The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku yang berada di tangan pembaca ini adalah buku yang
memberikan penjelasan tentang konsep Bisnis Digital. Buku ini terdiri dari 14 bab yang sangat menarik sekali untuk dibaca, karena ditulis oleh para akademisi dan praktisi dari berbagai Universitas, Lembaga serta Kalangan di Indonesia. Oleh sebab itu, pembahasanya pun
menarik dan kaya akan pengetahuan karena menyajikan tulisan dari berbagai sudut pandang.
Buku ini membahas tentang berbagai hal terkait dengan konsep bisnis digital. Pembahasan dimulai dengan pengenalan konsep dasar bisnis digital, pemahaman tentang e-commerce,
model transaksi bisnis digital, peluang bisnis digital, analisis pasar e-commerce, pengelolaan infrastruktur bisnis digital,
internet governance, keamanan data transaksi, strategi bisnis digital. Selanjutnya buku ini membahas permasalahan bisnis digital,
pemasaran digital, dan manajemen hubungan pelanggan.
Buku ini juga membahas optimalisasi bisnis digital dan prosedur
membangun bisnis digital.
Mengingat pembahasan dalam buku ini cukup
komprehensif dan sistematis, buku ini layak untuk dijadikan referensi bagi mahasiswa, praktisi dan masyarakat umum yang ingin mendalami tentang konsep Bisnis Digital

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2023-11-08 21:52:30

Bisnis Digital

Buku yang berada di tangan pembaca ini adalah buku yang
memberikan penjelasan tentang konsep Bisnis Digital. Buku ini terdiri dari 14 bab yang sangat menarik sekali untuk dibaca, karena ditulis oleh para akademisi dan praktisi dari berbagai Universitas, Lembaga serta Kalangan di Indonesia. Oleh sebab itu, pembahasanya pun
menarik dan kaya akan pengetahuan karena menyajikan tulisan dari berbagai sudut pandang.
Buku ini membahas tentang berbagai hal terkait dengan konsep bisnis digital. Pembahasan dimulai dengan pengenalan konsep dasar bisnis digital, pemahaman tentang e-commerce,
model transaksi bisnis digital, peluang bisnis digital, analisis pasar e-commerce, pengelolaan infrastruktur bisnis digital,
internet governance, keamanan data transaksi, strategi bisnis digital. Selanjutnya buku ini membahas permasalahan bisnis digital,
pemasaran digital, dan manajemen hubungan pelanggan.
Buku ini juga membahas optimalisasi bisnis digital dan prosedur
membangun bisnis digital.
Mengingat pembahasan dalam buku ini cukup
komprehensif dan sistematis, buku ini layak untuk dijadikan referensi bagi mahasiswa, praktisi dan masyarakat umum yang ingin mendalami tentang konsep Bisnis Digital

BISNIS DIGITAL


BISNIS DIGITAL Alamsyah Agit, SE., M.Si., Wachjuni, S.E., M.M.,Kardiyem, S.Pd., M.Pd., Yonas Ferdinand Riwu, S.Si., M.Sc., Riandy Mardhika Adif, S.E., M.M., Aji Priambodo, S.Kom., M.Si., Prof. Dr. H. Jufriandif Na’am, S.Kom., M.Kom., CIRR., Suyadi, .S.E.,M.M., Asniati Bindas, S.IP., M.M., Muchlis, SE., MM., Bayu Fajar Susanto, SE., MM., Dr. Maman Sulaeman, S.E., M.M., Dwi Puji Astuti, S.Pd., M.Pd., Ahmad Jaenudin, S.Pd., M.Pd.


Bisnis Digital Copyright© PT Penamudamedia, 2023 Penulis: Alamsyah Agit, SE., M.Si., Wachjuni, S.E., M.M.,Kardiyem, S.Pd., M.Pd., Yonas Ferdinand Riwu, S.Si., M.Sc., Riandy Mardhika Adif, S.E., M.M., Aji Priambodo, S.Kom., M.Si., Prof. Dr. H. Jufriandif Na’am, S.Kom., M.Kom., CIRR., Suyadi, .S.E.,M.M., Asniati Bindas, S.IP., M.M., Muchlis, SE., MM., Bayu Fajar Susanto, SE., MM., Dr. Maman Sulaeman, S.E., M.M., Dwi Puji Astuti, S.Pd., M.Pd., Ahmad Jaenudin, S.Pd., M.Pd. Editor: Arfin Haryono, S.E., M.M. ISBN: 978-623-09-6342-1 Desain Sampul: Tim PT Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, November 2023 xii + 219, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit


v KATA PENGANTAR LHAMDULILLAH puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Azza Wajala yang telah memberikan kekuatan, ketekunan dan kesabaran, nikmat dan karunianya sehingga buku ini akhirnya dapat diselesaikan dan diterbitkan. Buku yang pembaca pegang ini disajikan dengan baik, jelas, dan mudah difahami mahasiswa, praktisi dan akademisi. Buku yang menjelaskan tentang konsep dasar Bisnis Digital ini terdiri dari 14 bab, setiap babnya diterangkan tentang konsep dan pembahasan mengenai bisnis digital dan contoh beberapa masalah. Buku ini menarik untuk dibaca, karena ditulis oleh akademisi dan praktisi dari berbagai lembaga dan universitas di Indonesia. Kami yakin bahwa dengan membaca buku ini, Anda akan memiliki dasar yang kuat untuk memahami konsep dari Bisnis Digital, terutama di Era 4.0 saat ini. Hadirnya buku ini, diharapkan dapat menambah wawasan, meningkatkan literasi, dan pengetahuan para pembaca. Pada kesempatan ini juga, izinkan kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dan membantu dalam penyusunan buku ini, terutama para penulis dan penerbit, sehingga buku ini dapat diselesaikan. Semoga Allah Azza Wajala membalas segala kebaikan yang telah diberikan, Aamiin. Kami menyadari, buku ini bukanlah buku yang sempurna, masih terdapat kekurangan dalam penulisan, penyajian, maupun A


vi penyusunannya. Semoga kekurangan tersebut tidak merusak esensi kehadiran dan kebermanfaatan buku ini. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang ingin belajar dan mendalami konsep mengenai Bisnis Digital Arfin Haryono, S.E., M.M., C.DMS. Editor


vii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................... v DAFTAR ISI ................................................................. vii ................................. 1 A. Gambaran Umum Bisnis Digital ......................................................1 B. Ruang Lingkup Bisnis Digital............................................................3 C. Potensi-Potensi Bisnis Digital ..........................................................9 ................... 11 A. Apa itu E-Commerce ? ...................................................................11 B. Mengapa penting mempelajari e-commerce ? .............................12 C. Model dan Konsep E- Commerce..................................................19 ................................................... 20


viii .......................................................... 20 A. Konsep Transaksi Bisnis Digital......................................................21 B. Model Transaksi Bisnis Digital.......................................................23 C. Kelebihan dan Kekurangan Model Transaksi Bisnis Digital...........26 D. Alur Transaksi Bisnis Digital...........................................................29 E. Tren Transaksi Bisnis Digital di Indonesia......................................31 ......................................... 36 A. Bisnis Digital ..................................................................................36 B. Jenis Bisnis Digital..........................................................................39 C. Keuntungan Bisnis Digital..............................................................41 D. Tips Membangun Bisnis Digital .....................................................44 ... 49 A. Komponen infrastruktur bisnis digital...........................................50 B. Mengelola infrastruktur bisnis digital ...........................................52 C. Potret infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia .......................................................................................53 D. Kebijakan dalam penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia................................................................57 ................................. 60 A. Blockchain .....................................................................................62


ix B. Lembaga Penjamin Simpanan Turut dalam Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan...........................................................................63 C. Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia ......................................63 D. Relevansi Keamanan Data Transaksi.............................................64 E. Strategi Keamanan dalam Bertransaksi ........................................65 ......................................... 68 A. Strategi Bisnis Digital (DBS)...........................................................69 B. Komponen Strategi Bisnis Digital (DBS) ........................................70 C. Langkah-Langkah Untuk Mengembangkan Strategi Bisnis Digital 77 D. Dimensi Strategi Bisnis Digital.......................................................78 ............................. 81 A. Persaingan yang Sengit .................................................................82 B. Perubahan Perilaku Konsumen.....................................................86 C. Manajemen Sumber Daya Manusia..............................................88 ............................................... 93 A. Konsep Dasar Pemasaran Digital...................................................95 B. Perbedaan Pemasaran Digital dengan Pemasaran Tradisional....96 C. Strategi Pemasaran Digital Mengoptimalkan Kehadiran Online...98 D. Pengukuran Kinerja Pemasaran Digital: Mengukur Hasil dan Mengoptimalkan Strategi............................................................100


x ................ 103 A. Konsep CRM ................................................................................106 B. Indikator CRM..............................................................................107 C. Strategi CRM................................................................................109 D. Aspek-Aspek CRM .......................................................................112 E. Program dalam CRM ...................................................................114 ................................ 117 A. Manfaat Optimalisasi Bisnis Digital.............................................119 B. Elemen Bisnis Digital yang Memerlukan Optimalisasi ................122 C. Cara-Cara Mengoptimalisasi Bisnis Digital..................................126 .............. 135 A. Membangun Bisnis Digital...........................................................137 B. Tahap Pembangunan Sistem Bisnis Digital..................................138 C. Manajemen Bisnis Digital............................................................142 D. Pemodelan Sistem.......................................................................145 E. Daur Hidup Sistem Informasi Bisnis Digital .................................146 F. Kegagalan Sistem Informasi Bisnis Digital...................................149 G. Kebutuhan Sistem Bisnis Digital..................................................150


xi ........................................ 151 A. Menurut Pendapat Ahli...............................................................152 B. Manfaat.......................................................................................156 C. Tujuan..........................................................................................158 D. Metode........................................................................................160 E. Teori ............................................................................................162 F. Tahapan.......................................................................................164 G. Kesimpulan..................................................................................168 .................. 171 A. Tujuan..........................................................................................172 B. Manfaat.......................................................................................174 C. Pendapat Ahli ..............................................................................176 D. Metode........................................................................................179 E. Kelemahan Analisis Pasar E-Commerce:.....................................184 DAFTAR PUSTAKA ...................................................... 189 TENTANG PENULIS ..................................................... 212


xii


Bisnis Digital 1 A. Gambaran Umum Bisnis Digital Perkembangan teknologi yang semakin cepat, membuka ruang pada berbagai bidang, di zaman modern ini, perkembangan teknologi secara merata telah berkontribusi pada banyak hal, tidak hanya terbatas pada bidang tertentu, seperti riset, inovasi dan kesehatan, namun kecanggihan teknologi kini tercermin pada berbagai bidang, seperti pendidikan, periklanan, dan bahkan logistik. Salah satu kontribusi teknologi yang sangat efektif dan inovatif terlihat pada bidang ekonomi dan bisnis, dengan adanya teknologi pada bidang ini, memungkinkan berbagai kegiatan ekonomi untuk terlaksana tanpa dibatasi dan dihalangi oleh konteks ruang dan waktu, atau dengan kata lain dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja.


Bisnis Digital 2 Secara umum, sebutan bentuk bisnis yang telah sebagian besar atau sepenuhnya mengintegrasikan teknologi disebut dengan istilah bisnis digital. Bisnis digital dapat diartikan sebagai kegiatan bisnis yang melaksanakan kegiatan jual-beli secara online, yang mana untuk dapat melaksanakan kegiatan ini dengan baik, dibutuhkan adanya teknologi digital dan jaringan internet, yang ditunjukkan untuk melakukan kegiatan seperti menciptakan atau memproduksi, memasarkan, dan menjual produk atau layanan yang disediakan (Feblicia & Cuandra, 2022). Kegiatan bisnis secara online atau tidak lagi memerlukan adanya interaksi secara lansung, memerlukan adanya literasi digital yang baik, yang mana literasi digital diartikan sebagai kemampuan seorang individu untuk memahami data dan aplikasi dari berbagai sumber atau perangkat digital, yang merupakan fondasi yang penting dalam memulai atau menjalankan bisnis secara online (Riptiono, 2023). Perkembangan zaman yang terus menuntut akan fleksibilitas, menjadikan bisnis digital sebagai salah satu bentuk aset yang sangat penting dan potensial untuk mendorong pembangunan ekonomi di suatu wilayah. Bisnis digital dapat menjadi solusi untuk ketidakseimbangan distribusi tenaga kerja, dan masalah pengangguran yang masih menjadi salah satu isu perekonomian, hal ini dikarenakan potensi bisnis digital dalam menciptakan lapangan kerja. Namun untuk dapat sampai pada tujuan ini, dibutukan adanya pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mengoperasikan teknologi-teknologi yang diperlukan dalam proses bisnis (Agung et.al, 2022). Perilaku masyarakat yang semakin mengharapkan berbagai kemudahan dalam hidup, menjadi sebuah kebutuhan di era


Bisnis Digital 3 digital ini, salah satu peran penting bisnis digital adalah menyediakan proses transaksi yang fleksibel dan lebih cepat. Masalah yang kerap kali ditemui adalah ketidakmampuan untuk beralih pada sistem digital, yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan keterampilan, sehingga menjadi hal yang penting untuk dapat mempelajari dengan baik bisnis digital dan perangkat-perangkatnya sebelum dapat sepenuhnya beralih dari bisnis tradisional ke bisnis digital (Mulyani et.al, 2022). Melihat urgensi dan kebutuhan masyarakat akan hal ini, perlunya peningkatan literasi digital, dan persuasi yang disertai dengan dukungan baik dari segi metode dan teknik, serta dari segi modal dan sumber daya, bisnis digital dapat ditunjang dengan adanya peran penting pemerintah dalam memberdayakan bisnis dalam skala Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk dapat menggunakan atau beroperasi secara online, tidak hanya sebagai bentuk pemberdayaan, namun juga membuka potensi-potensi untuk adanya perluasan atau ekspansi lapangan kerja dimasa yang akan datang, terutama dengan semakin canggihnya teknologi, dan perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung semakin menginginkan fleksibilitas dan kemudahan-kemudahan. B. Ruang Lingkup Bisnis Digital Bisnis digital memiliki banyak bidang, pemanfaatan teknologi yang semakin mudah untuk digunakan, membuka banyak peluang untuk tercipta berbagai jenis bisnis. Namun dalam upaya untuk mengembangkan bisnis terutama dalam konteks bisnis digital, memerlukan adanya keterampilan dan


Bisnis Digital 4 pengetahuan, keterampilan dalam merekayasa perangkat lunak, dan penciptaan akan ide-ide baru, memerlukan para produsen untuk terus mengembangkan potensi dengan belajar, dan terus berkreasi, beberapa jenis dan bentuk bisnis digital yang kini berpotensi untuk berkembang dan berkontribusi terhadap perekonomian, memiliki basis teknologi dan beroperasi secara penuh atau sebagian besar dikerahkan oleh teknologi, bentuk-bentuk bisnis ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1. E-Commerce E-Commerce merupakan bentuk bisnis digital yang mengelolah perdagangan digital yang diantaranya terdiri dari kegiatan pembelian, penjualan, dan pertukaran barang dan jasa melalui internet. Kapabilitas yang dimiliki E-Commerce memberikan kemudahan kepada konsumen untuk melakukan transaksi secara online atau tanpa adanya tatap muka, platform e-commerce memiliki potensi yang besar, dan dapat digunakan oleh siapapun, sehingga baik bisnis tradisional maupun bisnis yang telah menggunakan teknologi dapat menjadi bagian dari e-commerce, dan memperluas jangkauan pasar mereka (Prawiyogi et.al, 2021). Adapun beberapa bentuk E-Commerce yang umumnya ditemukan adalah B2B (Bisnis ke Bisnis), B2C (Bisnis ke Konsumen), C2C (Konsumen ke Konsumen), dan C2B (Konsumen ke Bisnis), adapun wujudnya, sangat bervariasi, yang diantaranya dapat berupa toko-toko yang tergabung dalam platform e-commerce, seperti Amazon, eBay, Alibaba, Tokopedia, Zalora, dan banyak lainnya. Platform ini memungkinkan untuk menampung


Bisnis Digital 5 banyak lapak dan produsen untuk memasarkan produk yang mereka miliki, selain itu, sebagian besar produsen juga hanya berperan sebagai penyalur atau pihak ketiga, yang mana memudahkan mereka untuk tidak menyetok barang, dan hanya perlu mengarahkan pengiriman dari toko inti, melalui etalase barang yang mereka buat menarik sedemikian rupa untuk mengaet konsumen. 2. Financial Technology FinTech merupakan kepanjangan dari Financial Technology, merupakan bentuk inovasi untuk pelayanan jasa keuangan, teknologi ini memungkinkan adanya perubahan model bisnis dari tradisional menjadi moderat, peningkatan ini terlihat jelas pada proses transaksi yang dapat dilakukan oleh bisnis tersebut. FinTech memungkinkan untuk melakukan transaksi tanpa adanya rekening seperti perbankan, walau demikian, FinTech tetap berada dalam pengawasan otoritas yang menjamin keamanan transaksi konsumen dan masyarakat secara umum (Rahardjo et.al, 2019). Adapun manfaat yang diberikan oleh FinTech, peran penting ini diantaranya adalah (1) menyediakan pasar bagi pelaku usaha, terutama usaha kecil dan menengah yang dapat memanfaatkan media digital sebagai media pemasarannya; (2) berperan sebagai alat pembayaran; (3) mengefisienkan implementasi investasi; (4) mitigasi resiko dari sistem pembayaran konvensional; dan (5) menjadi media untuk memfasilitasi tabungan, permintaan dana, dan partisipasi ekuitas. Adapun bentuk dari FinTech diantaranya adalah sebagai berikut (1) Peer-to-Peer (P2P) Lending, platform


Bisnis Digital 6 yang menghubungkan peminjam dan investor; (2) Crowdfunding, platform yang menggumpulkan dana untuk mendanai suatu proyek; (3) Robo-Advisors, sistem yang berfungsi untuk memberikan saran untuk investasi dan mengelolah portofolio; (4) InsurTech, kombinasi teknologi dan industri asuransi; (5) RegTech, teknologi yang berfungsi untuk melaporkan dan memastikan kepatuhan dalam hal regulasi; (6) Blockchain dan Cryptocurrency, memungkinkan transaksi yang aman dan transparan, serta dalam bentuk mata uang digital seperti bitcoin; (7) Mobile Payments, bentuk pembayaran yang fleksibel dan dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja; dan (8) dan Money Transfer Services, merupakan layanan pengiriman uang yang mempermudah dan memungkinkan pengiriman uang antar negara dengan biaya murah. 3. Digital Konten Konten digital merujuk pada berbagai bentuk media digital yang diantaranya adalah teks, gambar, audio, vidio, dan multimedia lainnya. Konten digital digunakan untuk meningkatkan kinerja pemasaran dengan menyediakan informasi produk dan layanan bagi konsumen. Penciptaan konten digital menekankan adanya kemampuan teknologi dan kreativitas dari produsen untuk menciptakan konten yang menarik, dalam hal distribusi, konten digital kini dapat dengan mudah di distribusikan melalui internet, dan probabilitas untuk menjaring pelanggan atau konsumen dengan menggunakan konten digital, sangat tinggi, dengan


Bisnis Digital 7 mengingat jumlah pengguna teknologi terutama smartphone kini semakin meningkat (Sugiono, 2020). Konten digital berpotensi dalam memberikan kontribusi terhadap proses bisnis, bisnis digital yang beroperasi dengan menggunakan teknologi, memberikan ruang untuk adanya perkembangan, konten digital merupakan salah satu bentuk dari pengembangan ini, adapun potensi yang dimaksud diantaranya adalah (1) Meningkatkan Visibilitas Online: Konten digital yang berkualitas dapat membantu bisnis meningkatkan visibilitas online mereka; (2) Membangun Kredibilitas dan Otoritas: Konten digital yang informatif dan berwawasan dapat membantu bisnis membangun kredibilitas dan otoritas dalam industri mereka; (3) Mendorong Interaksi Pelanggan: Konten digital dapat digunakan untuk mendorong interaksi dan keterlibatan pelanggan; (4) Menghasilkan Leads dan Penjualan: Konten digital dapat digunakan untuk menghasilkan leads dan penjualan; dan (5) Meningkatkan Kesadaran Merek: Konten digital dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran merek. 4. E-Marketing E-marketing berkaitan dengan pemasaran yang sesuai dengan pasar elektronik yang memungkinkan untuk dijalin dengan pelanggan secara online. Emarketing memungkinkan munculnya pengusaha baru yang menggunakan dunia digital sebagai bentuk pemasaran elektronik. Pentingnya e-marketing dalam konteks bisnis digital sangat besar. Salah satu indikatornya adalah peningkatan pengeluaran pada iklan


Bisnis Digital 8 digital dan pertumbuhan penggunaan smartphone yang memberikan akses internet yang mudah. E-marketing juga mempermudah konsumen saat bertransaksi dan memperoleh informasi suatu produk (Cahya et.al, 2022). Potensi E-Marketing dalam meningkatkan kinerja bisnis sangat beragam, dan semuanya berpotensi untuk memberikan kontribusi positif terhadap bisnis digital dimasa sekarang dan masa yang akan datang, adapun potensi tersebut adalah sebagai berikut (1) Meningkatkan Jangkauan: E-marketing memungkinkan perusahaan untuk mencapai audiens yang lebih luas dan global; (2) Mengurangi Biaya: E-marketing dapat mengurangi biaya pemasaran secara signifikan dibandingkan dengan metode pemasaran tradisional; (3) Personalisasi: Emarketing memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan pesan dan penawaran mereka berdasarkan preferensi dan perilaku konsumen; (4) Interaktivitas: E-marketing memungkinkan interaksi dua arah antara perusahaan dan konsumen; (5) Mengukur Hasil: E-marketing memungkinkan perusahaan untuk mengukur hasil kampanye mereka secara real-time; (6) Mempermudah Transaksi: E-marketing juga mempermudah konsumen saat bertransaksi dan memperoleh informasi suatu produk; dan (7) Meningkatkan Pendapatan: implementasi E-markerting dapat memperluas jangkauan akan konsumen, sehingga dengan demikian, potensi untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan dapat direalisasikan dengan adanya E-Marketing.


Bisnis Digital 9 C. Potensi-Potensi Bisnis Digital Dengan munculnya pembelian dan penjualan online, berbagai produk dapat dilihat dan diketahui harganya, bahkan dapat dinegosiasikan tanpa harus datang langsung ke tempat barang dijual. Bisnis digital memungkinkan tersedianya ribuan pemasok dan jutaan pembeli yang selalu dapat memperoleh barang sesuai dengan kepuasan mereka. Sebagian besar populasi di berbagai negara sudah memiliki akun media sosial paling populer di dunia, kondisi ini terus berkembang dan peluang bisnis dalam e-bisnis menjadi sangat penting dan menguntungkan. Dengan kondisi ini, jika perusahaan mengadopsi konsep manajemen e-bisnis dalam mengelola organisasinya, perusahaan cenderung bertahan lebih lama dan bahkan lebih kompetitif di pasar (Fahmi et.al, 2019). Dalam konteks kewirausahaan, bisnis digital adalah bentuk bisnis yang memanfaatkan teknologi digital, baik dalam proses bisnis maupun dalam pemasaran produk dan jasa. Teknologi digital telah mengubah karakter dan sifat model kewirausahaan menjadi lebih berbasis digital. Media sosial dan aplikasi e-commerce, sebagai bagian dari bisnis digital, membuka peluang usaha baru dan memungkinkan pengembangan model kewirausahaan digital. Selain itu, bisnis digital juga memiliki peran penting dalam peningkatan kinerja penjualan, terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dengan memanfaatkan digital marketing, UMKM dapat menjangkau lebih banyak konsumen dan meningkatkan penjualan. Namun, untuk mendukung percepatan transformasi digital, dibutuhkan peran serta dari berbagai pihak, tidak cukup hanya dari


Bisnis Digital 10 Pemerintah, tetapi juga perlu dukungan dari pihak swasta (Avriyanti, 2021). Untuk memaksimalkan potensi dan kontribusi bisnis digital, beberapa langkah penting perlu diambil (1) Pemahaman bisnis yang baik sangat penting, mencakup penentuan dan validasi masalah pelanggan yang akan diselesaikan, berbicara langsung dengan pelanggan untuk mendapatkan umpan balik, dan kemudian mulai membuat produk sesuai dengan ide yang valid hingga proses transaksi; (2) Inkubator bisnis dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan startup digital lokal, inkubator ini dapat membantu para pendiri startup untuk mengembangkan pemahaman bisnis dan manajemen modern yang diperlukan untuk mendirikan dan mengembangkan startup; (3) Ketiga, fokus pada pengembangan startup sangat penting. Banyak startup di Indonesia dimulai sebagai pekerjaan paruh waktu atau hobi. Namun, dengan tidak bekerja pada startup sebagai pekerjaan utama, startup lokal mengalami penundaan dalam pengembangan mereka karena para pendiri tidak fokus pada pengembangan lebih lanjut (Anwar et.al, 2022).


Bisnis Digital 11 A. Apa itu E-Commerce ? E-commerce, atau singkatan dari "electronic commerce" dalam bahasa Inggris, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses pembelian dan penjualan produk atau layanan secara online melalui internet. Ini melibatkan berbagai kegiatan seperti peramban web, perangkat mobile, atau aplikasi khusus yang memungkinkan konsumen untuk menjelajahi, memilih, membeli, dan membayar produk atau layanan yang mereka inginkan tanpa harus pergi ke toko fisik.


Bisnis Digital 12 Sumber: https://www.google.com/search?q=gambar+e+commerce&tbm=isch&ved=2ahUKEwi yhbWO-LKBAxXa5DgGHThNByYQ2- cCegQIABAA&oq=gambar+&gs_lcp=CgNpbWcQARgAMgcIABCKBRBDMgoIABCKBR CxAxBDMgcIABCKBRBDMgcIABCKBRBDMgcIABCKBRBDMgcIABCKBRBDMgcIABC KBRBDMgcIABCKBRBDMgcIABCKBRBDMggIABCABBCxAzoGCAAQBxAeOgQIABAe OgYIABAIEB46BQgAEIAEUP8NWOIZYP0saABwAHgAgAGUAYgBmweSAQMwLjiYAQ CgAQGqAQtnd3Mtd2l6LWltZ8ABAQ&sclient=img&ei=eJ4HZbLpCtrJ4- EPuJqdsAI&bih=893&biw=1920#imgrc=9AJ8Qq_svhOYvM B. Mengapa penting mempelajari e-commerce ? Mempelajari e-commerce memiliki beberapa alasan penting, terutama dalam konteks bisnis dan perkembangan teknologi saat ini. Berikut adalah beberapa alasan mengapa mempelajari e-commerce penting: 1. Pasar Berkembang Pesat E-commerce adalah salah satu sektor yang berkembang pesat dalam ekonomi global. Penjualan online terus meningkat, dan pemahaman tentang cara berpartisipasi dalam pasar ini dapat memberikan peluang bisnis yang signifikan


Bisnis Digital 13 2. Akses ke Pasar Global E-commerce memungkinkan bisnis untuk mencapai pelanggan di seluruh dunia tanpa harus memiliki toko fisik di berbagai lokasi. Ini membuka pintu bagi ekspansi internasional dan pertumbuhan bisnis yang lebih besar 3. Kemudahan Berbelanja E-commerce memberikan kemudahan bagi konsumen untuk menjelajahi dan membeli produk atau layanan dengan cepat dan mudah dari kenyamanan rumah mereka. Ini meningkatkan kepuasan pelanggan dan meningkatkan potensi penjualan 4. Efisiensi Operasional Bisnis e-commerce dapat mengoptimalkan proses operasional mereka, termasuk manajemen inventaris, pengiriman, dan pelacakan pesanan. Ini dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi. 5. Analisis Data E-commerce menghasilkan banyak data yang dapat digunakan untuk menganalisis perilaku pelanggan, tren pasar, dan preferensi produk. Analisis data ini dapat membantu perusahaan mengambil keputusan yang lebih cerdas 6. Inovasi Teknologi E-commerce selalu berkembang dengan kemajuan teknologi. Mempelajari e-commerce dapat membantu individu dan perusahaan untuk tetap terkini dengan perkembangan terbaru, seperti pembayaran digital, kecerdasan buatan, dan teknologi lainnya.


Bisnis Digital 14 7. Pilihan Karir Mempelajari e-commerce dapat membuka peluang karir yang luas. Ada banyak peran yang terkait dengan ecommerce, termasuk manajemen situs web, pemasaran online, analis e-commerce, pengembang web, dan banyak lagi. 8. Persaingan Bisnis Banyak bisnis telah beralih ke e-commerce atau mendirikan toko online mereka sendiri. Untuk tetap bersaing, penting untuk memahami cara beroperasi di lingkungan online. 9. Kreativitas dan Inovasi E-commerce memberikan banyak peluang untuk kreativitas dan inovasi. Bisnis dapat mengembangkan model bisnis baru, menciptakan pengalaman belanja yang unik, dan merancang strategi pemasaran yang menarik. 10. Pengetahuan dan Keterampilan Pribadi Mempelajari e-commerce dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pribadi, termasuk penguasaan teknologi, pemasaran digital, analisis data, dan manajemen proyek. Dengan demikian, mempelajari e-commerce bukan hanya relevan bagi bisnis, tetapi juga memiliki implikasi yang signifikan bagi individu yang ingin mengembangkan karir mereka atau memahami lebih baik bagaimana teknologi dan internet memengaruhi cara kita berbelanja, berbisnis, dan berinteraksi secara online


Bisnis Digital 15 Menurut pendapat para ahli e-commerce adalah sebagai berikut : 1. Michael Aldrich (1979), seorang pengusaha asal Inggris, sering dianggap sebagai pelopor e-commerce. Pada tahun 1979, ia menggambarkan e-commerce sebagai "konversi dari mata uang ke elektronik dan sebaliknya yang menghasilkan produk atau layanan untuk pelanggan. 2. Jeff Bezos (1995), pendiri Amazon.com, pada tahun 1995. Pada awalnya, Amazon adalah toko buku online. Bezos memainkan peran kunci dalam mendorong pertumbuhan e-commerce. Meskipun tidak memberikan definisi formal, pendirian Amazon adalah salah satu tonggak penting dalam sejarah e-commerce. 3. Gary Schneider (2011), seorang pengarang dan pakar ecommerce, dalam bukunya yang berjudul "Electronic Commerce" yang diterbitkan pada tahun 2011, memberikan definisi e-commerce sebagai "pembelian dan penjualan barang serta layanan melalui sistem elektronik seperti internet dan computer. 4. Kenneth C. Laudon dan Carol Guercio Traver (2014), mendefinisikan e-commerce sebagai "penggunaan teknologi elektronik dan komunikasi untuk melakukan bisnis melalui internet. 5. Dave Chaffey (2019), memberikan definisi e-commerce sebagai "berbagai aktivitas bisnis yang dilakukan melalui internet dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan melalui penjualan produk atau layanan."


Bisnis Digital 16 E-commerce telah mengubah lanskap bisnis global dengan memberikan lebih banyak pilihan kepada konsumen, memungkinkan perusahaan untuk mencapai pasar yang lebih luas, dan memberikan fleksibilitas dalam cara berbelanja dan berbisnis. Hal ini juga telah menghasilkan tantangan baru terkait dengan keamanan online, privasi data, dan persaingan sengit di ruang digital. Jenis – jenis e-commerce adalah sebabagi berikut : 1. B2C (Business-to-Consumer). Jenis e-commerce ini melibatkan penjualan produk atau layanan dari bisnis kepada konsumen akhir. Contoh seperti toko online ritel, situs web e-commerce seperti Amazon, Bukalapak, Lazada, Shopee dan toko daring dari merek tertentu. 2. B2B (Business-to-Business). B2B e-commerce melibatkan transaksi antara dua bisnis. Ini dapat mencakup penjualan grosir, pemesanan dalam jumlah besar, atau pertukaran produk dan layanan antar perusahaan. 3. C2C (Consumer-to-Consumer) Model C2C e-commerce melibatkan individu yang menjual produk atau layanan kepada individu lainnya. Ini sering melibatkan platform lelang online seperti eBay atau platform jual-beli barang bekas seperti Craigslist, Dekoruma, Jualo. 4. C2B (Consumer-to-Business) Dalam C2B e-commerce, konsumen individu atau kelompok menawarkan produk atau layanan kepada


Bisnis Digital 17 bisnis atau perusahaan. Contohnya adalah situs web freelancing Upwork, Freelancer, dan Fiverr di mana individu dapat menawarkan keahlian mereka kepada bisnis. 5. G2C (Government-to-Consumer) E-commerce jenis ini melibatkan pemerintah yang menyediakan layanan atau produk kepada konsumen melalui platform digital. Misalnya, pembayaran pajak online, e-Ktp atau pemesanan tiket transportasi publik. 6. G2B (Government-to-Business) Pemerintah dapat menggunakan , untuk berinteraksi dengan bisnis. Ini dapat mencakup pengadaan barang dan layanan oleh pemerintah dari perusahaan swasta. 7. M-commerce (Mobile Commerce) M-commerce melibatkan transaksi yang dilakukan melalui perangkat seluler seperti smartphone atau tablet. Ini mencakup pembelian aplikasi, pembayaran tagihan, dan pembelian produk melalui aplikasi mobile. 8. F-commerce (Facebook Commerce) Jenis e-commerce ini terkait dengan penjualan produk atau layanan langsung melalui platform media sosial seperti Facebook. Pengguna dapat membeli produk tanpa meninggalkan platform media sosial. 9. S-commerce (Social Commerce) S-commerce melibatkan penggunaan media sosial dan platform jejaring sosial untuk mempromosikan


Bisnis Digital 18 produk atau layanan dan memungkinkan pembelian langsung melalui tautan atau tombol di platform tersebut 10. D2C (Direct-to-Consumer) Dalam model ini, produsen menjual produk mereka langsung kepada konsumen, menghilangkan perantara seperti toko fisik atau pihak ketiga. Ini sering digunakan oleh merek-merek yang ingin membangun hubungan langsung dengan pelanggan mereka. Setiap jenis e-commerce memiliki karakteristik dan dinamika sendiri, dan pemilihan model tergantung pada jenis produk atau layanan yang ditawarkan, target pasar, dan strategi bisnis yang digunakan oleh perusahaan atau individu yang terlibat. Sumber: https://www.google.com/search?sca_esv=566144924&q=model+ecommerce&tbm=isch&source=lnms&sa=X&ved=2ahUKEwiBz5qNLKBAxUl4TgGHfTtB0Q0pQJegQICRAB&biw=1920&bih=893&dpr=1#imgrc=zGsZExBT5mwiRM


Bisnis Digital 19 C. Model dan Konsep E- Commerce 1. Business-to-Consumer (B2C) 2. Business-to-Business (B2B) 3. Consumer-to-Consumer (C2C 4. Consumer-to-Business (C2B) 5. Business-to-Government (B2G 6. Government-to-Consumer (G2C) 7. Marketplace. 8. Mobile Commerce (M-commerce) 9. Dropshipping: 10. Subscription E-commerce 11. Cross-border E-commerce Setiap model e-commerce memiliki karakteristik dan strategi yang berbeda, dan pemilihan model yang tepat tergantung pada jenis produk atau layanan yang ditawarkan, target pasar, dan tujuan bisnis .


Bisnis Digital 20 ERKEMBANGAN teknologi informasi yang eksponensial salah satunya ditandai otomatisasi dan kolaborasi teknologi dalam berbagai sektor, termasuk bidang ekonomi, bisnis dan industri. Era ini kemudian dikenal sebagai Revolusi Industri 4.0 yang telah mengantarkan pada tren perdagangan online atau digital. Jaringan internet menjadi sebuah keniscayaan bagi para pelaku bisnis baik yang bergerak pada bidang jasa, dagang maupun manufaktur. Dahulu transaksi jual beli hanya dilakukan secara langsung melalui dunia nyata, tetapi saat ini dapat dilakukan transaksi jual beli dengan berselancar di dunia maya. Berbagai layanan virtual disediakan dengan mengkolaborasikan pengetahuan bisnis (business knowledge) dan keterampilan (skills) dalam pemrograman. Maraknya perdagangan online ataupun perdagangan digital mendorong munculnya model pembayaran secara digital. P


Bisnis Digital 21 Aktivitas terkait pembayaran digital ini merupakan bagian dari transaksi digital. Model transaksi digital ini pada dasarnya merupakan modifikasi dari model transaksi manual yang sudah dilakukan sebelumnya. Tujuan dari modifikasi ini adalah untuk mempercepat dan mempermudah proses transaksi. Beberapa istilah seperti e-wallet, e-payment dan finansial teknologi menjadi familiar dalam dunia bisnis. Bab ini akan membahas mengenai konsep, model, kelebihan dan kekurangan dan tren transaksi bisnis digital. A. Konsep Transaksi Bisnis Digital Dunia bisnis tidak lepas dari yang namanya sebuah transaksi. Transaksi bisnis merujuk pada kegiatan yang berkaitan dengan keuangan di mana melibatkan dua orang atau lebih dalam rangka pertukaran barang atau jasa. Pertukaran barang atau jasa dikatakan sebagai sebuah transaksi bisnis ketika dapat diukur atau dinilai dalam ukuran moneter sehingga dapat dicatat untuk tujuan akuntansi. Transaksi bisnis ini akan mempengaruhi posisi keuangan perusahaan, baik dalam kelompok akun harta, utang maupun modal. Seiring dengan perkembangan teknologi yang masif terdapat transformasi transaksi dari manual ke konvensional ke digital. Transaksi digital berbeda dengan transaksi online. Letak perbedaan antar keduanya adalah pada transaksi digital dapat dilakukan secara online (dengan jaringan internet) maupun secara offline. Berbeda dengan transaksi online mengharuskan terhubung dengan internet agar transaksi yang dilakukan berhasil. Dengan demikian transaksi bisnis digital dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang dapat


Bisnis Digital 22 mengubah posisi keuangan sebuah usaha atau perusahaan, di mana metode yang digunakan adalah non tunai atau cashless. Pemasok ataupun pelanggan tidak perlu mengeluarkan uang kertas dari dompet tradisional, tetapi cukup dengan menggunakan ponsel atau kartu sebagai dompet digital. Aplikasi atau fitur tertentu dapat diinstall pada ponsel sebagai wadah untuk menyimpan uang tunai. Begitu pula dengan kartu yang digunakan dapat berupa kartu debit atau kredit yang berisikan sejumlah dana di rekening. Melalui dana yang tersedia di ponsel atau kartu tersebut seseorang dapat dengam mudah melakukan transaksi dengan cara scan barcode, menuliskan nomer rekening untuk kemudian ditransfer sejumlah uang atau menggesek kartu. Ravikumar et al., (2019) mengemukakan bahwa transaksi digital memiliki fitur kecepatan, biaya lebih rendah, dan kenyamanan. Kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan transaksi digital menarik minat para pelaku bisnis atau konsumen untuk memanfaatkannya. Peningkatan minat akademis dan manajerial terhadap transaksi digital sebagai revolusi platform telah terjadi dalam dekade terakhir (Parker, 2016). Platform transaksi digital memberikan kesempatan kepada pembeli dan penjual berbagai jenis produk dan layanan dapat berinteraksi dengan lebih efektif (Caldieraro et al., 2017) dan juga sebagai perantara transaksi di antara perusahaan dan atau individu yang mungkin tidak dapat saling bertransaksi (McIntyre and Srinivasan, 2017). Hal ini menyebabkan munculnya model bisnis berbasis platform di sejumlah negara industri. Di ritel, platform transaksi digital telah mengkonfigurasi ulang logika bisnis dari penjualan produk dan layanan langsung ke pelanggan akhir, hingga


Bisnis Digital 23 intermediasi transaksi antara pemasok dan pelanggan melalui online digital interface (Hänninen et al., 2019). B. Model Transaksi Bisnis Digital Transaksi bisnis terjadi akibat adanya aktivitas bisnis seperti penerimaan uang atas aktivitas penjualan dan atau pembayaran atas pembelian barang/jasa. Klasifikasi pembayaran digital menurut Al Hafizh and Hidayat, (2022) pada dasarnya ada 2 yaitu dengan mobile banking dan mobile payment. Dua istilah tersebut sering digunakan dalam kaitannya keuangan digital akan tetapi memiliki perbedaan. Perbedaannya yaitu mobil banking adalah transaksi keuangan yang dilakukan melalui pembayaran digital rekening bank. Mobile banking merupakan bentuk layanan perbankan yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi keuangan, mengelola keuangan melalui ponsel pintar mereka. Fitria and Munawar (2021) mendefinisikan mobile banking merupakan layanan yang disediakan oleh pihak perbankan guna untuk transaksi perbankan secara online dengan media internet. Aktivitas yang dapat dilakukan melalui mobile banking antara lain, cek saldo rekening, membayar tagihan, transfer uang antar rekening, melakukan deposito uang tunai ke rekening, melihat riwayat transaksi, dan melakukan perintah pembayaran atau transfer masa depan. Contoh dari layanan ini adalah mobile banking apps, SMS banking dan mobile banking melalui situs web. Berbeda dengan pembayaran via mobile payment yang dapat dilakukan tanpa memerlukan rekening bank. Pembayaran dapat dilakukan melalui aplikasi, dompet digital atau teknologi nirkabel lainnya. Adapun fungsi utama untuk


Bisnis Digital 24 membayar atas pembelian barang atau layanan secara digital, mentransfer uang kepada orang/pihak lain, melakukan pembayaran di toko fisik dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Contoh dari mobile payment antara lain: 1. Dompet Digital (e-wallet) Digital wallet atau yang biasa disebut dompet digital adalah sebuah bentuk dari uang elektronik yang berbasis server (Fadhilah et al., 2021). Dompet digital ini memungkinkan pengguna untuk menyimpan sejumlah dana pada jumlah nominal tertentu di dalam aplikasi yang dapat diakses melalui gawai (gadget) misalnya saja telepon genggam (handphone.Di Indonesia, terdapat beberapa aplikasi dompet digital yang populer di kalangan masyarakat, misalnya OVO, GoPay, Dana, Doku dan LinkAja. Contoh lain dari dompet digital adalah aplikasi seperti Apple Pay, Google Pay, atau Samsung Pay yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan informasi kartu kredit mereka di perangkat seluler dan membayar di toko fisik atau online. Jadi daoat disimoulkan bahwa digital wallet adalah sebuah teknologi uang elektronik berbasis server di mana dapat menyimpan. 2. Transfer Peer to Peer (P2P) Sistem pembayaran peer-to-peer adalah cara untuk membayar barang atau jasa tanpa memerlukan perantara, seperti bank. Prosedurnya melibatkan dua orang atau lebih yang bersedia untuk memperdagangkan barang atau jasa satu sama lain tanpa memerlukan pihak ketiga untuk memfasilitasi pembayaran. Hal tersebut


Bisnis Digital 25 dapat dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai teknologi termasuk internet, email, dan jaringan ponsel. Contoh dari Layanan P2P seperti Venmo, PayPal, atau Cash App yang memungkinkan pengguna untuk mengirim uang kepada teman atau keluarga melalui aplikasi mobile. 3. QR Code Payment: QR code atau QR Quick Response Code adalah suatu barcode dua dimensi, di mana terdapat berbagai jenis informasi secara langsung di dalam kode tersebut. QR code dapat dibuka dengan cara scan atau pemindaian menggunakan smartphone. QR-Code adalah sebuah kode batang dua dimensi yang ditemukan oleh sebuah perusahaan Jepang bernama Denso Wave pada tahun 1994 (Lee et al., 2010). Pada umumnya, QR code dapat menyimpan sekitar 2089 digit atau 4289 karakter, termasuk tanda baca ataupun karakter spesial di dalamnya. Dengan keunggulan tersebut, maka QR code mampu menampilkan berbagai teks, membuka URL, menyimpan kontak pada buku telepon, dan sebagainya. QR code terdiri dari berbagai titik-titik dan suatu spasi yang sudah disusun kedalam bentuk kotak, dan setiap elemen di dalamnya juga memiliki arti masingmasing. Karena adanya elemen tersebut, maka membuat QR code lebih mudah untuk di scan oleh smartphone dan mampu menampilkan berbagai data ataupun informasi yang dimuat di dalamnya. Penggunaan QR code dalam transaksi digital memerlukan kolaborasi dengan perusahaan dompet digital.


Bisnis Digital 26 Di Indonesia, QR code dikenal dengan Quick Response Code Indonesian Standard. Yakni penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) yang menggunakan QR Code. Semua PJSP yang menggunakan QR Code Pembayaran, wajib menerapkan QRIS. Misalnya, Alipay dan WeChat Pay di Cina yang memungkinkan pembayaran dengan mengggunakan pemindaian QR code di toko-toko. C. Kelebihan dan Kekurangan Model Transaksi Bisnis Digital Secara umum dengan adanya transaksi digital dengan berbagai macam model atau jenisnya memberikan banyak manfaat bagi masyarakat umum maupun pelaku bisnis. Kelebihan dari transaksi digital pada dasarnya dapat dirinci sebagai berikut: 1. Lebih Praktis Makna praktis yang maksud adalah baik pihak penjual maupun pembeli dapat menyelesaikan proses transaksi secara cepat dengan bantuan metode pembayaran digital yang diakses melalui telepon pintar. Pembayaran dapat dilakukan kapan saja, di mana saja dan dapat mengurangi aktivitas pergi ke bank atau ATM Center. Akibatnya, waktu yang dibutuhkan semakin singkat sehingga dapat melayani pelanggan lain yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas sebuah usaha/bisnis.


Bisnis Digital 27 2. Proses Pembukuan Transaksi Lebih Mudah Transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai (konvensial) mengharuskan seorang bagian akuntansi untuk mencatat satu per satu. Berbeda dengan transaksi digital yang memiliki rekam jejak digital sehingga dapat dikoneksikan dengan sistem akuntansi yang terotomatisasi. Dengan metode ini informasi tentang keuangan lebih real time dan memiliki tingkat akurasi yang tinggi karena sudah berbantuan sistem digital yang tersusun runtut dan rapi. Hal yang demikian dapat memudahkan bagi para pelaku bisnis untuk menyusun laporan keuangan. 3. Visibilitas dan Transparansi Lengkap sehingga terjamin keamanan Transaksi digital memiliki visibilitas dan transaksi yang lengkap pada seluruh proses pembayaran bagi pelaku bisnis baik pelanggan maupun pemasok. Visibilitas ini bermnafaat dalam rangka meningkatkan hubungan dengan pemasok. Begitu pula transparansi menjadi hal yang penting dalam pembayaran. Melalui transaksi digital proses pembayaran, kita mendapatkan pengetahuan tentang tiap tahapan proses faktur. Transaksi yang dilakukan secara digital pada dasarnya dapat dilacak, sehingga dapat diamati jika terdapat indikasi kecurangan atau penipuan. Selain itu dengan adanya password atau tokenisasi, enkripsi dll menjadi bentuk pengamanan dalam transaksi digital. 4. Mendukung Lingkungan Kerja Jarak Jauh dan Hybrid Otorisasi transaksi digital dapat dilakukan di mana dan kapan saja. Otorisasi yang dilakukan juga sepenuh-


Bisnis Digital 28 nya bersifat digital. Mekanismenya adalah faktur diberi kode dan dicatat dalam central system, dengan cara ini pemrosesan faktur dapat dilakukan dengan mudah termauk pemberian otorisasi. Disamping kelebihan, transaksi digital juga memeliki beberapa kelemahan, yaitu : 1. Membutuhkan infrastruktur teknologi. Dukungan sinyal internet yang kuat menjadi hal yang dibutuhkan dalam melakukan pembayaran elektronik. 2. Membutuhkan pengetahuan lebih. Pengguna harus beradaptasi dengan aplikasi atau website penyedia jasa transaksi digital. Transaksi digital akan cukup menyulitkan bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan pengetahuan tentang teknologi dan tidak memiliki keinginan untuk belajar. 3. Regulasi yang masih belum ada. Regulasi tentang transaksi digital saat ini masih mengacu pada Undang-undang perlindungan konsumen. Pemerintah masih bekerja keras untuk merumuskan undang-undang yang ideal di ranah digital payment ini. 4. Mendorong perilaku konsumtif Perilaku konsumtif ini dipicu adanya promo yang menarik. Promo yang ada menggiurkan konsumen untuk melakukan pembelian dan diimbangi dengan tata cara pembayaran digital yang relatif mudah.


Bisnis Digital 29 D. Alur Transaksi Bisnis Digital Seperti yang dijelaskan diawal bahwa transaksi digital merupakan modifikasi dari transaksi konvensial. Alur transaksi jika dilihat dari sisi pembeli adalah ketika pembeli melakukan chek out terhadap sebuah barang maka akan muncul gerbang pembayaran atau payment gateway. Ada opsi untuk beberapa di antaranya adalah data pelanggan untuk disimpan dalam sistem, biasanya di gateway ini menyimpan data nyata dari kartu pembeli disimpan, ini dilakukan oleh untuk menjaga token atau kode unik. Kemudian hal ini ditangkap oleh server payment (processor), yang memiliki tugas untuk memeriksa data yang diterima dari pedagang dari pelanggan di banknya. Biasanya, program-program ini bekerja dengan gerbang pedagang dan semua lembaga perbankan dan kartu untuk dapat ntuk memverifikasi pembayaran dari semua kemungkinan kartu pembayaran. Setelah pemrosesan sebelumnya, data transaksi ditransfer ke bank pemegang kartu, apapun itu jenis kartu kredit, debit, atau virtualnya. Lembaga perbankan - bank pemegang kartu setelah menerima data memiliki kesempatan menerima atau menolak permintaan transaksi tergantung pada kemungkinan eksekusinya. Oleh karena itu, setelah diperoleh izin atau penolakan, ia mengirimkan kembali data melalui kode ke pemrosesan paket prosesor yang berisi informasi tentang kemungkinan transaksi. Selanjutnya Data dari pemroses pembayaran (server) dikirim kembali ke payment gateway dan kembali ke situs web pedagang. Menginformasikan kepada klien – bank klien secara otomatis mengirim pesan melalui interface, berisi informasi tentang status selesai atau tidak lengkap transaksi.


Bisnis Digital 30 Berikutnya, bank klien dalam beberapa hari berhasil menyelesaikannya transaksi dengan mengirimkan uang ke akun pedagang. Adapun alur transaksi digital dapat digambarkan pada Gambar 1, berikut: Gambar 1. Alur Transaksi Digital Keterangan: = menunjukkan aliran verifikasi data kartu = menunjukkan respon dari bank dan asosiasi kartu dikembalikan ke pemilik kartu =menunjukkan penyelesaian dana di bank pengakuisisi Card Owner Check out Payment Gateway Payment System Customer’ s Bank Payment Server (Processor) Acquiring bank


Bisnis Digital 31 E. Tren Transaksi Bisnis Digital di Indonesia Adanya perlindungan dan jaminan keamanan yang diberikan oleh lembaga keuangan resmi di Indonesia juga menjadi faktor tersendiri yang menarik minat masyarakat untuk melakukan transaksi secara digital. Di Indonesia, terdapat perlindungan konsumen yaitu termaktub dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999. Ketentuan perlindungan konsumen tersebut telah diperbaru oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bulan Mei 2022 tentang perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan yaitu Peraturan OJK (POJK) Nomor 6/POJK.07/2022. Peraturan baru yang menggantikan POJK Nomor 1/POJK.07/2013 ini memuat kewajiban keterbukaan dan transparansi terkait layanan dan informasi produk, serta penyempurnaan persyaratan terkait perlindungan data dan informasi konsumen. Selain itu, terdapat juga Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) mengatur bahwa orang perorangan termasuk yang melakukan kegiatan bisnis atau ecommerce di rumah dapat dikategorikan sebagai pengendali data pribadi. Harapannya, setiap pelaku bisnis bertanggung jawab secara hukum atas pemrosesan data pribadi yang diselenggarakannya dan memenuhi ketentuan yang ada dalam UU PDP. Sejumlah regulasi tersebut ditujukan dalam rangka melindungi konsumen agar akseptasi dan preferensi masyarakat Indonesia dalam melalukan transkasi digital meningkat. Indonesia menyumbang sekitar 40% atau US$77 miliar dari total nilai transaksi ekonomi digital di Asia Tenggara (Laporan e-Conomy Asia Tenggara yang dikutip Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2022). Tahun 2022 tercatat


Bisnis Digital 32 terdapat peningkatan nilai transaksi ekonomi digital sebesar 22% dari tahun 2021. Apabila ditinjau dari nilai transaksi pada tahun 2022 per sektor ekonomi digital maka E-commerce menempati urutan pertama dengan nilai penjualan kotor barang dan jasa atau gross merchandise value (GMV) sebesar 59 Miliar. Urutan kedua adalah sektor transport/makanan online dengan nilai transaksi 8 Milyar. Sedangkan media online (6,4 Milyar) menempati urutan ketiga. Urutan terakhir yaitu travel online senilai 3 Milyar. Lebih rinci dapat ditampilkan pada Gambar 2. berikut: Gambar 2. Nilai Ekonomi Digital Indonesia Berdasarkan Sektor (2022) Sumber: Google, Temasek, dan Bain & Company dalam laporan e-Conomy SEA 2022.


Bisnis Digital 33 Tren transaksi digital yang saat ini berkembang pesat pada berbagai sektor memiliki sumbangsih pada pertumbuhan ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh Nabila et al., (2022)menghasilkan temuan bahwa variabel nilai transaksi uang elektronik berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Senada dengan hasil penelitianTanjung et al., (2022) yang menunjukkan bahwa variabel bebas Nilai Transaksi dan Jumlah Usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 2018-2020. Data terkini tentang tren transaksi dalam jaringan (Daring) di Indonesia sejak tahun 2012 hingga 2021 semakin menunjukkan tren kenaikan. Pada tahun 2012 nilai transaksi digital hanya sekitar Rp 1,97 triliun namun tahun 2021 mencapai Rp 305,44 triliun. Data per tahun dapat dilihat dalam Gambar 4.3 berikut: Gambar 3. Jumlah Transkasi Daring di Indonesia (2012-2021)


Bisnis Digital 34 Apabila ditinjau dari perilaku konsumen dalam bertransaksi berdasarkan hasil survei Litbang Kompas akhir Mei 2023 diketahui bahwa responden terbiasa menggunakan transaksi digital (non tunai) yaitu sebanyak 22,5%. Diagram 3 berikut merupakan hasil survei yang dikukan oleh Litbang Kompas Mei 2023. Gambar 4. Perilaku Konsumen dalam Bertransaksi Sumber: Litbang KOMPAS Mei 2023 Sedangkan preferensi metode pembayaran yang paling disukai oleh masyarakat dengan pilihan jawaban pernah, tidak pernah, tidak tahu/tidak menjawab. Presentase metode pembayaran yang pernah dilakukan oleh masyarakat adalah uang tunai (96,6%), transfer (59,5%), M-banking (35,5%), kartu debit atau ATM (35,4%) dan dompet elektronik (34,7%). Masyarakat juga sudah memiliki akseptasi terhadap metode pembayaran seperti QRIS, uang elektronik, paylater, virtual account meskipun presentasenya belum mencapai 20%. Adapun secara diagram dapat dijelaskan Gambar 4.5 berikut:


Bisnis Digital 35 Gambar 5, Preferensi Metode Pembayaran Saat Bertransaksi/Belanja Model transaksi bisnis digital telah mengubah lanskap bisnis secara fundamental. Dengan perkembangan teknologi dan tren yang terus berubah, bisnis perlu terus beradaptasi agar tetap relevan dan mampu bersaing di era digital ini salah satunya dengan memberikan kemudahan bertransaksi dengan memanfaatkan platform pembayaran digital. transaksi bisnis digital dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang dapat mengubah posisi keuangan sebuah usaha atau perusahaan, di mana metode yang digunakan adalah non tunai atau cashless. Klasifikasi pembayaran digital pada dasarnya ada 2 yaitu dengan mobile banking dan mobile payment. Masing-masing model transaksi digital memliki kelebihan dan kekurangan. Namun, tren transaksi digital di Indonesia semakin tahun semakin meningkat. Hal ini juga didukung adanya regulasi sebagai perlindungan bagi konsumen. Masyarakat juga sudah memiliki akseptasi terhadap metode pembayaran seperti QRIS, uang elektronik, paylater, virtual account


Bisnis Digital 36 A. Bisnis Digital Teknologi 4.0 atau sering disebut sebagai Revolusi Industri 4.0 adalah sebuah era baru di mana teknologi digital dan fisik mulai bersatu dan mempercepat perkembangan teknologi. Era ini memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang bisnis digital. Dalam Bisnis digital, teknologi 4.0 dapat membantu perusahaan meningkatkan produktivitas, mengoptimalkan biaya, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan meningkatkan inovasi. Ini merupakan peralihan yang dengan kata lain disebut sebagai tranformasi digital yang mencakup eksploitasi dan eksplorasi teknologi digital dalam mengubah model bisnis (Yoo et al., 2010). Oleh karena itu, perusahaan yang ingin bersaing di era digital harus mengadopsi teknologi 4.0 dalam strategi bisnis mereka. Teknologi digital telah


Bisnis Digital 37 mendapatkan momentum dalam dekade terakhir, yang hubungannya dengan kewirausahaan digital, ekonomi digital, interaksi sosial digital, ekonomi hijau, dan lain sebagainya. Teknologi digital telah membawa banyak manfaat bagi organisasi seperti sentralisasi, akses ke pasar baru, dan transparansi, yang dimungkinkan dari jarak jauh dalam operasi bisnisnya (Bai, 2021). Proses penerapan teknologi digital dalam menemukan kembali model bisnis, mengubah produk perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (inovasi), serta menghubungkan orang dengan berbagai hal, wawasan dan pengalaman pelangggan disebut sebagai bisnis digital. Tranformasi menuju bisnis digital adalah hal serius yang menjadi perhatian para pelaku bisnis di era Revolusi 4.0 ini. World Economic Forum (WEF) mendefinisikan revolusi industri 4.0 adalah disrupsi teknologi internet ke dalam proses produksi agar proses pengolahan barang maupun jasa bisa lebih efisien, cepat, dan massal. Hal ini ditandai dengan penggunaan teknologi robotik, rekayasa intelektual, Internet of Things (IoT), nano-teknologi, hingga sistem yang disebut sistem komputasi awan (cloud computing). Laporan The Future of Jobs yang dirilis World Economic Forum (WEF) 2016 lalu, ditekankan bahwa industri mulai beralih menggunakan rekayasa intelektual, mesin belajar (machine learning), transportasi otomatis, dan robotik sangat pintar sudah mulai mendominasi proses produksi hingga 2020 mendatang. Survei beberapa industry yang dilakukan oleh WEF bahkan menunjukkan penggunaan teknologi cloud dan mobile internet menjadi fokus model bisnis mereka di masa depan, selanjutnya disusul pengembangan teknologi pemrosesan data dan penggunaan big data ke dalam proses


Bisnis Digital 38 produksi, di mana pelaku industri akan mulai beradaptasi hingga 2025. WEF memprediksi akan ada 4,75 juta pekerja administrasi di 18 negara terancam dirumahkan karena disrupsi teknologi hingga 2035 mendatang. Tak ketinggalan, pekerja di bidang manufaktur sebanyak 1,6 juta orang juga berpotensi kehilangan pekerjaannya, permintaan tenaga kerja yang membutuhkan ahli dan keterampilan tinggi akan semakin meningkat misalnya ahli matematika, ahli komputer, ahli pemasaran, ahli tanaman, ahli obat, ahli menu, ahli bioenergy, ahli limbah, ahli media pembelajaran dan lain-lain. Perubahan ini tentu tidak dapat dihindari ataupun dilawan, yang dibutuhkian adalah kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan yang ada. Seperti apa yang dikatakan oleh Charles Darwin, hanya makhluk yang beradaptasi saja yang akan lolos dari seleksi alam.


Click to View FlipBook Version