The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku yang berada di tangan pembaca ini adalah buku yang
memberikan penjelasan tentang konsep Bisnis Digital. Buku ini terdiri dari 14 bab yang sangat menarik sekali untuk dibaca, karena ditulis oleh para akademisi dan praktisi dari berbagai Universitas, Lembaga serta Kalangan di Indonesia. Oleh sebab itu, pembahasanya pun
menarik dan kaya akan pengetahuan karena menyajikan tulisan dari berbagai sudut pandang.
Buku ini membahas tentang berbagai hal terkait dengan konsep bisnis digital. Pembahasan dimulai dengan pengenalan konsep dasar bisnis digital, pemahaman tentang e-commerce,
model transaksi bisnis digital, peluang bisnis digital, analisis pasar e-commerce, pengelolaan infrastruktur bisnis digital,
internet governance, keamanan data transaksi, strategi bisnis digital. Selanjutnya buku ini membahas permasalahan bisnis digital,
pemasaran digital, dan manajemen hubungan pelanggan.
Buku ini juga membahas optimalisasi bisnis digital dan prosedur
membangun bisnis digital.
Mengingat pembahasan dalam buku ini cukup
komprehensif dan sistematis, buku ini layak untuk dijadikan referensi bagi mahasiswa, praktisi dan masyarakat umum yang ingin mendalami tentang konsep Bisnis Digital

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2023-11-08 21:52:30

Bisnis Digital

Buku yang berada di tangan pembaca ini adalah buku yang
memberikan penjelasan tentang konsep Bisnis Digital. Buku ini terdiri dari 14 bab yang sangat menarik sekali untuk dibaca, karena ditulis oleh para akademisi dan praktisi dari berbagai Universitas, Lembaga serta Kalangan di Indonesia. Oleh sebab itu, pembahasanya pun
menarik dan kaya akan pengetahuan karena menyajikan tulisan dari berbagai sudut pandang.
Buku ini membahas tentang berbagai hal terkait dengan konsep bisnis digital. Pembahasan dimulai dengan pengenalan konsep dasar bisnis digital, pemahaman tentang e-commerce,
model transaksi bisnis digital, peluang bisnis digital, analisis pasar e-commerce, pengelolaan infrastruktur bisnis digital,
internet governance, keamanan data transaksi, strategi bisnis digital. Selanjutnya buku ini membahas permasalahan bisnis digital,
pemasaran digital, dan manajemen hubungan pelanggan.
Buku ini juga membahas optimalisasi bisnis digital dan prosedur
membangun bisnis digital.
Mengingat pembahasan dalam buku ini cukup
komprehensif dan sistematis, buku ini layak untuk dijadikan referensi bagi mahasiswa, praktisi dan masyarakat umum yang ingin mendalami tentang konsep Bisnis Digital

Bisnis Digital 39 Kemampuan beradaptasi inilah yang mampu membuat pelaku bisnis menemukan peluang dalam bisnis digital. Berikut sejumlah elemen dalam bisnis digital (smartcityindo.com,2018) B. Jenis Bisnis Digital 1. E-Commerce (Perdagangan Elektronik) Bisnis yang menjual produk atau jasa melalui platform online. Menurut Wong (2010) e-commerce adalah proses jual beli dan memasarkan barang serta jasa melalui sistem elektronik, seperti radio, televisi dan jaringan komputer atau internet. Adapun manfaat ecommerce bagi para konsumen yaitu menghemat waktu saat berbelanja. Dengan menggunakan e-commerce konsumen bisa lebih menghemat waktunya dalam berbelanja, karena konsumen tidak perlu repot mendatangi toko untuk mendapatkan apa yang dibutuhkannya, melainkan cukup dengan mengakses platform e-commerce melalui perangkat digitalnya saja di rumah untuk berbelanja. Contoh E-Commerce, perusahaan sepatu yang membuat website agar pembeli bisa langsung memesan produk mereka di situs tersebut. 2. Digital Marketing (Pemasaran Digital) Pemasaran digital adalah strategi pemasaran yang menggunakan berbagai saluran dan platform digital untuk mempromosikan produk, layanan, atau merek kepada audiens target. Tujuan utama pemasaran digital adalah untuk menciptakan interaksi, kesadaran, dan keterlibatan pelanggan melalui berbagai bentuk konten


Bisnis Digital 40 yang disesuaikan dengan platform yang digunakan. Pemasaran digital mengacu pada pembuatan dan penyebaran konten melalui saluran media digital seperti situs web, media sosial, email, dan aplikasi seluler dengan promosi konten tersebut menggunakan berbagai strategi di seluruh saluran digital (Chaffey & EllisChadwick, 2019). 3. Afiliasi Afiliasi adalah model bisnis di mana Anda bermitra dengan perusahaan atau individu lain untuk mempromosikan produk atau layanan mereka. Anda akan memasarkan produk atau layanan tersebut melalui tautan afiliasi yang unik, dan jika seseorang melakukan pembelian melalui tautan tersebut, Anda akan mendapatkan komisi sebagai imbalan atas penjualan yang dihasilkan. Kunci sukses pemasaran afiliasi terletak pada pembangunan hubungan win-win antara pengiklan dan afiliasi (Dwivedi et al., 2017). 4. Konten Digital Konten digital merujuk pada berbagai jenis materi atau informasi yang dibuat dan didistribusikan dalam bentuk digital melalui platform dan kanal online. Konten ini dapat berupa teks, gambar, audio, video, infografis, dan berbagai bentuk lainnya yang dapat diakses dan berbagi melalui internet (Rowley, 2008); (Hollebeek et al., 2018). Tujuan utama dari konten digital adalah untuk menyampaikan informasi, menghibur, atau berinteraksi dengan audiens secara online.


Bisnis Digital 41 5. SEO (Search Engine Optimization) SEO (Search Engine Optimization) merupakan serangkaian strategi dan teknik yang digunakan untuk meningkatkan peringkat suatu situs web dalam hasil pencarian mesin telusur seperti Google (Y[fçıh & Sciences, 2010); (Ledford, 2015). Tujuan utama dari SEO adalah agar situs web muncul lebih tinggi di halaman hasil pencarian organik, sehingga dapat lebih mudah ditemukan oleh pengguna yang mencari informasi atau produk tertentu. 6. Fintech (Teknologi Keuangan) Fintech adalah singkatan dari "Financial Technology" atau teknologi keuangan dalam bahasa Indonesia. Fintech merujuk pada industri yang menggunakan teknologi inovatif untuk mengubah cara kita mengakses, mengelola, dan melakukan transaksi keuangan (Dorfleitner et al., 2017). Fintech menggabungkan dunia keuangan dengan teknologi informasi, menciptakan layanan dan produk baru yang berfokus pada efisiensi, kemudahan akses, dan pengalaman pengguna yang lebih baik (Giglio, 2022). C. Keuntungan Bisnis Digital Di balik pesatnya perkembangan bisnis digital, tentu ada sejumlah faktor yang melatarbelakanginya. Digital business adalah metode yang kian digemari karena terbukti mendatangkan segudang keunatungan.


Bisnis Digital 42 1. Saluran baru dengan pelanggan Kehadiran digital tidak hanya membuka saluran penjualan, tetapi juga cara baru untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Email, aplikasi, jejaring sosial lainnya, klien bisnis apa pun dengan kehadiran digital memiliki banyak cara untuk menghubungi perusahaan. Ini adalah cara lain untuk meningkatkan penjualan, loyalitas, dan loyalitas pelanggan, tetapi juga memerlukan tanggung jawab baru. 2. Pelanggan menjadi pusat bisnis Transformasi digital melibatkan penempatan pelanggan di pusat bisnis, dan sementara ini melibatkan pekerjaan dan tanggung jawab, itu juga menawarkan keuntungan yang signifikan. Salah satunya adalah untuk mengetahui pendapat mereka. Mendengarkan konsumen dan inovasi bersama (konsep open innovation/inovasi terbuka) (Chesbrough, 2017). Kontak seperti yang dibuat di jejaring sosial atau jajak pendapat dan situs web, memfasilitasi tugas yang selalu penting untuk mengetahui pendapat pengguna tentang produk atau layanan. Kedekatan dengan pelanggan faktor penentu keberlangsungan bisnis dan tentu meningkatkan pengalaman pelanggan. 3. Pengambilan keputusan yang lebih baik Digitalisasi berjalan seiring dengan manajemen data, data adalah pengetahuan, dan pengetahuan mengarah pada keputusan yang lebih baik. Digitalisasi bisnis memungkinkan, seperti yang telah kita lihat di paragraf sebelumnya, untuk terus berhubungan dengan


Bisnis Digital 43 pelanggan, dan ini memungkinkan untuk mengenalnya lebih baik dengan penerapan big data (Zerbino et al., 2018). 4. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas Perusahan memiliki lebih banyak informasi, yang memungkinkannya membuat keputusan yang lebih baik, dan alat teknologi untuk mempermudah pekerjaan (Davies, 2015). Ketika digunakan dengan cerdas, digitalisasi bisnis dapat menghasilkan peningkatan produktivitas yang signifikan dan dapat mengurangi sejumlah biaya (Gul et al., 2021). 5. Mempermudah komunikasi dan kerjasama Digitalisasi bisnis meningkatkan komunikasi internal (Kiv[ctė _t [f., 2020). Digitalisasi dapat mengamati hal ini baik melalui kerja sama tim (misalnya antar departemen) yang akan diperlukan untuk mengimplementasikan langkah-langkah transformasi digital, dan melalui pilihan dasar seperti mengimplementasikan obrolan internal (Martin et al., 2023). 6. Meningkatkan kondisi kerja Digitalisasi dalam suatu perusahaan mencakup banyak bidang, dan salah satunya adalah peningkatan kondisi kerja (Parviainen et al., 2017). Opsi ketenagakerjaan baru, seperti jam kerja fleksibel atau teleworking, memerlukan dukungan digitalisasi agar dapat terlaksana. Tanpa ini, akan jauh lebih sulit, atau bahkan tidak mungkin. Dan perbaikan kondisi kerja menawarkan banyak manfaat, tidak hanya bagi karyawan, namun juga bagi perusahaan. Ini membantu


Bisnis Digital 44 mengurangi pergantian pekerjaan dan meningkatkan retensi bakat. Generasi pekerja baru (yang disebut generasi milenial) menuntut digitalisasi dalam pekerjaan mereka. D. Tips Membangun Bisnis Digital 1. Kenali Pasar Anda Sebelum memulai bisnis digital, pahami dengan baik pasar Anda. Mengenali pasar adalah proses memahami dan menganalisis kondisi serta dinamika suatu pasar di dalam industri tertentu. Hal ini meliputi pemahaman terhadap kebutuhan dan preferensi konsumen, persaingan antar perusahaan, tren pasar, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku pembelian. 2. Tentukan Niche yang Tepat Fokuslah pada niche yang memiliki permintaan tinggi namun persaingan rendah. Ini akan memungkinkan Anda untuk membedakan diri dari pesaing, mencakup memilih kelompok target yang memiliki kebutuhan atau minat khusus yang dapat Anda penuhi dengan produk atau layanan tertentu. Dengan menentukan niche pasar, Anda mempersempit fokus bisnis Anda untuk lebih efektif memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan dalam segmen tertentu. Ini dapat membantu Anda bersaing lebih baik, membangun pengikut setia, dan membedakan diri dari pesaing di pasar yang lebih luas.


Bisnis Digital 45 3. Ciptakan Nilai Tambah Memberikan manfaat atau keunggulan tambahan kepada pelanggan atau pihak terkait dalam suatu produk, layanan, atau kegiatan. Hal ini bisa berupa peningkatan kualitas, efisiensi, kenyamanan, atau fitur yang membuat suatu produk atau layanan menjadi lebih berharga atau lebih baik daripada yang sebelumnya. 4. Pelajari dan Tingkatkan Keterampilan Digital Anda Keberhasilan bisnis digital sering kali tergantung pada kemampuan Anda dalam memanfaatkan teknologi dan platform digital. Teruslah belajar dan tingkatkan keterampilan Anda dalam pemahaman teknologi. 5. Bangun Kehadiran Online yang Kuat Miliki situs web dan memastikan bahwa bisnis atau entitas Anda memiliki presensi yang signifikan dan terlihat di platform-platform online. Ini mencakup berbagai strategi dan tindakan untuk membangun dan memelihara kehadiran yang kuat di dunia digital. 6. Manfaatkan SEO dengan Baik Mengoptimalkan situs web atau konten Anda agar dapat muncul lebih tinggi di hasil pencarian mesin pencari (Search Engine Optimization atau SEO). Dengan melakukan hal ini, Anda dapat meningkatkan visibilitas situs web Anda dan menarik lebih banyak pengunjung yang berpotensi menjadi pelanggan atau pembaca.


Bisnis Digital 46 7. Gunakan Media Sosial Secara Efektif Tentukan platform media sosial yang paling relevan dengan target audiens Anda. Jadilah aktif, berinteraksi dengan pengikut, dan bagikan konten berkualitas. 8. Kembangkan Strategi Konten yang Berkualitas Buat konten informatif, menarik, dan bermanfaat bagi audiens Anda. Konten yang baik dapat membantu membangun otoritas dan kredibilitas. 9. Fokus pada Pengalaman Pengguna Artinya memprioritaskan upaya untuk menyediakan pengalaman yang positif, nyaman, dan memuaskan bagi pengunjung atau pengguna situs web atau aplikasi Anda. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa interaksi mereka dengan produk atau layanan Anda berjalan dengan lancar dan memenuhi harapan mereka. 10. Gunakan Analitik untuk Mengukur Kinerja Pantau metrik kunci seperti lalu lintas situs web, konversi, dan retensi pelanggan. Analisis data dapat membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik. 11. Tetap Fleksibel dan Terbuka terhadap Perubahan Lanskap digital terus berubah. Jadilah fleksibel dan siap beradaptasi dengan perubahan kondisi atau situasi yang muncul dalam bisnis atau kehidupan sehari-hari. Ini melibatkan sikap yang responsif, terbuka terhadap ide baru, dan siap untuk mengubah strategi atau taktik jika diperlukan.


Bisnis Digital 47 12. Bangun dan Jaga Reputasi Online yang Baik Penting untuk mempertahankan reputasi yang positif di dunia digital. Tanggapi ulasan dan umpan balik dengan cepat dan profesional. 13. Pertimbangkan Penggunaan Iklan Digital Gunakan iklan online untuk meningkatkan visibilitas dan mencapai audiens yang lebih besar. Pilih platform dan format iklan yang sesuai dengan target pasar Anda. 14. Lakukan Riset Pasar Terus-Menerus Pahami perubahan dan tren dalam pasar Anda. Ini akan membantu Anda tetap relevan dan beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan. Melakukan pengumpulan dan analisis data secara berkelanjutan untuk memahami tren, perilaku konsumen, dan dinamika pasar yang terus berubah. 15. Jaga Keamanan Data dan Privasi Pelanggan Pastikan bahwa data pelanggan Anda aman dan Anda mematuhi peraturan privasi yang berlaku. Menjaga keamana data pelanggan sama halnya dengan perjuangan Anda memperpanjang usia bisnis Anda. 16. Bangun Jaringan dengan Profesional di Industri Anda Jaringan dapat membuka pintu untuk kemitraan dan peluang bisnis baru. Bergabunglah dengan komunitas atau acara industri.


Bisnis Digital 48 17. Evaluasi dan Tingkatkan Terus-Menerus Selalu evaluasi kinerja bisnis Anda dan cari cara untuk meningkatkan proses dan strategi Anda. Melakukan penilaian dan peningkatan berkelanjutan terhadap berbagai aspek bisnis atau proyek. Tujuan dari proses ini adalah untuk memastikan bahwa kinerja dan efisiensi bisnis tetap optimal, dan bahwa terdapat upaya terus-menerus untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil. 18. Berikan Pelayanan Pelanggan yang Luar Biasa Pelayanan pelanggan yang baik dapat membantu membangun hubungan jangka panjang dan mendapatkan rekomendasi dari pelanggan. Memberikan layanan yang melebihi harapan pelanggan dan menciptakan pengalaman positif serta memuaskan bagi mereka. Ini melibatkan interaksi antara bisnis atau penyedia layanan dengan pelanggan, di mana pelanggan merasa dihargai, didengar, dan terlayani dengan baik. 19. Tetap Konsisten dalam Upaya Pemasaran Konsistensi dalam pemasaran akan membantu membangun merek yang kuat dan mengingatkan pelanggan tentang bisnis Anda. Menjaga kesinambungan dan konsistensi dalam strategi dan aktivitas pemasaran yang Anda lakukan. Ini melibatkan menjaga pesan, gaya, dan pendekatan pemasaran tetap seragam dan terusmenerus, sehingga menciptakan identitas merek yang kuat dan dapat diakui oleh pelanggan.


Bisnis Digital 49 ENGELOLAAN infrastruktur bisnis digital melibatkan berbagai aspek seperti pengembangan teknologi, pengaturan kebijakan, dan pemeliharaan sistem. Selain itu, juga diperlukan kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan bisnis digital. Infrastruktur digital mendukung berbagai bisnis inovatif dalam ekonomi berbagi, media sosial, layanan informasi mobile, perdagangan elektronik, dan media yang didukung oleh iklan (Greenstein, 2020). Kolaborasi antara pemerintah, perusahan dan masyarakat tersebut dapat melibatkan berbagai bentuk kerjasama, seperti pembentukan kebijakan yang memfasilitasi investasi dan inovasi di sektor bisnis digital, pelatihan dan pengembangan keterampilan digital bagi masyarakat, serta penyediaan infrastruktur teknologi yang handal dan terjangkau. Dengan pengelolaan infrastruktur teknologi P


Bisnis Digital 50 informasi dan komunikasi (TIK) yang lebih baik dan modern dapat menuju transformasi Indonesia menuju cashless society (Andriani et al., 2019). A. Komponen infrastruktur bisnis digital Infrastruktur bisnis digital merujuk pada kumpulan perangkat keras, termasuk server, perangkat mobile klien dan komputer desktop, jaringan yang menghubungkan perangkat keras ini, dan aplikasi perangkat lunak yang digunakan untuk menyediakan layanan kepada staf internal perusahaan serta mitra dan klien perusahaan. Infrastruktur juga merujuk pada lokasi perangkat keras, perangkat lunak, dan arsitektur jaringan (Chaffey, 2015). Pada gambar 1. dijelaskan bahwa terdapat lima layer infrastruktur bisnis digital (Chaffey, 2015). Pada Layer I terdapat aplikasi bisnis infrastruktur, yaitu aplikasi yang menyediakan akses ke layanan dan informasi didalam dan juga diluar organisasi, contohnya adalah Customer Relationship Management (CRM), manajemen rantai pasok, data mining, dan content management system. Layer II terdiri dari perangkat lunak seperti browser yang menstandarisasi plug-in dan sistem perangkat lunak untuk klien, adanya standarisasi web server, dan database menagement system (DBMS). Layer III menentukan e-business yang dapat menjadi intranet dan untuk terhubung jaringan eksternal yang dapat menjadi extranet, atau link ke internet publik, dengan melakukan konfigurasi Transmission Control Protocol/Internet Protocoll (TCP/IP). Pada Layer IV, pengelolaan penyimpanan dapat dilakukan baik secara internal maupun eksternal, sedangkan penyimpanan data pada internet seperti situs website


Bisnis Digital 51 perusahaan yang pada umumnya dikelola secara eksternal atau oleh penyedia layanan aplikasi. Pada Layer V konten untuk intranet, extranet dan situs internet, data pelanggan, serta data transaksi. Gambar1. Komponen infrastruktur bisnis digital (Chaffey, 2015) Sedangkan menurut Kampas dalam Chaffey (2015) menjelaskan sebuah model infrastruktur lima tingkat alternatif dari apa yang disebut sebagai rantai fungsi sistem informasi yang terdiri dari: 1. Storage/Physical yang terdiri dari komponen perangkat keras dan disk, ekuivalen dengan Layer IV. 2. Processing yaitu komputasi dan logika yang disediakan oleh prosesor dimana pengolahan terjadi pada Layer I dan Layer II. 3. Infrastructure yaitu merujuk pada antarmuka manusia dan eksternal serta jaringan, yang disebut sebagai


Bisnis Digital 52 'ekstrastruktur'. Termasuk dalam Layer III, meskipun antarmuka manusia atau eksternal tidak ditampilkan. 4. Application/Content yang merupakan data yang diproses oleh aplikasi menjadi informasi yang terjadi pada Layer IV. 5. Intelligent yaitu logika berbasis komputer yang mengubah informasi menjadi pengetahuan yang terjadi pada Layer I. B. Mengelola infrastruktur bisnis digital Dalam pengelolaan infrastruktur, semua aplikasi yang digunakan dalam bisnis digital sebaiknya dapat terintegrasi dalam sebuah perusahaan (Chaffey, 2015). Gambar 2. Infrastruktur yang terfragmentasi dan terintegrasi (Chaffey, 2015)


Bisnis Digital 53 Dalam gambar 2. dapat dijelaskan bahwa misalkan pada sebuah perusahaan mempunyai tiga divisi yaitu rekrutmen, keuangan, dan marketing, maka masing-masing divisi mempunyai infrastrukturnya sendiri, sehingga muncul hambatan fungsional (functional barrier) antar divisi. Hal ini dapat mengakibatkan terjadi perbedaan arsitektur teknologi yang digunakan, penggunaan database yang terpisah sehingga proses dan aktivitas di masing masing area akan menjadi berbeda (Chaffey, 2015). Hal ini bisa terjadi jika masing-masing manajer divisi menggunakan sistem informasi yang berbeda dengan penggunakan vendor yang berbeda. Hal ini akan mengakitabkan inefisiensi biaya karena penggunaanya secara terpisah di masing-masing divisi. Selain tidak efektivitasnya biaya, dalam proses tidak akan maksimal jika terjadi perubahan kebijakan perusahaan yang terkait dari tiga divisi tersebut. Oleh karena itu diperlukan infrastruktur yang terintegrasi sehingga komunikasi data antara divisi dapat lebih optimal. Penggunaan sistem yang terintegrasi misalnya pada Enterprise Resource Planning (ERP) akan mengintegrasikan antara supply chain dan value chain antar divisi dehingga penggunaan infrastruktur digital dapat lebih optimal. Selanjutnya dalam menentukan infrastruktur bisnis digital dapat menentukan tiga hal yang mendasar yaitu manajemen operasional, manajemen teknikal, dan manajemen stratejik (Chaffey, 2015). C. Potret infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia Dalam pemilihan perangkat keras (hardware) untuk mendukung bisnis digital tentunya diperlukan infrastruktur


Bisnis Digital 54 teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dapat diandalkan dan terjangkau. Selain itu, penting juga untuk mengembangkan kebijakan yang mendorong adopsi teknologi digital di berbagai sektor ekonomi, seperti ecommerce, fintech, dan edutech. Indonesia dalam perkembangan TIK khususunya pengguna internet individu di Indonesia terus berlanjut selama periode 2017-2021, dan mencapai 62,10% pada tahun 2021. Kenaikan ini lebih dipicu oleh adanya Covid-19, yang mengubah cara orang berinteraksi dengan mengurangi kontak fisik, sehingga masyarakat harus beralih ke aktivitas sehari-hari melalui berbagai platform digital (BPS, 2022). Adanya Covid-19 ini dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di berbagai negara seluruh dunia, dan adanya infrastruktur TIK dapat meningkatkan ketahanan perekonomian (Kim et al., 2022). Sehingga dengan adopsi teknologi digital, perekonomian dapat beralih ke model bisnis online dan menjaga kelangsungan operasional perusahaan, dan memungkinkan adanya kolaborasi jarak jauh dan penggunaan layanan digital yang memudahkan transaksi dan komunikasi antara pelaku ekonomi. Gambar 3. Perkembangan TIK di Indonesia


Bisnis Digital 55 Dalam gambar 3. dapat tergambarkan bahwa pengguna internet mengalami peningkatan yang pesat. Perubahan yang paling mencolok adalah pelanggan telepon seluler terjadi penurunan pada 2017 ke 2018 dan berangsur stabil pada tahun berikutnya, sedangkan peningkatan mobile-broadband di Indonesia cenderung meningkat. Adanya mobilebroadband dapat meningkatkan perekonomian dan Produk Domestik Bruto (PDB) secara global (Edquist et al., 2018). Dalam perkembangan akses dan infrastruktur TIK di Indonesia, BPS sudah menggunakan perhitungan indeks akses dan infrastruktur TIK yang terdiri dari pelanggan tetap per 100 penduduk, pelanggan telepon seluler per 100 penduduk, bandwidth internet internasional per pengguna, persentase rumah tangga dengan komputer, serta persentase rumah tangga dengan akses internet (BPS, 2022). Gambar 2. Indeks Akses dan Infrastruktur TIK Indonesia (Sumber: BPS) 4,88 5,09 5,34 5,53 5,67 5,76 4 4,5 5 5,5 6 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Indeks Akses dan Infrastruktur TIK Indonesia 2016-2021


Bisnis Digital 56 Perkembangan Akses dan Infrastruktur TIK sendiri cenderung mengalami peningkatan yang pada tahun 2016 hanya sebesar 4,88 namun pada tahun 2021 mencapai 5,76. Perkembangan akses dan infrastruktur TIK di Indonesia tidak terpengaruh oleh Covid-19 yang terjadi pada tahun 2020, karena pada tahun 2021 mengalami kenaikan. Hal ini tentu dapat berdampak baik pada perbaikan perekonomian, karena adanya peningkatan infrastruktur TIK dapat meningkatan perekonomian dan Produk Domestik Bruto (Edquist et al., 2018; Kersan-Še[\cć, 2021; Lc _t [f., 2022; Ridhcruttceuf [h^ Vajrapatkul, 2021). Sedangkan dalam hubungan dengan konsumsi rumah tangga, akses dan infrastruktur TIK berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi telekomunikasi rumah tangga di setiap provinsi di Indonesia (Priambodo, 2023). Sehingga akses TIK yang baik juga memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan informasi dan berpartisipasi dalam ekonomi digital, yang dapat meningkatkan daya beli dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Adanya perbedaan dalam infrastruktur teknologi informasi dampat berdampak pada kesenjangan digital di Indonesia (Ariyanti, 2013; Azali, 2017; Safril et al., 2017). Kesenjangan digital tersebut berdampak salah satunya adalah kesenjangan pendapatan (Suharno et al., 2022). Perkembangan infrastruktur digital dapat berdampak pada faktor lain seperti sosial ekonomi


Bisnis Digital 57 D. Kebijakan dalam penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia Menyediakan jaringan internet yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat adalah masalah besar bagi Indonesia. Hal ini disebabkan oleh populasi yang besar yang memiliki latar belakang sosial-ekonomi yang beragam dan tersebar di daerah dengan tingkat kesulitan geografis tergolong berbeda-beda. Akibatnya, menjadi sangat mahal bagi orang-orang di daerah terpencil, seperti daerah perdesaan di pulau-pulau kecil, untuk mendapatkan akses internet. Sehingga dengan penyediaan teknologi informasi dapat menjembatani adanya hambatan geografis tersebut. Ditetapkannya Perpres No. 96 Tahun 2014 tentang Rencana Pitalebar Indonesia 2014–2019, Pemerintah telah menunjukkan tekadnya untuk mengurangi ketidaksetaraan dalam infrastruktur jaringan internet, terutama di daerah yang termasuk sebagai wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar. Kebijakan ini sudah dilakanakan pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2009 hingga 2014 ini kemudian dilanjutkan pada pemerintahan Presiden Joko Widodo pada tahun 2014 hingga 2019 melalui program yang bernama Palapa Ring (Bachtiar et al., 2020). Jaringan Palapa Ring memiliki peluang untuk diperluas hingga mencapai daerah pedesaan melalui implementasi komunikasi optik ruang bebas (Free-Space Optical Communications atau FSO) sebagai jaringan penyiaran optik (Optical Relaying Networks atau ORN) (Darusalam et al., 2020). Selain itu dalam peningkatan perkembangan bisnis


Bisnis Digital 58 digital, dalam peraturan diberikan kebijakan penurunan tarif PPh bagi UMKM dan kewaijiban UMKM yang ikut dalam ecommerce untuk melakukan pendaftaran dan mengurus izin usaha, sesuai dengan regulasi PP No. 23 Tahun 2018 dan PP No.80 Tahun 2019(Bachtiar et al., 2020). Perpres No. 3 Tahun 2016, yang kemudian diubah menjadi Perpres No. 56 Tahun 2018, mengatur program Palapa Ring. Program ini memiliki cakupan pembangunan layanan di 457 kabupaten/kota melalui pendanaan non-KPBU dan di 57 kabupaten/kota melalui pendanaan KPBU ( Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha. Selain itu, adanya Permenkominfo No. 22 Tahun 2015 dan peraturan perubahannya, Permenkominfo No. 21 Tahun 2016, merinci pembangunan jaringan serat optik, yang merupakan dasar telekomunikasi nasional (Bachtiar et al., 2020). Tabel 1. Isu Kebijakan dan Regulasi di Indonesia. Sumber: (Bachtiar et al., 2020) Kebijakan Regulasi Untuk menghilangkan perbedaan digital di daerah yang tidak terhubung ke jaringan internet, berbagai aturan ditetapkan. Hingga 2022, akan ada tiga satelit tambahan untuk pulau terluar dan 4.000 stasiun pemancar untuk desa terpencil (Bachtiar et al., 2020) 1. Perpres No. 96 Tahun 2014. 2. Perpres No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. 3. Perpres No. 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Perpres No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan


Bisnis Digital 59 Proyek Strategis Nasional. 4. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (Permenkominfo) No. 22 Tahun 2015 tentang Renstra Kemkominfo Tahun 2015–2019. 5. Permenkominfo No. 21 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Permenkominfo No. 22 Tahun 2015 tentang Renstra Kemkominfo Tahun 2015–2019


Bisnis Digital 60 EMBENTUKAN Taksonomi ASEAN diharapkan dapat menarik investasi global ke ASEAN untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di kawasan. Bersamaan dengan Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023, momentum ini perlu dioptimalkan oleh Indonesia sebagai salah satu negara ASEAN yang memiliki kebutuhan pembiayaan berkelanjutan yang besar untuk mendapat manfaat dari aliran investasi tersebut serta mendorong implementasi transisi berkelanjutan. Sehingga dibutuhkan sistem keamanan data dalam transaksi secara gelobal. Keamanan data transaksi merupakan hal sangat krusial disaat ini di tengah pesatnya perkembangan aktivitas transaksi mengunakan basis digital. Secara sadar dan tidak sadar seseorang akan dengan mudah memberikan data pribadi untuk kegiatan dalam pemenuhan kebutuhan transaski atau lainya. P


Bisnis Digital 61 Kemajuan teknologi modern telah mengalami ledakan kumpulan data dalam jumlah besar yang ditangkap dan dicatat di berbagai bidang, namun juga menimbulkan kekhawatiran akan keamanan dan perlindungan penyimpanan data, transmisi, pemrosesan, dan akses ke data. Blockchain adalah buku besar terdistribusi yang mencatat transaksi dengan cara yang aman, fleksibel, dapat diverifikasi, dan permanen. Transaksi dalam blockchain dapat berupa pertukaran aset, pelaksanaan ketentuan kontrak pintar, atau pembaruan catatan. Dijelaskan pengengembangkan ekosistem kontrol akses blockchain yang memberikan pemilik aset hak berdaulat untuk mengelola kontrol akses kumpulan data besar secara efektif dan melindungi dari pelanggaran data. Blockchain Hyperledger Fabric dari Linux Foundation digunakan untuk menjalankan jaringan bisnis sementara alat komposer Hyperledger digunakan untuk mengimplementasikan kontrak pintar atau fungsi pemrosesan transaksi yang berjalan di jaringan blockchain (Uchibeke, Kassani and Deters, no date; Liu et al., 2023). Exampel dari data peribadi adalah Nama lengkap, nomor nik, alamat rumah, nomor handphone, email, nomor rekening dan sebagainy. Biasanya data-data tersebut yang sering digunakan proses transaksi digital. Sehingga perlu kewaspadaan dalam menjaga keamanan data pribadi didalam aktifitas transaksi digital saat ini. Transaksi yang digunakan didalam bisnis digital perlunya adanya pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan, Pemerintah dan bahkan perlunya Standar Nasional Open Pembayaran (SNAP) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam menjaga sistem pembayaran yang aman, tekedali, sehat, kompetitif dan inovatif, interoperabilitas, serta keamanan dan keandalan.


Bisnis Digital 62 Sehingga menarik untuk ditindaklanjuti dalam sistem keamanan data transaksi dengan melihat sistem serta kebijakan yang akan di bahas didalam bisnis digital dari tindak lanjut keamanan data transaksi. A. Blockchain Blockchain merupakan sistem penyimpanan data digital yang berisi catatan yang terhubung melalui kriptografi. Penerapan teknologi Blockchain sudah mulai banyak diakomodasi di lingkungan industri dan praktisi bisnis sebagai penjaga keamanan transaksi sehingga kini termasuk sektor pendidikan, institusi non-bisnis menikmati penggunaan teknologi tersebut untuk mendukung proses pembelajaran. Informasi pada Blockchain yang dilindungi dapat berupa transaksi, aset, identitas, dan informasi lainnya yang dikemas dalam bentuk digital. Informasi dikumpulkan dalam bentuk blok-blok yang saling terkait dengan menggunakan fungsi hash sebagai enkripsi kriptografi. Sebuah Penelitian menggunakan Blockchain untuk transaksi isi ulang uang saku online bagi pelajar. Penggunaan Blockchain terpusat dilakukan secara terpusat untuk mengurangi biaya pengadaan server, namun untuk meningkatkan keamanan informasi transaksi, modifikasi setiap rangkaian blok dilakukan dengan menggunakan pendekatan kriptografi AES. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangan dengan memasukkan script Cross-Site Scripting (XSS) jika ingin mengetahui nilai jumlah transaksi top-up harus dapat meretas proses kriptografinya. Hal ini didukung dengan pengujian validasi rantai untuk mengetahui


Bisnis Digital 63 berapa banyak perubahan blok yang diubah.(Fadlil, Riadi and Nugrahantoro, 2020) B. Lembaga Penjamin Simpanan Turut dalam Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) merupakan badan hukum dibentuk dan didirikan berdasarkan Undang-Undang No.24 Tahun 2004 tentang lembaga penjamin simpanan. Tujuan dibentuknya LPS untuk mejalankan program panjaminan simpanan nasabah bank untuk mendukung sistem perbankan sehat dan stabil. LPS melaksanakan tugas dan wewenang secara independen, bebas dari campur tangan pemerintah/kekuasaan, transparan, terbuka untuk masyarakat banyak, dan akuntabel, serta dapat dipercaya dan diandalkan. (‘UU 24 2024’, 2024) Lembaga Penjamin Simpanan bersama dengan anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan selalu bersinergi dan bekerja keras dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional yang mengalami disrupsi dampak pandemi. Dan, melalui berbagai kebijakan strategis yang dikeluarkan. pada akhirnya stabilitas sistem keuangan dan juga perbankan nasional dapat terjaga hingga saat ini. C. Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia Kemajuan akan transaksi keuangan dalam era kemajuan jaman menuntut suatu sistem pembayaran dengan tingkat keamanan yang benar-benar terjaga keamanannya. Kemajuan akan sistem pembayaran mengunakan digital


Bisnis Digital 64 menuntut bank Indonesia melakukan pembaharuan dalam sistem perbankan dimasa depan. Seperti halnya Blueprint Sistem Pembyaran Indonesia (BSPI) 2025 merupakan sebuah arah kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia untuk menavigasi peran industri sistem pembayaran di era ekonomi dan keuangan digital. Blueprint berisi 5 (lima) Visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang dilaksanakan oleh 5 (lima) working group yaitu Open banking, Sistem Pembayaran Ritel, Sistem Pembayaran Nilai Besar dan Infrastruktur Pasar Keuangan, Data dan Digitalisasi, dan Reformasi Regulasi, Perizinan, dan Pengawasan. BSPI 2025 akan diwujudkan melalui 23 key deliverables yang akan diimplementasikan secara bertahap dalam kurun waktu tahun 2019 sampai dengan 2025. D. Relevansi Keamanan Data Transaksi Pada teknologi fintech mobile payment terdapat beberapa hal yang membuat seseorang menggunakan mobile payment yaitu keamanan, kecepatan transaksi dan kenyamanan. Tujuan penelitian ini akan membahas pengaruh keamanan, kecepatan transaksi dan kenyamanan terhadap penggunaan mobile payment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keamanan dan kenyamanan mempengaruhi penggunaan mobile payment, sedangkan kecepatan transaksi tidak mempengaruhi penggunaan mobile payment (Lau and Pradana, 2021). Disisilainya E-commerce merupakan kegiatan transaksi barang atau jasa secara jarak jauh antara dua buah perusahaan (business to business) atau antara perusahaan dengan pelanggan (business to consumer). E-commerce


Bisnis Digital 65 dapat mempermudah transaksi secara jarak jauh, namun ada resiko keamanan ketika melakukan transaksi pada ecommerce. Sistem keamanan e-commerce secara umum menggunakan bantuan protokol keamanan lainnya seperti SSL (Secure Socket Layer) sehingga sangat bergantung dengan protokol keamanan tersebut. Problem pada sistem keamanan e-commerce yang ada diatasi dengan pengembangan sistem keamanan yang menggunakan algoritma keamanan langsung di dalam halaman web. Sistem dirancang mengamankan data transaksi menggunakan algoritma RC6, kunci enkripsi RC6 diamankan dengan algoritma RSA, dan data hasil enkripsi RC6 di-encode dengan Base64. Sistem keamanan yang dihasilkan memblokir data transaksi saat pengguna mengklik tombol submit transaksi, kemudian data transaksi dienkripsi menggunakan algoritma yang diterapkan sebelum dikirim ke server sehingga data transaksi sudah aman tanpa bantuan protokol keamanan lainnya misalnya SSL (Secure Socket Layer). (Saputra, Sasmita and Wiranatha, 2017). E. Strategi Keamanan dalam Bertransaksi Reformasi pengaturan Sistem Pembayaran (SP) sebagai bagian dari Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 bertujuan untuk mencari titik keseimbangan antara upaya optimalisasi peluang inovasi digital untuk menciptakan SP yang cepat, mudah, murah, aman dan andal, dengan tetap memperhatikan stabilitas, perluasan akses, perlindungan konsumen, praktik bisnis yang sehat, dan penerapan best practices.


Bisnis Digital 66 Dengan demikian tujuand dalam keamanan data diperlukan sifat ke hati-hatian didalam pengunaan data pribadi didalam e-from aplikasi digital. Sehingga perlu memperhatikan sebelum melakukan transaksi digital baik itu dalam bertransaksi online ataupun hal lainya. Standar keamanan dalam bertransaksi mengunakan aplikasi digital: Berikut strategi dalam menjaga keamanan dalam bertransaksi mengunakan platform aplikasi digital : 1. Melakukan Pengecekan Sebelum melakukan transaksi dapat meninjau ulang Web, Platform, harga, nominal dan lainya sebelum melakukan transaksi dengan harapan dapat meminimalisir kegagalan atau hal-hal yang tidak diinginkan. 2. Keamanan Prangkat Sebelum melakukan transaksi pastikan keamanan perangkat yang digunakan baik leptop, Handphone, bahkan perangakt yang digunakan seperti umum seperti WiFi. Ada baiknya mengunakan prangkat pribadi. 3. Memilih Metode Pembayaran Pastikan mengunakan metode pembayaran yang disediakan dengan metode yang paling aman. 4. Mengganti kata sandi secara berkala Harapanya dengan menganti sandi secara berkala dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dalam perangkat yang digunakan. Demikianlah pembahasan didalam keamanan data transaksi di dalam bisnis digital semoga bermanfaat dan


Bisnis Digital 67 terimakasih semua sumber yang saya gunakan semoga semua penetahuanya menjadikan ladang amal ibadah aamin dan penulis sadar butuh penyempurnaan didalam penulisan kedepanya terimakasih semoga bermanfaat.


Bisnis Digital 68 EKNOLOGI telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Perkembangan teknologi ini mendorong setiap individu atau perusahaan untuk terus beradaptasi agar tidak semakin jauh ketinggalan. Hal ini juga menyebabkan dunia bisnis berubah dari bisnis konvensional ke bisnis digital. Istilah "transformasi bisnis digital" mengacu pada perubahan terkait penerapan teknologi digital dalam bisnis. Penerapan teknologi digital dalam bisnis baik transaksi jual beli hingga periklanan, dimana pelanggan kini dapat melakukan pembelian barang dengan informasi spesifikasi produk dan tentunya tampilan gambar produk yang lebih menarik tanpa harus mengunjungi toko secara fisik, Penjual juga dapat menjual serta mempromosikan barang dagangannya tanpa harus bertatap muka secara langsung dengan pembeli. Jadi dengan teknologi digital T


Bisnis Digital 69 mampu menjangkau kalangan masyarakat secara luas dan lebih efektif serta efisiensi waktu dalam pemasarannya. Platform digital dan penyedia layanannya memainkan peran penting dalam membentuk ekosistem tempat perusahaan bersaing dan bagaimana mereka bersaing, sangat penting bagi kita untuk mengeksplorasi bagaimana platform tersebut mempengaruhi transformasi digital.(Li et al., 2018) Tingginya tingkat daya saing antara pelaku bisnis sebagai akibat dari banyaknya kemudahan yang diperoleh dengan penerapan teknologi digital didalam bisnis mendorong pelaku bisnis tersebut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menghadirkan produk yang mampu menarik minat pembeli. A. Strategi Bisnis Digital (DBS) Seluruh aktivitas bisnis termasuk dalam strategi bisnis digital (DBS), yang menggunakan seluruh sumber daya digital, yaitu perangkat keras, perangkat lunak, dan sumber daya manusia (SDM).. Menurut (Bharadwaj et al., 2013) Strategi bisnis digital (DBS) adalah strategi organisasi yang dirumuskan dan dieksekusi dengan memanfaatkan sumber daya digital untuk menciptakan nilai diferensial. Definisi ini menyoroti : 1. Melampaui pandangan tradisional dengan menganggap strategi TI sebagai fungsi didalam perusahaan dan mengakui penyebaran sumber daya digital di area fungsional lain seperti operasi, pembelian, rantai pasokan dan pemasaran. 2. Melampaui sistem dan teknologi yang mungkin telah mempersempit pandangan tradisional tentang strategi TI


Bisnis Digital 70 untuk mengenali sumber daya digital, sehingga sejalan dengan pandangan strategi berbasis sumber daya. 3. Secara eksplisit menghubungkan strategi bisnis digital untuk menciptakan nilai bisnis diferensial, sehingga meningkatkan implikasi kinerja strategi TI diluar metrik efisiensi dan produktivitas menjadi metrik yang mendorong keunggulan kompetitif dan diferensiasi strategis. Strategi bisnis digital (DBS) menurut (Holotiuk and Beimborn, 2017) bertujuan untuk mengatasi kesenjangan antara apa yang dibutuhkan dan pemikiran tradisional tentang penyelarasan strategis dengan mengambil pandangan yang lebih luas dan lebih inklusif dalam strategi TI dan mengenali perubahan akibat digitalisasi. B. Komponen Strategi Bisnis Digital (DBS) Komponen DBS seperti yang dinyatakan oleh (Max Uhlig and Remané, 2022) terdiri atas : Digitalisasi Produk dan Proses : Banyak perusahaan mengembangkan DBS yang berfokus pada pengembangan portofolio produk dan layanan digital baru yang memanfaatkan sumber daya digital, data besar dan seringkali platform yang saling melengkapi. Contoh teknologi digital digunakan untuk membangun kapabilitas layanan pelanggan. Selain itu DBS bertujuan untuk integrasi lintas fungsi dan proses bisnis lintas fungsi. Proses digitalisasi harus berbasis data untuk memungkinkan tingkat otomatisasi yang lebih tinggi. Selain itu DBS membutuhkan koordinasi diseluruh produk, layanan dan proses ekosistem yang kompleks.


Bisnis Digital 71 Eksekusi Model Bisnis : Dalam pandangan DBS, model bisnis digital jenis baru menjadi semakin penting. Ekonomi digital dengan demikian menawarkan sumber-sumber penciptaan dan penangkapan nilai yang baru dan berbeda, terkait dengan kelimpahan informasi, model bisnis multi-sisi, model bisnis yang bergantung pada jaringan dan kendali atas seluruh arsitektur industri digital. Tata Kelola dan Prinsip-Prinsip TI : Keputusan penting terkait tata kelola TI adalah menentukan peran strategis TI. Dalam pandangan DBS perpaduan bisnis dan TI dalam sebuah perusahaan adalah kuncinya. Dalam lingkungan digital, TI tidak dapat di isolasi dari strategi bisnis secara keseluruhan dan perlu dilihat sebagai aset strategis : sinergi antara bisnis dan TI akan memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Selain itu perusahaan semakin bergantung pada inovasi yang didasarkan pada TI. Investasi dan Penentuan Prioritas TI : Investasi dalam infrastruktur TI memainkan peran penting untuk mencapai tujuan DBS. Investasi TI harus beralih dari hanya dianggap sebagai bagian dari aktivitas tingkat operasional menjadi dilihat sebagai nilai bisnis strategis. Secara rata-rata perusahaan cenderung bergerak lebih dekat dengan rekanrekan industri mereka dalam hal investasi TI. Mengenai strategi infrastruktur TI, infrastruktur TI yang terstandarisasi termasuk pertukaran data melalui penggunaan platform digital penting untuk memungkinkan DBS. Dengan demikian domain fungsional lainnya harus dihubungkan dengan infrastruktur TI seperti fungsi pemasaran. Mengenai lanskap TI, pergeseran sedang berlangsung dari sistem yang ^ce_g\[hae[h s_][r[ cht_rh[f y[ha rugct e_ ‚[jfce[sc gceri‛ yang memanfaatkan platform digital. Dengan demikian


Bisnis Digital 72 perusahaan harus memutuskan dari perspektif tata kelola komponen aplikasi mana yang harus terlihat oleh pesaing dan mana yang tidak. Sumber Daya Digital : Sumber daya digital dirujuk dalam pandangan berbasis sumber daya (RBV) dari strategi yang dibahas oleh Barney, Peteraf, dan Wernerfelt diantaranya kemampuan dan sumber daya berdasarkan TI adalah sumber daya digital mendasar yang dapat memperoleh dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Selain itu sumber daya digital memungkinkan peluang digital strategis baru dengan meletakkan fondasi bagi penggunaan teknologi digital yang efektif dalam konteks bisnis. DBS memanfaatkan sumber daya digital dan mengubahnya menjadi nilai bisnis. Sebagai contoh big data adalah sumber daya digital penting yang perlu digunakan untuk analisis (real-time) dan pengambilan keputusan untuk mendapatkan wawasan dari data. Sumber daya digital memungkinkan penggunaan teknologi digital secara strategis, dimana teknologi digital menjadi bagian integral dari produk dan layanan baru dan perusahaan perlu mengadaptasi manfaat dari teknologi tersebut ke DBS mereka untuk menciptakan aset digital baru. Kompatibilitas Ekosistem : Dalam lingkungan yang intensif secara digital, perusahaan terlibat dan terintegrasi dalam ekosistem bisnis yang dinamis yang mewakili jaringan mitra, pelengkap, pelanggan dan pesaing yang sama. Para mitra dalam ekosistem ini berkolaborasi dan memberikan layanan yang saling melengkapi untuk menciptakan proposisi nilai bersama. Oleh karena itu DBS tidak dapat dirancang secara independen dari ekosistem karena keputusan sering kali didorong oleh kolektif dalam sistem tersebut. Ada 3 jenis struktur jaringan nilai yang diusulkan ;


Bisnis Digital 73 model terintegrasi vertikal tertutup, koalisi yang digabungkan secara longgar dan platorm multi-sisi. Seperti yang dinyatakan oleh (Pagani, 2013) yang membandingkan tiga struktur jaringan nilai yang berkembang dalam hal logika, penciptaan nilai, kategori aktivitas utama, logika hubungan interaktivitas utama, saling ketergantungan aktivitas utama, dan penggerak biaya dan nilai utama. Tabel 1. Gambaran Umum Model Konstelasi Titik Kontrol Alternatif Model Terintegrasi Vertikal Tertutup Koalisi yang digabungkan secara longgar Platform Multisisi Penciptaan Nilai Logika Kehadiran komponen raksasa yang sangat terhubung Fokus pada fase tertentu dari rantai nilai yang mengelola hubungan dengan mitra disepanjang rantai nilai Menyatukan 2 atau lebih kelompok pelanggan yang berbeda, membangun infrastruktur yang menciptakan nilai dengan mengurangi biaya distribusi, transaksi, dan pencarian biaya. Penangkapan Nilai Logika Nilai ditangkap oleh raksasa Operator jaringan memiliki keuntungan Penyedia layanan Dalam jaringan multisisi, biaya dan pendapatan ada disetiap sisi. Platform ini dikenakan biaya


Bisnis Digital 74 mengumpulkan pendapatan langsung dari pengguna akhir dan mendistribusik annya diantara tahap-tahap lain dari rantai nilai. Lembaga penyiaran mengumpulkan pendapatan tambahan yang relevan dari sumber tidak langsung. dalam melayani semua kelompok dan dapat mengumpulkan pendapatan dari masing-masing meskipun satu sisi seringkali di subsidi. Kategori Kegiatan Utama Penyediaan Konten Pengemasan Penyediaan Jaringan Akses bersyarat Penyediaan Konten Konten dan Interaktif pengemasan layanan Penyediaan Jaringan Mengelola hubungan dengan pelanggan dan mitra Promosi Jaringan Penyediaan Layanan Pengoperasian Infrastruktur Interaktivitas Utama Logika Hubungan Berurutan Interaksi Simetris / Asimetris Simultan, Paralel Aktivitas Utama Saling Ketergantunga Dikumpulkan Berurutan Dikumpulkan Berurutan Timbal Balik Dikumpulkan Timbal Balik


Bisnis Digital 75 n Penggerak Biaya Utama Skala Pemanfaatan Kapasitas Skala Pemanfaatan Kapasitas Penggerak Nilai Utama Posisi Pasar dan Akses Ke kemampuan baru Memungkinkan kontrol saluran pengguna Pergeseran ke area rantai nilai dengan nilai tambah yang lebih tinggi Menghadapi persaingan perusahaan di sektor yang terhubung Biaya Tinggi Teknologi Digital Baru Skala Pemanfaatan Kapasitas Struktur Sistem Nilai Bisnis Rantai yang terhubung Hub yang dirujuk Jaringan Berlapis dan Saling Berhubungan Kemampuan : Untuk keberhasilan pelaksanan DBS, konsep kapabilitas dinamis merupakan hal yang mendasar. K[j[\cfct[s ^ch[gcs [^[f[b ‚e_g[gju[h j_rus[b[[h uhtue mengintegrasikan, membangun, dan mengkonfigurasi ulang kompetensi internal dan eksternal untuk mengatasi lingkungan yang berubah dengan cepat. Sangat penting bagi


Bisnis Digital 76 perusahaan untuk terus mengkonfigurasi ulang basis sumber daya mereka dengan cara yang ditargetkan. Selain itu perusahaan diharuskan memiliki kesiapan untuk berubah untuk menciptakan DBS. Lebih lanjut ketangkasan disebutkan sebagai salah satu kemampuan dinamis inti yang memungkinkan organisasi untuk merespon dengan cepat terhadap kondisi yang berubah dan memastikan adaptasi yang efektif dan ketangkasan terutama diaktifkan oleh TI. Selain itu kemampuan penting lainnya adalah berfikir dan bertindak secara proaktif dan bukannya refleksif untuk menangani ketidakpastian dengan lebih baik. Dengan demikian TI perlu digunakan secara efektif untuk dapat memprediksi masa depan. Kepemimpinan : Kepemimpinan terdiri dari tingkat tim dan individu. Terkait dengan pemimpin baik itu pejabat tingkat C, tim manajemen puncak atau eksekutif senior penting bagi manajer sisi bisnis untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan manajer sisi TI. Oleh karena itu, beberapa perusahaan mempekerjakan Chief Digital atau Chief Data Officer (CDO) untuk menggabungkan kedua peran tersebut dalam satu orang yang mewakili visi DBS. Sehubungan dengan Chief Executive Officer (CEO), mereka harus adaptif, transparan, dan suportif agar berhasil mengembangkan dan melaksanakan DBS. Dengan demikian visi yang jelas dan tahan terhadap masa depan merupakan hal yang fundamental. Selain itu, pengetahuan TI tim manajemen puncak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DBS, dan tenaga kerja harus mengembangkan kepercayaan terhadap kemampuan para pejabat dan manajer tingkat C. Eksekutif senior harus memiliki keahlian tertentu untuk memimpin melalui DBS, termasuk memberikan


Bisnis Digital 77 dukungan aktif terhadap implementasinya. Mereka juga perlu dibekali dengan kompetensi digital dan TI. Penting juga bagi para pemimpin untuk memiliki pola pikir digital, terbuka dan inovatif serta mendorong kolaborasi dan kerja lintas fungsi dan bersedia belajar dari kegagalan. Budaya : Mengembangkan DBS juga membutuhkan budaya yang inovatif. Salah satu aspek penting dari DBS adalah pengetahuan TI para manajer dan karyawan karena hal ini memungkinkan inovasi organisasi yang sulit ditiru. Untuk tujuan ini, basis pengetahuan bersama sangat penting. Pembelajaran organisasi adalah aspek penting lainnya dari budaya inovatif. Kemampuan untuk melakukan eksperimen untuk mempelajari kebutuhan pelanggan serta kemampuan untuk menguji prototipe inovatif dan dengan cepat beradaptasi dengan perubahan diperlukan. Kegagalan harus dct_rcg[ ^_ha[h j_h^_e[t[h ‚udc ^[h \_f[d[r‛. S_f[ch ctu karyawan harus memiliki kesempatan untuk menerima dan memberikan umpan balik kepada dan dari pelanggan, mitra dan karyawan lainnya. Oleh karena itu, komunikasi dan kolaborasi antara pemangku kepentingan yang berbeda sangat penting. Perusahaan harus terbuka untuk berkolaborasi dengan kompetitor, jika diperlukan, misalnya dalam ekosistem bisnis. C. Langkah-Langkah Untuk Mengembangkan Strategi Bisnis Digital Menurut (Max Uhlig and Remané, 2022) Aktivitasaktivitas utama yang perlu di pertimbangkan ketika mengembangkan DBS dalam kerangka kerja empat langkah seperti :


Bisnis Digital 78 1. Manajemen harus mengembangkan visi dan tujuan DBS. Mereka juga harus mengkomunikasikan tujuan-tujuan tersebut. Selain itu mengembangkan peta jalan strategi untuk inisiatif digital juga penting. 2. Sumber daya dan tanggung jawab harus diselaraskan. Selain itu perusahaan harus membangun lanskap teknologi yang fleksibel dan terukur untuk menciptakan dan menangkap nilai. 3. Model bisnis digital harus dirancang. Oleh karena itu, pemahaman dan fokus pada pelanggan yang paham digital dan kebutuhan mereka adalah kunci dalam merancang produk dan layanan digital yang memenuhi kebutuhan mereka. 4. Perusahaan harus terus beradaptasi terhadap dinamika baru dengan memposisikan diri di lanskap digital ; oleh karena itu mereka harus menguji inovasi digital baru untuk mempersiapkan diri menghadapi isu-isu strategis masa depan dalam konteks digital. Oleh karena itu hasil internal dan faktor eksternal harus dipantau dan sumber daya manusia harus diselaraskan dengan pemangku kepentingan implementasi strategi untuk memastikan kompetensi yang diperlukan. D. Dimensi Strategi Bisnis Digital Berdasarkan elemen-elemen utama yang disajikan pada tabel dibawah ini, (Ukko et al., 2019) mendefinisikan kapabilitas manajerial dan kapabilitas operasional sebagai dimensi utama dari strategi bisnis digital. Tabel berikut ini menunjukkan berbagai perspektif mengenai strategi bisnis digital, fokus utama, kapabilitas terkait dan referensi.


79 Tabel 2. DimensiIstilah Definisi FokStrategi Bisnis Digital Konsep strategi bisnis harus diperluas hingga mencakup digitalisasi Melakukan htepat untuk kesuksesandigitalisasperusahaekosistem b(yaitu., stratbaru, model berbeda, polketerampilyang berStrategi Bisnis Digital Ekonomi digital memungkinkan strategi bisnis digital yang memanfaatkan kemampuan konsep strategi bisnis harus digital Peran mandalam visibnilai sistemerumuskabisnis dStrategi Bisnis Digital Sebuah perusahaan terlibat dalam Sinkronisasantara bisn


Bisnis Digital i Strategi Bisnis Digital kus Kemampuan Referensi hal-hal yang mencapai n strategis si untuk aan dan bisnisnya tegi bisnis bisnis yang a pikir, dan lan orang rbeda) Kemampuan Manajerial, Kemampuan Operasional El Sawi et al. (2016) p. 142 najemen bilitas dan em saat an strategi digital Kemampuan Manajerial Grover and Kohli (2013) p. 655 si dinamis nis dan IT Kemampuan Operasional Mithas et al (2013)


Bisnis Digital 80 kategori aktivitas IT Strategi Bisnis Digital Strategi organisasi yang dirumuskan dan dieksekusi dengan memanfaatkan sumber daya digital untuk menciptakan nilai diferensial Strategi tfungsional ydiselaraskastrategi bisdipilih perStrategi Transformasi Digital Sebuah blue print yang mendukung perusahaan dalam mengelola transformasi yang timbul dari integrasi teknologi digital dan dalam operasi mereka setelah transformasi Transformabisnis utamdan prosstruktur orgakonsep ma


p. 513 tingkat yang harus an dengan snis yang rusahaan Kemampuan Operasional Bharadwaj et al (2013) p. 472 asi operasi ma, produk es serta anisasi dan anajemen Kemampuan Manajerial, Kemampuan Operasional Lie et al (2018) ; Matt et al (2015) p. 340


Bisnis Digital 81 ALAM beberapa tahun terakhir, semua bisnis tampaknya mengalami peningkatan tingkat disrupsi dan perubahan. Perusahaan harus mempertimbangkan prospek teknologi digital karena inovasi terus menerus akan mengganggu model bisnis teknologi tradisional, memperluas ekosistem bisnis, dan mendorong pelanggan untuk pengalaman digital (N. Evans et al., 2022 dalam Miklosik et al., 2023). Digitalisasi membawa perubahan besar dalam bisnis dan masyarakat yang tidak dapat dihindari. Perubahan dalam model bisnis konvensional diperlukan karena pasar secara bertahap dipenuhi dengan barang dan jasa digital. Namun, adopsi teknologi baru hanyalah salah satu bagian dari digital perjalanan transformasi bisnis. Perubahan lain berkaitan dengan budaya, struktur organisasi, proses bisnis, kebijakan, orang dan kepemimpinan, dan lain-lain. D


Bisnis Digital 82 Bab ini akan membahas berbagai permasalahan yang sering dihadapi oleh bisnis digital. Kami akan mengeksplorasi tantangan tersebut dan memberikan panduan serta solusi untuk mengatasinya. A. Persaingan yang Sengit Dunia teknologi melihat persaingan yang semakin sengit. Dengan produk dan layanan terbaru, perusahaan teknologi terbesar di dunia seperti Apple, Google, Tiktok dan Amazon terus berjuang untuk menguasai pasar. Mereka berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan inovasi yang dapat mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi. Bisnis digital telah menjadi medan pertempuran yang sengit era digital mengubah cara kita berbisnis dan semua industri, mulai dari e-commerce hingga teknologi finansial berkompetisi untuk mengambil bagian dari pasar yang semakin terfragmentasi. Ada beberapa hal yang mendorong mengapa persaingan dalam bisnis digital menjadi begitu sengit dan memiliki dampat yang sangat luar biasa diantaranya : 1. Aksesibilitas teknologi Teknologi sekarang lebih murah dan dapat diakses oleh semua orang. Dengan banyak alat pengembangan dan platform open-source, siapa pun dapat memulai bisnis digital tanpa modal besar


Bisnis Digital 83 2. Inovasi Tanpa Henti Perusahaan digital yang sukses terus berinovasi untuk tetap relevan dan memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berubah. 3. Perubahan Konsumen yang Cepat Jika konsumen tidak puas, mereka dapat dengan mudah beralih dari satu platform atau layanan digital ke lainnya. Ini mendorong bisnis untuk terus meningkatkan produk dan layanan mereka. 4. Persaingan Global Bisnis digital lebih kompetitif karena dapat bersaing di pasar global tanpa memiliki kantor fisik di setiap negara. 5. Data dan Analitik Perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif jika mereka menggunakan analitik dengan benar untuk mengoptimalkan strategi mereka. 6. Adopsi Teknologi Baru Perusahaan yang memanfaatkan teknologi baru seperti Internet of Things (IoT), blockchain, dan kecerdasan buatan (AI) memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendominasi pasar. Dalam persaingan yang sangat ketat ini perlu untuk Perusahaan untuk mengetahui area apa saja dalam perusahaanya yang harus bertransformasi. Terdapat enam area fungsi utama suatu perusahaan yang memerlukan digital transformasi agar dapat menang dalam persaingan :


Bisnis Digital 84 Gambar 1. Area Fungsional Transformasi bisnis digital Sumber : Miklosik et al. (2023) Area transformasi yang ditunjukkan pada Gambar 1 menunjukkan perubahan berikut bagi perusahaan (Barmuta et al., 2020) : 1. Meningkatkan interaksi dengan konsumen ke tingkat baru, seperti mengelola pengalaman pelanggan, mempelajari preferensi pelanggan, dan menggunakan sistem multichannel marketing. 2. Kerja aktif dengan data: integrasi, analisis, perlindungan data pribadi, keamanan cyber, dll. 3. Bidang produksi dan layanan: menyediakan barang dan jasa pintar, penyesuaian dan personifikasi dari produk, lingkungan digital.


Bisnis Digital 85 4. Perubahan organisasi yang menawarkan lebih banyak fleksibilitas, pembentukan pekerjaan masa depan, dan pemikiran digital Sistem Struktural 5. Perubahan dalam kegiatan operasional yang didasarkan pada penggunaan teknologi digital: penggunaan data yang terintegrasi teknologi, menjamin kesesuaian, membangun produksi digital, dan logistik pintar Fenomena ini sangat berdampak pada banyak aspek kehidupan kita. Meskipun persaingan sulit, ia mendorong kreativitas dan memberikan keuntungan bagi pelanggan. Dalam dunia digital yang terus berubah, penting bagi individu dan perusahaan untuk tetap beradaptasi dan berusaha keras untuk tetap relevan. Konsumen di era teknologi sangat menuntut. Keinginan mereka unik, sebagian besar disebabkan oleh banyaknya informasi yang tersedia di Internet. Informasi ini membuat mencari produk dan layanan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuangan pelanggan serta memberikan pengalaman nyata. Motivasi, sikap, dan keyakinan konsumen, tingkat kepuasan dari pembelian online sebelumnya, dan kemungkinan pengembalian produk atau layanan yang dibeli semuanya memengaruhi keputusan mereka untuk membeli barang atau jasa. Konsumen saat ini memiliki vokalitas yang kuat dan ingin didengarkan. Mereka berbagi pengalaman positif dan negatif dengan temantemannya di blog dan jejaring sosial. Mereka juga mengulas barang dan jasa yang mereka beli.


Bisnis Digital 86 B. Perubahan Perilaku Konsumen Perilaku konsumen telah berubah secara dramatis sejak era digitalisasi, yang membawa perubahan revolusioner dalam cara mereka berinteraksi dengan dunia. Ini disebabkan oleh kemudahan akses internet dan kemajuan teknologi. Bab ini akan membahas perubahan perilaku konsumen yang terjadi selama era digitalisasi, dan bagaimana hal itu berdampak pada masyarakat dan bisnis secara keseluruhan. Salah satu perubahan paling mencolok adalah cara pelanggan mencari informasi. Sebelum ini, pelanggan sering bergantung pada teman, keluarga, atau sumber informasi konvensional seperti buku panduan. Namun, saat ini, internet menjadi sumber utama untuk menemukan informasi tentang barang dan jasa. Sebelum mereka membuat keputusan pembelian, mereka membaca ulasan, mencari rekomendasi, dan membandingkan harga secara online. Cara kita berbelanja telah diubah oleh e-commerce. Konsumen tidak hanya mencari barang secara online, tetapi mereka juga melakukan pembelian langsung melalui platform e-commerce seperti Amazon, eBay, atau toko online resmi merek. Fenomena ini telah mengubah cara perusahaan berkomunikasi dengan pelanggan dan menjual barang mereka. Konsumen menghabiskan lebih banyak waktu di internet daripada di media konvensional, yang berdampak pada bagaimana bisnis memasarkan barang dan jasa mereka, dengan pergeseran besar menuju iklan digital dan konten online.


Click to View FlipBook Version