The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku in terdiri dari beberapa bab dimana pada bab pertama itu adalah Arti Pembelajaran dan Media Pembelajaran, bab kedua Hubungan Media Pembelajaran dengan suksesnya Kegiatan Pembelajaran, bab ketiga Sejarah Dalam Perkembangan Media Pembelajaran, bab keempat Hakekat Media Pembelajaran, bab kelima Klasifikasi Media Pembelajaran, bab keenam Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran, bab ketujuh Ketepatan dalam Memilih Media Pembelajaran, bab kedelapan Pola – Pola Pembelajaran Konvensional, bab kesembilan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran, bab kesepuluh Produksi Media Pembelajaran, bab kesebelas Penilaian Terhadap Media Pembelajaran, bab keduabelas Peran Penting Media Pembelajaran, bab ketigabelas Bentuk Media Pembelajaran yang Efektif dan yang terakhir pada bab ke empatbelas yaitu Media Pembelajaran di Masa Teknologi.
Buku ini akan sangat membantu bagi tenaga pendidik dalam melakukan proses belajar mengajar. Disini kami banyak membahas tentang bagaimana proses belajar mengajar yang baik dan benar. Pada buku juga lengkap menjelaskan apa – apa saja media pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam proses belajar mengajar sampai bagaimana cara kita sebagai pendidik memberikan penilaian terhadap media pembelajaran apa yang kita gunakan dan buku ini juga menjelaskan media pembelajaran apa yang tepat untuk digunakan pada era teknologi yang sudah sangat canggih seperti saat ini. Kami mengharapkan setelah membaca buku ini, pembaca bisa lebih memahami lagi media pembelajaran apa yang tetap untuk digunakan dilingukungan kita masing – masing dan teknologi yang seperti apa yang tepat untuk kita pakai dalam proses belajar mengajar.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2023-08-11 02:12:38

MEDIA MEDIA PEMBELAJARAN

Buku in terdiri dari beberapa bab dimana pada bab pertama itu adalah Arti Pembelajaran dan Media Pembelajaran, bab kedua Hubungan Media Pembelajaran dengan suksesnya Kegiatan Pembelajaran, bab ketiga Sejarah Dalam Perkembangan Media Pembelajaran, bab keempat Hakekat Media Pembelajaran, bab kelima Klasifikasi Media Pembelajaran, bab keenam Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran, bab ketujuh Ketepatan dalam Memilih Media Pembelajaran, bab kedelapan Pola – Pola Pembelajaran Konvensional, bab kesembilan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran, bab kesepuluh Produksi Media Pembelajaran, bab kesebelas Penilaian Terhadap Media Pembelajaran, bab keduabelas Peran Penting Media Pembelajaran, bab ketigabelas Bentuk Media Pembelajaran yang Efektif dan yang terakhir pada bab ke empatbelas yaitu Media Pembelajaran di Masa Teknologi.
Buku ini akan sangat membantu bagi tenaga pendidik dalam melakukan proses belajar mengajar. Disini kami banyak membahas tentang bagaimana proses belajar mengajar yang baik dan benar. Pada buku juga lengkap menjelaskan apa – apa saja media pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam proses belajar mengajar sampai bagaimana cara kita sebagai pendidik memberikan penilaian terhadap media pembelajaran apa yang kita gunakan dan buku ini juga menjelaskan media pembelajaran apa yang tepat untuk digunakan pada era teknologi yang sudah sangat canggih seperti saat ini. Kami mengharapkan setelah membaca buku ini, pembaca bisa lebih memahami lagi media pembelajaran apa yang tetap untuk digunakan dilingukungan kita masing – masing dan teknologi yang seperti apa yang tepat untuk kita pakai dalam proses belajar mengajar.

Media-media Pembelajaran 141 materi dalam penggunaannya dalam situasi-situasi tertentu dan benar-benar efektif setelah diadakan perbaikan dan penyempurnaan (andi kristanto, 2016:115). Diberlakukannya penilaian sumatif bertujuan unutk mengetahui efektifitas dari media pembelajaran dengan memberikan posttes kepada seluruh peserta didik yang ada dalam satu kelas tertentu, soal yang diajukan mengacu kepada indicator pembelajaran yang ada dalam silabus. Soal yang diajukan bisa berdiri sendiri atau bisa diintegrasikan dengan media pembelajaran yang telah dikembangkan, minimal hasil yang diperoleh memenuhi standar ketuntasan minimal yaitu 75% dari seluruh peserta didik, sehingga jika hal itu terjadi maka media pembelajaran yang dikembangkan dapat dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran(andi kristanto, 2016:121). D. Kriteria Penilaian Pada pelaksanaan penilaian terhadap suatu apapun tentu memiliki kriteria penilaian. Menurut Walker dan Hess, kriteria penilaian dalam mereview media pembelejaran pada penilaian formatif dapat dikategorikan pada segi isi materi, segi edukatif dan segi kualitas teknis (dalam Arsyad, 2010:219). Adapun pada segi isi materi terdapat lima kriteria penilaian yaitu: 1. Adanya kesesuaian dengan tujuan yang telah dirumuskan 2. Isi materi sudah dimengerti


142 Media-media Pembelajaran 3. Adanya kesesuaian dengan tingkat kemampuan peserta didik 4. Isi materi disajikan dari yang mudah menuju pada yang sulit 5. Bahasa yang digunakan dalam isi materi menggunakan kata yang mudah dimengerti dan tidak menggunakan kata-kata yang sulit. Dalam segi edukatif terdapat sebelas kriteria penilaian antara lain: 1. Memberikan kesempatan belajar 2. Membantu untuk belajar 3. Terdapat kualitas yang memotivasi 4. Terdapat kualitas daya tarik 5. Terdapat fleksibilitas yang memotivasi 6. Memiliki hubungan dengan program pembelajaran lainnya 7. Terdapat kualitas social interaksi instruksionalnya 8. Terdapat kualitas tes dan penilaiannya 9. Memberikan dampak bagi peserta didik 10. Memberikan dampak pada guru dan pembelajarannya 11. Terdapat format media Sedangkan dalam segi kualitas teknis terdapat enam kriteria penilaian antara lain: 1. Keterbacaan 2. Mudah untuk digunakan 3. Terdapat kualitas tampilan/tayangan/kemasan pada media 4. Terdapat kualitas penanganan jawaban 5. Terdapat kualitas pengelolaan program 6. Terdapat kualitas pendokumentasiannya


Media-media Pembelajaran 143 Peran Penting Media Pembelajaran _^c[ \_r[s[f ^[rc \[b[s[ L[tch ‚g_^cug‛ y[ha \_r[rtc ‚j_r[ht[r[‛ [t[u ‚j_ha[ht[r‛. L_\cb f[hdut, g_^c[ merupakan sarana penyalur pesan atau informasibelajar yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.Penggunaan media pengajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar. Menurut AECT (Association of Education and Communicationn Technology) yang dikutip oleh (Rahman et al., 2021) ‚g_^c[ adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses j_hy[fur[h ch`irg[sc‛. S_^[hae[h g_hurut St_``c A^[g ^[h Muhammad Taufik Syastra (2015) bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu baik berupa fisik maupun teknis dalam proses pembelajaran yang dapat membantu guru untuk mempermudah dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Selanjutnya (Purwono, 2018) menjelaskan bahwa media pembelajaran memiliki peranan penting dalam menunjang kualitas proses belajar mengajar. Media juga dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Salah satu M BAB 12


144 Media-media Pembelajaran media pembelajaran yang sedang berkembang saat ini adalah media audiovisual. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantudalam proses belajar mengajaruntuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Jenis-jenis Media Pembelajaran Perkembangan pendidikan yang sangat pesat, berpengaruh pada perkembangan psikologi belajar serta pada sistem pendidikan yang ada. Keadaan tersebut, mendorong dan berakibat juga pada kemajuan teknologi pembelajaran dan penambahan baru pada media pembelajaran.Seiring dengan kemajuan teknologi, maka perkembangan media pembelajaran begitu cepat, di mana masingmasing media yang ada punya ciriciri dan kemampuan sendiri. Dari hal ini, kemudian timbul usaha-usaha penataannya yaitu pengelompokkan atau klasifikasi menurut kesamaan ciri-ciri atau karakteristiknya. Ciri-ciri umum dari media pembelajaran menurut (Zakky, 2018) adalah: Pertama, Media pembelajaran identik dengan j_ha_rtc[h j_r[a[[h y[ha \_r[s[f ^[rc e[t[ ‚r[a[‛, [rtchy[ su[tu benda yang dapat diraba, dilihat dan didengar dan yang dapat diamati melalui panca indera. Kedua, Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang dapat dilihat dan didengar. Ketiga, Media pembelajaran digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran antara guru dan siswa. Keempat, Media pembelajaran adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas. Kelima, Media j_g\_f[d[r[h g_ruj[e[h su[tu ‚j_r[ht[r[‛ (g_^cug, g_^c[) dan digunakan dalam rangka belajar.Keenam, Media pembelajaran mengandung aspek, sebagai alat dan sebagi teknik yang erat pertaliannya dengan metode belajar. Ketujuh, Karena itu, sebagai tindakan operasional, dalam buku ini digunakan


Media-media Pembelajaran 145 j_ha_rtc[h ‚g_^c[ j_g\_f[d[r[h‛.S_f[ch ]crc-ciri di atas, lalu apa saja yang termasuk dalam media pembelajaran. Menurut Rudi Bretz sebagaimana dikutip oleh (Gunawan & Murtopo, 2020) yang membagi ke dalam 8 klasifikasi media, yakni: 1. Media audio visual gerak. 2. Media audio visual diam. 3. Media audio semi gerak. 4. Media visual gerak. 5. Media visual diam. 6. Media visual semi gerak. 7. Media audio. 8. Media cetak. Sedangkan menurut (Zakky, 2018) bahwa terdapat 13 macam media, yaitu : 1. Obyek. 2. Model. 3. Suara langsung. 4. Rekaman audio. 5. Media cetak. 6. Pembelajaran terprogram. 7. Papan tulis. 8. Media transparansi. 9. Film rangkai. 10.Film bingkai. 11.Film. 12.Televisi. 13.Gambar. Dari berbagai jenisjenis media yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka


146 Media-media Pembelajaran mengidentifikasikan komunikasi dan interaksi antar dosen/guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah. Fungsi dan Peran Media Pembelajaran Setiap manusia memerlukan belajar untuk mengembangkan pengetahuan, bakat dan minatnya. Dalam pengembangan kemampuan tersebut, seseorang membutuhkan orang lain untuk mendidiknya. Selain itu, peran media juga sangat diperlukan dalam mendidik peserta didik. Hal ini dijelakan oleh (Falahudin, 2014) bahwa peran pembelajar adalah menyediakan, menunjukkan, membimbing dan memotivasi para pembelajar agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada. Bukan hanya sumber belajar yang berupa orang , melainkan juga sumbe-sumber belajar yang lain. Oleh karena itu, dalam meningkatkan kemampunya untuk belajar maka diperlukan sumber belajar. Dengan adanya sumber belajar maka peserta didik dapat mengerti apa yang dipelajarinya. Salah satu sumber belajar yang dikenal selama ini adalah media pembelajaran. Menurut AECT (dalam Ahmad Rohani, 1991), mengklasifikasikan tentang sumber belajar media menjadi enam macam, yaitu: 1. Message (pesan), yaitu informasi/ajaran yang diteruskan oleh komponen lain yang dalam bentuk gagasan, fakta, arti dan data. Termasuk dalam kelompok pesan adalah semua bidang studi/mata kuliah atau bahan pengajaran yang diajarkan kepada peserta didik, dan sebagainya. 2. People (orang), yakni manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah dan penyaji pesan. Termasuk kelompok ini misalnya guru/dosen, tutor peserta didik dan sebaginya. 3. Materials (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesanuntuk disajikan melalui


Media-media Pembelajaran 147 penggunaan alat perangkat keras atau pun oleh dirinya sendiri. Berbagai program media termasuk media materials seperti transportasi, slide, film, audio, video, modul, majalah, buku dan sebagainya. 4. Device (alat), yakni (suatu perangkat keras) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan, misalnya OHP, slide, video, tape recorder, dan sebagainya. 5. Technique (teknik), yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan, peralatan, orang, lingkungan untuk menyampaikan pesan. Misalnya pengajaran terprogram/modul, simulasi, demonstrasi, tanya jawab, CBSA, dan sebagainya. 6. Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar di mana pesan disampaikan. Baik lingkungan fisik ruang kelas, gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, taman, lapangan, dan sebagainya. Juga lingkungan non fisik, misalnya suasana belajar itu sendiri, tenang, lelah, ramai dan sebagainya. Pada dasarnya, media adalah sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Sebagai alat komunikasi, media pembelajaran menurut (Zakky, 2018) memiliki fungsi yang luas di antaranya: 1. Fungsi edukatif media komunikasi, yakni bahwa setiap kegiatan media komunikasi mengandung sifat mendidik karena di dalamnya memberikan pengaruh pendidikan. 2. Fungsi sosial media komunikasi, mediakomunikasi memberikan informasi aktual dan pengalaman dalam berbagai bidang kehidupan sosial orang.


148 Media-media Pembelajaran 3. Fungsi ekonomis media komunikasi, media komunikasi dapat digunakan secara intensif pada bidang-bidang pedagang dan industri. 4. Fungsi politis media komunikasi, dalam bidang politik media komunikasi dapat berfungsi terutama politik pembangunan baik material maupun spiritual. 5. Fungsi seni dan budaya media komunikasi, perkembangan ke bidang seni dan budaya dapat tersebar lewat media komunikasi. Dari sekian fungsi media pembelajaran di atas, (Gunawan & Murtopo, 2020),menguraikan beberapa fungsi media pembelajaran, yaitu: 1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti misalnya: a. Obyek yang terlalu besar bisa digantikan oleh realita, gambar, film, atau model. b. Obyek yang kecil dibantu oleh proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar. c. Gerak yang terlalu lamban atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau hagh speed photograpy. d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto atau pun secara verbal. e. Obyek yang terlalu kompleks (missal mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram dan lainlain.


Media-media Pembelajaran 149 f. Konsepyang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lainlain. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa fungsi media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam pendidikan. Peranan media pembelajaran dalam proses belajar dan mengajar sangat penting dilaksanakan oleh para pendidik saat ini, karena peranan media pembelajaran dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pengirim kepada penerima dan melalui media pembelajaran juga dapat membantu peserta didik untuk menjelaskan sesuatu yang disampaikan oleh pendidik. Dengan penggunaan alat-alat ini guru dan siswa dapat berkomunikasi lebih mantap dan hidup serta interaksinya bersifat banyak arah. Media mengandung pesan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuantujuan belajar (Cahya Chrystanti, 2015). Ada beberapa peranan media pembelajaran dalam proses belajar antara lain: Pertama, mahasiswa memiliki kemampuan untuk menangkap pembelajaran dengan baik. Dengan demikian penggunaan media dalam pengajaran di kelas merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Karena media pembelajaran adalah sumber belajar, secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda atau pun peristiwa yang membuat kondisi siswa untuk lebih memungkinkan memperoleh pengetahuan keterampilan atau pun sikap (Ali, 1996). Kedua, Media membangkitkan keinginan dan minat mahasiswa untuk belajar. Bukan hanya membangkitkan motivasi untuk belajar, namun membawa pengaruh positif bagi psikologis mahasiwa. Sebab media pembelajaran dapat memperlancar interaksi antara


150 Media-media Pembelajaran dosen/guru dengan peserta didik. Ketiga, Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan dan penuh makna. Selain urain di atas, (Sidik Bagas, 2018) menambahkan peranan media pembelajaran dalam proses pembelajaran antara lain: 1. Memperjelas penyajian materi agar tidak hanya bersifat verbal (dalam bentuk kata-kata tertulis atau tulisan). 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. 3. Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif anak didik. 4. Menghindari kesalahpahaman terhadap suatu objek dan konsep. Menghubungkan yang nyata dengan yang tidak nyataJadi, dengan menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar membantu untuk memperlancar interaksi antara pendidik dengan peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3, Pendidikan Nasional bertujuan untuk: mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap dan kretif, mandiri dan menjadi warga yangdemokratis serta bertangauha d[w[\‛. D[f[g mewujudkan tujuan tersebut maka diperlukan kegiatan pendidikan formal dan non formal. Pendidikan yang dilaksanakan di kampus/sekolah merupakan tempat mencari ilmu bagi peserta didik, serta tempat bagi dosen/guru mentransfer ilmupengetahuannya kepada peserta didik. Oleh karena itu, dalam meningkatkan kualitas pengajaran seorang


Media-media Pembelajaran 151 dosen/guru maka diperlukan media pembelajaran. Dalam zaman modern ini, dosen/guru dituntut untuk menggunakan media pembelajaran dalam menyampaikan materi di dalam kelas. Sebab media pembelajaran adalah salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam proses pembelajara. Oleh sebab itu, pemerintah mendorong para dosen atau guru untuk menfaatkan media pembejaran dalam meningkatkan kuliatas mengajar. Dengan menggunakan media pembelajaran seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian dosen atau guru. Menurut hemat (Hill, 2001) bahwa melalui media alat peraga peserta didik akan belajar lebih bersemangat dan dapat mengingat dengan lebih baik pembelajaran yang sudah diajarkan oleh dosen/guru. Oleh karena itu tiap-tiap pendidik perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Selain penjelasan di atas, perananmedia pembelajaran dalamproses belajar mengajar antara lain: 1. Dapat menghindari terjadinya verbalisme. 2. Membangkitkan minat atau motivasi. 3. Menarik perhatian. 4. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran. 5. Mengaktifkan siswa dalam belajar. 6. Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar. Sedangkan menurut (Nilakusmawati & Asih, 2012) bahwa peranan media pembelajaran dalam proses mengajar adalah sebagai berikut: Pertama, Penggunaan media dalam proses mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. Kedua, Penggunaan media


152 Media-media Pembelajaran pengajaran merupakan bagian yangintegral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru. Keempat, Media dalam pengajaran penggunaannya bersifat integral dengan tujuan dan isi pelajaran. Kelima, Penggunaan media bukan semata-mata sebagai alat huburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa. Keenam, Penggunaan media dalam proses pembelajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar dan membantu siswa dalam menagkap pengertian yang diberikan guru. Ketujuh, Pengguna media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Berdasarkan uraian dan penjelasan para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa media pembelajaran dapatmembantu guru untuk menciptakan suana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan. Artinya dosen/guru dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan berbagai macam metode pengajaran dan menciptakan iklim emosional yang sehat diantara peserta didik. Ketiga, Peranan media pembelajaran dalam meningkatkan daya minat belajar Mahasiswa/peserta didik. Sejak dipercayakan sebagai pengampu mata kuliah media pembelajarandi STT Kadesi Yogyakarta menjadi beban tersendiri, karena mengingat perkembangan teknologi di zaman modern ini begitu besar pengaruhnya dalam dunia pendidikan. M_hurut b_g[t (R[bg[y[htc, 2015) \[bw[ ‚t_ehifiac pembelajaran terus mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan zaman.Dalam pelaksanaan pembelajaran seharihari kita sering menjumpai adanya pemfaatan dari perkembangan Teknologi dalam dunia pendidikan, seperti yang sering dilakukan oleh guru ataudosen yaitu mengkombinasikan alat teknologi dalam peroses pembelajaran. Artinya dalam


Media-media Pembelajaran 153 penggunaan media pembelajaran dan teknologi dapat menolong peserta didik untuk mengerti materi yang disampaikan oleh guru atau dosen.Jika hal ini diabaikan oleh para pengajar saat inimaka peserta didik akan ketinggal banyak informasi. Dengan demikian kemampuan dankompetensi dosen/guru dapat berperan penting dalam menyelesaikan berbagai polemik berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar. Menurut (Nasir Usman et al., 2017) ada 10 dasar kompetensi dosen yang harus di miliki oleh dosen/guru sebagai syarat menjadi dosen yang professional, adalah sebagai berikut: 1. Menguasai bahan (mata kuliah yang diajarkan). 2. Mengelola program belajar mengajar (dari persiapan perangkat mengajar sampai melaksanakan program belajar mengajar). 3. Mengelola kelas (mengatur tata ruang kelas dan menciptakan iklim belajar mengajar yang sesuai). 4. Menggunakan Media/sumber belajar (mengenal, memilih dan menggunakan media yang bervariatif, membuat alat-alat bantu pelajaran yang sederhana, menggunakan dan mengelola laboratorium,perpustakaan,dan micro-teaching yang disesuaikan dengan bidang studi yang diajarkannya). 5. Menguasai landasan-landasan kependidikan. 6. Mengelola interaksi belajarmengajar. 7. Menilai prestasi mahasiswa untuk kepentingan pembelajaran. 8. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan. 9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah. 10. Memahami prinsipprinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pembelajaran.


154 Media-media Pembelajaran Pada lingkungan kampus, dosen atau guru harus membangkitkan minat belajar siswa, karena itu adalah tugas para pendidik. Dosen atau guru harus benarbenar menguasai semua keterampilan yang dibutuhkan dalam pengajaran, antara lain menguasai materi, memiliki mediapembelajaran yang menarik dan bervariasi. Jika dosen atau guru tidak menggunakan variasi dalam proses pembelajaran, peserta didik akan cepat bosan dan jenuh terhadap materi pelajaran. Lantas apa yang dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa dalam proses belajar mengajar, yakni: 1. Dosen/guru hendaklah menggunakan variasi dalam mengajar agar semangat dan minat mahasiswa dalam belajar meningkat sehingga prestasi belajar sesuai dengan yang diharapkan. 2. Dosen/guru membantu peserta didik/siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. 3. Dosen/guru berusahamelibatkan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas khususnya dalam meprestasi tugas di depan kelas. Dengan adanya tugas presentasi baik perorangan maupun individu mahasiswa memiliki gairah untuk belajar.Pengalaman penulis selama menjadi dosen, penulis merasa bahwa tugas presentasi yang diberikan kepada mahasiswa sangat penting, karena mahasiswa tersebut ada minat untuk belajar. 4. Dosen/guru yang menggunakan media pembelajaran, pada dasarnya mahasiswa lebih cepat menangkap penjelasan dosen dan bukan hanya itu, tetapi


Media-media Pembelajaran 155 mahasiswa dapat menambah minat belajar dan memudahkan untuk mengerti tentang materi yang ada. Akibat dari sekian uraian di atas maka dapat dilihat ciri-ciri mahasiswa yang memiliki minat belajar. Pertama, mereka memahami tujuantujuan belajar. Kedua, merekamerasakan dan menemukan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan menyenangkan. Ketiga, mereka memiliki keinginan tinggi untukberinteraksi baik kepada sesamanya maupun kepada dosen.Keempat, mereka merasa nyaman belajar sekalipun materinya susah dipahami. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar mahasiwa atau peserta didik. (Muhammad Taufani, 2022) ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat yaitu: 1. (Faktor dorongan dalam, yaitu dorongan dari individu itu sendiri, sehingga timbul minat untuk melakukan aktivitas atau tindakan tertentu untuk memenuhinya. Misalnya, dorongan untuk belajar dan menimbulkan minat untuk belajar. 2. Faktor motivasi sosial, yaitu faktor untuk melakukan suatu aktivitas agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungannya. Minat ini merupakan semacam kompromi pihak individu dengan lingkungan sosialnya.Misalnya, minat pada studi karena ingin mendapatkan penghargaan dari orangtuanya. 3. Faktor emosional, yakni minat erat hubungannya dengan emosi karena faktor emosional selalu menyertai seseorang dalam berhubungan dengan objek minatnya. Kesuksesan seseorang pada suatu aktivitas disebabkan karena aktivitas tersebut menimbulkan perasaan suka atau puas, sedangkan kegagalan akan menimbulkan perasaan tidak


156 Media-media Pembelajaran senangdan mengurangi minat seseorang terhadap kegiatan yang bersangkutan. Berdasarkan urain tersebut di atas maka perlu adanya pengamatan secara langsung, apakah mahasiswa/pesrta didik memiliki minat belajar atau tidak. Oleh karena itu, (Rasyid 2010) menguraikan ada beberapa bukti jika anak-anak tersebut memiliki belajar, yakni: 1. bergairah untuk belajar, 2. tertarik pada pelajaran, 3. tertarik pada guru, 4. mempunyai inisiatif untuk belajar, 5. kesegaran dalam belajar, 6. konsentrasi dalam belajar, 7. teliti dalam belajar, 8. punya kemauan dalam belajar, 9. ulet dalam belajar. Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Ujung akhir dari pemilihan media adalah penggunaaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan media yang dipilih.Menurut AECT (Association of Education and Communication Technology) yang dikutip oleh (Basyarudin : 2002) Media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. Sedangkan menurut (Adam, 2015) bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu baik berupa fisik maupun teknis dalam proses pembelajaran Media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. Sedangkan menurut (Adam,


Media-media Pembelajaran 157 2015) bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu baik berupa fisik maupun teknis dalam proses pembelajaran Peranan media pembelajaran dalam proses belajar dan mengajarmerupakan satu kesatuanyang tidak dapat dipisahkandaridunia pendidikan. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pengirim kepada penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik untuk belajar.Senada dengan apa yang dikatakan oleh (Ruth Lautfer, 1999) bahwa media pembelajaran adalah salah satu alat bantu mengajar bagi guru untuk menyampaikan materi pengajaran, meningkatkan kreatifitas siswa dan meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Dengan media siswa akan lebih termotivasi untuk belajar, mendorong siswa menulis, berbicara dan berimajinasi semakin terangsang. Dengan demikian, melaluimedia pembelajarandapat membuat proses belajar mengajar lebihefektif dan efesien serta terjalin hubungan baik antara guru dengan peserta didik. Selain itu, media dapat berperanuntuk mengatasi kebosanan dalam belajar di kelas. Oleh karena itu, guru dituntut memberikan motivasi pada peserta didik melalui pemanfaatan media yang tidak hanya ada di dalam kelas, akan tetapi juga yang ada di luar kelas, jika hal itu dimanfaatkan maka tujuan pembelajaran akan tercapai.Lantas apa yang terjadi jika media pembelajaran tidak ada, yang terjadi adalah mengalami kesulitan dalammengajar, materi menjadi monoton dan siswa merasa bosan dengan apa yang diajar oleh pendidik. Oleh karena itu, media pembelajaran harus difungsikan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar.Dengan demikian semakin menarik media pembelajaran yang digunakan oleh guru akan semakin tinggi pula tingkat motivasi belajar siswa. Namun dalam prakteknya, masih banyak dijumpai guru-guru yang belum


158 Media-media Pembelajaran menerepankan media pembelajaran secara inovatif, bukan hanya tidak menerapkan media tersebut, namun sama sekali tidak ada media pembelajaran di sekolah.


Media-media Pembelajaran 159 Bentuk Media Pembelajaran yang Efektif roses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam sistem, oleh karena itu lingkungan belajar memegang peranan penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, maka tidak ada komunikasi, dan pembelajaran sebagai proses komunikasi tidak dapat berfungsi secara optimal. Lingkungan belajar merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pembelajaran. Peran media pembelajaran sebagai komponen komunikasi (Daryanto, 2011). Secara umum manfaat media pembelajaran memudahkan interaksi antara guru dan siswa serta membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Pemilihan metode pembelajaran memiliki pengaruh yang besar terhadap lingkungan belajar yang digunakan. Artinya, pemilihan lingkungan belajar harus didasarkan pada metode pembelajaran yang digunakan. Dengan demikian, pemanfaatan lingkungan belajar dapat membawa manfaat yang besar bagi keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. P BAB 13


160 Media-media Pembelajaran Media pembelajaran yang efektif memiliki sejumlah manfaat yang dapat meningkatkan pengalaman pembelajaran siswa. Penggunaan media pembelajaran yang efektif membutuhkan perencanaan dan penggunaan yang tepat dalam konteks pembelajaran yang relevan. Guru perlu memilih media yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran, serta menyajikannya dengan cara yang efektif untuk memaksimalkan manfaat yang diperoleh siswa. Media pembelajaran adalah segala bentuk atau alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi, materi pembelajaran, atau konsep-konsep kepada siswa. Media pembelajaran berfungsi untuk mendukung proses pembelajaran dengan memberikan visualisasi, bantuan audio, simulasi, atau interaksi yang meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa. Ada beberapa bentuk media pembelajaran yang efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran. Beberapa bentuk media pembelajaran yang efektif antara lain : 1. Buku teks: Buku teks tetap menjadi salah satu bentuk media pembelajaran yang efektif. Buku teks dapat memberikan informasi yang komprehensif dan terstruktur tentang topik tertentu. Mereka dapat digunakan untuk menggali konsep-konsep dasar dan memberikan pengetahuan yang mendalam. 2. Presentasi multimedia: Presentasi multimedia menggunakan elemen-elemen audio, visual, dan interaktif untuk menyampaikan informasi dengan cara yang menarik. Mereka dapat mencakup gambar, grafik, animasi, dan video untuk memperjelas konsep-konsep yang kompleks.


Media-media Pembelajaran 161 3. Video pembelajaran: Video pembelajaran dapat digunakan untuk memperlihatkan situasi atau proses yang sulit untuk dipahami melalui penjelasan lisan atau tulisan. Mereka dapat menunjukkan eksperimen ilmiah, simulasi, atau demonstrasi yang membantu siswa memvisualisasikan konsep-konsep yang diajarkan. 4. Permainan pendidikan: Permainan pendidikan menggabungkan unsur-unsur permainan dengan pembelajaran. Mereka dapat menjadi cara yang menyenangkan dan interaktif untuk mempelajari konsep-konsep baru. Permainan pendidikan dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi, pemahaman, dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. 5. Media sosial: Media sosial seperti platform berbagi video, blog, dan forum diskusi dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Mereka memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan rekan sejawat dan guru, berbagi ide, dan mendapatkan umpan balik. Media sosial juga dapat memfasilitasi kolaborasi dan pembelajaran berbasis proyek. 6. Simulasi dan virtual reality: Simulasi dan virtual reality dapat memberikan pengalaman belajar yang imersif. Mereka memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dalam situasi yang realistis dan melibatkan diri secara aktif dalam pembelajaran. Simulasi dan virtual reality dapat digunakan dalam berbagai bidang, termasuk sains, matematika, dan sejarah. 7. Podcast dan audiobook: Podcast dan audiobook dapat menjadi bentuk media pembelajaran yang fleksibel dan


162 Media-media Pembelajaran dapat diakses. Mereka memungkinkan siswa untuk mendengarkan konten pembelajaran saat mereka berada dalam perjalanan, melakukan tugas rumah, atau melakukan aktivitas lainnya. Podcast dan audiobook juga dapat menambah variasi dalam gaya pembelajaran siswa. Untuk menjadi media pembelajaran yang efektif, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Berikut adalah beberapa syarat penting yang perlu dipertimbangkan: 1. Relevansi: Media pembelajaran harus relevan dengan materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Media tersebut harus dapat mendukung pemahaman konsep atau informasi yang sedang dipelajari oleh siswa. Memilih media yang relevan akan memastikan bahwa siswa dapat menghubungkan materi yang diajarkan dengan pengalaman dan kehidupan mereka sehari-hari. 2. Kesesuaian dengan Audiens: Media pembelajaran harus disesuaikan dengan audiens atau siswa yang ditujunya. Hal ini meliputi pertimbangan terhadap tingkat kecakapan, minat, dan kebutuhan belajar siswa. Media harus disampaikan dengan bahasa, konten, dan gaya yang sesuai agar dapat diakses dan dipahami oleh siswa dengan baik. 3. Kualitas Konten: Media pembelajaran harus menyajikan konten yang akurat, terpercaya, dan relevan. Informasi yang disajikan melalui media harus didasarkan pada penelitian dan sumber yang kredibel. Konten juga harus disusun dengan cara yang jelas dan


Media-media Pembelajaran 163 sistematis, sehingga dapat membantu siswa memahami materi dengan baik. 4. Keterlibatan Siswa: Media pembelajaran yang efektif harus dapat mengaktifkan keterlibatan siswa. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan elemen interaktif, gambar, video, simulasi, atau permainan yang menarik minat siswa. Media harus mendorong siswa untuk berpikir, berpartisipasi, dan berinteraksi secara aktif dengan materi pembelajaran. 5. Kemudahan Penggunaan: Media pembelajaran harus mudah digunakan oleh guru dan siswa. Ini termasuk kemudahan akses, navigasi, dan pengoperasian media. Media yang rumit atau sulit digunakan dapat mengganggu pembelajaran dan mengurangi efektivitasnya. 6. Kesesuaian dengan Konteks Pembelajaran: Media pembelajaran harus sesuai dengan konteks pembelajaran yang sedang berlangsung. Ini mencakup pertimbangan terhadap lingkungan pembelajaran, durasi waktu yang tersedia, kebutuhan spesifik siswa, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 7. Evaluasi dan Umpan Balik: Media pembelajaran yang efektif harus dapat dinilai dan dievaluasi. Guru perlu memantau dan mengumpulkan umpan balik tentang penggunaan media tersebut dalam pembelajaran. Evaluasi tersebut dapat membantu dalam peningkatan dan penyesuaian media agar lebih sesuai dengan kebutuhan siswa. 8. Integrasi dengan Strategi Pembelajaran Lainnya: Media pembelajaran yang efektif harus dapat terintegrasi


164 Media-media Pembelajaran dengan strategi pembelajaran lainnya. Media tersebut harus dapat digunakan bersama dengan metode pembelajaran yang lain, seperti diskusi kelompok, tugas berbasis proyek, atau aktivitas praktik, untuk mencapai tujuan pembelajaran secara komprehensif. Dengan memenuhi syarat-syarat di atas, media pembelajaran dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan pemahaman, keterlibatan, dan pencapaian siswa dalam proses pembelajaran. Terdapat dua metode pembelajaran yang dianggap efektif yaitu, menggunakan buku teks dan presentasi multimedia. Penggunaan buku teks dalam pembelajaran telah terbukti efektif dalam banyak konteks. Adapun beberapa alasan mengapa buku teks dapat menjadi media pembelajaran yang efektif, yaitu buku teks biasanya disusun dengan baik dan memiliki struktur yang teratur. Mereka menyajikan informasi dengan cara yang sistematis, memungkinkan siswa untuk mengikuti alur pembelajaran secara logis. Isi buku teks mencakup konsepkonsep dasar dan mendalam dalam bidang studi tertentu, memberikan pemahaman yang komprehensif. Selanjutnya, buku teks juga berfungsi sebagai referensi yang mudah diakses. Mereka sering dilengkapi dengan indeks, daftar kata, dan daftar isi, memudahkan siswa dalam mencari informasi yang spesifik. Siswa dapat dengan cepat merujuk kembali ke halaman atau bagian yang relevan untuk memperdalam pemahaman mereka. Buku teks juga memberikan siswa kemampuan untuk belajar secara mandiri. Siswa dapat mengatur ritme dan jadwal belajar mereka sendiri dengan mengacu pada buku teks. Mereka dapat membaca, menandai, atau membuat catatan pada buku sesuai dengan gaya belajar


Media-media Pembelajaran 165 mereka. Ini memberi siswa kendali lebih besar atas proses pembelajaran mereka. Menggunakan buku teks membantu siswa mengembangkan keterampilan literasi yang penting, seperti membaca, memahami, dan menganalisis teks. Mereka juga dapat mengasah kemampuan siswa dalam mengartikulasikan pemikiran mereka secara tertulis. Buku teks yang berkualitas dapat membantu memperluas kosakata siswa dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Adapun presentasi multimedia memiliki beberapa manfaat yang signifikan saat pembelajaran. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penggunaan presentasi multimedia dalam pembelajaran, yaitu : 1. Meningkatkan Pemahaman: Presentasi multimedia menggunakan kombinasi elemen audio, visual, dan interaktif untuk menyampaikan informasi dengan cara yang lebih jelas dan menarik. Ini dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit atau kompleks dengan lebih baik. Melalui gambar, grafik, animasi, dan video, presentasi multimedia dapat memvisualisasikan konsep secara nyata, membantu siswa dalam membangun pemahaman yang lebih mendalam. 2. Memperkaya Pengalaman Belajar: Dengan menggunakan elemen suara, video, dan interaktif, presentasi multimedia dapat mengenrich pengalaman belajar siswa. Suara atau narasi dapat memberikan penjelasan tambahan atau menjelaskan materi dengan lebih baik. Video dan animasi dapat menunjukkan contoh konkret atau situasi dunia nyata, membuat materi lebih hidup dan relevan bagi siswa. Elemen


166 Media-media Pembelajaran interaktif, seperti tautan atau pertanyaan yang diajukan pada slide, dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. 3. Meningkatkan Keterlibatan dan Minat: Presentasi multimedia yang menarik dan interaktif dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Penggunaan gambar, video, dan elemen interaktif seperti kuis atau pertanyaan dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan memotivasi siswa untuk terlibat aktif. Hal ini dapat membantu menjaga minat siswa dan mencegah kejenuhan atau kebosanan selama proses pembelajaran. 4. Memfasilitasi Gaya Belajar yang Beragam: Siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Beberapa siswa lebih responsif terhadap informasi visual, sementara yang lain lebih suka belajar melalui pendengaran atau melalui interaksi langsung. Presentasi multimedia dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar dengan menggabungkan elemen audio, visual, dan interaktif. Ini memungkinkan siswa dengan berbagai preferensi belajar untuk terlibat dan memahami materi dengan cara yang paling efektif bagi mereka. 5. Pengulangan dan Retensi Informasi: Presentasi multimedia memungkinkan informasi dapat diulang kembali dengan mudah. Siswa dapat mengulangi slide atau bagian tertentu yang mungkin mereka temukan sulit dipahami. Hal ini membantu dalam proses memperkuat pemahaman dan retensi informasi dalam jangka panjang.


Media-media Pembelajaran 167 6. Fleksibilitas dan Aksesibilitas: Presentasi multimedia dapat digunakan dalam berbagai konteks pembelajaran. Mereka dapat diakses melalui perangkat komputer, proyektor, atau perangkat mobile. Ini memberikan fleksibilitas dalam menggunakan presentasi multimedia di kelas, di rumah, atau bahkan di luar lingkungan formal pembelajaran. Siswa dapat mengakses dan mempelajari materi sesuai dengan kebutuhan mereka dan dalam tempo mereka sendiri. Penggunaan presentasi multimedia sebagai alat pembelajaran yang efektif membutuhkan perencanaan yang baik dan perhatian terhadap konten dan desain presentasi. Penting untuk memastikan bahwa presentasi multimedia relevan dengan tujuan pembelajaran, terorganisir dengan baik, tidak terlalu membingungkan, dan sesuai dengan kebutuhan siswa.


168 Media-media Pembelajaran Media Pembelajaran di Masa Teknologi A. Pandemi COVID-19 Membangunkan Semua Orang Walid seorang siswa SD di daerah Kabupaten Bogor, mulai pukul 07.00 sudah berada di depan laptop dengan memakai seragam sekolah lengkap. Dia sangat terampil menggunakan laptop di depannya yang sedang menjalankan aplikasi Microsoft Teams. Baginya sekolah masih berjalan seperti biasa dimana dia harus belajar bersama guru dan temannya sampai dengan jam pelajaran usai sekitar pukul 11.45. Masa pandemi saat itu, sekolah tempatnya belajar mengalihkan proses KBM secara daring. Pertemuan tatap maya, pemberian tugas dan pengumpulan tugas, serta ujian menggunakan satu aplikasi yang terintegrasi yaitu Microsoft Teams. Di sekolah yang lain masih di Kabupaten Bogor, ada siswa SD bernama Bagus. Pada saat pandemi, sekolahnya hanya melakukan tatap maya sekitar 45 menit dengan memanfaatkan akun gratis dari aplikasi Zoom Meeting. Selebihnya kegiatan belajar dilakukan dengan aplikasi BAB 14


Media-media Pembelajaran 169 Whatsapp, mulai dari pemberian dan pengumpulan tugas, tanya jawab, serta ujian. Banyak cerita dan pengalaman yang terjadi selama proses kegiatan belajar mengajar di masa pandemi COVID19 beberapa tahun silam. Sekolah-sekolah dipaksa g_f[eue[h ‚chiv[sc‛ j_g\_f[d[r[h ^_ha[h \_rg[][g tantangan dan keterbatasan yang harus dihadapi, keadaan memaksa untuk segera beradaptasi dengan perubahan yang tiba-tiba itu. Di antara adaptasi-adaptasi kebiasaan yang dilakukan, ada satu kesamaan adaptasi yaitu penggunaan media teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Semua pihak pun akhirnya dipaksa melek dengan teknologi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Akhirnya era digital telah menyatu ke dalam kegiatan sekolah dan aktivitas masyarakat. Lalu setelah pandemi berakhir dan pembelajaran kembali menggunakan tatap muka, kira-kira bagaimana integrasi teknologi ke dalam ruang kelas? Berikut beberapa contoh integrasi teknologi yang berhasil di ruang kelas: 1. Teknologi cerdas: Dengan teknologi di tangan, guru dapat mengilustrasikan ide menggunakan media interaktif. Apakah membuat halaman wiki kolaboratif dengan catatan kelas atau bermain game edukasi di tablet, siswa dapat terlibat secara interaktif melalui teknologi. 2. Whiteboards interaktif: Guru dapat menggunakannya untuk menampilkan konten multimedia, menulis catatan, dan berinteraksi dengan siswa.


170 Media-media Pembelajaran 3. Platform pembelajaran daring: Platform pembelajaran daring menyediakan cara bagi guru untuk menyampaikan konten dan melibatkan siswa di luar kelas. Platform ini dapat mencakup video, aktivitas interaktif, dan penilaian. 4. Virtual Reality: Guru dapat menggunakan realitas virtual untuk mengajak siswa melakukan kunjungan lapangan virtual, menjelajahi situs sejarah, dan terlibat dengan konsep ilmiah yang rumit. 5. Alat kolaborasi: Alat kolaboratif, seperti wiki, blog, dan forum diskusi daring, dapat digunakan untuk memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antar siswa. Teknologi ini dapat meningkatkan pengajaran di kelas, melibatkan siswa, dan memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antar siswa. B. Teknologi dan Personalisasi Pembelajaran Bintang mengeluh, selama pembelajaran dia tidak bisa mengikuti dan memahami materi dengan baik. Dia merasa bahwa materi yang diajarkan di kelas bukan untuk dia, tapi untuk anak-anak lain karena dia merasa selalu ketinggalan dalam mengerjakan latihan dan nilai yang dia dapatkan tidak pernah bagus bila dibandingkan dengan temantemannya. Akhirnya Bintang tidak pernah antusias dalam proses belajar mengajar di kelas. Keluhan Bintang memang pernah disampaikan secara langsung ke gurunya, namun tampaknya gurunya belum mampu memberikan pembelajaran yang lebih personal untuk bintang. Jumlah siswa yang banyak dalam satu kelas, materi belajar yang bersifat template untuk semua siswa,


Media-media Pembelajaran 171 sistem pemantauan belajar siswa yang tidak real-time, adalah sederet masalah yang dihadapi guru ketika hendak memberikan pembelajaran yang lebih personal sesuai kebutuhan Bintang. Agar Bintang mendapatkan pembelajaran yang bersifat personal perlu ada upaya yaitu mengintegrasikan pembelajaran dengan teknologi. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan: 1. Sistem E-Learning: Sistem E-learning dapat membantu melacak dan mengelola kebutuhan belajar semua siswa secara dinamis, di mana saja, kapan saja. Sistem ini dapat memberikan pengalaman belajar yang dipersonalisasi dengan menyesuaikan dengan gaya, kecepatan, dan minat belajar setiap siswa. 2. Menyesuaikan instruksi: Teknologi dapat membantu guru menyesuaikan instruksi untuk memenuhi kebutuhan setiap siswa. Platform pembelajaran daring, misalnya, dapat memberi siswa pengalaman belajar yang dipersonalisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat masing-masing. 3. Pembelajaran kolaboratif: Teknologi dapat memfasilitasi pembelajaran kolaboratif antar siswa. Alat kolaborasi, seperti wiki, blog, dan forum diskusi daring, dapat digunakan untuk memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antar siswa. Alat-alat ini dapat membantu siswa mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan memecahkan masalah. 4. Melacak kemajuan: Teknologi dapat membantu guru melacak kemajuan siswa dan memberikan umpan balik secara real-time. Teknologi ini dapat membantu guru mengidentifikasi area di mana siswa membutuhkan


172 Media-media Pembelajaran dukungan tambahan dan memberikan intervensi yang ditargetkan untuk membantu mereka berhasil. 5. Gamifikasi: Teknologi dapat digunakan untuk mengubah pengalaman belajar, menjadikannya lebih menarik dan memotivasi siswa. Strategi-strategi ini dapat membantu siswa menerima pengalaman belajar yang lebih personal yang disesuaikan dengan kebutuhan dan minat masing-masing, yang menghasilkan hasil belajar yang lebih baik. C. Pengunaan Media Sosial Untuk Pendidikan Penggunaan teknologi dalam pendidikan tidak selalu pada penggunaan LMS ataupun video conference, karena di banyak sekolah minim sumber daya yang mengerti bagaimana teknis mengelola LMS dan video conference. Namun ada media yang hampir digunakan oleh semua orang dimana, yaitu media sosial. Agar penggunaan media sosial tidak memberikan dampak negatif, perlu beberapa aturan dalam penggunaannya di kelas. Berikut adalah beberapa praktik terbaik untuk menggunakan media sosial di kelas yang bisa dilakukan oleh guru: 1. Buat akun terpisah untuk penggunaan pribadi dan profesional: Penting untuk memisahkan akun media sosial pribadi dan profesional Anda. 2. Dapatkan persetujuan: Dapatkan persetujuan dari siswa dan orang tua sebelum menggunakan media sosial di kelas.


Media-media Pembelajaran 173 3. Berpikir dua kali sebelum memposting: Berhati-hatilah dengan apa yang Anda posting di media sosial, karena dapat berdampak lama pada reputasi profesional Anda. 4. Ketahui pengaturan privasi Anda: Biasakan diri Anda dengan pengaturan privasi platform media sosial yang Anda gunakan. 5. Bangun strategi media sosial: Kembangkan strategi media sosial yang selaras dengan tujuan dan sasaran pengajaran Anda. 6. Gunakan media sosial untuk membangun komunitas: Media sosial dapat digunakan untuk membangun komunitas pembelajar dan mendorong kolaborasi antar pelajar. 7. Gunakan media sosial untuk menyiarkan pembaruan dan peringatan: Media sosial dapat digunakan untuk berbagi pembaruan dan peringatan penting dengan siswa dan orang tua. 8. Gunakan media sosial untuk meningkatkan literasi digital: Media sosial dapat digunakan untuk membantu siswa meningkatkan literasi digital dan kemampuan berpikir kritis mereka. Sedangkan praktik terbaik untuk memantau penggunaan media sosial di kelas dan mencegah pelanggaran, guru dapat mengikuti praktik terbaik berikut: 1. Tetapkan pedoman yang jelas: Guru harus menetapkan pedoman yang jelas untuk penggunaan media sosial di kelas, termasuk perilaku yang dapat dan tidak dapat diterima. 2. Pantau aktivitas media sosial: Guru dapat memantau aktivitas media sosial untuk mengidentifikasi potensi masalah dan campur tangan bila diperlukan.


174 Media-media Pembelajaran 3. Gunakan media sosial untuk penguatan positif: Guru dapat menggunakan media sosial untuk mengenali dan menghargai perilaku positif, yang dapat membantu mencegah pelanggaran. 4. Mendidik siswa tentang penggunaan media sosial yang bertanggung jawab: Guru dapat mendidik siswa tentang penggunaan media sosial yang bertanggung jawab dan konsekuensi potensial dari perilaku yang tidak pantas. 5. Gunakan media sosial untuk membangun budaya kelas yang positif: Guru dapat menggunakan media sosial untuk membangun budaya kelas yang positif, di mana siswa merasa aman dan didukung. 6. Lindungi privasi siswa: Guru harus mengambil langkahlangkah untuk melindungi privasi siswa, seperti mengenkripsi informasi siswa dan memastikan data tentang siswa tersimpan dengan menggunakan enkripsi tersebut. Dengan mengikuti praktik terbaik ini, guru dapat memantau penggunaan media sosial di kelas dan mencegah pelanggaran. Penting untuk menetapkan pedoman yang jelas, mendidik siswa tentang penggunaan media sosial yang bertanggung jawab, dan melindungi privasi siswa. Guru juga dapat menggunakan media sosial untuk membangun budaya kelas yang positif dan mengenali perilaku positif. D. Teknologi Khusus Yang Dapat Membantu Guru Melacak dan Mengelola Kemajuan Siswa ‚M[[` P[e, \cs[ g_g\[htu s[y[? f[jtij s[y[ tc^[e \cs[ hy[f[‛ e[t[ Bu T[tce s[g\cf g_hyi^ire[h f[jtijhy[. P[e


Media-media Pembelajaran 175 Dedi segera mengamati dan mencoba memencet tombol power laptop tersebut, setelah beberapa saat kemudian Pak D_^c \_re[t[ ‚Ihc hardisknya tidak terdeteksi, ada kemungkinan hanya kendor atau bisa jadi memang sudah rusak hardiskhy[‛. ‚A^ub P[e, f[fu \[a[cg[h[ ^[t[-data s[y[?‛ t[hy[ Bu T[tce. ‚I\u [^[ ^[t[ backuphy[?‛ P[e D_^c \[fce \_rt[hy[. ‚Tc^[e [^[ P[e, flashdisk saya pun belum lama rusak gara-a[r[ d[tub e_ [cr s_][r[ tc^[e s_ha[d[‛ w[d[b Bu T[tce t_r\_rsct e_eb[w[tcr[h. ‚B[ce Bu, s[y[ ]i\[ otak-[tce ^ufu y[, s_gia[ b[hy[ e_h^ir s[d[‛ s[but P[e Dedi. Kekhawatiran Bu Tatik bisa jadi hal yang pernah dialami oleh banyak guru, disaat tuntutan pengolahan nilai berbasis digital, namun ada hal yang belum menjadi kebiasaan, yaitu memiliki backup atau cadangan data yang bisa digunakan sewaktu-waktu. Agar lebih memudahkan dalam hal backup juga memudahkan pelacakan kemajuan siswa bisa menggunakan aplikasi berbasis awan (cloud). Berikut adalah beberapa aplikasi berbasis awan yang dapat membantu guru melacak dan mengelola kemajuan siswa: 1. Prodigy (https://prodigygame.zendesk.com/): Prodigy adalah alat gratis yang memungkinkan guru melacak dan memantau kemajuan sekaligus melibatkan siswa. Aplikasi ini memungkinkan guru untuk menemukan kesenjangan pembelajaran, membedakan konten, dan melacak kemajuan siswa. 2. Google Classroom (https://classroom.google.com/): Google Classroom adalah alat kolaborasi bagi pendidik untuk membuat tugas, memberikan umpan balik, dan melacak kemajuan siswa. Aplikasi ini menawarkan fitur


176 Media-media Pembelajaran seperti organisasi materi dan sumber daya, laporan keaslian, bank komentar, dan banyak lagi. 3. Classtime (https://www.classtime.com/): Classtime adalah solusi bagi guru yang melengkapi pengajaran di kelas dengan umpan balik langsung pada tingkat pemahaman siswa. Aplikasi ini memungkinkan guru untuk membuat pertanyaan yang bagus, melibatkan semua orang, dan meningkatkan pemahaman. 4. Formative (https://www.formative.com/): Formative adalah alat gratis yang memungkinkan guru membuat penilaian, menugaskannya kepada siswa, menerima hasil langsung, dan memberikan umpan balik secara real-time. Aplikasi ini juga memiliki elemen sistem manajemen pembelajaran dengan fitur yang memungkinkan pendidik mengunggah dokumen, video, gambar, dll. untuk diakses siswa. 5. Instructure (https://www.instructure.com/): Instructure adalah platform manajemen yang membantu guru dalam mengidentifikasi kinerja siswa dengan memberikan standar penguasaan untuk penilaian berbasis kinerja apa pun. Aplikasi ini membantu guru melacak kemajuan siswa dan mencatat nilai mereka. Di dalam Instructure terdapat aplikasi Canvas LMS, Mastery Connect, Elevate yang sangat membantu guru dalam proses pembelelajaran dan penilaian. Beberapa alat teknologi khusus di atas dapat membantu guru mengidentifikasi area di mana siswa membutuhkan dukungan tambahan dan memberikan intervensi yang ditargetkan untuk membantu mereka berhasil.


Media-media Pembelajaran 177 E. Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan Dalam percakapan WA grup, teman saya Sutrisno seorang seniman gambar ilustrasi yang tinggal di negara Ceko mengungkapkan betapa mengkhawatirkan perkembangan seni, dimana peran AI (Artificial Intelligence- Kecerdasan Buatan) bisa saja menggeser para seniman yang sudah lama eksis. Berita terbaru tantang e[ry[ y[ha \_rdu^uf ‚Tb_[tr_ Dij_r[ Sj[tc[f‛ memenangkan kompetisi seni tahunan Colorado State Fair menjadi gambaran jelas bahwa AI bisa saja akan menggeser peran seniman bidang gambar yang masih menggunakan metode lama. Saya pun membalas pesannya dengan mengatakan bahwa perkembangan teknologi tidak bisa dihindari, untuk bisa bertahan dengan perubahan maka yang bisa dilakukan adalah dengan beradaptasi dengan perubahan tersebut. Dengan kata lain, saya sarankan agar teman saya tersebut mempelajari penggunaan tools AI tersebut agar mempermudah pekerjaannya. Namun, meskipun kecerdasan buatan menawarkan banyak manfaat dalam pendidikan, penting untuk memperhatikan beberapa tantangan dan risiko yang terkait. Misalnya, privasi dan keamanan data menjadi perhatian penting dalam pemanfaatan AI di bidang pendidikan. Perlindungan data pribadi siswa harus diutamakan agar tidak disalahgunakan. Secara keseluruhan, pemanfaatan kecerdasan buatan dalam pendidikan menawarkan potensi yang sangat besar untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kualitas


178 Media-media Pembelajaran pembelajaran. Dengan menggabungkan kecerdasan buatan dengan pengetahuan dan keahlian guru, kita dapat menciptakan pengalaman pendidikan yang lebih adaptif, personal, dan berdampak positif bagi siswa. Sebagai penutup dalam bab ini saya tuliskan sebuah t_irc D[rwch ‚Bue[h y[ha t_reu[t y[ha [e[h g[gju bertahan, bukan pula yang paling cerdas, tapi yang mampu beradaptasi dengan perubahan yang akan mampu \_rt[b[h‛. M[rc ect[ \_r[^[jt[sc ^_ha[h t_ehifiac ^[h mengintegrasikannya dalam pendidikan sebagai jawaban agar kita bisa bertahan dalam persaingan global.


Media-media Pembelajaran 179 Hubungan Media dengan Pengalaman Belajar A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Media adalah sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan, informasi, atau konten kepada khalayak atau audiens. Media dapat berbentuk fisik seperti buku, surat kabar, majalah, televisi, radio, atau film. Selain itu, media juga dapat berbentuk digital seperti website, media sosial, aplikasi mobile, atau platform streaming. Dalam konteks komunikasi dan informasi, media berperan sebagai perantara antara pengirim pesan (seperti penulis, produser, atau pengiklan) dan penerima pesan (audiens atau pembaca). Media memiliki kekuatan untuk menyebarkan ide, mempengaruhi opini, membentuk persepsi, dan memperluas jangkauan pesan yang disampaikan. BAB 15


180 Media-media Pembelajaran Media juga mencakup format dan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan, menyimpan, dan menyebarkan konten. Misalnya, media cetak menggunakan kertas dan tinta, media elektronik menggunakan sinyal elektronik, dan media digital menggunakan format digital dan internet. Dalam era digital dan global saat ini, perkembangan teknologi telah memperluas jenis media yang tersedia dan mempengaruhi cara kita mengakses, menggunakan, dan berinteraksi dengan media. Berikut adalah beberapa definisi media menurut beberapa ahli: a. Marshall McLuhan: "Media adalah perpanjangan manusia. Media tidak hanya membawa pesan, tetapi juga mempengaruhi cara kita berpikir, merasakan, dan berinteraksi dengan dunia." b. Denis McQuail: "Media adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan informasi, pesan, dan konten kepada khalayak yang luas." c. Jay Blumler dan Denis McQuail: "Media adalah institusi dan saluran komunikasi yang memberikan layanan kepada masyarakat dalam bentuk pesan yang ditujukan kepada khalayak massa." d. John Fiske: "Media adalah alat yang digunakan oleh masyarakat untuk memproduksi dan mendistribusikan pesan, serta menciptakan makna dan budaya."


Media-media Pembelajaran 181 e. Manuel Castells: "Media adalah sarana komunikasi yang memungkinkan individu dan kelompok untuk terhubung, berinteraksi, dan berbagi informasi secara luas dan cepat." Penting untuk dicatat bahwa definisi media dapat bervariasi tergantung pada konteks dan perspektif yang digunakan oleh ahli tersebut. 2. Media Pembelajaran Adalah alat yang digunakan untuk mengirimkan pesan dari pengirim ke penerima dengan tujuan merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa agar proses belajar dapat terjadi (Sadiman, 2002: 6). Media pembelajaran menurut Sadiman, Usman, dan Asnawir (2002:11) adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang dapat menggugah minat siswa dan memotivasi mereka untuk belajar. Dalam bidang pendidikan, guru seringkali menjadi pemberi pesan atau ilmu pengetahuan, sedangkan muridlah yang menerimanya. Media pembelajaran menurut Djamarah (1995:136) adalah segala alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan mencapai tujuan pembelajaran. Sumber belajar selain instruktur yang dihasilkan atau diorganisasikan oleh guru dan mengandung pesan instruksional disebut sebagai media pembelajaran oleh Munadi (2008: 5).


182 Media-media Pembelajaran 3. Jenis Media Pendidikan Definisi yang berbeda diberikan oleh National Education Association (NEA). Media mencakup metode komunikasi cetak dan audio visual serta alat yang digunakan untuk memproduksinya. Penting untuk mengubah media yang Anda lihat, dengar, dan baca. Meskipun dinyatakan batasan, namun terdapat kesejajaran di antara batasan tersebut, yaitu bahwa cstcf[b ‚g_^c[‛ g_ha[]u j[^[ s_a[f[ s_su[tu y[ha digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima dengan maksud untuk membangkitkan minat, perhatian, dan perhatian siswa sehingga proses belajar dapat berlangsung. Sadiman (2003: 6) mendefinisikan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan dari penyaji kepada penerima dengan maksud untuk membangkitkan emosi, kekhawatiran, dan minat siswa guna memfasilitasi pembelajaran. Penerima media harus menggunakan sebagian panca indranya agar dapat memahami pesan atau informasi yang diterimanya. Ada berbagai jenis media yang digunakan sebagai alat bantu belajar, mulai dari media grafis hingga media berbasis komputer. Dalam pengembangan media sebagai alat bantu, Edgar Dale mengadopsi klasifikasi pengalaman dari Arsyad (2007: 11). Klasifikasi ini disebut kerucut pengalaman (Cone of Experience) dan mengelompokkan pengalaman berdasarkan tingkat konkret hingga abstrak. Berikut adalah klasifikasinya.


Media-media Pembelajaran 183 Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale Berdasarkan konsep kerucut pengalaman Edgar Dale, pengalaman yang paling langsung adalah yang paling efektif dalam penggunaannya sebagai media pembelajaran. Hal ini karena siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran melalui pengalaman yang mereka alami. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses komunikasi, sehingga pesan yang disampaikan dalam bentuk materi pelajaran harus mudah dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, pesan tersebut harus disampaikan melalui media pembelajaran. Keberadaan media pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari media itu sendiri. Menurut Miarso (2004:458-460), terdapat berbagai penelitian teoretis dan empiris yang menunjukkan


184 Media-media Pembelajaran manfaat media dalam pembelajaran. Media mampu memberikan rangsangan yang beragam kepada kita sehingga otak dapat berfungsi secara optimal. Selain itu, media juga dapat mengatasi keterbatasan pengalaman peserta didik dan melampaui batas ruang kelas. Media juga memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya, menghasilkan pengamatan yang seragam, membangkitkan minat dan keinginan baru, serta meningkatkan motivasi untuk belajar. Selain itu, media juga memberikan pengalaman yang komprehensif baik dari hal-hal konkret maupun abstrak. Media juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara mandiri, sesuai dengan tempat, waktu, dan kecepatan yang mereka tentukan sendiri. Penggunaan media juga dapat meningkatkan keterbacaan baru, efek sosialisasi, dan kemampuan ekspresi diri. B. Definisi Pengalaman Belajar Pengalaman belajar mengacu pada proses di mana individu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman melalui interaksi dengan lingkungan pembelajaran. Pengalaman belajar melibatkan proses kognitif, afektif, dan psikomotorik, di mana individu aktif terlibat dalam eksplorasi, refleksi, dan pemecahan masalah untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam.


Media-media Pembelajaran 185 C. Hubungan Media dengan Pengalaman Belajar Berikut adalah beberapa hubungan antara media dan pengalaman belajar: 1. Memperkaya materi pembelajaran: Media seperti buku, audiovisual, dan media digital dapat memperkaya materi pembelajaran dengan menyajikan informasi secara visual, auditif, dan interaktif. Hal ini dapat membantu siswa dalam memahami dan mengingat informasi lebih baik. 2. Meningkatkan keterlibatan siswa: Media yang menarik dan interaktif dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar. Misalnya, penggunaan video, simulasi, atau permainan pendidikan dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. 3. Memfasilitasi pembelajaran mandiri: Dengan adanya media, siswa dapat mengakses sumber belajar secara mandiri dan fleksibel. Mereka dapat memilih media yang sesuai dengan gaya belajar mereka, mengulang materi yang sulit, atau menjelajahi topik tambahan untuk memperdalam pemahaman mereka. 4. Memungkinkan kolaborasi dan komunikasi: Media juga dapat memfasilitasi kolaborasi dan komunikasi antara siswa dan guru, serta antara siswa satu sama lain. Misalnya, platform pembelajaran online atau forum diskusi dapat digunakan untuk berbagi pemikiran, mendiskusikan konsep, atau bekerja sama dalam proyek.


186 Media-media Pembelajaran 5. Memperluas aksesibilitas: Media digital dan online telah memperluas aksesibilitas pendidikan, memungkinkan siswa untuk belajar dari tempat-tempat yang jauh atau mengakses sumber daya yang sebelumnya tidak tersedia bagi mereka. Ini dapat membantu mengurangi kesenjangan pendidikan. Namun, perlu diingat bahwa media hanyalah alat bantu dan tidak dapat menggantikan peran guru. Penting bagi pendidik untuk memilih media yang relevan, berkualitas, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, penggunaan media dalam pengalaman belajar perlu diimbangi dengan interaksi sosial, refleksi, dan penerapan praktis untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Materi tentang hubungan media dengan pengalaman belajar meliputi berbagai aspek, termasuk penggunaan media dalam pendidikan, pengaruh media terhadap pembelajaran, dan strategi penggunaan media yang efektif. D. Teori-teori Hubungan Media dengan Pengalama Belajar Terdapat beberapa teori yang menghubungkan media dengan pengalaman belajar. Berikut adalah beberapa teori yang relevan dalam konteks tersebut: 1. Cognitive Load Theory (Teori Beban Kognitif): Teori ini menyatakan bahwa penggunaan media yang tepat dapat mengoptimalkan pengalaman belajar


Media-media Pembelajaran 187 dengan mengelola beban kognitif siswa. Dalam hal ini, media yang dirancang dengan baik dapat membantu mengurangi beban kognitif yang tidak perlu, sehingga siswa dapat fokus pada pemahaman dan penerapan konsep yang sedang dipelajari. 2. Multimedia Learning Theory (Teori Pembelajaran Multimedia): Teori ini dikemukakan oleh Richard Mayer dan mengatakan bahwa penggunaan media yang menyajikan informasi dalam bentuk teks, gambar, suara, dan animasi dapat meningkatkan pemahaman dan retensi siswa. Teori ini menekankan pentingnya penggunaan media yang menggabungkan modalitas visual dan auditif untuk memfasilitasi pembelajaran yang lebih efektif. 3. Social Cognitive Theory (Teori Kognitif Sosial): Teori ini, dikembangkan oleh Albert Bandura, menekankan pentingnya observasi dan interaksi sosial dalam pembelajaran. Dalam konteks media, teori ini menyatakan bahwa siswa dapat belajar melalui pengamatan dan model perilaku yang ditampilkan dalam media, seperti dalam video pembelajaran atau simulasi. 4. Experiential Learning Theory (Teori Pembelajaran Pengalaman): Teori ini, dikembangkan oleh David Kolb, mengemukakan bahwa pembelajaran terjadi melalui siklus pengalaman yang melibatkan pengamatan, refleksi, pemikiran abstrak, dan percobaan langsung. Dalam penggunaan media, teori ini menekankan pentingnya memberikan pengalaman belajar yang


188 Media-media Pembelajaran konkrit dan praktis, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk merenung dan menerapkan pemahaman mereka. 5. Connectivism: Teori ini, dikembangkan oleh George Siemens, menyoroti pentingnya hubungan, jaringan, dan akses ke informasi dalam pembelajaran. Dalam konteks media, teori ini menekankan pentingnya penggunaan media sosial dan teknologi komunikasi untuk menghubungkan siswa dengan sumber daya, ahli, dan rekan sejawat dalam rangka memperluas pengalaman belajar mereka.


Media-media Pembelajaran 189 Daftar Pustaka Arif S. Sadiman, dkk., (2018), Media pendidikan : pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya, cetakan ke 18, Pustekom Dikbud dan PT Rajagrafindo Persada, Depok. Alshuaibi, M.S.I., 2018. Use of social media, student engagement, and academic performance of business students in Malaysia. International Journal of Educational Management 32, 625–640. doi:10.1108/IJEM-08-2016- 0182. Azis, Y.M., Suharyati, H., Susanti, S., 2020. Relationship Between Prior Knowledge and Internet Self-Efficacy on the Success of Learning Mathematics by Using ELearning. Atlantis Press. doi:10.2991/assehr.k.200521.009. Arya Wiradnyana, I.Gd., Ardiawan, I., Km. Agus Budhi A.P., 2020. Inside-Outside Circle Instructional Strategies with Image Media to Enhance Children Language Skills. JPUD - Jurnal Pendidikan Usia Dini 14, 156–168. doi:10.21009/141.11. Adi Putra, J. (2023). Pembelajaran Stem Terintegrasi (N. Afiqah (ed.); 1st editio). PT Mafy Media Literasi Indonesia. Alimuddin, A., Niaga Siman Juntak, J., Ayu Erni Jusnita, R.,


190 Media-media Pembelajaran Murniawaty, I., & Yunita Wono, H. (2023). Teknologi Dalam Pendidikan: Membantu Siswa Beradaptasi Dengan Revolusi Industri 4.0. Journal on Education, 05(04), 11777–11790. Ayuna, N. E. (2023). Peran Komunikasi Dalam Proses Akulturasi Sistem Sosial Lokal. Technomedia Jounal (TMJ), 8(1), 35–51. Arsyad. (2017). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Andelrsoln, Rolnald H. (1976). Selelcting and Delvelolping Meldia folr Instructioln,. Welstcolunsin: ASTD. Arielf S. Sadiman, dkk. (1990). Meldia Pelndidikan (Pelngelrtian, Pelngelmbangan dan Pelmanfaatannya). Jakarta: CV. Rajawali Azar Arsyad. (1997). Meldia Pelngayaran. Jakarta: Raja Grafindol Pelrsada. Alpian, Y., Anggraeni, S. W., Wiharti, U., & Soleha, N. M. (2019) ‘P_htchahy[ j_h^c^ce[h \[ac g[husc[.’, Jurnal Buana Pengabdian, 1(1), pp. 66–72. Ah[ha[, P. (2017) ‘Cigj[rcha F[]_-To-Face and Online Teaching [h^ L_[rhcha ch Hcab_r E^u][tcih’, MIER Journal of Educational Studies, Trends and Practices, 7(2), pp. 165–179. Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Solo:UNS Press Aryadillah dan Fifit Fitriansyah. 2017. Teknologi Media Pembelajaran; Teori Dan Praktek. Jakarta :Herya Media Ali, M. (1996). Kamus Teori dan Aliran dalam Filsafat dan Teologi. In Cet: I, Yogyakarta, Gajah Mada Unifersity Press.


Click to View FlipBook Version