The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku in terdiri dari beberapa bab dimana pada bab pertama itu adalah Arti Pembelajaran dan Media Pembelajaran, bab kedua Hubungan Media Pembelajaran dengan suksesnya Kegiatan Pembelajaran, bab ketiga Sejarah Dalam Perkembangan Media Pembelajaran, bab keempat Hakekat Media Pembelajaran, bab kelima Klasifikasi Media Pembelajaran, bab keenam Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran, bab ketujuh Ketepatan dalam Memilih Media Pembelajaran, bab kedelapan Pola – Pola Pembelajaran Konvensional, bab kesembilan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran, bab kesepuluh Produksi Media Pembelajaran, bab kesebelas Penilaian Terhadap Media Pembelajaran, bab keduabelas Peran Penting Media Pembelajaran, bab ketigabelas Bentuk Media Pembelajaran yang Efektif dan yang terakhir pada bab ke empatbelas yaitu Media Pembelajaran di Masa Teknologi.
Buku ini akan sangat membantu bagi tenaga pendidik dalam melakukan proses belajar mengajar. Disini kami banyak membahas tentang bagaimana proses belajar mengajar yang baik dan benar. Pada buku juga lengkap menjelaskan apa – apa saja media pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam proses belajar mengajar sampai bagaimana cara kita sebagai pendidik memberikan penilaian terhadap media pembelajaran apa yang kita gunakan dan buku ini juga menjelaskan media pembelajaran apa yang tepat untuk digunakan pada era teknologi yang sudah sangat canggih seperti saat ini. Kami mengharapkan setelah membaca buku ini, pembaca bisa lebih memahami lagi media pembelajaran apa yang tetap untuk digunakan dilingukungan kita masing – masing dan teknologi yang seperti apa yang tepat untuk kita pakai dalam proses belajar mengajar.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2023-08-11 02:12:38

MEDIA MEDIA PEMBELAJARAN

Buku in terdiri dari beberapa bab dimana pada bab pertama itu adalah Arti Pembelajaran dan Media Pembelajaran, bab kedua Hubungan Media Pembelajaran dengan suksesnya Kegiatan Pembelajaran, bab ketiga Sejarah Dalam Perkembangan Media Pembelajaran, bab keempat Hakekat Media Pembelajaran, bab kelima Klasifikasi Media Pembelajaran, bab keenam Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran, bab ketujuh Ketepatan dalam Memilih Media Pembelajaran, bab kedelapan Pola – Pola Pembelajaran Konvensional, bab kesembilan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran, bab kesepuluh Produksi Media Pembelajaran, bab kesebelas Penilaian Terhadap Media Pembelajaran, bab keduabelas Peran Penting Media Pembelajaran, bab ketigabelas Bentuk Media Pembelajaran yang Efektif dan yang terakhir pada bab ke empatbelas yaitu Media Pembelajaran di Masa Teknologi.
Buku ini akan sangat membantu bagi tenaga pendidik dalam melakukan proses belajar mengajar. Disini kami banyak membahas tentang bagaimana proses belajar mengajar yang baik dan benar. Pada buku juga lengkap menjelaskan apa – apa saja media pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam proses belajar mengajar sampai bagaimana cara kita sebagai pendidik memberikan penilaian terhadap media pembelajaran apa yang kita gunakan dan buku ini juga menjelaskan media pembelajaran apa yang tepat untuk digunakan pada era teknologi yang sudah sangat canggih seperti saat ini. Kami mengharapkan setelah membaca buku ini, pembaca bisa lebih memahami lagi media pembelajaran apa yang tetap untuk digunakan dilingukungan kita masing – masing dan teknologi yang seperti apa yang tepat untuk kita pakai dalam proses belajar mengajar.

Media-media Pembelajaran 91 teks, ceramah, dan menghafal fakta dan rumus. Siswa, sebagai akibatnya, berperan lebih pasif dalam pembelajaran konvensional. Mereka diharapkan mendengarkan dengan seksama, membuat catatan, dan menyelesaikan tugas atau ujian berdasarkan materi yang disampaikan oleh guru. Proses pembelajaran cenderung berfokus pada memperoleh pengetahuan dan menunjukkan penguasaan melalui penilaian standar, seperti ujian atau kuis. Kurikulum dalam pola pembelajaran konvensional biasanya mengikuti struktur dan urutan mata pelajaran yang telah ditentukan. Ini mencakup berbagai disiplin ilmu, seperti matematika, sains, bahasa dan sastra, serta studi sosial. Kontennya disampaikan secara linear, dengan setiap mata pelajaran membangun di atas yang sebelumnya. Pola pembelajaran konvensional juga melibatkan aspek pengelolaan kelas, seperti aturan dan peraturan, susunan tempat duduk, dan tindakan disiplin. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan pembelajaran yang terstruktur dan tertib. Meskipun pola pembelajaran konvensional banyak digunakan dan memiliki keuntungannya, ada juga kritik terhadapnya. Beberapa berpendapat bahwa pola ini dapat membatasi individualisasi, kreativitas, berpikir kritis, dan pengembangan keterampilan yang penting di abad ke-21. Dalam perkembangan pendidikan saat ini, semakin diakui perlunya mengadopsi pendekatan yang lebih berpusat pada siswa dan inovatif dalam pembelajaran.


92 Media-media Pembelajaran B. Keterbatasan Pola Pembelajaran Konvensional Meskipun pembelajaran konvensional memiliki aspek positifnya, penting untuk mengakui konsekuensi negatif yang terkait dengan metode ini. Pertama, pembelajaran konvensional cenderung mengikuti pendekatan yang seragam, di mana semua siswa diharapkan mengikuti kurikulum yang sama dan memajukan diri dengan kecepatan yang serupa. Kurangnya individualisasi ini dapat merugikan siswa dengan gaya belajar, minat, dan kemampuan yang berbeda-beda. Beberapa siswa mungkin merasa tidak tertarik atau kesulitan mengikuti, sementara yang lain mungkin merasa tidak tertantang dan tidak termotivasi. Kedua, metode pembelajaran konvensional sering kali menekankan pada hafalan fakta dan informasi daripada membangun pemahaman yang mendalam, berpikir kritis, dan keterampilan pemecahan masalah (Siahaan, Sihombing and Simamora, 2022). Siswa mungkin diharuskan menghafal dan mengulangi informasi untuk ujian, yang dapat menghasilkan pembelajaran yang hanya bersifat permukaan dan pemahaman yang terbatas. Pendekatan ini membatasi kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan dalam situasi kehidupan nyata dan menghambat kreativitas dan berpikir mandiri. Ketiga, pola pembelajaran konvensional cenderung menciptakan lingkungan pembelajaran yang pasif, di mana siswa diharapkan menerima informasi dan petunjuk dari guru secara pasif. Peran pasif ini mengurangi partisipasi aktif, kolaborasi, dan keterlibatan siswa. Siswa mungkin


Media-media Pembelajaran 93 menjadi penerima pengetahuan belaka, bukan kontributor aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri. Keempat, pembelajaran konvensional sering kali berfokus pada pengetahuan teoritis (Widiantari, Syahruddin and Widiana, 2013) dan mata pelajaran akademik yang mungkin memiliki relevansi terbatas dengan konteks kehidupan nyata (Noveandini and Wulandri, 2010). Siswa mungkin mengalami kesulitan dalam menghubungkan apa yang mereka pelajari di dalam kelas dengan aplikasi praktis, sehingga terjadi kesenjangan antara teori dan praktik. Keterbatasan ini dapat menghambat kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan dalam situasi kehidupan nyata dan mungkin mengurangi kesiapan mereka dalam menghadapi tantangan dunia nyata. Kelima, metode pembelajaran konvensional mungkin tidak memadai dalam mempersiapkan siswa dengan keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia modern yang terus berkembang. Penekanan pada pengujian standar dan pencapaian akademik mungkin mengabaikan pengembangan keterampilan kritis abad ke-21, seperti kreativitas, komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan masalah. Akibatnya, dapat terjadi ketidaksesuaian antara keterampilan yang diperoleh siswa melalui pembelajaran konvensional dengan keterampilan yang diperlukan di dunia kerja dan masyarakat. Terakhir, sistem pembelajaran konvensional secara tidak disengaja dapat mempertahankan ketimpangan sosial dan bias. Penilaian standar dan kurikulum yang kaku mungkin memberikan keunggulan bagi gaya belajar dan latar belakang budaya tertentu, sehingga merugikan siswa yang tidak sesuai dengan pola konvensional tersebut. Selain


94 Media-media Pembelajaran itu, keterbatasan keragaman dalam perspektif dan representasi dalam kurikulum dan materi instruksional dapat memperkuat bias sosial yang ada dan membatasi paparan siswa terhadap gagasan dan pengalaman yang berbeda. Penting untuk secara kritis mengevaluasi aspek negatif dari pembelajaran konvensional ini dan mengeksplorasi pendekatan alternatif yang dapat mengatasi kebutuhan dan tantangan peserta didik dalam dunia modern. Dengan mengadopsi metode pembelajaran inovatif dan personal, pendidik dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif, menarik, dan efektif. C. Implikasi Pola Pembelajaran Konvensional Pola pembelajaran konvensional, meskipun memiliki keterbatasan, juga telah menunjukkan beberapa dampak positif pada siswa dan proses pendidikan. Pembelajaran konvensional memberikan lingkungan terstruktur di mana siswa memiliki kerangka kerja dan rutinitas yang jelas untuk studi mereka. Struktur ini membantu siswa mengembangkan disiplin, keterampilan manajemen waktu, dan rasa tanggung jawab. Sifat terorganisir dari pembelajaran konvensional dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar dan membantu siswa tetap fokus pada tujuan akademik mereka. Pembelajaran konvensional sering melibatkan interaksi langsung antara guru dan siswa (Fitri, 2017). Interaksi tatap muka ini memungkinkan umpan balik segera, penjelasan konsep, dan kesempatan bagi siswa untuk bertanya. Keberadaan seorang instruktur yang berpengetahuan dapat memberikan bimbingan, dukungan, dan dorongan, yang mendorong


Media-media Pembelajaran 95 pemahaman yang lebih dalam tentang materi pelajaran (Siahaan, Sihombing and Simamora, 2022). Pengembangan Sosial dan Kolaborasi menjadi penekanan dalam pola pembelajaran konvensional, seperti yang diketahui bersama bahwa lingkungan sosial memberikan peluang untuk kolaborasi, kerja tim, dan perkembangan keterampilan interpersonal yang penting. Dengan demikian akan meningkatkan kemampuan sosialnya. Siswa belajar berkomunikasi, berbagi ide, mendengarkan perspektif yang berbeda, dan bekerja sama dalam proyek, yang mempersiapkan mereka untuk interaksi sosial di masa depan dan usaha kerjasama. Akses ke Sumber Daya dan Keahlian juga dapat diperoleh dari adanya pembelajaran konvensional, seperti perpustakaan, laboratorium, dan peralatan khusus. Siswa dapat mendapatkan manfaat dari sumber daya ini, serta dari keahlian dan bimbingan dari guru yang berpengalaman. Lembaga pendidikan sering menyediakan beragam materi pendidikan, buku teks, dan sumber daya digital yang dapat meningkatkan pengalaman belajar. Pembelajaran konvensional sering melibatkan penilaian standar dan ujian yang menjadi tolok ukur untuk mengevaluasi pengetahuan dan keterampilan siswa. Penilaian ini dapat membantu mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan memberikan dasar untuk mengakui prestasi siswa. Sistem evaluasi standar juga memfasilitasi perbandingan dan memastikan tingkat konsistensi dalam menilai kinerja siswa di berbagai lembaga dan wilayah. Keakraban dan prediktabilitas ini dapat menciptakan kontinuitas pembelajaran karena dapat menciptakan rasa keamanan bagi siswa, orang tua, dan pendidik. Struktur dan


96 Media-media Pembelajaran kurikulum yang telah mapan memastikan bahwa mata pelajaran yang penting dan pengetahuan dasar tercakup, membentuk dasar pendidikan yang kuat. Penting untuk dicatat bahwa sementara pembelajaran konvensional memiliki aspek positifnya, penting untuk terus mengevaluasi dan menyesuaikan pendekatan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan yang terus berkembang dari pembelajar dan tuntutan dunia modern. Pendekatan yang seimbang yang menggabungkan metode konvensional dengan pendekatan pembelajaran inovatif dan personal dapat membantu menciptakan sistem pendidikan yang komprehensif dan efektif.


Media-media Pembelajaran 97 Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran A. Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Lingkungan sebagai tempat hidup manusia, senyatanya menjadi tempat tumbuh kembang kehidupan dan pembelajaran manusia. Tak jarang manusia lupa bahkan tak menyadari bahwa lingkungan bukan hanya sebagai tempat hidup melainkan juga tempat belajar dan bertumbuh. Lingkungan memiliki peran penting dalam proses pembelajaran manusia, keberlangsungan pembelajaran erat kaitannya dengan lingkungan sekitar sebagai tempat hidup manusia. (Crislando, 2019). Lingkungan merupakan semua hal yang bersifat eksternal terhadap individu manusia, lingkungan adalah sumber yang dapat dijadikan informasi yang diperoleh melalui lima indera dan diolah oleh otak (Rachman, 2022). Pembelajaran dengan berbasis lingkungan ini dapat mengubah kejenuhan yang dialami selama proses pembelajaran dan dapat menciptakan suasana yang berbeda sekaligus dapat menciptakan kreativitas baru dan mendidik peserta didik untuk mencintai lingkungan BAB 9


98 Media-media Pembelajaran dengan kesadaran penuh bahwa lingkungan adalah sesuatu yang harus dijaga oleh manusia (Wulandari, 2017). Lingkungan terdiri dari unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (bukan makhluk hidup/benda mati), dan budaya manusia. Lingkungan memberikan rangsangan terhadap manusia dan sebaliknya. Proses interaksi lingkungan dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya dapat mengakibatkan terjadinya perubahan proses interaksi, perubahan tersebut yakni perubahan perilaku atau tingkah laku manusia (Efendi, 2021) Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan dapat memberikan perubahan perilaku manusia ke arah yang baik atau positif. Terdapat banyak keuntungan yang dapat diperoleh ketika melibatkan lingkungan dalam pembelajaran antara lain pembelajaran akan lebih efektif disebabkan proses pembelajaran langsung berhubungan dengan keadaan alamiah, nyata dan faktual. Menjadikan lingkungan sebagai media pembelajaran memberikan pemahaman dengan pengalaman dan pengamatan langsung terhadap gejala, sebab akibat terhadap hal yang ada sebagai media dalam proses pembelajaran. Media dalam proses pembelajaran merupakan alat untuk membantu dan digunakan dalam menciptakan efektivitas kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan makna media yaitu segala hal yang digunakan untuk merangsang dalam proses belajar. Maka media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat yang dimanfaatkan oleh pendidik kepada peserta didik untuk menunjang keberhasilan proses belajar (Hasan, 2021). Dalam media pembelajaran terdapat dua unsur yang terkandung yaitu (a) pesan atau bahan pengajaran yang


Media-media Pembelajaran 99 akan disampaikan (b) alat penampil untuk menyampaikan, dengan demikian G.G. Salandanan dalam Ani Cahyadi menyebutkan keuntungan menggunakan media pembelajaran dalam menunjang pembelajaran antara lain : 1. Menyediakan pengalaman pada peserta didik. 2. Memberi pemahaman lebih sehingga peserta didik dapat lebih memahami dan mengambil kesimpulan dari obyek dan fenomena yang terjadi dan dilihat, didengar, digunakan dan disaksikan sendiri peserta didik. Media pembelajaran dapat dijadikan sebagai perantara dalam rangka proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dengan catatan media yang digunakan memberi kemudahan dan efektif digunakan dalam proses belajar (Cahyadi, 2019). Media yang strategis dapat menentukan keberhasilan proses pembelajaran dalam dunia pendidikan. Keberadaan media memberi pemahaman langsung kepada peserta didik sehingga materi yang disampaikan tidak terkesan abstrak dan dapat lebih mudah disampaikan. Suasana pembelajaran akan lebih hidup dan aktif melibatkan peserta didik sehingga meningkatkan kemandirian dalam proses pembelajaran (Alti, 2022). Hakikat proses pembelajaran adalah proses komunikasi dua orang atau lebih, dalam proses komunikasi dapat menimbulkan kesalahan dan miss comunication antar pendidik dan peserta didik sehingga komunikasi tidak berjalan lancar. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan media pembelajaran dalam perjalanan proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan fungsi media adalah untuk merangsang dan meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi


100 Media-media Pembelajaran yang diterima oleh peserta didik sehingga menimbulkan keserasian dalam penyampaian dan penerimaan informasi dan tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran pendidik kepada peserta didik. Media pembelajaran berbasis lingkungan merupakan strategi pembelajaran yang memanfatkan lingkungan sebagai sarana belajar (Wulandari, 2017). Lingkungan sebagai media pembelajaran dapat mengembangkan minat belajar peserta didik. Lingkungan adalah lingkungan alam yang erat kaitannya dengan alam sekitar, alam luas seperti hutan dan lainnya. Selain itu terdapat lingkungan buatan seperti taman yang sengaja dibuat sebagai media pembelajaran yang mudah di jangkau dan dekatnya jarak memudahkan peserta didik dapat memanfaatkan taman tersebut sebagai media pembelajaran. Minat belajar peserta didik merupakan modal besar bagi peserta didik untuk dapat mencapai atau memperoleh tujuan yang hendak dicapai dari setiap materi pembelajaran. Minat belajar peserta didik merupakan suatu keinginan, kemauan, dorongan atau kecenderungan yang ada dalam diri peserta didik terhadap sesuatu yang disertai dengan perhatian dan keaktifan yang dapat memunculkan rasa senang yang lebih terhadap salah satu objek. Tinggi rendahnya perhatian, rasa senang dan kecenderungan peserta didik kepada objek dapat dipengaruhi oleh besar tidaknya minat peserta didik. Minat belajar peserta didik dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu : 1. Minat yang diekspresikan, minat yang diekspresikan melalui kata-kata atau ucapan sehingga menunjukkan


Media-media Pembelajaran 101 minat peserta didik apakah peserta didik menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau suatu aktivitas. 2. Minat yang diungkapkan melalui tindakan atau perbuatan, keikutsertaan peserta didik dalam aktivitas dan peserta didik berperan aktif dalam aktivitas tersebut. 3. Minat yang diungkapkan peserta didik dari kesimpulan tes pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam suatu aktivitas. 4. Minat yang diungkapkan peserta didik melalui kegiatan yang sama dengan pernyataannya. Penggunaan media lingkungan membuat peserta didik semakin dapat paham akan materi pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik, peserta didik lebih senang dan tidak bosan dalam mengikuti materi pembelajaran yang dilaksanakan dan dirancang oleh pendidik (Suardani, 2021). B. Manfaat Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Media pembelajaran menjadi fasilitas pendidikan yang merupakan komponen penting dalam terlaksananya proses pembelajaran. Pemanfaatan sarana ini menjadi sangat penting dalam konteks pembelajaran. Hal ini karena dapat membantu dan memberikan pengalaman belajar peserta didik. Memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran diperlukan dalam pembelajaran sebagai sumber dalam memanfaatkan berbagai hal yang ada di lingkungan sebagai bahan belajar dan sebagai upaya lembaga pendidikan yang tak terpisahkan dari lingkungan. Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran dapat dilakukan dengan cara membawa peserta didik ke


102 Media-media Pembelajaran lingkungan baik lingkungan sekitar maupun lingkungan alam yang luas sesuai dengan bahan yang sedang dipelajari atau sebaliknya (Erwin, 2019). Hal ini diharapkan peserta didik tidak asing dengan lingkungan sehingga dapat menciptakan rasa cinta terhadap lingkungan dan ke depan mampu menjaga dan merawat lingkungan (Efendi, 2021). Memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran adalah hal yang menarik bagi peserta didik, namun menjadi hal yang tak mudah bagi pendidik apabila pendidik tidak memperhatikan dan memberi arahan pada peserta didik, maka hal yang wajib diperhatikan yakni : 1. Persiapan materi dengan matang 2. Penentuan lingkungan yang akan digunakan sebagai media pembelajaran 3. Memberikan arahan dan bimbingan selama proses pembelajaran agar proses belajar peserta didik tetap kondusif dan mendapatkan hasil maksimal. Lingkungan belajar merupakan tempat yang digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran, maka menjadikan lingkungan sebagai media pembelajaran harus memperhatikan tujuan dari penggunaan lingkungan : 1. Memberikan pengalaman kepada peserta didik 2. Memberikan pengetahuan kepada peserta didik 3. Menumbuhkan kesadaran terhadap peserta didik bahwa ada hal yang telah dilakukan orang yang tidak bertanggung jawab 4. Peserta didik mengetahui pentingnya lingkungan bagi kehidupan 5. Sebagai sarana belajar peserta didik yang mudah dan murah tanpa membutuhkan biaya yang banyak


Media-media Pembelajaran 103 6. Peserta didik dapat melihat langsung lingkungan dengan panca inderanya sendiri. Lingkungan yang dijadikan sebagai media pembelajaran peserta didik secara tidak langsung mengajak peserta didik untuk pergi melihat langsung hal yang ada di lingkungan, merasakan apa yang terjadi di lingkungan dan akhirnya dapat memiliki pengalaman langsung terhadap apa yang ada di lingkungan hidup mereka. Selain dapat melihat, merasakan dan memiliki pengalaman, peserta didik secara terus menerus sedang dibelajarkan untuk mencintai lingkungan dengan harapan peserta didik akan menjadi generasi penerus yang meneruskan perjuangan untuk menjaga dan merawat lingkungan. (Oczalina, Ali and Miranda, 2013). C. Jenis-Jenis Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Lingkungan tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia saja namun dapat dijadikan sebagai pembelajaran dalam pembelajaran. Belajar tidak harus terpaku pada buku sebagai media belajar, tetapi dapat menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran. Menurut Sudjana dalam Muhammad Efendi disebutkan bahwa lingkungan yang ada di sekitar manusia dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Pendidik memilih benda yang tersedia di lingkungan untuk diijadikan sebagai media pembelajaran. Jumlah yang tersedia di lingkungan semua dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Benda – benda tersebut dapat diklasifikasikan menjadi :


104 Media-media Pembelajaran 1. Lingkungan Sosial Lingkungan sosial dapat digunakan untuk memperdalam ilmu sosial dan kemanusiaan dalam hal ini berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan bermasyarakat. Dalam praktek penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran dapat dimulai dari lingkungan paling dekat dan di sekitar peserta didik misalnya lingkungan keluarga, tetangga, rukun tetangga, rukun warga, kampung, desa, hingga kabupaten tempat tinggalnya. Hal ini dikarenakan interaksi manusia dapat dilakukan dalam hal apa saja, misalnya dalam organisasi sosial, adat istiadat, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, agama, struktur pemerintahan, kependudukan hingga sistem nilai kehidupan disesuaikan dengan kurikulum, indikator capaian dari setiap pembelajaran dan tingkat perkembangan peserta didik. Contoh dalam praktek pembelajaran misalnya dalam mata pelajaran ilmu bumi dan kependudukan, peserta didik diberikan tugas untuk mempelajari aspek kependudukan di rukun tetangganya. Peserta didik diminta untuk mempelajari jumlah penduduk, jumlah keluarga, komposisi penduduk menuntut agama, umur, tingkat pendidikan serta mata pencaharian. 2. Lingkungan Alam Lingkungan alam adalah lingkungan yang relatif menetap, maka akan lebih mudah dikenal dan dipelajari oleh peserta didik. Dalam pengamatan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dan dialami dalam kehidupan sehari-hari termasuk di dalamnya proses terjadinya perubahan alam tersebut.


Media-media Pembelajaran 105 Mempelajari lingkungan alam diharapkan peserta didik lebih memahami gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehingga mampu menumbuhkan kesadaran sejak dini untuk mencintai alam dan dapat turut berpartisipasi menjaga dan memelihara lingkungan alam. Sifat alamiah lingkungan alam terdiri dari keadaan geografis, iklim, suhu, udara, musim, curah hujan, flora, fauna, dan sumber daya alam. Aspek-aspek ini dapat dipelajari langsung oleh peserta didik. Pengamatan terhadap gejala perubahan, kerusakan dengan faktor penyebabnya seperti erosi, penggundulan hutan, pencemaran air, tanah, udara dan sebagainya. Contoh yang dapat dilakukan oleh pendidik antara lain dalam pembelajaran IPA, peserta didik melakukan pengamatan terhadap lingkungan alam sekitar rumah, maka dapat berbeda hasil yang diperoleh peserta didik satu dengan lainnya karena suhu udara, jenis tumbuhan, hewan dan batuan serta pencemaran lingkungannya berbeda. Maka peserta didik dapat memperoleh hasil pengamatan langsung yang diperoleh dan dapat melakukan pembuktian sendiri (Efendi, 2021). 3. Lingkungan Budaya Lingkungan alam dan budaya bersifat alami, namun ada pula lingkungan budaya atau lingkungan buatan yaitu lingkungan yang dengan sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Peserta didik dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya


106 Media-media Pembelajaran dukungnya, serta aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umunya (Erwin, 2019). 4. Lingkungan Buatan Lingkungan buatan adalah lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Contoh lingkungan buatan antara lain irigasi, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan yang sejenisnya. Hal yang dapat dilakukan dengan lingkungan buatan yakni prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukung, dan semua yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya (Rachman, 2022). Lingkungan mana saja dapat dijadikan media pembelajaran asal sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Media pembelajaran mempengaruhi ketercapaian tujuan pembelajaran, meski pendidik juga menjadi salah satu faktor di dalamnya, namun pendidik bukan menjadi satu-satunya yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran yang bermacam ragam dapat secara bervariasi memberikan pengalaman kepada peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran peserta didik menjadi aktif dan sekaligus peserta didik dapat melakukan interaksi dengan berbagai media pembelajaran yang digunakan dan menghasilkan perubahan perilaku sebagai hasil dari pembelajaran yang mungkin terjadi jika ada interaksi antara peserta didik dengan sumber dan media pembelajaran. Hal ini sudah seharusnya diusahakan


Media-media Pembelajaran 107 oleh setiap pendidik dalam proses pembelajaran (Kristanto, 2016). D. Lingkungan Sebagai Metode Pembelajaran Pendidik adalah fasilitator sekaligus motivator dalam proses pembelajaran, maka pendidik sebaiknya mengetahui metode pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yaitu : 1. Membawa peserta didik ke lingkungan untuk keperluan belajar, dengan cara : a. Survey Kegiatan ini identik dengan melakukan kunjungan lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya, ekonomi, politik, kependudukan dan lainnya. Kegiatan dilakukan dengan observasi, wawancara, diperkuat dengan data dan dokumen yang ada. Metode pembelajaran ini dilakukan untuk kegiatan survey pada ilmu sosial kemasyarakatan dan kesenian. Kegiatan ini mendorong dan mengutamakan aktivitas peserta didik untuk menciptakan pemahaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap spiritual serta sosial dalam diri peserta didik melalui kegiatan pengamatan, menanya, mengumpulkan, mengasosiasi dan mengkomunikasikan hal yang sedang dipelajari (Efendi, 2021). b. Berkemah atau Perkemahan Sekolah Berkemah cocok untuk mempelajari ilmu tentang alam, siswa dituntut untuk merasakan, mengerjakan semua hal secara langsung dan bersama-sama dengan


108 Media-media Pembelajaran teman lainnya sehingga tercipta tolong menolong satu sama lainnya, selain itu dapat memunculkan sikap dan sifat kebersamaan (Rachman, 2022). c. Field Trip atau Karyawisata Melakukan kunjungan untuk belajar objek tertentu sebagai bagian dari kegiatan kurikuler di sekolah. Field Trip yang baik adalah melalui proses perencanaan yang baik dan matang agar relevan dengan proses pembelajaran. Karyawisata identik dengan jalan-jalan atau bersifat non akademis, namun dapat digunakan untuk menambah dan mengembangkan wawasan dan pengalaman tentang dunia luar bagi peserta didik. d. Praktek Lapangan Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan yang khusus. Kegiatan ini banyak dilakukan oleh sekolah-sekolah kejuruan yang lebih mengunggulkan keterampilan/skill. Praktek lapangan dapat membekali peserta didik dalam hal ketegasan dari apa yang telah direncanakan karena praktek lapangan merupakan pengalaman dan pendidikan yang melibatkan peserta didik secara aktif untuk menambah pengetahuan dan pengalaman e. Pengabdian Masyarakat Pengabdian kepada masyarakat diadakan untuk memberikan pelayanan dan penyuluhan kepada masyarakat. Kegiatan ini memberikan manfaat kepada peserta didik, masyarakat sekaligus pendidik. Bagi peserta didik bermanfaat untuk meningkatkan kecakapan dan keterampilan belajar dalam bidang tertentu. Bagi masyarakat dapat memberi manfaat yang


Media-media Pembelajaran 109 seharusnya menjadi garapan masyarakat namun dapat dibantu oleh peserta didik (Efendi, 2021). f. Interview atau wawancara Pendidik dapat memanfaatkan kegiatan ini untuk menanyakan pertanyaan kepada orang lain untuk mendapatkan informasi dalam suasana santai. Kegiatan ini akan menambah kepercayaan diri peserta didik untuk berkomunikasi dengan orang lain. 2. Membawa sumber-sumber dari masyarakat ke dalam kelas untuk kepentingan pembelajaran. Metode pembelajaran yang bisa digunakan : a. Mengundang Narasumber Kegiatan mengundang narasumber dengan tujuan untuk memberikan penjelasan khusus mengenai keahliannya dalam bidang tertentu di hadapan peserta didik. Peranan narasumber dalam proses pembelajaran adalah menguasai persoalan yang ingin diteliti dan mempunyai keahlian dan wawasan yang memadai dalam bidangnya. b. Membawa benda atau objek dari luar kelas untuk dipelajari lebih detail di dalam kelas Penggunaan metode yang tepat guna turut mempengaruhi tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar yang dilakukan oleh pendidik. Pendidik harus memperhatikan metode yang akan digunakan sebagai media pembelajaran (Rachman, 2022).


110 Media-media Pembelajaran E. Prosedur Penggunaan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran terbagi menjadi tiga tahapan yaitu : 1. Persiapan Hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran yaitu : a. Penentuan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran secara rinci dan jelas b. Penentuan objek yang akan dipelajari dan dikunjungi c. Penentuan cara belajar peserta didik pada saat kunjungan ke lingkungan yang dituju d. Persiapkan teknis yang diperlukan dalam proses pembelajaran peserta didik seperti petunjuk teknis, alat yang dibawa dan lainnya. 2. Pelaksanaan Hal yang perlu diwaspadai dalam pelaksanaan adalah harus diawali dengan penjelasan ulang pendidik kepada peserta didik agar kegiatan tidak terkesan mainmain dan sia-sia, namun penuh dengan makna yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selanjutnya lakukan kegiatan sesuai dengan yang sudah dirancang sebelumnya dan sesuai tahapan-tahapannya agar tidak ada yang terlewat dan di akhiri dengan ucapan terimakasih jika proses pembelajaran melibatkan orang lain selain pendidik misalnya kegiatan kunjungan ke


Media-media Pembelajaran 111 lingkungan tertentu seperti halnya objek wisata, panti asuhan dan lainnya. 3. Tindak Lanjut (Evaluasi) Kegiatan pada tahap ini adalah pendidik melakukan evaluasi pelaksanaan yang dapat dilakukan dengan menanyakan hal yang dirasakan oleh peserta didik setelah memperoleh hasil kegiatan yang memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran. Hasil evaluasi ini digunakan sebagai tindak lanjut kegiatan yang sama, apakah kegiatan ini efektif dan bermanfaat ketika dilakukan di kemudian hari. Tiga tahapan di atas saling berkaitan dan berkesinambungan tak terpisahkan, kegiatan tanpa persiapan maka memungkinkan kegiatan berjalan tanpa perencanaan dan kegiatan tanpa evaluasi maka tidak ada makna yang dapat diambil dari sebuah kegiatan yang telah dilalui dalam proses pembelajaran. Tahapan yang saling berkesinambungan menciptakan ketercapaian tujuan dalam proses pembelajaran (Ramli, 2012). F. Keunggulan dan Kelemahan Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Secara ringkas Erviana dalam Afan menegaskan bahwa memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran memiliki beberapa keuntungan yaitu : 1. Dapat menghemat biaya pengeluaran dikarenakan media yang digunakan merupakan hasil atau yang ada di lingkungan.


112 Media-media Pembelajaran 2. Memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik, peserta didik diajak praktik langsung di lingkungan sesuai dengan capaian keluaran dari materi yang akan diajarkan. 3. Objek yang berasal dari lingkungan sesuai kebutuhan peserta didik, dikarenakan benda tersebut berasal dari lingkungan peserta didik langsung. 4. Pembelajaran lebih aplikatif sesuai dengan materi pembelajaran 5. Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik 6. Pembelajaran lebih komunikatif tidak terbatas pada dinding kelas, papan tulis, meja dan kursi. Memanfaatkan lingkungan dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik dan menunjang tercapainya tujuan pembelajaran atau capaian pembelajaran yang ingin dicapai dari setiap bahasan pembelajaran dengan maksimal. Sudjana dalam Afan menyebutkan bahwa menjadikan lingkungan sebagai media pembelajaran memiliki keunggulan yakni : 1. Kegiatan pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan bagi peserta didik, peserta didik terhindar dari aktivitas membosankan yakni duduk di kelas berjam-jam sehingga dapat menurunkan motivasi dan semangat belajar menurun 2. Hakikat pembelajaran akan lebih mengesankan sebab peserta didik dihadapkan pada situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alamiah 3. Bahan pembelajaran yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenaran lebih akurat


Media-media Pembelajaran 113 4. Kegiatan pembelajaran lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara yakni seperti mengamati, bertanya, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta dengan ilmiah 5. Sumber belajar yang dijadikan sebagai media pembelajaran lebih banyak sebab lingkungan yang dapat dipelajari dapat berangkat dari beragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan dan lainnya 6. Peserta didik dapat lebih memahami aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga membentuk kepribadian peserta didik yang tidak asing dengan kehidupan sekitarnya dan dapat menambah cinta kepada lingkungannya. Keunggulan yang pasti didapatkan oleh peserta didik adalah pengalaman baru dan langsung dirasakan oleh peserta didik dalam arti yang sebenarnya sehingga mendorong peserta didik lebih giat dalam belajar (Rachman, 2022) Selain keuntungan dan keunggulan pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran, terdapat pula kelemahan dalam pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran, yaitu : 1. Jika tidak diperhatikan dan dipersiapkan dengan baik maka akan terkesan sekedar main-main saja 2. Kesalahan persepsi bahwa memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran harus memerlukan waktu yang lama, padahal kenyataannya dapat digunakan untuk waktu yang singkat


114 Media-media Pembelajaran 3. Pandangan pendidik yang belum terbuka terkait proses pembelajaran yang harus dilakukan di kelas agar serius dan cepat tercapai tujuan proses pembelajaran. Keunggulan atau keuntungan dan kelemahan menjadikan lingkungan sebagai media dalam proses pembelajaran akan membentuk lingkungan tertentu sebagai pusat yang akan dipelajari, dapat diwujudkan di luar kelas atau di dalam kelas yang dapat dikondisikan untuk dapat dipelajari oleh peserta didik dan pendidik dalam proses pembelajarannya (Ramli, 2012).


Media-media Pembelajaran 115 Produksi Media Pembelajaran A. Pengertian Produksi Produksi adalah kegiatan yang di kerjakan dalam rangka menambah nilai guna suatu benda atau bahkan menciptakan benda yang baru sehingga menambah nilai manfaat untuk memenuhi kebutuhan. Produksi jasa biasanya hanya menambah daya guna suatu benda tanpa merubah bentuknya, sementara produksi barang biasanya proses produksi akan mengubah sifat dan juga bentuknya. Produksi mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam mencapai kemakmuran. Kemakmuran tercapai jika persediaan barang dan jasa tercukupi. Memproduksi media pembelajaran berguna untuk merangsang perhatian, pkiran, perasaan dan kemampuan juga keterampilan anak didik sehingga mendorong terjadinya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Produksi media pembelajaran akan melibatkan proses yang berupa tahapan perencanaan, pengembangan konten, desain grais, produksi dan evaluasi media BAB 10


116 Media-media Pembelajaran pembelajaran dalam rangka mendukung pembelajaran dan mencapai tujuan belajar tertentu. Maka dari itu, produksi media pembejaran merupakan kegiatan yang mempunyai tujuan untuk menciptakan alat bantu belajar yang bisa dipergunakan untuk merangsang perhatian, pikiran, perasaan juga kemampuan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar yang baik. Media pembelajaran diharapkan mampu memberikan manfaat dengan meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar, karena akan memperkaya pengalaman belajar peserta didik, membantu meningkatkan daya tangkap dan juga memfasilitasi pemahaman konsep yang kompleke melalui berbagai elemen yang visual juga interaktif. Didalam era digital saat ini, produksi media pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting terutama dibidang Pendidikan. Karena, produksi media pembelajaran yang baik akan meningkatkan kualitas pembelajaran, memberikan fasilitas pada pembelajaran jarak jauh dan juga memberi aksesibilitas untuk berbagai jenis pembelajaran. Media pembelajaran harus mempunyai prinsip desain yang baik, ini sangat penting dalam rangka mengembangkan media pembelajaran yang efektif dan juga efisien. Prinsip yang harus diperhatikan yaitu keterkaitan dengan tujuan pembelajaran, keterlibatan dan kesesuaian dengan peserta didik dan juga konsistensi desain. Sebelum melakukan produksi media pembelajaran, ada baiknya kita menganalisis kebutuhan produksi media pembelajaran sebagai berikut:


Media-media Pembelajaran 117 1. Mengidentifikasi target pembelajaran Sebelum memulai produksi media pembelajaran, ada baiknya untuk mengidentifikasi target pembelajran dengan jelas. Seperti informasi tentang mata pelajaran yang akan disampaikan, level Pendidikan, dan juga kompetensi yang ingin dicapai. 2. Menentukan tujuan dan sasaran pembelajaran Tujuan pembelajaran harus dipaparkan dengan jelas dan juga spesifik, karena merupakan Langkah penting yang mengarahkan proses produksi yang akan berlangsung. Sasaran pembelajaran haruslah terukur dan dapat dinilai dengan baik agar bisa dievaluasi kesuksesan media pembelajarannya. 3. Mengenali karakteristik peserta didik Mengenali karakteristik peserta didik adalah hal yang wajib, karena harus disesuaikan dengan pemilihan media, materi, display dan juga desainnya. Karakteristik peserta didik diantaranya usia, latar belakang Pendidikan, gaya belajar, dan juga kebutuhan khusus yang dipersyaratkan. Karena hal ini akan mengarahkan desain media pembelajaran yang sesuai dan juga relevan. 4. Mencari tahu kendala dan potensi dalam pembelajaran Kendala dan potensi yang terjadi didalam pembelajaran harus diidentifikasi dengan baik karena akan membantu dalam Menyusun rencana produksi yang lebih efektif juga terukur.


118 Media-media Pembelajaran B. Perencanaan Produksi Media Pembelajaran 1. Tahapan Perencanaan Produksi Tahapa perencanaan produksi media pembelajaran terdiri dari identifikasi tim produksi, jadwal kegiatan dan juga penentuan anggaran yang dipelukan. 2. Penentuan Jenis Media Pembelajaran Menentukan jenis media pembelajaran harus yang sesuai berdasarkan tujuan pembelajaran, target audiens dan juga sumber daya yang tersedia. 3. Pengembangan Model Instruksional Mengembangkan model intruksional yang sesuai akan membantu dalam Menyusun struktur dan alur materi pembelajaran. 4. Penyusunan Rencana Anggaran Penyusunan rencana anggaran harus realistis agar terhindar dari kelebihan biaya dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien. C. Tahapan Produksi Media Pembelajaran 1. Tahapan Pra Produksi Pada tahap ini pembuat media pembelajaran harus melakukan perencanaan yang matang agar memperlancar Ketika proses pengembangan berlangsung. Tahapan pra-produksi ini meliputi:


Media-media Pembelajaran 119 a. Review Yang perlu dilakukan review adalah tujuan pembelajaran, pengembangan, pengetahuan dan pemanfaatan media pembelajaran. b. Merancang struktur materi dan naskah, Disampaikan dalam media yang akan dikembangkan. Penyusunan naskah merupakan kegiatan yang sangat penting bergantung pada kemampuan pendidik dalam menyusun kalimat yang mengandung unsur yang mampu memncing ketertarikan sisa dalam berinteraksi dengan media c. Mencari dan membuat gambar grafik, vidio dan suara yang dibutuhkan Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan adalah formatnya yang harus sesuai dengan yang mampu dimainkan oleh Software yang digunakam d. Memahami tools yang digunakan. 2. Tahapan Produksi Tahap produksi media pembelajaran, yang perlu dilakukan adalah melakukan pekerjaan desain dengan mengembangkan flowchart dan storyboard a. Membuat folwchart, merupakan diagram ai yang didalamnya berisi tentang alur yang ada pada suatu media pembelajaran. Alur harus di sesuaikan dengan media dan tujuan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran bisa berjalan secara runtut. b. Membuat Story Board, yaitu gambaran halaman yang akan dibuat dalam suatu media pembelajaran. Bertujuan untuk dijadikan suatu rancangan awal yang akan ditampilkan dalam media pembelajaran


120 Media-media Pembelajaran berdasarkan flowchart yang sudah dibuat untuk dijadikan acuan perancangan c. Memasukan meteri gambar, grafik, suara dan vidio ke dalam media pembelajaran yang dikembangkan, pada tahan ini perlu selera seni yang tinggi oleh pengembangan dengan menuangan ide-ide yang ada pada story board untuk nantinya diterjemahkan ke dalam bentuk atau tampilan media yang diharapkan. 3. Tahapan Pasca Produksi Hal yang perlu dilakuka adalah melakukan editing, uji coba, revisi, dan deseminasi : a. Editing, suatu kegiatan yang mengubah, memotong, menambahkan, mengurangi, menggabungngkan, mengatur komposisi tampilan, baik itu warna maupun tata letak objek pada suatu media b. Validasi , adalah tindakan yang merupakan suatu pembuktian untuk suatu media pembelajaran apakah sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran dan membantu menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi efektif dan efisien. Tujuan melakukan validasi media pembelajaran adalah untuk mengetahui dan meastikan bahwa media pembeajaran yang di rancang memiliki isi yang sesuai dengan materi serta tujuan pembelajaran. Uji coba, merupakan tahapan dimana media yang dikembangkan diujicobakan kepada siswa, baik berupa uji coba satu-satu (one the one), kelompok kecil (small group) maupun ujicoba lapangan (field test).


Media-media Pembelajaran 121 c. Revisi, yang dikembangkan merupakan langkah lanjutan setelah mendapat umpan balik(feedback), baik dari ahli setelah divalidasi maupun setelah mendapat tanggapan dari siswa yang telah menggunakan media pembelajaran pada tahap uji coba. Revisi perlu dilakukan guna mendapatkan media pembelajaran yang sempurna sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa. d. Deseminasi merupakan kegiatan final dalam pengembangan media pembelajaran yang sudah siap untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran ( Prof. Dr. Nunuk Suryani:2018:73) D. Pengembangan materi Pembelajaran 1. Memilih Konten yang Relevan Memilih konten yang sesuai dengan pembelajaran yang relevan, akurat dan juga sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Menyusun Struktur Materi Pembelajaran Menyusun struktur materi pembelajaran yang sistematis agar bisa memfasilitasi pemahaman peserta didik yang baik. 3. Mengembangkan Teknologi Interaktif yang Relevan Mengintegrasikan teknologi interaktid seperti simulasi, animasi atau permainan yang mendukung Pendidikan yang meningkatkan interaksi yang melibatkan peserta didik.


122 Media-media Pembelajaran E. Desain Grafis dan Visual 1. Prinsip Desain Grafis dalam Media Pembelajaran Prinsip desain grafis yang baik harus memperhatikan prinsip keterbacaan, konsisitensi dan tata letak yang baik. 2. Memilih Gambar, Foto dan Video yang Tepat Memilih gambar, foto, dan juga video yang mendukung konten pembelajaran yang meningkatkan pemahaman peserta didik dengan baik. 3. Menggunakan warna dan juga Tipografi Menggunakan warna dan juga tipografi dengan bijaksana agar menciptakan tampilan visual yang menarik dan juga mudah untuk dipahami. F. Proses Produksi Media Pembelajaran Ada tiga tahapan dalam memproduksi media pembelajaran, yaitu: 1. Pra-Produksi Media Pembelajaran Pada tahap ini dilakukan penelaahan kurikulum dan penulisan naskah. Pada media yang berbasis computer dan media visual dapat berupa naskah pedoman untuk membuat atau memproduksi media atau program. a. Penelaahan Kurikulum Pada tahapan ini kita harus mengetahui kenapa harus dilakukan penelaahan kurikulum? Dan siapa yang akan melakukannya. Sudah semestiya mengacu


Media-media Pembelajaran 123 kepada kurikulum pada saat kita akan mengembangkan media sebagai penunjang kurikulum. Kurikulum yang dilakukan sebagai acuan utama akan menetukan komeptensi yang akan diberikan kepada peserta didik melalui media audio, agar media pembelajaran yang dibuat sesuai dengan tujuan dan tepat pada sasaran. Penelaahan kurikulum harus dilakukan oleh pengajar, yang kemudian dikaji oleh ahli materi dan juga ahli media. Peranan pengajar disini adalah menentukan materi didalam media yang akan mewakili kompetensi yang diharapkan sesuai dengan keahlian dan juga jenjang Pendidikan tujuan. Sebagai contoh, materi SD harus dilakukan penelaahan oleh guru SD, materi SMP oleh guru SMP dan seterusnya. Peranan ahli dalam penelaahan materi adalah agar materi tetap sesuai dengan standarnya, benar dan sesuai dengan sasaran, tidak lebih ataupun kurang. Selain itum ahli materia juga harus memberikan informasi perkembangan ilmu yang terbaru. Peranan ahli media juga mengkaji dan memastikan bahwa materi yang dipilih akan diangkat kedalam media audio sesuai dengan karakteristik dari media tersebut. Ini dilakukan karena tidak semua materi yang ada didalam kurikulum bisa dibuat kedalam media audio dengan menarik. b. Penulisan Naskah atau Blue Print Penulisan naskah harus dilakukan oleh orang yang dianggap mampu dala menulis naskah pada media. Naskah tersbur akan dikaji oleh ahli, baik ahli media maupun ahli materi. Ahli materi yang akan menkaji kebenaran, kecukupan dan keteparan pemilihan prototype atau aplikasi yang digunakan. Sementara ahli


124 Media-media Pembelajaran media akan memberikan kajian pada tingkat kemenarikan penyampaian materi sesuai dengan karakteristik media tersebut. Tahapan penulisan naskah diantaranya persiapan, penelitian, pengorganisasian informasi, penulisan synopsis dan treatment juga scenario atau dalam hal ini naskah. 2. Produksi Tahap produksi media pembelajaran akan diawali dengan diterimanya naskah atau prototipe oleh team produksi. Selanjutnya dapat dilakukan Langkahlangkah produksi sebagai berikut: a. Pembentukan team produksi, b. Script Confrence (pengumpulan naskah), c. Pemilihan pemain (casting), d. Latihan, e. Recording (rekaman), f. Editing dan mixing, g. Preview, h. Pembuatan master (mastering) Langkah-langkah diatas dilakukan untuk pembutan media audio dan juga audio visual. Sementara, untuk pembuatan menggunakan media visual atau computer ada pemilihan bahan dan juga alat pembuat media atau pemilihan program (software) untuk pembuat media. a. Team produksi Memproduksi media pembelajaran membutuhkan kerja Bersama (team work), bekerja dengan beberapa orang yang mempunyai keahlian dan keterampilan berbeda dibutuhkan koordinasi antar anggota tim agar terwujud media yang baik, menarik dan juga


Media-media Pembelajaran 125 komunikatif. Anggota dari team produksi yaitu sebagai berikut: 1) Sutradara, ini adalah orang yang akan bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan juga artistic dari sebuah produksi, 2) Operator, akan mempersiapkan peralatan rekan dan juga mempunyai tanggung jawab atas hasil dari rekaman, 3) Teknisi, yang akan mengontrol dan juga memastikan semua peralatan sudah siap digunakan. 4) Penata music, mempersiapkan music dan juga sound effect sesuai dengan naskah yang ada. 5) Editor, melakukan penyuntingan, baik itu mencari, memperbaiki dan juga penerbitan. 6) Animator, melakukan pembuatan gambar. 7) Programmer atau orang yang ahli dalam bidang pemograman computer. b. Script Conference Rembuk naskah dilakukan setelah sutradara menerima dan juga mempelajari, setelah itu dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan juga ahli media. Rembuk naskah ini dilakukan untuk menyamakan persepsi dan juga pemahaman terhadap naskah, sehingga pada saat diproduksi tidak ada kesalahan yang fatal. c. Pemilihan pemain (casting) Pemilihan pemain dilakukan setelah rembuk naskah dilakukan. Pemain disini adalah orang yang akan mempunyai peran dalam naskah. Pemilihan pemain haruslah berlangsung dengan baik sesuai dengan karakter dari tokoh yang dituntut pada naskah,


126 Media-media Pembelajaran karena hal ini akan membuat media audio terlihat bagus dan menarik. d. Latihan Latihan dalam hal ini lebih dikenal dengan nama Latihan kering, yang dimaksudkan para pemain diberikan kesempatan untuk mempelajari naskah dan juga berlatih sebelum melakukan rekaman, agar mereka benar-benar paham akan isi dari pesan, alur cerita, juga peran dari masing-masing dalam naskah tersebut. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan yang terjadi pada saat dilakukan rekaman. e. Rekaman (Recording) Rekaman merupakan proses pengambilan suara dari masing-masing pemain, sementara sutradaralah yang mengendalikan seluruh jalannya rekaman. Dan sutradaralah yang bertanggung jawab atas kualitas dari hasil rekaman. f. Editing dan Mixing Editing dimaksudkan untuk membuang atau memotong kata-kata yang kurang tepat atau salah, yang dianggap kurang perlu dan juga untuk menambahkan efek seperti echo. Sementara mixing dimaksudkan untuk mencampur atau menambahkan music, latar belakang (background) juga soundeffect yang akan membuat video lebih menarik. g. Preview Preview merupakan kegiatan melakukan evaluasi terhadap hasil produksi. Yang melakukan review adalah tim yang didalamnya pengkaji materi, media, dan juga sutradara sebagai penanggung jawab produksinya. Evaluasi terhadap hasil produksi ini


Media-media Pembelajaran 127 dilakukan peninjauan baik dari segi materi maupun media. Jika hasil produksi belum layak, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan masukan team review. h. Pembuatan Master (Mastering) Pada bagian ini yang dilakukan adalah menyimpan hasil produksi baik kedalam CD, Kaset ataupun media penyimpanan yang lainnya. Master ini yang akan dijadikan acuapn jika diperlukan lagi dilain waktu. Pembuatan master hanya dapat dilakukan pada media berupa audio, audio visual dan juga media yang berbasis computer. 3. Pasca-Produksi Pada tahapan pasca produksi ini meliputi preview dan juga pembuatan master yang sudah dijelaskan sebelumnya. G. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Produksi Media Ada beberapa factor yang harus diperhatikan dalam pembuatan media Pendidikan seperti tujuan, ketersediaan biaya dan waktu, peserta didik, dan ketepatgunaan media yang dibuat. Ada beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan factor-faktor tersebut, diantaranya: 1. Untuk apa media tersebut dibuat? Jawabannya harus berupa harapan yang didapatkan oleh peserta didik atau peserta didik setelah melakukan integrasi dengan media yang akan dibuat. 2. Untuk tingkat Pendidikan apa media tersebut dibuat?


128 Media-media Pembelajaran Kita harus bisa memperkirakan tingkat kemampuan pengguna media, apakah sudah sesuai atau belum. Apa kah sesuai dengan umurnya? Apakah mudah diterima? Berapa banyak pengguna medianya? Karena akan menentukan jenis dan ukuran (besar atau kecilnya) bedia yang nanti akan kita buat. 3. Berapa lama waktu yang diperlukan? Harus dipertimbangkan juga kapan media akan digunakan? Dan berapa lama waktu yang disediakan untuk mencapai tujuan pembelajarannya? Berapa lama waktu pembelajaran untuk penyajiannya? Apakah waktu yang disediakan cukup? 4. Berapa biaya pembuatan media ini? Biaya pembuatan diusahakan tidak terlalu mahal dibandingkan dengan hasilnya. Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah sebaiknya kita hanya membuat slide suara saja untuk pembuatan film?, apakah sebaiknya kita membuat transparansi overhead daripada slide? Apakah lebih baik kita membuat gambar atau sketsa daripada foto? Jika ada kemungkinan keduanya mempunyai kemungkinan yang membantu untuk pencapaian tujuan sedangkan ada alternatif media yang lebih murah, yang perlu diingat adalah bukan hanya jumlah rupiahnya, tetapi juga efektif dan efisiennya dalam mencapai tujuannya 5. Peninjauan Kembali, evaluasi, apa media yang dibuat sudah tepat atau belum? Kita harus mempertimbangkan dengan cermat, apakah pilihan kita sudah tepat dan tidak salah pilih.


Media-media Pembelajaran 129 H. Mengembangkan Konten Interaktif 1. Jenis Konten interaktif Konten interaktif seperti kuis, Latihan yang interaktif, dan juga simulasi akan meningkatkan antusiasme dan juga partisipasi peserta didik. 2. Mengembangkan Simulasi dan Permainan Edukasi Menggunakan simulasi dan permainan yang edukatif akan mengajarkan konsep konsep yang kompleks dengan cara yang menyenangkan dan dapat dengan mudah dicerna dan dipahami oleh peserta didik. 3. Integrasi Media Sosial dan Kolaborasi dalam Pembelajaran Memanfaatkan social media dan juga alat kolaborasi akan mendukung pembelajaran berbasis proyek dan juga kerja sama. I. Produksi dan Implementasi Media Pembelajaran 1. Melakukan Proses produksi media pembelajaran meliputi gabungan dari berbagai elemen media pembelajaran yang sudah dikembangkan seperti teks, gambar, audio dan juga video. Itu semua merupaka kesatuan yang terpadu dan menarik bagi peserta didik. 2. Melakukan uji coba dan juga evaluasi materi pembelajaran sebelum diimplementasikan secara luas. Media pembelajaran ada baiknya diujicobakan terlebih dahulu dengan sekelompok peserta didik untuk dinilai efektivitasnya. Evaluasi ini dapat membatu dalam


130 Media-media Pembelajaran menemukan potensi perbaikan dan juga penyempurnaan kedepannya. 3. Memberikan pelatihan bagi pengajar dan juga pendidik. Jika pembelajaran menggunakan teknologi dan alat interaktif, maka sangat penting bagi para pengajar dan pendidik untuk menerima pelatihan yang memadai dalam aplikasi penggunaannya, karena akan membantu mereka untuk memahami cara penggunaan media pembeljaran dengan baik dan juga maksimal dalam memanfaatkan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. J. Mengukur dan Mengeavaluasi Efektivitas Media Pembelajaran 1. Metode pengukuran keberhasilan media pembelajaran Menentukan metode pengukuran keberhasilan media pembelajaran yang akan digunakan bisa dengan menggunakan pre-test dan juga post-test, survey kepuasan peserta didik dan juga analisis interaksi peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran. 2. Analisis data dan interpretasi hasil Memberikan analisis data pengukuran dan menafsirkan hasilnya untuk mengevaluasi efektivitas dari media pembelajaran. Hasil dari evaluasi yang dilakukan akan digunakan utnuk memperbaiki dan menyempurnakan pembuatan media pembelajaran selanjutnya.


Media-media Pembelajaran 131 3. Pengembangan berkelanjutan dan peningkatan media pembelajaran Proses produksi media pembelajaran tidak berakhir sampai implementasi saja. Media pembelajaran harus terus dilakukan peningkatan secara berkala dari hasil evaluasi dan juga umpan balik dari pendidik dan juga peserta didik agar hasil yang dicapai efektif dan terus mengikuti perkembangan jaman. K. Prinsip Pengembangan dan Produksi Media Menurut Mukminan untuk mengembangkan media pembelajaran perlu diperhatikan prinsip VISUALS, yang dapat digambarkan sebagai singkatan dari kata-kata: Visible : Mudah dilihat Interesting : Menarik Simple : Sederhana Useful : Isinya berguna/bermanfaat Accurate : Benar (dapat dipertanggungjawabkan) Legitimate : Masuk akal/sah Structured : Terstruktur/tersusun dengan baik


132 Media-media Pembelajaran Penilaian Terhadap Media Pembelajaran erkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berkembang dengan sangat pesat, mempengaruhi terhadap berbagai aspek kehidupan baik di bidang pendidikan, perindustrian, social maupun kemasyarakatan. Perkembangan ini memiliki potensi yang luar biasa khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK), komputer, internet yang membawa berbagai informasi jauh lebih cepat dari sebelumnya, juga memungkinkan membawa informasi yang berbau pendidikan termasuk didalamnya pesan pembelajaran berupa teks, audio, audio visual, animasi, game, simulasi bahkan kombinasi dari semua bentuk yang telah disebutkan. Mengingat hal itu, media tersebut dapat digunakan dengan sebaik mungkin untuk sepatutnya dijadikan sebagai media pembelajaran, oleh sebab itu tentu media tersebut harus terjamin mutu, kualitas baik darisisi substansi materi maupun teknis penyajian dan pengemasan seduai dengan karakteristik dan standar yang telah ditentukan dalam pendidikan. P BAB 11


Media-media Pembelajaran 133 A. Pengertian Penilaian Media Pembelajaran Penilaian atau yang dikenal dengan evaluasi. Evaluasi merupakan sebuah proses yang sisitematis dan berkesinambungan sebagai dasar dalam memutuskan, menyusun dan menyempurnakan sebuah program/kegiatan selanjutnya untuk mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data yang didapat dari program/keigiatan tersebut (sukiman, 2012:78). Menurut Normand E Grondlund yang dikutip dari andri kurniawan (2022:169-170) evaluasi merupakan suatu proses terstruktur dan sistematis yang digunakan untuk menentukan keputusan sejauh mana pencapaian tujuan pembelajaran yang berhasil dicapai oleh peserta didik. Stufflebeam juga berpendapat bahwa Evaluasi adaalah proses menyediakan informasi yang dapat dijadikan pertimbangan dan penentu harga dan jasa (the word and merit) dari tujuan yang akan dicapai, desain, implementasi, dampak untuk membantu membuat keputusan, membantu mempertanggungjawabkan dan meningkatkan pemahaman terhadpa fenomena (S. Eko Putro, 2009:3). Terkait dengan penilaian/evaluasi terhadap media pembelajaran hal ini adalah bentuk proses pencarian informasi terkati dengan seberapa jauh efisiensi dan seberapa efektif media yang digunakan dalam menyampaikan materi pada peserta didik dan seberapa besar pengaruh yang diperoleh dari penggunaan media tersebut pada hasil belajar peserta didik itu sendiri. Yakni media apaapun yang dibuat dan digunakan oleh pendidik perlu diadakan evaluasi/penilaian terlebih dahulu sebelum media tersebut dipakai secara luas, baik media tersbut


134 Media-media Pembelajaran berupa kaset audio, film bingkai, film rangkai, transparansi OPH, film, video pendek, gambar, permainan, infografis, papan tulis, benda nyata dan lain sebagainya, yang mana hal ini bermaksud untuk mengetahui apakah media tersebut layak dijadikan media dalam menyampaikan materi yang dapat mengantarkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan atau masih perlu untuk diperbaiki dan disempurnakan. Untuk itu perlu kiranya media yang dibuat, dirancang dan di prosuksi perlu untuk diadakan penilaian dan evaluasi untuk diujicobakan sebelum diproduksi oleh massal. Walaupun demikian evaluasi yang dilakukan pada media pembelajaran bukan final dari suatu pembelajaran namun merupakan awal dari siklus pembelajaran berikutnya yang dapat menentukan keberhasilan dari pembelajaran selanjutnya. B. Tujuan penilaian terhadap media pembelajaran Adapun tujuan dari penilaian terhadap media yang digunakan dalam Pendidikan Dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah (1988/1989) adalah: 1. Memberikan pedoman kepada instansi pemerintah dalam mengadakan media pendiidkan yang bermutu 2. Memberikan pedoman kepada pendidik dalam membuat media pendidikan yang bermutu 3. Memberikan pedoman kepada produsen dalam memproduksi media pendidikan yang bermutu 4. Memberikan perlindungan pada sekolah dari berbagai media pendidikan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dari segi teknis kependidikan.


Media-media Pembelajaran 135 Menurut Andri Kurniawan (2022:171) tujuan dari penilaian terhadap media pembelajaran ialah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi dari media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dalam menyampaikan materi, sehingga media pembelajaran yang digunakan jika sudah ditemukan kelamahan dan kelebihannya dapat dijadikan sebuah pedoman bahwa diperlukan perbaikan dan inovasi baru. Azhar arsyad menambahkan bahwa tujuan dari dari penilaian/evaluasi media pembelajaran yang diapakai dalam menyampaikan materi adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui media yang diapakai sudah efektif atau masih belum efektif 2. Untuk mengetahui media yang digunakan dalam pembelajaran memerlukan perbaikan atau sudah tidak perlu diperbaiki lagi 3. Untuk menganalisa seberapa efektif media yang digunakan dalam pembelajaran dilihat dari hasil belajar peserta didik 4. Untuk menentukan media yang tepat dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan baik atau masih belum cukup baik 5. Untuk mengukur kapabilitas pendidik dalam menggunakan media tersebut 6. Untuk memahami dan mengetahui pengaruh media yang digunakan oleh pendidik pada hasil belajar peserta didik 7. Untuk mengetahui reaksi sikap yang dialami oleh peserta didik terhadap media pembelajaran yang digunakan.


136 Media-media Pembelajaran C. Jenis dan Prosedur Penilaian Penilaian terhadap media pembelajaran secara garis besar dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu; 1. Penilaian Formatif Penilaian formatif merupakan sebuah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data terkait dengan efektifitas dan efisiensi pada media yang digunakan guna untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun data yang diperoleh dari penilaian ini dipergunakan untuk memperbaiki dan \menyempurnakan media sehingga menjadi efektif dan efisien. Pada penilaian formatif ini memiliki tiga tahapan, yaitu a. Tahapan one to one (satu lawan satu) Pada tahap ini proses penilaian dilakukan dengan memilih dua orang peserta didik atau lebih yang dapat mewakili dari kalangan peserta didik yang terbilang mampu diatas rata-rata dan dan yang kurang mampu dibawah rata-rata dilihat dari hasil belajar dan diskusi dengan guru mata pelajaran masing-masing. dimana media tersebut didajikan kepada mereka secara mandiri, individual sehingga mereka mengamati, mempelajari dan memahami informasi yang didapat (Kristanto, 2016:117). Adapun prosedur pelaksanaan tahap one to one (satu lawan satu) ini ialah antara lain; 1) Memberikan penjelasan kepada peserta didik terkait dengan rancangan media baru yang digunakan, kemudian amatilah reaksi pesserta didik terhadap media yang ditampilkan tersebut.


Media-media Pembelajaran 137 2) Memberikan penjelasan dengan mengatakan jika terjadi kesalahan pada penggunaan media tersebut makahal itu semata-mata adalah kekuranagn dari media tersebut bukan kesalahan peserta didik. 3) Memberikan kebebasan berpendapat pada peserta didik agar peserta didik dapat bersifat santai dan menikmati penggunaan media tersebut serta dapat berpikir jernih dalam mengamati kelemahan dan kekurangan dari media tersebut. 4) Memeberikan pretes (tes awal) agar dapat mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh peserta didik terhadap penggunaan media tersebut. 5) Mencatat waktu yang terpakai dalam penyajian media tersebut dan reaksi yang terjadi pada pesrta didik terhadap tampilan dari media tersebut. 6) Memberikan posttes untuk mengukur keberhasilan pada penggunaan media tersebut. 7) Menganalisis informasi yang telah didapat dan yang telah terkumpul. b. Tahapan small group evaluation (kelompok kecil) Pada tahap ini pelaksanaan uji coba ini diberikan kepada peserta didik kurang lebih 10 sampai dengan 20 peserta didik yang dapat mewakili dari kalangan peserta didik yang terbilang mampu diatas rata-rata dan dan yang kurang mampu dibawah rata-rata dilihat dari hasil belajar. Dalam memilih peserta didik pada uji coba ini hendaknya dapat mencerminkan karakteristik populasi sesuai dengan target yang didalamnya memuat sampel dari berbagai tingkat kemampuan, jenis


138 Media-media Pembelajaran kelamin. Usia dan latar belakang dari peserta didik itu sendiri. Adapun prosedur pelaksanaan pada tahan small group evaluation (kelompok kecil) ini ialah antara lain: 1) Memberikan penjelasan bahwa media tersebut berada pada tahap uji formatif yang memerlukan umpan balik dari peserta didik yang bertujuan untuk menyempurkannya. 2) Memberikan pretes (tes awal) agar dapat mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh peserta didik terhadap penggunaan media tersebut. 3) Media tersebut disajikan kepada peserta didik dan meminta mereka untuk mempelajarinya. 4) Mencatat waktu yang diperlukan peserta didik dalam menggunakan media tersebut serta mencatat berbagai bentuk umpan balik selama penyajian. 5) memberikan posttes untuk mengukur keberhasilan pada penggunaan media tersebut sesuai dengan tujuan yang ditetapkan 6) Membagikan angket kepada peserta didik sehingga dapat mengetahui seberapa jauh ketertarikan peserta didik kepada media tersebut, seberapa jauh peran dari media tersebut untuk memberikan pemahaman kepada peserta didikdan konsistensi tujuan dan materi dari media tersebut mencukupi atau tidak mencukupinya dengan latihan yang diberikan oleh media tersebut. 7) Melakukan analisis terhadap data yang telah terkumpul.


Media-media Pembelajaran 139 c. Tahapan field evaluation (lapangan) Pada tahap ini pelaksanaan uji coba field evaluation ini diberikan kepada 30 peserta didik dari berbagai karakteristik sesuai dengan kemampuan intelegensinya, usia, jenis kelamin, latar belakang, kelas yang sesuai dengan karakteristik populasi. Ada satu hal yang harus dihindari pada dua tahap ujia coba small group evaluation (kelompok kecil) dan field evaluation (lapangan) ini yaitu hallo effect (efek halo), yang mana hallo effect (efek halo) ini muncul ketika responden yang diuji cobakan bukanlah responden yang tepat, dalam artian responden yang menjadi sasaran dari uji coba media ini masih belum pernah melihat media tersebut, sehingga jika hal ini terjadi maka peserta didik yang notabene sebagai responden, informasi yang diperoleh pada uji coba tersebut banyak dipengaruhi oleh kebaruan dari media tersebut sehingga informasi tersebut kurang dapat dipercaya dan kredibel. Adapun prosedur pelaksanaan field evaluation (lapangan) ini ialah antara lain: 1) Memilih peserta didik sebanyak 30 orang yang memang betul-betul dapat mewakili populasi pada sasaran ini 2) Menjelaskan maksud dari uji coba lapangan ini dan maksud dari hasil akhir yang diharapkan, untuk itu pada prosesnya peserta didik harus diusahakan untuk senyaman mungkin, bersifat rileks, berani mengutarakan pendapat, dan memberikan penekanan dengan mengingatkan bahwa uji coba ini bukan untuk mengukut kemampuan mereka,


140 Media-media Pembelajaran namun mengukur kredibilitas dan efektifitas, efisiensi dari media tersebut. 3) memberikan pretes (tes awal) agar dapat mengetahui pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik mengenai topic dengan penggunaan media tersebut. 4) Menyajikan media sesuai dengan rencana pembuatannya. 5) Mencatat waktu yang diperlukan peserta didik dalam menggunakan media tersebut serta mencatat berbagai bentuk umpan balik selama penyajian. 6) Memberikan posttes untuk mengukur keberhasilan dan pencapaain hasil belajar peserta didik setelah penyajian media tersebut. 7) Mengedarkan ters skala sikap kepada peserta didik yang telah dipilih untukmengetahui sikap peserta didik terhadap media tersbut. 8) Menganalisis semua bentuk data yang diperoleh terutama pada hasil pretest dan posttes,waktu yang diperlukan, perbaikan pada perkara yang sulit dan pengajaran serta kecepatan penyajian dan lain sebagainya. 2. Penilaian Sumatif Setelah dilakukan penilaian formatif dan sudah direvisi, jika terdapat berbagai masukan yang banyak dari berbagai pihak, maka dilakukannlah penilaian sumatif. Penilaian sumatif merupakan sebuah proses yang dimaksudkan untuk menentukan seberapa patut media yang yang digunakan dalam menyampaikan


Click to View FlipBook Version