89 Akuntantan Indonesia, 2020). Laporan keuangan suatu entitas terdiri atas laba-rugi, laporan perubahan modal, laporan posisi keuangan, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan adalah hasil dari siklus akuntansi pada perusahaan jasa yang dapat menggunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan. Laporan ini dapat mengidentifikasikan secara jelas dari informasi yang memperoleh oleh suatu perusaha-an. Penyusunan laporan keuangan disusun berdasarkan komponen yang terdapat pada neraca lajur, diantaranya: 1. Laporan laba rugi dari kolom laba rugi. 2. Laporan perubahan ekuitas dari kolom neraca akhir. 3. Neraca atau laporan posisi keuangan dari kolom neraca akhir. Ketiga komponen laporan keuangan tersebut dapat disajikan sebagai berikut: 1. Laporan Laba Rugi Tujuan utama dari berdirinya usaha yaitu untuk mendapatkan laba. Untuk memperoleh laba, perusahaan harus melakukan penjualan, penjualan dapat dilakukan bila ada barang dan jasa. Barang danjasa tersedia kalua perusahaan perusahaan melakukan aktivitas pembelian atau melakukan proses produksi. Kegiatan pembelian dan proses produksi tentu akan mengeluarkan biaya (cost). Oleh sebab itu, laporan aktivitas perusahaan akan berisis aktivitas penjualan yang menimbulkan pendapatan dan aktivitas-aktivitas
90 yang diperlukan dalam melakukan penjualan yang menimbulkan biaya. Laporan laba-rugi disusun dengan maksud untuk menggambarkan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Dengan kata lain, laporan labarugi menggambarkan keberhasilan atau kegagalan operasi perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya. Hasil operasi perusahaan diukur dengan membandingkan antara penghasilan perusahaan dengan beban yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan tersebut. Apabila penghasilan lebih besar daripada beban, maka perusahaan dinyatakan laba, dan bila terjadi sebaliknya (penghasilan lebih kecil daripada beban) maka perusahaan dinyatakan rugi (Jusup, 2016). Penyusunan laporan laba-rugi CV. Fatih Wedding Organizer disajikan sebagai berikut: Pendapatan Pendapatan Foto Studio ……………………………….. 457.650.000 Pendapatan Sewa ……………………………….. 30.000.000 Pendapatan Bunga ……………………………….. 500.000 Jumlah Pendapatan 488.150.000 Biaya Operasi Beban kantor …………… 45.800.000 Gaji Pegawai …………… 24.000.000 Beban Advertensi …………… 4.000.000 Biaya Asuransi …………… 6.000.000 Depresiasi Peralatan WO …………… 96.000.000 Depresiasi Peralatan Kantor …………… 11.500.000 Depresiasi Gedung …………… 50.000.000 Beban Perlengkapan WO …………… 63.750.000 Jumlah Biaya Operasi ……………………………...... 301.050.000 Laba Bersih…………………………………………………............ 187.100.000 CV. Fatih Wedding Organizer Laporan Laba-Rugi Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2023
91 Laporan laba-rugi harus diberi judul yang terdiri atas nama perusahaan, nama laporan dan periode laporan. Isi laporan laba rugi yaitu terdiri dari tiga komponen, yaitu: pendapatan, beban dan laba rugi. Penghasilan adalah aliran penerimaan kas atau aset lain yang diterima dari konsumen sebagai hasil penjualan barang atau pemberian jasa. Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains). Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa, misalnya penjualan barang dagangan atau pendapatan jasa. Keuntungan mencermin-kan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan namun bukan pendapatan, misalnya keuntungann dari penjualan aktiva tetap (Jusup, 2016). Beban adalah beban perolehan aset yang dikonsumsi atau jasa yang digunakan dalam proses memperoleh pendapatan. Beban meliputi beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (expenses) dan kerugian (losses). Laba atau rugi adalah selisih lebih atau kurang antara pendapatan dengan laba (Jusup, 2016). 2. Laporan Perubahan Modal Hasil operasi perusahaan yang berupa laba atau rugi akan berpengaruh terhadap modal pemilik atau disebut juga ekuitas pemilik. Apabila perusahaan memperoleh laba, maka laba tersebut menambah modal pemilik. Sebaliknya jika perusahaan mengalami kerugian maka modal pemilik menjadi berkurang. Modal pemilik dapat juga berubah karena adanya
92 tambahan investasi yang dilakukan oleh si pemilik atau karena pemilik mengambil aset perusahaan untuk keperluan pribadi. Informasi mengenai perubahan modal pemilik biasanya dituangkan dalam sebuah laporan yang disebut laporan perubahan modal. Dalam laporan perubahan modal dapat menggambarkan halhal yang menyebabkan bertambah atau berkuranya jumlah modal pemilik. Penyusunan laporan perubahan modal CV. Fatih Wedding Organizer disajikan sebagai berikut: Laporan perubahan modal sering disebut sebagai jembatan antara laporan laba-rugi dengan laporan posisi keuangan. Data laba atau rugi yang tercantum dalam laporan laba-rugi pada akhirnya akan mempengaruhi modal yang tercantum dalam Laporan posisi keuangan. 3. Laporan Posisi Keuangan Laporan posisi keuangan atau sering disebut dengan neraca adalah suatu daftar yang menggambarkan aset, kewajian dan modal yang dimiliki oleh suatu entitas pada suatu periode tertentu. Badan atau isi laporan terdiri dari tiga bagian yaitu aset, kewajiban Modal, 1 Januari 2023 ……………............ 1.363.000.000,00 Laba Tahun 2023 ……………............ 187.100.000,00 Modal, 31 Desember 2023 ……………............. 1.550.100.000,00 CV. Fatih Wedding Organizer Laporan Perubahan Modal Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2023
93 dan modal. Sisi sebalah kanan neraca terdiri atas dua bagian yaitu kewajiban pada kreditur (utang) dan modal (ekuitas pemilik). Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam laporan ini ialah bahwa jumlah aset selalu sama dengan jumlah kewajiban ditambah modal. Keseimbangan ini biasanya digambarkan sebagai suatu persamaan akuntansi, yaitu suatu persamaan yang menunjukan bahwa jumlah semua aset atau sumber-sumber yang tercantum pada sisi kiri adalah berasal dari kreditur dan pemilik yang tercantum pada sisi kanan. Sebaliknya jumlah kontribusi kreditur dan pemilik harus sama dengan jumlah aset perusahaan. Penyajian laporan posisi keuangan dengan mengelompokan perkiraan- perkiraan ke aktiva lancar hingga aktiva tetap. Kelompok aktiva tetap kemudian dibagi-bagi lagi dalam perkiraan-perkiraan dimulai dari yang paling liquid (paling cepat diubah menjadi uang tunai). Kelompak aktiva lancar ini terdiri dari perkiraan-perkiraan kas, piutang, perlengkapan dan sewa dibayar di muka. Sedangkan aktiva tetap berupa peralatan. Sementara penyajian sumber pembelanjaannya, disajikan dengan menampilkan kelompok utang terlebih dahulu dan kemudian modal pemilik. Kelompok utang sendiri dimulai dari utang lancar kemudian diikuti dengan kelompok utang jangka panjang. Ilustrasi penyusunan laporan posisi keuangan CV. Fatih Wedding Organizer disajikan sebagai berikut:
94 Aset adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasanya dinyatakan dalam uang. Kewajiban adalah utang yang harus dibayar oleh perusahaan dengan uang atau jasa pada suatu saat tertentu di masa yang akan datang. Modal atau ekuitas hakikatnya merupakan hak pemilik perusahaan atas kekayaan perusahaan. Laporan-laporan seperti telah diuraikan diatas memiliki hubungan erat satu sama lain. Namun masing-masing laporan keuangan mempunyai tujuan dan menghasilkan informasi yang berbeda sesuai dengan fungsinya masing-masing. Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Kas 52.350 Utang Usaha 12.000 Surat Berharga 10.000 Utang Gaji 2.000 Piutang Usaha 18.200 Pendapatan sewa Perlengkapan WO 32.400 diterima dimuka 6.000 Perlengkapan kantor 15.500 Jumlah Kewajiban Lancar 20.000 Asuransi dibayar dimuka 4.000 Piutang Bunga 150 Jumlah Aktiva Lancar 132.600 Modal, Tn. Fatih 1.550.100 Aktiva Tak Lancar Peralatan WO 480.000 Akm. Depr. Peralatan WO (96.000) 384.000 Peralatan kantor 115.000 Akm.Depr. Peralatan kantor (11.500) 103.500 Gedung 1.000.000 Akm. Depr. Gedung (50.000) 950.000 Jumlah Aktiva Tak Lancar 1.437.500 JUMLAH AKTIVA 1.570.100 JUMLAH PASIVA 1.570.100 MODAL CV. Fatih Wedding Organizer Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2023 AKTIVA KEWAJIBAN (dalam Ribuan Rupiah)
95 Berikut adalah neraca saldo sebelum disesuaikan CV. Aditya Sejati yang disusun selama tahun 2023. Informasi tambahan: a. Tarif premi asuransi adalah Rp 200.000,- per bulan. b. Perlengkapan yang tersisa di Gudang pada tanggal 31 Desember Rp 1.000.000,- c. Depresiasi peralatan per bulan Rp 900.000,-
96 d. Bunga yang masih harus dibayar atas utang wesel per 31 Desember adalah Rp 500.000,- Diminta: a. Buatlah neraca lajur. b. Buatlah laporan keuangan.
97 Jurnal Pembalik dan Jurnal Penutup Herma Yunita, S.Pd., M.Si A. Pengertian Jurnal Penutup Neraca saldo setelah penyesuaian berisi akun riil dan akun nominal. Akun nominal adalah akun yang bersifat sementara karena akun tersebut hanya melaporkan selama satu periode akuntansi. Jurnal penutup (closing journal) adalah jurnal yang dibuat akhir periode akuntansi dengan tujuan menutup akun- akun sementara atau akun nominal
98 (nominal account). Akun- akun nominal ditutup ke akun ikhtisar laba rugi. Sementara, akun ikhtisar laba rugi juga merupakan akun sementara yang di akhir periode perlu jurnal penutup. Akun ikhtisar laba rugi ditutup ke akun saldo laba. Akun-akun nominal tersebut, yaitu pendapatan dan beban-beban, prive (entitas perorangan), dan dividen (entitas perseroan). Selisih antara akun ikhtisar laba rugi (penutupan pendapatan) dan ikhtisar laba rugi (penutupan bebanbeban) adalah laba atau rugi tahun berjalan. Laba atau rugi tahun berjalan akan diakumulasikan ke akun saldo laba (akun riil). Secara logika, akun yang dibawa ke tahun berikutnya adalah laba tahun berjalan yang merupakan selisih pendapatan dengan beban sehingga akun pendapatan dan beban ditutup akhir periode. Beberapa tujuan dan fungsi pembuatan jurnal penutup antara lain sebagai berikut: 1. Mencapai saldo nol dengan melunasi jumlah hutang pada semua rekening sementara. 2. Untuk memastikan bahwa saldo akun modal sesuai dengan jumlah modal akhir yang tertera di neraca, pastikan saldo akun modal pada akhir periode mewakili jumlah yang tepat. 3. Pantau transaksi pendapatan dan biaya secara terpisah untuk menghindari penggabungannya dengan jumlah total yang harus dibayar pada kuartal berikutnya. 4. Menutup buku dan kemudian menyajikan laporan saldo pertama untuk periode berikutnya.
99 5. Dengan membagi transaksi dari satu periode ke periode berikutnya, Anda dapat menyederhanakan proses audit. 6. Setelah pembukuan ditutup, berikan data keuangan yang tepat tentang bisnis, termasuk akun-akun yang memuat akuntansi ekuitas, kewajiban, dan aset. Cara mencatat jurnal penutup untuk perusahaan dagang dapat dilakukan menggunakan dua metode yang umum digunakan: 1. Metode Periodik Metode ini sering digunakan oleh perusahaan dagang yang menjual barang secara eceran dengan harga yang terjangkau. Pencatatan dilakukan pada akhir setiap periode. Namun, metode ini memiliki kekurangan karena tidak dapat melacak jumlah persediaan barang secara tepat dalam rentang waktu tertentu karena tidak adanya pencatatan transaksi pembelian (debit) dan penjualan (kredit). Perhitungan persediaan hanya dapat dilakukan melalui inventarisasi fisik pada setiap periode dengan menyesuaikan jumlah barang yang tersedia. Metode ini kurang cocok untuk perusahaan besar dengan jumlah transaksi yang tinggi. 2. Metode Perpetual Metode ini lebih cocok untuk perusahaan dagang yang menjual barang dengan nilai tinggi. Pencatatan dilakukan secara rinci dan terus menerus atas semua transaksi, sehingga memerlukan pencatatan yang lebih detail. Keuntungan dari metode ini adalah tingkat akurasi yang lebih tinggi. Selain itu, Anda dapat melihat jumlah persediaan barang kapan pun yang diinginkan.
100 Transaksi pembelian dicatat dalam akun persediaan sebagai debit, sementara penjualan mencatat persediaan dengan harga pokok sebagai kredit. Berikut ini pengelompokan akun menjadi dua kategori, yaitu : B. Proses Penyusunan Jurnal Penutup Proses pembuatan jurnal penutup, menurut Samryn dalam buku Pengantar Akuntansi, melibatkan beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Transfer saldo akun biaya ke laporan laba rugi dilakukan dengan mendebit akun laba rugi dan mengkredit saldo akun biaya. 2. Pemindahan saldo akun pendapatan ke akun laba rugi dilakukan dengan mendebit saldo akun pendapatan dan mengkredit akun laba rugi. 3. Saldo akun laba rugi dipindahkan sesuai dengan jenis perusahaan:
101 a. Untuk perusahaan perorangan, saldo laba dipindahkan ke akun prive dengan mendebit akun laba rugi dan mengkredit akun prive. Saldo rugi dipindahkan ke akun prive dengan mendebit akun prive dan mengkredit akun laba rugi. b. Pada perusahaan persekutuan (partnership), prosesnya serupa dengan perusahaan perorangan. Namun, laba dibagi sesuai dengan kesepakatan awal, baru kemudian dipindahkan ke akun prive masing-masing pemilik. c. Untuk perseroan (corporation), saldo akun laba rugi dipindahkan ke laba ditahan sebagai berikut: 1) Saldo laba dan laba rugi dicatat dalam kolom debit, sedangkan saldo laba ditahan dicatat dalam kolom kredit. 2) Saldo rugi dan saldo laba ditahan dicatat dalam kolom debit, sementara akun laba rugi dicatat dalam kolom kredit. Selain itu, saldo akun prive dipindahkan ke akun modal sebagai berikut: 1) Untuk perusahaan perorangan, akun modal didaftarkan dalam debit dan akun prive dalam kredit. 2) Pada perusahaan persekutuan, prosesnya sama dengan perusahaan perorangan dengan pemindahan saldo ke akun modal masingmasing pemilik.
102 Untuk menyusun Jurnal Penutup dilakukan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Untuk menutup akun Pendapatan Dengan cara mendebit akun pendapatan dan mengkredit akun ikhtisar laba/rugi. Akun Debit Kredit Pendapatan Rp10.000.000 Ikhtisar Laba/Rugi Rp.10.000.000 2. Untuk menutup akun Beban Dengan cara mendebit akun ikhtisar laba/rugi dan mengkredit akun beban. Rekening Debit Kredit Ikhtisar Laba/Rugi Rp5.000.000 Beban Rp5.000.000 3. Untuk menutup akun Prive Dengan cara mendebit akun Modal dan mengkredit akun Prive.
103 Rekening Debit Kredit Modal Rp13.000.000 Prive Rp13.000.000 4. Untuk menutup akun Ikhtisar Laba Rugi jika laba Dengan cara mendebit akun ikhtisar laba/rugi dan mengkredit akun Modal. Rekening Debit Kredit Ikhtisar Laba/Rugi Rp.5.000.000 Modal Rp.5.000.000 5. Untuk menutup akun Ikhtisar Laba Rugi jika rugi Dengan cara mendebit akun Modal dan mengkredit akun ikhtisar laba/rugi. Rekening Debit Kredit Modal Rp.5.000.000
104 Ikhtisar Laba/Rugi Rp.5.000.000 Jurnal Penutup yang disusun tergantung dari bentuk perusahaan, baik itu berupa PT, CV, Firma ataupun perusahaan perseorangan, karena struktur modal dari jenis perusahaan di atas tentu saja berbeda. Itu adalah pengertian dan cara membuat jurnal penutup dalam akuntansi yang harus diketahui. A. Pengertian Jurnal Pembalik Jurnal pembalik (reversing entries) adalah jurnal untuk menghapus akun penangguhan (deferrals) maupun antisipasi (accruals) yang timbul dari jurnal penyesuaian akhir periode dan mengembalikan ke akun-akun nominal (Hanggara, 2019). Jurnal pembalik merupakan kebalikan jurnal penyesuaian, tetapi tidak semua jurnal penyesuaian dilakukan jurnal pembalik. Jurnal pembalik akun penangguhan tujuannya mengembalikan ke akun yang digunakan saat terjadinya transaksi. Jurnal pembalik akun antisipasi tujuannya menjaga konsistensi pencatatan dan penyederhanaan pencatatan periode akuntansi berikutnya. Pengertian lain dari Jurnal pembalik adalah catatan akuntansi yang dibuat untuk menyeimbangkan jurnal penyesuaian yang mempengaruhi akun neraca, sehingga menghindari terjadinya pencatatan ganda. Dengan kata lain, jurnal ini merupakan catatan yang memiliki langkahlangkah yang berlawanan yang disusun pada awal periode akuntansi berikutnya untuk menyeimbangkan perubahan estimasi yang sebenarnya.
105 Jurnal ini dibuat secara sengaja untuk menyeimbangkan jurnal penyesuaian yang telah disiapkan selama periode sebelumnya. Penyusunan jurnal ini dalam proses siklus akuntansi bersifat opsional, yang berarti kita dapat memutuskan untuk membuatnya atau tidak. Fungsi dari pembuatan jurnal pembalik meliputi : 1. Mempermudah pencatatan transaksi pada awal periode akuntansi baru, khususnya terkait dengan ayat jurnal penyesuaian. 2. Menyederhanakan penyusunan jurnal pada periode akuntansi selanjutnya, terutama bermanfaat bagi perusahaan yang memiliki banyak transaksi jurnal. 3. Mengurangi kemungkinan kesalahan atau kekeliruan yang mungkin terjadi, seperti menghindari pengakuan biaya atau pendapatan ganda karena pencatatan dalam ayat jurnal penyesuaian. 4. Mencegah terjadinya pencatatan berganda (double entry) pada periode berikutnya. Selain itu fungsi jurnal pembalik lainnya adalah sebagai berikut : 1. Memudahkan Pencatatan Transaksi Fungsi utama jurnal pembalik adalah untuk mempermudah pencatatan transaksi, khususnya dalam menata saldo pada awal periode baru. Namun, tidak semua neraca dapat dijadikan sebagai jurnal pembalik, melainkan hanya terkait dengan jurnal penyesuaian. 2. Menyederhanakan Proses Jurnal Penyesuaian Dengan adanya jurnal ini, proses penyusunan jurnal penyesuaian menjadi lebih sederhana, terutama dalam penyusunan jurnal pada periode selanjutnya.
106 Upaya penyederhanaan ini menjadi penting terutama ketika terdapat banyak jurnal penyesuaian yang harus disusun, karena adanya pemetaan akuntansi yang memfasilitasi penyelidikan terhadap jurnal penelitian. 3. Mencegah Kesalahan dalam Penyusunan Jurnal Penyesuaian Fungsi lain dari jurnal pembalik adalah untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam penyusunan jurnal penyesuaian. Salah satu bentuk kesalahan yang dihindari adalah pencatatan berlebihan dari beberapa jurnal, yang mengakibatkan pengakuan biaya dan pendapatan ganda. Tujuan dan keuntungan dari jurnal pembalik adalah mempermudah pencatatan transaksi pada awal periode akuntansi baru, terutama terkait dengan ayat jurnal penyesuaian tertentu yang biasanya digunakan. Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk mencegah kemungkinan terjadinya pencatatan ganda dalam akun pada periode berikutnya. Jurnal pembalik juga bertujuan untuk memudahkan pengawasan dan menjaga konsistensi dalam proses pencatatan. Akun yang bisa menerapkan jurnal pembalik tidaklah semua dari akun jurnal penyesuaian. Tetapi hanya mereka yang memiliki potensi untuk menghasilkan data keseimbangan baru yang belum termanifestasi dalam neraca. Selain itu, ada pula jenis-jenis akun jurnal penyesuaian lain yang dapat menerapkan jurnal pembalik (Sochib, 2018), antara lain:
107 1. Akun Beban yang Belum Dibayar Ini mencakup akun beban yang masih harus dibayarkan di masa mendatang. Beban ini mencakup pengeluaran yang belum dilakukan oleh perusahaan atau entitas komersial tertentu, dan kemungkinan akan mencatat transaksi di periode berikutnya. 2. Beban Khusus yang Sudah Dibayarkan di Muka (Tetapi Belum Tercatat) Ini merujuk pada akun beban yang telah dibayarkan di muka oleh perusahaan, namun transaksinya belum dicatat dalam neraca. Dalam kasus ini, tidak ada catatan beban pada periode yang bersangkutan. Hal ini sering terjadi ketika pengeluaran untuk setiap beban yang dibayarkan oleh perusahaan berasal dari anggaran yang dialokasikan dalam periode tertentu. 3. Pendapatan yang Akan Diterima oleh Perusahaan Akun ini mencakup pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan, namun belum dicatat sebagai pendapatan bisnis. 4. Pendapatan yang Sudah Diterima di Muka (Tetapi Belum Tercatat) Jika perusahaan telah menerima pendapatan pada awal transaksi, jurnal pembalik dapat diterapkan. Walaupun pendapatan tersebut belum ditampilkan dalam laporan pelanggan. 5. Beban Pemakaian Perlengkapan (Tetapi Tercatat Sebagai Pendapatan) Terkadang, perusahaan mencatat penggunaan peralatan operasional sebagai beban. Jika hal ini dicatat dalam jurnal penyesuaian, maka diperlukan juga jurnal pembalik.
108 C. Proses Penyusunan Jurnal Pembalik Menyusun jurnal pembalik bukanlah pekerjaan yang begitu rumit. secara sederhana kita hanya perlu membalikkan posisi diantara kredit dan debet dalam sebuah akun di awal periode akutansi. Akun yang ada di dalam jurnal pembalik juga akan sama dengan yang disusun pada jurnal penyesuaian yang sebelumnya telah di susun pada akhir periode. Jadi, perbedaan nama akun-akun pada kedua jenis jurnal tersebut hanya terletak pada posisi yang akan dibalik. Yakni akun yang sebelumnya berada di sebelah informasi debet pada jurnal penyesuaian nantinya akan diletakakan pada bagian kredit di jurnal pembalik, dan begitu juga sebaliknya. Contoh transaksi jurnal pembalik : 1. Beban Dibayar di Muka Beban telah dibayar terlebih dahulu atau dicatat sebagai beban. Jadi dibuatkan jurnal pembalik agar menjadi sewa dibayar di muka atau menjadi harta. Misalnya, pada 1 Desember 2023 dibayarkan uang sewa untuk 1 tahun sebesar Rp2.400.000, dicatat pada jurnalnya adalah sebagai berikut. Beban sewa Rp2.400.000 Kas Rp2.400.000
109 Pada 31 Desember 2023 dibuat ayat jurnal penyesuaian yaitu sebagai berikut. Sewa dibayar di muka Rp2.200.000 Beban sewa Rp2.200.000 Jurnal pembalik dari transaksi di atas adalah sebagai berikut. Beban sewa Rp2.200.000 Sewa dibayar di muka Rp2.200.000 2. Pendapatan Diterima di Muka Pendapatan sewa yang belum direalisasikan akan dicatat sebagai pendapatan. Di sini Jurnal pembalik dibuat untuk menjadikan pendapatan sebagai sewa di terima dimuka. Misalnya, pada 1 September 2023 perusahaan telah menerima pendapatan sewa sebesar Rp2.400.000 untuk 6 bulan. Jurnal yang dibuat saat transaksi adalah sebagai berikut. Kas Rp2.400.000 Pendapatan sewa Rp2.400.000
110 Pada 31 Desember 2023 dibuat ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut. Pendapatan sewa Rp800.000 Sewa diterima di muka Rp800.000 Jurnal pembalik atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut. Sewa diterima di muka Rp800.000 Pendapatan sewa Rp800.000 3. Beban yang Belum Dibayar Misalnya, pada 31 Desember 2023 terdapat gaji untuk bulan Desember yang belum dibayar perusahaan dengan rincian dana sebagai berikut. a. untuk karyawan bagian penjualan sebesar Rp1.750.000, dan b. untuk karyawan bagian kantor sebesar Rp1.500.000. Gaji tersebut dibayarkan setiap tanggal 4 Januari 2024. Ayat jurnal penyesuaian yang dibuat pada 31 Desember 2023, yaitu sebagai berikut. Beban gaji bagian penjualan Rp1.750.000 Beban gaji karyawan kantor Rp1.500.000 Utang gaji Rp3.250.000
111 Pada awal periode, 1 Januari 2024 dibuat ayat jurnal pembalik sebagai berikut. Utang gaji Rp3.250.000 Beban gaji bagian penjualan Rp1.750.000 Beban gaji karyawan kantor Rp1.500.000 Adapun ayat jurnal yang dibuat pada saat pembayaran gaji, yaitu sebagai berikut. Beban gaji bagian penjualan Rp1.750.000 Beban gaji karyawan kantor Rp1.500.000 Kas Rp3.250.000 4. Pendapatan yang Belum Diterima Misalnya, setiap tanggal 1 Mei dan 1 November perusahaan menerima bunga sebesar Rp600.000. Ayat jurnal penyesuaian yang dibuat pada 31 Desember 2023, yaitu sebagai berikut. Piutang bunga Rp600.000 Pendapatan bunga Rp600.000
112 Jurnal pembalik yang dibuat pada 1 Januari 2024, yaitu sebagai berikut. Pendapatan bunga Rp200.000 Piutang bunga Rp200.000 Adapun ayat jurnal yang dibuat pada saat pembayaran 1 Mei 2024, yaitu sebagai berikut. Kas Rp600.000 Piutang bunga Rp600.000
113 Akuntansi Perusahaan Dagang Indrawati Mara Kesuma, SE,M.Si alah satu jenis akuntansi adalah akuntansi bisnis. Dalam akuntansi bisnis terdapat perusahaan dagang, Perusahaan dagang adalah suatu perusahaan yang kegiatan utamanya membeli barang dari produsen. Kemudian menjualnya kepada konsumen tanpa mengubah bentuknya. Contoh perusahaan dagang adalah supermarket, distributor, pusat grosir dan pengecer. S
114 A. Karateristik Perusahaan Dagang Sebelum kita membahas akuntansi perusahaan dagang, berikut beberapa ciri-ciri perusahaan dagang : 1. Kegiatan utama Perusahaan dagang adalah pembelian, penyimpanan dan penjualan barang. 2. Perusahaan dagang tidak melakukan proses produksi atau perubahan bentuk. 3. Laba akuntansi diperoleh dari total penjualan dikurangi biaya perolehan dan operasional. 4. Pencatatan pada akuntansi berdasarkan akun persediaan barang yaitu perhitungan harga pokok penjualan. B. Jenis-jenis Perusahaan Dagang Perusahaan dagang dibagi menjadi dua jenis berdasarkan dua kreteria, yaitu : 1. Berdasarkan produk yang dijual Perusahaan dagang meruapakan perusahaan yang menjual produk bahan baku. Perusahaan ini menjual produknya kepada perusahaan lain, Misalnya perusahaan kayu gelondongan. Perusahaan perdagangan barang jadi adalah perusahaan yang menjual produk jadi yang dijual kepada konsumen akhir. Misalnya tas, baju , makanan kemasan.
115 2. Berdasarkan konsumen yang terlibat Perusahaan dagang besar (grosir) adalah Perusahaan yang membeli produk dalam jumlah besar langsung dari paprik dan menjualanya dalam jumlah besar. Misalnya pedagang grosir. Perantara adalah perusahaan yang membeli produk dalam jumlah besar dan menjualnya ke pengecer dalam jumlah wajar, misalnya sub grosir Pengecer adalah perusahaan yang menjual produk secara eceran kekonsumen akhir. Mosalnya toko kelontong dan supermarket. C. Pengertian Akuntansi Perusahaan Dagang Dari definisi diatas dapat disimpilkan bahwa akuntansi perusahaan dagang adalah proses pencatatan transaksi dan analisis laporan keuangan perusahaan bisnis. Proses ini meliputi prosedur akuntansi, siklus kerja penyusunan laporan keuangan seperti neraca, laba rugi arus kas dan perubahan modal. Karena perusahaan komersil hanya menjual barang tanpa Proses produksi, maka siklus akuntansi pada perusahaan dagang berbeda dengan perusahaan jasa. Pada perusahaan dagang terdapat 4 periode operasi yaitu pembelian, penjualan persediaan dan arus kas. Jenis laporan yang dugunakan di akuntansi perusahaan dagang : Laba Rugi, Neraca, Arus Kas, Laporan Persediaan Barang, Laporan saldo Utang dan Laporan saldo Piutang.
116 D. Jenis Akun yang digunakan di Akuntansi Perusahaan dagang : 1. Akun Pembelian Akun pembelian digunakan untuk mencatat transaksi pembelian barang pada rekening Perusahaan dagang. Pencatatan ini dibuat dalam jurnal pembelian khusus, begitu pula untuk pembelian lainnya, kecuali barang yang dilakukan secara kredit. Khusus untuk transaksi pembelian tunai, dicatat pada jurnal khusu 2. Akun Penjualan Akun penjualan adalah akun untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan. Transaksi penjualan yang dilakukan secara kredit dicatat di jurnal khusus penjualan. 3. Akun Persediaan Akun persediaan sangat penting dalam akuntansi perusahaan komersial. Akun ini digunakan untuk mencatat penambahan dan pengurangan persediaan dan memantau saldo persediaan dari waktu ke waktu. Mengetahui persediaan akhir secara real time memungkinkan anda mengambil Keputusan yang tepat. 4. Akun Harga Pokok Penjualan (HPP) Akun harga pokok penjualan adalah akun yang digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan. Perhitungannya meliputi saldo awal, harga beli, dan saldo akhir. Dimasa depan, harga pokok penjualan akan
117 menjadi salah satu faktor penentu keuntungan perusahaan komersil. 5. Akun Potongan Tunai Adalah akun yang mencatat diskon atau potongan yang diberikan kepada pelanggan yang membayar secara tunai. 6. Akun Potongan Pemebelian dan potongan Penjualan Adalah akun untuk mencatat transaksi diskon yang diberikan oleh pemasok. Sedangkan akun diskon atau potongan penjualan harus mencerminkan transaksi diskon yang diberikan kepada pelanggan. 7. Akun Retur Penjualan dan Pembelian Akun Retur penjualan digunakan untuk mencatat transaksi pelanggan pada saat barang dikembalikan karena kondisi tidak sesuai atau cacat. Pada saat yang sama akun retur pembelian digunakan untuk mencatat transaksi retur pemasok. 8. Akun Pemasaran Salah satu akun khusus perusahaan dagang adalah akun pemasaran. Akun ini mencatat semua biaya yang berkaitan dengan penjualan produk sampai barang kepelanggan.
118 E. Syarat Pembayaran pada akuntansi perusahaan dagang. Adapun 2 jenis syarat pembayaran yang umumnya berlaku di akuntansi perusahaan dagang yaitu : 1. Syarat Pembayaran Tunai Ada Perusahaan komersial yang menerapkan ketentuan pembayaran tunak dalam penjualannya. Biasanya potongan atau diskon tunai berlaku jika pelanggan melakukan pembayaran secara tunai. Saat pembayaran dilakukan, transaksi dikatakan selesai. Kecuali ada masa garansi ketika perusahaan bisnis harus memberikan kompensasi kepada pelanggan. 2. Syarat Pembayaran Kredit Periode pembayaran lain dalam akuntansi perusahaan bisnis adalah periode pembayaran kredit. Pembeli dapat memnfaatkan ketentuan ini untuk menggunakan uang secara efektif dalam bisnisnya. Berikut adalah beberapa ketentuan pembayaran kredit yang umum dalam akuntansi perusahaan komersial : a. Ketentuan n/30 Ketentuan n/30 berarti pelanggan menerima jangka waktu pembayaran dalam waktu 30 hari sejak tanggal transaski. Misalnya pada 1 maret 2023, PT A membeli barang dengan nominal Rp 5.000.000,-. Dengan demikian, PT A harus membayar kredit tersebut paling lambat tanggal 31 Maret 2023.
119 b. Ketentuan 2/10. n/30 Ketentuan pembayaran 2/10. n/30 berarti pelanggan memiliki waktu 30 hari untuk membayar sejak tanggal transaksi. Namun terdapat ketentuan tambahan Dimana jika kredit dilunasi sebelum 10 hari sejak tanggal transaksi. Artinya semakin cepat pembayaran dilakukan maka semakin murah harga pembeliannya. Misalnya PT B membeli barang dengan nominal Rp. 3.000.000,- pada tanggal 1 April 2023. PT B akan membayar pinjaman teresebut pada tanggal 9 April 2023, maka PT B mendapat diskon Rp. 60.000,- atau 2% dari Rp.3.000.000,-. c. Ketentuan EOM (End Of Month) Syarat pembayaran EOM berarti pelanggan menerima pembayaran hingga akhir bulan saat transaksi berlangsung, Terlepas dari transaksi pembayaran, pelunasan harus dilakukan pada akhir bulan. Misalnya PT C membeli suatu produk pada tanggal 15/05/2023 seharga Rp. 2.000.000,- dengan jatuh tempo pembayaran pada tanggal 31/05/2023. d. Ketentuan EOM, n/10 Ketentuan pembayaran EOM, n/10 , yang berarti pelanggan mempunyai waktu hingga 10 hari untuk membayar setelah akhir bulan terjadinya transaksi. Misalnya PT D membeli suatu produk seharga Rp. 4.000.000,- pada 14/08/2023 dan PT D harus membayar paling lambat tanggal 9/10/2023.
120 e. Ketentuan EOM, 2/10 Ketentuan pembayaran EOM, 2/10 berarti pelanggan memiliki waktu hingga akhir bulan untuk membayar sejak tanggal transaksi dan menerima diskon 2% jika membayar dalam waktu 10 hari. Misalnya PT E membeli suatu produk seharga Rp.3.000.000,- pada tanggal 10 Juni 2023, maka PT E harus membayarnya sebelum akhir bulan dan mendapat potongan sebesar Rp. 60.000.000,- (2% dari Rp. 3.000.000,-) yang dibayarkan paling lambat tanggal 20/06/2023. Contoh Soal : Pada Perusahaan dagang “Diviya” transaksi yang terjadi selama bulan januari 2023 sebagai berikut 2/1 Membeli barang dagangan seharga Rp. 1.500.000,00, dengan syarat pembelian 2/15, n/30. 7/1 Dijual barang dagangan ke pada PT Serasi dengan harga Rp. 500.000 dengan syarat pembayaran 2/10, n/30. 8/1 Dijual barang dagangan dengan harga Rp. 250.000,00. 11/1 Dibayar sewa Gedung Rp.500.000,00 14/1 Diterima Kembali barang yang dijual pada tanggal 7 januari sebesar Rp. 100.000,00 karena rusak. 15/1 Dibeli tunai barang dagang seharga Rp.230.000.00. 17/1 Diterima kas dari penjualan kepada PT Serasi untuk pembayaran faktur tertanggal 7 Januari setelah dikurangi potongan tunai.
121 18/1Dibayar beban angkut Rp. 50.000,00 untuk pengangkutan tertanggal 8 januari yang lalu. 20/1 Dijual dengan kredit barang dagangan kepada CV. Anugrah Rp. 450.000,00 syarat pembayaran 3/15, n/30. 22/1 Dibeli tunai dagang seharga Rp. 250.000,00 23/1 Dibayar beban iklan Rp. 150.000.00 26/1 Diterima kas dari CV, Anugrah untuk pembayaran faktur tertanggal 20 Januari setelah dikurangi potongan Tunai. Diminta : Buatlah Jurnal Umum transaksi diatas Jawaban : Toko Divya Jurnal Umum Per 31 Januari 2023 TGL Keterangan Debet kredit 2 Pembelian 1.500.000 Utang Dagang 1.500.000 7 Piutang Dagang 500.000 Penjualan 500.000 8 Kas 250.000 Penjualan 250.000 11 Beban Sewa 500.000
122 Kas 500.000 14 Retur Penjualan 100.000 Piutang dagang 100.000 15 Pembelian 230.000 Kas 230.000 17 Kas 490.000 Potongan Penjualan 10.000,- Piutang Dagang 500.000 18 Beban Angkut penjualan 50,000 Kas 50,000 20 Piutang dagang 450.000 Penjualan 450.000 22 Pembelian 250.000 Kas 250.000 23 Beban Iklan 150.000 Kas 150.000 26 Kas 436.500 Potongan Penjualan 13.500 Piutang Dagang 450.000
123 Jurnal Khusus Pika Meri Yanti, SE., M.Ak etiap perusahaan baik besar maupun kecil selalu melakukan kegiatan transaksi keuangan. Namun, transaksi yang terjadi pada masing-masing perusahaan memiliki jumlah dan jenis yang berbeda-beda, pada perusahaan kecil transaksi keuangan yang terjadi relatif lebih kecil Baik dalam jumlah maupun dalam jenisnya. Sebaiknya pada perusahaan besar tentunya terjadi transaksi keuangan yang relatif lebih banyak. Buku harian yang selama ini dikenal adalah jurnal umum. Untuk perusahaan kecil, penggunaan jurnal umum ini dimungkinkan karena sedikitnya volume transaksi, sebaliknya S
124 dalam perusahaan besar penggunaan jurnal umum menjadi kurang efesien. Oleh karena itu, di rancang jurnal khusus (special journal) yang berguna untuk menghemat waktu, mempermudah pembagian pekerjaan, memudahkan pemindahbukuan (posting), serta menghemat biaya. Jurnal khusus merupakan jurnal yang dikelompokkan sesuai dengan jenis transaksinya. Setiap terjadi transaksi, petugas pembukuan mengidentifikasi jenis transaksi yang terjadi dan mencatatnya kedalam jurnal khusus. Misalnya bila dalam satu bulan perusahaan melakukan pembelian kredit sebanyak 20 kali, maka petugas hanya akan berurusan dengan empat atau lima akun, tergantung pada sebuah kebijakan perusahaan dalam mengklasifikasi transaksinya (Yadiati and Wahyudi, 2006). Manfaat utama jurnal khusus bagi perusahaan (Reeve et al., 2017): 1. menyebabkan terjadinya pembagian kerja, jurnal khusus dibuat berdasarkan jenisnya sehingga memungkinkan terjadinya pembagian kerja bagi orang yang mengerjakannya, untuk perusahaan besar tentu saja membutuhkan beberapa orang untuk mengerjakan beberapa jurnal khusus karena banyaknya transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. 2. Memudahkan untuk posting ke buku besar dengan adanya jurnal khusus, maka akuntan akan lebih mudah memindahkan pencatatan transaksi pada jurnal khusus ke buku besar, jenis dan metode pembayaran pada jurnal khusus menjadi jelas sehingga mudah untuk diposting ke buku besar.
125 3. Pengendalian Internal menjadi lebih baik, manajemen perusahaan akan lebih mudah untuk melakukan pengendalian internal jika hanya satu orang yang menangani satu atau dua jurnal khusus. 4. menghemat biaya dan tenaga, jurnal khusus biasanya digunakan oleh perusahaan dagang karena hanya barang yang diperjualbelikan secara kredit, sedangkan jasa tidak bisa. Transaksi yang terjadi disetiap perusahaan akan berbeda dengan perusahaan lainnya sehingga di perlukan jurnal khusus untuk menghemat biaya dan tenaga sesuai. Perbedaan antara jurnal umum dan jurnal khusus dapat dilihat di bawah ini : No Keterangan Jurnal Umum Jurnal Khusus 1 Bentuk Terdiri dari dua jalur Terdiri dari banyak lajur 2 Pemindahbukuan kebuku besar (posting) Dilakukan setiap terjadi transaksi Dilakukan secara kolektif dan berkala 3 Pencatatan Semua jenis transaksi harus dicatat dan secara kronologis Hanya mencatat transaksi – transaksi sejenis dan sering terjadi saja 4 Pelaku (Pencatat) Dapat dilakukan oleh Dapat dilakukan
126 satu orang oleh beberapa orang 5 Penggunaan Hanya pada perusahaan jasa dan perusahaan dagang kecil yang transaksinya sedikit Hanya pada perusahaan besar dan perusahaan dagang besar yang transaksinya banyak Jurnal khusus adalah suatu metode untuk merangkum transaksi yang merupakan kompenen dasar dalam sistem akuntansi. Bentuk dan jumlah jurnal khusus yang digunakan perusahaan bergantung pada karakteristik bisnisnya. Perusahaan yang memberikan kredit mungkin menggunakan jurnal khusus yang dirancang hanya untuk mencatat pendapatan atas jasa yang diberikan secara kredit . disisi lain perusahaan yang tidak memberikan kredit tidak akan memerlukan jurnal seperti itu. Jurnal khusus adalah suatu metode untuk merangkum transaksi Sesuai dengan kegiatannya, untuk sebuah perusahaan dagang, maka jurnal khusus yang harus disisapkan terdiri dari beberapa macam, terdiri dari (Yadiati and Wahyudi, 2006):
127 1. Jurnal penjualan (sales journal). Jurnal ini digunakan untuk mencatat penjualan barang dagang yang dilakukan secara kredit. Untuk penjualan secara tunai akan langsung dicatat ke dalam jurnal penerimaan kas. Sesuai dengan pengelompokkan transaksi, maka tidak ada transaksi lain yang dapat dimasukkan ke dalam jurnal penjualan selain transaksi penjualan secara kredit. Dalam jurnal ini yang akan terbit adalah perkiraan piutang dan penjualan. 2. Jurnal peneriman kas (cash receipt journal). Jurnal ini digunakan untuk mencatat semua penerimaan uang kas. Sumber uang kas baik yang berasal dari penjualan tunai ataupun penerimaan pembayaran piutang pelanggan dan peneriman kas dari sumber lain seperti dari hasil penjualan aktiva tetap. Dalam jurnal ini perkiraan yang lebih sering terlibat adalah perkiraan kas, piutang dan penjualan. 3. Jurnal pembelian (purchases journal). Jurnal yang digunakan untuk mencatat pembelian barang dagang yang dilakukan secara kredit. Dalam jurnal ini yang akan terlibat adalah perkiraan utang dan pembelian 4. Jurnal Pengeluaran kas (cash disbursement journal). Jurnal yang digunakan untuk mencatat semua pengeluaran unag kas, pengeluaran uang kas tersebut dilakukan perusahaan untuk pembelian secara tunai, pembayaran utang dan pembelian aktiva lainnya. Dalam jurnal ini yang sering terlibat adalah perkiraan kas, utang dan pembelian. 5. Jurnal umum (General Journal). Transaksi yang tidak dicatat dalam jurnal khusus dapat dicatat di jurnal umum. Jurnal umum ini pada umumnya lebih banyak
128 digunakan oleh perusahaan dagang di bandingkan perusahaan jasa. Transaksi yang tidak termasuk dalam jurnal khusus tersebut misalnya transaksi retur pembelian dan penjualan, penyusutan, koreksi kesalahan, pembelian bukan barang dagang yang dilakukan secara tunai, dan lain-lain. Jurnal umum dapat digunakan untuk mencatat penyesuaian pembukuan, penutupan pembukuan, koreksi dan transaksi-transaksi lainnya yang tidak dapat di jurnal khusus. A. Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas Dalam siklus penjualan, setiap penjualan kredit akan mengakibatkan pengkuan piutang dan dicatat disisi debit. Pada saat piutang jatuh tempo dan dibayar oleh pelanggan, maka perkiraan piutang di catat pada sisi kredit dan menimbulkan pengakuan penerimaan kas dan dicatat disisi debit, dengan menggunakan jurnal khusus pencatatan ayat jurnal tidak perlu ditulis nama perkiraan untuk setiap transaksi.
129 B. Siklus Pembelian dan Pengeluaran Kas Dalam siklus pembelian, setiap pembelian kredit akan mengakibatkan pengakuan utang dan dicatat disisi kredit. Pada saat utang jatuh tempo dan di bayarkan kepada pemasok (supplier), maka perkiraan utang dicatat pada sisi debit dan menimbulkan pengeluaran kas dan dicatat disisi kredit. Untuk mencatat pembelian kredit ini digunakan jurnal pembelian. Sedangkan untuk transaksi pembelian secara tunai, akan menimbulkan pengeluaran kas dan dicatat disisi kredit. Pencatatan pembelian ini digunakan jurnal pengeluaran kas. Dengan menggunakan jurnal khusus, pencatatan ayat jurnal, tidak perlu ditulis nama perkiraan untuk setiap transaksi. Pemindahbukuan transaksi dari jurnal ke buku besar dapat dilakukan sekaligus untuk transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu periode (Ikatan Akuntan Indonesia, 2015). C. Jurnal Penjualan (Sales Journal) Jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat transaksi penjulan secara kredit. Berikut bentuk jurnal penjualan
130 (Nama Perusahaan) Jurnal Penjualan (Periode) Cara pengisian setiap kolom dalam jurnal penjualan, yaitu sebagai berikut. 1. Kolom (1) digunakan untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi 2. Kolom (2) digunakan untuk mencatat nomor faktur bukti penjualan kredit 3. Kolom (3) digunakan untuk mencatat nama debitur 4. Kolom (4) digunakan untuk tempat pembelian tanda check mark atau nomor akun ketika jurnal telah di posting ke buku besar. 5. Kolom (5) digunakan untuk mencatat jumlah piutang dagang dan penjualan. 6. Kolom (6) digunakan untuk mencatat jumlah piutang dagang dan penjualan. Jumlah transaksi penjualan yang terjadi biasanya cukup besar dibandingkan dengan jenis transaksi yang lain. Dalam jurnal penjualan yang dicatat hanya penjualan barang secara kredit. Bukti transaksi yang menjadi dasar pencatatan penjualan adalah faktur penjualan (invoice) bukti transaksi ini dalam jurnal penjualan dicatat secara berurutan (chronologis) yang ditunjukkan oleh tanggal
131 transaksi. Dalam jurnal penjualan juga terdapat kolom “nomor faktur” yang menunjukkan nomor bukti transaksi. Nama langganan dicatat dalam kolom “nama pelanggan” dan jumlah uang dalam faktur dicatat dalam kolom “jumlah”. Dengan mencatat dalam jurnal penjualan, maka bearti perkiraan penjualan telah dicatat pada sisi kredit dan piutang dicatat pada sisi debit (Hermawan and Masyhad, 2006). Berikut ini contoh dalam mencatat transaksitransaksi ke dalam jurnal penjualan. PD Reksa Jaya Abadi adalah Perusahaan yang bergerak dibidang perdaganagan pada tahun 2020 4 Desember : dijual secara kredit kepada Toko Jp barang dagang seharga Rp 12.500.000.- dengan syarat 2/15,n/30 8 Desember: dijual secara kredit kepada Toko Meri barang dagang seharga Rp 24.000.000.- dengan syarat 2/15, n/30 15 Desember: dijual secara kredit kepada Toko Jp barang dagang seharga Rp 45.000.000.- dengan syarat 2/10, n/30 21 Desember: dijual secara kredit kepada Toko Yanti barang dagang seharga Rp 27.500.000.- dengan syarat 2/10, n/30. Catatlah transaksi diatas kedalam jurnal penjualan .
132 D. Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipts Journal) Jurnal penerimaan kas adalah jurnal khusus untuk mencatat semua transaksi penerimaan uang tunai. Berikut bentuk jurnal penerimaan kas (Firmansyah and Nurdiansyah, 2016). Syarat pembayaran adalah perjanjian yang disepakati pembeli dan penjual tentang mekanisme pembayaran barang yang di beli. syarat n/30 dan 2/10,n/30 adalah angka pertama (2) menunjukkan persentase diskon yang ditawarkan oleh penjual, angka ke dua (10) menunjukkan jumlah hari (sejak tanggal faktur) dalam waktu yang pembeli harus membayar faktur untuk mendapatkan diskon.
133 Cara pengisian setiap kolom dalam jurnal penerimaan kas. yaitu sebagai berikut : 1. Kolom (1) digunakan untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi 2. Kolom (2) digunakan untuk mencatat nama perusahaan yang melunasi transaksi 3. Kolom (3) digunakan untuk tempat pemberian tanda check mark atau nomor akun jika telah di posting ke buku besar 4. Kolom (4) digunakan untuk mencatat jumlah uang yang diterima 5. Kolom (5) digunakan untuk mencatat potongan penjualan 6. Kolom (6) digunakan untuk mencatat jumlah piutang yang dibayarkan pembeli 7. Kolom (7) digunakan untuk mencatat penjualan tunai 8. Kolom (8) digunakan untuk mencatat nomor akun pada keterangan kolom nomor 9 ketika jurnal di posting 9. Kolom (9) digunakan untuk mencatat nama akun yang ada pada kolom serba-serbi, Transaksi yang di catat paada kolom ini biasanya jarang terjadi
134 10. Kolom (10) digunakan untuk mencatat jumlah transaksi pada akun serba-serbi Setiap transaksi yang mengakibatkan penambahan uang kas akan dicatat dalam jurnal penerimaan kas (cash receipt journal). Sumber uang kas bagi perusahaan dagang diterima dari setoran pemilik modal, pencairan kredit bank, pembayaran piutang oleh pelanggan, penjualan tunai, dan bunga deposito. Oleh karena itu, jurnal penerimaan kas harus dirancang dengan memerhatikan semua jenis penerimaan uang yang biasanya terjadi dalam transaksi bisnis perusahaan. PD Reksa Jaya Abadi adalah perusahaan yang bergerak dibidang perdaganagan PD Reksa Jaya Abadi adalah Perusahaan yang bergerak dibidang perdaganagan pada tahun 2020. 9 Desember: diterima pembayaran dari Toko Jp atas penjualan barang dagangan tanggal 4 Desember 18 Desember: diterima pelunasan dari Toko Meri Penjualan tanggal 8 Januari 19 Desember: menjual barang dagangan kepada Tuan Anton Seharga Rp 16.000.000 secara tunai 30 Desember: Menjual barang dagangan secara tunai kepada nyonya Piecha Seharga Rp 21.000.000. Catatlah jurnal di atas dalam jurnal penerimaan kas.
135 E. Jurnal Pembelian (Purchases Journal) Jurnal pembelian adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pembelian secara kredit, baik barang dagangan maupun harta lainnya. Transajsi yang sering terjadi dicatat pada kolom khusus, sedangkan transaksi yag jarang terjadi dicatat pada kolom serba – serbi. Berikut bentuk jurnal pembelian. Cara pengisian setiap kolom dalam jurnal pembelian, sebagai berikut. 1. Kolom (1) digunakan untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi
136 2. Kolom (2) digunakan untuk mencatat nama perusahaan, tempat pembelian, atau nama pemasok (supplier) 3. Kolom (3) digunakan untuk mencatat syarat pembayaran yang disepakati antara penjual dan pembeli 4. Kolom (4) digunakan untuk mencatat tanda check mark atau nomor akun ketika jurnal telah di posting ke buku besar 5. Kolom (5) digunakan untuk mencatat harga pokok pembelian barang dagangan 6. Kolom (6) digunakan untuk mencatat pembelian perlengkapan atau transaksi lain yang sering terjadi 7. Kolom (7) digunakan untuk mencatat nomor akun pada keterangan nomor 7 setelah jurnal di posting 8. Kolom (8) digunakan untuk mencatat nama akun atau keterangan yang ada pada kolom serba-serbi. Transaksi yang di catat pada kolom ini biasanya jarang terjadi 9. Kolom (9) digunakan untuk mencatat harga pembelian barang yang akunnya dicatat pada kolom nomor 7 10. Kolom (10) digunakan untuk mencatat jumlah utang dagang Kegiatan dalam perusahaan dagang adalah menjual barrang yang diperoleh dari membeli barang tersebutdari produsen (pembuat barang) atau dari pihak lain. Oleh karena itu, sama halnya dengan transaksi penjualan maka transaksi pembelian juga biasanya cukup besar. Dalam jurnal pembelian (purchases journal) yang dicatat hanya pembelian secara kredit sedangkan pembelian secara tunai di catat dakam jurnal pengeluaran kas. bukti transaksi yang menjadi dasar pencatatan pembelian adalah faktur
137 penjualan (invoice) yang diterima dari pemasok. Berikut contoh dalam mencatat transaksi-transaksi ke dalam jurnal pembelian. 1 Desember : membeli barang dagangan dari Toko Mawar seharga Rp 10.500.000 dengan syarat 2/10,n/30 5 Desember : membeli barang dagangan dari Toko Melati seharga Rp 36.000.000 dengan syarat 2/10,n/30 6 Desember : membeli barang dagangan dari Toko Mawar Seharga Rp 25.000.000 dengan syarat 2/10, n/30 7 Desember : membeli peralatan toko dari Toko Caniago seharga Rp 9.000.000 dengan syarat n/30 20 Desember: membeli barang dagangan dari Toko Julia seharga Rp 12.000.000 dengan syarat 2/10,n/30 27 Desember : membeli barang dagangan dari Toko Melati seharga Rp 24.000.000 dengan syarat 2/10,n/30 Catatlah transaksi di atas dalam jurnal pembelian.
138 F. Jurnal Pengeluaran Kas ( Cash Payment Journal) Jurnal pengeluaran kas adalah jurnal khusus untuk mencatat seluruh transaksi pembayaran kas yang dilakukan oleh perusahaan. Transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran kas, antara lain pembelian barang dagangan secara tunai, pembelian perlengkapan secara tunai, pembayaran utang, prive, dan pembayaran beban. Berikut bentuk jurnal pengeluaran kas. Cara pengisian setiap kolom dalam jurnal pengeluaran kas, sebagai berikut. 1. Kolom (1) digunakan untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi 2. Kolom (2) digunakan untuk mencatat nama perusahaan yang melunasi transaksi 3. Kolom (3) digunakan untuk tempat pemberian tanda check mark atau nomor akun ketika jurnal telah di posting ke buku besar 4. Kolom (4) digunkan untuk mencatat jumlah pemberian barang dagangan yang dibeli secara tunai 5. Kolom (5) digunakan untuk mencatat pembayaran utang dagang