Pengajaran Efektif di Sekolah Dasar Copyright© PT Penerbit Penamuda Media, 2024 Penulis: Dwi Mahmud Rizki Riyanto Afief Ma’ruf Al Rasyid Unik Ambar Wati ISBN: 978-623-8586-78-3 Desain Sampul: Tim PT Penerbit Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penerbit Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, Juni 2024 viii + 148, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit
v lhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga buku referensi berjudul “Pengajaran Efektif di Sekolah Dasar” dapat terselesaikan dengan baik. Buku ini disusun dengan tujuan untuk memberikan panduan praktis bagi para pendidik, khususnya guru-guru sekolah dasar, dalam mengembangkan pengajaran yang efektif, kreatif, dan inovatif. Dalam proses penyusunan buku ini, kami telah melakukan berbagai studi literatur serta mengumpulkan pengalaman langsung dari para praktisi pendidikan. Kami berharap, dengan adanya buku ini, para pendidik dapat lebih mudah memahami dan menerapkan strategi pengajaran yang tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, tetapi mampu menumbuhkan minat belajar yang tinggi. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku ini, termasuk rekan-rekan pendidik, peneliti, dan para ahli yang A
vi telah memberikan masukan berharga. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan edisi selanjutnya. Semoga buku ini bermanfaat bagi dunia pendidikan dan dapat menjadi salah satu referensi utama dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah dasar. Yogyakarta, 8 Juni 2022 Penulis
vii Kata Pengantar ..................................................................... v Daftar Isi ............................................................................ vii Bab 1 - Pendahuluan: Fondasi Pengajaran Efektif ..................... 1 A. Pentingnya Pengajaran yang Efektif di Sekolah Dasar.........5 B. Tujuan dan Manfaat Buku Bagi Guru dan Pendidik........... 12 Bab 2 - Strategi Pengajaran yang Inovatif ............................... 16 A. Metode-Metode Pengajaran Modern dan Kreatif .............. 19 B. Penggunaan Teknologi dalam Kelas................................ 24 C. Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pendekatan Kontekstual .................................................................. 28 Bab 3 - Mengelola Kelas dengan Efektif ................................. 33 A. Teknik Pengelolaan Kelas yang Baik ............................... 41 B. Membangun Lingkungan Belajar yang Kondusif.............. 47 C. Cara Mengatasi Masalah Perilaku Siswa .......................... 52
viii Bab 4 - Peran Guru Sebagai Fasilitator ................................... 65 A. Transformasi Peran Guru dan Pengajar Menjadi Fasilitator......................................................................75 B. Cara Membimbing Siswa untuk Belajar Mandiri...............79 C. Membangun Hubungan Positif antara Guru dan Siswa......82 Bab 5 - Evaluasi Pembelajaran .............................................. 92 A. Hubungan Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran ................................................................97 B. Metode Penilaian yang Komprehensif .............................99 C. Umpan Balik yang Konstruktif untuk Siswa.................... 103 Bab 6 - Mengembangkan Keterampilan Sosial dan Emosional Siswa .................................................................... 106 A. Pentingnya Keterampilan Sosial dan Emosional dalam Pendidikan Dasar ........................................................ 112 B. Teknik Mengajarkan Empati, Kerjasama dan Komunikasi117 C. Program dan Kegiatan yang Mendukung Perkembangan Sosial Emosional Siswa................................................. 131 Daftar Pustaka ................................................................... 137 Tentang Penulis ................................................................. 147
1 BAB 1
2 alah satu hal yang harus diutamakan dalam kehidupan adalah pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, guru harus menguasai berbagai keterampilan dan strategi mengajar yang efektif di era globalisasi dan teknologi yang semakin canggih. Guru memiliki peran strategis untuk mengikuti pesatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di segala bidang, termasuk pendidikan. Hal ini karena guru bertindak sebagai praktisi di lapangan dan mengetahui kondisi di lapangan secara langsung. Oleh karena itu, agar guru dapat meningkatkan keahliannya, mereka harus memiliki kemampuan khusus. Pengajaran yang efektif adalah pendekatan yang memungkinkan guru mencapai tujuan pendidikan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Dalam pengajaran yang efektif, guru harus memiliki kemampuan untuk memahami siswa, memilih strategi pengajaran yang tepat, dan mengukur hasil belajar siswa untuk memungkinkan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk memberikan pengajaran yang efektif, guru harus dapat memahami siswa mereka dengan memahami kebutuhan, minat, bakat, dan kemampuan mereka, serta memilih strategi pengajaran yang tepat. Selain itu, guru harus memiliki kemampuan untuk memilih pendekatan pengajaran yang
3 tepat, termasuk variasi metode mengajar, penyediaan lingkungan belajar yang nyaman, dan penggunaan media yang efektif. Untuk memastikan bahwa pembelajaran di kelas berjalan dengan cara yang efektif dan efisien, guru harus memiliki kemampuan untuk menggunakan tes dan evaluasi yang berkelanjutan. Berbicara tentang pengajaran yang efektif, tidak hanya guru yang harus terlibat, tetapi juga siswa harus berpartisipasi. Siswa harus berkontribusi pada pembuatan metode pengajaran yang efektif. Ini karena pengajaran adalah interaksi terusmenerus antara guru dan siswa daripada prosedur tunggal. Siswa dalam situasi ini tidak hanya menerima informasi secara pasif tetapi juga berpartisipasi secara aktif. Mereka memiliki kemampuan untuk memberikan ide-ide baru dan umpan balik bermanfaat yang dapat meningkatkan proses pembelajaran mereka. Siswa akan merasa lebih termotivasi dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri jika mereka terlibat dalam desain dan implementasi metode pengajaran. Pendekatan ini juga dapat memastikan bahwa metode pengajaran yang digunakan lebih relevan dan sesuai dengan gaya belajar dan kebutuhan siswa. Peran aktif siswa selama proses belajar juga dapat membantu guru dalam mengidentifikasi dan mengatasi berbagai tantangan yang mungkin
4 tidak terlihat dari sudut pandang pengajar. Siswa seringkali memiliki wawasan yang dapat membantu guru menyempurnakan teknik pengajaran dan gaya belajar mereka. Memasuki era modern, pendidikan di Indonesia menghadapi banyak masalah yang rumit, terutama di tingkat sekolah dasar (Abidah, Aklima and Razak, 2022). Tingkat pendidikan ini sangat penting karena di sini siswa memperoleh pengetahuan dasar yang diperlukan untuk pendidikan selanjutnya (Halim, 2022). Guru sekolah dasar memiliki peran besar dalam menciptakan pengalaman belajar yang positif. Untuk mencapai tujuan ini, mereka perlu menguasai strategi pengajaran yang efektif. Pendidikan sekolah dasar memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kualitas sumber daya manusia di masa depan karena berfungsi sebagai landasan awal bagi perkembangan akademis dan karakter siswa. Namun, realitas di lapangan seringkali membuat perubahan dan inovasi dalam metode pengajaran diperlukan (Daga, 2021; Sari et al., 2021). Keanekaragaman siswa bukan satu-satunya masalah; keterbatasan fasilitas dan sumber daya pendidikan juga merupakan masalah lain (Febriana et al., 2018; Yasin, 2022). Guru sekolah dasar memiliki peran besar dalam menciptakan pengalaman belajar yang positif. Untuk mencapai tujuan
5 ini, mereka perlu menguasai strategi pengajaran yang efektif. Sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi guru di tingkat ini, mengingat pentingnya peran guru. Pengajaran yang efektif tidak hanya bergantung pada kemampuan akademik guru; mereka juga harus dapat membuat lingkungan belajar yang mendukung dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif dan kritis. Semua komponen yang terlibat dalam proses pendidikan harus berubah karena perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang cepat di era modern. Guru harus mampu memanfaatkan teknologi untuk mengajar dan memahami dinamika sosial yang mempengaruhi siswa mereka. Untuk menyelesaikan masalah ini, diperlukan pendekatan yang melihat dari sudut pandang yang luas, di mana unsur-unsur akademis, emosional, dan sosial siswa dipertimbangkan secara seimbang. Efektifitas merupakan salah satu kunci utama yang perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Efektif adalah istilah tambahan untuk "efektivitas", yang berarti tercapainya tujuan atau sasaran. Istilah ini sesuai dengan definisi efektivitas, yang
6 merupakan ukuran sejauh mana target (dalam kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai. Oleh karena itu, efektivitas berpusat pada pencapaian tujuan. Siswa biasanya menghadapi kesulitan untuk memahami pelajaran. Oleh karena itu, strategi yang tepat diperlukan agar peserta didik memiliki dorongan yang kuat untuk mengatasi hambatan tersebut. Untuk memotivasi peserta didik untuk mengatasi hambatan tersebut, materi pembelajaran juga harus menantang. Kyriacou (2019) menyatakan bahwa pembelajaran efektif dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang berhasil mencapai tujuan belajar siswa seperti yang diharapkan oleh guru. Ini berarti bahwa pembelajaran efektif tidak hanya menyampaikan pelajaran, tetapi juga memastikan bahwa siswa memahami dan mampu menerapkan apa yang mereka pelajari. Menurut Kyriacou, keberhasilan pembelajaran dapat diukur dari sejauh mana siswa mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Selain itu, guru harus memiliki strategi dan metode pengajaran yang tepat untuk membantu siswa mencapai tujuan tersebut. Selain itu, guru harus dapat memotivasi siswa mereka di dalam kelas, mengelola kelas dengan baik, dan
7 memberikan umpan balik yang bermanfaat. Menurut Kyriacou (2009), ada dua komponen penting yang diperlukan untuk pembelajaran yang efektif: guru harus memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan pembelajaran yang diharapkan dan guru harus mampu menghasilkan pengalaman belajar yang direncanakan dan dikomunikasikan. 1. Guru harus memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pemahaman ini sangat penting untuk menentukan sudut pandang dan prosedur yang akan digunakan dalam proses mengajar. Guru dapat membuat strategi pengajaran yang efektif yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dengan mengetahui tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang jelas juga membantu guru mengevaluasi tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi yang diinginkan. Proses pengajaran dapat menjadi tidak terarah dan kurang efisien jika tidak ada pemahaman yang baik tentang tujuan pembelajaran. 2. Guru harus mampu menghasilkan pengalaman belajar yang direncanakan dan dikomunikasikan. Untuk mencapai hal ini, guru harus membuat rencana pembelajaran yang jelas dan terstruktur yang mencakup
8 tujuan pembelajaran, materi yang akan digunakan, dan metode pengajaran yang akan digunakan. Selain itu, guru harus memastikan bahwa informasi yang relevan diberikan kepada siswa dengan cara yang mudah dipahami. Untuk memperbaiki dan meningkatkan pengalaman belajar siswa, guru harus menerima umpan balik mereka. Guru yang baik juga erat kaitannya dengan pembelajaran yang efektif. Menurut Good dan Brophy (2007), guru yang efektif adalah mereka yang: 1) menggunakan waktu belajar secara maksimal, 2) menyajikan bahan pelajaran atau materi dengan cara tertentu untuk memenuhi kebutuhan siswa, 3) mengawasi kemajuan kurikulum, 4) membuat kesempatan belajar untuk diterapkan, 5) bersedia mengulangi jika diperlukan, dan 6) menetapkan harapan tinggi tetapi tujuan yang realistis. Dalam hal ini, pendapat ini berlaku untuk pendidik di berbagai jenjang pendidikan, termasuk sekolah dasar dan sekolah menengah. 3. Menggunakan waktu belajar secara maksimal. Guru yang efektif memanfaatkan waktu pembelajaran dengan sebaik mungkin, memastikan bahwa setiap
9 menit yang tersedia digunakan untuk kegiatan yang mendukung proses belajar siswa. 4. Menyajikan bahan pelajaran atau materi dengan cara tertentu untuk memenuhi kebutuhan siswa. Guru menyesuaikan metode penyampaian materi agar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, sehingga materi dapat dipahami dengan baik oleh semua siswa. 5. Mengawasi kemajuan kurikulum. Guru memantau perkembangan siswa dalam mengikuti kurikulum yang telah ditetapkan, memastikan bahwa setiap siswa mencapai target yang diharapkan. 6. Membuat kesempatan belajar untuk diterapkan. Guru menciptakan situasi atau aktivitas yang memungkinkan siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka pelajari. 7. Bersedia mengulangi jika diperlukan. Guru bersedia untuk mengulang penjelasan atau materi tertentu jika siswa masih belum memahaminya, menunjukkan kesabaran dan komitmen terhadap pembelajaran siswa. 8. Menetapkan harapan tinggi tetapi tujuan yang realistis. Guru menetapkan standar yang tinggi untuk mendorong siswa mencapai potensi maksimal
10 mereka, namun tetap memastikan bahwa tujuan tersebut realistis dan dapat dicapai oleh siswa. Pendidikan di sekolah dasar sangat penting untuk membangun karakter dan kemampuan dasar siswa, yang akan berdampak pada mereka di masa depan. Pada tahap ini, siswa memperoleh keterampilan dasar seperti menulis, membaca, dan berhitung, serta pemahaman konsep dasar dari berbagai bidang ilmu pengetahuan. Untuk memastikan bahwa siswa memahami dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, pengajaran yang efektif di sekolah dasar sangat penting. Pengajaran yang efektif mencakup berbagai pendekatan dan strategi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap siswa. Guru yang efektif memiliki kemampuan untuk membuat lingkungan belajar yang menyenangkan dan mendukung sehingga siswa merasa termotivasi untuk belajar. Untuk menjelaskan materi pelajaran dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, guru harus menggunakan metode pengajaran yang bervariasi dan inovatif. Guru yang baik juga membantu siswa belajar berpikir kritis dan kreatif. Selain elemen kognitif, pengajaran yang efektif di sekolah dasar juga melibatkan elemen emosional dan
11 sosial. Guru yang memperhatikan dan menanggapi kebutuhan emosional siswa mereka dapat membantu mereka menumbuhkan rasa percaya diri dan harga diri. Untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama, komunikasi, dan empati, diperlukan interaksi sosial yang positif di kelas. Oleh karena itu, pengajaran yang efektif tidak hanya berkonsentrasi pada prestasi akademik siswa, tetapi juga pada perkembangan mereka secara keseluruhan. Selain itu, evaluasi dan umpan balik yang konstruktif merupakan bagian penting dari pengajaran yang efektif. Melalui evaluasi yang berkelanjutan, guru dapat melacak kemajuan belajar siswa dan menemukan area yang memerlukan perbaikan. Umpan balik yang konstruktif juga membantu siswa memahami kekuatan dan kelemahan mereka serta memberikan panduan untuk bagaimana mereka dapat memperbaikinya. Akibatnya, siswa memiliki kesempatan untuk terus berkembang dan mencapai potensi maksimal mereka. Secara umum, pengajaran yang baik di sekolah dasar sangat penting untuk membangun fondasi pendidikan yang kuat untuk siswa. Guru dapat membantu siswa berprestasi akademik dan berkembang menjadi individu
12 yang berkarakter melalui pengajaran yang tepat, perhatian pada aspek emosional dan sosial, dan evaluasi dan umpan balik yang berkelanjutan. Sebagai calon pendidik atau praktisi pendidikan, memahami dan menerapkan prinsip pengajaran yang efektif adalah langkah awal yang penting untuk meningkatkan dunia pendidikan. Buku berjudul “Pengajaran Efektif di Sekolah Dasar” yang disusun ini mempunyai beberapa tujuan dan manfaat bagi guru dan pendidikan di sekolah dasar yaitu sebagai berikut. Tujuan Buku: 1. Meningkatkan Kualitas Pengajaran Buku ini bertujuan untuk memberikan panduan kepada guru sekolah dasar tentang cara-cara meningkatkan efektivitas pengajaran di kelas, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan.
13 2. Menawarkan Strategi Pengajaran Buku ini bertujuan menawarkan berbagai strategi dan metode pengajaran yang inovatif dan sudah teruji yang dapat diterapkan guru sekolah dasar dalam situasi kelas yang beragam sesuai dengan karakteristik siswa, materi pelajaran, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3. Membangun Kompetensi Guru Buku ini bertujuan membantu guru mengembangkan keterampilan profesioinal dalam merancang desain pembelajaran, mengelola kelas, dan menilai pembelajaran siswa. 4. Meningkatkan Keterlibatan Siswa Salah satu tujuan utama buku ini adalah untuk membantu guru menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif dan kolaboratif, sehingga siswa menjadi lebih termotivasi dan terlibat dalam proses belajar.
14 Manfaat Buku: 1. Panduan Praktis: Buku ini akan memberikan panduan yang praktis bagi guru sekolah dasar dalam mengelola pembelajaran sehari-hari. Dengan contoh-contoh konkret dan langkah-langkah yang jelas, guru dapat dengan mudah mengimplementasikan teknik-teknik yang akan diterapkan 2. Pengembangan Profesional Guru sekolah dasar dapat menggunakan buku ini sebagai sumber untuk pengembangan profesional berkelanjutan. Materi yang disajikan dapat memperkaya pengetahuan dan keterampilan, sehingga dapat mengajar dengan lebih efektif. 3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan menerapkan metode pengajaran yang efektif, diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat. Buku ini membantu guru sekolah dasar memahami cara-cara menilai dan mengevaluasi pembelajaran siswa secara lebih tepat, sehingga mereka dapat memberikan umpan balik yang konstruktif.
15 4. Penyesuaian dengan Kurikulum Buku ini dapat membantu guru sekolah dasar untuk memahami dan mengintegrasikan berbagai aspek kurikulum ke dalam pengajaran di kelas. Hal ini termasuk penyesuaian dengan standar nasional pendidikan serta kebutuhan khusus siswa. 5. Inovasi dalam Pengajaran Buku ini mendorong guru sekolah dasar untuk berinovasi dalam pengajaran, baik melalui penggunaan teknologi pendidikan maupun melalui pendekatanpendekatan baru yang dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan efektif.
16 BAB 2
17 eterlibatan antara guru dan siswa di kelas dalam proses pembelajaran membutuhkan sebuah strategi tertentu agar dapat berjalan efektif. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah strategi pembelajaran yang inovatif menyenangkan dan memerhatikan proses pembelajaran yang baru. Pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan secara tidak langsung memberi peserta didik kebebasan berpikir yang luas tanpa beban takut salah. Dalam pembelajaran seperti ini, memberikan kebebasan berpikir sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan imajinatif. Pendidikan dan pembelajaran merupakan suatu hal yang bersifat dinamis. Pembaruan pendidikan didorong oleh kebutuhan akan layanan pendidikan bagi setiap individu sebagai peserta didik untuk membangun karakter dan mengembangkan pengetahuan. Oleh karena itu, guru di sekolah dasar harus mampu mengatasi perkembangan ini dengan terus menerus mengembangkan program dengan pendekatan pembelajaran yang berbeda yang disesuaikan dengan perkembangan anak, perkembangan zaman, lingkungan, kondisi, dan kebutuhan siswa. Proses pembelajaran inovatif yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas maupun di luar kelas memicu siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang selalu
18 dinantikan. Proses pembelajaran inovatif tidak hanya bermanfaat bagi siswa, akan tetapi juga bermanfaat bagi guru. Proses ini membantu guru menjadikan lingkungan pembelajaran lebih kreatif dan memungkinkan mereka menerapkan ide-ide baru. Siswa dalam mengikuti pembelajaran inovatif dapat lebih bersaing dalam berkreasi, berprestasi, dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya. Strategi dalam pendidikan dapat didefinisikan sebagai perencanaan yang mencakup kumpulan tindakan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan akademik tertentu. Strategi pembelajaran adalah rencana tindakan atau rangkaian kegiatan yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi ini mencakup penggunaan berbagai strategi, teknik, dan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi pembelajaran didefinisikan sebagai rencana untuk melakukan kegiatan pembelajaran dengan tujuan mengubah keadaan pembelajaran saat ini menjadi keadaan pembelajaran yang diharapkan (Neneng, 2021). Selain itu, strategi pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu rencana kegiatan pembelajaran yang dirancang dengan cermat untuk memenuhi persyaratan kurikulum dan mencapai hasil belajar yang optimal dengan memilih pendekatan, metode, media, dan keterampilan tertentu,
19 seperti menanyakan, menjawab, mencoba, memberi contoh, dan berkomunikasi. Singkatnya, strategi pembelajaran adalah cara guru melihat dan berpikir agar siswa mereka belajar dengan baik. Metode digunakan untuk menerapkan strategi untuk mencapai tujuan dengan cara terbaik (Neneng, 2021). Sebuah strategi adalah bagian dari perencanaan yang dimaksudkan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk menerapkannya. Dengan demikian, berbagai metode dapat digunakan untuk menerapkan suatu strategi. Metode pembelajaran adalah komponen dari strategi pembelajaran, dan berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan. Namun, tidak semua metode dapat digunakan secara efektif untuk mencapai tujuan tersebut. Berikut adalah beberapa metode pembelajaran modern dan kreatif yang dapat dipertimbangkan untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
20 1. Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat familiar dan sering diterapkan guru sekolah dasar dalam pembelajaran di dalam kelas. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa, kemampuan berpikir kritis, motivasi siswa, dan lain sebagainya. Metode Problem-Based Learning (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana pembelajaran terfokus pada pemecahan masalah yang relevan dengan dunia nyata (Akbar, 2023). Para ahli telah memberikan berbagai definisi mengenai PBL, berikut beberapa definisi dari para ahli tentang metode PBL: a. Hmelo-Silver (2004): Pembelajaran berbasis masalah adalah metode pembelajaran di mana siswa menghadapi masalah sulit yang membutuhkan pemecahan masalah. Mereka juga belajar materi akademik yang relevan dan keterampilan metakognisi sambil berpartisipasi sebagai pendidik yang aktif dalam mengorganisasi, meng-
21 analisis, dan mensintesi informasi untuk menyelesaikan masalah. b. Hung (2011): Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu metode di mana siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk menemukan, mempelajari, dan memecahkan masalah yang terjadi di dunia nyata. Proses ini membantu siswa belajar melalui interaksi sosial dan refleksi, serta meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan keteramplan kolaboratif. c. Duch et. al (2001): Pembelajaran berbasis masalah adalah metode pembelajaran yang memungkinkan siswa mengidentifikasi dan merumuskan masalah, mencari sumber informasi, dan mengembangkan strategi pemecahan masalah. Berdasarkan beberapa pengertian ahli tersebut menggambarkan bahwa PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dalam dunia nyata. Mereka berpartisipasi dalam proses pemecahan masalah ini secara aktif, berkolaborasi, dan menggunakan keterampilan metakognitif mereka serta pengetahuan mereka sendiri untuk menghasilkan solusi yang berguna.
22 2. Metode Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Metode Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) merupakan metode yang memicu siswa lebih kreatif dalam belajar. Pembelajaran berbasis proyek adalah metode pengajaran yang lengkap (Amini, 2015). Menurut Thomas (2000) pendidikan berbasis proyek adalah model instruksional yang melibatkan siswa dalam penyelesaian masalah yang menarik yang mengarah pada produk asli. Seperti yang diungkapkan oleh Clegg (dalam Wena, 2009), pembelajaran berbasis proyek meningkatkan keterlibatan siswa dalam investigasi, pemecahan masalah, dan tugas-tugas penting lainnya, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama secara mandiri untuk mengembangkan pengetahuan mereka sendiri dan mencapai tujuan untuk menghasilkan produk nyata. Nolker dan Schoenfeldt (1988) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek terdiri dari tugas-tugas yang rumit. 3. Metode Pembelajaran Mind Mapping Istilah "mind mapping" berasal dari kata "mind", yang berarti "pikiran", dan "mapping", yang berarti "memetakan." Oleh karena itu, kata "mind mapping" diartikan sebagai kegiatan memetakan pikiran. Selain
23 itu, mind mapping juga mencakup cara membuat catatan, menghubungkan gagasan, dan memvisualisasikan konsep dengan lebih efektif daripada metode mencatat konvensional (Thompson, 2021). Menurut Windura (2013: 12), mind mapping adalah sistem belajar dan berpikir yang menggunakan kedua belah otak, sesuai dengan kerja alami otak. Ini memanfaatkan seluruh kekuatan dan kemampuan otak dan mencerminkan proses belajar dan berpikir secara internal. Metode Pembelajaran Mind Mapping memiliki beberapa manfaat jika diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Hasan (2022) mengemukakan manfaat mind mapping adalah sebagai berikut. a. Meransang kerja otak kiri dan otak kanan secara bersamaan. b. Membebaskan pikiran dari aturan belajar saat awal-awal belajar. c. Membuat aktivitas belajar menjadi hal yang mudah dan menyenangkan. d. Mengembangkan ide-ide. e. Membuat rencana kerangka cerita. f. Membuat rencana pribadi.
24 g. Membuat usaha baru. h. Membuat ringkasan isi buku i. Membuat aktivitas belajar menjadi lebih fleksibel dan efisien. Di era globalisasi, teknologi sudah menjadi hal yang biasa. Dengan teknologi berasal dari dunia pendidikan, masuk akal bahwa pendidikan juga menggunakan teknologi untuk memudahkan pembelajaran. Teknologi pendidikan adalah metode bersistem untuk merencanakan, menggunakan, dan menilai seluruh proses pengajaran dan pembelajaran dengan mempertimbangkan baik sumber manusia maupun teknis serta interaksi antara keduanya untuk mencapai pendidikan yang lebih efektif (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sementara Yusuf (2012) menyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah suatu proses sistematis untuk membantu memecahkan masalah pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Muffoletto (dalam Selwyn, 2011), yang menyatakan bahwa teknologi pendidikan adalah tentang sistem dan proses yang menghasilkan hasil yang diinginkan daripada perangkat, mesin, komputer, atau komponen lainnya.
25 Lestari (2018) menyatakan beberapa contoh implementasi teknologi dalam pendidikan adalah sebagai berikut. 1. Media pembelajaran Teknologi sebagai media pembelajaran sudah tidak asing lagi, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling canggih. Teknologi ini dapat digunakan untuk menarik minat siswa dalam belajar, yang menghasilkan pembelajaran yang lebih efisien dan efektif. Perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa teknologi memasuki dunia digital. Menurut Selwyn (2011), penggunaan teknologi digital memiliki peran dalam mendukung dan meningkatkan proses kognitif peserta didik dan keterampilan berpikir. Salah satu contoh teknologi digital adalah internet. Internet adalah teknologi digital. Internet dapat membantu guru membuat pelajaran menjadi lebih menarik bagi siswa. Pembelajaran berbasis internet, seperti pembelajaran online, e-learning, atau pembelajaran jarak jauh, saat ini sudah sangat populer. Tidak hanya pembelajaran menjadi lebih fleksibel dari segi waktu, tempat, dan usia, tetapi peserta didik juga dapat dengan bebas mengakses informasi yang
26 diperlukan. Pembelajaran yang lebih individual dapat meningkatkan proses kognitif dan keterampilan berpikir siswa. Radio, televisi, dan video adalah contoh teknologi lain yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Alat presentasi interaktif seperti papan tulis elektronik dapat menjadikan pelajaran lebih menarik bagi siswa dan meningkatkan motivasi mereka untuk belajar. 2. Alat administratif Selain dapat diimplementasikan dalam bentuk media pembelajaran, teknologi juga dapat dimanfaatkan sebagai alat administratif. Seperti yang dikatakan Selwyn (2011) bahwa salah satu manfaat teknologi digital adalah sebagai perbaikan keefektifan pengorganisasian lembaga pendidikan. Sekolah dapat lebih mudah mengelola data administrasi, termasuk data guru, siswa, dan sekolah, dengan menggunakan komputer, salah satu produk teknologi digital. Data yang dapat dikelola mencakup data siswa, seperti riwayat akademik dan kehadiran, serta data guru, termasuk jadwal mengajar dan evaluasi kinerja. Selain itu, data sekolah seperti inventarisasi aset dan laporan keuangan juga dapat diatur dengan lebih
27 efisien. Teknologi digital memungkinkan akses dan pemrosesan data dilakukan dengan cepat dan akurat, sehingga mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan transparansi dalam manajemen administrasi. Hal ini tentu saja berkontribusi pada peningkatan kualitas layanan pendidikan secara keseluruhan. 3. Sumber belajar Selwyn (2011) menyatakan bahwa teknologi digital dapat membantu guru membuat materi pelajaran dan menghabiskan waktu dengan siswa. Dengan memiliki komputer tersedia, guru dapat membuat rencana pembelajaran dan memilih apa yang perlu dipelajari siswa. Komputer memungkinkan guru untuk merancang rencana pembelajaran yang lebih terstruktur dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa. Selain itu, komputer juga mempermudah guru dalam menyusun bahan ajar yang interaktif dan menarik, sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa. Selain itu, karena internet tersedia, siswa dapat dengan mudah mengakses informasi dari berbagai sumber. Internet memberikan akses yang luas ke
28 berbagai referensi materi pelajaran lainnya yang relevan. Hal ini memungkinkan siswa untuk melakukan penelitian mandiri dan memperdalam pemahaman mereka tentang topik yang sedang dipelajari. Teknologi digital sekarang membuat belajar lebih mudah bagi siswa. Mereka tidak perlu membeli buku di toko buku, mereka cukup mendownload e-book yang tersedia di internet. Kemudahan ini tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga waktu yang sebelumnya digunakan untuk mencari buku fisik. Dengan demikian, siswa memiliki lebih banyak waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas. Pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu metode pembelajaran kreatif yang melibatkan siswa secara langsung dengan materi pelajaran. Hal ini sejalan dengan pernyataan Bender (2012), yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu model terbaik yang tersedia untuk melibatkan siswa dengan materi pelajaran mereka. Oleh karena itu, banyak
29 pendidik saat ini menganjurkan pembelajaran berbasis proyek untuk digunakan dalam kurikulum mereka. Pembelajaran berbasis proyek adalah pengalaman luar biasa bagi siswa. Ini memungkinkan mereka untuk mengevaluasi pelajaran yang sudah ada dan memulai pelajaran baru. (Harmin & Toth, 2006, p.337). Pembelajaran berbasis proyek mengutamakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan melibatkan guru sebagai fasilitator. Siswa bekerja secara aktif dalam kelompok kecil untuk saling mengajar, membantu satu sama lain, dan memperluas pengetahuan mereka sendiri. Siswa saling mengajar satu sama lain, berbagi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki masing-masing individu. Selain itu, siswa juga saling membantu dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi selama proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa tidak hanya memperdalam pemahaman mereka sendiri, tetapi juga memperluas pengetahuan dengan belajar dari pengalaman dan perspektif teman-teman mereka. Pembelajaran berbasis proyek ini mendorong siswa untuk menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab atas proses belajar mereka sendiri, sekaligus meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkomunikasi.
30 Berbicara mengenai pembelajaran berbasis proyek, ada beberapa pendekatan yang akan efektif jika diterapkan di kelas, salah satunya adalah perpaduan antara pembelajaran berbasis proyek dengan pendekatan kontekstual. Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) suatu pendekatan pembelajaran yang mengutamakan keterlibatan siswa dalam proses belajar dan mengaitkannya dengan situasi dunia nyata. Tujuan dari pembelajaran kontekstual adalah membekali peserta didik dengan pengetahuan yang dapat ditransfer secara fleksibel antar permasalahan dan konteks berbeda (Arsyad, A., Sulfemi, W. B., & Fajartriani, T. 2020). Kelebihan pembelajaran menggunakan pendekatan kontestual yaitu: 1. Suasana belajar akan lebih menyenangkan. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan, sehingga siswa lebih termotivasi dan antusias dalam proses belajar. 2. Siswa lebih peka terhadap lingkungannya. Siswa menjadi lebih peka dan sadar terhadap lingkungan di sekitarnya. Hal ini membantu mereka untuk lebih
31 memahami dan menghargai konteks dari materi yang dipelajari. 3. Siswa akan menjadi lebih percaya diri dalam menyampaikan pengalaman dan observasi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan ini, siswa menjadi lebih percaya diri dalam menyampaikan pengalaman pribadi dan observasi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Mereka merasa lebih nyaman berbagi dan berpartisipasi dalam diskusi. 4. Siswa akan lebih siap untuk menangani tantangan yang biasanya muncul dalam kehidupan sehari-hari. Siswa lebih siap dan mampu menangani tantangan yang biasanya muncul dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran kontekstual membantu mereka mengembangkan keterampilan praktis dan berpikir kritis yang berguna dalam berbagai situasi. Adapun kelemahan pembelajaran menggunakan pendekatan kontestual yaitu: 1. Guru harus lebih menguasai prosedur ilmiah. Pendekatan ini mengharuskan guru untuk memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang metode ilmiah dan bagaimana menerapkannya dalam proses pembelajaran.
32 2. Waktu yang digunakan kurang efisien, sebab membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengaitkan tema dengan materi. Pendekatan kontekstual memerlukan waktu yang lebih banyak karena guru harus menghubungkan tema yang diajarkan dengan materi pelajaran berdasarkan kehidupan nyata. 3. Seringkali guru mendapat kesulitan dalam menciptakan kelas yang kondusif, terutama saat pembelajaran dilakukan di luar kelas, siswa akan sulit daitur. 4. Membutuhkan pengawasan ekstra karna pada umumnya siswa memiliki keingintahuan yang sangat besar. Hal ini disebabkan karena siswa umumnya memiliki rasa ingin tahu yang besar, pendekatan ini memerlukan pengawasan yang lebih ketat dari guru untuk memastikan siswa tetap pada jalur pembelajaran yang benar. (Dulyapit, A., & Rahmah, N. 2023).
33 BAB 3
34 endidikan merupakan usaha dalam meningkatkan kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Untuk meningkatkan kompetensi siswa, maka sangat diperlukan keterampilan pendidik. Keterampilan pendidik sangat berpengaruh pada kualitas proses pembelajaran siswa di kelas. Kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif apabila materi yang disampaikan pendidik dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Sementara itu, kegiatan pembelajaran akan terhambat jika siswa kurang siap untuk belajar. Kurang siapnya siswa saat belajar dapat menurunkan kualitas dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat terjadi apabila pendidik tidak mampu melakukan pengelolaan kelas dengan baik. (Mashari et al., 2019) Proses pembelajaran dan kegiatan pengelolaan kelas merupakan dua hal yang saling berkaitan, namun hubungan pengelolaan kelas berbeda karena keduanya mempunyai tujuan yang berbeda. Jika pembelajaran mencakup seluruh kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran guna mencapai beberapa tujuan tertentu, maka pengelolaan kelas dapat menciptakan dan memelihara kondisi yang optimal agar proses pembelajaran dapat aktif.. (Chan et al., 2019) Istilah pengelolaan kelas merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan
35 sumber daya yang efektif. Pengelolaan kelas melibatkan bimbingan atau arahan pada tujuan-tujuan yang nyata terhadap suatu kelompok. Pengelolaan kelas dengan efektif diartikan sebagai ilmu dan seni dalam mengatur pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu dalam bidang pendidikan. Dalam pengertian lain, pengelolaan kelas dengan efektif juga diartikan sebagai kegiatan untuk menciptakan, memelihara atau mengembalikan keadaan yang membuat terjadinya pelaksanaan pembelajaran yang efektif sehingga adanya hubungan yang sehat dan akrab antara guru dengan siswa ataupun antar sesama siswa. Adapun studi pengelolaan kelas dengan efektif memiliki tiga sasaran pokok yaitu: 1. Perencanaan kurikulum untuk menunjang proses pembelajaran dimulai dari merumuskan tujuan pembelajaran, menggunakan bahan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan tujuan yang dicapai siswa untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. 2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran dengan sumber belajar yang serasi dan bermakna. 3. Melakukan penataan lingkungan belajar sebagai upaya guru dalam menata kelas agar dapat merangsang motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
36 Berdasarkan pengertian tentang pengelolaan kelas tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas berkaitan dengan pengaturan kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal tersebut menjadi tugas guru untuk dapat menghadirkan suasana yang dapat memunculkan semangat belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, meningkatkan kualitas pembelajaran serta memberikan kesempatan pada guru untuk melakukan bimbingan pada siswa dalam belajar sehingga perlu adanya pengorganisasian kelas dengan efektif. Untuk menghadirkan perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, setiap individu harus mau bekerja sama dalam mengembangkan kontrol diri yang merupakan fungsi pengelolaan kelas. Peserta didik juga diharapkan mampu mengembangkan kontrol diri dalam proses belajarnya. Adanya kerja sama dalam pengelolaan kelas dapat menimbulkan kekompakan serta mewujudkan suasana belajar yang efektif, menyenangkan dan memotivasi siswa dengan baik. Hal tersebut mempertegas bahwa guru tidak hanya menyiapkan materi pembelajaran tetapi juga bertugas menciptakan, memperbaiki serta memelihara organisasi kelas agar siswa dapat mengembangkan kemampuannya, bakat dan energinya untuk tugas-tugas individual.
37 Adapun pengelolaan kelas memiliki tujuan yaitu: 1. Agar pembelajaran dilakukan dengan maksimal untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. 2. Memberikan kemudahan untuk memantau kemajuan siswa dalam pembelajaran. 3. Mewujudkan kondisi kelas sebagai lingkungan belajaran maupun sebagai kelompok belajar yang dapat mendukung siswa untuk mengembangkan kemampuannya dengan maksimal. 4. Menghilangkan berbagai hambatan yang menghalangi terciptanya interaksi dalam pembelajaran. 5. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta alat belajar yang sesuai untuk siswa agar mampu belajar dalam berbagai lingkungan belajar seperti lingkungan sosial, emosional dan intelektual siswa di dalam kelas. 6. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan lata belakang sosial, ekonomi, budaya serta karakter individu. Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas untuk menciptakan serta menjaga kondisi kelas agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan tujuan pem-
38 belajaran yang ingin dicapai. Hal tersebut berarti bahwa guru melakukan upaya agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru karena guru akan selalu memperhatikan dan mempelajari kondisi kelas agar dapat menentukan sesuatu yang harus dilakukan sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Pengelolaan kelas memiliki ruang lingkup yang diklasifikasikan menjadi dua yaitu pengelolaan kelas yang bersifat fisik dan non fisik. Kedua ruang lingkup tersebut harus diperhatikan dan dikelola secara baik agar menghasilkan suasana belajar yang baik pula. Adapun pengelolaan kelas yang bersifat fisik dan non fisik yang dimaksud sebagai berikut: 1. Pengelolaan ruang kelas yang bersifat fisik Lingkungan fisik merupakan salah satu hal penting yang menjadi penunjang kegiatan pembelajaran. Lingkungan fisik berupa ruang belajar, pengaturan posisi duduk, ventilasi dan pengaturan Cahaya, pengaturan tempat penyimpanan sarana dan prasarana atau fasilitas yang digunakan dalam proses pembelajaran. 2. Pengelolaan ruang kelas yang bersifat non fisik Pengelolaan kelas yang bersifat non fisik terfokus pada aspek interaksi antar siswa, siswa dengan guru dan
39 lingkungan kelas sebelum, sedang dan sesudah kegiatan pembelajaran. Sehingga hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas non fisik yaitu aspek psikologis, sosial dan hubungan interpersonal yang menjadi sangat dominan. Selain itu, untuk meminimalisir permasalahan dalam pengelolaan kelas, maka diperlukan pula prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas. Adapun prinsip-prinsip pengelolaan kelas yaitu: 1. Menghadirkan suasana kelas yang nyaman dan antusias. Suasana kelas yang nyaman antara guru dan siswa membuat siswa merasa antusias dalam melaksanakan aktivitas belajarnya. 2. Menghadirkan tantangan yang dapat meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. 3. Menggunakan media pembelajaran, gaya belajar, pola interaksi antara guru dan siswa yang beragam sehingga mengurangi timbulnya gangguan dan meningkatkan perhatian siswa. 4. Guru memiliki keluwesan dalam mengubah strategi mengajarnya untuk menciptakan iklim belajar yang efektif.
40 5. Menekankan pada hal-hal positif. 6. Menanamkan nilai disiplin. 7. Mengontrol emosi. 8. Menumbuhkan sikap optimisme dan percaya diri. 9. Menunjukkan kesederhanaan baik dalam berpenampilan atau berpakaian. 10. Memiliki sikap adil dan tidak membeda-bedakan siswa. 11. Menghadirkan suasana belajar yang santai dan tidak kaku. (Aslamiah et al., 2022) Untuk mendukung keberhasilan belajar siswa, diperlukan karakteristik kondisi kelas yang dapat merangsang dan menantang, memberikan rasa aman serta memberikan kepuasan kepada siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Tentu saja semua menginginkan kondisi kelas yang dapat mendukung berhasilnya kegiatan pembelajaran. Untuk itu, guru harus berusaha untuk melakukan pengelolaan kelas dengan efektif. Pengelolaan kelas memerlukan penciptaan suasana bahagia atau menyenangkan di lingkungan sekolah melalui pengelolaan kelas. Dengan terjalinnya hubungan yang erat antara siswa dan guru, maka guru dapat lebih mudah membimbing siswa, mendorong dan memotivasi siswa dalam belajar. Pembelajaran yang menarik adalah pembelajaran
41 dimana interaksi antara guru dan siswa, lingkungan fisik dan suasana memberikan peluang untuk menciptakan kondisi yang kondusif dalam pembelajaran. Suasana belajar yang menyenangkan tidak akan membuat siswa merasa bosan atau takut untuk mengikuti proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya menciptakan kondisi yang mendukung dan menuntut siswa untuk aktif menggunakan pemikiran kreatif, bertanya, mempertanyakan permasalahan yang muncul selama pembelajaran, dan mengungkapkan gagasannya sendiri.. (Mashari et al., 2019) Teknik pengelolaan kelas adalah cara yang dilakukan guru untuk membuat atau menciptakan kondisi ruangan kelas yang kondusif, agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan efektif, menyenangkan serta memberikan kenyamanan pada sehingga siswa dapat memperoleh pembelajaran yang bermakna. Kemampuan mengelola kelas adalah salah satu kompetensi yang berpengaruh pada kualitas proses pembelajaran. Hal ini terkait dengan tujuan pengelolaan kelas yaitu menciptakan kondisi kelas yang kondusif agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pengelolaan kelas harus dilakukan dengan maksimal dan
42 efektif sehingga mampu membawa pengaruh yang baik pada prilaku siswa. (Yantoro, 2020) Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi pembelajaran yang optimal serta memulihkan kondisi tersebut apabila proses pembelajaran terhenti. Keterampilan ini termasuk mencegah perilaku siswa yang mengalihkan perhatian dari kelas, memberi penghargaan kepada siswa yang menyelesaikan tugas tepat waktu, dan menegakkan norma-norma kelompok yang produktif. Manajemen kelas melibatkan penciptaan dan pemeliharaan kondisi di mana proses pembelajaran terjadi secara efektif dan efisien. Ada dua faktor yang mempengaruhi terciptanya suasana belajar yang kondusif. Yang pertama adalah suasana kelas. Guru merupakan pihak yang paling bertanggung jawab dalam mengelola pembelajaran di kelas. Strategi dan metode pembelajaran yang diterapkan sangat mempengaruhi kondusif tidaknya suasana pembelajaran dalam pembelajaran. Guru tidak hanya dapat menguasai isi mata pelajaran tetapi juga kondisi kelas yang digunakan oleh karakteristik dan kepribadian siswa yang berbeda. Apabila guru tidak dapat