The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Dalam buku ini, pembaca akan mempelajari konsep dasar sistem informasi, termasuk perancangan, pengembangan, implementasi, dan pengelolaan sistem informasi yang efisien. Penulis menjelaskan berbagai jenis sistem informasi yang digunakan dalam berbagai bidang fungsional seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, produksi, dan lainnya.

Buku ini juga menggambarkan bagaimana sistem informasi dapat membantu dalam mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan mengelola data organisasi. Pembaca akan memahami pentingnya integrasi sistem informasi dengan proses bisnis yang ada, sehingga informasi yang relevan dapat diakses dengan mudah oleh manajemen dan pengambil keputusan.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-03-02 05:03:58

Sistem Informasi Manajemen

Dalam buku ini, pembaca akan mempelajari konsep dasar sistem informasi, termasuk perancangan, pengembangan, implementasi, dan pengelolaan sistem informasi yang efisien. Penulis menjelaskan berbagai jenis sistem informasi yang digunakan dalam berbagai bidang fungsional seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, produksi, dan lainnya.

Buku ini juga menggambarkan bagaimana sistem informasi dapat membantu dalam mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan mengelola data organisasi. Pembaca akan memahami pentingnya integrasi sistem informasi dengan proses bisnis yang ada, sehingga informasi yang relevan dapat diakses dengan mudah oleh manajemen dan pengambil keputusan.

Sistem Informasi Manajemen Copyright© PT Penamudamedia, 2024 Penulis: Budi Ramadhani, S.kom., M.Kom., Fajar Mahardika, S.Kom., M.Kom., Inggrid Yanuar Risca Pratiwi, S.S.T., M.Tr.T., Budi Harto, S.E., M.M., PIA., CBPA., Hariyadi, S.Kom., M.Kom., Jovian Dian Pratama, S.Mat., M.Mat., Fatimah Fahurian, S.Kom., M.T.I., Muliyono, S.Kom., M.Kom., Riffa Haviani Laluma, M.T., Dwi Ismiyana Putri, MMSI., Setiawan Assegaff, ST., MMSI., Ph.D., Mardi Yudhi Putra, S.T., M.Kom., Yassirli Amri, S.Kom., M.Kom., Johan Suryo Prayogo, S.Kom., M.T., Ferry Wiranto, S.Kom., M.Si. ISBN: 978-623-88948-9-5 Desain Sampul: Tim PT Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, Maret 2024 xii + 216, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit


v alam era digital ini, sistem informasi telah menjadi tulang punggung bagi banyak organisasi dalam mengelola data, mengambil keputusan, dan meningkatkan efisiensi operasional. Buku ini akan membahas berbagai aspek penting dalam pengembangan, penerapan, dan pengelolaan sistem informasi yang efektif. Kita akan menjelajahi konsep dasar sistem informasi, mulai dari analisis kebutuhan, pemodelan bisnis, hingga implementasi dan pengendalian sistem. Kita juga akan membahas pentingnya keamanan informasi, integrasi sistem, dan manfaat yang dapat diperoleh dari sistem informasi terintegrasi. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan buku ini. Terima kasih kepada tim penulis yang telah membantu mengumpulkan informasi dan menyajikannya dengan cara yang mudah dipahami. Juga terima kasih kepada para profesional dan praktisi sistem informasi yang telah berbagi pengalaman dan wawasan mereka. Saya berharap buku ini dapat memberikan pemahaman yang komprehensif dan praktis tentang sistem informasi manajemen kepada pembaca. Semoga buku ini menjadi panduan yang berguna dalam mengoptimalkan penggunaan sistem informasi di organisasi Anda, sehingga dapat menghadapi tantangan bisnis yang kompleks dan mencapai keberhasilan yang lebih baik. D


vi KATA PENGANTAR ................................................................ v DAFTAR ISI ......................................................................... vi BAB 1 PENGANTAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ...................... 1 A. Sistem Informasi Manajemen .......................................... 1 B. Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen ..................... 7 C. Keamanan Informasi ...................................................... 9 BAB 2 KOMPONEN SISTEM MANAJEMEN: HARDWARE, SOFTWARE DAN DATA ......................................................................... 14 A. Sistem Informasi manajemen .........................................14 B. Hardware......................................................................15 C. Software .......................................................................23 D. Data..............................................................................24 BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN INFORMASI DALAM MANAJEMEN ..... 26 A. Pengenalan Analisis Kebutuhan Informasi.......................26


vii B. Level Manajemen .......................................................... 27 C. Proses Analisis Kebutuhan Informasi dalam Manajemen.. 31 BAB 4 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ...................................................................... 34 A. Pentingnya SIM di Era Digital ......................................... 38 B. Perencanaan SIM .......................................................... 40 C. Pengembangan Strategi SIM........................................... 42 D. Desain dan Implementasi SIM ........................................ 44 E. Pengujian dan Evaluasi SIM............................................ 46 F. Pengelolaan Risiko dan Keamanan dalam SIM ................. 48 G. Tren Terkini dalam SIM ................................................. 49 BAB 5 DESAIN DAN IMPLEMENTASI BASIS DATA UNTUK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN .................................................... 52 A. Desain Basis Data .......................................................... 52 B. Jenis - Jenis Dan Model Basis Data................................... 53 C. Langkah – Langkah dalam mendesain Basis Data untuk Sistem Informasi manajemen......................................... 55 D. Manfaat dan Tujuan Basis Data Untuk Sistem Informasi Manajemen................................................................... 56 E. Implementasi Basis Data Dalam Sistem Informasi Manajemen................................................................... 57


viii F. Hambatan Dalam Mengimplementasikan Basis Data dalam Sistem Informasi Manajemen .........................................58 BAB 6 KEAMANAN INFORMASI DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) ................................................................................. 60 A. Definisi Keamanan Informasi dan Sistem Informasi Manajemen (SIM) ..........................................................60 B. Keamanan Informasi dan Risiko Manajemen ...................63 C. Kebijakan keamanan informasi ......................................66 D. Kasus Bisnis Pada Keamanan Informasi Dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM)...........................................67 E. Bagaimana Cara Membangun Keamanan Informasi Dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM) ................................69 BAB 7 MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI ........................... 71 A. Pengertian Manajemen Proyek .......................................71 B. Konsep Manajemen Proyek ............................................72 C. Siklus Manajemen Proyek ..............................................73 D. Siklus Pengembangan Sistem Informasi ..........................74 E. Ukuran Keberhasilan Proyek ..........................................76 F. Penyebab Kegagalan Proyek ...........................................76 G. Alat dan Teknik Manajemen Proyek ................................77 H. TIM Proyek ...................................................................78


ix BAB 8 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ....................................... 80 A. Konsep Sistem Pendukung Keputusan............................. 80 B. Sistem Arsitektur Pendukung Keputusan......................... 82 C. Sistem Pendukung Keputusan kelompok ......................... 85 D. Model Keputusan Analytical Hierarchy Process (AHP)...... 87 BAB 9 INTEGRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DENGAN PROSES BISNIS ............................................................................... 94 A. Pengenalan Proses Bisnis ............................................... 96 B. Pentingnya Integrasi SIM dengan Proses Bisnis................ 97 C. Teknologi dalam Integrasi SIM dan Proses Bisnis ........... 100 D. Tantangan dan Solusi dalam Integrasi Sistem Informasi Manajemen (SIM)........................................................ 102 E. Studi Kasus: Integrasi SIM dalam Industri Perbankan..... 103 BAB 10 MANAJEMEN PENGETAHUAN DALAM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ..................................................................... 105 A. Definisi Pengetahuan................................................... 105 B. Mengapa Pengetahuan Penting untuk Organisasi........... 108 C. Mengenal Manajemen Pengetahuan Bagi Organisasi ...... 110


x D. Peran Teknologi Informasi dalam Mengelola Pengetahuan .................................................................................. 113 E. Strategi Manajemen Pengetahuan di Perusahaan ........... 115 F. Benefit Manajemen Pengetahuan Bagi Perusahaan ........ 117 G. Integrasi Manajemen Pengetahuan dan Sistem Informasi Manajemen................................................................. 118 BAB 11 TEKNOLOGI TERKINI DALAM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ........................................................................................ 123 A. Big Data dan Analitik.................................................... 124 B. Kecerdasan Buatan dan Pembelajaran Mesin ................. 126 C. Blockchain dan Keamanan Informasi............................ 127 D. Cloud computing dan Infrastruktur IT........................... 128 E. Internet of Things (IoT) dan Otomatisasi........................ 130 F. Teknologi Seluler dan Aplikasi Mobile........................... 131 G. Tren Masa Depan dan Inovasi dalam Sistem Informasi ... 132 BAB 12 E-COMMERCE DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN .......... 135 A. Pengertian E-Commerce Dan Sistem Informasi Manajemen .................................................................................. 135 B. Konsep E-Commerce Sistem Informasi Manajemen........ 136 C. Perkembangan E-Commerce dan Sistem Informasi Manajemen................................................................. 137


xi D. Jenis dan Model E-Commerce didalam Sistem Informasi Manajemen................................................................. 139 E. Keamanan (Security) E-Commerce................................ 141 BAB 13 MANAJEMEN RISIKO DALAM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ........................................................................................ 143 A. Manajemen Risiko dalam Sistem Informasi Manajemen. 143 B. Pentingnya Manajemen Risiko dalam Sistem Informasi Manajemen................................................................. 144 C. Kerangka Manajemen Risiko dalam Sistem Informasi Manajemen................................................................. 144 D. Jenis Risiko dalam Sistem Informasi Manajemen ........... 145 E. Teknik Mitigasi Risiko.................................................. 146 F. Strategi Pengelolaan Risiko dalam Sistem Informasi Manajemen................................................................. 147 BAB 14 TANTANGAN DAN MASA DEPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: TRANSFORMASI DIGITAL DAN INOVASI ......... 150 A. Tantangan dalam Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen .................................................................................. 152 B. Transformasi Digital dalam Sistem Informasi Manajemen .................................................................................. 161


xii C. Peran Inovasi dalam Meningkatkan Efektivitas Sistem Informasi Manajemen.................................................. 169 D. Strategi Digitalisasi untuk Keunggulan Kompetitif.......... 172 BAB 15 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA DALAM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ....................................... 179 A. Pengumpulan Data ...................................................... 179 B. Pengolahan Data.......................................................... 180 C. Analisis Data ............................................................... 180 D. Pengumpulan Data dalam Sistem Informasi Manajemen 181 DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 189 TENTANG PENULIS ............................................................ 208


1 PENGANTAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Manajemen Konsep dasar Sistem Informasi Manajemen (SIM) mencakup sejumlah prinsip pokok yang membentuk fondasi strategis dalam pengelolaan informasi organisasi (Rusdiana & Irfan, 2014). SIM bukan hanya sekadar kombinasi teknologi informasi, prosedur bisnis, dan pengambilan keputusan manajemen; ia juga mencerminkan visi dan strategi organisasi dalam mengelola sumber daya informasi mereka untuk mencapai tujuan bisnis. Dalam konteks ini, konsep dasar SIM membentuk pilar utama yang mendukung pengembangan, implementasi, dan penggunaan sistem ini di berbagai organisasi. 1. Integrasi Teknologi dan Proses Bisnis Konsep dasar SIM melibatkan integrasi erat antara teknologi informasi dan prosedur bisnis organisasi. Ini


2 mengandung prinsip bahwa SIM tidak hanya menjadi alat bantu teknologi, tetapi juga harus sepenuhnya terintegrasi dengan proses operasional dan strategi bisnis. Dengan mengenali kebutuhan bisnis, SIM dapat dirancang untuk mendukung dan meningkatkan efisiensi operasional serta memberikan dampak positif terhadap pencapaian tujuan organisasi(Laia et al., 2022). 2. Pentingnya Data dan Informasi Konsep dasar SIM menekankan pentingnya data dan informasi sebagai aset strategis. Data menjadi materi mentah yang diolah melalui proses SIM untuk menghasilkan informasi berharga. Kualitas data yang baik, ketepatan waktu, dan relevansi informasi sangat menentukan efektivitas SIM. Dalam konteks ini, SIM berfungsi sebagai jembatan yang mengubah data menjadi pengetahuan yang actionable, memberikan manfaat nyata bagi proses pengambilan keputusan organisasi(Aswiputri, 2022). 3. Struktur Hierarki dan Klasifikasi Informasi Struktur hierarki SIM mencerminkan konsep dasar bahwa informasi memiliki nilai yang bervariasi di berbagai tingkatan organisasi(Gede Endra Bratha, 2022a). SIM harus mampu menyediakan informasi operasional yang mendukung tugas harian, informasi taktikal untuk tingkat manajemen menengah, dan informasi strategis untuk tingkat manajemen puncak. Pemahaman hierarki ini membantu mengarahkan alokasi sumber daya informasi dengan lebih efektif, sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kepentingan setiap tingkatan manajemen. 4. Fleksibilitas dan Responsivitas Terhadap Perubahan


3 Konsep dasar SIM menegaskan fleksibilitas sebagai elemen penting untuk dapat mengatasi perubahan kebutuhan bisnis dan teknologi. SIM yang baik harus dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan lingkungan bisnis dan kemajuan teknologi. Oleh karena itu, fleksibilitas dalam desain, implementasi, dan pemeliharaan SIM menjadi kunci untuk menjaga relevansi dan efektivitasnya seiring waktu(Sudjiman & Sudjiman, 2020). 5. Peran Keterlibatan Pengguna Keterlibatan pengguna adalah prinsip krusial dalam konsep dasar SIM. SIM yang sukses memerlukan partisipasi dan pemahaman yang baik dari pengguna akhir. Inisiatif pelibatan pengguna melibatkan pelatihan yang memadai, komunikasi yang efektif, dan pengembangan antarmuka pengguna yang intuitif. Organisasi harus memastikan bahwa pengguna memiliki pemahaman yang baik tentang manfaat SIM dan merasa nyaman dalam mengoperasikannya, menjadikan SIM sebagai alat yang mendukung, bukan sebagai hambatan. 6. Keamanan dan Privasi Informasi Konsep dasar SIM mencakup perlindungan yang kuat terhadap keamanan dan privasi informasi. Keberlanjutan organisasi tergantung pada kemampuannya untuk menjaga kerahasiaan data, mencegah akses yang tidak sah, dan mengurangi risiko kebocoran informasi. Oleh karena itu, perlindungan informasi dari serangan siber, pencurian data, atau kebocoran menjadi prioritas utama dalam konsep dasar SIM. 7. Kualitas dan Efektivitas Pengambilan Keputusan Tujuan utama SIM adalah memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan. Konsep dasar ini


4 menunjukkan bahwa SIM harus mampu menyediakan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu untuk mendukung proses pengambilan keputusan di semua tingkatan manajemen. Dengan demikian, kualitas dan efektivitas pengambilan keputusan menjadi ukuran utama dari keberhasilan SIM. Dalam keseluruhan, konsep dasar Sistem Informasi Manajemen membentuk dasar filosofis dan operasional yang membimbing pengembangan dan penerapan SIM di organisasi(Rohman & Brilian, 2023). Penerapan konsep dasar ini membantu organisasi untuk memahami dan memaksimalkan potensi SIM sebagai alat strategis dalam mencapai tujuan bisnis mereka. Sistem Informasi Manajemen (SIM) telah menjadi pondasi utama bagi keberlanjutan dan kemajuan organisasi di era modern. Pada masa ini, di mana informasi menjadi elemen krusial yang membentuk keberhasilan suatu entitas, SIM mengemban peran penting dalam menyediakan data yang relevan dan tepat waktu, yang diperlukan untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang efektif. Makalah ini akan menguraikan konsep dasar serta tujuan utama dari Sistem Informasi Manajemen, merinci peran dan dampaknya dalam mengelola informasi, mendukung operasional, dan membentuk strategi organisasi(Jauhari, 2021). Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah infrastruktur terpadu yang memadukan teknologi informasi, prosedur bisnis, dan pengambilan keputusan manajemen. SIM menciptakan sebuah kerangka kerja yang mendukung koleksi, penyimpanan, pengolahan, dan distribusi informasi


5 yang relevan bagi organisasi. Dalam konteks ini, SIM mencakup seluruh spektrum operasional dan manajerial organisasi, dari level operasional hingga level strategis. SIM terdiri dari beberapa komponen kunci yang saling terkait. Input melibatkan penerimaan data dari berbagai sumber, yang kemudian diproses untuk menghasilkan informasi yang berguna. Output dari proses ini didistribusikan kepada pengguna terkait. Dalam siklus ini, umpan balik (feedback) memberikan evaluasi dan perbaikan terhadap seluruh sistem. Struktur SIM terdiri dari tiga tingkatan utama: operasional, taktikal, dan strategis, masingmasing menyediakan informasi pada tingkat yang sesuai untuk berbagai level manajemen. Berdasarkan (Agustin, 2018)Sistem Informasi Manajemen memiliki beberapa tujuan pokok: 1. Mendukung Pengambilan Keputusan: SIM memberikan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu, memungkinkan manajer untuk membuat keputusan yang terinformasi dan berbasis data. 2. Meningkatkan Efisiensi Operasional: Dengan otomatisasi proses bisnis, SIM meningkatkan efisiensi operasional dan produktivitas organisasi secara keseluruhan. 3. Peningkatan Kinerja Organisasi: SIM membantu organisasi mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meningkatkan kinerja mereka di pasar. 4. Memfasilitasi Perencanaan dan Pengendalian: SIM menyediakan informasi kunci yang mendukung perencanaan jangka panjang dan pengendalian aktivitas organisasi secara umum.


6 5. Peningkatan Responsivitas Terhadap Perubahan: Dengan menyediakan informasi yang cepat dan akurat, SIM membantu organisasi untuk lebih responsif terhadap perubahan dalam lingkungan bisnis. 6. Menyediakan Dukungan untuk Inovasi: SIM memainkan peran krusial dalam mendukung inovasi dengan menyediakan akses yang mudah ke informasi yang diperlukan untuk pengembangan produk atau layanan baru. Gambar 1. Ilustrasi SIM Sistem Informasi Manajemen adalah tulang punggung organisasi modern yang berupaya untuk mencapai tujuan mereka di tengah kompleksitas dunia bisnis. Dengan memahami konsep dasar dan tujuan utama SIM, organisasi dapat memanfaatkannya sebaik mungkin untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang terus berkembang (Gede Endra Bratha, 2022b). Dengan memperhatikan perkembangan teknologi dan memahami kebutuhan bisnis, SIM tetap menjadi alat yang vital dalam meningkatkan efisiensi, daya saing, dan keberlanjutan organisasi.


7 B. Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu kerangka kerja yang kompleks yang mengintegrasikan teknologi informasi, prosedur bisnis, dan keputusan manajemen guna membantu organisasi mencapai tujuannya. SIM berfungsi sebagai perantara yang menyatukan berbagai aspek informasi dalam sebuah struktur terorganisir, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih efektif. 1. Komponen Sistem Informasi Manajemen: Input: Data yang berasal dari berbagai sumber menjadi fondasi awal dalam SIM. Informasi ini mencakup berbagai aspek organisasi seperti transaksi keuangan, data karyawan, dan data operasional lainnya. Proses: Data yang telah masuk diolah melalui serangkaian proses untuk menghasilkan informasi yang lebih bermanfaat. Proses ini melibatkan transformasi data mentah menjadi format yang lebih berguna dan dapat dimengerti oleh pengguna akhir. Output: Hasil dari proses tersebut berupa informasi yang kemudian didistribusikan kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Output ini dapat berupa laporan keuangan, analisis kinerja, atau informasi lain yang mendukung pengambilan keputusan. Feedback: Tanggapan dari pengguna menjadi tahap penting untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja keseluruhan sistem. Umpan balik ini memberikan pandangan kritis tentang efektivitas SIM dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan.


8 2. Struktur Hierarki Sistem Informasi Manajemen: Sistem Informasi Manajemen memiliki struktur hierarki yang mencakup tiga tingkatan utama: a. Operasional: Informasi operasional adalah informasi sehari-hari yang diperlukan untuk menjalankan proses operasional organisasi. Ini melibatkan data transaksional yang bersifat rutin dan membutuhkan pemrosesan cepat. b. Taktikal: Informasi taktikal memberikan dukungan pada pengambilan keputusan di tingkat menengah manajemen. Ini melibatkan analisis kinerja dan evaluasi proses bisnis yang lebih besar untuk membentuk strategi taktikal. c. Strategis: Informasi strategis adalah informasi tingkat tinggi yang mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan strategis di tingkat puncak manajemen. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang tren pasar, inovasi, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi arah organisasi. Dengan memahami dan mengaplikasikan konsep dasar ini, organisasi dapat memanfaatkan Sistem Informasi Manajemen secara lebih efektif. Implementasi yang baik dari komponen dan struktur hierarki SIM dapat membantu organisasi mencapai keberlanjutan, meningkatkan efisiensi operasional, dan meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan di semua tingkatan manajemen.


9 C. Keamanan Informasi Keamanan informasi menjadi suatu kebutuhan yang mendesak dalam dunia bisnis yang terus berkembang dan semakin tergantung pada teknologi informasi. Ancaman keamanan informasi yang semakin kompleks menuntut organisasi untuk mempertimbangkan dan mengim-plementasikan strategi keamanan yang efektif. Dalam konteks Sistem Informasi Manajemen (SIM), keamanan informasi bukan hanya menjadi tanggung jawab departemen IT, tetapi juga menjadi perhatian seluruh organisasi. Ancaman keamanan informasi dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk serangan siber, kebocoran data, dan ancaman internal. Oleh karena itu, organisasi perlu mengadopsi pendekatan holistik untuk melindungi integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan data mereka. Implementasi kontrol akses yang ketat, enkripsi data, pemantauan aktivitas jaringan, dan kebijakan keamanan yang kuat adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk melawan ancaman tersebut. Pentingnya melibatkan seluruh anggota organisasi dalam upaya keamanan informasi juga tidak boleh diabaikan. Sosialisasi kebijakan keamanan, pelatihan reguler, dan peningkatan kesadaran akan risiko keamanan informasi adalah langkah-langkah kunci untuk melibatkan semua pengguna dalam menjaga keamanan informasi organisasi. Selain itu, menjaga perangkat lunak dan sistem operasi tetap diperbarui dengan pembaruan keamanan terkini adalah langkah preventif yang krusial.


10 1. Integrasi Teknologi Baru: Meningkatkan Kinerja SIM melalui Kecerdasan Buatan dan Analitika Data Dalam menghadapi tantangan dan peluang yang berkaitan dengan teknologi, integrasi teknologi baru menjadi suatu keharusan untuk meningkatkan kinerja Sistem Informasi Manajemen (SIM). Keberhasilan organisasi dalam memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dan analitika data dapat mengubah bagaimana informasi dikumpulkan, diproses, dan digunakan untuk pengambilan keputusan. Kecerdasan buatan, seperti machine learning, dapat membantu SIM untuk mengidentifikasi pola dan tren yang mungkin sulit atau bahkan tidak mungkin diidentifikasi oleh manusia. Dengan analisis data yang lebih canggih, organisasi dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dan berbasis pada bukti. Selain itu, penggunaan teknologi baru ini dapat meningkatkan efisiensi operasional melalui otomatisasi tugas-tugas rutin dan pengolahan data yang lebih cepat. Namun, integrasi teknologi baru juga membawa tantangan baru, termasuk kebutuhan untuk mengelola volume data yang lebih besar, memastikan keamanan data yang ditingkatkan, dan melibatkan keterampilan dan pemahaman yang diperlukan untuk memanfaatkannya sepenuhnya. Oleh karena itu, organisasi perlu memiliki strategi implementasi yang baik, memastikan bahwa semua elemen organisasi dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi tersebut.


11 2. Keterlibatan Pengguna: Meningkatkan Keterlibatan Pengguna untuk SIM yang Lebih Efektif Keberhasilan Sistem Informasi Manajemen sangat bergantung pada keterlibatan pengguna. Terlepas dari seberapa canggih dan kuatnya SIM, jika pengguna tidak merasa nyaman dan terlibat dalam penggunaannya, nilai dari sistem tersebut akan terbatas. Oleh karena itu, meningkatkan keterlibatan pengguna menjadi suatu aspek penting dalam pengelolaan SIM. Pelibatan pengguna mencakup pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan dan harapan pengguna terhadap sistem. Ini memerlukan komunikasi yang terbuka antara departemen IT, manajemen, dan pengguna akhir. Dengan memahami kebutuhan bisnis, keinginan pengguna, dan tantangan yang mereka hadapi, SIM dapat dirancang dan dikonfigurasi untuk memberikan solusi yang sesuai. Pelatihan yang efektif juga menjadi kunci untuk meningkatkan keterlibatan pengguna. Dengan memberikan pelatihan reguler dan mendukung pengguna dalam mengatasi masalah atau hambatan yang mereka alami, organisasi dapat meningkatkan tingkat penerimaan dan penggunaan SIM. Menyediakan dukungan teknis yang cepat dan efisien juga membantu mengatasi masalah pengguna dengan lebih baik. 3. Fleksibilitas dan Scalability: Menyediakan Sistem yang Fleksibel dan Dapat Diukur Dalam dunia bisnis yang terus berubah, fleksibilitas dan skalabilitas Sistem Informasi Manajemen (SIM) menjadi kritis. Organisasi perlu memiliki sistem yang


12 dapat beradaptasi dengan perubahan kebutuhan bisnis, serta dapat tumbuh seiring dengan pertumbuhan organisasi. Fleksibilitas mencakup kemampuan SIM untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan bisnis, baik dari segi fungsionalitas maupun integrasi dengan teknologi baru. Ini memerlukan desain sistem yang modular dan dapat diubah sesuai kebutuhan. Skalabilitas berkaitan dengan kemampuan SIM untuk tumbuh seiring dengan pertumbuhan organisasi. Sebuah sistem yang skalabel dapat menangani peningkatan volume data, pengguna, dan kompleksitas tanpa mengalami degradasi kinerja. Ini penting untuk memastikan bahwa investasi dalam SIM tetap relevan dan berkelanjutan sepanjang waktu. Melakukan evaluasi rutin terhadap fleksibilitas dan skalabilitas SIM adalah kebijakan yang bijak. Ini dapat mencakup pemantauan kinerja sistem, penilaian terhadap kemampuan adaptasi terhadap perubahan, dan peninjauan periodik terhadap kebutuhan bisnis. Keamanan informasi, integrasi teknologi baru, keterlibatan pengguna, fleksibilitas, dan skalabilitas merupakan elemen-elemen kunci dalam memahami, mengimplementasikan, dan memanfaatkan Sistem Informasi Manajemen (SIM). Dalam dunia yang terus berkembang ini, organisasi yang mampu mengatasi tantangan keamanan, memanfaatkan teknologi baru, melibatkan pengguna dengan efektif, serta memiliki sistem yang fleksibel dan skalabel, akan lebih mampu


13 menghadapi dinamika bisnis dan meraih keberhasilan jangka panjang.


14 KOMPONEN SISTEM MANAJEMEN: HARDWARE, SOFTWARE DAN DATA A. Sistem Informasi manajemen Menurut (Bodnar, 2006), sistem terdiri dari kumpulan sumber daya yang terhubung satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut (Hall, 2009), sistem terdiri dari kumpulan dua atau lebih subsistem yang berhubungan satu sama lain dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Namun, informasi adalah kumpulan data yang dapat membantu pengambilan keputusan (Mulyadi, 2001). Menurut definisi ini, sistem informasi mengacu pada teknologi yang ada di komputer organisasi atau perusahaan yang digunakan oleh pihak yang membutuhkannya dan penggunanya.


15 Menyelesaikan siklus pengolahan data untuk sistem informasi instansi dan perusahaan adalah tujuan sistem informasi manajemen. Siklus ini membutuhkan komponen sistem tertentu. Terdiri dari tiga bagian: hardware, software, dan data. Komponen hardware terdiri dari hardware, seperti komputer; komponen software terdiri dari software, seperti sistem informasi manajemen perusahaan dan rumah sakit; dan komponen data terdiri dari sekumpulan data, seperti data masyarakat dan pasien. B. Hardware Perangkat fisik yang dapat dilihat dan disentuh termasuk input, perangkat pemrosesan, dan perangkat output. Peralatan ini biasanya sangat canggih sehingga dapat mengikuti perintah yang tertulis padanya. Mesin dapat memahami instruksi dan melakukan berbagai aktivitas dengannya. Ini memungkinkan mesin bekerja sesuai dengan susunan instruksi yang diterimanya (Wijoyo, 2021). komponen komputer yang indera peraba kita dapat: 1. Mainboard BIOS mengatur sistem input dan output komputer, yang mencakup input seperti keyboard dan mouse, dan output seperti monitor dan printer. BIOS juga mengatur koneksi input dan output melalui chipset, soket prosessor, memori (Random Access Memory), kartu grafis (VGA), dan PCI, ISA.


16 Gambar 1. Mainboar Komputer Gambar 2. Mainboar Printer 2. Processor (CPU) Frekuensi jam, yang menunjukkan kecepatan prosessor untuk menjalankan perintah Program dalam satu detik, menunjukkan bahwa prosessor adalah inti komputer dan bertanggung jawab atas menjalankan semua perintah yang telah diprogRANDOM ACCESS MEMORY dan disimpan di HDD. Frekuensi clock ditunjukkan dalam unit Herts (Hz). Gambar 3. CPU


17 Sebagai contoh, prosessor Intel Pentium 4 dengan frekuensi clock 2 Ghz memiliki kemampuan untuk menjalankan 2 miliar perintah dalam satu detik. Intel dan AMD adalah merek prosessor terkenal yang berasal dari California, Amerika Serikat, dan keduanya dikenal karena frekuensi clocknya, seperti Intel Pentium 4 2.0 GHz. AMD juga ada, dan dilaporkan lebih baik dalam mode grafis, sehingga cocok untuk gamer. 3. HDD (Harddisk) / Solid state drive Disk, yang berfungsi sebagai penyimpanan data permanen, tidak dapat hilang bahkan ketika sumber daya listrik habis. Dalam HDD terdapat sebuah cak Random Access Memory magnetik yang dapat menyimpan data. Byte (B) adalah ukuran HDD. Sebagai contoh, 160GB berarti 160 miliar byte. Reynold Johnson menemukan HDD pada tahun 1956. HDD awal berukuran 4.4 MB. Gambar 4. HDD Saat ini tersedia HDD Serial Advanced Technology Attachment (Serial ATA) dan ATA. HDD Serial Advanced Technology Attachment lebih cepat dari ATA, tetapi koneksi ATA hanya 6 pin. Namun, jika motherboard Anda tidak mendukung koneksi Serial Advanced Technology Attachment, Anda tidak dapat menggunakan HDD Serial Advanced Technology Attachment. Ukuran


18 HDD yang sangat besar seperti 500GB, 750GB, dan 1000GB (1 TB—Terra Byte) sekarang tersedia. Samsung, Seagate, West Digital, dan Maxtor adalah beberapa merek HDD terkenal. Kapasitas penyimpanan HDD memengaruhi harganya; HDD dengan kapasitas penyimpanan yang lebih besar akan lebih mahal. Solid state drive (SSD) dan HDD menggunakan platter magnetis yang berputar untuk menyimpan data, tetapi SSD menggunakan sistem utama teknologi semikonduktor dan teknologi solid state berbasis NAND (Silberschatz, Galvin and Gagne, 2013). hanya komponen elektronik SSD, seperti IC, mikrochip, dan komponen elektronik pendukung lainnya (Sunardi, 2019). menyatakan bahwa proses elektrik digunakan untuk menulis dan membaca data. SSD memproses data lebih cepat dan menggunakan lebih sedikit daya daripada HDD karena data disimpan pada chip flash. Ini sebanding dengan flashdisk dan Random Access Memory. Gambar 5. SSD 4. Random Access Memory Random Access Memory tidak hanya menyimpan data; itu juga memiliki kecepatan akses dan ukuran data dalam byte (B) dan kecepatan akses dalam Hertz (Hz).


19 Gambar 6. Random Access Memory Random Access Memory harus sesuai dengan soket Random Access Memory motherboard. Pertimbangkan Random Access Memory 512MB PC667, yang memiliki ukuran data 512MB dan kecepatan akses 667 MHz. Untuk mengimbangi keberadaan HDD dan Random Access Memory, berkas diambil dari lemari arsip dan diletakkan di meja kerja, kemudian disimpan kembali di lemari arsip. Merek Random Access Memory termasuk Random Access Memory, V-gen, Kingston, dan Visipro : a. Static Random Access. b. Non Nolatile Random Access Memory. c. Dynamic Random Access Memory. d. Syncronous Drandom Access Memory e. DDR Random Access Memory. f. DDR II Random Access Memory. g. DDR III Random Access Memory. h. DDR IV Random Access Memory. i. DDR V Random Access Memory. 5. Power Supply


20 Menurut (Makasenggehe, 2012), power supply dapat digunakan di banyak tempat, terutama di laboratorium teknik elektro dan praktikum elektronika analog. Sumber daya analog model lama masih menggunakan putaran analog. Akibatnya, sangat sulit untuk mengubah tegangan output sesuai keinginan pemakai (Nurlana, Murnomo and Abstrak, 2019). Gambar 7. Power Supply Sumber daya digital mengatur tegangan outputnya secara digital, sehingga hasilnya lebih akurat. Sumber daya analog masih menggunakan putaran analog, juga dikenal sebagai potensio meter, untuk beroperasi, sehingga membutuhkan ketelitian tinggi untuk mendapatkan tegangan output langsung yang sesuai dengan keinginan pengguna, yang membuat sumber daya mahal. 6. Monitor Saat ini, monitor tabung hitam-putih, warna CGA, VGA, dan SVGA digunakan untuk menampilkan gambar yang dihasilkan oleh kartu VGA.


21 Gambar 8. Monitor Monitor LCD sekarang menjadi sangat populer karena beberapa kelebihan, seperti tipis, hemat biaya, dan rendah radiasi. 7. Casing Sebuah case, atau wadah, adalah tempat semua komponen komputer disimpan, termasuk fan, yang membantu komponen tetap dingin, dan ground listrik pada rangka besi yang sudah ada. Dalam kebanyakan kasus, casing sudah mencakup sumber daya listrik standar (Hermansyah, 2011). Namun, Anda harus membeli sumber daya listrik yang berbeda jika Anda ingin yang lebih baik. Orang-orang yang baru mengenal komputer sering menganggap casing sebagai CPU (Central Processing Unit) atau Processor. Namun, ada perbedaan yang signifikan antara keduanya.


22 Gambar 9. Casing Komputer Processor adalah pusat dan otak komputer, tidak seperti casing. Sejujurnya, casing bukanlah alat proses. Namun, karena ia berfungsi sebagai wadah untuk semua hardware, saya memasukkannya ke dalam kategori proses untuk membuatnya lebih mudah dikelompokkan saat membahas masing-masing bagian. 8. Komponen Input (Masukan) Sinyal input dan maintenance input adalah jenis input yang diterima oleh alat input dari luar sistem. Sinyal input adalah data yang dimasukkan ke sistem komputer, sedangkan maintenance input adalah program yang digunakan untuk mengolah data yang dimasukkan. Akibatnya, alat input tidak hanya menerima data tetapi juga menerima program. Karena mereka berfungsi sebagai alat input dan alat output, beberapa alat input disebut terminal. Alat komunikasi atau kabel langsung dapat digunakan untuk menghubungkan terminal ke sistem komputer. Contohnya termasuk ATM, modem, Ethernet, PDA, dan kamera digital.


23 Pintar, pintar, dan tidak pintar berbeda. Yang pertama hanya memasukkan input dan penampil output, dan karena tidak memiliki alat pemrosesan, tidak dapat diprogram. Di sisi lain, smart terminal memiliki alat pemrosesan dan memori di dalamnya, yang memungkinkan koreksi input yang terlanjur dimasukkan. Pemakai memiliki kemampuan untuk memprogram terminal pintar, meskipun pabrik tidak dapat melakukannya. Alat input tidak langsung melewati media tertentu sebelum input diproses oleh pemroses. Contoh alat input tidak langsung termasuk tombol ke kartu plong, yang memasukkan data ke kartu plong, tombol ke pita, yang merekam data ke pita sebelum diproses oleh pemroses, dan tombol ke disk, yang merekam data ke disk. C. Software Menurt (Wijoyo, 2021) adalah Komponen software adalah program yang diinstal pada komputer dan digunakan untuk melakukan aktivitas. Istilah "sistem operasi" biasanya mengacu pada semua program software yang terintegrasi dengan sistem komputer sebelum program software diinstal. Software sistem yang digunakan untuk melakukan operasi dasar sistem dan mengelola hardware disebut sistem operasi dalam ilmu komputer. Operasi sistem (OS) adalah istilah lain untuk sistem operasi. Sistem operasi juga dapat menjalankan program seperti program pengolah kata dan browser web. program sistem operasi, atau lapisan pertama, biasanya disimpan di memori saat komputer dinyalakan. Namun, setelah Sistem Operasi menyelesaikan aktivitasnya, program


24 lain diaktifkan, dan program ini akan melakukan layanan inti umum untuk program tersebut. Akses ke disk, manajemen memori, jadwal tugas, dan antarmuka pengguna adalah beberapa layanan inti umum. Akibatnya, sistem operasi memiliki kemampuan untuk melakukan dan melayani tugastugas umum tersebut tanpa memerlukan software tambahan. Bagian kode yang melakukan fungsi inti di sistem operasi disebut "kernel". Menurt (Wijoyo, 2021) adalah Sistem operasi menghubungkan lapisan hardware dan software yang terdiri dari berbagai lapisan sistem komputer, melakukan semua tugas penting komputer, dan memastikan bahwa berbagai aplikasi berjalan secara bersamaan dengan lancar. Sistem operasi juga memastikan bahwa aplikasi software lainnya dapat menggunakan memori, melakukan input dan output terhadap peralatan lain, dan mendapatkan akses ke sistem file. Banyak kali, sistem operasi memiliki pustaka fungsi standar yang dapat digunakan oleh aplikasi lain, sehingga tidak perlu membuat fungsi-fungsi tersebut dari awal. D. Data Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan di hardware komputer dan diubah oleh software disebut basis data (Jhon, 1985: 14). Tiga hal berhubungan dengan basis data berdasarkan definisi ini: 1. Data yang diorganisasikan dalam bentuk basis data (database) (Purnama, 2021).


25 2. Simpanan permanen, juga dikenal sebagai hard disk, yang biasanya digunakan oleh sistem informasi untuk menyimpan basis data. 3. Paran.


26 ANALISIS KEBUTUHAN INFORMASI DALAM MANAJEMEN A. Pengenalan Analisis Kebutuhan Informasi Informasi merupakan salah satu sumber yang mendasar dan berharga bagi level manajerial karena sebagai sumber informasi yang nyata dan berperan lebih penting seiring pertumbuhan perusahaan atau bisnis. Analisis kebutuhan informasi merupakan tahap penting dalam pengembangan sistem informasi yang bertujuan untuk memahami dengan jelas apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pengguna dan pemangku kepentingan suatu sistem informasi atau aplikasi serta mendefinisikan kebutuhan pengguna, memastikan


27 bahwa solusi yang dikembangkan konsisten dengan tujuan bisnis dan operasional perusahaan(Dra. Eva Andayani, 2016). Prospektif manajemen, analisis kebutuhan informasi merupakan dasar untuk perancangan, pengembangan, dan implementasi sistem informasi yang dapat mendukung proses manajemen secara lebih efektif. Manajemen informasi memungkinkan organisasi mencapai berbagai tujuan, meningkatkan kepatuhan, mengurangi risiko, dan mengelola ketersediaan informasi bisnis yang penting(Davis, 1991). Kebutuhan informasi dalam bisnis disebabkan oleh kegiatan bisnis yang kompleks karena dipengaruhi peningkatan ekonomi, sempitnya waktu bagi manajerial untuk mengambil keputusan, perkembangan teknologi yang pesat sehingga meningkatkan efektivitas dalam pemecahan masalah(Dachyar, 2022). B. Level Manajemen Manajerial memiliki tingkatan atau level yang masingmasing memiliki tugas pokok sendiri. Level manajemen terdapat tiga(3) level yaitu manajemen tingkat atas(top level management), manajemen tingkat menengah(middle level management), dan manajemen tingkat bawah(low level management)(Purnama, 2018). Gambar 1. Level Manajemen


28 Adapun uraian dari gambar 1 level manajemen diatas sebagai berikut: 1. Manajemen tingkat atas disebut sebagai manajemen tingkat perencanaan strategis berperan untuk perencanaan strategi, menentukan pasar yang akan dimasuki dan pemecahan masalah(Wahyudi Rahman, S.E. and La Saudin, S.E., 2022). Jenis Sistem Informasi di level ini yaitu system informasi eksekutif (EIS: executive information system) atau (executive support system). 2. Manajemen tingkat menengah yang bertanggung jawab untuk menjabarkan lebih lanjut dari pokok-pokok yang sudah ditetapkan oleh manajemen tingkat atas dalam bentuk fungsi atau proses, melaksanakan rencana dan memastikan tercapainya tujuan(Wahyudi Rahman, S.E. and La Saudin, S.E., 2022). Proses tersebut akan disampaikan dan dilaksanakan oleh level manajemen tingkat bawah. Jenis Sistem Informasi tersebut diantaranya Sistem pakar (expert system); jarinngan neural buatan (ANN: Artificial Neural Network); sistem pendukung keputusan (DSS: Decision Support System); GSS (Group Support System); sistem informasi geografik (GIS : Geogragraphic Information System). 3. Manajemen operasional merupakan tingkat terendah dalam manajemen yang bertanggung jawab pada keberlangsungan operasional bisnis, mendukung manajer operasi melakukan kegiatannya, memastikan pelaksanaan proses yang telah ditetapkan dengan melakukan pengendalian atau pengawasan pada produk bisnis(Wahyudi Rahman, S.E. and La Saudin, S.E., 2022). Jenis sistem informasi pada level operasional ini yaitu


29 TPS(Transaction Processing System), PCS (Process Control System). Gambar 2 di bawah ini menunjukkan perbedaan sumber informasi, bentuk informasi dan sifat keputusan yang diambil pada setiap level manajemen. Gambar 2. Sumber Informasi Level Manajemen Gambar 3 di bawah ini menunjukkan bentuk infomasi yang dibutuhkan masing-masing level manajamen. Gambar 3. Bentuk Informasi Level Manajemen Gambar 4 di bawah ini menunjukkan bentuk dan macam keputusan pada masing-masing level manajamen. Perencanaan strategis Pengendalian taktis Operasional Eksternal Internal Perencanaan strategis Pengendalian taktis Operasional Ringkasan Rincian Perencanaan strategis Pengendalian taktis Operasional Strategis dan semi terstruktur Berulang dan terstruktur


30 Gambar 4. Bentuk dan Macam Keputusan Level Manajemen Manajemen level atas, menengah dan bawah memiliki tingkatan bentuk dan macam keputusan. Gambar 5 dibawah ini menunjukkan interaksi antar level manajemen terhadap informasi yang dibutuhkan. Sumber: D.P. Goyal. 2003. Management Information System: Managerial Prespective: New Delhi: Macmillan India Ltd. Gambar 5. Interaksi Antar Level Manajemen Gambar 5 menunjukkan bahwa top management bertanggung jawab untuk mengembangkan kebijakan, rencana, anggaran, dan tujuan perusahaan atau bisnis. Hal ini kemudian disajikan kepada middle management untuk menetapkan sasaran laba, biaya, dan pendapatan yang lebih spesifik. Langkah selanjutnya adalah middle management mengkomunikasikan atau menjelaskan jadwal dan kriteria pengukuran kepada lower management. Operating management atau tingkat manajemen terendah, bertanggung jawab untuk menghasilkan produk atau layanan yang


31 dirancang untuk mencapai tujuan keuntungan dan penjualan suatu perusahaan atau bisnis. (Gopal, 2010). C. Proses Analisis Kebutuhan Informasi dalam Manajemen Proses analisis kebutuhan informasi dalam manajemen mencakup interaksi dengan pemangku kepentingan, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. Pemahaman yang baik terhadap kebutuhan ini menjadi dasar untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan solusi teknologi informasi yang efektif dan sesuai dengan tujuan bisnis organisasi. Proses analisis kebutuhan informasi dalam manajemen yaitu proses mengidentifikasi dan menentukan informasi apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau memecahkan masalah tertentu. Proses ini merupakan langkah kritis dalam manajemen informasi, penelitian, dan pengembangan proyek. Berikut tahapan dalam identifikasi kebutuhan informasi: 1. Identifikasi Tujuan Manajemen Identifikasi kebutuhan informasi merupakan proses untuk memahami dengan jelas tujuan atau masalah yang sedang dihadapi, apa yang ingin dicapai atau dipecahkan serta mendefinisikan dengan jelas dalam menentukan jenis informasi yang diperlukan(Saputra et al., 2023). 2. Analisis Proses Bisnis Menguraikan tahapan proses bisnis dan relevansi informasi di setiap tahap, mencakup pemahaman, penilaian, dan perbaikan proses bisnis agar dapat


32 mencapai tujuan organisasi dengan lebih efisien dan efektif. 3. Identifikasi Stakeholder Proses mengenali, menentukan, dan mendokumentasikan pihak-pihak yang memiliki kepentingan atau terlibat dalam suatu proyek, inisiatif, organisasi atau bisnis ini(Kusnawati, Ijah, Gusti Budiadyana, Karnawi Kamar, 2017). Pihak-pihak ini disebut sebagai "stakeholder" karena mereka memiliki 'stake' atau kepentingan dalam hasil atau kesuksesan dari suatu kegiatan atau perubahan tertentu. Pentingnya identifikasi stakeholder adalah untuk memastikan bahwa kebutuhan dan harapan semua pihak yang relevan diperhitungkan dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu kegiatan. Hal ini membantu dalam membangun dukungan, meminimalkan resistensi, dan menciptakan kondisi yang lebih baik untuk keberhasilan proyek atau inisiatif. 4. Analisis Kebutuhan Informasi Tahap analisis kebutuhan informasi yaitu terdiri dari: pengumpulan data, analisis gap data dan informasi, memprioritaskan kebutuhan, merancang struktur data, perancangan sistem informasi(seperti flowchart, Entity Relationship Diagram(ERD), activity diagram, usecase, dsb.), pengembangan kebutuhan teknis(seperti keamanan, kehandalan, kecepatan, kapasitas), validasi dan verifikasi kebutuhan(Wahyudi Rahman, S.E. and La Saudin, S.E., 2022). 5. Pertimbangan Sumber Daya Mempertimbangan sumber daya merupakan hal penting untuk memastikan bahwa organisasi memiliki


33 akses dan kemampuan yang memadai untuk mendukung sistem informasi manajemen yang efektif. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk sumber daya yaitu: tenaga kerja; teknologi; data; keuangan; waktu; keamanan; kapasitas dan skalabilitas; dukungan pemangku kepentingan(Rochaety, 2017). 6. Pemilihan Teknologi Informasi Pemilihan teknologi informasi yang tepat sangat tentu berkontribusi terhadap keberhasilan analisis informasi bisnis, efektivitas, meningkatkan produktivitas, keberhasilan sistem informasi yang dikembangkan dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. Beberapa pemilihan teknologi informasi yang bisa diperhatikan yaitu: kesesuian teknologi dengan bisnis; integrasi antar system; keamanan informasi; fleksibelitas dan adaptabilitas; dan biaya(Rochaety, 2017). Pada sub bab ini dapat disimpulkan bahwa analisis kebutuhan informasi dalam manajemen proses kritis yang memungkinkan organisasi memahami, merinci, dan merencanakan pemenuhan kebutuhan informasi untuk mencapai tujuan bisnis. Terdapat tiga(3) level manajemen yaitu top level management, middle level management, dan low level management yang masing-masing memiliki peran tersendiri.


34 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN istem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sebuah sistem terintegrasi yang dirancang untuk menyediakan informasi yang diperlukan untuk mendukung operasional, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Menurut (Laudon & Laudon, 2016), SIM menggabungkan teknologi informasi, proses bisnis, serta manajemen dan strategi untuk menghasilkan solusi yang efektif dalam pengelolaan informasi. SIM tidak hanya terbatas pada teknologi komputer, tetapi juga melibatkan aspek perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan teknologi informasi. Konsep ini menekankan pentingnya integrasi antara teknologi dan fungsi organisasi untuk mencapai tujuan strategis (Segars, H, Grover, & Varun, 1998). S


35 Oleh karena itu, SIM menjadi kunci utama dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Evolusi SIM dimulai dari era 1960-an, saat komputer mulai digunakan dalam skala bisnis. Pada awalnya, SIM berfokus pada otomatisasi tugas administratif dan pengolahan data. Menurut (Laudon & Laudon, 2010), pada fase ini, SIM berperan dalam menyederhanakan proses penghitungan dan pencatatan. Seiring berkembangnya teknologi, SIM mulai meluas ke bidang lain seperti pengendalian inventaris dan sistem pemesanan. Fokus pada peningkatan efisiensi operasional menjadi ciri khas periode ini. Memasuki era 1980-an dan 1990-an, SIM mengalami transformasi signifikan dengan munculnya komputer personal dan internet. (O'brien & Marakas, 2008) menggambarkan periode ini sebagai era di mana SIM mulai terintegrasi dengan sistem komunikasi dan analisis data. Peran SIM berkembang menjadi lebih strategis, tidak hanya mendukung operasional tetapi juga membantu pengambilan keputusan. Penggunaan database dan teknologi informasi memungkinkan SIM menyediakan informasi yang lebih akurat dan cepat (Purkar, Jaiswal, & Munot, 2023). Periode ini menandai pergeseran dari SIM yang bersifat operasional menjadi lebih analitis. Dalam era digital saat ini, SIM telah menjadi lebih kompleks dan vital. Teknologi seperti cloud computing, big data, dan artificial intelligence telah merevolusi cara SIM digunakan. Menurut (Turban, Volonino, & Wood, 2013), SIM saat ini tidak hanya mengelola data, tetapi juga menghasilkan wawasan bisnis melalui analisis data canggih. SIM kini memainkan peran penting dalam strategi bisnis, inovasi, dan keunggulan kompetitif. Integrasi SIM dengan teknologi terkini memungkinkan organisasi


36 menghadapi tantangan pasar yang dinamis dan meningkatkan pengalaman pelanggan. Sistem Informasi Manajemen (SIM) memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi operasional sebuah organisasi (Putra, 2023). Efisiensi, yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk memaksimalkan output dengan input minimal, merupakan tujuan utama banyak organisasi. Menurut (McLeod & Schell, 2009), SIM memungkinkan organisasi untuk mengotomatisasi proses bisnis yang berulang, mengurangi waktu dan sumber daya yang dibutuhkan. Hal ini tidak hanya meningkatkan kecepatan proses tetapi juga mengurangi kemungkinan kesalahan manusia. Dengan demikian, SIM membantu organisasi untuk bekerja lebih efisien, mempercepat waktu respons terhadap kebutuhan pasar dan pelanggan. Efektivitas, di sisi lain, berkaitan dengan sejauh mana tujuan organisasi tercapai. SIM menyediakan alat yang penting untuk menilai dan meningkatkan efektivitas. Menurut (Laudon & Laudon, 2016), dengan menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu, SIM memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik. SIM menyediakan analisis data yang mendalam, membantu organisasi memahami pasar, tren, dan preferensi pelanggan. Oleh karena itu, penggunaan SIM yang efektif memungkinkan organisasi tidak hanya untuk mencapai tujuannya tetapi juga untuk menyesuaikan strateginya dalam lingkungan yang dinamis. Optimasi proses bisnis merupakan salah satu cara SIM meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Menurut (Davenport, 2013), SIM memungkinkan organisasi untuk merekayasa ulang proses bisnis mereka, mengidentifikasi dan menghilangkan langkah-langkah yang tidak efisien. Dengan integrasi data dan


37 proses yang lebih baik, organisasi dapat mengurangi redundansi dan meningkatkan koordinasi antar departemen. SIM juga memungkinkan otomatisasi proses yang kompleks, membebaskan sumber daya manusia untuk tugas-tugas yang lebih strategis (Koman, Toman, Jankal, & Bilšiš, 2023). Hasilnya, organisasi dapat beroperasi dengan lebih lancar dan responsif terhadap perubahan pasar. SIM memainkan peran krusial dalam pengambilan keputusan di organisasi. Menurut (Hevner & Chatterjee, 2010) informasi yang disediakan oleh SIM memungkinkan manajer membuat keputusan yang berdasarkan data, bukan hanya intuisi. SIM menyediakan laporan dan analisis yang mendalam, yang membantu manajer memahami implikasi dari berbagai pilihan keputusan. Dengan demikian, SIM berkontribusi pada pengambilan keputusan yang lebih tepat dan berbasis bukti, yang merupakan kunci efektivitas organisasi. Meskipun SIM menawarkan banyak keuntungan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas, terdapat tantangan yang harus dihadapi. Menurut, salah satu tantangan tersebut adalah memastikan bahwa data yang digunakan akurat dan terkini. Keamanan informasi juga menjadi perhatian utama, mengingat peningkatan ancaman cyber. Ke depan, peneliti memprediksi bahwa SIM akan terus berevolusi dengan integrasi teknologi baru seperti AI dan machine learning. Teknologi ini akan memungkinkan organisasi untuk tidak hanya mengelola informasi dengan lebih efisien tetapi juga menghasilkan wawasan yang lebih mendalam untuk meningkatkan efektivitas operasional.


38 A. Pentingnya SIM di Era Digital Dalam era digital saat ini, Sistem Informasi Manajemen (SIM) memegang peranan yang sangat penting bagi organisasi. Menurut (Laudon & Laudon, 2016), SIM tidak hanya mendukung operasional harian, tetapi juga menjadi faktor kunci dalam pengambilan keputusan strategis dan inovasi (E.Burton, 1994). Perkembangan teknologi seperti cloud computing, big data, dan kecerdasan buatan telah memperluas kemampuan SIM dalam mengolah dan menganalisis data dalam volume besar dengan kecepatan tinggi. SIM memungkinkan organisasi untuk merespons dengan cepat terhadap perubahan pasar, meningkatkan efisiensi, dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Di era digital, penggunaan SIM yang efektif menjadi penentu suksesnya transformasi digital dalam organisasi (Budi Harto et al., 2023; Wakil et al., 2022). SIM berperan penting dalam transformasi proses bisnis di era digital. Menurut (O'Brien & Marakas, 2011), pengintegrasian teknologi informasi melalui SIM memungkinkan organisasi untuk mengotomatisasi proses, meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, serta mengoptimalkan manajemen sumber daya. Proses otomatisasi yang dihasilkan dari SIM dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan produktivitas. Di samping itu, SIM memfasilitasi inovasi dalam proses bisnis dengan memberikan wawasan berdasarkan data, yang membantu organisasi dalam mengembangkan strategi bisnis yang lebih efektif dan responsif terhadap dinamika pasar. SIM memiliki peranan penting dalam meningkatkan pengalaman pelanggan. Menurut (Turban, et al., 2018),


Click to View FlipBook Version