PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI Ni Putu Sinta Dewi, M.I.Kom., Ihsan Suri, S.Sos.i., M.I.Kom., Dr. Sari Monik Agustin, Dr. Indiwan Seto Wahjuwibowo, M.Si., CMT., Dr. Yoyoh Hereyah, M.Si., Dr. Arsa Widitiarsa Utoyo, S.T., M.Sn., Komarun Zaman, S.Pd., S.E., M.M., Chininta Rizka Angelia, S.I.Kom., M.Si., Nathaniel Antonio Parulian, S.Psi., M.I.Kom.,Dr. AG Eka Wenats Wuryanta, Dr. Nuria Astagini, S.Sos, M.Si., Muhammad Hilmy Aziz, S.Sos., M.I.Kom., Theresia Lavietha Vivrie Lolita, S.I.Kom., M.I.Kom.
Pegantar Ilmu Komunikasi Copyright© PT Penamudamedia, 2024 Penulis: Ni Putu Sinta Dewi, M.I.Kom., Ihsan Suri, S.Sos.i., M.I.Kom., Dr. Sari Monik Agustin, Dr. Indiwan Seto Wahjuwibowo, M.Si., CMT., Dr. Yoyoh Hereyah, M.Si., Dr. Arsa Widitiarsa Utoyo, S.T., M.Sn., Komarun Zaman, S.Pd., S.E., M.M., Chininta Rizka Angelia, S.I.Kom., M.Si., Nathaniel Antonio Parulian, S.Psi., M.I.Kom., Dr. AG Eka Wenats Wuryanta, Dr. Nuria Astagini, S.Sos, M.Si., Muhammad Hilmy Aziz, S.Sos., M.I.Kom., Theresia Lavietha Vivrie Lolita, S.I.Kom., M.I.Kom. Editor: Tim PT Penamuda Media ISBN: 978-623-09-7282-9 Desain Sampul: Tim PT Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, Januari 2024 viii + 202, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit
v KATA PENGANTAR SELAMAT DATANG di buku Pengantar Ilmu Komunikasi. Buku ini merupakan panduan yang komprehensif untuk memahami konsep dan teori dasar dalam ilmu komunikasi. Dalam era informasi yang terus berkembang ini, pemahaman yang mendalam tentang komunikasi menjadi semakin penting. Ilmu Komunikasi adalah bidang multidisiplin yang mempelajari proses, teori, dan praktik komunikasi dalam berbagai konteks. Buku ini akan membahas berbagai konsep dasar dalam ilmu komunikasi, seperti komunikasi interpersonal, komunikasi massa, teori komunikasi, pengaruh media, retorika, dan masih banyak lagi. Kami berharap buku ini dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang ilmu komunikasi kepada para pembaca. Buku ini akan membantu pembaca untuk memahami prinsip-prinsip dasar komunikasi, memperbaiki kemampuan komunikasi mereka, dan memahami peran komunikasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam organisasi, media, politik, dan hubungan sosial. Terima kasih kepada semua yang telah berkontribusi dalam pembuatan buku ini. Semoga buku ini dapat menjadi sumber inspirasi dan panduan yang berharga bagi para pembaca yang tertarik untuk mempelajari dan menerapkan ilmu komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Selamat membaca dan selamat mengeksplorasi dunia ilmu komunikasi
vi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................ v DAFTAR ISI ......................................................................... vi BAB 1. HAKIKAT DAN DEFINISI KOMUNIKASI ......................... 1 A. Pengertian dan Prinsip Komunikasi.................................................3 B. Konteks Komunikasi ........................................................................8 BAB 2. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI .. 11 BAB 3. RUANG LINGKUP ILMU KOMUKASI ........................... 19 A. Komunikasi Antar Pribadi..............................................................20 B. Komunikasi Kelompok ...................................................................21 C. Komunikasi Organisasi...................................................................23 D. Komunikasi Massa dan Media Digital............................................24 E. Komunikasi Publik .........................................................................25 F. Komunikasi Antar Budaya .............................................................27 BAB 4. MODEL-MODEL KOMUNIKASI ................................... 29 A. Model Komunikasi Dasar...............................................................30 B. Model Narasi .................................................................................31 C. Model Schramm............................................................................33 D. Model Katz dan Lazarsfeld ............................................................34
vii E. Model Westley dan MacLean........................................................35 F. Model Dance .................................................................................36 G. Model Watzlawick, Beavin dan Jacson.........................................37 H. Model De Vito ...............................................................................38 BAB 5. PRINSIP-PRINSIP DAN FUNGSI KOMUNIKASI .............. 40 A. Konteks Komunikasi ......................................................................45 B. Karakteristik Komunikasi...............................................................48 C. Prinsip Prinsip Komunikasi ............................................................55 BAB 6. PERBEDAAN INFORMASI, PESAN DAN MAKNA ........... 62 A. Informasi, Pesan dan Makna.........................................................63 B. Cara Menggunakan Kata-Kata dalam Kalimat dengan Benar .......70 C. Konteks Penting.............................................................................73 BAB 7. KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL .................. 78 A. Komunikasi Verbal.........................................................................82 B. Jenis Komunikasi Verbal ................................................................84 C. Karakteristik Komunikasi Verbal....................................................85 D. KOMUNIKASI NONVERBAL ............................................................86 E. Jenis Komunikasi Nonverbal..........................................................87 F. Fungsi Komunikasi Nonverbal .......................................................91 G. Karakteristik Komunikasi Nonverbal .............................................93 H. Perbedaan Komunikasi Verbal Dan Non Verbal............................95 BAB 8. KOMUNIKASI KELOMPOK DAN ORGANISASI ............. 102 A. Komunikasi Kelompok.................................................................103 B. Organisasi....................................................................................106
viii C. Komunikasi Organisasi.................................................................107 BAB 9. KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI .................................. 111 A. Komunikasi dan Identitas Pribadi................................................112 B. Hubungan ....................................................................................114 C. Mengelola Konflik dalam Hubungan ...........................................125 BAB 10. PERSEPSI DAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA .......... 127 A. Arti dan Unsur Pentingnya Persepsi............................................127 B. Hubungan Persepsi dan Komunikasi Antar Budaya ....................133 BAB 11. KOMUNIKASI DAN MEDIA MASA ............................. 140 BAB 12. MENCIPTAKAN KOMUNIKASI EFEKTIF .................... 151 A. Sekelumit Sejarah Komunikasi ....................................................151 B. Definisi Komunikasi Efektif..........................................................154 C. Menciptakan Keefektifan Komunikasi.........................................158 BAB 13. STRATEGI DAN TEKNIK UNTUK MEMPENGARUHI ORANG LAIN ......................................................... 162 A. Konsep Komunikasi Persuasif......................................................164 B. Strategi Komunikasi Persuasif.....................................................171 C. Teknik Komunikasi Persuasif .......................................................173 D. Studi Kasus Komunikasi Persuasif ...............................................175 DAFTAR PUSTAK A............................................................. 181 TENTANG PENULIS ............................................................ 196
Pengantar Imu Komunikasi 1 OMUNIKASI sebagai disiplin dari ilmu sosial yang secara umum tidak dapat dilepaskan dari berbagai konteks kehidupan. Peran dari komunikasi begitu penting dalam menunjang setiap interaksi antarmanusia. Apabila tidak adanya komunikasi akan sulit untuk menerjemahkan dan memahami gagasan dan ide antara individu dalam lingkup kehidupan sosial. Aksi dan reaksi merupakan suatu prasyarat utama terjadinya komunikasi antara manusia, baik komunikasi yang terjadi antara kelompok ataupun antara individu. Menurut Sendjaja, dkk (2014)bahwa dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Bentuk dari aksi dan reaksi ini merupakan prasyarat dari terjadinya proses komunikasi antara manusia. Di dalam tataran ilmu komunikasi aksi dan reaksi ini juga disebut sebagai tindak komunikasi. K HAKIKAT DAN DEFINISI KOMUNIKASI
Pengantar Imu Komunikasi 2 Secara verbal dan nonverbal ataupun secara langsung dan tidak langsung tindakan komunikasi dilakukan dalam konteks kehidupan sosial dalam memenuhi keinginan dan tujuan berkomunikasi. Tindak komunikasi dilakukan dalam prosesnya menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan yang dituju dalam usaha untuk memahami, mempengaruhi, dan memaknai suatu pesan. Adanya tindakan komunikasi ini menyebabkan keberlangsungan komunikasi dapat terjadi dalam situasi apapun dengan cara-cara verbal dan nonoverbal ataupun dengan secara langsung dan tidak langsung. Pada prinsipnya komunikasi menjadi hal yang vital dan merupakan urat nadi kehidupan manusia. Apabila tidak adanya adanya keterlibatan dan proses komunikasi antara individu yang satu dengan individu yang lain, kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, maka tidak mungkin kehidupan sosial dapat berlangsung. Oleh sebab itu, proses komunikasi menjadi aspek terpenting dalam keberlangsungan kehidupan manusia secara terus-menerus. Di sisi lain untuk mencapai tahapan dari proses komunikasi yang terjadi secara efektif di lingkup sosial ini juga dipengaruhi oleh kualitas diri setiap individu. Menurut Panuju (2018) bahwa selanjutnya di lapangan komunikasi, setiap orang membutuhkan dua hal untuk dapat sampai pada proses komunikasi yakni mengubah dan adaptasi. Berdasarkan hal tersebut bahwasannya setiap individu dituntut untuk dapat beradaptasi dengan setiap situasi dan kondisi ketika proses komunikasi. Untuk memasuki tahapan dari proses komunikasi yang efektif seorang individu harus berkemampuan untuk melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Hal ini sangat penting karena tanpa adanya adaptasi yang baik maka kegagalan dalam komunikasi menjadi
Pengantar Imu Komunikasi 3 tidak dapat dihindari. Dengan demikian, ketika ingin mencapai proses komunikasi yang efektif di lingkungannya setiap individu harus dapat adaptif dalam setiap situasi dan kondisi dan ini menjadi karakteristik utama dalam proses komunikasi. Komunikasi memiliki tujuan dalam menyampaikan gagasan dan perasaan yang terjadi secara langsung ataupun tidak langsung, mengetahui, memahami, mengenali diri sendiri dan orang lain, termasuk sebagai proses pembelajaran dalam memberitahukan sesuatu yang tidak diketahui oleh orang lain, termasuk dalam menambah pengetahuan dan mempengaruhi perilaku orang lain untuk bertindak sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator. Komunikasi merupakan ciri dari eksistensi kehidupan manusia yang menjadi unsur terpenting dalam konteks kehidupan manusia. Di dalam hal ini, konteks dari peristiwa komunikasi pada kehidupan manusia begitu kompleks terjadi dalam konteks sosial, ekonomi, budaya, politik. Dengan demikian, komunikasi bertujuan untuk keberlangsungan hidup dan merupakan aspek yang mempengaruhi terjadinya kehidupan sosial. A. Pengertian dan Prinsip Komunikasi Pengertian atau definisi komunikasi yang diberikan oleh para ahli begitu beragam. Beragamnya pengertian dan definisi ini memiliki penekanan yang berbeda terhadap arti serta konteksnya antara satu dengan yang lainnya. Cangara (2015) menegaskan bahwa pengertian komunikasi tidak sederhana sebab para pakar memberi definisi menurut pemahaman dan perspektif masing-masing. Berdasarkan hal tersebut bahwa perbedaan setiap para pakar dalam memberi
Pengantar Imu Komunikasi 4 definisi ini disesuaikan dengan latar belakang keilmuan yang dimilikinya. Sebagai salah satu contoh apabila para pakar tersebut berasal dari latarbelakang ilmu filsafat tentunya definisi yang ditekankan pada aspek ini lebih kepada arti (meaning) dan signifikansi pesan. Begitu juga apabila pakar tersebut berasal dari latar belakang antropologi yang dalam hal ini komunikasi digunakan dalam hubungannya dengan budaya dan masyarakat. Secara umum berkaitan dengan definisi komunikasi apabila merujuk pada istilah atau kata bahwa komunikasi berasal dari Bahasa Inggris communication dan berasal dari communicatus dalam Bahasa latin yang memiliki arti berbagi atau menjadi milik bersama dengan demikian mengacu pada Lexicographer (ahli kamus Bahasa) menunjukkan suatu usaha untuk mencapai kebersamaan dengan tujuan berbagi, s_g_ht[r[ ctu ^[f[g W_\st_r’s N_w Ciff_af[t_ Dc]tcih[ry edisi tahun 1977 menerangkan bahwa komunikasi merupakan proses pertukaran informasi melalui sistem lambang, tanda, dan tingkah laku di antara individu (Sendjaja & dkk, 2014). Merujuk dari pendapat tersebut bahwa komunikasi memiliki tujuan untuk berbagi dan dalam usaha mencapai kebersamaan. Selain itu, komunikasi secara definisi merupakan proses pertukaran pesan dari komunikator kepada komunikan yang di dalam proses pertukarannya terjadi dengan melibatkan sistem lambang, tanda, dan tingkah laku antara pelaku komunikasi. Senada dengan hal tersebut Holilah (2020) menguraikan bahwa komunikasi didefinisikan secara luas sebaa[c ‚\_r\[ac j_ha[f[g[h‛ s[gj[c ^_ha[h \[t[s t_rt_htu, s_tc[j g[husc[ melakukan komunikasi dalam hal ini memiliki pengertian
Pengantar Imu Komunikasi 5 berbagi pengalaman yang dimilikinya. Keunikan dari komunikasi antara manusia yang dilakukan ini dikarenakan kemampuannya dalam memahami, menciptakan, dan menggunakan lambang-lambang sehingga dalam hal ini membuat manusia dapat berbagi pengalamannya dengan orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga dalam proses ini lambang seringkali digunakan atau merepresentasikan suatu hal tertentu. Selanjutnya secara konseptual berkaitan dengan komunikasi dalam memperjelas suatu pandangan tentang komunikasi baik dalam lingkup tatap muka ataupun berkomunikasi dengan menggunakan media mengacu dari pandangan Rohim (2016) bahwa terdapat lima kunci dalam mendefinisikan komunikasi, perspektif tersebut adalah sosial, proses, simbol, makna, dan lingkungan. Lima istilah kunci dalam perspektif ini merujuk pada keterlibatan antara manusia dengan lingkungannya termasuk dalam proses komunikasi tersebut terjadi. Lima istilah kunci dalam perspektif ini lebih lanjut dilihat dalam gambar berikut ini: (Sumber: West & Turner, 2007 dalam Rohim, 2016) Makna Komunikasi Simbol Lingkungan Sosial Proses
Pengantar Imu Komunikasi 6 Berdasarkan gambar di atas bahwa komunikasi yang terjadi tidak dapat dilepaskan dari melibatkan makna, simbol, lingkungan, sosial, dan proses. Komunikasi di lihat sebagai proses yang artinya dalam keterlibatannya tidak dapat dilepaskan dari kedudukan manusia dalam berinteraksi yang selalu melibatkan pengirim dan penerima dan merupakan bagian terpenting dalam proses komunikasi. Apabila komunikasi dilihat dari aspek sosial bahwa keterlibatan masing-masing individu dalam berinteraksi antara dua orang atau lebih dengan dasar adanya minat, motivasi, dan kemampuan. Komunikasi terjadi secara dinamis di dalam lingkungan yang tentunya setiap individu yang berinteraksi mendapatkan pengaruh dari lingkungan sosial budayanya. Selanjutnya apabila di lihat dari definisi komunikasi adalah simbol yang dalam hal ini kata merupakan simbol yang merujuk pada konsep dan benda. Penggunaan simbol-simbol ini biasanya telah melalui proses kesepakatan di dalam kelompok. Selain itu, makna juga berperan penting dalam proses komunikasi. Penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan di dalam pesan yang disampaikan memiliki makna. Dan makna dari pesan ini bisa terdapat lebih dari satu makna. Berdasarkan definisi yang telah diuraikan di atas secara konseptual dari beberapa pokok pengertian tersebut sebagai berikut: 1. Komunikasi adalah sebagai suatu proses yang dalam hal ini terjadi antara komunikator dan komunikan dalam menyampaikan, mengirim, menerima, menganalisis, dan mengelola suatu pesan.
Pengantar Imu Komunikasi 7 2. Salah satu hakikat terpenting dalam suatu komunikasi adalah pesan. Pesan merupakan produk utama proses komunikasi dalam menyampaikan ide, gagasan, perasaan atau sikap. 3. Keterlibatan aktif dari komunikator dan komunikan dalam kegiatan komunikasi. 4. Terdapat tujuan dari proses komunikasi yang sedang berlangsung. 5. Tindakan komunikasi dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol. 6. Adanya tindakan untuk memberi dan menerima dalam tindakan komunikasi. 7. Komunikasi yang terjadi biasanya karena adanya motivasi, keinginan, kepentingan, minat untuk mengetahui, memahami, dan mempengaruhi. Selanjutnya berkaitan dengan prinsip komunikasi mengacu pada Cangara (2015) mengatakan bahwa terdapat tiga prinsip dasar komunikasi, yakni sebagai berikut: Prinsip Komunikasi dalam Model Sumber: (Cangara, 2015) 1. Komunikasi hanya bisa terjadi bila terdapat pertukaran pengalaman yang sama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi (sharing similar experiences) A B
Pengantar Imu Komunikasi 8 2. Jika daerah tumpang tindih (the field of experience) menyebar menutupi lingkaran A atau B, menuju terbentuknya satu lingkaran yang sama, makin besar kemungkinannya tercipta suatu proses komunikasi yang mengena (efektif). 3. Tetapi kalua daerah tumpang tindih ini akan mengecil dan menjauhi sentuhan kedua lingkaran, atau cenderung mengisolasi lingkaran masing-masing, komunikasi yang terjadi sangat terbatas. Bahkan besar kemungkinannya gagal dalam menciptakan suatu proses komunikasi yang efektif. 4. Kedua lingkaran ini tidak akan bisa saling menutup secara penuh (100%) karena dalam konteks komunikasi antarmanusia tidak pernah ada manusia di atas dunia yang memiliki perilaku, karakter, dan sifat-sifat yang persis sama (100%), Sekalipun keduanya lahir secara kembar. B. Konteks Komunikasi Konteks komunikasi merujuk pada situasi, keadaan, latar belakang, lingkungan terjadinya komunikasi. Holilah (2020) menguraikan bahwa dalam konteksnya bahwa komunikasi muncul dalam situasi yang berbeda sehingga terdapat enam konteks yang banyak dipakai dalam literatur komunikasi yaitu: 1. Komunikasi dua orang 2. Wawancara 3. Komunikasi Kelompok Kecil 4. Komunikasi Publik 5. Komunikasi Organisasional
Pengantar Imu Komunikasi 9 6. Komunikasi Massa. Sementara itu, Rohim (2016) menegaskan terkait dengan indikator umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya atau tingkatannya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka dikenal komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok kecil, komunikasi public, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Mengacu dari hal tersebut bahwa komunikasi dapat terjadi dalam situasi dan lingkungan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan, kebutuhan, dan kepentingan dari komunikasi dilakukan. Terkait dengan konteks komunikasi lainnya yang berhubungan dengan teknologi komunikasi dalam Mulyana (2019) membandingkan tiga cara (mode) komunikasi antara komunikasi antarpribadi, komunikasi medio, dan komunikasi massa. Antarpribadi Massa Medio Komunikator Independen Organisasi Kompleks Umum Individua tau organisasi pribadi atau terbatas Pesan Pribadi atau terbatas umum Pribadi atau terbatas Saluran vokal Elektronik dan cetak Vocal dan elektronik
Pengantar Imu Komunikasi 10 Khalayak Individua tau kelompok kecil Massa Individu, kelompok kecil atau massa Umpan balik Segera Tertunda Segera atau tertunda Kontak Primer Sekunder Primer atau sekunder Contoh Diskusi keluarga Berita TV Telepon Konteks komunikasi lainnya berkaitan dengan penggunaan media teknologi dalam proses komunikasi berlangsung. Penggunaan media komunikasi berbasis teknologi ini biasanya berlangsung dalam kondisi khusus dan disesuaikan dengan keterlibatan peserta komunikasi, termasuk pengiriman pesan ditujukan untuk memberikan efek apa. Selain itu konteks komunikasi ini juga berlangsung dengan mendasarkan pada bidang kejuruan atau kekhususan sehingga menjadi komunikasi yang terkonsentrasi misalnya seperti komunikasi politik, komunikasi bisnis, komunikasi internasional dan komunikasi antarbudaya. Dengan demikian pada akhirnya konteks komunikasi berkaitan dengan kedudukan pesan dapat dipahami dan diterima dalam situasi tertentu yang tentunya memberikan pengaruh yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan lingkungan dari pesan disampaikan dan diterima.
Pengantar Imu Komunikasi 11 EJARAH dan perkembangan ilmu komunikasi sebenarnya sama dengan sejarah peradaban manusia, yaitu telah dimulai sejak Tuhan menciptakan Adam dan Hawa di muka bumi ini. Everett M. Rogers (1986) dalam bukunya Communication Technology: the New Media in Society menyebutkan bahwa sejarah komunikasi diperkirakan dimulai sejak sekitar 35.000 tahun sebelum Masehi (SM). Ilmu komunikasi yang kian berkecambah merupakan fase akhir (bukan terakhir) dari perkembangan disiplin ilmu ini. Ilmu komunikasi sudah melampaui tiga tahap perkembangan, yaitu publisistik, jurnalistik, dan retorika. Berbagai disiplin ilmu telah melakukan studi komunikasi sehingga bekas persinggahan dari disiplindisiplin ilmu ini tampak dalam keleluasaan ilmu komunikasi. Hal ini tampak jelas dengan melihat perkembangan ilmu komunikasi hingga saat ini S SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI
Pengantar Imu Komunikasi 12 Perkembangan peradaban manusia sejalan dengan perkembangan mengenai kemajuan informasi yang dilakukan oleh manusia. Mulai dari gambar yang dipahat di dinding gua sebagai pencatatan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti, hingga pengenalan dunia maya melalui internet. Ada tiga periode dalam proses sejarah perkembangan ilmu komunikasi. Untuk menelusuri asal muasal ilmu komunikasi, perlu dikaji perkembangan ilmu komunikasi terutama yang terjadi di kawasan Eropa maupun Amerika. Di Eropa khususnya di negara Jerman, ilmu komunikasi terus berkembang yang berawal dari ilmu jurnalistik bernama Publizistik wissenschaft, sedangkan di Amerika berkembangnya berasal dari ilmu komunikasi massa. Dalam buku (Effendy, Onong Uchyana, 2000) Onong Uchyana mengatakan sangat diperlukan untuk memahami aliran radikalisme dalam ilmu komunikasi untuk melihat secara dekat bagaimana sejarah perkembangan ilmu publisistik, sementara disiplin ilmu komunikasi awal mulanya berasal dari negara Jerman. Hal ini dapat ditelusuri kembali ke abad ke-19 dengan terjadinya gerakkan revolusi industri, dimana peran pers pada media massa dalam membentuk opini publik sehingga mendapatkan banyak perhatian, terutama di kalangan pemikir. Dalam sejarah,, Henk Prakke (1976) mengungkapkan bahwa peran ilmu publisistik memiliki signifikansi yang sangat besar. Ia juh g_ha[t[e[h ‚S_tc[j e_ac[t[h g[hus[c \_r[s[f ^[rc pandangan evaluasi dunia. Tiada pandangan dunia tanpa informasi, tiada evaluasi dunia tanpa ulasan. Publisistik merumuskan pesan secara sinambung berupa kata-kata, gambar, suara, dalam alur motif dan gagasan lama atau baru. Publisistik menyertai perubahan budaya, sering berhasil mencapainya yang
Pengantar Imu Komunikasi 13 tidak hanya dalam bentuk perubahan secara berangsur-angsur, t_t[jc dua[ j_ru\[b[h y[ha r_vifuscih_r‛ (Susanto, 1977, p. 98). Publisistik mencakup pernyataan secara tertulis maupun secara lisan, terlihat dan tergerak, sehingga apa yang membedakannya dengan ilmu komunikasi?. Munculnya ilmu komunikasi hingga saat ini belum ada kesepakatan mengenai penjelasan serta definisinya namun harus dipahami bahwa ilmu komunikasi sebagai suatu kegiatan pertukaran informasi (information sharing) baik internal, individu, organisasi maupun publik. Sementara arti publisistik adalah komunikasi yang bersifat khusus; (1) publik, dimana prosesnya diputuskan dan dipengaruhi oleh publik; (2) persuasif, yang dimaksudkan untuk mengubah sikap atau bahkan perilaku orang lain; (3) aktual, yaitu apa yang terjadi seketika (Susanto, 1977). Ilmu publisistik menjadi konsep yang dapat diidentifikasi karena melibatkan penyebaran atau pengumuman percakapan kepada publik dengan tujuan memengaruhi pemikiran dan perilaku masyarakat atau audiens. Fenomena ini secara bertahap memperumumkan perbedaan antara komunikasi massa dan publisistik. Komunikasi massa dilakukan tidak langsung, artinya harus dilakukan dengan menggunakan media. Prosesnya terjadinya berlangsung secara sepihak, yaitu dengan tidak ada interaksi antara komunikator dengan penerima pesan. Dalam hal ini informasi yang disampaikan bersifat terbuka (publik), dan memang ditujukan untuk khalayak yang tidak terbatas, anonim, dan juga bisa terbatas. Dengan kata lain, komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan melalui media massa yang berlangsung secara personal atau interpersonal. Jika berbicara tentang media, komunikasi massa memiliki cakupan yang lebih sempit dibandingkan jurnalisme. Namun, ilmu
Pengantar Imu Komunikasi 14 komunikasi hanya mengacu pada pernyataan yang bersifat terbuka atau secara publik, persuasif, dan berdasarkan fakta. Sementara komunikasi massa justru sebaliknya, dimana mengandung pesan – pesan yang lebih luas atau umum (Noelle Neumann dalam Onong Uchyana, 2015). Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa publisistik tidak hanya berkaitan dengan laporan berita semata, dan juga tidak identik dengan ilmu komunikasi. Publisistik adalah bidang pengetahuan yang berkembang untuk memahami dan mengelola berbagai kekuatan agar terus memengaruhi perilaku masyarakat. Saat ini, ilmu komunikasi merupakan istilah yang umum mencakup berbagai kegiatan pertukaran informasi tanpa memperhatikan persuasif atau kegunaannya. Ketika berbagai bidang melakukan penelitian terkait komunikasi yang menjadi titik temu dari bidang – bidang disiplin ilmu sosial dan terapan, sehingga menjadi terlihat dalam luasnya studi komunikasi. Hal ini terlihat dari perkembangan dalam ilmu komunikasi hingga saat ini. Karena ilmu komunikasi merupakan salah satu disiplin ilmu dalam bidang ilmu sosial serta ilmu terapan, maka perkembangan dalam ilmu komunikasi ada yang bersifat interdisipliner serta multidisipliner. Hal ini yang menyebabkan objek materialnya menjadi sama dengan ilmu – ilmu lainnya. Terutama disiplin ilmu yang berkecimpung pada bidang ilmu – ilmu sosial serta kemasyarakatan. Bierstedt mengungkapkan (Riyono Pratikno, 1982) saat mengorganisir berbagai bidang ilmu pengetahuan sehingga sangat diharuskan untuk sekaligus mempertimbangkan jurnalistik sebagai salah satu ilmu terapan. Pada tahun 1957, Bierstedt menulis buku berjudul jurnalism diu yang di dalamnya
Pengantar Imu Komunikasi 15 ia lebih menekankan perkembangan jurnalisme sebagai salah satu disiplin ilmu dan bukan hanya sekedar pengetahuan saja. Dalam perkembangan ilmu komunikasi selanjutnya, komunikasi massa juga dianggap sudah tidak sesuai lagi, dikarenakan tidak mencakup bagaiman proses komunikasi yang komprehensif. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Paul Lazarsfeld, Bernard Berelson, Hazel Goedert, Elif Katz, serta beberapa ilmuwan komunikasi lainnya, menunjukkan bahwa fenomena sosial yang disebabkan oleh media massa dapat juga terjadi dalam beberapa tahap, bukan hanya dalam satu tahap. Ini disebut komunikasi aliran dua langkah. Pengambilan keputusan seringkali didasarkan pada hasil komunikasi antarpribadi (interpersonal communications), yang merupakan perpanjangan tangan dari komunikasi massa (Riyono Pratikno, 1982). Menurut Keith Brooks (1967) dalam karyanya yang berjudul "The Communicative Art and Science of Speech," ia menyatakan bahwa ilmu komunikasi merupakan hasil dari penggabungan berbagai prinsip komunikasi yang dikemukakan oleh ilmuan dan sarjana dari berbagai disiplin ilmu. Selain itu komunikasi juga berarti ilmu filosofi komunikasi yang realistis, artinya ilmu komunikasi dilakukan melalui penerapan dalam berbagai program penelitian secara sistematis dan tidak hanya diuji dengan teori, tetapi juga mengisi kesenjangan pengetahuan yang ada guna menafsirkan dan memvalidasi silang hasil suatu bidang atau program penelitian tertentu. Menurut Joseph A. DeVito, luasnya konsep komunikasi merujuk pada aktivitas yang dilakukan oleh satu individu atau lebih, yang melibatkan proses pengiriman dan penerimaan pesan yang mungkin terdistorsi oleh kebingungan konteks, menghasilkan efek, dan menciptakan peluang untuk umpan balik. Oleh karena itu, suatu kegiatan
Pengantar Imu Komunikasi 16 komunikasi dapat melibatkan berbagai komponen seperti konteks, sumber, penerima, pesan, saluran, gangguan, proses encoding atau penyampaian, proses decoding atau penerimaan, aliran balik, dan efek (Riyono Pratikno, 1982). Menurut Rogers (Effendy, Onong Uchyana, 2000), sejarah perkembangan ilmu komunikasi terbagi menjadi empat era perubahan, yaitu; era komunikasi tertulis, era komunikasi cetak, era telekomunikasi, dan era komunikasi dua arah. Pada era komunikasi tertulis, diperkirakan dengan tanda-tanda kedatangan bangsa Sumeria sekitar tahun 4000 SM. Mereka mulai menemukan kemampuan menulis pada lembaran tanah nat pada abad ke-1 SM. Era komunikasi cetak dimulai pada tahun 1456 dengan ditemukannya mesin cetak tangan oleh Guttenberg. Era telekomunikasi dimulai pada tahun 1844, dengan ditemukannya telegraph oleh Samuel Morse. Proses terjadinya komunikasi dua arah dimulai pada pertengahan abad ke-19. Saat itu, pada tahun 1946 adanya mainframe computer ENIAC dengan 18.000 cacum tubes yang ditemukan oleh para ahli di University of Pennsylvania Amerika Serikat. Secara umum, perkembangan ilmu komunikasi dapat diklasifikasikan dalam empat periode, (Effendy, Onong Uchyana, 2000). Pertama, terdapat era tradisi retoris yang dimulai pada zaman Yunani Kuno. Kedua, periode antara tahun 1900 hingga Perang Dunia II dikenal sebagai masa pertumbuhan penelitian dalam ilmu komunikasi. Ketiga, fase pasca Perang Dunia II hingga tahun 1960-an, dimana dalam periode ini disebut sebagai periode konsolidasi. Dan yang keempat, bisa dikatakan sebagai era perkembangan teknologi komunikasi yang dimulai pada tahun 1960-an bahkan berlanjut hingga saat ini. Setiap zaman
Pengantar Imu Komunikasi 17 mempunyai ciri khas tersendiri dalam hal fokus objek penelitian dan konteks peristiwa komunikasi yang diamati. Perkembangan yang terjadi dalam peradaban manusia erat kaitannya dengan perkembangan teknologi informasi. Di mulai dari gambar – gambar yang dipahat di dinding gua, hingga pemasangan yang menjadi tonggak adanya sejarah peradaban yang berupa prasasti, hingga masuknya dunia maya atau yang dikenal sekarang sebagai Internet. Ada tiga periode dalam sejarah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berlangsung. Berbagai ilmu komunikasi juga ikut dibahas dan dikembangkan lebih lanjut. Akibatnya muncul teknologi modern, sehingga penggunaan komunikasi mulai dikaitkan dengan perkembangan teknologi tersebut. Para ahli komunikasi pun mulai mengembangkan teori-teori tentang komunikasi. Misalnya saja cara mempelajari keterampilan komunikasi dan strategi komunikasi instruksional. Terdapat tujuh tokoh yang memiliki peran signifikan dalam kemajuan penelitian di bidang ilmu komunikasi. Mereka adalah Claude E. Shannon, Norbert Wiener, Harold Lasswell (seorang pakar ilmu politik), Paul F. Lazarsfeld, serta Wilbur Schramm. Sementara Harold D. Lasswell (seorang ilmuwan politik), Paul F. Lazarsfeld (seorang sosiolog terkemuka), Kurt Lewin, dan Carl I. Hovland (keduanya ahli psikologi sosial) yang diakui oleh Wilbur Schramm sebagai para perintis dan juga menjadi peran kunci dalam pembentukan ilmu komunikasi. Mereka disebut seperti itu dikarenakan banyak gagasan pokok yang disampaikannya, sehingga dianggap menjadi dasar berkembangnya teori-teori ilmu komunikasi.
Pengantar Imu Komunikasi 18 Wilbur Schramm sendiri dianggap sebagai salah satu penggagas atau perintis, terutama dalam upaya membentuk pelembagaan pendidikan di bidang ilmu komunikasi sebagai bagian dari suatu disiplin ilmu. Melalui karyanya tersebut, ilmu komunikasi terus mengalami perkembangan hingga menjadi salah satu disiplin ilmu sosial yang berkembang dan terstruktur. Schramm mendirikan Institute of Communication Research pada tahun 1947 di Illinois, bahkan menjadi salah satu institusi pendidikan tinggi yang pertama dalam bidang ilmu komunikasi di Amerika Serikat. Claude E. Shannon dan Norbert Wiener juga terlibat dalam pendirian lembaga tersebut, kini dikenal sebagai "insinyur komunikasi". LATIHAN SOAL 1. Sebutkan tiga periode dalam proses sejarah perkembangan ilmu komunikasi? 2. Jelaskan peran Wilbur Schramm dalam perkembangan ilmu komunikasi, termasuk mendirikan Institute of Communication Research? 3. Siapa tokoh-tokoh yang mengembangkan ilmu komunikasi?
Pengantar Imu Komunikasi 19 EPERTI telah diketahui, komunikasi berbicara tentang pertukaran pesan dan ilmunya berkembang dengan memperoleh pengaruh dari disiplin ilmu lainnya. Pemikiran tentang komunikasi diawali oleh seorang filsuf Yunani terkenal, Aristoles, yang berbicara soal komunikasi publik sekitar 2000an tahun yang lalu. Saat itu, ia membicarakan tentang betapa pentingnya public speaking yang efektif jika seseorang ingin berpartisipasi sebagai anggota masyarakat. Oleh karenanya, Aristoteles mengajarkan murid-muridnya bagaimana mengembangkan dan mempresentasikan cara berpidato yang persuasif untuk dapat mempengaruhi publik (Wood, 2018: 11). Walaupun cara berbicara di depan publik adalah keahlian yang penting, fokus ruang lingkup ilmu komunikasi tidak hanya pada publik. Perkembangan ilmu komunikasi modern memiliki tujuh lingkup utama dalam penelitian dan pengajaran, yaitu S RUANG LINGKUP ILMU KOMUKASI
Pengantar Imu Komunikasi 20 Komunikasi Interpersonal (Antar Pribadi), Komunikasi Kelompok, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Publik, Komunikasi Kesehatan, Komunikasi Massa dan Media Sosial, serta Komunikasi Antar Budaya. A. Komunikasi Antar Pribadi Sitta dan Dicky baru saja merayakan ulang tahun ke-2 pernikahan mereka. Suatu hari, mereka berdiskusi tentang siapa yang akan mencuci pakaian di rumah ketika mereka memiliki anak nanti. Sitta merasa, pasti akan lelah sekali melahirkan dan menyusui anak mereka, tentu saja urusan mencuci pakaian seharusnya tidaklah menjadi tanggungjawabnya. Dicky memahami hal tersebut, namun ia juga bingung karena jika Sitta cuti bekerja untuk mengurus anak mereka, maka ia menjadi satu-satunya pencari nafkah dalam rumah tangga mereka sehingga akan sulit juga baginya mengatur waktu untuk mengurusi urusan rumah tangga seperti mencuci pakaian dan membersihkan rumah. Setelah lama berdiskusi dengan saling memberikan saran dan pendapat, Dicky menawarkan solusi bagaimana jika mereka memanggil asisten rumah tangga harian sampai mereka berdua terbiasa kembali dengan rutinitas sehari-hari mereka. Komunikasi antara Sitta dan Dicky masuk dalam ruang lingkup Komunikasi Antar Pribadi (KAP). Komunikasi ini dikenal juga dengan istilah komunikasi interpersonal. Perspektif ketika seseorang berdoa atau berbicara pada dirinya sendiri, dalam ilmu komunikasi dapat dianggap sebagai komunikasi intrapersonal. Tapi, dalam hal pertukaran pesan, maka, artinya terdapat minimal ada 2 orang yang melakukan pertukaran tersebut. Pertukaran
Pengantar Imu Komunikasi 21 pesan antara 2 orang inilah yang disebut sebagai Komunikasi Antar Pribadi. Kelompok 2 orang ini lazim disebut Dyad, sementara jika dilakukan oleh 3 orang disebut (Triad). Mengapa triad penting dibahas dalam ruang lingkup komunikasi antar pribadi, karena pada dasarnya, dalam komunikasi 3 orang terdapat komunikasi antar dyad. Orang ketiga biasanya berfungsi sebagai penengah jika terdapat konlik dalam hubungan dyad ini (Ruben and Stewart, 2020: 254). Sesuai dengan namanya, komunikasi antar pribadi ini memiliki pesan dalam kategori personal, sehingga kedua belah pihak terlibat dalam perhatian komunikasi yang setara. Satu-satunya saat dimana komunikasi ini menjadi impersonal adalah ketika satu pihak mengacuhkan pihak lainnya atau hanya menganggapnya sebagai objek. Karena sifatnya yang personal, biasanya komunikasi antar pribadi membicarakan tentang membangun keintiman dan interaksi untuk memperdalam hubungan ketika kebutuhan, situasi dan identitas seseorang berubah seperti Sita dan Dicky di atas. Jadi berbicara dengan orang asing yang kita temui di sebuah acara, bukanlah merupakan komunikasi antar pribadi (Adler, Rodman and Du Pre, 2020: 183) Jadi, Komunikasi Antar Pribadi adalah komunikasi di antara dua orang yang biasanya memiliki hubungan yang sangat dekat seperti pertemanan, hubungan romantis, atau hubungan keluarga (lihat Aldira & Agustin, 2022). B. Komunikasi Kelompok Ketika mengerjakan tugas kuliah, sesuai intruksi dosen, Inge harus bekerjasama dengan Elly, Tommy dan Kelvin.
Pengantar Imu Komunikasi 22 Inge sudah mengenal Elly sejak SMA, jadi Inge merasa yakin ia pasti bisa bekerjasama dengan Elly. Setelah Inge berkenalan dengan Tommy dan Kelvin, Inge baru mengetahui jika Tommy ternyata senang berperan sebagai pemimpin kelompok. Ia membagi pekerjaan yang harus dilakukan Inge, Kelvin dan Elly dan juga mengambil keputusan terbaik bagi kerja mereka. Kelvin dan Elly sendiri seringkali memberi saran-saran bagi Tommy untuk mengambil keputusan kelompok. Inge merasa senang karena kebagian peran mencatat dan membantu jalannya diskusi, sehingga ia merasa nyaman bekerjasama dengan ketiga temannya. Komunikasi di antara 3 orang atau lebih ini disebut sebagai Komunikasi Kelompok Kecil (small-group communication). Apa yang dimaksud dengan kelompok? Devito (2018) menyebutkan sebuah kelompok harus memenuhi kriteria: 1) berisi sekumpulan individu yang 2) terhubung satu sama lain karena memiliki tujuan yang sama, 3) saling tergantung, 4) memiliki keteraturan, dan 5) melihat diri mereka sendiri sebagai satu kelompok. Kelompok kecil ini bisa kelompok kerja, kelompok sosial, kelompok yang dibentuk untuk mengambil keputusan, dan lain-lain. Komunikasi kelompok biasanya mempelajari kepemimpinan, partisipasi anggota kelompok, pengambilan keputusan serta konflik kelompok, baik yang membangun atau pun yang merusak kelompok (Wood, 2018: 12). Oleh karenanya, akademisi komunikasi kelompok juga mempelajari tim-tim, yaitu tipe khusus kelompok yang bekerja sama dengan berbagai kemampuan dan pengalaman, dimana di dalamnya terbentuk kohesi (ikatan) yang kuat. Mem-
Pengantar Imu Komunikasi 23 pelajari bagaimana komunikasi efektif dalam tim juga dapat menentukan kesuksesan dan kemajuan dalam karir seseorang. C. Komunikasi Organisasi Sudah setahun ini, Shera bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Perhotelan. Ia merasa nyaman bekerja sebagai Public Relations (PR) Officer di perusahaan ini. Akhir tahun ini, perusahaan berencana mengadakan Family Gathering yang mengundang seluruh karyawan dan keluarganya untuk berlibur dan melakukan aktivitas bersama di cabang hotel mereka di tepi pantai. Sebagai PR Officer, Shera ikut sibuk merencanakan dan melaksanakan acara ini bersama teman-temannya di Divisi PR. Acara ini sangat penting sekali bagi perusahaan, karena di dalamnya karyawan dan keluarga diajak untuk turut menjaga reputasi perusahaan dengan menjaga nilai-nilai dan budaya perusahaan. Pesan dari nilai-nilai ini nantinya akan ditanamkan melalui aktivitas dan permainan yang akan diselipkan sepanjang acara berlangsung. Kesuksesan acara ini nantinya diharapkan akan menambah rasa cinta, semangat serta kesetiaan pada perusahaan sehingga meningkatkan kinerja karyawan. Shera melakukan pekerjaannya sebagai PR Officers di sebuah perusahaan. Perusahaan tempat Shera bekerja disebut organisasi, sehingga segala bentuk pesan yang dilakukan Shera terkait pekerjaannya masuk dalam kategori Komunikasi Organisasi. Apa yang dimaksud dengan organisasi?
Pengantar Imu Komunikasi 24 Kita menghabiskan sebagian hidup kita dalam organisasi. Kita menempuh pendidikan di sekolah, bekerja di sebuah institusi, bergabung dalam institusi keagamaan, asosiasi profesi, dan organisasi lainnya dengan berbagai ukuran dan bentuk. Ada organisasi kecil, ada organisasi besar, ada yang formal, dan ada yang yang informal, ada yang keanggotaannya diketahui publik, tapi ada juga yang bersifat rahasia. Kita bergabung dalam sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan personal, sosial, pekerjaan, keagamaan, hingga kebutuhan finansial. Organisasi bekerja dan berkembang melalui komunikasi. Komunikasi dalam organisasi memungkinkan terciptanya: koordinasi aktivitas antar anggota organisasi; menentukan arah, rencana dan tujuan organisasi; pembagian peran dan tanggungjawab; menetapkan kepemimpinan; menciptakan jaringan informasi; menciptakan dan memelihara budaya dan iklim organisasi; serta mencari kebaikan dari keragaman yang muncul dalam organisasi (Ruben and Stewart, 2020: 296). D. Komunikasi Massa dan Media Digital Angela kesal sekali. Sebagai ibu dengan 4 anak di kisaran usia 3 – 10 tahun, ia mengandalkan tayangan film kartun di platform youtube agar anak-anaknya bisa duduk tenang. Ternyata, akhir-akhir ini keempat anak seringkali bertengkar dan melakukan kekerasan. Si kakak sempat ketahuan memukul adiknya, dan si adik membalas kakak dengan melempar bola ke arah badan si kakak. Ternyata Tindakan yang mereka lakukan, mereka contoh dari tayangan film kartun yang mereka tonton di youtube. Sejak itu, Angela selalu memilih tayangan yang aman dari adegan yang mengandung kekerasan untuk anak-anaknya. Ia tidak mau
Pengantar Imu Komunikasi 25 anaknya terpapar perilaku buruk yang mereka contoh dari tontonan mereka di internet. Selama beberapa waktu lalu, akademisi komunikasi mempelajari media komunikasi massa seperti film, radio, koran, buku, majalah dan televisi. Penelitian-penelitian mereka telah menyumbangkan pemikiran tentang kerja media massa, dan bagaimana media menjadi representasi dan mempengaruhi nilai-nilai budaya. Tak hanya itu, penelitian juga mempelajari bagaimana media memiliki pengaruh terhadap masyarakat. Salah satunya seperti yang dialami keluarga Angela di atas. Fokus penelitian terkini adalah media digital (Wood, 2018: 13). Bagaimana gawai, tablet, smartphone, dan media digital lainnya mempengaruhi pikiran, kerja dan hubungan manusia? Apakah digital media membantu meningkatkan kreativitas? Apakah kerja kita menjadi lebih multitasking dan efisien dengan digital media? Apakah kita menjadi semakin terhubung?. Komunikasi massa dan media digital mempelajari hal-hal tersebut, dimana teknologi komunikasi berperan penting dan mempengaruhi hidup kita (lihat Waititu, 2021). E. Komunikasi Publik Ical adalah seorang motivator yang sering melakukan presentasi di berbagai penjuru negeri. Minggu depan, Ical diminta untuk berbicara di hadapan mahasiswa. Sejak kemarin, ia telah melakukan persiapan dengan merancang pidatonya, menuliskan dan melakukan revisi berulangkali, mengedit dan mencari kata-kata yang pas dalam term anak muda yang bisa diterima para mahasiswa yang akan jadi
Pengantar Imu Komunikasi 26 publiknya. Segala persiapan yang dilakukan termasuk menyiapkan pakaian yang sesuai dengan usia mahasiswa agar terlihat seumuran dan melakukan gladi resik dengan berlatih mengatur intonasi pidato dan gaya bicara. Komunikasi yang dipersiapkan Ical adalah komunikasi publik. Dalam komunikasi publik, pembicara mengirimkan pesan terencana pada khalayak besar dengan konteks tertentu (Devito, 2018: 283). Jadi, berbeda dengan komunikasi massa yang membicarakan komunikasi pada khalayak besar melalui media massa, maka komunikasi publik, fokus pada khalayak besar dengan konteks tertentu, misalnya khalayaknya adalah mahasiswa seperti cerita tentang Ical di atas. Maka, Ical melakukan persiapan pidatonya untuk khalayak luas namun dalam konteks publiknya, yaitu mahasiswa. Akademisi yang mempelajari komunikasi publik biasanya fokus pada bagaimana melakukan evaluasi dari pidato yang dilakukan atau mengukur efektivitas dan keberhasilan komunikasi yang dilakukan (Wood, 2018: 14). Studi-studi komunikasi publik juga mempelajari bagaimana kredibilitas pembicara agar mereka dapat mempengaruhi pendengarnya dan bagaimana kredibilitas tersebut berkaitan dengan persuasi. Penelitan-penelitian di bidang komunikasi publik fokus pada argumen apa yang efektif digunakan, metode mengembangkan ide dalam melakukan persuasi, dan membuktikan bagaimana hal-hal tersebut memiliki efek (lihat Sutanto, dkk, 2023).
Pengantar Imu Komunikasi 27 F. Komunikasi Antar Budaya Beberapa waktu lalu, Joko yang bersuku Jawa, menikah dengan Lia yang bersuku Sunda. Suatu hari, bapak mertua Joko berkunjung dan Joko dengan sopan mempersilahkan mertuanya untuk g[e[h. ‚Mihaai D[b[r, j[e‛, [d[e Jiei. Tapi ayah Lia mengerutkan dahi karena merasa apa yang dikatakan Joko adalah bahasa kasar untuk orangtua. Bagi orang Jawa, kata Dahar mengandung arti makan dalam bahasa halus yang diperuntukkan bagi orang yang lebih tua atau berkedudukan lebih tinggi, sedangkan bagi orang Sunda, kata Dahar berarti makan dalam level menengah yang biasa digunakan untuk sesama teman atau orang biasa. Bahasa halus Sunda untuk makan adalah Tuang. Oleh karenanya, ketika Joko mengajak makan dengan maksud berbahasa sopan dan halus untuk mertuanya dalam konteks bahasa Jawa, ayah Lia merasa ajakan tersebut kurang sopan karena bahasa yang digunakan bukan bahasa halus dalam konteks bahasa Sunda. Kompleksitas komunikasi antara Joko dan mertuanya ini dipelajari dalam Komunikasi Antar Budaya. Budaya adalah kombinasi kompeks dari symbol, pengetahuan, bahasa, pola ritual, kebiasaan, dan perilaku yang saling terhubung dan memberikan identitas yang serupa pada sebuah kelompok pada waktu tertentu (Ruben and Stewart, 2020: 329). Joko yang bersuku Jawa misalnya, memiliki budaya Jawa yang berisi simbol, pengetahuan, bahasa, praktek ritual, kebiasaan dan perilaku yang serupa yang menjadi identitas orang Jawa. Budaya menghubungkan manusia satu dengan lainnya, menciptakan konteks interaksi dan negosiasi, dan menjadi dasar identitas.
Pengantar Imu Komunikasi 28 Kaitan antara budaya dan komunikasi sangat kompleks. Di satu sisi, budaya adalah produk dari kegiatan komunikasi dalam hubungan manusia, kelompok, organisasi dan Masyarakat. Kita juga mengembangkan budaya dan melanggengkannya dengan komunikasi. Dapat dikatakan, kita membentuk budaya dan budaya membentuk kita, dan kedua hal yang saling mempengaruhi ini terjadi berkat adanya komunikasi. Akademisi yang mempelajari komunikasi antar budaya mempelajari dan meningkatkan kesadaran kita akan adanya praktek-praktek komunikasi dari kebudayaan yang berbeda. Budaya sendiri tidak hanya berkaitan dengan suku bangsa atau daerah tertentu, melainkan juga mencakup budaya dari kelompok Masyarakat yang berbeda. Peneliti bidang komunikasi antar budaya juga mengembangkan penelitian yang fokus pada gaya komunikasi yang berbeda di antara kelompok masyarakat berbeda ras dan etnisitas, regional, identitas gender, orientasi seksual, agama (lihat Dewatara & Agustin, 2021), pandangan politik, abilitas dan disabilitas, usia dan generasi, dan status sosial ekonomi (Adler, Rodman and Du Pre, 2020: 86-92).
Pengantar Imu Komunikasi 29 LMU Komunikasi itu sudah begitu lama berkembang, bahkan para pakar dan praktisi komunikasi telah memikirkan sifat komunikasi selama lebih dari 2500 tahun. Dengan sangat banyaknya fenomena komunikasi yang telah ditulis sepanjang sejarah disiplin Ilmu komunikasi tentu tidaklah mudah kita mengidentifikasi konsep inti dari teori komunikasi. Brent D Rubent menyebut bahwa salah satu cara terbaik untuk bisa memahami Komunikasi adalah lewat mempelajari model komunikasi. (Ruben, 2015). Ibarat kata, model komunikasi bisa memudahkan kita belajar memahami komunikasi karena model komunikasi menawarkan cara terbaik untuk meneliti sifat dan lebih memahami dasar-dasar dari proses komunikasi. Lewat model kita bisa mengetahui konsep inti teori komunikasi yang berevolusi dari tahun ke tahun. I MODELMODEL KOMUNIKASI
Pengantar Imu Komunikasi 30 Model Komunikasi dipercaya bisa mempermudah kita untuk memahami proses komunikasi yang kadang terlalu kompleks, walaupun di saat ini model komunikasi tidak bisa diterapkan di segala tempat dan waktu tetapi saat model ini muncul sangat berpengaruh bagi masyarakat saat itu. Sementara di bidang Teori komunikasi massa, para sarjana telah menyusun teori atau model-model proses komunikasi dalam usaha untuk memahami bagaimana proses itu bekerja, meski tidak selalu sempurna model adalah simplifikasi penyederhanaan dari proses komunikasi yang komplek. Tidak ada satupun model komunikasi yang benar-benar sempurna dan komplit atau akurat dalam setiap detailnya namun tetap ada gunanya. (Vivian, 2015) A. Model Komunikasi Dasar Vivian menyebut ada model dasar yang muncul di era tahun 1940-an yang sempat menghebohkan di era kemunculan model komunikasi tersebut. Dua teknisi telpon di perusahaan Bell yakni Claude Shannon dan Warren Weaver membangun model komunikasi dasar pada tahun 1948. Model yang mereka buat itu sebenarnya hanya diagram sederhana yang memberi poin referensi untuk kerja mereka . Tetapi meskipun sederhana, model yang mereka buat menjadi standar untuk mendeskripsikan proses komunikasi. Shannon dan Weaver membuat model yang mengidentifikasi lima langkah fundamental dalam proses komunikasi yaitu pertama, stimulasi manusia yang muncul dalam pikiran, kedua ada proses encoding pikiran ke dalam pesan, lalu terjadi transmisi pesan dan dilanjutkan proses decoding atau proses penguraian pesan oleh penerima ke
Pengantar Imu Komunikasi 31 pikirannya dan tahap terakhir terjadi proses internalisasi pesan oleh penerima. (Vivian, 2015). B. Model Narasi Model berikutnya yang muncul di era 1940an adalah Model Narasi Harold D Lasswell. Lasswell adalah seorang Profesor dari Yale, seorang ahli teori komunikasi generasi awal yang hingga kini terus dikembangkan oleh para wartawan untuk membuat berita-berita mereka. Model komunikasi Lasswel adalah salah satu karakterisasi komunikasi yang paling sering dikutip, muncul pada tahun 1948 sebagai pengembangan dari hasil karyanya di bidang propaganda politik. Lasswell memberikan pandangan umum tentang komunikasi yang dikembangkan dengan baik sehingga melampau batas-batas ilmu politik. (Ruben, 2015). Lasswell mengatakan bahwa proses komunikasi dapat dijelaskan dengan sangat baik lewat pernyataan sederhana : ‚Sc[j[ g_ha[t[e[h Aj[ e_j[^[ sc[j[ ^c ^[f[g s[fur[h [j[ ^_ha[h ^[gj[e [j[‛ .
Pengantar Imu Komunikasi 32 Bila dikaji lebih dalam, pandangan lasswell ini sebenarnya mirip dengan pandangan Aristoteles sekitar dua ribu tahun sebelumnya, yang menekankan unsur pembicara, pesan dan khalayak tetapi menggunakan istilah yang berbeda. Tetapi kedua ahli ini melihat komunikasi sebagai sebuah proses satu arah dimana seorang individu mempengaruhi orang lain melalui pesan . (Ruben, 2015) Gambar 1. Model Lasswell Brent menjelaskan, meskipun nyaris mirip dengan pendapat Aristoteles, Lasswell menawarkan definisi yang lebih luas mengenai saluran yang memasukkan media massa bersama-sama pidato sebagai bagian dari proses komunikasi. Pendekatan Lasswell juga menyediakan satu pandangan umum mengenai tujuan atau dampak komunikasi. Secara umum, model Lasswell mengingatkan bahwa mungkin saja terdapat berbagai hasil atau efek dari komunikasi seperti menginformasikan, menghibur, membujuk bahkan juga bisa memoerburuk situasi . (Ruben, 2015)
Pengantar Imu Komunikasi 33 C. Model Schramm Kemunculan model ini sekitar tahun 1954 dalam sebuah [rtce_f y[ha \_rdu^uf ‚ B[a[cg[h[ Kiguhce[sc B_e_rd[‛. Wilbur Schramm mengatakan sumber bisa saja seorang individu atau sebuah organisasi komunikasi, sedangkan pesan mungkin dalam bentuk tinta di atas kertas, gelombang suara di udara, impuls dalam arus listrik, lambaian tangan, bendera atau sinyal lain yang bisa ditafsirkan dengan penuh makna. Mendengarkan, menonton, atau membaca; anggota sebuah kelompok dan lain-lain yang disebut Schramm sebagai khalayak. Intinya, Wilbur Schramm melihat komunikasi sebagai upaya sengaja untuk membentuk kesamaan atara sumber dan penerima. (Ruben, 2015) Dalam modelnya, Schramm memperkenalkan konsep medan pengalaman atau ( field experience) yang dianggap penting untuk menentukan apakah pesan akan diterima di tujuan dengan cara yang sama yang dimaksudkan oleh
Pengantar Imu Komunikasi 34 pemberi pesan. Intinya sekain besar kesamaan pengalaman antara pengirim dan penerima pesan akan semakin besar juga tingkat efektivitas komunikasi yang terjadi. Di sisi yang lain, Schramm juga menegaskan pentingnya kita memahami umpan balik ( feed back) sebagai cara untuk mengatasi masalah gangguan. Gangguan itu akan selalu ada baik yang bersifat teknis atau bersifat non teknis, tetapi kalo kita cermat memahami umpan balik maka kita akan mendapatkan informasi bagai mana pesan kita itu diinterpretasikan orang lain, apakah sudah sesuai atau justru berbeda dengan yang kita inginkan. Dibanding model komunikasi di jaman sebelumnya, model Schramm bisa dibilang lebih terperinci daripada model yang lain. Dia menawarkan elemen yang baru untuk menggambarkan proses komunikasi yakni pentingnya interpretasi dan peranan medan pengalaman. D. Model Katz dan Lazarsfeld Model komunikasi Dua Langkah Arus (two step flow) muncul berikutnya di tahun 1955 ditemukan oleh ilmuwan politik Elihu Katz dan Paul Lazarsfeld. Model ini berdasarkan penelitian keduanya yang menemukan bahwa informasi yang disajikan dalam media massa tidak memiliki pengaruh pada individu secara langsung. Dalam buku mereka yang berjudul ‚ P_rsih[f Ih`fu_h]_, g_r_e[ g_hy_\ute[h \[bw[ j_s[h politik elalui radio dan media cetak justru memiliki efek yang kurang berarti bagi keputusan pemilih. (Ruben, 2015). Katz dan Lazarfield menjelaskan bahwa tidak ada efek yang berarti dari pesan yang disampaikan oleh pesan media. Dari penelitian mereka, pemilih yang ragu-ragu akan lebih
Pengantar Imu Komunikasi 35 dipengaruhi if_b ‚j_ra[uf[h‛ ^_ha[h ir[ha-orang yang ada di sekitar mereka dibandingkan dengan pengaruh media massa. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa beberapa orang secara konsisten lebih berpengaruh daripada yang lain, sehingga bisa disimpulkan bahwa ide sering tampak mengalir dari radio dan media cetak kepada pemimpin pendapat . Meski konsep dari model ini diakui oleh keduanya sebagai model yang hanya berlaku dalam beberapa situasi tertentu, namun formulasi ini terbukti telah sangat berpengaruh selama bertahun-tahun. E. Model Westley dan MacLean Model lainnya, dikemukakan oleh Bruce Westley dan dan MacLean Malcom melihat proses komunikasi di mulai dengan penerimaan pesan daripada pengiriman pesan. Model ini menunjukkan bahwa dalam situasi dan lingkungan tertentu beberapa dari banyak sinyal yang diperhatikan seorang individu. Ketika seorang individu memproses dan menafsirkan sinyal-sinyal tersebut, sebagai hasilnya adalah sebuah pesan baru . Pesan baru ini sebagai representasi pribadi seseorang atas keseluruhan yang ia sampaikan, atau
Pengantar Imu Komunikasi 36 menjelaskan apa yang dilihat atau dengar kepada invidu kedua. (Maclean, 1955) F. Model Dance Model berikutnya muncul ditahun 1967 dikembangkan if_b Fr[he D[h]_ y[ha ^cs_\ut s_\[a[c ‚gi^_f sjcr[f \_rjut[r‛. L_w[t gi^_f chc, Fr[he ^[h]_ g[u g_huhduee[h bahwa komunikasi adalah sebuah proses yang kompleks dan evolusioner. ‚Jika komunikasi dipandang sebagai suatu proses kita dipaksa untuk menyesuaikan pemeriksaan kita dan instrument pengujian kita atas suatu tantangan yang ada
Pengantar Imu Komunikasi 37 dalam gerakan , sesuatu yang berubah sedangkan kita berada ^c ^[f[ghy[ uhtue g_g_rces[hy[,‛ (Ruben, 2015) Putaran atau helix tersebut adalah satu cara yang menggabungkan antara model-model linier dan model-model lingkaran sekaligus membuang kelemahan masing-masing . Untuk umpan balik model lingkaran Dance menambahkan ke dalamnya dimensi waktu guna menunjukkan bahwa setiap tindakan komunikasi itu dibangun di atas pengalaman komunikasi sebelumnya dari para pihak yang terlibat. (Ruben, 2015) G. Model Watzlawick, Beavin dan Jacson Paulus Watzlawick, Janet Beavin dan Don Jacson pada t[buh 1967 g_hufcs ‚ Pr[ag[tc]s i` Hug[h Cigguhc][tcih‛ yang memberikan pandangan umum tentang komunikasi berdasarkan studi psikiarti dan terapi. Pendekatan yang diberikan mereka ternyata telah memberikan pengaruh yang sangat besar dalam pemikiran komunikasi. Model ini menekankan bahwa komunikasi bukanlah sesuatu yang terjadi hanya ketika sumber dengan sengaja memilih pesan untuk mengirimkannya. Mereka berpandangan bahwa ternyata benar anggapan bahwasanya orang tidak dapat tidak berkomunikasi.
Pengantar Imu Komunikasi 38 H. Model De Vito Model Komunikasi di abad ke-21 lebih mencerminkan peningkatan disiplin dan perhatian popular terkait dengan abad informasi. Di akhir-akhir 1980-an dan 1990-an ada pengaruh kajian budaya dalam perkembangan teori komunikasi ketika sejumlah penulis cenderung tidak menggambarkan proses komunikasi dalam bentuk visual seperti sejumlah teori terdahulu, pendekatan ini menekankan peran politik, kelas social atau pengaruh budaya dalam membingkai konteks di mana peristiwa komunikasi terjadi. (Ruben, 2015) Dalam decade pertama abad ke 21, model-model komunikasi yang popuer mengungguli model-model yang berkembang pada decade sebelumnya. Di era ini komunikasi digambarkan sebagai proses interaksi atau transaksi antara individu yang melibatkan pesan, media dan umpan balik. Sebagaimana yang dilakukan oleh Josep De Vito di tahun 2003, ^[f[g \ueuhy[ ‚ Hug[h Cigguhc][tcih: Tb_ B[sc] Ciurs_‛. Model komunikasi De Vito menggabungkan komponen – komponen yang sebelumnya dipergunakan untuk menggambarkan proses komunikasi.
Pengantar Imu Komunikasi 39 Menurut De Vito, komunikasi terjadi ketika satu orang atau lebih mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan terjadi dalam konteks, memiliki beberapa efek dan memberikan beberapa kesempatan untuk umpan balik. (Ruben, 2015)
Pengantar Imu Komunikasi 40 OMUNIKASI adalah aktifitas yang kompleks, sehingga pelaksanaannya tidaklah mudah.Komunikasi bukan hanya sekedar menyampaikan isi kepala kepada orang lainnya. Untuk memiliki kemampuan komunikasi yang baik, diperlukan adanya pemahaman dan ketrampilan sehingga komunikasi yang dilakukan menjadi efektif. Sesuai seperti yang dibutuhkan. Bahwa manusia juga adalah makhluk yang kompleks, menjadikan komunikasi di antara mereka memerlukan pemahaman antara satu dan lainnya. Mengenai latar belakang masing-masing individunya, budayanya, pahamnya, dan lainnya. Inti dari komunikasi adalah agar manusia dapat menyampaikan isi pikiran atau perasaannya,kemudian tidak merasa terasing atau terisolasi dari lingkungannya, dapat memberitahu atau mengajarkan sesuatu kepada orang lain, dapat mengenal diri sendiri, menghibur orang lain dan mendapatkan hiburan, dapat K PRINSIPPRINSIP DAN FUNGSI KOMUNIKASI
Pengantar Imu Komunikasi 41 mengisi waktu luang, menambah pengetahuan dan memengaruhi orang lain. Semua hal ini merupakan bagian dari interaksi manusia dimana memerlukan komunikasi sebagai pencapaian tujuannya. Dalam interaksi tersebut, komunikasi memiliki fungsi kendali, motivasi, pengungkapan emosi, sarana untuk menyampaikan informasi dan masih banyak lagi. Berikut ini, William I. Gorden dalam Deddy Mulyana (2005: 5-30) menjelaskan beberapa fungsi komunikasi sebagaimana diuraikan di bawah ini: 1. Sebagai komunikasi sosial Komunikasi berfungsi sebagai komunikasi sosial menggambarkan bahwa dalam interaksi manusia sebagai makhluk sosial dan multidimensional, komunikasi digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar, kebutuhan kelangsungan hidup, membangun konsep diri, yang berhubungan dengan bagaimana kita menilai dan memahami diri sendiri yang hanya dapat dipenuhi dengan interaksi dengan orang lain yang kemudian akan memberikan informasi tentang bagaimana kita. Pemenuhan rasa aman dan nyaman, memperoleh kebahagiaan, pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang dan lain sebagainya terpenuhi dengan adanya interaksi antara individu satu dan lainnya melalui komunikasi. Dengan komunikasi, kita bukan hanya dapat berinteraksi dengan sesama, namun lebih dari itu kita berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup kita melalui interaksi komunikasi ini. Pemenuhan kebutuhan untuk aktualisasi diri juga dapat terpenuhi melalui komunikasi dengan orang lain. Dengan menunjukkan dirinya eksis dalam interaksi
Pengantar Imu Komunikasi 42 sosial, dan pengakuan dilontarkan dari orang-orang di sekitar akan meningkatkan rasadibutuhkan, rasa percaya diri, rasa diakui. Lagi-lagi proses ini membutuhkan proses komunikasi di dalamnya. Seperti pembentukan konsep diri, setiap dari kita akan membentuk image dan citra diri kita ketika berada di lingkungan masyarakat; keluarga, tetangga, lingkungan kerja, pertemanan dan lainnya. Untuk dapat melihat wujud itu, kita memerlukan bantuan orang lain untuk melihat dan menilai kita, sebenarnya bagaimana kita telah mencitrakan diri kita di hadapan orang lain. Melalui interaksi dengan orang lain, kita banyak belajar mengenai diri kita, mengenal diri kita lebih dalam. Untuk menjadi sosok yang berpenampilan menarik, seseorang membutuhkan pengakuan dari orang lainnya yang menyatakan bahwa dirinya menarik. Untuk menyadari dan menjadi orang pintar, seseorang butuh pengakuan dari orang lain yang mengakui dan menyadari kelebihannya. Bahkan untuk merasa berharga, seseorang butuh orang lain untuk menyayangi dan membuatnya merasa diperlukan. Pembentukan konsep diri senantiasa bergulir seiring perkembangan interaksi kita. Manusia berkecenderungan untuk memiliki citra diri yang berbeda-beda bergantung pada lingkungan di mana kita berada; sebagai seorang anak, sebagai seorang profesional, sebagai seorang istri/suami, sebagai orang tua dan lainnya, yang semuanya membutuhkan pengakuan dan penilaian orang lain untuk pembentukan konsep diri kita.