Nofrizal, S.Pd., M.M. , Wisudani Rahmaningtyas, S.Pd, M.Pd , Rista Nurdianasari, S.E., M.M., Foza Hadyu Hasanatina, S.E., M.Sc., Robi Awaluddin, S.Pd., MM., CMA., Dhena Kamalia Fu’adi, S.Kom., M.Kom., Rizky, M.Kom, Wilman San Marino, S.E., M.M., CFP, Dewi Mustika Ratu, S.Ak., M.Sc., Mona Tiorina Manurung, S.E., M.M., Wiji Nurastuti, MT., CRP., Andre Wiratha, MM., Afina Hasya, ST, MM., Lathifah A. Lanonci, S.E., M.E.
Financial Technology Copyright© PT Penamudamedia, 2023 Penulis: Nofrizal, S.Pd., M.M. , Wisudani Rahmaningtyas, S.Pd, M.Pd , Rista Nurdianasari, S.E., M.M., Foza Hadyu Hasanatina, S.E., M.Sc., Robi Awaluddin, S.Pd., MM., CMA., Dhena Kamalia Fu’adi, S.Kom., M.Kom., Rizky, M.Kom, Wilman San Marino, S.E., M.M., CFP, Dewi Mustika Ratu, S.Ak., M.Sc., Mona Tiorina Manurung, S.E., M.M., Wiji Nurastuti, MT., CRP., Andre Wiratha, MM., Afina Hasya, ST, MM., Lathifah A. Lanonci, S.E., M.E. Editor: Elif Pardiansyah, S.Sy., M.Si. ISBN: 978-623-09-5835-9 Desain Sampul: Tim PT Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, Oktober 2023 x + 187, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit
v Kata Pengantar uku yang pembaca pegang ini disajikan dengan secara sederhana, lugas, dan mudah difahami mengenai financial technology (fintech). Buku ini terdiri dari 14 bab yang sangat menarik untuk dibaca, karena ditulis oleh akademisi dan praktisi dari berbagai Universitas di Indonesia. Teknologi keuangan (fintech) telah mengubah cara kita mengelola, berinvestasi, dan bertransaksi dengan uang. Buku ini ditulis dengan harapan dapat memberikan manfaat dan pemahaman mendalam kepada pembaca tentang bagaimana Fintech memengaruhi kehidupan sehari-hari kita dan diharapkan dapat menginspirasi pembaca untuk menjadi bagian dari perubahan ini. Pada kesempatan ini juga, izinkan kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dan membantu dalam penyusunan buku ini, terutama para penulis dan penerbit, sehingga buku ini dapat diselesaikan. Semoga Allah Swt membalas segala kebaikan yang telah diberikan, amin. Kami menyadari, buku ini bukanlah buku yang sempurna, melainkan masih terdapat kekurangan dan kealfaan dalam penulisan, penyajian, maupun penyusunannya. Semoga B
vi kekurangan tersebut tidak merusak esensi kehadiran dan kebermanfaatan buku ini. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang ingin belajar dan mendalami konsep, regulasi, dan perjalanan fintech di Indonesia. Elif Pardiansyah, S.Sy., M.Si. Editor
vii Daftar Isi Kata Pengantar ........................................................... v Daftar Isi .................................................................... vii BAB 1 Pemahaman Dasar tentang Financial Technology ..... 1 A. Pengenalan Finansial Teknologi ......................................................1 B. Sejarah Perkembangan Finansial Teknologi....................................3 C. Peran Penting Finansial Teknologi Dalam Sektor Transformasi Sektor Keuangan .............................................................................5 D. Jenis-jenis Fintech: ..........................................................................7 BAB 2 Sejarah Berkembangnya Financial Technology ......... 9 A. Fase Fintech 1.0.............................................................................11 B. Fase Fintech 2.0.............................................................................12 C. Fase Fintech 3.0 dan 3.5................................................................15 D. Fase Fintech 4.0 (2018 – saat ini)..................................................17 BAB 3 Kemudahan dan Keunggulan Financial Technology 18 A. Bagi Konsumen Umum..................................................................19 B. Bagi Pengusaha dan UMKM..........................................................20 C. Bagi Investor..................................................................................22 D. Bagi Institusi Keuangan .................................................................24 E. Bagi Pemerintah............................................................................25
viii BAB 4 Kekurangan dan Bahaya Financial Technology ....... 28 A. Pengelolaan Fintech Untuk Mengurasi Risiko Pengguaan Fintech37 BAB 5 Implementasi Fintech bagi UMKM ........................ 39 A. Jenis Fintech yang dapat dimanfaatkan ........................................42 B. Efisiensi Operasional .....................................................................50 BAB 6 Prospek Pengembangan Financial Technology ....... 52 A. Blockchain .....................................................................................53 B. Artificial Intelligence (AI)...............................................................57 C. Perkembangan Teknologi Finansial...............................................60 BAB 7 Perkembangan Fintech di Berbagai Negara ............ 62 A. Amerika .........................................................................................63 B. China..............................................................................................65 C. Korea Selatan ................................................................................66 D. Negara di Uni Eropa ......................................................................67 E. Indonesia .......................................................................................68 BAB 8 Perkembangan Fintech di Indonesia ..................... 71 BAB 9 Pemasaran Fintech .............................................. 77 BAB 10 Industri Fintech di Indonesia .............................. 84 A. Karakteristik Industri Fintech di Indonesia....................................85 B. Klasifikasi Industri Fintech di Indonesia ........................................89 BAB 11 Permasalahan Fintech di Indonesia ..................... 93 A. Perkembangan Fintech di Indonesia .............................................93 B. Pentingnya Mengatasi Tantangan Fintech di Indonesia ...............97
ix C. Tantangan Regulasi Financial Technology di Indonesia................99 D. Tantangan Inklusi Keuangan .......................................................107 E. Studi Kasus ..................................................................................115 BAB 12 Kebijakan dan Mekanisme Fintech di Indonesia .. 119 A. Kebijakan Fintech di Indonesia....................................................120 B. Mekanisme Fintech di Indonesia ................................................122 BAB 13 Hukum Fintech di Indonesia ............................. 130 A. Jenis-Jenis Fintech.......................................................................132 B. Dasar Hukum Fintech ..................................................................135 C. Implikasi dan Potensi Risiko Fintech di Indonesia.......................138 BAB 14 Tinjauan Syariah Fintech .................................. 144 A. Dasar Hukum Islam .....................................................................144 B. Asas-Asas Transaksi Islam ...........................................................146 C. Akad-Akad Pada Teknologi Finansial...........................................154 Daftar Pustaka ........................................................ 158 Tentang Penulis ..................................................... 181
x
Financial Technology - 1 inansial teknologi, juga dikenal dengan istilah fintech, merujuk pada industri yang menggunakan teknologi untuk memberikan layanan keuangan kepada masyarakat. Fintech menggabungkan aspek-aspek teknologi informasi dan komunikasi dengan sektor keuangan untuk meningkatkan aksesibilitas, efisiensi, dan kecepatan dalam proses keuangan. Beberapa materi yang dapat dibahas dalam konteks finansial teknologi antara lain: A. Pengenalan Finansial Teknologi Financial Technology atau disingkat Fintech merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan penggunaan teknologi dalam menyediakan produk dan layanan keuangan yang inovatif. Fintech membawa perubahan dalam industri keuangan dengan menyederhanakan proses, meningkatkan efisiensi, memperluas aksesibilitas, dan meningkatkan kemudahan pengguna. F Pemahaman Dasar tentang Financial Technology
2 - Financial Technology Berikut adalah beberapa definisi fintech menurut beberapa sumber yang dapat dijadikan sebagai referensi untuk lebih memahami konsep fintech: 1. Menurut World Economic Forum: Fintech adalah industri berbasis teknologi yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menciptakan, mengoperasikan, dan mengelola sistem keuangan yang efektif dan efisien. 2. Menurut European Banking Authority: Fintech adalah inovasi teknologi yang digunakan oleh pemain baru dan tradisional untuk menghasilkan produk dan layanan keuangan yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih murah. 3. Menurut PwC: Fintech adalah aplikasi teknologi baru dan berinovasi dengan menggunakan data dari pelanggan dan pembiayaan untuk mengubah bagaimana kita mengakses, menggunakan, dan berpartisipasi dalam sistem keuangan. 4. Menurut Bank Indonesia: Fintech adalah segala bentuk inovasi finansial yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan jasa keuangan. Finansial teknologi, juga dikenal sebagai fintech, adalah istilah yang menggabungkan keuangan dan teknologi. Ini merujuk pada inovasi teknologi yang digunakan dalam industri keuangan untuk meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, dan pengalaman pengguna. Fintech mencakup berbagai layanan seperti pembayaran digital, pinjaman daring, manajemen keuangan dengan menggunakan aplikasi
Financial Technology - 3 perangkat mobile, investasi online, dan banyak lagi. Tujuan utama fintech adalah untuk mengubah cara tradisional melakukan transaksi dan berinteraksi dengan layanan keuangan, serta memberikan solusi yang lebih mudah, cepat, dan terjangkau bagi konsumen. Definisi finansial teknologi, atau yang lebih dikenal dengan fintech, adalah sebuah industri atau sektor yang menggunakan teknologi digital untuk menghadirkan solusi finansial yang inovatif, efisien, dan mudah diakses bagi individu dan perusahaan. Fintech menggabungkan teknologi informasi, perangkat lunak, dan layanan keuangan untuk menyediakan produk dan layanan seperti aplikasi pembayaran digital, pinjaman online, investasi elektronik, peer-to-peer lending, asuransi online, dan banyak lagi. Tujuan fintech adalah untuk mengubah dan memperbaiki cara kita mengelola keuangan, mengurangi biaya transaksi, dan meningkatkan aksesibilitas finansial bagi semua orang. B. Sejarah Perkembangan Finansial Teknologi Sejarah finansial teknologi dimulai di awal 1950-an dengan penggunaan kartu kredit pertama kali. Kartu kredit pertama, Diner's Club, diperkenalkan oleh Frank McNamara pada tahun 1950. Ini memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian dan membayar dalam bentuk kredit, mengurangi ketergantungan pada pembayaran tunai. Selama tahun 1970-an, mesin rekening otomatis (ATM) dikembangkan sebagai cara untuk membuat penarikan tunai menjadi lebih cepat dan mudah. Ini membuka jalan bagi
4 - Financial Technology perkembangan teknologi finansial lainnya dan mengurangi ketergantungan pada transaksi tunai. Pada tahun 1971, NASDAQ (National Association of Securities Dealers Automated Quotations) diluncurkan sebagai bursa saham elektronik pertama di Amerika Serikat. Ini memungkinkan para investor untuk melakukan perdagangan efek secara elektronik, mengurangi ketergantungan pada perdagangan saham secara fisik. Pada tahun 1990-an, internet menjadi lebih umum dan mudah diakses, memungkinkan perusahaan keuangan untuk memanfaatkannya sebagai platform untuk menyediakan layanan finansial. Perbankan online menjadi populer, memungkinkan nasabah bank untuk mengakses dan mengelola rekening mereka secara online. Selama tahun 2000-an, teknologi finansial semakin berkembang dengan cepat. Munculnya smartphone dan aplikasi mobile memungkinkan para konsumen untuk melaku-kan transaksi finansial yang aman dan mudah, seperti transfer uang, pembayaran tagihan, dan investasi. Perusahaan teknologi finansial juga muncul dengan cepat, seperti PayPal, yang menyediakan layanan pembayaran online. Pada tahun 2008, munculnya Bitcoin dan blockchain mengubah lanskap finansial. Blockchain adalah teknologi yang memungkinkan transaksi terdesentralisasi dan aman tanpa perantara. Ini telah mengubah cara kita memandang mata uang dan transaksi finansial. Sejak itu, teknologi finansial terus berkembang dengan pesat. Inovasi seperti pembayaran digital, layanan pinjaman peer-to-peer, robo-advisors, dan teknologi keuangan berbasis kecerdasan buatan semakin populer. Perusahaan besar
Financial Technology - 5 seperti Apple, Google, dan Amazon juga ikut terlibat dalam industri teknologi finansial. Sejarah finansial teknologi terus berlanjut dan diperkirakan akan terus berkembang dengan kecepatan yang lebih tinggi. Inovasi teknologi seperti kecerdasan buatan, big data, dan Internet of Things diperkirakan akan mengubah cara kita berinteraksi dengan sistem finansial di masa depan. Secara keseluruhan, perkembangan finansial teknologi telah mengubah cara kita berinteraksi dengan layanan keuangan. Kemudahan dan inovasi yang ditawarkan oleh fintech memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat dan berpotensi mengubah lanskap sektor keuangan di masa depan. C. Peran Penting Finansial Teknologi Dalam Sektor Transformasi Sektor Keuangan Peran penting teknologi keuangan (fintech) dalam transformasi sektor keuangan adalah sebagai berikut: 1. Aksesibilitas yang lebih baik: Fintech memungkinkan akses ke layanan keuangan dan produk investasi tanpa harus melalui lembaga finansial tradisional. Ini memberikan kesempatan bagi individu yang sebelumnya tidak memiliki akses ke layanan keuangan untuk terlibat dalam aktivitas ekonomi dan meningkatkan inklusi keuangan. 2. Efisiensi operasional: Teknologi keuangan memperkenalkan solusi otomatisasi dan digitalisasi dalam proses keuangan. Ini membantu mengurangi biaya operasional dan mempercepat layanan, serta mengurangi risiko manusia
6 - Financial Technology dan kesalahan manusia dalam proses transaksi keuangan. 3. Pengembangan layanan keuangan inovatif: Fintech merangsang kemunculan layanan keuangan inovatif yang sebelumnya tidak ada. Contohnya adalah platform pembayaran digital, pinjaman online, investasi peer-to-peer, dan asuransi berbasis teknologi, yang memberikan kemudahan dan peningkatan efisiensi dalam mengelola keuangan dan risiko. 4. Ekonomi berbagi dan keuangan inklusif: Fintech membawa konsep ekonomi berbagi dengan memanfaatkan teknologi untuk memfasilitasi transaksi peer-to-peer (P2P). Hal ini memungkinkan individu untuk berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi seperti pinjaman atau investasi tanpa melibatkan pihak ketiga, sehingga mengurangi biaya transaksi. 5. Analisis data dan kecerdasan buatan: Fintech mampu mengumpulkan dan menganalisis data keuangan secara cepat dan efisien. Hal ini memungkinkan penyedia layanan keuangan untuk memberikan rekomendasi yang lebih tepat dan personalisasi kepada pengguna, serta mengidentifikasi pola perilaku dan risiko untuk mencegah kegiatan keuangan yang merugikan. Secara keseluruhan, fintech berperan penting dalam mengubah paradigma tradisional sektor keuangan dengan memperkenalkan inovasi teknologi yang memperbaiki aksesibilitas, efisiensi, kemudahan, dan inklusi keuangan.
Financial Technology - 7 D. Jenis-jenis Fintech: Di dalam fintech terdapat beragam jenis layanan yang ditawarkan, seperti pembayaran digital, peminjaman peer-topeer, investasi online, manajemen keuangan pribadi, dan lain sebagainya. Materi ini dapat menjelaskan masing-masing jenis fintech secara lebih detail. Ada beberapa jenis teknologi finansial, di antaranya: 1. Pembayaran Digital: Teknologi finansial ini memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi dan pembayaran melalui platform digital seperti dompet elektronik, kartu kredit atau debit, serta aplikasi pembayaran. 2. Peer-to-Peer Lending: Teknologi ini memungkinkan individu atau perusahaan untuk menghubungkan pemberi pinjaman langsung dengan peminjam, tanpa melibatkan lembaga keuangan tradisional. 3. Perencanaan Keuangan: Ada platform teknologi finansial yang membantu pengguna dalam mengelola keuangan pribadi, melakukan perencanaan anggaran, serta memberikan saran investasi. 4. Insurtech: Merupakan jenis teknologi finansial yang berkaitan dengan industri asuransi. Teknologi ini memudahkan pembelian dan klaim asuransi melalui platform digital. 5. Blockchain: Merupakan teknologi yang digunakan dalam beberapa aspek finansial seperti transfer uang,
8 - Financial Technology pembelian aset digital, dan kontrak pintar yang terekam dan diverifikasi melalui jaringan terdistribusi. 6. Robo-Advisor: Merupakan teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan dalam memberikan saran investasi dan manajemen portofolio tanpa adanya intervensi manusia. 7. Crowdfunding: Teknologi ini memungkinkan individu atau perusahaan untuk memperoleh pendanaan melalui sumbangan atau investasi dari sejumlah orang melalui platform digital. 8. E-commerce: Teknologi finansial ini terkait dengan transaksi pembelian dan penjualan produk atau jasa secara online. Menggunakan metode pembayaran digital seperti kartu kredit, dompet elektronik, atau transfer bank. Itulah beberapa jenis teknologi finansial yang ada. Kehadiran teknologi ini memberikan inovasi dan kemudahan dalam berbagai aspek keuangan.
Financial Technology - 9 alam era digital yang terus berkembang (Danuri, 2019; Boiliu, 2020; Larasati, 2021) industri keuangan telah mengalami transformasi revolusioner (Mangkona, S., & Wahyudin, 2023). Salah satu perubahan paling signifikan yang telah mengubah lanskap keuangan adalah munculnya teknologi finansial (Nizar, 2020; Wahyuni & Turisno, 2019; Rahman & Astria, 2023) atau yang lebih dikenal dengan istilah "fintech". Sejak awal kemunculannya, fintech telah menghadirkan (Khoirunisa, Suwandono and Muchtar, 2020) yang mengguncang cara kita memahami, mengakses, dan berinteraksi dengan layanan keuangan. Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, sejarah berkembangnya fintech menjadi kisah yang menarik untuk diungkap. Dari perubahanperubahan mendasar dalam cara transaksi keuangan dilakukan hingga dampaknya terhadap inklusi keuangan global, fintech telah membuka jalan menuju masa depan yang lebih terkoneksi dan terjangkau secara finansial (Raharjo, 2021; (Fattah et al., 2022) Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran terkait perkembangan fintech. Dengan memahami evolusi fintech dari D Sejarah Berkembangnya Financial Technology
10 - Financial Technology masa ke masa, kita dapat menghargai betapa pengaruhnya yang mendalam dalam membentuk cara dunia berurusan dengan uang dan layanan keuangan. Dengan menelusuri jejak waktu dan inovasi, kita akan memahami bagaimana fintech telah mengubah cara perbankan, pembayaran, investasi, dan bahkan cara kita berpikir tentang uang itu sendiri. Sejarah fintech bukan hanya cerita tentang teknologi, tetapi juga tentang perubahan sosial, regulasi, dan dorongan untuk menciptakan solusi finansial yang lebih inklusif dan inovatif bagi seluruh lapisan masyarakat. Melalui artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana fintech telah mengatasi tantangan, memanfaatkan peluang, dan menjadi katalisator bagi perubahan di sektor keuangan. Dengan demikian, kita akan lebih siap untuk memahami arah dan potensi perkembangan fintech di masa mendatang, serta dampaknya terhadap cara kita mengelola keuangan pribadi, bisnis, dan masyarakat secara keseluruhan. FinTech telah menjadi topik bisnis yang hangat dalam beberapa tahun terakhir, meskipun konsepnya tidaklah baru. Akarnya dapat ditelusuri kembali hingga bulan Juli 1866, dengan peristiwa penting yang terjadi pada 16 Agustus 1958. Komunikasi pertama kali terjadi melalui kabel Trans-Atlantik (Leong, 2018). Koneksi ini tidak hanya mengurangi waktu komunikasi antara Amerika Utara dan Eropa dari sepuluh hari (waktu yang diperlukan untuk mengirim pesan melalui kapal) menjadi hanya 17 jam, tetapi juga memicu perkembangan sistem telex global dan akhirnya mendorong kemajuan layanan keuangan terkait. Leong (2018) menyatakan bahwa perkembangan Fintech digambarkan ke dalam 3 fase evolusi yaitu Fintench 1.0, fintech 2.0 dan terakhir fintech 3.0. Kemudian dilanjutkan dengan Fintech 3.5 (Arner, Barberis & Buckley, 2015) serta Fintech 4.0 (Sharma, 2022).
Financial Technology - 11 A. Fase Fintech 1.0 Perkembangan fintech tidak bisa dipisahkan dari evolusi teknologi yang telah mendasarinya (Fattah, H., Riodini, I., Hasibuan, S. W., Rahmanto, D. N. A., Layli, M., Holle, M. H., ... & Marzuki, 2022). Fase FinTech 1.0, yang dapat dikenali pada tahap awal perkembangan fintech, sangat terkait dengan kemajuan teknologi yang mendukungnya. Dalam fase ini, sejumlah inovasi teknologi yang mencakup kabel transmisi Trans-Atlantik dan komputer mainframe memegang peran sentral dalam membentuk transformasi dalam industri keuangan. Pentingnya kabel transmisi TransAtlantik dalam fase ini tidak bisa diabaikan. Kabel transmisi ini menghubungkan Amerika Serikat dengan Eropa melalui jalur bawah laut, membuka jalan bagi komunikasi lintas benua yang lebih cepat dan efisien. Ini adalah langkah penting dalam mengatasi hambatan geografis dan mengubah dunia keuangan menjadi lebih terkoneksi secara global. (Ngafifi, 2014) proses transaksi lintas batas yang sebelumnya memerlukan waktu yang lama dan kompleksitas yang tinggi, kini dapat dilakukan dalam hitungan detik dengan bantuan teknologi ini. Di samping itu, komputer mainframe juga menjadi komponen krusial dalam fase FinTech 1.0 (Widiana, Anggara, Purnamasari, Nugraha & Ardianto, 2023). Kemampuan komputer mainframe untuk memproses data dalam skala besar secara efisien membuka pintu bagi pengembangan produk-produk teknologi keuangan yang signifikan. Salah satu hasil nyata dari kemajuan ini adalah SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication). SWIFT adalah jaringan komunikasi yang memungkinkan bank-bank
12 - Financial Technology di seluruh dunia untuk berkomunikasi dengan cepat (Fitria & Khairani, 2019) dan aman dalam melakukan transaksi lintas batas. Ini menghilangkan hambatan dalam pertukaran informasi dan membuka jalan bagi sistem pembayaran yang lebih terintegrasi secara internasional. Selain itu, teknologi komputer mainframe juga mendukung perkembangan ATM (Automated Teller Machine) atau mesin ATM (Putu and Dharmayasa, 2020). Mesin ATM mengubah cara kita berinteraksi dengan layanan keuangan (Denas Hasman Nugraha, 2023), memberikan akses cepat dan nyaman untuk mengambil uang tunai dan melakukan transaksi perbankan lainnya. Ini adalah salah satu contoh nyata bagaimana teknologi dapat memberdayakan individu untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih mandiri dan efisien. Dalam keseluruhan, fase FinTech 1.0 adalah fondasi penting bagi perkembangan fintech lebih lanjut. Teknologi pendukung seperti kabel transmisi Trans-Atlantik (Leong, 2018), komputer mainframe, dan produk-produk teknologi keuangan seperti SWIFT dan ATM telah mengubah fundamental cara kita berhubungan dengan layanan keuangan. Dengan membuka akses, mempercepat transaksi, dan merampingkan proses, teknologi ini telah membawa industri keuangan menuju era yang lebih terhubung dan efisien. B. Fase Fintech 2.0 Masuk ke era FinTech 2.0, transformasi teknologi semakin mendalam dan beragam (Yazid, 2022), memberikan landasan yang kuat untuk perkembangan industri keuangan.
Financial Technology - 13 Dalam fase ini, teknologi yang sangat relevan meliputi Internet dan Internet of Things (IoT), yang keduanya berperan penting dalam mengubah wajah layanan keuangan. 1. Internet: Mendasarkan Layanan Finansial Daring Internet telah menjadi tulang punggung era FinTech 2.0 (Abdillah, 2020), membuka pintu bagi berbagai layanan finansial daring yang mengubah cara kita berinteraksi dengan keuangan. Kemampuan untuk terhubung dengan mudah dan cepat ke jaringan global memungkinkan munculnya platform-platform pembayaran digital, aplikasi perbankan berbasis online, serta solusi investasi berbasis platform. Layanan seperti PayPal, Venmo, dan Alipay telah merevolusi cara kita melakukan transaksi pembayaran dan transfer uang, menghilangkan ketergantungan pada metode tradisional. Selain itu, akses ke internet juga memungkinkan akses ke informasi keuangan yang lebih luas (Agustina, 2012). Pendidikan keuangan dan platform investasi daring memberdayakan individu untuk lebih bijak dalam mengelola dana mereka dan membuat keputusan investasi yang lebih cerdas. Pelanggan dapat mengamati portofolio mereka secara real-time dan beradaptasi dengan perubahan pasar dengan lebih cepat. 2. Internet of Things (IoT): Transformasi Pengelolaan Aset Internet of Things (IoT) memperkenalkan dimensi baru dalam transformasi fintech (Yang, Liu and Liang, 2010). IoT melibatkan konektivitas antara perangkat melalui internet, memungkinkan pertukaran data dan kontrol yang lebih canggih. Dalam konteks fintech, IoT membuka peluang untuk mengembangkan solusi yang
14 - Financial Technology lebih canggih dalam pengelolaan aset. Misalnya, dalam sektor asuransi, IoT memungkinkan pengumpulan data secara real-time (Fitriawan, Despa & Kustiani, 2020) dari sensor yang ditempatkan pada aset tertentu seperti mobil atau properti. Hal ini memungkinkan perusahaan asuransi untuk menilai risiko secara lebih akurat dan memberikan penawaran yang lebih personal kepada pelanggan berdasarkan data perilaku dan penggunaan aset. Demikian pula, di bidang manajemen investasi, sensor IoT dapat digunakan untuk memantau kondisi aset fisik (Dyah Fransisca, 2021), seperti properti atau infrastruktur (Maulana et al., 2023), dan memberikan informasi penting untuk pengambilan keputusan investasi. Era FinTech 2.0 ditandai oleh peran sentral teknologi Internet dan Internet of Things dalam mengubah lanskap layanan keuangan. Internet memungkinkan layanan finansial daring berkembang pesat (Setiawan, 2018), menghilangkan batasan geografis dan memberi pelanggan akses yang lebih luas terhadap layanan keuangan. Sementara itu, IoT membuka peluang baru (Dz., 2018) untuk pengelolaan aset yang lebih canggih dan personal, dengan memanfaatkan data dari sensor yang terhubung. Kombinasi dari kedua teknologi ini telah membentuk era FinTech 2.0 yang inovatif dan terhubung, membawa transformasi lebih jauh dalam cara kita berhubungan dengan keuangan.
Financial Technology - 15 C. Fase Fintech 3.0 dan 3.5 Dalam era FinTech 3.0 dan 3.5, peran teknologi data mencapai puncaknya (Purba & Yahya, 2021), menggiring transformasi yang tak terelakkan dalam industri layanan keuangan. Data, yang menjadi harta berharga, menjadi pendorong utama di balik inovasi layanan-layanan baru (Kadir, 2018) yang lebih personal, analitis, dan adaptif. Era ini menghadirkan berbagai teknologi canggih seperti analisis big data, kecerdasan buatan (AI) (Lukita, Fadli & Faturahman, 2022) dan machine learning yang berperan penting dalam mengurai pola perilaku konsumen, mengidentifikasi tren pasar, serta memberikan rekomendasi yang semakin akurat dan berharga kepada pengguna. Fintech 3.0 dan 3.5 menekankan perilaku konsumen dan bagaimana mereka mengakses internet di negara-negara berkembang ( Sudaryo, Efi, & Yosep, 2020). Analisis big data telah mengubah paradigma dalam mengolah informasi (Dirgantara and Suryadarma, 2014). Dari sumber-sumber seperti transaksi, interaksi sosial, dan preferensi konsumen, data diproses dan diuraikan menjadi wawasan yang mendalam. Hasil analisis ini digunakan untuk memahami pola perilaku konsumen secara mendalam, mengungkap preferensi yang mendasari keputusan mereka. Misalnya, bank dan perusahaan investasi dapat memanfaatkan analisis big data untuk mengenali tren belanja konsumen (Muhammad Wali, Efitra, Sudipa, 2023) dan memodifikasi strategi pemasaran mereka. Teknologi kecerdasan buatan dan machine learning memungkinkan layanan finansial memberikan rekomendasi
16 - Financial Technology yang lebih personal dan cerdas (Syakarna, 2023). Sistem AI dapat menganalisis berbagai data (Pakpahan, 2021) dan mengenali pola yang tidak terlihat oleh mata manusia, seperti perilaku belanja yang rumit atau tren investasi yang sedang berkembang. Berdasarkan analisis ini, rekomendasi yang lebih akurat dapat diberikan kepada pengguna, membantu mereka membuat keputusan keuangan yang lebih baik. Era FinTech 3.0 juga menghidupkan personalisasi dan adaptabilitas layanan ke tingkat yang lebih tinggi. Data yang dianalisis secara mendalam memungkinkan layanan finansial untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan individu secara lebih mendalam. Misalnya, aplikasi perencanaan keuangan berbasis AI dapat membuat rencana keuangan yang lebih spesifik dan terpersonalisasi untuk setiap individu, dengan mempertimbangkan tujuan jangka panjang, pendapatan, dan risiko yang terlibat. Era FinTech 3.0 dan 3.5 mewakili puncak revolusi data dalam industri keuangan. Teknologi data seperti analisis big data, kecerdasan buatan, dan machine learning mengubah paradigma (Erwin, Pasaribu, Novel, Thaha, Adhicandra, Suardi & Nasir, 2023) layanan keuangan dengan menghadirkan personalisasi yang lebih mendalam, analisis yang lebih cerdas, dan layanan yang adaptif . Dalam era ini, keputusan keuangan didukung oleh wawasan data yang lebih dalam, menghasilkan pengalaman yang lebih baik dan keputusan yang lebih cerdas bagi individu dan bisnis. Transformasi ini menjadi pilar fundamental dalam membentuk masa depan layanan keuangan yang semakin terhubung dan efektif (Ngamal & Perajaka, 2021).
Financial Technology - 17 D. Fase Fintech 4.0 (2018 – saat ini) FinTech 4.0 ditandai terutama oleh kemunculan pengembangan skala dalam konteks platform keuangan, baik dari penerobosan perusahaan BigTech maupun dalam hal perusahaan Big Finance yang sudah mapan, serta evolusi FinTechs dan TechFins (Feyen, Frost & Gambacorta, 2021). Inti dari situasi ini adalah bahwa digitalisasi dan pemanfaatan data dalam ranah keuangan selama beberapa dekade, yang digabungkan dengan efek jaringan dan ekonomi cakupan serta skala, menghasilkan peningkatan konsentrasi dan dominasi yang tidak hanya berlaku dalam teknologi tetapi juga dalam sektor keuangan: munculnya entitas yang "terlalu besar untuk mengalami kegagalan" yang baru dan bahkan kemungkinan adanya yang "terlalu besar untuk diatur". (Buckley et al., 2022) Contohnya adalah perusahaanperusahaan BigTech seperti Meta, Google, Amazon, Tencent, dan Alibaba, yang merupakan bagian dari kelompok perusahaan yang lebih luas di mana teknologi telah secara dramatis mendorong pertumbuhan, perluasan skala, diversifikasi, dan dominasi mereka. Kehadiran mereka dalam domain keuangan memiliki dampak signifikan karena besarnya skala operasi mereka dan cara mereka berinteraksi dengan berbagai individu, termasuk mereka yang tidak memiliki akses perbankan, yang kurang terlayani oleh sektor perbankan, dan mereka yang mengalami keterpinggiran finansial (Buckley et al., 2022).
18 - Financial Technology inancial Technology atau yang sering dikenal sebagai Fintech, menjadi sebuah temuan inovatif pada sektor keuangan. Fintech sendiri merupakan suatu industri yang mengolaborasikan layanan keuangan dengan teknologi masa kini sebagai upaya mendorong efisiensi dalam aksesibilitas keuangan. Dalam model bisnis, Fintech telah mengubah sistem layanan keuangan klasik yang terbentuk secara bertatap muka menjadi metode yang lebih modern dengan mengisi kekurangan dari metode layanan keuangan sebelumnya. Dimana metode modern layanan keuangan tersebut ditandai dengan perubahan cara pembayaran yang lebih ekonomis dengan mendukung layanan finansial jarak jauh (Bank Indonesia, 2018). Sederhananya, Financial Technology bertindak sebagai perantara untuk meringkas serta menyederhanakan transaksi keuangan agar lebih mudah, praktis dan efektif untuk seluruh penggunanya (Arner et al., 2016). Dari waktu ke waktu, Fintech terus berkembang dengan pesat hingga menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat luas (Acar & Çitak, 2019). Kemunculan Fintech memberikan manfaat melalui F Kemudahan dan Keunggulan Financial Technology
Financial Technology - 19 segenap kemudahan dan keunggulan yang ditawarkan. Terdapat beberapa kemudahan dan keunggulan Fintech sebagai berikut : A. Bagi Konsumen Umum Konsumen merupakan salah satu pihak yang merasakan kemudahan dan keunggulan fintech. Berikut kemudahan dan keunggulan fintech dari sisi konsumen atau masyarakat secara luas: 1. Kemudahan Akses Fintech hadir dengan memberikan perubahan aksesibilitas dalam layanan keuangan. Dengan adanya layanan keuangan berbasis teknologi yang selalu aktif selama 24 jam setiap hari, memungkinkan konsumen untuk melakukan akses secara cepat ke berbagai produk dan layanan keuangan melalui perangkat mobile maupun online kapanpun dan dimanapun (Lee & Shin, 2018). 2. Layanan Personalisasi Penggunaan algoritma dan Artificial Intellegent (AI) pada platform fintech dilengkapi dengan layanan personalisasi produk. Personalisasi tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi setiap individu. Konsumen diberikan kebebasan dalam mengatur interface yang ada pada aplikasi Fintech mereka (Lee & Shin, 2018). 3. Biaya yang Rendah Layanan keuangan yang bertransformasi menjadi Fintech erat kaitannya dengan peningkatan efisiensi.
20 - Financial Technology Efisiensi terjadi ketika proses dan perantara berkurang sehingga biaya menjadi lebih rendah (Lee & Shin, 2018). Sebagai salah satu penerapannya dalam layanan perbankan adalah dengan lahirnya mobile banking. Pada cara tradisional, konsumen dipaksa meluangkan waktu, uang, hingga tenaga sekaligus menempuh jarak perjalanan yang menyita waktu untuk mengantre di bank ketika akan melakukan transaksi keuangan. Pada layanan fintech perbankan berupa mobile banking, konsumen dapat mengurangi proses-proses tersebut sehingga mendukung konsumen dalam melakukan transaksi keuangan tanpa perlu lagi membuang-buang waktu seperti pada layanan tradisional. B. Bagi Pengusaha dan UMKM Fintech merupakan layanan transaksi keuangan yang lekat dengan pengusaha dan pelaku UMKM. Berikut uraian kemudahan dan keunggulan dari adanya layanan fintech bagi pengusaha dan UMKM: 1. Akses ke Modal Keunggulan dan kemudahan fintech bagi para pebisnis yang pertama adalah lebih mudahnya dalam mengakses modal usaha. Melalui platform pinjaman peer-to-peer (P2P) dan crowdfunding, pengusaha start up hingga UMKM dapat memperoleh pendanaan modal tanpa harus melalui proses bank yang rumit (Morse, 2015). Melalui platform peer-to-peer tersebut, pengusaha yang membutuhkan modal dapat dengan mudah
Financial Technology - 21 bertemu investor yang tertarik untuk mendanai ide bisnis hingga melakukan ekspansi bisnis. Selain itu, pengusaha juga dapat memanfaatkan platform crowdfunding dimana mereka bisa mempresentasikan bisnis mereka kepada masyarakat luas yang bertujuan untuk mengumpulkan dana dari sumbangansumbangan yang diberikan. 2. Alat Manajemen Keuangan Fintech sebagai layanan manajemen keuangan menyediakan berbagai alat yang dapat membantu mengelola keuangan bisnis mulai dari pengelolaan arus kas, layanan pembayaran, dan perangkat lunak keuangan lainnya. Alat-alat tersebut nantinya diintegrasikan dengan sistem perbankan maupun sistemsistem terkait agar dapat memantau berbagai informasi secara real-time (Huang et al., 2020). 3. Transaksi Internasional yang Mudah Layanan pembayaran lintas batas (cross-border) memungkinkan membuat transaksi internasional menjadi lebih cepat dan murah (Fu et al., 2021). Layanan fintech dalam hal ini menawarkan kurs valuta asing yang dapat membantu transaksi internasional. Salah satunya adalah platform seperti TrasnferWISE atau yang sekarang lebih dikenal sebagai WISE. Melalui platform fintech yang dapat memudahkan proses transaksi internasional tersebut, para pebisnis memiliki kesempatan lebih besar dalam bersaing di pasar global.
22 - Financial Technology C. Bagi Investor Selain pengusaha dan pelaku UMKM, Investor juga merupakan salah satu pihak yang merasakan kemudahan dan keunggulan layanan fintech. Berikut kemudahan dan keunggulan fintech bagi pihak investor: 1. Pilihan Investasi yang Luas Penggunaan fintech dalam aspek investasi menyediakan berbagai instrumen yang bisa diakses oleh investor dari berbagai kalangan. Ranah investasi ini meliputi saham, obligasi, reksadana, cryptocurrency, dan sebagainya (Ryu, 2018). Sebelum adanya fintech, investor yang ingin melakukan investasi harus memiliki berbagai macam rekening pada tiap masing-masing instrumen. Saat ini penggunaan fintech pada ranah investasi telah memungkinkan investor untuk lebih mudah menjangkau dan mendiversifikasi portofolio sesuai keinginan mereka dengan lebih mudah dan praktis. Seperti contohnya di indonesia adalah Bibit dan Stockbit. Kedua aplikasi tersebut memungkinkan kita sebagai investor untuk mengkases berbagai instrumen investasi sesuai portofolio yang diinginkan hanya dengan satu akun saja. 2. Terciptanya Robo-Advisors Robo-Advisors atau penasihat otomatis merupakan algoritma pada fintech yang dapat memberikan saran investasi kepada investor dalam membuat keputusan investasi berdasarkan profil risiko dan tujuan keuangan
Financial Technology - 23 mereka (Lourenço et al., 2020). Dengan memanfaatkan teknologi tersebut, investor dapat menerima panduan investasi berdasarkan profil resiko mereka tanpa harus mengeluarkan biaya lebih seperti ketika menggunakan konsultan manusia. Selain membantu memudahkan investor yang telah berpengalaman, penggunaan Robo-Advisors juga dapat menarik investor pemula untuk memulai berinvestasi. Pada konteks investasi tradisional, masyarakat merasa hanya orang tertentu saja yang dapat berinvestasi karena memerlukan nominal tertentu untuk memulainya. Setelah adanya perkembangan fintech, semua orang tak terkecuali dapat memulai investasi bahkan dengan nominal yang rendah. 3. Mendukung Transparansi Salah satu jenis fintech yaitu Teknologi blockchain. Blockchain didukung dengan alat analitik lainnya akan memberikan tingkat transparansi yang lebih baik dalam kegiatan investasi (Hoxha & Sadiku, 2019). Blockchain menyediakan catatan transaksi yang trasnparan, aman dan tahan terhadap perubahan. Investor dapat memantau pergerakan pasar secara real-time dan melacak pergerakan dana dengan lebih mudah untuk pengambilan keputusan. Teknologi blockchain juga mendukung adanya upaya compliance dan regulasi sehingga memastikan bahwa praktik yang dijalankan telah sah dan sesuai aturan industri (Hoxha & Sadiku, 2019).
24 - Financial Technology D. Bagi Institusi Keuangan Institusi keuangan merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan fintech. Berikut kemudahan dan keunggulan fintech dari sisi Institusi keuangan: 1. Efisiensi Operasional Pengembangan fintech terntunya dapat membantu efisiensi operasional. Otomatisasi, machine learning, hingga analisis data merupakan komponen dalam teknologi fintech yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya operasional (Sajid et al., 2023). Selain itu, dengan adanya analisis big data yang canggih juga memungkinkan bank atau institusi keuangan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan efisien. 2. Inovasi Produk Dengan munculnya teknologi fintech telah merubah bank dan lembaga keuangan lainnya sehingga dapat mengembangkan, menguji, serta meluncurkan produk dan layanan baru yang inovatif sesuai kebutuhan pasar (Arner et al., 2016). Inovasi yang dilakukan tersebut dapat membantu bank maupun lembaga keuangan lainnya untuk menarik lebih banyak konsumen karena adanya kemudahan yang ditawarkan. 3. Pengalaman Pelanggan yang Lebih Baik Inovasi terhadap teknologi fintech yang dilakukan oleh bank dan layanan keuangan menghasilkan beberapa produk seperti aplikasi mobile, chatbots, dan platform digital lainnya. Institusi keuangan menawarkan layanan
Financial Technology - 25 yang lebih responsif, kustomisasi variatif, dan interaksi yang lebih mulus untuk meningkatkan kenyamanan dan pengalaman pelanggan (Ryu, 2018). Selain itu, melalui aksesibilitas yang ditingkatkan, UI/UX yang userfriendly, hingga respon waktu yang cepat pada produkproduk yang ditawarkan juga merupakan beberapa cara fintech meningkatkan pengalaman pelanggan (Doni et al., 2021). E. Bagi Pemerintah Pemerintah dan fintech memiliki hubungan yang saling terkait. Berikut uraian kemudahan dan keunggulan dari layanan fintech yang didapatkan oleh pemerintah: 1. Peningkatan Pengawasan Dalam upaya melakukan peningkatan pengawasan dalam ranah fintech, Pemerintah dapat menggunakan teknologi seperti big data dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat membantu dalam pemantauan, deteksi penipuan, dan pengaturan regulasi pada industi fintech yang lebih efektif (Yathiraju & Dash, 2023). Dengan adanya peningkatan jumlah transaksi digital, Big Data dapat dipergunakan oleh pemerintah dan regulator dalam melakukan analisis dan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang perilaku konsumen, tren pasar, dan risiko potensial. Sedangkan teknologi AI dapat digunakan untuk mendeteksi pola dalam data yang mungkin sulit dilihat oleh mata manusia, misalnya AI dapat mengidentifikasi kecurang-
26 - Financial Technology an atau aktivitas mencurigakan dengan lebih cepat dan akurat daripada pendekatan manual. 2. Mendorong Inklusi Keuangan Fintech dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan inklusi keuangan, terutama di daerahdaerah yang kurang terlayani oleh bank konvensional (Fenwick et al., 2020). Beberapa cara yang dapat dilakukan pemerintah untuk mendorong inklusi adalah dengan melalui peningkatan akses dan edukasi keuangan. Penggunaan fintech memungkinkan penyediaan layanan keuangan yang mudah diakses bagi mereka yang sebelumnya sulit untuk mendapatkan akses ke bank seperti penggunaan aplikasi dompet digital yang memungkinkan semua orang dapat dengan mudah mengakses melalui smartphone mereka. Disamping itu, saat ini telah banyak platform fintech yang menyediakan alat dan sumber daya untuk meningkatkan literasi keuangan yang memungkinkan untuk diakses semua orang dengan mudah guna membuat keputusan keuangan yang lebih baik. 3. Efisiensi dalam Layanan Publik Fintech dapat digunakan untuk menyederhanakan proses layanan publik serta meningkatkan efisiensi dan transparansi (Sajid et al., 2023). Terdapat berbagai proses layanan publik yang dapat disederhanakan dengan bantuan teknologi fintech meliputi: a. Pengumpulan Pajak Otomatis: Dengan integrasi fintech, proses pengumpulan pajak dapat dioto-
Financial Technology - 27 matisasi sehingga mengurangi kesalahan manusia dan meningkatkan efisiensi. b. Distribusi Bantuan Sosial: Fintech dapat memudahkan distribusi dana bantuan sosial ke masyarakat yang membutuhkan dengan lebih cepat dan tepat. Misalnya penggunaan dompet digital untuk mentrasfer dana secara langsung ke akun penerima tanpa perantara. c. Pembayaran Digital: Pemerintah bisa menyederhanakan proses pembayaran, seperti pembayaran biaya layanan publik atau denda, melalui solusi fintech. Fintech mampu mendukung efektifitas layanan transaksi keuangan bagi populasi secara menyeluruh dengan mengubah system perbankan tradisional menjadi lebih mudah dioperasikan. Penggunaan teknologi dalam layanan transaksi keuangan mendorong kemudahan dan keunggulan fintech terkait peningkatan efisiensi, aksesibilitas keuangan yang jauh lebih baik hingga inovasi layanan yang dapat menyesuaikan kebutuhan konsumen dengan cepat. Melalui segenap dukungan dari aplikasi dan platform mobile yang ada, fintech mewujudkan sistem penyedia layanan keuangan yang tidak mengenal batasan waktu dan tempat.
28 - Financial Technology inancial Technology atau Fintech berkembang sangat pesat pada beberapa waktu ini. Hal ini membuat industri keuangan mengalami banyak perubahan pada layanan yang ditawarkan. Dari perbankan online hingga pembayaran seluler, fintech telah mengubah cara kita dalam pengelolaan keuangan. Akses layanan keuangan dan aktivitas keuangan masyarakat lebih mudah dengan melibatkan fintech sehingga masyarakat mendapatkan manfaat untuk aktivitas keuangan sehari-hari, seperti: pembayaran digital, investasi, perencanaan keuangan, layanan pinjaman peer-to-peer, dll. Namun seperti halnya inovasi yang mengganggu, fintech bukannya tanpa kekurangan dan bahaya. Beberapa kekurangan dan bahaya fintech, diantaranya: 1. Keamanan dan Privasi Penting bagi platform fintech untuk menjaga keamanan dan data pribadi pengguna. Namun beberapa insiden pelanggaran data, khususnya di Indonesia F Kekurangan dan Bahaya Financial Technology
Financial Technology - 29 beberapa kali terjadi. Salah satu kasus yang sering terjadi adalah pencurian data pribadi dan diduga dijual belikan di forum online. Pelanggaran ini menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan data di industri fintech. Fintech yang menggunakan platform digital dan internet, masalah keamanan dan privasi merupakan masalah utama. Serangan dunia maya dan pembobolan data menjadi semakin sering terjadi, dan sektor keuangan adalah target utama para peretas. Dimana data sensitif seperti informasi identitas, nomor rekening, dan transaksi disimpan secara online dan mudah diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Jika data ini tidak diamankan dengan baik dapat menjadi target untuk serangan siber dan penyalahgunaan. Ini dapat mengakibatkan penipuan, pencurian identitas, dan risiko keamanan finansial bagi pengguna. Pelaku platfom fintech perlu untuk banyak berinvestasi dalam langkah-langkah keamanan siber. Ini termasuk menerapkan protokol enkripsi yang kuat, memperbarui perangkat lunak secara teratur, dan melakukan audit keamanan yang menyeluruh. Namun bahkan dengan tindakan pencegahan ini, tidak ada sistem yang sepenuhnya aman dan ancaman pelanggaran selalu ada. Sifat teknologi selalu berkembang dan risiko dapat terus muncul. 2. Ketergantungan dan Kelemahan Teknologi Fintech memiliki kekurangan dan bahaya karena adanya aspek yang kompleks dan perubahan yang terjadi dalam ekosistem keuangan serta teknologi. Ketergantungan fintech terhadap teknologi sangatlah kuat
30 - Financial Technology karena fintech melibatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk setiap layanan dan aktivitas keuangan yang lebih efisien, mudah diakses, dan inovatif. Fintech menggunakan teknologi yang canggih, seperti aplikasi mobile, algoritma analitik, kecerdasan buatan, dam blockchain. Ketergantuan yang terlalu besar pada teknologi dapat menyebabkan kerugian besar jika terjadi kegagalan sistem atau kerentanannya. Hal tersebut membuat fintech rentan terhadap gangguan teknik, kegagalan sistem, dan serangan siber. Gangguan jaringan, kerusakan perangkat keras, atau kegagalan sistem dapat menghambat akses dan mengganggu layanan keuangan yang diperlukan. Beberapa plaform fintech mungkin memiliki kelemahan dalam infrastruktur teknologi mereka yang dapat dieksploitasi oleh penyerang. Kerentanannya terhadap serangan siber seperti serangan DDoS atau eksploitasi celah keamanan bisa mengganggu layanan dan mengancam keamanan pengguna. Selain itu, fintech juga berisiko memperburuk enklusi keuangan. Tidak semua orang memiliki akses teknologi, internet, dan ketrampilan literasi digital yang diperlukan untuk menavigasi platform online. Hal ini dapat menyebabkan demografi tertentu, seperti lansia atau individu berpenghasilan rendah, berada pada posisi yang kurang menguntungkan. Sehingga pelaku fintech harus memprioritaskan inklusi keuangan dan mengembangkan antarmuka ramah pengguna yang melayani berbagai pengguna.
Financial Technology - 31 Selain itu, pemerintah dan badan pengawas memastikan bahwa manfaat fintech dapat diakses semua orang, terlepas dari latar belakang sosial ekonomi. 3. Pengabaikan Literasi Keuangan Literasi keuangan sangat penting dimiliki untuk membuat keputusan keuangan. Algoritma dalam fintech bukanlah pengganti literasi keuangan. Dalam penggunaan fintech perlu diimbangi dengan literasi keuangan supaya terhindar dari risiko. Pengguna mempunyai tanggungjawab pribadi untuk meningkatkan literasi keuangan sehingga dapat membuat keputusan dengan bijak, baik dengan bantuan teknologi maupun tanpa teknologi. Namun, penggunaan fintech seringkali mengabaikan literasi keuangan. Pengguna lebih banyak mengandalkan algoritma tanpa memahami dasar-dasar keuangan, yang meliputi: konsep keuangan, investasi, manajemen risiko, dll. Pengguna lebih cenderung mengikuti saran dan rekomendasi algoritma tanpa mempertimbangkan aspek literasi keuangan. Pengguna dapat kehilangan keterampilan dan evaluasi kritis untuk mengelola keuangan secara mandiri. Padahal setiap pengguna seharusnya mempunyai preferensi dan kebutuhan berbeda dalam membuat keputusan keuangan. Platform fintech juga menawarkan berbagai macam pilihan investasi, namun pengguna mungkin tidak sepenuhnya memahami risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Keputusan investasi yang tidak terinfor-masi berdampak negative pada kondisi keuangan individu. Investasi melalui platform fintech
32 - Financial Technology seringkali memiliki risiko yang sama seperti investasi tradisional, tetapi ada kemungkinan bahwa pengguna tidak sepenuhnya memahami risiko ini. Fintech juga memberikan banyak informasi dan analisis pada platform. Ketika pengguna tidak mempunyai literasi keuangan yang baik, sehingga dapat membuat pengguna merasa kewalahan. Sehingga pengguna sangat mungkin untuk membuat keputusan keuangan yang tidak terinformasi atau tidak tepat. 4. Pengabaikan Hubungan Manusia Aktivitas keuangan tradisional memberikan layanan yang dipersonalisasikan kepada pelanggan. Aktivitas tersebut dapat berupa pertemuan tatap muka untuk membahas pinjaman atau diskusi mengenai pilihan investasi. Interaksi tatap muka ini telah menjadi bagian penting dalam aktivitas keuangan. Hubungan manusia dalam layanan keuangan seringkali memberikan pengalaman yang personal dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pribadi. Penggunaan fintech yang berlebihan dapat menyebabkan kehilangan aspek personal ini dan interaksi pribadi menjadi kurang umum dilakukan. Hal ini dapat mengabaikan kebutuhan individu dan tujuan keuangan yang lebih luas. Sementara platform fintech menawarkan kemudahan dan efisiensi sehingga dapat menggantikan elemen manusia. Masalah keuangan yang kompeks sering memerlukan diskusi dan interaksi langsung dengan professional. Penggunaan pada fintech membuat sulit untuk mengatasi masalah keuangan yang rumit dengan cara
Financial Technology - 33 yang efektif. Pelanggan mungkin merasa terputus dan kurang percaya diri dalam keputusan keuangan yang dibuat tanpa analisis seorang professional secara langsung. 5. Over-Reliance pada Utang Fintech dapat membuat pinjaman lebih mudah untuk diakses. Namun, platform fintech seringkali menawarkan pinjaman online dengan kelonggaran syarat yang harus dipenuhi. Selain itu juga, fintech seringkali memberikan biaya dan bunga yang tinggi atas utang yang diambil oleh pengguna. Dengan kemudahan yang ditawarkan tersebut dapat menyebabkan masyarakat mengalami over-reliance pada utang yang mungkin sulit untuk diatasi. Over-reliance pada utang merujuk pada kecenderungan seseorang untuk mengandalkan utang sebagai sumber utama pendanaan dan pengelolaan keuangan. Hal ini dapat menjadi masalah serius karena berpotensi mengakibatkan situasi keuangan yang tidak stabil dan membebani individu dengan utang yang sulit diatasi. Pengguna fintech yang mengalami over-reliance pada utang akhirnya akan terjebak apda siklus utang. Penggunakan akan terus menerus menggunakan pinjaman online untuk membayar utang sebelumnya. Selain itu, utang melalui fintech sering kali memiliki suku bunga yang lebih tinggi daripada pinjaman tradisional. Terlalu banyak mengandalkan utang pada fintech dapat mengakibatkan pembayaran bunga yang signifikan dan membebani keuangan pengguna. Overreliance pada utang karena penggunaan fintech dapat
34 - Financial Technology menjadi masalah serius dalam pengelolaan keuangan pribadi maupun bisnis jangka panjang dan sulit untuk keluar dari utang. 6. Teknik Phishing dan Penipuan Penggunaan fintech di Indonesia juga bisa menjadi sasaran penipuan. Penipuan di fintech dapat melibatkan berbagai macam skema atau teknik penipuan yang ditargetkan pada layanan fintech. Teknik penipuan yang sering terjadi pada fintech adalah teknik phishing. Penipu mencoba memperoleh informasi sensitif pengguna melalui email palsu, pesan teks, atau situs web palsu yang meniru platform fintech. Penipu mengirimkan pesan palsu yang tampak seperti komunikasi resmi dari fintech untuk mencuri informasi pribadi pengguna. Akibat dari phishing dalam fintech dapat mengakibatkan pencurian data dan kerugian financial. Tujuan phishing adalah untuk mencuri informasi seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data keuangan lainnya. Pengguna fintech akan mengalami kerugian pada kehilangan keuangan, pencurian identitas, kerusakan reputasi, gangguan emosional, waktu dan energi yang terbuang. Untuk menghindari akibat yang merugikan ini, penting untuk tetap waspada terhadap potensi penipuan, menjaga kerahasiaan informasi pribadi, dan melaporkan aktivitas mencurigakan kepada pihak berwenang atau layanan fintech yang relevan. Teknik phishing selanjutnya dapat digunakan oleh penjahat untuk membuat identitas palsu atau untuk pencuatian identitas sehingga menyebabkan kerugian
Financial Technology - 35 financial dan kerusakan reputasi. Beberapa penyelahgunaan fintech melibatkan penggunaan identitas palsu atau dokumen palsu untuk membuka akun atau melakukan transaksi illegal. Ini dapat membahayakan integritas sistem dan merugikan pengguna lain. 7. Kurangnya Kesadaran Pengguna Pengguna fintech mungkin kurang sadar akan ancaman keamanan siber yang dapat mempengaruhi layanan keuangan yang diperoleh. Ini dapat menjadi masalah serius karena keamanan siber adalah hal yang sangat penting dalam penggunaan layanan fintech. Kurangnya kesadaran pengguna tentang ancaman keamanan siber dan praktik keamanan yang baik dapat memberikan pengguna lebih rentan terhadap serangan. Pengguna mungkin tidak melindungi kata sandi dengan baik, berbagai informasi probadi dengan tidak hati-hati, atau tidak mengenali tanda-tanda aktivitas mencurigakan. Pengguna fintech kurang sadar terhadap ancaman keamanan fintech dikarenakan kurangnya pendidikan keamanan. Banyak pengguna fintech mungkin tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang keamanan siber dan bagaimana melindungi informasi dalam lingkungan digital. Selain itu, pengguna juga measa nyaman dan percaya berlebihan terhadap keamanan layanan fintech sehingga tidak mengambil Tindakan keamanan tambahan. Pengguna fintech perlu aktif mencari informasi tentang keamanan siber, menggunakan kata sandi yang kuat, mengaktifkan otentikasi dua
36 - Financial Technology factor, dan selalu berhati-hati dalam berinteraksi dengan pesan dan tautan yang mencurigakan. 8. Keterbatasan Regulasi dan Perlindungan Konsumen Pesatnya perkembangan fintech telah menimbulkan tantangan peraturan bagi pemerintah di seluruh dunia. Industri fintech mungkin belum sepenuhnya diatur oleh badan pengawas atau regulasi yang ketat. Peraturan keuangan secara tradisional tidak dirancang untuk mengakomodir fitur unik fintech, seperti pinjaman peerto peer atau cryptocurrency terdesentralisasi. Akhirbatnya, banyak celah regulasi yang perlu diisi untuk melindungi konsumen dan menjaga kestabilitasan pasar. Sehingga hal ini meningkatkan risiko penipuan, pencucian uang, dan aktivitas illegal lainnya. Pada beberapa kasus, terdapat keterlambatan dalam penerapan regulasi yang memadai untuk industri fintech di Indonesia. Ini dapat memberi celah bagi praktikpraktik yang merugikan pengguna. Pengambil kebijakan atau regulator perlu mencapai keseimbangan antara mendorong inovasi dan melindungi potensi risiko. Kerangka peraturan yang fleksible yang mendorong persaingan dan perlindungan konsumen perlu disusun tanpa menghambat inovasi tekfin. Ini membutuhkan kerja sama yang era tantara regulator, pemangku kepentingan industri, dan pakar teknologi.
Financial Technology - 37 A. Pengelolaan Fintech Untuk Mengurasi Risiko Pengguaan Fintech Banyak manfaat dan potensi positif dari kehadiran fintech. Namun adanya kekurangan dan bahaya fintech di atas, masyarakat seharusnya lebih waspada dan bijak dalam penggunaan fintech. Penting bagi individu untuk memahami dan memitigasi risiko yang terkait dengan penggunaan fintech. Kesadaran akan kekurangan dan bahaya fintech ini adalah langkah awal dalam meminimalkan risiko dan memanfaatkan fintech dengan lebih efektif. Untuk mengelola fintech dengan baik dan menghindari bahaya serta risiko. Beberapa langkah pengelolaan fintech, diantaranya: 1. Peningkatan keamanan siber 2. Fasilitas verifikasi data 3. Pendidikan pengguna 4. Otentikasi dua factor 5. Pemantauan aktivitas yang mencurigakan 6. Kebijakan privasi 7. Pengujian keamanan 8. Transparansi dan tanggung jawab 9. Rencana krisis Dengan mengambil langkah-langkah ini, pengelolaan fintech akan lebib baik dan dapat mengurasi risiko bahaya yang muncul atas kekurangan fintech yang ada saat ini.
38 - Financial Technology Pemerintah dan Lembaga terkait di Indonesia juga memiliki peran yang cukup besar. Pemerintah mengambil langkah untuk terus berupaya untuk meningkatkan keamanan dan privasi dalam industry fintech. Pengguna juga diimbau untuk senantiasa menjaga kewaspadaan, menggunakan kata sandi yang kuat, mengaktifkan otentikasi dua factor, dan menghindari berbagi informasi pribadi dengan pihak yang tidak sah. Seiring waktu, perkembangan lebih lanjut mungkin terjadi, jadi disarankan untuk mencari informasi terbaru dari sumber yang dapat dipercaya.
Financial Technology - 39 inansial Technology seiring perkembangna teknologi dari hari ke hari terus mengalami perubahan dan peningkatan fitur, layanan dan jenisnya dalam menunjang kemudahan hidup manusia khususnya dalam berbisnis, sederhananya peran fintech dalam membantu UMKM adalah dalam mendorong inklusi keuangan, sumber pembiayaan, dan meningkatkan literasi keuangan bagi para pengelola UMKM(Putri and Christiana n.d.) . Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran substansial dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Menurut situs Bappenas, di Indonesia UMKM memiliki peran yang cukup signifikan dalam membangun perekonomian, yaitu: 1. memperluas kesempatan kerja dan serapan tenaga kerja bagi warga negara usia produktif 2. Pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dari produk atau jasa yang ditawarkan F Implementasi Fintech bagi UMKM
40 - Financial Technology 3. Penyediaan jaring pengaman terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah untuk menjalankan kegiatan ekonomi produktif1 . Sementara itu, buku dengan judul Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia karya Tulus Tambunan, menyampaikan bahwa pelaku UMKM memiliki peranan penting diantaranya: 1. Peran UMKM tidak hanya dirasakan di negara-negara sedang berkembang melainkan juga di negara maju, hal ini dikarenakan UMKM menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan dengan skala usaha besar. 2. Kontribusi UMKM terhadap pembentukan atau pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar. 3. Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat tiga peran UMKM terhadap perekonomian Indonesia, meliputi sarana memeratakan tingkat perekonomian rakyat kecil, mengentaskan kemiskinan, dan sebagai pemasukan devisa negara1 . Menurut artikel dari Kompas.com yang berjudul ‚Pentingnya Peran dan Kontribusi UMKM dalam Pemulihan Ekonomi Indonesia‛, sektor bisnis UMKM memiliki peranan terhadap perbaikan ekonomi Indonesia, terlihat dengan kemampuannya menyerap 97 persen tenaga kerja dan mengintegrasikan investasi sebesar 60,4 persen2 . Dalam artikel tersebut juga disebutkan bahwa UMKM memang sudah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Data Kementerian Koperasi dan UKM menyebut, jumlah sektor bisnis UMKM di Indonesia pada 2021 mencapai