Gambar 32. Model Penggabungan Surat Suara VI
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 133
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Metode pemberian suara:
a. Daftar calon anggota legislatif terpisah dari surat suara dan terpasang
di bilik suara untuk memudahkan Pemilih;
b. Surat suara untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, DPR, DPD,
dan DPRD digabungkan ke dalam satu sura suara;
c. Metode pemberian suara untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
dilakukan dengan mencoblos lingkaran nomor urut yang tersedia
pada kotak A untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden;
d. Metode pemberian saura untuk Pemilu DPR dan DPRD dilakukan
dengan mencobolos lingkaran yang berisi nomor urut partai politik jika
hanya ingin memilih partai politik. Sedangkan jika ingin mencoblos
calon anggota legislatif metode pemberian suara dilakukan dengan
mencoblos lingkaran yang berisi nomor urut partai dan lingkaran
nomor urut calon B, D, dan E;
e. Metode pemberian suara untuk Pemilu DPD dilakukan dengan
mencoblos lingkaran yang berisi nomor urut calon.
Kelebihan dan kekurangan:
a. Penghitungan suara yang dilakukan oleh anggota KPPS dilakukan
hanya satu kali untuk menghitung perolehan suara untuk lima jenis
Pemilu sekaligus;
b. Memicu surat suara tidak sah ketika Pemilih hanya mencobolos
nomor urut calon yang tidak disertai dengan mencoblos nomor urut
partai politik. Dalam hal ini suara yang diberikan oleh Pemilih kepada
calon tidak diketahui untuk calon anggota DPR dan DPRD dari partai
politik apa;
c. Tidak ramah bagi Pemilih penyandang disabilitas dan buta huruf;
d. Tidak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2017 sehingga memerlukan beberapa perubahan seperti:
• Perlu melakukan perubahan terhadap Pasal 342 ayat (1), ayat (2),
ayat (3) tentang aturan minimal pada surat suara karena terdapat
pengurangan aturan seperti nomor urut paslon dan nama paslon
pada surat suara;
• Perlu melakukan perubahan terhadap Pasal 353 ayat (1) huruf a,
b, dan c tentang pemberian suara dengan cara mencoblos dan
134 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
menggantikan dengan memberikan tanda dalam bentuk angka
sesuai dengan nomor urut yang tersedia di dalam lampiran yang
tersedia di bilik suara;
• Perlu melakukan perubahan terhadap Pasal 386 ayat (1), ayat (2),
ayat (3), surat suara dinyatakan sah karena merubah tata cara
pemberian suara sah;
• Perlu melakukan perubahan terhadap Pasal 348 ayat (4) tentang
pindah memilih yang disesuaikan dengan ketentuan apakah
pindah memilih akan mendapatkan seluruh surat suara sesuai
dengan tempat pindah memilih.
2. Menyiapkan Formulir C1. Plano dan Teknologi Pemindaian
Formulir C1.Plano adalah sumber data utama yang digunakan dalam
proses rekapitulasi suara elektronik. Formulir C1.Plano merupakan
dokumen hasil penghitungan suara di TPS yang dituliskan oleh anggota
KPPS. Ketika penghitungan suara dilakukan dengan cara membuka
satu per satu surat suara oleh anggota KPPS, pada saat bersamaan
terdapat anggota KPPS lain yang menuliskan setiap perolehan suara ke
dalam Formulir C1.Plano untuk dihitung jumlah perolehan suara setiap
peserta Pemilu. Sehingga C1.Plano merupakan sumber data utama dari
perolehan suara hasil Pemilu sebelum dilakukan rekapitulasi perolehan
suara.
Terdapat lima komponen utama pada Formulir C1.Plano yakni:
(1) Data Pemilih dan pengguna hak pilih dalam Daftar Pemilih tetap
(DPT), Daftar Pemilih Tambahan (DPTb), dan Daftar Pemilih Khusus
(DPK); (2) Data Pemilih disabilitas; (3) Data pengguna surat suara; (4)
Data perolehan suara partai politik/calon/pasangan calon yang disertai
dengan kolom tally dan jumlah perolehan suara; (5) Data perolehan suara
sah dan tidak sah.
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 135
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Tabel 28. Data Informasi yang Perlu Disediakan di Formulir C1. Plano
Pemilu Presiden Pemilu DPR dan DPRD
1. Data pemilih dan data pengguna hak 1. Data pemilih dan data pengguna hak pilih;
pilih;
2. Data pemilih disabilitas; 2. Data pemilih disabilitas;
3. Data penggunaan surat suara; 3. Data penggunaan surat suara;
4. Data perolehan suara pasangan calon; 4. Data rincian perolehan suara partai politik
dan calon;
5. Data suara sah dan tidak sah; 5. Data suara sah dan tidak sah;
Pemilu DPD Pemilu Kepala Daerah
1. Data pemilih dan data pengguna hak 1. Data pemilih dan data pengguna hak pilih;
pilih;
2. Data pemilih disabilitas; 2. Data pemilih disabilitas;
3. Data penggunaan surat suara; 3. Data penggunaan surat suara;
4. Data perolehan suara calon; 4. Data perolehan suara pasangan calon;
5. Data suara sah dan tidak sah; 5. Data suara sah dan tidak sah;
Khusus untuk data perolehan suara, pada Formulir C1. Plano memiliki
perbedaan antara Pemilu legislatif dan Pemilu eksekutif. Perbedaan
ini dipengaruhi oleh metode pemberian suara. Untuk Pemilu eksekutif
seperti Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan Pemilihan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah, metode pemberian suara dilakukan
oleh Pemilih dengan memilih nama pasangan calon yang tersedia pada
surat suara. Sehingga Formulir Model C1. Plano untuk Pemilu eksekutif
memuat nama pasangan calon dengan kolom perolehan suara yang
didapatkan pasangan calon berdasarkan hasil pemungutan suara.
Sedangkan untuk Pemilu legislatif, utamanya Pemilu DPR dan DPRD,
,memuat daftar keterangan perolehan suara partai politik dan daftar
perolehan suara calon anggota legislatif. Hal ini karena dalam metode
pemberian suara, Pemilih diperbolehkan untuk memilih logo partai
politik atau memilih calon anggota legislatif sebagai konsekuensi dari
penerapan sistem Pemilu proporsional daftar terbuka. Sehingga Formulir
Model C1. Plano harus menyediakan dua kolom berbeda untuk tiga data
perolehan suara, yaitu perolehan suara partai politik dan perolehan suara
calon anggota DPR dan DPRD, jumlah perolehan suara suara partai
politik dan calon anggota DPR dan DPRD.
136 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Sedangkan untuk Pemilu DPD, serupa dengan Pemilu eksekutif, yang
memuat keterangan nama calon anggota DPD, karena peserta Pemilu DPD
adalah perseorangan, bukan partai politik, dengan metode pemberian
suara memilih nama calon yang tertera pada surat suara. Maka Formulir
Model C1. Plano memuat kolom untuk menghitung perolehan suara yang
diperoleh calon anggota DPD. Secara spesifik, berikut adalah dua contoh
Formulir C berukuran plano untuk Pemilu eksekutif dan legislatif pada
Pemilu di Indonesia.
Gambar 33. Formulir C1. Plano Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 137
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Gambar 34. Formulir C1. Plano Pemilu DPR
138 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Gambar 35. Formulir C1. Plano Pemilu DPD
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 139
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Gambar 36. Formulir C1. Plano Pemilu DPRD Kabupaten/Kota
140 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Gambar 37. Formulir C1. Plano Pemilu DPRD Kabupaten/Kota
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 141
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
ah
Gambar 38. Formulir C1. Plano Pemiilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah
Jumlah halaman dari Formulir Model C1.Plano pada setiap jenis
Pemilu berbeda- beda sesuai dengan jumlah peserta Pemilu, baik partai
politik maupun calon. Untuk Pemilu DPR pada Pemilu Serentak Tahun
142 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
2019 misalnya, terdapat 16 partai politik peserta Pemilu dengan jumlah
calon anggota legislatif minimal 3 dan maksimal 10 dalam setiap daerah
Pemilihan dengan jumlah halaman Formulir Model C1. Plano sebanyak
18 halaman dengan rincian:
a. 1 halaman untuk data Pemilih dan pengguna hak pilih, data Pemilih
disabilitas, dan data pengguna surat suara;
b. 16 halaman untuk data perolehan suara partai politik dan calon untuk
16 partai politik peserta Pemilu; dan
c. 1 halaman untuk data surat suara sah dan tidak sah
Situasi tersebut berbeda dengan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,
Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dan Pemilu DPD yang
jumlah Formulir Model C1. Plano tidak terlalu banyak. Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden atau Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
misalnya, jumlah pasangan calon peserta Pemilu tidak terlalu banyak dan
hanya terdapat satu variabel rincian data perolehan suara yakni perolehan
suara pasangan calon.Begitu juga dengan Pemilihan Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah dan Pemilu DPD yang hanya memiliki satu variabel
data rincian perolehan suara calon. Sedangkan untuk Pemilu DPR dan
DPRD, terdapat dua variabel rincian data perolehan suara, yaitu perolehan
suara partai politik dan perolehan suara calon anggota DPR dan DPRD
yang berdampak signifikan terhadap banyaknya halaman pada Formulir
Model C1.Plano.
Tabel 29. Jumlah Lembar Formulir C Plano pada Pemilu 2019 51
Jumlah Halaman Sertifikat Hasil Penghitungan Suara
Jumlah TPS Pemilu Pemilu Pemilu Pemilu Pemilu Pemilu
2019 Presiden DPR DPD DPRD DPRD
dan Wakil Provinsi Kabupaten/
810.329 Presiden Kota
Jumlah lembar C1.
Plano di Seluruh TPS 26 5 6 6
1.620.658 14.585.922 5.672.303 14.585.922 14.585.922
51.050.727
Selain dokumen Formulir C1.Plano sesungguhnya setiap Undang-
Undang Pemilu mengatur dokumen adminsirtasi lainnya yaitu berita acara
51 Jumlah halaman C Plano untuk Pemilu Presiden danWakil Presiden, DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota
di lihat dari PKPU No. 3/2019 tentang pemungutan dan penghitungan suara
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 143
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
dan sertfikat hasil Pemilu di TPS. Dokumen ini merupakan salinan data
dari formulir C1.Plano yang digunakan sebagai salinan untuk diberikan
kepada saksi dan pengawasan TPS, serta sebagai dokumen yang dijadikan
sumber data untuk rekapitulasi perolehan suara di tingkat kecamatan oleh
petugas. Terdapat dua ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang 7
Tahun 2017 mengenai berita acara dan sertifikat hasil, yaitu:
Pasal 60, huruf d
“KPPS bertugas membuat berita acara pemungutan dan penghitungan
suara serta membuat sertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkan
kepada saksi peserta Pemilu, pengawas TPS, dan PPK melalui PPS”.
Pasal 390 Ayat (2)
“KPPS wajib memberikan satu eksemplar berita acara pemungutan dan
penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan suara kepada
saksi Peserta Pemilu, Pengawas TPS, PPS, dan PPK melalui PPS pada
hari yang sama”.
Komponen data dari berita acara dan sertifikat hasil merupakan
ringkasan dari Formulir Model C1. Plano yang berisikan data Pemilih dan
pengguna hak pilih, data Pemilih disabilitas, data penggunaan surat suara,
data jumlah akhir perolehan suara partai politik dan calon, serta data surat
suara sah dan tidak sah. Proses penyalinan dari Formulir Model C1. Plano
ke berita acara dan sertifikat hasil dilakukan secara manual dengan tulis
tangan. Jumlah salinan yang harus dibuat oleh KPPS adalah sebanyak
jumlah saksi peserta Pemilu yang hadir. Proses ini yang kemudian
berdampak pada tingginya beban kerja anggota KPPS.
Tabel 30. Jumlah Lembar Sertifikat Hasil Penghitungan Suara pada Pemilu 2019 52
Jumlah Halaman Sertifikat Hasil Penghitungan Suara
Jumlah TPS Pemilu Pemilu Pemilu Pemilu Pemilu Pemilu
2019 Presiden DPR DPD DPRD DPRD
dan Wakil Provinsi Kabupaten/
810.329 Presiden Kota
Jumlah Lembar
Sertifikat Hasil 26 5 6 6
Penghitungan Suara
1.620.658 4.861.974 4.051.645 4.861.974 4.861.974
20.258.225
52 Jumlah halaman sertifikat hasil penghitungan suara untuk Pemilu Presiden danWakil Presiden, DPR, DPD, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kabupaten/Kota di lihat dari PKPU No. 3/2019 tentang pemungutan dan penghitungan suara
144 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Dari kedua data perolehan suara hasil Pemilu tersebut, Formulir Model
C1.Plano merupakan sumber data utama yang selalu digunakan dalam
pemanfaatan teknologi rekapitulasi suara elektronik (lihat Bab 2 dan Bab
3). Hal ini karena “Formulir Model C1. Plano merupakan mahkota utama
Pemilu yang sumber datanya diperoleh dari proses penghitungan surat
suara secara manual dan dituliskan langsung ke dalam Formulir Model
C1. Plano”. Dengan kata lain, Formulir Model C1. Plano merupakan data
otentik dan data utama dari perolehan suara hasil Pemilu. Sehingga
penggunaannya sangat relevan untuk kebutuhan rekapitulasi perolehan
suara elektronik.
Untuk kebutuhan Sirekap ke depan, Formulir Model C1. Plano
perlu didesain sesuai dengan pilihan teknologi pemindaian yang akan
digunakan untuk membaca kelima komponen data tertuang dalam
Formulir Model C1. Plano. Pada Pemilihan Serentak Tahun 2020, teknologi
pemindaian yang digunakan adalah gabungan antara Optical Character
Recognition (OCR) dan Optical Mark Recognition (OMR), sehingga pada
Formulir Model C.Hasil-KWK (sebutan lain Formulir Model C1. Plano
dalam Pemilihan) didesain sesuai kebutuhan kedua teknologi tersebut.
Pada halaman keempat Formulir Model C.Hasil-KWK misalnya, dibuat
khusus untuk kebutuhan OCR dan OMR dengan prosedur pengisian
angka dengan cara mengarsir daftar angka yang tersedia pada kolom
jumlah perolehan suara pasangan calon dan jumlah suara sah serta
tidak sah.
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 145
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Gambar 39. Desain Formulir C.Hasil-KWK OMR
Untuk itu langkah pertama yang perlu dilakukan dalam mendesain
Formulir Model C1.Plano adalah memilih teknologi yang pemindaian
seperti apa yang akan digunakan pada Sirekap. Terdapat dua hal utama
yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum menentukan
teknologi pemindaian seperti apa yang akan digunakan, diantaranya
sebagai berikut:
146 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
a. Tingkat akurasi dalam memindai data-data yang tertuang dalam
Formulir Model C1. Plano menjadi data digital untuk ditabulasi;
b. Efisiensi atau kemudahan dalam mengoperasikan teknologi yang
digunakan dan kemudahan dalam menuliskan data angka-angka
dalam Formulir Model C1. Plano yang dibuat sesuai dengan teknologi
pemindaian yang digunakan.
Masing-masing jenis teknologi pemindaian memiliki derajat akurasi
tersendiri. Namun, salah satu faktor yang ikut mempengaruhi derajat
akurasi dari teknologi pemindaian adalah tulisan tangan petugas KPPS
pada Formulir Model C1. Plano. Dalam hal ini apakah tulisan tersebut
mudah dikenali secara jelas untuk dikonversi menjadi data digital oleh
teknologi pemindaian. Tingkat akurasi teknologi data entry misalnya,
sangat bergantung pada petugas yang mengetik data-data perolehan
suara hasil Pemilu ke dalam sistem rekapitulasi suara elektronik yang
terpasang pada perangkat teknologi seperti telepon seluler ataupun
komputer. Dalam penggunaan teknologi data entry, petugas menyalin
ulang data-data hasil Pemilu yang tertuang pada Formulir Model C1.
Plano ke dalam Sirekap. Kehati-hatian petugas, keselarasan angka yang
dimasukan ke dalam sistem, dan pemeriksaan kembali kesesuaian
angka yang telah disalin ke dalam sistem, menjadi faktor utama yang
mempengaruhi tingkat akurasi data.
Dari segi kemudahan petugas dalam menggunakan perangkat
teknologi data entry, terbilang mudah karena cara kerja yang dilakukan
hanya mengetik ulang data angka-angka yang tertuang pada Formulir
Model C1. Plano ke dalam sistem yang disediakan. Selain itu, khusus
teknologi data entry Formulir Model C1.Plano yang menjadi sumber
data utama, tidak memiliki kriteria desain khusus layaknya teknologi
pemindaian. Untuk itu, desain Formulir Model C1.Plano pada Pemilu-
Pemilu sebelumnya, dapat digunakan. Teknologi ini pernah digunakan
juga pada Pemilu Tahun 2014 dan Pemilihan Serentak Tahun 2015, 2017,
dan Tahun 2018
Tingkat akurasi dan kemudahan penggunaan teknologi pemindaian
dengan data entry sangat berbeda. Jika data entry bergantung pada
pengguna dalam menyalin data ke dalam sistem, tingkat akurasi
teknologi pemindaian bergantung pada hasil pemindaian sistem. Tingkat
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 147
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
akurasi teknologi pemindaian yang menerjemahkan data-data perolehan
suara hasil Pemilu pada Formulir Model C1.Plano menjadi data digital,
bergantung pada dua hal, yaitu kualitas angka-angka yang ditulis oleh
petugas pada Formulir Model C1.Plano apakah dapat dengan mudah
terbaca oleh sistem atau tidak, kamera telepon genggam petugas yang
digunakan untuk memfoto Formulir Model C1.Plano, dan software
aplikasi pemindaian itu sendiri.
Teknologi OCR misalnya, berfungsi untuk memindai karakter dan
angka-angka yang ditulis tangan oleh petugas pada Formulir Model C1.
Plano menjadi data digital. Persoalannya, bentuk tulisan tangan petugas
di TPS memiliki variasi tak terbatas karena setiap orang memiliki cara
dan karakter menulis yang berbeda-beda. Baik dan buruknya kualitas
angka yang ditulis oleh petugas berkorelasi dengan tinggi atau rendahnya
akurasi sistem dalam memindai data-data pada Formulir Model C1. Plano.
Untuk itu, penggunaan teknologi OCR dalam rekapitulasi perolehan suara
hasil Pemilu secara elektronik mensyaratkan tingkat intervensi petugas
yang tinggi untuk memeriksa ulang hasil konversi data manual menjadi
data digital yang dilakukan OCR .
Pasca Pemilihan Serentak Tahun 2020, KPU berhasil mengumpulkan
database tulisan tangan petugas KPPS yang didapatkan dari penggunaan
Sirekap yang menggabungkan teknologi pemindaian OCR dan OMR.
Sehingga Sirekap akan jauh lebih mengenali varian tulisan dari petugas
yang sudah terdaftar. Pada sisi lain, OCR jauh lebih mudah digunakan
oleh petugas dengan desain Formulir Model C1. Plano yang jauh lebih
sederhana dibandingkan dengan teknologi pemindaian lainnya.
Intelligent Character Recognition (ICR) merupakan software
pemindaian yang lebih canggih dari OCR dengan penggunaan machine
learning berdasarkan artificial intelligence (AI). Tingkat akurasi dari
ICR cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan OCR karena ia dapat
memperbaharui basis data untuk mengenali pola dan karakter tulisan
tangan manusia. Namun, teknologi ICR membutuhkan perangkat
teknologi dengan spesifikasi yang cukup tinggi.
Adapun OMR memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi juga
dibandingkan dengan OCR. Hal ini karena OMR di desain bukan untuk
148 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
mengenali karakter huruf ataupun angka yang ditulis tangan oleh
manusia, melainkan untuk mengenali tanda arsiran petugas pada kotak
atau lingkaran yang didesain khusus pada Formulir Model C. Plano untuk
di baca oleh sistem. Dalam hal ini terdapat kolom pola yang berisi angka
pada Formulir Model C. Plano untuk diarsir oleh petugas, seperti Formulir
C.Hasil-KWK pada Pemilihan Serentak Tahun 2020.
Serupa dengan OMR, seven segment menyediakan pola penulisan
angka yang memudahkan mesin pemindai untuk membaca hasil
tulisan tangan manusia secara lebih akurat. Formulir Model C1.Plano
menyediakan kolom khusus berupa pola garis atau titik-titik bagi petugas
untuk menuliskan angka hasil Pemilu sesuai pola garis atau titik-titik
yang disediakan. Tujuan utama dari penyediaan pola penulisan angka
ini adalah untuk menyeragamkan bentuk tulisan tangan manusia untuk
memudahkan sistem membaca dan mengonversi angka-angka tersebut
ke dalam data digital secara akurat. Namun, akurat atau tidaknya
hasil pembacaan dalam seven segment bergantung pada kesesuaian
penulisan tangan petugas mengikuti pola yang sudah disediakan dalam
Formulir Model C1.Plano.
Tabel 31. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Akurasi Teknologi
Rekapitulasi Elektronik
Teknologi Desain Formulir C1. Plano Faktor Mempengaruhi Tingkat
Data entry Akurasi
OCR Tidak ada desain khusus Formulir C1. Plano
ICR dan dapat menggunakan Formulir C1. Plano Kesesuaian petugas dalam mengetik
OMR yang biasa digunakan di Pemilu. ulang angka-angka hasil Pemilu ke
Seven Segment dalam sistem.
Tidak ada desain khusus Formulir C1. Plano
dan dapat menggunakan Formulir C1. Plano Karakter tulisan tangan petugas
yang biasa digunakan di Pemilu dalam menuliskan angka.
Tidak ada desain khusus Formulir C1. Plano Kemampuan mesin dalam
dan dapat menggunakan Formulir C1. Plano memperbaharui database untuk
yang biasa digunakan di Pemilu mengenali pola dan karakter tulisan.
Memerlukan desain khusus Formulir C1. Kesesuaian petugas dalam mengarsir
Plano untuk membuat kolom khusus kolom atau lingkaran sesuai dengan
mengarsir angka-angka. angka-angka hasil Pemilu.
Memerlukan desain khusus Formulir C1. Kesesuaian penulisan tangan
Plano untuk membuat pola penulisan petugas mengikuti pola penulisan
angka. angka yang sudah disediakan.
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 149
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Aspek lain yang perlu dipertimbangkan adalah banyaknya halaman
untuk Formulir Model C1. Plano yang dipengaruhi oleh lima variabel data
yang harus dimuat dalam Formulir Model C1.Plano dan desain Formulir
Model C1.Plano yang disesuaikan dengan pilihan teknologi. Ketika data
entry, OCR, dan ICR yang digunakan, maka jumlah halaman dari Formulir
Model C1.Plano tidak jauh berbeda dengan jumlah halaman Formulir
Model C1.Plano pada Pemilu sebelumnya, karena Formulir Model C1.
Plano tidak didesain khusus. Berbeda dengan OMR dan seven segment
yang mengharuskan adanya kolom khusus untuk kebutuhan pemindaian
OMR dan OCR.
Untuk Pemilu eksekutif seperti Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dan Pemilu DPD,
terdapat variabel data perolehan suara tunggal, yaitu perolehan suara
calon. Berbeda dengan Pemilu legislatif yang memiliki tiga variabel data
perolehan suara, yaitu perolehan suara partai politik, perolehan suara calon
anggota DPR dan DPRD, serta jumlah perolehan suara partai politik dan
calon anggota DPR dan DPRD, variabel data ini akan berpengaruh pada
desain Formulir Model C1.Plano sesuai dengan teknologi pemindaian
yang digunakan. Sebagai contoh, jika teknologi OMR yang digunakan,
maka kolom khusus untuk mengarsir angka-angka perlu disediakan untuk
setiap variabel data tersebut. Untuk Pemilu presiden, kepala daerah, dan
DPD, desain Formulir Model C1.Plano untuk kebutuhan OMR jauh lebih
sederhana dan tidak memerlukan banyak halaman karena terdapat satu
variabel tunggal data perolehan suara calon. Tetapi untuk Pemilu DPR
dan DPRD dengan tiga variabel data perolehan suara, berkonsekuensi
pada banyaknya halaman yang perlu disediakan untuk kolom OMR.
KPU telah melakukan simulasi desain Formulir Model C1.Plano
untuk OCR dan OMR. Jika menggunakan OCR, jumlah halaman untuk
Formulir Model C1.Plano pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,
DPR, DPD, DPRD, dan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, tidak
berbeda dengan Pemilu-Pemilu sebelumnya. Namun jika menggunakan
OMR, maka Formulir Model C1.Plano bertambah signifikan, khususnya
untuk Pemilu DPR dan DPRD. Berikut adalah detail perbandingan jumlah
halaman antara OCR dan OMR pada Formulir Model C1. Plano.
150 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Tabel 32. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Akurasi Teknologi
Rekapitulasi Elektronik
Jenis Formulir C1. Plano Jumlah Halaman C1. Plano
OMR OCR
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 32
Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 42
Pemilu DPD
Pemilu DPR 17 7
Pemilu DPRD 50 18
66 18
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 151
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Data pemilih dan data pengguna hak pilih;
2. Data pemilih disabilitas;
3. Data penggunaan surat suara;
4. Hanya membutuhkan satu halaman
Gambar 40. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden Menggunakan OMR (halaman 1)
152 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Perolehan suara pasangan calon;
2. Jumlah halaman menyeseuaikan banyaknya calon (dari simulasi hanya butuh satu halaman).
Gambar 41. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden Menggunakan OMR (halaman 2)
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 153
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Jumlah suara sah dan tidak sah
2. Hanya membutuhkan satu halaman
Gambar 42. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden Menggunakan OMR (halaman 3)
154 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Data pemilih dan data pengguna hak pilih;
2. Data pemilih disabilitas;
3. Data penggunaan surat suara;
4. Hanya membutuhkan satu halaman
Gambar 43. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu DPR Menggunakan
OMR (halaman 1)
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 155
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Perolehan suara partai politik, calon, dan jumlah keduanya;
2. Jumlah halaman menyeseuaikan banyaknya peserta dan calon (dari simulasi membutuhkan 48 halaman untuk 16 partai
peserta Pemilu dan 10 calon anggota DPR di setiap partai).
Gambar 44. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu DPR Menggunakan
OMR (halaman 2)
156 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Jumlah suara sah dan tidak sah
2. Hanya membutuhkan satu halaman
Gambar 45. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu DPR Menggunakan
OMR (halaman 1)
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 157
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Data pemilih dan data pengguna hak pilih;
2. Data pemilih disabilitas;
3. Data penggunaan surat suara;
4. Hanya membutuhkan satu halaman
Gambar 46 Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu DPD Menggunakan
OMR (halaman 1)
158 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Perolehan suara calon;
2. Jumlah halaman menyeseuaikan banyaknya calon
(dari simulasi membutuhkan lima halaman untuk 15
calon).
Gambar 47 Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu DPD Menggunakan
OMR (halaman 2)
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 159
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Jumlah suara sah dan tidak sah
2. Hanya membutuhkan satu halaman
Gambar 48 Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu DPD Menggunakan
OMR (halaman 3)
160 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Data pemilih dan data pengguna hak pilih;
2. Data pemilih disabilitas;
3. Data penggunaan surat suara;
4. Hanya membutuhkan satu halaman
Gambar 49. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu DPRD Menggunakan
OMR (halaman 1)
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 161
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Perolehan suara partai politik, calon, dan jumlah keduanya;
2. Jumlah halaman menyeseuaikan banyaknya peserta dan calon
(dari simulasi membutuhkan 64 halaman untuk 16 partai
peserta Pemilu dan 12 calon anggota DPR di setiap partai).
Gambar 50. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu DPRD Menggunakan
OMR (halaman 2)
162 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Jumlah suara sah dan tidak sah
2. Hanya membutuhkan satu halaman
Gambar 51. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu DPRD Menggunakan
OMR (halaman 3)
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 163
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Data pemilih dan data pengguna hak pilih;
2. Data pemilih disabilitas;
3. Data penggunaan surat suara;
4. Hanya membutuhkan satu halaman
Gambar 52. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Menggunakan OMR (halaman 1)
164 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Perolehan suara pasangan calon;
2. Jumlah halaman menyeseuaikan banyaknya calon (dari simulasi membutuhkan dua halaman untuk lima pasangan
calon).
Gambar 53. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Menggunakan OMR (halaman 2)
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 165
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Jumlah suara sah dan tidak sah
2. Hanya membutuhkan satu halamann
Gambar 54. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Menggunakan OMR (halaman 3)
166 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Data pemilih dan data pengguna hak pilih;
2. Data pemilih disabilitas;
3. Data penggunaan surat suara;
4. Hanya membutuhkan satu halaman
Gambar 55. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden Menggunakan OCR (halaman 1)
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 167
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Perolehan suara pasangan calon;
2. Jumlah halaman menyeseuaikan banyaknya calon (dari simulasi hanya butuh satu halaman).
3. Jumlah suara sah dan tidak sah
4. Hanya membutuhkan satu halaman
Gambar 56. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden Menggunakan OCR (halaman 2)
168 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Perolehan suara pasangan calon;
2. Jumlah halaman menyeseuaikan banyaknya calon (dari simulasi membutuhkan dua halaman untuk lima pasangan
calon).
Gambar 57. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Menggunakan OCR
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 169
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Data pemilih dan data pengguna hak pilih;
2. Data pemilih disabilitas;
3. Data penggunaan surat suara;
4. Hanya membutuhkan satu halaman
Gambar 58. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu DPR Menggunakan
OCR (halaman 1)
170 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Perolehan suara partai politik, calon, dan jumlah keduanya;
2. Jumlah halaman menyeseuaikan banyaknya peserta dan calon (dari simulasi membutuhkan 16 halaman untuk 16 partai
peserta Pemilu dan 10 calon anggota DPR di setiap partai).
Gambar 59. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu DPR Menggunakan
OCR (halaman 2)
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 171
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Jumlah suara sah dan tidak sah
2. Hanya membutuhkan satu halamann
Gambar 60. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu DPR Menggunakan
OCR (halaman 3)
172 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Data pemilih dan data pengguna hak pilih;
2. Data pemilih disabilitas;
3. Data penggunaan surat suara;
4. Hanya membutuhkan satu halaman
Gambar 61. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu DPD Menggunakan
OCR (halaman 1)
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 173
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Perolehan suara calon;
2. Jumlah halaman menyeseuaikan banyaknya calon (dari simulasi membutuhkan lima halaman untuk 49 calon).
Gambar 62. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu DPD Menggunakan
OCR (halaman 2)
174 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Jumlah suara sah dan tidak sah
2. Hanya membutuhkan satu halaman
Gambar 63. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu DPD Menggunakan
OCR (halaman 3)
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 175
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Data pemilih dan data pengguna hak pilih;
2. Data pemilih disabilitas;
3. Data penggunaan surat suara;
4. Hanya membutuhkan satu halaman
Gambar 64. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu DPRD Menggunakan
OCR (halaman 1)
176 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Perolehan suara partai politik, calon, dan jumlah keduanya;
2. Jumlah halaman menyeseuaikan banyaknya peserta dan calon (dari simulasi membutuhkan 16 halaman untuk 16 partai
peserta Pemilu dan 12 calon anggota DPR di setiap partai).
Gambar 65. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu DPRD Menggunakan
OCR (halaman 2)
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 177
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Halaman:
1. Jumlah suara sah dan tidak sah
2. Hanya membutuhkan satu halaman
Gambar 66. Simulasi Desain Formulir C1. Plano Pemilu DPRD Menggunakan
OCR (halaman 3)
178 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Model OMR sangat mungkin untuk digunakan pada Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden dan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,
karena tidak terlalu berdampak pada banyaknya jumlah halaman Formulir
Model C1. Plano dengan variabel data perolehan suara tunggal, yaitu
perolehan suara calon. Sedangkan untuk Pemilu DPR, DPD, dan DPRD,
jika menggunakan OMR, konsekuensinya banyaknya jumlah halaman
pada Formulir Model C1.Plano, yang berdampak juga terhadap proses
penghitungan sura dan penulisan angka yang dilakukan oleh anggota
KPPS yang harus membuka berlembar-lembar Formulir Model C1.Plano.
Terlebih lagi proses penghitungan suara ini berkaitan juga dengan desain
surat suara yang digunakan. Ketika model surat suara yang digunakan
adalah penggabungan satu surat suara, maka proses penghitungan dan
penulisan angka perolehan suara hasil ke dalam Formulir Model C1. Plano
berjalan secara serentak untuk lima jenis Pemilu sekaligus. Tantangannya,
dibutuhkan kecepatan dan ketelitian petugas KPPS ketika membuka
setiap lembar Formulir Model C1. Plano untuk menuliskan sesuai dengan
yang tertera pada surat suara.
Untuk itu, pilihan teknologi dan desain Formulir Model C1. Plano yang
dapat dipikirkan dalam penerapan Sirekap pada masa mendatang adalah
sebagai berikut:
a. Untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilu Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah menggunakan teknologi OMR; dan
b. Untuk Pemilu DPR, DPD, dan DPRD menggunakan teknologi OCR.
B. Menyiapkan Infrastruktur Teknologi
Setelah mengetahui kebutuhan dan teknis cara kerja penggunaan
rekapitulasi perolehan suara elektronik, langkah berikutnya yang perlu
dilakukan adalah menyiapkan infrastruktur teknologi, baik dari segi
perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware), sesuai
dengan kebutuhan yang digunakan. Berikut adalah beberapa tahapan
yang perlu dilakukan dalam penyiapan infrastruktur teknologi rekapitulasi
suara elektronik:
1. Membangun Aplikasi Perangkat Lunak Pemindaian
Dalam proses pembuatan aplikasi terdapat software development
life cycle yang dapat dijadikan panduan dalam proses pembangunan
aplikasi yakni waterfall approach dimana proses pembangunan aplikasi
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 179
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
dilakukan secara hierarki mulai dari menyiapkan kriterita aplikasi yang
dibutuhkan, mendesain sistem sesuai kebutuhan, implementasi dan
uji coba, hingga pengoperasian dan pemeliharan aplikasi.
Requirements
definition
System and software
design
Implementation and
unit testing
Integration and
system testing
Operation and
maintenance
Gambar 67. Waterfall Approach Software Development
Tahapan pertama dan utama yang perlu dilakukan dalam
pembangunan aplikasi pemindaian adalah membuat kriteria aplikasi
seperti:
a. Aplikasi harus mampu membaca Formulir Model C1. Plano
sesuai dengan teknologi yang dipilih oleh KPU;
b. Aplikasi yang dibuat harus mudah digunakan oleh Penyelenggara
Pemilu dan menyediakan petunjuk penggunaan yang memadai;
c. Aplikasi yang dibuat tidak berat dan meminimalisir error dalam
proses install, aktivasi, dan penggunaan;
d. Aplikasi yang dibuat memiliki sistem keamanan yang memadai
untuk meminimalisir adanya serangan siber yang dapat
mengganggu akurasi hasil Pemilu.
2. Menyiapkan Perangkat Keras Hardware
Terdapat beberapa perangkat keras yang perlu diidentifikasi
kebutuhan dan kesiapannya dalam penggunaan rekapitulasi
perolehan suara elektronik diantaranya sebagai berikut:
a. Menyiapkan teknologi penyimpanan atau server yang memadai
dan sesuai kebutuhan. Kapasitas server harus dihitung secara
terperinci sesuai dengan jumlah foto Formulir Model C1.Plano.
Sebagai contoh, jika Formulir Model C1.Plano di seluruh TPS
180 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
untuk Pemilu Serentak Tahun 2024 mendatang memiliki jumlah
halaman yang serupa dengan Pemilu Serentak Tahun 2019, maka
server harus memiliki kapasitas atau daya tampung sebesar
51.050.727 lembar foto Formulir Model C1.Plano untuk Pemilu
Presiden, DPR, DPD, dan DPRD;
b. Melakukan identifikasi terhadap kebutuhan perangkat teknologi
seperti komputer dan printer sebagai perangkat penunjang
utama proses rekapitulasi perolehan suara secara elektronik.
3. Menyiapkan Perangkat Teknologi Jalur Pengiriman Data Hasil Pemilu
Proses pengiriman data hasil pindai terhadap Formulir Model C1.
Plano atau sertifikat hasil penghitungan suara di TPS perlu dapat
dilakukan dengan berbagai jalur apakah menggunakan jalur internet
publik pada umumnya, menggunakan virtual private network (VPN),
atau menggunakan micro services. Berbagai jalur pengiriman data ini
harus mempertimbangkan kelancaran proses pengiriman data dan
keamanan proses pengiriman data. Perangkat teknologi pengiriman
data tentunya bisa memanfaatkan jalur pengiriman data yang
sudah dimiliki oleh KPU dalam penggunaan Sirekap pada Pemilihan
Serentak Tahun 2020.
4. Menyiapkan Sistem Keamanan Siber
Sistem keamanan siber menjadi aspek krusial yang harus
dipersiapkan untuk menjamin keamanan data hasil Pemilu dari
upaya peretasan yang mengganggu akurasi dan integritas hasil
Pemilu. Dalam mempersiapkan keamanan siber, Penyelenggara
Pemilu dapat melanjutkan kerja sama yang sudah di bangun dengan
lembaga-lembaga negara yang memiliki otoritas dan fungsi terhadap
keamanan siber seperti Badan Perencanaan dan Penerapan
Teknologi (BPPT), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dan cyber
crime Kepolisian Republik Indonesia.
Selain itu, sistem keamanan siber yang dibangun oleh KPU
untuk Sirekap pada Pemilihan Serentak Tahun 2020 penting untuk
dilanjutkan dalam penggunaan Sirekap ke depan. Berikut adalah
lima aspek keamanan Sirekap pada Pemilihan Serentak Tahun 2020
yang penting untuk dilanjutkan kembali dalam sistem kemanan siber
Sirekap pada Pemilu Tahun 2024:
Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap” 181
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan
Tabel 33. Sistem Keamanan Siber Sirekap pada Pemilihan Serentak
Tahun 2020 53
Teknologi Desain Formulir C1. Plano
Kemanan aplikasi dan
pengembangan sistem • Pengelolaan basis data;
• Integritas data;
Keamanan data center • Kerahasian data;
dan jaringan • Ketersediaan data;
• Metodologi pengembangan aplikasi;
Keamanan • Pengendalian perubahan aplikasi;
pengoperasian • Penanganan program/koding bermasalah.
Keamanan fisik • Teknologi keamanan yang digunakan;
• Pemilihan protokol jaringan;
Audit • Perangkat keamanan;
• Teknik kriptografi;
• Model dan arsitektur keamanan;
• Digitalsignature;
• Privillage,Firewall,PerformanceTest,Pentesttest,Backup.
• Pemisahan tugas dan wewenang;
• Alur pertanggungjawaban;
• Perekrutan SDM;
• Kontrol inputdan output data;
• Kontrol pengelolaan perubahan data;
• Pelatihan kebersihan dan keamanan siber.
• Kawasan terbatas;
• Kamera pemantau;
• Petugas keamanan;
• Alarm dan pemadam kebakaran;
• Locksystem.
• Rencana audit;
• Kendali dan tujuan kendali;
• Metode audit;
• Testing;
• Pengumpulan bukti;
• Teknik audit.
53 Viryan Aziz 2021, Infrastruktur dan Keamanan Sirekap, Bahan Presentasi FGD 12 Juli 2021.
182 Peta Jalan Sirekap Pemilu 2024: Upaya Menerangi “Lorong Gelap”
Untuk Menjamin Transparansi dan Akuntablitas Hasil Pemilu dan Pemilihan