Manajemen Pendidikan 41 2 onsep dasar dalam manajemen pendidikan tentunya akan merujuk pada prinsip-prinsip dan pendekatan yang digunakan dalam mengelola sistem pendidikan secara efisien dan efektif. Konsep dasar dalam manjemen Pendidikan mencakup berbagai aspek yang terkait dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan dalam konteks Pendidikan. Pendidikan merupakan kata yang sering terdengar dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun kadang kita kurang memahami apa yang disebut pendidikan, apa landasan pendidikan itu, dan tujuan pendidika dan lain sebagianya. Berikut ini merupakan pendapat yang menguraikan pendidikan ditinjau dari pendapat para ahli teori tentang pendidikan dan lembagalembaga Pendidikan, diantaranya: 1. Menurut Carter V. God dalam ‚Dictionary of Education ‚ K
42 Manajemen Pendidikan 1) Pendidikan merupakan seni, praktek, atau profesi sebagai pengajar 2) Merupakan ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip prinsip dan metode metode mengajar,bpengawasan dan bimbingan murid. Dalam arti luas digantikan dengan istilah Pendidikan. 3) Merupakan seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang diwarisi atau dikembangkan masa lampau oleh generasi bangsa 2. Menurut buku‚Higher Education for American democracy‛ Pendidikan adalah suatu lembaga dalam tiap-tiap masyarakata yang beradab, tetapi tujuan tujuan pendidikn tidaklah sma dalammsetiap masyrakat. Sistem pendidikan suatu masyarakat tertentu dan tujuan pendidikan didasarkan atas prinsip-prinsip cita-cita dan filsafat yang berlaku dalam suatu masyarakat 3. Menurut professor Rechey dalam buku ‚Planing for teaching an Introduction to education ‘Istilah ‚Pendidikan‛ bekenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan an perbaikan kehidupan suatu masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya kepada masyarakat. Jdi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas dari proses yang berlangsung disekolahn saja. Pendidikan adalah suatu akyivitas social yang esensial yang memungkinkan masyarakat yang kompleks 4. Menurut Prof Lodge dalam buku ‚Philosophy of Education ‚Pendidikan dalam arti luas semua pengalaman dapt dapt dikatakan sebagai pendidikan Dalam pengertian yang lebih sempit ‚Pendidikan‛ dibatasi pada fungsi tertentu didalam masyarakat yang
Manajemen Pendidikan 43 terdiri atas penyerahan adat istiadat dengan latar belakang sosialnya, pandangan hidup masyarakatnya kepada warga masyarakat generasi berikutnya dan demikian seterusnya 5. Menurut Brubacher Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman,dan dengan alam semesta. Dari semua pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa: Pendidikan merupakan usaha manusia secara sadar dalam meningkatkan kepribadianya dengan cara mengembangkan potensi yang dimiliki baik secara rohani maupun jasmani. Usaha dalam mengembangkan kemampuan tentu memiliki tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan. Pendidikan dapat berarti juga lembaga yang bertanggung jawab terhadap tercapainya tujuan Pendidikan. Tujuan pendidikan dimaksudkan membentuk karakter tiap individu. Pendidikan merupakan hasil yang dicapai oleh perkembangan manusia. Setiap manusia tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai dalam proses pendidikan. Definisi pendidikan menurut Undangundang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) yaitu pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar diproses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
44 Manajemen Pendidikan ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Pasal 1 ayat 1). A. Konsep-Konsep Manajemen Pendidikan Kata manajemen secara etimolog berasal dari bahasa latin yaitu manus yang berarti tangan dan ager yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja manegere yang artinya menangani, Managere kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris yaitu dalam bentuk kerja to manage dengan kata benda management. Manajer untuk orang yang melakukan kegiatan manejemen. Akhirnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan. Manajemen yang kemudian mengalami perkembangan makna yakni proses pengorganisasian, pengaturan, terkait dengan pengelolaan Sumber Daya Manusia, hingga mencapai pengendalian agar suatu tujuan dapat tercapai. Dalam kebutuhan pribadi maupun bisnis sangat dibutuhkan manajemen dan keteraturan. Manajemen tentunya bisa membuat perkembangan bisnis yang dijalankan mengalami kenaikan. Pendekatan sistematis yang dikenal sebagai manajemen pendidikan digunakan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan mengontrol berbagai komponen sebuah institusi pendidikan, seperti sekolah atau universitas, untuk mencapai tujuan akademik yang telah ditetapkan. Konsep manajemen pendidikan mencakup berbagai teori, prinsip, dan praktik yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem pendidikan. Berikut adalah beberapa konsep utama yang berkaitan dengan manajemen pendidikan:
Manajemen Pendidikan 45 1. Perencanaan Pendidikan adalah tahap awal dalam manajemen pendidikan. Ini melibatkan penentuan tujuan pendidikan, identifikasi sumber daya yang diperlukan, dan perencanaan langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk mencapai keberhasilan dalam manajemen sistem pendidikan, ideide ini harus diterapkan secara menyeluruh. Manajemen pendidikan yang efektif dapat membantu mencapai tujuan pendidikan, menggunakan sumber daya dengan efisien, dan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. 2. Organisasi: Organisasi melibatkan struktur hierarki dalam lembaga pendidikan, penugasan tugas, pembagian tanggung jawab, dan pengaturan sumber daya agar sesuai dengan tujuan pendidikan. Organisasi pendidikan yang memenuhi syarat atau kriteria dapat memberikan pendidikan berkualitas tinggi dan mempersiapkan siswa dengan baik untuk masa depan. Namun, konteks dan tantangan setiap organisasi mungkin berbeda, sehingga perlu disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan unik masyarakat dan siswa yang dilayani. 3. Kepemimpinan: Kepemimpinan dalam manajemen pendidikan melibatkan peran pemimpin dalam mengarahkan, memotivasi, dan menginspirasi staf dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Pemimpin pendidikan harus memiliki visi yang jelas dan kemampuan komunikasi yang baik. Peran penting dalam manajemen pendidikan adalah kepemimpinan, yang melibatkan sejumlah tugas dan tanggung jawab penting untuk mencapai tujuan pendidikan.
46 Manajemen Pendidikan 4. Pengorganisasian Sumber Daya: Manajemen sumber daya termasuk dalam pengelolaan keuangan, pengadaan sumber daya fisik dan manusia, serta alokasi waktu dan tenaga. Dalam manajemen pendidikan, pengorganisasian adalah proses pengaturan dan strukturisasi berbagai bagian dan sumber daya yang ada di institusi pendidikan agar dapat berjalan dengan efektif, efisien, dan sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian melibatkan sejumlah tugas dan tanggung jawab yang penting dalam mengelola operasional harian institusi. 5. Pengembangan Kurikulum: Pengembangan kurikulum melibatkan desain, implementasi, dan evaluasi program pendidikan yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan siswa. Dalam manajemen pendidikan, pengembangan kurikulum adalah proses yang kompleks dan penting untuk mengatur dan mengelola sistem pendidikan. Kurikulum adalah panduan yang menjelaskan apa yang harus diajarkan dan dipelajari siswa di berbagai tingkat pendidikan. Proses pengembangan kurikulum juga harus mengikuti pedoman dan standar nasional atau regional yang relevan dan mencerminkan visi, misi, dan nilainilai lembaga pendidikan. 6. Pengukuran dan Evaluasi: Manajemen pendidikan memerlukan pengukuran dan evaluasi terus-menerus untuk mengukur kemajuan siswa, efektivitas program, dan kualitas pengajaran. Pengukuran dan evaluasi adalah proses penting dalam manajemen pendidikan yang digunakan untuk mengukur, melacak, dan mengevaluasi kinerja sistem, lembaga, dan program pendidikan. Tujuan dari pengukuran dan evaluasi ini adalah untuk
Manajemen Pendidikan 47 meningkatkan kualitas pendidikan, menemukan kekuatan dan kelemahan, dan memberikan dasar untuk pengambilan keputusan yang lebih baik tentang manajemen pendidikan. 7. Kepuasan Stakeholder: Stakeholder dalam pendidikan, termasuk siswa, orang tua, guru, dan masyarakat, harus merasa puas dengan layanan pendidikan yang diberikan. Manajemen pendidikan harus memperhatikan kebutuhan dan harapan mereka. Faktor penting dalam menjaga kualitas dan keberlanjutan lembaga pendidikan adalah kepuasan stakeholder. Stakeholder dalam manajemen pendidikan dapat mencakup siswa, orangtua, guru, staf administrasi, pemerintah, dan masyarakat umum. 8. Perbaikan Berkelanjutan: Konsep manajemen pendidikan juga melibatkan siklus perbaikan berkelanjutan, di mana lembaga pendidikan terusmenerus mencari cara untuk meningkatkan proses dan hasil pendidikan. Untuk memastikan sistem pendidikan berkualitas tinggi dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan siswa, perbaikan dan keberlanjutan dalam manajemen pendidikan sangat penting. Evaluasi dan Penilaian Berkelanjutan: Sistem pendidikan harus terus dievaluasi untuk menemukan kelemahan dan kekuatan. Ini termasuk mengumpulkan data tentang pencapaian siswa, penggunaan sumber daya, dan efektivitas metode pengajaran. Penilaian ini harus berkelanjutan dan dilakukan secara teratur. Pengembangan Kurikulum: Kurikulum harus terus diperbarui dan disesuaikan dengan kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, dan kebutuhan ekonomi.
48 Manajemen Pendidikan Selain itu, kurikulum harus menyertakan keterampilan sosial, kritis, dan kreatif, yang penting bagi siswa. Pengembangan Guru dan Tenaga Pendidik: Guru dan karyawan pendidikan harus terus dilatih untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengajar, berinteraksi dengan siswa, dan memahami perubahan dalam kurikulum dan metode pengajaran. Penggunaan Teknologi dalam Pendidikan: Teknologi telah menjadi bagian penting dari pendidikan. Perbaikan terusmenerus infrastruktur pendidikan dan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran harus menjadi prioritas utama. Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat: Peran orang tua dan masyarakat dalam pengelolaan pendidikan sangat penting. Mereka harus berkontribusi pada peningkatan sistem pendidikan dan merasa bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak mereka. Kesetaraan dan Keadilan: Pastikan bahwa semua siswa, termasuk mereka dari latar belakang yang berbeda, memiliki kesempatan yang sama dalam pendidikan, termasuk akses yang adil ke sumber daya dan peluang. Proses perbaikan dan keberlanjutan manajemen pendidikan memerlukan komitmen dari semua pihak terkait, termasuk sekolah, pemerintah, guru, orang tua, dan masyarakat. Jika semua orang berkomitmen, sistem pendidikan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi generasi mendatang. 9. Etika dan Kepatuhan Hukum: Manajemen pendidikan harus mematuhi etika yang tinggi dan peraturan hukum yang berlaku dalam menyelenggarakan pendidikan. Kepatuhan Hukum dalam Manajemen Pendidikan:
Manajemen Pendidikan 49 Kepatuhan hukum dalam manajemen pendidikan mengacu pada kewajiban lembaga pendidikan dan institusi pendidikan untuk mematuhi peraturan dan undang-undang yang berlaku. Hukum nasional, hukum pendidikan, dan peraturan internal sekolah termasuk dalam kategori ini. Beberapa aspek penting dari kepatuhan hukum dalam manajemen pendidikan adalah sebagai berikut: Kepatuhan terhadap Hak Siswa: Sekolah harus memastikan bahwa hak-hak siswa, seperti hak atas pendidikan, keamanan, dan privasi, dihormati dan dipatuhi. Kepatuhan terhadap Standar Pendidikan: Sekolah harus mematuhi standar pendidikan yang ditetapkan oleh otoritas pendidikan, seperti kurikulum yang ditetapkan pemerintah. Kepatuhan terhadap Hukum Tenaga Kerja: Sekolah harus mematuhi hukum tenaga kerja Kepatuhan terhadap Peraturan Keselamatan: Sekolah harus melindungi siswa dan karyawan dari bahaya fisik dan keamanan. Etika dan kepatuhan hukum bekerja sama dalam manajemen pendidikan untuk membuat lingkungan pendidikan yang sehat, aman, dan bermoral. Kepatuhan hukum membantu menerapkan prinsip-prinsip etika dalam kehidupan sehari-hari, sementara etika memberikan panduan moral untuk keputusan yang dibuat tentang manajemen pendidikan. 10. Perubahan dan Inovasi: Manajemen pendidikan harus siap untuk menghadapi perubahan dalam lingkungan pendidikan dan mempromosikan inovasi dalam metode pengajaran dan pembelajaran. Perubahan dan inovasi dalam manajemen pendidikan sangat penting untuk mengatasi masalah dan memanfaatkan potensi sistem
50 Manajemen Pendidikan pendidikan sepenuhnya. Ada beberapa alasan mengapa perubahan dan inovasi dalam manajemen pendidikan sangat penting: Menyesuaikan Diri dengan Perubahan Sosial dan Teknologi: Dunia terus berubah, termasuk perkembangan teknologi, budaya, dan sosial. Dengan manajemen pendidikan yang inovatif, lembaga pendidikan dapat mengikuti perkembangan ini dan memastikan bahwa siswa menerima pendidikan yang relevan dan sesuai zaman. Meningkatkan Kualitas Pendidikan: Perubahan dan inovasi, seperti penerapan teknologi, pengembangan kurikulum yang lebih relevan, dan pelatihan guru yang lebih baik, dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan. Meningkatkan Keterlibatan Siswa: Inovasi dalam manajemen pendidikan dapat membantu siswa lebih terlibat dalam kelas. Siswa lebih mungkin terlibat dan termotivasi untuk belajar jika digunakan metode yang lebih menarik dan interaktif. Untuk mencapai keberhasilan dalam manajemen sistem pendidikan, konsep-konsep ini harus diterapkan secara terintegrasi. Manajemen pendidikan yang efektif dapat membantu pencapaian tujuan pendidikan, efisiensi penggunaan sumber daya, dan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Jika kita melihat manajemen dari perspektif filsafat, yaitu dari perspektif ontologi dan aksiologi, kita akan menemukan cara untuk membuat landasan epistemologi yang tepat. Bagaimana mendapatkan pengetahuan dengan benar, dengan mempertimbangkan aspek ontologi dan aksiologi, adalah masalah utama yang
Manajemen Pendidikan 51 dihadapi oleh setiap epistemologi. Begitu juga dalam menghadapi epistemologi, yaitu bagaimana menyusun pengetahuan yang benar untuk menjadi masalah mengenai dunia empiris sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk meramalkan dan mengontrol peristiwa yang akan datang. Pada dasarnya, filsafat manajemen adalah seperangkat pengetahuan yang diperlukan untuk berpikir secara efektif tentang cara memecahkan masalah manajemen. Ini adalah inti dari manajemen sebagai bidang ilmu yang mempelajari cara mengatasi masalah organisasi dengan cara yang cerdas. Manajer harus memahami kebenaran, asumsi, dan nilai-nilai manajemen. Pada akhirnya, semua orang akan puas dengan penerapan pendekatan sistematis dalam praktik manajemen. Manajemen pendidikan adalah cabang ilmu sosial yang berfokus pada mempelajari prilaku manusia sebagai subjek dan objek. Secara filosofis, prilaku manusia dipengaruhi oleh sistem, interaksi antar manusia, dan iklim organisasi (konteks organisasi). Ketiga interaksi ini berinteraksi dengan lingkungan luar secara individu dan kolektif. Beberapa ahli menggunakan istilah "manajemen pendidikan" dan "administrasi pendidikan" untuk menggambarkan hal yang sama, tetapi mereka sebenarnya memiliki arti yang sama. Nanang Suhardan dan Nugraha Suharto menggunakan istilah administrasi pendidikan dalam hal ini. Administrasi pendidikan adalah bidang yang menyelidiki pendidikan dari sudut pandang kerja sama
52 Manajemen Pendidikan selama proses mencapai tujuan pendidikan. Manajemen pendidikan, menurut Made Pidarta, adalah proses menggabungkan berbagai sumber pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.H.A.R. Tilaar mengatakan manajemen pendidikan adalah menggerakkan semua sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Djam'an Satori menggambarkan manajemen pendidikan sebagai proses kerja sama yang menyeluruh dengan memanfaatkan semua sumber daya dan materi yang tersedia untuk secara efektif dan efisien mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Menurut Sulistyorini, manajemen pendidikan adalah suatu proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok orang dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan dengan lebih efisien dan efektif. Dilihat dari pengertian manajemen dan pengertian pendidikan diatas, maka kita dapat mendefinisikan Manajemen Pendidikan sebagai suatu Proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang berupa Manusia (man), Uang (money), Materi (materials), Metode (method), Mesin (machines), Pasar (market), Waktu (minute) dan Informasi (information) untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam bidang pendidikan. Objek atau sumber daya yang menjadi kajian dalam manajemen pendidikan ada tujuh, yaitu: a. Manusia Man atau manusia adalah unsur terpenting yang perlu dikelola dalam manajemen pendidikan, pengelolaan yang biasa dilakukan misalnya dengan mengor-
Manajemen Pendidikan 53 ganisasikan manusia dengan melihat apa yang menjadi keahlian orang tersebut. Salah satu faktor kunci yang sangat penting dalam manajemen pendidikan adalah manusia. Manajemen pendidikan adalah proses mengelola sumber daya, kebijakan, dan praktik pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks ini, manusia merujuk pada semua orang yang terlibat dalam sistem pendidikan, termasuk siswa, guru, administrator, orang tua, dan masyarakat secara keseluruhan. b. Money Money atau uang dimaksudkan untuk mengelola pemdanaan atau pembiayaan secara efisien sehingga tidak terjadi pemborosan dalam suatu lembaga pendidikan. Anggaran, atau uang, adalah komponen penting dalam manajemen pendidikan. Manajemen anggaran yang baik membantu sekolah, universitas, atau lembaga pendidikan lainnya menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung kegiatan pendidikan secara efektif. Berikut ini adalah beberapa poin penting yang berkaitan dengan sumber daya keuangan dalam manajemen pendidikan: Perencanaan Anggaran: Perencanaan anggaran adalah langkah pertama dalam manajemen keuangan pendidikan. Lembaga pendidikan harus menetapkan anggaran yang diperlukan untuk operasional, pengembangan kurikulum, pelatihan guru, fasilitas, dan hal-hal lainnya. Sumber Dana yang digunakan untuk pendidikan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti dana pemerintah, donasi, biaya pendaftaran siswa, atau hasil penjualan barang atau jasa.
54 Manajemen Pendidikan Manajemen yang baik mengidentifikasi sumber daya yang ada. c. Materials Materials atau bahan materi merupakan aspek yang tidak kalah penting dalam manajemen pendidikan, melalui pengelolaan material maka bisa terbentuk kurikulum yang berisi panduan dasar untuk mentranfer ilmu dari guru ke siswa. Komponen manajemen pendidikan ini sangat penting untuk memastikan bahwa sistem pendidikan berjalan dengan baik, efektif, dan efisien. Untuk memastikan bahwa pendidikan tetap relevan dan berkualitas, penting untuk memperhatikan perkembangan teknologi dan tren pendidikan yang terus berubah. d. Method (Metode) Pengelolaan metode dalam manajemen pendidikan juga harus dilakukan dengan baik, metode yang digunakan untuk mengajar guru di sekolah satu dengan guru di sekolah lain tidak sama karena tergantung pada kesiapan siswa. Metode manajemen pendidikan ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi oleh institusi pendidikan, baik itu sekolah, perguruan tinggi, atau lembaga lainnya. Penting untuk memahami bahwa manajemen pendidikan adalah proses yang berkelanjutan dan dinamis yang melibatkan berbagai komponen sistem pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Manajemen Pendidikan 55 e. Market Market atau pasar adalah salah satu kunci yang menentukan sekolah atau lembaga pendidikan tersebut menjadi lembaga pendidikan yang besar atau kecil, pasar yang dimaksud adalah masyarakat secara luas, sasaran yang dituju adalah masyarakat yang berniat menyekolahkan putra putri mereka. Dalam manajemen pendidikan, asas mengacu pada pemahaman dan pengelolaan dinamika yang terlibat dalam penyediaan layanan pendidikan dengan siswa atau siswa dianggap sebagai konsumen. Ide ini berfokus pada cara sekolah, perguruan tinggi, atau lembaga pendidikan lainnya berinteraksi dengan siswa dan pemangku kepentingan lainnya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mereka. Pasar manajemen pendidikan mengakui bahwa pendidikan adalah layanan yang ditawarkan kepada pelanggan, yaitu siswa. Strategi pengelolaan pasar yang efektif dapat membantu institusi pendidikan menjadi lebih menarik dan memenuhi kebutuhan siswa dengan lebih baik. f. Minutes (Waktu) Minutes atau waktu dalam manajemen pendidikan perlu dikelola dengan baik karena waktu belajar peserta didik di sekolah sangat terbatas, sehingga perlu pengelolaan yang baik supaya waktu belajar mengajar menjadi lebih efisien. Dalam manajemen pendidikan, waktu adalah komponen penting yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan pendidikan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan waktu yang efektif dapat membantu proses pendidikan menjadi lebih baik dan
56 Manajemen Pendidikan mencapai hasil yang diinginkan. Berikut adalah beberapa konsep dan komponen waktu yang berkaitan dengan manajemen pendidikan: perencanaan waktu, pengelolaan kelas, evaluasi waktu, penggunaan teknologi, efisiensi dan prioritas. Sekolah dengan manajemen waktu yang efektif dapat meningkatkan kualitas pendidikan, meningkatkan produktivitas, dan mencapai tujuan. Manajemen waktu yang efektif juga dapat mengurangi stres dan kebingungan yang mungkin muncul karena masalah pengelolaan waktu. B. Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan Fungsi manajemen pendidikan adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dalam Manajemen terdapat fungsifungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya. Menurut George R. Terry, fungsi manajemen ada empat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian (controlling). 1. Perencanaan Perencanaan, juga dikenal sebagai "planning", adalah proses merencanakan bagaimana menggunakan sumber daya yang tersedia. Untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk mencapainya, perencanaan dilakukan. Perencanaan juga dapat berarti proses penyusunan tujuan dan sasaran organisasi serta pembuatan "peta kerja" yang menunjuk-
Manajemen Pendidikan 57 kan cara pencapaian tujuan tersebut. Untuk mengarahkan proses pendidikan dan mencapai tujuan pendidikan dengan efektif dan efisien, perencanaan adalah langkah penting dalam fungsi manajemen pendidikan. Fungsi manajemen ini mencakup berbagai kegiatan, seperti perencanaan strategis, perencanaan program, perencanaan anggaran, perencanaan kurikulum, dan sebagainya. 2. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah proses membagi suatu kegiatan besar menjadi lebih banyak kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian membantu manajer menentukan orang yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang telah dibagi. Pengorganisasian adalah proses mengumpulkan tenaga kerja manusia, modal, dan peralatan dengan cara yang paling efisien untuk mencapai tujuan upaya pemaduan sumber daya. Dalam manajemen pendidikan, pengorganisasian merujuk pada proses perencanaan, pengelolaan, dan pengaturan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Ini adalah komponen penting dari manajemen pendidikan yang membantu memastikan bahwa sistem pendidikan berjalan dengan baik, efektif, dan berkelanjutan. Pengorganisasian manajemen pendidikan sangat penting untuk mengarahkan dan mengelola seluruh sistem pendidikan, baik di tingkat sekolah, perguruan tinggi, atau lembaga lainnya. Ini membantu membuat lingkungan yang mendukung proses belajar mengajar,
58 Manajemen Pendidikan pengembangan kurikulum, dan pencapaian tujuan pendidikan. 3. Pelaksanaan Mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha dikenal sebagai pelaksanaan. Pelaksanaan adalah proses menggerakkan orang-orang untuk melakukan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan sehingga proses menjadi lebih efisien dan hasil kerja lebih baik. Rencana pendidikan dilaksanakan pada tahap pelaksanaan. Ini melibatkan kegiatan sehari-hari dalam sistem pendidikan, seperti mengajar, mengelola sekolah, menyediakan fasilitas, dan memberikan dukungan kepada siswa. Selama proses pelaksanaan, tujuan pendidikan harus dicapai. 4. Pengendalian Pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja dan melakukan perubahan jika diperlukan. Proses yang dilakukan untuk memastikan bahwa semua kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan dilaksanakan dapat mencapai tujuan pendidikan. Pemberian balikan dan tindak lanjut pembandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan dan tindakan penyesuaian yang diambil jika terjadi penyimpangan dikenal sebagai pengendalian. Dalam proses manajemen pendidikan, pengendalian adalah langkah terakhir. Ini termasuk melacak, menilai, dan memperbaiki pelaksanaan. Tindakan korektif harus diambil untuk memperbaiki ketidaksesuaian antara hasil
Manajemen Pendidikan 59 yang diharapkan dan yang telah dicapai. Penting untuk diingat bahwa manajemen pendidikan adalah proses yang berkelanjutan, dan setiap fungsi harus dijalankan dengan benar untuk mencapai hasil pendidikan yang baik. Rencana pendidikan dijalankan di tahap pelaksanaan proses ini, yang berdampak langsung pada pengalaman belajar siswa.
60 Manajemen Pendidikan 3 alam hal ini, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menegaskan bahwa pembangunan nasional adalah upaya pembangunan yang berkelanjutan yang meliputi seluruh unsur kehidupan masyarakat, bangsa untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Berhubungan dengan penggunaan teknologi dalam kehidupan manusia, menentukan tren pembelajaran yang tepat dan strategi yang diharapkan untuk membantu peserta didik menyesuaikan diri dengan Era 4.0 adalah tugas yang sulit. Untuk bertahan hidup dan bersaing, kemampuan sumber daya manusia sangat penting. Pendidikan Harus Menyusun Manajemen Strategis Agar Bisa Memenuhi Kebutuhan Sdm Di Era 4.0. Pendidikan Membutuhkan Pola Berpikir Hots (Higher Order Thinking Skill). SDM Pendidikan Membutuhkan Pengetahuan dan Kemampuan Teknologi Tambahan. Sehingga D
Manajemen Pendidikan 61 Sdm Pendidikan Di Era 4.0 Benar-Benar Mumpuni Dan Mampu Menjawab Setiap Tantangan, Perlu Dibuat Dan Diimplementasikan Strategi Yang Tepat. Pemberdayaan dan Pengembangan. Dalam era globalisasi, pendidikan sangat penting. Tiga masalah ini memengaruhi perkembangan dunia pendidikan. Globalisasi dan teknologi sangat memengaruhi peningkatan SDM, yang merupakan tugas dan tanggung jawab utama pendidikan. Dalam proses pendidikan, nilai-nilai sosial yang berubah, globalisasi, dan kemajuan teknologi dan informasi semuanya harus dipertimbangkan, terutama karena tanggung jawab dunia pendidikan untuk mencapai tujuan utama melahirkan manusia yang berkualitas. Karena pergeseran besar dari fokus kerja otot (otot kerja) ke kerja mental (kerja mental), pendidikan mulai dianggap sebagai tonggak utama dalam pembangunan konsepsi ekonomi pengetahuan. Penguasaan informasi sangat penting dalam gagasan ini, sehingga proses diperlukan. Pengumpulan, penyaringan, dan analisis data menjadi sangat penting. A. Tantangan Internal Manajemen Pendidikan Abad ke-21 membawa perubahan yang dikenal sebagai era globalisasi. Globalisasi modern membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan tentang nilai-nilai bangsa. Pendidikan karakter nasional adalah dasar bangsa dalam Upaya membantu perkembangan psikologis anak baik lahir maupun batin, pendidikan karakter adalah proses yang berlangsung selama bertahun-tahun. Karena itu, untuk mencapai tujuan pendidikan karakter, diperlukan pengendalian yang efektif dan sinergis diantara berbagai bagian pendidikan yang bekerja sama dengan baik yang
62 Manajemen Pendidikan bersifat baik formal, nonformal, dan informal, di sekolah, keluarga, dan komunitas. Keluarga memainkan peran yang sangat penting dalam memberikan dasar yang kuat untuk anak-anak. Beberapa tantangan umum yang dihadapi dalam manajemen pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Perubahan Kebijakan Pendidikan Pemerintahan berasal dari "Pemerintah", sedangkan "perintah" berasal dari "perintah", yang berarti menyuruh orang melakukan sesuatu. Pemerintah adalah entitas yang memiliki otoritas untuk memerintah sebuah negara atau wilayah (negara) atau badan legislatif tertinggi (seperti kabinet) merupakan pemerintah). Selanjutnya, pemerintahan adalah tindakan (cara, hal, tugas dan sebagainya) mengawasi. Pengertian sebelumnya menunjukkan bahwa istilah "pemerintahan" dan "pemerintah" mempunyai perspektif yang berbeda, di mana istilah pemerintah mengacu pada masalah atau mereka memiliki otoritas untuk memerintah atau berkuasa, karena kekuasaan berarti kekuasaan. Pemerintah menunjukkan bagaimana para pemimpin melaksanakan fungsi dan tanggung jawab mereka. sesuai dengan kekuatan yang dia miliki. Namun, pada akhirnya, kedua istilah itu digunakan oleh individu secara bergandengan atau silih berganti. Kebijakan pendidikan yang terus berubah dapat menjadi tantangan bagi manajemen pendidikan di Indonesia. Mereka perlu memahami dan mengimplementasikan kebijakankebijakan baru serta menyesuaikan proses dan praktik pendidikan sesuai dengan perubahan tersebut.
Manajemen Pendidikan 63 2. Keterbatasan Sumber Daya Sumber daya yang terbatas, seperti anggaran, fasilitas, peralatan, dan personel, sering menjadi tantangan dalam manajemen pendidikan. Keterbatasan tersebut tentu menghambat dalam memanajemen dalam bidang tertentu. Manajemen pendidikan perlu mengelola sumber daya yang ada dengan efisien, mencari sumber daya tambahan, dan mengalokasikan mereka secara bijaksana. Konsep kelangkaan mengatakan bahwa ketika jumlah alat yang dibutuhkan lebih sedikit daripada jumlah alat yang dibutuhkan, orang memilih antara berbagai pilihan yang paling menguntungkan. Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, dan Sumber Daya Modal adalah beberapa sumber daya yang harus dialokasikan dengan bijak dan rasional untuk menghasilkan berbagai barang dan jasa sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Sumber daya, baik sumber daya alam maupun manusia, diperlukan untuk pembangunan negara. Keduanya adalah sumber daya yang sangat penting. dalam mengukur keberhasilan negara. Namun, jika ditanya, mana yang lebih penting dari kedua sumber daya, Sumber daya manusia adalah hal yang paling penting. perluasan elemen manusia yang sangat Ini menonjol karena pola pemikiran tentang manajemen saat ini banyak dididasarkan pada faktor atau berorientasi pada faktor sebagai komponen terpenting dari pada manajemen itu sendiri, serta pola ini diterjemahkan sebagai kegagalan suatu proses
64 Manajemen Pendidikan administrasi untuk bagian terbesar dari tentukan oleh faktor manusia dalam proses manajemen terkait. Sumber daya manusia yang dibutuhkan menentukan keberhasilan pembangunan, faktor manusia harus diutamakan dalam prinsip dan pelaksanaan manajemen yang relevan. Banyak uang yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada Provinsi Papua untuk membantu penduduk asli Papua yang tinggal di desa atau kampung-kampung. Namun, karena Papua telah terintegrasi dengan baik, kualitas manajemen sumber daya manusia tidak diterapkan secara efektif di semua sistem, yang menyebabkan kendala yang berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia sebagai Dengan mempertimbangkan pentingnya pembangunan, yang juga merupakan komitmen nasional Indonesia, perencanaan yang tepat diperlukan untuk mewujudkan sistem. Perencanaan ini harus mampu mengantisipasi berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan itu sendiri, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perencanaan pembangunan ini harus memiliki kualitas manajemen sumber daya manusia yang dapat diandalkan untuk pembangunan daerah dan pembanguan. 3. Perubahan Demografi dan Keanekaragaman Perubahan dalam demografi siswa, seperti pertumbuhan populasi maupun ledakan populasi yang ada di Tengah-tengah masyarakat, pergeseran demografis, dan keanekaragaman siswa yang multikultur, dapat menjadi tantangan tersendiri dalam manajemen pendidikan. Manajeme pendidikan perlu menghadapi
Manajemen Pendidikan 65 kebutuhan yang beragam, menciptakan lingkungan inklusif, dan mempromosikan keadilan pendidikan. Masyarakat disabilitas adalah salah satu kelompok masyarakat yang terlihat dalam masyarakat inklusif. Sebagai bagian dari masyarakat inklusif, penyandang disabilitas menghadapi perbedaan dari segi fisik dan kemampuan berpikir mereka, yang menentukan bagaimana kita menangani perbedaan tersebut. Karena, secara empiris, masih ada hak-hak yang belum terakomodir dengan baik di lapangan dan perlindungan sosial yang belum optimal dan maksimal. Gambaran di atas menunjukkan bahwa inklusif memiliki hubungan yang sangat erat dengan masyarakat. Dengan mempertimbangkan bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, mereka tidak dapat bertahan hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Jadi, masyarakat inklusif adalah semua orang yang tinggal di wilayah tertentu yang saling bertanggung jawab untuk menciptakan dan menyediakan layanan dan fasilitas yang diperlukan. Oleh karena itu, setiap anggota masyarakat membutuhkan layanan dan sarana khusus yang sesuai dan sesuai dengan kebutuhan unik mereka. UndangUndang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas secara eksplisit menyatakan bahwa kebijakan harus menunjukkan keadilan dan pelayanan yang berkelanjutan untuk memberikan perlindungan dan hak bagi penyandang disabilitas. Undang-undang tersebut mengakomodir semua kebutuhan penyandang disabilitas mulai dari pelayanan, pemenuhan, dan hak mereka,
66 Manajemen Pendidikan termasuk hak mereka untuk berpartisipasi dalam pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Undangundang tersebut juga mengakomodir hak penyandang disabilitas perempuan terkait dengan hak kewanitaan mereka, seperti menerima atau menolak penggunaan alat kontrasepsi, dan hak untuk anak penyandang disabilitas. 4. Teknologi dan Inovasi Teknologi bukanlah hal baru bagi dunia pendidikan saat ini. Teknologi justru sangat menunjang pembelajaran yang mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan teknologi dan inovasi pendidikan mempengaruhi cara pembelajaran dan pengajaran dilakukan. Manajemen pendidikan perlu mengintegrasikan teknologi dengan tepat, memberikan pelatihan kepada staf, dan memastikan bahwa inovasi diterapkan untuk meningkatkan pembelajaran dan hasil siswa. Dengan cepatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, itu sudah menjadi kenyataan. Saat ini, dampaknya semakin meluas ke berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk pendidikan. Untuk menggunakan teknologi dalam bidang pendidikan, kita perlu memahaminya. Salah satunya dengan memahami teknologi. Selain itu, penelitian ini merupakan bagian dari studi literatur dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif dan penelitian kepustakaan yang bertujuan untuk menjelaskan peran inovasi pendidikan dalam pembelajaran berbasis teknologi digital. Penulis menggunakan berbagai literatur seperti artikel, jurnal, dan dokumen yang berkaitan dengan topik penelitian ini.
Manajemen Pendidikan 67 Fokus penelitian ini adalah peran inovasi pendidikan, teknologi digital pada pendidikan, dan dampak teknologi digital pada pendidikan, dan pendidikan dasar dan dasar pendidikan. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi adalah proses perubahan dan pembaruan. Untuk dapat terus berkembang dan mengikuti perkembangan di bidang lain, dunia pendidikan harus inovatif. Penggunaan teknologi memiliki dampak positif dan negatif. Jika berbagai pihak bekerja sama dengan baik untuk mengurangi dampak positif, dampak negatif dapat diminimalkan. Inovasi dalam pendidikan sangat penting untuk pembelajaran berbasis teknologi digital. Untuk memanfaatkan teknologi digital secara optimal, inovasi diperlukan. Seluruh bagian masyarakat diharapkan dapat berkolaborasi dan mendukung satu sama lain untuk mengoptimalkan berbagai inovasi pendidikan yang menggunakan teknologi digital. Harapannya adalah bahwa semua pihak, termasuk guru dan profesional pendidikan lainnya, dapat memanfaatkan teknologi modern. 5. Kualitas Pengajaran dan Pembelajaran Untuk memastikan kualitas pengajaran dan pembelajaran yang efektif adalah tantangan utama dalam manajemen pendidikan. Adapun bentuk manajemen pendidikan dengan memberikan dukungan dan pengembangan profesional kepada staf pengajar, menerapkan metode pengajaran yang inovatif, dan memantau hasil pembelajaran siswa secara teratur. Kualitas pembelajaran adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan metode pedagogis yang efektif
68 Manajemen Pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan siswa. Ini mencakup aspek seperti desain kurikulum yang efektif dan tentu saja konten, berbagai konteks pembelajaran (seperti eksperimen, pembelajaran kolaboratif, studi dipandu independen, proyek, dll.), penerimaan dan penggunaan umpan balik yang efektif, dan penilaian hasil pembelajaran. Ini juga mencakup pelayanan siswa yang baik dan lingkungan belajar yang beradaptasi. Pengalaman menunjukkan bahwa pembinaan kualitas pengajaran adalah upaya yang melibatkan berbagai tingkatan. Ada tiga tingkat dukungan yang saling bergantung untuk mengajar yang baik. Meskipun demikian, konsep pendidikan tidak menemukan cara dan sifat manusia yang cerdas. Dengan menerapkan visi dan filosofi tersebut, perhatian hanya tertuju pada masalah metodologi tanpa mencapai inti masalah. Selama periode ini, empat hal muncul. Pertama, gunakan sistem mekanis untuk mengajar. Dengan cara yang sama seperti kecenderungan untuk memperlakukan siswa dengan cara yang sama seperti mesin, yang merupakan benda mati yang proses hidupnya hanya bergantung pada hal-hal di luarnya, Tanpa mempertimbangkan kemampuan dan potensi mereka, peserta didik dianggap sebagai botol kosong yang perlu dipenuhi. Sementara guru hanya berfungsi sebagai pelaksana program dengan mengajar secara rutin, kepala sekolah menjadi pelaksana program yang tidak boleh menyimpang dari gagasan atasannya. Kedua, menggunakan hubungan tanpa melibatkan siswa di ruang kelas mengabaikan inovasi, kreativitas, dan daya
Manajemen Pendidikan 69 nalar anak. Tidak mengherankan bahwa ketika anakanak berbeda pendapat dengan pendidik mereka dan mempertahankan pendapat mereka, guru menggunakan kekuatan mereka untuk menghalangi argumen anakanak. Ketiga, biasanya pembelajaran hanya menekankan aspek kognitif. Aspek psikomotorik dan afektif juga terabaikan. Akibatnya, anak didik tidak memiliki banyak sifat interpersonal, seperti tenggang rasa, kemandirian, kemampuan bekerja sama, dan perasaan. Hal yang sama juga terjadi pada guru; karena mereka harus mengajar banyak materi, mereka tidak lagi memiliki kesempatan untuk bersosialisasi dengan siswa mereka. Akibatnya, tugas mereka sebagai pendidik terabaikan. Bukan tugasnya untuk membangun karakter dan kepribadian anak didik, tetapi hanya menyampaikan informasi kepada mereka. Keempat, kurikulum dirancang untuk memenuhi keinginan para pengambil kebijakan daripada memenuhi kebutuhan masyarakat dan siswa. Hasilnya adalah siswa menerima kurikulum yang tidak biasa dan aneh. Banyak mata pelajaran yang tidak relevan atau sama sekali tidak terkait dengan pengalaman hidup sehari-hari anak didik diberikan. 6. Penilaian dan Akuntabilitas Tantangan internal yang menghambat manajemen pendidikan salah satunya adalah penilaian dengan menggunakan data yang akurat dan sistem akuntabilitas yang baik merupakan tantangan penting dalam manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan perlu mengembangkan dan menerapkan metode penilaian yang baik untuk memantau kemajuan siswa dalam
70 Manajemen Pendidikan pembelajaran, dan memenuhi persyaratan akuntabilitas yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan dan pemerintah. Penilaian pendidikan dalam Permenedikbud No. 66 tahun 2013 adalah proses pengumpulan informasi dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup, penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan harian,ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian tingkat mutu kompetensi, ujian nasional dan ujian sekolah/ madrasah. Kemudian dijelaskan lagi dalam Permendikbud no. 23 tahun 2016 sebagai penggantinya, bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Menurut Permendikbud 23 Tahun 2016, Standar Penilaian Penddidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur dan instrument penilaian hasil belajar pesrta didik yang digunakan sebgai dasar dalam penilaian hasil belajar perserta didik pada pendidikan dasar dan menengah . Standar penilaian pendidikan tersebut sebagai acuan penilaian bagi pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah pada penedidikan dasar dan menegah.Standar penilan pendidikan bertujauan untuk menjamain : 1). Perencanaan penilaian pesrta didik sesuai dengan kompetensi yang akan di capai dan berdasarkan prinsip prinsip penilaian, 2). Pelaksanaan penilaian peserta didik secra professional, terbuka, efektif, efiisen dan sesuai kontek social budaya, dan 3). Pelaporan hasil
Manajemen Pendidikan 71 penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel da informatif. B. Tantangan Eksternal Manajemen Pendidikan Tantangan terhadap manajemen manajemen Pendidikan berkaitan dengan sumber daya manusia. Namun perlu diperhatikan terkait tantangan yang berasal dari eksternal (luar) manajemen pendidikan. Stakeholders merupakan lembaga atau manusia yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh seberapa baik sumber daya manusia yang dikelola oleh suatu organisasi melalui penerapan manajemen sumber daya manusia. Adapun tantangan manajemen pendidikan yang berkaitan dengan sumber daya manusia (Meilan Sugiarto, 2007). Adapun tantangan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Keragaman tenaga kerja. Tenaga kerja bersifat terbatas, terutama yang agak menonjol adalah perbedaan berdasarkan jenis kelamin dan usia. Namun perusahaan harus siap dalam mengantisipasi keragaman tenaga kerja dalam rangka globalisasi, karena keragaman akan meluas dengan masuknya modal asing yang berarti juga masuknya tenaga kerja asing dari berbagai etnis atau bangsa. Sumber daya manusia dalam hal manajemen pendidikan yang dimiliki oleh organisasi atau Lembaga-lembaga merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karya (rasio, rasa, dan karsa). Semua potensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia dapat memengaruhi upaya
72 Manajemen Pendidikan organisasi dalam mencapai tujuan. Organisasi akan kesulitan mencapai tujuannya apabila tidak ada sumber daya manusia (Sutrisno, 2009). Hornby (dalam Eze et al., 2019) mendefinisikan tenaga kerja sebagai totalitas orang yang bekerja dalam suatu organisasi. Menurut Eze et al. (2019), keragaman dapat dikategorikan lebih spesifik dalam beberapa kategori: keragaman kategori sosial, keragaman informasi, keragaman budaya, dan keragaman nilai. Keragaman kategori sosial mengacu pada perbedaan jelas di antara anggota kelompok, seperti ras, jenis kelamin, dan etnis. Keragaman informasi mengacu pada variasi dalam latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, pelatihan, dan keahlian anggota kelompok. Keanekaragaman budaya didefinisikan sebagai keanekaragaman yang disebabkan oleh kehadiran berbagai budaya, mengingat orang yang berasal dari budaya yang berbeda akan membentuk identitas berdasarkan prinsip yang sama. Perbedaan budaya yakni ketika anggota kelompok kerja berbeda, keragaman nilai muncul. Menurut Robbins dan Judge (2016) ada dua tingkatan keragaman yang ada, yaitu keragaman tingkat permukaan (surface-level diversity) dan keragaman tingkat dalam (deep-level diversity). Keragaman tingkat permukaan merupakan perbedaan karakteristik yang mudah dilihat dan tidak dapat diubah sama sekali, seperti jenis kelamin, ras, etnis, umur, dan disabilitas. Keragaman tingkat dalam adalah perbedaan karakteristik yang sulit dilihat, seperti kepribadian, nilai-nilai, sikap,
Manajemen Pendidikan 73 dan preferensi kerja, yang akan terlihat seiring dengan lamanya seseorang mengenal orang lain dengan baik. 2. Globalisasi Dari sudut manajemen sumber daya manusia mengharuskan dilakukannya usaha memiliki sumber daya manusia yang mampu mengatasi pengaruh perkembangan bisnis atau ekonomi internasional seperti resesi penurunan atau kenaikan nilai uang. Globalisasi yang terus berkembang harus mengupayakan tersedianya sumber daya manusia dengan kemampuan ikut serta dalam bisnis global atau internasional dan perdagangan bebas. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompetitif dalam era globalisasi saat ini, pendidikan harus menjadi hal yang utama dan penting. Tingkat produktivitas kerja yang rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi masih ada di Indonesia, dibandingkan dengan beberapa negara di ASEAN. Batasan ekonomi, perdagangan, dan perpindahan sumber daya manusia telah dihapus oleh globalisasi yang didorong oleh pertumbuhan teknologi yang sangat cepat. Hal yang penting untuk diantisipasi adalah cara pendidikan tinggi menghadapi tantangan globalisasi. Dalam penelitian ini, fakta-fakta saat ini akan dipelajari, teori yang relevan akan dipaparkan, analisis akan dilakukan, dan kemudian kesimpulan akan dibuat. organisasi dan aktivitasnya. Pengelolaan yang direncanakan, terorganisir, terarahkan, dan terukur selalu harus disesuaikan dengan peningkatan dan tantangan yang timbul dari globalisasi secara
74 Manajemen Pendidikan keseluruhan. Faktor-faktor penting yang harus terus dikembangkan dan diselaraskan termasuk karakteristik generasi, kinerja dan budaya organisasi, fleksibilitas dan inovasi, serta adaptabilitas teknologi informasi. Pembaruan, komunikasi organisasi, strategi, inovasi, dan investasi dalam aset fisik dan non-fisik adalah tantangan yang dihadapi manajemen pendidikan tinggi di era globalisasi. Hampir semua aspek kehidupan manusia telah berubah sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak masalah hanya dapat diselesaikan melalui kemajuan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan ini tidak hanya membawa manfaat bagi kehidupan manusia, tetapi juga telah membawa manusia ke era persaingan global yang semakin ketat. Sebagai negara, kita harus terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mampu berperan dalam persaingan global. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif, dan efisien selama proses pembangunan. Jika kita ingin tetap kompetitif di era globalisasi saat ini, ini harus dilakukan secara sistematis. 3. Peraturan pemerintah. Sumber daya manusia harus memiliki kemampuan dan daya saing. Peraturan pemerintah yang mampu membuat keputusan dan kebijaksanaan yang sesuai dengan peraturan perundangn-undangan dari
Manajemen Pendidikan 75 pemerintah. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang memilki kemampuan menontrol agar terhindar dari situasi konflik, keresahan, komplain dan lainnya khususnya dari para pekerja dengan atau tanpa keikutsertaan serikat pekerja. Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan di Indonesia yang ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tingkat pusat sedangkan di tingkat wilayah dan daerah ditentukan oleh eksekutif untuk menjalankan peraturan dan Undang Undang sebagaimana mestinya untuk dijadikan pondasi landasan pedoman dasar. Oleh karena itu, peraturan pemerintah harus sejalan dengan manajemen pendidikan agar keselarasan dan saling mendukung. 4. Kekurangan tenaga kerja yang terampil. Tenaga kerja terampil merupakan komponem yang diperlukan baik untuk melaksanakan pekerjaan teknis. Keterampilan untuk mengerjakan maupun untuk pekerjaan manajerial dan pelayanan yang tidak mudah mendapatkan yang kompetitif diantara yang tersedia di pasar tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan sangat penting dalam hal kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri berkorelasi dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah dan sektor swasta berusaha mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai inisiatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan mengembangkan dan memperbaiki kurikulum, sistem evaluasi, pengadaan dan pengembangan materi ajar, dan perbaikan sarana
76 Manajemen Pendidikan pendidikan, juga memberikan pelatihan kepada guru dan staf kependidikan lainnya. 5. Perubahan sosial dan kultural Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses membangun peradaban bangsa, sehingga harus selalu bertumpu pada konsep pertumbuhan, pengembangan, pembaharuan, dan kelangsungannya. Akibatnya, penyelenggaraan pendidikan harus dikelola oleh profesional. Pendidikan membutuhkan komitmen nasional karena peran strategisnya dalam pembangunan peradaban negara. Kabupaten dan kota harus mengikuti dukungan pemerintah dengan membagi anggaran pendidikan sesuai dengan amanat konstitusi. Menurut Abdullah (2011: 207) adalah perubahan sosial yang mengalami perubahan dari satu keadaan ke keadaan sosial lain disebut perubahan sosial. Perubahan sosial pasti memiliki jalan dan tujuan. Hanya mereka yang memiliki kesempatan untuk menyelidiki struktur dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu titik waktu tertentu, dan kemudian membandingkannya dengan kondisi saat ini, yang dapat memahami dampak dari perubahan sosial. Perubahan sosial dapat berupa kemajuan (progress) atau kemunduran (regress). Perubahan sosial memiliki efek baik dan buruk bagi masyarakat. Seorang pendidik harus memahami perubahan sosial, pendidikan, dan dinamikanya, agar mereka dapat mencegah dan bertindak responsif terhadap
Manajemen Pendidikan 77 perubahan tersebut, yang diharapkan meningkatkan hasil belajar. tingkat kecepatan perubahan sosial yang terjadi tidak selalu sama antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain. Misalnya antara masyarakat yang berada di desa dengan masyarakat kota. Demikian juga antara masyarakat yang terisolasi (terasing) dengan masyarakat terbuka mempunyai hubungan sosial dengan masyarakat lain. Masyarakat terisolasi mempunyai laju perubahan yang sangat lambat, sehingga sering disebut masyarakat statis (mengalami perubahan). Masyarakat statis tentu saja bukan berarti tidak mengalami perubahan sama sekali atau mengalami stagnasi (berjalan tetap), tetapi perubahan yang terjadi berlangsung dengan lambatnya sehingga hampir tidak menunjukkan gejala perubahan. Sedangkan masyarakat yang terbuka hubungannya dengan masyarakat luas mengalami perubahan yang secara berlangsung dengan cepat, sehingga sering disebut masyarakat dinamis. Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur sosial yang ada dalam masyarakat. Dengan kata lain, perubahan sosial akan mengubah struktur dan fungsi dari unsur-unsur sosial dalam masyarakat. Dengan demikian, perubahan sosial yang ada di masyarakat mengandung pengertian bahwa ketidaksesuaian diantara unsur-unsur sosial yang saling berbeda dalam masyarakat, sehingga dapat menghasilkan suatu pola kehidupan yang berjalan sesuai dengan fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu perubahan sosial
78 Manajemen Pendidikan yang ada di tengah-tengah masyarakat sangat mempengaruhi tantangan eksternal dalam manajemen pendidikan.
Manajemen Pendidikan 79 4 angsa yang maju diukur dari seberapa majunya pendidikan. Lewat pendidikan yang maju diharapkan akan meningkatkan harkat dan martabat masyarakat. Supervisi dalam dunia pendidikan menjadi sangat penting dilaksanakan karena berpengaruh terhadap kinerja guru sekaligus pada hasil pembelajaran. Salah satu kunci memajukan pendidikan adalah melalui proses supervisi pendidikan. Dalam proses pelaksanaan pendidikan, supervisi pendidikan menjadi sarana untuk meningkatkan kinerja guru serta kualitas pembelajaran, dengan begitu diharapkan dari proses pendidikan yang terlaksana akan mampu mewujudkan hasil peserta didik yang memiliki kompetensi yang diharapkan. Supervisi pendidikan atau yang juga dikenal dengan istilah pengawasan pendidikan memiliki peranan yang sangat penting sebagai sarana untuk memonitor dan mengevaluasi berjalananya B
80 Manajemen Pendidikan proses pendidikan. Secara etimologi, kata Supervisi berasal dari dua kata bahasa inggris supervision yang memiliki dua akar kata yaitu super dan vision atau visi. Super memiliki arti atas, lebih dan vision atau visi bermakna lihat, tilik, awasi. Supervisi memiliki pengertian aktifitas melihat secara teliti terhadap sebuah pekerjaan secara menyeluruh. Sedangkan secara tematik supervisi pendidikan merupakan upaya pembinaan yang berupa proses bimbingan dan tuntunan menuju perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu proses belajar dan mengajar pada khususnya(Suharsongko, 2019,). Pelaku dari supervisi disebut supervisor dimana memiliki tugas melaksankan pengawasan terhadap terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Istilah lain yang juga dipakai untuk seorang supervisor pada tingkat sekolah dasar disebut penilik yang pada zaman belanda disebut ‚schoolopziener‛, sedangkan pada sekolah menengah disebut pengawas atau dalam bahasa belanda disebut ‚inspectuer‛(Luk Luk Nur Mufidah, 2009, p. 3). Pendapat Ilmuwan William H. Burton dalam Supervision a Social Procces menyatakan bahwa ‚supervision is a expert technical service primarily aimed at studying and improving cooperatively all factors which affect child growth and development‛. Menurut Willes secara singkat menjelaskan supervisi adalah sebuah bantuan pengembangan situasi proses belajar mengajar agar menjadi lebih baik. Supervisi pendidikan secara umum memiliki tujuan mengembangkan serta meningkatkan iklim dan proses kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik dan berkualitas. Beberapa tujuan dari pelaksanaan Supervisi pendidikan mencakup kegiatan memberikan bantuan kepada guru dalam meningkatkan dan
Manajemen Pendidikan 81 mengembangkan model pembelajaran guru di kelas, meningkatkan etos kerja guru dan tenaga kependidikan, memberikan tindakan bantuan perbaikan dan pengelolaan kelas serta lembaga pendidikan dalam rangka mencapai hasil belajar yang optimal, menciptakan kualitas pembelajaran melalui pengelolaan komponen pendidikan secara efektif dan simultan, memberikan support dan motivasi bagi guru dan tenaga kependidikan agar mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien serta sebagai pengendali mutu pendidikan dalam rangka mewujudkan lembaga pendidikan yang baik sesuai aturan dan mampu mencapai standard pengelolaan yang diharapkan. Ngalim Purwanto dalam bukunya Administrasi dan Supervisi Pendidikan menjelaskan bahwa supervisi pendidikan memiliki beberapa tujuan penting bagi guru (Purwanto, 2012, p. 76). Tujuan tersebut lebih bersifat memberikan bantuan bagi guru dalam menjalankan tugas keprofesiannya. Beberapa tujuan tersebut diantaranya: 1. Membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran 2. Membantu guru dalam proses pemberian bimbingan dan pengamalan belajar peserta didik 3. Memberikan bantuan guru dalam proses optimalisasi penggunaan media pembelajaran dan sumber sumber belajar lainya 4. Membantu guru dalam memberikan penilaian kemajuan siswa 5. Memberikan bantuan guru di sekolah pada aspek psikis berupa peningkatan motivasi dan semangat positif selama menjalankan tugasnya sebagai seorang guru
82 Manajemen Pendidikan 6. Memberikan bantuan kepada guru agar lebih optimal dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di lembaga pendidikan Pendapat ilmuwan lain ‚Tujuan dari supervisi adalah untuk menangani kinerja guru yang sangat lemah dengan cara memecahkan masalah yang dihadapi oleh guru tersebut dan dilakukan secara berkelanjutan sampai semua kelemahan dari kinerja guru menjadi hilang‛ (Pidarta, 2009). Sementara mengenai fungsi supervisi pendapat Ermi Sola bahwa pelaksanaan supervisi memiliki beberapa fungsi diantaranya mencakup empat fungsi utama yaitu fungsi penelitian, penilaian, perbaikan dan peningkatan (Sola, 2018, p. 132). Berikut penjelasan masing masing dari ke empat fungsi tersebut: 1. Fungsi penelitian Pelaksanaan supervisi bertujuan untuk mendapatkan sebuah paparan yang jelas dan objektif serta komperhensif terkait dengan situasi pendidikan melalui tahap-tahapan penelitian seperti perumusan masalah, pengumpulan data, pengolahan data temuan dan analisis data yang telah ditemukan serta diakhiri dengan penarikan simpulan. 2. Fungsi penilaian Sebagai kegiatan berkesinam-bungan dari fungsi sebelumnya, pelaksanaan supervisi memiliki fungsi untuk memberikan sebuah penilaian atau evaluasi terhadap hasil kesimpulan yang telah ditemukan sebelumnya dalam rangka untuk mengetahui hasil dan gambaran akhir terhadap pelaksanaan penelitian supervisi tersebut. Apakah hasil penilaian didapatkan
Manajemen Pendidikan 83 hasil yang baik ataukah sebaliknya, termasuk juga factor pendukung dan penghambat dalam proses pelaksanaanya. Selanjutnya dari hasil penilaian yang didapatkan tersebut akan ditindak lanjuti melalui kegiatan perbaikan. 3. Fungsi perbaikan Sebagai kelanjutan dari fungsi sebelumnya, fungsi perbaikan memiliki makna bahwa dari hasil temuan identifikasi dan klasifikasi factor kendala atau kelemahan dalam pelaksanaan supervisi tentu perlu untuk mendapatkan tindak lanjut berupa pelaksanaan perbaikan secara berkelanjutan. 4. Fungsi peningkatan Fungsi ini lebih mengarah pada temuan hasil penelitian dimana menunjukan hasil positif atau baik sehinggadalam prosesnya seornag guru perlu untuk lebih meningkatkan kembali pada beberapa point sesuai dengan arahan dan masukan supervisor. Pelaksanaan fungsi peningkatan ini hendaknya dilaksanakan secara berkesinambungan dan terarah sehingga tujuan pelaksanaan kegiatan supervisi mampu dicapai secara maksimal. Secara lebih terperinci Purwanto membagi fungsi menjadi empat bagian diantaranya meliputi fungsi dalam bidang pendidikan, hubungan kemanusiaan, dalam pembinaan proses kelompok, dalam bidang evaluasi. Penjelasan fungsi tersebut sebagai berikut:
84 Manajemen Pendidikan A. Bidang Pendidikan 1. Menyusun rencana bersama 2. Mengikutsertakan sumber daya manusia dalam berbagai kegiatan peningkatan kinerja 3. Memberikan layanan bantuan bagi anggota yang menghadapi persoalan 4. Memotivasi anggota kelompok 5. Mengikutsertakan semua anggota dalam penetapan kebijakan 6. Membagi, mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada anggota sesuai dengan kompetensinya masing masing 7. Meningkatkan daya kreatif dan inovatif para anggota. B. Bidang Kemanusiaan 1. Mempergunakan hasil evaluasi untuk perbaikan berkelanjutan bagi diri dan anggota kelompok 2. Membantu mengatasi kendala, kesulitan dan problem yang dihadapi anggota 3. Memberikan arahan yang demokratis kepada anggota kelompok 4. Membangun rasa saling menghargai dan menghormati diantara anggota kelompok 5. Menghilangkan prasangka negative antara anggota kelompok
Manajemen Pendidikan 85 C. Bidang Pembinaan kelompok 1. Memberikan kesempatan mengenal kelebihan dan kekurangan masing masing pribadi anggota kelompok 2. Memelihara sikap saling percaya antar sesame anggota dan pimpinan 3. Membangun rasa saling tolong menolong 4. Memperbesar rasa tanggung jawab seluruh anggota 5. Membangun sikap bijaksana dalam menyelesaikan setiap problematika 6. Memberikan wawasan tentang teknik pengelolaan diri dalam kelompok D. Bidang Administrasi personal 1. Memilih anggota kelompok sesuai dengan kebutuhan berdasarkan syarat dan kecakapan yang dimiliki 2. Memberikan keputusan yang tepat dalam penempatan personel sesuai tugas dan tanggung-jawab berdasarkan kemampuan masing-masing 3. Membangun iklim kerja yang harmonis dan menyenangkan sehingga berdampak pada peningkatan kinerja dan hasil kerja yang maksimal E. Bidang Evaluasi 1. Menguasai dan memiliki norma dan ukuran yang sesuai dengan kriteria evaluasi 2. Memahami tujuan pendidikan secara umum dan khusus
86 Manajemen Pendidikan 3. Menguasai teknik pengumpulan data untuk memperoleh hasil yang komperhensif dan akurat 4. Mampu membuat hasil penafsiran akhir dan simpulan evaluasi yang benar dan menggambarkan kondisi realita sehingga dimungkinkan dapat dijadikan landasan perbaikan berkelanjutan (Purwanto, 2012). Sedangkan Piet Sahertian dalam bukunya menjelaskan bahwa tujuan supervisi pendidikan tidak lain adalah untuk memberikan layanan dan bantuan yang sifatnya mengembangkan situasi belajar mengajar yang berjalan didalam kelas serta memperbaiki dan meningkatkan potensi kualitas guru(Sahertian, 2000, p. 19). Sasaran kegiatan supervisi pendidikan adalah lembaga pendidikan dan seluruh elemen yang ada didalamnya. Pelaksanaan supervisi pendidikan difokuskan terhadap upaya untuk memperbaiki situasi dan kondisi proses belajar dan mengajar yang dilaksanakan oleh seornag guru. Proses kegiatan belajar dan menajar yang dimaksud adalah kondisi dimana terlaksananya proses interaksi timbal balik antara guru dan murid dalam usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Seorang supervisor atau pengawas atau kepala sekolah atau guru ysenior yang ditunjuk untuk melaksanakan inspeksi kegiatan belajar mengajar menjadi pelaksana sedangkan guru dan murid serta yang terkait dengannya dinamakan objek supervisor. Kegiatan supervisi pendidikan adalah upaya yang dilakukan untuk memberikan pembinaan kepada sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya untuk meningkatkan kualitas mutu pembelajaran.
Manajemen Pendidikan 87 F. Tujuan Supervisi Pendidikan 1. Membina guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah mencapai tujuan itu. 2. Memperbesar kesanggupan guru untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang efektif. 3. Membantu guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan mengajar belajar. 4. Meningkatkan kesadaran guru serta warga sekolah lainnya terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif. 5. Membantu guru untuk dapat mengevaluasi aktivitasnya dalam konteks tujuan aktivitas perkembangan peserta didik. 6. Mengembangkan ‘esprit de corps’ guru, yaitu adanya rasa kesatuan dan persatuan antar guru-guru 7. Meningkatkan komunikasi satu sama lainnya saling mengawasi di dalam suatu manajemen G. Manfaat Supervisi Pendidikan adalah: 1. Sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui kerjasama diantara guru 2. Merupakan pemicu atau penggerak terjadinya perubahan dapa unsur-unsur yang terkait dengan pendidikan 3. Meningkatkan kemampuan guru dalam hal memimpin dan membimbing.
88 Manajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan 89 5 erdasarkan Permendikbud Nomor 15 tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah menyatakan bahwa guru, kepala sekolah dan pengawas melaksanakan beban kerja 40 jam dalam satu minggu di satuan administrasi pangkal, yang dijabarkan dalam kegiatan pokok masing-masing. Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru Menjadi Kepala Sekolah menyatakan bahwa kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas memimpin dan mengelola satuan pendidikan. Kepala sekolah adalah pemimpin dan sekaligus penanggung jawab terselenggaranya pembelajaran yang berkualitas di sekolah. Pembelajaran yang tinggi yang ditandai dengan kinerja yang baik. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk menjamin adanya proses peningkatan profesionalisme guru sekaligus melakukan penilaian kinerjanya. Salah satu upaya penting dalam pengembangan pengembangan profesionalisme dan peningkatan kinerja guru di B
90 Manajemen Pendidikan sekolah adalah supervisi kepada guru. Oleh karena itu kepala sekolah harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pelaksanaan supervisi kepada guru. Supervisi dalam konteks pendidikan merupakan proses pengawasan dan pembimbingan yang dilakukan oleh kepala sekolah atau staf pengawas pendidikan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan kinerja guru serta staff di sekolah. Melalui supervisi, kepala sekolah dapat memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hal ini membantu dalam mengidentifikasi area yang perlu perbaikan dan memberikan umpan balik kepada guru agar mereka dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Supervisi memungkinkan kepala sekolah untuk mengawasi kinerja guru dan staf sekolah, sehingga supervisi dapat membantu dalam mengidentifikasi guru yang memerlukan dukungan tambahan atau pelatihan, serta memastikan bahwa semua staf bekerja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Melalui proses supervisi, guru dan staf sekolah memiliki kesempatan untuk menerima masukan konstruktif dari kepala sekolah dan mengembangkan keterampilan mereka. Supervisi juga dapat digunakan sebagai alat untuk meluncurkan program pelatihan atau pengembangan profesional. Kepala sekolah dapat memastikan bahwa semua guru dan staf sekolah mematuhi kebijakan sekolah dan pedoman yang telah ditetapkan. Hal ini dapat membantu mempertahankan disiplin dan budaya sekolah yang positif. Supervisi membantu kepala sekolah dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi siswa. Dengan mengidentifikasi kendala dan masalah, kepala sekolah dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan suasana sekolah dan memastikan bahwa siswa mendapatkan pendidikan terbaik.