The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Untuk memperkuat pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar, diperlukan pendekatan yang holistik dan terintegrasi dalam kurikulum. Hal ini melibatkan pengintegrasian materi tentang sejarah, pemerintahan, hak dan kewajiban warga negara, serta nilai-nilai demokrasi ke dalam pembelajaran. Selain itu, penting juga untuk menerapkan metode pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung kepada siswa, seperti simulasi, permainan peran, kunjungan ke lembaga pemerintahan setempat, atau proyek-proyek sosial di komunitas. Dengan cara ini, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep kewarganegaraan dan menerapkan nilai- nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan juga harus memberikan ruang bagi diskusi terbuka tentang isu-isu sosial dan politik yang relevan, sehingga siswa dapat memahami berbagai perspektif dan belajar untuk berpikir kritis. Melalui pendekatan ini. sekolah dasar dapat menjadi landasan yang kokoh dalam membentuk generasi muda yang bertanggung jawab dan aktif dalam membangun masyarakat yang demokratis dan inklusif.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-05-04 03:41:57

Membangun Pendidikan Kewarganegaraan Yang Kokoh Di Sekolah Dasar

Untuk memperkuat pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar, diperlukan pendekatan yang holistik dan terintegrasi dalam kurikulum. Hal ini melibatkan pengintegrasian materi tentang sejarah, pemerintahan, hak dan kewajiban warga negara, serta nilai-nilai demokrasi ke dalam pembelajaran. Selain itu, penting juga untuk menerapkan metode pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung kepada siswa, seperti simulasi, permainan peran, kunjungan ke lembaga pemerintahan setempat, atau proyek-proyek sosial di komunitas. Dengan cara ini, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep kewarganegaraan dan menerapkan nilai- nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan juga harus memberikan ruang bagi diskusi terbuka tentang isu-isu sosial dan politik yang relevan, sehingga siswa dapat memahami berbagai perspektif dan belajar untuk berpikir kritis. Melalui pendekatan ini. sekolah dasar dapat menjadi landasan yang kokoh dalam membentuk generasi muda yang bertanggung jawab dan aktif dalam membangun masyarakat yang demokratis dan inklusif.

MEMBANGUN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN YANG KOKOH DI SEKOLAH DASAR Copyright© PT Penamudamedia, 2024 Penulis: Dr. Lutma Ranta Allolinggi, M.Pd ISBN: 978-623-8586-19-6 Desain Sampul: Tim PT Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, April 2024 x + 157, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit


v Kata Pengantar endidikan kewarganegaraan merupakan salah satu aspek penting dalam membentuk karakter dan kesadaran warga negara yang tangguh dan bertanggung jawab. Sejalan dengan visi kami untuk memperkuat pondasi pendidikan di tingkat sekolah dasar, kami dengan bangga mempersembahkan program pengembangan pendidikan kewarganegaraan ini. Program ini bertujuan untuk memberikan panduan dan sumber daya bagi guru-guru, pendidik, dan para pemangku kepentingan lainnya dalam membangun pendidikan kewarganegaraan yang kokoh dan efektif di sekolah dasar. Dalam buku ini, penulis menguraikan berbagai strategi dan pendekatan yang dapat diterapkan dalam memperkuat pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar. Mulai dari integrasi materi kewarganegaraan dalam kurikulum, hingga metode pembelajaran yang menarik dan berbasis pengalaman, serta pentingnya pembukaan ruang diskusi terbuka tentang isuisu sosial dan politik yang relevan bagi siswa. Semua langkah ini bertujuan untuk membentuk generasi muda yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai kewarganegaraan dan siap untuk berperan aktif dalam membangun masyarakat yang inklusif dan demokratis. P


vi Penulis berharap bahwa buku ini dapat memberikan inspirasi dan dukungan bagi semua pihak yang terlibat dalam pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar. Terima kasih atas perhatian dan dukungan Anda dalam upaya kami untuk memperkuat pendidikan kewarganegaraan bagi generasi muda. Selamat membaca. Dr. Lutma Ranta Allolinggi, M.Pd


vii Daftar Isi Kata Pengantar .................................................................. v Daftar Isi ........................................................................ vii Bab 1 - Hakikat, Fungsi, dan Tujuan PKn SD ............................ 1 A. Pemahaman Dasar tentang Pendidikan Kewarganegaraan.....2 B. Peran Penting Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pengembangan Siswa SD.......................................................7 C. Tujuan Utama Pembelajaran PKn di Tingkat Sekolah Dasar..11 Bab 2 - Sejarah dan Ruang Lingkup Pembelajaran PKn SD ......... 22 A. Perjalanan Perkembangan Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar ..........................................................................................23 B. Lingkup Materi Pembelajaran PKn yang Relevan untuk Siswa SD .......................................................................................31 Bab 3 - Konsep Civic: Civic Knowledge, Civic Skills, dan Civic Dispositions dalam Pembelajaran PKn SD ................... 39 A. Memahami Civic Knowledge sebagai Dasar Pendidikan Kewarganegaraan...............................................................40


viii B. Pengembangan Civic Skills pada Siswa SD............................44 C. Pembentukan Civic Dispositions untuk Membangun Karakter Warga Negara yang Berkualitas...........................................49 Bab 4 - Kompetensi Guru dan Tuntutan Pedagogis Pembelajaran PKn SD .............................................................. 63 A. Pengetahuan Substansial tentang PKn ..................................64 B. Keterampilan Mengajar dan Mengelola Kelas......................66 C. Kemampuan Membangun Hubungan Interaktif dengan Siswa ...........................................................................................72 D. Kemampuan Menilai dan Melakukan Evaluasi Efektif ..........75 Bab 5 - Karakteristik PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral.... 86 A. Pendekatan PKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral di SD.87 B. Pendidikan Nilai dan Moral dalam Standar Isi PKn SD.........89 C. Hubungan Interaktif Pengembangan Nilai dan Moral dalam Pembelajaran PKn SD..........................................................94 Bab 6 - Keterkaitan PKn dengan IPS dan Mata Pelajaran Lainnya ....................................................................... 100 A. Hubungan PKn dengan Mata Pelajaran IPS SD ...................101 B. Keterkaitan Mata Pelajaran PKn dengan Mata Pelajaran Lainnya.............................................................................104 C. Sinergi antara PKn dengan Mata Pelajaran Lainnya dalam Pembentukan Kompetensi Siswa SD ..................................106


ix Bab 7 - Karakteristik Warga Negara Indonesia dalam Konteks Individu yang Beranekaragam ............................... 117 A. Makna Bhinneka Tunggal Ika.............................................118 B. Warga Negara yang Cerdas dan Cinta Tanah Air ...............121 C. Warga Negara yang Partisipatif..........................................123 D. Warga Negara yang Kritis dan Bertanggung Jawab ............128 E. Warga Negara yang Menghormati Perbedaan ...................133 F. Warga Negara yang Memiliki Semangat Gotong Royong...139 Daftar Pustaka ............................................................... 148 Glosarium .................................................................... 151 Indeks ...................................................................... 154 Tentang Penulis ............................................................. 157


x


1 1 Hakikat, Fungsi, dan Tujuan PKn SD endidikan Kewarganegaraan (PKn) di tingkat Sekolah Dasar (SD) memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kesadaran warga negara yang baik. Dengan memahami hakikat, fungsi, dan tujuan PKn SD, kita dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep dasar dalam kewarganegaraan, seperti hak, kewajiban, demokrasi, keadilan, dan tanggung jawab. Melalui pembelajaran ini, kita juga diharapkan menyadari peran penting PKn dalam kehidupan sehari-hari dan pengembangan pribadi mereka sebagai individu yang bertanggung jawab dan peduli terhadap masyarakat. Dengan demikian, tujuan utama pembelajaran PKn di tingkat SD adalah untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang aktif, berpikir kritis, dan berpartisipasi dalam kehidupan demokratis masyarakat, P


2 sehingga mereka siap untuk berkontribusi secara positif dalam pembangunan negara. A. Pemahaman Dasar tentang Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan adalah bagian integral dari sistem pendidikan yang bertujuan untuk membentuk kesadaran, pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai warga negara yang bertanggung jawab dan aktif dalam kehidupan masyarakat. Melalui pendidikan ini, individu diajarkan untuk memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara, menghargai nilai-nilai demokrasi, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, serta memahami peran mereka dalam membangun masyarakat yang inklusif dan berkeadilan. Secara keseluruhan, Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membentuk generasi yang memiliki kesadaran sosial, moral, dan politik yang tinggi, serta mampu berkontribusi secara positif dalam pembangunan negara dan dunia yang lebih baik. Menurut Notonagoro, Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu upaya yang diorganisir oleh negara dan masyarakat untuk membentuk kesadaran dan rasa tanggung jawab warga negara terhadap negara dan masyarakatnya. Dalam pandangannya, pendidikan ini bertujuan untuk menghasilkan individu yang memiliki kesadaran akan perannya dalam menjaga dan memajukan kepentingan bersama. (Arif, 2012) Mochtar Kusumaatmadja menjelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha sadar dan terencana untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan


3 keterampilan peserta didik agar menjadi warga negara yang baik, aktif, dan kritis. Definisinya menekankan pentingnya pendidikan ini dalam membentuk karakter dan kemampuan berpikir secara kritis pada individu. (Winataputra, 2020) Moeljono Partowidagdo mendefinisikan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai proses pembentukan karakter dan sikap warga negara yang berintegritas, memiliki kecintaan pada negara, serta mampu bertindak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Definisinya menekankan aspek moral dan integritas dalam pembentukan warga negara yang baik. (Arif, 2012) Menurut Sutrisno Hadisuparno, Pendidikan Kewarganegaraan adalah upaya untuk mengembangkan kesadaran politik, partisipasi aktif, dan pengabdian kepada negara serta masyarakat, dengan tujuan memperkuat fondasi demokrasi. Definisinya menyoroti pentingnya partisipasi aktif dan komitmen terhadap demokrasi dalam pembentukan warga negara yang berkualitas. (Arif, 2012) Isjoni memandang Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu upaya pembentukan kepribadian warga negara yang berkualitas, memiliki pengetahuan tentang hak dan kewajiban, serta mampu menjalankan peran serta dalam pembangunan negara dan masyarakat. Definisinya menekankan pada pembentukan kepribadian yang kokoh dan kesiapan untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional. (Wahid, 2023) Dari penjelasan para ahli tersebut, dapat dipahami bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan upaya bersama untuk membentuk individu menjadi warga negara


4 yang sadar, bertanggung jawab, aktif, dan berintegritas dalam menjalankan peran mereka dalam masyarakat dan Negara. Hakikat pembelajaran PKN SD Hakikat (Essence) merujuk pada esensi atau inti dari suatu subjek atau fenomena. Dalam konteks pembelajaran PKn, hakikat mengacu pada sifat-sifat yang mendasari pembelajaran tersebut, seperti pemahaman tentang kewarganegaraan, pembentukan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan, serta pengembangan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat yang demokratis. Hakikat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merujuk pada esensi atau inti dari proses pendidikan ini. Dalam konteks PKn, hakikat pembelajaran PKn mencakup beberapa aspek penting: (Parawangsa et al., 2021) 1. Pemahaman tentang Kewarganegaraan Pemahaman tentang kewarganegaraan merupakan bagian integral dari hakikat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Hakikat ini mencakup berbagai aspek yang memberikan pemahaman mendalam kepada siswa tentang hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. Ini meliputi pengetahuan tentang konstitusi, sistem pemerintahan, dan struktur sosial-politik negara. Pemahaman tentang kewarganegaraan tidak hanya mencakup pengetahuan tentang struktur dan proses


5 pemerintahan, tetapi juga melibatkan pemahaman tentang hak asasi manusia, nilai-nilai demokrasi, prinsip-prinsip keadilan, serta peran dan tanggung jawab individu dalam masyarakat. Dengan memahami hal ini, siswa dapat menjadi warga negara yang sadar, bertanggung jawab, dan aktif dalam mengambil bagian dalam pembangunan negara dan masyarakat. Dalam konteks pembelajaran PKn, pemberian pemahaman yang mendalam tentang kewarganegaraan menjadi landasan penting untuk pembentukan karakter dan sikap positif siswa terhadap negara dan masyarakatnya. Ini juga menjadi dasar bagi pengembangan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan demokratis. 2. Pembentukan Sikap dan Nilai Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) akan membentuk sikap positif pada siswa, termasuk toleransi terhadap perbedaan. Ini berarti mengajarkan siswa untuk menghargai keragaman budaya, agama, dan pandangan politik dalam masyarakat, sehingga mereka dapat hidup harmonis dengan sesama warga negara. Selain itu, PKn juga fokus pada pembentukan sikap keadilan. Siswa diajarkan untuk memperlakukan semua orang dengan adil, tanpa memandang perbedaan status atau latar belakang, sehingga tercipta masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan. 3. Pengembangan Keterampilan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tidak hanya memperhatikan pengetahuan dan sikap siswa, tetapi juga mengutamakan pengembangan keterampilan yang


6 diperlukan untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat yang demokratis. Ini mencakup berbagai keterampilan seperti berpikir kritis, berargumentasi, bekerja sama, dan mengambil keputusan secara partisipatif. Melalui pembelajaran PKn, siswa didorong untuk mengembangkan kemampuan analisis yang mendalam terhadap isu-isu sosial dan politik, serta mampu menyampaikan pendapat mereka secara efektif. Selain itu, keterampilan berkolaborasi dan bekerja sama dalam pembelajaran PKn mempersiapkan siswa untuk bekerja dalam tim dan membangun hubungan yang harmonis dalam masyarakat. Dengan demikian, pengembangan keterampilan ini tidak hanya mendukung perkembangan pribadi siswa, tetapi juga memberikan kontribusi positif dalam memperkuat fondasi demokrasi dan pembangunan masyarakat yang inklusif. 4. Relevansi Kontekstual Hakikat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menekankan pentingnya konteks lokal, nasional, dan global dalam pemahaman dan penerapan konsep-konsep kewarganegaraan. Pembelajaran PKn haruslah relevan dengan situasi sosial, politik, dan budaya siswa. Ini berarti materi pembelajaran harus disesuaikan dengan realitas yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari mereka, baik itu dalam lingkup lokal di sekitar mereka, dalam konteks negara, maupun dalam konteks global yang lebih luas. Dengan mengaitkan pembelajaran PKn dengan situasi aktual yang terjadi, siswa akan lebih mudah memahami


7 konsep-konsep kewarganegaraan dan melihat relevansinya dalam kehidupan mereka. Selain itu, pendekatan pembelajaran yang kontekstual juga membantu siswa mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang berbasis pada situasi konkret, sehingga mereka dapat lebih siap menghadapi tantangan yang dihadapi dalam masyarakat secara nyata. Dengan demikian, relevansi kontekstual dalam pembelajaran PKn menjadi kunci untuk menciptakan pembelajaran yang berarti dan bermanfaat bagi siswa dalam mempersiapkan mereka sebagai warga negara yang sadar dan bertanggung jawab. Dengan memahami hakikat pembelajaran PKn ini, pendidik dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran yang efektif dalam membentuk generasi yang memiliki kesadaran kewarganegaraan yang tinggi, bertanggung jawab, dan berperan aktif dalam membangun masyarakat yang demokratis dan berkeadilan. B. Peran Penting Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pengembangan Siswa SD Siswa Sekolah Dasar (SD) memiliki karakteristik yang unik dan memerlukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Pertama-tama, siswa SD umumnya berusia antara 6 hingga 12 tahun, yang merupakan periode awal dari tahap pendidikan formal mereka. Di usia ini, siswa cenderung memiliki tingkat konsentrasi yang bervariasi, dengan kemampuan fokus yang masih berkembang. Oleh karena itu, pembelajaran di SD harus disusun dengan perhatian khusus terhadap durasi,


8 variasi, dan tingkat kesulitan materi agar sesuai dengan kapasitas kognitif mereka. (Rahayu, 2017) Selanjutnya, karakteristik siswa SD juga mencakup tingkat energi yang tinggi dan rasa ingin tahu yang besar terhadap dunia sekitar mereka. Mereka sangat aktif dalam menjelajahi lingkungan dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat terhadap berbagai topik. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang interaktif, eksploratif, dan berorientasi pada pengalaman sangat penting untuk merangsang minat dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, siswa SD berada dalam tahap perkembangan yang sensitif secara sosial dan emosional. Mereka mulai belajar tentang hubungan interpersonal, belajar berbagi, bekerja sama, dan membangun keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan guru. Oleh karena itu, lingkungan pembelajaran di SD harus mendukung pembentukan keterampilan sosial dan emosional siswa, termasuk pembelajaran tentang empati, toleransi, dan pengelolaan emosi. (Saodah et al., 2020) Karakteristik lainnya dari siswa SD adalah keragaman tingkat perkembangan dan kebutuhan belajar. Dalam kelas yang sama, siswa dapat memiliki tingkat kesiapan belajar yang berbeda-beda, serta gaya belajar yang beragam. Oleh karena itu, guru perlu memiliki pendekatan yang inklusif dan diferensiasi dalam mengajar, yang memungkinkan setiap siswa untuk berkembang sesuai dengan potensinya sendiri. Terakhir, meskipun siswa SD masih dalam proses pembentukan, mereka memiliki kemampuan belajar yang luar biasa dan mampu menyerap banyak informasi. Ini


9 adalah masa yang sangat penting dalam pembentukan fondasi pengetahuan dan keterampilan yang akan membentuk dasar pendidikan mereka di masa depan. (Retnasari & Rahman, n.d.)Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk menyajikan materi dengan cara yang menarik, relevan, dan bermakna bagi siswa agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. (Saodah et al., 2020) Peran Penting Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pengembangan Siswa SD Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) berkontribusi penting dalam pengembangan siswa Sekolah Dasar (SD) karena memberikan fondasi yang kuat untuk pembentukan karakter, sikap, dan pengetahuan mereka sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Pertama-tama, PKn membantu siswa memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara, serta nilai-nilai dasar yang diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan memahami konsep ini sejak dini, siswa dapat mulai menginternalisasikan sikap positif terhadap negara dan masyarakat sekitarnya. Selain itu, PKn juga berperan dalam membentuk sikap sosial dan moral siswa SD. Melalui pembelajaran tentang nilai-nilai kewarganegaraan seperti toleransi, keadilan, demokrasi, partisipasi, dan tanggung jawab sosial, siswa diajarkan untuk menghargai perbedaan, berperilaku adil, dan bertanggung jawab terhadap orang lain dan lingkungan sekitar. Ini membantu membentuk kepribadian yang


10 berkualitas dan mempersiapkan siswa untuk berinteraksi secara positif dalam masyarakat yang beragam. Selanjutnya, PKn juga berfungsi sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis siswa. Melalui pembelajaran PKn, siswa diajarkan untuk menganalisis informasi, mengevaluasi argumen, dan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan pemahaman mereka tentang nilai-nilai kewarganegaraan. Hal ini penting dalam mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang aktif dan terlibat dalam proses demokratis di kemudian hari. Selain itu, PKn membantu siswa SD memahami konsepkonsep dasar tentang sistem pemerintahan, hukum, dan struktur sosial-politik negara mereka. Dengan demikian, siswa dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana negara mereka diatur, hak-hak mereka sebagai warga negara, dan bagaimana mereka dapat berkontribusi secara positif dalam pembangunan negara. Terakhir, PKn juga membantu siswa SD mengembangkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap tanah air mereka. Dengan menyajikan materi yang relevan dan menarik tentang sejarah, budaya, dan prestasi bangsa, siswa diajak untuk menghargai warisan dan identitas nasional mereka. Ini menciptakan rasa solidaritas dan kesatuan di antara siswa, yang penting untuk membangun masyarakat yang kuat dan bersatu. Dengan demikian, PKn memainkan peran integral dalam pengembangan siswa SD, membentuk mereka menjadi warga negara yang berbudaya, bertanggung jawab, dan aktif dalam masyarakat.


11 C. Tujuan Utama Pembelajaran PKn di Tingkat Sekolah Dasar Tujuan utama pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di tingkat Sekolah Dasar (SD) mencakup beberapa aspek penting yang bertujuan untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang sadar, bertanggung jawab, dan aktif dalam masyarakat. Berikut adalah beberapa tujuan utama pembelajaran PKn di tingkat SD: (Waldi et al., 2023) 1. Memberikan pemahaman yang mendalam kepada siswa tentang hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. Ini mencakup pengetahuan tentang konstitusi, sistem pemerintahan, dan struktur sosial-politik negara. Dengan pemahaman ini, siswa dapat mulai menginternalisasikan sikap positif terhadap negara dan masyarakat sekitarnya. Sebagai contoh konkret dari tujuan pertama pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di tingkat Sekolah Dasar (SD), mari kita bayangkan sebuah proyek pembelajaran di kelas yang berfokus pada pemahaman tentang hak dan kewajiban siswa sebagai warga negara. Guru bisa menyusun sebuah kegiatan di mana siswa belajar tentang konsep hak dan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, guru dapat menyajikan materi tentang hak-hak dasar yang dimiliki setiap warga negara, seperti hak atas pendidikan, hak atas kebebasan berpendapat, dan hak atas keadilan. Selanjutnya, siswa dapat diajak untuk berdiskusi dan memikirkan situasi di mana hak-hak tersebut mungkin diabaikan atau


12 dilanggar dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, di rumah, maupun di masyarakat. Selain itu, guru juga dapat membahas tentang kewajiban-kewajiban yang dimiliki siswa sebagai warga negara, seperti kewajiban untuk menghormati hak-hak orang lain, kewajiban untuk menjaga lingkungan, dan kewajiban untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Siswa kemudian dapat diminta untuk merenungkan bagaimana mereka dapat memenuhi kewajibankewajiban ini dalam kehidupan mereka sehari-hari. Setelah itu, guru dapat mengorganisir sebuah proyek atau aktivitas praktis di mana siswa menerapkan pemahaman mereka tentang hak dan kewajiban warga negara dalam konteks nyata. Misalnya, siswa dapat membuat poster atau komik yang menyoroti hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang mereka pahami, atau mereka dapat merancang kampanye kesadaran di sekolah tentang pentingnya menghormati hak-hak orang lain. Melalui kegiatan-kegiatan seperti ini, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara, serta mempraktikkan sikap positif terhadap negara dan masyarakat sekitarnya. Dengan demikian, tujuan pembelajaran PKn untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang hak dan kewajiban warga negara dapat tercapai dengan efektif.


13 2. Membentuk sikap positif dan nilai-nilai kewarganegaraan pada siswa. Ini termasuk nilai-nilai seperti toleransi, keadilan, demokrasi, partisipasi, tanggung jawab sosial, dan cinta tanah air. Pembentukan sikap-sikap ini membantu membentuk kepribadian yang berkualitas dan mempersiapkan siswa untuk berinteraksi secara positif dalam masyarakat yang beragam. Sebagai contoh implementasi dari tujuan PKn di SD untuk membentuk sikap positif dan nilai-nilai kewarganegaraan, mari kita bayangkan sebuah proyek pembelajaran yang berfokus pada nilai toleransi dan kerjasama antar siswa. Guru dapat memulai dengan menyampaikan materi tentang pentingnya toleransi dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana sikap tersebut mencerminkan nilai-nilai kewarganegaraan. Selanjutnya, siswa dapat diminta untuk berdiskusi tentang pengalaman mereka sendiri dalam berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki latar belakang budaya, agama, atau pandangan politik yang berbeda. Setelah itu, guru dapat merancang sebuah kegiatan kolaboratif di mana siswa bekerja sama untuk menciptakan sebuah proyek seni atau presentasi yang menyoroti keberagaman budaya dan pentingnya toleransi dalam masyarakat. Misalnya, mereka dapat membuat mural yang menggambarkan berbagai budaya yang ada di lingkungan mereka atau menyusun drama mini yang menunjukkan bagaimana toleransi membantu memperkuat hubungan antarindividu.


14 Selama pelaksanaan proyek tersebut, guru dapat memberikan bimbingan dan dukungan kepada siswa untuk memastikan bahwa nilai-nilai seperti kerjasama, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan dihargai dan diperkuat. Akhirnya, siswa dapat mempresentasikan hasil karyanya kepada kelas atau masyarakat sekolah untuk menyebarkan pesan tentang pentingnya nilai-nilai kewarganegaraan tersebut. Melalui kegiatan-kegiatan semacam ini, siswa dapat mengalami secara langsung bagaimana nilai-nilai seperti toleransi, keadilan, dan tanggung jawab sosial dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, tujuan PKn di SD untuk membentuk sikap positif dan nilai-nilai kewarganegaraan pada siswa dapat tercapai dengan efektif, membantu mereka menjadi warga negara yang sadar, bertanggung jawab, dan berinteraksi secara positif dalam masyarakat yang beragam. 3. Mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat yang demokratis. Hal ini termasuk keterampilan berpikir kritis, berargumentasi, bekerjasama, dan mengambil keputusan secara partisipatif. Dengan mengembangkan keterampilan ini, siswa dapat lebih siap untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat yang demokratis. Sebagai contoh konkretnya, mari kita bayangkan sebuah proyek pembelajaran di kelas yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis


15 dan bekerja sama dalam konteks pengambilan keputusan yang partisipatif. Guru dapat memulai dengan memberikan siswa sebuah kasus atau situasi yang memerlukan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Misalnya, kasus tersebut bisa berupa situasi fiktif di mana sekolah harus memilih tema untuk acara tahunan atau memutuskan alokasi dana untuk proyek sekolah. Siswa kemudian diminta untuk menganalisis informasi yang diberikan, mengevaluasi berbagai pilihan, dan merumuskan argumen untuk mendukung keputusan mereka. Selanjutnya, guru dapat mengorganisir sebuah diskusi kelompok di mana siswa bekerja sama untuk merumuskan solusi terbaik berdasarkan analisis dan argumen yang telah mereka kembangkan. Selama diskusi, siswa diajak untuk berpartisipasi aktif, mendengarkan pendapat teman sekelas, dan mencapai konsensus dalam pengambilan keputusan. Setelah itu, siswa diminta untuk menyampaikan hasil diskusi dan keputusan yang mereka ambil kepada seluruh kelas. Proses ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk berlatih keterampilan berpikir kritis dalam merumuskan argumen dan mengambil keputusan secara partisipatif, sambil juga mengasah keterampilan berkomunikasi dan kerjasama dalam kerangka yang demokratis. Selama proses ini, guru berperan sebagai fasilitator dan memberikan arahan serta umpan balik kepada siswa untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut dengan lebih baik. Dengan demikian, melalui proyek pembelajaran


16 semacam ini, siswa dapat mengalami secara langsung bagaimana mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat yang demokratis, sambil juga memahami pentingnya kerjasama dan pengambilan keputusan yang partisipatif dalam konteks yang relevan dan bermakna. 4. Menyadarkan siswa tentang pentingnya konteks lokal, nasional, dan global dalam pemahaman dan penerapan konsep-konsep kewarganegaraan. Pembelajaran harus relevan dengan situasi sosial, politik, dan budaya siswa. Dengan kaitan yang erat dengan realitas yang dihadapi siswa, pembelajaran PKn menjadi lebih relevan dan bermakna bagi mereka. Sebagai contoh, dalam mengajarkan konsep kewarganegaraan dengan penekanan pada konteks lokal, nasional, dan global, guru dapat merancang sebuah proyek pembelajaran yang mengaitkan konsepkonsep tersebut dengan isu-isu aktual yang sedang terjadi di lingkungan siswa. Misalnya, jika ada permasalahan lingkungan di lingkungan sekolah atau di komunitas sekitar, guru dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengintegrasikan pembelajaran PKn dengan isu lingkungan. Guru dapat memulai dengan membahas pentingnya tanggung jawab sosial dalam menjaga lingkungan, serta keterkaitan antara tindakan individu dengan dampaknya terhadap lingkungan lokal dan global. Selanjutnya, guru dapat mengorganisir sebuah kegiatan lapangan di mana siswa melakukan


17 pengamatan langsung terhadap masalah lingkungan yang ada di sekitar mereka, seperti pencemaran udara atau limbah plastik. Selama kegiatan ini, siswa dapat menerapkan konsep-konsep kewarganegaraan yang telah dipelajari, seperti tanggung jawab sosial dan partisipasi dalam pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. Setelah itu, guru dapat mengarahkan siswa untuk merancang solusi atau tindakan konkret untuk mengatasi masalah lingkungan yang telah mereka identifikasi. Misalnya, mereka dapat merencanakan kegiatan pembersihan lingkungan, menggalang dana untuk proyek-proyek lingkungan, atau membuat kampanye kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan. Melalui kegiatan-kegiatan seperti ini, siswa tidak hanya belajar tentang konsep-konsep kewarganegaraan dalam konteks yang relevan dengan kehidupan mereka, tetapi juga merasakan dampak nyata dari tindakan mereka sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Dengan demikian, pembelajaran PKn menjadi lebih bermakna dan relevan bagi siswa, karena terkait erat dengan realitas sosial, politik, dan budaya yang mereka hadapi sehari-hari. 5. Membantu siswa mengembangkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap tanah air mereka. Melalui pemahaman tentang sejarah, budaya, dan prestasi bangsa, siswa diajak untuk menghargai warisan dan identitas nasional mereka. Ini menciptakan rasa solidaritas dan kesatuan di antara siswa, yang penting


18 untuk membangun masyarakat yang kuat dan bersatu. Dengan demikian, tujuan pembelajaran PKn di tingkat SD membentuk dasar yang kokoh bagi pembentukan siswa menjadi warga negara yang sadar, bertanggung jawab, dan aktif dalam masyarakat.okus utama dalam pembelajaran PKn untuk siswa SD Sebagai contoh, guru dapat merancang serangkaian kegiatan yang menghubungkan siswa dengan warisan budaya dan sejarah bangsa mereka. Misalnya, guru dapat mengadakan kunjungan ke museum lokal atau situs bersejarah yang relevan dengan sejarah dan budaya negara mereka. Selama kunjungan, siswa dapat mempelajari tentang peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah bangsa mereka, tokoh-tokoh bersejarah, dan nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi. Selain itu, guru juga dapat menggunakan literatur lokal atau cerita rakyat tradisional sebagai sarana untuk membawa siswa lebih dekat dengan identitas budaya mereka. Melalui pembacaan dan diskusi tentang karyakarya sastra atau cerita rakyat yang berkaitan dengan budaya dan sejarah lokal, siswa dapat mengembangkan rasa kebanggaan terhadap warisan budaya mereka sendiri. Selanjutnya, guru dapat mengorganisir kegiatan seni atau kreatif di mana siswa dapat mengekspresikan pemahaman mereka tentang sejarah dan budaya bangsa melalui seni lukis, patung, musik, atau tarian tradisional. Hal ini tidak hanya membantu siswa menghargai keindahan dan kekayaan budaya mereka, tetapi juga memperkuat rasa identitas nasional dan kebanggaan terhadap tanah air.


19 Selama proses ini, guru juga dapat menggunakan momen-momen peringatan hari-hari nasional atau peristiwa bersejarah tertentu sebagai kesempatan untuk merayakan kebersamaan siswa dalam memperingati nilai-nilai dan prestasi bangsa mereka. Misalnya, mereka dapat mengadakan acara peringatan Hari Kemerdekaan atau Hari Pahlawan, di mana siswa dapat berpartisipasi dalam upacara bendera, pertunjukan seni, atau diskusi tentang makna pentingnya hari tersebut bagi bangsa dan negara mereka. (Wibowo et al., 2023) Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan-kegiatan yang memperkuat rasa cinta dan kebanggaan terhadap tanah air mereka, guru dapat membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai kewarganegaraan yang positif dan memperkuat identitas nasional mereka. Ini menciptakan rasa solidaritas dan kesatuan di antara siswa, yang penting untuk membangun masyarakat yang kuat dan bersatu.


20 Rangkuman Pemahaman Dasar tentang Pendidikan Kewarganegaraan di tingkat Sekolah Dasar (SD) memegang peranan penting dalam pengembangan siswa. Melalui pemahaman yang mendalam tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta pengetahuan mengenai konstitusi, sistem pemerintahan, dan struktur sosial-politik negara, siswa dibentuk untuk menjadi individu yang sadar akan peran mereka dalam masyarakat. Peran penting Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengembangan siswa SD termanifestasi dalam pembentukan sikap positif dan nilainilai kewarganegaraan seperti toleransi, keadilan, demokrasi, partisipasi, tanggung jawab sosial, dan cinta tanah air. Tujuan utama pembelajaran PKn di tingkat SD adalah membentuk siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab, aktif, dan berperan dalam masyarakat, sehingga tercipta landasan yang kuat bagi pembangunan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan.


21 Evaluasi 1. Jelaskan dengan singkat mengapa pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara sangat penting bagi siswa Sekolah Dasar dalam konteks pembelajaran PKn. 2. Sebutkan tiga fungsi utama Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengembangan siswa Sekolah Dasar, dan jelaskan mengapa setiap fungsi tersebut krusial untuk pembentukan karakter siswa. 3. Berikan contoh konkret dari relevansi kontekstual dalam pembelajaran PKn di tingkat Sekolah Dasar, dan jelaskan bagaimana pendekatan ini dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. 4. Diskusikan mengapa pembentukan sikap positif dan nilai-nilai kewarganegaraan seperti toleransi, keadilan, dan partisipasi penting dalam pengembangan siswa Sekolah Dasar, dan bagaimana nilai-nilai ini dapat diintegrasikan ke dalam berbagai aspek kehidupan siswa. 5. Mengapa penting bagi siswa Sekolah Dasar untuk mengembangkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap tanah air mereka? Jelaskan bagaimana pembelajaran tentang sejarah, budaya, dan prestasi bangsa dapat membantu menguatkan identitas nasional siswa dan memberikan kontribusi pada pembentukan karakter mereka sebagai warga negara yang bertanggung jawab.


22 2 Sejarah dan Ruang Lingkup Pembelajaran PKn SD ab ini memberikan wawasan yang mendalam mengenai Sejarah dan Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar (SD). Pertama, bab ini mengulas perjalanan perkembangan pembelajaran PKn di tingkat SD, yang mencakup evolusi konsep, pendekatan, dan metode pengajaran yang digunakan dalam konteks pendidikan kewarganegaraan. Dari pendekatan yang lebih tradisional hingga pendekatan yang lebih kontekstual dan interaktif, bab ini memberikan pemahaman tentang bagaimana pembelajaran PKn di SD telah berkembang seiring waktu untuk lebih menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Selanjutnya, bab ini menjelaskan secara detail mengenai lingkup materi pembelajaran PKn yang relevan untuk siswa SD. Hal ini mencakup topik-topik seperti konstitusi, sistem pemerintahan, hak dan kewajiban warga negara, nilai-nilai B


23 kewarganegaraan, demokrasi, keadilan, serta peran aktif dalam masyarakat. Dengan pemahaman yang mendalam tentang sejarah pembelajaran PKn di SD dan lingkup materi yang relevan, kita diharapkan dapat mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih efektif dan bermakna, serta merencanakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa SD. A. Perjalanan Perkembangan Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar Sejarah pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Indonesia memperlihatkan perjalanan yang mencerminkan evolusi pendidikan kewarganegaraan dalam konteks sejarah dan perkembangan bangsa. Sejak masa awal kemerdekaan, PKn telah menjadi bagian integral dari sistem pendidikan nasional, di mana perhatian utama terletak pada pembentukan identitas nasional yang kuat dan kesadaran akan patriotisme. Materi pembelajaran pada periode ini cenderung menekankan nilai-nilai kebangsaan, sejarah perjuangan bangsa, serta semangat nasionalisme sebagai upaya untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yang baru merdeka. Namun, perubahan sosial dan politik yang terjadi seiring dengan perkembangan masyarakat membawa perubahan dalam pendekatan pembelajaran PKn. Era reformasi pada tahun 1998 menjadi titik balik penting dalam sejarah pembelajaran PKn di Indonesia. Reformasi tersebut memicu perubahan signifikan dalam kurikulum dan pendekatan pembelajaran PKn, yang lebih menekankan pada pemahaman tentang demokrasi, hak asasi manusia,


24 pluralisme, dan partisipasi aktif dalam proses demokratisasi. Pendekatan baru ini memungkinkan siswa untuk memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara yang berperan aktif dalam masyarakat yang demokratis. Seiring berjalannya waktu, pembelajaran PKn terus mengalami perkembangan untuk mengakomodasi dinamika dan tantangan masyarakat yang semakin kompleks. Kurikulum PKn yang lebih kontekstual, interaktif, dan relevan dengan kebutuhan siswa menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran PKn. Pembelajaran PKn tidak lagi hanya terbatas pada kelas, tetapi juga diintegrasikan dalam berbagai aspek kehidupan sekolah dan masyarakat, seperti melalui program ekstrakurikuler, kegiatan sosial, dan partisipasi dalam berbagai kegiatan komunitas. Di era digital saat ini, pendidikan kewarganegaraan menghadapi tantangan baru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pendekatan pembelajaran berbasis TIK menjadi salah satu strategi yang semakin populer dalam pembelajaran PKn, di mana siswa dapat menggunakan teknologi untuk mendapatkan akses ke berbagai sumber informasi, berdiskusi, dan berpartisipasi dalam simulasi atau permainan edukatif yang menggambarkan situasi kehidupan nyata dalam konteks kewarganegaraan. Dengan demikian, sejarah pembelajaran PKn mencerminkan upaya pendidikan untuk membangun karakter dan kewarganegaraan yang kuat dalam masyarakat


25 Indonesia, sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks. Ada beberapa tokoh yang berperan dalam perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Indonesia. Berikut adalah beberapa di antaranya: (Tirtoni, 2019) 1. Ki Hajar Dewantara Merupakan tokoh pendidikan Indonesia yang berperan penting dalam pembentukan sistem pendidikan nasional. Pemikirannya tentang pendidikan yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kemandirian menjadi landasan bagi pengembangan PKn di Indonesia. 2. Soekarno Sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia, Soekarno memiliki peran penting dalam membangun semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan masyarakat Indonesia. Konsep Pancasila yang diusungnya juga menjadi dasar bagi pengembangan materi PKn di sekolah. 3. Muhammad Yamin Sebagai salah satu tokoh perumus teks proklamasi kemerdekaan Indonesia, Muhammad Yamin memainkan peran penting dalam membentuk identitas nasional Indonesia. Gagasan-gagasannya tentang semangat persatuan dan nasionalisme juga turut membentuk kurikulum dan materi PKn di Indonesia.


26 4. Prof. Dr. Drs. K.H. Mahmud Yunus Beliau merupakan tokoh yang sangat berperan dalam pembangunan pendidikan Indonesia pascakemerdekaan. Selain sebagai pendiri Universitas Islam Indonesia (UII), beliau juga aktif dalam pembahasan dan penyusunan kurikulum pendidikan, termasuk pembelajaran PKn. Bagaimana perkembangannya di tingkat SD? Perkembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di tingkat Sekolah Dasar (SD) mencerminkan transformasi signifikan dalam pendekatan, kurikulum, dan metode pengajaran sepanjang sejarah pendidikan di Indonesia. Pada awalnya, pembelajaran PKn di SD cenderung lebih terfokus pada pembentukan identitas nasional dan pemahaman akan patriotisme. Materi pembelajaran sering kali menekankan nilai-nilai kebangsaan, sejarah perjuangan bangsa, serta semangat nasionalisme sebagai upaya untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yang baru merdeka. Namun, seiring dengan perubahan sosial, politik, dan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks, pendekatan pembelajaran PKn di SD mengalami perubahan yang signifikan. Era reformasi pada tahun 1998 menjadi tonggak penting dalam sejarah pendidikan di Indonesia, termasuk pembelajaran PKn. Reformasi tersebut mendorong adopsi kurikulum yang lebih kontekstual, interaktif, dan berbasis pada nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, pluralisme, serta partisipasi aktif dalam proses


27 demokratisasi. Pendekatan baru ini memungkinkan siswa SD untuk memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara yang berperan aktif dalam masyarakat yang demokratis. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) juga telah memberikan dampak signifikan terhadap pembelajaran PKn di SD. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran PKn di SD tidak hanya memperluas akses siswa terhadap informasi, tetapi juga membuka peluang baru dalam pembelajaran interaktif dan berbasis game yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan memperkaya pengalaman belajar mereka. Selain itu, pendidikan karakter juga menjadi fokus penting dalam perkembangan pembelajaran PKn di SD. Kurikulum PKn diarahkan untuk membentuk karakter siswa yang memiliki kesadaran moral, etika, dan sikap positif terhadap nilai-nilai kewarganegaraan seperti toleransi, keadilan, tanggung jawab sosial, dan cinta tanah air. Dengan demikian, perkembangan pembelajaran PKn di tingkat SD mencerminkan upaya yang berkelanjutan dalam menyesuaikan pendekatan, kurikulum, dan metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan masyarakat serta menciptakan generasi muda yang berkarakter, bertanggung jawab, dan siap berperan aktif dalam membangun masyarakat yang demokratis dan berkeadilan. Ada beberapa faktor penunjang yang berkontribusi pada perkembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di tingkat Sekolah Dasar (SD): (Winataputra, 2020)


28 1. Kebijakan Pendidikan Kebijakan pendidikan yang mendukung integrasi pembelajaran PKn di kurikulum SD menjadi faktor penunjang utama. Dengan adanya regulasi yang jelas dan dukungan dari pemerintah, sekolah dan guru dapat lebih fokus pada pengembangan kurikulum dan peningkatan kualitas pembelajaran PKn. 2. Kompetensi Guru Peran guru dalam membimbing siswa dalam pembelajaran PKn sangat penting. Guru yang memiliki kompetensi dan pemahaman yang baik tentang materi PKn dapat menyajikan materi secara lebih menarik dan relevan untuk siswa, sehingga meningkatkan efektivitas pembelajaran. 3. Sumber Belajar yang Diversifikasi Ketersediaan sumber belajar yang beragam, termasuk buku teks, materi digital, permainan edukatif, dan sumber-sumber lainnya, dapat membantu memperkaya pengalaman belajar siswa dalam PKn. Dengan memanfaatkan sumber belajar yang diversifikasi, guru dapat menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan beragam. 4. Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat Dukungan dari orang tua dan masyarakat sangat penting dalam mendukung pembelajaran PKn di SD. Orang tua dapat membantu memperkuat pembelajaran yang dilakukan di sekolah melalui diskusi dan kegiatankegiatan yang relevan di rumah. Sementara itu, keterlibatan masyarakat dalam kegiatan sekolah juga


29 dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang nilainilai kewarganegaraan. 5. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat menjadi faktor penunjang penting dalam perkembangan pembelajaran PKn di SD. Dengan memanfaatkan TIK, guru dapat menyajikan materi secara lebih menarik dan interaktif, sementara siswa dapat mengakses sumber belajar secara lebih mudah dan fleksibel. Dengan adanya faktor-faktor penunjang ini, pembelajaran PKn di SD dapat menjadi lebih efektif dan bermakna, sehingga menciptakan generasi muda yang memiliki pemahaman yang baik tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab dan aktif dalam masyarakat. Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar (SD), beberapa pihak memiliki peran penting dalam memastikan efektivitas dan keberhasilan proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa pihak yang berperan dalam pembelajaran PKn di SD: (Lubis et al., 2022) 1. Guru Guru merupakan elemen kunci dalam pembelajaran PKn di SD. Mereka bertanggung jawab menyusun dan menyajikan materi pembelajaran, mengelola kelas, serta membimbing siswa dalam memahami nilai-nilai kewarganegaraan dan hak serta kewajiban sebagai warga negara.


30 2. Kepala Sekolah Kepala sekolah memiliki peran penting dalam menyelenggarakan pembelajaran PKn di SD. Mereka bertanggung jawab memastikan implementasi kurikulum PKn, memberikan dukungan kepada guru, dan memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan lain yang berkaitan dengan pengembangan karakter dan kewarganegaraan siswa. 3. Orang Tua/Wali Murid Peran orang tua atau wali murid sangat penting dalam mendukung pembelajaran PKn di SD. Mereka dapat memberikan dukungan moral kepada anakanaknya, berpartisipasi dalam kegiatan sekolah yang berkaitan dengan PKn, serta memberikan pengarahan dan pemahaman tambahan di rumah mengenai nilainilai kewarganegaraan. 4. Komite Sekolah Komite sekolah memiliki tanggung jawab dalam memberikan masukan dan dukungan kepada sekolah terkait penyelenggaraan pembelajaran PKn. Mereka dapat berperan dalam menyusun program-program pembelajaran yang berkaitan dengan kewarganegaraan, serta memastikan adanya sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran. 5. Masyarakat Peran masyarakat juga turut berpengaruh dalam pembelajaran PKn di SD. Masyarakat dapat memberikan dukungan kepada sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang relevan


31 dengan konteks lokal, serta memberikan contoh dan teladan yang baik dalam menerapkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari. B. Lingkup Materi Pembelajaran PKn yang Relevan untuk Siswa SD Lingkup materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang relevan untuk siswa Sekolah Dasar (SD) meliputi sejumlah topik yang penting untuk membangun pemahaman dan kesadaran sebagai warga negara yang bertanggung jawab dan aktif dalam masyarakat Berikut adalah detail mengenai lingkup materi pembelajaran PKn yang relevan untuk siswa Sekolah Dasar (SD) dalam bentuk poin: (Mulyoto et al., 2020) 1. Konstitusi dan Sistem Pemerintahan Indonesia Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di tingkat Sekolah Dasar (SD), siswa akan diajarkan tentang konstitusi dan sistem pemerintahan Indonesia. Materi ini mencakup pemahaman tentang Pancasila sebagai dasar negara, di mana siswa akan mengenal nilai-nilai dasar Pancasila seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Selain itu, siswa juga akan memahami arti dan pentingnya Pancasila sebagai landasan negara dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Materi pembelajaran juga


32 mencakup pengetahuan mengenai Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara, yang meliputi sejarah dan proses pembentukan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan hukum dan norma dasar negara. Siswa juga akan memahami struktur pemerintahan Indonesia dari tingkat pusat hingga desa, termasuk peran dan fungsi lembaga-lembaga pemerintahan serta mekanisme pengambilan keputusan dalam sistem demokrasi Indonesia. Dengan pemahaman yang mendalam tentang konstitusi dan sistem pemerintahan Indonesia, diharapkan siswa dapat menjadi warga negara yang cerdas, peduli, dan bertanggung jawab dalam membangun negara yang demokratis dan berkeadilan. 2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar (SD), siswa juga akan diajarkan mengenai hak dan kewajiban sebagai warga negara. Materi ini mencakup pemahaman tentang hak asasi manusia yang meliputi hak hidup, hak pendidikan, dan hak berserikat. Siswa akan diberi pemahaman yang mendalam tentang pentingnya menghormati dan melindungi hak-hak dasar setiap individu dalam masyarakat. Selain itu, siswa juga akan diajarkan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara, seperti kewajiban membayar pajak untuk mendukung pembangunan negara dan menjaga lingkungan hidup sebagai tanggung jawab bersama untuk menjaga kelestarian alam dan ekosistem. Melalui pemahaman tentang hak dan kewajiban ini, diharapkan


33 siswa dapat menjadi warga negara yang sadar akan perannya dalam membangun masyarakat yang adil, beradab, dan berkelanjutan. 3. Nilai-Nilai Kewarganegaraan Dalam kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di tingkat Sekolah Dasar (SD), siswa akan diperkenalkan dengan nilai-nilai kewarganegaraan yang penting. Materi ini mencakup pemahaman tentang nilai-nilai seperti toleransi, yang mengajarkan siswa untuk menghormati perbedaan dan menerima keragaman di antara sesama. Selain itu, siswa juga diajarkan tentang nilai gotong royong, yang mengedepankan semangat saling membantu dan bekerja sama dalam kehidupan berkelompok. Pemahaman tentang nilai keadilan juga ditanamkan, dimana siswa diajarkan untuk memperlakukan semua orang secara adil dan setara. Materi ini juga mencakup pengenalan akan pentingnya demokrasi, yang mengajarkan siswa tentang pentingnya partisipasi aktif, penghargaan terhadap hak asasi manusia, serta pengambilan keputusan secara musyawarah untuk kepentingan bersama. Selain itu, siswa juga diperkenalkan dengan kekayaan budaya dan keragaman masyarakat Indonesia, yang mengajarkan siswa untuk menghargai dan merawat keberagaman budaya serta adat istiadat yang ada di Indonesia. Melalui pemahaman dan internalisasi nilai-nilai kewarganegaraan ini, diharapkan siswa dapat menjadi individu yang bertanggung jawab, peduli, dan


34 menghargai keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat. 4. Budaya dan Keragaman Masyarakat Indonesia Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di tingkat Sekolah Dasar (SD), siswa akan diajarkan tentang budaya dan keragaman masyarakat Indonesia. Materi ini mencakup pengetahuan tentang beragam budaya, adat istiadat, dan tradisi masyarakat Indonesia yang berasal dari berbagai suku dan agama yang ada di Indonesia. Siswa akan mempelajari tentang kekayaan budaya Indonesia, seperti tarian, musik, pakaian adat, makanan khas, dan upacara adat dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, siswa juga akan diajarkan pemahaman tentang pentingnya keberagaman budaya dan keragaman Indonesia sebagai modal dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa. Materi ini bertujuan untuk mengajarkan siswa untuk menghargai, menghormati, dan merayakan perbedaan budaya yang ada di Indonesia, serta menyadari bahwa keragaman budaya adalah kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan untuk keberlangsungan bangsa. Dengan pemahaman yang mendalam tentang budaya dan keragaman masyarakat Indonesia, diharapkan siswa dapat menjadi generasi yang toleran, menghargai perbedaan, dan bersatu dalam keragaman. 5. Isu-Isu Global Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di tingkat Sekolah Dasar (SD), siswa akan diperkenalkan dengan isu-isu global yang relevan.


35 Materi ini mencakup kesadaran akan isu-isu global seperti perdamaian dunia, di mana siswa akan belajar tentang pentingnya menjaga perdamaian dan menghindari konflik antarnegara. Selain itu, siswa juga diajarkan tentang hak anak-anak di seluruh dunia, yang meliputi hak untuk hidup, hak pendidikan, dan hak perlindungan dari eksploitasi dan kekerasan. Materi ini juga mencakup pemahaman tentang perlindungan lingkungan, di mana siswa akan belajar tentang pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan hidup dan memperlakukan alam dengan baik. Selain itu, siswa juga akan diperkenalkan dengan peran Indonesia dalam masyarakat internasional dan tanggung jawab sebagai bagian dari komunitas global. Materi ini bertujuan untuk mengajarkan siswa tentang peran Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia, berkontribusi dalam pemenuhan hak asasi manusia, serta berpartisipasi dalam upaya perlindungan lingkungan di tingkat global. Melalui pemahaman tentang isu-isu global ini, diharapkan siswa dapat menjadi individu yang peduli, bertanggung jawab, dan memiliki kesadaran akan peran mereka dalam membangun dunia yang lebih baik. Dengan memperoleh pemahaman mendalam tentang berbagai poin ini, diharapkan siswa SD dapat menjadi warga negara yang cerdas, peduli, dan bertanggung jawab dalam menjalani kehidupan bermasyarakat di Indonesia dan di dunia.


36 Rangkuman Perkembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar (SD) telah melalui berbagai tahapan seiring dengan evolusi kurikulum dan pemahaman akan pentingnya pembentukan karakter dan kesadaran kewarganegaraan. Dari awalnya hanya sebagai bagian dari mata pelajaran lain hingga menjadi mata pelajaran mandiri, PKn di SD kini menjadi landasan penting dalam membentuk pemahaman siswa tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara. Materi PKn yang relevan untuk siswa SD mencakup pemahaman tentang konstitusi dan sistem pemerintahan Indonesia, nilai-nilai kewarganegaraan seperti toleransi dan keadilan, pengenalan terhadap budaya dan keragaman masyarakat Indonesia, serta kesadaran akan isu-isu global seperti perdamaian dunia dan hak asasi manusia. Dengan demikian, integrasi materi ini bertujuan untuk memberikan landasan yang kokoh bagi pembentukan karakter siswa sebagai warga negara yang sadar, bertanggung jawab, dan aktif dalam masyarakat.


37 Evaluasi Studi Kasus Judul "Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membentuk Karakter Siswa SD" Deskripsi Anda adalah seorang guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sebuah sekolah dasar yang berkomitmen untuk membentuk karakter siswa-siswa Anda menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Sekolah Anda terletak di sebuah desa yang cukup multikultural, dengan siswa-siswa berasal dari berbagai latar belakang budaya dan agama. Namun, Anda mendapati bahwa masih ada tantangan dalam membentuk kesadaran kewarganegaraan dan nilai-nilai kemanusiaan di antara siswa-siswa Anda. Tugas Anda adalah mengembangkan sebuah studi kasus yang menyoroti peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk karakter siswa SD di lingkungan sekolah Anda. Studi kasus ini harus mencakup: 1. Gambarkan latar belakang sekolah Anda, termasuk profil siswa, budaya sekolah, dan tantangan yang


38 dihadapi dalam membentuk kesadaran kewarganegaraan di antara siswa-siswa tersebut. 2. Rancanglah metode dan strategi pembelajaran PKn yang dapat digunakan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi. Tinjau bagaimana Anda akan mengintegrasikan nilai-nilai kewarganegaraan, toleransi, kerjasama, dan penghargaan terhadap keragaman budaya ke dalam pembelajaran sehari-hari. 3. Jelaskan bagaimana Anda akan menerapkan metode dan strategi pembelajaran tersebut di kelas. Diskusikan potensi dampaknya terhadap pembentukan karakter siswa serta bagaimana Anda akan mengevaluasi efektivitas program tersebut. 4. Berikan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran PKn di sekolah Anda berdasarkan hasil studi kasus yang Anda kembangkan. Pastikan untuk menyajikan studi kasus Anda dengan rinci dan memperhatikan berbagai aspek yang relevan untuk membentuk karakter siswa SD melalui Pendidikan Kewarganegaraan.


39 3 Konsep Civic: Civic Knowledge, Civic Skills, dan Civic Dispositions dalam Pembelajaran PKn SD erdasarkan bacaan dalam bab ini, kita diharapkan dapat memahami tentang konsep Civic, yang terdiri dari Civic Knowledge, Civic Skills, dan Civic Dispositions dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar (SD). Civic Knowledge (Pengetahuan Kewarganegaraan) menjadi dasar dalam pendidikan kewarganegaraan, di mana siswa diharapkan memahami konsep-konsep dasar tentang negara, pemerintahan, hak dan kewajiban warga negara, serta nilai-nilai demokrasi. Selain itu, pengembangan Civic Skills (Keterampilan Kewarganegaraan) juga penting dalam pembelajaran PKn di SD, di mana siswa diajarkan untuk mempraktikkan keterampilan seperti berpikir kritis, berargumentasi, bekerja sama, dan mengambil keputusan B


40 secara partisipatif. Selain pengetahuan dan keterampilan, pembentukan Civic Dispositions (Sikap Kewarganegaraan) juga menjadi fokus dalam membangun karakter siswa sebagai warga negara yang berkualitas. Hal ini meliputi pembentukan sikap positif seperti toleransi, keadilan, tanggung jawab sosial, dan rasa memiliki terhadap tanah air. Melalui pemahaman dan penerapan konsep-konsep tersebut, diharapkan siswa dapat menjadi warga negara yang cerdas, bertanggung jawab, dan aktif dalam masyarakat. A. Memahami Civic Knowledge sebagai Dasar Pendidikan Kewarganegaraan Secara umum, Civic Knowledge merujuk pada pengetahuan yang dimiliki individu tentang berbagai aspek dalam kehidupan sosial, politik, dan kewarganegaraan yang membentuk struktur masyarakat dan pemerintahan. Ini mencakup pemahaman tentang sistem politik, hukum, institusi pemerintahan, proses politik, serta hak dan kewajiban warga negara dalam sebuah negara atau komunitas. Civic Knowledge membantu individu untuk memahami bagaimana keputusan politik dibuat, bagaimana pemerintahan bekerja, serta bagaimana mereka dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses demokratis. Hal ini memungkinkan individu untuk menjadi warga negara yang terinformasi dan dapat berkontribusi secara positif dalam pembangunan masyarakat dan negara. Menurut Almond dan Verba, Civic Knowledge adalah pemahaman tentang struktur dan fungsi sistem politik, serta kemampuan untuk mengenali dan memahami peran individu dalam proses politik. Mereka menekankan


Click to View FlipBook Version