184 B. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan Dagang 1. Neraca ( Balance Sheet) Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini membantu analis menilai kemampuan perusahaan untuk membayar operasional jangka pendeknya, memenuhi kewajiban utang dimasa depan dan melakukan distribusi kepada stokholder. a. Komponen Neraca Perusahaan Dagang Neraca terdiri dari kelompok akun riil atau akun nyata, yang terdiri dari: 1) Asset/ Aktiva (Harta) Asset adalah semua kekayaan yang dimiliki perusahaan, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang dan dapat digunakan dalam operasi perusahan. Asset/ Harta terdiri dari:] a) Harta Lancar (current assets), adalah harta yang diharapkan dapat dicairkan tidak lebih dari satu tahun/ satu siklus akuntansi. Harta Lancar terdiri dari kas (cash), surat berharga, piutang dagang (account receivable), piutang wesel (notes receivable), perlengkapan (supllies), persediaan barang dagangan (merchandise inventory) b) Harta Tetap Berwujud (fixed assets), adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang
185 pemakainnya lebih dari satu tahun, digunakan untuk oersai peusahaan dan bukan untuk di jual. Harta tetap berhujud terdiri dari: tanah, gedung, mesin, peralatan toko dan peralatan kantor serta kendaraan c) Harta Tetap tidak Berwujud (Intengible Fixed Assets), adalah hak istimewa yang dimiliki perusahaan dan memiliki nilai tetapi tidak memiliki bentuk fisik. Harta tetap tak berhujud terdiri dari goodwill (nama baik), hak paten, hak cipta, merek dagang dan hak sewa. 2) Utang/ Kewajiban (Liabilities) Utang adalah keharusan membayar kepada pihak lain yang disebabkan adanya transaksi pembelian barang secara kredit. Berdasarkan jangka waktu pelunasannya utang dikelompokkan menjadi: a) Utang Lancar (Current Liabilities), adalah utang yang harus dilunasi kurang dari satu tahun. Utang lancar terdiri dari utang dagang (acoount payable), utang wesel (notes payable), utang pendapatan/ pendapatan diterima dimuka, utang beban/ beban yang masih harus dibayar. b) Utang Jangka Panjang (Long Terms Liabilities), adalah utang yang waktu pelunasanya lebih dari satu tahun. utang jangka panjang terdiri dari utang hipotek, utang obligasi, kredit investasi c) Modal/Ekutas (equity), adalah hak kepemilikan atas harta perusaaan yang merupakan kekayaan bersih, atu selisih harta dan utang.
186 b. Bentuk Laporan Neraca/ Laporan Posisi Keuangan Perusahaan Dagang 1) Bentuk Akun/ Skontro Dalam bentuk ini sisi aktiva dan pasiva disusun bersebelahan, bentuk ini mempunyai dua sisi, yaitu sisi debit untuk merunci aktiva dan sisi kredit untuk merinci kewajiban dan ekuitas. 2) Bentuk Laporan Dalam Bentuk ini aktiva, kewajiban, dan ekuitas disusun dari atas ke bawah, aktiva dibuat terlebih dahulu di atas kemudian kewajiban dan ekuitas di bawahnya. 2. Laporan Laba Rugi Laporan laba / rugi adalah laporan keuangan yang melaporkan mengenai aktivitas operasional perusahaan dengan memperhitungkan pendapatan dan bebanbeban selama satu periode yang kemudian dapat ditentukan laba atau rugi Dwi (2012). a. Komponen Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang Laporan laba rugi usaha pada perusahaan dagang diperoleh dari membandingkan antara penjualan bersih, harga pokok penjualan ( HPP), dan beban operasi perusahaan, Mulyadi, (2014). Komponenkomponen laporan laba rugi pada perusahaan dagang adalah sebagai berikut: 1) Laba Bersih operasi adalah laba bruto/laba kotor dikurangi beban opersai perusahaan.
187 2) Laba Bruto (kotor) adalah selisih penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. 3) Penjualan Bersih adalah jumlah seluruh penjualan dikurangi retur dan pengurangan harga serta potongan penjualan 4) Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah harga perolehan persediaan yang dijual. Dihitung dengan menjumlahkan persediaan barang awal dengan pembelian bersih dan dikurangi persediaan barang dagang akhir. 5) Pembelian Bersih adalah jumlah pembelian ditambah beban angkut dan dikurangi retur pembelian dan potongan pembelian 6) Beban Operasi Perusahaan terdiri dari semua beban yang timbul sehububungan dengan kegiatan uatama perusahaan. Beban operasi dikelompokkan menjadi 2 yaitu: a) Beban Penjualan, meliputi beban yang berhubungan dengan kegiatan penjualan barang, seperti ; beban iklan, beban angkut penjualan , beban perlengkapan toko,beban gaji penjualan, beban sewa toko,dll. b) Beban Administrasi dan Umum, meliputi beban yang tidak berhubungan langsung dengan penjualan barang dagang, seperti; beban gaji kantor, beban perlengkapan kantor, beban asuransi, dll. 7) Pendapatan dan Beban diluar Operasi Perusahaan adalah pendapatan yang diterima dan beban yang
188 dikeliurkan tetati tidak berhubungan langsung dengan kegiatan opesarional perusahaan. Misalnya: pendapatan bunga, beban komisi, beban administrasi bank, beban bunga, dll. 8) Laba Bersih Sebelum Pajak adalah laba bersih operasi dikurangi/ditambah dengan pendapatan dan beban non oprasional. Pengurangan laba bersih sebelum pajak dengan pajak diperoleh laba bersih setelah pajak. b. Bentuk Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang 1) Bentuk Langsung (Single Step) Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk single step dilakukan dengan menjumlahkan semua pendapatan menjadi satu, demikian pula bebannya. Setelah itu dicari selisihnya untuk mengetahui laba dan rugi. Berikut ini adalah bentuk laporan laba/rugi single step:
189 2) Bentuk Bertahap (Multiple Steps) Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk multiple step dilakukan dengan memisahkan antara pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, serta memisahkan pula antara beban usaha dan beban di luar usaha. Setelah itu mencari selisihnya sehingga akan diperoleh laba atau rugi bersih usah. Berikut ini adalah bentuk laporan laba/rugi Multiple Steps: 3) Laporan Perubahan Modal (Ekuitas) Laporan perubahan ekuitas yaitu laporan keuangan yang menunjukan perubahan ekuitas selama satu periode Kasmir, (2017). Laporan perubahan ekuitas terdiri dari saldo awal modal pada neraca saldo setelah disesuaikan di tambah laba bersih selama satu periode dikurangi dengan pengambilan prive.
190 Laporan perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada perusahaan perseorangan, persekutuan atau firma, dan CV. Sementara itu, untuk perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) istilah untuk laporan perubahan modal adalah laporan laba ditahan (returned earning statement). c. Komponen Laporan Perubahan Modal Komponen akun dalam laporan perubahan ekuitas adalah: 1) Modal awal Modal awal berasal dari investasi awal ataupun penambahan investasi. a) Laba atau rugi Laba perusahaan akan menambah modal perusahaan, sedangkan rugi akan mengurangi modal perusahaan. b) Penarikan (prive) Apabila sebagian laba diambil oleh pemilik untuk kepentingannya sendiri di luar kepentingan perusahaan, maka kejadian ini akan mengurangi modal pemilik. Jika bentuk perusahaan adalah perseorangan atau firma maka penarikan disebut Prive dan jika berbentuk perseroan (PT) penarikan disebut Dividen. Apabila laba lebih besar dari pada penarikan maka akan ada kenaikan modal, sebaliknya jika laba lebih kecil dari penarikan maka akan terjadi penurunan modal.
191 2) Modal akhir Modal akhir adalah saldo modal awal ditambah laba rugi dikurangi penarikan. d. Laporan Arus Kas (Cash Flow) Laporan arus kas menyajikan arus kas masuk dan arus kas keluar dari kas dan setara kas dengan kategori aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama waktu periode tertentu. Kas dapat didefinisikan sebagai jumlah kas yang ada ditangan (cash on hand), treasury bills, commercial paper, money market fund dan rekening giro pada bank (cash in bank)termasuk overdraft pada bank. Setara kas (cash equivalent) dapat diartikan sebagai investasi yang bersifat jangka pendek, sangat likuid dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu, tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. 1) Keuntungan Laporan Arus Kas Keuntungan laporan arus kas menurut Harahap : 258 adalah sebagai berikut : a) Dapat memberikan kerangka kerja untuk menghubungkan prestasi masa lalu, saat sekarang dan masa yang akan datang. Menurut kacamata investor, proyeksi arus kas akan menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar dan menggambarkan perencanaan kebijakan keuangannya. b) Nilai discounted flow ratio lebih dipercaya untuk menjadi indikator investasi daripada rasio laba dengan harga sekarang disebabkan sistem alokasi
192 yang dilakukan dalam menghitung laba seperti dalam akuntansi berbasis akrual (accrual basis accounting) c) Akuntansi arus kas dapat digunakan untuk memperbaiki kesenjangan antara bagaimana investasi dilakukan yang biasanya dengan dasar kas dengan bagaimana hasil suatu investasi dinilai. 2) Klasifikasi Laporan Arus Kas PSAK 2 mensyaratkan bahwa laporan arus kas menyajikan arus kas selama periode akuntansi yang relevan, yang diklasifikasikan menjadi tiga kategori , yaitu: a) Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Aktivitas operasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas utama penghasil pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi terkait dengan aktivitas menghasilkan pendapatan dari entitas. b) Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Aktivitas investasi adalah perolehan (acquisition) dan pelepasan (disposal) aset jangka panjang dan investasi non setara kas. Aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang diperoleh perusahaan yang ditujukan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
193 c) Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan besaran dan komposisi modal ekuitas dan pinjaman perusahaan. 3) Bentuk Laporan Arus Kas Berikut ini adalah bentuk laporan arus kas perusahaan dagang: 4) Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan merupakan komponen laporan keuangan yang baru yang kedudukannya menggantikan Nota Perhitungan Anggaran. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan, daftar rinci, dan analisis suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca dalam rangka pengungkapan yang memadai.
194 Jurnal Penutup dan Jurnal Balik Perusahaan Dagang Endar Pradesa, SE., M.Ak ada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan proses penyusunan laporan keuangan perusahaan dagang dengan menggunakan kertas kerja dan neraca lajur. Selesainya pengerjaan penyusunan laporan keuangan dengan tujuan penyelenggaraan akuntansi yang utama telah tercapai. Meskipun demikian proses kegiatan akuntansi belum selesai, seluruhnya selesai karena masih terdapat beberapa tahapan yang harus diselesaikan sebelum kegiatan akuntansi pada suatu periode dinyatakan selesai. P
195 Laporan keuangan seharusnya disusun dengan mengutup saldo-saldo akun yang tercantum dalam buku besar. Apabila laporan keuangan telah disusun, maka buku besar harus tutup karena periode pembukuan telah berakhir. Dalam bab sebelumnya juga dibahas tentang proses jurnal penutup sebagai salah satu tahap kegiatan akhir dalam siklus akuntansi. Tahap selanjutnya untuk memudahkan proses akuntansi selanjutnya dengan menggunakan jurnal pembalik. A. Jurnal Penutup Buku besar berisi sejumlah akun yang dapat dikelompokkan menjadi dua golongan adalah yaitu akun riil dan akun nominal. Akun nominal digunakan untuk mencatat pendapatan, beban, dan biaya. Sedangkan akun riil digunakan untuk mencatat aset, kewajiban, dan ekuitas. Akun-akun riil akan dilaporkan dalam neraca. Saldo akhir periode akun-akun yang akan dilaporkan dalam neraca. Saldo akhir periode akun-akun riil akan dibawa ke periode berikutnya. Ini berarti bahwa saldo akhir suatu akun riil akan menjadi saldo awal untuk periode akuntansi berikutnya. Akun-akun riil disebut juga akun permanen. Akun nominal yang berupa akun-akun pendapatan dan beban akun pembantu modal. Akun nominal diperlukan untuk menampung pencatatan transaksi pendapatan dan beban merupakan akun pembantu modal. Apabila transaksi pendapatan dan beban dicatat langsung pada akun modal, maka perusahaan akan kehilangan informasi yang rinci mengenai penyebab perubahan modal. Informasi mengenai pendapatan dan beban sangat diperlukan oleh manajemen
196 dan para pemakai laporan keuangan lainnya. Itulah sebabnya akun-akun pendapatan dan beban disebut akun pembantu modal. Selain itu istilah akun modal pembantu lainnya yaitu akun prive. Akun ini terutama digunakan mencatat pengambilan prive oleh pemilik yang juga akan berpengaruh terhadap modal perusahaan. Akun-akun pendapatan dan beban disebut juga akun sementara karena akun-akun pendapatan dan beban hanya bersifat sementara yaitu hanya berlaku untuk satu periode akuntansi. Oleh karena itu saldo akhir periode akun-akun pendapatan dan beban yang terdapat dalam buku besar, harus dipindahkan ke akun modal agar dapat diketahui pengaruhnya terhadap akun tersebut, dan sekaligus mengakhiri akun-akun pendapatan dan beban pada periode yang bersangkutan. Pada awal peride berikutnya akun-akun pendapatan dan beban akan diawal dengan saldo nol rupiah. Jurnal yang dibuat untuk memindahkan saldo-saldo akun sementara (akun-akun nominal dan akum prive) disebut jurnal penutup. Tujuan pembuatan jurnal penutup adalah : 1. Digunakan untuk menutup saldo yang terdapat dalam semua akun sementara. Kata penutup berarti mengakhiri atau mengurangi saldo akun sehingga menjadi nol. Dengan demikian pada periode berikutnya semua akun sementara akan dimulai dengan saldo nol. Dengan cara ini pula akan dapat dipisahkan jumlah saldo-saldo akun sementara pada periode berikutnya. 2. Saldo akun modal menunjukan jumlah sesuai dengan keadaan akhir periode saldo setelah memperhitungkan
197 laba atau rugi dan pengambilan prive pada periode yang bersangkutan. Dengan adanya jurnal ini, maka saldo akun modal akan sama dengan jumlah modal akhir yang dilaporkan dalam neraca. B. Ayat jurnal penutup Ayat jurnal penutup untuk perusahaan dagang sama dengan ayat jurnal untuk perubahan jasa (Ikatan Akuntantan Indonesia, 2020). Empat ayat jurnal penutup untuk perusahaan dagang adalah sebagai berikut : 1. Mendebit akun-akun nominal dengan saldo kredit seperti penjualan dan mengkredit akun ikhtisar Laba Rugi. 2. Mengkredit akun-akun temporer dengan saldo debit seperti berbagai beban dan mendebit akun ikhtisar Laba Rugi. Oleh karena beban pokok penjulan adalah akun nominal dengan saldo debit, maka akun-akun tersebut dikreditkan sebesar saldonya. 3. Mendebit akun ikhtisar Laba Rugi sebesar saldonya (laba neto) dan mengkredit akun modal pemilik. Jika perusahaan mengalami rugi neto, maka yang dikredit adalah akun ikhtisar laba rugi sebesar saldonya dan yang didebit akun modal pemilik. 4. Mendebit akun modal pemilik sebesar saldo akun prive dan mengkredit akun prive. Berikut empat ayat jurnal :
198 Akun ikhtisar laba rugi setelah ayat jurnal penutup di posting adalah sebagai berikut : Jurnal Halaman 29 Tanggal Ref. Jurnal Post Debit Kredit 2023 Jurnal Penutup Desember 31 Penjualan 410 Rp 708.255.000 Pendapatan Sewa 610 Rp 600.000 Ikhtisar Laba Rugi 312 Rp 708.255.000 31 Ikhtisar Laba Rugi 312 Rp 633.455.000 Beban Pokok Penjualan 510 Rp 525.305.000 Beban Gaji Penjualan 520 Rp 53.430.000 Beban Iklan 521 Rp 10.860.000 Beban PenyusutanPeralatan Toko 522 Rp 3.100.000 Beban Pengiriman 523 Rp 2.800.000 Beban Penjualan Lain-lain 529 Rp 630.000 Beban Gaji Kantor 530 Rp 21.020.000
199 Beban Sewa 531 Rp 8.100.000 Beban PenyusutanPeralatan Kantor 532 Rp 2.490.000 Beban Asuransi 533 Rp 1.910.000 Beban Peralatan Kantor 534 Rp 610.000 Beban Administrasi Lain-lain 539 Rp 760.000 Beban Bunga 710 Rp 2.440.000 31 Ikhtisar Laba Rugi 312 Rp 75.400.000 Modal, Ny. Mutiara 310 Rp 75.400.000 31 Modal, Ny. Mutiara 310 Rp 18.000.000 Prive, Ny. Mutiara 311 Rp 18.000.000 Setelah ayat jurnal penutup telah disiapkan dan di posting ke akun-akun, neraca saldo setelah penutupan dapat disiapkan. Akun-akun yang perlu muncul dalam neraca saldo ini hanyalah akun aset, kontra aset, liabilitas, dan modal pemilik beserta akhir periode. Jika total kedua
200 kolom neraca tidak sama, maka kesalahan telah terjadi dan harus ditemukan dan diperbaiki. C. Sistem Persediaan Periodik Sistem persediaan perpetual untuk mencatat pembelian dan penjualan barang. Namun, tidak semua perusahaan dagang menggunakan sistem persediaan perpetual. Sebagai contoh beberapa perusahaan dagang kecil, seperti toko perangkat keras lokal menggunakan sistem akuntansi manual. Oleh karena sistem persediaan perpetual manual sangat memakan waktu dan biaya jika dilakukan, maka sistem persediaan periodik dalam hal ini akan digunakan (Warren et al., 2018).. Menurut sistem persediaan periodik, pembelian biasanya dicatat sesuai jumlah akun terpisah yang disebut diskon penjualan. Sama halnya, retur pembelian dicatat di akun terpisah yang disebut retur atau potongan pembelian. D. Mencatat transaksi dagang dalam sistem persediaan periodik Dalam sistem persediaan periodik, pembelian persediaan tidak dicatat di akun persediaan, melakukan dicatat dengan menggunakan akun pembelian, diskon pembelian, serta retur, dan potongan pembelian. Selain itu, penjualan persediaan juga tidak dicatat dalam akun persediaan. Dengan demikian, tidak terdapat catatan memerinci mengenai jumlah persediaan yang tersedia pada saat tertentu. Pada akhir periode, perhitungan fisik persediaan dilakukan dan hasil perhitungan ini digunakan
201 untuk menetukan beban pokok penjualan yang akan dijelaskan kemudian. Penggunaan akun pembelian persediaan, diskon pembelian, serta retur dan potongan pembelian, dan ongkos kirim akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Pembelian pembelian persediaan dicatat pada akun pembelian bukan pada akun persediaan. Akun pembelian didebit sebesar jumlah faktur sebelum diskon pembelian dimasukkan. 2. Diskon pembelian diskon pembelian biasanya dicatat secra terpisah dalam akun diskon pembelian. Kemudian, saldo akun ini dilaporkan sebagai pengurang dari jumlah yang telah dicatat dalam akun pembelian untuk periode tersebut. Oleh karena itu, akun diskon pembelian dipandang sebagai akun kontra terhadap pembelian. 3. Return dan potongan pembelian retur dan potongan pembelian dicatat secara terpisah dalam cara yang sama dengan diskon pembelian. Akun retur dan potongan pembelian dicatat terpisah untuk menyimpan catatan jumlah retur dan potongan pembelian selama periode tertentu. Sama seperti diskon pembelian, akun ini merupakan akun kontra terhadap pembelian. 4. Ongkos kirim saat barang dibeli dengan syarat FOB titik pengiriman, pembeli bertanggungjaab untuk membayar ongkos kirim. Dalam sistem persediaan periodik, biaya pengiriman dibayar saat pembelian barang secara FOB titik pengiriman didebit pada akun ongkos kirim pembeliaan atau nama akun sejenisnya.
202 Akun dalam sistem persediaan periodik dan pengaruhnya terhadap harga pokok pembelian dirangkum berikut ini : Akun Ayat Jurnal untuk Meningkatkan Saldo normal Pengaruh terhadap Harga Pokok Pembelian Pembelian Debit Debit Meningkatkan Diskon Pembelian Kredit Kredit Menurunkan Retur dan Potongan Pembelian Kredit Kredit Menurunkan Ongkos Kirim Pembelian Debit Debit Meningkatkan E. Proses Penyesuaian dalam Sistem Persediaan Periodik Proses penyesuaian yang sama dilakukan dalam sistem persedian periodik dan perpetual, kecuali untuk penyesuaian atas kehilangan persediaan. Dalam kedua sistem, persediaan akhir ditentukan melalui perhitungan fisik (Firmansyah and Nurdiansyah, 2016). Dalam sistem persediaan perpetual, hasil perhitungan fisik persediaan akhir dibandingkan dengan jumlah dalam buku besar persediaan, sehingga selisihnya merupakan jumlah kehilangan persediaan. Kehilangan ini akan dicatat
203 sebagai debit pada beban pokok penjualan dan kredit pada persediaan. Transaksi Sistem Persediaan Periodik 5 Juni. Membeli barang secara kredit senilai Rp 30.000 dengan syarat 2/10, n/30 Pembelian Rp 30.000 Utang Usaha Rp 30.000 8 Juni. Mengembalikan barang yang dibeli secara kredit pada tanggal 5 Juni senilai Rp 500 Utang Usaha Rp 500 Retur dan Potongan Pembelian Rp 500 15 Juni. Membayar pembelian tanggal 5 Juni, kurangi retur Rp 500 dan diskon RP 590 (Rp 30.000 - 500) X 2%) Utang Usaha Rp 29.500 Kas Rp 28.910
204 Diskon Pembelian Rp 590 18 Juni. Menjual barang secara kredit senilai Rp 12.500 dengan syarat 1/10, n/30. Beban pokok penjualan sebesar Rp 9.000 Piutang usaha (Rp 12.500 - (Rp 12.500 X 1 %) Rp 12.375 Penjualan Rp 12.375 22 Juni. Membeli barang senilai Rp 15.000, dengan syarat FOB titik pengiriman, 2/15, n/30, dengan ongkos kirim dibayar di muka sebesar Rp 750 yang ditambahkan dalam nilai faktur. Pembelian Rp 15.000 Ongkos Kirim Pembelian Rp 750
205 Utang Usaha Rp 15.750 28 Juni. Menerima pembayaran atas penjualan secara kredit tanggal 18 Juni Kas Rp 12.375 Piutang Usaha Rp 12.375 29 Juni. Menerima Rp 19.600 dari penjualan tunai. Beban pokok penjualan sebesar Rp 13.800. Kas Rp 19.600 Penjualan Rp 19.600 Menghitung beban pokok penjualan pada sistem periodik Persediaan, 1 Januari Rp 59.700.000 Pembelian Rp 521.980.000 Dikurangi : Retur dan potongan pembelian Rp 9.100.000 Diskon pembelian Rp 2.525.000 Rp 11.625.000
206 Pembelian neto Rp 510.355.000 Ditambah ongkos kirim pembelian Rp 1.740.000 Harga pokok pembelian Rp 527.755.000 Barang tersedia untuk dijual Rp 597.455.000 Dikurangi persediaan, 31 Januari Rp 62.150.000 Beban pokok penjualan Rp 525.305.000 F. Laporan Keuangan dalam Sistem Persediaan Periodik Pada dasarnya, laporan keuangan yang dihasilkan dalam sistem persediaann periodik dan perpetual adalah sama. Saat laporan laba rugi bentuk tidak langsung disiapkan, beban poko penjualan (Jusup, 2016). G. Ayat Jurnal Penutup dalam Sistem Persediaan Periodik Ayat jurnal penutup dalam sistem persediaan periodik berbeda karena tidak terdapat akun beban pokok penjualan untuk ditutup ke ikhtisar laba rugi. Sebagai gantinya, akun pembelian, diskon pembelian, retur dan potongan pembelian, serta ongkos kirim pembelian ditutup ke ikhtisar laba rugi. Selain itu, akun persedian disesuaikan dengan hasil perhitungan fisik dalam proses penutupan.
207 Empat ayat jurnal penutup dalam sistem persediaan periodik adalah sebagai berikut : 1. Mendebit masing-masing akun sementara dengan saldo kredit seperti penjualan sebesar saldonya dan mengkredit Ikhtisar Laba Rugi. Oleh karena dikon pembelian, retur dan potongan pembelian adalah akun sementara dengan saldo kredit, maka akun-akun tersebut didebit sebesar saldonya. Selain itu, persediaan didebit sebesar saldo akhir periode berdasarkan penghitungan fisik persediaan. 2. Mengkredit masing-masing akun sementara dengan saldo debit seperti berbagai macam beban dan mendebit Ikhtisar Laba Rugi. Oleh karena itu ongkos kirim pembelian adalah akun sementara dengan saldo debit, maka akun-akun tersebut dikreditkan sebesar saldonya. Selain itu, persediaan dikredit sebesar saldo awal periode. 3. Mendebit akun Ikhtisar Laba Rugi sebesar saldonya (laba neto) dan mengkredit akun modal pemilik. Jika perusahaan mengalami rugi neto, maka mengkreditkan akun Ikhtisar Laba Rugi sebesar saldonya dan mendebit akun modal pemilik. 4. Mendekati akun modal pemilik sebesar saldo akun prive dan mengkredit akun prive.
208 Sebagai ilustrasi, empat ayat jurnal penutup dalam sistem persediaan periodik ditunjukkan sebagai berikut : Jurnal Halaman 29 Tanggal Ref. Jurnal Post Debit Kredit 2023 Jurnal Penutup Desember 31 Persediaan 115 Rp 62.150.000 Penjualan 410 Rp 708.255.000 Retur dan Potongan Pembelian 511 Rp 9.100.000 Diskon Pembelian 512 Rp 2.525.000 Pendapatan Sewa 610 Rp 600.000 Ikhtisar Laba Rugi 312 Rp 782.630.000 31 Ikhtisar Laba Rugi 312 Rp 633.455.000 Persediaan 115 Rp 59.700.000 Pembeliaan 510 Rp 521.980.000 Ongkos Kirim Pembelian 313 Rp 17.400.000 Beban Gaji Penjualan 520 Rp 53.430.000 Beban Iklan 521 Rp 10.860.000 Beban Penyusutan522 Rp 3.100.000
209 Peralatan Toko Beban Pengiriman 523 Rp 2.800.000 Beban Penjualan Lain-lain 529 Rp 630.000 Beban Gaji Kantor 530 Rp 21.020.000 Beban Sewa 531 Rp 8.100.000 Beban PenyusutanPeralatan Kantor 532 Rp 2.490.000 Beban Asuransi 533 Rp 1.910.000 Beban Perlengkapan Kantor 534 Rp 610.000 Beban Administrasi Lain-lain 539 Rp 760.000 Beban Bunga 710 Rp 2.440.000 31 Ikhtisar Laba Rugi 312 Rp 75.400.000 Modal, Ny. Mutiara 310 Rp 75.400.000 31 Modal, Ny. Mutiara 310 Rp 18.000.000 Prive, Ny. Mutiara 311 Rp 18.000.000
210 Dalam ayat jurnal penutup pertama, persediaan didebit sebesar Rp 62.150.000 untuk menyesuaikan jumlahnya sesuai hasil perhitungan fisik persediaan akhir per 31 Desember 2020. Dalam ayat jurnal penutup kedua, persediaan dikredit untuk saldo awal 1 Januari 2021 sebesar Rp 59.700.000. Dengan cara ini, ayat jurnal penutup menekankan penting saldo awal dan akhir persediaan dalam menentukan beban poko penjualan. Setelah ayat jurnal penutup di posting, persediaan akan memiliki saldo Rp 62.150.000 yaitu jumlah yang akan dilaporkan posisi keuangan per 31 Desember 2020. Dalam ayat jurnal penutup sebelumnya, akun-akun periodik adalah yang dicetak tebal. Dalam sistem persediaan perpetual, akun-akun persediaan periodik tersebut diganti oleh akun beban pokok penjualan. H. Jurnal Balik Setelah laporan keuangan disusun dan jurnal penutup dicatat serta dibukukan, pada awal tahun buku berikutnya (sebelum mulai dengan pencatat transaksi pada tahun buku yang baru) perusahaan kadang-kadang meras perlu untuk melakukan penyesuaian kembali atas beberapa jurnal jurnal penyesuaian yang telah dibuatnya pada akhirya pada akhir tahun yang lalu. Jurnal yang dibaut untuk tujuan ini disebut jurnal pembalik karena perdebitan dan pengkreditan merupakan kebalikan dari jurnal penyesuaian yang telah dibuatnya. Jurnal penyesuaian kembali berisi nama akun dan jumlah rupiah yang sama denga jurnal
211 penyesuaian yang bersangkutan akan tetapi posisinya terbalik (Jusup, 2016). Pembuatan jurnal penyesuaian kembali tidak merupakan keharusan. Tujuan pembuatan jurnal ini hanyalah sekedar untuk menyederhanakan pembuatan jurnal yang bersangkutan pada tahun berikutnya. Pembuatan jurnal penyesuaian yang banyak jumlahnya (Sugiarto, 2022). Contoh : Pada tanggal 31 Desember 2020, Toko Buku Mutiara Intan mempunyai utang gaji kepada karyawannya sebesar Rp 2.000.000. Jumlah tersebut telah menjadi kewajiban perusahaan, tetapi belum dibayar dan juga belum dicatat. Oleh karena itu pada tanggal 31 Desember 2020, Toko Buku Mutiara Intan telah membuat jurnal penyesuaian sebagai berikut : 2020 Gaji Pegawai Rp 18.000.000 31 Des Utang Gaji Rp 18.000.000 Misalkan Toko Buku Mutiara Intan membayar gaji pegawai pada tanggal 15 Januari 2021 sebesar Rp 3.000.000 dengan perincian Rp 2.000.000 untuk membayar gaji bulan Desember 2020 Rp 1.000.000 untuk membayar gaji selma dua minggu pertama bulan Januari 2021. Seandainya jurnal penyesuaian yang dibuat tanggal 31 Desember 2020 tidak disesuaikan kembali, maka jurnal yang harus dibuat pada
212 tanggal 15 januari 2021 pada saat membayar gaji adalah sebagai berikut : 2021 Utang Gaji Rp 2.000.000 15 Jan Gaji Pegawai Rp 1.000.000 Kas Rp 3.000.000 Jurnal yang dibuat pada tanggal 15 Januari 2021 diatas memerlukan dua buah pendebitan yaitu untuk menghilangkan akun utang dan satu lagi unutk mencatat beban gaji bulan Januari. Meskipun jurnal diatas tidak begitu rumit, namun pencatat pembayaran gaji dapat lebih disederhanakan dan kesalahan dapat dihindari, seandainya setiap transaksi pembayaran gaji dicatat dengan cara yang sama, yakni dengan cara mendebit akun gaji pegawai dan mengkredit akun kas. Untuk mencapai hal tersebut, maka pada hari pertama tahun buku yang baru tanggal 2 Januari 2021, karena tanggal 1 Januari semua perusahaan libur diperlukan suatu jurnal penyesuaian kembali untuk menghilangkan pengaruh jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2020 yang harus disesuaikan kembali (balik) dengan cara sebagai berikut : 2021 Utang Gaji Rp 2.000.000 2 Jan Gaji Pegawai Rp 2.000.000
213 Apabila jurnal penyesuaian kembali diatas dibukukan kedalam akun-akun yang bersangkutan, maka hasilnya akan nampak sebagai berikut : Utang Gaji 2011 Penyesuaian kembali Rp 2.000.000 2011 Penyesuaian kembali Rp 2.000.000 Jan Jan Gaji Pegawai 2011 Penyesuaia n kembali Rp 2.000.000 02-Jan Dengan adanya jurnal penyesuaian kembali, maka akun utang gaji akan bersaldo nol, dan sebaliknya akun gaji pegawai akan bersaldo kredit Rp 2.000.000. Pembayaran gaji pada tanggal 15 Januari 2021 dapat dicatat dalam jurnal tanpa memperhatikan ada tidaknya utang gaji, sehingga menjadi lebih sederhana. Jurnal untuk mencatat pembayaran gaji adalah sebagai berikut : 2021 Gaji Pegawai Rp 3.000.000 2 Jan Kas Rp 3.000.000
214 Setelah jurnal di atas dibukukan ke dalam akun gaji pegawai, maka akun tersebut akan nampak sebgai berikut : Utang Gaji 2011 Penyesuaian kembali Rp 2.000.000 2011 Penyesuaia n kembali Rp 2.000.000 Jan Jan Pembukuan ke buku besar yang dibuat berdasarkan jurnal tanggal 15 Januari di atas akan menyebabkan akun gaji pegawai menjadi bersaldo debit Rp 1.000.000. Hal ini sesuai dengan beban gaji pegawai sampai dengan tanggal 15 Januari untuk tahun 2021. Berikut adalah sebagian dari neraca lajur per 31 Desember 2020 yang dibuat oleh perusahaan Sultan. PERUSAHAAN SULTHAN Neraca Lajur 31 Desember 2022 Nama Akun Rugi Laba Neraca Debit Kredit Debit Kredit Kas Rp 198.000 Piutang Usaha Rp 382.000
215 Perlengkapan Rp 2.000 Mebel Rp 100.000 Akumulasi Depresiasi Mebel Rp 60.000 Gedung Rp 250.000 Akumulasi Depresiasi Gedung Rp 140.000 Utang Usaha Rp 380.000 Utang Gaji Rp 5.000 Pendapatan diterima di muka Rp 13.000 Modal, Agha Rp 293.000 Prive, Agha Rp 65.000 Pendapatan Jasa Rp 330.000 Beban Gaji Rp 177.000 Beban Perlengkapan Rp 4.000 Depresiasi Mebel Rp 20.000 Depresiasi Gedung Rp 10.000 Beban Macammacam Rp 13.000 Rp 224.000 Rp 330.000 Rp 997.000 Rp 891.000 Laba Bersih Rp 106.000 Rp 106.000 Rp 330.000 Rp 330.000 Rp 997.000 Rp 997.000
216 Instruksi : 1. Buatlah jurnal penutup per 31 Desember 2021? 2. Buatlah balik penutup per 31 Desember 2021?
217 Akuntansi Indonesia (IAI). (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 1: Penyajian Laporan Keuangan . Jakarta: IAI hal 2 Dwi Harti. (2012). Modul Akuntansi 1A. Jakarta:Erlangga Firmansyah, H. and Nurdiansyah, D. (2016) Ekonomi. Bandung: Grafindo Media Pratama. Hermawan, S. and Masyhad (2006) Akuntansi Untuk Perusahaan Jasa dan Dagang. Yogyakarta: Graha Ilmu. Harahap.(2014). Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Halim, Abdul. 2014. Auditing (dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). UUP STIM Hanggara, A. (2019). Pengantar Akuntansi. Surabaya: Jakad Media Publishing Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim, 2014,Analisis LaporanKeuangan.,Edisi tujuh.,UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Hery.2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: Center For Academic Publishing Services hal 68 Hery (2014) Cara Mudah Memahami Akuntansi Inti Sari Konsep Dasar Akuntansi,. Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit Prenada.
218 Ikatan Akuntan Indonesia (2015) Pengantar Akuntasnsi. Palembang: CV. Rariz Grafika. Ikatan Akuntantan Indonesia (2020) Standar Akuntansi Keuangan No.1. Jusup, H. (2016) Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Jusuf, Haryono AL. (2012). Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi Kelima. Yogyakarta: STIE UGM. Kasmir. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajagrafindo Persada L.M.Samryn (2015) Pengantar Akuntansi Mudah Membuat Jurnal Dengan Pendekatan Siklus Transaksi Edisi IFRS,. Cetakan Ke-4,. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Moelyati, Sucipto Toto, Sumardi. (2007). Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang. Jakarta:Yudistira Mulyadi. (2014). Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Salemba Empat Purwaji, A., Wibowo and Murtanto (2016) Pengantar Akuntansi 1. Edisi 2,. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Rahmaniar, Ani, SE., MMSI, Soegijanto, SE., MM., Pengantar Akuntansi Dasar 1, In Media, 2016. Rudianto (2012) Pengantar Akuntansi Konsep Dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan, Adaptasi IFRS. PT. Glora Aksara Pratama. Reeve, J. et al. (2017) Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
219 Suradi (2009) Akuntansi Pengantar 1. Yogyakarta: Gava Media, Yogyakarta. Sochib. (2018). Buku Ajar Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Deepublish. Sugiarto (2022) Pengantar Akuntansi. Banten: Universitas Terbuka. Syaiful Bahri. 2020. Pengantar Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP dan IFRS (EDISI III). Yogyakarta : PT. Andi Offset Yadiati, W. and Wahyudi, I. (2006) Pengantar Akuntansi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Warren, C.S. et al. (2018) Pengantar Akuntansi 1 Adaptasi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
220 Eri Triharyati, lahir di Tugumulyo Musi Rawas Sumatera Selatan, Menamatkan S1 Jurusan Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Palembang dan S2 Jurusan Ilmu Ekonomi di Universitas Sriwijaya Palembang. Saat ini bekerja sebagai Dosen Tetap pada Universitas Bina Insan Lubuk Linggau Fakultas Ilmu Ekonomi Sosial Humaniora (FIESHUM) Prodi Akuntansi. Saat ini Aktif melakukan pengajaran, penelitian dan pengabdian di bidang akuntansi. Arisky Andrinaldo, S.E., M.Ak merupakan alumni S1 Akuntansi Pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas Tahun 2015, dan Alumni S2 Magister Akuntansi Universitas Bengkulu Tahun 2019, sekarang aktif mengajar di Universitas Bina Insan Lubuklinggau pada Pogram Studi Akuntansi Fakultas Ilmu Ekonomi dan Sosial Humaniora. Aktif dalam berkegiatan sebagai Dosen Koordinator Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) angkatan ke 5 dan Ke 6. Aktif sebagai Dosen Koordinator Survei
221 Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Pedagang Eceran Kota Lubuklinggau dari Periode 2023-2024. Aktif dalam keanggotaan Asosiasi Dosen Akuntansi Indonesia (ADAI), Asosiasi Dosen Indonesia (ADI), dan Asosiasi Pengelola Jurnal Indonesia (APJI). Telah berkontribusi dalam penelitian dan penerbitan jurnal Terakreditasi secara Nasional dan Internasional. Aktif sebagai Penulis Buku dengan judul Digitalisasi Keuangan dan Pengantar Bisnis. Dewi Anggraini, SE., M.Si. Lahir di Palembang 21 April 1974 istri dari Bapak Zulfauzi, ST., M.Kom.(alm.), anak ke lima dari Bapak Drs. Abunawas Adun dan Ibu Kordiah, saat ini berdomisili di Jl. Asoka 5 No. 74 Rt. 10 Kelurahan Marga Rahayu Kecamatan Lubuklinggau Selatan 2 Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan, lulusan Magister of Science di Universitas Sriwijaya Palembang pada tahun 2012 dan saat ini dalam tahap menyelesaikan studi Doktor di Universitas Bengkulu, bekerja sebagai Dosen Tiara Syahrani, SE, M.Ak lahir di Lubuklinggau, 23 Januari 1993. Tiara Syah rani, M.Ak adalah dosen tetap akuntansi di Institut Teknologi Muhammadiyah Sumatera. Tiara Syahrani memperoleh gelar M.Ak dari Universitas Bengkulu pada tahun 2018 dan memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi-Mura tahun 2011.
222 Herma Yunita, S.Pd., M.Si, Lahir di lubuklinggau, 18 Juni 1990. Menyelesaikan Pendidikan dasar hingga menengah di Kota Lubuklinggau. Pada Tahun 2008 Melanjutkan Studi S1 pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya (UNSRI) dan Lulus pada Tahun 2012. Pendidikan S2 di tempuh di Universitas Bengkulu (UNIB) pada Program Studi Perencanaan Pembangunan dan Lulus pada Tahun 2015. Penulis adalah Dosen Tetap di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Bisnis Prana Putra dan sejaligus menjabat sebagai Ketua Prodi Manajemen dari Tahun 2021 sampai sekarang. Indrawati Mara Kesuma, SE, M.Si biasa dipanggil iin. Lahir di Palembang, 9 Juni 1983. Penulis merupakan anak pertama dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Gimin (ALM) dan ibu rohani. Penulis merupakan istri dari Dr. Ronal Aprianto, SE,M.Si dan sudah dianugrahi 3 orang anak. Pendidikkan formal yang saya tempuh S1 di Universitas Muhammadiyah Palembang dan S2 di Universitas Sriwijaya Palembang. Pada saat ini menjadi dosen tetap di Fakultas Ilmu Ekonomi dan Sosial Humaniora di Universitas Bina Insan, dan pada saat ini menjabat sebagai Kepala Program Studi Akuntansi. Selain itu pada saat ini penulis aktif sebagai tuton dan dosen pembimbing lapangan di program kampus mengajar MBKM.
223 Pika Meri Yanti, SE., M.Ak Lahir di Kepahiang 29 Mei 1991 adalah Dosen Tetap Institut Teknologi Muhammadiyah Sumatera Jurusan Bisnis Digital. Meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (2013) dan memperoleh gelar Magister Akuntansi Program studi Akuntansi dari Universitas Bengkulu (2018). Rozie Meidy, SE, M.Ak adalah dosen tetap akuntansi Institut Teknologi Muhammadiyah Sumatera. Rozie Meidy memperoleh gelar M.Ak dari Universitas Bengkulu pada tahun 2021 dan memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Palembang pada tahun 2018. Lisa Aulia Julica, S.E., M.Ak, Lahir di Lubuk Ngin 20 Juli 1993 adalah Dosen tetap Program Studi Bisnis Digital di Institut Teknologi Muhammadiyah Sumatera. Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 2015 di Universitas PGRI Palembang dan pada tahun 2020 menyelesaikan pendidikan S2 Magister Akuntansi di Universitas Bengkulu
224 Levy Oktridarti, SE.,M.Ak lahir di Gunung Alam. 26 Oktober 1993, Ley Oktridarti,SE.,M.Ak adalah dosen tetap Universitas Ratu Samban Argamakmur Bengkulu Utara. Levy Oktridarti, SE.,M.A k Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 2015 di Universitas Bengkulu dan memperoleh gelar Magister Akuntansi Pada tahun 2020 di Universitas Bengkulu. Seftya Dwi Shinta SE., M.Ak Lahir di Bengkulu 01 September 1993 , Seftya Dwi Shinta SE., M.Ak Dosen tetap di Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Kota Bengkulu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi. Seftya Dwi Shinta SE., M.Ak Memperoleh gelar Sarjana Eknomi pada tahun 2016 di Universitas Bengkulu dan memperoleh gelar Magister Akuntasi pada tahun 2020 di Universitas Bengkulu. Endar Pradesa, SE., M.Ak lahir di Lubuklinggau 18 April 1991. Endar Pr adesa SE., M.Ak adalah Dosen Tetap Universitas PGRI Silampari Lubuklinggau. memperoleh gelar M.Ak dari Universitas Bengkulu pada tahun 2018 dan memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu EkonomiMura tahun 2013.
225 Yuli Nurhayati, SE., Ak., M. Si merupakan alumni S1 Akuntansi di Universitas Muhammadiyah Palembang tahun 2008, dan Alumni S2 bidang ilmu Ilmu ekonomi jurusan akuntansi di Universitas Sriwijaya, Tahun 2014. Sekarang aktif mengajar di Universitas Bina Insan Lubuklinggau di Program Studi Akuntansi Fakultas Ilmu Ekonomi dan Sosial Humaniora (FIESHUM). Saat ini aktif melakukan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat dibidang Akuntansi.
226