189 Syariah. Matriks Indikator penilaian Risiko Investasi juga akan diperkenalkan untuk memberikan panduan dalam mengevaluasi risiko investasi dengan lebih sistematis. Dengan demikian, diharapkan kita dapat menguasai konsepkonsep dasar dan praktik terbaik dalam mengelola risiko investasi, yang merupakan aspek krusial dalam menjaga stabilitas dan keberlanjutan Bank Syariah. Kegiatan usaha perbankan syariah tidak terlepas dari risiko yang dapat mengganggu kelangsungan Bank. Untuk mengelola risiko investasi ini, Bank wajib menerapkan manajemen risiko secara individu dan secara konsolidasi. Karakteristik produk dan jasa perbankan syariah memerlukan fungsi identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko investasi yang sesuai dengan kegiatan usaha perbankan syariah. Lebih lanjut, langkahlangkah yang dilakukan Bank syariah dalam memitigasi risiko investasi harus mempertimbangkan kesesuaian dengan Prinsip Syariah. Pengelolaan setiap aktivitas fungsional Bank harus dilaksanakan secara terintegrasi ke dalam suatu sistem dan proses pengelolaan risiko investasi yang akurat dan komprehensif. Sesuai ketentuan POJK Nomor 65 /POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah dinyatakan bahwa: ‚Risiko Investasi (equity investment risk) adalah Risiko yang timbul akibat Bank ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan berbasis bagi hasil baik yang menggunakan metode net revenue sharing maupun yang menggunakan metode profit and loss sharing.‛
190 Dalam risiko investasi yang berdasarkan metode Profit and Loss Sharing perhitungan bagi hasil tidak hanya didasarkan atas jumlah pendapatan atau penjualan yang diperoleh nasabah namun dihitung dari keuntungan usaha yang dihasilkan nasabah. Apabila usaha nasabah mengalami kebangkrutan maka jumlah pokok pembiayaan yang diberikan Bank kepada nasabah tidak akan diperoleh kembali. Sementara itu perhitungan bagi hasil juga dapat menggunakan metode net revenue sharing yakni bagi hasil dihitung dari pendapatan setelah dikurangi modal. Risiko investasi adalah risiko unik yang dihadapi Bank Syariah. Dalam hal ini Bank Syariah akan berperan sebagai investor dan akan ikut menanggung kerugian usaha nasabah, yang bukan diakibatkan oleh kelalaian nasabah. Dalam konteks Bank Syariah, Risiko Investasi menjadi perhatian khusus karena harus sejalan dengan prinsipprinsip syariah. Oleh karena itu, manajemen risiko investasi pada Bank Syariah tidak hanya berkaitan dengan aspek finansial semata, tetapi juga harus memastikan bahwa investasi dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Islam. Pengelolaan risiko investasi pada bank syariah adalah terkait dengan adanya produk pembiayaan yang karakteristiknya mirip dengan investasi, yaitu produk berbasis bagi hasil. Produk penyaluran dana di bank syariah ada 3 (tiga) jenis yaitu: (i) Produk dengan prinsip jual beli, yaitu murabahah, salam dan Istishna; (ii) Produk berbasis bagi hasil yaitu musyarakah, danMudharabah; dan (iii) Produk dengan prinsip sewa, yaitu ijarah dan ijarah muntahiyah bi tamlik/IMBT.
191 Karakteristik produk penbiayaan di Bank Syariah dapat dilihat pada Gambar 27. Gambar 27. Produk pembiayaan di bank syariah Setiap produk memiliki karakteristik yang berbeda, dengan demikian pengelolaan risiko nya memiliki stratgi pengelolaan yang berbeda pula. Bank Syariah juga mengimplementasikan praktik manajemen risiko investasi yang komprehensif. Ini melibatkan penilaian mendalam terhadap risiko-risiko yang diidentifikasi sebelumnya, termasuk risiko pasar, risiko likuiditas, risiko kredit, dan risiko syariah. Strategi manajemen risiko investasi dirancang untuk meminimalkan dampak negatif dari risiko-risiko tersebut, dengan tetap mematuhi prinsip-prinsip syariah. Langkah-langkah mitigasi risiko yang tepat diterapkan sesuai dengan hasil identifikasi risiko dan pengukuran risiko yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian, bank dapat mengelola risiko investasi secara proaktif, menjaga stabilitas keuangan, dan tetap konsisten dengan prinsip-prinsip syariah.
192 Profil risiko investasi Bank Syariah merangkum aspekaspek kritis yang teridentifikasi sebagai potensi risiko yang dapat memengaruhi kinerja dan hasil investasi. Adanya profil risiko investasi memungkinkan bank untuk lebih memahami dan mengelola risiko-risiko tersebut dengan lebih efektif. Profil risiko investasi mencakup analisis mendalam terhadap risiko pasar, risiko likuiditas, risiko kredit, dan risiko syariah yang mungkin timbul dari portofolio investasi bank. 1. Mengidentifikasi Risiko Investasi Dengan merinci profil risiko investasi, bank dapat merumuskan strategi manajemen risiko yang lebih spesifik dan dapat diukur. Setiap jenis risiko dianalisis secara terpisah untuk memahami sifatnya dan implikasinya terhadap investasi. Hal ini membantu bank dalam menentukan langkah-langkah mitigasi yang tepat dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Secara sederhana gambaran Risiko Investasi dapat diilustrasikan pada Gambar 28 sebagai berikut. Gambar 28. Risiko Investasi (Equity Investment Risk)
193 Dalam menganalisis data dan informasi terkait risiko investasi harus memperhatikan proyeksi kemampuan debitur dalam memenuhi ekspektasi bagi hasil sesuai akad yang disepakati, kondisi keuangan nasabah, kemampuan membayar secara tepat waktu, dan jaminan atau agunan yang diberikan. Bilamana investasi diarahkan kepada nasabah pelaku usaha, maka penilaian nasabah sekurang-kurangnya harus mencakup analisis terhadap: a. Proyeksi kemampuan debitur dalam memenuhi ekspektasi bagi hasil sesuai akad yang disepakati b. Lingkungan nasabah, misalnya mengenai kondisi persaingan bisnis pada lokasi usaha; c. Karakteristik mitra usaha, misalnya pemasok atau pembeli; d. Kualitas pemegang saham dan pengurus, antara lain rekam jejak (track record), khusus bagi nasabah berbadan hukum; e. Laporan atau informasi keuangan terakhir; f. Perkiraaan Kemampuan membayar, antara lain proyeksi arus kas; g. Kualitas Rencana Bisnis dari nasabah, dan h. Dokumen lain yang relevan yang dapat digunakan untuk mendukung analisis yang menyeluruh terhadap kondisi dan kredibilitas nasabah. Sebagai risiko yang dapat timbul dari pembiayaan bagi hasil berbasis revenue sharing atau profit and loss sharing, risiko investasi memiliki beberapa karakteristik
194 atau faktor-faktor terkait risiko yang bersifat inheren, antara lain: a. Pembiayaan bersifat partnership, dalam pembiayaan partnership, Bank sebagai penyedia dana ikut menanggung risiko bisnis yang menyebabkan Risiko investasi; b. Pembiayaan bersifat bagi hasil, dalam pembiayaan ini modal yang ditanamkan olen Bank tidak bersifat fixed return. Dengan demikian risiko turunnya nilai modal terjadi jika pembiayaan bagi hasil mengalami kerugian. Tingkat risiko bagi hasil secara relatif biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat risiko dari jenis investasi yang lainnya. c. Saat ini belum memiliki pasar Sekunder, kondisi ini mengakibatkan meningkatnya biaya untuk menerapkan mitigasi dalam rangka exit strategy. d. Pendapatan/Income tidak tetap e. Arus Kas tidak terjadwal, arus kas yang tidak terjadwal menimbulkan kesulitan dalam membuat proyeksi arus kas f. Tidak terdapat informasi yang akurat dalam evaluasi kelayakan investasi g. Perubahan teknologi dan substitusi produk 2. Mengukur Risiko Investasi Pendekatan pengukuran Risiko digunakan untuk mengukur eksposur Risiko Bank sebagai acuan untuk melakukan pengendalian Risiko. Proses pengukuran Risiko harus dilakukan secara berkala terhadap kegiatan usaha, produk, dan layanan Bank.
195 Bank harus melakukan evaluasi terhadap kesesuaian asumsi, sumber data, dan prosedur yang digunakan untuk mengukur Risiko Investasi dan evaluasi dilakukan oleh satuan kerja atau pejabat yang independen dan tidak terkait dengan penyusunan dan/atau penetapan dalam melaksanakan pengukuran Risiko Investasi, serta dilakukan sesuai dengan perkembangan usaha, kondisi intern dan ekstern Bank yang dapat langsung memengaruhi kondisi Bank. Selanjutnya bank harus melakukan penyesuaian terhadap proses pengukuran Risiko Investasi dalam hal terdapat perubahan yang bersifat material pada kegiatan usaha, produk, transaksi, dan faktor Risiko Investasi. Termasuk dalam perubahan yang bersifat material yaitu terdapat perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi, struktur organisasi, sistem informasi, dan faktor Risiko Investasi yang bersifat kuantitatif dan kualitatif yang berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi Bank. Hasil pengukuran Risiko Investasi merupakan penilaian Bank terhadap Risiko Investasi yang melekat pada aktivitas fungsional Bank. Hasil penilaian dimaksud merupakan bagian dari penilaian profil Risiko Investasi Bank yang dituangkan dalam laporan profil Risiko Investasi dan profi risiko keseluruhan (profil risiko komposit) Bank. Berdasarkan metode pengukuran Risiko Investasi yang ditetapkan dapat dikembangkan beberapa parameter/indikator penilaian tingkat Risiko Investasi, yang antara lain mencakup: a. Komposisi Tingkat Konsentrasi Pembiayaan berbasis Bagi hasil
196 b. Kualitas Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil c. Faktor Eksternal Ketiga parameter/Indikator penilaian tingkat Risiko Investasi tersebut dapat diuraikan sebagaimana tampak pada Tabel berikut: Tabel 5. Parameter Penilaian Tingkat Risiko Investasi Hasil pengukuran Risiko Investasi yang secara riil dialami Bank harus dibandingkan dengan Risk Appetite dan Risk Tolerance terhadap setiap faktor atau parameter penilaian Risiko Investasi. Perbandingan ini untuk menganalisis dan melihat apakah hasil pengukuran Risiko Investasi telah sesuai dengan Risk Appetite dan Risk Tolerance yang ditetapkan Bank. Oleh karena itu
197 dalam kebijakan Manajemen Risiko Investasi, Direksi harus menetapkan dan meletakan arahan yang jelas mengenai tingkat Risiko Investasi yang akan diambil (Risk Appetite) dan toleransi Risiko Investasi Bank (Risk Tolerance). Tingkat Risiko Investasi yang akan diambil merupakan tingkat dan jenis faktor Risiko Investasi yang bersedia diambil oleh Bank untuk mencapai sasaran Bank. Tingkat Risiko Investasi yang akan diambil tercermin dalam strategi dan sasaran bisnis pembiayaan Bank. Sementara itu Toleransi Risiko Investasi (Risk Tolerance) merupakan tingkat dan jenis faktor Risiko Investasi yang secara maksimum ditetapkan oleh Bank. Toleransi Risiko merupakan penjabaran dari tingkat Risiko yang akan diambil, dan batas maksimum paling akhir/tinggi dari Risk Tolerance dikenal dengan istilah Risk Bearing Capacity atau Risk Capacity. 3. Memantau Risiko Investasi Pemantauan Risiko Investasi dilakukan untuk mengetahui apakah Risiko Investasi yang terjadi telah melampaui limit yang ditetapkan Bank sesuai dengan Risk Appetite dan Risk Tolerance. Prosedur pemantauan harus mampu mengidentifikasi aset pembiayaan bermasalah ataupun transaksi lain untuk menjamin bahwa aset yang bermasalah tersebut mendapat perhatian, termasuk tindakan penyelamatan serta pembentukan cadangan yang cukup. Sistem pemantauan Risiko Investasi paling sedikit memuat ukuran untuk:
198 a. Memastikan bahwa Bank mengetahui kondisi keuangan terakhir dari pihak lawan (Bank dan nonBank); b. Memantau kepatuhan terhadap persyaratan dalam perjanjian pembiayaan; c. Menilai kecukupan agunan dibandingkan dengan kewajiban pihak lawan (Bank dan nonBank); d. Mengidentifikasi ketidaktepatan waktu pembayaran dan mengklasifikasikan pembiayaan bermasalah secara tepat waktu; e. Menangani dengan cepat pembiayaan bermasalah; dan f. Mengidentifikasi tingkat Risiko Investasi secara keseluruhan. 4. Mengkomunikasikan Risiko Investasi Sesuai POJK Nomor 65 /POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dinyatakan bahwa Bank wajib menyampaikan laporan profil Risiko dan laporan profil Risiko lain kepada Otoritas Jasa Keuangan secara daring melalui sistem pelaporan Otoritas Jasa Keuangan. Dalam hal penyampaian laporan secara daring melalui sistem pelaporan Otoritas Jasa Keuangan belum dapat dilakukan, laporan disampaikan secara luring. Penyampaian laporan profil Risiko dan laporan profil Risiko lain secara daring melalui sistem pelaporan Otoritas Jasa Keuangan atau secara luring dilakukan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai pelaporan Bank.
199 Penilaian Risiko Inheren. Penilaian atas Risiko Investasi inheren dilakukan dengan memperhatikan parameter yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Parameter kuantitatif umumnya disajikan dalam bentuk rasio, seperti rasio Non Performing Financing atau perbandingan antara total pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan dan rasio Financing to Deposit atau perbandingan antara total pembiayaan terhadap total dana pihak ketiga bukan Bank. Parameter kualitatif antara lain keberagaman produk atau jasa pembiayaan berbasis bagi hasil yang dikeluarkan Bank, dan kredibilitas pihak yang berasosiasi dengan Bank. Penilaian atas Risiko Investasi secara inheren harus dinyatakan dengan penyampaian informasi tingkat Risiko Investasi inheren, yakni tingkat Risiko Investasi sebelum dilakukan pengendalian. Proses komunikasi dalam penerapan manajemen risiko pada dasarnya merupakan salah satu dari pencerminan budaya risiko. Dalam pengembangkan budaya Manajemen Risiko pada seluruh jenjang organisasi, Direksi dan SKMR harus mengembangkan sistem komunikasi yang memadai mengenai seluruh prinsip dan kebijakan serta strategi penrapan manajemen risiko, termasuk penerapan manajemen risiko untuk mengelola Risiko Investasi.
200 Bank Syariah AC, sebuah lembaga keuangan berdasarkan prinsip-prinsip syariah, menunjukkan dedikasi dalam manajemen risiko investasinya. Dalam latar belakang operasionalnya, bank ini memiliki portofolio investasi yang signifikan, termasuk sukuk, saham syariah, dan instrumen pasar uang yang mematuhi prinsip-prinsip Islam. Upaya identifikasi risiko menjadi fokus utama, dengan bank secara cermat mengidentifikasi risiko pasar, likuiditas, kredit, dan risiko syariah yang dapat muncul dari investasi mereka. Dalam menjalankan manajemen risiko, Bank Syariah AC menggunakan alat dan metode pengukuran risiko yang akurat, seperti Value at Risk (VaR) dan simulasi Monte Carlo. Hal ini memberikan gambaran yang jelas tentang tingkat ketidakpastian dan potensi dampak risiko investasi terhadap performa keuangan bank. Selanjutnya, bank menerapkan strategi mitigasi risiko, termasuk diversifikasi portofolio investasi dan penggunaan instrumen syariah-compliant, sebagai langkah untuk mengurangi risiko konsentrasi. Proses pemantauan dan evaluasi berkala menjadi landasan penting dalam manajemen risiko investasi bank. Dengan pemantauan yang sistematis, Bank Syariah AC memastikan portofolio investasinya selalu sesuai dengan prinsip syariah dan mencapai tujuan investasi yang telah ditetapkan. Setiap langkah keputusan investasi didasarkan
201 pada prinsip-prinsip keuangan dan nilai-nilai syariah yang dijunjung tinggi. Hasil dari pendekatan manajemen risiko yang holistik ini adalah keberhasilan Bank Syariah AC dalam mencapai tujuan investasinya tanpa mengorbankan prinsip-prinsip syariah. Diversifikasi portofolio, penggunaan instrumen syariahcompliant, dan manajemen likuiditas yang bijak telah membantu bank mengatasi risiko dan menciptakan nilai jangka panjang, sejalan dengan prinsip-prinsip syariah yang mereka anut. 1. Bagaimana Bank Syariah AC mengidentifikasi risiko investasi dalam portofolio mereka? 2. Apa metode pengukuran risiko yang digunakan oleh bank, dan bagaimana hal ini membantu dalam pengelolaan risiko? 3. Strategi apa yang diadopsi bank untuk mitigasi risiko, terutama terkait diversifikasi portofolio dan penggunaan instrumen syariah-compliant? 4. Bagaimana Bank Syariah AC melakukan pemantauan dan evaluasi berkala terhadap portofolio investasi mereka? 5. Sejauh mana bank memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dalam pengambilan keputusan investasi?
202 Abbas, D., Ismail, T., Taqi, M., & Yazid, H. (2021). Determinants of enterprise risk management disclosures: Evidence from insurance industry. Accounting, 7(6), 1331–1338. Aji, I. K., & Manda, G. S. (2021). Pengaruh risiko kredit dan risiko likuiditas terhadap profitabilitas pada Bank BUMN. JAD: Jurnal Riset Akuntansi & Keuangan Dewantara, 4(1), 36– 45. Budianto, E. W. H. (2023). Pemetaan Penelitian Seputar Risiko Kredit pada Perbankan Syariah dan Konvensional: Studi Bibliometrik VOSviewer dan Literature Review. BANCO: Jurnal Manajemen Dan Perbankan Syariah, 5(1), 20–34. Evelyana, L. (2020). Dampak pelanggaran pemberian kredir melampaui batas maksimum terhadap nasabah penyimpan dana. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Fachryana, F. A.-H. (2020). Manajemen Risiko Strategis Bank Syariah. Jurnal Manajemen, Ekonomi, Keuangan Dan Akuntansi, 1(2), 61–66. Fadillah, D., Rahmayanti, D., & Syifa, I. F. (2020). Studi Literatur Manajemen dan Risiko Kepatuhan pada Bank Syariah.
203 Jurnal Akuntansi Dan Manajemen, 17(01), 38–41. Faisal, F., Abidin, Z., & Haryanto, H. (2021). Enterprise risk management (ERM) and firm value: The mediating role of investment decisions. Cogent Economics & Finance, 9(1), 2009090. Fauzi, A., Marundha, A., Setyawan, I., Syarief, F., Harianto, R. A., & Pramukty, R. (2020). Analisis Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Pada PT Bank Syariah XXX. JMBI UNSRAT (Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Inovasi Universitas Sam Ratulangi)., 7(1). Febrianto, H. G., & Fitriana, A. I. (2020). Menilai Tingkat Kesehatan Bank Dengan Analisis Metode Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital Pada Bank Syariah Di Indonesia. Islamic Banking: Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Perbankan Syariah, 6(1), 139–160. Fraser, J. R. S., Quail, R., & Simkins, B. (2021). Enterprise risk management: Today’s leading research and best practices for tomorrow’s executives. John Wiley & Sons. González, L. O., Santomil, P. D., & Herrera, A. T. (2020). The effect of Enterprise Risk Management on the risk and the performance of Spanish listed companies. European Research on Management and Business Economics, 26(3), 111–120. Harto, B., Rukmana, A. Y., Subekti, R., Tahir, R., Waty, E., Situru, A. C., & Sepriano, S. (2023). TRANSFORMASI BISNIS DI ERA DIGITAL: Teknologi Informasi dalam Mendukung Transformasi Bisnis di Era Digital. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
204 Hasan, S., Elpisah, E., Sabtohadi, J., Zarkasi, Z., & Fachrurazi, F. (2022). Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Widina. Hasibuan, R. (2023). Pengantar Bisnis. Absolute Media. Husnaini, H., Dewi, A. A., Junita, D., Agustin, D., & Saputra, E. (2022). Pengelolaan Manajemen Risiko Kepatuhan Pada Bank Syariah. MABIS: Jurnal Manajemen Bisnis Syariah, 2(2). Jean-Jules, J., & Vicente, R. (2021). Rethinking the implementation of enterprise risk management (ERM) as a sociotechnical challenge. Journal of Risk Research, 24(2), 247– 266. Kurnia, P. A. R. P. (2022). Analisis Risiko Investasi, Risiko Likuiditas Dan Return Pada Deposito Mudharabah PT. Bank Syariah Bukopin Di Indonesia. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan. Ladamay, A. Z. F., Supriyanto, T., & Nugraheni, S. (2021). Pengaruh Media Sosial, Literasi Keuangan, Risiko, Imbal Hasil, dan Religiusitas Terhadap Minat Berinvestasi Sukuk Generasi Z di Jakarta. Islamic Economics Journal, 7(2), 161–185. Naseem, T., Shahzad, F., Asim, G. A., Rehman, I. U., & Nawaz, F. (2020). Corporate social responsibility engagement and firm performance in Asia Pacific: The role of enterprise risk management. Corporate Social Responsibility and Environmental Management, 27(2), 501–513. Nurafini, F. (2022). Studi Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(3), 2690–2699. Rifai, A. B. A. (2020). Analisis Risiko Imbal Hasil Pada Bank
205 Syariah. Al-Infaq: Jurnal Ekonomi Islam, 11(2), 226–234. Rizal, F., & Humaidi, M. (2021). Analisis Tingkat Kesehatan Bank Syariah di Indonesia 2015-2020. Etihad: Journal of Islamic Banking and Finance, 1(1), 12–22. Safitri, N., Rosihin, H. N., Manzilla, J. P., & Khussaidah, M. Z. (2021). Strategi Manajemen Risiko Perbankan Syariah pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Academia, 1–21. Sante, Z. V., Murni, S., & Tulung, J. E. (2021). Pengaruh Risiko Kredit, Risiko Likuiditas Dan Risiko Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Lq45, Buku Iii Dan Buku Iv Periode 2017- 2019. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 9(3), 1451–1462. Sari, I. M., Siregar, S., & Harahap, I. (2020). Penilaian Kualitas Aktiva Produktif Dalam Perbankan. Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS), 1(1), 499–503. Sianipar, S. R. L. (2021). Akibat Hukum Pelanggaran Terhadap Prinsip Kehati-Hatian Dalam Batas Maksimum Pemberian Kredit Pada Bank Umum. HERMENEUTIKA: Jurnal Ilmu Hukum, 5(2). Spillane, J. J. (2021). Metodologi penelitian bisnis. Sanata Dharma University Press. Sudarmanto, E., Astuti, A., Kato, I., Basmar, E., Simarmata, H. M. P., Yuniningsih, Y., Irdawati, I., Wisnujati, N. S., & Siagian, V. (2021). Manajemen Risiko Perbankan. Yayasan Kita Menulis. Syafii, I., & Siregar, S. (2020). Manajemen Risiko Perbankan Syariah. Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains (SAINTEKS), 1(1), 662–665.
206 Tan, C., & Lee, S. Z. (2022). Adoption of enterprise risk management (ERM) in small and medium-sized enterprises: evidence from Malaysia. Journal of Accounting & Organizational Change, 18(1), 100–131.
207 Manajemen Risiko : Proses identifikasi, penilaian, dan pengelolaan potensi kerugian untuk mencapai tujuan organisasi. Bank Sentral : Institusi keuangan yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter dan pengawasan sektor perbankan di suatu negara. Portofolio Risiko : Kumpulan investasi atau aset yang memiliki tingkat risiko tertentu yang harus dikelola dengan hatihati. Pengelolaan Kredit : Proses pengelolaan risiko kredit melalui penilaian, pemantauan, dan pengendalian kredit yang diberikan oleh bank atau perusahaan. Pasar Modal : Tempat jual beli instrumen keuangan seperti saham dan obligasi, yang memiliki risiko yang terkait. Likuiditas : Ketersediaan dana tunai yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansial suatu organisasi. Kreditur: : Pihak atau lembaga yang memberikan pinjaman atau kredit
208 kepada individu atau perusahaan. Kepatuhan Hukum : Ketaatan terhadap regulasi dan hukum yang berlaku dalam kegiatan perbankan atau perusahaan. Manajemen Keuangan : Proses perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan pengawasan sumber daya keuangan suatu organisasi. Reputasi : Citra atau persepsi baik atau buruk yang dimiliki oleh suatu perusahaan di mata masyarakat atau pelanggan. Lindung Nilai : Strategi untuk melindungi nilai aset atau kewajiban dari fluktuasi nilai pasar. Audit Internal : Evaluasi independen terhadap efektivitas kontrol internal suatu organisasi untuk mengidentifikasi risiko dan memastikan kepatuhan. Strategi Pengelolaan Risiko : Rencana aksi yang dirancang untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko secara efektif dalam mencapai tujuan organisasi.
209 A Audit Internal, 180, 241 B Bank Sentral, 240 K Kepatuhan Hukum, 240 Ketidakpastian, v, 1, 9, 198, 205, 220, 232 Kreditur, 240 Kreditur:, 240 Krisis Keuangan, 65 L Likuiditas, vi, 44, 46, 53, 68, 107, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 120, 121, 122, 123, 124, 237, 238, 240 Lindung Nilai, 148, 241 M Manajemen Keuangan, 240 Manajemen Krisis, 139 Manajemen Risiko, i, ii, iii, v, vi, vii, viii, 1, 13, 16, 19, 23, 24, 34, 36, 43, 47, 54, 55, 61, 62, 63, 66, 74, 80, 87, 93, 100, 114, 116, 117, 123, 130, 132, 143, 145, 146, 147, 149, 151, 157, 159, 160, 161, 166, 171, 172, 181, 183, 185, 188, 189, 196, 199, 201, 204, 205, 213, 214, 215, 236, 237, 238, 240 O Obligasi, 110
210 P Pasar Modal, 240 Pengelolaan Kredit, 240 Portofolio Risiko, 16, 240 R Reputasi, 15, 68, 104, 232, 241 Risiko Operasional, vi, 14, 68, 127, 131, 132, 134, 135, 136, 137, 238 S Strategi Pengelolaan Risiko, 10, 116, 241
211 Dr. Ir. Hadi Purnomo, M.Si. Penulis lahir di Medan pada bulan Agustus tahun 1966. Meraih gelar Doktor dari Sekolah Bisnis IPB Bogor. Gelar Magister Sains (M.Si) diraih dari Sekolah Pasca Sarjana Buku Timur Tengah Universitas Indonesia pada tahun 2009, mengambil kekhususan Ilmu Ekonomi dan Keuangan Syariah. Karir Penulis sebagai bankir profesional adalah sebagai Direktur Bisnis di Bank Panin Dubai Syariah (2013-2025), Kepala Divisi Pembiayaan Korporasi dan Investasi di Bank Syariah Mandiri (2009- 2013), Kepala Divisi Restrukturisasi di Bank Syariah Mandiri (2007- 2009). Penulis pernah bekerja di Bank Danamon Indonesia, sebagai Area Branch Coordinator Bank Danamon Yogyakarta dan Bank Danamon Solo. Selama berkarir lebih dari 26 tahun di industri perbankan, penulis telah memiliki berbagai sertifikasi keahlian dibidang perbankan konvensional dan syariah, training dan workshop baik di dalam maupun di luar
212 negeri. Sejak tahun 2022, Penulis dipercaya sebagai Komisaris Utama PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera. Saat ini Penulis merupakan Anggota Komite Skema di LSPBadan Sertifikasi Manajemen Risiko (LSP-BSMR). Keahlian di bidang risk management, banking strategic management, corporate banking, restructuring and collection, dan human capital development, telah menjadikan penulis aktif sebagai pembicara utama pada berbagai seminar, workshop dan training lingkup nasional, dan juga sebagai konsultan manajemen proses spin-off dan konversi bank syariah serta penyusunan studi kelayakan bisnis dan penyusunan corporate planning, blueprint and roadmap. Sejak tahun 2016, Penulis aktif sebagai Dosen Pasca Sarjana STIMA IMMI, Jakarta dan Dosen Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Tazkia dan pengajar S1 di Perbanas Institute. Beberapa karya ilmiah dalam bentuk jurnal dan buku telah dihasilkan oleh penulis. Tujuh buku terakhir yang telah dihasilkan adalah Kapital Intelektual: Modal Tidak Berwujud Pendorong Pertumbuhan Bank Syariah di Era Digital; Model Penguatan Tata Kelola Bank Syariah: Teori, Praktek dan Gagasan Konseptual; Pendekatan Model Logit: Strategi Memprediksi Peluang Kegagalan Penanganan Pembiayaan Bermasalah di Perbankan (buku monograf), Manajemen Stratejik Bank: Strategi Bisnis Bank Syariah Pasca Spin Off dan Konversi; Model Tata Kelola Bank Syariah Berbasis Soft System Methodology (buku monograf); Manajemen Pemasaran: Meningkatkan Kinerja Pemasaran Bisnis UMKM melalui Iconic Ethnical Product; Buku Monograf berjudul Model Inovasi Produk Berbasis Kinerja Pemasaran Pengusaha UMKM Batik Pamekasan; dan Manajemen Keuangan: Peran Struktur Modal Dalam Penciptaan Nilai Perusahaan.
213