The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Dalam buku ini, pembaca akan mempelajari konsep dasar sistem informasi, termasuk perancangan, pengembangan, implementasi, dan pengelolaan sistem informasi yang efisien. Penulis menjelaskan berbagai jenis sistem informasi yang digunakan dalam berbagai bidang fungsional seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, produksi, dan lainnya.

Buku ini juga menggambarkan bagaimana sistem informasi dapat membantu dalam mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan mengelola data organisasi. Pembaca akan memahami pentingnya integrasi sistem informasi dengan proses bisnis yang ada, sehingga informasi yang relevan dapat diakses dengan mudah oleh manajemen dan pengambil keputusan.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-03-02 05:03:58

Sistem Informasi Manajemen

Dalam buku ini, pembaca akan mempelajari konsep dasar sistem informasi, termasuk perancangan, pengembangan, implementasi, dan pengelolaan sistem informasi yang efisien. Penulis menjelaskan berbagai jenis sistem informasi yang digunakan dalam berbagai bidang fungsional seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, produksi, dan lainnya.

Buku ini juga menggambarkan bagaimana sistem informasi dapat membantu dalam mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan mengelola data organisasi. Pembaca akan memahami pentingnya integrasi sistem informasi dengan proses bisnis yang ada, sehingga informasi yang relevan dapat diakses dengan mudah oleh manajemen dan pengambil keputusan.

89 3. Konsistensi Penilaian: AHP memperhitungkan konsistensi penilaian pengambil keputusan. Jika terdapat inkonsistensi dalam perbandingan yang diberikan, sistem memberikan umpan balik untuk memastikan keberlanjutan dan keandalan perbandingan tersebut. 4. Penghitungan Bobot Relatif: Setelah mendapatkan penilaian pasangan perbandingan, AHP menghitung bobot relatif untuk setiap elemen di tingkat kriteria dan alternatif. Bobot ini mencerminkan kontribusi relatif masing-masing elemen terhadap tujuan utama. 5. Penjumlahan Hasil: Bobot relatif dijumlahkan untuk setiap elemen di tingkat yang lebih rendah, menghasilkan nilai total yang mencerminkan kontribusi masing-masing elemen terhadap mencapai tujuan utama. 6. Pemilihan Alternatif Terbaik: Dengan menggunakan bobot relatif, pengambil keputusan dapat memilih alternatif terbaik yang paling mendukung pencapaian tujuan utama. AHP menyediakan pendekatan yang sistematis dan terstruktur untuk membuat keputusan yang informasional dan terukur. 7. Aplikasi Multi-Kriteria: AHP dapat diterapkan dalam berbagai konteks multikriteria, seperti pemilihan vendor, pemilihan lokasi proyek, atau evaluasi kinerja produk. Fleksibilitas AHP membuatnya menjadi alat yang berguna untuk situasi di mana sejumlah kriteria berpengaruh pada keputusan.


90 Dengan menguraikan kompleksitas keputusan ke dalam hierarki terstruktur, AHP memberikan kerangka kerja yang kuat untuk pengambilan keputusan yang informasional dan transparan. Kemampuannya untuk menangani hierarki dan perbandingan membuat AHP menjadi alat yang berharga bagi organisasi dan individu yang menghadapi keputusan kompleks dan multi-kriteria. Seperti pada contoh kasus pemilihan karyawan berprestasi dengan memperhatikan 1) Kedisiplinan: baik, cukup, kurang, 2) Prestasi kerja:baik, cukup, kurang, 3) Pengalaman kerja: baik, cukup, kurang, 4) Perilaku: baik, cukup, kurang. Dimana matriks perbansingan berpasangan nya adalah sebagai berikut : 1. Menentukan matriks berpasangan Kedisiplinan Pres.Kerja Pengalaman Perilaku Kedisiplinan 1 2 2 3 Pres.Kerja 0.5 1 2 2 Pengalaman 0.5 0.5 1 2 Perilaku 0.5 0.5 0.5 1 Jumlah 2.33 4 5.5 8 2. Membuat matriks Kriteria Kedisi plinan Pres. Kerja Pengala man Perila ku Jumlah Priori tas Kedisiplinan 0.43 0.50 0.36 0.38 1.67 0.42 Pres.Kerja 0.21 0.25 0.36 0.25 1.08 0.27 Pengalaman 0.21 0.13 0.18 0.25 0.77 0.19 Perilaku 0.14 0.13 0.09 0.13 0.48 0.12


91 3. Membuat matriks penjumlahan setiap baris Kedisi plinan Pres .Kerj a Penga laman Perila ku Jumlah Kedisiplinan 0.42 0.54 0.38 0.36 1.70 Pres.Kerja 0.21 0.27 0.38 0.24 1.10 Pengalaman 0.21 0.14 0.19 0.24 0.78 Perilaku 0.14 0.14 0.10 0.12 0.49 4. Menentukan prioritas Subkriteria untuk kedisiplinan Baik Cukup Kurang Baik 1 2 6 Cukup 0.5 1 2 Kurang 0.17 0.5 1 Jumalah 1.67 3.5 9 Baik Cukup Kurang Jumlah Priopritas Prioritas Subkriteria Baik 0.60 0.57 0.67 1.84 0.61 1 Cukup 0.30 0.29 0.22 0.81 0.27 0.44 Kurang 0.10 0.14 0.11 0.36 0.12 0.19 5. Rasio konsisten Baik Cukup Kurang


92 Baik 1.86 0.61 2.47 Cukup 0.81 0.27 1.08 Kurang 0.36 0.12 0.48 Dan lakukan lanjutkan untuk prestasi kerja, pengalaman dan perilaku sehingga di dapat kan hasil sebagai berikut : Kedisiplinana Pres.Kerja Pengalaman Perilaku 0.42 0.27 0.19 0.12 Baik Baik Baik Baik 1 1 1 1 Cukup Cukup Cukup Cukup 0.41 0.44 0.45 0.59 Kurang Kujrang Kurang Kurang 0.17 0.19 0.2 0.17 Seandainya diberikan data nilai 3 orang pegawai seperti terlihat dalam table berikut : Kedisiplinana Pres.Kerja Pengalaman Perilaku A Cukup Cukup Baik Baik B Baik Kurang Cukup Cukup C Cukup Baik Baik Baik Maka didapatlah hasil sebagai berikut :


93 Kedisipli nan Pres.Kerj a Pengalama n Perilak u Jumla h A 0.17 0.12 0.19 0.12 0.60 B 0.42 0.05 0.08 0.07 0.63 C 0.17 0.27 0.19 0.12 0.75 Nilai 0.17 pada kolom kedisiplinan A diperoleh dari nilai Pegai A untuk kedisiplinana yaitu cukup dengan priorotas 0.41, dikalikan dengan prioritas kedisiplinan sebesar 0.42, sehingga nilai total yang dipakai untuk rangking prestasi pegawai, semakin besar nilainya, semakin berprestasi


94 INTEGRASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DENGAN PROSES BISNIS i era digital yang terus berkembang, integrasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan proses bisnis telah menjadi kunci utama untuk mencapai efisiensi dan keunggulan kompetitif dalam berbagai industri. SIM, yang merupakan kombinasi dari teknologi informasi dan praktik manajemen, memainkan peran penting dalam mengoptimalkan operasi bisnis dan mendukung pengambilan keputusan. Penggunaan efektif SIM memungkinkan organisasi untuk mengelola dan mengolah informasi secara lebih efisien, menyediakan data yang diperlukan bagi pemangku kepentingan untuk membuat keputusan strategis dan operasional. Dengan demikian, integrasi SIM dengan proses bisnis bukan hanya D


95 tentang implementasi teknologi, tetapi juga tentang harmonisasi sistem dan prosedur yang membentuk fondasi operasional perusahaan. Salah satu aspek terpenting dari integrasi ini adalah kemampuan untuk menyatukan berbagai fungsi bisnis. Dari manajemen sumber daya manusia hingga operasi keuangan, dari pemasaran hingga rantai pasokan, SIM yang terintegrasi memungkinkan aliran informasi yang lancar antar departemen. Hal ini tidak hanya meningkatkan transparansi dan akurasi data, tetapi juga memfasilitasi kolaborasi dan koordinasi yang lebih baik di seluruh organisasi. Di samping itu, dalam konteks globalisasi dan persaingan pasar yang semakin intens, kebutuhan untuk respons cepat terhadap perubahan kondisi pasar menjadikan integrasi SIM lebih relevan dari sebelumnya. Kemampuan untuk mengakses dan menganalisis data secara real-time memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi dengan cepat, memanfaatkan peluang baru, dan mengurangi risiko bisnis. Namun, tantangan dalam integrasi ini tidak boleh diabaikan. Isu-isu seperti kompatibilitas sistem, keamanan data, dan perubahan proses bisnis memerlukan perhatian khusus. Oleh karena itu, pendekatan yang terencana dan strategis terhadap integrasi SIM menjadi penting untuk memastikan bahwa investasi teknologi memberikan nilai maksimal bagi organisasi. Pendahuluan ini bertujuan untuk menggarisbawahi pentingnya integrasi sistem informasi manajemen dengan proses bisnis, sambil menyoroti tantangan dan peluang yang ada. Dalam babbab berikutnya, kita akan menjelajahi konsep dasar SIM, pentingnya proses bisnis, dan bagaimana integrasi antara


96 keduanya dapat direalisasikan untuk mendukung keberhasilan organisasi dalam lingkungan bisnis yang dinamis saat ini. A. Pengenalan Proses Bisnis 1. Definisi Proses Bisnis Proses bisnis (Appel-Meulenbroek and Danivska, 2023), merupakan kumpulan aktivitas yang terstruktur dan saling terkait, yang dirancang untuk menghasilkan nilai tertentu bagi pelanggan atau pasar. Proses ini merupakan fondasi operasional dari setiap organisasi, memastikan bahwa sumber daya digunakan secara efisien untuk mencapai tujuan bisnis. Proses bisnis dapat mencakup berbagai aktivitas, mulai dari produksi hingga layanan pelanggan, dan sering kali melibatkan beberapa departemen atau fungsi bisnis (Irawan et al., 2023). Efisiensi dan efektivitas dalam proses bisnis menjadi kunci untuk keberhasilan dan keberlanjutan organisasi (Rahim and Radjab, 2016). Efisiensi berkaitan dengan penggunaan sumber daya minimum untuk menghasilkan output maksimal, sementara efektivitas menekankan pada pencapaian tujuan dan hasil yang diinginkan. Proses bisnis yang efisien dan efektif tidak hanya mengurangi biaya dan waktu, tetapi juga meningkatkan kualitas produk atau layanan, memperkuat kepuasan pelanggan, dan meningkatkan daya saing di pasar.


97 2. Contoh Proses Bisnis dalam Berbagai Industri a. Manufaktur: Proses produksi, termasuk perencanaan, pengadaan bahan baku, manufaktur, kontrol kualitas, dan distribusi. b. Perbankan: Proses pelayanan nasabah, termasuk pembukaan rekening, transaksi keuangan, dan manajemen risiko. c. Teknologi Informasi: Pengembangan perangkat lunak, yang meliputi analisis kebutuhan, desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan. d. Retail: Manajemen rantai pasokan, termasuk pengadaan produk, manajemen inventaris, penjualan, dan layanan purna jual. e. Kesehatan: Proses pelayanan pasien, yang melibatkan pendaftaran, diagnosa, perawatan, dan pemulihan. Setiap industri memiliki proses bisnis yang unik, tetapi tujuan utamanya serupa: mengoptimalkan sumber daya, memenuhi kebutuhan pelanggan, dan mendorong pertumbuhan organisasi. Dalam konteks globalisasi dan kemajuan teknologi, kemampuan untuk terus meningkatkan dan mengadaptasi proses bisnis menjadi vital untuk bertahan di lingkungan bisnis yang dinamis dan kompetitif. B. Pentingnya Integrasi SIM dengan Proses Bisnis 1. Konsep Integrasi SIM dalam Proses Bisnis Integrasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) (Erkamim and Nugroho, 2023) dengan proses bisnis


98 merujuk pada penyatuan sistem informasi dan teknologi dengan aktivitas bisnis sehari-hari organisasi (Sarwani et al., 2021). Konsep ini mengakui bahwa teknologi informasi bukan sekadar alat pendukung, tetapi merupakan komponen inti yang memperkuat dan memperbaiki operasi bisnis. Dengan integrasi yang efektif, SIM menjadi katalis yang memudahkan aliran informasi, meningkatkan transparansi, dan mempercepat proses pengambilan keputusan. Dalam praktiknya, integrasi ini melibatkan penerapan sistem informasi yang dapat berinteraksi secara lancar dengan proses bisnis (Wahdiniawati et al., 2023), baik itu dalam pengelolaan sumber daya, penjualan, pemasaran, atau layanan pelanggan. Sebagai contoh, sistem ERP (Enterprise Resource Planning) yang terintegrasi membantu mengkoordinasikan berbagai aspek operasional, dari produksi hingga distribusi, dengan memastikan bahwa informasi yang relevan dapat diakses oleh semua departemen yang terkait. 2. Manfaat Integrasi untuk Efektivitas a. Optimalisasi Proses: Integrasi SIM membantu mengotomatisasi proses bisnis, mengurangi waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk tugas-tugas rutin (Athoillah and Putri, 2023). Ini meningkatkan kecepatan operasi dan mengurangi kemungkinan kesalahan manusia. b. Peningkatan Akses dan Pengelolaan Informasi: Dengan sistem informasi terintegrasi, akses dan pengelolaan informasi menjadi lebih efisien. Karyawan dan manajer dapat dengan mudah


99 mengakses data yang diperlukan untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan cepat. c. Kolaborasi yang Lebih Baik: Integrasi SIM memudahkan komunikasi dan kolaborasi antar departemen. Ini sangat penting untuk proyek-proyek lintas departemen, di mana koordinasi yang efisien antara berbagai tim sangat penting. d. Efisiensi Biaya: Dengan proses yang lebih efisien dan otomatis, organisasi dapat menghemat biaya operasional. Pengurangan dalam penggunaan sumber daya dan waktu yang dibutuhkan untuk operasi berarti penghematan biaya yang signifikan. e. Pengurangan Redundansi Data: Integrasi SIM memungkinkan data disimpan di lokasi terpusat, mengurangi duplikasi dan inkonsistensi informasi. Ini memastikan bahwa semua departemen bekerja dengan informasi yang sama dan akurat. Mengimplementasikan integrasi SIM dengan proses bisnis memerlukan perencanaan yang cermat, investasi dalam teknologi yang tepat, dan pelatihan untuk staf. Hal ini mungkin juga melibatkan restrukturisasi proses bisnis untuk mengakomodasi sistem informasi baru. Meskipun tantangannya signifikan, manfaat jangka panjang yang diperoleh dari integrasi yang sukses dapat mengubah organisasi, membawanya ke tingkat efisiensi dan efektivitas yang baru. Integrasi SIM dengan proses bisnis bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan bagi organisasi yang ingin tetap relevan dan kompetitif (Erwin et al., 2024). Manfaat yang dihasilkan dari integrasi ini mempengaruhi hampir setiap aspek operasional perusahaan, mengarah pada


100 pengambilan keputusan yang lebih cerdas, serta operasi yang lebih efisien. C. Teknologi dalam Integrasi SIM dan Proses Bisnis 1. Peran Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) a. Integrasi Fungsional: ERP menggabungkan berbagai fungsi bisnis (keuangan, sumber daya manusia, produksi) ke dalam satu sistem terpadu. b. Efisiensi Operasional: Memfasilitasi otomatisasi proses dan mengurangi redundansi, meningkatkan efisiensi operasional. c. Keputusan Berbasis Data: Memberikan wawasan terpadu yang membantu pengambilan keputusan yang lebih tepat. 2. Cloud Computing a. Skalabilitas dan Aksesibilitas: Menyediakan kemampuan penyimpanan dan pemrosesan data yang fleksibel, memungkinkan akses dari lokasi mana pun. b. Model Biaya Efektif: Mengurangi investasi awal infrastruktur TI dan operasional dengan model berbasis langganan atau pay-as-you-go. 3. Kecerdasan Buatan (AI) a. Automasi dan Analitik Canggih: Mengotomatisasi tugas berulang dan menyediakan analisis data mendalam untuk wawasan bisnis. b. Personalisasi Layanan: Meningkatkan interaksi pelanggan melalui layanan yang dipersonalisasi dan responsif.


101 4. Dampak Teknologi Terkini a. Inovasi Berkelanjutan: Perusahaan harus terus berinovasi dan mengadaptasi sistem mereka untuk memanfaatkan teknologi terbaru. b. Fokus pada Keamanan: Peningkatan integrasi teknologi menuntut solusi keamanan data yang lebih kuat dan canggih. c. Analitik Data Lanjutan: Teknologi modern seperti machine learning dan big data analytics membuka kemungkinan baru untuk analisis data yang lebih akurat dan prediktif. Gambar 1. Ilustrasi Teknologi dalam Integrasi SIM dan Proses Bisnis (Sumber: Penulis, 2024) ERP, cloud computing, dan AI mempengaruhi integrasi SIM dalam proses bisnis (Prasetya, Esmono and Hafshoh, 2023). Fokus utamanya adalah pada bagaimana teknologi-


102 teknologi ini meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kapasitas analitik dalam organisasi, sambil menekankan pentingnya inovasi berkelanjutan dan keamanan data yang ditingkatkan di era digital. D. Tantangan dan Solusi dalam Integrasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) 1. Tantangan dalam Integrasi SIM Integrasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan proses bisnis menghadapi berbagai tantangan (Athoillah and Putri, 2023). Pertama, ada masalah kompatibilitas sistem, di mana sistem informasi yang berbeda mungkin tidak dapat berkomunikasi secara efisien satu sama lain. Kedua, resistensi dari karyawan dan manajemen sering kali muncul karena perubahan alur kerja dan kebutuhan adaptasi terhadap sistem baru. Ketiga, keamanan dan privasi data menjadi perhatian utama, terutama dengan meningkatnya ancaman siber dan kebutuhan untuk mematuhi regulasi yang ketat. 2. Solusi untuk Mengatasi Tantangan Untuk mengatasi tantangan ini, organisasi dapat menerapkan beberapa strategi. Pertama, memilih solusi teknologi yang memiliki kemampuan integrasi tinggi atau menggunakan middleware untuk menghubungkan sistem yang berbeda. Kedua, memberikan pelatihan dan dukungan yang memadai kepada karyawan untuk memfasilitasi transisi dan mengurangi resistensi. Ketiga, menerapkan protokol keamanan yang kuat dan memastikan kepatuhan terhadap standar industri dan regulasi untuk melindungi data.


103 E. Studi Kasus: Integrasi SIM dalam Industri Perbankan 1. Latar Belakang Sebuah bank besar menghadapi masalah dalam mengelola berbagai sistem informasi yang beroperasi secara terpisah, menyebabkan inefisiensi dan kesalahan data. Mereka memerlukan solusi untuk mengintegrasikan sistem-sistem ini guna meningkatkan efisiensi operasional dan pengalaman pelanggan. Gambar 2. Integrasi SIM dengan Perbankan (Sumber: Penulis, 2024) 2. Implementasi Integrasi Bank tersebut memutuskan untuk mengimplementasikan sistem ERP yang terintegrasi dengan komponen cloud dan AI. ERP memungkinkan integrasi


104 data keuangan, sumber daya manusia, dan operasional dalam satu platform. Cloud computing memastikan aksesibilitas data yang mudah dan kolaborasi antar cabang. AI digunakan untuk analisis data pelanggan dan otomasi layanan pelanggan. 3. Hasil Integrasi ini menghasilkan peningkatan signifikan dalam efisiensi operasional bank. Proses yang sebelumnya memakan waktu menjadi lebih cepat dan akurat. Analisis data pelanggan yang ditingkatkan membantu bank dalam mengidentifikasi produk dan layanan baru yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Selain itu, integrasi ini meningkatkan kepuasan pelanggan melalui layanan yang lebih personal dan responsif. 4. Kesimpulan Studi kasus ini menunjukkan bagaimana integrasi SIM dapat mengatasi tantangan operasional dalam industri perbankan dan menyediakan solusi untuk meningkatkan efisiensi dan kepuasan pelanggan. Melalui penerapan teknologi yang tepat dan strategi integrasi yang efektif, bank dapat mengoptimalkan operasi mereka dan menyediakan layanan yang lebih baik kepada pelanggan.


105 MANAJEMEN PENGETAHUAN DALAM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN A. Definisi Pengetahuan Saat ini kita berada di era ekonomi berbasis pengetahuan (Kowledge Base Economy), organisasi yang dapat menguasai dan memanfaatkan pengetahuan dipercaya akan akan menjadi pemenang. Beberapa tahun ke depan, pengethuan akan memegang peran yang semakin penting didalam pengembangan organisasi. Organisasi yang mampu mengelola dan memanfaatkan pengetahuan akan bertahan dan tetap eksis didalam bisnisnya. Dalam Organisasi pengetahuan dianggap sebagai aset yang dapat memberi organisasi keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Organisasi harus mampu mengelola penge-


106 tahuan secara efektif untuk memanfaatkannya. Orga-nisasi dapat mempertahankan keunggulan kompetitif dengan menggelola pengetahuan sebagai salah satu asset vitalnya. Sebelum kita masuk ke dalam pembahasan lebih lanjut, alangkah baiknya kita memahami terlebih dahulu mengenai definisi pengetahuan dan tentang elemen dasar dari pengetahuan yaitu data dan informasi. Berikut ini adalah penjelasan terkait perbedaan data, Informasi dan pengetahuan Data dapat didefinisikan seabagai fakta yang berasal dari hasil pengamatan, perhitungan, atau pengumpulan, Contoh dari data adalah nama barang, harga barang, jenis barang, dan type barang yang ada dalam sebuah aktivitas jual beli barang. Sedangkan di sisi lain, informasi dapat didefinisikan merupakan sebuah hasil dari proses atau manipulasi data, seperti Informasi terkait jumlah penjualan suatu jenis barang untuk mengetahui jumlah penjualan pada waktu tertentu. Contoh lainnya adalah menghitung jumlah penjualan suatu jenis barang dari tahun ke tahun untuk mengetahui jumlah penjualan suatu jenis barang pada tahun sebelumnya. Kemudian berikutnya kita akan coba memahami apa yang dimaksud dengan pengetahuan. Dari banyak literatur yang membahas pengertian pengetahuan, maka dapat kita simpulkan bahwa pengetahuan berkaitan dengan informasi yang diperoleh seseorang, yang kemudian diproses dalam pemikirannya berdasarkan nilai yang ia percaya, pengalaman, pengetahuan, interpretasi, dan bagaimana informasi tersebut digunakan untuk membuat keputusan. Adapun conntoh dari pengetahuan yang terkait dengan paparan diatas adalah pemahan tentang keterkaitan dengan data barang, jenis barang yang dibeli, data terkait konsumen


107 yang membeli, Informasi terkait periode pembelian sehingga didapat pengetahun terkait perilaku konsumen dalam memebli barang tertentu pada periode tertentu. Dimana pemahaman terkait perilaku konsumen dapat kita gunakan dalam merumuskan strategi penjulan barang. Seorang pakar pengethaun yang berasal dari Jepang Bernama Ikori Nonanaka membagi pengetahuan menjadi dua kategori: Pengetahuan Tacit dan Pengetahuan Explicit (Chen & Nonaka, 2022). Pengetahuan Tacit dapat di definisikan sebagai berikut. Pengetahuan ini sering disebut sebagai ‚ehiq-biq‛/ e_[b[fc[h y[ha \_l[^[/ g_f_e[n ^[f[g m_\o[b organisasi. Tacit Knolwedge/ keahlian ini berada dalam diri para anggota yang ada di organisasi dan pengetahuan ini Sebagian besar didapatkan oleh anggota organissai berdasarkan pada pengalaman mereka dimasa lampau. Keahlian ini unik bagi setiap personal yang ada keahlian ini juga dianggap sebagai sumber pengetahuan yang paling berharga. Pengetahuan yang terkategori sebagai tacit knowledge bersifat intuitif, tantangan untuk mengelola pengetahuan ini terletak pada sulitnya untuk mengartikulasikan pengetahuan. Hal ini dikarenakan pengetahuan ini berakar dalam usaha dan komitmen. Pengelolaan pengatahuan ini sangat tergantung dalam keterlibatan personal yang memiliki pengatahun tersebut. Contoh pengetahuan tacit termasuk keterampilan yang diperoleh melalui tradisi, pengetahuan umum atau pemahaman, dll.(Nonaka et al., 2021) Pengetahuan Explicit dapat didefinisikan sebagai berikut. P_ha_n[bo[h _emjfcmcn g_ha[]o j[^[ ‚j_ha_n[bo[h n_hn[ha [j[‛ y[ha n_f[b ^c_emjl_mce[h, ^c`ilg[fe[h, ^[h \c[m[hy[ didokumentasikan. Pengetahuan ini mudah dikenali, disimpan, dan diambil oleh perusahaan, yang berarti perlu


108 dilakukan penanganan/pengelolaan yang baik untuk pengetahuan ini. Memastikan setiap orang didalam organisasi memiliki akses yang mereka butuhkan untuk memepeljari pengetahuan ini. Yang perlu disipakn oleh organisai terkait pengetauhan ini adalah media penyimpnan yang tepat dan pengelolaan serta perlindungan keamanan yang terstruktur untuk pengetahuan eksplisit yang dikelola. Beberapa contoh pengetahuan eksplisit adalah dokumen, catatan, memorandum, database, dan lain-lain (Sheng & Saide, 2024). B. Mengapa Pengetahuan Penting untuk Organisasi Di era ekonomi berbasis pengetahuan saat ini, pengetahuan telah menjadi salah satu aset paling vital bagi setiap organisasi. Para pakar, akademisi dan praktisi saat ini menyakini bahwa dengan memahami, mengelola, dan memanfaatkan pengetahuan secara efektif dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan keberhasilan suatu organisasi. Berikut ini adalah penjelasan mengapa pengetahuan menjadi penting bagi organisasi. Pertama, pengetahuan sangat terkait dengan inovasi dan keunggulan bersaing yang ada di organisasi. Salah satu faktor yang berkontribusi pada keberhasilan suatu organisasi adalah kemampuan dari organisasi untuk berinovasi terhadap produk atau layanan yang dihasilkannya. Organisasi yang memiliki motivasi yang kuat untuk berinovasi dan memiliki lingkungan yang mendukung ide-ide inovatif akan dapat berinovasi dengan cepat dan berhasil. (Acevedo & DiazMolina, 2023)


109 Kedua, pengetahuan terkait dengan peningkatan efisiensi dan produktivitas dalam organisasi. Dengan berbagi dan mengelola pengetahuan internal, organisasi dapat mengidentifikasi area di mana efisiensi dapat ditingkatkan, mengurangi redundansi, dan meningkatkan aliran kerja. Pengetahuan adalah salah satu faktor kunci yang berkontribusi pada peningkatan produktivitas di tempat kerja. Dengan tersedia pengetahuan yang dapat diakses dan dipelajari oleh karyawan, maka kemungkinan terjadinya peningkatan kapasitas kompetensi karyawan akan lebih mungkin diraih.(Khaksar et al., 2023) Ketiga pengetahuan memiliki potensi untuk berperan dalam dalam proses pengambilan keputusan yang lebih baik disebuah organisasi. Pengetahuan yang terorganisir, lengkap dan mudah diakses dapat memfasilitasi tersedianya data, Informasi dan pengetahuan yang berkualitas. Sedangkan data, Informasi dan pengetahuan yang berkualitas akan menjadi dasar bagi pimpinan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Informasi yang akurat dan relevan membantu pemimpin organisasi dan karyawan membuat keputusan yang lebih baik secara kualitas. Hal ini berkontribusi pada manajemen risiko yang lebih baik dan memperkuat fondasi strategi perusahaan. (Litvaj et al., 2022) Keempat, pengetahuan punya koreasi poitif dengan pengembangan sumber daya manusia. Kualitas dan kemampuan sumber daya manusia dapat ditingkatkan melalui organisasi yang dapat mengelola dan menyebarkan pengetahuan dengan baik. Program pelatihan berbasis pengetahuan dapat membantu mengembangkan keterampilan karyawan, mempromosikan pembelajaran kontinu, dan


110 meningkatkan keunggulan kompetitif melalui tim yang terampil.(Hayaeian et al., 2022) Kelima, pengetahuan membantu organisasi untuk menyelaraskan strategi dengan tujuan jangka panjang. Dengan pemahaman yang kuat tentang visi dan misi organisasi, setiap anggota tim dapat berkontribusi secara efektif menuju pencapaian tujuan bersama. Pengetahuan yang terbagi dan terstruktur mendukung koordinasi antardepartemen dan menyelaraskan upaya untuk hasil yang lebih baik.(Chopra & Gupta, 2020) Dari paparan diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa pengetahuan memegang peran yang vital dalam kinerja organisasi untuk mewujudkan organisasi yang unggul dan berkelanjuran. Selanjutnya yang menjadi pekerjaan rumah organisasi adalah memahami dan menerapkan pola pengelolaan yang tepat dalam mengelola/ memanajemen pengetahuan. C. Mengenal Manajemen Pengetahuan Bagi Organisasi Pada bagian ini kita akan mengenal pola pengelolaan pengetahuan atau yang biasa dikenal dengan istilah manajemen pengetahuan (Knowledge Management). 1. Definisi Manajemen Pengetahuan Organisasi dapat mengalami kerugian yang signifykan jika pengetahuan tidak dapat diakses dengan mudah. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa waktu yang berharga dihabiskan untuk mencari informasi yang relevan dibandingkan dengan menyelesaikan tugas-tugas yang berfokus pada hasil. Mengidentifikasi, mengorga-


111 nisasi, menyimpan, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi disebut manajemen pengetahuan (KM). KM yang dibangun dengan mentapkan procedure, aturan dan mekanisme dengan tujuan pengelolaan pengetahuan menjadi lebih baik dikenal dengan istilah Sistem Manajemen Pengetahuan (Knolwedge Management System) Strategi manajemen pengetahuan mempercepat hasil perusahaan karena pembelajaran organisasi yang lebih baik dan kolaborasi tim yang lebih cepat yang memungkinkan pengambilan keputusan di seluruh organisasi. Strategi ini juga menyederhanakan proses organisasi seperti pelatihan dan orientasi, yang menghasilkan laporan yang lebih baik dan retensi karyawan yang lebih tinggi Basis pengetahuan yang didukung sistem manajemen pengetahuan (KMS) meningkatkan efisiensi operasional dengan memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki seluruh organisasi. Untuk manajemen pengetahuan yang efektif, sistem ini biasanya sangat penting karena memberikan tempat yang mudah diakses dan menyimpan data (Di Vaio et al., 2021). 2. Proses manajemen pengetahuan Berikut ini kita akan berdiskusi bagaimana proses dari manajemen pengetuan, yang akan dimulai sejak terciptanya pengetahuan, kemudian masuk ke tahap pengorganisasian pengetahuan dan bagaimana pengetahuan dapat diakses oleh seluruh anggota pada sebuah organisasi.


112 Pada tingkat tertinggi, proses manajemen pengetahuan adalah cara bisnis mengelola pengetahuan, mulai dari awal penciptaan hingga metode pengorganisasian, dan bagaimana bisnis terus memastikan bahwa pengetahuan tersebut dibagikan kepada orang lain. Penciptaan pengetahuan: Akuisisi pengetahuan adalah langkah pertama menuju penciptaan pengetahuan. Pengetahuan ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti karyawan yang bekerja untuk perusahaan atau orang asing yang datang untuk mendapatkan pengetahuan atau keahlian tentang topik tertentu. Langkah berikutnya adalah memahami untuk apa pengetahuan itu akan digunakan, bagaimana pengetahuan itu akan diterapkan, dan di mana pengetahuan itu dapat diterapkan. Organisasi informasi. Untuk digunakan di masa depan, informasi ini kemudian harus disusun dalam sistem manajemen pengetahuan. Tidak hanya informasi ini harus diorganisasikan, tetapi juga memiliki fitur keamanan agar orang yang berwenang dapat mengaksesnya saat diperlukan. Berbagi pengetahuan: Berbagi pengetahuan adalah bagian dari proses organisasi pengetahuan. Berbagi pengetahuan dapat mencakup segala hal, mulai dari pelatihan hingga pertukaran pengetahuan; terakhir, orang dapat memperoleh atau meningkatkan pengetahuan mereka dengan berbicara tentang pengetahuan mereka dengan anggota staf lainnya di perusahaan.


113 Semua komponen ini bekerja sama untuk membentuk proses manajemen pengetahuan, yang mendorong kerja sama dan pertukaran data.(Chen & Nonaka, 2022) D. Peran Teknologi Informasi dalam Mengelola Pengetahuan Teknologi Informasi memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dimanfaatkan dalam mengelola pengetahuan. Terdapat 3 aspek yang dapat kita dijadikan tolak ukur ketika sebuah teknologi dikembangkan untuk mendukung KM. Pertama, "orang yang tepat" mengacu pada apakah teknologi dapat memandu individu untuk kompetensi tertentu dapat mengindentifikasi dan mendapatkan pengetahuan yang tepat sesuai kebutuhannya. Penjelasannya adalah bahwa transfer pengetahuan dari para ahli kepada mereka yang membutuhkan sesuai kompetensinya adalah tujuan yang utama dari manajemen pengetahuan. (KM). Mesinergikan antara individu yang tepat dengan pengetahuan yang dibutuhkan sesuai kompetensinya adalah salah satu tantangan yang kita hadapi oleh organisasi. Ada banyak peluang dengan teknologi informasi untuk memanfaatkan potensi ini sepenuhnya. Diantaranya dengan menggunakan teknologi AI (Del Giudice et al., 2023). Kedua, "Pengetahuan yang tepat" adalah bahwa, dengan kemajuan teknologi saat ini, siapa pun dapat berpartisipasi dengan menyediakan Informasi atau pengetahuan dan mempostingnya di internet agar orang lain dapat mengaksesnya dengan mudah. Dampaknya adalah bahwa ada begitu banyak informasi yang tersedia sehingga diperlukan mekanisme atau kemampuan untuk menyaring informasi


114 untuk memenuhi kriteria konten lengkap atau lengkap, up-todate, yang berarti bahwa informasi itu akurat, dan konten yang dapat diandalkan, yang dapat dianggap bertanggung jawab atas keasliannya. Jika informasi ini dibungkus dalam intranet organisasi, kemampuan untuk menyaring ada di dalam organisasi, tetapi, jika informasi tersebut diakses di luar organisasi, kita berkewajiban untuk memiliki informasi kapasitas filter dengan menguraikan tiga fitur dari informasi di atas. Y[ha e_nca[ n_le[cn ^_ha[h ‚T_ehifiac y[ha n_j[n‛. Berikutnya yang perlu direncanakan dengan baik adalah apa alat bantu/ teknologi yang tepat yang dipilih oleh organisasi untuk dikembangkan. Teknologi dengan fungsi dan kapabilitasnya harus mampu berperan sebagai media yang tepat bagi seseorang yang mencari, mengakses dan memanfaatkan pengetahuan dengan baik. Adapun yang perlu difokuskan adalah informasi / pengetahuan apa yang akan diakses, format apa yang paling cocok untuk jenis informasi itu, dan teknologi apa yang diperlukan, seperti opsi terbaik untuk informasi / keterampilan itu tersedia. Misalnya, jika seorang teknisi kendaraan ingin belajar bagaimana mengangkat mesin secara otonom menggunakan E-learning, teknologi yang tepat adalah pembelajaran berbasis multimedia, yang mencakup fasilitas video dan animasi spesifik - animasi tentang desain mesin, misalnya. Selain 3 strategi diatas yang akan memberikan dampak bagi penerapan KM, perlu diketahui bahwa teknologi KM itu sendiri secara general terbagi atas 2 pendekatan. Pendekatan yang pertama metode codification dan yang kedua adalah metode personalization. Metode Codification adalah metode pengeloaan pengethaun yang dimana pemanfaatan teknologi-


115 nya mengedepankan materi dokumentasi dari data, Informasi, dan pengetahuan sebagai fokusnya. Dimana penyimpanan data, informasi dan pengetahaun dalam format tertentu dan media tertentu menjadi tujuan utama dari strategi ini. Teknologi KM yang termasuk dalam area codifation adalah Knolewledge Repositories. Dimana pada repositories yang dibuat akan berisi dokumen-dokumen dalam bentuk berbagai format hasil dari knowledge tacit yang telah di explicitkan. Organisasi biasanya mengembangkan portal untuk knowledge repositoriesnya. Sedangkan strategi yang kedua dikenal denal istilah personalization. Pendekatan ini berfokus pada manusia, dimana manusia difasilitasi untuk dapat melakukan networking, collaboration, dan socialization. Pada pendekatan ini tool-tool yang dikembangkan adalah yang mendukung sosial aktiviti seperti forum, millis, email, social media, video-tele conference dan lain-lain. Pendekatan ini memungkinkan orang untuk terhubung dengan yang lain sehingga mereka dapat berkomunikasi, melakukan kolaborasi dan melaksanakan knowledge contruction (Bolisani et al., 2020). E. Strategi Manajemen Pengetahuan di Perusahaan Agar manajemen pengetahuan (Knowledge Management) disebuah organisasi berjalan dengan baik, maka dibutuhkan strategi yang tepat. Dengan memiliki strtaegi yang tepat diharapkan organisasiu dapat mengeleloa pengetahuannya, menyebarkan pengetahuan dengan baik dan mendapatkan value dari pengelolaan pengetahuan tersebut. Berikut ini akan diuraikan tiga strategi untuk mempercepat manajemen pengetahuan disebuah organisasi.


116 Strategi yang pertama adalah mengidentifikasi, memilih dan memanfaatkan alat bantu yang tepat dalam pengelolaan pengetahuan. Selain alat bantu yang tepat, organisasi harus tetap memperhatikan kondisi anggotanya,. Terutama terkait Tingkat adopsi alat bantu yang dipilih. Saat ini teknologi informmasi merupakan salah satu lata bantu yang paling popular bagi organisasi. Alat bantu manajemen pengetahuan dapat membantu dalam memfasilitasi transfer pengetahuan di antara tim dan individu, tetapi mereka juga membutuhkan adopsi pengguna. Oleh karena itu, organisasi tidak boleh mengesampingkan aspek manusia sebagai pengguna alat bantu. Manusia menjadi bagian paling vital dalam keberhasilan manajemen pengetahuan (Shea et al., 2023). Strategi yang kedua adalah mengembangkan atau memeperkuat budaya organisasi. Yaitu terkait dengan budaya berbagi pengetahuan dan budaya ingin selalu belajar dan berkembang. Strategi ini sebaiknya dilakukan dengan kepimpinan yang kuat. Pimpinan organisasi dapat memberikan penghargaan dan mendorong perilaku berbagi pengetahuan di seluruh tim, manajer dan dapat membangun lingkungan pembelajaran yang efektif. Dengan kepemimpinan seperti ini, tim dapat membangun kepercayaan satu sama lain dan berbicara secara lebih terbuka untuk mencapai tujuan bisnis (Shea et al., 2023). Strategi yang ketiga adalah, organsisasi memfalisilatsi terselenggaranya berbagai komunitas belajar. Dibangunnya pusat-pusat keunggulan dalam disiplin ilmu tertentu dan menyediakan forum di mana karyawan dapat bertanya, belajar, dan berbagi pengetahuan adalah kebijakan yang akan mempercepat akselerasi tersebarnya pengetahuan di organisasi. Dengan cara ini, diharapkan akan terjadi


117 peningkatan kompetensi bagi anggota organisasi dan pada akhirnya perusahaan akan dapat meningkatkan jumlah spesialis di bidang tertentu yang dibutuhkannya. Dengan terciptanya semakin banyak tenaga hali dengan kompetensi tertentu maka Perusahaan akan mengurangi resiko terhadap ketergantungan pada orang-orang tertentu untuk menyelesaikan tugas tertentu (de Carvalho-Filho et al., 2020). F. Benefit Manajemen Pengetahuan Bagi Perusahaan Manfaat penerapan strategi manajemen pengetahuan bagi bisnis: Identifikasi kesenjangan keterampilan: Mengkonsolidasikan pengetahuan eksplisit atau implisit atau membuat dokumentasi yang relevan dapat menunjukkan disparitas dalam kompetensi inti di seluruh tim. Manajemen dapat menggunakan informasi ini untuk membangun organisasi baru atau mempekerjakan sumber daya tambahan. Membuat keputusan yang lebih baik: Informasi diberikan kepada individu dan departemen melalui sistem manajemen pengetahuan. Dengan memberi tim Anda akses ke informasi historis dan saat ini perusahaan, mereka dapat meningkatkan keterampilan mereka dan membuat lebih banyak keputusan berdasarkan informasi yang mendukung tujuan perusahaan. Menjaga pengetahuan perusahaan: Jika karyawan Anda yang paling cerdas pergi besok, apa yang akan terjadi dengan perusahaan Anda? Dengan menerapkan manajemen pengetahuan internal, hal itu memungkinkan Efisiensi operasional: Sistem manajemen pengetahuan memungkinkan pekerja pengetahuan menemukan informasi


118 yang relevan dengan lebih cepat. Ini mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan untuk penelitian, yang berarti pengambilan keputusan yang lebih cepat dan biaya yang lebih rendah. Meningkatkan efisiensi tidak hanya menghemat waktu tetapi juga biaya. Meningkatkan kolaborasi dan komunikasi: Sistem manajemen pengetahuan dan budaya organisasi membantu membangun kepercayaan di antara anggota tim. Sistem ini memungkinkan transparansi yang lebih besar di antara karyawan, yang menghasilkan lebih banyak pemahaman dan keselarasan tentang tujuan bersama. Komunikasi yang terbuka dan kepemimpinan yang terlibat menciptakan lingkungan tim di mana ide baru dan umpan balik diterima. Keamanan Data: Sistem manajemen pengetahuan memungkinkan organisasi untuk mengubah kontrol izin, penayangan, dan keamanan dokumen untuk memastikan bahwa informasi hanya dibagikan ke orang yang tepat. Beri pekerja Anda kebebasan untuk mengakses pengetahuan secara bebas dan aman. G. Integrasi Manajemen Pengetahuan dan Sistem Informasi Manajemen Pada bagian ini, kita akan membahas tentang integrasi anatra Manajemen Pengethuan (Knolwedge Management) dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM). Sebelum kita membahas bagaimana integrasi antara manajemen pengetahuan dan Sistem Informasi Manajemen. Maka sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu tentang definisi keduanya konsep ini. Kita hanya akan membahas konsep SIM


119 dikarenakan konsep Manajmen Pengetahuan tyelah dibahas pada bagian sebelumnya. Sistem Informasi Manajemen dapat difenisikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari Kumpulan perangkat keras, perangkat lunak, prosedur, dan manusia yang dikembangkan dengan tujuan untuk mengelola, data untuk diproses menjadi Informasi yang berguna dalam pengambilan Keputusan dalam sebuah organisasi. Dengan sistem ini, sebuah perusahaan diharapkan dapat mengantisipasi dan memahami peluang bisnis. Selain itu, dengan adanya sistem ini, perusahaan dapat membuat perencanaan yang lebih baik untuk menganalisis pelaksanaan kebijakan program dan mengidentifikasi keperluan untuk mendukung sistem informasi yang sudah ada. Akses data ini diberikan secara akurat dan tepat waktu (Pearlson et al., 2024). Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Manajemen Pengetahuan/ Knolwedge Management (KM) keduanya memiliki manfaat yang besar jika diterapkan dalam sebuah organisasi. Dengan kedua potensi yang ada dimasing-masing sistem maka integrasi diantara keduanya tentu saja diyakini dapat memberikan dampak positif bagi efesiensi, efektiftas produktivitas dan inovasi organisasi. Adapun konsep integrasi yang dimaksud adalah sebagai berikut. Integrasi anatara SIM dan KM adalah sebuah konsep yang akan melibatkan penggabungan proses, teknologi, dan budaya yang berkaitan dengan pengelolaan informasi dan pengetahuan. Kenapa Proses, Teknologi dan Budaya menjadi aspek penting dalam inegrasi ini? Hal ini dikarenakan merujuk kepada pembahasan-pembahasan sebelumnya tiga aspek ini memegang peran penting dalam SIM dan KM.


120 Berikut ini, akan diuraikan usulan strategi dan manfaat integrasi Manajemen Pengetahuan dalam Sistem Informasi Manajemen,. Bahasan ini disusun dengan merujuk pada pemikiran para ahli dalam bidang KM dan SIM. Strategi pertama adalah proses mengidentifikasi dan memetakan pengetahuan. Aktivitas ertama yang dilakukan dealam konsepe integrasi KM dan SIM adalah dengan mengidentifikasi dan memetakan kebutuhan pengetahuan pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi. Pemahaman yang baik tentang kebutuhan pengetahuan oleh organisasi, baik pengetahuan eksplisit dan tacit akan dapat memberikan panduan yang jelas kepada pengembang SIM. Sehingga pengembangn Sim dapat disinergikan dengan pengelolaan pengetahuan dalam Perusahaan. Hal ini relevan dengan kajian yang dilakukan oleh Alavi, M., & Leidner, D. E pada tahun (1999) dengan judul kajian adalah. Knowledge Management Systems: Issues, Challenges, and Benefits (Yıeıfg[z, 2020). Strategi yang kedua adalah terkait proses Integrasi Basis Data Yang dimili oleh organisasi. Integrasi basis data yang dimiliki organisasi memungkinkan penyimpanan data, Informasi dan pengelolaan pengetahuan dilakukan secara terpusat. Proses ini termasuk dengan pengembangan basis data yang dapat menangani berbagai jenis data, Informasi dan pengetahuan, termasuk dokumen, data, dan pengalaman pengguna. Hal ini relevan dengan kajian yang dilakukan Choy, C. S. pada tahun 2012. Dimana kalian nya di terbitkan dalam sebuah artikel dengan judul Managing Knowledge Integration in Product Development Projects: An Empirical Study in the Automotive Industry pada jurnal International Journal of Innovation Management, (Pascazio et al., 2023).


121 Stragi yang ketiga adalah proses untuk mengembangkan Sistem Manajemen Dokumen Terpusat. Strtaegi ini cukup penting bagi organisasi, menginta bahwa dengan Integrasi SIM dengan sistem manajemen dokumen terpusat akan dapat memfasilitasi akses yang mudah dan memungkinkan terjalinnnya kolaborasi yang lebih baik terkait pengetahuan eksplisit. Dokumen terpusat ini dapat mencakup kebijakan dan prosedur, memastikan konsistensi informasi. Pembahasan terkait bagaimana Pusat Dokumen dan Pengetahuan dilakukan oleh Dalkir, K. pada tahun 2023 (Dalkir, 2023) Strategi yang terakhir adalah Penggunaan Teknologi yang tepat. Proses mengidentifikasi, memilih dan memanfaatkan teknologi yang tepat akan banyak membantu pengelolaan data, Informasi dan pengetahuan sebuah organisasi. Salah satu contohnya adalah dengan alat bantu pencarian yang canggih memastikan bahwa pengguna dapat dengan mudah menemukan data, informasi dan pengetahuan yang mereka butuhkan dari berbagai sumber pengetahuan. Mesin pencarian yang cerdas dan analisis teks dapat meningkatkan efisiensi pencarian. Strategi ini di bahas dalam kajian yang dilakukan oleh Shaw, M. J., Subramaniam, C., T[h, G. W., & W_fa_, M. E. j[^[ n[boh 2001. (M[nipcć, 2020) Dari paparan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa Integrasi Manajemen Pengetahuan dalam Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah proses yang yang sebaiknya direncanakan secara komprehesnsif, dikarenakan akan melibatkan manusia, proses dan teknoilogi. Salah satu contohnya adalah, organisasi harus secara baik dapat memilih teknologi yang tepat, mengembangkan system yang dapat memotivasi kolaborasi, dan mengubah budaya organisasi,. Dimana pada akhirnya organisasi dapat


122 mengoptimalkan aset pengetahuan mereka untuk mencapai keunggulan kompetitif dan inovasi berkelanjutan.


123 TEKNOLOGI TERKINI DALAM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN epentingan Sistem Informasi Manajemen (SIM) serta perkembangan terkini dalam teknologi informasi merupakan dua aspek yang saling terkait dan krusial dalam pemahaman manajemen modern. Di era digital saat ini, SIM tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk mengelola dan memproses data, tetapi juga sebagai katalisator penting dalam pengambilan keputusan strategis dan operasional bisnis (Prajayanti, 2022). Teknologi informasi terkini seperti big data, AI, dan Internet of Things (IoT) telah membuka jalan bagi organisasi untuk melakukan analisis data yang lebih kompleks, memberikan K


124 wawasan yang lebih akurat untuk pengambilan keputusan (Triscowati dan Wijayanto, 2020). Big data, misalnya, memungkinkan organisasi untuk mengolah dan menganalisis volume data yang sangat besar, yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan. Sementara itu, AI dan pembelajaran mesin memberikan kemampuan untuk mengidentifikasi pola dan tren dalam data yang besar dan kompleks, mempercepat proses pengambilan keputusan yang berbasis data. Selain itu, kemajuan dalam cloud computing telah mengubah cara organisasi menyimpan dan mengakses data mereka. Dengan adanya cloud computing, organisasi dapat memiliki aksesibilitas yang lebih fleksibel dan skalabilitas sumber daya, yang memungkinkan mereka untuk lebih responsif terhadap perubahan kebutuhan dan tren pasar (Muttaqin, Wibawa dan Nabila, 2021). A. Big Data dan Analitik Big Data merupakan konsep yang telah mengalami evolusi signifikan dalam beberapa tahun terakhir, menjadi tulang punggung penting dalam dunia manajemen informasi. Istilah "Big Data" merujuk pada volume data yang sangat besar, kompleks, dan berkembang dengan kecepatan tinggi, yang melampaui kemampuan teknologi tradisional dalam pengelolaan dan pemrosesannya. Evolusi Big Data dimulai dari tantangan mengelola kumpulan data yang besar dan beragam, berkembang menjadi sebuah sumber kekayaan informasi yang, jika dianalisis dengan benar, dapat mengungkapkan wawasan berharga(Budi dan Priska Lestari, 2022).


125 Dalam konteks manajemen informasi, Big Data dan teknologi analitik lanjutan telah digunakan dalam berbagai kasus penggunaan. Salah satu aplikasinya adalah dalam pemahaman perilaku konsumen. Organisasi dapat mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber seperti media sosial, transaksi online, dan interaksi pelanggan, untuk memahami preferensi dan kebiasaan konsumen. Ini memungkinkan organisasi untuk membuat strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran, meningkatkan penawaran produk, dan menyediakan layanan pelanggan yang lebih personal. Di sektor perbankan dan keuangan, Big Data digunakan untuk manajemen risiko dan deteksi penipuan (Junus, Tarno dan Kartikasari, 2023). Dengan menganalisis tren transaksi secara real-time, bank dapat mengidentifikasi aktivitas yang mencurigakan dan mencegah penipuan sebelum terjadi. Selain itu, Big Data juga memainkan peran penting dalam sektor kesehatan, di mana analisis data pasien besar-besaran dapat membantu dalam penelitian dan pengembangan obatobatan baru, serta dalam peningkatan hasil perawatan kesehatan. Big Data dan teknologi analitik lanjutan, dengan demikian, telah merevolusi cara organisasi mengelola dan menggunakan informasi. Kemampuan untuk mengolah dan menganalisis data dalam volume yang besar dan kompleks telah membuka pintu untuk wawasan yang lebih dalam dan pengambilan keputusan yang lebih efektif, yang secara fundamental mengubah lanskap manajemen informasi modern.


126 B. Kecerdasan Buatan dan Pembelajaran Mesin Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence, AI) merupakan bidang yang fokus pada penciptaan sistem yang dapat meniru atau melebihi kecerdasan manusia dalam berbagai tugas (Devianto dan Dwiasnati, 2020). Dasar-dasar AI meliputi pembelajaran mesin (machine learning), pemrosesan bahasa alami, pengenalan pola, dan robotika. Dalam pembelajaran mesin, algoritma dirancang untuk mempelajari pola dan membuat keputusan berdasarkan data, tanpa diprogram secara eksplisit untuk tugas tertentu. Ini memungkinkan sistem AI untuk secara otomatis meningkatkan kinerja mereka berdasarkan pengalaman. Contoh lain dari penerapan AI dalam sistem informasi adalah di bidang layanan pelanggan, terutama dalam penggunaan chatbot (Putra dan Prihono, 2023). AI, khususnya pembelajaran mesin dan pemrosesan bahasa alami, memungkinkan chatbot untuk memahami dan merespons pertanyaan pelanggan secara real-time. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi layanan pelanggan tetapi juga memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik, karena chatbot dapat tersedia 24/7 dan menangani volume pertanyaan yang tinggi secara bersamaan. Di sektor keuangan, AI digunakan untuk mendeteksi dan mencegah penipuan. Sistem berbasis AI menganalisis pola transaksi untuk mengidentifikasi perilaku yang mencurigakan yang mungkin menunjukkan adanya penipuan. Dengan mempelajari dari data historis, sistem ini dapat secara otomatis mengadaptasi dan meningkatkan deteksi mereka terhadap taktik penipuan yang terus berkembang.


127 Dalam bidang kesehatan, AI dan pembelajaran mesin telah digunakan untuk analisis data medis besar-besaran, seperti dalam diagnosa penyakit dan penelitian obat. AI dapat menganalisis data medis dari jutaan pasien untuk mengidentifikasi pola yang mungkin tidak terlihat oleh manusia, memberikan wawasan yang dapat meningkatkan diagnosa dan pengobatan penyakit. C. Blockchain dan Keamanan Informasi Blockchain adalah sebuah teknologi yang merevolusi cara data disimpan dan dikelola, menawarkan transparansi, keamanan, dan ketahanan yang belum pernah ada sebelumnya (Rahmawati dan Subardjo, 2023). Pada dasarnya, Blockchain adalah sebuah buku besar digital (ledger) yang mencatat transaksi dalam bentuk blok data. Setiap blok ini terhubung dan diamankan menggunakan kriptografi, membentuk rantai (chain) yang tidak dapat diubah atau dihapus tanpa mempengaruhi seluruh sistem. Dalam konteks manajemen informasi, Blockchain menyediakan platform yang aman dan tidak dapat diubah untuk menyimpan dan berbagi data. Ini sangat berguna dalam aplikasi yang memerlukan tingkat integritas data yang tinggi, seperti dalam kontrak pintar (smart contracts), manajemen rantai pasokan, dan pencatatan hak kekayaan intelektual. Misalnya, dalam manajemen rantai pasokan, Blockchain memungkinkan semua pihak terkait (seperti produsen, distributor, dan retailer) untuk mengakses informasi yang sama dan terverifikasi mengenai asal, kualitas, dan perjalanan produk, sehingga meningkatkan transparansi dan kepercayaan.


128 Namun, dengan penggunaan Blockchain yang meningkat, muncul juga isu keamanan dan privasi data yang perlu ditangani. Salah satu kekhawatiran utama adalah sifat transparan dari Blockchain: sementara semua transaksi tercatat dan dapat diverifikasi oleh semua pengguna, hal ini juga berarti bahwa data sensitif bisa terpapar jika tidak diatur dengan benar. Selain itu, walaupun Blockchain sangat aman dari manipulasi data, ia tidak sepenuhnya kebal dari serangan cyber, seperti serangan 51% di mana seorang penyerang dengan kontrol mayoritas atas jaringan Blockchain bisa mengubah transaksi. Selain itu, ada juga pertanyaan tentang bagaimana mengelola dan mengatur data pribadi dalam Blockchain, terutama dengan adanya regulasi seperti General Data Protection Regulation (GDPR) di Uni Eropa. GDPR, misalnya, mengamanatkan hak "lupa" (right to be forgotten) yang bertentangan dengan prinsip dasar Blockchain yang tidak bisa diubah. Mengatasi isu-isu ini memerlukan pendekatan inovatif dan hati-hati dalam desain dan implementasi Blockchain. Hal ini termasuk pengembangan mekanisme privasi yang lebih canggih, seperti enkripsi end-to-end dan teknologi "zeroknowledge proof", yang memungkinkan verifikasi transaksi tanpa mengungkapkan informasi sensitif. D. Cloud computing dan Infrastruktur IT Evolusi cloud computing telah menjadi salah satu transformasi terpenting dalam teknologi informasi selama beberapa dekade terakhir. Awalnya, cloud computing muncul sebagai solusi untuk menyederhanakan infrastruktur IT dan


129 mengurangi biaya awal perangkat keras dan perangkat lunak. Dari layanan hosting web sederhana, cloud computing berkembang menjadi platform yang kompleks, menawarkan berbagai layanan seperti Infrastructure-as-a-Service (IaaS), Platform-as-a-Service (PaaS), dan Software-as-a-Service (SaaS) (Mondal, 2024). Kemajuan ini memungkinkan organisasi untuk mengakses sumber daya komputasi yang luas dan fleksibel melalui internet, yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka. Manfaat cloud computing untuk Sistem Informasi Manajemen (SIM) sangat signifikan. Salah satu keuntungan utamanya adalah skalabilitas; organisasi dapat dengan mudah meningkatkan atau mengurangi sumber daya mereka sesuai dengan permintaan, tanpa perlu investasi berat dalam infrastruktur fisik. Hal ini juga memungkinkan fleksibilitas dan mobilitas yang lebih besar, karena karyawan dapat mengakses sistem dan data dari mana saja, selama mereka memiliki koneksi internet. Selain itu, cloud computing dapat menawarkan keamanan data yang lebih baik melalui penyedia layanan yang memiliki standar keamanan tinggi, meskipun ini juga bergantung pada kebijakan dan praktik keamanan masing-masing penyedia. Namun, transisi ke cloud computing juga menyajikan tantangan dan peluang. Salah satu tantangan utama adalah masalah keamanan dan privasi data. Meskipun penyedia cloud biasanya memiliki infrastruktur keamanan yang kuat, transmisi data dan penyimpanan di cloud bisa menjadi sasaran serangan cyber. Isu lain adalah ketergantungan pada penyedia layanan cloud; downtime atau kegagalan layanan bisa berdampak serius pada operasi bisnis.


130 E. Internet of Things (IoT) dan Otomatisasi Internet of Things (IoT) adalah konsep yang menggambarkan jaringan perangkat fisik yang terhubung, yang mampu mengumpulkan dan bertukar data melalui internet. Pengenalan IoT telah membawa perubahan revolusioner dalam cara kita berinteraksi dengan dunia fisik dan digital. Perangkat ini bisa berupa apa saja, mulai dari sensor sederhana, perangkat wearable, hingga mesin dan kendaraan yang kompleks. Setiap perangkat dilengkapi dengan sensor dan konektivitas internet, yang memungkinkan mereka mengumpulkan dan mengirimkan data (Pratama, 2019). Dalam konteks manajemen informasi, IoT memainkan peran penting dalam pengumpulan data secara real-time dan pemantauan aset. Ini memberikan organisasi kemampuan untuk mengumpulkan data yang luas dan mendalam dari berbagai sumber, membuka peluang untuk analisis yang lebih canggih dan pengambilan keputusan yang lebih informasi. Data yang dikumpulkan dari IoT dapat digunakan untuk memantau kinerja, memprediksi kebutuhan pemeliharaan, dan mengoptimalkan proses. Salah satu kasus penerapan IoT dalam industri adalah dalam manajemen rantai pasokan. Sensor IoT dapat dipasang pada produk atau kendaraan pengiriman untuk melacak lokasi dan kondisi barang secara real-time. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk secara akurat memantau inventaris, mengurangi risiko kehilangan atau kerusakan, dan meningkatkan efisiensi pengiriman. Di sektor manufaktur, IoT digunakan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan pemeliharaan prediktif. Mesin


131 yang dilengkapi dengan sensor IoT dapat mengirimkan data tentang kinerja dan kondisi mereka secara real-time, memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi dan menangani masalah sebelum menyebabkan henti produksi yang mahal. Hal ini tidak hanya mengurangi downtime, tetapi juga memperpanjang umur peralatan dan mengurangi biaya pemeliharaan. IoT juga memiliki peran penting dalam pengembangan kota pintar (smart cities). Sensor dan perangkat yang terhubung dapat digunakan untuk mengelola lalu lintas, memantau kualitas udara, dan mengoptimalkan layanan publik seperti penerangan jalan dan pengumpulan sampah, meningkatkan kualitas hidup dan efisiensi operasional kota. Namun, dengan semua potensi ini, tantangan keamanan dan privasi data menjadi perhatian utama dalam penerapan IoT. Perlindungan data yang dikumpulkan dan ditransmisikan oleh perangkat IoT adalah kunci untuk memastikan kepercayaan dan adopsi teknologi ini secara luas (Fitriansyah dan Suryanto, 2021). F. Teknologi Seluler dan Aplikasi Mobile Perkembangan aplikasi mobile telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam dekade terakhir, mengubah secara fundamental cara kita berinteraksi dengan teknologi dan informasi (Bimantara dan Paputungan, 2023). Dalam konteks Sistem Informasi Manajemen (SIM), aplikasi mobile telah membawa dampak yang signifikan. Aplikasi mobile memungkinkan karyawan dan manajemen untuk mengakses informasi dan sistem perusahaan secara real-time dari lokasi mana pun, meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas kerja.


132 Selain itu, aplikasi mobile juga memungkinkan organisasi untuk berinteraksi dengan pelanggan mereka dengan cara yang lebih dinamis dan personal. Misalnya, aplikasi e-commerce dan layanan pelanggan mobile memungkinkan bisnis untuk menyediakan pengalaman belanja yang lebih nyaman dan responsif, meningkatkan kepuasan pelanggan dan loyalitas. Namun, integrasi dan manajemen aplikasi mobile dalam lingkungan SIM perusahaan menimbulkan tantangan tersendiri. Salah satu tantangan utama adalah masalah keamanan dan privasi data. Akses mobile ke sistem perusahaan meningkatkan risiko kebocoran data, serangan cyber, dan masalah keamanan lainnya. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan keamanan yang kuat dan solusi seperti otentikasi dua faktor dan enkripsi data untuk melindungi informasi sensitif. G. Tren Masa Depan dan Inovasi dalam Sistem Informasi Tren masa depan dan inovasi dalam Sistem Informasi (SI) serta teknologi mendatang dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM) menjanjikan perubahan besar dalam cara organisasi mengelola dan menggunakan informasi. Perkembangan ini didorong oleh kemajuan teknologi yang berkelanjutan dan perubahan kebutuhan bisnis dan sosial. Salah satu tren utama adalah peningkatan integrasi Kecerdasan Buatan (AI) dan pembelajaran mesin dalam SI. Dengan AI, sistem informasi akan menjadi lebih adaptif dan prediktif, memungkinkan organisasi untuk merespons secara proaktif terhadap perubahan pasar dan tren konsumen.


133 Internet of Things (IoT) juga terus menjadi aspek penting dalam evolusi SI. Integrasi data dari berbagai perangkat IoT ke dalam SI akan memberikan data real-time yang berharga, memungkinkan pemantauan dan pengelolaan aset yang lebih baik. Teknologi Blockchain akan semakin banyak digunakan dalam SIM, terutama untuk aplikasi yang memerlukan tingkat transparansi dan keamanan tinggi, seperti dalam manajemen rantai pasokan, keuangan, dan administrasi publik. Blockchain menawarkan cara yang aman dan tidak dapat diubah untuk menyimpan dan berbagi data, yang bisa sangat meningkatkan integritas dan keandalan informasi dalam organisasi. Cloud computing juga akan terus berkembang, dengan fokus pada solusi cloud hybrid dan multi-cloud. Ini akan memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam pengelolaan sumber daya IT dan memungkinkan organisasi untuk menyesuaikan infrastruktur cloud mereka sesuai dengan kebutuhan spesifik. Dalam hal pengalaman pengguna, akan ada penekanan lebih besar pada antarmuka pengguna yang lebih intuitif dan personalisasi dalam aplikasi SI. Pengembangan teknologi seperti Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) dapat membuka jalan baru dalam interaksi pengguna dengan sistem informasi, khususnya dalam pelatihan, pendidikan, dan analisis data. Teknologi mendatang dalam SIM kemungkinan akan lebih berfokus pada integrasi, keamanan, dan analisis yang canggih. Hal ini akan membantu organisasi memperoleh


134 wawasan berharga yang dapat mengarahkan keputusan strategis dan operasional.


135 E-COMMERCE DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN A. Pengertian E-Commerce Dan Sistem Informasi Manajemen Kehadiran teknologi informasi saat ini mendorong lebih banyak wirausahawan untuk memanfaatkan dan menggunakan teknologi ini (Ayu et al., 2017). Teknologi informasi membantu wirausahawan dalam mengembangkan bisnis mereka dengan berbagai masalah yang dapat mereka selesaikan. E-commerce sendiri adalah kumpulan teknologi dari sebuah proses bisnis yang berhubungan dengan konsumen, perusahaan, maupun komunitas tertentu bertransaksi secara elektronik baik berupa barang, jasa, dan informasi. E-commerce dapat lebih efisien dalam transaksi bisnis dan memiliki jangkauan yang lebih luas untuk memperkenalkan atau memasarkan produk. Dibandingkan


136 dengan transaksi konvensional yang melibatkan dokumen kertas, ini dianggap bernilai menguntungkan bagi pelaku usaha. Sebagai contoh, ada banyak perusahaan e-commerce yang berkembang dan memiliki peluang besar di Indonesia, seperti yang ditunjukkan oleh banyak toko online seperti Bukalapak, Blibli, Lazada, dan Shopee. Pertumbuhan ecommerce Indonesia mencapai 78 persen, menjadikannya negara ke-10 terbesar dalam pertumbuhan e-commerce, menurut data Kemkominfo. Kondisi ini menunjukkan bahwa e-commerce memiliki banyak manfaat ekonomi, yang harus dimanfaatkan oleh para pelaku usaha. B. Konsep E-Commerce Sistem Informasi Manajemen Konsep Perdagangan elektronik, juga dikenal sebagai ecommerce, karena proses bisnis melibatkan barang, jasa dan layanan yang dilakukan melalui internet. Selain itu, ini mencakup semua jenis transaksi bisnis di mana dua atau lebih pihak berinteraksi satu sama lain secara elektronik (online) tanpa ada kontak fisik langsung (Pratama, 2020). Sebagian besar, proses transaksi yang memanfaatkan jaringan internet baik tahap pembelian maupun penjualan barang/jasa atau transaksi apa pun yang mengakibatkan terjadinya pengalihan kepemilikan atau hak penggunaan barang dan jasa melalui perangkat keras. Meskipun definisi ini populer, itu tidak cukup menyeluruh untuk menggambarkan perkembangan terbaru dalam era digitalisasi ini. Definisi lebih lengkap mengatakan bahwa Dalam ecommerce, hubungan nilai dibangun, diubah, dan didefinisikan kembali antar organisasi. Ini dicapai melalui penggunaan teknologi proses informasi digital dan komunikasi elektronik


137 didalam proses bisnis.. Dalam tahapananya, E-Commerce mempunyai 5 konsep dasar : 1. Otomatisasi Proses yang dapat diotomatisasi untuk menggantikan proses kerja manual (konsep ‚_hn_ljlcm_ l_miol]_ jf[hhcha‛) 2. Integrasi Proses yang diintegrasikan untuk dapat meningkatkan efisiensi serta _`_encpcn[m (eihm_j ‚domn ch ncg_‛) 3. Publikasi Memberi layanan promosi dan komunikasi untuk barang dan jasa yang perjualbelikan (konsep ‚_f_]nlihc] ][n[fiacha‛) 4. Interaksi Proses bertukar data maupun informasi antar berbagai pihak yang dapat meminimalisir terjadinya bog[h _llil (eihm_j ‚_f_]nlihc] ^[n[ chn_l]b[ha_‛) 5. Transaksi Proses kesepakatan antara 2 belah pihak yang melibatkan pihak lain (jasa keuangan) sebagai pihak yang menangani proses pem\[y[l[h. (eihm_j ‚_f_]nlihc] j[yg_hn‛) C. Perkembangan E-Commerce dan Sistem Informasi Manajemen Di Indonesia, e-commerce muncul pertama kali di tahun 1999. Forum KASKUS, yang didirikan oleh Andrew Darwis, adalah toko online pertama di Indonesia, dan diikuti Bhinneka.com, yang kemudian menjadi toko online. Perkembangan pesat e-commerce disebabkan oleh masyarakat yang mulai menggunakan internet. Dengan


138 semakin berkembangnya e-commerce di Indonesia, dengan munculnya platform startup seperti Toko Bagus di tahun 2005, Bukalapak, dan website marketplace lain kisaran tahun 2007 dan 2015, pemerintah membuat Undang-Undang tentang efek perdagangan elektronik. Model jual mulai ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia. Perkembangan ecommerce yang sangat pesat dan berkembang di Indonesia telah menyebabkan beberapa masalah, terutama bagi tokotoko atau retail besar yang menjual barang/Produk masih menggunakan pola lama secara langsung (Offline). Peralihan budaya masyarakat ini menyebabkan sejumlah pusat perbelanjaan di Indonesia sepi pengunjung. Hal Ini disebabkan karna terjadinya pergeseran minat masyarakat ke Online e-commerce yang memberikan fasilitas yang memudahkan serta cepat mereka dalam proses transaksi. Tabel 1. E-Commerce yang paling banyak di kunjungi Sepanjang 2023.


Click to View FlipBook Version