The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku "Pendidikan Modern" menggambarkan lanskap pendidikan yang bertransformasi di era digital. Dari konsep tradisional hingga inovasi terkini, buku ini menjelaskan perubahan signifikan dalam metode pengajaran, pembelajaran, dan evaluasi.

Penulis membahas pentingnya integrasi teknologi dalam pendidikan, merangkul pembelajaran berbasis kompetensi, kolaborasi global, dan penilaian formatif. Buku ini menyoroti peran edutech, blended learning, dan personalisasi pembelajaran dalam menciptakan pengalaman pendidikan yang lebih relevan dan berdaya.

Dengan fokus pada kreativitas, kritisitas, dan kolaborasi, pendidikan modern mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global dan memanfaatkan peluang di era digital. Penekanan pada pembelajaran sepanjang hayat dan keterampilan abad ke-21 menjadi landasan bagi transformasi kurikulum dan pendekatan pembelajaran yang inklusif.

Buku ini tidak hanya memberikan wawasan tentang tren pendidikan terkini, tetapi juga mendorong pembaca untuk terlibat dalam inovasi pendidikan dan mempersiapkan generasi mendatang untuk memasuki dunia yang terus berubah dengan cepat. Dengan pendekatan yang informatif dan inspiratif, "Pendidikan Modern" menjadi panduan yang esensial bagi pendidik, orangtua, dan pemangku kepentingan pendidikan untuk I memahami dan mengadopsi praktik terbaik dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang relevan dan berdampak positif.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-04-26 04:20:37

Pendidikan Modern

Buku "Pendidikan Modern" menggambarkan lanskap pendidikan yang bertransformasi di era digital. Dari konsep tradisional hingga inovasi terkini, buku ini menjelaskan perubahan signifikan dalam metode pengajaran, pembelajaran, dan evaluasi.

Penulis membahas pentingnya integrasi teknologi dalam pendidikan, merangkul pembelajaran berbasis kompetensi, kolaborasi global, dan penilaian formatif. Buku ini menyoroti peran edutech, blended learning, dan personalisasi pembelajaran dalam menciptakan pengalaman pendidikan yang lebih relevan dan berdaya.

Dengan fokus pada kreativitas, kritisitas, dan kolaborasi, pendidikan modern mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global dan memanfaatkan peluang di era digital. Penekanan pada pembelajaran sepanjang hayat dan keterampilan abad ke-21 menjadi landasan bagi transformasi kurikulum dan pendekatan pembelajaran yang inklusif.

Buku ini tidak hanya memberikan wawasan tentang tren pendidikan terkini, tetapi juga mendorong pembaca untuk terlibat dalam inovasi pendidikan dan mempersiapkan generasi mendatang untuk memasuki dunia yang terus berubah dengan cepat. Dengan pendekatan yang informatif dan inspiratif, "Pendidikan Modern" menjadi panduan yang esensial bagi pendidik, orangtua, dan pemangku kepentingan pendidikan untuk I memahami dan mengadopsi praktik terbaik dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang relevan dan berdampak positif.

PENDIDIKAN MODERN


.,


Pendidikan Modern Copyright© PT Penamudamedia, 2024 Penulis: Sri Kurniawati, S.Pd., Hamdil Mukhlishin, S.Pd., M.Pd., M.Si Mustafidatus Showinah, S.Pd.I. Ir. Nuur Wachid Abdul Majid, M.Pd., MCE., IPM., ASEAN Eng. Srinita Susanto, S.Pd., Wiwi Dwi Daniyarti, M.Pd ., Anisa Kurniasih, S.Pd., Vitry Rayani Bethesda Saragih, S.Pd., Lailatul Istiqomah, S.Pd., Robby Cahyadi, M.Pd., Fredik Melkias Boiliu, M.Pd. ISBN: 978-623-8586-127 Desain Sampul: Tim PT Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, April 2024 x + 186, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit


v KATA PENGANTAR Hormat kami, Dengan bangga, kami mempersembahkan buku ini tentang pendidikan modern. Buku ini hadir dengan tujuan untuk menyajikan pandangan baru dan pendekatan inovatif dalam dunia pendidikan yang terus berkembang. Pendidikan merupakan tiang utama pembangunan masyarakat dan kemajuan bangsa. Melalui buku ini, kami mengajak pembaca untuk menjelajahi konsep-konsep pendidikan modern, termasuk teknologi pendidikan, pembelajaran berbasis proyek, pengembangan keterampilan abad ke-21, dan strategi pengajaran yang responsif terhadap kebutuhan siswa. Dengan pemahaman yang mendalam tentang pendidikan modern, pembaca diharapkan dapat merancang lingkungan belajar yang inspiratif, memotivasi siswa untuk belajar secara aktif, dan mempersiapkan generasi masa depan untuk menghadapi tantangan global. Kami berharap buku ini dapat menjadi sumber inspirasi dan panduan praktis bagi para pendidik, pemangku kepentingan pendidikan, serta siapa pun yang peduli akan masa depan pendidikan. Terima kasih kepada semua yang telah mendukung dan berkontribusi dalam pembuatan buku ini.


vi Semoga buku ini membawa warna baru dalam dunia pendidikan modern dan berkontribusi pada transformasi positif dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, inovatif, dan berdaya.


vii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .........................................................................................v DAFTAR ISI......................................................................................................vii BAB 1 - TANTANGAN DAN PELUANG DALAM PENDIDIKAN MODERN.............................................................................................1 A. Tantangan dalam pendidikan modern...........................................2 B. Peluang Pendidikan Modern ............................................................6 BAB 2 - TEKNOLOGI DALAM PENDIDIKAN.......................................... 13 A. Dinamika Penerapan Teknologi dalam Pembelajaran........... 15 B. Tantangan dalam Mengadopsi Teknologi Pendidikan ............ 18 C. Potensi Inovasi Teknologi dalam Pendidikan ...........................20 D. Peran Guru dan Fasilitator Pembelajaran.................................22 E. Dampak Positif dan Transformasi Sosial.................................. 24 BAB 3 - METODE PEMBELAJARAN AKTIF ...........................................26 A. Konsep Metode Pembelajaran Aktif............................................26 B. Karakteristik Pembelajaran Aktif................................................. 31 C. Tujuan Pembelajaran Aktif .............................................................32


viii D. Macam-macam Strategi Pembelajaran Aktif...........................33 E. Keuntungan Pembelajaran Aktif ..................................................34 F. Contoh Metode Pembelajaran Aktif.............................................35 BAB 4 - PEMBELAJARAN BERBASIS PROSES .................................45 A. Definisi Pembelajaran Berbasis Proses (Process-Based Learning)..............................................................................................47 B. Implementasi Pembelajaran Berbasis Proses di Kelas Melalui Pendekatan Konstruktivistik...........................................51 BAB 5 - PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK..................................54 A. Titik Awal Pembelajaran Berbasis Proyek................................54 B. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek .............................55 C. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek ...............56 D. Tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek ..................................58 E. Manfaat dan Kelemahan Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek...................................................................................................63 BAB 6 - PEMBELAJARAN ADAPTIF DAN PERSONALISASI...........65 A. Pembelajaran Adaptif...................................................................... 69 B. Pembelajaran Personalisasi ......................................................... 79


ix BAB 7 - INTEGRASI SENI DAN KREATIVITAS DALAM PENDIDIKAN .......................................................................................................... 84 A. Fungsi Seni dan Kreativitas Dalam Pendidikan ...................... 86 B. Konsep Pendidikan Seni................................................................. 88 C. Pentingnya Seni dan Kreativitas Dalam Pendidikan...............90 D. Peran Seni dan Kreativitas dalam Pendidikan......................... 91 BAB 8 - PENDIDIKAN INKLUSIF ............................................................ 94 A. Pengertian Pendidikan Inklusif .................................................... 94 B. Prinsip Pendidikan Inklusif.............................................................96 C. Landasan Pendidikan Inklusif....................................................... 98 D. Model Pendidikan Inklusif di Indonesia ....................................100 BAB 9 - PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KURIKULUM.................................................................................104 A. Urgensi Penerapan Pendidikan Karakter ................................107 B. Konsep Pendidikan Karakter .......................................................109 C. Nilai-Nilai dalam Pendidikan Karakter.......................................111 D. Integrasi Pendidikan Karakter dalam Kurikulum...................115 BAB 10 - MEMBANGUN PEMAHAMAN DAN TOLERANSI ANTARBUDAYA............................................................................118 A. Membangun Pemahaman dan Toleransi Antarbudaya.........121 B. Nilai-nilai pendidikan toleransi................................................... 129 C. Toleransi antar budaya..................................................................130


x D. Strategi memperkuat toleransi antar budaya.........................133 E. Penanaman toleransi di lingkup pendidikan .......................... 135 BAB 11 - PENGEMBANGAN KURIKULUM............................................ 138 A. Kurilum................................................................................................ 141 B. Landasan Kurikulum...................................................................... 143 C. Pengembangan Kurikulum di Indonesia................................... 151 D. Pengembangan Kurikulum dalam Pendidikan Agama Kristen .............................................................................................................. 154 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................159 TENTANG PENULIS .....................................................................................178


1 TANTANGAN DAN PELUANG DALAM PENDIDIKAN MODERN Sri Kurniawati, S.Pd endidikan merupakan fondasi utama dalam membangun masyarakat yang maju dan berkelanjutan. Seiring dengan perkembangan zaman dan pesatnya kemajuan teknologi, konsep pendidikan pun terus mengalami transformasi yang signifikan. Konsep pendidikan modern bukanlah sekadar tentang penggunaan teknologi terbaru dalam proses pembelajaran. Pendidikan modern mencakup pendekatan yang lebih luas dan holistik dalam mempersiapkan individu untuk sukses dalam dunia yang kompleks dan dinamis (Qurtubi et al., 2023). Ini melibatkan adaptasi kurikulum, metode pengajaran, P


2 dan pendekatan pembelajaran yang responsif terhadap tuntutan zaman. Pendidikan modern tidak hanya bertujuan untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk sikap, nilai, dan keterampilan yang diperlukan untuk beradaptasi dan berkontribusi secara positif dalam masyarakat yang semakin kompleks dan beragam. Dengan adanya perbedaan pendidikan modern dengan pendidikan di era sebelumnya, hal ini memunculkan beberapa tantangan dan peluang dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, bab ini akan menjelaskan mengenai tantangan dan peluang dalam pendidikan modern. A. Tantangan dalam pendidikan modern 1. Kesenjangan Teknologi dan Aksesibilitas Pendidikan modern dihadapkan pada tantangan kesenjangan akses yang dapat mempengaruhi kesetaraan dalam kesempatan belajar seperti kesenjangan fasilitas pendidikan, teknologi dan pendidikan untuk kelompok-kelompok marginal. Perbedaan infrastruktur antara perkotaan dan pedesaan menyebabkan ketidaksetaraan dalam akses terhadap sekolah berkualitas, perpustakaan, dan laboratorium (Khusaini and Muvera, 2020). Hal ini berdampak pada kualitas pendidikan dan pengalaman belajar di daerah pedesaan. Selain itu, kesenjangan juga terjadi dalam akses terhadap teknologi karena faktor-faktor seperti kendala keuangan, lokasi geografis, dan infrastruktur (Adnan and Anwar, 2020; Jayanthi and Dinaseviani, 2022). Seperti saat COVID-19 beberapa wilayah atau masyarakat tidak memiliki akses yang sama terhadap


3 sumber daya pendidikan online dikarenakan keterbatasan akses internet ataupun tidak memiliki perangkat laptop ataupun gadget. 2. Hambatan Integrasi Teknologi Integrasi teknologi dalam pembelajaran bukanlah hal yang baru, namun merupakan suatu kebutuhan dalam persaingan pendidikan yang profesional. Namun, mengintegrasikan teknologi baru bisa membutuhkan restrukturisasi dan adaptasi karena perubahan tersebut mungkin dianggap mengganggu atau mengubah cara kerja pembelajaran tradisional yang telah dilakukan selama bertahun-tahun (Amelia and Amelia, 2023). Oleh karena itu, investasi dalam pelatihan dan pengembangan profesional yang tepat diperlukan untuk memastikan kesiapan guru dalam mengintegrasikan teknologi secara efektif dalam pembelajaran (Subroto et al., 2023) 3. Perubahan Keterampilan Yang Relevan Pendidikan modern perlu mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang relevan untuk society 5.0. Keterampilan seperti berpikir kritis dan pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, kreativitas dan inovasi, pendidikan karakter, dan kewarganegaraan sangat penting, namun seringkali tidak cukup diberdayakan dalam sistem pendidikan tradisional. Tantangannya adalah mengintegrasikan secara efektif keterampilan tersebut ke dalam proses pembelajaran, serta memastikan bahwa siswa memiliki kesempatan dan dukungan yang cukup untuk mengembangkan


4 kemampuan tersebut luar lingkungan sekolah (Sakiinah, Mahya and Santoso, 2022). Selain itu, pendidik dan lembaga pendidikan juga perlu terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tuntutan pasar kerja global untuk memastikan relevansi dari keterampilan yang diajarkan kepada siswa. 4. Penyesuaian Kurikulum Dengan Kebutuhan Siswa Kurikulum yang responsif terhadap kebutuhan siswa masa kini juga merupakan tantangan tersendiri. Perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat di era digital menuntut adanya perubahan dalam kurikulum dan pendekatan pembelajaran (Husna et al., 2023). Untuk menghadapi tantangan ini, penting bagi para pemangku kepentingan pendidikan, termasuk guru, administrator sekolah, orang tua, dan pihak-pihak terkait lainnya, untuk memperbarui dan berkelanjutan menyesuaikan kurikulum dan pengajaran sesuai dengan tuntutan zaman terhadap perubahan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan demi meningkatkan kualitas pendidikan bagi siswa. 5. Tantangan Mental dan Emosional Masalah kesejahteraan mental dan emosional di kalangan siswa dan guru semakin meningkat seiring dengan berbagai faktor yang mempengaruhi mereka pada zaman modern ini. Tekanan akademik menjadi salah satu pemicu munculnya masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi (Wang, Xue and


5 Wu, 2023). Selain itu, kemajuan teknologi juga membawa dampak negatif terhadap proses pembelajaran dengan munculnya gangguan digital seperti kecanduan gawai dan gangguan perhatian (Nosratabad, Bayrami and Shiri, 2020). Hal ini berpotensi mengganggu konsentrasi siswa serta mempengaruhi efektivitas pembelajaran secara keseluruhan. 6. Krisis Kepedulian Sosial Krisis kepedulian sosial merupakan tantangan yang dihadapi oleh pendidikan modern untuk mengatasi isuisu sosial, seperti ketidaksetaraan gender, diskriminasi, dan intoleransi. Penelitian telah menunjukkan bahwa diskriminasi, terutama diskriminasi rasial, memiliki dampak negatif terhadap akademis khususnya di kalangan kelompok minoritas (Leath et al., 2019). Pendidikan diharapkan berperan aktif dalam membentuk generasi yang menghargai keberagaman dan memperjuangkan nilai-nilai sosial yang positif. Salah satu strateginya dengan memasukkan isu-isu sosial ke dalam pendidikan seperti pendidikan Pancasila, Multikultural dan Moderasi Beragama. Dengan demikian, para siswa akan memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai isu-isu sosial ini.


6 B. Peluang Pendidikan Modern 1. Integrasi Teknologi (Technology Integration) Integrasi teknologi dalam pendidikan memberikan manfaat yang signifikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Pada masa pandemi COVID-19, integrasi teknologi menjadi semakin meningkat untuk mendukung pembelajaran jarak jauh. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa perubahan dalam pendidikan, memungkinkan pemanfaatan sumber belajar online, pengembangan kompetensi digital guru, dan pembelajaran berbasis elearning (Sakiinah, Mahya and Santoso, 2022; Subroto et al., 2023). Adapun peluang atau manfaat dari penggunaan teknologi dalam pendidikan adalah sebagai berikut: a. Memperkaya Pembelajaran: Teknologi memungkinkan penggunaan berbagai sumber daya pembelajaran seperti laptop, video, animasi, simulasi interaktif, dan aplikasi pembelajaran yang dapat memperkaya pengalaman belajar siswa. b. Meningkatkan Keterlibatan Siswa: Penggunaan teknologi menjadikan pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar. c. Memfasilitasi Pembelajaran Berbasis Kolaborasi: Teknologi memungkinkan siswa berkolaborasi lebih efektif melalui platform


7 Online, meningkatkan kemampuan siswa bekerja sama dalam kelompok. d. Penyesuaian Pembelajaran: Dengan teknologi, guru dapat menyesuaikan pembelajaran sesuai kebutuhan individu siswa menggunakan berbagai alat dan aplikasi, termasuk program pembelajaran adaptif. e. Meningkatkan Aksesibilitas: Integrasi teknologi membantu mengatasi hambatan geografis atau fisik, seperti dengan menyediakan pembelajaran jarak jauh atau sumber daya pembelajaran daring. f. Mendorong Kreativitas: Penggunaan teknologi memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengekspresikan kreativitas seperti pembuatan proyek multimedia, presentasi digital, atau karya seni digital lainnya. 2. Pembelajaran Terpersonalisasi Kemajuan dalam teknologi pada pendidikan modern telah membuka pintu bagi pembelajaran terpersonalisasi. Pembelajaran yang dipersonalisasi mengacu pada pendekatan pendidikan yang menyesuaikan pengajaran, kecepatan, dan pengalaman belajar dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan siswa secara individu (Taylor et al., 2021). Pendekatan terpersonalisasi pada pendidikan modern ini sering kali didukung oleh teknologi untuk memberikan pengalaman belajar yang interaktif dan menarik, memungkinkan aksesibilitas dan penyesuaian materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan


8 kemampuan siswa. Platform pembelajaran Online, aplikasi memungkinkan siswa untuk mengakses materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan yang mendukung pembelajaran terpersonalisasi contohnya Youtube, Google, and Artificial Inteligent Chatbox seperti Chat-GPT dan lain sebagainya. Berikut adalah beberapa manfaat utama pembelajaran terpersonalisasi yang menjadikannya menjadi peluang pembelajaran modern: a. Penyesuaian dengan Kebutuhan Individu: Pembelajaran terpersonalisasi memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kecepatan, gaya belajar, dan minat mereka sendiri, sehingga meningkatkan pemahaman dalam materi pelajaran. b. Meningkatkan Motivasi: memberikan bagaimana mereka belajar, pembelajaran terpersonalisasi dapat meningkatkan motivasi intrinsik siswa, membuat siswa memiliki kendali atas pengalaman belajar mereka. c. Pemantauan Kemajuan yang Lebih Baik: Dengan adanya pembelajaran terpersonalisasi, guru dapat lebih mudah memantau kemajuan setiap siswa, memberikan umpan balik, dan menyesuaikan pembelajaran lebih lanjut. d. Mendorong Kemandirian dan Keterampilan Metakognitif: Pembelajaran terpersonalisasi mengajarkan siswa untuk mengidentifikasi kebutuhan, mengatur waktu dan sumber daya, dan memulai kemajuan mereka sendiri.


9 e. Peningkatan Hasil Belajar: Dengan menyediakan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya belajar, siswa cenderung mencapai pemahaman lebih dalam dan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks dunia nyata. 3. Kolaborasi Global (Global Collaboration) Kemajuan dalam teknologi komunikasi telah mengubah cara berinteraksi dengan individu di seluruh dunia. Melalui internet, siswa dan pendidik dapat berkomunikasi secara real-time melalui berbagai platform Online seperti email, video konferensi, dan media sosial, memungkinkan kolaborasi lintas batas tanpa terhalang oleh jarak geografis (Husna et al., 2023). Adopsi platform pembelajaran Online memungkinkan pendidik dari berbagai negara untuk terhubung dan bekerja sama berdiskusi, dan melakukan proyek kolaboratif tanpa harus berada di lokasi yang sama. Selain itu, pendidikan di era modern membuka kesempatan yang besar dalam program pertukaran siswa dan guru yang memfasilitasi kolaborasi global dalam pendidikan, penelitian dan proyek inovatif. 4. Perubahan Pedagogis (Pedagogical Shifts) Ada pergeseran dari instruksi yang berpusat pada guru tradisional menuju pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pendekatan ini memprioritaskan keterlibatan aktif, kolaborasi, dan pembelajaran mandiri (Husna et al., 2023). Berikut ini


10 beberapa metode pembelajaran modern yang membuka peluang baru dalam dunia pendidikan: a. Pembelajaran Berbasis Proyek Pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan pembelajaran melalui penyelesaian proyek yang mencakup penyelidikan, kolaborasi, dan penerapannya dalam konteks dunia nyata. Metode ini bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan meningkatkan motivasi siswa karena mereka melihat relevansi langsung dari pembelajaran mereka. b. Gamifikasi dalam Pendidikan Gamifikasi adalah penggunaan elemen-elemen permainan dalam konteks pembelajaran untuk meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa. Pendekatan ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa dengan membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan menantang, dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam tugas-tugas dan aktivitas pembelajaran. c. Blended Learning Blended learning adalah pendekatan pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran daring (Online) dan tatap muka (Offline) dalam satu program pembelajaran. Model pembelajaran ini memberikan fleksibilitas kepada siswa dalam memilih waktu dan tempat belajar, memfasilitasi diferensiasi pembelajaran dan memungkinkan penggunaan berbagai akses sumber daya pembelajaran. d. Flipped Classroom Models


11 Flipped classroom adalah pendekatan pembelajaran dimana siswa mempelajari materi secara mandiri di luar kelas, sering kali melalui video atau bahan bacaan Online, dan menggunakan waktu kelas untuk berpartisipasi dalam diskusi, kolaborasi, dan mendalami materi. Model pembelajaran ini mendorong keterlibatan siswa yang lebih aktif, dan memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri. 5. Pembelajaran Seumur Hidup Pendidikan modern telah memainkan peran penting dalam membuka peluang pembelajaran seumur hidup. "Pembelajaran seumur hidup" merujuk pada konsep bahwa pendidikan dan pembelajaran tidak terbatas pada periode sekolah atau perguruan tinggi saja, tetapi berlangsung sepanjang hidup seseorang. Dengan berbagai kursus online, webinar, dan platform belajar mandiri yang tersedia, individu dapat terus meningkatkan keterampilan mereka di berbagai bidang kapanpun diperlukan. Selain teknologi, guru juga perlu berperan sebagai pembelajar seumur hidup untuk terus mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman mereka terhadap perubahan dalam pendidikan (Husna et al., 2023). 6. Pendidikan Inklusif Pendidikan inklusif adalah pendekatan dalam sistem pendidikan yang mengakui hak setiap individu, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus, untuk mendapatkan akses yang setara terhadap pendidikan. Pendidikan modern memberikan pendekatan pembelajaran alternatif yang menjadi


12 kebutuhan dalam persaingan pendidikan yang profesional (Salsabila et al., 2023). Hal ini termasuk peningkatan aksesibilitas fisik dan teknologi, pelatihan guru yang inklusif, serta promosi budaya sekolah yang menghargai keberagaman. Melalui pendekatan ini, pendidikan modern mendorong integrasi yang lebih baik bagi siswa dengan kebutuhan khusus, untuk mendapat kesempatan belajar yang sama.


13 TEKNOLOGI DALAM PENDIDIKAN Hamdil Mukhlishin, S.Pd., M.Pd., M.S eknologi telah menjadi kekuatan pendorong utama dalam transformasi pendidikan modern. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mengubah lanskap pendidikan secara fundamental, menghadirkan peluang baru dan tantangan yang tak terduga. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Johnson et al. (2015), "Perkembangan teknologi telah mengubah cara kita belajar, mengajar, dan berinteraksi di dalam dan di luar kelas." Dalam konteks ini, peran teknologi tidak hanya menjadi penunjang, tetapi juga katalisator perubahan yang menggerakkan transformasi pendidikan secara menyeluruh. Peran teknologi sebagai katalisator perubahan pendidikan. Teknologi telah memfasilitasi terciptanya lingkungan pembelajaran yang dinamis dan interaktif. Seiring dengan berkembangnya aplikasi-aplikasi edukatif, guru dan siswa T


14 memiliki akses lebih luas terhadap sumber daya pendidikan yang relevan dan bervariasi. Menurut Fullan (2016), teknologi berperan sebagai "perubahan mendasar yang menggeser paradigma pembelajaran dari model tradisional menjadi pengalaman belajar yang lebih berpusat pada siswa." Dampak teknologi terhadap metode pembelajaran dan pengelolaan pendidikan. Implikasi teknologi dalam pendidikan tidak hanya terbatas pada pengajaran, tetapi juga mencakup pengelolaan sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan. Melalui penggunaan sistem manajemen pembelajaran (LMS) dan teknologi manajemen informasi sekolah (SIMS), institusi pendidikan dapat mengoptimalkan administrasi, pemantauan, dan evaluasi proses pembelajaran. Seperti yang disoroti oleh Bates (2015), "Penerapan teknologi dalam pengelolaan pendidikan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan efisien, serta meningkatkan transparansi dalam pelaporan hasil belajar." Pentingnya Integrasi Teknologi dalam Pendidikan memberikan beberapa dampak, diantaranya : 1. Meningkatkan aksesibilitas dan keberagaman pembelajaran. Integrasi teknologi dalam pendidikan membuka pintu akses yang lebih luas bagi pendidik dan peserta didik dari berbagai latar belakang dan lokasi geografis. Dengan adanya sumber daya digital, seperti video pembelajaran online, e-book, dan platform belajar daring, pendidikan menjadi lebih inklusif dan dapat diakses oleh individu dari berbagai tingkat sosial dan ekonomi. Hal ini sejalan dengan pandangan UNESCO (2020) yang menekankan pentingnya "mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan untuk


15 mengurangi kesenjangan akses dan meningkatkan inklusivitas." 2. Mempersiapkan generasi muda menghadapi tuntutan global. Teknologi menjadi pilar utama dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan dan peluang dalam masyarakat global yang terus berubah. Melalui penggunaan teknologi dalam pembelajaran, siswa dapat mengembangkan keterampilan yang relevan untuk menghadapi era digital, seperti literasi digital, pemecahan masalah berbasis teknologi, dan keterampilan kolaboratif. Dalam konteks ini, Dede (2010) mengungkapkan bahwa "Integrasi teknologi dalam pendidikan tidak hanya tentang penggunaan alat, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di abad ke-21." A. Dinamika Penerapan Teknologi dalam Pembelajaran Dalam era digital saat ini, penerapan teknologi dalam pembelajaran telah mengalami perkembangan yang signifikan. Dinamika ini mencakup berbagai aspek, termasuk pembelajaran digital serta pemanfaatan teknologi realitas maya seperti Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). Artikel ini akan menjelaskan peran serta kelebihan teknologi tersebut dalam proses pembelajaran, sekaligus mengeksplorasi tantangan yang terkait dengan penggunaannya.


16 1. Pembelajaran Digital a. Integrasi Platform Pembelajaran Digital dalam Proses Pengajaran Pembelajaran digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari konteks pendidikan modern. Integrasi platform-platform pembelajaran digital, seperti Learning Management Systems (LMS) dan platform pembelajaran daring, memungkinkan pengajaran yang lebih fleksibel dan adaptif. Menurut Thorne (2019), "Penggunaan platform digital dalam pembelajaran memungkinkan akses ke beragam materi pembelajaran, memfasilitasi interaksi antara siswa dan guru, serta memberikan umpan balik secara cepat." Dengan adanya platform digital, guru dapat menyajikan materi pembelajaran dalam berbagai format, termasuk teks, video, audio, dan interaktif. Hal ini membantu meningkatkan daya serap siswa terhadap materi pelajaran dengan menyajikannya dalam format yang menarik dan beragam. b. Kelebihan dan Tantangan Pembelajaran Online Pembelajaran online menawarkan sejumlah keunggulan, termasuk fleksibilitas waktu dan tempat serta aksesibilitas yang lebih luas bagi siswa dari berbagai latar belakang. Menurut Bates (2015), "Pembelajaran online memungkinkan siswa untuk belajar di waktu dan tempat yang sesuai dengan kebutuhan mereka, memungkinkan akses bagi mereka yang sebelumnya terbatas oleh kendala geografis atau jadwal."


17 Namun, pembelajaran online juga menimbulkan sejumlah tantangan, terutama terkait dengan koneksi internet yang tidak stabil, kurangnya interaksi sosial langsung, dan tantangan dalam memotivasi siswa secara online. Selain itu, terdapat juga isu terkait kesenjangan digital yang dapat memperburuk disparitas akses pendidikan. 2. Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) a. Meningkatkan Pengalaman Pembelajaran Melalui Teknologi Realitas Maya AR dan VR telah membuka peluang baru dalam pembelajaran dengan menciptakan pengalaman belajar yang imersif dan interaktif. Melalui teknologi ini, siswa dapat mengalami simulasi dunia nyata dan memahami konsep-konsep abstrak dengan cara yang lebih konkret. Menurut Li et al. (2020), "Penggunaan AR dan VR dalam pembelajaran telah terbukti meningkatkan motivasi dan minat siswa, serta memperbaiki pemahaman mereka terhadap materi pelajaran." Contohnya, dalam pembelajaran ilmu pengetahuan, siswa dapat melakukan eksplorasi dalam model tiga dimensi organ tubuh manusia atau simulasi ekosistem alam. b. Potensi AR dan VR dalam Mengatasi Hambatan Pembelajaran Konvensional AR dan VR memiliki potensi besar dalam mengatasi hambatan pembelajaran konvensional, seperti keterbatasan ruang dan sumber daya, serta ketidakmampuan untuk menghadirkan pengalaman langsung dalam


18 proses pembelajaran. Dengan teknologi ini, siswa dapat belajar secara aktif dan berpartisipasi dalam lingkungan belajar yang realistis, tanpa harus terbatas oleh batasan fisik. Namun, penggunaan AR dan VR juga masih dihadapkan pada beberapa tantangan, termasuk biaya implementasi yang tinggi dan ketersediaan konten yang berkualitas. Selain itu, penting untuk memperhatikan aspek keamanan dan privasi dalam penggunaan teknologi ini dalam konteks pendidikan. B. Tantangan dalam Mengadopsi Teknologi Pendidikan 1. Ketidaksetaraan Akses a. Menangani Disparitas Akses terhadap Teknologi Disparitas akses terhadap teknologi menjadi salah satu tantangan utama dalam penerapan teknologi pendidikan. Sejumlah studi menyoroti ketidaksetaraan ini, termasuk dalam akses terhadap perangkat keras (seperti komputer dan smartphone) maupun konektivitas internet. Menurut Hargittai (2010), "Disparitas akses terhadap teknologi tidak hanya mencerminkan ketidaksetaraan ekonomi, tetapi juga memperkuat ketidaksetaraan sosial dalam akses terhadap informasi dan peluang." b. Upaya untuk Mengurangi Kesenjangan Digital Upaya untuk mengatasi kesenjangan digital melibatkan berbagai langkah, termasuk program subsidi perangkat keras, akses internet gratis atau terjangkau,


19 serta pelatihan teknologi bagi kelompok yang kurang mampu. Menurut Warschauer (2004), "Kesenjangan digital tidak hanya dapat diatasi dengan menyediakan akses fisik terhadap teknologi, tetapi juga dengan memastikan adanya literasi digital dan keterampilan teknologi yang relevan." 2. Keamanan dan Etika Digital a. Tantangan terkait Privasi dan Keamanan Data Siswa Penggunaan teknologi dalam pendidikan menghadirkan sejumlah masalah terkait privasi dan keamanan data siswa. Dalam lingkungan yang semakin terhubung, perlu adanya kebijakan dan praktik yang ketat untuk melindungi data pribadi siswa dari penyalahgunaan dan ancaman keamanan cyber. Menurut Dennen, Arfstrom, & Kern (2013), "Penting bagi lembaga pendidikan untuk mengembangkan kebijakan privasi yang jelas dan transparan, serta menyediakan pelatihan kepada staf dan siswa tentang praktik-praktik yang aman dalam menggunakan teknologi." b. Pembentukan Etika Digital dalam Penggunaan Teknologi Pendidikan Pembentukan etika digital menjadi perhatian penting dalam penggunaan teknologi pendidikan. Etika digital mencakup perilaku online yang bertanggung jawab, penggunaan yang etis atas informasi, serta penghargaan terhadap hak privasi individu. Menurut Ribble (2015), "Pendidikan tentang etika digital harus


20 menjadi bagian integral dari kurikulum, membantu siswa memahami implikasi moral dan sosial dari penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. C. Potensi Inovasi Teknologi dalam Pendidikan 1. Pembelajaran Adaptif a. Personalisasi Pembelajaran Berdasarkan Kemampuan dan Preferensi Siswa Pembelajaran adaptif merupakan pendekatan yang memungkinkan personalisasi pembelajaran berdasarkan kemampuan, kecepatan belajar, dan preferensi individu siswa. Ini memungkinkan setiap siswa untuk belajar sesuai dengan ritme dan gaya belajarnya sendiri. Menurut Kulkarni et al. (2015), "Pembelajaran adaptif menggunakan data tentang kemajuan dan preferensi siswa untuk menyajikan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu mereka." b. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Pembelajaran Salah satu keunggulan pembelajaran adaptif adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Dengan memberikan materi yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa, pembelajaran adaptif dapat membantu siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik dalam waktu yang lebih singkat. Menurut Boyle et al. (2016), "Pembelajaran adaptif dapat membantu mempercepat kemajuan siswa dengan fokus pada areaarea yang memerlukan perhatian khusus."


21 2. Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas a. Pemanfaatan Teknologi untuk Meningkatkan Komunikasi dengan Orang Tua Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan juga dapat meningkatkan komunikasi antara sekolah dan orang tua. Melalui platform komunikasi digital, seperti aplikasi seluler atau portal online, orang tua dapat terhubung dengan guru dan mendapatkan informasi terkini tentang perkembangan akademik dan perilaku anak-anak mereka. Menurut Epstein et al. (2009), "Komunikasi yang efektif antara sekolah dan orang tua merupakan faktor kunci dalam mendukung kesuksesan akademik siswa." b. Kolaborasi antara Sekolah, Orang Tua, dan Masyarakat melalui Platform Digital Platform digital juga memungkinkan kolaborasi yang lebih baik antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam mendukung proses pendidikan. Melalui forum diskusi, proyek bersama, atau kampanye crowdfunding, komunitas sekolah dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan berdaya. Menurut Christensen et al. (2016), "Keterlibatan orang tua dan masyarakat secara kolektif dapat memperkuat ikatan antara sekolah dan lingkungan sekitarnya, menciptakan dukungan yang berkelanjutan bagi siswa."


22 D. Peran Guru dan Fasilitator Pembelajaran Teknologi telah mengubah peran guru dalam proses pembelajaran. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana guru berfungsi sebagai pemandu teknologi dan bagaimana teknologi dapat digunakan secara kreatif dalam proses pengajaran. 1. Guru sebagai Pemandu Teknologi a. Peningkatan Peran Guru sebagai Fasilitator Pembelajaran Guru tidak lagi hanya menjadi sumber pengetahuan utama, tetapi juga menjadi fasilitator pembelajaran. Mereka membimbing siswa dalam mengakses informasi, menganalisis konten, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Sebagaimana diutarakan oleh Fullan (2001), "Guru modern berperan sebagai pemimpin pembelajaran yang mendorong kolaborasi, refleksi, dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar." b. Pengembangan Keterampilan Digital bagi Penddik Dengan perubahan peran ini, penting bagi pendidik untuk mengembangkan keterampilan digital yang memadai. Mereka perlu menguasai berbagai alat dan platform teknologi, serta memahami bagaimana mengintegrasikannya secara efektif dalam pembelajaran. Sebagaimana dijelaskan oleh Ertmer et al. (2012), "Pendidikan guru yang efektif dalam penggunaan teknologi dapat meningkatkan kualitas pengajaran dan belajar."


23 2. Penggunaan Kreatif Teknologi dalam Proses Pengajaran a. Mengintegrasikan Teknologi untuk Meningkatkan Daya Tarik Pembelajaran Penggunaan teknologi dalam pengajaran dapat meningkatkan daya tarik pembelajaran siswa. Melalui penggunaan multimedia, simulasi, dan konten interaktif, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan relevan bagi siswa. Sebagaimana dinyatakan oleh Puentedura (2006), "Integrasi teknologi tidak hanya bertujuan untuk menggantikan pembelajaran tradisional, tetapi juga untuk meningkatkan pengalaman belajar melalui transformasi." b. Pemanfaatan Aplikasi dan Perangkat Lunak Pendidikan Inovatif Pemanfaatan aplikasi dan perangkat lunak pendidikan inovatif menjadi kunci dalam pengembangan pembelajaran yang berbasis teknologi. Dengan adanya aplikasi yang dirancang khusus untuk tujuan pembelajaran, guru dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan terpersonalisasi bagi siswa. Menurut Li & Ma (2010), "Penggunaan aplikasi pendidikan yang inovatif dapat memperkaya pengalaman belajar siswa dan meningkatkan efektivitas pengajaran."


24 E. Dampak Positif dan Transformasi Sosial 1. Peningkatan Kualitas Pendidikan a. Meningkatnya Pemahaman dan Penguasaan Materi Pelajaran Penerapan teknologi dalam pendidikan telah memungkinkan adanya pendekatan pembelajaran yang lebih interaktif dan terkustomisasi. Ini memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar masing-masing. Menurut Hattie (2012), "Penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat meningkatkan retensi dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dengan menyajikan informasi dalam berbagai format yang menarik dan mudah diakses." b. Pengembangan Keterampilan Abad ke-21 Pendidikan teknologi juga membantu dalam pengembangan keterampilan yang relevan dengan tuntutan abad ke-21, seperti keterampilan pemecahan masalah, kritis berpikir, kolaborasi, dan literasi digital. Menurut Partnership for 21st Century Learning (2009), "Penggunaan teknologi dalam pembelajaran mempersiapkan siswa untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan kerja yang dinamis."


25 2. Kontribusi Pendidikan Teknologi terhadap Kemajuan Sosial a. Pendidikan sebagai Pendorong Inovasi dan Mobilitas Sosial Pendidikan teknologi tidak hanya membuka akses terhadap pengetahuan, tetapi juga menjadi pendorong utama inovasi dan mobilitas sosial. Melalui pendidikan yang berkualitas, individu dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berkontribusi pada kemajuan masyarakat dan ekonomi. Menurut Acemoglu & Autor (2011), "Pendidikan tinggi merupakan faktor kunci dalam pembentukan ekonomi yang inovatif dan berdaya saing di era globalisasi." b. Pemberdayaan Individu melalui Akses terhadap Pengetahuan Pendidikan teknologi juga memainkan peran penting dalam pemberdayaan individu dengan menyediakan akses terhadap pengetahuan dan informasi. Melalui akses internet dan sumber daya digital, individu dapat memperoleh pengetahuan tentang berbagai topik, memperluas wawasan, dan mengembangkan kemampuan yang diperlukan untuk mengatasi tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Warschauer (2003), "Akses terhadap teknologi informasi dapat membuka pintu kesempatan bagi individu untuk berpartisipasi dalam masyarakat berbasis pengetahuan."


26 METODE PEMBELAJARAN AKTIF Mustafidatus Showinah, S.Pd.I. A. Konsep Metode Pembelajaran Aktif Membahas mengenai konsep metode pembelajaran aktif, terlebih dahulu menelaah beberapa pengertiannya. Menurut Uno (2013: 206), strategi pembelajaran yang aktif dalam proses pembelajaran adalah siswa diharapkan aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran untuk berpikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep baru atau menghasilkan suatu karya. Rusman (2012: 324), menjelaskan bahwa pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih


27 banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Menurut Hisyam Zaini yang dikutip Sofan Amri (2015: 1), menyatakan bahwa teori pembelajaran sangat beragam salah satunya pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti merekalah yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Mereka menggunakan otak secara aktif, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Menurut Silberman yang dikutip Sofan Amri (2015: 1), menyatakan bahwa belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melakukan aktivitasaktivitas yang membangun kerja kelompok, dan dalam waktu yang singkat, membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran. Menurut Machmudah yang dikutip Sofan Amri (2015: 2), menyatakan bahwa pembelajaran aktif merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi sesama siswa maupun siswa dengan pengajar pada proses pembelajaran aktif tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan kompetensi abad 21, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional memberikan


28 pedoman dan arahan yang jelas, bahwa tujuan pendidikan harus dicapai salah satunya melalui penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Sehingga dibutuhkan pembelajaran yang aktif. Active learning menurut Nurdyansyah (2015: 70), adalah sebuah usaha dalam kegiatan pembelajaran yang mencoba membangun keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran dimana menekankan keterlibatan seluruh indra. Kegiatan pembelajran dilakukan dengan banyak memberi tugas, memperlajari gagasan dan memecahkan masalah yang diberikan untuk memaksimalkan otak untuk menerapkan apa saja yang dipelajarinya. Untuk itu selama proses pembelajaran berlangsung peserta didik mengikuti pembelajaran dengan menyenangkan, penuh semangat. Jadi pembelajaran belajar aktif adalah sebuah proses pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa selama proses pembelajaran yang tidak hanya di tekankan pada proses cerama dan mencatat. Konsep active learning atau cara belajar aktif dapat dimaknai sebagai aturan pembelajaran yang mengarah pada pengoptimalisasian pelibatan intelektual dan emosional siswa dalam proses pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan siswa bagaimana belajar memperoleh dan memproses belajarnya tentang pengetahuan keterampilan, sikap dan nilai. Dari uraian diatas, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran Active Learning pada dasarnya merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada keaktifan dan partisipasi peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, pada model


29 pembelajaran ini peran pendidik atau guru tidak begitu dominan untuk menguasai proses pembelajaran, justru hanya berperan sebagai (fasilitator) untuk memberi kemudahan bagi peserta didik dengan merangsang keaktifannya dalam segi fisik, mental, sosial, emosional, dan sebagainya. Tugas pendidik bukan hanya untuk menyampaikan materi saja selama proses pembelajaran, namun juga mampu menciptakan kondisi sebagaimana mestinya agar selama proses pembelajaran peserta didik dapat terkondisikan dengan baik untuk mendapatkan materi yang dipelajarinya sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Karena peserta didik berperan sebagai subjek belajar selama proses pembelajaran di kelas, maka yang aktif dalam model pembelajaran ini adalah peserta didik. Peserta didik diberikan kesempatasn untuk mencari dan menemukan sendiri apa saja yang akan dipelajarinya, juga berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan keterampilan yang dimilikinya. Jadi pendidik tidak harus selalu menentukan lebih dahulu materi pembelajaran apa yang harus dipelajari peserta didik, namun disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, jadi materi pembelajaran ditentukan bersama-sama dengan pendidik dan peserta didik. Sedangkan menurut teori pembelajaran belajar aktif, aspek kongnitif peserta didik terbentuk dengan proses persepsinya dan tanggapannya untuk berbagai informasiinformasi yang diterimanya melalui indra yang dimilikinya.


30 Adapun beberapa ciri-ciri yang harus tampak dalam proses belajar aktif (active learning) menurut Silberman (1996: 40), yaitu: 1. Situasi tetap terkendali meskipun selama proses pembelajaran berlangsung peserta didik ditantang untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara bebas. Bebas menentukan materi yang akan dipelajari dengan mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dimana ditentukan secara bersamasama. 2. Pendidik lebih banyak memberi rangsangan berfikir pada peserta didik untuk memecahkan masalah yang telah diberikan, dengan begitu pendidik tidak begitu mendominasi selama kegiatan pembelajaran namun siswa sendiri yang selalu aktif mencari, sehingga pembelajaran akan lebih mudah diserap. 3. Kegaiatan pembelajaran berlangsung secara bervariasi, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Karna pembelajaran yang bervariasi tidak akan membuat peserta didik merasa bosan, terlebih melibatkannya secara langsung. 4. Keberanian peserta didik untuk mengajukan pendapatpendapatnya melalui pertanyaan atau pernyataan yang sengaja dirangsang oleh pendidik untuk melatih kepercayaan diri peserta didik. Selama kegiatan pembelajaran didalam kelas tentunya menggunakan berbagai macam pendekatan, metode, strategi apalagu seorang pendidik dituntut untuk selalu berinovasi yang peka akan perubahan-perubahan social budaya pada suatu daerahnya masing-masing. Seorang


31 pendidik wajib paham tentang hal tersebut karna sebaik apapun proses pembelajaran dan sebagus apapun pendekatan, strategi, metode yang digunakan namun tidak sesuai dengan perkembangan zaman maka berdampak akan berkurangnya subtansi pemahaman peserta didik tentang materi apapun yang akan disampaikan nantinya. Adapun sepuluh metode untuk membangun partisipasi peserta didik selama proses pembelajaran menurut Nurdyansyah (2015: 71), antara lain: (a) Diskusi terbuka, (b) kartu-kartu respon, (c) polling, (d) diskusi kelompok kecil, (e) partner belajar, (f) whips, (g) panel, (h) next speech, (i) fishbowl, (j) game (ice breaking). Sedangkan sepuluh strategi yang bisa digunakan untuk membentuk kelompokkelompok: (a) mengelompokan kartu, (b) teka-teki, (c) menemukan teman-teman atau keluarga fiksi yang terkenal, (d) tanda pengenal nama, (e) hari kelahiran, (f) kartu permainan, (g) menulis nomor, (h) selera permen, (i) pilihlah hal-hal yang serupa, (j) materi peserta. B. Karakteristik Pembelajaran Aktif Menurut Sofan Amri (2015: 2), pembelajaran aktif memiliki beberapa karakteristik, di antaranya: proses pembelajaran tidak hanya ditekankan pada penyampaian informasi pendidik melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas, siswa tidak hanya pasif mendengarkan pelajaran tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran, penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran, siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir


32 kritis, melakukan analisa serta mengevaluasi materi pelajaran yang disampaikan, umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran. Selain karakteristik tersebut, ada juga karakteristik lain menurut Raka Joni (1992: 19). Menurutnya, sekolah yang melakukan pembelajaran aktif dengan baik harus mempunyai karakteristik, di antaranya: memusatkan pembelajaran pada siswa, guru membimbing dalam proses belajar, tujuan kegiatan pembelajaran tidak hanya untuk sekedar mengejar nilai tetapi juga untuk mengembangkan siswa secara utuh dan seimbang, pengelolaan kegiatan dalam pembelajaran lebih ditekankan pada kreativitas siswa, dan terakhir adalah melakukan penilaian untuk mengukur dan mengamati kegiatan dan kemajuan siswa, serta mengukur keterampilan dan hasil belajar siswa. C. Tujuan Pembelajaran Aktif Uno (2013: 76), menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran aktif adalah agar dapat mendorong aktivitas mental mereka untuk berpikir, menganalisa, menyimpulkan dan menemukan pemahaman konsep baru dan mengintegrasikannya dengan konsep yang sudah mereka ketahui sebelumnya. Sedangkan Rusman (2012: 324), mengatakan bahwa tujuan pembelajaran aktif adalah memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap berbagai peristiwa belajar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Siswa belajar dengan melakukan, menggunakan indera mereka, men-


33 jelajahi lingkungan, baik lingkungan berupa benda, tempat serta peristiwa-peristiwa di sekitar mereka. D. Macam-macam Strategi Pembelajaran Aktif Strategi pembelajaran aktif memiliki macam-macam tipe pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Hamruni (2011: 160), menyatakan bahwa dalam strategi pembelajaran aktif terdapat berbagai macam tipe strategi yang dapat diterapkan di kelas, antara lain: strategi kekuatan dua siswa (the power of two), membaca terbimbing (reading guide), mencari informasi (info search), mencocokkan kartu pembelajaran (index card match), setiap orang satu guru (everyone is teacher here), memberi pertanyaan mendapat jawaban (giving questions getting answers), aktif berbagi pengetahuan (active knowledge sharing), dan siswa memiliki beberapa pertanyaan (questions student have). Sedangkan menurut Silberman (2009: 43), terdapat banyak jenis strategi pembelajaran aktif yang disesuaikan dengan tipe-tipe strateginya, antara lain: strategi pembentukan tim yaitu group resume dan team gateway, strategi penilaian sederhana yaitu instant assessment, representative sample dan class concerns, strategi keterlibatan belajar langsung yaitu active knowledge sharing dan exchange viewpoint, strategi stimulus diskusi kelas yaitu active debate reading aloud, strategi belajar bersama yaitu the study group, information research dan the power of two, strategi pengembangan keterampilan yaitu triple role playing, active observation and feedback dan thefiring line, strategi peninjauan kembali yaitu index


34 card match dan slide review, strategi penilaian sendiri yaitu physical self assessment dan reconsidering. Sementara menurut Sofan Amri (2015: 69), pembelajaran aktif sebagai suatu model memiliki strategi, siasat, atau kiat-kiat untuk mencapai tujuannya. Strategi itu antara lain: terpusat pada siswa, terkait dengan kehidupan nyata, diferensiasi atau memberikan layanan yang berbeda untuk anak yang memiliki kemampuan berbeda, menjadikan lingkungan sebagai media dan sumber belajar, serta mengembangkan pemikiran tingkat tinggi dan dengan memberikan umpan balik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, strategi pembelajaran aktif memiliki banyak sekali tipe strategi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, terutama dalam hal ini dapat digunakan pada berbagai mata pelajaran. E. Keuntungan Pembelajaran Aktif Menurut Sofan Amri (2015), pembelajaran aktif selain mengoptimalkan segi keaktifan siswa dalam pembelajaran, juga banyak memberikan keuntungan lain yang mendukung kegiatan pembelajaran. Keuntungan tersebut antara lain: siswa akan lebih termotivasi karena akan lebih mudah belajar di saat mereka senang, berlangsung dalam lingkungan yang tenang karena percobaan dan kegagalan diterima, adanya partisipasi dari semua kelompok, setiap orang bertanggung jawab atas pembelajarannya masingmasing, bersifat fleksibel dan relevan, sesuatu menyatakan pemikirannya, masing-masing memberikan koreksi jika ada kesalahan.


35 Keuntungan lain yang didapat dari pembelajaran aktif antara lain: interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive interpendence di mana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap siswa sehingga terdapat individual accountability, agar proses pembelajaran aktif ini berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga dapat memupuk social skill. F. Contoh Metode Pembelajaran Aktif 1. Ceramah Munir (2008), ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini tidak senantiasa jelek bila penggunaannya dipersiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, sera memperhatikan batas-batas penggunaannya. Metode ceramah lebih baik dikombinasikan dengan metode yang lainnya agar lebih bervariasi. Karna ceramah dilakukan dengan dengan ditujukan sebagai perangsang terjadinya kegiatan yang partisipatif curah pendapat, penugasan, studi kasus, dll. Selain itu metode ceramah yang dimaksudkan ialah ceramah yang cenderung lebih interaktif yang melibatkan langsung peserta didik selama pembelajaran melalui adanya tanggapan balik atau perbandingan pendapat melalui pengalaman-pengalaman peserta didik. Metode ceramah yang jika dikombinasi-


36 kan akan memberikan pengetahuan yang lebih mendalam jadi pembelajaran akan lebih muda dan efektif. Selain itu peserta didik juga mendapat-kan tiga modalitas belajar (visual, auditori, dan kinestetik) sehingga masing- masing peserta didik dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya dengan baik. Jadi akan lebih efektif karna dapat menimbulkan keaktifan peserta didik karna jika begitu tidak hanya auditorial yang dapat menangkap pesan yang disampaikan pendidik (mendengar) namun juga tipe visual dapat menangkap melalui tampilan LCD dan untuk tipe kinestetik juga akan mendapat peran dalam implementasi kartu plan. 2. Diskusi Umum Menurut Nurdyansyah (2015: 72), metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran, informasi/pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Selama proses pembelajaran peserta didik mengutarakan pemikirannya melalui masalah yang diberikan oleh pendidik untuk diskusi secara bersama dengan teman-teman yang lain untuk mencapai kesepakatan. Jadi peserta didik dapat beradu argument dengan peserta didik yang lain, kemudian dari kesepakatan ini akan ditulis untuk kemudian di diskusikan. Kelebihan dari Metode Diskusi ialah suasana kelas akan lebih hidup, karna peserta didik dapat mengarahkan seluruh pikiran dan perhatiannya untuk


37 masalah yang di diskusikan, sehingga dapat menaikan prestasi kepribadian peserta didik (sikap toleransi, demokrasi, berpikir kritis, sistematis, sabar, dll). Adapun kelemahan-kelemahan dari Metode Diskusi Membutuhkan banyak waktu, karena banyaknya perbedaan sudut pandang yang nanti akan diutarakan peserta didik, terlebih dalam proses diskusi menghendaki pembuktian logis yang tidak lepas dari fakta yang ada. Juga peserta didik yang menonjol tentu saja akan aktif selama diskusi berlangsung memungkinkan peserta didik yang lemah akan pasif. 3. Curah Pendapat Metode curah pendapat (brainstorming), Nurdyansyah (2015: 72), adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua peserta.10 Jadi dalam metode ini pendidik hanya memberikan masalah yang nantinya akan dijawab peserta didik melalui pernyataan pendapat yang didapatnya melalui pengalaman- pengalaman sebelumnya. Sehingga dalam proses pembelajaran mendapatkan banyak ide atau gagasan-gagasan dari peserta didik dalam waktu yang relatif singkat. Berbeda dengan diskusi karna dalam metode curah pendapat ini ide atau gagasan peserta didik tidak untuk ditanggapi oleh peserta didik yang lain, sedangkan untuk metode diskusi gagasan-gagasan dari peserta didik dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta didik yang lainnya.


38 Metode pembelajaran curah pendapat menurut Buchari (2008: 85), bertujuan untuk membuat kumpulan pendapat peserta didik baik berupa informasi atau pengalaman yang dikemukakannya baik yang sama atau berbeda untuk hasil yang akan menjadi peta gagasan (mind map). 4. Diskusi Kelompok Pengertian diskusi kelompok, Nurdyansyah (2015: 73), adalah pembahasan suatu topic dengan cara tukar pikiran atara dua orang atau lebih, dalam kelompokkelompok kecil yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengembangkan kesamaan pendapat peserta didik atau kesepakatan untuk mencari suatu rumusan terbaik untuk menyelesaikan suatu persoalan yang sebelumnya diberikan pendidik. Jadi dalam pengunaan metode diskusi kelompok ini dapat membangun suasana dimana peserta didik dapat saling menghargai pendapat-pendapat yang lain, juga dapat meningkatkan prestasi peserta didik yang masih pasif sehingga aktif untuk menanggapi agar mencapai diskusi yang lebih luas. Adapun keunggulan dalam pengunaan metode ini ialah dapat melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar, karna setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan bahan pelajarannya masing-masing. Jadi selama diskusi peserta didik dapat mengembangkan cara berfikir mereka dan juga dapat bersikap ilmiah. Sedangkan


39 kelemahan mengunakan metode ini ialah diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang tidak singkat maka tidak akan efektif, jadi tidak semua topic dapat dijadikan permasalahan yang tepat untuk didiskusikan. Jalannya diskusi juga bisa di dominasi oleh peserta didik yang menonjol sedangkan yang lainnya hanya kan pasif. 5. Bermain Peran Pada prinsipnya metode bermain peran menurut Nurdyansyah (2015: 73), yaitu untuk ‚menunjukkan‛ peran yang ada dalam kehidupan nyata yang diperankan dalam suatu pertunjukan peran‛ dimana dilakukan di dalam kelas atau pada pertemuan, yang selanjutnya dapat dijadikan bahan refleksi sehingga peserta didik dapat memberikan penilaian tersendiri. Alasan diterapkannya metode pembelajaran bermain peran dalam kegiatan belajar mengajar adalah untuk penanaman dan pengembangan konsep, nilai, moral, serta norma. Hal ini dapat dicapai bila para peserta didik secara langsung bekerja dan melakukan interaksi satu sama lainnya dan melakukan pemecahan masalah melalui peragaan. Oleh karena itu, metode ini mampu menghasilkan suatu pengalaman yang berharga bagi para peserta didik. Karna dari metode bermain peran ini peserta didik dapat menilai kelebihan dan kelemahan masingmasing dari peran tersebut, peserta didik juga dapat memberikan saran yang membangun untuk dapat mengembangkan peran tersebut. Jadi metode ini menekankan pada masalah yang diangkat melalui


40 peran yang dimainkan, bukan pada permasalahan kemampuan para pemain selama pertunjukan berlangsung. 6. Simulasi Metode simulasi, Nurdyansyah (2015: 76), merupakan bentuk metode praktek yang bersifat untuk mengembangkan keterampilan peserta didik (keterampilan mental maupun fisik/teknis).14 Metode pembelajaran ini memberikan penyajian berupa belajar mengunakan situasi maupun proses yang nyata, dimana proses memindahkan suatu situasi untuk melakukan praktek didalam suatu sitausi yang sesungguhnya. Dalam pembelajaran ini siswa aktif terlibat secara langsung dalam melakukan interaksi pada lingkungan sekitarnya., sehingga penerapan pengetahuan yang telah didapatnya sebelumnya dapat tersimulasi (partekan) dengan baik selama proses pembelajaran. Metode ini memungkinkan situasi yang dihadapi kedalam keadaan yang sebenar- benarnya. Dalam metode ini terdapat kesamaan dengan metode bermain peran, tetapi dalam metode simulasi ini peserta didik lebih banyak berperan sebagaidirinya sendiri saat melakukan suatu kegaiatan yang benar-benar dilakukannya, bukan menjadi bentuk dari orang lain yang bukan dirinya. 7. Sandiwara Metode sandiwara, Nurdyansyah (2015: 76), ialah memindahkan ‚sepeninggal cerita‛ yang menyerupai


Click to View FlipBook Version