Manajemen Keuangan Perusahaan 43 Referensi https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/20533 https://www.genpi.co/berita/6032/sudah-modern-ternyatamasih-ada-sistem-barter-di-indonesia?page=2
Manajemen Keuangan Perusahaan 44 Tentang Penulis Eno Casmi lahir di Majalengka, 16 Oktober 1993. Meneyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Mercu Buana Yogyakarta pada tahun 2016 pada Fakulta s Ekonomi dengan spesialisasi Manajemen Keuangan, kemudian melanjutkan S2 di Univesitas Gadjah Mada dan menyelesaikannya tahun 2019 pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis dengan spesialisasi Manajemen Keuangan. Saat ini Eno Casmi aktif mengajar di Universitas Mercu Buana Yogyakarta dan juga aktif diluar kampus sebagai konsultan atau tenaga ahli bidang keuangan dan kajian ekonomi untuk pemerintah daerah (Dinkop Sleman untuk pendampingan BUMDes (2022), Disperindag Sleman untuk Kajian Roadmap Pasar Rakyat Di Sleman Tahun 2022 – 2026 (2022), dan Kajian Ekonomi Berbasis Rumah Tangga bersama DDRD DIY), serta akif sebagai penggerak edukasi untuk pedagang pasar bersama sepasar.id.
Manajemen Keuangan Perusahaan 45 BAB 4 TIME VALUE OF MONEY (Nilai Waktu Uang) Yumi Sri Andriati. S.E.,M.M. Dalam akuntansi dan keuangan Time Value Of Money atau dalam Bahasa Indonesia disebut nilai waktu uang merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu (Basri, 1989). Dalam memperhitungkan, baik nilai sekarang maupun nilai yang akan datang maka kita harus mengikutkan panjangnya waktu dan tingkat pengembalian maka konsep time value of money sangat penting dalam masalah keuangan baik untuk perusahaan, lembaga maupun individu. Dalam perhitungan uang, nilai Rp. 1.000 yang diterima saat ini akan lebih bernilai atau lebih tinggi dibandingkan dengan Rp. 1.000 yang akan diterima dimasa akan datang. Hal tersebut sangat mendasar karena nilai uang akan berubah menurut waktu yang disebabkan banyak faktor yang mempengaruhinya seperti
Manajemen Keuangan Perusahaan 46 adanya inflasi, perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah dalam hal pajak, suasana politik, dan lain-lain. Demikian pula halnya bila membahas tentang investasi, dimana dana investasi tersebut akan kembali melalui penerimaan-penerimaan keuntungan di masa yang akan datang. lni berarti pengeluaran investasi dilakukan saat ini sedang penerimaannya akan diperoleh pada tahun-tahun yang akan datang. Dengan demikian, kita tidak bisa langsung membandingkan nilai investasi saat ini dengan sejumlah penerimaan yang akan datang. Oleh karena itu, penerimaanpenerimaan yang akan datang tersebut harus diperhitungkan menjadi nilai sekarang, agar bisa dikomparasikan dengan nilai investasi yang dikeluarkan saat ini (Sutrisno, 2000). Pengertian Time Value of Money Time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu uang merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu (Basri, 1989). Manfaat time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Time value of money berguna untuk menghitung anggaran. Dengan demikian investor dapat menganalisa apakah proyek tersebut dapat memberikan keuntungan atau tidak. Dimana investor lebih menyukai suatu proyek yang memberikan keuntungan setiap tahun dimulai
Manajemen Keuangan Perusahaan 47 tahun pertama sampai tahun berikutnya, nilai uang akan berubah menurut waktu yang disebabkan banyak factor yang mempengaruhinya seperti.adanya inflasi, perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah dalam hal pajak, suasana politik, dll. Metode-metode Dalam Time Value of Money Berbagai keputusan tentang struktur keuangan, lease atau beli, pembayaran kembali obligasi, teknik penilaian surat berharga dan permasaahan biaya modal merupakan keputusan yang memerlukan pengetahuan tentang nilai waktu uang. Menurut Sutrisno (2000), konsep nilai waktu uang bisa dipisahkan menjadi dua, yaitu: • Nilai yang akan datang atau future value • Nilai sekarang atau present value Nilai Masa Depan (Future Value) Merupakan nilai pada suatu waktu di masa datang dari sejumlah uang di masa sekarang atau serangkaian pembayaran yang dievaluasi dengan menggunakan tingkat bunga tertentu. Nilai uang di masa mendatang (future value) ditentukan oleh tingkat suku bunga tertentu yang berlaku di pasar keuangan. Makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi nilai uang dimasa mendatang. Oleh sebab itu, kaum pemilik uang (kaum Kapitalis) pola pikir dan perilakunya bertumpu pada tingkat suku bunga. Jika tingkat bunga tinggi, ia akan membungakan uangnya atau mendepositokan uangnya, dan jika suku bunga rendah, ia akan meminjam uang untuk aktivitas bisnis.
Manajemen Keuangan Perusahaan 48 Perhitungan nilai yang akan datang bisa dirumuskan sebagai berikut: FV = Po (1+r)n Jika pembayaran bunga dilakukan lebih dari satu kali dalam satu tahun maka bisa dirumuskan: FV = Po (1+r/m)m.n Apabila kita menyimpan uang di Bank sebesar Rp 1.000.000 selama satu tahun dan memperoleh bunga 15% per tahun, maka pada akhir tahun uang kita akan menjadi: FV = 1.000.000 (1+0.15) = 1.150.000 Apabila dana tersebut akan disimpan selama dua tahun, maka uang tersebut menjadi: FV = 1.000.000 (1+0.15)2 = 1.322.500 Misalkan uang Rp 1.000.000 tadi kita simpan selama satu tahun. Jika pembayaran bunga dilakukan dua kali dalam satu tahun, maka uang kita akan menjadi: FV = 1.000.000 [1+(0.15/2] 2.1 = 1.155.625
Manajemen Keuangan Perusahaan 49 Nilai Sekarang (Present Value) Merupakan nilai saat ini pada proyeksi uang kas masuk bersih (net cash flow) di masa mendatang. Uang kas masuk bersih di masa mendatang adalah proyeksi hasil investasi. Nilai sekarang disebut juga “diskonto”. Tingkat diskonto (tingkat kapitalisasi) yaitu tingkat bunga yang digunakan yang digunakan untuk mengubah nilai masa depan menjadi nilai sekarang. Makin tinggi tingkat suku bunga, makin kecil nilai uang sekarang pada rencana penerimaan uang di masa depan. Konsep Present Value (nilai sekarang) merupakan kebalikan dari konsep bunga majemuk. Rumus : Misalnya pada akhir tahun kedua kita akan menerima uang sebesar Rp 1.322.500, suku bunga 15 %. Berapakah PV? PV= 1.322.500 (1 + 0,15) 2 = 1.000.000 Jika bunga digandakan lebih dari sekali dalam setahun dg rumus: Anuiti Anuiti adalah rentetan pembayaran yang biasanya sama besar yang dibayarkan pada interval waktu yang sama, misalnya premi asuransi, pelunasan hipotik, pembayaran sewa, pembayaran cicilan dalam pembelian
Manajemen Keuangan Perusahaan 50 angsuran, pembayaran bunga obligasi dan sebagainya. Present value dan Future value anuitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : PV Anuiti = X { 1 − (1 + ) − } FV anuiti=X { (1+r) n − 1 r } Untuk menggambarkan penggunaan kedua rumus di atas, diberikan contoh berikut ini : Harga sepeda motor 2 tahun mendatang sebesar Rp. 10.000.000. Tingkat bunga rata-rata 12% setahun. Berapa yang harus ditabung Agung setiap bulan mulai tanggal 2 Januari 2000, agar dapat membelinya dua tahun mendatang. FV anuiti=X { (1+r) n − 1 r } 10.000.000 =X { (1+0,01) 24 − 1 0,01 } 10.000.000 = 26.97 X X = 370.782 Berarti Agung harus menabung sebesar Rp. 370.782 perbulan agar dapat membeli sepeda motor tersebut.
Manajemen Keuangan Perusahaan 51 Net Present Value (NPV) Suatu keputusan investasi membutuhkan dana yang cukup besar untuk ditanamkan pada proyek tersebut. Dana investasi tersebut akan kembali melalui penerimaanpeneriman berupa keuntungan di masa yang akan datang. Untuk menilai layak tidaknya suatu keputusan investasi, maka dana investasi harus bisa ditutup dengan penerimaan bersih yang sudah dipresent value-kan. Selisih antara nilai sekarang dari penerimaan dengan nilai sekarang dari investasi disebut sebagai Net Present Value. Contoh kasusnya sebagai berikut: Suatu proyek investasi membutuhkan dana investasi sebesar Rp 600.000.000,- dan diharapkan mempunyai usia 4 tahun dengan penerimaan bersih selama usia investasi berturutturut Rp. 150.000.000,- Rp. 250.000.0000,- Rp. 300.000.000,- dan Rp. 400.000.000,-. Maka bila bunga 21% bisa kita hitung besarnya net present value sebagai berikut: NPV ={150/(1+0,21)1+250/(1+0,21)2+300(1+0,21)3+400/(1+0,21)4} – 600 =50,665 juta. 1. Internal Rate of Return (IRR) Pada net present value akan diketahui selisih keuntungan absolut (dalam rupiah) antara nilai sekarang penerimaan dengan investasinya. Sedang internal rate of return (lRR) mencari besarnya tingkat keuntungan relatif atau dalam prosentase atas penerimaan investasi. Dengan demikian Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat bunga yang bias menyamakan antara present value dari
Manajemen Keuangan Perusahaan 52 penerimaan dengan present value dari investasi. Untuk menghitung besarnya IRR ini bisa menggunakan cara interpolasi, dengan menghitung NPV yang positif dan NPV yang negatif. Dari kedua NPV tersebut baru bias dicari IRR dengan mengadakan interpolasi. Contoh kasusnya sebagai berikut: Sebuah proyek dengan investasi sebesar 500.000,- mempunyai usia ekonomis 3 tahun. Selama 3 tahun memperoleh penerimaan bersih sebesar Rp. 250.000,- per tahun. Berapa IRRnya? Dari contoh tersebut, bisa kita cari NPV yang menghasilkan kutub positif dan negatif, misalnya dengan r sebesar 20% dan 24% Dengan r = 20% Total Present Value (TPV) penerimaan = 250.000 x 2,106 = 526.500 Investasi = 500.000 NPV = 26.500 Dengan r = 24% Total Present Value (TPV) penerimaan = 250.000 x 1,981 = 495.250 Investasi = 500.000 NPV = -4.750 Manfaat Time Value Of Money Manfaat time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Time value of money berguna untuk
Manajemen Keuangan Perusahaan 53 menghitung anggaran. Dengan demikian investor dapat menganalisis apakah proyek tersebut dapat memberikan keuntungan atau tidak. Investor lebih menyukai suatu proyek yang memberikan keuntungan setiap tahun dimulai tahun pertama sampai tahun berikutnya. Sudah jelas time value of money sangat penting untuk dipahami oleh kita semua karena sangat berguna dan dibutuhkan untuk kita menilai seberapa besar nilai uang masa kini dan akan datang. Kerugian Dari Time Value Of Money Kerugiannya yaitu akan mengakibatkan masyarakat hanya menyimpan uangnya apabila tingkat bunga bank tinggi karena mereka menganggap jika bunga bank tinggi maka uang yang akan mereka terima dimasa yang akan datang juga tinggi. Time value of money tidak memperhitungkan tingkat inflasi. Itulah pembahasan lengkap mengenai time value of money. Kamu bisa lebih paham tentang pentingnya menabung untuk masa depan. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai Time Value of Money, maka dapat disimpulkan bahwa time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu uang adalah merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu. Dalam melakukan peminjaman investasi, sebaiknya diperhitungkan baik-baik sebelum mengalami kesalahan. Lakukanlah cara pembayaran ekivalensi yang sesuai dengan usaha atau keperluan dari peminjaman modal tersebut.
Manajemen Keuangan Perusahaan 54 DAFTAR PUSTAKA Basri. Gitosudarmono, I. 1989. Manajemen Keunangan. Yogyakarta: BPFE. Sutrisno. 2000. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia. https://vocasia.id/blog/memahami-konsep-time-value-ofmoney/
Manajemen Keuangan Perusahaan 55 Tentang Penulis Yumi Sri Andriati. S.E., M.M. lahir di Tasikmalaya, 27 November 1987 Menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Nagarasari Kota Tasikmalaya, pendidikan menengah pertama di SMPN 2 Tasikmalaya, pendidikan menengah atas Di SMK Mitra Batik Tasikmalaya. Penulis menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Siliwangi Tasikmalaya tahun 2010, pendidikan dan Studi S2 Magister Manajemen di Universitas Siliwangi tahun 2015. Saat ini penulis adalah dosen tetap di Politeknik Triguna Tasikmalaya pada Program studi Keuangan dan Perbankan dari tahun 2016 hingga sekarang ,dan sebagai Tutor Online pada Universitas Terbuka program studi manajemen. Penulis berharap dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan.
Manajemen Keuangan Perusahaan 56 BAB 5 PENILAIAN SURAT BERHARGA DR. NOFRIVUL, SE., MM., CFRM Setiap keputusan yang diambil oleh manajer keuangan perusahaan dalam hal investasi dan pembelanjaan dapat mempengaruhi nilai perusahaan di pasar yang artinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan di pasar bursa. Dengan demikian akan berpengaruh juga terhadap kemakmuran pemegang saham. Untuk itu perlu dipahami beberapa factor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Di samping itu keputusan yang diambil juga akan mempengaruhi investor dalam analisis yang dilakukan oleh investor bersangkutan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan mereka dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kekayaan mereka. Kekayaan investor dalam perusahaan dapat dinilai dari nilai buku dan dari nilai pasar. Nilai buku kekayaan investor tercermin dari laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan. Nilai pasar kekayaan investor dinilai dari harga saham yang terjadi di pasar modal dan bagaimana harga saham perusahaan yang tercipta di
Manajemen Keuangan Perusahaan 57 pasar modal. Dengan memperhatikan nilai pasar saham maka dapat pula ditentukan apakah telah terjadi kelebihan nilai perusahaan atau terjadi kekurangan nilai perusahaan. Dengan kata lain apakah terjadi kelebihan harga saham atau kekurangan harga saham. Dalam aspek pembelanjaan, perusahaan akan selalu dihadapkan pada keputusan untuk pemenuhan kebutuhan dana baik untuk operasional maupun untuk investasi, untuk kebutuhan jangka pendek maupun untuk kebutuhan jangka Panjang. Untuk memenuhi kebutuhan dana jangka panjang, perusahaan dapat mengeluarkan surat berharga jangka panjang, setelah perusahaan memenuhi persyaratan yang ditentukan. Surat berharga jangka panjang dapat berupa obligasi, saham preferen, saham biasa atau surat berharga lainnya sebagai penyertaan. Bagi perusahaan yang mempunyai kelebihan dana akan melakukan pembelian surat berharga dengan harapan mendapatkan keuntungan baik berupa bunga atau dividen serta capital gain. Pembelian surat berharga untuk mendapatkan laba/ pendapatan digolongkan sebagai penyertaan (investasi jangka panjng), sedangkan pembelian surat berharga untuk tujuan menjaga likuiditas adalah bersifat sementara, sehingga apabila perusahaan membutuhkan dana kembali maka surat berharga tersebut dijual kembali. Surat berharga ini digolongkan dalam efek pada aktiva lancar. Perlu dicermati dan diperhatikan bahwa dalam penilaian surat berharga terdapat hubungan antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan risiko. Risiko terbesar dalam surat
Manajemen Keuangan Perusahaan 58 berharga ada pada saham biasa, maka pemegang saham biasa dihadapkan pada risiko yang besar, sehingga pemegang saham biasa menginginkan tingkat keuntungan yang lebih besar dari surat berharga lainnya. Sedangkan risiko terkecil ada pada Obligasi (hutang jangka panjang). Bagi kreditur keamanan dana yang ditanamkan merupakan prioritas utama mereka dalam keputusan pemberian pinjaman. Kreditur mempunyai kepastian pendapatan yang akan diterima tanpa memandang bagaimana kondisi debitur. Kepastian ini juga diperoleh dengan adanya jaminan dari pihak debitur. Karena risiko yang dihadapi kecil, maka tingkat keuntungan yang diharapkan bagi kreditur juga lebih rendah dibandingkan tingkat keuntungan yang diperoleh oleh pemegang saham. Menghitung Nilai Surat Berharga Surat berharga jangka panjang dapat juga dikatakan sebagai sumber dana jangka panjang, bisa berupa surat utang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa. Surat berharga diterbitkan oleh perusahaan ketika perusahaan membutuhkan dana dalam jangka waktu yang panjang. Harga surat berharga dipasar modal belum tentu sama dengan harga nominal surat berharga bersangkutan. Di pasar modal, harga surat berharga bisa lebih tinggi dari nilai nominalnya juga bisa lebih rendah dari nilai nominalnya. Penilaian Obligasi. Penilaian Obligasi relatif lebih mudah dilakukan, karena pendapatan/bunga obligasi bersifat pasti setiap periode tanpa
Manajemen Keuangan Perusahaan 59 dipengaruhi oleh kondisi perusahaan penerbit obligasi. Harga/nilai obligasi mengambarkan nilai sekarang dari penerimaan–penerimaan yang diharapkan pemegang obligasi. Penerima-penerimaan tersebut meliputi, pertama penerimaan kupon yang akan diterima secara priodik selama jangka waktu obligasi (jatuh tempo obligasi), kedua penerimaan dari pelunasan obligasi pada saat obligasi jatuh tempo. Nilai obligasi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: P0 = n k NN t n t k B d d + + = + 1 1 1 1 1 . P0 = 1 1 )1( d k B + + 2 2 )1( d k B + + 3 3 )1( d k B + +…..…+ n d n k B NN + )1( + Karena kupon/bunga setiap tahun sama, maka 0 = (∑( 1 1 + ) =1 ) + ( 1 1 + ) Dimana P0 adalah nilai obligasi saat sekarang, b adalah bunga obligasi yang diterima/dibayarkan secara priodik, Kd adalah tingkat keuntungan yang diinginkan pada obligasi, NN adalah nilai nominal obligasi dan n adalah jangka waktu pelunasan obligasi. 0 = [( 1 1 + ) 1 + ( 1 1 + ) 2 + ⋯ + ( 1 1 + ) ] + ( 1 1 + ) Apabila kupon/bunga dibayarkan m kali dalam satu tahun maka nilai Obligasi mengalami perubahan, nilai obligasi akan semakin rendah dari pada jika kupon/bunga dibayarkan sekali dalam satu tahun. Nilai obligasi tersebut adalah sebagai berikut:
Manajemen Keuangan Perusahaan 60 P0 = m B t m k nm t d = + . 1 1 1 + NN nm m kd . 1 1 + Penilaian Obligasi Tanpa Jatuh Tempo. Pada obligasi jatuh tempo diketahui bahwa nilai obligasi adalah sebesar P0=B n k NN t n t kd d + + = + 1 1 1 1 1 . Karena obligasi tidak mempunyai jatuh tempo, atau nilai n tidak berhingga sehingga nilai sekarang penerimaan pelunasan obligasi mendekati atau sama dengan nol. Persamaan di atas menjadi: P0=B t t k d = + ~ 1 1 1 . P0=B [( 1 1+ ) 1 + ( 1 1+ ) 2 +. . . . . . . . . . . . . . . . + ( 1 1+ ) ] … (A) Apabila kedua ruas dalam persamaan tersebut dikalikan dengan (1 + kd ) maka akan diperoleh persamaan selanjutnya yaitu : P0 (1 + kd) = B + B [( 1 1+ ) 1 + ( 1 1+ ) 2 +. . . . . . . . . . . . . + ( 1 1+ ) −1 ] ….. (B)
Manajemen Keuangan Perusahaan 61 Apabila persamaan (B) dikurangi dengan persamaan (A) maka diperoleh hasil sebagai berikut : P0 ( 1 + kd ) – P0 = B – B n k d 1+ 1 Karena n adalah tidak berhingga maka nilai B n k d 1+ 1 mendekati nol atau sama dengan nol, maka nilai obligasi menjadi : P0 + P0.kd – P0 = B P0.kd = B P0 = d k B Penilaian Saham Preferen. Dividen saham preferen mempunyai sifat yang sama dengan obligasi, dimana dividen dibayarkan dengan jumlah yang tetap setiap tahun. Saham preferen tidak mempunyai jangka waktu jatuh tempo, dana yang sudah ditanamkan dalam saham preferen akan tertanam untuk waktu yang tak berhingga. Penilaian saham preferen sama dengan penilaian obligasi tanpa jatuh tempo. Nilai dari suatu saham preferen dipengaruhi oleh dividen saham preferen serta keuntungan yang diinginkan oleh investor. Untuk menentukan nilai saham preferen dapat digunakan persamaan berikut : P0 = Dps = + ~ 1 1 1 t t keps
Manajemen Keuangan Perusahaan 62 P0 adalah nilai/ harga pasar saham preferen pada awal tahun Dps adalah dividen saham peferen, keps adalah tingkat keuntungan yang diinginkan oleh investor/ pemegang saham preferen. Karena jangka waktu saham preferen adalah tak berhingga, seperti halnya obligasi tanpa jatuh tempo, maka nilai saham preferen menjadi: P0 = ps ps ke D Rate of Return Preference stock. Penentuan rate of return (keuntungan) saham preferen yang diinginkan oleh pemegang saham preferen sangat tergantung pada dividen yang diberikan serta harga pembelian saham preferen oleh investor. Dengan demikian rate of return dari saham preferen memperlihatkan pendapatan pemegang saham preferen untuk setiap dana yang dikeluarkannya. P0 = ps ps ke D maka Keps = P0 Dps Dimana keps adalah rate of return yang diharapkan oleh investor, Dps dividen saham preferen, dan P0 adalah harga pasar saham preferen. Penilaian Saham Biasa. Penilaian/penentuan harga pasar saham biasa lebih rumit dari penentuan nilai saham preferen dan obligasi. Pendapatan dari obligasi dan saham preferen memiliki sifat kepastian, sedangkan pendapatan dari saham biasa pada masa–masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian. Karena adanya
Manajemen Keuangan Perusahaan 63 ketidakpastian ini, maka risiko yang dihadapi oleh pemegang saham biasa lebih besar dari risiko yang dihadapi oleh pemegang saham preferen dan pemegang obligasi, sehingga pemegang saham biasa menghendaki tingkat keuntungan yang juga lebih besar dari tingkat keuntungan pemegang saham preferen dan pemegang obligasi. Nilai/harga pasar saham biasa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor fundamental, maupun faktor tehnikal. faktor fundamental dapat diketahui dan dianalisis dengan cepat, namun faktor tehnikal sangat sulit untuk dianalisis. Faktor fundamental bertitik tolak dari anggapan dasar bahwa investor bersifat rasional sehingga analisis didasarkan pada hubungan antara harga saham dengan kondisi perusahaan, sehingga analis melihat harga saham mewakili nilai perusahaan. Pendekatan yang dapat dilakukan adalah melalui Price Earning Ratio (PER), Dividend Yield, dan Net Asset Value. Model – model ini dapat digunakan untuk melihat bagaimana harga pasar saham biasa, apakah terjadi under valued atau over valued. Faktor tehnikal menyatakan bahwa investor juga bersifat irrasional yang mencerminkan mass behavior. Dengan demikian para tehnikal tidak memandang bagaimana kondisi suatu perusahaan tetapi hanya melihat apakah saham dapat dijual di atas harga beli, walaupun kondisi peusahaan sedang merugi. Analisis tehnikal melihat bahwa harga saham dapat berubah setiap saat walaupun kondisi perusahaan serta prospek perusahaan belum tentu berubah setiap saat bahkan setiap tahun sekalipun. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa pemegang saham yamg hanya menghendaki capiatal gain lebih
Manajemen Keuangan Perusahaan 64 cenderung untuk melihat dan menganalisis faktor tehnikal, sedangkan pemegang saham yang menghendaki dividend akan lebih menitik beratkan perhatian dan analisis terhadap faktor fundamental. Pada awal uraian telah dikatakan bahwa tujuan investor memiliki saham adalah untuk mendapatkan dividend dan capital gain. Namun perlu disadari dan dicermati bahwa orientasi investor untuk memiliki saham tidak sama. Ada investor yang membeli saham hanya untuk ditahan selama beberapa hari bahkan hanya untuk beberapa saat, tergantung pada kondisi harga saham bersangkutan. Investor dengan orientasi ini hanya menginginkan keuntungan dari selisih harga saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat penjualan, dengan kata lain investor hanya menginginkan capital gain tanpa berkeinginan untuk mendapatkan dividend. Transaksi ini terlihat pada pasar bursa, walaupun perusahaan emiten tidak membagikan dividennya, namun harga saham perusahaan tersebut mempunyai harga pasar yang tinggi. Apabila tujuan investor untuk mendapatkan dividend dan capital gain, maka tingkat keuntungan yang diinginkan oleh investor adalah: E ( ) R = k.ecs = P0 Dcs + 0 01 P − PP 0 01 P − PP merupakan tingkat pertumbuhan saham (g) selama satu tahun, maka: k.ecs = P0 Dcs + g maka P0 = ke g D cs cs −
Manajemen Keuangan Perusahaan 65 Persamaan di atas mengambarkan bagaimana hubungan nilai/harga pasar saham biasa saat sekarang terhadap pendapatan yang diharapkan akan diterima berupa dividend dan capital gain apabila saham biasa tersebut ditahan untuk waktu satu tahun. Adakalanya investor bermaksud untuk menahan saham suatu perusahaan untuk waktu yang lebih lama atau lebih dari satu tahun. Kita misalkan sekarang investor bermaksud untuk menahan saham selama dua tahun dan akan menjual saham tersebut pada akhir tahun kedua. Pada persamaan di atas telah dikatakan bahwa tujuan investor untuk menahan sahamnya adalah mendapatkan dividend yield dan capital gain, maka: E ( ) R = k.ecs = P0 Dcs + 0 0 P n − PP sehingga P0 ( kecs) = D + Pn – P0 P0 + P0 ( kecs) = D + Pn maka P0 ( 1 + kecs ) = D + Pn P0 = ( ) cs ke D 1+ + ( ) cs n ke P 1+ Ini mengambarkan bahwa nilai/harga pasar saham biasa merupakan nilai sekarang dari penerimaan yang diharapkan oleh investor atas dasar rate of return yang diinginkan. Karena dividen akan diterima oleh pemegang saham biasa yaitu pada tahun pertama dan pada tahun kedua maka nilai sekarang penerimaan yang diharapkan oleh pemegang adalah sebesar harga pasar saham biasa saat pembelian. Nilai saham biasa saat sekarang (P0) adalah:
Manajemen Keuangan Perusahaan 66 P0 = = = 2 1 n t ( )t cs t ke D 1+ + ( )2 2 1 cs ke P + P0 = ( )1 1 1 cs ke D + + ( )2 2 1 cs ke D + + ( )2 2 1 cs ke P + Apabila investor merencanakan untuk menahan saham biasa selama n tahun, dengan tingkat keuntungan yang diharapkan dan tingkat pertumbuhan tertentu, maka nilai/harga pasar saham biasa pada awal priode adalah: P0 = = n t 1 ( )t cs t ke D 1+ + ( )n cs n ke P 1+ Dimana P0 adalah nilai/ harga pasar saham biasa saat sekarang Dt adalah dividen yang dibagikan pada tahun ke t. Pn adalah nilai/ harga pasar saham biasa pada tahun ke n, kecs tingkat keuntungan yang diinginkan oleh pemegang saham biasa, serta n adalah lamanya saham biasa ditahan oleh investor atau tahun rencana penjualan saham biasa kembali. Sekarang kita akan membahas bagaimana penilaian/harga pasar saham biasa pada saat sekarang pada perusahaan yang memberikan jumlah dividen yang sama (tetap) setiap tahun (emiten dengan kebijaksanaan dividen stabil), walaupun perusahaan mempunyai pendapatan perlembar saham yang berfluktuasi. Apabila saham akan ditahan/dimiliki selama waktu tertentu, dan diasumsikan bahwa harga saham pada akhir tahun tertentu tersebut dapat diperkirakan, yaitu dengan memperhatikan tingkat pertumbuhan saham, maka penilaian saham biasa saat pembelian adalah:
Manajemen Keuangan Perusahaan 67 P0 = D = + n t t kecs 1 1 1 + Pn n kecs 1 + 1 Apabila saham biasa direncanakan untuk dimiliki selama waktu yang tak berhingga, maka konsep penilaian seperti saham preferen dapat diadaptasi. P0 = D = + ~ 1 1 1 t t kecs + Pn ~ 1 1 + cs ke Karena n adalah tak berhingga, maka persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi: P0 = D = + ~ 1 1 1 t t kecs P0 = D + ++ + + + n ke ke ke cs cs 1 cs 1 ............ 2 1 1 1 1 1 persamaan( A) Apabila kedua ruas dalam persamaan (A) di atas sama– sama dikalikan dengan ( 1 + kecs ) maka persamaan tersebut akan menjadi : P0(1+kecs)=D + D − + + + + + + 1 1 1 ................. 2 1 1 1 1 1 n ke ke ke cs cs cs persamaan (B) Apabila persamaan (B) dikurangi dengan persamaan (A) akan diperoleh persamaan selanjutnya yaitu : P0 (1 + kecs) – P0 = D – D n kecs 1 + 1
Manajemen Keuangan Perusahaan 68 Karena n mendekati nol atau tak berhingga, maka D n kecs 1 + 1 mempunyai nilai sama atau mendekati nol, maka persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi : P0 (1 + kecs) – P0 = D P0 . kecs = D maka diperoleh P0 = cs ke D Model Pertumbuhan Saham Dua Tahap. Pada pembahasan sebelumnya dimana saham perusahaan mengalami pertumbuhan yang konstan. Namun perlu dicermati dan disadari bahwa banyak perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang tidak konstan terutama dalam hal dividen yang disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya perubahan–perubahan yang terjadi baik lingkungan internal perusahaan maupun lingkungan eksternal perusahaan. Menentukan nilai/harga pasar saham pada kasus pertumbuhan dua tahap dari sebuah saham perusahaan dapat dikembangkan dengan model sederhana yang merupakan pengembangan dari model pertumbuhan konstan. P0 = = m t 1 t ke t gD cs )1( )1( 10 + + + n ke P cs n + )1( Dimana P0 adalah nilai/ harga pasar saham saat sekarang, D0 adalah dividen yang dibayarkan oleh perusahaan pada awal tahun g1 adalah tingkat pertumbuhan dividen hingga tahun ke m dan Pn merupakan nilai saham pada tahun ke n. Pn juga
Manajemen Keuangan Perusahaan 69 merupakan nilai sekarang dari 2 1 ke g Dm − + dan g2 adalah tingkat pertumbuhan dividen setelah tahun ke m atau m+1 dan berlangsung terus menerus. Maka persamaan di atas dapat diubah menjadi: P0 = = m t 1 t ke t gD cs )1( )1( 10 + + + m kecs )1( 1 + − + )( 2 1 ke g D cs m atau P0 = = m t 1 t ke t gD cs )1( )1( 10 + + + m kecs )1( 1 + − + )( )1( 2 2 ke g gD cs m P0= = m t 1 t ke t gD cs )1( )1( 10 + + + m kecs )1( 1 + − ++ )( )1()1( 2 10 2 ke g ggD cs m Nilai Saham Dengan Pertumbuhan Tiga Tahap. Untuk menentukan harga pasar/nilai saham suatu perusahaan yang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan tiga tahap pada prinsipnya adalah sama dengan penentuan nilai saham yang mengalami pertumbuhan dua tahap, namun dalam hal ini perlu diadakan beberapa penyesuaian. Harga/ nilai saham saat sekarang dari suatu saham yang mengalami pertumbuhan tiga tahap adalah: P0 = = + + m t t t ke gD 1 10 )1( )1( + += − + + n mt t mt m ke gD 1 2 )1( )1( + n ke)1( 1 + − + )( )1( 3 3 ke g n gD Rate of Return Dari Saham Biasa. Seperti telah diuraikan di muka bahwa tujuan pemegang saham biasa menahan sahamnya adalah untuk mendapatkan
Manajemen Keuangan Perusahaan 70 dividen yield dan capital gain. Tujuan ini merupakan pendapatan yang diharapkan oleh pemegang saham biasa. E ( ) R = Dividend Yield + Capital Gain E ( ) R = P0 Dcs + 0 0 P n − PP Karena 0 0 P n − PP merupakan tingkat pertumbuhan saham (g), maka: E ( ) R = P0 Dcs + g Pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Model CAPM menitik beratkan perhatian tentang pengaruh tingkat rata – rata pasar terhadap harga saham suatu perusahaan. Hubungan tingkat hasil tersebut disimbolkan dengan koefisien beta (β). Dengan demikian kofesien (β) memperlihatkan sensitivitas rata – rata pasar terhadap rata – rata saham secara individual. Aspek perhatian lainnya adalah tingkat hasil investasi bebas risiko. Tingkat hasil rata – rata pasar berada diatas tingkat hasil investasi bebas risiko. Para investor akan selalu menginginkan tingkat hasil/ keuntungan (rate of return) di atas tingkat hasil bebas risiko tersebut. Pemikiran logis ini didukung oleh trade off antara risiko dan keuntungan. Semakin tinggi risiko yang dihadapi oleh investor maka semakin tinggi tingkat keuntungan yang diinginkan oleh investor bersangkutan. Pendekatan CAPM menjelaskan keseimbangan antara tingkat risiko yang sistimatis dengan tingkat keuntungan yang diharapkan.
Manajemen Keuangan Perusahaan 71 E ( ) R = Rf + ( Rm – Rf ) β β = 2 . m COV jm β = 2 . .. m mjmj r maka, E ( ) R = Rf + ( Rm – Rf ) 2 . .. m mjmj r Dimana E ( ) R adalah tingkat keuntungan yang diinginkan oleh investor, Rf adalah tingkat hasil investasi bebas risiko, Rm adalah tingkat hasil rata – rata pasar, rjm adalah koefesien korelasi antara tingkat hasil pasar dengan tingkat hasil saham j, σm adalah standar deviasi tingkat hasil rata – rata pasar, σj adalah standar deviasi tingkat hasil saham j, dan σ 2 m adalah varience tingkat hasil pasar. Secara matematis persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi. E ( ) R = Rf + ( Rm – Rf ) m jmj r .. .
Manajemen Keuangan Perusahaan 72 References Brealey, R. A., Myers, S. C. & Marcus, A. J., 2008. Fundamental of Corporate Finance,. Terjemahan Yelvi Andri Zaimur, Dasardasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi 5 . Jakarta: Erlangga. Martin, J. D., Keown, A. J., Petty, J. W. & Scott.Jr., D. F., 1999. Basic Financial Manajemen (fifth Edition), Terjemahan Haris Munandar, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi ke 5 . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Riyanto, B., 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4 ed. Yogyakarta: BPFE. Sartono, R. A., 1997. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE. Syamsudin, L., 1992. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasinya dalam Perencanaan, Pengawasan,dan Pengambilan Keputusan. Edisi baru ed. Jakarta: CV Rajawali. Weston, J. F. & Copeland, T. E., 1986. Management Finance, Terjemahan Yohanes Lamarto Manajemen Keuangan. Edisi delapan jilid 2 . Jakarta: Erlangga.
Manajemen Keuangan Perusahaan 73 Tentang Penulis: Saat Sekarang bertugas sebagai dosen Mata Kuliah Manajemen Keuangan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus (UIN MY) Batusangkar. Pernah menjabat sebagai Wakil dekan Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan serta Wakil Dekan bidang Akademik dan Kelembagaan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN MY Batusangkar. Pernah menjadi pengajar pada berbagai Perguruan Tinggi di Sumatera Barat dan Riau.
Manajemen Keuangan Perusahaan 74 BAB 6 ANALISIS PENGANGGARAN MODAL ZULAIKA PUTRI ROKHIMAH, S.E., M.Si., AK Penganggaran Modal Investasi adalah salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan. keuntungan sebagai tambahan modal perusahaan. Investasi pada umumnya membutuhkan biaya yang cukup besar dan juga pengembalian yang memakan waktu lama, oleh karena itulah perusahaan memerlukan analisis dalam mengevaluasi kelayakan investasi perusahaan. Penganggaran modal atau capital budgeting merupakan alat yang sering digunakan perusahaan dalam pengambilan keputusan dan mengevaluasi investasi yang akan dilakukan perusahaan. Dalam capital budgeting, perusahaan dapat memilih untuk mengalokasikan sumber dayanya di investasi mana yang kedepannya akan menguntungkan bagi perusahaan. Dengan adanya keputusan investasi yang baik, otomatis pengembalian investasi perusahaan dapat maksimal serta meminimalisir resiko yang dihadapi (Anwar, 2015)
Manajemen Keuangan Perusahaan 75 Perusahaan sebelum menjalankan proyek investasinya, ada baiknya melakukan evaluasi terlebih dahulu terutama terhadap biaya biaya yang mungkin dikeluarkan dan berapa arus kan yang nantinya akan didapatkan, kemudian ditentukan layak atau tidak untuk dijalankan. Investasi tersebut diantaranya adalah: kegiatan investasi baru untuk pendirian perusahaan baru maupun pengambil alihan perusahaan, kegiatan penggantian aktiva tetap perusahaan , peluncuran produk baru dan lain sebagainya. Sebelum menjalankan seluruh kegiatan kegitan tersebut, dibutuhkan evaluasi perhitungan mengunakan analisis analisis capital budgeting untuk menentukan apakah proyek atau kegiatan tersebut layak atau tidak layak untuk dilaksanakan. Berikut ini merupakan upaya yang dilakukan perusahaan dalam melaksanakan analisis capital budgeting(Anwar, 2015): 1. Perusahaan menhitung berapa biaya investasi yang akan dilakukan dengan menjumlah seluruh komponen investasi tersebut misalnya seperti harga beli, biaya transportasi, biaya pemasangan, biaya tanah dan lain-lain. 2. Perusahaan menentukan pos dana mana yang akan digunakan untuk investasi tersebut, apakah modal sendiri ataukah modal pinjaman. 3. Perusahaan menghitung berapa biaya modal dari dana yang terpakai. Biaya modal atau cost of capital dapat menggunakan WACC yaitu biaya modal rata-rata tertimbang. 4. Perusahaan memproyeksikan aliran kas bersih (net cashflow) dari proyek tersebut yaitu dengan menghitung menjumlah Earning after tax dengan depreciation.
Manajemen Keuangan Perusahaan 76 5. Perusahaan dapat mengevaluasi kelayakan investasi dengan analisis capital budgeting diantaranya menggunakan Pay Back Period, NPV, IRR Metode Analisis Penganggaran Modal Berikut ini merupaka metode yang dapat digunakan untuk analisis penganggaran modal atau capital budgeting (Harjito & Martono, 2021): 1. Metode Accounting Rate of Return (ARR) Accounting Rate of Return /ARR merupakan metode yang untuk mengukur tingginya tingkat investasi. Keuntungan yang diperhitungkan adalah keuntungan bersih setelah pajak (Earning After Tax). Perhitungannya adalah dengan mencari rata-rata laba bersih setelah pajak dibagi dengan rata-rata investasi. Dalam metode ini terdapat banyak kelemahan diataranya mengabaikan nilai waktu uang dan jangka waktu investasi kurang diperhatikan. = Rata − rata Laba Neto (Setelah Pajak) Rata − rata Investasi 100% 2. Metode Payback Period (PBP) Payback Periode/PBP merupakan metode menghitung berapa waktu yang dibutuhkan untuk menutup seluruh pengeluaran investasi. Perhitungan payback period menggunakan aliran net cash flow (proceeds) yang diperoleh.
Manajemen Keuangan Perusahaan 77 Metode ini mengunakan formula perhitungan yang sederhana sehingga mudah diterapkan. = 1 ℎ 3. Metode Net Present Value (NPV) Net Present Value/NPV merupaka metode popular yang sering digunakan perusahaan untuk menghitung nilai investasi. NPV merupakan selisih antara nilai sekarang dari arus kas netto (proceeds) dengan nilai sekarang dari investasi (outlays). Dalam metode ini apabila nilai selisih antara PV dan cash flow lebih besar berarti nilai NPV positif maka investasi tersebut dianggap layak namun apabila sebaliknya maka investasi tersebut dianggap tidak layak. NPV = −0 +∑ (1+) =0 Keterangan: I0 : Nilai Investasi atau Outlays Au: Aliran kas neto pada period u r : Discount rate u : umur proyek investasi 4. Metode Internal Rate Of Return (IRR) Internal Rate Of Return/IRR adalah metode capital budgeting lain yang juga umum digunakan perusahaan dalam membuat keputusan investasinya. IRR didefinisikan sebagai
Manajemen Keuangan Perusahaan 78 tingkat bunga yang akan menjadikan sekarang dari total net cash flow/proceeds yang diterima sama dengan total nilai sekarang dari biaya investasinya. Terdapat beberapa keunggulan apabila menggunakan metode ini yaitu apabila telah menggunakan net cash flow maka tidak perlu menggunakan laba akuntansi, telah mempertimbangkan nilai waktu uang dan menggunakan angka presentase, sehingga lebih mudah dibandingkan dengan biaya modalnya/ cost of capital. = + NPV bk TPV bk − TPV bs ( − ) Keterangan: bk: tingkat bunga yang kecil bs: tingkat bunga yang besar NPV bk : Net Present Value pada tingkat bunga kecil PV bk : Present Value of Proceeds pada tingkat bunga yang kecil PV bs : Present Value of Proceeds pada tingkat bunga yang besar 5. Metode Profitability Index (PI) Metode profitability index sering juga disebut dengan cost benefit analysis method adalah merupakan nilai pembagian antara total dari jumlah Present Value dengan present value investasi. Profitability Index = Investasi atau PV Outlay Bila PI > 1, maka investasi diterima Bila PI < 1, maka investasi ditolak
Manajemen Keuangan Perusahaan 79 Contoh : PT KKK merencanakan proyek investasi, proyek tersebut dana investasi yang dibutuhkan sebesar Rp 250.000.000.- Dari dana investasi tersebut, Rp 225.000.000.- sebagai modal tetap dan sisanya Rp 25.000.000.- sebagai modal kerja. Umur ekonomis investasi diperkirakan selama 5 tahun, nilai residu Rp 50.000.000,- Metode Garis lurus digunakan untuk perhitungan penyusutannya, proyeksi penjualan adalah : Tahun Penjualan (Rp) 1 175.000.000 2 180.000.000 3 185.000.000 4 205.000.000 5 215.000.000 Biaya variabel 40% dari penjualan dan biaya tetap selain penyusutan Rp 7.500.000. Tarif Pajak 30% dan tingkat keuntungan yang diharapkan 10%. Analisislah dengan berbagai metode untuk mengetahui apakah proyek investasi tersebut layak atau tidak. Jawaban: Penyusutan = Rp 225.000.000 – Rp 50.000.000 5 = Rp 35.000.000 per tahun Perhitungan aliran kas neto/proceeds (dalam ribu rupiah) :
Manajemen Keuangan Perusahaan 80 Keterangan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Penjualan 175.000 180.000 185.000 205.000 215.000 By. Variabel 70.000 72.000 74.000 82.000 86.000 By. Tetap (non Penyusutan) 7.500 7.500 7.500 7.500 7.500 By. Tetap Penyusutan 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 112.500 114.500 116.500 124.500 128.500 Laba sebelum pajak 62.500 65.500 68.500 80.500 86.500 Pajak 30% 18.750 19.650 20.550 24.150 25.950 Laba Neto 43.750 45.850 47.950 56.350 60.550 Penyusutan 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 Nilai residu - - - - 50.000 Modal Kerja - - - - 25.000 Proceeds 78.750 80.850 82.950 91.350 170.550 a. Metode Accounting Rate of return (ARR) = Rata − rata Laba Neto (Setelah Pajak) Rata − rata Investasi 100% = 43.750+45.850+47.950+56.350+60.550 5 250.000+50.000 2 100%
Manajemen Keuangan Perusahaan 81 ARR = 13,6% (proyek investasi tersebut layak dilaksanakan karena ARR sebesar 13,6% , lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang diharapkan yaitu 10%) b. Metode Payback Periode (PBP) Capital Outlays = Investasi – Proceeds th 1-3 = 250.000 – 242.550 = 7.450 = 3 ℎ + 7.450 91.350 12 = 3 tahun 1 bulan (Bila asumsi pengembalian investasi adalah 4 tahun, maka proyek investasi tersebut layak untuk dijalankan karena PBP lebih kecil dari target pengembalian investasi) c. Metode Net Present Value (NPV) Tahun Proceeds DR=20% PV dari Proceeds 1 78.750 0,833 65.599 2 80.850 0,694 56.110 3 82.950 0,579 48.028 4 91.350 0,482 44.031 5 170.550 0,402 68.561 Total PV Proceeds 282.329 Investasi 250.000 NPV 32.329
Manajemen Keuangan Perusahaan 82 Hasil PV Positif, maka proyek investasi layak untuk dilaksanakan. d. Metode Internal Rate of Return (IRR) Tahu n Proceed s DR=20 % PV dari Proceeds DR=30 % PV dari Proceeds 1 78.750 0,833 65.599 0,769 60.559 2 80.850 0,694 56.110 0,592 47.863 3 82.950 0,579 48.028 0,455 37.742 4 91.350 0,482 44.031 0,35 31.973 5 170.550 0,402 68.561 0,269 45.878 Total PV Proceeds 282.329 224.015 Investasi 250.000 250.000 NPV 32.329 -25.985 = + NPV rk TPV bk − TPV bs ( − ) = 20% + 32.329 282.329 − 224.015 (30% − 20%) = 25,54% atau = 30% + 25.985 282.329 − 224.015 (30% − 20%) = 25,54% (IRR lebih besar dari tingkat kembalian 10% maka proyek investasi tersebut layak untuk dijalankan)
Manajemen Keuangan Perusahaan 83 e. Metode Profitability Index (PI) PI = Investasi atau PV Outlay Profitability Index = 564.654 500.000 = 1,13 (PI >1, maka proyek investasi tersebut layak untuk dijalankan)
Manajemen Keuangan Perusahaan 84 DAFTAR PUSTAKA Anwar, Mokhamad. (2015). Materi Pokok Manajemen Keuangan Bisnis. Edisi Kesatu. Cetakan Kedua. Banten. Penerbit Universitas Terbuka. Agus Harjito dan Martono. (2011). Manajemen Keuangan. Edisi Kedua, Cetakan Pertama. Yogyakarta. Penerbit Ekonisia. Kasmir, (2010). “Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Kedua”. Jakarta: Prenadamedia Group.
Manajemen Keuangan Perusahaan 85 Tentang Penulis Zulaika Putri Rokhimah, S.E., M.Si., AK. Adalah salah satu penulis dari buku Manajemen Keuangan Bisnis Lahir di Semarang pada tahun 1987. Penulis mengambil Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Sultan Agung (2009), Magister di Universitas Diponegoro (2013) dan Profesi Akuntan (2014). Penulis merupakan Dosen Politeknik Negeri Semarang dan aktif dalam Lembaga Sertifikasi Profesi Teknisi Akuntansi (LSP TA). Email Penulis: [email protected]
Manajemen Keuangan Perusahaan 86 BAB 7 RETURN DAN RESIKO DR. TITIK INAYATI, S,E., MM Dalam sebuah perusahaan mengelola keuangan merupakan hal yang penting untuk keberlanjutan perusahaan. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah memperhitungkan adanya return dan resiko. Return sering dikatakan sebagai imbalan atau hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang, sedangkan risiko merupakan peluang kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kejadian diluar dugaan. Dua hal ini saling berkaitan, jika investasi yang dilakukan perusahaan mempunyai return yang tinggi maka kemungkinan terjadinya resiko juga akan semakin tinggi. Return dan resiko mempunyai hubungan positif, artinya jika semakin besar resiko yang ditanggung perusahaan akan semakin besar return yang harus dikompensasikan (Jogiyanto, 2014). 1. Return 1.1. Definisi Return Setiap orang/perusahaan yang berinvestasi pasti mengenal isilah “return”. Bahasa sederhana return adalah
Manajemen Keuangan Perusahaan 87 keuntungan yang diperoleh investor dari investasi yang sudah dilakukan. Walaupun dipersepsikan sebagai keuntungan, namun return ini tidak selalu ke arah positif dapat juga kearah negatif, jika investor tidak berhati-hati dalam investasi. Dalam konteks investasi, return bisa dikatakan sebagai imbalan yang didapatkan investor Ketika berinvestasi. Return dapat dinyatakan secara nominal sebagai perubahan nilai uang dalam investasi dari waktu ke waktu. Komponenya terbagi menjadi dua, yaitu: a. Yield Yield merupakan besaran pendapatan yang diperoleh dan direalisasikan dalam produk investasi selama periode tertentu, yang dinyatakan dalam bentuk persentase berdasarkan jumlah yang diinvestasikan. Yield ini terdiri dari bunga dan deviden. b. Capital Gain/ Capital Loss Capital gain sering disebut dengan keuntungan dari modal jika investor pada saat menjual portofolionya harganya lebih besar dari harga belinya, sebaliknya jika modal yang dikeluarkan lebih besar dari harga penjualannya disebut Capital Loss. 1.2. Jenis -Jenis Return Jenis return yang umum disampaikan, sebagai berikut: a. Return Ekspektasi (Expected Return) Return ekspektasi merupakan pengembalian yang diharapkan diperoleh investor dimasa yang akan datang. Jenis ini merupakan pengembalian yang belum
Manajemen Keuangan Perusahaan 88 diberikan perusahaan emiten dan dipengaruhi oleh prospek perusahaan tersebut dimasa akan datang ((Suwarsono Dan, 2005). Setiap investor tentu akan mengharapkan mendapatkan return dalam jumlah yang diinginkan namun belum direalisasikan sampai perusahaan mendapatkan keuntungan, namun tidak semua sesuai harapan. Return ekspektasi dapat dihitung dengan mengalikan masing-masing hasil masa depan dengan probabilitas kejadiannya dengan menjumlah semua produk perkalian tersebut. Perhitungan return ekspektasi dinyatakan sebagai berikut: () = ∑ =1 Keterangan: E(R) = Return ekspektasi suatu aktiva atau sekuritas i Pij = Probabilitas hasil masa depan sekuritas I pada masa i Rij = Hasil dari sekuritas I pada masa j N= banyaknya return yang mungkin terjadi. Dalam investasi investor tidak hanya memperoleh return tetapi juga memperhatikan risiko yang dihadapi. Semakin tinggi return yang diharapkan investor makin investor juga harus siap dengan risiko yang akan dihadapinya. Dalam menghitung risiko yang dikaitkan dengan return yang diharapkan, investor dapat menggunakan varians maupun standar deviasi yang diambil dari return yang bersangkutan. Varians
Manajemen Keuangan Perusahaan 89 menunjukkan berapa besar penyebaran variabel random diantara rata-ratanya. Semakin besar penyebarannya semakin besar varians atau standar deviasi investasi tersebut. Varian merupakan kuadrat dari deviasi standar dengan rumus sebagai berikut: ² = ∑ =1 [ − ()] 2 Keterangan: E(R) = Expected return saham i = Varian saham i Pij = Probabilitas memperoleh return i Rij = Return investasi i n = Banyaknya return yang mungkin terjadi. Selain penggunaan rumus di atas koefisien variasi dapat memberikan informasi kepada investor untuk membandingkan beberapa alternatif saham yang ada, kemudian investor dapat melakukan pemilihan saham yang memberikan kemungkinan mendapatkan return yang optimal sesuai dengan besaran risiko yang terdapat dalam investasi tersebut. Perhitungan ini sangat penting bagi investor untuk memberikan gambaran tentang risiko relatif terhadap return saham. koefisien Variasi= () Keterangan: E(Ri)= Expected return saham i = Standar deviasi saham i
Manajemen Keuangan Perusahaan 90 b. Return Realisasi Return realisasi bisa diartikan sebagai pengembalian yang sudah diberikan perusahaan emiten. Return realisasi ini dapat menjadi dasar dalam menentukan return dan risikonya pada masa yang akan datang. Jenis pengembalian investasi ini dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dan aan menjadi tolak ukur untuk mengukur return ekspektasi di masa mendatang. Investor dalam menghitung realisasi dapat menggunakan persamaan return total yang merupakan penjumlahan dari yield dan capital gain. Nilai yield suatu saham dapat diperoleh dari besaran dividen yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Sedangkan untuk capital gain (loss) dapat diperoleh dari return saham, yang dapat diperoleh oleh investor pada saat melakukan transaksi jual beli saham. Adapun perhitungan nilai capital gain (loss) suatu investasi dalam pasar modal dapat dirumuskan sebagai berikut: Ri = Pi.t – Pi.t-1 Pi.t-1 Keterangan: Ri = Return sekuritas i Pi.t = Harga saham pada waktu t Pi.t-1 = Harga saham pada waktu t-1.
Manajemen Keuangan Perusahaan 91 2. Risiko Pembahasan terkait risiko tidak hanya dibahas dalam bidang ilmu manajemen keuangan saja, namun juga dalam bidang ilmu lainnya. Hal ini disebabkan setiap Tindakan/aktivitas/kegiatan pasti semua mengandung risiko, untuk itu beberapa bidang ilmu menempatkan risiko sebagai salah satu bagian dari analisis yang dipertimbangkan mereka. 2.1. Definisi Risiko Risiko muncul karena adanya ketidakpastian suatu peristiwa yang mungkin terjadi. Dalam konteks investasi risiko biasanya terkait dengan ketidakpastian hasil yang diperoleh investor. R.A. Supriyono (2016) menyatakan resiko merupakan suatu kejadian atau peristiwa dari pengambilan keputusan yang sebenarnya bisa diantisipasi atau tidak bisa diantisipasi. Sebagian risiko akan berdampak negatif bagi seseorang atau banyak orang dalam mencapai tujuan perusahaan. Pendapat lain tentang risiko ditafsirkan sebagai penyebaran atau penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan, penyimpangan dapat terjadi karena kurangnya perencanaan yang matang (Djojo Soedarso, 2003). 2.2. Jenis-Jenis Risiko Ruang lingkup yang luas pada resiko maka perlu dibagi dalam beberapa jenis risiko, sebagai berikut: 1. Risiko Murni (Pure Risk) adalah suatu risiko dimana jika terjadi akan menimbulkan kerugian sedangkan jika risiko itu tidak terjadi akan menguntungkan bagi perusahaan. Risiko ini dibagi menjadi 3 yaitu
Manajemen Keuangan Perusahaan 92 (a) risiko aset fisik, merupakan resiko jika terjadi berdampak merugikan aset fisik perusahaan, contoh: kebakaran, gempa, banjir, dll. (b) Risiko karyawan, risiko yang terjadi pada karyawan, contoh; kecelakaan kerja akan mengganggu aktivitas pekerjaan yang ada di perusahaan. (c) Risiko legal, risiko yang terjadi akibat kontrak yang tidak sesuai dengan rencana, contoh: rekanan perusahaan mangkir dari perjanjian, pekerjaan rekanan tidak sesuai dengan perjanjian, 2. Risiko Spekulatif (spekulatif risk) adalah suatu risiko jika terjadi akan menimbulkan kerugian namun juga dapat menguntungkan bagi perusahaan. Risiko ini dibagi dalam empat tipe, sebagai berikut: (a) Risiko pasar, yaitu resiko yang terjadi akibat pergerakan harga di pasar saham yang sifatnya fluktuatif, contoh: harga saham yang tiba-tiba anjlok. (b) Risiko Kredit, yaitu risiko yang terjadi akibat counterparty telah gagal memenuhi kewajibannya pada perusahaan. Contohnya: Ketika terjadi pandemi covid 19 banyak kredit macet sehingga jumlah piutang meningkat. (c) Risiko likuiditas, yaitu risiko karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan kas. Contoh: penjualan barang dengan pembayaran