The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku pengantar pariwisata menyajikan pandangan komprehensif tentang industri pariwisata, memperkenalkan konsep-konsep dasar, sejarah, perkembangan, dan dampaknya. Pembahasan meliputi aspek-aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan terkait pariwisata. Para penulis menyoroti pentingnya pariwisata sebagai sumber pendapatan dan pelestarian warisan budaya. Buku ini juga mengeksplorasi peran teknologi dalam transformasi industri pariwisata serta tren terkini seperti pariwisata berkelanjutan dan tanggung jawab sosial. Dengan pendekatan yang komprehensif, buku ini cocok untuk mahasiswa dan praktisi pariwisata yang ingin memahami landasan dan dinamika industri pariwisata secara mendalam: Dengan menggabungkan teori dengan studi kasus, buku ini memberikan wawasan yang mendalam dan relevan bagi pembaca yang tertarik dalam memahami kompleksitas serta potensi industri pariwisata dalam konteks global yang terus berkembang.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-04-26 11:16:56

Pengantar Pariwisata

Buku pengantar pariwisata menyajikan pandangan komprehensif tentang industri pariwisata, memperkenalkan konsep-konsep dasar, sejarah, perkembangan, dan dampaknya. Pembahasan meliputi aspek-aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan terkait pariwisata. Para penulis menyoroti pentingnya pariwisata sebagai sumber pendapatan dan pelestarian warisan budaya. Buku ini juga mengeksplorasi peran teknologi dalam transformasi industri pariwisata serta tren terkini seperti pariwisata berkelanjutan dan tanggung jawab sosial. Dengan pendekatan yang komprehensif, buku ini cocok untuk mahasiswa dan praktisi pariwisata yang ingin memahami landasan dan dinamika industri pariwisata secara mendalam: Dengan menggabungkan teori dengan studi kasus, buku ini memberikan wawasan yang mendalam dan relevan bagi pembaca yang tertarik dalam memahami kompleksitas serta potensi industri pariwisata dalam konteks global yang terus berkembang.

141 Membangun Infrastruktur dan Fasilitas Pariwisata spek penting yang perlu dipahami oleh para investor/pebisnis sebelum memulai bisnis pariwisata dan tidak salah melangkah diawal serta mencapai kesuksesannya dalam industri yang dinamis ini, maka perlu memahami kunci utama secara mendalam tentang infrastruktur dan fasilitas pariwisata. Industri pariwisata telah menjadi salah satu sektor ekonomi terbesar di banyak negara di seluruh dunia. Keterlibatan investor dalam pembangunan infrastruktur dan penyediaan A


142 fasilitas yang memadai adalah langkah penting untuk meningkatkan daya tarik suatu destinasi pariwisata. Tanpa infrastruktur yang memadai, potensi wisata suatu daerah mungkin tidak dapat sepenuhnya dimanfaatkan, sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi lokal dan kesempatan investasi yang berkelanjutan. Dalam bab ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek yang terkait dengan infrastruktur dan fasilitas pariwisata, mulai dari transportasi,akomodasi, fasilitas umum, sarana rekreasi, keamanan hingga inovasi dan teknologi serta manajemen pengelolaannya. Setiap elemen ini memegang peranan penting dalam menciptakan pengalaman pariwisata yang menyenangkan dan memuaskan bagi pengunjung. Lebih dari itu, pemahaman mendalam tentang bagaimana infrastruktur dan fasilitas pariwisata saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain akan menjadi pondasi kuat dalam merancang strategi investasi yang berhasil di sektor pariwisata. Dengan pengetahuan yang dipelajari dari bab ini, diharapkan para investor/pebisnis dapat membuat keputusan yang cerdas dan efektif dalam mengalokasikan sumber daya mereka, serta merencanakan program yang dapat meningkatkan daya tarik destinasi pariwisata dan pada akhirnya mencapai kesuksesan bisnis yang berkelanjutan. Tujuan dari pembangunan infrastruktur dan fasilitas pariwisata ini bukan hanya sekedar menciptakan lingkungan yang nyaman bagi para pengunjung, tetapi juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, pelestarian lingkungan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Sehingga dengan kemudahan aksesibilitas menuju destinasi wisata menciptakan pengalaman yang memuaskan


143 bagi pengunjung, dan berdampak signifikan terhadap perkembangan suatu destinasi pariwisata. Para pemangku kepentingan dapat mengambil langkah strategis yang tepat dalam merencanakan, mengelola, dan mengembangkan destinasi pariwisata sehingga pembangunan infrastruktur dan fasilitas yang berkualitas dapat Sukses serta memberikan manfaat yang besar kepada warga sekitar destinasi wisata. Mari kita eksplorasi infrastruktur dan fasilitas pariwisata secara mendalam, tempat di mana potensi tak terbatas menanti untuk diwujudkan. Namun senantiasa memperhatikan prinsipprinsip keberlanjutan yang penting untuk masa depan industri pariwisata global. A. Memahami Infrastruktur Pariwisata 1. Definisi dan Ruang Lingkup pariwisata Sebelum kita memasuki pembahasan yang lebih mendalam tentang infrastruktur dan fasilitas pariwisata, penting untuk memahami dasar-dasar pariwisata itu sendiri. Pariwisata secara umum dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang melibatkan perjalanan dan kunjungan sementara ke tempat-tempat di luar lingkungan sehari-hari seseorang, biasanya untuk tujuan rekreasi, liburan, atau bisnis. Menurut Mill dan Morison dalam Suryadana (2015 : 39) pariwisata terkait erat dengan aktivitas perpindahan tempat yang merupakan sebuah sistem dimana bagianbagian yang ada tidak berdiri sendiri melainkan saling terkait satu sama lain seperti jaring laba-laba.(1) Ruang lingkup pariwisata mencakup berbagai elemen, termasuk destinasi wisata, atraksi, akomodasi,


144 transportasi, restauran, dan berbagai layanan pendukung lainnya yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para pengunjung yang menjadi daya tariknya. Menurut Witt (1994) daya tarik tempat tujuan wisata merupakan motivasi utama bagi wisatawan untuk melakukan kunjungan wisata. Menurutnya destinasi wisata dikelompokkan menjadi empat daya tarik, yaitu(2): a. Daya tarik wisata alam (natural attraction) yang meliputi pemandangan alam daratan, pemandangan alam lautan, pantai, iklim atau cuaca. b. Daya tarik wisata berupa arsitektur bangunan (building attraction) yang meliputi bangunan dan arsitektur bersejarah, bangunan dan arsitektur modern, arkeologi. c. Daya tarik wisata yang dikelola khusus (managed visitor attractions), yang meliputi tempat peninggalan kawasan industi seperti yang ada di Inggris, Theme Park di Amerika, Darling Harbour di Australia. d. Daya tarik wisata budaya (cultural attraction) yang meliputi teater, musium, tempat bersejaah, adatistiadat, tempat religius, peristiwa-peristiwa khusus seperti festival dan drama bersejarah (pageants), dan heritage seperti warisan peninggalan budaya. e. Daya tarik wisata sosial seperti gaya hidup penduduk di tempat tujuan wisata. Pariwisata juga melibatkan interaksi antara pengunjung dan tuan rumah, serta mempengaruhi


145 ekonomi, budaya, dan lingkungan di destinasi yang dikunjungi. Menurut (Chiu & Yeh, 2017), hubungan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi telah dianalisis dengan pendekatan hipotesis TLG (Tourism LedGrowth), ketika kondisi pariwisata berubah dengan menggunakan tiga spesialisasi pariwisata(3), yaitu; a. Rasio penerimaan pariwisata internasional terhadap PDB; b. Rasio jumlah kedatangan wisatawan internasional dengan jumlah keberangkatan wisatawan internasional (rasio wisatawan); c. Rasio layanan perjalanan ekspor komersial dengan layanan perjalanan impor komersial (rasio layanan perjalanan). Dan terbukti bahwa pengembangan pariwisata dapat mendatangkan pendapatan valuta asing, memacu investasi dalam infrastruktur baru, persaingan dalam industri pariwisata lokal, merangsang industri lain yang terkait dengan industri pariwisata, menyediakan lapangan kerja, mengeksploitasi skala ekonomi, pengetahuan teknis tersebar, merangsang penelitian dan pengembangan, serta mengumpulkan modal manusia (Schubert, Brida, & Risso, 2011)(3). Dengan pemahaman yang kuat tentang dasar-dasar ini, kita dapat lebih memahami pentingnya infrastruktur dan fasilitas pariwisata dalam menciptakan pengalaman yang positif dan memuaskan bagi para pengunjung.


146 2. Peranan dan pentingnya infrastruktur dalam meningkatkan daya tarik destinasi Infrastruktur memiliki peranan sentral dalam menentukan daya tarik suatu destinasi pariwisata bagi para pengunjung. Infrastruktur yang berkualitas akan memberikan pengalaman yang lebih menyenangkan dan memuaskan bagi para wisatawan. Misalnya, transportasi umum yang ekonomis dan mudah diakses memungkinkan pengunjung untuk cepat sampai ke lokasi tujuan dan nyaman sampai ke destinasi. Akses jalan yang bagus untuk dilalui, bandara yang modern, serta sarana transportasi umum yang handal adalah contoh infrastruktur yang krusial dalam menarik wisatawan. Selain itu, akomodasi yang beragam dan bervariasi, mulai dari hotel mewah hingga penginapan budaya lokal(guesthouse), juga merupakan bagian dari infrastruktur yang mempengaruhi daya tarik suatu destinasi. Fasilitas publik seperti toilet umum, tempat makan, dan area istirahat juga penting untuk memastikan kenyamanan dan kepuasan pengunjung selama mereka menjelajahi destinasi tersebut. Dengan investasi infrastruktur yang tepat pada destinasi wisata, dapat meningkatkan daya tarik dan mengundang wisatawan baik domestik maupun mancanegara, serta memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para wisatawan itu sendiri.


147 3. Fungsi fasilitas dalam menciptakan pengalaman wisata yang positif Fasilitas pariwisata mempunyai peran yang krusial dalam menciptakan pengalaman berwisata yang positif bagi para pengunjung. Mereka tidak hanya menyediakan kenyamanan dan keamanan, tetapi juga memenuhi berbagai kebutuhan praktis dan hiburan bagi para wisatawan. Misalnya, akomodasi yang berkualitas tidak hanya memberikan tempat istirahat yang nyaman bagi pengunjung selepas dari aktivitas kehidupan keseharian mereka, tetapi juga menjadi tempat untuk berinteraksi dengan budaya lokal dan rekan sesama wisatawan. Selain itu, fasilitas rekreasi seperti taman, pantai, dan tempat bermain memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk bersantai dan menikmati waktu luang mereka. Fasilitas kuliner, termasuk restoran dan warung makan, memperkenalkan wisatawan pada kuliner lokal dan merupakan bagian integral dari pengalaman budaya suatu destinasi. Bahkan, fasilitas pendukung seperti pusat informasi pariwisata dan pusat perbelanjaan juga memainkan peran penting dalam membantu pengunjung merencanakan dan menjalani agenda mereka dengan lancar. Dengan demikian, fungsi fasilitas dalam menciptakan pengalaman berwisata yang positif sudah tidak diragukan lagi, karena mereka menyumbang pada kepuasan dan kenangan yang tak terlupakan bagi para pengunjung


148 4. Hubungan antara infrastruktur dan pertumbuhan pariwisata Hubungan antara infrastruktur dan pertumbuhan pariwisata sangat erat dan saling mempengaruhi. Infrastruktur yang terkelola dengan baik merupakan pondasi bagi pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan. Misalnya, aksesibilitas yang ditingkatkan melalui infrastruktur transportasi yang efisien dan modern dapat membuka pintu bagi lebih banyak pengunjung untuk mengunjungi destinasi tertentu. Dengan adanya jalan yang baik, bandara yang memadai, dan sarana transportasi umum yang handal, para wisatawan menjadi lebih leluasa untuk menjelajahi daerah yang sebelumnya sulit dijangkau menjadi mudah dan menyenangkan. Selain itu, infrastruktur akomodasi yang memadai, mulai dari hotel hingga penginapan lokal, dapat meningkatkan kapasitas dan kenyamanan pengunjung, sehingga memungkinkan destinasi untuk menampung jumlah wisatawan yang lebih besar. Di sisi lain, pertumbuhan pariwisata yang signifikan mengharuskan para investor/pebisnis lebih lanjut mengembangkan infrastruktur, menciptakan lingkaran positif di mana pertumbuhan infrastruktur mendukung pertumbuhan pariwisata, dan sebaliknya. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan terencana dengan baik merupakan faktor kunci dalam meningkatkan daya tarik dan daya saing suatu destinasi pariwisata, serta mendorong


149 pertumbuhan ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat 5. Tantangan dalam membangun Infrastruktur Pariwisata Membangun infrastruktur pariwisata tidaklah terlepas dari sejumlah tantangan yang perlu dihadapi. Salah satu tantangan utama adalah pembiayaan. Pembangunan infrastruktur pariwisata seringkali memerlukan investasi yang sangat besar, baik dari sektor publik maupun swasta. Kurangnya dana atau akses terhadap sumber daya keuangan yang cukup dapat menjadi hambatan serius dalam membangun infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan pariwisata. Selain itu, aspek lingkungan juga menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan. Pembangunan infrastruktur dapat berdampak negatif pada lingkungan jika tidak direncanakan dan diimplementasikan dengan hati-hati. Hal ini dapat mencakup kerusakan ekosistem alam, degradasi lahan, atau polusi lingkungan. Selain itu, ketidakstabilan politik, perubahan iklim, serta peraturan dan birokrasi yang kompleks juga dapat menjadi tantangan dalam pembangunan infrastruktur pariwisata. Diperlukan koordinasi yang baik antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan pembangunan infrastruktur pariwisata yang berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi semua pihak yang terkait.


150 B. Jenis Infrastruktur dan Fasilitas Pariwisata Infrastruktur dan fasilitas pariwisata memainkan peranan kunci dalam memastikan pengalaman berwisata yang nyaman dan menyenangkan bagi para pengunjung. Beberapa hal yang harus diperhatikan dari infrastruktur dan fasilitas yang harus dipenuhi yakni transportasi, akomodasi hingga fasilats penunjang lainnya yang merupakan tulang punggung industri yang memungkinkan destinasi untuk melayani wisatawan dengan baik. Berikut dijabarkan jenis infrastruktur dan fasilitas pariwisata yang berperan penting dalam memenuhi kebutuhan dan ekspektasi para wisatawan; 1. Transportasi dan aksesibilitas Fungsi utama transportasi adalah untuk menyediakan sarana yang efisien dan dapat diandalkan bagi para pengunjung agar mereka dapat dengan mudah mencapai destinasi wisata yang mereka tujukan. Dengan adanya berbagai pilihan transportasi yang terjangkau dan mudah diakses, seperti kereta api, bus, pesawat terbang, serta jaringan jalan yang baik, wisatawan dapat merencanakan perjalanan mereka dengan lebih fleksibel dan tanpa hambatan.Semakin baik suatu jaringan transportasi maka aksesibilitasnya juga semakin baik sehingga kegiatan ekonomi antar wilayah juga semakin berkembang (Hurst,1974)(4) Selain itu, kemajuan teknologi dalam transportasi juga memungkinkan adanya layanan pemesanan tiket online, aplikasi transportasi, dan informasi perjalanan real-time yang membantu memudahkan perjalanan dan


151 mengurangi ketidakpastian. Aksesibilitas yang baik juga mencakup infrastruktur yang ramah pada disabilitas, jalur transportasi publik yang terintegrasi, serta informasi yang jelas dan mudah diakses tentang rute perjalanan dan sarana transportasi yang tersedia. Dengan demikian, tersedianya transportasi yang efisien dan aksesibilitas yang baik, para wisatawan dapat merasa lebih nyaman, aman, dan puas saat menjelajahi destinasi wisata, sehingga pengalaman mereka menjadi lebih memuaskan dan berkesan. Berikut beberapa hal terkait dengan transportasi yang umumnya digunakan pengunjung ke destinasi tujuan; a. Jalan Raya, jembatan serta tol yang baik memainkan peran penting dalam menjaga kesenangan dan kenyamanan pengguna saat mereka mencapai tujuan destinasi menggunakan tranportasi darat. Infrastruktur yang baik memberikan akses yang lancar dan efisien, mengurangi kemacetan dan mempersingkat waktu, sehingga memungkinkan para pengguna untuk mencapai tujuan dengan cepat dan mudah. Dengan demikian, hal ini mengurangi tingkat kebosanan yang mungkin muncul selama perjalanan. Selain itu, jalan raya yang baik juga menyediakan pemandangan indah dan pengalaman berkendara yang menyenangkan, yang membuat perjalanan itu sendiri menjadi bagian dari kesenangan saat berwisata.


152 Ketika pengguna dapat menikmati perjalanan tanpa hambatan, mereka cenderung merasa lebih positif terhadap destinasi wisata tersebut dan lebih mungkin untuk kembali berkunjung di masa mendatang. Oleh karena itu, investasi dalam pembangunan infrastruktur jalan raya, jembatan, dan tol yang baik tidak hanya meningkatkan kenyamanan pengguna, tetapi juga meningkatkan daya tarik dan menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung. b. Transportasi Udara, menurut (Tukimun, 2022) masih terdapat GAP antara kinerja dan harapan pada infrastruktur di Bandara, sehingga perlu adanya perbaikan pelayanan pada 4 (empat) faktor di Bandara yaitu keterpaduan moda, delay penerbangan, tarif/biaya perjalanan udara dan polusi/kelestarian lingkungan(5). Oleh karenanya pengelola destinasi wajib bekerjasama dengan pihak Bandara mengenai 4 aspek penting yang harus diperhatikan terkait infrastruktur transportasi udara untuk memastikan pengalaman pengunjung yang optimal saat mereka menuju destinasi wisata sebagai berikut; 1) Pelayanan di bandara harus diatur dengan baik, mulai dari proses check-in hingga boarding, untuk memastikan keefisienan dan kenyamanan bagi para pengunjung. Kualitas layanan harus diprioritaskan, termasuk ketersediaan fasilitas seperti area istirahat,


153 layanan informasi, dan aksesibilitas yang ramah pengguna. 2) Keamanan bagasi adalah hal yang tidak boleh diabaikan. Pengelola destinasi wisata harus bekerja sama dengan otoritas bandara untuk memastikan sistem keamanan yang ketat untuk melindungi bagasi pengunjung dari kerugian atau penyalahgunaan. Ini mencakup pemeriksaan bagasi yang efisien dan prosedur keamanan yang memadai. 3) Pengelola destinasi wisata perlu memperhitungkan waktu tunggu di bandara. Mereka harus berupaya meminimalkan waktu tunggu para pengunjung di bandara, baik itu di area check-in, imigrasi, atau pengambilan bagasi. Peningkatan efisiensi proses di bandara dapat mengurangi kebosanan dan ketidaknyamanan bagi pengunjung. 4) Waktu tiba di bandara juga merupakan faktor penting. Pengelola destinasi wisata harus berkoordinasi dengan maskapai penerbangan untuk memastikan jadwal penerbangan yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Menjaga ketepatan waktu kedatangan pesawat adalah point penting untuk memberikan pengalaman yang mulus bagi para pengunjung yang berdampak pada kesan positif terhadap destinasi wisata tersebut. Perhatikan aspekaspek ini secara cermat untuk meningkatkan kualitas infrastruktur transportasi udara dan


154 menjadikan perjalanan menuju destinasi wisata menjadi pengalaman yang menyenangkan dan tak terlupakan bagi para pengunjung. c. Transportasi Air, Fasilitas penunjang aktivitas transportasi laut belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat dan penyedia jasa angkutan laut, sehingga perlu dicari solusi bagaimana strategi transportasi laut untuk mendukung pengembangan pariwisata (Sri, 2018) mengatakan bahwa perlunya kerjasama anatara pengelola dengan pemerintah untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan pengembangan pariwisata di pulau-pulau kecil dari sudut pandang pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, dan masyarakat target di mana pariwisata tersebut dikembangkan(6). Oleh karenanya untuk memastikan keamanan dan kenyamanan para pengunjung adalah tugas penting pengelola destinasi wisata serta pemerintah terkait infrastruktur transportasi air serta untuk mengatasi potensi bencana yang mendadak sebagai berikut; 1) Pelayanan harus menjadi prioritas utama. Ini meliputi ketersediaan kapal atau perahu yang layak dan terawat dengan baik, serta personel yang terlatih untuk memberikan layanan yang ramah dan informatif kepada para pengunjung.


155 2) Kualitas transportasi air juga harus diperhatikan dengan cermat. Kapal atau perahu harus memenuhi standar keselamatan yang ketat dan menjalani pemeliharaan secara berkala untuk menghindari kerusakan atau kegagalan sistem yang dapat membahayakan pengunjung. Selain itu, fasilitas dan kelengkapan seperti pelampung, sistem navigasi, dan peralatan penyelamatan harus tersedia dan berfungsi dengan baik. 3) Keamanan merupakan aspek yang tidak boleh diabaikan. Pengelola destinasi wisata harus bekerja sama dengan otoritas maritim untuk menetapkan protokol keamanan yang ketat, termasuk pemeriksaan keamanan sebelum keberangkatan, pengawasan kapal secara rutin, dan pelatihan bagi awak kapal dalam penanganan situasi darurat. 4) Hal yang terpenting bagi pengelola destinasi wisata untuk memiliki rencana mitigasi bencana yang efektif. Ini melibatkan identifikasi potensi ancaman seperti gelombang besar, tsunami, atau kecelakaan kapal, serta pengembangan strategi untuk menghadapinya, seperti rute alternatif, prosedur evakuasi, dan pelatihan bagi pengunjung dan awak kapal dalam tanggap darurat. 5) Dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut secara cermat, pengelola destinasi wisata dapat


156 memastikan bahwa infrastruktur transportasi air mereka tidak hanya memenuhi standar keselamatan yang tinggi tetapi harus juga siap menghadapi situasi darurat yang tidak terduga. d. Transportasi Kereta Api, (Biomantara, Herdiansyah; 2019) mengatakan Kereta api sebagai transportasi tulang punggung(back bone) harus ditopang dengan sistem transportasi terintegrasi moda lainnya yang sifatnya sebagai penghubung (feeder) dari kereta api. Jaringan antar moda harus menyebar mencakup seluruh tempat-tempat tujuan masyarakat sehingga aksesbilitas antara tempat-tempat tersebut terwujud(7). Sehingga peningkatan pelayanan yang ramah dan efisien pada transportasi Kereta Api menjadi kunci utama yang harus diterapkan. Berikut hal yang harus diperhatikan bagi pengelola jasa tranportasi kereta api; 1) Pelayanan seperti reservasi tiket untuk perjalanan luar kota, bantuan penumpang, dan informasi yang jelas tentang jadwal perjalanan. Kualitas kereta api juga harus dijaga, memastikan kondisi kereta yang bersih, nyaman, dan terawat dengan baik serta fasilitas seperti pendingin udara yang berfungsi dengan baik untuk mengatasi suhu panas dalam kereta. 2) Keamanan menjadi prioritas utama, termasuk dalam upaya pencegahan terhadap pencurian dan kecelakaan. Pengelola destinasi wisata


157 perlu bekerja sama dengan operator kereta api untuk menetapkan protokol keamanan yang ketat, termasuk pengawasan keamanan di stasiun dan di dalam kereta, serta pelatihan bagi kru dalam penanganan situasi darurat dan evakuasi penumpang jika diperlukan. 3) Fasilitas seperti toilet yang bersih dan terawat, ruang makan, serta kemudahan aksesibilitas bagi penumpang yang memiliki kebutuhan khusus juga harus disediakan dengan baik. Selain itu, keteraturan dalam gerbong dan penempatan tempat duduk yang terorganisir dengan baik dapat mengurangi kebingungan dan ketidaknyamanan selama perjalanan. 4) Petugas Kereta Api juga harus bisa mengatasi masalah penumpang yang mungkin kurang disiplin atau egois terhadap tempat duduk, dengan menyediakan pengawasan yang memadai dan memberlakukan aturan yang jelas tentang penggunaan tempat duduk. Selain itu, kebisingan dalam kereta juga harus diminimalkan, baik melalui desain akustik yang tepat maupun pengawasan terhadap perilaku penumpang yang mengganggu. 2. Akomodasi Akomodasi merupakan istilah yang merujuk kepada fasilitas atau tempat yang disediakan untuk keperluan penginapan atau tempat tinggal sementara bagi individu atau kelompok. Fungsi utama akomodasi adalah untuk menyediakan tempat tinggal yang nyaman


158 dan sesuai dengan kebutuhan para pengunjung atau tamu sehingga mereka dapat menikmati pengalaman wisata atau perjalanan mereka dengan baik tanpa harus khawatir tentang masalah penginapan. Akomodasi dapat berupa berbagai jenis, mulai dari hotel, vila, penginapan, hingga pondok wisata, yang masingmasing menawarkan fasilitas yang berbeda sesuai dengan tingkat kenyamanan dan kebutuhan pengunjungnya. Hotel di Indonesia sesuai peraturan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Pariwisata , Pos danTelekomunikasi No. KM 37/PW.340/MPPT-86 tentang Peraturan Usaha dan Penggolongan Hotel : "Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan , makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yanng dikelola secara komersil(8). Akomodasi juga dapat menjadi bagian penting dalam memperkaya dan memperluas pengalaman wisata, dengan menyediakan layanan tambahan seperti fasilitas rekreasi, restoran, atau tur lokal yang memungkinkan pengunjung untuk mengeksplorasi dan menikmati destinasi wisata secara lebih mendalam. Dengan demikian, akomodasi memiliki peran yang sangat penting dalam industri pariwisata, karena tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar penginapan, tetapi juga menjadi bagian integral dari pengalaman wisata yang menyenangkan dan memuaskan bagi para pengunjung. Berikut beberapa akomodasi yang saat ini sudah ada di Indonesia maupun diluar negeri;


159 Jenis Akomodasi Harga Fasilitas Layanan Hotel, Resort dan Cottage ModeratPlatinum a) Kamar tidur dengan kamar mandi b) Restauran c) Kolam renang d) Wi-Fi gratis e) Parkiran Mobil dan Motor f) Bar and Lounge a) Resepsionis 24 jam b) Layanan kamar c) Layanan laundry d) Layanan kebersihan e) Fasilitas pertemuan/konf erensi f) Fasilitas rekreasi (spa, olahraga) g) Salon(tergantung ) Guesthouse dan Penginapan Tradisional Lainnya TerjangkauModerat a) Kamar tidur biasa b) Kamar mandi bersama c) Ruang tamu bersama d) Wi-Fi (tergantung a) Pemilik yang ramah dan bersahabat b) Sarapan pagi mungkin tersedia c) Bantuan informasi lokal d) Mungkin tersedia layanan


160 ) antar-jemput Camping, Glamping, Cabin TerjangkauModerat a) Area perkemaha n b) Tenda atau tempat tidur khusus c) Fasilitas masak d) Ruang makan bersama e) Fasilitas rekreasi f) Ketersediaa n fasilitas umum (toilet, kamar mandi) a) Pemandu atau staf yang ramah b) Aktivitas outdoor (pendakian, berkemah) c) Layanan penyewaan kendaraan d) Penyewaan peralatan berkemah Villa dan Apartment ModeratMahal a) Kamar tidur & kamar mandi pribadi b) Dapur lengkap a) Layanan kebersihan Resepsionis mungkin tersedia b) Layanan laundry c) Ketersediaan


161 c) Ruang tamu luas d) Kolam renang pribadi e) Taman pribadi koki atau layanan masakan d) Layanan antarjemput (tergantung) 3. Fasilitas Umum Fasilitas umum di tempat wisata merujuk kepada beragam layanan dan sarana yang disediakan untuk penggunaan bersama oleh para pengunjung. Tujuan utama dari fasilitas umum ini adalah memenuhi berbagai kebutuhan pengunjung selama di area wisata, memfasilitasi aksesibilitas, memberikan rasa aman, serta meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pengalaman wisatawan secara keseluruhan. Dengan menyediakan fasilitas umum yang memadai menciptakan lingkungan yang ramah dan bersahabat bagi semua pengunjung. Fasilitas umum juga dapat memainkan peran penting dalam melestarikan lingkungan alam dan budaya tempat wisata, dengan mengarahkan aktivitas wisatawan ke area yang sudah ditentukan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan serta kelestarian tempat tersebut. Berikut fasilitas umum yang harus disediakan oleh pengelola destinasi dan dirawat kebersihannya;


162 a. Toilet Umum, air bersih, sistem drainase dan sanitasi b. Tempat Parkir c. Sentra Informasi Wisata, pemandu wisata d. Tempat Ibadah e. Jaringan listrik f. Jaringan telekomunikasi g. Kesehatan(klinik) h. Area Olahraga i. Tempat pembuangan sampah, tempat cuci tangan j. Papan penunjuk arah/peta lokasi area k. Bangku disekitar destinasi l. Tempat penyewaan alat dan perlengkapan m. Arena bermain anak n. Area pertunjukan o. Fasilitas akses bagi penyandang disabilitas 4. Atraksi Hiburan Atraksi hiburan merupakan aktivitas yang bertujuan menghibur dan mengembangkan diri melalui berbagai kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat. atraksi mencakup beragam aktivitas seperti olahraga, seni dan budaya, petualangan alam, wisata kuliner, berbagai permainan, pertunjukan musik, menonton teater, menonton bioskop, menonton acara pertunjukan dan festival.


163 Manfaat dari atraksi hiburan sangat beragam, termasuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, mengurangi stres, meningkatkan kreativitas, memperkuat hubungan sosial, dan memperluas pengetahuan dan pengalaman. Keuntungan dari atraksi hiburan adalah terciptanya pengalaman yang berharga dan memuaskan bagi individu dan komunitas. Aktivitas atraksi hiburan juga memiliki potensi untuk menggerakkan industri pariwisata dan ekonomi lokal untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, meningkatkan kualitas hidup, memperkaya pengalaman, dan mempromosikan keberagaman atraksi hiburan secara keseluruhan. Tantangan dalam industri hiburan yakni persaingan yang sangat ketat dari kompetitor, perubahan tren dan preferensi wisatawan, serta tantangan dalam menghadapi kebutuhan dan harapan yang beragam dari pengunjung. Kepuasan yang didapat oleh wisatawan terletak pada pengalaman yang memuaskan, menyenangkan, dan berkesan. Mereka dapat merasa terhibur, terinspirasi dan merasakan koneksi dengan lingkungan sekitar, budaya, dan sesama pengunjung. Selain itu, pengalaman atraksi hiburan yang positif juga dapat meningkatkan motivasi untuk kembali berkunjung, merekomendasikan kepada orang lain, dan mengembangkan minat baru dalam aktivitas dan budaya lokal.


164 Berikut beberapa Tempat Atraksi Hiburan yang diminati pengunjung; a. Taman Hiburan dan ruang terbuka lainnya b. Tempat Wisata Alam(Gunung, Danau/waduk, Cagar alam, Sungai, Kolam Renang, Pantai, Laut, Perkebunan, Peternakan) c. Taman Kota d. Tempat Pertunjukan (Gedung Kesenian) e. Museum f. Galeri 5. Fasilitas Penunjang Tersedianya fasilitas penunjang di tempat wisata, seperti restoran dan kafe, toko souvenir dan oleh-oleh, pusat kesehatan dan keamanan, pusat bisnis dan konvensi, serta money changer, memberikan sejumlah keuntungan bagi pengunjung, pengelola tempat wisata, dan masyarakat sekitar. Bagi pengunjung, keberadaan restoran dan kafe yang memberikan banyak pilihan kuliner dan kenyamanan dalam menikmati makanan dan minuman selama kunjungan mereka adalah pengalaman yang menyenangkan. Toko souvenir dan oleh-oleh serta pasar memungkinkan mereka untuk membawa pulang kenang-kenangan dari destinasi wisata tersebut. Selain itu, adanya pusat kesehatan dan keamanan memberikan rasa aman dan tanggap cepat terhadap keadaan darurat atau masalah kesehatan yang mungkin terjadi selama mereka liburan.


165 Bagi pengelola tempat wisata, adanya fasilitas penunjang ini membantu meningkatkan pendapatan dan daya tarik destinasi mereka. Restoran dan kafe dapat menjadi sumber pendapatan tambahan melalui penjualan makanan dan minuman, sementara toko souvenir dan oleh-oleh serta pasar juga dapat meningkatkan pendapatan melalui penjualan produk lokal dan kerajinan tangan. Pusat kesehatan dan keamanan membantu menjaga reputasi destinasi wisata tersebut dan memberikan perlindungan terhadap risiko-risiko yang mungkin terjadi. Bagi masyarakat sekitar, keberadaan fasilitas penunjang seperti pusat bisnis dan konvensi dapat menciptakan peluang kerja dan meningkatkan pendapatan melalui perdagangan dan pelayanan yang terkait dengan acara-acara bisnis dan konvensi tersebut. Selain itu, money changer juga memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan transaksi mata uang asing tanpa harus pergi jauh. Secara keseluruhan, keberadaan fasilitas penunjang di tempat wisata tidak hanya memberikan manfaat bagi pengunjung, pengelola tempat wisata, dan masyarakat sekitar, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap perekonomian, keamanan, dan pelestarian lingkungan di wilayah tersebut. Ini menunjukkan pentingnya integrasi antara pengembangan infrastruktur pariwisata dan kesejahteraan komunitas lokal serta keberlanjutan lingkungan.


166 C. Faktor-faktor penting dalam membangun Infrastruktur Pariwisata Dalam membangun infrastruktur pariwisata yang berkelanjutan dan berhasil, beberapa faktor penting harus diperhatikan secara cermat sejak tahap perencanaan hingga pengelolaan operasional. Proses perencanaan yang matang menjadi pondasi utama, di mana setiap langkah harus dipertimbangkan dengan seksama untuk memastikan infrastruktur yang dibangun dapat memenuhi kebutuhan dan ekspektasi wisatawan serta komunitas lokal. Menurut (Wiseza; 2017) Faktor-faktor geografi yang berperan mendukung pengembangan obyek wisata Bukit Khayangan meliputi lokasi, topografi, keadaan iklim, sumber air, aksesibilitas, infrastruktur dan sapta pesona(9). Dengan memperhatikan semua faktor ini secara holistik, pembangunan infrastruktur pariwisata dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan suatu destinasi. Oleh karenanya sebagai pengelola dalam perencaan pembanguan dan pengembangan destinasi wisata harus memperhatikan proses Faktor-faktor penting dalam membangun infrastruktur pariwisata yang mencakup hal berikut ini; 1. Proses perencanaan yang matang Perencanaan yang matang dalam tahapan infrastruktur pariwisata dengan mengikuti prosedur yang tepat serta menerapkan prinsip desain infrastruktur berkelanjutan yang berorientasi pada


167 pengalaman pengunjung dapat memberikan sejumlah manfaat yang signifikan. a. Perencanaan yang matang memungkinkan identifikasi kebutuhan dan tujuan infrastruktur dengan jelas, sehingga penggunaan sumber daya dapat dioptimalkan dan alokasi dana dapat dilakukan secara efisien. b. Mengikuti prosedur yang terstruktur, risiko kesalahan atau penundaan dalam pembangunan dapat diminimalkan, yang pada gilirannya meningkatkan keandalan dan ketersediaan infrastruktur. c. Prinsip desain berkelanjutan memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun tidak hanya berfungsi secara ekonomis, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Ini dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan alam dan budaya lokal, sambil meningkatkan daya tarik bagi wisatawan yang semakin menghargai destinasi yang bertanggung jawab secara lingkungan. d. Fokus pada pengalaman pengunjung dalam prinsip desain infrastruktur akan meningkatkan kualitas layanan dan fasilitas yang ditawarkan, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan wisatawan dan meningkatkan daya saing destinasi dalam industri pariwisata global.


168 2. Analisis pasar dan Permintaan Analisis pasar dan permintaan sangat penting dilakukan karena memiliki peran memahami pasar dan kebutuhan pengunjung potensial. Melakukan analisis pasar memungkinkan untuk mengidentifikasi tren dan preferensi wisatawan, serta memahami perilaku konsumen yang dapat mempengaruhi keputusan perjalanan mereka. Pemahaman pasar yang baik, destinasi pariwisata dapat mengarahkan investasi mereka ke proyek infrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan pengunjung, sehingga meningkatkan daya tarik destinasi dan kepuasan wisatawan. Selain itu, analisis permintaan membantu dalam menilai tingkat permintaan untuk layanan dan fasilitas tertentu di destinasi pariwisata. Dengan mengetahui permintaan yang ada, pengembang infrastruktur dapat mengidentifikasi peluang investasi yang menguntungkan dan mengoptimalkan alokasi sumber daya. Ini juga memungkinkan destinasi untuk mengantisipasi perubahan tren pasar dan menyesuaikan infrastruktur mereka untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang berkembang, sehingga meningkatkan daya saing destinasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Tujuan dari melakukan analisis pasar dan permintaan adalah untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pasar pariwisata yang dituju, sehingga dapat menginformasikan keputusan strategis terkait pengembangan infrastruktur.


169 3. Manajemen dan Pemeliharaan yang Efektif Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam manajemen serta kewajiban melakukan pemeliharaan yang efektif terhadap infrastruktur dan fasilitas yang dibangun di tempat wisata memiliki peran penting dalam menjaga kualitas, keamanan, dan daya tarik destinasi pariwisata. Oleh karenanya pengelola perlu memperhatikan SOP yang jelas agar aktifitas dilingkungan wisata dapat berjalan dengan baik dan benar. Berikut beberapa alasan pentingnya dibuat SOP; a. SOP manajemen memberikan panduan yang jelas dan terstruktur bagi para staf dan petugas yang bertanggung jawab dalam mengelola dan menjalankan berbagai aspek operasional di tempat wisata. Ini membantu memastikan bahwa semua kegiatan dilakukan dengan konsisten dan sesuai dengan standar yang ditetapkan, termasuk pengelolaan tiket, kebersihan, keamanan, dan pelayanan kepada pengunjung. b. SOP yang baik juga membantu dalam meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi risiko kesalahan atau kecelakaan. Dengan memiliki prosedur yang terdokumentasi secara baik, staf dapat dengan mudah mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan untuk menjalankan tugas mereka dengan lebih efektif dan efisien. Hal ini juga membantu meningkatkan keamanan pengunjung dan mencegah terjadinya kecelakaan yang dapat merugikan reputasi destinasi pariwisata.


170 c. Kewajiban untuk melakukan pemeliharaan yang efektif terhadap infrastruktur dan fasilitas merupakan langkah yang sangat penting dalam menjaga kualitas dan keberlanjutan destinasi pariwisata. Pemeliharaan rutin dan preventif membantu mencegah kerusakan atau keausan yang dapat mengganggu pengalaman wisatawan. Melalui pemeliharaan yang teratur, infrastruktur dan fasilitas dapat tetap dalam kondisi yang optimal dan memastikan bahwa sarana dapat digunakan secara aman dan nyaman oleh pengunjung. d. Pemeliharaan yang efektif juga membantu memperpanjang umur pakai infrastruktur dan fasilitas, mengurangi biaya perbaikan besarbesaran di masa depan. Dengan melakukan pemeliharaan yang tepat waktu, destinasi pariwisata dapat menghemat biaya dan sumber daya yang berharga, sambil menjaga kualitas dan daya tarik tempat wisata. Secara keseluruhan, prosedur SOP manajemen dan kewajiban melakukan pemeliharaan yang efektif merupakan elemen penting dalam pengelolaan destinasi pariwisata yang sukses dan berkelanjutan. 4. Keterlibatan Pihak Terkait Melakukan kerjasama dan melibatkan pihak terkait seperti pemerintah, pemangku kepentingan pariwisata, dan entitas lainnya memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan infrastruktur pariwisata yang berhasil dan berkelanjutan.


171 Kerjasama antara pemerintah dan sektor pariwisata memungkinkan adopsi kebijakan yang mendukung dan menguntungkan bagi pengembangan destinasi pariwisata. Melalui kolaborasi ini, regulasi yang jelas dan terkini dapat dibuat untuk memfasilitasi investasi dan pembangunan infrastruktur yang memenuhi standar tertentu. Selanjutnya, melibatkan pemangku kepentingan pariwisata seperti asosiasi pariwisata, pelaku industri, dan masyarakat lokal memastikan bahwa kebutuhan dan aspirasi semua pihak dipertimbangkan dalam pembangunan infrastruktur. Partisipasi mereka membantu memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun sesuai dengan permintaan pasar, memenuhi standar kualitas yang diinginkan, dan memperhitungkan dampak sosial dan lingkungan yang mungkin timbul. Pembagian tanggung jawab dan sumber daya yang adil dan efisien adalah salah satu keberhasilan dari kerjasama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Misalnya, pemerintah dapat menyediakan infrastruktur dasar seperti jalan dan listrik, sedangkan sektor swasta dapat bertanggung jawab atas pembangunan hotel dan fasilitas wisata lainnya. Di sisi lain, masyarakat lokal dapat terlibat dalam pengelolaan dan promosi destinasi, meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki masyarakat terhadap pembangunan pariwisata. Tidak kalah pentingnya, kerjasama dan keterlibatan pihak terkait juga memungkinkan pertukaran pengetahuan dan pengalaman yang berharga antara


172 berbagai pihak. Hal ini dapat menghasilkan inovasi dalam pembangunan infrastruktur dan pengelolaan destinasi pariwisata, meningkatkan daya saing dan daya tarik destinasi di pasar global yang semakin kompetitif. Menggabungkan keahlian, sumber daya, dan komitmen dari berbagai pihak, pembangunan infrastruktur pariwisata dapat menjadi lebih efisien, relevan, dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat lokal dan industri pariwisata secara keseluruhan. 5. Kesiapan terhadap Perubahan Perilaku Wisatawan Pengelola destinasi pariwisata harus sigap dan cepat bertindak dalam menghadapi perubahan perilaku wisatawan untuk tetap relevan dan kompetitif. Berikut adalah beberapa hal yang harus mereka lakukan: a. Analisis Data: Pengelola perlu secara teratur mengumpulkan dan menganalisis data tentang tren perjalanan, preferensi wisatawan, dan perilaku pembelian. Dengan memahami perubahan ini, mereka dapat menyesuaikan strategi pemasaran dan layanan yang ditawarkan. b. Penyesuaian Paket Wisata: Pengelola dapat merespons perubahan perilaku wisatawan dengan menyesuaikan paket wisata mereka. Ini bisa meliputi penambahan atau pengurangan fitur dan kegiatan, serta menawarkan pengalaman yang lebih sesuai dengan keinginan wisatawan. c. Pelatihan Staf: Staf yang terlatih dengan baik dapat membantu pengelola menyikapi perubahan


173 perilaku wisatawan dengan lebih efektif. Pelatihan dapat mencakup keterampilan komunikasi, pemahaman tentang kebutuhan wisatawan, dan fleksibilitas dalam menyediakan solusi yang memuaskan. d. Penyesuaian Infrastruktur: Pengelola harus siap untuk menyesuaikan infrastruktur destinasi, termasuk akomodasi, fasilitas umum, dan transportasi, sesuai dengan perubahan dalam preferensi dan kebutuhan wisatawan. Ini mungkin melibatkan penambahan fasilitas baru, perbaikan yang diperlukan, atau penyesuaian kapasitas. e. Komunikasi yang Efektif: Penting bagi pengelola untuk berkomunikasi secara terbuka dan jelas dengan wisatawan tentang perubahan apa pun yang terjadi di destinasi. Ini termasuk informasi tentang fasilitas baru, aturan dan regulasi terbaru, serta saran tentang cara menikmati pengalaman mereka dengan lebih baik. f. Kolaborasi dengan Pihak Terkait: Pengelola dapat bekerja sama dengan asosiasi pariwisata, pemerintah lokal, dan entitas lainnya untuk mengidentifikasi dan merespons perubahan perilaku wisatawan secara lebih efektif. Kolaborasi ini dapat mencakup pertukaran informasi, pengembangan strategi bersama, dan promosi destinasi secara bersama-sama.


174 Pengelola destinasi pariwisata yang sigap dan cepat dalam mengambil langkah-langkah ini, dapat menjaga daya saing mereka, memenuhi kebutuhan wisatawan, dan meningkatkan pengalaman wisata secara keseluruhan 6. Faktor keamanan, keberlanjutan Lingkungan dan sosial Pengelola destinasi pariwisata memiliki tanggung jawab penting untuk menjaga keamanan dan keberlanjutan lingkungan, serta menanggapi perubahan sosial yang terjadi dengan masyarakat sekitar. Berikut adalah beberapa tindakan yang mereka dapat lakukan: a. Program Pendidikan Lingkungan: Pengelola dapat menyelenggarakan program pendidikan lingkungan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya melestarikan lingkungan di antara staf, pengunjung, dan masyarakat lokal. b. Pengelolaan Sampah: Melalui program pengelolaan sampah yang efektif, pengelola dapat mengurangi dampak negatif limbah pada lingkungan, termasuk dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendaur ulang limbah, dan mengimplementasikan sistem pengelolaan sampah yang efisien. c. Praktik Ramah Lingkungan: Pengelola dapat mengadopsi praktik ramah lingkungan dalam operasional harian, seperti menggunakan energi


175 terbarukan, mengurangi pembuangan air, dan meminimalkan jejak karbon. d. Pemeliharaan Lingkungan: Melalui program pemeliharaan lingkungan yang teratur, pengelola dapat menjaga kelestarian ekosistem lokal, termasuk dengan memperbaiki area yang terdegradasi, merehabilitasi habitat alami, dan mengawasi populasi spesies terancam. e. Konsultasi dengan Masyarakat Lokal: Pengelola dapat melibatkan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan terkait pengembangan dan pengelolaan destinasi pariwisata, mendengarkan kekhawatiran mereka, dan mempertimbangkan masukan mereka dalam perencanaan strategis. f. Program Kesejahteraan Masyarakat: Pengelola dapat mendukung pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat lokal melalui program pelatihan keterampilan, peluang kerja, dan pengembangan infrastruktur sosial yang memberikan manfaat langsung kepada masyarakat sekitar. g. Monitoring dan Evaluasi: Penting bagi pengelola untuk terus memantau dampak dari kegiatan pariwisata terhadap lingkungan dan masyarakat lokal, serta mengevaluasi efektivitas dari programprogram yang telah diimplementasikan. Hal ini memungkinkan mereka untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan agar tetap menjaga keberlanjutan destinasi pariwisata.


176 7. Kebijakan dan regulasi terkait pengembangan infrastruktur pariwisata Berikut adalah beberapa kebijakan dan regulasi yang harus dibuat oleh pengelola destinasi pariwisata terkait pengembangan infrastruktur pariwisata: a. Rencana Tata Ruang dan Zonasi Pariwisata: Kebijakan ini menetapkan rencana tata ruang dan zonasi yang jelas untuk destinasi pariwisata, memastikan pengembangan infrastruktur sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik wilayah serta melindungi lingkungan dan warisan budaya. b. Persyaratan Bangunan dan Konstruksi: Pengelola harus mengikuti persyaratan standar untuk bangunan dan konstruksi infrastruktur pariwisata, termasuk hotel, restoran, dan fasilitas lainnya, untuk memastikan keamanan, kualitas, dan keberlanjutan pembangunan di lingkungan alam sekitar. c. Perlindungan Lingkungan: Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi lingkungan alam dari dampak negatif pembangunan infrastruktur pariwisata, termasuk pembatasan penggunaan lahan, pengelolaan limbah, dan pemulihan ekosistem yang terganggu. d. Konservasi Budaya dan Warisan: Pengelola harus menetapkan kebijakan untuk melindungi warisan budaya dan sejarah lokal dari perubahan yang merugikan, mempromosikan pelestarian situs-situs bersejarah, dan menghormati kehidupan budaya masyarakat setempat.


177 e. Pengelolaan Pengunjung: Kebijakan ini melibatkan pengaturan kapasitas kunjungan, penentuan tarif masuk dan pembatasan kegiatan untuk menjaga keseimbangan antara pariwisata dan pelestarian lingkungan serta memastikan pengalaman positif bagi pengunjung. f. Perijinan dan Izin: Pengelola harus mengikuti prosedur perijinan yang jelas dan efisien untuk pembangunan infrastruktur pariwisata, mempercepat proses perizinan dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. g. Pembayaran dan Pemungutan Pajak: Kebijakan ini mencakup aturan mengenai pajak pariwisata, tarif masuk, dan pemungutan biaya lainnya untuk mendukung pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur pariwisata serta layanan publik. h. Kualitas Layanan dan Fasilitas: Pengelola harus menetapkan standar untuk kualitas layanan dan fasilitas yang ditawarkan kepada pengunjung, memastikan bahwa infrastruktur pariwisata memenuhi harapan wisatawan dan memberikan pengalaman yang memuaskan. i. Kebijakan Partisipasi Masyarakat: Kebijakan ini mendorong partisipasi aktif masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan terkait pengembangan infrastruktur pariwisata, memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkontribusi dan memperoleh manfaat dari pertumbuhan pariwisata.


178 D. Inovasi dan Teknologi dalam Infrastruktur dan Fasilitas Keberlanjutan Pariwisata Inovasi dan penggunaan teknologi terbaru memiliki peranan dan manfaat yang sangat penting dalam menjaga keberlanjutan infrastruktur dan fasilitas dalam bisnis pariwisata. Strategi digitalisasi telah semakin populer sebagai cara untuk meningkatkan pertumbuhan pariwisata berkelanjutan dalam beberapa tahun terakhir (Gössling, 2020). Digitalisasi merujuk pada integrasi teknologi digital ke dalam berbagai aspek masyarakat, termasuk sektor pariwisata (Happ dan Ivancsó-Horváth, 2018). Pemanfaatan teknologi digital dalam pengelolaan pariwisata berkelanjutan memiliki dampak positif yang beragam. Salah satu aspek yang signifikan adalah kemampuan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mengelola data yang mendukung pembuatan kebijakan yang berkelanjutan (Sigala,2020)(10). Selain manfaat untuk pengelolaan lingkungan dan pemasaran, teknologi digital juga dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman wisatawan secara keseluruhan. Aplikasi seluler, realitas virtual, dan teknologi wearable memungkinkan wisatawan untuk mendapatkan panduan interaktif, informasi real-time, dan pengalaman khusus yang meningkatkan daya tarik destinasi. Ini dapat mempengaruhi secara positif kepuasan wisatawan dan mendorong mereka untuk kembali atau merekomendasikan destinasi tersebut kepada orang lain (Gretzel et al., 2015)(10).


179 Berikut peranan dan manfaat melakukan inovasi terbarukan dan penggunaan teknologi pada bisnis pariwisata: 1. Peningkatan Pengalaman Wisatawan: Inovasi dan teknologi terbaru dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman wisatawan. Contohnya, penggunaan augmented reality (AR) atau virtual reality (VR) dalam menyajikan informasi tentang destinasi wisata, aplikasi seluler untuk panduan wisata, dan sistem pemesanan online yang memudahkan wisatawan dalam merencanakan perjalanan mereka. 2. Pengelolaan Destinasi Wisata yang Lebih Efisien: Teknologi dapat membantu dalam pengelolaan destinasi wisata dengan lebih efisien, termasuk manajemen lalu lintas, pengelolaan limbah, dan pemantauan keamanan. Sistem pemantauan berbasis sensor, pemrosesan big data, dan kecerdasan buatan (AI) dapat digunakan untuk memperbaiki pengelolaan infrastruktur dan fasilitas wisata. 3. Pengembangan Infrastruktur Ramah Lingkungan: Inovasi dalam teknologi juga dapat membantu dalam pengembangan infrastruktur yang ramah lingkungan. Misalnya, penggunaan energi terbarukan seperti panel surya dan turbin angin untuk memasok listrik, serta penggunaan material bangunan ramah lingkungan dalam pembangunan infrastruktur pariwisata. 4. Optimisasi Transportasi: Teknologi terbaru seperti aplikasi perjalanan, sistem pembayaran digital, dan kendaraan otonom dapat mengoptimalkan transportasi dalam destinasi pariwisata. Ini membantu mengurangi


180 kemacetan, mengurangi emisi karbon, dan meningkatkan efisiensi perjalanan bagi wisatawan. 5. Pengembangan Pengalaman Wisata Berkelanjutan: Melalui inovasi dan teknologi terbaru, pengalaman wisata yang berkelanjutan dapat dikembangkan. Misalnya, penggunaan teknologi blockchain untuk memastikan keberlanjutan rantai pasokan produk wisata, penggunaan aplikasi untuk mengedukasi wisatawan tentang prinsip-prinsip keberlanjutan, dan penggunaan teknologi untuk mendukung ekowisata. 6. Pemeliharaan dan Pemulihan Lingkungan: Teknologi terbaru dapat digunakan untuk pemantauan lingkungan dan pemulihan habitat alami. Drone dan sensor IoT dapat digunakan untuk pemantauan hutan, pantai, dan ekosistem lainnya, sedangkan teknologi terbaru dalam bidang konservasi dapat membantu dalam upaya pemulihan lingkungan yang terancam. 7. Peningkatan Keamanan dan Kepatuhan: Inovasi dalam teknologi juga dapat meningkatkan keamanan dan kepatuhan dalam industri pariwisata. Misalnya, penggunaan biometrik untuk pengenalan wajah pengunjung, sistem keamanan pintar untuk melindungi fasilitas wisata dari ancaman, dan penggunaan teknologi blockchain untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan standar industri.


181 E. Manajemen dan Pengelolaan Fasilitas Pariwisata Mengelola fasilitas pariwisata yang efektif melibatkan beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan, mulai dari menyediakan informasi yang jelas kepada pengunjung hingga merancang fasilitas yang mudah digunakan dan menarik. Berikut adalah langkah untuk membuat model pengelolaan fasilitas pariwisata yang efektif: 1. Analisis Kebutuhan Pengunjung: Lakukan penelitian untuk memahami kebutuhan dan preferensi pengunjung potensial. Identifikasi jenis fasilitas yang dibutuhkan dan diinginkan oleh mereka, seperti area parkir, toilet, tempat makan, dan tempat istirahat. 2. Sistem Informasi untuk Pengunjung: Sediakan informasi yang jelas dan mudah diakses tentang fungsi fasilitas yang ada di arena wisata kepada pengunjung. Ini dapat dilakukan melalui papan informasi, aplikasi seluler, atau situs web resmi. Pastikan informasi tersebut terus diperbarui dan akurat. 3. Desain Fasilitas yang Ramah Pengguna: Desain fasilitas dengan memperhatikan kenyamanan, keamanan, dan kebutuhan pengunjung. Pastikan aksesibilitas untuk semua pengunjung, termasuk untuk kebutuhan khusus atau disabilitas. Gunakan tanda-tanda dan panduan yang jelas untuk membantu pengunjung menavigasi area pariwisata dengan mudah. 4. Strategi Pemasaran dan Promosi: Tingkatkan strategi pemasaran dan promosi untuk menarik pengunjung baru dan mempertahankan pengunjung yang ada. Gunakan berbagai saluran seperti media sosial, iklan


182 online, dan kerjasama dengan agen perjalanan atau platform pemesanan wisata. 5. Program Loyalty dan Penghargaan: Implementasikan program loyalitas dan penghargaan untuk mendorong pengunjung menjadi pelanggan setia. Berikan insentif seperti diskon, tiket gratis, atau akses eksklusif untuk pengunjung yang sering datang atau menghabiskan lebih banyak waktu di arena wisata. 6. Pemeliharaan dan Pengembangan Infrastruktur: Lindungi dan tingkatkan infrastruktur dan fasilitas yang ada dengan melakukan pemeliharaan teratur dan pembaruan sesuai kebutuhan. Tetap terhubung dengan tren terbaru dalam industri pariwisata dan teknologi untuk memastikan fasilitas tetap relevan dan menarik. 7. Penanganan Tantangan Manajemen: Siapkan rencana darurat dan strategi penanganan masalah untuk mengatasi tantangan manajemen yang mungkin muncul, seperti gangguan teknis, kekurangan sumber daya atau perubahan regulasi. Identifikasi solusi potensial dan siapkan tim atau sumber daya yang diperlukan untuk menangani situasi tersebut dengan cepat dan efisien 8. Peranan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam mengatasi tantangan mengelola fasilitas dan infrastruktur pariwisata.


183 a. Pemerintah: 1) Membangun regulasi dan kebijakan yang mendukung pengembangan dan pengelolaan infrastruktur pariwisata yang berkelanjutan dan berkualitas. 2) Mengalokasikan anggaran dan sumber daya untuk pemeliharaan, pengembangan, dan peningkatan infrastruktur pariwisata. 3) Memfasilitasi kerjasama antara sektor publik dan swasta untuk proyek-proyek infrastruktur pariwisata. 4) Mengawasi dan menegakkan standar keselamatan, keamanan, dan keberlanjutan dalam pengelolaan fasilitas pariwisata. 5) Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait pembangunan dan pengelolaan infrastruktur pariwisata melalui proses konsultasi publik dan partisipasi. b. Sektor Swasta: 1) Berinvestasi dalam pembangunan, pengembangan, dan pengelolaan infrastruktur pariwisata dengan memperhatikan keberlanjutan dan kebutuhan pengunjung. 2) Menyediakan teknologi dan inovasi terbaru dalam pengelolaan fasilitas pariwisata untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pengalaman wisatawan.


184 3) Berperan aktif dalam kemitraan publik-swasta untuk proyek-proyek infrastruktur pariwisata yang besar dan kompleks. 4) Memastikan kepatuhan terhadap standar dan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah dalam pengelolaan fasilitas pariwisata. 5) Berkontribusi dalam pembangunan dan promosi destinasi pariwisata melalui investasi dalam pemasaran dan promosi. c. Masyarakat: 1) Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan terkait pembangunan dan pengelolaan infrastruktur pariwisata dengan memberikan masukan dan umpan balik. 2) Menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di sekitar fasilitas pariwisata dengan melakukan praktik-praktik ramah lingkungan. 3) Menghormati aturan dan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah dan menghargai warisan budaya dan alam di destinasi pariwisata. 4) Berperan sebagai duta pariwisata dengan menyambut pengunjung dengan ramah dan memberikan informasi yang akurat tentang fasilitas dan atraksi lokal.


185 5) Mendorong pengembangan ekonomi lokal dengan mendukung usaha kecil dan menengah di sekitar destinasi pariwisata. F. Mengukur Keberhasilan Infrastruktur dan Fasilitas Pariwisata Untuk Mengukur keberhasilan infrastruktur dan fasilitas pariwisata memerlukan penggunaan indikator kinerja kunci (Key Performance Indicators/KPIs). Berikut adalah cara untuk melakukan pengukuran tersebut: 1. Indikator Kinerja Kunci (KPIs): a. Ketersediaan dan Aksesibilitas: Persentase fasilitas yang tersedia dan dapat diakses oleh pengunjung, termasuk toilet, tempat makan, dan area istirahat. b. Tingkat Pelayanan: Waktu tunggu di antrian, waktu tanggapan terhadap keluhan atau pertanyaan pengunjung, dan tingkat kepuasan terhadap layanan yang diberikan. c. Keberlanjutan Lingkungan: Penggunaan energi terbarukan, jumlah limbah yang didaur ulang, dan keberhasilan dalam melestarikan lingkungan sekitar destinasi pariwisata. d. Penggunaan Teknologi: Tingkat adopsi teknologi dalam pengelolaan fasilitas dan pengalaman pengunjung, seperti aplikasi seluler, pemesanan online, atau sistem informasi digital. e. Pendapatan dan Laba: Pendapatan yang dihasilkan dari penjualan tiket, souvenir, makanan/minuman,


186 serta laba bersih yang diperoleh dari operasi fasilitas pariwisata. 2. Survei Kepuasan Pengunjung: a. Lakukan survei reguler kepada pengunjung untuk menilai kepuasan mereka terhadap fasilitas dan layanan yang disediakan. b. Pertanyaan survei dapat mencakup kebersihan, kenyamanan, keramahan staf, kualitas makanan, harga, serta saran untuk perbaikan. c. Analisis hasil survei untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau peningkatan. 3. Evaluasi Berkelanjutan: a. Lakukan evaluasi teratur terhadap kinerja fasilitas pariwisata berdasarkan KPIs dan hasil survei kepuasan pengunjung. b. Identifikasi tren atau pola yang berkembang dari evaluasi untuk memahami kekuatan dan kelemahan infrastruktur dan fasilitas. c. Tinjau dan perbarui rencana tindakan atau strategi pengembangan berdasarkan hasil evaluasi. 4. Perbaikan Berkelanjutan: a. Terapkan perbaikan yang diperlukan berdasarkan hasil evaluasi dan umpan balik dari pengunjung. b. Prioritaskan perbaikan yang memiliki dampak signifikan terhadap pengalaman pengunjung atau mempengaruhi kinerja KPIs.


187 c. Libatkan berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal, dalam implementasi perbaikan untuk memastikan kesuksesan dan keberlanjutannya. G. Studi Kasus: Pengembangan Destinasi Wisata Pantai Merak 1. Analisis Infrastruktur dan Fasilitas: a. Kondisi saat ini: Destinasi "Pantai Merak" memiliki potensi alam yang luar biasa dengan pantai indah dan keanekaragaman hayati laut yang menakjubkan. Namun, infrastruktur seperti akses jalan yang kurang memadai, fasilitas sanitasi yang terbatas, dan kurangnya akomodasi dan fasilitas berkualitas menjadi hambatan bagi pertumbuhan pariwisata. b. Analisis: Melalui studi yang teliti, kami mengidentifikasi kebutuhan utama pengunjung dan mengevaluasi keberhasilan infrastruktur dan fasilitas saat ini. Kami menemukan bahwa perbaikan signifikan diperlukan untuk menciptakan pengalaman positif bagi pengunjung. 2. Strategi Pengembangan: a. Penyempurnaan Infrastruktur: Fokus pada perbaikan jalan akses, pembangunan toilet umum, pengelolaan sampah, dan peningkatan akomodasi serta fasilitas pendukung lainnya. b. Peningkatan Pengalaman Pengunjung: Menghadirkan beragam kegiatan dan atraksi


188 seperti diving, snorkeling, dan tur kelautan untuk memperkaya pengalaman pengunjung. c. Mengembangkan fasilitas tambahan seperti pusat spa, pusat kebugaran, dan area bermain anak-anak untuk menarik berbagai segmen pasar. d. Kemitraan dengan Komunitas Lokal: Menggandeng komunitas lokal untuk memperkenalkan kebudayaan dan kuliner lokal, serta melibatkan mereka dalam pengelolaan destinasi secara berkelanjutan. e. Pemasaran yang Terarah: Melakukan pemasaran terarah dengan memanfaatkan media sosial, situs web resmi, dan kemitraan dengan agen perjalanan untuk menjangkau calon pengunjung potensial. 3. Inovasi dan Teknologi: a. Aplikasi Seluler Interaktif: Mengembangkan aplikasi seluler yang interaktif untuk memungkinkan pengunjung memilih dan memesan fasilitas, mengecek jadwal kegiatan, mendapatkan panduan tentang area wisata secara online serta meningkatkan kenyamanan dan efisiensi pengunjung. b. Teknologi Pemantauan Lingkungan: Memasang sensor IoT untuk memantau kualitas air laut, suhu, keberlanjutan energi, pengelolaan limbah dan kesehatan ekosistem laut untuk menjaga serta memastikan keselarasan dan keberlanjutan lingkungan.


189 c. Solusi Pembayaran Digital: Menerapkan sistem pembayaran digital untuk mempermudah transaksi bagi pengunjung dan mengurangi ketergantungan pada uang tunai. 4. Menjawab Tantangan: a. Pemerintah: Bermitra dengan pemerintah setempat untuk mendapatkan dukungan dalam pengembangan infrastruktur, serta mematuhi regulasi dan standar lingkungan yang berlaku. b. Kompetitor: Membedakan diri melalui pengalaman unik dan penawaran ekowisata yang berkelanjutan. c. Pengunjung: Menanggapi umpan balik pengunjung secara terbuka dan memperbaiki fasilitas berdasarkan kebutuhan dan keinginan mereka. d. Alam: Mengadopsi praktik ramah lingkungan dan konservasi untuk melindungi keanekaragaman hayati laut dan ekosistem pesisir. e. Masyarakat: Mengadakan program pelatihan dan pekerjaan bagi penduduk lokal, serta memberikan manfaat ekonomi langsung melalui kemitraan dengan bisnis lokal. 5. Manajemen yang Baik dan Efektif: a. Tim Manajemen Terlatih: Membentuk tim yang terdiri dari ahli pariwisata, konservasi lingkungan, dan komunitas lokal untuk mengelola destinasi dengan baik. Serta melakukan pelatihan reguler bagi staf untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam melayani pengunjung.


190 Juga menerapkan sistem manajemen yang transparan dan akuntabel untuk mengelola dana dan sumber daya dengan efisien. b. Perencanaan Strategis: Mengembangkan rencana jangka panjang yang berfokus pada pertumbuhan berkelanjutan dan keberlanjutan lingkungan. c. Evaluasi Teratur: Melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja infrastruktur, kepuasan pengunjung, dan dampak lingkungan untuk memastikan progres dan perbaikan berkelanjutan. 6. Indikator Kinerja Kunci: a. Tingkat Kepuasan Pengunjung: Berdasarkan survei kepuasan pengunjung secara berkala. b. Tingkat Penggunaan Fasilitas: Mensurvei pengunjung untuk memahami penggunaan fasilitas seperti toilet, tempat makan, dan akomodasi. c. Kontribusi Ekonomi: Memantau pendapatan yang dihasilkan dari pariwisata dan manfaat ekonomi yang diperoleh oleh masyarakat lokal. d. Keberlanjutan Lingkungan: Mengukur dampak lingkungan dan efek positif dari praktik konservasi yang diadopsi. Dengan menerapkan strategi yang tepat, berinovasi dengan teknologi terkini, menjawab tantangan dengan bijaksana, serta melaksanakan manajemen yang baik dan efektif, destinasi "Pantai Merak" dapat menjadi contoh sukses dalam pengembangan infrastruktur dan fasilitas pariwisata yang berkelanjutan dan berkualitas.


Click to View FlipBook Version