The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Bank umum konvensional dan bank umum syariah memiliki perbedaan dalam landasan prinsip dan pendanaan. Bank konvensional beroperasi tanpa mempertimbangkan prinsip syariah, menggunakan instrumen keuangan konvensional seperti pinjaman dengan bunga. Sementara itu, bank syariah mengikuti prinsip-prinsip Islam, melarang riba, dan menerapkan akad-akad syariah dalam mendapatkan dana.

Bank syariah jugaľ menawarkan produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan hukum Islam, seperti Mudharabah dan Musharakah. Perbedaan ini mencerminkan prinsip dasar dan pendekatan yang berbeda dalam manajemen perbankan antara kedua jenis bank tersebut.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-02-09 09:18:56

Manajemen Perbankan Bank Umum Konvensional & Bank Umum Syariah

Bank umum konvensional dan bank umum syariah memiliki perbedaan dalam landasan prinsip dan pendanaan. Bank konvensional beroperasi tanpa mempertimbangkan prinsip syariah, menggunakan instrumen keuangan konvensional seperti pinjaman dengan bunga. Sementara itu, bank syariah mengikuti prinsip-prinsip Islam, melarang riba, dan menerapkan akad-akad syariah dalam mendapatkan dana.

Bank syariah jugaľ menawarkan produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan hukum Islam, seperti Mudharabah dan Musharakah. Perbedaan ini mencerminkan prinsip dasar dan pendekatan yang berbeda dalam manajemen perbankan antara kedua jenis bank tersebut.

Manajemen Perbankan 189 SHORT POSITION Berdasarkan contoh di atas: Misalnya Posisi dalam keadaan Short sebesar USD.200.000.000,00 dengan kurs rata-rata USD. 1 = 1DR. 7.000,00, Jika kondisi kurs yang berlaku di Interbank Forex Market pada saat dilakukan revaluasi adalah IDR. 7.500,00 per USD. 1 maka besarnya kerugian yang diderita adalah sebagai berikut: USD. 200.000.000,00 X (7.500,00 - 7.000,00) = IDR. 100.000.000.000,00 Sedangkan bila kurs yang berlaku mengalami penurunan, yaitu dari [DR. 7.000,00 per USD. 1,00 menjadi IDR. 6.500,00 per USD. 1,00 maka bank tersebut akan mengalami keuntungan sebesar: USD. 200.000.000,00 X (7.000,00 - 6.500,00) = 1DR. 100.000.000.000.00. Dengan demikian maka dalam Posisi NOP yang Short bank akan menderita rugi jika kurs mengalami kenaikan, dalam arti IDR melemah terhadap USD, misalnya dari IDR. 7.000,00 menjadi 1DR. 7.500,00 per US Dollarnya. Dan akan terjadi sebaliknya jika kurs mengalami penurunan, di mana IDR menguat terhadap USD, misalnya dari IDR. 7.000,00 menjadi IDR. 6.500,00 per US Dollarnya. Agar pengelolaan Posisi Devisa Neto menjadi optimal dalam arti tidak akan mengalami kerugian baik dalam kondisi kurs menguat atau melemah, maka perlu dilakukan monitoring secara terus-menerus mengenai pergerakan kurs dan faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya kurs


190 Dr. Ir. Hadi Purnomo, M.Si setiap saat. Jadi kita harus dapat menentukan kapan harus Long dan kapan harus Short. Untuk dapat melakukan hal tersebut secara cermat dan akurat, maka diperlukan dukungan Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang terkoordinasi antara unit-unit kerja yang berhubungan dengan pergerakan Posisi Devisa Neto dengan Treasury melalui jaringan komputer yang terpadu. Sehingga bila terjadi perubahan Posisi Devisa Neto atau terdapat transaksi yang mempengaruhi besarnya Posisi Devisa Neto dapat diketahui secara tepat dan akurat. 1. Bagaimana kebijakan Pengelolaan Likuiditas diorganisir dan diimplementasikan di dalam organisasi atau lembaga finansial? 2. Apakah terdapat langkah-langkah atau instrumen khusus yang diambil untuk mengidentifikasi dan mengukur risiko likuiditas secara periodik? 3. Bagaimana perusahaan atau lembaga mengelola aset likuid dan tidak likuid untuk memastikan ketersediaan likuiditas yang memadai? 4. Apakah ada strategi atau rencana kontingensi yang telah ditetapkan untuk menghadapi skenario likuiditas yang tidak terduga atau krisis keuangan? 5. Bagaimana tingkat keberhasilan atau efektivitas Pengelolaan Likuiditas dievaluasi secara berkala, dan apakah ada pembelajaran dari pengalaman sebelumnya yang diintegrasikan ke dalam perbaikan proses?


Manajemen Perbankan 191 ab Fasilitas Likuiditas Bank memberikan wawasan mendalam tentang sejumlah aspek krusial dalam manajemen likuiditas perbankan. Pembahasannya mencakup Pasar Uang Antar Bank, di mana bank-bank dapat saling bertansaksi untuk memenuhi kebutuhan likuiditas secara jangka pendek. Sertifikat Bank Indonesia juga menjadi fokus, sebagai instrumen keuangan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia untuk mendukung likuiditas perbankan. Selain itu, bab ini mengulas Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek, yang menjadi sarana bagi bank-bank untuk mendapatkan dukungan finansial dalam menghadapi tantangan likuiditas. Repurchase Agreement (REPO) juga turut dibahas, di mana bank dapat melakukan penjualan sementara aset mereka dengan janji untuk membeli kembali pada waktu yang ditentukan. Secara keseluruhan, bab ini tidak hanya memberikan gambaran komprehensif mengenai mekanisme pasar uang antar bank, sertifikat Bank Indonesia, dan fasilitas pembiayaan jangka pendek, tetapi juga memperkenalkan strategi finansial yang dapat B


192 Dr. Ir. Hadi Purnomo, M.Si digunakan oleh bank untuk menjaga dan mengelola likuiditasnya dengan lebih efektif. Pasar Uang Antar Bank adalah suatu lingkungan di mana bank-bank dapat berpartisipasi dalam transaksi keuangan dalam jangka waktu yang sangat singkat, umumnya kurang dari satu tahun. Dalam pasar ini, bank-bank saling bertukar dana untuk memenuhi kebutuhan likuiditas sehari-hari mereka. Transaksi di pasar uang antar bank melibatkan jualbeli instrumen keuangan seperti deposito berjangka, surat utang jangka pendek, sertifikat deposito, dan instrumen keuangan lainnya. Salah satu fitur utama dari Pasar Uang Antar Bank adalah tingkat bunga yang dapat ditentukan secara pasar atau berdasarkan kesepakatan antara bank-bank yang terlibat. Tingkat bunga ini mencerminkan biaya pinjaman atau hasil investasi dana dalam jangka waktu singkat. Dalam beberapa kasus, pasar uang antar bank juga berfungsi sebagai tempat untuk pertukaran mata uang asing. Partisipasi dalam pasar ini memberikan fleksibilitas kepada bank-bank untuk mengelola likuiditas mereka dengan lebih efisien. Bank yang memiliki kelebihan likuiditas dapat menempatkan dana mereka di pasar ini untuk mendapatkan keuntungan, sementara bank yang membutuhkan likuiditas dapat mengakses dana dengan cepat. Pasar Uang Antar Bank juga memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Dengan memberikan sarana untuk pertukaran dana secara efisien, pasar ini membantu mencegah terjadinya kekurangan likuiditas yang dapat mengganggu operasi normal bank dan lembaga keuangan lainnya.


Manajemen Perbankan 193 Secara umum, Pasar Uang Antar Bank memberikan kerangka kerja yang esensial bagi aktivitas keuangan jangka pendek dan mendukung kelancaran peredaran dana di antara pelaku pasar keuangan. Pasar Uang memiliki beberapa bentuk yang mencerminkan kompleksitas dan keragaman aktivitas keuangan yang terjadi di dalamnya. Berikut adalah beberapa bentuk utama dari Pasar Uang: 1. Pasar Deposito Berjangka Deposito berjangka merupakan instrumen utama di pasar uang. Bank atau lembaga keuangan menawarkan deposito berjangka dengan jangka waktu singkat kepada investor atau bank lain. Tingkat bunga deposito berjangka dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter dan suku bunga pasar. 2. Pasar Surat Utang Jangka Pendek Pasar ini melibatkan perdagangan surat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun, seperti Treasury bills atau Commercial Paper. Surat utang ini merupakan bentuk investasi jangka pendek yang memungkinkan penerbit (pemerintah atau perusahaan) untuk memperoleh dana dengan membayar bunga kepada pemegang surat utang. 3. Pasar Sertifikat Deposit (CD) Sertifikat deposit (CD) adalah instrumen keuangan yang diterbitkan oleh bank dengan jangka waktu tertentu dan tingkat bunga yang tetap. CD dapat diperjualbelikan di pasar sekunder sebelum jatuh tempo, memberikan fleksibilitas kepada investor.


194 Dr. Ir. Hadi Purnomo, M.Si 4. Pasar Instrumen Pasar Uang (Money Market Instruments) Instrumen pasar uang mencakup berbagai alat keuangan seperti sertifikat deposito, surat utang komersial, Treasury bills, dan repurchase agreements (REPO). Pasar ini memberikan platform bagi lembaga keuangan untuk melakukan transaksi jangka pendek dan mengelola likuiditas. 5. Pasar Repurchase Agreements (REPO) REPO adalah bentuk perdagangan di mana sebuah entitas menjual sekuritas dengan janji untuk membeli kembali pada tanggal tertentu. Ini adalah cara untuk mendapatkan pinjaman jangka pendek dengan menggunakan sekuritas sebagai jaminan. 6. Pasar Mata Uang Asing (Forex) Pasar Forex adalah pasar uang terbesar di dunia di mana mata uang diperdagangkan. Bank-bank dan lembaga keuangan melakukan transaksi mata uang untuk tujuan bisnis, spekulasi, dan manajemen risiko. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah instrumen keuangan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia untuk mengelola likuiditas di pasar keuangan. SBI biasanya memiliki jangka waktu singkat dan berfungsi sebagai alat untuk menarik dana dari bank-bank komersial. Beberapa karakteristik utama dari Sertifikat Bank Indonesia termasuk: 1. Jangka Waktu Pendek SBI umumnya memiliki jangka waktu yang relatif pendek, seringkali kurang dari satu tahun. Hal ini membuatnya menjadi instrumen yang cocok untuk bank-


Manajemen Perbankan 195 bank yang mencari investasi jangka pendek atau tempat penempatan likuiditas. 2. Fungsi Perekonomian SBI berperan dalam pengelolaan likuiditas di pasar keuangan dan dapat digunakan oleh Bank Indonesia sebagai alat untuk mengontrol jumlah uang yang beredar. Dengan menawarkan SBI, Bank Indonesia dapat mengatur penawaran uang dan mengendalikan tingkat inflasi. 3. Sumber Pendanaan bagi Bank Komersial: Bank-bank komersial dapat membeli SBI sebagai bentuk investasi jangka pendek yang memberikan bunga. Ini juga memberikan sumber pendanaan tambahan bagi bank-bank yang mungkin membutuhkan likuiditas dalam operasional sehari-hari mereka. 4. Pengaruh terhadap Suku Bunga Pasar: Tingkat bunga yang ditawarkan oleh SBI dapat mempengaruhi tingkat suku bunga pasar secara keseluruhan. Jika tingkat bunga SBI cukup menarik, bank-bank dapat lebih cenderung berinvestasi di dalamnya, yang kemudian dapat memengaruhi tingkat suku bunga di pasar. 5. Keamanan dan Likuiditas: SBI dianggap sebagai instrumen keuangan yang relatif aman dan likuid. Bank-bank sering melihat SBI sebagai investasi yang dapat diandalkan dan mudah dijual jika dibutuhkan, menjadikannya salah satu pilihan utama dalam manajemen likuiditas. Dengan memberikan Sertifikat Bank Indonesia, Bank Indonesia dapat mengontrol likuiditas pasar keuangan, memfasilitasi kebutuhan likuiditas bank-bank


196 Dr. Ir. Hadi Purnomo, M.Si komersial, dan memiliki pengaruh terhadap kondisi suku bunga di tingkat nasional. SBI mencerminkan peran aktif Bank Indonesia dalam mengelola stabilitas ekonomi dan likuiditas di Indonesia.. Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek merujuk pada sarana yang disediakan oleh lembaga keuangan atau bank kepada peminjam untuk memenuhi kebutuhan finansial dalam jangka waktu yang singkat. Bentuk fasilitas ini dapat bervariasi, termasuk kredit jangka pendek, overdraft, atau garis kredit yang dapat digunakan oleh perusahaan atau individu. Fasilitas ini biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau mendanai kegiatan bisnis dalam jangka waktu yang singkat. Hal ini dapat mencakup pembelian inventaris, penyelesaian utang, atau penanganan biaya operasional mendesak.Dalam hal durasi, fasilitas ini memiliki jangka waktu yang relatif singkat, umumnya kurang dari satu tahun. Ini membedakannya dari fasilitas pembiayaan jangka panjang yang ditujukan untuk proyekproyek dengan durasi lebih lama.Peminjam biasanya membayar bunga atau biaya tertentu untuk menggunakan fasilitas ini. Tingkat bunga dan biaya dapat bervariasi tergantung pada kesepakatan antara peminjam dan lembaga keuangan yang memberikan fasilitas. Salah satu keunggulan Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek adalah fleksibilitasnya dalam penggunaan dana. Peminjam dapat menggunakan dana tersebut sesuai dengan kebutuhan operasional mereka. Lembaga keuangan yang memberikan fasilitas ini biasanya akan menetapkan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh peminjam. Ini


Manajemen Perbankan 197 dapat melibatkan jaminan atau agunan untuk memastikan pembayaran kembali. Fasilitas ini dapat memberikan manfaat signifikan baik bagi bisnis maupun individu. Bagi bisnis, ini memberikan solusi cepat untuk mendapatkan dana tambahan. Bagi individu, ini dapat membantu mengatasi kebutuhan finansial mendesak. Secara umum, fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek memberikan solusi finansial yang cepat dan fleksibel, tetapi perlu dikelola dengan hati-hati untuk memastikan bahwa kewajiban pembayaran dapat dipenuhi sesuai dengan kesepakatan yang dibuat. Repurchase Agreement (REPO) adalah perjanjian keuangan antara dua pihak di mana pihak yang menjual sekuritas sepakat untuk membeli kembali sekuritas tersebut pada tanggal dan harga tertentu. REPO umumnya melibatkan dua jenis sekuritas: surat utang dan uang tunai. Instrumen keuangan ini sering digunakan oleh lembaga keuangan, termasuk bank sentral, untuk mengelola likuiditas dan mendapatkan pinjaman jangka pendek. REPO adalah transaksi sementara di mana penjual setuju untuk menjual sekuritas kepada pembeli dengan janji untuk membelinya kembali pada tanggal tertentu di masa depan. Harga jual dan beli ditentukan bersamaan. Dalam perspektif pihak yang menjual sekuritas, REPO dapat dianggap sebagai pinjaman jangka pendek. Pihak yang menjual sekuritas mendapatkan dana tunai dan berjanji untuk mengembalikan dana tersebut dengan menyelesaikan pembelian kembali. Surat utang sering digunakan sebagai jaminan dalam transaksi REPO. Pihak yang menjual sekuritas menggunakan


198 Dr. Ir. Hadi Purnomo, M.Si surat utang tersebut sebagai jaminan bahwa mereka akan membeli kembali sekuritas pada tanggal yang disepakati. Hal lain yang perlu diketahui adalah bank sentral dapat menggunakan REPO sebagai alat untuk mengelola likuiditas di pasar keuangan. Dengan melakukan transaksi REPO, bank sentral dapat menyediakan atau menarik likuiditas dari sistem keuangan. Transaksi REPO dapat memengaruhi suku bunga pasar. Misalnya, jika bank sentral melakukan REPO untuk menyediakan likuiditas, ini dapat memberikan tekanan ke bawah pada suku bunga. Pihak yang mendapatkan dana melalui REPO memiliki fleksibilitas dalam menggunakan dana tersebut. Mereka dapat menggunakannya untuk investasi atau memenuhi kebutuhan likuiditas mereka. Meskipun REPO dianggap sebagai instrumen keuangan yang relatif aman, tetapi tetap melibatkan risiko. Manajemen risiko yang cermat diperlukan untuk memastikan bahwa semua pihak memahami dan memitigasi risiko yang terkait. 1. Bagaimana strategi pengelolaan produk liabiliti mendukung tujuan perusahaan dalam mengelola produk dan skema pendanaan? 2. Apa manfaat dan risiko yang terkait dengan skema pendanaan melalui pinjaman bank, dan bagaimana strategi dapat disusun untuk mengoptimalkan penggunaan fasilitas ini?


Manajemen Perbankan 199 3. Bagaimana penerbitan obligasi dapat menjadi opsi yang menarik dalam skema pendanaan, dan apa pertimbangan risiko yang perlu diperhitungkan? 4. Apa keunggulan dan tantangan dalam menggunakan crowdfunding sebagai alternatif skema pendanaan, dan bagaimana dapat memitigasi risiko yang terkait? 5. Bagaimana skema modal ventura dapat mendukung pengembangan dana murah, dan apa implikasinya terhadap kepemilikan dan keuntungan perusahaan?


200 Dr. Ir. Hadi Purnomo, M.Si Budianto, E. W. H., & Dewi, N. D. T. (2023). Total Asset Turnover (TATO) on Islamic and Conventional Banking: Mapping Research Topics using VOSviewer Bibliometric Study and Library Research. Dahlan, A., Mawardi, M., & Mahfudz, S. (2023). The Crucial History of Sharia Banking Law Development in Indonesia. Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 17(1), 27–40. Dona, N. G. R., Rafidah, R., & Anggraeni, L. (2023). Pelaksanaan Prinsip Kehati-Hatian Dalam Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Syariah Indonesia KC Jambi Gatot Subroto. Ekonomica Sharia: Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Ekonomi Syariah, 8(2), 205–220. Harahap, M. G., Hidayat, A. D., Mutia, R., Roni, A., Jalil, F. Y., Anggraini, R., Basmar, E., Tarmizi, R., Aprianti, K., & Affandy, F. F. (2023). Perbankan Syariah: Teori, Konsep & Implementasi. Sada Kurnia Pustaka. Hasibuan, A. F. H., Deli, N. P., Hudiya, Y., & Amelia, A. (2023). Analisis Laporan Keuangan Syariah dan Fungsinya dalam Perbankan Syariah. Ecobankers: Journal of Economy and Banking, 4(2), 146–153. Permadi, B., Aprilia, N., Sari, N. P., & Kesuma, S. A. (2023). ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN DYNAMIC PRICING DI PASAR GLOBAL TERHADAP SHOPEE. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran (JRPP), 6(4 SE-Articles), 2991–2995. https://doi.org/10.31004/jrpp.v6i4.22440 Peykani, P., Sargolzaei, M., Botshekan, M. H., Oprean-Stan, C., & Takaloo, A. (2023). Optimization of Asset and Liability


Manajemen Perbankan 201 Management of Banks with Minimum Possible Changes. Mathematics, 11(12), 2761. Putra, P., Putri, E. I., & Khoiriyah, U. (2023). Evaluasi Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Multimanfaat IB Pada Masa Pandemi (Studi Kasus Bank BTN Syariah Kantor Cabang Bekasi). Jurnal Justisia Ekonomika: Magister Hukum Ekonomi Syariah, 7(1). Rahman, M. K., Hoque, M. N., Yusuf, S. N. S., Yusoff, M. N. H. Bin, & Begum, F. (2023). Do customers’ perceptions of Islamic banking services predict satisfaction and word of mouth? Evidence from Islamic banks in Bangladesh. PLOS ONE, 18(1), e0280108. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0280108 Romalia, R., & Hasan, A. (2023). Development of Islamic Financial Institutions Through Islamic Banking in Indonesia. International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding, 10(3), 163–170. Rosalina, F. (2022). De-Orentasi Konsep Strict Liability dan Potensi Kerugian Perekonomian Negara : Koreksi atas Paradigma Perlindungan Lingkungan Hidup dalam Undang Undang Cipta Kerja. Jurnal Penelitian Ilmu Sosial Dan Eksakta, 3(1 SE-Articles), 59–66. https://doi.org/10.47134/trilogi.v3i1.113 Rosmiati, I., Ropei, A., Ramadhani, F., & Suharto, S. (2023). Merger and Its Impact on Strengthening the Development of Sharia Banks in Indonesia. International Conference on Islamic Economic (ICIE), 2(1), 66–79. Setiawan, R. A. (2023). The Future of Islamic Banking and Finance in Indonesia: Performance, Risk and Regulation. Taylor & Francis. Sitepu, L. E. B., & Ompusunggu, D. P. (2023). Sekuritisasi Aset Bank Sebagai Sumber Pembiayaan Kegiatan Inovasi.


202 Dr. Ir. Hadi Purnomo, M.Si Manajemen Kreatif Jurnal, 1(2 SE-Articles). https://doi.org/10.55606/makreju.v1i2.1298 Thakur, N., & Arora, S. (2023). Determinants of income diversification: empirical evidence from Indian banks. International Journal of Law and Management. Yusuf, M., Hasanudin, H., Azhari, F., Abduh, M. R., & Farhanah, S. A. (2023). Islamic Banks: Analysis of the Rules of Fiqh on the Fatwa of the National Sharia Board-Indonesian Ulama Council. International Journal of Law, Environment, and Natural Resources, 3(1), 21–37. : .


Manajemen Perbankan 203 Likuiditas Aset (Asset Liquidity) : Kemampuan aset perusahaan untuk dijual atau diuangkan tanpa mengalami penurunan nilai yang signifikan. Likuiditas Kewajiban (Liability Liquidity) : Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera jatuh tempo tanpa kesulitan atau kerugian yang signifikan. Manajemen Kredit Bermasalah : Proses identifikasi, penanganan, dan pengelolaan risiko kredit yang timbul dari pinjaman yang mungkin gagal dilunasi Risiko kredit : Potensi kerugian yang timbul akibat ketidakmampuan peminjam untuk memenuhi kewajiban pembayaran pinjaman. ROA (Return on Assets): : Ukuran efisiensi penggunaan aset bank dalam menghasilkan laba bersih. ROE (Return on Equity) : Ukuran efektivitas modal sendiri bank dalam menghasilkan laba bersih.. Manajemen Risiko: : Strategi untuk mengelola perbedaan (gap) antara aset dan kewajiban, terutama terkait suku bunga. Giro Wajib : Kewajiban bagi bank untuk menjaga saldo minimum tertentu dalam


204 Dr. Ir. Hadi Purnomo, M.Si Minimum: rekeningnya di bank sentral. Fee Base Income: : Pendapatan bank yang berasal dari biaya layanan dan produk, selain dari bunga dan komisi. Laporan Keuangan Perbankan: : Dokumen resmi yang menyajikan informasi keuangan bank, termasuk neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas. Neraca (Balance Sheet): : Laporan keuangan yang mencerminkan posisi keuangan suatu entitas pada suatu titik waktu, terbagi menjadi aktiva, kewajiban, dan ekuitas. ALCO (Asset and Liability Committee) : Komite yang bertanggung jawab untuk mengelola aset dan kewajiban bank guna mencapai tujuan keuangan dan manajemen risiko. . Rasio Likuiditas : Rasio yang menilai kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban keuangannya dalam jangka pendek..


Manajemen Perbankan 205 A Audit Internal, 180, 241 B Bank Sentral, 240 K Kepatuhan Hukum, 240 Ketidakpastian, v, 1, 9, 198, 205, 220, 232 Kreditur, 240 Kreditur:, 240 Krisis Keuangan, 65 L Likuiditas, vi, 44, 46, 53, 68, 107, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 120, 121, 122, 123, 124, 237, 238, 240 Lindung Nilai, 148, 241 M Manajemen Keuangan, 240 Manajemen Krisis, 139 Manajemen Risiko, i, ii, iii, v, vi, vii, viii, 1, 13, 16, 19, 23, 24, 34, 36, 43, 47, 54, 55, 61, 62, 63, 66, 74, 80, 87, 93, 100, 114, 116, 117, 123, 130, 132, 143, 145, 146, 147, 149, 151, 157, 159, 160, 161, 166, 171, 172, 181, 183, 185, 188, 189, 196, 199, 201, 204, 205, 213, 214, 215, 236, 237, 238, 240 O Obligasi, 110 P Pasar Modal, 240 Pengelolaan Kredit, 240 Portofolio Risiko, 16, 240 R Reputasi, 15, 68, 104, 232, 241 Risiko Operasional, vi, 14, 68, 127, 131, 132, 134, 135, 136, 137, 238 S Strategi Pengelolaan Risiko, 10, 116, 241


206 Dr. Ir. Hadi Purnomo, M.Si Dr. Ir. Hadi Purnomo, M.Si. Penulis lahir di Medan pada bulan Agustus tahun 1966. Meraih gelar Doktor dari Sekolah Bisnis IPB Bogor. Gelar Magister Sains (M.Si) diraih dari Sekolah Pasca Sarjana Buku Timur Tengah Universitas Indonesia pada tahun 2009, mengambil kekhususan Ilmu Ekonomi dan Keuangan Syariah. Karir Penulis sebagai bankir profesional adalah sebagai Direktur Bisnis di Bank Panin Dubai Syariah (2013-2025), Kepala Divisi Pembiayaan Korporasi dan Investasi di Bank Syariah Mandiri (2009- 2013), Kepala Divisi Restrukturisasi di Bank Syariah Mandiri (2007- 2009). Penulis pernah bekerja di Bank Danamon Indonesia, sebagai Area Branch Coordinator Bank Danamon Yogyakarta dan Bank Danamon Solo. Selama berkarir lebih dari 26 tahun di industri perbankan, penulis telah memiliki berbagai sertifikasi keahlian dibidang perbankan konvensional dan syariah, training dan workshop baik di dalam maupun di luar negeri. Sejak tahun 2022, Penulis dipercaya sebagai Komisaris Utama PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera. Saat ini Penulis merupakan Anggota Komite Skema di LSPBadan Sertifikasi Manajemen Risiko (LSP-BSMR). Keahlian di


Manajemen Perbankan 207 bidang risk management, banking strategic management, corporate banking, restructuring and collection, dan human capital development, telah menjadikan penulis aktif sebagai pembicara utama pada berbagai seminar, workshop dan training lingkup nasional, dan juga sebagai konsultan manajemen proses spin-off dan konversi bank syariah serta penyusunan studi kelayakan bisnis dan penyusunan corporate planning, blueprint and roadmap. Sejak tahun 2016, Penulis aktif sebagai Dosen Pasca Sarjana STIMA IMMI, Jakarta dan Dosen Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Tazkia dan pengajar S1 di Perbanas Institute. Beberapa karya ilmiah dalam bentuk jurnal dan buku telah dihasilkan oleh penulis. Tujuh buku terakhir yang telah dihasilkan adalah Kapital Intelektual: Modal Tidak Berwujud Pendorong Pertumbuhan Bank Syariah di Era Digital; Model Penguatan Tata Kelola Bank Syariah: Teori, Praktek dan Gagasan Konseptual; Pendekatan Model Logit: Strategi Memprediksi Peluang Kegagalan Penanganan Pembiayaan Bermasalah di Perbankan (buku monograf), Manajemen Stratejik Bank: Strategi Bisnis Bank Syariah Pasca Spin Off dan Konversi; Model Tata Kelola Bank Syariah Berbasis Soft System Methodology (buku monograf); Manajemen Pemasaran: Meningkatkan Kinerja Pemasaran Bisnis UMKM melalui Iconic Ethnical Product; Buku Monograf berjudul Model Inovasi Produk Berbasis Kinerja Pemasaran Pengusaha UMKM Batik Pamekasan; dan Manajemen Keuangan: Peran Struktur Modal Dalam Penciptaan Nilai Perusahaan


208 Dr. Ir. Hadi Purnomo, M.Si


Click to View FlipBook Version