proporsional dari setiap tambahan jumlah yang dikeluarkan ( The Right to Maintain the some fractional interest in the Corporation by Purchasing a Proportionate member of share of additional issuances of Stock ). Maksudnya adalah hak dimiliki para pemegang saham untuk mempertahankan prosentase jumlah saham yang dimiliki dari keseluruhan saham yang beredar, sehingga jika perusahaan akan mengeluarkan ( mengedarkan ) saham lagi, maka akan menawarkan lebih dulu ke para pemegang saham yang lama, baru kalau tidak dimanfaatkan akan dijual secara umum lewat pasar modal. 4. Hak atas Pembagian harta pada saat Likuidasi ( The Right to share in assets upon Liquidation ). Maksudnya adalah hak dimiliki para pemegang saham untuk mendapatkan bagian harta perusahaan jika perusahaan dilikuidasi ( dibubarkan ).


Manajemen Keuangan Perusahaan 190 DAFTAR PUSTAKA Brigham, E.F. , And Houston, J. F. , 2001. “Fundamentals of financial management, terjemahan manajemen keuangan, edisi 8”, Erlangga, Jakarta. Fahmi, Irham. 2017, Analisa Laporan Keuangan, Alfabeta, Bandung Horngren, Charles, T., 2012, Akuntansi Biaya: Jilid 1, Edisi ke 12; Erlangga, Jakarta Munawir, 2014, Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta Musdalifah Azis, 2015, Manajemen Investasi, Deepublish , Yogyakarta Myers, Stewart C., R.A. Brealey, dan A.J. Marcus. (2001). Fundamentals of Corporate Finance (3rd Edition). Singapore : Mc Graw-Hill. Nordiana Ariskha , Budianto, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 2, Febuari 2017 Sudirman, 2015, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Sultan Amai Press, Bandung http://wwwhttp://www.matabaraja.com/2014/12/sahampreferen-sumber.matabaraja.com/2014/12/sahampreferen-sumber-dana-dana jangka.html http://digilib.unila.ac.id/7932/17/BAB%20II.pdf


Manajemen Keuangan Perusahaan 191 Tentang Penulis Cecep Mohamad Kapi, S.Kom., MM. Lahir Di Tasikmalaya pada tanggal 21 September 1972. Lulus S1 di Program Studi Manajemen Informatika STMIK Bandung pada tahun 1998. Lulus S2 pada program studi Magister Manajemen Universitas Siliwangi Tahun 2013. Saat ini menjadi dosen di Program Studi Komputerisasi Akuntansi Politeknik Triguna Tasikmalaya. Mengampu mata kuliah Manajemen Keuangan, Aplikasi Akuntansi, Aplikasi Keuangan dan Sistem Informasi Akuntansi. Selain itu, aktif dalam menerbitkan jurnal nasional, bereputasi maupun proceeding. Mudah-mudahan karya saya ini bermanfaat.


Manajemen Keuangan Perusahaan 192 BAB 15 SUMBER PENDANAAN : LEASING, PERGADAIAN, DAN BANK SYARIAH DEVI ANGGRAENI, S.E., M.M. A. LATAR BELAKANG Setiap kegiatan yang dijalankan oleh badan usaha maupun perusahaan pasti memiliki tujuan untuk dapat memaksimalkan kegiatan perusahaannya. Kegiatan yang berjalan dengan baik tentu memiliki beberapa faktor pendukung, selain dari perizinan yang lengkap, salah satu penunjang apakah suatu badan usaha dapat dikatakan berjalan adalah dengan memiliki struktur modal yang kuat. Untuk dapat mendukung kegiatan khususnya di sektor keuangan, pengelolaan dana ditentukan yakni sejauh mana dana diperoleh dan bagaimana memperoleh sumber pendanaan yang didapat secara efisien serta bagaimana pengalokasian dapat dilakukan secara efektif. Dengan adanya pengelolaan dana yang efektif dan efisien dalam pendanaan, maka tujuan badan usaha atau perusahaan untuk dapat menggerakan kegiatan usahanya dapat berjalan dengan rencana dan mampu mendapatkan keuntungan dari dana yang telah digunakan untuk kegiatan usaha.


Click to View FlipBook Version