139 6. Kolom (6) digunakan untuk mencatat transaksi lain yang berhubungan dengan pengeluaran kas 7. Kolom (7) digunakan untuk mencatat jumlah pengeluaran kas untuk transaksi yang dicatat pada kolom 6 8. Kolom (8) digunakan untuk mencatat pengeluaran kas yang dilakukan 9. Kolom (9) digunakan untuk mencatat potongan pembelian yang diberikan pemasok atau supplier. Berikut contoh dalam mencatat jurnal pengeluaran kas. 3 Desember: memberi barang dagangan dari Toko Julia seharga Rp 9.000.000 secara Tunai 3 Desember : membayar beban gaji karyawan untuk Desember sebesar Rp 6.000.000 10 Desember : dilunasi pembelian barang dagangan atas transaksi tanggal 1 DesemberKepada Toko Mawar. 17 Desember : dilunasi pembelian barang dagangan kepada Toko Melati atas pembelian tanggal 5 Januari 24 Desember : membayar tagihan listrik sebesar Rp1.500.000 29 Desember : membeli barang dagangan secara tunai seharga Rp 18.000.000 dari Toko Belibis.
140 G. Retur Penjualan dan Pengurangan Harga Setelah transaksi penjualan dilakukan dimana barang yang telah dikirimkan kepada pembeli, maka dapat terjadi transaksi retur penjualan. Artinya sejumlah barang yang telah dijual/dikirimkan, dikembalikan lagi oleh pihak pembeli dengan alasan tertentu. Misalnya karena rusak atau tidak sesuai dengan pemesanannya. Bagi pihak penjual pengembalian barang tersebut akan mengurangi piutang (tagihannya), sehingga penjual harus menerbitkan nota kredit (credit memorandum) untuk mengurangi piutangnya dan kemudian mencatatnya kedalam perkiraan retur penjualan atau oleh karena barang yang dikirimkan cacat, pelanggan diberi potongan harga (salea allowance). Dampak dari retur penjualan dan pengurangan harga adalah berkurangnya nilai penjualan dan berarti berkurang pula uang kas atau piutang dagang. Jika perkiraan penjualan yang di debit, maka saldo perkiraan penjualan ini akan menunjukkan saldo bersih.
141 H. Retur Pembelian dan Pengurangan Harga Di waktu melakukan transaksi pembelian barang, kadang – kadang barang yang dibeli itu tidak sesuai dengan barang yang dipesan, atau mengalami kerusakan saat dalam perjalanan. Maka dalam perjanjian biasanya telah disepakati bahwa pihak pembelian berhak mengembalikan barang yang rusak tersebut kepada penjual, atau pembeli mendapatkan pengurangan harga karena barang yang diterima cacat. Dalam hal ini apabila pembelian barang yang dikembalikan itu dilakukan secara tunai, maka penjual akan mengembalikan uangnya tunai kepada pembeli. Sebaliknya bila pembelian dilakukan secara kredit, maka pembeli akan membuat nota debit sebagai bukti pengurangan utangnya. Pembeli bisa menggunakan salinan dari nota debit tersebut sebagai dasar untuk mencatat retur pembelian, atau menunggu persetujuan dari penjual. Dalam hal ini pembeli akan mendebit perkiraan utang dagang dan mengkredit perkiraan persediaan barang dagang (sistem perpetual) atau mengkredit perkiraan retur pembelian (sistem fisik). Berikut contoh dalam mencatat transaksi ke dalam jurnal umum. 8 Desember: dilakukan pengembalian barang dagangan kepada Toko Melati atas pembelian tanggal 5 Desembersebesar Rp 600.000 11 Desember: diterima pengembalian barang dagangan dari Toko Jp atas penjualan barang dagangan tanggal 4 januari.
142 Catatlah dlam jurnal pembelian transaksi yang terjadi pada Toko Piecha, Lubuklinggau selama bulan Januari 2022, sebagai berikut : Januari 2 : Dibeli barang dagang dari Toko Alma, Lubuklinggau seharga Rp 500.000 dengan syarat 2/10,n/30, nomor faktur 01 4 : Dibeli satu set perlengkapan kantor dari Toko Fatih, Lubuklinggau seharga Rp 100.000, dengan syarat n/60, nomor 02 7 : Dibeli barang – barang dari Toko Sifa, Musi Rawas seharga Rp 1.000.000, dengan syarat EOM, nomor faktur 03 8 : Dibeli barang dagang dari Toko Jp, Kediri seharga Rp 2.000.000 dengan menyerahkan cek nomor 13008
143 10 : Dibeli peralatan Toko dari Melati, Muratara seharga Rp 200.000 dengan syarat 2/10, n/60, nomor faktur 04 15 : Dibeli barang dagang dari Toko Caniago, Musi Rawas seharga Rp 1.000.000, dengan syarat 2/10, n/60 nomor faktur 05 Diminta : Siapkan jurnal pembelian, jurnal pengeluaran kas, dan jurnal umum
144 Buku Besar, Buku Pembantu dan Neraca Saldo Rozie Meidy, SE., M.Ak A. Definisi Buku Besar Buku besar adalah bagian dari sistem akuntansi suatu perusahaan yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan secara sistematis. Ini berfungsi sebagai buku utama di mana semua transaksi dicatat dan dikumpulkan sebelum disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Buku besar juga dapat diartikan sebagai kumpulan dari akunakun yang digunakan dalam suatu entitas bisnis, kemudian penggolongan akun-akun didalam buku besar terdiri dari
145 akun neraca (akun riil) dan laba rugi (akun nominal) (Yadiati and Wahyudi, 2006). B. Fungsi Buku Besar Didalam pencatatan akuntansi, terdapat enam fungsi buku besar diantaranya (Yadiati and Wahyudi, 2006): 1. Pencatatan Transaksi : Fungsi utama buku besar adalah mencatat semua transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan, termasuk pembelian, penjualan, penerimaan kas, pembayaran, dan transaksi lainnya. Ini mencakup semua aktivitas keuangan yang relevan bagi perusahaan. 2. Pemisahan Akun: Buku besar memisahkan transaksi ke dalam berbagai akun, seperti akun aset, kewajiban, modal, pendapatan, dan biaya. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk melacak setiap jenis transaksi secara terpisah dan memantau saldo masing-masing akun. 3. Mencatat dengan Prinsip Ganda: Buku besar menerapkan prinsip kebutuhan ganda, di mana setiap transaksi dicatat dengan memasukkan setidaknya dua entri (debit dan kredit). Ini memastikan bahwa buku besar selalu seimbang dan bahwa setiap transaksi memengaruhi setidaknya dua akun. 4. Menyediakan Informasi untuk Pelaporan Keuangan: Data yang tercatat dalam buku besar digunakan sebagai dasar untuk menyusun laporan keuangan, seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Laporan-laporan ini penting untuk memberikan
146 gambaran yang jelas tentang kondisi keuangan perusahaan kepada pemangku kepentingan eksternal. 5. Membantu Analisis Keuangan: Buku besar menyediakan informasi yang diperlukan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan, mengevaluasi efektivitas strategi bisnis, dan membuat keputusan yang tepat. Data yang terdapat dalam buku besar dapat digunakan untuk melakukan perbandingan, tren, dan analisis lainnya guna mendukung pengambilan keputusan yang efektif. 6. Audit dan Kepatuhan: Buku besar menyediakan catatan yang lengkap dan terperinci tentang semua transaksi keuangan perusahaan. Ini memungkinkan untuk melakukan audit internal dan eksternal serta memastikan bahwa perusahaan mematuhi standar akuntansi dan peraturan yang berlaku. Maka dari itu dapat kita simpulkan bahwa buku besar memiliki peran yang sangat penting dalam sistem akuntansi suatu perusahaan atau entitas bisnis, karena proses merupakan landasan utama untuk mencatat, melacak, dan menganalisis semua kegiatan aktivitas keuangan yang terkait dengan operasi bisnis. C. Penjurnalan dan posting ke buku besar Penjurnalan lalu posting ke buku besar adalah sebuah proses tahapan penting dalam proses pencatatan transaksi keuangan pada sistem akuntansi di sebuah perusahaan atau entitas bisnis (Firmansyah and Nurdiansyah, 2016).
147 Dibawah ini adalah pengertian mengenai kedua tahapan tersebut: 1. Penjurnalan Penjurnalan adalah proses pertama dalam pencatatan transaksi keuangan. Pada tahap ini, setiap transaksi dicatat secara kronologis dalam jurnal umum (buku jurnal). Catatan transaksi ini biasanya mencakup tanggal transaksi, rincian transaksi, akun yang terlibat, dan jumlah yang terlibat. Transaksi dicatat dalam bentuk format "debit-akun-kredit", sesuai dengan prinsip kebutuhan ganda dalam akuntansi. Penjurnalan dilakukan segera setelah terjadinya transaksi untuk memastikan pencatatan yang akurat dan tepat waktu. 2. Posting ke Buku Besar Setelah transaksi dicatat dalam jurnal umum, langkah selanjutnya adalah melakukan posting ke buku besar. Buku besar adalah kumpulan akun-akun yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan secara terperinci. Pada tahap posting, setiap entri transaksi yang dicatat dalam jurnal umum dipindahkan atau diposting ke akun yang relevan dalam buku besar. Ini dilakukan dengan mengambil rincian transaksi dari jurnal dan menyalinnya ke akun yang sesuai dalam buku besar (Ikatan Akuntan Indonesia, 2015). Transaksi tersebut dicatat di sisi debit atau kredit akun yang terpengaruh, sesuai dengan jenis transaksi dan prinsip kebutuhan ganda. Setelah semua transaksi diposting, saldo akun dalam buku besar akan diperbarui sesuai dengan total debet dan kredit yang terjadi dalam masing-masing akun.
148 Penjurnalan dan posting ke buku besar merupakan proses yang penting dalam siklus akuntansi karena memastikan bahwa semua transaksi keuangan tercatat secara akurat dan terperinci dalam sistem akuntansi perusahaan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk melacak dan menganalisis aktivitas keuangan mereka dengan tepat serta menyusun laporan keuangan yang akurat dan relevan. Berikut rekapitulasi jurnal khusus dan buku besar yang dimiliki PD Reksa Jaya Abadi 31 desember 2020
149 Berdasarkan rekapitulasi jurnal khusus tersebut dapat dibuat buku besar utama PD Reksa Jaya Abadi 31 desember 2020 sebagai berikut:
150
151
152 D. Buku Pembantu Buku pembantu yaitu buku yang digunakan utuk mencatat perkiraan tertentu dan perubahan-perubahannya secara terinci. Dengan ini, perkiraan buku besar berfungsi sebagai perkiraan pengendali, sedangkan perkiraan yang ada pada buku pembantu merupakan perincian dari perkiraan buku besar tertentu (Ikatan Akuntan Indonesia, 2015). Dalam perusahaan dagang ada tiga macam buku pembantu, yaitu buku pembantu persediaan barang, buku pembantu utang dan buku pembantu piutang (Reeve et al., 2017). 1. Buku pembantu persediaan barang yaitu mencatat rincian persediaan barang dagang berdasarkan nama dan jenis persediaan dan juga merinci jumlah persediaan yang tercantum pada buku besar persediaan barang. 2. Buku pembantu utang adalah mencatat rincian utang dagang menurut nama pemasok dan merinci jumlah utang yang tercantum pada saldo buku besar utang. 3. Buku pembantu piutang adalah mencatat rincian piutang dagang menurut nama pelanggannya dan merinci jumlah piutang yang tercantum pada saldo buku besar piutang. Sumber informasi buku pembantu persediaan: 1. Jurnal khusus penjualan 2. Jurnal khusus pembelian
153 3. Ayat jurnal penyesuaian Sumber informasi buku pembantu utang: 1. Jurnal khusus pembelian 2. Jurnal khusus kas keluar 3. Jurnal umum Sumber informasi buku pembantu piutang: 1. Jurnal khusus penjualan 2. Jurnal penerimaan kas 3. Jurnal umum Berikut pencatatan transaksi PD Reksa Jaya Abadi kedalam buku besar pembantu : 1. Buku Besar Pembantu Utang Dagang
154 2. Buku Besar Pembantu Piutang Dagang E. Neraca Saldo Neraca saldo adalah daftar saldo akun-akun yang ada dalam buku besar di suatu entitas bisnis pada saat tertentu. Adapun perbedaan dari neraca saldo dengan neraca yaitu dari segi isinya, kalau neraca dia hanya memuat akun riil( asset, liabilitas, equitas). Jika neraca saldo memuat akun rill dan nominal ( asset, liabilitas, equitas, dan pendapatan serta beban). Akun neraca saldo disusun sesuai dengan nomor yang urut dan teratur seperti halnya buku besar (Hermawan and Masyhad, 2006). Bila bentuk akun-akun dibuku besar berbentuk staffel (bersaldo), cukup diambil dari saldonya masing-masing.
155 Jika berbentuk huruf T, maka angka debit dan kredit dijumlah. Selanjutnya dicari saldo apakah di debit atau kredit. Neraca saldo tidak memberikan bukti yang cukup kuat mengenai keakuratan buku besar, tetapi neraca saldo hanya mengindikasikan jumlah debit dan kredit adalah sama. Walaupun adanya keseimbangan pada debit kredit, belum tentu pekerjaan dibuku besar dan dijurnal sudah benar. Tetapi indikasi seimbang antara debit dan kredit sangat berharga, karena seringkali kesalahan mengakibatkan jumlah debit dan kredit tidak sama. Berikut neraca saldo PD Reksa Jaya Abadi per 31 Desember 2020:
156 Penyesuaian Perusahaan Dagang Lisa Aulia Julica, SE., M.Ak erusahaan dagang adalah perusahaan yang umumnya memiliki jenis jurnal penyesuaian yang sama dengan perusahaan jasa tetapi perusahaan dagang yang menggunakan system perpetual yang memerlukan satu penyesuaian tambahan untuk membuat catatan yang sesuai dengan persedian actual yang ada. Alasannya setiap akhir periode untuk tujuan pengendalian, perusahaan dagang yang menggunakan system perpeptual akan melakukan perhitungan P
157 fisik yang ada. Saldo yang belum disesuaikan dalam persediaan biasanya tidak sesuai dengan jumlah persedian actual yang ada. Catatan persediaan perpetual kemungkinan salah dikarenakan kesalahan pecatatan, pemborosan atau pencurian. Dengan demikian, perusahaan harus menyesuaikan catatan perpetual tersebut untuk membuat jumlah persediaan tercatat dengan persedian yang ada. Hal ini mencakup penyesuaian persedian dan beban pokok penjualan (Yadiati and Wahyudi, 2006). Jurnal Penyesuaian adalah Penyesuaian atas saldo-saldo akun di buku besar dilakukan dengan membuat jurnal. Ayat jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan perkiraan-perkiraan yang ada dalam suatu perusahaan sehingga perkiraan-perkiraan tersebut dapat menunjukkan data keuangan yang sebenarnya (Ikatan Akuntan Indonesia, 2015). Hal-hal yang perlu mendapat penyesuaian : 1. Persediaan barang dagang. 2. Beban dibayar dimuka 3. Pendapatan diterima dimuka 4. Beban yang masih harus dibayar 5. Pendapatan yang masih harus diterima 6. Penyusutan aktiva tetap 7. Taksiran piutang tak tertagih Jurnal Penyesuaian dibagi menjadi lima tipe, yaitu : Penyesuaian dan penutupan pada perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan pada perusahaan jasa. Apabila digunakan neraca lajur, maka neraca saldo dimasukkan ke dalamnya, dan neraca lajur bias diselesaikan untuk menentukan laba atau rugi bersih. Penyesuaian persediaan berdasarkan hasil hitungan fisik.
158 Dalam system persediaan perpetual, akun persediaan harus selalu menunjukkan persediaan yang ada setiap saat. Hal ini dapat dilakiukan apabila dalam system perpetual setiap mutasi persediaan selalu dicatat dengan mendebetkan atau mengkreditkan akun persediaan sebesar biaya perolehannya. Namun demikian, jumlah persedian yang sesungguhnya bias berbeda dari apa yang ditunjukkan oleh pembukuan (Reeve et al., 2017). Beberapa kemungkinan yang menyebabkan perbedaan tersebut yaitu, misalkan karena ada persediaan yang hilang dicuri, dirusak, atau kekeliruan. Karena alasan tersebut, perusahaan biasanya melakukan perhituhan fisik persediaan, paling kurang sekali dalam setahun. Pada umumnya perusahaan melakukan perhitungan fisik pada akhir tahun buku. Atas dari hari perhitungan fisik tersebut, perusahaan melakukan penyesuaian (Hermawan and Masyhad, 2006). Terdapat dua metode yang digunakan dalam penyusunan ayat jurnal penyesuaian, yaitu: Persediaan Barang Dagang
159 Beban Dibayar di Muka Pendapatan Diterima di Muka Biaya yang Masih Harus dibayar Pendapatan yang Masih Harus Diterima Penyusutan Aktiva Tetap Piutang Tak Tertagih
160 Sebagai contoh, persedian barang dagang pada tanggal 31 Desember menunjukkan salo sebesar Rp. 50.500.00,00 Persedian Barang Dagangan xxx xxx Saldo Rp. 50.500.000,00 Bila tidak terjadi kerusakan, pencurian atau kesalahan persedian yang seharusnya ada pada tanggan 31 Desember adalah Rp. 50.500.000,00 tetapi hasil perhitungan fisik yang dilakukan Bumi Putera pada tanggan 31 Desember berjumlah Rp. 50.200.000,00 Jurna penyesuaian yang harus dibuat Bumi Putera adalah sebagai perikut : Des 31 Beban pokok penjualan 300.000 Persediaan barang dagang 300.000 (Penerimaan barang yang direturn) Saldo persediaan sebelum disesuaikan Persedian menurut hasil perhitungan fisik (sesungguhnya ada) Jurnal penyesuaian terhadap persediaan Rp. 50.500.000,00 Rp. 50.200.000,00 Rp. 300.000,00
161 Dengan adanya penyesuaian diatas, maka akun persediaan akan menunjukkan saldo sesuai dengan persediaan yang sesungguhnya ada. Persediaan Barang Dagangan Saldo 31 Rp. 50.500.000,00 31 peny. Rp. 300.000 Des 31 saldo setelah disesuaikan Rp.50.200.000,00 Seperti halnya dengan perusahaan jasa, siklus berikutnya setelah disusun neraca saldo adalah jurnal penyesuian. Informasi penyesuaian yang dibutuhkan juga tidak jauh berbeda dengan perusahaan jasa hanya berbeda pada perhitungan harga pokok penjualan. Untuk lebih menjelaskan, infomasi penyessuaian berikut contoh dibawah ini : 1. Persediaan barang dagangan pada akhir periode menunjukkan jumlah Rp. 1.300.000,- 2. Asuransi yang telah terpakai pada periode ini sebesar Rp. 500.000,- 3. Iklan ibayarkan dimuka setelah kadaluarsa sebesar Rp. 250.000,- 4. Depresiasi aktiva tetap sebesar 5% untuk peralatan took dan 10% untuk gedung 5. Perlengkapan took masih tersisa sebesar Rp. 350.000,- Berdasarkan informasi diatas dapat dilakukan jurnal penyesuaian seperti halnya pada perusahaan jasa. Untuk infomasi penyesuaian nomor 2 sampai no 6 telah dijelaskan pada perusahaan jasa. Sedangkan informasi penyesuaian pada soal nomor 1 akan dijelaskan sebagai berikut :
162 Apabila metode persediaan menggunakan metode periodic maka pada akhir periode belum diketahui secara langsung jumlah persediaan yang tersisa. Hal ini dikarenakan pada saat penambahan persediaan (pembelian) dan pengurangan tetapi dicatat pada pembelian dan penjualan. Dengan demikian maka persediaan membutuhkan jurnal penyesuaian untuk memutakhirkan informasi tentang persediaan harga pokok penjualan. Jurnal-jurnal penyesuaian yang dibutuhkan guna memuthirkan persediaan barang dagangan dan harga pokok penjualan adalah sebagai berikut : Harga pokok penjualan Rp. xxx Persediaan barang dagangan Rp. xxx (untuk mencatat dan memindahkan persediaan barang dagangan awal ke harga pokok penjualan) Harga Pokok Penjualan Rp. xxx Pembelian Rp. xxx (untuk mencatat dan memindahkan pembelian kerekening harga pokok penjualan) Persediaan Rp. xxx Harga Pokok Penjualan Rp. xxx (untuk mencatat saldo persedian akhir)
163 Selain rekening seperti diatas, apabila ada rekening yang berhubungan dengan pembelian maka harus dipindahkan ke rekenig Harga Pokok Penjualan. Misalkan biaya angkut pembelian, retur dan potongan pembelian dan potonga tunai pembelian. Jurnal-jurnal tersebut adalah sebagai berikut : Harga Pokok Penjualan Rp. xxx Biaya Angkut Pembelian Rp. xxx (untuk memindahkan rekening biaya angkut pembelian ke harga pokok penjualan) Potongan Tunai Pembelian Rp. xx Harga Pokok Penjualan Rp. xxx (untuk memindahkan rekening potongan tunai pembelian ke harga pokok penjualan) Returm dan Potongan Pembelian Rp. xxx Harga Pokok Penjualan Rp. xxx (untuk memindahkan rekening return dan potongan pembelian ke rekening harga pokok penjualan) Setelah mengetahui jurnal penyesuaian yang diperlukan maka sesuai informasi penyesuaian diatas maka jurnal penyesuaian untuk toko buku “Bumi Putera: aalah sebagai berikut :
164 No Rekening & Keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp) 1a 1b Harga Pokok Penjualan Persediaan brg Dagangan (untuk memindahkan persediaan barang dagangan awal ke harga pokok penjualan) Harga Pokok Penjualan Pembelian (untuk memindahkan pembelian ke harga pokok penjualan) 2.700.000 4.700.000 2.700.000 4.700.000 No Rekening & Keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp) 1c 1d Persediaan barang dagangan akhir Harga Pokok Penjualan (untuk memindahkan persediaan barang dagangan akhir Ke harga pokok penjualan) Potongan Tunai Pembelian 1.300.000 102.00 1.300.000
165 1e 1f Harga Pokok Penjualan (untuk memindahkan potongan tunai pembelian keharga pokok penjualan) Return Pembelian Harga Pokok Penjualan (untuk memindahkan return pembelian ke harga pokok penjualan) Harga Pokok Penjualan Biaya Angkut Pembelian (untuk memindahkan biaya angkut pembelian keharga pokok penjualan) 200.000 90.000 102.000 200.000 900.000 No Rekening & Keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp) 2 3 Beban Asuransi Asuransi Dibayar Dimuka (untuk mencatat asuransi yang telah dipakai) Beban Iklan Iklan Dibayar Dimuka (untuk mencatat iklan 500.000 250.000 500.000 250000
166 4a 4b yang telah kadaluarsa) Beban Depresiasi Peralatan Toko Akun Depresiasi Peralatan Toko (untuk mencatat depresiasi peralatan toko) Beban Depresasi Gedung Akun Depresiasi Gedung 600.000 1.800.000 600.000 1.800.000 No Rekening & Keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp) 5 6 (untuk mencatat depresiasi gedung) Beban Gaji Utang Gaji (untuk mencatat gaji yang masih harus dibayar) Beban Pemakaian Perlengkapan Toko Perlengkapan Toko (untuk mencatat pemakaian perlengkapan toko) 150.000 600.000 150.000 600.000
167 Toko Queen Neraca Saldo Per 1 Desember 2022 Data-data penyesuaian per 31 Desember 2022 adalah : 1. Persediaan akhir berang dagang Rp 5.000.000,00 2. Asuransi yang yang tersisa Rp 2.000.000,00 3. Perlengkapan toko tersisa Rp 400.000,00 4. Perlengkapan kantor yang masih ada Rp 50.000,00 5. Gedung disewakan selama 3 tahun mulai 1 April periode ini. 6. Iklan dibayar per 1 Mei untuk masa 20 kali penerbitan dan diterbitkan setiap satu bulan sekali. Pertanyaan : Buat AJP yang diperlukan. Nama Perkiraan Debet Kredit Persediaan barang dagang Rp 4.500.000 Asuransi dibayar dimuka Rp 2.400.000 Perlengkapan Toko Rp 500.000 Perlengkapan kantor Rp 250.000 Sewa diterima dimuka Rp 3.600.000 Pendapatan bunga Rp 600.000 Beban Iklan Rp 6.000.000
168 Neraca Lajur Perusahaan Dagang Levy Oktridarti,SE.,M.Ak A. Pengertian Lajur Perusahaan Dagang Neraca lajur adalah lembaran kertas yang berlajur/berkolom yang berfungsi untuk melakukan kegiatan akuntansi dengan cara manual. Neraca lajur juga merupakan ringkasan dalam proses penyusunan pada laporan keuangan. Neraca lajur dapat digunakan sebagai alat bantu yang bisa mempermudah laporan keuangan manual untuk disusun. Namun, sebagai catatan, neraca lajur ini tidak lah
169 menjadi bagian dari catatan akuntansi yang formal. Neraca lajur atau sering disebut juga dengan Ketas Kerja (Work Sheet) merupakan kertas kerja berkolom-kolom (lajur) yang digunakan untuk memudahkan dalam membuat penyesuaian dalam laporan keuangan perusahaan. Menurut Yusuf, (2012), lembar kerja atau yang sering disebut dengan lembar kerja adalah lembaran kertas berbentuk kolom yang memuat seluruh bagian dari suatu rekening, baik riil maupun nominal, yang akan digunakan untuk menyusun laporan keuangan. pernyataan. Akun nominal adalah akun yang akan muncul di laporan laba rugi, sedangkan akun riil muncul di neraca. Sedangkan perusahaan dagang merupakan perusahaan dengan kegiatan utama bisnisnya adalah membeli, menyimpan, dan menjual lagi barang tersebut tanpa memberi nilai tambah pada barang tersebut. Nilai tambah di sini maksudnya adalah kuantitas maupun bentuknya. Sehingga, nilai jualnya menjadi tinggi. B. Fungsi Neraca Lajur Neraca lajur bukan hanya berperan sebagai hal pendukung dalam penyusunan laporan keuangan. Perannya juga cukup penting dalam aktivitas akuntansi yang ditujukan untuk membantu pemahaman pengelolaan keuangan dalam skala besar, Hanafi (2014). Ada beberapa fungsi neraca lajur lain yang tidak bisa dikesampingkan, yaitu:
170 1. Merangkum Data Keuangan Catatan akuntansi yang terlalu banyak cenderung terkesan membingungkan. Oleh karena itu, dibutuhkan neraca lajur untuk merangkumnya untuk membuatnya mudah dipahami. Neraca lajur adalah data akuntansi berisi lembaran kertas di mana setiap lajurnya memiliki informasi masing-masing. Dengan lajur-lajur tersebut, informasi seputar transaksi keuangan akan lebih mudah dipahami sehingga membantu pembuatan laporan keuangan perusahaan dalam satu periode. 2. Mempermudah Penyusunan Laporan Keuangan Fungsi selanjutnya dari neraca lajur adalah memudahkan penyusunan laporan keuangan. Data keuangan yang dimasukkan dalam lajur-lajur dapat dicerna dengan lebih mudah. Penyusunan sistematis dalam pembuatan neraca lajur dilihat dari tampilannya yang ringkas dan padat, tanpa mengurangi informasi pembukuan perusahaan dari awal hingga akhir periode. 3. Memperjelas Prosedur Pengelolaan Keuangan Setiap dana yang masuk dan keluar dapat tercatat dengan baik dalam neraca lajur. Hal ini membuat prosedur pengelolaan keuangan dapat dilihat lebih jelas. Dengan prosedur pengelolaan yang jelas, perusahaan pun akan terbukti memiliki kredibilitas karena mampu mencatat cash flow dengan baik. 4. Membantu Evaluasi Transaksi Keuangan Pengelolaan keuangan perlu dilakukan dengan seksama agar tidak terjadi kesalahan input yang dapat berimbas pada penyusunan laporan keuangan pada
171 satu periode. Untuk itu, neraca lajur dibutuhkan dalam membantu pengecekan kesalahan yang mungkin terjadi saat memasukkan data pemasukan atau pengeluaran. Kesalahan di tahap ini bisa dibenarkan untuk menghindari kesalahan yang lebih besar dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan. 5. Melihat Kegiatan Harian Perusahaan Untuk bisa melihat bagaimana transaksi harian sebuah perusahaan, bisa dengan membuat worksheet yang satu ini. Tentunya hal tersebut akan berimbas pada kemudahan melakukan evaluasi di setiap transaksi yang ada. Adanya hal tersebut menjadikan banyak perusahaan yang melakukan pembuatan neraca ini.Untuk memudahkan setiap pengambilan keputusan yang ada. C. Tujuan Pembuatan Neraca Lajur Untuk tujuan dari pembuatan neraca lajur tentu sangat dibutuhkan baik dari pihak manajemen maupun perusahaan itu sendiri. Hal ini dikarenakan mampu untuk memperkirakan sebuah hal yang mungkin bisa terjadi sehingga dapat digunakan untuk mengontrol keuangan dalam perusahaan. Adapun beberapa tujuan dari adanya pembuatan neraca lajur, Sugiarto(2022), diantaranya; 1. Memudahkan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan akan semakin mudah ketika neraca lajur telah dibuat terlebih dahulu. Hal ini karena semua nominal yang ada pada buku besar bisa langsung
172 terlihat di neraca ini tanpa harus mencari dalam buku besar yang memiliki kolom dan juga jumlah yang terbilang banyak. 2. Sarana Menggolongkan dan Meringkas Informasi Neraca Saldo Dalam neraca saldo, akan terdapat banyak data baik itu data penyesuaian maupun data yang digunakan untuk persiapan ketika hendak membuat sebuah laporan keuangan. dengan adanya neraca worksheet atau lajur ini, akan meringkas dan menggolongkan data yang ada pada neraca saldo. 3. Meminimalisir Kesalahan Seperti yang kita ketahui bahwa dalam pembuatan laporan keuangan rentan mengalami kesalahan. Lebih parahnya lagi ketika kesalahan ada di awal sebelum melakukan laporan, tentu hasil akhir berbagai bentuk laporan keuangan juga akan salah. Dengan menggunakan worksheet ini akan menjadi sarana meminimalisir kesalahan yang mungkin bisa terjadi ketika membuat jurnal penyesuaian. 4. Memperkirakan Hal yang Mungkin Akan Terjadi Dengan sebuah worksheet akan menjadi bahan untuk memperkirakan hal yang akan terjadi dalam sebuah perusahaan. Hal ini karena jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan akan lebih mudah terlihat. Tentunya adanya hal ini mampu menjadikan sarana bagi manajemen untuk memperkirakan hal yang mungkin berimbas pada kegiatan operasional.
173 D. Komponen Neraca Lajur Perusahaan Dagang Ada enam komponen yang harus disertakan pada neraca lajur perusahaan dagang Halim (2014). Berikut penjelasan masing-masing komponennya: 1. Nama Rekening Perkiraan Pada kolom ini, isinya adalah nama semua kode akun perkiraan yang sudah disusun terlebih dahulu. Pada kolom ini, maka bisa ditentukan apakah sebuah akun memiliki nilai debet atau kredit untuk setiap lajurnya. 2. Neraca Saldo Kolom selanjutnya adalah neraca saldo. Dimana informasi yang tercantum di lajur ini disesuaikan dengan yang ada pada jurnal laporan neraca saldo. Dalam hal ini, perusahaan bisa membuat neraca saldo sekaligus dalam neraca lajur karena isinya sama. Sehingga, Anda tidak perlu membuatnya secara terpisah. 3. Penyesuaian Dalam ayat jurnal kolom penyesuaian di ambil dari dala ayat-ayat jurnal penyesuaian. Debit dan kredit dari ayat jurnal penyesuaian untuk dapat dicantumkan ke dalam baris yang tepat untuk sesuai dengan nama perkiraan yang dipengaruhi oleh ayat jurnal tersebut. Dalam tingkat Penggunaan huruf untuk dalam referensi dalamt ayat jurnal penyesuaian dalam tingkat neraca lajur dapat akan memudahkan untuk mengidentifikasinya dikemudian hari. Apabila terdapat nama perkiraan
174 yang harus dapat disesuaikan tidak ada dalam neraca saldo untuk dapat dibuat perkiraan baru di bawahnya. Banyaknya suatu perkiraan baru yang harus dapat dibuat tergantung pada kebutuhannya, untuk tetapi perlu harus diingat dalam bahwa untuk perkiraan baru yang dibuat hanyalah terbatas pada perkiraan yang ada dalam bagan perkiraan 4. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian Kolom ini merupakan perpaduan antara kolom neraca saldo dengan ayat penyesuaian Langkahlangkahnya sebagai berikut: a. Semua akun yang tidak mendapat penyesuaian maka saldo akun yang terdapat dalam kolom neraca saldo langsung dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan (saldo debit dipindah ke sisi debit dan saldo kredit dipindahkan ke sisi kredit) b. Setiap saldo akun neraca saldo debit yang mengalami penyesuaian debit dijumlahkan, angkanya di catat di sisi debit neraca saldo disesuaikan. Begitu juga dengan saldo akun kredit mengalami penyesuaian kredit dijumlahkan. Angkanya dicatat di sisi kredit neraca saldo disesuaikan. c. Setiap saldo akun di neraca saldo kredit jumlahnya lebih besar mengalami penyesuaian debit, maka selisihnya dicatat di sisi kredit neraca saldo disesuaikan. d. Setiap saldo akun di neraca saldo debit jumlahnya lebih besar mengalami penyesuaian kredit, maka
175 selisihnya dicatat di sisi debit neraca saldo disesuaikan. e. Akun baru yang angkanya yang jumlahnya hanya terdapat pada kolom ayat penyesuaian, maka jumlah tersebut langsung dipindahkan. Jumlah kolom debit dipindahkan ke sisi debit dan jumlah kolom kredit dipindahkan ke sisi kredit kolom neraca saldo disesuaikan. f. Jumlah akun Ikhtisar laba rugi debit dan kredit kolom penyesuaian tidak diselisihkan. melainkan langsung dipindahkan ke debit dan kredit kolom. neraca saldo disesuaikan. Apabila semua saldo akun sudah dicatat dan dipindahkan ke kolom neraca saldo disesuaikan, berarti saldo akun telah mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan siap untuk disajikan dalam laporan keuangan 5. Laba-Rugi Sebelum dilakukan pencatatan dalam kolom laba rugi ini, maka terlebih dahulu data akun yang ada dalam kolom neraca saldo disesuaikan yang terdiri dari golongan akun riil dan golongan akun nominal. Setelah dipastikan golongan akunnya, baru dipindahkan akun nominal ke kolom rugi laba sisi debit maupun sisi kredit. Oleh karena jumlah debit akun ikhtisar laba rugi mempengaruhi perhitungan laba, maka jumlah debit dan kredit akun tersebut langsung dipindahkan ke debit dan ke kredit kolom laba rugi. Setelah semua jumlah/angka yang termasuk akun nominal dipindahkan ke kolom debit/kredit laba rugi maka sisi debit dan sisi kredit masing-masing dijumlahkan. Selisih sisi debit dan kredit pada kolom laba rugi
176 merupakan sisa laba bersih atau rugi bersih. Apabila sisi debit lebih besar dari jumlah sisi kredit berarti rugi bersih, dan sebaliknya apabila jumlah sisi kredit lebih besar dari pada sisi debit berarti laba bersih, Pencatatan selisih tersebut adalah pada kolom jumlah yang lebih kecil sehingga jumlah debit dan kredit kolom laba rugi seimbang (sama). 6. Neraca Kolom neraca merupakan tempat untuk mencatat akun riil yang terdiri dari aktiva. kewajiban dan modal. Semua akun riil debit atau kredit dicatat dalam kolom neraca. Setelah itu sisi debit dijumlahkan dan sisi kredit dijumlahkan, selisih atau perbedaannya merupakan penambahan modal atau pengurangan modal yang disebabkan adanya laba bersih atau rugi bersih. Pencatatan laba dalam kolom neraca di sisi kredit, dan sebaliknya apabila perusahaan menderita kerugian maka dicatat dalam neraca di sisi kredit E. Bentuk Neraca Lajur 1. Neraca Lajur 6 Kolom, terdiri dari: a. Neraca Saldo b. Laba Rugi c. Neraca 2. Neraca Lajur 8 Kolom, terdiri dari: a. Neraca Saldo b. Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) c. Laporan Laba Rugi d. Neraca
177 3. Neraca Lajur 10 Kolom, terdiri dari: a. Neraca Saldo b. Ayat Jurnal Penyesuai (AJP) c. Neraca Saldo setelah Penyesuaian d. Laporan Laba Rugi e. Neraca 4. Neraca Saldo 12 Kolom, terdiri dari: a. Neraca Saldo b. Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) c. Neraca Saldo setelah Penyesuaian d. Laporan Laba Rugi e. Neraca f. Laporan Perubahan Modal Menurut Hery, (2015), pada perusahaan dagang terdapat dua pendekatan dalam penyusunan neraca lajur yaitu: 1. Neraca Lajur Dengan Pendekatan Ikhtisar Laba Rugi Berikut adalah contoh neraca lajur perusahaan dagang dengan Pendekatan Ikhtisar Laba Rugi:
178 PT BNERACAS31DESEMBNo. Akun Perkiraan NeracaSaldo PENYESUAIAN D K D K 101 Kas 25.000.000 102 Piutangdagang 10.000.000 103 Persediaanbarangdagang 27.600.000 20.000.000 27.600.000 104 Perlengkapantoko 1.500.000 500.000 105 Sewadibayardimuka 2.400.000 800.000 111 Peralatantoko 20.000.000 112 Akm.peny.peralatantoko 200.000 200.000 211 Hutangdagang 33.000.000 311 Modalusaha 40.950.000
KL SALDO BER2019 NS.DISESUAIKAN LABA/RUGI NERACA D K D K D K 25.000.000 25.000.000 10.000.000 10.000.000 20.000.000 20.000.000 1.000.000 1.000.000 1.600.000 1.600.000 20.000.000 20.000.000 400.000 400.000 33.000.000 33.000.000 40.950.000 40.950.000
312 Prive 500.000 411 Penjualan 80.000.000 412 Returpenjualan 2.500.000 421 Pendapatanbunga 750.000 511 Pembelian 50.000.000 512 Bebanangkupembelian 4.500.000 513 Returpembelian 500.000 514 Potonganpembelian 1.250.000 611 Bebanangkutpenjualan 2.000.000 612 Bebangaji 10.000.000 1.000.000 613 Bebanlistrikdantelp 250.000 614 Bebanlain-lain 400.000 156.650.000 156.650.000 431 Ikhtisarlaba/rugi - 27.600.000 20.000.000 615 Bebanperlengkapan 500.000 616 Bebansewa 800.000 212 Hutanggaji 1.000.000
179 500.000 500.000 80.000.000 80.000.000 2.500.000 2.500.000 750.000 750.000 50.000.000 50.000.000 4.500.000 4.500.000 500.000 500.000 1.250.000 1.250.000 2.000.000 2.000.000 11.000.000 11.000.000 250.000 250.000 400.000 400.000 27.600.000 20.000.000 27.600.000 20.000.000 500.000 500.000 800.000 800.000 1.000.000 1.000.000
180 617 Bebanpenyusutanperalata ntoko 200.000 50.100.000 50.100.000 Laba 2. Neraca lajur dengan pendekatan harga pokok Berikut adalah contoh neraca lajur perusahPYNERAC31DESEno. akun perkiraan neracasaldo penyesuaian d k d k 101 kas 25.000.000 102 piutangdagang 10.000.000 103 persediaanbarangdagang 27.600.000 20.000.000 27.6
200.000 200.000 177.850.000 177.850.000 99.750.000 102.500.000 78.100.000 75.350.000 2.750.000 2.750.000 haan dagang dengan Pendekatan HPP Y BKL CASALDO EMBER2019 ns.disesuaikan laba/rugi neraca d k d k d k 25.000.000 25.000.000 10.000.000 10.000.000 600.000 20.000.000 20.000.000
104 perlengkapantoko 1.500.000 500.105 sewadibayardimuka 2.400.000 800.111 peralatantoko 20.000.000 112 akm.peny.peralatantoko 200.000 200.211 hutangdagang 33.000.000 311 modalusaha 40.950.000 312 prive 500.000 411 penjualan 80.000.000 412 returpenjualan 2.500.000 421 pendapatanbunga 750.000 511 pembelian 50.000.000 50.0512 bebanangkupembelian 4.500.000 4.50513 returpembelian 500.000 500.000 514 potonganpembelian 1.250.000 1.250.000 611 bebanangkutpenjualan 2.000.000 612 bebangaji 10.000.000 1.000.000 613 bebanlistrikdantelp 250.000
181 .000 1.000.000 1.000.000 .000 1.600.000 1.600.000 20.000.000 20.000.000 .000 400.000 400.000 33.000.000 33.000.000 40.950.000 40.950.000 500.000 500.000 80.000.000 80.000.000 2.500.000 2.500.000 750.000 750.000 000.000 0 00.000 0 0 0 2.000.000 2.000.000 11.000.000 11.000.000 250.000 250.000
182 614 bebanlain-lain 400.000 156.650.000 156.650.000 hpp - 27.600.000 20.050.000.000 500.4.500.000 1.25615 bebanperlengkapan 500.000 616 bebansewa 800.000 212 hutanggaji 1.00617 bebanpenyusutanperalata ntoko 200.000 106.350.000 106.laba
400.000 400.000 000.000 82.100.000 21.750.000 60.350.000 .000 50.000 500.000 500.000 800.000 800.000 00.000 1.000.000 1.000.000 200.000 200.000 .350.000 177.850.000 177.850.000 78.000.000 80.750.000 78.100.000 75.350.000 2.750.000 2.750.000
183 Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Seftya Dwi Shinta, SE., M.Ak A. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Berikut adalah gambar siklus akuntasi perusahaan dagang: