The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku pengantar ilmu komunikasi adalah sebuah karya yang memberikan gambaran umum tentang konsep, teori, dan praktik dalam ilmu komunikasi. Buku ini menyajikan penjelasan tentang bagaimana komunikasi terjadi, berbagai elemen komunikasi seperti pesan, pengirim, penerima, saluran, dan konteks, serta berbagai pendekatan dan teori yang digunakan untuk memahami komunikasi
manusia.

Buku ini juga dapat membahas mengenai sejarah dan perkembangan ilmu komunikasi, isu-isu kontemporer dalam bidang ini, dan aplikasi komunikasi dalam berbagai konteks seperti media massa, organisasi, dan hubungan interpersonal.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-01-26 04:02:55

Pengantar Ilmu Komunikasi

Buku pengantar ilmu komunikasi adalah sebuah karya yang memberikan gambaran umum tentang konsep, teori, dan praktik dalam ilmu komunikasi. Buku ini menyajikan penjelasan tentang bagaimana komunikasi terjadi, berbagai elemen komunikasi seperti pesan, pengirim, penerima, saluran, dan konteks, serta berbagai pendekatan dan teori yang digunakan untuk memahami komunikasi
manusia.

Buku ini juga dapat membahas mengenai sejarah dan perkembangan ilmu komunikasi, isu-isu kontemporer dalam bidang ini, dan aplikasi komunikasi dalam berbagai konteks seperti media massa, organisasi, dan hubungan interpersonal.

Pengantar Imu Komunikasi 43 informasi, ide maupun gagasan, untuk membujuk dan memengaruhi, dan tujuan- tujuan lainnya termasuk tujuan hiburan. Selain itu, komunikasi juga digunakan sebagai alat untuk berbagi nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat sosial. Bagaimana budaya mengatur nilainilai yang diamalkan dan tidak diamalkan dalam interaksi manusia, semuaya disosialisasikan melalui interaksi komunikasi. Communication is culture, culture is communication (Edward T. Hall 1969). Melalui komunikasi, tata cara kehidupan sosial diajarkan; bagaimana berbicara dengan orang yang lebih tua, bagaimana cara makan, cara berpakaian, bagaimana bahasa yang harus digunakan ketika dalam situasi formal, dan lain sebagainya. Semua nilai, tata cara, aturan, undangundang diajarkan, dibagikan, diperkenalkan melalui komunikasi. 2. Sebagai komunikasi ekspresif Melalui komunikasi, manusia dapat menyampaikan bukan saja apa yang ada dalam pikiran, namun apa yang dirasa. Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan berupa emosi terhadap orang lainnya maupun terhadap berbagai hal yang dihadapi. Rasa bahagia, terharu, bangga, marah, sedih, takut, khawatir dan lainnya dapat disampaikan tidak melulu melalui katakata namun juga raut wajah dan simbol lainnya. Tersenyum, mengernyit, mengkerutkan dahi, memicingkan mata, memelototkan mata, dan lain sebagainya adalah cara seseorang menyampaikan pesan


Pengantar Imu Komunikasi 44 kepada lawan bicaranya. Dalam saat yang bersamaan, pesan tersebut merupakan gambarandari emosi yang dirasakan untuk kemudian ditunukkan kepada lawan bicaranya. 3. Sebagai komunikasi ritual Bahwa kehidupan manusia penuh dengan budaya, paham, ideologi dan kepercayaan yang dapat dipelajari tidak melulu melalui penyampaian secara verbal, di sinilah peranan komunikasi sebagai petunjuk makna ritual yang dilakukan. Tujuh bulanan, sunatan, pernikahan, upacara keagamaan, wisuda, syukuran dan ritual lainnya dilakukan untuk memberikan simbol dan pesan terhadap suatu hal yang akan dipahami bersama dengan orang lainnya. 4. Sebagai komunikasi instrumental Komunikasi sebagai sebuah instrumen penyampaian pesan, pemberian motivasi, mengajar, memberi dorongan, penggerak, menghibur dan lainnya. Sebagai instrumen, komunikasi adalah sebagai alat untuk penyampaian pesan. Sebagai jembatan pada interaksi sosial. Dengan memahami komunikasi sebagai bagian dari interaksi sosial, kita dapat belajar dengan lebih dalam bagaimana komunikasi ini digunakan sebagai alat untuk pencapaian tujuan. Komunikasi digunakan untuk berbagai tujuan. Komunikasi sebagai instrumen digunakan untuk pemenuhan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang. Kebutuhan jangka pendek meliputi pemenuhan kebutuhan mendapatkan rasa simpati dan empati, pujian, pemenuhan kebutuhan dasar dan lainnya. Sementara untuk tujuan jangka panjang,


Pengantar Imu Komunikasi 45 komunikasi digunakan untuk pembentukan keahlian berbicara di depan publik, berunding, menulis dan lainnya Secara individual masing- masing orang akan menggunakan komunikasi sebagai alat untuk mendapatkan pujian, pengakuan, simpati dan empati. Melalui pemaknaan, komunikasi digunakan untuk membuat konstruksi pesan dari lingkungan sekitar dalam interaksi manusia. Di sini fungsi komunikasi untuk memberikan edukasi, memberikan informasi, menghibur dan memengaruhi berperan. Pada dasarnya, komunikasi ini digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan simbol dan hasrat yang dicitakan. Menandai sesuatu sebagai penyampaian pesan berupa makna. Keempat fungsi komunikasi itu tidak mutlak, karena sesuai bentuknya, komunikasi memiliki fungsi yang lebih luas, bergantung dari sisi mana kita melihatnya. Seperti komunikasi dalam konteksnya sebagai komunikasi massa memiliki fungsi sebagai sarana informasi, pendidikan, hiburan, meyakinkan khalayak, membius, transmisi budaya, sarana aktifitas kegiatan politik dan lain sebagainya. A. Konteks Komunikasi Dalam komunikasi, terdapat tiga unsur penting yang selalu terlibat; komunikator, saluran, dan komunikan (Burhan Bungin 2011, 57-58). Komunikator merupakan orang atau organisasi penyampai pesan yang memiliki informasi untuk disampaikan atau disebarkan, saluran merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan baik itu


Pengantar Imu Komunikasi 46 berupa tatapmuka antar individu maupun media massa, yang terakhir adalah komunikan perseorangan atau kelompok dalam masyarakat yang menerima pesan atau menjadi sasaran penyampaian informasi dari komunikator. 1. Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi yang terjadi dalam diri komunikator itu sendiri. Proses komunikasi ini terjadi berupa proses pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem syaraf manusia. Pada komunikasi ini, proses penerimaan informasi, mengolah, menyimpan dan menghasilkan kembali terjadi dalam diri seorang individu. 2. Komunikasi antarpersonal merupakan komunikasi yang terjadi antar-perorangan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media yang bersifat pribadi (Burhan Bungin 2011, 32). Kumpulan beberapa individu yang berkomunikasi dengan kumpulan yang lainnya dikategorikan sebagai bentuk komunikasi kelompok, walaupun jenis komunikasi ini tetap melibatkan individu namun proses perumusan pesan, penyampaian pesan dan respon terhadap pesan dibuat atas kesepakatan bersama diantara anggota kumpulan tersebut. Ada pula konteks komunikasi publik yang menjelaskan proses interaksi komunikasi antara seorang pembicara dengan khalayaknya yang tidak bisa dikenali satu demi satu. Komunikasi demikian juga sering dikenal sebagai proses pidato, ceramah atau pun kuliah umum. 1. Komunikasi sosial secara luas terjadi diantara anggota masyarakat yang bersifat dua arah dan lebih mengarah pada pencapaian integrasi sosial, stabilitas sosial, tertib


Pengantar Imu Komunikasi 47 sosial, pemecahan masalah sosial dan hal lainnya yang menyangkut kepentingan orang banyak dalam masyarakat. 2. Komunikasi organisasi yang merujuk pada pola komunikasi dalam konteks organisasi yang melibatkan bentuk komunikasi lainnya; komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok. Dalam komunikasi ini terapat struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian, sertakebudayaan berorganisasi. 3. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang memerlukan peran media massa dalam penyampaian pesan. Secara teori, komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan dimana komunikator merupakan suatu organisasi media yang kompleks dan besar yang menggunakan alat bantu media atau pun transmitor untuk menyampaikan pesan kepada khalayak luas yang heterogen, anonim (tidak dikenal) dan jumlah yang banyak (Dominick 2011, 9). Pesan yang disebarkan melalui media massa biasanya bersifat terbuka untuk publik sehingga siapa saja yang dapat mengakses media tersebut dapat menerima. Pada era digital dan perkembangan konvergensi media (media convergence) berupa internet, media massa ini kemudian dipertanyakan apakah hanya didefinisikan terbatas sebagai komunikasi yang bersifat massa atau bisa dikategorikan sebagai komunikasi antarpribadi yang menggunakan media? Dominick (2011) mengupas fenomena media internet ini sebagai satu media yang bukan hanya organisasi besar media yang menjadi komunikatornya


Pengantar Imu Komunikasi 48 namun individu pengguna media masa itusendiri. Fungsi dan konteks komunikasi yang telah diuraikan di atas hendaknya dapat diketahui dan dipahami bagaimana wujudnya dalam interaksi manusia secara nyata dalam masyarakat. Pentingnya seorang sarjana komunikasi memahami hal dasar ini adalah agar dapat melihat fenomena komunikasi ini secara detil dan mendalam, sehingga dapat menganalisis fenomena dan isu dalam interaksi tersebut. Sebagai orang awam, kita perlu setidaknya mengetahui bahwa komunikasi tidak sesederhana kita berbicara tanpa tahu bagaimana hubungan antara para pelakunya, sehingga dalam pelaksanaan proses penyampaian dan penerimaan pesan terdapat kesadaran bahwa proses tersebut dilakukan dengan cara yang, mungkin saja, berbeda bergantung bagaimana konteksnya. B. Karakteristik Komunikasi Bagian ini akan menjelaskan karakteristik yang ada pada komunikasi. Terdapat 6 (enam) karakteristik pokok dalam komunikasi, dijelaskan sebagai berikut: 1. Komunikasi adalah suatu proses Dalam interaksi sosial, komunikasi berperan sebagai alat pemenuhan kebutuhan melalui penyampaian pesan dan penerimaannya oleh komunikan. Di sana terjadi serangkaian proses bagaimana unsur-unsur pesan diformulasikan oleh komunikator (encoding) untuk dibentuk menjadi serangkaian pesan yang ingin disampaikan kepada komunikan yang kemudian diuraikan menjadi satu pemahaman atau konstruksi persepsi pesan (decoding). Apakah lantas komunikasi


Pengantar Imu Komunikasi 49 berhenti pada proses decoding saja? Tentu saja tidak. Komunikasi menjadi satu proses panjang yang dinamis dan berkembang sesuai kebutuhan dan konteksnya. Proses komunikasi melibatkan banyak hal; pelakunya (komunikatro dan komunikan), pesan yang disampaikan (termasuk konteksnya yang berbagai), saluran yang digunakan (termasuk pemilihan waktu dan tempat), akibat yang akan terjadi dan umpan balik yang mungkin diberikan. Proses komunikasi selalu terjadi dalam setiap interaksi. Menyampaikan berita duka kepada dua atau tiga orang yang berbeda, akan berbeda pula caranya, pemilihan waktunya dan mungkin respon yang akan mereka berikan. Situasi interaksi antar individu pun akan menghasilkan serangkaian proses yang berbeda mengenai pemilihan kata, cara penyampaian, tinggi rendahnya suara, sikap dan lain sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah serangkaian proses panjang yang tidak baku, bergantung pada konteksnya. 2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan Dengan merujuk pada bagaimana proses komunikasi terjadi, maka dapat kita ketahui bahwa komunikasi merupakan proses yang dilakukan secara sadar. Bagaimana pesan dirangkai dan disampaikan kemudian mendapatkan respon dari komunikan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa komunikasi dilakukan secara sengaja dan dengan tujuan tertentu karena interaksi komunikasi ini dilakukan secara sadar oleh para pelakunya dan sesuai dengan kemauan dan kepentingannya.


Pengantar Imu Komunikasi 50 3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelakunya. Karena komunikasi ini merupakan alat yang digunakan dalam interaksi sosial, maka individu-individu yang terlibat di dalamnya hendaknya mengambil peran masing- masing; sebagai komunikator dan komunikan. Masing-masingnya memahamikonteks perbincangan atau konteks komunikasi berlangsung sehingga terjadi proses yang berkesinambungan dan timbal balik. Oleh karena itu, agar komunikasi berjalan dengan baik, masing-masing pihak yang terlibat hendaknya memiliki ekmahiran dalam berkomunikasi termasuk memiliki kemampuan sebagai pendengar yang baik sehingga penyampaian pesan dapat berlangsung sesuai yang diinginkan dan pesan dapat diterima oleh komunikan. 4. Komunikasi bersifat simbolis Dalam proses komunikasi, terjadi pengiriman pesan berupa lambang atau simbol yang dikonstruksikan sebagai pesan yang mengandung makna. Bahasa verbal baik secara lisan dan tulisan kerap digunakan dalam berkomunikasi. Pesan sampai dalam wujud kalimat dan rangkaian kata dalam suatu bahasa dan konteks yang dipahami bersama. Ada juga pertukaran pesan dengan menggunakan gerakan dan isyarat yang dipahami bersama sehingga komunikan paham apa yang dimaksudkan oleh seorang komunikator; seperti melambaikan tangan, menggeleng, mengangguk dan lainnya. 5. Komunikasi bersifat transaksional Transaksisonal menggambarkan kondisi bahwa


Pengantar Imu Komunikasi 51 interaksi komunikasi merupakan kerjasama keterlibatan antara komunikator dan komunikan, juga komponen komunikasi yang ada. Sehingga, adanya pesan, sampainya pesan, diterimanya pesan hingga terjadinya umpan balik tidak ditentukan oleh satu pihak saja, melainkan oleh setiap pihak yang terlibat. Ada pertukaran dan serah terima pesan di sana. Dengan kata lain bahwa dalam interaksi komunikasi perlu adanya tindakan memberi dan menerima yang dilakukan oleh individu-individu yang terlibat. 6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu Dalam komunikasi, konteks pesan yang disampaikan dan siapa yang menerima haruslah dipertimbangkan. Kapan dan di mana interaksi dilakukan haruslah sesuai dengan budaya dan norma yang dipahami oleh lingkungan sosial. Selain dari itu, faktor ruang dan waktu ini dengan lebih luas dapat dilihat mengenai bagaimana komunikasi itu berlangsung. Apakah komunikasi langsung di mana para pelaku saling berhadapan atau menggunakan media. Bahwa ketika komunikasi tidak langsung terjadi, maka antara komunikator dan komunikan tidak dituntut untuk berada di tempat yang sama. Kemajuan teknologi membantu proses komunikasi dalam mempersempit jurang ruang dan waktu. Kelonggaran ruang dan waktu yang sekarang terwujud ini dapat meringankan hambatan-hambatan komunikasi seperti hambatan fisik, semantik dan psikologis. Ada kalanya mungkin seorang komunikator terlalu takut untuk berhadapan langsung secara fisik dengan komunikan, sehingga surat, sms, bbm, e-mail dan sarana media lainnya


Pengantar Imu Komunikasi 52 digunakan untuk menyampaikan pesan. Dalam keadaan ini, hambatan fisik dan psikologis teratasi dengan baik, proses komunikasi pun tetap berlangsung dengan menggunakan media. Dalam sumber lain beberapa ahli komunikasi mengemukakan beberapa karakteristik komunikasi selain keenam poin di atas, sebagai berikut: 1. Communication may have intentional and unintentional effects Ini bermakna bahwa pesan yang sidampaikan oleh komunikator kepada komunikan belum tentu akan ditafsirkan sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh komunikatornya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang pengetahuan antara komunikator dan komunikan sehingga terkonstruksi makna yang berbeda mengenai suatu hal. Setiap orang memiliki hak dan kemampuan yang berbeda dalam memaknai suatu realitas. Moralitas dari hal tersebut: jangan pernah menyatakan diri paling benar karena kalau demikian akan menimbulkan konflik atas pemahaman yang berbeda itu. 2. Communication needs not be successful to have occurred Interaksi sosial tidak selalu berjalan mulus. Begitu juga dengan proses penyampaian pesan dalam serangkaian proses komunikasi yang tidak mesti langsung berhasil. Bahwa komunikasi itu adalah proses, dan di dalamnya akan ada gangguan- gangguan dapat menyebabkan pesan tidak sampai dengan baik. Terkadang gangguan tidak melulu dari dalam diri


Pengantar Imu Komunikasi 53 komunikator dan komunikannya, namun juga gangguan dari luar; suara bising, gangguan transmisi dan lainnya. Oleh karena itu, komunikasi sebagai proses adalah satu hal, dan keberhasilan berkomunikasi adalah hal lainnya 3. Communication is unrepeatable and irreversible Sekali komunikasi terjadi, tidak akan bisa diulangi (unrepeatable), misal: kita tak bisa mengulangi marah. Juga tidak dapat dirubah (irreversible), sekali kata-kata keluar, maka ia abadi. Komunikasi bersifat unik dan tidak pernah dapat terjadi secara tepat dalam cara yang sama. 4. Communication is affected by culture Norma dan tata cara manusia berkomunikasi dipengaruhi oleh budaya yang diamalkannya. Cara menyampaikan pesan dipengaruhi juga oleh konteks pesan, siapa penerima pesan, situasi komunikasi bagaimana, latar budaya bagaimana dan lainnya. 5. Communication is influenced by ethics Manusia hidup dalam lingkungan sosial yang diatur oleh norma dan etika yang dibentuk sesuai konteks budayanya. Oleh karena itu, proses komunikasi yang berlangsung juga akan menerapkan etika. Kita akan selalu menimbang apakahkomunikasi ini atau itu sesuai tidak dengan etika atau prinsip-prinsip moral, nilai-nilai, dan keyakinan-keyakinan yang dipakai sebagai pemandu perilaku. Komunikasi memiliki konsekuensi, sehingga melibatkan penilaian benar atau salah.


Pengantar Imu Komunikasi 54 6. Communication is being transformed by media and technology Komunikasi tidak selalu berkisah tentang komunikator dan komunikan yang berhadapan dalam transaksi pesan. Komunikasi pun berlangsung melalui media (massa) yang didukung oleh kemajuan teknologi. Bagaimana sekarang segala macam informasi dapat kita peroleh melalui website-website yang berserakan dengan hanya terkoneksi pada jaringan internet. Televisi dengan lebih dari seratusan saluran memberikan bukan saja informasi namun juga hiburan kepada khalayak. Di sini dapat kita lihat bagaimana penyampaian pesan dapat dilakukan melalui media yang merupakan hasil dari perkembangan teknologi. 7. Communication is competence-based Kita tidak bisa mengesampingkan tujuan dari suatu proses komunikasi: penyampaian pesan. Ketika pesan disampaikan oleh komunikator, tentu ada harapan bahwa komunikan dapat menerima pesan sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh komunikator. Begitu pula sebaliknya, ada harapan dari komunikan untuk dapat memahami apa yang disampaikan oleh komunikator. Di sinilah kemahiran seseorang dalam berkomunikasi diperlukan. Kompetensi atau kecakapan komunikasi merupakan hasil penilaian orang lain. Kompetensi menyangkut knowledge, attitude, dan skills. Kemampuan menyampaikan pesan dengan jelas, kemampuan mendengarkan, kemampuan memahami konteks komunikasi sangat diperlukan untuk proses komunikasi yang berjalan dengan baik.


Pengantar Imu Komunikasi 55 C. Prinsip Prinsip Komunikasi 1. Komunikasi adalah suatu proses simbolik Bahwa komunikasi manusia dimulai dengan diciptakannya lambang-lambang untuk menceritakan bagaimana kehidupan mereka pada masa pra-sejarah. Lambang- lambang ini digunakan untuk merujuk pada sesuatu lainnya dengan pemahaman yang disepakati oleh sekelompok orang yang menggunakannya. Simbol adalah kata,jargon, isyarat, gaya atau objek yang diberi makna dan dipahami oleh mereka yang berbagi makna sama pada suatu budaya. Ada pula lambang yang merupakan salah satu kategori tanda yang menyangkut makna lebih luas daripada simbol karena mencakup indeks atau gejala yang mewakili sesuatu lainnya secara alamiah. Lambang bisa bersifat sembarang, manasuka atau sewenang-wenang yang maksudnya apa pun bisa dijadikan lambang jika dimaknai, selama orangorang yang terlibat dalam interaksi menyepakati makna tersebut; bisa berupa kata, isyarat, makanan atau cara makannya, bangunan, hewanmaupun tumbuhan, angka, bunyi, dan lain sebagainya. Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna selama kita sebagai penggunanyatidak memaknainya. Pada dasarnya, makna ada dalam setiap benak manusia dan bukan pada lambang. Candi dimaknai sebagai peninggalan sejarah kuno Ramayana atau Mahabratha, angka 4 dan 13 dimaknai sebagai angka sial dan lain sebagainya. Selama kata, angka, benda, atau apa pun itu diberi makna, maka semuanya menjadi lambang yang dikomunikasikan.


Pengantar Imu Komunikasi 56 Lambang bervariasi sehingga wujudnya berbeda pada setiap budaya atau kelompok masyarakat. Makna pada lambang ditentukan oleh konteksnya, dimensi ruang dan waktunya, dan budaya, sehingga tidak heran jika akan muncul lambang yang sama dengan makna yang berbeda di dua daerah/kelompok yang berbeda. 2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi Kenyataan bahwa manusia saling membutuhkan satu dengan yang lainnya memberikan makna bahwa manusia tidak bisa tidak melakukan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, segala bentuk aktivitas manusia dikomunikasikan oleh mereka yang terlibat. 3. Komunikasi memiliki dimensi isi dan hubungan Dimensi isi menunjukkan muatan isi komunikasi; apa yang dimaksudkan melalui pesan yang disampaikan. Sementara dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara pesan tersebut disampaikan menyangkut bagaimana hubungan antara individu- individu yang terlibat dalam interaksi komunikasi. Dengan kata lain, dimensi isi disandikan secara verbal, sementara dimensi hubungan disandikan secara non verbal. 4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan Kesengajaan ini wujud dalam komunikasi yang tidak disengaja sampai komunikasi yang memang sengaja dilakukan. Komunikasi yang dilakukan secara spontan karenamelihat sesuatu atau mengomentari sesuatu tanpa direncanakan, kita memandangi orang lain yang sedang


Pengantar Imu Komunikasi 57 melamun dengan sangat serius, kita memperhatikan cara orang berpakaian dari atas sampai bawah dan contoh lainnya merupakan komunikasi yang dilakukan tanpa kesengajaan. Komunikasi yang disengaja dilakukan ketika kita memang mempersiapkan diri untuk menyampaikan informasi kepada orang lain dan ada pengharapan umpan balik atau respon yang diberikan oleh komunikan. 5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu Makna dari pesan yang disampaikan dan diterima dalam suatu proses komunikasi bergantung pada konteks ruang, waktu, sosial dan psikologis para pelakunya. Ketika seseorang menerima tamu di luar pagar, duduk di teras rumah, di ruang tamu atau di ruang keluarga memberikan makna yang berbeda terhadap hubungan antara komunikator dengan komunikan atau tuan rumah dengan tamunya. Waktu penyampaian pesan juga akan memengaruhi interaksi manusia. Menelepon pada waktu-waktu di luar jam wajar interaksi, antara jam 21.00 – 06.00, dianggap sebagai pesan yang harus disampaikan karena tingkat kepentingan yang mendesak. Hal ini berhubungan dengan etika dan kesopanan. Kunjungan pada malam minggu selalu dihubungkan dengan kencan yang bersifat romantis, dan lain sebagainya. Dalam konteks sosial, masing-masing individu akan terikat antara satu dengan lainnya. Semakin rapat hubungan antar individu maka segala penyampaian pesan akan semakin mudah. Namun jika antara dua orang atau lebih pernah terjadi selisih paham atau


Pengantar Imu Komunikasi 58 pertengkaran, maka interaksi pun akan berbeda. Latar belakang psikologis memengaruhi bagaimana interaksi komunikasi berlangsung. Seperti berita tentang kenaikan harga BBM ditanggapi oleh masyarakatdengan cara yang berbeda-beda atau berita duka dihadapi dengan cara yang beragam. 6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi Ketika kita melakukan suatu aksi komunikasi seperti menyapa, tersenyum, menepuk pundak tanda menyapa, atau hal lainnya, tentu saja ada harapan dari aksi tersebut. Tidak bisa dipungkiri bahwa setelah sekian lama kita berinteraksi dengan banyak orang, ada prediksi dari setiap interaksi yang kita lakukan. Kembali disapa, balasan senyum atau pertanyaan bernada sopan dalam upaya menimpali dan menghormati sapaan sebelumnya. Ketika berkomunikasi, manusia cenderung akan memprediksi efek yang akan terjadi karena dalam masyarakatnya mereka memahami tata aturan, norma dan etika yang sama. Namun, prediksi ini tidak selalu disadari karena prosesnya cepat. Namun secara tidak sadar, kita paham balasan apa yang akan muncul ketika kita melakukanaksi tertentu. Bisa juga prediksi kita salah karena respon orang lain bergantung pula dengan latar psikologisnya, sosial dan lainnya yang bisa memengaruhi. 7. Komunikasi bersifat sistemik Manusia adalah suatu sistem yang hidup (a living system) dengan organ-organ dalam tubuh yang saling berhubungan. Kerusakan pada bagian dari tubuh


Pengantar Imu Komunikasi 59 menjadikan kita tidak stabil, termasuk dalam berpikir dan bersikap. Bayangkan ketika Anda sedang dalam keadaan pusing dan bertepatan dengan pekerjaan yang menumpuk kemudian ditambah dengan teguran dari atasan. Terdapat dua sistem dasar dalam transaksi komunikasi manusia yaitu Sistem Internal yang merupakan seluruh sistem nilai yang dibawa individu ketika berpartisipasi dalam komunikasi; keluarga, rekan kerja, kelompok sebaya dan lainnya dan Sistem Eksternal yang terdiri dari unsur-unsur lingkungan di luar individu; kata-kata yang dipilih, isyarat fisik, kegaduhan sekitar, cahaya, ruangan dan lainnya. 8. Semakin mirip latar belakang sosial-budaya peserta komunikasi, maka semakin efektif proses komunikasi tersebut Komunikasi yang efektif terjadi ketika hasil dari interaksi komunikasi tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, antara komunikator dan komunikan, setidaknya, memiliki latar belakang yang sama sehingga hal yang dibicarakan atau dikomunikasikan sama-sama dapat dimengerti. Namun, akan sulit menemukan orang yang benar-benar sama dalam berpikir, karena masing-masing orang memiliki latar belakang budaya, pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda. Oleh karena itu, akan selalu ada jarak antara individu-individu yang berinteraksi. Dapat dikatakan bahwa semakin kecil jarak itu, dalam artian semakin banyak kesamaan di antara pelaku komunikasi, maka interaksi komunikasi yang berlangsung akan


Pengantar Imu Komunikasi 60 cenderung semakin efektif. 9. Komunikasi bersifat non-sekuensial Interaksi menimbulkan efek timbal balik. Begitu pula komunikasi, bukan proses searah, namun sirkular. Dalam setiap proses komunikasi ada aksi penyampaian pesan, penerimaan, pemberian umpan balik, dan begitu terus hingga interaksi tersebut berhenti. 10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional Terjadi proses pertukaran dalam komunikasi. Proses pembentukan pesan, pengiriman, penerimaan, dan terus berulang sehingga dikatakan dinamis. 11. Komunikasi bersifat irreversible Ketika kita berjalan, melewati suatu daerah yang sejuk, kita akan mengingat keindahan daerah tersebut dan terkadang masih terasa bagaimana kesejukan menembus kulit. Di lain hari, kita melewati tempat yang sama, mungkin kita masih merasakan sejuk, namun sejuk yang berbeda, pemandangan yang mulai berubah. Begitu pula dengan proses komunikasi. Kita bisa mengulang apa yang kita katakan, namun akan berbeda dengan proses sebelumnya. Latar belakang, dimensi ruangdan waktu, faktor psikologis pelakunya dan faktorfaktor lainnya. Oleh karena itu, dikatakan bahwa proses komunikasi tidak dapat berulang atau tergantikan dengan yang baru.


Pengantar Imu Komunikasi 61 12. Komunikasi bukanlah Panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah Komunikasi bukanlan satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah. Namun komunikasi dapat digunakan sebagai jembatan untuk menemukan titik terangmengenai masalah yang dihadapai oleh individuindividu dalam lingkungan sosial. Karena alat tidak melulu bisa memperbaiki, sama seperti obat yang tidak selalu bisa menyembuhkan


Pengantar Imu Komunikasi 62 EMAJUAN teknologi telah mengubah cara informasi disampaikan dan diterima. Internet, media sosial, dan perangkat komunikasi yang canggih memungkinkan berbagai bentuk pesan, mulai dari teks hingga video, untuk menyebar dengan cepat. Hal ini dapat memengaruhi cara informasi diolah dan makna diberikan, sehingga hal ini memicu adanya filter bubble, pada fenomena di mana individu lebih cenderung mendapatkan informasi yang sesuai dengan pandangan dan preferensi mereka melalui algoritma media sosial dan pencarian. Hal ini dapat memengaruhi cara makna dibentuk karena individu mungkin terpapar pada perspektif yang terbatas. Terkadang, pesan yang dikirimkan oleh komunikator tidak selalu diterjemahkan dengan benar oleh penerima pesan. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan budaya, konteks, atau bahasa, dan dapat menghasilkan makna yang berbeda dari yang K PERBEDAAN INFORMASI, PESAN DAN MAKNA


Pengantar Imu Komunikasi 63 dimaksudkan dimana makna adalah hasil dari interpretasi subjektif, dan ini dapat bervariasi antara individu. Ketika penerima pesan memiliki latar belakang budaya, nilai-nilai, atau pengalaman yang berbeda, makna yang diberikan kepada pesan dapat berbeda secara signifikan. Dalam era informasi yang penuh dengan desinformasi dan misinformasi, penerima pesan mungkin menghadapi kesulitan untuk membedakan antara informasi yang akurat dan informasi yang salah. Hal ini dapat memengaruhi pembentukan makna yang akurat. Konteks di mana pesan disampaikan juga dapat memengaruhi makna. Misalnya, pesan yang sama dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada apakah itu disampaikan dalam konteks formal atau informal, atau apakah itu disampaikan dalam konteks tertentu, seperti humor atau sindiran. Semua faktor di atas mencerminkan kompleksitas komunikasi dalam era digital dan global saat ini. Kesadaran akan perbedaan antara informasi, pesan, dan makna serta pengaruh faktor-faktor tersebut dapat membantu individu menjadi komunikator dan penerima pesan yang lebih efektif dalam berbagai konteks komunikasi. A. Informasi, Pesan dan Makna Ketika berbicara tentang komunikasi, kata "informasi" dan "pesan" sering kali digunakan secara bergantian. Namun, ada perbedaan yang jelas di antara keduanya. Memahami perbedaan ini sangat penting untuk komunikasi yang efektif. Informasi mengacu pada data mentah atau fakta yang disajikan kepada seseorang. Hal ini dapat berupa statistik, temuan penelitian, atau jenis data lainnya. Informasi bersifat


Pengantar Imu Komunikasi 64 objektif dan dapat diverifikasi. Informasi dimaksudkan untuk mendidik atau memberi tahu seseorang tentang topik tertentu. (Vercellis, 2009) Asal usul informasi dapat ditelusuri kembali ke bahasa Inggris. Istilah "informasi" berasal dari kata Latin "information-" yang berasal dari bentuk nominatif "informatio". Kata benda ini berasal dari kata kerja "inform" yang mengandung arti "membentuk pikiran", "mendisiplinkan", "menginstruksikan", dan "mengajar". Etimologi istilah "menginformasikan" dapat ditelusuri kembali ke asal bahasa Latinnya, khususnya kata kerja "informare," yang menunjukkan tindakan memberikan bentuk atau membentuk ide. Selain itu, perlu dicatat bahwa bahasa Latin sudah memiliki istilah "informatio," yang menyampaikan gagasan tentang entitas konseptual atau ideasional. Istilah Yunani euhi uhtue \_htue [^[f[b μiρφή (girjb_), y[ha dua[ \cs[ ^c_esjr_sce[h s_\[a[c εἶδος (eidos), yang menunjukkan konsep-konsep seperti jenis, ide, bentuk, dan kumpulan. Istilah 'Eidos' juga sering dikaitkan dengan gagasan, pernyataan, atau bahkan ide abstrak. Istilah yang digunakan dalam bahasa Yunani kuno untuk g_rudue j[^[ ch`irg[sc [^[f[b πληροφορία, y[ha ^[j[t ^c[fcb\[b[s[e[h g_hd[^c "jfērijbirc[". K[t[ chc \_r[s[f ^[rc kombinasi dua istilah Yunanc: πλήρης (jfērēs), y[ha \_r[rtc "s_j_hubhy[", ^[h φέρω (jbir_ch), y[ha \c[s[hy[ ^cauh[e[h untuk menunjukkan tindakan membawa. (Gleick, 2011) Istilah "secara harfiah" didefinisikan sebagai tindakan membawa atau menyampaikan sesuatu sepenuhnya. Istilah "Πληροφορία" t_rus ^cauh[e[h s_][r[ ugug ^[f[g \[b[s[


Pengantar Imu Komunikasi 65 Yunani kontemporer, mempertahankan konotasi semantik yang setara dengan istilah bahasa Inggris "informasi". Di sisi lain, pesan merupakan bagian informasi yang disampaikan dari satu orang ke orang lain. Pesan dapat berupa pidato, pesan teks, email, atau jenis komunikasi lainnya. Pesan bersifat subjektif dan dapat dipengaruhi oleh emosi, bias, dan niat pengirim. Pesan dimaksudkan untuk membujuk, meyakinkan, atau menginspirasi seseorang. Meskipun informasi dan pesan terlihat serupa, keduanya memiliki tujuan yang berbeda. Informasi dimaksudkan untuk mendidik, sedangkan pesan dimaksudkan untuk membujuk. Memahami perbedaan ini sangat penting dalam menciptakan strategi komunikasi yang efektif. (Wiryanto, 2004). Pesan adalah informasi tertentu yang disampaikan dari satu orang atau entitas ke orang lain. Pesan dapat berupa komunikasi verbal, komunikasi tertulis, atau komunikasi nonverbal. (Prof. Dr. Alo Liliweri, 2017) Tujuan dari sebuah pesan adalah untuk menyampaikan ide, pemikiran, atau emosi tertentu kepada penerima. Pesan dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori: pesan eksplisit dan pesan implisit. Pesan eksplisit adalah pesan yang disampaikan secara langsung dan eksplisit. Pesan-pesan ini jelas dan ringkas dan tidak meninggalkan ruang untuk penafsiran. Sebaliknya, pesan implisit adalah pesan yang disampaikan secara tidak langsung dan membutuhkan interpretasi. Pesan-pesan ini sering kali tidak kentara dan dapat disampaikan melalui nada suara, bahasa tubuh, atau konteks. (Abelia Kusuma, 2023) Menurut buku Pengantar Ilmu Komunikasi, pesan dalam proses komunikasi didefinisikan sebagai informasi atau


Pengantar Imu Komunikasi 66 konten yang ditransmisikan dari pengirim ke penerima. Komunikasi dapat terjadi baik secara langsung maupun melalui berbagai bentuk media. Konten dapat mencakup berbagai subjek seperti ilmu pengetahuan, hiburan, penyebaran informasi, nasihat, atau bahkan propaganda. Pesan dapat dilihat sebagai entitas abstrak. Untuk memfasilitasi pengiriman dan penerimaan pesan di antara individu, manusia menggunakan berbagai simbol komunikasi, yang dimanifestasikan melalui sinyal pendengaran, ekspresi wajah, gerakan tubuh, kata-kata yang diucapkan, dan naskah tertulis. Sesuai dengan analisis ilmiah yang dilakukan. (Prof. Hafied Cangara, 2023) Komunikasi terdiri dari kumpulan simbol-simbol signifikan yang dikirimkan oleh pengirim. Pesan dapat mencakup berbagai konsep, sudut pandang, dan bentuk ekspresi lainnya yang telah dikemas dan dikirimkan kepada orang lain atau penerima melalui media komunikasi. Efektivitas pesan akan maksimal jika memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu: Rencana yang diusulkan disusun dengan cermat dan selaras dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi. Komunikasi menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh kedua belah pihak yang terlibat. Pesan tersebut secara efektif menarik perhatian dan memenuhi kepentingan dan kebutuhan penerima, sehingga menumbuhkan rasa puas. Sifat dasar dari sebuah komunikasi adalah transformasi konsep abstrak ke dalam representasi simbolik, yang berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan maksud tertentu. Sebuah pesan mengacu pada serangkaian tanda atau simbol yang sengaja dibuat oleh seseorang untuk media


Pengantar Imu Komunikasi 67 tertentu, dengan harapan bahwa tanda-tanda ini akan menyampaikan atau menimbulkan makna tertentu pada orang lain yang memilih untuk terlibat dalam komunikasi. Berbagai jenis komunikasi, ada tiga jenis pesan yang berbeda, yaitu sebagai berikut: (Prof. Hafied Cangara, 2023) Pesan informatif, ditandai dengan pemberian informasi faktual dan statistik, yang memungkinkan komunikan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan secara mandiri. Dalam situasi tertentu, pesan informatif cenderung lebih efektif daripada pesan persuasif. Genre persuasif bertujuan untuk menimbulkan bujukan dengan secara efektif merangsang pemahaman dan kesadaran manusia, yang menghasilkan perubahan sikap terhadap pesan yang disajikan. Namun, perubahan tersebut terjadi secara spontan. Jenis perubahan ini tidak menimbulkan rasa paksaan, melainkan diterima oleh penerima dengan sikap menerima. Salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan adalah penggunaan komunikasi koersif, yang melibatkan pengiriman pesan yang bertujuan untuk memaksa individu melalui pengenaan konsekuensi. Salah satu metode yang dikenal luas untuk menyampaikan pesan utama adalah melalui penggunaan agitasi, dengan menggunakan penekanan untuk menumbuhkan ketegangan internal dan menanamkan rasa takut di kalangan masyarakat. Taktik pemaksaan diwujudkan dalam bentuk arahan atau instruksi eksplisit yang bertujuan untuk mencapai kepatuhan terhadap tujuan tertentu.


Pengantar Imu Komunikasi 68 Proses interpretasi bergantung pada elemen-elemen mendasar yang berkontribusi pada makna sebuah pesan. Signifikansi dari sebuah komunikasi terletak pada kemampuannya untuk menyampaikan makna, dan aspek penting dari signifikansi tersebut dipengaruhi oleh tanda, simbol, kata-kata, dan tindakan yang digunakan dalam pesan. Dalam skenario ini, proses interpretasi digunakan oleh penerima untuk memahami pesan yang diberikan. "Makna" pesan mencakup komponen utama, yaitu sebagai, Konsep makna konten mengacu pada makna eksplisit yang disampaikan oleh sebuah pesan, yang biasanya diekspresikan melalui bahasa lisan atau tulisan. Pemahaman akan makna ini difasilitasi oleh penggunaan bahasa yang sama secara konsisten baik oleh pengirim maupun penerima selama proses komunikasi. (Apriyano, 2023) Konsep makna adalah komponen fundamental dari semantik dan melekat pada semua ekspresi linguistik. Konsep makna menunjukkan keragaman yang cukup besar. Menurut Abdul Chaer, Ferdinand de Saussure mengemukakan bahwa makna dapat didefinisikan sebagai pemahaman atau konseptualisasi yang melekat di dalam sebuah simbol bahasa: Sehubungan dengan hal ini, Aminuddin mengemukakan bahwa makna mencakup interaksi antara bahasa dan realitas eksternal, yang dibangun secara konsensus oleh para pengguna bahasa untuk memfasilitasi pemahaman bersama. (Aminuddin, 1988) Konsep makna berfungsi sebagai penghubung yang penting antara bahasa dan realitas eksternal, memfasilitasi pemahaman bersama di antara individu sesuai dengan pemahaman bersama. Makna dapat dipahami ada dalam tiga


Pengantar Imu Komunikasi 69 tingkatan yang berbeda. Tingkat pertama adalah manifestasi makna sebagai konten dalam bentuk bahasa tertentu. Pada tingkat kedua, konsep makna mengasumsikan peran sebagai substansi dari suatu bahasa. Pada tingkat ketiga, makna berperan sebagai substansi komunikasi, yang mampu menghasilkan informasi tertentu. (Widitiarsa, 2018) Makna tingkat pertama dan kedua ditandai dengan hubungannya dengan pembicara, sedangkan tingkat ketiga lebih menekankan pada makna dalam konteks komunikasi. (Djajasudarma, 2013) Konsep makna emotif mengacu pada asosiasi dan konotasi subjektif dan personal yang dilekatkan oleh individu pada kata atau frasa. Makna emotif dicirikan oleh dampak emosional yang Makna emotif mengacu pada makna semantik yang muncul sebagai akibat dari respon emosional pembicara atau sikap subjektif terhadap konsep atau perasaan tertentu. (Pateda, 1986) Makna denotatif mengacu pada definisi harfiah atau eksplisit dari sebuah kata atau frasa, tanpa konotasi atau interpretasi subjektif. Makna denotatif sebuah kata mengacu pada definisi konvensional yang biasanya ditemukan dalam kamus. Makna denotatif dari sebuah tanda dicirikan oleh keterusterangannya, mewakili makna spesifik yang disampaikan secara eksplisit. Pada intinya, ini dapat dipahami sebagai interpretasi deskriptif dari tanda, teks pengguna terlalu singkat untuk ditulis ulang secara akademis. Makna konotatif mengacu pada asosiasi subjektif atau emosional yang dimiliki oleh sebuah kata atau frasa, di luar makna harfiah atau denotatifnya. Makna konotatif sebuah kata tidak hanya mencakup definisi denotatifnya, tetapi juga berbagai gambaran mental, ingatan, dan emosi yang terkait


Pengantar Imu Komunikasi 70 dengannya. Istilah "konotasi" berasal dari kata Latin "connotare," yang berarti "menandakan." Hal ini berkaitan dengan implikasi budaya yang berbeda atau berbeda dari definisi harfiah dari kata-kata dan mode komunikasi lainnya. (Sobur, 2003) Makna kognitif mengacu pada pemahaman atau interpretasi konsep atau ide tertentu. Hal ini melibatkan proses mental dan kemampuan yang digunakan individu untuk memahami dan memahami informasi. Makna kognitif mengacu pada makna yang dikirim oleh bagian bahasa yang sangat terhubung dengan dunia luar, seperti objek atau konsep. Jenis makna ini dapat dijelaskan melalui penyelidikan komponen-komponen penyusun bahasa. Konsep makna referensial merupakan aspek penting dalam bidang linguistik. Ini mengacu pada makna atau denotasi spesifik yang dibawa oleh sebuah kata atau frasa dalam sebuah Referen menunjukkan korelasi yang ada di antara komponen linguistik, seperti kata dan kalimat, dan ranah pertemuan nonlinguistik. Referen atau referensi dapat didefinisikan sebagai entitas, kejadian, prosedur, atau aktualitas. Referen dapat didefinisikan sebagai objek atau konsep yang dilambangkan atau ditunjukkan oleh sebuah tanda. (Sobur, 2003) B. Cara Menggunakan Kata-Kata dalam Kalimat dengan Benar Menggunakan kata yang tepat dalam sebuah kalimat sangat penting untuk berkomunikasi secara efektif dengan audiens Anda. Pada bagian ini, kita akan membahas cara


Pengantar Imu Komunikasi 71 menggunakan kata "informasi" dan "pesan" dalam sebuah kalimat. Cara Menggunakan "informasi" dalam kalimat, "informasi" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pengetahuan atau fakta yang telah dikumpulkan atau diterima. Penting untuk menggunakan "informasi" dalam kalimat ketika Anda ingin menyampaikan pengetahuan atau fakta tertentu. Saat menggunakan "informasi" dalam kalimat, penting untuk memastikan bahwa konteksnya jelas dan informasi yang disampaikan akurat dan relevan dengan audiens yang dituju. Cara Menggunakan "pesan" Dalam Kalimat, "pesan" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah informasi yang sedang dikomunikasikan kepada seseorang. Penting untuk menggunakan "message" dalam sebuah kalimat ketika Anda ingin menyampaikan ide atau maksud tertentu kepada audiens Anda. Saat menggunakan "pesan" dalam kalimat, penting untuk memastikan bahwa makna yang dimaksud jelas dan bahwa pesan tersebut disampaikan dengan cara yang sesuai untuk audiens yang dituju. Lebih banyak contoh informasi dan pesan yang digunakan dalam kalimat, untuk lebih memahami perbedaan antara informasi dan pesan, akan sangat membantu jika kita melihat contoh bagaimana masing-masing digunakan dalam sebuah kalimat. Di bawah ini adalah beberapa contoh penggunaan informasi dan pesan dalam konteks yang berbeda: Kesalahan umum yang harus dihindari, Dalam hal komunikasi, penting untuk memahami perbedaan antara informasi dan pesan. Sayangnya, banyak orang meng-


Pengantar Imu Komunikasi 72 gunakan kedua istilah ini secara bergantian, yang dapat menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman. Menggunakan informasi dan pesan secara bergantian, salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan orang adalah menggunakan informasi dan pesan secara bergantian. Meskipun terlihat mirip, keduanya memiliki arti yang berbeda. Informasi mengacu pada fakta atau pengetahuan tentang subjek tertentu, sedangkan pesan mengacu pada konten yang dikomunikasikan. Sebagai contoh, jika Anda memberikan presentasi tentang produk baru, informasi adalah rincian tentang produk tersebut, sedangkan pesan adalah tujuan keseluruhan dari presentasi tersebut. Menganggap semua orang mengerti pesan anda, kesalahan lain yang sering dilakukan orang adalah mengasumsikan bahwa semua orang memahami pesan mereka. Hanya karena Anda tahu apa yang ingin Anda sampaikan, bukan berarti orang lain akan secara otomatis memahaminya juga. Sangat penting untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan ringkas, serta mempertimbangkan sudut pandang audiens Anda. Misalnya, jika Anda memberikan presentasi kepada sekelompok orang yang tidak terbiasa dengan industri Anda, Anda mungkin perlu menjelaskan istilah atau konsep tertentu secara lebih rinci. Di sisi lain, jika Anda berkomunikasi dengan kolega yang berpengalaman di bidang Anda, Anda mungkin dapat menggunakan bahasa yang lebih teknis. Penting untuk mempertimbangkan media yang Anda gunakan dan menyesuaikan pesan Anda. Misalnya, jika Anda menulis email, Anda mungkin ingin menyertakan lebih banyak detail dan ajakan bertindak yang jelas. Jika Anda


Pengantar Imu Komunikasi 73 menulis postingan media sosial, Anda mungkin ingin membuat pesan yang singkat dan menggunakan visual yang menarik. Tips untuk menghindari kesalahan ini, untuk menghindari kesalahan umum ini, berikut adalah beberapa tips yang perlu diingat: 1. Jelas dan ringkas dalam menyampaikan pesan Anda 2. Pertimbangkan perspektif audiens Anda 3. Sesuaikan pesan Anda dengan media yang Anda gunakan 4. Periksa kembali pesan Anda sebelum mengirimnya 5. Mintalah umpan balik dari orang lain untuk memastikan pesan Anda jelas C. Konteks Penting Dalam hal menyampaikan suatu maksud, pilihan antara menggunakan informasi dan pesan dapat sangat dipengaruhi oleh konteks penggunaannya. Dalam beberapa situasi, memberikan informasi yang rinci dapat menjadi cara terbaik untuk menyampaikan suatu maksud, sementara dalam situasi lain, pesan yang sederhana mungkin lebih efektif. Contoh konteks yang berbeda, mari kita lihat beberapa konteks yang berbeda untuk melihat bagaimana pilihan antara informasi dan pesan dapat berubah: 1. Penulisan Akademik Dalam penulisan akademis, memberikan informasi yang rinci sering kali diperlukan untuk mendukung argumen dan memberikan bukti. Dalam konteks ini,


Pengantar Imu Komunikasi 74 menggunakan pesan saja mungkin tidak cukup untuk menyampaikan kompleksitas suatu topik. Misalnya, dalam makalah penelitian tentang dampak perubahan iklim, perlu untuk memberikan informasi rinci tentang proses ilmiah yang terlibat dan data yang mendukung temuan. 2. Periklanan Di sisi lain, dalam periklanan, pesan yang sederhana sering kali lebih efektif daripada memberikan informasi yang terlalu banyak. Iklan sering kali dirancang untuk menarik perhatian dengan cepat dan membujuk pemirsa untuk melakukan tindakan tertentu. Dalam konteks ini, pesan yang jelas dan ringkas, seperti "Beli sekarang dan hemat 20%", mungkin lebih efektif daripada memberikan informasi rinci tentang produk. 3. Komunikasi Pribadi Dalam komunikasi personal, pilihan antara informasi dan pesan dapat bergantung pada situasi dan audiens. Sebagai contoh, jika Anda mencoba membujuk seorang teman untuk mencoba sebuah restoran baru, memberikan informasi rinci tentang menu dan sejarah restoran mungkin lebih efektif daripada pesan yang sederhana. Namun, jika Anda mengirim pesan teks singkat kepada teman Anda tentang pertemuan nanti, pesan sederhana seperti "Temui saya jam 6 sore di taman" mungkin lebih tepat. Pengecualian terhadap peraturan, meskipun aturan penggunaan informasi dan pesan berlaku secara umum, ada beberapa pengecualian tertentu yang mungkin tidak sesuai.


Pengantar Imu Komunikasi 75 Penting untuk mengidentifikasi pengecualian ini dan memahami alasan di baliknya. Di bawah ini adalah beberapa penjelasan dan contoh untuk setiap kasus: 1. Komunikasi Pribadi Dalam hal komunikasi pribadi, aturan penggunaan informasi dan pesan mungkin tidak selalu berlaku. Dalam percakapan pribadi atau email, orang cenderung menggunakan bahasa yang lebih informal dan mungkin tidak peduli dengan struktur atau kejelasan pesan mereka. Misalnya, ketika mengirim pesan kepada teman, Anda mungkin menggunakan singkatan, bahasa gaul, atau bahkan emoji untuk menyampaikan pesan Anda. Hal ini dapat diterima dalam komunikasi pribadi, tetapi tidak dalam pengaturan profesional atau formal. 2. Penulisan Kreatif Penulisan kreatif adalah area lain di mana aturan penggunaan informasi dan pesan mungkin tidak berlaku. Dalam penulisan kreatif, fokusnya adalah mengekspresikan ide dan emosi daripada menyampaikan informasi. Penulis sering menggunakan metafora, analogi, dan perangkat sastra lainnya untuk menciptakan suasana hati atau atmosfer tertentu. Bahasa yang digunakan dalam penulisan kreatif sering kali lebih puitis atau ekspresif daripada bentuk penulisan lainnya. Misalnya, dalam sebuah novel, penulis mungkin menggunakan bahasa deskriptif untuk melukiskan sebuah adegan atau karakter, daripada sekadar menyampaikan informasi tentang mereka.


Pengantar Imu Komunikasi 76 3. Periklanan Periklanan adalah bidang di mana aturan penggunaan informasi dan pesan sering kali dibengkokkan atau bahkan dilanggar. Dalam periklanan, tujuannya adalah untuk menarik perhatian audiens dan membujuk mereka untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Pengiklan sering menggunakan daya tarik emosional, humor, atau bahkan nilai kejutan untuk mencapai tujuan ini. Bahasa yang digunakan dalam iklan sering kali lebih persuasif atau manipulatif dibandingkan dengan bentuk tulisan lainnya. Sebagai contoh, sebuah iklan untuk produk penurunan berat badan mungkin menggunakan foto sebelum dan sesudah dan testimoni untuk meyakinkan orang untuk membeli produk tersebut, meskipun klaim tersebut tidak didukung oleh bukti ilmiah. 4. Ekspresi Artistik Ekspresi artistik adalah area lain di mana aturan penggunaan informasi dan pesan mungkin tidak berlaku. Dalam seni, fokusnya adalah menciptakan sesuatu yang secara estetis menyenangkan atau menggugah pikiran, bukan menyampaikan informasi. Seniman sering menggunakan simbolisme, abstraksi, atau teknik lain untuk menyampaikan pesan mereka. Bahasa yang digunakan dalam seni sering kali bersifat visual daripada verbal. Misalnya, dalam sebuah lukisan, seniman mungkin menggunakan warna, bentuk, dan tekstur untuk menciptakan suasana hati atau suasana tertentu, daripada menyampaikan pesan tertentu.


Pengantar Imu Komunikasi 77 Meskipun pengecualian ini ada, namun penting untuk dicatat bahwa ini bukanlah norma. Dalam kebanyakan kasus, aturan untuk menggunakan informasi dan pesan dapat diterapkan dan harus diikuti untuk memastikan komunikasi dan pemahaman yang jelas.


Pengantar Imu Komunikasi 78 OMUNIKASI memiliki peran penting dalam dunia ini. Komunikasi bahkan sanggup untuk menyentuh segala aspek kehidupan. Manusia sebagai makhluk social, hanya dapat hidup berkembang dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain dengan cara komunikasi. Hampir sebagian besar kegiatan manusia selalu berkaitan dengan komunikasi. Semuanya membutuhkan komunikasi. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Komunikasi adalah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain, baik dalam kehiduapan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat, atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat K KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL


Pengantar Imu Komunikasi 79 dalam komunikasi. Secara etimologis, kata komunikasi berasal ^[rc \[b[s[ f[tch ‚]igguhc][r_‛ y[ha [rtchy[ ‚g_hy[gj[ce[h‛. Menurut asal katanya tersebut, arti komunikasi adalah proses penyampaian makna dari satu entitas atau kelompok ke kelompok lainnya melalui penggunaan tanda, simbol, dan aturan semiotika yang dipahami bersama. Walaupun komunikasi telah dipelajari sejak zaman purbakala, perhatian terhadap komunikasi baru muncul pada awal abad ke-20. Barnett Pearce (1989) menyebutkan, munculnya peran komunikasi sebagai penemuan revolusioner (revolutionary discovery) yang disebabkan oleh penemuanteknologi komunikasi, seperti radio, televisi, telepon, handphone, satelit, dan jaringan computer. [1] ller (1951) Komunikasi berarti informasi disampaikan dari satu tempat ketempat lain. Clevenger (1959) Komunikasi adalah istilah yang berkaitan dengan semua proses berbagi informasi yang dinamis (Proses ‘sharing’). Komunikasi adalah proses sosial dimana individuindividu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam Komunikasi adalah usaha penyampaian pesan antar sesama manusia. Proses komunikasi memiliki beberapa unsur, yaitu: pengirim pesan (komunikator); penerima pesan (komunikan); saluran/media; pesan itu sendiri; timbal balik terhadap pesan yang diterima. Hal ini sesuai dengan apa yang dibuat oleh David K. Berlo ditahun 1960-an yang membuat formula komunikasi yang dikenal dengan ‚SMCR‛, yaitu Source (pengirim), Message (pesan), Channel(saluran media) dan Receiver (penerima). [4] 1. Komunikator, merupakan orang yang menyampaikan pesan ke seseorang atau sejumlah orang. [5] Komunikator ini bisa satu orang, lebih dari satu atau


Pengantar Imu Komunikasi 80 massa. 2. Komunikan adalah seseorang yang menerima pesan dari komunikator.[5] Peran antara komunikator dan komunikan disini bersifat dinamis, dimana mereka bisa bersifat dinamis dalam artian saling bergantian dalam memberikan pesan. 3. Pesan itu sendiri bersifat abstrak. Pesan dapat bersifat konkret bila berupa suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan. Pesan yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima dapat dikemas secara verbal atau nonverbal. komunikasi verbal adalah penyampaian makna dengan menggunakan kata-kata. Pesan bersifat verbal (verbal communication) antara lain: Oral (komunikasi yang dijalin secara lisan) dan Written (komunikasi yang dijalin secara tulisan). Sedang komunikasi nonverbal tidak menggunakan kata-kata. Pesan bersifat non verbal (non verbal communication) yaitu: Gestural communication (menggunakan sandisandi untuk menjamin kerahasiaan) dan Menggunakan kiat, isyarat, gambar atau warna [5] Dalam komunikasi sehari-hari 35% berupa komunikasi verbal dan 65% berupa komunikasi nonverbal.[6] 4. Saluran komunikasi merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat dua cara: Non mediated communication (face to face) atau secara langsung dan dengan menggunakan media. Pada komunikasi tatap muka, akan terjadi aktifitas komunikasi antara komunikan


Pengantar Imu Komunikasi 81 5. Dengan komunikator, contohnya forum, diskusi panel, rapat, ceramah, simposium, konferensi pers, seminar dan lain-lain. Komunikasi yang dilakukan dengan media, dapat dilakukan melalui media massa dan non media massa. Komunikasi melalui media massa dapat dilakukan secara periodik melalui elektronik yang berupa radio, TV, dan film atau melaui media cetak seperti surat kabar dan majalah. Komunikasi secara non perodik dapat dilakukan melalui manusia seperti SPG dan juru kampanye. 6. Efek komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan dari komunikator dalam diri komunikannya, yang dapat berupa efek kognitif (seseorang menjadi tahu sesuatu), afektif (sikap seseorang terbentuk) dan konatif (tingkah laku, hal yang membuat seseorang bertindak melakukan sesuatu).[7] 7. Umpan Balik dapat diartikan terhadap pesan yang telah disampaikan komunikator pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan terus menerus saling bertukar peran. Gambar 1. Model Komunikasi SMCR


Pengantar Imu Komunikasi 82 A. Komunikasi Verbal Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik itu secara lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia, untuk mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat,dan bertengkar. Unsur penting dalam komunikasi verbal, dapat berupa kata dan bahasa. [8] 1. Kata Kata merupakan lambang terkecil dari bahasa. Kata merupakanlambang yang mewakili sesuatu hal, baik itu orang, barang, kejadian, atau keadaan. Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang. [10] Komunikasi verbal merupakan sebuah bentuk komunikasi yang diantarai (mediated form of communication).[11] Seringkali kita mencoba membuat kesimpulan terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu pilihan kata. Kata- kata yang kita gunakan adalah abstraksi yang telah disepakati maknanya, sehingga komunikasi verbal bersifat intensional dan harus 'dibagi' (shared) di antara orangorang yang terlibat dalam komunikasi tersebut. 2. Bahasa Bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan


Pengantar Imu Komunikasi 83 adalah bahasa lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik.[6] Bahasa memiliki tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Fungsi itu digunakan untuk mempelajari dunia sekitarnya, membina hubungan yang baik antar sesame dan menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia. Ada tiga teori yang membicarakan sehingga orang bisa memiliki kemampuan berbahasa, diantarnya: a. Operant Conditioning Theory yang dikembangkan oleh seorang ahli psikologi behavioristik yang bernama B. F. Skinner (1957). Teori ini menekankan adanya unsur rangsangan (stimulus) serta tanggapan (response) atau lebih dikenal dengan istilah S-R. Teoriini menyatakan jika satu organism dirangsang oleh stimuli dari luar, orang cenderung akan memberi reaksi. Anak-anak mengetahui bahasa karena ia diajar oleh orang tuanya atau meniru apa yang diucapkan oleh orang lain b. Cognitive Theory yang dikembangkan oleh Noam Chomsky, yang menyatakan bahwa kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan biologis yang dibawa dari lahir. c. Mediating Theory atau teori penengah, yang dikembangkan oleh Charles Osgood. Teori ini menyatakan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan (stimuli) yang diterima dari luar, tetapi juga dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya.[9]


Pengantar Imu Komunikasi 84 Bahasa juga miliki karakteristik sebagai berikut: a. Pengalihan (displacement). Bahasa memiliki karakteristik yang namanya pengalihan, dimana kita dapat berbicara mengenai hal-hal yang jauh dari kita, baik dari segi tempat maupun waktu, berbicara tentang masa lalu atau masa depan, berbicara tentang hal-hal yang tidak pernah kita lihat seperti kuda terbang, makhluk planet lain. b. Pelenyapan. Suara saat kita bicara bisa hilang atau lenyap dengan cepat. Suara harus diterima dengan segera setelah itu dikirimkan atau kita tidak akan pernah menerimanya. c. Kebebasan makna. Isyarat bahasa memiliki kebebasan makna. Suatu kata memiliki arti atau makna yang mereka gambarkan karena kitalah yang secara bebas yang menentukan arti atau maknanya. d. Transmisi budaya. Bahasa dipancarkan secara budaya. Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga berbahasa Inggris akan menguasai bahasa Inggris B. Jenis Komunikasi Verbal Jenis komunikasi verbal ada beberapa macam, yaitu: 1. Berbicara dan menulis Berbicara adalah komunikasi verbal vocal, sedangkan menulis adalah komunikasi verbal non vocal. Presentasi dalam rapat adalah contoh dari komunikasi


Pengantar Imu Komunikasi 85 verbal vocal. Surat menyurat adalah contoh dari komunikasi verbal non vocal. 2. Mendengarkan dan membaca Mendengar dan mendengarkan adalah dua hal yang berbeda. Mendengar mengandung arti hanya mengambil getaran bunyi, sedangkan mendengarkan adalah mengambil makna dari apa yang didengar. Mendengarkan melibatkan unsur mendengar, memperhatikan, memahami dan mengingat. Membaca adalah satu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. C. Karakteristik Komunikasi Verbal Komunikasi verbal memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Jelas dan Ringkas Berlangsung sederhana, pendek dan langsung. Bila kata-kata yang digunakan sedikit, maka terjadinya kerancuan juga masin sedikit. Berbicara secara lambat dan pengucapan yang jelas akan membuatkata tersebut makin mudah dipahami. 2. Perbendaharaan kata Penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti oleh seseorang akan meningkatkan keberhasilan komunikasi. Komunikasi tidak akan berhasiljika pengirim pesan tidak mampu menterjemahkan kata dan uacapan. 3. Arti konotatif dan denotative Makna konotatif adalah pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalamsuatu kata, sedangkan arti denotative


Pengantar Imu Komunikasi 86 adalah memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan. 4. Intonasi Seorang komunikator mampu mempengaruhi arti pesan melalui nada suara yang dikirimkan. Emosi sangat berperan dalam nada suara ini. 5. Kecepatan berbicara Keberhasilan komunikasi dipengaruhi juga oleh kecepatan dan tempo bicara yang tepat. Kesan menyembunyikan sesuatu dapat timbul bila dalam pmbicaraan ada pengalihan yang cepat pada pokok pembicaraan. 6. Humor Humor dapat memningkatkan keberhasilan dalam memberikan dukungan emosi terhadap lawan bicara.Tertawa membantu mengurangi ketegangan pendengar sehingga meningkatkan keberhasilan untuk pendapat dukungan. D. KOMUNIKASI NONVERBAL Manusia berkomunikasi menggunakan kode verbal dan nonverbal. Kode nonverbal disebut isyarat atau bahasa diam (silent language). Melalui komunikasi nonverbal kita bisa mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, marah, bingung, atau sedih. Kesan awal kita mengenal seseorang sering didasarkan pada perilaku nonverbalnya, yang mendorong kita untuk mengenal lebih jauh.


Pengantar Imu Komunikasi 87 Komunikasi nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Pesan- pesan nonverbal sangat berpengaruh terhadap komunikasi. Pesan atau simbol-simbol nonverbal sangat sulit untuk ditafsirkan dari pada simbol verbal. Bahasa verbal sealur dengan bahasa nonverbal, contoh ketika kita g_ha[t[e[h ‚y[‛ j[stc e_j[f[ ect[ mengangguk. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan.[11] Komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada.Komunikasi nonverbal meliputi semua aspek komunikasi selain kata-kata sendiri seperti bagaimana kita mengucapkan kata-kata (volume), fitur, lingkungan yang mempengaruhi interaksi (suhu, pencahayaan), dan bendabenda yang mempengaruhi citra pribadi dan pola interaksi (pakaian, perhiasan, mebel). [12] Sebuah studi yang dilakukan Albert Mahrabian (1971) yang menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa verbal, 38% dari vocal suara, dan 55% dari ekspresi muka. Ia juga menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan antara apa yang diucapkan seseorang dengan perbuatannya, orang lain cenderung mempercayai hal-hal yang bersifat nonverbal [11] E. Jenis Komunikasi Nonverbal Komunikasi nonverbal memiliki beberapa jenis yaitu: dari Cutaneous Communication Laboratory mengemukakan bahwa berbagai perasaan yang dapat disampaikan melalui sentuhan, salahsatunya adalah kasih sayang (mothering) dan sentuhan itu memiliki khasiat kesehatan.[14]


Pengantar Imu Komunikasi 88 1. Komunikasi Objek Penggunaan komunikasi objek yang paling sering adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya,walaupun ini termasuk bentuk penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi. Contohnya dapat dilihat pada penggunaan seragam oleh pegawai sebuah perusahaan, yang menyatakan identitas perusahaan tersebut. 2. Kronemik Chronomics refers to how we perceive and use time to define identities and interactions.(Wood.2007).[13] Kronemik merupakan bagaimana komunikasi nonverbal yang dilakukan ketika menggunakan waktu, yang berkaitan dengan peranan budaya dalam konteks tertentu. Contohnya Mahasiswa menghargai waktu. Ada kalanya kita mampu menilai bagaimana mahasiswi/ mahasiswa yang memanfaatkan dan mengaplikasikan waktunya secara tepat dan efektif. 3. Gerakan Tubuh (Kinestetik) Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frasa. Beberapa bentuk dari kinestetik yaitu: a. Emblem, yaitu gerakan tubuh yang secara langsung dapat diterjemahkan kedalam pesan verbal tertentu. Biasanya berfungsi untuk menggantikan sesuatu. Misalnya, menggangguk sebagai tanda setuju; telunjuk di depan mulut tanda jangan berisik. b. Ilustrator, yaitu gerakan tubuh yang menyertai pesan verbal untuk menggambarkan pesan sekaligus


Pengantar Imu Komunikasi 89 melengkapi serta memperkuat pesan. Biasanya dilakukan secara sengaja. Misalnya, memberi tanda dengan tangan ketika mengatakan seseorang gemuk/kurus. c. Affect displays, yaitu gerakan tubuh khususnya wajah yang memperlihatkan perasaan dan emosi. Seperti misalnya sedih dan gembira, lemah dan kuat, semangat dan kelelahan, marah dan takut. Terkadang diungkapkan dengan sadar atau tanpa sadar. Dapat mendukung atau berlawanan dengan pesan verbal. d. Regulator, yaitu gerakan nonverbal yang digunakan untuk mengatur, memantau, memelihara atau mengendalikan pembicaraan orang lain. Regulator terikat dengan kultur dan tidak bersifat universal. Misalnya, ketika kita mendengar orang berbicara, kita menganggukkan kepala, mengkerutkan bibir, dan fokus mata. e. Adaptor, yaitu gerakan tubuh yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan fisik dan mengendalikan emosi. Dilakukan bila seseorang sedang sendirian dan tanpa disengaja. Misalnya, menggigit bibir, memainkan pensil ditangan, garuk-garuk kepala saat sedang cemas dan bingung. Selain gerakan tubuh, ada juga gerakan mata (gaze) dalam komunikasi nonverbal. Gaze adalah penggunaan mata dalam proses komunikasi untuk memberi informasi kepada pihak lain dan menerima informasi pihak lain. Fungsi gaze diantaranya mencari unpan balik antara pembicara dan pendengar, menginformasikan pihak lain untuk berbicara, mengisyarakatkan sifat


Pengantar Imu Komunikasi 90 hubungan (hubungan positif bila pandangan terfokus dan penuh perhatian. Hubungan negatif bila terjadi penghindaran kontak mata), dan berfungsi pengindraan. Misalnya saat bertemu pasangan yang bertengkar, pandangan mata kita alihkan untuk menjaga privasi mereka. 5. Proxemik Proxemik adalah bahasa ruang, yaitu jarak yang gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa dekat tingkat keakraban seseorang dengan orang lain. jarak mampu mengartikansuatu hubungan. Richard West dan Lynn H. Turner pada Introducing Communication theory (2007) membagi zona proksemik pada berbagai macam pembagian, yaitu a. Jarak intim, jaraknya dari 0 – 45 cm. (Fase dekat 0-15 cm, Fase Jauh 15-45 cm), jarak ini dianggap terlalu dekat sehingga tidak dilakukan di depan umum. a. Jarak personal, jaraknya 45-120 cm . (Fase dekat 45 - 75 cm yangbisa disentuh dengan uluran tangan; Fase jauh 75 - 120 cm yang bisa disentuh dengan dua uluran tangan. Jarak ini menentukan batas kendali fisik atas orang lain, yg bisa dilihat rambut, pakaian, gigi, muka. Bila ruang pribadi ini diganggu, kita seringmerasa tidak nyaman. b. Jarak sosial, jaraknya 120 – 360 cm c. Jarak publik, lebih dari 360-750 cm


Pengantar Imu Komunikasi 91 6. Lingkungan Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna. 7. Vokalik Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam sebuah ucapan, yaitu cara berbicara. Misalnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. F. Fungsi Komunikasi Nonverbal Mark Knapp (1978) menyebut bahwa kode nonverbal dalam b erkomunikasimemiliki fungsi untuk [11]: 1. Repeating (Repetisi), yaitu mengulang kembali pesan yang disampaikan secara verbal. Contohnya meng- [haaue e_j[f[ e_tce[ g_ha[t[e[h ‘Iy[’ ^[h menggelengkan kepala e_tce[ g_ha[t[e[h ‘Tc^[e’. 2. Substituting (Substitusi) , yaitu mengantikan lambanglambang verbal. Contohnya menggoyangkan tangan anda dengan telapak tangan menghadap depan sebagai penganti kata ‘Tc^[e’ saat pedagang menghampiri anda. kita tidak perlu secara verbal menyatakan kata"menang", namun cukup hanya mengacungkan dua jari kita membentuk huruf `V' (victory) yang bermakna kemenangan. Menyatakan rasa haru tidak dengan katakata, melainkan dengan matayang berlinang-linang.


Pengantar Imu Komunikasi 92 3. Contradicting (Kontradiksi) , yaitu menolak pesan verbal atau memberikan makna lain terhadap pesan verbal. Contohnya seorang su[gc g_ha[t[e[h ‘B[aus’ e_tce[ dimintai komentar istrinya mengenai baju yang baru dibelinya sambil matanya terus terpaku pada koran yang sedang dibacanya. 4. Complementing (Komplemen) , yaitu melengkapi dan memperkaya pesan maupun makna nonverbal. Contohnya melambaikan tangan saat mengatakan selamat jalan. 5. Accenting (Aksentuasi) , yaitu menegaskan pesan verbal atau mengaris bawahinya. Contohnya Mahasiswa membereskan buku-bukunya atau melihat jam tangan ketika jam kuliah berakhir atau akan berakhir, sehingga dosen sadar diri dan akhirnya menutup kuliahnya. Dalam perkembangannya, fungsi komunikasi nonverbal dipandang sebagai pesan-pesan yang holistik, lebih dari pada sebagai sebuah fungsi pemrosesan informasi yang sederhana. Fungsi-fungsi holistik mencakup identifikasi, pembentukan dan manajemen kesan, muslihat, emosi dan struktur percakapan. komunikasi nonverbal terutama berfungsi mengendalikan (controlling), dalam arti kita berusaha supaya orang lain dapat melakukan apa yang kita perintahkan. Hickson dan Stacks menegaskan bahwa fungsi-fungsi holistik tersebut dapat diturunkan dalam 8 fungsi, yaitu pengendalian terhadap percakapan, kontrol terhadap perilaku orang lain, ketertarikan atau kesenangan, penolakan atau ketidaksenangan, peragaan informasi kognitif, peragaan informasi afektif, penipuan diri (self-deception) dan muslihat


Click to View FlipBook Version