Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 191 yang dititipkan. Penerimaan amanah harus dilakukan tanpa imbalan atau bunga yang diperoleh sebagai kompensasi. Pihak yang menerima amanah berkewajiban untuk mengembalikan amanah tersebut ketika pemiliknya meminta kembali. Pengembalian harus dilakukan tanpa mengurangi atau menambah jumlah yang dititipkan. Meskipun pihak yang menerima amanah tidak diperbolehkan mengambil manfaat langsung dari amanah, prinsip Wadiah memungkinkan mereka untuk menggunakan harta tersebut dengan izin pemilik atau dalam situasi tertentu yang sudah diatur sebelumnya. Pihak yang menerima amanah harus menjaga keamanan harta atau uang yang dititipkan. Mereka harus bertanggung jawab untuk mencegah kerugian atau kehilangan yang dapat terjadi. Sebagian besar ulama menyarankan agar akad Wadiah didokumentasikan secara tertulis. Hal ini bertujuan untuk memberikan kejelasan mengenai kondisi amanah, kapan pemilik dapat meminta kembali, dan kondisi lain yang dapat mempengaruhi transaksi. Wadiah merupakan salah satu konsep dalam ekonomi Islam yang menekankan prinsip keamanan, kepercayaan, dan kewajiban untuk menjaga harta amanah dengan itikad baik. Dalam konteks perbankan syariah, Wadiah digunakan dalam produk-tabungan dan deposito di mana nasabah menitipkan uang kepada bank untuk dijaga dan dikelola dengan prinsip-prinsip syariah. Terdapat beberapa jenis wadiah yang umum ditemui:
192 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah Wadiah Yad Dhamanah: Dalam wadiah ini, pihak pemilik dana (wadi'ah) menitipkan dana kepada pihak bank atau lembaga keuangan (mudharib) dengan syarat bahwa pihak bank bertanggung jawab sepenuhnya atas dana tersebut. Bank tidak memberikan imbalan atau bagi hasil kepada pemilik dana karena dianggap sebagai bentuk layanan keamanan. Wadiah Yad Amanah: Serupa dengan Wadiah Yad Dhamanah, namun dalam Wadiah Yad Amanah, pihak pemilik dana (wadi'ah) memberikan hak kepada bank atau lembaga keuangan untuk menggunakan dana tersebut tanpa mendapatkan imbalan. Pihak bank atau lembaga keuangan bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan integritas dana tersebut. Wadiah Yad Rahn: Dalam wadiah ini, pemilik dana menitipkan dana kepada bank atau lembaga keuangan dengan memperoleh imbalan tertentu. Bank memiliki hak untuk menggunakan dana tersebut untuk keperluan operasional atau investasi, dan pemilik dana berhak mendapatkan sebagian keuntungan yang dihasilkan. Wadiah Yad Tabarru: Wadiah jenis ini umumnya digunakan dalam produk asuransi syariah. Pemilik dana menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan asuransi syariah sebagai wadiah dengan niat untuk memberikan manfaat kepada peserta lain yang mengalami kerugian atau musibah. Pemilik dana tidak menerima imbalan dalam bentuk bagi hasil atau bunga.
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 193 Berdasarkan penjelasan jenis-jenis wadiah di atas maka dapat kita klasifikasikan bahwa wadiah memiliki dua kategori, yaitu: a. Wadiah yang diperbolehkan untuk digunakan oleh pihak bank. (Mendapatkan imbalan bagi hasil dari investasi yang dilakukan oleh bank) b. Wadiah yang tidak diperbolehkan untuk digunakan oleh pihak bank. Berikut adalah rumus pembagian imbalan bagi hasil wadiah (Sumarti, 2019): B = L (1 – p) x: jumlah rata-rata giro wadiah yang dimiliki seorang nasabah dalam satu bulan y: total jumlah rata-rata giro pada suatu BS dalam satu bulan L: hasil investasi dari penggunaan giro wadiah oleh bank dalam satu bulan Bagi hasil atau nisbah yang ditetapkan BS : nasabah = : p: pajak penghasilan
194 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah Contoh Soal Malik mempunyai tabungan wadiah dengan akad mudharabah pada Bank Syariah Indonesia dengan saldo rata-rata sebesar Rp 500.000.000. Dengan nisbah bagi hasil 60% untuk Bank Syariah Indonesia dan 40% untuk Malik. Total tabungan dari seluruh nasabah adalah Rp 50.000.000.000 dan perolehan bagi hasil dari Bank Syariah Indonesia adalah Rp 10.000.000.000. Berapakah imbalan/bonus yang akan diterima oleh Malik pada akhir periode Tabungan wadiahnya? Diketahui: x = 500.000.000 y = 50.000.000.000 = 40% L = 10.000.000.000 Bonus yang diterima Amir: x 40% x 10.000.000.000 = 40.000.000 Besar Pajak Penghasilan (PPh): 20% sehingga bonus yang diterima Amir (1-20%) × 40.000.000 = Rp 32.000.000
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 195 1. Kareem mempunyai tabungan wadiah dengan akad mudharabah pada Bank Syariah Indonesia dengan saldo rata-rata sebesar Rp 1.000.000.000. Dengan nisbah bagi hasil 60% untuk Bank Syariah Indonesia dan 40% untuk Kareem. Total tabungan dari seluruh nasabah adalah Rp 100.000.000.000 dan perolehan bagi hasil dari Bank Syariah Indonesia adalah Rp 20.000.000.000. Berapakah imbalan/bonus yang akan diterima oleh Kareem pada akhir periode Tabungan wadiahnya? 2. Dian mempunyai tabungan wadiah dengan akad mudharabah pada Bank Syariah Indonesia dengan saldo rata-rata sebesar Rp 500.000.000. Dengan nisbah bagi hasil 60% untuk Bank Syariah Indonesia dan 40% untuk Dian. Total tabungan dari seluruh nasabah adalah Rp 12.000.000.000 dan perolehan bagi hasil dari Bank Syariah Indonesia adalah Rp 3.000.000.000. Berapakah imbalan/bonus yang akan diterima oleh Dian pada akhir periode Tabungan wadiahnya? 3. Jihad mempunyai tabungan wadiah dengan akad mudharabah pada Bank Syariah Indonesia dengan saldo rata-rata sebesar Rp 80.000.000. Dengan nisbah bagi hasil 60% untuk Bank Syariah Indonesia dan 40% untuk Jihad. Total tabungan dari seluruh nasabah adalah Rp 1.000.000.000 dan perolehan bagi hasil dari Bank Syariah Indonesia adalah Rp 500.000.000.
196 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah Berapakah imbalan/bonus yang akan diterima oleh Jihad pada akhir periode Tabungan wadiahnya?
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 197
198 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah ab akad jual beli dalam konteks matematika ekonomi menjadi landasan utama untuk memahami prinsipprinsip dasar transaksi perdagangan dalam Islam. Matematika ekonomi dalam akad jual beli mencakup berbagai aspek, termasuk perhitungan harga, keuntungan, dan risiko. Penggunaan rumus dan konsep matematika membantu para pelaku ekonomi dalam mengelola transaksi dengan cermat, serta memastikan bahwa setiap transaksi mencerminkan nilai yang adil dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Selain itu, pemahaman matematika juga diperlukan dalam mengevaluasi keuntungan yang diperoleh dari suatu transaksi. Bab ini akan membahas mengenai akad-akad dalam jual beli dan model matematis dari akad-akad jual beli tersebut. Harapannya dapat membantu menghindari praktik-praktik yang merugikan salah satu pihak dalam perdagangan. Murabahah adalah kontrak penjualan antara bank dan nasabah untuk nasabah untuk penjualan suatu aset atau beberapa aset dengan margin (keuntungan) yang disepakati untuk bank (Ismal, 2014). Secara praktis, kontrak murabahah melibatkan pembelian aset oleh bank untuk dijual kepada nasabah dengan mark-up yang disepakati dan biasanya dengan pembayaran yang ditangguhkan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa murabahah adalah sebuah transaksi jual beli di mana penjual menginformasikan kepada pembeli tentang biaya barang dan laba yang akan diterima penjual. B
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 199 Harga jual dari bank ke nasabah dan angsuran nasabah adalah (Sumarti, 2019): ( ( )( ) ( ) Keterangan: Pb = harga perolehan/beli dari penjual Pj = harga jual dari bank ke nasabah d = diskon dari penjual a = biaya administrasi m = margin keuntungan bank u = uang muka dari nasabah A = besar angsuran per bulan. Angsuran untuk membayar pokok dan membayar margin per bulan adalah: ( ( ) ) Contoh Soal: Listia ingin membeli sebuah rumah menggunakan pembiayaan dari Bank Syariah dengan menggunakan akad murabahah seharga 500 juta dengan diskon 5%. Bank mengenakan biaya pengurusan sebesar Rp 5 juta dan margin keuntungan 30% dari harga perolehan. Pada kasus
200 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah ini, nasabah membayar uang muka Rp 100 juta dan angsuran per bulan selama 5 tahun. Berapakah harga jualnya dan berapa angsurannya? Diketahui: Harga Rumah: 500 juta Diskon sebelum Akad: 5% Biaya pengurusan: 5 juta Margin: 30% Uang muka: 100 juta Lama angsuran: 5 tahun Ditanya: Harga Jual (Pj)? Angsuran (A)? Jawab: Harga Perolehan Bank (Pb) = Harga Rumah x (1 – diskon) + Biaya Pengurusan Pb = 500 (1-5%) + 5 Pb = 480 Harga Jual (Pj) = Pb x (1 + 30%) Pj = 480 x (130%) Pj = 624 Angsuran untuk membayar pokok (Ap) = Pb – u / 60 (Ap) = 480 – 100 / 60 (Ap) = 6,33 juta
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 201 Angsuran untuk membayar margin (Am) = Pj - Pb / 60 (Am) = 624 - 480 / 60 (Am) = 2,4 juta Angsuran per bulan (A) = Ap + Am A = 6,33 + 2,4 A= 8,73 juta Jadi, harga jualnya Rp 624.000.000, besar angsurannya Rp 8.733.333 terdiri atas Rp6.333.333 untuk membayar pokok dan Rp 2.400.000 untuk membayar margin. Mudharabah adalah kesepakatan antara pemberi modal dan pengelola dana untuk menjalankan kegiatan usaha yang sah. Keuntungan dibagi antara kedua pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya oleh pemberi modal dan pengelola dana (Hidayat & M. Ruslianor Maika, 2023). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa mudharabah adalah salah satu bentuk kontrak kerjasama di dalam ekonomi Islam, di mana satu pihak menyediakan modal (rab al-mal) dan pihak lainnya menyediakan keterampilan atau manajemen (mudarib) untuk mengelola modal tersebut. Keuntungan dari usaha bersama ini kemudian dibagi sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, sementara kerugian ditanggung oleh pihak yang menyediakan modal. Keuntungan = X, dan kesepakatan bagi hasil adalah
202 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah Pihak A : Pihak B, maka pihak A akan mendapatkan bagian dan pihak B akan mendapatkan bagian . Contoh Soal: 1. Pada suatu proyek mudharabah, A menyediakan modal sebesar Rp 50.000.000 dan B menyediakan modal sebesar Rp 30.000.000. Jika keuntungan bersih proyek tersebut adalah Rp 15.000.000, bagaimana pembagian keuntungan antara A dan B jika kesepakatan bagi hasil adalah 60% untuk A dan 40% untuk B? Diketahui: Modal pihak A = Rp 50.000.000 Modal pihak B = Rp 30.000.000 Keuntungan = Rp 15.000.000 Nisbah = A : B = 60 : 40 Ditanya: Berapa nilai bagi hasil yang didapatkan oleh pihak A dan B? Jawab: Pihak A = = 9.000.000 Pihak B = = 6.000.000 Jadi, pihak A akan mendapatkan bagi hasil sebesar Rp 9.000.000, sedangkan pihak B akan mendapatkan sebesar Rp 6.000.000. Musyarakah adalah pembiayaan bagi hasil, dimana bank syariah dan nasabah memberikan kontribusi modal dan bekerja sama untuk mendanai proyek, dan hasilnya
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 203 dibagi oleh kedua belah pihak (Warninda et al., 2019). Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa musyarakah adalah adalah bentuk kerjasama dalam ekonomi Islam di mana dua pihak atau lebih berpartisipasi dalam modal, manajemen, dan risiko suatu usaha. 1. Zaid dan Bank Syariah menjalankan kemitraan dengan menggunakan akad musyarakah untuk membeli aplikasi keuangan syariah dengan nilai Rp 2.000.000.000. Bank Syariah akan berkontribusi dana sebesar Rp 1.500.000.000, sementara Zaid akan berkontribusi dana sebesar Rp 500.000.000. Modal yang diberikan oleh Bank Syariah akan dikembalikan sebesar 15% setiap tahunnya selama empat tahun pertama, dan 40% pada tahun kelima. Ternyata aplikasi keuangan syariah yang dibeli, ditawar oleh Perusahaan lain seharga Rp 5.000.000.000, sehingga menghasilkan keuntungan Rp 3.000.000.000. Rasio bagi hasil antara Bank Syariah dan Zaid yang telah ditetapkan sejak awal adalah 50 : 50, sehingga total bagi hasil untuk Zaid dan Bank Syariah adalah Rp 1.500.000.000. Tabel 8. 1 Tahun Rasio Pengembalian Besarnya Bagi Hasil Besarnya 1 0,15 225.000.000 225.000.000 2 0,15 225.000.000 225.000.000 3 0,15 225.000.000 225.000.000 4 0,15 225.000.000 225.000.000 5 0,4 600.000.000 600.000.000 Jumlah 1.500.000.000 1.500.000.000
204 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah 1. Luly ingin membeli sebuah mobil menggunakan pembiayaan dari Bank Syariah dengan menggunakan akad murabahah seharga Rp 800.000.000 dengan diskon 10%. Bank mengenakan biaya pengurusan sebesar Rp 10 juta dan margin keuntungan 20% dari harga perolehan. Pada kasus ini, nasabah membayar uang muka Rp 200 juta dan angsuran per bulan selama 5 tahun. Berapakah harga jualnya dan berapa angsurannya? 2. Dian ingin membeli sebuah rumah menggunakan pembiayaan dari Bank Syariah dengan menggunakan akad murabahah seharga Rp 1.000.000.000 dengan diskon 5%. Bank mengenakan biaya pengurusan sebesar Rp 50 juta dan margin keuntungan 30% dari harga perolehan. Pada kasus ini, nasabah membayar uang muka Rp 300 juta dan angsuran per bulan selama 5 tahun. Berapakah harga jualnya dan berapa angsurannya? 3. Pada suatu proyek mudharabah, A menyediakan modal sebesar Rp 100.000.000 dan B menyediakan modal sebesar Rp 200.000.000. Jika keuntungan bersih proyek tersebut adalah Rp 50.000.000, bagaimana pembagian keuntungan antara A dan B jika kesepakatan bagi hasil adalah 60% untuk A dan 40% untuk B?
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 205 4. Pada suatu proyek mudharabah, A menyediakan modal sebesar Rp 1.000.000.000 dan B menyediakan modal sebesar Rp 800.000.000. Jika keuntungan bersih proyek tersebut adalah Rp 500.000.000, bagaimana pembagian keuntungan antara A dan B jika kesepakatan bagi hasil adalah 50% untuk A dan 50% untuk B? 5. Ari dan Bank Syariah berencana untuk menjalankan kemitraan dengan menggunakan akad musyarakah untuk membeli hak cipta aplikasi haji dan umroh dengan nilai Rp 10.000.000.000. Bank Syariah akan berkontribusi dana sebesar Rp 3.000.000.000, sementara Ari akan berkontribusi dana sebesar Rp 7.000.000.000. Modal yang diberikan oleh Bank Syariah akan dikembalikan sebesar 10% setiap tahunnya selama tujuh tahun pertama, dan 30% pada tahun kedelapan. Ternyata aplikasi aplikasi haji dan umroh yang dibeli, ditawar oleh Perusahaan lain seharga Rp 20.000.000.000, sehingga menghasilkan keuntungan Rp 10.000.000.000. Rasio bagi hasil antara Bank Syariah dan Ari yang telah ditetapkan sejak awal adalah 50 : 50, sehingga total bagi hasil untuk Ari dan Bank Syariah adalah Rp 5.000.000.000. Buatlah catatan jurnal bank syariah dengan menggunakan tabel! 6. Fortuna dan Bank Syariah berencana untuk menjalankan kemitraan dengan menggunakan akad musyarakah untuk membeli hak cipta aplikasi haji dan umroh dengan nilai Rp 20.000.000.000. Bank Syariah akan berkontribusi dana sebesar Rp 13.000.000.000, sementara Fortuna akan berkontribusi dana sebesar Rp 7.000.000.000. Modal yang diberikan oleh Bank Syariah akan dikembalikan sebesar
206 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah 20% setiap tahunnya selama tiga tahun pertama, dan 40% pada tahun keempat. Ternyata aplikasi aplikasi haji dan umroh yang dibeli, ditawar oleh Perusahaan lain seharga Rp 30.000.000.000, sehingga menghasilkan keuntungan Rp 10.000.000.000. Rasio bagi hasil antara Bank Syariah dan Fortuna yang telah ditetapkan sejak awal adalah 50 : 50, sehingga total bagi hasil untuk Fortuna dan Bank Syariah adalah Rp 5.000.000.000. Buatlah catatan jurnal bank syariah dengan menggunakan tabel!
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 207
208 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah ab Sukuk dalam konteks matematika ekonomi memperkenalkan pembaca pada instrumen keuangan Islam yang memiliki dasar hukum syariah. Sukuk, sebagai bentuk surat berharga syariah, menawarkan alternatif pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Dalam bab ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana matematika ekonomi digunakan untuk merancang, memahami, dan mengelola Sukuk sebagai instrumen keuangan yang memberikan manfaat ekonomi serta mematuhi ketentuan syariah. Pertama, penting untuk memahami konsep dasar Sukuk sebagai instrumen keuangan yang mewakili kepemilikan bagi investor atas aset atau proyek tertentu. Pendekatan matematika digunakan untuk menghitung dan mengelola nilai Sukuk, termasuk perhitungan tingkat keuntungan atau imbal hasil yang adil bagi pemegang Sukuk. Analisis matematis juga diterapkan untuk merancang struktur pembayaran yang sesuai dengan prinsip syariah, seperti bagaimana keuntungan dibagi berdasarkan prinsip musyarakah atau mudharabah. Kedua, bab ini membahas perhitungan yield atau imbal hasil Sukuk, yang mencerminkan tingkat pengembalian investasi. Melalui pendekatan matematis, pembaca dapat memahami bagaimana yield dihitung dan bagaimana faktorfaktor seperti waktu dan suku bunga mempengaruhi nilai tersebut. Ini membantu investor dan penerbit Sukuk dalam membuat keputusan investasi yang lebih informasional dan sesuai dengan prinsip syariah. Ketiga, pendahuluan ini menggarisbawahi peran matematika dalam analisis risiko Sukuk. Dengan menggunakan model matematis, para pelaku pasar dapat mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko yang terkait dengan investasi B
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 209 Sukuk. Hal ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang potensi risiko dan memberikan dasar untuk mengambil keputusan yang lebih baik dalam pengelolaan portofolio Sukuk. Dengan demikian, bab ini mengajak pembaca untuk memahami bagaimana matematika ekonomi membentuk dasar analisis dan manajemen Sukuk dalam konteks keuangan Islam. Melalui pendekatan matematis, Sukuk dapat dijelaskan secara lebih rinci, memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi pembaca yang tertarik dalam memahami dan berpartisipasi dalam pasar keuangan Islam yang berkembang pesat. Sukuk adalah instrumen keuangan syariah yang diterbitkan oleh entitas perusahaan atau pemerintah untuk mendapatkan dana. Kata "Sukuk" sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti "sertifikat" atau "warkah." Sukuk dijelaskan sebagai obligasi Islam atau surat utang syariah, yang berbeda dari obligasi konvensional karena didasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islam. Ciri khas utama dari Sukuk adalah kepatuhan terhadap prinsip syariah. Dalam suatu transaksi Sukuk, pemegang Sukuk tidak menerima bunga (riba), karena riba dianggap haram (tidak dibolehkan) dalam Islam. Sebagai gantinya, Sukuk memberikan bagian kepemilikan atas proyek atau aset tertentu kepada pemegangnya, dan keuntungan dihasilkan dari pendapatan atau keuntungan yang dihasilkan oleh proyek atau aset tersebut. Dasar hukum Sukuk adalah sebagai berikut:
210 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah a. Fatwa DSN-MUI No. 10/DSN -MUl/lV /2000 tentang Wakalah; b. Fatwa DSN-MUI No. 69/DSN-MUl/Vll200B tentang Surat Berharga Syariah 2. Negara; 3. Fatwa DSN-MUI No. 70/DSN-MUl/Vl/2008 tentang Metode Penerbitan Surat 4. Berharga Syariah Negara; 5. Fatwa DSN-MUI No. 76IDSN-MUl/Vl/2010 tentang SBSN Ijarah Asset To Be 6. Leased; 7. Fatwa DSN-MUI No. B5/DSN-MU|/XII/20L2 tentang Janii (Wa'd) dalam 8. Transaksi Keuangan dan Bisnis Syariah; 9. Fatwa DSN-MUI No. 112/DSN-MUI/\XI2017 tentang Akad liarah; dan 10. Fatwa DSN-MUI No. 137/DSN-MUI/|X/2020 tentang Sukuk. Sukuk dapat digunakan untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur, pembelian aset, atau keperluan pendanaan lainnya. Mereka telah menjadi instrumen populer di pasar keuangan Islam dan telah digunakan oleh berbagai pemerintah, perusahaan, dan lembaga keuangan di seluruh dunia untuk mendapatkan dana secara syariah.
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 211 Pertama-tama, perlu dicatat bahwa matematika sukuk melibatkan perhitungan rendemen atau keuntungan yang akan diperoleh oleh pemegang sukuk berdasarkan struktur dan kondisi yang telah ditentukan dalam dokumen sukuk. Berikut ini adalah contoh sederhana mengenai perhitungan imbal hasil sukuk pada suatu periode tertentu: Zaid berencana membeli Sukuk Retail 019 (SR019) sebesar Rp5.000.000.000 dengan imbalan 6% per tahun dengan tempo selama 3 tahun. Hasil yang diperoleh adalah: Imbalan per bulan (sebelum Pph 11%): 6% Rp 5.000.000.000 = Rp25.000.000 Sehingga dapat kita simpulkan bahwa rumus untuk mengetahui imbalan per bulan yang akan diterima dari investasi sukuk sebelum pajak adalah sebagai berikut: Imbalan sukuk perbulan= Agar lebih sederhana kita akan memisalkan setiap unsur rumus tersebut Imbalan Sukuk Perbulan = Ib Imbal Hasil = Ih Nilai investasi sukuk = M Maka rumus sederhananya adalah sebagai berikut ini: Ib = Imbalan per bulan (Setelah Pph 11%): Rp 25.000.000 - (Rp 25.000.000 x 11%) = Rp 22.250.000
212 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah Sehingga dapat kita simpulkan bahwa rumus untuk mengetahui imbalan per bulan yang akan diterima dari investasi sukuk setelah pajak adalah sebagai berikut: It = I – (I x t) Dimana t = pajak (tax) Pendapatan imbalan yang diperoleh Zaid sampai dengan jatuh tempo (tiga tahun): Rp 22.250.000 36 = Rp 801.000.000 Sehingga dapat kita simpulkan bahwa rumus untuk mengetahui imbalan sampai dengan jatuh tempo yang akan diterima dari investasi sukuk setelah pajak adalah sebagai berikut: I = It x Jumlah bulan tempo sukuk Total pendapatan yang diterima oleh Zaid selama memegang SR019 adalah: Rp 5.000.000.000+ Rp 801.000.000 = Rp 5.801.000.000 Sehingga dapat kita simpulkan bahwa rumus untuk mengetahui total pendapatan yang diterima selama memegang sukuk ritel yang akan diterima dari investasi sukuk setelah pajak adalah sebagai berikut: Total Pendapatan = M + I Sistem keuangan modern memberikan berbagai opsi investasi kepada para pelaku pasar, di antaranya adalah sukuk dan deposito. Sukuk dan deposito merupakan
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 213 instrumen keuangan yang memiliki perbedaan mendasar dalam struktur, karakteristik, dan sifatnya. Dalam prakteknya, keduanya sering digunakan oleh investor untuk mencapai tujuan finansial mereka dengan risiko yang berbeda. Sukuk, sebagai instrumen keuangan berbasis syariah, memberikan pembiayaan melalui penerbitan sertifikat yang didukung oleh aset riil, sedangkan deposito merupakan produk perbankan yang melibatkan penempatan dana pada suatu lembaga keuangan untuk jangka waktu tertentu dengan imbal hasil tetap. Melalui perbandingan sukuk dan deposito, kita dapat memahami bagaimana kedua instrumen ini berkontribusi pada diversifikasi portofolio, sekaligus menyadari risiko dan potensi keuntungan yang melekat pada masing-masingnya. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang perbedaan antara sukuk dan deposito, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih cerdas sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan mereka. Berikut adalah ilustrasi perbandingan hasil yang akan didapatkan dengan berinvestasi pada sukuk dan deposito: Tabel 9. 1 Nilai Investasi (Modal) Sukuk Deposito Imbal Bagi Hasil/ Tahun Keuntungan setelah Pajak (10%) Bunga Deposito/ Tahun Keuntungan setelah Pajak (10%) Rp 1.000.000 6% Rp 54.000 4% Rp 36.000 Rp 10.000.000 6% Rp 540.000 4% Rp 360.000 Rp 100.000.000 6% Rp 5.400.000 4% Rp 3.600.000
214 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah Rp 500.000.000 6% Rp 27.000.000 4% Rp 18.000.000 Rp 1.000.000.000 6% Rp 54.000.000 4% Rp 36.000.000 Rp 2.000.000.000 6% Rp 108.000.000 4% Rp 72.000.000 Rp 5.000.000.000 6% Rp 270.000.000 4% Rp 180.000.000
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 215 1. Nisa berencana membeli Sukuk Retail 018 (SR018) sebesar Rp 1.000.000.000 dengan imbalan 6% per tahun dengan tempo selama 3 tahun, pajak yang ditentukan pada saat itu adalah 15%. Tentukanlah: a. Imbalan sukuk per bulan sebelum terkena pajak b. Imbalan sukuk per bulan setelah terkena pajak c. Imbalan sampai dengan jatuh tempo d. Total Pendapatan 2. Sari berencana membeli Sukuk Retail 019 (SR019) sebesar Rp 500.000.000 dengan imbalan 5,5% per tahun dengan tempo selama 3 tahun, pajak yang ditentukan pada saat itu adalah 15%. Tentukanlah: a. Imbalan sukuk per bulan sebelum terkena pajak b. Imbalan sukuk per bulan setelah terkena pajak c. Imbalan sampai dengan jatuh tempo d. Total Pendapatan 3. Doni berencana membeli Sukuk Retail 018 (SR018) sebesar Rp 2.000.000.000 dengan imbalan 5% per tahun dengan tempo selama 3 tahun, pajak yang ditentukan pada saat itu adalah 10%. Tentukanlah: a. Imbalan sukuk per bulan sebelum terkena pajak
216 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah b. Imbalan sukuk per bulan setelah terkena pajak c. Imbalan sampai dengan jatuh tempo d. Total Pendapatan 4. Rido berencana membeli Sukuk Retail 018 (SR018) sebesar Rp 3.000.000.000 dengan imbalan 6% per tahun dengan tempo selama 1 tahun, pajak yang ditentukan pada saat itu adalah 10%. Tentukanlah: a. Imbalan sukuk per bulan sebelum terkena pajak b. Imbalan sukuk per bulan setelah terkena pajak c. Imbalan sampai dengan jatuh tempo d. Total Pendapatan 5. Kyla berencana membeli Sukuk Retail 018 (SR018) sebesar Rp 1.000.000.000 dengan imbalan 6% per tahun dengan tempo selama 2 tahun pajak yang ditentukan pada saat itu adalah 10%. Tentukanlah: a. Imbalan sukuk per bulan sebelum terkena pajak b. Imbalan sukuk per bulan setelah terkena pajak c. Imbalan sampai dengan jatuh tempo d. Total Pendapatan 6. Seorang investor berminat untuk menginvestasikan uangnya. Namun, dia merasa bingung untuk menginvestasikan uangnya pada sukuk atau deposito. Buatkanlah ilustrasi tabel perbedaan pendapatan yang akan diperoleh
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 217 antara sukuk dan deposito dengan nilai investasi Rp 1.000.000, Rp 10.000.000, Rp 50.000.000, Rp 100.000.000, Rp 500.000.000, Rp 1.000.000.000, Rp 2.000.000.000, dan Rp 5.000.000.000 serta imbal hasil sukuk sebesar 6% per tahun dan bunga deposito sebesar 3,5% per tahun. 7. Seorang investor berminat untuk menginvestasikan uangnya. Namun, dia merasa bingung untuk menginvestasikan uangnya pada sukuk atau deposito. Buatkanlah ilustrasi tabel perbedaan pendapatan yang akan diperoleh antara sukuk dan deposito dengan nilai investasi Rp 1.000.000, Rp 10.000.000, Rp 50.000.000, Rp 100.000.000, Rp 500.000.000, Rp 1.000.000.000, Rp 2.000.000.000, dan Rp 5.000.000.000 serta imbal hasil sukuk sebesar 5,5% dan bunga deposito sebesar 4% per tahun 8. Seorang investor berminat untuk menginvestasikan uangnya. Namun, dia merasa bingung untuk menginvestasikan uangnya pada sukuk atau deposito. Buatkanlah ilustrasi tabel perbedaan pendapatan yang akan diperoleh antara sukuk dan deposito dengan nilai investasi Rp 1.000.000, Rp 10.000.000, Rp 50.000.000, Rp 100.000.000, Rp 500.000.000, Rp 1.000.000.000, Rp 2.000.000.000, dan Rp 5.000.000.000 serta imbal hasil sukuk sebesar 6% pertahun dan bunga deposito sebesar 5% pertahun. 9. Seorang investor berminat untuk menginvestasikan uangnya. Namun, dia merasa bingung untuk menginvestasikan uangnya pada sukuk atau deposito. Buatkanlah ilustrasi
218 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah tabel perbedaan pendapatan yang akan diperoleh antara sukuk dan deposito dengan nilai investasi Rp 1.000.000, Rp 10.000.000, Rp 50.000.000, Rp 100.000.000, Rp 500.000.000, Rp 1.000.000.000, Rp 2.000.000.000, dan Rp 5.000.000.000 serta imbal hasil sukuk sebesar 6,5% pertahun dan bunga deposito sebesar 4% pertahun. 10. Seorang investor berminat untuk menginvestasikan uangnya. Namun, dia merasa bingung untuk menginvestasikan uangnya pada sukuk atau deposito. Buatkanlah ilustrasi tabel perbedaan pendapatan yang akan diperoleh antara sukuk dan deposito dengan nilai investasi Rp 1.000.000, Rp 10.000.000, Rp 50.000.000, Rp 100.000.000, Rp 500.000.000, Rp 1.000.000.000, Rp 2.000.000.000, dan Rp 5.000.000.000 serta imbal hasil sukuk sebesar 6,5% pertahun dan bunga deposito sebesar 5,5% pertahun.
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 219
220 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah ertemuan antara zakat dan matematika ekonomi menciptakan landskap yang menarik, di mana prinsipprinsip agama dan hitungan angka saling berpadu. Zakat, sebagai kewajiban keagamaan dalam Islam, telah memberikan landasan bagi sistem ekonomi yang adil dan berkelanjutan. Dalam pandangan matematika ekonomi, konsep zakat memberikan dimensi perhitungan yang mendalam terkait distribusi kekayaan dan bagaimana perhitungan matematika diterapkan pada kewajiban zakat. Bab ini akan memuat pembahasan mengenai konsep zakat, jenis-jenis zakat, urgensi zakat, dan model matematis zakat. Harapannya dengan adanya pembahasan bab ini para pembaca dapat lebih mudah mengaplikasikan pembagian zakat dalam kehidupan sehari-hari, dengan mengutamakan kesesuaian syariat-syariat zakat dalam Islam. Zakat adalah suatu konsep dalam agama Islam yang mengacu pada kewajiban memberikan sebagian kekayaan atau harta seseorang kepada golongan yang membutuhkan. Istilah "zakat" berasal dari bahasa Arab yang artinya "membersihkan" atau "memurnikan." Dalam konteks zakat, harta yang diberikan dianggap sebagai cara untuk membersihkan dan memurnikan kekayaan seseorang dari sifat serakah dan kecenderungan terlalu mencintai dunia material. Zakat memiliki fungsi sosial untuk mengurangi ketidaksetaraan ekonomi dengan cara mendistribusikan kekayaan dari golongan yang lebih mampu kepada yang P
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 221 membutuhkan. Ini menciptakan keseimbangan dan keadilan dalam masyarakat. Kewajiban zakat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari kekayaan seseorang setelah mencapai nisab (ambang batas minimum kekayaan yang diwajibkan). Hitungan ini memastikan bahwa hanya mereka yang memiliki kekayaan yang mencukupi yang diwajibkan membayar zakat. Konsep zakat menciptakan landasan bagi praktek keuangan Islam yang berfokus pada keadilan, keseimbangan, dan kesejahteraan masyarakat. Melalui implementasi zakat, umat Muslim diharapkan untuk membangun masyarakat yang adil dan berdaya, dengan kepedulian terhadap kebutuhan sesama sebagai prinsip inti. Jenis zakat yang ada dalam Islam melibatkan beberapa aspek kekayaan, termasuk harta, pertanian, dan penghasilan. Nisab adalah ambang batas minimum kekayaan yang harus tercapai agar seseorang diwajibkan membayar zakat. Berikut adalah beberapa jenis zakat beserta nisabnya: 1. Zakat Mal (Harta) Nisab: Nisab zakat mal berkaitan dengan harta kekayaan tertentu, seperti emas dan perak. Untuk emas, nisabnya adalah sekitar 85 gram, dan untuk perak, nisabnya sekitar 595 gram. Nisab ini ditetapkan berdasarkan nilai emas dan perak pada saat tertentu.
222 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah 2. Zakat Pertanian Nisab: Dari Jabir, dari Rasulullah saw ” Tidak wajib bayar zakat pada kurma yang kurang dari 5 ausuq (HR Muslim). Dari hadist ini dijelaskan bahwa nishab zakat pertanian adalah 5 ausuq; Ausuq jamak dari wasaq, 1 wasaq = 60 sha’, sedangkan 1 sha’ = 2,176 kg, maka 5 wasaq adalah 5 x 60 x 2,176 = 653 kg. Kadar zakat yang harus dikeluarkan: jika diairi oleh hujan atau sungai 10 %, dan jika diairi oleh pengairan 5 % Zakat pertanian dikeluarkan saat menerima hasil panen. 3. Zakat Fitrah Nisab: Setiap Muslim diwajibkan membayar zakat fitrah pada akhir bulan Ramadan atau sebelum Idul Fitri. Jumlah zakat fitrah biasanya setara dengan satu sha' (sekitar 2,7 - 3 kg) dari makanan pokok setempat. Zakat fitrah juga dapat diberikan berupa nominal uang dengan acuan: Harga jenis beras yang dikonsumsi muzakki dan Sesuai dengan harga pasar setempat. Sebagai contoh: Berdasarkan SK Ketua BAZNAS No. 10 Tahun 2022 tentang Zakat Fitrah dan Fidyah untuk wilayah Ibukota DKI Jakarta Raya dan Sekitarnya, ditetapkan bahwa nilai zakat fitrah setara dengan uang sebesar Rp45.000,-/hari/jiwa.
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 223 4. Zakat Hewan Ternak Nisab zakat hewan ternak, yang juga disebut qurban, berkaitan dengan jumlah hewan ternak yang dimiliki. Nisab untuk zakat hewan ternak bervariasi tergantung pada jenis hewan, seperti sapi atau kambing. Berikut adalah tabel zakat hewan ternak: Tabel 10. 1 No Hewan Nisab Zakat 1 Kambing 40 - 120 ekor 1 ekor kambing 121 - 200 ekor 2 ekor kambing 201 - 300 ekor 3 ekor kambing Lebih dari 300 Setiap bertambah 100 ekor 1 ekor kambing 2 Sapi 30 - 39 ekor 1 ekor anak sapi jantan atau betina berumur 1 tahun 40 - 59 ekor 1 ekor anak sapi betina berumur 1 tahun 60 - 69 ekor 3 ekor anak sapi jantan atau betina berumur 1 tahun 70 - 79 ekor 2 ekor anak sapi
224 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah betina berumur 2 tahun dan 1 ekor anak sapi jantan umur 1 tahun 3 Unta 5 - 9 ekor 1 ekor kambing 10 – 14 ekor 2 ekor kambing 15 - 19 ekor 3 ekor kambing 20 - 24 ekor 4 ekor kambing 25 - 35 ekor 1 ekor anak unta betina berumur 1 tahun lebih 36 - 45 ekor 1 ekor anak unta betina berumur 2 tahun lebih 46 - 60 ekor 1 ekor anak unta betina berumur 3 tahun lebih Penting untuk dicatat bahwa nilai nisab dan aturan zakat dapat bervariasi tergantung pada interpretasi mazhab atau pendekatan hukum Islam yang diikuti oleh suatu komunitas atau individu. Oleh karena itu, seseorang harus merujuk kepada otoritas keagamaan atau ulama setempat untuk panduan yang lebih spesifik.
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 225 Urgensi zakat dalam Islam sangat besar dan melibatkan dimensi keagamaan, sosial, ekonomi, dan moral. Berikut adalah beberapa urgensi zakat: 1. Kewajiban Keagamaan Zakat merupakan salah satu dari Lima Pilar Islam, sehingga dianggap sebagai kewajiban keagamaan bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat tertentu. Kewajiban ini mencerminkan pengabdian kepada Allah dan tanggung jawab sosial terhadap sesama manusia. 2. Pembersihan Harta Dan Jiwa Melalui pembayaran zakat, individu membersihkan harta mereka dari sifat serakah, cinta dunia yang berlebihan, dan kecenderungan materialisme. Zakat juga berperan dalam membersihkan jiwa dan karakter individu, karena proses memberi membentuk sikap suka memberi dan kepedulian terhadap kebutuhan orang lain. 3. Pengentasan Kemiskinan Salah satu tujuan utama zakat adalah mengentaskan kemiskinan. Dengan menyediakan sumber daya keuangan kepada mereka yang membutuhkan, zakat berkontribusi secara langsung pada perbaikan kondisi sosial dan ekonomi kelompok-kelompok yang kurang beruntung. 4. Keadilan Sosial Dan Ekonomi Zakat memainkan peran penting dalam menciptakan keadilan sosial dan ekonomi. Prinsip distribusi
226 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah kekayaan yang adil dan merata diimplemen-tasikan melalui zakat, sehingga mencegah terjadinya kesenjangan ekonomi yang ekstrem. 5. Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkelanjutan Zakat tidak hanya mengentaskan kemiskinan, tetapi juga menciptakan lingkungan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan mendistribusikan kekayaan, zakat memberikan dukungan keuangan kepada kelompok-kelompok yang dapat memanfaatkannya untuk menciptakan peluang usaha dan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, zakat bukan hanya sekadar kewajiban keagamaan, tetapi juga instrumen penting dalam menciptakan masyarakat yang adil, berkeadilan, dan penuh dengan rasa kepedulian terhadap sesama. Model matematis dalam konteks pengelolaan zakat menjadi suatu pendekatan yang semakin penting dalam mengoptimalkan distribusi zakat dan memastikan efisiensi dalam pemanfaatannya. Zakat, sebagai salah satu pilar utama dalam sistem ekonomi Islam, memiliki peran strategis dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan membangun model matematis zakat, kita dapat menggambarkan dengan lebih presisi bagaimana zakat dapat dihitung, didistribusikan, dan diarahkan agar dapat memberikan dampak sosial dan ekonomi yang maksimal.
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 227 Model ini melibatkan variabel-variabel seperti pendapatan, kebutuhan dasar, dan tingkat kemiskinan untuk menciptakan suatu formula yang dapat memandu lembaga zakat dalam mengidentifikasi kelompok yang berhak menerima zakat dan menentukan besaran zakat yang sesuai. Dengan demikian, model matematis zakat bukan hanya menjadi alat penghitungan, tetapi juga instrumen strategis untuk mengoptimalkan kontribusi zakat dalam mencapai tujuan pembangunan sosial dan ekonomi umat Islam. 1. Zakat Mal (Harta) Zakat mal atau zakat harta adalah zakat yang dikenakan atas harta kekayaan yang dimiliki seseorang. Kalkulasi zakat mal melibatkan persentase tertentu dari harta kekayaan yang harus disedekahkan kepada yang berhak menerima. Persentase zakat mal umumnya adalah 2,5% dari total kekayaan (aset) yang dimiliki oleh seseorang. Kekayaan ini dapat mencakup uang tunai, emas, perak, investasi, dan aset lainnya yang dimiliki oleh individu pada akhir tahun Hijriyah (tahun kalender Islam). Rumus untuk menghitung zakat mal adalah sebagai berikut: Zakat Mal = 2,5% × Total Kekayaan Proses perhitungan zakat melibatkan menentukan nilai total harta kekayaan dan mengalikan nilai tersebut dengan persentase 2,5%. Zakat mal biasanya dihitung setelah satu tahun berlalu sejak pertama kali harta tersebut mencapai nisab (batas minimum kekayaan
228 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah yang harus dimiliki seorang Muslim agar wajib membayar zakat), yaitu senilai 85 gram emas. Contoh soal: Ahmad memiliki kekayaan dalam bentuk uang tunai, emas, dan investasi pada akhir tahun Hijriyah. Uang tunai yang dimilikinya sebesar Rp 100.000.000, emas seberat 100 gram, dan tabungan sebesar Rp 200.000.000. Harga emas pada saat itu adalah Rp 1.000.000 per gram nya. Tentukan zakat mal yang harus Ahmad bayarkan! Diketahui: Uang tunai: Rp 100.000.000 Emas: 100 gram x Rp 1.000.000 = Rp 100.000.000 Tabungan: Rp 200.000.000 Ditanya: Jumlah zakat mal yang harus Ahmad bayarkan? Jawab: Menentukan Total Kekayaan: Total kekayaan Ahmad adalah jumlah uang tunai, nilai emas, dan nilai investasi. Total Kekayaan = Uang Tunai + Nilai Emas + Nilai Investasi Total Kekayaan = Rp 100.000.000 + Rp 100.000.000 + Rp 200.000.000 Total Kekayaan = Rp 400.000.000
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 229 Jadi, total kekayaan yang dimiliki Ahmad adalah Rp 400.000.000 Perhitungan Zakat Mal: Zakat Mal = 2,5% x Total Kekayaan Zakat Mal = 2,5% x Rp 400.000.000 Zakat Mal = Rp 10.000.000 Jadi, Zakat Mal yang harus dibayarkan oleh Ahmad adalah Rp 10.000.000 Perhitungan Harta setelah Zakat Mal: Harta setelah pajak = Total Kekayaan – Zakat Mal Harta setelah pajak = Rp 400.000.000 – Rp 10.000.000 Harta setelah pajak = Rp 390.000.000 Jadi, jumlah harta Ahmad setelah dikurangi oleh Zakat Mal adalah Rp 390.000.000 Catatan: Dalam kenyataannya, nilai-nilai seperti harga emas dan nisab dapat berubah, dan perhitungan ini hanya bersifat ilustratif. Juga, perhatikan bahwa ini hanya satu metode perhitungan dan bisa ada variasi dalam interpretasi di berbagai mazhab Islam. Disarankan untuk mendiskusikan kasus individu dengan otoritas
230 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah agama setempat untuk mendapatkan panduan yang lebih akurat. 2. Zakat Pertanian Pemberian zakat pertanian didasarkan pada produksi hasil pertanian dan memiliki persentase tertentu yang harus disedekahkan kepada yang berhak menerima zakat. Persentase ini bervariasi tergantung pada jenis tanaman yang ditanam dan cara pengairan. Rumus umum untuk menghitung zakat pertanian adalah sebagai berikut: Zakat Pertanian = Persentase Zakat × Hasil Pertanian Dalam praktiknya, perhitungan zakat pertanian dapat menempuh tiga langkah sebagai berikut: a. Menentukan Persentase Zakat: Persentase zakat pertanian bervariasi berdasarkan jenis tanaman dan cara pengairannya. Misalnya, untuk tanaman yang diasuh oleh hujan, persentasenya dapat berbeda dengan tanaman yang disiram dengan irigasi. Apabila diairi oleh hujan atau sungai 10 %, dan apabila diairi oleh pengairan 5 %. b. Menghitung Hasil Pertanian: Hasil pertanian diukur dalam bentuk berat atau volume, tergantung pada jenis tanaman. Contohnya, untuk tanaman padi, hasilnya dapat diukur dalam berat (kilogram atau ton).
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 231 c. Perhitungan Zakat Pertanian: Setelah menentukan persentase zakat dan hasil pertanian, kita bisa menggunakan rumus untuk menghitung zakat pertanian. Zakat Pertanian = Persentase Zakat × Hasil Pertanian Contoh Soal: Ali memiliki sebuah ladang padi yang dialiri oleh sungai dengan hasil panen sebanyak 5 ton. Tentukan berapa persentase zakat yang harus dibayarkan oleh Ali dan jumlah zakat yang harus Ali bayarkan. Diketahui: Hasil panen = 5 ton (5000 kg) Cara pengairan = Sungai Ditanya: Persentase dan jumlah yang zakat pertanian yang harus dibayarkan? Jawab: Persentase zakat dengan cara pengairan menggunakan sungai sesuai dengan ketentuannya adalah 10%. Zakat pertanian = 10% x 5000 kg Zakat pertanian = 500 kg Jadi, jumlah zakat pertanian yang harus dikeluarkan oleh Ali adalah 500 kg Jumlah hasil pertanian setelah zakat = Hasil panen – Zakat pertanian
232 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah Jumlah hasil pertanian setelah zakat = 5000 kg – 500 kg Jumlah hasil pertanian setelah zakat = 4500 kg Jadi, jumlah bersih hasil pertanian Ali adalah 4500 kg. 3. Zakat Fitrah Zakat fitrah bersifat wajib bagi setiap Muslim yang mampu, dan jumlahnya bersifat tetap per individu. Rumus untuk menghitung zakat fitrah adalah sebagai berikut: Zakat Fitrah = Jumlah Orang yang Dikenakan Zakat × Besaran Zakat per Orang Contoh soal: Ahmad memiliki keluarga yang terdiri dari dirinya, istri, dan dua anak. Besaran zakat fitrah yang ditetapkan oleh otoritas setempat adalah Rp 35.000 per orang. Diketahui: Jumlah orang = 4 orang Standar zakat fitrah = Rp 35.000 Ditanya: Besaran zakat fitrah yang harus dibayarkan Ahmad? Jawab: Zakat Fitrah = Jumlah Orang yang Dikenakan Zakat × Besaran Zakat per Orang
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 233 Zakat Fitrah = 4 x Rp 35.000 Zakat Fitrah = Rp 140.000 Jadi, nominal zakat fitrah yang harus dikeluarkan oleh Ahmad untuk istri dan kedua anaknya adalah Rp 140.000. Catatan: Pastikan untuk selalu memperhatikan besaran zakat fitrah yang berlaku di wilayah atau komunitas Anda, karena besaran tersebut dapat bervariasi tergantung pada kondisi dan kebijakan setempat serta rekomendasi dari otoritas keagamaan.
234 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah Achmad, T., & Sulastiningsih. (2009). Akuntansi Pengantar Pendekatan Terpadu. Unit Penerbit Dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Hidayat, M. T., & M. Ruslianor Maika. (2023). Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah Dan Ijarah Terhadap Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(1), 346–357. https://doi.org/10.29040/jiei.v4i03.314 Ismal, R. (2014). Assessing the gold Murabahah in Islamic banking. International Journal of Commerce and Management, 24(4), 367–382. https://doi.org/10.1108/IJCoMA-05-2012-0034 Sumarti, N. (2019). Matematika Keuangan Syariah. ITB Press. Warninda, T. D., Ekaputra, I. A., & Rokhim, R. (2019). Do Mudarabah and Musharakah financing impact Islamic Bank credit risk differently? Research in International Business and Finance, 49(September 2017), 166–175. https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2019.03.002
Muhammad Dzulfaqori Jatnika | 235 Muhammad Dzulfaqori Jatnika lahir di Bandung, 26 Januari 1995. Penulis menyelesaikan studi S-1 pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia dan S-2 pada Program Studi Sains Ekonomi Islam Universitas Airlangga. Saat ini penulis sebagai dosen pada Program Studi Ekonomi Syariah Universitas Siliwangi dan Tutor pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Terbuka. Selain itu, penulis juga aktif sebagai Dewan Pengawas Syariah di LazisMu Kabupaten Tasikmalaya. Penulis juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai juara dua lomba karya tulis inovatif nasional yang diselenggarakan oleh Bappeda Kota Tangerang pada tahun 2022, pernah mendapatkan hibah penelitian pada program Kedaireka 2023, hibah penelitian AFSI 2023, dan beberapa hibah penelitian internal Universitas Siliwangi.
236 | Matematika Ekonomi & Keuangan Syariah