Manajemen Pendidikan 141 dikumpulkan dengan yang pandai, yang kurang pandai dikumpulkan dengan yang kurang pandai. Sementara pengelompokan dalam setting kelas adalah suatu kelompokan di mana peserta didik pada masing-masing kelas, dibagi lagi menjadi beberapa kelompok kecil. Pengelompokan ke dalam kelompok-kelompok kecil demikian, juga memberikan kesempatan kepada masingmasing individu untuk masuk ke dalam lebih dari satu kelompok. Adapun kelompok-kelompok kecil pada masingmasing kelas demikian dapat dibentuk berdasarkan karakterisktik individu. Ada beberapa macam kelompok kecil di dalam kelas ini, yaitu: interest grouping, special need grouping, team grouping, research grouping, full class grouping, combined class grouping. a. Interest grouping. Pengelompokkan yang didasarkan atas minat peserta didik. Peserta didik yang berminat pada pokok bahasan tertentu, pada kegiatan tertentu, pada topik atau tema tertentu, membentuk ke dalam suatu kelompok b. Special need grouping. Pengelompokkan berdasarkan kebutuhankebutuhan khusus peserta didik. Peserta didik yang sebenarnya sudah tergabung dalam kelompok-kelompok, dapat membentuk kelompok baru untuk belajar keterampilan khusus
142 Manajemen Pendidikan c. Team grouping. Suatu kelompok yang terbentuk karena dua atau lebih peserta didik bekerja dan belajar secara bersama memecahkan masalah-masalah khusus d. Tutorial grouping. Suatu pengelompokkan di mana peserta didik bersama-sama dengan guru merencanakan kegiatankegiatan kelompoknya. Dengan demikian, apa yang dilakukan oleh kelompok bersama dengan guru tersebut, telah dsepakati terlebih dahulu, antara kelompok satu dengan yang lainnya dan bisa berbeda kegiatannya. Karena mereka sama-sama mempunyai otonomi untuk menentukan kelompoknya masing-masing e. Research grouping. Suatu pengelompokkan di mana dua atau lebih peserta didik menggarap suatu topik khusus untuk dilaporkan di depan kelas. Bagaimana cara penggarapan, penyajian serta sistem kerja yang dipergunakan bergantung kepada kesepakatan anggota kelompok f. Full class grouping. Suatu pengelompokan di mana peserta didik secara bersama-sama mempelajari dan mendapatkan pengalaman di bidang seni. Misalnya saja kelompok yang berlatih drama, musik, tari dan sebagainya g. Combinend class grouping. Suatu pengelompokan di mana dua atau lebih kelas yang dikumpulkan sdalam suatu ruangan untuk bersama-sama menyaksikan pemutaran film, slide, TV,
Manajemen Pendidikan 143 media, visual dan lain sebagainya. Pengelompokkan secara combined class grouping dibagi lagi menjadi 4 (empat), yaitu: 1) Friendship grouping. Pengelompokan peserta didik berdasarkan kesukaan memilih teman. Masing-masing peserta didik diberikan kesempatan untuk memilih anggota kelompoknya sendiri serta menetapkan siapa-siapa yang dijadikan sebagai pemimpin kelompoknya 2) Achievement grouping. Suatu pengelompokan yang didasarkan kepada atas prestasi peserta didik, secara jelas 3) Attitude grouping. Suatu pengelompokan peserta didik yang pengelompokkannya berdasarkan atas kemampuan dan batas mereka 4) Attention on interest grouping. Pengelompokan peserta didik yang didasarkan atas perhatian mereka atau minat mereka. Pengelompokkan yang demikian dilakukan, oleh karena tidak semua peserta didik yang bakat mengenai sesuatu sekaligus juga meminatinya. Tidak semua peserta didik yang mampu sesuatu sekaligus juga meminatinya 5) Intelengence grouping. Pengelompokan yang didasarkan atas hasil tes kecerdasan atau intelengensi.
144 Manajemen Pendidikan Penjurusan yang sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan pengelompokan atau pengklasifikasian. Sebab, penjurusan yang sebenarnya didasarkan atas karakteristik yang ada pada peserta didik. Hanya saja, penjurusan lebih baik diorientasikan pada tujuan dan prospektif peserta didik setelah lulus. H. Kegiatan Ektra Kurikuler Ddan Osis (Student Goverment) Kegiatan-kegiatan di sekolah dapat dibedakan atas: kegiatan kurikuler dan kegiatan non kurikuler. Kegiatan kurikuler adalah kegiatankegiatan yang dipandang sesuai dengan petunjuk kurikulum beserta penjabarabn dan penafsirannya. Kegiatan kurikuler dapat dibedakan atas : kegiatan intra kurikuler, kegiatan ko kurikuler dan kegiatan ektra kurikuler. I. Bimbingan dan Penyuluhan Peserta Didik Istilah bimbingan diratikan sebagai proses membantu individu (siswa) dalam rangka mengenal dan memahami dirinya dan dunianya. Kegiatan bimbingan berintikan penyuluhan yang berarti hubungan pribadi yang dinamis dan bertujuan atara dua pihak, penyuluh dan pesuluh. Dengan kata lain, penyuluhan merupakan proses yang berpedoman belajar berlansung di dalam pergaulan atara penyuluh dan pesuluh, di mana penyuluh yang telah berpengalaman membatu pesuluh dengan mempergunakan teknik-teknik yang telah disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan siswa untuk mempelajari dirinyadan belajar memanfaatkan
Manajemen Pendidikan 145 pengenalan itu di dalam menentukan cita-cita hidup yang lebih jelas dan realistik, agar ia nantinya menjadi anggota masyarakat yang lebih berharga dan produktif. Adapun tujuan bimbingan antara lain sebagai berikut: 1. Memahami dirinya dengan jelas 2. Mengembangkan bakat, kecakapan, minat dan sifatsifatnya yang baik 3. Menyesuaikan diri dengan situasi yang beraneka ragam di dalam keseluruhan lingkungan hidupnya 4. Dapat mengembangkan kesanggupannya untuk mengambil keputusan-keputusan yang bijaksana serta mampu memecahkan persoalan-persoalan hidupnya dengan kekuatan sendiri, dan 5. Dapat memberikan sumbangan seluas-luasnya demi kesejahteraan masyarakat tempat ia hidup Kelima kegiatan tersebut perlu dilaksanakan secara sistematis agar sekolah dapat memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan individual siswa. J. Mengenal Anak dengan Berbagai Kebutuhan Tidak ada dua orang anak di dunia ini yang memiliki kepribadian serta karakter yang sama sekalipun mereka kembar. Secara perorangan mereka selalu memiliki perbedaan secara jasmaniah, rohaniah, emosional dan sosial. Dalam hal para peserta didik di sekolah pasti memiliki perbedaan dari berbagai segi: kemampuan, intelengensi, fisik, minat, dan cita-cita. Perbedaan-perbedaan itu perlu disikapi secara bijaksana agar benar-benar bermanfaat bagi kemajuan pendidikan anak. Untuk itu para guru dan orang tua harus mengenal dan
146 Manajemen Pendidikan mengerti kebutuhan anak-anak mereka secara perorangan (individual), dan berusaha menyalurkannya kerah positif bagi kemajuan belajar para anak didik. Pendidikan yang berhasil dapat dipastikan selalu mempertimbangkan anak sebagai pribadi yang memiliki berbagai kebutuhan. Dalam hal ini penulis mencoba mengelompokkan kebutuhan-kebutuhan itu menurut berbagai perspektif yang berbeda. Namun secara garis besar dapat kita perinci berdasarkan aspek-aspek berikut ini: 1. Kebutuhan jasmaniah. Kebutuhan pokok pertama yang harus dipenuhi oleh seorang anak. Wujudnya dapat kita amati dan rasakan di dalam lingkungan atau sekolah, sebagai contoh: makan, minum, istirahat/tidur, dan mendapatkan tempat perlindungan (rumah) yang sehat; melakukan gerakan-gerakan seperti berlari-lari, memanjat, dan gerakan fisik lainnya untuk menyalurkan keinginan dalam bermain 2. Kebutuhan kepribadian. Kebutuhan ini nampak dalam usaha untuk memuaskan keinginan dalam menyatakan pikiran dan perasaan sebagai contoh melalui bahasa, karya tulis/lukis, seni suara, dan keinginan untuk mendapatkan penghargaan atau pujian-pijian dari orang tua/guru 3. Kebutuhan sosial. Merupakan anggapan umum bahwa anak yang berasal dari dan masyarakat. Dia tidak bisa lepas dari lingkungan masyarakat, sebagai manusia, anak didik harus hidup dalam lingkangan yang erat dengan anggota masyarakat lain dalam rangka memuaskan kebutuhan sosialnya. Sekolah dan lingkungan keluarga memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mendukung usaha pengenalan akan dunia
Manajemen Pendidikan 147 luar. Banyak nilai-nilai sosial yang dapat ditanamkan oleh pihak sekolah dan keluarga dalam usaha memenuhi kebutuhan sosial anak mislanya melalui pergaulan, gotong royong, dan komunikasi secara bebas antar anak. Karena anak merupakan makhluk yang unik, maka tidak mustahil kalau tingkah laku anak antar anak saling berbeda. Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu: 1. Pengaruh pembawaan. Sejak dalam kandungan anak diakui telah membawa berbagai sifat unik seperti perasaan, kemauana, integensi, bentuk tubuh (tinggi, pendek, gemuk, kurus, dan lain-lain). Pembentukan pribadi anak pada tahap ini dengan demikian tentu saja sangat ditentukan oleh perasaan dan pengalamanpengalaman yang dialami oleh seorang ibu ketika sedang mengandung yang diyakini berpengaruh terhadap kepribadian anak di masa yang akan datang. Sudah seyogyanya sebagai orang tua yang bijaksana, diharapkan mampu menciptakan situasi yang mendukung bagi usaha pembentukan pribadi positif anak positif. 2. Lingkungan. Yang termasuk di dalam faktor lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar diri manusia, baik terwujud makhluk hidup maupun makhluk mati. Termasuk dalam lingkungan ini adalah manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan, keadaan geografis, buku-buku, gambar/lukisan, dan hasil budaya manusia lainnya. Semua ini berpengaruh besar terhadap npembentukan kepribadian anak didik sebagai makhluk sosial. Pada hakikatnya seorang anak normal dapat berinteraksi
148 Manajemen Pendidikan dengan lingkungan ini, sehingga dapat saling mempengaruhi. Semakin dewasa usia seseorang, seharusnya semakin mampu pula menempatkan dirinya sebagai pribadi yang matang di tengah-tengah lingkungan sosial adalah tugas pokok keluarga dan sekolah untuk membimbing anak kearah perkembangan yang positif didalam menempatkan dirinya di tengahtengah lingkungan yang dinamis itu, sehingga kebutuhan sosial anak dapat terpenuhi 3. Peranan keluarga. Keberhasilan usaha-usaha pendidikan dalam program wajib belajar di masyarakat sangat ditentukan oleh keluarga sebagai pondasi dasar pembentukan karakter anak. Betapa tidak, sejak kecil anak sudah tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan keluarga. 4. Peranan sekolah. Pranata pendidikan terpenting yang kedua didirikan untuk mendidik anak-anak dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu mereka, sehingga diharapkan mampu berdiri sendiri, mengembangkan kemampuan, dan mengatasi permasalahan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Melalui program wajib belajar, pranata sekolah harus menempatkan anak sebagai faktor terpenting dalam perencanaan dan pelaksanaan kurikulum terutama dalam menyediakan sejumlah pengalaman yang sesuai bagi usaha pemenuhan kebutuhan individual, dan mengembangkan kemampuan pribadi anak didik, agar dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi. Keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan program wajib belajar ini tentu saja sangat ditentukan oleh mutu kepemimpinan dan manajemen yang ditunjukkan
Manajemen Pendidikan 149 oleh kepala sekolah dan guru-guru di dalam melaksanakan program-program pendidikan. Perbedaan-perbedaan kebutuhan anak tersebut bukanlah merupakan faktor penghalang bagi pihak orang tua dan guru di dalam memajukan usaha-usaha pendidikan, melainkan menjadi tantangan positif bagi usaha pembinaan kemampuan maksimal anak didik sesuai kodratnya sebagai pribadi yang bulat dan berbeda satu sama lain. Memang bukan suatu hal mudah bagi orang tua dan guru-guru (sekolah) menyediakan pengalaman yang sesuaikan dengan perbedaan individual anak. Ia memerlukan tenaga, pemikiran, pengertian, dan kecakapan khusus di dalam mendukung proses pembinaan kepribadian. Usaha konkret barang kali dapat dilakukan oleh pihak orang tua dan guru yakni mengenal anak dengan berbagai kebutuhannya, dan berusaha melakukan pendekatan-pendekatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sang anak. K. Evaluasi Kegiatan Peserta Didik Ada beberapa langkah evaluasi, sebagai berikut: 1. Penentuan standar. Yang dimaksud dengan standar adalah patokan-patokan mengenai keberhasilan dan kegagalan suatu kegiatan. Misalnya saja, suatu kegiatan direncanakan terlaksana 90 % dari keseluruhannya, maka jika terlaksana sama atau lebih dari 90 %, katakan sesuai dengan standar atau patokan. Sebaliknya jika kurang dari 90 % maka dianggap tidak sesuai dengan standar atau patokan. Standar ini harus dianggap tidak sesuai dan senantiasa dikomunikasikan kepada para
150 Manajemen Pendidikan bawahan, agar mereka mengetahui target-target yang akan dicapai 2. Mengadakan pengukuran. Pengukuran dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Pengukuran dilakukan dengan maksud mengetahui seberapa jauh suatu kegiatan telah dilaksanakan atau belum. Pergukuran bermaksud mengetahui pelaksanaan kegiatan dalam pengertian seriil mungkin. Pengetahuan mengenai kegiatan dengan kondisi yang reel ini sangat penting, agar dapat diambil langkah-langkah konkrit berdasarkan kebutuhan. Oleh karena itu, pemimpin suatu organisasi atau lembaga, tidak boleh percaya begitu saja kepada laporan bawahan-bawahannya. Sebab bisa jadi bawahan tersebut dalam memberikan laporan sekadar asal bapak senang. 3. Membandingkan hasil pengukuran dengan standar yang telah ditetntukan. Dengan langkah ketiga ini, akan diketahui selisih antara hasil pengukuran dengan standar yang telah ditetntukan. Apakah selisih tersebut plus ataupun minus. Jika selisih adalah plus, maka dari langklah ketiga ini lansung kembali ke langkah satu, ia membuat standar baru keberhasilannya. Bisa jadi standar baru tersebut, sama dengan sebelumnya, dan akan lebih baik (karena bertambah meningkat) jika ditingkatkan lagi. 4. Mengadakan perbaikan. Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa perbaikan-perbaikan tersebut dilakukan, berdasarkan selisih minus hasil perbandingan pengukuran dengan standar. Langkah perbaikan ini dilakukan, dengan maksud agar apa-apa yang telah distandarkantersebut bisa dicapai.perbaikan tersebut,
Manajemen Pendidikan 151 tertuju pada hal-hal yang menjadi penyebab target atau standar tersebut tak terpenuhi. Manajemen peserta didik termasuk salah satu bagian dari manajemen sekolah secara keseluruhan. Di antara manajemenmanajemen tersebut, manajemen peserta didik , menduduki tempat yang sangat penting karena merupakan sentra layanan pendidikan di sekolah ada pada peserta didik. Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap terhadap peserta mulai dari peserta didik termasuk masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Ada dua sistem penerimaan peserta didik baru antara lain, pertama , dengan menggunakan sistem promosi , sedangkan yang kedua menggukan sistem seleksi. Kriteria yang digunakan yaitu: acuan patokan, acuan norma, daya tampung. Pengelompokkan peserta didik dapat didasarkan atasfungsi persamaan dan fungsi perbedaan. Evaluasi kegiatan peserta didik dapat ditempuh langkashlangkah antara lain: merumuskan standar keberhasilan, mengadakan pengukuran, membandingkan hasil pengukuran dengan standar dan mengadakan perbaikan.
152 Manajemen Pendidikan 9 engertian bahan ajar adalah materi atau sumber daya yang digunakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran untuk membantu siswa memahami dan menguasai konsep, fakta, keterampilan, atau pengetahuan tertentu. Karakteristik bahan ajar merupakan langkah kunci dalam merancang pengalaman pembelajaran yang efektif. Setiap bahan ajar memiliki ciri khasnya sendiri yang mempengaruhi cara siswa berinteraksi dan memahami nya, adapun ciri atau karakteristik bahan ajar adalah sebuah bahan ajar harus relevan dengan tujuan pembelajaran, mengandung informasi yang akurat, terstruktur dengan baik, jelas dan mudah dipahami, menggunakan berbagai media, mendorong aktivitas siswa/mahasiswa, memfasilitasi pembelajaran kolaboratif, relevan dengan konteks sosial dan budaya, berdasarkan penelitian, fleksibel dan dapat disesuaikan, diperbarui secara berkala, evaluative. Pentingnya memiliki beragam jenis bahan ajar dalam proses pendidikan tidak dapat diabaikan. Setiap jenis bahan ajar P
Manajemen Pendidikan 153 memiliki peran unik dalam membantu siswa/mahasiswa memahami materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan. Jenis-jenis bahan ajar; buku teks, materi daring (online), Audiovisual, sumber daya manusia, alat dan perangkat, materi tertulis, simulasi, papan tulis interaktif, materi garis, modul pembelajaran, peralatan percetakan, sumber daya sosial dan media social, materi berbasis proyek, pustaka dan kepustakaan(Andi Prastowo, 2014), (Koesnandar, 2008) (Ali, 2011). Penggunaan jenis bahan ajar tertentu dapat sangat tergantung pada metode pengajaran, kurikulum, dan tingkat pendidikan yang dihadapi. Kombinasi berbagai jenis bahan ajar dapat memungkinkan pendidik untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih kaya dan mendukung berbagai gaya belajar siswa Fungsi- fungsi dari bahan ajar; mengomunikasikan informasi, membantu pemahaman, mendorong pemikiran kritis, memfasilitasi pembelajaran mandiri, menyediakan dukungan visual, menginspirasi minat dan motivasi, mengukur kemajuan siswa, memungkinkan diferensiasi, menghadirkan keterlibatan aktif, memfasilitasi pembelajaran kolaboratif, mengikuti perkembangan terbaru, mengintegrasikan teknologi. fungsi bahan ajar dapat bervariasi tergantung pada tujuan pembelajaran, konteks pengajaran, dan kebutuhan siswa. Dalam pengajaran yang efektif, bahan ajar harus dipilih dan dirancang dengan cermat untuk memenuhi fungsi-fungsi ini dengan baik (E Kosasi, 2020). Untuk mencapai itu semua diperlukan ; Perencanaan Kurikulum, Penyusunan Rencana Pelajaran, Seleksi Bahan Ajar, Pengembangan Materi Tambahan, Penyimpanan dan pengaturan Bahan, Penggunaan Teknologi, Pengujian Materi,
154 Manajemen Pendidikan Penyesuaian, Evaluasi Terus Menerus, Penggunaan Berbagai Media, Dokumentasi, Keterlibatan Siswa, Fleksibilitas, Evaluasi Keseluruhan. A. Perencanaan Kurikulum Perencanaan kurikulum proses penting dalam pendidikan karena akan melibatkan perencanaan, pengembangan, sampai pada implementasi. Semua ini mencakup komponen pembelajaran yang disampaikan dalam suatu program atau kelas. Penentuan tujuan pembelajaran sehingga tujuan yang akan dicapai jelas dan spesifik dan sesuai dengan standar pendidikan berlaku serta relevan dengan kondisi siswa dan desain kurikulum tahap dimana seorang guru/dosen menata struktur dan komponen inti dari kurikulum di dalamnya ada mata pelajaran, topik, dan tahapan pembelajaran, yang tidak kalah pentingnya yang akan ditentukan itu pendekatan yang digunakan seperti berbasis kompetensi, berbasis proyek, berbasis masalah dll. Pengembangan materi ajar, materi ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran buku tes, panduan, perangkat lunak, serta sumber daya pendukung lainnya dan tentu nya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Penilaian rencana metode penilaian yang akan digunakan untuk mengukur hasil capaian dari pembelajaran, hal ini bisa dilakukan dengan ujian, proyek, tugas serta metode lainnya. Pengembangan strategi pengajaran, strategi pengajaran yang akan digunakan untuk mencapai materi ajar kepada siswa/mahasiswa di dalamnya mencakup teknik, pendekatan sehingga sesuai dengan pembelajaran yang akan dilakukan,
Manajemen Pendidikan 155 begitu juga integrasi teknologi, perlu mempertimbangkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran seperti penggunaan komputer, perangkat lunak, platform pembelajaran online, serta alat digital lainnya. B. Penyusunan Rencana Pembelajaran Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana pembelajaran yaitu tujuan pembelajaran, kurikulum, metode pengajaran, sumber belajar, evaluasi dan penilaian, diferensiasi, waktu, sumber daya, koneksi dengan dunia nyata, evaluasi dan perbaikan. Dalam penyusunan rencana pembelajaran harus fleksibel, karena situasi dan kebutuhan siswa/mahasiswa dapat berubah dari waktu ke waktu. Selalu terbuka untuk memperbaiki dan penyesuaian agar pembelajaran berjalan efektif. Berikut adalah hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyusunan perangkat pembelajaran (Meilanie, 2019), (Kunandar, 2013) kesesuaian materi dengan kurikulum, keterpaduan antara tujuan, materi, kegiatan belajar, dan assessment, berpusat pada peserta didik, mencakup identitas, identitas, indikator, tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran, memperhatikan perbedaan individu, mendorong partisipasi, penggunaan media, menyediakan instrument. C. Seleksi bahan ajar Bahan ajar merupakan segala materi, informasi, atau sumber daya yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran dan pengajaran, yang bertujuan untuk membantu siswa memahami konsep-konsep, fakta, serta
156 Manajemen Pendidikan keterampilan yang diajarkan dalam kurikulum pendidikan, bias juga berupa media, buku, modul, video, presentasi, gambar serta perangkat lunak. Menurut Daivid Ausubel bahan ajar yang efektif adalah yang memungkinkan siswa/mahasiswa mengaitkan materi baru dengan pengetahuan yang telah mereka terima sebelumnya (Muamanah and ., 2020). Berbeda dengan Jerome Bruner bahwa dia memandang bahan ajar sebagai alat untuk memfasilitasi konstruksi pengetahuan, sehingga bahan ajar harus disusun secara sistematis dan mengikuti struktur kognitif (Yuberti, 2014). D. Pengembangan Materi Tambahan Dasar bagi seorang tenaga pengajar dalam pengembangan materi yaitu untuk menambah pemahaman peserta didik dalam suatu topik, selain itu juga didukung dengan adanya kemerdekaan akademik, prinsip pendidikan yang bermutu, pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Menceritakan materi tambahan pada mata pelajaran tertentu bisa menjadi cara yang baik untuk memperdalam pemahaman siswa dan menjadikan pembelajaran lebih menarik. Berikut adalah langkah-langkah umum yang bisa Anda ikuti untuk mengembangkan materi tambahan dalam mata pelajaran: Menceritakan materi tambahan pada mata pelajaran tertentu bisa menjadi cara yang baik untuk memperdalam pemahaman siswa dan menjadikan pembelajaran lebih menarik. Berikut adalah langkah-langkah umum yang bisa Anda ikuti untuk mengembangkan materi tambahan dalam mata pelajaran:
Manajemen Pendidikan 157 1. Tentu kan Tujuan Pembelajaran 2. Pahami Kebutuhan Siswa 3. Riset Materi Tambahan 4. Buat Materi Tambahan 5. Sesuaikan dengan Kurikulum 6. Gunakan Metode Pengajaran yang Beragam 7. Evaluasi Efektivitas Materi 8. Berikan Umpan Balik 9. Tinjau dan perbarui Materi 10. Libatkan Siswa 11. Bagikan Materi Tambahan Selalu ingat untuk mempersonalisasi materi tambahan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman siswa Anda. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas pembelajaran mereka dalam mata pelajaran tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa materi tambahan dapat: 1. Meningkatkan pemahaman siswa 2. Mengatasi kebutuhan individu 3. Menginspirasi minat 4. Menghadapi tantangan pendidikan modern 5. Mendorong pembelajaran seumur hidup 6. Mengembangkan keterampilan kritis
158 Manajemen Pendidikan E. Penyimpanan dan pengaturan Bahan Penyimpanan dan pengaturan bahan merupakan aspek penting dalam berbagai konteks, seperti di dapur, gudang, atau bahkan dalam lingkungan kerja. Ini melibatkan cara Anda menyimpan dan mengelola bahan, termasuk makanan, bahan baku, atau peralatan kerja, untuk menjaga kualitas, keamanan, dan efisiensi. Hal-hal yang terkait dengan penyimpanan dan pengaturan bahan yaitu; Digital atau Fisik, Cloud Storage, Folder dan Label, Backup Rutin, Struktur Materi, Penomoran atau Pembagian, Visualisasi, Interaktivitas, Penyederhanaan Bahasaa. Dengan menjaga penyimpanan dan pengaturan bahan ajar Anda dengan baik, Anda dapat memaksimalkan efektivitas pengajaran dan memudahkan proses pembelajaran bagi peserta didik Anda. Selain itu, Anda juga dapat lebih mudah menyesuaikan bahan terbuka dengan perkembangan dan perubahan dalam kurikulum atau teknologi F. Penggunaan Teknologi Penggunaan teknologi dalam manajemen bahan terbuka telah mengubah cara pendidikan dan pelatihan ditata, didistribusikan, dan diakses. Berikut adalah beberapa aspek penting penggunaan teknologi: 1. Pengembangan bahan ajar digital yaitu Penggunaan perangkat lunak dan aplikasi khusus untuk membuat bahan terbuka digital, termasuk teks, gambar, video, dan elemen interaktif (Steve Higgins, Diana Laurillard, 2016)
Manajemen Pendidikan 159 2. Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS) LMS adalah platform digital yang memungkinkan penyimpanan, distribusi, dan manajemen bahan terbuka. Ini juga memungkinkan interaksi antara instruktur dan peserta didik 3. Penggunaan Sumber Daya Pembelajaran Terbuka (Open Educational Resources – OER) yaitu OER adalah materi pembelajaran yang dapat diakses secara bebas dan digunakan ulang, seperti teks, video, dan presentasi 4. Pembelajaran Berbasis Game (Gamifikasi) adalah Menggunakan elemen permainan dalam bahan terbuka untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan peserta didik 5. Analitik Pembelajaran (Analitik Pembelajaran) adalah Penggunaan data dan analitik untuk memahami bagaimana peserta didik berinteraksi dengan bahan ajar dan meningkatkan pengajaran Penggunaan teknologi dalam manajemen bahan ajar terus berkembang dengan cepat, sehingga penting untuk terus mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang ini dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan G. Pengujian Materi Pengujian materi pada manajemen bahan ajar adalah langkah penting untuk memastikan bahwa materi yang disediakan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan dapat membantu peserta didik mencapai pemahaman yang mendalam.
160 Manajemen Pendidikan Berikut adalah beberapa metode pengujian bahan dalam manajemen bahan terbuka; Uji Coba Internal, Uji Coba Eksternal, Penilaian Formatif, Ujian Tertulis, Portofolio Pembelajaran, Kuis Online dan Perangkat Interaktif, Sumber referensi yang dapat digunakan untuk memahami lebih lanjut tentang pengujian materi dalam manajemen bahan ajar termasuk literatur akademik tentang evaluasi pembelajaran, metode pengukuran, dan praktik terbaik dalam pengujian materi. Beberapa sumber referensi umum meliputi jurnal pendidikan, buku teks tentang evaluasi pembelajaran, dan panduan dari lembaga pendidikan yang diakui H. Penggunaan Berbagai Media Penggunaan berbagai media dalam pembelajaran, yang dikenal sebagai pendekatan multimedia dalam pendidikan, adalah praktik yang melibatkan pemanfaatan berbagai jenis media atau sumber informasi untuk menyampaikan materi pelajaran. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, keterlibatan, dan retensi informasi peserta didik. Media dalam pembelajaran dapat berupa teks, gambar, audio, video, grafik, simulasi, animasi, permainan, dan teknologi berbasis komputer. Ini adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi dan konsep kepada peserta didik. Penggunaan berbagai media dalam pembelajaran bertujuan untuk: 1) Meningkatkan pemahaman konsep dengan menyajikan informasi dalam berbagai bentuk yang dapat diakses oleh berbagai tipe pembelajar, 2)
Manajemen Pendidikan 161 Meningkatkan keterlibatan peserta didik dengan memberikan variasi dalam proses pembelajaran, 3) Memfasilitasi pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dengan menyajikan informasi dalam format yang sesuai dengan konteks, 4) Meningkatkan daya ingat dengan memberikan stimulus visual dan auditori, 5) Mendukung pembelajaran mandiri dengan menyediakan akses ke sumber daya pembelajaran yang beragam. Media yang sering digunakan dalam pembelajaran meliputi: 1. Teks: Buku teks, artikel, panduan, dan catatan kuliah. 2. Gambar: Ilustrasi, diagram, foto, dan infografik. 3. Audio: Rekaman suara, podcast, dan narasi. 4. Video: Video presentasi, tutorial, dan rekaman kuliah. 5. Grafik: Grafik, tabel, dan grafik garis atau batang. 6. Simulasi: Perangkat lunak yang memungkinkan simulasi situasi atau eksperimen. 7. Animasi: Animasi yang membantu menjelaskan konsep atau proses. 8. Permainan Edukasi: Permainan interaktif yang mengajarkan konsep atau keterampilan tertentu. 9. Teknologi Berbasis Komputer: Aplikasi, perangkat lunak pembelajaran, dan platform pembelajaran berani Penggunaan berbagai media dalam pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas proses pembelajaran, terutama ketika media-media tersebut digunakan secara cerdas dan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
162 Manajemen Pendidikan Pendekatan multimedia ini memungkinkan pembelajaran menjadi lebih dinamis dan menarik, sehingga peserta didik dapat lebih efektif dalam memahami dan menginternalisasi materi pelajaran
Manajemen Pendidikan 163 10 umber dari segala sumber Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) di Lingkungan Pendidikan pada dasarnya merupakan segala bentuk usaha yang berkaitan dengan halhal kebijakan, kegiatan operasional, bentuk pertimbangan, ruang lingkup SDM dalam hal ini adalah Pemimpin, tenaga pengajar atau pendidik, tenaga kependidikan serta tenaga pendukung. Dalam rangka mewujudkan sebuah arti dari MSDM tersebut menjadi sebuah kesatuan dalam sistem Pendidikan Nasional, hal yang terkait disini secara khusus adalah MSDM tenaga pendidik serta tenaga kependidikan, maka perlu kerangka sebagai dasar yang jelas sebagai acuan yang di dalamnya menggambarkan tujuan, dasar sebagai acuan, ruang lingkup serta gambaran implementasi kegiatan operasional hariannya. MSDM Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting karena menyangkut luaran SDM yang dihasilkan, atau dapat S
164 Manajemen Pendidikan dikatakan bahwa publikasi terbaik adalah lulusan yang dihasilkan dari suatu Lembaga Pendidikan tersebut, tidak hanya menyangkut nama Lembaga Pendidikan yang sudah sangat elegan, terkenal, telah lama berdiri atau pun berkualitas, namun sisi lain soal kemampuan SDM yang dihasilkan dari Lembaga tersebut. Maka dapat dikatakan bahwa SDM lulusan tersebut akan dapat mengendalikan kehidupannya di Masyarakat melalui pilihan studi lanjutan, bekerja di industri tertentu atau bahkan dapat berwirausaha tersendiri tanpa bergantung kepada industri lainnya. SDM saat ini diperngaruhi oleh namanya Society 5.0 yang merupakan konsep dari masyarakat yang mempergunakan teknologi dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Maka pada era digital ini, bahwa masyarakat yang tidak dapat mampu beradaptasi akan mengalami berbagai kesulitan dalam lingkungan tersebut khususnya dalam menjalankan kegiatan sehari-hari (Daffa et al., 2023). Maka semakin berkembangnya teknologi dan informasi saat ini berdampak pada pengembangan SDM itu sendiri khususnya dalam menggali kemampuan dan keterampilan yang selama ini tidak terlihat. Sehingga dampak ini juga telah dirasakan dalam dunia pendidikan, dimana tenaga-tenaga pendidik serta tenaga kependidikan juga turut serta dalam mengembangkan potensi perserta didik. Dengan program mengembangan SDM tersebut diharapkan tenaga pendidik serta tenaga kependidikan kedepannya dapat memfasilitasi serta membantu peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu juga dapat membantu para peserta didik untuk dapat beradaptasi dan mampu bertahan dalam era tersebut.
Manajemen Pendidikan 165 Pendidikan memberikan peranan penting dalam berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya dalam menciptakan SDM yang memiliki kualitas tinggi serta mampu bersaing di berbagai industri. A. Pengertian Manajemen SDM di Lingkungan Pendidikan Istilah manajemen dapat diterapkan dalam 2 (dua) kondisi yaitu kelompok sosial atau pun dalam sebuah proses. Maka ketentuan manajemen itu sendiri, pada saat diterapkan pada suatu proses Organisasi Lembaga Pendidikan, maka memunculkan berbagai gambaran perencanaan melalui pikiran serta kerangka kerja manajerial. Manajemen dapat dilihat dari berbagai ilmu, manajemen dalam arti yang luas merupakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, serta pengendalian (P4) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagai bentuk seni dan ilmu pengelolaan sumber daya pendidikan demi mewujudkan suasana belajar yang apik penuh dengan kenyamanan serta proses implementasi pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi SDM yang pada hakikatnya dapat memiliki kekuatan secara spiritual keagamaan, kepercayaan diri yang kuat, pengendalian diri, beretika dan berkepribadian yang baik, kecerdasan, berakhlak mulia, serta keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk tuntutan hidup dirinya dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Manajemen pendidikan merupakan ilmu terapan dalam bidang pendidikan yang terjalin melalui rangkaian berbagai
166 Manajemen Pendidikan kegiatan atau keseluruhan proses yang meliputi pengendalian dalam bentuk usaha kerja sama sejumlah orang yang akan dibentuk dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan Pendidikan yang dicita-citakan secara terencana atau pun secara sistematis yang diselenggarakan dalam ruang lingkup lembaga Pendidikan yang formal. Manajemen pendidikan itu sendiri dapat disebut sebagai suatu proses atau sistem organisasi dan mengartikan peningkatan kemanusiaan yang berkualitas dalam kaitannya dengan sistem pendidikan (Fikri, 2016). Dalam pengelolaan serta kegiatan operasional pada suatu sistem Pendidikan ditujukan untuk keterlaksanaannya implementasi proses belajar mengajar yang berkualitas, diantaranya; 1) Program penyusunan kurikulum yang meliputi administrasi kurikulum kemudian dijadikan sebagai pedoman kurikulum, metode penyampaian program, sistem evaluasi program serta sistem bimbingan; 2) Program ketenagaan dalam arti penyusunan rencana serta program kerja, senagai koordinator tugas-tugas internal, penyusunan kebijakan, mutu Pendidikan, memfasilitasi terkait Pendidikan, sampai pada akhirnya proses monitoring ; 3) Program pengadaan serta pemeliharaan fasilitas sarana dan prasarana Pendidikan disusun dan dibentuk oleh bagian tertentu; 4) Adanya program perencanaan pembiayaan dalam periode tertentu, dan program hubungan Masyarakat (Humas). Pendekatan sistem melalui manajemen pendidikan terbentuk sebagai akibat dari dianutnya pendekatan dalam suatu sistem pendidikan. Adapun sistem pendidikan merupakan suatu kesatuan, keterkaitan antara unsur yang
Manajemen Pendidikan 167 satu dengan yang lainnya yang saling berhubungan dan memiliki ketergantungan di dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan sistem manajemen yang dimaksud. Pada faktor lainnya disebutkan bahwa manajemen pendidikan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha-usaha kerja sama pada suatu kelompok manusia yang tergabung dalam suatu organisasi kependidikan, untuk mencapai tujuan manajemen pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan rencana, dengan memberdayakan sumber daya serta kebijakan-kebijakan yang ada sebelumnya kemudian menggunakan fungsi-fungi manajemen agar tercapainya tujuan secara efektif serta efisien. Kemudian adanya konsep pengembangan SDM dalam pendidikan merupakan bentuk usaha pengembangan yang bersifat secara integral baik yang di dalamnya menyangkut SDM sebagai individu juga sebagai sistem organisasi sebagai wadah pada SDM untuk memenuhi berbagai kebutuhanya. Sehingga MSDM pendidikan merupakan segala bentuk kegiatan yang berkaitan dengan pengakuan akan pentingnya SDM yang ada di lingkungan Pendidikan yang merupakan sumber yang sangat vital, yang menciptakan serta memberikan sumbangan yang bermakna terhadap pencapaian akan tujuan dan cita-cita Pendidikan, serta akan menjamin bahwa sumber tersebut dapat dimanfaatkan secara efektif penuh dengan keadilan demi keterkaitan manfaat untuk individu, Lembaga Pendidikan, serta masyarakat di sekitarnya.
168 Manajemen Pendidikan B. Fungsi Manajemen SDM Fungsi MSDM di dalam sebuah organisasi Lembaga Pendidikan adalah sebuah faktor yang utama serta memiliki perananan stategis dan penting untuk kelancaran sebuah cita-cita yang ingin dicapai, maka seberapa besar cita-cita tersebut ingin dicapai maka sebuah organisasi Lembaga Pendidikan harus memiliki 5 (lima) fungsi MSDM berkaitan dengan pendapat Edwin B.filippo dan Malayu S.P Hasibuan (2016:21) diantaranya : 1) Planning ; 2) Organizing; 3) (Controlling) ; 4) Motivating; 5) Evaluating; (Sumual et al., 2017). Namun pada fungsi MSDM terdapat beberapa pendapat diantaranya: 1) Planning SDM, pengorganisasian SDM, pengerahan SDM, pengendalian SM, pengadaan SDM, pengembangan SDM, kompensasi SDM, pengintegrasian SDM, pemeliharaan SDM, faktor kedisiplinan SDM, dan pemberhentian SDM, kebutuhan Lembaga Pendidikan dapat membantu terwujudnya cita-cita; 2) Pengorganisasian, merupakan kegiatan untuk mengorganisasi semua pegawai di dalamnya yang khususnya tenaga pengajar atau pun tenaga kependidikan dan bagian lainnya dengan menetapkan pembagian pekerjaan, hubungan di dalam kegiataanya untuk mencapai tujuan; 3) Directing, merupakan kegiatan mengarahkan SDM dalam organisasi lembaga Pendidikan, sehingga mampu membangun pengajaran secara efektif dan efesien untuk membantu mencapai tujuan, karyawan, dan masyarakat. 4) Controlling merupakan kegiatan mengendalikan SDM dalam organisasi lembaga Pendidikan, agar mentaati peraturan-peraturan Pemerintah, instansi juga peraturan yang dibuat secara internal sebagai penduan agar
Manajemen Pendidikan 169 dapat melakukan pengajaran sesuai dengan rencana ; 5) Procurement, proses perekrutan, seleksi sesuai dengan bidang keahilian ilmu, penempatan atau pengampu, orientasi, sertainduksi untuk mendapatkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan bidang ilmu yang diinginkan Lembaga Pendidikan; 5) Development, adalah proses peningkatan keterampilan secara teknis, konseptual,dan moral SDM yang ada di dalamnya melalui upgrade bidang dan jenjang pendidikan atau pun pelatihan sesuai dnegan bidang ilmunya; 7) Compensation, implementasi balas jasa langsung karena berprestasi mengharumkan nama baik Lembaga dan tidak langsung berupa promosi misalkan kenaikan jabatan struktural; 8) Integration, kegiatan untuk menyatukan kepentingan Lembaga Pendidikan sesuai dengan visi dan misi dengan kebutuhan SDM, agar tercipta kerja sama yang apik serasi mendapatkan nilai akreditasi yang baik sebagai modal pengembangan Lembaga; 9) Maintenance, kegiatan untuk memelihara serta meningkatkan semangat, mental, dan loyalitas terhadap Lembaga, agar mereka tetap bekerja dengan penuh keikhlasan kegembiraan sampai dengan pensiun; 10) Kedisiplinan, merupakan fungsi MSDM yang terpenting khususnya di dalam Lembaga Pendidikan karena menjadi contoh bagi peserta didik serta merupakan kunci terwujudnya kedisiplinan; 11) Separation, putusnya hubungan kerja sesorang dari suatu Lembaga Pendidikan karena telah terikat melalui SDM tetap Lembaga dengan beberapa faktor internal secara pribadi SDM (Tanjung, 2020).
170 Manajemen Pendidikan C. Tujuan Manajemen SDM di Lingkungan Pendidikan MSDM dimaksudkan untuk memperbaiki kontribusi yang positif bagi SDM Pendidikan terhadap organisasinya melalui tanggung jawab secara srategis, etis atau pun sosial, tidak lain tujuan adalah untuk memastikan bahwa organisasi tersebut mampu melahirkan keberhasilan ruang lingkup kerja sama serta kontribusi aktif dari SDM dengan tujuan yang ingin dicita-citakan sesuai dengan misalnya tridarma atau kewajiban seorang guru berdasarkan Undang-Undang. Tujuan MSDM yang dimaksud adalah ; 1) Menentukan kualitas serta kuantitas SDM yang akan mengisi seluruh jabatan dalam organisasi atau lembaga atau struktural biasanya melalui penilaian Pimpinan; 2) Menjamin ketersediaan calaon SDM saat ini dan untuk SDM di masa yang akan datang, sehingga setiap tanggung jawab pekerjaan akan selesai dikerjakan; 3) Menghindari adanya kesalahan manajemen pendidikan untuk tidak tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas; 4) Memudahkan koordinasi sampai dengan sinkronisasi sehingga produktivitas pekerjaan meningkat untuk mencapai akreditasi yang memuaskan; 5) Menghindari adanya beban SDM yang berlebihan. D. Perencanaan MSDM Perencanaan SDM diperlukan untuk dapat mewujudkan suatu kegiatan dalam suatu Lembaga Pendidikan yang di dalamnya terdapat RENSTRA atau Rencana Strategi serta RENOP atau Rencana Operasional, kemudian program-
Manajemen Pendidikan 171 program lainnya dalam periode tahunan di lingkungan organisasi atau Lembaga Pendidikan tersebut seperti OTK (Organisasi dan Tata Kerja) serta pedoman dan kebijakankebijakan yang perlu dibuat dengan tepat dan terukur. Kembali kepada era society 5.0 munculnya teknologi komunikasi yang tanpa batas tanpa membedakan jarak antara batas geografis dengan waktu kapan pun sehingga menjadikan implementasi terhadap persaingan kondisi sosial menjadi semakin ketat khususnya hal-hal yang berkaitan dengan kualitas SDM. Pada proses perencanaan SDM di pernah dibahas tentang perencanaan kuantitatif atau pun kualitatif. Di dalam perencanaan kuantitatif yang merupakan kondisi atau proyeksi mengenai jumlah SDM yang diperlukan, sedangkan perencanaan kualitatif merupakan proyeksi kualifikasi atas persyaratan yang perlu dipenuhi oleh SDM yang relevan dengan jenis jabatan serta pekerjaan yang relevan sebagai bentuk kebutuhan di masa depan. Perencanaan ini sangat dibutuhkan oleh setiap Lembaga Pendidikan dengan maksud agar organisasi atau lembaga tersebut mampu mempersiapkan SDM saat ini dan untuk masa yang akan datang untuk dapat memberikan kinerja yang lebih maksimal. Namun untuk dapat mencapai tujuan tersebut tanpa pengecualian bahwa salah satu faktor yang berperan adalah adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempu mempengaruhi perubahan terhadap pola dan cara kehidupan khususnya SDM yang berada pada ruang lingkup Lembaga Pendidikan itu sendiri, sehingga perlu adanya pembenahan pengaturan stategis yang baik dalam dirinya agar mampu bersaing dan berprestasi memunculkan keahlian di bidangnya masing-masing dengan rekan kerja
172 Manajemen Pendidikan SDM itu sendiri yang nantinya tidak tereliminasi dari persaingan internal maupun eksternal kemudian mampu mempertahankan bahwa dirinya tidak akan terlempar keluar dari persaingan yang ketat dan eksistensi tetap dapat dipertahankan oleh penilaian Pimpinan Lembaga Pendidikan tersebut. Perencanaan SDM terhadap Tenaga pendidik atau kependidikan merupakan rencana pengaturan SDM di dalam lembaga pendidikan yang harus memiliki peran strategis utamanya dalam membentuk karekter sebuah bangsa melalui pengembangan berkepribadian dan nilai-nilai keilmuan dari asal lulusan suatu lembaga Pendidikan sehingga mampu mendidik dan mengajar dengan kualitasnys. Rektor, Wakil Rektor, Kepala Biro, Lembaga, Dekan, Dosen, Kepala sekolah, Pengawas, tenaga di perpustakaan, tenaga di administrasi yang bertugas melaksanakan administrasi, pengolahan dan pengelolaan, pengembangan, bentuk pengawasan, dan pelayanan secara teknis untuk menunjang bahwa proses pendidikan dalam suatu instansi Pendidikan tersebut berjalan sesuai dengan aturan perundang-undangan, pemerintah serta peraturan internal Lembaga itu sendiri. Tujuan yang dimaksudkan tersebut adalah untuk menunjukan kualitas lulusan terbaik yang mampu mengembangkan serta melambungkan nama baik Lembaga tersebut. Manajemen SDM juga akan mempengaruhi segi perencanaan keuangan lembaga karena barkaitan dengan berbagai aspek kebutuhan SDM yang dimulai dari perencanaan SDM yang meliputi ; 1) Pembangunan perencanaan dalam strategi kepemimpinan; 2) Penilaian
Manajemen Pendidikan 173 Strategis Alternatif; 3) Strategis dalam Perencanaan payroll; 4) Gambaran Umum Perencanaan SDM; 5) Tujuan Perencanaan; 6) Tanggung jawab Manusia Sumber Perencanaan, kemudian informasi pembukaan perekrutan sampai dengan pemutusan hubungan kerja (Sucahyowati, hari S.Pd., 2017). E. Perekrutan serta Seleksi SDM Rekrutmen dan seleksi SDM merupakan kunci awal dari sebuah proses atau siklus SDM di Lingkungan Pendidikan. Karena proses rekrutmen atau pun seleksi ini memiliki dampak yang sangat luas bagi keberlangsungan kegiatan Pendidikan dalam jangka waktu yang panjang, maka pada proses tersebut dapat menjadi sebuah potensi yang nantinya dapat merubah komposisi serta budaya organisasi di suatu lembaga pendidikan. Dalam melaksanakan rekrutmen serta proses seleksi, terdapat tiga pendektan yang dapat digunakan diantaranya paradigma psikometrik, paradigma proses sosial serta paradigma Person Organization (PO) Fit. Secara normal dapat dikatakan bahwa ; 1) paradigma psikometrik lebih mendominasi organisasi, dan dapat dianggap sebagai paradigma yang dapat melakukan identifikasi, mengukuran serta memilih pemohon yang pengetahuannya berkualitas, keterampilan serta kemampuan yang dimiliki terhadap pekerjaan yang dimaksud ; 2) Kemudian paradigma sosial, merupakan pendekatan yang lebih memperhatikan pada keseimbangan interaksi antar sosial Pelamar dengan yang memberikan lowongan kepada (pihak Lembaga Pendidikan); 3) sedangkan paradigma Person Organization (PO) Fit, merupakan pendekatan yang lebih fokus terhadap Calon Pekerja melalui atribut organisasi, bahwa Pelamar yang akan direkrut sesuai dengan budaya atau pun kondisi secara
174 Manajemen Pendidikan organisasi. Maka melalui tiga paradigma yang dimaksudkan tadi, memiliki makna bahwa pihak Lembaga Pendidikan dapat mampu melakukan proses rekrutmen atau pun seleksi dengan tepat terhadap sasaran yang ingin dicapai. Namun pada saat ini Pelamar terhadap Lembaga Pendidikan harus mewaspadai adanya penilaian terhadap penggunaan media sosial, dimana Lembaga tersebut akan tetap mencantumkan berbagai nama media sosial yang dimiliki oleh para Pelamar, hal ini dilakukan untuk menambah sumber sebagai bahan pertimbangan masuk atau tidaknya calon tersebut pada kualifikasi yang telah ditentukan. Dimana hal tersebut melalui informasi, khususnya karakteristik pada pelamar dengan melihat rekam jejak dari media sosial yang dipergunakan. Adapun jenis dari kegiatan perekrutan SDM yaitu; 1) Perekrutan yang dilakukan secara internal lebih menekankan terhadap perekrutan SDM yang dilakukan di dalam suatu organisasi itu sendiri dimana dalam hal tersebut seperti perekrutan mantan pegawai sebelumnya dan mantan calon pegawai yang melamar sebelumnya, biasa pilihan ini dilakukan pada organisasi yang telah melakukan operasional sejak lama dan jenis perekrutannya berdasasarkan adanya promosi jabatan serta mutasi tenaga kependidikan ; 2) Perekrutan yang dilakukan secara eksternal ialah perekrutan SDM melalui sumber media luar dan biasanya dilakukan oleh Lembaga atau badan hukum (Buku 1 (Yayasan Pendidikan), n.d.) yang manaungi Lembaga Pendidikan itu sendiri yaitu melalui media sosial seperti menggunakan periklanan yang diperbaharui pada setiap harinya tentang tenaga
Manajemen Pendidikan 175 pendidik atau tenaga kependidikan, disamping itu terdapat adanya agen-agen pembuka pekerjaan/forum bursa kerja, perekrutan yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi secara langsung maupun perekrutan yang dilakukan secara online dimana test dan wawancara dilakukan serta difasilitasi menggunakan Aplikasi Video Conference biasanya dilakukan oleh jenis corporate. Proses penyeleksian tenaga pendidik (dosen, guru atau tenaga kependidikan) merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Bukan hanya sekadar mengetahui minimalnya suatu kondisi fisik bagi seorang pelamar itu sendiri namun juga dapat mengetahui kemampuan secara psikologis orang tersebut karena pada proses pengukurannya yang menjadi kendala, oleh karena itu keberhasilan kegiatan proses pemilihan SDM tersebut akan saling berkaitan dan saling mendukung dengan proses kemajuan suatu organisasi. Mempertimbangkan penentuan kemampuan dan kemauan pelamar yang beririsan dengan jurusan penempatan dalam organisasi program studi tidak juga mudah, hal ini dapat dilihat dari berbagai kebutuhan sesuai dengan perencanaan apakah hanya pelengkap rasio jumlah tenaga pendidik berbanding dengan peserta didik atau memang kebutuhan yang nantinya dapat mendukung keberhasilan program studi itu sendiri. Dalam hal mempertahankan pegawai yang telah diproses secara administrasi bahkan sudah tercatat sebagai pegawai tetap merupakan hal yang sulit khususnya dengan mereka yang kemampuannya lebih berkualitas, mereka akan dapat membandingkan beberapa opsi bahwa
176 Manajemen Pendidikan untuk tetap menjadi bagian dari organisasi tersebut atau akan melihat seberapa besar jumlah pendapatan di organisasi eksternal dapat sehingga dengan mudah untuk tidak mempetahankan pada organisasi program studinya sendiri. Adapun perekrutan pegawai telah diproses secara administrasi bahkan kurang adanya kesesuaian dengan kemampuan yang dimiliki, namun selanjutnya dianggap sebagai pegawai yang kurang berkontribusi dalam kemajuan organisasi atau hanya menjadi bagian dari pelengkap organisasi program studi saja, karena dari awal perekrutan memiliki garis langsung faktor kedekatan antar Pimpinan, maka akan menjadi dampak kerugian bagi organisasi program studi itu sendiri sehingga akan mempengaruhi kualitas umumnya Lembaga itu sendiri. F. Wawancara dan Prilaku Wawancara Wawancara dalam artian secara umum merupakan pertemuan dari orang yang saling berhadap diantara satu dengan lainnya, dengan tujuan untuk dilakukan secara khusus dan dapat dilakukan atas kesadaran, disini terdapat 3 (tiga) poin yang perlu diperhatikan dalam proses kegiatan wawancara, diantaranya jenis pertanyaan yang dilontarkan oleh pewawancara, pendengar yang baik juga karakteristik gerak dan gerik saat menjawab pertanyaan tersebut (Adamy, 2016). Untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang suatu peran serta dasar penerimaan calon pelamar di dalam ruang lingkup pendidikan, salah satu yang terbaik adalah mewawancarai calon pelamar sehingga dapat memeriksa
Manajemen Pendidikan 177 seluruh temuannya dalam dokumen hasil wawancara calon pelamar yang nantinya di laporkan kepada Pemimpin. Tujuan wawancara ini adalah untuk mendapatkan semua fakta yang paling relevan tentang peran tersebut dan untuk memberikan informasi yang berkualitas yang diperlukan melalui profil pelamar. Kelebihan dari metode wawancara adalah fleksibel, dapat memberikan informasi yang mendalam serta mudah diatur dan mudah untuk dipersiapkan. Oleh karena itu, ini adalah pendekatan yang paling umum biasanya dilakukan oleh suatu organisasi. Disamping itu kegiatan wawancara bisa memakan waktu, maka itulah sebabnya dalam latihan analisis sangat berperan penting, khususnya pertanyaan yang mudah namun sukar dijawab oleh peserta seperti yang dijelaskan di bawah ini dapat digunakan untuk memberikan informasi awal tentang pekerjaan tersebut (Armstrong, 2002). G. Pelatihan serta Pengembangan SDM Pengembangan SDM merupakan bagian yang berintegrasi dengan Manajemen SDM. Karena manajemen serta pengembangan SDM di dalam organisasi Lembaga Pendidikan merupakan sistem yang terintegrasi antara satu dengan yang lainnya. Pengembangan tenaga pendidik atau pun kependidikan yang dimaksud di sini pada dasarnya hanya merupakan pengembangan SDM di dalam suatu organisasi saja. Karena sampai saat ini masih banyak yang menganggap pengembangan SDM merupakan pelatihan SDM dan pengembangan SDM, pembelajaran SDM serta pengembangan dari karier SDM itu sendiri.
178 Manajemen Pendidikan Namun pembinaan atau pun pengembangan yang dimaksud di sini dilakukan melalui proses pengembangan di jabatan fungsional yang termasuk pada penugasan, kenaikan pangkat dan jabatan atau promosi meningkat. Sehingga ruang lingkup pada aspek yang dibina juga dikembangkan hanya mencakup kompetensi pedagogik bagaimana tenaga pengajar berekspresi di depan peserta, memperlihatkan kepribadian, kehidupan sosial, dan juga profesional. Pembinaan serta pengembangan profesi juga karier tenaga pendidik di dalam satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau pun masyarakat yang telah ditetapkan melalui Peraturan Kementerian. Dalam hal yang dimaksudkan Pemerintah pusat atau pun pemerintah daerah wajib melakukan pembinaan serta pengembangan kualifikasi akademik juga kompetensi tenaga pendidik dalam satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat tadi. Dari program pengembangan serta pelatihan SDM merupakan konsep yang tujuannya sama, yaitu untuk peningkatan skill yang bersifat pada pengetahuan SDM, keterampilan SDM, dan juga sikap sehingga tenaga pendidik dan tenaga kependidikan terus bekerja lebih baik. Akan tetapi, apabila kita dapat melihat dari tujuan keduanya maka kita dapat dibedakan bahwa pengembangan tersebut difokuskan untuk peningkatan kemampuan membuat seni dalam membuat suatu keputusan juga keterampilan yang ada di tingkat manajemen atau sturuktural menengah dan tingkat struktural atas, sedangkan pelatihan yang dimaksudkan disini lebih difokuskan pada pegawai yang memiliki tingkat atau posisi rendah dalam organisasi yang diperuntukan
Manajemen Pendidikan 179 untuk meningkatkan kemampuan melakukan kegiatan pekerjaan di lapangan yang lebih secara spesifik. Pelatihan ini dimaksudkan sepaya pegawai dapat menjalankan tugas dalam pekerjaan sesuai dengan tingkat standar kerja yang saat ini berlangsung, sementara pada proses pengembangan ditujukan untuk peningkatan potensi kinerja dan keberlangsungan organisasi dalam jangka sangat panjang dan ditujukan sebagai dasar nilali tambah dari proses mengendalian secara internal maupun eksternal. Sehingga pada umumnya bahwa pelatihan dapat digabungkan dengan program pengenalan di awal pekerjaan sebelum pegawai melakukan kegiatan kerja (Jenita et al., 2022). H. Penilaian Kinerja Peraturan penilaian kinerja dalam organisasi Lembaga pendidikan sangat penting sebagai panduan organisasi dalam menentukan performance kinerja organisasi, tidak lain muncul dari anggota organisasi itu sendiri, dan Peraturan penilaian ini muncul berdasarkan gagasan dari peraturan Lembaga Pendidikan Pusat meliputi kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap pegawai di organisasi internal, dan harus disetujui dan disepakati oleh setiap pegawai sehingga dalam program perencanaan setiap periodiknya akan sesuai dengan harapan. Untuk dapat melihat bahwa penilain kerja baik tenaga pengajar, tenaga kependidikan, pendukung atau pun yang menjabat sebagai pegawai struktural memperhatikan bahwa sistem manajemen kinerja memiliki dua tujuan utama: keputusan tentang pendapatan juga pembelajaran tentang kelemahan dan kekuatan dari pegawai tetap itu sendiri.
180 Manajemen Pendidikan Tetapi untuk penilaian kinerja Pemimpin akan dapat lebih banyak dari pegawai di level rendah dan menengah. Manfaat dari penilian kinerja ini adalah untuk membantu memastikan semua pegawai dalam organisasi akan bergerak ke arah yang sama, sehingga penghargaan dan keputusan lainnya yang adil, dapat membantu untuk menerapkan perubahan organisasi di Lembaga Pendidikan lebih meningkat. Dalam penerapan perangkat penilaian kinerja ini khusus dapat diterapkan melaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, maka peranannya akan sangat lebih mudah untuk memberikan nilai dengan cepat, tepat dan terukur, sehingga pendapat pegawai dapat dikendalikan melalui penilian tersebut (Aguinis, 2019). SDM itu sendiri harus memberikan kontribusi yang berkualitas untuk sebuah strategi, karena dalam perencanaan strategis memiliki beberapa cara diantaranya penilaian kinerja, pelatihan, serta kompensasi sehingga dapat memungkinkan bahwa Pemimpin organisasi dapat melakukan hal tersebut sebagai salah satu bagian kegiatan yang pertama untuk mendukung peran serta MSDM dalam memberikan pengendalian. Pengendalian tersebut dapat ditujukan dalam sebuah perilaku, melalui penilaian kinerja yang merupakan output dari performance sasaran dan input seperti melalui proses seleksi serta pelatihan tenaga pendidik atau tenaga kependidikan. I. Kompensasi Memberikan penghargaan, hadiah, insentif sangat diperlukan sebagai penguatan dan rasa semangat bagi pegawai di dalam ruang lingkup pendidikan yang nantinya
Manajemen Pendidikan 181 dapat berkontribusi pada proses implementasi strategi organisasi baik program studi atau pun secara luas melalui pemberian kompensasi, promosi, atau pun pengakuan, sementara itu pada sistem pengembangan pegawai akan dapat memberikan keterampilan diperlukan oleh sebagai wujud dari implementasi. Maka dari itu pembahasan sistem penilaian kinerja, yang memberikan informasi tentang alokasi penghargaan yang baik atau pun kebutuhan perkembangan. Kemudian, terdapat keterbatasan sistem kompensasi yang masih menggunakan kompensasi tradisional, serta sistem kompensasi yang mengarah pada kompensasi strategis, termasuk pendapatan berbasis skill, gaji berbasis tim misalkan dinilai dalam sebuah program studi, broadbanding, kompensasi yang variabel, juga kompensasi yang eksekutif. Halini merupakan bagian dari pendekatan dalam pengembangan tenaga pendidik atau tenaga kependidikan. Ada hubungan yang jelas antara manajemen kinerja dan sistem kompensasi. Keputusan kompensasi dan penghargaan bersifat sewenang-wenang tanpa adanya sistem manajemen kinerja yang baik J. Pemberhentian SDM Pemberhentian disebut juga sebagai fungsi operasional yang paling terakhir dari sebuah kondisi di MSDM. Atau dapat dengan disebut juga dengan kata pemisahan atau pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan dari dalam suatu organisasi di lingkungan pendidikan, maka pada proses ini seorang pegawai serta organisasi SDM harus memperhatikan kebijakan peraturan organisasi atau pedoman kepegawaian serta berdasarkan Undang-Undang
182 Manajemen Pendidikan yang berlaku saat itu, dan secara administrasi tentang kepegawaian pada Aplikasi sistem informasi tersebut akan lansung diberhentikan atau ditiadakan sehingga tidak mengganggu kepentingan lainnya serta tidak menimbulkan issue kesalahpahaman antara karyawan dengan organisasi yang akan terjadi dikemudian hari. Berikut ini merupakan alasan dilakukannya pemberhentian SDM yaitu ; 1) berkaitan dengan Undang-Undang; 2) dikarenakan keinginan organisasi secara luas di yang memperhatikan tingkat produktivitas serta profitabilitas organisasi itu sendiri; 3) merupakan keinginan pribadi seorang pegawai; 4) karyawan masuk pada umur pensiunan; 5) kontrak kerja telah berakhir dan tidak diperpanjang kembali karena pertimbangan hal lainnya, masalah dengan kesehatan pegawai, dan meninggal dunia; 6) Organisasi Lembaga Pendidikan tersebut mengalami kemunduran dari segi peminat program studi serta masalah finansial (Marnis & Priyono, 2008).
Manajemen Pendidikan 183 11 ada Bab ini, penulis ingin memaparkan manajemen dana pendidikan. Pemaparan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pertama, Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Manajemen Dana Pendidikan; kedua, Konsep Dasar Menajemen Dana Pendidikan; dan yang ketiga, Prinsip-Prinsip Manajemen Dana Pendidikan. A. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Manajemen Dana Pendidikan Manajemen dana dalam pendidikan menjadi pembahasan penting karena dana merupakan sumber utama penunjang kelancaran semua program-program yang telah direncanakan. Penulis memberikan perumpamaan dana itu seperti bahan bakar dan pendidikan ibarat sebagai kendaraan. Sebuah kendaraan tidak akan berjalan menuju ke titik tujuan, jika kendaraan tersebut tidak memiliki bahan bakar. Bahan bakar yang akan diisikan dalam kendaraan juga harus diukur dan diperkirakan sebarapa banyak ukuran liter P
184 Manajemen Pendidikan agar dapat menjalankan mesin kendaraan tersebut. Jika bahan bakar diprediksi tidak mencukupi atau habis di tengah jalan, maka harus dicarikan solusi, entah itu dicarikan tempat pengisian bahan bakar atau dari awal sudah disiapkan botol sebagai tempat penyimpanan bahan kabar cadangan. Artinya perencanaan dan perhitungan kebutuhan bakar harus dilakukan jika ingin sampai dengan selamat menuju tempat yang dituju. Manajemen dana di sekolah merupakan bagian dalam manajemen sekolah yang menentukan keberhasilan jalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Sebelum memaparkan tentang pengertian manajemen dana pendidikan dari para pakar, penulis terlebih dahulu menjelaskan arti kata manajemen, dana, dan pendidikan dilihat dari kamus (Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2023) Pertama, kata manajemen dapat dilihat dari kelas kata verba yang memiliki arti mengelola, mengatur, mengadministrasikan, mengoordinasikan, mengurus, menjalankan, menyelenggarakan, membukukan, mengaudit, mengalkulasi, mengestimasi, dan menilai. Sedangkan kelas nomina kata manajemen berarti penganggaran (belanja), alokasi, anggaran, distribusi, peruntukan, dan pos. Kedua, kata dana merupakan kelas kata nomina yang memiliki arti uang, harta, kapital, kekayaan, dan modal. Ketiga, kata pendidikan mempunyai beragam arti jika dipahami dari kelas kata verba, nomina, dan adjectiva. Penulis hanya mengambil kata pendidikan dari salah satu kelas nomina yaitu memiliki arti lembaga pendidikan. Dari ulasan pengertian tiga kata di atas, penulis memahami secara
Manajemen Pendidikan 185 sederhana bahwa manajemen dana pendidikan berarti mengelola pendanaan di lembaga pendidikan. Menurut Husnan dalam (Mustari, 2014) manajemen dana diartikan sebagai upaya manajemen terhadap fungsifungsi dana atau keuangan. Fungsi dana harus dilakukan oleh mereka yang bertanggungjawab dalam dua hal, yakni menggunakan dana dan mendapatkan dana. Mustari menambahkan manajemen keuangan dalam organisasi pendidikan meliputi tujuh kegiatan yaitu perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian, dan penyimpanan dana. Secara ringkas Mustari menyimpulkan kegiatan manajemen keuangan pendidikan berupa kegiatan penggunaan dana, pemerolehan dana (sumber dana dari dalam dan luar sekolah), dan pengelolaan dana yang dilakukan seefisien mungkin. Diknas (2002) dalam (Syaifullah, 2021) menjelaskan manajemen keuangan yaitu kegiatan menggerakan tenaga orang lain untuk melakukan suatu proses mengatur keuangan. Kegiatan tersebut diawali dari perencanaan anggaran, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai dengan pengawasan dan pertanggung jawaban. Penjelasan senada dari Sulistyorini dalam Saifullah memaparkan manajemen dana sekolah yaitu berupa pengaturan keuangan sekolah yang dilakukan melalui perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan, dan pertanggung jawaban. Selanjutnya, (Masrianda, 2022) menjelaskan tujuan dan fungsi manajemen keuangan pendidikan adalah untuk memperoleh dana dan mencari peluang sumber dana untuk kegiatan-kegiatan sekolah. Dalam penggunaan dana tersebut dilakukan secara efektif, tidak bertentangan dengan aturan
186 Manajemen Pendidikan dan undang-undang yang berlaku, dan pelaporannya bersifat transparan dan dapat dipertanggung jawabkan. Kadarman dalam (Syaifullah, 2021) menjelaskan tujuan dan fungsi manajemen keuangan pendidikan adalah penggunaan keuangan sekolah dilakukan dengan lebih efektif, efisien, akuntabel, transparan, dan meminimalkan penyelahgunaan anggaran. Artinya untuk mewujudkan tujuan dan fungsi manajemen keuangan, lembaga pendidikan harus lebih kreatif dan melakukan inovasi dalam mencari sumber dana, mengalokasikan sesuai dengan kebutuhan, melakukan pencatatan atau pembukuan secara terbuka, dapat dipertanggung jawabkan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Setelah mengetahui tujuan dan fungsi manajemen dana pendidikan, kemudian perlu memahami sumber-sumber dana pendidikan dan pengeluaran dana untuk membiayai kegiatan-kegiatan sekolah. Dalam (Undang-Undang Republik Indonesia, 2003) Pasal 46 ayat 1 menyebutkan bahwa ‚Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat‛. Sulistyorini dalam (Komariah, 2018) juga menjelaskan sumber-sumber dana pendidikan secara rinci, yaitu berasal dari pemerintah (termasuk pusat dan daerah), orang tua siswa, masyarakat, alumni, peserta kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah, dan kegiatan wirusaha sekolah. Adapun pengeluaran dana menurut (Mustari, 2014) dibagi menjadi dua kategori, yaitu biaya rutin dan biaya pembangunan. Biaya rutin artinya biaya yang dikeluarkan secara rutin dari tahun ke tahun. Pembiayaan ini untuk pembayaran gaji pegawai, biaya operasional, pemeliharaan
Manajemen Pendidikan 187 gedung, fasilitas dan pembelian alat-alat pengajaran (barangbarang pengajaran yang habis pakai). Sedangkan biaya pembangunan meliputi pembelian tanah untuk perluasan lahan sekolah, pembangunan gedung, renovasi gedung, pengadaan furniture atau meubeler, dan biaya-biaya barang lain yang sifatnya tidak habis pakai. B. Konsep Manajemen Dana Pendidikan Konsep manajemen mempunyai tiga tahapan penting yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian atau evaluasi. Menurut Thomas H. Jones (1985) dalam (Abubakar and Kurniatun, 2017) menjelaskan jika tiga tahapan di atas diterapkan dalam manajemen dana, maka menjadi tahap penganggaran keuangan (budgeting), tahap pelaksanaan (accounting), dan tahap penilaian (auditing). 1. Penganggaran (Budgeting) Penganggaran adalah sebuah proses dalam penyusunan anggaran. Penganggaran ini menurut Fattah (2000) dalam (Abubakar and Kurniatun, 2017) berbentuk rencana operasional secara kuantitatif dalam satuan uang yang digunakan sebagai acuan oleh lembaga dalam melaksanakan kegiatan dalam kurun waktu tertentu. Penjelasan lain, penganggaran dapat diartikan sebagai pernyataan berkaitan dengan estimasi kerja yang akan dicapai selama periode tertentu dalam ukuran financial. Penganggaran apabila dipahami dari karakteristiknya memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan pengeluaran. Melalui sisi penerimaan dijelaskan seberapa besar pemerolehan dana yang diterima, misalnya dana dari pemerintah, orang tua, atau dari
188 Manajemen Pendidikan sumber-sumber wirausaha sekolah, dan lain-lain. Adapun sisi pengeluaran dapat dilihat dari besarnya biaya yang harus dialokasikan untuk tiap-tiap program. Di samping itu, penganggaran menurut Fattah (2000) dalam (Abubakar and Kurniatun, 2017) memiliki fungsi yaitu sebagai alat perencanaan dan pengendalian manajemen dan alat bantu bagi manajemen untuk mengarahkan suatu organisasi dalam posisi yang kuat atau lemah. 2. Pelaksanaan (Accounting) Dalam konsep manajemen dana pendidikan, pelaksanaan disebut sebagai proses accounting. Thomas H. Jones (1985) dalam (Abubakar and Kurniatun, 2017) menjelaskan ‚Accounting is the process of classifying, recording, and summarizing financial transactions and sometimes describing organizational activities that accompany those transacions‛, accounting adalah sebuah proses mengelompokkan, mencatat, menyimpulkan transaksi keuangan dan menggambarkan aktivitas organisasi dalam bertransaksi. Pendapat (Masrianda, 2022) accounting disebut pembukuan atau kagiatan pengurusan keuangan pendidikan. Pengurusannya meliputi dua hal, yaitu pertama, berkaitan dengan kewenangan menentukan kebijakan menerima atau mengeluarkan uang. Pengurusan keuangan pertama ini disebut pengurusan tata usaha. Kedua, merupakan tindak lanjut dari urusan pertama (menerima, menyimpan, dan mengeluarkan). Pengurusan kedua diartikan sebagai pengurusan bendaharawan.
Manajemen Pendidikan 189 3. Penilaian atau Evaluasi (Auditing) Menurut (Abubakar and Kurniatun, 2017) Auditing merupakan sebuah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas (suatu yang berwujud) ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporakan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Pendapat (Masrianda, 2022) disampaikan bahwa accounting merupakan kegiatan pemeriksaan. Artinya semua kegiatan yang berkaitan dengan pertanggung jawaban penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran yang dilakukan oleh bendaharawan kepada pihak yang berwenang. Lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah perlu memahami dengan baik tiga konsep di atas. Konsepkonsep ini menjadi faktor yang sangat penting bagi jalannya kegiatan-kegiatan atau program-program pendidikan yang telah dibuat dan menentukan kehidupan sebuah organisasi pendidikan. C. Prinsip-Prinsip Manajemen Dana Pendidikan Prinsip-prinsip manajemen dana pendidikan merujuk pada (Undang-Undang Republik Indonesia, 2003) Pasal 48 ayat 1 yang menyatakan ‚Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efesiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik‛. Penulis menguraikannya sebagai berikut:
190 Manajemen Pendidikan 1. Keadilan Keadilan dapat diartikan sebagai perbuatan atau perlakuan yang seimbang. Hidayat dan Wijaya dalam (Mayasari, Shopiana and Julham, 2018) menjelaskan prinsip keadilan berarti dalam penyusunan anggaran mengakomodir seluruh kelompok masyarakat dan mengalokasikannya secara adil untuk kepentingan bersama. (Masrianda, 2022) menambahkan prinsip keadilan yaitu pelayanan pendidikan diberikan akses yang merata dan seluas-luasnya kepada peserta didik atau calon peserta didik tanpa melihat status sosial ekonomi, latar belakang suku, ras, agama, jenis kelamin dan kemampuan finansial. 2. Efisiensi Menurut Garner (2004) dalam (Mustari, 2014) menjelaskan ‚Efficiency characterized by quantitative outputs‛ Efisiensi berhubungan dengan jumlah hasil dari kegiatan. Efisiensi merupakan perbandingan terbaik antara input dan output. Input dapat berbentuk daya (tenaga, pikiran, waktu, biaya) dan output berupa hasil. Kegiatan dapat disebut efisien jika hemat dalam pemanfaatan waktu, tenaga, dan biaya serta dapat mencapai hasil yang ditentukan. Tingkat efisiensi yang tinggi dapat menghasilkan pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat. Menurut Masrianda prinsip efisiensi perlu dilakukan agar akses, mutu, relevansi, dan daya saing pelayanan pendidikan dapat dioptimalkan. (Usman, 2019) menambahkan dan menegaskan bahwa efisiensi adalah penghematan.