The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku proyek 1 IPA Terpadu SD hasil observasi dari mahasiswa kelas 4B semester 4, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
Buku Proyek 1 IPA Terpadu SD ini yang berjudul "Pendidikan IPA di Lingkungan Tempat Tinggalku" telah selesai kami buat secara semaksimal dan sebaik mungkin agar menjadi manfaat bagi pembaca yang membutuhkan informasi dan pengetahuan mengenai keterkaitan lingkungan sekitar dengan konsep IPA terpadu.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nurummaulaliafathra, 2022-04-15 13:01:06

Pendidikan IPA di Lingkungan Tempat Tinggalku

Buku proyek 1 IPA Terpadu SD hasil observasi dari mahasiswa kelas 4B semester 4, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
Buku Proyek 1 IPA Terpadu SD ini yang berjudul "Pendidikan IPA di Lingkungan Tempat Tinggalku" telah selesai kami buat secara semaksimal dan sebaik mungkin agar menjadi manfaat bagi pembaca yang membutuhkan informasi dan pengetahuan mengenai keterkaitan lingkungan sekitar dengan konsep IPA terpadu.

Keywords: #ipa #pgsd #ipaterpadu #ipaterpadusd

Materi mengenenai makhluk hidup dipelajari di jenjang kelas III SD
pada semester I dan semester II. Pembelajaran IPA SD yang berkaitan dengan
materi ini dapat dilakukan dengan cara mengamati, mengenali, dan
eksperimen. Peserta didik megamati ciri khusus makhluk hidup, flora, dan
fauna yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Kemudian setelah mengamati,
peserta didik dapat mengenali hal-hal tersebut lebih jauh. Setelah peserta didik
mengenelai, mereka dapat bereksperimen dengan menananam sebuah
tumbuhan di sekitar lingkungannya dan akan menjadikan nilai lebih jika
tanaman tersebut subur dan membuahkan hasil (seperti menanam kecambah,
cabai, jambu, dan lain sebagainya).
D. Daftar Pustaka
Ridhwan, M. (2012). TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN
PEMANFAATANNYA DI INDONESIA. Jurnal Biology Education.
Siboro, T. D. (2019). MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI TERHADAP
LINGKUNGAN. JURNAL ILMIAH SIMANTEK.
Yani , A., Uslan, Mahfud, Ihwan, Jannah, N., & Ernawati. (2021). Konsep Dasar IPA
Biologi Untuk Mahasiswa PGSD. Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.

97

OBSERVASI SUMBER MATA AIR DI DUSUN BUTUHAN SENDANGREJO MINGGIR
Oleh : Taufiq Hidayat
NIM : 2020015063

A. Analisis Situasi
Objek yang saya observasi yaitu sumber mata air yang berada di Butuhan,

Sendangrejo, Minggir, Yogyakarta. Tempatnya sunyi karena dikelilingi pohon bambu
dan beringin. Untuk sekarang sudah didirikan banguna di atasnya layaknya kamar
mandi umum tetapi dibelakangnya terdapat penampungan air tempat sumber air.
Sumber air ini masih digunakan warga untuk kepermuan minum, mandi, dan cuci
kakus setiap harinya. Kondisinya sekarang berbeda dengan dahulu yang masih
bersih dan asri sebelum didirikan bangunan diatasnya, sekarang suber air cenderung
kotor dan tidak terawat. Permukaan air pada sumber air di penuhi kotoran dan
dedaunan.

Sumber mata air

Penampungan A9i8r

Penampung Air bagian dalam (bak)

B. Penjelasan Konsep IPA
Air merupakan sumber penghidupan bagi manusia, baik digunakan untuk memenuhi

kebutuhan dasar sebagai air minum dan kebutuhan pokok lain maupun untuk menjaga
keberlangsungan sumber mata pencahariannya untuk pengairan (irigasi) pertanian. Oleh
karenanya, air tidak boleh hanya dipandang sebagai entitas sumber daya alam semata,
namun ia juga memiliki fungsi dan manfaat yang signifikan bagi kehidupan umat manusia.

Dengan demikian, pengelolaan sumber daya air yang tepat dan serius serta mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat mutlak diperlukan (Fakhrina, 2013). Telah dilakukan
observasi lapangan dan diketahui bahwa bahwa tata kelola sumber air bersih di desa
sangat diperlukan guna menjadikan suatu desa menjadi mandiri (Marfai dan Cahyadi,
2017). Mata air merupakan pemunculan air tanah ke permukaan tanah.

Pemanfaatan mata air sangat beragam, antara lain penggunaan untuk keperluan air
minum dan mandi warga sehari-hari. Mata air mempunyai debit terbatas, namun
kualitasnya baik, penggunaannya beragam, hal tersebut sering terjadi konflik
pemanfaatan. Di saat musim kemarau, beberapa mata air merupakan sumber air satu-
satunya di suatu tempat, sehingga pengelolaannya harus dilakukan secara baik. kondisi
lingkungan dan karakteristik mata air, pengetahuan masyarakat dan budaya lokal yang
beragam akan berpengaruh terhadap pengelolaanmata air.

Perkembangan teknologi tidak dapat diabaikan dalam pengelolaan sumber daya air.
Hal ini dapat dipadukan dengan budaya masyarakat setempat dalam pengelolaan mata
air, sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal dan kesinambungan fungsi dan
manfaat mata air tersebut.

99

C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD
Konsep tersebut berkaitan dengan materi pembelajaran IPA SD kelas 5 tema 8

Lingkungan Sahabat Kita subtema 1 pembelajaran 2 yaitu siklus air. Siklus air atau siklus
hidrologi adalah siklus yang terjadi pada air dari atmosfer ke bumi lalu kembali ke
atmosfer lagi melalui tahapan kondensasi, presipitasi, evaporasi transpirasi dan infiltrasi.
Siklus ini selalu terjadi tanpa henti dan tidak memiliki akhir, jadi siklus ini akan selalu
terjadi berulang-ulang. Panas matahari menyebabkan air mengalami evaporasi yang
berarti berarti penguapan air.

Proses transpirasi adalah penguapan air dari tumbuhan. Proses siklus air diantaranya
: Evaporasi (penguapan), Transpirasi (penguapan dari tumbuhan), Kondensasi (hujan,
kabut), Prespitasi (pengembunan), dan Infiltrasi (peresapan). Dari sini kita bisa menarik
kesimpulan bahwa air yang ada di permukaan Bumi jumlahnya tetap dan tidak berkurang
sedikitpun.

Ilustrasi proses evaporasi-transpirasi-kondensasi-prespitasi-infiltrasi

D. Daftar Pustaka
Aurita, R. P. (2017). Karakteristik Mata air Kaki Lereng Gunung Merapi dan
Pemanfaatannya di Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Geomedia: Majalah
Ilmiah dan Informasi Kegeografian, 15(1).
Fakhrina, A. (2013). Pengelolaan Sumber Daya Air di Dukuh Kaliurang. Jurnal Penelitian,
9(1).
Mas'ud, M. P. (2017). Pengelolaan Sumber Daya Air Untuk Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat di Desa Karangrejo Dusun Gutean Kecamatan Purwosari Kabupaten
Pasuruan. Engagement, 1(1), 1-13.

100

Pustaka, P. M. (2018). Tematik Terpadu SD/MI Kelas 5 Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita.
In Pembelajaran 2 Subtema 1 (pp. 8-12).

101

CARA MENANGGULANGI PENCEMARAN AIR SUNGAI
Oleh: Annisa Indria K
NIM. 2020015064

A. Analisis Situasi
Obyek yang saya amati adalah sungai belakang rumah yang berada di Mancasan Tambakrejo Tempel

Sleman. Suasana sungai sangat sejuk karena banyak pepohonan,namun juga sangat sepi dan sunyi karena
jarang di kunjungi masyarakat. Sungai ini dikelilingi oleh persawahan dan pepohonan lebat. Di sekitar
sungai,terdapat sampah dan dedaunan jatuh.

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3 Gambar 4

102

Gambar 5

B. Penjelasan Konsep IPA
Perairan merupakan suatu ekosistem yang kompleks sebagai habitat dari semua jenis makhluk hidup,

mulai dari ukuran mikro hingga makro. Perairan yang alami memiliki sifat yang dinamis dan aliran energi yang
kontinu selama sistem didalamnya tidak mengalami gangguan atau hambatan seperti pencemaran (Lukman,
2006). Menurut Nugroho (2006), pencemaran air dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman organisme
perairan seperti benthos, perifiton, serta plankton. Hal ini menyebabkan sistem ekologis perairan dapat
terganggu. Secara mudah air tercemar dapat dilihat dengan mudah, melalui kondisi fisik air, misalnya dilihat dari
tingkat kekeruhan, warnanya yang transparan dan tembus cahaya,atau dari baunya yang menyengat hidung.
Air tercemar juga dapat diketahui dari matinya atau terganggunya organisme perairan, seperti ikan, tanaman, dan
hewan-hewan yang berhubungan dengan air terebut (Herlambang, 2006). Menurut Peraturan Pemerintah NO.
82/2001, pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen
lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD
Konsep tersebut berkaitan dengan materi pembelajaran Ipa SD kelas 5 yaitu rantai makanan di sungai.

Rantai makanan di sungai adalah salah satu ekosistem yang ada di perairan yang sungai yang sangat luas dalam
permukaan yang tinggi dengan beberapa kandungan, sehingga makhluk sungai akan terjadi penguapan terhadap
iklim tropis yang sangat besar karena memiliki suhu yang tinggi dalam bentuk organisme.

103

Gambar 6
D. Daftar Pustaka
Trie M. Sunaryo, Tjoek Waluyo dan Aris Harnanto, Op.Cit, hlm. 1,Ibid, hlm. 19
Muhammad Erwin, Hukum Lingkungan dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup,
Refika Aditama, Bandung, 2009, hlm. 8-9.
M. Hadin Muhjadi, Hukum Lingkungan Indonesia; Sebuah Pengantar untuk Konteks Indonesia, Genta
Publishing, Yogyakarta, 2015, hlm. 4-6.

104

PEMANFAATAN AIR PARIT UNTUK BUDIDAYA TANAMAN CABAI DI DUSUN
DHUKU, JAMBIDAN, BANGUNTAPAN, BANTUL, YOGYAKARTA
Oleh: Syefira Fahru Nabila
NIM. 2020015065

A. Analisis Situasi
Dusun Dhuku merupakan salah satu dusun yang

terletak di desa Jambidan, Kecamatan Banguntapan,
Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Jarak dusun Dhuku dengan
kecamatan Banguntapan sekitar 5,8 km, jarak ke kabupaten
Bantul sekitar 11 km dan jarak ke provinsi DIY sekitar 10 km.

Gambar 1. Lokasi Dusun Dhuku dari pusat Kota Yogyakarta
Di pojok dusun Dhuku terdapat lahan luas milik warga

setempat yang diolah menjadi sawah dan ladang. Sebagian
warga di sini bermata pencaharian sebagai petani. Sawah
ditanami padi sedangkan ladang ditanami cabai serta sayuran
lainnya seperti sawi, timun, kacang panjang, dll.

Gambar 2. Sawah berdekatan dengan ladang
105

Cabai yang identik dengan rasa pedas sudah menjadi
salah satu komponen bumbu dalam setiap masakan. Hampir di
setiap masakan asli di setiap nusantara pasti memakai cabai.
Hampir semua rumah tangga mengonsumsi cabai setiap hari
sebagai pelengkap dalam hidangan keluarga sehari-hari. Di
samping itu produktivitas cabai sangat tinggi dan dikarenakan
waktu yang dibutuhkan untuk penanaman relatif singkat,
sehingga nilai ekonomi cabai cukup tinggi (Muhajir Babara
Dallimunthe, 2016). Mengingat pentingnya peran cabai untuk
kebutuhan bahan masakan setiap harinya, beberapa petani
memilih menanam cabai di ladang mereka. Selain digunakan
untuk kebutuhan pribadi, petani juga menjual hasil panen
mereka ke pedagang sayur terdekat.

Gambar 3. Ladang Cabai
Letak ladang ini berdekatan dengan parit sehingga

petani memanfaatkan keberadaan air parit untuk perairan
ladang, lebih tepatnya untuk menyirami tanaman cabai. Karena
untuk perairan di ladang berbeda dengan perairan sawah yang
ditanami padi. Jumlah air yang digunakan untuk perairan ladang
lebih sedikit dibanding dengan perairan sawah. Seorang anak
bisa mempelajari IPA dari proses budidaya tanaman cabai.

106

Gambar 4. Parit yang digunakan untuk perairan

B. Penjelasan Konsep IPA
Pada budidaya tanaman cabai dengan pemanfaatan air

parit sebagai perairan, seseorang dapat mempelajari banyak
pengetahuan IPA mulai dari peran air bagi kehidupan
tumbuhan, cara perkembangbiakan tumbuhan, struktur dan
fungsi tumbuhan, dll. Tumbuhan merupakan makhluk hidup
yang berperan dalam menyediakan oksigen (O2), karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, dan mineral bagi manusia serta
berbagai jenis hewan yang ada di bumi. Oksigen dibutuhkan
oleh manusia dan hewan untuk proses pernapasan; karbohidrat
dan lemak sebagai sumber energi; protein sebagai zat
pembangun tubuh; vitamin dan mineral berfungsi membantu
reaksi-reaksi dalam tubuh (Siti Zubaidah, 2017:106). Karena itu
tumbuhan disebut makhluk hidup yang memiliki penting bagi
kehidupan makhluk hidup lainnya. Tumbuhan mampu
menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis
dengan bantuan sinar matahari dan air.

Petani memanfaatkan keberadaan parit di seberang
ladang untuk menyirami tanaman cabai. Air memiliki banyak
manfaat salah satunya dalam proses pertumbuhan tanaman
cabai ataupun dalam proses fotosintesis tumbuhan. Selain itu

107

air juga dapat menjaga kelembaban tanaman cabai agar tidak
layu. Kelebihan penyerapan air pada tanaman diatasi dengan
cara membuka stomata untuk melakukan penguapan. Stomata
adalah celah kecil pada epidermis daun yang berfungsi sebagai
tempat pertukaran karbon dioksida dan oksigen hasil
fotosintesis. Stomata akan membuka untuk melakukan
penguapan air, namun akan menutup untuk menghemat air pada
kondisi lingkungan yang kering. Air yang mengantarkan unsur
mineral ke daun, akan ikut menguap seiring dengan terbukanya
stomata. Namun air tersebut akan digantikan kembali oleh
penyerapan air pada akar. Inilah yang disebut sebagai siklus
transpor air berkelanjutan. Dilansir dari Nature, selain untuk
proses fotosintesis, air juga berfungsi sebagai pelarut polar. Air
dapat melarutkan nutrisi atau unsur hara atau mineral yang
diserap oleh akar. Air juga berfungsi dalam transpor mineral.
Dengan melawan gravitasi, air mengantarkan mineral dari
bawah ke atas, bahkan ke pucuk pohon yang sangat tinggi. Hal
ini bisa terjadi karena ikatan hidrogen pada air dapat
mempertahankan tekanan air di dalam saluran angkut tumbuhan
(Utami,2020).

Gambar 5. Proses Fotosintesis
(sumber :

https://pbs.twimg.com/media/DjPNv8XU0AA5cgP.jpg )

C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD

108

Keterkaitan konsep analisis dengan materi
pembelajaran atau kurikulum IPA di Sekolah Dasar adalah
berkaitan dengan materi fotosintesis. Fotosintesis adalah
proses pembuatan energi atau zat makanan/glukosa yang
berlangsung atas peran cahaya matahari (photo = cahaya,
synthesis= proses pembuatan/pengolahan) dengan
menggunakan zat hara/mineral, karbondioksida dan air.
Makhluk hidup yang mampu melakukan fotosintesis adalah
tumbuhan, alga dan beberapa jenis bakteri. Fotosintesis sangat
penting bagi kehidupan di bumi karena hampir semua makhluk
hidup bergantung pada energi yang dihasilkan oleh proses
fotosintesis. Yang dibutuhkan tumbuhan saat fotosintesis
adalah air, karbondioksida, cahaya sebagai sumber energi.
Fungsi Fotosintesis sebagai berikut.
a) Fungsi utama fotosintesis untuk memproduksi zat makanan
berupa glukosa. Glukosa menjadi bahan bakar dasar
pembangun zat makanan lainnya, yaitu lemak dan protein
dalam tubuh tumbuhan. Zat-zat ini menjadi makanan bagi
hewan maupun manusia. Oleh karena itu, kemampuan
tumbuhan mengubah energi cahaya (sinar matahari) menjadi
energi kimia (zat makanan) selalu menjadi mata rantai
makanan.
b) Fotosintesis membantu membersihkan udara, yaitu mengurangi
kadar CO2 (karbondioksida) di udara karena CO2 adalah bahan
baku dalam proses fotosintesis. Sebagai hasil akhirnya, selain
zat makanan adalah O2 (Oksigen) yang sangat dibutuhkan
untuk kehidupan. Kemampuan tumbuhan berfotosintesis
selama masa hidupnya menyebabkan sisa-sisa tumbuhan yang
hidup masa lalu tertimbun di dalam tanah selama berjuta-juta
tahun menjadi batubara menjadi salah satu sumber energi saat
ini.

Proses Fotosintesis
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung dari

senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan
gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini

109

berasal dari fotosintesis. Berikut ini adalah persamaan reaksi fotosintesis yang menghasilkan
glukosa.

Gambar 6. Proses Fotosintesi ( sumber :
https://images.app.goo.gl/7cFV5cv9FwHF8voN6 )

Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang
disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada
tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut
kloroplas.klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam
fotosintesis.

Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna
hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi
dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang
disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas
setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan
epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil,
tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.
Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang
bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar
Matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.

110

D. Daftar Pustaka

Muhajir Babara Dalimunthe, A. E. (2016). Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap
Pemberian Pupuk Organik Pada Berbagai Media Tanam.
Medan. Dipetik Maret 10, 2022, dari
https://ojs.uma.ac.id/index.php/agrotekma/article/view/109
7

Radengino. (2016, November 23). Pembelajaran 3 Tema 6
Subtema 3 Cara Hidup Manusia, Hewan, Dan Tumbuhan.
Diambil kembali dari Tematiku:
https://www.nidokna.com/2016/11/pembelajaran-3-tema-6-
subtema-3-cara.html

Siti Zubaidah, S. M. (2017). ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS
VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dipetik Maret 9, 2022, dari
http://repositori.kemdikbud.go.id/7018/1/buku%20siswa%2
0IPA%20semester%201.pdf

Utami, S. N. (2020, Oktober 9). Fungsi Air dalam Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan.

Dipetik Maret 10, 2022, dari KOMPAS.com:

https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/09/22332956

9/fungsi-air-dalam- pertumbuhan-dan-perkembangan-

tumbuhan?page=all#:~:text=Air%20berfungsi%20sebagai

%20bahan%20baku,ke%20daun%2

C%20tempat%20melakukan%20fotosintesis.

111

HAMA TANAMAN PADI DI KELURAHAN UMBULMARTANI
Oleh : Ariefanto Kurniawan
Nim : 2020015066

A. Analisis Situasi
Umbulmartani adalah salah satu kelurahan yang terdapat di wilayah

Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman Provinsi DIY. Kelurahan
Umbulmartani memiliki aksesibilitas yang baik, mudah dijangkau dan
terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya oleh jalur transportasi
jalan raya. Wilayah desa ini secara geografis berada di koordinat
07O40’42.7”LS - 07O43’00.9”LS dan 110O27’59.9”BT - 110O28’51.4”BT.
Dilihat dari topografi, ketinggian wilayah berada pada 275 m dari permukaan
air laut dengan curah hujan rata-rata 2225 mm/tahun, serta suhu rata-rata
adalah 19-20° C.

Gambar 1. Tempat lokasi
Kelurahan Umbulmartani sangat kaya akan potensi. Potensi tersebut
mencakup peternakan, pertanian, perkebunan, perikanan, sumber daya alam,
potensi ekonomi, sosial, budaya dan kelurahan Umbulmartani Kecamatan
Ngemplak dicanangkan sebagai salah satu Satuan Kawasan Pengembangan
(SKP) Kabupaten Sleman, dengan karakteristik daerah resapan air, pertanian
lahan kering, pendidikan tinggi dan perumahan dengan unggulan dan basis
pertanian dan pendidikan tinggi. (RP4D Kabupaten Sleman, 2000).

112

Di Kelurahan Umbulmartani juga terdapat areal persawahan yang hijau
dengan vegetasi yang khas. Gambar 2 menunjukkan pemandangan area
persawahan di Kelurahan umbulmartani.

Gambar 2. Lahan persawahan
Fungsi lahan sawah di kelurahan umbulmartani sendiri bagi kehidupan
masyarakat selain sebagai penghasil bahan pangan, juga merupakan salah
satu sumber pendapatan, tempat bekerja, tempat rekreasi, tempat mencari
ilmu, dan lain sebagainya.
B. Penjelasan Konsep IPA
Dengan mengamati hama pada tumbuhan kita dapat mempelajari
Interaksi. Di alam, pada umumnya suatu komunitas terdiri atas beberapa
populasi baik tumbuhan maupun hewan. Di antara individu tersebut akan
terjadi berbagai kemungkinan tipe interaksi biologis antara individu yang satu
dengan individu lainnya. Barkholder (1952, dalam Barbokerdkk; 1986)
Jenis-jenis interaksi antarorganisme :
1. Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda
jenis namun saling menguntungkan satu sama lain. Dalam hubungan ini,
artinya kedua organisme sama-sama tidak ada yang dirugikan. Kerugian bagi
keduanya justru adalah ketika simbiosis itu tidak dilakukan. Oleh karena itu

113

kehadiran makhluk hidup lain menjadi begitu penting bagi mereka yang
mengalami simbiosis jenis ini.

2. Simbiosis komensalisme adalah sebuah interaksi antara dua makhluk hidup
yang menguntungkan salah satu organisme, sementara organisme lain tidak
dirugikan dan tidak diuntungkan. Artinya, salah satu makhluk hidup akan
diuntungkan sementara makhluk hidup lain tidak terpengaruh.

3. Berbanding terbalik dengan simbiosis komensalisme, amensalime merupakan
hubungan antara dua makhluk hidup dimana satu pihak dirugikan sedangkan
pihak lain tidak dirugikan dan juga tidak diuntungkan (tidak terpengaruh apa-
apa).

4. Simbiosis parasitisme adalah ketergantungan yang terjadi ketika pihak yang
satu mendapat keuntungan namun merugikan pihak lainnya. Biasanya,
simbiosis parasitisme melibatkan organisme parasit seperti kutu, cacing,
jamur, bakteri, benalu dan lain-lain. Organisme parasit yang berukuran lebih
kecil dan dapat berkembang biak lebih cepat ini membutuhkan makhluk hidup
lain untuk kelangsungan hidupnya, baik itu untuk sekedar menjadi tepat tinggal
atau sumber makanan.

5. Simbiosis netralisme adalah simbiosis yang terjadi antara dua makhluk hidup,
dimana kedua makhluk hidup tersebut tidak dirugikan ataupun diuntungkan,
keduanya sangat netral.

Berikut kaitan/interaksi antara hama dengan tanaman padi :

1. Keong emas

Pada hama tumbuhan padi keong emas atau keong murbei {Pomacea
spp.) dari suku Ampullariidae merupakan keong air tawar pendatang dari
Amerika Selatan yang masuk ke Indonesia sekitar awal 1980-an dan
menjadi hama tanaman padi yang serius di Indonesia juga di Asia
Tenggara. Ribuan hektar semai padi, atau tanaman padi berumur muda
rusak dihamai oleh keong mas yang selama ini diidentifikasi sebagai jenis
Pomacea canaliculata. Faktor utama yang membuat keong mas sulit
diberantas adalah kemampuan adaptasinya yang tinggi sehingga dapat
hidup di berbagai tipe habitat. Selain itu tingginya daya reproduksi yang

114

ditandai dengan jumlah telur mencapai ± 8.700 butir per musim reproduksi
dan kemampuannya untuk bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang
kering (estivasi), juga menjadi alasan mengapa keong mas melimpah
jumlahnya di alam dan dikategorikan sebagai hama (Yusae/tf/.,2006).

Gambar 3. Keong sawah
Dalam interaksi antara mahkluk hidup siput dan padi merupakan
Simbiosis Parasitisme Karena Siput emas memakan batang tanaman padi
sampai habis. Tanaman padi sendiri mati ketika batang dikonsumsi oleh
keong emas.
2. Ulat padi
Begitu juga dengan ulat padi yang merupakan hama yang memiliki
hubungan simbiosis parasitisme karena ulat mengambil keuntungan dari
tumbuhan padi yaitu memakan daun padi dan mendapat tempat tinggal di
batang padi sedangkan tanaman padi akan menjadi rusak.

115

Gambar 4. Ulat padi
3. Belalang

Hubungan antara belalang dan padi adalah simbiosis parasitisme
karena belalang mendapatkan keuntungan dari padi yaitu sebagai bahan
makanan, sedangkan padi tidak mendapatkan keuntungan.

Gambar 5. Belalang
C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD

Materi mengenai interaksi antar mahkluk hidup dipelajari di kelas V/1
KD 3.3 yaitu Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem dan jaring-
jaring makanan di lingkungan sekitar.

116

Pembelajran IPA SD berkaitan dengan materi ini biasa dirancang
melalui pengamatan dan diskusi kelompok. Melalui pengamatan, seorang
anak bisa mengamati lingkungan sekitarnya, termasuk mengamati interaksi
hewan dengan lingkungannnya. Anak menganalisis tentang jenis-jenis
hubungan simbiosis pada makhluk hidup. Setelah itu guru dan siswa bisa
berdiskusi mengenai konsep IPA khusunya mengenai hubungan antar
makhluk hidup. Setelah itu siswa bisa menuangkan hasil pikirannya dengan
membuat gambar yang berisi tentang hubungan simbiosis makhluk hidup,
terdiri dari definisi tiap simbiosis, contoh dari masing-masing simbiosisi, dan
gambar yang sesuai dengan penjelasan tentang masing-masing simbiosis.
D. Daftar Pustaka
Isnaningsih, N. R., & Marwoto, R. M. (2011, April). KEONG HAMA Pomacea

DI INDONESIA: KARAKTER MORFOLOGI DAN
SEBARANNYA(MOLLUSCA, GASTROPODA: AMPULLARIIDAE)
[Snail Pest of Pomacea in Indonesia: Morphology and Its Distribution
(Mollusca,Gastropoda: Ampullariidae)]. Berita Biologi, 441-447.
RAMLAWATI, L, H., SAENAB, S., & YUNUS, S. R. (2017). SUMBER
BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB
VI EKOLOGI.

117

EKOSISTEM KEBUN KELAPA SAWIT
Oleh: Agnes Haka Muda
NIM. 2020015067

A. Analisis Situasi

Tehem-Tehem merupakan salah satu kampung di kecamatan talisayan
kabupaten Berau provinsi Kalimantan Timur.

Kampung Bumi jaya kecamatan talisayan merupakan salah satu
kampung yang warganya berpenghasilan atau bercocok tanam kebun kelapa
sawit. Bahkan dikampung ini terdapat perusahaan kelapa sawit yang sangat
besar yaitu PT.Tanjung Buyu Perkasa Plantation. Rata-rata mata pencaharian
atau pekerjaan warga yaitu menjadi pegawai swasta di perusahaan tersebut.

Gambar.1 Lokasi PT.TBP

Gambar.2 Perumahan karyawan
118

Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan unggulan utama
Tanaman yang terdiri dari minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit (KPO) ini
memiliki nilal ekonomis tinggi dan menjadi salah satu penyumbang devisa
negara yang terbesar dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya.
Hingga saat ini kelapa sawit telah diusahakan dalam bentuk perkebunan dan
pabrik pengolahan kelapa sawit hingga menjadi minyak dan produk turunannya
.Minyak kelapa sawit juga menghasilkan berbagai produk turunan yang kaya
manfaat sehingga dapat dimanfaatkan di berbagai industri. Mulai dari industri
makanan, farmasi, sampai industri kosmetik. Bahkan, limbahnya pun masih
dapat dimanfaatkan untuk industri mebel, oleokimia, hingga pakan ternak.
Dengan demikian, kelapa sawit memiliki arti penting bagi perekonomian di
Indonesia.

B. Penjelasan Konsep IPA

Kebun kelapa sawit memiliki fungsi dan manfaat bagi masyarakat. Kebun
sawit merupakan bagian dari paru-paru, mata rantai energi. diperoleh dari
model kesetimbangan gasifikasi yang dikembangkan untuk memfasilitasi
prediksi komposisi syngas dibandingkan dengan data eksperimen, (Atnaw et
al., 2014). Industri kelapa sawit telah menghasilkan sekitar 83 juta ton (berat
basah) Pelepah Kelapa Sawit setiap tahun dari produksi minyak sawit mentah
dan minyak inti yang tersedia. Sawit. Dengan demikian, berlimpah sebagai
agrowaste padat menciptakan masalah lingkungan dan pendekatan yang
menarik secara ekonomi diperlukan untuk memanfaatkan limbah OPF secara
efektif dan efisien, (Aina et al., 2016)

Indonesia merupakan negara produsen kelapa sawit terkemuka
dengan total luas perkebunan 12,5 juta hektar. Dari perkebunan Ini juga
menghasilkan limbah yang berlebihan dan biasanya dibiarkan sebagai limbah
di lingkungan alam atau menjadi pupuk di sekitar perkebunan. Menurut
Susanti dan Wijaya, (2019) pelepah Kelapa Sawit (OPF) yang membusuk,
daripada dibiarkan begitu sajalebih baik manfaatkan menjadi produk yang
bernilai ekonomi. Industri kelapa sawit telah menghasilkan sekitar 83 juta ton
(berat basah), dari sana diperoleh limbah Pelepah Kelapa Sawit (OPF) yang
cukup banyak. Dengan demikian, pelepah kelapa sawit yang tersedia
berlimpah sebagai agrowaste padat menciptakan masalah. Lingkungan dan

119

pendekatan yang menarik secara ekonomi diperlukan untuk memanfaatkan
limbah OPF secara efektif dan efisien.

Soloi & Hou, (2019) mengkaji potensi daun kelapa sawit untuk dijadikan
bahan baku sumber daya non kayu pada industri pembuatan kertas.

Rasat et al., (2011) menjadikan limbah pelepah kelapa sawit sebagai papan,
komposit Resin fenol dan urea formaldehida digunakan sebagai
pengikat.,

Luthfi et al., (2017) pelepah kelapa sawit dapat digunakan sebagai sumber
karbon potensial. Susanti et al., (2020) menjadikan limbah pelepah kelapa
sawit sebagai piring makan sebagai produk usaha kecil menengah, piring
yang bahan bakunya. Dari lidi pelepah kelapa sawit ini dapat menjadi. Manfaat
ekonomi tersebut, perkebunan sawit juga turut andil dalam pelestarian
lingkungan, seperti menghasilkan oksigen, membantu penyerapan karbon
dioksida, menambah stok biomassa, serta konservasi tanah dan air. Kebun
sawit yang di kelola dengan konsep ramah lingkungan dapat menjadi tempat
aman bagi satwa liar untuk bergerak mencari makan, dan tinggal untuk
sementara waktu ketika akan berpindah kekantung habitan yang lain. Di satu
sisi, kebun kelapa sawit bisa dikatakan sebagai ekosistem monokultur dengan
dominasi pohon kelapa sawit sebagai penyusun utamanya. Namun demikian,
bukan berarti bahwa kebun kelapa sawit ini tidak memiliki arti untuk satwa liar.
Walaupun tidak sebaik hutan alami yang lebih heterogen, kebun sawit masih
memberikan dukungan untuk satwa liar bertahan hidup. Beberapa spesies
predator mendapatkan keuntungan dengan berlimpahnya pakan, serta
tempat tinggal sementara. Beberapa spesies dari kelompok perimata dan
burung juga memanfaatkan kebun sawit sebagai habitatnya karena masih
tersedianya pakan seperti serangga, ikan yang hidup diparit-parit kebun sawit,
dan tanaman herba. Didalam perkebunan kelapa sawit, jenis ular ini banyak
di temukan. Umumnya mereka hidup dengan memangsa tikus, bajing dan
hewan kecil lainnya. Dengan sifat-sifat yang demilikinya ini secara tidak
langsung ular sanca ini membantu perkebunan untuk mengendalikan populasi
tikus.

120

Gambar 3. Rantai makanan di kebun kelapa sawit

Gambar.4 buah kelapa sawit

Gambar.5 janjang kosong
C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD

Ekosistem dan hubungan makhluk hidup merupakan materi kelas 5 SD
Kurikulum 2013. Sebagai salah satu muatan dalam tematik. Pada tema 5 kelas
5 SD memuat tentang ekosistem dan hubungan mahluk hidup. Pada tema ini

121

peserta didik diajak untuk mengenal ekosistem berkaitan dengan lingkungan
sekitar. Siswa juga diajak untuk mengenal rantai makanan makhluk hidup.

Bumi tempat kita tinggal ini terdiri dari berbagai macam makhluk hidup.
Satuan makhluk hidup ini membentuk suatu ekosistem. Ekosistem terbentuk
oleh dua komponen pokok, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik.

1. Komponen Biotik

Merupakan komponen yang terdiri atas beraneka ragam makhluk hidup.
Berdasarkan fungsinya, komponen biotik dalam suatu ekosistem dibedakan
atas produsen, konsumen, dan dekomposer atau pengurai.

2. Komponen Abiotik

Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri atas benda benda
tak hidup. Antara lain udara, air, tanah, suhu, kelembapan, tekanan. Udara,
mineral, dan cahaya matahari. Matahari merupakan salah satu komponen
abiotik.

Ekosistem adalah kesatuan interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannnya. Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekosistem
adalah suatu wilayah yang di dalamnya terdapat unsur-unsur hayati dan fisik
yang saling memengaruhi dan tidak bisa dipisahkan antara unsur yang satu
dengan unsur yang lain. Biasanya dalam ekosistem akan terjadi pertukaran
energi antara unsur unsur ekosistem itu sendiri.

Komponen biotik ini terdir dari beberapa macam, yaitu;

1. Produsen, yaitu makhluk hidup penghasil makanan, biasanya adalah
tumbuhan hijau yang mampu meghasilkan makanan sendiri;

2. Konsumen, yakni makhluk hidup yang sangat tergantung kepada hasil
makhluk hidup lain, karena tidak dapat meng hasilkan makanan sendiri;

3. Pengurai (decomposer), adalah mikroorganisme yang mampu
menguraikan makhluk hidup yang telah mati menjadi bahan anorganik,
contohnya jasad renik dan bakteri pengurai; Nonhayati (abiotik), yaitu
komponen fisik dan kimia yang mendukung kehidupan makhluk hidup,
misalnya air, udara, dan tanah.

122

Gambar.6 rantai makanan dikebun kelapa sawit
D. Daftar Pustaka

Sabri SE,MM, Melly Susanti, (2021). Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit
Dalam Mendukung Perekonomian Masyarakat Pedesaan. Media
Sains Indonesia, 202

A, Alprin (2020). Seri sains Ekosistem
IPA Biologi : jilid 1 Esis

123

ENCENG GONDOK DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF ENCENG GONDOK DI SUNGAI
CODE.

Oleh : Ersa Gita Lintang Kurnia
NIM. 2020015068

A. Analisis Situasi
Sungai ini berada di Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota

Yogyakarta. Jembatan Tungkak yang merupakan wilayah bagian tengah DAS Code.
Pada titik ini merupakan wilayah perkotaan dominan permukiman padat yang banyak
dihuni rumah penduduk namun masih terdapat aktivitas lain perdagangan dan toko. Pada
saat ini Sungai Code telah mengalami perubahan kondisi akibat pencemaran yang
ditimbulkan oleh berbagai kegiatan seperti industri, domestik ataupun pertanian.
Yang akan saya analisis berdasarkan konsep IPA yaitu dampak positif dan negatif enceng
gondok di sungai code.

B. Penjelasan Konsep IPA
Enceng gondok (Eichornia crassipes) merupakan tumbuhan air tawar yang dikenal

sebagai gulma. Tumbuhan ini banyak ditemukan di Indonesia khususnya di perairan. Enceng
gondok (Eichornia crassipes) menghasilkan bahan organik yang mempercepat proses
pendangkalan, juga mengurangi produksi ikan karena kerapatan tumbuhan menghalangi
masuknya sinar matahari ke dalam air, dan menghambat proses aerasi. Pertumbuhannya
sangat cepat dan menimbulkan berbagai masalah.
Enceng gondok (Eichornia crassipes) merupakan tanaman yang hidup mengapung di air dan
kadang – kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 – 0,8 meter. Tidak mempunyai

124

batang, daunnya tunggal, dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal
tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya
termasuk bunga majemuk berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk
bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya
merupakan akar serabut.

Dampak Positif Pertumbuhan Enceng Gondok
1. Mencegah Akumulasi Logam Berat
Mengkonsumsi ikan air tawar secara terus menerus bias membahayakan bagi tubuh, karena
dalam ikan air tawar terdapat logam berat yang apabila akumulasi logam berat dalam tubuh
semakin bertambah dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan bibir sumbing,
penyakit minamata, cacat pada bayi dan kerusakan saraf. Untuk itu perlu adanya
penanganan, salah satunya dengan tumbuhan enceng gondok. Dari hasil penelitian, enceng
gondok ini mampu menyerap logam berat dalam perairan. Jika itu dilakukan secara terus
menerus maka kandungan logam berat dalam air bias mencapai titik 0.
2. Pupuk Organik
Pupuk Organik Dari hasil penelitian, enceng gondok ini kaya akan asam humat yang
menghasilkan senyawa fitohara yang berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan akar pada
tanaman, selain itu juga mengandung asam triterpenoid, sianida, alkanoid, dan kaya akan
kalsium. Dengan begitu enceng gondok sangat memungkinkan untuk dijadikan pupuk
organik. Pupuk organik enceng gondok bias dimanfaatkan untuk jenis sayuran seperti
bayam, wortel, cabe, terong, dan buah – buahan. Pupuk organik dari bahan baku enceng
gondok ini dapat pula digunakan sebagai media tumbuh persemaian, pembibitan maupun
pertumbuhan tanaman wadah (pot). Dengan tersedianya pupuk organik tersebut, diharapkan
dapat membantu upaya pemulihan kualitas air sungai dan mempercepat upaya pemulihan
lahan kritis di daerah tangkapan air sungai.

Dampak Negatif Pertumbuhan Enceng Gondok
Akibat – akibat negatif yang ditimbulkan enceng gondok antara lain:
1. Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun
tanaman), karena daun – daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.
2. Menurunnya jumlah cahaya yang masuk ke dalam perairan sehingga menyebabkan
menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens).

125

3. Tumbuhan enceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga
mempercepat terjadinya proses pendangkalan.
4. Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya
masih tergantung dari sungai seperti di pedalaman Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.
5. Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia.
6. Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.

C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD
Dari materi pembelajaran IPA SD tersebut, hasil analisis terhadap dampak negatif & positif

pertumbuhan enceng gondok dan keterkaitan dengan konsep IPA biologi yaitu, mengenai
pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan ekosistem. Menjeaskan mengenai
penggunaan sumber daya alam oleh manusia dan dampak pemanfaatan secara terus
menerus tanpa memperhatikan etika lingkungan. Pada materi tersebut memiliki keterkaitan
dengan konsep IPA mengenai pencemaran dan etika lingkungan (bioteknologi) yang telah
dipelajari. Materi tersebut telah sesuai dan berkaitan dengan materi yang dipelajari dalam
konsep IPA.

Berdasarkan hasil analisis saya terhadap materi pembelajaran IPA tentang dampak
negatif dan positif pertumbuhan enceng gondok & pengaruh kegiatan manusia terhadap
keseimbangan ekosistem memiliki keterkaitan dengan konsep IPA (biologi). Materi tersebut
sesuai dengan pembelajaran konsep IPA.
Pendidikan Lingkungan Hidup di Kelas IV Sekolah Dasar (SD) Tema 3 “Peduli
Terhadap Makhluk Hidup” Subtema 3 “Ayo Cintai Lingkungan”

Pembelajaran tematik dalam Kurikulum 2013 sudah diterapkan dijenjang pendidikan
Sekolah Dasar dari kelas I hingga kelas VI. Pada pembelajaran tematik kelas IV SD, terdapat
tema-tema yang memuat tentang pendidikan lingkungan hidup. Salah satu tema tersebut
yaitu tema 3 “Peduli Terhadap Makhluk Hidup”, subtema 3 “Ayo Cintai Lingkungan”.
Pembelajaran 1 dalam subtema 3 terdapat tiga muatan pembelajaran yang saling berkaitan,
yaitu muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan
Bahasa Indonesia.

Pada muatan pelajaran IPA Kompetensi Dasar (KD) 3.8 Menjelaskan pentingnya upaya
keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungan dan 4.8 Melakukan kegiatan
upaya pelestarian sumber daya alam bersama orang- orang di lingkungannya. Berdasarkan
KD pada muatan pembelajaran IPA tersebut, siswa mempelajari tentang upaya-upaya yang
dapat dilakukan untuk melestarikan lingkungan. Berdasarkan materi tersebut, peneliti tertarik

126

untuk membuat prototipe buku cerita bergambar tentang pelestarian lingkungan dengan
upaya pelestarian embung dan pengolahan tumbuhan eceng gondok.
D. DaftarPustaka
Kebudayaan., I. K. (2017). Peduli Terhadap Makhluk Hidup/ Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. Jakarta.Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Peduli
Terhadap Makhluk Hidup/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.– Edisi Revisi
Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.vi, 154 hlm. : ilus. ; 29,7 cm.
(Tema ; 3)Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Untuk SD/MI Kelas IV ISBN 978-602-282-
898-3
ASO, Y. T., SUSILA, W., ANGGRAYNI, N. T., MAR’ATI, A. Z. I. Z. A. T. U. L.,
PRANOTO, A. H., & SETYANA, M. A. MAKALAH KELOMPOK KETERKAITAN MATERI
PEMBELAJARAN IPA KELAS VI SD DENGAN KONSEP IPA 1 (BIOLOGI).
PUTRI, S. (2016). Enceng Gondok (Eichornia crassipes). eprints.polsri , 4-29. Diakses
melalui link :
http://eprints.polsri.ac.id/3320/3/12%20BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf

127

PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN PADA EKOSISTEM SAWAH DI DESA
JATI

Oleh : Riana Dwi U
NIM 2020015069

A. Analisis Situasi

Desa Jati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pleret,Kelurahan
Wonokromo,Kabupaten Bantul,Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Jati berjarak sekitar
8km dari pusat kota Yogyakarta dan berjarak sekitar 10 km dari ibukota kabupaten
Bantul.Desa Jati Tengah dahulu memiliki daerah yang memiliki area persawahan yang
sangat luas,namun seiring berjalannya waktu,banyak perumahan yang dibangun di
area Desa Jati. Saat ini sekitar 2 kelompok perumahan yang sudah dibangun di Desa
Jati ,ditambah dengan rumah-rumah warga yang dibangun di sekitar perumahan
tersebut. Objek yang akan saya observasi yaitu sawah di sekitar perumahan yang
terancam punah tergeserkan oleh perkembangan zaman. Kebutuhan lahan untuk
kegiatan non pertanian cenderung terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk dan perkembangan struktur perekonomian. Alih fungsi lahan pertanian sulit
dihindari akibat kecenderungan tersebut.Beberapa kasus menunjukkan jika di suatu
lokasi terjadi alih fungsi lahan, maka dalam waktu yang tidak lama lahan di sekitarnya
juga beralih fungsi secara progresif. Faktor- faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan
pertanian dapat dibedakan menjadi dua yaitufaktor langsung dan faktor tak langsung.
Faktor langsung atau mikro yaitu faktor konversi di tingkat petani dimana faktor tersebut
mempengaruhi langsung keputusan petani. Faktor tersebut antara lain adalah kondisi
sosial ekonomi petani, seperti pendidikan, pendapatan,kemampuan secara ekonomi,
pajak tanah, harga tanah, dan lokasi tanah. Sedangkan faktor tak langsung atau makro
merupakan faktor konversi di tingkat wilayah dimana faktor tersebut tidak secara
langsung mempengaruhi keputusan petani. Faktor ini mempengaruhi faktor-faktor lain
yang nantinya berpengaruh terhadap keputusan petani. Faktor tersebut antara lain
seperti pertumbuhan penduduk yang mempengaruhi pertumbuhan pembangunan
pemukiman dan perubahan struktur ekonomi ke arah industri dan jasa yang akan
meningkatkan kebutuhan pada bidang sarana transportasi dan lahan untuk indust

128

1.

Gambar 1.Menunjukkan lokasi Desa Jati sebelah utara yang belum
dibangunperumahan

2.

3.

Gambar 2 dan 3 menunjukkan lokasi Desa Jati sebelah selatan yang sebagian
besarareanya sudah dibngun perumahan dan rumah- rumah warga
129

B. Penjelasan Konsep IPA

Sawah merupakan lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata,
dibatasi oleh pematang, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya
lainnya. Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Untuk keperluan
ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan
penggenanganpada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah
digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan.Sawah yang terakhir
dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang lainnya adalah sawah irigasi.
Sawah irigasi adalah sawah yang menggunakan sistem irigasi teratur
(teknis).Pengairan sawah irigasi berasal dari sebuah bendungan atau waduk.
Pengairan sawah dilakukan oleh kelompok tani yang dikenal dengan nama darmotirto
di Jawa dan subak di Bali. Pada sawah irigasi petani dapat panen 2-3 kali tanaman
padi.Pada saat tertentu sawah tersebut ditanami dengan tanaman palawija, seperti
jagung, kacang hijau, kacang tanah, dan lain-lain. Pertanian sawah irigasi terdapat di
Bali, Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Di daerah pedesaan masyarakat sekitar
bermata pencaharian sebagai petani,di Desa Jati dahulu masyakarakatnya sebagian
besar bermata pencaharian sebagai petani,namun seiring berkembangnya zaman dan
tingginya arus globalisasi, petani di Desa Jati tidak sebanyakdahulu. Mungkin hanya
para orang yang sudah tua saja yang masih bertani.

Dengan dibangunnya perumahan/pengalihan lahan dari sawah menjadi
perumahan mengakibatkan beberapa dampak/pengaruh bagi ekosistem sawah itu
sendiri. Hilangnya lahan sawah secara otomatis juga menghilangkan habitat dan
keanekaragaman hayati flora dan fauna yang hidup dalam ekosistem sawah. Beberapa
flora dan fauna sepert belut, keong, ikan (minapadi), burung, katak yang dapat menjadi
sumber protein, selain padi dan palawija yang merupakan sumber karbohidrat, juga
turut hilang. Hilangnya kesegaran udara sebagai akibat berubahnya lahan sawah
menjadi kawasan permukiman juga terjadi. Dengan dibangunnya
perumahan,ekosistem sawah sangat terganggu. Mulai dari bertambahnya populasi
tikus,berkurangnya populasi belut,dll. Hal itu sangat disayangkan terjadi karena dengan
dibangunnya perumahan,ekosistem sawah terancam punah.
C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD

Sawah berkaitan dengan materi pembelajaran IPA di SD,yaitu ekosistem
sawah. Ekosistem adalah interaksi antara makhluk hidup atau organisme dalam
suatu lingkungan tertentu.Komponen ekosistem pada dasarnya ada dua, yaitu
komponen abiotik (tidak hidup), serta komponen biotik, yang terdiri dari makhluk
hidup. ekosistemlahan basah buatan, yang sangat berguna bagi kehidupan manusia
sebagai penghasil bahan pangan.Ekosistem jenis ini memiliki bentuk

130

keanekaragaman hayati yang tinggikarena banyak terjadi interaksi antar sesama
makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungan.
 Komponen Ekosistem Sawah
Komponen penyusun ekosistem sawah berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua:
1. Komponen biotik ekosistem sawah adalah yaitu tumbuhan sebagai
produsen, serangga, burung, keong, katak, ula, hingga keong sebagai
konsumen.
2. Komponen abiotik ekosistem sawah adalah suhu, intensitas cahaya,
kelembaban tanah, dan kelembapan air yang akan mempengaruhi keutuhan
ekosistem.
 Jaring-jaring makanan pada ekosistem sawah yang terbentuk adalah:
Padi -> ulat -> burung pemakan serangga -> tikus ->
ular.Tanaman kedelai -> burung pemakan biji-bijian ->
ular.
Padi -> serangga kecil -> tikus -> ular.
Padi -> belalang -> burung pemakan serangga ->
ular.Padi -> burung -> ular -> elang -> bakteri

E. Daftar Pustaka

Hafiza, R. (2021). PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS ETNOSAINS DALAM MATA.

131

Vikriandi, I. (2020, Juni 1). Perubahan Fungsi Lahan Pertanian
menjadi Perumahan. Journal ofMultidisciplinary Studies.

Winarso, B. (2012, September). Dinamika Pola Penguasaan Lahan Sawah di
Wilayah Pedesaan di. JurnalPenelitian Pertanian Terapan, 12, 3.

KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP WARGA di DESA KAMBANGSARI
Oleh : Anjar Patri Yuliana
NIM. 2020015070

A. Analisis Situasi
Desa Kambangsari merupakan sebuah Desa di Kecamatan Alian, Kebumen, Jawa

Tengah, Indonesia. Desa Kambangsari merupakan Desa terkecil di Kecamatan Alian.
Desa Kambangsari berjarak 6,2 Km dari pusat Kecamatan melalui Desa Sawangan dan
7,1 Km dari Desa Kalijaya, sedangkan dari pusat Kabupaten, Desa ini berjarak 6,3 Km.
Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani, perkebunan dan lain sebagainya.

Gambar 1 menunjukan lokasi Desa Kambangsari.
Setiap makhluk hidup memerlukan kebutuhan untuk bertahan hidup. Kebutuhan
makhluk hidup yang diperlukan sangat banyak. Oleh karena itu, setiap hari manusia,
tumbuhan, dan hewan membutuhkan makan, udara, air, dan tempat tinggal.
B. Penjelasan Konsep IPA
Setiap makhluk hidup pasti membutuhkan makan, air, udara, dan tempat tinggal
secara langsung pada kehidupan nyata seperti yang terjadi di Desa Kambangsari. Semua
makhluk hidup memiliki kebutuhan untuk bertahan hidup di lingkungan sekitarnya, seperti
manusia, hewan, dan tumbuhan. Menurut Suyatman, & Endarwati, T. (2009) setiap hari

132

membutuhkan makan. Hewan dan tumbuhan juga membutuhkan makan. Selain itu, butuh
bernapas. Begitu pula hewan dan tumbuhan. Hewan dan tumbuhan juga butuh bernapas.
Dari penjelasan diatas, itulah contoh kebutuhan makhluk hidup. Pada umumnya,
kebutuhan makhluk hidup adalah :

1. Membutuhkan makan
Makan adalah kebutuhan makhluk hidup. Kita memerlukan makan untuk
menghasilkan tenaga. Makanan berguna untuk membangun tubuh. Berdasarkan
fungsinya, makanan dibedakan menjadi 3, berikut adalah fungsi makanan bagi
makhluk hidup :
a. Sebagai zat penghasil tenaga.
b. Sebagai zat pembengun tubuh.
c. Sebagai zat pengatur.

Ada beberapa makanan sebagai penghasil tenaga. Makanan yang
mengandung karbohidrat contohnya nasi, roti, jagung dan ketela. Makanan
tersebut termasuk makanan pokok yang memberikan rasa kenyang. Kemudian,
ada pula makanan sebagai pembangun dan pengatur, contohnya buah, sayuran,
ikan, tempe dan sebagainya.

Tumbuhan dan hewan juga memerlukan makan. Tumbuhan menentukan
makan untuk hidup serta membuat makanan, dan tumbuhan memerlukan gas,
yaitu gas karbon dioksida. Tumbuhan juga memerlukan air dan panas matahari,
zat hara dalam tanah ikut diambil. Terdapat gas karbon dioksida, air, dan cahaya
digunakan untuk proses fotosintesis.

Hewan juga butuh makan, karena sebagian besar hewan memakan
tumbuhan, contohnya kerbau, sapi, kuda dan sebagainya. Namun, ada pula
hewan pemakan daging, contohnya singa, harimau, buaya dan sebagainya.

2. Membutuhkan udara
Semua makhluk hidup memerlukan udara dan semua makhluk hidup

bernapas. Bernapas adalah menghirup dan menghembuskan udara. Udara
adalah campuran dari beberapa seperti gas karbon dioksida, oksigen, dan
nitrogen. Namun, gas yang diperlukan adalah oksigen, kemudian gas yang
dikeluarkan adalah karbon dioksida. Kita bernapas setiap saat, jika kita tidak
bernapas, maka kita akan mati. Lalu, mengapa manusia membutuhkan oksigen ?
Karena, oksigen digunakan untuk pembakaran dalam makanan dalam tubuh.

Pembakaran makanan dalam tubuh menghasilkan tenaga, tenaga tersebut
digunakan untuk kegiatan hidup, misalnya berjalan, bekerja, dan sekolah. Sisa
dari pembakaran makanan berupa zat sisa (zat sisa dikeluarkan dari tubuh). Hal

133

tersebut sama terjadi pada hewan. Semua hewan memerlukan udara untuk
bernapas dilakukan setiap saat, karena hewan tidak bisa hidup tanpa udara.

Tumbuhan juga bernapas. Pada siang hari tumbuhan menghirup karbon
dioksida. Karbon dioksida tersebut digunakan dalam proses fotosintesis. Dari
kegiatan fotosintesis menghasilkan makanan dan oksigen. Namun, malam hari
tumbuhan menghirup oksigen. Oleh karena itu, waktu malam hari lebih baik jangan
duduk di bawah pohon, karena kita bisa terganggu untuk bernapas pada malam
hari dan menghirup oksigen, itulah proses pernapasan tumbuhan.
3. Membutuhkan air

Makhluk hidup memerlukan air untuk kegiatan. Bagaimana jika sehari kita
tidak minum ? kita akan merasakan haus dan badan lemas. Di dalam tubuh, air
sangatlah berguna untuk kehidupan, seperti untuk digunakan melarutkan
makanan. Kemudian, makanan yang larut akan mudah di serap oleh tubuh,
sehingga kegunaan air bagi makhluk hidup adalah sebagai pelarut zat makanan
dan untuk mengangkut sari makanan.

Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan air. Bagaimana jika tubuh
kekurangan air ? tubuh akan lemas dan tidak bertenaga. Oksigen yang ada di
dalam tubuh tidak bisa diangkut, sari makanan yang terdapat di dalam tubuh tidak
terbawa, serta zat makanan tidak terangkut ke seluruh tubuh. Lalu, tubuh akan
mudah sakit. Apalagi orang yang mudah berkeringat (mengeluarkan cairan dalam
tubuhnya), orang yang mudah berkeringat harus banyak minum supaya tubuhnya
tidak kekurangan cairan.

Gambar 1. Orang yang sedang berolah raga

Gambar diatas adalah seseorang yang sedang berolahraga. Orang yang
berolahraga akan mengeluarkan keringat. Hal ini, akan menganggu
keseimbangan cairan yang berada di tubuh. Untuk mengatasi hal tersebut,
sebaiknya harus banyak minum, tumbuhan dan hewan juga memerlukan air.
Jika kekurangan air maka hewan akan lemas, begitu pula dengan tumbuhan. Jika
tumbuhan kekurangan air maka akan layu seperti daun dan batangnya
mengering, jika terlalu lama maka tumbuhan akan mati.

134

Gambar 2. Tumbuhan yang kekurangan air sehingga layu

Gambar 3. Tumbuhan yang cukup air terlihat segar
Perhatikan gambar di atas, itulah contoh tumbuhan yang kekurangan air.
Batang, daun dan bunganya layu. Sedangkan tumbuhan yang cukup air akan
terlihat segar.
4. Membutuhkan tempat tinggal.
Semua manusia memerlukan tempat tinggal, begitu juga dengan hewan.
Tempat tinggal makhluk hidup berbeda-beda. Tempat tinggal hewan disebut
dengan habitat seperti ada yang hidup di darat, misalnya kambing, kucing, dan
ayam. Ada yang hidup di air, misalnya ikan dan berudu serta ada pula yang hidup
di air dan darat, misalnya katak dan buaya. Sedangkan, cacing hidup di tempat
yang lembab.

Gambar 4. Rumah tempat tinggal manusia
Tumbuhan membutuhkan tempat hidup, seperti ada yang hidup di darat
misalnya bunga melati dan bunga mawar, kemudian ada pula tumbuhan yang hidup
di air, misalnya bunga teratai dan eceng gondok serta, tumbuhan yang hidup
menempel, seperti tumbuhan benalu dan tali putri.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.

135

Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk
terhadap lingkungan Maidar, E. (2018).

C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang diperoleh sejak sekolah

dasar. Pembelajaran IPA juga melibatkan keaktifan siswa, baik aktivitas fisik maupun
mental, dan berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA
pada dasarnya harus mengaitkan keadaan langsung dengan kenyataan yang
sesungguhnya atau kondisi nyata, karena IPA mempelajari segala hal yang ada di bumi.
Pada pembelajaran IPA akan menjadi lebih menarik dan bermutu apabila di mulai dari
gaya mengajar, penggunaan bahan ajar yang dapat melibatkan lingkungan sekitar,
sehingga pembelajaran yang menarik tersebut dapat memberikan kesan yang
bermakna dalam suatu pembelajaran Gita, S. D., Annisa, A, M., & Nanna, W. I. (2018).

Materi mengenai kebutuhan makhluk hidup dipelajari di kelas III yaitu pada KD 1.2
Menggolongkan makhluk hidup secara sederhana. Pembelajaran IPA SD berkaitan
dengan materi ini, bisa dirancang melalui pengamatan dan diskusi. Melalui pengamatan,
seseorang bisa mengamati lingkungan yang ada disekitarnya. Peserta didik dapat
menganalisis mengapa manusia, tumbuhan, dan hewan mempunyai kebutuhan makhluk
hidup. Setelah itu, pendidik dan peserta didik dapat berdiskusi mengenai konsep IPA
khususnya kebutuhan makhluk hidup. Kemudian, peserta didik dapat meggolongkan
makhluk hidup yang berada di sekitar lingkungannya secara sederhana.
D. Daftar Pustaka

Gita, S. D., Annisa, A, M., & Nanna, W. I. (2018). Pengembangan Modul IPA Materi
Hubungan Makhluk Hidup Dan Lingkungannya Berbasais Pendekatan
Kontekstual. LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA, Vol. 8 No. 1 pp.28-3.

Maidar, E. (2018). Penggunaan Media Gambar pada Mata Pelajaran IPA Materi Ciri-Ciri
dan Kebutuhan Makhluk Hidup Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III
SDN. No. 031/ XI Kampung Dalam Tahun 2016/2017. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, Vol.18 No.2 .

Suyatman, & Endarwati, T. (2009). Asyiknya Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Pusat Perbukuan.

136

KEADAAN SUNGAI DI JOGJA KOTA
Oleh : Muhammad Nurul Imam
NIM : 20200150071

A. Analisis Situasi
Jogja kota merupakan ibu kota dan pusat pemerintahan DIY (Daerah Istimewa

Yogyakarta). Kota ini adalah kota besar yang mepertahankan konsep tradisional dan
budaya jawa. Gambar 1 menunjukkan lokasi Jogja kota

Lokasi Kota Yogyakarta

Gambar 1. Lokasi Jogja Kota
Penduduk di Jogja terdiri dari sekitar 415.509 jiwa (data semester II 2021).Mata
pencaharian masyarakat Jogja bermacam-macan, ada yang bercocok tanam,
berdagang, pengrajin (kerajinan perak, kerajinan wayang kulit, dan kerajinan anyaman),
dan wisata. Kebanyakan di jogja lebih ke pariwisatanya karena di jogja lebih terkenal
sebagai daerah pariwisata yang mempunyai banyak peninggalan budaya.
Selain potensi sumber daya manusia, jogja juga memiliki potensi sumber daya alam
berupa pemandangan yang masih asri, areal persawahan, aliran sungai alami, aliran
sungai irigasi, berbagai vegetasi tanaman pertanian, budidaya perikanan, dan berbagai

137

potensi wisata alam lainnya. Berbagai potensi alam ini dapat digunakan sebagai sarana
untuk mempelajari IPA karena pada hakikatnya seseorang akan belajar IPA dari apa
yang mereka temui di kehidupan nyata. Seorang belajar IPA berdasarkan permasalahan
yang ditemui sehari-hari, mencoba memberikan solusi berdasarkan teori lalu
menerapkan kembali solusi terebut di masyarakat.

Gambar 2. sungai gajah wong di Jogja Gambaar 3. sungai gajah wong educational
park di Jogja

Sungai di Jogja ini banyak dimanfaatkan oleh warga sekitar. Selain sebagai sumber
pengairan sawah, sungai juga digunakan sebagai sumber air pada budidaya perikanan
dan juga pariwisata. Membahas mengenai sungai, berarti membahas tentang ekosistem.
ekosistem sungai merupakan sebuah ekosistem yang sangat luas cakupannya.

B. Penjelasan Konsep IPA
Ekosistem sungai merupakan sebuah hubungan timbal balik yang berasal dari

semua makhluk hidup dengan lingkungan yang berada di kawasan sungai yang meliputi
hulu sungai, hingga ke badan sungai, lalu ke hilir sunga, hingga akhirnya berakhir di muara
sungai. Ekosistem berhubungan erat dengan komponen abiotik dan komponen biotik.
Semua ekosistem pasti memiliki dua komponen ini, tak kecuali ekosistem sungai.Berikut ini
adalah beberapa komponen komponen yang berada pada ekosistem sungai :
1. Komponen biotik

Komponen biotik yang berada di ekosistem ini seperti ikan, siput, remis, keong,
kepiting, ganggang, eceng gondok, lumut, kangkung liar, dll.
2. Komponen abiotik

Komponen abiotik adalah komponen yang terdiri dari benda tak hidup yang
terdapat di sungai yang dapat mempengaruhi organisme hidup. Contoh komponen
abiotik seperti air, suhu, jenis-jenis batuan, cahaya matahari, kelembaban udara,
kandungan kimiawi (Oksigen dan Mineral di dalam air), dll.

138

Tabel Rantai Makanan pada Ekosistem Sungai

Kita dapat mengelompokkan organisme yang hidup di ekosistem sungai ke dalam
beberapa golongan seperti pada tabel berikut.

Tingkatan Organisme

Produsen Ganggang atau alga, lumut, dan fitoplankton

Konsumen tingkat I Ikan kecil, serangga air, ikan pemakan tumbuhan, ikan sepat,
udang, dan keong

Konsumen tingkat II Ikan salmon, ikan gabus, bebek, katak, ikan bawal, burung
pemakan ikan

Konsumen tingkat III Ular, buaya, beruang, anjing laut, dan manusia

Dekomposer/Pengurai Bakteri, cacing, dan siput

Cara Menjaga Ekosistem Sungai dan Danau

Ekosistem sungai merupakan sesuatu yang harus dijaga. Bahkan, permasalahan
ini juga penting bagi kehidupan manusia. Kerusakan ekosistem sungai dapat
menyebabkan kepunahan jenis flora dan fauna tertentu, selain itu potensi banjir dan
longsor juga dapat mengancam jika ekosistem sungai ini rusak. Maka dari itu mari kita
jaga ekosistem sungai dengan cara jangan membuang sampah/limbah ke sungai,
dilarang menangkap ikan menggunakan racun atau pukat harimau, dan masih banyak
lagi cara untuk menjaga dan merawat ekosistem sungai.

C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD

Materi mengenai gaya dipelajari di kelas V yaitu KD 3.4. dan KD 4.4. KD 3.4. yaitu
menyebutkan komponen yang terdapat dalam suatu ekosistem. Sedangkan KD 4.4 yaitu
menerapkan pengetahuan tentang ekosistem dan air dalam kehidupan sehari hari.

Pembelajran IPA SD berkaitan dengan materi ini bisa dirancang melalui
pengamatan, eksperimen, dan diskusi. Melalui pengamatan, seorang anak bisa
mengamati lingkungan sekitarnya, termasuk mengamati ekosistem yang terdapat pada
lingkungan tempat tinggal masing masing.

139

D. Daftar Pustaka
Winarni, E. W. 2006. Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap Pemahaman
Konsep IPA Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah siswa kelas V
SD dengan tingkat kemampuan akademik berbeda di KotaBengkulu. Disertasi (Tidak
diterbitkan). Malang. Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Atmidha, N. G. 2009. Hewan Makrobentos sebagai Indokator Biologi Sungai Metro
Malang Jawa Timur. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Biologi FMIPA UM

140

PROSES TERJADINYA FOTOSINTESIS PADA DAUN SINGKONGDI GUNUNGKIDUL
Oleh: Nadifa Nissa Maharani
NIM. 2020015072

A. Analisis Situasi
Gunungkidul merupakan kabupaten yang terdapat banyak tanaman singkong. Banyak

petani yang menanam singkong untuk di makan. Jika hasilnya banyak danbagus mereka
akan menjual singkong tersebut .
Umbianya di kenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya
sebgai sayuran. Tanaman singkong ini kaya akan manfaatnya akarnya bias
dimakan,batangnya dapat dibuat bibit singkong dan daunnya yang mampu mengobati
segala penyakit.

Daun singkong merupakan barrier utama untuk reaksi oksidasi. Hal ini terjadi karena
klorofil yang banyak terkandung dalam daun memiliki kemampuan sebagai anti-oksidan,
anti peradangan dan zat yang bersifat menyembuhkan luka (Wigmore, 1985). Menurut
penelitian Setiawati (2016) kadar klorofil akan meningkat seiring bertambahnya umur
sampai daun berkembang penuh dan kemudian kadar klorofil menurun ketika daun
semakin tua. Pada saat daun sudah tua diindikasikan bahwa ada senyawa lain yang
berperan sebagai barrier utama untuk reaksi oksidasi yaitu flavonoid. Hal ini sesuai dengan
penelitian Devy (2010) yang menyatakan bahwa pada daun muda, kandungan flavonoid
masih rendah, kemudian semakin meningkat dengan semakin tuanya daun, dimana
fotosintesis terjadi secara optimal.

Daun singkong rasanya pahit tetapi jika pintar dalam mengolahnya akan menjadi
makanan yang lezat. Banyak nutrisi yang terkandung di dalam daun singkong. Memang
tidak banyak yang tahu bahwa daun singkong ini kaya akan vitamin,asam amino,
esensial dan juga protein yang sangat baik bagi tubuh kita.

Gambar daun singkong

141

B. Penjelasan Konsep IPA

Bahan-bahan yang digunakan tumbuhan untuk membuat makanannya adalah
zat hijau daun, air, karbon dioksida, dan cahaya matahari ataupun lampu.Air
diperoleh tumbuhan dari dalam tanah. Air (H2O) dari tanah diserap oleh akar.
Setelah itu, air disalurkan ke daun melalui pembuluh angkut (xilem). Gas karbon
dioksida (CO2) diperoleh dari udara yang masuk ke dalam mulut daun (stomata).
Adapun cahaya diserap oleh klorofil.

Gambar proses fotosintesis
142

Oksigen (O2) yang merupakan hasil fotosintesis dikeluarkan oleh tumbuhan
melalui mulut daun (stomata) dan digunakan oleh manusia dan hewan pada
proses pernapasan, meskipun sebagian digunakan tumbuhan untuk bernapas.
Oleh karena itu, apabila kita pada siang hari duduk di bawah pohon yang
daunnya hijau dan rindang, kita merasakan sejuk karena kita banyak menghirup
oksigen hasil fotosintesis. Hasil fotosintesis lainnya, yaitu glukosa (C 6 H 12 O 6) yang
merupakan zat makanan yang akan diedarkan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh tapis. Pada tumbuhan, glukosa ini digunakan untuk tumbuh,
berkembang biak, dan sebagian disimpan sebagai timbunan makanan. Tempat
penyimpanan makanan cadangan setiap tumbuhan berbeda-beda. Tumbuhan
menyimpan makanan cadangan pada bagian-bagian yang berbeda. Tempat
penyimpanan itu misalnya pada akar, buah, biji, atau batang. Secara singkat,
proses fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut:

Cahaya

6 H2 O + 6 CO 2 → C 6 H 12 O 6 + 6 O 2

Klorofil
C. Keterkaitan Konsep dengan Pembelajaran IPA di SD

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang
lingkungan kehidupan alam sekitar. Pelajaran tersebut sudah
mulai diajarkan pada siswa sekolah dasar, dikarenakan pelajaran tersebut
merupakan pelajaran dasar yang harus diketahui para siswa untuk melanjutkan
pelajaran kejenjang yang lebih tinggi. Pembelajaran fotosintesin dilakukan pada kelas
5sd. Mereka dapat melakukan praktik mengenai fotosintesis.

Fotosintesis adalah proses pembuatan makanan yang dilakukan oleh
tumbuhan digunakan untuk sumber makanannya sendiri, serta pembuatan
okesigen yang berguna bagi kelangsungan hidup manusia. Fotosintesis merupakan
proses biologi, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat
dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat di dalam kloroplas. Proses fotosintesis
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), karbondioksida (CO2),
suhu, umur daun, karbohidrat, dan cahaya. Faktor utama agar fotosintesis dapat
berlangsung adalah cahaya, air dan karbondioksida.

Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil.
Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam
organel yang disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan
dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau
mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam

143

daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta
kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis
tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian
besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin
yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar Matahari
ataupun penguapan air yang berlebihan.

Praktik fotosintesis pada daun
singkongBahan :
- Daun singkong

- Genjreng pada rokok ( aluminium foil)

- Alkohol ( menggunakan hand sanitizer untuk pengganti alcohol)

- Betadhine

- Air Panas

Alat :

- Gunting

- Pemanas air ( Panci)

- Nampa
nCara kerja :
1. Potong aluminium foil menjadi 2 bagian

2. Tutup sebagian daun menggunakan genjreng/aluminium foil. Tunggu beberapa jam

3. Setelah 4 jam menunggu petik daun

4. Rebus daun selama 10 menit

5. Pindahkan daun yang sudah direbus ke nampan

6. Semprot hand sainitezer sebagai pengganti alcohol

7. Tetesi permukaan daun sengan bethadine

144

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3 Gambar 5

Gambar 6 Gambar 7

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis :

1. Intensitas cahaya

2. Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya

3. Konsentrasi karbon dioksidaSemakin banyak karbon dioksida di udara, makin
banyak jumlah bahan yang daptdigunakan tumbuhan untuk melangsungkan
fotosintesis.

4. Suhu, Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat
bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring
dengan meningkatnyasuhu hingga batas toleransi enzim.

5. Kadar air, Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,
menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju
fotosintesis.

6. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis) Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat
berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau
bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.

7. Tahap pertumbuhanPenelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih

145

tinggi pada tumbuhanyang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa.
Hal ini mungkin dikarenakantumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak
energi dan makanan untuk tumbuh.
D. Daftar Pustaka
https://adoc.pub/bab-v-hasil-dan-
pembahasan14f3ce35f420b80c993a596b86a6ed189874.html
IR. I WAYAN WIRAATMAJA, M. (2017). FOTOSINTESIS. Denpasar.
Muna, I. A. (n.d.). MISKONSEPSI MATERI FOTOSINTESIS DALAM PEMBELAJARAN
DALAM PEMBELAJARAN IPA di SD/MI.

146


Click to View FlipBook Version