satu ke bentuk energi lainnya. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja
atau kegiatan atau membuat sesuatu terjadi.
D. Daftar Pustaka
Rahmawati dan Nugroho, D.W., 2015, Studi Desain Power bank dengan
Menggunakan Panel Surya sebagai Sumber Energi Alternatif,
Teknomatika, Vol 5 (02), 120 – 133.
Tumbelaka, B. Y., Taufik, M., Nvita, D., & Wibawa, B. M. (2017). Membangun
Kemandirian Masyarakat Dalam Memanfaatkan Energi Surya Sebagai
Tenaga Listrik Untuk Lampu Penerangan. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(6), 384–386.
Wibawa, U. (2017). Pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (1st ed.). Malang:
UB Press.
47
PENGELOLAAN LAHAN KOSONG MENJADI TEMPAT YANG RAMAH LINGKUNGAN
Oleh: Trinita Nur Rahma
NIM.2020015051
A. Analisis Situasi
Lokasi tempat tinggal yaitu di Yogyakarta Kota tepatnya di daerah Baciro. Untuk
sekarang ini lahan kosong tersebut digunakan seperti tempat sampah,banyak
orang secara sengaja membuang sampah disitu jadi lahannya seperti tidak
keurus dan kumuh.
Pada kenyataannya, pemanfaatan lahan di perkotaan belumlah optimal. Salah
satu indikasinya adanya lahan kosong hal ini adalah persil lahan yang sama
sekali belum dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya atau persil lahan yang tidak
lahan merelokasi kegiatannya. Fenomena ini menjadi permasalahan yang perlu
mendapat perhatian karena keberadaan lahan kosong menunjukkan adanya
inefisiensi pemantaatan lahan di perkotaan. Di samping itu, lahan kosong pada
akhimya akan menimbulkan konflik pertanahan di perkotaan. Konflik pertanahan
akibat keberadaan lahan kosong menimbulkan persoalan yang serius.
Berdasarkan analisis pemetaan konflik yang dilakukan, keberadaan lahan
kosong temyata dapat
menimbulkan konflik horizontal (antar masyarakat) maupun vertical (masyarakat
dengan pemerintah). Dan analisis pohon konflik diperoleh hasil bahwa situasi-
situasi pemasalahan yang dirasakan permukaan adala adanya akuisisi lahan
oleh sekelompok orang, perebutan lahan, hingga pada tindakan kekerasan
seperti penggusuran secara paksa. Inti dari persoalan ini
adalah penguasaan dan pemanfaatan lahan. Sementara itu, penyebab dari lahan
kosong dikarenakan substansi peraturan yang ada belum membenkan skema
insentif dan disinsentif yang relevan. Rekomendasi yang dirawarkan untuk
meresolusi konflik akibat lahan kosong ini adalah dengan memperbaiki substansi
regulasi yang terkait dengan Dengan demikian, pemerintah akan memiliki acuan
yang tepat dalam mengatasi lahan kosong.
Lahan Kosong
48
B. Penjelasan Konsep IPA.
IPA merupakan singkatan dari “Ilmu Pengetahuan Alam” yang merupakan
terjemahan dari Bahasa Inggris “Natural Science”. Natural berarti alamiah atau
berhubungan dengan alam. Science berarti ilmu pengetahuan. Jadi menurut
asal katanya, IPA berarti ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa di alam (Srini M. Iskandar, 1996: 2). IPA adalah pengetahuan
yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Hendro
Darmodjo, 1992 : 3). Menurut Nash 1963 (dalam Hendro Darmodjo, 1992 : 3)
IPA adalah cara atau metode untuk mengamati alam yang sifatnya analisis,
lengkap, cermat serta menghubungkan antara fenomena alam yang satu
dengan fenomena alam yang lainnya. Sedangkan menurut Powler (dalam
Winaputra, 1992:122) IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-
gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur dan
berlaku umum berupa kumpulan hasil observasi dan eksperimen. IPA sering
disebut juga dengan sains. Sains merupakan terjemahan dari kata science yang
berarti masalah kealaman (nature). Sains adalah pengetahuan yang
mempelajari tentang gejala-gejala alam (Usman Samatowa, 2010:19). Sains
adalah pengetahuan yang kebenarannya sudah 8 diujicobakan secara empiris
49
melalui metode ilmiah (Uus Toharrudin, Sri Hendrawati 2011:26). Sains
merupakan cara penyelidikan untuk mendapatkan data dan informasi tentang
alam semesta menggunakan metode pengamatan dan hipotesis yang telah
teruji (Uus Toharrudin, Sri Hendrawati 2011:27).
50
C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD
Metode kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan, diskusi dan
demonstrasi praktek langsung di lapangan yang didasari oleh
evaluasi awal sebagai landasan untuk menentukan posisi pengetahuan
kelompok sasaran mengenai pemanfaatan lahan kosong.
Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Pada dasarnya warga khususnya ibu-ibu rumah tangga telah menerapkan
pemanfaatan lahan kosong dengan penanaman cabai dan sayuran,sehingga
kegiatannya difokuskan pada peningkatan ketrampilan ibu-ibu dalam
menyiapkan media tanam untuk budidaya .Kegiatan ini dapat menambah
pengetahuan warga tentang pentingnya pemanfaatan lahan kosongn melalui
penerapan mendukung ketahanan pangan keluarga.
Tujuan pembelajaran IPA adalah sebagai berikut. (1) memahami alam sekitar;
(2) memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu berupa keterampilan
proses/metode ilmiah; (3) memiliki sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitar
dan memecahkan masalah yang dihadapinya (Sulistyorini, 2007: 15).
D. Daftar pustaka
BPTP Sulawesi Selatan. 2012. Inovasi Terkini Budidaya Sayuran Di
Pekarangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementerian Pertanian. Jakarta Selatan
. Laporan Akhir Program Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknologi Industri
Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung
Buku kosep Dasar IPA
51
KARAKTERISTIK SAMPAH LAUT DI PANTAI PARANGTRITIS BANTUL YOGYAKARTA
Oleh: Navis fiadiatin asyifa
NIM: 2020015052
A. Analisis Situasi
Wilayah pesisir merupakan daerah yang penting bagi produktivitas
biologi,geokimia,dan kegiatan manusia. Daerah pantai ini sangat penting
sebagai penyedia makanan,rekreasi,dan transportasi yang memiliki bagian
penting dari perekonomian dunia. Potensi pencemaran terhadap lingkungan
pesisir laut memiiliki peluang yang cukup besar,peluang ini di sebabkan oleh
padatnya penduduk dan aktivitas wisata yang cukupp tinggi.
Objek yang saya observasi yaitu pantai Parangtritis yang berada di kecamatan
Kretek,Bantul,Yogyakarta. Pantai Parangtritis merupakan salah satu pantai
dengan destinasi wisata yang cukup tinggi dan terkenal, Data yang diperoleh
merupakan data primer yang diperoleh dengan melakukan observasi langsung
dilapangan. Karena banyaknya wisatawan yang berkunjung di pantai
parangtritis dan banyaknya pedagang dipantai menyebabkan kondisi di
sekeliling pantai parangtritis banyak sampah yang berserakan dan sehingga
mengurangi keindahan darri pantai parangtritis tersebut.
a. Pantai parangtritis
52
b. Contoh gambar Sampah
Gambar sampah di Pantai
B. Penjelasan Konsep IPA
Di sekitar pantai parangtritis terdapat berbagai macam karakteristik sampah,
karakteristik sampah banyak dipengaruihi oleh beberapa faktor diantaranya
pendapatan masyarakat,kepadatan pengunjung wisata dan lain-lain. Pada
prinsipnya sampah dibedakan menjadi sampah padat,cair,dan gas. Untuk
53
sampah laut pada marine debris survey monitoring of NOAA(2013) telah
membagi jenis-jenis sampah kedalam beberapa jenis yang mewakili semua
jenis sampah laut yang didapatkan, jenis sampah tersebut antara lain plastik
yang mencakup berbagai materi polimer sitetis contohnya sampah dari barang-
barang konsumen seperti kantong plastik dan kemasan plastik. Jenis smpah
yang sering kali dijumpai yaitu seperti kayu,logam serta pakaian dan lainnya.
Akibat sampah yang berada disekitaran pantai dapat menyebabkan berbagai
dampak seperti merusak ekosistem laut,menganggu rantai makanan biota laut
dan akan menimbulkan pencemaran. Pencemaran dibagi menjadi tiga macam
yaitu pencemaran tanah,pencemaran air dan pencemaran udara. Dari konsep
ini seseorang dapat mempelajari konsep ipa tentang lingkungan tidak sehat.
Lingkungan tidak sehat merupakan lingkungan yang tercemar,salah satu faktor
yang menyeabkan lingkungan yang tidak sehat dan menyebabkan pencemaran
adalah sampah.
C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD
Konsep tersebut berkaitan dengan materi pembelajaran IPA SD kelas 3 yaitu
lingkungan tidak sehat. Lingkungan tidak sehat merupakan lingkungan yang
kondisinya kotor dan tercemar baik udara,air,tanah maupun lingkungan secara
keseluruhan yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi seseorang yang
berada di lingkungan tersebut. Ciri-ciri lingkungan yang tidak sehat antara lain
adanya pencemaran tanah misalnya tanah tercampur dengan limbah
plastik,kaca,kaleng dan sebagainya, lingkungan tidak sehat juga dapat dilihat
dari adanya pencemaran air misalnya air tercemar dari sampah,air
sabun,limbah rumah tangga serta limbah pabrik yang dibuang dengan
ketersengajaan. Ciri lingkungan tidak sehat juga dapat dilihat dari adanya
pencemaran udara misalnya udara tercemar asap pembakaran,asap kendaraan
bermontor,debu dan sebagainya. Dampak lingkungan yang tidak sehat bagi
manusia akan menimbulkan penyakit dan merugikan kesehatan bagi manusia.
Solusi yang tepat untuk menanggulangi sampah di pantai antara lain mendaur
ulang sampah dengan benar agar membatasi jumlah sampah plastik berlebihan
yang masu ketempat pembuangan sampah dan berpotensi menjadi libah
dilautan. Selain tu masyarakat diajurkan untuk mengikuti dalam kegiatan sosial
membersihkan pantai dan laut.
54
D. Daftar Pustaka
Nafiri C. Patuwo 1*Dr. Wilmy E. Pelle S, IK, M. Si1 Ir. Hermanto W.K
Manengkey, M. Si1. (2020). KARAKTERISTIK SAMPAH LAUT DI
PANTAI TUMPAAN DESA TATELI DUA KECAMATAN MANDOLANG
KABUPATEN MINAHASA. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis Volume 8
Nomor 1 Tahun 2020, 14.
Suyatman, T. E. (2009). Asinya Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat
Perbukuan Derpartemen Pendidikan Nasional.
55
PENGARUH KOTORAN SAPI TERHADAP KESUBURAN TANAH
DI DESA GANJURAN PUNDONG BANTUL
Oleh: Rani Aulia Rahmawati
NIM. 2020015054
A. Analisis Situasi
Di lingkungan sekitar rumah saya terdapat kandang ternak sapi yang
setiap seminggu sekali kotorannya di buang di sebuah lahan dan
diambil jika ada yang membutuhkan. Siapapun dapat mengambil
kotoran sapi tersebut karena tujuan pemilik yaitu dapat digunakan
untuk bersama.
Berdasarkan observasi di Desa Ganjuran Pundong Bantul saya
menemukan pengaruh kotoran sapi yang dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk tanaman. Pemanfaatan kotoran sapi tersebut beragam dari
untuk memupuk tanaman di sawah dan untuk memupuk tanaman yang
ada di sekitar rumah seperti tanaman buah pepaya dan pisang.
Kotoran sapi dijadikan jalan alternatif masyarakat di desa Ganjura
karena mahalnya pupuk anorganik.
Gambar 1. Hewan ternak sapi di sekitar lingkungan rumah.
56
Gambar 2. Kotoran sapi dijadikan pupuk pada tanaman
buah pepaya.
Gambar 3. Kotoran sapi dijadikan pupuk pada tanaman
buah pisang.
Gambar 4. Kotoran sapi dikumpukan di sebuah lahan.
57
B. Penjelasan Konsep IPA
Pupuk kandang sapi mempunyai kandungan serat kasar tinggi, seperti
selulosa. Hal ini ditandai dengan tingginya rasio C/N, diatas 40. Kondisi ini bisa
menghambat pertumbuhan tanaman sehingga pemberiannya harus dibatasi.
Untuk menurunkan tingginya kandungan C, bisa dilakukan dengan
pengomposan. Pupuk kandang sapi juga dikenal mengandung air yang banyak.
Kondisi ini akan menambah berat pupuk kandang sehingga memerlukan tenaga
kerja lebih. Selain itu, proses pelepasan amoniak juga masih terjadi. Untuk
mempercepat proses pengomposan kotoran sapi dapat dilakukan dengan cara
mencampurkan bahan-bahan yang mampu menyerap kelebihan air, seperti
serbuk gergaji atau jerami.
Kotoran sapi mengandung sekitar 17% bahan organik, memiliki 0,3%
nitrogen, 0,2% fosfor, 0,4% kalium, dan 83% kelembapan.Sementara itu, kotoran
sapi yang kering memiliki tingkat nutrisi yang lebih tinggi, yakni 2% nitrogen, 2%
fosfor, dan 2,4% kalium. Kotoran sapi juga mengandung serat atau selulosa yang
tinggi, sehingga akan mengalami proses dekomposisi lebih lanjut. Proses ini
membutuhkan unsur nitrogen yang banyak. Pupuk kandang dari kuda atau
kambing mengalami fermentasi dan menjadi panas lebih cepat daripada pupuk
kandang sapi dan babi. Karena itu banyak petani menyebut pupuk kandang sapi
dan babi sebagai pupuk dingin (cold manures)
Oleh karena itu, pupuk kandang dari sapi tak bisa diberikan dalam bentuk
segar. Pupuk ini perlu melalui pengomposan terlebih dahulu dengan
penambahan unsur nitrogen. Pupuk kotoran sapi yang terlah siap akan berwarna
hitam gelap, tekstur gembur, tidak lengket, bersuhu dingin, dan tidak berbau.
C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD
Peduli terhadap makhluk hidup seperti tanaman yang ada di lingkungan
sekitar rumah, dengan cara memanfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk tanaman.
Siswa dapat memahami tentang pupuk organik dari kotoran sapi. (Materi kelas 4
SD Tema 3 Peduli terhadap makhluk hidup Subtema 1 Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumahku Pembelajaran ke 1).
D. Daftar Pustaka
58
N, Sumedi P. & A, Nadia Fatma (2013) PEMANFAATAN KOTORAN SAPI
MENJADI PUPUK ORGANIK. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, vol
2, 193-197
Roidah. (2013). Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburan Tanah.
Jurnal universitas Tulung Agung BONOROWO. Vol I (1)
Setiawan, Susilo Budi. 2010.Membuat Pupuk Kandang Secara Cepat. Bogor :
Penebar Swadaya
59
POPULASI TANAMAN PANDAN DI PANTAI GESING
Oleh: Marlinasari
NIM. 2020015055
A. Analisis Situasi
Pantai Gesing adalah salah satu pantai yang terletak di Kalurahan
Girikarto, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jarak Pantai Gesing dengan Kecamatan Panggang
berkisar antara 13 km, Jarak ke Kabupaten Gunungkidul berkisar antara 35 km,
Jarak dengan Provinsi DIY berkisar antara 40 km. gambar 1 menunjukkan lokasi
Pantai Gesing
Gambar 1. Lokasi Pantai Gesing
Kawasan Pantai Gesing kalurahan Girikarto, Kecamatan Panggang,
Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini merupakan
pantai yang memiliki Populasi tanaman Pandan Laut yang besar. Seorang anak
dapat mempelajari IPA mulai dari materi populasi, manfaat tumbuhan, dan
struktur tumbuhan pada saat berkunjung ke Pantai Gesing. Gambar 2
menunjukkan populasi tanaman Pandan Laut di Pantai Gesing
60
Gambar 1. Populasi tanaman Pandan Laut di Pantai Gesing
B. Penjelasan Konsep IPA
Dengan populasi Tanaman Pandal Laut, seseorang dapat mempelajari
populasi, manfaat dan struktur tumbuhan. Jenis tanaman pandan yang tumbuh
di sekitar pantai Gesing, Kalurahan Girikarto, Kecamatan Panggang, Kabupaten
Gunung Kidul ini termasuk Pandanus Tectorius atau sering disebut dengan nama
lokal sebagai pandan laut atau darat, penamaan ini diambil dari habitat hidupnya
yang banyak tumbuh di pinggiran laut.
Populasi tanaman Pandan Laut yang ada di pantai Gesing ini besar.
(Saktiyono, 2004) Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang menempati
suatu daerah tertentu. Sebagai contoh, di sebuah kolam hidup beberapa ikan
mujair, beberapa ekor ikan mas, dan sekumpulan teratai. Di hutan hidup
sekumpulan kijang, sekumpulan harimau, sekumpulan pohon kater, dan
sebagainya. Di halaman rumah mungkin dapat kalian temui sekelompok semut
yang sejenis atau tanaman bunga matahari. setiap populasi memiliki struktur atau
penyusunan individu yang dikenal dengan pola sebaran populasi. Penyebaran
populasi merupakan pergerakan individu ke dalam atau ke luar populasi.
Populasi Pandan Laut memiliki pola sebaran mengelompok. Hal ini disebabkan
karena individu memiliki kecenderungan untuk berkumpul dan mencari kondisi
lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya (Munawaroh, 2012)
Gambar 3 menunjukkan tanaman Pandan Laut
Gambar 3. Tanaman Pandan Laut
61
Pandan Laut merupakan tumbuhan Monokotil yaitu salah satu dari dua
kelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena hanya
memiliki satu daun tembaga.
Tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri:
1. Memiliki tembaga dengan satu daun tembaga,ketika berkecambah tidak
membelah
2. Akar tidak berkambium dan ujung akar dilindungi oleh akar tembaga
3. Umumnya batang tidak bercabang,berbuku-buku dengan ruas tampak jelas
dan tidak berkambium
4. Memiliki daun tunggal pelepah,daun bertulang sejajar,daun sejajar atau
melengkung
5. Bagian bunga berkelipaan 3
Pandan laut memiliki daun sejajar berjalan membujur, memiliki batang yang
tidak berkambium dan memiliki akar tunggang yang ujungnya dilindungi oleh
akar tembaga.
Pandan laut (pandanus tectorius) bukan sekedar tanaman hias di pinggir pantai,
tanaman yang berdaun hujau (evergreen). Seperti tanaman mangrove , pandan
laut berfungsi sebagai pemecah ombak, pencegah erosi dan abrasi. Pantai
bervegetasi pandan laut juga berfungsi sebagai tempat bertelur penyu. Pandan
laut berasal dari Australua Timur dan Kepulauan Pasifik, sehingga banyak
tumbuh di pantai-pantai daerah tropika. Tanaman yang termasuk family
Pandanacae ini beradaptasi dengan baik di daerah pesisir dengan cahaya
matahari penuh. Di Indonesia tumbuhan monokotil ini dapat ditemui di pantai
selatan pulau jawa , pantai barat daya Sumatera dan pantai Sulawesi. Pandan
laut bertugas mengurangi resiko bencana alam yang sering terjadi di daerah
pesisir. Seperti bencana erosi, abrasi, tsunami yang menjadi momok daerah
pesisir. Akar tunggangnya yang besar dapat mencengkeram pasir-pasir pantai
sehingga mencegah adanya erosi dan abrasi. Ukuran pandan laut dapat
mencapai ketinggian 15 meter dan daun yang memanjang 4 hingga 8 meter
mampu memecah ombak besar.
62
Tanaman pandan laut bisa diolah menjadi bahan kerajinan yang bernilai
ekonomis bagi kehidupan masyarakat sekitar contoh seperti topi, sandal,
tambang, tas dan kursi yang berbahan baku dari pandan laut. Buah pandan laut
yang sudah matang memiliki takaran nilai gizi yang tinggi. Menurut sinaga, et al
(2011) dikutip dari (Rochmadi & Rohimah, 2019) bahwa buah pandan laut
megandung zat gizi yang cukup tinggi meliputi protein 2,42-3,66%, lemak 4,46-
4,86%, abu 6,19% dan karbohidrat 56,8-63,6% serta mengandung kalsium
(742-864 mg/100g), besi (16,9-21,8 mg/100g), dan B-karoten (108-456 ppm).
Menurut Bunyapraphtsara 2003 dalam (Febriana & dkk) buah pandan juga
mempunyai khasiat untuk mengobati diare, diabetes, serta sebagai antipiretik,
dan analgesic. Londnkar 2009 dalam (Febriana & dkk) juga menyebutkan
bahwa tumbuhan pandan laut dapat berkhasiat sebagai antialergi, antiinflamasi,
antioksidan, dan antitumor.
C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD
Materi mengenai populasi dipelajari di kelas 5 tema 5 yaitu pada
komponen ekosistem. Pembelajaran IPA SD berkaitan dengan materi ini bisa
dirancang melalui pengamatan secara langsung termasuk mengamati populasi
pandan.
Materi tentang bagian tumbuhan dipelajari kelas 4 tema 3 subtema 1 yaitu
peserta didik mampu mengidentifikasi bagian-bagian tubuh tumbuhan dan
fungsinya. Pembelajaran IPA SD berkaitan dengan materi ini bisa dirancang
melalui pengamatan secara langsung termasuk mengamati struktur tumbuhan
pandan laut. Dengan ini maka siswa akan dapat mengetahui apakah suatu
tumbuhan termasuk dikotil atau monokotil, memiliki daun menjari atau
sejajar,memiliki akar tuggang atau serabut dsb.
Materi tentang manfaat tumbuhan bagi kehidupan manusia dipelajari
kelas 3 Tema 2. Pembelajaran IPA SD berkaitan dengan materi ini bisa
dirancang melalui membaca, pengamatan dan diskusi. Anak dapat
menganalisis apa manfaat tumbuhan bagi kehidupan manusia
D. Daftar Pustaka
63
Febriana, E., & dkk. (n.d.). Aktivitas Analgesik Ekstrak,Fraksi N-Heksan,Etil
Asetat, dan Air Buah Pandan Laut (panfanus tectorius) pada Mencit
dengan Metode Geliat. Farmaka, 14(2), 1-10.
Munawaroh, S. (2012). Keanekaragaman,Pola Sebaran,dan Asosiasi
Nepthenes di Hutan Kerangas Kabupaten Belitung Timur Provinsi
Kepulauan Bangka-Belitung. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Bogor.
Rochmadi, I., & Rohimah, S. (2019). Pemanfaatan Buah Pandan Laut sebagai
panganan olahan pada Masyarakat Pesisir. Jurnal REP (Riset
Ekonomi Pembangunan), 161-173.
Saktiyono. (2004). Ipa Biologi. Penerbit Erlangga.
64
ANALISIS PERUBAHAN WUJUD BENDA PADA PROSES PEMBUATAN GARAM
KROSOK DI DESA PANDANSARI BREBES
Oleh : Aulia Nur Sofro Sofi
NIM : 2020015056
A. Desa Pandansari, Kaliwlingi, Brebes
Desa Pandansari atau desa Dukuh Pandansari adalah sebuah dusun
yang terletak di kaliwlingi dan merupakan wilayah yang terletak didaerah dengan
makanan ciri khas telor asin, yaitu kabupaten Brebes.
Gambar 1. Lokasi Desa Pandansari Brebes.
65
Gambar 2. Kunjungan observasi ke Desa Pandansari.
Desa ini dekat posisinya dengan objek wisata mangrove. Jadi, walaupun
letaknya jauh dari jalur pantura yaitu sekitar 10.9 km yang harus ditempuh untuk
menuju jalur pantura utama, hal ini tidak membuat desa Pandansari sepi warga
karena letaknya yang tidak strategis. Banyaknya pengunjung yang berdatangan
ke wisata hutan mangrove membuat desa Pandansari ini banyak diketahui
masyarakat sekitar.
Desa Pandansari adalah desa yang mahir menghasilkan produk garam krosok.
Kualitas garam krosoknya yang sudah sangat baik itu sangat baik dalam
menopang perekonomian penduduk setempat dan menggaet produksi garam
krosok sebagai mata pencaharian utama.
B. Konsep Penjelasan IPA
1. Pengertian Garam Krosok
Garam krosok adalah garam yang dihasilkan dari proses penguapan dan
kristaisasi air laut. Garam ini merupakan kupulan dari banyakya senyawa kiia
yang didominasi oleh sekumpulan NaCL dan zat-zat pengtor yang terdiri dari
Magnesium sulfat, Kalsium sulfat, dan lain-lain.
Garam krosok sering disebut juga dengan sebutan garam kasar. Hal ini semata-
mata karena garam krosok memiliki tekstur yang lebih kasar dibanding garam
dapur atau garam meja. Garam krosok adalah garam yang dapat dijadikan
bahan baku yang akan diolah lagi menjadi garam halus. Karena itu, garam
krosok juga sering disebut dengan garam mentah.
Garam krosok memiliki tekstur yang lebih berair dari biasanya. Hal ini terjadi
karena garam krosok memiliki kandungan air atau kandungan H2O yang tinggi,
yaitu diatas 10%. Sejatinya, garam ini makin sulit ditemukan sejak beredarnya
garam beriodium di pasaran. Garam krosok saat ini bukan sekedar
dimanfaatkan untuk menjadi kebutuhan dapur, namun garam jens ini juga
digunakan untuk keperluan kesehatan dan kecantikan.
2. Proses Pembentukan atau Pembuatan garam Krosok di Pandansari
1) Pengaliran Air Laut dari Laut ke Penampungan
66
Tentunya, air laut tidak bisa begitu saja langsung menjadi garam dlaut
lepas. Dibutuhkan media seperti temat penampung untuk menggelar air laut
yang akan dijadikan garam krosok ini. Air yang dialirkan ke penampungan harus
diruang terbuka sehingga sangat dapat mendapatkan paparan sinar matahari
daam jumlah yang banyak dan menyeluruh. Dengan ini, air laut akan mengalami
penguapan.
2) Terjadinya Evaporasi Saat Air Laut dijemur dan Kristalisasi Garam
Dalam proses pembuatan garam krosok, terjadi proses perubahan wujud
yaitu evaporasi atau penguapan. Evaporasi atau peguapan sendiri merupakan
proses perubahan molekul cair yang dengan spontan menjadi molekul gas.
Evaporasi berproses dengan ditandai adanya pengurangan cairan secara
berangsur-angsur. Hal ini dilakukan untuk memisahkan air laut dengan garam
murninya.
Sebagai negara tropis, pada tahap ini, pembuatan garam di desa
Pandasari memanfaatkan sinar matahari langsung. Sebagaimana masyarakat
desa Pandansari menjadikan pekerjaan ini sebagai mata penaharian utama,
penggunakan energi matahari dalam pembuatannya dipilih semata-mata energi
alternatif ini merupakan pilihan yang paling efisien, mudah dikerjakan, dan tidak
membutuhkan biaya operasional yang tinggi.
Namun, pada prosesi ini pun banyak faktor yang harus diperhatikan.
Faktor-faktor yang banyak tentunya akan memengaruhi pembuatan garam
krosok sendiri. Faktor-faktor itu antara lain yaitu penggunaan lahan yang
diharapkan cukup kuas dan mencakup semua air laut dan mendapatkan banyak
sinar matahari. Selain itu yang tak kalah penting adalah perihal lajunya
penguapan. Lajunya penguapan dipengaruhi oleh faktor kelembapan udara,
kecepatan angin, dan laju energi matahari yang terabsorpsi.
Dalam proses pembuatan garam pada musim kemrau, air diairkan ke
petak-petak penampungan menggunakanpompa kemudian diuapkan dan
menjadi air tua. Setelah itu, garam akan dialirkan ke meja kristalisasi dimana
garam akan berubah wujud menjadi mengkristal.
Garam yang dibuat dengan menggunakan metode evaporasi atau
penguapan menggunakan sinar matahari, dan menggunakan meja kristalisasi,
67
akan menghasilkan garam jenis garam krosok atau garam kasar. Garam ini akan
memiliki tekstur yang lebih kasar dan mmeiliki kadar NaCL 97% atau lebih.
Namun biasanya, dalam praktek umumnya kadar NaCL akan lebih rendah.
Tentunya hal ini terjadi karena banyaknya faktor alam. Seperti : kualitas air
lautnya, cara pembuatannya, kelembapan udaranya, dan hal-hal lain yang
memengaruhi kristalisasi garam.
Gambar 3.4. Proses penjemuran air laut di penampungan.
Gambar 5. Bentuk garam krosok setelah jadi.
68
Gambar 6. Pengemasan garam kasar dan potret ruang penyimpanan.
C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD
Materi mengenai energi dan perubahannya dipelajari di kelas III yaitu
pada KD 1.2 mengungkapkan perihal adanya proses perubahan wujud benda
yang terjadi disekitar kita. Dalam pengambilan konsep ini, ada keterkaitan
mengenai pembelajaran IPA dengan prose pembuatan garam di Pandansari.
Yaitu adanya proses perubahan wujud benda pada konsep pembuatan garam itu
sendiri berupa proses perubahan benda dari cair menjadi gas atau evaporasi
maupun penguapan saat air laut dijemur dan memanfaatkan sinar matahari.
Kemudian proses kristalisasi sehingga menjadi garam kasar atau garam krosok.
Pembelajaran IPA SD berkaitan dengan materi ini bisa diberlakukan
dengan mengunakan observasi sehingga muncul keinginan berpikir kritis yang
berlanjut akan terjadi sebuah diskusi antar peserta didik. Melalui pengamatan,
seseorang bisa mengamati lingkungan yang ada disekitarnya dan mengamati
hal-hal alami yang dilakukan oleh alam. Para peserta didik dapat menganalisis
mengapa benda cair dapat menjadi gas dan sebaliknya, benda padat bisa
menjadi cair atau sebaliknya, benda gas menjadi padat atau sebaliknya, dan lain
sebagainya. Hal ini dapat memicu para peserta didik untuk mengenal alam lebih
jauh beserta dengan peristiwa-peristiwa biologis lainnya seperti perubahan wujud
69
benda, hal ini tentunya menghantarkan sebuah keinginan dan dorongan untuk
berdiskusi mengenai perubahan wujud benda dan peserta didik dapat menelaah
ilmu dan hal-hal baru yang sebelumnya belum mereka ketahui.
D. Daftar Pustaka
Rositawati, dkk. (2013). Rekristalisasi Garam Rakyat dari daerah Demak Untuk
Mencapai SNI Garam Industri. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri,
Vol. 2 No. 4 Hal 217-225.
Tematik Terpadu. Energi dan Perubahannya Kurikulum 2013 SD/MI Kelas III.
Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaaan.
Agustina, Rie. (2020). Melihat Pembuatan Garam Rebus di Desa Kaliwlingi
Brebes Jawa Tengah. Brebes : Jawa Tengah.
Nisa, Amirul. (2021). Proses Pembuatan Garam dari Air Laut, ateri Kelas 3 SD
Tema 3. Bobo : Jakarta.
70
AIR TERJUN SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK BAGI MASYARAKAT
KECAMATAN BINDURIANG DAN SEKITARNYA
Disusun oleh :Ongki Firnanda
NIM : 2020015057
A. Analisis Situasi
Air terjun tangga seribu kepala curup ini terletak di desa kepala curup, kecamatan
binduriang, kabupaten rejang lebong,provinsi Bengkulu. Jarak desa kepala curup
dengan ibukota kecamatan Binduriang sekitar 1 km, jarak ke ibukota kabupaten
Rejang Lebong sekitar 36 km, dan jarak ke ibukota provinsi Bengkulu sekitar 91 km.
Gambar 1 menunjukkan lokasi desa kepala curup binduriang
Gambar 1. Lokasi Desa Kepala curup binduriang
Penduduk desa kepala curup binduriang sekitar 1.500 jiwa. Mata
pencaharian masyarakat desa kepala curup sebagian adalah sebagai petani.
Pemuda di desa kepala curup aktif dalam komunitas dengan kegiatan yang
positif seperti karang taruna dan sebagainya. Para pemimpin desa juga sangat
antusias terhadap berbagai kegiatan yang memberikan dampak positif dan
kemajuan desa.
71
Selain potensi sumber daya manusia, desa ini memiliki potensi sumber
daya alam berupa pemandangan wilayah dusun yang masih asri, air terjun
yanag indah,aliran sungai alami, tanaman petani kopi, berbagai potensi wisata
alam. Berbagai potensi alam ini dapat digunakan sebagai sarana untuk
mempelajari IPA karena pada hakikatnya seseorang akan belajar IPA dari apa
yang mereka temui di kehidupan nyata. Seorang belajar IPA berdasarkan
permasalahan yang ditemui sehari-hari, mencoba memberikan solusi
berdasarkan teori lalu menerapkan kembali solusi terebut di masyarakat.
Di Desa Kepala curup Binduriang ini terdapat air terjun yang memiliki
ketinggian 100 meter dan terdapat goa di belakang air terjun tersebut, air
terjun ini digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik PLN yang mensuplai
listrik ke daerah darerah kecamatan binduriang dan kecamatan sekitarnya .
Gambar 2 menunjukkan pemandangan air tejun di desa kepala curup
binduriang
Pembangkit tenaga listrik PLN di air tejun kepla curup binduriang ini adalah
pembangkit tenangga listrik microhidro PLTMH
72
B. Penjelasan Konsep IPA
Pada air terjun ini kita dapat mempelajari Pembangkit listrik tenaga mikrohidro
(PLTMH)
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) adalah pembangkit berkapasitas
mikro dengan sumber penggerak yang memanfaatkan air dalam debit yang kecil
Pada sistem PLTMH energi potensial jatuhan air dikonversi menjadi energi gerak
saat melewati pipa pesat (penstock) yang selanjutnya oleh turbin kembali diubah
menjadi energi mekanik. Pada tahap akhir generator yang terhubung pada turbin
akan mengubah energi mekanik menjadi energi listrik
Keunggulan PLTMH dibanding pembangkit listrik lain diantaranya tidak
mencemari lingkungan, tidak konsumtif terhadap pemakaian air, usia pemakaian
yang panjang, biaya operasionalnya lebih kecil dan dapat diterapkan pada daerah
terpencil. Karena berbagai keunggulan tersebut PLTMH dapat dibangun dan dikelola
secara mandiri oleh masyarakat desa guna mewujudkan kemandirian energi pada
daerah-daerah terpencil.
Ketergantungan PLTMH akan pasokan air juga akan berimbas pada upaya
menjaga kelestarian daerah tangkapan air. Komponen PLTMH umumnya terdiri atas
bangunan penyadap, saluran pembawa, bak penenang, pipa pesat, serta rumah
pembangkit untuk meletakkan turnin dan generator
Bendungan penyadap berperan memanipulasi head serta mengarahkan air
menuju saluran pembawa. Bak penenang yang juga berperan sebagai bak
pengendap berfungsi menyaring kotoran dan mengendapkan pasir serta lumpur.
Pipa pesat berperanmengoptimalkan energi kinetik air yang masuk ke turbin.
73
Head dan debit air merupakan bagian penting dari sistem
pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Untuk kebutuhan pembangkit listrik
umumnya dihitung menggunakan data debit andalan. Debit andalan
adalah debit sungai yang tersedia dengan kemungkinan debit terpenuhi
dalam persentase tertentu sehingga dapat dipakai untuk berbagai
kebutuhan
Head adalah tinggi air terjun atau selisih jarak antara permukaan air
pada reservoir dengan permukaan air setelah melewati turbin Potensi
daya listrik yang mampu dibangkitkan sistem PLTMH akan semakin besar
jika memiliki head dan debit air yang besar. Tinggi head dapat dimanipulasi
dengan membuat bangunan penyadap atau bendungan.
Perhitungan potensi daya listrik teoritis sistem PLTMH
menggunakan head efektif, yakni head hasil pengukuran (Hbruto)
dikurangi dengan kehilangan tinggi jatuh air (Hlosses). Besar kehilangan
tinggi jatuh air umumnya adalah 10% dari head pengukuran. Dengan
demikian potensi daya teoritis dapat diperoleh menggunakan persamaan
berikut
dengan Pteori adalah daya teoritis (Watt), ρ adalah densitas air (kg/m3), g
adalah percepatan gravitasi (m/s2), Q adalah debit air (m3/s), dan Heff
adalah head efektif.
Daya teoritis cenderung berkurang bergantung pada efisiensi (η)
sistem PLTMH yang digunakan. Daya terbangkit (Priil) sebuah PLTMH
dapat dihitung menggunakan persamaan berikut
74
C. Keterkaitan Konsep Dengan Pembelajaran IPA SD
Materi mengenai pembangkit tenaga listrik Microhidro dipelajari di kelas 6
yaitu pada KD
3.6. dan KD 4.6 KD 3.6 Menjelaskan cara menghasilkan, menyalurkan,
dan menghemat energi listrik. Sedangkan KD 4.6 Menyajikan karya tentang
berbagai cara melakukan penghematan energi dan usulan sumber alternatif
energi listrik.
Pembelajran IPA SD berkaitan dengan materi ini bisa dirancang melalui
eksperimen, dan diskusi. Anak menganalisis mengapa air terjun bias menjadi
sumber pembangkit tenaga listrik. Setelah itu guru dan siswa bisa berdiskusi
mengenai konsep IPA khusunya pembangkit tenaga listrik Microhidro.
D. DAFTAR PUSTAKA
Astro, R. B., & Ngapa, Y. D. (2020). Analisis Potensi Air Terjun Ngamba
Mbu’u Kabupaten Ende Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro. JPFT (Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online),
8(2).
75
KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA EKOSISTEM SAWAH
Oleh : Allviyan Arifianta
Nim : 2020015058
A. Analisis Situasi
Sanden adalah sebuah kecamatan yang berlokasi disisi ujung
selatan Kabupaten Bantul, Yang bagian besar wilayahnya adalah
persawahan dan obyek wisata pantai, Sanden terleta di ujung selatan
kabupaten bantul dengan luas 23,16 km², yang disisi selatan berbatasan
langsung dengan samudra hindia yang tentunya dapat jumpai pula obyek
obyek wisata berupa pantai pantai yang bagus.
Gambar Wilayah Kec. Sanden
Penduduk warga sanden mempunyai pekerjaan rata rata adalah
sebagai petani, maka banyak di temui kawasan persawahan yang ada di
kecamatan sanden. Para petani di Sanden biasanya menanam padi saat
76
musim hujan dan kedelai atau jagug ketika musim kemarau, Namun petani
yang ladag sawahnya di kawasan pesisir mereka mmilih menanam cabai
atau umbi umbian. Dalam memfaatkan saawahnya petani Disanden
menggunakan irigasi yang bersumber dari kali progo untuk kawasan
Sanden barat yang berbatasn dengan Srandakan dan kali opak untuk sisi
timur
Gambar sawah dan Dam kali progo
B. Penjelasan Konsep IPA
Sawah merupakan media atau sarana untuk memproduksi padi.
Sawah yang subur akan menghasilkan padi yang baik. Selain padi petani
juga memanfaatkanya untuk memproduksi Kedelai atau jagung bila di
tempat saya. Dalam penggarapan sawah di perlukan tanah yang subur
dan air yang mmadai. Karena itu di sawah sering dijumpai bebagai macam
maklhuk hidup yang ada di sawah untuk mencari makan, tempat tinggal.
Maka hubungan timbal balik maklhuk hidup yang ada di sawah tersebut di
sebut kosistem sawah. Ekosistem sawah yang dapat di jumpai antara lain
Padi, Tikus, Ular, keong, Ular, Burung hantu, burung emprit, Dan serangga
Beberapa contoh keanekaragam hayati di sawah :
1. Padi, Rumput, Alang alang
2. Tikus, Burung emprit, Katak
3. Walang sangit, Wereng, Dan jenis serangga lainya
4. Ular, Burung hantu, Alap-Alap, Musang
Ekosistem tersebut selalu tergantung dengan keadaan sawah,
mereka hidup dengan meciptakan rantai makanan di ekosistem sawah
sebagai padi yang makan tikus lalu tikus dimakan ular/burung hantu, lalu
para pemangsa mati dan bangkainya akan di uraikan oleh pengurai dan
menjadi zat hara untuk ksuburan padi. Rantai makanan itu terus berputar
dengan stabil bila manusia tidak melakukan hal lebih pada salah satu titik
rantai makanan.
77
Gambar 4, Contoh ekosistem sawah.
C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD
Dalam analisis di atas ada keterkaitanya dengan konsep
pembelajaran ipa di SD ada materi Ekosistem Dan rantai makanan pada
kelas 4. Menyimpulkan dari keanakaragam maklhuk hidup yang hidup
berdampingan dalam satu tempat yaitu sawah akan sangat mungkin jika
terjadi hubungan timbal balik atau Rantai makanan. Dalam rantai makanan
tersebut ada berbagai tingatakan yaitu produsen, konsumen 1, konsumen
2, Konsumen 3, Konsumen 4. Dan pengurai selanjutnya akan kembali lagi
pada padi sebagai produsen
Pengertian peran dan fungsi dalam rantai makanan :
1. Produsen
Produsen adalah organisme yang mampu membuat makanannya
sendiri, contohnya adalah tumbuhan hijau. Keberadaannya tidak
bergantung pada ketersediaan makanan, akan tetapi keseimbangan
alam.
produsen tidak memakan makhluk lain. Tetapi malah di makan oleh
makhluk lainnya Contoh produsen di sawah Padi
2. Konsumen
Konsumen yaitu makhluk hidup yang bergantung pada makhluk lain
karena dia tidak bisa memproduksi makanan sendiri seperti produsen.
Maka dari itu untuk menjaga kelangsungan hidupnya, konsumen
bergantung pada organism lainnya. Peran konsumen di dalam sebuah
ekosistem biasa nya adalah hewan. Konsumen memiliki beberapa
tingkatan, diantaranya:
Konsumen pertama (primer), konsumen satu merupakan pemakan
produsen atau tumbuhan dan biasanya disebut dengan konsumen
herbivora. Contohnya Serangga, Tikus, Burung
Konsumen sekunder, organisme yang sumber makanannya dari tingkat
trofik sebelumnya (trofik 2). Tingkatan ini diisi oleh hewan-hewan karnivora
78
yang masih bisa dimangsa oleh hewan lain, contohnya adalah Ular dan
kodok
Konsumen tersier, konsumen ini merupakan pemakan konsumen kedua
dan seterusnya hingga konsumen yang terakhir yang disebut dengan
konsumen puncak. Biasanya konsumen puncak merupakan hewan yang
tidak bisa dimakan oleh hewan lainnya. Contohnya. Burung alap alap
3. Dekomposer atau Pengurai
Pengurai adalah organisme terakhir dalam rantai makanan. Karena
pengurai merupakan organisme yang mampu mengubah zat organik
menjadi zat anogarnik.
Pengurai mengurai bangkai atau tumbuhan yang sudah mati lalu
mengembalikan nutrisinya ke dalam tanah yang akan digunakan
tanaman untuk berfotosintesis.
D. DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sanden,_Bantul\
https://nusacaraka.com/2019/03/29/rantai-makanan-di-sawah/
/literasi/rantai-makanan/
79
ADAPTASI KUCING DENGAN LINGKUNGAN RUMAH DI KRANGINAN UTARA RT
05, DESA POTORONO
Oleh : Adelia Nur Azizah
NIM. 2020015059
A. Analisis Situasi
Secara Geografis Desa Potorono termasuk dalam Wilayah Kecamatan
Banguntapan Kabupaten Bantul dengan Luas Wilayah Total 435,46 Ha, yang terdiri
dari 9 Pedukuhan dan 83 RT. Desa Potorono memiliki 83 RT, salah satunya adalah
RT 05 Kranginan Utara. Di Desa Kranginan Utara RT 05 memiliki lingkungan yang
cukup padat penduduk. di sekitar lingkungan rumah yang ada di Desa Kranginan RT
05 terdpat berbagai macam tanaman, baik tanaman liar maupun tanaman hias. Selain
itu, di sekitar lingkungan rumah yang ada di Desa Kranginan Utara RT 05 terdapat
banyak hewanliar seperti kucing, ayam, burung, dan sebagainya. Namun, banyak juga
warga yang ada di Kranginan Utara RT 05 Desa Potorono yang memiliki hewan
peliharaan atau hewan ternak seperti kucing, sapi, kuda, bebek, ikan, burung, dan
masih banyak lagi.
Gambar 1. Peta wilayah Desa Potorono
80
Gambar 2. Situasi Lingkungan rumah di Kranginan Utara RT 05 Desa Potorono
Kucing merupakan salah satu hewan yang paling banyak dipelihara di rumah.
Namun, ada juga kucing yang hidup dijalanan atau biasa disebut dengan kucing liar.
Di Desa Kranginan Utara RT 05 banyak warga yang memelihara kucing. Kucing yang
dijadikan hewan peliharaan di Desa Kranginan Utara RT 05 cukup beragam seperti
Kucing jenis Anggora, Kucing jenis Persia, dan Kucing Kampung. Pada kucing
kampung biasanya warga mengambilnya dari jalanan lalu diadopsi untuk dijadikan
sebagai hewan peliharaan.
Gambar 3. Kucing di Lingkungan rumah di Kranginan Utara RT 05 Desa
Potorono
81
B. Penjelasan Konsep IPA
Salah satu ciri makhluk hidup adalah menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Menurut (Sulistyanto, 2008) , kemampuan makhluk hidup untuk menyesusikan diri
dengan lingkungannya disebut adaptasi.yang bertujuan untuk bertahan hidup.
Adaptasi hewan merupakan penyesuaian diri hewan untuk dapat bertahan hidup
terhadap lingkungannya. Adaptasi pada hewan memiliki beberapa tujuan diantaranya
yaitu untuk memperoleh makanan, untuk bertahan hidup terhadap habitatnya, dan
untuk melindungi diri dari musuh. Adaptasi pada makhluk hidup terbagi menjadi 3
adaptasi yaitu adaptasi Morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.
Kucing adalah hewan peliharaan yang dikenal karena kelucuan, kenikmatan,
dan sifatnya yang ceria. Kucing menjadi salah satu hewan favorit yang dipelihara di
mana kucing terdiri dari banyak spesies yang memiliki bulu, wajah, dan warna tubuh
yang berbeda. Semuanya lucu dan memiliki karakteristik sendiri. Kucing memiliki
kemampuan beradaptasi dengan lingkungannya baik secara adaptasi morfologi,
adaptasi fisiologi, dan juga adaptasi tingkah laku. Pada kucing peliharaan atau kucing
yang baru diadopsi membutuhkan beberapa pengenalan tentang rumah baru yang
akan dia tinggali. Perubahan tempat tinggal bukan hal yang nyaman untuk kucing atau
hewan peliharaan lain.
Proyek adaptasi kucing dengan lingkungan rumah dilakukan di Desa Potorono
tepatnya Di Kranginan RT 05. Adaptasi kucing terhadap lingkungan rumah di Desa
Kranginan RT 05 terbagi menjadi 3 adaptasi yaitu :
1. Adaptasi Morfologi
Menurut (Slamet Prawirohartono, 2008) Pada hewan, adaptasi morfologi
menyangkut semua perubahan bentuk bagian tubuh yang berlangsung melalui
seleksi alam dalam kurun waktu yang lama. Adaptasi Morfologi yaitu penyesuaian
pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup. Pada
adaptasi ini biasanya bentuk penyesuaian bentuk tubuhnya seperti pada bentuk
paruh, bentuk kaki, maupun bentuk seluruh tubuh secara keseluruhan. Adaptasi
morfologi kucing dengan lingkungan rumah di Desa Kranginan RT 05 yaitu pada
kuku kucing yang salah satunya digunakan untuk memanjat pohon. Menurut
(Hardiman, 2009) Kucing memiliki gigi yang khusus. Gigi premolar dan molar
pertama membentuk sepasang taring di setiap sisi mulut yang bekerja efektif untuk
merobek daging.
2. Adaptasi Fisiologi
Menurut (Slamet Prawirohartono, 2008) Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri
yang melibatkan perubahan struktur organ-organ tubuh yang disesuaikan dengan
fungsinya dalam proses kimia didalam tubuh. Adaptasi ini tidak dapat dilihat
82
langsung oleh mata. Karena pada adaptasi fisiologi menyangkut tentang fungsi
organ-organ bagian dalam tubuh makhluk hidup dengan lingkungannya. Adaptasi
fisiologi kucing dengan lingkungan rumah di Desa Kranginan RT 05 yaitu pada
mata kucing yg dapat menyala padas saat gelap. karena, di mata kucing itu
terdapat tapetum lucidum yang dapat membuat mata kucing itu dapat menyala
ketika gelap. Kucing menggunakan matanya itu untuk mencari mangsa pada
malam hari. Jadi, ketika malam gelap dating, kucing tidak akan kesulitan untuk
mencari mangsanya. Tapetum lucidum ini membantu kucing dalam melihat di
dalam kegelapan. Kemampuan mata kucing untuk mendeteksi cahaya mencapai
3- 8 kali lebih baik daripada manusia. Selain itu, kucing memiliki indra penciuman
yang tajam serta alat khusus yaitu organ vomeronasal yang dapat membantunya
mendeteksi bau.
3. Adapatasi Tingkah Laku
Menurut (Slamet Prawirohartono, 2008) Adaptasi perilaku lebih merupakan
adaptasi yang temporer atau sementara, yang berkaitan dengan perubahan
kondisi lingkungan. Adaptasi tingkah laku ini berhubungan dengan tindakan
makhluk hidup untuk beradaptasi atau melindungi diri dari pemangsa. Selain itu
juga adaptasi tingkah laku berhubungan dengan kebiasaan makhluk hidup untuk
beradaptasi dan mempertahankan hidupnya disuatu lingkungan. Adaptasi tingkah
laku kucing dengan lingkungan rumah di Desa Kranginan RT 05 yaitu pada saat
kucing bertemu dengan musuhnya, kucing akan menggunakan cakarnya untuk
melawan musuh. Selain itu, kucing juga memiliki rambut yang cukup tebal. Menurut
(Wright, 1980) Panjang rambut kucing umumnya sekitar 4,5 cm, sedangkan pada
kucing pertunjukan yang sehat dapat mencapai sekitar 12,5 cm. Kucing memiliki
rambut yang cukup tebal sehingga, kucing dapat menghangatkan tubuhnya
apabila lingkungan sekitar di Desa Kranginan RT 05 sedang bersuhu rendah.
C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD
IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan
kebendaan yang sistematis, tersusun secara teratur, berlaku secara umum, berupa
kumpulan hasil observasi dan eksperimen. Dengan demikian sains tidak hanya
sebagai kumpulan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi tentang cara kerja, cara
berpikir, dan cara memecahkan masalah. Selain itu, IPA juga merupakan usaha
manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada
sasaran serta menggunakan prosedur yang benar dan dijelaskan dengan penalaran
yang sahih sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul.
83
Pembelajaran IPA pada sekolah terutama pada sekolah dasar (SD) diharapkan
dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA membekali siswa untuk mengembangkan
rasa ingin tahu, pengetahuan, meningkatkan keterampilan proses, serta kesadaran
untuk menghargai alam ciptaan Tuhan, dan melestarikan lingkungan alam sekitar
serta sebagai dasar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Konsep pembelajaran IPA mengenai materi adaptasi makhluk hidup terutama
kucing terhafdap lingkungannya terdapat dalam standar isi dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Materi adaptasi mahkluk hidup terutama kucing terhafdap
lingkungannya diajarkan dikelas V SD/MI adalah materi bab 5 yang mempunyai
Standar Kompetensi (SK) yaitu mengidentifikasi cara makhluk hidup menyesusikan
diri dengan lingkungannya. Sedangkan Kompetensi Dasarnya (KD)adalah
mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk
mempertahankan hidup.
D. Daftar Pustaka
Hardiman, A. Y. (2009). Merawat Kucing. Banten : Talenta Pustaka.
Sulistyanto, H. d. (2008). IPA untuk SD dan MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Wright. (1980). The Book of The Ca. London: Pan Book Ltd.
EKOSISTEM PERSAWAHAN di DUSUN CEPITAN
Oleh: Harry Dewantara
2020015060
A. Analisis Situasi
Objek yang saya pilih berada didaerah tempat tinggal saya yaitu di Dusun
Cepitan, Wijimulyo, Nanggulan, Kulon Progo. Salah satu Dusun yang ada di
kabupaten Kulon Progo yaitu Desawijimulyo. Jumlah penduduk Dusun Cepitan
sebanyak 300 orang dengan mayoritas bekerja sebagai petani.
Sebagian besar daerah di dusun Cepitan merupakan daerah persawahan.
Tetapi akhir-akhir ini, petani dusun Cepitan merasa resah pada saat musim tanam
padi, hal ini dikarenakan banyaknya hama tikus yang memakan padi. Petani dusun
Cepitan pernah mencoba memakai bahan kimia untuk membasmi tikus, tetapi hasilnya
84
kurang maksimal sedangkan padi merupakan sumber penghasilkan para petani di
dusun Cepitan.
Gambar 1 Gambar 2
B. Penjelasan Konsep IPA
Pertanian merupakan sektor pembangunan yang diunggulkan karena menjadi
sumber perekonomian di Indonesia. Untuk menghasilkan hasil pertanian yang
diharapkan, para petani melakukan berbagai bentuk upaya yang ditujukan untuk
memaksimalkan hasil pertanian tersebut. Salah satu permasalahan yang dihadapi
petani dusun Cepitan adalah hama tikus yang menyerang tanaman padi selama dua
tahun terakhir. Untuk mengendalikan populasi hama tikus dapat melalui hewan
predator sebagai musuh alami tikus. Menurut Pusparini & Suratha (2018),
permasalahan pertanian lebih mengedepankan pemanfaatan teknologi dengan
menghasilkan obat-obatan dan pupuk kimiawi yang berdampak negatif terhadap
lingkungan sekitar. Beberapa permasalahan dalam proses budidaya padi dan dikeluh
kesahkan para petani yaitu perubahan iklim yang tidak menentu, menurunkan
kesuburan tanah, dan hama atau penyakit tanaman padi (Pusparini & Suratha, 2018).
Budidaya padi memang juga merugikan dengan adanya hama dan penyakit,
salah satunya tikus (Rattus argentiventer) (Sipayung dkk, 2018). Kerugian yang
diakibatkan oleh tikus bervariasi tergantung populasi tikus yang ada di persawahan.
Kebanyakan dari petani yang mengalami kerugian karena tikus menggasak padi
85
sampai rata dengan tanah. Hama tikus memiliki sifat adaptasi yang tinggi sehingga
hewan ini mudah tersebar. Tempat berlindung dan berkembangbiak tikus yaitu
terowongan bawah tanah yang dibuat sendiri. Tikus menyerang padi petani pada
malam hari agar tidak diketahui para petani. Salah satu predator alami yang bersifat
nokturnal untuk menekan populasi tikus yaitu burung hantu. Penggunaan burung
hantu tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, meningkatkan efesiensi waktu
kerja petani, dan tidak memerlukan tenaga dan biaya yang besar (Sipayung dkk,
2018). Makanan burung hantu yaitu binatang-binatang kecil seperti tikus, kodok,
kelinci, serangga, dan lain-lain (Supriyadi & Yanuartono, 2019). Burung hantu
memiliki kemampuan yang luar biasa, sistem penglihatan yang jeli, sistem
pendengaran yang tajam, paruh dan cakar yang kuat, serta kemampuan terbang
yang senyap (Sukmawati dkk, 2017). Buurng hantu berburu pada malam hari tepat
setelah matahari terbenam dan dapat berburu sepanjang malam jika sedang
mengasuh anak (Hadi, 2008). Metode pemanfaatan burung hantu ini dengan cara
membuat tempat atau rumah buat burung hantu yang diletakkan di area persawahan
warga. Rumah tersebut ditempati oleh burung hantu dan burung hantu tersebut dapat
menjaga area persawahan warga di dusun Cepitan, kecamatan Nanggulan,
kabupaten Kulon Progo. Rumah burung hantu yang telah dihuni burung hantu dapat
menurunkan kerugian produksi padi. Selain itu, dengan adanya pemasangan rumah
burung hantu pada wilayah yang mempunyai tingkat serangan tikus tinggi dapat
bersinergi dengan baik guna mengendalikan populasi tikus dalam jangka Panjang.
Pola musim tanam padi dan bukan musim tanam padi dijalankan dan
dikembangkan petani untuk mengurangi perkembangan populasi tikus di wilayah
tersebut. Oleh karena itu, penggunaan rumah burung hantu di persawahan dusun
Cepitan memiliki peranan penting secara alami untuk menekan populasi tikus pada
musim tanam padi.
C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD
Ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem terbagi menjadi 2 macam, yaitu
ekosistem alamiah dan ekosistem buatan. Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang
diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia. Ekosistem persawahan
termasuk ekosistem buatan. Namun keanekaragaman hayati di sini terbatas, karena
bukan itu tujuan dari membuat ekosistem ini. Contohnya adalah sawah.
Pada ekosistem persawahan terdapat rantai makanan yaitu antara padi, hama
tikus, dan burung hantu. Padi menjadi produsen, tikus menjadi konsumen 1 dan burung
86
hantu menjadi consumen puncak.
Gambar 3
D. Daftar Pustaka
Supriyadi, S. N., & Yanuartono, O. P. A. (2019). Penerapan Teknologi Pengendalian
Hama Tikus di Desa Jaten, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten.
SENADIMAS.
Putri, F. D., Churiyah, M., Prayogo, I., & Harimurti, K. (2020). STRATEGI
PENEKANAN POPULASI TIKUS DENGAN RUBUHA (RUMAH BURUNG
HANTU) DI PERSAWAHAN DESA PLUMPANG LAMONGAN. Jurnal
Abditani, 3(2), 74-79.
Pusparini, M. D., & Suratha, I. K. (2018). Efektivitas Pengendalian Hama Tikus pada
Tanaman Pertanian dengan Pemanfaatan Burung Hantu di Desa
Wringinrejo Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa
Timur. Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, 6(2).
Nurdyansyah, N. (2018). Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pelajaran IPA
Materi Komponen Ekosistem. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
87
Karitas, D. P. (2017). Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
88
POPULASI HEWAN DI PANTAI SADENG
Oleh: Yunita Dwi Ariningsih
2020015061
A. Analisis Situasi
Pantai Sadeng merupakan objek wisata pantai sekaligus pelabuhan perikanan
yang terletak di Girisubo, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai Sadeng
istimewa karena memiliki suatu sejarah, yaitu bahwa pada zaman dahulu Pantai
Sadeng merupakan muara dari Sungai Bengawan Solo. Sungai Bengawan Solo
Purba pernah mengalir ke pantaisadeng kira-kira sudah sekitar 4 juta tahun yang lalu,
namun kini telah berbalik arah ke utara ketika lempeng Australia di bawah Pulau Jawa
mengalami pergeseran yang mengakibatkan dataran Pulau Jawa bagian selatan
terangkat. Karena terangkatnya dataran ini, arus sungai Bengawan Solo Purba yang
seharusnya mengalir ke selatan jawa akhirnya tidak bisa melewati jalur yang ada.
Berdasarkan paparan diatas, saya tertarik untuk membahas populasi hewan
yang ada dipantai sadeng. Populasi hewan yang dimaksud diantaranya adalah
populasi kepiting pantai dan populasi bulu babi. Berikut adalah dokumentasi
mengenai Pantai Sadeng.
(Gambar 1. Pemandangan Pantai Sadeng yang diakses dari
https://www.genjosholiday.com/pantai-sadeng/)
89
(Gambar 2. Foto area berpasir Pantai Sadeng)Penjelasan Konsep IPA
Menurut (unpas) dalam biologi populasi adalah sekumpulan individu dengan
ciri-ciri yang sama (spesies) yang hidup di tempat yang sama dan memiliki
kemampuan bereproduksi di antara sesamanya. Populasi suatu spesies adalah
bagian dari suatu komunitas.
Menurut ( Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017) Populasi adalah
kumpulan individu sejenis yang menempati suatu daerah tertentu. Contoh, di sebuah
kolam, terdapat populasi ikan, populasi tumbuhan teratai, dan populasi lumut.
Di Pantai Sadeng terdapat populasi hewan kecil-kecil yang sering dijumpai,
diantaranya adalah kepiting pasir dan bulu babi. Kepiting pasir bisa dijumpai di kubus
pemecah ombak. Kepiting bersembunyi dibalik kubus-kubus itu. Sedangkan bulu
babi sangat mudah dilihat saat air laut surut.
B. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD
Materi mengenai populasi merupakan materi kelas 5 Sekolah Dasar. Hal ini
dibuktikan dengan buku Tema 5 (Ekosistem). Dalam buku Tema 5 (Ekosistem)
terdapat 3 sub tema dengan masing-masing kompetensi dasar IPA-nya adalah sebagai
berikut;
1. 3.5. Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem dan jaring-jaring
makanan di lingkungan sekitar.
2. 4.5 Membuat karya tentang konsep jaring-jaring makanan dalam suatu
ekosistem.
Kepiting di Pantai Sadeng memiliki ukuran yang kecil, sekitar 1-2 ruas jari
kelingking. Mereka biasanya bergerombol di area kubus pemecah ombak. Kepiting
pasir yang ada di Pantai Sadeng memiliki warna hitam gelap. Sehingga, terkadang
tidak terlihat karena sama dengan warna kubus pemecah ombak.
Menurut (Mashar & dkk, 2014) Pantai berpasir Indonesia merupakan salah satu
daerah sebaran kepiting tersebut, diantaranya pesisir barat Sumatera, pantai selatan
Jawa, dan Maluku. Kepiting pasir memiliki beberapa peran ekologis cukup penting di
daerah intertidal, diantaranya sebagai makanan bagi hewan pantai dan sebagai
bioindikator pencemaran pestisida atau DDT, tumpahan merkuri, dan indikasi
kandungan asam domoik.
90
(Gambar 3. Kepiting yang ada di Pantai Sadeng)
Populasi hewan dominan kedua yang berada di Pantai Sadeng adalah Bulu babi. Bulu
babi mudah dijumpai ketika air laut sedang surut. Terdapat beragam jenis bulu babi yang
ada di Pantai Sadeng.
Menurut (Toha, 2007) Bulu babi adalah hewan Avertebrata laut yang kaya manfaat.
Organisme yang tergolong dalam kelas Echinoidea ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber
pangan bergizi, berguna dalam ekologi, dan bernilai ekonomis penting. Bulu babi juga
berfungsi sebagai organisme hiasan dan digunakan dalam bidang kesehatan untuk
pengobatan penyakit. Bulu babi tersebar di hampir semua zone lautan. Hewan dalam filum
Echinodermata ini sangat beragam. Diketahui ada sekitar 800 spesies bulu babi di dunia.
Keragaman genetik bulu babi sangat tinggi. Hal ini dilihat dari Deoxyribo Nucleic Acid
mitokondria (mtDNA) dan atau DNA inti (nDNA) antarfamili atau spesiesbulu babi.
Berdasarkan keragaman tersebut diketahui tidak ada dua organisme dari spesies sama yang
benar-benar serupa, karena setiap spesies memiliki materi genetiknya sendiri-sendiri. Dalam
istilah genetik, spesies adalah polimorfis.
(Gambar 4. Bulu babi yang ada di Pantai Sadeng)
C. Daftar Pustaka
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Ekosistem. Jakarta:
Kementeriandan Kebudayaan.
91
Mashar, A., & dkk. (2014). Diversitas dan Kelimpahan Kepiting Pasir di Pantai Selatan
JawaTengah. Ilmu Kelautan, 224.
Toha, A. H. (2007). Keragaman Genetik Bulu Babi (Echinoidea). Biota, 131.
unpas.(n.d.).Retrievedfrom
http://repository.unpas.ac.id/10712/5/BAB%20II.pdf
92
CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DI
DESA KEBONAGUNG
Oleh: Panji Fajar Bagus Prasetio
NIM. 2020015062
A. Analisis Situasi
Gambar 1. Lokasi Desa
Desa Kebonagung merupakan salah satu desa yang terletak di Jalan
Sambisari, Tridadi, Sleman, Yogyakarta (DIY). Jarak desa Kebonagung dengan
kelurahan Tridadi yaitu sekitar 2,4 km, jarak ke ibukota kabupaten Sleman sekitar 2
km, dan jarak ke ibukota provinsi DIY sekitar 6,5 km. Sumber daya manusia di desa
Kebonagung memiliki sikap atau tata karma yang sangat baik untuk dijadikan sebuah
pelajaran atau pedoman. Dilihat dari segi profesi, warga desa Kebonagung memiliki
pekerjaan yang sangat beraneka ragam mulai dari juru parkir, petani, peternak,
penjahit, pemijat, berdagang, guru, dan masih banyak lagi. Pemuda Pemudi di desa
Kebonagung juga berpasitipasi aktif dalam kegiatan atau pengorganisasian, seperti
karang taruna dan RISMA.
Selain itu, desa Kebonagung juga memiliki sawah-sawah yang hijau dan
kandang ternak yang dapat menjadikan sebagai sarana dalam pembelajaran IPA,
karena peserta didik dapat melihat dan mempraktikkannya secara langsung dalam
kehidupan sehari-hari. Hal paling mencolok yang ada di sekitar tempat tinggal saya
yaitu makhluk hidup yang beraneka ragam. Mulai dari manusia, hewan dan tumbuhan.
Dengan kondisi lingkungan yang sehat dan cocok, menjadikan desa Kebongung
sebagai desa yang memiliki keanekaragaman makhluk hidup yang banyak.
Dari banyaknya keanekaragaman makhluk hidup dari desa Kebonagung ini, mereka
juga memiliki ciri khususnya. Dengan adanya ciri khusus pada makhluk hidup dapat
93
membuat makhluk hidup untuk bertahan hidup di habitatnya atau tempat tinggalnya.
Warga desa Kebonagung yang memiliki hewan peternak (seperti ayam, sapi, kambing)
dan memelihara tumbuh-tumbuhan (seperti anggur, kelapa muda, rambutan) dapat
menjadikan hal tersebut sebagai bisnis dan usaha yang menguntungkan bagi mereka.
B. Penjelasan Konsep IPA
Makhluk hidup yang berada di desa Kebonagung memilki berbagai cirikhas-
cirikhasnya tersendiri demi keberlangsungan hidupnya. Ciri khas makhluk hidup sudah
ada secara alami sejak mereka hidup di bumi. Makhluk hidup juga akan berdampingan
dengan benda-benda yang tak hidup (benda mati). Yang hampir memilki cirikhas yang
sama seperti bola yang bergerak karena tertiup oleh hembusan angin, yang dimana
bergerak merupakan salah satu ciri khusus dari makhluk hidup. Menurut (Yani , Uslan,
Mahfud, Ihwan, Jannah, & Ernawati, 2021) menjelaskan bahwa terdapat perbedaan
dari ciri khusus makhluk hidup dengan benda mati sebagai berikut :
1. Makhluk Hidup Membutuhkan Nutrisi
Pada dasarnya nutrisi merupakan kebutuhan esensial yang digunakan oleh
makhluk hidup baik hewan maupun tumbuhan dalam melakukan setiap
aktifitasnya. Nutrisi adalah substansi organic yang kemudian diproses dalam
tubuh makhluk hidup untuk memperoleh energi. Hewan memperoleh nutrisi atau
makanan dari makhluk hidup lain sedangkan tumbuhan dapat membuat makanan
(nutrisi) sendiri atau biasanya yang sering kita sebut dengan fotosintesis.
2. Makhluk Hidup Bernapas
Nutrisi yang diperoleh oleh makhluk hidup kemudian akan dipecah untuk
memeroleh energy sehingga makhluk hidup dapat melakukan aktifitasnya. Proses
tersebut dilakukan melalui respirasi (bernapas). Namun tidak semua pernapasan
makhluk hidup membutuhkan oksigen seperti pada bakteri anaerob yang hidup
pada lingkungan dengan kadar oksigen yang rendah atau hanya mengandung
sedikit oksigen.
3. Makhluk Hidup Bergerak
Pada dasarnya semua makhluk hidup mampu untuk bergerak, baik itu hewan,
tumbuhan atau mikroorganisme. Berbeda dengan gerak batu yang
menggelinding, gerakan yang dilakukan oleh makhluk hidup selalu membutuhkan
energi melalui proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh. Namun gerakan
pada tumbuhan relative agak sulit untuk dilihat karena tumbuhan tidak memilki
alat gerak. Gerak pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi gerak higroskopis
(gerak yang diakibatkan adanya perbedaan kadar air), gerak etionom (gerak
94
akibat adanya rangsangan dari luar), dan gerak endonom (gerak akibat
rangsangan dari dalam).
4. Makhluk Hidup Mengeluarkan Zat Sisa (Eskresi)
Eksresi dapat didefinisikan sebagai proses pembuangan limbah metabolisme
atau zat berlebihan dari dalam tubuh makhluk hidup. Zat sisa metabolisme
tersebut dikeluarkan karena dapat meracuni sel. Contoh zat sisa yang dikeluarkan
oleh hewan diantaranya keringat, urin, dan karbondioksida. Sedangkan tumbuhan
zat sisa yang diantaranya oksigen, karbondioksida, uap air melalaui proses
fotosintesis, respirasi dan gutasi.
5. Makhluk Hidup Tumbuh dan Berkembang
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses bertambahnya ukuran suatu
makhluk hidup yang sifatnya irreversible (tidak dapat kembali ke ukuran semula).
Sedangkan perkembangan mengacu pada suatu proses menuju pencapaian
kedewasaan. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif sedangkan
perkembangan hanya dapat diukur secara kualitatif.
6. Makhluk Hidup Dapat Merasakan dan Menanggapi Rangsangan (iritabilitas)
Iritabilitas merupakan kemampuan makhluk hidup untuk merasakan dan
menanggapi rangsangan baik yang berasal dari dalam atau luar tubuh makhluk
hidup.
7. Makhluk Hidup Dapat Bereproduksi
Reproduksi dapat diartikan sebagi makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunannya baik secara seksual maupun aseksual. Hal ini sangat penting bagi
makhluk hidup agar bisa mempertahnkan jenisnya di alam.
95
Gambar 2. Peternakan Sapi Gambar 3. Ayam Mencari Makan
Gambar 4. Kucing Makan Gambar 5. Berbabgai macam flora
Keanekaragaman hayati merupakan varasi atau perbedaan bentuk-bentuk makhluk
hidup, meliputi perbedaan pada tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, materi
genetik yang di kandungnya, serta bentuk-bentuk ekosistem tempat hidup suatu
makhluk hidup (Ridhwan, 2012). Jika dilihat lebih lanjut, terdapat beberapa fauna yang
ada di lingkungan sekitar saya seperti species unggas. Yang terdiri dari ayam,burung,
entok, dan bebek. Untuk fauna yang species mamalia yaitu ada kucing, anjing, sapi,
dan kambing. Flora yang ada di lingkungan desa saya juga beragam jenis mulai dari
pohon pisang, pohon rambuta, anggrek, jambu, dan lain sebagainya.
Tumbuhan, hewan dan mikroorganisme penghuni bumi ini, saling berinteraksi didalam
lingkungan fisik suatuekosistem, merupakan fondasi bagi pembangunan
berkelanjutan. Sumber daya hayati dari kekayaan kehidupan ini mendukung
kehidupan manusia dan memperkaya aspirasi serta memungkinkan manusia untuk
beradaptasi dengan peningkatan kebutuhan hidupnya serta perubahan lingkunganya
(Siboro, 2019).
Gambar 6. Pohon Pisang Gambar 7. Pohon Pepaya
C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD
96